pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

48
1 Pedoman Teknis PPMK 1.1. Latar Belakang PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan dengan tujuan mencapai keberlanjutan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin melalui proses pemberdayaan masyarakat, yang dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan pengokohan kelembagaan masyarakat di tingkat basis yang disebut Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM). BKM/LKM tersebut diharapkan mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya, sekaligus menjadi lokomotif upaya penanggulangan kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan. Intervensi PNPM Perkotaan yang dilakukan terdiri dari transformasi sosial masyarakat dari Miskin menjadi Berdaya, kemudian menuju Mandiri dan pada akhirnya tercapai tatanan masyarakat Madani. Saat ini, PNPM Mandiri Perkotaan berhasil membangun pondasi masyarakat berdaya melalui perubahan sikap/perilaku/cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai universal. Sejalan dengan kebijakan Tim Pengendali PNPM Mandiri Perkotaan, tahun 2012-2014 merupakan phase kemandirian, yang difokuskan pada upaya membangun kemandirian masyarakat. Strategi phase kemandirian meiliputi: (1) Memperkuat kelembagaan masyarakat (BKM & UP-UP), (2) Melaksanakan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK), dan (3) Mengembangkan Program Kawasan Permukiman Produktif, melalui Neighbourhood Development. Dengan demikian, PPMK merupakan salah satu komponen program PNPM Mandiri Perkotaan pada phase kemandirian. Kegiatan PPMK merupakan salah satu pengembangan konsep TRIDAYA khususnya melalui peningkatan penghidupan warga miskin dan perempuan yang terhimpun dalam KSM. Strategi pelaksanaan PPMK melalui proses pendampingan dan fasilitasi. Pendampingan dan fasilitasi KSM pada dasarnya menjadi bagian dari proses pembelajaran masyarakat dalam dinamika kelompok. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memperkokoh ikatan BAB 1 PENDAHULUAN

Upload: suhardi-bae

Post on 30-Jun-2015

1.857 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

1Pedoman Teknis PPMK

1.1. Latar Belakang

PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan dengan tujuan mencapai keberlanjutan perbaikan

kesejahteraan masyarakat miskin melalui proses pemberdayaan masyarakat, yang dilaksanakan

dengan menerapkan pendekatan pengokohan kelembagaan masyarakat di tingkat basis yang

disebut Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM).

BKM/LKM tersebut diharapkan mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dalam

menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya, sekaligus menjadi lokomotif upaya penanggulangan

kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.

Intervensi PNPM Perkotaan yang dilakukan terdiri dari transformasi sosial masyarakat dari Miskin

menjadi Berdaya, kemudian menuju Mandiri dan pada akhirnya tercapai tatanan masyarakat

Madani. Saat ini, PNPM Mandiri Perkotaan berhasil membangun pondasi masyarakat berdaya

melalui perubahan sikap/perilaku/cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai

universal.

Sejalan dengan kebijakan Tim Pengendali PNPM Mandiri Perkotaan, tahun 2012-2014 merupakan

phase kemandirian, yang difokuskan pada upaya membangun kemandirian masyarakat. Strategi

phase kemandirian meiliputi: (1) Memperkuat kelembagaan masyarakat (BKM & UP-UP), (2)

Melaksanakan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK), dan (3)

Mengembangkan Program Kawasan Permukiman Produktif, melalui Neighbourhood Development.

Dengan demikian, PPMK merupakan salah satu komponen program PNPM Mandiri Perkotaan

pada phase kemandirian.

Kegiatan PPMK merupakan salah satu pengembangan konsep TRIDAYA khususnya melalui

peningkatan penghidupan warga miskin dan perempuan yang terhimpun dalam KSM. Strategi

pelaksanaan PPMK melalui proses pendampingan dan fasilitasi.

Pendampingan dan fasilitasi KSM pada dasarnya menjadi bagian dari proses pembelajaran

masyarakat dalam dinamika kelompok. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memperkokoh ikatan

BAB 1PENDAHULUAN

Page 2: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

2Pedoman Teknis PPMK

kebersamaan, solidaritas dan kepedulian sesama anggotanya agar mampu memecahkan

persoalan-persoalannya secara bersama, memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan

bersama.

Pedoman Teknis PPMK ini disusun sebagai panduan bagi seluruh pemangku kepentingan

(stakeholders) PNPM Mandiri Perkotaan dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK

sebagai salah satu strategi penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan penghidupan

masyarakat miskin berbasis komunitas.

1.2. Dasar Pemikiran

Pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perkotaan mendorong proses

transformasi sosial dari masyarakat TIDAK BERDAYA menuju BERDAYA, MANDIRI dan menuju

MADANI. Kondisi sosial masyarakat hasil pendampingan sampai saat ini sudah pada tahap

Berdaya menuju Mandiri.

Gambar 1.1. Proses Transformasi Sosial Melalui Intervensi PNPM Mandiri Perkotaan

Penyiapan masyarakat

Perbaikan Sikap,

Perilaku, dan Cara Pandang

Pemben-tukan BKM

Belajar Bersinergi

diantara Masyarakat

Penyu-sunan PJMPronangkis

Belajar membuat program kegiatan

Pemanfaatan dana BLM

Pelaksanaanrencana kegiatan

Mampu bermitra dengan

Pemerintah & lainnya

Kemitraan, Replikasi

Mampu mengakses

sumber daya

potensial

Program-program

khusus yang komprehensif

MengelolaPemba-ngunan

PermukimanTUJU

ANKE

GIA

TAN Penanggu-

langan Kemis-kinan Terpadu

HAS

IL

Peneladan-an Nilai

Universal & Prinsip

Kemasyara- katan

Lembaga Masyarakat

yang Represen-

tatif (BKM/LKM)

Program Masyarakat ygMencerminkan

TRIDAYA

Penanggulangan Kemiskinan

Sinergi antara

Pemerintah, Masy. & Lainnya

Bermitra dengan Sumber

Daya lainnya

Komunitas yg Melembagakan

GG dan permukiman yang tertata

KemitraanReplikasi

PPMK:Manajemen

dan Usaha KSM

MampuMengakses

SumberDayaPPMK: Sumber

Daya mendukungManajemen

dan Usaha KSM

BermitraDg Sumber daya lain

PPMK: KSM bermitra dalam meningkatkan

manajemen dan Usaha

Page 3: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

3Pedoman Teknis PPMK

Tahap transformasi ini dicirikan oleh terjadinya kemitraan sinergis antara Pemerintah dengan

Masyarakat, yang didukung oleh dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil lainnya (Public

Private Partnership/PPP). Pengalaman berbagai program penanggulangan kemiskinan, diperoleh

pembelajaran bahwa untuk dapat terjadinya suatu “gerakan bersama” dalam menanggulangi

kemiskinan diperlukan keterlibatan semua komponen masyarakat dan pemerintah meliputi

pemerintah dan pemerintah daerah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil.

Intervensi program PNPM Mandiri Perkotaan dalam mewujudkan transformasi masyarakat dari

berdaya menuju mandiri, setidaknya terdiri dari dua hal:

a. Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET) yang merupakan kemitraan antara

pemerintah daerah dengan masyarakat.

b. Membangun kemitraan dan replikasi program, yang melibatkan berbagai program

penanggulangan kemiskinan dibidang sosial (pendidikan, santunan, kesehatan, dll), program

perbaikan/pembangunan sarana/prasarana lingkungan permukiman dan Program

Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK).

Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan

intervensi pada pengembangan kegiatan-kegiatan produktif masyarakat yang secara langsung

dapat meningkatkan penghidupan masyarakat miskin dengan pendekatan pendampingan KSM.

Oleh karena itu pendampingan difokuskan pada penguatan kelembagaan dan pengembangan

usaha KSM.

Strategi pendampingan penguatan kelembagaan dan pengembangan usaha KSM dalam PPMK

dilakukan melalui prinsip pengembangan lima asset sumber penghidupan manusia, yakni : modal

sumberdaya manusia (human capital), modal sosial (social capital), sumberdaya alam (natural

capital), sumberdaya fisik (phisical capital) dan sumberdaya keuangan (financial capital),

sebagaimana gambar berikut:

Page 4: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

4Pedoman Teknis PPMK

Gambar 1.2. Prinsip Dasar Pengelolaan Sumber Penghidupan

Strategi pelaksanaan pengelolaan sumber penghidupan tersebut, berorientasi pada penguatan

“kapasitas kewirausahaan” masyarakat miskin agar mampu mengoptimalkan kreativitas dan

inovasi serta semangat kewirausahaannya. Untuk itu dilakukan serangkaian kegiatan penyadaran

maupun penguatan kapasitas anggota KSM, sehingga terbangun sumber daya manusia yang

tangguh di KSM dampingan tersebut (Human Capital).

Sumber Daya Manusia yang tangguh memerlukan dukungan modal sosial (social capital), melalui

proses inklusi dan partisipasi masyarakat. Proses ini memerlukan dukungan stakeholders

diantaranya BKM, Unit Pengelola, relawan serta pihak swasta dan pemerintah lokal, sehingga

mampu mendukung pengembangan KSM.

Asset sumberdaya fisik (phisical capital) merupakan bagian penting dalam peningkatan

penghidupan masyarakat. Sumberdaya fisik dalam bentuk pengembangan infrastruktur produktif

yang mendukung peningkatan penghidupan masyarakat, antara lain kios kerajinan, pasar, tempat

pelelangan ikan, sandaran perahu, irigasi sederhana, jalan ke sentra produksi dan lain-lain.

Pengelolaan asset sumber daya alam (natural capital) adalah kemampuan KSM dalam

mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di sekitarnya sebagai bahan baku,

produksi, budidaya yang menunjang keberlanjutan kegiatan produktif untuk meningkatkan

penghidupan warga miskin.

Pengelolaan asset sumber daya keuangan (financial capital) pada hakekatnya mengelola

kemampuan KSM dalam pemupukan modal sendiri serta memperluas akses terhadap pelayanan

Page 5: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

5Pedoman Teknis PPMK

berbagai lembaga keuangan diantaranya UPK-BKM, koperasi, Baitul Mal wa Tanwil (BMT),

Lembaga Keuangan Mikro, Perbankan, Pemda, CSR dll.

Melalui integrasi dan pengokohan pilar-pilar peningkatan penghidupan masyarakat di atas,

diharapkan dapat menciptakan KSM-KSM Mandiri yang dapat menumbuhkembangkan kegiatan

usaha produktif dan kreatif yang berkelanjutan (sustainability) sehingga secara langsung KSM

benar-benar berorientasi dan berperan sebagai peningkatan penghidupan masyarakat miskin yang

menjadi anggota-anggota KSM tersebut.

Apa itu PPMK ?

PPMK merupakan salah satu komponen PNPM Perkotaan, yang difokuskan pada

penguatan KSM dalam rangka peningkatan penghidupan Masyarakat

Prinsip Dasar Pengembangan penghidupan masyarakat adalah Penguatan akses

masyarakat miskin (KSM) kepada 5 asset sumber penghidupan manusia, yakni

modal SDM (human capital), modal sosial (social capital), sumberdaya alam

(natural capital), sumberdaya fisik (phisical capital) dan sumberdaya keuangan

(financial capital).

Dalam pengelolaan sumber penghidupan tersebut, PPMK terkait dengan

meningkatkan kemampuan KSM dalam mengakses berbagai sumber modal

penghidupan.

Fokus pendampingan penguatan KSM, selain terkait dengan kelancaran modal

keuangan, terutama juga berorientasi pada efektivitas kegiatan produktif yang

dikembangkan KSM, sehingga dapat berkontribusi positif bagi peningkatan

penghidupan anggotanya.

1.3. Tujuan

Menguatkan “kelembagaan dan kegiatan usaha KSM” secara mandiri dan berkesinambungan yang

berorientasi pada peningkatan penghidupan masyarakat miskin (sustainable livelihood)”

1.4. Prinsip Dasar

Secara umum prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan PPMK mengacu pada prinsip-prinsip

sebagaimana yang terdapat pada pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, sedangkan secara

khusus prinsip-prinsip dasar PPMK adalah sebagai berikut:

Page 6: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

6Pedoman Teknis PPMK

Kemitraan. Semua pihak yang berkepentingan dalam kegiatan PPMK didorong untuk

mewujudkan kemitraan dan kerjasama sinergi antar pemangku kepentingan dalam rangka

optimalisasi upaya dan manfaat kegiatan bagi warga miskin.

Kewirausahaan. Dalam kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat memerlukan jiwa

pelaku usaha yang kuat, kukuh, kreatif dan tidak mudah terguncang dalam menghadapi

berbagai persoalan yang menghalangi usahanya, sehingga kegiatan peningkatan

penghidupannya dapat lebih produktif, tumbuh dan berkelanjutan.

Kelembagaan. KSM menjadi wahana belajar mengukuhkan pranata social yang

memperteguh kebersamaan dalam memperjuangkan tujuan dan kepentingan anggota-

anggotanya serta memperkokoh kemandirian KSM dalam mengembangkan kapasitas

sosial ekonomi anggotanya.

Kearifan Lokal. Pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat didasarkan optimalisasi sumber

daya setempat yang ada di wilayahnya maupun sekitarnya, baik sumber daya manusia,

sumber daya material, sumber daya produksi dan pasar, sumber daya pendanaan, dan

sumber daya lainnya, dalam rangka mendukung usaha yang akan dikembangkannya.

Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan

peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, tidak hanya saat ini tapi juga di masa

depan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

1.5. Keluaran

Keluaran atau hasil yang diharapkan dari kegiatan PPMK adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat melaksanakan kegiatan peningkatan penghidupan

masyarakat berorientasi tridaya

2. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat mengakses serta bekerjasama dengan berbagai

pihak dalam berbagai program tridaya untuk peningkatan penghidupan masyarakat;

3. Meningkatnya jumlah warga miskin peserta kegiatan PPMK

1.6. Strategi

Dalam kerangka mencapai tujuan, PPMK menerapkan 3 (tiga) strategi dasar yang satu sama lain

merupakan satu kesatuan, yaitu:

Page 7: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

7Pedoman Teknis PPMK

1. Meningkatkan Kapasitas “Kelembagaan KSM”

Kelembagaan KSM mencakup media (wadah) dan pranatanya (prinsip, nilai, aturan dan

pengaturannya). KSM dalam PPMK merupakan media proses pembelajaran warga miskin

(PS-2) dalam rangka memperkokoh dan mempertangguh nilai-nilai universal dan saling peduli

antar anggotanya. KSM juga menjadi wahana belajar memperteguh nilai-nilai musyawarah

mufakat dalam proses pengambilan keputusan kelompok, kemandirian dalam

mengembangkan kapasitas sosial ekonomi anggota keluarganya serta memperkuat posisi

tawar agar dalam mengembangkan penghidupan para anggota semakin meningkat sehingga

kesejahteraan anggota KSM semakin meningkat dan berkesinambungan.

Peningkatan kapasitas usaha warga miskin (PS-2) yang terhimpun dalam KSM, dilakukan

melalui pendampingan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan KSM, mencakup aspek:

manajemen organisasi dan administrasi KSM, tingkat keaktifan pengurus dan para

anggotanya, tata kelola dalam mencapai tujuan, nilai dan prinsip dasar serta aturan dan

pengaturan KSM.

2. Meningkatkan kapasitas “kelompok masyarakat miskin” dalam kegiatan peningkatan

penghidupan masyarakat

Kapasitas “kelompok masyarakat miskin” mencakup dimensi moral, intelektual, material dan

manajerial. “Kelompok masyarakat miskin” yang terdiri dari kumpulan beberapa rumah

tangga pada dasarnya telah memiliki asset berupa : asset keuangan, asset sosial (modal

sosial/nilai-nilai kebajikan/jaringan sosial), asset fisik lingkungan, asset sumberdaya manusia

maupun asset yang berkaitan dengan akses terhadap sumber daya alam dan informasi.

Peningkatan kapasitas tersebut dimaksudkan untuk memperluas akses terhadap berbagai

asset, diantaranya kebebasan dalam menyalurkan aspirasi dalam proses pengambilan

keputusan pembangunan guna kesinambungan kualitas kehidupan keluarga miskin. Akses

pendukung peningkatan ekonomi (usaha) diantaranya berupa peningkatan kapasitas

pengetahuan, keterampilan teknis usaha, manajemen ekonomi rumah tangga, perluasan

pemasaran serta kemampuan menyampaikan aspirasi untuk mendorong perlindungan dalam

berusaha agar tingkat resiko kerentanannya berkurang.

3. Meningkatkan pelayanan BKM melalui Unit-Unit Pelngelola untuk masyarakat miskin

Keberadaan BKM serta Unit-Unit Pengelolanya (UPK, UPL dan UPS) dimaksudkan untuk

memperluas dan mempermudah akses pelayanan kepada masyarakat berpenghasilan rendah

dalam meningkatkan penghidupannya. Secara umum layanannya berupa penyediaan akses

infratruktur permukiman maupun infrastruktur produktif, akses social dan akses ekonomi,

terutama dukungan dana bergulir untuk usaha produktif. Terkait pelaksanaan program PPMK,

Page 8: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

8Pedoman Teknis PPMK

maka orientasi pelayanan masing-masing unit pada prinsipnya diarahkan pada jenis-jenis

kegiatan produktif yang dapat menunjang secara langsung peningkatan penghidupan

masyarakat miskin secara berkesinambungan.

Page 9: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

9Pedoman Teknis PPMK

2.1. Jenis-Jenis Kegiatan dalam PPMK

2.1.1. Jenis Kegiatan Pelayanan Sosial melalui pengembangan kapasitas KSM;

Jenis-jenis kegiatan pelayanan social bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMK, antara lain meliputi pelatihan, sosialisasi, vocational & on the job training, dll.

Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Sosial dalam Program PPMK

Kegiatan pelatihan KSM, antara lain melalui Pelatihan manajemen & organisasi kelompok, pelatihan entrepreneurship, pelatihan manajemen usaha, dll

Kegiatan sosialisasi dan pemasaran KSM, antara lain melalui sosialiasi, pemasaran usaha di media lokal, booklet produk usaha, bazzar hasil usaha, pameran/event, dll

Kegiatan Vocational & On the job training, antara lain praktek latihan usaha, magang, on the job training, dll);

Peralatan Produksi, peralatan2 yg menjadi praktek produksi atau kegiatan usaha, menjadi bagian dari kegiatan pelatihan dengan dana kegiatan sosial. Contoh peralatan, al. Mesin Tenun, Mesin Bubut, Alat Cetak Batako, dll.

Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku

2.1.2. Jenis Kegiatan Pelayanan Infrastruktur Produktif melalui kegiatan prasarana

pengembangan penghidupan masyarakat;

Jenis-jenis kegiatan pelayanan Infrastruktur produktif bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMK, antara lain meliputi prasarana produksi bata/ paving, showroom, pasar lokal/kios, prasarana limbah usaha, dan prasarana lainnya.

Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Infrastruktur Produktif dalam Program PPMK

Kegiatan Infrastruktur Usaha Produktif, antara lain pembangunan showroom (ruang pamer produk) lokal, kios lokal, pasar lokal/tradisional, tempat pelelangan, jalan ke sentra produksi

Kegiatan Usaha Infrastruktur, antara lain melalui usaha cetak bata, usaha cetak batako, usaha pembuatan genteng, usaha bengkel, usaha sewa peralatan dll

Kegiatan Usaha Permukiman, antara lain Pengelolaan Sampah warga, Pengelolaan air minum, pengelolaan sanitasi warga, pengelolaan rumah sehat, Usaha kerajinan dari sampah atau limbahlimbah (kaleng/ botol bekas), Usaha daur ulang kertas dll);

Manajemen Infrastruktur, Bengkel kontruksi, relawan/ building controller, usaha penyusunan Maket, design, dll.

Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku

BAB 2KETENTUAN UMUM

Page 10: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

10Pedoman Teknis PPMK

2.1.3. Jenis Kegiatan Pelayanan Ekonomi melalui dana bergulir bagi KSM;

Jenis-jenis kegiatan pelayanan ekonomi bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMKdilakukan melalui penyediaan dana bergulir bagi KSM-KSM Unggulan (yang telah terseleksi) untuk membiayai kegiatan-kegiatan ekonomi produktif untuk peningkatan penghidupan masyarakat miskin.

Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Ekonomi dalam Program PPMK

Kegiatan Usaha primer pertanian produktif dan kreatif, antara lain usaha terkait Tanaman pangan, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dll

Kegiatan ‘usaha pengolahan’ produktif dan kreatif oleh Home bisnis/industri, antara lain melalui Usaha kerajinan akar rotan tumbuhan , Usaha kerajinan anyam bambu, Usaha kerajinan pengolahan daun, Usaha pengolahan keripik singkong atau kulit singkong, Usaha budidaya jamur merang, Usaha pandai besi, dll

Kegiatan ‘Usaha jasa’ produktif, antara lain Sablon, Multimedia, Perbengkelan, Las, Rias pengantin, Perawatan kesehatan, dll

Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku

2.2. Sasaran

2.2.1. Sasaran Penerima Manfaat

Penerima manfaat program PPMK adalah KSM-KSM dengan kriteria sbb :

1. Memiliki kegiatan produktif yang berpotensi dikembangkan (prospektif).

Bagi KSM Ekonomi:

Jenis Usaha sektor Jasa maupun produksi, yang prospektif pemasaran tinggi dan melibatkan warga miskin

Bagi KSM Lingkungan:

Memiliki kegiatan produktif seperti pembuatan batu bata/batako. Berpengalaman membangun sarana produksi atau instalasi lingkungan yang mendukung produksi/penghidupan (pasar lokal/kios, prasarana limbah usaha, dan prasarana lainnya).

Bagi KSM Sosial:

Pernah melakukan pelatihan kerja, magang dan tindaklanjut usahanya berkelanjutan

2. Jumlah anggota minimal 5 orang,

3. Minimal 2/3 anggota KSM adalah warga miskin (terdaftar dalam PS-2)

4. Memiliki perangkat organisasi dan administrasi sederhana.

5. Bagi KSM yang memiliki kegiatan dana bergulir pernah mendapat pinjaman dari UPK atau

lembaga keuangan lain dengan tingkat pengembalian pinjaman > 90%.

6. Bagi KSM bentukan baru dari warga miskin yang berasal dari beberapa KSM yang

memiliki usaha sejenis, aneka usaha atau memiliki potensi untuk membentuk Kelompok

Usaha Bersama (KUBE).

Page 11: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

11Pedoman Teknis PPMK

2.2.2. Sasaran Lokasi

Sasaran lokasi kegiatan PPMK harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Kinerja kelembagaan BKM minimal “Berdaya”

2. Opini audit tahun buku sebelumnya “Wajar Tanpa Pengecualian”

3. Kinerja sekretariat BKM minimal “memadai” selama 3 bulan terakhir.

2.3. Komponen Program

Kegiatan PPMK terdiri dari 3 (tiga) komponen sebagai berikut:

1. Pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan usaha KSM

2. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PPMK

3. Bantuan Teknis

2.3.1. Komponen Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui penguatan

kapasitas kelembagaan dan usaha KSM

Komponen Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan

usaha KSM dilakukan dalam kerangka penguatan siklus program di tingkat masyarakat, seperti

tergambar dalam siklus berikut ini:

Page 12: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

12Pedoman Teknis PPMK

Gambar 2.1. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kerangka Memperkuat

Siklus Program di Tingkat Masyarakat

KSM merupakan bagian dari siklus pembelajaran di tingkat masyarakat dalam PNPM Mandiri

Perkotaan. PPMK adalah salah satu komponen PNPM Mandiri Perkotaan yang difokuskan pada

penguatan kapasitas kelembagaan dan usaha KSM.

2.3.2. Komponen Kegiatan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PPMK

Bantuan dana diberikan dalam bentuk dana bantuan langsung masyarakat (BLM) PPMK. BLM

PPMK bersifat stimulan dan disediakan untuk memberi akses kepada masyarakat miskin yang

tergabung dalam KSM peserta kegiatan PPMK. BLM PPMK dapat digunakan untuk modal kerja,

investasi dan penguatan kapasitas untuk mendukung usaha produktif yang layak berdasarkan

penilaian UPK dan mendapat persetujuan BKM yang dinyatakan dalam Berita Acara Penetapan

KSM Peserta Kegiatan PPMK.

KSM yang berhak menerima pinjaman BLM PPMK adalah KSM yang sudah tidak memiliki

pinjaman dari UPK atau lembaga keuangan lainnya.

PJM/RENTA

REVIEWRENTA, KINERJA

LKM danKEUANGAN

KSM

Penguatan dan pengembangan KSM dalam meningkatkan

penghidupan masyarakat miskin(PPMK)

PJM dan RENTA yang sudah disesuaikan

diajukan ke Musrenbang Kecamatan

MUSRENBANG KECAMATAN

Page 13: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

13Pedoman Teknis PPMK

A. Alokasi Pagu BLM PPMK

Besarnya pagu BLM PPMK tiap kelurahan terseleksi adalah maksimal sebesar Rp 100 juta/ BKM.

Jumlah realisasi untuk setiap KSM sepenuhnya tergantung pada kelayakan proposal masing-

masing KSM.

BLM PPMK dialokasi untuk membiayai modal kerja, investasi dan pengembangan kapasitas yang

dikelola oleh UPK dan BKM, khusus untuk peningkatan pendapatan masyarakat miskin. BLM

PPMK digulirkan dan dimanfaatkan hanya untuk anggota KSM yang masuk kategori miskin (PS-2)

setelah mendapat persetujuan BKM.

Pada tahap awal, maksimal 5 (lima) KSM peserta PPMK terseleksi memperoleh dana BLM PPMK

dengan jumlah dana yang diterima setiap KSM harus ‘sesuai kebutuhan yang tercantum dalam

proposal kegiatan’ yang disetujui BKM. Pada tahap berikutnya, minimal 2 (dua) KSM baru

peserta PPMK menerima perguliran dana BLM PPMK setiap tahunnya.

Jumlah dana BLM PPMK yang telah ada di rekening BKM harus diinformasikan secara luas dan

transparan kepada semua warga kelurahan dan perangkat kelurahan setempat. Demikian pula

jumlah dana BLM PPMK yang telah diterima dan ada di rekening KSM harus diinformasikan secara

transparan kepada seluruh anggotanya.

Penyampaian informasi perkembangan perguliran dana BLM PPMK secara berkala disampaikan

BKM kepada masyarakat dan perangkat kelurahan setempat, serta disampaikan KSM kepada

anggota-anggotanya secara transparan dan akuntabel.

B. Persyaratan Penyaluran dan Pencairan Dana BLM PPMK

Dana BLM disalurkan langsung kepada BKM/LKM melalui dua tahap, yakni tahap I 60% dan tahap

II 40%, dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Persyaratan Pencairan dan Pemanfaatan BLM PPMK

Tahap Pencairan

Syarat Pencairan ke BKM Syarat Pemanfaatan ke KSM

Tahap I

(60%)

Hasil Seleksi dan Penetapan Lokasi

PPMK (Berita Acara Hasil Seleksi

Lokasi PPMK dan SK Penetapan

Lokasi PPMK).

BKM/LKM telah melaksanakan

sosialisasi PPMK di Tingkat

Kelurahan (Berita Acara Sosialisasi)

BKM/LKM menandatangani Surat

Proposal/usulan KSM peserta

kegiatan PPMK telah dinyatakan layak

oleh UPK dan disetujui oleh Rapat

BKM/LKM.

Melampirkan rencana penggunaan

dana / RPD BLM tahap I yang telah

diverifikasi dan ditandatangani

fasilitator.

Page 14: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

14Pedoman Teknis PPMK

Tahap Pencairan

Syarat Pencairan ke BKM Syarat Pemanfaatan ke KSM

Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB)

dengan pihak pemerintah yang diwakili

Satker setempat dan diverifikasi oleh

Senior Fasilitator.

Melengkapi form dokumen pencairan

(PP-BLM, Kwitansi, Copy Rek.

BKM/LKM)

KSM menandatangani akad

kredit/SPP (surat perjanjian pinjaman)

dengan UPK dan diketahui oleh BKM

serta perangkat kelurahan atau

fasilitator

Melengkapi form dokumen pencairan

(Kwitansi, Copy Rek. KSM, dll)

Disalurkan melalui mekanisme rembug

KSM dihadiri UPK, Pengawas, BKM,

relawan, perangkat kelurahan dan

fasilitator

Tahap II

(40%)

Melampirkan rencana penggunaan

dana BLM PPMK tahap II yang telah

diverifikasi dan ditandatangani

fasilitator

Melengkapi form dokumen pencairan

(Kwitansi, Copy Rek. BKM/LKM,

Resume Akad Kredit pemanfaatan

BLM Tahap 1 ke rekening KSM)

Proposal/usulan KSM untuk

penggunaan dana BLM tahap II telah

dinyatakan layak oleh UPK dan

disetujui oleh Rapat BKM/LKM

Administrasi keuangan, organisasi dan

manajemen KSM telah diverifikasi oleh

Fasilitator dengan hasil minimal

memadai

Dana tahap I di KSM telah

dimanfaatkan dan dipertanggung-

jawabkan secara teknis dan

administrasi minimal 50%

Melengkapi form dokumen pencairan

(Kwitansi, Copy Rek. KSM, dll)

Disalurkan melalui mekanisme rembug

KSM dihadiri UPK, Pengawas, BKM,

relawan, perangkat kelurahan dan

fasilitator.

C. Penggunaan Dana BLM PPMK

Penggunaan dana BLM PPMK diperuntukkan untuk modal kerja, modal investasi dan peningkatan

kapasitas bagi pengembangan usaha produktif dan kreatif masyarakat miskin (PS-2) yang menjadi

anggota KSM peserta kegiatan PPMK.

Page 15: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

15Pedoman Teknis PPMK

Modal kerja yang dimaksud dalam pedoman ini adalah dana yang diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan operasional usaha seperti bahan baku. Modal investasi adalah dana yang harus di

keluarkan di awal, dan biasanya dipakai untuk jangka panjang seperti bangunan, peralatan usaha

dan barang-barang lain yang dipakai untuk jangka panjang.

Prospektif kelayakan usaha (analisis pasar, analisis sumber daya, dll) tetap menjadi pertimbangan

utama dalam penetapan persetujuan proposal kegiatan PPMK oleh UPK-BKM.

Adapun jenis KSM yang didanai BLM PPMK, antara lain sbb:

i. KSM KUBE

ii. KSM Usaha Sejenis

iii. KSM Aneka Usaha

Usaha yang dikembangkan dalam PPMK dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal

antara lain;

Usaha primer pertanian produktif dan kreatif diantaranya:

Tanaman pangan

Peternakan

Perikanan

Perkebunan

Usaha olahan/ home industri, diantaranya;

Usaha kerajinan akar rotan tumbuhan

Usaha kerajinan dari kaleng/ botol bekas

Usaha daur ulang kertas

Usaha pengolahan daur ulang sampah

Usaha kerajinan anyam bambu

Usaha kerajinan pengolahan daun

Usaha pengolahan ban bekas

Usaha olahan bakau/ eceng gondok/ pelapah pisang/ dan sejenisnya

Usaha pengolahan keripik singkong atau kulit singkong

Usaha budidaya jamur merang

Usaha produksi pangan

Usaha produksi sabun

Usaha pandai besi, dll

Page 16: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

16Pedoman Teknis PPMK

Usaha jasa produktif diantaranya;

Sablon

Multimedia

Perbengkelan

Las

Pertukangan

Rias pengantin

Perawatan kesehatan, dll

D. Negative List

Kegiatan PPMK tidak memperkenankan pemanfaatan BLM PPMK untuk kegiatan yang tidak

berkaitan langsung dengan upaya pengembangan penghidupan masyarakat miskin, kegiatan yang

bersifat hibah, menimbulkan dampak keresahan sosial dan kerusakan lingkungan, berorientasi

pada kepentingan individu atau kelompok tertentu dan bertentangan dengan norma-norma, hukum

serta peraturan yang berlaku.

Secara umum beberapa kegiatan yang tidak boleh dibiayai (negative list) dengan dana BLM

PPMK, adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan yang berkaitan dengan politik praktis (kampanye, demonstrasi, dll)

2. Kegiatan militer atau semi-militer (pembelian senjata dan sejenisnya)

3. Deposito atau yang berkaitan dengan usaha memupuk bunga bank

4. Kegiatan yang memanfaatkan BLM PPMK sebagai jaminan atau agunan atau garansi, baik

yang berhubungan dengan lembaga keuangan dan perbankan maupun pihak ketiga lainnya.

5. Pembebasan lahan

6. Pembangunan rumah ibadah

7. Pembangunan gedung kantor pemerintah atau kantor BKM-UP-KSM

8. Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatif terhadap lingkungan, penduduk asli dan

kelestarian budaya lokal dan lain-lain yang dilarang dalam safeguard dan

9. Kegiatan yang bertentangan dengan hukum, nilai agama, tata susila dan kemanusiaan serta

tidak sejalan dengan visi, misi, tujuan dan nilai-nilai universal

2.3.3. Komponen Kegiatan Bantuan Teknis

Kegiatan PPMK pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan sepenuhnya oleh

masyarakat, yakni dari, oleh dan untuk masyarakat (swakelola). Sebagai pelaku utama kegiatan ini

Page 17: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

17Pedoman Teknis PPMK

adalah masyarakat miskin, KSM dan UPK peserta kegiatan yang difasilitasi oleh BKM beserta

relawan-relawan setempat yang berkoordinasi dengan perangkat pemerintah kelurahan.

Untuk memfasilitasi kegiatan PPMK di masyarakat dilakukan oleh seluruh tim fasilitator di wilayah

dampingan yang mendapatkan kegiatan PPMK, dengan dukungan operasional dan

pengembangan kapasitas sesuai kebutuhan.

Sedangkan untuk tingkat kota/kabupaten, pelaku utama adalah pemerintah kota/kabupaten itu

sendiri yang digerakkan oleh relawan-relawan kota/kab, pemandu nasional pemda, dan KBP serta

TKPK-D, yang difasilitasi oleh Askot MK beserta tim korkot dengan dukungan operasional dan

pengembangan kapasitas sesuai kebutuhan.

Gambar 2.2 Bantuan Teknis Kegiatan PPMK

BKM - BKM KSM - KSM Warga Miskin Anggota KSM

Tim Fasilitator

UPK

Relawan - Relawan

Pemkot, KBP, TKPD,& Relawan

Kota

KMP KMW

Tim Korkot

Page 18: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

18Pedoman Teknis PPMK

3.1. TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN DI TINGKAT MASYARAKAT

3.1.1. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan di tingkat Masyarakat

Prinsip utama pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat adalah proses penyadaran,

pemahaman, pembelajaran dan pelembagaan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat

miskin melalui pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif.

Siklus kegiatan masyarakat adalah siklusnya masyarakat, yang menempatkan masyarakat miskin,

KSM, relawan-relawan dan UPK-BKM sebagai pelaku utama atau subyek dari pelaksanaan

kegiatan. Posisi fasilitator bersama perangkat kelurahan setempat hanya ‘memfasilitasi’ untuk

mendorong dan menjamin masyarakat mampu melaksanakan kegiatannya sesuai kaidah

pembangunan partisipatif dan ketentuan pelaksanaan kegiatan PPMK.

Melalui upaya mendorong masyarakat sebagai pelaku utama pelaksanaan kegiatan, maka

diharapkan proses kegiatan PPMK tetap berjalan berkesinambungan setelah PNPM Mandiri

Perkotaan berakhir.

3.1.2. Tahapan Kegiatan di tingkat Masyarakat

Sejalan dengan prinsip di atas, tahapan kegiatan di tingkat masyarakat terdiri dari 4 (empat)

tahapan sbb:

a. Tahapan Persiapan Program, serangkaian kegiatan mulai dari seleksi lokasi hingga

sosialisasi PPMK tingkat kelurahan kepada seluruh lapisan masyarakat di lokasi terseleksi.

b. Tahapan Perencanaan, serangkaian kegiatan pelatihan tentang orientasi dan perencanaan

PPMK bagi KSM, BKM, Pengawas, UPK, relawan dan perangkat kelurahan, serta pelatihan

keterampilan usaha bagi anggota KSM.

c. Tahapan Pencairan dan Pemanfaatan BLM, serangkaian kegiatan mulai dari pencairan

dana BLM PPMK ke rekening BKM sampai akad kredit UPK-BKM dengan KSM.

BAB 3TAHAPAN PELAKSANAAN

Page 19: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

19Pedoman Teknis PPMK

d. Tahapan Penguatan dan Pengembangan, serangkaian kegiatan pelatihan dan

pendampingan yang mendukung penguatan dan pengembangan keberlanjutan KSM dan

UPK-BKM serta penyiapan KSM untuk peserta PPMK selanjutnya.

Gambar 3.1. Tahapan Kegiatan PPMK di Tingkat Masyarakat

Seleksi BKM danKSM sesuai kriteria

Sosialisasi PPMKtingkat Kelurahan

Penyusunan dan penilaian kelayakan

Proposal KSM oleh UPK-BKM

Tahap PersiapanProgram

Tahap Perencanaan Tahap Pencairan dan Pemanfaatan BLM

Pelatihan Orientasi dan Perencanaan PPMK

bagi KSM, BKM, Pengawas, UPK,

Relawan, Perangkat Kelurahan, dll

Pencairan dana BLM PPMK ke Rek BKM

Akad Kredit UPK-BKM dengan KSM

Pelatihan dan Pendampingan KSM

dan UPK-BKM

Tahap Penguatan dan Pengembangan

Pengembangan keberlanjutan KSM

dan UPK-BKM

Penyiapan KSMpeserta PPMK

selanjutnya

Page 20: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

20Pedoman Teknis PPMK

4.1. Manajemen Pendampingan

Tim Manajemen pelaksana kegiatan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas

(PPMK) secara berjenjang terdiri dari:

4.1.1. Tim Pusat

Tim Pusat terdiri dari; Project Management Unit (PMU), Satuan Kerja Penanggulangan Kemiskinan

di Perkotaan, Advisory dan Konsultan Manajemen Pusat (KMP)

Tim Pusat bertanggungjawab dalam merumuskan kebijakan dan desain kegiatan serta pedoman

PPMK, KMP mendukung PMU dalam mengendalikan kegiatan PPMK secara Nasional, antara lain;

pengembangan kapasitas, pengendalian KMW, penyusunan KAK, pelaporan, manajemen data dll.

Dalam pelaksanaannya KMP berkoordinasi dengan Advisory.

4.1.2. Tingkat Provinsi

Tim Provinsi terdiri dari; Satuan Kerja Penataan Bangunan Lingkungan (Satker PBL), Pemerintah

Provinsi, dan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW). KMW bertanggungjawab dalam

mengendalikan kegiatan PPMK di tingkat Provinsi, antara lain; pengembangan kapasitas

pendampingan, pengendalian Korkot, pelaporan, manajemen data dll. Dalam pelaksanaannya

KMW berkoordinasi dengan Satker PBL dan Pemerintah Provinsi serta bertanggungjawab kepada

PMU melalui KMP.

4.1.3. Tingkat Kota/ Kabupaten

Tim Kota/ Kabupaten terdiri dari; Pemerintah Kota/ Kabupaten dan Tim Koordinator Kota (Korkot).

Pemerintah Kota/ Kabupaten

Pemerintah Kota/ Kabupaten antara lain terdiri dari; Walikota/ Bupati, DPRD, SKPD, dan TKPKD

yang antara lain membantu dalam;

1. Memfasilitasi kemitraan pengembangan penghidupan, usaha ekonomi produktif dan kreatif.

BAB 4MANAJEMEN DAN PENGORGANISASIAN

Page 21: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

21Pedoman Teknis PPMK

2. Memfasilitasi kegiatan promosi produk-produk usaha KSM peserta kegiatan PPMK melalui

berbagai kegiatan, antara lain; bazar, web site, pasar malam, pameran, dsb.

3. Memfasilitasi monitoring kegiatan PPMK di tingkat masyarakat.

Tim Koordinator Kota (Tim Korkot)

Tim Korkot terdiri dari Koordinator Kota/ Kabupaten yang dibantu oleh beberapa asisten seperti:

Asisten Korkot CD, MK, Infrastruktur, Manajemen Data, Urban Planner, Kemitraan. Bilamana di

Kota/ Kabupaten tidak terdapat Korkot, maka Kota/ Kabupaten tersebut difasilitasi oleh Askot

Mandiri. Adapun ruang lingkup tugas Tim Korkot antara lain;

1. Memperkuat kapasitas TKPKD, KBP, FKA BKM dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.

2. Memfasilitasi Pemerintah Kota/ Kabupaten di wilayahnya dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.

3. Bertanggungjawab terhadap pengendalian dan pencapaian tujuan, keluaran, serta substansi

dari pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayahnya.

4. Pengendalian, pendampingan dan peningkatan kapasitas Tim Fasilitator dalam pelaksanaan

kegiatan PPMK di wilayahnya.

5. Menjamin tercapainya tujuan, keluaran, serta substansi dari pelaksanaan kegiatan PPMK di

tingkat Kota/ Kabupaten.

6. Melaksanakan monitoring, supervisi, dan evaluasi program.

7. Menjamin akurasi data SIM tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.

8. Membantu dan memfasilitasi pengembangan pasar usaha serta jaringan usaha yang lebih

luas.

9. Menyusun best practice kegiatan PPMK.

10. Melakukan koordinasi dan mediasi (a.l. jejaring, kemitraan, bridging, maupun linkages)

dengan para pemangku kepentingan di daerah, antara lain, Satuan Perangkat Kerja Daerah

(SKPD), Lembaga perbankan dan non perbankan, Perguruan Tinggi, swasta maupun

BUMN/D dan Pemerintah Kelurahan, LSM serta masyarakat kelurahan lainnya termasuk

potensi relawan setempat.

11. Tugas-tugas lainnya yang ditetapkan PMU.

Page 22: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

22Pedoman Teknis PPMK

4.1.4. Tingkat Kelurahan

Tim Kelurahan terdiri dari; Pemerintah Kelurahan/ Desa dan Tim Fasilitator.

Pemerintah Kelurahan/ Desa

Pemerintah Kelurahan/ Desa antara lain terdiri dari; Lurah/ Kepala Desa, Perangkat Kelurahan/

Desa, kelembagaan, dan tokoh masyarakat, antara lain bertanggungjawab dalam;

1. Berkoordinasi secara intensif dengan BKM, UPK dalam rangka mendukung kegiatan PPMK

2. Mensosialisasikan kegiatan PPMK bersama BKM, UPK kepada masyarakat

3. Memfasilitasi BKM, UPK, dan KSM serta masyarakat untuk menjamin kelancaran kegiatan

PPMK

4. Mensinergikan kegiatan kelurahan dengan kegiatan masyarakat dalam rangka meningkatkan

pengembangan ekonomi lokal, usaha ekonomi produktif dan kreatif

5. Monitoring Partisipatif kegiatan PPMK di tingkat masyarakat bersama dengan BKM dan UPK

6. Pemerintah kelurahan memfasilitasi kegiatan promosi produk-produk usaha KSM peserta

kegiatan PPMK melalui berbagai kegiatan, antara lain; bazar, pasar malam, pameran, dsb

7. Pemerintah Kelurahan/ Desa melaksanakan kegiatan lainnya yang mendukung kegiatan

penghidupan masyarakat

Tim Fasilitator

Pendampingan kegiatan PPMK dilakukan oleh Tim Fasilitator yang ada sebagai bagian dari

pendampingan PNPM Mandiri Perkotaan secara menyeluruh. Tim Fasilitator terdiri dari senior

fasilitator, fasiltator ekonomi, fasilitator teknik dan fasilitator sosial serta fasilitator lainnya sesuai

dengan kebutuhan. Adapun ruang lingkup tugas Tim Fasiltator antara lain;

1. Memfasiltasi BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa dan

masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya.

2. Bertanggungjawab terhadap pengendalian dan pencapaian tujuan, keluaran, serta substansi

dari pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya

3. Pengendalian, pendampingan dan peningkatan kapasitas BKM, Pengawas, UPK, KSM,

Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di

wilayah dampingannya.

Page 23: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

23Pedoman Teknis PPMK

4. Menjamin tercapainya tujuan, keluaran, serta substansi dari pelaksanaan kegiatan PPMK di

tingkat masyarakat dampingan.

5. Melaksanakan monitoring, supervisi, dan evaluasi program.

6. Melakukan input data SIM tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.

7. Memperkuat kapasitas BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa

dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya.

8. Membantu dan memfasilitasi BKM, Pengawas, UPK, KSM dalam pengembangan pasar usaha

serta jaringan usaha yang lebih luas.

9. Peningkatan Kapasitas KSM dan anggota KSM agar mampu membangun kemampuan dan

implementasi akses modal usaha dari berbagai sumber daya dan mobilisasi tabungan dalam

upaya meningkatkan produk dan produktivitasnya.

10. Melaksanakan pemetaan, analisis, dan pelaporan yang dibutuhkan untuk memperkuat

implementasi UPK selaku lembaga keuangan mikro dan KSM selaku wadah pengembangan

sosial ekonomi masyarakat utamanya dalam mendukung pengembangan kegiatan

penghidupan warga miskin sebagai usaha ekonomi produktif dan kreatif di kelurahan sasaran.

11. Tugas-tugas lainnya yang ditetapkan PMU.

4.2. Pengembangan Kapasitas

Strategi Pengembangan Kapasitas dalam kegiatan PPMK dimaksudkan untuk memperkuat

kapasitas penerima manfaat di lokasi sasaran dan pendamping kegiatan PPMK, yang meliputi

pengembangan SDM, penguatan organisasi/ kelembagaan dan sistem.

Fokus orientasinya dititikberatkan pada penguatan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

berhubungan dengan pengembangan penghidupan masyarakat miskin, pengembangan

kelembagaan masyarakat (UPK/ BKM dan KSM), peningkatan kapasitas pemda dan peningkatan

kapasitas pendamping. Peningkatan kapasitas bukan hanya melalui pendidikan dan pelatihan bagi

individu, akan tetapi juga dilakukan peningkatan kapasitas bagi organisasi.

Pengembangan kapasitas di tingkat masyarakat miskin dan KSM diantaranya berupa pelatihan

orientasi PPMK, pelatihan perencanaan dan manajemen usaha, pelatihan keterampilan usaha,

pelatihan penguatan dan pengembangan KSM, promosi dan kemitraan usaha serta pendampingan

oleh fasilitator, relawan, UPK-BKM dan Pemerintah Daerah.

Pengembangan kapasitas di tingkat pengelola dan pengawas UPK antara lain kegiatan pelatihan

orientasi PPMK, pelatihan pengelolaan keuangan dan analisis usaha, pelatihan penguatan dan

Page 24: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

24Pedoman Teknis PPMK

pengembangan UPK, kemitraan usaha serta pendampingan oleh fasilitator, BKM, relawan dan

Pemerintah Daerah.

Pengembangan kapasitas di tingkat BKM, aparat kelurahan dan relawan antara lain kegiatan

pelatihan orientasi PPMK, pelatihan perencanaan dan pengelolaan BKM, pelatihan penguatan dan

pengembangan BKM, pendampingan oleh fasilitator, relawan dan aparat pemerintah, Komunitas

Belajar Kelurahan (KBK) dan pertemuan Forum Relawan dan BKM.

Pengembangan kapasitas di tingkat fasilitator dan korkot antara lain kegiatan pelatihan dasar

PPMK, pelatihan lanjutan, Komunitas Belajar Internal Konsultan (KBIK) serta Komunitas Belajar

Perkotaan (KBP).

Pengembangan kapasitas di tingkat konsultan (KMP dan KMW) antara lain kegiatan pelatihan

orientasi PPMK, TOT PPMK, Expert Group Meeting (EGM), Komunitas Belajar Internal Konsultan

(KBIK), rapat koordinasi dan lokakarya serta monitoring supervisi.

Pengembangan kapasitas di tingkat aparat Pemda diantaranya kegiatan pelatihan aparat dan

pemandu Pemda, Komunitas Belajar Perkotaan (KBP), revitalisasi TKPKD dan reorientasi SPKD

serta lokakarya dan studi banding/tematik.

4.3. Pengelolaan Pinjaman Modal Usaha PPMK Oleh UPK-BKM

Pengertian pelayanan pengelolan pinjaman modal usaha di kegiatan PPMK adalah pelayanan

khusus kepada KSM-KSM yang berorientasi pada pengembangan penghidupan masyarakat

miskin melalui kegiatan ekonomi produktif dan kreatif.

Ketentuan-ketentuan pelaksanaan pengelolan pinjaman modal usaha di kegiatan PPMK,

meliputi antara lain;

4.3.1. Peminjam

Penerima manfaat atau peminjam adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang telah

memenuhi kriteria peserta kegiatan PPMK. Adapun jenis-jenis KSM kegiatan PPMK yang dapat

dikembangkan sebagai penerima manfaat atau peminjam adalah sebagi berikut;

a. KSM KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan

yang mempunyai satu usaha dan dikelola secara bersama, dengan kriteria antara lain;

Kelompok usaha yang beranggotakan antara 5 - 15 orang

Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2

Usaha dikelola bersama diantara anggota KSM

Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif

Page 25: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

25Pedoman Teknis PPMK

Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi)

Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)

Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman

Mendapat persetujuan keluarga

Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan

Harus disepakati oleh seluruh anggota

Usahanya tidak termasuk negatif list

b. KSM Sejenis yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai usaha

sejenis dan/ atau saling terkait dengan kriteria antara lain;

Kelompok yang beranggotakan antara 5 - 15 orang

Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2

Usaha dikelola oleh masing-masing anggota KSM

Fokus usaha yang dikelola adalah sama dan/ atau saling terkait diantara usaha masing-masing anggota KSM

Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif

Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi)

Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)

Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman

Mendapat persetujuan keluarga

Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan

Harus disepakati oleh seluruh anggota

Usahanya tidak termasuk negatif list

c. KSM Aneka Usaha yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai

usaha beraneka ragam dalam satu kelompok dengan kriteria antara lain;

Kelompok yang beranggotakan minimal 5 – 15 orang

Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2

Usaha dikelola oleh masing-masing anggota KSM

Fokus usaha yang dikelola beraneka ragam diantara anggota KSM

Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif

Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi

Page 26: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

26Pedoman Teknis PPMK

Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)

Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman

Mendapat persetujuan keluarga

Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan

Harus disepakati oleh seluruh anggota

Usahanya tidak termasuk negatif list

Dari 3 (tiga) jenis pengembangan KSM di atas, prioritas yang diutamakan untuk difasilitasi BLM

PPMK adalah KSM KUBE dan KSM sejenis.

4.3.2. Tabungan

Tabungan merupakan salah satu kegiatan ekonomi KSM maupun UPK dalam rangka memperkuat

modal sendiri menuju keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat maupun lembaga. Tabungan

juga menjadi salah satu bagian skim yang dikembangkan dalam pengelolaan dana pinjaman

bergulir. Adapun besaran tabungan KSM dalam skim PPMK ditentukan sebesar 15% dari besaran

dana pinjaman bergulir yang akan diterima KSM.

KSM wajib membuka rekening bank dan tabungan anggota KSM dapat dititipkan ke pengurus

KSM/ UPK atau di Bank.

Selanjutnya jenis tabungan KSM yang dikembangkan dalam skim PPMK, antara lain;

a. Tabungan Visi adalah tabungan yang disimpan pada saat anggota KSM mulai bergabung

dalam suatu kelompok.

b. Tabungan Wajib adalah tabungan yang wajib disimpan secara rutin oleh anggota KSM

c. Tabungan Sukarela adalah tabungan yang disimpan secara sukarela oleh anggota KSM

d. Tabungan Pendidikan, Hari Raya, dll

Dari berbagai jenis tabungan di atas, maka jenis tabungan yang harus ada minimal tabungan visi

dan tabungan wajib, sedangkan tabungan sukarela, pendidikan, hari raya dll disarankan tetap ada.

Adapun besaran tabungan dan mekanismenya dapat disepakati diantara anggota KSM masing -

masing.

4.3.3. Besar Pinjaman/ Pembiayaan

Mempertimbangkan keterbatasan dana BLM PPMK, UPK dalam memberikan pelayanan dana

pinjaman bergulir PPMK adalah sesuai dengan kelayakan proposal yang diajukan KSM dengan

ketentuan maksimum Rp 30.000.000,- untuk setiap KSM dan maksimum Rp 5.000.000,- untuk

setiap anggota KSM.

Page 27: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

27Pedoman Teknis PPMK

4.3.4. Jasa Pinjaman

Guna mendorong pertumbuhan KSM di kegiatan PPMK, maka penerapan jasa pinjaman PPMK

sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan insentif yang diberikan kepada KSM oleh UPK serta

memperhitungkan tingkat kesehatan UPK. Adapun jasa pinjaman PPMK sebesar 1% - 3%

perbulan dihitung dari pokok pinjaman mula-mula (besar pinjaman yang diterima).

Penentuan besaran jasa BLM PPMK berdasarkan musyawarah BKM/ LKM dengan masyarakat

sedangkan UPK melaksanakan kebijakan/ keputusan yang sudah disepakati bersama akan tetapi

agar besaran jasa yang ditentukan tidak salah perhitungan, maka Pengawas dan UPK dapat

memberikan masukan kepada BKM/ LKM serta masyarakat, dengan harapan agar jasa pinjaman

yang ditetapkan minimal harus dapat meningkatkan penghidupan KSM dan UPK mampu menutup

semua biayanya seperti biaya dana (kalau ada), biaya operasional UPK, biaya resiko pinjaman,

memelihara nilai modal awal (inflasi), serta tingkat keuntungan tertentu yang dapat digunakan

untuk : Pemupukan modal, BOP BKM/ LKM, Dana Lingkungan dan Dana Sosial dll.

Contoh : Perhitungan untuk menentukan besarnya jasa pinjaman

Insentif KSM 0,5% per tahun

Biaya dana (= suku bunga simpanan) 0% per tahun

Biaya operasional UPK 5,5% per tahun

Biaya resiko pinjaman macet 5% per tahun

Keuntungan yang diharapkan 10% per tahun

Jumlah 21% per tahun

Agar bisa menutup biaya-biaya yang mencapai 21% tersebut, maka jasa pinjaman harus

ditentukan minimal sebesar 24% setahun atau 2 % perbulan dihitung dari pokok pinjaman mula-

mula. Mengingat dalam pembayarannya kemungkinan akan terjadi tunggakan misalnya 10%,

maka jasa 24% tersebut hanya akan diterima riil sebesar 90% x 24 % = 21,6%.

Semakin kecil tingkat jasa pinjaman dan semakin besar tunggakan, akan semakin kecil jasa riil

yang diperoleh UPK. Dampaknya adalah tingkat keuntungan akan semakin kecil, dan akumulasi/

pemupukan modal semakin kecil. Apabila keuntungan yang diperoleh negatif, berarti terjadi

dekapitalisasi atau pengurangan modal awal (dana BLM) yang lama kelamaan akan habis, yang

berarti kegiatan pelayanan UPK tidak bisa berkelanjutan (sustainable). Demikian sebaliknya.

Untuk itu senantiasa relawan, UPK, Pengawas, LKM bersama fasilitator melakukan dampingan

secara intensif kepada para KSM dalam kegiatan PPMK, baik dari sisi organisasi, usaha,

administrasi, pembukuan dsb agar para KSM yang menjadi sasaran dalam kegiatan PPMK tumbuh

dan berkembang secara berkelanjutan.

Page 28: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

28Pedoman Teknis PPMK

Penentuan besar dan perlakuan jasa pinjaman dalam pengelolaan dana PPMK dapat

menggunakan 3 cara, yaitu berdasarkan Jasa Pinjaman Tetap (Flat), Jasa Pinjaman Menurun

(Efektif), dan Jasa Pinjaman Annuitas (Tahunan).

Khusus bagi UPK yang akan menerapkan pinjaman menurun (efektif) maka perlu dipastikan

kinerja UPK Tanpa PAR (Portfolio at Risk) masuk kategori “Sangat Baik” selama 6 bulan berturut-

turut serta sudah teruji kemampuan dan keterampilannya dalam pembukuan.

4.3.5. Jangka Waktu Pinjaman dan Frekuensi Pinjaman

Jangka waktu pinjaman KSM disesuaikan dengan kondisi usaha peminjam berdasarkan kelayakan

usaha dan kemampuan membayar kembali. Dengan jangka waktu tersebut diharapkan proses

pembelajaran kepada KSM dalam kegiatan PPMK dapat tercapai. Adapun frekuensi pinjaman

masing-masing peminjam ditetapkan oleh UPK/BKM dengan mempertimbangkan perkembangan

usaha KSM dan keberlanjutan perguliran dana BLM PPMK. Untuk selanjutnya diharapkan KSM

bisa menjalin kemitraan dengan pihak lain atau dengan Lembaga Keuangan lain. Disamping itu

BKM/ LKM diharapkan memfasilitasi KSM dengan mengupayakan channelling atau mencarikan

pinjaman/ pembiayaan ke Lembaga Keuangan lainnya.

4.3.6. Angsuran Pinjaman

Angsuran pinjaman KSM dapat dilakukan berdasarkan perputaran dan kemampuan usaha KSM,

yaitu pembayaran angsurannya dengan cara harian, mingguan, bulanan, atau musiman seperti

peternakan, perikanan, pertanian, perkebunan dsb. Meskipun pembayaran angsuran pinjaman

juga diperkenankan musiman namun penggunaan dana BLM PPMK tersebut maksimal sebesar

50% dari modal awal dengan tujuan agar kebutuhan KSM terlayani dalam meningkatkan

penghidupannya dan UPK tetap hidup sehat/survive. Apabila terjadi jumlah pembayaran pinjaman

yang tidak mencukupi untuk membayar keseluruhan jumlah angsuran pokok dan jasa, maka

prioritas pembayaran dilakukan menurut urutannya: jasa pinjaman, pokok pinjaman yang

tertunggak, baru untuk pokok saat pembayaran.

4.4. Monitoring dan Evaluasi

4.4.1. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi PPMK

Monitoring dan evaluasi merupakan bagian penting dalam suatu manajemen

penyelenggaraan program. Monitoring pada dasarnya adalah upaya untuk menjamin agar

seluruh kegiatan dapat terlaksana sesuai rencana, strategi dan metodologi yang telah

ditetapkan sehingga akan menghasilkan kinerja, output dan outcome yang diharapkan.

Page 29: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

29Pedoman Teknis PPMK

Sedangkan evaluasi secara prinsip adalah mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai

berdasarkan ketentuan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Untuk itu pelaksanaan monitoring kegiatan PPMK dilakukan oleh seluruh pelaku sesuai

dengan fungsi dan tugas masing-masing, yaitu:

Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah (Provinsi dan kota/kabupaten)

Konsultan, baik di tingkat Pusat oleh KMP, tingkat KMW, Korkot, Askot, sampai

fasilitator

Kelompok Peduli di tingkat Provinsi maupun Kota/ Kabupaten

Lembaga Donor,dan

Masyarakat.

4.4.2. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan PPMK

Dalam rangka menjamin kualitas mutu pelaksanaan program PPMK ini prinsip utama yang

harus dipegang adalah monitoring harus dilaksanakan secara rutin dan terintegrasi

bersama dengan seluruh pelaku sesuai dengan tugas pokok fungsi masing-masing.

Monitoring dilakukan berdasarkan tahapan sebagai berikut :

1. Monitoring Tahap Persiapan Program

Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah persiapan telah

dilaksanakan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap persiapan kegiatan

PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut:

a. Proses seleksi ditingkat Kelurahan sampai dengan penetapan lokasi di tingkat

Pusat

b. Sosialisasi

Penyiapan pedoman, POB dll.

Diseminasi seluruh perangkat aturan dan kebijakan, pedoman, manual, POB

dan instrumen kepada pelaku terkait.

2. Monitoring Tahap Perencanaan

Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan

perencanaan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap perencanaan di

kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :

a. Pelatihan Orientasi dan Perencanaan PPMK bagi KSM, BKM, Pengawas, UPK,

Relawan, Perangkat Kelurahan, dll (TOR, pedoman, modul, peserta dsb).

b. Pendampingan KSM dalam penyusunan proposal usaha.

Page 30: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

30Pedoman Teknis PPMK

c. Penilaian kelayakan proposal KSM oleh UPK-BKM.

3. Monitoring Tahap Pencairan dan Pemanfaatan BLM

Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan pencairan

dan pemanfaatan BLM sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap pencairan

dan pemanfaatan BLM di kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :

a. Pencairan dana BLM PPMK ke Rek BKM.

b. Akad Kredit UPK-BKM dengan KSM.

4. Monitoring Tahap Penguatan dan Pengembangan

Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan penguatan

dan pengembangan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap penguatan

dan pengembangan di kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :

a. Pelatihan dan Pendampingan KSM dan UPK-BKM.

b. Pengembangan keberlanjutan KSM dan UPK-BKM.

4.4.3. Monitoring Capaian Indikator Dampak dan Hasil Kegiatan PPMK

Monitoring yang dilakukan secara berkala dalam rangka mengidentifikasi perkembangan

capaian indikator dampak dan hasil dari kegiatan PPMK. Monitoring dilakukan berdasarkan

data-data SIM, laporan KMW atau sumber data sekunder lainnya.

4.4.4. Monitoring Lainnya

Monitoring lainnya dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang terkait dengan

rencana, jadwal, personil, strategi dan metodologi pada setiap tahapan yang telah

ditetapkan. Hal ini dilakukan guna menjamin terwujudnya kinerja penyelenggaraan

program yang baik. Monitoring pada setiap tahapan PPMK diharapkan dapat

menghasilkan antara lain:

1. Dapat diketahuinya apakah kebijakan, konsep, indikator di PPMK dalam

pelaksanaannya sesuai di lapangan.

2. Kendala dan permasalahan yang mungkin timbul selama pelaksanaan program.

3. Tindakan-tindakan korektif yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja

pelaksanaan.

Monitoring pelaku dan stakeholder lainnya untuk mengidentifikasi kinerja pelaku maupun

stakeholders lain dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.

Page 31: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

31Pedoman Teknis PPMK

4.4.5. Mekanisme Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan meliputi kinerja akhir dari seluruh proses serta hasil dan dampak

pelaksanaan kegiatan PPMK. Instrumen evaluasi disusun sedemikian rupa sehingga

memungkinkan untuk dilakukan secara individual maupun secara kolektif. Instrumen

evaluasi disusun oleh KMP melalui proses need assesment dengan mempertimbangkan

indikator output dan outcome Program PPMK.

Hasil evaluasi selanjutnya akan dibahas oleh seluruh pelaku dalam suatu rapat koordinasi

sebagai bahan dasar untuk melakukan tindakan korektif, perbaikan percepatan atau

perubahan strategi dan langkah-langkah yang dianggap perlu untuk dilakukan.

Page 32: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

32Pedoman Teknis PPMK

LAMPIRAN 1

Tabel Indikator Capaian Hasil Kegiatan PPMK

Tujuan Indikator DampakKegunaan dari Informasi

DampakMenguatkan “kelembagaan dan kegiatan usaha KSM”secara mandiri dan berkesinambungan yang ber-orientasi pada peningkatanpenghidupan masyarakat miskin (sustainable livelihood)

a. Minimal 90% warga miskin di lokasi kegiatan mengetahui informasi kegiatan PPMK

b. Minimal 30% warga miskin (PS-2) di lokasi kegiatan PPMK dapat mengakses dana keuangan mikro untuk kegiatan PPMK

c. Penurunan jumlah warga miskin (PS-2) minimal 10% di 80% kelurahan sasaran kegiatan PPMK.

d. Volume perdagangan di lokasi program meningkat 10%

e. Tenaga kerja terampil dan kegiatan usaha produktifmeningkat 15%

Menetapkan apakah kegiatan PPMK memberikan dampak secara umum pada perbaikan ekonomi dan penghidupanmasyarakat miskin. Diukur 2 tahun setelah pelaksanaan PPMK di kelurahan tersebut.

1 tahun setelah program selesai

2 tahun setelah program selesai

Keluaran Indikator Hasil Kegunaan Pemantauan Hasil

1. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat melaksanakan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat berorientasi tridaya

a. Minimal terdapat 5 KSM yang mengusulkan kegiatan pengembangan kapasitas terkait PPMK

b. Minimal terdapat 5 KSM di setiap kelurahan peserta yang melaksanakan pengembangan kapasitas mengenai PPMK

c. Minimal terdapat 5 proposal kegiatan KSM untuk pengajuan kegiatan PPMK

d. Maksimal 5 proposal kegiatan KSM disetujui untuk melaksanakan kegiatan PPMK

e. Minimal 90% KSM penerima keuangan mikro PPMK dapat melaksanakan kegiatan sesuai proposal

Menetapkan apakah kemanfaatan kegiatan PPMKterhadap KSM-KSM berkelanjutan

Page 33: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

33Pedoman Teknis PPMK

2. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat mengakses serta bekerjasama dengan berbagai pihak dalam berbagai program tridaya untuk peningkatan penghidupan masyarakat

a. Minimal terdapat 50%KSM di setiap kelurahan peserta yang melaksanakan kerjasama pengembangan kapasitas dalam kegiatan usaha

b. Minimal terdapat 50% KSM di setiap kelurahan mampu mengakses program pengembangan usaha dengan pihak lain.

Menilai akses dan keberlanjutan KSM peserta kegiatan PPMK dalam pengembangan usaha

3. Meningkatnya jumlah warga miskin peserta kegiatan PPMK

a. Minimal 50% warga miskin yang terdaftar di PS-2 menjadi anggota KSM-KSM yang melaksanakan kegiatan PPMK .

b. Minimal 50% tingkat kehadiran warga miskin yang menjadi anggota KSM dalam pertemuan-pertemuan perencanaan dan pengambilan keputusan di KSM

c. Minimal 30% pengurus KSM peserta kegiatan PPMK adalah warga miskin yang terdaftar di PS-2

d. Minimal 30% pengurus KSM peserta kegiatan PPMK adalah kaum perempuan

e. Minimal 50% warga miskin yang menjadi anggota KSM peserta kegiatan memperoleh kredit mikro kegiatan PPMK

f. Minimal 35% anggota KSM penerima manfaat program PPMK adalah kaum perempuan

g. Meningkatnya pendapatan minimal 30% warga miskin yang menjadi anggota KSM di minimal 70% KSM peserta kegiatan PPMK.

h. Minimal 10% warga miskin yang menjadi anggota

Menilai akses dan manfaat masyarakat miskin dalam KSM peserta kegiatan PPMK

Menilai dampak kesejahteraan masyarakat miskin dalam KSM peserta kegiatan PPMK

Page 34: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

34Pedoman Teknis PPMK

KSM di 80% kelurahan sasaran kegiatan PPMK. telah keluar dari data PS-2 setelah 2 tahun mengikuti kegiatan PPMKMinimal 70% anggota KSM memiliki tabungan

Page 35: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

35Pedoman Teknis PPMK

LAMPIRAN II

Tabel Output Dari Setiap Komponen Program

Komponen Pelaku Jenis Kegiatan Output

Pemberdayaan Masyarakat

• Konsultan• Fasilitator• BKM• Relawan

• Sosialisasi • Pendampingan

tinjauan partisipatif. • Penguatan kapasitas

kelembagaan• Penguatan

keterampilan usaha

Teridentifikasi KSM Calon Peserta

Teridentifikasi Jenis Usaha KSM

Teridentifikasi lembaga diklat, pasar dan asosiasi usaha

Meningkatnya jumlahanggota BKM yang dilatih

Meningkatnya jumlahpengelola UPK yang dilatihdan didampingi

Meningkatnya jumlah anggota KSM yang didampingi dan dilatih

Tersusunnya Proposal KSM yang layak didanai

Bantuan Langsung Masyarakat

• KSM Usaha ekonomi produktif dan kreatif

Cairnya dana BLM PPMK dalam 2 tahap (60% dan 40%)

Tersalurkannya BLM ke KSM

Bantuan Teknis

• Team Faskel• Korkot• Konsultan• Kelompok

peduli

Pendampingan dan Pelatihan

Meningkatnya jumlah tim pendamping yang dilatih.

Teridentifkasinya kelompok peduli dan perannya dalam mendukung pengembangan usaha KSM

Page 36: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

36Pedoman Teknis PPMK

LAMPIRAN III.

Tabel Sasaran, Tujuan dan Kegiatan Pengembangan Kapasitas

No.Sasaran

Peningkatan kapasitas

Tujuan Kegiatan

1 KSM Terwujudnya perubahan perilaku masyarakat miskin yang lebih produktif, kreatif dan inovatif dalam mengembangkanpenghidupannya

Meningkatnya pengetahuan mengenai pengembanganpenghidupan, usaha ekonomi produktif dan kreatif

Meningkatnya keterampilan dan kecakapan dalam pengelolaan usaha

Terwujudnya perubahan perilaku dalam pengelolaan organisasi dan usaha KSM

Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan KSM berkelanjutan dan pengelolaan usaha yang meningkatkan penghidupanmasyarakat

1. Pelatihan orientasi PPMKa. Konsep dan implementasi

PPMK.b. Pemetaan kelembagaan dan

usaha KSM (self assessment)

2. Pelatihan perencanaan usaha PPMKa. Manajemen usaha

(pembukuan usaha, kelayakan usaha, perencanaan usaha, produksi, pemasaran, dll)

b. Teknis penyusunan proposal usaha.

c. Organisasi kelompok (AD/ART, struktur kepengurusan, administrasikelompok dll)

3. Pelatihan Keterampilan Khusus(vocational and on the job training).

4. Pelatihan Penguatan dan Pengembangan KSMa. Jaringan usahab. Kemitraanc. Pengembangan KSM

berkelanjutan5. Pendampingan oleh fasilitator,

relawan, UPK/ Pengawas/ BKM, aparat pemerintah.

6. Komunitas Belajar Kelurahan (KBK)

2 Pengelola dan Pengawas UPK

Terwujudnya perubahan perilaku dalam pengelolaan pelayanan untuk meningkatkan penghidupanmasyarakat miskin.

Meningkatnya pengetahuan pengelolaan pelayanan UPKyang berhubungan dengan

1. Pelatihan orientasi PPMKa. Konsep dan implementasi

PPMK.b. Pemetaan kelembagaan

dan usaha UPK (selfassessment)

2. Pelatihan perencanaan usaha

Page 37: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

37Pedoman Teknis PPMK

No.Sasaran

Peningkatan kapasitas

Tujuan Kegiatan

peningkatan usaha ekonomi produktif dan kreatif

Meningkatnya keterampilan dan kecakapan dalam pengelolaan pelayanan UPKyang berhubungan dengan usaha ekonomi produktif dan kreatif

PPMKa. Manajemen keuangan

mikro (pembukuan layanan simpan pinjam, perencanaan usaha UPK, menilai kelayakan usaha KSM, mekanisme dan prosedur layanan keuangan mikro dll)

b. Organisasi UPK (struktur dan tupoksi pengelolaUPK, administrasi UPK)

c. Sistem pengendalian UPK (monitoring, pelaporan dan system penanganan kelalaian pinjaman)

3. Pelatihan Penguatan dan Pengembangan UPKa. Jaringan usahab. Kemitraanc. Pengembangan UPK

berkelanjutan4. Pendampingan oleh fasilitator,

relawan, BKM, aparat pemerintah.

5. Komunitas Belajar Kelurahan (KBK)

3 BKM, Aparat Kelurahan dan Relawan

Terwujudnya perubahan perilaku dalam mendampingi kegiatan peningkatan penghidupanmasyarakat miskin.

Meningkatnya pengetahuan tentang kegiatan PPMK, khususnya orientasi produk usaha ekonomi produktif dan kreatif, penguatan UPK sebagai lembaga keuangan mikro dan penguatan KSM sebagai wadah peningkatan penghidupan

Meningkatnya keteampilan dan kecakapan dalam memotivasi dan memfasilitasi kegiatan

1. Pelatihan orientasi PPMKa. Konsep dan implementasi

PPMK.b. Pemetaan potensi usaha

dan pengembangan ekonomi lokal.

2. Pelatihan Perencanaan a. Manajemen BKMb. Review PJM/Renta

berorientasi PPMKc. Sistem pengendalian

program (monitoring, evaluasi, pengaduan, penanganan tatakelola aset)

3. Pelatihan Penguatan dan Pengembangan BKMa. Jaringan BKM

Page 38: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

38Pedoman Teknis PPMK

No.Sasaran

Peningkatan kapasitas

Tujuan Kegiatan

masyarakat yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan PPMK

b. Kemitraanc. Pengembangan KSM dan

UPK berkelanjutan4. Pendampingan oleh fasilitator,

relawan dan aparat pemerintah

5. Komunitas Belajar Kelurahan (KBK)

6. Forum BKM4 Fasilitator Terwujudnya perubahan

perilaku dalam memfasilitasi dan mendampingi BKM/UPK/ KSM/ Aparat Kelurahan dalam kegiatan peningkatan penghidupanmasyarakat miskin.

Meningkatnya pengetahuan tentang usaha ekonomi produktif dan kreatif

Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan usaha ekonomi produktif dan kreatif

1. Pelatihan PPMK2. Coaching Tematik3. Komunitas Belajar Internal

Konsultan (KBIK)

5 Korkot/Askot Terwujudnya perubahan perilaku dalam memfasilitasi dan mendampingi Pemda, Fasilitator, BKM/ UPK/ KSM/ Aparat Kelurahan dalamkegiatan peningkatan penghidupan masyarakat miskin.

Meningkatnya pengetahuan tentang kaji tindak program daerah, usaha ekonomi produktif dan kreatif

Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi pelaksanaan kegiatan siklus kota yang mendukung kegiatan PPMKdan pengembangan usaha ekonomi produktif dan

1. Pelatihan PPMK2. Komunitas Belajar Internal

Konsultan (KBIK)3. Komunitas Belajar Perkotaan

(KBP) dan Koordinasi TKPKD4. Monitoring dan Supervisi PPMK

Page 39: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

39Pedoman Teknis PPMK

No.Sasaran

Peningkatan kapasitas

Tujuan Kegiatan

kreatif.6 KMW Terwujudnya perubahan

perilaku dalam memfasilitasi dan mendampingi Pemda, tim korkot dan kelompok peduli, dalam kegitan peningkatan penghidupanmasyarakat miskin.

Meningkatnya pengetahuan tentang usaha ekonomi produktif dan kreatif di tingkat Kota/ Kabupaten serta Provinsi

Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi pelaksanaan kegiatan siklus kota yang mendukung kegiatan PPMKdan pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif.

1. TOT PPMK2. Expert Group Meeting (EGM)3. Komunitas Belajar Internal

Konsultan (KBIK)4. Lokakarya PPMK5. Monitoring dan Supervisi PPMK

7 KMP Terwujudnya perubahan perilaku dalam memfasilitasi dan mendampingi KMW dalam kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat miskin

Meningkatnya pengetahuan tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan PPMK serta usaha ekonomi produktif dan kreatif

Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan PPMK serta usaha ekonomi produktif dan kreatif.

1. Expert Group Meeting (EGM)2. Komunitas Belajar Internal

Konsultan (KBIK) 3. Lokakarya PPMK4. Monitoring dan Supervisi PPMK

Page 40: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

40Pedoman Teknis PPMK

No.Sasaran

Peningkatan kapasitas

Tujuan Kegiatan

8 Aparat Pemda Terwujudnya perubahan perilaku dalam memfasilitasi dan mengkoordinasi dalamkegitan peningkatan penghidupan masyarakat miskin.

Meningkatnya pengetahuan tentang pengembangan regulasi dan perencanaan pembangunan daerahdalam kegiatan PPMK dan pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif

Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi KBP, TKPK-D/SKPD dalam menyusun SPKD yang mendukung kegiatan PPMK dan pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif.

1. Lokakarya PPMK2. Komunitas Belajar Perkotaan

(KBP) dan siklus kota dalam pengembangan PPMK

3. Reorientasi TKPK-D dan penyusunan SPKD – PJM pronangkis Kota/ Kab, penguatan Musrenbang yang mendukung PPMK

4. Studi Banding/ Studi Tematik

Page 41: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

41Pedoman Teknis PPMK

LAMPIRAN IV

Tahapan kegiatan di tingkat masyarakat secara rinci sebagai berikut:

a. Tahapan Persiapan Program

Siklus kegiatan pada tahapan persiapan program dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb:

No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output

1 Seleksi dan Penetapan Lokasi PPMK

01 Penyusunan Pedoman Seleksi Lokasi PPMKdan Penetapan Kuota Lokasi PPMK

PMU, KMP danAdvisory

Bulan ke 1

Minggu ke 1-4

Tersusunnya Pedoman Seleksi Lokasi PPMK dan Ditetapkannya Kuota Lokasi PPMK untuk masing-masing Provinsi.

02 Sosialisasi Pedoman Seleksi Lokasi PPMKkepada KMW, Tim Korkot, Tim Seleksi Tingkat Kelurahan dan KSM

Tim Seleksi Tingkat Provinsi

Tim Korkot

Tim Seleksi Tingkat Kelurahan

Bulan ke 2

Minggu ke 1

Tersosialisasikannya Pedoman Seleksi Lokasi PPMK ke Tingkat Provinsi, Kab/Kota dan Kelurahan

03 Proses Penilaian KSM di Tingkat Kelurahan

Tim Seleksi Tingkat Kelurahan

Bulan ke 2

Minggu ke 1-2

Diperolehnya daftar KSM calon peserta PPMK dari tiap kelurahan/BKM sesuai format yang berlaku

04 Proses verifikasi dan rekapitulasi Kelurahan beserta KSM calon peserta PPMK di Tingkat Kab/Kota

Tim Korkot Bulan ke 2

Minggu ke 2-3

Diperolehnya hasil verifkasi dan rekapitulasi kelurahan beserta KSM calon peserta PPMK dari tiapkabupaten/kota

05 Proses verifikasi dan penetapan Kelurahan beserta KSM peserta PPMK di Tingkat Provinsi

Tim Seleksi Tingkat Provinsi

Satker PBL Provinsi

Bulan ke 2

Minggu ke 3-4

Diperolehnya Hasil Verifikasi Kelurahan beserta KSM calon peserta PPMK di tiap provinsi

Terbitnya Surat Keputusan Penetapan Kelurahan Peserta PPMK oleh Kepala Satker PBL Provinsi

Adanya laporan Surat Keputusan Penetapan Kelurahan Peserta PPMKkepada Direktur PBL dan Kepala PMU.

Page 42: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

42Pedoman Teknis PPMK

No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output

06 Proses sosialisasi Surat Keputusan atas Penetapan Lokasi PPMK kepada Tim Korkot, Tim Seleksi Tingkat Kelurahan dan KSM.

Satker PBL Provinsi

Bulan ke 2

Minggu ke 4

Tersosialisasikannya Surat Keputusan atas Penetapan Kelurahan Peserta PPMK ke Tingkat Kab/Kota, Tingkat Kelurahan dan KSM yang menjadi lokasi PPMK

2 Sosialisasi PPMK

2.1. Sosialisasi tingkat Kelurahan

PJ : Tim Fasilitator, BKM, Lurah

Peserta : BKM, Pengawas, UP-UP, Aparat Kelurahan, KSM, PS-2, Relawan, Kelompok Peduli

Bulan ke 3

Minggu 1-2

Kegiatan PPMKtersosialisasikan di Aparat, Kelurahan, BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan dan PS-2.

Rencana aksi tindak lanjut pendalaman bagi KSM calon peserta PPMK

Ketentuan seleksi lokasi/kelurahan PPMK akan diatur lebih rinci dalam Pedoman Seleksi dan

Penetapan Lokasi PPMK.

b. Tahapan Perencanaan

Kegiatan pada tahapan perencanaan dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb:

No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output

Peningkatan Kapasitas Masyarakat Miskin Kelurahan

1 Pelatihan Orientasi PPMK bagi BKM, Aparat Kelurahan dan Relawan

PJ: Fasilitator

Peserta: BKM, Aparat Kelurahan, Relawan

Bulan ke 3

minggu ke 2-3

Paham tentang konsep dasar dan implementasi kegiatan PPMK

Paham tentang pemetaan potensi usaha dan pengembangan ekonomi lokal.

2 Pelatihan Orientasi PPMK bagi KSM, Pengawas dan Pengelola UPK

PJ: BKM, Relawan, difasilitasi oleh Faskel

Peserta: KSM, Pengawas dan Pengelola UPK

Bulan ke 3

Minggu ke 3-4

Paham tentang konsep dasar dan implementasi kegiatan PPMK

Paham tentang Pemetaan kelembagaan dan usaha UPK (self assessment).

Paham tentang Pemetaan

Page 43: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

43Pedoman Teknis PPMK

No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output

kelembagaan dan usaha KSM (self assessment).

3 Pelatihan Perencanaan PPMKbagi BKM, Aparat Kelurahan dan Relawan

PJ: Fasilitator

Peserta: BKM, Aparat Kelurahan, Relawan

Bulan ke 4

minggu ke 1-2

Paham tentang Manajemen BKM

Paham dan mampu melakukan review PJM/Renta berorientasi PPMK

Paham dan mampu menerapkan monitoring sistem pengendalian program (monitoring, evaluasi, pengaduan, penanganan tatakelola aset)

4 Pelatihan Perencanaan PPMKbagi Pengawas dan Pengelola UPK

PJ: BKM, Relawan, difasilitasi oleh Faskel

Peserta: Pengawas dan Pengelola UPK

Bulan ke 4

minggu ke 3-4

Paham manajemen keuangan mikro (pembukuan layanan simpan pinjam, perencanaan usaha UPK, menilai kelayakan usaha KSM, mekanisme dan prosedur layanan keuangan mikro dll)

Paham organisasi UPK (struktur dan tupoksi pengelola UPK, administrasi UPK)

Paham dan mampu menerapkan sistem pengendalian UPK (monitoring, pelaporan dan sistem penanganan kelalaian pinjaman)

5 Pelatihan Perencanaan PPMKbagi KSM

PJ: BKM, UPKRelawan, difasilitasi oleh Faskel

Peserta: KSM

Bulan ke 5

minggu ke 1-2

Paham manajemen usaha (pembukuan usaha, kelayakan usaha, perencanaan usaha, produksi, pemasaran, dll)

Paham teknis penyusunan proposal usaha

Paham organisasi kelompok (AD/ART, struktur kepengurusan, administrasi kelompok dll)

Page 44: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

44Pedoman Teknis PPMK

No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output

6 Pelatihan keterampilan khusus (vocational and on the job training)

PJ : BKM-UPK, Relawan, dll difasilitasi oleh Faskel

Peserta:anggota KSM peserta kegiatan PPMK

Narasumber : Pengusaha/ Perguruan Tinggi, pengrajin, LSM dsb

Mulai Bulan ke 5

Minggu ke 4

s/d

bulan ke 6minggu ke 4

KSM dan anggota memiliki keterampilan usaha baru atau pengembangan kualitas dan kuantitas usaha

Tersusunnya rencana usaha sebagai dasar pengembangan usahanya

7 Menyusun proposalusaha

PJ : BKM/ UPK, Relawan

Peserta : KSM

Dimulai bulan ke 5

Minggu ke 2 sd 3

Tersusun minimal 5proposal KSM

8 UPK menilai

kelayakan proposal

yang diajukan KSM

dan disetujui oleh

Rapat BKM/LKM.

PJ : UPK-BKM

Peserta : KSM

Dimulai bulan ke 5

Minggu ke 3 sd 4

Terseleksi maksimal 5 proposal yang akan mendapat dana BLM PPMK

c. Tahapan Pencairan dan Pemanfaatan BLM

Kegiatan pada tahapan pencairan dan pemanfaatan BLM dilakukan dengan rincian kegiatan sbb:

No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output

1 Pencairan Dana BLM PPMK Tahap I ke Rekening BKM

PJ : SatkerPeserta : BKM

Dimulai bulan ke 8 Minggu ke

1 sd 2

Dana BLM PPMK Tahap 1 (60%) masuk ke rekening BKM

2 Akad Kredit UPK-BKM dengan KSMTahap I

PJ : UPK dan BKM

Peserta : KSM

Dimulai bulan ke 8 Minggu ke

1 sd 2 Dan

berkelanjutan

Dana BLM masuk ke rekening KSM sesuai dengan proposal KSM yang layak

3 Pelaksanaan PJ : KSM Dimulai bulan KSM dan Anggota KSM

Page 45: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

45Pedoman Teknis PPMK

No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output

kegiatan usaha KSM Peserta : Anggota KSM

ke 8 Minggu ke 3 dan

seterusnya Dan

berkelanjutan

dapat melaksanakan usaha KSM sesuai dengan proposal yang disetujui UPK dan BKM

4 Pencairan Dana BLM PPMK Tahap II ke Rekening BKM

PJ : SatkerPeserta : BKM

Dimulai bulan ke 9 atau sesuai kesiapan BKM-UPK dan KSM

Dana BLM PPMK Tahap II (40%) masuk ke rekening BKM

5 Akad Kredit UPK-BKM dengan KSMTahap II

PJ : UPK dan BKM

Peserta : KSM

Dimulai bulan ke 9 Minggu ke

1 sd 2 Dan

berkelanjutan

Dana BLM masuk ke rekening KSM sesuai dengan proposal KSM yang layak

6 Pengembalian angsuran pinjaman KSM ke UPK-BKM

PJ : KSM dan UPK-BKMPeserta : KSM dan Anggota KSM

Dimulai bulan ke 9 atau sesuai

dengan akad kredit antara KSM dengan

UPK Dan

berkelanjutan

Angsuran pinjaman KSM tepat waktu sesuai dengan akad kredit

Usaha KSM dan anggota KSM berkembang

Pendapatan penghidupanmeningkat

d. Tahapan Penguatan dan Pengembangan

Kegiatan pada tahapan pencairan dan pemanfaatan BLM dilakukan dengan rincian kegiatan sbb:

No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output

1 Pelatihan Penguatan dan Pengembangan BKM

PJ: Fasilitator

Peserta: BKM, Aparat Kelurahan, Relawan

Dimulai bulan ke 8 Minggu ke

3 dan seterusnya Dan

berkelanjutan

Paham pengembangan jaringan BKM

Paham pengembangan kemitraan BKM

Paham pengembangan KSM dan UPK berkelanjutan

2 Pelatihan Penguatan dan Pengembangan UPK

PJ: BKM, Relawan, difasilitasi oleh Faskel

Peserta: Pengawas dan Pengelola UPK

Dimulai bulan ke 8 Minggu ke

3 dan seterusnya

Dan berkelanjutan

Paham pengembangan jaringan UPK

Paham pengembangan kemitraan UPK

Paham pengembangan UPK berkelanjutan

Page 46: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

46Pedoman Teknis PPMK

No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output

3 Pelatihan Penguatan dan Pengembangan KSM

PJ: BKM, UPKRelawan, difasilitasi oleh Faskel

Peserta: KSM

Dimulai bulan ke 8 Minggu ke

3 dan seterusnya Dan

berkelanjutan

Paham pengembangan jaringan usaha KSM

Paham pengembangan kemitraan bagi KSM

Paham pengembangan KSM berkelanjutan

4 Penyiapan KSM peserta PPMKselanjutnya

PJ: UPK-BKM dan relawan didampingi fasilitatorPeserta: KSM baru

Dimulai bulan ke 8 Minggu ke

3 dan seterusnya Dan

berkelanjutan

KSM baru siap menerima BLM PPMK tahap selanjutnya

5 Pendampingan Penguatan dan Pengembangan KSM dan UPK

PJ: BKM, Pengawas UPK, Relawan, difasilitasi oleh Faskel

Peserta: KSM, UPK

Dimulai bulan ke 8 Minggu ke

3 dan seterusnya

Dan berkelanjutan

Meningkatnya kemampuan dalampengembangan produk, pasar, jaringan usaha, kemitraan usaha dan pengembangan KSM berkelanjutan

Meningkatnya kemampuan dalam pengembangan pelayanan keuangan mikro, jaringan, kemitraan dan pengembangan UPK berkelanjutan.

e. Tahapan Kegiatan Tingkat Pemda kota/Kab

Tahapan kegiatan pada Tingkat Pemda Kota/ Kab dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb:

No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output

1 Lokakarya PPMK PJ: Satker PIP,

TKPK-D, Korkot

Peserta: TKPK-

D, Camat,

PJOK, Lurah

lokasi PPMK,

Kelompok

Peduli, FKA

BKM, BKM

Bulan ke 3

minggu 1 sd 4

Kegiatan PPMK sebagai

salah satu strategi

penanggulangan

kemiskinan

Paham bahwa

keberhasilan dapat

tercapai dengan dukungan

kebijakan dan

pendampingan sarana dan

Page 47: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

47Pedoman Teknis PPMK

No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output

lokasi PPMK prasarana daerah sampai

pada jajaran tingkat

kelurahan

Mampu melakukan review

SPKD berprespektif PPMK

2 Fasilitasi kemitraan

pengembangan usaha

ekonomi produktif dan

kreatif

PJ: Korkot,

TKPK-D

Peserta: KBP,

TKPK-D, FKA

BKM, Pelaku

Usaha,

kelompok peduli

Bulan ke 9 Terwujudnya kemitraan

antara BKM dan KSM dengan

kelompok Peduli

(permodalan, produksi,

pemasaran, dsb)

3 Memfasilitasi kegiatan

promosi produk-

produk usaha KSM

melalui berbagai

kegiatan, antara lain;

bazar, web site, pasar

malam, pameran, dsb.

PJ: Korkot,

TKPK-D

Peserta: KBP,

TKPK-D, FKA

BKM, Pelaku

Usaha,

kelompok peduli

Bulan ke 10 Terselenggaranya kegiatan

promosi produk-produk usaha

KSM (antara lain melalui;

bazar, web site, pasar malam,

pameran, dsb)

4 Fasilitasi monitoring

kegiatan PPMK di

tingkat masyarakat

PJ: Korkot,

TKPK-D

Peserta: BKM,

UPK

setiap bulan Menjamin pelaksanaan

kegiatan PPMK di tingkat

masyarakat berjalan sesuai

dengan pedoman

Menampung aspirasi

masyarakat terkait

pelaksanaan kegiatan

PPMK

Memformulasikan/

merumuskan/ tindaklanjut

untuk merespon aspirasi

masyarakat

Page 48: Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

48Pedoman Teknis PPMK