pedum kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian 2013.pdf

146
Pedoman Umum PPHP 2011 i

Upload: rohmat-sarman

Post on 08-Apr-2016

78 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Pedoman Umum ini secara garis besar memuat sasaran, karakteristik kegiatan dan anggaran, serta kegiatan administrasi. Untuk itu diharapkan Pedoman Umum ini bersama dengan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) menjadi acuan dalam menjalankan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di daerah masing-masing. Secara teknis Pedoman Umum ini akan dilengkapi dengan Petunjuk Teknis yang lebih operasional, baik yang disusun oleh unit kerja di tingkat pusat, maupun di tingkat daerah.

TRANSCRIPT

Page 1: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

i

Page 2: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

i

KATA PENGANTAR

Pedoman Umum Pelaksanaan Program dan

Anggaran Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Tahun 2012 ini disusun untuk memberikan petunjuk dan

pedoman secara umum tentang pelaksanaan

program/kegiatan dan anggaran kinerja pembangunan

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di tingkat

pusat maupun daerah.

Penerapan penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja mensyaratkan

adanya indikator-indikator kinerja yang jelas pengukurannya dan dapat

dipertanggungjawabkan. Untuk dapat menerapkan penyusunan anggaran

berbasis kinerja, diperlukan adanya rumusan program, kegiatan dan sub

kegiatan dengan disertai masing-masing indikatornya. Dengan harapan,

dampak (impact), hasil (outcome) dan output yang akan dicapai dapat

diselaraskan dengan visi, misi dan sasaran yang akan dicapai oleh

Kementerian/ Lembaga.

Dalam proses perencanaan dan penganggaran pada satuan kerja

tahun 2012 ini mulai diarahkan untuk menggunakan sistem anggaran berbasis

kinerja. Dengan sistem tersebut, pengukuran kinerja mulai dari dampak

(impact), hasil (outcome) dan output diharapkan dapat dilakukan

sebagaimana mestinya.

Page 3: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

ii

Berkenaan dengan hal tersebut, reformasi perencanaan dan

penganggaran tahun 2010-2014 mengharuskan Kementerian/Lembaga dan

Unit-unit Kerja di dalamnya untuk melakukan restrukturisasi program dan

kegiatan dalam kerangka performance budged. Untuk itu melalui Pedoman

Umum ini diharapkan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan tahun 2012

dapat dilaksanakan dengan baik.

Pedoman Umum ini secara garis besar memuat sasaran, karakteristik

kegiatan dan anggaran, serta kegiatan administrasi. Untuk itu diharapkan

Pedoman Umum ini bersama dengan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)

menjadi acuan dalam menjalankan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian di daerah masing-masing. Secara teknis Pedoman Umum ini akan

dilengkapi dengan Petunjuk Teknis yang lebih operasional, baik yang disusun

oleh unit kerja di tingkat pusat, maupun di tingkat daerah.

Jakarta, Desember 2011 Direktur Jenderal,

Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, M.Sc

Page 4: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

iii

DAFTAR ISISampe 54

KATA PENGANTAR ........................ I

DAFTAR ISI ........................ III

DAFTAR TABEL ........................ VIII

DAFTAR BAGAN ........................ IX

DAFTAR LAMPIRAN ........................ X

I. PENDAHULUAN ........................ 1

1.1. Latar Belakang ........................ 1

1.2. Tujuan ........................ 4

1.3. Sasaran ........................ 5

1.4. Ruang Lingkup ........................ 5

II. SASARAN DAN KEGIATAN

PEMBANGUNAN PPHP TAHUN 2011

........................ 6

2.1. Arah Pembangunan ........................ 6

2.1.1. Kebijakan Mutu dan Standardisasi ........................ 6

2.1.2. Kebijakan Pemasaran Domestik ....................... 7

2.1.3. Kebijakan Pemasaran Internasional ....................... 8

2.1.4. Kebijakan pengembangan Usaha dan

Investasi

....................... 9

2.1.5. Kebijakan Pengembangan Pengolahan

Hasil Pertanian

....................... 10

2.2. Kegiatan Utama Pembangunan

Pengolahan Pemasaran Hasil Pertanian

....................... 16

III. KARAKTERISTIK KEGIATAN DAN

ANGGARAN

........................ 18

3.1. Karakteristik Umum ........................ 18

3.1.1. Kegiatan Pusat ........................ 18

3.1.2. Kegiatan Dekonsentrasi ........................ 18

3.1.3. Kegiatan Dana Tugas Pembantuan ....................... 20

3.2. Karakteristik Kegiatan ....................... 21

Page 5: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

iv

3.2.1. Alokasi kegiatan ........................ 21

3.2.2. Kegiatan Pengarusutamaan Gender ........................ 22

3.3. Karakteristik Anggaran ........................ 24

3.3.1. Alokasi Anggaran ........................ 24

3.3.2. Struktur Satuan Kerja (Satker) ........................ 25

IV. ADMINISTRASI PROGRAM DAN

ANGGARAN

....................... 26

4.1. Dasar Hukum ....................... 26

4.2. Pengelolaan Anggaran Pembangunan

Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian di Pusat

....................... 28

4.3. Pengorganisasian dan Pengelolaan Dana

Dekonsentrasi

....................... 29

4.4. Pengorganisasian dan Pengelolaan Dana

Tugas Pembantuan

....................... 33

4.5. Kewenangan dan Tanggung jawab

Pengelola Anggaran

........................ 37

4.6. Mekanisme dan Persyaratan Usulan.

Penetapan dan Revisi Pejabat Pengelola

Keuangan

....................... 47

4.7. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) ........................ 50

4.8. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) ........................ 52

4.9. Mekanisme Revisi ........................ 53

V. PENGELOLAAN KEGIATAN ........................ 56

5.1. Dana Dekonsentrasi ....................... 56

5.1.1. Bimbingan Teknis dan Manajemen

Pengolahan Hasil Pertanian

........................ 56

5.1.2. Pertemuan Koordinasi, Sosialisasi

Pengolahan Hasil Pertanian

...................... 57

5.1.3. Peringatan Hasis Susu Nusantara ....................... 58

5.1.4. Penerapan Sistem Jaminan Mutu ....................... 58

5.1.5. Pengembangan SNI ....................... 59

5.1.6. Pengembangan Jabatan Fungsional PMHP ........................ 60

5.1.7. Fasilitasi Harmonisasi Standar Mutu ........................ 61

5.1.8. Pengembangan Laboratorium ........................ 62

5.1.9. Pengembangan OKKPD ....................... 63

Page 6: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

v

5.1.10. Pengembangan Pasar Tani dan

Pertemuan Nasional Pasar Tani

....................... 64

5.1.11. Pengawalan STA dan Pertemuan Nasional

STA

..................... 65

5.1.12. Pengawalan Pasar Ternak dan Pertemuan

Nasional Pasar Ternak

...................... 66

5.1.13. Pengawalan PIP Agribisnis ...................... 66

5.1.14. Pemantauan dan Pengamanan Harga

Gabah dan Beras

..................... 69

5.1.15. Pemantauan Pasar dan harga Komoditas

Strategis

...................... 70

5.1.16. Pembinaan dan Pengawalan Stabilisasi

Harga

..................... 70

5.1.17. Penguatan Jaringan Pemasaran ...................... 70

5.1.18. Akselerasi Eksport Komoditas Pertanian ...................... 71

5.1.19. Akselerasi Eksport Produk Unggulan

Komoditi Hortikultura

...................... 72

5.1.20. Fasilitasi IG ..................... 73

5.1.21. Promosi Luar Negeri ..................... 74

5.1.22. Promosi Dalam Negeri ..................... 75

5.1.23. Kemitraan dan Kewirausahaan ..................... 76

5.1.24. Peningkatan Pelayanan Investasi ..................... 78

5.1.25. Administrasi, Koordinasi dan Pembinaan ...................... 80

5.1.26. Evaluasi Pemantauan dan Pelaporan ...................... 81

5.1.27. Database PPHP ..................... 83

5.1.28. SLPPHP ………………………….. 84

5.1.29. Pengawalan dan Pembinaan LM 3 Tahun

Sebelumnya

...................... 85

5.2. DANA TUGAS PEMBANTUAN DI

PROPINSI

..................... 86

Page 7: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

vi

5.2.1. Kegiatan Mutu Standardisasi ..................... 86

5.2.2. Kegiatan Pemasaran Domestik ..................... 88

5.2.3. Kegiatan Pemasaran Internasional ..................... 90

5.2.4. Pengolahan Hasil Pertanian ...................... 91

5.3. DUKUNGAN DANA BERKAITAN

DENGAN ADMNISTRASI DAN

KEGIATAN PENUNJANG

..................... 101

5.3.1. Honor Operasional Satuan Kerja ..................... 102

5.3.2. Belanja Bahan ...................... 102

5.3.3. Belanja Honor Output Kegiatan ...................... 102

5.3.4. Belanja Barang Non Operasional Lainnya ...................... 103

5.3.5. Belanja Perjalanan lainnya ...................... 103

5.3.6. Belanja Peralatan dan Mesin untuk

diserahkan kepada masyarakat/pemda

...................... 103

5.3.7. Belanja Gedung dan Bangunan untuk

diserahkan kepada masyarakat/pemda

..................... 104

5.3.8. Belanja Barang Penunjang Kegiatan

Dekonsentrasi untuk diserahkan ke

pemda

...................... 104

5.3.9. Belanja Barang Penunjang Tugas

Pembantuan untuk diserahkan kepada

Pemda

..................... 105

5.3.10 Belanja Bantuan Sosial untuk

Pemberdayaan sosial dalam bentuk uang

..................... 105

5.3.11 Lembaga Mandiri yang Mengakar Di

Masyarakat (LM3)

..................... 106

VI. MONITORING, EVALUASI

PENGENDALIAN DAN PELAPORAN

..................... 109

6.1. Pengendalian Kegiatan dan Anggaran ..................... 109

6.1.1. Ditjen PPHP ..................... 111

6.1.2. Dinas Lingkup Pertanian Propinsi dan

Kabupaten / Kota

..................... 112

Page 8: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

vii

6.2. Pengawasan Program, Kegiatan dan

Anggaran

..................... 113

6.3. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan ..................... 115

6.3.1. Pelaporan Hasil Pemantauan dan Laporan

Kinerja Pelaksana Kegiatan

..................... 116

6.3.2. Sistem Akuntansi Instansi (SAK-SABMN) ..................... 117

6.3.3. Penerapan Sanksi Dalam Pelaksanaan

Dana Dekonsentrasi dam Dana TP

....................

119

VII. PENUTUP ..................... 120

Page 9: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

viii

DAFTAR tabel

Tabel 1. Rancangan alokasi kegiatan melalui

pemberdayaan dan pengembangan usaha

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian ....107

Tabel 2. Sisem Akuntansi Keuangan (SAK) ..............................123

Tabel 3. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN).........123

Page 10: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

ix

DAFTAR bagan

Bagan 1. Struktur Organisasi Pengelola Anggaran

Ditjen PPHP Pusat dan UPT Pusat TA 2012.......... 29

Bagan 2. Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Dana Dekonsentrasi Satker Dinas Propinsi TA 2012..................................................... 32

Bagan 3. Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Dana Tugas Pembantuan Satker Propinsi TA 2012........ 35

Bagan 4. Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Tugas Pembantuan Satker Kabupaten/ Kota TA 2012...... 36

Bagan 5. Alur Pelaporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan

Dana APBN Ditjen PPHP......................................... 121 Bagan 6. Kerangka Umum Pelaporan SAI Dana

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.................. 124

Page 11: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

x

DAFTAR lampiran

Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengolahan

Dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………… 121

Lampiran 2. Agenda Pertemuan Direktorat Jenderal

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian……… 122

Page 12: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

1

1.1. LATAR BELAKANG

Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metode

penganggaran yang digunakan adalah metoda tradisional atau item line

budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa

rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang telah

ditentukan, namun lebih dititikberatkan pada kebutuhan untuk

belanja/pengeluaran dan sistem pertanggung jawabannya tidak diperiksa dan

diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efisien atau

tidak. Tolok ukur keberhasilan hanya ditunjukkan dengan adanya

keseimbangan anggaran antara pendapatan dan belanja namun jika anggaran

tersebut defisit atau surplus berarti pelaksanaan anggaran tersebut gagal.

Dalam perkembangannya, muncullah sistematika anggaran kinerja yang

diartikan sebagai suatu bentuk anggaran yang sumber-sumbernya

dihubungkan dengan hasil dari pelayanan.

Anggaran kinerja mencerminkan beberapa hal. Pertama, maksud dan

tujuan permintaan dana. Kedua, biaya dari program-program yang diusulkan

dalam mencapai tujuan ini. Dan yang ketiga, data kuantitatif yang dapat

mengukur pencapaian serta pekerjaan yang dilaksanakan untuk tiap-tiap

program. Penganggaran dengan pendekatan kinerja ini berfokus pada

efisiensi penyelenggaraan suatu aktivitas. Efisiensi itu sendiri adalah

perbandingan antara output dengan input. Suatu aktivitas dikatakan efisien,

apabila output yang dihasilkan lebih besar dengan input yang sama, atau

output yang dihasilkan adalah sama dengan input yang lebih sedikit.

Bab

1

PENDAHULUAN

Page 13: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

2

Anggaran ini tidak hanya didasarkan pada apa yang dibelanjakan saja, seperti

yang terjadi pada sistem anggaran tradisional, tetapi juga didasarkan pada

tujuan/rencana tertentu yang pelaksanaannya perlu disusun atau didukung

oleh suatu anggaran biaya yang cukup dan penggunaan biaya tersebut harus

efisien dan efektif.

Berbeda dengan penganggaran dengan pendekatan tradisional,

penganggaran dengan pendekatan kinerja ini disusun dengan orientasi

output. Jadi, apabila kita menyusun anggaran dengan pendekatan kinerja,

maka mindset kita harus fokus pada "apa yang ingin dicapai". Kalau fokus ke

"output", berarti pemikiran tentang "tujuan" kegiatan harus sudah tercakup di

setiap langkah ketika menyusun anggaran. Sistem ini menitikberatkan pada

segi penatalaksanaan sehingga selain efisiensi penggunaan dana juga hasil

kerjanya diperiksa. Jadi, tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah

performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran dengan

menggunakan dana secara efisien. Dengan membangun suatu sistem

penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan

anggaran tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia

dengan hasil yang diharapkan. Sistem penganggaran seperti ini disebut juga dengan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK).

Siklus anggaran adalah masa atau jangka waktu mulai saat anggaran

disusun sampai dengan saat perhitungan anggaran disahkan dengan undang-

undang. Siklus anggaran berbeda dengan tahun anggaran. Tahun anggaran

adalah masa satu tahun untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan

anggaran atau waktu di mana anggaran tersebut dipertanggungjawabkan.

Jelaslah, bahwa siklus anggaran bisa mencakup tahun anggaran atau

Page 14: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

3

melebihi tahun anggaran karena pada dasarnya, berakhirnya suatu siklus

anggaran diakhiri dengan perhitungan anggaran yang disahkan oleh undang-

undang. Siklus anggaran terdiri dari beberapa tahap (fase) yaitu :

1. Tahap penyusunan anggaran

2. Tahap pengesahan anggaran

3. Tahap pelaksanaan anggaran

4. Tahap pegawasan peaksanaan anggaran

5. Tahap pengesahan perhitungan anggaran

Untuk dapat menyusun anggaran berbasis kinerja terlebih dahulu

harus disusun perencanaan strategik (renstra). penyusunan renstra dilakukan

secara obyektif dan melibatkan seluruh komponen yang ada di dalam

pemerintahan dan masyarakat. agar sistem dapat berjalan dengan baik perlu

ditetapkan beberapa hal yang sangat menentukan yaitu standar harga, tolok

ukur kinerja dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan berdasarkan

peraturan perundang undangan, pengukuran kinerja (tolok ukur) digunakan

untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/ program/

kebijakan sesuai dengan sasaran dan tugas yang telah ditetapkan dalam

rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah. salah satu aspek yang

diukur dalam penilaian kinerja pemerintah daerah adalah aspek keuangan

berupa ABK untuk melakukan suatu pengukuran kinerja perlu ditetapkan

indikator-indikator terlebih dahulu antara lain indikator masukan (input) berupa

dana, sumber daya manusia dan metode kerja. agar input dapat

diinformasikan dengan akurat dalam suatu anggaran, maka perlu dilakukan

penilaian terhadap kewajarannya. dalam menilai kewajaran input dengan

keluaran (output) yang dihasilkan, peran Analisa Standar Biaya (ASB) sangat

diperlukan. ASB adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang

digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.

1.2. TUJUAN

Page 15: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

4

Tujuan yang ingin dicapai dari Pedum yaitu :

1. Menjadi acuan dalam pengelolaan anggaran baik di pusat maupun

daerah.

2. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan dalam merencanakan

anggaran kinerja pembangunan pertanian.

3. Sebagai acuan dalam perencanaan program dan penyusunan

anggaran terpadu berbasis kinerja pembangunan pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian.

Selanjutnya masing-masing satker diharapkan dapat menindaklanjuti

dengan menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian khusus untuk satker

masing-masing secara lebih spesifik dan rinci termasuk tata cara pencairan

anggaran.

1.3. SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai dari diterbitkannya Pedoman Umum ini

adalah:

1. Tersusunnya perencanaan kegiatan dan anggaran kinerja

pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian sebagai

implemantasi kebijakan program pembangunan pertanian

2. Tercapainya evaluasi kinerja dalam pelaksanaan kegiatan baik pusat

dan daerah.

3. Tercapainya efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas pelaksanaan

program, kegiatan dan anggaran pembangunan pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian di semua jenjang pelaksanaan.

Page 16: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

5

4. Tercapainya output dan outcome tepat dan terukur yang dihasilkan

sesuai dengan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.

1.4. RUANG LINGKUP Ruang lingkup substansi Pedoman Umum Pelaksanaan Program dan

Anggaran Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian meliputi:

1. Pengorganiasian anggaran kinerja pembangunan pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian tahun 2012

2. Sistem anggaran terpadu berbasis kinerja

3. Tata hubungan kegiatan operasional angaran kinerja pengolahan

dan pemasaran hasil pertanian tahun 2012

4. Perencanaan anggaran kinerja pembangunan pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian

Page 17: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

6

2.1. ARAH PEMBANGUNAN PPHP

2.1.1. Kebijakan Mutu dan Standardisasi Dalam perdagangan komoditas pangan hasil pertanian di era pasar

global ini, aspek keamanan pangan dan mutu produk merupakan salah satu

syarat yang harus dipenuhi untuk dapat memenangkan persaingan. Sistem

keamanan pangan dan mutu terpadu produk pangan hasil pertanian harus

sudah mulai diterapkan sejak awal sehingga pada akhir periode diharapkan

sudah berjalan dengan baik. Karena di era pasar bebas ini industri pangan

Indonesia mau tidak mau sudah harus mampu bersaing dengan masuknya

produk industri pangan negara lain yang telah mapan dalam sistem

manajemen mutunya.

Sistem standardisasi mutu merupakan bagian yang tak dapat

dipisahkan dari pembinaan mutu hasil pertanian sejak proses produksi sampai

bahan baku hingga produk di tangan konsumen. Penerapan sistem

standarsasi secara optimal sebagai alat pembinaan mutu hasil pertanian

bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi maupun produktivitas

di bidang pertanian yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing dan

mendorong kelancaran pemasaran komoditi pangan serta mendorong

berkembangnya investasi di sektor pertanian.

Kebijakan mutu dan standardisasi yang dilaksanakan adalah: (1) Pengembangan standardisasi sarana dan hasil pertanian

Pengembangan SNI

Regulasi wajib SNI

Bab

2 sasaran dan kegiatan

pembangunan pphp tahun 2012

Page 18: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

7

Sistem Kontrol Internal (SKI) dan ICS

Sertifikasi sistem mutu dan keamanan pangan

Kerjasama dan Harmonisasi Standar

(2) Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan. Pengawasan

mutu produk pertanian (keamanan pangan dan produk organik) serta

pengoptimalan kinerja Otoritas Kompeten Keamanan Pangan

Pusat/Daerah (OKKP-P / OKKP-D)

(3) Pengembangan sistem uji mutu alsintan

(4) Pembinaan kelembagaan penilai kesesuaian terhadap mutu (lab,

lembaga sertifikasi)

2.1.2. Kebijakan Pemasaran Domestik

Pengembangan pemasaran dalam negeri diarahkan bagi terciptanya

mekanisme pasar yang berkeadilan, sistem pemasaran yang efisien dan

efektif, meningkatnya posisi tawar petani, serta meningkatnya pangsa pasar

produk lokal di pasar domestik, dan meningkatnya konsumsi terhadap produk

pertanian Indonesia, serta terpantaunya harga komoditas hasil pertanian di

seluruh provinsi.

Untuk mencapai hal tersebut maka kebijakan yang dilaksanakan

adalah:

(1) Pengembangan jaringan pemasaran domestik,

(2) Pengembangan sarana dan kelembagaan pasar,

(3) Kebijakan pemantauan pasar dan stabilisasi harga

(4) Pengembangan pelayanan informasi pasar.

2.1.3. Kebijakan Pemasaran Internasional

Page 19: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

8

Pengembangan pemasaran internasional dimaksudkan untuk

percepatan peningkatan ekspor hasil pertanian, baik dalam bentuk segar

maupun olahan, sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar produk lokal di

pasar internasional dan sekaligus meningkatkan perolehan devisa negara.

Disamping itu, pengembangan pemasaran internasional juga dimaksudkan

untuk melindungi produk pertanian dalam negeri.

Untuk mencapai hal tersebut maka kebijakan pemasaran internasional

yang dilaksanakan adalah:

(1) Pengembangan kerjasama pemasaran internasional

(2) Pengembangan analisa pasar, Market Intelligent dan perluasan

pasar internasional,

(3) Peningkatan citra produk unggulan ekspor misalnya CPO

(4) Pengembangan kebijakan proteksi komoditas dan produk pertanian

2.1.4. Kebijakan Pengembangan Usaha dan Investasi

Kebijakan pengembangan usaha tani yang semula berorientasi

produksi diarahkan kepada penerapan konsep pengembangan usaha

agribisnis yang utuh yaitu usaha tani yang terpadu antara agroinput (hulu)

kegiatan produksi (on farm) dan pengolahan (processing) serta pemasaran

dengan berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan di samping produksi.

Dengan perkataan lain bahwa bahwa wujud pengembangan usaha yang dituju

adalah berkembangnya agroindustri perdesaan yang berdaya saing.

Page 20: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

9

Pengembangan agroindustri perdesaan dimaksudkan agar nilai tambah atau

profit centre berada pada petani dan perdesaan.

Strategi dalam penembangan usaha dan investasi (PUI) ialah dengan

memperkuat 4 (empat) pilar agribisis yaitu : 1) Sumber daya (khususnya

SDM dan Kelembagaan Usaha), 2) Teknologi, 3) Permodalan dan 4) Pasar.

Untuk itu dilaksanakan program-program kegiatan (Rencana Aksi) PUI yaitu:

1) Pengembangan Kelembagaan, Kemitraandan Kewirausahaan serta akses

permodalan; 2) Pengembangan Promosi dan Layanan Investasi; serta 3)

Promosi Dalam Negeri dan Luar Negeri.

Adapun basis pembinaan/ pengembangan usaha adalah Kelompok

tani / Gabungan Kelompok Tani atau Koperasi Agribisnis pada Kawasan /

Sentra Produksi yang selanjutnya ditrasformaskan sebagai suatu Kawasan

Pembangunan Ekonomi Masyarakat Berbasis Agribisnis / Agroindustri

(Kapemba)

No Tolok ukur Kawasan / Sentra Produksi KAPEMBA

1. Target/Sasaran Luas lahan / UPH/promosi produk tertentu

Tingkat kesejahteraan (pendapat) petani

2. Input / Kegiatan Fokus kepada upaya-upaya untuk mencapai tingkat produksi yang diharapkan

Fokus kepada kegiatan untuk memaksimalkan nilai tambah yang dinikmati oleh petani, baik on farm maupun off farm

3. Unit manajemen Tidak harus memperhatikan skala ekonomi

Harus memperhatikan skala ekonomi (dalam satu kesatuan manajemen)

4. Peran Petani Sebagai Produsen Sebagai produsen dan pemasok 5. Stakeholder Hanya yang terkait dengan

produksi Tidak hanya terbatas pada yang terkait dengan produksi

6. Tanggung Jawab Satu sektor tertentu Multi sektor

Page 21: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

10

2.1.5. Kebijakan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian

Dalam upaya pengembangan pengolahan hasil pertanian, dengan

karakteristik usaha yang berskala kecil dengan berbagai keterbatasannya,

memerlukan kebijakan pengembangan yang memiliki keunggulan. Salah satu

pendekatan terintegrasi yang dipandang sesuai, adalah pendekatan kelompok

yang memiliki jaringan usaha yang terkait. Pendekatan pengembangan

aktifitas usaha pengolahan secara berkelompok dalam kegiatan usaha yang

sejenis, tentunya dapat meningkatkan kapasitas serta dayasaing usaha, yang

kemudian dapat dikembangkan beberapa usaha yang cakupannya berbeda

tetapi masih saling terkait menjadi bentuk klaster (inti dan plasma).

Keunggulan pola klaster ini, mengacu pada argumentasi bahwa sulit bagi

usaha berskala kecil secara individual untuk bersaing dengan usaha berskala

besar dalam suatu aktifitas usaha yang sama (economic of scale).

Pengembangan suatu usaha dengan pendekatan klaster, dimana

kelompok usaha yang saling terakit dari berbagai jenis usaha dan beroperasi

dalam wilayah yang saling berdekatan, terbukti memiliki kemampuan untuk

tumbuh dan berkembang. Usaha pengolahan yang berbasis klaster di

beberapa negara, menunjukkan kemampuannya secara berkesinambungan

untuk mampu menembus pasar ekspor, menghasilkan nilai tambah yang

memadai, mampu menyerap tenaga kerja dan sangat responsif terhadap

pemanfaatan inovasi teknologi.

Dengan demikian, pengembangan agroindustri perdesaan, dengan

karakter dan kondisi yang ada, pola pengembangan klaster (inti plasma)

merupakan pilihan yang tepat, karena pelaku usaha pengolahan dapat

meningkatkan aksesibilitasnya terhadap sumberdaya produktif, meningkatkan

kapasitas produksi, meningkatkan akses pasar dan efisiensi usaha sebagai

dampak dari aktifitas usaha yang saling bersinergi.

Page 22: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

11

Secara teknis usaha agroindustri terpadu adalah unit usaha yang telah

memperhatikan dan mengembangkan aspek-aspek penyiapan bahan baku

yang bermutu, menerapkan prinsip-prinsip GAP, GHP, dan Good

Manufacturing Practices (GMP), menerapkan sistem jaminan keamanan dan

mutu hasil pertanian khususnya pangan, serta telah memanfaatkan dan

mengelola limbah dengan baik (zero waste). Usaha Agroindustri tersebut

merupakan industri pengolahan hasil pertanian skala kecil-menengah dan

skala rumah tangga yang pada umumnya berada dan dimiliki warga di

perdesaan yang bergerak dalam usaha pengolahan makanan minuman,

biofarmaka, bioenergy, dan pengolahan hasil samping. Agroindustri terpadu

ini dikembangkan dengan tujuan: (a) Meningkatkan nilai tambah hasil panen

di pedesaan, baik untuk konsumsi langsung, maupun untuk bahan baku

agroindustri lanjutan; (b) Memberikan jaminan mutu dan harga sehingga

tercapai efisiensi agribisnis; (c) Mengembangkan diversifikasi produk sebagai

upaya penanggulangan kelebihan produksi atau kelangkaan permintaan pada

periode tertentu; (d) Sebagai wahana pengenalan, penguasaan, pemanfaatan

teknologi tepat guna dan sekaligus sebagai wahana peran serta masyarakat

pedesaan dalam sistem agribisnis, dan (e) menjaga kelestarian

lingkungan.

Kebijakan pengembangan pengolahan hasil pertanian yang

dilaksanakan adalah:

(1). Peningkatan nilai tambah melalui agroindustri pedesaan

Untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk olahan yang

dihasilkan maka dilakukan pengembangan agroindustri perdesaan

berbasis komoditas ungulan setempat. Agroindustri pedesaan pada

hakikatnya adalah membangun ekonomi kerakyatan di tingkat desa untuk

Page 23: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

12

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui peningkatan

nilai tambah dan daya saing produk olahan yang dihasilkan.

Pengembangan agroindustri pedesaan akan menumbuhkan dan

mengembangkan usaha yang menyerap, melibatkan masyarakat

pedesaan yang diupayakan untuk melaksanakan usaha pengolahan

dengan menggunakan kaidah pengolahan hasil pertanian yang baik dan

benar.

Karakteristik komoditas yang dikembangkan yaitu komoditas yang laku

dijual dan memiliki nilai ekonomi serta nilai tambah, cocok diusahakan di

wilayahnya baik dari aspek teknis, ekonomi, sosial dan kelestarian

lingkungan.

(2). Peningkatan inovasi dan diseminasi teknologi pengolahan

Inovasi dan diseminasi teknologi pengolahan mutlak harus dilakukan

untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekpor produk olahan

hasil pertanian. Untuk itu maka perlu upaya-upaya:

a. Intensifikasi kerjasama dan koordinasi dengan sumber-sumber

inovasi teknologi seperti lembaga riset, perguruan tinggi dan bengkel-

bengkel swasta pembuat alat mesin pengolahan dalam rangka

pengembangan dan diseminasi teknologi tepat guna;

b. Innisiasi dan advokasi sistem sertifikasi dan apresiasi (penghargaan)

terhadap inovasi teknologi yang dilakukan oleh masyarakat;

c. Reformasi model penerapan teknologi dan sarana pengolahan hasil

pertanian sarana pengolahan yang ramah lingkungan dan

d. Apresiasi para pelaku usaha dengan penerapan teknologi tepat

guna.

Page 24: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

13

(3). Peningakatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian melalui

optimaslisasi dan mordeninsasi sarana pengolahan

Salah satu kunci terpenting dalam rangka meningkatkan daya saing

produk olahan hasil pertanian adalah efisiensi dalam proses

pengolahan. Tingkat efisiensi pengolahan dengan sendirinya akan

berpengaruh terhadap harga dari setiap produk yang dihasilkan.

Kebijakan dalam rangka meningkatkan efisiensi pengolahan hasil

pertanian di antaranya adalah:

a. Optimalisasi, revitalisasi dan modernisasi teknologi dan sarana/

prasarana usaha pengolahan hasil pertanian;

b. Mendorong berkembangnya bengkel alat mesin (alsin) pengolahan

hasil pertanian;

c. Mengembangkan sarana yang mendukung pengembangan produk

olahan sesuai dengan potensi pasar;

d. Menerapkan sistem jaminan mutu, termasuk penerapan GMP

dalam setiap aspek pengolahan sebagai syarat (pre-requisite)

dalam penerapan sistem jaminan mutu;

e. Mengembangkan kelembagaan pengelolaan sarana pengolahan

yang dikelola secara profesional oleh kelompok tani di sentra

produksi, dan

f. Mengembangkan sistem dan proses pengolahan yang efisien yang

berbasis pada pemanfaatan sarana yang efektif dan berbahan baku

lokal.

(4). Peningkatan kemampuan dan memberdayakan SDM pengolahan dan

penguatan lembaga usaha pengolahan hasil di tingkat petani

Page 25: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

14

Salah satu permasalahan yang mendasar dalam memajukan usaha

pengolahan hasil pertanian di tanah air adalah masih lemahnya

kemampuan sumber daya manusia, kelembagaan usaha, dan sumber

permodalan. Hal tersebut disebabkan oleh pembinaan SDM pertanian

selama ini lebih difokuskan kepada upaya peningkatan produksi

(budidaya) pertanian. Sedangkan pembinaan sumberdaya manusia

pertanian untuk pengolahan hasil pertanian masih kurang (termasuk

sumber permodalan). Hal ini menyebabkan produktivitas dan daya saing

usaha agribisnis masih sangat lemah. Adapun beberapa kebijakan

operasional terkait dengan strategi tersebut adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan, pendampingan dalam upaya transfer

teknologi (knowledgement), di bidang pengolahan hasil pertanian

dengan fokus komoditas yang diunggulkan;

b. Mengembangkan kelembagaan usaha pelayanan pengolahan hasil

pertanian yang langsung dikelola oleh petani/kelompok tani;

c. Mengembangkan kerjasama usaha pengolahan hasil pertanian baik

horizontal maupun vertikal secara lebih terintegrasi dengan

berbagai ragam skala usaha;

d. Memfasilitasi pelayanan dan informasi dalam kerjasama teknis di

bidang usaha pengolahan hasil pertanian antar pelaku usaha

pengolahan hasil pertanian.

(5). Peningkatan upaya pengelolaan lingkungan

Pada proses pengolahan seringkali limbahnya menimbulkan dampak

lingkungan yang perlu dikelola secara baik. Dampak lingkungan yang

ditimbulkan dapat berupa polusi suara, udara, air dan limbah lainnya.

Dalam kerangka pengelolaan lingkungan usaha pengolahan, maka

kebijakan yang ditempuh mengupayakan peningktan penerapan GMP

Page 26: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

15

pada skala usaha kecil-mengengah dan IRT dan mengembangkan

sistem pengelolaan lingkungan pada usaha pengolahan hasil pertanian

2.2 KEGIATAN UTAMA PEMBANGUNAN PENGOLAHAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

Kegiatan pembangunan PPHP tahun 2012 merupakan bagian dari program

dan kegiatan utama Kementerian Pertanian, sehingga dituangkan ke dalam

kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dengan tujuan sebagai

berikut:

Peningkatan Nilai Tambah; upaya ini difokuskan pada dua hal yakni

perbaikan mutu produk dan jumlah olahan produk pertanian untuk mendukung

peningkatan daya saing dan ekspor. Peningkatan kualitas produk pertanian

(bahan mentah dan olahan) diukur dari peningkatan jumlah produk pertanian

yang mendapat sertifikat jaminan mutu. Pada akhir tahun 2014 diharapkan

semua produk pertanian organik, kakao fermentasi, bahan olah karet (bokar)

sudah tersertifikasi dengan pemberlakuan sertifikasi wajib. Peningkatan

jumlah olahan diukur dari rasio produk bahan mentah dan olahan. Saat ini 80

% produk pertanian diperdagangkan dalam bentuk bahan mentah dan 20 %

dalam bentuk olahan. Pada akhir tahun 2014 ditargetkan bahwa 50 % produk

pertanian diperdagangkan dalam bentuk olahan.

Peningkatan Daya Saing; upaya ini akan difokuskan pada pengembangan

produk berbasis sumberdaya lokal yang (1) dapat meningkatkan pemenuhan

permintaan konsumsi dalam negeri; dan (2) dapat mengurangi

ketergantungan impor (substitusi impor). Indikator keberhasilannya adalah

besarnya pangsa pasar (market share) di pasar dalam negeri dan penurunan

net impor. Upaya peningkatan daya saing akan difokuskan pada peningkatan

produksi susu yang selama ini impornya mencapai 73% untuk memenuhi

Page 27: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

16

kebutuhan domestik. Untuk mengurangi besarnya impor gandum/terigu yang

mencapai 6,7 juta ton per tahun akan dikembangkan aneka tepung berbasis

sumberdaya lokal, yang ditargetkan pada akhir 2014 sudah bisa mensubstitusi

20 % impor gandum/terigu. Untuk kakao, ditargetkan pada akhir 2014

kebutuhan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri bisa

dipenuhi semua dari produksi dalam negeri.

Peningkatan Ekspor; upaya ini akan difokuskan pada pengembangan

produk yang punya daya saing di pasar internasional, baik segar maupun

olahan, yang kebutuhan di pasar dalam negeri sudah tercukupi. Indikatornya

adalah pertumbuhan volume ekspor.

Page 28: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

17

3.1 KARAKTERISTIK UMUM

Karakteristik kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian baik

yang berada di pusat maupun yang berada di daerah seperti yang

ditampilkan berikut ini.

3.1.1. Kegiatan Pusat

a. Pengembangan Kebijakan

b. Koordinasi Perencanaan dan Pelaksanaan Program / Kegiatan

c. Pembinaan & Pengawalan Teknis

d. Pelayanan teknis/bisnis

e. Pengembangan Data Base dan Sistem Informasi

f. Public awareness/ promosi produk dan investasi di sektor

pertanian

g. Monitoring Evaluasi dan Pelaporan

3.1.2. Kegiatan Dekonsentrasi

a. Pengembangan Mutu dan Standardisasi

- Penerapan Sistem Jaminan Mutu

- Pengembangan SNI

- Pengembangan Jabfung PMHP

- Fasilitasi Harmonisasi Standar Mutu

- Pengembangan Laboratorium

- Pengembangan OKKPD

b. Pengembangan Pemasaran Domestik

Bab

3 KARAKTERISTIK KEGIATAN DAN

ANGGARAN

Page 29: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

18

- Pengawalan dan Pertemuan Pasar Tani

- Pengawalan dan Pertemuan Nasional STA

- Pengawalan dan Pertemuan Nasional Pasar Ternak

- Pengembangan PIP Agribisnis

- Pemantauan dan Pengamanan Harga Gabah dan Beras

- Pemantauan Pasar dan Harga Komoditas Strategis

- Pembinaan dan Pengawalan Stabilisasi Harga

- Penguatan Jaringan Pemasaran Produk Pertanian

c. Pengembangan Pemasaran Internasional

- Akselerasi Ekspor Komoditas Pertanian

- Akselerasi Ekspor Produk Unggulan Komoditas Hortikultura ke

Singapura

d. Pengembangan Usaha dan Investasi

- Pembinaan Kemitraan dan Kewirausahaan

- Peningkatan Pelayanan Investasi

- Promosi Dalam Negeri

- Promosi Luar Negeri

- Fasilitasi Indikasi Geografis

- Pengembangan Kawasan Pembangunan Ekonomi Masyarakat

Berbasis Agribisnis (KAPEMBA) dan Agrowisata

e. Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian

- Bimbingan Teknis dan Manajemen Pengolahan Hasil Pertanian

- Pertemuan Koordinasi, Sosialisasi Pengolahan Hasil Pertanian

- Peringatan Hasi Susu Nusantara

3.1.3. Kegiatan Dana Tugas Pembantuan

Page 30: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

19

a. Pengembangan Mutu Kakao Fermentasi

b. Pengembangan Mutu Kopi

c. Revitalisasi Pasar Ternak

d. Oprimalisasi Sub Terminal Agribisnis

e. Pengembangan Jaringan Pemasaran

f. Pengembangan Grading Packaging

g. Akselerasi Ekspor Komoditi Pertanian

h. Revitalisasi Penggilingan Padi

i. Pengembangan Agroindustri Aneka Tepung

j. Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan

k. Pengembangan Pengolahan Jagung

l. Pengembangan Agroindustri Hortikultura

m. Pengembangan Agroindustri Biofarmaka

n. Pengembangan Agroindustri Perkebunan

o. Pengembangan Bokar Bersih

p. Pengembangan Agroindustri Peternakan (Susu)

q. Pengembangan Agroindustri Peternakan (Daging)

r. Pengembangan Pengolahan Pakan Ternak

s. Pengembangan Pengolahan Limbah Hasil Ternak (Kompos dan

Biogas)

3.2. KARAKTERISTIK KEGIATAN 3.2.1. Alokasi Kegiatan

Dana Dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang dari

pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat. Pendanaan

dalam rangka dekonsentrasi dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat non

fisik yaitu antara lain : sinkronisasi, koordinasi, fasilitasi, bimbingan teknis,

pelatihan, penyuluhan, pembinaan, pengawasan serta pengendalian.

Page 31: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

20

Dana Tugas Pembantuan (TP) merupakan penugasan dari pemerintah

pusat kepada daerah dan atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban

melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan kepada yang

menugaskan. Pendanaan dalam rangka TP dialokasikan untuk kegiatan

bersifat fisik yaitu anatara lain : pengadaan tanah, bangunan, peralatan dan

mesin serta kegiatan fisik lainnya.

Dalam rangka mendukung pencapaianan WTP (Wajar Tanpa

Pengecualian) pengadaan barang yang dialokasikan kepada masyarakat

dengan menggunakan Belanja Pemberdayaan Sosial (573111) yang

digunakan untuk Belanja Bantuan Sosial untuk Pemberdayaan Sosial Dalam

Bentuk Uang untuk komponen Mutu Standardisasi dan Pengolahan Hasil

Pertanian.

Untuk kegiatan lain pada Kegiatan Pemasaran Domestik dan Pemasaran

Internasional menggunakan Belanja Gedung dan Bangunan untuk di serahkan

kepada Masyarakat / Pemda (526113). Pengadaan aset tetap dengan belanja

barang penunjang Dekon / TP tersebut selanjutnya akan diproses Berita

Acara penyerahan aset kepada Pemda yang selanjutnya diserahkan kepada

SDPD / Dinas, paling lambat 6 bulan setelah pengadaan. Apabila barang

tersebut setelah 6 bulan dari pengadaannya belum diserahkan kepada SPD

dengan Berita Acara, maka barang tersebut diklasifikasikan menjadi aset

tetap.

3.2.2. Kegiatan Pengarusutamaan Gender

Pada umumnya, usaha pengolahan produk pertanian skala rumah

tangga maupun skala kecil merupakan unit usaha yang dikelola oleh

perempuan dengan dibantu oleh anggota keluarga baik suami maupun anak-

Page 32: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

21

anak. Untuk memudahkan didalam pembinaannya, usaha – usaha tersebut

dikelola secara grup atau kelompok. Oleh karena itu, keberhasilan program

industrialisasi pedesaan sangat tergantung pada keberhasilan usaha

pengolahan yang dikelola perempuan beserta anggota keluarganya di

perdesaan. Dengan demikian, implementasi program yang blind gender (buta

gender) atau tidak memperhatikan siapa pelaku pembangunan tersebut

akan berakhir pada kegagalan atau tidak berkelanjutan. Dengan demikian,

issu gender menjadi issu penting yang harus diperhatikan didalam

merencanakan suatu program pembangunan usaha pengolahan maupun

pemasaran hasil pertanian (indutrialisasi pedesaan).

Sesuai dengan amanat Inpres No 9/2000, konsep setara dan adil

gender harus benar-benar menjadi pegangan dalam setiap tahapan kegiatan

di Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Dimana setara berarti

seimbang relasi antara laki-laki dan perempuan (dan orang lanjut usia, anak-

anak di bawah umur, orangorang dengan kebisaan berbeda/difable, serta

orang-orang yang tidak mampu secara ekonomi) dalam aspek egaliter,

kemampuan memadai yang meliputi Knowledge Attitude Practise, pengakuan

terhadap eksistensi, ruang partisipasi, pengambilan peran dan fungsi secara

proporsional dalam proses pembangunan secara utuh menyeluruh baik dari

pemanfaatan hasil, pelaksanaan, pemeliharaan, pengawasan, penyusunan,

evaluasi maupun perencanaan pembangunan di bidang Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian.

Proses pengarusutamaan gender memerlukan data terpilah antara

perempuan dan laki-laki, serta kemampuan analisis gender sehingga

menghasilkan sebuah perencanaan pembangunan serta anggaran yang

responsif gender.

Page 33: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

22

Dengan melaksanakan analisis gender, kita dapat mengetahui apakah

perempuan dan laki-laki dapat memperoleh akses partisipasi, pengambilan

keputusan, kontrol dan manfaat yang sama atau tidak dalam kegiatan usaha

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Dengan mengetahui hal-hal itu,

maka kegiatan perencanaan, penyusunan anggaran, pelaksanaan kegiatan,

pemantauan dan evaluasi program terkait pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian yang responsif gender dapat dilakukan secara efektif.

3.3. KARAKTERISTIK ANGGARAN 3.3.1. Alokasi Anggaran

Dana APBN yang dialokasikan untuk pembangunan Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian tahun anggaran 2012, sebesar

Rp. 519.623.100.000,- yang terdiri atas anggaran di Pusat sebesar

Rp. 155.091.350.000,- dan UPT Balai Pengujian Mutu Alsintan sebesar

Rp. 4.487.144.000,-. Dana di daerah sebesar Rp. 364.531.750.000,- yang

terdiri dari dana Dekonsentrasi di propinsi sebesar Rp. 125.527.250.000,-

dana Tugas Pembantuan di Propinsi sebesar Rp. 222.200.000.000,-

sedangkan untuk Dana Tugas Pembantuan di Kabupaten/ kota sejumlah

Rp. 16.804.500.000,-

Dukungan anggaran Ditjen PPHP untuk sektor Tanaman Pangan di

daerah sebesar Rp. 54.350.000.000; Hortikultura sebesar

Rp. 39.575.800.000; Perkebunan sebesar Rp. 73.450.000.000; dan

Peternakan sebesar Rp. 61.650.000.000. Anggaran yang dialokasikan untuk

pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian hanya bersifat

stimulan (pemacu dan pemicu) dan penguatan modal kepada kelompok

sasaran. Hal ini diharapkan akan terbangun jaringan dan sharing serta

partisipasi dari para pelaku usaha serta pemerintah daerah setempat melalui

Page 34: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

23

APBD Prop/ Kab/ Kota maupun dari pihak swasta dan dari instansi terkait

diluar Kementerian Pertanian.

3.3. 2. Struktur Satuan Kerja (Satker) Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian di Pusat dan

Propinsi (Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) serta dana Tugas

Pembantuan di Kabupaten/Kota merupakan Satker Ditjen PPHP tersendiri.

a. Satuan Kerja Pusat

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

mempunyai 2 satker di pusat yaitu :

(1) Satker Direktorat Jenderal Pengolahan Pemasaran Hasil Pertanian.

(2) Satker UPT Balai Pengujian Mutu Alat dan Mesin Pertanian

b. Satuan Kerja Propinsi

Jumlah satker dana Dekonsentrasi di Propinsi tahun 2012 adalah

sebanyak 80 Satker yang berada di dinas lingkup Pertanian Propinsi

(Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Peternakan dan

Perkebunan) di 33 propinsi. Sedangkan Satker untuk dana tugas

pembantuan di propinsi berjumlah 89 satker di Propinsi.

c. Satuan Kerja Kabupaten / Kota

Jumlah satker dana Tugas Pembantuan di Kabupaten / Kota untuk

kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian tahun 2012 adalah

sebanyak 12 satker yang berada di dinas lingkup pertanian (Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura, Peternakan dan Perkebunan).

Page 35: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

24

4.1. DASAR HUKUM

Pola pengorganisasian kegiatan dan anggaran merupakan salah satu

penentu arah kinerja pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian. Dengan adanya penataan dan pengelolaan organisasi yang tepat

dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, maka akan memberikan dampak

positif terhadap keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan. Tingkatan

mekanisme kontrol sekaligus pembinaan terhadap implementasi kegiatan

berdasarkan program dan anggaran kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kementerian Pertanian bertanggung jawab atas keberhasilan program

dan anggaran kinerja pembangunan secara nasional. Menteri pertanian

sebagai pengguna anggaran/barang dalam menjalankan tugasnya

dibantu Sekjen/Irjen/Dirjen/Kepala Badan sebagai Kuasa Pengguna

Anggaran, yang dalam melaksanakan tugas operasionalnya dibantu

oleh Karo/ Direktur/ Sesditjen/ Sesba/ Kapus/ Inspektur dan Pejabat

Pembuat Komitmen. Dalam hal pengendalian dan evaluasi dilakukan

secara terpadu dibawah kendali Kuasa Pengguna Anggaran.

b. Gubernur bertanggungjawab terhadap keberhasilan program dan

anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan untuk pembangunan

pertanian di provinsi yang dipimpinnya. Dalam melaksanakan tugas

operasional, Gubernur dibantu oleh Kepala Dinas / Badan lingkup

pertanian provinsi sebagai Kuasa Pengguna Anggaran, dan secara

teknis bertanggung jawab atas keberhasilan pembangunan pertanian

yang dikelolanya. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas lingkup

Bab

4 ADMINISTRASI PROGRAM DAN ANGGARAN

Page 36: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

25

pertanian provinsi dibantu oleh Bendahara, Pejabat Pembuat Komitmen,

serta Pejabat Penguji Tagihan/ Penandatangan SPM, Pengendalian

dan evaluasi dilakukan secara bersama dibawah kendali Kepala Dinas /

Badan lingkup pertanian provinsi.

c. Bupati/Walikota bertanggungjawab terhadap keberhasilan kegiatan dan

anggaran tugas pembantuan untuk pembangunan pertanian di

kabupaten/kota yang dipimpinnya. Dalam melaksanakan tugas

operasional, Bupati/Walikota dibantu oleh Kepala Dinas/Badan lingkup

pertanian kabupaten/kota sebagai Kuasa Pengguna Anggaran yang

secara teknis bertanggung jawab atas keberhasilan pembangunan

pertanian yang dikelolanya. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala

Dinas lingkup pertanian Kabupaten /Kota dibantu oleh Bendahara, serta

eselon 3 atau pejabat yang mempunyai kompetensi di lingkup

instansinya sebagai Pejabat Pembuat Komitmen serta Pejabat Penguji

Tagihan/Penandatangan SPM. Pengendalian dan evaluasi dilakukan

secara bersama dibawah kendali Kepala Dinas / Badan lingkup

pertanian kabupaten / kota.

4.2. PENGELOLAAN ANGGARAN PEMBANGUNAN PENGOLAHAN DAN

PEMASARAN HASIL PERTANIAN DI PUSAT

Pengelolaan anggaran Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian di pusat dengan menggunakan pengorganisasian anggaran seperti

pada Bagan 1.

Dalam rangka pengelolaan anggaran pembangunan pertanian di pusat

dan Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPT Pusat), Menteri Pertanian selaku

pengguna anggaran menetapkan/mengangkat Kuasa Pengguna Anggaran

Page 37: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

26

(KPA), Bendahara, serta Pejabat Penguji dan Pejabat SPM. Untuk

memperlancar pelaksanaan kegiatan, apabila diperlukan Menteri atau KPA

dapat mengangkat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Selanjutnya untuk

memperlancar pengelolaan administrasi keuangan oleh PPK dan membantu

kelancaran tugas bendahara, maka KPA dapat mengangkat Pemegang Uang

Muka (PUM).

Bagan 1. Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Ditjen Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian Pusat dan UPT Pusat T.A. 2012

Belanja Belanja

Bendahara Pengeluaran

Verifi kator

Pembu kuan

Kasir

Bendahara Penerimaan

Laporan Keuangan Sistem Akuntansi

Instansi

KUASA PENGGUNA ANGGARAN / BARANG

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

P U M

Verifikasi dokumen

Input Dok./ Penerbit SPM

P U M

PENANGGUNG JAWAB SATUAN PELAKSANA.

Adminis trasi

PEJABAT PENGUJI & PENERBIT SPM

Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN) Penerbit SP2D

P U M

Rekonsiliasi

Page 38: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

27

4.3. PENGORGANISASIAN DAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat

kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah pusat. Dana Dekonsentrasi

adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur

sebagai wakil pemerintah pusat yang mencakup semua penerimaan dan

pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana

yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Kegiatan

pembangunan pertanian yang dilaksanakan melalui dana dekonsentrasi

adalah kegiatan non fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang

tidak menambah aset tetap. Kegiatan non fisik antara lain berupa koordinasi

dan perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan,

supervisi, penelitian, survey, pembinaan dan pengawasan serta pengendalian.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut di atas, dana

dekonsentrasi dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk pelaksanaan

tugas administratif dan / atau pengadaan input berupa barang habis pakai.

Untuk pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana dekonsentrasi,

Gubernur menetapkan Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran,

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) serta Pejabat Penguji dan Perintah

pembayaran (PP-SPM). Pengorganisasian Pengelolaan Anggaran Dana

Dekonsentrasi seperti pada Bagan .2

Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara pengeluaran dalam

pencairan anggaran pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana

dekonsentrasi harus memperhatikan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA), Pedoman Umum (PEDUM), Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), Petunjuk

Page 39: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

28

Teknis (Juknis), Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), serta ketentuan atau

peraturan lain yang berlaku.

Penerimaan dan Pengeluaran yang berkenaan dengan pelaksanaan

kegiatan yang dibiayai dari dana dekonsentrasi diadministrasikan dalam

anggaran dekonsentrasi. Apabila ada sisa atau saldo anggaran lebih atas

pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana dekonsentrasi, maka hal

tersebut merupakan penerimaan kembali APBN dan disetor ke Rekening Kas

Umum Negara.

Page 40: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

29

Bagan 2. Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Dana Dekonsentrasi

Satker Dinas Provinsi TA 2012

Gubernur

Penerima Pelimbahan Wewenang Dana

Dekonsentrasi

Kepala Dinas Propinsi

Kuasa Pengguna Anggaran

Eselon III Dinas Prov

Pejabat Pembuat Komitmen

Eselon III Dinas Prov

Pejabar Pembuat Komitmen (PPK)

Bendahara pengeluaran

Jabatan Fungsional

Kabag TU / Keuangan

Pejabat Penguji dan penerbit SPM (PP-SPM)

PUM

PUM Petugas

Pembukuan Kasir Pengujian

SPP dan Penerbtan

Konsep SPM

Unit Akuntasi Instansi

(SAI)

Page 41: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

30

4.4. PENGORGANISASIAN DAN PENGELOLAAN DANA TUGAS PEMBANTUAN

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada

daerah dan/atau desa atau sebutan lainnya dengan kewajiban melaporkan

dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang

dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua penerimaan dan

pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.

Kegiatan pembangunan pertanian yang dilaksanakan melalui dana

tugas pembantuan Tahun Anggaran 2012 adalah untuk kegiatan fisik.

Kegiatan fisik adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran yang menambah

aset tetap. Kegiatan fisik yang dimaksud diantaranya adalah pengadaan

tanah, bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi dan jaringan, serta dapat

berupa kegiatan yang bersifat fisik lainnya. Sedangkan kegiatan fisik lainnya

antara lain pengadaan barang habis pakai, seperti obat-obatan, vaksin,

pengadaan bibit dan pupuk, atau sejenisnya, termasuk barang bansos yang

diserahkan kepada masyarakat, untuk pemberdayaan masyarakat.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan tugas pembantuan

sebagian kecil dana tugas pembantuan dapat dialokasikan sebagai dana

penunjang untuk pelaksanaan tugas administratif dan/ atau pengadaan input

berupa barang habis pakai dan/atau aset tetap. Untuk pelaksanaan kegiatan

yang dibiayai dari dana tugas pembantuan, gubernur/bupati/walikota

mengusulkan calon Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK) Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran serta Bendahara

Pengeluaran kepada Menteri Pertanian. Menteri Pertanian menetapkan KPA,

PPK, Pejabat Penguji dan Pembat SPM, bendahara Pengeluaran dan

Page 42: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

31

bendahara penerima. Pengorganisasian pengelolaan anggaran tugas

pembantuan di Provinsi seperti pada Bagan 3.

Page 43: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

32

Bagan 3. Struktur Organisasi Pengelolaan Anggaran Dana Tugas Pembantuan Satker di Provinsi TA 2012

Gubernur

Penerima Penugasan Dana Tugas Pembantuan

Kepala Dinas Provinsi

Kuasa Pengguna Anggaran

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Propinsi

Bendahara Pengeluaran

Jabatan Fungsional

Penanggung Jawab

Satuan Pelaksana Kegiatan Kabupaten

Kabag/Kasubag TU/Umum/ Keu

Pejabat Penguji dan Penerbit SPM (PP-SPM)

PUM

PUM kabupaten

Pembukuan Kasir Penguji SPM dan Penerbitan Konsep

SPM

Unit Akuntansi

Instansi SAI PUM

Page 44: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

33

Dana Tugas Pembantuan Propinsi yang ada kegiatan untuk kabupaten,

maka dalam rangka membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan dan

pertanggungjawaban keuangan perlu dibentuk penanggung jawab kegiatan di

kabupaten, Pemegang Uang Muka (PUMK) dan pelaksana kegiatan tim

teknis dengan surat keputusan KPA/Kepala Dinas Propinsi.

Kegiatan Tugas pembantuan tersebut harus dikoordinasikan dengan

penanggungjawab kegiatan di kabupaten terutama dalam penentuan CP/CL,

pengadaan alat/gedung dan bangunan serta dalam pembinaan/bimbingan

teknis.

Pengorganisasian pengelola anggaran tugas pembantuan di Kab/Kota

seperti pada Bagan 4.

Bagan 4. Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Tugas Pembantuan

Satker di Kabupaten / Kota TA 2012

Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara pengeluaran dalam

pencairan anggaran pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana tugas

pembantuan harus memperhatikan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Kepala Dinas/Satker

Kuasa Pengguna Anggaran

Kabag/Kasubag TU/Umum/Keu Pejabat Penguji & penerbit SPM

Pencatatan/ Pembukuan dan keuangan

Kasir Adm SAI

Bupati/Walikota Penerima Penugasan Dana

Tugas Pembantuan

Es. III Dinas Kabupaten

Pejabat Pembuat Komitmen

Bendahara Pengeluaran Jabatan Fungsional

PUMK

PUMK

Page 45: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

34

(DIPA), Pedoman Umum (PEDUM) dan Petunjuk Operasional Kegiatan

(POK), Keputusan penetapan para pelaksana anggaran, membuat,

menyiapkan, menyelenggarakan pembukuan pengelolaan dana tugas

pembantuan dan ketentuan serta perundangan yang berlaku.

4.5. KEWENANGAN DAN TANGGUNGJAWAB PENGELOLA

ANGGARAN

Dalam pelaksanaan sistem penganggaran yang berorientasi kinerja,

banyak sekali dijumpai masalah yang perlu diselesaikan, sehingga berdampak

terhadap output yang akan dicapai. Permasalahan pengelolaan anggaran

selama ini meliputi ketaatan disiplin pengelolaan anggaran, kegiatan maupun

estimasi alokasi biaya yang tidak tepat, ketidaktepatan waktu pelaksanaan,

acuan standar harga / biaya, kualitas SDM perencana, keterlambatan dalam

pelaporan dan lainnya. Untuk itu perlu pembenahan dengan menciptakan

aparat pengelola anggaran yang disiplin dan penuh tanggungjawab.

Berikut ini dapat dijelaskan rincian kewenangan dan tanggungjawab

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Penguji dan Penerbit SPM,

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Bendahara pengeluaran dengan

ketentuan sebagai berikut :

Page 46: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

35

1 . Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

Kewenangan :

a. Membuat keputusan-keputusan dan mengambil tindakan-tindakan

yang dapat mengakibatkan timbulnya pengeluaran uang atau

tagihan atas beban APBN

b. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan anggaran

c. Mengangkat staf pembantu sesuai kebutuhan

Uraian Tugas Pekerjaan :

a. Mengesahkan Rencana Operasional Pelaksanaan Anggaran

Kinerja (ROPAK), Rencana Operasional Kegiatan (ROK) di Satuan

kerja Masing-masing,

b. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan

anggaran

c. Memberikan bimbingan dan arahan terhadap pengelola keuangan

dan penanggungjawab kegiatan,

d. Membuat Keputusan-keputusan dan mengambil tindakan-tindakan

yang dapat mengakibatkan timbulnya pengeluaran uang atau

tagihan atas beban APBN antara lain berupa :

1) Keputusan-keputusan/tindakan yang menyangkut pengelolaan

dan pembinaan kepegawaian;

2) Keputusan/tindakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang

terkait dengan substansi tugas pokok dan fungsi unit kerjanya

3) Keputusan/tindakan yang terkait dengan pengelolaan keuangan

seperti penunjukkan Staf Pembantu Bendahara Pengeluaran,

Staf Administrasi KPA, penetapan pembiayaan kendaraan dinas

operasional, mengeluarkan surat perintah perjalanan dinas dan

lain-lain;

Page 47: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

36

4) Keputusan/tindakan dalam rangka pengadaan barang/jasa

seperti pengangkatan panitia pengadaan dan pemeriksaan

barang/jasa, keputusan penetapan penyedia barang/jasa,

kontrak/ perjanjian/ SPK dan lain-lain;

5) Menandatangani cek.

e. Memeriksa kas dan pembukuan bendahara sekurang-kurangnya

sekali dalam 3 (tiga) bulan.

f. Membuat laporan keuangan

2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Kewenangan :

a. Membuat keputusan-keputusan dan mengambil tindakan-tindakan

yang dapat mengakibatkan timbulnya pengeluaran uang atau

tagihan atas beban APBN di unit kerjanya sesuai dengan

kewenangan yang diberikan oleh KPA berupa :

b. Keputusan/tindakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang

terkait dengan substansi tugas pokok dan fungsi unit kerjanya;

c. Keputusan/tindakan yang terkait dengan pengelolaan keuangan

seperti penunjukkan staf administrasi pembuat komitmen,

penetapan pembiayaan kendaraan dinas operasional dan

penerbitan surat perintah perjalanan dinas di unit kerjanya.

d. Keputusan/tindakan dalam rangka pelaksanaan pengadaan

barang/jasa di unit kerjanya seperti pengadaan dan pemeriksa

barang/jasa di unit kerjanya keputusan penetapan penyedia

barang/jasa,kontrak/perjanjian/SPK;

e. Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan

pengeluaran anggaran belanja bertanggungjawab baik dari segi fisik

maupun dari keuangan atas pelaksanaan.

Page 48: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

37

f. Pejabat Pembuat Komitmen bertanggung jawab dari segi

administrasi, fisik, keuangan dang fungsional atas pengadaan

barang/jasa yang dilaksanakannya.

Uraian Tugas Pekerjaan :

a. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Operasional

Pelaksanaan Anggaran Kinerja (ROPAK) unit kerjanya.

b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dalam

ROPAK unit kerjanya,

c. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan

anggaran unit kerjanya,

d. Memberikan arahan dan bimbingan terhadap PUM dan penanggung

jawab kegiatan di unit kerjanya,

e. Memeriksa kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak

pihak penagih,

f. Memeriksa kebenaran dokumen yang menjadi

persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan ikatan/perjanjian

pengadaan barang/jasa

g. Meneliti ketersedian dananya dan membebankan pengeluaran

sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang bersangkutan,

h. Memeriksa keabsahan dokumen SPJ dan bukti-bukti pengeluaran

atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya,

i. Mengajukan permintaan uang muka untuk kegiatan operasional

kantor sesuai ketentuan berlaku,

j. Mengajukan permintaan tagihan bayaran atas pelaksanaan

kegiatan di unit kerjanya (SPJ rampung) dengan Surat Pengantar

yang ditujukan kepada KPA melalui Bendahara Pengeluaran,

k. Melakukan pemeriksaan keadaan Kas PUM sekurang-kurangnya 3

(tiga) bulan sekali,

Page 49: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

38

l. Menyampaikan laporan bulanan realisasi anggaran dan

pelaksanaan kegiatan unit kerjanya kepada KPA,

m. Menandatangani setuju bayar pada kuitansi,

n. Membuat laporan keuangan sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.

3. Pejabat Pengujian dan Perintah Pembayaran/SPM

Kewenangan :

a. Menolak Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dari Pejabat

Pembuat Komitmen bilamana :

b. Pengeluaran dimaksud tidak tersedia dananya dan melebihi pagu

dalam DIPA,

c. Bukti pengeluaran tidak memenuhi persyaratan administrasi dan

didukung dengan kelengkapan data yang sah,

Uraian Tugas Pekerjaan :

a. Meneliti dan memeriksa pencapaian tujuan/atau sasaran kegiatan

sesuai dengan indikator kinerja yang tercantum dalam DIPA

berkenaan dan/atau spesifikasi teknis yang telah ditetapkan,

b. Meneliti usulan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

c. Memeriksa secara rinci keabsahan dokumen pendukung SPP

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,

d. Memeriksa ketersedian pagu anggaran dalam DIPA untuk

memperolah keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu

anggaran,

e. Memeriksa kebenaran atas tagihan yang menyangkut antara lain:

f. Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran

(nama,orang/perusahaan,alamat,nomor rekening dan nama bank)

Page 50: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

39

g. Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan kelayakannya

dengan prestasi kerja yang telah dicapai sesuai spesifikasi teknis

yang tercantum dalam kontrak)

h. Jadwal waktu pembayaran (kesesuaian dengan jadwal penarikan

dana yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi

teknis yang telah ditetapkan.

i. Menerbitkan dan menandatangani Surat Perintah Membayar/SPM

serta menyampaikan Surat Perintah Membayar/SPM ke KPPN

setempat.

4. Bendahara Pengeluaran

Wewenang :

a. Bendahara Pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran apabila :

b. Tagihan pembayaran dimaksud tidak tersedia atau tidak cukup

tersedia,

c. Tagihan pembayaran tidak memenuhi persyaratan administrasi dan

didukung dengan tanda bukti yang sah.

Page 51: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

40

Uraian Tugas Pekerjaan :

a. Menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan

mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja kartu

Satuan Kerja,

b. Meneliti kelengkapan tagih dari KPA/PPK,

c. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam

perintah pembayaran,

d. Menguji ketersedian dana yang bersangkutan,

e. Menyediakan uang persedian dan merencanakan penarikan dana

sesuai keperluan belanja operasional kantor,

f. Melaksanakan penatausahaan dan pengarsipan surat kedinasan,

SPJ, SPP, SPM, SP2D dan dokumen-dokumen keuangan lainnya,

g. Melaksanakan pembukuan sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku,

h. Membantu memeriksa keabsahkan dan dokumen SPJ berikut

kelengkapannya,

i. Meneliti ketersedian dana dalam ROK dan DIPA serta ketepatan

pembebanan anggaran sesuai mata anggaran pengeluaran,

j. Menyampaikan dokumen SPJ dan kelengkapannya yang telah

diteliti kepada KPA melalui staf Administrasi KPA untuk dilakukan

pemeriksaan dokumen tersebut,

k. Meneliti permintaan uang muka dan mengusulkan kepada KPA

mengenai penetapan besarnya uang muka yang akan diberikan,

l. Menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP-UP,SPPGU,SPP-

TU dan SPP-LS)

m. Menyampaikan SPP berikut dokumen kelengkapannya kepada

pejabat penguji dan Perintah Pembayaran,

n. Memberikan arahan dan bimbingan pelaksanaan tugas kepada staf

Bendahara Pengeluaran dan PUM,

Page 52: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

41

o. Memberikan pungutan dan penyetoran pajak serta menyampaikan

laporan pajak ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku,

p. Melaksanakan pembayaran setelah mendapat persetujuan dari

KPA/PPK,

q. Menandatangani lunas bayar di kuitansi.

5. Bendahara Penerima

Kewenangan :

Menolak permintaan penggunaan dana penerimaan sebelum mendapat

persetujuan dari Departemen Keuangan.

Uraian Tugas Pekerjaan :

Menagih, menerima, menyimpan, menyetorkan, membukukan,

menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan

negara.

6. Pelaksana Kegiatan

Uraian Tugas Pekerjaan :

a. Menyusun Rencana Operasional Pelaksanaan Anggaran Kinerja

(ROPAK) unit kerjanya berdasarkan POK, RKA-KL dan DIPA;

b. Melaksanakan rencana kegiatan unit kerjanya yang telah

ditetapkan dalam ROPAK, POK, RKA-KL dan DIPA;

c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan dan keuangan

yang menjadi tanggung jawab di unit kerjanya,

d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan unit kerjanya.

7. Pemegang Uang Muka (PUM)

Pemegang Uang Muka ditetapkan untuk membantu bendahara

pengeluaran.

Page 53: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

42

Uraian Tugas Pekerjaan :

a. Menerima, Menyimpan, membayar, menatausahakan uang muka

untuk keperluan belanja unit kerjanya.

b. Membantu memeriksa keabsahan dokumen SPJ dan bukti-bukti

pengeluaran atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya;

c. Membantu meneliti kebenaran perhitungan tagihan dalam

dokumen SPJ tersebut dan ketersedian dananya dalam ROPAK

unit kerjanya

d. Membantu memproses penyelesaian SPJ unit kerjanya

e. Meneliti dan menyediakan permintaan uang muka di unit kerjanya.

f. Mengambil uang muka dari Bendahara pengeluaran untuk kegiatan

operasional unit kerjanya.

g. Melaksanakan pembayaran setelah mendapat persetujuan Pejabat

Pembuat Komitmen

h. Melaksanakan penatausahaan dan pengarsipan surat kedinasan,

SPJ dan dokumen-dokumen keuangan lainnya.

i. Melaksanakan pembukuan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

j. Melaksanakan laporan bulanan, laporan realisasi anggaran belanja

unit kerjanya.

k. Membantu memungut dan menyetorkan pajak.

8. Penanggungjawab Sementara

Apabila Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen

Pejabat yang bertugas melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran,

Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerima berhalangan

melaksanakan tugasnya untuk sementara waktu, misal sakit, cuti atau

tugas mengikuti pendidikan dalam jangka waktu kurang dari 4 bulan

harus menugaskan kepada pengganti sementara dengan catatan bahwa

Page 54: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

43

tanggung jawab sepenuhnya tetap pada pemberi kuasa sedangkan

untuk jangka waktu lebih dari 4 (empat) bulan harus diganti. Contoh surat

keterangan / surat kuasa tetap bertanggungjawab terlampir.

9. Ketentuan pidana, sanksi administratif dan ganti rugi

a. Menteri / Pimpinan/ Lembaga/ Gubernur /Bupati/ Walikota yang

terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yang telah ditetapkan

dalam undang undang tentang APBN diancam dengan pidana

penjara dan denda sesuai dengan ketentuan undang-undang.

b. Pimpinan unit organisasi kementerian/ lembaga/ satuan kerja

perangkat daerah yang terbukti melakukan penyimpangan kegiatan

anggaran yang telah ditetapkan dalam undang-undang tentang

APBN diancam dengan pidana penjara dan denda sesuai dengan

ketentuan undang-undang.

c. Presiden memberi sanksi administratif sesuai dengan ketentuan

undang–undang kepada pegawai negeri serta pihak-pihak lain

yang tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana ditentukan

dalam undang-undang tentang APBN.

4.6. MEKANISME DAN PERSYARATAN USULAN, PENETAPAN DAN

REVISI PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN

1. Penggantian / Revisi Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat pembuat

Komitmen, Pejabat Penguji Tagihan/ Penandatangan SPM, Pejabat

Pengeluaran dan atau Bendahara Penerima dalam Tahun Anggaran

berjalan dapat dilakukan dengan alasan :

a. Yang bersangkutan berhenti / mengundurkan diri dengan

keterangan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang

dinyatakan dalam bentuk surat pertanyaan.

Page 55: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

44

b. Yang bersangkutan dalam keadaan sakit sehingga tidak dapat

melaksanakan tugas sebagaimana mestinya dan didukung

dengan surat keterangan dokter.

c. Yang bersangkutan mutasi, ditugaskan keluar wilayah atau tugas

belajar yang dibuktikan dengan surat keputusan pejabat yang

berwenang.

d. Yang bersangkutan terlibat kasus kerugian negara yang

didukung dengan data Laporan Hasil Pemeriksanaan (LHP)

Aparat Pengawas Fungsional.

e. Yang bersangkutan terlibat kasus pelanggaran / kejahatan dan

dalam proses penindakan oleh aparat yang berwajib

f. Yang bersangkutan pensiun atau meninggal dunia.

2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon pejabat pengelola

keuangan Dana Tugas Pembantuan Tahun 2012 adalah sebagai berikut

:

A. Persyaratan Calon Kuasa pengguna Anggaran (KPA)

a. Memegang jabatan Kepala Satuan Kerja Perangka Daerah

(SKPD) (Kepala Dinas/ Kepala Badan atau Kepala Kantor)

b. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pejabat

Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji Tagihan / Penandatangan

Surat Perintah Membayar dan Bendahara Pengeluaran /

Penerima.

c. Membuat surat pernyataan untuk bekerja dengan bersih, jujur,

dan tidak akan melakukan KKN.

B. Persyaratan Calon Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Page 56: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

45

a. Berstatus sebagai PNS, sehat jasmani dan rohani, mampu dan

jujur, tidak dalam proses penindakan suatu pelanggaran /

kejahatan dan tidak terlibat dalam kasus yang merugikan

negara

b. Pada SKPD Propinsi dan Kabupaten / Kota adalah Kabag /

Kabid atau Pejabat yang ditunjuk sesuai dengan bidang tugas

dan kompetensinya.

c. Diutamakan telah memiliki sertifikat ahli pengadaan barang dan

jasa

d. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Kuasa

Penguuna Anggaran, Pejabat Penguji Tagihan/ Penandatangan

SPM dan Bendahara Pengeluaran / Penerima.

e. MembuatSurat Pernyataan untuk bekerja dengan bersih, jujur

dan tidak akan melalukan KKN.

C. Persyaratan Calon Pejabat Penguji Tagihan / Penandatangan SPM

(PPT/PSPM)

a. Berstatus sebagai PNS, sehat jasmani dan rohani, mampu dan

jujur, tidak dalam proses penindakan suatu pelanggaran/

kejahatan dan tidak terlibat dalam kasus yang merugikan

negara.

b. Pada SKPD Propinsi dan Kebupaten / Kota adalah sekretaris

Dinas / Kabag TU atau Pejabat yang melaksanakan tupoksi

unsur Keuangan / Tata Usaha.

c. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Kuasa

Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen dan

Bendahara Pengeluaran / Penerimaan.

d. Membuat Surat Pernyataan untuk bekerja dengan bersih, jujur

dan tidak akan melakukan KKN.

Page 57: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

46

D. Persyaratan Calon Bendahara Pengeluaran / Penerima

a. Berstatus sebagai PNS, sehat jasmani dan rohani, mampu dan

jujur, tidak dalam proses penindakan suatu pelanggaran/

kejahatan dan tidak terlibat dalam kasus yang merugikan

negara.

b. Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Manajemen

Keuangan dan peraturan yang berhubungan dengan keuangan.

c. Mempunyai ijasah / Sertifikat Bendahara Pengeluaran /

Penerimaan;

d. Tidak memegang jabatan struktural Eselon I, II, III, IV, Kepala

Kantor dan Kepala SKPD

e. Tidak diusulkan untuk mengelola lebih dari 1 (satu) DIPA

f. Berpangkat sekurang-kurangnya Pengatur Muda Tingkat I (II/b)

g. Tidak dalam status masa persiapan pensiun.

h. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Kuasa

Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat

Penguji Tagihan/Penandatangan SPM.

i. Para calon yang diusulkan tidak boleh merangkap sebagai

tenaga fungsional lainnya (peneliti, widyaiswara, penyuluh dll)

j. Membuat surat pernyataan untuk bekerja dengan bersih, jujur

dan tidak akan melakukan KKN

k. Harus berlokasi di SKPD yang memiliki DIPA

l. Bagi yang telah menduduki jabatan Bendahara Pengeluaran /

Penerima selama 4 (empat) tahun terus menerus tidah

dicalonkan kembali menduduki jabatan sebagai Bendahara

Pengeluaran / Penerimaan pada SKPD yang bersangkutan.

m. Apabila memungkinkan calon Bendahara Pengeluaran /

Penerimaan agar di usulkan lebih dari 1 (satu) calon.

Page 58: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

47

4.7. DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) ditetapkan sebagai dasar

pelaksanaan kegiatan untuk masing-masing Satker dan setiap DIPA hanya

memuat kegiatan untuk satu Satker. DIPA memuat sasaran yang hendak

dicapai, fungsi, program, dan rincian kegiatan, anggaran yang disediakan

untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap

satuan kerja. DIPA dikategorikan menjadi:

Page 59: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

48

a. DIPA Satker Pusat/Kantor Pusat

DIPA Satker Pusat/Kantor Pusat adalah dokumen pelaksana

anggaran yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Pusat

Kementerian Negara / Lembaga. Penelaahan DIPA dilakukan

secara bersama antara Direktorat Pelaksana Anggaran DJPBN

dengan Kementerian / Lembaga terkait. Menteri / Pimpinan

Lembaga atau pejabat yang ditunjuk menetapkan DIPA dan

Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan

menetapkan SP DIPA.

b. DIPA Dana Dekonsentrasi

DIPA Dana Dekonsentrasi adalah DIPA yang memuat rincian

penggunaan anggaran Kementerian dalam rangka pelaksanaan

dana dekonsentrasi, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi yang ditunjuk oleh

Gubernur. Konsep DIPA Dana Dekonsentrasi disusun dan

ditetapkan oleh SKPD yang ditunjuk Gubernur berdasarkan

pendelegasian wewenang dari Menteri Pertanian.

c. DIPA Tugas Pembantuan

DIPA Tugas Pembantuan adalah DIPA yang memuat rincian

penggunaan anggaran Kementerian dalam rangka pelaksanaan

Tugas Pembantuan, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi/kabupaten/kota yang

ditunjuk oleh Menteri Pertanian. Konsep DIPA Tugas Pembantuan

disusun dan ditetapkan oleh Kepala Satker Pusat yang ditunjuk

oleh Menteri Pertanian.

4.8. PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN (POK)

Page 60: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

49

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan yang tertuang dalam DIPA

yang telah disyahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan / Kepala Kanwil

Ditjen PBN, maka Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran

menerbitkan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) yang merupakan

penjabaran lebih lanjut dari DIPA.

POK berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan, alat

monitoring kemajuan pelaksanaan kegiatan, alat perencanaan kebutuhan

dana, dan sarana untuk meningkatkan trasnparansi, akuntabilitas, dan

efektivitas pelaksanaan anggaran.

Dalam hal terdapat perubahan POK sebagai akibat dari revisi DIPA,

penyesuaian atas realisasi, perubahan jadwal pelaksanaan aktivitas dan

lainnya, maka POK harus disesuaikan. Apabila perubahan POK

mengakibatkan perubahan kebutuhan dana perbulan maka penyesuaian

tersebut digunakan untuk mengubah halaman III DIPA dan menyampaikan

perubahan Halaman III DIPA kepada Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan

per triwulan. Revisi POK sepanjang tidak mengubah DIPA dilakukan oleh

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

4.9. MEKANISME REVISI

4.9.1. Revisi POK

Revisi POK dapat dilakukan sepanjang tidak merubah pagu anggaran

antar belanja dalam DIPA. Untuk Dana Dekonsentrasi revisi POK bisa

di lakukan di masing-masing dinas propinsi dengan tembusan kepada

Page 61: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

50

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.

Sedangkan untuk dana Tugas Pembantuan baik propinsi maupun

kabupaten revisi POK harus diajukan ke Direktorat Jenderal

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dengan dilengkapi data

dukung dan justifikasi.

4.9.2. Revisi DIPA

Revisi DIPA bisa dilakukan apabila terjadi perubahan yang

mengakibatkan pergeseran pagu anggaran antar belanja di dalam

DIPA. Proses revisi DIPA bisa di ajukan ke Kanwil Ditjen

Perbendaharaan setempat dengan persetujuan Ditjen PPHP c.q

bagian Perencanaan.

Usulan persetujuan revisi DIPA harus ditujukan kepada Direktur

Jenderal PPHP dilengkapi dengan data dukung dan justifikasi yang

jelas. Data dukung bisa berupa RAB, daftar perubahan kegiatan,

ataupun daftar dari pihak ketiga apabila diperlukan. Apabila

persetujuan revisi DIPA disetujui oleh Dirjen PPHP, maka selanjutnya

Dinas yang bersangkutan mengajukan usulan revisi DIPA tersebut ke

Kanwil Ditjen Perbendaharaan dengan melampirkan surat

persetujuan dari Eselon I tersebut, arsip data computer (ADK) dan

data pendukung lainnya.

Apabila surat persetujuan revisi DIPA sudah disyahkan oleh Kepala

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan, maka Satker harus

mengajukan perubahan POKnya ke Ditjen PPHP untuk

ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Pertanian. Dengan demikian revisi tersebut merupakan bagian

dari POK dan DIPA yang telah berjalan.

Page 62: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

51

4.9.3. Pemblokiran DIPA

Pemblokiran anggaran yang tertuang dalam DIPA adalah tindakan

yang diambil oleh petugas penelaahan dari Direktorat Jenderal

Anggaran, Kementerian Keuangan. Tindakan tersebut dilakukan

karena beberapa hal sebagai berikut:

1. Data pendukung belum lengkap

2. Tidak ada kesesuaian dalam pagu

3. Kebijakan Pemerintah untuk efisiensi anggaran

Pemblokiran yang ditandai dengan tanda bintang (*) bisa

dicairkan/dibuka blokirnya apabila data pendukung (TOR, RAB, data

harga dari pihak ketiga untuk pengadaan barang/alat, serta

rancangan gambar yang diketahui oleh Dinas Kimpraswil setempat

untuk pembangunan/rehap gedung.

Proses revisi DIPA pembukaan blokir harus diusulkan oleh Direktur

Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ditujukan ke

Menteri Keuangan up. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian

Keuangan dilengkapi dengan data pendukung seperti diatas.

Page 63: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

52

Kegiatan-kegiatan PPHP yang dikelola di tingkat provinsi dan

kabupaten/ kota seperti ditampilkan berikut ini.

5.1. DANA DEKONSENTRASI 5.1.1. Bimbingan Teknis dan Manajemen Pengolahan Hasil Pertanian

Kegiatan Bimbingan Teknis dan Manajemen bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen bagi aparat pembina

provinsi/ kabupaten/ kota/ kelompok tani/ gapoktan yang berada pada satker

di bidang pengolahan hasil pertanian. Dengan adanya peningkatan

kemampuan di bidang teknis dan manajemen pengolahan hasil pertanian ini,

diharapkan mampu memberikan sharing dalam pengembangan agroindustri

pedesaan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk

olahan hasil pertanian yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani.

Kegiatan ini harus bersinergi dengan kebijakan pembangunan

pertanian berwawasan agribisnis yang diarahkan agar subsistem agribisnis

dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan produk

olahan yang bernilai tambah dan daya saing yang tinggi.

Contact Person :

Bab

5 PENGELOLAAN KEGIATAN

Page 64: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

53

Kasubdit Pengolahan Hasil Tanaman Pangan, Kasubdit Pengolahan Hasil

Hortikultura, Kasubdit Pengolahan Hasil Perkebunan, Kasubdit Pengolahan

Hasil Peternakan, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian.

5.1.2. Pertemuan Koordinasi, Sosoalisasi Pengolahan Hasil Pertanian

Kegiatan ini bertujuan untuk mengkordinasikan dan mensosialisasikan

pengembangan agroindustri pedesaan dengan instansi-instansi terkait

lainnya. Melalui kegiatan tersebut diharapkan pengembangan agroindustri

pedesaan dapat bersinergi dan didukung oleh berbagai instansi/ pemangku

kepentingan agar pengembangan agroindustri pedesaan dapat berjalan

secara efektif dan efisien. Bentuk kegiatan ini antara lain :

a. Inisiasi pembentukkan asosiasi pengolahan

Karakter kegiatan ini berbentuk pertemuan untuk mendorong para

pelaku usaha dapat membentuk asosiasi pengolahan peternakan seperti

aosiasi pengolahan persusuan.

b. Optimalisasi/ revitalisasi unit pengolahan hasil peternakan ditujukan

sebagai upaya membangun sinergitas kebutuhan pelaku usaha dalam

rangka mengoptimalisasikan dan merevitalisasi fungsi – fungsi peralatan

yang tidak berjalan optimal atau memerlukan perbaikan fungsi sehingga

dapat berjalan optimal. Kegiatan ini berupa Pertemuan Teknis di

Propinsi.

Contact Person :

Page 65: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

54

Kasubdit Pengolahan Hasil Tanaman Pangan, Kasubdit Pengolahan Hasil

Hortikultura,Kasubdit Pengolahan Hasil Peternakan,Kasubdit Pengolahan

Hasil Perkebunan, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian.

5.1.3. Peringatan Hasi Susu Nusantara

Adalah kampanye minum susu 2012 agar masyarakat sadar dan

pentingnya manfaat susu bagi tubuh, meningkatnya konsumsi susu dan

asupan nutrisi bagi anak-anak Indonesia serta berkembangnya Industri Susu

di Indonesia yang direncanakan dan dilaksanakan pada bulan Juni 2012 di

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Contact Person: KasubdinPengolahan Hasil Peternakan, Direktorat

Pengolahan Hasil Pertanian

5.1.4. Penerapan Sistem Jaminan Mutu

Merupakan kegiatan fasilitasi penerapan jaminan mutu dan keamanan

pangan bagi pelaku usaha yang berbasis kelompok dan siap untuk dibina.

Penerapan sistem jaminan mutu meliputi penerapan jaminan mutu untuk

produk pertanian non pangan, penerapan jaminan mutu dan keamanan

pangan untuk produk pangan hasil pertanian.

Penerapan sistem jaminan mutu berdasarkan sistem pangan organic

dapat digunakan untuk pembinaan dan sertifikasi organik bagi kelompok tani

yang berusaha di bidang pertanian organik.

Dalam rangka mewujudkan jaminan mutu dan keamanan pangan di sektor

pertanian diperlukan pengawas mutu yang kompeten. Untuk itu pelaksanaan

bimbingan teknis pengawas mutu kakao, bokar, kopi dan tanaman pangan

Page 66: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

55

hortikultura, dalam pelaksanaannya agar mengacu kepada Pedoman Teknis

Pembinaan dan Sertifikasi Organik; Pedoman Teknis Jaminan Mutu dan

Keamanan Pangan

Contack person : Kasubdit Penerapan dan Pengawasan Jaminan Mutu,

Direktorat Mutu dan Standardisasi.

5.1.5. Pengembangan SNI

Ruang lingkup kegiatan Pengembangan SNI meliputi pelaksanaan

sosialisasi SNI, pelaksanaan Identifikasi kesiapan penerapan SNI biji kakao

secara wajib.Terdiri dari 2 kegiatan yaitu :

a. Pelaksanaan Sosialisasi SNI

Menginformasikan SNI sektor pertanian yang telah disusun dan

ditetapkan kepada para pembina mutu dan stakeholder yang ada di

daerah serta meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan bagi

pembina mutu di daerah sehingga mampu melaksanakan dan

mengimplementasikan program pengembangan mutu dan standardisasi

yang telah disusun.

b. Identifikasi Kesiapan Penerapan Secara Wajib Sni Biji Kakao

Dalam pelaksanaan Identifikasi Kesiapan Penerapan Secara Wajib SNI

Biji Kakao terdiri dari beberapa tahap sesuai alokasi dana:

1. Sosialisasi rencana pemberlakuan secara wajib SNI biji kakao.

2. Kesesuaian mutu biji kakao di tingkat pelaku usaha terhadap

persyaratan SNI.

3. Capacity building pengawas mutu kakao

Page 67: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

56

Untuk mensosialisasikan rencana kebijakan Pemerintah terkait mutu biji

kakao; untuk mengetahui kesiapan pelaku terhadap penerapan SNI biji kakao

secara wajib serta untuk mengetahui kesesuaian biji kakao dengan SNI

2323:2008.

Contack person : Kasubdit Standardisasi, Direktorat Mutu dan Standardisasi.

5.1.6. Pengembangan Jabfung PMHP

Peranan pemerintah sangat besar dalam rangka melindungi

masyarakat mengkonsumsi pangan yang sehat aman dan bermutu, maka

pemerintah membentuk jabatan fungsional pengawas mutu hasil pertanian

sesuai sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

tentang jabatan fungsional pengawas mutu hasil pertanian (Permenpan

No.Per /17 /MPAN/ 4 / 2006 dan peraturan bersama Menteri Pertanian dan

Kepala BKN No. 59/PERMENTAN/OT.140/11/2006 dan nomor 62 tahun 2006.

Peran Pejabat fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) sangat

penting dalam rangka pengawasan dan pengujian mutu dan keamanan

produk segar dan olahannya.

Jumlah dan kompetensi Pejabat Fungsional Pengawas Mutu Hasil

Pertanian yang ada saat ini belum dapat memenuhi beban pengawasan pada

pelaku usaha yang mayoritas berdomisili di Kabupaten/ Kota. Oleh karena itu

sumberdaya manusia yang bertugas mengawasi mutu dan keamanan pangan

hasil pertanian harus memiliki kompetensi dibidang pengawasan dan

pengujian mutu hasil pertanian, sehingga perlu dilakukan sosialisasi, pelatihan

dasar dan peningkatan kompetensi bagi pejabat fungsional pengawas mutu

hasil pertanian. Untuk pelaksanaannya agar mengacu pada pedoman teknis

pengembangan jabfung PMHP 2012.

Page 68: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

57

Contack person : Kasubdit Penerapan dan Pengawasan Jaminan Mutu,

Direktorat Mutu dan Standardisasi.

5.1.7. Fasilitasi Harmonisasi Standar Mutu

a. Penyiapan Harmonisasi Regulasi dan Standar Internasional Maksud kegiatan ini adalah memudahkan transformasi produk antar/

inter negara terkait dengan era perdagangan bebas dengan tetap memenuhi

peraturan masing-masing negara tersebut.

Dalam kegiatan Penyiapan Harmonisasi Regulasi dan Standar

Internasional tahun 2012 ini akan terfasilitasinya 55 Kelompok Tani produk

kakao, sayuran, dan buah-buahan di 10 provinsi sentra produksi yang mampu

dan dapat melakukan harmonisasi regulasi dan standar internasional negara

tujuan ekspor.

b. Penyiapan Data Ilmiah Residu Bahan Kimia Pangan Segar Hasil Pertanian Dalam kegiatan Kajian Data Ilmiah Bahan Kimia Pangan Hasil

Pertanian tahun 2012 bertujuan menyediakan data ilmiah residu bahan kimia

pangan segar hasil pertanian sebagai data dukung penyusunan posisi

Indonesia dalam penetapan standar BMR pestisida baik nasional, regional

maupun internasional.

Contack person : Kasubdit Kerjasama dan Harmonisasi, Direktorat Mutu dan

Standardisasi.

Page 69: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

58

5.1.8. Pengembangan Laboratorium

Penggunaan dana tugas perbantuan oleh laboratorium pengujian

sebagai berikut:

a. Pengadaan alat penguji residu pestisida

Pengadaan alat pengujian disesuaikan dengan kebutuhan

laboratorium. Alat pengujian disini dapat berbentuk Gas

Chromotography, standar bahan aktif atau peralatan lain yang

menunjang pengujian laboratorium khususnya pengujian residu

pestisida

b. Bimbingan teknis peningkatan kompetensi SDM laboratorium

Dilaksanakan oleh laboratorium penguji dengan melibatkan tim

pembina dari pusat. Peningkatan kompetensi SDM dapat dilakukan

melalui bimbingan teknis baik untuk peningkatan kompetensi

manajemen maupun kompetensi teknis. Salah satu bimbingan teknis

untuk peningkatan kompetensi teknis adalah Bimbingan Teknis

Validasi Metode.

Seluruh kegiatan pengujian yang dilaksanakan oleh laboratorium

khususnya terkait dengan keamanan pangan wajib dilaporkan kepada Ditjen

PPHP minimal 1 kali dalam satu tahun. Penyerahan laporan dilakukan pada

akhir bulan Juni dan Desember tahun berjalan, ditujukan kepada Direktorat

Mutu dan Standardisasi

Contact person : Kasubdit Akreditasi dan Kelembagaan, Direktorat Mutu dan

Standardisasi

5.1.9. Pengembangan OKKPD

Page 70: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

59

Penggunaan dana dekonsentrasi oleh OKKP-D terbagi menjadi 4

kelompok meliputi:

a. Kelompok A : OKKP-D yang sudah diverifikasi;

b. Kelompok B : OKKP-D proses pengajuan verifikasi;

c. Kelompok C : OKKP-D proses penyusunan dan penyempurnaan

dokumen sistem mutu;

d. Kelompok D : OKKP-D yang belum terbentuk.

Kegiatan yang dilakukan meliputi penyempurnaan dokumen sistem

mutu, pelaksanaan verifikasi OKKP-D, pelaksanaan pemberian sertifikasi dan

registrasi kepada pelaku usaha, peningkatan kompetensi SDM OKKP-D,

bimbingan teknis dan pelaksanaan audit internal OKKP-D. Selain itu OKKP-D

sebagai lembaga pengawas dapat melakukan pengawasan terhadap produk

yang telah disertifikasi dan diregister oleh OKKP-D serta produk segar hasi

pertanian yang beredar dalam rangka menjamin mutu dan keamanan pangan.

Contact person : Kasubdit Akreditasi dan Kelembagaan, Direktorat Mutu dan

Standardisasi

5.1.10. Pengembangan Pasar Tani dan Pertemuan Nasional Pasar Tani Kegiatan Pengembangan Pasar Tani 2012 bertujuan menyediakan

sarana pemasaran bagi petani /poktan / gapoktan agar dapat memasaran

hasil pertaniannya secara langsung kepada konsumen, sehingga akan

meningkatkan posisi tawar dan membuka akses pasar petani. Pengembangan

Pasar Tani dilakukan melalui peningkatan pemanfaatan sarana dan fungsi

kelembagaan pemasaran hasil pertanian yaitu Poktan PHP (Poktan

Pemasaran Hasil Pertanian / ASPARTAN). Dengan membangun dan

Page 71: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

60

memperluas jaringan pemasaran untuk meningkatkan transaksi hasil

pertanian di Pasar Tani.

Dalam pelaksanaannya perlu dilakukan evaluasi terhadap

operasionalisasi Pasar Tani melalui Pertemuan Nasional Pasar Tani 2012

yang dihadiri oleh pembina propinsi dan kabupaten / kota serta pengelola

Pasar Tani. Hal ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi

dan rencana pengembangan yang akan dilakukan. Pertemuan Nasional Pasar

Tani 2012 direncanakan akan diselenggarakan pada bulan Oktober 2012 di

Bandung – Jawa Barat.

Contact person : Kasubdit Sarana dan Kelembagaan Pasar, Direktorat

Pemasaran Domestik.

5.1.11. Pengawalan STA dan Pertemuan Nasional STA

Kegiatan Optimalisasi STA 2012 bertujuan untuk meningkatkan peran

Sub Terminal Agribisnis (STA) sebagai sarana pemasaran hasil pertanian

bagi petani / poktan / gapoktan, agar dapat berfungsi secara optimal melalui

peningkatan pemanfaatan sarana / prasarana yang telah disediakan dan

penguatan fungsi kelembagaan pemasarannya. Melalui optimalisasi STA

diharapkan akan dapat meningkatkan operasionalisasi STA sehingga akan

meningkatkan pemasaran dengan membangun dan pengembangkan jaringan

pemasaran hasil pertanian di STA.

Dalam pelaksanaannya perlu dilakukan evaluasi terhadap

operasionalisasi STA melalui Pertemuan Nasional STA yang dihadiri oleh

pembina propinsi dan kabupaten/ kota serta pengelola STA. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dan rencana pengembangan

Page 72: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

61

yang akan dilakukan. Pertemuan Nasional STA direncanakan akan

diselenggaran pada bulan Mei 2012 di Denpasar – Bali.

Contact person : Kasubdit Sarana dan Kelembagaan Pasar, Direktorat

Pemasaran Domestik.

5.1.12. Pengawalan Pasar Ternak dan Pertemuan Nasional Pasar Ternak

Kegiatan Revitalisasi Pasar Ternak bertujuan untuk meningkatkan

peran Pasar Ternak sebagai sarana pemasaran hasil peternakan bagi petani /

poktan / gapoktan agar dapat berfungsi secara optimal melalui peningkatan

pemanfaatan sarana / prasarana yang telah disediakan dan penguatan fungsi

kelembagaan pemasarannya. Melalui Revitalisasi Pasar Ternak diharapkan

akan dapat meningkatkan operasionalisasi Pasar Ternak sehingga akan

meningkatkan pemasaran hasil peternakan.

Dalam pelaksanaannya perlu dilakukan evaluasi terhadap

operasionalisasi Pasar Ternak melalui Pertemuan Nasional Pasar Ternak

yang dihadiri oleh pembina propinsi dan kabupaten / kota serta pengelola

Pasar Ternak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang

dihadapi dan rencana pengembangan yang akan dilakukan. Pertemuan

Nasional Pasar Ternak direncanakan akan diselenggarakan pada Bulan Maret

2012 di Palembang – Sumatera Selatan.

Contact person : Kasubdit Sarana dan Kelembagaan Pasar, Direktorat

Pemasaran Domestik.

Page 73: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

62

5.1.13. Pengembangan PIP Agribisnis

Pengembangan Pelayanan Informasi Pasar (PIP) agribisnis TA 2012

dilaksanakan di 463 unit pelayanan informasi pasar yang terdiri dari 370 unit

di sentra produksi (kabupaten / kota) dan 93 unit sentra konsumsi (propinsi).

Komoditas yang termasuk dalam kegiatan ini sejumlah 14 komoditi tanaman

pangan, 56 komoditi hortikultura, 20 komoditi perkebunan dan 31 komoditi

peternakan melalui alokasi dana dekonsentrasi yang dikelola oleh Dinas

lingkup pertanian tingkat propinsi. Komponen kegiatan tersebut meliputi :

1. Pertemuan Koordinasi Pembina PIP

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun

dengan tujuan untuk membahas evaluasi kegiatan PIP tahun 2011,

pemantapan PIP tahun 2012 dan membahas perencanaan pelaksanaan

kegiatan PIP tahun 2013. Peserta pertemuan adalah pejabat / pembina

yag menangani pemasaran pada Dinas Lingkup Pertanian tingkat

propinsi. Kegiatan ini direncanakan di Mataram, Nusa Tenggara Barat

pada bulan Februari 2012.

2. Pertemuan Koordinasi Petugas PIP

Kegiatan pertemuan petugas PIP juga merupakan kegiatan yang rutin

dilaksanakan setiap tahun dengan tujuan antara lain untuk : mengevaluasi

kegiatan yang terkait dengan petugas PIP, memberikan motivasi kepada

para petugas PIP sehingga lebih berperan aktif dan meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan para petugas PIP dalam penyediaan

layanan informasi pemasaran. Kegiatan pertemuan ini diikuti oleh petugas

PIP sentra (kabupaten / kota) dan PIP propinsi yang akan dilaksanakan di

3 wilayah yaitu Batam petugas PIP Tanaman Pangan dan Hortikultura

Page 74: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

63

(TPH) pada awal bulan Maret 2012, di Palembang Petugas PIP

Perkebunan pada akhir bulan Maret 2012 dan di Denpasar Petugas PIP

Peternakan pada April 2012.

3. Pertemuan Workshop Analisis Pemasaran

Kegiatan workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan para petugas PIP dalam hal analisis pemasaran komoditas

pertanian. Kegiatan workshop ini di ikuti oleh calon pejabat fungsional

Analisis Pasar Hasil Pertanian (APHP) tingkat Ahli pada Dinas lingkup

pertanian tingkat propinsi. Workshop akan diadakan di Kota Banda Aceh,

Propinsi Aceh pada bulan Mei 2012.

4. Pengumpulan dan Pengiriman Data

Kegiatan ini dilakukan oleh petugas PIP propinsi dan kebupaten berupa

pengumpulan data informasi pemasaran serta pengiriman data informasi

tersebut secara harian melalui sistem sms ke 081380829555 (sms pusat /

kementerian pertanian) atau melalui : faximili : 021-78842007 atau e-mail

[email protected] atau [email protected]

5. Penyebarluasan Informasi Pemasaran

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyebarkan informasi pemasaran yang

telah dikumpulkan oleh para petugas PIP baik di sentra produksi

(kabupaten / kota) maupun di sentra konsumsi (propinsi). Kegiatan

penyebarluasan informasi pasar dilaksanakan dalam bentuk bulletin

informasi pasar serta penyebarluasan melaui meia massa di wilayah

masing-masing.

6. Analisis Biaya Usaha Tani dan Biaya Pemasaran

Page 75: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

64

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi komponen-komponen biaya

usaha tani dan biaya pemasaran sekaligus analisanya untuk komoditas-

komoditas unggulan di wilayah masing-masing

7. Pembangunan Pusat Informasi Komoditas

Pembangunan Pusat Informasi Komoditas (PIK) ini bertujuan untuk

meningkatkan kinerja pelayanan informasi pasar komoditas pertanian

khususnya dalam mengakses dan menyebarkan informasi pasar. Pusat

Informasi Komoditas pada tahun anggaran 2012 akan dibangun di Dinas

TPH Propinsi DK Jakarta, Dinas Pertanian TPH Propinsi Jawa Barat,

Dinas Tanaman Pangan Propinsi Gorontalo, Dinas peternakan Propinsi

Jawa Barat dan Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Selatan.

Contact person : Kasubdit Informasi Pasar (08161883914), Direktorat

Pemasaran Domestik

5.1.14. Pemantauan dan Pengamanan Harga Gabah dan Beras

Kegiatan pemantauan dan pengamanan harga gabah/ beras

ditujukan untuk mengamati secara langsung perkembangan harga gabah /

beras di sentra produksi serta implementasi kebijakan pemerintah terhadap

HPP gabah / beras yang diberlakukan serta mekanisme pembelian BULOG

terhadap penyerapan produksi di dalam negeri. Kegiatan ini diharapkan dapat

memberikan informasi perkembangan terkini harga gabah / beras di sentra

produksi serta permasalahan yang berkembang dan upaya atau solusi

alternatif kebijakan didalam pemecahan masalah.

Contact person : Kasubdit Pemantauan Pasar dan Stabilisasi Harga,

Direktorat Pemasaran Domestik

Page 76: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

65

5.1.15. Pemantauan Pasar dan Harga Komoditas Strategis

Kegiatan pemantauan pasar dan harga komoditas strategis ditujukan

untuk mengamati perkembangan harga, distribusi dan produksi di wilayah

sentra produksi terhadap komoditas strategis yang sangat berpengaruh

terhadap perekonomian regional maupun nasional terkait dengan

ketersediaan dan kebutuhan komoditas tersebut secara nasional.

Contact person : Kasubdit Pemantauan Pasar dan Stabilisasi Harga,

Direktorat Pemasaran Domestik

5.1.16. Pembinaan dan Pengawalan Stabilisasi Harga

Kegiatan pembinaan dan pengawalan stabilisasi harga ditujukan

sebagai upaya pembinaan, perbaikan dan evaluasi teradap kegiatan

stabilisasi harga tahun yang sudah dilakukan sehingga dapat berkembang

dan berkesinambungan sebelumnya sehingga kegiatan tersebut mampu

memberikan manfaat bagi petani dan stabilisasi harga komoditi di tingkat

petani

Contact person : Kasubdit Pemantauan Pasar dan Stabilisasi Harga,

Direktorat Pemasaran Domestik

5.1.17. Penguatan Jaringan Pemasaran

Bertujuan untuk pemberdayaan Gapoktan dengan cara membuka

akses pasar terhadap industri lokal maupun nasional, mengoptimalkan pelaku

industri lokal untuk dapat menjalin kerjasama pemasaran dengan Gapoktan

Page 77: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

66

setempat serta memudahkan melakukan pembinaan diantara industri lokal

dengan para gapoktan apabila telah terjadi kesepakatan pemasaran.

Contact person : Kasubdit Jaringan Pemasaran, Direktorat Pemasaran

Domestik

5.1.18. Akselerasi Eksport Komoditas Pertanian

Sejalan dengan perkembangan globalisasi di semua aspek, maka

seluruh negara harus mencermati dampak positif dan negatif dari perubahan

tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi tersebut membawa dampak

ekonomi bagi setiap negara, yang dengan jeli dapat memanfaatkan peluang

yang ada termasuk dalam peningkatan ekspor produk pertanian dengan tetap

berupaya memaksimalkan peningkatan nilai tambah dan daya saing produk

serta mendorong peningkatan industri hilir dan pemasaran.

Sebagai upaya tindak lanjut dalam upaya peningkatan ekspor produk

pertanian agar berkelanjutan perlu didukung dan fokus pada kegiatan

perbaikan mutu dan pemasaran dengan bantuan penguatan modal kerja

bekerjasama dengan mitra (eksportir) sebagai avalis. Kegiatan perbaikan

mutu dan pemasaran didukung dengan bantuan sarana dan alat (fisik).

Peningkatan ekspor produk pertanian ini dengan komoditi-komoditi unggulan

yang menjadi andalan Indonesia ke beberapa negara tujuan ekspor.

Contact person : Kasubdit Pemasaran Bilateral, Direktorat Pemasaran

Internasional

5.1.19. Akselerasi Eksport Produk Unggulan Komoditi Hortikultura

Page 78: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

67

Sebagai tindak lanjut dari salah satu kesepakatan antara Presiden RI

dan PM Singapura tanggal 17 – 19 Mei 2010 di Singapura untuk

meningkatkan pangsa pasar ekspor buah dan sayur dari Indonesia ke

Singapura sebesar 30% pada tahun 2104 dan peningkatan ekspor sebesar

20%/tahun, maka peningkatan ekspor buah dan sayur dari Indonesia ke

Singapura perlu terus di dukung dan dikembangkan. Keberhasilan dalam

pengembangan ekspor produk sayur dan buah, pasti memerlukan

peningkatan intensitas komunikasi dan peran masing-masing antara lain

dengan pemerintah, petani, industri, eksportir, pelaku bisnis lainnya, pakar,

peneliti, asosiasi dan akademisi. Komunikasi yang intensif akan menghasilkan

kebijakan dan implementasi yang kondusif dalam upaya mengatasi berbagai

masalah yang dihadapi dalam pembangunan pertanian khususnya pada

pemasaran produk pertanian baik domestik maupun ekspor.

Untuk itu upaya tindak lanjut dalam meningkatkan ekspor produk

sayur dan buah agar berkelanjutan perlu didukung baik dalam pembinaan,

koordinasi maupun pelatihan untuk penanganan dan manajemen produk

hortikultura untuk tujuan ekspor. Selain itu bentuk dukungan lain dari kegiatan

ini adalah berupa kerjasama dengan pihak terkait dalam upaya peningkatan

ekspor hortikutlura khususnya buah dan sayur, advokasi produk serta

kerjasama dalam bentuk perluasan areal pertanaman dalam suatu sistem

kawasan yang dapat menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas.

Contact person : Kasubdit Pemasaran Bilateral, Direktorat Pemasaran

Internasional

5.1.20. Fasilitasi IG

Untuk memberikan pengakuan terhadap produk pertanian Indonesia

oleh negara lain, diperlukan perlindungan kepada konsumen dalam

Page 79: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

68

mengkonsumsi produk pertanian asli Indonesia, upaya yang dilakukan adalah

dengan kegiatan pengembangan indikasi geografis yakni terciptanya

pengenalan produk dengan kualitas khas dari suatu wilayah tertentu, serta

sebagai wadah proteksi dan pematenan produk pertanian di pasar

internasional yang pada akhirnya dapat meningkatkan harga serta

menghindarkan produk dari pemalsuan dan pemanfaatan ketenaran oleh

pihak yang tidak berhak/bertanggung jawab.

Tujuan yang ingin diharapkan dari kegiatan ini adalah terciptanya

pengenalan indikasi geografis kepada produsen, eksportir dan assosiasi

produk pertanian serta pemangku kepentingan baik di tingkat pusat maupun di

tingkat propinsi serta kabupaten. Adapun bentuk kegiatan yang akan

dilakukan antara lain pertemuan dalam rangka pembentukan Masyarakat

Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), rancangan pembuatan peta indikasi

geografis serta rancangan penyusunan buku persyaratan indikasi geografis.

Contact person : Kasubdit Promosi Luar Negeri, Direktorat Pengembangan

Usaha dan Investasi

5.1.21. Promosi Luar Negeri

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk pertanian

Indonesia di beberapa negara dan memfasilitasi pelaku usaha pertanian baik

produsen / kelompok tani maupun eksportir produk pertanian Indonesia pada

pameran internasional di beberapa negara. Adapun sasaran yang ingin

dicapai antara lain terjadinya kontak bisnis dan kerjasama antara para pelaku

usaha pertanian Indonesia dengan pelaku usaha manca negara, meningkatan

daya saing produk pertanian Indonesia agar mampu menembus pasar

Page 80: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

69

internasional, pencitraan hasil pertanian Indonesia, perluasan pasar

internasional serta memeliharaan dan peningkatan pemasaran produk

pertanian (segar dan olahan) di luar negeri.

Dasar Penentuan / PemilihanLokasi / Negara atau Jenis Pameran

yang diikuti adalah :

1. Kerjasama dengan KBRI dalam rangka mendukung kebijakan

Diplomasi Total.

2. Kerjasama dengan Kementerian Perdagangan melalui ATDAG dan

ITPC.

3. Kerjasama dengan ATANI; di negara akreditasnya.

4. Komoditi Unggulan Indonesia yang berorientasi ekspor.

Secara Umum dapat merupakan kombinasi diantara 4 point tersebut secara

integrasi.

Contact person : Kasubdit Promosi Luar Negeri, Direktorat Pengembangan

Usaha dan Investasi

5.1.22. Promosi Dalam Negeri A. Fasilitasi Promosi dan Pameran a. Agro & Food Expo

b. Indonesia Agribusiness Expo

c. Batam Agribusinees Expo

Tujuan pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Promosi dan Pameran adalah

mempromosikan dan mengembangkan sektor agribisnis Indonesia secara

komprehensif melalui media promosi yang berbentuk pameran untuk

Page 81: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

70

mendukung program peningkatan daya saing dan nilai tambah produk

unggulan pertanian.

Sasaran kegiatan ini meliputi meningkatkan kualitas produk pertanian

nusantara sehingga memiliki daya saing yang tinggi, tumbuhnya kesadaran

masyarakat terhadap pentingnya penggunaan produk lokal nusantara diantara

membanjirnya produk impor, ketertarikan para investor untuk dapat

berinvestasi di bidang pertanian.

B. Pekan Raya Tani

Pasar Tani adalah sarana terjadinya transaksi produk-produk pertanian

antara petani produsen dengan konsumen. Pasar Tani binaan Kementerian

Pertanian diresmikan pertama kali pada 16 Maret 2007 di halaman kantor

pusat Kementerian Pertanian, Jakarta. Saat ini pasar tani sudah memiliki

kelembagaan yang disebut: Asosiasi Pasar Tani (ASPARTAN) dan

diketuai oleh anggota dari Aspartan. Pembentukan Pasar Tani di beberapa

propinsi pada tahun 2010 telah mencapai 33 Pasar Tani di 16 Propinsi seluruh

Indonesia yang dibina oleh Dinas Pertanian setempat.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan Pekan Raya Tani Nasional adalah

Mempromosikan keberadaan Pasar Tani yang telah dibentuk di beberapa

propinsi, memberi peluang yang seluas-luasnya kepada para petani yang

tergabung dalam Gapoktan untuk memasarkan hasil produksinya, memberi

pembelajaran yang inovative bagi petani untuk dapat melakukan kerjasama

yang baik dibidang pemasaran.

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan akses pemasaran melalui

pembangunan dan pengembangan pasar tani yang dikelola oleh kelompok

Page 82: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

71

tani atau gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) melalui Pekan Raya Tani

yang dapat meningkatkan pendapatan pelaku usaha petani anggota

gapoktan.

Contact person : Kasubdit Promosi Dalam Negeri, Direktorat Pengembangan

Usaha dan Investasi

5.1.23. Kemitraan dan Kewirausahaan A. Pendampingan dan Pengawalan Program Pola Insentif Two in One

Pada tahun 2012 Program Insentif Pola Two in One, diberikan dalam

bentuk dana TP kepada Poktan/ Gapoktan/ Koperasi, maka Poktan/

Gapoktan/ Koperasi yang bersangkutan akan mendapatkan 2 insentif

yaitu insentif teknologi dari APBN (+ APBD) dan insentif pembiayaan

dari Non APBN (+ APBD). Dalam pelaksanaannya, Program/Kegiatan

ini akan melibatkan Poktan/Gapoktan/Koperasi sebagai Kelompok

Mitra dan “Inti” sebagai Perusahaan Mitra yang diikat dalam kemitraan

usaha.

Diperlukan peran Dinas lingkup Pertanian Provinsi dan

Kabupaten/Kota dalam rangka melakukan pembinaan pengembangan

usaha, penguatan kelembagaan dan manajemen, serta kemitraan dan

kewirausahaan bagi Poktan/Gapoktan/Koperasi penerima Program

Insentif Two in One TA. 2012.

B. Pembuatan Master Plan Pengembangan Agrowisata Agrowisata merupakan salah satu bentuk ekonomi kreatif di sektor

pertanian yang dapat memberikan nilai tambah bagi usaha agribisnis

dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani. Beberapa dampak

Page 83: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

72

positif pengembangan agrowisata antara lain meningkatkan nilai jual

komoditi pertanian yang dihasilkan dan berkembangnya sumber-

sumber pendapatan lainnya yang dapat dinikmati oleh masyarakat

setempat seperti penyewaan homestay dan sarana rekreasi lainnya,

kantin, penjualan cindera mata, dan lain-lain. Selain itu, agrowisata

merupakan salah satu wahana yang efektif dalam rangka promosi

produk-produk pertanian dan budaya Nusantara

Dalam rangka pengembangan Agrowisata, perlu disusun Master Plan

untuk masing-masing kawasan. Namun, sebagai pilot model yang

akan dibiayai dengan APBN Ditjen PPHP perlu dipilih 4 lokasi di antara

beberapa kawasan potensial Agrowisata. Terhadap 4 lokasi terpilih

tersebut perlu dibuat Master Plan-nya sebagai acuan seluruh

stakeholder untuk pembangunan lebih lanjut.

C. Studi Kelayakan Pabrik Gula Mini

Saat ini Indonesia hanya mempunyai 62 pabrik gula dengan total

kapasitas sekitar 200 ribu TCD (Ton Cane per Day). Ke-62 pabrik

tersebut hanya mampu memproduksi gula berbasis tebu sebesar 2,3

juta ton dari total kapasitas produksi 3,54 juta ton. Dalam rangka

peningkatan produksi gula di dalam negeri perlu untuk mendorong

investor pabrik gula baru. Di samping itu salah satu strategi lainnya

ialah mendorong peran masyarakat petani tebu untuk

mengembangkan industri gula skala kecil (pabrik gula mini) dengan

fasilitasi pemerintah. Upaya ini selain membantu penyediaan gula

nasional juga akan berdampak langsung meningkatkan pendapatan

petani tebu dan memperluas lapangan kerja di perdesaan.

Studi Kelayakan dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk

membangun satu prototype teknis dan manajemen Pabrik Gula Mini

kapasitas 100 TCD dengan pola manajemen kemitraan antara petani

Page 84: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

73

(Poktan/Gapoktan) tebu dan Koperasi petani tebu sebagai pengelola

Pabrik Gula Mini yang bersangkutan.

Contact person : Kasubdit Kemitraan dan Kewirausahaan, Direktorat

Pengembangan Usaha dan Investasi email : [email protected]

5.1.24. Peningkatan Pelayanan Investasi A. Penyusunan ( Buku dan CD ) Peluang Investasi Daerah

Hasil identifikasi dan pengumpulan data potensi dan peluang investasi

di masing – masing daerah kabupaten/kota dapat dijadikan acuan

untuk menyusun buku dan CD peluang investasi daerah. Bahan

promosi investasi tersebut akan disebarluaskan kepada masyarakat

luas baik calon investor dalam maupun luar negeri. Buku dan CD

peluang investasi daerah diharapkan dapat disajikan dalam tampilan

yang menarik dan informasi yang disampaikan jelas dan akurat,

sehingga apabila calon investor tertarik untuk berinvestasi didaerah

tersebut dapat segera ditindak lanjuti. Buku dan CD tersebut

diharapkan dapat disusun dalam dua versi bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris.

B. Gelar Potensi Investasi Pertanian Bahan promosi investasi (buku dan CD) peluang investasi daerah yang

telah disusunakan disebarluaskan kepada calon investor baik dalam

maupun luar negeri melalui kegiatan Gelar Potensi Investasi Pertanian/

Investment day. Daerah diberi kesempatan untuk dapat memaparkan

Page 85: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

74

potensi dan peluang investasi daerahnya masing – masing dan calon

investor diberi kesempatan untuk berdiskusi Tanya jawab dengan

pemapar, untuk mendapatkan informasi yang lebih detail, akan

disediakan forum “one on one meeting” sehingga calon investor dapat

berdiskusi lebih lanjut dengan masing – masing daerah.

C. Investment Forum Buku dan CD peluang investasi daerah yang telah disusun akan di

sebarluaskan kepada calon investor luar negeri dan pelaksanaan

kegiatan investment forum akan dilaksanakan diluar negeri. Daerah

diberi kesempatan untuk dapat memaparkan potensi dan peluang

investasi daerahnya masing – masing dan disediakan forum untuk

diskusi Tanya jawab dengan calon investor di luar negeri. Untuk

mendapatkan informasi yang lebih jelas, akan disediakan forum “one

on one meeting” sehingga calon investor dapat berdiskusi lebih detail

untuk mendapatkan informasi terkait investasi pertanian di Indonesia.

Contact person : Kasubdit Investasi, Direktorat Pengembangan Usaha dan

Investasi

5.1.25. Administrasi, Koordinasi dan Pembinaan Dalam rangka penyamaan persepsi, pandangan dan arah pembangunan

PPHP, maka dilakukan pertemuan sosialisasi kegiatan PPHP yang

dilaksanakan oleh dinas lingkup pertanian provinsi. Selain itu dilakukan pula

koordinasi dalam rangka penyusunan program dan rencana kegiatan untuk

satu tahun ke depan melalui kegiatan Koordinasi Penyusunan Program

PPHP.

Page 86: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

75

Selain itu pula, Dinas lingkup pertanian provinsi diberi kewenangan

dalam melakukan identifikasi, pembinaan dan monitoring kegiatan PPHP di

kabupaten/kota yang memperoleh tugas pembantuan dari Ditjen PPHP. Hasil

yang diperoleh menjadi acuan dalam menyusun dan merencanakan kegiatan

tahun selanjutnya, dimana akan disusun dalam pertemuan koordinasi program

kegiatan, pertemuan penyusunan RKA-KL awal, serta dilakukan

penyempurnaan dalam kegiatan penyusunan RKA-KL finalisasi.

Contact person : Kabag Perencanaan, Sekretariat. Ditjen PPHP telp. 021-

78837929.

5.1.26. Evaluasi Pemantauan dan Pelaporan

Page 87: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

76

Monitoring, evaluasi dan pelaporan dilakukan di masing-masing Satker

(pusat, provinsi, kabupaten/ kota) sesuai dengan fungsi dan tanggungjawab

masing-masing. Selain di tingkat Satker, masing-masing penanggungjawab

kegiatan juga harus melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang menjadi

tanggung jawabnya. Untuk melaksanakan evaluasi program dan kegiatan

secara menyeluruh hendaknya dilakukan oleh Tim yang dibentuk oleh

masing-masing Satker atau Satlak SPI.

Laporan hasil pemantauan yang wajib dilaporkan oleh setiap Satker

adalah laporan bulanan dan triwulan berdasarkan PP No. 39 Tahun 2006

yang telah telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan menggunakan aplikasi

Software SIMONEV, dan setiap SKPD harus menyampaikan copy file (back

up) data kepada Ditjen PPHP. Jika aplikasi software SIMONEV belum

dikuasai atau mengalami permasalahan, maka laporan dibuat secara manual

dengan menggunakan microsoft office excel sesuai dengan format simonev

dan format PP 39 tahun 2006.

Selain laporan berkala tersebut, juga ada laporan teknis pelaksanaan

kegiatan, laporan tahunan atau laporan hasil pelaksanaan kegiatan selama 1

(satu) tahun serta laporan insidentil sewaktu-waktu diperlukan bilamana terjadi

sesuatu yang bersifat insidentil.

Untuk pemantapan dan peningkatan keterampilan petugas evaluasi

pelaporan dilaksanakan Workshop SIMONEV yang wajib diikuti oleh petugas

evaluasi pelaporan pada setiap Satker lingkup Ditjen PPHP.

Dalam rangka pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan akan

dilaksanakan Pertemuan Pengendalian dan Evaluasi Awal secara regional di

4 (empat) wilayah, dimana anggaran pelaksanaannya telah dialokasikan pada

Page 88: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

77

4 (empat) Dinas lingkup Pertanian Propinsi yang ditunjuk (pembagian wilayah,

lokasi pelaksanaan dan instansi pelaksana dapat dilihat di agenda nasional).

Peserta pertemuan ini adalah pejabat yag menangani bidang PPHP pada

Satker Kabupaten/ Kota dan Propinsi lingkup Ditjen PPHP serta pada

Kabupaten/ Kota pelaksana kegiatan Tugas Pembantuan Propinsi.

Pada akhir tahun anggaran akan dilaksanakan Pertemuan Evaluasi

Nasional dalam rangka melakukan evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan

tahun 2012 di daerah; menginventarisir kendala, hambatan, permasalahan,

tantangan dan peluang yang dihadapi dalam pelaksanaan program/kegiatan

tahun 2012 serta upaya pemecahannya; menginventarisir success story tahun

2011; serta upaya memberikan masukan dalam penyusunan perencanaan

program/ kegiatan PPHP selanjutnya. Peserta pertemuan ini adalah pejabat

yag menangani bidang PPHP pada Satker Kabupaten/ Kota dan Propinsi

lingkup Ditjen PPHP.

Contact person : BagianEvaluasidanPelaporan, SekretariatDirektoratJenderal,

telp/ fax : 021-7804526, email : [email protected].

5.1.27. Database PPHP

Pengembangan Database PPHP meliputi Metodologi pengumpulan

data, kompilasi data serta implementasi penyajian informasi yang menjadi

indicator kinerja pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di

daerah. Pengelolaan data dan informasi yang tersedia adalah merupakan

output dari kinerja Ditjen PPHP, apa saja yang telah dilakukan dan

dikembangkan selama ini terkait fasilitasi program pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian di daerah.

Page 89: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

78

Tujuan Pengembangan Database pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian ini adalah sebagai panduan di dalam melakukan pengumpulan dan

pengolahan data yang berguna untuk menggambarkan kinerja pembangunan

PPHP. Berfungsi dalam menganalisa secara langsung perkembangan

kegiatansektor pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta

memperolehinformasi untuk indikatorpemerintah sebagai bahan pemantauan

perkembangan sektor agribisnis.

Sasaran Pengembangan Database PPHP adalah :

1. Tersedianya standarisasi system dan prosedur pengumpulan data,

metode pengolahan dan penyajiannya

2. Tersedianya profil usaha lingkup industry berbasis pertanian yang lengkap

beserta skala usahanya yang tergolong besar, sedang, kecil dan mikro

(rumahtangga)

3. Termonitornya perkembangan industry pertanian

Penyusunan Metodologi Pengembangan Database PPHP merupakan

langkah awal di dalam upay amenyediakan data yang komprehensi sekaligus

menjawab permasalahan terkait keterbatasan data PPHP. Database yang

tersusun secara sistematis dan bertahap dapat menunjukkan indicator kinerja

PPHP secara menyeluruh dalam skala nasional.

Contact person : Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Direktorat

Jenderal

5.1.28. SLPPHP

Dalam rangka mendukung upaya percepatan mengubah perilaku

pelaku usaha dan pelaku utama dalam bidang pengolahan dan pemasaran

Page 90: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

79

hasil pertanian dari sikap ketergantungan ke arah kemandirian; dari saling

ketergantungan ke arah kerja dalam kelompok; dan dari pekerja terampil

menjadi pekerja profesional maka Ditjen PPHP menyelenggarakan kegiatan

pelatihan bagi penyuluh, pendamping, pelaku usaha dan pelaku utama dalam

bentuk Sekolah Lapangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanaian (SL-

PPHP).

Sasaran yang diharapkan dalam penyelenggaraan SL-PPHP ini dapat

dirinci sebagai berikut:

1. SL – PPHP bagi PL-I adalah: widyaiswara pertanian, petugas/penyuluh

pertanian dari Departemen Pertanian dan Dinas lingkup pertanian di

tingkat Propinsi yang menjadi teamwork/fasilitator tingkat Propinsi.

2. SL – PPHP bagi PL-II adalah petugas/penyuluh dari dinas/instansi

lingkup pertanian yang akan menjadi teamwork/fasilitator di tingkat

Kabupaten/Kota.

3. SL-PPHP bagi PU adalah Pelaku Usaha, Kelompok Tani, Gapoktan

yang bergerak dibidang pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian.

Bagi Dinas Propinsi lingkup Pertanian yang mendapat alokasi dana

dekonsentrasi untuk penyelenggaraan SL-PPHP harus melaksanakan

kegiatan tersebut berdasarkan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

SLPPHP. Agar kegiatan pelatihan SL-PPHP bagi PL-I, SL-PPHP bagi PL-II

dan SL-PPHP bagi PU dapat berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan

yang diharapkan, maka dibentuk organisasi penyelenggara baik di tingkat

Pusat maupun di tingkat Daerah.

Contact person : Bagian Perencanaan, Sekretariat Direktorat Jenderal

Page 91: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

80

5.1.29. Pengawalan dan Pembinaan LM3 Tahun Sebelumnya

Kegiatan pengawalan dan pembinaan oleh Dinas lingkup pertanian

propinsi berupa pertemuan, koordinasi perkembangan usaha LM3 agar usaha

yang dilaksanakan dapat meningkatkan peran serta santri, anggota dan

masyarakat di sekitarnya sehingga menjadi agent of develompment dan

menjadi lembaga ekonomi mikro yang tumbuh dan berkembang

Contact person : Sekretariat Direktorat Jenderal

5.2. DANA TUGAS PEMBANTUAN DI PROVINSI

Kegiatan yang dilaksanakan dengan menggunakan dana tugas pembantuan

di Provinsi adalah sbb:

5.2.1. Kegiatan Mutu Standardisasi

A. Pengembangan Mutu Kakao Fermentasi

Dalam rangka mewujudkan mutu kakao fermentasi yang baik, selain

menerapkan sistem jaminan mutu juga diperlukan sarana prasanana agar

dihasilkan biji kakao fermentasi yang bermutu. Disamping itu penguatan

kelembagaan sangat diperlukan dalam rangka efisiensi penerapan sistem

jaminan mutu, dan untuk mendapatkan akses pasar yang berkelanjutan

melalui kemitraan yang transparan dan berkeadilan. Sedangkan untuk

menampung hasil biji kakao fermentasi anggota kelompok, maka diperlukan

Penguatan Modal Usaha Kerja (PMUK), sehingga petani akan menjual biji

kakao fermentasi kepada kelompoknya, bukan kepada tengkulak. Dengan

Page 92: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

81

demikian kegiatan tugas pembantuan untuk Pengembangan Mutu Kakao

Fermentasi seyogyanya dialokasikan untuk pengadaan sarana prasarana

yang dibutuhkan, bimbingan teknis manajemen (mutu, kelembagaan dan

usaha) dan PMUK. Selanjutnya pelaksanaannya agar mengacu kepada

Pedoman Teknis Pengembangan Mutu Kakao Fermentasi 2012

Contact person : Subdit. Penerapan dan Pengawasan Jaminan Mutu,

Direktorat Mutu dan Standardisasi, Ditjen. PPHP

B. Pengembangan Mutu Kopi Dalam rangka mewujudkan mutu kopi yang baik, selain menerapkan

sistem jaminan mutu juga diperlukan sarana prasanana agar dihasilkan kopi

yang bermutu. Disamping itu penguatan kelembagaan sangat diperlukan

dalam rangka efisiensi penerapan system jaminan mutu, dan untuk

mendapatkan akses pasar yang berkelanjutan melalui kemitraan yang

transparan dan berkeadilan. Sedangkan untuk menampung hasil biji kopi

anggota kelompok, maka diperlukan Penguatan Modal Usaha Kerja (PMUK),

sehingga petani akan menjual biji kopi kepada kelompoknya, bukan kepada

tengkulak. Dengan demikian kegiatan tugas pembantuan untuk

Pengembangan Mutu Kopi seyogyanya dialokasikan untuk pengadaan sarana

prasarana yang dibutuhkan, bimbingan teknis manajemen (mutu,

kelembagaan dan usaha) dan PMUK. Selanjutnya pelaksanaannya agar

mengacu kepada Pedoman Teknis Pengembangan Mutu Kopi 2012.

Contact person : Subdit. Penerapan dan Pengawasan Jaminan Mutu,

Direktorat Mutu dan Standardisasi, Ditjen. PPHP

Page 93: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

82

5.2.2. Kegiatan Pemasaran Domestik a. Revitalisasi Pasar Ternak

Sistem pemasaran ternak di indonesia pada umumnya masih

berlangsung secara tradisional. Sistem jual beli atau mekanisme penentuan

harga masih didominasi dan berdasarkan kepercayaan diantara pihak-pihak

tertentu yaitu para pedagang pengumpul (tengkulak/blantik). Oleh karena

kondisi pemasaran ternak tersebut, maka perlu adanya peningkatan efisiensi

pemasaran ternak serta kemudahan akses para peternak

Tujuan dari kegiatan revitalisasi pasar ternak adalah memfasilitasi

terbangunnya pasar ternak sebagai sarana bagi para peternak dalam

memasarkan ternaknya, khususnya daerah/ lokasi yang telah ada cikal bakal

pasar ternak sebelumnya. Kegiatan ini meliputi bangunan pasar ternak, alat

dan sarana pasar ternak.

Contact person : Subdit Sarana dan Kelembagaan Pasar, Direktorat

Pemasaran Domestik

b. Optimalisasi Sub Terminal Agribisnis (STA)

Tujuan dari kegiatan optimalisasi STA adalah mengoptimalkan

operasionalisasi STA sehingga dapat menjadi agen pemasaran bagi petani/

kelompoktani, dan menfasilitasi terjadinya kemitraan dan pasar lelang di STA

yang dapat menguntungkan petani.

Kegiatan optimalisasi pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA)

dilakukan pada lokasi pembangunan STA pada tahun anggaran sebelumnya

Page 94: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

83

atau revitalisasi pasar tradisional yang telah ada. Kegiatan ini dilaksanakan

untuk menjadikan kegiatan STA dapat beroperasi dengan optimal. Selain itu,

pada STA ditunjang pula dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya

meningkatkan peran STA, diantaranya bimbingan teknis, fasilitasi kemitraan,

dan fasilitasi sistem informasi pasar. Selain itu, kegiatan STA diberi bantuan

permodalan, sebagai upaya menghidupkan kegiatan perdagangan di STA

secara berkesinambungan.

Contact person : Subdit Sarana dan Kelembagaan Pasar, Direktorat

Pemasaran Domestik

c. Pengembangan Jaringan Pemasaran

Bertujuan untuk pemberdayaan Gapoktan dengan cara membuka

akses pasar terhadap industri lokal maupun nasional, mengoptimalkan pelaku

industri lokal untuk dapat menjalin kerjasama pemasaran dengan Gapoktan

setempat serta memudahkan melakukan pembinaan diantara industri lokal

dengan para gapoktan apabila telah terjadi kesepakatan pemasaran.

Contact person : Kasubdit Jaringan Pemasaran, Direktorat Pemasaran

Domestik

d. Pengembangan Grading Packaging

Kegiatan ini merupakan kegiatan fasilitasi untuk komoditas yang

spesifik lokalitas dan merupakan bagian dari pengembangan pemasaran hasil

Page 95: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

84

pertanian yang bertujuan untuk memberikan nilai tambah pada hasil

pertanian, sehingga dapat di proses dan di simpan lebih lama.

Contact person :

5.2.3. Kegiatan Pemasaran Internasional

A. Akselerasi Eksport Komoditas Pertanian

Sejalan dengan perkembangan globalisasi di semua aspek, maka

seluruh negara harus mencermati dampak positif dan negatif dari perubahan

tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi tersebut membawa

dampak ekonomi bagi setiap negara, yang dengan jeli dapat memanfaatkan

peluang yang ada termasuk dalam peningkatan ekspor produk pertanian

dengan tetap berupaya memaksimalkan peningkatan nilai tambah dan daya

saing produk serta mendorong peningkatan industri hilir dan pemasaran.

Sebagai upaya tindak lanjut dalam upaya peningkatan ekspor produk

pertanian agar berkelanjutan perlu didukung dan fokus pada kegiatan

perbaikan mutu dan pemasaran dengan bantuan penguatan modal kerja

bekerjasama dengan mitra (eksportir) sebagai avalis. Kegiatan perbaikan

mutu dan pemasaran didukung dengan bantuan sarana dan alat (fisik).

Peningkatan ekspor produk pertanian ini dengan komoditi-komoditi unggulan

yang menjadi andalan Indonesia ke beberapa negara tujuan ekspor.

Contact person : Kasubdit Pemasaran Bilateral, Direktorat Pemasaran

Internasional

5.2.4. Pengolahan Hasil Pertanian

Page 96: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

85

A. Revitalisasi Penggilingan Padi

Revitaliasi terhadap penggilingan padi dilakukan dengan cara

memperbaiki, mengganti dan menambah unit penggillingan padi kecil

sehingga dapat meningkatkan rendemen dan menghasilkan beras yang

berkualitas baik. Menurut data BPS sebagian besar unit pengolahan gabah

dan beras sebagian besar perlu direvitalisasi karena sudah tua (rata-rata) di

atas 10 tahun.

Contact person : Subdit. Pengolahan Hasil Tanaman Pangan, Direktorat

Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen. PPHP.

B. Pengembangan Agroindustri Aneka Tepung

Pengembangan agroindustri aneka tepung berbasis sumberdaya lokal

dilakukan dalam upaya meningkatkan produksi tepung sebagai substitusi

impor dan penganekaragaman bahan pangan (diversifikasi pangan). Dalam

rangka mendukung percepatan diversifikasi pangan tersebut maka dilakukan

penumbuhkembangan unit-unit pengolahan aneka tepung berbahan baku

sumberdaya lokal (ubi kayu, ubi jalar).

Contact person : Subdit. Pengolahan Hasil Tanaman Pangan, Direktorat

Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen. PPHP.

C. Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan

Pengembangan agroindustri tanaman pangan dilakukan untuk

pengembangan agroindustri kedelai dan keripik. Dalam upaya pengembangan

Page 97: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

86

agroindustri kedelai diharapkan dilakukan penumbuhan dan pengembangan

unit pengolahan kedelai untuk pangan (sari kedelai, tahu, kedelai dll) dan

untuk pakan ternak.

Contact person : Subdit. Pengolahan Hasil Tanaman Pangan, Direktorat

Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen. PPHP.

D. Pengembangan Agroindustri Jagung

Pengembangan agroindustri jagung dilakukan dalam upaya

swasembada berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan.

Penumbuhkembangan unit-unit pengolahan jagung untuk pangan (tepung dan

grits) dan untuk pakan ternak. Dalam upaya pengembangan agroindustri

jagung diharapkan setiap tahun akan dilakukan penumbuhan dan

pengembangan unit pengolahan jagung untuk pangan dan pakan ternak

Contact person : Subdit. Pengolahan Hasil Tanaman Pangan, Direktorat

Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen. PPHP.

E. Pengembangan Agroindustri Hortikultura

Merupakan kegiatan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya

saing produk segar melalui usaha-usaha pengolahan hasil ditingkat

Gapoktan, kegiatan ini berbentuk fisik (pengadaan peralatan) dan non fisik

(Pembinaan dan Bimtek). Dalam rangka mengoptimalisasikan koordinasi

peralatan yang ada maka pada lokasi – lokasi penempatan peralatan

sebelum tahun 2012, dapat dimungkinkan untuk direvitalisasi sehingga

kinerja peralatan menjadi lebih baik lagi.

Page 98: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

87

Contact person : Subdit. Pengolahan Hasil Hortikultura, Direktorat

Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen. PPHP.

F. Pengembangan Agroindustri Biofarmaka

Merupakan kegiatan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya

saing produk biofarmaka melalui usaha-usaha pengolahan hasil ditingkat

Gapoktan, kegiatan ini berbentuk fisik (pengadaan peralatan) dan non fisik

(Pembinaan dan Bimtek). Dalam rangka mengoptimalisasikan koordinasi

peralatan yang ada maka pada lokasi – lokasi penempatan peralatan

sebelum tahun 2012, dapat dimungkinkan untuk direvitalisasi sehingga

kinerja peralatan menjadi lebih baik lagi.

Contact person : Subdit. Pengolahan Hasil Hortikultura, Direktorat

Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen. PPHP.

G. Pengembangan Agroindustri Perkebunan

a). Bimbingan Teknis dan Pengawalan Agroindustri Perkebunan

Bimbingan ini diberikan kepada petugas dan anggota kelompok

pengelola UPH perkebunan dari lokasi binaan dan pengawalan

agroindustri perdesaan. Dengan bimbingan teknis ini diharapkan dapat

menumbuhkan unit pengolahan di Sentra Produksi. Selain itu dapat

meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk olahan komoditas

perkebunan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan

keluarganya serta mendorong mempercepat tumbuhnya desa

agroindustri di wilayah sentra produksi perkebunan.

b). Bantuan Sarana Pengolahan Perkebunan

Page 99: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

88

Sarana pengolahan perkebunan ini meliputi berbagai bangunan dan

alat pengolahan perkebunan seperti: pengolahan kelapa, atsiri, mete,

tebu, gambir, teh dan lada. Tujuan kegiatan pengembangan

agroindustri perkebunan adalah : (1) Mengembangkan unit – unit

usaha pengolahan dan pemasaran hasil agroindustri perkebunan di

pedesaan yang berskala ekonomis, (2) Meningkatkan diversifikasi

produk dan nilai tambah produk agroindustri perkebunan sehingga

mampu meningkatkan pendapatan, kesejahteraan petani dan

keluarganya, (3) Meningkatkan kesempatan kerja di pedesaan,

mengurangi tingkat kemiskinan sekaligus mencegah arus urbanisasi,

(4) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan petani dalam melakukan

pengolahan Bokar Bersih, (5) Mendorong tumbuhnya desa agroindustri

dan berkembangnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil

agroindustri perkebunan di suatu wilayah pedesaan.

Contact Person : Subdit Pengolahan Perkebunan, Direktorat Pengolahan

Hasil Pertanian, Ditjen PPHP. Telp (021) 78842569 Ext. 5334, email :

[email protected]

H. Pengembangan Bokar Bersih

Dalam rangka upaya untuk meningkatkan peranan dan daya saing

komoditas karet salah satu upaya dilakukan adalah melalui perbaikan mutu

bahan olah karet. Dasar hukum untuk mendukung kegiatan ini adalah

Peraturan Menteri Pertanian No.38/ Permentan/ OT.149/ 8/ 2008 tentang

Pedoman Pengolahan dan Pemasaran Bokar (Bahan Olah Karet). Kegiatan

pengembangan Bokar bersih antara lain:

a). Bimbingan Teknis dan Pengawalan Bokar Bersih

Page 100: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

89

Bimbingan ini diberikan kepada petugas dan anggota kelompok

pengelola UPPB dari lokasi binaan dan pengawalan agroindustri

perdesaan. Dengan bimbingan teknis ini diharapkan dapat

menumbuhkan unit pengolahan Bokar di Sentra Produksi. Selain itu

dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk olahan Bokar

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya

serta mendorong mempercepat tumbuhnya desa agroindustri di

wilayah sentra produksi Bokar.

b. Bantuan Sarana Pengolahan Bokar Bersih

Alokasi dana untuk bantuan sarana pengolahan bokar bersih dari

Ditjen PPHP dialokasikan untuk pengembangan UPPB (Unit

Pengolahan dan Pemasaran Bokar) untuk menghasilkan bokar bersih

dan bermutu dimana pengelolaannya langsung oleh gabungan

kelompok tani (Gapoktan) terpilih dari CP/CL Dinas setempat. Sarana

pengolahan bokar bersih ini meliputi berbagai bangunan dan alat

pengolahan Bokar. Tujuan kegiatan pengembangan agroindustri

perkebunan adalah : (1) Mengembangkan unit – unit usaha

pengolahan dan pemasaran hasil Bokar di pedesaan yang berskala

ekonomis, (2) Meningkatkan diversifikasi produk nilai tambah dan

perbaikan mutu produk Bokar sehingga mampu meningkatkan

pendapatan, kesejahteraan petani dan keluarganya,

(3) Meningkatkan kesempatan kerja di pedesaan, mengurangi tingkat

kemiskinan sekaligus mencegah arus urbanisasi,

(4) Mendorong tumbuhnya desa agroindustri dan berkembangnya

usaha pengolahan dan pemasaran hasil agroindustri perkebunan di

suatu wilayah pedesaan.

Page 101: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

90

Contact Person : Subdit Pengolahan Perkebunan, Direktorat Pengolahan

Hasil Pertanian, Ditjen PPHP. Telp (021) 78842569 Ext. 5334, email :

[email protected]

I. Pengembangan Agroindustri Peternakan (susu) Kegiatan ini, dilaksanakan dengan menumbuhkembangkan usaha

persusuan berbasis pada kelompok/Gapoknak yang kemudian ditindaklanjuti

dengan bantuan peralatan penanganan dan pengolahan susu, permodalan

sampai pada kegiatan pendampingan pengembangan usahanya.

Dalam upaya mengembangkan usaha industri pengolahan susu skala

kecil di perdesaaan, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian pada periode

tahun 2004 – 2011 telah merintis pembangunan Unit Pengolahan Susu

Pasteurisasi yang dikelola oleh Gapoknak (Gabungan Kelompok peternak)

dan Koperasi Susu di 41 Kabupaten/Kota tersebar di 11 propinsi..

Contact person : Subdit. Pengohan Hasil Peternakan, Direktorat Pengolahan

Hasil Pertanian, Ditjen. PPHP.

J. Pengembangan Agroindustri Peternakan (daging)

Pengembangan Agroindusri Daging bertujuan untuk menghasilkan

produk olahan daging yang baik diperlukan kualitas bahan baku daging yang

baik pula. Sehingga diperlukan perlakuan dan teknologi yang tepat terhadap

bahan baku daging guna menghindari terjadinya kerusakan dan pembusukan

sebelum diolah. Selanjutnya, untuk menghasilkan produk olahan daging siap

dikonsumsi oleh masyarakat dengan aman, sehat, utuh dan halal (ASUH)

Page 102: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

91

diperlukan penanganan yang cermat mulai dari pemilihan bahan baku,

pemilihan peralatan (teknologi) yang sesuai, proses produksi yang baik,

pengemasan sampai distribusi dan pemasaran.

Dukungan dan fasilitasi pemerintah dalam pengembangan industri

pengolahan daging yang terencana, terintegrasi dan berkesinambungan

berbasis pada pengembangan kelompok peternak atau Gapoktan perlu terus

ditingkatkan dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan pendapatan

peternak/ pelaku usaha pengolahan daging.

Contact person : Subdit.Pengolahan Hasil Peternakan, Direktorat

Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen. PPHP

K. Pengembangan Pengolahan Pakan Ternak

Produk peternakan sebagai bahan pangan umumnya berupa daging,

susu dan telur serta produk olahannya. Produk tersebut sebagian besar

dihasilkan dari kegiatan usaha peternakan yang dilakukan dalam skala

peternakan rakyat, baik sebagai usaha keluarga maupun tergabung dalam

kelompok peternak ataupun gabungan kelompok peternak (gapoknak).

Untuk itu adanya potensi sumber daya lokal yang dimiliki oleh berbagai

daerah, diharapkan mampu meningkatkan peluang keberhasilan dalam

mengatasi permasalahan dibidang pakan ternak.

Maksud kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan peternak /

kelompok peternak / gabungan kelompok peternak dalam penyediaan pakan

ternak secara mandiri dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan daya

saing bagi produk peternakan yang akan dihasilkan.

Page 103: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

92

Melalui kebijakan ini diharapkan mampu memberikan andil terhadap

pemberdayaan peternak dalam meningkatkan pendapatan melalui

pengolahan pakan yang menggunakan bahan baku pakan lokal. Berdasarkan

atas pemahaman di atas, maka salah satu upaya yang dikembangkan dalam

membantu para peternak dibidang penyediaan sarana pengolah pakan ternak

adalah dengan mengalokasikan anggaran yang ditempatkan di daerah melalui

tugas pembantuan untuk dapat dilaksanakan oleh masing – masing daerah

Contact person : Subdit. Pengolahan Hasil Peternakan, Direktorat

Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen.

K. Pengembangan Limbah Hasil Ternak (kompos dan biogas)

Secara umum kegiatan peternakan terdiri dari kegiatan budidaya,

pemerahan, pemotongan ternak dan pengolahan hasilnya. Dalam proses

produksinya akan dihasilkan produk utama berupa daging, susu dan telur

serta dihasilkan pula limbah sebagai ekses negatif dari kegiatan tersebut.

Limbah yang dihasilkan dari kegiatan peternakan sangat beragam dan

bergantung pada jenis kegiatan, jenis ternak, pakan dan air yang digunakan

serta proses yang dijalankan. Perkembangan kegiatan peternakan yang pesat

– untuk menghasilkan produk- ternyata tidak selalu dibarengi dengan upaya

untuk menekan jumlah, jenis dan tingkat bahaya limbah yang dihasilkan.

Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan pencemaran lingkungan dan

berdampak pada penurunan kesehatan manusia, hilangnya habitat alami,

tercemarnya sumber-sumber air serta mengakibatkan kerugian sosial dan

ekonomi yang cukup besar.

Page 104: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

93

Limbah yang dihasilkan dari setiap jenis kegiatan peternakan berlainan

bergantung pada jenis ternak dan kegiatan yang dijalankan. Secara umum

kegiatan budidaya menghasilkan limbah berupa kotoran ternak, sisa pakan,

urine dan air cucian/ pembersihan kandang. Sedangkan bagi kegiatan

pemotongan ternak, limbah yang dihasilkan berupa kotoran ternak, sisa

pakan, rumen, kulit, bulu, tulang, lemak, darah dan air cucian kandang/ruang

RPH.

(1) Peningkatan nilai tambah melalui agroindustri pedesaan

(2) Peningkatan inovasi dan diseminasi teknologi pengolahan

(3) Peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian melalui

optimalisasi dan modernisasi sarana pengolahan

(4) Peningkatan kemampuan dan memberdayakan SDM pengolahan dan

penguatan lembaga usaha pengolahan hasil di tingkat petani

(5) Peningkatan upaya pengelolaan lingkungan

Contact person : Subdit. Pengolahan Hasil Peternakan, Direktorat

Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen.

5.3. DUKUNGAN DANA BERKAITAN DENGAN ADMINSTRASI DAN

KEGIATAN PENUNJANG

Pada sistem penganggaran tahun 2012 ada beberapa perubahan yang

mendasar terutama pada akun belanja yang digunakan, dibandingkan dengan

sistem penganggaran tahun 2011, baik sistem penganggaran pusat maupun

Page 105: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

94

sistem penganggaran daerah, namun perubahan tersebut lebih banyak pada

sistem penganggaran untuk daerah. Perubahan akun yang diganti terutama

untuk mendukung kegiatan di daerah baik di propinsi maupun di kabupaten.

Akun belanja modal (53) pada tahun 2011 masih digunakan untuk

menampung anggaran yang digunakan untuk membeli barang yang akan

menjadi asset pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,

namun pada tahun 2012 akun belanja modal (53) hanya digunakan di pusat,

sedangkan di daerah sistem penganggaran semuanya menggunakan akun

belanja barang (52) yang digunakan untuk pembelian barang yang nantinya

akan menjadi asset pemerintah daerah, maupun pembelian barang/ alat yang

diperuntukkan masyarakat. Pada tahun 2012 akun Belanja Bantuan Sosial

(57) dipergunakan untuk kegiatan Mutu Standardisasi dan Pengolahan Hasil

Pertanian pada Dana Tugas Pembantuan baik di satker Propinsi maupun

Satker Kab / Kota. Lebih lengkapnya mengenai Bantuan Sosial akan

dijelaskan dalan Juknis Bantuan Sosial Direktorat Jenderal Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian.

Dalam pelaksanaan kegiatan, diperlukan dukungan dana berkaitan

dengan administrasi kegiatan dan kegiatan penunjang lainnya. Untuk itu

dalam kegiatan TA. 2012 dana kegiatan administrasi dan dana penunjang

kegiatan yang tercantum dalam Petunjuk Operasional Kerja, adalah berikut

ini.

5.3.1. Honor Operasional Satuan Kerja (Kode Akun 521115)

Kegiatan ini diperuntukkan bagi pelaksana kegiatan seperti honor KPA,

PPK, pejabat penguji dan penerbit SPM, Bendahara pengeluaran / PUMK.

Staf pengelola keuangan, pejabat pengadaan barang / jasa, dan honor

petugas SAI.

Page 106: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

95

5.3.2. Belanja Bahan (Kode Akun 521211)

Pengeluaran yang digunakan untuk membeli barang yang sifatnya habis

pakai seperti: ATK, konsumsi/makanan, bahan cetakan, dokumentasi,

spanduk, biaya foto copy dll. Belanja bahan biasanya sebagai pendukung

kegiatan non operasional seperti bimbingan teknis, seminar, pertemuan,

sosialisasi, pameran, rapat dll.

5.3.3. Belanja Honor Output Kegiatan (Kode Akun 521213) Akun ini digunakan untuk menampung anggaran yang akan digunakan

sebagai honor yang mendukung suatu kegiatan yang sifatnya sementara.

Honor yang dimaksudkan disini adalah honor yang mendukung tercapainya

suatu output kegiatan seperti honor tim dan honor panitia pertemuan.

5.3.4. Belanja Barang Non Operasional lainnya (Kode Akun 521219) Akun belanja barang non operasional lainnya (521219) digunakan untuk

menampung anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan non

operasional dalam rangka pelaksanaan suatu kegiatan satuan kerja.

Pengeluaran–pengeluaran yang termasuk dalam kriteria ini antara lain

kegiatan pertemuan yang memerlukan waktu hingga beberapa hari, dan

berada diluar kantor. Selain pertemuan akun ini juga digunakan untuk

menampung perjalanan yang sifatnya lokal dalam kota.

5.3.5. Belanja Perjalanan Lainnya (Kode Akun 524119)

Page 107: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

96

Akun ini digunakan untuk menampung kegiatan penunjang dalam

mencapai target kegiatan yang akan dicapai dalam bentuk perjalanan dinas.

Yang dibiayai dari perjalanan ini adalah perjalanan keluar daerah/kota dengan

jarak minimal 5 km dari batas kota/kabupaten. Apabila masih dibawah 5 km

perjalanan dinas yang dipakai adalah transport lokal.

5.3.6. Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada

masyarakat/ Pemda Kode Akun (526112)

Akun belanja ini merupakan akun baru yang dibuat oleh Kementerian

Keuangan. Tujuan dari akun ini adalah untuk menampung kegiatan belanja

barang peralatan atau mesin yang diperuntukkan kepada masyarakat dan

bukan menjadi asset pemerintah daerah.

Tata cara pengadaannya pun memakai dasar Perpres 54, artinya

melalui pelelangan. Didalam pelaksanaannya pabila dalam jangka waktu 6

(enam) bulan setelah diadakan barang tidak diserahkan kepada masyarakat,

maka peralatan tersebut akan menjadi asset pemerintah daerah.

5.3.7. Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada

masyarakat/ Pemda (Kode Akun 526113)

Belanja ini pemanfaatannya sama dengan akun 526112, namun

peruntukannya berbeda yaitu untuk menampung kegiatan belanja gedung dan

bangunan yang diperuntukkan kepada masyarakat dan bukan menjadi asset

pemerintah daerah.

Page 108: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

97

Tata cara pengadaannya pun sama dengan akun 526112 memakai

dasar Perpres 54 yaitu melalui pelelangan. Didalam pelaksanaannya pabila

dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah diadakan barang tidak diserahkan

kepada masyarakat, maka gedung dan bangunan tersebut akan menjadi

asset pemerintah daerah.

5.3.8. Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi untuk diserahkan kepada pemerintah daerah (Kode Akun 526211)

Akun belanja ini merupakan akun baru yang dibuat untuk menampung

kegiatan belanja barang penunjang dekonsentrasi. Akun ini merupakan akun

pengganti belanja modal. Kegiatannya pun hanya untuk pengadaan

barang/peralatan yang nantinya akan menjadi asset pemerintah daerah.

Apabila masih menggunakan akun belanja modal, maka barang tersebut

merupakan asset pusat, dan bukan asset daerah. Tujuan dari akun ini adalah

untuk mengurangi asset pusat yang berada di daerah.

Akun yang digunakan adalah 526211, dan kegiatan yang termasuk

dalam akun ini seperti pengadaan komputer, pengadaan kendaraan, dan

pengadaan yang lainnya yang nantinya akan menjadi asset pemerintah

daerah.

5.3.9. Belanja Barang Penunjang Tugas Pembantuan untuk diserahkan kepada pemerintah daerah (Kode Akun 526212)

Akun yang digunakan adalah 526212, dan kegiatan yang termasuk

dalam akun ini sama dengan kegiatan dekonsetrasi, namun barang yang

dibelanjakan akan menjadi asset pemerintah kabupaten/kota. seperti

Page 109: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

98

pengadaan komputer dan pengadaan yang lainnya yang nantinya akan

menjadi asset pemerintah daerah.

5.3.10. Belanja Bantuan Sosial untuk Pemberdayaan Sosial dalam Bentuk Uang (Kode Akun 573111)

Pemanfaatan akun ini adalah untuk menampung kegiatan yang

sifatnya bantuan dalam bentuk transfer uang kepada kelompok masyarakat.

Kegiatan yang termasuk dalam bantuan sosial dalam bentuk transfer uang

adalah:

1. Pengembangan Mutu Kakao Fermentasi

2. Pengembangan Mutu Kopi

3. Revitalisasi Penggilingan Padi

4. Pengembangan Agroindustri Tepung- Tepungan

5. Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan

6. Pengembangan Pengolahan Jagung

7. Pengembangan Agroindustri Hortikultura

8. Pengembangan Agroindustri Biofarmaka

9. Pengembangan Agroindustri Perkebunan

10. Pengembangan Bokar Bersih

11. Pengembangan Agroindustri Peternakan (Susu dan Daging)

12. Pengembangan Pengolahan Pakan Ternak

13. Pengelolaan Limbah Hasl Ternak (Kompos dan Biogas)

14. Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Melalui LM3

Bantuan sosial dengan pola transfer uang mengacu pada Pedoman

Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2012 yang diterbitkan

oleh Kementerian Pertanian.

5.3.9. Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3)

Page 110: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

99

Bantuan sosial yang diberikan Direktorat Jenderal PPHP kepada

masyarakat melalui lembaga keagamaan dikenal dengan Lembaga Mandiri

yang Mengakar di Masyarakat (LM3). LM3 yang berbasis keagamaan seperti :

pondok pesantren, seminari, paroki, pasraman, vihara, pura, dan subak yang

mempunyai SDA dan SDM bergerak di bidang agribisnis. LM3 yang bergerak

di bidang agribisnis tersebut dapat dijadikan sebagai percontohan

pengembangan agribisnis di lokalita karena adanya sinergi LM3 dengan

masyarakat sekitarnya.

Keberadaan LM3 selama ini diterima baik oleh masyarakat karena

turut berperan dalam memberdayakan ekonomi masyarakat, pengembangan

para santri/siswa maupun masyarakat sekitar yang mencakup bidang

moral/keagamaan, ekonomi, maupun sosial kemasyarakatan. Kementerian

Pertanian setiap tahun mengalokasikan anggaran untuk melaksanakan

pembinaan, pelatihan, penyaluran bantuan dan pemantauan LM3.

Pada tahun anggaran 2012 dalam DIPA Direktorat Jenderal

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian tersedia anggaran untuk fasilitasi

pengembangan LM3 yang berupa bantuan sarana/prasarana, peralatan

pengolahan dan modal usaha untuk menunjang pengembangan usaha

agribisnis LM3. Diharapkan dengan adanya pembinaan yang berkelanjutan

disertai dengan pemberian bantuan sarana pengolahan akan mampu memacu

tumbuh dan berkembangnya usaha agribisnis LM3. Dinas lingkup Pertanian

Provinsi dan Kabupaten/Kota berperan untuk melakukan pembinaan,

koordinasi, sosialisasi, pemantauan dan pengendalian serta menyampaikan

laporan perkembangan LM3 ke Direktorat Jenderal PPHP.

Page 111: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

100

Tabel 1. Rancangan alokasi kegiatan melalui pemberdayaan LM3 dan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

No. Kegiatan Keterangan 1. Pusat (a) dialokasikan dana administrasi untuk kegiatan

pengelolaan dan penyusunan kebijakan. (b) dialokasikan dana sosial langsung ke LM3 terpilih di

Kabupaten/Kota (yang ditentukan melalui proses seleksi)

2. Provinsi Dialokasikan dana pembinaan pada Dana Dekonsentrasi 3. Kabupaten

/ Kota Blok grant untuk LM3 terpilih langsung disalurkan dari Pusat melalui skim BLM (Bantuan Langsung Masyarakat)

Proses pengajuan proposal kegiatan LM3 dan mekanisme penetapan LM3

diatur tersendiri pada Pedum dan Juklak LM3. Alokasi dana pendampingan

teknis pada rencana usaha LM3

(Contact person : Sekretariat LM3 Ditjen PPHP, telp/fax. 021 7827275 )

Page 112: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

101

6.1. PENGENDALIAN KEGIATAN DAN ANGGARAN

Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

tanggal 28 Agustus 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP), maka unit dan satuan kerja diharapkan dapat mengidentifikasi

terjadinya deviasi atau penyimpangan atas pelaksanaan kegiatan

dibandingkan dengan perencanaan sebagai umpan balik untuk melakukan

tindakan koreksi atau perbaikan bagi pimpinan dalam mencapai tujuan

organisasi. SPI itu sendiri merupakan proses yang integral pada tindakan dan

kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh

pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan

organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan.

Sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah tersebut, Kementerian

Pertanian telah menerbitkan Permentan Nomor 23/Permentan/ OT.140/ 5/

2009 tentang Pedoman Umum SPI di Lingkungan Kementerian Pertanian.

Penerapan SPI menjadi kewajiban bagi seluruh jajaran Kementan termasuk

Dinas lingkup Pertanian. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terdiri atas

unsur : (a) lingkungan pengendalian; (b) penilaian resiko; (c) kegiatan

pengendalian; (d) informasi dan komunikasi; dan (e) pemantauan

pengendalian intern. Penerapan unsur-unsur SPI sebagaimana dimaksud di

atas harus dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian integral dari kegiatan

Instansi Pemerintah.

Bab

6 MONITORING, EVALUASI,

PENGENDALIAN DAN PELAPORAN

Page 113: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

102

Pengendalian kegiatan dan anggaran merupakan kegiatan yang cukup

penting mengingat banyaknya kendala dan permasalahan yang sering ditemui

dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran. Disamping itu pengelola kegiatan,

anggaran dan penerima manfaat dituntut dapat bekerja sama serta

melaksanakan tugas secara transparan, akuntabel, penegakan hukum dan

perlakuan yang adil/ kesetaraan. Pengendalian terhadap implementasi

kegiatan dan anggaran kinerja pembangunan pertanian di daerah bertujuan

untuk :

a) Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dan anggaran serta

kesesuaian pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran dengan

tujuan dan sasaran yang ingin di capai.

b) Mengantisipasi secara dini terhadap permasalahan dan kendala yang

dihadapi sehingga dapat dicari solusinya

c) Mencegah atau mengurangi terjadinya kesalahan pelaksanaan

kegiatan dan penyalahgunaan anggaran yang tidak sesuai dengan

rencana serta sasaran yang ingin dicapai.

d) Mendapatkan bahan untuk dijadikan masukan perbaikan dan

kelancaran pengelolaan anggaran dan kegiatan.

Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan dana

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan mengacu pada Peraturan

Menteri Pertanian No. 31/2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan,

Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian.

6.1.1. Ditjen PPHP

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan lingkup Kementerian

Pertanian maka pengendalian kegiatan dan anggaran kinerja ini dilakukan

oleh unit kerja Eselon I termasuk Ditjen PPHP sesuai dengan bidang tugasnya

masing-masing. Hal ini mengingat beragamnya komoditas yang dkembangkan

Page 114: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

103

di daerah serta jenis kegiatan yang dilaksanakan. Bentuk pengendalian yang

dilakukan adalah:

1) Memberikan bimbingan pelaksanaan kegiatan teknis di daerah melalui

penerbitan Pedoman Umum / Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk

Teknis sebagai acuan / rambu – rambu dalam operasional kegiatan.

2) Sosialisasi Pedoman Umum, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk

Teknis sebelum tahapan pelaksanaan kegiatan.

3) Bimbingan terhadap penyusunan prosedur dan tata kerja pelaksanaan

program, kegiatan dan anggaran kinerja.

4) Peningkatan kualitas SDM melalui sosialisasi, workshop atau

pelatihan.

5) Melakukan kunjungan ke daerah untuk melakukan supervisi

pembinaan, pengendalian, bimbingan, monitoring, evaluasi, arahan

serta sejenisnya, sehingga kontrol yang diberikan dapat mendukung

keberhasilan kegiatan di daerah

6) Melakukan evaluasi semesteran dan tahunan untuk mengetahui

kinerja keseluruhan dan menjadi dasar perencanaan program dan

anggaran berikutnya.

7) Penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dengan Satuan

Pelaksana Pengendalian Intern (SATLAK PI) sebagai penggeraknya.

6.1.2. Dinas lingkup pertanian Provinsi dan Kabupaten/ Kota

Dalam sistem anggaran berbasis kinerja, maka operasional kegiatan

tidak lepas dari kendali pimpinan instansi pelaksana. Untuk itu perlu dilakukan

pengendalian intensif, antara lain:

1) Memberikan bimbingan administrasi dan teknis pelaksanaan kegiatan

dilapangan.

Page 115: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

104

2) Menyusun Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis, prosedur tata

kerja, jaringan kerja, dan koordinasi dengan instansi terkait pusat

maupun daerah di dalam operasional kegiatan.

3) Pembentukan Satuan Pengendali Intern (SATLAK PI) pada masing-

masing Dinas diharapkan dapat mempercepat terwujudnya penerapan

SPI di masing-masing instansinya. SATLAK ini dibentuk dan

ditetapkan oleh Kepala Dinas, sehingga masing-masing Dinas

mempunyai satu SATLAK untuk pengendalian seluruh kegiatan dan

anggaran di lingkup Dinas (termasuk kegiatan dan anggaran

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian). Tugas dan fungsi

SATLAK PI mengacu pada Permentan No. 23 tahun 2009.

4) Dalam upaya pencapaian target kinerja seperti yang telah ditetapkan

dalam dokumen perencanaan secara efektif, efisien, ekonomis dan

tertib, maka setiap penanggung jawab kegiatan harus melakukan

pengelolaan resiko dengan melakukan identifikasi, analisis,

pemantauan dan evaluasi resiko masing-masing kegiatan yang

menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan Permentan No. 23 tahun

2009.

6.2. PENGAWASAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN

Page 116: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

105

Dalam sistem anggaran berbasis kinerja, pengawasan fungsional

pembangunan pertanian masih tetap dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal

Kementerian Pertanian . Selain itu oleh manajemen dengan penerapan SPI,

pengendalian dilakukan secara berjenjang dari Eselon I sampai dengan staf

dan kepala Dinas, Kepala Sub Dinas sampai ke Staf. Pengawasan dapat

dilakukan setiap saat selama proses manajemen berlangsung.

Pengawasan fungsional kegiatan program dan anggaran kinerja

pembangunan pertanian secara eksternal juga dilakukan oleh aparatur

pengawasan seperti BPK dan BPKP. Pengawasan yang dilaksanakan berupa

pemeriksaan reguler yaitu pemeriksaan setempat yang dilaksanakan secara

reguler terhadap obyek pemeriksaan lingkup Kementerian Pertanian

berdasarkan program kerja pengawasan tahunan maupun pemeriksaan non

reguler. Pengawasan yang dilakukan berupa pemeriksaan, pengujian,

pengusutan dan penilaian terhadap pengelolaan program, kegiatan dan

anggaran kinerja.

Obyek pemeriksaan diprioritaskan terhadap obyek yang anggarannya

relatif besar, mempunyai aspek pelayanan masyarakat, serta mempunyai

peran strategis terhadap keberhasilan pembangunan pertanian dan bidang-

bidang rawan kebocoran. Sistem dan upaya pengawasan terus dikembangkan

dan disempurnakan melalui berbagai langkah yang efektif agar dapat

mengamankan kebijakan pembangunan pertanian secara berdaya guna dan

berhasil guna. Upaya tersebut dilakukan melalui penyempurnaan dan

pemanatapan sistem dan proses penyusunan program kerja pemeriksaan

dengan mengikutsertakan secara aktif unsur-unsur perencana dan pelaksana.

Dalam rangka mendukung implementasi program dan anggaran kinerja,

maka pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

Page 117: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

106

a. Pemeriksaan kinerja aparat pengelolaan kegiatan, yaitu pemeriksaan

apakah sumberdaya dan dana sudah digunakan sesuai dengan sasaran

yang ingin dicapai serta pelaksanaannya tidak bertentangan dengan

peraturan yang berlaku.

b. Pemeriksaan yang mengarah pada pelaksanaan wewenang sesuai

tupoksi, apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai atau tidak

sehingga akan dapat merekomendasikan penyempurnaan pada

kegiatan yang akan datang.

c. Pemeriksaan akuntabilitas kinerja, dimana instansi pelaksana kegiatan

harus mempertanggungjawabkan keberhasilan dan atau kegagalan

pelaksanaan wewenang dan tupoksi instansi tersebut.

d. Pemeriksaan khusus dilaksanakan sewaktu-waktu melalui pengujian dan

pendalaman untuk memperoleh kejelasan suatu informasi yang

bersumber dari laporan masyarakat. Pemeriksaan ini termasuk pula

untuk pengembangan dari pemeriksaan reguler yang dipandang perlu

terhadap adanya dugaan terjadinya tindak pidana penyalahgunaan

wewenang.

e. Setiap satker baik pusat maupun daerah wajib melakukan tindak lanjut

hasil pengawasan yang tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) dan melaporkan, serta menyampaikan bukti-bukti penyelesaian

tindak lanjut kepada Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian dan pengawasan fungsional (Inspektorat Jenderal

Kementerian Pertanian atau BPKP) selambat-lambatnya 30 hari setelah

diterimanya LHP.

f. Dalam melaksanakan tindak lanjut hasil pemeriksaan, satker tidak perlu

lagi melakukan klarifikasi atas temuan hasil pemeriksaan, tetapi

melaksanakan tindak lanjut atas saran-saran atau rekomendasi yang

disampaikan oleh tim pemeriksa.

Page 118: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

107

6.3. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Landasan hukum monitoring, evaluasi dan pelaporan adalah Peraturan

Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tatacara Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Nasional; PP No. 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan

Menteri Keuangan Nomor: 156/PMK.07/2008 Tentang Pedoman Pengelolaan

Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan serta Peraturan Menteri

Pertanian No. 31/ 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan

Pelaporan Pembangunan Pertanian.

Monitoring atau pemantauan adalah kegiatan mengamati

perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta

mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat

diambil tindakan sedini mungkin. Pemantauan dilaksanakan secara

berkesinambungan dan bertujuan memberikan indikasi awal dari

perkembangan atau kekurangan suatu program/kegiatan yang sedang

berjalan.

Evaluasi adalah suatu penilaian dalam kurun waktu tertentu yang

mencoba untuk menilai relevansi secara sistematis dan objektif, efisiensi,

efektivitas pelaksanaan, dan dampak/ keberhasilan dari program dan

kegiatan yang sedang berjalan maupun yang telah selesai. Evaluasi dapat

diartikan pula merupakan rangkaian kegiatan membandingkan realisasi

masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana

dan standar. Pemantauan dilakukan pada seluruh program/kegiatan,

sedangkan evaluasi dapat dilakukan secara lebih selektif. Pada dasarnya

pemantauan dan evaluasi merupakan alat yang diperlukan untuk pelaporan

dan pengendalian.

Page 119: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

108

Pelaporan adalah bentuk penyampaian informasi mengenai hasil

pelaksanaan program/kegiatan yang dituangkan ke dalam formulir yang telah

ditentukan secara berkala dan sesuai dengan petunjuk pengisiannya.

Dalam rangka menganalisis capaian kinerja pembangunan pertanian,

maka peran pemantauan dan evaluasi merupakan bagian penting untuk

menilai tercapai atau tidaknya tujuan program/kegiatan yang dilaksanakan.

Hasil pemantauan dan evaluasi dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

pertimbangan bagi pengambil keputusan untuk perbaikan kebijakan dan

perencanaan di masa mendatang maupun pelaksanaan program/kegiatan

yang sedang berjalan. Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut harus tersaji

dalam bentuk laporan yang informatif, cepat, tepat dan akurat sehingga dapat

dimanfaatkan oleh pimpinan sebagai bahan pengambilan keputusan.

Pada dasarnya antara pemantauan dan evaluasi hampir sama dan

saling berkait, namun dilihat dari ciri input, waktu, dan fokusnya, maka

pemantauan lebih memperhatikan inputkegiatan, periode pelaksanaan lebih

pendek, dan target pemantauan lebih terfokus, sedangkan evaluasi lebih

memperhatikan outputkegiatan; periode pelaksanaan lebih panjang; dan

target group lebih luas. Dilihat dari keperluan data, pemantauan

menggunakan data internal kegiatan itu sendiri seperti laporan keuangan,

input (barang dan jasa) yang disediakan, sedangkan evaluasi selain

menggunakan data internal juga menggunakan data di luar kegiatan sebagai

pembanding untuk menjalankan fungsi kontrolnya. Biasanya pemantauan

terbatas pada tahapan pelaksanaan, operasional, dan pemeliharaan saat

kegiatan sedang berlangsung. Namun,hakekatnya pemantauan dan evaluasi

merupakan satu proses dalam kegiatan untuk menjaga konsistensi dan

efektivitas pencapaian sasaran/target.

Page 120: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

109

Monitoring, evaluasi dan pelaporan dilakukan di masing-masing Satker

(pusat, provinsi, kabupaten/ kota) sesuai dengan fungsi dan tanggungjawab

masing-masing. Selain di tingkat Satker, masing-masing penanggungjawab

kegiatan juga harus melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang menjadi

tanggung jawabnya. Untuk melaksanakan evaluasi program dan kegiatan

secara menyeluruh hendaknya dilakukan oleh Tim yang dibentuk oleh

masing-masing Satker atau Satlak SPI.

Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 156/PMK.07/ 2008

maka SKPD yang menjadi pelaksana kegiatan Dana Dekonsentrasi dan dana

Tugas Pembantuan wajib menyusun laporan pertanggung jawaban yang

meliputi : (1) Laporan Manajerial dan (2) Laporan Akuntabilitas.

(1) Laporan Manajerial mencakup :

a. Perkembangan realisasi fisik dan penyerapan dana

b. Pencapaian target keluaran

c. Kendala yang dihadapi

d. Saran tindaklanjut

(2) Laporan Akuntabilitas meliputi Laporan Keuangan dan Laporan Barang

Laporan Keuangan terdiri dari : Neraca, Laporan Realisasi Anggaran,

Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Laporan Barang mengacu pada

Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai penatausahaan

BMN.

6.3.1. Pelaporan Hasil Pemantauan dan Laporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan

Page 121: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

110

a. Laporan Pemantauan Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD)

Kabupaten/Kota

Setiap SKPD lingkup pertanian Kabupaten/Kota menyusun laporan hasil

pemantauan setiap bulan dan triwulan dengan menggunakan formulir

laporan yang ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah No.39 Tahun

2006. Penanggung jawab kegiatan menyusun laporan pemantauan

dengan menggunakan Formulir A. Laporan penanggung jawab kegiatan

disampaikan kepada penanggung jawab program pada Satuan Kerja

masing-masing. Penanggung jawab program menyusun laporan hasil

pemantauanan dengan menggunakan Formulir B. Laporan Penanggung

Jawab program disampaikan kepada Kepala SKPD. Kepala SKPD

Kabupaten/Kota menyusun laporan hasil pemantauan berdasarkan

laporan dari Penanggung Jawab Program dengan menggunakan

Formulir C. Laporan tersebut disampaikan Kepada Menteri Pertanian

melalui SKPD Provinsi yang ruang lingkup tugas dan fungsinya sama

selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah bulan/ triwulan yang

bersangkuan berakhir.

b. Laporan Pemantauan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Setiap SKPD lingkup pertanian Provinsi menyusun laporan hasil

pemantauan setiap bulan dan triwulan dengan menggunakan formulir

laporan yang ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah No.39 Tahun

2006. Penanggung jawab kegiatan menyusun laporan hasil pemantauan

dengan menggunakan Formulir A. Laporan penanggung jawab kegiatan

disampaikan kepada penanggung jawab program pada Satuan Kerja.

Penanggung jawab program menyusun laporan hasil pemantauan

dengan menggunakan Formulir B. Laporan Penanggung Jawab

program disampaikan kepada Kepala Satuan Kerja (SKPD). Kepala

SKPD Provinsi menyusun laporan hasil pemantauan berdasarkan

laporan dari Penanggung Jawab Program dalam Satuan kerjanya dari

Page 122: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

111

SKPD Kabupaten/Kota yang ruang lingkup tugas dan fungsinya sama

dengan menggunakan Formulir C. Laporan tersebut disampaikan

Kepada Menteri Pertanian melalui Eselon-I terkait selambat-lambatnya 8

(delapan) hari kerja setelah bulan/ triwulan yang bersangkuan berakhir.

c. Laporan Pemantauan Satuan Kerja Pusat dan UPT Pusat

Setiap Satuan Kerja Pusat (Eselon-II/UPTPusat) di lingkup Kementerian

Pertanian menyusun laporan hasil pemantauan dengan menggunakan

formulir laporan yang ditetapkan didalam Peraturan Pemerintah No.39

Tahun 2006. Penanggung jawab kegiatan menyusun laporan hasil

pemantauan dengan menggunakan Formulir A. Laporan Penanggung

Jawab Kegiatan disampaikan kepada penanggung Jawab Program

selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah bulan/ triwulan yang

bersangkuan berakhir. Penanggungjawab Program menyusun laporan

dengan menggunakan Formulir B. Kepala satuan kerja menyusun

laporan hasil pemantauan di Satuan Kerja kepada Menteri pertanian

melalui Eselon-I dengan menggunakan Formulir C selambat-lambatnya

10 (sepuluh) hari kerja setelah bulan/ triwulan yang bersangkuan

berakhir. Bila Satuan kerja dimaksud tidak mempunyai DIPA sendiri,

maka laporan kepala Satuan kerja cukup menggunakan Formulir B.

Page 123: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

112

d. Laporan Pemantauan Unit Organisasi Eselon-I

Kepala Unit Organisasi Eselon-I menyusun laporan hasil pemantauan

pelaksanaan rencana pembangunan setiap bulan dan triwulan dengan

menggunakan laporan hasil pemantauan Satuan Kerja lingkup Eselon-I

dan Laporan SKPD (pelaksanaan DK & TP), dengan menggunakan

Formulir C. Laporan Hasil pemantauan Unit Organisasi Eselon-I

disampaikan kepada Menteri Pertanian selambat-lambatnya 10 (sepuluh)

hari kerja setelah bulan/ triwulan yang bersangkuan berakhir..

Format laporan hasil pemantauan tersebut telah dimodifikasi dan

disesuaikan dengan menggunakan aplikasi software SIMONEV, dan setiap

SKPD harus menyampaikan copy file (back up) data kepada Ditjen PPHP.

Jika aplikasi software SIMONEV belum dikuasai atau mengalami

permasalahan, maka laporan dibuat secara manual dengan menggunakan

microsoft office excel sesuai dengan format simonev dan format PP 39 tahun

2006 dan atau laporan realisasi perkembangan pelaksanaan kegiatan sesuai

format terlampir.

Selain laporan berkala tersebut, juga ada laporan teknis pelaksanaan kegiatan, laporan tahunan atau laporan hasil pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu) tahun serta laporan insidentil sewaktu-waktu diperlukan bilamana terjadi sesuatu yang bersifat insidentil. Kinerja penyampaian laporan akan dijadikan dasar penentuan anggaran tahun berikutnya.

Alur pelaporan kinerja pelaksanaan kegiatan dana APBN Kementerian

Pertanian sebagai berikut.

Bagan 5. Alur Pelaporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Dana APBN Ditjen PPHP

Page 124: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

113

(Contact person : Bagian Evaluasi dan Pelaporan Telp / Fax : (021) 7804526)

6.3.2. Sistem Akuntansi Instansi (SAK-SABMN)

Berdasarkan UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU

No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Menteri

Keuangan No. 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Pemerintah Pusat dan Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor Per-51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga dalam rangka

pertanggungjawaban keuangan setiap Kementrian Negara/ Lembaga sebagai

entitas wajib menyajikan laporan Keuangan (SAK-SIMAKBMN) bulanan,

semester dan tahunan laporan dimaksud termasuk laporan Barang Milik

Negara. Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan

keuangan negara, laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah perlu

disampaikan tepat waktu dan disusun sesuai dengan Sistem Akutansi

Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

KEMENTERIAN

PERTANIAN

DITJEN PPHP

GUBERNUR

DINAS

PROVINSI

BUPATI /

WALIKOTA

DINAS KABUPATEN /

KOTA

Sektor/program (14 hari kerja bulan/ triwulan berikutnya)

Sub-sektor/Sub-program (10 hari kerja bulan/ triwulan berikutnya)

- Kompilasi Kegiatan Dana TP (8 hari kerja bulan/ triwulan berikutnya) - Kegiatan Dana Dekonsentrasi (5 hari kerja bulan/ triwulan berikutnya)

Kegiatan Dana TP (5 hari kerja bulan/ triwulan berikutnya)

Page 125: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

114

Ditjen PPHP sebagai Unit Akuntansi Pembantu Pengguna

Anggaran/Barang Eselon I (UAPPA-E1/UAPPB-E1) wajib membuat laporan

Keuangan gabungan yang meliputi unit eselon I yang bersangkutan dan

kantor-kantor vertikal dilingkungannya kepada Menteri/Pimpinan lembaga

atasannya yang tersumber dari dana APBN baik itu dana dekonsentrasi

maupun dana tugas pembantuan.

Agar sistem pelaporan keuangan SAI (SAK-SIMAKBMN) dapat berjalan

dengan baik, maka : (1). Setiap satker di tingkat provinsi/ Kab yang mengelola

dana PPHP wajib menunjuk seorang petugas khusus yang menangani

pelaporan keuangan SAI (SAK-SIMAKBMN) yang dikukuhkan dengan surat

keputusan KPA. (2). Setiap satker, pengelolaan dana PPHP agar dapat

difasilitasi sekurang-kurangnya 1 (satu) unit P.C Unit dan 1 (satu) unit Note

Book/Laptop khusus untuk mendukung pelaporan keuangan.

Adapun laporan keuangan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang wajib

disampaikan adalah :

Tabel 2. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) :

No Jenis Laporan / ADK Periode Laporan

Bulanan Semesteran Tahunan

1 Neraca X X X

2 LRA X X X

3 CaLK - X X

4 ADK X X X

Tabel 3. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)

No Jenis Laporan / ADK Periode Laporan

Page 126: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

115

Semesteran Tahunan

1 Laporan Barang X X

2 Catatan Ringkas Barang

Milik Negara (CRBMN) X X

3 LKB X X

4 ADK X X

Bagan 6. Kerangka umum pelaporan SAI Dana Dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan

ADK & LAP

LAP

LAP

Sebagai kelengkapan Laporan barang (SIMAKBMN) wajib

menyampaikan fotocopy dokumen kontrak, Berita Acara Serah Terima Barang

UAPA/UAPB

GUBERNUR/ BUPATI/

WALIKOTA

UAPPA-E1/

UAPPB-E1

UAPPA-W/ UAPPB-W

UAKPA/ UAKPB

DEKON/TP

UAKPA/ UAKPB

DEKON/TP

UAKPA/ UAKPB

DEKON/TP

Page 127: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

116

pengadaan barang belanja modal, belanja sosial, antara penyedia barang/jasa

dengan pengguana/satker yang bersangkutan.

Untuk efektivitas dan kualitas pelaporan barang (SIMAK BMN) di

UAPPB-E1 (Ditjen PPHP). Wajib mengumpulkan data laporan ADK (Arsip

data Komputer) dari tingkat Satker Dekon/TP untuk memperbaiki laporan

SIMAKBMN Semester I, II dan tahunan. Mekanisme pelaporan SAI Dana

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan seperti pada Error! Reference source

not found..

Penyerahan laporan dapat disampaikan melalui fax / email, pos, website, telp

ke alamat / contac person :

Evaluasi : Bag. Evaluasi : Telp / Fax : 021-7816185, 021-7804526

Email Simonev : [email protected]

Kontak Person : Asti : 08128081805

Email : [email protected]

Maria Nunik : 08129393028

Email : [email protected]

Mugi Hidayat : 081388745998

Email : [email protected]

Ernawati : 085719533881

Alamat Surat : Sekretaris Ditjen PPHP

(Cq Bagian Evaluasi dan Pelaporan)

Kanpus Kementerian Pertanian, Gd D. Lt 2

Jl. Harsono RM no.3, Ragunan – Jakarta Selatan

SAI : Ditjen Pengolaan danPemasaran Hasil Pertanian

Page 128: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

117

Cq Bagian Keuangan dan Perlengkapan. Jl. Harsono RM no.3, Ragunan

Pasar Minggu Jakarta Selatan, Gd D Lantai 1

Email : [email protected] (SAK)

[email protected] (SIMAK – BMN)

Telp / Fax : 021 – 78837034

Absensi Laporan SAI (SAK dan SIMAK-BMN) dapat dilihat melalui website

hppt://agribisnis.deptan.go.id

Pelaksana SAK : Rini Suminar : 0818 924364

Mainanto : 021 94991556

Ricky Mondosa : 0856 95277993

Aldo : 0815 86119646

Yanti : 0857 14103546

Pelaksana SIMAK BMN

Mulyo Basuki : 0857 8203217

Hari Yudanto : 0813 10222251

Amaliyati : 0815 9048867

6.3.3. Penerapan Sanksi Dalam Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi dan DanaTugas Pembantuan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008

Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas

Pembantuan (pasal 48 dan seterusnya) SKPD (Satuan Kerja Perangkat

Daerah) penerima Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan lalai atau

tidak penyampaian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan dana dimaksud

kepada kementerian/lembaga dikenakan sanksi berupa penundaan pencairan

dan/atau penghentian alokasi pendanaan.

Page 129: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

118

Sanksi penundaan pencairan sebagaimana dimaksud diatas dikenakan

kepada SKPD apabila tidak melakukan rekonsiliasi laporan keuangan dengan

Kantor Pelayanan Perbedaharaan Negara (KPPN) dan Rekonsiliasi barang

milik negara dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

(KPKNL) setempat sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan yang

mengatur mengenai sistem akuntani dan pelaporan keuangan pemerintah

pusat. Pengenaan sanksi penundaan pencairan dimaksud tidak

membebaskan SKPD dari kewajiban menyampaikan laporan Dana

Dekonsentrasi dan / atau Dana Tugas Pembantuan.

Penghentian pembayaran dalam tahun berjalan dapat dilakukan apabila

: SKPD tidak menyampaikan laporan keuangan triwulan kepada kementerian /

lembaga yang memberikan Dana dekonsentrasi dan / atau Dana Tugas

Pembantuan secara berturut-turut 2 (dua) kali dalam tahun anggaran berjalan

dan atau ditemukan adanya penyimpangan dari hasil pemeriksanaan Badan

Pemeriksanaan Keuangan, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan,

Inspektorat Jenderal Kementian / lembaga yang bersangkutan atau aparat

pemeriksa fungsional lainnya.

Untuk melaksanakan penghentian pembayaran sebagaimana dimaksud

diatas setelah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan,

Kementerian/Lembaga menetapkan Surat Keputusan penghentian

pembayaran dana. Surat Keputusan penghentian dana dimaksud

disampaikan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan dengan tembusan

kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan.

Kementerian/Lembaga tidak diperkenankan mengalokasikan Dana

Dekonsentrasi dan/atau Dana Tugas Pembantuan untk tahun berikutnya

Page 130: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

119

apabila SKPD penerima dana dimaksud tidak memenuhi target kinerja

pelaksanaan kegiatan tahun sebelumnya yang telah ditetapkan, tidak pernah

menyampaikan laporan keuangan dan barang sesuai ketentuan yang berlaku

pada tahun anggaran sebelum dan/atau melakukan penyimpangan sesuai

hasil pemeriksanaan Badan Pemeriksa Keuangan. Badan Pengawas

Keuangan dan Pembangunan Inspektorat Jenderal Kementerian/Lembaga

yang bersangkutan atau aparat pemeriksa fungsional lainnya.

Page 131: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

120

Pembinaan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

melibatkan aspek yang sangat luas dan terkait dengan kewenangan instansi

lain didalam dan diluar lingkup Kementerian Pertanian. Oleh karena itu,

kerjasama yang harmonis lintas instansi sangat dibutuhkan. Dukungan para

pelaku usaha agribisnis, pemerintah daerah dan masyarakat luas yang

merupakan komponen utama didalam sistem agribisnis sangat dibutuhkan.

Melalui kerjasama yang efektif dan bersifat saling mendukung diharapkan

program-program yang telah dirumuskan dapat direalisasikan dan mencapai

tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan.

Pedoman ini bersifat umum, karena itu masih perlu dijabarkan lebih

lanjut ke dalam petunjuk kegiatan yang lebih operasional berdasarkan

anggaran kinerja dalam Petunjuk Teknis (Juknis) ataupun Petunjuk

Pelaksanaan (Juklak) yang diterbitkan oleh direktorat teknis maupun dinas

terkait di tingkat provinsi dan kabupaten. Selain itu, pedoman-pedoman lain

yang diterbitkan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan juga

menjadi referensi tambahan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari pembangunan pertanian secara utuh.

Bab

7 PENUTUP

Page 132: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

1

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

Direktorat Jenderal Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian

Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, MSc

Direktorat Mutu dan Standardisasi

Dr. Ir. Gardjita Budi, M Agr. St

Subdit Penerapan dan Pengawasan Jaminan Mutu

Ir. Andjar

Rochani, MM

Subdit Akreditasi dan Kelembagaan

Ir. Ita Istiningdiyah

Munardini, MP

Subdit Standardisasi

Drh. Theatty

Gumbirawati R, MM

Subdit Kerjasama dan

Harmonisasi

Ir. Sri Sulasmi, M.Sc

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian

Ir. Nazaruddin, MM

Subdit Hortikultura

Ir. Akhmad Suhardiyanto,

M.Sc Subdit

Perkebunan

Ir. Viva Satriana, M.Eng

Subdit Tanaman Pangan

Ir. Pither Noble, MS

Subdit Peternakan

Ir. Judiarso

Sekretariat Direktorat Jenderal

Ir. Yasid Taufik, MM

Bagian Evaluasi dan Pelaporan

Ir. Gunawan

Wibisono, M.Si

Bagian Perencanaan

Ir. Agus Amran, SU

Bagian Keuangan dan Perlengkapan

Ir. Ahmad Djunaidi

Bagian Umum

Drs. Suprihartono

Subbag Perbendaharaan Eni Widjajati, SS

Subag Akuntansi dan Verifikasi

Dra. Rini suminar

Subbag Program DR. Prayudi Syamsuri,

M.Si

Subbag Anggaran Diah Ismayaninggrum,

SE, SP

Subbag Kerjasama Ir. Andi Arnida

Massusungan, M.Sc

Subbag Kepegawaian Dra. Dwi Heriati

Subbag Hukum dan Humas

Asri Wasponingsih, SH

Subbag Data dan Informasi

Ahmad Wiro’i, S.Kom, MM

Subbag Evaluasi Nur Asti Sumanti, S.Pi

Subbag Tata Usaha dan Rumah Tangga

Harjono, SH, MM

Subbag Pelaporan dan Tindaklanjut

Ir. Maria Nunik Sumartini, MP

Seksi Serealia Ir. Budi Lestari

Seksi Aneke Kacang dan Aneka Umbi Ir. RR Retno P

Seksi Tan. Buah dan Sayuran

Ir. Rosita Angraini, MM

Seksi Tan. Florikultura dan Tan.

Obat Ahmad Syaripudi,

SP

Seksi Tan. Semusim Ir. Lucyanti

Seksi Tan. Tahunan Ir. Suharto

Seksi Ruminansia Drh. Hastho

Yulianto

Seksi Non Ruminansia

Rohmadi, SP

Seksi Tan. Pangan dan Horti

Siti Pudjiarti, SP

Subbag Tata Usaha M. Krisna Yuwana,

MM

Seksi Tan. Pangan dan Horti

Ir. Emma Edyarti, SKM, MKM

Seksi Bun dan Nak Ir. Azril Bahri

Seksi Bun dan Nak Drh. Lili Darwita,

MM

Seksi Tan. Pangan dan Horti

Siti Noor Jannah, SP

Seksi Bun dan Nak Ir. RM Simamora

Seksi Tan. Pangan

dan Horti Jumiran, SP, MM

Seksi Bun dan Nak

Yusdianta, SP

Subbag Perlengkapan Drs. Wiyono

Subbag Tata Usaha Drs. Koesyono,

MM

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Ir. Jamil Musanif

Subdit Investasi

Ir. Maruli Indra, M.Sc

Subdit Promosi Dalam

Negeri

Ir. Andrizal , MM

Subdit Kemitraan dan Kewirausahaan

Dr.Akbarsyah Rivai Saad,

M.Sc

Subdit Promosi Luar Negeri

Ir. I Nyoman Gede Widhi

Adnyana, MM

Direktorat Pemasaran Domestik

Ir. Mapudin, MM

Subdit Pemantauan Pasar dan

Stabilisasi Harga

Ir. Bambang Kuncoro, MM

Subdit Sarana dan

Kelembagaan Pasar

Ir. Efy Sofyadi,

M.Sc

Subdit Informasi Pasar

Ir. Wenny Astuti, MM

Subdit Jaringan

Pemasaran

Ir. Jogarini Pramati, M.Sc

Direktorat Pemasaran Internasional

Ir. Mesah Tarigan, M.Sc

Subdit Pemasaran

Bilateral

Ir. Dedi Junaidi, M.Sc

Subdit Pemasaran

Regional dan Multilateral

Ir. Ferial Lubis,

MM

Subdit Analisis dan

Pengembangan Ekspor

Ir. Octa Muchtar, M.Econ

Subdit Kerjasama Komoditi

Ir. Ari Agung Prihatin,MM

Seksi Kemitraan Ir. Siti Bibah Indrajati, MM

Seksi Kewirausahaan dan

Ekonomi Kreatif Ir. Alfiansyah

Subbag Tata Usaha Erni Yuliarti, SP

Seksi Tan. Pangan dan Hortikultura

Ir. Niken Wikanti

Seksi Perkebunan dan Peternakan

Harumi Mungulia A, SP.i, M.Si

Seksi Daya Saing Ir. Freddy Abidin

Seksi Eksibi dan Expo

Ir. Sadaruddin

Seksi Daya Saing Ir. Aman Rachman

Seksi Eksibisi dan Expo

Ir. Woro Palupi, MP

Subbag Tata Usaha Andi M Idil Fitri,

SE, MM

Seksi Analisi Pasar Ofi Nidausoleha,

SP

Seksi Desiminasi Informasi Pasar Ir. Mochamad

Amir, ME

Seksi Pemantauan Pasar

Oim Abdulrahman, SST, SP

Seksi Stabilisasi Harga

Tardi Toyib, SP, MM

Seksi Sarana Pasar Ir. Novi Suryani

Seksi Kelembagaan Pasar

Ir. Ai Nirwani

Seksi Akses Pasar Ir. Siti Aminah, MM

Subbag Tata Usaha Ria Intan, SP

Seksi Analisis Ekspor

Ir. Resfolidia

Seksi Seksi Pengembangan

Ekspor Dede Sulaeman,

ST, M.Si

Seksi Wil. Asia Pasifik dan Amerika

Komarudin, SE, M.Sc

Seksi Wil. Afrika, Timur Tengah, dan

Eropa Ermia Sofiyessi,

STP, M.Agr

Seksi Regional Drh. Erlina Suyanti,

M.Appsc

Seksi Multilateral Ir. Aderina Uli Panggabean,

M.Agrsc

Seksi Kerjasama Komoditi Regional Ir. Destialisma,

M.Sc

Seksi Kerjasama Komodit Multilateral

dan Bilateral Diah Fitri

Palupi,SE,MM

Seksi Fasilitasi Pemasaran

Ir. Yuliastuti Purwaningsih

Kepala Balai Pengujian Mutu

Alsintan

Ir. Edy Trijono, MM

Seksi Layanan Teknis

Ir. Afrizul

Kasubbag Tata Usaha Drs. Triyono, MM

Page 133: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

122

AGENDA PERTEMUAN NASIONAL KOORDINASI, BIMBINGAN TEKNIS/PENGAWALAN DAN PROMOSI

PPHP TAHUN 2012

SEKRETARIAT

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA ALAMAT/CONTACT

PERSON CALON PESERTA

1 Penyerahan POK ( 3 wilayah)

Padang, Pontianak dan Denpasar

Januari Bagian Perencanaan, Sekditjen PPHP

Bagian Perencanaan, Telp : (021) 78837929, email : [email protected], [email protected]

Subdit yang menangani PHP di Provinsi dan Bagian Perencanaan Provinsi

2 Penyusunan RKAKL

Juli Bagian Perencanaan, Sekditjen PPHP

Bagian Perencanaan, Telp : (021) 78837929, email : [email protected], [email protected]

Subdit yang menangani PHP di Provinsi dan Bagian Perencanaan Provinsi

3 Finalisasi RKAKL Oktober Bagian Perencanaan, Sekditjen PPHP

Bagian Perencanaan, Telp : (021) 78837929, email : [email protected], [email protected]

Subdit yang menangani PHP di Provinsi dan Bagian Perencanaan ProvinsI

4 Rapat Kerja Ditjen PPHP

Februari Bagian Perencanaan, Sekditjen PPHP

Bagian Perencanaan, Telp : (021) 78837929, email : [email protected]

Dinas lingkup Pertanian se- Indonesia

5 Pertemuan Renja Ditjen PPHP Tahun 2014

November Bagian Perencanaan, Sekditjen PPHP

Bagian Perencanaan, Telp : (021) 78837929, [email protected]

Dinas lingkup Pertanian se- Indonesia

Page 134: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

123

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA ALAMAT/CONTACT PERSON CALON PESERTA

6 Workshop E-Proposal (2 wilayah)

Januari Bagian Perencanaan, Sekditjen PPHP

Bagian Perencanaan, Telp : (021) 78837929,

Dinas lingkup Pertanian se- Indonesia

7 Workshop PL-1 Maret Bagian Perencanaan, Sekditjen PPHP

Bagian Perencanaan, Telp : (021) 78837929,

Lokasi SLPPHP

8 Peningkatan Keterampilan Petugas Evaluasi dan Pelaporan (Workshop SIMONEV)

Jakarta Maret/ April Ditjen PPHP bekerjasama dengan Pusdatin Kementan

Bag. Evaluasi dan Pelaporan Ditjen PPHP

Petugas SIMONEV Satker Kab/ Kota, Propinsi dan UPT BPMA Telp/ Fax. 021-7804526

Email: [email protected]

9 Pertemuan Evaluasi Awal Tahun 2011 (4 wilayah)

1) Wilayah Sumatera Padang (Sumatera Barat)

Mei Dinas Pertanian Prop. Sumatera Barat

Bag. Evaluasi dan Pelaporan Ditjen PPHP

Pejabat yang menangani Bidang PPHP dari Satker Kab/ Kota dan Satker Propinsi serta dari Kab/ Kota pelaksana TP Propinsi

Telp/ Fax. 021-7804526

Email: [email protected]

2) Wilayah DKI Jakarta, Jabar, Banten dan Kalimantan

Bandung (Jawa Barat)

Mei Dinas Peternakan Prop. Jawa Barat

Bag. Evaluasi dan Pelaporan Ditjen PPHP

Pejabat yang menangani Bidang PPHP dari Satker Kab/ Kota dan Satker Telp/ Fax. 021-7804526

Page 135: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

124

Email: [email protected]

Propinsi serta dari Kab/ Kota pelaksana TP Propinsi

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA ALAMAT/CONTACT PERSON

CALON PESERTA

3) Wilayah Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT

Semarang (Jawa Tengah)

Mei Dinas Pertanian Prop. Jawa Tengah

Bag. Evaluasi dan Pelaporan Ditjen PPHP

Pejabat yang menangani Bidang PPHP dari Satker Kab/ Kota dan Satker Propinsi serta dari Kab/ Kota pelaksana TP Propinsi

Telp/ Fax. 021-7804526 Email: [email protected]

4) Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua

Makassar (Sulawesi Selatan)

Mei Dinas Peternakan Prop. Sulawesi Selatan

Bag. Evaluasi dan Pelaporan Ditjen PPHP

Pejabat yang menangani Bidang PPHP dari Satker Kab/ Kota dan Satker Propinsi serta dari Kab/ Kota pelaksana TP Propinsi

Telp/ Fax. 021-7804526 Email: [email protected]

10 Pertemuan Evaluasi Kinerja PPHP Nasional

Banda Aceh Desember Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Ditjen PPHP

Bag. Evaluasi dan Pelaporan Ditjen PPHP

Pejabat yang menangani Bidang PPHP dari Satker Kab/ Kota dan Satker Propinsi

Telp/ Fax. 021-7804526 Email: [email protected]

11 Workshop SPI Jakarta April Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Sekretariat Ditjen PPHP

Bag. Evaluasi dan Pelaporan Ditjen PPHP

Pejabat yang menangani Bidang PPHP dari Satker Kab/ Kota dan Satker Propinsi

Telp/ Fax. 021-7804526 Email: [email protected]

Page 136: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

125

12 Koordinasi Pengelolaan Keuangan Satker Dekon dan TP

Februari Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Ditjen PPHP

PPK dan bendahara Satker TP

13 Hari Pangan Sedunia Oktober Bagian umum, Sekretariat Ditjen PPHP

Seluruh lingkup Kementerian Pertanian, Kelautan ,kehutanan dan PEMDA setempat

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA ALAMAT/CONTACT PERSON

CALON PESERTA

14 Diseminasi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

Jakarta / Bogor Maret Direktorat PHP Jl. Harsono RM No.3 Ragunan, Jaksel

Seluruh Dinas Perkebunan Provinsi/Kabupaten

Telp/Fax : (021) 78837929 Email : [email protected]

15 Koordinasi pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan (Karet)

Jambi Maret Direktorat PHP Jl. Harsono RM No.3 Ragunan, Jaksel

Seluruh Dinas Perkebunan Provinsi/Kabupaten sentra produksi karet Telp/Fax : (021) 78837929

Email : [email protected]

16 Koordinasi pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan (Kakao)

Bali April Direktorat PHP Jl. Harsono RM No.3 Ragunan, Jaksel

Seluruh Dinas Perkebunan Provinsi/Kabupaten sentra produksi kakao Telp/Fax : (021) 78837929

Email : [email protected]

17 Pertemuan Nasional STA

Bali Mei Subdit Sarana dan Kelembagaan Pasar

Jl. Harsono RM No.3 Ragunan, Jaksel

Dinas Pertanian Tanaman Pagan dan Hortikultura

Page 137: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

126

Telp/Fax : (021) 7815880 Propinsi dan Kabupaten

18 Pertemuan Nasional Pasar Ternak

Palembang Juni Subdit Sarana dan Kelembagaan Pasar

Jl. Harsono RM No.3 Ragunan, Jaksel

Dinas Peternakan Propinsi dan Kabupaten

Telp/Fax : (021) 7815880

19 Pertemuan Nasional Pasar Tani

Bandung September Subdit Sarana dan Kelembagaan Pasar

Jl. Harsono RM No.3 Ragunan, Jaksel

Dinas Pertanian Tanaman Pagan dan Hortikultura Propinsi dan Kabupaten Telp/Fax : (021) 7815880

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA ALAMAT/CONTACT PERSON

CALON PESERTA

18 Pertemuan Rapat Teknis Pemasaran Domestik

Makasar Februari Direktorat Pemasaran Domestik

Jl. Harsono RM No.3 Ragunan, Jaksel

Kasubdin PPHP Dinas Lingkup Pertanian

Telp/Fax : (021) 7815880

19 Rapat Teknis Bandung Maret Direktorat Pemasaran Domestik

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 7815880 Direktorat Pasdom

Dinas Pertanian Propinsi

20 Pertemuan Koordinasi Pembina PIP

Mataram - NTB Minggu III bulan Februari

Direktorat Pemasaran Domestik

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 7815880 Kasubdit Informasi Pasar

Dinas Pertanian Daerah

21 Pertemuan Koordinasi Petugas PIP TPH

Batam - Kepri Minggu III bulan Maret

Direktorat Pemasaran Domestik

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 7815880

Dinas Pertanian Daerah

Page 138: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

127

Kasubdit Informasi Pasar

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA ALAMAT/CONTACT

PERSEN

CALON PESERTA

1. Rapat Teknis Bandung Maret Direktorat Pemasaran Domestik

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 7815880 Direktorat Pasdom

Dinas Pertanian Propinsi

2. Pertemuan Koordinasi Pembina PIP

Mataram - NTB Minggu III bulan Februari

Direktorat Pemasaran Domestik

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 7815880 Kasubdit Informasi Pasar

Dinas Pertanian Daerah

3. Pertemuan Koordinasi Petugas PIP TPH

Batam - Kepri Minggu III bulan Maret

Direktorat Pemasaran Domestik

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 7815880 Kasubdit Informasi Pasar

Dinas Pertanian Daerah

4. Pertemuan Koordinasi Petugas PIP Perkebunan

Palembang - Sumsel

Minggu IV bulan Maret

Direktorat Pemasaran Domestik

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 7815880 Kasubdit Informasi Pasar

Dinas Pertanian Daerah

5. Pertemuan Koordinasi Petugas PIP Peternakan

Denpasar - Bali Minggu II April

Direktorat Pemasaran Domestik

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 7815880 Kasubdit Informasi Pasar

Dinas Pertanian Daerah

6. Workshop Analisis Pemasaran

Banda Aceh - Aceh

Minggu II Mei

Direktorat Pemasaran Domestik

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 7815880

Dinas Pertanian Daerah

Page 139: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

128

Kasubdit Informasi Pasar 7. Rapat Koordinasi

Perberasan Nasional Surabaya Juli Direktorat Pemasaran

Domestik Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 78852571 KasubditPemantauan Pasar dan Stabilisasi Harga Informasi Pasar

Instansi Pemerintah, BUMN, BUMD (stakeholder)

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA ALAMAT/CONTACT PERSEN CALON PESERTA

8. Pertemuan Nasional pasar tani 2012

Bandung - Jabar Minggu II bulan Oktober (tentative)

Direktorat Pemasaran Domestik dan Dinas Pertanian TPH Prov Jabar

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 7815880 Kasubdit Sarana dan Kelembagaan Pasar, Jl. Surapati No. 71 Bandung Telp/Fax : (022) 2500713

Pembina Provinsi, Kab/kota Pengelola Pasar tani

9. Fasilitasi Pengembangan dan Pengelolaan Saran Pemasaran

Bogor - Jabar Minggu IV Mei dan Juli

Direktorat Pemasaran Domestik

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 7815880 Kasubdit Sarana dan Kelembagaan Pasar,

Pengelola dan Petani/Poktan/Gapoktan Pasar Tani dan STA

10. Fasilitasi Pengembangan dan Pengelolaan Kelembagaan Pemasaran

Bogor - Jabar Minggu IV Mei dan Juli

Direktorat Pemasaran Domestik

Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel Telp/Fax : (021) 7815880 Kasubdit Sarana dan Kelembagaan Pasar,

Pengelola dan Petani/Poktan/Gapoktan Pasar Tani dan STA

Page 140: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

129

MUTU DAN STANDARDISASI

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGA

RA

ALAMAT/CONTACT

PERSEN

CALON PESERTA

1. Sosialisasi Mutu dan Standardisasi

Sumatera Barat, Jawa timur, Sulawesi Selatan

April Minggu 1, Mei Minggu 1, Juni Minggu 1

Direktorat Mutu dan Standardisasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit standardisasi

Pembina Mutu (pusat ,Prov) Pelaku usaha , Fungsional

2. Pertemuan Teknis Penerapan Jaminan Mutu

Sulut Februari 2011 Direktorat Mutu dan Standardisasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit standardisasi

Penerima Dekon dan TP 2012

3. Pertemuan Teknis Pengawasan Jaminan Mutu

Jogja Mei 2011

Direktorat Mutu dan Standardisasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit PPJM

Dinas Lingkup Pertanian Se indonesia

4. Bulan Mutu Batam Oktober 2011 Direktorat Mutu dan Standardisasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit PPJM

Dinas Lingkup Pertanian Se indonesia

5. Pertemuan evaluasi Pelaksanaan dekon

Bali November 2011

Direktorat Mutu dan Standardisasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881

Penerima dekon dan TP 2012

11. Pertemuan Nasional

STA Denpasar - Bali Minggu III

bulan Maret 2012 (tentative)

Dinas Pertanian TPH Prov Bali

Jl. WR Supratman No. 51 Denpasar – bali Telp/fax : (0361)228716/231967

Pembina Provinsi, Kab/kota Pengelola STA

12. Pertemuan Nasional Pasar Ternak

Palembang - Sumsel

Minggu I bulan Maret (tentative)

Dinas Pertanian TPH dan Horti Prov. Sumsel

Jl. Kapten Tendean No. 137 Palembang – Sumsel Telp/fax : (0711) 352373/250741

Pembina Provinsi, Kab/kota Pengelola Pasar Ternak

Page 141: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

130

TP Kasubdit PPJM 6. Penerapan Kopi Sumut,Jawa

tengah,NTB Maret –April 2012

Direktorat Mutu dan Standardisasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit PPJM

Penerima dekon dan TP

7. Pengawasan Kakao Sulteng, Sulsel, Sumbar

Juni 2012 Direktorat Mutu dan Standardisasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit PPJM

Penerima dekon dan TP

8. Pengawasan Kopi Lampung, Bali Juni 2012 Direktorat Mutu dan Standardisasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit PPJM

Penerima dekon dan TP

9. Pengawasan Bokar Jambi, Sumsel, Kalteng, Kaltim

April-Mei 2012 Direktorat Mutu dan Standardisasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit PPJM

Sumbar,Jambi,riau,Sumut,Sumsel,Sumbar,Sumut Aceh,Kabar,kalteng ,Kalsel, Kaltim

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA

ALAMAT/CONTACT PERSEN

CALON PESERTA

10. Penerapan Bokar Riau, Bengkulu, Sumbar, Kalbar

Februari- maret 2012

Direktorat Mutu dan Standardisasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit PPJM

Kalimantan dan Sumatera

11. Pengawasan Tanaman Pangan dan Horti

Sulsel Mei 2012 Direktorat Mutu dan Standardisasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit PPJM

Dinas lingkup Pertanian

12. Evaluasi Dekon dan TP Kopi dan Kakao Tahun 2012

Jawa Timur Awal Oktober 2012

Direktorat Mutu dan Standardisasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit PPJM

Peberima dekon dan TP kako dan kopi

Page 142: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

131

PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA ALAMAT/CONTACT

PERSEN

CALON PESERTA

1. Peringatan Hari Susu

Nusantara DIY Juli

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881

Seluruh Dinas Lingkup Pertanian dan Pelaku Usaha

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA ALAMAT/CONTACT

PERSEN

CALON PESERTA

1. The Royal Flora

Ratchaphruek 2011

Chiang Mai -

Thailand

14 Desember

2011 - 15

Maret 2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

2 Ildex 2012

Bangkok -

Thailand

8-10 Febuari

2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

3 Biofach 2012

Nuremberg -

Jerman

15 – 18

Febuari 2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

4 Malaysia International Kuala Lumpur - 4-7 April Direktorat Pengembangan Usaha

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

Page 143: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

132

Halal Showcase

(MIHAS) 2012

Malaysia 2012 dan Investasi Kasubdit Promosi Luar Negeri

5 Specialty Coffee

Association of

America (SCAA) 2012

Portland, Oregon

- Amerika

Serikat

18 - 19 April

2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

6 Salon International de

L’agriculture Au

Maroc 2012

Meknes -

Maroko

25 - 29 April

2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA ALAMAT/CONTACT PERSEN CALON PESERTA

7 International

Horticulture Goyang

Korea

Goyang - Korea

Selatan

26 April – 15

Mei 2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

8 Horti Asia 2012

Bangkok -

Thailand

9-11 Mei

2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

9 Thaifex – World of

Food Asia in Bangkok

Bangkok -

Thailand

23 - 27 Mei

2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

Page 144: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

133

PENGEMBANGAN USAHA DAN INVESTASI

2012

10

World Tea Expo 2012

Las Vegas,

Nevada -

Amerika Serikat

1-3 Juni 2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

11

Saudi Agriculture 2012 Riyadh - Arab

Saudi

23 - 26

September

2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

12 Halal And Healthy

Product Fair 2012 Istambul -Turki

13-16

Oktober 2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

13 Triestexpresso Expo

2012 Trieste - Italia

25-27

Oktober 2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

Page 145: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

134

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA ALAMAT/CONTACT PERSEN CALON PESERTA

14 CAEXPO 2012 Nanning -China Oktober 2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

15 Café Show 2012

Seoul -Korea

Selatan

November

2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

16 The 32nd India

International Trade

Fair 2012

New Delhi - India

14 – 27

November

2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

17 International Business

Forum for Indonesia

Special Product

Bali September

2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

18 Tea Tour for

International Traders

and Industries

Jawa Barat November

2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

19 Temu Usaha Asia (China) /

Timur Tengah

(Uni Arab)

Juni - Juli

2012

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl Harsono RM No 3 Ragunan Telp.. 021 -7815881 Kasubdit Promosi Luar Negeri

Pelaku usaha, Dinas Lingkup pertanian

Page 146: Pedum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2013.pdf

Pedoman Umum PPHP 2011

135

No KEGIATAN TEMPAT WAKTU PENYELENGGARA

ALAMAT/CONTACT PERSEN CALON PESERTA

1 Agro & Food Expo Jakarta Dit Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl. Harsono RM No.3 Ragunan, Pasar Minggu Telp / Fax (021) 78833938, Kasubdit Promosi Investasi Dalam Negeri

Instans Pemerintah (pusat, Prop, Kab/kota), BUMN, BUMD, Swasta

2 Indonesia Agribusiness Expo

Surabaya Dit Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl. Harsono RM No.3 Ragunan, Pasar Minggu Telp / Fax (021) 78833938, Kasubdit Promosi Investasi Dalam Negeri

Instans Pemerintah (pusat, Prop, Kab/kota), BUMN, BUMD, Swasta

3 Pekan Raya Tani Dit Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl. Harsono RM No.3 Ragunan, Pasar Minggu Telp / Fax (021) 78833938, Kasubdit Promosi Investasi Dalam Negeri

Instans Pemerintah (pusat, Prop, Kab/kota), BUMN, BUMD, Swasta

4 Batam Agribusiness Expo Batam Dit Pengembangan Usaha dan Investasi

Jl. Harsono RM No.3 Ragunan, Pasar Minggu Telp / Fax (021) 78833938, Kasubdit Promosi Investasi Dalam Negeri

Instans Pemerintah (pusat, Prop, Kab/kota), BUMN, BUMD, Swasta