pbl makalah

17
Kasus II Dokter kurang ramah Seorang ibu, istri seorang buruh tani dengan pakaian lusuh, membawa seorang anak perempuannya 3 tahun ke dokter karena anak tersebut menderita panas dan diare. Ibu tersebut mengatakan sangat kecewa dengan pelayanan yang diberikan dokter tersebut. Menurut si Ibu, dokter tersebut tidak ramah, tidak menjelaskan tentang penyakit anaknya secara jelas, juga tidak menjelaskan mengenai obat yang diberikan. Ia semakin kecewa karena ditarik bayaran yang cukup tinggi. Step I Diare Demam Hak Pasien (SB) Step II Apa yang dimaksud diare? Apa pengaruh latar belakang pasien terhadap pelayanan kesehatan? Bagaimana agar pasien tidak kecewa? Bagaimanakah aturan mengenai imbalan jasa dokter? Hak dan kewajiban pasien Bagaimana pelayanan dokter yang baik? Kewajiban dokter mengenai hak pasien Komunikasi antara dokter dan pasien Sikap dokter dari segi agama (SB) Step III 1. Diare : Keluarnya feses air secara terus menerus serta pengeluaran elektrolit yang hebat, yang disebabkan oleh bakteri dan atau virus Diare : Ganguan penyerapan air di kolon yang berupa pengeluaran feses cair yang terjadi lebih dari 3 kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih 1

Upload: gusti-ayu-nita

Post on 02-Feb-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

free

TRANSCRIPT

Page 1: pbl makalah

Kasus II

Dokter kurang ramah

Seorang ibu, istri seorang buruh tani dengan pakaian lusuh, membawa seorang anak perempuannya 3 tahun ke dokter karena anak tersebut menderita panas dan diare. Ibu tersebut mengatakan sangat kecewa dengan pelayanan yang diberikan dokter tersebut. Menurut si Ibu, dokter tersebut tidak ramah, tidak menjelaskan tentang penyakit anaknya secara jelas, juga tidak menjelaskan mengenai obat yang diberikan. Ia semakin kecewa karena ditarik bayaran yang cukup tinggi.

Step I

Diare Demam Hak Pasien (SB)

Step II

Apa yang dimaksud diare? Apa pengaruh latar belakang pasien terhadap pelayanan kesehatan? Bagaimana agar pasien tidak kecewa? Bagaimanakah aturan mengenai imbalan jasa dokter? Hak dan kewajiban pasien Bagaimana pelayanan dokter yang baik? Kewajiban dokter mengenai hak pasien Komunikasi antara dokter dan pasien Sikap dokter dari segi agama (SB)

Step III

1. Diare : Keluarnya feses air secara terus menerus serta pengeluaran elektrolit yang hebat, yang disebabkan oleh bakteri dan atau virusDiare : Ganguan penyerapan air di kolon yang berupa pengeluaran feses cair yang terjadi lebih dari 3 kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebihDiare : Penyakit yang disebabkan oleh terganggunya kinerja Bakteri E.Coli di dalam usus

2. Tidak ada . Dalam pelayanan kesehatan, latar belakang pasien tidak berpengaruh 3. Dokter harus memahami etika dokter, harus dapat bersikap profesional, dan harus dapat

mengembangkan komunikasi efektif dan berempati kepada pasien4. Merupakan hak dari dokter, tetapi harus menyesuaikan dengan kondisi pasien5. Tertera dalam undang-undang No. 29 tahun 2004 pasal 50 dan 516. Sama dengan jawaban no 37. Sama dengan jawaban no 38. Dokter harus berempati kepada pasien sehingga dapat terjadi komunikasi efektif antara

dokter dan pasien, dokter harus ramah kepada pasien9. (SB)

1

Page 2: pbl makalah

Step IV

Step V

Sasaran Belajar

1. Hak dan kewajiban Dokter-Pasien2. Aturan imbalan jasa dokter3. Sikap dokter dari segi Agama4. Komunikasi Efektif Dokter-pasien5. Profesionalisme

Step VI

Belajar Mandiri

Step VII

Isi Makalah1. Hak dan kewajiban dokter – pasien

UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

2

Pelayanan Dokter

Profesionalisme Hak dan kewajiban pasien

Sikap dokter dari segi agama

Komunikasi Efektif

Hak dan kewajiban Dokter

Page 3: pbl makalah

Pasal 50 mengenai Hak Doktera) Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas

sesuai dangan standar prosedur operasional;b) Memberikan pelayanan medis menurut standard profesi dan standard

prosedur operasional;c) Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau

keluarganya, dan;d) Menerima imbalan jasa.

Pasal 51 mengenai Kewajiban Doktera) Memberikan pelayanan medis sesuia dengan standar profesi dan

standar prosedur operasional serta kebutuhan medis;b) Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai

keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemerikasaan atau pengobatan;

c) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;

d) Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan , kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya, dan;

e) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

Pasal 52 mengenai Hak Pasien a) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis

sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat 3;b) Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;c) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;d) Menolak tindakan medis, dan;e) Mendapatkan isi rekam medis.

Pasal 53 mengenai Kewajiban Pasiena) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah

kesehatannya;b) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi; c) Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesahatan,

dan;d) Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Dalam KODEKI Hak Pasien

1) Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri dan hak untuk mati secara wajar2) Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai dengan standard profesi

kedokteran3) Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang mengobati

3

Page 4: pbl makalah

4) Menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan, bahkan dapat menarik diri dari kontrak terapeutik

5) Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya6) Menolak atau menerima keikutsertaanya dalam riset kedokteran 7) Dirujuk kepada dokter spesialis jika diperlukan, dan dikembalikan kepada dokter

yang merujukannya setelah selesai konsultasi atau pengobatan untuk memperoleh perawatan atu tindak lanjut

8) Kerahiasaan dan rekam mediknya atas hal pribadi9) Memperoleh penjelasan tentang peraturan-peraturan rumah sakit10) Berhubungan dengan keluarga, penasihat atau rohaniawan dan lain-lainnya yang

diperlukan selama perawatan di rumah sakit11) Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat inap, obat, pemeriksaan LAB,

pemrikasaan rontgen, Ultasonografi (USG), CT-scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan sebagainya, (jika dilakukan) biaya kamar bedah, kamar bersalin, imbalan jasa dokter dan lain-lainnya

Kewajiban Pasien1) Memeriksakan diri sedini mungkin pada dokter2) Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya3) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter 4) Menandatangani surat-surat PTM, surat jaminan dirawat di rumah sakit dan lain-

lain5) Yakin kepada dokternya, dan yakin akan sembuh6) Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pemeriksaan dan pengobatan serta

honorarium dokter

Hak Dokter1) Melakukan praktek dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter (SID) dan Surat

Izin Praktek (SIP)2) Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/keluarga tentang

penyakitnya3) Bekerja sesuai standard profesi4) Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika, hukum,

agama dan hati nuraninya5) Mengkahiri hubungan dengan seorang pasien, jika menurut penilaiannya kerja sama

pasien dengannya tidak ada gunanya lagi, kecuali dalam keadaan gawat darurat6) Menolak pasien yang bukan bidang spesialisnya, kecuali dalam keadaan darurat

atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya7) Hak atas “Privacy” dokter8) Ketentraman bekerja9) Mengeluarkan surat-surat keterangan dokter10) Menerima imbalan jasa 11) Menjadi anggota perhimpunan profesi 12) Hak membela diri

4

Page 5: pbl makalah

Kewajiban Doktera. Kewajiban umum

1) Pasal 1Setiap dokter harus menjungjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Dokter

2) Pasal 2Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran yang tertinggi

3) Pasal 3Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi

4) Pasal 4Perbuatan berikut dipandang bertengatangan dengan etik:a. Setiap perbuatan yang bersifat memuji diri sendirib. Secara sendiri atau bersama-sama menerapkan pengetahuannya

dan keterampilan kedokteran dalam segala bentuk, tanpa kebebasan profesi

c. Menerima imbalan selain daripada yang layak sesuai dengan jasanya, kecuali dengan keikhlasan, sepengetahuan dan atau kehendak penderita

5) Pasal 5Setiap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan daya tahan mahluk insani, baik jasmani maupun rohani, hanya diberikan untuk kepentingan penderita

6) Pasal 6Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya

7) Pasal 7Seorang dokter hanya memberi keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan kebenarannya

8) Pasal 8Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus mengutamakan/mendahulukan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya

9) Pasal 9 Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus memelihara saling pengertian sebaik-baiknya

b. Kewajiban dokter terhadap pasien

5

Page 6: pbl makalah

1) Pasal 10Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi hidup mahluk insani

2) Pasal 11Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita

3) Pasal 12Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasihatnya dalam beribadah dan atau dalam masalah lainnya

4) Pasal 13Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seseorang penderita, bahkan juga setelah penderita itu meniggal dunia

5) Pasal 14Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas kemanusiaan, kecuali bila dia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

c. Kewajiban dokter terhadap teman sejawat1) Pasal 15

Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana dia sendiri ingin diperlakukan

2) Pasal 16Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawatnya tanpa persetujuannya

d. Kewajiban dokter terhadap diri sendiri1) Pasal 17

Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

2) Pasal 18Setiap dokter hendaknya senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tetap setia kepada cita-citanya yang luhur.

PP No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

Kewajiban dokter

- Pasal 21 ayat 1

Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi tenaga kesehatan.

- Pasal 22 ayat 1

6

Page 7: pbl makalah

Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk :

a) Menghormati hak pasien

b) Menjaga kerahaisaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien

c) Memebrikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang akan dilakukan

d) Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan

e) Membuat dan memelihara rekam medis

Hak pasien

- Pasal 23

Pasien berhak atas ganti rugi apabila dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan mengakibtkan terganggunya kesehatan, cacat atau kematian yang terjadi karena kesalahan atau kelalain

UU No.23 tahun 1992

- Pasal 4 mengenai Hak Pasien

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh dearajat kesehatan yang optimal

- Pasal 5 mengenai Kewajiban Pasien

Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungan

Undang-undang No. 36 tahun 2009

Hak Pasien

- Pasal 4

Setiap orang berhak atas kesehatan

- Pasal 5

1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.

2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

7

Page 8: pbl makalah

- Pasal 6

Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

- Pasal 7

Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab.

- Pasal 8

Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.

Kewajiban Pasien

- Pasal 9

1) Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaanya meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan.

- Pasal 10

Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.

- Pasal 11

Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.

- Pasal 12

Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.

- Pasal 13

1) Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial.2) Program jaminan kesehatan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Sikap dokter dilihat dari segi agama

8

Page 9: pbl makalah

Surat Al-Maidah ayat 32“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhny. Dan barang siapa yang memelihara kahidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan seorang manusia semuanya”.

Surat Al-Maidah ayat 8“ Dan janganlah kebencian kepada suatu kaum menyebabkan kamu tidak dapat berlaku adil”. Pada ayat ini mengingatkan kita, sebagai calon dokter untuk tidak diskriminatif dalam memberi pelayanan medis kepada pasien.

Harus bersikap ramah terhadap pasien Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan obatnya Berkaitan dengan Kode Etik Kedokteran Pasal 4 “Setiap dokter harus menghindarkan diri

dari perbuatan yang bersifat memuki diri.”Ditinjau dari segi agama:Diriwayatkan dari Jundab r.a: ”Nabi Saw. pernah bersabda, “Orang yang memberitahukan perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukannya kepada orang lain untuk memperoleh pujian dari mereka (sum’ah), (pada hari kiamat) Allah tidak akan menghiraukannya. Dan orang yang melakukan perbuatan-perbuatan baik di muka umum dengan harapan memperoleh pujian mereka (ri’ya), Allah tidak akan menghiraukannya (dan akan mempermalukan dia).” (HR. Bukhari)

Berkaitan dengan Kode Etik Kedokteran Pasal 7a “Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.Ditinjau dari segi agama:- Diriwayatkan dari Aisyah r.a: “Rasulullah Saw. pernah bersabda, “ Tenanglah wahai

Aisyah! Allah menyukai hal itu. Bersikap ramah dan sabarlah dalam dalam setiap persoalan.” (HR. Bukhari)

- Diriwayatkan dari Anas r.a: Selama sepuluh tahun aku menjadi pelayan Rasulullah Saw. dan beliau tidak pernah berkata kepadaku “uff” (ungkapan buruk yang menunjukkan ketidaksabaran) dan tidak pernah menyalahkanku dengan berkata, ”Mengapa kamu lakukan ini, mengapa kamu tidak lakukan itu?” (HR. Bukhari)

3. Aturan imbalan jasa dokter

Profesi kedokteran lebih merupakan panggilan perikemanusiaan dengan mendahulukan keselamatan dan kesehatan pasien serta tidak mengutamakan pribadi. Walupun salah satu kewajiban pasien dalam UU No.23 tahun 2004 pasal 53 mengenai kewajiban pasien yaitu memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima, dan itu merupakan hak dokter, namun tidak dapat disamakan dalam imbalan jasa dengan usaha lainnya. Karena itu, dalam pelayanan kedokteran tidak dikenal tarif dokter yang tetap (fix), tetapi yang wajar sesuai kemampuan pasien/keluarganya. Karena itu pula imbalan jasa dokter tidak disebut upah atau gaji, tetapi disebut honorarium (pemberian yang diterima dengan penuh penghormatan, honorable). Menurut Longman Dictionary of Contemporary English (1987), Honorarium is “ a sum of money offered for professional services for which by custom the person does not ask to be paid”.

9

Page 10: pbl makalah

Namun, akhir-akhir ini terlihat pergeseran dasar profesi dokter dari altruism (tidak egois, rela berbuat baik, dan menolong orang lain) ke materialism. Seperti halnya pada kasus di atas. Oleh karena itu diatur dalam Pedoman Pelaksanan Kode Etik Kedokteran Indonesia, tercantum pedoman dasar imbalan jasa dokter sbb:

1. Imbalan jasa dokter disesuaikan dengan kemampuan pasien. Kemampuan pasien dapat diketahui dengan bertanya langsung dengan mempertimbangkan kedudukan/matapencaharian, rumah sakit dan kelas dimana pasien dirawat.

2. Dari segi medik, imbalan jasa dokter ditetapkan dengan mengingat karya dan tanggung jawab dokter.

3. Besarnya imbalan jasa dokter dikomunikasikan dengan jelas kepada pasien. Khususnya untuk tindakan yang diduga memerlukan biaya banyak, besarnya imbalan jasa dokter dapat dikemukakan kepada pasien sebelum tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan keadaan pasien. Pemberitahuan ini harus dilakukan secara bijaksana, agar tidak menimbulkan rasa cemas atau kebingungan pasien.

4. Imbalan jasa dokter sifatnya tidak mutlak dan pada dasarnya tidak dapat diseragamkan. Imbalan jasa dokter dapat diperingan atau sama sekali dibebaskan misalnya:- Jika ternyata bahwa biaya pengobatan seluruhnya terlalu besar untuk pasien.- Karena penyulit penyulit yang tidak terduga, biaya pengobatan jauh diluar perhitungan semula.Dalam hal pasien dirawat di rumah sakit dan jika biaya pengobatan seluruhnya menjadi terlalu berat, maka imbalan jasa dapat diperingan atau dibebaskan sama sekali. Keringanan biaya rumah sakit diserahkan kepada kebijaksanaan pengelola rumah sakit.

5. Bagi pasien yang mengalami musibah akibat kecelakaan, pertolongan pertama lebih diutamakan daripada imbalan jasa.

6. Seorang pasien dapat mengajukan permohonan untuk keringanan imbalan jasa dokter, langsung kepada dokter yang merawat. Jika perlu dapat melalui IDI setempat.

7. Dalam hal ada ketidak serasian mengenai imbalan jasa dokter yang diajukan kepada IDI, maka IDI akan mendengarkan kedua belah pihak sebelum menetapkan keputusannya.

8. Imbalan jasa dokter spesialis yang lebih besar, bukan saja didasarkan atas kelebihan pengetahuan dan ketrampilan spesialis, melainkan juga atas kewajiban dan keharusan spesialis menyediakan alat kedokteran khusus untuk menjalankan tugas spesialisasinya.

9. Imbalan jasa dokter dapat ditambah dengan biaya perjalanan jika dipanggil kerumah pasien.

10. Selanjutnya jasa yang diberikan pada malam hari atau waktu libur dinilai lebih tinggi dari biaya konsultasi biasa. Imbalan jasa dokter disesuaikan dengan keadaan, maka ketentuan imbalan jasa ini dapat berubah.

11. Tidak dibenarkan memberi sebagian dari imbalan jasa kepada teman sejawatnya yang mengirimkan pasien untuk konsultasi atau komisi untuk orang yang langsung ataupun tidak menjadi perantara dalam hubungannya dengan pasien.

10

Page 11: pbl makalah

12. Imbalan jasa dokter yang bertugas memelihara kesehatan para karyawan atau pekerja suatu perusahaan, dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu banyaknya karyawan dan keluarganya, frekwensi kunjungan kepada perusahaan tsb.

13. Imbalan jasa pertolongan darurat dan pertolongan sederhana tidak diminta kepada -korban kecelakaan -TS termasuk dokter gigi dan apoteker serta keluarga yang menjadi tanggung jawabnya-Mahasiswa kedokteran, bidan dan perawat.-Dan siapaun yang dikehendakinya.Biaya biaya bahan alat terbuang yang cukup mahal serta rawatan yang ditentukan kemudian setelah petolongan selesai diberikan.

14. Ancer ancer imbalan jasa dokter ditentukan bersama oleh KaKanwil DepKes/KaDinkes dan IDI setempat.

Undang-Undang No.36 Tahun 2009 pasal 271) Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum dalam

melajsanakan tugas sesuai dengan profesinya.2) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tentang tenaga kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 dan 2 diatur dalam peraturan pemerintah. Undang-Undang RI No.29 Tahun 2004 pasal 49 paragraf 5

1) Setiap doktar atau dokter gigi dalam melaksanakan peraktik kedokteran atau kedokteran gigi wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya.

Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 50 paragraf 61) Menerima imbalan jasa

KODEKI pasal 3Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.

Jika ditinjau kembali ke kasus dalam PBL 2 ini, menarik bayaran yang cukup tinggi pada pasien sedikit banyak megurangi wibawa dan kebebasan bertindak dokter terhadap pasien.

4. Komunikasi efektif antara dokter dan pasien Menjalin hubungan kerjasama antara dokter dan pasien Empati terhadap pasien Dokter yang terampil dapat mengetahui keluhan pasien Meningkatkan sugesti pasien Langkah-langkah menjalin hubungan yang baik dengan pasien :

1) Ramah2) Memberi perhatian3) Membuka dialog pembicaraan4) Mencari solusi5) Menyimpulkan hasil pemeriksaan6) Dokter harus kreatif

11

Page 12: pbl makalah

5. Profesionalisme seorang dokter KODEKI pasal 2

seorang dokter harus senan tiasa melakukan profesinya menurut ukuran yang tertinggi KODEKI pasal 8

Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus mengutamakan atau mendahulukan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.

KODEKI pasal 10setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi makhluk insannya.

Menjalankan kewajiban sebagai seorang dokter dengan baik Dapat mengatur waktu antara tugas profesinya dan pribadi Bersikap sigap Harus menguasai ilmu kedokteran dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran Berani mempertanggung jawabkan tindakannya

Daftar Pustaka

Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Jakarta.Undang-undang No.23 tahun 1992 Tentang Kesehatan

Undang –undang Repuplik Indonesia No.29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Hanafiah, Jusuf; Amir, A. 2008. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Edisi 4. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Soepardi, Sudibyo. 2001. Kode Etika Kedokteran Islam. Jakarta: Akademika Pressindo.

12

Page 13: pbl makalah

Undang-undang No.36 tahun 2009 Tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 Jacobalis, S. 2005. Pengantar Tentang Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika Kedokteran,

dan Bioetika. Jakarta: CV Sagung Seto. Sarumpaet, Majrip. 2010. Pelaksanaan Peogram P2KB & Registrasi Ulang Dokter dan Dokter

Spesialis Praktik. D, Martaadisoebrata. 2004. Pengantar ke Dunia Profesi Kedokteran Edisi Pertama. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka SP. Pedoman Dasar Imbalan Jasa Dokter (

http://www.ilunifk83.com/peraturan-perijinan-f16/pedoman-dasar-imbalan-jasa-dokter-t138.htm )

Undang-undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan

Developing medical professionalism in future doctors: a systematic review. Vimmi Passi, Manjo Dough, Ed Peile, Jill Thistlethwaite, Neil Johnson. Warwick Medical School, University of Warwick, UK. (http://www.ijme.net/archive/1/developing-medical-professionalism-in-future-doctors.pdf )

PP No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

( http://sjsn.menkokesra.go.id/dokumen/peruu/1992/pp32_1996.pdf )

Undang-undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan

( http://www.dinkes.jogjaprov.go.id/index.php/cdownload/download/61.html )

Pedoman Imbalan Jasa Dokter

(http://www.ilunifk83.com/peraturan-perijinan-f16/pedoman-dasar-imbalan-jasa-dokter-t138.htm )

Ringkasan Shahih Al-Bukhari Cetakan VII. Juli 2002. Bandung: Mizan Media Utama.

13