bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/chapter...

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, serta pemanasan global yang semakin meningkat yang mengakibatkan perubahan iklim dan hal ini akan memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup. Untuk itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Meskipun sudah lewat tujuh tahun dari proses perubahan terakhir UUD 1945 pada tahun 2002, belum banyak pihak-pihak yang menaruh perhatian atas kajian konstitusi yang bersentuhan dengan permasalahan lingkungan hidup. Padahal ketentuan hasil perubahan membawa makna penting sekaligus secercah harapan bagi tersedianya jaminan konstitusi atas keberlangsungan lingkungan di alam khatulistiwa ini. Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 merupakan ketentuan kunci tentang diaturnya norma mengenai lingkungan di dalam konstitusi. Secara berturut- turut kedua Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut: Pasal 28H ayat (1) : “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. (huruf tebal dicetak oleh Penulis) Universitas Sumatera Utara

Upload: phamthu

Post on 29-Jan-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam

kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, serta pemanasan

global yang semakin meningkat yang mengakibatkan perubahan iklim dan hal ini

akan memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup. Untuk itu perlu dilakukan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan

konsisten oleh semua pemangku kepentingan.

Meskipun sudah lewat tujuh tahun dari proses perubahan terakhir UUD 1945

pada tahun 2002, belum banyak pihak-pihak yang menaruh perhatian atas kajian

konstitusi yang bersentuhan dengan permasalahan lingkungan hidup. Padahal

ketentuan hasil perubahan membawa makna penting sekaligus secercah harapan bagi

tersedianya jaminan konstitusi atas keberlangsungan lingkungan di alam khatulistiwa

ini. Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 merupakan ketentuan kunci

tentang diaturnya norma mengenai lingkungan di dalam konstitusi. Secara berturut-

turut kedua Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut:

Pasal 28H ayat (1) : “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup

yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan”. (huruf tebal dicetak oleh Penulis)

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

Pasal 33 ayat (4) : “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas

demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi

berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan

kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”. (huruf tebal

dicetak oleh Penulis)

Berdasarkan kedua Pasal tersebut di atas maka sudah jelas bahwa UUD 1945

juga telah mengakomodasi perlindungan konstitusi (constitutional protection) baik

terhadap warga negaranya untuk memperoleh lingkungan hidup yang memadai

maupun jaminan terjaganya tatanan lingkungan hidup yang lestari atas dampak

negatif dari aktivitas perekonomian nasional.

Ketentuan ini mengandung pengertian bahwa setiap warga negara berhak dan

memperoleh jaminan konstitusi (constitutional guranteee) untuk hidup dan

memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat untuk tumbuh dan berkembang.

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan Pasal 1 angka (2)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UUPPLH) adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan

untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,

pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

Pengendalian dampak lingkungan hidup merupakan upaya untuk melakukan

tindakan pengawasan terhadap suatu aktivitas yang dilakukan oleh setiap orang

terutama perusahaan-perusahaan yang menimbulkan dampak besar tehadap

lingkungan. Dalam hal ini dampak lingkungan hidup diartikan sebagai pengaruh

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

perubahan pada lingkungan hidup yng diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau

kegiatan1.

Oleh karena itu upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menjadi

kewajiban bagi negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan dalam

pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia dapat tetap

menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk hidup lain.

Ketentuan Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menetapkan bahwa pembangunan

berkelanjutan sebagai upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan

hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan

lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup

generasi masa kini dan generasi masa depan.

Pengelolaan lingkungan hidup memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, dan

budaya serta perlu dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian, demokrasi

lingkungan, desentralisasi, serta pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan lokal

dan kearifan lingkungan, sehingga lingkungan hidup Indonesia harus dilindungi dan

dikelola dengan baik berdasarkan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan,

dan asas keadilan.

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

1 Lihat pasal 1 butir 26 Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya

pemantauan lingkungan hidup adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha

dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha

dan/atau kegiatan.

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan standar

yang tidak hanya ditujukan bagi perlindungan lingkungan, melainkan juga bagi

kebijaksanaan pembangunan, artinya :

Dalam penyediaan, penggunaan, peningkatan kemampuan sumber daya alam

dan peningkatan taraf ekonomi, perlu menyadari pentingnya pelestarian fungsi

lingkungan hidup, kesamaan derajat antar generasi, kesadaran terhadap hak dan

kewajiban masyarakat, pencegahan terhadap pembangunan yang desktruktif

(merusak) yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan, serta

berkewajiban untuk turut serta dalam melaksanakan pembangunan

berkelanjutan pada setiap lapisan masyarakat.2

Pembangunan bertemakan sustainable development sudah dilakukan di

banyak negara yang telah menghasilkan berbagai kemajuan di berbagai bidang, baik

bidang teknologi, produksi, manajemen ekonomi, pendidikan dan informasi yang

kesemuanya itu telah meningkatkan kualitas hidup manusia.

Oleh karena itu untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan yang dibutuhkan

sebuah perencanaan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sehingga

2 Alvi Syahrin, Pembangunan Berkelanjutan (Perkembangannya, Prinsip-Prinsip dan Status

Hukumnya), Fakultas Hukum USU, Medan, hal. 27. Perhatikan juga, Koesnadi Hardjasoemantri,

Hukum Tata Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Edisi ke-7, Cetakan ke-14, Yogyakarta,

1999, hal. 18-19

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

dapat memberikan jaminan, perlindungan, kepastian, dan arah bagi pembangunan.

Instrumen yang dibutuhkan itu menurut Lili Rasjidi adalah “hukum”3. Hukum

bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi rakyat.

Sifat ganda dari fungsi pembangunan adalah pada satu sisi berfungsi untuk

meningkatkan kualitas hidup manusia (progresif), sedangkan pada sisi lainnya dapat

merosotkan kualitas hidup manusia (regresif). Untuk itu diperlukan suatu

perencanaan pembangunan dengan penetapan desain pembangunan, termasuk

perhitungan terhadap risiko dan cara mengatasi risiko tersebut. Di dalam suatu

masyarakat hukum fungsi perencanaan dan penanggulangan itu dilakukan dengan

pemanfaatan hukum.

Salah satu kegagalan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dalam

mengaktualisasikan pembangunan berkelanjutan menurut Mas Achmad Santosa

adalah “ketidakmampuan para penentu kebijakan untuk mengintegrasikan ketiga pilar

pembangunan berkelanjutan (ekologi, ekonomi, sosial budaya) dan ketiga pilar

tersebut dengan good governance ke dalam proses pengambilan keputusan kebijakan

negara”.4

Selanjutnya Lili Rasjidi mengemukakan bahwa: “Hukum berfungsi mengatur,

juga berfungsi sebagai pemberi kepastian, pengamanan, pelindung dan penyeimbang,

yang sifatnya dapat tidak sekedar adaptif, fleksibel, melainkan juga prediktif dan

3 Lili Rasjidi dan I.B. Wiyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Remaja Rosdakarya,

Bandung, 1993, hal. 118 4 Mas Achmad Santosa, Peraturan Perundang-undangan dalam Lingkungan, Makalah,

Training Pengelolaan Lingkungan Hidup Bagi Eksekutif, Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta,

2004, hal. 3

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

antisipatif. Potensi hukum ini terletak pada dua dimensi utama dari fungsi hukum

yaitu fungsi preventif dan fungsi represif”.5

Hukum merupakan instrumen dari “sosial kontrol”6, dan “sarana perubahan

sosial atau sarana pembangunan7, maka pengaturan hukum diperlukan guna

mencegah dan menanggulangi dampak negatif dari pembangunan. Kebutuhan

terhadap pengaturan hukum secara komprehensif menjadi alasan bagi istilah

“pengaturan hukum” sebagai bagian dari keseluruhan judul penelitian ini. Pengaturan

hukum menurut Alvi Syahrin “mencerminkan bagaimana suatu bangsa berupaya

menggunakan hukum sebagai instrumen mencegah dan menanggulangi dampak

negatif dari pembangunan”.8

Soedikno Mertokusumo, mengemukakan bahwa :

Hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaedah mempunyai isi yang bersifat

umum dan normatif, umum karena berlaku bagi setiap orang dan normatif

karena menentukan apa yang seyogyanya boleh dilakukan, apa yang tidak boleh

dilakukan atau harus dilakukan serta menentukan bagaimana caranya

melaksanakan kepatuhan kepada kaedah-kaedah.9

5 Lili Rasjidi, Opcit, hal. 123.

6 Edwin Patterson. Law In A Scientific Age, Columbia University Press, New York, 1963, hal.

3 7 Mochtar Kusumaatmadja. Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional Suatu

Uraian tentang Landasan Pikiran Pola dan Mekanisme Pembaharuan Hukum Indonesia, Bina Cipta,

Jakarta, 1976, hal 12-15. 8 Alvi Syahrin. Pengaturan Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan

Permukiman Berkelanjutan, Pustaka Bangsa Press, 2003, hal. 11 9 Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta, 1988,

hal. 38

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

Sedangkan peranan hukum menurut Ateng Syafruddin adalah “untuk

menstrukturkan seluruh proses (pembangunan) sehingga kepastian dan ketertiban

terjamin”.10

Hukum bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

rakyat. Hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaedah mempunyai isi yang

bersifat umum dan normatif karena menentukan apa yang seyogyanya bolehh

dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan atau harus dilakukan serta

menentukan bagaimana caranya melaksanakan kepatuhan pada kaedah-

kaedah.11

Hukum lingkungan merupakan bidang ilmu yang masih muda yang

perkembangannya baru terjadi pada dua dasawarsa terakhir ini. Apabila dikaitkan

dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur berbagai aspek lingkungan,

maka panjang atau pendeknya sejarah tentang peraturan tersebut tergantung daripada

apa yang dipandang sebagai “environmental concern” (perhatian terhadap

lingkungan).12

Menurut Siti Sundari Rangkuti, bahwa “hukum lingkungan sebagai hukum

yang fungsional yang merupakan potongan melintang bidang-bidang hukum klasik

sepanjang berkaitan dan/atau relevan dengan masalah lingkungan hidup”.13

Artinya,

hukum lingkungan mencakup aturan-aturan hukum administrasi, hukum perdata,

10

Ateng Syafruddin. Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup dalam Kaitannya dengan

Wewenang Pemerintah dalam Hal Perizinan, Makalah, Penataran Hukum Lingkungan, FH Unair.,

1992, hal. 5 11

Sudikno Mertokusumo. Opcit, hal. 38. 12

Koesnadi Hardjasoemantri. Hukum Tata Lingkungan, Gadjah Mada Press,

Yogyakarta,1999, hal.36 13

Alvi Syahrin. Tindak Pidana Lingkungan Hidup, Fakultas Hukum USU, Medan, 1997, hal.

1

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

hukum pidana dan hukum internasional sepanjang aturan-aturan itu mengenai upaya

pengelolaan lingkungan hidup. Pencakupan beberapa bidang hukum ke dalam hukum

lingkungan berdasarkan pemikiran para pakar ekologi, bahwa “masalah lingkungan

harus dilihat dan diselesaikan berdasarkan pendekatan menyeluruh dan terpadu”.14

Law enforcement atau penegakan hukum lingkungan terhadap pencemar dan

perusak lingkungan diperlukan sebagai salah satu jaminan untuk mewujudkan dan

mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan. Oleh karena itu, meningkatnya

kepatuhan pelaku pembangunan untuk menjaga kualitas fungsi lingkungan menjadi

sasaran prioritas di bidang penaatan lingkungan. Program-program di bidang

penaatan lingkungan ini mencakup: pengendalian pencemaran dan perusakan

lingkungan dan pengembangan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup.

Upaya preventif dalam rangka pengendalian dampak lingkungan hidup perlu

dilaksanakan dengan mendayagunakan secara maksimal instrumen pengawasan dan

perizinan. Dalam hal pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sudah terjadi,

perlu dilakukan upaya represif berupa penegakan hukum yang efektif, konsekuen, dan

konsisten terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang sudah terjadi.

Sehingga perlu dikembangkan satu sistem hukum perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup yang jelas, tegas, dan menyeluruh guna menjamin kepastian hukum

14

Takdir Rahmadi, Munadjat Danusaputro. Hukum Lingkungan, Buku I Umum, Binacipta,

Bandung, 1981, hal. 36

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

sebagai landasan bagi perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam serta kegiatan

pembangunan lain.

Fungsi preventif yaitu fungsi pencegahan, yang dituangkan dalam bentuk

pengaturan pencegahan yang pada dasarnya merupakan desain dari setiap tindakan

yang hendak dilakukan masyarakat, yang meliputi seluruh aspek tindakan manusia,

termasuk risiko dan pengaturan prediktif terhadap bentuk penanggulangan risiko itu.

Sedangkan represif adalah fungsi penanggulangan, yang dituangkan dalam bentuk

penyelesaian sengketa atau pemulihan terhadap kerusakan keadaan yang disebabkan

oleh risiko tindakan yang terlebih dahulu telah ditetapkan dalam perencanaan

tindakan itu.

Di bidang pengendalian pencemaran, penegakan hukum pidana dan

administrasi lingkungan menjadi salah satu kegiatannya. Indikatornya adalah

meningkatnya efektifitas penegakan hukum pidana dan administrasi lingkungan,

terlaksananya advokasi litigasi kasus pidana lingkungan, pembinaan dan optimalisasi,

peningkatan jumlah dan kapasitas Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup dan Penyidik

Pegawai Negeri Sipil, serta terselenggaranya sistem penegakan hukum satu atap di

daerah.

Masih dalam lingkup pengendalian pencemaran, penegakan hukum perdata

dan penyelesaian sengketa di luar pengadilan merupakan kegiatan utamanya.

Indikator kegiatan ini adalah meningkatnya efektifitas penegakan hukum perdata dan

penyelesaian sengketa lingkungan di luar pengadilan, terbentuknya jaringan antara

ahli, organisasi non politik (LSM), pengacara dalam penanganan gugatan lingkungan,

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

tersedianya tata cara gugatan perdata tentang strict liability (tanggung jawab mutlak)

dan polluters pay principle (prinsip pencemar membayar) dan meningkatnya litigator

perdata lingkungan.

Penaatan hukum di bidang lingkungan hidup oleh para pelaku kegiatan di

bidang lingkungan hidup mutlak diperlukan untuk mencegah dampak negatif dari

kegiatan yang dilakukan. Menurut struktur ketatanegaraan di era otonomi daerah,

koordinasi pengelolaan lingkungan termasuk penaatan hukum berada di tingkat

Nasional, Provinsi, Kabupaten dan Kota. Karena itu diperlukan kerja sama yang baik

antara institusi di tingkat pusat, dalam hal ini Kementerian Negara Lingkungan Hidup

dengan Badan Lingkungan Hidup Provinsi, utamanya dalam hal penguatan kapasitas

kelembagaan di bidang penegakan hukum.

Dalam Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Nomor 32 tahun 2009, disebutkan bahwa untuk mewujudkan kualitas lingkungan

hidup yang lebih baik, diperlukan adanya fungsi pengawasan, pemantauan dan

penyidikan. Pengawasan dan penyidikan merupakan salah satu komponen penting

dalam penegakan hukum baik hukum administrasi, perdata maupun pidana.

Dalam melaksanakan pengawasan dan pemantauan kualitas lingkungan hidup

di daerah, Pemerintah Indonesia memiliki Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup

Daerah yang disingkat dengan (PPLHD) seperti yang diamanatkan dalam Undang-

Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009

bahwa dalam melaksanakan pengawasan, Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota

menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup yang merupakan pejabat fungsional.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

Peranan, fungsi dan kedudukan serta kewenangan PPLHD dimaksud lebih

dipertegas lagi dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 58

Tahun 2002 tentang Tata Kerja Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup di

Provinsi/Kabupaten/Kota.

Dalam upaya penegakan hukum preventif dan represif, Badan Lingkungan

Hidup Provinsi Sumatera Utara yang selanjutnya disingkat dengan BLHSU

berkewajiban melakukan pengawasan dalam penerapan persyaratan izin dan

peraturan perundang-undangan di bidang hukum lingkungan dengan tujuan antara

lain untuk memastikan tingkat penaatan dari penanggung jawab usaha dan/atau

kegiatan dalam bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Untuk melaksanakan kewenangan di bidang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup di daerah Provinsi Sumatera Utara telah dibentuk Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara

(BAPEDALDASU), sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor

4 Tahun 2001 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Pelaksanaan kewenangan pengawasan dimaksud dibebankan kepada Pejabat

Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) Provinsi Sumatera Utara seperti yang

diamanatkan oleh UUPPLH yang berada di bawah instansi BLH Provinsi Sumatera

Utara. Bagaimana peranan PPLHD ini sangat bergantung dengan stakeholder di BLH

Provinsi dan PPLHD itu sendiri. Dan tanggung jawab PPLHD itu juga kembali

kepada pejabat pengawas dimaksud dalam rangka perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, banyak hal yang dihadapi

termasuk kendala dan hambatan baik yang berasal dari faktor internal BLH Provinsi

Sumatera Utara maupun faktor eksternal.

Dengan demikian, efektifitas penegakan hukum lingkungan sebenarnya

terletak pada jalur administrasi oleh pejabat-pejabat administrasi yang berwenang

yang dalam hal ini Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD). Jalur

inilah yang pertama harus diusahakan dan diterapkan, sedangkan jalur pengadilan itu

baru ditempuh apabila timbul konflik. Dalam prakteknya, peran PPLHD belum begitu

maksimal dengan segala kendala yang dihadapinya, padahal mekanisme pengawasan

dan pengaturan serta penerapan sanksi oleh aparatur pemerintah itu jauh lebih

berdayaguna dan berhasil guna untuk menjamin kelestarian lingkungan, asalkan

dilaksanakan secara konsisten dan kontinu dengan tidak pandang bulu.

B. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka beberapa hal yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peranan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah dalam

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sumatera Utara.

2. Bagaimana tanggung jawab Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah dalam

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

3. Kendala – kendala apa yang dihadapi Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup

Daerah dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sumatera

Utara.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peranan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah dalam

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui tanggung jawab Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah

dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sumatera Utara.

3. Untuk menemukan kendala – kendala yang dihadapi Pejabat Pengawas

Lingkungan Hidup Daerah dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup di Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu baik secara

teoritis maupun secara praktis, yakni tentang :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut dan mempunyai arti

penting bagi Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara berkaitan dengan

penegakan hukum lingkungan. Dan diharapkan dapat memberi manfaat dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

pengembangan ilmu pengetahuan bagi bidang ilmu hukum secara umum dan

hukum lingkungan secara khusus.

2. Secara praktis

a. Sebagai pedoman dan masukan bagi pemerintah dalam hal ini Pejabat

Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) dan aparat penegak hukum

dalam upaya penegakan hukum lingkungan di Sumatera Utara.

b. Sebagai bahan kajian bagi akademisi untuk menambah wawasan ilmu hukum

terutama dalam bidang hukum lingkungan, khususnya mengenai Peranan

Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) di Sumatera Utara.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, penelitian

mengenai “Peranan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah Dalam Rangka

Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup di Daerah Sumatera Utara” belum pernah

dilakukan dalam topik dan permasalahan yang sama. Jadi penelitian ini dapat disebut

asli dan sesuai dengan azas-azas keilmuan yang jujur, rasional dan objektif serta

terbuka. Semua ini merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran

ilmiah. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara

ilmiah.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

F. Kerangka Teori dan Konsep

1. Kerangka Teori

Menentukan suatu teori dalam penelitian adalah penting, sedemikian

pentingnya sehingga menurut David Madsen sebagaimana dikutip oleh Lintong O.

Siahaan mengatakan “The basic purposes of scientific research is theory he adds that

a good theory properly seen present a systematic view of phenomene by specifiying

realitations among cariables, with the purposes of exploring and prediction the

phenomenona”15

Penelitian hukum dalam rangka penulisan tesis ini dimulai dari pembahasan

tentang pengawasan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

Indonesia dan Sumatera Utara pada khususnya. Pengawasan dimaksud dilaksanakan

oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pengertian tentang pengawasan menurut definisi penekanannya sama.

Beberapa definisi yang diberikan terhadap pengawasan antara lain dari

George R. Tery yang mengemukakan bahwa pengawasan adalah:

“determinasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi

kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil

pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan”

Selanjutnya, Terry (dalam Sujamto), menyatakan:

“Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan

evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan

untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana”

15

Siahaan, Lintong O. Prospek PTUN sebagaimana Penyelesaian Sengketa Administrasi Indonesia,

Cetakan pertama, Perum Percetakan Negara RI 2000, Jakarta, hal. 5).

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

Seorang pakar lain yaitu Dale (dalam Winardi) menyatakan bahwa:

“pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan

hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan

meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang

direncanakan”

Dari pendapat tentang pengawasan di atas diatas dapat disimpulkan bahwa

pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar

pelaksanaan tujuan dengan tujuan–tujuan perencanaan, merancang sistem informasi

umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta

mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.

Berkaitan dengan penulisan tesis tentang judul dimaksud, pengawasan

lingkungan hidup juga berlandaskan kepada definisi diatas dengan objeknya

lingkungan hidup yang dalam hal ini diperankan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan

Hidup.

2. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini akan dijelaskan hal-hal yang berkenaan dengan konsep

yang digunakan oleh peneliti dalam penulisan tesis ini. Konsep adalah suatu bagian

yang terpenting dalam perumusan suatu teori. Peranan konsep pada dasarnya dalam

penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara abstraksi

(generalisasi) dan realitas. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstraksi

yang digeneralisasikan dalam hal-hal yang khusus yang disebut dengan defenisi

operasional. Pentingnya defenisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

pengertian antara penafsiran mendua (debius) dari suatu istilah yang dipakai. Selain

itu dipergunakan juga untuk memberikan pegangan pada proses penelitian disertasi

ini.

Pasal 3 huruf g Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlidungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untuk menjamin pemenuhan dan

perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia.

Artinya bahwa orang perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum berhak untuk

menikmati lingkungan hidup yang tertata apik (asri) dan memenuhi syarat-syarat

kesehatan, sehingga terwujud lingkungan yang harmoni dimana manusia Indonesia

dapat berkembang dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan yang dinamis.

Secara tidak langsung, pemerintah mempunyai kewajiban untuk mewujudkan suatu

lingkungan yang baik dan sehat tersebut.

Dengan adanya hak asasi sosial atau hak subjektif ini, maka setiap warga

negara berhak menuntut negara untuk mewujudkan suatu lingkungan yang baik dan

sehat.

Heinhard Steiger dengan tulisan “The Fundamental Right to a Decent

Environment” dalam “Trends in Environmental Policy and Law” menyatakan bahwa

“apa yang dinamakan hak-hak subjektif (subjective right) adalah bentuk yang paling

luas dari perlindungan seseorang”.16

16

Rachmadi Usman. Pembaharuan Hukum Lingkungan Nasional, PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2003, hal. 75.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

Dengan hak-hak subjektif tersebut akan diberikan kepada yang

mempunyainya suatu tuntutan yang sah guna meminta kepentingannya akan suatu

lingkungan hidup yang baik dan sehat itu dihormati, suatu tuntutan yang dapat

didukung oleh prosedur hukum, dengan perlindungan hukum oleh pengadilan dan

perangkat-perangkat lainnya. Tuntutan tersebut mempunyai 2 (dua) fungsi yang

berbeda, yaitu fungsi pertama, adalah yang dikaitkan pada hak membela diri terhadap

gangguan dari luar yang menimbulkan kerugian pada lingkungannya, sedangkan

fungsi yang kedua dikaitkan pada hak menuntut dilakukannya sesuatu tindakan agar

lingkungannya dapat dilestarikan, dipulihkan atau diperbaiki.

Penegakan peraturan perundang-undangan perlu sekali bagi perlindungan

hukum lingkungan hidup seseorang. Perlindungan ini biasanya dilaksanakan melalui

proses peradilan. Akan tetapi, adapula kemungkinan-kemungkinan lain guna

penegakan hukum lingkungan, sepeti misalnya hak untuk berperan serta dalam

prosedur administratif atau untuk mengajukan permohonan banding kepada lembaga-

lembaga administratif yang lebih tinggi.

Apabila hak atas lingkungan yang baik dan sehat dihubungkan dengan

kewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, berarti lingkungan hidup

beserta dengan sumber daya yang terdapat di dalamnya merupakan milik bersama dan

dengan sendirinya tidak hanya melindungi kepentingan individual, kelompok orang

atau badan hukum saja, tetapi juga melindungi kepentingan bersama secara

menyeluruh dari orang yang mendiami lingkungan hidup tersebut. Karena itu,

masyarakat atau individu dapat mengajukan gugatan ganti kerugian dan/atau tuntutan

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

melakukan tindakan tertentu terhadap individu, kelompok orang atau badan hukum

yang telah melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, yang

membawa akibat pada terganggunya kelestarian fungsi lingkungan hidup yang baik

dan sehat tersebut.

Guna mencegah terjadi permasalahan dalam pengelolaan lingkungan hidup

diperlukan sebuah pengawasan yang eligible (memenuhi syarat) dan dilengkapi

dengan perangkat-perangkat hukum sebagai dasar pengawasan itu sendiri. Secara

terminologi menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 7 Tahun 2001

bahwa pengawasan lingkungan hidup adalah kegiatan yang dilaksanakan secara

langsung atau tidak langsung oleh PPLH dan PPLHD untuk mengetahui tingkat

ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan

hidup.

Ironisnya, meskipun konstitusi dan Undang-Undang berikut peraturan

perundang-undangan lainnya telah mengamanatkan bahwa pemerintah mempunyai

kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan dan/atau usaha, namun

dalam kenyataannya pengawasan dimaksud belum dapat berjalan dengan optimal.

Masih banyak kendala yang dihadapi oleh pemerintah yang dalam hal ini dijalankan

oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) dan Pejabat Pengawas

Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) untuk melakukan pengawasan dalam rangka

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya di Sumatera Utara.

Kendala itu muncul baik dari lingkup internal maupun eksternal institusi Badan

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara. Oleh karenya, dalam tesis ini, penulis

akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan dan kendalanya berikut

solusi penyelesaian kendala tersebut.

G. Metode Penelitian

1. Spesifikasi Penelitian

Sesuai dengan rumusan penelitian maka penelitian ini dilakukan dengan

yuridis normatif dengan pertimbangan bahwa titik tolak penelitian analisis terhadap

peraturan perundang-undangan yang menggambarkan prinsip-prinsip hukum dalam

pengawasan lingkungan hidup di daerah Sumatera Utara yang diaplikasikan oleh

aparatur pemerintahan yang disebut dengan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup

Daerah.

2. Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan sehingga data yang

dikumpulkan pada dasarnya merupakan data sekunder. teknik pengumpulan data

dilakukan melalui penelaahan kepustakaan berupa peraturan perundang – undangan

yang berhubungan dengan masalah yang dikaji. Dilakukan pula penelaahan terhadap

bahan – bahan hukum lainnya, seperti karya ilmiah dan kamus yang membantu dalam

menganalisis dan memahami kajian masalah peranan Pejabat Pengawas Lingkungan

Hidup Daerah dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di

daerah Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data kepustakaan dan sebagai

pendukung digunakan data lapangan yang pengumpulan datanya melalui

wawancara17

.

3. Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Dalam menjelaskan prosedur pengambilan dan pengumpulan data ini, sangat

berkaitan dengan cara untuk memperoleh data yang relefan dengan permasalahan

yang akan diteliti dalam disertasi ini. Untuk memperoleh data yang relepan dengan

permasalahan yang akan diteliti, dilaksanakan dua tahap penelitian:

1. Kepustakaan dan Dokumen

Sumber data kepustakaan dan dokumen diperoleh dari :

a. Bahan hukum primer, terdiri dari :

1. Norma atau kaedah dasar;

2. Peraturan Dasar;

3. Peraturan perundang-undangan seperti Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan

Pemerintah dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Perda ataupun

Pergub.

b. Bahan hukum sekunder, seperti: hasil-hasil penelitian, artikel, hasil-hasil seminar

atau pertemuan ilmiah lainnya dari kalangan pakar hukum.

17

Wawancara merupakan alat pengumpulan data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara yaitu pewawancara (interviewer),

responder, pedoman wawancara yang digunakan pewawancara dan situasi wawancara. Sedangkan pedoman yang

digunakan pewawancara menguraikan masalah penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar

pertanyaan. Isi pertanyaan yang peka dan tidak menghambat jalannya wawancara. Herman Tarsito, Pengantar

Metodologi Penelitian. Buku Pedoman Mahasiswa, Jakarta: Gramedia, 1917, hal. 171

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

c. Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang yang mencakup bahan yang

memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan

sekunder, serta bahan-bahan primer, sekunder tersier (penunjang) di luar bidang

hukum, misalnya yang berasal dari: Sosiologi, Ekologi, Teknik, Filsafat, dan

lainnya yang dipergunakan untuk melengkapi atau menunjang data penelitian.

Surat kabar, majalah mingguan juga menjadi sumber bahan bagi penulisan tesis

ini sepanjang memuat informasi yang relevan dengan pengaturan penegakan

hukum lingkungan.

2. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan yang dilaksanakan merupakan upaya memperoleh bahan-

bahan langsung berupa dokumentasi dari instansi pemerintah yang berwenang dan

terkait dengan penegakan hukum lingkungan. Hal ini dilakukan oleh karena

kemungkinan besar tidak semua bahan-bahan yang diperlukan dapat diperoleh atau

tersedia di perpustakaan, dalam hal ini dilakukan wawancara dengan aparatur

pengelola lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Utara.

4. Analisis Data

Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian

dalam rangka memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti, sebelum analisis

data dilakukan, terlebih dahulu diadakan pengumpulan data, kemudian dianalisis

secara kualitatif dan ditafsirkan secara logis dan sistematis, kerangka berpikir

deduktif dan induktif akan membantu penelitian ini khususnya dalam taraf

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23656/4/Chapter I.pdftentang diaturnya norma mengenai lingkungan di ... Pengendalian dampak lingkungan hidup

konsistensi, serta konseptual dengan prosedur dan tata cara sebagaimana yang telah

ditetapkan oleh asas-asas hukum yang berlaku umum dalam perundang-undangan.

Kegiatan analisis dimulai dengan melakukan pemeriksaan terhadap data yang

terkumpul melalui wawancara (Dept Interview) secara langsung dan terarah,

inventarisasi karya ilmiah, peraturan perundang-undangan, jurnal, bulletin, majalah,

surat kabar dan artikel yang berkaitan dengan judul penelitian untuk mendukung studi

kepustakaan. Kemudian baik data primer maupun data sekunder dilakukan analisa

penelitian. Dengan analisa kualitatif juga dilakukan interpretasi. Berdasarkan metode

interpretasi ini diharapkan dapat menjawab permasalahan hukum yang ada dalam

tesis ini.

Penelitian hukum normatif yang dilakukan disini mengutamakan penelitian

tentang peranan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah dalam rangka

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di daerah Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara