pelaksanaan eksekusi sengketa hadhanah...

115
PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH DI PENGADILAN AGAMA CIKARANG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Syariah ( S.Sy) Oleh: RA DIDIN DLIYAUDDIN NIM : 109044200003 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1435 H/ 2014 M

Upload: doduong

Post on 17-Sep-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH

DI PENGADILAN AGAMA CIKARANG

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Syariah ( S.Sy)

Oleh:

RA DIDIN DLIYAUDDIN

NIM : 109044200003

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1435 H/ 2014 M

Page 2: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH

DI PENGADILAN AGAMA CIKARANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah ( S. Sy)

Oleh:

RA DIDIN DLIYAUDDIN

NIM : 109044200003

Dibawah Bimbingan

Prof. Dr. H. Ahmad Sutarmadi

NIP. 194008051962021001

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1435 H/ 2014 M

Page 3: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Eksekusi Sengketa Hadhanah di Pengadilan

Agama Cikarang” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan

Hukum Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 Mei 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1) pada Program

Studi Ahwal al-Syakhsiyyah.

Jakarta, 12 Mei 2014

Page 4: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang saya ajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di Universitas Islam Negeri

(UIN) SyarifHidayatulah Jakarta.

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatulah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta.

Jakarta, 16 April 2014

RA DIDIN DLIYAUDDIN

Page 5: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

ABSTRAK

RA DIDIN DLIYAUDDIN. 109044200003. Pelaksanaan Eksekusi Sengketa

Hadhanah di Pengadilan Agama Cikarang. Administrasi Keperdataan Islam. Ahwal

as-Syakhsiyyah. Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2014. x+ 84+ 16.

Dalam KHI Pasal 105 yang berbunyi : dalam hal terjadinya perceraian : a)

pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah

ibunya, b) pemeliharaan anak yang sudah mumayiz diserahkan untuk memilih di

antara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaannya, c) biaya

pemeliharaan di tangung oleh ayahnya. Namun, dalam realitanya terdapat putusan

mengenai hak asuh anak seringkali pihak yang berhak tidak mendapatkan haknya

Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengertian

hadhanah menurut fiqih dan undang-undang, kemudian pelaksanaan putusan

mengenai hadhanah di wilayah hukum Pengadilan Agama Cikarang, selain itu

penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya Pengadilan Agama

Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, dengan jenis penelitian kualitatif atau penelitian lapangan. Sumber data

untuk mendeskripsikan masalah utama adalah sumber data primer (penelitian

lapangan) dan sumber data sekunder (studi kepustakaan).Teknik pengumpulan data

dengan cara dokumentasi, wawancara, dan observasi. Metode analisis yang

diterapkan untuk mendapatkan kesimpulan atas permasalahan yang dibahas adalah

melalui Pendekatan kualitatif.

Hadhanah adalah membekali anak secara material maupun secara spiritual,

mental meupun fisik agar anak mampu berdiri sendiri dalam menghadapi hidup dan

kehidupannya nanti bila ia dewasa, Pengadilan Agama Cikarang dalam perkara

hadhanah, hanya sebatas pengawasan dengan jangka waktu sampai diucapkannya

amar putusan. Apabila selang beberapa waktu baru diketahui bahwa pihak yang

dikalahkan tidak mau melakukan kewajiban sebagaimana yang diputuskan oleh

Majelis Hakim, maka para pihak yang menang dapat mengajukan permohonan

eksekusi kepada Ketua Pengadilan Agama Cikarang.

Kata kunci : Perceraian, Hadhanah, Putusan, Eksekusi, Pelaksanaan.

Pembimbing : Prof.Dr. H. Ahmad Sutarmadi

DaftarPustaka : Tahun1974 s.d Tahun 2013

Page 6: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat dan Karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan

salam semoga senantiasa tercurah kepada pembimbing umat, Muhammad Rasulullah

Saw, bagi keluarganya, para sahabatnya, dan pengikutnya sebagai suri tauladan yang

baik bagi kita semua.

Selama masa perkuliahan hingga tahap akhir penyusunan skripsi ini, banyak

pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis, juga dengan penuh

kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN

EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH DI PENGADILAN AGAMA CIKARANG”

tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril

maupun materil.

Seperti juga perjalanan studi yang penulis lalui dari awal hingga akhir, tidak

ada pekerjaan yang sukses dilalui dalam kesendirian. Dibalik keberhasilan selalu ada

lingkaran lain yang memberikan semangat, motivasi bimbingan serta do’a. Maka dalam

kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. H. JM. Muslimin MA., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs H. A. Basiq Djalil, SH., MA., dan Ibu Rosdiana, MA., selaku Ketua dan

Sekretaris Program Studi Ahwal Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

vii

3. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Sutarmadi., selaku pembimbing skripsi yang telah sabar

membimbing, memberikan arahan dan meluangkan waktunya kepada penulis

sehingga penulisan skripsi ini selesai.

4. Bapak Dr. Djawahir Hejazziey, SH, MA., selaku pembimbing akademik penulis

selama kuliah di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak memberikan ilmu

yang bermanfaat serta menjadi keberkahan bagi penulis.

6. Ketua, Hakim, Panitera, Pegawai serta Staf Pengadilan Agama Cikarang, terima

kasih atas pelayanan dan bantuannya dalam memberikan data-data yang penulis

perlukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ketua dan seluruh Staf Perpustakaan Syariah dan Hukum dan Perpustakaan Utama

UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dalam mendapatkan

buku-buku atau referensi yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

8. Ayahanda tercinta Drs. KH. Rd. Hidayatullah, MM.Pd., dan Ibunda tercinta Teti

Latifah, S.Pd.i., terima kasih atas segala kasih sayang, perhatian dan motivasinya

baik moril maupun materil, sujud abdiku atas doa dan pengorbanannya selama ini

“Allahummagfirlii Waliwaalidayya Warhamhuma Kama Rabbayani shagiira”.

Kepada kakakku Rd. Ahmad Imaduddin SE.Sy, adik-adikku Rd. Ahmad Adi

Hidayat dan almarhumah Nurul Hidayati, kalian adalah motivasi dan inspirasi bagi

kelanjutan studi penulis hingga saat ini.

9. Keluarga besar KH. RD. Muhammad Islam Sugiri dan keluarga besar H. Edi

Soemantri yang selalu memberikan nasihat dan pedoman hidup kepada penulis.

10. Teman-teman seperjuangan Administrasi Keperdataan Islam dan Peradilan Agama

angkatan 2009 terimakasih atas kebersamaannya, selama empat tahun kita saling

mengenal dan menjalin persahabatan bahkan persaudaraan.

11. Para sahabat karibku yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas

kebaikan, dukungan dan semangat kalian, semoga persahabatan kita tidak akan

pernah putus meskipun kita tidak bersama lagi.

Page 8: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

viii

12. Tanpa mengurangi rasa hormat, kepada seluruh pihak yang telah banyak

memberikan inspirasi juga dukungan kepada penulis untuk mencapai cita-cita yang

telah diimpikan dan telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam

penulisan skripsi ini. Semoga segala kebaikan akan diganjar dengan pahala yang

berlipat ganda oleh Allah SWT.

Mengakhiri kata pengantar ini, atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis

hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga kebaikan yang telah

diberikan dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada

semua pihak yang membacanya, memperoleh ridha Allah SWT, dan menjadi

penyemangat bagi penulis untuk bisa mengembangkan keilmuan pada masa-masa

berikutnya di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang

dengan pesat pada era globalisasi ini.

Jakarta, Mei 2014

Penulis

Page 9: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................. iv

ABSTRAKSI .................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 7

D. Studi Review ............................................................................................... 8

E. Metode Penelitian ........................................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HADHANAH

A. Pengertian Hadhanah ................................................................................... 14

B. Dasar Hukum Hadhanah .............................................................................. 19

C. Syarat-syarat Sebagai Pemegang Hak Hadhanah ........................................ 22

D. Upah Hadhanah ........................................................................................... 24

E. Hadhanah Dalam Peraturan Perundang-Undangan ..................................... 30

Page 10: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

x

BAB III PROFIL PENGADILAN AGAMA CIKARANG

A. Sejarah Singkat Pengadilan Agama Cikarang ............................................. 43

B. Dasar Hukum Dan Wewenang Pengadilan Agama Cikarang ..................... 45

C. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Cikarang ....................................... 47

D. Yurisdiksi Pengadilan Agama Cikarang ..................................................... 48

BAB IV PELAKSANAAN EKSEKUSI HADHANAH

A. Pelaksanaan Putusan Hadhanah di Wilayah Hukum Pengadilan Agama

Cikarang ..................................................................................................... 50

B. Upaya Pengadilan Agama Cikarang Untuk Terlaksananya Pelaksanaan

Eksekusi Hadhanah .................................................................................... 65

C. Analisis Penulis .......................................................................................... 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 82

B. Saran ............................................................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 84

LAMPIRAN

Page 11: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang

wanita dalam suatu rumah tangga berdasarkan tuntunan agama.1 Dalam literatur

fiqih berbahasa Arab disebut dengan dua kata, yaitu nikah dan zawaj. Secara arti

kata nikah berarti “bergabung”, “hubungan kelamin” dan juga berarti “akad”

adanya dua kemungkinan arti ini karena kata nikah yang terdapat dalam Al-

Qur’an memang mengandung dua arti tersebut..2

Dalam pandangan Islam di samping perkawinan itu sebagai perbuatan

ibadah, ia juga merupakan sunnah Allah dan sunnah Rasul. Sunah Allah, berarti:

menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini, sedangkan sunnah

Rasul berarti suatu tradisi yang telah ditetapkan oleh Rasul untuk dirinya sendiri

dan untuk umatnya.3

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dijelaskan bahwa

perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan wanita dengan

1 Asrorun Ni’am Sholeh, Fatwa-Fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, (Jakarta: Elsas,

2008), Cet.II, h.3.

2 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet.III

, h.35-36.

3 Ibid, h.41.

Page 12: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

2

tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) bahagia da kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa.4

Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam menyebutkan bahwa definisi perkawinan

menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau

Mitsaqon Ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya

merupakan ibadah. Lain halnya dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

yang tidak mengenal definisi perkawinan, karena sebagaimana Pasal 26 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata hanya disebutkan bahwa Undang-Undang

memandang perkawinan hanya dari hubungan keperdataan saja. Artinya pasal

tersebut hendak menyatakan bahwa sebuah perkawinan yang sah itu hanyalah

perkawinan yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) dan syarat-syarat serta peraturan

agama yang dikesampingkan.5

Tujuan diadakannya perkawinan adalah untuk menciptakan keluarga yang

sakinah, mawaddah, warahmah.6 Proses menuju keluarga yang sakinah tentu tidak

bisa dianggap sepele, sebagaimana Nabi Muhammad SAW tidak pernah

4 Abdul Gani Abdullah, Himpunan Perundang-undangan dan Peraturan Peradilan Agama,

(Jakarta: PT Internasa, 1991), Cet.I, h.187.

5 Soebekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intermasa, 2003), h.23.

6 Zaitunah Subhan, Menggagas Fiqih Pemberdayaan Perempuan,(Jakarta: Pustaka Mina,

2008), h.275.

Page 13: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

3

menyepelekannya, oleh karena itu kita harus memahami terlebih dahulu tentang

tujuan perkawinan tersebut sebelum kita melaksanakan dari pada perkawinan.7

Dalam kenyataan hidup membuktikan bahwa memelihara kehidupan

berumah tangga bukanlah perkara yang mudah dilaksanakan, karena didalam

kehidupan rumah tangga tidak lepas dari gejolak-gejolak yag ada. Apabila suami

istri tidak dapat melewati gejolak-gejolak tersebut, maka tidak bisa dihindarkan

lagi akan terjadi sebuah pemutusan tali pernikahan atau bisa disebut juga dengan

perceraian.

Suatu gugatan perceraian, bisa mengundang berbagai macam

permasalahan. Di samping gugatan cerai itu sendiri, muncul pula masalah-

masalah lain sebagai akibat dari di kabulkannya gugatan cerai tersebut, seperti

permasalahan tentang siapa yang lebih berhak untuk melakukan hadhanah

(pemeliharaan) terhadap anak.8

Hadhanah merupakan hak bagi anak-anak yang masih kecil, karena ia

membutuhkan pengawasan, penjagaan, pelaksanaan urusannya dan orang yang

mendidiknya.

Apabila dua orang suami bercerai sedangkan keduanya mempunyai

seorang anak yang belum mumayyiz (belum berumur 12 tahun), maka istrilah

7 Abdullah Gymnastiar, AA Gym dan Fenomena Darrut Tauhid, (Bandung: PT Mizan, 2002),

h.20.

8 Said Agil Husain Al-Munawwar, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer

(analisis yurisprudensi dengan pendekatan ushuliyah), (Jakarta: Prenada Media, 2004), h.189.

Page 14: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

4

yang berkewajiban untuk mendidik dan merawat anak itu hingga ia mengerti akan

kemaslahatan dirinya.9

Ulama memberikan urutan dan skala prioritas hak mengasuh anak bagi

para wanita, sesuai dengan kemaslahatan anak tersebut. Ketika pengasuhan anak

merupakan hak dasar ibu, maka para ulama menyimpulkan, kerabat ibu lebih

didahulukan daripada kerabat ayah.10

Bila salah seorang ibu dan ayah itu ingin melakukan perjalanan yang akan

kembali pada waktunya, sedangkan yang satu lagi menetap ditempat lebih berhak

mendapatkan hadhanah. Alasannya ialah, bahwa perjalanan itu mengandung

resiko dan kesulitan bagi si anak. Oleh karena itu menetap lebih baik karena tidak

ada resiko tersebut bagi si anak.11

Dalam hal pindah tempat juga Ulama berpendapat. Menurut Ulama

Hanafiyah bila yang melakukan pindah tempat adalah ayah, maka ibu lebih

berhak atas hadhanah. Bila ibu yang pindah ke tempat dilaksanakan

pernikahannya dulu, ibu yang lebih berhak tapi bila ke tempat lain, maka ayahlah

yang berhak. Ulama lainnya termasuk Imam Malik dan Syafi’I yang berhak atas

hadhanah dalam keadaan pindah tempat adalah ayah.12

9 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), Cet.III, h.426.

10

Wahbah Al-Zuhaili, AL-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh Juz VII, (Damaskus: Daar Al-Fikr,

1984), h.680.

11

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia : Antara Fiqih Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet.III, h.332.

12

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h. 332.

Page 15: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

5

Fenomena kelalaian dan penelantaran anak merupakan permasalahan yang

sering terjadi dalam masyarakat, sebaliknya juga perebutan anak antara orang tua

sering terjadi seakan-akan anak adalah harta benda yang dapat dibagi-bagi, dan

setelah dibagi seolah putuslah ikatan orang tua yang tidak mendapatkan hak

asuhnya. Walaupun sebenarnya masalah kedudukan anak dan kewajiban orang

tua terhadap anak ini telah di atur dalam berbagai peraturan perundang-undangan

dan Hukum Islam.

Dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 105 yang berbunyi : dalam hal

terjdinya perceraian : a) pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum

berumur 12 tahun adalah hak ibunya, b) pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz

diserahkan untuk memilih di antara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak

pemeliharaannya, c) biaya pemeliharaan di tangung oleh ayahnya.13

Pengadilan Agama akan memutuskan kepada siapa hak pemeliharaan

tersebut diberikan, namun seringkali pihak yang kalah tidak mau melaksanakan

putusan Pengadilan Agama tersebut, sehingga pihak yang menang kesulitan

mendapatkan haknya. Maka solusi yang dapat dilakukan adalah meminta

Pengadilan Agama untuk membantu melaksanakan putusannya tersebut.

Berawal dari latar belakang masalah inilah, penulis ingin mengetahui lebih

mendalam mengenai persoalan ini dalam bentuk skripsi yang berjudul

“Pelaksanaan Eksekusi Sengketa Hadhanah di Pengadilan Agama Cikarang”.

13

Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, (T.tp, CV. Nuansa Aulia, 2008), h.33.

Page 16: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

6

B. Batasan dan rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih akurat dan untuk mempermudah serta

memperjelas pokok bahasan, maka penulis membatasi masalah pada eksekusi

yang ada di Pengadilan Agama Cikarang dan pasal 105 Kompilasi Hukum

Islam yang mengatur hak asuh anak.

2. Rumusan Masalah

Pada Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam dalam hal terjadinya

perceraian, pemeliharaan anak/ hadhanah yang belum mumayyiz atau belum

berumur 12 tahun adalah hak ibunya, pemeliharaan anak yang sudah

mumayyiz diserahkan untuk memilih di antara ayah atau ibunya sebagai

pemegang hak pemeliharaannya dan biaya pemeliharaan di tangung oleh

ayahnya. Dalam realitanya seringkali pihak yang kalah tidak mau

melaksanakan putusan Pengadilan Agama tersebut, sehingga pihak yang

menang kesulitan mendapatkan haknya. Maka solusi yang dapat dilakukan

adalah meminta Pengadilan Agama untuk membantu melaksanakan

putusannya tersebut. Dalam praktek Hukum Acara Perdata, pelaksanaan

putusan pemeliharaan anak/ hadhanah ini tidaklah semudah seperti apa yang

diatur. Putusan Pengadilan akan sulit melaksanakan apabila pihak yang

dikalahkan tidak mau mentaati putusan tentang hadhanah.

Dari rincian masalah diatas maka penulis menuangkan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut :

Page 17: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

7

1. Apa pengertian hadhanah menurut Hukum Islam dan Peraturan

Perundang-Undangan di Indonesia ?

2. Bagaimana pelaksanaan putusan mengenai hadhanah di Pengadilan

Agama Cikarang ?

3. Bagaimana upaya Pengadilan Agama Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan

eksekusi hadhanah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menjelaskan pengertian hadhanah menurut Fiqih dan Undang-

Undang

b. Untuk menjelaskan pelaksanaan putusan mengenai hadhanah di wilayah

hukum Pengadilan Agama Cikarang

c. Untuk menjelaskan upaya Pengadilan Agama Cikarang untuk

terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi hukum bagi

para akademisi bidang hukum, khususnya mengenai pelaksanaan eksekusi

hadhanah setelah terjadinya perceraian. Selain itu, diharapkan dapat menjadi

bahan menambah wawasan ilmu hukum bidang perdata bagi masyarakat

umum.

Manfaat yang terahir dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi para praktisi Peradilan yang

Page 18: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

8

terlibat langsung dalam proses pelaksanaannya, yaitu para Hakim khususnya

di Cikarang. Dan dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi, referensi atau bahan bacaan tambahan bagi mahasiswa fakultas

syari’ah dan hukum maupun masyarakat luas.

D. Studi Review

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang penulis lakukan, tidak

ditemukan judul yang sama dengan judul penelitian ini. Namun ada beberapa

yang menyangkut topik permasalahan yang sama, diantaranya :

1. Skripsi berjudul “Penetapan Hak Hadhanah Kepada Bapak Bagi Anak Belum

Mumayyiz (Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Barat Perkara

Nomor 228/Pdt.G/2009/PAJB)” yang ditulis oleh Nova Andriani, tahun

20011, Mahasiswa Fakultas Syari’ah da Hukum Jurusan Administrasi

Keperdataan Islam, NIM 107044200445. Pada skripsi ini membahas tentang,

pertimbangan hukum Majelis Hakim dalam putusan Nomor

228/Pdt.G/2009/PAJB tentang hadhanah dan bagaimana metode ijtihad

Majelis Hakim dalam memutuskan perkara hak hadhanah anak kepada

bapak.

2. Skripsi berjudul “ Kewajiban Pembiayaan Hadhanah Akibat Perceraian

(Studi Kritis Pasal 105 Poin c Jo Pasal 156 Poin d KHI)” yang ditulis oleh

Aziz Angga Riana, Mahasiswa Fakultas Syari’ah da Hukum Jurusan

Peradilan Agama, NIM 207044100261. Pada skripsi ini membahas tentang,

pertimbangan hukum Majelis Hakim dalam putusan

Page 19: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

9

No.666/Pdt.G/2009/PAJB tentang hadhanah, dan bagaimana analisis

penetapan hak hadhanah dalam putusan di Pengadilan Agama.

3. Skripsi berjudul “Hak Hadhanah Ibu Wanita Karir (Analisis Putusan Perkara

Nomor:458/Pdt.G.2006/PADepok” yang ditulis oleh Mochammad Anshory,

Mahasiswa Fakultas Syari’ah da Hukum Jurusan Administrasi Keperdataan

Islam, NIM 105044201459. Pada skripsi ini membahas tentang,

pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Depok dalam memutuskan

perkara nomor: 458/Pdt/2006/Pengadilan Agama Depok dan apakah Hakim

memperhatikan masalah anak disaat membuat pertimbangan dalam

memutuskan perkara.

4. Skripsi berjudul “ Gugat Rekonpensi Dalam Sengketa Cerai Gugat dan

Implikasinya Hak Hadhanah di Pengadilan Agama (Studi Analisis Perkara

No.078/Pdt. G/2007/PAJakarta Pusat)” yang ditulis oleh Rizal Purnomo,

Mahasiswa Fakultas Syari’ah da Hukum Jurusan Administrasi Keperdataan

Islam, NIM 104044201485. Pada skripsi ini membahas tentang,

pertimbangan dan putusan Majelis Hakim tentang cerai gugat rekonvensi

mengenai hak hadhanah di Pengadilan Agama dan bagaimana persfektif fiqih

dan hukum positif tentang putusan Hakim mengenai rekonvensi dalam cerai

gugat bersama hak hadhanah di Pengadilan Agama.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Page 20: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

10

Dalam penelitian karya ilmiyah ini, penulis menggunakan gabungan

antara penelitian hukum normatif dan penelitian yuridis empiris. Penelitian

hukum normatif adalah suatu penelitian hanya merupakan studi dokumen.14

Dan penelitian yuridis empiris yaitu penelitian kenyataan lapangan yang

bersifat das sein tidak sesuai dengan keadaan yang didambakan atau yang

diharapkan yang bersifat das sollen.15

Dalam penelitian ini yang akan dicari

prihal pelaksanaan putusan mengenai hadhanah di Pengadilan Agama

Cikarang dengan berpedoman pada aturan yang berlaku.

2. Data Penelitian

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dalam studi kepustakaan, penulis mencari data primer yang

berkaitan dengan masalah yang akan diketengahkan untuk dijadikan

landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan.16

Bahan-bahan yang

digunakan :

a) Sumber Primer

Sumber primer yaitu data yang dikumpulkan diolah dan

disajikan oleh peneliti dari sumber pertama atau sumber asli yang

14

Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian (Jakarta: ADELINA Bersaudara,2010), Cet.I, h.155.

15

Tommy Hendra Purwaka, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Universitas Atma

Jaya, 2007), h.29.

16

Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta: Granit,2010), Cet.III, h.57.

Page 21: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

11

memuat informasi atau data tersebut.17

Sumber data primer dalam

penelitian ini adalah lapuran tahunan perkara, Putusan Pengadilan

Agama Cikarang, Ketua/ Wakil Pengadilan Agama Cikarang, para

Hakim dan para pihak yang terkait dengan masalah ini.

b) Sumber Sekunder

Data sekunder merupakan data yang mendukung data utama

atau memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer.18

Data

sekunder dalam penelitian ini adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975

tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan, Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan

Agama jo Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 jo Undang-Undang

Nomor 50 Tahun 2009, Kompilasi Hukum Islam, dan studi

kepustakaan atau dokumen-dokumen yang ada di Pengadilan Agama

Cikarang.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dilakukan dengan cara interview, adalah metode pengumpulan data

dengan atau mellalui wawancara, dimana dua orang atau lebih secara fisik

17

Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995),

h. 132.

18 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h.

195.

Page 22: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

12

lengsung berhadap-hadapan yang atau dapat melihat muka yang lain dan

masing-masing dapat menggunakan saluran komunikasi secara wajar dan

lancar.19

Dengan mengambil objek di Pengadilan Agama Cikarang.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan

Data kepustakaan yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan

yang bersumber dari peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen

resmi, publikasi, dan hasil penelitian.20

b. Penelitian Lapangan

Data lapangan yang diperlukan sebagai data penunjang diperoleh

melalui informasi dan pendapat-pendapat dari responden yang ditentukan

secara purposive sampling (ditentukan oleh peneliti berdasarkan

kemauannya) dan/atau random sampling (ditentukan oleh peneliti secara

acak). Data lapangan yang penulis dapatkan berupa hasil wawancara di

Pengadilan Agama Cikarang.

3. Metode Analisis

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan

menggunakan metode analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah suatu cara

penelitian yang menghasilkan data deskriftif analisis, yaitu apa yang

19

Balitbang Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah RI, Metedologi Penelitian Sosial

(Terapan dan Kebijaksanan) (Jakarta: Balitbang Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah RI,

2000), h.39.

20

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), Cet.II, h.107.

Page 23: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

13

dinyatakan oleh responden secara tertulis serta lisan dan juga prilaku yang

nyata diteliti sebagai sesuatu yang utuh.21

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang terdiri dari sub-sub bab

sebagai berikut :

Bab pertama, dalam bab ini menguraikan latar belakang masalah,

batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi

terdahulu, metode penelitian dan penulisan serta sistematika penulisan.

Bab kedua, dalam bab ini memuat tinjauan umum tentang hadhanah,

pengertian, dasar hukum, syarat, dan dalam peraturan perundang-undangan.

Bab ketiga, dalam bab ini membahas profil Pengadilan Agama

cikarang, sejarah, dasar hukum dan wewenang, struktur organisasi, serta

yurisdiksi Pengadilan Agama Cikarang.

Bab keempat, dalam bab ini berisi tentang pelaksanaan putusan

hadhanah, mencakup : penyebab sulitnya pelaksanaan eksekusi hadhanah serta

upaya Pengadilan Agama cikarang agar terlaksananya pelaksanaan eksekusi

hadhanah dan Analisis Penulis

Bab kelima, memuat kesimpulan dari seluruh pembahasan untuk

kemudian penulis memberikan saran-saran yang konstruktif.

21

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, h.107.

Page 24: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

14

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG HADHANAH

A. Pengertian Hadhanah

Hadhanah berasal dari kata “hidnan” yang berarti lambung. Seperti

kalimat “hadhana ath-thaairu baidhahu”, burung itu menggempit telur dibawah

sayapnya, begitu juga dengan perempuan (ibu) yang mengempi anaknya.1

Pemeliharaan anak dalam bahasa Arab disebut dengan istilah “hadhanah”.2

Maksudnya adalah merawat dan mendidik atau mengasuh bayi/ anak kecil yang

belum mampu menjaga dan mengatur diri sendiri..

Para fuqaha mendefinisikan “al-hadhn” adalah memelihara anak kecil

laki-laki atau perempuan atau orang yang kurang akal yang tidak bisa

membedakan. Al-hadhn tidak berlaku pada orang dewasa yang sudah baligh dan

berakal. Ia boleh memilih tinggal dengan siapa saja dari kedua orang tuanya yang

ia sukai. Bilamana seorang laki-laki maka ia boleh tinggal sendiri karena tidak

membutuhkan kedua orang tuanya. Akan tetapi syara‟ menyuruhnya berbakti dan

berbuat baik kepada mereka. Jika seorang perempuan, ia tidak boleh tinggal

sendiri dan tidak dipaksa karena kelamahan tabiatnya untuk menghindari

kecemaran keluarganya.3

1 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, jilid 2, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007), h.237.

2 Abd Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Prenada Media, 2013), h.175.

3 Ibrahim Muhammad Al-jamal, Fiqih muslimah, h.341.

Page 25: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

15

Hadhanah menurut bahasa berarti “ meletakan sesuatu dekat tulang rusuk

atau dipangkuan”, karena ibu waktu menyusukan anaknya meletakkan anak itu di

pangkuan-nya, seakan-akan ibu disaat itu melindungi dan memelihara anaknya,

sehingga “hadhanah” dijadikan istilah yang maksudnya : pendidikan dan

pemeliharaan anak sejak dari lahir sampai sanggup berdiri sendiri mengurus

dirinya yang dilakukan oleh kerabat anak itu.4

Dalam Ensiklopedi Hukum Islam dijelaskan, hadhanah yaitu mengasuh

anak kecil atau anak normal yang belum atau tidak dapat hidup mandiri, yakni

dengan memenuhi kebutuhan hidupnya, menjaga dari hal-hal yang

membahayakan, memberinya pendidikan fisik maupun psikis, mengembangkan

kemampuan intelektual agar sangup memikul tanggung jawab hidup.5

Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, hadhanah adalah tugas menjaga atau

mengasuh bayi/ anak kecil yang belum mampu menjaga dan mengatur diri

sendiri. Mendapat asuhan dan pendidikan adalah hak setiap anak dari kedua

orangtuanya. Kedua orangtua anak itulah yang lebih utama untuk melakukan

tugas tersebut, selama keduanya mempunyai kemampuan untuk itu.6

Menurut Muhammad bin Ismail Salah Al-Amir Al-Khalani atau yang

disebut dengan nama Sa‟ani, mengartikan hadhanah ialah pemeliharaan anak

4 Abd Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, h.175

5 “Hadhanah”, dalam Abdul Aziz Dahlan, dkk, ed., Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: Ichtiar

Baru Van Hoeva, 1997), h.37.

6 “Hadhanah” dalam Harun Nasution, dkk, ed., Ensiklopedii Islam Indonesia (Jakarta:

Djambatan, 1992), h.269.

Page 26: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

16

yang belum mampu berdiri sendiri mengenai dirinya, pendidikannya serta

pemeliharaannya dari segala sesuatu yang membinasakannya atau yang

membahayakannya.7

Menurut Qalyubi Dan Umairah: 8

Artinya:

”Hadhanah ialah menjaga anak yang tidak dapat mengurus urusannya

dan mendidiknya dengan hal-hal baik”.

Menurut Amir Syarifuddin, Pengertian hadhanah di dalam istilah Fikih

digunakan dua kata namun ditunjukan untuk maksud yang sama yaitu Kafalah

dan Hadhanah.9

Yang dimaksud dengan hadhanah dan kafalah dalam arti sederhana

adalah “pemeliharaan” atau “pengasuhan”. Dalam arti yang lebih lengkap

adalah pemeliharaan anak yang masih kecil setelah terjadinya putusnya

perkawinan. Hal ini dibicarakan dalam fikih karena secara praktis antara suami

dan istri telah terjadi perpisahan sedangkan anak-anak memerlukan bantuan dari

ayah dan/atau ibunya.10

7 As-San‟ani, Subulus Salam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1995), Cet.III, h.37.

8 Syeikh Al-Syihab Al-Din Al-Qalyabi Wa Al-„Umairah, Al-Mahalli Juz IV, (Kairo: Dar

Wahya Al-Kutub, 1971), h.88.

9 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h.327.

Page 27: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

17

Hadhanah yang dimaksud adalah kewajiban orang tua untuk memelihara

dan mendidik anak mereka dengan sebaik-baiknya. Pemeliharaan ini mencangkup

masalah pendidikan dan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan pokok si anak.11

Dari pengertian-pengertian hadhanah tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa hadhanah itu mencakup aspek-aspek :

a. Pendidikan

b. Pencukupannya kebutuhan

c. Usia (yaitu bahwa hadhanah itu diberikan kepada anak sampai usia tertentu).

Sehingga dimaksudkan dengan hadhanah adalah membekali anak secara

material maupun secara spiritual, mental meupun fisik agar anak mampu berdiri

sendiri dalam menghadapi hidup dan kehidupannya nanti bila ia dewasa.

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tidak disebutkan pengertian

pemeliharaan anak (hadhanah) secara definitif, melainkan hanya disebutkan

tentang kewajiban orang tua untuk memelihara anaknya. Pasal 45 ayat (1)

Undang-Undang ini disebutkan bahwa, “Kedua orang tua wajib memelihara dan

mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya”.

M. Yahya Harahap dalam bukunya Pembahasan Hukum Perkawinan

Nasional, mengemukakan bahwa arti pemeliharaan anak adalah :

a. Tanggungjawab orang tua untuk mengawasi, memberi pelayanan yang

semestinya serta mencukupi kebutuhan hidup dari anak oleh orang tua.

10

Ibid, h.327.

11

Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h.293.

Page 28: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

18

b. Tanggungjawab yang berupa pengawasan dan pelayanan serta pencukupan

nafkah tersebut bersifat kontinu (terus menerus) sampai anak itu mencapai

batas umur yang legal sebagai orang dewasa yang telah bisa berdiri

sendiri.12

Dari pengertian pemeliharaan pemeliharaan anak (hadhanah) tersebut

dapat diambil kesimpulan bahwa pemeliharaan anak adalah mencakup segala

kebutuhan anak, jasmani dan rohani. Sehingga termasuk pemeliharaan anak

adalah mengembangkan jiwa intelektual anak melalui pendidikan.

Beberapa Ulama Mazhab berselisih pendapat mengenai masa asuh anak.

Imam Hanafi berpendapat masa asuhan adalah tujuh tahun untuk lelaki dan

sembilan tahun untuk perempuan. Imam Hanbali berpendapat masa asuh anak

lelaki dan perempuan adalah tujuh tahun dan setelah itu diberi hak untuk memilih

dengan siapa ia akan tinggal. Menurut Imam Syafi‟i berpendapat bahwa batas

mumayyiz anak adalah jika anak itu sudah berumur tujuh tahun atau delapan

tahun. Sedangkan Imam Malik memberikan batas usia anak mumayyiz adalah

tujuh tahun.13

Kompilasi Hukum Islam Pasal 105 (a) menyebutkan bahwa batas

mumayyiz seorang anak adalah berumur 12 tahun.14

Sedangkan Undang-Undang

12

Yahya Harahap, Hukum Perkawinan Nasional, (Medan: CV Zahir Trading CO, 1975),

h.204.

13

Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), Cet.V, h.

14

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia,(Jakarta: Akademia Presindo, 2007),

h.293.

Page 29: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

19

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyebutkan bahwa anak dikatakan

mumayyiz jika sudah berusia 18 tahun atau setelah melangsungkan pernikahan.15

Para Ulama Fikih mendefinisikan : hadhanah yaitu melakukan

pemeliharaan anak-anak yang masih kecil, baik laki-laki maupun perempuan, atau

yang sudah besar tetapi belum mumayyiz, menyediakan sesuatu yang menjadikan

kebaikannya, menjaganya dari sesuatu yang menyakiti dan merusaknya, mendidik

jasmani, rohani, dan akalnya, agar mampu berdiri sendiri menghadapi hidup dan

memikul tanggung jawab.

Para Ulama sepakat bahwasannya hukum hadhanah, mendidik dan

merawat anak wajib. Tetapi mereka berbeda dalam dalam hal, apakah hadhanah

ini menjadi hak orang tua (terutama ibu) atau hak anak.16

B. Dasar Hukum Hadhanah

Para ulama menetapkan bahwa pemeliharaan anak itu hukumnya wajib,

sebagaimana wajib memeliharanya selama berada dalam ikatan perkawinan.

Adapun dasar hukumnya mengikuti umum perintah Allah untuk membiayai anak

dan istri dalam firman Allah :

...

Artinya:

15

Lihat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 47.

16

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan

Undang-undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2009). Cet.III, h.326.

Page 30: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

20

Adalah kewajiban ayah untuk member nafkah dan pakaian untuk anak

dan istrinya. (Qs. Al-Baqarah : 233)

Kewajiban membiayai anak yang masih kecil bukan hanya berlaku selama

ayah dan ibu masih terkait dalam tali perkawinan saja, namun juga berlanjut

setelah terjadinya perceraian.17

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa

yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

dperintahkan. (Qs. At-tahrim: 6)

Pada ayat ini orang tua diperintahkan Allah SWT untuk memelihara

keluarganya dari api neraka, dengan berusaha agar seluruh anggota keluarganya

itu melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan Allah,

termasuk anggota keluarga dalam ayat ini adalah anak. Kewajiban membiayai

anak yang masih kecil bukan hanya berlaku selama ayah dan ibu masih terikat

dalam tali perkawinan saja, namun juga berlanjut setelah perceraian.18

17

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h.328.

18

Ibid, h.328.

Page 31: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

21

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:19

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Khalid As-Sulami, telah

menceritakan kepada kami Al-Walid dari Abu 'Amr Al-Auza'i, telah menceritakan

kepadaku 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya dari kakeknya yaitu Abdullah bin 'Amr

bahwa seorang wanita berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya anakku ini,

perutku adalah tempatnya, dan putting susuku adalah tempat minumnya, dan

pangkuanku adalah rumahnya, sedangkan ayahnya telah menceraikannya dan

ingin merampasnya dariku. Kemudian Rasulullah Saw berkata kepadanya;

engkau lebih berhak terhadapnya selama engkau belum menikah. (HR. Abu

Dawud)

Untuk memelihara, merawat dan mendidik anak kecil diperlukan

kesabaran, kebijaksanaan, pengertian, dan kasih sayang, sehingga seseorang tidak

dibolehkan mengeluh dalam menghadapi berbagai persoalan mereka; bahkan

Rasulullah SAW sangat mengencam orang-orang yang merasa bosan dan kecewa

dengan tingkah laku anak-anak mereka. 21

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam

sebuah hadis :“ Ya Rasulullah, saya memiliki beberapa orang anak perempuan

dan saya mendoakan agar maut menemui mereka, Rasulullah SAW bersabda

19

Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy‟ats As-Sajastani, Sunan Abu Daud Juz I, (Beirut: Daar

Fikr, 2003), h.525.

20

Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy'ab al-Sijistaniy, Sunan Abi Dawud, (Beirut: Daar al-Kitab

al-'Arabi, tt), Juz.II, Hadis No. 1913, h.251.

21

Andi Syamsu Alam dan M Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak Perspektif Islam, (Jakarta:

Kencana, 2008), Cet.I, h.115-116.

Page 32: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

22

“Wahai Ibnu Sa’dah (panggilan bagi Aus) jangan kamu berdo’a seperti itu ,

karena anak-anak itu membawa berkat, mereka akan membawaberbagai nikmat,

mereka akan membantu apabila terjadi musibah, dan mereka merupakan obat

diwaktu sakit dan rezeki mereka datang dari Allah SWT.(HR.Muslim dan Abu

Daud).

C. Syarat-syarat Sebagai Pemegang Hak Hadhanah

Seorang hadhanah atau hadhin yang menangani dan menyelenggarakan

kepentingan anak kecil yang diasuhnya, yaitu adanya kecukupan dan kecakapan

yang memerlukan syarat-syarat tertentu. Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi

satu saja maka gugurlah kebolehan menyelenggarakan hadhanah

Adapaun syarat-syaratnya antara lain :

1. Baligh dan berakal sehat ; hak hadhanah anak diberikan kepada orang yang

berakal sehat dan tidak mengganggu ingatannya, sebab hadhanah itu

merupakan pekerjaan yang penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, seorang

ibu yang mendapat gangguan jiwa atau gangguan ingatan tidak layak

melakukan tugas hadhanah. Imam Ahmad bin Hambal menambahkan agar

yang melakukan hadhanah tidak mengidap penyakit menular. 22

22

Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, (Jakarta:

Kencana, 2005), h.172.

Page 33: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

23

2. Dewasa ; sebab anak kecil sekalipun tergolong mumayyiz, tetap begantung

pada orang lain yang mengurus dan mengasuhnya, sehingga tidak layak

mengasuh orang lain.23

3. Mampu mendidik.

4. Amanah dan berakhlak, sebab orang yang curang, tidak dapat dipercaya

menunaikan kewajibannya dengan baik. Bahkan dikhawatirkan bila nanti si

anak dapat meniru atau berkelakuan seperti kelakuan orang yang curang ini.24

5. Beragama Islam. Disyaratkan oleh kalangan Mazhab Syafi‟iyah dan

Hanabilah. Oleh karena itu, bagi seorang kafir tidak ada hak untuk mengasuh

anak yang muslim, karena akan ditakutkan akan membahayakan aqidah anak

tersebut. Selain itu, agama anak dikhawatirkan terpengaruh oleh pengasuh,

karena tentu akan berusaha keras mendekatkan anak tersebut dan

mendidiknya berdasarkan ajaran agamanya. Akibatnya, dikemudian hari anak

akan sulit melepaskan diri darinya. Inilah bahaya terbesar yang mengancam

anak.25

6. Merdeka.

7. Wanita yang mengasuh itu tidak bersuamikan dengan seorang laki-laki yang

bukan mahram dari anak yang diasuh, dikhawatirkan wanita tersebut sibuk

23

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq Jilid 2, (Jakarta: Al-I‟tishom, 2008), h.533.

24

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq Jilid 2, h.531.

25

Ibid, h.533.

Page 34: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

24

melayani keperluan suaminya sehingga tidak ada waktu untuk mengasuh

anak tersebut.26

Adapun syarat untuk anak yang diasuh (mahdhun) itu adalah :

1. Si anak masih dalam usia kanak-kanak dan belum dapat berdiri sendiri dalam

mengurus hidupnya sendiri.

2. Si anak berada dalam keadaan tidak sempurna akalnya. Oleh karena itu, dapat

berbuat sendiri, meskipun telah dewasa seperti orang yang cacat mental.

Orang yang telah dewasa dan sehat sempurna akalnya tidak boleh berada

dibawah pengasuh apapun.27

D. Upah Hadhanah

Menurut Islam biaya hidup anak merupakan tanggung jawab bapaknya,

baik selama perkawinan berlangsung maupun setelah perceraian. Apabila setelah

perceraian, anak yang masih kecil dan menyusui berada di bawah pemeliharaan

ibunya, sedangkan masa Iddahnya telah habis, maka ibu berhak mendapatkan

upah atas pemeliharaan dan penyusuan tersebut. Hal ini karena tidak lagi

menerima nafkah dari bapak anak tersebut. Upah tersebut wajib diberikan baik

diminta ataupun tidak.

Sebagaimana firman Allah AWT:

26

Ibid, h.241.

27

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq Jilid 2, h. 242.

Page 35: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

25

Artinya:

“…. Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka

berikanlah kepada mereka upahnya…”. (Qs. At-Thalaq: Ayat 6)

Adapun besar biaya yang ditanggung oleh bapak untuk anaknya

disesuaikan dengan kemmpuan si bapak, sesuain dengan firman Allah SWT:

.

Artinya :

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.

dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta

yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada

seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak

akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (Qs. At-Thalak: 7)

Akan tetapi jika bapak tidak mampu, karena ia orang susah, dan

berpenghasilan rendah serta anak itu tidak mempunyai harta, sedangkan si ibu

menolak untuk mengasuhnya kecuali dengan upah dan tiada seorang pun diantara

kamu kerabat yang mau mengasuhnya secara mutlak. Dan biaya pemeliharaan

atau rawatan itu tetap menjadi hutang suami yang tidak gugur, kecuali dengan

ditunaikan. Kewajiban tersebut dapat ditanggung oleh kerabat ahli waris yang

terdekat yang mampu. Tetapi apabila ada orang lain yang dengan suka rela

Page 36: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

26

mendidik anak itu tanpa ongkos, maka hal tersebut dapat diserahkan kepada

pendidik suka rela tersebut.28

Sedangkan apabila bapak dengan sengaja menelantarkan anaknya dengan

tidak membiayai keperluan hidupnya padahal bapak mampu untuk

melakukannya, maka hal itu tidak dibenarkan dan merupakan perbuatan dosa.

Dengan demikian masa pembiayaan anak akan berakhir yakni bagi anak

laki-laki apabila ia telah dewasa, dapat bekerja dan berdiri sendiri. Sedangkan

bagi perempuan sampai ia kawin, ketika anak perempuan telah kawin maka

nafkahnya menjadi kewajiban suaminya.29

Ibu tidak berhak atas upah hadhanah, seperti upah menyusui, selama ia

masih menjadi istri dari ayah anak kecil itu, atau masih dalam iddah. Karena

dalam keadaan tersebut ia masih mempunyai nafkah sebagai istri atau nafkah

masa iddah.

Allah SWT berfirman :

Artinya:

28

Kamal Muchtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,

1974), Cet.I, h.135.

29

Zahri Hamid, Pokok-Pokok Hukum perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan di

Indonesia, (Yogyakarta: Bina Cipta, 1978), Cet.I, h.106.

Page 37: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

27

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,

yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah member

makan dan pakaian kepada ibu dengan cara yang makruf…”. (Qs. Al-Baqarah:

233)

Adapaun sesudah habis masa iddahnya maka ia berhak atas upah itu seperti

haknya kepada upah menyusui. Allah SWT berfirman :

Artinya :

“Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin,

kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu, maka berikanlah

kepada mereka upahnya, dan musyawarahlah diabtara kamu (segala sesuatu)

dengan baik, dan jika kam menemui kesulitan maka perempuan lain boleh

menyusukan (anak itu) untuknya”. (Qs. At-Thalak: 6)

Perempuan selain ibunya boleh menerima upah hadhanah sejak ia

menangani hadhanahnya, seperti halnya perempuan penyusu yang bekerja

menyusui anak kecil dengan bayaran (upah).

Upah pengasuhan adalah utang dan tidak gugur, kecuali dengan melunasi

atau membebaskannya. Yang wajib membayar upah pengasuhan menurut syara‟

Page 38: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

28

adalah orang yang wajib memberi nafkah anak kecil itu. Karena pengasuhan

termasuk nafkah. Maka wajib dibayar oleh ayah atau wali anak itu.30

Seorang ayah wajib membayar upah penyusuan dan hadhanah, juga wajib

membayar ongkos sewa rumah atau perlengkapan jika sekiranya si ibu tidak

memiliki rumah sendiri sebagai tempat mengasuh anak kecilnya. Ia juga wajib

membayar gaji pembantu rumah tangga atau menyediakan pembantu tersebut

jika si ibu membutuhkannya, dan ayah memiliki kemampuan untuk itu. Hal ini

bukan termasuk dalam bagian nafkah khusus bagi anak kecil, seperti : makan,

minum, tempat tidur, obat-obatan dan keperluan lain yang pokok yang sangat

dibutuhkannya. Tetapi gaji ini hanya wajib dikeluarkannya saat ibu pengasuh

menangani asuhannya. Dan gaji ini menjadi utang yang ditanggung oleh ayah

serta ibu bias lepas dari tanggungan ini kalau dilunasi atau dibebankan.

Jika diantara kerabat anak kecil ada orang yang pandai mengasuhnya dan

melakukannya dengan sukarela, sedangkan ibunya sendiri tidak mau kecuali

dibayar, jika ayahnya mampu, dia boleh dipaksa untuk membayar upah kepada

ibunya tersebut dan ia tidak boleh menyerahkan kepada kerabatnya perempuan

yang mau mengasuhnya dengan sukarela, bahkan si anak kecil harus tetap pada

ibunya. Sebab asuhan ibunya lebih baik untuknya apabila ayahnya mampu

membayar untuk upah ibunya. Tetapi kalau ayahnya tidak mampu, ia boleh

menyerahkan anak kecil itu kepada kerabatnya yang perempuan untuk

30

Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqih Muslimah: Ibadat Mu’amalat, (Jakarta: Pustaka

Amani, 1999), Cet.III, h.346.

Page 39: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

29

mengasuhnya dengan sukarela, dengan syarat perempuan ini dari kalangan

kerabat si anak kecil dan pandai mengasuhnya.

Hal ini berlaku apabila nafkah itu wajib ditanggung oleh ayah. Adapaun

apabila anak kecil itu sendiri memiliki harta untuk membayar nafkahnya, maka

anak kecil inilah yang membayar kepada pengasuh sukarelanya. Di samping

untuk menjaga hartanya juga karena ada salah seorang kerabatnya yang menjaga

dan mengasuhnya. Tetapi jika ayahnya tidak mampu, si anak kecil sendiri juga

tidak memiliki harta, sedangkan ibunya tidak mau mengasuhnya kecuali kalau

dibayar, dan tidak seorang kerabat pun yang mau mengasuhnya dengan sukarela,

maka ibu dapat dipaksa untuk mengasuhnya, sedangkan upah (bayarannya)

menjadi hutang yang wajib dibayar oleh oleh ayah, dan bisa gugur kalau telah

dibayar atau dibebaskan.

Tentang pemeliharaan anak yang belum mumayyiz, sedangkan kedua orang

tuanya bercerai, Kompilasi Hukum Islam menjelaskan sebagai berikut :

Pasal 105

Dalam hal terjadi perceraian

a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun

adalah hak ibunya.

b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk

memilih diantara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaannya.

c. Biaya pemeliharaan anak ditanggung oleh ayahnya.

Pasal 106

1. Orang tua berkewajiban merawat dan mengambangkan harta anaknya yang

belum dewasa atau dibawah pengampuan, dan tidak diperbolehkan

Page 40: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

30

memindahkan atau menggadaikannya kecuali karena keperluan yang

mendesak jika kepentingan dan kemaslahatan anak itu menghendaki atau

suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari lagi.

2. Orang tua bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena

kesalahan dan kelalaian dari kewajiban tersebut pada ayat (1)

E. Hadhanah Dalam Peraturan Perundang-Undangan

1. Menurut Hukum Perdata

Pemeliharaan anak terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Buku Kesatu hal Orang pada Bab X, XII, dan XIV. Pada pasal 289 bab XIV

Tentang Kekuasaan Orang Tua bagian I Akibat-akibat Kekuasaan Orang Tua

Terhadap Pribadi Anak dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

menyatakan bahwa setiap anak, berapapun juga umumnya wajib menghormati

dan menghargai kedua orang tuanya. Dalam tinjauan perdata mengenai siapa

yang paling berhak memelihara dan mengasuh anak yang masih dibawah umur,

akibat dari perceraian suami istri adalah kewajiban orang tuanya. Orang tua

wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka yang masih dibawah umur.

Kehilangan kekuasaan orang tua dan kekuasaan wali tidak membebaskan mereka

dari kewajiban untuk memberi tunjangan menurut besarnya pendapatan mereka

guna membiayai pemeliharaan dan pendidikan anak-anak mereka itu.31

Kemudian dijelaskan pada pasal 299 bab XIV Tentang Kekuasaan Orang

Tua bagian I Akibat-Akibat Kekuasaan Orang Tua Terhadap Pribadi Anak dalam

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata bahwa selama perkawinan orang tuanya,

31

Soedaryo Soimin. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007),

h.72.

Page 41: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

31

setiap anak anak sampai dewasa tetap berada dalam kekuasaan kedua orang

tuanya, sejauh kedua orang tua tetrsebut tidak dilepaskan atau dipecat dari

kekuasaan itu. Kecuali jika terjadi pelepasan atas pemecatan dan berlaku

ketentuan-ketentuan mengenai pisah ranjang, bapak sendiri yang melakukan

kekuasaan itu. Bila bapak berada dalam keadaan tidak mungkin untuk melakukan

kekuasaan orang tua, kecuali dalam hal adanya pisah ranjang. Bila ibu juga tidak

dapat atau tidak berwenang, maka oleh Pengadilan Negeri diangkat seorang wali

sesuai dengan pasal 359. Hal ini terdapat dalam pasal 300 bab XIV Tentang

Kekuasaan Orang Tua bagian 3 Akibat-akibat Kekuasaan Orang Tua Terhadap

Pribadi Anak dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.32

Mengenai pemeliharaan anak yang masih dibawah umur, diatur dalam

pasal 229 bab X Tentang Pemeliharaan Perkawinan, pada umumnya dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata, yang berisikan : “Setelah memutuskan

perceraian, dan setelah mendengar atau memanggil dengan sah para orang tua

atas keluarga sedarah atau semenda dari anak-anak yang dibawah umur,

Pengadilan Negeri akan menetapkan siapa dari kedua orang tua akan melakukan

perwalian atas tiap-tiap anak, kecuali jika kedua orang tua itu dipecat atau

dilepaskan dari kekuasaan orang tua, dengan mengandalkan putusan-putusan

hakim terdahulu yang mungkin memecat atau melepas mereka dari kekuasaan

orang tua”.33

32

Soedaryo Soimin. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, h.76.

Page 42: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

32

Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa hak memelihara

anak yang masih kecil tetap tanggung jawab orang tua baik ibu maupun ayah.

Kecuali apabila orang tua tersebut melalaikan tugasnya atau berprilaku tidak baik

maka Pengadilan akan menetapkan siapa dari kedua orang tua itu yang akan

melakukan perwalian atas tiap-tiapa anak.

Sebagaimana dijelaskan juga dalam pasal 231 bab X Tentang

Pembubaran Perkawinan pada umumnya dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata : “Bubarnya Perkawinan karena perceraian tidak akan menyebabkan

anak-anak yang lahir dari perkawinan itu kehilangan keuntungan-keuntungan

yang telah dijamin bagi mereka oleh undang-undang atau oleh perjanjian

perkawinan orang tua mereka”. Menurut pasal tersebut, bahwa hak mengasuh

terhadap anak kecil meskipun orang tua telah terjadi perceraian, tetap berada

dalam tanggungannya, dengan syarat anak tersebut adalah anak yang dilahirkan

atas perkawinan yang sah.34

2. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

dan KHI

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan telah

disebutkan tentang hukum penguasaan anak secara tegas yang merupakan

rangkaian dari hukum perkawinan di Indonesia, akan tetapi hukum penguasaan

anak itu belum diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomer 9 Tahun 1975 secara

33

Ibid, h.55-56.

34

Soedaryo Soimin. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, h.55-56.

Page 43: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

33

luas dan rinci. Oleh karena itu, masalah penguasaan anak (hadhanah) ini belum

dapat diberlakukan secara efektif sehingga pada hakim di lingkungan Peradilan

Agama pada waktu itu masih mempergunakan hukum hadhanah yang tersebut

dalam kitab-kitab fikih ketika memutus perkara yang berhubungan dengan

hadhanah itu. Setelah diberlakukan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

Tentang Peradilan Agama, dan Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang

penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam, masalah hadhanah menjadi hukum

positif di Indonesia dan Peradilan Agama deberi wewenang untuk mengadili dan

menyelesaikannya.35

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal

42-45 dijelaskan bahwa orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anaknya

yang belum mencapai umur 13 tahun dengan cara yang baik sampai anak itu

kawin atau dapat berdiri sendiri. Kewajiban ini berlaku terus meskipun antara

orang tua si anak putus karena perceraian atau kematian. Kekuasaan orang tua

juga meliputi untuk mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum di

dalam dan di luar pengadilan. Kewajiban orang tua memelihara anak meliputi

pengawasan (menjaga keselamatan jasmani dan rohani), pelayanan (memberi dan

menanamkan kasih sayang) dan pembelajaran dalam arti yang luas yaitu

kebutuhan primer dan skunder sesuai dengan kebutuhan dan tingkat sosial

ekonomi orang tua si anak. Ketentuan ini sama dengan konsep hadhanah dalam

35

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,(Jakarta:

Kencana, 2008), h.428-429.

Page 44: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

34

Hukum Islam, dimana dikemukakan bahwa orang tua berkewajiban memelihara

anak-anaknya, semaksimal mungkin dengan sebaik-baiknya.36

Kompilasi Hukum Islam juga melakukan antisipasi jika kemungkinan

seorang bayi disusukan kepada perempuan yang bukan ibunya sebagaimana

dikemukakan dalam pasal 104 yaitu :

1. Semua biaya penyusuan anak dipertanggungjawabkan kepada ayah. Apabila

ayahnya meninggal dunia, maka biaya penyusuan dibebankan kepada orang

yang berkewajiban member nafkah kepada ayahnya dan walinya;

2. Penyusuan dilakukan paling lama dua tahun dan dilakukan penyapihan dalam

masa kurang dua tahun dengan persetujuan ayahnya.37

Antisipasi ini sangat positif sebab meskipun ibu yang harus menyusui

anaknya tetapi dapat diganti dengan susu kaleng atau anak disusukan oleh

seorang ibu yang bukan ibunya sendiri. Ketentuan ini juga relevan dengan hal

yang terdapat dalam ayat 233 surat Al-Baqarah yang menjadi acuan dalam hal

pemeliharaan anak.

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal

41, dapat dipahami bahwa ada perbedaan antara tanggung jawab pemeliharaan

yang bersifat material dengan tanggung jawab material yang menjadi beban

suami atau bekas suami jika ia mampu, dan sekiranya tidak mampu Pengadilan

Agama dapat menentukan lain sesuai dengan keyakinannya.38

36

Ibid, h.429.

37

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,

2007), h.138.

38

Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta: UI Press, 1986), h.149.

Page 45: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

35

Dalam kaitan ini, Kompilasi Hukum Islam Pasal 105 menjelaskan secara

lebih rinci dalam hal suami istri terjadi perceraian yaitu (1) pemeliharaan anak

yang belum Mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya; (2)

pemeliharaan anak yang sudah Mumayyiz deserahkan kepada anak untuk

memilih diantara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaannya; (3)

biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.39

Pada pasal 45 bab X mengnai Hak dan Kewajiban antara Orang Tua dan

Anak Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyatakan

pada ayat 1 bahwa kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak

mereka sebaik-baiknya. Pada ayat 2 menyatakan kewajiban orang tua yang

dimaksud dalam ayat 1 pasal ini berlaku sampai anak asuh itu menikah atau

dapat berdiri sendiri, yang mana kewajiban tersebut berlaku selamanya meskipun

antara kedua orang tua putus.40

Selanjutnya dijelaskan pula pada pasal 47 ayat 1 bab X mengenai hak dan

kewajiban antara Orang Tua dan Anak Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan bahwa anak yang belum mencapai usia 18 tahun atau belum

pernah melangsungkan perkawinan ada dibawah kekuasaan orang tuanya selama

39

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h.138.

40

Undang-Undang Pokok Perkawinan Beserta Peraturan Perkawinan Khusus Anggota ABRI,

POLRI, Pegawai Kejaksaan dan Pegawai Negeri Sipil, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h.14.

Page 46: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

36

mereka tidak dicabut dari kekuasaannya. Pada ayat 2, orang tua mewakili anak

tersebut mengenai segala perbuatan hukum di dalam dan di luar pengadilan.41

Pada Pasal 48 bab X mengenai Hak dan Kewajiban antara Orang Tua

dan Anak Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menyatakan orang tua juga tidak diperbolehkan memindahkan hak atau

menggdaikan barang-barang tetap yang dimiliki anaknya yang berumur 18 tahun

atau belum pernah melangsungkan perkawinan, kecuali apabila kepentingan anak

itu menghendakinya.42

Dalam Kompilasi Hukum Islam pada pasal 98 menyatakan pada ayat :

1) Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah usia 21

tahun, sepanjang anak tersebut tidak cacat fisik maupun mental atau belum

pernah melangsungkan perkawinan.

2) Orang tuanya mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum di

dalam dan luar pengadilan.

3) Pengadilan Agama dapat menunjuk salah seorang kerabat terdekat yang

mampu menyesuaikan kewajiban tersebut apabila kedua orang tuanya tidak

mampu.43

Jadi, dengan adanya perceraian, hadhanah bagi anak yang belum

Mumayyiz dilaksanakan oleh ibunya, sedangkan biaya pemeliharaan tersebut

tetap dipikulkan kepada ayahnya. Tanggung jawab ini tidak hilang meskipun

mereka bercerai. Hal ini sejalan dengan bunyi pasal 34 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dimana dijelaskan bahwa suami

41

Soedaryo Soimin. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, h.14-15.

42

Undang-Undang Pokok Perkawinan Beserta Peraturan Perkawinan Khusus Anggota ABRI,

POLRI, Pegawai Kejaksaan dan Pegawai Negeri Sipil, h.14-15.

43

Cik Hasan Bisri, Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan Agama (Dalam Sistem Hukum

Nasional), (Jakarta: Logos, 1999), h.189.

Page 47: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

37

mempunyai kewajiban untuk memenuhi dan memberi segala kepentingan biaya

yang diperlukan dalam kehidupan rumah tangganya. Apabila suami ingkar

terhadap tanggung jawabnya, bekas istri yang diberi beban untuk melaksanakan,

maka Pengadilan Agama setempat agar menghukum bekas suaminya untuk

membayar biaya hadhanah sebanyak yang dianggap patut jumlahnya oleh

Pengadilan Agama. Jadi, pembayaran itu dapat dipaksakan melalui hukum

berdasarkan putusan Pengadilan Agama.44

Jika orang tua dalam melaksanakan kekuasaannya tidak cakap atau tidak

mampu melaksanakan kewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya, maka

kekuasaan orang tua dapat dicabut dengan putusan Pengadilan Agama. Adapun

alasan pencabutan tersebut karena : (1) orang tua itu sangat melalaikan kewajiban

terhadap anaknya; (2) orang tua berkelakuan buruk sekali.

M. Yahya Harahap menjelaskan bahwa orang yang melalaikan kewajiban

terhadap anaknya yaitu meliputi ketidakbecusan si orang tua itu atau sama sekali

tidak mungkin melaksanakannya sama sekali, boleh jadi disebabkan karena

dijatuhi hukuman penjara yang memerlukan waktu lama, sakit uzur atau gila dan

bepergian dalam suatu jangka waktu yang tidak diketahui kembalinya.

Sedangkan berkelakuan buruk meliputi segala tingkah laku yang tidak senonoh

sebagai pengasuh dan pendidik yang seharusnya memberikan contoh yang baik.45

44

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Bandung: Citra Umbara, 2007), h.13.

45

Yahya Harahap, Hukum perkawinan nasional : pembahasan berdasarkan undang-undang

no.1 tahun 1974. Peraturan Pemerintah no. 9 tahun 1975, (Medan: Zahir, 1975), h.214.

Page 48: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

38

Akibat pencabutan kekuasaan dari orang tua sebagaimana tersebut diatas,

maka terhentinya kekuasaan orang tua itu untuk melakukan penguasaan kepada

anaknya, jika yang dicabut kekuasaan terhadap anaknya hanya ayahnya saja,

maka dia tidak berhak lagi mengurusi urusan pengasuhan, pemeliharaan dan

mendidik anaknya, tidak berhak lagi untuk mewakili anak di dalam dan diluar

pengadilan.46

Dengan demikian, ibunyalah yang berhak melakukan pengasuhan

terhadap anak tersebut, ibunyalah yang mengendalikan pemeliharaan dan

pendidikan anak tersebut. Berdasarkan Pasal 49 ayat (2) Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, biaya pemeliharaan ini tetap melekat secara

permanen meskipun kekuasaannya terhadap anaknya dicabut.47

3. Hadhanah di beberapa Negara Islam

a. Mesir

Masa pengasuhan anak dalam setatus hukum perorangan (personal status

law) yang di amandemen tahun 1985, menetapkan bahwa wanita (istri) memiliki

hak untuk mengasuh anak laki-laki hingga usia 10 tahun dan 12 tahun bagi anak

perempuan. Setelah habis masa pengasuhan, hakim dapat memerintahkan bahea

anak yang dalam pengasuhan tetap pada ibu tanpa adanya upah hingga berusia 15

tahun bagi anak laki-laki, dan sampai menikah bagi anak perempuan. Jika hakim

yakin bahwa kemaslahatan anak akan terpenuhi.

46

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,

(Jakarta: Kencana, 2008), h.431.

47

Soedaryo Soimin, Kitab Undang- Undang Hukum Perda, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007),

h.15.

Page 49: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

39

Mengenai syarat-syarat pemegang hak hadhanah, dirumuskan sebagai

berikut: orang yang baligh, berakal, mampu mengasuh anak, sehat dan

mempunyai garis hubungan kekeluargaan.

Adapun mengenai gugur atau pencabutan hak hadhanah, hakim dapat

mempertimbangkan dua hal :

- Pertama, apabila pemegang hak hadhanah berprilaku buruk yang dapat

mempengaruhi akhlak dan tabiat anak yang dalam pengasuhannya.

- Kedua, jika pemegang hak hadhanah sering mengabaikan dan/atau

meninggalkan anak yang dalam pengasuhannya.48

b. Yordania

Ketentuan hadhanah dalam perundang-undangan yordania, terdiri dari 12

pasal yakni pasal 154 sampai dengan pasal 166. Ketentuan hadhanah berlaku

setelah terjadinya perceraian. Apabila terjadi perceraian antara suami istri, maka

ibu mempunyai hak utama untuk mengasuh dan mendidik anaknya. Adapun tertib

urutan pemegang hak hadhanah setelah ibu disesuaikan pendapat Imam Abu

Hanifah.

Adapun syarat-syarat hadhanah, dewasa, berakal, tidak meninggalkan

anak karena ksibukannya, mampu untuk mendidik dan menjaganya, tidak murtad,

dan tidak menikah dengan laki-laki lain, kecuali mempunyai hubungan

48

Andi syamsu alam dan M. Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak Persfektif Islam, (Jakarta :

Kencana, 2008), Cet.I, h.135-136.

Page 50: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

40

kekerabatan dekat dengan anaka asuhnya, dan tidak menempatkannya di rumah

yang penuh konflik.49

c. Syria

Masa pengasuhan anak dalam Undang-Undang Syiria, dirumuskan bahwa

bagi anak laki-laki sampai berusia 7 tahun, sedangkan anak perempuan sampai

berusia 9 tahun. Meskipun demikian, jika hakim melihat ada kemaslahatan, maka

ia dapat menambah masa pengasuhan masing-masing anak selama 2 tahun, yakni

bagi anak laki-laki dapat diperpanjang menjadi 9 tahun, sedangkan anak

perempuan hingga berusia 11 tahun. Syarat-syarat pemegang hak hadhanah

dirumuskan sebagai berikut, yaitu: dewasa, berakal, mampu mengasuh anak baik

jasmani maupun rohani,. Kemudian hak hadhanah seseorang dapat digugurkan

apabila: pemegang hak hadhanah memiliki sifat tercela yang dapat mempengaruhi

si anak, gila, dan murtad. Bahkan hak pengasuhan anak dapat digugurkan karena

tidak mempu melakukan pengasuhan dengan alasan kesehatan. Apabila pemegang

hak hadhanah mengaku sering meninggalkan rumah, dan tidak mempunyai

kesempatan mengasuh anak, maka hak hadhanahnya di gugurkan, meskipun anak

tersebut masih sangat kecil.50

d. Kuwait

Secara umum hukum keluarga Kuwait tidak berbeda dengan hukum

keluarga fikih klasik, termasuk didalamnya pasal-pasal yang mengatur tengtang

49

Ibid, h.139.

50

Andi syamsu alam dan M. Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak Persfektif Islam, h.142.

Page 51: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

41

hadhanah. Misalnya tentang ketentuan pemegang hak hadhanah, Undang-Undang

hukum keluarga Kuwait mengutamakan pemegang hak hadhanah adalah ibu.

Penetapan hak hadhanah itu di dasarkan pada sunah, ijma‟, dan rasio (akal).

Mengenai hal yang dapat menggugurkan hak hadhanah antara lain,

pemegang hak menikah lagi dengan laki-laki yang bukan kerabat dekatnya.

Namun perbedaan agama tidak menyebabkan gugurnya hak untuk mengasuh,

sehingga ia mengerti agama. Mengenai lamanya masa hadhanah perundang-

undangan Kuwait lebih cenderung kepada pendapat Imam Malik. Maka

pengasuhan anak berakhir apabila laki-laki ia sampai baligh sedangkan wanita

sampai ia telah menikah.

e. Tunisia

Dalam perundang-undangan Keluarga Tunisa tahun 1958 dirumuskan:

1. Pasal 54, hadhanah adalah pemeliharaan anak, termasuk juga merawat dan

mendidik anak sampai ia mencapai usia dewasa.

2. Pasal 57, selama masa perkawinan, anak dipelihara kedua orang tuanya. Jika

terjadi perceraian atau meninggal dunia, hak pemeliharaan anak secara

berturut-turut diberikan kepada ibu dan nasab ibunya.

3. Pasal 58, syarat memelihara anak antara lain harus dewasa, dapat dipercaya,

dan cakap dalam menjalankan kewajiban.

4. Pasal 61, jika seorang wanita dalam memelihara anak memiliki tempat

tinggal jauh dan menghambat proses perawatan anak, maka ia bisa

kehilangan hak pemeliharaannya.

Page 52: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

42

5. Pasal 64, seorang pemelihara anak tidak boleh melalaikan kewajibannya,

meskipun dalam keadaan sulit.

6. Pasal 67, anak laki-laki dirawat sampai berumur 7 tahun dan anak perempuan

dipelihara sampai berusia 9 tahun selanjutnya ayah dapat mengambil alih

pemeliharaan anak, kecuali adanya keputusan pengadilan yang berkehendak

lain berdasarkan kepentingan anak.

Dari undang-undang tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa masa

pemeliharaan anak Tunisia masih berpegang teuh pada pendapat fikih sedangkan

keutamaan pemeliharaan anak lebih cenderung mengakomodir kemaslahatana

anak, ketimbang mengikuti pendapat fukaha. Mengenai pencabutan hak

hadhanah tidak disebut dengan tegas, nampaknya diserahkan pada pertimbangan

pengadilan.51

51

Andi syamsu alam dan M. Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak Persfektif Islam, h.147.

Page 53: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

43

BAB III

PROFIL PENGADILAN AGAMA CIKARANG KELAS 1 B

A. Sejarah Pengadilan Agama Cikarang

Segala informasi mengenai profil pengadilan khususnya Pengadilan Agama

di Indonesia secara umum dapat kita ketahui dengan mudah di halaman website

Pengadilan Agama yang bersangkutan, begitu juga dengan Pengadilan Agama

Cikarang dapat dilihat di website www.pa-cikarang.go.id, setelah penulis

komfirmasi tentang isi profil Pengadilan Agama Cikarang kepada ketua Pengadilan

Agama, wakil panitera dan staf pegawai yang membidangi pengelolaan website,

semua informasi mengenai profil Pengadilan Agama yang dimuat di website

tersebut diatas valid, sesuai dengan sejarah Pengadilan Agama Cikarang yang

sebenarnya, dan bisa dipertanggungjawabkan.

Pengadilan Agama Cikarang (selanjutnya disebut PA Cikarang) dibentuk

oleh Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 145 Tahun 1998 tentang

Pembentukan Pengadilan Agama Natuna, Tulang Bawang,Tanggamus, Cikarang,

Kajen, Giri Menang, Badung, Ermera, Mana Tuto, Sentani, Mimika, dan Paniai

guna pemerataan dan peningkatan pelayanan hukum kepada masyarakat.

Kabupaten Bekasi yang memiliki luas wilayah 127.388 Ha terdiri atas 23

Kecamatan, 182 desa dan 5 kelurahan menjadi wilayah hukum (yurisdiksi) PA

Cikarang (lihat daftar radius). Dengan jumlah Pegawai berikut Hakim dan Pimpinan

Page 54: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

44

tidak sampai 50 orang, merupakan tantangan tersendiri bagi kami untuk terus

meningkatkan pelayanan hukum kepada masyarakat.

Saat ini Kabupaten Bekasi tumbuh berkembang dengan ditandai banyaknya

industri, masyarakatnya pun banyak yang telah melek teknologi. Oleh karena itu PA

Cikarang telah memiliki portal (website) berisi informasi yang berkaitan dengan

dunia peradilan. Hal ini memudahkan bagi pencari keadilan untuk mengakses

informasi, baik itu yang berkaitan dengan perkara maupun hal lain seputar

peradilan.

Dalam Portal (website) dapat ditemukan informasi mengenai keadaan

perkara, mulai dari pendaftaran hingga putusan. Biaya Panjar Perkara pun sudah

dapat dilihat dalam rangka mendukung transparansi peradilan. Kantor PA Cikarang

berada dalam lingkungan Kompleks Pemerintahan Kabupaten Bekasi Blok E.2,

Desa Sukamahi Kec. Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi 17530. Ada beberapa nama

yang sempat menjadi ketua Pengadilan Agama di wilayah Cikarang diantaranya

adalah dapat dilihat dalam tabel berikut :1

No. NAMA GOL PEND TAHUN

1.

2.

3.

4.

5.

H.M.SURURY YS

SUPARNO

H. RUSLAN ABD. GANI

H. FACHRUDDIN

YUSUF EFFENDI

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

13/04/1999

23/05/2006

21/03/2007

15/10/2009

22/03/2012

1 PA Cikarang, Sejarah Pengadilan Agama Cikarang, artikel diakses pada tanggal 22 Oktober

2013 dari http://pa-cikarang.go.id/index.php/profil/profil/sejarah

Page 55: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

45

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang Pengadilan Agama, dalam

pasal 2 disebutkan bahwa : “Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan

kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara

tertentu”.

Untuk menujang dan memenuhi harapan lembaga Peradilan yang sederhana,

cepat dan dengan biaya murah sebagai mana tersebut dalam Pasal 57 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009. Maka Pengadilan Agama Cikarang

Mengimplementasikannya Dengan Dalam Visi :

Mewujudkan Pengadilan Agama Cikarang yang bersih, berwibawa, dan

bermartabat terhormat dan dihormati sebagai salah satu institusi kekuasaan

kehakiman di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam menegakan

hukum dan keadilan.

Misi Pengadilan Agama Cikarang yaitu :

Menjaga kemandirian lembaga peradilan

Memberikan pelayanan yang prima dan berkeadilan kepada para pencari keadilan

Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan

Meningkatkan kredibilitas dan transparansi peradilan.2

B. Dasar Hukum dan Wewenang Pengadilan Agama Cikarang

2 PA Cikarang, Visi dan Misi Pengadilan Agama Cikarang, artikel diakses pada tanggal 18

Desember 2013 dari http://www.pa-cikarang.go.id/visi-dan-misi

Page 56: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

46

Selama ini sebagaimana diketahui bahwa kewenangan organisasi,

administrasi dan financial Peradilan Agama berada dibawah Departemen Agama,

sedangkan kewenangan teknis yuridis berada di bawah Mahkamah Agung.

Berdasarkan pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa “ kekuasaan

kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan Peradilan yang

berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan

Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan

oleh Mahkamah Konstitusi”. Dengan amandemen Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, khususnya Bab IX tentang kekuasaan

kehakiman pasal 24 telah membawa perubahan penting terhadap penyesuaian

tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Jo Undang-Undang Nomor

48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 5

Tentang Mahkamah Agung.

Berdasarkan pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009

Tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan bahwa “ketentuan mengenai organisasi,

administrasi dan finansial badan Peradilan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk

masing-masing lingkungan Peradilan diatur dalam Undang-Undang sesuai dengan

kekhususuan lingkungan Peradilan masing-masing”. Dengan demikian berdasarkan

pasal tersebut, lahirlah apa yang disebut dengan Peradilan satu atap. Sebagai

realisasi dar pasal tersebut lahirlah Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang

perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan

Page 57: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

47

Umum sebagai penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009

tentang perubahan kedua Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang perubahan

kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.3

Pengadilan Agama Cikarang sesuai dengan tugas dan kewenangannya yaitu

bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat

pertama antara orang-orang yang beragama Islam atau yang menundukan diri

dengan hukum Islam berupa: perkawinan, warisan, wasiat, wakaf, zakat, infak,

hibah, shodaqoh, dan ekonomi syariah.

C. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Cikarang

Untuk lebih mudah memahami susunan organisasi Peradilan Agama, secara

umum susunan Peradilan Agama terdiri dari pimpinan, hakim anggota, panitera,

sekretaris dan juru sita. Ketua Pengadilan Agama Cikarang sekarang dijabat oleh

Yusuf Effendi, S.H., sebelumnya dijabat oleh H. Fachruddin Susunan organisasi

Pengadilan Agama Cikarang dapat digambarkan dalam bagan organisasi dibawah

ini :4

3 PA Cikarang, Laporan Tahunan Pengadilan Agama Cikarang Tahun 2013, Cikarang: PA

Cikarang, 2012, h.2.

4 PA Cikarang, Struktur Pengadilan Agama Cikarang, artikel diakses pada tanggal 18 Desember

2013 dari http://www.pa-cikarang.go.id/struktur-organisasi.

Page 58: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

48

Page 59: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

49

sama jenis dan tingkatan yang berhubungan dengan wilayah hukum Pengadilan dan

wilayah tempat tinggal/ tempat kediaman atau domisili pihak yang berperkara.5

Kecamatan-kecamatan yang menjadi kewenangan relatif Pengadilan Agama

Cikarang adalah sebagai berikut : 6

1. Kec. Muaragembong

2. Kec. Tarumajaya

3. Kec. Babelan

4. Kec. Sukawangi

5. Kec. Tambun Utara

6. Kec. Tambelang

7. Kec. Cabangbungin

8. Kec. Sukakarya

9. Kec. Sukatani

10. Kec Pebayuran

11. Kec. Cibitung

12. Kec. Karang Bahaga

13. Kec. Kedungwaringin

14. Kec. Tambun Selatan

15. Kec. Cikarang Barat

16. Kec. Setu

17. Kec. Cikarang Selatan

18. Kec. Cikarang Timur

19. Kec. Cikarang Pusat

20. Kec. Serang Baru

21. Kec. Cibarusah

22. Kec. Bojong Mangu

5 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta:

Yayasan al-Hikmah, 2000), h.10.

6 PA Cikarang, Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Cikarang, artikel diakses pada tanggal 18

Desember 2013 dari http://www.pa-cikarang.go.id/yuridiksi-pa

Page 60: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

50

50

BAB IV

PELAKSANAAN EKSEKUSI HADHANAH

A. Pelaksanaan Putusan Hadhanah

Pasal 54 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

menyatakan bahwa, “Hukum acara yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan

Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam

lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur secara khusus dalam

Undang-Undang ini.”

Pada dasarnya pemeriksaan perkara di Pengadilan Agama mengacu kepada

hukum acara perdata pada umumnya, kecuali yang diatur secara khusus, yaitu dalam

memeriksa perkara sengketa perkawinan, yang diatur dalam :1

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana

telah dirubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang

Peradilan Agama.

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Perkawinan

3. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam

4. Peraturan menteri Agama Nomor 2 Tahun 1987 tentang Wali Hakim

5. Peraturan-peraturan lain yang berkenaan dengan sengketa perkawinan

1 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2003), h.205.

Page 61: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

51

6. Kitab-kitab fiqh Islam sebagai sumber hukum pembuatan Kompilasi Hukum

Islam

7. Yurisprudensi sebagai sumber hukum.

Dalam penelitian yang penulis lakukan di Pengadilan Agama Cikarang,

perkara perdata (kekeluargaan) yang banyak ditangani adalah masalah perceraian

dibandingkan masalah lain. Untuk mengetahui seberapa banyak kasus-kasus

hadhanah yang diajukan ke Pangadilan Agama yang dalam hal ini lebih

dikonsentrasikan dilingkungan Pengadilan Agama Cikarang. Penulis telah

mengambil laporan tahunan yang ada di Pengadilan Agama Cikarang mulai dari

tahun 2012 sampai tahun 2013.

Mengenai banyaknya perkara hadhanah yang masuk di Pengadilan Agama

Cikarang dalam rentan waktu dari tahun 2012 sampang dengan tahun 2013 dapat

dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 1:

Perkara Tingkat Pertama pada Pengadilan Agama Cikarang Tahun 20122

NO. Jenis Perkara

Keadaan Perkara

Sisa Akhir

2011

Perkara

Diterima

2012

Jumlah

Perkara

Putus

Sisa

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2 Pengadilan Agama Cikarang, Laporan Tahunan Pengadilan Agama Cikarang Tahun 2012,

Cikarang: PA Cikarang, 2012, h. 13

Page 62: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

52

1.

2.

3.

Cerai Talak

Cerai Gugat

Penguasaan Anak/

Hadhanah

66

158

-

504

910

8

570

1068

8

440

832

5

130

236

3

Dari tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2012, perkara yang

masuk di Pengadilan Agama Cikarang mengenai penguasaan anak/ hadhanah

terdapat 8 perkara, sedangkan perkara cerai talak terdapat 570 perkara, kemudian

cerai gugat terdapat 1068 perkara. Pada tahun 2012 yang mengajukan perkara

perceraian jumlahnya yang paling banyak, adapun yang menjadi faktor penyebab

terjadinya perceraian pada tahun 2012 antara lain, poligami tidak sehat terdapat 40

perkara, krisis akhlak 32 perkara, cemburu 31 perkara, kawin paksa 2 perkara,

ekonomi 145 perkara, tidak ada tanggung jawab 352 perkara, kekejaman jasmani 73

perkara, dihukum 5 perkara, gangguan pihak ketiga 225 perkara, tidak ada

keharmonisan 507 perkara.

Tabel 2 :

Perkara Tingkat Pertama pada Pengadilan Agama Cikarang Tahun 20133

NO. Jenis Perkara

Keadaan Perkara

Sisa Akhir

2012

Perkara

Diterima

Jumlah

Perkara

Putus

Sisa

3 Pengadilan Agama Cikarang, Laporan Tahunan Pengadilan Agama Cikarang Tahun 2013,

Cikarang: PA Cikarang, 2012, h.13.

Page 63: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

53

2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.

2.

3.

Cerai Talak

Cerai Gugat

Penguasaan Anak/

Hadhanah

130

236

3

578

912

4

708

1148

7

558

866

6

150

282

1

Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2013, perkara yang

masuk di Pengadilan Agama Cikarang mengenai penguasaan anak sebanyak 4

perkara, kemudian cerai talak 578 perkara dan cerai gugat 912 perkara. Pada tahun

2013 perkara cerai masih tetap terbanyak.

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui berapa banyak perkara

hadhanah yang masuk dan diputus oleh Pengadilan Agama Cikarang dalam kurun

waktu dari tahun 2012 sampai dengan 2013, karena hal inilah yang menjadi salah

satu latar belakang penulis mengambil perkara hadhanah saja.

Dari data-data yang telah diuraikan sebelumnya diatas maka dapat

disimpulkan, selama kurun waktu tahun 2012 sampai dengan tahun 2013,

permohonan tentang hak pengasuhan anak (hadhanah) yang masuk ke Pengadilan

Agama Cikarang jumlahnya lumayan cukup banyak yaitu 12 perkara, dan yang

sudah di putus oleh pengadilan sebanyak 11 perkara sehingga tersisa 1 perkara yang

belum di putus.

Page 64: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

54

Dalam gugatan hak asuh/ hadhanah ini bisa saja mandiri, dengan perceraian,

dan mandiri perwalian. Mandiri perwalian pada umumnya anak tersebut sudah pada

ibunya, jadi untuk kepentingan pembuatan paspor dan untuk dibawa keluar negeri,

imigrasi biasanya memerluakan penetapan pengadilan.4 Artinya gugatan hadhanah

ini bisa dilakukan secara mandiri yaitu ketika sudah terjadi perceraian baru

mengajukan permohonan hak asuh anak, kemudian dimohonkan pada saat gugatan

perceraian. Mengenai perbandingan siapa yang paling banyak mengajukan

permohonan mengenai hak asuh anak (hadhanah) antara ibu dan ayah, kalaupun

berkisar kira-kira 51 : 49, artinya yang mengajukan jumlahnya hampir berimbang

baik itu ibu maupun ayah.5

Untuk mengetahui pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama

Cikarang dalam memutus perkara perceraian dan permohonan hak asuh anak/

hadhanah bisa dilihat pada beberapa putusan dibawah ini :

1. Putusan Nomor : 1200/Pdt.G/2012/PA.Ckr

Pihak yang berperkara : Gatot Purnomo Bin Soemanto, lahir tanggal 22

Nopember 1972, agama Islam, sebagai “Pemohon”. melawan Siti Atufah Alias

Ulfa Binti H. Moch. Soleh, lahir tanggal 30 Juni 1976, Agama Islam sebagai

“Termohon”.

Tentang Duduk Perkaranya : Bahwa pada hari Minggu, tanggal 22

Nopember 1998 atau 03 Sya’ban 1419 H, pukul 10.00 WIB, di Bekasi, telah

4 Wawancara Pribadi dengan Asadurrahman. Bekasi, 15 Januari 2014

5 Wawancara Pribadi dengan Asadurrahman. Bekasi, 15 Januari 2014

Page 65: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

55

dilangsungkan Akad Nikah antara pemohon dan termohon, berdasarkan kutipan

akta nikah Nomor 1071/76/XI/1998. Dari perkawinan tersebut dikaruniai 2 (dua)

anak laki-laki yaitu : Aldi Aulia Fahlevi, umur 13 tahun dan arhinza sutan

syahriza, umur 3 tahun. Memasuki Tahun 2004, rumah tangga pemohon dan

termohon kurang harmonis, seringkali terjadi perselisihan dan/atau pertengkaran

sejak akhir tahun 2009, beberapa kali memperlakukan anaknya dengan tidak

memperhatikan kondisi kedua anaknya, khususnya anak kedua yang masih kecil,

( saat ini usia 3 tahun ). Sejak Juli tahun 2012 hingga saat ini pemohon dan

termohon tidak tinggal bersama dalam satu rumah dan sudah tidak harmonis lagi

dan tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri (sebagaimana diatur dan

ditegaskan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal

39 ayat 2 dan ditegaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Pasal

19 huruf f ). demi kepentingan yang terbaik untuk anak dan mengingat segala

perbuatan dan tindakan termohon yang tidak baik, tidak amanah, dan tidak

bertanggung jawab sebagai isteri dan sebagai ibu bagi kedua anaknya, maka

sudah sepatutnya dan semestinya kedua anak yang telah dilahirkan dari

perkawinan pemohon dan termohon tinggal bersama dan berada dalam hak

pengasuhan pemohon selaku Ayah Kandung dari kedua anaknya.

Mengenai Hukumnya : Berdasarkan fakta-fakta, Majelis Hakim

berpendapat, bahwa perkawinan Pemohon dan Termohon telah pecah

(breakdown marriage) dan sudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi

sebagai suami isteri, sehingga tujuan luhur perkawinan untuk membentuk rumah

Page 66: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

56

tangga yang bahagia, tentram, kekal dan damai (sakinah mawaddah warahmah),

sesuai dengan surat Ar-Rum 21 dan pasal 1 UU Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 2

dan pasal 3 KHI, tidak terwujud.

Meskipun anak kedua Pemohon dan Termohon bernama Arhinza Sutan

Syahriza, lahir tanggal 3 agustus 2009 atau umur 3 tahun, berarti masih dibawah

umur atau belum mumayyiz, akan tetapi Termohon telah terbukti, bahwa

Termohon adalah seorang ibu yang kurang perhatian terhadap anak-anaknya.

Sesuai pasal 49 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1974, Majelis Hakim berpendapat

bahwa Termohon merupakan seorang ibu yang berkelakuan buruk dan

melalaikan kewajiban terhadap anaknya, karena hak Termohon seorang ibu

untuk memelihara anak dapat dialihkan kepada Pemohon. Karena anak pertama

Pemohon dan Termohon yang bernama Aldi Aulia Fahlevi, lahir tanggal 6

September 1999 telah berumur 13 tahun berarti telah mumayyiz, Majelis Hakim

telah memandang bahwa anak tersebut telah dapat membedakan antara yang

baik dengan yang buruk, benar dengan salah, sesuai dengan pasal 105 huruf (b)

KHI, maka anak tersebut dapat memilih untuk ikut kepada Pemohon sebagai

ayah kandungnya atau kepada Termohon sebagai ibu kandungnya. Majelis

Hakim memutuskan :

Memberi izin kepada Pemohon (Gatot Purnomo Bin Soemanto) untuk

menjatuhkan Talak Satu Raj’i terhadap Termohon (Siti Atufah Alias Ulfa

Binti H. Moch. Soleh) di depan sidang Pengadilan Agama Cikarang.

Page 67: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

57

Menetapkan anak Pemohon dan Termohon yang bernama Arhinza Sutan

Syahriza, lahir tanggal 3 Agustus 2009 berada di bawah hadhanah Pemohon

(Gatot Purnomo Bin Soemanto).

2. Putusan Nomor : 0415/Pdt.G/2011/PA.Ckr

Pihak yang berperkara : Herni Silvia Yohana, M, umur 27 tahun, agama

Islam, sebagai “Penggugat”. Melawan Wahyudi Bin Sidjo, M, umur 32 tahun,

agama Islam, sebagai “Tergugat”.

Tentang duduk Perkaranya : Penggugat telah melangsungkan pernikahan

dengan Tergugat pada tanggal 08 Maret 2004, yang dicatat oleh Pegawai

Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru,

Jakarta Selatan, sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Nikah Nomor

389/25/V/2004 tertanggal 10 Mei 2004. Penggugat dan Tergugat telah

dikaruniai 1 (satu) orang anak laki-laki bernama Viccar, umur 5 tahun. Sejak

awal bulan Maret 2008 rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai tidak

harmonis dengan adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus.

Dengan kejadian tersebut, rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat

sudah tidak lagi dapat dengan baik, sehingga tujuan perkawinan untuk

membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sudah sulit

dipertahankan lagi dan karenanya agar masing-masing pihak tidak lebih jauh

melanggar norma agama dan norma hukum, maka perceraian merupakan

alternatif terakhir bagi Penggugat untuk menyelesaikan permasalahan rumah

tangga antara Penggugat dengan Tergugat.

Page 68: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

58

Satu orang anak sebagaimana disebutkan di atas, selain masih di bawah

umur dan juga saat ini tinggal bersama Penggugat serta sudah barang tentu

masih sangat tergantung kepada kasih sayang Penggugat selaku ibu kandungnya,

oleh karenanya demi pertumbuhan fisik dan mental anak tersebut serta semata-

mata untuk kepentingannya, maka sudah selayaknya Penggugat ditetapkan

sebagai pemegang hak hadhanah dari anak tersebut.

Mengenai Hukumnya : Dengan adanya fakta-fakta yang diketahui pada

saat persidangan merupakan bukti bahwa rumah tangga antara Penggugat

dengan Tergugat telah pecah, dan sendi-sendi rumah tangga telah rapuh dan sulit

untuk ditegakkan kembali yang dapat dinyatakan bahwa rumah tangga antara

Penggugat dengan Tergugat telah rusak (broken marriage), sehingga telah

terdapat alasan untuk bercerai sebagaimana yang telah diatur di dalam Pasal 19

hurup (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Perkawinan sejalan dengan ketentuan pada Pasal 116 hurup (f)

Kompilasi Hukum Islam.

Berdasarkan ketentuan Pasal 41 hurup (a) Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan dinyatakan bahwa: “Tentang hak pemeliharaan

anak semata-mata didasarkan kepada kepentingan anak”, dan anak yang masih

di bawah umur (belum mumayyiz) pada umumnya masih banyak bergantung

kepada bantuan/ pertolongan ibunya. Maka dengan didasarkan kepada ketentuan

Hukum Islam sejalan dengan bunyi Pasal 105 hurup (a) Kompilasi Hukum

Islam, maka permohonan agar Penggugat ditetapkan sebagai pemegang hak

Page 69: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

59

hadlanah dari 1 (satu) orang anak laki-laki bernama Vicca R, umur 5 tahun.

Majelis sepakat untuk mengabulkannya. Majelis Hakim memutuskan :

Menjatuhkan talak satu ba'in sughra Tergugat (Wahyudi Bin Sidjo, M)

kepada Penggugat (Herni Silvia Yohana, M Binti Herman Joyo).

Menetapkan 1 (satu) anak anak yang bernama VICCAR, umur 5 tahun

berada dalam pemeliharaan (hadhanah) Penggugat.

3. Putusan Nomor : 0164/Pdt.G/2011/PA.Ckr

Pihak yang berperkara : Bambang Suharto Bin Mansyur, umur 45 tahun,

agama Islam, sebagai “Pemohon”. Melawan Susana Binti H. Soleh, umur 34

tahun, agama Islam, sekarang tidak diketahui lagi alamatnya di seluruh wilayah

Republik Indonesia (Ghoib), disebut sebagai “Termohon”.

Tentang duduk perkaranya : Pada tanggal 02 Oktober 1996, Pemohon

telah melangsungkan pernikahan dengan Termohon yang dicatat oleh Pegawai

Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Pagar Alam Utara,

Kabupaten Lahat, Propinsi Sumatera Selatan, sebagaimana ternyata dari Kutipan

Akta Nikah Nomor 226/22/X/1996. Pemohon dan Termohon telah hidup

bersama sebagaimana layaknya suami isteri dan telah dikaruniai 4 orang anak

masing-masing bernama : Chori Alifia Wulandari (pr), umur 14 tahun, Annisa

Azzahra (pr), umur 9 tahun, M. Rizki Ramadhan (lk), umur 7 tahun, M.

Avicenna Alfarabi (lk), umur 5 tahun.

Sejak tanggal 16 Januari 2011, mulai terjadi perselisihan dan

pertengkaran disebabkan Termohon terlibat hutang piutang dengan rentenir

Page 70: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

60

(lintah darat). Selanjutnya pada tanggal 17 Januari 2011 secara berturut-turut

hingga sekarang ini Termohon telah meninggalkan kediaman bersama tanpa

seizin Pemohon dan sampai saat ini tidak lagi kembali ke kediaman bersama

juga tidak diketahui lagi alamatnya, pemohon telah berusaha mencari Termohon

kepada keluarganya, teman-teman dekatnya, tetapi mereka tidak mengetahui

keberadaan Termohon. Bahwa Pemohon juga mengajukan permohonan agar

ditetapkan sebagai hak hadhanah bagi anak-anak.

Tentang Hukumnya : karena fakta kejadian (feittelijk gronden) telah

terungkap, hal ini merupakan bukti bahwa rumah tangga antara Pemohon

dengan Termohon telah pecah, dan sendi-sendi rumah tangga telah rapuh dan

sulit untuk ditegakkan kembali yang dapat dinyatakan bahwa rumah tangga

antara Pemohon dengan Termohon telah rusak (broken marriage) sehingga telah

terdapat alasan untuk bercerai sebagaimana dimaksud Pasal 19 hurup (f)

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Perkawinan sejalan dengan Pasal 116 hurup (f) Kompilasi

Hukum Islam.

Berdasarkan ketentuan Pasal 41 hurup (a) Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan dinyatakan bahwa: “Tentang hak pemeliharaan

anak semata-mata didasarkan kepada kepentingan anak”, dan anak yang masih

di bawah umur pada umumnya masih banyak bergantung kepada

bantuan/pertolongan/kedekatan sang ibu (Termohon).

Page 71: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

61

Akan tetapi berdasarkan alasan Pemohon dikuatkan dengan bukti dan

diperkuat pula dengan keterangan saksi-saksi, maka Majelis berkesimpulan

bahwa Pemohon (selaku ayah) telah layak ditetapkan sebagai pemegang hak

hadhanah bagi keempat anaknya meskipun kenyataanya anak nomor 2 sampai

nomor 4 kondisinya masih di bawah umur, namun ternyata anak-anak tersebut

merasa tenteram dan nyaman (at home) tinggal bersama ayahnya (Pemohon),

sedangkan Termohon tidak memenuhi syarat sebagai pemegang hadhanah

karena tidak mempedulikan anak-anaknya.

Berdasarkan ketentuan Pasal 14 huruf (a) dan Hukum Islam sejalan

dengan bunyi Pasal 105 hurup (a) Kompilasi Hukum Islam bahwa: “Tentang

hak pemeliharaan anak semata-mata didasarkan kepada kepentingan anak, dan

anak yang masih di bawah umur pada umumnya masih bergantung kepada

bantuan dan pertolongan sang ibu”, akan tetapi oleh karena Termohon tidak

memenuhi syarat-syarat sebagai pemegang hak hadhanah, maka Majelis

menafsirkan pasal tersebut secara a contario, sehingga Majelis sepakat bahwa

permohonan Pemohon agar ditetapkan sebagai pemegang hak hadhanah dari ke-

4 (empat) anaknya. Majelis Hakim memutuskan :

Mengabulkan permohonan Pemohon dengan verstek.

Memberi ijin kepada Pemohon (Bambang Suharto Bin Mansyur) untuk

menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (Susana Binti H. Soleh) di

depan sidang Pengadilan Agama Cikarang.

Page 72: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

62

Menetapkan 4 (empat) orang anak hasil perkawinan Pemohon dengan

Termohon, masing-masing bernama:

1) Chori Alifia Wulandari (perempuan), berumur 14 tahun.

2) Annisa Azzahra (perempuan), berumur 9 tahun.

3) Muhammad Rizki Ramadhan (laki-laki), berumur 7 tahun.

4) Muhammad Avicenna Alfarabi (laki-laki), berumur 5 tahun, di bawah

hadhanah Pemohon.

Kedua belah pihak yang bersengketa dalam perkara-perkara ini baik

sebagai pemohon atau termohon mempunyai hak yang sama dalam proses

pemeriksaan persidangan, yaitu hak mendalilkan sesuatu, menjawab/membantah

dalil pihak lawan, serta mengajukan bukti-bukti untuk memperkuat dalilnya. Jadi

Termohon bukanlah sekedar menjadi obyek yang pasif melainkan merupakan

subyek yang aktif dalam membela diri dan mempertahankan kepentingannya.

Artinya kedua belah pihak mempunyai hak yang sama di hadapan Hakim untuk

didengar keterangannya dan diperhatikan hak-haknya.

Karena fakta kejadian (feittelijk gronden) tersebut telah terungkap, hal ini

merupakan bukti bahwa rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon telah

pecah, dan sendi-sendi rumah tangga telah rapuh dan sulit untuk ditegakkan

kembali yang dapat dinyatakan bahwa rumah tangga antara Pemohon dengan

Termohon telah rusak (broken marriage) sehingga telah terdapat alasan untuk

bercerai sebagaimana dimaksud Pasal 19 hurup (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9

Tahun 1975 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Perkawinan sejalan

Page 73: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

63

dengan Pasal 116 hurup (f) Kompilasi Hukum Islam. Maka Majelis Hakim

Mengabulkan permohonan perceraian.

Yang menjadi pokok alasan mengapa para pihak (baik ibu maupun ayah)

mengajukan gugatan hadhanah tersebut adalah penelantaran anak. Artinya yang

merasa anaknya itu diterlantarkan oleh ibu, maka ayahnya yang mengajukan

gugatan, dan apabila ayahnya yang menelantarkan maka ibunya yang mengajukan

gugatan.6

Mengenai permohonan hak asuh anak/ hadhanah pada putusan Nomor :

1200/Pdt.G/2012/PA.Ckr dan 0164/Pdt.G/2011/PA.Ckr, meskipun anak masih

dibawah umur 12 tahun atau belum mumayyiz tidak begitu saja diberikan kepada

ibunya. Tetapi bisa saja diberikan kepada ayahnya jika terbukti apabila ibu dari anak

tersebut kurang perhatian terhadap anak-anaknya, sesuai pasal 49 ayat (1) UU

Nomor 1 Tahun 1974, Majelis Hakim berpendapat bahwa seorang ibu yang

berkelakuan buruk dan melalaikan kewajibannya tidak berhak mendapatkan hak

asuh atas anaknya, karena hak seorang ibu untuk memelihara anak dapat dialihkan

kepada ayahnya.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Asadurrahman, Hakim

Pengadilan Agama Cikarang ada beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan

Hakim dalam memutus siapa yang berhak mendapatkan hak pemeliharaan anak/

hadhanah, yaitu dilihat dari umur anak tersebut yang akan di hadhanah, apabila

umurnya tersebut dibawah 12 tahun, dalam KHI pasal 105 (a) adalah hak ibunya,

6 Wawancara Pribadi dengan Asadurrahman. Bekasi, 15 Januari 2014

Page 74: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

64

akan tetapi kalau ternyata ibunya tidak bisa menjamin keselamatan jasmani dan

rohani anak, misalnya ibunya sering keluar malam anaknya ditinggal, ibunya suka

mabuk, judi, apakah pasal 105 (a) akan tetap diterapkan. Dengan begitu ada pasal

156 (c) bisa saja anak tersebut diberikan kepada ayahnya karena pertimbangan lain.

Jadi, seorang Hakim dalam memutus perkara hadhanah dalam menerapkan

hukum tidak kaku, yang menjadi pertimbangannya adalah kepentingan si anak

sendiri, karena hadhanah itu sesungguhnya melihat bagaimana kepantingan anak

bukan kepentingan ibunya maupun bapaknya. Akan tetapi selama anak itu aman

baik dalam penguasaan ibunya maupun penguasaan bapaknya, dan umur anak

tersebut belum mencapai 12 tahun (mumayyiz), maka hakim pada umumnya

memutuskan penguasaan anak tersebut diberikan kepada ibunya.7

Terhadap putusan pengadilan ini, para pihak bisa melakukan upaya hukum

apabila para pihak merasa tidak puas atas putusan hakim tersebut, akan tetapi

apabila setelah 14 hari tidak ada upaya hukum, maka putusan tersebut berkekuatan

hukum tetap. Kalau putusan tersebut sudah berkekuatan hukum tetap, barulah bisa

dilaksanakan eksekusi atas putusan tersebut, apabila pihak yang kalah tidak

melaksanakan putusan tersebut secara sukarela, maka pihak yang menang bisa

meminta bantuan pengadilan agar pihak yang kalah mau melaksanakan putusan

tersebut.8

7 Wawancara Pribadi dengan Asadurrahman. Bekasi, 15 Januari 2014

8 Wawancara Pribadi dengan Asadurrahman. Bekasi, 15 Januari 2014

Page 75: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

65

Jadi, para pihak yang merasa dirugikan kepentingannya dapat mengajukan

upaya hukum, bahwa setelah amar putusan dibacakan Majelis Hakim, diberikan

tenggang waktu selama 14 hari untuk melakukan upaya hukum bagi pihak-pihak

yang merasa dirugikan atas putusan tersebut. Akan tetapi apabila ternyata selang

beberapa waktu baru diketahui bahwa para pihak yang kalah (ibu/ayah) tidak

melakukan kewajiban sebagaimana yang diputuskan oleh Majelis Hakim, maka para

pihak yang berhak terhadap hak asuh anak (ibu/ayah) dapat mengajukan

permohonan eksekusi kepada Pengadilan Agama.

B. Upaya Pengadilan Agama Cikarang Untuk Terlaksananya Eksekusi Hadhanah

Sebuah rumah tangga yang mengalami perceraian sudah dapat dipastikan

akan menimbulkan beberapa akibat yang merugikan semua pihak tanpa terkecuali.

Dalam hal ini tentunya akan membawa akibat hukum terhadap anak. Kelahiran anak

sebagai peristiwa hukum yang terjadi karena hubungan hukum akan membawa

konsekuensi hukum, berupa hak dan kewajiban secara timbal balik antara orang tua

dengan anaknya.9 Artinya anak mempunyai hak tertentu yang harus dipenuhi oleh

orang tuanya sebagai kewajibannya, dan sebaliknya orang tua juga mempunyai hak

yang harus dipenuhi oleh anaknya sebagai kewajibannya.

Dalam hal terjadinya perceraian, biasanya anaklah yang menjadi korban.

Orangtua beranggapan bahwa dalam perceraian mereka, persoalan anak akan dapat

diselesaikan nanti setelah masalah perceraian diselesaikan. Padahal tidak demikian

adanya, dan tidak demikian sederhananya. Seperti telah diketahui bersama bahwa

9 L.J. Van Apeldorn, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1980), h.53.

Page 76: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

66

permasalahan pengasuhan anak sering timbul dalam kehidupan manusia, sebagai

akibat dari perceraian yang dilakukan kedua orangtuanya.

Bagi orangtua tentunya, menginginkan anak-anaknya tetap berada di dekat

dan berada dalam asuhannya, tetapi mau tidak mau antara kedua orangtua yang telah

bercerai harus merelakan anak-anaknya berada dalam penguasaan salah satu dari

mereka, atau dengan jalan pembagian hak asuhnya berdasarkan putusan Hakim yang

memutuskan perceraian mereka.

Putusan yang berkekuatan hukum tetap adalah putusan Pengadilan Agama

yang diterima oleh kedua belah pihak yang berperkara, putusan perdamaian, putusan

verstek yang terhadapnya tidak diajukan verzet atau banding, putusan Pengadilan

Tinggi Agama yang diterima oleh kedua belah pihak dan tidak dimohonkan kasasi,

dan putusan Mahkamah Agung dalam hal kasasi.

Menurut sifatnya ada 3 (tiga) macam putusan, yaitu :10

1. Putusan declaratoir, adalah putusan yang hanya sekedar menerangkan atau

menetapkan suatu keadaan saja sehingga tidak perlu dieksekusi.

2. Putusan constitutief, yang menciptakan atau menghapuskan suatu keadaan, tidak

perlu dilaksanakan.

3. Putusan condemnatoir, merupakan putusan yang bisa dilaksanakan, yaitu putusan

yang berisi penghukuman, dimana pihak yang kalah dihukum untuk melakukan

sesuatu.

10

Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah, Buku II,

(Jakarta: Mahkamah Agung RI , 2007), h.433.

Page 77: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

67

Eksekusi putusan hadhanah tidak diatur secara tegas dalam HIR - R.Bg.,

atau peraturan perundangan lain yang berlaku khusus bagi Peradilan Agama. Belum

adanya hukum yang mengatur secara jelas mengenai eksekusi putusan hadhanah

tidak berarti bahwa putusan hadlanah itu tidak bisa dijalankan melainkan harus

dapat dilaksanakan berdasarkan aturan hukum yang berlaku secara umum.

Sebagaimana pendapat bapak Assadurrahman, bahwa putusan itu harus

dieksekusi dan eksekusi itu harus diminta atau pihak yang menang mengajukan

permohonan eksekusi atas putusan hakim yang sudah berkekuatan hukum tetap.11

Artinya seseorang dapat mengajukan permohonan eksekusi hadhanah terhadap

putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap, guna mendapatkan hak pemeliharaan

anaknya.

Hakim hanya bersifat menunggu, artinya inisiatif untuk mengajukan tuntutan

hak diserahkan sepenuhnya kepada para pihak yang berkepentingan, artinya apakah

akan ada proses perkara atau tidaknya Hakim tidak akan mencari, tetapi hanya

menunggu.

Sependapat dengan beliau, menurut penulis berdasarkan data Putusan

Pengadilan Agama Cikarang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 tentang

hadhanah, Hakim telah memutuskan siapa pihak yang berhak mendapatkan hak asuh

anak (hadhanah). Maka apabila pihak tersebut belum mendapatkan haknya, maka

dapat mengajukan permohonan eksekusi hadhanah kepada Ketua Pengadilan Agama

Cikarang dengan dalil tidak dilaksanakannya putusan tersebut.

11

Wawancara Pribadi dengan Asadurrahman. Bekasi, 15 Januari 2014

Page 78: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

68

Setelah putusan dijatuhkan oleh Pengadilan Agama dan telah mempunyai

kekuatan hukum tetap, maka putusan tersebut harus diajalankan. Permasalahan yang

sering terjadi pada masyarakat sekarang ini pihak yang dikalahkan tidak mau

menyerahkan anak tersebut kepada pihak yang berhak. Apabila terjadi hal yang

demikian itu, ibu atau ayah dapat memohon eksekusi kepada Ketua Pengadilan

Agama.

Tujuan akhir pencari keadilan adalah agar segala hak-haknya yang dirugikan

oleh pihak lain dapat dipulihkan melalui putusan Hakim. Hal ini dapat tercapai

apabila putusan Hakim dapat dilaksanakan.12

Suatu putusan Hakim tidak akan ada artinya apabila tidak dapat dieksekusi.

Oleh karena itu putusan hakim itu mempunyai kekuatan eksekutorial, yaitu kekuatan

untuk dilaksanakannya apa yang ditetapkan dalam putusan ini secara paksa oleh

alat-alat negara.

C. Analisis Penulis

Sampai saat ini, eksekusi hak asuh anak (hadhanah) masih diperselisihkan.

Sebagaimana para ahli hukum mengatakan bahwa anak tidak dapat dieksekusi,

sedangkan sebagian lagi yang lain mengatakan bahwa putusan mengenai hak asuh

anak dapat dieksekusikan.

Para ahli hukum yang mengatakan bahwa eksekusi anak tidak boleh

dilaksanakan beralasan bahwa selama ini dalam praktik peradilan yang ada tentang

eksekusi semuanya hanya dalam bidang hukum benda, bukan terhadap orang. Oleh

12

Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, h.313.

Page 79: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

69

karena itu, eksekusi terhadap hak asuh anak sesuai dengan kelaziman yang ada

maka tidak ada eksekusinya, apalagi eksekusinya bersifat deklatoir (menetapkan).

Kenyataan yang ada selama ini, pelaksanaan eksekusi hak asuh anak hanya bersifat

sukarela, maksudnya tidak merupakan upaya paksa.

Sedangkan ahli hukum yang memperbolehkan eksekusi terhadap hak asuh

anak dapat dijalankan mengatakan bahwa perkembangan hukum yang dianut akhir-

akhir ini menetapkan bahwa masalah penguasaan anak yang putusannya bersifat

menghukum (condemnatoir), jika sudah berkekuatan hukum tetap, maka putusan

tersebut dapat dieksekusi. Pengadilan mempunyai upaya paksa dalam melaksanakan

putusan ini.

Jadi, seorang anak yang dikuasai oleh salah satu orangtuanya yang tidak

berhak sebagai akibat putusan perceraian, maka Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar’iyah dapat mengambil anak tersebut dengan upaya paksa dan menyerahkan

kepada salah satu orangtua yang berhak untuk mengasuhnya.13

Dalam pembahasan ilmu hukum, suatu putusan Hakim itu dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu: 14

1. Secara Sukarela, adalah putusan yang mana oleh para pihak yang kalah dengan

sukarela mentaati putusan tanpa pihak yang menang harus meminta bantuan

pengadilan atau mengeksekusi putusan tersebut.

13

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Pengadilan Agama, (Jakarta:

Kencana, 2005), h.436.

14

Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, h.313.

Page 80: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

70

2. Secara Paksa, adalah putusan yang mana pihak yang menang dengan meminta

bantuan alat negara atau pengadilan untuk melaksanakan putusan, apabila pihak

yang kalah tidak mau melaksanakan secara sukarela.

Ketika putusan itu telah dijatuhkan oleh pengadilan, lalu pihak yang

dikalahkan tidak mau menyerahkan anak sebagai objek sengketa secara sukarela,

maka akan ditempuh prosedur eksekusi hak asuh anak (hadhanah).

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan praktek peradilan, eksekusi

putusan di Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah tidak hanya terbatas dalam

bidang hukum benda, dalam prakteknya sampai saat ini, eksekusi putusan telah

mencakup dalam eksekusi putusan hak asuh anak (hadhanah). Eksekusi hak asuh

anak merupakan sejumlah permasalahan yang begitu penting karena objek

perkaranya mengenai orang, sehingga tingkat keberhasilannya terbilang cukup

rendah bila dibandingkan dengan eksekusi di bidang hukum kebendaan.15

Putusan yang dapat dieksekusi adalah putusan yang memenuhi syarat untuk

dilaksanakan eksekusi, yaitu :

1) Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap, kecuali dalam hal : Pelaksanaan

putusan serta merta, putusan yang dapat dilaksanakan lebih dahulu, Pelaksanaan

putusan provisi, Pelaksanaan akta perdamaian, Pelaksanaan (eksekusi) Grosse

Akta.

2) Putusan tidak dijalankan oleh pihak terhukum secara sukarela meskipun telah

diberikan peringatan oleh Ketua Pengadilan Agama

15

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata, h.435.

Page 81: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

71

3) Putusan Hakim bersifat Kondemnatoir, yaitu putusan yang amar putusannya

bersifat menghukum atau memerintahkan pihak yang kalah untuk memenuhi

suatu prestasi tertentu.

4) Eksekusi dilakukan atas perintah dan dibawah pimpinan Ketua Pengadilan

Agama.

Dalam hal ini Pengadilan Agama yang dimaksud adalah Pengadilan Agama

yang menjatuhkan putusan tersebut atau Pengadilan Agama yang diberikan delegasi

wewenang oleh Pengadilan Agama yang memutusnya. Pengadilan Agama yang

berwenang melaksanakan eksekusi hanyalah Pengadilan Tingkat pertama.

Pengadilan Tinggi Agama tidak berwenang melakukan eksekusi.16

Mengenai pelaksanaan putusan yang tidak dilaksanakan Pasal 196 HIR

menyebutkan bahwa:

“Jika pihak yang dikalahkan tidak mau atau lalai untuk memenuhi isi

keputusan itu dengan damai, maka pihak yang menang memasukkan permintaan,

baik dengan lisan, maupun dengan surat, kepada ketua pengadilan negeri yang

tersebut pada ayat pertama pasal 195 HIR, buat menjalankan keputusan itu Ketua

menyuruh memanggil pihak yang dikalahkan itu serta memperingatkan, supaya ia

memenuhi keputusan itu di dalam tempo yang ditentukan oleh ketua, yang selama-

lamanya delapan hari”.17

16

Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, h.313.

17

Herzien Inlandsch Reglement (HIR) atau Reglemen Indonesia yang diperbaharui (RIB)

Page 82: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

72

Sebagaimana bapak Assadurrahman mengatakan, bahwa dasar hukum yang

dipakai dalam melaksanakan eksekusi hadhanah, tetap bagaimanapun

mengggunakan HIR, perdata umum yaitu HIR (untuk wilayah jawa) dan R.bg

(untuk luar jawa), eksekusi secara umum menggunakan aturan itu, tidak ada itu

perkara, nafkah iddah, hadhanah, putusan Pengadilan harus dilaksanakan tetap

menggunakan aturan-aturan umumnya. Dulu sebelum Undang-Undang Nomor 7

tahun 1989 ada, eksekusi keputusan Pengadilan Agama harus minta bantuan

Pengadilan Negeri akan tetapi sekarang Pengadilan Agama bisa melaksanakan

eksekusi sendiri namun tetap aturannya menggunakan HIR atau R.Bg.18

Pelaksanaan eksekusi terhadap putusan hadhanah harus melalui prosedur

hukum yang berlaku dan apabila eksekusi tidak dilaksanakan sesuai dengan

prosedur hukum yang ditetapkan maka eksekusi tidak sah dan harus diulang.19

Adapun prosedur eksekusi putusan hadhanah secara kronologis dapat dirinci sebagai

berikut :

1. Putusan hadhanah tersebut telah mempunyai kekuatan hukum tetap

2. Pihak yang kalah tidak mau melaksanakan putusan hadhanah secara sukarela

3. Pihak yang menang (penggugat) mengajukan permohonan eksekusi kepada

Pengadilan Agama yang memutus perkara hadhanah

4. Pengadilan Agama telah menetapkan sidang Aanmaning

5. Telah melewati tenggang waktu atau tegoran sesuai dengan pasal 207 R.Bg

18

Wawancara Pribadi dengan Asadurrahman. Bekasi, 15 Januari 2014

19 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata, h.437.

Page 83: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

73

6. Ketua Pengadilan Agama Mengeluarkan surat perintah eksekusi

7. Pelaksanaan eksekusi di tempat termohon eksekusi yang dihukum untuk

menyerahkan anak

8. Pelaksanaan eksekusi dibantu oleh dua orang saksi yang memenuhi unsure

sebagaimana tersebut dalam 210 ayat 2 R.Bg

9. Juru Sita mengambil anak tersebut secara baik-baik, sopan dan dengan tetap

berpegang kepada adat istiadat yang berlaku, kalau tidak diserahkan secara

sukarela maka dilaksanakan secara paksa

10. Juru Sita membuat berita acara eksekusi yang ditanda tangani oleh jurusita

beserta dua orang saksi sebanyak lima rangkap.

Lebih lanjut Pasal 180 HIR menyebutkan bahwa, Ketua Pengadilan dapat

memerintahkan supaya suatu putusan dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada

upaya banding20

. Dalam Pasal 64 Undang-Undang Peradilan Agama, putusan

pengadilan yang dimintakan banding atau kasasi pelaksanaannya ditunda demi

hukum, kecuali apabila dalam amarnya menyatakan putusan tersebut dapat

dijalankan lebih dahulu meskipun ada perlawanan banding atau kasasi.21

Jadi, terkait dengan eksekusi putusan mengenai hak asuh anak (hadhanah)

harus melihat kembali pada amar putusan tersebut apakah dalam amar putusan

tersebut telah ditentukan bahwa hak asuh anak ini dapat dieksekusi walaupun ada

upaya hukum banding maupun kasasi atau tidak. Apabila amar putusan menyatakan

20

Herzien Inlandsch Reglement (HIR) atau Reglemen Indonesia yang diperbaharui (RIB)

21

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah dirubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama

Page 84: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

74

dapat dieksekusi walaupun ada upaya hukum banding maupun kasasi, maka putusan

tersebut dapat langsung dieksekusi.

Namun, dalam pelaksanaannya eksekusi mengenai hadhanah ini

menimbulkan banyak kesulitan, karena hal ini berbeda dengan eksekusi perdata

lainnya. Sebagaimana yang diutarakan oleh bapak Assadurrahman, beliau

mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan sulitnya eksekusi putusan

hadhanah :22

Pertama, Memang orang Indonesia itu apabila merasa ia dikalahkan dalam

persidangan, mereka menganggap putusan yang diberikan majelis hakim tidak adil

atau hukum tidak adil, artinya kesadaran atau ketaatannya kepada hukum itu masih

rendah jangankan para pihak yang merasa dianggap “diperlakukan tidak adil”

keputusan Tata Usaha Negara saja kalau pemerintah disalahkan, apakah pemerintah

itu mau melaksanakan dengan suka rela, itulah di Indonesia. Artinya pemerintah itu

adalah orang yang mengerti hukum tapi ketika putusan Tata Usaha Negara

merugikan pihak pemerintah terjadi juga perasaan berat untuk melaksanakan

putusan tersebut.

Kedua, karna si anak ada di tangan salah satu orang tuanya (ibu/bapak)

ketika diputus sudah pindah alamat atau pindah wilayah dan sulit untuk mencarinya

akhirnya apabila terjadi seperti itu penyelesaiannya bukan lewat Pengadilan lagi

melainkan mencari informasi oleh masing-masing pihak, akibat tidak patuhnya

terhadap hukum dan putusan Pengadilan. Eksekusi terhadap hadhanah ini termasuk

22

Wawancara Pribadi dengan Asadurrahman. Bekasi, 15 Januari 2014

Page 85: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

75

perkara yang berat untuk di adili yang bapak dan ibunya itu benar-benar tidak mau

mengalah dan tetap mempertahankan anaknya.

Jadi, dapat diketahui bahwa penyebab sulitnya pelaksanaan eksekusi

mengenai hadhanah dimulai dari pihak yang tidak patuh dan hormat kepada hukum

dan pengadilan sehingga mereka tidak mau menjalankan isi putusan, kemudian

ditambah masalah berpindah-pindahnya wilayah tempat tinggal yang di mana anak

tersebut ada para pihak yang dikalahkan dan tidak diketahui keberadaannya lagi.

Apabila sudah seperti itu maka sulit untuk dilaksanakan eksekusi, karena sudah

bukan ranah Pengadilan lagi akan tetapi sudah dikembalikan pada masing-masing

pihak karena Pengadilan tidak mengurusi sampai sejauh itu.

Berikut beberapa langkah untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan akan

hampanya putusan hadlanah, yaitu sebagai berikut :

1. Mediasi Sebagai Penyelesaian Alternatif

Mediasai adalah sebuah lembaga perdamaian dalam rangka

menyelesaikan sengketa dengan perantaraan seorang atau lebih mediator melalui

prosedur non litigasi. Di samping itu mediasi merupakan salah satu proses

penyelesaian sengketa yang lebih cepat dan murah, serta dapat memberikan

akses yang lebih besar kepada para pihak menemukan penyelesaian yang

memuaskan dan memenuhi rasa keadilan. Islam menyuruh untuk menyelesaikan

setiap perselisihan dengan melalui pendekatan “Islah”. Karena itu, tepat bagi

para Hakim Peradilan Agama untuk menjalankan fungsi “mendamaikan” sebab

Page 86: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

76

bagaimanapun adilnya suatu putusan, pasti lebih indah dan lebih adil hasil

putusan itu berupa perdamaian.23

Hukum acara yang berlaku, pasal 130 HIR / pasal 154 R.Bg mendorong

pengadilan untuk menempuh proses perdamaian yang dapat diintensifkan

dengan cara mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur berperkara di

pengadilan. Sejalan dengan hal tersebut Mahkamah Agung telah menerbitkan

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang

Prosedur Mediasi di Pengadilan.

Dalam Pasal 2 ayat (3) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun

2008 tersebut ditegaskan bahwa apabila tidak menempuh mediasi berdasarkan

Peraturan ini merupakan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 130 HIR /Pasal

154 R.Bg yang mengakibatkan putusan batal demi hukum. Ketentuan ini

menunjukkan bahwa prosedur mediasi dalam proses peradilan merupakan

ketentuan imperatif.

Terkait dengan mediasi perkara sengketa hak asuh anak (hadlanah),

prosedur mediasi ini menjadi sangat penting bukan saja karena ketentuan

imperatif hukum acara atau karena kepentingan penggugat dan tergugat,

melainkan yang lebih penting justru karena menyangkut pertimbangan semata-

mata untuk kepentingan terbaik bagi anak, agar dapat menekan seminimal

mungkin dampak buruk baik secara psikologis, emosional, sosial, intelektual

23

Ahmad Mujahidin, Pembaharuan Hukum Acara Perdata Pengadilan Agama dan Mahkamah

Syariah di Indonesia, (Jakarta: IKAHI, 2008), h.13.

Page 87: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

77

maupun spiritual bagi si anak tersebut akibat dari persengketaan antara kedua

orang tua anak itu.

2. Menerapkan Lembaga Dwangsom dalam Putusan Hadlanah

Dwangsom atau lengkapnya dwangsom of astreinte (Belanda): uang

paksa, sejumlah uang yang harus dibayar oleh seseorang sebagai hukuman

berdasarkan putusan pengadilan, sepanjang atau sesering ia tidak memenuhi

kewajiban pokok yang dibebankan kepadanya oleh keputusan pengadilan itu.24

Bahwa yang dimaksud dwangsom adalah uang paksa, sebegitu jauh

pengadilan memutuskan penghukuman untuk sesuatu lain daripada untuk

membayar sejumlah uang, maka dapatlah ditentukan di dalamnya, bahwa jika,

selama atau manakala si terhukum tidak/belum memenuhi keputusan tersebut, ia

pun wajib membayar sejumlah uang yang ditetapkan dalam putusan itu, uang

mana disebut uang paksa. Dengan demikian maka uang paksa ini merupakan

suatu alat eksekusi secara tak langsung.25

Persoalan mengenai boleh atau tidaknya menerapkan lembaga

dwangsom dalam putusan hadlanah masih diperselisihkan oleh para praktisi

hukum. Sebagian praktisi hukum berpendapat bahwa lembaga dwangsom ini

tidak boleh diterapkan dalam putusan hadlanah karena konteksnya berbeda,

sebagian praktisi hukum yang lain berpendapat bahwa lembaga dwangsom dapat

juga diterapkan dalam putusan hadlanah karena dengan mencamtumkan

24

Andi Hamzah, Kamus Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), Cet.I, h.163.

25

Soebekti, Kamus Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2005), Cet. XVI, h.37.

Page 88: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

78

dwangsom itu pihak tergugat akan memenuhi isi putusan hakim jika ia

mengetahui ada kewajiban yang harus dipenuhi apabila ia tidak melaksanakan

hukuman pokok yang dibebankan kepadanya. Maka dapat disimpulkan atas

persoalan ini tampaknya pendapat yang terakhir menginginkan diterapkan

lembaga dwangsom dalam putusan hadlanah apabila penerapan itu untuk tujuan

kemaslahatan.26

Sebagaimana pendapat bapak Assadurrahman bahwa, bisa saja dengan

putusan dwangsom (denda keterlambatan) denda perhari. Pengadilan mungkin

kalau ada permintaan itu bisa saja memberikan pertimbangan, misalnya 500 ribu

perhari apabila tidak melaksanakan isi putusan.27

Artinya bisa saja duangsom ini

diterapkan memalui pertimbangan Hakim, akan tetapi permohononannya

tersebut harus diletakkan dalam surat gugatan yang diajukan kepada Pengadilan

Agama kepada dengan menyebutkan alasan-alasan yang dibenarkan oleh

hukum. Atau juga dengan alasan adanya kekhawatiran penggugat kepada

tergugat yang tidak bersedia melaksanakan hukuman pokok sebagaimana yang

ditetapkan oleh hakim.

Dasar pemberlakuan/ penerapan lembaga dwangsom (uang paksa) dalam

praktek peradilan di Indonesia adalah mengacu pada Pasal 606 (a) dan (b)

Rechtsvordering. Pasal 606 a : “sepanjang suatu putusan hakim mengandung

26

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Pengadilan Agama, (Jakarta:

Kencana, 2005), h.438.

27

Wawancara Pribadi dengan Asadurrahman. Bekasi, 15 Januari 2014

Page 89: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

79

hukuman untuk suatu yang lain dari pada membayar sejumlah uang, maka

dapat ditentukan bahwa sepanjang atau setiap kali terhukum tidak mematuhi

hukuman tersebut, olehnya harus diserahkan sejumlah uang yang besarnya

ditetapkan dalam putusan hakim dan uang tersebut dinamakan uang paksa”.

Pasal 606 (b) : “Bila putusan tersebut tidak dipenuhi, maka pihak lawan dari

terhukum berwenang untuk melaksanakan putusan terhadap sejumlah uang

paksa yang telah ditentukan tanpa terlebih dahulu memperoleh atas hak baru

menurut hukum”.

Sedangkan dalam R.Bg dan HIR lembaga dwangsom tidak disebutkan

secara rinci. Lembaga dwangsom mulai dipergunakan oleh Raad van Justice dan

Hoegerechtteschof sejak tahun 1938. Meletakkan lembaga dwangsom

merupakan tindakan logis yuridis dengan tujuan untuk memaksa orang yang

dikenakan hukuman itu agar serius dan tidak main-main dalam mematuhi dan

melaksanakan putusan hakim.

Dengan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dwangsom adalah

suatu hukum tambahan pada orang yang dihukum untuk membayar sejumlah

uang selain yang telah disebutkan dalam hukuman pokok dengan maksud agar ia

bersedia melaksanakan hukuman pokok sebagaimana mestinya.

Dengan pengertian ini dapat diketahui bahwa sifat dwangsom adalah

sebagai berikut :28

28

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Pengadilan Agama, h.439.

Page 90: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

80

1) Merupakan accecoir, tidak ada dwangsom apabila tidak ada hukuman

pokok, apabila hukuman pokok sudah dilaksanakan maka dwangsom yang

ditetapkan bersama hukuman pokok tidak mempunyai kekuatan lagi.

2) Merupakan hukuman tambahan, apabila hukuman pokok yang ditetapkan

oleh hakim tidak dipenuhi oleh tergugat (yang dihukum), maka dwangsom

itu dapat dieksekusi,

3) Merupakan hukuman psychis, dengan adanya dwangsom yang ditetapkan

oleh hakim dalam putusannya, maka orang yang dihukum itu ditekan secara

psychis agar ia dengan sukarela melaksanakan hukuman pokok yang telah

ditentukan oleh hakim.

Agar lembaga dwangsom ini dapat dicantumkan dalam putusan hakim,

maka penggugat harus meminta diletakkan dwangsom ini dalam surat gugatan

yang diajukan kepada Pengadilan Agama dengan menyebutkan alasan-alasan

yang dibenarkan oleh hukum. Alasan ini dapat berupa hal yang diperjanjikan

sebelumnya antara penggugat dan tergugat, atau juga dengan alasan adanya

kekhawatiran penggugat kepada tergugat yang tidak bersedia melaksanakan

hukuman pokok sebagaimana yang ditetapkan oleh hakim.29

Dwangsom berbeda dengan ganti rugi sebagaimana diatur dalam Pasal

225 HIR, dan berbeda pula dengan kompensasi yang dikenal dalam hukum

perdata, sebab dalam dwangsom ini kewajiban yang disebut dalam putusan

hakim tetap ada dan tidak bisa diganti atau dihapus. Dengan demikian lembaga

29

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Pengadilan Agama, h.440.

Page 91: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

81

dwangsom ini sangat tepat apabila diletakkan pada putusan hadlanah karena

dwangsom tersebut merupakan salah satu strategi yang diyakini dapat mencegah

putusan hadlanah menjadi ilusoir (hampa) yang memang selama ini disinyalir

banyak putusan hadlanah yang tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya.

Page 92: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan uraian yang penulis kemukakan pada bab-bab

terdahulu tentang pelaksanaa eksekusi hadhanah, penulis dapat menyimpulkan,

sebagai berikut :

1. Hadhanah adalah membekali anak secara material maupun secara spiritual,

mental maupun fisik agar anak mampu berdiri sendiri dalam menghadapi

hidup dan kehidupannya nanti bila ia dewasa.

2. Langkah Pengadilan Agama Cikarang dalam perkara hadhanah, hanya sebatas

pengawasan dengan jangka waktu sampai diucapkannya amar putusan. Bahwa

setelah amar putusan dibacakan Majelis Hakim, diberikan tenggang waktu

selama 14 hari untuk melakukan upaya hukum bagi pihak-pihak yang merasa

dirugikan atas putusan tersebut. Apabila sampai jangka waktu tersebut tidak

ada upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak yang merasa kepentingannya

dirugikan, maka Pengadilan menganggap bahwa putusan tersebut tidak

bermasalah dan dapat dilaksanakan oleh para pihak.

3. Apabila ternyata selang beberapa waktu baru diketahui bahwa pihak yang

dikalahkan tidak mau melakukan kewajiban sebagaimana yang diputuskan

oleh Majelis Hakim, maka para pihak yang menang dapat mengajukan

permohonan eksekusi kepada Ketua Pengadilan Agama Cikarang. Eksekusi

Page 93: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

83

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Pertama, dengan cara sukarela dari

para pihak yang menang maupun yang kalah. Kedua, dengan cara paksa dari

pihak yang menang dengan meminta bantuan Pengadilan agar memerintahkan

Juru Sita untuk melakukan eksekusi.

B. Saran-saran

1. Dalam menentukan siapa yang berhak mendapatkan hak hadhanah atau

pemeliharaan anak, Majelis Hakim tidak hanya mempertimbangkan siapa

yang lebih berhak mendapatkan hadhanah melainkan juga melihat apakah ada

iktikad baik pihak yang kalah agar terlaksananya putusan.

2. Langkah Pengadilan Agama terhadap sebuah perkara yang telah diputus

Majelis Hakim sebaiknya tidak hanya sebatas sampai putusan tersebut

dikeluarkan, sebaiknya dibuat lembaga yang berfungsi memberikan

pengawasan terhadap pelaksanaan putusan tersebut dan dibuat pula suatu

peraturan yang mengatur sanksi hukum bagi suami yang enggan membayar

nafkah istri maupun biaya pemeliharaan anak/ hadhanah setelah terjadinya

perceraian sebab sampai saat ini tidak ada jaminan hak-hak istri terpenuhi

setelah terjadnya perceraian.

3. Pengadilan Agama sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada masyarakat agar

masyarakat mengetahui tentang hadhanah sehingga prosedur eksekusi

mengenai hadhanah bisa dilakukan.

Page 94: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

84

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

Abbas, Afifi Fauzi. Metodologi Penelitian. cet.I. Jakarta: ADELINA Bersaudara, 2010.

Abdullah, Abdul Gani. Himpunan Perundang-undangan dan Peraturan Peradilan

Agama. cet.I. Jakarta: PT Internasa, 1991.

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo,

2007.

Adi, Rianto. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. cet.III. Jakarta: Granit, 2010.

Al-‘Umairah, Syeikh Al-Syihab Al-Din Al-Qalyabi Wa . Al-Mahalli Juz IV. Kairo: Dar

Wahya Al-Kutub, 1971.

Alam, Andi Syamsu dan Mf. Fauzan, M . Hukum Pengangkatan Anak Perspektif Islam.

cet.I. Jakarta: Kencana, 2008.

__________. Hukum Pengangkatan Anak Persfektif Islam. Jakarta : Kencana, 2008.

Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum. cet.II. Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Al-Jamal, Ibrahim Muhammad. Fiqih Muslimah: Ibadat Mu’amalat, cet.III. Jakarta:

Pustaka Amani, 1999.

Al-Munawwar, Said Agil Husain. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer

(analisis yurisprudensi dengan pendekatan ushuliyah). Jakarta: Prenada Media,

2004.

al-Sijistaniy, Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy'ab. Sunan Abi Dawud. Beirut: Daar al-

Kitab al-'Arabi, tt), Juz.II, Hadis No. 1913

Al-Zuhaili, Wahbah . AL-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh Juz VII. Damaskus: Daar Al-

Fikr, 1984.

As-Sajastani, Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy’ats. Sunan Abu Daud Juz I. Beirut: Daar

Fikr, 2003.

As-San’ani. Subulus Salam. cet.III. Surabaya: Al-Ikhlas, 1995.

Page 95: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

85

Aulia, Nuansa. Kompilasi Hukum Islam. T.tp, CV. Nuansa Aulia, 2008.

Ayyub, Syaikh Hasan. Fikih Keluarga. cet.V. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006.

Balitbang Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah RI, Metedologi Penelitian

Sosial (Terapan dan Kebijaksanan). Jakarta: Balitbang Departemen Dalam

Negeri dan Otonomi Daerah RI, 2000.

Bisri, Cik Hasan. Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan Agama (Dalam Sistem

Hukum Nasional). Jakarta: Logos, 1999.

Dahlan, Abdul Aziz, dkk, ed., Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeva, 1997

Effendi, Satria dan Mz. Zein, M. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer.

Jakarta: Kencana, 2005.

Ghazaly, Abd Rahman. Fiqih Munakahat. Jakarta: Prenada Media, 2013.

Gymnastiar, Abdullah. AA Gym dan Fenomena Darrut Tauhid. Bandung: PT Mizan,

2002.

Hamid, Zahri . Pokok-Pokok Hukum perkawinan Islam dan Undang-Undang

Perkawinan di Indonesia, cet.I. Yogyakarta: Bina Cipta, 1978.

Hamzah, Andi. Kamus Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986.

Harahap, Yahya. Hukum perkawinan nasional : pembahasan berdasarkan undang-

undang no.1 tahun 1974. Peraturan Pemerintah no. 9 tahun 1975. Medan:

Zahir, 1975.

__________. Hukum Perkawinan Nasional. Medan: CV Zahir Trading CO, 1975.

Herzien Inlandsch Reglement (HIR) atau Reglemen Indonesia yang diperbaharui (RIB)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Bandung: Citra Umbara, 2007.

L.J. Van Apeldorn, Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Pradnya Paramita, 1980.

Mahkamah Agung RI. Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama/

Mahkamah Syar’iyah, Buku II. Jakarta: 2007.

Page 96: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

86

Manan, Abdul. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Pengadilan Agama.

Jakarta: Kencana, 2005.

__________. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama.

Jakarta: Kencana, 2008.

__________. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama.

Jakarta: Yayasan al-Hikmah, 2000.

Muchtar, Kamal. Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, cet.I. Jakarta: Bulan

Bintang, 1974.

Mujahidin, Ahmad. Pembaharuan Hukum Acara Perdata Pengadilan Agama dan

Mahkamah Syariah di Indonesia. Jakarta: IKAHI, 2008.

Nasution, Harun, dkk, ed., Ensiklopedii Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan, 1992

PA Cikarang. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Cikarang Tahun 2012, Cikarang:

PA Cikarang, 2012.

__________. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Cikarang Tahun 2013, Cikarang:

PA Cikarang, 2013.

PA Cikarang. Sejarah Pengadilan Agama Cikarang. Artikel diakses pada tanggal 22

Oktober 2013 dari http://pa-cikarang.go.id/index.php/profil/profil/sejarah.

__________. Struktur Pengadilan Agama Cikarang. Artikel diakses pada tanggal 18

Desember 2013 dari http://www.pa-cikarang.go.id/struktur-organisasi.

__________. Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Cikarang. Artikel diakses

pada tanggal 18 Desember 2013 dari http://www.pa-cikarang.go.id/tupoksi.

__________. Visi dan Misi Pengadilan Agama Cikarang. Artikel diakses pada tanggal

18 Desember 2013 dari http://www.pa-cikarang.go.id/visi-dan-misi.

__________. Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Cikarang. Artikel diakses pada

tanggal 18 Desember 2013 dari http://www.pa-cikarang.go.id/yuridiksi-pa

Purwaka, Tommy Hendra. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Penerbit Universitas

Atma Jaya, 2007.

Rasyid, Sulaiman. Fiqih Islam. cet.III. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003.

Page 97: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

87

Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, Jilid 2. Jakarta: Al-I’tishom, 2008.

__________. Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, Jilid 2. Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007.

Sholeh, Asrorun Ni’am. Fatwa-Fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga. cet.II.

Jakarta: Elsas, 2008.

Soebekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa, 2003.

__________. Kamus Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita, 2005.

Soimin, Soedaryo. Kitab Undang- Undang Hukum Perda. Jakarta: Sinar Grafika, 2007.

Subhan, Zaitunah. Menggagas Fiqih Pemberdayaan Perempuan. Jakarta: Pustaka

Mina, 2008.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia : Antara Fiqih Munakahat

dan Undang-Undang Perkawinan. cet.III. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2009.

Thalib, Sayuti. Hukum Keluarga Indonesia. Jakarta: UI Press, 1986.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

Undang-Undang Pokok Perkawinan Beserta Peraturan Perkawinan Khusus Anggota

ABRI, POLRI, Pegawai Kejaksaan dan Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Sinar

Grafika, 2006.

Wawancara Pribadi dengan Asadurrahman. Bekasi. 15 Januari 2014

Page 98: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

PEDOMAN WAWANCARA

1. Selama Bapak/ Ibu bertugas di Pengadilan Agama Cikarang, Apakah pernah

Bapak/ Ibu menangani perkara hadhanah ?

2. Berapa banyak perkara yang diterima Pengadilan Agama Cikarang dalam masalah

hadhanah ditahun 2012-2013 ?

3. Siapa yang paling banyak menggugat hadhah, apakah Ibu atau Ayah ?

4. Alasan apa saja yang mendasari gugatan hadhanah tersebut ?

5. Apa yang menjadi kriteria seseorang itu layak mendapatkan hadhanah ketika

terjadi perceraian ?

6. Apa saja penyebab sulitnya pelaksanaan putusan mengenai hadhanah di

Pengadilan Agama Cikarang ?

7. Bagaimana upaya Pengadilan Agama Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan

eksekusi hadhanah ?

8. Dasar hukum apa yang dipakai untuk melaksanakan eksekusi hadhanah ?

9. Apakah ada sanksi khusus bagi seseorang yang tidak menjalankan putusan

hadhanah ?

Page 99: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

HASIL WAWANCARA

1. Selama Bapak/ Ibu bertugas di Pengadilan Agama Cikarang, Apakah

pernah Bapak/ Ibu menangani perkara hadhanah ?

Jawaban : Pernah

2. Berapa banyak perkara yang diterima Pengadilan Agama Cikarang dalam

masalah hadhanah ditahun 2012-2013 ?

Jawaban :

Selama rentan waktu 1 (tahun) yaitu tahun 2012, permohonan tentang hak

pengasuhan anak (hadhanah) yang masuk sebanyak 8 perkara, dan yang sudah

diputuskan sebanyak 5 perkara sehingga tersisa 3 perkara yang belum diputuskan

dan ini akan dilanjutkan pada tahun 2013. Selanjutnya selama kurun waktu 1

tahun yaitu tahun 2013, permohonan tentang hak pengasuhan anak (hadhanah)

perkara yang masuk sebanyak 4 perkara, kemudian terdapat 3 sisa perkara tahun

2012. Sehingga jumlah perkara yang masuk pada tahun 2013 berjumlah 7 perkara,

dan yang sudah di putuskan sebanyak 6 perkara, tersisa 1 perkara yang belum

diputuskan dan ini akan dilanjutkan pada tahun berikutnya.

Dari data-data yang telah diuraikan sebelumnya diatas dapat diketahui

selama kurun waktu tahun 2012 sampai dengan tahun 2013, permohonan tentang

hak pengasuhan anak (hadhanah) yang masuk ke Pengadilan Agama Cikarang

jumlahnya lumayan cukup banyak yaitu 12 perkara, dan yang sudah di putus 11

perkara sehingga tersisa 1 perkara yang belum di putus.

Gugatan hadhanah ini bisa saja mandiri, dengan perceraian, perwalian.

Mandiri perwalian pada umumnya anak tersebut sudah pada ibunya jadi untuk

kepentingan pembuatan paspor, untuk dibawa keluar negeri imigrasi biasanya

memerluakan penetapan pengadilan.

3. Siapa yang paling banyak menggugat hadhah, apakah Ibu atau Ayah ?

Jawaban :

Page 100: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

Kalaupun berkisar kira-kira 51 : 49, artinya yang mengajukan jumlahnya

hampir berimbang baik itu Ibu maupun Ayah

4. Alasan apa saja yang mendasari gugatan hadhanah tersebut ?

Jawaban :

Biasanya yang merasa anaknya itu diterlantarkan oleh ibu maka ayahnya

yang mengajukan dan apabila ayahnya yang menelantarkan maka ibunya yang

mengajukan.

5. Apa yang menjadi kriteria seseorang itu layak mendapatkan hadhanah

ketika terjadi perceraian ?

Jawaban :

Dilihat dari umur anak tersebut yang akan di hadhanah, apabila umurnya

tersebut dibawah 12 tahun, dalam KHI pasal 105 (a) adalah hak ibunya, akan

tetapi kalau ternyata ibunya tidak bisa menjamin keselamatan jasmani dan rohani

anak, misalnya ibunya sering keluar malam anaknya ditinggal, ibunya suka

mabuk, judi, apakah pasal 105 (a) akan tetap diterapkan ? Dengan begitu ada

pasal 156 (c) bisa saja anak tersebut diberikan kepada ayahnya.

Jadi tidak kaku melihat kepantingan anak karna hadhanah itu melihat

bagaimana kepantingan anak bukan kepntingan ibunya maupun bapaknya, tapi

selama anak itu aman baik kepada ibunya maupun bapaknya dan umur anak

tersebut belum mencapai 12 tahun maka pada umumnya anak tersebut diberikan

kepada ibunya.

6. Apa saja penyebab sulitnya pelaksanaan putusan mengenai hadhanah di

Pengadilan Agama Cikarang ?

Jawaban :

Pertama, Memang orang Indonesia itu apabila merasa ia dikalahkan

dalam persidangan mereka menganggap putusan yang diberikan majelis hakim

tidak adil atau hukum tidak adil artinya kesadaran atau ketaatannya kepada

hukum itu masih rendah jangankan para pihak yang merasa dianggap

“diperlakukan tidak adil” keputusan Tata Usaha Negara saja kalau pemerintah

Page 101: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

disalahkan, apakah pemerintah itu mau melaksanakan dengan suka rela, itulah di

Indonesia. Artinya pemerintah itu adalah orang yang mengerti hukum tapi ketika

putusan Tata Usaha Negara merugikan pihak pemerintah terjadi juga perasaan

berat untuk melaksanakan putusan tersebut.

Beda dengan di arab misalnya di arab itu tidak ada istilah jumput paksa,

anak yang misalnya ada di bapaknya diserahkan ke ibunya atau sebaliknya itu

sudah langsung diserahkan tanpa ada pemakasaan karena memang hormat kepada

pengadilan, karna rajaannya juga taat misalnya terjadi pembongkaran besar-

besaran di sekitar masjidilharam ada yang tidak puas lalu melakukan gugatan ke

pengadilan itu kalau memang Negara/kerajaan harus bayar ya bayar.

Kedua, karna si anak ada di tangan salah satu orang tuanya (ibu/bapak)

ketika diputus sudah pindah alamat atau pindah wilayah dan sulit untuk

mencarinya akhirnya apabila terjadi seperti itu penyelesaiannya bukan lewat

pengadilan lagi melainkan mencari informasi oleh masing-masing pihak, akibat

tidak patuhnya terhadap hukum dan putusan pengadilan. Eksekusi terhadap

hadhanah ini termasuk perkara yang berat untuk diadili yang bapak dan ibunya itu

benar-benar ngotot untuk mengambil dan mempertahankan anaknya. Kalau

masalah hadhanah pada umumnya pidah alamat kemudian tidak diketahui, jadi

tinggal masing-masing cari tau, kalau lewat pengadilan nanti panggil dulu,

“bocor” lagi, pindah alamat lagi ahirnya susah.

7. Bagaimana upaya Pengadilan Agama Cikarang untuk terlaksananya

pelaksanaan eksekusi hadhanah ?

Jawaban :

Terhadap putusan pengadilan hari ini, para pihak bisa melakukan upaya

hukum apabila setelah 14 hari tidak ada upaya hukum, putusannya berkekuatan

hukum tetap (BHT). Kalau sudah berkekuatan hukum tetap baru bisa

dilaksanakan, pelaksanaannya misalnya eksekusi, kalau tidak ada pelaksanaan

secara sukarela pasti meminta bantuan pengadilan agar pihak mau melaksanakan.

Page 102: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

Putusan itu harus dieksekusi dan eksekusi itu harus diminta/ ada

permohonan eksekusi. Untuk tata cera eksekusinya itu memang dipanggil para

pihak, yang rmemohon eksekusi dipanggil yang termohon eksekusi dipanggil

untuk melakukan putusan agar secara sukarela, apabila tetap tidak mau maka bisa

saja dilaksanakan secara paksa.

8. Dasar hukum apa yang dipakai untuk melaksanakan eksekusi hadhanah ?

Jawaban :

Tetap bagaimanapun mengggunakan HIR, perdata umum yaitu HIR

(untuk wilayah jawa) dan RBG (untuk luar jawa), eksekusi secara umum

menggunakan aturan itu, tidak ada itu perkara, nafkah iddah, hadahnah, putusan

pengadilan harus dilaksanakan tetap menggunakan aturan-aturan umumnya.

Kalau Dulu sebelum Undang-Undang Nomor 7, eksekusi keputusan Pengadilan

Agama harus minta bantuan Pengadilan Negeri akan tetapi sekarang Pengadilan

Agama bisa melaksanakan eksekusi sendiri namun tetap aturannya menggunakan

HIR atau R.Bg.

9. Apakah ada sanksi khusus bagi seseorang yang tidak menjalankan putusan

hadhanah ?

Jawaban :

Bisa saja dengan putusan duangsom (denda keterlambatan) denda perhari.

Tetapi apabila pihak yang kena dengan hukuman doangsom itu juga lari kemana,

pindah alamat atau wilayah, maka itu akhirnya hanya diatas kertas saja.

Pengadilan mungkin kalau ada permintaan itu bisa saja memberikan

pertimbangan, misalnya 500 ribu perhari apabila tidak melaksanakan isi putusan.

Tetapi apabila pihak yang diberikan menghilang susah.

Terwawancara

Dr. Asadurrahman, MH

Hakim PA Cikarang

Page 103: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode
Page 104: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode
Page 105: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

SALINAN P U T U S A N

Nomor 0415/Pdt.G/2011/PA.Ckr

لرحيم ا لرمحن ا هلل ا بسم

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Cikarang bersidang di Balai Nikah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Tambun Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada

tingkat pertama dengan persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan dalam perkara

“Cerai Ggugat dan Hadhanah” antara:

HERNI SILVIA YOHANA, M, umur 27 tahun, agama Islam, Pekerjaan Karyawati Swasta,

Tempat Tinggal di Kampung Mekarsari Timur, RT.003 RW.002, Desa Mekarsari,

Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, selanjutnya disebut sebagai

Penggugat;

L a w a n

WAHYUDI bin SIDJO, M, umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan Swasta,

Tempat Tinggal di Kampung Mekarsari Timur, RT.003 RW.002, Desa Mekarsari,

Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, selanjutnya disebut sebagai:

Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah membaca dan mempelajari surat-surat perkara yang bersangkutan;

Telah mendengar keterangan Penggugat;

Telah membaca dan memperhatikan surat-surat bukti yang diajukan oleh Penggugat;

Telah mendengar keterangan saksi-saksi yang dihadapkan oleh Penggugat di persidangan;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat berdasarkan surat gugatannya tertanggal 25 April

2011, yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Cikarang pada tanggal 26

April 2011 tercatat dalam register perkara dengan Nomor 0415/Pdt.G/2011/PA.Ckr, telah

mengajukan permohonan untuk melakukan “cerai gugat dan hadhanah”, terhadap Tergugat

dengan dalil-dalil sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat telah melangsungkan pernikahan dengan Tergugat pada tanggal 08

Maret 2004, yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama

Page 106: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta

Nikah Nomor 389/25/V/2004 tertanggal 10 Mei 2004;

2. Bahwa setelah menikah, Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di Kebayoran Lama,

Jakarta Selatan, kemudian dikaruniai 1 (satu) orang anak laki-laki bernama VICCAR,

umur 5 tahun;

3. Bahwa sejak awal bulan Maret 2008 rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai tidak

harmonis dengan adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus yang

disebabkan antara lain:

3.1. Antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak sejalan lagi dalam membina

rumah tangga;

3.2. Tergugat sudah tidak memberikan nafkah lahir kepada Penggugat sejak dari

tahun 2008 hingga sekarang ini;

3.3. Tergugat tidak mempunyai pekerjaan (pengangguran);

3.4. Tergugat telah melakukan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga);

4. Bahwa puncak keretakan hubungan rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat

terjadi pada tahun itu juga, yang mengakibatkan Penggugat dan Tergugat berpisah

ranjang;

5. Bahwa dengan kejadian tersebut, rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat

sudah tidak lagi dapat dengan baik, sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk

rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sudah sulit dipertahankan lagi dan

karenanya agar masing-masing pihak tidak lebih jauh melanggar norma agama dan

norma hukum, maka perceraian merupakan alternatif terakhir bagi Penggugat untuk

menyelesaikan permasalahan rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat;

6. Bahwa 1 (satu) orang anak sebagaimana pada posita angka (2) di atas, selain masih di

bawah umur dan juga saat ini tinggal bersama Penggugat serta sudah barang tentu

masih sangat tergantung kepada kasih sayang Penggugat selaku ibu kandungnya, oleh

karenanya demi pertumbuhan fisik dan mental anak tersebut serta semata-mata untuk

kepentingannya, maka sudah selayaknya Penggugat ditetapkan sebagai pemegang hak

hadhanah dari anak tersebut;

7. Bahwa Penggugat sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

Berdasarkan hal-hal di atas, Penggugat memohon kepada Bapak Ketua Pengadilan

Page 107: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

Agama Cikarang c.q Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan

menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

PRIMAIR :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menjatuhkan talak satu Tergugat (WAHYUDI bin SIDJO, M) kepada Penggugat (HERNI

SILVIA YOHANA, M., binti HERMAN JOYO);

3. Menetapkan 1 (satu) orang anak laki-laki hasil perkawinan Penggugat dan Tergugat

bernama VICCAR, umur 5 tahun di bawah hadhanah Penggugat;

4. Membebankan biaya perkara sesuai dengan peraturan yang berlaku;

SUBSIDAIR :

Atau: Apabila Pengadilan Agama Cikarang berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-

adilnya;

Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal sidang yang telah ditetapkan untuk

memeriksa perkara ini, Penggugat telah hadir sendiri di persidangan, sedangkan Tergugat

meskipun telah dipanggil secara patut dan resmi untuk menghadap di persidangan, tidak

hadir dan tidak pula mengirimkan orang lain sebagai wakil atau kuasanya di persidangan.

Ketidakhadiran Tergugat di persidangan tidak ternyata disebabkan suatu halangan yang sah

menurut hukum dan oleh Ketua Majelis, Penggugat telah dinasehati agar tetap

mempertahankan rumah tangganya, namun tidak berhasil;

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak hadir dan tidak pula ada petunjuk

lain tentang ketidakhadirannnya, maka jawabannya atas gugatan Penggugat tidak dapat

didengar:

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah

mengajukan surat-surat bukti berupa :

1. Copy bermaterai cukup Kutipan Akta Nikah Nomor 389/23/V/2004, a.n : Penggugat dan

Tergugat, yang aslinya dikeluarkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada tanggal 10 Mei 2004. Bukti tersebut telah dinazegel

oleh Pejabat Kantor Pos. Setelah Majelis membaca dan memperhatikan isinya ternyata

telah cocok dengan aslinya, selanjutnya oleh Ketua Majelis diparaf dan ditandai dengan

bukti (P.1);

Menimbang, bahwa selain telah mengajukan surat-surat bukti tersebut, Penggugat

juga telah menghadapkan saksi-saksi di persidangan, masing-masing bernama:

Page 108: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

Saksi I:

SUYININGSIH binti PRANI, umur 46 tahun, agama Katholik, tempat tinggal di RT.02

RW.014, Kelurahan Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, di bawah

sumpahnya menerangkan sebagai berikut;

- Saya ibu kandung Penggugat;

- Tergugat menantu saya;

- Ketika mereka menikah, saya hadir;

- Setelah mereka menikah, tinggal bersama di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kemudian

pindah ke Kampung Mekarsari, Tambun Selatan, Bekasi, hingga sekarang;

- Perkawinan mereka telah dikaruniai 1 (satu) orang anak laki-laki bernama VICCAR, umur

5 tahun;

- Setahu saya, awalnya rumah tangga mereka rukun, tapi sejak bulan Maret 2008 sudah

tidak rukun lagi karena Tergugat sudah jarang pulang ke rumah, jarang memberikan

nafkah dan hendak menikah lagi dengan wanita lain;

- Katanya mereka sudah berpisah rumah sejak bulan itu juga hingga sekarang ini;

- Selaku ibu kandung, saya sudah berusaha merukunkan mereka, tapi tidak berhasil;

- Saya juga sudah menasehati mereka agar rukun kembali, tapi tidak berhasil;

- Menurut saya, mereka sudah tidak mungkin untuk dirukunkan lagi;

- Penggugat sangat layak mengasuh dan memelihara anaknya, karena Penggugat adalah

seorang ibu yang baik dan penuh kasih saying di samping itu telah mempunyai

penghasilan;

Menimbang, atas keterangan saksi di atas, Penggugat membenarkannya;

Saksi II :

ALBERTUS bin HADI SUSANTO, umur 38 tahun, agama Islam, pekerjaan Pegawai Swasta,

tempat tinggal di RT.01 RW.02, Desa Karang Baru, Kecamatan Cikarang Utara,

Kabupaten Bekasi, di bawah sumpahnya menerangkan sebagai berikut :

- Saksi adalah saudara sepupu Penggugat dan Tergugat;

- Sewaktu mereka menikah, saya hadir;

- Ketika mereka menikah, saya hadir;

- Setelah mereka menikah, tinggal bersama di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kemudian

pindah ke Kampung Mekarsari, Tambun Selatan, Bekasi, hingga sekarang;

- Perkawinan mereka telah dikaruniai 1 (satu) orang anak laki-laki bernama VICCAR, umur

5 tahun;

Page 109: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

- Setahu saya, awalnya rumah tangga mereka rukun, tapi sejak bulan Maret 2008 sudah

tidak rukun lagi karena Tergugat sudah jarang pulang ke rumah, jarang memberikan

nafkah dan hendak menikah lagi dengan wanita lain;

- Katanya mereka sudah berpisah rumah sejak bulan itu juga hingga sekarang ini;

- Saya juga sudah menasehati mereka agar rukun kembali, tapi tidak berhasil;

- Menurut saya, mereka sudah tidak mungkin untuk dirukunkan lagi;

- Menurut saya Penggugat sangat layak mengasuh dan memelihara anaknya, karena

Penggugat adalah seorang ibu yang baik dan penuh kasih saying, di samping itu telah

mempunyai penghasilan;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, Penggugat membenarkannya;

Menimbang, bahwa Penggugat tidak mengajukan apapun lagi, selanjutnya telah

menyampaikan kesimpulannya yang pada pokoknya Penggugat menyatakan ingin bercerai

dengan Tergugat;

Menimbang, bahwa pada akhirnya Penggugat memohon kepada Majelis Hakim agar

berkenan menjatuhkan putusannya;

Menimbang, bahwa segala sesuatu yang di persidangan ini, telah tercatat di dalam

berita acara persidangan, maka untuk meringkas putusan ini, Majelis Hakim memandang

cukup dengan menunjuk berita acara persidangan tersebut, yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari putusan ini;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana

telah diuraikan di atas;

Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal sidang yang telah ditentukan untuk

memeriksa perkara ini, Penggugat telah hadir sendiri di persidangan, sedangkan Tergugat

meskipun telah dipanggil secara patut dan sah untuk menghadap di persidangan tidak hadir

dan tidak mengirimkan orang lain sebagai wakil atau kuasanya. Ketidakhadiran Tergugat di

persidangan tidak ternyata terdapat suatu alasan yang dibenarkan oleh hukum. Oleh karena

itu, Tergugat harus dinyatakan tidak hadir di persidangan, dan Majelis Hakim telah berusaha

secara maksimal mendamaikan mereka, tapi tidak berhasil. Oleh karenanya, pemeriksaan

terhadap perkara ini tetap dilanjutkan tanpa kehadiran Tergugat di persidangan berdasarkan

ketentuan pada Pasal 125 HIR;

Menimbang, bahwa dari posita Penggugat, Majelis Hakim menilai bahwa yang

Page 110: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

dijadikan alasan oleh Penggugat adalah karena sejak bulan Maret 2008 antara Penggugat

dengan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Tergugat jarang

pulang ke rumah, jarang memberikan nafkah kepada Penggugat dan hendak menikah lagi,

akibatnya Penggugat dan Tergugat pisah ranjang hingga sekarang iin, alasan-alasan tersebut

dengan Pasal yang diatur secara limitatif di dalam Pasal 19 hurup (f) Peraturan Pemerintah

Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Perkawinan jo Pasal 116 hurup

(f) Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi bahwa : “Perceraian dapat terjadi karena alasan :

“Antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan

hidup rukun lagi dalam rumah tangga”, dan karenanya secara formal gugatan Penggugat patut

diterima dan dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat, Majelis

menilai bahwa, oleh karena Tergugat tidak hadir tanpa alasan yang sah menurut hukum,

maka anggapan hukum bahwa, Tergugat telah menyetujui dan mengakui dalil-dalil

Penggugat. Oleh sebab itu Majelis Hakim berpendapat bahwa, dalil-dalil gugatan Penggugat

dapat dinyatakan telah menjadi dalil-dalil yang tetap;

Menimbang, bahwa meskipun dalil gugatan Penggugat tentang adanya perselisihan

dan pertengkaran tersebut pada dasarnya telah menjadi dalil yang tetap, namun oleh karena

perceraian adalah sesuatu yang sakral dan tidak dibenarkan atas dasar kesepakatan,

sementara menurut ketentuan Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989

sebagaimana telah ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 jo Pasal 22 ayat

(1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Perkawinan, maka Pengadilan Agama dapat mengabulkan gugatan Penggugat setelah dapat

mengambil kesimpulan bahwa antara Penggugat dengan Tergugat telah terjadi perselisihan

dan pertengkaran dalam rumah tangga yang sulit untuk dirukunkan lagi, dan telah cukup

jelas hal-hal yang menyebabkan perselisihan dan pertengkaran. Oleh karena itu Majelis

Hakim berpendapat perlu menemukan fakta-fakta tidak hanya apakah benar antara

Penggugat dengan Tergugat telah terjadi perselisihan dalam rumah tangga yang sulit untuk

dirukunkan lagi, namun juga perlu diketahui apakah yang menjadi sebab perselisihan dan

pertengkaran tersebut;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti (P.1) berupa copy Kutipan Akta Nikah atas

nama Penggugat dan Tergugat, yang menerangkan bahwa Penggugat dan Tergugat telah

menikah dan telah dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah. Oleh karena itu, harus dinyatakan

telah terbukti bahwa antara Penggugat dengan Tergugat telah terikat dalam perkawinan

Page 111: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

yang sah;

Menimbang, bahwa berdasarkan dalili-dalil Penggugat yang tidak dibantah

Tergugat – oleh karena Tergugat tidak hadir tanpa alasan yang dibenarkan oleh hukum - tentang

adanya perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat yang diperkuat

dengan keterangan saksi-saksi pada intinya menjelaskan bahwa antara Penggugat dengan

Tergugat sejak bulan Juli 2008 telah terjadi perselisihan dan pertengkaran dan puncaknya

terjadi pada 2 (dua) tahun yang lalu yang mengakibatkan Penggugat dan Tergugat pisah

rumah sampai sekarang, sementara saksi-saksi telah cukup menasehati Penggugat, demikian

juga Majelis telah berupaya menasehatinya, tapi Penggugat tetap bersikeras ingin bercerai

dengan Tergugat. Hal tersebut menunjukkan bahwa Penggugat sudah tidak lagi

berkeinginan membangun rumah tangga dengan Tergugat, maka Majelis dapat menarik

suatu kesimpulan yang merupakan fakta adalah bahwa antara Penggugat dengan Tergugat

telah terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi

dalam rumah tangga;

Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Tergugat sendiri – oleh karena Tergugat

tidak hadir di persidangan tanpa alasan yang dibenarkan oleh hukum - yang diperkuat dengan

keterangan saksi keluarga tentang faktor-faktor yang menyebabkan perselisihan dan

pertengkaran itu terjadi, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa yang menjadi sebab

perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat pada intinya adalah hal-

hal sebagaimana yang telah didalilkan oleh Penggugat;

Menimbang, bahwa dengan adanya fakta-fakta tersebut telah merupakan bukti

bahwa rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat telah pecah, dan sendi-sendi

rumah tangga telah rapuh dan sulit untuk ditegakkan kembali yang dapat dinyatakan bahwa

rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat telah rusak (broken marriage), sehingga

telah terdapat alasan untuk bercerai sebagaimana yang telah diatur di dalam Pasal 19 hurup

(f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Perkawinan sejalan dengan ketentuan pada Pasal 116 hurup (f) Kompilasi Hukum Islam yang

berbunyi: “Perceraian dapat terjadi dengan alasan antara suami isteri terus menerus terjadi

perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga”;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan hukum Islam yang tersirat dalam surat

Ar-Rum ayat 21 dan juga ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan dinyatakan bahwa: “Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga yang

Page 112: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa)”, jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam

yang berbunyi: “Perkawinan bertujuan membentuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah,

mawaddah dan rahmah”, dan jika Penggugat dan Tergugat selaku pasangan suami isteri telah

ternyata sudah tidak lagi timbul sikap saling mencintai, saling pengertian dan saling

melindungi dan bahkan Penggugat tetap sudah tidak lagi berkeinginan untuk meneruskan

rumah tangganya dengan Tergugat, maka agar kedua belah pihak berperkara tidak lagi lebih

jauh melanggar norma agama dan norma hukum maka perceraian dapat dijadikan salah satu

alternatif untuk menyelesaikan sengketa rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat;

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak pernah hadir di persidangan

meskipun, ia telah dipanggil dengan patut dan resmi berdasarkan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku, sedangkan tidak ternyata ketidakhadirannya itu disebabkan suatu

halangan yang sah menurut hukum, sementara gugatan Penggugat tidak melawan hukum,

dan dengan didasarkan kepada ketentuan Pasal 125 dan 126 HIR, maka Tergugat yang telah

dipanggil dengan patut dan resmi tersebut, harus dinyatakan tidak hadir dan gugatan

Penggugat dikabulkan dengan verstek;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dan mengambil alih pendapat ahli

fiqih dalam Kitab Ahkamul Qur'an Juz II halaman 405 yang berbunyi :

Artinya :

"Barang siapa yang dipanggil untuk menghadap Hakim Islam, kemudian tidak menghadap, maka

ia termasuk orang yang dzalim, dan gugurlah haknya";

Menimbang, bahwa berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas,

Majelis sepakat bahwa keinginan Penggugat sebagaimana tercantum pada petitum nomor 2

primer telah patut untuk dikabulkan karena telah memenuhi ketentuan pada Pasal 19 hurup

(f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Perkawinan jo Pasal 116 hurup (f) Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat dikumulasikan dengan gugatan tentang

hak hadlanah yang merupakan akibat suatu perceraian dan karenanya dengan didasarkan

kepada ketentuan Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama sebagaimana telah ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, gugatan

Page 113: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

tersebut patut diterima dan dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 41 hurup (a) Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dinyatakan bahwa: “Tentang hak pemeliharaan anak

semata-mata didasarkan kepada kepentingan anak”, dan anak yang masih di bawah umur (belum

mumayyiz) pada umumnya masih banyak bergantung kepada bantuan/pertolongan ibunya;

dan oleh karena telah ternyata bahwa anak-anak tersebut masih di bawah umur dan tidak

ternyata bahwa Penggugat telah melakukan sesuatu yang merugikan kepentingan anak,

maka dengan didasarkan kepada ketentuan Hukum Islam sejalan dengan bunyi Pasal 105

hurup (a) Kompilasi Hukum Islam, maka permohonan agar Penggugat ditetapkan sebagai

pemegang hak hadlanah dari 1 (satu) orang anak laki-laki bernamaVICCA R, umur 5 tahun,

Majelis sepakat untuk mengabulkannya;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pada Pasal 84 ayat (1) Undang-Undang

No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah ditambah dengan Undang-

Undang No. 3 Tahun 2006, yang berbunyi: “Panitera Pengadilan atau Pejabat Pengadilan yang

ditunjuk, berkewajiban selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari mengirimkan satu helai salinan

putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, tanpa bermaterai kepada Pegawai Pencatat Nikah

yang wilayahnya meliputi kediaman Penggugat dan Tergugat, untuk mendaftarkan putusan dalam

sebuah daftar yang disediakan untuk itu”, dan ayat (2) dari Undang-Undang yang sama

menerangkan bahwa : “Apabila perceraian dilakukan di wilayah yang berbeda dengan wilayah

Pegawai Pencatat Nikah tempat perkawinan dilangsungkan, maka satu helai salinan putusan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap tanpa bermaterai

dikirimkan pula kepada Pegawai Pencatat Nikah di tempat perkawinan dilangsungkan dan oleh

Pegawai Pencatat Nikah tersebut dicatat pada bagian pinggir daftar catatan perkawinan”;

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan, maka sesuai dengan

ketentuann pada Pasal 89 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama

sebagaimana telah ditambah oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 biaya perkara

dibebankan kepada Penggugat;

Mengingat, hukum Islam dan semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku

yang berhubungan dengan perkara ini;

MENGADILI

1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara patut dan resmi untuk menghadap di

persidangan tidak hadir;

Page 114: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

2. Mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek;

3. Menjatuhkan talak satu ba'in sughra Tergugat (WAHYUDI bin SIDJO, M) kepada

Penggugat (HERNI SILVIA YOHANA, M binti HERMAN JOYO);

4. Menetapkan 1 (satu) anak anak yang bernama VICCAR, umur 5 tahun berada dalam

pemeliharaan (hadhonah) Penggugat;

5. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Cikarang untuk mengirimkan salinan

putusan ini kepada Pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat tinggal dan tempat

perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan untuk dicatat dalam register yang

disediakan untuk itu;

6. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 316.000,- (tiga

ratus enam belas ribu rupiah);

Demikian putusan ini dijatuhkan di Tambun Selatan dalam musyawarah Majelis

Hakim Pengadilan Agama Cikarang pada hari Rabu tanggal 01 Mei 2011 Masehi bertepatan

dengan tanggal 28 Jumadil Tsani 1432 Hijriyah. Oleh kami Majelis Hakim yang terdiri dari

Drs. H. HASAN BASRI, SH. MH., sebagai Ketua Majelis dan Drs. CHALID, L, MH serta Drs.

M. ANSHORI, SH. MH., masing-masing sebagai Hakim Anggota. Putusan mana pada hari

itu juga serta diucapkan oleh Ketua Majelis tersebut dalam sidang yang terbuka untuk umum

yang dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota serta dibantu oleh A. DJUDAIRI RAWYIAN, S.H.,

sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat.

Ketua Majelis,

TTD

Drs. H. HASAN BARI, S.H., M,H

Hakim Anggota I, Hakim Anggota II, TTD TTD

Drs. H. CHALID, L, SH. MH Drs. M. ANSHORI, SH. MH

Panitera Pengganti,

TTD

A. DJUDAIRI RAWIYAN, S.H

Perincian Biaya Perkara :

1. Pendaftaran : Rp.

Page 115: PELAKSANAAN EKSEKUSI SENGKETA HADHANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27774/1/RA DIDIN... · Cikarang untuk terlaksananya pelaksanaan putusan hadhanah. Metode

2. PGL Penggugat 2x : Rp. ,-

3. PGL Tergugat 2x : Rp.,-

4. Redaksi : Rp. 5.000,-

5. Materai : Rp. 6.000,- Jumlah : Rp. 316.000,-

Salinan ini sesuai dengan aslinya

Panitera

SUMARDI, S.Ag