sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

20
Sistem Saraf Sebagai Pengendali Homeostasis El Alsha Andini

Upload: el-alsha

Post on 26-Dec-2015

201 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bahan diambil dari buku-buku

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Sistem Saraf Sebagai Pengendali

HomeostasisEl Alsha Andini

Page 2: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Struktur Fungsional Sistem Saraf

Click icon to add picture

(Sherwood,2010)

Page 3: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

.

Neuron menghasilkan sinyal listrik cepat dan mengeluarkan neurotransmitter. Sistem ini menghasilkan kontrol cepat terhadap sebagian besar aktivitas otot dan kelenjar tubuh. Selain itu, banyak aktivitas yang kompleks lainnya(seperti pikiran)

Contoh: thermoreceptors -> merespons pada perubahan suhu yang terjadi secara tiba-tiba dan signifikan, misalnya dengan mengeluarkan urin atau keringat. Pengeluaran urin atau keringat berperan dalam membantu tubuh tetap dalam keadaan homeostasis.

Mengatur banyak aktivitas tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan lingkungan cairan internal yang stabil

(Sherwood,2010)

Page 4: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Reseptor sensori dendrite saraf sensorik Jalur aferen saraf sensorik Pusat integrasi sumsum tulang belakang Jalur eferen saraf motorik Efektor otot, kelenjar

Lengkung Refleks

Page 5: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Click icon to add picture

(Tortora,2012)

Page 6: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Refleks monosinaptik: stretch reflex Satu sinaps di antara saraf aferen dan eferen Otot rangka - dengan asupan saraf yang utuh- berkontraksi dengan

meregang. Contoh: reflex sentakan lutut Stimulus peregangan otot. Respon kontraksi otot yang meregang.

Reseptor sensorik gelendong otot. Terdapat Inverse stretch reflex atau inhibition autogenic sebagai respon

dari regangan yang terlalu kuat. Reseptor organ tendon golgi

Refleks polisinaptik: withdrawal reflex Lebih dari satu interneuron di antara aferen dan eferen Respons dari rasa sakit yang terjadi di kulit atau jaringan subkutan dan

otot Respons berupa kontraksi otot fleksor dan penghambatan otot ekstensor

->bagian tubuh yang diberi stimulus ditekuk dan ditarik dari stimulus Ketika stimulus yang kuat terjadi pada anggota gerak, respon tidak hanya

berupa tekukan dan tarikan, melainkan juga ekstensi/perpanjangan dari anggota gerak lawannya. Hal ini disebut dengan respon crossed extensor

Page 7: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

(Ganong 23 ed.)

Page 8: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Sensasi Persepsi

Sadar atau tidak sadar terhadap perubahan lingkungan eksternal atau internal

Impuls yang mencapai STB ->akan sebagai input untuk reflex spinal, seperti reflex peregangan

Impuls yang mencapai lower brain stem -> memperoleh reflex yang lebih kompleks, seperti perubahan kecepatan detak jantung atau napas.

Ketika impuls mencapai cerebral korteks, kita menjadi sadar akan stimulus sensorik dan bisa menempatkan dengan tepat dan mengidentifikasi sensasi seperti sentuhan, sakit, pendengaran atau rasa.

Kesadaran dan interpretasi dari sensasi dan juga fungsi utama cerebral cortex

Reseptor sensorik tertentu mengawasi tekanan darah di pembuluh darah

Karena impuls saraf menyampaikan informasi tekanan darah disebarkan ke pusat kariovaskular di medulla oblongata daripada ke cerebral korteks sehingga pembuluh darah dirasakan secara tidak sadar.

Page 9: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Umpan Balik

(Tortora, 2012)

Page 10: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Fungsi utama : mengevaluasi seberapa baik perpindahan yang dimulai oleh area motorik di serebrum

Ketika perpindahan dimulai oleh are serebral motor area tidak dilakukan dengan benar, serebelum mendeteksi ketidaksesuaian

Lalu, dia mengirim sinyal feedback ke area motorik cerebral cortex, lewat koneksi ke thalamus

Feedback signalsnya membantu membenarkan errornya, memuluskan pergerakannya, dan mengkoordinasi urutan kompleks dari kontraksi otot rangka

Selain itu, mengatur postur dan keseimbangan-> memungkinkan semua aktivias otot.

Serebelum

(Tortora, 2012)

Page 11: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

“Seat of intelligence” Kemampuan membaca, menulis, berbicara; menghitung dan menciptakan

musik; mengingat, merencanakan, dan membayangkan sesuatu yang ga pernah ada

Sensory areanya termasuk di persepsi informasi sensorik motor areanya mengontrol eksekusi dari pergerakan sadar association areanya mempunyai fungsi yang lebih kompleks yaitu memori, cirri-

ciri kepribadian, dan kecerdasan Basal nuclei membantu memulai dan mengakhiri pergerakan, menahan

pergerakan yang tidak diinginkan, dan mengatur muscle tone System limbic mendorong berbagai emosi-> sakit, kesenangan, kepatuhan,

kasih saying, taku, dan marah

Serebelum

(Tortora, 2012)

Page 12: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

2 fungsi utamanya Sebagai penghubung

untuk transmisi informasi antara otak dan tubuh sisanya

Mengintegrasikan aktivitas reflex antara input aferen dan output eferen tanpa otak(spinal reflex)

Medulla Spinalis

(Tortora, 2012)

Page 13: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Reseptor pada lengkung refleks saraf dan endokrin

(Silverthron, 2009)

Page 14: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Reseptor sel target bisa ada di nucleus, sitosol, atau di membran sebagai protein integral

Molekul sinyal yang lipofilik bisa difusi melalui fosfolipid bilayer dan terikat ke reseptor sitosolik atau reseptor nucleus

Aktivasi reseptor mengaktifkan gen dan memerintahkan nucleus untuk bikin RNAm baru(transkripsi) lalu translasi. Prosesnya lama dan respons selnya ga ter-notice dalam 1 jam atau lebih.

Molekul sinyal lipopobik tidak bisa difusi lewat membran. Bahkan, dia itu di cairan ekstrasel dan teikat ke protein reseptor pd sel membran. Umumnya, waktu responsnya sangat cepat, dalam milisekon sampai menit.

Endokrin

(Silverthron, 2009)

Page 15: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Dimulai pada reseptor sensorik (dapat berupa sel khusus atau dendrite dari saraf sensorik)

Stimulasi dari reseptor sensorik Stimulus yang tepat terjadi di daerah reseptif dari reseptor sensorik Transduksi stimulus Reseptor sensorik mengkonversi energi dalam stimulus ke potensial

bertingkat (graded potential) yang memiliki beragam ukuran. Generasi impuls saraf Potensial bertingkat memicu satu atau lebih impuls saraf yang

kemudian menyebar ke sistem saraf pusat. Integrasi dari input sensorik Daerah khusus dari sistem saraf pusat menerima dan mengintegrasi

impuls saraf sensorik. Sensasi sadar diintegrasikan di cerebral cortex. Contoh: melihat dengan mata, karena impuls sensorik disampaikan ke

daerah spesifik dari cerebral cortex.

Mekanisme Sensasi

Page 16: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Informasi sensori mencapai daerah kortikal yang tepat, pemrosesan informasi baru saja dimulai.

Jalur saraf meluas dari daerah sensorik menjadi area asosiasi yang tepat, yang mengintegrasikan pengelihatan, pendengaran, dan stimulus lainnya ke dalam persepsi (interpretasi otak dari stimulus sensorik)

Contoh: fotoreseptor pada mata menerima gelombang cahaya dengan frekuensi yang berbeda, tetapi kita menganggap gelombang dengan energi berbeda tersebut sebagai warna yang berbeda

Mekanisme Persepsi

Page 17: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Tidak dipelajari, tidak direncanakan, dan secara sukarela yang jalannya terdapat dalam sistem saraf setiap individu saat masa perkembangan

Ditentukan secara genetik Dapat disebut somatic / autonom Walaupun ada sejak lahir, terkadang refleks ini dapat

termodifikasi sesuai dengan pengalaman yang pernah dialaminya

Contoh: menarik tangan dari permukaan panas; refleks “knee jerk” (kaki bagian bawah menendang ketika tendon di tepi bawah tempurung lutut ditekan)

Refleks Bawaan dari Lahir (Inborn/Instrict)

Page 18: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis
Page 19: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

Dipelajari melalui pengulangan dan mungkin memiliki baik rangsangan maupun respons yang lebih rumit

Melalui mekanisme ingatan jangka panjang Disebut juga refleks terkondisi Contoh: tindakan refleks akibat mempelajari

cara naik sepeda atau menyetir mobilmenginjak rem saat keadaan darurat

Kebanyakan somatik karena melibatkan respons yang kompleks dari otot rangka

Refleks yang dipelajari(learned/acquired)

Page 20: Sistem saraf sebagai pengendali homeostasis

1. Silverthorn DU. Human Physiology. Fourth Edition edition. San Francisco, Calif.; London: Imprint unknown; 2009.]

2. Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. 7 edition. Australia ; United States: Cengage Learning; 2008. 928 p.

3. Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. Fundamentals of Anatomy & Physiology. 9th edition. San Francisco: Benjamin Cummings; 2011. 1264 p.

4. Tortora GJ. Principles of Anatomy and Physiology. 13th edition. Hoboken, NJ: Wiley; 2011. 1344 p.

Daftar Pustaka