pdrb sektoral provinsi bengkulu 2009 · web viewsementara itu pada tahun 2007 produksi perikanan...
TRANSCRIPT
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
Analisis Potensi Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu Sebagai Sektor Unggulan Provinsi Bengkulu
Oleh : Zulfikar
Abstrak
Pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian yaitu kontribusi produk dalam sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga kontribusi pasar. Peran penting lainnya adalah dalam penyediaan kebutuhan pangan penduduk, dengan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Menurut BPS, Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu hingga tahun 2009 masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor-sektorlainnya. Nilai nominal PDRB sector pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 sebesar 6,15 triliun rupiah, sedangkan kontribusinya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 39,58 persen. Fluktuasi kontribusi sektor pertanian terhadap PDB dan ancaman kerawanan pangan yang disertai dengan ancaman ketergantungan terhadap pangan impor (food trap) serta masih banyaknya petani yang masih berada dibawah garis kemiskinan maka perubahan menuju yang lebih baik malalui pembangunan pertanian sangat diperlukan.
1. Pendahuluan
a. Pertumbuhan Ekonomi
Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya.
Pembangunan manusia seutuhnya selama ini telah diimplementasikan pemerintah
melalui pelaksanaan program pembangunan kesejahteraan rakyat dan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan. Pembangunan kesejahteraan rakyat diterapkan melalui
pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan lain-lain.
Sedangkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan diterapkan melalui
pembangunan di berbagai sektor ekonomi, dengan tujuan untuk mempercepat laju
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting
dalam analisis pembangunan ekonomi suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi
menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian menghasilkan tambahan
pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Mengingat pada dasarnya
1
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor produksi untuk
menghasilkan output, maka proses ini pada akhirnya akan menghasilkan balas jasa
terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya
pertumbuhan ekonomi, diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi akan meningkat.
Menurut BPS, memasuki tahun 2000, perekonomian Bengkulu
memperlihatkan perkembangan setelah mengalami krisis ekonomi yang terjadi pada
tahun 1998. Hal ini terlihat pada tahun 2009 pertumbuhan PDRB Provinsi
Bengkulu mencapai 4,04 persen dibandingkan dengan tahun 1998 dimana PDRB
Provinsi Bengkulu mengalami kontraksi hingga mencapai 6,27 persen dengan
pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2009 sebesar 2,90 persen.
Pertumbuhan sektor ini ditunjang oleh tingginya pertumbuhan subsektor
perkebunan dan subsektor peternakan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar
11,22 persen dan 6,89 persen.
Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu menurut Sektor Tahun 2009 (Persen)
b. Sumber Pertumbuhan Ekonomi (Source of Growth)
Menurut BPS, berdasarkan hasil Penghitungan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun 2009, didorong oleh
pertumbuhan yang terjadi pada sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 28,37
persen. Sektor lain yang memberikan kontribusi terbesar kedua adalah sektor jasa-
2
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
jasa disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan besar kontribusi
masing-masing sebesar 27,30 persen dan 14,79 persen. Sedangkan sektor yang
memiliki kontribusi terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor
pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan dengan kontribusi
masing-masing sebesar 0,91 persen, 2,07 persen dan 4,03 persen. Dan berdasarkan
PDRB atas dasar harga berlaku, perekonomian provinsi didominasi oleh sektor
pertanian dengan peranan sebesar 39,58 persen.
Besarnya kontribusi sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi
Bengkulu menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi masih bertumpu pada sektor ini.
Oleh sebab itu, pengambil kebijakan harus memberikan perhatian yang serius
terhadap sektor ini mengingat penurunan produksi pada sektor ini akan sangat
berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Dalam perkembangannya, sektor pertanian menghadapai berbagai paradoks
yakni (1) makin besar dorongan pertanian menumbuhkan sektor lain, makin kecil
perannya dalam pertumbuhan ekonomi ; (2) makin mengecil tingkat pertumbuhan
pertanian, makin besar bagian angkatan kerja baru yang terserap oleh sektor tersebut
; (3) makin berkembang sektor ekonomi di luar pertanian, makin sulit pekerja
keluar dari sektor pertanian berhubung lemahnya daya saing di bursa tenaga kerja ;
(4) semakin intensif petani gurem mengekspansi lahan, semakin besar ancaman
pelestarian lingkungan.
2. Potensi Sektor Pertanian
a. Potensi Tanaman Bahan Makanan
Subsektor tanaman bahan makanan adalah bagian dari sektor pertanian.
Dalam perekonomian Provinsi Bengkulu peranan subsektor bahan makanan dalam
pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) cukup penting. Hal itu
terlihat dari relatif tingginya kontribusi subsektor tanaman bahan makanan baik
terhadap PDRB sektor pertanian maupun terhadap total PDRB Provinsi Bengkulu
dibandingkan dengan sektor dan subsektor lainnya. Pada tahun 2008 kontribusi
subsektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB sektor pertanian sebesar 47,59
persen, sedangkan terhadap total PDRB Provinsi Bengkulu kontribusinya sebesar
19,44 persen.
3
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
Komoditas padi yang terdiri dari padi sawah dan padi ladang adalah produk
utama sektor bahan bakanan. Produksi padi sangat dipengaruhi oleh luas panen dan
produktivitas perhektar. Pada tahun 2008 total luas panen padi di Provinsi
Bengkulu mencapai 127,51 ribu hektar yang terdiri dari 114,75 ribu hektar atau
sebesar 90 persen padi sawah dan 12,76 ribu hektar atau sebesar 10 persen padi
ladang.
Pada Gambar 2. tampak bahwa dibandingkan dengan tahun 2007 luas panen
padi di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 total luas
panen padi di Provinsi Bengkulu hanya mencapai 123,85 ribu hektar. Hal itu berarti
pada kurun waktu 2007-2008 luas panen padi di Provinsi Bengkulu mengalami
peningkatan sebesar 2,96 persen. Peningkatan luas panen padi di Provinsi Bengkulu
pada periode 2007-2008 berasal dari peningkatan luas panen padi sawah yang
meningkat sebesar 5,68 persen. Sedangkan luas panen padi ladang pada kurun
waktu yang sama menurun sebesar 16,55 persen.
Seiring dengan meningkatnya total luas panen padi, produksi padi di
Provinsi Bengkulu pada periode 2007-2008 mengalami peningkatan. Pada Gambar
3. tampak bahwa dalam kurun waktu tersebut total produksi padi di Provinsi
Bengkulu meningkat dari 470.47 ribu ton menjadi 484,90 ribu ton atau meningkat
sebesar 3,07 persen. Peningkatan total produksi padi di Provinsi Bengkulu berasal
dari peningkatan produksi padi sawah. Pada kurun waktu 2007-2008 produksi padi
4
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
sawah di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan sebesar 4,47 persen.
Sedangkan produksi padi ladang pada kurun waktu yang sama menurun sebesar
16,40 persen.
Pada Gambar 4. tampak bahwa kabupaten yang dikategorikan sentra
tanaman padi di Provinsi Bengkulu ditinjau dari luas panennya adalah kabupaten
Bengkulu Utara dan kabupaten Seluma. Proporsi luas panen padi di dua kabupaten
tersebut masing-masing lebih dari 18 persen dari total luas panen padi Provinsi
Bengkulu.
b. Potensi Tanaman Palawija
Selain menanam padi, petani di Provinsi Bengkulu menanam dan mengusahakan
palawija. Jenis palawija yang ditanam petani di Provinsi Bengkulu adalah jagung,
5
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai. Usaha tanaman palawija di Provinsi
Bengkulu kelihatannya masih merupakan usaha sampingan. Hal itu terlihat dari
relatif sempitnya luas panen dan luas lahan digunakan petani di Provinsi Bengkulu
untuk menanam palawija.
Pada tahun 2008 total luas panen tanaman palawija di Provinsi Bengkulu
mencapai 51,50 ribu hektar. Pada Gambar 5, terlihat bahwa ditinjau dari luas
panennya, tanaman palawija yang paling dominan diusahakan petani di Provinsi
Bengkulu adalah tanaman jagung. Pada tahun 2008 luas panen tanaman jagung di
Provinsi Bengkulu mencapai 35,66 ribu hektar atau sebesar 69,24 persen dari total
luas panen palawija. Tanaman palawija lainnya yang relatif banyak ditanam adalah
ubi kayu dan kacang tanah. Pada tahun 2008 luas panen ubi kayu mencapai 4,23
ribu hektar atau sebesar 8,22 persen, sedanglan luas panen kacang tanah mencapai
4,62 ribu hektar atau 8,97 persen dari total luas panen palawija di Provinsi
Bengkulu.
Dibandingkan dengan tahun 2007 luas panen tanaman palawija di Provinsi
Bengkulu umumnya mengalami penurunan, kecuali luas panen kacang kedelai dan
jagung. Pada kurun waktu 2007-2008 luas lahan tanaman kedelai mengalami
kenaikan 32,29 persen sedangkan jagung luas panennya meningkat 31,51 persen
Namun pada kurun waktu yang sama luas panen ubi kayu, ubi jalar dan kacang
tanah dan kacang hijau masing-masing menurun sebesar 36,03 persen, sebesar 4,6
persen, sebesar 15,61 persen dan sebesar 30,41 persen.
6
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
Seiring dengan peningkatan luas panen produksi tanaman kedele juga
meningkat, dalam kurun waktu 2007-2008 produksi kedelai meningkat sebesar
42,36 persen. Namun tidak demikian halnya dengan tanaman jagung, walaupun luas
panennya meningkat sebesar 31,51 persen, namun produksi justru menurun sebesar
57,23 persen. Sementara itu produksi ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah dan
kacang hijau masing-masing mengalami penurunan sebesar 94,50 persen, sebesar
89,99 persen, sebesar14,88 dan sebesar 26,92 persen.
7
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
c. Potensi Perkebunan Rakyat
Kontribusi subsektor perkebunan dalam PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2008
adalah sebesar 6,65 persen, menurun dibandingkan tahun 2007 yang sebesar 11,64
persen. Sementara kontribusinya terhadap PDRB sektor pertanian sebesar 24,36
persen juga menurun dibanding tahun 2007 yang sebesar 28,77 persen. Penurunan
kontribusi subsektor perkebunan lebih disebabkan oleh menurunnya harga beberapa
komoditi perkebunan.
Usaha perkebunan di Provinsi Bengkulu sebagian dilakukan oleh rumahtangga
perkebunan rakyat dan sebagian lagi diusahakan oleh perkebunan swasta. Tanaman
perkebunan yang banyak diusahakan rumahtangga di Provinsi Bengkulu adalah
tanaman karet, kelapa, kopi, kelapa sawit, dan cokelat. Pada tahun 2008 rumah
tangga yang mengusahakan perkebunan rakyat di Provinsi Bengkulu diperkirakan
mencapai 288,28 ribu rumahtangga. Perkebunan swasta di Provinsi Bengkulu
umumnya bergerak dalam usaha perkebunan kelapa sawit dan karet. Lokasinya
menyebar di kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko dan Seluma
Pada Gambar 7 tampak bahwa ditinjau dari luas lahannya, tanaman perkebunan
yang paling banyak diminati rumahtangga perkebunan rakyat di Provinsi Bengkulu
adalah tanaman perkebunan kopi, karet, kelapa sawit. Total luas lahan ketiga
tanaman perkebunan tersebut diperkirakan mencapai 265 ribu hektar atau sebesar
85,35 persen dari total luas lahan perkebunan rakyat di Provinsi Bengkulu. Dari
ketiga tanaman perkebunan tersebut yang paling dominan diusahakan rumahtangga
perkebunan di Provinsi Bengkulu ditinjau dari luas lahannya dengan luas lahan
lebih 36,35 persen dari total luas lahan perkebunan adalah kelapa sawit.
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, 2009.
8
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
Pada Gambar 7 tampak bahwa luas lahan tanaman kelapa sawit mencapai
102,94 ribu hektar atau 36,35 persen, luas tanaman kopi mencapai 101,80 ribu
hektar atau sebesar 35,95 persen sementara tanaman karet mencapai 60,35 ribu
hektar atau 21,31 persen dari total luas lahan perkebunan rakyat..
Pada Gambar 8 terlihat bahwa lahan tanaman karet dan kelapa sawit yang
diusahakan rumahtanggga perkebunan rakyat di Provinsi Bengkulu sebagian besar
adalah lahan menghasilkan. Luas lahan Karet yang menghasilkan mencapai 44,97
ribu hektar atau sebesar 74,52 persen, luas lahan kelapa sawit yang menghasilkan
mencapai 65,94 ribu hektar atau sebesar 64,05 persen, sementara untuk lahan kopi
sebagian besar terdiri dari tanaman muda dan tua yang belum/tidak menghasilkan
lagi. Tanaman kopi yang menghasilkan menghasilkan hanya 14,37 ribu hektar atau
hanya sebesar 38,81 persen.
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, 2009.
Dari ketiga jenis tanaman perkebunan tersebut yang sangat potensial
dikembangkan di Provinsi Bengkulu adalah tanaman karet dan kelapa sawit. Sebab
selain memiliki nilai ekonomis tinggi lahan tersedia masih cukup luas serta cocok
untuk pengembangan tanaman perkebunan karet dan kelapa.
d. Potensi Kehutanan
Peranan subsektor kehutanan dalam perekonomian Provinsi Bengkulu
cukup rendah. Bahkan peranannya dalam perekonomian Provinsi Bengkulu semakin
9
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
menurun. Kondisi itu terlihat dari relatif kecilnya dan semakin menurunnya
kontribusi PDRB subsektor kehutanan dalam PDRB Provinsi Bengkulu. Pada awal
Pelita VI kontribusi subsektor kehutanan dalam PDRB Provinsi Bengkulu sekitar 2
persen kemudian kontribusinya menurun menjadi hanya sebesar 1,73 persen pada
tahun 2008.
Penurunan kontribusi subsektor kehutanan dalam perekonomian Provinsi
Bengkulu dipengaruhi oleh semakin rendahnya produksi hasil-hasil hutan Provinsi
Bengkulu, seperti: rotan, damar, dan terutama kayu bulat dan kayu gergajian, baik
yang bersumber dari usaha rumahtangga kehutanan maupun yang bersumber dari
perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan hasil-hasil hutan Kayu bulat yang
merupakan hasil hutan utama Provinsi Bengkulu semakin sulit ditingkatkan. Hal itu
disebabkan semakin terbatasnya hutan produksi di Provinsi Bengkulu.
Pada Gambar 9 terlihat bahwa fungsi hutan di Provinsi Bengkulu dibagi
dalam 3 (tiga) kelompok besar, yaitu :
Kelompok pertama, kawasan suaka alam/pelestarian alam. Luasnya mencapai lebih
kurang 683,29 ribu hektar atau sebesar 34,52 persen. Kawasan suaka
alam/pelestarian alam sesuai dengan fugsinya terbagi atas: hutan taman nasional
dengan luas 405,29 ribu hektar, hutan cagar alam dengan luas 6,73 ribu hektar,
hutan taman wisata alam dengan luas 14,96 ribu hektar, hutan taman hutan raya
dengan 1,12 ribu, dan hutan taman buru seluas 16,30 ribu hektar.
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, 2009.
10
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
Kelompok Kedua, kawasan hutan. Luasnya mencapai 476,57 ribu hektar atau 24,08
persen. Kawasan hutan sesuai dengan fungsinya terbagi atas: hutan lindung seluas
251,48 ribu hektar, hutan produksi terbatas seluas 182,21 ribu hektar, hutan
produksi tetap seluas 36,01 ribu hektar dan hutan produksi khusus seluas 6,87 ribu
hektar.
Kelompok ketiga, areal penggunaan lainnya. Luasnya mencapai 1,06 juta hektar
atau sebesar 53,48 persen.
Produk utama hutan Provinsi Bengkulu pada tahun 2006 adalah kayu bulat, kayu
gergajian, rotan dan damar. Kayu bulat dan gergajian umumnya dihasilkan oleh
perusahaan HPH, sedangkan rotan dan damar dihasilkan oleh rumahtangga
kehutanan. Produksi kayu bulat pada tahun 2008 hanya 16,73 ribu meter kubik.
produksi kayu gergajian 4,79 ribu meter kubik , Produksi rotan 14,8 ribu batang
sementara produksi damar Provinsi Bengkulu pada tahun 2008 diperkirakan hanya
mencapai 250 ton.
e. Potensi Peternakan
Peranan subsektor peternakan dalam perekonomian Provinsi Bengkulu relatif
kecil. Kondisi itu terlihat dari rendahnya kontribusi subsektor peternakan dalam
PDRB Provinsi Bengkulu. Pada kurun waktu 2000-2008 kontribusi subsektor
peternakan dalam PDRB Provinsi Bengkulu rata-rata kurang dari 4 persen per
tahun.
Usaha pemeliharaan ternak di Provinsi Bengkulu umumnya dilakukan oleh
rumahtangga. Ternak yang dipelihara rumahtangga di Provinsi Bengkulu adalah
ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Ternak besar yang dipelihara adalah sapi,
kerbau dan kuda. Ternak kecil yang dipelihara adalah kambing, babi dan domba.
Unggas yang dipelihara adalah ayam bukan ras (buras), ayam ras pedaganig, ayam
ras petelur, dan itik.
Pada gambar 10 terlihat bahwa ternak besar yang paling banyak dipelihara
rumahtangga di Provinsi Bengkulu adalah ternak sapi. Jumlah sapi yang dipelihara
rumahtangga di Provinsi Bengkulu pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 90,5
ribu ekor. Sedangkan jumlah kerbau yang dipelihara rumahtangga di Provinsi
Bengkulu pada tahun yang sama sebanyak 29,1 ribu ekor.
11
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
Ditinjau menurut daerah kabupaten dan kota ternak sapi di Provinsi Bengkulu
lebih banyak terdapat di kabupaten Bengkulu Utara. Jumlah ternak sapi di
kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2008 sebanyak 34,25 ribu ekor atau sebesar
37,85 persen dari jumlah sapi di Provinsi Bengkulu. Sedangkan ternak kerbau lebih
banyak terdapat di kabupaten bengkulu Selatan dengan jumlah sebanyak 9,59 ribu
ekor atau 32,95 persen dari jumlah kerbau di Provinsi Bengkulu
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bengkulu, 2009.
Ternak kecil yang paling banyak dipelihara rumahtangga di Provinsi Bengkulu
adalah kambing. Populasi kambing yang terdapat di Provinsi Bengkulu pada tahun
2008 diperkirakan sebanyak 130,39 ribu ekor. Populasi ternak domba dan babi di
Provinsi Bengkulu relatif kecil. Pada tahun 2008 populasi domba dan babi di
Provinsi Bengkulu diperkirakan 5,56 ribu ekor.
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bengkulu, 2009.
12
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
Pada Gambar 11 tampak bahwa dibandingkan dengan tahun 2008 populasi
ternak kambing dan domba di Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan sebesar
14,98 persen dan 4,58 persen, sedangkan populasi ternak babi Turun sebesar 54,16
persen. Ternak kambing yang dipelihara rumahtangga peternakan di Provinsi
Bengkulu lebih banyak terdapat di kabupaten Bengkulu Utara. Jumlah ternak
kambing yang terdapat di kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2008 sebanyak
25,79 ribu ekor atau sebesar 19,78 persen dari jumlah kambing di Provinsi
Bengkulu.
Unggas yang paling banyak dipelihara rumahtangga di Provinsi Bengkulu adalah
ayam ras pedaging Populasi ayam rasdi Provinsi Bengkulu pada tahunn 2008
diperkirakan sebanyak 5,42 juta ekor. Ternak unggas lainnya yang banyak
dipelihara rumahtangga di Provinsi Bengkulu adalah ayam buras. Populasi ayam
buras di Provinsi Bengkulu diperkirakan sebanyak 0,9 juta ekor.
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bengkulu, 2009.
Pada Gambar 12 tampak bahwa populasi ayam buras dan itik pada kurun waktu
2007-2008 mengalami penurunan. Populasi ayam buras menurun sebesar 65,94
persen, dan populasi itik menurun sebesar 53,23 persen. Namun populasi ayam ras
pedaging pada kurun waktu yang sama meningkat hampir 3 kali lipat.
13
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
f. Potensi Produksi dan Luas Budidaya Perikanan Darat
Budidaya perikanan darat yang diusahakan rumahtangga di Provinsi Bengkulu
adalah budidaya ikan kolam, sawah, keramba, perairan umum dan tambak.
Dibandingkan dengan potensi alamnya budidaya perikanan darat di Provinsi
Bengkulu belum dilakukan dengan optimal. Hal itu terlihat dari masih relatif
sempitnya luas lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya perikanan darat di Provinsi
Bengkulu. Padahal di Provinsi Bengkulu cukup tersedia lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk budidaya perikanan darat terutama budidaya tambak ikan dan
udang. Apabila dibandingkan dengan luas wilayahnya yang mencapai 1,98 juta
hektar maka luas lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya perikanan darat kurang
dari satu persen.
Total luas lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya perikanan darat di Provinsi
Bengkulu hingga tahun 2008 diperkirakan mencapai 5,89 ribu hektar. Pada Gambar
13 dan Gambar 14 tampak bahwa budidaya perikanan darat yang paling banyak
diminati petani di Provinsi Bengkulu adalah budidaya ikan kolam. Luas lahan
budidaya ikan kolam di Provinsi Bengkulu mencapai 3,47 ribu hektar atau sebesar
58,83 persen dari luas lahan budidaya perikanan darat di Provinsi Bengkulu.
Budidaya perikanan darat lainnya yang juga diminati penduduk di Provinsi
Bengkulu adalah budidaya perikanan keramba. Luas lahan budidaya ikan sawah
pada tahun 2008 mencapai 1,28 ribu hektar atau sebesar 21,63 persen.
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu, 2009.
14
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
Apabila dibandingkan dengan tahun 2007 maka luas lahan budidaya perikanan
darat di Provinsi Bengkulu menurun tajam. Dimana pada tahun 2007 luas lahan
budidaya perikanan darat di Provinsi Bengkulu seluas 197 ribu hektar.
Berkurangnya luas lahan budidaya perikanan darat di Provinsi Bengkulu terutama
disebabkan berkurangnya luas lahan budidaya ikan sawah dan ikan kolam. Pada
tahun 2007 luasnya diperkirakan mencapai 68,78 ribu hektar, di tahun 2008 luasnya
diperkirakan hanya tinggal 0,69 ribu hektar. Budidaya ikan kolam pada tahun 2007
mencapai 127,77 ribu hektar sementara di tahun 2007 tinggal 3,47 ribu hektar.
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu, 2009.
Sementara itu budiyaya ikan tambak di Provinsi Bengkulu belum dikembangkan
secara optimal. Pada tahun 2007 luas lahan budidaya ikan tambak di Provinsi
Bengkulu masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu hanya 465 hektar. Padahal di
sepanjang garis pantai Provinsi Bengkulu sangat potensial untuk pengembangan
lahan budidaya ikan tambak. Minimnya investasi disubsektor perikanan merupakan
faktor utama penyebab masih rendahnya pemanfaatan lahan pantai untuk usaha
budidaya tambak.
Produksi ikan darat di Provinsi Bengkulu pada tahun 2008 diperkirakan
mencapai 12,73 ribu ton. Pada Gambar 15 dan Gambar 16 tampak bahwa produksi
ikan darat di Provinsi Bengkulu didominasi ikan kolam. Produksi ikan kolam yang
15
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
sebanyak 8,8 ribu ton tersebut merupakan 69,11 persen dari seluruh produksi
perikanan darat Provinsi Bengkulu.
.
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu, 2009.
Dibandingkan dengan tahun 2008 produksi ikan darat Provinsi Bengkulu
mengalami peningkatan yang cukup berarti. Pada tahun 2007 produksi ikan darat di
Provinsi Bengkulu sebanyak 10,205 ribu ton atau meningkat sebesar 24,7 persen.
Peningkatan produksi ikan darat pada kurun waktu 2007-2008 terutama berasal dari
peningkatan produksi ikan kolam.
Sementara itu pada tahun 2007 produksi perikanan laut yang merupakan hasil
tangkapan lebih kurang 11 ribu rumahtangga nelayan di Provinsi Bengkulu
mencapai 42 ribu ton.
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu, 2009.
16
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
Apabila dibandingkan dengan potensi lautnya yang memiliki garis pantai lebih
kurang 525 km, maka produksi ikan laut yang dihasilkan para nelayan Provinsi
Bengkulu tersebut tergolong rendah. Kondisi itu menyebabkan kontribusi subsektor
perikanan (perikanan darat dan perikanan laut) dalam perekonomian Provinsi
Bengkulu tidak terlalu menonjol. Pada kurun waktu 2000-2008 kontribusi subsektor
perikanan dalam perekonomian Provinsi Bengkulu kurang dari 7 persen per tahun.
3. Kesimpulan
a. Besarnya kontribusi sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi
Bengkulu menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi masih bertumpu pada sektor
Pertanian. Oleh sebab itu, pengambil kebijakan harus memberikan perhatian yang
serius terhadap sektor ini mengingat penurunan produksi pada sektor ini akan sangat
berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
b. Dilihat dari potensi subsektor pertanian yang ada di Provinsi Bengkulu baik dari
subsektor tanaman bahan makanan, tanaman palawija, perkebunan, peternakan dan
perikanan, memponyai potensi untuk dikembangkan untuk dijadikan sektor
unggulan penopang pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu.
c. Potensi komoditi sektor pertanian di Provinsi Bengkulu untuk masing-masing
subsektor adalah : tanaman padi sawah anaman bahan makanan; tanaman jagung
untuk tanaman palawija, tanaman karet dan sawit untuk subsektor perkebunan;
kayu bulat, rotan dan damar ubtuk subsektor kehutanan; ternak sapi, kambing dan
ayam ras pedaging untuk subsektor peternakan dan perikanan darat dan laut untuk
subsektor perikanan.
d. Pembangunan sumber daya manusia (SDM) sepatutnya menjadi perhatian
pemerintah dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakatnya agar dapat
lebih produktif dalam meningkatkan output. Dengan meningkatnya produktifitas
masyarakat, khususnya masyarakat pertanian, maka akan memacu berkembangnya
sektor primer (pertanian hingga industri pengolahan). Berkembangnya sektor
primer dan didukung oleh sektor utilitas yang baik akan memacu sektor-sektor
lainnya seperti sektor perdagangan, keuangan dan jasa-jasa untuk tumbuh lebih
cepat.
17
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011
e. Ucapan Terimakasih
Melalui tulisan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membatu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Khususnya kepada Bapak
Prof. Ir. Urip Santoso, S. IKom., M.Sc., Ph.D selaku dosen mata kuliah Program
Pasca Sarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu. Khususnya kepada bapak Urip Santoso saya menyadari
tulisan ini masih jauh dari harapan bapak, namun untuk tahap ini ini yang dapat
saya sajikan, berharap penuh angan-angan dan cita-sita mudah-mudahan kedepan
saya biasa menjadi penulis seperti bapak. Dengan moto " Bakat hanyalah 1% dari
kesuksesan yang anda gapai, 99% adalah keringat anda ". Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
1. BPS. 2010. Bengkulu Dalam Angka Tahun 2009. BPS. Bengkulu.
2. BPS. 2010. Indikator Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2009. BPS. Bengkulu.
3. BPS. 2010. Indikator Sosial Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2009. BPS. Bengkulu
4. BPS. 2010. Luas Lahan Menurut Penggunaan di Provinsi Bengkulu Tahun 2009. BPS. Bengkulu.
5. BPS. 2010. Produksi Padi dan Palawija Provinsi Bengkulu Tahun 2009. BPS. Bengkulu.
6. BPS. 2010. Produk Domestik Regional Provinsi Bengkulu (sektoral) Tahun 2009. BPS. Bengkulu
7. BPS. 2010. Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Bengkulu Tahun 2009. BPS. Bengkulu
18