pdrb sektoral provinsi bengkulu 2009 · web viewsementara itu pada tahun 2007 produksi perikanan...

26
Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011 Analisis Potensi Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu Sebagai Sektor Unggulan Provinsi Bengkulu Oleh : Zulfikar Abstrak Pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian yaitu kontribusi produk dalam sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga kontribusi pasar. Peran penting lainnya adalah dalam penyediaan kebutuhan pangan penduduk, dengan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Menurut BPS, Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu hingga tahun 2009 masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor- sektorlainnya. Nilai nominal PDRB sector pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 sebesar 6,15 triliun rupiah, sedangkan kontribusinya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 39,58 persen. Fluktuasi kontribusi sektor pertanian terhadap PDB dan ancaman kerawanan pangan yang disertai dengan ancaman ketergantungan terhadap pangan impor (food trap) serta masih banyaknya petani yang masih berada dibawah garis kemiskinan maka perubahan menuju yang lebih baik malalui pembangunan pertanian sangat diperlukan. 1. Pendahuluan a. Pertumbuhan Ekonomi Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan manusia seutuhnya selama ini telah diimplementasikan pemerintah melalui pelaksanaan program pembangunan kesejahteraan rakyat dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Pembangunan kesejahteraan rakyat diterapkan melalui pembangunan di 1

Upload: lydat

Post on 20-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

Analisis Potensi Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu Sebagai Sektor Unggulan Provinsi Bengkulu

Oleh : Zulfikar

Abstrak

Pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian yaitu kontribusi produk dalam sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga kontribusi pasar. Peran penting lainnya adalah dalam penyediaan kebutuhan pangan penduduk, dengan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Menurut BPS, Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu hingga tahun 2009 masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor-sektorlainnya. Nilai nominal PDRB sector pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 sebesar 6,15 triliun rupiah, sedangkan kontribusinya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 39,58 persen. Fluktuasi kontribusi sektor pertanian terhadap PDB dan ancaman kerawanan pangan yang disertai dengan ancaman ketergantungan terhadap pangan impor (food trap) serta masih banyaknya petani yang masih berada dibawah garis kemiskinan maka perubahan menuju yang lebih baik malalui pembangunan pertanian sangat diperlukan.

1. Pendahuluan

a. Pertumbuhan Ekonomi

Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya.

Pembangunan manusia seutuhnya selama ini telah diimplementasikan pemerintah

melalui pelaksanaan program pembangunan kesejahteraan rakyat dan pembangunan

ekonomi yang berkelanjutan. Pembangunan kesejahteraan rakyat diterapkan melalui

pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan lain-lain.

Sedangkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan diterapkan melalui

pembangunan di berbagai sektor ekonomi, dengan tujuan untuk mempercepat laju

pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting

dalam analisis pembangunan ekonomi suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi

menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian menghasilkan tambahan

pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Mengingat pada dasarnya

1

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor produksi untuk

menghasilkan output, maka proses ini pada akhirnya akan menghasilkan balas jasa

terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya

pertumbuhan ekonomi, diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor

produksi akan meningkat.

Menurut BPS, memasuki tahun 2000, perekonomian Bengkulu

memperlihatkan perkembangan setelah mengalami krisis ekonomi yang terjadi pada

tahun 1998. Hal ini terlihat pada tahun 2009 pertumbuhan PDRB Provinsi

Bengkulu mencapai 4,04 persen dibandingkan dengan tahun 1998 dimana PDRB

Provinsi Bengkulu mengalami kontraksi hingga mencapai 6,27 persen dengan

pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2009 sebesar 2,90 persen.

Pertumbuhan sektor ini ditunjang oleh tingginya pertumbuhan subsektor

perkebunan dan subsektor peternakan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar

11,22 persen dan 6,89 persen.

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu menurut Sektor Tahun 2009 (Persen)

b. Sumber Pertumbuhan Ekonomi (Source of Growth)

Menurut BPS, berdasarkan hasil Penghitungan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun 2009, didorong oleh

pertumbuhan yang terjadi pada sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 28,37

persen. Sektor lain yang memberikan kontribusi terbesar kedua adalah sektor jasa-

2

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

jasa disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan besar kontribusi

masing-masing sebesar 27,30 persen dan 14,79 persen. Sedangkan sektor yang

memiliki kontribusi terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor

pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan dengan kontribusi

masing-masing sebesar 0,91 persen, 2,07 persen dan 4,03 persen. Dan berdasarkan

PDRB atas dasar harga berlaku, perekonomian provinsi didominasi oleh sektor

pertanian dengan peranan sebesar 39,58 persen.

Besarnya kontribusi sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi

Bengkulu menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi masih bertumpu pada sektor ini.

Oleh sebab itu, pengambil kebijakan harus memberikan perhatian yang serius

terhadap sektor ini mengingat penurunan produksi pada sektor ini akan sangat

berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Dalam perkembangannya, sektor pertanian menghadapai berbagai paradoks

yakni (1) makin besar dorongan pertanian menumbuhkan sektor lain, makin kecil

perannya dalam pertumbuhan ekonomi ; (2) makin mengecil tingkat pertumbuhan

pertanian, makin besar bagian angkatan kerja baru yang terserap oleh sektor tersebut

; (3) makin berkembang sektor ekonomi di luar pertanian, makin sulit pekerja

keluar dari sektor pertanian berhubung lemahnya daya saing di bursa tenaga kerja ;

(4) semakin intensif petani gurem mengekspansi lahan, semakin besar ancaman

pelestarian lingkungan.

2. Potensi Sektor Pertanian

a. Potensi Tanaman Bahan Makanan

Subsektor tanaman bahan makanan adalah bagian dari sektor pertanian.

Dalam perekonomian Provinsi Bengkulu peranan subsektor bahan makanan dalam

pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) cukup penting. Hal itu

terlihat dari relatif tingginya kontribusi subsektor tanaman bahan makanan baik

terhadap PDRB sektor pertanian maupun terhadap total PDRB Provinsi Bengkulu

dibandingkan dengan sektor dan subsektor lainnya. Pada tahun 2008 kontribusi

subsektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB sektor pertanian sebesar 47,59

persen, sedangkan terhadap total PDRB Provinsi Bengkulu kontribusinya sebesar

19,44 persen.

3

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

Komoditas padi yang terdiri dari padi sawah dan padi ladang adalah produk

utama sektor bahan bakanan. Produksi padi sangat dipengaruhi oleh luas panen dan

produktivitas perhektar. Pada tahun 2008 total luas panen padi di Provinsi

Bengkulu mencapai 127,51 ribu hektar yang terdiri dari 114,75 ribu hektar atau

sebesar 90 persen padi sawah dan 12,76 ribu hektar atau sebesar 10 persen padi

ladang.

Pada Gambar 2. tampak bahwa dibandingkan dengan tahun 2007 luas panen

padi di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 total luas

panen padi di Provinsi Bengkulu hanya mencapai 123,85 ribu hektar. Hal itu berarti

pada kurun waktu 2007-2008 luas panen padi di Provinsi Bengkulu mengalami

peningkatan sebesar 2,96 persen. Peningkatan luas panen padi di Provinsi Bengkulu

pada periode 2007-2008 berasal dari peningkatan luas panen padi sawah yang

meningkat sebesar 5,68 persen. Sedangkan luas panen padi ladang pada kurun

waktu yang sama menurun sebesar 16,55 persen.

Seiring dengan meningkatnya total luas panen padi, produksi padi di

Provinsi Bengkulu pada periode 2007-2008 mengalami peningkatan. Pada Gambar

3. tampak bahwa dalam kurun waktu tersebut total produksi padi di Provinsi

Bengkulu meningkat dari 470.47 ribu ton menjadi 484,90 ribu ton atau meningkat

sebesar 3,07 persen. Peningkatan total produksi padi di Provinsi Bengkulu berasal

dari peningkatan produksi padi sawah. Pada kurun waktu 2007-2008 produksi padi

4

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

sawah di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan sebesar 4,47 persen.

Sedangkan produksi padi ladang pada kurun waktu yang sama menurun sebesar

16,40 persen.

Pada Gambar 4. tampak bahwa kabupaten yang dikategorikan sentra

tanaman padi di Provinsi Bengkulu ditinjau dari luas panennya adalah kabupaten

Bengkulu Utara dan kabupaten Seluma. Proporsi luas panen padi di dua kabupaten

tersebut masing-masing lebih dari 18 persen dari total luas panen padi Provinsi

Bengkulu.

b. Potensi Tanaman Palawija

Selain menanam padi, petani di Provinsi Bengkulu menanam dan mengusahakan

palawija. Jenis palawija yang ditanam petani di Provinsi Bengkulu adalah jagung,

5

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai. Usaha tanaman palawija di Provinsi

Bengkulu kelihatannya masih merupakan usaha sampingan. Hal itu terlihat dari

relatif sempitnya luas panen dan luas lahan digunakan petani di Provinsi Bengkulu

untuk menanam palawija.

Pada tahun 2008 total luas panen tanaman palawija di Provinsi Bengkulu

mencapai 51,50 ribu hektar. Pada Gambar 5, terlihat bahwa ditinjau dari luas

panennya, tanaman palawija yang paling dominan diusahakan petani di Provinsi

Bengkulu adalah tanaman jagung. Pada tahun 2008 luas panen tanaman jagung di

Provinsi Bengkulu mencapai 35,66 ribu hektar atau sebesar 69,24 persen dari total

luas panen palawija. Tanaman palawija lainnya yang relatif banyak ditanam adalah

ubi kayu dan kacang tanah. Pada tahun 2008 luas panen ubi kayu mencapai 4,23

ribu hektar atau sebesar 8,22 persen, sedanglan luas panen kacang tanah mencapai

4,62 ribu hektar atau 8,97 persen dari total luas panen palawija di Provinsi

Bengkulu.

Dibandingkan dengan tahun 2007 luas panen tanaman palawija di Provinsi

Bengkulu umumnya mengalami penurunan, kecuali luas panen kacang kedelai dan

jagung. Pada kurun waktu 2007-2008 luas lahan tanaman kedelai mengalami

kenaikan 32,29 persen sedangkan jagung luas panennya meningkat 31,51 persen

Namun pada kurun waktu yang sama luas panen ubi kayu, ubi jalar dan kacang

tanah dan kacang hijau masing-masing menurun sebesar 36,03 persen, sebesar 4,6

persen, sebesar 15,61 persen dan sebesar 30,41 persen.

6

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

Seiring dengan peningkatan luas panen produksi tanaman kedele juga

meningkat, dalam kurun waktu 2007-2008 produksi kedelai meningkat sebesar

42,36 persen. Namun tidak demikian halnya dengan tanaman jagung, walaupun luas

panennya meningkat sebesar 31,51 persen, namun produksi justru menurun sebesar

57,23 persen. Sementara itu produksi ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah dan

kacang hijau masing-masing mengalami penurunan sebesar 94,50 persen, sebesar

89,99 persen, sebesar14,88 dan sebesar 26,92 persen.

7

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

c. Potensi Perkebunan Rakyat

Kontribusi subsektor perkebunan dalam PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2008

adalah sebesar 6,65 persen, menurun dibandingkan tahun 2007 yang sebesar 11,64

persen. Sementara kontribusinya terhadap PDRB sektor pertanian sebesar 24,36

persen juga menurun dibanding tahun 2007 yang sebesar 28,77 persen. Penurunan

kontribusi subsektor perkebunan lebih disebabkan oleh menurunnya harga beberapa

komoditi perkebunan.

Usaha perkebunan di Provinsi Bengkulu sebagian dilakukan oleh rumahtangga

perkebunan rakyat dan sebagian lagi diusahakan oleh perkebunan swasta. Tanaman

perkebunan yang banyak diusahakan rumahtangga di Provinsi Bengkulu adalah

tanaman karet, kelapa, kopi, kelapa sawit, dan cokelat. Pada tahun 2008 rumah

tangga yang mengusahakan perkebunan rakyat di Provinsi Bengkulu diperkirakan

mencapai 288,28 ribu rumahtangga. Perkebunan swasta di Provinsi Bengkulu

umumnya bergerak dalam usaha perkebunan kelapa sawit dan karet. Lokasinya

menyebar di kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko dan Seluma

Pada Gambar 7 tampak bahwa ditinjau dari luas lahannya, tanaman perkebunan

yang paling banyak diminati rumahtangga perkebunan rakyat di Provinsi Bengkulu

adalah tanaman perkebunan kopi, karet, kelapa sawit. Total luas lahan ketiga

tanaman perkebunan tersebut diperkirakan mencapai 265 ribu hektar atau sebesar

85,35 persen dari total luas lahan perkebunan rakyat di Provinsi Bengkulu. Dari

ketiga tanaman perkebunan tersebut yang paling dominan diusahakan rumahtangga

perkebunan di Provinsi Bengkulu ditinjau dari luas lahannya dengan luas lahan

lebih 36,35 persen dari total luas lahan perkebunan adalah kelapa sawit.

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, 2009.

8

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

Pada Gambar 7 tampak bahwa luas lahan tanaman kelapa sawit mencapai

102,94 ribu hektar atau 36,35 persen, luas tanaman kopi mencapai 101,80 ribu

hektar atau sebesar 35,95 persen sementara tanaman karet mencapai 60,35 ribu

hektar atau 21,31 persen dari total luas lahan perkebunan rakyat..

Pada Gambar 8 terlihat bahwa lahan tanaman karet dan kelapa sawit yang

diusahakan rumahtanggga perkebunan rakyat di Provinsi Bengkulu sebagian besar

adalah lahan menghasilkan. Luas lahan Karet yang menghasilkan mencapai 44,97

ribu hektar atau sebesar 74,52 persen, luas lahan kelapa sawit yang menghasilkan

mencapai 65,94 ribu hektar atau sebesar 64,05 persen, sementara untuk lahan kopi

sebagian besar terdiri dari tanaman muda dan tua yang belum/tidak menghasilkan

lagi. Tanaman kopi yang menghasilkan menghasilkan hanya 14,37 ribu hektar atau

hanya sebesar 38,81 persen.

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, 2009.

Dari ketiga jenis tanaman perkebunan tersebut yang sangat potensial

dikembangkan di Provinsi Bengkulu adalah tanaman karet dan kelapa sawit. Sebab

selain memiliki nilai ekonomis tinggi lahan tersedia masih cukup luas serta cocok

untuk pengembangan tanaman perkebunan karet dan kelapa.

d. Potensi Kehutanan

Peranan subsektor kehutanan dalam perekonomian Provinsi Bengkulu

cukup rendah. Bahkan peranannya dalam perekonomian Provinsi Bengkulu semakin

9

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

menurun. Kondisi itu terlihat dari relatif kecilnya dan semakin menurunnya

kontribusi PDRB subsektor kehutanan dalam PDRB Provinsi Bengkulu. Pada awal

Pelita VI kontribusi subsektor kehutanan dalam PDRB Provinsi Bengkulu sekitar 2

persen kemudian kontribusinya menurun menjadi hanya sebesar 1,73 persen pada

tahun 2008.

Penurunan kontribusi subsektor kehutanan dalam perekonomian Provinsi

Bengkulu dipengaruhi oleh semakin rendahnya produksi hasil-hasil hutan Provinsi

Bengkulu, seperti: rotan, damar, dan terutama kayu bulat dan kayu gergajian, baik

yang bersumber dari usaha rumahtangga kehutanan maupun yang bersumber dari

perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan hasil-hasil hutan Kayu bulat yang

merupakan hasil hutan utama Provinsi Bengkulu semakin sulit ditingkatkan. Hal itu

disebabkan semakin terbatasnya hutan produksi di Provinsi Bengkulu.

Pada Gambar 9 terlihat bahwa fungsi hutan di Provinsi Bengkulu dibagi

dalam 3 (tiga) kelompok besar, yaitu :

Kelompok pertama, kawasan suaka alam/pelestarian alam. Luasnya mencapai lebih

kurang 683,29 ribu hektar atau sebesar 34,52 persen. Kawasan suaka

alam/pelestarian alam sesuai dengan fugsinya terbagi atas: hutan taman nasional

dengan luas 405,29 ribu hektar, hutan cagar alam dengan luas 6,73 ribu hektar,

hutan taman wisata alam dengan luas 14,96 ribu hektar, hutan taman hutan raya

dengan 1,12 ribu, dan hutan taman buru seluas 16,30 ribu hektar.

Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, 2009.

10

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

Kelompok Kedua, kawasan hutan. Luasnya mencapai 476,57 ribu hektar atau 24,08

persen. Kawasan hutan sesuai dengan fungsinya terbagi atas: hutan lindung seluas

251,48 ribu hektar, hutan produksi terbatas seluas 182,21 ribu hektar, hutan

produksi tetap seluas 36,01 ribu hektar dan hutan produksi khusus seluas 6,87 ribu

hektar.

Kelompok ketiga, areal penggunaan lainnya. Luasnya mencapai 1,06 juta hektar

atau sebesar 53,48 persen.

Produk utama hutan Provinsi Bengkulu pada tahun 2006 adalah kayu bulat, kayu

gergajian, rotan dan damar. Kayu bulat dan gergajian umumnya dihasilkan oleh

perusahaan HPH, sedangkan rotan dan damar dihasilkan oleh rumahtangga

kehutanan. Produksi kayu bulat pada tahun 2008 hanya 16,73 ribu meter kubik.

produksi kayu gergajian 4,79 ribu meter kubik , Produksi rotan 14,8 ribu batang

sementara produksi damar Provinsi Bengkulu pada tahun 2008 diperkirakan hanya

mencapai 250 ton.

e. Potensi Peternakan

Peranan subsektor peternakan dalam perekonomian Provinsi Bengkulu relatif

kecil. Kondisi itu terlihat dari rendahnya kontribusi subsektor peternakan dalam

PDRB Provinsi Bengkulu. Pada kurun waktu 2000-2008 kontribusi subsektor

peternakan dalam PDRB Provinsi Bengkulu rata-rata kurang dari 4 persen per

tahun.

Usaha pemeliharaan ternak di Provinsi Bengkulu umumnya dilakukan oleh

rumahtangga. Ternak yang dipelihara rumahtangga di Provinsi Bengkulu adalah

ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Ternak besar yang dipelihara adalah sapi,

kerbau dan kuda. Ternak kecil yang dipelihara adalah kambing, babi dan domba.

Unggas yang dipelihara adalah ayam bukan ras (buras), ayam ras pedaganig, ayam

ras petelur, dan itik.

Pada gambar 10 terlihat bahwa ternak besar yang paling banyak dipelihara

rumahtangga di Provinsi Bengkulu adalah ternak sapi. Jumlah sapi yang dipelihara

rumahtangga di Provinsi Bengkulu pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 90,5

ribu ekor. Sedangkan jumlah kerbau yang dipelihara rumahtangga di Provinsi

Bengkulu pada tahun yang sama sebanyak 29,1 ribu ekor.

11

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

Ditinjau menurut daerah kabupaten dan kota ternak sapi di Provinsi Bengkulu

lebih banyak terdapat di kabupaten Bengkulu Utara. Jumlah ternak sapi di

kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2008 sebanyak 34,25 ribu ekor atau sebesar

37,85 persen dari jumlah sapi di Provinsi Bengkulu. Sedangkan ternak kerbau lebih

banyak terdapat di kabupaten bengkulu Selatan dengan jumlah sebanyak 9,59 ribu

ekor atau 32,95 persen dari jumlah kerbau di Provinsi Bengkulu

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bengkulu, 2009.

Ternak kecil yang paling banyak dipelihara rumahtangga di Provinsi Bengkulu

adalah kambing. Populasi kambing yang terdapat di Provinsi Bengkulu pada tahun

2008 diperkirakan sebanyak 130,39 ribu ekor. Populasi ternak domba dan babi di

Provinsi Bengkulu relatif kecil. Pada tahun 2008 populasi domba dan babi di

Provinsi Bengkulu diperkirakan 5,56 ribu ekor.

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bengkulu, 2009.

12

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

Pada Gambar 11 tampak bahwa dibandingkan dengan tahun 2008 populasi

ternak kambing dan domba di Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan sebesar

14,98 persen dan 4,58 persen, sedangkan populasi ternak babi Turun sebesar 54,16

persen. Ternak kambing yang dipelihara rumahtangga peternakan di Provinsi

Bengkulu lebih banyak terdapat di kabupaten Bengkulu Utara. Jumlah ternak

kambing yang terdapat di kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2008 sebanyak

25,79 ribu ekor atau sebesar 19,78 persen dari jumlah kambing di Provinsi

Bengkulu.

Unggas yang paling banyak dipelihara rumahtangga di Provinsi Bengkulu adalah

ayam ras pedaging Populasi ayam rasdi Provinsi Bengkulu pada tahunn 2008

diperkirakan sebanyak 5,42 juta ekor. Ternak unggas lainnya yang banyak

dipelihara rumahtangga di Provinsi Bengkulu adalah ayam buras. Populasi ayam

buras di Provinsi Bengkulu diperkirakan sebanyak 0,9 juta ekor.

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bengkulu, 2009.

Pada Gambar 12 tampak bahwa populasi ayam buras dan itik pada kurun waktu

2007-2008 mengalami penurunan. Populasi ayam buras menurun sebesar 65,94

persen, dan populasi itik menurun sebesar 53,23 persen. Namun populasi ayam ras

pedaging pada kurun waktu yang sama meningkat hampir 3 kali lipat.

13

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

f. Potensi Produksi dan Luas Budidaya Perikanan Darat

Budidaya perikanan darat yang diusahakan rumahtangga di Provinsi Bengkulu

adalah budidaya ikan kolam, sawah, keramba, perairan umum dan tambak.

Dibandingkan dengan potensi alamnya budidaya perikanan darat di Provinsi

Bengkulu belum dilakukan dengan optimal. Hal itu terlihat dari masih relatif

sempitnya luas lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya perikanan darat di Provinsi

Bengkulu. Padahal di Provinsi Bengkulu cukup tersedia lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk budidaya perikanan darat terutama budidaya tambak ikan dan

udang. Apabila dibandingkan dengan luas wilayahnya yang mencapai 1,98 juta

hektar maka luas lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya perikanan darat kurang

dari satu persen.

Total luas lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya perikanan darat di Provinsi

Bengkulu hingga tahun 2008 diperkirakan mencapai 5,89 ribu hektar. Pada Gambar

13 dan Gambar 14 tampak bahwa budidaya perikanan darat yang paling banyak

diminati petani di Provinsi Bengkulu adalah budidaya ikan kolam. Luas lahan

budidaya ikan kolam di Provinsi Bengkulu mencapai 3,47 ribu hektar atau sebesar

58,83 persen dari luas lahan budidaya perikanan darat di Provinsi Bengkulu.

Budidaya perikanan darat lainnya yang juga diminati penduduk di Provinsi

Bengkulu adalah budidaya perikanan keramba. Luas lahan budidaya ikan sawah

pada tahun 2008 mencapai 1,28 ribu hektar atau sebesar 21,63 persen.

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu, 2009.

14

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

Apabila dibandingkan dengan tahun 2007 maka luas lahan budidaya perikanan

darat di Provinsi Bengkulu menurun tajam. Dimana pada tahun 2007 luas lahan

budidaya perikanan darat di Provinsi Bengkulu seluas 197 ribu hektar.

Berkurangnya luas lahan budidaya perikanan darat di Provinsi Bengkulu terutama

disebabkan berkurangnya luas lahan budidaya ikan sawah dan ikan kolam. Pada

tahun 2007 luasnya diperkirakan mencapai 68,78 ribu hektar, di tahun 2008 luasnya

diperkirakan hanya tinggal 0,69 ribu hektar. Budidaya ikan kolam pada tahun 2007

mencapai 127,77 ribu hektar sementara di tahun 2007 tinggal 3,47 ribu hektar.

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu, 2009.

Sementara itu budiyaya ikan tambak di Provinsi Bengkulu belum dikembangkan

secara optimal. Pada tahun 2007 luas lahan budidaya ikan tambak di Provinsi

Bengkulu masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu hanya 465 hektar. Padahal di

sepanjang garis pantai Provinsi Bengkulu sangat potensial untuk pengembangan

lahan budidaya ikan tambak. Minimnya investasi disubsektor perikanan merupakan

faktor utama penyebab masih rendahnya pemanfaatan lahan pantai untuk usaha

budidaya tambak.

Produksi ikan darat di Provinsi Bengkulu pada tahun 2008 diperkirakan

mencapai 12,73 ribu ton. Pada Gambar 15 dan Gambar 16 tampak bahwa produksi

ikan darat di Provinsi Bengkulu didominasi ikan kolam. Produksi ikan kolam yang

15

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

sebanyak 8,8 ribu ton tersebut merupakan 69,11 persen dari seluruh produksi

perikanan darat Provinsi Bengkulu.

.

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu, 2009.

Dibandingkan dengan tahun 2008 produksi ikan darat Provinsi Bengkulu

mengalami peningkatan yang cukup berarti. Pada tahun 2007 produksi ikan darat di

Provinsi Bengkulu sebanyak 10,205 ribu ton atau meningkat sebesar 24,7 persen.

Peningkatan produksi ikan darat pada kurun waktu 2007-2008 terutama berasal dari

peningkatan produksi ikan kolam.

Sementara itu pada tahun 2007 produksi perikanan laut yang merupakan hasil

tangkapan lebih kurang 11 ribu rumahtangga nelayan di Provinsi Bengkulu

mencapai 42 ribu ton.

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu, 2009.

16

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

Apabila dibandingkan dengan potensi lautnya yang memiliki garis pantai lebih

kurang 525 km, maka produksi ikan laut yang dihasilkan para nelayan Provinsi

Bengkulu tersebut tergolong rendah. Kondisi itu menyebabkan kontribusi subsektor

perikanan (perikanan darat dan perikanan laut) dalam perekonomian Provinsi

Bengkulu tidak terlalu menonjol. Pada kurun waktu 2000-2008 kontribusi subsektor

perikanan dalam perekonomian Provinsi Bengkulu kurang dari 7 persen per tahun.

3. Kesimpulan

a. Besarnya kontribusi sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi

Bengkulu menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi masih bertumpu pada sektor

Pertanian. Oleh sebab itu, pengambil kebijakan harus memberikan perhatian yang

serius terhadap sektor ini mengingat penurunan produksi pada sektor ini akan sangat

berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

b. Dilihat dari potensi subsektor pertanian yang ada di Provinsi Bengkulu baik dari

subsektor tanaman bahan makanan, tanaman palawija, perkebunan, peternakan dan

perikanan, memponyai potensi untuk dikembangkan untuk dijadikan sektor

unggulan penopang pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu.

c. Potensi komoditi sektor pertanian di Provinsi Bengkulu untuk masing-masing

subsektor adalah : tanaman padi sawah anaman bahan makanan; tanaman jagung

untuk tanaman palawija, tanaman karet dan sawit untuk subsektor perkebunan;

kayu bulat, rotan dan damar ubtuk subsektor kehutanan; ternak sapi, kambing dan

ayam ras pedaging untuk subsektor peternakan dan perikanan darat dan laut untuk

subsektor perikanan.

d. Pembangunan sumber daya manusia (SDM) sepatutnya menjadi perhatian

pemerintah dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakatnya agar dapat

lebih produktif dalam meningkatkan output. Dengan meningkatnya produktifitas

masyarakat, khususnya masyarakat pertanian, maka akan memacu berkembangnya

sektor primer (pertanian hingga industri pengolahan). Berkembangnya sektor

primer dan didukung oleh sektor utilitas yang baik akan memacu sektor-sektor

lainnya seperti sektor perdagangan, keuangan dan jasa-jasa untuk tumbuh lebih

cepat.

17

Tugas Kuliah Proggram Pasca Sarjana PSAL Faperta UNIB 2011

e. Ucapan Terimakasih

Melalui tulisan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membatu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Khususnya kepada Bapak

Prof. Ir. Urip Santoso, S. IKom., M.Sc., Ph.D selaku dosen mata kuliah Program

Pasca Sarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Fakultas Pertanian

Universitas Bengkulu. Khususnya kepada bapak Urip Santoso saya menyadari

tulisan ini masih jauh dari harapan bapak, namun untuk tahap ini ini yang dapat

saya sajikan, berharap penuh angan-angan dan cita-sita mudah-mudahan kedepan

saya biasa menjadi penulis seperti bapak. Dengan moto " Bakat hanyalah 1% dari

kesuksesan yang anda gapai, 99% adalah keringat anda ". Terima kasih

DAFTAR PUSTAKA

1. BPS. 2010. Bengkulu Dalam Angka Tahun 2009. BPS. Bengkulu.

2. BPS. 2010. Indikator Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2009. BPS. Bengkulu.

3. BPS. 2010. Indikator Sosial Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2009. BPS. Bengkulu

4. BPS. 2010. Luas Lahan Menurut Penggunaan di Provinsi Bengkulu Tahun 2009. BPS. Bengkulu.

5. BPS. 2010. Produksi Padi dan Palawija Provinsi Bengkulu Tahun 2009. BPS. Bengkulu.

6. BPS. 2010. Produk Domestik Regional Provinsi Bengkulu (sektoral) Tahun 2009. BPS. Bengkulu

7. BPS. 2010. Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Bengkulu Tahun 2009. BPS. Bengkulu

18