pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final
TRANSCRIPT
1Pedoman Teknis PPMK
1.1. Latar Belakang
PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan dengan tujuan mencapai keberlanjutan perbaikan
kesejahteraan masyarakat miskin melalui proses pemberdayaan masyarakat, yang dilaksanakan
dengan menerapkan pendekatan pengokohan kelembagaan masyarakat di tingkat basis yang
disebut Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM).
BKM/LKM tersebut diharapkan mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dalam
menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya, sekaligus menjadi lokomotif upaya penanggulangan
kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.
Intervensi PNPM Perkotaan yang dilakukan terdiri dari transformasi sosial masyarakat dari Miskin
menjadi Berdaya, kemudian menuju Mandiri dan pada akhirnya tercapai tatanan masyarakat
Madani. Saat ini, PNPM Mandiri Perkotaan berhasil membangun pondasi masyarakat berdaya
melalui perubahan sikap/perilaku/cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai
universal.
Sejalan dengan kebijakan Tim Pengendali PNPM Mandiri Perkotaan, tahun 2012-2014 merupakan
phase kemandirian, yang difokuskan pada upaya membangun kemandirian masyarakat. Strategi
phase kemandirian meiliputi: (1) Memperkuat kelembagaan masyarakat (BKM & UP-UP), (2)
Melaksanakan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK), dan (3)
Mengembangkan Program Kawasan Permukiman Produktif, melalui Neighbourhood Development.
Dengan demikian, PPMK merupakan salah satu komponen program PNPM Mandiri Perkotaan
pada phase kemandirian.
Kegiatan PPMK merupakan salah satu pengembangan konsep TRIDAYA khususnya melalui
peningkatan penghidupan warga miskin dan perempuan yang terhimpun dalam KSM. Strategi
pelaksanaan PPMK melalui proses pendampingan dan fasilitasi.
Pendampingan dan fasilitasi KSM pada dasarnya menjadi bagian dari proses pembelajaran
masyarakat dalam dinamika kelompok. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memperkokoh ikatan
BAB 1PENDAHULUAN
2Pedoman Teknis PPMK
kebersamaan, solidaritas dan kepedulian sesama anggotanya agar mampu memecahkan
persoalan-persoalannya secara bersama, memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan
bersama.
Pedoman Teknis PPMK ini disusun sebagai panduan bagi seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders) PNPM Mandiri Perkotaan dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK
sebagai salah satu strategi penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan penghidupan
masyarakat miskin berbasis komunitas.
1.2. Dasar Pemikiran
Pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perkotaan mendorong proses
transformasi sosial dari masyarakat TIDAK BERDAYA menuju BERDAYA, MANDIRI dan menuju
MADANI. Kondisi sosial masyarakat hasil pendampingan sampai saat ini sudah pada tahap
Berdaya menuju Mandiri.
Gambar 1.1. Proses Transformasi Sosial Melalui Intervensi PNPM Mandiri Perkotaan
Penyiapan masyarakat
Perbaikan Sikap,
Perilaku, dan Cara Pandang
Pemben-tukan BKM
Belajar Bersinergi
diantara Masyarakat
Penyu-sunan PJMPronangkis
Belajar membuat program kegiatan
Pemanfaatan dana BLM
Pelaksanaanrencana kegiatan
Mampu bermitra dengan
Pemerintah & lainnya
Kemitraan, Replikasi
Mampu mengakses
sumber daya
potensial
Program-program
khusus yang komprehensif
MengelolaPemba-ngunan
PermukimanTUJU
ANKE
GIA
TAN Penanggu-
langan Kemis-kinan Terpadu
HAS
IL
Peneladan-an Nilai
Universal & Prinsip
Kemasyara- katan
Lembaga Masyarakat
yang Represen-
tatif (BKM/LKM)
Program Masyarakat ygMencerminkan
TRIDAYA
Penanggulangan Kemiskinan
Sinergi antara
Pemerintah, Masy. & Lainnya
Bermitra dengan Sumber
Daya lainnya
Komunitas yg Melembagakan
GG dan permukiman yang tertata
KemitraanReplikasi
PPMK:Manajemen
dan Usaha KSM
MampuMengakses
SumberDayaPPMK: Sumber
Daya mendukungManajemen
dan Usaha KSM
BermitraDg Sumber daya lain
PPMK: KSM bermitra dalam meningkatkan
manajemen dan Usaha
3Pedoman Teknis PPMK
Tahap transformasi ini dicirikan oleh terjadinya kemitraan sinergis antara Pemerintah dengan
Masyarakat, yang didukung oleh dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil lainnya (Public
Private Partnership/PPP). Pengalaman berbagai program penanggulangan kemiskinan, diperoleh
pembelajaran bahwa untuk dapat terjadinya suatu “gerakan bersama” dalam menanggulangi
kemiskinan diperlukan keterlibatan semua komponen masyarakat dan pemerintah meliputi
pemerintah dan pemerintah daerah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil.
Intervensi program PNPM Mandiri Perkotaan dalam mewujudkan transformasi masyarakat dari
berdaya menuju mandiri, setidaknya terdiri dari dua hal:
a. Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET) yang merupakan kemitraan antara
pemerintah daerah dengan masyarakat.
b. Membangun kemitraan dan replikasi program, yang melibatkan berbagai program
penanggulangan kemiskinan dibidang sosial (pendidikan, santunan, kesehatan, dll), program
perbaikan/pembangunan sarana/prasarana lingkungan permukiman dan Program
Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK).
Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan
intervensi pada pengembangan kegiatan-kegiatan produktif masyarakat yang secara langsung
dapat meningkatkan penghidupan masyarakat miskin dengan pendekatan pendampingan KSM.
Oleh karena itu pendampingan difokuskan pada penguatan kelembagaan dan pengembangan
usaha KSM.
Strategi pendampingan penguatan kelembagaan dan pengembangan usaha KSM dalam PPMK
dilakukan melalui prinsip pengembangan lima asset sumber penghidupan manusia, yakni : modal
sumberdaya manusia (human capital), modal sosial (social capital), sumberdaya alam (natural
capital), sumberdaya fisik (phisical capital) dan sumberdaya keuangan (financial capital),
sebagaimana gambar berikut:
4Pedoman Teknis PPMK
Gambar 1.2. Prinsip Dasar Pengelolaan Sumber Penghidupan
Strategi pelaksanaan pengelolaan sumber penghidupan tersebut, berorientasi pada penguatan
“kapasitas kewirausahaan” masyarakat miskin agar mampu mengoptimalkan kreativitas dan
inovasi serta semangat kewirausahaannya. Untuk itu dilakukan serangkaian kegiatan penyadaran
maupun penguatan kapasitas anggota KSM, sehingga terbangun sumber daya manusia yang
tangguh di KSM dampingan tersebut (Human Capital).
Sumber Daya Manusia yang tangguh memerlukan dukungan modal sosial (social capital), melalui
proses inklusi dan partisipasi masyarakat. Proses ini memerlukan dukungan stakeholders
diantaranya BKM, Unit Pengelola, relawan serta pihak swasta dan pemerintah lokal, sehingga
mampu mendukung pengembangan KSM.
Asset sumberdaya fisik (phisical capital) merupakan bagian penting dalam peningkatan
penghidupan masyarakat. Sumberdaya fisik dalam bentuk pengembangan infrastruktur produktif
yang mendukung peningkatan penghidupan masyarakat, antara lain kios kerajinan, pasar, tempat
pelelangan ikan, sandaran perahu, irigasi sederhana, jalan ke sentra produksi dan lain-lain.
Pengelolaan asset sumber daya alam (natural capital) adalah kemampuan KSM dalam
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di sekitarnya sebagai bahan baku,
produksi, budidaya yang menunjang keberlanjutan kegiatan produktif untuk meningkatkan
penghidupan warga miskin.
Pengelolaan asset sumber daya keuangan (financial capital) pada hakekatnya mengelola
kemampuan KSM dalam pemupukan modal sendiri serta memperluas akses terhadap pelayanan
5Pedoman Teknis PPMK
berbagai lembaga keuangan diantaranya UPK-BKM, koperasi, Baitul Mal wa Tanwil (BMT),
Lembaga Keuangan Mikro, Perbankan, Pemda, CSR dll.
Melalui integrasi dan pengokohan pilar-pilar peningkatan penghidupan masyarakat di atas,
diharapkan dapat menciptakan KSM-KSM Mandiri yang dapat menumbuhkembangkan kegiatan
usaha produktif dan kreatif yang berkelanjutan (sustainability) sehingga secara langsung KSM
benar-benar berorientasi dan berperan sebagai peningkatan penghidupan masyarakat miskin yang
menjadi anggota-anggota KSM tersebut.
Apa itu PPMK ?
PPMK merupakan salah satu komponen PNPM Perkotaan, yang difokuskan pada
penguatan KSM dalam rangka peningkatan penghidupan Masyarakat
Prinsip Dasar Pengembangan penghidupan masyarakat adalah Penguatan akses
masyarakat miskin (KSM) kepada 5 asset sumber penghidupan manusia, yakni
modal SDM (human capital), modal sosial (social capital), sumberdaya alam
(natural capital), sumberdaya fisik (phisical capital) dan sumberdaya keuangan
(financial capital).
Dalam pengelolaan sumber penghidupan tersebut, PPMK terkait dengan
meningkatkan kemampuan KSM dalam mengakses berbagai sumber modal
penghidupan.
Fokus pendampingan penguatan KSM, selain terkait dengan kelancaran modal
keuangan, terutama juga berorientasi pada efektivitas kegiatan produktif yang
dikembangkan KSM, sehingga dapat berkontribusi positif bagi peningkatan
penghidupan anggotanya.
1.3. Tujuan
Menguatkan “kelembagaan dan kegiatan usaha KSM” secara mandiri dan berkesinambungan yang
berorientasi pada peningkatan penghidupan masyarakat miskin (sustainable livelihood)”
1.4. Prinsip Dasar
Secara umum prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan PPMK mengacu pada prinsip-prinsip
sebagaimana yang terdapat pada pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, sedangkan secara
khusus prinsip-prinsip dasar PPMK adalah sebagai berikut:
6Pedoman Teknis PPMK
Kemitraan. Semua pihak yang berkepentingan dalam kegiatan PPMK didorong untuk
mewujudkan kemitraan dan kerjasama sinergi antar pemangku kepentingan dalam rangka
optimalisasi upaya dan manfaat kegiatan bagi warga miskin.
Kewirausahaan. Dalam kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat memerlukan jiwa
pelaku usaha yang kuat, kukuh, kreatif dan tidak mudah terguncang dalam menghadapi
berbagai persoalan yang menghalangi usahanya, sehingga kegiatan peningkatan
penghidupannya dapat lebih produktif, tumbuh dan berkelanjutan.
Kelembagaan. KSM menjadi wahana belajar mengukuhkan pranata social yang
memperteguh kebersamaan dalam memperjuangkan tujuan dan kepentingan anggota-
anggotanya serta memperkokoh kemandirian KSM dalam mengembangkan kapasitas
sosial ekonomi anggotanya.
Kearifan Lokal. Pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat didasarkan optimalisasi sumber
daya setempat yang ada di wilayahnya maupun sekitarnya, baik sumber daya manusia,
sumber daya material, sumber daya produksi dan pasar, sumber daya pendanaan, dan
sumber daya lainnya, dalam rangka mendukung usaha yang akan dikembangkannya.
Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan
peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, tidak hanya saat ini tapi juga di masa
depan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
1.5. Keluaran
Keluaran atau hasil yang diharapkan dari kegiatan PPMK adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat melaksanakan kegiatan peningkatan penghidupan
masyarakat berorientasi tridaya
2. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat mengakses serta bekerjasama dengan berbagai
pihak dalam berbagai program tridaya untuk peningkatan penghidupan masyarakat;
3. Meningkatnya jumlah warga miskin peserta kegiatan PPMK
1.6. Strategi
Dalam kerangka mencapai tujuan, PPMK menerapkan 3 (tiga) strategi dasar yang satu sama lain
merupakan satu kesatuan, yaitu:
7Pedoman Teknis PPMK
1. Meningkatkan Kapasitas “Kelembagaan KSM”
Kelembagaan KSM mencakup media (wadah) dan pranatanya (prinsip, nilai, aturan dan
pengaturannya). KSM dalam PPMK merupakan media proses pembelajaran warga miskin
(PS-2) dalam rangka memperkokoh dan mempertangguh nilai-nilai universal dan saling peduli
antar anggotanya. KSM juga menjadi wahana belajar memperteguh nilai-nilai musyawarah
mufakat dalam proses pengambilan keputusan kelompok, kemandirian dalam
mengembangkan kapasitas sosial ekonomi anggota keluarganya serta memperkuat posisi
tawar agar dalam mengembangkan penghidupan para anggota semakin meningkat sehingga
kesejahteraan anggota KSM semakin meningkat dan berkesinambungan.
Peningkatan kapasitas usaha warga miskin (PS-2) yang terhimpun dalam KSM, dilakukan
melalui pendampingan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan KSM, mencakup aspek:
manajemen organisasi dan administrasi KSM, tingkat keaktifan pengurus dan para
anggotanya, tata kelola dalam mencapai tujuan, nilai dan prinsip dasar serta aturan dan
pengaturan KSM.
2. Meningkatkan kapasitas “kelompok masyarakat miskin” dalam kegiatan peningkatan
penghidupan masyarakat
Kapasitas “kelompok masyarakat miskin” mencakup dimensi moral, intelektual, material dan
manajerial. “Kelompok masyarakat miskin” yang terdiri dari kumpulan beberapa rumah
tangga pada dasarnya telah memiliki asset berupa : asset keuangan, asset sosial (modal
sosial/nilai-nilai kebajikan/jaringan sosial), asset fisik lingkungan, asset sumberdaya manusia
maupun asset yang berkaitan dengan akses terhadap sumber daya alam dan informasi.
Peningkatan kapasitas tersebut dimaksudkan untuk memperluas akses terhadap berbagai
asset, diantaranya kebebasan dalam menyalurkan aspirasi dalam proses pengambilan
keputusan pembangunan guna kesinambungan kualitas kehidupan keluarga miskin. Akses
pendukung peningkatan ekonomi (usaha) diantaranya berupa peningkatan kapasitas
pengetahuan, keterampilan teknis usaha, manajemen ekonomi rumah tangga, perluasan
pemasaran serta kemampuan menyampaikan aspirasi untuk mendorong perlindungan dalam
berusaha agar tingkat resiko kerentanannya berkurang.
3. Meningkatkan pelayanan BKM melalui Unit-Unit Pelngelola untuk masyarakat miskin
Keberadaan BKM serta Unit-Unit Pengelolanya (UPK, UPL dan UPS) dimaksudkan untuk
memperluas dan mempermudah akses pelayanan kepada masyarakat berpenghasilan rendah
dalam meningkatkan penghidupannya. Secara umum layanannya berupa penyediaan akses
infratruktur permukiman maupun infrastruktur produktif, akses social dan akses ekonomi,
terutama dukungan dana bergulir untuk usaha produktif. Terkait pelaksanaan program PPMK,
8Pedoman Teknis PPMK
maka orientasi pelayanan masing-masing unit pada prinsipnya diarahkan pada jenis-jenis
kegiatan produktif yang dapat menunjang secara langsung peningkatan penghidupan
masyarakat miskin secara berkesinambungan.
9Pedoman Teknis PPMK
2.1. Jenis-Jenis Kegiatan dalam PPMK
2.1.1. Jenis Kegiatan Pelayanan Sosial melalui pengembangan kapasitas KSM;
Jenis-jenis kegiatan pelayanan social bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMK, antara lain meliputi pelatihan, sosialisasi, vocational & on the job training, dll.
Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Sosial dalam Program PPMK
Kegiatan pelatihan KSM, antara lain melalui Pelatihan manajemen & organisasi kelompok, pelatihan entrepreneurship, pelatihan manajemen usaha, dll
Kegiatan sosialisasi dan pemasaran KSM, antara lain melalui sosialiasi, pemasaran usaha di media lokal, booklet produk usaha, bazzar hasil usaha, pameran/event, dll
Kegiatan Vocational & On the job training, antara lain praktek latihan usaha, magang, on the job training, dll);
Peralatan Produksi, peralatan2 yg menjadi praktek produksi atau kegiatan usaha, menjadi bagian dari kegiatan pelatihan dengan dana kegiatan sosial. Contoh peralatan, al. Mesin Tenun, Mesin Bubut, Alat Cetak Batako, dll.
Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku
2.1.2. Jenis Kegiatan Pelayanan Infrastruktur Produktif melalui kegiatan prasarana
pengembangan penghidupan masyarakat;
Jenis-jenis kegiatan pelayanan Infrastruktur produktif bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMK, antara lain meliputi prasarana produksi bata/ paving, showroom, pasar lokal/kios, prasarana limbah usaha, dan prasarana lainnya.
Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Infrastruktur Produktif dalam Program PPMK
Kegiatan Infrastruktur Usaha Produktif, antara lain pembangunan showroom (ruang pamer produk) lokal, kios lokal, pasar lokal/tradisional, tempat pelelangan, jalan ke sentra produksi
Kegiatan Usaha Infrastruktur, antara lain melalui usaha cetak bata, usaha cetak batako, usaha pembuatan genteng, usaha bengkel, usaha sewa peralatan dll
Kegiatan Usaha Permukiman, antara lain Pengelolaan Sampah warga, Pengelolaan air minum, pengelolaan sanitasi warga, pengelolaan rumah sehat, Usaha kerajinan dari sampah atau limbahlimbah (kaleng/ botol bekas), Usaha daur ulang kertas dll);
Manajemen Infrastruktur, Bengkel kontruksi, relawan/ building controller, usaha penyusunan Maket, design, dll.
Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku
BAB 2KETENTUAN UMUM
10Pedoman Teknis PPMK
2.1.3. Jenis Kegiatan Pelayanan Ekonomi melalui dana bergulir bagi KSM;
Jenis-jenis kegiatan pelayanan ekonomi bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMKdilakukan melalui penyediaan dana bergulir bagi KSM-KSM Unggulan (yang telah terseleksi) untuk membiayai kegiatan-kegiatan ekonomi produktif untuk peningkatan penghidupan masyarakat miskin.
Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Ekonomi dalam Program PPMK
Kegiatan Usaha primer pertanian produktif dan kreatif, antara lain usaha terkait Tanaman pangan, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dll
Kegiatan ‘usaha pengolahan’ produktif dan kreatif oleh Home bisnis/industri, antara lain melalui Usaha kerajinan akar rotan tumbuhan , Usaha kerajinan anyam bambu, Usaha kerajinan pengolahan daun, Usaha pengolahan keripik singkong atau kulit singkong, Usaha budidaya jamur merang, Usaha pandai besi, dll
Kegiatan ‘Usaha jasa’ produktif, antara lain Sablon, Multimedia, Perbengkelan, Las, Rias pengantin, Perawatan kesehatan, dll
Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku
2.2. Sasaran
2.2.1. Sasaran Penerima Manfaat
Penerima manfaat program PPMK adalah KSM-KSM dengan kriteria sbb :
1. Memiliki kegiatan produktif yang berpotensi dikembangkan (prospektif).
Bagi KSM Ekonomi:
Jenis Usaha sektor Jasa maupun produksi, yang prospektif pemasaran tinggi dan melibatkan warga miskin
Bagi KSM Lingkungan:
Memiliki kegiatan produktif seperti pembuatan batu bata/batako. Berpengalaman membangun sarana produksi atau instalasi lingkungan yang mendukung produksi/penghidupan (pasar lokal/kios, prasarana limbah usaha, dan prasarana lainnya).
Bagi KSM Sosial:
Pernah melakukan pelatihan kerja, magang dan tindaklanjut usahanya berkelanjutan
2. Jumlah anggota minimal 5 orang,
3. Minimal 2/3 anggota KSM adalah warga miskin (terdaftar dalam PS-2)
4. Memiliki perangkat organisasi dan administrasi sederhana.
5. Bagi KSM yang memiliki kegiatan dana bergulir pernah mendapat pinjaman dari UPK atau
lembaga keuangan lain dengan tingkat pengembalian pinjaman > 90%.
6. Bagi KSM bentukan baru dari warga miskin yang berasal dari beberapa KSM yang
memiliki usaha sejenis, aneka usaha atau memiliki potensi untuk membentuk Kelompok
Usaha Bersama (KUBE).
11Pedoman Teknis PPMK
2.2.2. Sasaran Lokasi
Sasaran lokasi kegiatan PPMK harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Kinerja kelembagaan BKM minimal “Berdaya”
2. Opini audit tahun buku sebelumnya “Wajar Tanpa Pengecualian”
3. Kinerja sekretariat BKM minimal “memadai” selama 3 bulan terakhir.
2.3. Komponen Program
Kegiatan PPMK terdiri dari 3 (tiga) komponen sebagai berikut:
1. Pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan usaha KSM
2. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PPMK
3. Bantuan Teknis
2.3.1. Komponen Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui penguatan
kapasitas kelembagaan dan usaha KSM
Komponen Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan
usaha KSM dilakukan dalam kerangka penguatan siklus program di tingkat masyarakat, seperti
tergambar dalam siklus berikut ini:
12Pedoman Teknis PPMK
Gambar 2.1. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kerangka Memperkuat
Siklus Program di Tingkat Masyarakat
KSM merupakan bagian dari siklus pembelajaran di tingkat masyarakat dalam PNPM Mandiri
Perkotaan. PPMK adalah salah satu komponen PNPM Mandiri Perkotaan yang difokuskan pada
penguatan kapasitas kelembagaan dan usaha KSM.
2.3.2. Komponen Kegiatan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PPMK
Bantuan dana diberikan dalam bentuk dana bantuan langsung masyarakat (BLM) PPMK. BLM
PPMK bersifat stimulan dan disediakan untuk memberi akses kepada masyarakat miskin yang
tergabung dalam KSM peserta kegiatan PPMK. BLM PPMK dapat digunakan untuk modal kerja,
investasi dan penguatan kapasitas untuk mendukung usaha produktif yang layak berdasarkan
penilaian UPK dan mendapat persetujuan BKM yang dinyatakan dalam Berita Acara Penetapan
KSM Peserta Kegiatan PPMK.
KSM yang berhak menerima pinjaman BLM PPMK adalah KSM yang sudah tidak memiliki
pinjaman dari UPK atau lembaga keuangan lainnya.
PJM/RENTA
REVIEWRENTA, KINERJA
LKM danKEUANGAN
KSM
Penguatan dan pengembangan KSM dalam meningkatkan
penghidupan masyarakat miskin(PPMK)
PJM dan RENTA yang sudah disesuaikan
diajukan ke Musrenbang Kecamatan
MUSRENBANG KECAMATAN
13Pedoman Teknis PPMK
A. Alokasi Pagu BLM PPMK
Besarnya pagu BLM PPMK tiap kelurahan terseleksi adalah maksimal sebesar Rp 100 juta/ BKM.
Jumlah realisasi untuk setiap KSM sepenuhnya tergantung pada kelayakan proposal masing-
masing KSM.
BLM PPMK dialokasi untuk membiayai modal kerja, investasi dan pengembangan kapasitas yang
dikelola oleh UPK dan BKM, khusus untuk peningkatan pendapatan masyarakat miskin. BLM
PPMK digulirkan dan dimanfaatkan hanya untuk anggota KSM yang masuk kategori miskin (PS-2)
setelah mendapat persetujuan BKM.
Pada tahap awal, maksimal 5 (lima) KSM peserta PPMK terseleksi memperoleh dana BLM PPMK
dengan jumlah dana yang diterima setiap KSM harus ‘sesuai kebutuhan yang tercantum dalam
proposal kegiatan’ yang disetujui BKM. Pada tahap berikutnya, minimal 2 (dua) KSM baru
peserta PPMK menerima perguliran dana BLM PPMK setiap tahunnya.
Jumlah dana BLM PPMK yang telah ada di rekening BKM harus diinformasikan secara luas dan
transparan kepada semua warga kelurahan dan perangkat kelurahan setempat. Demikian pula
jumlah dana BLM PPMK yang telah diterima dan ada di rekening KSM harus diinformasikan secara
transparan kepada seluruh anggotanya.
Penyampaian informasi perkembangan perguliran dana BLM PPMK secara berkala disampaikan
BKM kepada masyarakat dan perangkat kelurahan setempat, serta disampaikan KSM kepada
anggota-anggotanya secara transparan dan akuntabel.
B. Persyaratan Penyaluran dan Pencairan Dana BLM PPMK
Dana BLM disalurkan langsung kepada BKM/LKM melalui dua tahap, yakni tahap I 60% dan tahap
II 40%, dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Persyaratan Pencairan dan Pemanfaatan BLM PPMK
Tahap Pencairan
Syarat Pencairan ke BKM Syarat Pemanfaatan ke KSM
Tahap I
(60%)
Hasil Seleksi dan Penetapan Lokasi
PPMK (Berita Acara Hasil Seleksi
Lokasi PPMK dan SK Penetapan
Lokasi PPMK).
BKM/LKM telah melaksanakan
sosialisasi PPMK di Tingkat
Kelurahan (Berita Acara Sosialisasi)
BKM/LKM menandatangani Surat
Proposal/usulan KSM peserta
kegiatan PPMK telah dinyatakan layak
oleh UPK dan disetujui oleh Rapat
BKM/LKM.
Melampirkan rencana penggunaan
dana / RPD BLM tahap I yang telah
diverifikasi dan ditandatangani
fasilitator.
14Pedoman Teknis PPMK
Tahap Pencairan
Syarat Pencairan ke BKM Syarat Pemanfaatan ke KSM
Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB)
dengan pihak pemerintah yang diwakili
Satker setempat dan diverifikasi oleh
Senior Fasilitator.
Melengkapi form dokumen pencairan
(PP-BLM, Kwitansi, Copy Rek.
BKM/LKM)
KSM menandatangani akad
kredit/SPP (surat perjanjian pinjaman)
dengan UPK dan diketahui oleh BKM
serta perangkat kelurahan atau
fasilitator
Melengkapi form dokumen pencairan
(Kwitansi, Copy Rek. KSM, dll)
Disalurkan melalui mekanisme rembug
KSM dihadiri UPK, Pengawas, BKM,
relawan, perangkat kelurahan dan
fasilitator
Tahap II
(40%)
Melampirkan rencana penggunaan
dana BLM PPMK tahap II yang telah
diverifikasi dan ditandatangani
fasilitator
Melengkapi form dokumen pencairan
(Kwitansi, Copy Rek. BKM/LKM,
Resume Akad Kredit pemanfaatan
BLM Tahap 1 ke rekening KSM)
Proposal/usulan KSM untuk
penggunaan dana BLM tahap II telah
dinyatakan layak oleh UPK dan
disetujui oleh Rapat BKM/LKM
Administrasi keuangan, organisasi dan
manajemen KSM telah diverifikasi oleh
Fasilitator dengan hasil minimal
memadai
Dana tahap I di KSM telah
dimanfaatkan dan dipertanggung-
jawabkan secara teknis dan
administrasi minimal 50%
Melengkapi form dokumen pencairan
(Kwitansi, Copy Rek. KSM, dll)
Disalurkan melalui mekanisme rembug
KSM dihadiri UPK, Pengawas, BKM,
relawan, perangkat kelurahan dan
fasilitator.
C. Penggunaan Dana BLM PPMK
Penggunaan dana BLM PPMK diperuntukkan untuk modal kerja, modal investasi dan peningkatan
kapasitas bagi pengembangan usaha produktif dan kreatif masyarakat miskin (PS-2) yang menjadi
anggota KSM peserta kegiatan PPMK.
15Pedoman Teknis PPMK
Modal kerja yang dimaksud dalam pedoman ini adalah dana yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan operasional usaha seperti bahan baku. Modal investasi adalah dana yang harus di
keluarkan di awal, dan biasanya dipakai untuk jangka panjang seperti bangunan, peralatan usaha
dan barang-barang lain yang dipakai untuk jangka panjang.
Prospektif kelayakan usaha (analisis pasar, analisis sumber daya, dll) tetap menjadi pertimbangan
utama dalam penetapan persetujuan proposal kegiatan PPMK oleh UPK-BKM.
Adapun jenis KSM yang didanai BLM PPMK, antara lain sbb:
i. KSM KUBE
ii. KSM Usaha Sejenis
iii. KSM Aneka Usaha
Usaha yang dikembangkan dalam PPMK dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal
antara lain;
Usaha primer pertanian produktif dan kreatif diantaranya:
Tanaman pangan
Peternakan
Perikanan
Perkebunan
Usaha olahan/ home industri, diantaranya;
Usaha kerajinan akar rotan tumbuhan
Usaha kerajinan dari kaleng/ botol bekas
Usaha daur ulang kertas
Usaha pengolahan daur ulang sampah
Usaha kerajinan anyam bambu
Usaha kerajinan pengolahan daun
Usaha pengolahan ban bekas
Usaha olahan bakau/ eceng gondok/ pelapah pisang/ dan sejenisnya
Usaha pengolahan keripik singkong atau kulit singkong
Usaha budidaya jamur merang
Usaha produksi pangan
Usaha produksi sabun
Usaha pandai besi, dll
16Pedoman Teknis PPMK
Usaha jasa produktif diantaranya;
Sablon
Multimedia
Perbengkelan
Las
Pertukangan
Rias pengantin
Perawatan kesehatan, dll
D. Negative List
Kegiatan PPMK tidak memperkenankan pemanfaatan BLM PPMK untuk kegiatan yang tidak
berkaitan langsung dengan upaya pengembangan penghidupan masyarakat miskin, kegiatan yang
bersifat hibah, menimbulkan dampak keresahan sosial dan kerusakan lingkungan, berorientasi
pada kepentingan individu atau kelompok tertentu dan bertentangan dengan norma-norma, hukum
serta peraturan yang berlaku.
Secara umum beberapa kegiatan yang tidak boleh dibiayai (negative list) dengan dana BLM
PPMK, adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan yang berkaitan dengan politik praktis (kampanye, demonstrasi, dll)
2. Kegiatan militer atau semi-militer (pembelian senjata dan sejenisnya)
3. Deposito atau yang berkaitan dengan usaha memupuk bunga bank
4. Kegiatan yang memanfaatkan BLM PPMK sebagai jaminan atau agunan atau garansi, baik
yang berhubungan dengan lembaga keuangan dan perbankan maupun pihak ketiga lainnya.
5. Pembebasan lahan
6. Pembangunan rumah ibadah
7. Pembangunan gedung kantor pemerintah atau kantor BKM-UP-KSM
8. Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatif terhadap lingkungan, penduduk asli dan
kelestarian budaya lokal dan lain-lain yang dilarang dalam safeguard dan
9. Kegiatan yang bertentangan dengan hukum, nilai agama, tata susila dan kemanusiaan serta
tidak sejalan dengan visi, misi, tujuan dan nilai-nilai universal
2.3.3. Komponen Kegiatan Bantuan Teknis
Kegiatan PPMK pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan sepenuhnya oleh
masyarakat, yakni dari, oleh dan untuk masyarakat (swakelola). Sebagai pelaku utama kegiatan ini
17Pedoman Teknis PPMK
adalah masyarakat miskin, KSM dan UPK peserta kegiatan yang difasilitasi oleh BKM beserta
relawan-relawan setempat yang berkoordinasi dengan perangkat pemerintah kelurahan.
Untuk memfasilitasi kegiatan PPMK di masyarakat dilakukan oleh seluruh tim fasilitator di wilayah
dampingan yang mendapatkan kegiatan PPMK, dengan dukungan operasional dan
pengembangan kapasitas sesuai kebutuhan.
Sedangkan untuk tingkat kota/kabupaten, pelaku utama adalah pemerintah kota/kabupaten itu
sendiri yang digerakkan oleh relawan-relawan kota/kab, pemandu nasional pemda, dan KBP serta
TKPK-D, yang difasilitasi oleh Askot MK beserta tim korkot dengan dukungan operasional dan
pengembangan kapasitas sesuai kebutuhan.
Gambar 2.2 Bantuan Teknis Kegiatan PPMK
BKM - BKM KSM - KSM Warga Miskin Anggota KSM
Tim Fasilitator
UPK
Relawan - Relawan
Pemkot, KBP, TKPD,& Relawan
Kota
KMP KMW
Tim Korkot
18Pedoman Teknis PPMK
3.1. TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN DI TINGKAT MASYARAKAT
3.1.1. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan di tingkat Masyarakat
Prinsip utama pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat adalah proses penyadaran,
pemahaman, pembelajaran dan pelembagaan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat
miskin melalui pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif.
Siklus kegiatan masyarakat adalah siklusnya masyarakat, yang menempatkan masyarakat miskin,
KSM, relawan-relawan dan UPK-BKM sebagai pelaku utama atau subyek dari pelaksanaan
kegiatan. Posisi fasilitator bersama perangkat kelurahan setempat hanya ‘memfasilitasi’ untuk
mendorong dan menjamin masyarakat mampu melaksanakan kegiatannya sesuai kaidah
pembangunan partisipatif dan ketentuan pelaksanaan kegiatan PPMK.
Melalui upaya mendorong masyarakat sebagai pelaku utama pelaksanaan kegiatan, maka
diharapkan proses kegiatan PPMK tetap berjalan berkesinambungan setelah PNPM Mandiri
Perkotaan berakhir.
3.1.2. Tahapan Kegiatan di tingkat Masyarakat
Sejalan dengan prinsip di atas, tahapan kegiatan di tingkat masyarakat terdiri dari 4 (empat)
tahapan sbb:
a. Tahapan Persiapan Program, serangkaian kegiatan mulai dari seleksi lokasi hingga
sosialisasi PPMK tingkat kelurahan kepada seluruh lapisan masyarakat di lokasi terseleksi.
b. Tahapan Perencanaan, serangkaian kegiatan pelatihan tentang orientasi dan perencanaan
PPMK bagi KSM, BKM, Pengawas, UPK, relawan dan perangkat kelurahan, serta pelatihan
keterampilan usaha bagi anggota KSM.
c. Tahapan Pencairan dan Pemanfaatan BLM, serangkaian kegiatan mulai dari pencairan
dana BLM PPMK ke rekening BKM sampai akad kredit UPK-BKM dengan KSM.
BAB 3TAHAPAN PELAKSANAAN
19Pedoman Teknis PPMK
d. Tahapan Penguatan dan Pengembangan, serangkaian kegiatan pelatihan dan
pendampingan yang mendukung penguatan dan pengembangan keberlanjutan KSM dan
UPK-BKM serta penyiapan KSM untuk peserta PPMK selanjutnya.
Gambar 3.1. Tahapan Kegiatan PPMK di Tingkat Masyarakat
Seleksi BKM danKSM sesuai kriteria
Sosialisasi PPMKtingkat Kelurahan
Penyusunan dan penilaian kelayakan
Proposal KSM oleh UPK-BKM
Tahap PersiapanProgram
Tahap Perencanaan Tahap Pencairan dan Pemanfaatan BLM
Pelatihan Orientasi dan Perencanaan PPMK
bagi KSM, BKM, Pengawas, UPK,
Relawan, Perangkat Kelurahan, dll
Pencairan dana BLM PPMK ke Rek BKM
Akad Kredit UPK-BKM dengan KSM
Pelatihan dan Pendampingan KSM
dan UPK-BKM
Tahap Penguatan dan Pengembangan
Pengembangan keberlanjutan KSM
dan UPK-BKM
Penyiapan KSMpeserta PPMK
selanjutnya
20Pedoman Teknis PPMK
4.1. Manajemen Pendampingan
Tim Manajemen pelaksana kegiatan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas
(PPMK) secara berjenjang terdiri dari:
4.1.1. Tim Pusat
Tim Pusat terdiri dari; Project Management Unit (PMU), Satuan Kerja Penanggulangan Kemiskinan
di Perkotaan, Advisory dan Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
Tim Pusat bertanggungjawab dalam merumuskan kebijakan dan desain kegiatan serta pedoman
PPMK, KMP mendukung PMU dalam mengendalikan kegiatan PPMK secara Nasional, antara lain;
pengembangan kapasitas, pengendalian KMW, penyusunan KAK, pelaporan, manajemen data dll.
Dalam pelaksanaannya KMP berkoordinasi dengan Advisory.
4.1.2. Tingkat Provinsi
Tim Provinsi terdiri dari; Satuan Kerja Penataan Bangunan Lingkungan (Satker PBL), Pemerintah
Provinsi, dan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW). KMW bertanggungjawab dalam
mengendalikan kegiatan PPMK di tingkat Provinsi, antara lain; pengembangan kapasitas
pendampingan, pengendalian Korkot, pelaporan, manajemen data dll. Dalam pelaksanaannya
KMW berkoordinasi dengan Satker PBL dan Pemerintah Provinsi serta bertanggungjawab kepada
PMU melalui KMP.
4.1.3. Tingkat Kota/ Kabupaten
Tim Kota/ Kabupaten terdiri dari; Pemerintah Kota/ Kabupaten dan Tim Koordinator Kota (Korkot).
Pemerintah Kota/ Kabupaten
Pemerintah Kota/ Kabupaten antara lain terdiri dari; Walikota/ Bupati, DPRD, SKPD, dan TKPKD
yang antara lain membantu dalam;
1. Memfasilitasi kemitraan pengembangan penghidupan, usaha ekonomi produktif dan kreatif.
BAB 4MANAJEMEN DAN PENGORGANISASIAN
21Pedoman Teknis PPMK
2. Memfasilitasi kegiatan promosi produk-produk usaha KSM peserta kegiatan PPMK melalui
berbagai kegiatan, antara lain; bazar, web site, pasar malam, pameran, dsb.
3. Memfasilitasi monitoring kegiatan PPMK di tingkat masyarakat.
Tim Koordinator Kota (Tim Korkot)
Tim Korkot terdiri dari Koordinator Kota/ Kabupaten yang dibantu oleh beberapa asisten seperti:
Asisten Korkot CD, MK, Infrastruktur, Manajemen Data, Urban Planner, Kemitraan. Bilamana di
Kota/ Kabupaten tidak terdapat Korkot, maka Kota/ Kabupaten tersebut difasilitasi oleh Askot
Mandiri. Adapun ruang lingkup tugas Tim Korkot antara lain;
1. Memperkuat kapasitas TKPKD, KBP, FKA BKM dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.
2. Memfasilitasi Pemerintah Kota/ Kabupaten di wilayahnya dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.
3. Bertanggungjawab terhadap pengendalian dan pencapaian tujuan, keluaran, serta substansi
dari pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayahnya.
4. Pengendalian, pendampingan dan peningkatan kapasitas Tim Fasilitator dalam pelaksanaan
kegiatan PPMK di wilayahnya.
5. Menjamin tercapainya tujuan, keluaran, serta substansi dari pelaksanaan kegiatan PPMK di
tingkat Kota/ Kabupaten.
6. Melaksanakan monitoring, supervisi, dan evaluasi program.
7. Menjamin akurasi data SIM tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.
8. Membantu dan memfasilitasi pengembangan pasar usaha serta jaringan usaha yang lebih
luas.
9. Menyusun best practice kegiatan PPMK.
10. Melakukan koordinasi dan mediasi (a.l. jejaring, kemitraan, bridging, maupun linkages)
dengan para pemangku kepentingan di daerah, antara lain, Satuan Perangkat Kerja Daerah
(SKPD), Lembaga perbankan dan non perbankan, Perguruan Tinggi, swasta maupun
BUMN/D dan Pemerintah Kelurahan, LSM serta masyarakat kelurahan lainnya termasuk
potensi relawan setempat.
11. Tugas-tugas lainnya yang ditetapkan PMU.
22Pedoman Teknis PPMK
4.1.4. Tingkat Kelurahan
Tim Kelurahan terdiri dari; Pemerintah Kelurahan/ Desa dan Tim Fasilitator.
Pemerintah Kelurahan/ Desa
Pemerintah Kelurahan/ Desa antara lain terdiri dari; Lurah/ Kepala Desa, Perangkat Kelurahan/
Desa, kelembagaan, dan tokoh masyarakat, antara lain bertanggungjawab dalam;
1. Berkoordinasi secara intensif dengan BKM, UPK dalam rangka mendukung kegiatan PPMK
2. Mensosialisasikan kegiatan PPMK bersama BKM, UPK kepada masyarakat
3. Memfasilitasi BKM, UPK, dan KSM serta masyarakat untuk menjamin kelancaran kegiatan
PPMK
4. Mensinergikan kegiatan kelurahan dengan kegiatan masyarakat dalam rangka meningkatkan
pengembangan ekonomi lokal, usaha ekonomi produktif dan kreatif
5. Monitoring Partisipatif kegiatan PPMK di tingkat masyarakat bersama dengan BKM dan UPK
6. Pemerintah kelurahan memfasilitasi kegiatan promosi produk-produk usaha KSM peserta
kegiatan PPMK melalui berbagai kegiatan, antara lain; bazar, pasar malam, pameran, dsb
7. Pemerintah Kelurahan/ Desa melaksanakan kegiatan lainnya yang mendukung kegiatan
penghidupan masyarakat
Tim Fasilitator
Pendampingan kegiatan PPMK dilakukan oleh Tim Fasilitator yang ada sebagai bagian dari
pendampingan PNPM Mandiri Perkotaan secara menyeluruh. Tim Fasilitator terdiri dari senior
fasilitator, fasiltator ekonomi, fasilitator teknik dan fasilitator sosial serta fasilitator lainnya sesuai
dengan kebutuhan. Adapun ruang lingkup tugas Tim Fasiltator antara lain;
1. Memfasiltasi BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa dan
masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya.
2. Bertanggungjawab terhadap pengendalian dan pencapaian tujuan, keluaran, serta substansi
dari pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya
3. Pengendalian, pendampingan dan peningkatan kapasitas BKM, Pengawas, UPK, KSM,
Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di
wilayah dampingannya.
23Pedoman Teknis PPMK
4. Menjamin tercapainya tujuan, keluaran, serta substansi dari pelaksanaan kegiatan PPMK di
tingkat masyarakat dampingan.
5. Melaksanakan monitoring, supervisi, dan evaluasi program.
6. Melakukan input data SIM tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.
7. Memperkuat kapasitas BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa
dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya.
8. Membantu dan memfasilitasi BKM, Pengawas, UPK, KSM dalam pengembangan pasar usaha
serta jaringan usaha yang lebih luas.
9. Peningkatan Kapasitas KSM dan anggota KSM agar mampu membangun kemampuan dan
implementasi akses modal usaha dari berbagai sumber daya dan mobilisasi tabungan dalam
upaya meningkatkan produk dan produktivitasnya.
10. Melaksanakan pemetaan, analisis, dan pelaporan yang dibutuhkan untuk memperkuat
implementasi UPK selaku lembaga keuangan mikro dan KSM selaku wadah pengembangan
sosial ekonomi masyarakat utamanya dalam mendukung pengembangan kegiatan
penghidupan warga miskin sebagai usaha ekonomi produktif dan kreatif di kelurahan sasaran.
11. Tugas-tugas lainnya yang ditetapkan PMU.
4.2. Pengembangan Kapasitas
Strategi Pengembangan Kapasitas dalam kegiatan PPMK dimaksudkan untuk memperkuat
kapasitas penerima manfaat di lokasi sasaran dan pendamping kegiatan PPMK, yang meliputi
pengembangan SDM, penguatan organisasi/ kelembagaan dan sistem.
Fokus orientasinya dititikberatkan pada penguatan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
berhubungan dengan pengembangan penghidupan masyarakat miskin, pengembangan
kelembagaan masyarakat (UPK/ BKM dan KSM), peningkatan kapasitas pemda dan peningkatan
kapasitas pendamping. Peningkatan kapasitas bukan hanya melalui pendidikan dan pelatihan bagi
individu, akan tetapi juga dilakukan peningkatan kapasitas bagi organisasi.
Pengembangan kapasitas di tingkat masyarakat miskin dan KSM diantaranya berupa pelatihan
orientasi PPMK, pelatihan perencanaan dan manajemen usaha, pelatihan keterampilan usaha,
pelatihan penguatan dan pengembangan KSM, promosi dan kemitraan usaha serta pendampingan
oleh fasilitator, relawan, UPK-BKM dan Pemerintah Daerah.
Pengembangan kapasitas di tingkat pengelola dan pengawas UPK antara lain kegiatan pelatihan
orientasi PPMK, pelatihan pengelolaan keuangan dan analisis usaha, pelatihan penguatan dan
24Pedoman Teknis PPMK
pengembangan UPK, kemitraan usaha serta pendampingan oleh fasilitator, BKM, relawan dan
Pemerintah Daerah.
Pengembangan kapasitas di tingkat BKM, aparat kelurahan dan relawan antara lain kegiatan
pelatihan orientasi PPMK, pelatihan perencanaan dan pengelolaan BKM, pelatihan penguatan dan
pengembangan BKM, pendampingan oleh fasilitator, relawan dan aparat pemerintah, Komunitas
Belajar Kelurahan (KBK) dan pertemuan Forum Relawan dan BKM.
Pengembangan kapasitas di tingkat fasilitator dan korkot antara lain kegiatan pelatihan dasar
PPMK, pelatihan lanjutan, Komunitas Belajar Internal Konsultan (KBIK) serta Komunitas Belajar
Perkotaan (KBP).
Pengembangan kapasitas di tingkat konsultan (KMP dan KMW) antara lain kegiatan pelatihan
orientasi PPMK, TOT PPMK, Expert Group Meeting (EGM), Komunitas Belajar Internal Konsultan
(KBIK), rapat koordinasi dan lokakarya serta monitoring supervisi.
Pengembangan kapasitas di tingkat aparat Pemda diantaranya kegiatan pelatihan aparat dan
pemandu Pemda, Komunitas Belajar Perkotaan (KBP), revitalisasi TKPKD dan reorientasi SPKD
serta lokakarya dan studi banding/tematik.
4.3. Pengelolaan Pinjaman Modal Usaha PPMK Oleh UPK-BKM
Pengertian pelayanan pengelolan pinjaman modal usaha di kegiatan PPMK adalah pelayanan
khusus kepada KSM-KSM yang berorientasi pada pengembangan penghidupan masyarakat
miskin melalui kegiatan ekonomi produktif dan kreatif.
Ketentuan-ketentuan pelaksanaan pengelolan pinjaman modal usaha di kegiatan PPMK,
meliputi antara lain;
4.3.1. Peminjam
Penerima manfaat atau peminjam adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang telah
memenuhi kriteria peserta kegiatan PPMK. Adapun jenis-jenis KSM kegiatan PPMK yang dapat
dikembangkan sebagai penerima manfaat atau peminjam adalah sebagi berikut;
a. KSM KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan
yang mempunyai satu usaha dan dikelola secara bersama, dengan kriteria antara lain;
Kelompok usaha yang beranggotakan antara 5 - 15 orang
Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2
Usaha dikelola bersama diantara anggota KSM
Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif
25Pedoman Teknis PPMK
Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi)
Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)
Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman
Mendapat persetujuan keluarga
Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan
Harus disepakati oleh seluruh anggota
Usahanya tidak termasuk negatif list
b. KSM Sejenis yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai usaha
sejenis dan/ atau saling terkait dengan kriteria antara lain;
Kelompok yang beranggotakan antara 5 - 15 orang
Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2
Usaha dikelola oleh masing-masing anggota KSM
Fokus usaha yang dikelola adalah sama dan/ atau saling terkait diantara usaha masing-masing anggota KSM
Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif
Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi)
Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)
Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman
Mendapat persetujuan keluarga
Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan
Harus disepakati oleh seluruh anggota
Usahanya tidak termasuk negatif list
c. KSM Aneka Usaha yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai
usaha beraneka ragam dalam satu kelompok dengan kriteria antara lain;
Kelompok yang beranggotakan minimal 5 – 15 orang
Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2
Usaha dikelola oleh masing-masing anggota KSM
Fokus usaha yang dikelola beraneka ragam diantara anggota KSM
Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif
Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi
26Pedoman Teknis PPMK
Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)
Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman
Mendapat persetujuan keluarga
Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan
Harus disepakati oleh seluruh anggota
Usahanya tidak termasuk negatif list
Dari 3 (tiga) jenis pengembangan KSM di atas, prioritas yang diutamakan untuk difasilitasi BLM
PPMK adalah KSM KUBE dan KSM sejenis.
4.3.2. Tabungan
Tabungan merupakan salah satu kegiatan ekonomi KSM maupun UPK dalam rangka memperkuat
modal sendiri menuju keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat maupun lembaga. Tabungan
juga menjadi salah satu bagian skim yang dikembangkan dalam pengelolaan dana pinjaman
bergulir. Adapun besaran tabungan KSM dalam skim PPMK ditentukan sebesar 15% dari besaran
dana pinjaman bergulir yang akan diterima KSM.
KSM wajib membuka rekening bank dan tabungan anggota KSM dapat dititipkan ke pengurus
KSM/ UPK atau di Bank.
Selanjutnya jenis tabungan KSM yang dikembangkan dalam skim PPMK, antara lain;
a. Tabungan Visi adalah tabungan yang disimpan pada saat anggota KSM mulai bergabung
dalam suatu kelompok.
b. Tabungan Wajib adalah tabungan yang wajib disimpan secara rutin oleh anggota KSM
c. Tabungan Sukarela adalah tabungan yang disimpan secara sukarela oleh anggota KSM
d. Tabungan Pendidikan, Hari Raya, dll
Dari berbagai jenis tabungan di atas, maka jenis tabungan yang harus ada minimal tabungan visi
dan tabungan wajib, sedangkan tabungan sukarela, pendidikan, hari raya dll disarankan tetap ada.
Adapun besaran tabungan dan mekanismenya dapat disepakati diantara anggota KSM masing -
masing.
4.3.3. Besar Pinjaman/ Pembiayaan
Mempertimbangkan keterbatasan dana BLM PPMK, UPK dalam memberikan pelayanan dana
pinjaman bergulir PPMK adalah sesuai dengan kelayakan proposal yang diajukan KSM dengan
ketentuan maksimum Rp 30.000.000,- untuk setiap KSM dan maksimum Rp 5.000.000,- untuk
setiap anggota KSM.
27Pedoman Teknis PPMK
4.3.4. Jasa Pinjaman
Guna mendorong pertumbuhan KSM di kegiatan PPMK, maka penerapan jasa pinjaman PPMK
sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan insentif yang diberikan kepada KSM oleh UPK serta
memperhitungkan tingkat kesehatan UPK. Adapun jasa pinjaman PPMK sebesar 1% - 3%
perbulan dihitung dari pokok pinjaman mula-mula (besar pinjaman yang diterima).
Penentuan besaran jasa BLM PPMK berdasarkan musyawarah BKM/ LKM dengan masyarakat
sedangkan UPK melaksanakan kebijakan/ keputusan yang sudah disepakati bersama akan tetapi
agar besaran jasa yang ditentukan tidak salah perhitungan, maka Pengawas dan UPK dapat
memberikan masukan kepada BKM/ LKM serta masyarakat, dengan harapan agar jasa pinjaman
yang ditetapkan minimal harus dapat meningkatkan penghidupan KSM dan UPK mampu menutup
semua biayanya seperti biaya dana (kalau ada), biaya operasional UPK, biaya resiko pinjaman,
memelihara nilai modal awal (inflasi), serta tingkat keuntungan tertentu yang dapat digunakan
untuk : Pemupukan modal, BOP BKM/ LKM, Dana Lingkungan dan Dana Sosial dll.
Contoh : Perhitungan untuk menentukan besarnya jasa pinjaman
Insentif KSM 0,5% per tahun
Biaya dana (= suku bunga simpanan) 0% per tahun
Biaya operasional UPK 5,5% per tahun
Biaya resiko pinjaman macet 5% per tahun
Keuntungan yang diharapkan 10% per tahun
Jumlah 21% per tahun
Agar bisa menutup biaya-biaya yang mencapai 21% tersebut, maka jasa pinjaman harus
ditentukan minimal sebesar 24% setahun atau 2 % perbulan dihitung dari pokok pinjaman mula-
mula. Mengingat dalam pembayarannya kemungkinan akan terjadi tunggakan misalnya 10%,
maka jasa 24% tersebut hanya akan diterima riil sebesar 90% x 24 % = 21,6%.
Semakin kecil tingkat jasa pinjaman dan semakin besar tunggakan, akan semakin kecil jasa riil
yang diperoleh UPK. Dampaknya adalah tingkat keuntungan akan semakin kecil, dan akumulasi/
pemupukan modal semakin kecil. Apabila keuntungan yang diperoleh negatif, berarti terjadi
dekapitalisasi atau pengurangan modal awal (dana BLM) yang lama kelamaan akan habis, yang
berarti kegiatan pelayanan UPK tidak bisa berkelanjutan (sustainable). Demikian sebaliknya.
Untuk itu senantiasa relawan, UPK, Pengawas, LKM bersama fasilitator melakukan dampingan
secara intensif kepada para KSM dalam kegiatan PPMK, baik dari sisi organisasi, usaha,
administrasi, pembukuan dsb agar para KSM yang menjadi sasaran dalam kegiatan PPMK tumbuh
dan berkembang secara berkelanjutan.
28Pedoman Teknis PPMK
Penentuan besar dan perlakuan jasa pinjaman dalam pengelolaan dana PPMK dapat
menggunakan 3 cara, yaitu berdasarkan Jasa Pinjaman Tetap (Flat), Jasa Pinjaman Menurun
(Efektif), dan Jasa Pinjaman Annuitas (Tahunan).
Khusus bagi UPK yang akan menerapkan pinjaman menurun (efektif) maka perlu dipastikan
kinerja UPK Tanpa PAR (Portfolio at Risk) masuk kategori “Sangat Baik” selama 6 bulan berturut-
turut serta sudah teruji kemampuan dan keterampilannya dalam pembukuan.
4.3.5. Jangka Waktu Pinjaman dan Frekuensi Pinjaman
Jangka waktu pinjaman KSM disesuaikan dengan kondisi usaha peminjam berdasarkan kelayakan
usaha dan kemampuan membayar kembali. Dengan jangka waktu tersebut diharapkan proses
pembelajaran kepada KSM dalam kegiatan PPMK dapat tercapai. Adapun frekuensi pinjaman
masing-masing peminjam ditetapkan oleh UPK/BKM dengan mempertimbangkan perkembangan
usaha KSM dan keberlanjutan perguliran dana BLM PPMK. Untuk selanjutnya diharapkan KSM
bisa menjalin kemitraan dengan pihak lain atau dengan Lembaga Keuangan lain. Disamping itu
BKM/ LKM diharapkan memfasilitasi KSM dengan mengupayakan channelling atau mencarikan
pinjaman/ pembiayaan ke Lembaga Keuangan lainnya.
4.3.6. Angsuran Pinjaman
Angsuran pinjaman KSM dapat dilakukan berdasarkan perputaran dan kemampuan usaha KSM,
yaitu pembayaran angsurannya dengan cara harian, mingguan, bulanan, atau musiman seperti
peternakan, perikanan, pertanian, perkebunan dsb. Meskipun pembayaran angsuran pinjaman
juga diperkenankan musiman namun penggunaan dana BLM PPMK tersebut maksimal sebesar
50% dari modal awal dengan tujuan agar kebutuhan KSM terlayani dalam meningkatkan
penghidupannya dan UPK tetap hidup sehat/survive. Apabila terjadi jumlah pembayaran pinjaman
yang tidak mencukupi untuk membayar keseluruhan jumlah angsuran pokok dan jasa, maka
prioritas pembayaran dilakukan menurut urutannya: jasa pinjaman, pokok pinjaman yang
tertunggak, baru untuk pokok saat pembayaran.
4.4. Monitoring dan Evaluasi
4.4.1. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi PPMK
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian penting dalam suatu manajemen
penyelenggaraan program. Monitoring pada dasarnya adalah upaya untuk menjamin agar
seluruh kegiatan dapat terlaksana sesuai rencana, strategi dan metodologi yang telah
ditetapkan sehingga akan menghasilkan kinerja, output dan outcome yang diharapkan.
29Pedoman Teknis PPMK
Sedangkan evaluasi secara prinsip adalah mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai
berdasarkan ketentuan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Untuk itu pelaksanaan monitoring kegiatan PPMK dilakukan oleh seluruh pelaku sesuai
dengan fungsi dan tugas masing-masing, yaitu:
Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah (Provinsi dan kota/kabupaten)
Konsultan, baik di tingkat Pusat oleh KMP, tingkat KMW, Korkot, Askot, sampai
fasilitator
Kelompok Peduli di tingkat Provinsi maupun Kota/ Kabupaten
Lembaga Donor,dan
Masyarakat.
4.4.2. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan PPMK
Dalam rangka menjamin kualitas mutu pelaksanaan program PPMK ini prinsip utama yang
harus dipegang adalah monitoring harus dilaksanakan secara rutin dan terintegrasi
bersama dengan seluruh pelaku sesuai dengan tugas pokok fungsi masing-masing.
Monitoring dilakukan berdasarkan tahapan sebagai berikut :
1. Monitoring Tahap Persiapan Program
Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah persiapan telah
dilaksanakan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap persiapan kegiatan
PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Proses seleksi ditingkat Kelurahan sampai dengan penetapan lokasi di tingkat
Pusat
b. Sosialisasi
Penyiapan pedoman, POB dll.
Diseminasi seluruh perangkat aturan dan kebijakan, pedoman, manual, POB
dan instrumen kepada pelaku terkait.
2. Monitoring Tahap Perencanaan
Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan
perencanaan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap perencanaan di
kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Pelatihan Orientasi dan Perencanaan PPMK bagi KSM, BKM, Pengawas, UPK,
Relawan, Perangkat Kelurahan, dll (TOR, pedoman, modul, peserta dsb).
b. Pendampingan KSM dalam penyusunan proposal usaha.
30Pedoman Teknis PPMK
c. Penilaian kelayakan proposal KSM oleh UPK-BKM.
3. Monitoring Tahap Pencairan dan Pemanfaatan BLM
Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan pencairan
dan pemanfaatan BLM sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap pencairan
dan pemanfaatan BLM di kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Pencairan dana BLM PPMK ke Rek BKM.
b. Akad Kredit UPK-BKM dengan KSM.
4. Monitoring Tahap Penguatan dan Pengembangan
Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan penguatan
dan pengembangan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap penguatan
dan pengembangan di kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Pelatihan dan Pendampingan KSM dan UPK-BKM.
b. Pengembangan keberlanjutan KSM dan UPK-BKM.
4.4.3. Monitoring Capaian Indikator Dampak dan Hasil Kegiatan PPMK
Monitoring yang dilakukan secara berkala dalam rangka mengidentifikasi perkembangan
capaian indikator dampak dan hasil dari kegiatan PPMK. Monitoring dilakukan berdasarkan
data-data SIM, laporan KMW atau sumber data sekunder lainnya.
4.4.4. Monitoring Lainnya
Monitoring lainnya dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang terkait dengan
rencana, jadwal, personil, strategi dan metodologi pada setiap tahapan yang telah
ditetapkan. Hal ini dilakukan guna menjamin terwujudnya kinerja penyelenggaraan
program yang baik. Monitoring pada setiap tahapan PPMK diharapkan dapat
menghasilkan antara lain:
1. Dapat diketahuinya apakah kebijakan, konsep, indikator di PPMK dalam
pelaksanaannya sesuai di lapangan.
2. Kendala dan permasalahan yang mungkin timbul selama pelaksanaan program.
3. Tindakan-tindakan korektif yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja
pelaksanaan.
Monitoring pelaku dan stakeholder lainnya untuk mengidentifikasi kinerja pelaku maupun
stakeholders lain dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.
31Pedoman Teknis PPMK
4.4.5. Mekanisme Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan meliputi kinerja akhir dari seluruh proses serta hasil dan dampak
pelaksanaan kegiatan PPMK. Instrumen evaluasi disusun sedemikian rupa sehingga
memungkinkan untuk dilakukan secara individual maupun secara kolektif. Instrumen
evaluasi disusun oleh KMP melalui proses need assesment dengan mempertimbangkan
indikator output dan outcome Program PPMK.
Hasil evaluasi selanjutnya akan dibahas oleh seluruh pelaku dalam suatu rapat koordinasi
sebagai bahan dasar untuk melakukan tindakan korektif, perbaikan percepatan atau
perubahan strategi dan langkah-langkah yang dianggap perlu untuk dilakukan.
32Pedoman Teknis PPMK
LAMPIRAN 1
Tabel Indikator Capaian Hasil Kegiatan PPMK
Tujuan Indikator DampakKegunaan dari Informasi
DampakMenguatkan “kelembagaan dan kegiatan usaha KSM”secara mandiri dan berkesinambungan yang ber-orientasi pada peningkatanpenghidupan masyarakat miskin (sustainable livelihood)
a. Minimal 90% warga miskin di lokasi kegiatan mengetahui informasi kegiatan PPMK
b. Minimal 30% warga miskin (PS-2) di lokasi kegiatan PPMK dapat mengakses dana keuangan mikro untuk kegiatan PPMK
c. Penurunan jumlah warga miskin (PS-2) minimal 10% di 80% kelurahan sasaran kegiatan PPMK.
d. Volume perdagangan di lokasi program meningkat 10%
e. Tenaga kerja terampil dan kegiatan usaha produktifmeningkat 15%
Menetapkan apakah kegiatan PPMK memberikan dampak secara umum pada perbaikan ekonomi dan penghidupanmasyarakat miskin. Diukur 2 tahun setelah pelaksanaan PPMK di kelurahan tersebut.
1 tahun setelah program selesai
2 tahun setelah program selesai
Keluaran Indikator Hasil Kegunaan Pemantauan Hasil
1. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat melaksanakan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat berorientasi tridaya
a. Minimal terdapat 5 KSM yang mengusulkan kegiatan pengembangan kapasitas terkait PPMK
b. Minimal terdapat 5 KSM di setiap kelurahan peserta yang melaksanakan pengembangan kapasitas mengenai PPMK
c. Minimal terdapat 5 proposal kegiatan KSM untuk pengajuan kegiatan PPMK
d. Maksimal 5 proposal kegiatan KSM disetujui untuk melaksanakan kegiatan PPMK
e. Minimal 90% KSM penerima keuangan mikro PPMK dapat melaksanakan kegiatan sesuai proposal
Menetapkan apakah kemanfaatan kegiatan PPMKterhadap KSM-KSM berkelanjutan
33Pedoman Teknis PPMK
2. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat mengakses serta bekerjasama dengan berbagai pihak dalam berbagai program tridaya untuk peningkatan penghidupan masyarakat
a. Minimal terdapat 50%KSM di setiap kelurahan peserta yang melaksanakan kerjasama pengembangan kapasitas dalam kegiatan usaha
b. Minimal terdapat 50% KSM di setiap kelurahan mampu mengakses program pengembangan usaha dengan pihak lain.
Menilai akses dan keberlanjutan KSM peserta kegiatan PPMK dalam pengembangan usaha
3. Meningkatnya jumlah warga miskin peserta kegiatan PPMK
a. Minimal 50% warga miskin yang terdaftar di PS-2 menjadi anggota KSM-KSM yang melaksanakan kegiatan PPMK .
b. Minimal 50% tingkat kehadiran warga miskin yang menjadi anggota KSM dalam pertemuan-pertemuan perencanaan dan pengambilan keputusan di KSM
c. Minimal 30% pengurus KSM peserta kegiatan PPMK adalah warga miskin yang terdaftar di PS-2
d. Minimal 30% pengurus KSM peserta kegiatan PPMK adalah kaum perempuan
e. Minimal 50% warga miskin yang menjadi anggota KSM peserta kegiatan memperoleh kredit mikro kegiatan PPMK
f. Minimal 35% anggota KSM penerima manfaat program PPMK adalah kaum perempuan
g. Meningkatnya pendapatan minimal 30% warga miskin yang menjadi anggota KSM di minimal 70% KSM peserta kegiatan PPMK.
h. Minimal 10% warga miskin yang menjadi anggota
Menilai akses dan manfaat masyarakat miskin dalam KSM peserta kegiatan PPMK
Menilai dampak kesejahteraan masyarakat miskin dalam KSM peserta kegiatan PPMK
34Pedoman Teknis PPMK
KSM di 80% kelurahan sasaran kegiatan PPMK. telah keluar dari data PS-2 setelah 2 tahun mengikuti kegiatan PPMKMinimal 70% anggota KSM memiliki tabungan
35Pedoman Teknis PPMK
LAMPIRAN II
Tabel Output Dari Setiap Komponen Program
Komponen Pelaku Jenis Kegiatan Output
Pemberdayaan Masyarakat
• Konsultan• Fasilitator• BKM• Relawan
• Sosialisasi • Pendampingan
tinjauan partisipatif. • Penguatan kapasitas
kelembagaan• Penguatan
keterampilan usaha
Teridentifikasi KSM Calon Peserta
Teridentifikasi Jenis Usaha KSM
Teridentifikasi lembaga diklat, pasar dan asosiasi usaha
Meningkatnya jumlahanggota BKM yang dilatih
Meningkatnya jumlahpengelola UPK yang dilatihdan didampingi
Meningkatnya jumlah anggota KSM yang didampingi dan dilatih
Tersusunnya Proposal KSM yang layak didanai
Bantuan Langsung Masyarakat
• KSM Usaha ekonomi produktif dan kreatif
Cairnya dana BLM PPMK dalam 2 tahap (60% dan 40%)
Tersalurkannya BLM ke KSM
Bantuan Teknis
• Team Faskel• Korkot• Konsultan• Kelompok
peduli
Pendampingan dan Pelatihan
Meningkatnya jumlah tim pendamping yang dilatih.
Teridentifkasinya kelompok peduli dan perannya dalam mendukung pengembangan usaha KSM
36Pedoman Teknis PPMK
LAMPIRAN III.
Tabel Sasaran, Tujuan dan Kegiatan Pengembangan Kapasitas
No.Sasaran
Peningkatan kapasitas
Tujuan Kegiatan
1 KSM Terwujudnya perubahan perilaku masyarakat miskin yang lebih produktif, kreatif dan inovatif dalam mengembangkanpenghidupannya
Meningkatnya pengetahuan mengenai pengembanganpenghidupan, usaha ekonomi produktif dan kreatif
Meningkatnya keterampilan dan kecakapan dalam pengelolaan usaha
Terwujudnya perubahan perilaku dalam pengelolaan organisasi dan usaha KSM
Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan KSM berkelanjutan dan pengelolaan usaha yang meningkatkan penghidupanmasyarakat
1. Pelatihan orientasi PPMKa. Konsep dan implementasi
PPMK.b. Pemetaan kelembagaan dan
usaha KSM (self assessment)
2. Pelatihan perencanaan usaha PPMKa. Manajemen usaha
(pembukuan usaha, kelayakan usaha, perencanaan usaha, produksi, pemasaran, dll)
b. Teknis penyusunan proposal usaha.
c. Organisasi kelompok (AD/ART, struktur kepengurusan, administrasikelompok dll)
3. Pelatihan Keterampilan Khusus(vocational and on the job training).
4. Pelatihan Penguatan dan Pengembangan KSMa. Jaringan usahab. Kemitraanc. Pengembangan KSM
berkelanjutan5. Pendampingan oleh fasilitator,
relawan, UPK/ Pengawas/ BKM, aparat pemerintah.
6. Komunitas Belajar Kelurahan (KBK)
2 Pengelola dan Pengawas UPK
Terwujudnya perubahan perilaku dalam pengelolaan pelayanan untuk meningkatkan penghidupanmasyarakat miskin.
Meningkatnya pengetahuan pengelolaan pelayanan UPKyang berhubungan dengan
1. Pelatihan orientasi PPMKa. Konsep dan implementasi
PPMK.b. Pemetaan kelembagaan
dan usaha UPK (selfassessment)
2. Pelatihan perencanaan usaha
37Pedoman Teknis PPMK
No.Sasaran
Peningkatan kapasitas
Tujuan Kegiatan
peningkatan usaha ekonomi produktif dan kreatif
Meningkatnya keterampilan dan kecakapan dalam pengelolaan pelayanan UPKyang berhubungan dengan usaha ekonomi produktif dan kreatif
PPMKa. Manajemen keuangan
mikro (pembukuan layanan simpan pinjam, perencanaan usaha UPK, menilai kelayakan usaha KSM, mekanisme dan prosedur layanan keuangan mikro dll)
b. Organisasi UPK (struktur dan tupoksi pengelolaUPK, administrasi UPK)
c. Sistem pengendalian UPK (monitoring, pelaporan dan system penanganan kelalaian pinjaman)
3. Pelatihan Penguatan dan Pengembangan UPKa. Jaringan usahab. Kemitraanc. Pengembangan UPK
berkelanjutan4. Pendampingan oleh fasilitator,
relawan, BKM, aparat pemerintah.
5. Komunitas Belajar Kelurahan (KBK)
3 BKM, Aparat Kelurahan dan Relawan
Terwujudnya perubahan perilaku dalam mendampingi kegiatan peningkatan penghidupanmasyarakat miskin.
Meningkatnya pengetahuan tentang kegiatan PPMK, khususnya orientasi produk usaha ekonomi produktif dan kreatif, penguatan UPK sebagai lembaga keuangan mikro dan penguatan KSM sebagai wadah peningkatan penghidupan
Meningkatnya keteampilan dan kecakapan dalam memotivasi dan memfasilitasi kegiatan
1. Pelatihan orientasi PPMKa. Konsep dan implementasi
PPMK.b. Pemetaan potensi usaha
dan pengembangan ekonomi lokal.
2. Pelatihan Perencanaan a. Manajemen BKMb. Review PJM/Renta
berorientasi PPMKc. Sistem pengendalian
program (monitoring, evaluasi, pengaduan, penanganan tatakelola aset)
3. Pelatihan Penguatan dan Pengembangan BKMa. Jaringan BKM
38Pedoman Teknis PPMK
No.Sasaran
Peningkatan kapasitas
Tujuan Kegiatan
masyarakat yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan PPMK
b. Kemitraanc. Pengembangan KSM dan
UPK berkelanjutan4. Pendampingan oleh fasilitator,
relawan dan aparat pemerintah
5. Komunitas Belajar Kelurahan (KBK)
6. Forum BKM4 Fasilitator Terwujudnya perubahan
perilaku dalam memfasilitasi dan mendampingi BKM/UPK/ KSM/ Aparat Kelurahan dalam kegiatan peningkatan penghidupanmasyarakat miskin.
Meningkatnya pengetahuan tentang usaha ekonomi produktif dan kreatif
Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan usaha ekonomi produktif dan kreatif
1. Pelatihan PPMK2. Coaching Tematik3. Komunitas Belajar Internal
Konsultan (KBIK)
5 Korkot/Askot Terwujudnya perubahan perilaku dalam memfasilitasi dan mendampingi Pemda, Fasilitator, BKM/ UPK/ KSM/ Aparat Kelurahan dalamkegiatan peningkatan penghidupan masyarakat miskin.
Meningkatnya pengetahuan tentang kaji tindak program daerah, usaha ekonomi produktif dan kreatif
Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi pelaksanaan kegiatan siklus kota yang mendukung kegiatan PPMKdan pengembangan usaha ekonomi produktif dan
1. Pelatihan PPMK2. Komunitas Belajar Internal
Konsultan (KBIK)3. Komunitas Belajar Perkotaan
(KBP) dan Koordinasi TKPKD4. Monitoring dan Supervisi PPMK
39Pedoman Teknis PPMK
No.Sasaran
Peningkatan kapasitas
Tujuan Kegiatan
kreatif.6 KMW Terwujudnya perubahan
perilaku dalam memfasilitasi dan mendampingi Pemda, tim korkot dan kelompok peduli, dalam kegitan peningkatan penghidupanmasyarakat miskin.
Meningkatnya pengetahuan tentang usaha ekonomi produktif dan kreatif di tingkat Kota/ Kabupaten serta Provinsi
Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi pelaksanaan kegiatan siklus kota yang mendukung kegiatan PPMKdan pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif.
1. TOT PPMK2. Expert Group Meeting (EGM)3. Komunitas Belajar Internal
Konsultan (KBIK)4. Lokakarya PPMK5. Monitoring dan Supervisi PPMK
7 KMP Terwujudnya perubahan perilaku dalam memfasilitasi dan mendampingi KMW dalam kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat miskin
Meningkatnya pengetahuan tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan PPMK serta usaha ekonomi produktif dan kreatif
Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan PPMK serta usaha ekonomi produktif dan kreatif.
1. Expert Group Meeting (EGM)2. Komunitas Belajar Internal
Konsultan (KBIK) 3. Lokakarya PPMK4. Monitoring dan Supervisi PPMK
40Pedoman Teknis PPMK
No.Sasaran
Peningkatan kapasitas
Tujuan Kegiatan
8 Aparat Pemda Terwujudnya perubahan perilaku dalam memfasilitasi dan mengkoordinasi dalamkegitan peningkatan penghidupan masyarakat miskin.
Meningkatnya pengetahuan tentang pengembangan regulasi dan perencanaan pembangunan daerahdalam kegiatan PPMK dan pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif
Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi KBP, TKPK-D/SKPD dalam menyusun SPKD yang mendukung kegiatan PPMK dan pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif.
1. Lokakarya PPMK2. Komunitas Belajar Perkotaan
(KBP) dan siklus kota dalam pengembangan PPMK
3. Reorientasi TKPK-D dan penyusunan SPKD – PJM pronangkis Kota/ Kab, penguatan Musrenbang yang mendukung PPMK
4. Studi Banding/ Studi Tematik
41Pedoman Teknis PPMK
LAMPIRAN IV
Tahapan kegiatan di tingkat masyarakat secara rinci sebagai berikut:
a. Tahapan Persiapan Program
Siklus kegiatan pada tahapan persiapan program dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb:
No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output
1 Seleksi dan Penetapan Lokasi PPMK
01 Penyusunan Pedoman Seleksi Lokasi PPMKdan Penetapan Kuota Lokasi PPMK
PMU, KMP danAdvisory
Bulan ke 1
Minggu ke 1-4
Tersusunnya Pedoman Seleksi Lokasi PPMK dan Ditetapkannya Kuota Lokasi PPMK untuk masing-masing Provinsi.
02 Sosialisasi Pedoman Seleksi Lokasi PPMKkepada KMW, Tim Korkot, Tim Seleksi Tingkat Kelurahan dan KSM
Tim Seleksi Tingkat Provinsi
Tim Korkot
Tim Seleksi Tingkat Kelurahan
Bulan ke 2
Minggu ke 1
Tersosialisasikannya Pedoman Seleksi Lokasi PPMK ke Tingkat Provinsi, Kab/Kota dan Kelurahan
03 Proses Penilaian KSM di Tingkat Kelurahan
Tim Seleksi Tingkat Kelurahan
Bulan ke 2
Minggu ke 1-2
Diperolehnya daftar KSM calon peserta PPMK dari tiap kelurahan/BKM sesuai format yang berlaku
04 Proses verifikasi dan rekapitulasi Kelurahan beserta KSM calon peserta PPMK di Tingkat Kab/Kota
Tim Korkot Bulan ke 2
Minggu ke 2-3
Diperolehnya hasil verifkasi dan rekapitulasi kelurahan beserta KSM calon peserta PPMK dari tiapkabupaten/kota
05 Proses verifikasi dan penetapan Kelurahan beserta KSM peserta PPMK di Tingkat Provinsi
Tim Seleksi Tingkat Provinsi
Satker PBL Provinsi
Bulan ke 2
Minggu ke 3-4
Diperolehnya Hasil Verifikasi Kelurahan beserta KSM calon peserta PPMK di tiap provinsi
Terbitnya Surat Keputusan Penetapan Kelurahan Peserta PPMK oleh Kepala Satker PBL Provinsi
Adanya laporan Surat Keputusan Penetapan Kelurahan Peserta PPMKkepada Direktur PBL dan Kepala PMU.
42Pedoman Teknis PPMK
No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output
06 Proses sosialisasi Surat Keputusan atas Penetapan Lokasi PPMK kepada Tim Korkot, Tim Seleksi Tingkat Kelurahan dan KSM.
Satker PBL Provinsi
Bulan ke 2
Minggu ke 4
Tersosialisasikannya Surat Keputusan atas Penetapan Kelurahan Peserta PPMK ke Tingkat Kab/Kota, Tingkat Kelurahan dan KSM yang menjadi lokasi PPMK
2 Sosialisasi PPMK
2.1. Sosialisasi tingkat Kelurahan
PJ : Tim Fasilitator, BKM, Lurah
Peserta : BKM, Pengawas, UP-UP, Aparat Kelurahan, KSM, PS-2, Relawan, Kelompok Peduli
Bulan ke 3
Minggu 1-2
Kegiatan PPMKtersosialisasikan di Aparat, Kelurahan, BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan dan PS-2.
Rencana aksi tindak lanjut pendalaman bagi KSM calon peserta PPMK
Ketentuan seleksi lokasi/kelurahan PPMK akan diatur lebih rinci dalam Pedoman Seleksi dan
Penetapan Lokasi PPMK.
b. Tahapan Perencanaan
Kegiatan pada tahapan perencanaan dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb:
No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Miskin Kelurahan
1 Pelatihan Orientasi PPMK bagi BKM, Aparat Kelurahan dan Relawan
PJ: Fasilitator
Peserta: BKM, Aparat Kelurahan, Relawan
Bulan ke 3
minggu ke 2-3
Paham tentang konsep dasar dan implementasi kegiatan PPMK
Paham tentang pemetaan potensi usaha dan pengembangan ekonomi lokal.
2 Pelatihan Orientasi PPMK bagi KSM, Pengawas dan Pengelola UPK
PJ: BKM, Relawan, difasilitasi oleh Faskel
Peserta: KSM, Pengawas dan Pengelola UPK
Bulan ke 3
Minggu ke 3-4
Paham tentang konsep dasar dan implementasi kegiatan PPMK
Paham tentang Pemetaan kelembagaan dan usaha UPK (self assessment).
Paham tentang Pemetaan
43Pedoman Teknis PPMK
No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output
kelembagaan dan usaha KSM (self assessment).
3 Pelatihan Perencanaan PPMKbagi BKM, Aparat Kelurahan dan Relawan
PJ: Fasilitator
Peserta: BKM, Aparat Kelurahan, Relawan
Bulan ke 4
minggu ke 1-2
Paham tentang Manajemen BKM
Paham dan mampu melakukan review PJM/Renta berorientasi PPMK
Paham dan mampu menerapkan monitoring sistem pengendalian program (monitoring, evaluasi, pengaduan, penanganan tatakelola aset)
4 Pelatihan Perencanaan PPMKbagi Pengawas dan Pengelola UPK
PJ: BKM, Relawan, difasilitasi oleh Faskel
Peserta: Pengawas dan Pengelola UPK
Bulan ke 4
minggu ke 3-4
Paham manajemen keuangan mikro (pembukuan layanan simpan pinjam, perencanaan usaha UPK, menilai kelayakan usaha KSM, mekanisme dan prosedur layanan keuangan mikro dll)
Paham organisasi UPK (struktur dan tupoksi pengelola UPK, administrasi UPK)
Paham dan mampu menerapkan sistem pengendalian UPK (monitoring, pelaporan dan sistem penanganan kelalaian pinjaman)
5 Pelatihan Perencanaan PPMKbagi KSM
PJ: BKM, UPKRelawan, difasilitasi oleh Faskel
Peserta: KSM
Bulan ke 5
minggu ke 1-2
Paham manajemen usaha (pembukuan usaha, kelayakan usaha, perencanaan usaha, produksi, pemasaran, dll)
Paham teknis penyusunan proposal usaha
Paham organisasi kelompok (AD/ART, struktur kepengurusan, administrasi kelompok dll)
44Pedoman Teknis PPMK
No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output
6 Pelatihan keterampilan khusus (vocational and on the job training)
PJ : BKM-UPK, Relawan, dll difasilitasi oleh Faskel
Peserta:anggota KSM peserta kegiatan PPMK
Narasumber : Pengusaha/ Perguruan Tinggi, pengrajin, LSM dsb
Mulai Bulan ke 5
Minggu ke 4
s/d
bulan ke 6minggu ke 4
KSM dan anggota memiliki keterampilan usaha baru atau pengembangan kualitas dan kuantitas usaha
Tersusunnya rencana usaha sebagai dasar pengembangan usahanya
7 Menyusun proposalusaha
PJ : BKM/ UPK, Relawan
Peserta : KSM
Dimulai bulan ke 5
Minggu ke 2 sd 3
Tersusun minimal 5proposal KSM
8 UPK menilai
kelayakan proposal
yang diajukan KSM
dan disetujui oleh
Rapat BKM/LKM.
PJ : UPK-BKM
Peserta : KSM
Dimulai bulan ke 5
Minggu ke 3 sd 4
Terseleksi maksimal 5 proposal yang akan mendapat dana BLM PPMK
c. Tahapan Pencairan dan Pemanfaatan BLM
Kegiatan pada tahapan pencairan dan pemanfaatan BLM dilakukan dengan rincian kegiatan sbb:
No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output
1 Pencairan Dana BLM PPMK Tahap I ke Rekening BKM
PJ : SatkerPeserta : BKM
Dimulai bulan ke 8 Minggu ke
1 sd 2
Dana BLM PPMK Tahap 1 (60%) masuk ke rekening BKM
2 Akad Kredit UPK-BKM dengan KSMTahap I
PJ : UPK dan BKM
Peserta : KSM
Dimulai bulan ke 8 Minggu ke
1 sd 2 Dan
berkelanjutan
Dana BLM masuk ke rekening KSM sesuai dengan proposal KSM yang layak
3 Pelaksanaan PJ : KSM Dimulai bulan KSM dan Anggota KSM
45Pedoman Teknis PPMK
No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output
kegiatan usaha KSM Peserta : Anggota KSM
ke 8 Minggu ke 3 dan
seterusnya Dan
berkelanjutan
dapat melaksanakan usaha KSM sesuai dengan proposal yang disetujui UPK dan BKM
4 Pencairan Dana BLM PPMK Tahap II ke Rekening BKM
PJ : SatkerPeserta : BKM
Dimulai bulan ke 9 atau sesuai kesiapan BKM-UPK dan KSM
Dana BLM PPMK Tahap II (40%) masuk ke rekening BKM
5 Akad Kredit UPK-BKM dengan KSMTahap II
PJ : UPK dan BKM
Peserta : KSM
Dimulai bulan ke 9 Minggu ke
1 sd 2 Dan
berkelanjutan
Dana BLM masuk ke rekening KSM sesuai dengan proposal KSM yang layak
6 Pengembalian angsuran pinjaman KSM ke UPK-BKM
PJ : KSM dan UPK-BKMPeserta : KSM dan Anggota KSM
Dimulai bulan ke 9 atau sesuai
dengan akad kredit antara KSM dengan
UPK Dan
berkelanjutan
Angsuran pinjaman KSM tepat waktu sesuai dengan akad kredit
Usaha KSM dan anggota KSM berkembang
Pendapatan penghidupanmeningkat
d. Tahapan Penguatan dan Pengembangan
Kegiatan pada tahapan pencairan dan pemanfaatan BLM dilakukan dengan rincian kegiatan sbb:
No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output
1 Pelatihan Penguatan dan Pengembangan BKM
PJ: Fasilitator
Peserta: BKM, Aparat Kelurahan, Relawan
Dimulai bulan ke 8 Minggu ke
3 dan seterusnya Dan
berkelanjutan
Paham pengembangan jaringan BKM
Paham pengembangan kemitraan BKM
Paham pengembangan KSM dan UPK berkelanjutan
2 Pelatihan Penguatan dan Pengembangan UPK
PJ: BKM, Relawan, difasilitasi oleh Faskel
Peserta: Pengawas dan Pengelola UPK
Dimulai bulan ke 8 Minggu ke
3 dan seterusnya
Dan berkelanjutan
Paham pengembangan jaringan UPK
Paham pengembangan kemitraan UPK
Paham pengembangan UPK berkelanjutan
46Pedoman Teknis PPMK
No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output
3 Pelatihan Penguatan dan Pengembangan KSM
PJ: BKM, UPKRelawan, difasilitasi oleh Faskel
Peserta: KSM
Dimulai bulan ke 8 Minggu ke
3 dan seterusnya Dan
berkelanjutan
Paham pengembangan jaringan usaha KSM
Paham pengembangan kemitraan bagi KSM
Paham pengembangan KSM berkelanjutan
4 Penyiapan KSM peserta PPMKselanjutnya
PJ: UPK-BKM dan relawan didampingi fasilitatorPeserta: KSM baru
Dimulai bulan ke 8 Minggu ke
3 dan seterusnya Dan
berkelanjutan
KSM baru siap menerima BLM PPMK tahap selanjutnya
5 Pendampingan Penguatan dan Pengembangan KSM dan UPK
PJ: BKM, Pengawas UPK, Relawan, difasilitasi oleh Faskel
Peserta: KSM, UPK
Dimulai bulan ke 8 Minggu ke
3 dan seterusnya
Dan berkelanjutan
Meningkatnya kemampuan dalampengembangan produk, pasar, jaringan usaha, kemitraan usaha dan pengembangan KSM berkelanjutan
Meningkatnya kemampuan dalam pengembangan pelayanan keuangan mikro, jaringan, kemitraan dan pengembangan UPK berkelanjutan.
e. Tahapan Kegiatan Tingkat Pemda kota/Kab
Tahapan kegiatan pada Tingkat Pemda Kota/ Kab dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb:
No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output
1 Lokakarya PPMK PJ: Satker PIP,
TKPK-D, Korkot
Peserta: TKPK-
D, Camat,
PJOK, Lurah
lokasi PPMK,
Kelompok
Peduli, FKA
BKM, BKM
Bulan ke 3
minggu 1 sd 4
Kegiatan PPMK sebagai
salah satu strategi
penanggulangan
kemiskinan
Paham bahwa
keberhasilan dapat
tercapai dengan dukungan
kebijakan dan
pendampingan sarana dan
47Pedoman Teknis PPMK
No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output
lokasi PPMK prasarana daerah sampai
pada jajaran tingkat
kelurahan
Mampu melakukan review
SPKD berprespektif PPMK
2 Fasilitasi kemitraan
pengembangan usaha
ekonomi produktif dan
kreatif
PJ: Korkot,
TKPK-D
Peserta: KBP,
TKPK-D, FKA
BKM, Pelaku
Usaha,
kelompok peduli
Bulan ke 9 Terwujudnya kemitraan
antara BKM dan KSM dengan
kelompok Peduli
(permodalan, produksi,
pemasaran, dsb)
3 Memfasilitasi kegiatan
promosi produk-
produk usaha KSM
melalui berbagai
kegiatan, antara lain;
bazar, web site, pasar
malam, pameran, dsb.
PJ: Korkot,
TKPK-D
Peserta: KBP,
TKPK-D, FKA
BKM, Pelaku
Usaha,
kelompok peduli
Bulan ke 10 Terselenggaranya kegiatan
promosi produk-produk usaha
KSM (antara lain melalui;
bazar, web site, pasar malam,
pameran, dsb)
4 Fasilitasi monitoring
kegiatan PPMK di
tingkat masyarakat
PJ: Korkot,
TKPK-D
Peserta: BKM,
UPK
setiap bulan Menjamin pelaksanaan
kegiatan PPMK di tingkat
masyarakat berjalan sesuai
dengan pedoman
Menampung aspirasi
masyarakat terkait
pelaksanaan kegiatan
PPMK
Memformulasikan/
merumuskan/ tindaklanjut
untuk merespon aspirasi
masyarakat
48Pedoman Teknis PPMK