pelaksanaan perjanjian operalih konsumen di …... · konsumen di wom finance cabang purbalingga...

108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN WOM FINANCE CABANG PURBALINGGA Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Satrio Adhi Laksono NIM. E0008077 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: nguyenkhanh

Post on 08-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN WOM FINANCE CABANG PURBALINGGA

Penulisan Hukum

(Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna

Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Satrio Adhi Laksono NIM. E0008077

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2013

Page 2: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Satrio Adhi Laksono, E0008077. 2013. PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN WOM FINANCE CABANG PURBALINGGA. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini didasarkan adanya perkembangan jaman semakin modern dan adanya kebutuhan mobilitas tinggi masyrakat sehingga meningkatnya permintaan sepeda motor setiap tahunnya, namun tidak semua masyarakat mampu untuk membeli, lembaga pembiayaan konsumen dapat membantu masyarakat untuk memiliki sepeda motor dengan pembayaran secara berkala. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk dan isi perjanjian serta pelaksanaan dan permasalahan yang ada dalam pelaksanaan perjanjian operalih konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris dengan pendekatan kualitatif dan memilih lokasi di WOM Finance Cabang Purbalingga yang beralamat di jalan Jendral Soedirman Nomor 159 Purbalingga. Data diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer bersumber dari keterangan pihak-pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian operalih konsumen, data sekunder berasal dari bahan-bahan pustaka. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Model analisis data kualitatif dengan model interaktif digunakan dengan tiga alur, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Bentuk perjanjian operalih konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga adalah tertulis dengan akta dibawah tangan dan menggunakan perjanjian baku, isi perjanjian ini telah sesuai atau memenuhi kerangka umum dari suatu kontrak. Pelaksanaan perjanjian operalih konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga telah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Permasalahan-permasalahan yang ada dalam pelaksanaan perjanjian opealih konsumen adalah debitur lama sulit mendapatkan calon debitur baru sementara debitur lama sudah tidak mampu membayar angsuran dan adanya wanprestasi yang dilakukan oleh debitur baru. Cara penyelesaiannya adalah memberikan tenggang waktu selama 40 hari dan menarik sepeda motor, namun sebelumnya mengirimkan surat peringatan secara bertahap kepada debitur baru. Kata Kunci : operalih, pembiayaan konsumen

Page 6: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAC

Satrio Adhi Laksono, E0008077. 2013. EXECUTION AGREEMENT OF TAKE OVER CONSUMER FINANCE AT FINANCING COMPANY WOM FINANCE BRANCH OF PURBALINGGA. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta The research is based the existence of an increasingly modern development and the mobility needs of the community so that the high increased demand for motorcycles annually, But not all people can afford to buy it. Consumer finance institutions can help people to have a motorcycle by periodic payment. Intention of this research is to describe the form and content of agreements, implementation and existing problems and the solution in the implementation of the take over consumer finance agreement in WOM Finance Branch Purbalingga. This research is empirical legal research with a qualitative approach and choose a location in WOM Finance Branch Purbalingga at General Sudirman street No. 159 Purbalingga. Data obtained from primary and secondary data. Primary data was sourced from the information the parties relating to the execution of the take over consumer finance agreement, secondary data sourced from library materials. Data collection techniques In this research using research field and library research. Model of qualitative data analysis using interactive models by the three ways, there is data reduction, data presentation, drawing conclusions and verification. The form of take over consumer finance agreement in WOM Finance Branch Purbalingga is written by deed under hand and use the standard contract, contents of this agreement are compliant or meets the general framework of a contract. Implementation agreement of take over consumer finance at financing company WOM Finance Branch Purbalingga accordance with Presidential Decree No. 9 of 2009 on Financing Institutions. The problems that exist in the execution of the take over agreement is old debtor difficulty of getting new debtor while the old debtor is unable to pay installments and default by the new debtor. The solution is to provide a grace period for 40 days and confiscate a motorcycle, But previous efforts have been made, such as warning letters to new debtor. Keywords: take over, consumer finance

Page 7: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

” Sesungguhnya setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan”

( QS. Al-Insyirah 6 )

” Apapun masalah yang kita hadapi, jika kita membaikan hati, Tuhan akan

membaikan hidup kita ”

( Mario Teguh )

“ Tidak ada suatu usaha yang sia-sia, kesia-siaan hanyalah ketika kita tidak bertindak

dan berusaha ”

( Penulis )

Page 8: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan

kepada:

1. Ayah dan Ibu(Alm) atas segala kesabarannya membesarkan, mendoakan,

membimbing, memberikan dukungan kepadaku sampai aku bisa sampai sekarang

ini.

2. Kakak-kakakku yang selalu memberi bimbingan, dorongan dan bantuan dalam

segala hal.

3. Seluruh teman – temanku Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret dan Kost

Rama Sinta.

4. Seseorang yang terkasih, terima kasih atas doa, dukungan, pengertian dan kasih

sayangnya selama ini.

5. Almamaterku Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Page 9: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT ysng telah memberikan rahmat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini yang

berjudul : “PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN WOM FINANCE CABANG

PURBALINGGA”.

Tujuan penulisan hukum (skripsi) ini adalah sebagai suatu kelengkapan untuk

memenuhi persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S1 dalam ilmu hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) yang

telah disusun sesuai dengan kemampuan penulis yang terbatas ini masih terdapat

banyak kekurangan. Namun demikian penulis berusaha dengan sebaik mungkin

dengan harapan bahwa dari penulisan hukum (skripsi) ini dapat diambil manfaat

untuk masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya atas segala bimbingan, bantuan, dorongan, saran, nasihat, seta

pengertiannya kepada pihak-pihak yang terkait dengan penulisan hukum (skripsi) ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis berikan

kepada:

1. Allah SWT penguasa alam dengan rahmat, karunia dan ridho-Nya penulisan

hukum (skripsi) ini dapat terselesaikan.

2. Bapak dan Almarhum Ibu, yang selalu memberikan dukungan dan doanya serta

kasih sayang dan jasa-jasanya yang memberikan semangat dalam penulisan

skripsi ini.

3. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan

kepada penulis untuk menghasilkan sebuah karya kecil melalui penulisan hukum.

Page 10: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

4. Ibu Endang Mintorowati, S.H, M.H. selaku Pembimbing I dalam penulisan

hukum (skripsi) ini yang telah meluangkan waktunya dan memberikan petuah

bijak serta dorongan baik moral maupun spiritual dalam penyusunan skripsi ini

dan kerendahan hati beliau yang mau memberikan ilmu yang sangat bermanfaat

bagi kehidupan Penulis sebagai Sarjana Hukum.

5. Ibu Anjar Sri CN, S.H, M.Hum. selaku Pembimbing II dalam penulisan hukum

(skripsi) ini yang telah memberikan bimbingan, memberi masukan, arahan,

pengetahuan sekaligus inspirasi bagi penulis dalam menulis judul skripsi ini serta

dukungan nya sehingga mempermudah penulis untuk menyelesaikan penulisan

hukum ini.

6. Ibu Djuwityastuti, S.H, M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Perdata Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

7. Bapak Krida Prabowo selaku staff credit analyst pada WOM Finance Cabang

Purbalingga yang telah banyak membantu dalam memberikan data-data yang

dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Bapak M.Adnan, S.H., M.Hum., selaku Pembimbing Akademik yang telah

membimbing, memberikan dorongan kepada saya untuk memperbaiki Indeks

Prestasi dan arahan selama penulis kuliah di Fakultas Hukum UNS.

9. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberiilmu

pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis yang dapatdijadikan bekal

dalam penyelesaian skripsi ini serta menghadapi persaingan di lingkungan

masyarakat luas dan dalam dunia kerja kelak.

10. Pengelola Penulisan Hukum (PPH) yang telah membantu dalam mengurus

prosedur-prosedur skripsi mulai dari pengajuan judul, pelaksanaan seminar

proposal sampai pendaftaran ujian skripsi.

11. Semua kerabat, sahabat, kakak senior dan rekan-rekan yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam

penyelesaian penulisan skripsi ini.

Page 11: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Semoga segala bantuan, bimbingan, dan nasihat yang telah diberikan menjadi

awal kebaikan dan mendapat balasan dari Allah Yang Maha Kuasa yang senantiasa

melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita.

Penulis berharap semoga penulisan hukum (skripsi) ini dapat memberikan

manfaat bagi yang membaca.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

Page 12: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI............................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................. iv ABSTRAK............................................................................................................. v ABSTRAC............................................................................................................. vi HALAMAN MOTTO........................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... viii KATA PENGANTAR........................................................................................... ix DAFTAR ISI......................................................................................................... x DAFTAR TABEL dan GAMBAR....................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………..... 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………....... 6

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………..... 6

D. Manfaat Penelitian............................................................................... 7

E. Metode Penelitian ............................................................................... 7

F. Sistematika Penelitian Hukum............................................................ 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 15

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang Perjanjian............................................................. 15

a. Pengertian Perjanjian.................................................................. 15

b. Asas-Asas Dalam Perjanjian...................................................... 15

c. Syarat Sahnya Perjanjian............................................................ 17

d. Bentuk dan Isi Perjanjian........................................................... 18

e. Berlakunya Perjanjian................................................................ 23

f. Prestasi dan Wanprestasi........................................................... 24

g. Risiko Dalam Hukum Perjanjian............................................... 25

h. Hapusnya Perikatan................................................................... 26

2. Tinjauan tentang Lembaga Pembiayaan......................................... 30

Page 13: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

a. Pengertian Lembaga Pembiayaan.............................................. 30

b. Jenis-Jenis Lembaga Pembiayaan............................................. 31

c. Bentuk Hukum Lembaga Pembiayaan...................................... 32

3. Tinjauan tentang Perusahaan Pembiayaan...................................... 33

a. Pengertian Pembiayaan Konsumen............................................ 33

b. Manfaat Pembiayaan Konsumen................................................ 36

4. Tinjauan tentang Operalih Konsumen.............. ............................. 37

a. Pengertian Operalih Konsumen................................................. 37

b. Tujuan Operalih Konsumen....................................................... 39

5. Tinjauan tentang Fidusia................................................................. 39

a. Pengertian Fidusia dan Jaminan Fidusia.................................... 39

b. Obyek dan Subyek Jaminan Fidusia.......................................... 40

c. Pembebanan Jaminan Fidusia.................................................... 40

d. Pengalihan Fidusia..................................................................... 41

e. Hapusnya Jaminan Fidusia............................................................ 41

B. Kerangka Pemikiran............................................................................ 42

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 44

A. HASIL PENELITIAN ........................................................................ 44

1. Deskripsi Lokasi Penelitian................................................................... 44

a. Deskripsi Lokasi WOM Finance Cabang Purbalingga...................... 44

b. Deskripsi Kasus di Wom Finance Cabang Purbalingga.................... 47

2. Bentuk dan Isi Perjanjian Operalih Konsumen .................................... 49

3. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen dan Permasalahan

yang Ada Pada Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen

di WOM Finance Cabang Purbalingga Serta Cara

Penyelesaiannya................................................................................... 55

a. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di WOM Finance

Cabang Purbalingga......................................................................... 55

Page 14: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

b. Permasalahan pada pelaksanaan perjanjian operalih konsumen...... 60

c. Upaya-Upaya yang Dilakukan WOM Finance Cabang Purbalingga

dalam Mengatasi Permasalahan yang Terjadi.................................. 62

B. PEMBAHASAN ...................................................................................... 65

1. Bentuk dan Isi Perjanjian Operalih Konsumen di WOM Finance

Cabang Purbalingga.............................................................................. 65

a. Bentuk Perjanjian Operalih Konsumen............................................. 65

b. Isi Perjanjian Operalih Konsumen.................................................... 69

2. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen dan Permasalahan

yang Ada Pada Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen

di WOM Finance Cabang Purbalingga Serta Cara

Penyelesaiannya..................................................................................... 81

a. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di WOM Finance

Cabang Purbalingga.......................................................................... 81

b. Permasalahan pada pelaksanaan perjanjian operalih konsumen....... 85

c. Upaya-Upaya yang Dilakukan WOM Finance Cabang Purbalingga

dalam Mengatasi Permasalahan yang Terjadi.................................. 88

BAB IV PENUTUP................................................................................................. 90

A. Simpulan .................................................................................................. 90

B. Saran ........................................................................................................ 92

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 94

LAMPIRAN

Page 15: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1 Daftar Statistik Penjualan Sepeda Motor di Indonesia....................... 1

Gambar 1 Model Analisis Interaktif................................................................... 12

Gambar 2 Jenis-jenis Lembaga Pembiayaan...................................................... 31

Gambar 3 Kerangka Pemikiran.......................................................................... 42

Gambar 4 Struktur Organisasi WOM Finance Cabang Purbalingga................. 45

Page 16: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin modern membuat kebutuhan

masyarakat semakin tinggi, salah satunya adalah kebutuhan akan mobilitas yang

tinggi dari masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhannya masyarakat terkadang

harus pergi ke suatu tempat tertentu kemudian berpindah lagi ke tempat yang lain.

Hal ini membuat masyarakat membutuhkan suatu alat transportasi yang nyaman

dan cepat serta sesuai dengan keadaan ekonominya.

Gejala meningkatnya tuntutan akan sarana transportasi yang nyaman

tampak terlihat dari makin padatnya jalan-jalan dengan jumlah dan aneka ragam

kendaraan pribadi dan niaga yang kian hari kian bertambah. Salah satu jenis alat

transportasi adalah kendaraan sepeda motor. Sepeda motor dinilai masyarakat

merupakan suatu alat transportasi yang tepat karena harganya yang lebih

terjangkau dan mudah dalam penggunaannya maupun perawatannya.

Kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor yang terus meningkat,

serta terus munculnya produk-produk baru dari sepeda motor ini membuat

permintaan pasar juga meningkat. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda

Motor Indonesia (AISI) data penjualan sepeda motor tahun 2011 sebesar

8.043.535, jumlah ini meningkat dari tahun 2010 yang hanya sebesar 7.398.644

(http://www.aisi.or.id/statistic/). Berikut ini adalah daftar statistik penjualan

sepeda motor di Indonesia dalam kurung waktu lima tahun terakhir.

Tabel 1. Daftar Statistik Penjualan Sepeda Motor di Indonesia

Tahun Jumlah

2007 4.688.263

2008 6.215.831

2009 5.881.777

Page 17: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2010 7.398.644

2011 8.043.535

Sumber : http://www.aisi.or.id/statistic diakses pada 13 maret 2012

Dari data tersebut di atas membuktikan permintaan masyarakat yang terus

meningkat, namun dalam memenuhi kebutuhan akan sepeda motor ini terdapat

masyarakat yang mampu untuk membeli sepeda motor secara tunai dan

masyarakat yang tidak mampu untuk membeli secara tunai. Bagi masyarakat yang

tidak mampu membeli sepeda motor secara tunai, mereka dapat membelinya

secara kredit baik melalui lembaga perbankan ataupun non perbankan seperti

lembaga pembiayaan konsumen.

Kebutuhan pembiayaan kosumen ini menjadikan peluang bisnis yang besar

bagi perusahaan pembiayaan konsumen di Indonesia. Kehadiran industri

pembiayaan (multi finance) di Indonesia sesungguhnya belumlah terlalu lama

terutama bila dibandingkan dengan di negara-negara maju. Dari beberapa sumber,

diketahui industri ini mulai tumbuh di Indonesia pada 1974. Kelahirannya

didasarkan pada surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri

Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan. Setahun setelah

dikeluarkannya SKB tersebut, berdirilah PT Pembangunan Armada Niaga

Nasional pada 1975. Kelak, perusahaan tersebut mengganti namanya menjadi PT

(Persero) PANN Multi Finance. Kemudian melalui Keputusan Presiden (Keppres)

No.61/1988, yang ditindaklanjuti dengan SK Menteri Keuangan No.

1251/KMK.013/1988 pemerintah membuka lebih luas lagi bagi bisnis

pembiayaan, dengan cakupan kegiatan meliputi leasing, factoring, consumer

finance, modal ventura dan kartu kredit. (http://www.ifsa.or.id/history.php).

Lembaga Pembiayaan ini merupakan salah satu sumber pembiayaan

jangka waktu menengah dan panjang termasuk pembiayaan konsumen yang telah

memperkenalkan metode baru untuk memperoleh dan mendapatkan barang modal

Page 18: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yaitu dengan jalan membayar angsuran tiap bulan kepada perusahaan pembiayaan

koonsumen. Banyaknya perusahaan lembaga pembiayaan konsumen semakin

mempermudah masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor dengan cara

kredit, karena biasanya masyarakat sulit mendapatkan atau mempunyai akses

untuk mendapat kredit bank. Perusahaan Pembiayaan Konsumen lebih mudah

dalam persyaratan pemberian kredit, perusahaan pembiayaan konsumen tidak

mengharuskan penyerahan sesuatu sebagai jaminan melainkan hanya barang yang

dibiayai itulah yang langsung dibebani dengan jaminan fidusia, sehingga

konsumen tetap menguasai obyek pembiayaan dan mengambil manfaat dari

obyek pembiayaan tersebut. Selain itu proses pengurusan kredit juga tidak

memerlukan waktu yang lama sehingga konsumen cenderung memilih

pembiayaan konsumen ini meskipun dengan tingkat suku bunga yang relative

tinggi (Eko Puspita Ningrum.2005:16).

Pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen ini tidak diatur secara rinci

di dalam KUH Perdata, perjanjian pembiayaan konsumen merupakan suatu

perjanjian yang didasarkan pada “asas kebebasan berkontrak” Hal tersebut sebagai

asas pokok dari hukum perjanjian yang diatur dalam Pasal 1338 KUH.

Berdasarkan ketentuan pasal tersebut sepanjang memenuhi syarat yang diatur oleh

perundang-undangan, maka pembiayaan konsumen berlaku dan ketentuan tentang

perikatan seperti yang terdapat dalam buku ketiga KUH Perdata berlaku juga

untuk pembiayaan konsumen.

Dalam prakteknya, bisnis pembiayaan konsumen ini bukanlah tanpa risiko,

salah satu risiko itu adalah timbulnya kredit macet, walaupun sebenarnya

konsumen merasa terbantu oleh pembiayaan ini namun sering kali konsumen tidak

menunjukan itikad baik dengan melaksanakan kewajibannya yaitu melunasi biaya

angsuran yang timbul dari pembelian sepeda motornya. Faktor lain yang

menyebabkan terjadinya kredit macet adalah ketidakmampuan debitur untuk

mengangsur kreditnya karena dipengaruhi oleh faktor ekonomi dari debitur itu

sendiri. Maka akibat adanya kredit bermasalah ini akan menimbulkan suatu

Page 19: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kerugian bagi perusahaan pembiayaan dan perbuatan tersebut juga termasuk

kedalam perbuatan wanprestasi. Namun dewasa ini, debitur mempunyai suatu

solusi atau cara tersendiri untuk menghindari terjadinya perbuatan wanprestasi

yang mungkin akan timbul, cara tersebut yaitu dengan membuat perjanjian

operalih konsumen. Pejanjian operalih ini timbul dilatar belakangi oleh

permasalahan ekonomi yang dihadapi debitur, ketika debitur pada saat mengajukan

pembiayaan konsumen keadaan ekonominya dinilai oleh kreditur cukup baik,

namun pada pelaksanaanya karena sesuatu hal yang membuat perekonomian

debitur memburuk yang berakibat debitur tidak sanggup lagi untuk membayar

angsuran. Hal tersebut bisa terjadi karena debitur yang awalnya bekerja kemudian

di PHK oleh perusahaan tempat dia bekerja, hal lain bisa disebabkan debitur

terkena musibah yang menyebabkan debitur kehilangan harta bendanya.

Perjanjian Operalih yang dimaksud dalam hal ini adalah pengalihan

kewajiban yang berupa pembayaran angsuran kredit kendaraan bermotor atau

debitur mengalihkan hak dan kewajibannya kepada orang lain/pihak ketiga yang

kemudian pihak ketiga ini menjadi debitur baru. Jadi secara prakteknya debitur ini

mengalihkan obyek kreditnya kepada orang lain pada saat debitur tersebut masih

mempunyai kewajiban melunasi angsuran kepada perusahaan pembiayaan

tersebut. Obyek kredit yang dimaksud dalam hal ini adalah kendaraan bermotor,

dalam perjanjian ini tentunya debitur lama dan pihak ketiga (debitur baru) telah

terjadi kesepakatan mengenai sisa angsuran yang masih harus dipenuhi serta

kesepakatan mengenai nilai harga barang dari obyek kredit tersebut. Kemudian

klausul-klausul tersebut dituangkan kedalam suatu perjanjian yang dinamakan

perjanjian Operalih, sehingga akibat dari adanya perjanjian ini adalah kewajiban

untuk melunasi angsuran menjadi beralih dari debitur lama ke pihak ketiga/debitur

baru tersebut. Dalam pelaksanaan perjanjian operalih pembiayaan konsumen juga

tidak selamanya berjalan lancar pasti terdapat permasalahan-permasalahan yang

timbul selama pelaksanaan perjanjian ini, dan kreditur juga telah melakukan

upaya-upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Page 20: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Perusahaan perkreditan yang menjalankan usaha pembiayaan yang

bergerak dalam bidang penyediaan dana untuk sepeda motor di Indonesia sekarang

ini sangat banyak seperti WOM finance, Adira Finance, FIF, BAF, Oto Finance.

Salah satu contohnya adalah PT. Wahana Ottomitra Multiartha (WOM Finance)

Cabang Purbalingga. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1997 ini merupakan

perusahaan pembiayaan di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank, yang

khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang bergerak di dalam bidang usaha

penyediaan dana, yang akan digunakan konsumen atau masyarakat dalam

menjalankan usahanya. WOM Finance Cabang Purbalingga menyediakan dana

untuk pembayaran sepeda motor baru ataupun sepeda motor bekas yang akan

dibeli oleh konsumen, khususnya konsumen yang berdomisili di kabupaten

Purbalingga dan sekitarnya. WOM Finance Cabang Purbalingga merupakan

perusahaan pembiayaan konsumen dengan aplikasi konsumen tertinggi di daerah

Purbalingga dan juga tertinggi diantara WOM Finance Cabang kota lain di daerah

jawa tengah (hasil wawancara dengan Bapak Krida Prabowo, 15 September 2012).

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka penulis tertarik

untuk melakukan penulisan hukum tentang perjanjian operalih konsumen, maka

penulis termotivasi untuk menulis penelitian hukum dengan judul

“PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN WOM FINANCE CABANG

PURBALINGGA”.

Page 21: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka selanjutnya dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk dan isi perjanjian operalih konsumen di WOM Finance

cabang Purbalingga ?

2. Bagaimana pelaksanaan dan permasalahan yang ada dalam pelaksanaan

perjanjian operalih konsumen serta cara penyelesaiannya ?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas agar dapat mengenai

sesuatu yang hendak dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis antara

lain :

1. Tujuan Obyektif

a. Mengetahui bentuk dan isi perjanjian operalih di WOM Finance cabang

Purbalingga.

b. Mengetahui pelaksanaan dan permasalahan-permasalahan yang ada dalam

pelaksanaan perjanjian operalih serta cara penyelesaiannya di WOM

Finance cabang Purbalingga.

2. Tujuan Subyektif

a. Memperoleh data maupun informasi yang jelas dan lengkap sebagai bahan

penyusunan penulisan hukum (skripsi) sebagai prasyarat guna

menyelesaikan studi dalam meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Manambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis khususnya di bidang

Hukum Perdata terkait dengan perjanjian operalih konsumen pada suatu

perusahaan pembiayaan yang berbentuk Pembiayaan Konsumen.

Page 22: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

c. Dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penulis dalam penulisan hukum (skripsi) ini

adalah sebgai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penulis berharap dapat menambah bahan kepustakaan hukum tentang

perjanjian pembiayaan khususnya, yang membahas mengenai pelaksanaan

perjanjian operalih di perusahaan pembiayaan WOM Finance cabang

Purbalingga dan juga dapat menambah pengetahuan dalam bidang hukum,

khususnya mengenai hukum tentang pembiayaan konsumen.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi mereka

yang ingin mendalami masalah-masalah perjanjian pembiayaan konsumen

khususnya perjanjian operalih pada perusahaan pembiayaan konsumen, baik

terhadap praktisi hukum maupun bagi para kreditur dan debitur.

E. Metode Penelitian

Beberapa hal yang menyangkut metode penelitian dalam penelitian hukum

ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian Hukum

Dilihat dari perumusan masalah yang dibuat oleh penulis, maka penelitian

ini termasuk dalam jenis penelitian hukum empiris. Pada penelitian hukum

empiris, maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, kemudian

dilanjutkan pada data primer di lapangan, atau terhadap masyarakat (Soerjono

Soekanto, 2007: 52). Dalam hal ini, penulis akan menguraikan tentang

perjanjian operalih konsumen di perusahaan pembiayaan WOM Finance

cabang Purbalingga.

Page 23: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Sifat Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis mempunyai sifat deskriptif, yaitu

penelitian yang menggambarkan atau bersifat sistematis dan menyeluruh

mengenai masalah tentang operalih konsumen pada perusahaan pembiayaan.

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif memusatkan perhatiannya pada prinsip-

prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada

dalam kehidupan manusia, atau pola-pola yang dianalisis gejala-gejala sosial

budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat yang

bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai pola-pola yang berlaku.

(Burhan Ashshofa, 2010: 20-21).

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di WOM Finance Cabang Purbalingga, yang

beralamat di Jalan Jendral Soedirman Nomor 159 Purbalingga. Penulis

memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian penulisan skripsi ini karena

belakangan ini lembaga pembiayaan konsumen semakin berkembang,

khususnya pembiayaan sepeda motor dan WOM Finance merupakan salah

satu perusahaan pembiayaan sepeda motor yang menyediakan kredit sepeda

mototr baik baru atau bekas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

penulis, bahwa WOM Finance Purbalingga adalah Perusahaan pembiayaan

yang tertinggi omset dengan setiap tahunnya membiayai sekitar 2500

konsumen dan di WOM Purbalingga terdapat banyak kasus operalih

konsumen sepeda motor dengan jumlah rata-rata sekitar 100 debitur per

tahunnya (hasil wawancara dengan Bapak Krida Prabowo, 15 September

2012) .

Page 24: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

5. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data adalah hasil dari penelitian, baik berupa fakta maupun angka yang

dapat dijadikan bahan untuk dijadikan sumber informasi, dan yang dimaksud

informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian itu antara lain :

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang berupa keterangan mengenai

pelaksanaan dan permasalahan-permasalahan dalam perjanjian operalih

pembiayaan konsumen di WOM cabang Purbalingga, keterangan

diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak karyawan WOM cabang

Purbalingga serta debitur lama dan debitur baru.

2) Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan, literatur,

peraturan perundang-undangan, jurnal, artikel, media massa, bahan dari

internet dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Penulis menggunakan sumber data sebagai berikut :

1) Sumber Data Primer

Dalam penelitian ini yang memberikan keterangan adalah seseorang yang

dianggap mengetahui permasalahan yang sedang dikaji dalam penelitian

dan bersedia memberikan informasi yang berupa kata-kata pada peneliti,

yaitu Bapak Krida Prabowo staff WOM Finance Purbalingga bagian

credit analyst, Bapak Agus Samino sebagai debitur lama dan Ibu Asih

Yulianti sebagai debitur baru.

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a) Bahan hukum primer yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 25: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

(1) Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga

Pembiayaan;

(2) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 634/KMK.013/1990 tentang

Pengadaan Barang Modal Berfasilitas Melalui Perusahaan Sewa

Guna Usaha (Perusahaan Leasing);

(3) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang

Kegiatan Sewa Guna Usaha.

b) Bahan hukum sekunder yaitu, bahan yang berisi penjelasan mengenai

bahan hukum primer yang terdiri atas buku, literatur, jurnal, artikel,

karya ilmiah, majalah, makalah, dan lainnya yang berkaitan dengan

penelitian ini.

c) Bahan hukum tersier yaitu, bahan hukum tersier adalah bahan hukum

yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder

dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum

lainnya. Bahan hukum yang dipergunakan oleh penulis adalah Kamus

Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik untuk mengumpulkan dari

salah satu atau beberapa sumber data yang ditentukan. Untuk memperoleh

data yang lengkap, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut :

a. Penelitian Lapangan

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan

jalan komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antara

pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data (responden). (Rianto

Adi: 2010 : 72)

Dalam hal ini penulis terjun langsung ke lokasi penelitian untuk

melakukan wawancara terhadap pihak yang berkaitan dan bertanggung

Page 26: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

jawab terhadap pelaksanaan pemberian kredit kepada seorang

Konsumen/Debitur yaitu karyawan bagian Credit Analyst WOM cabang

Purbalingga. Penulis juga melakukan wawancara terhadap pihak debitur

lama dan debitur baru WOM Finance Cabang Purbalingga.

b. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan

menghimpun data dari berbagai literatur baik diperpustakaan maupun

ditempat lain. Literature yang digunakan tidak terbatas pada buku-buku

tetapi juga bahan-bahan dokumentasi serta artikel-artikel yang berkaitan

dengan permasalahan yang diteliti.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mekanisme mengorganisasikan data dan

mengurutkan data kedalam pola, kategori dan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan hipotesis kerja yang diterangkan oleh data (Lexy J

Moleong, 2006 :280). Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan

hukum ini adalah kualitatif, yaitu data yang telah diperoleh disusun secara

sistematis dan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan data dalam

bentuk skripsi.

Page 27: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Adapun model analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif model

interaktif yang dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut (Sutopo HB,

2002:35-37) :

Keterangan :

a. Reduksi Data

Merupakan bagian dari proses seleksi, pemfokusan dan

penyerderhanaan dari data-data sedemikian rupa sehingga kesimpulan

akhir penelitian dapat dilakukan.

b. Penyajian Data

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk

narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan.

Sajian data mengacu pada rumusan masalah sehingga dapat menjawab

kesimpulan dan verifikasi.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Dalam pengumpulan data penulis harus sudah memahami arti berbagai

hal yang ditemui, dengan melakukan pencatatan-pencatatan,

peraturan-peraturan, pola-pola, pertanyaan-pertanyaan, atau

konfigurasi-konfigurasi yang mungkin , arahan sebab akibat, dan

berbagai proposal kesimpulan yang diverifikasi.

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajisn Data

Penarikan Kesimpulan

Page 28: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

F. Sistematika Penulisan Hukum

Penulisan hukum ini terdiri dari empat bab, yaitu Pendahuluan, Tinjauan

Pustaka, Pembahasan dan Penutup, yang saling berhubungan serta ditambah

dengan Daftar Pustaka dan Lampiran. Adapun susunannya adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika

penelitian hukum.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Dalam yang bab kedua ini memuat dua sub bab, yaitu kerangka teori

dan kerangka pemikiran. Dalam kerangka teori penulis menguraikan

Tinjauan Umum Tentang Perjanjian, tentang lembaga pembiayaan,

tentang Pembiayaan Konsumen, tentang Operalih konsumen.

BAB III : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang uraian hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh penulis dan pembahasan berkaitan dengan rumusan masalah

yang ada, yaitu :

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Deskripsi Lokasi WOM Finance Cabang Purbalingga

b. Deskripsi Kasus di Wom Finance Cabang Purbalingga

2. Bentuk dan Isi Perjanjian operalih konsumen di WOM Finance

Cabang Purbalingga

3. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen dan Permasalahan

yang Ada Pada Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di

WOM Finance Cabang Purbalingga Serta Cara

Penyelesaiannya

Page 29: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

a. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di WOM

Finance Cabang Purbalingga

b. Permasalahan pada pelaksanaan perjanjian operalih

konsumen

c. Upaya-Upaya yang Dilakukan WOM Finance Cabang

Purbalingga dalam Mengatasi Permasalahan yang Terjadi

B. Pembahasan

1. Bentuk dan Isi Perjanjian operalih konsumen di WOM Finance

Cabang Purbalingga.

2. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen dan Permasalahan

yang Ada Pada Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di

WOM Finance Cabang Purbalingga Serta Cara

Penyelesaiannya

a. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di WOM

Finance Cabang Purbalingga

b. Permasalahan pada pelaksanaan perjanjian operalih

konsumen

c. Upaya-Upaya yang Dilakukan WOM Finance Cabang

Purbalingga dalam Mengatasi Permasalahan yang Terjadi

.BAB IV : Penutup

Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian

yang telah dilaksanakan serta memberikan saran berkaitan dengan

penelitian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 30: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang Perjanjian

a. Pengertian Perjanjian

Hukum perjanjian diatur di dalam Buku III KUH Perdata. Berdasarkan

Pasal 1313 KUH Perdata, "Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan

mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terliadap satu orang lain

atau lebih". Suatu perjanjian diartikan suatu perbuatan hukum mengenai

harta benda kekayaan antara dua pihak, dalam satu pihak berjanji atau

dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau tidak melakukan sesuatu

hal (Wirjono Prodjodikiro, 1997: 12).

Perjanjian akan menimbulkan suatu perikatan. Adapun yang dimaksud

dengan perikatan menurut Riduan Syahrani (2000: 205) adalah "Suatu

hubungan hukum (mengenai kekayaan harta benda) antara dua orang, yang

memberi hak pada yang satu untuk menuntut barang sesuatu dari yang

lainnya, sedangkan orang yang lainnya ini diwajibkan memenuhi tuntutan

itu". Pihak yang berhak menuntut dinamakan pihak berpiutang atau kreditur,

sedangkan pihak yang wajib memenuhi tuntutan disebut pihak yang

berhutang atau debitur.

b. Asas-Asas Dalam Perjanjian

Asas-asas dalam perjanjian merupakan pedoman atau patokan, serta

menjadi batas atau rambu dalam mengatur dan membentuk perjanjian yang

berlaku bagi para pihak. Asas-asas itu sangat banyak macam-macamnya

antara lain :

Page 31: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1) Asas kebebasan berkontrak

Asas ini diatur di dalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata. Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang memberikan

kebebasan kepada para pihak untuk (Salim HS, 2005 : 9};

a) Membuat atau tidak membuat perjanjian.

b) Mengadakan perjanjian dengan siapapun.

c) Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratan.

d) Menentukan bentuk perjanjian, yaitu tertulis atau lisan.

2) Asas konsensualisme

Asas ini terdapat dalam Pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat-

syarat perjanjian, yaitu pada syarat kesepakatan mereka yang

mengikatkan diri. Asas konsensualitas berasal dari kata “consensus”

yang berarti sepakat. Asas konsensualitas hanya berarti bahwa untuk

setiap perjanjian disyaratkan adanya kesepakatan. Arti asas

konsensualitas ialah bahwa pada dasarnya perjanjian dan perikatan yang

timbul karenanya itu sudah dilahirkan sejak tercapainya kata sepakat

antara para pihak. Dengan perkataan lain, perjanjian itu sudah sah

apabila masing-masing pihak sudah sepakat mengenai hal-hal yang

pokok dan tidaklah diperlukan suatu formalitas.(Hari Saheroji, 1980:86)

3) Asas/pacta sunt servanda (kepastian hukum)

Asas ini diatur di dalam Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata. Asas pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim

atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh

para pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-undang.

4) Asas itikad baik

Asas ini diatur di dalam Pasat 1338 ayat (3) Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata. Asas ini merupakan asas bahwa para pihak harus

melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan

yang teguh atau kemauan baik dari para pihak.

Page 32: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c. Syarat Sahnya Perjanjian

Syarat sahnya suatu perjanjian ada empat macam seperti yang

tercantum di dalam Pasal 1320 KUH Perdata, yaitu :

1) Sepakat mengikatkan diri

Apabila sudah terjadi kesepakatan antara para pihak, maka

perjanjian itu sudah sah (Subekti dan Tjiptosudibto, 1985: 22). Di

dalamnya terdapat asas konsensualitas, yang artinya dengan

kesepakatan yang dimaksud, bahwa di antara pihak - pihak yang

bersangkutan tercapai suatu persesuaian kehendak.

2) Cakap untuk Membuat Suatu Perjanjian

Pada umumnya setiap orang mempunyai kewenangan hukum,

namun ada golongan orang yang dianggap tidak cakap melaksanakan

sendiri hak dan kewajibannya. Mereka dibagi dalam tiga golongan, yaitu

mereka yang belum cukup umur/dewasa, mereka yang diletakkan di

bawah pengampuan atau pengawasan dan orang-orang yang dilarang

Undang-Undang untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum tertentu.

Hal ini diatur di dalam Pasal 1330 KUH Perdata.

Selama dalam keadaan tidak cakap, mereka diwakili oleh wakil yang

ditentukan oleh undang - undang atau hakim, yang selanjutnya akan

mengurus kepentmgan yang diwakilimya. Suatu perbuatan yang

dilakukan oleh orang yang tidak cakap dapat dibatalkan.

3) Suatu Hal Tertentu

Yang diperjanjikan haruslah suatu hal atau suatu barang yang jelas

atau tertentu. Maksudnya adalah bahwa suatu perjanjian itu harus

jelas/tegas yang dapat melahirkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagt

kedua belah pihak, apabila terjadi suatu perselisihan.

Page 33: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

4) Suatu Sebab yang Halal

Daiam Pasal 1335 KUHPerdata dikatakan bahwa suatu perjanjian

tanpa sebab, atau yang telah dibuat karena suatu sebab yang palsu atau

terlarang, tidak mempunyai kekuatan. Pasal 1337 KUHPerdata

menentukan bahwa sebab dalam perjanjian tidak boleh bertentangan

dengan undang - undang, kesusilaan, dan ketertiban umum.

Syarat a dan syarat b dinamakan syarat-syarat subyektif karena

mengenai subyek yang mengadakan perjanjian, sedangkan syarat yang ke- c

dan d merupakan syarat-syarat obyektif. Syarat subyektif apabila tidak

dipenuhi maka perjanjiannya dapat dibatalkan oleh hakim atas permintaan

pihak ynag tidak cakap atau pihak-pihak lain yang merasa dirugikan

(Riduan Syahrani, 2000: 222), sedangkan apabila syarat obyektif tidak

dipenuhi maka perjanjiannya batal demi hukum atau tidak pernah ada

perikatan.

d. Bentuk dan Isi perjanjian

Dilihat dari bentuk perjanjian dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu

(Salim H.S, 2004: 19) :

1) Perjanjian tertulis adalah perjanjian yang dibuat dalam bentuk tulisan

2) Perjanjian lisan adalah suatu perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya

dalam wujud lisan (cukup kata sepakat para pihak).

Perjanjian secara tertulis juga dibagi menjadi dua macam, yaitu dalam

bentuk akta dibawah tangan dan akta otentik. Akta dibawah tangan kontrak

yang dibuat tanpa campur tangan notaris, sedangkan akta otentik adalah akta

yang dibuat oleh notaris. Secara umum dapat dikatakan bahwa undang-

undang tidak mensyaratkan suatu kontrak harus tertulis untuk sahnya suatu

kontrak sehingga kontrak lisan dengan kontrak isyarat saja sudah dianggap

sah secara yuridis(Munir Fuady, 2001:83). Perjanjian secara tertulis atau

secara lisan tidak menentukan sah atau tidaknya perjanjian itu karena pada

Page 34: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dasarnya yang menentukan sah atau tidaknya adalah syarat sahnya perjanjian

yang tercantum dalam Pasal 1320 KUHPdt.

Selain itu dikenal juga perjanjian standar/baku yaitu perjanjian yang

dibuat hanya oleh salah satu pihak saja, bahkan sering kali kontrak tersebut

sudah tercetak dalam bentuk formulir (Munir Fuady, 2003:76). . Kontrak baku

memiliki kelebihan yaitu lebih efisien, dapat membuat praktek bisnis menjadi

lebih simpel serta dapat ditandatangani seketika oleh para pihak. Kontrak

baku juga sebenarnya mempunyai kelemahan yaitu kurangnya kesempatan

bagi pihak lawan untuk menegosiasikan atau mengubah klausula-klausula

dalam kontrak yang bersangkutan, sehingga kontrak baku tersebut sangat

berpotensi untuk terjadi klausula yang berat sebelah.

Dalam menentukan isi dari perjanjian yang dibuat para pihak, sesuai

dengan asas kebebasan berkontrak yang diatur dalam Pasal 1338 KUHPdt

para pihak bebas dalam menentukan isi dari perjanjian yang akan mereka

buat, sesuai dengan asas kebebasan berkontrak yaitu suatu asas yang

memberikan kebebasan kepada para pihak untuk (Salim HS. 2004: 18):

1) Kebebasan membuat atau tidak membuat perjanjian;

2) Kebebasan memilih dengan siapa akan melakukan suatu perjanjian;

3) Kebebasan menentukan bentuk perjanjian yaitu tertulis atau lisan;

4) Kebebasan menentukan isi perjanjian.

Menurut Hasanuddin Rahman (2003:93) terdapat kerangka umum dari

suatu kontrak yaitu :

1) Judul kontrak

Judul tidak merupakan syarat sahnya suatu kontrak atau dengan kata lain

tidak mempengaruhi keabsahan suatu kontrak namun demikian sebagai

identitas suatu kontrak, judul suatu perjanjian harus selaras dengan isi

perjanjian dan judul perjanjian akan menentukan ketentuan peraturan

hukum mana yang mengatur perjanjian tersebut.

Page 35: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2) Bagian pembukaan

a) Tempat dan waktu kontrak diadakan

Tempat dan waktu kontrak diadakan masih sering dijumpai dalam 2

(dua) bagian dalam kontrak yaitu pada bagian pembukaan atau

penutup.

b) Komparisi

Komparisi adalah bagian pendahuluan kontrak yang memuat keterangan

tentang orang/pihak yang bertindak mengadakan perbuatan hukum.

Penuangannya adalah berupa :

(1) uraian terperinci tentang identitas, yang meliputi nama, pekerjaan

dan domisili para pihak;

(2) dasar hukum yang memberi kewenangan yuridis untuk bertindak dari

para pihak (khususnya untuk badan usaha);

(3) kedudukan para pihak yang sering ditulis dengan sebutan, misalnya

“selanjutnya dalam perjanjian ini disebut BANK”

c) Recitals

adalah penjelasan resmi atau merupakan latar belakang sesuatu keadaan

dalam suatu perjanjian/kontrak untuk menjelaskan mengapa terjadi

perikatan

3) Isi

a) Ketentuan umum

Ketentuan umum memuat pembatasan istilah dan pengertian yang

digunakan di dalam seluruh kontrak, artinya di dalam ketentuan ini

dirumuskan definisi-definisi atau pembatasan pengertian dari istilah-

istilah yang dianggap penting dan sering digunakan dalam kontrak.

b) Ketentuan pokok

(1) Klausula transaksional yaitu klausula yang berisi tentang hal yang

disepakati oleh para pihak, tentang objek dan tata cara pemenuhan

Page 36: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

prestasi dan kontra-prestasi oleh masing-masing pihak yang menjadi

kewajibannya.

(2) Klausula spesifik yaitu berisi tentang hal-hal khusus sesuai dengan

karakteristik jenis perikatan atau bisnisnya masing-masing.

(3) Klausula antisipatif yaitu klausula yang berisi tentang hal-hal yang

menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selama

berlangsungnya konrak.

c) Ketentuan penunjang

(1) Klausula tentang condition presedent yaitu klausula yang memuat

tentang syarat-syarat tangguh yang harus dipenuhi terlebih dahulu

oleh salah satu pihak sebelum pihak lainnya memenuhi

kewajibannya.

(2) Klausula tentang negative covenants yaitu klausula yang memuat

tentang janji-janji para pihak untuk tidak melakukan hal-hal tertentu

selama perjanjian berlangsung.

4) Bagian penutup

Setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu diingat pada bagian ini, yaitu :

a) sebagai suatu penekanan bahwa kontrak ini adalah alat bukti;

b)sebagai bagian yang menyebutkan tempat pembuatan dan

penandatanganan;

c) sebagai ruang untuk menyebutkan saksi-saksi dalam kontrak, dan

d) sebagai ruang untuk menempatkan tanda tangan para pihak yang

berkontrak.

5) Lampiran-lampiran (bila ada)

Yang perlu diketahui mengenai lampiran ini, antara lain adalah:

a) tidak semua atau tidak selalu kontrak memiliki lampiran;

b) diperlukannya lampiran dalam kontrak adalah karena terdapat bagian-

bagian yang memerlukan penjelasan yang apabila dimasukan dalam

kontrak akan sangat panjang;

Page 37: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

c) lampiran merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dengan

perjanjian yang melampirkannya.

Syarat –syarat yang lazim diperjanjikan dalam kontrak/perjanjian pembiayaan

kosumen pada prakteknya tidak jauh berbeda dengan kontrak perjanjian kredit

atau perjanjian leasing, syarat-syarat tersebut antara lain (Hasanuddin

Rahman, 2003:60) :

a) suku bunga kredit;

b) jangka waktu pembiayaan;

c) cara-cara pembayaran;

d) besaran pembayaran tiap-tiap bulan/tiap-tiap periode;

e) biaya provisi dan administrasi yang harus dibayar.

Perjanjian berisi tentang apa yang harus dilakukan oleh kedua belah

pihak atau berisi hak dan kewajiban para pihak yang mengadakan perjanjian,

tetapi kebebasan para pihak dalam menentukan isi perjanjian dibatasi oleh

syarat sahnya perjanjian yaitu syarat suatu sebab yang halal. “sebab” dalam

arti isi perjanjian yang menggambarkan tujuan yang hendak dicapai para

pihak dalam perjanjian dikatakan halal apabila tidak dilarang oleh Undang-

Undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan. Jadi para

pihak bebas menentukan isi dari perjanjian yang tidak bertentangan dengan

Undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan.

Akibat hukum perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi perusahaan pembiayaan konsumen dan konsumen (Pasal

1338 ayat (1) KUHPdt). Hal ini menimbulkan konsekuensi yuridis yaitu

perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik dan tidak dapat dibatalkan

secara sepihak.

Page 38: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

e. Berlakunya Perjanjian

Berlakunya perjanjian berarti perjanjian yang dibuat oleh para pihak

telah sah dan berlaku melahirkan hak dan kewajiban yang mengikat para

pihaknya. Ketentuan mengenai berlakunya perjanjian dapat dilihat dari jenis

perjanjiannya karena setiap perjanjian mempunyai ketentuan yang berbeda-

beda. Jenis-jenis perjanjian tersebut antara lain :

a) Perjanjian Konsensual

Yaitu perjanjian yang dianggap sah apabila ada kata sepakat antara

kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian tersebut (Salim H.S,

2004:19), jadi dengan adanya kata sepakat dari kedua belah pihak

perjanjian telah berlaku dan mengikat para pihak yang membuat

perjanjian.

b) Perjanjian Formil

Yaitu perjanjian yang harus dilakukan dengan suatu bentuk tertentu

yaitu dengan cara tertulis. Berdasarkan Pasal 1851 KUHPdt perjanjian

harus diadakan secara tertulis kalau tidak secara tertulis perjanjian ini

dianggap tidak sah, jadi perjanjian formil ini baru dikatakan berlaku

apabila perjanjian tersebut telah dibuat secara tertulis sehingga tidak

cukup hanya dengan kata sepakat dari para pihaknya saja.

c) Perjanjian Riil

Yaitu suatu perjanjian yang tidak cukup dengan hanya adanya kata

sepakat saja tetapi disamping itu diperlukan suatu perbuatan yang nyata

(Salim H.S, 2004:19). Sebagai contoh perbuatan nyata disini adalah

misalkan pada perjanjian jual beli, penjual harus menyerahkan barang

dan pembeli harus menyerahkan uang untuk pembayaran.

Page 39: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

f. Prestasi dan Wanprestasi

Barang sesuatu yang dapat dituntut oleh seorang kreditur terhadap

debiturnya disebut sebagai prestasi. Menurut Pasal 1234 KUH Perdata,

prestasi dapat berupa

1) Memberikan sesuatu;

2) Berbuat sesuatu;

3) Tidak berbuat sesuatu.

Pasal 1238 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengatakan bahwa

seseorang dikatakan wanprestasi, yaitu :

"Si berutang adalah lalai apabila ia dengan surat perintah atau dengan

sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya

sendiri, ialah jika ia menetapkan, bahwa si berutang harus dianggap

lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan ".

Bentuk dari wanprestasi, antara lain (Riduan Syahrani, 2000: 228):

a) Sama sekali tidak memenuhi prestasi

b) Tidak tunai memenuhi prestasi

c) Terlambat memenuhi prestasi

d) Keliru memenuhi prestasi

Dari kelalaiannya, maka pihak debitur akan diberikan sanksi atau hukuman,

yaitu (Riduan Syahrani, 2000: 230):

a) Pemenuhan perikatan;

b) Pemenuhan perikatan dengan ganti kerugian;

c) Ganti kerugian;

d) Pembatalan pembayaran;

e) Pembatalan dengan ganti kerugian.

Suatu kelalaian harus dinyatakan secara resmi, yaitu dengan memberi

peringatan pada si berhutang dengan memberikan jangka waktu tertentu.

Berdasarkan Abdulkadir Muhammad (2010: 241) tindakan wanprestasi ini

dapat terjadi karena suatu alasan antara lain :

Page 40: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

a) Kesalahan Debitur baik karena kesengajaan maupun kelalaian;

b) Karena keadaan memaksa (force majeure) dilura kemampuan

debitur.

g. Risiko dalam hukum Perjanjian Pengertian Resiko dalam hukum perjanjian menurut Prof. Subekti

,S.H.,(1987:59) Resiko ialah kewajiban memikul kerugian yang disebabkan

karena suatu kejadian diluar kesalahan salah satu pihak. Pemahaman lebih

lanjut mengenai Resiko dalam hukum perjanjian dapat ditemukan pada Bab

III KUHPer Pasal 1237, yang berbunyi :

"Dalam hal adanya perikatan untuk memberikan sesuatu barang tertentu,

maka barang itu semenjak perikatan dilahirkan, adalah atas tanggungan si

berpiutang".

Jenis-jenis risiko dapat digolongkan menjadi dua kategori, yakni risiko dalam

perjanjian sepihak dan risiko dalam perjanjian timbal balik:

a) Risiko dalam perjanjian sepihak

Risiko dalam perjanjian sepihak diatur dalam Pasal 1237 KUH Perdata,

yakni risiko ditanggung oleh kreditur;

b) Risiko dalam perjanjian timbal balik

Risiko dalam perjanjian timbal balik terbagi menjadi tiga kategori, yakni

risiko dalam jual beli, risiko dalam tukar-menukar, dan risiko dalam sewa

menyewa.

(1) Risiko dalam jual beli diatur dalam Pasal 1460-1462 KUH Perdata,

yakni risiko yang ditanggung oleh pembeli;

(2) Risiko dalam tukar menukar diatur dalam Pasal 1545 KUH Perdata,

yakni risiko yang ditanggung oleh pemilik barang;

(3) Risiko dalam sewa menyewa, diatur dalam Pasal 1553, yakni risiko

yang ditanggung oleh pemilik barang.

Page 41: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Pasal-pasal BW tersebut di atas sudah mengatur tentang risiko secara adil,

kecuali Pasal 1460 BW yang berdasarkan isinya yaitu “jika kebendaan

yang dijual itu berupa barang yang sudah ditentukan, maka barang ini

sejak pembelian adalah atas tanggungan si pembeli, meskipun

penyerahanya belum dilakukan dan si penjual berhak menuntut harganya”.

Ketentuan Pasal tersebut tidak adil karena pembeli belumlah resmi sebagai

pemilik dari barang tersebut akan tetapi ia sudah dibebankan untuk

menanggung risiko terhadap barang tersebut. Pembeli dapat resmi sebagai

pemilik apabila telah dilakukan penyerahan terhadap si pembeli dan

menanggung risiko terhadap barang yang telah diserahkan kepadanya.

Mahkamah Agung dengan Surat Edarannya No. 3 Tahun 1963

menyatakan Pasal 1460 tersebut tidak berlaku lagi (Riduan Syahrani,

2000: 253):.

h. Hapusnya Perikatan

Berdasarkan Pasal 1381 KUHper, Hal-hal yang mengakibatkan

hapusnya perikatan antara lain (Riduan syahrani, 2000: 282) :

1) Pembayaran

Pembayaran dalam hukum perikatan adalah setiap pemenuhan prestasi

secara sukarela. Dengan dipenuhinya prestasi itu perikatan menjadi

hapus. Pembayaran merupakan pelaksanaan perikatan dalam arti yang

sebenarnya, dimana dengan dilakukannya pembayaran ini tercapailah

tujuan perikatan/perjanjian yang diadakan.

2) Penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau

penititpan

Jika kreditur menolak pembayaran, maka debetur dapat melakukan

penawaran pembayaran tunai atas apa yang harus dibayarnya, dan jika

kreditur juga menolaknya,, maka debitur dapat menitipkan uang atau

barangnya kepada Pengadilan. Penawaran demikian, yang diikuti

Page 42: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dengan penitipan, membebaskan debitur dan berlaku baginya sebagai

pembayaran, sedangkan apa yang dititipkan secara demikian adalah

atas tanggungan kreditur.

3) Pembaharuan hutang atau Novasi;

Novasi adalah suatu proses pergantian kontrak lama oleh suatu

kontrak baru, yang menyebabkan kontrak lama hapus sehingga yang

berlaku selanjutnya adalah kontrak baru dengan perubahan terhadap

syarat dan kondisinya, dan atau dengan perubahan terhadap para pihak

dalam kontrak tersebut.

Dalam hukum dikenal beberapa model novasi, yaitu sebagaimana

disebutkan dalam Pasal 1413 KUHPdt, yaitu :

a) Novasi Objektif, adalah pembaharuan hutang dengan mana debitur

membuat suatu kontrak hutang yang baru untuk menggantikan

hutangnya yang lama. Jadi dalam hal ini yang diganti dengan

kontrak baru semata-mata adalah hutangnya dan tidak ada

perubahan pihak debitur ataupun kreditur.

b) Novasi Subjektif Pasif, adalah adanya pergantian debitur lama

dengan debitur baru, dan kreditur setuju bahwa debitur lama

dibebaskan kewajibannya. akibatnya debitur lama dengan kreditur

tidak lagi mempunyai kontrak utang piutang. Dalam hal ini

dikatakan novasi subjektif karena yang berubah/berganti addalah

subjeknya.

c) Novasi Subjektif Aktif, adalah adanya pergantian kreditur lama

dengan kreditur baru. akibatnya antara debitur dengan kreditur lama

tidak lagi mempunyai kontrak hutang piutang.

4) Perjumpaan utang atau kompensasi

Perjumpaan utang atau kompensasi adalah salah satu cara hapusnya

perikatan yang disebabkan oleh keadaan dimana dua orang saling

mempunyai utang satu terhadap yang lain, dengan mana utang-utang

Page 43: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

antara kedua orang tersebut dihapuskan. Misalnya, A mempunyai utang

kepada B Rp. 100.000,-B mempunyai utang kepada A Rp 50.000,-, di

antara keduanya terjadi kompensasi, sehingga A hanya mempunyai

utang kepada B sebesar Rp. 50.000,-

5) Percampuran utang

Percampuran utang terjadi karena kedudukan kreditur dan debitur

bersatu pada satu orang. Misalnya, kreditur meninggal dunia sedangkan

debitur merupakan satu-satnya ahli waris. Atau debitur kawin dengan

kreditur dalam persatuan harta perkawinan. Hapusnya perikatan karena

percampuran utang ini adalah demi hukum artinya secara otomatis

(Pasal 1436).

6) Pembebasan utang

Pembebasan utang adalah perbuatan hukum dimana kreditur

melepaskan haknya untuk menagih piutangnya kepada debitur.

Pembebasan utang tidak boleh dipersangkakan tetapi harus dibuktikan

(Pasal 1438).

7) Musnahnya barang yang terutang

Jika barang tertentu yang menjadi obyek perjanjian musnah, tidak

lagi dapat diperdagangkan, atau hilang, hingga samasekali tidak

diketahui apakah barang itu masih ada, perikatan menjadi hapus asal

saja musnahnya atau hilangnya barang itu bukan karena kesalahan

debitur dan sebelum ia lalai menyerahkannya. Bahkan, sekalipun

debitur lalai menyerahkan barang itu, misalnya terlambat, perikatan

juga hapus jika debitur dapat membuktikan bahwa musnahnya barang

itu disebabkan oleh suatu kejadian yang merupakan keadaan memaksa

dan barang tersebut akan mengalami nasib yang sama meskipun sudah

berada di tangan kreditur (Pasal 1444).

Page 44: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

8) Pembatalan Perjanjian

Kalau suatu perjanjian batal demi hukum, tidak ada perikatan

hukum yang lahir karenanya. Oleh karena itu, tidak ada perikatan

hukum yang hapus. Perjanjian yang tidak memenuhi syarat subyektif

yaitu tidak ada kesepakatan atau tidak ada kecakapan mereka yang

membuatnya dapat dibatalkan (Pasal 1446 jo 1320).

Kreditur dapat menuntut pembatalan perjanjian bilamana debitur

melakukan wanprestasi (Pasal 1266) sebagaimana telah diuraikan.

Apabila suatu perjanjian dibatalkan, akibat-akibat yang timbul dari

perjanjian itu dikembalikan kepada keadaan semula (Pasal 1451 dan

1452). Pihak yang menuntut pembatalan dapat pula menuntut ganti

rugi.

9) Berlakunya suatu syarat batal

Dalam uraian tentang perikatan bersyarat telah dijelaskan bahwa

perikatan bersyarat adalah perikatan yang lahirnya maupun berakhirnya

(batalnya) digantungkan pada suatu peristiwa yang belum dan tidak

akan terjadi. Apabila suatu perikatan yang lahirnya digantungkan

kepada terjadinya peristiwa itu dinamakan perikatan dengan syarat

tangguh. Sedangkan apabila suatu perikatan yang sudah ada yang

berakhirnya digantungkan kepada peristiwa itu, perikatan tersebut

dinamakan perikatan dengan syarat batal.

10) Daluwarsa

Lewat waktu (daluwarsa) menurut Pasal 1946 BW adalah suatu

sarana untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu

perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syaratsyarat

yang ditentukan oleh undang-undang. Dalam Pasal 1967 B W

ditentukan bahwa segala tuntutan hukum baik yang bersifat kebendaan

maupun yang bersifat pereorangan, hapus karena daluwarsa dengan

lewatnya waktu 30 Tahun.

Page 45: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Tinjauan tentang Lembaga Pembiayaan

a. Pengertian Lembaga Pembiayaan

Awal mulanya lembaga pembiayaan diatur di dalam Keppres Nomor

61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan. Namun saat ini sudah ada

peraturan baru yang mengatur lembaga pembiayaan, yaitu Peraturan

Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembiayaan berasal dari kata biaya yang

mengandung makna uang yang dikeluarkan untuk mengadakan

(mcndirikan, melakukan, dan sebagainya), sesuatu, ongkos, belanja, yang

mendapatkan tambuhan pendanan yang berarti perbuatan (hal, dan

sebagainya) membiayai atau membiayakan (http://leasing-sewa-guna-

usaha-pengertian--titm). Berdasarkan Pasal 1 angka (1) Peraturan Presiden

Nomor 9 Tahun 2009 yang dimaksud dengan lembaga pembiayaan adalah

badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk

penyediaan dana dan baramg modal.

Page 46: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Jenis-Jenis Lembaga Pembiayaan

Gambar 2. Jenis-jenis Lembaga Pembiayaan

Sumber : Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang

Lembaga Pembiayaan

Lembaga pembiayaan berdasarkan Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor

9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan meliputi :

a) Perusahaan pembiayaan, yaitu badan usaha yang khusus didirikan

untuk melakukan sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan

konsumen, dan/atau usaha kartu kredit.

b) Perusahaan modal ventura, yaitu badan usaha yang melakukan usaha

pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang

menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu dalam

bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi.

Lembaga Pembiayaan

Perusahaan Pembiayaan

Sewa Guna Usaha

Anjak Piutang

Usaha Kartu Kredit

Pembiayaan Konsumen

Perusahaan Modal Ventura

Penyertaan Saham

Penyertaan Obligasi Konversi

Pembiayaan Atas Hasil

Usaha

Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur

direct lending

Refinancing

Subordinated Loans

Page 47: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c) konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil

usaha.

d) Perusahaan pembiayaan infrastruktur, yaitu badan usaha yang didirikan

khusus untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana

pada proyek infrastruktur

Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan berdasarkan Pasal 3 Peraturan

Presiden Nomor 9 Tahun 2009 meliputi:

a) Sewa Guna Usalia.

b) Anjak Piutang.

c) Usaha Kartu Kredit.

d) Pembiayaan Konsunnen.

Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura berdasarkan Pasal 4 meliputi:

a) Penyertaan Saham (equity participation).

b) Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity

partcipation).

c) Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha

(profit/revenuesharing).

Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan infra struktur berdasarkan Pasal 5

meliputi:

a) Pemberian pinjaman langsung (direct lending) untuk pembiayaan

infrastruktur.

b) Refinancing atas infrastuktur yang telah dibiayai pihak lain.

c) Pemberian pinjaman subordinansi (subordinated loans) yang berkaitan

dengan pembiayaan infrastruktur.

c. Bentuk Hukum Lembaga Pembiayaan

Lembaga pembiayaan yang terdiri dari perusahaan pembiayaan,

perusahaan modal ventura, dan perusahaan pembiayaan infrastuktur

beerdasarkan Pasal 6 Perpres Nomor 9 Tahun 2009 merupakan lembaga

Page 48: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

berbentuk perseroan terbatas atau koperasi. Saham ini dapat dimiliki oleh

WNI dan/atau Badan Hukum Indonesia, Badan Usaha Asing dan WNI atau

Badan Hukum Indonesia (usaha patungan). Pemilikan saham oleh Badan

Usaha Asing tersebut ditentukan sebesar-besarnya 85% (delapan puluh

lima persen) dari modal disetor, modal disetor adalah Modal Ditempatkan

yang telah disetorkan oleh para pemegang saham pada kas perseroan, baik

penuh maupun sebagian (Nindyo Pramono, 1997: 89).. Paling sedikit 25%

dari Modal Dasar harus sudah ditempatkan dan disetor penuh ke dalam

Perseroan. Lembaga pembiayaan dilarang menarik dana secara langsung

dari masyarakat dalam bentuk Giro, Dcposito, Tabungan, Surat Sanggup

Bayar (Promissory Note), tetapi dapat menerbitkan Surat Sanggup Bayar

hanya sebagai jaminan atas hutang kepada Bank yang menjadi krediturnya

(Pasal 10 Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga

Pembiayaan).

3. Tinjauan tentang Perusahaan Pembiayaan

Pengertian Perusahaan pembiayaan menurut ketentuan yang di atur dalam

Pasal 1 ayat (5) Keppres Nomor 61 Tahun 1988 juncto Pasal 1 angka (c)

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan

dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan menjelaskan bahwa

perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan lembaga

keuangan bukan bank, yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang

termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan. Salah satu bentuk usaha

dari perusahaan pembiayaan adalah pembiayaan konsumen.

a. Pengertian Pembiayaan Konsumen

Pembiayaan konsumen dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah

consumer finance. Pembiayaan konsumen ini pada hakikatnya sama saja

dengan kredit konsumen (consumer credit). Bedanya hanya terletak pada

lembaga yang membiayainya. Pembiayaan konsumen biaya diberikan oleh

perusahaan pembiayaan (financing company). Sedangkan kredit konsumen

Page 49: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

(consumer credit) biayanya diberikan oleh bank. Secara substansial,

pengertian pembiayaan konsumen pada dasarnya tidak berbeda dengan kredit

konsumen (Sunaryo, 2008:95).

Menurut A. Abdurrahman sebagaimana dilansir oleh Munir Fuady bahwa

“kredit konsumen adalah kredit yang diberikan kepada konsumen guna

pembelian barang konsumsi dan jasa seperti yang dibedakan dari pinjaman

yang digunakan untuk tujuan produktif atau dagang”. Kredit yang demikian

itu dapat mengandung resiko yang lebih besar dari kredit dagang biasa, maka

dari itu, biasanya kredit ini diberikan dengan tingkat bunga yang lebih tinggi

(Munir Fuady, 1995:205).

Adapun yang dimaksud dengan pembiayaan konsumen menurut

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2009 tentang Lembaga

Pembiayaan maka “Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance) adalah

kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan

konsumen dengan pembayaran secara angsuran”. Berdasarkan defenisi

tersebut, Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati telah merinci unsur-

unsur yang terkandung dalam pengertian pembiayaan konsumen yaitu sebagai

berikut (Budi Rachmat, 2002:137) :

1) Subjek adalah pihak-pihak yang terkait dalam hubungan hukum

pembiayaan konsumen, yaitu perusahaan pembiayaan konsumen

(kreditur), konsumen (debitur) dan penyedia barang (pemasok/supplier);

2) Objek adalah barang bergerak keperluan konsumen yang akan dipakai

untuk keperluan hidup atau keperluan rumah tangga, misalnya televisi,

kulkas, mesin cuci, alat-alat dapur, perabot rumah tangga dan kendaraan;

3) Perjanjian, yaitu perbuatan persetujuan pembiayaan yang diadakan

antara perusahaan pembiayaan konsumen dan konsumen, serta jual beli

antara pemasok dan konsumen, perjanjian ini didukung oleh

dokumendokumen;

Page 50: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4) Hubungan hak dan kewajiban, yaitu perusahaan pembiayaan konsumen

wajib membiayai harga pembelian barang yang diperlukan konsumen

dan membayarnya secara tunai kepada pemasok. Konsumen wajib

membayar secara angsuran kepada perusahaan pembiayaan konsumen,

dan pemasok wajib menyerahkan barang kepada konsumen ;

5) Jaminan, yaitu terdiri atas jaminan utama, jaminan pokok dan jaminan

tambahan. Jaminan utama berupa kepercayaan terhadap konsumen

(debitur) bahwa konsumen dapat dipercaya untuk membayar

angsurannya sampai selesai. Jaminan pokok secara fidusia berupa

barang yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan konsumen dan semua

dokumen kepemilikan barang dikuasai oleh perusahaan pembiayaan

konsumen (fiduciary transfer of ownership) sampai angsuran terakhir

dilunasi. Adapun jaminan tambahan berupa pengakuan utang

(promissory notes) dari konsumen.

Adapun perbedaan pembiayaan konsumen dengan sewa guna usaha,

khususnya yang dengan hak opsi (finance lease) menurut Budi Rachmad

adalah sebagai berikut :

1) Pada pembiayaan konsumen, pemilikan barang / objek pembiayaan

berada pada konsumen yang kemudian diserahkan secara fidusia

kepada perusahaan pembiayaan konsumen. Adapun pada sewa guna

usaha, pemilikan barang / objek pembiayaan berada pada lessor ;

2) Pada pembiayaan konsumen, tidak ada batasan waktu pembiayaan

dalam arti disesuaikan dengan unsur ekonomis barang / objek

pembiayaan. Adapun pada sewa guna usaha jangka waktu diatur

sesuai dengan umur ekonomis objek / barang modal yang dibiayai oleh

lessor;

3) Pada pembiayaan konsumen tidak membatasi pembiayaan kepada

calon konsumen yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) mempunyai kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas.

Page 51: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Adapun pada sewa guna usaha calon lessee diharuskan ada atau

memiliki syarat-syarat di atas.

b. Manfaat Pembiayaan Konsumen

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh para pihak yang melakukan

perjanjian pembiayaan konsumen antara lain adalah :

1) Bagi supplier

Manfaat yang utama bagi supplier dangan adanya perusahaan

pembiayaan konsumen adalah adanya peningkatan penjualan. Daya

beli dan kemampuan arus kas dari calon konsumen akan membeli

barang pada supplier sangat beragam. Konsumen tertentu mempunyai

kemampuan untuk membayar secara tunai dan mempunyai niat untuk

membeli barang pada supplier yang bersangkutan. Di samping itu,

dalam kenyataannya terdapat juga konsumen yang mempunyai niat

untuk membeli barang dari supplier tersebut, namun tidak cukup

mempunyai uang tunai. Perusahaan pembiayaan konsumen

menjembatani kepentingan konsumen semacam ini, sehingga

penjualan barang oleh supplier tidak hanya dapat dilakukan pada

konsumen yang mempunyai cukup dana tunai, melainkan juga pada

konsumen yang memiliki keterbatasan dana tunai. Manfaaat di atas

yang dapat ditinjau dengan pendekatan lain yaitu, apabila supplier

melakukan penjualan dengan cara kredit maka dana tunai akan

diterima secara bertahap dan setelah jangka waktu yang tertentu.

Dengan adanya perusahaan pembiayaan konsumen, maka supplier

dapat memperoleh pembayaran secara tunai dan angsuran konsumen

dialihkan pada perusahaan pembiayaan konsumen. Risiko tidak

terbayarnya kredit konsumen yang semula ditanggung oleh supplier

juga dapat dialihkan kepada perusahaan pembiayaan konsumen.

Page 52: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2) Bagi Konsumen

Manfaat utama yang diperoleh konsumen adalah kesempatan untuk

membeli atau memiliki barang meskipun dana yang tersedia saat ini

belum cukup untuk menutup seluruh harga barang dan jasa.

Singkatnya konsumen tidak harus membeli tunai atau dapat membeli

secara kredit.

3) Bagi Perusahaan Pembiayaan Konsumen

Manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan pembiayaan

konsumen adalah penerimaan harga dan biaya administrasi yang

dibayarkan oleh konsumen. Tingkat harga yang ditetapkan perusahaan

pembiayaan konsumen biasanya lebih tinggi daripada tingkat harga

kredit bank. Hal ini sebagai konsekuensi / kompensasi dari besarnya

risiko yang relatif besar daripada penyaluran dana bank dalam bentuk

kredit pada debiturnya. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat

akan pembiayaan konsumen atas barang yang mereka inginkan maka

ini akan memberikan manfaat kepada perusahaan untuk

mengembangkan dan meningkatkan pelayanan kepada debitur bahwa

debitur percaya dengan perusahaan mereka.

4. Tinjauan tentang Operalih Konsumen

a. Pengertian Operalih Konsumen

Pengertian operalih konsumen sama dengan pengertian pembaharuan

hutang atau novasi, Pembaharuan utang (novasi) adalah suatu perjanjian

yang menghapuskan perikatan lama, tetapi pada saat yang sama

menimbulkan perikatan baru yang menggantikan perikatan lama (Riduan

Syahrani, 2000:239). Operalih konsumen adalah pengalihan kewajiban

debitur lama kepada debitur baru, yaitu kewajiban melunasi biaya

pembiayaan dengan cara angsuran kepada kreditur, akibat dari operalih ini

adalah kewajiban melunasi hutang jatuh kepada debitur baru sehingga

Page 53: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

operalih ini menimbulkan perikatan baru yaitu antara kreditur dengan

debitur baru menggantikan perikatan kreditur dengan debitur lama. Jadi

operalih konsumen termasuk dalam pembaharuan hutang/novasi. Dalam

KUH Perdata, secara umum dikenal 2 (dua) macam cara untuk melakukan

pengalihan suatu hutang dari debitur lama kepada debitur baru, yaitu

1) Perpindahan melalui cara Delegasi (pemindahan)

Delegasi secara umum adalah pemindahan hutang dari debitur lama

kepada debitur baru yang ditegaskan dalam suatu akta delegasi, namun

pihak debitur lama masih terikat untuk menjamin pelunasan utang yang

dialihkan kepada debitur baru tersebut. Sedangkan dari pihak kreditur

tidak secara tegas menyatakan membebaskan pihak debitur lama dari

kewajiban pembayaran hutang yang dialihkan tersebut.

Pasal 1417 KUH Perdata :

”Delegasi atau pemindahan, dengan mana seorang berutang memberikan kepada orang yang mengutangkan padanya seorang berutang baru mengikatkan dirinya kepada si berpiutang, tidak menerbitkan suatu pembaharuan utang, jika si berpiutang tidak secara tegas menyatakan bahwa ia bermaksud membebaskan orang berutang yang melakukan pemindahan itu, dari perikatannya. ” Jadi delegasi tidak menyebabkan pihak debitur lama dibebaskan dari

kewajibannya, kecuali jika pihak kreditur membenarkan delegasi tanpa

hak regress, sehingga dalam hal yang demikian yang sebenarnya terjadi

adalah pergantian debitur (novasi). Dalam suatu delegasi yang normal

hak regress terhadap pihak debitur asal tetap ada dan pihak debitur lama

dibebaskan dari kewajibannya setelah pihak debitur baru melunasi

seluruh tagihannya. (Munir Fuady. 2003: 174)

2) Perpindahan melalui cara Novasi Subyektif Pasif (pembaharuan utang)

Novasi subjektif pasif adalah adanya pergantian debitur lama dengan

debitur baru dan kreditur setuju bahwa debitur lama dibebaskan dari

Page 54: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kewajibannya. Akibatnya antara debitur lama dengan kreditur tidak lagi

mempunyai kontrak utang piutang. Dalam hal ini dikatakan novasi

subjektif karena yang berganti adalah subjeknya yaitu debitur sehingga

terjadi kontrak yang baru menggantikan kontrak yang lama, apabila

perggantian debitur dilakukan atas inisiatif dari pihak kreditur maka

novasi seperti ini sering disebut dengan istilah expromissio. (Munir

Fuady.2003:189)

b. Tujuan Operalih Konsumen

Operalih konsumen yang sering dilakukan oleh debitur adalah untuk

mengalihkan hutangnya, dalam hal ini hutang yang berupa angsuran/cicilan

kredit kendaraan bermotor, hal ini dilakukan dengan tujuan agar tidak

terjadinya kredit macet. Suatu kredit digolongkan kredit macet sejak tidak

ditepatinya atau dipenuhinya ketentuan yang tercantum dalam perjanjian

kredit, yaitu apabila debitur selama tiga kali berturut-turut tidak membayar

angsuran dan bunga kredit. Akibat dari kredit macet itu kendaraan bermotor

yang menjadi objek kredit akan ditarik/dicabut oleh pihak kreditor, sebelum

hal itu terjadi debitur akan berusaha menyelamatkan uang yang telah

dibayarkan kepada pihak kreditur dengan jalan menjual kembali atau

megalihkan kredit tersebut kepada pihak lain, dalam hal ini adalah debitur

baru, sehingga angsuran tersebut akan diteruskan oleh debitur baru tersebut

dan pembayaran kepada debitur lama diperhitungkan dengan uang yang

telah dibayarkan kepada pihak kreditur.

5. Tinjauan tentang Fidusia

a. Pengertian Fidusia dan Jaminan Fidusia

Pengertian fidusia terdapat di dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun

1999 pada Pasal 1menyebutkan bahwa Fidusia yaitu “Pengalihan hak

kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa

benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik

Page 55: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

benda”. Sedangkan pengertian jaminan fidusia dalam Pasal 1 angka 2

Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia yaitu

“hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak

berwujud, dan tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat

dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam UU. No. 4 Tahun

1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan

Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang

memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia

terhadap kreditur lainnya”.

b. Obyek dan Subyek Jaminan Fidusia

Berlakunya Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan

Fidusia, obyek jaminan fidusia ada 2 (dua) :

1) Benda bergerak, baik yang berwujud maupun tidak berwujud;

2) Benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dibebani hak

tanggungan.

Sedangkan yang menjadi subyek jaminan fidusia adalah pemberi dan

penerima fidusia. Pemberi fidusia adalah orang perorangan atau korporasi

pemilik obyek jaminan fidusia, sedangkan penerima fidusia adalah orang

perorangan atau korporasi yang mempunyai piutang yang pembayarannya

dijamin dengan jaminan fidusia.

c. Pembebanan Jaminan Fidusia

Pembebanan kebendaan dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta

notaris dalam bahasa Indonesia yang merupakan akta jaminan fidusia

(Pasal 5 ayat (1) UU No. 42 Tahun 1999). Akta jaminan fiduasia memuat

identitas pemberi dan penerima fidusia,perjanjian pokok, uraian mengenai

benda yang menjadi obyek, nilai penjaminan dan nilai benda yang menjadi

obyek fidusia. Adapun utang yang pelunasannya dijamin dengan fidusia

dapat berupa utang yang telah ada, utang yang akan timbul, utang yang

pada saat eksekusi ditentukan jumlahnya.

Page 56: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Jaminan Fidusia harus didaftarkan dengan tujuan untuk melahirkan

jaminan fidusia bagi penerima fidusia, memberi kepastian kepada kreditor

lain mengenai benda yang telah dibebani Jaminan Fidusia dan memberikan

hak yang didahulukan terhadap kreditor serta untuk memenuhi asas

spesialitas.

d. Pengalihan Fidusia

Pengalihan hak atas utang dengan jaminan fidusia dapat dialihkan oleh

penerima fidusia kepada penerima fidusia baru (Kreditur baru). kreditur

baru ini yang melakukan pendaftaran tentang beralihnya jaminan fidusia

pada kantor pendaftaran fidusia(H. Salim, 2004:87). Berdasarkan Pasal 23

ayat (2) Undang-Undang Fidusia bahwa pemberi fidusia dilarang

mengalihkan, menggadaikan atau menyewakan kepada pihak lain, kecuali

dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari penerima fidusia.

e. Hapusnya Jaminan Fidusia Jaminan fidusia hapus karena hal-hal sebagai berikut :

1) Hapusnya utang yang dijamin fidusia;

2) Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia

3) Musnahnya benda yang menjadi obyek jaminan fidusia;

Dalam hal jaminan fidusia hapus maka penerima fidusia

memberitahukan kepada Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia dengan

melampirkan pernyataan mengenai hapusnya utang, pelepasan hak atau

musnahnya benda yang menjadi obyek jaminan fidusia, dan Kantor

Pendaftaran Fidusia mencoret pencatatan Jaminan Fidusia dari Buku Daftar

Fidusia, dan menerbitkan Surat Keterangan yang menyatakan Bukti

Pendaftaran Fidusia tidak berlaku lagi.

Page 57: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Kerangka Pemikiran

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Perpres No 9 Tahun 2009

Perusahaan Pembiayaan

Pembiayaan Konsumen

WOM Finance

(Kreditur)

Kontrak Pembiayaan Konsumen

Debitur

Lama

Debitur Baru

Perjanjian Operalih

Bentuk dan Isi

Pelaksanaan Perjanjian

Permasalahan yang timbul

Cara Penyelesaian

Page 58: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Keterangan :

Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2009 mengatur tentang lembaga

pembiayaan, salah satu bentuk dari bentuk dari lembaga pembiayaan adalah

perusahaan pembiayaan. Perusahaan pembiayaan melakukan kegiatan usaha

dalam hal pembiayaan salah satunya bentuk usahanya adalah pembiayaan

konsumen. Dalam pembiayaan konsumen terdapat dua pihak yaitu perusahaan

pembiayaan konsumen/kreditur dalam penelitian ini adalah WOM Finance

Cabang Purbalingga dan konsumen/debitur, diantara dua pihak tersebut

muncul hubungan hukum berupa kontrak pembiayaan konsumen yang

didalamnya terdapat hak dan kewajiban yang mengikat kedua pihak tersebut..

Debitur yang tidak sanggup melanjutkan membayar angsuran dapat

melakukan operalih atau pengalihan pembiayaan konsumen kepada pihak

ketiga/debitur baru, perjanjian operalih ini dibuat atas sepengetahuan dan

persetujuan dari perusahaan pembiayaan konsumen yaitu WOM Finance

Cabang Purbalingga, sehingga di dalam perjanjian operalih pembiayaan

konsumen terdapat tiga pihak yaitu debitur lama, debitur baru, dan perusahaan

pembiayaan konsumen. Dalam penulisan hukum ini akan menganalisa

mengenai bentuk dan isi perjanjian operalih serta pelaksanaan perjanjian

operalih konsumen. Perjanjian operalih konsumen dalam pelaksanaannya

mungkin terdapat permasalahan-permasalahan yang muncul yang dihadapi

oleh para pihak dan upaya-upaya apa saja yang mungkin dilakukan dalam

mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Dari permasalahan dan cara

penyelesaian yang ada apakah akan mempengaruhi tujuan dari pembiayaan

konsumen itu sendiri.

Page 59: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Deskripsi Lokasi WOM Finance Cabang Purbalingga

WOM Finance didirikan pertama kali pada tahun 1992 dengan nama PT.

Jakarta Tokyo Leasing Finance, kemudian tahun 1997, menjadi PT Wahana

Ometraco Multiartha yang diakuisisi oleh PT Fuji Semeru Leasing. Mulai tahun

2000, nama perusahaan menjadi PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. WOM

Finance Cabang Purbalingga adalah salah satu dari sekian banyak lembaga

pembiayaan konsumen yang mengkhususkan pada pembiayaan konsumen

kendaraan bermotor di Purbalingga. Kantor cabang di Purbalingga ini merupakan

salah satu dari 232 kantor cabang yang dimiliki oleh Wom Finance yang tersebar

di seluruh wilayah Indonesia(http://www.wom.co.id/womprofile/womhist.html).

WOM Finance Purbalingga yang berkantor di Jl. Jend. Sudirman 179 RT 03 /

03 Purbalingga melaksanakan bisnis pembiayaan konsumen khususnya

pembiayaan kendaraan bermotor roda dua dari segala merk yang diperjual-belikan

di Indonesia seperti merk Honda, Yamaha, Kawasaki, Suzuki, Bajaj. WOM

Finance tidak hanya memberikan pembiayaan konsumen terhadap kendaraan baru

saja tetapi juga kendaraan bekas yang diinginkan konsumen. WOM finance

Cabang Purbalingga melayani konsumen yang berdomisili di seluruh wilayah

kabupaten Purbalingga.(Hasil wawancara dengan Bapak Krida Prabowo, 15

September 2012).

Sama halnya dengan perusahaan-perusahaan lain pada umumnya, WOM

Finance Purbalingga juga memiliki struktur orgamisasi dalam menjalankan

usahanya. Struktur organisasi dari WOM Finance Purbalingga adalah sebagai

berikut :

Page 60: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

KAPOS HEAD (T)

MANAGEMENT CREDIT COLLECTOR OPERATION HEAD (1 orang) (T) HEAD (1 orang) (T) HEAD (1 orang) (T) HEAD (T) (1 orang) ADM ADM CREDIT SPV COLLECTION SPV MARKETING (1 orang) (T) (1 orang) (T) OPERATION (1 orang) (T) (1 orang) (T) HEAD CREDIT ANALYSTT ADM COLLECTION TELLER SURVEYOR (1 orang) (T) (1 orang) (O) (1 orang) (T) (1 orang) (T) SURVEYOR COLLECTOR SATPAM (9 orang) (O) (10 orang) (K) (1 orang) (O)

Office Boy (1 orang) (O)

MESSENGER (1 orang) (O)

Struktur Organisasi WOM Finance Cabang Purbalingga Per 01 September 2012

.(Hasil wawancara dengan Bapak Krida Prabowo, 15 September 2012)

Page 61: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Keterangan : Berdasarkan struktur organisasi di atas , jumlah karyawan WOM Finance Cabang

Purbalingga per 01 September 2012 adalah sebanyak 35 ( tiga puluh lima ) orang,

yang terdiri dari :

1) Karyawan Tetap (T) sebanyak 12 (dua belas) orang terpusat di :

a) Kapos Head (Kepala Pos/Kepala Cabang);

b) Divisi Marketing tersebar di Management Head, Administration Marketing,

Head Surveyor;

c) Divisi Credit tersebar di Credit Head, Administration Credit, Credit Analyst;

d) Divisi Collection tersebar di Collector Head; Supervisor Collection;

e) Divisi Operation tersebar di Operation Head, Supervisor Operation, Teller;

2) Karyawan Kontrak (K) sebanyak 10 (sepuluh) orang terpusat di Divisi Collection

tersebar di Collector

3) Karyawan Outsourcing (O) sebanyak 13 (tiga belas) orang terpusat di :

a) Divisi Marketing tersebar di Surveyor;

b) Divisi Collection tersebar di Administration Collection;

c) Divisi Operation tersebar di Satpam, Office Boy, Messenger.

Kapos Head merupakan pimpinan tertinggi di kantor WOM Finance Cabang

Purbalingga yang membawahi 4 (empat) divisi yaitu marketing, credit, collection

dan operation . Tugas-tugas dari divisi-divisi tersebut secara umum antara lain

sebagai berikut :

1) Divisi Marketing bertugas mencari aplikasi konsumen baru serta menjalin dan

menjaga hubungan kerjasama dengan pihak supplier/dealer kendaraan bermotor;

2) Divisi Credit bertugas menganalisa dan merekomendasikan calon konsumen baru

layak atau tidak diberi fasilitas pembiayaan,

3) Divisi Collection secara umum bertugas mengelola asset perusahaan seperti jumlah

konsumen yang mengalami keterlambatan angsuran;

4) Divisi Operation secara umum bertugas menjalankan kegiatan administrative

kantor.

Page 62: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

b. Deskripsi Kasus di WOM Finance Cabang Purbalingga

Perjanjian operalih pembiayaan konsumen yang penulis lampirkan dalam

penulisan hukum ini adalah menggunakan identitas para pihak yang telah penulis

samarkan dikarenakan hal tersebut berkaitan dengan kerahasiaan perusahaan.

Bahwa perjanjian yang dilampirkan oleh penulis telah mendapatkan izin dari pihak

WOM Finance Cabang Purbalingga. Dalam perjanjian yang penulis lampirkan

para pihaknya yaitu :

1) Krisna Suparyo dalam perjanjian ini mewakili perusahaan WOM Finance

Cabang Purbalingga sebagai kreditur;

2) Agus Samino sebagai debitur lama;

3) Asih Yulianti sebagai debitur baru/penerima hak;

Bahwa debitur yang bernama Agus Samino mengajukan permohonan fasilitas

pembiayaan konsumen kepada WOM Finance Cabang Purbalingga atas pembelian

sebuah sepeda motor baru dengan merk Yamaha Jupiter Z No.Polisi R-2367-YC,

kemudian debitur dan kreditur membuat perjanjian pembiayaan konsumen Nomor

5440000123 tertanggal 7 Mei 2010 dengan jangka waktu 36 bulan atau 36 kali

angsuran. Pada mulanya debitur Agus samino lancar dalam membayar angsuran

setiap bulan, tetapi setelah angsuran ke 12 debitur mulai mengalami kesulitan

ekonomi dikarenakan debitur sudah tidak bekerja lagi karena di PHK oleh

perusahaan tempat dia bekerja, hal ini membuat pendapatan debitur perbulan

menjadi tidak tetap sehingga debitur tidak mampu membayar angsuran pada bulan

berikutnya yaitu angsuran ke 13 yang sudah melewati tanggal jatuh tempo

pembayaran. Selama pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen debitur telah

mengangsur sebanyak 12 kali angsuran dari 36 kali angsuran yang menjadi

kewajibannya, sehingga debitur masih mempunyai kewajiban 24 kali angsuran

yang harus dibayarkan, oleh karena alasan tersebut debitur mengajukan operalih

konsumen atau operalih pembiayaan konsumen. Dalam mengajukan operalih

Page 63: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

konsumen debitur wajib untuk mencari sendiri pihak ketiga yang bersedia

menerima operalih hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen

tersebut.

Debitur tidak mudah dalam mencari pihak ketiga, debitur harus mencari

seseorang yang bersedia membeli sepeda motornya tersebut secara operalih

pembiayaan konsumen. Permasalahan yang dihadapi oleh debitur yaitu debitur

kesulitan mencari pihak ketiga yang cocok dengan kondisi kendaraan dan bersedia

membayar sejumlah uang yang diminta oleh debitur, dan pada kasus ini debitur

menetapkan jumlah uang yang harus dibayarkan pihak ketiga kepada debitur yaitu

Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), jadi jumlah uang tersebut apabila digabungkan

dengan sisa hutang pokok nilainya akan sama dengan nilai harga jual kendaraan

dipasaran. Permasalahan lain yaitu debitur pernah mengajukan seorang pihak

ketiga/penerima hak kepada kreditur tetapi setelah prosedur dan persyaratan yang

ditetapkan oleh kreditur pihak ketiga ini ditolak, dan akhirnya debitur harus

mencari lagi pihak ketiga yang lain. Setelah debitur mendapatkan pihak ketiga

sebagai penerima hak dan nantinya menjadi debitur baru yaitu Asih Yulianti,

debitur dan pihak ketiga/penerima hak datang ke kantor WOM Finance Cabang

Purbalingga untuk mengajukan permohonan operalih. Setelah permohonan

operalih disetujui, debitur, penerima hak/debitur baru dan kreditur membuat

perjanjian operalih pembiayaan konsumen, terdapat dua form yaitu form surat

pernyataan dan form perjanjian pembiayaan konsumen. Form surat pernyataan

adalah sebagai bukti bahwa debitur telah menyerahkan hak dan kewajibannya atas

fasilitas pembiayaan konsumen, sedangkan form perjanjian pembiayaan konsumen

adalah sebagai pengganti perjanjian pembiayaan konsumen yang lama yaitu

Nomor 5440000123 tertanggal 7 Mei 2010, perjanjian pembiayaan konsumen yang

baru Nomor 5440000233 tertanggal 16 Juni 2011. Dalam perjanjian pembiayaan

konsumen yang baru pihak debitur baru memiliki kewajiban meneruskan sisa

angsuran yaitu sebanyak 23 kali angsuran dengan nilai angsuran perbulan yaitu

Rp. 420.000,00 (empat ratus dua puluh ribu rupiah), dalam pelaksanaanya

Page 64: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

perjanjian operalih ini berjalan lancar, debitur baru telah membayar angsuran

sebanyak 18 kali dan tersisa 5 kali angsuran maka hutang pokok debitur baru akan

lunas dan debitur baru dapat mengambil BPKB sepeda motor yang dipegang oleh

kreditur.

2. Bentuk dan Isi Perjanjian Operalih Konsumen

Perjanjian operalih konsumen atas pembiayaan kendaraan bermotor ini terjadi

dalam jangka waktu kredit masih belum berakhir atau belum ada pelunasan dari

debitur lama. Novasi dimungkinkan terjadi manakala penerima kredit (debitor)

tidak lagi dapat memenuhi kewajiban melakukan pembayaran angsuran kepada

kreditor (kredit macet) (Sudiman Sidabukke, 2008:1). Pada pelaksanaan operalih

terjadi dengan adanya kesepakatan antara debitur lama dengan debitur baru,

debitur lama akan mengalihkan hak dan kewajibannya kepada debitur baru dan

debitur baru bersedia melanjutkan sisa angsuran kepada WOM Finance Cabang

Purbalingga, setelah terlebih dahulu adanya persetujuan dari WOM Finance

Cabang Purbalingga.

Bentuk perjanjian operalih pembiayaan konsumen di WOM Finance cabang

Purbalingga merupakan perjanjian tertulis yang dibuat oleh pihak debitur lama

dengan debitur baru atas sepengetahuan kreditur/WOM Finance Cabang

Purbalingga, kontrak ini merupakan akta dibawah tangan atau bukan merupakan

suatu akta otentik, perjanjian operalih pembiayaaan konsumen ini disebut sebagai

akta dibawah tangan karena akta perjanjian ini dibuat dan ditandatangani bukan

dihadapan notaris, akta perjanjian tersebut kemudian diregister (waarmerking) ke

notaris . Perjanjian operalih ini termasuk dalam bentuk novasi subjektif pasif

yaitu perjanjian pengalihan hutang antara debitur lama dengan debitur baru atas

sepengetahuan dan persetujuan kreditur. Perjanjian ini dibuat menggunakan

bentuk perjanjian baku. Perjanjian operalih ini berbentuk baku yang dituangkan

dalam bentuk formulir-formulir. Yang isi dari perjanjian tersebut telah

dipersiapkan dahulu oleh pihak kreditur.

Page 65: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Dalam perjanjian operalih ini terdiri dari dua form antara lain:

a) Form Surat Pernyataan

Form surat pernyataan ini berisi antara lain :

(1) Identitas pihak debitur lama yang berisi :

(a) Nama;

(b) Alamat;

(c) No.KTP;

(d) Telepon.

(2) Alasan debitur lama mengajukan operalih, alasan-alasan paling banyak

debitur mengajukan operalih ini adalah karena faktor kesulitan ekonomi

dan alasan lain adalah karena pihak debitur berpindah domisili karena

alasan tertentu yang menimbulkan kesulitan dalam membayar angsuran.

(3) Spesifikasi kendaraan bermotor yang berisi :

(a) Jenis kendaraan;

(b) Warna kendaraan;

(c) Tahun pembuatan;

(d) No. Polisi, No. Mesin, No. BPKB;

(e) Atas nama

(4) Bukti pembayaran dari debitur baru kepada debitur lama yang berbentuk

kwitansi pembayaran ;

(5) Pernyataan debitur lama bahwa telah melepaskan hak dan kewajiban atas

fasilitas pembiayaan konsumen untuk dialihkan kepada pihak penerima

yaitu debitur baru.

Form ini kemudian ditanda tangani oleh debitur , debitur baru/pihak penerima ,

dan pihak kreditur WOM Finance Cabang Purbalingga. Pihak debitur

baru/pihak penerima dengan menandatangani form ini maka debitur baru

dianggap setuju menerima peralihan hak dan kewajiban atas fasilitas

pembiayaan konsumen dan bersedia melaksanakan kewajibannya kepada

Page 66: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kreditur. Kreditur juga menandatangani form ini dengan demikian kreditur

menyetujui terjadinya operalih pembiayaan konsumen.

b) Form Perjanjian Pembiayaan Konsumen

Memuat tentang perjanjian pembiayaan konsumen antara kreditur yaitu

WOM Finance dengan pihak debitur baru. Perjanjian pembiayaan konsumen

ini adalah merupakan suatu kontrak baru yang menggantikan kontrak

pembiayaan konsumen yang lama yaitu antara kreditur dengan debitur lama.

Di dalam kontrak ini memuat klausul-klausul antara lain :

(1) Identitas kreditur dan debitur baru, yang meliputi :

(a) Identitas kreditur :

(i) Nama;

(ii) Jabatan;

(iii) No. Surat Kuasa, kuasa dari Direksi PT.Wahana Ottomitra

Multhiarta tbk

(b) Identitas debitur baru :

(i) Nama;

(ii) Alamat;

(iii) No.KTP;

(iv) Nama (istri/suami bila ada) sebagai pihak yang menyetujui debitur

mengajukan fasilitas pembiayaan konsumen.

(2) Spesifikasi kendaraan bermotor yang meliputi :

(a) Jenis kendaraan;

(b) Warna kendaraan;

(c) Tahun pembuatan;

(d) No. Polisi, No. Mesin, No. BPKB;

(e) Atas nama.

(3) Jumlah angsuran yang harus dibayar oleh debitur baru

Page 67: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

jumlah angsuran perbulan yang harus dibayar oleh debitur baru adalah

sama nilainya dengan jumlah angsuran perbulan yang dibayarkan oleh

debitur lama, tetapi kreditur memberikan kesempatan untuk menegosiasi

ulang jumlah angsuran apabila pihak debitur baru merasa tidak sesuai

dengan nilai jumlah angsuran yang sama dengan yang dibayarkan debitur

lama;

(4) Jangka waktu perjanjian

Perjanjian operalih pembiayan konsumen ini secara sifatnya adalah

melanjutkan perjanjian pembiayan konsumen yang telah dialihkan, jadi

jangka waktu dalam perjanjian operalih ini adalah sisa waktu dari

perjanjian pembiayaan konsumen yang dioperalih, misalkan perjanjian

pembiayaan konsumen jangka waktunya adalah 36 bulan, dan pihak

debitur lama sudah membayar angsuran selama 10 bulan sehingga masih

tersisa 26 bulan, jika dioperalih maka jangka waktu perjanjian operalih

pembiayaan konsumen ini adalah 26 bulan. Namun sama dengan nilai

jumlah angsuran perbulan , jangka waktu perjanjian ini pun bisa

dinegosiasi ulang tergantung kesepakatan pihak kreditur dengan debitur

baru.

(5) Besarnya bunga serta tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran

Besarnya bunga dan tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran

perbulannya juga berdasarkan kesepakatan antara kreditur dengan debitur

baru atau debitur baru menginginkan nilai yang sama dengan perjanjian

pembiayan konsumen debitur lama. Penghitungan besarnya bunga

didasarkan pada perhitungan jumlah hutang pokok, jangka waktu

perjanjian dan besarnya angsuran perbulan.

(6) Ketentuan mengenai cara-cara pembayaran

Pada perjanjian ini terdapat ketentuan yang mengatur mengenai cara-cara

pembayaran angsuran/hutang, yang pertama adalah pembayaran angsuran

lebih awal, maksud lebih awal disini membayar sebelum jatuh tempo

Page 68: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

bahwa dikatakan dengan pembayaran angsuran lebih awal, debitur tidak

akan dikenakan bunga tertunggak dan denda. Yang kedua adalah debitur

dapat melunasi seluruh hutang dengan ketentuan dikenakan biaya 3% dari

pokok hutang dan dilakukan dalam waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal

perjanjian pembiayaan ini,jadi pihak debitur dapat melunasi seluruh

hutang kepada debitur tetapi dibatasi hanya dalam waktu 6 (enam) bulan.

(7) Ketentuan mengenai cara penyerahan kendaraan/sepeda motor

Pada perjanjian ini diuraikan mengenai cara penyerahan kendaraan yaitu

dengan adanya perjanjian pembiayaan ini sebagai tanda bukti sah

penerimaan kendaraan oleh debitur, bahwa penyerahan atas kendaraan

tersebut dilakukan oleh debitur lama kepada debitu baru dengan

persetujuan/sepengetahuan kreditur.

(8) Ketentuan mengenai kelalaian

Pada perjanjian operalih pembiayaan konssumen ini kelalaian yang

umumnya biasa terjadi adalah keterlambatan atau kelalaian dalam

pembayaran angsuran, sehingga terhadap tindakan-tindakan tersebut

kreditur akan memberikan denda kepada debitur sebesar 0,5% (nol koma

lima persen) per hari denda dihitung sejak tanggal jatuh tempo.

(9) Ketentuan mengenai jaminan

Perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini adalah dengan jaminan

secara fidusia, dalam perjanjian ini debitur menyetujui kreditur untuk

menjaminkan atau mengalihkan hak piutang kepada pihak lainnya

termasuk bank maupun lembaga bukan bank baik dalam negeri maupun

luar negeri.

Perjanjian operalih ini harus atas sepengetahuan dari pihak WOM Finance

Cabang Purbalingga sebagai kreditur karena dalam perjanjian operalih ini pihak

WOM Finance Cabang Purbalingga harus membebaskan debitur lama dari

kewajiban-kewajibannya atas fasilias pembiayaan konsumen yang telah diberikan

Page 69: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

oleh WOM Finance Cabang Purbalingga. Selain itu pihak WOM Finance Cabang

Purbalingga juga berwenang untuk memeriksa pihak ketiga/calon debitur baru ini

apakah memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak

WOM Finance Cabang Purbalingga dan dianggap layak untuk melaksanakan

kewajiban yang telah dialihkan kepadanya.

Dibebaskannya debitur lama dari kewajiban-kewajibannya dan beralihnya

kewajiban tersebut kepada debitur baru maka perjanjian pembiayaan konsumen

antara pihak WOM Finance Cabang Purbalingga dengan pihak debitur lama

sudah tidak berlaku lagi sehingga dibuat perjanjian pembiayaan konsumen baru

yang pihaknya yaitu WOM Finance Cabang Purbalingga dengan debitur baru,

perjanjian pembiayaan konsumen baru ini sifatnya adalah menggantikan

perjanjian pembiayaan konsumen sebelumnya antara WOM Finance Cabang

Purbalingga dengan debitur lama. Perjanjian pembiayaan konsumen baru ini

merupakan perjanjian pembiayaan konsumen dengan jaminan fidusia.

Pihak WOM Finance melarang konsumen/debiturnya membuat perjanjian

operalih pembiayaan konsumen yang dibuat secara sepihak oleh debiturnya tanpa

sepengetahuan kreditur/WOM Finance Cabang Purbalingga. Perjanjian operalih

yang dibuat secara sepihak ini tidak dianggap sah oleh pihak kreditur, sehingga

hak dan kewajiban atas pembiayaan konsumen tetap di pihak debitur lama

walaupun debitur lama telah mengalihkan hak dan kewajibannya kepada pihak

ketiga yang menerima hak dan kewajiban atas pembiayaan konsumen tersebut.

Apabila disuatu hari pihak ketiga melakukan wanprestasi, maka pihak kreditur

akan tetap menuntut pertanggung jawaban kepada pihak debitur lama. Resiko ini

yang akan dihadapi oleh debitur lama apabila membuat perjanjian operalih secara

sepihak tanpa melibatkan pihak kreditur/WOM Finance Cabang Purbalingga

(Hasil wawancara dengan Bapak Krida Prabowo, 15 September 2012).

Perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini didalamnya terdapat 3 (tiga)

pihak, antara lain :

Page 70: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

1) Debitur Lama

Debitur lama adalah pihak yang memiliki hak dan kewajiban atas

pembiayaan konsumen dan dalam perjanjian operalih ini pihak debitur lama

mengalihkan hak dan kewajiban atas pembiayaan konsumen kepada pihak

penerima atau debitur baru. Pihak debitur lama mempunyai hak dalam memilih

debitur baru.

2) Debitur Baru

Debitur baru adalah sebagai pihak ketiga penerima hak dan kewajiban atas

pembiayaan konsumen yang dialihkan oleh pihak debitur lama. Debitur baru

ini dipilih oleh debitur lama dan disetujui oleh kreditur.

3) Kreditur

Kreditur adalah perusahaan pembiayaan konsumen yang memberikan

fasilitas pembiayaan kepada konsumen/debitur, dalam hal ini kreditur adalah

WOM Finance cabang Purbalingga. Pihak kreditur dalam perjanjian operalih

ini berwenang dalam memutuskan pihak ketiga/debitur baru. Serta

berkewajiban membebaskan pihak debitur lama atas hak dan kewajibannya

setelah dialihkan kepada debitur baru.

3. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen dan Permasalahan yang Ada

Pada Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di WOM Finance Cabang

Purbalingga Serta Cara Penyelesaiannya

a. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di WOM Finance Cabang

Purbalingga

Pelaksanaan operalih pembiayaan konsumen ini diawali dengan adanya

kesepakatan antara debitur lama sebagai penjual sepeda motor dengan calon

debitur baru sebagai pihak pembeli sepeda motor tersebut, jual beli yang

dilakukan adalah jual beli secara operalih pembiayaan konsumen. Setelah kedua

pihak sepakat dengan jual beli sepeda motor tersebut, kemudian proses

Page 71: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

selanjutnya adalah datang ke kantor WOM Finance Cabang Purbalingga untuk

melanjutkan ke proses selanjutnya.

Tahapan-tahapan yang ditentukan oleh WOM Finance Cabang Purbalingga

adalah sebagai berikut (Hasil wawancara dengan Bapak Krida Prabowo, 15

September 2012):

1) Permohonan Operalih

Kewajiban debitur adalah membayar angsuran setiap bulannya dengan

tepat waktu, kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh debitur menjadi salah satu

faktor penghambat pemenuhan prestasi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan

timbulnya suatau wanprestasi oleh debitur. Debitur dapat mengajukan

permohonan operalih atas pembiayaan konsumennya apabila debitur sudah

merasa tidak mampu lagi untuk melaksanakan prestasinya yaitu membayar

angsuran hingga lunas. Operalih pembiayaan konsumen bisa atas dasar

kemauan/inisiatif dari debiturnya sendiri atau atas saran dari collector WOM

finance Cabang Purbalingga.

Debitur berkewajiban mencari pihak ketiga sebagai calon debitur baru,

pihak WOM Finance Cabang Purbalingga tidak berkewajiban untuk mencari

debitur baru, pihak kreditur wajib menyurvei calon debitur baru dan

berdasarkan dari hasil survey dan analisa kredit pihak kreditur dapat

menerima atau menolak pihak ketiga tersebut sebagai debitur baru. Setelah

debitur lama mendapatkan calon debitur baru , debitur lama dan calon

debitur baru bersama-sama datang ke kantor WOM Finance Cabang

Purbalingga dengan membawa persyaratan sebagai berikut :

a) Persyaratan yang harus di bawa debitur lama :

(1) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP);

(2) Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang menjadi obyek perjanjian;

(3) Bukti rangka dan nomor mesin kendaraan bermotor.

b) Persyaratan yang harus dibawa calon debitur baru :

Page 72: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(1) Fotocopy Katu Tanda Penduduk (KTP);

(2) Fotocopy Kartu Keluarga;

(3) Rekening Listrik;

(4) Slip gaju atau fotocopy rekening tabungan.

Setelah membawa persyaratan secara lengkap, debitur lama dan calon debitur

baru mengisi dan menandatanagani formulir Pengajuan Operalih yang

diberikan oleh pihak kreditur yaitu WOM Finance Cabang Purbalingga.

Proses selanjutnya pihak WOM Finance Cabang Purbalingga akan

mempelajari data-data dari calon debiur baru.

2) Survey

Survey dilakukan oleh surveyor dari WOM Finance Cabang

Purbalingga dengan mendatangi rumah calon debitur baru untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan calon debiitur baru tersebut secara financial,

bagaimanakah lingkungan tempat tinggal calon debitur baru apakah

mendukung debitur baru untuk melakukan kecuranga atau wanprestasi

dikemudian hari. Surveyor juga melakukan interaksi langsung dengan

masyarakat yang tinggal disekitar tempat tinggal calon debitur baru hal ini

dimaksudkan untuk mendapatkan profil calon debitur baru sebanyak-

banyaknya. Apabila dari hasil survey tempat tinggal tersebut dan seluruh

persyaratan administrasi dipandang layak untuk menerima fasilitas

pembiayaan maka WOM Finance Cabang Purbalingga akan melanjutkan

alikasi pembiayaan tersebut.

3) Analisis Kredit

Bagian analisa kredit ini akan menganalisa data-data calon debitur

baru dari hasil survey (terutama data keuangan), dengan hasil perhitungan

besarmya angsuran tiap bulannya yang akan dibebankan kepada calon

debitur baru. Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan calon debitur

baru dalam membayar kewajibannya di masa yang akan datang setelah

operalih dari pihak debitur lama. Setelah selesai di analisis, data-data calon

Page 73: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

debitur baru dikirim ke kepala bagian kredit dengan memberikan catatan

pada berkas yang berisi data-data calon debitur untuk proses lebih lanjut.

4) Keputusan atas Pengajuan Operalih

Keputusan yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :

a) Operalih disetujui

Permohonan operalih yang diajukan oleh debitur lama akan disetujui

setelah calon debitur baru yang diajukan oleh debitur lama telah

memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan oleh WOM Finance

Cabang Purbalingga dan dianggap mampu untuk meneruskan kewajiban

yang telah dialihkan kepadanya yaitu membayar angsuran kepada WOM

Finance Cabang Purbalingga. Keputusan persetujuan ini didasarkan pada

analisis kredit yang sebelumnya telah dilakukan oleh pihak WOM Finance

Cabang Purbalingga.

b) Operalih ditolak

Pengajuan permohonan operalih ditolak dapat disebabkan oleh

beberapa hal, diantaranya adalah data calon debitur baru kurang lengkap,

persyaratan yang telah ditetapkan tidak dilengkapi, dan kurangnya

kemampuan calon debitur untuk membayar kewajibannya. Apabila

permohonan operalih ditolak dikarenakan calon debitur baru dianggap

tidak mempunyai kemampuan untuk membayar kewajibannya maka

debitur lama wajib untuk mencari calon debitur baru lainnya yang sesuai

dengan persyaratan yang ditetapkan WOM Finance Cabang Purbalingga.

Setelah pengajuan operalih disetujui, maka semua dokumen yang

diperlukan akan dibuat oleh bagian credit analyst, dokumen-dokumen

tersebut antara lain :

(1) Dokumen perjanjian operalih Pembiayaan Konsumen;

(2)Syarat dan ketentuan umum perjanjian operalih pembiayaan konsumen;

(3) Surat Kuasa;

(4) Surat pengakuan hutang;

Page 74: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

(5)Document Checlist (dokumen yang berisi pemeriksaan atas

kelengkapan data calon debitur baru);

(6) Order Survey;

(7) Surat persetujuan suami/istri (jika ada).

5) Penandatanganan Perjanjian Operalih Pembiayaan Konsumen

Setelah seluruh persyaratan dipenuhi oleh debitur lama dan debitur baru

maka proses terakhir adalah penandatanganan kontrak perjanjian operalih

pembiayaan konsumen. Perjanjian ini memuat hak dan kewajiban para pihak

serta syarat-syarat atau klausul-klausul yang harus dipenuhi para pihak.

Setelah perjanjian ini ditandatangani maka sepeda motor yang menjadi obyek

perjanjian diserahkan oleh debitur lama kepada debitur baru untuk kemudian

menjadi hak milik debitur baru.

Pelaksanaan perjanjian operalih pembiayaan konsumen pada WOM

Finance Cabang Purbalingga ini didaftarkan/diregister (Waarmerking) pada

Notaris yang telah ditunjuk oleh perusahaan untuk diterbitkan akta jaminan

fidusia, selanjutnya didaftarkan pada Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia Kantor Wilayah Jawa Tengah untuk diterbitkan

sertifikat jaminan fidusia. Setelah perjanjian sah ditandatangani oleh para pihak,

debitur lama menyerahkan sepeda motor beserta STNK, sedangkan BPKB

sepeda motor tersebut tetap dipegang oleh kreditur hingga pinjaman lunas.

Dengan adanya perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini hak dan

kewajiban atas fasilitas pembiayaan debitur lama sudah hilang karena telah

dialihkan kepada debitur baru, sehingga debitur lama telah terbebas dari hak dan

kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen tersebut. Debitur baru

berkewajiban membayar sisa angsuran sampai lunas, pembayaran angsuran

sesuai dengan tanggal jatuh tempo pada bulan yang bersangkutan.

b. Permasalahan pada pelaksanaan perjanjian operalih konsumen

Page 75: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Pelaksanaan perjanjian operalih pembiayaan konsumen di WOM Finance

Cabang Purbalingga secara prakteknya bukan tanpa masalah, tetap saja terdapat

permaslahan–permasalahan yang timbul dan menghambat kelancaran

pelaksanaan perjanjian operalih tersebut. Permasalahan-permalahan tersebut

antara lain (Hasil wawancara dengan Bapak Krida Prabowo, 15 September

2012) :

1) Debitur Lama Sulit mendapatkan pihak ketiga sebagai calon debitur baru,

sementara pihak debitur lama sudah tidak mampu lagi untuk membayar

angsuran

Pihak yang berkewajiban mencari pihak ketiga yang akan menjadi calon

debitur baru adalah pihak debitur lama. Pihak ketiga ini adalah pembeli sepeda

motor secara operalih pembiayaan konsumen. Namun terkadang permasalahan

yang sering muncul adalah sulitnya mencari pihak ketiga untuk membeli

sepeda motor tersebut secara operalih pembiayaan konsumen. Faktor yang

paling mempengaruhi adalah tidak tercapainya kesepakatan harga sepeda

motor tersebut antara pihak ketiga dengan pihak debitur lama, dalam hal ini

debitur lama menetapkan harga kepada pihak ketiga sebagai uang pengganti

atas nilai angsuran yang telah dibayarkan selama pelaksanaaan perjanjian

konsumen, tentunya setiap debitur menetapkan harga yang berbeda-beda

tergantung dari nilai angsuran yang telah debitur bayarkan. Debitur lama yang

mengalami kesulitan mendapatkan pihak ketiga ini lebih sering disebabkan

karena debitur lama tidak mau menerima kerugian terlalu banyak sehingga

mereka mematok harga yang terlalu tinggi (Hasil wawancara dengan Bapak

Agus Samino, 27 Oktober 2012).

Permasalahan lain adalah ketika debitur lama telah mencapai kesepakatan

jual beli sepeda motor secara operalih pembiayaan konsumen dengan pihak

ketiga, kemudian pihak debitur mengajukan permohonan operalih kepada

kreditur. Namun permohonan operalih ditolak karena pihak ketiga yang

Page 76: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

diajukan oleh debitur tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh

kreditur, sehingga debitur lama harus mencari pihak ketiga lain.

Selama belum terjadinya operalih pembiayaan konsumen pihak debitur

lama tetap berkewajiban memenuhi kewajibannya yaitu membayar angsuran

setiap bulannya. Pihak debitur lama apabila sudah tidak mampu lagi untuk

membayar angsuran, sementara telah jatuh tempo waktu untuk mengangsur

dan pihak debitur sudah tidak membayar angsuran hal ini akan menimbulkan

permasalahan baru yaitu pihak debitur akan dianggap melakukan wanprestasi.

WOM Finance Cabang Purbalingga menyatakan bahwa debitur telah

wanprestasi yaitu salah satunya apabila debitur lalai membayar salah satu

angsuran atau angsuran-angsurannya.

2) Wanprestasi dari Debitur Baru

Perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini sebenarnya bertujuan untuk

menghindari terjadinya perbuatan wanprestasi dari debitur lama, namun telah

dialihkannya hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen dari

debitur lama kepada debitur baru tidak menjamin bahwa debitur baru ini tidak

akan melakukan wanprestasi. bentuk wanprestasi yang sering dilakukan oleh

debitur baru adalah debitur baru lalai atau tidak membayar angsuran yang

diperjanjikan yang telah melewati jatuh tempo. Bentuk wanprestasi ini adalah

yang paling sering terjadi pada WOM Finance Cabang Purbalingga, debitur

berkewajiban membayar angsuran sebelum waktu jatuh tempo, tanggal jatuh

tempo telah ditentukan di dalam perjanjian yang merupakan kesepakatan

antara debitur baru dengan kreditur. Debitur yang terlambat membayar

angsuran berkewajiban membayar denda keterlambatan sebesar 0,5% (nol

koma lima persen) per hari dari keseluruhan jumlah kewajiban debitur yang

telah jatuh tempo. Debitur baru lalai atau tidak membayar angsuran yang telah

lewat jatuh tempo dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :

a) Debitur mengisi dengan data palsu

Page 77: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Dalam hal ini pihak debitur tidak berterus terang pada saat mengisi formulir

permohonan kredit terutama dalam hal penghasilan debitur perbulan, ketika

pendapatan debitur sedang menurun dan tidak mencukupi untuk membayar

angsuran sehingga menimbulkan tersendatnya pembayaran angsuran.

b) Barang berpindah tangan

Masalah ini sering timbul karena pihak kreditur menggadaikan barang yang

menjadi obyek pembiayaan sehingga beban pembayaran angsuran berpindah

kepada orang lain, pembayaran tersendat karena yang menguasai barang

memang tidak mampu membayar angsuran.

c. Upaya-Upaya yang Dilakukan WOM Finance Cabang Purbalingga dalam

Mengatasi Permasalahan yang Terjadi

Upaya yang dilakukan WOM Finance Cabang Purbalingga adalah

memberikan tenggang waktu terutama terhadap pihak debitur lama yang

mengajukan permohonan operalih khususnya debitur yang sudah tidak mampu

lagi untuk membayar angsuran yang sudah jatuh tempo. Pihak WOM Finance

Cabang Purbalingga akan memberikan jangka waktu kurang lebih selama 40

(empat puluh) hari dihitung sejak tanggal keterlambatan pembayaran angsuran.

Selama jangka waktu yang diberikan oleh kreditur, debitur lama haru

memanfaatkan waktu tersebut dengan baik sehingga cepat mendapatkan pihak

ketiga/calon debitur baru.

Pihak WOM Finance Cabang Purbalingga tidak dapat membantu debitur

lama dalam mencari pihak ketiga sebagai calon debitur baru dalam operalih

pembiayaan konsumen, pihak WOM Finance Cabang Purbalingga hanya dapat

memberikan tenggang waktu selama 40 (empat puluh) hari kepada debitur

untuk segera mencari pihak ketiga yang bersedia menerima operalih

pembiayaan konsumen ini. Terutama kepada pihak debitur lama yang sudah

tidak mampu lagi untuk membayar angsuran. Terhadap debitur lama yang

mengajukan operalih yang masih mampu untuk membayar agsuran atau masih

Page 78: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

melaksanakan kewajiban membayar angsuran setiap bulannya tidak perlu

diberikan tenggang waktu, karena debitur tersebut masih melaksanakan

kewajibannya.

Debitur baru apabila dalam pelaksanaan perjanjian operalih pembiayaan

konsumen lalai atau tidak membayar angsuran yang telah jatuh tempo, maka

pihak kreditur akan mengirimkan surat peringatan yang dikirim secara bertahap,

surat peringatan tersebut terdiri dari (Hasil wawancara dengan Bapak Krida

Prabowo, 15 September 2012).

1) Surat Peringatan I

Berisi penjelasan mengenai keterlambatan yang dilakukan debitur dengan

menyebutkan nomor perjanjian, dan tanggal jatuh tempo pembayaran. Surat

peringatan ini dikirimkan ke debitur apabila debitur telah terlambat membayar

angsuran selama 4 hari, di dalam surat ini menjelaskan mengenai jatuh tempo

pembayaran serta mengingatkan debitur untuk segera membayar angsuran serta

memberitahukan sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada debitur yang terlambat

membayar angsuran Dengan diterimanya surat pemberutahuan ini debitur

diberi waktu selama 7 (tujuh) hari untuk segera membayar angsuran.

2) Surat Teguran

Merupakan kelanjutan dari surat peringatan I apabila belum ada tanggapan dari

debitur atau debitur belum juga membayar angsuran yang telah jatuh tempo.

Dikirim setelah 7 (tujuh) hari surat peringatan I, surat teguran ini akan dikirim

langsung oleh collector, dan collector akan melakukan cross check apakah

obyek pembiayaan masih ada pada debitur atau tidak, di pakai oleh siapa,

dimana keberadaanya, apakah ada pengalihan kepada pihak lain atau tidak

serta mengingatkan kepada debitur untuk segera memenuhi kewajibannya.

Dalam surat teguran ini pihak debitur diberi tenggang waktu 15 (lima belas)

hari untuk segera membayar angsuran yang telah jatuh tempo.

Page 79: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

3) Surat Peringatan Terakhir

Merupakan surat kelanjutan dari surat teguran apabila belum ada tanggapan

dari pihak debitur atau debitur belum juga membayar angsuran yang telah jatuh

tempo. Dalam surat peringatan terakhir debitur kembali diberi tengang waktu

15 hari untuk segera membayar angsuran. Apabila setelah habis tenggang

waktu yang diberikan WOM Finance Cabang Purbalingga kepada debitur dan

pihak debitur belum juga mambayar angsuran maka pihak WOM Finance

Cabang Purbalingga akan menarik sepeda motor yang menjadi obyek

pembiayaan konsumen.

Pihak kreditur selalu memberi peringatan terlebih dahulu kepada debitur sebelum

melakukan langkah-langkah selanjutnya yaitu penarikan barang/sepeda motor.

Penarikan obyek pembiayaan konsumen dilakukan oleh collector, dalam proses

penarikan collector apabila diperlukan dapat melibatkan aparat desa seperti Ketua

RT/RW atau kepala desa setempat.

Page 80: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

B. PEMBAHASAN

1. Bentuk dan Isi Perjanjian Operalih Konsumen di WOM Finance Cabang

Purbalingga

a. Bentuk Perjanjian Operalih Konsumen

Bentuk perjnajian operalih pembiayaan konsumen di WOM Finance Cabang

Purbalingga merupakan perjanjian tertulis dan menggunakan bentuk kontrak

baku. Secara umum dapat dikatakan bahwa undang-undang tidak mensyaratkan

suatu kontrak harus tertulis untuk sahnya suatu kontrak sehingga kontrak lisan

dengan kontrak isyarat saja sudah dianggap sah secara yuridis (Munir Fuady,

2001:83). Perjanjian secara tertulis atau secara lisan tidak menentukan sah atau

tidaknya perjanjian itu karena pada dasarnya yang menentukan sah atau tidaknya

adalah syarat sahnya perjanjian yang tercantum dalam Pasal 1320 KUHPdt.

Perjanjian operalih pembiayaan konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga

dibuat secara tertulis adalah dengan tujuan untuk memberikan kepastian hukum

kepada para pihak , Namun perjanjian operalih pembiayaan ini menggunakan akta

dibawah tangan yang kemudian diregister (waarmerking) oleh notaris, Kontrak

yang diregister (waarmerking) ini didaftar dalam buku khusus yang dibuat oleh

notaris, namun dalam segi kekuatan hukum pembuktiannya masih lebih kuat akta

otentik. Dalam segi kekuatan hukum akta otentik merupakan akta dengan

pembuktian paling sempurna, sedangkan akta dibawah tangan baru mempunyai

kekuatan pembuktian jika pihak yang menandatangani akta tersebut mengakui

tanda tangannya dalam akta tersebut. Apabila suatu hari terjadi sengketa

mengenai isi dari perjanjian ini, pihak yang bersangkutan dapat melihat akta yang

sudah diregister (waarmerking) dalam buku khusus di notaris.

Kontrak baku menurut Munir Fuady (2003: 76) adalah suatu kontrak

tertulis yang dibuat hanya oleh salah satu pihak saja dalam kontrak tersebut,

bahkan seringkali kontrak tersebut sudah tercetak dalam bentuk formulir-formulir

tertentu dan pihak lain tidak mempunyai atau hanya sedikit kesempatan untuk

Page 81: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

mengubah klausula-klausula yang sudah ditetapkan, Sebenarnya dalam perjanjian

baku pihak debitur hanya mempunyai kesempatan untuk bernegosiasi dan hanya

berada pada pilihan take it or leave it, sehingga hukum meragukan apakah benar

ada elemen “kata sepakat” yang merupakan syarat sahnya kontrak dalam kontrak

baku tersebut. Tetapi dengan diberikan hak untuk memilih menolak atau

menerima maka apabila debitur menerima maka debitur dianggap sepakat dengan

klausul yang ditawarkan oleh kreditur dan perjanjian tetap akan dianggap sah.

Kontrak baku memiliki kelebihan yaitu lebih efisien, dapat membuat praktek

bisnis menjadi lebih simpel serta dapat ditandatangani seketika oleh para pihak.

Kontrak baku juga sebenarnya mempunyai kelemahan yaitu kurangnya

kesempatan bagi pihak lawan untuk menegosiasikan atau mengubah klausula-

klausula dalam kontrak yang bersangkutan, sehingga kontrak baku tersebut sangat

berpotensi untuk terjadi klausula yang berat sebelah. Perjanjian operalih di WOM

Finance cabang Purbalingga termasuk dalam kontrak baku karena perjanjian

tersbut memang sudah terbentuk dalam formulir-formulir yaitu form surat

pernyataan dan form pembiayaan konsumen.

Pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen menyatakan bahwa dalam suatu kontrak baku dilarang dengan

ancaman batal demi hukum terhadap hal-hal antara lain sebagai berikut :

1) Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha;

2) Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang

yang dibeli konnsumen;

3) Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha, baik secara

langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak

yang berkaitan dengan barang yang dibeli konsumen;

4) Mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau

tidak dapat terbaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti.

Page 82: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Perjanjian operalih konsumen dalam KUH Perdata secara umum dikenal 2

(dua) macam cara untuk melakukan pengalihan suatu hutang atau operalih

pembiayaan konsumen ini dari debitur lama kepada debitur baru, yaitu :

1) Perpindahan melalui cara Delegasi (pemindahan)

Delegasi secara umum adalah pemindahan hutang dari debitur lama

kepada debitur baru yang ditegaskan dalam suatu akta delegasi, namun

pihak debitur lama masih terikat untuk menjamin pelunasan utang yang

dialihkan kepada debitur baru tersebut. Sedangkan dari pihak kreditur tidak

secara tegas menyatakan membebaskan pihak debitur lama dari kewajiban

pembayaran hutang yang dialihkan tersebut.

Pasal 1417 KUH Perdata :

”Delegasi atau pemindahan, dengan mana seorang berutang memberikan kepada orang yang mengutangkan padanya seorang berutang baru mengikatkan dirinya kepada si berpiutang, tidak menerbitkan suatu pembaharuan utang, jika si berpiutang tidak secara tegas menyatakan bahwa ia bermaksud membebaskan orang berutang yang melakukan pemindahan itu, dari perikatannya. ” Jadi delegasi tidak menyebabkan pihak debitur lama dibebaskan dari

kewajibannya, kecuali jika pihak kreditur membenarkan delegasi tanpa hak

regress, sehingga dalam hal yang demikian yang sebenarnya terjadi adalah

pergantian debitur secara novasi. Dalam suatu delegasi yang normal hak

regress terhadap pihak debitur asal tetap ada dan pihak debitur lama

dibebaskan dari kewajibannya setelah pihak debitur baru melunasi seluruh

tagihannya. (Munir Fuady. 2003: 174)

Seperti yang telah dikutip dalam sebuah jurnal yaitu “Under the

theories of delegation and assignment, when the obligor in a contract

assigns his obligation to a third party, the original obligor retains the

obligation, as a surety or guarantor. The original obligor is relieved of the

obligation only if the obligee agrees to release the original obligor and

Page 83: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

substitute the second” (Rosina B. Barker and Kevin P. O’Brien, 2003:2).

Dapat diterjemahkan sebagai berikut “ Berdasarkan teori delegasi, saat

debitur asli/pertama dalam kontrak tersebut memberikan/mengalihkan

kewajibannya kepada pihak ketiga, debitur asli tetap memiliki kewajiban

yaitu sebagai penjamin. Debitur asli bebas dari kewajibannya jika kreditur

setuju untuk membebaskan debitur asli/pertama dan digantikan oleh debitur

pengganti/baru”.

2) Perpindahan melalui cara Novasi Subyektif Pasif (pembaharuan utang)

Novasi subjektif pasif adalah adanya pergantian debitur lama dengan

debitur baru dan kreditur setuju bahwa debitur lama dibebaskan dari

kewajibannya, akibatnya antara debitur lama dengan kreditur tidak lagi

mempunyai kontrak utang piutang. Dalam hal ini dikatakan novasi

subjektif karena yang berganti adalah subjeknya yaitu debitur, apabila

pergantian debitur dilakukan atas inisiatif dari pihak kreditur maka novasi

seperti ini sering disebut dengan istilah expromissio.

(Fuady,Munir.2003:189)

Seperti yang telah dikutip dalam sebuah jurnal yaitu “A novation is the

substitution of a new obligation for an existing one, whereby the existing

obligation is extinguished A novation discharges the original debt. The

original obligors would not be bound to the new obligation absent their

agreement to liability on the new agreement” (Linda J Rusch, 2011:3).

Dapat diterjemahkan sebagai berikut “ Novasi adalah kewajiban baru yang

menggantikan kewajiban yang sudah ada, novasi membebaskan hutang

yang asli/lama. Debitur asli/lama tidak akan terikat dengan kewajiban baru

yang ada didalam perjanjian baru”. jadi didalam novasi pihak debitur

asli/lama bebas dari kewajiban-kewajibannya dan berpindah kepada debitur

baru sebagai penerima kewajiban.

Page 84: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Perjanjian operalih konsumen yang dilaksanakan di WOM Finance

Cabang Purbalingga adalah melalui cara Novasi Subyektif Pasif, karena dalam

perjanjian operalih ini dibuat oleh debitur lama dan debitur baru dengan

sepengetahuan pihak kreditur. Dalam perjanjian operalih ini debitur menyatakan

membebaskan hak dan kewajibannya dan mengalihkanmkepada debitur baru.

Pembebasan hak dan kewajiban debitur lama atas fasilitas pembiayaan

konsumen mengakibatkan perjanjian pembiayaan konsumen antara kreditur

dengan debitur lama sudah tidak berlaku lagi. Perjanjian pembiayaan konsumen

tersebut kemudian diganti dengan perjanjian pembiayaan konsumen baru yaitu

antara kreditur dengan debitur baru.

b. Isi Perjanjian Operalih Konsumen

Para pihak diberi kebebasan oleh Undang-Undang dalam menentukan isi

dari perjanjian yang akan mereka buat, sesuai dengan asas kebebasan

berkontrak yaitu suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak

untuk (Salim HS. 2004: 18):

1) Kebebasan membuat atau tidak membuat perjanjian;

2) Kebebasan memilih dengan siapa akan melakukan suatu perjanjian;

3) Kebebasan menentukan bentuk perjanjian yaitu tertulis atau lisan;

4) Kebebasan menentukan isi perjanjian.

Namun kebebasan berkontrak tersebut tetap dibatasi oleh tiga hal yaitu :

1) Tidak dilarang oleh undang-undang;

2) Tidak bertentangan dengan kesusilaan;

3) tidak bertentangan dengan ketertiban umum

Ketiga hal tersebut diatas terkandung dalam salah satu syarat sahnya

perjanjian yaitu suatu sebab yang halal. Namun dilihat dari perjanjian operalih

pembiayaan konsumen yang berbentuk baku menyebabkan asas kebebasan

berkontrak kurang atau tidak dapat diwujudkan karena dari 4 (empat) unsur di

atas hanya 2 (dua) yang dapat diwujudkan yaitu kebebasan untuk membuat atau

Page 85: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

tidak membuat perjanjian dan kebebasan untuk memilih dengan siapa ia akan

membuat perjanjian.

Sebagai suatu bentuk perjanjian maka perjanjian operalih pembiayaan

konsumen pada WOM Finance Cabang Purbalingga, harus didasarkan pada

ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sebagai syarat

bahwa perrjanjian operalih pembiayaan konsumen tersebut adalah sah di muka

hukum. Perjanjian operalih pembiayaan konsumen di WOM Finance Cabang

Purbalingga telah memenuhi syarat-syarat sahnya dari suatu perjanjian

berdasarkan pada Pasal 1320 KUHPdt sehingga perjanjian ini berlaku dan

mengikat sebagai undang-undang bagi para pihak dalam melaksanakan

perjanjian tersebut.

Sebagai suatu bentuk perjanjian, maka perjanjian operalih pembiayaan

konsumen si WOM Finance Cabang Purbalingga harus memenuhi kerangka

umum dari suatu kontrak yaitu :

1) Judul kontrak

Dalam perjanjian operalih konsumen di WOM Finance cabang

Purbalingga, perjanjianya adalah dengan judul “Perjanjian Operalih

Konsumen”. Menurut penulis judul dari perjanjian ini adalah sudah sesuai,

kata operalih adalah berasal dari kata “oper” yang bisa berarti mengambil

alih, menggantikan. Sedangkan kata “alih” berarti pindah, tukar.

Sedangkan konsumen disini adalah seorang pemakai/pengguna fasilitas

pembiayaan konsumen, tetapi dalam perjanjian ini konsumen juga disebut

sebagai debitur, Sehingga dari definisi-definisi tersebut dapat diartikan

yaitu suatu perjanjian penggantian/perpindahan konsumen/debitur yang isi

dari perjanjian tersebut adalah pergantian debitur yang berakibat

berpindahnya hak dan kewajiban dari debitur lama ke debitur baru, jadi

judul telah sesuai dengan isi dari perjanjian.

2) Bagian pembukaan

a) Tempat dan waktu kontrak diadakan

Page 86: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Dalam perjanjian operalih konsumen ini pada form pertama yaitu form

surat pernyataan tidak terdapat keterangan mengenai tempat dan waktu,

tetapi pada form kedua yaitu form perjanjian pembiayan konsumen

hanya terdapat keterangan tentang waktu diadakannya kontrak

sedangkan keterangan tempat juga tidak disebutkan dalam form kedua

ini. Seharusnya di dalam surat pernyataan terdapat keterangan tempat

dan waktu dan pada form kedua jugq perlu ditambahkan keterangan

tempat kontrak itu dibuat. Tempat dan waktu pembuatan kontrak

merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dicantumkan di dalam

suatu kontrak, karena hal ini nantinya sebagai bukti telah dilaksanakan

di suatu tempat dan pada waktu yang ditentukan, hal ini juga

mengurangi risiko adanya sangkalan dari salah satu pihak, bahwa ia

pada tanggal tersebut dalam kontrak tidak berada ditempat sebagaimana

yang dituangkan dalam kontrak tersebut (Hasanuddin Rahman, 2003:

96).

b) Komparisi

Dalam perjanjian operalih konsumen ini memuat uraian terperinci

mengenai identitas debitur yang meliputi Nama, Pekerjaan,

alamat/domisili serta Nomor KTP (Kartu Tanda Penduduk) disebutkan

pula nomor perjanjian pembiayaan konsumen yang akan dioperalihkan..

Kemudian mengenai identitas kreditur meliputi Nama, Jabatan,

kemudian Nomor surat kuasa dari Direksi PT.Wahana Ottomitra

Multiartha, Tbk. Dalam perjanjian ini disebutkan pula mengenai

kedudukan para pihak yang di jelaskan secara tegas di dalam perjanjian

ini, seperti WOM Finance untuk selanjutnya disebut sebagai

“KREDITUR”, pada form pertama surat pernyataan debitur lama

berkedudukan sebagai debitur sedangkan debitur baru disebutkan

berkedudukan .sebagai penerima hak, sedangkan pada form kedua yaitu

Page 87: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

form pembiayaan konsumen debitur baru disebutkan berkedudukan

sebagai “DEBITUR atau KONSUMEN”..

c) Recitals

adalah penjelasan resmi atau merupakan latar belakang sesuatu keadaan

dalam suatu perjanjian/kontrak untuk menjelaskan mengapa terjadi

perikatan. Dalam perjanjian operalih pembiayaan konsumen, recital ini

terdapat pada form pertama nomor 2 (dua), bahwa sebab debitur lama

mengalihkan perjanjian pembiayaan konsumen karena mengalami

kesulitan dalam membayar/melunasi angsuran. Kesulitan yang dihadapi

debitur lama biasanya adalah karena kesulitan faktor ekonomi. Kesulitan

dalam faktor ekonomi ini bisa saja terjadi karena pihak debitur lama

usahanya sedang menurun, yang dahulunya bekerja sekarang sedang

tidak bekerja sehingga tidak mendapatkan penghasilan atau karena hal

lain seperti terbebani biaya kesehatan keluarganya yang besar atau

kebutuhan-kebutuhan lain yang bersifat mendesak. Hal-hal itu yang

mempengaruhi faktor ekonomi seseorang, alasan lain adalah adanya

suatu keadaan yaitu debitur harus berpindah domisli ke suatu tempat

yang berakibat debitur sulit untuk melanjutkan membayar angsuran dan

kesulitan dalam merawat sepeda motor tersebut, sehingga hal itu

mendorong debitur untuk mengajukan operalih pembiayaan konsumen.

3) Isi

a) Ketentuan umum

Dalam perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini tidak terdapat

suatu klausul yang menguraikan mengenai ketentuan umum, memang

secara umum dilihat dari isi perjanjian ini, ketentuan umum memang

tidak terlalu diperlukan karena istilah-istilah di dalam perjanjian ini

sangat sederhana dan mudah bagi siapa saja untuk menafsirkan isi

perjanjian tersebut, seperti contohnya istilah kreditur atau debitur sudah

secara tegas dalam komparisi menjelaskan kedudukan kreditur dan

Page 88: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

debitur. Namun untuk menghindari timbulnya perselisihan karena

perbedaan pengertian atau penafsiran diantara para pihak, ketentuan

umum ini perlu ditambahkan di dalam isi perjanjian, contohnya istilah

mengenai :

(1) Bunga tertunggak;

(2) Hutang pokok fasilitas pembiayaan konsumen tertunggak;

(3) Bunga berjalan;

(4) sisa hutang pokok fasilitas pembiayaan konsumen;

(5) denda

Istilah-istilah tersebut perlu ditambahkan pada ketentuan umum untuk

menjelaskan lebih jelas kepada debitur.

b) Ketentuan pokok

(1) Klausula transaksional

Pada perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini dalam form

pertama memuat mengenai prestasi dan kontra-prestasi antara

debitur lama dengan debitur baru, yaitu debitur lama mengalihkan

sepeda motor yang menjadi obyek perjanjian dan mengalihkan

kewajiban-kewajibannya kepada penerima hak/debitur baru,

sedangkan debitur baru memberikan sejumlah uang kepada debitur

lama sesuai kesepakatan. Pada form pertama yaitu surat pernyataan,

menurut penulis terdapat kekurangan yaitu mengenai suatu

keterangan yang menerangkan bahwa pihak penerima hak/debitur

baru telah menerima dan bertanggung jawab atas hak dan kewajiban

yang telah dialihkan kepada dirinya. Kemudian perlunya keterangan

dari kreditur bahwa kreditur telah mebebaskan pihak debitur lama

dari segala hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen

yang tepah dialihkan kepada debitur baru. Pada form kedua memuat

mengenai prestasi dan kontra-prestasi antara pihak kreditur dengan

debitur baru.

Page 89: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

(2) Klausula spesifik

Pada perjanian operalih pembiayaan konsumen ini yang termasuk

kedalam klausula spesifik yaitu pada form kedua Pasal 3 (tiga)

nomor 5 (lima) yaitu mengenai perjanjian jaminan secara fidusia.

Jaminan fidusia beradasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 42 Tahun

1999 tentang Jaminan Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan

suatu benda atas dasar kepercayaan, dengan ketentuan bahwa benda

yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut masih dalam

penguasaan pemilik benda

(3) Klausula antisipatif

Pada perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini klausula

antisipatif terdapat pada form kedua pasal 3 (tiga) nomor 7 (tujuh).

Yaitu debitur memilih tempat domisili yang tetap atas segala akibat

yang timbul dari perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini,

akibat-akibat yang dimaksud adalah seperti alamat surat-menyurat,

penyelesaian sengketa, kewajiban salah satu pihak.

c) Ketentuan penunjang

(1) Klausula tentang condition presedent

Pada perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini klausula tentang

condition presedent adalah pada Pasal 3 (tiga) nomor 4 (empat).

Dalam ketentuan tersebut kreditur akan melaksanakan kewajibannya

yaitu mencairkan pokok fasilitas pembiayaan konsumen jika pihak

debitur telah melengkapi dokumen yang telah ditentukan oleh

kreditur, dokumen-dokumen tersebut antara lain :

(a) Foto copy KTP, STNK, dan Kartu Keluarga;

(b) Bukti rangka dan nomor mesin sepeda motor;

(c) rekening listrik dan slip gaji.

Page 90: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

(2) Klausula tentang affirmative covenants

Pada perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini yang termasuk

dalam bentuk klausul affirmative covenants adalah terdapat pada

pasal 3 (tiga) nomor 6 (enam), yang menyebutkan bahwa “debitur

tunduk pada ketentuan dan syarat-syarat pembiayaan” berdasarkan

klausul tersebut debitur untuk melakukan hal-hal tertentu yang telah

menjadi kewajibannya selama perjanjian ini masih berlangsung.

Tindakan-tindakan yang wajib dilakukan oleh debitur adalah seperti

membayar angsuran, merawat sepeda motor obyek perjanjian.

(3) Klausula tentang negative covenants

Pada perjanian operalih pembiayaan konsumen klausula tentang

negative covenants terdapat pada Pasal 3 (tiga) nomor 3 (tiga) yang

menyebutkan “apabila debitur terlambat atau lalai untuk membayar

angsuran pokok, bunga maupun biaya lainnya (jika ada) , maka

debitur wajib membayar sepenuhnya berikut denda keterlambatan”,

dari kutipan klausul tersebut dapat ditafsirkan bahwa debitur tidak

diperbolehkan untuk lalai dalam membayar angsuran, ketentuan

teraebut sudah sesuai dengan klausul negative covenants, karena

terdapat suatu janji-janji para pihak tidak melakukan hal-hal tertentu

selama perjanjian berlangsung yaitu dengan tidak terlamabat atau

lalai membayar angsuran. Sesuatu hal yang tidak boleh dilakukan

oleh para piha hal itu memang penting dicantumkan untuk menjaga

pelaksanaan perjanjian ini dengan itikad baik.

4) Bagian penutup

Pada perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini hanya terdapat tanda

tangan para pihak yaitu kreditur , debitur lama dan debitur baru serta tanda

tangan suami/istri/komisaris/penjamin. Dalam bagian penutup ini tidak

disebutkan tempat dimana perjanjian ini dibuat dan tidak terdapat tanda

tangan bagi para saksi-saksi, jadi secara faktanya perjanjian operalih

Page 91: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

pembiayaan ini dibuat dengan tidak melibatkan saksi-saksi. Adanya saksi-

saksi dalam pembuatan perjanjian adalah penting karena saksi-saksi juga

merupakan suatu alat bukti apabila terjadi sengketa dipengadilan, menurut

Pasal 1866 KUHPdt alat-alat bukti dalam perkara perdata terdiri atas :

a) bukti tulisan;

b) bukti dengan saksi-saksi;

c) persangkaan-persangkaan;

d) pengakuan; dan

e) sumpah.

Hal ini berarti dalam perkara perdata, saksi-saksi merupakan alat bukti

yang kedua setelah bukti tulisan, seharusnya perusahaan pembiayaan dalam

hal ini adalah WOM Finance Cabang Purbalingga perlu memperhatikan

pentingnya saksi-saksi ini sebagai alat bukti, sehingga dalam perjanjian-

perjanjian baik operalih konsumen perlu dicantumkan saksi-saksi baik

nama dan tanda tangan pada bagian penutup.

5) Lampiran-lampiran

Bahwa lampiran-lampiran dalam perjanian operalih pembiayaan konsumen

adalah berupa dokumen syarat-syarat permohonan operalih pembiayaan

kosnumen, dokumen-dokumen tersebut antara lain :

a) Syarat dan ketentuan umum perjanjian operalih pembiayaan konsumen,

yaitu :

(1) Foto copy KTP, STNK, dan Kartu Keluarga;

(2) Bukti rangka dan nomor mesin sepeda motor;

(3) rekening listrik dan slip gaji;

b) Surat kuasa, surat kuasa ini adalah kuasa yang diberikan dari debitur

kepada kreditur untuk melakukan pembayaran kendaraan kepada

penjual/denitur lama;

c) Document Checlist, dokumen yang berisi pemeriksaan atas

kelengkapan data calon debitur baru;

Page 92: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

d) Order survey, dokumen yang berisi mengenai hasil survey lapangan

di rumah debitur baru, atau tempat kerja debitur baru;

e) Surat persetujuan suami/istri (jika ada) yaitu suatu surat persetujuan

dari suami/istri yang pada intinya mamberikan persetujuan kepada

debitur untuk mengadakan perjanjian operalih pembiayaan

konsumen. Bagi debitur yang masih single atau belum menikah,

dapat dimintai surat persetujuan dari orang tua debitur.

Syarat-syarat yang lazim diperjanjiakan dalam kontrak/perjanjian

pembiayaan konsumen , prakteknya tidak jauh berbeda dengan kontrak

perjanjian leasing atau perjanjian kredit bank. Secara prakteknya syarat-syarat

yang lazim adalah antara lain (Hasanuddin Rahman, 2003:60):

1) Suku bunga/besarnya bunga

Pada perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini jumlahnya bunga adalah

ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak,tetapi sebenarnya didasarkan

pada perhitungan dari besarnya jumlah pokok hutang dan jangka waktu

fasilitas pembiayaan.

2) Jangka waktu

Pada perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini jangka waktu pemberian

fasilitas pembiayaan konsumen adalah sesuai dengan jangka waktu

perjanjian konsumen sebelumnya antara kreditur dengan debitur lama,

misalkan kreditur dengan debitur lama dalam perjanjiannya fasilitas

pembiayan konsumen adalah 36 bulan dan baru 10 bulan sudah di operalih

ke debitur baru, maka jangka waktu tidak berubah debitur baru hanya

melanjutkan pembayaran angsuran pada bulan ke-11 sampai dengan bulan

ke-36.

Page 93: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

3) Cara-cara pembayaran

Pada perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini cara pembayaran adalah

debitur membayar angsuran sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran

yang telah disepakati oleh para pihak, pihak debitur juga dapat membayar

lunas seluruh sisa hutang pokok secara langsung

4) Besaran pembayaran tiap-tiap bulan

Pada perjanjian ini besarnya angsuran tiap bulan adalah ditentukan dengan

perhitungan dari besarnya jumlah pokok hutang dan jangka waktu fasilitas

pembiayaan kemudian ditambahkan bunga.

5) Biaya provisi dan administrasi yang harus dibayar

Biaya provisi dan biaya administrasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh

kreditur untuk membiayai segala sesuatu berkenaan dengan pembeerian

fasilitas pembiayaan konsumen seperti fotocopy, materai,dll. Biaya tersebut

dibebankan kepada debitur.

Perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini terdiri dari 2 (dua) form

yaitu form surat pernyataan dan form perjanjian pembiayaan konsumen. Dalam

form pernyataan ini sebenarnya hanya pernyataan dari debitur lama bahwa

debitur telah mengalihkan hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan

konsumen. Terdapat sesuatu yang kurang dalam form ini yaitu adalah

pernyataan dari kreditur bahwa dengan perjanjian operalih ini kreditur

membebaskan debitur lama dari hak dan kewajibannya atas fasilitas

pembiayaan konsumen, hal ini sangat penting karena dengan dibebaskannya

debitur lama maka debitur lama sudah tidak memiliki kewajiban kepada

kreditur dan tidak dapat dimintai pertanggung jawaban apabila disuatu hari

terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh debitur baru. Dalam form ini terdapat

pernyataan bahwa debitur lama melepaskan seluruh hak-haknya dan

kewajibannya beralih sepenuhnya kepada pihak penerima, pernyataan debitur

lama tersebut akankah dapat memberikan jaminan bahwa debitur lama telah

bebas dari kewajibannya sehingga tidak akan diminta pertanggung jawaban

Page 94: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

apabila terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh debitur baru, karena tidak ada

pernyataan dari kreditur yang secara jelas membebaskan debitur lama dari hak

dan kewajibannya. Menurut Munir Fuady (2003: 186) salah satu konsekuensi

hukum dari novasi adalah bila debitur yang berganti, debitur lama terbebas dari

kewajibannya dan kreditur tidak dapat lagi menagih kepada debitur lama

kecuali jika ada semacam kontrak garansi dari pihak debitur lama. Jika

pembebasan debitur lama oleh kreditur tidak dilakukan maka yang terjadi

bukanlah hukum novasi tetapi merupakan tindakan hukum delegasi atau “novasi

yang tidak selesai” (onvollendige novatie).

Form yang kedua adalah Form perjanjian pembiayaan konsumen yaitu

perjanjian antara kreditur dengan debitur baru, perjanjian ini akan

menggantikan perjanjian pembiayaan konsumen lama. Di dalam form ini

memuat mengenai hak dan kewajiban para pihak serta didalamnya mengatur

mengenai sanksi apabila debitur melakukan wanprestasi. Perjanjian pembiayaan

konsumen ini merupakan perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia.

Jaminan fidusia beradasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 42 Tahun 1999

tentang Jaminan Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas

dasar kepercayaan, dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya

dialihkan tersebut masih dalam penguasaan pemilik benda. Jaminan fidusia

dalam perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini merupakan perjanjian

accesoir(tambahan), karena timbulnya perjanjian fidusia harus didahului oleh

perjanjian pokoknya yaitu perjanjian yang melahirkan utang piutang antara

kreditur dengan debitur yang mana utang tersebut kemudian dijaminkan

pelunasannya dengan jaminan fidusia tersebut, fungsinya adalah keamanan

kreditur yaitu memberikan kepastian hukum mengenai terjadinya sengketa

kepemilikan,peralihan kendaraan dari debitur kepada pihak lain dan dalam hal

adanya sengketa di pengadilan. Obyek jaminan adalah kendaraan bermotor

yang menjadi obyek perjanjian, sementara subjek dari jaminan fidusia adalah

debitur baru sebagai pemberi jaminan dan kreditur sebagai penerima jaminan

Page 95: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

fidusia. Dengan adanya perjanjian pembiayaan konsumen yang baru ini

mengakibatkan perjanjian yang lama sudah tidak berlaku.

Perjanjian operalih ini terdapat tiga pihak yaitu kreditur WOM Finance

Cabang Purbalingga, debitur lama dan debitur baru yang dalam perjanjian

operalih ini terdapat tiga hubungan hukum, yaitu :

1) Hubungan hukum antara debitur lama dengan debitur baru

Pada hubungan ini pihak debitur lama mengalihkan hak dan kewajibannya

atas fasilitas pembiayaan konsumen kepada debitur baru sebagai pihak yang

menerima hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen. Sebelum

adanya operalih antara debitur lama dengan debitur baru terjadi jual beli

yaitu jual beli secara operalih pembiayaan konsumen, debitur lama sebagai

penjual dan debitur baru sebagai pembeli. Tetapi jual beli ini adalah jual beli

bersyarat yaitu jual beli dengan operalih pembiayaan konsumen. Mengenai

perjanjian jual beli ini pihak kreditur tidak ikut terlibat.

2) Hubungan hukum antara kreditur dengan debitur lama

Dalam perjanjian ini pihak kreditur membebaskan debitur lama dari hak dan

kewajibannya atas fasilitas pembiayaan konsumen, dan dengan perjanjian

operalih ini debitur lama sudah tidak memiliki hak dan kewajiban lagi atas

fasilitas pembiayaan konsumen karena hak dan kewajibannya telah beralih ke

debitur baru.

3) Hubungan hukum antara kreditur dengan debitur baru

kreditur dan debitur baru membuat suatu kontrak pembiayaan konsumen

yang baru menggantikan kontrak lama. Dengan kontrak baru tersebut para

pihak sudah terikat dan harus melaksanakan kewajibannya. Debitur baru

harus melaksanakan kewajiban-kewajibannya kepada kreditur, begitu pula

kreditur harus memberikan hak-hak atas fasilitas pembiayaan konsumen

kepada debitur baru.

Page 96: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Berdasarkan asas pacta sun servanda yaitu semua perjanjian yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya,

Perjanjian operalih ini menimbulkan suatu akibat hukum yaitu debitur lama

mengalihkan seluruh hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen yang

dia peroleh untuk dialihkan kepada pihak ketiga, setelah pihak ketiga menerima

pengalihan hak dan kewajiban dari pihak debitur lama maka pihak ketiga ini akan

menjadi debitur baru dan harus melaksanakan kewajiban-kewajibannya sesuai

dengan ketentuan yang termuat didalam perjanjian pembiayaan konsumen.

Sesuai dengan Pasal 1338 ayat (3) KUHPdt suatu kontrak haruslah dilaksanakan

dengan itikad baik.

2. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen dan Permasalahan yang Ada

Pada Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di WOM Finance Cabang

Purbalingga Serta Cara Penyelesaiannya

a. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di WOM Finance Cabang

Purbalingga

Pada pelaksanaan perjanjian operalih pembiayaan konsumen di WOM

Finance Cabang Purbalingga, kreditur menetapkan prosedur-prosedur yang harus

dilalui para pihak. Tahapan-tahapan yang ditentukan oleh WOM Finance Cabang

Purbalingga antara lain sebagai berikut :

1) Permohonan operalih

Permohonan operalih di ajukan oleh debitur lama bersama debitur baru dengan

membawa persyratan yang telah ditentukan WOM Finance Cabang

Purbalingga. Pihak kreditur akan memeriksa pihak ketiga/calon debitur baru

untuk memastikan apakah dia mampu untuk melaksanakan kewajibannya dalam

pelaksanaan pembiayaan konsumen. Proses tahapan-tahapan dalam pengajuan

operalih ini prosesnya sama dengan proses saat pengajuan pembiayaan

konsumen, kreditur harus memeriksa terlebih dahulu kelayakan calon debitur

baru.

Page 97: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

2) Survey

Survey ini dilakukan oleh pihak surveyor dari perusahaan pembiayaan

dimaksudkan untuk membandingkan data yang diberikan ketika mengajukan

permohonan dengan keadaan keuangan yang sebenarnya dari calon debitur

baru. Survey ini juga untuk menghindari terjadinya pemalsuan data-data yang

diberikan oleh calon debitur baru. Apabila dari hasil survey tempat tinggal

tersebut dan seluruh persyaratan administrasi dipandang layak untuk menerima

fasilitas pembiayaan maka kreditur akan melanjutkan alikasi pembiayaan

tersebut.

3) Analisis kredit

Setiap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur harus segera

diproses melalui penilaian dan selanjutnya diberikan keputusannya. Penilaian

diwujudkan dalam bentuk pembuatan analisis kredit. Semua pemberian kredit

harus disertai dengan analisis kreddit yang memuat aspek yang diberkaitan

dengan calon debitur (M. Bahsan, 2007:99).

Penilaian terhadap debitur baru tidak hanya mengenai kemampuan financial

debitur tetapi juga memperhatikan prinsip penilaian kredit yang dikenal dengan

istilah 5C yaitu

a) Character (watak)

character atau watak dari konsumen/debitur perlu diperhatikan dengan baik

oleh kreditur, sehingga dalam berlangsungnya perjanjian dapat

menyelesaikan pembayaran tepat waktu.

b) Capacity (kemampuan)

Segi capacity untuk mengetahui kemampuan konsumen yang dipadukan

dengan penghasilan konsumen tiap bulan kira-kira dapat mencukupi atau

tidak untuk melakukan pembayaran angsurannya.

c) Capital (modal)

Segi capital adalah untuk mengetahui harta kekayaan atau asset yang

dimiliki dari pihak konsumen tersebut maupun harga benda lainnya yang

Page 98: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

menjadi kepunyaan konsumen, sehingga konsumen mampu melakukan

pembayaran terhadap kewajibannya.

d) Collateral (jaminan)

untuk menjaga pihak konsumen yang memiliki karakter baik tapi

kemampuan masih kurang maka perlu dimintakan tambahan berupa jaminan

minimal sebanding dengan pembiayaan.

e) Condition of economy (keadaan ekonomi)

untuk mengetahuikeadaan perekonomian di pihak konsumen jangka panjang.

Apakah mampu menyelesaikan pembayaran angsuran dalam jangka waktu

beberapa tahun mendatang dan prospek ke depan bidang usahanya.

Penilaian-penilaian terhadap debitur dimaksudkan apakah debitur tersebut

layak untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan dilihat dari kemampuan debitur

tersebut.

4) Keputusan atas pengajuan operalih

Ada dua macam keputusan yang dikeluarkan oleh kreditur, yaitu :

a) Operalih disetujui, apabila semua persyaratan yang diajukan kreditur telah

dipenuhi baik oleh debitur lama ataupun debitur baru yaitu syarat

administrasi ataupun syarat kelayakan yang telah dipenuhi oleh debitur baru.

setelah disetujuinya operalih ini kemudian kreditur dan debitur baru

mempersiapkan perjanjian pembiayaan konsumen yang baru sebagai

pengganti kontrak pembiayaan konsumen yang lama antara kreditur dengan

debitur lama. Bagian credit analyst akan mempersiapkan seluruh dokumen

yang diperlukan dalam membuat perjanjian operalih pembiayaan konsumen,

b) Operalih ditolak, apabila ada beberapa hal yang belum dipenuhi oleh debitur

lama atau debitur baru terhadap kreditur, yang sering terjadi operalih ini

ditolak adalah Karena syarat kelayakan tidak dipenuhi oleh calon debitur

baru. Setelah dilakukan survey dan analisis oleh bagian credit analyst dan

hasilnya adalah calon debitur dianggap tidak layak maka permohonan

operalih akan ditolak dan debitur lama harus mencari pihak lain yang sesuai

Page 99: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

dengan persyaratan dari kreditur. Kreditur melakukan analisis yang ketat

dengan tujuan tidak terjadi lagi permasalahan debitur tidak mampu

melanjutkan pembayaran angsuran dikemudian hari.

5) Penandatanganan Perjanjian Operalih Pembiayaan Konsumen

Sebelum perjanjian ditanda tangani sebaiknya para pihak terutama debitur lama

dan debitur baru membaca dan memahami isi dari perjanjian ini, jangan sampai

para pihak menandatangani suatu perjanjian yang isi serta ketentuanya tidak di

mengerti oleh salah satu pihak. Hal ini untuk menghindari terjadinya

kesalahpahaman yang nantinya akan mengakibatkan salah satu pihak merasa

dirugikan, dengan ditandatanganinya perjanjian ini oleh para pihak menjadikan

perjanjian ini sah dan berlaku,

Berdasarkan uraian penjelasan mengenai prosedur pelaksanaan di atas,

maka dapat dilihat bahwa pelaksanaanya sudah sesuai dengan Peraturan Presiden

Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Dalam Pasal 1 angka (7)

Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 telah disebutkan mengenai pengertian

Pembiayaan Konsumen, dan hal ini telah sesuai dengan perusahaan pembiayaan

konsumen WOM Finance Cabang Purbalingga yang mengadakan kegiatan usaha

dalam bidang penyediaan dana untuk pengadaan sepeda motor dengan

pembayaran secara angsuran. Ketentuan Pasal 9 yang menyebutkan bahwa

lembaga pembiayaan dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat

dalam bentuk Giro, Deposito dan Tabungan, sama halnya dengan WOM Finance

Cabang Purbalingga yang berkedudukan sebagai Lembaga Pembiayaan,

perusahaan tersebut tidak menarik dana dalam bentuk tersebut di atas, WOM

Finance Cabang Purbalingga hanya menyediakan dana untuk pembiayaan sepeda

motor baik baru atau bekas kepada calon konsumen/debitur.

Page 100: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

b. Permasalahan pada pelaksanaan perjanjian operalih konsumen

Permasalahan yang dihadapi oleh debitur lama adalah sulitnya dalam

mecari pihak ketiga yang mau membeli sepeda motornya secara operalih

pembiayaan konsumen. Disamping itu kreditur tidak dapat membantu debitur

dalam mencari pihak ketiga sebagai calon debitur, sehingga debitur lama harus

mencari pihak ketiga yang mau membeli sepeda motornya secara operaliih

pembiayaan konsumen. Tujuan debitur lama dengan menjual sepeda motor

secara operalih pembiayaan adalah mengurangi kerugian yang diderita debitur

lama, dengan menjual secara operalih pihak debitur akan tetap mendapatkan

sejumlah uamg sesuai dengan kesepakatan dengan pihak pembeli, apabila

sepeda motor harus ditarik kreditur dan kemudian dilelang, debitur tidak akan

mendapatkan sedikitpun dari hasil lelang tersebut. Sebenarnya di dalam

prakteknya banyak masyarakat yang mencari kendaraan bermotor dari operalih

pembiayaan konsumen ini mereka menilai membeli sepeda motor secara

operalih lebih murah karena harganya yang dibawah harga pasar, namun

terkadang terdapat debitur lama yang mematok harga terlalu tinggi sehingga

debitur tersebut sulit dalam mencari pihak ketiga/calon debitur baru (Hasil

wawancara dengan Ibu Asih Yulianti, 27 Oktober 2012).

Setelah debitur lama mendapatkan pihak ketiga/calon debitur baru kemudian

diajukan ke kereditur, sebelum permohonan operalih diterima kreditur terlebih

dahulu memeriksa kelayakan dari calon debitur baru. Pada umumnya

perusahaan pembiayaan konsumen sebelum memberikan persetujuan operalih

pembiayaan konsumen melalui beberapa tahapan yang betujuan untuk

mendapatkan debitur/konsumen yang dapat menyelesaikan kreditnya sampai

dengan pelunasan. Kreditur menggunakan prinsip 5C dalam menganalisa calon

debiturnya 5C tersebut yaitu character (watak), capacity (kemampuan), capital

(modal), collateral (jaminan), condition of economy (keadaan ekonomi). Saat

seluruh persyaratan dipenuhi oleh calon debitur baru maka perjanjian operalih

pembiayaan konsumen dapat langsung dibuat dan dilaksanakan, tetapi apabila

Page 101: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

calon debitur tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh kreditur maka debitur

lama harus mencari calon debitur yang lain. Hal ini akan menghambat proses

perjanjian operalih pembiayaan konsumen karena debitur lama harus mencari

calon debitur baru lain sementara permasalahan lain yang terjadi adalah debitur

kesulitan dalam mencari calon debitur baru yang sesuai sengan persyaratan

yang ditetapkan oleh kreditur.

Dalam pelaksanaan perjanjian operalih pembiayaan konsumen, tidak

menjamin kalau debitur baru ini tidak akan melakukan suatu wanprestasi.

Wanprestasi merupakan tidak dilaksanakannya prestasi atau kewajiban

sebagaimana semestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihak-pihak

tertentu seperti yang disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan (Munir

Fuadi, 2011:87). Pasal 1238 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

mengatakan bahwa seseorang dikatakan wanprestasi, yaitu :

"Si berutang adalah lalai apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah

akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, ialah jika

ia menetapkan, bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu

yang ditentukan ".

Menurut Abdulkadir Muhammad (2010: 241) tindakan wanprestasi ini dapat

terjadi karena suatu alasan antara lain :

1) Kesalahan Debitur baik karena kesengajaan maupun kelalaian;

2) Karena keadaan memaksa (force majeure) dilura kemampuan debitur.

Debitur baru yang lalai atau tidak membayar angsuran yang telah lewat jatuh

tempo, perbuatan tersebut termasuk kedalam wanprestasi

Tindakan debitur baru yang mengalihkan barang jaminan kepada pihak ketiga

tanpa sepengetahuan kreditur adalah merupakan suatu tindakan wanprestasi,

perjanjian operalih pembiayaan konsumen antara kreditur dengan debitur lama

adalah dengan jaminan fidusia. Jaminan fidusia beradasarkan Pasal 1 Undang-

Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia adalah pengalihan hak

kepemilikan suatu benda atas dasark kepercayaan, dengan ketentuan bahwa

Page 102: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut masih dalam penguasaan

pemilik benda. Pengalihan hak kepemilikan adalah pemindahan hak

kepemilikan dari pemberi fidusia kepada penerima fidusia atas dasar

kepercayaan dengan benda berada ditangan pemberi fidusia.

Kreditur dalam pemberian fasilitas pembiayaan konsumen mempercayakan

debitur untuk tetap memakai kendaraan bermotor tersebut yang menjadi objek

jaminan, selama menggunakan kendaraan bemotor tersebut debitur diwajibkan

memelihara kendaraan bermotor tersebut dengan sebaik-baiknya. Selain itu

debitur dilarang untuk mengalihkan kendaraan bermotor tersebut dengan cara

apapun tanpa sepengetahuan pihak kreditur karena sesuai dengan ketentuan

Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang fidusia menyatakan bahwa :

“Pemberi Fidusia dilarang mengalihkan, menggadaikan atau menyewakan

kepada pihak lain, benda yang menjadi objek jaminan Fidusia yang tidak

merupakan benda persediaan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih

dahulu dari penerima Fidusia”.

Konsekuensi dari penyerahan barang jaminan secara fidusia adalah bahwa

yang menjadi pemilik atas barang jaminan tersebut adalah kreditur selama

hutang belum lunas, debitur diberi hak untuk menguasai barang jaminan.

Sehingga debitur dilarang untuk mengalihkan objek jaminan kecuali telah ada

sebelumnya persetujuan tertulis dari penerima Fidusia yaitu pihak kreditur.

Perbuatan debitur yang mengalihkan barang jaminan kepada pihak ketiga tanpa

sepengetahuan kreditur, tindakan ini dapat dianggap penggelapan barang milik

orang lain, yang dapat diancam dengan tuntutan pidana penggelapan Pasal 372

KUHP dengan ancaman penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun penjara.

Ketentuan lain yaitu Pasal 36 Undang-Undang Fidusia, pemberi fidusia/debitur

baru dapat dipidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak

Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

Page 103: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

c. Upaya-Upaya yang Dilakukan WOM Finance Cabang Purbalingga dalam

Mengatasi Permasalahan yang Terjadi

Operalih pembiayaan ini merupakan suatu inisiatif dari debitur itu sendiri

atau merupakan rekomendasi yang diberikan oleh kreditur didasarkan pada

kondisi debitur yang tidak mampu lagi untuk meneruskan pembayaran

angsuran. Rekomendasi operalih pembiayaan konsumen dengan bergantinya

debitur lama digantikan oleh debitur baru adalah dengan tujuan untuk

menghindari terjadinya wanprestasi yang mungkin akan timbul oleh debitur

karena kondisi keauangan dari debitur yang tidak mampu lagi untuk

meneruskan angsuran.

Debitur yang mengajukan operalih pembiayaan konsumen selama belum ada

pihak ketiga sebagai debitur baru dan belum disahkannya perjanjian operalih

tersebut maka debitur tetap harus melaksanakan kewajibannya, salah satunya

adalah kewajiban membayar angsuran setiap bulannya. Jadi selama dalam masa

pencarian calon debitur baru maka debitur harus tetap membayar angsuran tepat

waktu. Permasalahannya adalah bagi debitur yang sudah tidak mampu lagi

untuk membayar angsuran berikutnya, selama debitur belum menemukan pihak

ketiga debitur tersebut tidak mampu untuk membayar angsuran. Pihak kreditur

dalam masalah ini membantu debitur dengan meberikan kelonggaran waktu

selama 40 (empat puluh) hari dihitung sejak tanggal jatuh tempo. Waktu

tersebut harus digunakan oleh debitur sebaik-baiknya dan diharapkan sebelum

jangka waktu tersebut debitur telah mengajukan calon debitur baru kepada

kreditur. Jangka waktu yang diberikan oleh debitur ini merupakan suatu bentuk

upaya kreditur dalam membantu permasalahan yang dihadapi oleh debiturnya.

Debitur seharusnya juga pintar dalam mencari dan memilih pihak ketiga

yang akan menerima pengalihan hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan

konsumen, debitur sebelum memilih pihak yang mau membeli sepeda motor

secara operalih pembiayaan konsumen sebaiknya melihat dan meneliti

mengenai keadaan keuangan dan karakter dari pihak ketiga tersebut. Ketepatan

Page 104: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

dalam mencari dan memilih pihak ketiga yang sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan kreditur akan mempermudah terlaksananya perjanjian operalih,

karena setelah kreditur memeriksa dan meneliti pihak ketiga tersebut dan sesuai

dengan persyaratan maka permohonan operalih pasti akan disetujui dan debitur

lama tidak perlu kehilangan waktu lagi untuk mencari pihak ketiga lain

seandainya permohonan ditolak karena tidak memenuhi syarat dari pihak

ketiga/calon debitur baru. Diterimanya pihak ketiga sebagai debitur baru maka

perjanjian operalih dapat dilaksanakan sehingga debitur lama dapat dibebaskan

dari hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen.

Kreditur memberikan surat peringatan yang dikirim secara bertahap kepada

debitur baru yang lalai atau tidak membayar angsuran yang telah jatuh tempo,

kreditur memberikan waktu kepada debitur baru untuk segera melunasi

angsuran beserta denda keterlambatan. Jika debitur baru telah menerima surat

peringatan terakhir dan debitur baru tetap tidak melaksanakan kewajibannya

maka kreditur akan menarik sepeda motor yang menjadi obyek jaminan.

Penarikan obyek pembiayaan konsumen dilakukan oleh collector, dalam proses

penarikan collector apabila diperlukan dapat melibatkan aparat desa seperti

Ketua RT/RW atau kepala desa setempat.

Page 105: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Dari uraian pembahasan Bab III di atas, maka penulis menarik simpulan sebagai

berikut :

1. Bentuk dan Isi Perjanjian Operalih Konsumen di WOM Finance Cabang

Purbalingga

Bentuk Perjanjian operalih konsumen di WOM Finance Cabang

Purbalingga merupakan perjanjian tertulis yang dituangkan dalam akta dibawah

tangan yang diregiter (waarmerking) ke notaris, perjanjian operalih konsumen

menggunakan bentuk perjanjian baku/perjanjian standar yang dituangkan dalam

bentuk formulir-formulir yaitu pertama Form surat pernyataan para pihak dan yang

kedua adalah form perjanjian pembiayaan konsumen. isi perjanjian ini telah sesuai

atau memenuhi kerangka umum dari suatu kontrak. Kerangka-kerangka umum

dari suatu kontrak yaitu :

a. Judul

Bahwa judul pada perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini telah selaras

dengan isi perjanjian ini.

b. Bagian Pembukaan

Bahwa dalam bagian pembukaan ini masih terdapat suatu kekurangan yaitu

mengenai waktu dan tempat pembuatan kontrak, yang terdapat pada form

pertama yaitu form surat pernyataan tidak terdapat keterangan waktu dan

tempat, pada form kedua yaitu form perjanjian pembiayaan konsumen tidak

dituangkan keterangan tempat pembuatan kontrak. Selain itu mengenai

komparisi dan reticals pada perjanjian ini adalah telah sesuai.

c. Isi

Bahwa dalam bagian isi pada perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini

tidak tercantum mengenai ketentuan umum, kemudian mengenai ketentuan

Page 106: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

pokok secara keseluruhan telah diuraikan secara jelas, namun juga terdapat

kekurangan yaitu belum adanya suatu pernyataan dari kreditur telah

membebaskan debitur lama dari hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan

konsumen. Selanjutnya mengenai ketentuan penunjang juga telah diuraikan

secara jelas.

d. Penutup

Bahwa pada bagian penutup ini juga terdapat kekeurangan, yaitu mengenai

tempat dimana kontrak itu dibuat, kemudian juga tidak tercantum keterangan

saksi-saksi dan tanda tangan saksi-saksi,

e. Lampiran-lampiran

Bahwa lampiran-lampiran dalam perjanian operalih pembiayaan konsumen

adalah berupa dokumen-dokumen syarat-syarat permohonan operalih

pembiayaan kosnumen di WOM Finance Cabang Purbalingga

2. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen dan Permasalahan yang Ada

Pada Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di WOM Finance Cabang

Purbalingga Serta Cara Penyelesaiannya

Pada pelaksanaan perjanjian operalih konsumen di WOM Finance Cabang

Purbalingga, kreditur menetapkan prosedur-prosedur yang harus dilalui para pihak

antara lain adalah Permohonan operalih, survey, analisis kredit, keputusan atas

pengajuan operalih, dan penandatanganan perjanjian operalih. Pelaksanaan

perjanjian operalih pembiayaan konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga

sudah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga

Pembiayaan, khususnya Pasal 1 angka (7), dan Pasal 9. Adanya perjanjian operalih

konsumen maka hak dan kewajiban debitur lama atas fasilitas pembiayaan

konsumen menjadi beralih kepada debitur baru, dan kreditur membebaskan debitur

lama dari hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen.

Dalam pelaksanaan perjanjian operalih konsumen tentunya ada permasalahan-

permasalahan yang terjadi, diantaranya adalah :

Page 107: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

a. Debitur lama sulit mendapatkan pihak ketiga sebagai calon debitur baru,

sementara pihak debitur sudah tidak mampu lagi untuk membayar angsuran

Debitur lama yang sudah tidak mampu lagi untuk membayar angsuran dan dia

belum juga mendapatkan calon debitur baru, maka kreditur memberi waktu

selama 40 (empat puluh) hari sejak jatuh tempo untuk debitur membayar

angsuran atau mengajukan calon debitur baru yang sesuai dengan ketentuan

dari kreditur; Calon debitur baru yang tidak memenuhi syarat dan ditolak

kreditur, pihak debitur lama diberi kesempatan untuk mencari kembali calon

debitur baru yang sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh

kreditur;

b. Wanprestasi dari debitur baru

Perbuatan wanprestasi yang paling sering dilakukan debitur baru dalam

pelaksanaan perjanjian operalih konsumen di WOM Finance Cabang

Purabalingga adalah debitur baru lalai atau tidak membayar angsuran yang

telah diperjanjikan padahal telah melewati jatuh tempo, cara penyelesaiannya

yaitu Krediur akan memperingatkan debitur yang terlambat membayar

angsuran dengan mengirim surat peringatan secara bertahap. Jika sampai

dengan surat peringatan terakhir kewajiban debitur baru tidak dipenuhi maka

sepeda motor akan ditarik oleh kreditur.

B. Saran

Dari uraian kesimpulan tersebut, penulis dapat memberikan saran yang

diharapkan dapat memberikan masukan ataupun pengetahuan antara lain sebagai

berikut :

1. Kepada kreditur hendaknya perjanjian pembiayaan konsumen dan perjanjian

operalih pembiayaan konsumen dibuat dalam bentuk akta otentik karena akta

otentik kekuatan hukum pembuktiannya adalah sempurna, sehingga dapat

memberikan perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian operalih

pembiayaan konsumen. Dalam isi perjanjian operalih konsumen perlu

Page 108: PELAKSANAAN PERJANJIAN OPERALIH KONSUMEN DI …... · konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga dan cara penyelesaiannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

ditambahkan pernyataan kreditur telah membebaskan debitur lama dari hak

dan kewajiban debitur lama atas fasilitas pembiayaan konsumen. Hal ini

untuk memberikan kepastian hukum kepada debitur lama.

2. Permasalahan-permasalahan yang ada dalam pelaksanaan perjanjian operalih

konsumen sebaiknya dilakukan upaya-upaya penyelesaian secara damai yaitu

dengan cara kekeluargaan. Kreditur sebaiknya lebih berhati-hati dalam

menentukan calon konsumennya dengan menganalisa calon konsumen lebih

teliti berdasarkan prinsip 5C ( character, capacity, capital, collateral,

condition of economic).