pedoman pelaksanaan kegiatan padi tahun...
TRANSCRIPT
i
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
KATA PENGANTAR Permintaan padi (beras) terus meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk. Laju pertumbuhan jumlah penduduk masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan produksi padi nasional, di sisi lain luas baku lahan sawah dan kualitasnya cenderung menurun akibat konversi lahan dan faktor faktor lainnya. Oleh karena upaya peningkatan produksi padi harus terus dilakukan melalui berbagai terobosan peningkatan produksi dan produktivitas.
Menyadari strategisnya komoditas beras tersebut, maka pemerintah terus berupaya untuk mewujudkan peningkatan produksi padi. Guna mendorong pencapaian tersebut diperlukan strategi, langkah operasional, kerja keras dan cerdas serta dukungan instansi terkait. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan “Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Padi Tahun 2017” untuk mengoperasionalkan kegiatan tersebut di daerah (Provinsi dan atau Kabupaten/Kota).
Pedoman pelaksanaan ini disusun untuk dijadikan sebagai acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan padi tahun 2017 Dengan diterbitkannya Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Padi Tahun 2017 ini, diharapkan semua pihak terkait dapat saling berkoordinasi, bersinergi dan menyusun strategi, langkah operasional serta jadwal pelaksanaan sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan tepat waktu dan pada akhirnya sasaran produksi padi tahun 2017 dapat tercapai.
Selanjutnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi pada penyusunan Pedoman Pelaksanaan ini, disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.
Jakarta, 30 Desember 2016
Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP 196002101988031001
ii
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... iv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ........................................................ vi
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Dasar Hukum ……………………………………………… ...... 5
C. Tujuan dan Sasaran …………… .......................................... 8
D. Pengertian-Pengertian ........................................................ 10
II. KERAGAAN, TANTANGAN DAN PELUANG
PENINGKATAN PRODUKSI PADI TAHUN 2017………… .......... 22
A. Keragaan Produksi ……………………………………….. ....... 22
B. Sasaran Produksi Padi Tahun 2017 ……………………… .... 23
C. Tantangan, Peluang dan Peningkatan Produksi ……… ....... . 24
III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI PADI
TAHUN 2017 ……………………………………………………… ....... 27
A. Strategi Pencapaian Produksi Padi 2017 ……… .................... 27
B. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi 2017 ……… ....... 30
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2017 ……………………….. 35
A. Kriteria Calon Petani (CP) Penerima Bantuan ……….. .......... 35
B. Kriteria Calon Lokasi (CL) Penerima Bantuan ……… ........... 39
C. Bantuan/Fasilitasi Pelaksanaan Kegiatan …………… ............ 46
V. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI ………… ...... 72
A. Pengorganisasian …………………………………………. ........ 72
B. Operasionalisasi ……………………………………………........ 74
iii
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
VI. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN ……… ........... 79
VII. PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 81
A. Pengendalian Kegiatan ................................................... ….... 81
B. Monitoring ..................................................... ................. …… 83
C. Evaluasi ....................... ................................................... …… 84
D. Pelaporan ………………….. ................................................... . 84
VIII. PENUTUP ................................................................................ ....... . 88
LAMPIRAN ................................................................................... ……. 90
iv
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Tahun 2017 versi UPSUS…………………… 91
Lampiran 2. Sasaran Luas Tanam Bulanan Tahun 2017 (MT 2016/2017 dan MT. 2017) versi UPSUS ............................................. . 92
Lampiran 3. Sasaran Produksi Bulanan Tahun 2017 (versi UPSUS) ..... … 93
Lampiran 4. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Tahun 2017 per Kabupaten (UPSUS) …….. 94
Lampiran 5. Kebutuhan Benih Padi Bulanan Tahun 2017(MT 2016/2017 dan MT 2017)… ................................................................. … 114
Lampiran 6. Kebutuhan Pupuk Urea Bulanan untuk Padi Tahun 2017(MT 2016/2017 dan MT 2017)… ............................................... … 115
Lampiran 7. Kebutuhan Pupuk NPK Bulanan untuk Padi Tahun 2017(MT 2016/2017 dan MT 2017)… ............................................... … 116
Lampiran 8. Kebutuhan Pupuk SP-36 Bulanan untuk Padi Tahun 2017(MT 2016/2017 dan MT 2017)… ............................................... . 117
Lampiran 9. Kebutuhan Pupuk Organik Bulanan untuk Padi Tahun 2017(MT 2016/2017 dan MT 2017) … ............................... . 118
Lampiran 10. Rekapitulasi Alokasi Kegiatan Serealia (Padi) Tahun 2017 119
Lampiran 11. Alokasi Kegiatan Serealia (Padi) Tahun 2017 Per Provinsi dan Per Kabupaten/Kota .................................................. 120
Lampiran 12. Daftar Calon Petani dan Calon Lokasi Penerima Bantuan Pemerintah Tahun 2017 ................................................... 137
Lampiran 13. Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Provinsi .................................................................... 140
Lampiran 14. Rencana Usaha Kelompok (RUK) Bantuan Pemerintah Tahun 2017 ...................................................................... 143
Lampiran 15. Blanko RUK Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) ......... 144
Lampiran 16. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) ....... 145
Lampiran 17. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja ..................... 146
v
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
Lampiran 18. Rincian Bantuan Pemerintah Tahun 2017 ........................ 147
Lampiran 19. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2017 ...................... 148
Lampiran 20. Blanko Laporan Monitoring Bulanan Kecamatan Realisasi Kegiatan Tahun 2017 ....................................................... 149
Lampiran 21. Blanko Laporan Monitoring Bulanan Kabupaten Realisasi Kegiatan Tahun 2017 ....................................................... 150
Lampiran 22. Blanko Laporan Monitoring Bulanan Provinsi Realisasi Kegiatan Tahun 2017 ....................................................... 151
Lampiran 23. Check List Pengendalian Kegiatan .................................. 152
Lampiran 24. Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan ...................... 156
Lampiran 25. Contoh Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah ....................................................................... 157
Lampiran 26. Contoh Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Bantuan Pemerintah ....................................................................... 158
vi
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2011 - 2016 ................................................................. 22
Tabel 2. Persentase Kenaikan Angka Sasaran 2017 Terhadap Sasaran 2016 ....................................................................................... 24
Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Padi Tahun 2017 .................... 33
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Organisasi Internal Control System (ICS) ............................ 60
1
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komoditas tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai
pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri
yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri
pangan dan pakan sehingga dari sisi Ketahanan Pangan
Nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis.
Pengembangan sektor tanaman pangan merupakan salah satu
strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi pada masa
yang akan datang. Selain berperan sebagai sumber penghasil
devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi
sebagian besar penduduk Indonesia.
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di
Indonesia, telah memunculkan kerisauan akan terjadinya
keadaan “rawan pangan” di masa yang akan datang. Selain itu,
dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat, terjadi pula peningkatan konsumsi
per-kapita untuk berbagai jenis pangan, akibatnya Indonesia
membutuhkan tambahan ketersediaan pangan guna
mengimbangi laju pertambahan penduduk yang masih cukup
tinggi.
2
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran produksi padi
tahun 2017 melalui dana APBN telah dialokasikan di daerah
(Kabupaten/Kota/Provinsi) kegiatan padi meliputi : 1) Budidaya
Padi Inbrida (sawah/tadah hujan/lahan kering), 2) Budidaya Padi
Hibrida, 3) Budidaya Padi Teknologi Hazton, 4) Budidaya Padi
Teknologi Salibu, 5) Budidaya Mina Padi, 6) Budidaya Padi Jajar
Legowo (Jarwo) Super, 7) Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian
Organik Padi, 8) Budidaya Padi/Beras Khusus, dan 9)
Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO).
Mengingat sasaran produksi yang akan dicapai pada tahun 2017
lebih besar dari tahun 2016 namun fasilitasi atau stimulan yang
diberikan pemerintah melalui Kegiatan Padi tahun 2017 tidak
sebesar pada tahun 2016 baik dari sisi fisik (luas areal) maupun
non fisik (dukungan manajemen) maka dalam pelaksanaan
kegiatan, calon penerima bantuan dan calon lokasi (CP/CL) harus
benar-benar diidentifikasi dengan baik sehingga nantinya mampu
memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi secara
siginifikan.
Calon penerima bantuan budidaya padi diperkenankan
Poktan/Gapoktan yang telah mendapat bantuan pada tahun 2016,
namun calon lokasi diutamakan/difokuskan pada lokasi/areal
peningkatan indeks pertanaman (PIP) pada tahun 2016, dan atau
lokasi perluasan areal tanam (PAT) pada berbagai ekosistem.
Untuk lokasi kegiatan PAT, dimungkinkan/diperkenankan untuk
3
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
menerima bantuan pemerintah sebanyak 2 (dua) kali dalam tahun
anggaran yang sama (tahun 2017) guna menjamin keberlanjutan
usahaninya. Selanjutnya untuk beberapa Provinsi/Kabupaten/Kota
yang arealnya sangat-sangat terbatas dan tidak memungkinkan
pelaksanaan kegiatan pada lokasi PIP dan atau PAT, maka
dimungkinkan kegiatan tersebut di alokasikan pada areal eksisting
namun hal tersebut dan penjelasannya dicantumkan dalam
Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh Provinsi dan
atau dalam Petunjuk Teknis (Juknis) yang disusum oleh
Kabupaten/Kota. Namun secara umum, pada lokasi eksisting
(peningkatan produktivitas) kebutuhan benihnya diarahkan dan
didorong untuk memanfaatkan/menggunakan benih bersubsidi
yang disediakan pemerintah pada tahun 2017 (Fasilitasi yang ada
yaitu Padi Inbrida untuk seluas 4 juta ha dan Padi Hibrida untuk
seluas 100 ribu ha).
Untuk lokasi pelaksanaan pengembangan UPPO tahun 2017,
diarahkan pada lokasi/desa organik yang difasilitasi pada tahun
2016, rencana tahun 2017 dan 2018, desa organik yang difasilitasi
melalui APBD/Swadaya, lokasi peningkatan produksi Padi, Jagung
dan Kedelai (PAJALE) atau lokasi lainnya yang direkomendasikan
oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota/Provinsi.
Kegiatan padi tahun 2017 diharapkan dapat memberikan
kontribusi produksi pada tahun 2017, kecuali untuk kegiatan
budidaya padi inbrida (tadah hujan/lahan kering) disesuaikan
4
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
dengan kondisi di lapangan. Untuk itu strategi, langkah
operasional dan jadwal pelaksanaan kegiatan menjadi suatu hal
yang sangat penting untuk disusun dan disosialisasikan kepada
para calon penerima bantuan dan pihak terkait lainnya.
Teknologi tanam jajar legowo yang telah diwajibkan untuk
diterapkan pada tahun 2016 dan memberikan hasil positif dalam
peningkatan produksi, maka pada tahun 2017 perlu terus
disosialisasikan dan sekaligus diterapkan dalam budidaya padi
dengan memanfaatkan alat tanam/alat bantu tanam yang telah
tersedia pada tahun 2016 baik melalui APBN Tahun 2016, APBD,
swadaya atau sumber-sumber lainnya.
Dengan beragamnya kegiatan padi pada tahun 2017 ini dan dalam
upaya pencapaian sasaran, maka perlu disusun “Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Padi Tahun 2017” sebagai acuan bagi
semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
di lapangan.
Dengan adanya pedoman pelaksanaan ini, semua pihak terkait
diharapkan berkontribusi secara positif sehingga akhirnya
kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan yang berkontribusi
positif terhadap pencapaian sasaran produksi padi. Mengingat
tingginya keberagaman kondisi di masing-masing daerah dan
kemampuan adopsi inovasi teknologi, maka Pedoman
Pelaksanaan ini agar dilengkapi oleh Dinas Pertanian
Provinsi dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK),
5
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
sehingga kegiatan tersebut dapat dilakukan tepat waktu dan
tepat sasaran, dan selanjutnya dirinci secara teknis dalam
bentuk Petunjuk Teknis (JUKNIS) oleh Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota sesuai dengan kondisi spesifik lokasi agar
lebih operasional sesuai kebutuhan di lapangan dan tidak
multitafsir.
Apabila terdapat perubahan dan belum diatur dalam Pedoman
Pelaksanaan ini, akan diatur lebih lanjut. Mekanisme
perubahan melalui usulan dari Kepala Dinas Kabupaten/Kota
yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan
selanjutnya disampaikan ke Pusat (Direktur Jenderal Tanaman
Pangan).
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor
46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017
(Lembaran Negara Tahun 2016 Nomor 240);
6
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
4. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja;
6. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian/Lembaga;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian/Lembaga; perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian/Lembaga;
10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/
OT.140/10/2006 tentang Pedoman Budidaya Tanaman
Pangan yang Baik dan Benar (Good Agriculture Practices);
7
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2010 tentang
Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Pembangunan Pertanian;
12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/
OT.140/5/2013 tentang Sistem Pertanian Organik;
13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/
OT.140/3/2013 tentang Pedoman Administrasi Keuangan
Kementerian Pertanian;
14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/
OT.140/4/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pertanian Tahun 2015-2019;
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/
OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian;
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135/Permentan/
OT.140/12/2013 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/RC.110/
12/2016 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan
Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian
Pertanian Tahun Anggaran 2017;
18. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 43/Kpts/
OT.050/12/2015 tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus
8
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Melalui
Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana
Pendukungnya;
19. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
1397/RC.110/C/12/2016 tentang Petunjuk Teknis
Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017;
20. Daftar Isian Pelaksanaan dan Anggaran (DIPA) Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Nomor SP-DIPA-
018.03.1.23825/2017 tanggal 7 Desember 2017;
C. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
a. Menyediakan acuan pelaksanaan kegiatan padi yang
meliputi: 1). Budidaya Padi Inbrida (sawah/tadah hujan/
lahan kering), 2). Budidaya Padi Hibrida, 3). Budidaya Padi
Teknologi Hazton, 4). Budidaya Padi Teknologi Salibu,
5). Budidaya Mina Padi, 6). Budidaya Padi Jajar Legowo
Super, 7). Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik
Padi, 8). Budidaya Padi/Beras Khusus, dan
9). Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO);
bagi Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota
dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi
tahun 2017.
9
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
b. Mendorong dan mempercepat penerapan berbagai
teknologi budidaya padi dalam meningkatkan
produktivitas dan produksi.
c. Mendorong tumbuh dan berkembangnya sistem
pertanian organik untuk komoditi padi sesuai dengn SNI
6729:2016 dan Permentan No. 64 Tahun 2013.
d. Menyediakan fasilitas Unit Pengolah Pupuk Organik
(UPPO) mendukung sub sektor tanaman pangan
e. Meningkatkan produktivitas dan produksi padi, dan
minapadi serta pendapatan petani.
2. Sasaran
a. Tersedianya acuan pelaksanaan kegiatan padi tahun
2017 bagi Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota,
dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi
tahun 2017.
b. Meningkatnya penerapan berbagai teknologi budidaya
padi dalam meningkatkan produktivitas dan produksi.
c. Terbangunnya sistem pertanian organik untuk komoditi
padi sesuai SNI 6729:2016 dan Permentan No. 64
Tahun 2013.
d. Tersedianya Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)
mendukung sub sektor tanaman pangan.
10
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
e. Meningkatnya produktivitas dan produksi padi dan mina
padi serta pendapatan petani dan keluarganya.
D. Pengertian-Pengertian
1. Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT)
adalah suatu pendekatan inovatif dalam upaya
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani melalui
perbaikan sistem/pendekatan dalam perakitan paket
teknologi yang sinergis antar komponen teknologi,
dilakukan secara partisipatif oleh petani serta bersifat
spesifik lokasi. PTT merupakan inovasi baru untuk
memecahkan berbagai permasalahan dalam peningkatan
produktivitas padi. Teknologi intensifikasi padi bersifat
spesifik lokasi, bergantung pada masalah yang akan diatasi
(demand driven technology). Komponen teknologi PTT
ditentukan bersama-sama petani melalui analisis kebutuhan
teknologi (need assessment). Komponen teknologi PTT
dasar/compulsory adalah teknologi yang dianjurkan untuk
diterapkan di semua lokasi. Komponen teknologi PTT
pilihan adalah teknologi pilihan disesuaikan dengan kondisi,
kemauan, dan kemampuan. Komponen teknologi PTT
pilihan dapat menjadi compulsory apabila hasil KKP (Kajian
Kebutuhan dan Peluang) memprioritaskan komponen
teknologi yang dimaksud menjadi keharusan untuk
11
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
pemecahan masalah utama suatu wilayah, demikian pula
sebaliknya bagi komponen teknologi dasar.
2. Sistem Tanam Jajar Legowo Padi adalah pola bertanam
padi yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya
dua atau empat) baris tanaman dan satu baris kosong.
Istilah legowo diambil dari bahasa jawa yaitu “lego” yang
berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang. Legowo juga
diartikan sebagai cara tanam padi yang memiliki beberapa
barisan dan diselingi satu barisan kosong. Dalam hal ini
populasi rumpun padi pada baris yang kosong diletakkan/
disisipkan pada baris disebelahnya, sehingga cara Jajar
Legowo ini tidak mengurangi jumlah populasi tanaman,
namun cara tanam dengan menciptakan semua baris
tanaman berada pada “Barisan Tepi”.
3. Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi) adalah upaya
untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia
(existing). Dalam pelaksanaan intensifikasi pertanian akan
fokus pada upaya penanganan masalah terkait:
pengelolaan tanah, penggunaan benih bermutu,
penanaman, pemupukan, pemberantasan hama dan
penyakit, pemanenan dan kegiatan selama pascapanen
serta inovasi teknologi.
12
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
4. Perluasan Areal Tanam (PAT) adalah upaya untuk
menambah luas areal pertanaman padi di lahan sawah,
lahan sawah non irigasi, lahan pertanian bukan sawah dan
lahan sementara tidak diusahakan (termasuk lahan sawah
yang terkena bencana).
5. Indeks Pertanaman (IP) adalah frekuensi penanaman padi
pada sebidang lahan pertanian untuk memproduksi bahan
pangan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.
6. Padi Inbrida adalah tanaman padi yang menyerbuk sendiri
(self-pollination) sehingga secara alami kondisinya adalah
homozigot-homogen dan cara perbanyakannya dengan
benih keturunan.
7. Padi Hibrida adalah tanaman padi hasil keturunan pertama
(F1) dari persilangan antar dua varietas yang berbeda.
Pengembangan hibrida didasari oleh gejala heterosis atau
vigor hibrida. Heterosis merupakan fenomena biologis yang
menunjukan kecenderungan F1 untuk tampil lebih unggul
dibandingkan dua tetuanya.
8. Teknologi Hazton adalah adalah cara bertanam padi
dengan menggunakan bibit tua (25 – 30 hari) setelah semai
dengan jumlah bibit padat (20 – 30 batang) per lubang
tanam. Teknologi padi hazton mengarah kepada pertanian
organik, dimana penggunaan pupuk kimia sedapat mungkin
dikurangi, salah satunya melalui pemanfaatan jerami untuk
13
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
bahan organik dengan bantuan dekomposer. Pemanfaatan
pupuk hayati, pupuk organik dan agensia hayati menjadi ciri
pengembangan padi dengan Teknologi Hazton. Komponen
yang lain kurang lebih sama dengan Pengelolaan Tanaman
dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Padi yang
direkomendasikan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
9. Desa Pertanian Organik Padi adalah desa yang di
dalamnya telah dikembangkan sehamparan lahan pertanian
organik padi atau lebih yang menerapkan sistem pertanian
organik sesuai SNI 6729:2016 dan Permentan No.
10. Konversi (transisi) adalah proses perubahan suatu sistem
pertanian dari pertanian non organik menjadi pertanian
organik.
11. Teknologi Salibu adalah teknologi budidaya padi dengan
memanfaatkan batang bawah setelah panen sebagai
penghasil tunas/anakan yang akan dipelihara. Tunas
berfungsi sebagai pengganti bibit pada sistem tanam
pindah (ta-pin).
12. Pengembangan Budidaya Padi/Beras Khusus adalah
upaya budidaya padi/beras dengan memanfaatkan varietas
tertentu/khusus, antara lain padi/beras Japonica, Basmati,
Thai Hom Mali, Ketan Hitam, Beras Kukus, Taiken, dll guna
14
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
memenuhi kebutuhan/segmen pasar beras tertentu melalui
produksi dalam negeri.
13. Teknologi Jajar Legowo Super merupakan teknologi
budidaya terpadu padi sawah irigasi berbasis sistem tanam
jajar legowo 2:1. Bagian penting dari teknologi jajar legowo
super adalah : 1) Varietas unggul baru (VUB) potensi hasil
tinggi, 2) Biodekomposer yang diberikan bersamaan saat
pengolahan tanah, 3) Pupuk Hayati yang diaplikasikan
melalui seed treatment dan pemupukan berimbang
berdasarkan PUTS, 4) Pengendalian OPT menggunakan
pestisida nabati dan pestisida anorganik berdasarkan
ambang batas, dan 5) Alat dan mesin pertanian, khususnya
untuk tanam (jarwo transplanter) dan panen (combine
harvester).
14. Budidaya Mina Padi adalah budidaya terpadu ikan dan
padi dalam satu hamparan sawah yang dapat
meningkatkan produktivitas lahan sawah, yaitu selain tidak
mengurangi hasil padi juga dapat menghasilkan ikan.
15. Caren adalah parit di sekeliling petakan sawah yang dibuat
dengan cara menggali pelataran sawah yang ada dan
galiannya digunakan untuk meninggikan pematang sawah.
Caren pada budidaya minapadi berfungsi untuk:
a) perlindungan ikan sewaktu air berkurang; b) tempat
bergerak ikan saat mencari makan; c) tempat berlindung
15
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
ikan dari serangan predator; dan d) memudahkan
pemanenan ikan.
16. Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)
adalah upaya memperbaiki kesuburan lahan untuk
meningkatkan produktivitas pertanian, melalui fasilitasi
pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang
dilengkapi dengan: rumah kompos, alat pengolah pupuk
organic, ternak, kandang komunal, bak fermentasi dan
kendaraan roda 3.
17. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
18. Pupuk Hayati adalah pupuk yang mengandung
mikroorganisme hidup yang ketika diterapkan pada benih,
permukaan tanaman, atau tanah, akan mendiami rizosfer
atau bagian dalam dari tanaman dan mendorong
pertumbuhan dengan meningkatkan pasokan nutrisi utama
dari tanaman.
16
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
19. Biodekomposer adalah makhluk pengurai pada ekosistem
dan merupakan makhluk hidup (komponen biotik) yang
menguraikan tubuh organisme yang sudah mati dan dapat
mengubah zat-zat organik terurai kembali menjadi bahan
anorganik.
20. Pestisida Nabati adalah ramuan alami pembasmi hama
yang bahan-bahan aktifnya berasal dari alam seperti
ekstrak tanaman tertentu yang sudah diketahui efek
positifnya dalam membasmi hama tertentu.
21. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
22. Benih Varietas Unggul Bersertifikat adalah benih bina
yang telah disertifikasi.
35. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang dilaksanakan
oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah yang mencakup
semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka
pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang
dialokasikan untuk instansi vertikal Pusat di daerah.
37. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
tugas pembantuan.
17
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
38. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak
memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh
Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat
atau lembaga pemerintah/nonpemerintah. Bentuk Bantuan
Pemerintah meliputi: Pemberian penghargaan; Beasiswa;
Tunjangan Profesi Guru dan Tunjangan Lainnya; Bantuan
Operasional; Bantuan Sarana Prasarana; Bantuan
Rehabilitasi/Pembangunan Gedung/Bangunan; dan
Bantuan lainnya yang memiliki Karakteristik Bantuan
Pemerintah yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran
(PA).
39. Petani, adalah perorangan warga negara Indonesia beserta
keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di
bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture,
penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar
hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,
pemasaran, dan jasa penunjang.
40. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun
yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan;
kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber
daya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk
meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota.
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan
beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama
untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
18
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
41. Rencana Usahatani Kelompok (RUK) adalah rencana
kerja usahatani dari kelompok tani untuk satu periode
musim tanam yang disusun melalui musyawarah dan
kesepakatan bersama dalam pengelolaan usahatani
sehamparan wilayah kelompok tani yang memuat uraian
kebutuhan saprodi yang meliputi: jenis, volume, harga
satuan dan jumlah uang yang diajukan untuk pembelian
saprodi sesuai kebutuhan di lapangan (spesifik lokasi),
pengeluaran lainnya, dan lain sebagainya.
42. Pemandu Lapangan (PL) adalah Penyuluh Pertanian,
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT),
Pengawas Benih Tanaman (PBT)yang telah mengikuti
pelatihan SL-PTT dan berperan sebagai pendamping dan
pengawal pelaksanaan kegiatan.
43. Pengawalan dan Pendampingan oleh Petugas Dinas
adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas Dinas
Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
termasuk Penyuluh, POPT, PBT, Mantri Tani dan atau
petugas lainnya sesuai dengan kebutuhan di lapangan
dalam melakukan pengawalan dan pendampingan, guna
lebih mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan.
44. Pengawalan dan Pendampingan oleh Aparat adalah
kegiatan yang dilakukan oleh TNI-AD beserta jajarannya
(Babinsa), Camat, Kades dan atau petugas lainnya sesuai
19
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
dengan kebutuhan di lapangan dalam melakukan
pengawalan, pendampingan dan membantu pelaksanaan
pencapaian target tanam (produksi) padi di lapangan.
Dalam pelaksanaannya Babinsa secara berkala hadir di
lokasi kegiatan. Dalam rangka pemberdayaan kelompok
tani, Babinsa bersama penyuluh lapangan melaporkan
pelaksanaan tanam sampai produksi di wilayah masing-
masing.
45. Pengawalan dan Pendampingan oleh Peneliti adalah
kegiatan yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) didukung oleh peneliti UK/UPT
Lingkup Badan Litbang Pertanian gunameningkatkan
pemahaman dan akselerasi adopsi PTT dengan menjadi
narasumber pada pelatihan, penyebaran informasi,
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
46. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus
memberikan bimbingan kepada kelompok tani dalam
penerapan teknologi.
20
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
47. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
48. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas
Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutubenih.
49. Swadaya adalah semua upaya yang dilakukan petani
dengan sumber pembiayaan yangberasal dari modal petani
sendiri.
50. Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota adalah
Dinas yang membidangi tanaman pangan yang
mempunyai tugas dan fungsi sebagai pembina dan
pelaksana program pembangunan sektor pertanian di
tingkat provinsi/kabupaten/kota.
51. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi/Kabupaten/
Kota adalah Dinas yang membidangi perikanan dan
kelautan yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai
pembina dan pelaksana program pembangunan sektor
perikanan dan kelautan di tingkat provinsi/kabupaten/kota.
52. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung
jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.
21
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
53. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga
yang bersangkutan.
54. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut
PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh
PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas
beban APBN.
22
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
II. KERAGAAN, TANTANGAN DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI TAHUN 2017
A. Keragaan Produksi
Produksi padi dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata
3,90% per tahun, dari 65,75 juta ton GKG pada tahun 2011
menjadi sebesar 79.514.492 ton GKG (ARAM II), dengan
perkiraan luas tanam 15.460.151 ha, luas panen 15.035.736
ha dan produktivitas 52,88 ku/ha, sedangkan laju peningkatan
produktivitas mencapai rata-rata 1,23% per tahun dan luas
panen meningkat rata-rata 2,66% per tahun, seperti yang
terlihat dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2011-2016
Ha % Ku/Ha % TON %
2011 13,203,643 49.80 65,756,904
2012 13,445,524 1.83 51.36 3.13 69,056,126 5.02
2013 13,835,252 2.90 51.52 0.31 71,279,709 3.22
2014 13,797,307 (0.27) 51.35 (0.33) 70,846,465 (0.61)
2015 14,116,638 2.31 53.41 4.01 75,397,841 6.42
2016* 15,035,736 6.51 52.88 (0.99) 79,514,492 5.46
2.66 1.23 3.90
LUAS PANENTAHUN
PRODUKTIVITAS PRODUKSI
RATA-RATA
*) ARAM II BPS
23
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
B. Sasaran Produksi Padi Tahun 2017
Untuk memenuhi permintaan beras dari produksi dalam negeri
telah ditetapkan sasaran produksi padi tahun 2017
berdasarkan RKP (Rencana Kerja Pemerintah) adalah
78.132.000 ton gabah kering giling (GKG), sementara untuk
sasaran UPSUS 2017 sebesar 85.573.888 ton GKG. Sasaran
produksi tahun 2017 (UPSUS) tersebut meningkat 12,26%
dibanding dengan sasaran produksi tahun 2016 (RKP) sebesar
76.226.000 ton gabah kering giling (GKG). Guna mendorong
pencapaian tersebut diperlukan strategi, langkah operasional,
kerja keras dan cerdas serta dukungan instansi terkait,
mengingat fasilitasi/stimulan yang diberikan pemerintah melalui
APBN Tahun 2017 tidak sebesar pada Tahun 2016.
Pada tahun 2016, berbagai upaya peningkatan produksi baik
melalui kegiatan peningkatan produktivitas, peningkatan
indeks pertanaman dan atau peningkatan luas tanam yang
disertai dengan kewajiban penerapan teknologi jajar legowo,
dukungan sarana dan prasarana yang memadai serta iklim
yang kondusif telah terbukti dapat meningkatkan kinerja
produksi. Produksi padi tahun 2016 diperkirakan akan
mencapai 79.514.492 ton gabah kering giling, meningkat
5,46% dibanding produksi tahun 2015 atau meningkat 1,77%
dibanding sasaran tahun 2016 (RKP).
24
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Adapun perbandingan sasaran luas tanam, luas panen,
produktivitas dan produksi tahun 2016 dan 2017,
dikemukakan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Persentase Kenaikan Angka Sasaran 2017 (UPSUS) Terhadap Sasaran 2016
Secara rinci sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi
padi tahun 2017 per Provinsi disajikan pada Lampiran 1,
sasaran tanam dan produksi per bulan per provinsi, disajikan
pada Lampiran 2 dan Lampiran 3, sedangkan sasaran
tanam, panen, produkrivitas dan produksi per Kabupaten pada
Lampiran 4, selanjutnya kebutuhan benih dan kebutuhan
pupuk per provinsi per bulan pada Lampiran 5, 6, 7, 8 dan 9.
C. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi
Kendala dalam peningkatan produksi tanaman pangan
terutama komoditas padi yang semakin kompleks karena
berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan strategis
diluar sektor pertanian berpengaruh dalam peningkatan
produksi tanaman pangan.
Luas Tanam (jt Ha) 15,026 16,594 10.44
Luas Panen (jt Ha) 14,275 16,020 12.22
Produktivitas (Ku/Ha) 53,40 53,42 0.04
Produksi (jt Ton GKG) 76,226 85,574 12.26
URAIAN KOMODITAS
PADI
SASARAN
2016
SASARAN
2017 %
25
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Tantangan utama yang dihadapi dalam upaya peningkatan
produksi tanaman pangan adalah: 1). Meningkatnya
permintaan beras sesuai dengan peningkatan jumlah
penduduk; 2). Terbatasnya ketersediaan beras; dan
3). Kecenderungan meningkatnya harga pangan.
Disamping tantangan, upaya peningkatan produksi tanaman
juga dihadapi oleh sejumlah permasalahan, yaitu antara lain:
1). Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim
global; 2). Terbatasnya ketersediaan infrastruktur; 3). Belum
optimalnya sistem perbenihan nasional; 4). Terbatasnya akses
petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga
usaha tani; 5). Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani
dan penyuluh; 6). Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian ke
penggunaan non pertanian; serta 7). Kurang harmonisnya
koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan pertanian.
Disamping itu, pembangunan pertanian selama ini masih
dilaksanakan tersekat-sekat oleh batasan administratif serta
berorientasi pada kegiatan-kegiatan yang tidak mampu
menjadi faktor pengungkit untuk pencapaian sasaran
pembangunan pertanian.
Disamping tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam
upaya peningatan produksi tanaman pangan, terdapat
sejumlah peluang yang apabila dimanfaatkan dengan baik
akan memberikan kontribusi pada upaya peningkatan
26
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
produksi. Peluang tersebut antara lain : 1). Kesenjangan hasil
antara potensi dan kondisi di lapangan masih tinggi;
2). Tersedia teknologi untuk meningkatkan produktivitas;
3). Potensi sumberdaya lahan sawah, rawa/lebak, lahan
kering (perkebunan, kehutanan) yang masih luas;
4). Pengetahuan/Keterampilan SDM (Petani, Penyuluh/PPL,
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan/POPT,
Pengawas Benih Tanaman/PBT, dan Petugas Pertanian
Lainnya) masih dapat dikembangkan; 5). Tersedianya potensi
pengembangan produksi berbagai pangan pilihan selain
beras; 6). Dukungan Pemerintah Daerah; dan
7). Ketersediaan sumber genetik.
27
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2017
Mengingat komoditas padi/beras merupakan komoditas pangan
strategis yang masih terus mendapatkan perhatian khusus dari
pemerintah maka upaya meningkatkan produksi dan produktivitas
padi terus dilakukan, antara lain dilakukan melalui program
intensifikasi dan ekstensifikasi. Program tersebut dilakukan
melalui penyediaan input, penyediaan teknologi, sarana air,
pemasaran hasil dan lain sebagainya yang memungkinkan untuk
lebih menggairahkan para petani berusahatani yang lebih optimal,
sehingga pada akhirnya peningkatan produksi dan produktivitas
padi dapat dicapai. Untuk kegiatan padi inbrida khususnya,
dititikberatkan/diutamakan pada peningkatan indeks pertanaman
dan perluasan areal tanam dengan menggunakan teknologi tanam
jajar legowo.
A. Strategi Pencapaian Produksi Padi 2017
a.1. Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi)
Peningkatan produktivitas padi merupakan usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan produksi padi dengan cara
mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia. Dalam
pelaksanaan kegiatan intensifikasi padi akan fokus pada
28
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
upaya pananganan masalah terkait: pengelolaan tanah,
penggunaan benih bermutu, penanaman, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman,
pemanenan dan kegiatan selama pascapanen.
Peningkatan produktivitas padi dilakukan melalui peningkatan
penggunaan benih varietas unggul bermutu spesifik lokasi
dengan produktivitas tertinggi termasuk benih padi hibrida,
peningkatan jumlah populasi tanaman dengan teknologi
tanam jajar legowo, pemupukan sesuai rekomendasi spesifik
lokasi serta berimbang, pemakaian pupuk organik dan pupuk
bio-hayati, pengelolaan pengairan dan perbaikan budidaya
lainnya yang disertai dengan peningkatan pengawalan,
pendampingan, pemantauan dan koordinasi. Strategi ini
terutama dilaksanakan di wilayah dimana perluasan areal
sudah sulit dilakukan, sehingga dengan penerapan teknologi
spesifik lokasi diharapkan masih dapat ditingkatkan
produktivitasnya.
a.2. Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi)
Permasalahan substantif yang dihadapi dalam peningkatan
produksi padi adalah berkurangnya luas areal lahan sawah
akibat alih fungsi dari lahan pertanian ke peruntukan di luar
pertanian.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam upaya
peningkatan produksi padi maka Kementerian Pertanian/
29
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui APBN TA. 2017,
kegiatannya dititikberatkan/diutamakan pada perluasan areal
tanam (ektensifikasi) dan peningkatan indeks pertanaman
padi pada lahan yang masih berpotensi untuk ditingkatkan,
antara lain lahan kering, lahan tadah hujan, lahan hutan,
lahan gambut, lahan rawa, lahan marginal, lahan yang tidak
diusahakan dan lahan-lahan lainnya.
Guna mendukung hal tersebut, maka kegiatan dilaksanakan
melalui pemberian bantuan prasarana dan sarana pertanian
yang terdiri dari : benih padi, alat dan mesin pertanian baik pra
panen maupun pasca panen serta infrastruktur air
irigasi/jaringan irigasi sesuai kebutuhan lahan dan didukung
oleh potensi sumber daya alam yang tersedia di lokasi
sebagai stimulan.
a.3. Percepatan Tanam untuk Meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)
Percepatan tanam merupakan salah satu strategi untuk dapat
mencapai sasaran tanam tahun 2017, hal ini didukung dengan
prediksi cuaca pada tahun 2017 yang akan berlangsung
normal. Untuk mendukung strategi percepatan tanam
diperlukan:
1) Memobilisasi alat mesin pertanian untuk pengolahan tanah
dan tanam, seperti traktor tangan, dan mesin tanam
(transplanter);
30
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
2) Penyediaan sarana produksi, seperti benih, pupuk, dan
pestisida, dalam jumlah dan kualitas yang mencukupi dan
tepat waktu. Untuk benih, selain dipilih varietas yang tahan
hama dan penyakit, juga harus berumur genjah. Hal ini
dimaksudkan agar umur panen bisa dipersingkat untuk
mengejar musim tanam selanjutnya;
3) Manajemen air irigasi
Terbatasnya volume air irigasi di awal musim hujan jadi
kendala dalam pengolahan dan penanaman. Oleh karena
itu, diperlukan sistem irigasi yang tertata dan teratur sesuai
kemampuan dan perhitungan debit air yang tersedia,
misalnya melalui menggiring dan mendorong percepatan
tanam dari Golongan I dan Gol III/IV sehingga tanam akhir
berada diantara Gol II/III.
Perlu dilakukan mobilisasi pompa air antar daerah dan
antarpetak irigasi dengan mengaktifkan peran dari
Gabungan Kelompok Tani/Gapoktan dan Perkumpulan
Petani Pemakai Air /P3A.
B. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2017
Fokus Utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2017
adalah peningkatan produksi padi inbrida dan padi hibrida
melalui berbagai penerapan teknologi. Sejalan dengan hal
tersebut, maka pada tahun 2017 upaya peningkatan produksi
padi diutamakan/dititikberatkan pada peningkatan indeks
31
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
pertanaman (PIP) dan atau perluasan areal tanam (PAT).
Selanjutnya seluruh kegiatan padi diwajibkan menerapkan
teknologi tanam jajar legowo sesuai kondisi di masing-masing
lokasi. Rekapitulasi alokasi kegiatan budidaya padi tahun
2017 disajikan pada Lampiran 10 sedangkan rincian per
Provinsi dan Kabupaten/Kota disajikan pada Lampiran 11.
Sasaran tanam seluas 16.594.178 ha, akan tercapai dan
didukung dengan program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Pengembangan Lahan : 292.240 ha
2. Pengembangan Produktivitas Lahan : 1. 370.000 ha
3. Subsidi Benih : 4.100.000 ha
4. Subsidi Pupuk dan Pembinaan
Teknologi Pada Lahan Swadaya : 10.832.738 ha
Program dan kegiatan Tahun 2017 mendukung sasaran
produksi padi tahun 2017 melalui Anggaran APBN Bagian
Anggaran 18 maupun bagian anggaran subsidi meliputi:
1. Program Peningkatan Produksi dan Mutu Hasil
Tanaman Pangan seluas: 1.370.000 ha, meliputi:
a. Padi inbrida seluas : 731.925 ha
b. Padi hibrida seluas : 60.000 ha
c. Mina Padi seluas : 4.000 ha
d. Padi Salibu seluas : 10.000 ha
e. Padi Suboptimal/Hazton seluas : 50.000 ha
32
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
f. Pengembangan Jarwo Super seluas : 10.000 ha
g. Pengembangan Desa Pertanian Organik seluas :
4.000 Ha
h. Pengembangan Padi/Beras Khusus : 75 ha
i. Bantuan Benih Pusat seluas : 500.000 ha.
2. Program Benih Bersubsidi Seluas 4.100.000 ha,
meliputi :
a. Benih subsidi inbrida seluas : 4.000.000 ha
b. Benih subsidi hibrida seluas : 100.000 ha
3. Program Pupuk Bersubsidi, meliputi:
a. Urea sebanyak : 4.100.000 ton
b. SP-36 sebanyak : 850.000 ton
c. NPK sebanyak : 2.550.000 ton
d. Organik sebanyak : 1.000.000 ton
4. Dukungan Program Lainnya.
a. Alsin Pra Panen, meliputi:
Traktor Roda 2 sebanyak : 30.000 unit
Traktor Roda 4 sebanyak : 4.000 unit
Pompa Air sebanyak : 23.960 unit
Rice Transplanter sebanyak : 3.733 unit
b. Alsin Pasca Panen, meliputi:
Combine Harvester Besar sebanyak : 2.702 unit
Combine Harvester Sedang sebanyak : 672 unit
Combine Harvester Kecil sebanyak : 610 unit
33
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Vertical Dryer : 2 unit
RMU (wilayah Perbatasan) : 20 unit
RMU Beras Organik : 1 unit.
c. Penyuluhan.
d. Dan lain sebagainya.
Adapun skenario pencapaian produksi padi tahun 2017,
dijabarkan seperti pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Padi Tahun 2017
(UPSUS)
No. KegiatanVolume
Kegiatan (Ha)
Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen
(ha)
Produktivi
tas (ku/ha)
Produksi
(ton)
I Tambahan Pengembangan Lahan 198.500 292.240 277.599 1.411.350
1Pertambahan luas tanam dari Bendungan
Jati Gede87.840 83.439 62,00 517.323
2Sodetan sungai Cibuni Kec. Cijati
Kabupaten Cianjur1.400 1.330 62,00 8.245
3 Rehap Jaringan Irigasi Tersier 100.000 100.000 94.990 54,00 512.946
4 Embung 500 5.000 4.750 45,00 21.373
5 Irigasi Rawa 10.000 10.000 9.499 40,00 37.996
6 Perluasan sawah PSP 2017 88.000 88.000 83.591 37,50 313.467
II Pengembangan Produktivitas Lahan 1.370.000 1.369.200 1.300.603 7.218.036
1 Padi inbrida (DIPA TP 2017) 731.925 731.925 695.256 54,00 3.754.380
2 Padi hibrida (DIPA TP 2017) 60.000 60.000 56.994 80,00 455.952
3 Mina padi (DIPA TP 2017) 4.000 3.200 3.040 62,00 18.846
4 Padi salibu (DIPA TP 2017) 10.000 10.000 9.499 52,00 49.395
5 Padi Suboptimal/hazton (DIPA TP 2017) 50.000 50.000 47.495 65,00 308.718
6 Pengembangan jarwo super (DIPA TP 2017) 10.000 10.000 9.499 74,00 70.293
7Pengembangan desa pertanian organik
padi (DIPA TP 2017)4.000 4.000 3.800 50,40 19.150
8 Bantuan benih padi pusat (DIPA TP 2017) 500.000 500.000 474.950 53,50 2.540.983
9 Pengembangan beras khusus (DIPA TP 2017) 75 75 71 45,00 321
III Dukungan Lainnya 4.100.000 14.932.738 14.441.817 76.944.502
1 Benih subsidi inbrida 4.000.000 4.000.000 3.799.600 53,50 20.327.860
2 Benih subsidi hibrida 100.000 100.000 94.990 80,00 759.920
4 Reguler/swadaya petani 10.832.738 10.547.227 52,96 55.856.722
5.668.500 16.594.178 16.020.019 53,42 85.573.888 Total
34
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Sejalan dengan fasilitasi bantuan yang diberikan pemerintah
pada tahun 2017, maka luas areal budidaya padi khususnya
padi inbrida (sawah/tadah hujan/lahan kering) sebesar
731.925 ha dan merupakan areal terbesar pada kegiatan padi
tahun 2017.
Agar upaya ini dapat berhasil maka dukungan dari berbagai
pihak sangat diperlukan melalui gerakan yang luar biasa
antara lain : (1). gerakan pengolahan tanah; (2). gerakan
tanam dan panen serentak; (3). gerakan pemupukan
berimbang; (4). gerakan penerapan teknologi; (5). gerakan
pengendalian OPT; (6). gerakan penanganan panen dan
pasca panen; dan (7). gerakan lainnya melalui dukungan
APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota serta dana
masyarakat dan stakeholders.
Penyuluh Pertanian/PPL, POPT, PBT, Aparat (TNI-AD) tetap
melakukan pengawalan dan pendampingan pada areal tanam
di luar program. Pada prinsipnya semua dana yang ada, dan
dikelola oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota
dan Bakorluh/Bapeluh ditujukan untuk meningkatkan produksi
padi baik di areal program maupun di luar areal non program.
35
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2017
Upaya peningkatan produksi padi tahun 2017 diutamakan pada
peningkatan indeks pertanaman (PIP) dan atau perluasan areal
tanam (ekstensifikasi). PIP dilaksanakan di eks kegiatan PAT
Tahun 2015 dan eks kegiatan PAT Tahun 2016. Oleh karena itu,
CPCL pada kegiatan tersebut diatas dapat diusulkan sebagai
penerima kegiatan tahun 2017. Sementara PAT, dilaksanakan di
lokasi yang benar-benar baru yang sebelumnya belum pernah
digunakan untuk pertanaman padi. Seluruh kegiatan wajib
menerapkan teknologi tanam jajar legowo sesuai kondisi di
masing-masing lokasi.
A. Kriteria Calon Petani (CP) Penerima Bantuan
Penerima bantuan pemerintah pada kegiatan budidaya padi
dan pengembangan UPPO adalah: Kelompok Tani/Gapoktan
yang memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Kelompok tani/gapoktan sudah terdaftar di Badan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan (BP4K) setempat atau sudah tercatat pada
surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota atau diusulkan oleh
Kepala Unit Kerja terkait.
b. Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok yang
dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu
desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala
36
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Desa dan atau KCD dan atau Kepala UPTD dan atau
Petugas Lapangan/Penyuluh.
c. Kelompok tani/gapoktan mempunyai kepengurusan yang
lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan
Bendahara serta memiliki lahan ataupun penggarap/
penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
d. Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan dalam
pelaksanaan kegiatannya, diutamakan pada lahan PIP dan
atau PAT tanaman pangan (lahan sawah irigasi, lahan
sawah rawa, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering)
dan lahan non tanaman pangan seperti lahan inhutani,
lahan transmigrasi, dan lain-lain, sedangkan untuk beberapa
Provinsi/Kabupaten/Kota yang arealnya sangat-sangat
terbatas dan tidak memungkinkan pelaksanaan kegiatan pada
lokasi PIP dan atau PAT, maka dimungkinkan kegiatan
tersebut dialokasikan pada areal eksisting dengan syarat
peningkatan produktivitas menjadi tujuan utama dan
memberikan kontribusi yang signifikan.
e. Kelompok tani/gapoktan pelaksana kegiatan/penerima
bantuan, diseleksi dan ditetapkan oleh PPK melalui Surat
Keputusan dan Surat Keputusan tersebut disahkan oleh
KPA (Satker Mandiri). Apabila Satker melekat di Provinsi
(TP Provinsi) maka penerima bantuan diusulkan oleh
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, lalu diseleksi dan
37
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
ditetapkan oleh PPK melalui Surat Keputusan dan Surat
Keputusan tersebut disahkan oleh KPA (PMK 173 Pasal 8).
f. Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan bersedia
melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya dan
bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi dan
biaya operasional/pendukung lainnya, bilamana bantuan
yang diberikan tidak mencukupi. Seluruh bantuan yang
telah diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk
diperjual belikan.
g. Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan melalui
Mekanisme Transfer Uang, harus memiliki rekening yang
masih berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau
BUMD/Bank Daerah) yang terdekat. Rekening bank
diutamakan berupa rekening bank setiap kelompok tani
namun dapat pula rekening gabungan kelompok tani
(Gapoktan). Jika menggunakan rekening gapoktan,
mekanisme pengaturan antar kelompok tani agar diatur
lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi.
h. Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan, membuat surat
pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan bantuan
tersebut sesuai peruntukannya dan sanggup
mengembalikan dana apabila tidak sesuai. Mekanisme
38
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
pengembalian, sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
i. Kelompok tani/gapoktan pelaksana kegiatan membuat
Berita Acara (BA) apabila kegiatannya mengalami Force
Majeure (ternak mati, puso akibat serangan OPT,
kebanjiran, kekeringan, dan lainnya) yang diketahui oleh
instansi berwenang.
j. Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan kegiatan
bersedia untuk melanjutkan kegiatan tersebut pada musim
tanam berikutnya, jika kegiatan tersebut mencapai tujuan;
secara swadaya atau sumber pendanaan lainnya sesuai
peraturan perundangan.
k. Kelompok Tani/gapoktan penerima bantuan budidaya padi
organik/desa pertanian organik, harus memiliki komitmen
mengikuti proses sesuai dengan SNI 6729/2016 dan
Permentan No. 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian
Organik.
l. Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan Unit Pengolah
Pupuk Organik (UPPO) diutamakan pada lahan Desa
pertanian Organik tahun 2016, 2017 dan rencana tahun
2018, Desa Organik Swadaya, Desa Organik di Daerah
Perbatasan, lokasi lainnya yang mendukung peningkatan
produksi padi, jagung dan kedelai (PAJALE) atau lokasi
39
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
lainnya sesuai rekomendasi dari Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota/ Provinsi.
m. Penerima bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)
harus menyediakan lahan sebagai tempat bangunan/
rumah kompos dan kandang yang dikukuhkan dengan
surat pernyataan Hibah Tanah/Hak Guna Pakai atau
dengan perjanjian lainnya.
n. Kelompok tani/gapoktan dibantu petugas lapangan
bersedia membuat laporan sesuai blanko, selanjutnya
dikirimkan ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan
tembusan ke Dinas Pertanian Provinsi.
B. Kriteria Calon Lokasi (CL)
Kriteria umum calon lokasi penerima bantuan pemerintah
kegiatan padi tahun 2017 sebagai berikut :
a. Lokasi dapat berupa persawahan yang beririgasi, sawah
tadah hujan, rawa pasang surut, lebak dan lahan kering
yang masih dapat ditingkatkan indeks pertanamannya (PIP)
dan atau lahan baru (PAT).
b. Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit,
bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa.
c. Diusahakan berada dalam satu hamparan/kawasan yang
strategis dan mudah dijangkau petani atau disesuaikan
dengan kondisi di lapangan.
40
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
d. Penetapan lokasi hendaknya memperhatikan kontribusi
peningkatan (incremental) produksi yang akan dihasilkan.
Oleh karena itu Dinas Pertanian Kabupaten/Kota perlu
melakukan identifikasi terhadap calon lokasi, dengan
cermat dan akurat serta berkoordinasi dengan pihak-pihak
terkait agar prasyarat dimaksud dapat terpenuhi.
Adapun kriteria spesifik dari masing-masing kegiatan padi
adalah sebagai berikut :
1) Budidaya Padi Inbrida (sawah/tadah hujan/lahan kering)
a. Lokasi kegiatan diutamakan pada areal Peningkatan
Indeks Pertanaman (PIP) dan atau areal baru (Perluasan
Areal Tanam). Areal baru dapat melalui pemanfaatan
sawah yang telah dicetak tahun 2014-2016, sedangkan
areal peningkatan indeks pertanaman (PIP) melalui
pemanfaatan jaringan irigasi tersier (JIT) yang telah
direhabilitasi .
b. Lokasi yang belum menerapkan teknologi tanam jajar
legowo secara sempurna.
c. Lokasi kegiatan dapat berupa lahan yang sebelumnya
ditanami selain padi (penggantian komoditas).
d. Lokasi kegiatan memiliki potensi sumber air untuk
memenuhi kebutuhan air selama pertanaman padi
utamanya pada musim kemarau.
41
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
2) Budidaya Padi Hibrida
a. Lokasi kegiatan diutamakan pada sawah yang mudah
diatur pengairannya (drainase baik) dan terbiasa
menanam padi setiap tahunnya.
b. Lahan yang secara teknis memenuhi syarat untuk
pengembangan padi hibrida, diperlukan rekomendasi
dari BPTP setempat.
c. Lahan yang masih dapat ditingkatkan produktivitasnya.
3) Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton
a. Lokasi kegiatan diutamakan pada lokasi baru (Perluasan
Areal Tanam) dan atau Peningkatan Indeks Pertanaman
(PIP) dan atau pada lokasi yang produktivitasnya masih
rendah. Lokasi baru dapat melalui pemanfaatan sawah
yang telah dicetak tahun 2014-2016, sedangkan
peningkatan indeks pertanaman melalui pemanfaatan
jaringan irigasi tersier (JIT) yang telah direhabilitasi.
b. Lokasi kegiatan diutamakan daerah yang rawan
serangan keong emas, produktivitas masih rendah dan
tingkat pertumbuhan anakan kurang.
42
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
4) Budidaya Padi Teknologi Salibu
a. Lokasi kegiatan diprioritaskan pada sawah yang dapat
diatur pengairannya (drainase baik) dan indeks
pertanamannya masih dapat ditingkatkan.
b. Lokasi kegiatan diutamakan pada pertanaman padi yang
sebelumnya menerapkan sistem tanam jajar legowo 2:1
atau 4:1 baik melalui swadaya, dan dapat memanfaatkan
areal pertanaman padi yang mendapatkan bantuan
pemerintah pada musim sebelumnya.
5) Budidaya Mina Padi
a. Lokasi kegiatan diprioritaskan pada sawah yang bisa
diatur pengairannya.
b. Lokasi kegiatan diutamakan pada daerah irigasi teknis
yang dapat menyediakan air untuk pemeliharaan bibit
ikan.
c. Lokasi kegiatan diutamakan pada daerah yang telah
menggunakan varietas unggul baru tahan genangan dan
benih ikan sehat.
6) Budidaya Padi Jajar Legowo Super
a. Lokasi kegiatan diprioritaskan pada lahan sawah irigasi
yang belum menerapkan jajar legowo.
b. Lokasi kegiatan diutamakan pada lahan yang belum
menerapkan 5 komponen wajib (VUB potensi hasil
43
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
tinggi, dekomposer, pupuk hayati, pestisida nabati dan
alsintan) yang direkomendasikan oleh Badan Litbang.
7) Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik
a. Lokasi diutamakan pada lahan yang bebas dari cemaran
kimia atau rendah resiko kontaminasi kimia.
b. Lokasi diutamakan pada lahan yang memiliki status zero
convertion seperti lahan yang ditumbuhi tumbuhan liar
(tidak dibudidayakan).
c. Lokasi diutamakan pada lahan yang terbiasa tidak
menggunakan input agrokimia seperti pupuk kimia
sintetis dan pestisida sintetis.
d. Lokasi diutamakan pada daerah yang sumber
pengairannya aman dari pencemaran lingkungan, misal
lahan yang mendapatkan pengairan dari sumber mata
air langsung.
e. Lokasi diutamakan pada daerah dimana pertanian
organik padi sudah berkembang (baik kelas eksportir
maupun domestik) dan/atau daerah pertumbuhan (kelas
pemula/rintisan).
f. Lokasi dapat berupa lahan yang pernah dijadikan lahan
kegiatan SL-PHT, SRI atau UPPO yang dibiayai dari
anggaran APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota
maupun Swadaya.
44
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
g. Lahan pertanian intensif yang dapat dikonversi atau telah
melalui masa konversi menjadi lahan pertanian organik.
Lama masa konversi untuk tanaman semusim adalah 2
tahun sebelum tebar benih, namun bisa dipercepat
minimal 12 bulan untuk tanaman semusim. Lama masa
konversi tergantung sejarah penggunaan lahan,
penggunaan input agrokimia dan jenis tanaman.
h. Khusus untuk Provinsi dan atau Kabupaten Daerah
Perbatasan, lokasi sebaiknya dekat dengan akses pasar
atau pintu keluar untuk memudahkan tujuan ekspor.
8) Budidaya Padi/Beras Khusus
a. Lokasi kegiatan diprioritaskan pada lahan sawah irigasi
dan menerapkan teknologi tanam jajar legowo 2:1 atau
4:1.
b. Lokasi sebaiknya mudah dijangkau oleh konsumen/
segmen pasar tertentu di dalam negeri.
c. Lokasi diutamakan pada daerah yang berpotensi
mengembangkan/membudidayakan beras Basmati,
beras Japonica, beras Thai Hom Mali, beras Kwao Dwak
Mali, Ketan Hitam, Beras Kukus, Taiken, dll; dengan
maksud untuk memenuhi konsumen/segmen pasar
tertentu.
45
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
9) Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO).
a. Lokasi diutamaan pada lokasi/desa organik yang
mendapatkan bantuan pemerintah tahun 2016 dan 2017,
rencana 2018, lokasi/desa organik yang difasilitasi
melalui APBD/swadaya, daerah perbatasan yang
berpotensi mengembangkan desa organik padi, lokasi
peningkatan produksi Padi, Jagung, Kedele (PAJALE)
dan atau lokasi lainnya yang direkomendasikan oleh
Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota/Provinsi.
b. Lokasi diutamakan dan diarahkan pada daerah yang
memiliki potensi sumber bahan baku pembuatan
kompos, terutama limbah organik/limbah panen
tanaman, kotoran hewan/limbah ternak dan sampah
organik rumah tangga pada sub sektor tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan.
c. Lokasi diarahkan pula ke daerah yang akan
diproyeksikan sebagai lokasi pengembangan padi
organik atau lokasi yang masyarakatnya melakukan
budidaya padi dengan prinsip organik (minimal dalam hal
penggunaan bahan-bahan anorganik).
Contoh blanko CP/CL, Surat Keputusan PPK tentang
Penetapan CPCL, RUK dan Surat Pernyataan Tanggung
Jawab Mutlak (SPTJM) dan Surat Pernyataan Tanggung
Jawab Belanja oleh Penerima Bantuan Tahun 2017, seperti
46
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
pada Lampiran 12, 13, 14, 16 dan 17. Khusus untuk blanko
RUK penerima bantuan Pengembangan Unit Pengelola Pupuk
Organik (UPPO) seperti pada Lampiran 15.
C. Bantuan/Fasilitasi Pelaksanaan Kegiatan Padi
Kegiatan padi pada tahun 2017 yang meliputi : 1) Budidaya
Padi Inbrida (sawah/tadah hujan/lahan kering), 2) Budidaya Padi
Hibrida, 3) Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton,
4) Budidaya Padi Teknologi Salibu, 5) Budidaya Mina Padi,
6) Budidaya Padi Jajar Legowo Super, 7) Budidaya Padi
Organik/Desa Pertanian Organik, 8) Budidaya Padi/Beras
Khusus dan 9) Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik
(UPPO), dalam pelaksanaannya difasilitasi melalui bantuan
pemerintah. Mekanisme penggunaan bantuan pemerintah
tersebut berpedoman pada : Peraturan Menteri Keuangan
Nomor: 173/PMK.05/2016 tanggal 17 November 2016 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
Pada Kementerian Negara/Lembaga, Peraturan Menteri
Pertanian Republik Indonesia Nomor: 62/Permentan/
RC.110/12/2016 tanggal 19 Desember 2016 tentang
Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan
Pemerintah lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran
2017 dan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor: 1397/RC.110/C/12/2016 tanggal 20 Desember 2016
tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah
47
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2017.
Fasilitasi atau stimulan fisik yang diberikan pemerintah
bersumber dari bantuan pemerintah melalui APBN Tahun
Anggaran 2017 tertuang pada Daftar Isian Pelaksanaan dan
Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2017, Nomor SP-DIPA-018.03.1.23825/2017 tanggal
7 Desember 2017 yang dialokasikan di Satker TP Mandiri,
Satker TP Provinsi atau Satker Pusat.
Kegiatan padi tahun 2017 tersebut, dialokasikan pada 391
Kabupaten/Kota di 33 Provinsi, dengan rincian sebagai
berikut :
1) Budidaya Padi Inbrida (sawah/tadah hujan/lahan kering)
seluas 731.925 ha dialokasikan pada 391 Kabupaten/Kota di
33 Provinsi.
2) Budidaya Padi Hibrida seluas 60.000 ha dialokasikan pada 83
Kabupaten/Kota di 21 Provinsi.
3) Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton seluas 50.000
ha dialokasikan pada 129 Kabupaten/Kota di 23 Provinsi.
4) Budidaya Padi Teknologi Salibu seluas 10.000 ha
dialokasikan pada 26 Kabupaten/Kota di 6 Provinsi.
5) Budidaya Mina Padi seluas 4.000 ha dialokasikan 6 Provinsi.
48
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
6) Budidaya Padi Jajar Legowo Super seluas 10.000 ha
dialokasikan di 10 Provinsi.
7) Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik seluas
4.000 ha dialokasikan pada 162 Kabupaten/Kota di 31
Provinsi.
8) Budidaya Padi/Beras Khusus seluas 75 ha dialokasikan pada
3 Kabupaten/Kota di 1 Provinsi.
9) Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO)
sebanyak 1.500 unit dialokasikan pada 282 Kabupaten di 33
Provinsi.
Rincian alokasi per Kabupaten/Kota dan Provinsi, seperti
dikemukakan pada Lampiran 10 dan Lampiran 11.
Adapun rincian komponen dan mekanisme penyaluran bantuan
pemerintah dari masing-masing kegiatan tersebut, adalah
sebagai berikut :
1) Budidaya Padi Inbrida (Sawah/Tadah Hujan/Lahan Kering)
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk
pelaksanaan kegiatan budidaya padi inbrida adalah benih
padi inbrida bermutu (varietas unggul dan bersertifikat)
dengan harga non subsidi (tidak diperkenankan membeli
benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah), dengan
mekanisme penyaluran melalui “transfer barang atau
uang”.
49
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Untuk benih padi inbrida yang ditanam di lahan kering
apabila varietas unggul padi gogo bersertifikat tidak
tersedia maka dapat menggunakan varietas unggul lainnya
yang biasa ditanam di lahan kering, sesuai dengan
kebiasaan petani dan diketahui oleh Kepala Dinas
Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Provinsi atau BPTP
atau UPTD BPSBTPH.
Jika benih bermutu dari padi varietas unggul lainnya tidak
tersedia maka dapat digunakan varietas unggul lokal
namun alokasi anggaran yang tersedia tidak dapat
digunakan untuk itu.
2) Budidaya Padi Hibrida.
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk
pelaksanaan kegiatan budidaya padi hibrida adalah benih
padi hibrida, dengan mekanisme penyaluran melalui
“transfer barang atau uang”.
3) Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk
pelaksanaan kegiatan budidaya padi sub optimal/ teknologi
hazton adalah benih padi bermutu (varietas unggul dan
bersertifikat) dengan harga non subsidi (tidak
diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan
Pemerintah), pupuk organik (padat), pupuk organik
cair/POC dan pembenah tanah/dekomposer; dengan
50
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
mekanisme penyaluran melalui “transfer uang” ke
rekening penerima bantuan.
Jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk
menyediakan paket teknologi tersebut diatas, dapat
didukung dari anggaran APBD Provinsi, APBD
Kabupaten/Kota dan atau swadaya, seperti penyediaan
pupuk hayati, agensia hayati dan komponen lainnya
yang tidak disediakan pemerintah.
4) Budidaya Padi Teknologi Salibu
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk
pelaksanaan kegiatan budidaya padi teknologi salibu adalah
pupuk Urea dan NPK serta alat bantu multiguna (untuk
memotong bagian tanaman padi untuk disalibukan); dengan
mekanisme penyaluran melalui “transfer uang” ke
rekening penerima bantuan.
Satu (1) unit alat bantu multiguna digunakan untuk areal
seluas 5 (lima) ha. Untuk itu perencanaan dan identifikasi
calon penerima dan calon lokasi menjadi hal yang penting
untuk diperhatikan guna memudahkan operasional di
lapangan.
Pertanaman yang akan diterapkan dengan teknologi salibu
dapat menggunakan pertanaman swadaya petani/
poktan/gapoktan dan atau pertanaman yang mendapatkan
bantuan pemerintah sebelumnya.
51
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
5) Budidaya Mina Padi
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk
pelaksanaan kegiatan budidaya minapadi adalah : benih padi
bermutu (varietas unggul dan bersertifikat dengan harga non
subsidi/tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang
disediakan Pemerintah), bibit ikan, pakan ikan, pupuk
Urea, pupuk organik dan insektisida (jika diperlukan);
dengan mekanisme penyaluran melalui “transfer uang” ke
rekening penerima bantuan.
Bibit ikan yang digunakan adalah bibit ikan yang
bersertifikat atau mempunyai surat keterangan sehat dari
Balai Benih/Instansi lembaga yang memproduksi benih
(Pemerintah/ Swasta). Ukuran benih ikan yang digunakan
disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi baik secara
teknis, ekonomis dan budaya masyarakat setempat.
Pemilihan varietas padi untuk kegiatan tersebut harus
memperhatikan beberapa hal seperti: perakaran dalam,
cepat beranak/bertunas, batang kuat/tidak mudah rebah,
tahan genangan, daun tegak dan tahan OPT.
6) Budidaya Padi Jajar Legowo Super
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan melalui Satker
Pusat. Provinsi pelaksana kegiatan akan menerima fasilitas
berupa komponen untuk penerapan jajar legowo super yaitu :
52
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
pupuk, dekomposer dan suplemen tanaman berikut
pembinaan dan pengawalan selama pertanaman. Pembinaan
di Provinsi pelaksana kegiatan, juga difasilitasi dalam POK
Dekonsentrasi (DK).
Kegiatan dilakukan melalui kerjasama swakelola antara
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Dalam pelaksanaan
pengadaan fasilitas tersebut, Direktorat Serealia dan pihak
penyedian akan berkoordinasi dengan Provinsi penerima
kegiatan dan akan memfasilitasi/memediasi terjadinya
komunikasi antara pihak penyedia fasilitas dengan Provinsi
pelaksana dengan maksud agar kegiatan dapat dilaksanakan
tepat waktu, tepat lokasi, tepat azas, efektif dan efisien serta
menghasilkan produksi sesuai yang diharapkan.
7) Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk
pelaksanaan kegiatan budidaya padi organik/desa pertanian
organik padi adalah benih padi bermutu dengan harga non
subsidi (tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi
yang disediakan Pemerintah).
Penggunaan benih padi pada budidaya padi organik
mengikuti ketentuan SNI 6729:2016 dan Permentan No 64
Tahun 2013 . Penggunaan benih diuraikan sebagai berikut :
53
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
a) Benih yang digunakan adalah benih bersertifikat organik
dan memiliki izin edar.
b) Bila benih sertifikat organik tidak tersedia dapat
menggunakan benih hasil budidaya tanaman organik.
c) Bila benih hasil budidaya tanaman organik tidak
tersedia, dapat menggunakan benih non organik untuk
tahap awal, selanjutnya harus menggunakan benih
organik.
d) Bila butir (a), (b) dan (c) tidak tersedia, dapat
menggunkan benih yang diperdagangkan. Benih
dimaksud selanjutnya harus dilakukan pencucian untuk
menghilangkan kontaminan pada benih.
e) Benih hasil rekayasa genetik (GMO) tidak
diperkenankan.
Disamping itu, fasilitasi dana bantuan pemerintah
digunakan pula untuk pembelian pupuk organik, pestisida
organik dan MOL (Mikro Organisme Lokal). Penyaluran
bantuan melalui “transfer uang” ke rekening penerima
bantuan.
Penggunaan pupuk organik dan pestisida organik pada
budidaya padi organik mengikuti ketentuan pada SNI
6729:2016 dan Permentan No. 64 Tahun 2013.
Penggunaan pupuk organik dan pestisida organik yang
54
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
berasal dari produk komersil yang beredar di pasaran harus
bersertifikat organik dan memiliki izin edar. Pupuk organik
yang proses pembuatannya dengan pemanasan buatan
dan sulit terurai pada aplikasinya (granul) tidak diizinkan
digunkan dalam sistem pertanian organik. MOL yang
digunakan bukan hasil rekayasa genetik (GMO). Pupuk
organik atau pupuk organik produksi petani (in situ) dan
atau hasil UPPO yang memanfaatkan bahan baku di sekitar
lokasi, dapat digunakan sepanjang proses pembuatan
pupuk organik tersebut mengikuti ketentuan pada SNI
6729:2016 dan Permentan No. 64 Tahun 2013.
Apabila komponen sarana produksi tersebut diatas dapat
disediakan sendiri oleh Kelompok tani/Gapoktan penerima
bantuan dan sepanjang proses produksinya/cara
perolehannya mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016
dan Permentan No. 64 Tahun 2013, maka fasilitasi dana
bantuan tersebut dapat digunakan sesuai spesifik lokasi
dan secara teknis disesuaikan dengan tingkat
perkembangan pertanian organik di lokasi masing-masing
dengan terlebih dahulu disetujui dan atau diketahui oleh
Petugas Lapangan/Penyuluh, Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan atau BPTP
setempat.
55
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Pada budidaya padi organik/desa pertanian organik padi,
satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah “Sistem
Kontrol InternaI”. Pada umumnya produsen (petani)
belum mempunyai sistem penjaminan mutu produk. Salah
satu sistem penjaminan mutu untuk petani (produsen kecil)
yang tersedia dan dapat dikembangkan oleh kelompok
adalah model pengawasan internal atau ICS (Internal
Control System). Dalam proses sertifikasi, memungkinkan
lembaga sertifikasi mendelegasikan „sebagian‟ tugas
inspeksi pada kelompok, yang disebut sebagai inspeksi
internal. Sedangkan lembaga sertifikasi nantinya berperan
sebagai external inspeksi.
Ada beberapa manfaat penting bagi petani (produsen)
terkait dengan adanya ICS, yaitu :
Agar produsen (Petani) bisa memberikan jaminan
terhadap mutu produk yang dihasilkan (padi/beras)
Produk petani bisa masuk ke pasar yang lebih luas
Petani mempunyai sistem penjaminan yang diterima
dan diakui oleh publik (pembeli, konsumen), seperti
produk beras organic
Agar petani kecil bisa melakukan proses sertifikasi
produk secara lebih luas jika diperlukan.
56
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Untuk mengembangkan atau membentuk ICS, ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain :
Jumlah petani yang terlibat dan memproduksi produk
yang sama (misalnya kelompok tani padi yang
beranggotakan 30-50 orang).
Lahan yang dikembangkan oleh petani untuk
menghasilkan produk organik, berada pada
hamparan/geografi yang sama.
Kelompok tani/petani, memperoleh pelatihan tentang
ICS dengan baik.
Kelompok tani/petani(produsen), sepakat dan paham
tentang :
sistim produksi
sistem pemasaran
Keorganisasian kelompok
Untuk membentuk kelembagaan ICS, minimal harus ada
beberapa personel yang dibutuhkan, yaitu :
Koordinator :
Melakukan koordinasi pelaksanaan/penerapan ICS
Mengorganisir pelaksanaan pendaftaran dan inspeksi
internal (siapa yang akan melakukan pendaftaran,
inspeksi internal dan kapan akan dilakukan,
57
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
mempersiapkan sarana agar petugas pendaftaran dan
inspeksi bisa menjalankan tugas dengan baik,
memastikan bahwa setiap petani telah didaftar dan
diinspeksi)
Mengatur koordinasi tim ICS (internal inspektor dan staf-
staf lain seperti : staf pendataan (administrasi), staf
pembelian/pemasaran sesuai dengan struktur
organisasi ICS.
Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inspeksi
eksternal dengan Lembaga Sertifikasi Organik (LSO).
Menyiapkan peta lahan/hamparan sawah organik.
Mengawasi kegiatan pembelian padi.
Mengawasi pelaksanaan inspeksi di lapangan.
Mewakili tim ICS untuk urusan ke dalam dan keluar
bersama ketua kelompok tani.
58
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Internal Inspektor:
Membuat peta umum, peta lokasi lahan petani organik
dan sketsa lahan petani organik.
Mengkoordinasikan pendaftaran petani.
Mengkoordinasikan dan melakukan inspeksi internal
minimal sekali dalam setahun dan melakukan
dokumentasi terhadap hasil inspeksi dalam formulir
inspeksi internal.
Mengkoordinasikan kunjungan ke tempat-tempat
pembelian selama musim panen untuk memastikan
prosedur pembelian dijalankan sesuai standar internal
organik.
Komisi Persetujuan :
Memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan
terhadap data-data hasil inspeksi internal.
Melakukan seleksi terhadap data-data atau laporan
yang perlu didiskusikan lebih lanjut oleh inspektor
internal.
Melakukan pertemuan minimal satu kali dalam satu
musim tanam pada waktu setelah inspeksi internal
dilakukan dan sebelum dimulai pembelian.
59
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Mengambil keputusan organik sesuai prosedur
pengambilan keputusan organik dalam pertemuan
tersebut.
Melakukan dokumentasi terhadap semua keputusan
tentang petani yang memperoleh persetujuan maupun
petani yang memperoleh sanksi.
Menandatangani hasil keputusan untuk diajukan/dikirim
ke lembaga sertifikasi.
Unit Pembelian dan Pemasaran:
Melakukan pembelian padi organik, sesuai pembagian
wilayah kerja.
Melakukan penangan pascapanen dari pengangkutan,
penjemuran, penyosohan hingga menjadi beras.
Melakukan pengemasan (packaging), labeling dan
penyimpanan sebelum produk dipasarkan.
Menjual produk padi organik.
Membuat catatan dan administrasi pembelian dan
penjualan produk.
Melakukan pembayaran kepada petani dan menerima
pembayaran hasil penjualan dari konsumen.
60
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Gambar 1. Organisasi ICS
8) Budidaya Padi/Beras Khusus
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk
pelaksanaan kegiatan budidaya padi khusus adalah benih
padi bermutu dengan harga non subsidi (tidak
diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan
Pemerintah), pupuk organik, pupuk Urea
dan NPK; dengan mekanisme penyaluran melalui
“transfer uang” ke rekening penerima bantuan.
Kelompoktani
……………….
Koordinator ICS
………………..
Komisi
Persetujuan
Unit Pembelian/
Pemasaran
Internal
Inspektor
Anggota Kelompoktani
Pertanian Organik Padi
61
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Varietas padi yang dibudidayakan adalah varietas untuk
konsumen/segmen pasar tertentu seperti Beras Japonica,
Beras Thai Hom Mali, Kwao Dwak Mali, Beras Basmati,
Ketan hitam, Beras Kukus, Taiken, dll. Jika benih bermutu
(bersertifikat) dari varietas tersebut belum tersedia maka
dapat menggunakan benih yang belum bersertifikat tetapi
sepengetahuan/rekomendasi dari Balai Besar Padi
Sukamandi dan atau BPTP setempat. Untuk itu, koordinasi
dan kerjasama dengan instansi tersebut sangat diharapkan
dalam upaya penyediaan benihnya.
9) Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO)
Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk
pelaksanaan kegiatan pengembangan unit pengolah pupuk
organik dapat digunakan untuk pembelian/pengadaan: rumah
kompos, mesin alat pengolah pupuk organik (APPO),
ternak dan obat-obatan, kandang komunal dan bak
permentasi, pakan ternak dan atau kendaraan roda tiga,
(jika anggaran memungkinkan); dengan mekanisme
penyaluran melalui “transfer uang” ke rekening penerima
bantuan.
Pengadaan bangunan, peralatan dan ternak dan
pendukung lainnya disesuaikan dengan standar/spesifikasi
teknis yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
Pengadaan ternak dilengkapi dengan Surat Keterangan
62
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Kesehatan Hewan dari instansi yang berwenang/Dinas
Peternakan setempat.
Disamping itu, penerima bantuan UPPO hendaknya dapat
menyediakan lahan sebagai tempat bangunan/rumah
kompos dan kandang, yang dikukuhkan dengan surat
pernyataan Hibah/Hak Guna Pakai atau dengan
perjanjian lainnya, apabila lahan tersebut bukan milik
penerima bantuan dengan maksud agar keberlangsungan
kegiatan UPPO dapat terjamin.
Komponen yang diadakan disesuaikan dengan standar
teknis seperti berikut:
Luas tanah minimal 250 m2 yang terdiri dari :
a. Luas bangunan rumah kompos minimal 80 m2
b. Luas kandang ternak cukup untuk menampung
minimal 10 ekor (sapi, kerbau, kambing, unggas)
atau disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Bak fermentasi minimal 20 m2 dengan tinggi minimal
50 cm.
d. Bangunan rumah kompos sekurang-kurangnya
terdiri dari gudang, kantor dan toilet.
e. Pengadaan peralatan dan mesin mengacu kepada
spesifikasi teknis sebagai berikut :
63
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
1) Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO)
Kapasitas : minimal 1.000 kg/jam
Bahan Pisau : baja kekerasan minimal 54
HRC
Fungsi : mencacah, menghaluskan dan
menghancurkan bahan organik
Mesin penggerak : Kapasitas 8,5 - 12 PK
Mesin penggerak mempunyai Standar
Nasional Indonesia (SNI).
APPO mempunyai Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau test report dari institusi
yang berwenang.
2) Kendaraan Bermotor Roda 3
Jumlah roda/ban sebanyak 3 (tiga) buah.
Bagian belakang terdapat bak yang dapat
berfungsi untuk mengangkut bahan baku
limbah/sampah.
Daya angkut minimal 500 kg.
Minimal 150 cc.
Jumlah kendaraan roda-3, disesuaikan
dengan dana yang tersedia atau difasilitasi
melalui swadaya petani/ poktan/gapoktan.
64
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
3) Kandang Ternak
Kandang dibuat agar ternak dapat dipelihara
dalam satu tempat (secara komunal).
Lokasi kandang ternak diupayakan
berdekatan atau dalam satu hamparan
dengan rumah kompos untuk memudahkan
pengangkutan kotoran ternak sebagai bahan
baku pembuatan kompos.
Dilengkapi dengan tempat makan dan minum
ternak.
4) Ternak.
Jumlah ternak sebanyak 10 ekor atau
disesuaikan dengan ketersediaan anggaran
(ternak terdiri dari jantan dan betina agar
dapat berkembangbiak)
Spesifikasi ternak mengacu kepada ketentuan
dari Dinas Peternakan atau Tim Teknis dan
disesuaikan kondisi setempat.
Pengadaan ternak dilengkapi dengan Surat
Keterangan Kesehatan Hewan dari instansi
yang berwenang/Dinas Peternakan setempat
Untuk menjaga kesehatan dan perawatan
ternak dilengkapi obat-obatan.
65
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
5) Pakan Ternak
Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak pada
kegiatan UPPO, maka sebelum dapat
berproduksi penerima bantuan diberikan bantuan
dana untuk pembelian pakan tambahan ternak
selama kurun waktu 6 (enam) bulan pertama
seperti konsentrat, bekatul dan lain-lain.
Pembelian peralatan dan mesin serta ternak
dilakukan oleh penerima bantuan dengan mengacu
pada harga wajar yang berlaku di daerah setempat
disertai dengan bukti pembelanjaan yang sah.
Seluruh bukti pembelanjaan disimpan dengan baik
untuk keperluan monitoring/ pemeriksaan.
66
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Rincian satuan biaya, akun, ruang lingkup bantuan pemerintah
dan bentuk bantuan pemerintah, selengkapnya disajikan pada
Lampiran 18. Selanjutnya, terkait dengan mekanisme
penyaluran bantuan pemerintah dan persyaratan dari masing-
masing pembayaran tersebut mengacu pada peraturan
perundangan seperti disebutkan diatas yang diterbitkan oleh:
Kementerian Keuangan, Menteri Pertanian selaku Pengguna
Anggaran (PA) dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satker Pusat dan Daerah.
Komponen sarana produksi (benih padi, benih ikan, pupuk an
organik, pupuk organik, pupuk hayati, dekomposer/pembenah
tanah, alat/mesin pertanian, ternak, bangunan dan sarana
produksi lainnya) yang difasilitasi melalui bantuan pemerintah
tersebut, hendaknya digunakan sesuai SOP teknologi masing-
masing kegiatan agar hasil yang diperoleh sesuai yang
diharapkan.
Jumlah dan varietas padi dan ikan serta jumlah sarana produksi
lainnya yang akan digunakan disesuaikan dengan kondisi
setempat (spesifik lokasi) dan secara teknis disesuaikan dengan
anjuran teknologi di masing-masing lokasi, tercantum dalam
blanko Rencana Usaha Kelompok (RUK), disetujui dan/atau
diketahui oleh Petugas Lapangan/Penyuluh/ Mantri Tani, Dinas
Pertanian Kabupaten/ Kota dan/atau BPTP setempat.
67
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
RUK disusun oleh penerima bantuan yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi setempat serta hasil survey.
Benih, bibit dan sarana produksi lainnya dapat diperoleh di kios,
penangkar benih/bibit, produsen (BUMN/BUMD/Swasta),
distributor dan atau tempat-tempat lain yang jelas
keberadaannya. Selanjutnya kemasan dan label agar disimpan
dengan baik untuk keperluan monitoring/pemeriksaan.
Kebutuhan sarana produksi dan pendukung lainnya yang tidak
dapat difasilitasi melalui bantuan pemerintah (APBN Tahun
2017) maupun kekurangannya, agar ditanggung/dilengkapi dan
diusahakan secara swadaya oleh anggota kelompok
tani/gabungan kelompok tani atau dari sumber lainnya (APBD
Provinsi/Kabupaten/Kota) yang sah dan tidah saling tumpang
tindih dengan maksud mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih
baik. Hal ini dimaksudkan agar petani/kelompok tani/gabungan
kelompok tani mempunyai rasa ikut memiliki sehingga
mempunyai tanggung jawab moral untuk menyukseskan
kegiatan tersebut dalam rangka mendukung upaya peningkatan
produksi padi tahun 2017.
Apabila terdapat sisa penggunaan dana yang berasal dari DIPA
APBN Tahun 2017 tersebut, maka sisa dana dikembalikan ke
kas Negara melalui mekanisme dan peraturan perundangan
yang berlaku.
68
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan padi tahun 2017,
mengalami gangguan/serangan OPT maka untuk
penanggulangannya akan mendapatkan bantuan pemerintah
berupa pestisida sesuai dengan jenis dan ketersediaan. Adapun
mekanisme untuk memperoleh bantuan tersebut, sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
Disamping pembiayaan fisik seperti di uraikan diatas, di masing-
masing daerah (Kabupaten/Kota/Provinsi) pelaksana kegiatan
padi tahun 2017 disediakan dana operasional yang besarnya
disesuaikan dengan luasan areal kegiatan, ketersediaan
infrastruktur dan ketersediaan anggaran. Dana tersebut di
alokasikan pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun Anggaran 2017 pada Satuan Kerja (Satker) Tugas
Pembantuan (Kabupaten Mandiri), Satker Tugas Pembantuan
Provinsi, Satker Dekonsentrasi (Provinsi) dan Satker Pusat.
Anggaran yang tersedia digunakan utamanya untuk :
identifikasi dan verifikasi CP/CL, pembinaan, bimbingan,
pendampingan, pengawalan dan monitoring, evaluasi serta
pelaporan dan atau kegiatan lainnya, seperti yang tercantum
dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) di masing-
masing Satker.
Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh petugas dinas
provinsi dan kabupaten/kota termasuk Penyuluh/PPL, POPT,
PBT, KCD, Mantri tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di
69
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
masing-masing lokasi; dan Aparat (TNI-AD beserta
jajarannya/BABINSA), Camat dan Kades atau lainnya serta
petugas Pusat. Untuk itu, koordinasi dan sinergisitas dengan
seluruh pihak termasuk dengan jajaran TNI-AD di daerah sangat
diperlukan.
Mengingat anggaran operasional tersebut sangat terbatas, maka
kontribusi melalui dana APBD Kabupaten/Kota dan APBD
Provinsi sangat diharapkan, utamanya untuk memfasilitasi
kegiatan yang tidak terfasilitasi pada DIPA Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017. Komitmen
Pemerintah Daerah yang kuat akan mendorong percepatan
pelaksanaan kegiatan yang pada akhirnya akan menciptakan
kinerja serapan anggaran dan kinerja produksi padi dalam
pencapaian sasaran dan peningkatan pendapatan petani beserta
keluarganya.
Terkait dengan teknologi budidaya yang akan diterapkan pada
lokasi kegiatan padi, hendaknya dikomunikasikan dan atau
dikonsultasikan dengan Badan Litbang/BPTP setempat dan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan (spesifik lokasi) guna
menjamin keberhasilan pelaksanaan kegiatan sehingga
diharapkan dapat menjadi mengungkit peningkatan produktivitas
dan produksi padi.
Publikasi yang telah diterbitkan oleh Badan Litbang Kementerian
Pertanian dan instansi terkait lainnya juga dapat dijadikan
70
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
panduan dan acuan dalam penerapan teknologi seperti teknologi
tanam jajar legowo, teknologi hazton, teknologi salibu, mina padi,
teknologi jajar legowo super, padi organik dan lain sebagainya.
Guna mendukung pencapaian tujuan tersebut di atas, maka
pembinaan, pendampingan dan pengawalan yang telah
dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya perlu lebih ditingkatkan
dengan melibatkan petugas dinas dan aparat. Untuk itu, Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota dan atau Dinas Pertanian Provinsi
perlu melakukan koordinasi yang lebih intensif, sosialisasi serta
sinergi kegiatan dengan instansi terkait baik di lingkup
Kementerian Pertanian, TNI-AD (Pangdam, Dandim, Kodim,
Korem, Babinsa) dan stake holders lainnya.
Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh Petugas Dinas
Provinsi dan Kabupaten/Kota termasuk Penyuluh/PPL, POPT,
PBT, KCD, Mantri Tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di
masing-masing lokasi; dan Aparat (TNI-AD beserta jajarannya/
BABINSA, Camat dan Kades atau lainnya) serta petugas Pusat.
Pengawalan pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi
dilakukan pula oleh para Peneliti BPTP di masing-masing lokasi
yang penugasannya melalui Surat Keputusan Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian
Pertanian.
71
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Selanjutnya Pokja UPSUS Padi, Jagung dan Kedelai, atau
Posko lainnya yang mendukung pencapaian sasaran produksi
padi, pada setiap tingkatan (Kabupaten/Kota dan Provinsi) harus
lebih diaktifkan guna melakukan koordinasi dan sinergi dengan
berbagai pihak dan instansi terkait untuk turun bersama
memantau kondisi di lapangan, menggerakkan percepatan
tanam/panen serentak, pemeliharaan tanaman dan mengetahui
segala permasalahannya untuk selanjutnya diselesaikan agar
tidak menjadi penghambat dalam merealisasikan kegiatan.
72
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
V. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI
A. Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah/prinsip
pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance) dan
pemerintahan yang bersih (clean governance), maka
pelaksanaan kegiatan padi tahun 2017, harus memenuhi
prinsip-prinsip :
a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan;
b. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN);
c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan
demokratisasi;
d. Memenuhi azas akuntabilitas.
Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan serealia (padi)
berada pada Dinas Pertanian yang membidangi tanaman
pangan Kabupaten/Kota. Tanggung jawab koordinasi
pembinaan program berada pada Dinas Pertanian yang
membidangi tanaman pangan di Provinsi atas nama
Gubernur. Tanggung jawab atas program dan kegiatan
berada pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan
73
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
memberikan fasilitasi program dan kegiatan kepada Provinsi
dan Kabupaten/Kota. Kegiatan koordinasi pembinaan lintas
Kabupaten/Kota difasilitasi oleh Provinsi, sedangkan kegiatan
koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional difasilitasi oleh
Kabupaten/Kota. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan padi
maka di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan
pada tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Tim Teknis
Kabupaten/Kota.
2) Penanggung Jawab Program
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memfasilitasi koordinasi
persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan
Bantuan Pemerintah antara lain :
a. Menyusun pedoman pelaksanaan sebagai salah satu
acuan dalam pelaksanaan kegiatan, agar kegiatan berjalan
sesuai dengan yang telah ditetapkan;
b. Menggalang kemitraan dan melaksanakan koordinasi
dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Instansi terkait serta
seluruh pemangku kepentingan, dalam pelaksanaan,
pemantauan/pengendalian dan evaluasi kegiatan;
c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran.
74
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
B. Operasionalisasi
Agar pelaksanaan kegiatan padi tahun 2017 terkoordinasi dan
terpadu mulai dari Kelompok Tani/Gapoktan, Kabupaten/Kota,
Provinsi sampai ke tingkat Pusat maka perlu dibentuk tim
pembina tingkat Pusat, tim pembina tingkat Provinsi dan tim
teknis tingkat Kabupaten/Kota.
1) Tim Pembina Pusat
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan padi dalam upaya
meningkatkan produksi dibentuk Kelompok Kerja Upaya
Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai di
tingkat Pusat, melalui Surat keputusan Menteri Pertanian dan
atau Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan
dan atau Surat-Surat lainnya.
Secara garis besar tugas-tugas tim/pokja sebagai berikut :
a. Merencanakan operasional kegiatan peningkatan produksi
padi, jagung dan kedelai dan sarana pendukungnya.
b. Melaksanakan supervisi dan pendampingan Satuan Kerja
Perangkat daerah pelaksana program.
c. Menyusun laporan secara periodik setiap bulan atas
pelaksanaan program dan kegiatan peningkatan produksi
padi, jagung dan kedelai, dan sarana pendukungnya.
75
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
2) Tim Pembina Provinsi
Tim Pembina Provinsi yang terdiri dari unsur Dinas Pertanian,
Bakorluh Provinsi dan Kodam/Korem ditunjuk dan ditetapkan
oleh Gubernur atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi
tanaman pangan, dengan tugas :
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu pada
pedoman pelaksanaan yang disusun oleh Pusat;
b. Melakukan koordinasi lintas sektoral antara-instansi di
tingkat Provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan;
c. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota
dalam pemantauan dan pengendalian serta membantu
mengatasi permasalahan di lapangan;
d. Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian
serta menyampaikan laporan ke tingkat Pusat.
3) Tim Teknis Kabupaten/Kota
Tim Teknis Kabupaten/Kota yang terdiri dari unsur Dinas
Pertanan, Bakorluh Kabupaten dan Kodim ditunjuk dan
ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat atau Kepala Dinas
Pertanian yang membidangi tanaman pangan, dengan tugas :
76
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
a. Menyusun petunjuk teknis secara lebih rinci yang
disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah
dengan mengacu pada Pedoman Pelaksanaan yang
disusun oleh Pusat dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)
yang disusun oleh Provinsi disesuaikan dengan kondisi
sosial budaya setempat;
b. Mengesahkan Rencana Usaha Kelompok (RUK) sesuai
dengan rekomendasi setempat.
c. Melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok
sasaran;
d. Melakukan bimbingan teknis, pemantauan/ pengendalian
dan evaluasi;
e. Membuat laporan hasil pemantauan/pengendalian dan
evaluasi.
Tim pembina tingkat Provinsi dan tim teknis tingkat
Kabupaten/Kota melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan
padi di Pos Simpul Koordinasi (POSKO) mulai dari tingkat
Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota sampai tingkat Provinsi.
Frekuensi pelaksanaan pembinaan oleh Provinsi dan
Kabupaten/Kota dilakukan sebagai berikut :
1. Pembinaan dilakukan secara periodik mulai dari persiapan
sampai dengan panen secara berjenjang mulai dari Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta Desa.
77
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
2. Provinsi melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan padi
di Kabupaten/Kota 2 kali per musim tanam atau
disesuaikan dengan ketersediaan dana.
3. Kabupaten/Kota melakukan pembinaan pelaksanaan
kegiatan padi di tingkat lapangan/kelompok tani 4 kali per
musim tanam atau disesuaikan dengan ketersediaan dana.
4) Jadwal Pelaksanaan
Jadwal kegiatan disusun dengan mempertimbangkan
urutan/prioritas komponen kegiatan yang akan dilaksanakan
apabila komponen kegiatan tersebut lebih dari satu.
Penyusunan jadwal kegiatan dimaksudkan agar seluruh
komponen kegiatan dan realisasi tanam ditargetkan selesai
paling lambat Akhir Bulan September 2017, kecuali untuk
kegiatan budidaya padi inbrida (tadah hujan/lahan kering)
disesuaikan dengan kondisi di lapangan namun proses
administrasinya paling lambat Bulan Oktober 2017 telah
terealisir seluruhnya. Contoh jadwal pelaksanaan kegiatan,
dikemukakan pada Lampiran 19.
Untuk itu, persiapan pelaksanaan kegiatan sudah mulai
dirancang pada Bulan Desember 2016 atau awal Bulan
Januari 2017. Apabila akan dilakukan proses kontrak dengan
Pihak ke-3 pada Bulan Desember 2016, maka Pra DIPA
Tahun 2017 dapat dijadikan dasar oleh PPK/KPA melakukan
Kontrak dengan Pihak 3.
78
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Penyusunan jadwal kegiatan hendaknya mengikutsertakan
berbagai pihak, instansi terkait lainnya dan pemangku
kepentingan.
79
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
VI. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN
Bimbingan/pembinaan dan pendampingan dilaksanakan secara
periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen dan
berjenjang mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Kecamatan serta Desa.
A. Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan serta
penyusunan laporan secara periodik setiap bulan atas
pelaksanaan program dan kegiatan padi di provinsi dan
kabupaten/kota.
B. Provinsi melakukan koordinasi, supervisi, pembinaan dan
pengawalan serta penyusunan laporan hasil pemantauan dan
pengendalian atas pelaksanaan kegiatan padi di
kabupaten/kota diharapkan minimal 2 (dua) kali selama
musim tanam. Laporan disampaikan ke Pusat.
C. Kabupaten melakukan koordinasi, bimbingan, pematauan dan
pengendalian serta evaluasi, atas pelaksanaan kegiatan padi
di tingkat lapangan/kelompok tani pelaksana kegiatan minimal
4 (empat) kali selama musim tanam. Melakukan
pendampingan kelompok tani pelaksana kegiatan dan
membantu kelancaran distribusi bantuan pemerintah.
80
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
D. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti Puslitbangtan,
BB Padi, Balitsereal, dan peneliti BPTP.
E. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti pada areal
kegiatan padi (areal program) dan areal non program/reguler
yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan
ketersediaan dana di masing-masing BPTP setempat.
Pendampingan dan pengawalan perlu mengedepankan
teknologi spesifik lokasi dan musim yang sinergisitas, yakni
teknologi yang mengutamakan peningkatan produktivitas dan
pengurangan kehilangan hasil serta pendekatan teknologi
yang memperhatikan sub-ekosistem setempat. Untuk itu perlu
dipastikan bahwa teknologi spesifik lokasi yang
rekomendasikan dan akan diterapkan di lapangan dibuat/
disusun oleh BPTP setempat.
81
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
VII. PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Pengendalian Kegiatan
Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Proses
pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh
masing-masing instansi. Pengendalian dilaksanakan secara
berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota bersama pihak penyedia sarana
produksi (benih, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian,
bangunan, insektisida dan lain-lain). Pengendalian dilaksanakan
secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen.
Pengendalian meliputi perkembangan pelaksanaan kegiatan
padi beserta UPPO, sasaran luas tanam, luas panen,
produktivitas dan produksi padi tahun 2017.
Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat
pengawas fungsional (Inspektorat Jenderal, Inspektorat Daerah,
maupun lembaga atau instansi pengawas lainnya) dan
pengawasan oleh masyarakat, sehingga diperlukan
penyebarluasan informasi kepada pihak yang terkait (penyuluh
pertanian, pengurus kelompok, anggota kelompok, tokoh
masyarakat, organisasi petani, LSM, aparat instansi di daerah,
perangkat pemerintahan mulai dari desa sampai kecamatan,
anggota lembaga legislatif dan lembaga lainnya).
82
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Ada 7 (tujuh) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu :
1) Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pengarah/Pembina
di Pusat/Provinsi dan Tim Teknis di Kabupaten/Kota;
2) Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok
sasaran dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis di
Kabupaten/Kota;
3) Tahap transfer/penyaluran bantuan pemerintah ke rekening
kelompok (jika transfer uang);
4) Tahap pencairan bantuan pemerintah yang dilakukan oleh
kelompok;
5) Tahap penyediaan dan penyaluran bantuan oleh pihak
penyedia barang/sarana produksi;
6) Tahap pelaksanaan pembangunan UPPO;
7) Tahap kebenaran dan ketepatan pemanfaatan dana bantuan
pemerintah oleh kelompok;
8) Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh
kelompok;
9) Tahap evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output,
outcome dan benefit.
83
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
B. Monitoring
Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawalan program dan
kegiatan padi dan UPPO tahun 2017, maka dilakukan monitoring
yang dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai
dengan panen oleh petugas Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Monitoring meliputi perkembangan
pelaksanaan kegiatan, realisasi tanam dan panen padi oleh
ketua kelompok tani atau petugas lapangan.
1. Perkembangan Penyaluran Bantuan Pemerintah.
2. Perkembangan Pembangunan UPPO.
3. Realisasi Tanam dan Panen.
A. Ketua kelompok tani atau petugas pendamping/lapangan,
mengirimkan data tanggal realisasi tanam dan realisasi
panen beserta luasannya ke pusat.
B. Waktu penyampaian data dilakukan pada saat akan tanam
dan panen.
Data dikirim ke Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan, Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu – Jakarta Selatan 12520;
Telp. (021) 7806262 ; Faximile (021) 7802930; email.
84
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
C. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota setelah seluruh rangkaian kegiatan padi selesai
dilaksanakan. Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk
mengindentifikasi berbagai permasalahan yang timbul maupun
tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dalam pelaksanaan
program dan kegiatan sehingga dapat diketahui tindakan korektif
sedini mungkin.
Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan
berjenjang sesuai dengan tahapan pengembangan usaha
kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai dengan akhir
kegiatan. Evaluasi meliputi : 1) Komponen kegiatan padi dan
pencapaian produksi padi tahun 2017, 2) Tingkat pencapaian
sasaran areal dan hasil/produksi, 3) Penerapan komponen
teknologi budidaya, 4) Komponen kegiatan UPPO dan
pemanfaatannya, dan 5) Kegiatan pendukung lainnya.
D. Pelaporan
Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan serta desa/unit kerja secara
periodik setiap bulan. Pelaporan dilakukan secara berjenjang
yaitu dari Pemandu Lapangan ke Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota, dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ke Dinas
Pertanian Provinsi dan dari Dinas Pertanian Provinsi ke Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan c/q Direktorat Serealia.
85
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Laporan kegiatan meliputi pelaksanaan kegiatan padi dan
UPPO, hasil/produksi dan produktivitas yang telah diperoleh, dan
lain-lain sebagaimana terlihat dalam format laporan (Lampiran
20, 21 dan 22). Laporan akhir memuat hasil evaluasi,
kesimpulan, saran serta data dukung lainnya yang dapat berupa
form Check List Pengendalian Kegiatan (Lampiran 23), Surat
Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan (Lampiran 24) dan Contoh
Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah
(Lampiran 25).
Disamping laporan kegiatan, perlu disampaikan pula laporan
program yang antara lain meliputi :
a. Sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan
1) Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota merencanakan dan
membuat laporan blanko sasaran tanam, panen,
produktivitas dan produksi padi tahun 2017.
2) Laporan sasaran tanam, panen, produktivitas dan
produksi padi tahun 2017 Kabupaten/Kota di laporkan ke
Provinsi
3) Provinsi mengirim laporan sasaran tanam, panen,
produktivitas dan produksi padi tahun 2017 ke Pusat
b. Realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan
1) Petugas Penyuluh dan Babinsa meminta laporan realisasi
tanam atau panen kepada ketua Kelompok Tani,
86
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
selanjutnya dikompilasi dan dilaporkan ke atasan masing-
masing di Kabupaten. Babinsa ke Dandim c.q. Pasiter di
Kodim dan Dinas Pertanian kabupaten.
2) Kabupaten/Kota mengirimkan laporan blanko realisasi
tanam, panen, produktivitas dan produksi padi bulanan
tahun 2017 ke Provinsi. Kodim ke Korem/Kodam dan
Dinas Pertanian Kabupaten ke Dinas Pertanian Provinsi.
3) Selanjutnya Provinsi mengirimkan laporan blanko realisasi
tanam, panen, produktivitas dan produksi padi bulanan
tahun 2017 ke Pusat. Korem/Kodam ke Aster Kasad c.q.
Paban III/Wanwil dan Dinas Pertanian Provinsi ke Direktur
Jenderal Tanama Pangan c.q. Direktur Serealia.
4) Penyampaian laporan realisasi tanam, panen,
produktivitas dan produksi padi tahun 2017
Kabupaten/Kota dilaporkan ke Provinsi dan Pusat setiap
bulannya.
c. Kendala dan permasalahan yang dihadapi di tingkat lapangan
1) Dinas Kabupaten/Kota memberikan laporan kendala dan
permasalahan kegiatan padi dan UPPO di lapangan.
2) Laporan dari Kabupaten/Kota, disampaikan ke dinas
Provinsi dan selanjutnya di laporkan ke Pusat
3) Laporan kendala dan permasalahan di tingkat lapangan
disampaikan ke Pusat setiap bulan
87
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
4) Hasil laporan perkembangan tersebut akan dievaluasi
oleh Pusat dan Daerah.
Laporan ke pusat disampaikan ke Direktorat Serealia Jl. AUP
No. 3 Pasar Minggu – Jakarta Selatan 12520; Telp. (021)
7806262 ; Faximile (021) 7802930; email.
Pada akhirnya, apabila seluruh kegiatan padi dan UPPO tahun
2017 telah selesai dilaksanakan, maka segera di proses Berita
Acara (BA) Serah Terima Pekerjaan dan ditindaklanjuti dengan
Berita Acara (BA) Serah Terima Pengelolaan Bantuan Pemerintah
(Lampiran 26). Dokumen-dokumen tersebut, selanjutnya
disampaikan ke: Direktorat Serealia Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu –
Jakarta Selatan 12520; Telp. (021) 7806262 ; Faximile (021)
7802930; email. [email protected].
Kinerja penyampaian laporan, peningkatan luas tanam (LT),
serapan anggaran dan capaian produksi merupakan salah satu
dasar pengalokasian anggaran Tahun 2018 dan tahun-tahun
berikutnya sebagai penerapan azas reward and punishment.
88
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
VIII. PENUTUP
Peningkatan produktivitas padi melalui pengembangan dan
penerapan berbagai teknologi merupakan salah satu terobosan yang
diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dalam
pencapaian sasaran produksi padi nasional.
Penerapan teknologi tersebut akan berhasil meningkatkan produksi
dan pendapatan petani apabila didukung oleh semua pihak termasuk
pemangku kepentingan baik hulu, onfarm maupun hilir serta
terciptanya koordinasi, sinkronisasi dan sinergis pada setiap tingkat
pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan sampai tingkat Desa.
Untuk itu diperlukan niat tulus dan komitmen yang kuat dari seluruh
stakeholders dan dengan pola gerakan yang seiring seirama terpadu
terkoordinasi terpantau mulai dari pusat sampai lapangan.
Disamping itu, kecepatan pengambilan keputusan dalam
menyelesaikan masalah dan komitmen seluruh pemangku
kepentingan sangat diperlukan.
Peran dan komitmen yang kuat dari Gubernur dan Bupati/Walikota
sangat diharapkan dalam meningkatkan kinerja produksi dan
serapan anggaran. Untuk itu Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan
Kepala Dinas Kabupaten/Kota diharapkan dapat meyakinkan
Gubernur/ Bupati/Walikota untuk memberi perhatian serius terhadap
keberhasilan kegiatan serealia pada khususnya dan pembangunan
89
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
tanaman pangan pada umumnya guna meningkatkan produksi padi
dan kesejahteraan petani.
Sebagai catatan penting bahwa pelaksanaan kegiatan padi tahun
2017 melalui fasilitasi bantuan pemerintah, diharapkan menjadi salah
satu pengungkit untuk mencapai produksi padi yang telah ditetapkan
pada tahun 2017, swasembada beras berkelanjutan dan kedaulatan
pangan untuk menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan
Dunia.
- o00o -
90
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
LAMPIRAN
91
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI TAHUN 2017 (VERSI UPSUS)
Okt 2016 s/d
Mar 2017
Apr 2017 s/d
Sep 2017
Okt 2016 - Sep
2017
1 Aceh 301.285 221.177 522.462 504.385 50,32 2.539.004
2 Sumatera Utara 485.087 493.616 978.702 944.839 51,80 4.890.806
3 Sumatera Barat 301.931 284.331 586.261 565.977 51,20 2.896.812
4 R i a u 93.606 58.011 151.616 146.370 37,28 544.849
5 J a m b i 104.179 91.585 195.764 188.990 48,29 913.882
6 Sumatera Selatan 580.436 545.805 1.126.241 1.087.273 47,92 5.214.299
7 Bengkulu 96.646 72.775 169.421 163.559 47,04 768.503
8 Lampung 508.627 339.382 848.009 818.668 51,44 4.210.947
9 Kep. Babel 6.084 9.751 15.835 15.287 26,03 39.929
10 Kepulauan Riau 228 166 394 380 36,41 1.384
11 DKI Jakarta 994 632 1.626 1.570 55,31 8.687
12 Jawa Barat 1.281.443 915.284 2.196.728 2.120.721 60,61 12.853.494
13 Jawa Tengah 1.390.237 682.120 2.072.356 2.000.653 61,01 12.211.695
14 DI Yogyakarta 109.909 48.951 158.860 153.364 60,03 919.184
15 Jawa Timur 1.529.609 851.626 2.381.235 2.298.845 61,12 14.073.378
16 Banten 258.489 184.618 443.106 427.775 56,50 2.417.936
17 B a l i 88.177 90.154 178.332 172.162 61,09 1.052.161
18 NTB 354.112 152.239 506.351 488.832 51,36 2.512.906
19 NTT 225.279 68.544 293.824 283.658 34,45 972.903
20 Kalimantan Barat 271.010 321.149 592.159 571.670 31,86 1.810.536
21 Kalimantan Tengah 204.735 108.723 313.458 302.613 35,48 1.074.640
22 Kalimantan Selatan 396.706 205.233 601.939 581.112 42,65 2.489.645
23 Kalimantan Timur 83.166 46.865 130.030 125.531 41,25 511.134
24 Kalimantan Utara 15.769 28.680 44.449 42.911 36,56 159.309
25 Sulawesi Utara 76.547 76.006 152.553 147.275 49,02 721.187
26 Sulawesi Tengah 135.096 131.187 266.283 257.070 49,29 1.268.986
27 Sulawesi Selatan 600.697 568.153 1.168.850 1.128.407 55,01 6.225.942
28 Sulawesi Tenggara 94.185 86.125 180.310 174.071 45,86 797.478
29 Gorontalo 37.755 31.382 69.137 66.745 54,07 361.149
30 Sulawesi Barat 71.063 59.340 130.404 125.892 48,91 614.295
31 Maluku 13.837 12.530 26.367 25.455 51,41 131.311
32 Maluku Utara 14.136 11.926 26.062 25.160 35,61 89.797
33 Papua Barat 4.665 5.464 10.130 9.779 44,22 43.445
34 Papua 30.464 24.458 54.922 53.021 43,81 232.274
9.766.188 6.827.990 16.594.178 16.020.019 53,42 85.573.888 I N D O N E S I A
No Provinsi
Luas Tanam (Ha) Luas Panen
(Ha)
Provitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Lampiran 1
92
SASARAN TANAM BULANAN TAHUN 2017 (MT 2016/2017 DAN MT 2017) VERSI UPSUS
Okt-16 Nov 16 Des-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Mei-17 Jun-17 Jul-17 Agu-17 Sep-17
1 Aceh 15.899 51.591 102.119 87.159 28.145 16.371 301.285 9.686 19.932 70.694 65.986 28.087 26.792 221.177 522.462
2 Sumatera Utara 115.330 115.686 102.142 51.021 46.763 54.144 485.087 46.022 61.936 69.252 73.251 91.570 151.584 493.616 978.702
3 Sumatera Barat 60.224 48.516 50.825 41.675 49.212 51.479 301.931 30.944 36.424 34.985 43.858 62.853 75.266 284.331 586.261
4 R i a u 33.891 15.654 11.631 10.593 9.514 12.323 93.606 5.815 3.757 2.979 3.281 5.503 36.677 58.011 151.616
5 J a m b i 17.825 18.846 22.977 16.898 14.358 13.275 104.179 8.801 12.672 16.632 16.092 17.550 19.838 91.585 195.764
6 Sumatera Selatan 123.918 173.119 145.178 73.684 29.365 35.173 580.436 74.125 133.604 149.814 96.361 33.502 58.399 545.805 1.126.241
7 Bengkulu 11.532 16.555 26.468 15.446 15.825 10.819 96.646 5.883 9.497 15.813 17.658 14.763 9.161 72.775 169.421
8 Lampung 33.328 83.960 179.307 114.150 44.056 53.827 508.627 46.369 99.367 85.214 56.686 20.998 30.747 339.382 848.009
9 Kep. Babel 1.742 1.186 814 1.163 866 312 6.084 227 530 416 184 3.697 4.696 9.751 15.835
10 Kepulauan Riau 72 28 29 46 35 18 228 29 22 16 8 82 9 166 394
11 DKI Jakarta 248 113 187 167 119 161 994 101 140 104 117 61 110 632 1.626
12 Jawa Barat 90.230 206.591 403.683 279.754 157.014 144.172 1.281.443 161.281 205.869 145.745 158.175 155.818 88.397 915.284 2.196.728
13 Jawa Tengah 88.017 257.543 423.920 228.912 131.546 260.298 1.390.237 170.188 156.005 93.108 107.663 95.863 59.292 682.120 2.072.356
14 DI Yogyakarta 6.355 46.892 27.699 6.722 4.447 17.794 109.909 13.346 9.460 4.705 5.532 6.605 9.302 48.951 158.860
15 Jawa Timur 58.179 224.660 586.455 319.075 115.937 225.303 1.529.609 248.963 145.377 86.984 143.378 155.442 71.482 851.626 2.381.235
16 Banten 20.775 44.262 90.095 58.780 23.935 20.642 258.489 38.051 49.539 40.163 20.219 15.935 20.710 184.618 443.106
17 B a l i 5.268 7.161 19.705 23.558 21.377 11.109 88.177 5.350 9.411 12.590 21.485 25.396 15.923 90.154 178.332
18 NTB 7.718 26.330 137.843 118.752 50.113 13.355 354.112 44.396 39.978 20.520 12.843 19.593 14.910 152.239 506.351
19 NTT 6.439 20.083 58.858 66.724 50.758 22.417 225.279 4.540 7.620 10.396 22.609 15.342 8.038 68.544 293.824
20 Kalimantan Barat 136.333 70.384 38.758 10.266 2.584 12.686 271.010 16.817 30.563 22.166 19.874 67.827 163.903 321.149 592.159
21 Kalimantan Tengah 65.097 48.277 25.185 11.091 16.725 38.360 204.735 41.650 24.770 11.106 3.970 2.523 24.705 108.723 313.458
22 Kalimantan Selatan 4.569 29.600 89.884 86.971 77.322 108.360 396.706 64.531 29.556 24.494 49.064 31.908 5.680 205.233 601.939
23 Kalimantan Timur 20.761 15.690 19.307 18.736 6.372 2.299 83.166 1.528 5.783 13.109 7.387 3.982 15.076 46.865 130.030
24 Kalimantan Utara 8.603 3.075 1.301 1.487 664 639 15.769 620 1.214 865 3.451 8.488 14.042 28.680 44.449
25 Sulawesi Utara 10.249 10.417 17.078 13.453 15.019 10.331 76.547 12.767 12.850 11.554 9.974 15.606 13.256 76.006 152.553
26 Sulawesi Tengah 10.420 13.909 24.511 36.521 30.266 19.469 135.096 8.817 13.152 23.498 42.989 28.943 13.789 131.187 266.283
27 Sulawesi Selatan 23.969 65.286 190.656 174.424 91.021 55.341 600.697 52.625 231.573 108.939 57.969 63.820 53.227 568.153 1.168.850
28 Sulawesi Tenggara 9.876 7.291 10.431 17.149 24.343 25.095 94.185 11.203 9.730 11.109 20.985 20.692 12.406 86.125 180.310
29 Gorontalo 4.914 10.589 12.166 4.420 2.234 3.434 37.755 6.852 10.132 8.261 2.121 1.456 2.560 31.382 69.137
30 Sulawesi Barat 6.770 9.288 13.018 17.637 12.668 11.682 71.063 4.952 11.224 13.128 9.604 10.196 10.236 59.340 130.404
31 Maluku 1.538 2.158 4.077 3.980 1.841 243 13.837 917 2.798 5.000 2.764 840 213 12.530 26.367
32 Maluku Utara 425 2.645 3.293 3.786 2.117 1.869 14.136 1.568 1.287 1.515 2.041 3.315 2.201 11.926 26.062
33 Papua Barat 822 521 432 898 1.413 578 4.665 540 358 375 820 1.921 1.452 5.464 10.130
34 Papua 1.556 1.816 4.497 7.872 10.693 4.029 30.464 1.063 3.958 9.020 5.762 3.088 1.566 24.458 54.922
1.002.892 1.649.722 2.844.529 1.922.968 1.088.668 1.257.408 9.766.188 1.140.565 1.390.088 1.124.270 1.104.160 1.033.263 1.035.644 6.827.990 16.594.178 INDONESIA
MT 2017 Jumlah MT
17
Total MT
16/17 + MT 17
Jumlah MT
16/17 No Provinsi
MT 2016/2017
Lampiran 2
93
SASARAN PRODUKSI BULANAN TAHUN 2017 (VERSI UPSUS)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Aceh 78.012 253.140 501.065 427.657 136.755 79.544 47.065 96.845 339.124 316.542 134.734 128.522 2.539.004
2 Sumatera Utara 559.662 561.390 495.666 247.591 241.978 280.172 238.142 320.491 349.390 369.565 461.989 764.771 4.890.806
3 Sumatera Barat 296.738 239.053 250.429 205.342 241.300 252.415 151.726 178.599 174.346 218.563 313.223 375.078 2.896.812
4 R i a u 111.883 51.679 38.396 34.968 38.541 49.917 23.555 15.219 11.111 12.238 20.528 136.815 544.849
5 J a m b i 79.565 84.126 102.564 75.428 66.314 61.309 40.646 58.525 81.938 79.276 86.458 97.732 913.882
6 Sumatera Selatan 573.025 800.543 671.338 340.730 131.681 157.725 332.399 599.117 712.449 458.251 159.321 277.722 5.214.299
7 Bengkulu 52.230 74.981 119.877 69.958 65.678 44.902 24.415 39.416 76.327 85.237 71.260 44.222 768.503
8 Lampung 166.891 420.429 897.879 571.607 217.845 266.164 229.287 491.348 417.829 277.946 102.961 150.762 4.210.947
9 Kep. Babel 4.154 2.829 1.940 2.773 2.691 971 707 1.647 1.028 455 9.133 11.602 39.929
10 Kepulauan Riau 253 97 103 162 122 62 101 77 58 30 288 32 1.384
11 DKI Jakarta 1.305 594 980 875 674 913 573 792 526 592 308 555 8.687
12 Jawa Barat 527.785 1.208.412 2.361.263 1.636.366 925.856 850.135 951.019 1.213.940 845.196 917.281 903.613 512.628 12.853.494
13 Jawa Tengah 519.543 1.520.210 2.502.287 1.351.211 791.811 1.566.806 1.024.409 939.038 522.242 603.879 537.691 332.568 12.211.695
14 DI Yogyakarta 35.117 259.144 153.074 37.149 26.511 106.077 79.563 56.392 29.904 35.158 41.975 59.119 919.184
15 Jawa Timur 348.011 1.343.856 3.508.017 1.908.624 644.020 1.251.538 1.382.969 807.559 547.598 902.616 978.565 450.005 14.073.378
16 Banten 113.922 242.718 494.054 322.328 132.287 114.087 210.307 273.801 212.946 107.200 84.487 109.802 2.417.936
17 B a l i 31.479 42.785 117.737 140.759 124.382 64.637 31.128 54.757 74.226 126.670 149.724 93.877 1.052.161
18 NTB 38.733 132.134 691.740 595.934 245.042 65.303 217.085 195.482 100.220 62.724 95.693 72.817 2.512.906
19 NTT 19.226 59.965 175.743 199.229 183.216 80.917 16.388 27.504 38.850 84.493 57.333 30.038 972.903
20 Kalimantan Barat 355.538 183.551 101.075 26.772 8.523 41.849 55.474 100.822 75.859 68.014 232.127 560.931 1.810.536
21 Kalimantan Tengah 197.217 146.261 76.301 33.600 63.534 145.724 158.221 94.098 41.920 14.985 9.523 93.255 1.074.640
22 Kalimantan Selatan 20.435 132.402 402.056 389.022 296.870 416.038 247.759 113.479 103.926 208.174 135.385 24.100 2.489.645
23 Kalimantan Timur 73.287 55.386 68.155 66.137 26.157 9.438 6.270 23.739 60.507 34.093 18.381 69.583 511.134
24 Kalimantan Utara 21.322 7.620 3.225 3.685 1.642 1.581 1.534 3.003 3.728 14.872 36.580 60.516 159.309
25 Sulawesi Utara 45.333 46.080 75.540 59.508 72.020 49.539 61.218 61.616 57.402 49.549 77.529 65.854 721.187
26 Sulawesi Tengah 50.397 67.268 118.547 176.633 149.484 96.155 43.545 64.959 108.002 197.589 133.030 63.376 1.268.986
27 Sulawesi Selatan 133.014 362.296 1.058.022 967.947 483.911 294.219 279.779 1.231.148 543.095 288.994 318.163 265.355 6.225.942
28 Sulawesi Tenggara 40.926 30.214 43.228 71.068 112.641 116.118 51.836 45.023 48.807 92.196 90.912 54.508 797.478
29 Gorontalo 26.709 57.556 66.131 24.023 11.391 17.510 34.939 51.664 40.865 10.491 7.203 12.666 361.149
30 Sulawesi Barat 33.474 45.921 64.364 87.203 59.412 54.787 23.222 52.642 58.781 43.004 45.652 45.832 614.295
31 Maluku 8.443 11.846 22.385 21.850 9.866 1.305 4.912 14.994 20.252 11.195 3.402 862 131.311
32 Maluku Utara 1.337 8.327 10.367 11.920 7.571 6.683 5.605 4.602 5.575 7.513 12.198 8.099 89.797
33 Papua Barat 3.096 1.963 1.626 3.382 5.943 2.432 2.272 1.503 1.742 3.810 8.928 6.748 43.445
34 Papua 6.607 7.710 19.091 33.418 45.898 17.294 4.564 16.987 37.454 23.925 12.821 6.504 232.274
4.574.669 8.462.488 15.214.264 10.144.863 5.571.565 6.564.265 5.982.634 7.250.826 5.743.225 5.727.120 5.351.116 4.986.852 85.573.888 INDONESIA
No Provinsi
Produksi 2017 (Ton)
Jan-Des
Lampiran 3
94
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI TAHUN 2017 PER KABUPATEN (VERSI UPSUS)
PROVINSI ACEH
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Simeuleu 6.775 2.135 8.910 8.602 38,00 32.689
2 Aceh Singkil 1.413 1.614 3.027 2.922 52,67 15.392
3 Aceh Selatan 14.931 5.676 20.607 19.894 52,94 105.323
4 Aceh Tenggara 11.166 16.486 27.652 26.695 54,87 146.479
5 Aceh Timur 33.754 24.954 58.708 56.677 43,21 244.903
6 Aceh Tengah 8.994 4.427 13.420 12.956 41,59 53.882
7 Aceh Barat 13.884 9.715 23.598 22.782 51,21 116.668
8 Aceh Besar 30.353 17.153 47.506 45.862 60,05 275.390
9 Pidie 34.087 13.736 47.823 46.168 46,55 214.907
10 Bireuen 24.533 20.883 45.416 43.845 54,08 237.096
11 Aceh Utara 47.972 33.469 81.441 78.624 46,21 363.326
12 Aceh Barat Daya 7.188 9.589 16.777 16.196 65,65 106.329
13 Gayo Luwes 6.844 7.875 14.719 14.210 50,96 72.417
14 Aceh Tamiang 17.623 20.496 38.118 36.799 55,22 203.217
15 Nagan Raya 12.815 13.820 26.635 25.714 50,31 129.373
16 Aceh Jaya 11.271 6.497 17.768 17.153 44,71 76.690
17 Bener Meriah 2.656 868 3.524 3.402 41,87 14.246
18 Pidie Jaya 9.469 7.049 16.517 15.946 57,53 91.739
19. Kota Banda Aceh 97 12 110 106 36,43 386
20. Kota Sabang - - - - - -
21. Kota Langsa 2.042 1.799 3.841 3.708 45,87 17.011
22. Kota Lhokseumawe 1.262 956 2.218 2.141 71,23 15.252
23. Subulussalam 2.157 1.968 4.125 3.983 15,80 6.291
301.285 221.177 522.462 504.385 50,34 2.539.004
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
Lampiran 4
95
SUMATERA UTARA
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Medan 1.831 755 2.586 2.497 54,64 13.642
2 Langkat 29.529 55.931 85.460 82.503 55,59 458.622
3 Deli Serdang 58.353 42.687 101.039 97.543 54,41 530.733
4 Simalungun 65.988 67.521 133.509 128.890 55,92 720.806
5 Tanah Karo 12.161 22.623 34.784 33.580 49,77 167.117
6 Asahan 9.928 10.535 20.463 19.755 53,74 106.164
7 Lab. Batu 15.343 18.502 33.845 32.674 58,64 191.588
8 Tap. Utara 20.862 14.931 35.793 34.554 47,72 164.891
9 Tap. Tengah 21.317 16.013 37.330 36.039 44,92 161.880
10 Tap. Selatan 20.673 17.622 38.295 36.970 48,36 178.768
11 Nias 6.644 8.785 15.429 14.895 38,76 57.728
12 Dairi 12.186 19.684 31.869 30.767 50,89 156.561
13 Teb. Tinggi 563 748 1.311 1.266 39,26 4.969
14 Tanj. Balai 131 1.755 1.886 1.820 32,47 5.911
15 Binjai 2.164 1.748 3.911 3.776 48,13 18.174
16 Pem. Siantar 2.037 2.856 4.893 4.724 55,72 26.321
17 Toba Samosir 21.325 8.245 29.570 28.547 43,70 124.738
18 Mand. Natal 21.697 30.364 52.061 50.260 48,22 242.347
19 P. Sidempuan 6.087 5.457 11.544 11.145 41,65 46.423
20 Nias Selatan 12.234 23.599 35.832 34.593 48,51 167.819
21 H. Hasundutan 17.671 10.438 28.109 27.136 46,93 127.355
22 S. Bedagai 39.241 41.261 80.501 77.716 57,72 448.589
23 Pakpak Bharat 2.063 4.088 6.151 5.939 49,11 29.166
24 Samosir 6.270 3.751 10.022 9.675 57,91 56.027
25 Batubara 18.944 21.570 40.515 39.113 58,18 227.558
26 Palas 11.585 5.993 17.579 16.971 40,39 68.547
27 Paluta 21.975 13.857 35.832 34.592 32,32 111.791
28 Labura 20.228 14.400 34.628 33.430 66,90 223.636
29 Labusel 654 707 1.361 1.314 29,68 3.899
30 Nias Utara 2.344 2.419 4.763 4.598 41,14 18.919
31 Nias Barat 2.282 1.740 4.022 3.883 29,82 11.577
32 Gunung Sitoli 778 2.269 3.047 2.942 57,09 16.793
33 Sibolga - 762 762 736 23,75 1.748
485.087 493.616 978.702 944.839 51,76 4.890.806
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
96
SUMATERA BARAT
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Pasaman 28.224 27.901 56.126 54.184 45,37 245.808
2 Pasaman Barat 16.594 14.115 30.708 29.646 56,99 168.958
3 Lima Puluh Kota 32.151 25.641 57.792 55.792 47,17 263.189
4 Agam 38.530 35.742 74.272 71.703 54,78 392.779
5 Tanah Datar 28.873 28.540 57.413 55.426 52,95 293.501
6 Padang Pariaman 29.503 33.471 62.973 60.794 49,72 302.261
7 Solok 36.684 36.521 73.205 70.672 50,75 358.660
8 Solok Selatan 16.781 14.160 30.940 29.870 48,46 144.748
9 Sijunjung 14.143 4.994 19.137 18.475 50,80 93.857
10 Dharmasraya 6.314 9.008 15.322 14.792 49,89 73.801
11 Pesisir Selatan 32.107 32.299 64.405 62.177 54,36 338.013
12 Mentawai 680 749 1.429 1.380 27,12 3.742
13 Ko. Payakumbuh 4.622 3.853 8.476 8.182 47,82 39.130
14 Ko. Bukittinggi 447 406 853 824 63,42 5.225
15 Ko. Padang Panjang 927 970 1.897 1.831 49,49 9.062
16 Ko. Padang 8.536 10.619 19.155 18.493 51,50 95.243
17 Ko. Solok 1.573 1.240 2.813 2.716 50,83 13.806
18 Ko. Sawahlunto 1.696 929 2.624 2.534 76,53 19.391
19 Ko. Pariaman 3.546 3.175 6.720 6.488 54,93 35.637
301.931 284.331 586.261 565.977 51,18 2.896.812
Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
97
RIAU
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Kampar 5.038 4.892 9.930 9.586 43,65 41.840
2 Rokan Hulu 10.160 10.392 20.552 19.841 46,61 92.472
3 Pelalawan 9.442 10.673 20.114 19.418 29,36 57.010
4 Indragiri Hulu 7.037 1.846 8.883 8.575 37,22 13.304
5 Kuantan Singingi 3.607 2.047 5.653 5.458 37,22 44.421
6 Indragiri Hilir 23.517 10.941 34.458 33.266 31,82 105.866
7 Bengkalis 3.074 5.587 8.661 8.361 43,32 36.221
8 Siak 10.772 1.538 12.310 11.884 53,99 64.161
9 Rokan Hilir 17.384 5.496 22.880 22.089 26,53 58.597
10 Dumai 1.121 1.716 2.837 2.739 26,93 7.375
11 Pekanbaru 26 17 43 42 21,90 92
12 Kep.Meranti 2.428 2.866 5.295 5.111 45,96 23.490
93.606 58.011 151.616 146.370 37,22 544.849
JAMBI
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Kerinci 23.843 19.772 43.614 42.105 52,26 220.048
2 Merangin 17.280 10.117 27.396 26.448 33,20 87.804
3 Sarolangun 5.929 8.437 14.367 13.870 56,50 78.368
4 Batanghari 977 8.490 9.468 9.140 59,72 54.588
5 Muaro Jambi 2.293 10.912 13.205 12.748 58,97 75.174
6 Tanjung Jabung Timur 22.274 4.784 27.058 26.121 48,41 126.465
7 Tanjung Jabung Barat 8.221 8.488 16.709 16.130 52,51 84.703
8 Tebo 10.815 2.284 13.098 12.645 43,78 55.362
9 Bungo 6.347 7.161 13.508 13.041 41,20 53.733
10 Kota Jambi - 1.284 1.284 1.239 62,04 7.688
11 Kota Sungai Penuh 6.201 9.857 16.057 15.502 45,12 69.947
104.179 91.585 195.764 188.990 48,36 913.882
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
98
SUMATERA SELATAN
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 OKU 10.242 4.716 14.958 14.440 41,65 60.144
2 O K I 94.477 105.805 200.282 193.352 45,38 877.385
3 Muara Enim 18.174 18.007 36.182 34.930 36,61 127.872
4 Pali 4.257 7.268 11.525 11.126 29,94 33.314
5 Lahat 21.456 22.181 43.637 42.127 44,02 185.437
6 Musi Rawas 34.416 41.388 75.804 73.181 37,39 273.635
7 Muratara 6.293 3.147 9.440 9.114 24,31 22.152
8 Musi Banyuasin 38.132 17.343 55.475 53.556 52,57 281.515
9 Banyuasin 212.632 82.182 294.814 284.613 58,40 1.662.064
10 OKU Selatan 27.169 37.089 64.258 62.034 35,45 219.936
11 OKU Timur 76.346 108.763 185.109 178.704 52,99 947.017
12 Ogan Ilir 4.086 47.771 51.857 50.062 49,67 248.675
13 Empat Lawang 23.142 28.771 51.913 50.117 31,63 158.545
14 Palembang 378 8.093 8.470 8.177 39,77 32.525
15 Prabumulih 122 832 955 922 29,50 2.719
16 Pagar Alam 6.347 6.497 12.844 12.400 41,65 51.639
17 Lubuk Linggau 2.766 5.954 8.719 8.418 35,31 29.726
580.436 545.805 1.126.241 1.087.273 47,96 5.214.299
BENGKULU
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Bengkulu Utara 13.581 12.061 25.643 24.755 43,40 107.435
2 Bengkulu Selatan 9.135 7.320 16.455 15.886 71,47 113.541
3 Rejang Lebong 17.156 10.217 27.373 26.426 48,11 127.143
4 Kaur 9.766 8.808 18.574 17.932 45,70 81.950
5 Seluma 13.967 5.052 19.019 18.361 54,09 99.308
6 Mukomuko 8.313 10.293 18.606 17.962 37,26 66.921
7 Lebong 9.378 3.768 13.146 12.691 38,07 48.315
8 Kepahiang 6.173 5.848 12.021 11.605 41,94 48.668
9 Bengkulu Tengah 8.203 7.755 15.958 15.406 39,88 61.435
10 Kota Bengkulu 975 1.652 2.627 2.536 54,36 13.785
96.646 72.775 169.421 163.559 46,99 768.503 Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
99
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Lampung Barat 14.218 14.700 28.918 27.917 62,82 175.379
2 Tanggamus 23.312 27.324 50.636 48.884 63,87 312.203
3 Lampung Selatan 57.772 40.489 98.261 94.862 55,57 527.166
4 Lampung Timur 66.963 76.025 142.989 138.041 38,70 534.164
5 Lampung Tengah 144.818 49.514 194.332 187.608 52,07 976.874
6 Lampung Utara 24.843 19.870 44.713 43.166 59,24 255.704
7 Way Kanan 23.520 14.404 37.924 36.612 50,59 185.227
8 Tulang Bawang 38.294 29.249 67.543 65.206 49,55 323.072
9 Pesawaran 24.310 18.373 42.683 41.206 52,68 217.069
10 Pringsewu 17.964 11.894 29.858 28.825 67,70 195.139
11 Mesuji 46.088 18.402 64.490 62.259 39,75 247.508
12 Tulang Bawang Barat 9.183 9.615 18.798 18.147 61,57 111.737
13 Pesisir Barat 13.312 4.748 18.060 17.435 69,39 120.987
14 Bandar Lampung 1.019 877 1.896 1.831 43,19 7.907
15 Metro 3.010 3.898 6.908 6.669 31,21 20.812
508.627 339.382 848.009 818.668 51,44 4.210.947
KEPULAUAN RIAU
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Karimun 1 - 1 1 60,32 7
2 Bintan 15 - 15 14 40,52 58
3 Natuna 171 108 279 271 32,58 883
4 Lingga - 52 52 50 36,27 182
5 Kepulauan Anambas 40 6 46 45 56,68 254
6 B A T A M - - - - -
7 Tanjung Pinang - - - - -
227 166 394 381 36,28 1.384
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
100
BANGKA BELITUNG
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Bangka 613 3.902 4.515 4.445 26,12 6.720
2 Belitung 315 402 717 291 28,05 816
3 Bangka Barat 750 3.449 4.200 3.843 23,64 9.087
4 Bangka Tengah 96 182 278 410 36,18 1.484
5 Bangka Selatan 3.682 1.315 4.997 5.479 37,11 20.330
6 Belitung Timur 627 500 1.127 818 26,05 1.493
7 Pangkalpinang - - - - #DIV/0! -
6.083 9.751 15.834 15.286 26,12 39.930
DKI JAKARTA
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Kepulauan Seribu - - - - #DIV/0! -
2 Kota Jakarta Selatan - - - - #DIV/0! -
3 Kota Jakarta Timur 203 64 229 558 55,30 5.514
4 Kota Jakarta Pusat - - - - -
5 Kota Jakarta Barat 297 144 416 560 56,65 3.173
6 Kota Jakarta Utara 495 424 982 453 - -
994 632 1.626 1.571 55,30 8.687 Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
101
JAWA BARAT
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Kab. Bogor 50.707 41.282 91.989 88.806 66,97 594.761
2 Kab. Sukabumi 117.717 51.780 169.497 163.632 67,69 1.107.598
3 Kab. Cianjur 124.833 62.333 187.167 180.691 59,41 1.073.484
4 Kab. Bandung 61.954 29.436 91.390 88.228 60,56 534.321
5 Kab. Garut 124.966 60.915 185.881 179.450 56,03 1.005.428
6 Kab. Tasikmalaya 85.177 62.835 148.012 142.891 62,59 894.380
7 Kab. Ciamis 35.538 36.755 72.293 69.791 59,93 418.225
8 Kab. Kuningan 38.189 28.461 66.650 64.344 63,02 405.503
9 Kab. Cirebon 53.579 39.089 92.668 89.462 59,17 529.300
10 Kab. Majalengka 60.572 40.619 101.191 97.690 68,11 665.349
11 Kab. Sumedang 57.639 33.565 91.204 88.048 60,37 531.519
12 Kab. Indramayu 132.898 99.867 232.765 224.711 59,21 1.330.424
13 Kab. Subang 85.474 87.195 172.669 166.695 64,38 1.073.241
14 Kab. Purwakarta 25.746 13.642 39.388 38.025 66,12 251.425
15 Kab. Karawang 105.158 129.248 234.406 226.295 55,18 1.248.785
16 Kab. Bekasi 65.665 51.784 117.449 113.386 52,10 590.715
17 Kab. Bandung Barat 29.450 15.803 45.253 43.687 64,81 283.144
18 Kab. Pangandaran 9.509 16.861 26.370 25.457 50,78 129.284
19 Kota Bogor 620 313 933 900 51,75 4.660
20 Kota Sukabumi 2.919 1.936 4.855 4.687 49,36 23.135
21 Kota Bandung 1.714 634 2.348 2.267 51,54 11.685
22 Kota Cirebon 506 204 709 685 46,79 3.204
23 Kota Bekasi 279 328 607 586 77,10 4.521
24 Kota Depok 487 208 695 671 55,61 3.731
25 Kota Cimahi 405 370 776 749 60,62 4.539
26 Kota Tasikmalaya 6.633 7.014 13.647 13.175 63,36 83.475
27 Kota Banjar 3.111 2.806 5.917 5.712 83,43 47.660
1.281.443 915.284 2.196.728 2.120.721 60,61 12.853.494 Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
102
JAWA TENGAH
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Kab. Cilacap 72.598 61.084 133.682 129.057 59,93 773.474
2 Kab. Banyumas 35.993 33.387 69.380 66.979 58,44 391.456
3 Kab. Purbalingga 23.128 20.834 43.962 42.441 51,90 220.267
4 Kab. Banjarnegara 17.608 10.040 27.649 26.692 55,50 148.137
5 Kab. Kebumen 46.496 27.374 73.870 71.314 79,05 563.729
6 Kab. Purworejo 30.893 25.375 56.269 54.322 61,01 331.442
7 Kab. Wonosobo 20.382 14.386 34.768 33.565 51,49 172.819
8 Kab. Magelang 41.527 23.596 65.123 62.870 54,28 341.282
9 Kab. Boyolali 43.882 13.148 57.030 55.057 69,47 382.494
10 Kab. Klaten 41.565 31.904 73.469 70.927 57,59 408.493
11 Kab. Sukoharjo 27.406 28.607 56.013 54.075 69,53 375.958
12 Kab. Wonogiri 57.353 22.290 79.643 76.887 69,18 531.879
13 Kab. Karanganyar 29.504 27.930 57.434 55.447 63,86 354.089
14 Kab. Sragen 97.906 33.084 130.990 126.458 83,82 1.059.951
15 Kab. Grobogan 134.240 20.585 154.826 149.469 54,94 821.216
16 Kab. Blora 74.670 30.619 105.289 101.646 54,61 555.048
17 Kab. Rembang 34.115 8.331 42.446 40.977 54,59 223.683
18 Kab. Pati 94.644 21.888 116.532 112.500 73,19 823.392
19 Kab. Kudus 23.371 7.025 30.396 29.345 74,76 219.372
20 Kab. Jepara 33.339 13.757 47.095 45.466 62,43 283.844
21 Kab. Demak 93.156 19.637 112.794 108.891 69,94 761.579
22 Kab. Semarang 31.052 16.826 47.878 46.222 52,05 240.587
23 Kab. Temanggung 24.848 7.012 31.861 30.758 51,17 157.395
24 Kab. Kendal 28.381 19.628 48.009 46.348 51,81 240.104
25 Kab. Batang 24.522 21.234 45.755 44.172 41,88 184.992
26 Kab. Pekalongan 25.709 18.389 44.097 42.572 42,54 181.083
27 Kab. Pemalang 50.405 39.264 89.669 86.567 59,74 517.188
28 Kab. Tegal 38.557 27.189 65.746 63.471 50,23 318.805
29 Kab. Brebes 85.934 31.783 117.717 113.644 49,71 564.922
30 Kota Magelang 353 316 669 646 52,71 3.405
31 Kota Surakarta 141 101 241 233 74,65 1.740
32 Kota Salatiga 767 712 1.478 1.427 64,21 9.165
33 Kota Semarang 3.965 3.568 7.534 7.273 48,26 35.101
34 Kota Pekalongan 1.336 992 2.328 2.247 46,93 10.548
35 Kota Tegal 490 224 714 690 44,31 3.056
1.390.237 682.120 2.072.356 2.000.653 61,04 12.211.695 Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
103
JAWA TIMUR
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Pacitan 16.896 9.023 25.920 25.023 67,16 168.060
2 Ponorogo 39.814 33.739 73.552 71.007 63,33 449.687
3 Trenggalek 18.767 14.093 32.860 31.723 64,93 205.982
4 Tulungagung 32.097 21.175 53.272 51.429 56,37 289.881
5 Blitar 38.705 17.093 55.797 53.867 57,43 309.345
6 Kediri 44.818 18.002 62.821 60.647 59,57 361.286
7 Malang 53.164 29.845 83.009 80.137 56,92 456.132
8 Lumajang 54.478 34.861 89.339 86.248 54,18 467.267
9 Jember 121.441 68.430 189.871 183.302 54,71 1.002.754
10 Banyuwangi 78.145 64.040 142.185 137.265 53,05 728.157
11 Bondowoso 55.543 20.772 76.315 73.675 52,09 383.807
12 Situbundo 46.743 17.391 64.134 61.915 53,99 334.250
13 Probolinggo 55.012 15.338 70.350 67.916 53,12 360.762
14 Pasuruan 72.328 52.872 125.200 120.868 61,15 739.081
15 Sidoarjo 20.179 19.560 39.739 38.364 58,16 223.128
16 Mojokerto 34.954 23.129 58.084 56.074 57,50 322.404
17 Jombang 46.181 29.935 76.117 73.483 61,95 455.204
18 Nganjuk 64.542 29.339 93.881 90.633 59,17 536.286
19 Madiun 40.900 54.574 95.474 92.171 67,59 622.967
20 Magetan 36.425 21.740 58.165 56.152 68,76 386.097
21 Ngawi 105.659 67.684 173.342 167.345 71,12 1.190.108
22 Bojonegoro 124.556 52.002 176.558 170.449 61,86 1.054.438
23 Tuban 69.547 32.672 102.219 98.682 60,14 593.484
24 Lamongan 95.651 54.756 150.408 145.204 72,21 1.048.542
25 Gresik 34.659 20.881 55.540 53.618 69,06 370.272
26 Bangkalan 36.887 10.170 47.057 45.429 68,22 309.911
27 Sampang 26.101 4.909 31.009 29.936 68,87 206.183
28 Pamekasan 25.835 1.171 27.006 26.072 72,93 190.130
29 Sumenep 26.870 4.935 31.805 30.705 66,15 203.103
30 Kota Kediri 1.403 935 2.338 2.257 58,16 13.126
31 Kota Blitar 1.474 396 1.870 1.805 56,44 10.187
32 Kota Malang 1.468 1.053 2.521 2.434 48,43 11.785
33 Kota P.linggo 2.863 622 3.485 3.382 48,02 16.239
34 Kota Pasuruan 1.824 1.563 3.386 3.269 51,41 16.808
35 Kota. M.kerto 566 624 1.190 1.149 47,38 5.445
36 Kota Madiun 1.218 1.476 2.694 2.583 59,73 15.431
37 Kota.S.baya 871 676 1.547 1.493 73,69 11.003
38 Kota Batu 1.023 152 1.175 1.134 40,96 4.646
1.529.609 851.626 2.381.235 2.298.845 61,22 14.073.378 Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
104
DI JOGYAKARTA
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Kab. Kulon Progo 10.253 7.711 17.964 17.343 62,98 109.229
2 Kab. Bantul 17.037 14.079 31.116 30.039 65,46 196.635
3 Kab. Gunung Kidul 53.179 2.007 55.186 53.277 53,33 284.150
4 Kab. Sleman 29.356 25.069 54.425 52.542 62,45 328.128
5 Kota Yogyakarta 84 85 169 163 63,78 1.042
109.909 48.951 158.860 153.364 59,93 919.184
BANTEN
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Pandeglang 82.644 51.539 134.183 129.540 60,59 784.905
2 Lebak 66.034 39.407 105.441 101.792 59,42 604.845
3 Tangerang 37.988 38.996 76.984 74.321 55,29 410.922
4 Serang 62.600 40.260 102.860 99.301 49,05 487.027
5 Kota Tangerang 525 270 795 768 53,69 4.121
6 Kota Cilegon 1.934 401 2.335 2.254 47,23 10.647
7 Kota Serang 6.676 13.492 20.168 19.470 58,21 113.335
8 Kota Tangerang Selatan 87 253 340 329 65,00 2.135
258.489 184.618 443.106 427.775 56,52 2.417.936
- - -
BALI
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Badung 10.565 12.463 23.028 22.232 56,75 126.175
7 Tabanan 23.803 23.288 47.090 45.461 63,95 290.722
3 Gianyar 15.077 18.380 33.458 32.300 64,06 206.915
4 Bangli 3.461 3.875 7.336 7.082 59,78 42.336
5 Karangasem 8.364 9.427 17.791 17.176 53,56 91.986
6 Klungkung 3.871 4.115 7.986 7.710 57,11 44.029
7 Denpasar 2.866 2.103 4.969 4.797 62,42 29.944
8 Buleleng 11.713 12.134 23.847 23.022 62,77 144.498
9 Jembrana 8.456 4.369 12.825 12.381 61,02 75.555
88.177 90.154 178.332 172.162 61,11 1.052.161 Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
105
NTB
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Lombok Barat 26.552 16.263 42.815 41.333 47,01 194.319
2 Lombok Tengah 55.770 26.037 81.807 78.977 64,07 506.034
3 Lombok Timur 64.255 22.684 86.939 83.931 50,00 419.685
4 Sumbawa 85.096 34.966 120.062 115.908 44,19 512.255
5 Dompu 28.816 8.508 37.324 36.032 56,09 202.117
6 Bima 56.014 26.204 82.217 79.373 52,73 418.524
7 Sumbawa Barat 14.333 6.317 20.650 19.935 49,67 99.024
8 Lombok Utara 14.758 4.808 19.566 18.889 37,98 71.732
9 Mataram 4.237 3.459 7.696 7.430 54,67 40.614
10 Kota Bima 4.281 2.995 7.275 7.024 69,20 48.602
354.112 152.239 506.351 488.832 51,41 2.512.906
NTT
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Sumba Barat 10.089 1.675 11.764 11.357 28,12 31.942
2 Sumba Timur 18.746 3.515 22.261 21.491 37,76 81.146
3 Kupang 19.746 2.608 22.355 21.581 26,67 57.551
4 Timor Tengah Selatan 2.712 2.320 5.033 4.859 34,80 16.910
5 Timor Tengah Utara 12.895 2.420 15.315 14.785 25,41 37.567
6 Belu 5.851 1.007 6.858 6.621 38,43 25.444
7 Alor 5.596 248 5.844 5.642 38,87 21.928
8 Lembata 5.689 21 5.709 5.512 29,69 16.363
9 Flores Timur 8.674 260 8.934 8.625 34,30 18.329
10 Sikka 8.643 1.957 10.601 10.234 34,30 20.683
11 Ende 6.005 2.319 8.324 8.036 42,66 34.278
12 Ngada 13.237 6.567 19.804 19.119 33,48 64.011
13 Manggarai 15.254 8.159 23.413 22.602 29,90 67.571
14 Rote Ndao 13.347 3.757 17.103 16.511 39,92 65.915
15 Manggarai Barat 21.615 14.240 35.854 34.614 42,50 147.125
16 Sumba Tengah 6.315 268 6.583 6.355 26,84 17.059
17 Sumba Barat Daya 23.013 1.908 24.920 24.058 30,97 74.518
18 Nagekeo 6.283 3.272 9.554 9.224 47,97 44.247
19 Manggarai Timur 15.110 8.798 23.908 23.081 38,86 89.698
20 Sabu Raijua 907 16 923 891 19,39 1.728
21 Malaka 5.145 3.188 8.334 8.045 45,81 36.856
22 Kota Kupang 407 22 429 414 49,03 2.031
225.279 68.544 293.824 283.658 34,30 972.903
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
106
KALIMANTAN BARAT
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Sambas 33.066 72.429 105.495 101.845 39,01 397.312
2 Bengkayang 24.366 35.574 59.940 57.866 31,12 180.061
3 Landak 37.477 44.947 82.425 79.573 25,49 202.816
4 Pontiianak 21.454 8.642 30.095 29.054 25,48 74.023
5 Sanggau 11.114 10.125 21.240 20.505 30,17 61.872
6 Ketapang 23.518 10.182 33.700 32.534 46,58 151.547
7 Sintang 29.809 24.862 54.671 52.779 25,09 132.398
8 Kapuas Hulu 12.167 19.862 32.028 30.920 27,72 85.719
9 Sekadau 8.507 55.007 63.513 61.315 20,92 128.267
10 Melawi 8.153 12.370 20.524 19.813 24,92 49.371
11 Kota Pontianak 224 121 345 333 19,17 639
12 Kota Singkawang 4.283 1.941 6.224 6.008 32,72 19.657
13 Kayong Utara 19.078 5.028 24.106 23.272 34,17 79.516
14 Kubu Raya 37.794 20.060 57.855 55.853 44,28 247.338
271.010 321.149 592.159 571.670 31,67 1.810.536
KALIMANTAN TENGAH
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Kotawaringin Barat 5.865 5.956 11.821 11.412 50,55 57.691
2 Kotawaringin Timur 19.277 201 19.479 18.805 22,13 41.608
3 Kapuas 64.848 52.223 117.071 113.020 39,58 447.381
4 Barito Selatan 1.914 2.775 4.689 4.527 58,65 26.549
5 Barito Utara 12.887 945 13.833 13.354 28,87 38.557
6 Sukamara 2.087 689 2.776 2.680 51,85 13.897
7 Lamandau 19.151 12.737 31.888 30.785 35,51 64.003
8 Seruyan 9.182 5.012 14.195 13.703 27,90 38.235
9 Katingan 15.829 5.423 21.253 20.517 54,99 112.817
10 Pulang Pisau 29.302 18.903 48.205 46.537 30,19 140.473
11 Gunung Mas 3.136 27 3.162 3.053 69,81 21.313
12 Barito Timur 6.992 3.819 10.811 10.437 33,99 35.476
13 Murung Raya 14.223 - 14.223 13.731 26,60 36.520
14 Palangka Raya 40 13 53 51 23,69 121
204.735 108.723 313.458 302.613 35,51 1.074.640
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
107
KALIMANTAN SELATAN
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Tanah Laut 34.678 19.972 54.651 52.760 41,07 216.676
2 Kota Baru 27.405 1.857 29.262 28.250 38,01 107.371
3 Banjar 49.277 28.279 77.556 74.873 43,89 328.626
4 Barito Kuala 67.061 34.208 101.269 97.765 43,92 429.358
5 Tapin 58.563 20.491 79.053 76.318 39,32 300.099
6 Hulu Sungai Selatan 32.829 22.646 55.475 53.556 41,44 221.943
7 Hulu Sungai Tengah 44.269 22.358 66.627 64.321 45,60 293.303
8 Hulu Sungai Utara 1.893 33.625 35.518 34.289 64,14 219.922
9 Tabalong 19.873 5.867 25.740 24.849 45,34 112.676
10 Tanah Bumbu 24.591 6.466 31.057 29.983 36,75 110.185
11 Balangan 35.256 7.333 42.589 41.115 33,15 136.297
12 Banjarmasin 776 885 1.661 1.603 45,84 7.350
13 Banjarbaru 235 1.246 1.481 1.429 40,85 5.839
396.706 205.233 601.939 581.112 42,84 2.489.645
KALIMANTAN TIMUR
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Paser 7.892 2.635 10.527 10.163 33,24 33.787
2 Kubar 9.930 798 10.728 10.357 40,46 41.908
3 Kukar 27.002 22.373 49.376 47.667 47,62 226.978
4 Kutim 4.893 5.055 9.948 9.603 45,77 43.956
5 Berau 10.131 5.674 15.805 15.259 42,38 64.673
6 PPU 15.615 3.994 19.609 18.931 30,11 57.005
7 Mahulu 4.866 4.994 9.861 9.519 29,83 28.400
8 Balikpapan 192 25 216 209 27,73 580
9 Samarinda 2.611 1.288 3.899 3.764 36,41 13.704
10 Bontang 32 28 60 58 24,76 144
83.166 46.865 130.030 125.531 40,72 511.134
KALIMANTAN UTARA
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Malinau 5.961 8.774 14.735 14.225 26,43 37.591
2 Bulongan 7.822 9.173 16.995 16.407 42,36 69.498
3 Tana Tidung 556 575 1.131 1.092 29,09 3.176
4 Nunukan 1.392 10.006 11.398 11.004 44,21 48.650
5 Tarakan 37 152 189 183 21,53 393
15.769 28.680 44.449 42.911 37,13 159.309
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
108
SULAWESI UTARA
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Bolaang Mongondow 43.141 33.528 76.669 74.016 46,49 344.103
2 Minahasa 9.082 7.032 16.114 15.556 55,49 86.328
3 Kepulauan Sangihe 3 50 53 52 33,61 173
4 Kepulauan Talaud 203 181 384 371 43,42 1.610
5 Minahasa Selatan 5.577 7.819 13.396 12.933 54,89 70.986
6 Minahasa Utara 5.356 5.479 10.835 10.460 47,93 50.134
7 Bolmong Utara 6.696 10.952 17.648 17.038 41,05 69.941
8 Siau Tagulandang Biaro - - - - #DIV/0! -
9 Minahasa Tenggara 2.623 3.994 6.618 6.389 53,26 34.026
10 Bolmong Selatan 1.080 1.758 2.837 2.739 60,72 16.631
11 BolmongTimur 1.179 2.666 3.845 3.712 58,82 21.838
12 Manado - 43 43 42 31,04 130
13 Bitung 63 85 148 143 47,81 685
14 Tomohon 746 960 1.706 1.647 48,97 10.478
15 Kotamobagu 797 1.459 2.256 2.178 64,85 14.124
76.547 76.006 152.553 147.275 48,97 721.187
SULAWESI TENGAH
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Banggai Kepulauan 409 473 882 851 37,64 3.205
2 Banggai 21.153 29.218 50.371 48.628 48,51 235.904
3 Morowali 5.910 7.455 13.365 12.902 39,43 50.876
4 Poso 17.270 15.899 33.169 32.021 46,50 148.896
5 Donggala 13.526 13.867 27.393 26.445 48,51 128.291
6 Toli-toli 13.933 10.121 24.054 23.221 44,05 102.293
7 Buol 3.706 1.228 4.934 4.763 45,43 21.640
8 Parigi Moutong 30.596 28.923 59.520 57.460 56,89 326.901
9 Tojo Una-una 3.149 1.358 4.506 4.350 43,94 19.116
10 Sigi 19.248 14.789 34.036 32.859 52,18 171.441
11 Banggai Laut - - - - #DIV/0! -
12 Morowali Utara 5.976 7.505 13.481 13.015 44,22 57.558
13 Palu 221 352 573 553 51,81 2.866
135.096 131.187 266.283 257.070 49,36 1.268.986 Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
109
SULAWESI SELATAN
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Takalar 23.271 7.847 31.118 30.041 56,16 168.710
2 G o w a 39.906 26.543 66.449 64.150 53,84 345.380
3 Sinjai 12.289 13.130 25.418 24.539 56,82 139.430
4 M a r o s 38.566 24.383 62.948 60.770 40,98 249.020
5 Bone 60.409 96.109 156.518 151.103 52,52 793.621
6 Soppeng 32.509 22.762 55.271 53.359 50,75 270.794
7 Pinrang 55.743 45.844 101.588 98.073 44,06 432.073
8 B a r r u 16.260 6.460 22.720 21.934 48,21 105.748
9 Pangkep 18.223 9.707 27.930 26.964 53,46 144.162
10 W a j o 53.346 88.299 141.645 136.744 64,81 886.286
11 Sidrap 60.781 41.167 101.948 98.421 58,49 575.634
12 Jeneponto 18.993 4.309 23.302 22.496 69,56 156.473
13 Bulukumba 23.243 19.317 42.560 41.087 50,68 208.223
14 Bantaeng 8.290 7.037 15.327 14.796 48,30 71.461
15 Selayar 5.679 1.260 6.939 6.699 53,16 35.615
16 Enrekang 6.868 8.602 15.470 14.934 74,37 111.075
17 L u w u 40.395 50.957 91.352 88.191 71,64 631.802
18 Luwu Utara 30.490 29.104 59.594 57.532 54,62 314.246
19 Kota Palopo 2.578 3.379 5.957 5.751 52,42 30.143
20 Toraja Utara 15.497 13.064 28.561 27.573 51,53 142.081
21 Luwu Timur 22.274 35.498 57.772 55.773 48,28 269.244
22 Tana Toraja 11.529 12.114 23.643 22.825 51,80 118.226
23 Pare-Pare 921 105 1.027 991 65,58 6.500
24 Makassar 2.634 1.157 3.791 3.660 54,63 19.994
600.697 568.153 1.168.850 1.128.407 55,17 6.225.942 Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
110
SULAWESI TENGGARA
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Kolaka Utara 3.658 948 4.606 4.447 45,81 30.410
2 Konawe 28.100 30.612 58.712 56.681 35,66 202.119
3 Kolaka 9.621 7.820 17.441 16.838 45,81 146.810
4 Bombana 5.716 9.267 14.984 14.465 45,81 109.618
5 Konawe Selatan 17.051 13.565 30.616 29.557 51,23 151.415
6 Muna 2.846 832 3.678 3.550 44,52 15.807
7 Buton Utara 3.883 560 4.443 4.289 45,81 19.650
8 Buton 4.524 1.649 6.173 5.960 45,05 26.850
9 Kota Bau-bau 2.213 1.304 3.516 3.394 29,69 10.077
10 Wakatobi - - - - #DIV/0! -
11 Konawe Utara 5.258 4.856 10.114 9.764 45,81 71.368
12 Kolaka Timur 10.840 13.102 23.942 23.114 42,56 25.355
13 Konawe Kepulauan 339 - 339 327 45,81 1.500
14 Kota Kendari 137 1.608 1.746 1.685 45,39 7.650
94.185 86.125 180.310 174.071 45,81 797.478
GORONTALO
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Pohuwato 5.167 3.953 9.120 8.805 54,39 47.885
2 Boalemo 3.974 7.635 11.609 11.207 53,04 59.446
3 Gorontalo Utara 4.360 5.505 9.866 9.524 53,99 51.426
4 Gorontalo 18.739 9.345 28.084 27.112 54,60 148.043
5 Bone Bolango 3.920 1.608 5.529 5.337 54,77 29.233
6 Kota Gorontalo 1.595 3.335 4.930 4.759 52,78 25.116
37.755 31.382 69.137 66.745 54,11 361.149
SULAWESI BARAT
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Mamuju Utara 2.827 1.331 4.158 4.014 27,93 11.212
2 Mamuju 14.657 5.059 19.716 19.034 43,46 82.719
3 Majene 5.610 1.010 6.620 6.391 30,22 19.316
4 Mamasa 19.241 19.702 38.942 37.595 48,73 183.211
5 Polewali Mandar 15.923 25.060 40.983 39.565 59,89 236.973
6 Mamuju Tengah 12.805 7.179 19.984 19.292 41,92 80.864
71.063 59.340 130.404 125.892 48,80 614.295 Jumlah
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
111
MALUKU
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 MTB 1.202 - 1.202 492 67,30 3.311
2 Maluku Tenggara 91 2 93 77 51,57 1.433
3 Maluku Tengah 5.492 5.500 10.992 14.331 54,63 78.295
4 Pulau Buru 5.735 5.120 10.855 6.368 45,25 28.818
5 Kep. Aru 40 - 40 164 33,96 556
6 Seram Bagian Barat 725 687 1.412 824 62,25 5.129
7 Seram Bagian Timur 517 1.219 1.737 1.441 62,22 8.966
8 Maluku Barat Daya 5 1 6 1.039 29,38 3.053
9 Buru Selatan 21 1 22 715 23,45 1.677
10 Kota Ambon - - - - - -
11 Kota Tual 9 - 9 10 51,57 72
13.837 12.530 26.367 25.461 51,57 131.311
MALUKU UTARA
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Halmahera Barat 2.111 1.498 3.608 2.569 35,85 9.209
2 Halmahera Tengah 992 1.534 2.526 1.939 44,66 8.659
3 Kepulauan Sula 263 208 471 261 48,90 1.276
4 Halmahera Selatan 1.686 804 2.490 2.487 39,47 9.814
5 Halmahera Utara 3.338 1.917 5.255 5.763 30,97 17.850
6 Halmahera Timur 3.069 4.231 7.300 8.259 32,98 27.239
7 Pulau Morotai 2.613 1.706 4.319 3.841 38,04 14.611
8 Pulau Taliabu 64 28 93 41 39,25 162
9 Ternate - - - - - -
JUMLAH 14.136 11.926 26.062 25.159 35,69 89.797
Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
112
PAPUA
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Kota Jayapura 356 2.457 2.813 2.715 37,72 10.242
2 Jayapura 1.347 456 1.803 1.741 42,64 7.423
3 Merauke 25.606 16.011 41.616 40.176 44,53 178.904
4 Nabire 1.962 3.098 5.061 4.886 33,55 16.390
5 Yapen - 17 17 16 44,97 72
6 Biak Numfor - - - - - -
7 Jayawijaya 130 423 553 534 41,19 2.198
8 Mimika 67 621 688 665 51,03 3.392
9 Puncak Jaya 4 6 11 11 33,97 36
10 Paniai - - - - - -
11 Kerom 456 844 1.300 1.255 60,37 7.579
12 Sarmi - 165 165 159 43,81 1.533
13 Boven Digul 18 - 18 17 39,53 68
14 Mappi 57 179 236 227 58,26 1.325
15 Asmat 7 13 20 19 45,05 85
16 Waropen 365 121 487 470 69,31 3.256
17 Supiori - - - - - -
18 Peg. Bintang - 32 32 31 38,87 122
19 Tolikara - - - - - -
20 Yahukimo 85 4 88 85 43,81 71
21 Deiya - - - - - -
22 Dogiyai - - - - - -
23 Intan Jaya - - - - - -
24 Lanny Jaya - - - - - -
25 Memberamo Raya - - - - - -
26 Memberamo Tengah - - - - - -
27 Nduga - - - - - -
28 Puncak - - - - - -
29 Yalimo 4 11 15 14 55,15 78
30.464 24.458 54.922 53.021 43,81 232.274 Jumlah
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
113
PAPUA BARAT
Okt 16 - Mar 17 Apr-Sep 17 Total
1 Fakfak 508 - 508 491 41,17 2.021
2 Kaimana 64 39 103 100 33,47 333
3 Teluk Wondama 10 63 73 71 37,36 265
4 Teluk Bintuni 182 63 245 236 47,46 1.122
5 Manokwari 2.436 1.899 4.336 4.186 54,99 23.018
6 Sorong Selatan 7 6 14 13 42,02 55
7 Sorong 821 3.249 4.071 3.930 30,75 12.085
8 Raja Ampat 44 145 189 183 57,67 1.054
9 Tambrauw - - - - -
10 Maybrat - - - - - -
11 Manokwari Selatan 591 - 591 570 61,24 3.492
12 Pegunungan Arfak - - - - - -
13 Sorong - - - - - -
4.665 5.464 10.130 9.779 44,43 43.445
No Kab/Kota Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
114
KEBUTUHAN BENIH PADI BULANAN TAHUN 2017 (MT 2016/MT 2017 DAN M 2017)
Ton
Okt 15 Nov 15 Des 15 Jan 16 Feb 16 Mar 16 Apr 16 Mei 16 Jun 16 Jul 16 Agust 16 Sept 16
1 Aceh 397 1.290 2.553 2.179 704 409 7.532 242 498 1.767 1.650 702 670 5.529 13.062
2 Sumatera Utara 129.783 2.892 2.554 1.276 1.169 1.354 12.127 1.151 1.548 1.731 1.831 2.289 3.790 12.340 24.468
3 Sumatera Barat 69.522 1.213 1.271 1.042 1.230 1.287 7.548 774 911 875 1.096 1.571 1.882 7.108 14.657
4 R i a u 33.126 391 291 265 238 308 2.340 145 94 74 82 138 917 1.450 3.790
5 J a m b i 14.589 471 574 422 359 332 2.604 220 317 416 402 439 496 2.290 4.894
6 Sumatera Selatan 70.520 4.328 3.629 1.842 734 879 14.511 1.853 3.340 3.745 2.409 838 1.460 13.645 28.156
7 Bengkulu 9.989 414 662 386 396 270 2.416 147 237 395 441 369 229 1.819 4.236
8 Lampung 13.413 2.099 4.483 2.854 1.101 1.346 12.716 1.159 2.484 2.130 1.417 525 769 8.485 21.200
9 Kep. Babel 2.897 30 20 29 22 8 152 6 13 10 5 92 117 244 396
10 Kepulauan Riau 72 1 1 1 1 0 6 1 1 0 0 2 0 4 10
11 DKI Jakarta 2 3 5 4 3 4 25 3 3 3 3 2 3 16 41
12 Jawa Barat 87.734 5.165 10.092 6.994 3.925 3.604 32.036 4.032 5.147 3.644 3.954 3.895 2.210 22.882 54.918
13 Jawa Tengah 89.206 6.439 10.598 5.723 3.289 6.507 34.756 4.255 3.900 2.328 2.692 2.397 1.482 17.053 51.809
14 DI Yogyakarta 5.487 1.172 692 168 111 445 2.748 334 236 118 138 165 233 1.224 3.972
15 Jawa Timur 62.452 5.616 14.661 7.977 2.898 5.633 38.240 6.224 3.634 2.175 3.584 3.886 1.787 21.291 59.531
16 Banten 15.991 1.107 2.252 1.469 598 516 6.462 951 1.238 1.004 505 398 518 4.615 11.078
17 B a l i 4.660 179 493 589 534 278 2.204 134 235 315 537 635 398 2.254 4.458
18 NTB 8.708 658 3.446 2.969 1.253 334 8.853 1.110 999 513 321 490 373 3.806 12.659
19 NTT 4.436 502 1.471 1.668 1.269 560 5.632 114 190 260 565 384 201 1.714 7.346
20 Kalimantan Barat 143.332 1.760 969 257 65 317 6.775 420 764 554 497 1.696 4.098 8.029 14.804
21 Kalimantan Tengah 59.147 1.207 630 277 418 959 5.118 1.041 619 278 99 63 618 2.718 7.836
22 Kalimantan Selatan 1.919 740 2.247 2.174 1.933 2.709 9.918 1.613 739 612 1.227 798 142 5.131 15.048
23 Kalimantan Timur 14.063 392 483 468 159 57 2.079 38 145 328 185 100 377 1.172 3.251
24 Kalimantan Utara 16.570 77 33 37 17 16 394 15 30 22 86 212 351 717 1.111
25 Sulawesi Utara 12.255 260 427 336 375 258 1.914 319 321 289 249 390 331 1.900 3.814
26 Sulawesi Tengah 7.165 348 613 913 757 487 3.377 220 329 587 1.075 724 345 3.280 6.657
27 Sulawesi Selatan 14.356 1.632 4.766 4.361 2.276 1.384 15.017 1.316 5.789 2.723 1.449 1.595 1.331 14.204 29.221
28 Sulawesi Tenggara 8.109 182 261 429 609 627 2.355 280 243 278 525 517 310 2.153 4.508
29 Gorontalo 3.034 265 304 110 56 86 944 171 253 207 53 36 64 785 1.728
30 Sulawesi Barat 5.548 232 325 441 317 292 1.777 124 281 328 240 255 256 1.484 3.260
31 Maluku 828 54 102 99 46 6 346 23 70 125 69 21 5 313 659
32 Maluku Utara 1.589 66 82 95 53 47 353 39 32 38 51 83 55 298 652
33 Papua Barat 944 13 11 22 35 14 117 14 9 9 20 48 36 137 253
34 Papua 2.687 45 112 197 267 101 762 27 99 226 144 77 39 611 1.373
935.000 41.243 71.113 48.074 27.217 31.435 244.155 28.514 34.752 28.107 27.604 25.832 25.891 170.700 414.854
Cat : Kebutuhan benih padi 25Kg/Ha
INDONESIA
No ProvinsiMT 16/17 Jumlah MT
16/17
MT 17 Jumlah MT
17
Total MT
16/17 + MT 17
Lampiran 5
115
KEBUTUHAN PUPUK UREA BULANAN TAHUN 2017 (MT 2016/MT 2017 DAN MT 2017) Ton
Okt 15 Nov 15 Des 15 Jan 16 Feb 16 Mar 16 Apr 16 Mei 16 Jun 16 Jul 16 Agust 16 Sept 16
1 Aceh 2.385 7.739 15.318 13.074 4.222 2.456 45.193 1.453 2.990 10.604 9.898 4.213 4.019 33.177 78.369
2 Sumatera Utara 17.299 17.353 15.321 7.653 7.014 8.122 72.763 6.903 9.290 10.388 10.988 13.736 22.738 74.042 146.805
3 Sumatera Barat 9.034 7.277 7.624 6.251 7.382 7.722 45.290 4.642 5.464 5.248 6.579 9.428 11.290 42.650 87.939
4 R i a u 5.084 2.348 1.745 1.589 1.427 1.848 14.041 872 564 447 492 825 5.501 8.702 22.742
5 J a m b i 2.674 2.827 3.447 2.535 2.154 1.991 15.627 1.320 1.901 2.495 2.414 2.632 2.976 13.738 29.365
6 Sumatera Selatan 18.588 25.968 21.777 11.053 4.405 5.276 87.065 11.119 20.041 22.472 14.454 5.025 8.760 81.871 168.936
7 Bengkulu 1.730 2.483 3.970 2.317 2.374 1.623 14.497 882 1.425 2.372 2.649 2.214 1.374 10.916 25.413
8 Lampung 4.999 12.594 26.896 17.122 6.608 8.074 76.294 6.955 14.905 12.782 8.503 3.150 4.612 50.907 127.201
9 Kep. Babel 261 178 122 174 130 47 913 34 79 62 28 555 704 1.463 2.375
10 Kepulauan Riau 11 4 4 7 5 3 34 4 3 2 1 12 1 25 59
11 DKI Jakarta 37 17 28 25 18 24 149 15 21 16 18 9 16 95 244
12 Jawa Barat 13.535 30.989 60.552 41.963 23.552 21.626 192.217 24.192 30.880 21.862 23.726 23.373 13.260 137.293 329.509
13 Jawa Tengah 13.203 38.631 63.588 34.337 19.732 39.045 208.536 25.528 23.401 13.966 16.149 14.379 8.894 102.318 310.853
14 DI Yogyakarta 953 7.034 4.155 1.008 667 2.669 16.486 2.002 1.419 706 830 991 1.395 7.343 23.829
15 Jawa Timur 8.727 33.699 87.968 47.861 17.391 33.795 229.441 37.344 21.807 13.048 21.507 23.316 10.722 127.744 357.185
16 Banten 3.116 6.639 13.514 8.817 3.590 3.096 38.773 5.708 7.431 6.025 3.033 2.390 3.106 27.693 66.466
17 B a l i 790 1.074 2.956 3.534 3.207 1.666 13.227 802 1.412 1.888 3.223 3.809 2.388 13.523 26.750
18 NTB 1.158 3.950 20.676 17.813 7.517 2.003 53.117 6.659 5.997 3.078 1.926 2.939 2.236 22.836 75.953
19 NTT 966 3.012 8.829 10.009 7.614 3.363 33.792 681 1.143 1.559 3.391 2.301 1.206 10.282 44.074
20 Kalimantan Barat 20.450 10.558 5.814 1.540 388 1.903 40.652 2.522 4.585 3.325 2.981 10.174 24.585 48.172 88.824
21 Kalimantan Tengah 9.765 7.242 3.778 1.664 2.509 5.754 30.710 6.247 3.716 1.666 595 378 3.706 16.308 47.019
22 Kalimantan Selatan 685 4.440 13.483 13.046 11.598 16.254 59.506 9.680 4.433 3.674 7.360 4.786 852 30.785 90.291
23 Kalimantan Timur 3.114 2.353 2.896 2.810 956 345 12.475 229 867 1.966 1.108 597 2.261 7.030 19.505
24 Kalimantan Utara 1.290 461 195 223 100 96 2.365 93 182 130 518 1.273 2.106 4.302 6.667
25 Sulawesi Utara 1.537 1.563 2.562 2.018 2.253 1.550 11.482 1.915 1.927 1.733 1.496 2.341 1.988 11.401 22.883
26 Sulawesi Tengah 1.563 2.086 3.677 5.478 4.540 2.920 20.264 1.322 1.973 3.525 6.448 4.341 2.068 19.678 39.943
27 Sulawesi Selatan 3.595 9.793 28.598 26.164 13.653 8.301 90.105 7.894 34.736 16.341 8.695 9.573 7.984 85.223 175.327
28 Sulawesi Tenggara 1.481 1.094 1.565 2.572 3.652 3.764 14.128 1.680 1.460 1.666 3.148 3.104 1.861 12.919 27.047
29 Gorontalo 737 1.588 1.825 663 335 515 5.663 1.028 1.520 1.239 318 218 384 4.707 10.371
30 Sulawesi Barat 1.016 1.393 1.953 2.646 1.900 1.752 10.659 743 1.684 1.969 1.441 1.529 1.535 8.901 19.561
31 Maluku 231 324 612 597 276 37 2.076 137 420 750 415 126 32 1.880 3.955
32 Maluku Utara 64 397 494 568 318 280 2.120 235 193 227 306 497 330 1.789 3.909
33 Papua Barat 123 78 65 135 212 87 700 81 54 56 123 288 218 820 1.519
34 Papua 233 272 675 1.181 1.604 604 4.570 160 594 1.353 864 463 235 3.669 8.238
150.434 247.458 426.679 288.445 163.300 188.611 1.464.928 171.085 208.513 168.640 165.624 154.989 155.347 1.024.199 2.489.127
Cat : Kebutuhan pupuk Urea 150 Kg/Ha
Jumlah MT
17
Total MT
16/17 + MT 17
INDONESIA
MT 17No Provinsi
MT 16/17 Jumlah MT
16/17
Lampiran 6
116
KEBUTUHAN PUPUK NPK BULANAN TAHUN 2017 (MT 2016/MT 2017 DAN MT 2017) Ton
Okt 15 Nov 15 Des 15 Jan 16 Feb 16 Mar 16 Apr 16 Mei 16 Jun 16 Jul 16 Agust 16 Sept 16
1 Aceh 3.180 10.318 20.424 17.432 5.629 3.274 60.257 1.937 3.986 14.139 13.197 5.617 5.358 44.235 104.492
2 Sumatera Utara 23.066 23.137 20.428 10.204 9.353 10.829 97.017 9.204 12.387 13.850 14.650 18.314 30.317 98.723 195.740
3 Sumatera Barat 12.045 9.703 10.165 8.335 9.842 10.296 60.386 6.189 7.285 6.997 8.772 12.571 15.053 56.866 117.252
4 R i a u 6.778 3.131 2.326 2.119 1.903 2.465 18.721 1.163 751 596 656 1.101 7.335 11.602 30.323
5 J a m b i 3.565 3.769 4.595 3.380 2.872 2.655 20.836 1.760 2.534 3.326 3.218 3.510 3.968 18.317 39.153
6 Sumatera Selatan 24.784 34.624 29.036 14.737 5.873 7.035 116.087 14.825 26.721 29.963 19.272 6.700 11.680 109.161 225.248
7 Bengkulu 2.306 3.311 5.294 3.089 3.165 2.164 19.329 1.177 1.899 3.163 3.532 2.953 1.832 14.555 33.884
8 Lampung 6.666 16.792 35.861 22.830 8.811 10.765 101.725 9.274 19.873 17.043 11.337 4.200 6.149 67.876 169.602
9 Kep. Babel 348 237 163 233 173 62 1.217 45 106 83 37 739 939 1.950 3.167
10 Kepulauan Riau 14 6 6 9 7 4 46 6 4 3 2 16 2 33 79
11 DKI Jakarta 50 23 37 33 24 32 199 20 28 21 23 12 22 126 325
12 Jawa Barat 18.046 41.318 80.737 55.951 31.403 28.834 256.289 32.256 41.174 29.149 31.635 31.164 17.679 183.057 439.346
13 Jawa Tengah 17.603 51.509 84.784 45.782 26.309 52.060 278.047 34.038 31.201 18.622 21.533 19.173 11.858 136.424 414.471
14 DI Yogyakarta 1.271 9.378 5.540 1.344 889 3.559 21.982 2.669 1.892 941 1.106 1.321 1.860 9.790 31.772
15 Jawa Timur 11.636 44.932 117.291 63.815 23.187 45.061 305.922 49.793 29.075 17.397 28.676 31.088 14.296 170.325 476.247
16 Banten 4.155 8.852 18.019 11.756 4.787 4.128 51.698 7.610 9.908 8.033 4.044 3.187 4.142 36.924 88.621
17 B a l i 1.054 1.432 3.941 4.712 4.275 2.222 17.635 1.070 1.882 2.518 4.297 5.079 3.185 18.031 35.666
18 NTB 1.544 5.266 27.569 23.750 10.023 2.671 70.822 8.879 7.996 4.104 2.569 3.919 2.982 30.448 101.270
19 NTT 1.288 4.017 11.772 13.345 10.152 4.483 45.056 908 1.524 2.079 4.522 3.068 1.608 13.709 58.765
20 Kalimantan Barat 27.267 14.077 7.752 2.053 517 2.537 54.202 3.363 6.113 4.433 3.975 13.565 32.781 64.230 118.432
21 Kalimantan Tengah 13.019 9.655 5.037 2.218 3.345 7.672 40.947 8.330 4.954 2.221 794 505 4.941 21.745 62.692
22 Kalimantan Selatan 914 5.920 17.977 17.394 15.464 21.672 79.341 12.906 5.911 4.899 9.813 6.382 1.136 41.047 120.388
23 Kalimantan Timur 4.152 3.138 3.861 3.747 1.274 460 16.633 306 1.157 2.622 1.477 796 3.015 9.373 26.006
24 Kalimantan Utara 1.721 615 260 297 133 128 3.154 124 243 173 690 1.698 2.808 5.736 8.890
25 Sulawesi Utara 2.050 2.083 3.416 2.691 3.004 2.066 15.309 2.553 2.570 2.311 1.995 3.121 2.651 15.201 30.511
26 Sulawesi Tengah 2.084 2.782 4.902 7.304 6.053 3.894 27.019 1.763 2.630 4.700 8.598 5.789 2.758 26.237 53.257
27 Sulawesi Selatan 4.794 13.057 38.131 34.885 18.204 11.068 120.139 10.525 46.315 21.788 11.594 12.764 10.645 113.631 233.770
28 Sulawesi Tenggara 1.975 1.458 2.086 3.430 4.869 5.019 18.837 2.241 1.946 2.222 4.197 4.138 2.481 17.225 36.062
29 Gorontalo 983 2.118 2.433 884 447 687 7.551 1.370 2.026 1.652 424 291 512 6.276 13.827
30 Sulawesi Barat 1.354 1.858 2.604 3.527 2.534 2.336 14.213 990 2.245 2.626 1.921 2.039 2.047 11.868 26.081
31 Maluku 308 432 815 796 368 49 2.767 183 560 1.000 553 168 43 2.506 5.273
32 Maluku Utara 85 529 659 757 423 374 2.827 314 257 303 408 663 440 2.385 5.212
33 Papua Barat 164 104 86 180 283 116 933 108 72 75 164 384 290 1.093 2.026
34 Papua 311 363 899 1.574 2.139 806 6.093 213 792 1.804 1.152 618 313 4.892 10.984
200.578 329.944 568.906 384.594 217.734 251.482 1.953.238 228.113 278.018 224.854 220.832 206.653 207.129 1.365.598 3.318.836
Cat : Kebutuhan pupuk NPK 200 Kg/Ha
INDONESIA
No ProvinsiMT 16/17 Jumlah MT
16/17
MT 17 Jumlah MT
17
Total MT
16/17 + MT 17
Lampiran 7
117
KEBUTUHAN PUPUK SP-36 BULANAN TAHUN 2017 (MT 2016/MT 2017 DAN MT 2017)
Ton
Okt 15 Nov 15 Des 15 Jan 16 Feb 16 Mar 16 Apr 16 Mei 16 Jun 16 Jul 16 Agust 16 Sept 16
1 Aceh 795 2.580 5.106 4.358 1.407 819 15.064 484 997 3.535 3.299 1.404 1.340 11.059 26.123
2 Sumatera Utara 5.766 5.784 5.107 2.551 2.338 2.707 24.254 2.301 3.097 3.463 3.663 4.579 7.579 24.681 48.935
3 Sumatera Barat 3.011 2.426 2.541 2.084 2.461 2.574 15.097 1.547 1.821 1.749 2.193 3.143 3.763 14.217 29.313
4 R i a u 1.695 783 582 530 476 616 4.680 291 188 149 164 275 1.834 2.901 7.581
5 J a m b i 891 942 1.149 845 718 664 5.209 440 634 832 805 877 992 4.579 9.788
6 Sumatera Selatan 6.196 8.656 7.259 3.684 1.468 1.759 29.022 3.706 6.680 7.491 4.818 1.675 2.920 27.290 56.312
7 Bengkulu 577 828 1.323 772 791 541 4.832 294 475 791 883 738 458 3.639 8.471
8 Lampung 1.666 4.198 8.965 5.707 2.203 2.691 25.431 2.318 4.968 4.261 2.834 1.050 1.537 16.969 42.400
9 Kep. Babel 87 59 41 58 43 16 304 11 26 21 9 185 235 488 792
10 Kepulauan Riau 4 1 1 2 2 1 11 1 1 1 0 4 0 8 20
11 DKI Jakarta 12 6 9 8 6 8 50 5 7 5 6 3 5 32 81
12 Jawa Barat 4.512 10.330 20.184 13.988 7.851 7.209 64.072 8.064 10.293 7.287 7.909 7.791 4.420 45.764 109.836
13 Jawa Tengah 4.401 12.877 21.196 11.446 6.577 13.015 69.512 8.509 7.800 4.655 5.383 4.793 2.965 34.106 103.618
14 DI Yogyakarta 318 2.345 1.385 336 222 890 5.495 667 473 235 277 330 465 2.448 7.943
15 Jawa Timur 2.909 11.233 29.323 15.954 5.797 11.265 76.480 12.448 7.269 4.349 7.169 7.772 3.574 42.581 119.062
16 Banten 1.039 2.213 4.505 2.939 1.197 1.032 12.924 1.903 2.477 2.008 1.011 797 1.035 9.231 22.155
17 B a l i 263 358 985 1.178 1.069 555 4.409 267 471 629 1.074 1.270 796 4.508 8.917
18 NTB 386 1.317 6.892 5.938 2.506 668 17.706 2.220 1.999 1.026 642 980 745 7.612 25.318
19 NTT 322 1.004 2.943 3.336 2.538 1.121 11.264 227 381 520 1.130 767 402 3.427 14.691
20 Kalimantan Barat 6.817 3.519 1.938 513 129 634 13.551 841 1.528 1.108 994 3.391 8.195 16.057 29.608
21 Kalimantan Tengah 3.255 2.414 1.259 555 836 1.918 10.237 2.082 1.239 555 198 126 1.235 5.436 15.673
22 Kalimantan Selatan 228 1.480 4.494 4.349 3.866 5.418 19.835 3.227 1.478 1.225 2.453 1.595 284 10.262 30.097
23 Kalimantan Timur 1.038 784 965 937 319 115 4.158 76 289 655 369 199 754 2.343 6.502
24 Kalimantan Utara 430 154 65 74 33 32 788 31 61 43 173 424 702 1.434 2.222
25 Sulawesi Utara 512 521 854 673 751 517 3.827 638 642 578 499 780 663 3.800 7.628
26 Sulawesi Tengah 521 695 1.226 1.826 1.513 973 6.755 441 658 1.175 2.149 1.447 689 6.559 13.314
27 Sulawesi Selatan 1.198 3.264 9.533 8.721 4.551 2.767 30.035 2.631 11.579 5.447 2.898 3.191 2.661 28.408 58.442
28 Sulawesi Tenggara 494 365 522 857 1.217 1.255 4.709 560 487 555 1.049 1.035 620 4.306 9.016
29 Gorontalo 246 529 608 221 112 172 1.888 343 507 413 106 73 128 1.569 3.457
30 Sulawesi Barat 339 464 651 882 633 584 3.553 248 561 656 480 510 512 2.967 6.520
31 Maluku 77 108 204 199 92 12 692 46 140 250 138 42 11 627 1.318
32 Maluku Utara 21 132 165 189 106 93 707 78 64 76 102 166 110 596 1.303
33 Papua Barat 41 26 22 45 71 29 233 27 18 19 41 96 73 273 506
34 Papua 78 91 225 394 535 201 1.523 53 198 451 288 154 78 1.223 2.746
50.145 82.486 142.226 96.148 54.433 62.870 488.309 57.028 69.504 56.213 55.208 51.663 51.782 341.400 829.709
Cat : Kebutuhan pupuk SP-36 50 Kg/Ha
Jumlah MT
17
Total MT
16/17 + MT 17
INDONESIA
MT 17No Provinsi
MT 16/17 Jumlah MT
16/17
Lampiran 8
118
KEBUTUHAN PUPUK ORGANIK BULANAN TAHUN 2017 (MT 2016/MT 2017 DAN MT 2017) Ton
Okt 15 Nov 15 Des 15 Jan 16 Feb 16 Mar 16 Apr 16 Mei 16 Jun 16 Jul 16 Agust 16 Sept 16
1 Aceh 15.899 51.591 102.119 87.159 28.145 16.371 301.285 9.686 19.932 70.694 65.986 28.087 26.792 221.177 522.462
2 Sumatera Utara 115.330 115.686 102.142 51.021 46.763 54.144 485.087 46.022 61.936 69.252 73.251 91.570 151.584 493.616 978.702
3 Sumatera Barat 60.224 48.516 50.825 41.675 49.212 51.479 301.931 30.944 36.424 34.985 43.858 62.853 75.266 284.331 586.261
4 R i a u 33.891 15.654 11.631 10.593 9.514 12.323 93.606 5.815 3.757 2.979 3.281 5.503 36.677 58.011 151.616
5 J a m b i 17.825 18.846 22.977 16.898 14.358 13.275 104.179 8.801 12.672 16.632 16.092 17.550 19.838 91.585 195.764
6 Sumatera Selatan 123.918 173.119 145.178 73.684 29.365 35.173 580.436 74.125 133.604 149.814 96.361 33.502 58.399 545.805 1.126.241
7 Bengkulu 11.532 16.555 26.468 15.446 15.825 10.819 96.646 5.883 9.497 15.813 17.658 14.763 9.161 72.775 169.421
8 Lampung 33.328 83.960 179.307 114.150 44.056 53.827 508.627 46.369 99.367 85.214 56.686 20.998 30.747 339.382 848.009
9 Kep. Babel 1.742 1.186 814 1.163 866 312 6.084 227 530 416 184 3.697 4.696 9.751 15.835
10 Kepulauan Riau 72 28 29 46 35 18 228 29 22 16 8 82 9 166 394
11 DKI Jakarta 248 113 187 167 119 161 994 101 140 104 117 61 110 632 1.626
12 Jawa Barat 90.230 206.591 403.683 279.754 157.014 144.172 1.281.443 161.281 205.869 145.745 158.175 155.818 88.397 915.284 2.196.728
13 Jawa Tengah 88.017 257.543 423.920 228.912 131.546 260.298 1.390.237 170.188 156.005 93.108 107.663 95.863 59.292 682.120 2.072.356
14 DI Yogyakarta 6.355 46.892 27.699 6.722 4.447 17.794 109.909 13.346 9.460 4.705 5.532 6.605 9.302 48.951 158.860
15 Jawa Timur 58.179 224.660 586.455 319.075 115.937 225.303 1.529.609 248.963 145.377 86.984 143.378 155.442 71.482 851.626 2.381.235
16 Banten 20.775 44.262 90.095 58.780 23.935 20.642 258.489 38.051 49.539 40.163 20.219 15.935 20.710 184.618 443.106
17 B a l i 5.268 7.161 19.705 23.558 21.377 11.109 88.177 5.350 9.411 12.590 21.485 25.396 15.923 90.154 178.332
18 NTB 7.718 26.330 137.843 118.752 50.113 13.355 354.112 44.396 39.978 20.520 12.843 19.593 14.910 152.239 506.351
19 NTT 6.439 20.083 58.858 66.724 50.758 22.417 225.279 4.540 7.620 10.396 22.609 15.342 8.038 68.544 293.824
20 Kalimantan Barat 136.333 70.384 38.758 10.266 2.584 12.686 271.010 16.817 30.563 22.166 19.874 67.827 163.903 321.149 592.159
21 Kalimantan Tengah 65.097 48.277 25.185 11.091 16.725 38.360 204.735 41.650 24.770 11.106 3.970 2.523 24.705 108.723 313.458
22 Kalimantan Selatan 4.569 29.600 89.884 86.971 77.322 108.360 396.706 64.531 29.556 24.494 49.064 31.908 5.680 205.233 601.939
23 Kalimantan Timur 20.761 15.690 19.307 18.736 6.372 2.299 83.166 1.528 5.783 13.109 7.387 3.982 15.076 46.865 130.030
24 Kalimantan Utara 8.603 3.075 1.301 1.487 664 639 15.769 620 1.214 865 3.451 8.488 14.042 28.680 44.449
25 Sulawesi Utara 10.249 10.417 17.078 13.453 15.019 10.331 76.547 12.767 12.850 11.554 9.974 15.606 13.256 76.006 152.553
26 Sulawesi Tengah 10.420 13.909 24.511 36.521 30.266 19.469 135.096 8.817 13.152 23.498 42.989 28.943 13.789 131.187 266.283
27 Sulawesi Selatan 23.969 65.286 190.656 174.424 91.021 55.341 600.697 52.625 231.573 108.939 57.969 63.820 53.227 568.153 1.168.850
28 Sulawesi Tenggara 9.876 7.291 10.431 17.149 24.343 25.095 94.185 11.203 9.730 11.109 20.985 20.692 12.406 86.125 180.310
29 Gorontalo 4.914 10.589 12.166 4.420 2.234 3.434 37.755 6.852 10.132 8.261 2.121 1.456 2.560 31.382 69.137
30 Sulawesi Barat 6.770 9.288 13.018 17.637 12.668 11.682 71.063 4.952 11.224 13.128 9.604 10.196 10.236 59.340 130.404
31 Maluku 1.538 2.158 4.077 3.980 1.841 243 13.837 917 2.798 5.000 2.764 840 213 12.530 26.367
32 Maluku Utara 425 2.645 3.293 3.786 2.117 1.869 14.136 1.568 1.287 1.515 2.041 3.315 2.201 11.926 26.062
33 Papua Barat 822 521 432 898 1.413 578 4.665 540 358 375 820 1.921 1.452 5.464 10.130
34 Papua 1.556 1.816 4.497 7.872 10.693 4.029 30.464 1.063 3.958 9.020 5.762 3.088 1.566 24.458 54.922
1.002.892 1.649.722 2.844.529 1.922.968 1.088.668 1.257.408 9.766.188 1.140.565 1.390.088 1.124.270 1.104.160 1.033.263 1.035.644 6.827.990 16.594.178
Cat : Kebutuhan pupuk Organik 1000 Kg/Ha
Jumlah MT
17
Total MT
16/17 + MT 17
INDONESIA
No ProvinsiMT 16/17 Jumlah MT
16/17
MT 17
Lampiran 9
119
Rekapitulasi Alokasi Kegiatan Serealia (Padi) Tahun 2017
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
1 ACEH 18 26,450 - - 5 1,200 - - - - - - 6 200 - 1,000 18 28,850 6 60
2 SUMUT 25 33,050 - - - - 10 1,500 - - - - 5 160 - 1,000 25 35,710 19 137
3 SUMBAR 12 25,500 - - - - - - 4 2,000 - - 5 140 - - 12 27,640 8 29
4 RIAU 10 16,500 - - - - 7 500 - - - - 8 160 - - 10 17,160 7 23
5 JAMBI 11 15,420 - - 1 100 - - - - - - 6 160 - - 11 15,680 - 30
6 SUMSEL 16 76,750 - - 5 10,000 15 - - - - - 6 160 - 1,000 16 87,910 6 22
7 BENGKULU 9 9,400 - - 4 550 8 200 - - - - 2 40 - - 9 10,190 9 33
8 LAMPUNG 14 32,150 - - 11 6,400 11 4,000 - - - - 5 100 - 1,000 14 43,650 11 38
9 DKI JAKARTA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 JABAR 20 79,325 3 75 11 5,500 3 125 7 2,000 - 2,360 16 520 - 1,000 20 90,905 18 163
11 JATENG 28 44,950 - - 4 2,000 - - 5 2,000 - 355 3 60 - 1,000 28 50,365 21 56
12 DI YOGYAKARTA 4 2,000 - - 1 250 - - - - - 27 - - - - 4 2,277 - 3
13 JATIM 26 53,250 - - 10 11,000 3 200 5 2,000 - - 9 180 - 1,000 26 67,630 14 42
14 KALBAR 13 70,050 - - 1 2,000 13 28,000 - - - - 7 140 - - 13 100,190 13 260
15 KALTENG 13 23,900 - - 5 5,000 11 11,850 - - - - 6 120 - - 13 40,870 14 65
16 KALSEL 10 82,500 - - 3 4,500 4 500 - - - - 2 80 - 1,000 10 88,580 3 28
17 KALTIM 8 18,850 - - 1 1,000 3 500 - - - - 3 60 - - 7 20,410 5 15
18 SULUT 11 7,450 - - 3 750 7 750 - - - - 7 220 - - 12 9,170 14 100
19 SULTENG 11 11,400 - - 3 1,000 5 175 - - - - 3 60 - - 12 12,635 12 13
20 SULSEL 22 17,000 - - 6 5,250 4 250 2 1,000 - - 9 240 - 1,000 22 24,740 13 57
21 SULTRA 12 7,200 - - - - 4 100 - - - - 5 100 - - 12 7,400 15 42
22 BALI 9 8,550 - - - - - - 3 1,000 - - 6 120 - - 9 9,670 8 14
23 NTB 10 21,200 - - 3 1,500 4 100 - - - 490 3 60 - 1,000 10 24,350 10 23
24 NTT 16 6,800 - - 4 1,000 4 600 - - - - 13 360 - - 16 8,760 14 80
25 MALUKU 8 2,950 - - 1 250 3 100 - - - - 4 80 - - 8 3,380 5 11
26 PAPUA 4 4,950 - - - - 1 100 - - - - 2 40 - - 8 5,090 3 18
27 MALUT 9 2,450 - - 1 250 2 50 - - - - 3 60 - - 9 2,810 1 26
28 BANTEN 8 12,050 - - - - 3 150 - - - 300 5 100 - - 8 12,600 6 41
29 BABEL 5 1,600 - - - - - - - - - - 1 20 - - 5 1,620 1 6
30 GORONTALO 6 2,400 - - - - 2 125 - - - - 4 80 - - 6 2,605 6 7
31 KEPRI 3 150 - - - - - - - - - - 1 40 - - 3 190 1 2
32 PAPUA BARAT 10 5,400 - - - - - - - - - - - - - - 10 5,400 7 31
33 SULBAR 6 8,700 - - 1 500 3 125 - - - 468 5 100 - - 6 9,893 6 23
34 KALTARA 1 1,630 - - - - - - - - - - 2 40 - - 2 1,670 2 2
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTON
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL PADI
4,000 TOTAL NASIONAL 388 731,925 3 75 84 60,000 130 50,000
PADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN
JARWO SUPER
26 10,000 - 4,000 162 1,500 - 10,000 394 870,000 278
Lampiran 10
120
Alokasi Kegiatan Serealia (Padi) Tahun 2017 Per Provinsi dan Per Kabupaten/Kota
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Rp.000) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
DITJEN TANAMAN PANGAN 391 731.925 3 75 196.125 83 60.000 129 50.000 26 10.000 - 4.000 162 4.000 - 10.000 393 870.000 39 2.600.000 4 400.000 35 3.000.000 278 1.500
1 ACEH 21 26.450 - - - 5 1.200 - - - - - - 6 200 - - 21 27.850 - 60.000 - - - 60.000 6 60
Dinas Provinsi - - - - - - - 60.000 60.000 50
21 26.450 - - - 5 1.200 - - - - - - 6 200 - - 21 27.850 - - - - - - 6 10
1 Kab. Aceh Barat 1 1.500 - - - - - - - 1 1.500 -
2 Kab. Aceh Besar 1 2.000 - - - - - 1 40 1 2.040 - 1 2
3 Kab. Aceh Selatan 1 750 - - - - - - 1 750 -
4 Kab. Aceh Singkil 1 200 - - - - - - - 1 200 -
5 Kab. Aceh Tengah 1 200 - - - - - - - 1 200 -
6 Kab. Aceh Tenggara 1 1.500 - 1 150 - - 1 20 1 1.670 - 1 1
7 Kab. Aceh Timur 1 2.000 - 1 250 - - - - 1 2.250 -
8 Kab. Aceh Utara 1 4.000 - - - 1 40 1 4.040 - 1 2
9 Kab. Bireuen 1 3.000 - - - - 1 3.000 -
10 Kab. Aceh Pidie 1 3.000 - 1 500 - - 1 40 1 3.540 - 1 2
11 Kab. Simeuleu 1 500 - - - 1 20 1 520 - 1 1
12 Kab. Gayo Lues 1 500 - - - - - 1 500 -
13 Kab. Aceh Barat Daya 1 1.000 - 1 150 - 1 1.150 -
14 Kab. Aceh Jaya 1 1.000 - - - 1 40 1 1.040 - 1 2
15 Kab. Nagan Raya 1 2.000 - - - - - 1 2.000 -
16 Kab. Aceh Tamiang 1 1.500 - - - - - 1 1.500 -
17 Kab. Bener Meriah 1 200 - - - - 1 200 -
18 Kab. Pidie Jaya 1 1.000 - 1 150 - - - 1 1.150 -
19 Kota Banda Aceh - - - - - - - - - -
20 Kota Sabang - - - - - - - - - -
21 Kota Langsa 1 200 - - - - 1 200 -
22 Kota Lhokseumawe 1 200 - - - - - - 1 200 -
23 Kota Sibulussalam 1 200 - - - - 1 200 -
24 Kota Meulaboh - - - - - - - - - -
PADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN
JARWO SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
Jml Kabupaten/Kota:
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN BERAS
KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONTOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Lampiran 11
121
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
2 SUMUT 25 33,050 - - - - 10 1,500 - - - - 5 160 - 1,000 25 35,710 - 110,000 - 10,000 - 120,000 19 137
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - 1,000 - 1,000 - 110,000 - 10,000 - 120,000 - 15
25 33,050 - - - - 10 1,500 - - - 5 160 25 34,710 - - - - - -
1 Kab. Asahan 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 8
2 Kab. Dairi 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 2
3 Kab. Deli Serdang 1 3,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 3,000 - - - - - - 1 8
4 Kab. Tanah Karo 1 1,000 - - - - 1 200 - - - - 1 40 - - 1 1,240 - - - - - - 1 6
5 Kab. Labuhan Batu 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 4
6 Kab. Langkat 1 3,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 3,000 - - - - - - 1 8
7 Kab. Mandailing Natal 1 2,000 - - - - 1 100 - - - - 1 20 - - 1 2,120 - - - - - - 1 6
8 Kab. Nias 1 750 - - - - - - - - - - - - - - 1 750 - - - - - - - -
9 Kab. Simalungun 1 3,000 - - - - 1 200 - - - - 1 40 - - 1 3,240 - - - - - - 1 12
10 Kab. Tapanuli Selatan 1 1,500 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,500 - - - - - - 1 6
11 Kab. Tapanuli Tengah 1 1,500 - - - - 1 100 - - - - - - - - 1 1,600 - - - - - - 1 5
12 Kab. Tapanuli Utara 1 1,500 - - - - 1 200 - - - - - - - - 1 1,700 - - - - - - 1 5
13 Kab. Toba Samosir 1 2,000 - - - - 1 100 - - - - - - - - 1 2,100 - - - - - - 1 4
14 Kab. Pakpak Barat 1 300 - - - - - - - - - - - - - - 1 300 - - - - - - 1 4
15 Kab. Humbang Hasundutan 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 6
16 Kab. Serdang Bedagai 1 3,000 - - - - 1 200 - - - - 1 20 - - 1 3,220 - - - - - - 1 8
17 Kab. Padang lawas 1 1,000 - - - - 1 100 - - - - - - - - 1 1,100 - - - - - - 1 8
18 Kota Binjai - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
19 Kota Medan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
20 Kota Pematang Siantar - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
21 Kota Sibolga - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
22 Kota Tanjung Balai - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
23 Kota Tebing Tinggi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
24 Kota Padang Sidempuan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
25 Kota Gunung Sitoli 1 200 - - - - 1 200 - - - - - - - - 1 400 - - - - - - - -
18 Kab. Nias Selatan 1 300 - - - - 1 100 - - - - 1 40 - - 1 440 - - - - - - - -
19 Kab. Samosir 1 500 - - - - - - - - - - - - - - 1 500 - - - - - - - -
20 Kab Padang Lawas Utara 1 1,500 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,500 - - - - - - 1 8
21 Kab. Labuhan Batu Selatan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
22 Kab. Labuhan Batu Utara 1 1,500 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,500 - - - - - - 1 6
23 Kab Nias Barat 1 200 - - - - - - - - - - - - - - 1 200 - - - - - - - -
24 Kab. Nias Utara 1 300 - - - - - - - - - - - - - - 1 300 - - - - - - - -
25 Kab. Batu Bara 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 8
26 Kota Sidikalang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
27 Kota Lubukpakam - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
28 Kota Stabat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
29 Kota Tarutung - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
HIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
122
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
3 SUMBAR 12 25,500 - - - - - - 4 2,000 - - 5 140 - - 12 27,640 - 55,000 - 5,000 - 60,000 8 29
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 55,000 - 5,000 - 60,000 - -
12 25,500 - - - - - - 4 2,000 5 140 12 27,640 - - - - - -
1 Kab. Lima Puluh Kota 1 2,500 - - - - - - 1 500 - - 1 20 - - 1 3,020 - - - - - - 1 5
2 Kab. Agam 1 3,000 - - - - - - 1 500 - - - - - - 1 3,500 - - - - - - 1 3
3 Kab. Kepulauan Mentawai - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 Kab. Padang Pariaman 1 3,000 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 3,020 - - - - - - 1 3
5 Kab. Pasaman 1 3,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 3,000 - - - - - - - 1
6 Kab. Pesisir Selatan 1 3,000 - - - - - - - - - - 1 40 - - 1 3,040 - - - - - - 1 5
7 Kab. Sijunjung 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - - -
8 Kab. Solok 1 3,000 - - - - - - 1 500 - - 1 40 - - 1 3,540 - - - - - - 1 2
9 Kab. Tanah Datar 1 3,000 - - - - - - 1 500 - - 1 20 - - 1 3,520 - - - - - - 1 5
10 Kab. Dharmas Raya 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 4
11 Kab. Solok Selatan 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 1
12 Kab. Pasaman Barat 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - - -
13 Kota Bukit Tinggi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Kota Padang Panjang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
15 Kota Padang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
16 Kota Payakumbuh - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
17 Kota Sawahlunto - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
18 Kota Solok - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
19 Kota Pariaman 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - - -
20 Kota Painan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
21 Kota Lubuk Sikaping - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
22 Sawahlunto - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 RIAU 10 16,500 - - - - 7 500 - - - - 8 160 - - 10 17,160 - 4,400 - 4,500 - 8,900 7 23
Dinas Provinsi - 1,000 - - - - - - - - - - - - - - - 1,000 - 4,400 - 4,500 - 8,900 - 14
10 15,500 - - - - 7 500 - - 8 160 10 16,160 - - - - - -
1 Kab. Bengkalis 1 1,500 - - - - 1 50 - - - - 1 20 - - 1 1,570 - - - - - - 1 1
2 Kab. Indragiri Hilir 1 3,000 - - - - 1 50 - - - - 1 20 - - 1 3,070 - - - - - - 1 1
3 Kab. Indragiri Hulu 1 500 - - - - - - - - - - - - - - 1 500 - - - - - - - -
4 Kab. Kampar - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Kab. Kuantan Singingi 1 1,500 - - - - 1 50 - - - - - - - - 1 1,550 - - - - - - - 1
6 Kab. Pelalawan 1 1,000 - - - - 1 50 - - - - 1 20 - - 1 1,070 - - - - - - 1 1
7 Kab. Rokan Hilir 1 2,500 - - - - 1 50 - - - - 1 20 - - 1 2,570 - - - - - - 1 1
8 Kab. Rokan Hulu 1 4,000 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 4,020 - - - - - - 1 1
9 Kab. Siak 1 500 - - - - 1 200 - - - - 1 20 - - 1 720 - - - - - - 1 1
10 Kota Dumai 1 500 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 520 - - - - - - 1 1
11 Kota Pekanbaru - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Kota Rengat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
13 Kab Meranti 1 500 - - - - 1 50 - - - - 1 20 - - 1 570 - - - - - - - 1
TOTAL JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
PADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPERHIBRIDA KOMPOSIT
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTON
123
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
5 JAMBI 11 15,420 - - 1 100 - - - - - - 6 160 - - 11 15,680 - 21,100 - 5,000 - 26,100 - 30
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 21,100 - 5,000 - 26,100 - 30
11 15,420 - - 1 100 - - 6 160 11 15,680 - - - - - -
1 Kab. Batanghari 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - - -
2 Kab. Bungo 1 1,500 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 1,520 - - - - - - - -
3 Kab. Kerinci 1 4,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 4,000 - - - - - - - -
4 Kab. Merangin 1 2,000 - - - - - - - - - - 1 40 - - 1 2,040 - - - - - - - -
5 Kab. Muaro Jambi 1 500 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 520 - - - - - - - -
6 Kab. Sarolangun 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - - -
7 Kab. Tanjung Jabung Barat 1 2,000 - - 1 100 - - - - - - - - - - 1 2,100 - - - - - - - -
8 Kab. Tj. Jabung Timur 1 2,000 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 2,020 - - - - - - - -
9 Kab. Tebo 1 1,000 - - - - - - - - - - 1 40 - - 1 1,040 - - - - - - - -
10 Kota Jambi 1 220 - - - - - - - - - - - - - - 1 220 - - - - - - - -
11 Kota Sungai Penuh 1 200 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 220 - - - - - - - -
6 SUMSEL 16 76,750 - - 5 10,000 15 - - - - - 6 160 - 1,000 16 87,910 - 130,000 - 20,000 - 150,000 6 22
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - 1,000 - 1,000 - 130,000 - 20,000 - 150,000 - 13
17 76,750 - - 5 10,000 15 - 6 160 17 86,910 - - - - - -
1 Kab. Lahat 1 2,000 - - 1 1,500 1 - - - - - 1 20 - - 1 3,520 - - - - - - 1 1
2 Kab. Musi Banyuasin 1 4,000 - - - - 1 - - - - - - - - - 1 4,000 - - - - - - - -
3 Kab. Musi Rawas 1 23,400 - - - - - - - - - - - - - - 1 23,400 - - - - - - - -
4 Kab. Muara Enim 1 1,000 - - - - 1 - - - - - 1 40 - - 1 1,040 - - - - - - 1 1
5 Kab. Ogan Komering Ilir 1 12,000 - - 1 1,500 1 - - - - - 1 20 - - 1 13,520 - - - - - - 1 1
6 Kab. Ogan Komering Ulu 1 2,000 - - - - 1 - - - - - - - - - 1 2,000 - - - - - - - -
7 Kab. Banyuasin 1 17,000 - - 1 1,500 1 - - - - - - - - - 1 18,500 - - - - - - - -
8 Kab. OKU Timur 1 7,000 - - 1 4,000 1 - - - - - 1 40 - - 1 11,040 - - - - - - 1 4
9 Kab. OKU Selatan 1 2,000 - - 1 1,500 1 - - - - - 1 20 - - 1 3,520 - - - - - - 1 1
10 Kab. Ogan Ilir 1 1,500 - - - - 1 - - - - - - - - - 1 1,500 - - - - - - - -
11 Kab. Empat lawang 1 1,500 - - - - 1 - - - - - - - - - 1 1,500 - - - - - - - -
12 Kota Palembang 1 500 - - - - 1 - - - - - - - - - 1 500 - - - - - - - -
13 Kota Prabumulih 1 350 - - - - - - - - - - - - - - 1 350 - - - - - - - -
14 Kota Pagar Alam 1 500 - - - - 1 - - - - - 1 20 - - 1 520 - - - - - - 1 1
15 Kota Lubuk Linggau 1 500 - - - - 1 - - - - - - - - - 1 500 - - - - - - - -
16 Kab Baturaja - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
17 Kab Musi Rawas Utara 1 750 - - - - 1 - - - - - - - - - 1 750 - - - - - - - -
18 Kab. Penukal Abab Lematang Ilir 1 750 - - - - 1 - - - - - - - - - 1 750 - - - - - - - -
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTON
Jml Kabupaten/Kota:
PADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
124
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
7 BENGKULU 9 9,400 - - 4 550 8 200 - - - - 2 40 - - 9 10,190 - 20,000 - 4,000 - 24,000 9 33
Dinas Provinsi - 1,000 - - - - - - - - - - - - - - - 1,000 - 20,000 - 4,000 - 24,000 - 6
9 8,400 4 550 8 200 2 40 9 9,190 - - - - - -
1 Kab. Bengkulu Selatan 1 650 - - 1 100 1 25 - - - - - - - - 1 775 - - - - - - 1 9
2 Kab. Bengkulu Utara 1 1,300 - - - - 1 25 - - - - - - - - 1 1,325 - - - - - - 1 3
3 Kab. Rejang Lebong 1 650 - - 1 250 1 25 - - - - - - - - 1 925 - - - - - - 1 2
4 Kab. Kaur 1 1,500 - - 1 100 1 25 - - - - 1 20 - - 1 1,645 - - - - - - 1 3
5 Kab. Seluma 1 1,500 - - - - 1 25 - - - - - - - - 1 1,525 - - - - - - 1 2
6 Kab. Muko-muko 1 1,000 - - 1 100 1 25 - - - - 1 20 - - 1 1,145 - - - - - - 1 3
7 Kab. Lebong - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Kepahiang 1 650 - - - - 1 25 - - - - - - - - 1 675 - - - - - - 1 3
9 Kab Bengkulu Tengah 1 650 - - - - 1 25 - - - - - - - - 1 675 - - - - - - 1 1
10 Kota Bengkulu * 1 500 - - - - - - - - - - - - - - 1 500 - - - - - - 1 1
8 LAMPUNG 14 32,150 - - 11 6,400 11 4,000 - - - - 5 100 - 1,000 14 43,650 - 175,000 - 15,000 - 190,000 11 38
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - 1,000 - 1,000 - 175,000 - 15,000 - 190,000 - 10
14 32,150 11 6,400 11 4,000 5 100 14 42,650 - - - - - -
1 Kab. Lampung Barat 1 750 - - - - 1 325 - - - - - - - - 1 1,075 - - - - - - 1 1
2 Kab. Lampung Selatan 1 3,000 - - 1 50 1 325 - - - - 1 20 - - 1 3,395 - - - - - - 1 4
3 Kab. Lampung Tengah 1 4,500 - - 1 2,000 1 325 - - - - - - - - 1 6,825 - - - - - - - -
4 Kab. Lampung Utara 1 3,000 - - 1 2,000 1 325 - - - - - - - - 1 5,325 - - - - - - 1 5
5 Kab. Lampung Timur 1 5,000 - - 1 1,500 1 750 - - - - - - - - 1 7,250 - - - - - - - -
6 Kab. Tanggamus 1 3,000 - - 1 50 - - - - - - 1 20 - - 1 3,070 - - - - - - 1 1
7 Kab. Tulang Bawang 1 3,000 - - 1 250 1 325 - - - - 1 20 - - 1 3,595 - - - - - - 1 5
8 Kab. Way Kanan 1 3,000 - - 1 50 1 325 - - - - 1 20 - - 1 3,395 - - - - - - 1 1
9 Kab. Pesawaran 1 1,500 - - 1 50 1 325 - - - - - - - - 1 1,875 - - - - - - 1 5
10 Kab. Mesuji 1 1,500 - - 1 150 1 325 - - - - 1 20 - - 1 1,995 - - - - - - 1 1
11 Kab. Pringsewu 1 1,500 - - - - 1 325 - - - - - - - - 1 1,825 - - - - - - 1 2
12 Kab. Tulangbawang Barat 1 2,000 - - 1 250 1 325 - - - - - - - - 1 2,575 - - - - - - 1 2
13 Kota Bandar Lampung - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Kota Metro 1 200 - - 1 50 - - - - - - - - - - 1 250 - - - - - - - -
15 Kab. Pesisir Barat 1 200 - - - - - - - - - - - - - - 1 200 - - - - - - 1 1
9 DKI JAKARTA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - -
1 Kab Adm Kep Seribu - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Kota Adm Jakarta Barat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Kota Adm Jakarta Pusat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 Kota Adm Jakarta Selatan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Kota Adm Jakarta Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Kota Adm Jakarta Utara - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
125
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
10 JABAR 20 79,325 3 75 11 5,500 3 125 7 2,000 - 2,360 16 520 - 1,000 20 90,905 4 155,000 4 10,000 - 165,000 18 163
Dinas Provinsi - 4,000 - - - - - - - - - 2,360 - - - 1,000 - 7,360 - 69,500 - 5,500 - 75,000 - 77
20 75,325 11 5,500 3 125 7 2,000 16 520 20 83,545 4 85,500 4 4,500 - 90,000
1 Kab. Bandung 1 3,475 1 25 1 500 - - 1 500 - - 1 40 - - 1 4,540 1 14,500 1 1,000 - 15,500 1 5
2 Kab. Bekasi 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 1
3 Kab. Bogor 1 1,000 - - 1 750 - - - - - - 1 20 - - 1 1,770 - - - - - - 1 3
4 Kab. Ciamis 1 1,750 - - - - - - 1 250 - - 1 40 - - 1 2,040 - - - - - - 1 2
5 Kab. Cianjur 1 4,975 1 25 1 500 - - 1 250 - - 1 40 - - 1 5,790 - - - - - - 1 3
6 Kab. Cirebon 1 4,600 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 4,620 - - - - - - 1 3
7 Kab. Garut 1 6,200 - - - - - - - - - - 1 60 - - 1 6,260 1 38,000 1 2,000 - 40,000 1 5
8 Kab. Indramayu 1 18,000 - - 1 500 1 25 1 250 - - 1 20 - - 1 18,795 - - - - - - 1 6
9 Kab. Karawang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 Kab. Kuningan 1 4,000 - - 1 500 - - - - - - 1 20 - - 1 4,520 - - - - - - 1 2
11 Kab. Majalengka 1 4,000 - - 1 250 - - - - - - 1 20 - - 1 4,270 - - - - - - 1 1
12 Kab. Purwakarta 1 2,300 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 2,320 - - - - - - 1 2
13 Kab. Subang 1 4,500 - - 1 500 1 75 1 250 - - 1 40 - - 1 5,365 - - - - - - 1 4
14 Kab. Sukabumi 1 7,500 - - 1 500 - - 1 250 - - 1 40 - - 1 8,290 1 21,000 1 1,000 - 22,000 1 11
15 Kab. Sumedang 1 4,000 - - 1 500 - - - - - - 1 40 - - 1 4,540 - - - - - - 1 6
16 Kab. Tasikmalaya 1 4,975 1 25 1 750 - - - - - - 1 40 - - 1 5,790 1 12,000 1 500 - 12,500 1 23
17 Kota Banjar 1 300 - - - - - - - - - - - - - - 1 300 - - - - - - - -
18 Kab. Bandung Barat 1 1,000 - - 1 250 - - 1 250 - - 1 40 - - 1 1,540 - - - - - - 1 3
19 Kota Cimahi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
20 Kota Tasikmalaya 1 500 - - - - - - - - - - - - - - 1 500 - - - - - - 1 1
21 Kota Bandung - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
22 Kota Bekasi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
23 Kota Bogor - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
24 Kota Cirebon - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
25 Kota Depok - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
26 Kota Sukabumi 1 250 - - - - - - - - - - - - - - 1 250 - - - - - - - -
27 Kab. Pangandaran 1 1,000 - - - - 1 25 - - - - 1 20 - - 1 1,045 - - - - - - 1 5
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
126
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
11 JATENG 28 44,950 - - 4 2,000 - - 5 2,000 - 355 3 60 - 1,000 28 50,365 - 145,000 - 20,000 - 165,000 21 56
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - 355 - - - 1,000 - 1,355 - 145,000 - 20,000 - 165,000 - 15
28 44,950 - - 4 2,000 - - 5 2,000 3 60 28 49,010 - - - - - -
1 Kab. Banjarnegara 1 1,000 - - - - - - 1 500 - - - - - - 1 1,500 - - - - - - - -
2 Kab. Banyumas 1 750 - - - - - - 1 500 - - - - - - 1 1,250 - - - - - - - -
3 Kab. Batang 1 750 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 770 - - - - - - 1 3
4 Kab. Blora 1 2,500 - - - - - - - - - - - - - - 1 2,500 - - - - - - 1 1
5 Kab. Boyolali 1 3,500 - - - - - - - - - - - - - - 1 3,500 - - - - - - 1 1
6 Kab. Brebes 1 2,500 - - - - - - - - - - - - - - 1 2,500 - - - - - - 1 3
7 Kab. Cilacap 1 3,000 - - - - - - 1 250 - - - - - - 1 3,250 - - - - - - 1 2
8 Kab. Demak 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 2
9 Kab. Grobogan 1 2,500 - - 1 200 - - - - - - 1 20 - - 1 2,720 - - - - - - 1 1
10 Kab. Jepara 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 1
11 Kab. Karanganyar 1 2,500 - - - - - - 1 250 - - - - - - 1 2,750 - - - - - - 1 2
12 Kab. Kebumen 1 2,500 - - - - - - - - - - - - - - 1 2,500 - - - - - - 1 1
13 Kab. Kendal 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - - -
14 Kab. Klaten 1 2,500 - - - - - - - - - - - - - - 1 2,500 - - - - - - 1 2
15 Kab. Kudus 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - - -
16 Kab. Magelang 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 1
17 Kab. Pati 1 2,500 - - - - - - - - - - - - - - 1 2,500 - - - - - - 1 2
18 Kab. Pekalongan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
19 Kab. Pemalang 1 2,500 - - - - - - - - - - - - - - 1 2,500 - - - - - - 1 1
20 Kab. Purbalingga 1 1,500 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,500 - - - - - - - -
21 Kab. Purworejo 1 750 - - - - - - - - - - - - - - 1 750 - - - - - - 1 1
22 Kab. Rembang 1 1,000 - - 1 850 - - - - - - - - - - 1 1,850 - - - - - - 1 2
23 Kab. Semarang 1 600 - - - - - - - - - - - - - - 1 600 - - - - - - 1 4
24 Kab. Sragen 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 4
25 Kab. Sukoharjo 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 2
26 Kab. Tegal 1 600 - - - - - - - - - - - - - - 1 600 - - - - - - - -
27 Kab. Temanggung 1 1,000 - - 1 850 - - - - - - - - - - 1 1,850 - - - - - - - 1
28 Kab. Wonogiri 1 2,500 - - 1 100 - - - - - - - - - - 1 2,600 - - - - - - 1 1
29 Kab. Wonosobo 1 1,000 - - - - - - 1 500 - - 1 20 - - 1 1,520 - - - - - - 1 3
30 Kota Tegal - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
31 Kota Magelang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
32 Kota Pekalongan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
33 Kota Salatiga - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
34 Kota Semarang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
35 Kota Surakarta - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
12 DI YOGYAKARTA 4 2,000 - - 1 250 - - - - - 27 - - - - 4 2,277 - 14,500 - - - 14,500 - 3
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - 27 - - - - - 27 - 14,500 - - - 14,500 - 3
4 2,000 1 250 - - - - 4 2,250 - - - - - -
1 Kab. Bantul 1 500 - - - - - - - - - - - - - - 1 500 - - - - - - - -
2 Kab. Gunung Kidul 1 500 - - 1 250 - - - - - - - - - - 1 750 - - - - - - - -
3 Kab. Kulon Progo 1 500 - - - - - - - - - - - - - - 1 500 - - - - - - - -
4 Kab. Sleman 1 500 - - - - - - - - - - - - - - 1 500 - - - - - - - -
5 Kota Yogyakarta - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
127
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
13 JATIM 26 53,250 - - 10 11,000 3 200 5 2,000 - - 9 180 - 1,000 26 67,630 - 104,000 - 26,000 - 130,000 14 42
Dinas Provinsi - 3,000 - - - - - - - - - - - - - 1,000 - 4,000 - 104,000 - 26,000 - 130,000 - 21
26 50,250 10 11,000 3 200 5 2,000 9 180 26 63,630 - - - - - -
1 Kab. Bangkalan 1 2,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 2,000 - - - - - - - -
2 Kab. Banyuwangi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Kab. Blitar 1 2,700 - - 1 100 - - 1 250 - - 1 20 - - 1 3,070 - - - - - - 1 2
4 Kab. Bojonegoro 1 2,300 - - - - 1 50 - - - - - - - - 1 2,350 - - - - - - - -
5 Kab. Bondowoso 1 4,000 - - 1 50 - - - - - - 1 20 - - 1 4,070 - - - - - - 1 1
6 Kab. Gresik 1 1,500 - - 1 50 1 100 - - - - - - - - 1 1,650 - - - - - - 1 2
7 Kab. Jember 1 3,500 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 3,520 - - - - - - 1 2
8 Kab. Jombang 1 1,500 - - - - - - 1 250 - - 1 20 - - 1 1,770 - - - - - - 1 1
9 Kab. Kediri 1 2,700 - - - - - - - - - - - - - - 1 2,700 - - - - - - 1 2
10 Kab. Lamongan 1 4,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 4,000 - - - - - - - -
11 Kab. Lumajang 1 3,500 - - 1 100 1 50 - - - - 1 20 - - 1 3,670 - - - - - - 1 1
12 Kab. Madiun 1 750 - - - - - - 1 500 - - - - - - 1 1,250 - - - - - - - -
13 Kab. Magetan 1 750 - - 1 150 - - - - - - - - - - 1 900 - - - - - - - -
14 Kab. Malang 1 1,750 - - 1 250 - - - - - - 1 20 - - 1 2,020 - - - - - - 1 1
15 Kab. Mojokerto - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
16 Kab. Nganjuk 1 2,000 - - - - - - 1 500 - - - - - - 1 2,500 - - - - - - 1 2
17 Kab. Ngawi 1 2,000 - - 1 10,000 - - 1 500 - - - - - - 1 12,500 - - - - - - 1 1
18 Kab. Pacitan 1 1,000 - - 1 150 - - - - - - - - - - 1 1,150 - - - - - - - -
19 Kab. Pamekasan 1 750 - - - - - - - - - - - - - - 1 750 - - - - - - 1 2
20 Kab. Pasuruan 1 750 - - - - - - - - - - - - - - 1 750 - - - - - - - -
21 Kab. Ponorogo 1 4,000 - - 1 50 - - - - - - 1 20 - - 1 4,070 - - - - - - 1 1
22 Kab. Probolinggo 1 1,750 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,750 - - - - - - - -
23 Kab. Sampang 1 750 - - - - - - - - - - - - - - 1 750 - - - - - - - -
24 Kab. Sidoarjo 1 750 - - - - - - - - - - - - - - 1 750 - - - - - - - -
25 Kab. Situbondo 1 750 - - - - - - - - - - - - - - 1 750 - - - - - - - -
26 Kab. Sumenep 1 750 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 770 - - - - - - 1 1
27 Kab. Trenggalek 1 1,750 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,750 - - - - - - - -
28 Kab. Tuban - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
29 Kab. Tulungagung 1 2,300 - - 1 100 - - - - - - 1 20 - - 1 2,420 - - - - - - 1 2
30 Kota Blitar - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
31 Kota Kediri - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
32 Kota Malang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
33 Kota Mojokerto - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
34 Kota Pasuruan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
35 Kota Probolinggo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
36 Kota Surabaya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
37 Kota Batu - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
38 Kota Madiun - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
128
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
14 KALBAR 13 70,050 - - 1 2,000 13 28,000 - - - - 7 140 - - 13 100,190 - 24,000 - 8,000 - 32,000 13 260
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 8
13 70,050 1 2,000 13 28,000 7 140 13 100,190 - 24,000 - 8,000 - 32,000
1 Kab. Bengkayang 1 4,500 - - - - 1 3,000 - - - - 1 20 - - 1 7,520 - 5,000 - 5,000 - 10,000 1 20
2 Kab. Landak 1 15,000 - - - - 1 1,000 - - - - 1 20 - - 1 16,020 - 1,000 - - - 1,000 1 40
3 Kab. Kapuas Hulu 1 4,000 - - - - 1 500 - - - - 1 20 - - 1 4,520 - 1,500 - - - 1,500 1 10
4 Kab. Ketapang 1 7,000 - - - - 1 4,500 - - - - - - - - 1 11,500 - 2,000 - - - 2,000 1 30
5 Kab. Pontianak/Mempawah 1 1,500 - - - - 1 3,250 - - - - - - - - 1 4,750 - 1,000 - 500 - 1,500 1 5
6 Kab. Sambas 1 7,000 - - - - 1 8,500 - - - - 1 20 - - 1 15,520 - 2,000 - - - 2,000 1 40
7 Kab. Sanggau 1 12,500 - - - - 1 5,000 - - - - 1 20 - - 1 17,520 - 2,000 - 1,000 - 3,000 1 37
8 Kab. Sintang 1 4,000 - - - - 1 100 - - - - 1 20 - - 1 4,120 - 2,000 - - - 2,000 1 10
9 Kab. Melawi 1 2,700 - - - - 1 50 - - - - - - - - 1 2,750 - 1,000 - - - 1,000 1 5
10 Kab. Sekadau 1 2,300 - - - - 1 100 - - - - - - - - 1 2,400 - 1,000 - 500 - 1,500 1 10
11 Kab. Kubu Raya 1 7,800 - - 1 2,000 1 500 - - - - - - - - 1 10,300 - 2,500 - 1,000 - 3,500 1 30
12 Kab. Kayong Utara 1 1,000 - - - - 1 500 - - - - 1 20 - - 1 1,520 - 1,000 - - - 1,000 1 10
13 Kota Pontianak - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Kota Singkawang 1 750 - - - - 1 1,000 - - - - - - - - 1 1,750 - 2,000 - - - 2,000 1 5
15 KALTENG 13 23,900 - - 5 5,000 11 11,850 - - - - 6 120 - - 13 40,870 - 11,500 - 2,000 - 13,500 14 65
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 11,500 - 2,000 - 13,500 - 5
13 23,900 5 5,000 11 11,850 6 120 13 40,870 - - - - - -
1 Kab. Barito Selatan 1 1,750 - - - - 1 350 - - - - 1 20 - - 1 2,120 - - - - - - 1 4
2 Kab. Barito Utara 1 1,750 - - 1 500 1 1,000 - - - - 1 20 - - 1 3,270 - - - - - - 1 4
3 Kab. Kapuas 1 1,500 - - 1 2,500 1 3,100 - - - - 1 20 - - 1 7,120 - - - - - - 1 4
4 Kab. Kotawaringin Barat 1 1,250 - - - - 1 400 - - - - 1 20 - - 1 1,670 - - - - - - 1 6
5 Kab. Kotawaringin Timur 1 1,750 - - - - 1 400 - - - - - - - - 1 2,150 - - - - - - 1 4
6 Kab. Katingan 1 3,000 - - - - 1 1,000 - - - - - - - - 1 4,000 - - - - - - 1 4
7 Kab. Seruyan 1 2,300 - - 1 500 1 400 - - - - - - - - 1 3,200 - - - - - - 1 4
8 Kab. Sukamara 1 750 - - - - 1 100 - - - - - - - - 1 850 - - - - - - 1 4
9 Kab. Lamandau 1 1,750 - - - - 1 100 - - - - 1 20 - - 1 1,870 - - - - - - 1 4
10 Kab. Pulang Pisau 1 3,500 - - 1 500 1 4,000 - - - - 1 20 - - 1 8,020 - - - - - - 1 6
11 Kab. Murung Raya 1 600 - - - - - - - - - - - - - - 1 600 - - - - - - 1 4
12 Kab. Barito Timur 1 3,000 - - 1 1,000 1 1,000 - - - - - - - - 1 5,000 - - - - - - 1 4
13 Kab. Gunung Mas 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - 1 4
14 Kota Palangka Raya * - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 4
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
129
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
16 KALSEL 10 82,500 - - 3 4,500 4 500 - - - - 2 80 - - 10 88,580 - 45,000 - 5,000 - 50,000 3 28
Dinas Provinsi - 5,500 - - 1 1,500 - - - - - - - - - 1,000 - 8,000 - 45,000 - 5,000 - 50,000 - 20
10 77,000 2 3,000 4 500 2 80 10 80,580 - - - - - -
1 Kab. Banjar - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Kab. Barito Kuala 1 4,000 - - - - 1 100 - - - - - - - - 1 4,100 - - - - - - - -
3 Kab. Hulu Sungai Selatan 1 7,500 - - - - 1 100 - - - - - - - - 1 7,600 - - - - - - - -
4 Kab. Hulu Sungai Tengah 1 10,000 - - 1 1,000 - - - - - - - - - - 1 11,000 - - - - - - - -
5 Kab. Hulu Sungai Utara 1 7,500 - - - - - - - - - - 1 40 - - 1 7,540 - - - - - - 1 1
6 Kab. Kota Baru 1 7,500 - - - - 1 100 - - - - - - - - 1 7,600 - - - - - - - -
7 Kab. Tabalong 1 6,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 6,000 - - - - - - 1 1
8 Kab. Tanah Laut 1 10,000 - - - - 1 200 - - - - 1 40 - - 1 10,240 - - - - - - 1 6
9 Kab. Tapin 1 12,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 12,000 - - - - - - - -
10 Kab. Balangan 1 7,500 - - 1 2,000 - - - - - - - - - - 1 9,500 - - - - - - - -
11 Kab. Tanah Bumbu 1 5,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 5,000 - - - - - - - -
12 Kota Banjarmasin - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
13 Hulu Sungai Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Kota Banjar Baru - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
15 Kab Tala - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
17 KALTIM 8 18,850 - - 1 1,000 3 500 - - - - 3 60 - - 7 20,410 - 18,000 - 5,000 - 23,000 5 15
Dinas Provinsi 1 2,000 - - - - 1 100 - - - - 1 20 - - - 2,120 - 18,000 - 5,000 - 23,000 - 5
7 16,850 1 1,000 2 400 2 40 7 18,290 - - - - - -
1 Kab. Berau 1 12,000 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 12,020 - - - - - - 1 1
2 Kab. Kutai Barat 1 750 - - - - - - - - - - - - - - 1 750 - - - - - - 1 2
3 Kab. Kutai Timur 1 1,500 - - - - 1 200 - - - - - - - - 1 1,700 - - - - - - 1 4
4 Kab. Pasir 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - - - - - - -
5 Kab. Penajem Paser Utr 1 1,000 - - 1 1,000 1 200 - - - - - - - - 1 2,200 - - - - - - 1 2
6 Kab. Kutai Kertanegera - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Kota Balikpapan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kota Bontang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Kota Samarinda 1 200 - - - - - - - - - - - - - - 1 200 - - - - - - - -
10 Kab. Tenggarong - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 Kab. Mahakam Hulu 1 400 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 420 - - - - - - 1 1
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
130
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
18 SULUT 11 7,450 - - 3 750 7 750 - - - - 7 220 - - 12 9,170 - 230,000 - 85,100 - 315,100 14 100
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 230,000 - 85,100 - 315,100 - -
11 7,450 3 750 7 750 7 220 12 9,170 - - - - - -
1 Kab. Bolaang Mangondow 1 2,300 - - - - 1 300 - - - - - - - - 1 2,600 - - - - - - 1 10
2 Kab. Minahasa 1 650 - - 1 250 1 50 - - - - - - - - 1 950 - - - - - - 1 10
3 Kab. Kep. Talaud 1 200 - - - - 1 50 - - - - 1 40 - - 1 290 - - - - - - 1 5
4 Kab. Minahasa Selatan 1 650 - - 1 250 1 200 - - - - 1 20 - - 1 1,120 - - - - - - 1 10
5 Kota Tomohon 1 200 - - - - 1 50 - - - - - - - - 1 250 - - - - - - 1 5
6 Kab. Minahasa Utara 1 650 - - 1 250 1 50 - - - - 1 40 - - 1 990 - - - - - - 1 10
7 Kab. Minahasa Tenggara 1 650 - - - - 1 50 - - - - 1 20 - - 1 720 - - - - - - 1 10
8 Kab. Bolmong Utara 1 650 - - - - - - - - - - - - - - 1 650 - - - - - - 1 10
9 Kab. Sangihe - - - - - - - - - - - - 1 40 - - 1 40 - - - - - - 1 5
10 Kab. Bolmang Selatan 1 600 - - - - - - - - - - 1 40 - - 1 640 - - - - - - 1 5
11 Kab. Bolmang Timur 1 600 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 620 - - - - - - 1 5
12 Kab. Kep Siau Tagulandang B - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
13 Kota Bitung - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 5
14 Kota Manado - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 5
15 Kota Kotamobagu 1 300 - - - - - - - - - - - - - - 1 300 - - - - - - 1 5
19 SULTENG 11 11,400 - - 3 1,000 5 175 - - - - 3 60 - - 12 12,635 - 40,000 - 9,900 - 49,900 12 13
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 40,000 - 9,900 - 49,900 - -
11 11,400 - - 3 1,000 5 175 3 60 12 12,635 - - - - - -
1 Kab. Banggai 1 1,350 - - - - 1 50 - - - - - - - - 1 1,400 - - - - - - 1 2
2 Kab. Buol - - - - 1 400 - - - - - - - - - - 1 400 - - - - - - 1 1
3 Kab. Toli-Toli 1 500 - - 1 200 - - - - - - 1 20 - - 1 720 - - - - - - 1 1
4 Kab. Donggala 1 2,000 - - - - 1 50 - - - - - - - - 1 2,050 - - - - - - 1 1
5 Kab. Morowali 1 800 - - - - - - - - - - - - - - 1 800 - - - - - - 1 1
6 Kab. Poso 1 1,750 - - 1 400 1 25 - - - - 1 20 - - 1 2,195 - - - - - - 1 1
7 Kab. Parigi Moutong 1 1,000 - - - - 1 25 - - - - - - - - 1 1,025 - - - - - - 1 1
8 Kab. Tojo Una-Una 1 300 - - - - - - - - - - - - - - 1 300 - - - - - - 1 1
9 Kab. Banggai Kepulauan 1 100 - - - - - - - - - - - - - - 1 100 - - - - - - 1 1
10 Kab. Sigi 1 2,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 2,000 - - - - - - 1 1
11 Kota Palu 1 100 - - - - 1 25 - - - - - - - - 1 125 - - - - - - 1 1
12 Kab. Morowali Utara 1 1,500 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 1,520 - - - - - - 1 1
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
131
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
20 SULSEL 22 17,000 - - 6 5,250 4 250 2 1,000 - - 9 240 - - 22 24,740 - 161,500 - 26,250 - 187,750 13 57
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - 1,000 - 1,000 - 161,500 - 26,250 - 187,750 - 20
22 17,000 - - 6 5,250 4 250 2 1,000 9 240 22 23,740 - - - - - -
1 Kab. Bantaeng 1 250 - - - - - - - - - - - - - - 1 250 - - - - - - - -
2 Kab. Barru 1 300 - - - - - - - - - - - - - - 1 300 - - - - - - 1 1
3 Kab. Bone 1 2,000 - - 1 1,250 1 100 - - - - 1 40 - - 1 3,390 - - - - - - 1 1
4 Kab. Bulukumba 1 650 - - 1 1,250 1 50 - - - - 1 40 - - 1 1,990 - - - - - - 1 7
5 Kab. Enrekang 1 250 - - - - - - - - - - 1 40 - - 1 290 - - - - - - 1 1
6 Kab. Gowa 1 800 - - - - - - - - - - - - - - 1 800 - - - - - - 1 1
7 Kab. Jeneponto 1 250 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 270 - - - - - - 1 1
8 Kab. Luwu 1 850 - - - - - - - - - - - - - - 1 850 - - - - - - 1 1
9 Kab. Luwu Utara 1 850 - - - - - - - - - - - - - - 1 850 - - - - - - - -
10 Kab. Maros 1 1,000 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 1,020 - - - - - - 1 5
11 Kab. Pangkep 1 600 - - - - 1 50 - - - - 1 20 - - 1 670 - - - - - - 1 15
12 Kab. Pinrang 1 2,000 - - 1 750 - - 1 500 - - 1 20 - - 1 3,270 - - - - - - 1 1
13 Kab. Kep. Selayar 1 200 - - - - - - - - - - - - - - 1 200 - - - - - - - -
14 Kab. Sidenreng Rappang 1 2,000 - - 1 1,000 - - 1 500 - - - - - - 1 3,500 - - - - - - - -
15 Kab. Sinjai 1 400 - - 1 500 1 50 - - - - 1 20 - - 1 970 - - - - - - 1 1
16 Kab. Soppeng 1 650 - - - - - - - - - - - - - - 1 650 - - - - - - - -
17 Kab. Takalar 1 650 - - - - - - - - - - - - - - 1 650 - - - - - - - -
18 Kab. Tana Toraja 1 250 - - - - - - - - - - - - - - 1 250 - - - - - - - -
19 Kab. Wajo 1 2,000 - - 1 500 - - - - - - - - - - 1 2,500 - - - - - - - -
20 Kota Palopo 1 150 - - - - - - - - - - - - - - 1 150 - - - - - - - -
21 Kab. Luwu Timur 1 650 - - - - - - - - - - - - - - 1 650 - - - - - - 1 1
22 Kab. Toraja Utara 1 250 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 270 - - - - - - 1 1
23 Kota Pare-Pare - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
24 Kota Makassar - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
25 Pangkajene Kepulauan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
132
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
21 SULTRA 12 7,200 - - - - 4 100 - - - - 5 100 - - 12 7,400 - 25,000 - 5,000 - 30,000 15 42
Dinas Provinsi - 1,500 - - - - - - - - - - - - - - - 1,500 - 25,000 - 5,000 - 30,000 4 7
12 5,700 - - - - 4 100 5 100 12 5,900 - - - - - -
1 Kab. Buton - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Kab. Konawe - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Kab. Kolaka 1 1,000 - - - - 1 25 - - - - 1 20 - - 1 1,045 - - - - - - 1 1
4 Kab. Muna 1 200 - - - - - - - - - - - - - - 1 200 - - - - - - 1 1
5 Kab. Konawe Selatan 1 1,000 - - - - 1 25 - - - - 1 20 - - 1 1,045 - - - - - - 1 1
6 Kab. Bombana 1 1,000 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 1,020 - - - - - - 1 4
7 Kab. Wakatobi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Kolaka Utara 1 250 - - - - 1 25 - - - - - - - - 1 275 - - - - - - 1 9
9 Kab. Konawe Utara 1 250 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 270 - - - - - - 1 8
10 Kab. Buton Utara 1 200 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 220 - - - - - - 1 1
11 Kota Bau-Bau 1 200 - - - - - - - - - - - - - - 1 200 - - - - - - 1 2
12 Kota Kendari 1 200 - - - - - - - - - - - - - - 1 200 - - - - - - 1 3
13 Kab. Muna Barat 1 200 - - - - - - - - - - - - - - 1 200 - - - - - - - -
14 Kab. Kolaka Timur 1 1,000 - - - - 1 25 - - - - - - - - 1 1,025 - - - - - - 1 3
15 Konawe Kepulauan 1 200 - - - - - - - - - - - - - - 1 200 - - - - - - 1 2
22 BALI 9 8,550 - - - - - - 3 1,000 - - 6 120 - - 9 9,670 5 8,000 - 2,000 5 10,000 8 14
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2,000 - 2,000 - 5
9 8,550 - - - - - - 3 1,000 6 120 9 9,670 5 8,000 - - 5 8,000
1 Kab. Badung 1 650 - - - - - - 1 250 - - - - - - 1 900 - - - - - - 1 1
2 Kab. Bangli 1 500 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 520 - - - - - - 1 1
3 Kab. Buleleng 1 1,000 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 1,020 1 3,000 - - 1 3,000 1 2
4 Kab. Gianyar 1 1,000 - - - - - - 1 250 - - 1 20 - - 1 1,270 - - - - - - 1 1
5 Kab. Jembrana 1 1,500 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 1,520 1 1,000 - - 1 1,000 1 1
6 Kab. Karangasem 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 1 2,000 - - 1 2,000 - -
7 Kab. Klungkung 1 500 - - - - - - - - - - - - - - 1 500 1 1,000 - - 1 1,000 1 1
8 Kab. Tabanan 1 2,000 - - - - - - 1 500 - - 1 20 - - 1 2,520 1 1,000 - - 1 1,000 1 1
9 Kota Denpasar 1 400 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 420 - - - - - - 1 1
10 Kab Negara - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
133
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
23 NTB 10 21,200 - - 3 1,500 4 100 - - - 490 3 60 - - 10 24,350 - 210,000 - 40,000 - 250,000 10 23
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - 490 - - - 1,000 - 1,490 - 210,000 - 40,000 - 250,000 - -
10 21,200 - - 3 1,500 4 100 3 60 10 22,860 - - - - - -
1 Kab. Bima 1 4,500 - - 1 750 - - - - - - 1 20 - - 1 5,270 - - - - - - 1 2
2 Kab. Dompu 1 600 - - 1 250 - - - - - - 1 20 - - 1 870 - - - - - - 1 3
3 Kab. Lombok Barat 1 2,800 - - 1 500 1 25 - - - - - - - - 1 3,325 - - - - - - 1 2
4 Kab. Lombok Tengah 1 3,500 - - - - 1 25 - - - - - - - - 1 3,525 - - - - - - 1 2
5 Kab. Lombok Timur 1 3,500 - - - - 1 25 - - - - - - - - 1 3,525 - - - - - - 1 2
6 Kab. Sumbawa 1 2,800 - - - - 1 25 - - - - - - - - 1 2,825 - - - - - - 1 4
7 Kota Bima 1 400 - - - - - - - - - - - - - - 1 400 - - - - - - 1 2
8 Kab. Sumbawa Barat 1 1,350 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 1,370 - - - - - - 1 2
9 Kab. Lombok Utara 1 1,350 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,350 - - - - - - 1 2
10 Kota Mataram 1 400 - - - - - - - - - - - - - - 1 400 - - - - - - 1 2
24 NTT 16 6,800 - - 4 1,000 4 600 - - - - 13 360 - - 16 8,760 - 72,500 - 27,500 - 100,000 14 80
Dinas Provinsi - 1,000 - - - - - - - - - - - 100 - - - 1,100 - 72,500 - 27,500 - 100,000 - 3
16 5,800 - - 4 1,000 4 600 13 260 16 7,660 - - - - - -
1 Kab. Belu - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Kab. Ende - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Kab. Flores Timur 1 300 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 320 - - - - - - 1 5
4 Kab. Kupang 1 200 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 220 - - - - - - 1 5
5 Kab. Lembata 1 200 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 220 - - - - - - 1 3
6 Kab. Manggarai 1 1,000 - - - - 1 50 - - - - 1 20 - - 1 1,070 - - - - - - 1 15
7 Kab. Ngada - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Sikka 1 300 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 320 - - - - - - 1 5
9 Kab. Sumba Barat 1 400 - - 1 100 1 25 - - - - 1 20 - - 1 545 - - - - - - 1 4
10 Kab. Sumba Timur 1 400 - - 1 100 1 25 - - - - 1 20 - - 1 545 - - - - - - 1 6
11 Kab. Timor Tengah Selatan 1 200 - - - - - - - - - - - - - - 1 200 - - - - - - 1 3
12 Kab. Timor Tengah Utara 1 150 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 170 - - - - - - 1 3
13 Kab. Rote-Ndao 1 400 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 420 - - - - - - 1 3
14 Kab. Manggarai Barat 1 750 - - 1 500 1 500 - - - - 1 20 - - 1 1,770 - - - - - - 1 10
15 Kab. Alor 1 200 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 220 - - - - - - 1 3
16 Kab. Nagekeo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
17 Kab. Sumba Tengah 1 200 - - - - - - - - - - - - - - 1 200 - - - - - - 1 5
18 Kab. Sumba Barat Daya 1 600 - - 1 300 - - - - - - - - - - 1 900 - - - - - - 1 5
19 Kab. Manggarai Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
20 Kab. Sabu Raijua 1 200 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 220 - - - - - - - 1
21 Kota Kupang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
22 Kab. Malaka 1 300 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 320 - - - - - - - 1
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
134
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Rp.000) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
25 MALUKU 8 2.950 - - - 1 250 3 100 - - - - 4 80 8 3.380 7 34.000 - 6.000 7 40.000 5 11
Dinas Provinsi - - - - 6.000 6.000
8 2.950 - - - 1 250 3 100 - - - - 4 80 8 3.380 7 34.000 - - 7 34.000 5 11
1 Kab. MTB 1 350 - - - - 1 20 1 370 - - 1 1
2 Kab. Maluku Tengah 1 900 - - - 1 50 1 20 1 970 1 10.000 1 10.000 1 4
3 Kab. Maluku Tenggara 1 100 - - - - - 1 100 1 1.000 1 1.000
4 Kab. Pulau Buru 1 750 - 1 250 1 25 1 20 1 1.045 1 5.000 1 5.000 1 3
5 Kab. Kepulauan Aru 1 100 - - - - 1 20 1 120 1 1.000 1 1.000 1 1
6 Kab. Seram Bag Barat 1 250 - - - - - 1 250 1 3.000 1 3.000 1 2
7 Kab. Seram Bag Timur 1 350 - - - 1 25 - 1 375 1 13.000 1 13.000
8 Kab. Buru Selatan 1 150 - - - - - 1 150 1 1.000 1 1.000
9 Kab. Maluku Barat Daya - - - - - - - - - - -
10 Kota Ambon - - - - - - - - - - -
11 Kota Tual - - - - - - - - - - -
26 PAPUA 4 4.950 - - - - - 1 100 - - - - 2 40 5 5.090 - - - - - - 3 18
Dinas Provinsi - - - - - 5
4 4.950 - - - - - 1 100 - - - - 2 40 5 5.090 - - - - - - 3 13
1 Kab. Biak Numford - - - - - - - - - - -
2 Kab. Jayapura 1 250 - - - - 1 250 - -
3 Kab. Jayawijaya - - - - - - - - - - 1 1
4 Kab. Merauke 1 4.000 - - - 1 100 1 20 1 4.120 - - 1 10
5 Kab. Mimika - - - - - - 1 - - -
6 Kab. Nabire 1 500 - - - - - 1 500 - -
7 Kab. Paniai - - - - - - - - - - -
8 Kab. Puncak Jaya - - - - - - - - - - -
9 Kab. Kep Yapen Waropen - - - - - - - - - - -
10 Kota Jayapura - - - - - - - - - -
11 Kab. Sarmi - - - - - - - - - -
12 Kab. Keerom 1 200 - - - - 1 20 1 220 - - 1 2
13 Kab. Yahukimo - - - - - - - - - - -
14 Kab. Pegunungan Bintang - - - - - - - - - - -
15 Kab. Tolikara - - - - - - - - - - -
16 Kab. Boven Digoel - - - - - - - - - - -
17 Kab. Mappi - - - - - - - - - - -
18 Kab. Asmat - - - - - - - - - - -
19 Kab. Waropen - - - - - - - - - -
20 Kab. Supiori - - - - - - - - - - -
21 Kab Deiyai - - - - - - - - - - -
22 Kab. Dogiyai - - - - - - - - - - -
23 Kab.Intan Jaya - - - - - - - - - - -
24 Kab. Lanny Jaya - - - - - - - - - - -
25 Kab. Membramo Raya - - - - - - - - - - -
26 Kab. Membramo Tengah - - - - - - - - - - -
27 Kab. Nduga - - - - - - - - - - -
28 Kab. Puncak - - - - - - - - - - -
29 Kab. Yalimo - - - - - - - - - - -
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
PADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN
JARWO SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN BERAS
KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONTOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
135
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
27 MALUT 9 2,450 - - 1 250 2 50 - - - - 3 60 - - 9 2,810 10 30,000 - 5,000 10 35,000 1 26
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 5,000 - 5,000 - 25
9 2,450 - - 1 250 2 50 3 60 9 2,810 10 30,000 - - 10 30,000
1 Kab. Halmahera Tengah 1 200 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 220 1 500 - - 1 500 - -
2 Kab. Halmahera Barat 1 250 - - - - 1 25 - - - - - - - - 1 275 1 20,000 - - 1 20,000 - -
3 Kab. Halmahera Timur 1 1,000 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 1 500 - - 1 500 - -
4 Kab. Kepulauan Sula 1 100 - - - - - - - - - - - - - - 1 100 1 500 - - 1 500 - -
5 Kab. Halmahera Selatan 1 400 - - 1 250 1 25 - - - - 1 20 - - 1 695 1 1,500 - - 1 1,500 1 1
6 Kab. Halmahera Utara 1 250 - - - - - - - - - - - - - - 1 250 1 4,000 - - 1 4,000 - -
7 Kab. Pulau Morotai 1 100 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 120 1 1,000 - - 1 1,000 - -
8 Kota Ternate - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 250 - - 1 250 - -
9 Kota Tidore Kepulauan 1 75 - - - - - - - - - - - - - - 1 75 1 1,250 - - 1 1,250 - -
10 Kab. Taliabu 1 75 - - - - - - - - - - - - - - 1 75 1 500 - - 1 500 - -
28 BANTEN 8 12,050 - - - - 3 150 - - - 300 5 100 - - 8 12,600 - 25,000 - 5,000 - 30,000 6 41
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - 300 - - - - - 300 - 25,000 - 5,000 - 30,000 - 5
8 12,050 - - - - 3 150 5 100 8 12,300 - - - - - -
1 Kab. Lebak 1 4,000 - - - - 1 50 - - - - 1 20 - - 1 4,070 - - - - - - 1 5
2 Kab. Pandeglang 1 4,500 - - - - 1 50 - - - - 1 20 - - 1 4,570 - - - - - - 1 16
3 Kab. Serang 1 2,500 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 2,520 - - - - - - 1 5
4 Kab. Tangerang 1 250 - - - - 1 50 - - - - 1 20 - - 1 320 - - - - - - 1 7
5 Kota Cilegon 1 250 - - - - - - - - - - - - - - 1 250 - - - - - - 1 1
6 Kota Serang 1 400 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 420 - - - - - - 1 2
7 Kota Tangerang 1 100 - - - - - - - - - - - - - - 1 100 - - - - - - - -
8 Kota Tangerang Selatan 1 50 - - - - - - - - - - - - - - 1 50 - - - - - - - -
29 BABEL 5 1,600 - - - - - - - - - - 1 20 - - 5 1,620 - 5,000 - 3,000 - 8,000 1 6
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 5,000 - 3,000 - 8,000 - 5
5 1,600 - - - - - - 1 20 5 1,620 - - - - - -
1 Kab. Bangka 1 250 - - - - - - - - - - - - - - 1 250 - - - - - - - -
2 Kab. Belitung 1 150 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 170 - - - - - - 1 1
3 Kab. Bangka Selatan 1 700 - - - - - - - - - - - - - - 1 700 - - - - - - - -
4 Kab. Blitung Timur 1 250 - - - - - - - - - - - - - - 1 250 - - - - - - - -
5 Kab. Bangka Barat 1 250 - - - - - - - - - - - - - - 1 250 - - - - - - - -
6 Kab. Bangka Tengah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Kota Pangkal Pinang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Sungai Liat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
136
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
30 GORONTALO 6 2,400 - - - - 2 125 - - - - 4 80 - - 6 2,605 6 125,500 - 27,500 6 153,000 6 7
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 27,500 - 27,500 - -
6 2,400 - - - - 2 125 4 80 6 2,605 6 125,500 - - 6 125,500
1 Kab. Boalemo 1 300 - - - - - - - - - - - - - - 1 300 1 30,900 - - 1 30,900 1 1
2 Kab. Gorontalo 1 850 - - - - 1 100 - - - - 1 20 - - 1 970 1 35,000 - - 1 35,000 1 2
3 Kab. Pohuwato 1 400 - - - - 1 25 - - - - 1 20 - - 1 445 1 30,000 - - 1 30,000 1 1
4 Kab. Bone Bolango 1 350 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 370 1 12,000 - - 1 12,000 1 1
5 Kab. Gorontalo utara 1 400 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 420 1 17,500 - - 1 17,500 1 1
6 Kota Gorontalo 1 100 - - - - - - - - - - - - - - 1 100 1 100 - - 1 100 1 1
7 Kab. Limboto - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Marisa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
31 KEPRI 3 150 - - - - - - - - - - 1 40 - - 3 190 - - - - - - 1 2
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 150 - - - - - - 1 40 3 190 - - - - - -
1 Kab. Natuna 1 50 - - - - - - - - - - - - - - 1 50 - - - - - - - -
2 Kab. Bintan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Kab. Karimun - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 Kab. Lingga 1 25 - - - - - - - - - - 1 40 - - 1 65 - - - - - - 1 2
5 Kab. Kep. Anambas 1 75 - - - - - - - - - - - - - - 1 75 - - - - - - - -
6 Kota Batam - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Kota Tanjung Pinang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab Dumai - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
137
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) UNIT
32 PAPUA BARAT 10 5,400 - - - - - - - - - - - - - - 10 5,400 - - - - - - 7 31
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 5
10 5,400 - - - - - - 10 5,400 - - - - - -
1 Kab. Sorong 1 500 - - - - - - - - - - - - - - 1 500 - - - - - - 1 5
2 Kab. Manokwari 1 2,500 - - - - - - - - - - - - - - 1 2,500 - - - - - - 1 5
3 Kab. Fak-Fak 1 300 - - - - - - - - - - - - - - 1 300 - - - - - - 1 5
4 Kab. Raja Ampat 1 300 - - - - - - - - - - - - - - 1 300 - - - - - - - -
5 Kab. Teluk Bintuni 1 300 - - - - - - - - - - - - - - 1 300 - - - - - - 1 2
6 Kab. Teluk Wondama 1 250 - - - - - - - - - - - - - - 1 250 - - - - - - 1 2
7 Kab. Kaimana 1 150 - - - - - - - - - - - - - - 1 150 - - - - - - 1 2
8 Kab. Sorong Selatan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Kota Sorong - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 Kab. Maybrat 1 150 - - - - - - - - - - - - - - 1 150 - - - - - - - -
11 Kab Tambrauw 1 150 - - - - - - - - - - - - - - 1 150 - - - - - - - -
12 Kab. Manokwari Selatan 1 800 - - - - - - - - - - - - - - 1 800 - - - - - - 1 5
13 Kab. Peg. Arfak - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
33 SULBAR 6 8,700 - - 1 500 3 125 - - - 468 5 100 - - 6 9,893 6 40,000 - 18,250 6 58,250 6 23
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - 468 - - - - - 468 - - - 18,250 - 18,250 - -
6 8,700 - - 1 500 3 125 5 100 6 9,425 6 40,000 - - 6 40,000
1 Kab. Mamuju 1 1,500 - - - - 1 25 - - - - 1 20 - - 1 1,545 1 9,000 - - 1 9,000 1 5
2 Kab. Majene 1 300 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 320 1 1,500 - - 1 1,500 1 2
3 Kab. Mamasa 1 1,500 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 1,520 1 2,000 - - 1 2,000 1 3
4 Kab. Mamuju Utara 1 1,200 - - - - - - - - - - - - - - 1 1,200 1 10,000 - - 1 10,000 1 3
5 Kab. Polewali Mandar 1 3,000 - - - - 1 50 - - - - 1 20 - - 1 3,070 1 8,000 - - 1 8,000 1 5
6 Kab. Mamuju Tengah 1 1,200 - - 1 500 1 50 - - - - 1 20 - - 1 1,770 1 9,500 - - 1 9,500 1 5
34 KALTARA 1 1,630 - - - - - - - - - - 2 40 - - 2 1,670 1 1,000 - - 1 1,000 2 2
Dinas Provinsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1 1,630 - - - - 2 40 2 1,670 1 1,000 - - 1 1,000
1 Kab. Bulungan - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1,000 - - 1 1,000 - -
2 Kab. Malinau - - - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 20 - - - - - - 1 1
3 Kab. Nunukan 1 1,630 - - - - - - - - - - 1 20 - - 1 1,650 - - - - - - 1 1
4 Kota Tarakan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Kab. Tana Tidung - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
UPPO
PADI INBRIDA
SAWAH/TDH
HUJAN/LAHAN
KERING
PENGEMBANGAN
PADI KHUSUSPADI HIBRIDA
PADI INBRIDA SUB
OPTIMAL / HAZTONPADI SALIBU MINA PADI
PENGEMBANGAN
DESA PERTANIAN
ORGANIK UNTUK PADI
PENGEMBANGAN JARWO
SUPER
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
BUDIDAYA PADI
TOTAL JAGUNGHIBRIDA KOMPOSIT
TOTAL PADI
BUDIDAYA JAGUNG
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
Jml Kabupaten/Kota:
138
Daftar Calon Petani dan Calon Lokasi Penerima Bantuan Pemerintah Tahun 2017 Kegiatan : Padi Inbrida/Hibrida/Padi Hazton)/Salibu/Padi Khusus/Mina Padi/Jarwo Super *)
Nama Poktan / Gapoktan :
Jumlah Anggota Kelompok :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
1
2
3
4
5
dst
Keterangan: *) Pilih salah satu
Jumlah
Mengetahui Ketua Kelompoktani
KCD/Penyuluh
Nama …………. Nama ………….
No. Nama Petani Luas Areal (ha) Kebutuhan Benih (kg) Varietas Jadwal Tanam
Lampiran 12
139
Kabupaten :
TotalKeg. Desa Pertanian Organik
Organik Konversi Jenis Jumlah Jenis Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24)
…………………………………., tgl …………, bln…………., thn…………….
Tim Teknis Tingkat Kabupaten/
Kepala Dinas Kabupaten
Nama …………………………………………………………
NIP …………………………………………………………….
Cara Pengisian
1 Nomor
2 Nama kecamatan
3 Nama desa
4 Total luas lahan desa tersebut
5 Jumlah fasilitasi UPPO yang ada di desa tersebut
6 Nama Keltan pelaksana kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi
7 Jumlah anggota keltan yang mengikuti kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi
8 Luas lahan total yang menjadi kepemilikan keltan
9 Luas lahan kegiatan pengembangan desa pertanian organik
10 Kapan terakhir pemakaian input kimia (spt pupuk sintesis, pestisida sintesis dan GMO) pada lahan kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi
11 Luas lahan yang berstatus organik pada lahan yang melaksanakan kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi
12 Luas lahan yang berstatus konversi pada lahan yang melaksanakan kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi
13 Tipologi lahan pada kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi (sawah irigasi, pasang surut, lebak, tadah hujan, lahan kering)
14 Produktivitas padi sebelumnya pada lahan kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi
15 Perkiraan hasil pada lahan yang sedang melaksanakan kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi
16 Nama varietas padi yang digunakan pada kegiatan pengembangan desa peratanian organik padi
17 Jadwal tanam pada kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi
18 Jenis aset yang dimiliki keltan (misal RMU, traktor dll)
19 Jumlah aset yang dimiliki keltan tersebut
20 Jenis ternak yang dimiliki keltan (misal sapi, kerbau, kambing, dll)
21 Jumlah ternak yang dimiliki keltan tersebut
22 Menuliskan kegiatan (pelatihan) yang pernah diikuti keltan pada tahun sebelumnya (spt SL-PHT, SL-Iklim, SL-PTT, GP-PTT, SRI, UPPO atau lainnya)
23 Diisi dukungan dari Eselon I terkait untuk fasilitasi pengembangan desa pertanian organik padi (misal adanya kelompok yang mendapat bantuan ternak di desa tsbt, dll)
24 Pemasaran produk saat ini (pasar lokal atau internasional)
CPCL (DATA BASE) KEGIATAN PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK PADI TAHUN 2017
No Kecamatan
Desa Kelompok TaniKegiatan/
Pelatihan yg Pernah
Diikuti pd Tahun
Sebelumnya
Varietas
Pemasaran
Nama Luas (ha)Fasilitasi
UPPO (unit)
NamaJumlah
Anggota
Dukungan/Fasilitasi dari Eselon I Lingkup
Kementan/ Kementerian
terkait/Lembaga lainnya/Pemerintah
Daerah
Terakhir Aplikasi
Agrokimia (tgl/bln/thn)
Status Lahan (ha)
Tipologi Lahan
Produktivitas Sebelumnya
(ku/ha)
Perkiraan Hasil
(Ton) GKG
Luas Lahan (ha)
Jadwal Tanam
Kepemilikan Aset Kelompok
(unit)
Kepemilikan Ternak Per
Petani (ekor)
Lanjutan Lampiran 12
140
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA ATAU PROVINSI ..... NOMOR : .............................................2017
TENTANG PENETAPAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA BANTUAN BUDIDAYA ................................................
TAHUN ANGGARAN 2017
KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA ATAU PROVINSI
Menimbang : a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus diupayakan melalui peningkatan produksi untuk menjamin kecukupan pangan yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk.
b. Bahwa peningkatan produksi padi tahun 2017 difokuskan pada peningkatan indeks pertanaman dan atau perluasan areal tanam melalui budidaya padi ............
c. Bahwa pelaksanaan Budidaya Padi ......... untuk peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani perlu ditetapkan kelompok tani penerima bantuan Budidaya Padi ...........
tahun 2017. d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c perlu ditetapkan Kelompok tani
Penerima Bantuan Budidaya Padi ............... Tahun Anggaran 2017.
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor .............. Tahun ............. tentang ................; 2. Surat Keputusan .......... Nomor .............. Tahun ............. tentang ................;
3. Peraturan Daerah Provinsi Nomor .............. Tahun ............. tentang ................; 4. dst
Lampiran 13
CONTOH
141
Memperhatikan : 1. DIPA Dinas Pertanian Provinsi .... Nomor .............. Tanggal ............. Bulan ................ Tahun ............
2. Pedoman Teknis Kegiatan Padi Tahun Anggaran 2017.
MEMUTUSKAN Menetapkan :
PERTAMA : Penetapan Kelompok tani penerima bantuan Budidaya Padi .................. tahun anggaran 2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :............................... Pada Tanggal : ................................
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Provinsi
..........................................
NIP. .....................................
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di Jakarta 2. Gubernur ........... di ..............
3. dst.
142
Desa Kecamatan
1
2
3
4
dst…
Ditetapkan,Tgl….Bln….Tahun 2017
Oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Nama
NIP
Disahkan oleh; Kuasa Pengguna Anggaran
Nama
NIP
Keterangan: *) Pilih salah satu
Lampiran Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen
Penetapan Kelompoktani Penerima Bantuan Pemerintah
No Nama Kelompok Tani/ Gapoktan Nama KetuaAlamat
Nomor RekeningJumlah
(Rp.)Alamat Bank Cabang, Unit
Jumlah
Kegiatan: Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Salibu/Mina Padi/Jarwo Super/Pengembangan Desa Pertanian Organik untuk Padi *)
Tahun 2017
Lanjutan Lampiran 13
143
Kegiatan : Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Mina Padi/Jarwo Super/
Salibi/Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi*)
Nama Kelompok Tani :
Alamat Kelompok Tani :
Luas Lahan :
Jumlah Anggota :
Komoditi :
Varietas :
No. Jenis/Uraian Kebutuhan Volume (kg/lt/satuan lain) Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1
2
3
dst...
Jumlah
......................,Tgl….Bln….Tahun 2017
Mengetahui,
Penyuluh/Petugas Pertanian
Nama
NIP
Ketua Kelompok, Bendahara Kelompok,
Nama Nama
Anggota Kelompok, Anggota Kelompok,
Nama Nama
Keterangan: *) Pilih salah satu
Rencana Usaha Kelompok (RUK)
Bantuan Pemerintah Tahun 2017
Lampiran 14
144
UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO) Nama Penerima Bantuan : .................................................
Ketua : .................................................
Alamat : Desa ......., Kecamatan ....., Kabupaten
APBN SWADAYA
A RUMAH KOMPOS
- Batu kali/pecah m3
- Pasir m3
- Batako / Batu Bata Buah
- Semen Zak
- Besi / Kayu Batang
- Tenaga Kerja HOK
- Atap / Genteng Buah
- Lain-lain (sebutkan)
Jumlah
B MESIN ALAT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (APPO)
- Pembelian Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) Unit
Jumlah
C KENDARAAN RODA TIGA
- Pembelian Kendaraan Roda Tiga Unit
Jumlah
D KANDANG KOMUNAL DAN BAK FERMENTASI
- Batu kali/pecah m3
- Pasir m3
- Batako / Batu Bata Buah
- Semen Zak
- Besi / Kayu Batang
- Tenaga Kerja HOK
- Atap / Genteng Buah
- Lain-lain (sebutkan)
Jumlah
E PENGADAAN TERNAK SAPI DAN OBAT-OBATAN
- Pembelian Ternak Sapi/Kerbau
Jantan ekor
Betina ekor
- Pembelian Obat-obatan paket
Jumlah
F PAKAN TERNAK
- Pembelian Pakan Ternak selama 6 Bulan Pertama Hari
30 hari x 6 bln x 10 ekor x Rp. 10.000,-
Jumlah
175.000.000JUMLAH
TOTAL : Dua Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah
Biaya (Rp)Uraian Volume SatuanNo
........, ..................2017
Menyetujui :
Ketua Tim Teknis
Lampiran 15
Penerima Bantuan
.............................. Ketua
Mengetahui/Menyetujui
Kepala Dinas
Kabupaten…………….,
………………………..
NIP…………………….
145
...............................
NIP. ........................
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan : ....................................
2. Alamat : ...................................
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya bertanggungjawab penuh atas penggunaan dana bantuan ..........................
Apabila di kemudian hari, atas penggunaan dana bantuan ................................tersebut di atas mengakibatkan kerugian Negara maka
saya bersedia dituntut penggantian kerugian negara dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bersedia menyimpan dengan baik bukti-bukti pengeluaran terkait penggunaan dana bantuan ....................................... sesuai dengan
ketentuan pada penerima bantuan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Demikian
Surat Pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya.
.............., ...............................
Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan
.....................................................
Petugas Lapangan
........................................................
Lampiran 16
146
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
1. Nama Penerima Bantuan : ....................................
2. Alamat : ...................................
3. Nama Bantuan : ....................................
Yang bertanda tangan di bawah ini Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan ................................ menyatakan bahwa saya :
1. Bertanggungjawab penuh atas pengeluaran yang telah dibayar lunas kepada yang berhak menerima;
2. Bersedia menyimpan dengan baik seluruh bukti pengeluaran belanja yang telah dilaksanakan;
3. Bersedia mengembalikan sisa dana ke kas negara jika terdapat sisa penggunaan belanja kegiatan …...........;
4. Bersedia untuk dilakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti pengeluaran oleh aparat pengawas fungsional Pemerintah;
5. Bersedia menyampaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan ................ kepada PPK.
.............., ...............................
Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan
.....................................................
Petugas Lapangan
........................................................
Lampiran 17
147
Rincian Bantuan Pemerintah Tahun 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan
Mutu Hasil Tanaman Pangan
1 Pengelolaan Produksi
Tanaman Serealia
1. Fasilitas penerapan
budidaya padi Gapoktan / Poktan
Bantuan Budidaya Padi Inbrida
Sawah/Tdh Hujan/Lahan Kering Ha 270 33 Prov/388 Kab 526xxx √ - - √ - √
Gapoktan / PoktanBantuan Budidaya Pengembangan
Padi KhususHa 2,615 1 Prov/3 Kab 526xxx - - √ √ - -
Gapoktan / PoktanBantuan Budidaya Padi Hibrida
Ha 1,125 21 Prov/83 Kab 526xxx √ - - √ - √
Gapoktan / PoktanBantuan Budidaya Padi Sub
Optimal/HaztonHa 2,392 23 Prov/129 Kab 526xxx - - √ √ - -
Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Padi Salibu Ha 2,600 6 Prov/26 Kab 526xxx - - √ √ - -
Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Mina Padi Ha 5,115 6 Prov 526xxx - - √ √ - -
Desa Organik Padi
Bantuan Budidaya Pengembangan
Desa Pertanian Organik Untuk Padi Ha 2,498 31 Prov/162 Kab 526xxx - - √ √ - -
Gapoktan / PoktanUnit Pengolahan Pupuk Organik
(UPPO)Unit 175,000 33 Prov/276 Kab 526xxx - - √ √ - -
2. Fasilitas penerapan
budidaya jagung
Gapoktan / Poktan / LMDH
/ Koperasi /Asosiasi /
Profesi / Lembaga
Pemerintah / Lembaga
Non Pemerintah
Bantuan Budidaya Jagung Hibrida Ha 810 31 Prov 526xxx - - √ √ - √
Gapoktan / Poktan / LMDH
/ Koperasi /Asosiasi /
Profesi / Lembaga
Pemerintah / Lembaga
Non Pemerintah
Bantuan Budidaya Jagung
KompositHa 465 27 Prov/4 Kab 526xxx - - √ √ - √
PENERIMA MANFAAT NAMA BANTUAN PEMERINTAH
Jasa Barang
SATUAN LOKASIKode Akun
Ruang Lingkup Bantuan Pemerintah Bentuk Bantuan PemerintahNO. PROGRAM KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN Bantuan
Sarana
Prasarana
Bantuan
Rehabilitasi/Pembangunan
Gedung/Bangunan
Bantuan lainnya yang memiliki
karakteristik bantuan pemerintah
yang ditetapkan oleh PA
Uang
BIAYA SATUAN
(Rp.000)
Lampiran 18
148
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Padi Tahun 2017
FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1) Tanam
2) Pemeliharaan
3) Panen
11
12
13
14
DES JAN
20172016
TAHAPAN KEGIATANNO
10
Penyusunan Pedoman Pelaksanaan
Penetapan Calon Lokasi
Pembentukan Tim Teknis
Proses Pengajuan E-Katalog
Kontrak
Penyiapan Pembayaran Uang Muka
Finalisasi CPCL
Penyaluran Barang
Penyusunan dan Pengiriman RUK
Pelaksanaan
Pembinaan
Monitoring
Evaluasi
Pelaporan
Lampiran 19
149
Kecamatan :
Bulan :
Desa PoktanTotal
PencairanSisa
Kembali ke
Kas Negara(ha) (%) Luas (ha)
Provitas
(ku/ha)
Produksi
(ton)
Sebelum
kegiatan
diluar
Program
pd MT yg
sama
Bersertifikat/
Belum **)Non ***)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst
…………………………………., tgl …………, bln…………., thn…………….
Tim Teknis Tingkat Kabupaten/
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten
Nama …………………………………………………………
NIP …………………………………………………………….
Keterangan:
*) Diisi khusus untuk kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi
**) Menuliskan kata "bersertifikat" bila produk (beras) yang dihasilkan telah bersertifikat organik,
menuliskan kata "belum" bila produk (beras) yang dihasilkan belum bersertifikat organik,
***) Menuliskan kata "non" bila produk (beras) yang dihasilkan belum berstatus organik
Produktivitas
(ku/ha)Tidak
Dilaksanakan
(ha)
Status Produk/Beras *)
OrganikDana Bantuan Pemerintah (Rp. 000)
Sasaran
Areal (ha)
BLANKO LAPORAN MONITORING BULANAN KECAMATAN
REALISASI KEGIATAN
Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Padi Salibu/Mina Padi/Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi/Jarwo Super*)
Tahun 2017
NO.
Nama Realisasi Tanam Realisasi Panen
Lampiran 20
150
Kabupaten/Kota :
Bulan :
SisaKembali ke
Kas Negara
Kontrak
(Rp. 000)
Realisasi
SP2D (Rp.
000)
(%) thd
Kontrak
(%) thd
Sasaran
Realisasi
SP2D
(Rp. 000)
(%) thd
Sasaran(Rp. 000)
(%) thd
Sasaran(Rp. 000) (Rp. 000) (ha) (%)
Bersertifikat/
Belum **)Non ***)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst
…………………………………., tgl …………, bln…………., thn…………….
Tim Teknis Tingkat Kabupaten/
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten
Nama …………………………………………………………
NIP …………………………………………………………….
Keterangan:
*) Diisi khusus untuk kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi
**) Menuliskan kata "bersertifikat" bila produk (beras) yang dihasilkan telah bersertifikat organik,
menuliskan kata "belum" bila produk (beras) yang dihasilkan belum bersertifikat organik,
***) Menuliskan kata "non" bila produk (beras) yang dihasilkan belum berstatus organik
BLANKO LAPORAN MONITORING BULANAN KABUPATEN
REALISASI KEGIATAN
Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Padi Salibu/Mina Padi/Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi/Jarwo Super*)Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Padi Salibu/Mina Padi/Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi/Jarwo Super*)
Tahun 2017
Poktan
Nama
Luas (ha)Provitas
(ku/ha)
Produksi
(ton)
Sebelum
kegiatan
Mekanisme Transfer
Uang diluar
Program
pd MT yg
sama
Status Produk/Beras *)
Organik
Realisasi PanenProduktivitas
(ku/ha)
Tidak
Dilaksanakan
(ha)
Total Realisasi SP2DNO.
Sasaran
SK Penetapan
CPCL (ha)
Dana Bantuan Pemerintah
Realisasi Tanam
Kecamatan Desa (ha) (Rp. 000)
Mekanisme Transfer Barang
Lampiran 21
151
Provinsi :
Bulan :
SisaKembali ke Kas Negara
Kontrak (Rp. 000)
Realisasi SP2D
(Rp. 000)
(%) thd Kontrak
(%) thd Sasaran
Realisasi SP2D
(Rp. 000)
(%) thd Sasaran
(Rp. 000)(%) thd Sasaran
(Rp. 000) (Rp. 000) (ha) (%)Bersertifikat/
Belum **)Non ***)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst Jumlah
…………………………………., tgl …………, bln…………., thn…………….
Tim Teknis Tingkat Provinsi/
Kepala Dinas Pertanian Provinsi
Nama …………………………………………………………
NIP …………………………………………………………….
Keterangan:
*) Diisi khusus untuk kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi
**) Menuliskan kata "bersertifikat" bila produk (beras) yang dihasilkan telah bersertifikat organik,
menuliskan kata "belum" bila produk (beras) yang dihasilkan belum bersertifikat organik,
***) Menuliskan kata "non" bila produk (beras) yang dihasilkan belum berstatus organik
BLANKO LAPORAN MONITORING BULANAN PROVINSI
REALISASI KEGIATAN
Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Padi Salibu/Mina Padi/Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi/Jarwo Super*)Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Padi Salibu/Mina Padi/Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi/Jarwo Super*)
Tahun 2017
Total Realisasi SP2D
Luas (ha)
diluar Program pd MT yg
sama
Realisasi PanenProduktivitas
(ku/ha)Status Produk/Beras *)
Organik
Poktan
Nama
(Rp. 000)
Mekanisme Transfer BarangMekanisme Transfer
UangProvitas (ku/ha)
Produksi (ton)
Sebelum kegiatan
NO.
Sasaran
SK Penetapan CPCL (ha)
Dana Bantuan Pemerintah
Realisasi TanamTidak
Dilaksanakan (ha)Kabupaten/
KotaKecamatan Desa (ha)
Lampiran 22
152
CHEK LIST PENGENDALIAN KEGIATAN ................................................
Tingkat : Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
Nama Instansi :
Nama Penerima Bantuan :
Desa : Kecamatan :
Target : ...................Ha/Unit, Rp. ......................
Nama Petugas : 1.
(Evaluator) 2.
3.
Identifikasi dan Inventarisasi data
No URAIAN KETERANGAN
1 Usulan Kegiatan .......... Ada/Tidak
2 SK Tim Teknis Ada/Tidak Ada/Tidak
3 SK Penetapan Penerima Bantuan Ada/Tidak Ada/Tidak
4 Copy Buku Tabungan Penerima Bantuan Ada/Tidak
5 RUK dan Revisinya Ada/Tidak
6 Perjanjian Kerjasama PPK dengan Penerima Bantuan Ada/Tidak
7 Bukti Penarikan Dana Bantuan Pemerintah dari Bank Ada/Tidak
8 Pemanfaatan Dana Bantuan (Bon/Nota/Kuitansi) Ada/Tidak
9 Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan Fisik Ada/Tidak
10 Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Ada/Tidak
11 Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Ada/Tidak
12
Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Paket Bantuan
Pemerintah Ada/Tidak
Lampiran 23
153
Identifikasi peran tim teknis
NO URAIAN KETERANGAN
1Bentuk pengawalan dan pendampingan tim teknis
dilaksanakan pada kegiatan:
a. Pembukaan rekening penerima bantuan pemerintah Ada/Tidak
b. Rapat penyusunan RUK Ada/Tidak
c. Penyampaian usulan pencairan dana ke PPK Ada/Tidak
d. Pengurusan pencairan dana bantuan pemerintah Ada/Tidak
e. Penarikan dana ke bank Ada/Tidak
f. Rapat pemanfaatan dana bantuan pemerintah serta
persiapan kegiatan Ada/Tidak
g. Proses pembelanjaan Ada/Tidak
h. Pengumpulan bukti-bukti pengeluaran dan pembelanjaan Ada/Tidak
2Pengesahan berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan bantuan
pemerintah Ada/Tidak
Lanjutan Lampiran 23
154
Keterlibatan penerima bantuan NO URAIAN KETERANGAN
1 Apakah saudara memegang SK penetapan penerima bantuan Ya/Tidak
2Apakah sudara melakukan pembagian tugas dalam rangka
pelaksanaan bantuan Ya/Tidak
3 Apakah saudara tahu adanya tim teknis bantuan Ya/Tidak
4 Apakah tim teknis sering melakukan bimbingan pelaksanaan Ya/Tidak
5Bimbingan dari tim teknis terhadap saudara dalam rangka
kegiatan apa saja
a. Pembukaan rekening kelompok Ya/Tidak
b. Rapat penyusunan RUK Ya/Tidak
c. Penyampaian usulan pencairan dana ke PPK Ya/Tidak
d. Pengurusan pencairan dana bantuan Ya/Tidak
e. Penarikan dana ke bank Ya/Tidak
f. Rapat pemanfaatan dana bantuan serta persiapannya Ya/Tidak
g. Proses pembelanjaan dana bantuan Ya/Tidak
h. Pengumpulan bukti-bukti pengeluaran dan pembelanjaan Ya/Tidak
6Apakah saudara memiliki dokumen pertanggungjawaban
berupa bendel arsip Ya/Tidak
7 Bila nomo 6 jawabannya " Ya " arsip tersebut terdiri apa saja?
a. Sk penetapan kelompok penerima bantuan Ada/Tidak
b. Catatan rapat anggota kelompok Ada/Tidak
c. Bendel RUK dan revisinya Ada/Tidak
d. Naskah kerjasama antara PPK dan ketua kelompok
penerima bantuan Ada/Tidak
e. Surat permohonan pencairan dana Ada/Tidak
f. Bukti penarikan dana bantuan pemerintah dari bank Ada/Tidak
g. Bukti pemanfaatan dana bantuan pemerintah berupa
bon/nota/kuitansi Ada/Tidak
h. Foto-foto pelaksanaan pekerjaan fisik Ada/Tidak
i. Berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan Ada/Tidak
j. Berita acara serah terima hasil pekerjaan bantuan
pemerintah Ada/Tidak
Lanjutan Lampiran 23
155
Cek fisik pekerjaan bantuan pemerintah
NO URAIAN
1 Lokasi kegiatan
........................................................
2 Jenis pekerjaan bantuan pemerintah berupa:
........................................................
3 Volume/spesifikasi pekerjaan:
.......................................................
4 Uraian hasil pengecekan lapangan:
a. Berkaitan dengan capaian volume fisik pekerjaan
b. Aktifitas dan peran tim teknis
c. Sharing pembiayaan dari penerima bantuan/masyarakat lainnya
d. Dana yang mungkin tersisa
e. Tanggapan penerima bantuan berkaitan dengan kegiatan ini
................., Tgl ....................
Petugas (Evaluator)
(...........................................)
NIP. .................................
Lanjutan Lampiran 23
156
SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
1. Nama Penerima Bantuan : ....................................
2. Alamat : ...................................
3. Nama Bantuan : ...................................
Yang bertanda tangan di bawah ini Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan …................................ dengan ini menyatakan bahwa
pekerjaan ........... telah selesai dilaksanakan 100% sesuai dengan persyaratan pada Pedoman Teknis Kegiatan Padi Tahun 2017.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
.............., ...............................
Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan
.....................................................
.........................................................
Lampiran 24
157
CONTOH BERITA ACARA PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN BANTUAN PEMERINTAH
PEKERJAANBERITA ACARA PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
BANTUAN PEMERINTAH
Nomor : ..........................................
Tanggal : .......................................... Pada hari ini..............tanggal.................bulan ..........tahun............ kami yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : .........................................................
Jabatan : Ketua Tim Teknis Bantuan Pemerintah ...........................) Kabupaten/Kota..............................
Alamat : ................................, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU atau yang Memeriksa Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah.
Nama : .........................................................
Jabatan : Ketua ……………… selaku Penerima Bantuan Pemerintah berupa ........................................................
Alamat : Desa........................, Kecamatan..............., Kabupaten...................., untuk selanjutnya disebutkan sebagai PIHAK KEDUA atau yang Melaksanakan Pekerjaan Bantuan
Pemerintah.
Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah melaksanakan pekerjaan dengan baik berupa :
VolumeBiaya
(Rp)Volume
Biaya
(Rp)%
Rencana Usulan Kerja Realisasi
KeteranganJenis
PekerjaanNo
Selanjutnya PIHAK KEDUA melaporkan pekerjaan yang telah diselesaikan kepada PIHAK KESATU dan PIHAK KESATU telah memeriksa hasil pekerjaan dari PIHAK KEDUA atas
paket bantuan pemerintah berupa ...................................... dalam rangka kegiatan ............... dan pekerjaan dinyatakan telah selesai dengan baik dan lengkap.
Demikian Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Lampiran 25
PIHAK KEDUA
Yang Melaksanakan,
Ketua Kelompok
Mengetahui,
Kepala Dinas………………
…………………………
NIP…………………….
PIHAK KESATU
Yang Memeriksa,
Ketua Tim Teknis
158
CONTOH BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH
PEKERJAANBERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN
BANTUAN PEMERINTAH
Nomor : ..........................................
Tanggal : ..........................................
Pada hari ini..............tanggal.................bulan ..........tahun............ kami yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : .........................................................
Jabatan : Ketua Tim Teknis Bantuan Pemerintah .......................................) Kabupaten/Kota..............................
Alamat : ................................, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU atau yang Memeriksa Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah.
Nama : .........................................................
Jabatan : Ketua ……………… selaku Penerima Bantuan Pemerintah berupa …...........................
Alamat : Desa........................, Kecamatan..............., Kabupaten...................., untuk selanjutnya disebutkan sebagai PIHAK KEDUA atau yang Menerima Bantuan Pemerintah.
Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah melaksanakan pekerjaan dengan baik berupa :
VolumeBiaya
(Rp)Volume
Biaya
(Rp)%
Rencana Usulan Kerja Realisasi
KeteranganJenis
PekerjaanNo
1. Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan sepenuhnya Bantuan Pemerintah kepada PIHAK KEDUA untuk dimanfaatkan sesuai peruntukannya serta menyatakan
sanggup melakukan pengelolaan paket bantuan tersebut; 2. Apabila setelah Berita Acara Serah Terima Barang terdapat penyimpangan dan penyalahgunaan kegiatan di lapangan, PIHAK KEDUA bersedia
mempertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian Berita Acara Serah Terima Barang paket bantuan pemerintah ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya
Lampiran 26
PIHAK KEDUA
Yang Melaksanakan,
Ketua Kelompok
Mengetahui,
Kepala Dinas………………
…………………………
NIP…………………….
PIHAK KESATU
Yang Memeriksa,
Ketua Tim Teknis