pedum peral bun 2012

Upload: mas-bro

Post on 13-Jul-2015

652 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PT.PSP A5.2-2012

PEDOMAN TEKNIS PERLUASAN AREAL PERKEBUNAN

DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Perluasan Areal Perkebunan dimaksudkan untuk memberikan acuan dan panduan bagi para petugas Dinas Perkebunan khususnya yang menangani perluasan areal perkebunan, baik di Propinsi, Kabupaten/Kota maupun petugas lapang dalam melaksanakan kegiatan perluasan areal perkebunan yang bersumber dari dana APBN maupun dana lainnya. Para petugas teknis diharapkan mempelajari dan mencermati pedoman teknis ini dengan seksama sehingga tidak akan terjadi keraguan dalam implementasi kegiatan di lapangan agar dapat tercapai kinerja yang optimal. Muatan pedoman teknis ini bersifat umum karena berlaku secara nasional sehingga Dinas Perkebunan lingkup Propinsi perlu menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan dan Dinas Perkebunan lingkup Kabupaten/Kota perlu menerbitkan Petunjuk Teknis yang menjabarkan secara lebih rinci pedoman teknis ini sesuai dengan kondisi spesifik daerah masing-masing. Diharapkan petugas Pusat, Propinsi maupun Kabupaten/Kota serta tingkat lapangan memiliki pemahaman yang sama terhadap pedoman teknis ini, sehingga mempermudah gerak dan langkah dalam melaksanakan kegiatan ini. Untuk itu dalam berbagai kesempatan yang ada (misalnya Acara Sosialisasi, Rapat Koordinasi, Rapat Teknis,PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

i

Supervisi dan sebagainya), pedoman teknis ini dapat didiskusikan bersama secara intensif. Akhirnya sangat diharapkan komitmen dari berbagai pihak untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya dalam waktu yang telah ditentukan agar kegiatan ini benar-benar mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya, khususnya bagi petani.

Jakarta, Januari 2012 Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan,

Ir. Tunggul Iman Panudju, M.Sc NIP. 19580526 198703 1 002

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

ii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR . DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN . I. PENDAHULUAN .. 1.1. Latar Belakang .. 1.2. Tujuan . 1.3. Sasaran .. II. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN.... 2.1. Pengertian ............................................................. 2.2. Ruang Lingkup Kegiatan ......................................... III. SPESIFIKASI TEKNIS .. 3.1. Norma ................................................................... 3.2. Standar Teknis ....................................................... 3.3. Kriteria .................................................................. 3.3.1. Persyaratan Lokasi dan Petani. 3.3.2. Persyaratan Tumbuh dan Sumber Bibit .... IV. PELAKSANAAN KEGIATAN ........ 4.1. Cara Pelaksanaan ................................................. 4.2. Tahapan Pelaksanaan ........................... V. PEMBIAYAAN ................................................................. 5.1. Sumber Pembiayaan ............................................. i iii v 1 1 2 3 4 4 6 7 7 7 8 8 11 21 21 21 34 34iii

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

5.2. Pengelolaan Dana .................................. VI. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ............................................................... 6.1. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Propinsi ................................................................. 6.2. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Kabupaten/Kota ..................................................... 6.3. Format Laporan ...................................... 6.4. Alur Laporan ................................ 6.5. Bobot Laporan ....................................... VII. INDIKATOR KINERJA PERLUASAN AREAL KAWASAN PERKEBUNAN.... ...... 7.1. Indikator Masukan (Input) ....................................... 7.2. Indikator Keluaran (Output) ..................................... 7.3. Indikator Hasil (Outcome) ...... 7.4. Indikator Manfaat (Benefit) ..... 7.5. Indikator Dampak (Impact) .....

35 36 36 36 37 38 39 40 40 40 41 41 41

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

iv

DAFTAR LAMPIRAN HalamanLampiran 1 Lampiran 2a Lampiran 2b Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5a Lampiran 5b Lampiran 5c Lampiran 5d Lampiran 5e Lampiran 5f Lampiran 6 Jadwal Palang Kegiatan Perluasan Areal Perkebunan Tahun 2012................................................................... 42 43 45 46 48 49 50 51 52 53 54

Contoh Kuesioner Identifikasi CPCL Perluasan Areal Perkebunan. Contoh Daftar Calon Petani dan Calon Lokasi Perluasan Areal Perkebunan.Contoh RUKK Kegiatan Perluasan Areal Perkebunan Contoh Pengembangan Kawasan Perkebunan............

Form PSP 01, Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Tingkat Kabupaten ............................ Form PSP 02, Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Tingkat Provinsi .................................... Contoh Outline Laporan Teknis Akhir Kegiatan Perluasan Areal Perkebunan TA. 2012.... Form PSP 03, Laporan Manfaat Tingkat Kabupaten Form PSP 04, Laporan Manfaat Tingkat Provinsi ... Laporan Dampak Pelaksanaan Kegiatan Perluasan Areal Perkebunan ................................................... Contoh Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Kegiatan Perluasan Areal Perkebunan Tahun 2012 .........................................

55

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

v

I. 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN

Pengembangan Subsektor Perkebunan sangat ditentukan oleh peran serta pemerintah, swasta dan petani pekebun. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 telah menetapkan bahwa Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) sebagai institusi yang menangani pengelolaan sumberdaya lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk pestisida dan alat mesin pertanian. Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan sebagai salah satu unit kerja pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan perluasan areal di bidang pertanian, salah satunya adalah perluasan areal perkebunan. Perluasan areal di bidang perkebunan sasaran utamanya adalah pengembangan perkebunan rakyat dengan komoditi yang disesuaikan dengan kondisi agropedoklimat setempat. Disamping faktor agropedoklimat, beberapa persyaratan yang seharusnya dipenuhi dalam pemilihan jenis komoditi antara lain komoditi tersebut hendaknya: (1). Mempunyai peranan yang strategis sebagai sumber pendapatan masyarakat, (2). Mempunyai prospek pasar yang baik, (3).

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

1

Mampu menyerap tenaga kerja, serta (4). Mempunyai peranan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Kegiatan perluasan areal perkebunan tahun 2012 melalui pola BANSOS (Bantuan Sosial) dengan melibatkan petani secara langsung diarahkan untuk menciptakan pengembangan kawasan terpadu dengan sasaran utama adalah petani miskin (dalam permodalan). Dengan pola pengembangan kawasan ini diharapkan akan terwujud hamparan yang cukup luas yang memenuhi skala ekonomi, serta peningkatan efisiensi pengusahaan perkebunan. Pendekatan pengembangan perkebunan rakyat melalui Perluasan Areal Perkebunan, hendaknya dilaksanakan secara menyeluruh dari semua aspek teknis, sosial, ekonomis dan lingkungan, melalui tahapan yang jelas mulai dari Identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CP-CL), penyiapan lahan, penyiapan bahan tanaman, termasuk pengembangan infrastruktur seperti jalan dan jembatan dari dan ke lokasi yang akan dikembangkan. 1.2. Tujuan Kegiatan Perluasan Areal Perkebunan bertujuan : Menambah baku lahan dan produksi komoditas perkebunan Menambah luas areal kawasan sentra produksi perkebunan

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

2

1.3. Sasaran Kegiatan perluasan areal perkebunan dilaksanakan pada lahan terlantar, padang alang-alang dengan vegetasi semak belukar atau hutan ringan yang mempunyai potensi untuk pengembangan komoditas perkebunan. Jenis komoditas yang dikembangkan diprioritaskan untuk komoditas kakao, karet, dan kopi. Sasaran kegiatan perluasan areal perkebunan TA. 2012 adalah terwujudnya penambahan luas areal perkebunan pada kawasan sentra pengembangan perkebunan seluas 8.881 ha, yang tersebar di 32 provinsi dan 132 kabupaten.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

3

II. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN 2.1. Pengertian a. Agropedoklimat adalah kesesuaian teknis komoditi tertentu terhadap sifat fisik, kimia tanah dan iklim setempat, termasuk temperatur, jumlah hari hujan dan faktor lingkungan lainnya. b. Bantuan Sosial; transfer uang, barang, atau jasa kepada masyarakat atau kelompok masyarakat guna melindungi terjadinya resiko sosial dan sifat bantuan tidak begulir. c. Desain Sederhana Perluasan Areal Perkebunan adalah kegiatan pengukuran dan pembuatan peta rancangan teknis secara sederhana pada lokasi-lokasi yang sudah ditetapkan yang berisi antara lain; tata letak kepemilikan petani, tata letak pertanaman dan Rencana Anggaran Biaya (RAB). d. Identifikasi CPCL adalah kegiatan penilaian calon petani dan calon lokasi untuk kegiatan perluasan areal perkebunan yang bertujuan untuk memperoleh calon petani dan calon lokasi yang memenuhi persyaratan. e. Kawasan Perkebunan; adalah areal perkebunan yang terdiri dari beberapa hamparan dengan komoditas tanaman perkebunan tertentu dengan luasan tertentu yang memenuhi skala ekonomi. f. KIMBUN (Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan); adalah satuan kawasan perkebunan rakyat berskala ekonomi dengan

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

4

pendekatan pembinaan secara menyeluruh, mulai dari hulu sampai hilir. g. Lahan Terlantar adalah lahan pertanian yang tidak diusahakan/tidak produktif selama lebih dari 5 (lima) tahun. h. Perluasan Areal Perkebunan adalah usaha penambahan baku lahan perkebunan yang dapat dilakukan melalui pembukaan lahan baru dan atau pemanfaatan lahan-lahan terlantar guna meningkatkan produksi perkebunan. i. Vegetasi Semak/ Alang-alang adalah tanah yang tertutup/ditumbuhi oleh tumbuhan alang-alang, semak belukar, perdu atau nipah termasuk tunggul. j. Vegetasi Hutan Ringan adalah jenis vegetasi yang tumbuh pada lahan di luar kawasan hutan yang didominasi (70%) oleh pohon berdiameter batang < 30 cm dengan populasi pohon kurang dari 600 batang/Ha.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

5

2.2. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan teknis perluasan areal perkebunan meliputi : a. Identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CP-CL) b. Penetapan Petani dan Lokasi c. Sosialisasi Kegiatan d. Pembuatan Desain Sederhana dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) e. Penyusunan RUKK (Rencana Usulan Kegiatan Kelompok) f. Konstruksi g. Pengadaan Sarana Produksi Pertanian - Pengadaan bibit tanaman pokok dan tanaman sela - Pengadaan pupuk, pestisida dan peralatan pertanian h. Penanaman dan Pemeliharaan

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

6

III. SPESIFIKASI TEKNIS Pelaksanaan kegiatan perluasan areal perkebunan hendaknya mengacu pada norma, standar teknis dan kriteria sebagai berikut : 3.1. Norma Perluasan areal perkebunan merupakan usaha penambahan baku lahan perkebunan yang dapat dilakukan melalui pembukaan lahan baru dan atau pemanfaatan lahan-lahan terlantar guna meningkatkan produksi perkebunan, sehingga menjadi pengembangan Kawasan Perkebunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). 3.2. Standar Teknis Standar teknis perluasan areal pada kawasan perkebunan adalah sebagai berikut : a. Komoditas yang dikembangkan adalah komoditas yang mempunyai pangsa pasar yang baik terutama kakao, karet dan kopi arabika. b. Bibit tanaman perkebunan harus bersertifikat. c. Ketentuan teknis mengenai persyaratan tumbuh dan bahan tanaman yang digunakan dapat dilihat pada halaman 11-20. d. Pembukaan lahan perkebunan diarahkan pada Kawasan Perkebunan yang sudah ada dan berpotensi untuk dikembangkan dengan luas hamparan minimal 25 ha.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

7

3.3. Kriteria Kriteria petani dan lokasi yang akan mendapatkan bantuan kegiatan perluasan areal perkebunan adalah sebagai berikut : 3.3.1. Persyaratan Lokasi dan Petani 3.3.1.1 Persyaratan Lokasi Persyaratan lokasi kegiatan perluasan areal perkebunan adalah sebagai berikut : - luas areal hamparan minimal 25 ha per kelompok untuk Luar Pulau Jawa dan 15 ha untuk Pulau Jawa - harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). - merupakan daerah pengembangan kawasan perkebunan. - dimungkinkan menggunakan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. - telah mendapatkan persetujuan dari Bupati/ Walikota/ Kepala Dinas lingkup pertanian melalui SK Penetapan Lokasi. - bebas banjir dan atau bisa dilakukan pengendalian banjir secara mudah dan murah. - diusahakan untuk tidak membuka Hutan Primer sekalipun masuk dalam Areal Penggunaan Lain (APL) - mempunyai aksesibilitas yang baik. - mempunyai status kepemilikan yang jelas dan tidak dalam sengketa. - tidak tumpang tindih dengan program dan kegiatan proyek lain yang sejenis.8

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

- diutamakan yang mempunyai vegetasi ringan (semak belukar, alang-alang dan hutan ringan). - Kesesuaian lahan sesuai untuk pertumbuhan komoditas perkebunan. - Faktor iklim (curah hujan, angin, kelembaban dan suhu) yang sesuai serta sumber daya air (sungai, danau, dam, air tanah dangkal dan air tanah dalam) tersedia untuk pengembangan perkebunan. - berada dalam wilayah binaan Petugas Penyuluh Lapang (PPL). 3.3.1.2 Persyaratan Petani Persyaratan petani peserta kegiatan perluasan areal perkebunan adalah sebagai berikut : belum pernah menerima kegiatan yang sama/sejenis pada tahun sebelumnya. bersedia mengikuti pelaksanaan kegiatan yang dinyatakan dengan surat pernyataan kesanggupan sebagai peserta. pemilik penggarap dan atau penggarap (ada bukti tertulis sebagai penggarap). kepemilikan lahan usaha tani maksimal 1 ha (untuk di Pulau Jawa) dan maksimal 2 ha (untuk di luar Pulau Jawa). pada saat yang sama tidak menerima paket bantuan dari proyek sejenis. bersedia membentuk suatu kelompok (wadah) untuk bekerjasama dalam melakukan kegiatan perluasan areal9

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

perkebunan, diutamakan pada kelompok tani yang mempunyai respon dan partisipasi yang tinggi. bersedia menerima bimbingan dan segala ketentuan teknologi pembukaan lahan dan budidaya dalam kegiatan perluasan areal perkebunan. bersedia memberikan kontribusi, antara lain dalam bentuk tenaga mulai dari kegiatan konstruksi, penanaman dan pemeliharaan. memiliki dedikasi yang baik dan bersedia memelihara lahan dan tanaman secara berkelanjutan sesuai anjuran Petugas Penyuluh Lapang (PPL). tidak menuntut ganti rugi apabila dilakukan pembangunan infrastruktur pada lahannya.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

10

3.3.2. Persyaratan Tumbuh dan Sumber Bibit 3.3.2.1. Persyaratan Tumbuh Persyaratan tumbuh seluruh jenis tanaman yang akan diusahakan harus memenuhi persyaratan Agropedoklimat Sebagai berikut :a. K a k a o

Iklim; Tanaman kakao dapat tumbuh pada garis lintang 10 LS sampai 10 LU dan curah hujan 1.500 mm - 2.500 mm/tahun dengan lamanya bulan kering tidak lebih 3 bulan. Suhu minimum 18 - 21 C dan maksimum 30 - 32 C, dengan ketinggian tempat 0 - 600 m di atas permukaan laut (dpl). Tanah; pH tanah 5 - 7, kandungan bahan organik yang cukup (minimal 2% pada lapisan permukaan tanah). Apabila kandungan kurang 2 % diharuskan untuk menambah bahan organik yang dicampur dengan galian Top Soil. Struktur tanah remah dengan tata udara dan air baik, kedalaman efektif > 60 cm dengan kemiringan tanah 0 - 15%. Tekstur tanah terdiri dari 50% pasir, 10 20% debu dan 30 40% lempung (lempung berpasir).PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

11

Pohon Pelindung; Pelindung sementara adalah jenis Flemingia congesta, Leucaena glauca, sementara pelindung tetap adalah jenis Leucaena Sp, Gliricidia sepium, Albizzia stipula dan Albizzia falcata. Kebutuhan bahan tanam pohon pelindung sekitar 256 300 pohon/ha, disesuaikan dengan kelipatan populasi tanaman kakao. Untuk jarak tanam kakao (3 x 3) m pohon pelindung sebaiknya (9 x 9) m. Lobang dan Jarak Tanam; Jarak tanam kakao yang dianjurkan adalah dengan ukuran (3 x 3) m, atau (2,5 x 4) m maka jumlah populasi tanaman kakao/ha minimal 1.000 pohon/ha. Pilihan ukuran lobang tanam untuk tanaman kakao; untuk tanah ringan (40 x 40 x 40) cm, sedang (50 x 50 x 50) cm, berat (60 x 60 x 60) cm.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

12

b. Karet

Iklim; Curah hujan 1.500 mm per tahun dan optimum 2.500 3.000 mm per tahun dengan bulan kering dalam setahun tidak lebih dari 2 bulan. Jumlah hari hujan 100 150 hari per tahun. Tanah; Kedalaman solum paling sedikit 1 meter, tidak bercadas dengan pH tanah 4 6. Ketinggian tempat 0 500 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan ketinggian optimum 0 200 meter di atas permukaan laut. Lobang dan Jarak Tanam; Ukuran lobang (45 x 45 x 30) cm untuk tanah ringan dan (60 x 60 x 40) cm untuk tanah berat, seperti tabel 1 dibawah ini.Tabel 1. Jarak Tanam dan Populasi Bibit KaretNo. 1. 2. 3. 4. Jarak Tanam (m) 6x3 6,6 x 3 5x4 6x3 Kerapatan Tanam (Batang) 555 505 500 555 Bibit Sisipan Batang 55 50 50 54 % 10 10 10 9 Jumlah Bibit (Batang) 610 555 550 520

Catatan : Populasi minimal dalam 1 Ha sejumlah 500 pohonPedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

13

c. Kopi Arabika

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan mendapatkan yang maksimal untuk produktivitas dalam

pengusahaan kopi arabika adalah pemanfaatan lahan berdasarkan kesesuaian tanah dan iklim. Persyaratan tumbuh kopi arabika (Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kopi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao 2006) seperti : Iklim; Garis lintang 20 LS sampai 20 LU, tinggi tempat 700 - 2.000 m di atas permukaan laut (dpl), curah hujan 1.500 2.500 mm/tahun, terdapat 1 sampai 3 bulan kering (CH < 60 mm/bulan). Tanah; Kemiringan tanah < 45 %, kedalaman tanah efektif > 100 cm, tekstur tanah berlempung, dengan struktur tanah lapisan atas remah. Penilaian Kelas Lahan; Didasarkan pada Iklim dan lahan, faktor yang mempunyai level paling rendah, disarankan untuk kelas S1 (sesuai), S2 (cukup sesuai) atau minimal S3 (kurang sesuai atau marginal). Makin rendah kelas lahan produktivitas yang didapat, semakin rendah, dan kebutuhan input semakin tinggi.PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

14

Lobang

dan

Jarak

Tanam;

Idealnya

lobang

tanam

(60 x 60 x 60) cm, dibuat sekitar 3 - 6 bulan sebelum tanam, ditutup 1 - 3 bulan sebelum tanam. Jarak tanam Kopi Arabika Kate seperti Kartika 1,2, Sigarar Utang (1.25 x 2) m atau (1,5 x 2) m. Untuk kopi jagur (AB 3, USDA 762, dan S 795) jarak tanam maksimum (2 x 2,5) m atau (2.5 x 2,5) m. Pohon Pelindung Jarak tanam pohon pelindung sementara ditanam dalam barisan dengan selang jarak 2 - 4 meter atau mengikuti kontur. Jarak tanam pohon pelindung tetap 2 x 2,5 meter, dan setelah besar berangsur-angsur dijarangkan menjadi 4 x 5 meter, mengikuti kelipatan jarak tanam kopi, hingga ( 8 x 8 )m atau ( 8 x 10 ) m.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

15

3.3.2.2. Persyaratan Sumber Bibit

Ketepatan pemilihan bahan tanaman sangat

menentukan

keberhasilan pertanaman hingga mencapai akhir usia produktif tanaman yang dapat mencapai 25 30 tahun kedepan. Oleh sebab itu, pemilihan jenis atau varietas tanaman selain memenuhi syarat teknis, ekonomis, sosial dan lingkungan harus juga sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak diperkenankan memakai bahan tanaman unggul lokal. Sesuai PP No. 44 Tahun 1995 Tentang Perbenihan Tanaman, dan Peraturan Menteri Pertanian No. 39/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina, Bab III SERTIFIKASI Bagian Kesatu Umum Pasal 11 ayat 1 dan 2, Pasal 12 ayat 1 sampai 3. Bibit siap tanam yang benar adalah bibit yang memiliki sertifikat dari Lembaga yang berwenang yaitu Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih (BP2MB) Perkebunan. Selanjutnya untuk jenis komoditi tertentu, persyaratan teknis bahan tanaman adalah sebagai berikut :a. Kakao

Benih harus berasal dari Produsen yang sudah mendapat SK dari Menteri Pertanian dan mendapat rekomendasi dari

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

16

Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, seperti tertera pada tabel 2 di bawah ini. Bebas dari hama dan penyakit. Umur bibit berkisar 3 - 6 bulan.Tabel 2. Sumber Benih Kakao Yang Direkomendasi oleh Menteri Pertanian Tahun 2009No. Pemilik/Perusahaan/Alamat 1. PUSLITKOKAINDONESIA Jl.PB.SudirmanNo.80Jember Telp.0331757130Fax.0331757131 2. PT.HasfarmNiaga Jl.SultanHasanuddinNo.6 BlokM3Jakarta121160 Telp.0217203484Fax.0217251357 3. BalaiBenihIndukDisbunPapua Jl.Abepura383Jayapura Tel.0967581956Fax.0967581955 4. PTP.NusantaraII TanjungMorawaPOBOX.4 Telp.061940055Fax.06121064 Lokasi Kebun RK100 DesaNogosariKec.Rambipuji Kab.JemberJatim KebunLadogi Sultera Luas (Ha) 7 Varietas ICS60,UIT1ICS13xSca12 DasarHukum PenetapanSumberBenih SK.MentanNo.366/Kpts/ KB.350/1992

22,1

UIT1,481A,264ASca12,Pa 7,63A,AmlNa32,Pa35,Na33, Na34,369A,102B,354A

SK.MentanNo.366/Kpts/ KB.350/1992

DesaKaryaBumi Kec.NamlongKab.Jayapura Prop.Papua DesaMaryke/BukitLawang, Kec.SalapianKab.Langkat Prop.Sumut

5

Jantan:Sca12 Betina:ICS60,Uit1&GC7

SK.MenhutbunNo.553/ Kpts/1999 Tgl14Juli1999 SKMentanNo.431/Kpts/ KB.350/8/1992

17,2

Jantan:TSH539,654,858866,908, CSA60,12IMC67,PA150 Betina:TSH539,654,858866,908, CSA60,12IMC67,PA150 Jantan:IMC30,85,PA30,51 Betina:UP667,IMC30,85TSH858

5. PTP.NusantaraIVBahJambi PematangSiantarSumateraUtara Telp.062940055Fax.06221064 6. PTP.NusantaraVII Jl.TeukuUmarNo.14BandarLampung Telp.0721722304Fax.0721702775 7. PT.PPLOSUMTbk Jl.A.YaniNo.2AMedan20011 Telp.061532300Fax.061513596 8. PPKSMedan Jl.BrigjenKatamsoNo.51KampungBaru KotakPos1103Medan Telp.061764850Fax.061040233 9. PT.InangSari Jl.Majapahit34/25,HarmoniJakarta, Telp.021344046Fax.021848710

KebunAdolina Kec.PerbaunganKab.SerdangBdg Prop.Sumut KabunWayBerulu DesaBogorejoKec.GedungTatan Kab.LampungSelatanLampung KebunBahLias Kec.BandarKab.Simalungun SumateraUtara KebunAekPancur Kec.TjgMorawa Kab.DeliSerdang SumateraUtara KebunPdg.Mardani/ ManggopohUtara Kec.LubukBasungKab.Agam SumateraBarat

20

SK.MentanNo.53/Kpts/ KB.230/1/1991

9

Jantan:TSH858,TSH908 Betina:ICS60,PA150

SK.MentanNo.336/Kpts/ KB.350/8/1992

15,4

13,5

Jantan:AMZ32,P4C,UIT1IMC 105,CSA9 Betina:PA137,PA191,PA310UF 667,CSA9 Jantan:TSH858,RCC70,71,72ICS 60,ICS1,PA300 Betina:TSH858,RCC70,71,72ICS 60,ICS1,PA300 Jantan:TSH858,RCC70,71,72ICS 60,ICS1,PA300 Betina:TSH858,RCC70,71,72ICS 60,ICS1,PA300

SK.MentanNo.96/Kpts/ KB.350/8/1992

SK.MentanNo.53/Kpts/ KB.230/1/1991

4,5

SK.MentanNo.396/Kpts/ KB.320/6/93

Sumber : Ditjen Perkebunan Tahun 2009

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

17

b. K a r e t

Benih harus berasal dari Produsen yang sudah mendapat Menteri seperti SK dari pada Pertanian, tertera

tabel 3 dibawah ini. Bebas dari hama dan penyakit. Besar bibit okulasi dalam polibag, minimal sudah berpayung dua.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

18

Tabel 3 : Sumber Bibit Tanaman KaretNo. 1. Pemilik/Pengusaha/ Kabupaten NanggroeAcehDarussalam Kab.AcehBarat PIRBateePutih(Plasma) JenisVarietas Luas (ha) Legalitas

GT1

1.832

SKDirjenBunNo. 52/KB.820/SK/DJBun/05/96 30Mei1996 SKDirjenBunNo. 52/KB.820/SK/DJBun/05/96 30Mei1996

PIRBateePutih(KebunInti)

GT1

362

2.

SumateraUtara PTPIV

GT1 AV2037

732

SKDirjenBunNo. 52/KB.820/SK/DJBun/05/96 30Mei1996

3.

SumateraBarat Kab.TanahDatar

GT1

5

SKDirjenBunNo. 52/KB.820/SK/DJBun/05/96 30Mei1996

4.

Bengkulu PIR(KebunInti)

30

SKDirjenBunNo. 52/KB.820/SK/DJBun/05/96 30Mei1996

5.

Lampung PTPX

GT1 Avros2037 PR228

6.949

SKDirjenBunNo. 52/KB.820/SK/DJBun/05/96 30Mei1996

6.

KalimantanBarat Petani

GT1

447

SKDirjenBunNo. 52/KB.820/SK/DJBun/05/96 30Mei1996 SKDirjenBunNo. 52/KB.820/SK/DJBun/05/96 30Mei1996 SKDirjenBunNo. 52/KB.820/SK/DJBun/05/96 30Mei1996 SKDirjenBunNo. 52/KB.820/SK/DJBun/05/96 30Mei1996

Kab.Sanggau

GT1

58

Kab.KapuasHulu

GT1

83

PTPXII

GT1

5.126,5

7.

Jambi DisbunPropinsi

GT1

75

SKDirjenBunNo. 52/KB.820/SK/DJBun/05/96 30Mei1996 SKDirjenBunNo. 52/KB.820/SK/DJBun/05/96 30Mei1996

PIRPTPIVdanVI

GT1

2.962

Sumber : Ditjen Perkebunan Tahun 2009

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

19

c. Kopi Arabika Pemilihan bahan tanaman kopi arabika yang tepat sangat menentukan tingkat produktivitas yang akan diperoleh. Bibit yang disalurkan kepada petani penerima manfaat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Benih harus berasal dari produsen yang sudah mendapat SK dari Menteri Pertanian, seperti tertera pada tabel 4. Bibit harus berumur antara 6 9 bulan (bila dari biji) atau 5 7 bulan (bila dari stek). Bibit harus tumbuh normal dan sehat (bebas dari serangan hama penyakit). Tabel 4 : Produsen Benih Kopi dan VarietasProdusen PT.PerkebunanKalibendo,Banyuwangi Varietas LiniS795 Luas(Ha) 10 SKMentan SKMentanNo. 753/Kpts/KB.330/12/1993 Tanggal6Desember1993 SKMentanNo. 82/Kpts/TP.240/2/1996 Tanggal14Februari1996 SKMentanNo. 669/Kpts/TP.240/2/1995 Tanggal9Oktober1995 SKMentanNo. 406/Kpts/KB.330/5/1996 Tanggal27Mei1996 SKMentanNo. 317/Kpts/KB.230/5/1991 Tanggal22Mei1991 SKMentanNo. 713/Kpts/KB.330/7/1997 Tanggal16Juli1997 SKMentanNo. 205/Kpts/SR.120/4/2005 Tanggal12April2005

No. 1.

2.

PT.NusantaraXIISurabaya

Kartika1

2

3.

PT.NursaptoSembodoMurtiSurabaya

Kartika1 Kartika2

4,5 3,5

4.

PusatPenelitianKopidanKakao,Jember

Kartika1 Kartika2

4 1

5.

PT.KandanganPulosari,Madiun

USDA762

0,78

6.

UPTDKintamani,Kab.Bangli,Bali

LinS795

1

7.

DinasPertaniandanPerkebunan Kab.TapanuliUtaraSumateraUtara

SigararUtang

Sumber : Ditjen Perkebunan Tahun 2009 PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

20

IV.

PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan Perluasan Areal Perkebunan pada prinsipnya akan mengembangkan suatu Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN) yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, konsisten, berkesinambungan, berskala ekonomis dan dikelola secara efisien serta ditunjang oleh infrastruktur yang memadai. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi hal-hal sebagai berikut : 4.1. Cara Pelaksanaan Mekanisme pelaksanaan perluasan areal perkebunan dilakukan dengan melibatkan partisipasi anggota kelompok tani penerima manfaat. Dengan mekanisme ini diharapkan dapat ditumbuhkan semangat kebersamaan, rasa memiliki dan melestarikan / memelihara hasil kegiatan. Semua komponen kegiatan perluasan areal direncanakan dan dilaksanakan sepenuhnya oleh kelompok tani dengan bimbingan petugas lapangan. 4.2. Tahapan Pelaksanaan 4.2.1. Menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman teknis kegiatan perluasan areal perkebunan dijabarkan lebih lanjut dalam Petunjuk Pelaksanaan yang dibuat oleh Dinas Perkebunan Provinsi dan Petunjuk Teknis yang dibuat oleh Dinas lingkup pertanian yang menangani perluasan areal perkebunan Kabupaten/Kota.21

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

4.2.2. Menyusun Jadwal Kegiatan Dinas Pekebunan Kabupaten/ Kota wajib menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tahapan kegiatan yang ada di lapangan. Jadwal pelaksanaan kegiatan dituangkan dalam Jadwal Palang seperti contoh pada lampiran 1. Selanjutnya jadwal tersebut disampaikan kepada Dinas Perkebunan Provinsi dengan tembusan kepada Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 4.2.3. Koordinasi Koordinasi dilakukan dengan instansi terkait antara lain ; instansi lingkup pertanian yang menangani perkebunan, Badan Pertanahan, Dinas Kehutanan, Dinas PU dan Pemda serta masyarakat luas untuk memperoleh dukungan dan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan. 4.2.4. Identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Kegiatan identifikasi CPCL adalah kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, pembahasan dan penetapan calon petani dan calon lokasi yang dilaksanakan secara swakelola dengan menggunakan dana dari APBD dengan melibatkan instansi lain terkait (Tim Teknis) yang terdiri dari instansi lingkup pertanian yang menangani perkebunan, Badan Pertanahan, Dinas Kehutanan, Dinas PU dan Pemda. Adapun tahapan kegiatan identifikasi CPCL adalah sebagai berikut :22

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

a. Pengumpulan Data Kegiatan ini merupakan pengumpulan data sekunder dan data primer serta peta-peta. Data sekunder dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif yang dapat diperoleh dari instansi terkait, sedangkan untuk data primer diperoleh di lapangan dengan cara pengamatan atau pengukuran langsung di lapangan, wawancara terhadap calon petani dan masyarakat setempat. Pengumpulan Data Sekunder Data kualitatif meliputi informasi kebijakan tata ruang dalam pembangunan daerah, kondisi sosial budaya masyarakat. Sedangkan data kuantitatif antara lain : Potensi luas pengembangan kawasan perkebunan. Luas lahan menurut status kepemilikan dan penguasaan lahan. Jumlah petani calon peserta. Kondisi iklim (suhu, kelembaban udara, angin dan curah hujan). Sarana transportasi menuju lokasi. Prasarana pemasaran produksi. Sarana pengolahan dan penyimpanan produksi. Sumber daya air (sungai, danau, irigasi, dam, air tanah dangkal dan air tanah dalam). Kegiatan pendukung di sekitar lokasi (pengembangan embung, pembangunan drainase, dll).PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

23

Pengumpulan Data Primer Berdasarkan hasil koordinasi dan pengumpulan data sekunder, maka ditetapkan calon lokasi yang akan disurvey. Data primer didapat dengan cara wawancara, pengamatan atau pengukuran langsung ke lapangan. Data yang diperlukan dalam kegiatan ini seperti tercantum pada lampiran 2a.

b. Pengolahan dan Analisa Data Setelah data sekunder dan primer dikumpulkan, maka untuk selanjutnya dilakukan tabulasi, pengolahan dan analisa data yang hasilnya digunakan sebagai dasar penentuan kelayakan calon lokasi dan calon petani. 4.2.5. Penetapan Petani dan Lokasi Hasil identifikasi CPCL yang memenuhi syarat dan kriteria yang telah ditentukan, selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Bupati/ Walikota/ Kepala Dinas Pekebunan Kabupaten/Kota. 4.2.6. Sosialisasi Kegiatan Sosialisasi bertujuan agar seluruh anggota kelompok tani penerima manfaat mengetahui dengan jelas tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.24

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

4.2.7. Desain Sederhana (DS) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Desain sederhana ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan dan dibuat dengan memperhatikan kondisi lapangan, kebutuhan lapangan, kecukupan dana, kesediaan bahan-bahan setempat. Desain sederhana dibuat oleh Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota dengan melibatkan kelompok tani. Output Desain Sederhana terdiri dari : a. Sket lokasi yang menggambarkan keberadaan calon lokasi perluasan areal perkebunan dan digambar pada peta desa. Sket lokasi dibuat dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) untuk mengetahui titik koordinat lokasi dan luas areal. b. Batas lokasi perluasan areal perkebunan dan batas kepemilikan lahan masing-masing petani peserta. c. Lokasi bidang olah, rencana pembangunan infrastruktur pertanian (jalan kebun, perbaikan saluran, dll) sesuai dengan kebutuhan lapangan. d. Gambar tata letak, jenis dan volume infrastruktur yang dibutuhkan dan lubang tanam sesuai dengan rencana komoditas yang akan dikembangkan. Tata letak lubang tanam dibuat sesuai dengan kemiringan lahan dan searah dengan garis kontur. e. Daftar definitif petani dan luas kepemilikan lahan.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

25

Rencana Anggaran Biaya (RAB) RAB merupakan rincian dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan desain sederhana yang dibuat. 4.2.8. Penyusunan RUKK Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) disusun berdasarkan kesepakatan di dalam kelompok tani bersama-sama dengan petugas lapangan yang merupakan penjabaran dari RAB. Selanjutnya RUKK harus mendapat persetujuan dari Tim Teknis Dinas Perkebunan Kabupaten/ Kota. RUKK sekurang-kurangnya berisi rincian kegiatan, waktu pelaksanaan, kebutuhan dan sumber pembiayaan. Contoh RUKK sebagaimana pada lampiran 3. 4.2.9. Pembuatan Perjanjian Kerjasama Pembuatan perjanjian kerjasama dilakukan antara Ketua kelompok tani dengan Kepala Dinas Perkebunan selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). 4.2.10. Konstruksi a. Penyiapan Lahan Kegiatan penyiapan lahan perluasan areal perkebunan dilaksanakan secara gotong royong dengan melibatkan anggota kelompok tani penerima manfaat sebagai tenaga kerja. Dimungkinkan kelompok tani menyewa alat yang diperlukan untuk kegiatan penyiapan lahan.PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

26

Urutan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penyiapan lahan perluasan areal perkebunan adalah sebagai berikut :1) Imas/tebas;

Kegiatan

ini

meliputi

menebas

atau

membersihkan semak belukar, perdu dan kayu kayu kecil diameter kurang dari 10 cm.2) Tebang;

Kegiatan ini penebangan

meliputi

kayu yang berdiameter lebih dari 10 cm dan memotongnya dari dahan mulai hingga

semua bagian dari kayu menyentuh permukaan tanah.3) Cincang;

Pencincangan dilakukan

harus terhadap

semua kayu / pohon yang sudah ditebang dan kayu kayu yang sudah Setelah tumbang. dipotong-potong sedemikain rupa kemudian,

potongan-potongan kayu, seresah dahan dan ranting dikumpulkan secara terpisah, memanjang di beberapaPedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

27

tempat agar dapat memudahkan pelapukan dan penanaman. Sesuai dengan Undang-Undang No. 18 tahun 2004 Pasal 26 Tentang Perkebunan dalam pembukaan lahan TIDAK DIBENARKAN UNTUK MEMBAKAR.4) Pengajiran;

adalah

membuat patok untuk jarak tanaman sesuai dengan komoditi yang akan dikembangkan. tanaman Untuk tanaman yang memerlukan pelindung sekaligus dilakukan penanaman pohon pelindung tetap dengan jarak tanam merupakan kelipatan 3 x jarak tanam komoditi kakao ( 9 x 9 ) dan 4 x untuk kopi ( 8 x 8 ) seperti tanaman Gamal dan Dadap.5) Pembuatan

Lobang dengan budidaya

Tanam; dibuat teknis sekitar organik.

Lobang tanam sesuai

komoditinya, dan dibuat 1 - 3 bulan sebelum tanam dan sangat dianjurkan memakai bahan

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

28

6) Pencegahan Erosi; Apabila topografi lokasi pengembangan

bergelombang, maka pencegahan erosi perlu dilaksanakan seperti pembuatan : Teras; jenis Individu, pemilihannya didasarkan pada jeluk tanah, kemiringan lereng dan kepekaan erosi. Rorak; setelah Dikerjakan penanaman, Terdapat teras 3

yakni yang

Bangku, Gulut dan

pada lahan miring, sejajar kontur dengan ukuran sekitar (100 x 30 x 30) cm, letak berseling / zig zag, kedalam rorak diisi bahan organik, bila sudah penuh rorak ditutup tanah dan dibuat rorak baru. Penanaman pohon pelindung untuk kakao dan kopi dilakukan segera setelah lahan siap tanam, minimal 3 bulan sebelum tanaman utama ditanam, penanaman dilakukan pada saat awal musim hujan.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

29

b. Pengadaan Sarana Produksi Pertanian Sarana produksi pertanian yang disediakan pada kegiatan ini meliputi :1) Pengadaan Bibit;

Pada dasarnya Penyedian bibit kakao, kopi arabika dan karet dapat dilakukan dengan 2 cara ; a) Pembibitan oleh kelompok tani penerima manfaat dengan sumber benih yang berasal dari produsen benih yang direkomendasikan oleh Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal Perkebunan, b) Bibit siap salur dari penangkar yang langsung dilaksanakan dan dikelola oleh petani penerima manfaat, sesuai spesifikasi yang sudah ditentukan dalam Pedoman Teknis ini. Harga bibit siap salur pada penangkar maksimum sesuai dengan SK Bupati setempat, memiliki sertifikasi dari BP2MB dan bukan bibit unggul lokal . Untuk menjamin kemurnian bibit, menekan harga bibit siap salur, mempermudah pengangkutan saat tanam di lapangan dalam pelaksanaan pembibitan disarankan perihal sebagai berikut : a) Sedapat mungkin pembibitan dilaksanakan dihamparan lokasi yang akan dikembangkan.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

30

b) Khusus untuk tanaman karet sedapat mungkin memakai bibit Stump Mata Tidur dengan jaminan kualitas, yang dibibitkan sendiri oleh petani penerima manfaat dibawah pengawasan petugas lapangan. c) Khusus untuk kopi arabika, dimungkinkan untuk

mengunakan varietas Sigarar utang dari Propinsi Sumatera Utara yang berasal dari Klon Unggul bersertifikat dari Ditjen Perkebunan, dan sudah mendapat SK Mentan RI. d) Khusus untuk Kakao, karena umur pembibitan hanya sekitar 3 4 bulan, maka pelaksanaan pembibitan sebaiknya dilakukan oleh petani (kelompok tani) dengan pengawasan petugas lapangan, memakai benih kakao yang sudah direkomendasikan oleh Menteri Pertanian RI, sesuai tertera pada tabel 2. Rekomendasi pemakaian varietas kopi arabika Sigarar utang disampaikan antara lain : a) Sudah mendapat SK Menteri Pertanian Nomor : 205/Kpts/ SR.120/4/2005 tanggal 12 April 2005 b) Umur panen pendek, hanya sekitar 18 bulan setelah tanam. karena mempunyai beberapa keunggulan

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

31

c) Tanaman Kecil / Kate (dwarf coffee), memungkinkan ditanam dengan populasi tinggi / banyak, produktivitas relatif tinggi. d) Dapat ditanam mulai ketinggian 700 m dpl. Dalam pelaksanaan pembibitan, sekalipun dalam

pelaksanaannya dilakukan oleh kelompok tani, namun peranan petugas lapang sebagai pendamping sangat diharapkan karena : a) Secara umum kelompok tani penerima manfaat kegiatan perluasan areal perkebunan baru terbentuk dan belum berpengalaman. b) Persiapan tanam yang relatif singkat dengan jadwal tanam yang tepat sesuai iklim, khususnya curah hujan. c) Pemesanan bahan tanaman dan penggunaan teknologi yang tepat hanya dapat dilaksanakan petani dengan bantuan petugas lapangan. d) Harga, jumlah dan kualitas bibit harus dapat dijamin. e) Diharapkan dengan pendampingan petugas teknis lapangan ini transfer teknologi ke petani dapat segera dilaksanakan sekaligus persiapan kelompok penangkar pembibitan bagi petani penerima manfaat.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

32

2) Pengadaan Pupuk, Pestisida dan Alat Pertanian;

Pengadaan pupuk (organik/ anorganik), pestisida (insektisida dan herbisida) dan peralatan pertanian (cangkul, hand sprayer, sabit dan peralatan ringan lainnya) yang diperlukan di lapangan. Untuk pengadaan pupuk dan pestisida disesuaikan dengan jenis komoditas yang akan ditanam. Seluruh pengadaan jenis saprotan diatas, sepenuhnya dilaksanakan oleh petani secara berkelompok, dengan bimbingan dan saran dari petugas teknis lapangan dan sedapat mungkin tidak diborongkan kepada pihak ketiga. c. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman terdiri dari kegiatan penyulaman, penyiangan, pembuatan naungan/ tanaman pelindung sesuai kebutuhan tanaman pokok. Dana pemeliharaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab petani penerima manfaat.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

33

V. 5.1. Sumber Pembiayaan

PEMBIAYAAN

Sumber pembiayaan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah : 5.1.1. Dana Tugas Pembantuan (TP) Pelaksanaan kegiatan perluasan areal perkebunan dibiayai dari dana Tugas Pembantuan (TP) tahun 2012 yang berada di Akun belanja pemberdayaan sosial. Dana tersebut digunakan untuk kegiatan yang bersifat fisik seperti konstruksi, pengadaan bibit dan saprotan. Rincian penggunaan dana paket masing-masing komoditas tersebut dituangkan dalam RUKK melalui musyawarah anggota kelompok tani. Contoh RUKK sebagaimana lampiran 3. 5.1.2. Dana Sharing APBD Kabupaten/Kota dan Petani Penerima Manfaat Untuk kegiatan yang bersifat non fisik seperti identifikasi CPCL dan desain sederhana agar difasilitasi melalui dana APBD. Dana pengadaan bibit tanaman sela, pekerjaan pembuatan lubang tanam, pemupukan dan penanaman dapat difasilitasi dari dana sharing APBD atau swadaya petani. Khusus untuk kegiatan pemeliharaan pertanaman (penyulaman, penyiangan, pembuatan naungan bila diperlukan, dll) selanjutnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab petani penerima manfaat.PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

34

5.2. Pengelolaan Dana Pengelolaan dana TP dilaksanakan melalui mekanisme bantuan sosial dengan tata cara yang dapat dilihat pada buku Pengelolaan Dana Bantuan Sosial yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

35

VI. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Dalam pelaksanaan perluasan areal perkebunan dilakukan kegiatan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. 6.1. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Provinsi Kegiatan di tingkat provinsi dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan tugas : a. Menyusun petunjuk pelaksanaan sebagai penjabaran dari pedoman teknis pusat yang disesuaikan dengan kondisi lokalita setempat b. Melakukan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi c. Menyusun rekapitulasi laporan pelaksanaan kegiatan perluasan areal perkebunan dan disampaikan ke Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 6.2. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Kabupaten/Kota Kegiatan perluasan areal perkebunan dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota dengan tugas : a. Melakukan koordinasi vertikal dan horizontal dengan instansi terkait b. Menyusun petunjuk teknis sebagai penjabaran dari petunjuk pelaksanaan yang dibuat oleh provinsi yang disesuaikan dengan kondisi setempatPedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

36

c. Melaksanakan perkebunan

pembangunan

fisik

kegiatan

perluasan

areal

d. Melakukan bimbingan teknis kepada para petugas lapangan dan petani peserta pelaksana kegiatan e. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perluasan areal perkebunan dan disampaikan ke provinsi dengan tembusan ke pusat secara berkala 6.3. Format Laporan Adapun jenis laporan adalah sebagai berikut : a. Laporan Bulanan Dinas lingkup Perkebunan Kabupaten/Kota wajib membuat laporan bulanan. Laporan tersebut selanjutnya direkapitulasi oleh Dinas lingkup Perkebunan Provinsi. Format laporan bulanan untuk kabupaten dan provinsi sebagaimana lampiran 5a dan 5b. b. Laporan Akhir Pada akhir tahun anggaran Dinas lingkup Perkebunan Kabupaten/Kota wajib membuat laporan akhir yang dilengkapi dengan laporan manfaat kegiatan. Laporan akhir tersebut selanjutnya direkapitulasi oleh Dinas lingkup Perkebunan Provinsi. Laporan akhir akan lebih informatif dan komunikatif dengan dilengkapi foto-foto dokumentasi (sebelum, sedang dan selesai pelaksanaan kegiatan).PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

37

Outline laporan akhir dan form laporan manfaat kegiatan sebagaimana lampiran 5c, 5d dan 5e. c. Laporan Dampak Pelaksanaan Kegiatan Bagi Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan sebelum tahun berjalan, wajib membuat laporan dampak pelaksanaan kegiatan. Format laporan dampak kegiatan sebagaimana lampiran 5f. 6.4. Alur Laporan Alur laporan adalah sebagai berikut : a. Laporan bulanan dibuat oleh petugas kabupaten/kota dan dikirim ke provinsi untuk diolah lebih lanjut dengan tembusan ke pusat b. Laporan bulanan yang dibuat oleh Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota selanjutnya direkapitulasi oleh Dinas Perkebunan Provinsi c. Laporan bulanan yang dibuat oleh Dinas Perkebunan Provinsi dikirim ke pusat melalui pos dengan alamat : Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan Jakarta Selatan 12550 melalui faximile dengan nomor : 021 7805552 melalui email : [email protected]

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

38

d. Laporan

akhir

dan

laporan

dampak

dibuat

oleh

petugas

kabupaten/kota dan dikirim ke provinsi untuk diolah lebih lanjut dengan tembusan ke pusat e. Laporan akhir dan laporan dampak yang dibuat oleh Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota selanjutnya direkapitulasi oleh Dinas Perkebunan Provinsi kemudian dikirim ke pusat f. Waktu pengiriman Laporan bulanan kabupaten/kota dikirim paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya Laporan bulanan provinsi dikirim paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya Laporan akhir dan laporan dampak kegiatan tahun sebelumnya dikirim paling lambat pada minggu kedua tahun berikutnya 6.5. Bobot Laporan Setiap aktifitas kegiatan perluasan areal perkebunan dimulai dari persiapan administrasi, penyiapan lahan, pengadaan saprotan dan penanaman diberikan bobot (%) sebagai berikut : Persiapan (SK-SK, Pembukaan Rekening Kelompok) = 20 % Penyiapan lahan = 30 % Pengadaan Saprotan = 35 % Penanaman = 15 %

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

39

VII.

INDIKATOR KINERJA PERLUASAN AREAL PERKEBUNAN

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan perluasan areal perkebunan, diperlukan indikator kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan, dengan indikator sebagai berikut : 7.1. Indikator Masukan (Input) Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan perluasan areal perkebunan, yang dalam hal ini antara lain : Penyediaan anggaran baik berasal dari pemerintah (APBN, APBD), bantuan luar negeri, pihak swasta maupun masyarakat Perangkat Peraturan Pemerintah, bahan kebijakan, pedoman teknis, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Data potensi lahan yang dapat dikembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Prasarana penunjang kerja (fasilitas kantor dan lapangan)

7.2. Indikator Keluaran (Output) Indikator keluaran adalah segala sesuatu berupa produk yang dihasilkan (fisik dan atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan. Keluaran yang diharapkan kegiatan ini adalah bertambahnya luas areal perkebunan 8.881 ha.PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

40

7.3. Indikator Hasil (Outcome) Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan dari keluaran kegiatan pada jangka menengah yaitu meningkatnya produksi komoditas perkebunan. 7.4. Indikator Manfaat (Benefit) Indikator manfaat adalah segala sesuatu yang dapat dirasakan oleh masyarakat atau yang diharapkan oleh masyarakat dari kegiatan, yaitu terbentuknya kawasan sentra produksi perkebunan, tersedianya produk perkebunan yang berkualitas. 7.5. Indikator Dampak (Impact) Indikator dampak adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan atau kepentingan lain dari capaian kinerja setiap indikator kegiatan, yaitu terwujudnya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

41

Lampiran 1

CONTOH JADWAL PALANG KEGIATAN PERLUASAN AREAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

No

Nama Kegiatan

Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2 Konstruksi - Pembuatan Papan Nama - Penyiapan Lahan (tebas,tebang,cincang,pengumpulan) - Pengajiran - Pembuatan Lubang Tanam - Pemupukan Dasar - Penanaman Pohon Pelindung - Penanaman Tanaman 3 Sarana Produksi dan Alsintan - Pengadaan Pupuk - Pengadaan Bibit - Pengadaan Alsintan Ringan 4 Pemeliharaan 5 Monitoring 6 Evaluasi 7 Pelaporan

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

1 Persiapan - Penerimaan DIPA / POK - Penerimaan Pedoman Teknis - SK KPA, PPK dan Bendaharawan - Koordinasi dengan Instansi Terkait - Penyusunan Juklak / Juknis - Pembentukan Tim Teknis / Pengawasan - Identifikasi CPCL - SK Penetapan CPCL - Sosialisasi Kegiatan - Desain Sederhana dan RAB - Penyusunan RUKK - Perjanjian Kerjasama antara Kelompok Tani dengan Dinas - Pembukaan Rekening Kelompok - Transfer uang ke Rekening Kelompok

42

Lampiran 2a CONTOH KUESIONER IDENTIFIKASI CALON PETANI DAN CALON LOKASI PERLUASAN AREAL PERKEBUNAN I. Calon Lokasi Pengembangan Provinsi : . Kabupaten/Kota : .. Kecamatan : .. Desa : .. Jarak lokasi ke Desa : .km, Jarak lokasi ke Ibukota Kecamatan : km, Jarak lokasi ke Ibukota Kabupaten/Kota : km Jarak lokasi ke Ibukota Provinsi : km. Ketinggian tempat diatas permukaan laut (dpl) : m. Letak koordinat lokasi : Lintang Utara/Selatan (LU/LS) Bujur Timur (BT) Keadaan Umum Lokasi Tipe/jenis lahan calon lokasi Jenis vegetasi lahan calon lokasi - Tegalan - Semak belukar - Hutan ringan - Hutan berat - Lain-lain Tingkat kemiringan lahan - Datar - Bergelombang - Berbukit - Bergunung Sumber pengairan - Irigasi - Tadah hujan - Sungai - Air tanah - Lain-lain (sebutkan) 43

II.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

Curah hujan per tahun .. mm Sarana dan prasarana yang sudah ada - Jalan Usaha Tani (JUT) sebutkan panjangnya - Jalan desa sebutkan kondisinya - Kios saprodi unit - Bangunan konservasi sebutkan - Bangunan surjan/tabukan atau tukungan - Pasar III. Jenis Komoditas Perkebunan yang sudah ada Karet, kopi, kakao (sebutkan) Sumberdaya Petani dan Kepemilikan Lahan Daftar nama petani dan luas kepemilikan lahan per petani Status kepemilikan lahan petani, tanah adat, girik, sertifikat Kesanggupan petani Faktor Penunjang Usaha Tani Ketersediaan bibit Ketersediaan pupuk dan pestisida Ketersediaan alsin

IV.

V.

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

44

Lampiran 2bCONTOH DAFTAR CALON PETANI DAN CALON LOKASI PERLUASAN AREAL KAWASAN PERKEBUNAN Propinsi : .. Kabupaten : . Kecamatan : .... Desa : .... Luas Areal : .LUAS KEPEMILIKAN (Ha) SEMAK/ALANG-ALANG Nomor Urut Petani Datar Nama Petani Slope 10 - 15) % Berbukit Slope > 15 % Jumlah Datar Slope 10 - 15) % Berbukit Slope > 15 % Jumlah Datar Slope 10 - 15) % Berbukit Slope > 15 % Jumlah

JUMLAH

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Mengetahui, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten...................

Pelaksana, Identifikasi CPCL Perluasan Areal Kawasan Perkebunan

(................................................................)

(.....................................................)

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

45

Lampiran 3

CONTOH RUKK KEGIATAN PERLUASAN AREAL PERKEBUNANKabupaten Kecamatan Desa Kelompok Tani Komoditi/Luasan (Ha)NO A 1 2 3 4 JENIS KEGIATAN SATUAN HARGA SATUAN (Rp)

: ................ : ................ : ................ : ................ : ................KONTRIBUSI APBD JML VOL BIAYA (Rp) SWADAYA PETANI TOTAL JML BIAYA (Rp) VOL BIAYA (Rp)

TP/APBN JML VOL BIAYA (Rp)

PERSIAPAN Pembuatan Papan Nama Sosialisasi/Pertemuan Kegiatan Pemasangan Patok Batas Sewa Alat Konstruksi (apabila dibutuhkan) 5 Pengadaan Handsprayer, Parang, Sabit

B PEMBUKAAN LAHAN, PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN 6 Pembabatan Semak 7 Penebangan Pohon 8 Pengumpulan Btg Tebangan 9 Pemotongan Btg Hasil Tebangan 10 Pengumpulan Btg Hasil Tebangan 11 Pembuatan Bangunan Konservasi (Terasering, Guludan, SPA, dll) dan Pembuatan tabukan untuk Tipologi Lahan Rawa 12 Pembuatan Lubang Tanam 13 Pengolahan Tanah 14 Pembuatan Jalan Kebun 15 Pengadaan Bibit Tanaman Pokok dan Tanaman Sela 16 Pengadaan Saprotan (Pupuk, Pestisida dan Peralatan Ringan) - Urea - TSP - KCl/ZA - Organik - Herbisida 17 Pemupukan Dasar dan Penanaman 18 Pemeliharaan (Penyulaman, Penyiangan, Naungan/ Tanaman Pelindung)

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

46

C DANA UNTUK KEGIATAN DAN BAHAN LAIN YANG DIBUTUHKAN Misalnya : Dokumentasi, Pembuatan Saung, Pembelian Selang Air, dll TOTAL DANA (Rp)

Ketua Kelompok Tani

(..................................)

Mengetahui, Tim Teknis Kabupaten Kepala Dinas

(...................................)

(...................................)

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

47

Lampiran 4

Contoh Pengembangan Kawasan PerkebunanPengembangan model kawasan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan yang berskala ekonomi yang akan dilengkapi dengan infrastruktur yang menunjang pembangunan perkebunan. Sebagai gambaran untuk lokasi yang sebagian sudah diusahakan disampaikan model sketsa penggabungan beberapa hamparan lokasi perkebunan awal yang akan dijadikan pengembangan model kawasan, adalah sebagai berikut :

Gambar : Sketsa Penggabungan Beberapa Hamparan Lokasi Perkebunan Menjadi Satu Kawasan

Keterangan Gambar : : Calon Lokasi Pengembangan : Kawasan Sentra Produksi : Jalan Raya/Utama : Rencana Pabrik Pengolahan : Hamparan Kawasan Potensial Perkebunan : Jalan Kebun dan atau Jalan Produksi Penjelasan Ilustrasi Gambar : Terdapat 5 lokasi hamparan kebun dengan luasan 25 50 ha, dalam berbagai bentuk. Hamparan lokasi ini diikat membentuk kawasan berskala ekonomi untuk luasan minimal 75 250 ha. Diusahakan SID mendesain seluruh kawasan tersebut. Anggaran berasal dari dana APBD Propinsi dan atau Kabupaten/Kota, dengan total luasan kebun minimal sama dengan yang tertera dalam DIPA. Seluruh alokasi anggaran kegiatan PSP dan pengembangan lainnya yang mendukung perkebunan, sebaiknya terintegrasi dalam kawasan ini.PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

48

Lampiran 5aLAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN T.A. 2012Dinas Kabupaten Provinsi Subsektor Program Bulan No. SP DIPA No. 1 Aspek/Kegiatan Perluasan dan Pengelolaan Lahan 1. Cetak Sawah 2. JUT 3. Japrod 4. Optimasi Lahan 5. dst .. Pengelolaan Air Irigasi 1. JITUT 2. JIDES 3. Tata Air Mikro (TAM) 4. dst .. Alat dan Mesin Pertanian 1. Tractor Roda 2 2. Tractor Roda 4 3. dst . Pupuk dan Pestisida 1. Penguatan KP3 2. Skrening Pestisida 3. dst . Pembiayaan 1. PUAP 2. dst .. : .. : .. : .. : .. : .. : .. : .. Pagu DIPA Anggaran Fisik (Rp) (Ha/Km/Unit) Realisasi Terhadap Pagu DIPA Anggaran Fisik (Rp) (%) (Ha/Km/Unit) Nama Kelompok Lokasi Kegiatan Desa/ Kecamatan KeteranganForm PSP. 01

(%)

Koordinat

2

3

4

5

JUMLAHCatatan : 1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PSP Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Kementan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected] ., ... 2012 Penanggung jawab kegiatan Kabupaten

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

49

Lampiran 5bDinas Propinsi Subsektor Program Bulan : .. : .. : .. : .. : ..

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

Form PSP.02

No.

Dinas Kabupaten/Kota*)

Aspek/Kegiatan

Pagu DIPA Anggaran (Rp)

Fisik (Ha/Km/Unit)

Realisasi Terhadap Pagu DIPA Anggaran Fisik (Rp) (%) (Ha/Km/Unit)

Keterangan (%)

1

Dinas....*) Kab/Kota No. SP DIPA : ..

A. Perluasan dan Pengelolaan Lahan 1. Cetak Sawah 2. JUT 3. Japrod 4. Optimasi Lahan 5. dst .. B. Pengelolaan Air Irigasi 1. JITUT 2. JIDES 3. Tata Air Mikro (TAM) 4. dst .. C. Alat dan Mesin Pertanian 1. Tractor Roda 2 2. Tractor Roda 4 3. dst . D. Pupuk dan Pestisida 1. Penguatan KP3 2. Skrening Pestisida 3. dst . E. Pembiayaan 1. PUAP 2. dst ..

2

Dinas..*) Kab/Kota . No. SP DIPA : ... 1. Cetak Sawah 2. JUT 3. Optimasi Lahan 4. JITUT 5. Tractor Roda 2 6. dst ..

JUMLAH

1. Laporan dikirim ke Ditjen PSP Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bag Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Kementan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel. Fax : 021 7816086 atau E-mail : [email protected] *) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PSP.

., .... 2012 Penanggung jawab kegiatan Propinsi

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

50

Lampiran 5c

CONTOH OUTLINE LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERLUASAN AREAL PERKEBUNAN TA. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Sasaran Lokasi II. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2.1. Dukungan Pada Kawasan Komoditas 2.2. Komponen Kegiatan III. LOKASI KEGIATAN IV. PELAKSANAAN KEGIATAN 4.1. Tahapan Kegiatan 4.2. Realisasi Fisik dan Keuangan V. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1. Permasalahan yang Dihadapi 5.2. Pemecahan Masalah VI. ANALISIS KINERJA Input, Output, Outcome VII. MANFAAT KEGIATAN VIII. PENUTUP LAMPIRAN

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

51

Lampiran 5dForm PSP.03 LAPORAN MANFAAT KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2007/2008/2009/2010/2011/2012*) Dinas Kabupaten Provinsi Subsektor NO SP DIPA NO 1 KEGIATAN Perluasan dan Pengelolaan Lahan 1. Cetak Sawah 2. JUT 3. Japrod 4. Optimasi Lahan 5. dst .. Pengelolaan Air Irigasi 1. JITUT 2. JIDES 3. Tata Air Mikro (TAM) 4. dst .. Alat dan Mesin Pertanian 1. Tractor Roda 2 2. Tractor Roda 4 3. dst . Pupuk dan Pestisida 1. Penguatan KP3 2. Skrening Pestisida 3. dst . Pembiayaan 1. PUAP 2. dst .. : : : : : Target Fisik DIPA Realisasi Fisik MANFAAT

2

3

4

5

Catatan : 1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PSP pada akhir Tahun Anggaran 2. Laporan ke Ditjen PSP cq. ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8. Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan. Jaksel via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected] 3. Manfaat harus terukur, contoh : a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton b. Rehab JUT/JAPROD Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000; c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton 4. *) Coret yang tidak perlu .... .. 2012 Penanggungjawab Kegiatan Kabupaten

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

52

Lampiran 5eForm PSP.04 REKAPITULASI LAPORAN MANFAAT KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2007/2008/2009/2010/2011/2012*) Dinas Provinsi Subsektor: . : . : .

NO DINAS KAB/KOTA 1 Dinas.**) Kab/Kota .No SP DIPA : .

ASPEK/KEGIATAN A. Perluasan dan Pengelolaan Lahan 1. Cetak Sawah 2. JUT 3. Japrod 4. Optimasi Lahan 5. dst .. B. Pengelolaan Air Irigasi 1. JITUT 2. JIDES 3. Tata Air Mikro (TAM) 4. dst .. C. Alat dan Mesin Pertanian 1. Tractor Roda 2 2. Tractor Roda 4 3. dst . D. Pupuk dan Pestisida 1. Penguatan KP3 2. Skrening Pestisida 3. dst . E. Pembiayaan 1. PUAP 2. dst ..

Target Fisik DIPA

Realisasi Fisik

MANFAAT

2 Dinas.**) Kab/Kota . No SP DIPA : ..

Catatan : 1. Laporan dikirim ke Ditjen PSP pada akhir Tahun Anggaran 2. Laporan ke Ditjen PSP cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected] 3. Manfaat harus terukur, contoh : a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton b. Rehab JUT/JAPROD Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000; c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton 4. *) Coret yang tidak perlu **) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PSP. . .. 2012 Penanggungjawab Kegiatan Propinsi

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

53

Lampiran 5fLAPORAN DAMPAK PELAKSANAAN KEGIATAN PERLUASAN AREAL PERKEBUNAN

No

Prop/Kab/Kota

Tahun Kegiatan *)

Lokasi Kec. Distrik

Realisasi Vol Desa/Kelurahan Kelompok Tani 5 Komoditi (Ha) 6 % 7 8

Produksi Tanaman Pokok Tanaman Sela Keterangan Sdh/blm Ton/Ha Sdh/blm Ton/Ha 1

1

2

3

4

Keterangan :

*)

Tahun dari kegiatan yang sudah dilaksanakan

, 2012 Penanggung Jawab Kegiatan,

( )

PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

54

Lampiran 6

CONTOH

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MELAKSANAKAN KEGIATAN PERLUASAN AREAL PERKEBUNAN TA. 2012 Dengan ini kami, Kelompok Tani Alamat Jumlah anggota Luas Alokasi Kegiatan

: : : :

................................................... ................................................... ................................................... ...................................................

Menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan kegiatan perluasan areal perkebunan sesuai dengan pedoman teknis, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang ditetapkan serta bersedia memberikan kontribusi, antara lain dalam bentuk tenaga mulai dari kegiatan konstruksi, penanaman dan pemeliharaan. Demikian pernyataan kesanggupan ini dibuat dengan penuh tanggung jawab untuk dapat melaksanakan kegiatan perluasan areal perkebunan dengan sebaik-baiknya. ............................, ......................... 2012 Kelompok Tani,

................................................... Tembusan : 1. Direktur Jenderal PSP 2. Kepala Dinas Perkebunan Prov. ..................... 3. Kepala Dinas Perkebunan Kab. .....................PedomanTeknisPerluasanArealPerkebunanTA2012

55