hadhanah pasca perceraian di desa sumurrejo …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi...

105
HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum oleh : IRIN SULISTIYANI NIM : 21214009 JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 02-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO

KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum

oleh :

IRIN SULISTIYANI

NIM : 21214009

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019

Page 2: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syariah IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan

koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa :

Nama : Irin Sulistiyani

NIM : 21214009

Judul : HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA

SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA

SEMARANG

Dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan

dalam sidang munaqasah.

Demikian nota pembimbing ini di buat, untuk menjadi perhatian dan

digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 24 September 2018

Pembimbing

M. Hafidz, M. Ag

NIP.197308012003121002

Page 3: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

iii

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARI’AH Jl. NakulaSadewo V No. 9 Tlpn. (0298) 3419400 SalatigaKodePos 50721

Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO

KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

Oleh:

Irin Sulistiyani

212-14-009

telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah,

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Senin, 19 November 2018

dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Hukum (SH).

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Heni Satar Nurhaida, S. H., M. Si

Sekretaris Penguji : M. Hafidz, M. Ag

Penguji I : M. Yusuf Khummaini, S. HI.,M. H

Penguji II : Tri Wahyu Hidayati, M. Ag

Salatiga, 19 November 2018

Dekan Fakultas Syari‟ah

Dr. Siti Zumrotun, M. Ag

NIP: 19670115 199803 2 002

Page 4: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Irin Sulistiyani

NIM : 21214009

Jurusan : Hukum Keluarga Islam (HKI)

Fakultas : Syari‟ah

Judul Skripsi : HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA

SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA

SEMARANG

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dirujuk atau dikutip berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 24 September 2018

Yang menyatakan,

Irin Sulistiyani

NIM:21214009

Page 5: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

v

MOTTO

قم سب اسحمما كما حمح ل مه انش اخفط نما جىاح انز

او صغشا ست

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh

kesayangan dan ucapkanlah: ”Wahai Tuhanku, kasihilah mereka

keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu

kecil”. (QS. Al Isra‟: 24)

Page 6: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil „aalamiin, puji syukur teruntai dari sanubariku yang

terdalam atas karunia rahmat Allah SWT dengan segenap rasa cinta dan sayang

kupersembahkan karya sederhana untuk :

1. Bapak Rusmanto, Ibu Khariroh, orang tuaku tercinta dan tersayang semoga

persembahan kecilku ini bisa membuat beliau tersenyum. Yang senantiasa

memperjuangkan hidupnya demi terwujudnya cita-citaku dan selalu

memberikan nasehat, bimbingan arahan yang tiada henti demi terbentuknya

kepribadianku serta yang selalu menuntun langkah jalan hidupku di dunia

dan di akhirat kelak dengan iringan doa disetiap hembusan nafas beliau.

2. Imam Syafi‟i adikku tersayang yang senantiasa memberikan dukungan dan

semangat demi terwujudnya impian dan cita-citaku.

3. Bapak KH. Abdul Muhid Alhafidz beserta Ibu Nyai Hj. Mukminatun

Alhafidzah sekeluarga yang saya ta‟dzimi yang selalu membimbing dan

mendoakanku.

4. Para guru dan dosenku khususnya bapak M. Hafidz, M. Ag yang selalu

membimbing demi terselesainya skripsiku dan menjadi penerang dalam

studiku.

5. Saudara-saudaraku seperjuangan di Al Ahwalus Syakhsiyyah angkatan 2014

yang tak bisa ku sebutkan satu persatu. Kita telah berbagi cerita dan canda

tawa dalam kebersamaan yang tidak akan pernah aku lupakan, semoga

pertemanan kita akan abadi.

Page 7: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

vii

6. Keluarga besar perpustakaan IAIN Salatiga yang mengajariku tentang arti

kesabaran, kebersamaan dan kekeluargaan.

7. Almamaterku IAIN Salatiga.

Page 8: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim, rasa syukur senantiasa peneliti panjatkan

kehadirat Allah Swt atas taufiq, hidayah dan inayah-Nya yang diberikan pada

peneliti sehingga mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hadhanah Pasca

Perceraian di Desa Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang” ini dengan

lancar dan tidak ada hambatan yang berarti.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan pada baginda Rasul,

Nabi Muhammad Saw yang telah memberi jalan terang pada umatnya dalam

menjalani kehidupan. Dalam penulisan skripsi ini tentunya peneliti tidaklah

sendiri, ada begitu banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan

pada peneliti untuk mencapai keberhasilan dengan segala kerendahan hati peneliti

hanya mampu menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M. Ag. selaku dekan Fakultas Syari‟ah.

3. Bapak Sukron Ma‟mun, S. HI., M. Si. selaku ketua jurusan Ahwal Al

Syakhsiyyah.

4. Bapak M. Hafidz, M. Ag. selaku dosen pembimbing skripsi ini, atas segala

nasihat dan petunjuk selama memberikan bimbingan sehingga peneliti

mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Segenap Bapak/Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing dan

memberikan wawasannya sehingga studi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak kepala Desa Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

7. Para informan bapak/ibu single parent di Desa Sumurrejo.

Page 9: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

ix

8. Kedua orang tuaku ayah dan ibu tercinta terimakasih atas doa dan

pengorbanan selama ini.

9. Segenap pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu persatu yang telah

ikut serta membantu dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang selama ini diberikan

mendapatkan balasan dari Allah Swt dengan pahala berlipat ganda. Dalam

penyusunan skripsi ini peneliti menyadari banyak kekurangannya, disebabkan

keterbatasan pengetahuan yang peneliti miliki, namun kesemuanya ini telah

peneliti lakukan dengan semaksial yang peneliti mampu.

Akhirnya karya ini peneliti suguhkan kepada segenap pembaca dengan

harapan adanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi pengembangan dan

perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan dunia

pendidikan umumnya serta mendapat ridha Allah Swt. Aamiin.

Penulis

Irin Sulistiyani

Page 10: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

x

ABSTRAK

Irin Sulistiyani, 21214009, hadhanah dalam perspektif masyarakat (studi di Desa

Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang), Al Ahwalus

Syakhsiyyah Fakultas Syariah IAIN Salatiga.

Kata kunci: hadhanah, perceraian

Tujuan perkawinan menurut Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun

1974 adalah untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasrkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Meskipun demikian kekekalan dan

kebahagiaan yang diinginkan kadang kala tidak berlangsung lama dan tidak

menutup kemungkinan terjadinya perceraian yang berakibat tiga hal, yaitu

putusnya ikatan suami istri, harus dibagiya harta perkawinan yang termasuk harta

bersama, dan yang ketiga pemeliharaan anak yang harus di serahkan kepada salah

seorang dari ayah atau ibu. Seperti yang terjadi di Desa Sumurrejo Kecamatan

Gunungpati mengenai praktek hadhanah yang dipahami oleh masyarakat. masalah

yang dikaji dari permasalahan ini adalah : (1) bagaimana pola asuh anak dari ibu

pekerja setelah bercerai yang ada di Desa Sumurrejo pada tahun 2017? (2) Sejauh

mana kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak hingga batas usia dewasa

anak yang ada di Desa Sumurrejo pada tahun 2017?

Lokasi penelitian adalah Desa Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan normatif

sosiologis yuridis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil penelitian, maka dapat di

simpulkan Pola asuh anak dari ibu pekerja setelah bercerai untuk pengasuhan

anak yang belum mumayyiz jatuh di pangkuan ibu, Karena ibu menjadi orang tua

tunggal selain merawat anak juga harus bekerja maka pengasuhan di ambil alih

oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola asuh yang di terapkan mereka

lebih pada memberikan kebebasan terhadap anak, tetapi juga masih ada

pengawasan yang cenderung lebih dapat memberikan pola asuh yang baik, hal

tersebut dapat terlihat dari proses pemilihan pendidikan yang masih disarankan

orang tua, tanpa disadari bahwa itu merupakan kontrol orang tua terhadap anak.

Pola asuh ini tidak berdampak buruk bagi anak, malah sebaliknya. Dan pola asuh

yang biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman atau harus menuruti setiap

perintah orang tua biasanya akan berdampak buruk bagi anak. Kemudian

Kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak sampai batas usia dewasa anak

dari 4 informan 3 diantaranya tidak dipenuhi hak anak karena sudah mempunyai

keluarga baru dan tidak ada bentuk tanggung jawab dari mantan suami. Salah satu

dari 4 informan tersebut masih ada yang memenuhi hak anak dengan bentuk

tanggung jawabnya membiayai kebutuhan anak sehari-hari termasuk pendidikan.

Page 11: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO

JUDUL .................................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ ii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

ABSTRAK ............................................................................................................. x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian................................................................................ 6

E. Penegasan Istilah .................................................................................. 6

F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8

G. Metode Penelitian ............................................................................... 13

H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 21

BAB II HADHANAH DAN DASAR HUKUM ................................................ 23

Page 12: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

xii

A. Pengertian Hadhanah.......................................................................... 23

1. Fikih ............................................................................................... 23

2. Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan KHI25

B. Dasar Hukum Hadhanah .................................................................... 30

1. Al Qur‟an ....................................................................................... 30

2. Hadits ............................................................................................. 32

3. Undang-Undang ............................................................................ 33

C. Syarat-Syarat Hadhanah ..................................................................... 34

D. Pihak yang Berhak Melakukan Hadhanah ......................................... 37

1. Perspektif Fikih ............................................................................. 37

2. Perspektif UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan KHI 41

E. Pendapat Ulama Tentang Masa Hadhanah......................................... 41

F. Upah Hadhanah (Mengasuh Anak) ................................................... 44

BAB III DATA DAN HASIL PENELITIAN DI DESA SUMURREJO ........ 46

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................ 46

1. Gambaran Umum Desa Sumurrejo Kecamatan Gunungpati ......... 46

B. Paparan Data Tentang Hadhanah dalam Perspektif Masyarakat

Sumurrejo ........................................................................................... 59

1. Pola Asuh Anak dari Ibu Pekerja Setelah Bercerai yang ada di Desa

Sumurrejo ...................................................................................... 59

2. Sejauh mana Kewajiban Orang Tua dalam Memenuhi Hak Anak

Hingga Batas Usia Dewasa Anak yang ada di Desa Sumurrejo ... 65

Page 13: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

xiii

BAB IV ANALISIS HADHANAH DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT

DI DESA SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA

SEMARANG ....................................................................................................... 70

A. Pola Asuh Anak dari Ibu Pekerja Setelah Bercerai yang ada di Desa

Sumurrejo ........................................................................................... 70

B. Sejauh mana Kewajiban Orang Tua dalam Memenuhi Hak Anak

Hingga Batas Usia Dewasa Anak yang ada di Desa Sumurrejo ........ 74

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 77

A. Kesimpulan......................................................................................... 77

B. Saran ................................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79

LAMPIRAN

Page 14: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Susunan Pemerintahan Desa Sumurrejo .................................................. 47

Tabel 2 Struktur BPD Kelurahan Sumurrejo ........................................................ 48

Tabel 3 Jumlah Penduduk Kelurahan Sumurrejo Menurut Kategori Umur dan

Jenis Kelamin .......................................................................................... 49

Tabel 4 Luas Areal Tanah Desa Sumurrejo .......................................................... 50

Tabel 5 Jenis-jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sumurrejo ................................. 51

Tabel 6 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Sumurrejo .................................... 52

Tabel 7 Sarana Pendidikan Masyarakat Desa Sumurrejo ..................................... 53

Tabel 8 Data NTCR Desa Sumurrejo Tahun 2017 ............................................... 58

Tabel 9 Data Pola Asuh dari Ibu Pekerja Setelah Bercerai ................................... 72

Tabel 10 Data Kewajiban Orang Tua dalam Memenuhi Hak Anak ..................... 75

Page 15: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Riwayat Hidup

Lampiran II Penunjukan Pembimbing Skripsi

Lampiran III Permohonan Izin Penelitian

Lampiran IV Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran V Akta cerai responden

Page 16: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan mengenai perkawinan hingga perceraian telah diatur

dalam Undang-Undang Perkawinan maupun dalam perundang-undangan

lainnya. Dimulai dari ditentukannya syarat yang menyertai suatu perkawinan

sampai pada tata cara apabila terjadi perceraian atau pemutusan perkawinan.

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita

sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga

yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UUP,

1974:157).

Secara eksplisit hal yang perlu dicatat dari pasal 2 ayat 1 UU No

1/1974 tentang perkawinan adalah adanya aturan perundang-undangan yang

mengatur masalah perkawinan (Nuruddin dan Tarigan, 2004:45) yaitu ;

Pertama, Perkawinan tidak lagi hanya dilihat sebagai hubungan

jasmani saja tetapi juga merupakan hubungan batin. Pergeseran ini

mengesankan perkawinan yang selama ini sebatas ikatan jasmani ternyata

juga mengandung aspek yang lebih substansial dan berdimensi jangka

panjang. Ikatan yang didasarkan pada hubungan jasmani itu berdampak pada

masa yang pendek sedangkan ikatan batin itu lebih mendalam. Dimensi ini

dieksplisitkan dengan kata-kata bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa.

Kedua, Dalam UU No. 1/1974 tujuan perkawinan dieksplisitkan

dengan kata bahagia. Pada akhirnya perkawinan dimaksudkan agar setiap

manusia baik laki-laki ataupun perempuan dapat memperoleh kebahagian.

Dengan demikian dalam UU Perkawinan No. 1 /1974, perkawinan tidak

dilihat dari segi hukum formal tapi juga dilihat dari sifat sosial sebuah

perkawinan untuk membentuk keluarga. Sedangkan dalam fikih munakahat,

perkawinan hanya mengurusi hal-hal yang praktis (amaliyah) bukan berbicara

yang ideal.

Page 17: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

2

Ketiga, Dalam UU No. 1/1974 perkawinan itu terjadi hanya sekali

dalam hidup. Ini terlihat dalam penggunaan kata kekal. Sebenarnya

pencantuman kata “kekal” dalam definisi itu tanpa didasari menegaskan

bahwa pintu untuk terjadinya sebuah perceraian telah tertutup. Wajar saja jika

salah satu prinsip perkawinan itu adalah mempersulit perceraian. Sedangkan

dalam Islam kata “kekal” terlebih lagi dalam konteks hubungan sosial, seperti

perkawinan tidaklah dikenal. Kendatipun Islam itu membenci perceraian

(perbuatan halal yang dibenci Allah adalah perceraian), tetapi tidak berarti

menutupnya. Tetap terbuka peluang untuk bercerai selama didukung oleh

alasan-alasan yang dibenarkan oleh syari‟at.

Tujuan perkawinan ini dapat dielaborasi menjadi tiga hal. Pertama,

suami istri saling membantu serta saling melengkapi. Kedua, masing-masing

dapat mengembangkan kepribadiannya, untuk itu suami istri harus saling

membantu. Ketiga, tujuan terakhir yang ingin dikejar oleh keluarga Indonesia

ialah keluarga bahagia yang sejahtera spiritual dan material (Nuruddin dan

Tarigan, 2004:51).

Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam, dijelaskan bahwa

Perkawinan menurut hukum Islam, yaitu akad yang sangat kuat atau

(mitsaqan ghalidzan) untuk mentaati perintah Allah. Melaksanakannya

merupakan ibadah yang bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah

tangga yang sakinah, mawaddah dan rohmah (Aulia, 2012:2)

Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita

kehidupan umat manusia. Dengan adanya perkawinan rumah tangga dapat

ditegakkan dan dibina sesuai dengan norma agama dan tata kehidupan

masyarakat. Dalam rumah tangga berkumpul dua insan yang berlainan jenis

(suami istri), mereka saling berhubungan agar mendapat keturunan sebagai

penerus generasi. Insan-insan yang berada dalam rumah tangga itulah yang

disebut keluarga. Untuk membentuk keluarga yang sejahtera dan bahagia

maka diperlukan perkawinan. Menurut Tihami dan Sohari Sahrani

Page 18: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

3

(2008:163), akad nikah menimbulkan adanya hak dan kewajiban antara suami

dan istri, diantara kewajiban suami terhadap istri yang paling pokok adalah

kewajiban memberi nafkah, baik berupa makanan, pakaian, maupun tempat

tinggal bersama. Adanya perkawinan yang sah menjadikan seorang istri

terikat semata-mata untuk suaminya. Istri wajib taat kepada suami untuk

selalu menyertai, mengatur rumah tangga, serta mendidik anak-anaknya.

Sesuai pada ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan bahwa:

هكم أوفغكم قا آمىا انزه أا ا أ قدا واسا انحجاسج انىاط ا عه

عصن ل شذاد غلظ ملئكح فعهن أمشم ما الل ؤمشن ما

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap

apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan (QS. At-tahriim:6).

Maka dari itu, kuat dan lemahnya perkawinan yang ditegakkan dan

dibina oleh suami istri sangat tergantung pada kehendak dan niat suami istri

yang melaksanakan perkawinan tersebut. Perkawinan yang dibangun dengan

cinta yang semu (tidak lahir batin) biasanya tidak berumur lama dan berakhir

dengan suatu perceraian (Manan, 2006:2).

Menurut Dalam UU No. 1/1974 pasal 41 dinyatakan apabila

perkawinan putus karena perceraian, maka akibat itu adalah :

1. Bapak dan ibu berkewajiban memelihara dan mendidik anaknya,

berdasarkan kepentingan anak. Bilamana ada perselisihan mengenai

penguasaan anak, maka Pengadilan memberikan keputusannya.

2. Bapak bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan

yang diperlukan anak, bilamana bapak dalam kenyataannya tidak dapat

Page 19: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

4

memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan dapat menentukan bahwa ibu

ikut memikul pembiayaan.

3. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan

biaya penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban bagian bekas

istri.

Dalam Kompilasi Hukum Perdata Islam pasal 105 (2004:31),

mengatur masalah kewajiban pemeliharaan anak dan harta jika terjadi

perceraian, bahwa:

a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun

adalah hak ibunya;

b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk

memilih diantara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak

pemeliharaannya;

c. Biaya pemeliharaan di tanggung oleh ayah.

Dalam Al- Qur‟an sendiri telah di paparkan bahwa dasar hukum

hadlanah sebagai berikut :

ذخوا ل آمىا انزه أا ا عل الل انش ذخوا أورم أماواذكم ذعهمن

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah

dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-

amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al-

Anfal:27)

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa anak merupakan salah satu

amanat atau titipan dari Allah SWT. Untuk itu peneliti membuat studi

mengenai “HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA

SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG ”

Page 20: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

5

dimana besar harapan peneliti untuk mengetahui pola asuh anak dari ibu

pekerja setelah bercerai dan sejauh mana tanggungjawab orang tua memenuhi

hak anak hingga batas usia dewasa.

B. Rumusan Masalah

Dengan mendasarkan permasalahan tersebut di atas, maka kiranya

peneliti mencoba untuk merumuskan pokok-pokok permasalahannya sebagai

berikut :

1. Bagaimana pola asuh anak dari ibu pekerja setelah bercerai yang ada di

Desa Sumurrejo pada tahun 2017?

2. Sejauh mana kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak dalam

perspektif UU Nomor 1 Tahun 1974 yang ada di Desa Sumurrejo pada

tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji

kebenaran suatu pengetahuan serta memecahkan masalah-masalah yang ada

atau yang akan dihadapinya, dengan menggunakan cara-cara dan metode yang

bersifat ilmiah.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pola asuh anak dari ibu pekerja setelah

bercerai di Desa Sumurrejo Kecamatan Gunungpati pada tahun 2017.

2. Untuk mengetahui sejauh mana kewajiban orang tua memenuhi hak anak

dalam perspektif UU Nomor 1 Tahun 1974 yang ada di Desa Sumurrejo

pada tahun 2017.

Page 21: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis yaitu :

a. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan hukum Islam

khususnya tentang Hadhanah dalam Perspektif Masyarakat.

b. Untuk memenuhi salah satu syarat guna menempuh ujian sarjana (S1)

Fakultas HKI IAIN Salatiga.

2. Secara Praktis

Untuk menambah pengalaman peneliti dalam praktek penelitian.

E. Penegasan Istilah

1. Anak

Secara umum, anak adalah seorang yang dilahirkan dari

perkawinan anatar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan

tidak menyangkut bahwa seseorang yang dilahirkan oleh wanita

meskipun tidak pernah melakukan pernikahan tetap dikatakan anak.

Sedangkan pengertian anak dalam UUD 1945 terdapat dalam pasal 34

berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”

Hal ini mengandung makna bahwa anak adalah subjek hukum dari hukum

nasional yang harus dilindungi, dipelihara dan dibina untuk mencapai

kesejahteraan anak. Dengan kata lain anak tersebut merupakan tanggung

jawab pemerintah dan masyarakat.

Dalam ketentuan UUD 1945, ditegaskan pengaturan dengan

dikeluarkannya UU No. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, yang

berarti makna anak yaitu seseorang yang berhak memproleh hak-hak yang

Page 22: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

7

kemudian dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar

secara rahasia, jasmaniah, maupun sosial. Anak juga berhak atas

pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosial.

Anak juga berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam

kandungan maupun sesudah ia dilahirkan .

2. Orang Tua

Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang

dituakan. Namun masyarakat pada umumnya mengartikan orang tua ialah

seseorang yang telah melahirkan dan mempunyai tanggung jawab

terhadap anak-anak baik anak sendiri maupun anak yang diperoleh

melalui jalan adopsi. Orang tua dari perbuatan mengadopsi yaitu dalam

kategori “orang tua” yang sebenarnya karena dalam praktek kehidupan

sehari-hari. Orang tua adopsi mempunyai tanggung jawab yang sama

dengan orang tua yang sebenarnya. Dalam berbagai hal yang menyangkut

seluruh indikator kehidupan baik lahiriyah maupun batiniyah, orang tua

dalam hal ini yaitu suami istri merupakan figur utama dalam keluarga.

Tidak ada orang yang lebih utama bagi anaknya selain dari pada orang

tuanya sendiri. Orang tua merupakan simbol utama kehormatan, maka

orang tua bagi para anak merupakan tumpuan segalanya.

3. Hadhanah

Secara etimologi hadhanah adalah mengasuh, merawat, memeluk.

Secara terminologi hadhanah adalah melakukan pemeliharaan anak-anak

yang masih kecil laki-laki atau perempuan atau sudah besar, tetapi belum

tamyiz atau yang kurang akalnya, belum dapat membedakan antara yang

Page 23: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

8

baik dan buruk. Termasuk anak-anak yang belum mampu dengan bebas

mengurus diri sendiri dan belum tahu mengerjakan sesuatu serta

memelihara dari suatu yang menyakiti dan membahayakannya, mendidik

serta mengasuhnya, baik fisik maupun mental dan akalnya agar mampu

menempuh tantangan hidup serta memikul tanggung jawab.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan salah satu bagian yang penting dalam

suatu penelitian, karena berfungsi menjelaskan kedudukan atau posisi

penelitian yang akan dilakukan oleh seorang peneliti, diantaranya penelitian

yang sudah ada mengenai objek yang sama.

Banyak sekali karya ilmiah yang membahas tentang hadhanah yang

peneliti temukan baik berupa jurnal, buku bahkan karya ilmiah yang berupa

skripsi di antaranya :

Pertama, Abdullah Azamnur dalam skripsi berjudul “Hak Asuh Anak

Akibat Perceraian Perspektif Hukum Islam (Studi Putusan Nomor

0503/Pdt./G./2014/PA.Yk)”. Dimana skripsi ini memiliki dua rumusan

rumusan masalah yaitu apa pertimbangan hakim dalam menentukan hak asuh

anak akibat perceraian pada putusan nomor 0503/Pdt./G./2014/PA.YK;

Bagaimana pandangan hukum Islam dan hukum positif terhadap hak asuh

anak akibat perceraian pada putusan nomor 0503/Pdt./G./2014/PA.YK.

Penelitian dalam skripsi ini termasuk jenis penelitian kepustakaan

yang di dukung dengan penelitian lapangan dengan melakukan wawancara

dengan hakim Pengadilan Agama Negeri Yogyakarta yang telah memutuskan

hak asuh anak akibat perceraian. Penelitian ini mendeskripsikan dan

Page 24: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

9

menganalisis langsung terhadap putusan hakim Pengadilan Agama Negeri

Yogyakarta nomor 0503/Pdt./G./2014/PA.YK tentang hak asuh anak akibat

perceraian. Hasil penelitian yang dilakukan yaitu hakim memutuskan hak

asuh anak diberikan kepada ayah dengan pertimbangan untuk kepentingan

terbaik si anak agar tidak terganggu pertumbuhan jasmani dan rohani,

pendidikan agama akhlak dan lingkungan harmonis sebagaimana pasal 41

huruf (a) undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang berisi

”baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-

anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak; bilamana ada

perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi

keputusannya”. Dalam pasal 14 UU Nomor 23 tahun 2002 tentang

perlindungan anak yang berisi “Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang

tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan hukum yang sah

menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi

anak dan merupakan pertimbangan terakhir”.

Serta ketentuan pasal 30 ayat (1) yang berisi “Dalam hal orang tua

sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 26, melalaikan kewajibannya,

terhadapnya dapat dilakukan tindakan pengawasan atau kuasa asuh orang tua

dapat dicabut”. Bila dilihat dari sudut pandang Islam pemberian hak asuh

anak sudah tepat diberikan kepada ayahnya karena berdasarkan teori bahwa

kemaslahatan dan kenyamanan anak lebih diutamakan.

Kedua, Melyana Ilmi Amanda dalam skripsi berjudul “Tinjauan

Hukum Tentang Hadhanah (Hak Asuh Anak) Akibat Perceraian” (Studi

Kasus di Pengadilan Surakarta). Skripsi ini memiliki empat rumusan masalah

Page 25: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

10

yaitu problematika hukum apa yang dihadapi setelah terjadinya perceraian

menyangkut hadhanah, bagaimana proses penyelesaian hadhanah setelah

terjadinya perceraian, faktor apa saja yang menjadi dasar bagi hakim dalam

penyelesaian hadhanah, dan apakah putusan hadhanah dapat dieksekusi.

Penelitian dalam skripsi ini termasuk penelitian yang bersifat deskriptif dan

apabila dilihat dari tujuannya termasuk penelitian hukum empiris.

Lokasi penelitian berada di Pengadilan Agama Surakarta. Jenis data

yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan

data yang dipergunakan melalui wawancara, studi kepustakaan baik berupa

buku-buku, peraturan perundang-undangan dan dokumen-dokumen. Analisis

data menggunakan analisis data kualitatif. Adapun hasil penelitian yang telah

diperoleh peneliti tersebut yaitu bahwa pengajuan perkara Hadhanah di

Pengadilan Agama Surakarta ada yang gugatannya digabung dengan gugatan

perceraian, dan ada yang gugatannya tersendiri setelah terjadinya perceraian.

Tetapi pada dasarnya proses penyelesaian hadhanah adalah sama dengan

penyelesaian perkara yang lain.

Dari dua putusan yang diambil peneliti tersebut sebagai penelitian,

dapat diketahui bahwa pemeliharaan anak yang belum berusia 12 tahun atau

mumayyiz berada ditangan ibunya, sesuai dengan Pasal 105 Kompilasi

Hukum Islam, selain itu secara psikologi anak lebih dekat dengan ibunya,

butuh perhatian serta kasih sayang. Dasar yang digunakan oleh para hakim

dalam pengambilan keputusan mengenai hadhanah adalah Undang Undang

No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam, Undang

Undang No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, kitab-kitab Fiqh,

Page 26: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

11

pertimbangan hakim, serta Undang Undang dan peraturan lain yang berlaku

yang dianggap penting dan berhubungan dengan perkara hadhanah.

Meskipun putusan tentang hadhanah dapat dimintakan eksekusi,

namun selama ini putusan tentang hadhanah di Pengadilan Agama Surakarta

belum ada yang dimintakan eksekusi. Hal tersebut dikarenakan para pihak

sudah merasa puas dengan keputusan yang diambil oleh hakim yang mana

keputusan tersebut telah memenuhi rasa keadilan yang dicari oleh para pihak

dan putusan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik tanpa ada permasalahan.

Ketiga, Asmuni dalam skripsi berjudul “Analisis Putusan Pengadilan

Agama No. 768/Pdt.g/2003/PA. Dmk. Tentang Hak Hadhanah Bagi Anak

yang Belum Mumayyiz” (Studi Pengadilan Agama Demak). Jenis penelitian

yang digunakan adalah Field Research (penelitian lapangan), dan

pengumpulan datanya melalui dokumentasi dan wawancara (interview) serta

didukung dengan buku-buku dan semua literatur yang relevan dengan

persoalan yang dibahas. Dalam hal keterkaitannya dengan masalah putusan

No. 768/Pdt.G/ 2003/ PA. Dmk., majelis hakim mempunyai pandangan yang

berbeda bahwa Majelis Hakim memutuskan hak hadhanah anak yang belum

mumayyiz jatuh kepada ayahnya bukan kepada ibunya.

Majelis Hakim mendasarkan keputusannya tersebut tidak berdasarkan

pada Undang Undang yang ada, namun mereka lebih condong kepada

kenyataan yang muncul dalam persidangan yaitu dikaitkan terhadap sikap dari

pihak ibu yang selalu menghalang-halangi ayah untuk bertemu anaknya serta

ketidak-mampuan seorang ibu memberikan nafkah karena ibu tidak bekerja.

Putusan Majelis Hakim memberikan hak hadhanah kepada ayahnya

Page 27: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

12

sebenarnya sudah tepat namun ada yang tidak diperhatikan oleh Majelis

Hakim bahwa segala putusan selain memuat alasan-alasan dan dasar, juga

memuat pasal-pasal dari peraturan yang berlaku sebagaimana pasal 62 ayat

(1) No. 7 Tahun 1989 bahwa segala penetapan dan putusan pengadilan selain

harus memuat alasan-alasan dan dasar-dasarnya juga harus memuat pasal-

pasal tertentu dari peraturan-peraturan yang bersangkutan atau sumber hukum

tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili.

Keempat, Abdul Rahman dalam skripsi berjudul “Studi Komparatif

Antara Hadhanah Menurut Hukum Islam dan Perwalian Menurut Hukum

Perdata (BW)”. Skripsi ini memiliki tiga rumusan masalah yaitu bagaimana

pandangan hadhanah dalam hukum Islam dan pandangan hukum perdata

(BW) tentang perwalian, serta apa persamaan dan perbedaan antara hadhanah

menurut hukum Islam dan perwalian menurut hukum perdata (BW).

Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif

yaitu dengan mengkaji beberapa bahan-bahan hukum, baik hukum primer,

sekunder maupun bahan hukum tersier serta kepustakaan dan studi literatur.

Kemudian untuk memperoleh hasilnya dilakukan analisis komperatif yang

bersifat deskriptif, dimana seluruh data yang diperoleh diuraikan terlebih

dahulu berdasarkan sistematika yang telah ditetapkan.

Dari penelitian-penelitian tersebut menghasilkan pemeliharaan atau

pengawasan anak yang masih belum dewasa atau masih belum bisa berdiri

sendiri menurut hukum perdata (BW) di atur dalam UU yang mana nanti

pengadilan akan mengangkat seorang wali atas permintaan dari salah satu

pihak yang berkepentingan. Sedangkan dalam hukum Islam, pemeliharaan

Page 28: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

13

anak yang masih belum dewasa diserahkan kepada pihak ibunya. Perbedaan

antara hadhanah menurut hukum Islam dan perwalian menurut hukum perdata

(BW) terletak pada biaya kehidupan sehari-hari. Menurut hukum Islam, biaya

untuk kehidupan sehari-hari sampai si anak mumayyiz akan ditanggung oleh

ayahnya meskipun ayahnya kawin lagi. Sedangkan perwalian menurut hukum

BW, biaya untuk keperluan sehari-hari sampai anak mumayyiz maka diambil

dari harta si anak yang diatur dalam UU dan nantinya akan diminta

pertanggung jawaban. Persamaan antara hadhanah menurut hukum Islam dan

perwalian hukum perdata BW yaitu sama-sama merawat, memelihara, dan

menjaga sampai si anak bisa berdiri sendiri atau bisa membedakan mana yang

baik dan mana yang buruk.

Peneliti mengambil kasus Hadhanah dalam pandangan masyarakat

dengan meninjau langsung kondisi yang terjadi pada anak-anak korban dari

perceraian orang tuanya di Desa Sumurrejo Gunungpati Semarang. Dari judul

tersebut, peneliti mengambil dua rumusan masalah. Yang pertama, bagaimana

pola asuh anak dari ibu pekerja setelah bercerai. Kedua, sejauh mana

kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak dalam perspektif UU Nomor

1 Tahun 1974. Penting bagi peneliti memiliki referensi ataupun kajian pustaka

yang terkait erat dengan judul skripsi yang akan peneliti susun. Untuk itu,

peneliti mencoba menguraikan dua rumusan yang telah ditetapkan dengan

didukung data-data yang komprehensif.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan

data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian metodologi. Juga

Page 29: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

14

merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Maka dari itu,

metode penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini apabila dilihat dari segi pendekatan

penelitiannya, maka pendekatan ini menggunakan pendekatan sosiologis

yuridis. Pendekatan sosiologis yuridis menurut Soemitro (1990:12) adalah

dalam menghadapi suatu permasalahan yang dibahas berdasarkan

peraturan-peraturan yang berlaku kemudian dihubungkan pada kenyataan-

kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat. Pendekatan yuridis akan

dilakukan menggunakan ketentuan-ketentuan hukum dan peraturan

perundang-undangan yang berada dan berlaku di Indonesia lebih

khususnya yang terkait dengan masalah yang diteliti.

Sedangkan pendekatan sosiologis lebih cenderung melihat

fenomena yang terjadi dan memperjelas keadaan sesungguhnya yang ada

di masyarakat, khususnya pada pemahaman pemahaman orang tua tentang

hadhanah atau hak asuh anak.

2. Jenis Penelitian

Soerjono Soekanto (2006:42) menjabarkan bahwa, penelitian

merupakan penelitian dari suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

analisa dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan

konsisten. Metode penelitian yang dijabarkan oleh Moleong (2010:3),

digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

Page 30: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

15

yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu

tersebut secara utuh. Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan

individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi

memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Sedangkan menurut

Ghony dan Almanshur (2012:25) mengatakan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak

dapat dicapai dengan prosedur statistik atau dengan cara-cara kuantitatif.

Berikut metode kualitatif menurut Moleong (2010:5) yang digunakan

karena beberapa pertimbanga:

a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan

dengan kenyataan.

b. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara

peneliti dengan responden.

c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan

banyak penajaman bersama dan terhadap pola-pola nilai yang

dihadapi.

Berdasarkan pada metode kualitatif tersebut, dasar maka penelitian

ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang hak asuh anak atau

hadhanah kepada para orang tua yang mengalami perceraian yang ada di

Desa Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

3. Kehadiran Peneliti

Peneliti bertindak secara langsung dalam pengumpulan data-data

yang di perlukan. Selain itu peneliti juga menggunakan alat-alat penunjang

Page 31: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

16

dalam pengumpulan data seperti dokumen-dokumen keabsahan, rekaman

wawancara dan dokumentasi.

4. Lokasi Penelitian

Peneliti mengambil data dari Desa Sumurrejo Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang sebagai lokasi penelitian.

5. Sumber Data

Menurut Moleong (2010:157), sumber data merupakan subjek dari

data yang diperoleh, diambil dan dikumpulkan. Sumber data merupakan

masalah yang perlu diperhatikan dalam setiap penelitian ilmiah, agar

diperoleh data yang lengkap, benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Sumber data sekunder

Merupakan sumber data yang diperoleh dari tinjauan pustaka.

b. Sumber data primer

Merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama sebagai objek penelitian dengan jalan wawancara kepada

para orang tua terkait.

6. Metode Pengumpulan Data

Menurut Soekanto (2006:50), alat-alat pengumpulan data pada

umumnya dikenal tiga jenis pengumpulan data yaitu studi dokumen atau

bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara/ interview.

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang tepat dalam

mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Tujuannya

adalah agar data yang diperoleh itu tepat dan benar sesuai dengan

Page 32: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

17

kenyataan yang ada. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Merupakan situasi peran antar pribadi bertatap muka (face to

face), ketika pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah

penelitian kepada seseorang responden (Kerlinger dalam Amirrudin

dan Asikin, 2004:82). Metode wawancara yang digunakan untuk

memperoleh informasi tentang hal-hal yang tidak dapat diperoleh

lewat pengamatan. Ashshofa (2010:59) mengemukaan bahwa, ada

tiga cara untuk melakukan wawancara kepada seorang responden :

1) Melalui percakapan informal (wawancara bebas)

2) Menggunakan pedoman wawancara

3) Menggunakan pedoman baku

b. Observasi

Merupakan pengamatan yang dilakukan peneliti kepada

responden secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial

dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan penelitian

(Soemitro, 1990:62). Observasi diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian.

Tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan setting,

kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat di dalam kegiatan. Waktu

kegiatan dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati

Page 33: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

18

tentang peristiwa yang bersangkutan (Ashshofa, 2010:58). Penelitian

ini menggunakan pengamatan langsung maupun tidak langsung yang

ditemui di daerah peneliti.

c. Dokumentasi

Merupakan pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dari

dokumen-dokumen yang dapat memberikan keterangan atau bukti

yang berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengelolaan

dokumen secara sistematis serta menyebarluaskan kepada pemakai

informasi tersebut.

d. Analisis Data

Merupakan proses mengorganisasikan dan menyusun data

kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan hipotesis kerja seperti yang disarankan data

(Moleong, 2010:103). Proses analisis data dimulai dengan menelaah

semua yang tersedia dari berbagai sumber seperti wawancara,

pengamatan tertulis berdasarkan catatan lapangan, dokumen pribadi,

dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya (Moleong, 2010:190).

7. Validitasi Data

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Prinsip validitas yaitu

pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen

dalam pengumpulan data. Yang berarti validitas data lebih menekankan

pada alat ukur atau pengamatan. Keabsahan data diperlukan teknik

pemeriksaan data. Moleong (2013:332) menambahkan, teknik yang

Page 34: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

19

digunakan untuk menetapkan keabsahan data dalam penelitian dilapangan

salah satunya adalah dengan teknik triangulasi.

Triangulasi merupakan satu pikiran untuk mengumpulkan data dan

memeriksa kembali temuan-temuan, dengan menggunakan sumber-sumber

gandadan cara-cara perolehan data, dan tidak banyak lagi yang harus

dilakukan setelah melaporkan prosedurnya. Dengan triangulasi, peneliti

dapat mengecek temuannya dengan jalan membandingkannya dengan

berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu peneliti dapat melakukan

wawancara dengan cara:

1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan;

2) Mengeceknya dengan sumber data;

3) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data

dapat dilakukan.

Keabsahan data dilakukan dengan cara wawancara silang antara

ibu dan bapak yang mengalami perceraian untuk mengecek ulang dan

mendapatkan data yang akurat. Dengan tujuan, untuk lebih memperkuat

bukti sebagai dasar pengambilan data pada fenomena pola asuh anak

setelah orang tua bercerai di Desa Karangsari Gunungpati Semarang.

8. Tahap-tahap penelitian

Tahap penelitian yang dapat digunakan dibagi menjadi beberapa

hal sebagai berikut :

a. Tahap pra lapangan

Page 35: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

20

Merupakan tahapan yang dilakukan sebelum melakukan

penelitian seperti menentukan topik penelitian, dan mencari informasi

tentang kehidupan sehari-hari keluarga tersebut.

b. Tahap kerja lapangan

Peneliti terjun langsung ke lapangan dan mencari data yang

diperlukan seperti wawancara, melakukan observasi, dan

dokumentasi.

c. Tahap analisis

Setelah data terkumpul dengan baik kernudian diedit dan

dipilahpilah. Data yang diperlukan dikategorisasikan menjadi

beberapa bagian untuk menjawab permasalahan penelitian, setelah

semua dilakukan diadakan analisis secara deskriptif, sedangkan data

yang kurang relevan disimpan, namun demikian perlu diketahui

tentang langkah-langkah analisis dalam penelitian yang sebenarnya

telah dilakukan secara runtut yaitu sejak mulai dilakukan

pengumpulan data, penyajian data, reduksi data dan penarikan

kesimpulan. Pada langkah reduksi data dilakukan pemilihan,

pemusatan perhatian dan penyederhanaan data dari catatan lapangan.

Catatan lapangan yang banyak disederhanakan, disingkat, dirangkum

dan dipilah-pilah sesuai dengan pokok masalah yang ditetapkan.

Hasilnya kemudian disajikan dalam bentuk data untuk penyajian data

digunakan uraian naratif. Oleh karena itu, penelitian ini adalah

penelitian hukum sosiologis dengan pendekatan yuridis normatif dan

sosiologis yang digunakan untuk membandingkan dan

Page 36: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

21

mengidentifikasikan data (Bambang, 1997:42-43). Setelah data

tersusun dan teridentifikasi kemudian Langkah selanjutnya adalah

membuat kesimpulan, berdasarkan data yang ada.

d. Tahap penulisan hasil penelitian

Apabila semua data telah terkumpul dan dianalisis lalu

dikonsultasikan kepada pembimbing, maka selanjutnya yang

dilakukan peneliti adalah menulis hasil penelitiannya sesuai dengan

pedoman penulisan yang telah ditentukan.

H. Sistematika Penulisan

Guna mendapatkan gambaran yang jelas mengenai susunan skripsi ini,

maka peneliti mengemukakan tentang sistematika penulisan yang terdiri dari

lima bab, adapun penulisan tersebut sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, peneliti menguraikan latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penegasan istilah, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini peneliti menguraikan gambaran umum tentang

pemahaman orang tua tentang hadhanah atau pengasuhan anak

yang bertempat di Desa Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang.

BAB III : HASIL PENELITIAN

Page 37: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

22

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan hal-hal yang berkaitan

dengan hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi : sejauh

mana pola asuh anak dari ibu pekerja setelah bercerai dan

bagaimana cara pembinaan orang tua dari orang tua yang telah

bercerai, sejauh mana kewajiban orang tua dalam memenuhi hak

anak di Desa Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

BAB IV : ANALISIS DATA

Dalam bab ini peneliti akan memuat analisis sosiologi mengenai

pemahaman orang tua tentang hadhanah pasca perceraian di Desa

Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab penutup ini penulis uraikan kesimpulan dan saran-

saran.

DAFTAR PUSTAKA

Page 38: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

23

BAB II

HADHANAH DAN DASAR HUKUM

A. Pengertian Hadhanah

1. Fikih

Dalam Islam pemeliharaan anak disebut dengan hadhanah.

Hadhanah berasal dari kata ىأ حع –ه حع –حعه yang artinya mengasuh,

merawat, memeluk (Ahmad Warson, 1997:274).

Secara etimologis hadhanah ini berarti “di samping” atau berada

“di bawah ketiak”. Sedangkan secara terminologis, hadhanah adalah

merawat dan mendidik seseorang yang belum mumayyiz atau yang

kehilangan kecerdasannya, karena mereka tidak bisa memenuhi

keperluannya sendiri (Nuruddin dan Tarigan, 2004:293).

Sayyid Sabiq memberikan definisi hadhanah adalah berasal dari

kata hidnan yaitu lambung. Seperti susunan kalimat bahasa arab

“hadhana ath-thaairu baidhahu”, burung itu menghempit telur dibawah

sayapnya. Maka, dari kalimat ini bisa dipahami bahwa seorang ibu

menghimpit anaknya (Sabiq, 1973:218). Adapun menurut Abdurrahman

Ghazaly yang dimaksud dengan hadhanah yaitu merawat dan mendidik

anak kecil yang belum mumayyiz sampai ia mampu mengatur dirinya

sendiri (abdurrahman Ghazali, 2013:175).

Dalam kajian fikih, pemeliharaan anak biasa disebut dengan

hadhanah yang berarti memelihara seorang anak yang belum mampu

Page 39: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

24

hidup mandiri yang meliputi pendidikan dan segala sesuatu yang

diperlukannya baik dalam bentuk melaksanakan maupun dalam bentuk

menghindari sesuatu yang dapat merusaknya (Ali Zainuddin, 2007:67)

Para ulama fikih mendefinisikan hadhanah yaitu melakukan

pemeliharaan anak-anak yang masih kecil, baik laki-laki maupun

peempuan, atau yang sudah besar tapi belum tamyiz, menyediakan

sesuatu yang menjadi kebaikan, menjaganya dari sesuatu yang menyakiti

dan merusaknya, mendidik jasmani, rohani dan akhlaknya agar mampu

berdiri sendiri menghadapi hidup dan memikul tanggung jawab (Sayyid

Sabiq, 1983:287).

Dalam kitab subulus-salam disebutkan bahwa hadhanah adalah

pemeliharaan anak yang belum mampu berdiri sendiri mengurus dirinya,

pendidikannya serta pemeliharaannya dari segala sesuatu yang

membinasakannya atau membahayakannya (As-San‟ani, 1995:37).

Hadhanah dalam Ensiklopedi Hukum Islam adalah mengasuh anak yang

belum mumayyiz hal keadaan ia belum mampu mengurus dirinya sendiri

(Abdul Aziz Dahlan, 1992:137).

Pemeliharaan dalam hal ini meliputi berbagai hal, masalah

ekonomi, pendidikan, dan segala sesuatu yang yang menjadi kebutuhan

anak. Dalam konsep Islam tanggungjawab ekonomi berada di pundak

suami sebagai kepala rumah tangga, meskipun dalam hal ini tidak

menutup kemungkinan bahwa istri dapat membantu suami dalam

menanggung kewajiban ekonomi tersebut. Karena itu yang terpenting

adalah adanya kerja sama dan tolong menolong antara suami istri dalam

Page 40: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

25

memelihara anak dan menghantarkan hngga anak tersebut dewasa

(Mohammad Subkhan, 2009:26).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan hadhanah adalah mengasuh atau memelihara anak yang

belum mumayiz supaya menjadi manusia yang hidup sempurna dan

tanggung jawab. Hadhanah diartikan dengan pemeliharaan dan

pendidikan. Yang dimaksud mendidik dan memelihara disini adalah

menjaga, memimpin dan mengatur segala hal yang anak-anak itu belum

sanggup mengatur sendiri (Hasan Ayyub, 2004:391).

Undang-undang perkawinan saat ini belum mengatur secara khusus

tentang pengawasan anak sehingga pada waktu sebelum tahun 1989, para

hakim masih menggunakan kitab-kitab fikih. Barulah setelah

diberlakukannya UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan

Inpres No. 1 Tahun 1991 tentang penyebarluasan KHI, hadhanah menjadi

hukum positif di Indonesia dan Peradilan Agama diberi wewenang untuk

memeriksa dan menyelesaikannya (Nuruddin dan Tarigan, 2004:298).

2. Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan KHI

Dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan

telah disebutkan tentang hukum pengasuhan anak secara tegas yang

merupakan rangkaian dari hukum perkawinan di Indonesia, akan tetapi

hukum pengasuhan anak itu belum diatur dalam Peraturan Pemerintah

No. 9 Tahun 1975 secara luas dan rinci. Oleh karena itu, masalah

pengasuhan anak (hadhanah) ini belum dapat di berlakukan secara efektif

sehingga pada hakim di lingkungan Peradilan Agama pada waktu itu

Page 41: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

26

masih mempergunakan hukum hadhanah tersebut dalam kitab-kitab fikih

ketika memutus perkara yang berhubungan dengan hadhanah itu. Setelah

diberlakukan Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama dan Inpres No. 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi

Hukum Islam, masalah hadhanah menjadi hukum positif di Indonesia dan

Peradilan Agama diberi wewenang untuk menyelesaikannya (Abdul

Manan, 2008:428).

Dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 42-45

dijelaskan bahwa orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-

anaknya yang belum mencapai umur 18 tahun dengan cara yang baik

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri. Kewajiban ini berlaku

terus meskipun perkawinan antara orang tua si anak putus karena

perceraian atau kematian. Kekuasaan orang tua juga meliputi untuk

mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum di dalam dan

di luar pengadilan. Kewajiban orang tua memelihara anak meliputi

pengawasan (menjaga keselamatan jasmani dan rohani), pelayana

(memberi dan menanamkan kasih sayang) dan pembelajaran dalam arti

luas yaitu kebutuhan primer dan sekunder sesuai dengan kebutuhan dan

tingkat sosial ekonomi orang tua si anak. Ketentuan ini sama dengan

konsep hadhanah dalam hukum islam, dimana dikemukakan bahwa orang

tua berkewajiban memelihara anak-anaknya semaksimal mungkin dengan

sebaik-baiknya (Abdul Manan, 2008:429).

Page 42: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

27

Kompilasi Hukum Islam juga melakukan antisipasi jika

kemungkinan seorang bayi disusukan kepada perempuan yang bukan

ibunya sebagaimana dikemukakan dalam pasal 104 yaitu :

1) Semua biaya penyusuan anak dipertanggungjawabkan kepada ayah.

Apabila ayahnya meninggal dunia, maka biaya penyusuan

dibebankan kepada orang yang berkewajiban memberi nafkah kepada

ayahnya atau walinya.

2) Penyusuan dilakukan paling lama dua tahun dan dilakukan

penyapihan dalam masa kurang dua tahun dengan persetujuan ayah

dan ibunya (Nuansa Aulia, 2012:31).

Antisipasi ini sangat positif sebab meskipun ibu yang harus

menyusui anaknya tetapi dapat diganti dengan susu kaleng atau anak

disusukan oleh seorang ibu yang bukan ibunya sendiri. Ketentuan ini juga

relevan dengan hal yang terdapat dalam ayat 233 QS. Al-Baqarah yang

menjadi acuan dalam hal pemeliharaan anak.

Dalam UU No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 41 dapat

dipahami bahwa ada perbedaan antara tanggung jawab pemeliharan yang

bersifat material dengan tanggung jawab pengasuhan. Pasal 41 ini lebih

memfokuskan kepada kewajiban dan tanggungjawab material yang

menjadi beban suami atau bekas suami jika ia mampu, sekiranya tidak

mampu pengadilan agama dapat menentukan lain sesuai dengan

keyakinannya (Sajuti Thalib, 1986:149).

Dalam kaitan ini Kompilasi Hukum Islam pasal 105 menjelaskan

secara lebih rinci dalam hal suami istri terjadi perceraian yaitu :

1) Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12

(dua belas) tahun adalah hak ibunya.

2) Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak

untuk memilih diantara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak

pemeliharaannya.

Page 43: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

28

3) Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya (Nuansa Aulia,

2012:32).

Pada pasal 45 mengenai hak dan kewajiban antara orang tua dan

anak Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

menyatakan pada ayat (1) bahwa kedua orang tua wajib memelihara dan

mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. Pada ayat (2) menyatakan

kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku

selamanya meskipun antara kedua orang tua putus dan sampai anak itu

menikah atau berdiri sendiri. selanjutnya dijelaskan pula pada pasal 47

ayat (1) bahwa anak yang belum mencapai usia 18 tahun atau belum

pernah melangsungkan perkawinan ada dibawah kekuasaan orang tuanya

selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya. Pada ayat (2), orang tua

mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum didalam dan

diluar pengadilan.

Pada pasal 48 menyatakan orang tua juga tidak diperbolehkan

memindahkan hak atau menggadaikan barang-barang tetap yang dimiliki

anaknya yang berumur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan

perkawinan, kecuali apabila kepentingan anak itu menghendakinya (UUP,

1992:170-171).

Dalam Kompilasi Hukum Islam pada pasal 98 mengenai

pemeliharaan anak menyatakan bahwa :

1) Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah usia

21 tahun, spanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental

atau belum pernah melangsungkan perkawinan.

2) Orang tuanya mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan

hukum didalam dan diluar pengadilan.

Page 44: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

29

3) Pengadilan agama dapat menunnjuk salah seorang kerabat terdekat

yang mampu menunaikan kewajiban tersebut apabila kedua orang

tuanya tidak mampu (Nuansa Aulia, 2012:30).

Jadi dengan adanya perceraian, hadhanah bagi anak yang belum

mumayiz dilaksanakan oleh ibunya, sedangkan biaya pemeliharaan

tersebut tetap dipikulkan kepada ayahnya. Tanggung jawab ini tidak

hilang meskipun mereka bercerai. Hal ini sejalan dengan bunyi pasal 34

ayat (1) Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan, dimana

dijelaskan bahwa suami mempunyai kewajiban untuk memenuhi dan

memberi segala kepentingan biaya yang diperlukan dalam kehidupan

rumah tangganya. Apabila suami ingkar terhadap tanggung jawabnya,

bekas istri yang diberi beban untuk melaksanakannya. Maka Pengadilan

Agama setempat agar menghukum bekas suaminya untuk membayar

biaya hadhanah sebanyak yang dianggap patut jumlahnya oleh Pengadilan

Agama. Jadi pembayaran itu dapat dipaksakan melalui hukum

berdasarkan putusan Pengadilan Agama (Kitab UU Hukum Perdata,

2007:13)

Jika orang tua dalam melaksanakan kekuasaannya tidak cakap

atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya memelihara dan mendidik

anak-anaknya, maka kekuasaan orang tua dapat dicabut dengan putusan

Pengadilan Agama. Adapun alasan pencabutan tersebut karena orang tua

itu sangat melalaikan kewajiban terhadap anaknya, orang tua

berkelakuan buruk sekali. Akibat pencabutan kekuasaan dari orang tua

sebagaimana tersebut maka terhentinya kekuasaan orang tua untuk

melakukan penguasaan kepada anaknya. Jika yang dicabut kekuasaan

Page 45: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

30

terhadap anaknya hanya ayahnya saja, maka dia tidak berhak lagi

mengurusi urusan pengasuhan, pemeliharaan dan mendidik anaknya,

tidak berhak lagi mewakili anak didalam dan diluar pengadilan (Abdul

Manan, 2008:431).

Dengan demikian, ibunyalah yang berhak melakukan pengasuhan

terhadap anak tersebut. Ibunyalah yang mengendalikan pemeliharaan dan

pendidikan anak tersebut.

Berdasarkan pasal 49 ayat (2) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974

tentang perkawinan, biaya pemeliharaan ini tetap melekat secara

permanen meskipun kekuasaannya terhadap anaknya dicabut (Soedharyo

Soimin, 2007:15).

B. Dasar Hukum Hadhanah

1. Al Qur’an

Islam telah mewajibkan pemeliharaan atas anak sampai anak tersebut

telah mampu berdiri sendiri tanpa mengharap bantuan orang lain. Oleh karena

itu mengasuh anak yang masih kecil adalah wajib karena apabila anak yang

masih di bawah umur dibiarkan begitu saja akan bahaya jika tidak

mendapatkan pengasuhan dan perawatan dengan baik, sehingga anak harus

harus dijaga agar tidak sampai membahayakan. Selain itu juga ia harus tetap

diberi nafkah dan diselamatkan dari segala hal yang merusaknya.

Memelihara, merawat, dan mendidik anak kecil diperlukan kesabaran,

kebijaksanaan, pengertian, kasih sayang, sehingga seseorang tidak

diperbolehkan mengeluh dalam menghadapi persoalan anak tersebut. Bahkan

Rasulullah SAW sangat mengancam orang-orang yang merasa bosan dan

Page 46: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

31

kecewa dengan tingkah laku anak-anak mereka (Alam dan Fauzan, 2008:115-

116).

Adapun dasar hukum tentang hadhanah Allah berfirman didalam QS. Al-

Baqarah ayat 233 :

ظاعح ه كامهه نمه أساد أن رم انش ن لده ح انذاخ شظعه أ ان

ذ كغ ند ن سصقه عه انم ععا ل ه تانمعشف ل ذكهف وفظ إل

نك فئن أسادا اسز مثم ر عه ان نذي ند ن ت ل م نذا انذج ت ذعاس

ما س فل جىاح عه ذشا إن أسدذم أن ذغرشظعا فصال عه ذشاض مىما

اعهما أن اذقا الل رم تانمعشف كم إرا عهمرم ما آذ لدكم فل جىاح عه أ

تما ذعمهن تصش الل

Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun

penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban

ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf.

Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.

Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang

ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila

keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin

anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu

memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada

Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan

(QS. Al-Baqarah : 233).

Pada ayat ini, Allah SWT mewajibkan pada orang tua untuk memelihara

anak mereka. Ibu berkewajiban menyusuinya sampai umur dua tahun. Dan

bapak berkewajiban memberikan nafkah kepada ibu. Dibolehkan mengadakan

penyapihan (menghentikan penyusuan) sebelum dua tahun apabila ada

kesepakatan antara kedua orang tua dan mereka boleh mengambil perempuan

lain untuk menyusukan anak tersebut dengan syarat memberikan upah yang

pantas. Hal ini demi keselamatan anak itu sendiri (Hasan Ayyub, 2006:392-

393).

Page 47: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

32

Kemudian Allah berfirman dalam QS. At-Tahrim ayat 6 :

ا انحجاسج عه قدا انىاط هكم واسا أ ا أا انزه آمىا قا أوفغكم

فعهن ما ؤمشن ما أمشم ملئكح غلظ شذاد ل عصن الل

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap

apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan (QS. At-Tahrim : 6).

Pada ayat ini orang tua diperintahkan Allah untuk memelihara

keluarganya dari api neraka, dengan berusaha agar seluruh anggota

keluaganya itu melaksanakan perintah-perintah dan menjahui larangan-

larangan Allah, termasuk anggota keluarga dalam ayat ini adalah anak.

Membiayai anak yang masih kecil bukan hanyaberlaku selama ayah dan ibu

masih terikat dalam tali perkawinan saja, namun juga berlanjut setelah

perceraian (Amir Syarifuddin, 2007:328).

2. Hadits

Dalam hadits Nabi :

ثى حذ صاع نذ عه أت عمش عى ال ثىا ان حذ هم ا محمد ته خانذ انغ

ته عمش أن امشأج قاند ا ي عثذ الل عه جذ ة عه أت ثى عمش ته شع حذ

إن اتى زا ك اء سعل الل حجش ن ح ثذ ن عقاء عاء ان تطى ن

عهم عه صه الل أساد أن ىرضع مى فقال نا سعل الل إن أتاي غهقى

ما نم ذىكح ساي ات داد((أود أحق ت

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Khaalid As-Sulamiy,

Telah menceritakan kepada kami Al-Waliid, dari Abu „Amru – yaitu Al-

Auza‟iy, Telah menceritakan kepadaku „Amru bin Syu‟aib, dari ayahnya, dari

kakeknya „Abdullah bin „Amru: Bahwasannya ada seorang wanita berkata:

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya anakku ini, perutku adalah tempatnya, dan

Page 48: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

33

puting susuku adalah tempat minumnya, dan pangkuanku adalah rumahnya;

sedangkan ayahnya telah menceraikanku dan ingin memisahkanya dariku”.

Lalu Kemudian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya:

“Engkau lebih berhak terhadapnya selama engkau belum menikah” (HR. Abu

Dawud).

Dari hadits ini Imam Al-Qurtubi Al-Baji Al-Andalusi berpendapat bahwa

anak kecil tidak mampu mengurus dirinya sendiri maka butuh pengasuh,

sedangkan pengasuh untuk anak yang lebih utama adalah ibunya, karena

seorang ibu lebih benar, lebih sabar, lebih menjaga, dan mengerti kepada

kebutuhan anaknya, Sedangkan ayahnya tidak mampu melakukan hal itu.

Maka ibulah yang lebih berhak mengasuh anaknya selama ia belum mencapai

7 tahun ( 1332 H:186).

Kemudian Imam Mawardi yang menjelaskan alasan ibu tidak

mendapatkan hak asuh dengan alasan sebagai berikut :

1) Pernikahan mencegah mendapatkan hak asuh karena dikhawatirkan jika si

ibu menyibukkan diri mengurus anak maka hak suami tidak terpenuhi.

2) Karena pernikahan mencegah untuk sibuk mendidik anak yang bukan

berasal dari suaminya.

3) Karena anak tersebut tidak dianggap oleh suami barunya (Al-Mawardi,

1999:505).

3. Undang-Undang

KHI secara rinci mengatur tentang kekuasaan orang tua terhadap

anak dengan mempergunakan istilah “Pemeliharaan anak” didalam pasal

98 sampai dengan 112, dimana dalam pasal 107 sampai dengan pasal 112

khusus mengatur tentang perwalian. Pada KHI terdapat pasal yang

mengatur tentang Hadhanah diantaranya pada:

Page 49: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

34

Pasal 98

1) Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun,

sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau belum

pernah melangsungkan perkawinan.

2) Orangtuanya mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum

didalam dan diluar pengadilan.

3) Pengadilan agama dapat menunjuk salah seorang kerabat terdekat yang

mampu menunaikan kewajiban tersebut apabila kedua orangtuanya tidak

mampu.

Pasal 105

Dalam hal terjadinya perceraian:

a) Pemeliharaan anak yang belum mumazis atau belum berumur 12 tahun

adalah hak ibunya;

b) Pemeliharaan anak yang sudah mumazis diserahkan kepada anak untuk

memilih diantara ayah atau ibunya sebagai peemegang hak

pemeliharaannya;

c) Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.

C. Syarat-Syarat Hadhanah

Seorang hadhinah atau hadhin yang menangani dan menyelenggarakan

kepentingan anak kecil yang diasuhnya, yaitu adanya kecukupan dan

kecakapan yang memerlukan syarat-syarat tertentu. Jika syarat-syarat itu tidak

Page 50: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

35

terpenuhi satu saja maka gugurlah kebolehan menyelenggarakan hadhanah.

Adapun syarat-syarat hadhanah antara lain :

1. Baligh dan berakal sehat

Hak hadhanah anak diberikan kepada orang yang berakal sehat dan tidak

terganggu ingatannya, sebab hadhanah itu merupakan pekerjaan yang

penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, seorang ibu yang mendapat

gangguan jiwa atau gangguan ingatan tidak layak melakukan tugas

hadhanah. Imam Ahmad bin Hambal menambahkan agar yang

melakukan hadhanah tidak mengidap penyakit menular (Effendi,

2005:172).

2. Merdeka

Tidaklah boleh bagi seorang budak mendidik anak sekalipun ia diizinkan

oleh tuannya, sedangkan alasan tidak dibolehkannya bagi seorang budak

mendidik anak : (1) budak haknya adalah melayani tuannya (kemanfaatan

bagi tuannya) bagaimana mungkin ia melayani tuannya dan tuannya dapat

mengambil kemanfaatan darinya sedangkan ia disibukkan untuk mendidik

anak. (2) tidak ada hak sama sekali bagi seorang budak mendidik anak

(Badru ad-din, 2000:644).

3. Mampu mendidik.

4. Amanah dan berakhlak

Tidak dapat dipercaya untuk menunaikan kewajibannya dengan baik

dikhawatirkan bila nantinya si anak dapat meniru atau berkelakuan curang

(Sabiq, 2008:531).

5. Islam

Page 51: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

36

Anak kecil muslim tidak boleh diasuh oleh pengasuh yang bukan muslim

(non muslim), sebab hadhanah masalah perwalian. Sedangkan Allah

tidak membolehkanseorang mukmin dibawah perwalian orang kafir.

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 141 :

جعم الل نهكفشه عه انمؤمىه عثل نه ...

Artinya : “...dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-

orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.

Selain itu, agama anak dikhawatirkan terpengaruh oleh pengasuh. Karena

tentu akan berusaha keras mendekatkan anak tersebut dan mendidiknya

berdasarkan ajaran agamanya. Akibatnya, dikemudian hari anak akan

sulis melepaskan diri darinya. Inilah bahaya terbesar yang mengancam

anak (Sabiq, 2008:533)

6. Belum kawin dengan laki-laki lain

Ada pendapat yang mengatakan bahwa apabila suami ibu anak (ayah tiri)

adalah kerabat mahram anak, hak ibu untuk mengasuh anak tidak menjadi

gugur sebab paman termasuk yang mempunyai hak asuh juga. Berbeda

halnya apabila ibu anak kawin dengan laki-laki lain yang tidak

mempunyai hubungan kerabat dengan anak. Dalam hal yang akhir ini hak

mengasuh anak terlepas dari ibu, dipindahkan kepada ayah atau lainnya

yang lebih mampu mendidik anak bersangkutan. Namun ini pun tidak

mutlak, dimungkinkan juga suami yang baru, ayah tiri anak, bila ia justru

menunjukkanperhatiannya yang amat besar untuk suksesnya pendidikan

anak. Apabila hal ini terjadi, hak ibu mengasuh anak tetap ada (Azhar

Basyir, 2014:102).

Page 52: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

37

Syarat hadhanah disebutkan pula didalam kitab Al-Iqna (Al-Mawardi,

jilid 1:160) :

ه خ ا ح ا م ق لء ا ح ا و م ل ا ه انذ ح ش ح ان م ق ع ن ا ح ع ث ع ح ا و ع ح ن ا

ج ص ه م

Artinya : hadhanah itu ada tujuh syarat : berakal, merdeka, beragama

islam, terjaga terpercaya dan tidak ada ikatan pernikahan.

D. Pihak yang Berhak Melakukan Hadhanah

1. Perspektif Fikih

Ketika pengasuhan anak merupakan hak dasar ibu, maka para ulama

menyimpulkan kerabat ibu lebih didahulukan daripada kerabat ayah

(Wahbah Al-Zuhaili, 1984:680). Karenanya urutan orang-orang yang

berhak mengasuh anak sebagai barikut : ibu, tetapi jika ada faktor yang

membuatnya tidak layak didahulukan, maka hak pengasuhan dialihkan

kepada ibunya (nenek) dan seterusnya. Lalu jika ada faktor yang

menghalangi mereka didahulukan maka dialihkan kepada ibu ayah

(nenek). Berikutnya adalah saudara perempuan kandung, saudara

perempuan dari ibu, saudara perempuan dari ayah, putri saudara

perempuan kandung, putri saudara perempuan dari ibu, bibi kandung dari

ibu, bibi dari ibu, bibi dari ayah, putri saudara perempuan dari ayah, putri

saudara laki-laki kandung, putri saudara laki-laki dari ibu, putri saudara

laki-laki dari ayah, bibi kandung dari ayah, saudara perempuan nenek dari

ibu, saudara perempuan nenek dari ayah, saudara perempuan kakek dari

Page 53: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

38

ibu, saudara perempuan kakek dari ayah, dengan mengutamakan yang

memiliki hubungan kandung dari mereka (Sayyid Sabiq, 2008 :529-530).

Jika anak kecil tersebut tidak punya kerabat wanita diantara orang-

orang di atas, atau sekalipun ada tapi tidak layak mengasuh, maka hak

asuh dialihkan kepada kerabat laki-lakinya berdasarkan urutan hak

menerima waris. Dengan demikian hak asuh beralih kepada ayah, dan

seterusnya. Berikutnya saudara laki-laki kandung, saudara laki-laki dari

ayah, putra saudara laki-laki kandung, puta saudara laki-laki dari ayah,

paman kandung dari ayah, paman dari ayah, saudara laki-laki kandung

kakek dari ayah („amm abihi asy-syaqiq), dan saudara laki-laki kakek dari

ayah („amma abihi li‟ab). Jika tidak terdapat kerabat laki-laki ashabah,

atau sekalipun adatapi tidak layak mengasuh, maka hak asuh dialihkan

kepada mahrom kerabat laki-lakinya yang bukan ashabah. Dengan

demikian hak asuh diberikan secara urut kepada kakek dari ibu, saudara

laki-laki dari ibu, putra saudara laki-laki dari ibu, saudara laki-laki kakek

dari ibu, saudara laki-laki kandung ibu, saudara laki-laki nenek dari ayah

dan saudara laki-laki nenek dari ibu. Jika anak kecil tersebut tidak punya

kerabat sama sekali, maka hakim menunjuk pengasuh wanita yang akan

mendidiknya. Karena pengasuhan anak kecil merupakansuatu keharusan,

dan orang paling pantas mengasuhnya adalah kerabatnya sendiri.

Sementara ada kerabat yang hubungannya lebih dekat daripada yang lain.

Karenanya, wali-wali anak tersebut didahulukan karena merekalah yang

mewakili wewenang dasar untuk memenuhi kemaslahatannya. Tapi jika

mereka tidak ada atau sekalipun ada tapi tidak layak mengasuh, maka hak

Page 54: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

39

asuh dialihkan kepada kerabat yang lebih dekat dan seterusnya. Jika tidak

punya kerabat sama sekali, maka hakimbertanggung jawab menunjuk

orang yang layak mengasuhnya (Sabiq, 2008:530).

Sebagaimana hak mengasuh anak pertama diberikan kepada ibu,

maka para ahli fikih menyimpulkan bahwa keluarga ibu dari seorang anak

lebih berhak daripada keluargabapaknya.

Menurut kalangan mazhab Hanbali berpendapat bahwa hak asuh anak

dimulai dari ibu kandung, nenek dari ibu, kakek dari ibu, bibi dari kedua

orang tua, saudara perempuan seibu, saudara perempuan seayah, bibi dari

kedua orang tua, bibinya ibu, bibinya ayah, bibinya ibu dari jalur ibu,

bibinya ayah dari jalur ibu, bibinya ayah dari pihak ayah, anak perempuan

dari saudara laki-laki, anak perempuan dari paman ayah dari pihak ayah

kemudian kerabat terdekat. Menurut kalangan Hanafi hak asuh berturut-

turut dialihkan dari ibu kepada :

1) Ibunya ibu

2) Ibunya ibu

3) Saudara-saudara perempuan kandung

4) Saudara-saudara perempuan seibu

5) Saudara-saudara perempuan seayah (Wahbah Al- Zuhaili, 1984:683)

6) Anak perempuan dari saudara perempuan kandung

7) Anak perempuan dari saudara seibu

8) Demikian seterusnya hingga pada bibi dari pihak ibu dan ayah

(Uwaidah dan Kamil, 2004:456).

Page 55: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

40

Sedangkan menurut kalangan mazhab Maliki, hak asuh berturut-turut

dialihkan dari ibu kepada :

1) Ibunya ibu dan seterusnya ke atas.

2) Saudara perempuan ibu sekandung.

3) Saudara perempuan ibu seibu

4) Saudara perempuan nenek perempuan dari pihak ibu

5) Saudara perempuan kakek dari pihak ibu.

6) Saudara perempuan kakek dari pihak ayah.

7) Ibu ibunya ayah

8) Ibu bapaknya ayah dan seterusnya (Peunoh Daly, 2005:87).

Menurut mazhab Syafi‟i hak asuhan secara berturut-turut adalah :

1) Ibu

2) Ibunya ibu dan seterusnya hingga ke atas dengan syarat itu mereka

adalah pewaris-pewaris si anak.

3) Ibu dari ibunya ayah dan seterusnya hingga ke atas dengan syarat

mereka adalah pewaris-pewarisnya pula.

4) Saudara-saudara perempuan kandung.

5) Saudara-saudara perempuan seibu.

6) Saudara-saudara perempuan seayah.

7) Anak perempuan dari saudara perempuan sekandung.

8) Anak perempuan dari saudara seibu.

9) Demikian seterusnya hingga pada bibi dari pihak ibu dan ayah

(Wahbah Al-Zuhaili, 1984:683).

Page 56: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

41

2. Perspektif UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan KHI

Dalam pasal 41 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan menyatakan bahwa akibat putusnya perkawinan karena

perceraian ialah :

a. Bapak ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik

anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak ; bilamana

ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, pengadilan

memberi keputusannya.

b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan

pendidikan yang diperlukan anak itu ; bilamana bapak dalam

kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan

dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan

biaya penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban bagi

bekas istri (Nuansa Aulia, 2012:87-88).

Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 156 huruf (a) anak yang belum

mumayiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya, kecuali kalau

ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya digantikan oleh :

1. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ibu;

2. Ayah;

3. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah ;

4. Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan ;

5. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah

(Nuansa Aulia, 2012:46-47).

E. Pendapat Ulama Tentang Masa Hadhanah

Hadhanah (pengasuhan ) anak berakhir ketika anak kecil laki-laki

ataupun perempuan tidak lagi bergantung pada pelayanan wanita dewasa,

mencapai tamyiz dan sudah bisa mandiri, yakni diperhitungkan dapat

mengerjakan sendiri kebutuhan-kebutuhab dasarnya, seperti makan,

Page 57: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

42

berpakaian dan membersihkan diri (mandi dan lainnya). Masa ini tidak dapat

ditentukan pada usia tertentu, melainkan ukurannya adalah tamyiz dan lepas

dari ketegantungan. Selama anak kecil sudah mumuayiz dan tidak lagi

bergantung pada pelayanan wanita, serta dapat mengerjakan sendiri seluruh

kebutuhan dasarnya maka berakhirlah masa pengasuhannya.

Tidak terdapat ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadits yang menerangkan dengan

tegas tentang masa (jangka waktu) hadhanah. Mengenai hal ini para ulama

berijtihad dalam menetapkan masa (jangka waktu) hadhanah.

a. Menurut mazhab Hanafi, hadhanah anak laki-laki berakhir pada saat anak

itu tidak lagi memerlukan penjagaan dan telah dapatmengurus

keperluannya sehari-hari dan bagi anak perempuan berakhir apabila telah

datang masa haid pertamanya (Rahman Ghazali, 2006:185). Pendapat

mazhab Hanafi yang lain mengatakan bahwa masa hadhanah berakhir

bilamana si anak telah mencapai umur 7 tahun bagi laki-laki, dan 9 tahun

bagi perempuan. Mereka menganggap bagi perempuan lebih lama, sebab

agar dia dapat menirukan kebiasaan-kebiasaan kewanitaan dari

perempuan (ibu) yang mengasuhnya. Selain itu juga, agar anak tersebut

lebih dahulu merasakan kebiasaan haid dibawah bimbingan pengasuhnya

(Huzaemah, 2010:186).

b. Menurut mazhab Imam Malik, masa hadhanah anak laki-laki itu berakhir

dengan ikhtilam (mimpi), sedangkan masa hadhanah untuk anak

perempuan berakhir dengan sampainya ia pada usia menikah. Jika ia

sampai pada usia menikah, sedangkan ibu dalam masa iddah, maka ia

lebih berhak terhadap anak putrinya sampai ia menikah lagi. Jika tidak

Page 58: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

43

sedang demikian, maka anak itu dititipkan kepada ayahnya atau jika

ayahnya tidak ada, maka ia ititipkan atau digabungkan kepada wali-

walinya (Huzaemah, 2010:186-187).

c. Menurut mazhab Imam Syafi‟i, masa hadhanah anak baik laki-laki

maupun perempuan berakhir ketika sampai usia 7 tahun atau 8 tahun. Jika

telah sampai usia tersebut dan ia termasuk yang berakal sehat, maka ia

dipersilahkan untuk memilih antara ayah dan ibunya. Ia berhak untuk ikut

siapa saja di antara mereka yang ia pilih (Huzaemah, 2010:187).

d. Menurut mazhab Imam Ahmad bin Hanbal, mengatakan hadhanah anak

itu berakhir sampai anak tersebut berumur 7 tahun. Jika ia telah mencapai

usia tersebut dan ia seorang anak laki-laki, ia diperkenankan untuk

memilih di antara kedua orang tuanya. Tetapi jika ia perempuan, maka

ayahnya lebih berhak dengannya dan tidak ada hak memilih baginya

(Humaezah, 2010:187-188).

Setelah dikemukakan berbagai pendapat para fuqaha diatas, dapat

disimpulkan bahwa pendapat Imam Syafi‟i lebih kuat. Bahwa takhyir berlaku

untuk anak laki-laki dan perempuan setelah mereka sampai pada umur tamyiz

sebab pada hadhanah sudah terdapat upaya memelihara kemaslahatan anak.

Ketentuan bagi anak perempuan, menurut Imam Malik harus diberi

pilihan, sama seperti pendapat Imam Syafi‟i. Menurut Imam Abu Hanifah,

bagi anak perempuan, ibu lebih berhak sampai dia menikah atau baligh.

Menurut Imam Malik, ibu lebih berhak sampai dia menikah dan dan serumah

dengan suami. Menurut Imam Ahmad bin Hanbali, ayah lebih berhak tanpa

Page 59: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

44

harus memberi pilihan selama telah berusia 9 tahun. Sedangkan ibu, lebih

berhak bersamanya hingga usia 9 tahun (Sayyid Sabiq, 2008:540).

Sementara itu anak yang masih dalam masa hadhanah , jika ia sakit atau

gila, maka jika ia seorang perempuan secara mutlak berada di tangan ibunya,

baik masih kecil maupun sudah besar sebab ia memerlukan orang yang

melayani dan memenuhi segala kebutuhannya. Kaum perempuan dalam hal

ini ibunya jauh lebih mengetahui hal-hal seperti itu, ibunya tentu lebih sayang

kepadanya daripada lainnya (Huzaemah, 2010:188).

F. Upah Hadhanah (Mengasuh Anak)

Allah SWT berfirman dalam QS. At-Thalaq : 6

ند حمم فأ وفقأ عهه حر ععه حمهه فاءن أسظعه نكم ان كه أ

فأ ذ ه أجسه أذمشا تىكم تمعشف ان ذعا عشذم فغرشظع ن أخش

Artinya : Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil,

maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, jika

kemudian mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu, maka berikanlah

upahnya, dan musyawarahkanlah diantara kamu (segala sesuatu )dengan baik,

dan jika kamu memenuhi kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan

(anak itu) untuknya. (QS. At-Thalaq:6).

Adapun bagi orang selain ibunya, boleh menerima upah hadhanah sejak

saat menangani hadhanah anak tersebut. Seperti halnya perempuan yang

bekerja menyusui anak kecil dengan bayaran (upah). Kemudian juga dapat

kita pahamkan bahwa ayahlah yang wajib membayar upah penyusuan

(berdasarkan ayat tersebut diatas), maka begitu pula halnya dengan upah

hadhanah yaitu menjadi tanggung jawab ayah. Berikut ini pendapat beberapa

ulama mengenai hadhanah :

Menurut Ulama Syafi‟iyah :

Page 60: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

45

حعا وح اما كا ود ا غشاانحا ظىح انحق ف غهة ال جش ج عه ان

Artinya : bagi hadhinah (orang yang merawat atau mengasuh anak) berhak

mendapat upah atas pekerjaannya (melakukan hadhanah) atau selainnya.

Menurut Ulama Hanafiyyah :

ان نذذجة ال جشج نهحا ظىح ان نم ذكه انضج قا ئمح تىما ته ات

Artinya : upah itu wajib bagi hadhinah apabila diantara istri dan bapaknya

anaknya itu tidak mampu merawat.

Kemudian mengenai siapa yang harus nanggung upah hadhanah ulama

Syafiiyah dan Hanafiyyah berpendapat bahwa upah hadhanah diambilkan dari

harta anak tersebut, sedangkan apabila anak tersebut tidak punya harta, maka

upah hadhanah menjadi tanggung jawab ayah atau orang yang berkewajiban

membayar atau memberi nafkah anak tersebut (Mohammad Subkhan,

2009:43).

Page 61: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

46

BAB III

DATA DAN HASIL PENELITIAN DI DESA SUMURREJO

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Desa Sumurrejo Kecamatan Gunungpati

a. Kondisi Geografis dan Lingkungan Alam

Sebagaimana yang telah peneliti deskripsikan dalam bab

sebelumnya, skripsi ini ditulis berdasarkan penelitian (research) yang

peneliti lakukan di Kelurahan Sumurrejo, merupakan salah satu

diantara beberapa kelurahan yang menjadi bagian dari kecamatan

Gunungpati Kota Semarang. Secara geografis, Desa Sumurrejo

terletak di sebelah utara Kota Semarang.

Adapun batas-batas wilayah Sumurrejo, antara lain sebagai

berikut (Arsip Desa Sumurrejo, 2017) :

1) Sebelah utara : Kel. Pakintelan / Mangunsari Kec. Gajahmungkur

2) Sebelah selatan : Kab. Semarang Kecamatan Kab. Semarang

3) Sebelah timur : Kel. Pudakpayung Kecamatan Banyumanik

4) Sebelah barat : Kab. Semarang Kecamatan Mijen

Orbitasi Kelurahan Sumurrejo adalah sebagai berikut :

1) Jarak kantor Kelurahan dengan Kelurahan yang terjauh : 7 km

2) Jarak kantor Kelurahan dengan Ibukota Kota : 22 km

3) Jarak kantor Kelurahan dengan Ibukota Propinsi : 22 km

Page 62: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

47

Sedangkan luas wilayah Kelurahan Sumurrejo adalah 32. 177,

00 Ha. Wilayah ini dibagi menjadi 6 RW dan 30 RT. Iklim di Desa

ini adalah tropis, daerah dengan curah hujan yang signifikan. Bahkan

dibulan terkering pun terdapat banyak hujan (Kepala Desa, Bpk

Marsumul).

b. Struktur Organisasi Pemerintahan

Struktur organisasi merupakan salah satu komponen yang harus

ada pada setiap organisasi. Dalam struktur organisasi pemerintahan

Desa Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang dipimpin

oleh seorang kepala desa, dalam menjalankan pemerintahan, kepala

desa dibantu seorang sekretaris desa dan kepala urusan. Berikut

susunan pemerintahan Desa Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang Tahun 2017

Tabel 1

Susunan Pemerintahan Desa Sumurrejo

No Jabatan Nama

1 Lurah Marsumul

2 Sek. Desa Nining Harianingsih

3 Kasi Pemt & Pemb Mursiyamti

4 Kasi Kesos Saffudin

5 Kasi Trantibum Rusmadi

6 Staf Sri rejeki

Sumber : Desa Sumurrejo, 2017

Page 63: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

48

Selain unsur pemerintahan atau eksekutif tersebut, juga dibantu

oleh unsur legislatif dalam hal ini adalah BPD (Badan

Permusyawaratan Desa) dengan strukturnya sebagai berikut :

Tabel 2

Struktur BPD Kelurahan Sumurrejo

No Jabatan Nama

1 Ketua Jazuli

2 Sekretaris Rois

3 Bendahara Makasin

4 Anggota Jumrotun

Wiranto

Suwarto

Suparman

Sumber:Desa Sumurrejo, 2017

c. Keadaan penduduk

Dari data sensus yang diperoleh dari Kantor Desa Sumurrejo

menunjukkan bahwa total jumlah penduduk Desa Sumurrejo adalah

6370 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 3175 jiwa dan penduduk

perempuan 3195 jiwa. Jumlah kepala keluarga 2099 KK. Gambaran

mengenai jumlah pnduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis

kelamin, antara lain ditunjukkan melalui tabel berikut :

Page 64: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

49

Tabel 3

Jumlah Penduduk Kelurahan Sumurrejo Menurut Kategori

Umur dan Jenis Kelamin

No Tingkat Umur Jumlah

1 0 - 6 Tahun 1042

2 7 - 12 Tahun 647

3 13 - 18 Tahun 637

4 19 - 24 Tahun 640

5 25 - 55 Tahun 2980

6 56 - 79 Tahun 324

7 80 Tahun ke atas 100

Jumlah 6370

Sumber:Desa Sumurrejo, 2017

Bila dirinci menurut jenis kelamin akan terlihat bahwa jumlah

penduduk laki-laki sebanyak 3175 dan penduduk perempuan

sebanyak 3195 orang. Dan dari jumlahpenduduk keseluruhan agama

yang dianut masyarakat Desa Sumurrejo adalah agama Islam (Arsip

Kantor Desa Sumurrejo, 2017).

d. Kondisi Perekonomian

Seperti yang kita ketahui perekonomian adalah problematika

umum yang biasa dihadapi oleh setiap orang atau kelompok-

kelompok komunitas masyarakat manapun. Segi-segi perekonomian

itu akan secara langsung mempengaruhi kehidupan anggota

masyarakat atau kelompok komunitas masyarakat tertentu dengan

cepat sekali. Hal ini dimungkinkan mengingat adanya korelasi yang

Page 65: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

50

jelas antara perekonomian itu sendiri dengan pekerjaan seseorang,

cara orang tersebut berpikir, maupun berbagai dampak materiil lain

yang jelas akan sangat mempengaruhi terhadap kebutuhan hidupnya.

Maka salah satu hal yang juga penting dalam menggambarkan

kondisi kehidupan masyarakat Desa Sumurrejo adalah mengenai

kondisi perekonomian sebagian umum masyarakat di wilayah ini.

mayoritas mengandalkan mata pencaharian dengan bercocok tanam

atau tani, karena luas tegalan atau sawah desa. Berikut adalah luas

areal tanah Desa Sumurrejo :

Tabel 4.

Luas Areal Tanah Desa Sumurrejo

No Jenis areal tanah Luas (Ha)

1 Sawah 22. 729,00 Ha

2 Tanah desa 9. 053,00 Ha

3 Areal pemukiman penduduk 3.151,00 Ha

4 Lapangan 385,00 Ha

5 Lainnya 10,00 Ha

Jumlah 35.328,00 Ha

Sumber:Desa Sumurrejo, 2017

Disaat musim penghujan masyarakat Desa Sumurrejo

memanfaatkan lahan tegalannya ditanami padi, cabe merah dan disaat

kemarau mereka tanami ubi jalar. Sawah di Desa Sumurrejo termasuk

tadah hujan. Selain dari hasil pertanian keadaan ekonomi masyarakat

Desa Sumurrejo juga ditunjang dari berbagai sumber, seperti usaha

Page 66: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

51

perdagangan, buruh pabrik, pegawai negeri, pegawai swasta, buruh

bangunan, anggota TNI/Polri dan lain sebagainya.

Berikut adalah informasi mengenai jenis-jenis pekerjaan yang

dimiliki oleh penduduk Desa Sumurrejo, berdasarkan sensus yang

diadakan oleh Kantor Desa Sumurrejo.

Tabel 5

Jenis-jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sumurrejo

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Petani pemilik tanah 31

2 Petani penggarap tanah 238

3 Petani penggarap/penyekap 20

4 Buruh tani 967

5 Pengrajin/industri kecil 15

6 Buruh industri 419

7 Buruh bangunan 452

8 Pedagang 68

9 Pengangkutan 47

10 Pegawai negeri sipil 170

11 ABRI 28

12 Pensiunan ABRI/PNS 185

13 Peternak 81

Jumlah 2694

Sumber: Arsip Desa Sumurrejo, 2017

Page 67: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

52

Data-data mengenai kehidupan ekonomi masyarakat Sumurrejo

menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Sumurrejo adalah

kelas menengah ke bawah.

e. Kondisi Pendidikan Masyarakat

Selain perekonomian masyarakat, pendidikan juga boleh

dibilang merupakan faktor yang sangat menentukan kecenderungan

dan keyakinan seorang individu atau suatu kelompok masyarakat.

Terkait dengan hal ini, tingkat pendidikan yang dimiliki

masyarakat di Desa Sumurrejo memang cukup beragam. Namun

boleh dibilang pendidikan yang dimiliki oleh sebagian besar

penduduk di Desa Sumurrejo adalah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah

Menengah Atas (SMA). Cukup jarang yang menyelesaikan

pendidikan sampai jenjang Perguruan Tinggi. Semuanya ini dapat

dilihat melalui tabel VI sebagai berikut (Sensus Kantor Desa

Sumurrejo, 2017) :

Tabel 6

Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Sumurrejo

No Tingkat Pendidikan Masyarakat Laki-laki Perempuan

1 Tamat SD/sederajat 1022 1029

2 Tamat SMP/sederajat 197 202

3 Tamat SMA/sederajat 615 648

4 Tamat S-1/sederajat 90 88

Jumlah total 3891

Sumber:Arsip Desa Sumurrejo, 2017

Page 68: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

53

Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di Desa ini dapat

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu selain disebabkan faktor

ekonomi dan mahalnya biaya pendidikan untuk saat ini, faktor yang

lain adalah minimnya pemahaman orang tua akan pentingnya

pendidikan. Oleh sebab itu alasan ini kalau tidak langsung menikah

biasanya melanjutkan pendidikan ke pesantren atau langsung cari

pekerjaan.

Tabel 7

Sarana Pendidikan Masyarakat Desa Sumurrejo

No Macam Sarana Jumlah

1 PAUD 1

2 TK 3

3 SD/MI 3

4 SLTP Negeri 1

5 SLTP Swasta Islam 1

6 Pondok Pesantren 6

7 Majelis Taklim 30

Sumber : Arsip Kantor Desa Sumurrejo 2017

Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa dalam 1 kelurahan

terdapat 6 pondok dan 30 majlis taklim, sedikit sekali lembaga

formalnya. Hal ini ternyata sangat berpengaruh terhadap tingkat

pendidikan masyarakat Sumurrejo yang cenderung agamis. Dan

terbukti bahwa masyarakat lebih membanggakan alumni lulusan

pesantren daripada alumni yang berasal dari pendidikan formal saja.

Page 69: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

54

Di Desa Sumurrejo juga terdapat fasilitas umum sebagai

penggerak atau penunjang kehidupan masyarakat, seperti 7 Masjid,

26 Mushola, 1 Puskesmas pembantu, 1 Balai Desa, 1 Lapangan Sepak

Bola.

f. Kebudayaan Masyarakat

Masyarakat dan budaya adalah dua hal yang sangat sukar untuk

dipisahkan. Budaya-budaya tersebut tumbuh dan dimiliki masyarakat

dan sebaliknya tidak ada komunitan masyarakat satupun yang tidak

memeliki kebudayaan. Budaya-budaya tersebut nantinya akan

disalurkan dan ditumbuh kembangkan dari generasi dahulu,

diwariskan kegenerasi sekarang, kemudian selanjutnya diwariskan

kembali ke generasi yang akan datang. Atau dengan kata lain hampir

disetiap komunitas masyarakat terjadi prosese enkulturasi nilai-nilai

kebudayaan. Demikian pula halnya di Sumurrejo.

Di Sumurrejo secara khusus dan jawa secara umum memang

terjadi perdebatan dan perselisahan sosial yang teru menerus, seperti

regulasi praktek mistik dan kesalehan muslim normatif, yang esensial

perselisihan-perselisihan ini memunculkan devisi-devisi sosial yang

utama. Dalam kasus pandangan kejawen dan santri tradisional

mengenai fungsi agama dalam kehidupan sosial, adalah tak mungkin

perpecahan perpecahan sosial itu didamaikan, justru kedua kelompok

mendasarkan pandangan mereka pada pemecahan-pemecahan yang

memang tak terdamaikan terhadap suatu problem yang diyakini oleh

keduanya merupakan kepentingan bersama.

Page 70: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

55

Salah satu ciri islam jawa yang paling mencolok adalah

kecepatan dan kedalamannya mempenetrasi masyarakat Hindu-

Budha. Karena itu sangat berguna sekali membandingkan jawa

dengan muslim asia selatan. Karena kedua kawasan ini sama-sama

mengambil warisan Hindu-Budha dan pada masyarakat sangat

dipengaruhi oleh ajaran-ajaran metafisika dan mistik sufi serta islam

rakyat pedesaan di Jawa dan India Tengah sama-sama menyerap

spektrum kepercayaan dan ritual yang luas.

Masyarakat Desa Sumurrejo sebagai masyarakat beretnis jawa

mempunyai corak kehidupan sosial seperti masyarakat jawa pada

umumnya. Namun keadaan sosial budaya masyarakat Desa

Sumurrejo sebagian besar dipengaruhi oleh ajaran islam. Budaya

tersebut dipertahankan oleh masyarakat Desa Sumurrejo sejak dahulu

sampai sekarang. Adapun budaya tersebut adalah :

1. Berzanji. Kegiatan ini dilakukan oleh bapak-bapak dengan cara

membaca kitab al berzanji. Biasanya dibaca seminggu sekali pada

malam hari senin di mushola. Selain itu, pada hari-hari tertentu

pembacaan al berzanji juga dilakukan saat saat bersama

berlangsungnya momen menyambut kedatangan kelahiran

seorang bayi yaitu akikahan.

2. Yasinan dan tahlilan. Satu rangkaian acara yang sering dilakukan

oleh masyarakat Sumurrejo pada hari-hari tertentu dan momen-

momen penting. Yasinan adalah kegiatan pembacaan al qur‟an

surat yasin kegiatan ini dilakukan secara berkelompok atau

Page 71: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

56

berjamaah dalam satu majlis oleh ibu-ibu maupun pemuda

pemudi atau bapak-bapak. Setiap malam hari jum‟at ba‟da

magrib di rumah-rumah warga secara bergilir. Setelah pembacaan

yasin langsungdisambung pembacaan tahlil secara bersaan pula.

Selain itu tahlil dengan maksud membaca kalimat tayyibah juga

sering dilakukan oleh masyarakat Desa Sumurrejo disaat adanya

momen-momen penting seperti pada saat masyarakat sedang

mempunyai hajat semisal hajat perkawinan, khitanan, dan

kematian (7 hari, 40 hari, 100hari, geblak, dan mendak).

3. Nariyah, kegiatan membaca sholawat nariyah biasa dilakukan

dalam satu majlis dengan pembacaan dilakukan oleh seorang

pemimpin atau ulama dan jamaah. Kegiatan ini rutin dilakukan

pada saat malam hari minggudengan ketentuan secara bergilir di

rumah warga.

g. Pola Kekerabatan Msyarakat

Dalam hal kekerabatan masyarakat Sumurrejo menganut asas

bilateral atau parental dengan keluarga batih (keluarga yang terbentuk

melalui perkawinan) sebagai intinya. Sistem ini menunjukkan adanya

hubungan kekerabatan yang seimbang antara jalur ayah dan jalur ibu.

Ayah dan ibu dengan demikian sama dimata anaknya, sekalipun

tulang punggung keluarga tetap ada di ayah. Artinya, seorang ayah

mempunyai kehormatan yang lebih tinggi dan sangat menentukan

dalam pengambilan keputusan yang sulit dalam keluarga.

Page 72: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

57

Selain keluarga inti dalam satu rumah tangga sering juga ada

mertua dan ipar-ipar. Ayah merupakan pencari rizki utama dan

pelindung keluarga, sementara seorang ibu berfungsi sebagai

pengurus rumah tangga. Anak-anak sudah harus bekerja membantu

orang tuanya bila dipandang telah mampu (kira-kira pada usia 15

tahun). Selain itu, dalam pergaulan dianut sistem senioritas

berdasarkan umur. Antara saudara sepupu akan terlihat saling

menghormati, terutama sepupu yang muda akan senantiasa

menunjukkan sikap santun pada sepupu yang tua, dan ini tidak terjadi

berdasarkan silsilah.

Anak-anak menjadi tanggungan orang tua sampai ia mampu

menafkahkan dirinya sendiri atau sudah menikah. Kecuali itu, secara

umum masyarakat di tempat ini mengenal istilah keluarga dekat dan

keluarga jauh. Yang termasuk bilangan keluarga jauh adalah

hubungan darah sampai tingkat tiga kali dari sepupu keempat sampai

dengan sepupu ketujuh kali. Diluar sepupu tujuh kali tidak lgi

termasuk bilangan keluarga. Termasuk keluarga dekat disini adalah

besan, biras dan semua keluarga dekat dari pihak suami/istri baik ke

atas maupun ke bawah. Dalam bebeapa hal diantara sesama keluarga

dekat ini akan terjadi saling bantu membantu terutama dalam

penyelenggaraan upacara-upacara tradisional.

Selain itu ada semacam tradisi untuk mempererat tali

silaturrahim antar pihak keluarga pada waktu lebaran. Adalah

merupakan suatu hutang atau beban mental bagi masyarakat

Page 73: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

58

Sumurrejo yang belum mengadakan kegiatan kunjung mengunjungi

pada waktu lebaran. Maka tidak heran lebaran idul fitri di Sumurrejo

dapat berlangsung lebih lama. Ini maksudnya untuk memberikan

kesempatan para keluarga untuk dapat saling kunjung-mengunjungi,

sehingga beban mental atau sejenis hutang itu terlunasi semuanya.

h. Data NTCR (Nikah, Talak, Cerai, Rujuk)

Sebgaimana yang disebut dalam pasal 1 Undang-Undang

Nomor.1/1974 dijelaskan bahwa tujuan perkawinan adalah

membentuk keluarga yang bahagia, kekal berdasarkan ketuhanan

yang Maha Esa, namun dalam realitanya seringkali perkawinan

tersebut kandas di tengah jalan yang mengakibatkan putusnya

perkawinan baik karena sebab kematian, perceraian ataupun karena

putusan Pengadilan. Kendatipun Islam membenci perceraian

(perbuatan halal yang dibenci allah adalah perceraian), tetapi tidak

berarti menutupnya. Tetap terbuka peluang untuk bercerai selama

didukung oleh alasan-alasan yang dibenarkan syariat (Nuruddin,

2004:216). Berikut adalah tabel perolehan yang peneliti amati adalah

sebagai berikut :

Tabel 8

Data NTCR Desa Sumurrejo Tahun 2017

S

S

u

Nama Jumlah

Nikah 41

Talak -

Cerai 4

Rujuk -

Page 74: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

59

Smber : Arsip Kantor Desa Sumurrejo 2017

B. Paparan Data Tentang Hadhanah dalam Perspektif Masyarakat

Sumurrejo

Setelah ditemukan beberapa data yang dinginkan, baik dari hasil

penelitian observasi, interview, maupun dokumentasi maka peneliti akan

menganalisa temuan yang ada dan memodifikasi teori yang ada kemudian

membangun teori yang baru serta menjelaskan tentang hadhanah dalam

perspektif masyarakat.

Para ulama sepakat bahwasanya hukum hadhanah, mendidik dan merawat

anak wajib. Tetapi mereka berbeda dalam hal, apakah hadhanah ini menjadi

hak orang tua (terutama ibu) atau hak anak. Hak hadhanah itu menjadi hak ibu

sehingga ia dapat saja menggugurkan haknya. Hak hadhanah adalah hak

bersyarikat antara ibu, ayah dan anak. Jika terjadi pertengkaran maka yang

didahulukan adalah hak atau kepentingan si anak.

Adapun data-data yang akan dipaparkan dan dianalisa oleh peneliti sesuai

dengan penelitian, untuk lebih jelasnya peneliti akan mencoba untuk

membahasnya. Sedangkan untuk data terlampir dalam lampiran sendiri.

1. Pola Asuh Anak dari Ibu Pekerja Setelah Bercerai yang ada di Desa

Sumurrejo

Pola asuh orang tua adalah cara yang ditempuh atau dilakukan orang

tua dalam mendidik anaknya, dengan harapan anak tumbuh kembang

sesuai apa yang diharapkan keluarga. Pola asuh yang dilakukan setiap

orang tentu berbeda satu sama lainnya. Perbedaan inilah yang

mempengaruhi perkembangan anak itu sendiri di dalam keluarga.

Page 75: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

60

Perceraian yang dialami orang tua dapat membawa dampak terhadap

pola asuh anak karena kurangnya perhatian dari orang tua setelah

mengalami perceraian. Ibu tidak hanya sebagai pendidik anak di rumah

tetapi ibu juga sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga sebab

di dalam keluarga ibu berperan ganda menggantikan tugas ayah sebagai

pencari nafkah untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Seperti hasil

wawancara peneliti dengan beberapa infoman sebagai berikut :

1) Informan Windi

Ibu Windi merupakan orang tua tunggal sebab perceraian, Ibu

Windi (24th) menikah dengan Bapak Ahmad Saeful Amri (25th) pada

tahun 2015 telah mempunyai anak bernama Ayra Misha Naira Putri

(2th). Mereka membangun rumah tangga tersebut hanya bertahan 9

bulan dikarenakan ekonomi tidak tercukupi dan tidak ada tanggung

jawab suami. Ibu Windi saat ini bekerja sebagai SPG di salah satu

swalayan di Kota Ungaran, selain bekerja informan Windi juga harus

merawat anaknya seorang diri pasca cerai. Selama ditinggal bekerja,

anak diasuh oleh neneknya. Sehingga waktu pengasuhan banyak di

ambil alih oleh ibunya (nenek) dari pada informan Windi.

Informan Windi juga menceritakan mengenai pola asuh anak saat

ini setelah dirinya bercerai dengan suami. Pasca cerai ia sudah tidak

pernah lagi komunikasi sama suami, jadi sehari-hari ia mengasuh

anak dibantu sama ibunya. Ia tidak membuat peraturan ataupun jam

main kepada anaknya, walaupun tidak ada peraturan tetapi masih

dalam pengawasannya karena anak masih usia 2 tahun. Ia juga

Page 76: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

61

menjelaskan dampak buruk bagi anak tidak ada hanya saja anak takut

sama lawan jenis. Berikut hasil wawancara dengan informan Windi :

“awal tahun 2016 aku hamil 5 bulan, selama aku hamil jalan 8 bulan

aku hidup sendiri mbak tanpa didampingi suami. Terus pas aku hamil

tua aku diajak balik sama ibu mertua tapi selang beberapa bulan

setelah lahiran aku disuruh pulang lagi ke rumah orangtuaku karena

masalah ekonomi. Selama tinggal di rumah mertua aku gak pernah

dikasih uang suami. Malah yang sering ngasih uang itu ibu mertua,

aku kan malah gak enak mbak kalau gitu” Mungkin kalau masalah

keuangan sih gak terlalu berat mbak tapi kalau masalah pengasuhan

aku agak kewalahan masalahnya aku ngerawat sendiri, meskipun

kadang dibantu ibu kalau anak lagi sakit. Ya rasane jengkel, kesel,

bingung karna semua dihadapi sendiri mbak. Aku kerja di swalayan

sebagai SPG, selama aku tinggal kerja aira ikut ibuku (mbahe) mbak.

Tapi untungnya aku sering sip sore jadi bisa menemani anak pagi,

siang, ya walaupun gak bisa menemani setiap wektu. Soale aku juga

butuh cari yang buat beli susu anak. Kalau setelah kami pisah Ya

alhamdulillah anaknya biasa mbak tapi kalau sama laki-laki gak

mau”. (Wawancara dengan ibu Windi, 12 Agustus 2018).

2) Informan Nurfiana

Ibu Nurfiana juga merupakan orang tua tunggal sebab perceraian,

Nurfiana (30th) menikah dengan Kunardi (40th) pada tahun 2006

telah mempunyai anak satu bernama Naili Zakiyatan Nuriya (12th).

Pernikahan mereka bertahan 5 tahun. Keretakan rumah tangga yang

mereka alami disebabkan karena keikut campuran orang tua dalam

berumah tangga dan tidak dinafkahi secara lahir maupun batin. Saat

ini ia berwirausaha (membuat kue), informan Nurfiana banyak

bercerita mengenai masalah yang dialaminya. Salah satunya adalah

persoalan pola asuh anak sekarang ini setelah ia bercerai dengan

suami.

Ia mengaku mengasuh anaknya sendirian sejak anak duduk di

bangku TK sampai sekarang anak sudah kelas 6 SD atau sekitar 7

Page 77: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

62

tahun yang lalu. Sejak saat itu pula ia merasakan kuwalahan dalam

memenuhi kebutuhan anak sehari-hari dan merawat anak karena

semua itu dilakukan seorang diri. Untung ia masih memiliki sosok

orang tua yang mau membantunya dalam mengasuh anak (kakek

nenek). Dalam pengasuhannya ia memberi kebebasan asalkan tidak

sampai melampui batas. Begitupun juga dengan pilihan, apapun

pilihan yang dibuat anaknya, misalnya saja dari pilihan ekstra

kulikuler, ia tidak memaksakan, melainkan lebih menyarankan saja,

selebihnya kembali lagi pada keputusan anaknya. Ia mengaku bahwa

pasca perceraian, naili (anaknya) tidak mengalami keburukan bahkan

bisa dikatakan seperti anak pada umumnya yang mempunyai orang

tua utuh, kuat secara psikis, mandiri karna terbiasa dengan ibu,

bahkan dalam bidang pendidikan atau akademis bisa mengikuti sesuai

tingkat kemampuannya bahkan banyak meraih prestasi tetapi secara

mental anak tersebut mengalami traumatik dengan sosok seorang

bapak. Berikut hasil wawancara dengan informan Nurfiana :

“mengurus anak sendiri dari kecil sehari-harinya ikut mbah kadang ya

ikut aku kerja, kadang kerjaan tak bawa ke rumah yang penting

bareng. Yang repot waktu TK soale antar jemput otomatis aku harus

di rumah, cari kerjaan yang di rumah yang bisa disambi. Jadi usahaku

di rumah kadang ikut rias nganten, jual tupperware, ikut bungkusi roti

ya apa aja yang bisa disambi di rumah, sekarang aku usaha kecil-

kecilan buat roti. Buat hidup sehari-hari sama anak mbak. Dampak

buruk gak ada gak mengalami keburukan mental bahkan bisa

dikatakan seperti anak pada umumnya yang mempunyai orang tua

utuh, kuat secara psikis, mandiri karena terbiasa dengan ibu, dalam

bidang pendidikan atau akademis bisa mengikuti sesuai tingkat

kemampuannya bahkan banyak meraih prestasi tetapi secara mental

anak tersebut mengalami traumatik dengan sosok seorang bapak”.

(Wawancara dengan ibu Nurfiana, 16 Agustus 2018).

3) Informan Ririn

Page 78: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

63

Informan Ririn adalah salah satu keluarga yang mengalami

perceraian, Ririn Setianingsih (28th) menikah dengan Saifudin (28th)

pada tahun 2009 mempunyai anak satu bernama Muhammad Faid

Atallah (7th). Pernikahan mereka bertahan 4 tahun. Keretakan rumah

tangga yang mereka alami disebabkan karena keikut campuran orang

tua dan saudara-saudaranya yang lain karena satu rumah diisi empat

keluarga hidup bersama. Pekerjaan Ririn adalah sebagai buruh pabrik

disalah satu garment di Karangjati Kabupaten Semarang. Informan

Ririn bercerita mengenai masalah yang dialaminya pasca perceraian

yang ia alami dengan suami, salah satunya adalah pola asuh anak.

Ririn mengatakan untuk sekarang ini ia dan anaknya jarang tinggal

serumah, hal ini dikarenakan ia sudah menikah lagi dan tinggal di

rumah suami baru, sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk

mengasuh anaknya. Jadi anaknya dititipkan di rumah kakek neneknya

sejak ia milih menikah lagi. Karena seringnya dan hampir setiap saat

anaknya diasuh oleh kakek neneknya, menyebabkan anaknya lebih

nyaman dan lebih memilih untuk tinggal bersama kakek neneknya

dibandingkan dengan orang tuanya sendiri. Bila mengenai aturan atau

jam main tidak ada, namun ia yakin bahwa kakek neneknya dapat

dipercaya mampu mendidik anaknya dengan baik. Informan Ririn

mengungkapkan bahwa pasca perceraian komunikasinya dengan

anaknya berjalan lancar meskipun jarang bertemu. Tidak ada dampak

buruk bagi anak karena sudah mendapatkan kasih sayang yang

Page 79: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

64

maksimal dari pihak keluarga istri dan bapak baru. Berikut hasil

wawancara dengan informan Ririn:

“Selama proses sidang dia gak hadir, jadi hak asuh langsung jatuh ke

aku mbak, sebelum aku nikah yang ke 2, kalau aku ditinggal kerja

anak ikut mbah atau yang ngasuh ibuku. Aku kerja di pabrik garmen

buat nyukupi kebutuhan anakku, sekarang aku udah agak ringan

mbak soale kebutuhan anakku udah dibantu suami baruku. Tapi

sekarang anakku milih ikut mbahe, aku ajak tinggal bareng di rumah

suami baruku gak mau. Jadi tiap pulang kerja aku pulang ke rumah

ibuku nunggu suami pulang baru pulang ke mertua. Kalau libur aku

pulang ke rumah ibuku karena anakku kan di sana”. (Wawancara

dengan ibu Ririn, 19 Agustus 2018).

4) Informan Farid

Informan Farid adalah salah satu keluarga yang mengalami

perceraian, Farid Nuryani (43th) menikah dengan Ulil Farikhah

(36th) pada tahun 2004, telah mempunyai anak satu bernama Febrina

Iklila Zahrie (12th). Pernikahan mereka hanya bertahan 11 tahun,

keretakan rumah tangga mereka muncul karna pihak ketiga yaitu

keikutcampuran orang tua dalam rumah tangga yang menjadi pemicu.

Pekerjaannya adalah sebagai wirausaha (penjual sate) di Gunungpati.

Informan Farid bercerita sedikit mengenai keluarganya dan

anaknya. Ia mengatakan bahwa ia dan anaknya tidak pernah tinggal

serumah sesudah perceraian terjadi. Hal ini dikarenakan hak asuh

anak jatuh pada istri, istri bekerja sebagai buruh pabrik. Ia mengaku

bahwa dalam pengasuhan ini istri membatasi jarak antara ia dan

anaknya karena kurang begitu suka kalau anaknya dekat sama

informan farid. Berikut hasil wawancara dengan informan Farid :

“Setelah cerai hak asuh anak jatuh pada istri karena pas waktu itu

febri masih kecil, sekarang dia udah besar udah bisa merasakan

kenyamanan kalau secara lahiriah dia ikut ibunya tapi kalau saya lihat

Page 80: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

65

secara batiniyah dia lebih nyaman disini. Tapi misal disini to mbak

langsung ditelfon ibunya suruh cepet-cepet pulang. kalau aku ajak

kesini mesti dia pikir-pikir bukan karena disini gak enak atau gak

suka tapi karena takut sama ibunya. jadi selama ini tertekan diasuh

sama ibunya. Soalnya ibunya juga udah nikah lagi, terus suami

barunya gak kerja sedangkan mantan istriku itu kerjannya cuma di

pabrik mbak. Kalau dilihat dari Dampak buruknya ke anak selama ini

anak menjadi pendiam, pemurung, mudah tersinggung mbak”.

(Wawancara dengan bapak Farid, 14 Agustus 2018).

2. Sejauh mana Kewajiban Orang Tua dalam Memenuhi Hak Anak

Hingga Batas Usia Dewasa Anak yang ada di Desa Sumurrejo

Kewajiban orang tua terhadap anak pada dasarnya adalah

pemeliharaan dan pendidikan. Dan ini berlaku terus sampai sang anak

menikah atau dapat berdiri sendiri (hidup mandiri) walaupun pernikahan

orang tuanya sudah berakhir. Hal ini berlandaskan pada Undang-undang

Perkawinan pasal 45 ayat 1 dan 2 dijelaskan tentang hak dan kewajiban

antara orang tua dan anak, yaitu :

a. Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka

sebaik-baiknya.

b. Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku

terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus.

Dalam UUP pasal 41 juga akibat putusnya perkawinan karena

perceraian ialah :

a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik

anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana

Page 81: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

66

ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, pengadilan

memberi keputusannya.

b. Bapak bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan

pendidikan yang dibutuhkan anak itu, bilamana bapak dalam

kenyataan tidak dapat memberi kewajiban tersebut, pengadilan dapat

menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberi

biaya penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban bagi

bekas istri.

Tercantum pada pasal 49 ayat (2) UUP No. 1/1974 yaitu : meskipun

orang tua dicabut kekuasaannya, mereka masih berkewajiban untuk

memberi biaya pemeliharaan kepada anak tersebut. Dapat dilihat bahwa

yang menjamin jumlah biaya pemeliharaan dan pendidikan adalah bapak.

Mengenai jumlah besarnya biaya ditentukan sesuai kebutuhan anak dan

ketentuan tersebut disesuaikan dengan keadaan ekonomi orang tua.

Dengan begitu dari beberapa pasal dan ayat di atas dapat disimpulkan

bahwa hak asuh anak akan jatuh pada ibu jika belum berumur 12 tahun.

Namun bisa jadi jatuh pada ayahnya jika ada beberapa masalah pada sang

ibu kaitannya dengan sikap pada anak. Untuk pembiayaan menjadi hak

ayah dan disesuaikan kebutuhan anak dan keadaan ekonomi.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan infoman mengenai sejauh

mana kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak sampai batas usia

dewasa anak yang ada di Desa Sumurrejo.

1) Informan Windi

Page 82: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

67

Informan Windi bercerita sedikit mengenai kewajiban yang

seharusnya masih diberikan pada anak walaupun suami istri sudah

bercerai. Tapi beda dengan yang ia alami saat ini, karena mantan

suami sudah tidak pernah memberi nafkah pada anak. Ia mengaku

dulu pernah di biayai pada saat melahirkan, kemudian pasca

melahirkan ia di beri nafkah satu bulan saja. Setelah itu sampai

sekarang mantan suami sudah tidak lagi memberi nafkah pada anak

dan tidak ada bentuk kewajiban yang diberikan pada anak.

Ia mengungkapkan kenapa selama ini mantan suami sudah tidak

pernah memberi nafkah, yang pertama karena dia tidak bekerja,

kemudian dia akan menikah lagi jadi kemungkinan dia lebih fokus

pada pernikahannya nanti tanpa memikirkan kewajiban dia pada

anak. Berikut hasil wawancara dengan informan Windi :

“Pas lahiran dia tanggungjawab. setelah lahiran mula-mulanya

pernah ngasih uang anaknya mbak cuma 2 kali, setelah itu gak pernah

sama sekali dan lepas begitu aja. Sampai sekarang aira umur 2th gak

pernah ditemui, gak pernah diberi nafkah, dia gak kerja mbak,

kesehariannya cuma buat batako di rumahnya. Ya mungkin buat

kebutuhannya juga masih kurang mbak, lagian juga buat batako hasile

berapa to, itu juga dia mu nikah lagi. Sama anak ya tambah gak inget

mbak. Tanggungjawab aja gak ada apalagi bentuk tanggungjawab

mbak ya gak ada sama sekali. dia sudah gak memperdulikan anaknya.

Semua kebutuhan anak ya aku sing menuhi dewe mbak”.

2) Informan Nurfiana

Informan Nurfiana bercerita tentang kewajiban mantan suami

dalam memenuhi hak anak setelah bercerai. Ia mengungkapkan

bahwa mantan suami sama sekali tidak pernah menafkahi di

karenakan dia sudah beristri dan punya anak (keluarga baru).

Page 83: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

68

Kemungkinan perhatian sudah teralihkan, apalagi anak tidak dekat

sama ayahnya. Lagian kalau hanya bekerja sebagai tukang bangunan

buat kebutuhan keluarga mungkin juga kurang jadi dia sudah tidak

memperdulikan anakku yang juga anaknya. Bentuk tanggung jawab

sama anak tidak ada. Apalagi pendidikan, jadi kebutuhan anak semua

yang menanggung nurfiana. Berikut hasil wawancara dengan

informan Nurfiana :

“aku kerja di garmen selama 2 tahun ATM yang pegang suamiku

aku Cuma dijatah 3rb tiap hari buat es teh ma gorengan selama 2

tahun pulang jam 6 nyampe rumah jam 7 bikin batako 25 biji itu tiap

hari sampai rumah. setelah Rumah mau jadi ibunya mau ikut tinggal

bareng, aku gak mau kalau jadi satu sama orang tua bukan karena

apa-apa karena aku pingin kita itu mandiri, setelah itu kita tinggal

sendiri-sendiri, aku di rumahku dan dia di rumahnya bersama orang

tuanya. Aku bilang sama dia Kalau kamu mau sama aku ya kesini

kalau gak mau ya monggo. dia gak mau dengan alasan orang tua takut

dosa. akhirnya dia pergi selama 2 tahun ke Sumatra. Aku bilang aku

disini pingen uang 2 juta buat nyusul sampean susah seneng ning

sumatera, tapi jawabnya dia “aku isih ngeboti wong tuoku”. Akhirnya

aku berangkat ke pengadilan rapak kan 4 bulan dia gak dateng.

Setelah selesai Pisah cerai, dia ngajak pulang aku ke rumah ya gak

bisa karena udah putusan cerai. Kalau mau balik harus nikah lagi tapi

dia malah udah nikah sama orang. Sejak itu dia gak pernah menafkahi

mungkin karena dia dah beristri, punya anak jadi perhatian teralihkan

apalagi anakku gak deket sama ayahnya. Lagian kalo Cuma kuli

bangunan mungkin kebutuhan buat keluarga dia juga kurang. jadi ya

gak ada bentuk tanggungjawab dari dia. Apalagi biaya pendidikan,

semua kebutuhan anak dibebankan ke aku”.

3) Informan Ririn

Informan Ririn juga menceritakan masalahnya mengenai

tanggung jawab mantan suami atas hak anaknya setelah mereka

bercerai. Ia mengungkapkan bahwa pada saat proses sidang mantan

suami tidak hadir, jadi ia tidak bisa menentukan biaya nafkah anak

yang harus dipenuhi setelah perceraian terjadi karena hak asuh anak

Page 84: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

69

jatuh padanya. Selama itu mantan suami tidak pernah menafkahi,

hanya beberapa kali memberi susu dan uang jajan anak. Selebihnya

informan Ririn yang menanggung. Tetapi akhir-akhir ini mantan

suami memberikan uang, membelikan tas dan sepatu pada anak.

karena semua itu ada maksud, kata Ririn. Tidak ada bentuk tanggung

jawab dari mantan suami. Berikut penuturan infoeman Ririn :

“Selama proses sidang dia gak hadir, jadi hak asuh langsung jatuh ke

aku mbak, aku juga gak bisa nuntut biaya kebutuhan anak karna dia

gak ada waktu di persidangan itu. Selama ini dia gak pernah ngasih

nafkah, paling cuma ngasih susu sama uang jajan anak itu pun cuma

beberapa kali aja. Selebihnya ya aku sing nanggung mbak. Tapi

akhir-akhir ini dia kesini ngasih uang, waktu masuk sekolah

numbaske sepatu, numbaske tas mungkin karna dia punya maksud

pingen cari surat pindah, ganti KTP otomatis komunikasinya sama

sini. Kalau bentuk tanggung jawab selama ini sama sekali gak ada

mbak. sudah gak memerdulikan anaknya lagi”.

4) Informan Farid

Informan Farid bercerita mengenai pemberian nafkah pada

anaknya setelah ia bercerai dengan istrinya. Ia menjelaskan bahwa

selama ini ia masih menanggung semua kebutuhan anak dari mulai

pakaian, makanan dan pendidikan. Kecuali jika ia merasa tidak

mampu dengan permintaan anak maka ia ngomong terus terang sama

mantan istri. Berikut sedikit hasi wawancara dengan informan Farid :

“alhamdulillah untuk nafkah tidak ada kendala, karna selama ini aku

masih memenuhi kebutuhannya mbak. Tiap hari tiap saat masih

kontek-kontekan ma anak”.

Page 85: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

70

BAB IV

ANALISIS HADHANAH DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DI

DESA SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

A. Pola Asuh Anak dari Ibu Pekerja Setelah Bercerai yang ada di Desa

Sumurrejo

Pernikahan tidak selalu berjalan lurus terkadang justru berakhir dengan

perceraian. Perceraian dipilih karena dianggap sebagai solusi dalam mengurai

benang kusut perjalanan bahterai rumah tangga. Sayangnya, perceraian tidak

selalu membawa kelegaan. Sebaliknya seringkali perceraian justru menambah

berkobarnya api perseteruan. Salah satu pemicu perseteruan adalah masalah

hak asuh anak.

Perceraian yang dialami orang tua dapat membawa dampak terhadap pola

asuh anak karena kurangnya perhatian dari orang tua setelah mengalami

perceraian. Ibu tidak hanya sebagai pendidik anak di rumah tetapi ibu juga

sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga sebab di dalam keluarga

ibu berperan ganda menggantikan tugas ayah sebagai pencari nafkah untuk

pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pola asuh yang dilakukan setiap orang

tentu berbeda satu sama lainnya. Perbedaan inilah yang mempengaruhi

perkembangan anak itu sendiri di dalam keluarga.

Pasca perceraian komunikasi orang tua dan anak cukup baik walaupun

ada beberapa informan dalam pengasuhan di ambil alih sama orang tuanya

(neneknya), hal tersebut di sampaikan oleh subyek informan Windi, Nurfiana

dan Ririn. Informan Farid yang menjelaskan kurangnya waktu bertemu sama

Page 86: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

71

anak karena rasa khawatir yang dimiliki oleh mantan istrinya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa interaksi yang di bangun anak dan orang tua kurang

terjalin dengan baik. Tetapi dalam hal pendidikan informan Windi, Nurfiana

dan Ririn menjelaskan adanya penekanan dalam segi pendidikan untuk anak,

hal tersebut merupakan simbol bahwa dalam keluarga bercerai juga terdapat

pola asuh yang tidak memberikan kebebasan secara penuh tetapi masih

terdapat pengawasan dalam segi pendidikan.

Dalam pola asuh anak dari ibu pekerja setelah bercerai lebih pada

menerapkan pola asuh yang tidak ada batasnya tetapi apabila dalam pemilihan

suatu pendidikan tetap di sarankan. Yang mana hal tersebut dinyatakan oleh

subyek informan Windi, Nurfiana, dan Ririn. Dimana dalam hal ini orang tua

tetap memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi masih memberikan

kebebasan anak memilih sesuatu. Dan pola asuh ini tidak berdampak buruk

pada anak.

Tetapi terdapat salah satu informan yang menjelaskan bahwa mantan

istrinya menerapkan pola asuh yang cenderung menetapkan standar yang

mutlak harus di turuti, biasanya di barengi dengan ancaman. Pola pengasuhan

seperti ini akan berdampak buruk pada anak.

Untuk memperjelas analisa dari pola asuh anak yang diterapkan oleh ibu

pekerja setelah bercerai maka peneliti lengkapi dengan data tabel sebagai

berikut :

Page 87: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

72

Tabel 9

Data Pola Asuh Anak dari Ibu Pekerja Setelah Bercerai

Informan Pola Asuh Dampak

Windi Diambil alih nenek Tidak ada/ seperti anak pada umumnya

Nurfiana Dibantu nenek

Tidak ada/ anak berprestasi dalam

akademik

Ririn Diasuh oleh nenek Tidak ada/ anak periang

Farid Diasuh ibu Pendiam, pemurung, mudah tersinggung

Sumber: Data yang diolah, 2017

Dari 4 informan yang peneliti wawancarai tentang pola asuh anak semua

sudah sesuai dengan UU No. 1 tentang Perkawinan pasal 42-45 di jelaskan

bahwa orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anaknya yang belum

mencapai umur 18 tahun dengan cara yang baik sampai anak itu kawin atau

berdiri sendiri. Kewajiban ini berlaku terus meskipun perkawinan antara

orang tua si anak putus karena perceraian atau kematian.

Dari hasil wawancara yang peniliti lakukan kebanyakan mayarakat

mengalihkan pengasuhan anaknya pada ibunya (nenek) selagi di tinggal kerja

atau menikah lagi, praktek ini sejalan dengan KHI pasal 98 ayat 3 bahwa

pengadilan agama dapat menunjukkan salah seorang kerabat terdekat yang

mampu menunaikan kewajiban tersebut apabila kedua orang tuanya tidak

mampu.

Dari 4 informan tersebut ada salah satu yang belum sesuai dengan hukum

Islam yang terdapat di Kompilasi Hukum Islam pasal 105 ayat 2 yang

menjelaskan bahwa pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz di serahkan

pada anak untuk memilih di antara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak

Page 88: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

73

pemeliharaannya. Tetapi disini yang dialami informan farid belum sesuai

dengan pasal tersebut karena pihak istri melarang anak ikut ayahnya

sedangkan anak sudah mencapai usia mumayyiz dan anak juga lebih nyaman

ikut ayahnya tapi semua itu tidak diijinkan oleh istri.

Dalam kajian fikih, pemeliharaan anak biasa di sebut dengan hadhanah

yang berarti memelihara seorang anak yang belum mampu hidup mandiri.

Dari definisi di atas peneliti mencari tahu tentang Pola asuh anak yang

diterapkan oleh informan di Desa Sumurrejo ini. Dilihat dari pandangan fikih

rata-rata masyarakat sudah menerapkan pola asuh anak dengan benar yaitu

untuk pengasuhan anak yang belum mumayyiz jatuh di pangkuan ibu, karena

ibu memmpunyai sifat yang jarang dimiliki oleh bapak seperti ibu lebih sabar,

lebih welas dan kasih sayangnya lebih besar daripada bapak.

Ketika pengasuhan anak merupakan hak dasar ibu, maka para ulama

menyimpulkan kerabat ibu lebih didahulukan daripada kerabat ayah.

Karenanya urutan orang-orang yang berhak mengasuh anak sebagai barikut :

ibu, tetapi jika ada faktor yang membuatnya tidak layak didahulukan, maka

hak pengasuhan dialihkan kepada ibunya (nenek) dan seterusnya. Lalu jika

ada faktor yang menghalangi mereka didahulukan maka dialihkan kepada ibu

ayah (nenek).

Dari 4 informan di atas semuanya sudah sesuai dengan UUP, KHI

maupun Fikih dalam menerapkan pola asuh anak dari orang tua tunggal pasca

cerai.

Page 89: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

74

B. Sejauh mana Kewajiban Orang Tua dalam Memenuhi Hak Anak Hingga

Batas Usia Dewasa Anak yang ada di Desa Sumurrejo

Perceraian selama ini seringkali menyisakan problem-problem, terutama

persoalan hak-hak anak yang mencakup seluruh hak yang melekat pada anak.

Dalam pemenuhan hak-hak anak masih terdapat sebagian besar orang tua

yang belum memenuhi hak-hak anak pasca perceraiannya. Seperti contoh

hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan yang menyatakan bahwa

pasca cerai suami sudah tidak lagi memenuhi hak-hak anak dan tidak ada

bentuk tanggung jawab dari mereka, tetapi ada salah satu informan yang

peneliti wawancarai yang masih memenuhi semua hak-hak anak walaupun

anak ikut mantan istri. Akibat perceraian terkadang hak-hak anak ada yang

dikesampingkan, terutama hak-hak pokok anak seperti biaya pemeliharaan,

pendidikan, tempat tinggal dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Terlebih

lagi ketika orang tuanya sudah memiliki keluarga baru sehingga

memungkinkan berkurangnya waktu untuk memenuhi hak-haknya. Meskipun

orang tua tidak dalam satu keluarga akan tetapi persoalan hak-hak anak tetap

menjadi tanggung jawab orang tua dan tidak boleh dialihkan ke orang lain

selain orang tua.

Ada sebagian orang tua yang cenderung melalaikan tanggung jawabnya

dalam memenuhi hak-haknya, sehingga yang terjadi anak seringkali dititipkan

kepada keluarga terdekat ayah atau ibu.

Berikut peneliti sertakan data tabel dari informan tentang kewajiban orang

tua dalam memenuhi hak anak sampai batas usia dewasa anak yang ada di

Desa Sumurrejo yaitu sebagai berikut :

Page 90: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

75

Tabel 10

Data kewajiban Orang tua dalam Memenuhi Hak Anak

Informan Penyebab tidak tanggung jawab Bentuk tanggung jawab

Windi Mantan suami akan menikah lagi _

Nurfiana

Mantan suami sudah mempunyai

keluarga baru _

Ririn

Mantan suami menghilang tanpa

kabar _

Farid _ Masih memenuhi hak anak

Sumber: data ysng diolah, 2017

Dari perkara tersebut jelas bahwa masih banyak mantan suami yang

belum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku yang

terdapat pada pasal 41 UU Perkawinan menentukan bahwa akibat putusnya

perkawinan suami tetap memiliki kewajiban memberikan nafkah kepada

anak-anaknya, ketentuan ini juga dipertegas oleh pasal 105 (c) KHI. Nafkah

yang dimintai oleh mantan istri kepada mantan suami untuk menafkahi

anaknya atau memenuhi kebutuhan anaknya setelah terjadinya perceraian

yang sesuai dengan kemampuan ayahnya.

Pemeliharaan anak bukan hanya sekedar mencukupi makan minum saja,

akan tetapi lebih berat lagi yaitu orang tua harus membina anaknya agar

menjadi orang yang berguna. Karena itu tidak benar jika salah satu orang tua

menganggap ia lebih berhak memelihara anak hanya dengan melihat

kemampuannya mencukupi kebutuhan anak dari segi materinya saja.

Page 91: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

76

Dari 4 informan dari 3 diantaranya belum mendapatkan pemenuhan hak

anak dari suami atau mantan suami belum dapat memenuhi hak-hak anak

pada mestinya.

Dalam konsep Islam tanggung jawab ekonomi berada di pundak suami

sebagai kepala rumah tangga, meskipun dalam hal ini tidak menutup

kemungkinan bahwa istri dapat membantu suami dalam menanggung

kewajiban ekonomi tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dari 4 informan tersebut

kebanyakan masyarakat belum sesuai dengan UU maupun fikih. Karena

masih banyak yang melalaikan akan hak-hak anaknya setelah orang tua

bercerai.

Page 92: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan penelitian yang telah diuraikan peneliti dari

bab I sampai dengan bab IV dengan judul HADHANAH DALAM

PERSPEKTIF MASYARAKAT (Studi di Desa Sumurrejo Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang) sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut ini :

1. Pola asuh anak dari ibu pekerja setelah bercerai

untuk pengasuhan anak yang belum mumayyiz anak jatuh di pangkuan

ibu, karena ibu mempunyai sifat yang jarang dimiliki oleh bapak seperti

ibu lebih sabar, lebih welas dan kasih sayangnya lebih besar daripada

bapak. Selain menjadi ibu rumah tangga, ibu juga harus mncari nafkah

untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan anak. Maka mantan

istri juga harus bekerja sehingga pengasuhan di ambil alih oleh ibunya

(neneknya) selagi ditinggal kerja. dari 4 informan 3 diantaranya

menerapkan pola asuh yang memberikan kebebasan terhadap anak, tetapi

masih ada pengawasan, cenderung lebih dapat memberikan pola asuh

yang baik, dengan memberikan pendapat dalam hal baik buruknya

sesuatu. Tanpa disadari bahwa itu merupakan kontrol orang tua terhadap

anak. Pola asuh ini tidak berdampak buruk bagi anak, malah sebaliknya.

Tetapi ada juga pola asuh yang cenderung harus dituruti, biasanya

dibarengi dengan ancaman-ancaman, pola asuh ini akan berdampak buruk

bagi anak.

Page 93: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

78

2. Kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak sampai batas usia

dewasa anak yang ada di Desa Sumurrejo

Dari 4 informan 3 diantaranya tidak dipenuhi hak anak karena ada

beberapa alasan yang membuat mantan suami melalaikan kewajibannya

terhadap hak anak diantaranya yaitu sudah mempunyai keluarga baru,

akan menikah lagi, menghilang tanpa kabar dan tidak ada bentuk

tanggung jawab dari mantan suami. Tetapi dari 4 informan tersebut masih

ada yang memenuhi hak anak dengan bentuk tanggung jawabnya

membiayai kebutuhan anak sehari-hari termasuk biaya pendidikan

walaupun anak tidak tinggal bersamanya.

B. Saran

Setelah memperoleh hasil penelitian, maka ada beberapa saran atau

masukan yang di berikan peneliti untuk berbagai pihak yakni :

1. Kepada para orang tua yang bercerai diharapkan dapat memberikan

penjelasan mengenai kondisi keluarga yang sebenarnya agar anak bisa

mengerti dan bisa menjalin komunikasi yang baik kepada orang tuanya.

Merupakan tanggung jawab orang tua untuk dapat memberikan pola asuh

yang sesuai dengan karakter anak sehingga dapat meminimalisir adanya

sikap-sikap yang negatif.

2. Perlu adanya peraturan perundangan hak yang melaksanakan sanksi

hukuman bagi suami yang melalaikan tanggung jawabnya terhadap anak

yang ditinggalkan yang diputuskan oleh pengadilan agama.

Page 94: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

79

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Manan. 2008. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan

Agama. Jakarta: Kencana.

Ad-din, Badru. 2000. Al-inayah syarh al-hidayah Juz 5. Lebanon : Dar El-kutub

Al-„alamiyah.

Alam, Andi Syamsul dan Fauzan. 2008. Hukum Pengangkatan Anak Perspektif

Islam. Jakarta: Kencana.

Al-Mawardi. 1999. Alhawi Alkabir Juz I. Beirut : Dar El-Kutub Alamiyah.

Al-Mawardi. Al-Iqna Fi Fiqh As-Syafi‟i Jilid 1.

Al-Qur‟an dan terjemah.

Al-Qurtubi Al-Baji Al-Andalusi. 1332H. Al-Muntahi Syarh Al-Muatha Juz 6.

Mesir: Mathba‟ah As-Sa‟adah.

Al-Zuhaili, Wahbah. 1984. Al-Fqh Al-Islami Wa Adillatuh Juz VII. Damaskus:

Daar Al-Fikr.

Amanda, Melyana Ilmi. 2010. Tinjauan Hukum Tentang Hadhanah (Hak Asuh

Anak) Akibat Perceraian (Studi Kasus di Pengadilan Agama

Surakarta). Skripsi Fakultas Hukum UMS Surakarta.

Asmuni. 2008. Analisis Putusan Pengadilan Agama Demak Nomor

768/Pdt.G/2003/PA.Dmk. Tentang Hak Hadhanah Bagi Anak

yang belum Mumayiz. Skripsi Fakultas Syari‟ah IAIN

Walisongo Semarang.

As-san‟ani, Imam Muhammad Ibnu Ismail. 1995. Subulus-Salam Juz III.

Surabaya: Al-Ikhlas.

Aulia, Nuansa (Ed). 2012. Kompilasi Hukum Islam: Hukum Perkawinan,

Hadhonah. Bandung : CV Nuansa Aulia.

Ayyub, Syaikh Hasan. 2004. Fiqh Keluarga. Jakarta: Pustaka Al-kautsar.

Ayyub, Syaikh Hasan. 2006. fiqh keluarga. Jakarta: Pustaka Al-kautsar.

Azamnur, Abdullah. 2017. Hak Asuh Anak Akibat Perceraian Perspektif Hukum

Islam(Studi Putusan Nomor 0503/Pdt.G/2014/PA.YK). Skripsi

Jurusan Syari‟ah dan Hukum UIN Kalijaga Yogyakarta.

Page 95: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

80

Basyir, Ahmad Azhar. 2014. Hukum Perkawinan Islam Cet ke 13. Yogyakarta:

UII Press.

Dahlan, Abdul Aziz. 1992. Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeva.

Daniel, Moehar. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Departemen Agama RI. 1995. Al-qur‟an dan terjemahan, Semarang: Toha Putra.

Ghazali, Abdul Rahman. 2006. Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana.

Grahamedia. 2015. Kitab Undang-Undang Hukum cet I. Grahamedia Press.

Ina. 2013. Pengertian Dokumen dan Dokumentasi (online).

http://inamayladin.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-dokumen-

dokumentasi.html.(Diakses 30 Maret 2018).

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 2007. Bandung: Citra Umbara.

Manan, Abdul. 2006. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Moleong, Lexy, M.A. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PP

Remaja Rodaskarya Offset.

Monografi Penduduk Desa Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

2017.

Munawir, Ahmad Warson, Al-Munawir. 1997. Kamus Arab Indonesia cet I.

Yogyakarta : Pustaka Progresif.

Nuruddin, Amiur, Azhari Akmal Tariga. 2004. Hukum Perdata Islam di

Indonesia: studi krisis perkembangan hukum islam dari fikih,

UU No 1/1974 sampai KHI cet III. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Peraturan Perundang-Undangan dalam Lingkungan Peradilan Agama. 1992.

PTA Surabaya.

Rahman, Abdul. 2010. Studi Komparatif antara Hadhanah Menurut Hukum Islam

dan Perwalian Menurut Hukum Perdata.

Saraswati, Peunoh. 2005. Perkawinan islam: suatu studi dalam kalangan

ahlussunnah dan negara-negara islam. Jakarta: bulan bintang.

Saraswati, Rika. 2009. Hukum Perlindungan Anak Di Indonesia. Bandung: PT

Citra Aditiya Bakti.

Page 96: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

81

Sayyid, Sabiq. 1973. fiqh as-sunah jilid 2. Beirut-Lubhan : Dar Al Fikr.

Sayyid, Sabiq. 1983. fiqh as-sunah jilid II. Beirut : Dar Fikr.

Sayyid, Sabiq. 1983. Fiqh As-Sunnah jilid VIII. Terjemah Moh. Thalib, bandung:

Al-Ma‟arif.

Sayyid, Sabiq. 1986. Fiqh As-Sunah Cet ke 3, Bandung: PT Al Ma‟arif.

Sayyid, Sabiq. 2008. Fiqh As-sunah Jilid 2. Jakarta: Al-I‟tishom.

Soimin, Soedharyo. 2007. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta: Sinar

Grafika.

Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta, 1998.

Sunggono Bambang. 1997. Metode penelitian hukum :suatu pengantar cet ke 2.

PT Raja Grafindo Persada.

Syarifuddin, Amir. 2007. hukum perkawinan islam di Indonesia. Jakarta:

Kencana.

Tihami dan Sohari Sahrani. 2009. Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

UU Nomor 1 tahun 1974. Tentang Perkawinan

Uwaidah, Muhammad dan Syaikh Kamil Muhammad. 2004. Fiqh wanita.

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Yanggo, Huzaimah Tahido. 2010. Fikih perempuan kontemporer, Jakarta: ghalia

indonesia.

Zein, Satria Effendi M. 2005. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer.

Jakarta: Kencana.

Zainuddin, Ali. 2007. hukum perdata islam di indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

www.jejakpendidikan.com/2016/03/pengertian-hadhanah-hak-asuh-anak.html

(diakses pada rabu, 23 Mei 2018 pukul 09.40)

Page 97: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

82

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Irin Sulistiyani

Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 15 Mei 1989

Fakultas/ Prodi : Syariah / Hukum Keluarga Islam

NIM : 212 14 009

Alamat : Karangsari Rt 04 RW 06, Sumurrejo, Gunungpati

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Orang tua : a. Ayah : Rusmanto

b. Ibu : Khariroh

No. Telp : 085 640 759 662

Riwayat Pendidikan : 1. TK Pertiwi Sumurgunung lulus tahun 1996

2. SDN 01/02 Sumurgunung lulus tahun 2002

3. MTs NU Ungaran lulus tahun 2004

4. SMA Takhasus Alqur‟an Wonosobo lulus tahun 2007

5. IAIN Salatiga lulus tahun 2019

Pengalaman Kerja : 1. Tenaga Pengajar di SDIT ISTIQOMAH Ungaran

Semarang, 29 Maret 2019

Penulis

Page 98: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

83

Page 99: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

84

Page 100: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

85

Page 101: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

86

Page 102: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

87

Page 103: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

88

Page 104: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

89

Page 105: HADHANAH PASCA PERCERAIAN DI DESA SUMURREJO …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5282/1/skripsi q.pdf · 2019. 4. 11. · oleh ibunya (neneknya) selagi ditinggal kerja. Pola

90