pelaksanaan pendidikan keterampilan komputer bicara bagi...

49
i Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi Warga Belajar Tunanetra di Lembaga Yayasan Sahabat Mata SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Oleh Andika Pratama 1201412053 JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: lamkhue

Post on 10-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

i

Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi Warga

Belajar Tunanetra di Lembaga Yayasan Sahabat Mata

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu

Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh

Andika Pratama

1201412053

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

ii

Page 3: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

iii

Page 4: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

iv

Page 5: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

1. Berusaha jadi diri sendiri jangan jadi seperti orang lain

2. Keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk hidup sepenuhnya, selalu

bersyukur dan bermanfaat bagi orang lain. (Fien Andriani)

PERSEMBAHAN:

1. Bapak dan ibu yang selalu memberi dukungan, semangat, doa dan juga kasih

sayang.

2. Kedua adik saya yang selalu menghibur ketika sedang penat dan membantu

saya.

3. Dosen pembimbing saya yang selalu sabar Bapak Iyas M.Ag

4. Teman-teman PLS FIP UNNES yang memberi banyak dukungan dan

kebahagiaan dalam kebersamaan yang begitu solid.

5. Almamater saya Universitas Negeri Semarang

6. Keluarga besar Lembaga Yayasan Sahabat Mata

Page 6: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik

dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya Lembaga Yayasan

Sahabat Mata Dalam Meningkatkan Keterampilan Warga Belajar di Jalan Taman

Pinus II Blok D6 No.36 Kelurahan Jatisari Kecamatan Mijen Kota Semarang”

dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi

tersebut dapat diatasi.

Berkenaan dengan penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan

ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya untuk bantuan dan

dukungan dari banyak pihak dalam penyusunan, maupun penyajian skripsi ini,

kepada:

1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Dr. Utsman, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan ijin dan persetujuan terhadap judul

skripsi yang penulis ajukan.

3. Ilyas, M.Ag, Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah memberikan

bimbingan, pengarahan, masukan, kemudahan dan motivasi kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Page 7: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

vii

Page 8: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

viii

ABSTRAK

Pratama, Andika. 2017. “Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Bagi Warga

Belajar Tunanetra di Lembaga Yayasan Sahabat Mata” Skripsi. Jurusan

Pendidikan Luar Sekolah. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri

Semarang. Dosen Pembimbing Drs. Ilyas, M.Ag.

Kata Kunci: Pendidikan Keterampilan, solusi

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan pendidikan keterampilan

yang ada di Lembaga Yayasan Sahabat Mata karena program keterampilan

komputer bicara termasuk hal unik dan berbeda dengan yang diberikan oleh

lembaga lain. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana

pelaksanaan pendidikan keterampilan bagi penyandang tunanetra di Lembaga

Yayasan Sahabat Mata? (2) Bagaimana kendala para penyandang tunanetra pada

program komputer bicara di Lembaga Yayasan Sahabat Mata? (3) Bagaimana

solusi yang dilakukan Lembaga Yayasan Sahabat Mata dalam mengatasi kendala

pada program komputer bicara?

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pengumpulan

data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Subyek terdiri

dari 2 orang, 1 orang sebagai ketua lembaga dan instruktur program komputer

bicara, 1 warga belajar program komputer bicara. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi:, (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3)

simpulan. Keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi data yaitu triangulasi

sumber dan triangulasi metode.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) pelaksanaan pendidikan

keterampilan pada program komputer bicara menggunakan 2 tahap yaitu tahap

persiapan dan tahap pelakasanaan (2) kendala warga belajar pada program

komputer bicara seperti waktu pembelajaran, kondisi warga belajar dan

lingkungan lembaga. (3) solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala dengan

merubah jadwal pembelajaran, penggantian instruktur, buku ajar huruf braile,

aplikasi JAWS, memotivasi, dan pendampingan dalam menyelesaikan masalah.

Saran dalam penelitian ini: (1 )tambahan jam pembelajaran mengingat

warga belajar sangat membutuhkan keterampilan ini agar tidak menggantungkan

hidupnya ke orang lain. (2) Perlu dilakukan komunikasi yang lebih intensif dari

pihak instruktur maupun lembaga dengan warga belajar agar dapat mengetahui

kendala yang dihadapi oleh warga belajar. (3) Solusi yang dilakukan lembaga saat

ini perlu ditingkatkan lagi agar warga belajar mampu mandiri dan tidak malu

dengan keterbatasan yang mereka miliki. Untuk proses magang perlu diwajibkan

mengingat pengalan di lapangan untuk bekal warga belajar bersaing dengan orang

lain nantinya dan lokasi dicarikan oleh lembaga karena keterbatasan yang dimiliki

pasti susah untuk mencari tempat magang..

Page 9: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………i

PERNYATAAN …………………………………………………………………ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………………iii

PENGESAHAN …………………………………………………………………iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………………v

KATA PENGANTAR ………………………………………………………... vi

ABSTRAK …………………………………………………………………… viii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………xiii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ….…………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………… 7

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………. 7

1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………………... 8

1.5 Batasan Masalah …………………………………………………………….. 8

1.6 Penegasan Istilah ……………………………………………………………. 9

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Keterampilan………………………………………………… 14

2.1.1 Pengertian Pendidikan Keterampilan …………………………... 14

Page 10: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

x

2.1.2 Macam-macam Pendidikan Keterampilan ……………………… 15

2.1.3 Tujuan Pendidikan Keterampilan …………………………….… 17

2.1.4 Ciri-ciri Pembelajaran Pendidikan Keterampilan …………………19

2.2 Tunanetra …………………..……………………………………………… 20

2.2.1 Pengertian Tunanetra………………………………………….... 20

2.2.2 Ciri-ciri Tunanetra ……………………...………………………. 21

2.2.3 Faktor-faktor Tunanetra ………………………………………… 24

2.3 Penelitian Yang Relevan …………………………………………………… 27

2.4 Kerangka Berfikir ……………………………………………………………28

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian ……………………………………………………… 31

3.2 Lokasi Penelitian…………………………………………………………… 32

3.3 Fokus Penelitian ……………………………………………………………. 33

3.4 Subjek Penelitian …………………………………………………………… 34

3.5 Data dan Sumber Data …………………………………………………….. 34

3.5.1 Data Primer ………………………………………………………. 35

3.5.2 Data Sekunder …………………………………………………… 35

3.6 Metode Pengumpulan Data ………………………………………………… 36

3.6.1 Metode Wawancara ……………………………………………… 36

3.6.2 Metode Observasi ………………………………………………… 38

3.6.3 Metode Dokumentasi …………………………………………….. 41

Page 11: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

xi

3.7 Metode Keabsahan Data …………………………………………………… 41

3.8 Metode Analisis Data ……………………………………………………… 43

3.8.1 Data Reduction …………………………………………………... 43

3.8.2 Display Data ……………………………………………………… 43

3.8.3 Simpulan / verifikasi ……………………………………………. 44

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ………………………………………..…………………… 45

4.1.1 Gambaran Kondisi Lembaga Yayasan Sahabat Mata.. .…………45

4.1.2 Sejarah Berdirinya Lembaga Yayasan Sahabat Mata ………….. 46

4.1.3 Kondisi Warga Belajar ………………………………………… 48

4.1.4 Struktur Organisasi …………………………………………… 49

4.1.5 Program Kegiatan ………………………………………………. 50

4.1.6 Materi Pembelajaran …………………………………………... 54

4.1.7 Sarana dan Prasarana …………………………………………… 55

4.1.8 Gambaran subyak ………………………………………………. 56

4.1.9 Deskripsi Hasil Penelitian ……………………………………… 57

4.1.9.1 Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Yang

Dilakukan Oleh Lembaga Yayasan Sahabat Mata.………58

4.1.9.2 Kendala Yang dihadapi warga belajar ………………….. 62

4.1.9.3 Solusi Mengatasi Kendala Warga Belajar

Di Lembaga Sahabat Mata……………………………… 64

4.2 Pembahasan ….…………………………………………………………….. 69

4.2.1 Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan

Bagi Penyandang Tunanetra Di Lembaga

Yayasan Sahabat Mata ………………..…………….... 70

4.2.2 Proses Pemberian Keterampilan Pada

Program Komputer Bicara ………………………….. … 76

4.2.3 Solusi Yang Dilakukan Lembaga Sahabat Mata

Page 12: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

xii

Dalam Mengatasi Kendala Warga Belajar…………….. 81

BAB 5 PENUTUP

3.1 Simpulan ………………………………………………..……………... 88

3.2 Saran …………………………………………………………………..…89

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 91

LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 93

Page 13: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Data sarana dan prasarana ……………………………………………56

2. Identitas Narasumber ………………………………………………… 57

Page 14: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka Berfikir ……………………………………………………30

2. Struktur Organisasi ………………………………………………… 49

Page 15: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk hidup paling sempurna yang diciptakan oleh

Tuhan selain tumbuhan dan hewan karena manusia memiliki akal dan pikiran,

namun dibalik kesempurnaan itu terdapat beberapa orang memiliki keterbatasan.

Keterbatasan yang dimiliki oleh individu tidak selamanya dipandang sebagai hal

yang wajar sehingga terdapat pihak yang berpandangan bahwa individu yang

memiliki keterbatasan tidak sama dengan individu yang sempurna baik fisik

maupun mentalnya. Dari perbedaan tersebut munculah deskriminasi terhadap

kaum penyandang cacat, karena penyandang cacat dipandang sebagai individu

yang tidak produktif, tidak inovatif dan tidak kreatif serta merupakan manusia

yang lemah kemampuannya. Dengan adanya keterbatasan tersebut tidak menjadi

hambatan bagi individu itu sendiri dalam menjalani kehidupannya.Keterbatasan

tersebut bisa menjadi motivasi agar individu tersebut dapat menjalani kehidupan

sebagai mana mestinya.

Di era globalisasi ini manusia selalu dihadapkan pada kebutuhan

pemenuhan hidup semakin banyak, beragam dan sulit. Dikarenakan hal tersebut,

manusia dituntut harus mempunyai ilmu pengetahuan, wawasan yang luas serta

ketrampilan untuk bersaing dalam dunia kerja. Melihat keadaan sekarang ini

banyaknya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja yang tidak sebanding

dengan kompetensi sumber daya manusianya. Banyak terjadi lowongan pekerjaan

Page 16: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

2

yang ditawarkan dunia kerja serta dunia industri tidak sesuai dengan kemampuan

atau kompetensi yang dimiliki dan selalu tidak membutuhkan orang yang

memiliki kekurangan fisik. Dari hal itu timbul pemikiran yang negatif dari

masyarakat terhadap penyandang cacat, karena penyandang cacat dianggap lemah,

tidak berdaya tidak inovatif dan kreatif, sehingga penyandang cacat sulit untuk

berpartisipasi dalam berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, pendidikan dan lain-

lain.

Sutarto (2007: 1) mengatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia

melalui pendidikan merupakan proses peningkatan pengetahuan, ketrampilan,

sikap semua anggota masyarakat yang dilakukan berbagai cara. Manusia

memperoleh kemajuan dengan apa yang diketahuinya, apa yang dipikirkannya,

apa yang dapat dikerjakannya dan apa yang benar-benar dilakukannya dengan

sumber daya alam dan sumber daya manusia. Agar apa yang diketahui, apa yang

difikirkan, apa yang dilakukannya itu sistematis dan dapat menjawab tantangan

kemajuan maka memerlukan sentuhan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta kertrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Peningkatan kualitas para penyandang cacat kadang dilakukan karena

kesadaran diri sendiri seperti, menggunakan alat bantu sesuai kebutuhan mereka

agar dapat melakukan hal yang diinginkannya. Sebagian para penyandang cacat

dengan sadar mereka bersekolah atau belajar di suatu lembaga agar mereka

Page 17: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

3

memiliki keterampilan. Semua hal tersebut tidak terlepas dari kepedulian para

penyandang cacat lainnya yang telah memiliki suatu keterampilan.

Oleh karena itu peningkatan peran para penyandang cacat merupakan upaya

yang sangat penting dalam dalam pembangunan untuk mendapatkan perhatian dan

diberdayakan sebagaimana mestinya, agar para penyandang cacat mampu

menjangkau fasilitas umum yang biasa digunakan oleh individu pada umumnya

dan untuk mendapat pekerjaan dan kehidupan yang layak. Upaya yang dilakukan

pemerintah menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa

jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal

32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus

merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam

mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,

dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan

pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau

peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara

inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan

menengah.

PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta Didik

berkelainan terdiri atas peserta didik yang: a) tunanetra; b) tunarungu; c)

tunawicara; d) tunagrahita; e) tunadaksa; f) tunalaras; g) berkesulitan belajar; h)

lamban belajar; i) autis; j) memiliki gangguan motorik; menjadi korban

penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan memiliki

kelainan lain.

Page 18: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

4

Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

pasal 5 ayat (4) menyatakan bahwa warga negara yang memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa berhak berhak memperoleh pendidikan khusus.

Layanan ini diberikan agar potensi yang dimiliki peserta didik tersebut dapat

berkembang seacara optimal dan pada gilirannya dapat memberiakn kontribusi

optimal dalam upayapembangunan bangsa Indonesia.

Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi

peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis

pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. (2) Penyelenggaraan

pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan khusus, satuan

pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan

keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan

pendidikan khusus dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan

dan/atau antarjenis kelainan.

Melalui Undang-Undang yang berlaku di Indonesia, penyandang cacat dapat

diwadahi melalui pelayanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhannya,

salah satunya penyandang cacat yang memiliki keterbatasan penglihatan atau

tunanetra. Hal ini merupakan suatu bentuk usaha kesejahteraan sosial meliputi

upaya pengembangan potensi serta meningkatkan kepercayaan diri dan

kemampuan berinteraksi dengan masyarakat. Menurut data yang dilansir Badan

Pusat Stastik menyebutkan sekitar 40% dari 3,75 juta penyandang tunanetra di

Indonesia adalah anak usia sekolah yang membutuhkan pendidikan. Sampai saat

ini penyandang tunanetra lebih mudah mendapatkan pendidikan, ketrampilan dan

Page 19: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

5

suatu bimbingan dari individu-individu lain yang membantu dengan mendirikan

lembaga atau yayasan untuk pemberdayaan penyandang tunanetra.

Di Indonesia ada lembaga Persatuan Tunanetra Indonesia yang sering

disebut Pertuni, di lembaga ini penyandang tunanetra diberdayakan melalui

program-program keterampilan. Karena banyaknya penyandang tunanetra di

Indonesia lembaga Pertuni hanya memberikan pelatihan membaca huruf braile

dan keterampilan pijat refleksi. Untuk pendidikan formal penyandang tunanetra

bisa didapatkan di SLB (Sekolah Luar Biasa) dan lembaga-lembaga lain yang

tergolong di pendidikan nonformal.

Pendidikan Nonformal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar

sistem pendidikan persekolahan yang berorientasi pada pemberian layanan

pendidikan kepada kelompok masyarakat yang karena sesuatu hal tidak dapat

mengikuti pendidikan formal.hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kleis dalam

Arlen Etling (1993:72) :

“Nonformal education as any intentional and systematic educational

enterprise (usually outside of traditional schooling) in which content is

adapted to the unique needs of the students (or unique situations) in order to

maximize learning and minimize other elements which often occupy formal

school teachers (i.e. takingg roll, enforcing discipline, writing reports,

supervising study hall, etc.).”

Pendapat tersebut menjelaskan bahwa pendidikan nonformal

diselenggarakan secara sistematis diluar sistem pendidikan formal yang

disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar yang mempunyai keunikan masing-

masing untuk memaksimalkan pembelajaran yang dilaksanakan. Lembaga

pendidikan nonformal juga ada yang membantu para penyandang tunanetra

seperti Lembaga Yayasan Sahabat Mata yang berada di daerah kota Semarang.

Page 20: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

6

Yayasan Sahabat Mata adalah lembaga yang peduli terhadap para tunanetra,

di tempat ini para penyandang tunanetra diberi pengetahuan dan pelatihan

keterampilan yang berbeda dari lembaga Pertuni agar mereka bisa mendapatkan

hidup yang layak. Dalam hal ini Yayasan Sahabat Mata termasuk lembaga yang

bergerak di bidang pendidikan nonformal, proses pelatihan di Yayasan Sahabat

Mata untuk penyandang cacat tunanetra seperti cara membaca Al-Qur’an braile,

pelatihan membaca buku braile, pelatihan menjadi penyiar radio, pelatihan pijat

refleksi, pelatihan menggunakan komputer. Pelatihan tersebut dilakukan agar para

penyandang tunanetra memiliki bekal keterampilan dan mengerti bagaimana cara

bekerja pada bidang tertentu. Dalam hal ini pelatihan merupakan proses

pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan atau sikap

untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja (Simamora dalam Kisworo 2012:26).

Berberapa program keterampilan yang ada di Lembaga Sahabat Mata

adalah program keterampilan yang unik dan berbeda dengan yang diberikan oleh

Lembaga Pertuni yaitu program keterampilan komputer bicara dan program

keterampilan sebagai penyiar radio. Program keterampilan komputer bicara adalah

program yang diberikan untuk penyandang tunanetra agar dapat mengoperasikan

komputer walaupun dengan keterbatasan penglihatan yang mereka miliki.

Berdasarkan keunikan dari program keterampilan yang ada di lembaga tersebut

maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pelaksanaan

Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi Warga Belajar Tunanetra

di Lembaga Yayasan Sahabat Mata”.

Page 21: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

7

1.2 Rumusan masalah

Dilihat dari latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan keterampilan bagi penyandang

tunanetra di Lembaga Yayasan Sahabat Mata?

2. Bagaimana kendala para penyandang tunanetra pada program komputer

bicara di Lembaga Yayasan Sahabat Mata?

3. Bagaimana solusi yang dilakukan Lembaga Yayasan Sahabat Mata dalam

mengatasi kendala pada program komputer bicara?

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan keterampilan bagi

penyandang tunanetra di Lembaga Yayasan Sahabat Mata.

2. Untuk mendeskripsikan kendala para penyandang tunanetra pada program

komputer bicara di Lembaga Yayasan Sahabat Mata.

3. Untuk mendeskripsikan solusi yang dilakukan Lembaga Yaasan Sahabat

Mata dalam mengatasi kendala pada program komputer bicara.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diambil dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.4.1. Manfaat teoritis :

Memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan kajian pengembangan

Ilmu Pendidikan Luar Sekolah mengenai Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan

Page 22: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

8

Komputer Bicara Bagi Warga Belajar Tunanetra di Lembaga Yayasan Sahabat

Mata. Sebagai sarana informasi bagi peneliti lain yang mempunyai minat untuk

meneliti masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan keterampilan bagi

tunanetra

1.4.2. Manfaat Praktis :

1.4.2.1.Bagi pengelola/penanggung jawab program dan instruktur, sebagai

masukan dalam meningkatkan pendidikan dalam memberdayakan warga

belajar.

1.4.2.2.Secara praktis hasil penelitian ini daiharapkan dapat memberikan

gambaran kepada masyarakat tentang penyandang tunanetra yang

merupakan kelompok minoritas dalam masyarakat dan mengetahui peran

dari Lembaga Yayasan Sahabat Mata.

1.4.2.3.Dari hasil penelitian diharapkan juga dapat digunakan untuk membantu

dalam mengadakan penelitian selanjutnya.

1.5 Batasan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah perlu adanya pembatasan masalah

penelitian, hal ini berguna untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti dan

juga agar lebih fokus dalam mengkaji permasalahan. Dalam penelitian ini penulis

mendeskripsikan tentang Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara

Bagi Warga Belajar Tunanetra di Lembaga Yayasan Sahabat Mata.

Pelaksanaan pendidikan keterampilan yang diteliti adalah pada program

komputer bicara dikarenakan program keterampilan ini dilaksanakan untuk

Page 23: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

9

memberdayakan para penyandang tunanetra yang memiliki keterbatasan dalam

penglihatan.

1.6 Penegasan istilah

Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran dan memudahkan

pemahaman, maka perlu adanya penjelasan istilah-istilah penting yang digunakan

dalam penelitian ini. untuk itu peneliti menjelaskan beberapa istilah yang

dimaksud dalam penelitian, antara lain sebagai berikut:

1.6.1. Pendidikan Keterampilan

Secara bahasa kata “ketrampilan”, merupakan salah satu arti dari kata

“skills”, selain ketrampilan skill juga diartikan,”kecakapan”. Pendidikan

ketrampilan merupakan bagian dari pendidikan kecakapan hidup (life skill) yaitu

kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema kehidupan, kemudian

secara proaktif dan kreatif, mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya.

Dengan demikian pendidikan ketrampilan dapat dinyatakan sebagai bagian dari

kecakapan hidup.

Menurut Hardhike Septiyana (2013:47) Pengertian life skill di sini adalah

kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi problema hidup

dan kehidupan dengan wajar tanpa rasa tertekan, kemudian secara proaktif dan

kreatif mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya mampu mengatasinya,

dan memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri. Program kecakapan hidup

(life skill) dimaksudkan untuk memberikan bekal ketrampilan praktis yang terkait

dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha, potensi ekonomi atau industri yang

ada di masyarakat, salah satu program life skill adalah program kursus.

Page 24: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

10

Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan ketrampilan

merupakan kecakapan yang secara praktis dapat membekali warga belajare dalam

mengatasi berbagai macam persoalan hidup, kususnya kecakapan yang bersifat

teknis untuk menyiapkan warga belajar dalam menghadapi persolan kerja.

Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang didalamnya termasuk

fisik dan mental, yang berkaitan dengan pengembangan akhlak warga belajar

sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan.

1.6.2. Warga Belajar

Warga belajar adalah anggota masyarakat, tanpa batas umur, yang

memerlukan suatu atau beberapa jenis pendidikan tertentu, mempunyai hasrat

untuk belajar, serta bersedia membiayai sebagian atau segala keperluan

belajarnya.Pengertian warga belajar adalah proses menuju tercapainya

kedewasaan atautingkat yang lebih sempurna pada suatu individu dan bersifat

kualitatif.(Ashari 2013:30)

Sedangkan menurut Sutarto (2007:42) warga belajar adalah peserta didik

yang memperoleh kesempatan belajar pada jenjang pendidikan tertentu melalui

jalur pendidikan nonformal.

Warga belajar adalah peserta didik tanpa batasan umur yang memerlukan

pengetahuan atau keterampilan tertentu sebagai proses menuju tercapainya

kedewasaan melalui jalur pendidikan nonformal. Dalam hal ini warga belajar

mempunyai hasrat untuk belajar, serta bersedia membiayai segala keperluan

belajarnya. Warga belajar yang ada di Lembaga Komunitas Yayasan Sahabat

Mata adalah para penyandang tunanetra.

Page 25: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

11

1.6.3.Tunanetra

Tunanetra adalah individu yang memiliki gangguan pada mata (indra

penglihatan) sehingga dalam melakukan hal apapun penyandang tunanetra susah

melihat sesuatu objek bahkan ada yang sampai tidak bisa melihat apapun.

Penyandang tunanetra termasuk kedalam golongan anak berkebutuhan khusus

yang memerlukan penangan yang berbeda dengan anak-anak normal pada

umumnya. Menurut Barbotte, E.Guillemin, F.Chau, N. Lorhandicap (2001:79)

“A restriction or inability to perform an activity in the manner or within the

range considered normal for a human being, mostly resulting from

impairment”.

Definisi tersebut menyatakan dengan dengan jelas bahwa disabilitas

merupakan pembatasan atau ketidakmampuan untuk melakukan suatu kegiatan

dengan cara yang atau dalam rentang dianggap normal bagi manusia, sebagian

besar akibat penurunan kemampuan.

Menurut Anastasia Widdjajanti dalam Bainal Isnaini (2013:22) menyatakan

tentang pengertian tunanetra yaitu:

“Seseorang dikatakan buta (blind) bila ketajaman penglihatan sentral

20/200 atau kurang pada penglihatan terbaiknya setelah dikoreksi dengan

kacamata atau ketajaman penglihatan sentralnya lebih dari 20/200 tetapi

ada kerusakan pada lantang pandangnya membentuk sudut yang tidak lebih

besar dari 20 derajat. Dengan keterbatasan penglihaataannya itu anak

tunanetra kesulitan dalam membaca secara awas.”

Menurut Rose (2014:36) Tunanetra adalah sebutan untuk individu yang

mengalami gangguan pada penglihatan. Penggolongan tunanetra dibagi menjadi 2

hal yaitu:

Page 26: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

12

a. Buta total

Buta total terjadi ketika tidak dapat melihat 2 jari dimukanya atau hanya

melihat sinar yang dapat dipergunakan untuk orientasi mobilitas. Pada hal ini

mereka para penyandang tunanetra buta total tidak bisa menggunakan huruf selain

huruf braile.

b. Kurang pengelihatan (Low Vision)

Pada penglihatan yang kurang atau low vision adalah saat mereka melihat

sesuatu objek harus didekatkan dengan mata atau dijauhkan atau pada mereka

yang melihat suatu benda dalam jarak tertentu benda tersebut terlihat kabur atau

samar. Untuk mengatasi masalah ini penderita low vision menggunakan kacamata

atau lensa kontak.

Dari beberapa pendapat tersebut tunanetra sangat membutuhkan

keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk melanjutkan hidupnya tanpa

bergantung dengan orang lain dikarenakan keterbatasan penglihatan, tetapi tidak

semua tunanetra tidak bisa melihat melainkan ada dua golongan tunanetra yaitu

tunanetra low vision (kurang penglihatan) dan buta total. Para penyandang

tunanetra membutuhkan keterampilan yang memanfaatkan indera lain, selain

indera penglihatan mereka seperti menggunakan indera pendengaran maupun

indera perabaan.

Page 27: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Pendidikan Keterampilan

2.1.1 Pengertian Pendidikan Keterampilan

Menurut T.F Gulhane (2014:28) Acording to WHO, Life Skills refers to

“abilitties for adoptive and positive behaviors that enables an individual to deal

effectively with the demands and challenges of everday life” artinya kecakapan

hidup adalah kemampuan untuk beradaptasi dan perilaku positif yang membuat

seorang mampu untuk bertindak secara efektif terhadap tuntutan dan tantangan

hidup sehari-hari.

Pendidikan ketrerampilan menurut Tim BBE Depdiknas dalam Adining

(2016:15) pendidikan keterampilan (Life Skill Education) merupakan proses

pendidikan yang mengarah pada pembekalan keterampilan seseorang, untuk

mampu dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar,

tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari solusinya,

sehingga akhirnya mampu mengatasi problema tersebut.

Penjelasan dari pasal 26 ayat 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan keterampilan (life skill

education) adalah Pendidikan yang memberikan keterampilan personal, sosial,

intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.

Pendidikan keterampilan adalah keterampilan yang dimiliki seseorang

untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar

Page 28: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

14

tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta

menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Kamil, 2010:129)

Sedangkan pendidikan keterampilan menurut Anwar (2004:20) adalah

pendidikan yang memberikan bekal keterampilan yang praktis, terpakai, terkait

dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha, dan potensi ekonomi industri yang

ada di masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan keterampilan adalah suatu upaya pendidikan untuk meningkatkan

suatu kecakapan hidup kepada seseorang dengan memberikan bekal keterampilan

yang praktis, yang dapat digunakan didunia kerja, untuk membuka suatu usaha

yang dapat digunakan sebagai bekal untuk menghadapi tantangan dan tuntutan

hidup.

2.1.2 Macam-macam Pendidikan Keterampilan

Menurut Tim Broad Based Education Depdiknas dalam Adining

(2016:16) pendidikan keterampilan dibagi menjadi empat jenis kemampuan dasar

yaitu:

1. Keterampilan personal,

Keterampilan personal (personal skill) adalah keterampilan yang

mencakup kecakapan mengenal diri sendiri (self awarness) dan

keterampilan berfikir rasional (thinking skill). Keterampilan berfikir

rasional mencakup antara lain kecakapan menggali dan menemukan

informasi (information searching), keterampilan mengolah informasi

dan mengambil keputusan (information processing and deciisiion

Page 29: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

15

making skill), serta keterampilan memecahkan masalah ssecara

kreatif (creative problem solving skill).

2. Keterampilan sosial,

Keterampilan sosial atau keterampilan antar personal mencakup

antara lain keterampilan berkomunikasi dengan empati. Empati

adalah sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah yang

perlu ditekankan karena yang dimaksud berkomunikasi disini bukan

sekedar menyampaikan pesan, tetapi isi dan sampainya pesan

disertai dengan kesan yang baik agar dapat menumbuhkan kesan

harmonis. Keterampilan bekerjasama sangat diperlukan mengingat

manusia adalah makhluk sosial sehingga dalam kehidupan sehari-

hari manusia akan bekerjasama dengan manusia lainnya. Kerja sama

bukan sekedar “kerja sama” melainkan harus disertai dengan

pengertian, dan saling menghargai.

3. Keterampilan akademik

Keterampilan akademik juga sering disebut kemampuan berfikir

ilmiah, pada dasarnya merupakan pengembangan dari keterampilan

berfikir reasional. Jika keterampilan berfikir rasional masih bersifat

umum, maka keterampilan akademik sudah lebih mengarah pada

kegiatan yang bersifat akadenik / keilmuan. Keterampilan akademik

mencakup keterampilan melakukan identifikasi variabel dan

menjelaskan hubunganya pada suatu fenomena tertentu (identifiying

variable and describing relationship among them), merumuskan

Page 30: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

16

hipotesis terhadap suatu rangkaian kejadian (constructing

hipotheses), serta merancang dan melaksanakan penelitian untuk

membuktikan suatu gagasan atau keingintahuan (designing and

implementing a research).

4. Keterampilan vokasional

Keterampilan vokasional (vocational skill) sering pula disebut dengan

"keterampilan kejuruan" artinya keterampilan yang dikaitkan dengan

bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat. Maka dalam hal

ini klasifikasi keterampilan vokasional menjadi empat area: kompetensi

indvidu, meliputi (a) keterampilan berkomunikasi, berfikir

kompherensif. (b) keterampilan kepercayaan diri, meliputi menejemen

diri, etika dan kematangan diri. (c) keterampilan penyesuaian secara

ekonomis, meliputi pemecahan masalah, pembelajaran, kemampuan

kerja dan pengembangan karir. (d) keterampilan dalam kelompok dan

berorganisasi meliputi, keterampilan interpersonal, organisasional,

negosiasi, kreativitas dan kepemimpinan

2.1.3 Tujuan Pendidikan Keterampilan

Tujuan pendidikan keterampilan menurut Kusnadi dalam Aris (2008:28)

adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

Meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan sikap warga belajar dibidang

pekerjaan atau usaha tertentu sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik dan

Page 31: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

17

jiwanya serta potensi lingkunganya, sehingga memiliki bakat kemampuan untuk

bekerja atau berusaha mandiri untuk meningkatkan kwalitas kehidupannya.

b. Tujuan Khusus

Tujuan pembelajaran life skill secara khusus yaitu memberikan pelayanan

pendidikan ketrampilan hidup kepada warga belajar agar:

1) Memiliki ketrampilan, pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan dalam

memasuki dunia kerja baik mandiri (wirausaha) atau bekerja pada suatu

perusahaan produksi atau jasa dengan penghasilan yang semakin layak

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2) Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan

karya yang unggul dan mampu bersaing di pasar global.

3) Memiliki kesadaran tinggi tentang pentingnya pendidikan.

4) Mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan

sepanjang hayat (life long education) dalam rangka mewujudkan keadaan

keadila pendidikan disetiap lapisan masyarakat.

Adanya suatu pendidikan keterampilan akan memberikan manfaat yang

berarti, tidak hanya untuk warga belajar melainkan juga untuk semua lapisan

masyarakat maupun pemerintahan itu sendiri. Artinya pendidikan keterampilan

akan memberikan berbagai keterampilan, pengetahuan yang akan memotivasi

untuk hidup lebih maju dan mempunyai inisiatif ataupun gagasan-gagasan baru

untuk melakukan perubahan menuju pada kehidupan yang lebih baik, mapan dan

mandiri.

Page 32: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

18

2.1.4 Ciri- Ciri Pembelajaran Pendidikan Keterampilan

Menurut Anwar (2004:21) ciri pembelajaran pendidikan keterampilan

adalah sebagai berikut:

1. Terjadinya proses identifikasi kebutuhan belajar

2. Terjadinya penyadaran untuk bekerja bersama.

3. Terjadinya keselarasan kegiatan belajar untuk mengembangkan diri,

belajar, usaha mandiri, usaha bersama.

4. Terjadinya proses pengusaan kecakapan personal, sosial, vocasional,

akademik, menegerial, kewirausahaan.

5. Terjadinya proses pemberian pengalaman dalam melakukan pekerjaan

dengan benar menghasilkan produk bermutu.

6. Terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli.

7. Terjadinya proses penilaian dari kompetensi

8. Terjadinya pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha

bersama.

Jadi pembelajaran pendidikan keterampilan merupakan suatu sistem yang

melakukan proses. Pada intinya pembelajaran pendidikan keterampilan perlu

adanya program-program agar proses pembelajaran tersebut dapat tercapai sesuai

yang diharapkan.

Page 33: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

19

2. 2 Tunanetra

2.2.1 Pengertian Tunanetra

Menurut Rose (2014:36) Tunanetra merupakan sebutan untuk individu

yang mengalami gangguan pada indra penglihatan. Pada dasarnya, tunanetra

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

a. Buta Total dan Kurang Penglihatan (Low Vision). Buta Total bila

tidak dapat melihat dua jari dimukanya atau hanya melihat sinar atau

cahaya yang lumayan dapat dipergunakan untuk orientasi mobilitas.

Mereka tidak bisa menggunakan huruf lain selain huruf Braille.

b. Low Vision adalah mereka yang bila melihat sesuatu, mata harus

didekatkan atau mata harus dijauhkan dari objek yang dilihatnya, atau

mereka yang memiliki pandangan kabur ketika melihat objek. Untuk

mengatasi permasalahan penglihatannya, para penderita Low Vision

ini menggunakan kacamata atau kontak lensa.

Ada beberapa klasifikasi lain pada anak tunanetra. Salah satunya

berdasarkan kelainan-kelainan yang terjadi pada mata, yaitu:

Myopia adalah Penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus, dan jatuh

dibelakang retina. Penglihatan akan menjadi jelas jika objek didekatkan. Untuk

membantu proses penglihatan, pada penderita myopia digunakan kacamata

koreksi dengan lensa negative.

Page 34: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

20

Hyperopia adalah Penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus, dan

jatuh didepan retina. Penglihatan akan menjadi jelas jika objek dijauhkan. Untuk

membantu proses penglihatan, pada penderita hyperopia digunakan kacamata

koreksi dengan lensa positif. Astigmatisme: penyimpangan atau penglihatan kabur

yang disebabkan ketidakberesan pada korneamata atau pada permukaan lain pada

bola mata sehingga bayangan benda, baik jarak dekat maupun jauh, tidak terfokus

jatuh pada retina. Untuk membantu proses penglihatan, pada penderita

astigmatisme digunakan kacamata koreksi dengan lensa silindris.

2.2.2 Ciri-ciri Tunanetra

Menurut Rose (2014:37) bahwa ciri-ciri tunanetra sebagai berikut:

a. Buta Total

Buta total jika dilihat secara fisik, keadaan anak tunanetra tidak berbeda

dengan anak tunanetra tidak berbeda dengan anak normal pada umumnya.Yang

menjadi perbedaan nyata adalah pada organ penglihatannya meskipun terkadang

ada anak tunanetra yang terlihat seperti anak normal. Berikut adalah beberapa

gejala buta total yang dpat terlihat secara fisik. (1) Mata juling, (2) Sering

berkedip, (3) Menyipitkan mata, (4) Kelopak mata merah, (5) Mata infeksi, (6)

Gerakan mata tak beraturan dan cepat, (7) Mata selalu berair (mengeluarakan air

mata), dan (8) Pembengkakan pada kulit tempat tumbuh bulu mata.

Perilaku, tunanetra biasanya menunjukan perilaku tertentu yang cenderung

berlebihan. Gangguan perilaku tersebut bisa dilihat pada tingkah laku anak

semenjak dini. (1) Menggosok mata secara berlebihan, (2) Menutup atau

Page 35: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

21

melindungi mata sebelah, (3) memiringkan kepala, atau mencondongkan kepala

ke depan, (4) Sukar membaca atau dalam mengerjakan pekerjaan lain yang sangat

memerlukan penggunaan mata, (5) Berkedip lebih banyak dari pada biasanya atau

lekas marah apabila mengerjakan suatu pekerjaan, (6) Membawa bukunya ke

dekat mata, (7) Tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh, (8) Menyipitkan

mata atau mengerutkan dahi, (9) Tidak tertarik perhatiannya pada objek

penglihatan atau pada tugas-tugas yang memerlukan penglihatan, seperti melihat

gambar atau membaca, (10) Janggal dalam bermain yang memerlukan kerja sama

tangan dan mata, dan (11) Menghindar dari tugas-tugas yang memerlukan

penglihatan atau memerlukan penglihatan jarak jauh.

Penjelasan lainnya berdasarkan adanya beberapa keluhan seperti: (1) Mata

gatal, panas, atau merasa ingin menggaruk karena gatal, (2) Banyak mengeluh

tentang ketidakmampuan dalam melihat (3) Merasa pusing atau sakit kepala dan

(4) Kabur atau penglihatan ganda.

Psikis, bukan hanya perilaku yang berlebihan saja yang menjadi cirriciri

anak tunanetra. Dalam mengembangkan kepribadian, anak-anak ini juga memiliki

hambatan. Berikut adalah beberapa cirri psikis anak tunanetra: (1) Perasaan

mudah tersinggung, perasaan mudah tersinggung yang dirasakan oleh tunanetra

disebabkan kurangnya rangsangan visual yang diterimanya sehingga dia merasa

emosional ketika seseorang membicarakan hal-hal yang tidak bisa dia lakuka.

Selain itu, pengalaman kegagalan yang kerap dirasakannya juga membuat

emosinya semakin tidak stabil. (2) Mudah curiga. Sebenarnya, setiap orang

memiliki rasa curiga terhadap orang lain. Namun, pada tunanetra rasa

Page 36: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

22

kecurigaannya melebihi pada umumnya. Kadang, dia selalu curiga terhadap orang

yang ingin membantunya. Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa curiganya,

seseorang harus melakukan pendekatan terlebih dulu kepadanya agar dia juga

mengenal dan mengerti bahwa tidak semua orang itu jahat. (3) Ketergantungan

yang berlebihan, anak tunanetra memang harus dibantu dalam melakukan suatu

hal, namun tak perlu semua kegiatan Anda membantunya. Kegiatan tersebut,

seperti makan, minum, mandi, dan sebagainya. Mungkin yang perlu anda lakukan

adalah mengawasinya saat dia melakukan hal itu agar tidak terjadi hal yang

membahayakan dirinya. Salah satu contohnya jatuh dikamar mandi.

b. Low Vision,

Ciri-ciri tunanetra low vision, (1)Menulis dan membaca dengan jarak yang

sangat dekat, (2) Hanya dapat membaca dengan huruf yang berukuran besar, (3)

Mata tampak lain, terlihat putih ditengah mata (katarak), atau kornea (bagian

bening didepan mata) terlihat berkabut, (4) Terlihat tidak menatap lurus kedepan,

(5) Memicingkan mata atau mengerutkan kening, terutama di cahaya terang atau

saat mencoba melihat sesuatu, (6) Lebih sulit melihat pada malam hari dari pada

siang hari, dan (7) Pernah menjalani operasi mata dan memakai kacamata yang

sangat tebal, tetapi masih tidak dapat melihat dengan jelas.

2.2.3 Faktor-faktor Tunanetra

Ada dua faktor pokok yang menyebabkan seseorang anak menderita

tunanetra, yaitu faktor Endogeen (Pre-natal) dan factor exogeen (Post-natal).

Page 37: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

23

5. Pradopo (1977:3), Factor Endogeen (Pre-natal) ialah factor yang sangat

erat hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang

anak dalam kandungan.Dari hasil penelitian para ahli, tidak sedikit anak

tunanetra yang dilahirkan dari hasil perkawinan keluarga (perkawinan

antar keluarga yang dekat) dan perkawinan antar penderita tunanetra

sendiri. Ketunanetraan yang disebabkan factor keturunan ini, dapat dilihat

pada sifat-sifat keturunan yang mempunyai hubungan pada garis lurus,

silsilah dan hubungan sedarah. Sifat-sifat keturunan pada garis lurus

terdapat, misalnya hasil perkawinan orang bersaudara. Perkawinan pada

garis lurus tersebut di atas, cenderung pula kepada hubungan sedarah,

yakni kekurangan unsur variable jenis darah tertentu. Hubungan sedarah

tersebut memperbesar kemungkinan lahirnya seorang anak tunanetra atau

anak luar biasa dari jenis yang lain. Ketunanetraan juga terdapat pada

anak-anak yang lahir dari hasil perkawinan antar sesama tunanetra, atau

yang mempunyai orang tua atau nenek moyang yang menderita tunanetra.

Dengan kata lain pengaruh yang bersifat heriditer. Anak tunanetra yang

lahir sebagai akibat proses pertumbuhan dalam kandungan dapat

disebabkan oleh gangguan yang diderita oleh sang ibu waktu hamil atau

karena unsur-unsur penyakit yang bersifat menahun (misalnya penyakit

TBC), sehingga merusak sel-sel darah tertentu selama pertumbuhan janin

dalam kandungan. Anak tunanetra yang lahir sebagai akibat faktor

endogen (faktor keturunan) memperlihatkan ciri-ciri: bola mata yang

normal, tetapi tidak dapat menerima persepsi sinar (cahaya). Kadang-

Page 38: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

24

kadang seluruh bola matanya seperti tertutup oleh selapun putih atau

keruh.Kelaianan lain pada indra penglihatan yang bersifat factor

pembawaan, ialah juling, teleng, dan myopia.Anak yang matanya juling

dan teleng, dalam memandang sesuatu benda tertentu, sangat tidak

simetris, seolah-olah terjadi ketegangan dalam syaraf mata, sehingga sudut

pandangnya terganggu, sedangkan anak myopia, ialah anak yang tidak

dapat melihat benda jauh dengan jelas.

6. Menurut Rose (2014:42) Faktor Exogeen, adalah factor luar atau bisa juga

disebut Post-Natal merupakan masa setelah bayi dilahirkan.

a. Kerusakan mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat

benturan alat-alat atau benda keras.

b. Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe sehingga

baksil gonorrhoe menular pada bayi, yang pada akhirnya setelah bayi

lahir mengalami sakit dan berakibat hilangnya daya

penglihatan.Mengalami penyakit mata yang menyebabkan

ketunanetraan, misalnya.

c. Xeropthalmia, yakni penyakit mata karena kekurangan vitamin A.

d. Trachoma, yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon

trachomanis.

e. Catarac, yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata sehinggga

lensa mata menjadi keruh, akibanya terlihat dari luar mata menjadi

putih.

Page 39: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

25

f. Glaucoma, yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam

bola mata sehingga tekanan pada bola mata meningkat.

g. Diabetic retinopathy, yaitu gangguan pada retina yang disebabkan oleh

penyakit diabetes mellitus. Retina penuh dengan pembuluh-pembuluh

darah dan daoat dipengaruhi oleh kerusakan sistem sirkulasi hingga

merusak penglihatan.

h. Macular Degeneration, yaitu kondisi umum yang agak baik, ketika

daerah tengah retina secara berangsur memburu. Anak dengan retina

degenerasi masih memiliki penglihatan perifer, tetapi kehilangan

kemampuan untuk melihat secara jelas objek-objek di bagian tengah

bidang penglihatan.

i. Retinopathy of prematurity, biasanya anak yang mengalami ini karena

lahirnya terlalu prematur. Pada saat lahir, bayi masih memiliki potensi

penglihatan yang normal. Bayi yang dilahirkan premature biasanya

ditempatkan pada indicator yang berisi oksigen dengan kadar tinggi

sehingga pada saat bayi dikeluarkan dari inkubator terjadi perubahan

kadar oksigen yang dapat menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah

menjadi tidak normal dan meninggalkan semacam bekas luka pada

jaringan mata. Peristiwa ini sering menimbulkan kerusakan

padaselaput jala (retina) dan tunanetra total.

j. Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti

masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya,

kecelakaan dari kendaraan dan lain-lain.

Page 40: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

26

2.3 Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan atau mempunyai kesamaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul “Pelaksanaan Pendidikan

Keterampilan Komputer Bicara Bagi Warga Belajar Tunanetra di Lembaga

Yayasan Sahabat Mata” adalah:

1. Penelitian tentang pendidikan keterampilan tunanetra ini pernah dilakukan

oleh Hadyan Pramudita dalam skripsinya yang berjudul “Pemberdayaan

Penyandang Tunanetra Melalui Pendidikan Nonformal (Studi Kasus di

Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Khusus Tunanetra Kelurahan

Jatisari)”.

Hasil penelitian menunjukan bahwa keberhasilan suatu program

pemberdayaan tergantung pada faktor kemampuan, kecepatan, ketekunan,

dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Semakin besar

motivasi yang diberikan pada warga belajar dapat meningkatkan

kepercayaan diri yang tinggi dan semangat dalam mempelajari program

keterampilan yang diikuti.

2. Penelitian tentang pendidikan keterampilan ini pernah dilakukan oleh

Mohammad Nailul dalam skripsinya yang berjudul “Integrasi Pendidikan

Ketrampilan Dalam Kurikulum Madrasah di Man Kendal”.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Tujuan utama pendidikan ketrampilan

di MAN Kendal adalah untuk menyiapkan peserta didik dalam

Page 41: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

27

mengembangkan potensinya untuk memperoleh keahlian/ketrampilan

yang dapat digunakan untuk bekerja, sehingga diharapkan peserta didik

memiliki kesiapan diri memasuki dunia kerja professional/terampil sesuai

dengan kebutuhan dan tuntutan hidup. Adapun bidang ketrampilan yang

dikelola meliputi ketrampilan elektronika, tata busana, otomotif. Masing-

masing bidang ketrampilan ini dilaksanakan dalam dua proses

pembelajaran yaitu intra kurikuler dan ekstra kurikuler dengan kualifikasi

semi skill worker atas dasar kerjasama dengan Balai Latihan Kerja Industri

Semarang. Pendidikan ketrampilan inilah yang bisa dijadikan solusi dunia

pendidikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dikarenakan besarnya

harapan masyarakat pada pendidikan untuk mampu membekali setiap

peserta didik mampu menghadapi berbagai tantangan masa depan.

2.4 KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan kajian pustaka diatas, terdapat beberapa hal yang harus

mendapatkan perhatian dalam penelitian “Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan

Komputer Bicara Bagi Warga Belajar Tunanetra di Lembaga Sahabat Mata” yaitu

dan warga belajar yang memiliki sedikit keterampilan sehingga kurang mampu

untuk lebih mandiri. Pendidikan keterampilan bagi warga belajar tunanetra di

lembaga sahabat mata memberikan warga belajarnya keterampilan dalam

mengaplikasikan komputer bicara dalam kehidupan sehari-sehari sebagai salah

satu upaya penunjang bagi warga belajar untuk mendapatkan penghidupan yang

layak dan tidak bergantung kepada orang lain.

Page 42: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

28

Lembaga Sahabat Mata merupakan salah satu program pendidikan

nonformal sebagai upaya pemberdayaan warga belajar tunanetra yang memiliki

tujuan untuk memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh warga belajar

tunanetra khususnya melalui program komputer bicara. berdasarkan hal tersebut,

peneliti akan menggambarkan “Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer

Bicara Bagi Warga Belajar Tunanetra di Lembaga Sahabat Mata “ melalui bagan

sebagai berikut :

Page 43: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

29

War

ga

Bel

ajar

Sah

abat

Mat

a

(War

ga

Tunan

etra

)

Solu

si Y

ang D

iber

ikan

Lem

bag

a

Sah

abat

M

ata

Dal

am

Men

gat

asi

Ken

dal

a P

elak

sanaa

n P

rogra

m

Pen

did

ikan

Ket

eram

pil

an B

agi

War

ga

Bel

ajar

Tunan

etra

Di

Lem

bag

a S

ahab

at M

ata

:

1.

Pem

ber

ian

ket

eram

pil

an

bag

i w

arga

bel

ajar

tu

nan

etra

mel

alui

pro

gra

m k

om

pute

r bic

ara

Ken

dal

a Y

ang

Dih

adap

i L

emb

aga

Sah

abat

M

ata

Dal

am

Mel

aksa

nak

an

Pro

gra

m K

om

pute

r B

icar

a

War

ga

Bel

ajar

T

unan

etra

Mem

ilik

i K

eman

dir

ian

Seh

ingga

Tid

ak

Men

ggan

tungk

an

Hid

up

Kep

ada

Per

tolo

ngan

O

rang

Lai

n

Dis

ekit

arn

ya

Mas

alah

:

1)

Ket

erbat

asan

Pen

gli

hat

an P

enyan

dan

g T

unan

etra

2)

Kura

ngn

ya

Ras

a P

erca

ya

Dir

i P

enyan

dan

g T

unan

etra

3)

Kura

ngn

ya

Wad

ah

Bag

i P

enyan

dan

g

Tu

nan

etra

D

alam

Men

gem

ban

g P

ote

nsi

Yan

g D

imil

iki

4)

Kura

ngn

ya

Ket

eram

pil

an

Yan

g

Dim

ilik

i O

leh

Pen

yan

dan

g

Tunan

etra

5)

Men

ggan

gtu

ngkan

H

idup

Kep

ada

Per

tolo

ngan

O

ran

g-O

ran

g

Dis

ekit

ar P

enyan

dan

g T

unan

etra

War

ga

Bel

ajar

T

un

anet

ra

Di

Lem

bag

a S

ahab

at

Mat

a

Mem

ilik

i K

eter

ampil

an

dal

am

Men

gop

eras

ikan

K

om

pute

r

Bic

ara

Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir

Page 44: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

85

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pelaksanaan

Pendidikan Keterampilan Bagi Warga Belajar Tunanetra di Lembaga Yayasan

Sahabat Mata, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan pendidikan keterampilan di lembaga yayasan sahabat mata

dilakukan secara maksimal agar tujuan dari program pelatihan ini tercapai,

pihak instruktur menggunakan 2 metode pembelajaran yaitu metode

ceramah dan praktik hal ini dapat memudahkan warga belajar dalam

memahami materi yang disampaikan. Dalam proses pembelajarannya

instruktur selalu memberi motivasi pada warga belajar agar tidak malu

untuk bertanya dan menambah kepercayaan diri warga belajar .

2. Kendala adalah faktor penghambat dari proses pendidikan keterampilan.

Kendala yang muncul sangat beragam, kendala yang muncul disebabkan

oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi waktu

pembelajaran dan kemampuan warga belajar dalam menerima materi.

Untuik faktor eksternal meliputi penggunaan media komputer masih

bahasa inggris, koneksi internet, listrik padam dan faktor lingkungan dari

lembaga itu sendiri.

3. Solusi yang dilakukan lembaga dalam menyelesaikan kendala yang ada

pada proses pembelajaran sangat baik seperti mengganti jam pelajaran,

Page 45: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

86

memotivasi warga belajar, mengadakan proses magang untuk warga

belajar dan meningkatkan mutu proses pembelajaran. Dari beberapa solusi

tersebut pihak lembaga terbukti sangat peduli dengan warga belajar

penyandang tunanetra dan agar warga belajar mengerti bahwa dengan

keterbatasan yang dimiliki tidak seharusnya menggantungkan hidup

dengan orang lain.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan

Bagi Warga Belajar Tunanetra di Lembaga Yayasan Sahabat Mata, ada beberapa

saran yang berkaitan dengan penelitian ini:

1. Untuk pelaksanaan pendidikan keterampilan di Lembaga Yayasan

Sahabat Mata. Seharusnya ditambah lagi jam pelajarannya mengingat

warga belajar sangat membutuhkan keterampilan ini agar tidak

menggantungkan hidupnya ke orang lain.

2. Perlu dilakukan komunikasi yang lebih intensif dari pihak instruktur

maupun lembaga dengan warga belajar agar dapat mengetahui kendala

yang dihadapi oleh warga belajar. Karena kebanyakan dari warga

belajar memiliki rasa malu yang tinggi dan kurang percaya diri

3. Solusi yang dilakukan lembaga saat ini perlu ditingkatkan lagi agar

warga belajar mampu mandiri dan tidak malu dengan keterbatasan

yang mereka miliki. Untuk proses magang perlu diwajibkan mengingat

pengalan di lapangan untuk bekal warga belajar bersaing dengan orang

Page 46: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

87

lain nantinya dan lokasi dicarikan oleh lembaga karena keterbatasan

yang dimiliki pasti susah untuk mencari tempat magang.

Page 47: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

88

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) Konsep dan

Aplikasi. CV Alfabeta: Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ashari, Duri. 2013. Skripsi: Model Pembelajaran Warga Belajar Kejar Paket C

Di Tinjau Dari Prestasi Belajar Di Sanggar Kegiatan Belajar Gunungpati

Kota Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Astuti, Adining. 2016. Skripsi: Pelatihan Kecakapan Hidup (Life Skill) Dalam

Membangun Sikap Kewirausahaan. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Bahari, Adib. 2010. Prosedur Pendirian Lembaga. Yogyakarta : Pustaka Yustisia.

Barbotte, E.Guillemin, F.Chau, N. Lorhandicap Group, 2001, Prevalence of

Impairments, Disabilities, Handicaps and Quality of Life in the General

Population: A Review of Recent Literature, Bulletin of the World Health

Organization, Vol.79, No. 11, p. 1047.

http://apps.who.int/iris/handle/106665/75110 (Diakses pada 10 Oktober

2016)

Erlinda, Nur. 2010. Skripsi: Memaksimalkan Potensi Tunanetra di Pondok

Pesantren Tahfidz Al-Qur’an(Studi Kasus di Lembaga Sahabat Mata

Kecamatan Mijen Kota Semarang). Semarang: Institut Agama Islam Negeri

Walisongo.

Etling, Arlen. 1993. What is Nonformal Education?. Journal of Agricultural

Education, Vol. 34, No. 4, Page. 72-76. (online). http://www.jae-

online.org/attachments/article/667/Etling,%20A_Vol34_4_72-76.pdf.

(Diakses pada 10 Oktober 2016)

F Gulhane, T. 2014. Life Skill Development trought School Education. Journal of

Sport and Physical Education, Vol.1, Page 28 (Online).

http://www.iosrjournals.org/iosr-jspe/papers/vol1-issue6 (Diakses pada 7

September 2017)

Ghozali dkk, Abbas. 2004. Studi Peranan Pendidikan Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen

Pendidikan Nasional.

Page 48: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

89

Isnaini, Banial. 2013. Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Tulisan

Braille Melalui Sistem Menggold Bagi Anak Tunanetra. Jurnal Pendidikan

Khusus Vol.1, No.1 halaman 22. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu

(Diakses pada 10 Oktober 2016)

Kamil, Mustofa. 2007. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).

Bandung: Alfabeta.

Kisworo, Bagus. 2012. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Semarang : Unnes

Press.

Moleong. Lexy J. 2007. Metodologi penelitian Kualitatif. Jakarta : Remaja

Persada.

Novitasari, Indah Devi. 2014. Skripsi: Upaya Guru Dalam Meningkatkan

Keberanian Siswa Untuk Bertanya Pada Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pradopo, Soekini. 1997. Pendidikan Anak-Anak Tunanetra. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta

Rifa’i, Achmad. 2009. Desain Pembelajaran Orang Dewasa. UNNES PRESS:

Semarang

Rose, Aqila Smart. 2014. Anak Cacat Bukan Kiamat. Yogyakarta: Katahati

Septyana, Hardike. 2013. MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS

KOMPETENSI PELATIHAN MENJAHIT DI LEMBAGA PELATIHAN

KERJA SWASTA (LPKS) FORTUNA DUKUH SIBERUK DESA SIBERUK

KABUPATEN BATANG. Journal Of Non Formal Education Community

Empowerment, Halaman 47. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc

(Diakses pada 10 Oktober 2016)

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. 2010. Memahami penelitian Kualitatif. Bandung : Cv Alfabeta.

Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Sutarto, Joko. 2007. Pendidikan Nonformal (Konsep Dasar, Proses Pembelajaran

& Pemberdayaan Masyarakat). Semarang : UNNES PRESS.

Sutarto, Joko. 2013. Manajemen Pelatihan. Budi Utama: Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Page 49: Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi ...lib.unnes.ac.id/29657/1/1201412053.pdf · kepada: 1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd ... jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan

90

Yuliana, Aris. 2008. Model Pembelajaran Yang Terintegrasi Dengan Life Skill.

Semarang: Universitas Negeri Semarang.