pbl homeostasis

Upload: katarinads

Post on 10-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

homeostasiscairan infuspbl blok 3

TRANSCRIPT

Mekanisme Transportasi Sel pada Pemberian Cairan Infus Akibat PerdarahanKatarina Dewi Sartika (102013157)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida WacanaFakultas Kedokteran UKRIDA, Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta BaratAlamat korespondensi : [email protected]

Abstrak : Sel adalah unit terkecil dimana proses kehidupan dapat terjadi. Sel merupakan pusat dinamisdimana ada banyak proses dan fungsi yang terjadi secara bersamaan. Untuk tujuan ini, ada kebutuhan untuk zat dan produk akhir dari proses metabolisme untuk bergerak keluar masuksel. Membran adalah batas terluar dari sel-sel individual dan organel-organel tertentu.Membran sel berfungsi membatasi sel dan lingkungan sekitar. Namun demikian, tidak berarti sel menjadi satu sistem tertutup yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Sel memperoleh bahan-bahan yang dibutuhkan untuk berbagai proses metabolismenya dari lingkungan diluar sel. Transportasi aktif melibatkan transportasi zat dari daerah konsentrasi rendah ke daerah konsentrasi lebih tinggi dengan memerlukan energi. Sedangkan transpor pasif adalah proseszat bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dan tidak memerlukan energi. Pendarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah karena pembuluh tersebut mengalami kerusakan. Berdasarkan letak keluarnya darah, perdarahan dibagi menjadi 2 macam, yaitu perdarahan terbuka dan tertutup. Pemberian infus cairan isotonik bermanfaat terhadap pasien yang mengalami hipovolemi yaitu kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun. Pemberian infus NaCl 0,9% dimaksudkan untuk memenuhi dan menyeimbangkan kekurangan cairan yang disebabkan oleh perdarahan terbuka yang cukup parah.

Kata kunci : cairan infus, perdarahan, transportasi sel

PendahuluanTranspor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energy untuk mengeluarkan dan memasukan ion - ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat parmeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel.1 Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin (Cl-). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium - kalium. Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi. Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport aktif dimulai dengan pengambilan tiga ion Na+dari dalam sel dan menempati situs pengikatan pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran yang sebelumnya membuka kearah dalam sel menjadi membuka kebagian luar sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari protein integral menuju keluar sel. Kemudian dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral. Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka kearah luar menjadi membuka kearah dalam sel dan ion kalium dilepaskan kedalam sel.Endositosis adalah transport makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel dengan cara membentuk veskula baru dari membran plasma. Langkah - langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis.1 Sebagian kecil luas membran plasma terbenam kedalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit membentuk vesikula yang berisi materi yang didapat dari luar selnya. Endositosis dibutuhkan untuk berbagai macam fungsi yang penting bagi sel, karena endositosis dapat meregulasi berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel, reseptor sinyal, masuknya patogen, neurotransmisi, presentasi antigen, polaritas sel, mitosis, pertumbuhan dan diferensiasi, dan masuknya obat. Endositosis terdiri tiga jenis2, yaitu :1. Fagositosis (pemakan seluler), sel menelan suatu partikel dengan pseudopod yang membalut disekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong berlapis-membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik.2. Pinositosis (peminum seluler), sel meneguk tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinosistosis tidak spesifik dalam substansi yang ditranspornya.3. Endositosis yang diperantarai reseptor, yang tertanam dalam membran adalah protein dengan tempat reseptor spesifik yang dipaparkanke fluide ekstraseluler. Ekstraseluler yang terkait pada reseptor disebut ligan, yaitu satu istilah umum untuk setiap molekul yang terkait khususnya pada tempat resptor molekul lain. Protein resptor biasanya mengelompok dalam daerah membran yang disebut lubang terlapisi, yang isi sitoplasmiknya dilapisi oleh lapisan protein samar. Protein pelapis ini mungkin membantu memperdalam lubang dalam membentuk vesikula. Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat memperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida seluler Misalnya, sel manusia menggunakan proses ini untuk menyerap kolesterol dan digunakan dalam sintesis membran dan sebagai prekursor untuk sintesis steroid lainnya. Eksositosis merupakan proses sel mensekresi makromolekul dengan cara menggabungkan vesikula dengan membran plasma, vesikula trnsport yang terlepas dari apatatus golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plsma. Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul lipid bilayer menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung. Kandungan vesikula kemudian tumpah kedalam sel. Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar produk-produk yang dihasilkan oleh sel sekretoris tersebut. Misalnya, sel tertentu dalam pankreas menghasilkan hormon insulin dan menekresikannnya kedalam darah melalui eksositosis. Contoh lain adalah neuron atau sel saraf, yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan sinyal kimiawi yang merangsang sel otot. Ketika sel tumbuhan sedang membuat diding sel, eksositois mengeluarkan karbohidrat dari vesikula golgi kebagian luar selnya.Transpor pasif meliputi difusi, osmosis dan difusi terfasilitasi. Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeable selektif dari bagian yang lebih encer kebagian yang lebih padat. Membran semi permeable harus dapat ditembus pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradient tekanan sepanjang membran. Perpindahan zat terlarut dari konsentrasi rendah ketinggi melalui membrane semi permeable. Osmosis adalah salah satu cairan yang melewati membran dari konsentrasi larutan yang rendah ke konsentrasi larutan yang tinggi. Pada osmosis yang bergerak melalui membran semipermeabel ialah air dari larutan hipotonis (konsentrasi air tinggi, konsentrasi zat terlarut rendah) ke hipertonis (konsentrasi air rendah, konsentrasi zat terlarut tinggi). Larutan, misalnya glukosa mempunyai tekanan osmotik. Tekanan osmotik dapat diukur menggunakan osmometer. Naiknya air pada pipa osmometer dapat dipakai untuk menentukan sebagai tekanan osmotik. Tekanan osmotik dapat dikatakan sebagai tekanan yang diperlukan untuk mencegah pelarut (air) bergerak melalui membran semipermeabel . Larutan gula, garam, dan larutan lainnya, jika dimasukkan ke dalam osmometer menunjukan adanya tekanan osmotik. Tekanan osmotik yang terkandung pada suatu larutan dinamakan potensial osmotik. Suatu percobaan memperlihatkan bahwa jika sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan yang hipotonis, sel darah merah akan menggembung. sebaliknya, jika sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan hipertonis, sel darah merah akan mengkerut (krenasi). Mekanisme osmosis meliputi pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permeable. Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan larutan didalam sel dinamakan larutan hipertonis, sedangkan larutan yang konsentrasi sama dengan larutan didalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat diluar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah dari pada didalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis. Penyebab utama osmosis adalah penurunan potensial air dalam larutan harus ditekankan terhadap bahwa pernyataan termodinamika dan persamaan yang berasal dari itu menceritakan apa-apa menggunakan tentang tingkat osmosis atau mekanisme.Pengertian Perdarahan3Perdarahan adalah suatu kejadian dimana keluarnya darah dari pembuluh darah, yang diakibatkan pembuluh tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh ruda paksa (trauma) atau penyakit. Jenis perdarahan ada 2 yaitu :1. Perdarahan Luar. Perdarahan luar yaitu keluarnya darah dari dalam tubuh yang membuat darah tersebut dapat terlihat dari luar tubuh, adapun biasanya darah tersebut berwarna merah terang atau merah tua dan keadaan darah tersebut biasanya mengalir, memancar dan merembes seperti titik embun. Itu semua tergantung dari jenis pembuluh darah yang rusak. Jika yang rusak adalah pembuluh arteri (pembuluh nadi), maka darah memancar dan berwarna merah terang. Jika yang rusak adalah pembuluh vena (pembuluh balik), maka darah mengalir dan berwarna merah tua. Jika yang rusak adalah pembuluh kapiler (pembuluh rambut), maka darah merembes seperti titik embun dan berwarna merah.2. Perdarahan Dalam. Perdarahan dalam yaitu pembuluh darah mengalami kerusakan,yang mengakibatkan pembuluh darah mengisi daerah di sekitarnya, terutama dalam jaringan otot. Perdarahan ini dapat dikenali dengan adanya memar pada korban serta biasanya pada kulit tubuh korban tidak mengalami kerusakan dan juga kehilangan darah tidak dapat diamati pada perdarahan dalam..Perdarahan ini dampaknya dari skala kecil hingga yang mengancam jiwa penderita.Jenis cairan infus dan kegunaannya41. Cairan HipotonikAdalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.2. Cairan IsotonikAdalah cairan infus yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).3. Cairan HipertonikAdalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah dan albumin.Pembagian cairan lain berdasarkan kelompoknya :1. Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.2. Koloid: ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroidSecara umum koloid dipergunakan untuk:1. Resusitasi cairan pada penderita dengan defisit cairan berat (shock hemoragik) sebelum transfusi tersedia.2. Resusitasi cairan pada hipoalbuminemia berat, misalnya pada luka bakarPrinsip Kerja Cairan Infus5Dinding sel darah merah mempunyai ketebalan 10 nm dan pori berdiameter 0,8 nm. Molekul air berukuran setengah diameter tersebut, sehingga ion K+ dapat lewat dengan mudah. Ion K+ yang terdapat dalam sel juga berukuran lebih kecil dari pada ukuran pori dinding sel itu, tetapi karena dinding sel bermuatan positif maka ditolak oleh dinding sel. Jadi selain ukuran partikel muatan juga faktor penentu untuk dapat melalui pori sebuah selaput semipermiabel. Cairan sel darah merah mempunyai tekanan osmotik yang sama dengan larutan NaCl 0,92%. Dengan kata lain cairan sel darah merah isotonik dengan NaCl 0,92%. Jika sel darah merah dimasukkan kedalam larutan NaCl 0,92%, air yang masuk keluar dinding sel akan setimbang (kesetimbangan dinamis). Akan tetapi jika sel darah merah dimasukkan kedalam larutan Nacl yang lebih pekat dari 0,92% air akan keluar dari dalam sel dan sel akan mengerut. Larutan yang demikian dikatakan hipertonik. Sebaliknya jika sel darah merah dimasukkan kedalam larutan NaCl yang lebih encer dari 0,92%, air akan masuk kedalam sel dan sel akan menggembung dan pecah(plasmolisis). Larutan ini dikatakan sebagai hipotonik. Kenapa pada seseorang harus dilakukan pemasangan vena central, ini disebabkan obat atau cairan yang diberikan melalui vena perifer terlalu pekat atau atau istilahnya osmolalitas yang tinggi. Pada umumnya cairan yang bersifat bisotonik mempunyai osmolalitas berkisar 272 sampai dengan 301. pada cairan untuk pemberian nutrisi atau obat, biasanya osmolalitasnya diatas 1000 atau dikenal dengan hiperosmolar. pada vena perifer, osmolalitas 850 masih aman diberikan.selain hal tersebut diatas biasanya central vena kateter juga dipakai untuk melakukan resusitasi cairan secara cepat baik itu darah maupun cairan infus, bisa juga dipakai untuk mengukur tekanan vena central. Fisiologi Cairan Tubuh Manusia6Cairan tubuh manusia didistrubusikan ke dalam 2 kompartemen, yaitu cairan intraseluler dan ekstraseluler. Cairan ekstraseluler sendiri dibagi menjadi dua kelompok yaitu cairan intravaskuler dan juga cairan interstitial. Cairan-cairan ini akan berpindah dengan bebas untuk mencapai keseimbangan dimana zat terlarut dalam nilai osmolaritas. Jumlah cairan/air tubuh total atau Total Body Water (TBW) adalah 60% x berat badan, terdiri dari cairan intrasel (ICF) 40% dan cairan ekstrasel (ECF) 20%. Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstitial (ICF) 15% dan cairan intravaskular (IVF) 5% x berat badan. Cairan intravaskular (5%BB) adalah plasma sel darah merah 3%. Jadi terdapat darah 8% BB atau kira-kira sama dengan 65-70 ml/kg berat badan pada laki-laki dan 55-65 ml/kg pada wanita. Total cairan tubuh bervariasi menurut umur, berat badan dan jenis kelamin. Air tubuh total maksimal pada saat lahir, kemudian berkurang secara progresif dengan bertambahnya umur. Air tubuh total pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan pada orang kurus (650 ml/kg BB) lebih banyak daripada yang gemuk (300-400 ml/kg BB). Distribusi cairan di dalam kompartemen diatur oleh osmolaritas, distribusi Natrium dan distribusi koloid terutama albumin. Osmolaritas dikontrol oleh intake cairan dan regulasi ekskresi air oleh ginjal.Ada 2 jenis bahan yang terlarut di dalam cairan tubuh yaitu :a. Elektrolit ialah molekul yang pecah menjadi partikel bermuatan listrik yaitu kation dan anion, yang dinyatakan dalam mEq/I cairan. Tiap kompartemen mempunyai komposisi elektrolit tersendiri. Komposisi elektrolit plasma dan interstisial hampir sama, kecuali didalam interstisial tidak mengandung protein.b. Non elektrolit ialah molekul yang tetap, tidak berubah menjadi partikel-partikel, terdiri dari dekstrosa ureum dan kreatinin.Ada dua mekanisme utama yang mengatur mekanisme regulasi air tubuh yaitu pengaturan osmoler dan pengaturan volume non osmoler7a. Pengaturan osmolerPada saat volume CES berkurang, osmolaritas meningkat, mengakibatkan pelepasan impuls dari osmoreseptor di hipotalamus anterior yang merangsang pituitari posterior untuk melepas ADH. Penurunan volume CES juga merangsang pusat haus yang juga menstimulasi pelepasan ADH. ADH mengakibatkan reabsorbsi Na dan air pada tubulus distal dan tubulus kolektivus, sehingga menaikkan volume CES. Peningkatan volumen CES akan memberikan umpan balik ke hipotalamus dan pusat haus sehingga volume CES dipertahankan tetap. Sistem Renin Aldosteron.Saat volume CES berkurang, makula densa akan melepaskan renin yang berperan dalam pembentukan angiotensin I. Dengan converting enzim angiotensi I diubah menjadi angiotensin II yang merupakan vasokonstriktor kuat, menstimulasi kortek adrenal untuk mengeluarkan aldosteron, yang mengakibatkan reabsorbsi air dan Na sehingga sirkulasi meningkat.b. Pengaturan non osmolerSemua respon hemodinamik akan mempengaruhi reflek kardiovaskuler, yang juga akan mengatur volume cairan dan pengeluaran urin. Jika terjadi hipovolemia, reflek intratorak, reflekreseptor presor ekstratorak dan respon iskemik pusat akan mengaktifkan mekanisme hipotalamik dan sistem nervus simpatis.Jenis cairan intravena berdasarkan fungsinya cairan dapat dikelompokkan menjadi8 :1. Cairan pemeliharaan : ditujukan untuk mengganti air yang hilang lewat urine, tinja, paru dan kulit (mengganti puasa). Cairan yang diberikan adalah cairan hipotonik, seperti D5 NaCl 0,45 atau D5W.2. Cairan pengganti : ditujukan untuk mengganti kehilangan air tubuh akibat sekuestrasi atau proses patologi lain seperti fistula, efusi pleura asites, drainase lambung. 3. Cairan yang diberikan bersifat isotonik, seperti Ringer Laktat (D5RL), NaCl 0,9%, D5 NaCl.Cairan khusus : ditujukan untuk keadaan khusus misalnya asidosis. Cairan yang dipakai seperti Natrium bikarbonat, NaCl 3%.Distribusi cairan tubuh didistribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda91. Cairan Ekstrasal, tediri dari cairan interstisial (CIS) dan Cairan Intravaaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada diantara sebagian besar sel tubuh dan menyusun sebagian besar cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan tubuh interstisial. Cairan intravascular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air tidak berwarna, dan darah mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh.2. Cairan Intrasel adalah cairan didalam membran sel yang berisi subtansi terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solute yang sama dengan cairan yang berada diruang ekstrasel. Namun proporsi subtansi subtansi tersebut berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar didalam cairan intrasel daripada dalam cairan ekstasel. Komposisi cairan tubuh, cairan yang bersirkulasi diseluruh tubuh didalam ruang cairan intrasel dan ekstrasel mengandung9 :1. Elektrolit yaitu sebuah unsur atau senyawa yang jika melebur atau larut didalam air atau pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan mampu membawta muatan listrik. Elektrolit yang memilki muatan positif disebut kation, sedangkan yang bermuatan negative adalah anion. Namun jumlah total anion dan kation didalam kompartement cairan harus sama.2.Mineral yang dicerna sebagai senyawa, biasanya dikenal dengan nama logam, non logam, radikal atau fosfat, bukan dengan nama senyawa, yang mana mineral tersebut menjadi bagian didalamnya. Mineral merupakan unsure semua jaringan dan cairan tubuh serta penting dalam memertahankan proses fisiologis.Mineral juga bekerja sebagai katalis dan respon saraf, kontrasi otot, dan metabolisme zat gizi yang terdapat dalam makanan. Mineral juga mengatur keseimbangan elektrolit dan produksi hormone serta menguatkan struktur tulang. Contoh mineral zat besi dan zink.3.Sel merupakan unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup. Contoh sel yang berada didalam cairan tubuh adalah sel darah merah dan sel darah putih.

PenutupPemberian infus cairan isotonik bermanfaat terhadap pasien yang mengalami hipovolemi yaitu kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun. Hal ini terjadi karena cairan infus yang isotonik memiliki osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga dengan pemberian infus tersebut dapat menyeimbangkan kekurangan cairan tubuh yang dialami oleh pasien.

Daftar Pustaka

1. Tirta, B. Transpor aktif dan pasif. Diunduh dari : http://biologifuntirta.blogspot.com/2012/06/transpor-aktif-dan-transpor-pasif.html , 15 Desember 2013.2. Guyton, A.C.,Hall, J.E.,2007.Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. EGK Fakultas Kedokteran;Jakarta.3. Hamed, A. Perdarahan. Diunduh dari : http://hamed14.blogspot.com/2013/02/perdarahan.html, 15 Desember 2013.4. Ida, A,Y. Cairan infus intravena. Diunduh dari : http://kimiaunsps2.wordpress.com/2009/02/09/cairan-infus-intravena-intravenous-fluids/, 15 Desember 2013.5. Joyce, J. 2008. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan.Erlangga;Jakarta6. Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Asam dan Basa.7. Sherwood,Lauralee.2001.Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC8. Siagian,M..2004.Homeostasis:Keseimbangan yang halus dan dinamis.Jakarta: Departemen Ilmu.9. Pramita,C.2007.Kebutuhan Dasar Manusia.Palembang:PoltekkesDepkes Palembang.

2