pbl hipertensi dan hipotensi

58
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan yang di hadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta kurang nya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan prilaku hidup sehat. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu terus ditingkatkan upaya-upaya untuk memperluas jangkauan dan mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan mutu pelayanan kesehatan yang baik, berkelanjutan, dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga miskin rawan kesehatan/resiko tinggi. dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan, maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Melalui study kasus tentang hipertensi diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang penanganan dan pencegahan penyakit hipertensi. Hipertensi merupakan tekanan darah persistem atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastole di atas 90 mmhg, dounges 200:42. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) yang menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipotensi………

Upload: guruh-eri-setyawan

Post on 08-Feb-2016

123 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PBL komunitas Hipertensi

TRANSCRIPT

Page 1: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan kesehatan yang di hadapi sampai saat ini cukup kompleks,

karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta

kurang nya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan prilaku hidup sehat.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu terus ditingkatkan upaya-upaya untuk

memperluas jangkauan dan mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat

dengan mutu pelayanan kesehatan yang baik, berkelanjutan, dan dapat menjangkau

seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga miskin rawan kesehatan/resiko tinggi.

dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan,

ketidakmauan, maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah

kesehatannya.

Melalui study kasus tentang hipertensi diharapkan dapat memberikan

pengetahuan kepada masyarakat tentang penanganan dan pencegahan penyakit

hipertensi.

Hipertensi merupakan tekanan darah persistem atau terus menerus sehingga

melebihi batas normal dimana tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan

diastole di atas 90 mmhg, dounges 200:42. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007)

yang menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari

150 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg.

Hipotensi………

1.1. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan makalah ini ditujukan yakni sebagai berikut :

1.1.1. Tujuan umum, yaitu:

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan Asuhan

Keperawatan pada Hipertensi dan hipotensi Khususnya yaitu:

1. Mengetahui pengertian hipertensi

2. Mengetahui secara umum prevalensi hipertensi.

3. Mengetahui bagaimana epidemiolohi hipertensi

Page 2: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

4. Mengetahui etiologi hipertensi

5. Mengetahui secara umum patofisiologi sistemik dari hipertensi.

6. Memahami faktor resiko dari hipertensi.

7. Mengetahui klasifikasi hipertensi

8. Mengetahui manifestasi klinis hipertensi

9. Mengetahui Prognosa dari hipertensi.

10. Memahami diagnosadari hiportensi.

11. Mengetahui pengertian hiportensi

12. Mengetahui secara umum prevalensi hiportensi.

13. Mengetahui bagaimana epidemiolohi hiportensi

14. Mengetahui etiologi hiportensi

15. Mengetahui secara umum patofisiologi sistemik dari hiportensi.

16. Memahami faktor resiko dari hipotensi.

17. Mengetahui klasifikasi hiportensi

18. Mengetahui manifestasi klinis hiportensi

19. Mengetahui Prognosa dari hiportensi.

20. Memahami diagnosadari hiportensi.

1.3 Metode Penulisan

Dalam mendapatkan data dan informasi penulis mempergunakan metode sebagai

berikut :

1.3.1 Studi Pustaka

Metode ini digunakan dengan mencari literature mengenai Asuhan

Keperawatan Keperawatana : Hipertensi dan hipotensi di perpustakaan dan

buku referensi yang berfokus pada Empisema.

1.3.2 Browsing internet

Adapun metode ini merupakan dasar yang sangat penting yaitu dengan

mencari beberapa data mengenai hipertensi dan hipotensi dengan

membacanya melalui internet, agar penulis lebih mudah dalam membuat

makalah ini.

Page 3: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau

sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95

mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).

Pengertian hipertensi banyak dikemukan oleh para ahli. WHO

mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah di atas 160/95 mmhg,

sementara itu Smelttzer dan Bare (2002 : 896). Mengemukakan bahwa hipertensi

merupakan persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana

tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastole di atas 90 mmhg. Pendapat

yang sama juga diutarakan oleh dongues (2000:42). Pendapat senada juga

disampaikan oleh TIM POKJA RS harapan kita, jakarta (1993:199) dan Prof. Dr.

dr. Budhi Setiawnto (Depkes, 2007), yang menyatakan bahwa hipertensi adalah

kenaikan tekanan darah sistolik lebih lebih dari 150 mmhg dan tekanan diastolik

dari 90 mmhg.

Terdapat perbedaan batasan tentang hipertensi seperti diajukan oleh kaplan

(1990 :205) yaitu pria, usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan

darah waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90 mmhg, sedangkan pada usia

lebih dari 45 tahun dikatakan hipertensi bila tekanan darah diatas 145/95 mmhg.

Sedangkan pada wanita tekanan darah diatas sama dengan 160/95 mmhg. Hal yang

berbeda diungkapkan TIM POKJA RS Harapan kta (1993:198) pada usia di bawah

40 tahun dikatakan sistolik lebih dari 140 mmhg dan untuk usia 60-70 tahun

tekanan darah sistolik 150-155 mmhg masih dianggap normal. Hipertensi pada usia

lanjut didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih besar dari 140 mmhg dan atau

tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmhg ditemukan dua kai atau lebih pada dua

atau lebih pemeriksaan yang berbeda. (JNC )

Untuk usia kurang dari 18 tahun dikatakan hipertensi bila dua kali

kunjungan yang berbeda waktu didapatkan tekanandarah diastolik 90 mmhg atau

lebih, atau apabila tekanan darah sistolik pada beberapa pengukuran didapatkan

nilai mentap diatas 140 mmHg (R.p. Sidabutar dan Waguno P).

Page 4: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

Berdasarkan pebgertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari

140 mmHg dan atau diastolik lebih dari 90 mmHg.

2.2 Prevalensi Hipertensi

2.2.1 Jenis Kelamin

Dari hasil analisis menunjukan prevalensi hipertensi di indonesia

(32,2%) lebih tinggi dari temuan penelitian sebelumnya, 8.,12 peningkatan

prevalensi harus segera ditindaklanjuti dengan program pencegahan

hipertensi yang efektif. Hasil analisis lanjut ini juga mendapatkan kasus

hipertensi yang sudah terdiagnosisi oleh tenaga kesehatan atau telah minum

obat hipertensi masih rendah yaitu hanya 24,2% yang menunjukan 75,8%

kasus hipertensi dimasyarakat belum terjangkau pelayanan kesehatan.

Mengingat komplikasi yang ditimbulkan dari kasus hupertensi yang tidak

mendapat pengobatan yang adekuat misalnya terjadinya penyakit jantung

koroner, stroke, dan gagal ginjal 5-7,13.

Tingginya risiko pria untuk mengalami hipertensi sebagaiana yang

ditemukan dari hasil analisis ini, sejalan dengan temuan Zambir setiawan.

Pria lebih banyak mengalami kemungkinan hipertensi daripada wanita.

Seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok dan konsumsi akohol),

depresi dan rendahnya status pekerjaan, perasaan kurang nyaman terhadap

pekerjaan dan pengangguran. Demikian halnya pengaruh faktor pendidikan

dan pekerjaan. Hal ini diduga berkaitan dengan gaya hidup yang berkaitan

dengan status sosial. Mereka yang berpendidikan rendah berkaitan dengan

rendahnya kesadaran untuk berperilaku sehat dan rendahnya akses terhadap

sarana elayanan kesehatan. Sedangkan, masalah pekerjaan di duga berkaitan

dengan masalah psikologis yang berkaitan dengan lingkungan kerja.

2.2.2 UsiaHasil analisis mendapatkan faktor umur mempunyai resiko terhadap

hipertensi. Semakin meningkat umur responden semakin tinggi resiko

hipertensi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian lainnya yaitu, penelitian

Zamhir Setiawan yang menemukan semakin tinggi resiko hipertensi. Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian lainnya, yaitu penelitian Zamhir Setiawan

Page 5: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

yang menemukan bahwa prevalensi hipertensimakin meningkat seiring

dengan bertambahnya umur. Pada umur 25-44 prevalensi hipertensi sebesar

29%, pada umur 45-64 tahun sebesar 51% dan pada umus>65 Tahun

sebesar 65%. Penelitian Hasurungan pada lansia menemukan bahwa

dibanding umur 55-59 tahun, pada umur 60-64 tahun terjadi peningkatan

risiko hipertensi sebesar 2,18 kali, umur 65-69 tahun 2,45 kali dan umur >70

tahun 2,97 kali. Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur,

disebabkan oleh perubahan stuktur pada pembuluh darah besar, sehingga

lumen menjadi sempit dan dingding pembuluh darah menjadi kaku, sebagai

akibat adalah meningkatya tekanan darah sistolik.

2.3 Epidemiologi

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi

gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit

jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini

telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia

maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Semakin meningkatnya populasi

usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan

bertambah. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara

berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan

menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka

penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini (Armilawati et al,

2007). Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan

dan menunjukkan di daerah pedesaan masih banyak penderita yang belum

terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case finding maupun

penatalaksanaan pengobatannya. Jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian

besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar

antara 6 sampai dengan 15%, tetapi angka prevalensi yang rendah terdapat di

Ungaran, Jawa Tengah sebesar 1,8% dan Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya,

Irian Jaya sebesar 0,6% sedangkan angka prevalensi tertinggi di Talang Sumatera

Barat 17,8% (Wade, 2003).

Page 6: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

2.4 Etologi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan

besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 ) :

1. Etiologi yang dapat diubah yaitu :

a. Obesitas: Seiring dengan peningkatan berat badan, tekanan darah

meningkat. Obesitas didefinisikan sebagai memiliki indeks massa tubuh

(BMI) lebih besar dari 30 kg/m. Orang yang obesitas dua sampai enam

kali lebih mungkin untuk mengalami tekanan darah tinggi daripada

orang-orang yang berat badannya dalam kisaran yang sehat.

b. Sensitivitas garam: Beberapa orang memiliki sensitivitas tinggi terhadap

natrium (garam), dan meningkatkan tekanan darah mereka jika mereka

menggunakan garam. Mengurangi asupan natrium cenderung penyebab

darah tinggi/ hipertensi.

c. Alkohol: Minum lebih dari 1-2 minuman alkohol per hari cenderung

meningkatkan tekanan darah pada mereka yang sensitif terhadap alkohol.

d. Pil KB (penggunaan kontrasepsi oral): Beberapa wanita yang minum pil

KB mengalami tekanan darah tinggi.

e. Kurangnya latihan (aktivitas fisik): gaya hidup memberikan kontribusi

terhadap perkembangan obesitas dan tekanan darah tinggi.

f. Obat-obatan: Obat-obatan tertentu, seperti amfetamin (stimulan), pil

diet/obat pelangsing, dan beberapa obat yang digunakan untuk gejala flu

dan alergi seperti pseudoefedrin, cenderung menaikkan tekanan darah

sehingga dikatakan sebagai faktor penyebab hipertensi.

2. Etiologi yang tidak dapat di ubah yaitu :

a. Usia: Semakin tua seseorang, semakin besar kemungkinan

ia akan mengalami tekanan darah tinggi, terutama meningkatkan

pembacaan sistolik. Hal ini terutama disebabkan oleh arteriosklerosis,

atau "pengerasan pembuluh darah."

b. Ras: Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa orang

Amerika Afrika mengalami penyebab tekanan darah tinggi lebih tinggi

daripada Kaukasia.

c. Status sosial ekonomi: tekanan darah tinggi ditemukan

lebih umum di antara kelompok sosial ekonomi yang kurang

berpendidikan dan lebih rendah.

Page 7: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

d. Riwayat keluarga (keturunan): Kecenderungan untuk

memiliki tekanan darah tinggi muncul untuk berjalan dalam keluarga

yang pernah menderita.

e. Gender: Umumnya pria memiliki kemungkinan lebih

besar meningkatnya tekanan darah tinggi daripada wanita. kemungkinan

ini bervariasi menurut umur dan di antara berbagai kelompok etnis.

Menurut Yayasan Jantung Indonesia (2007) menambahkan bahwa

penyebab hipertensi dapat dibedakan menurut jenis hipertensi yaitu

hipertensi primer (essensial) merupakan tekanan darah tinggi yang

disebabkan karena retensi air dan garam yang tidak normal, sensitifitas

terhadap angiotensin, obesitas, hiperkolestroemia, emosi yang

terganggustress dan merokok. Sedangkan hipertensi sekunder merupakan

tekanan darah tinggi yang disebabkan karena penyakit kelenjar adrenal,

penyakit ginjal, toximia gravidarum, peningkatan tekanan intra crnial, yang

disebabka tumor otak, dan pengaruh obat tertentu misal obat kontrasepsi.

2.5 Patofisiologi

Menurur Smeltz dan Bare (2002 : 898) mengatakan bahwa mekanisme yang

mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor pada

medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik yang

berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolomna medulla kegangglia

simpatis di torax dan abdomen, rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk inplus yang bergerak ke bawah melalui sistem syaraf simpatis. Pada titik

ganglion ini neuron prebanglion melepaskan aseah melalui sistem syaraf simpatis.

Pada titik ganglion ini neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang merangsang

serabut saraf paska gangglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya

nere frineprine mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.

Factor dari kecemasan dan ketakutan dapat mempengaryhi espon pembuluh

darah terhadap rangsang vasokontriktif yang menyebabkan vasonkontriksi

pembuluh darah akibat darah yang keginjal menjadi berkuang/menurun dan

berakibat diproduksinya rennin, renin akan merangsang pembentukan angiotensasi

I yang kemudian diubah menjadi angiontesis ii yang merupakan vasokotriktor yang

kuat yang merangsang sekresi aldesteron oleh cirteks drenal dimana hormone

Page 8: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

aldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan

menyebabkan penngkatan volume cairan intra vaskuler yang menyebabkan

hipertensi.

Gambar :

2.6 Faktor Resiko

a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:

1) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.Namun

wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita

yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang

berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL).

Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam

mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen

Page 9: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia

premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi

sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari

kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut

berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang

umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian

didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin

wanita sekitar 56,5%. (Anggraini , 2009). Hipertensi lebih banyak terjadi

pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak

menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi

adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah

menopause (Marliani, 2007).

2) Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi

orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari

orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani

secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai

menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar tepat.

Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut.

Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini

disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause. Hanns Peter

(2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah

produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama,

terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan

mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu

kehilangan dayapenyesuaian diri.

3) Keturunan (Genetik)

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan

keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan

dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara

potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi

mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada

orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu

didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi

Page 10: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

dalam keluarga (Anggraini dkk, 2009). Seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya

adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).

b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:

1) Obesitas

Pada usia + 50 tahun dan dewasa lanjut asupan kalori mengimbangi

penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya

berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.

Kelompok lansia dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti

artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008).

Indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah,

terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita

hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi

ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan lebih.

2) Kurang olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit

tidak menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan

tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi)

dan melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus

melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu

Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi karena

bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif

cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka

harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering

jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak

arteri (Rohaendi, 2008).

3) Kebiasaan Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat

dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko

terjadinya stenosis arteri renal yang mengalamiateriosklerosis. Dalam

penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans

Page 11: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

and Women’s Hospital, Massachussettsterhadap 28.236 subyek yang

awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36%

merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok

perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek

terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam

penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek

dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari (Rahyani, 2007).

4) Mengkonsumsi garam berlebih

Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)

merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko

terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak

lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari.

Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di

dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan

intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.

Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan

meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya

hipertensi. (Hans Petter, 2008).

5) Minum alkohol

Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung

dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol

berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani, 2007).

6) Minum kopi

Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi

mengandung 75 – 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut

berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.15

7) Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf

simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara

intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal

Page 12: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan

lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan

dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal

di kota (Rohaendi, 2003). Menurut Anggraini (2009) mengatakan stres

akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung

sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini

dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan

karakteristik personal.

2.7 Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi juga banyak diungkapkan oleh para ahli, diantaranya WHO

menetapkan klasifikasi hipertensi menjad tiga tingkat yaitu :

1. Tingkat I

Tekanan darah meningkat tanpa gejala-gejala dari gangguan atau kerusakan

sistem kardiovaskuler.

2. Tingkat II

Tekanan darah dengan gejala hipertrofi kardiovaskular, tetapi tanpa adanya

gejala-gejala kerusakan atau gangguan dari alat atau organ lain.

3. Tingakt III

Tekanan darah meningkat dengan gejala-gejala yang jelas dari kerusakan dan

gangguan faal dari target organ.

Sedangkan JVC VII, klasifikasi hipertensi adalah :

a. Kategori Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)

b. Normal < sbp = “sistole” = pressure =”DBP”>= 160 dan DBP>=100

(mmHg)

Menurut TIM POKJA RS Harapan Kita, Jakarta, membagi hipertensi 6

tingkat yaitu hipertensi perbatasan (Borderline) yaitu tekanan darah diastolik,

normal kadang 90-100mmHg. Hipertensi ringan tekanan diastolik 90-140

mmHg. Hipertensi sedang tekanan darah diastolik 105-114 mmHg. Hipertensi

berat tekanan darah diastolik >115 mmHg. Hipertensi maligna/krisis yaitu

tekanan darah diastolik lebih sari 120 mmhg yang disertai gangguan fungsi

target organ. Hipertensi sistolik yaitu tekanan darah sistolik lebih dari 160

mmHg.

Page 13: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

Pada hipertensi krisis dibagi menjadi 2, menurut melalui TIM POKJA

RS Harapan Kita (2003 :630 yaitu hipertensi emergensi akut, memnbahayakan

jia, hal terjadi karena disfungsi atau kerusakan organ target. Yang kedua adalah

hipertensi urgensi yaitu hipertensi berat tanpa ada gangguan organ target akan

tetapi tekanan darah perlu diturunkan dengan segera atau secara bertahap dalam

waktu 24-48 jam, sebab penurunan tekanan darah dengan cepat akan

menimbulkan efek ischemik pada organ tarket.

2.8 Manifestasi Klinis

Menurut TIM POKJA RS Harapan Kita (2003 :64) mengemukakan bahwa

manifestasi klinik yang sering tiak tampak. Pada beberapa pasien mengeluh sakit

kepala, pusing, lemas, sesak nafas, kelelahan, kesadaran menurun, mual, gelisah,

muntah, kelemahan otot, epiktaksis bahkan ada yang mengalami perubahan mental.

FKUI (1990 : 210) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) hipertensi esensial

kadang tanpa gejala dan baru timbul gejala terjadi komplikasi pada orga target

seperti ginjal, mata, otak dan jantung. Namun terdapat pasien yang mengalami

gejala dengan sakit kepala, epiktaksis.

2.9 Prognosa

Usia, ras, jenis kelamin, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, hiperkolesterole-mia,

intoleransi glukosa dan berat badan, semuanya mempengaruhi prognosis dari penyakit

hipertensi esensial pada lansia. Semakin muda seseorang terdiagnosis hipertensi

pertama kali, maka semakin buruk perjalanan penyakitnya apalagi bila tidak ditangani

(Fauci AS et al, 1998).

Di Amerika serikat, ras kulit hitam mempunyai angka morbiditas dan mortalitas

empat kali lebih besar dari pada ras kulit putih. Prevalensi hipertensi pada wanita pre-

menopause tampaknya lebih sedikit dari pada laki-laki dan wanita yang telah

menopause. Adanya faktor resiko independen (seperti hiperkolesterolemia, intoleransi

glukosa dan kebiasaan merokok) yang mempercepat proses aterosklerosis meningkatkan

angka mortalitas hipertensi dengan tidak memperhatikan usia, ras dan jenis kelamin

(Fauci AS et al, 1998).

Page 14: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

2.10 Diagnosa

No Diagnosa Medis Diagnosa Keluarga / Gerontik

Diagnosa Komunitas

1. Hipertensi Peningkatn penyakit

hipertensi di desa

suka asih Rt/Rw

01/06 berhubngan

dengan

ketidaktahuan

masyarakat dalam

merawat keluarga

2 Resiko tinggi

terjadinya

komplikasi pada

masyarakat/penderita

hipertensi Di RT 1

RW 6 kelurahan

Suka Asih

berhubungan dengan

ketidaktahuan

masyarakat/penderita

hipertensi untuk

melakukan

perawatan

lingkungan tentang

hipertensi.

Page 15: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

2.11 Penanganan Masalah Kesehatan

No Medis Komplementer terapi: al : Herbal

1 1. Alpa

2. Blocker

3. Clonidin

4. Vasodilator

5. Diuretika

6. beta blocker.

a. Diet

b. Latihan fisik

c. Menghindari factor

resiko

d. Edukasi psikologis

e. Tekhnik biofeedback

f. Tekhnik relaksasi

g. Pendidikan kesehatan

h. Hindari merokok

i. Pemberian obat herbal

seperti ;

a. Mentimun

b. belimbing

2.12 Sistem Rujukan

2.13 Promosi Kesehatan pada Masalah Kesehatan (Kasus)1. Primer

Page 16: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

Semua aktivitas yang diajukan untuk pencegah timbulnya tekanan darah tinggi yang berisiko untuk jadi hipertensi atau pada populasi umum.

2. SekunderMenemukan pengidap hipertensi sedini mungkin, misalnya dengan melakukan pemeriksaan tekanan darh seminggu dua kali pada populasi yang beresiko tinggi. Dengan demikian pasien hipertensi yang sebelumnya tidak terdiagnosis dapat terjaring, hingga dengan demikian dapat dilakukan upaya untuk mencegah komplikasi atau kalaupun sudah ada komplikasi masih reversibel.

3. Tertier

Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan akibat komplikasi

itu, usaha ini meliputi :

a. Mencegah terjadinya komplikasi

b. Mencegah progresi daripada komplikasi itu supaya tidak menjadi

kegagalan organ.

c. Mencegah kecacatan tubuh.

Page 17: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus

Kelurahan Suka Asih Di RT 01 RW 06 terdapat penduduk yang

menderita hipertensi berjumlah 330 orang, 45 % wanita yaitu sebanyak 130

orang dan 55 % laki-laki sebanyak 180 orang. Dari jumlah penduduk yang

menderita hipertensi tersebut sebanyak 150 orang (70 %) usia lansia dan 30%

usia dewasa sebanyak 90 orang,. Dari penduduk yang menderita hipertensi

sebanyak 219 orang (70%), sangat sedikit sekali penderita hipertensi mengetahui

apa itu hipertensi dan bangaimana menjaga lingunganya dengan baik, hanya 50

orang (10%) ke tenaga kesehatan, dikarenakan penghasilan rata rata lansia <

UMR sebanyak 150 kepala kelurga. Masyarakat di desa tersebut memiliki

pendidikan yang kurang, terdapat lulusan SD sebanyak 135 orang, lulusan SLTP

sebanyak 90 orang. Dan terdapat masyarakat di desa kelurahan suka asih

mempunyai darah rendah (hipotensi) berjumlah 100, 60% wanita yaitu 60 orang

dan 40% laki-laki sebanyak 40 orang. Sangat sedikit sekali masyarakat yang

mengenal makanan sehat untuk menurunkan darah rendah hipotensi. Asuhan

keperawatan ini menggunakan proses keperawatan yang meliputi pengkajian

status kesehatan masyrakat, rumusan diagnosa keperawatan dan perencanaan

asuhan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan juga dapat melibatkan

kader kesehatan tokoh masyarakat dan pimpinan wilayah tersebut.

3.2 Peran Perawat

1. Sebagai pemberi pelayanan dimana perawat akan memberikan pelayanan

keperawatan langsung adan tidak langsung pada klien dengan mengunakan

Page 18: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

pandekatan proses keperawtan pada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

2. Sebagai pendidik, perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada klien

dengan resiko tinggi atau dan kader kesehatan.

3. Sebagai pengelola perawat akan merencanakan, mengorganiasasi,

menggrakkan dan mengevaluasi pelayanan keperawatan baik langsung maupun

tidak langsung dan menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan

keperawatan komunitas.

4. Sebagai konselor, perawat akan memberikan konseling atau bimbingan kepada

kader, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan komunitas dan

kesehatan ibu dan anak.

5. Sebagai pembela klien (advocator) perawat harus melindungi dan memfasilitasi

keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan komunitas.

6. Sebagi penilti perawat melakukan penelitian untuk mengembangkan

keperawatan komunitas dalam rrangka mengefektifkan desa siaga.

3.3 Data Inti komunitas meliputi ;

1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

A. Lokasi        :

1) Propinsi daerah tingkat 1         : Jawa Barat

2) Kabupaten/ kotamadya            : Bandung

3) Kecamatan                              : Cileunyi

4) Kelurahan                                : Suka Asih

5) Rw                                          : 01

6) Rt                                            : 06

7) Luas wilayah                            : 5.110 m2

8) Batas wilayah/wilayah

a) Utara                                        : Jalan raya asri

b) Selatan                                     : RT 02 /RW 04

c) Barat                                        : RT 08

d) Timur                                       : RT 15/ RW 03

e) Keadaan tanah menurut pemanfaatannya

f) Pemukiman                              : 4550 m2.

Page 19: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

2. Data demografi

a. Jumlah penderita hipertensi           : 330 orang

b. Jumlah penderita TB Paru             : 65 orang

c. Jumlah penderita asma                  : 20 orang

d. Jumlah penderita DM                    : 100 orang

A. Berdasarkan jenis kelamin

1) Laki-laki                       : 180 orang (55 %)

2) Perempuan                  :  130 orang (45 %)

B. Berdasarkan kelompok penderita hipertensi

1) Anak-anak                   : -

2) Remaja                         : -

3) Dewasa                        : 330 orang (50 %)

4) Lansia                           : 90 orang (30 %)

5) Ibu hamil                      : -

C. Berdasarkan agama

1) Islam                            : 20 orang (80%)

2) Kristen                         : 30 orang (10%)

3) Hindu                           : 15 orang (5%)

4) Budha                          : 15 orang (5%)

5) Konghucu                    : -

6) Katolik                         : -

D. Berdasarakan suku bangsa

1) Jawa                             : 210 orang (70%)

2) Madura                        : 75 orang (25%)

3) Sunda                          : 9 orang (3%)

4) WNI keturunan           : 6 orang (2%)

3. Jumlah penderita hipertensi : 330 orang

1. Suku bangsa

a) Jawa                        : 231 orang (70%)

b) Sunda                      : 10 orang (3%)

c) WNI keturunan       : 7 orang (2%)

2. Status perkawinan

Page 20: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

a) Kawin                     : 195 orang (65%)

b) Tidak kawin            : 60 orang (20%)

c) Duda                       : 30 orang (10%)

d) Janda                       : 15 orang (5%)

Data sub sistem

1. Data lingkungan fisik

A. Sumber air dan air minum

1) Penyediaan Air bersih

a) PAM                                       : 180 orang (60%)

b) Sumur                                      : 120 orang (40%)

c) Sungai                                     : -

2) Penyediaan air minum

a) PAM                                 : 150 orang (50%)

b) Sumur                                : 90 orang (30%)

c) Sungai                               : -

d) Lain-lain/air mineral          : 60 orang (20%)

3) Pengolahan air minum.

a) Masak                                : 300 orang (100%)

b) Tidak dimasak                   : -

4) Pengelolaan air minum

a) Selalu dimasak                  : 300 orang (100%)

b) Air mentah                        : -

B. Saluran pembuangan air/sampah

1) Kebiasaan membuang sampah

a) Diangkut petugas              : 30%

b) Dibuang sembarangan       : 70%

2) Pembuangan air limbah

a) Got/parit                            : 100%

b) Sungai                               : -

3) Keadaan pembuangan air limbah

a) Baik/lancar                        : 25%

Page 21: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

b) Kotor                                 : 75%

C. Jamban

1) Kepemilikan jamban .

a) Memiliki jamban               : 80%

b) Tidak memiliki jamban     : 20%

2) Macam jamban yang dimiliki.

a) Septitank                           : 75%b) Disungai                            : 25%

3) Keadaan jamban a) Bersih                                : 45%b) Kotor                                 : 55%

D. Keadaan rumah1) Tipe rumah

a) Tipe A/permanen              : 210 orang (70%)

b) Tipe B/semipermanen       :  75 orang (25%)

c) tipe C/tidak permanen       :  15 orang (5%)

2) Status rumah

a) Milik rumah sendiri           : 180 orang (60%)

b) Kontrak                             : 120 orang (40%)

3) Lantai rumah

a) Tanah                                : 30 orang (10%)

b) Papan                                : 90 orang (30%)

c) Tegel/keramik                   : 180 orang (60%)

4) Ventilasi a) Ada                                   : 240 orang (80%)

b) Tidak ada                          : 60 orang (20%)

5) Luas kamar tidur a) Memenuhi syarat               : 180 orang (60%)

b) Tidak memenuhi syarat     : 120 orang (40%)

6) Penerangan rumah oleh matahari a) Baik                                   : 120 orang (40%)

b) Cukup                               : 150 orang (50%)

c) Kurang                              :  30 orang (10%)

7) Halaman rumah

Kepemilikan pekarangan

a) Memiliki                            : 240 orang (80%)

b) Tidak memiliki                  : 60 orang (20%)

Page 22: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

8) Pemanfaatan pekarangan

a) Ya                               : 270 orang (90%)

b) Tidak                           : 30 orang (10%)

2. Fasilitas umum dan kesehatan

A. Fasilitas umum

1)  Sarana kegiatan kelompok

a) Karang taruna                  : 1 kelompok

b) Pengajian                         : 2  kelompok

c) Ceramah agama               : 1  kelompok

d) PKK                                 : 1 kali per bulan

2)   Tempat perkumpulan umum

a) Balai desa                          : ada (1 buah)

b) Dukuh                               : ada (1 buah)

c) RW                                    : ada (1 buah)

d) RT                                     : ada (1 buah)

e) Masjid/Mushola                : ada (2 buah)

B. Fasilitas kesehatan

1)      Pemanfaatan fasilitas kesehatan

a) Puskesmas                          : 150 orang (50%)

b) Rumah sakit                       : 50 orang (16,6%)

c) Para dokter swasta             : 25 orang (8,3%)

d) Praktek kesehatan lain       : 75 orang (25%)

2)    Kebiasaan check up kesehatan

a) Rutin tiap bulan                 : 90 orang (30%)

b) Jarang                                : 210 orang (70%)

3). Ekonomi

A. Karekteristik pekerjaana) PNS/ABRI                        : 60 orang  (20%)

b) Pegawai swasta                 : 60 orang  (20%)

c) Wiraswasta                        : 30 orang  (10%)

Page 23: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

d) Buruh tani/pabrik              :150 orang (50%)

B. Penghasilan rata-rata perbulan

a) < dari UMR                       : 150 orang (50%)

b) UMR  – 1.000.000,00        :  90 orang (30%)

c) > dari UMR                       :  60 orang (20%)

C. Pengeluaran rata-rata perbulan

a) < dari UMR                       : 165 orang (55%)

b) UMR  – 1.000.000,00        : 105 orang (35%)

c) > dari UMR                       :  30 orang (10%)

D. Kepemilikan usaha

a) Toko                                  :  30 orang (10%)

b) Warung makanan            :  15 orang (5%)

c) UKM                                 :   9 orang (3%)

d) Tidak punya                      : 246 orang (82%)

4. Keamanan dan transportasi

A. Keamanan

1) Diet makan

a) Kebiasaan makan makanan manis : 70%   ( 210 org )

b) Kebiasaan makan makanan berlemak       : 20%   (   60 org )

c) Lain-lain                                                    : 10%   (   30 org )

2) Kepatuhan terhadap diet

a) Patuh                                                         : 25%   (  75  org )

b) Kadang-kadang                                         : 30%   (  90  org )

c) Tidak patuh                                               : 45%   ( 135 org )

B. Kebiasaan berolah raga

a) Sering                                                        : 15%   (  45 org  )

b) Kadang-kadang                                         : 40%   ( 120 org )

c) Tidak pernah                                             : 45%   ( 135 org )

C. Kebiasaan sehari-hari

1) Memakai alas kaki

a) Setiap saat                                           : 60%   ( 180 org )

b) Saat di luar rumah                               : 30%   (  90 org  )

Page 24: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

c) Jarang memakai                                   : 10%   (  30 org  )

2) Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur

a) Sering                                                        : 10%    (  30 org )

b) Kadang-kadang                                         : 15%    (  40 org )

c) Tidak pernah                                             : 75%    ( 225 org )

D. Transportasi

1) Fasilitas transportasi                      : Jalan raya, angkutan umum, ambulan

2) Alat transportasi yang dimiliki

a) Sepeda                               : 90 orang (30%)

b) Motor                                : 120 orang (40%)

c) Mobil                                 : 6 orang (2%)

d) Lain-lain/ becak                 : 84 orang (28%)

3) Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat

a) Angkutan umum                     : 165 orang (55%)

b) Kendaraan pribadi                   : 135 orang (45%)

5. Politik dan pemerintahan

A. Struktur organisasi : ada

1) Terdapat kepala desa dan perangkatnya.

2) Ada organisasi karang taruna

B. Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna, panti,

posyandu)

C. Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan        : ada yaitu

puskesmas

D. Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit hipertensi   : belum ada

E. Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan                : belum ada

6. Sistem komunikasi

A. Fasilitas komunikasi yang ada

a) Radio                                 :  225 orang (75 %)

b) TV                                     : 165 orang (55 %)

c) Telepon/handphone           : 120 orang (40 %)

d) Majalah/koran                   : 135 orang (45%)

B. Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok DM

Page 25: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

a) Poster  tentang hipertensi                       : ada

b) Pamflet tentang penanganan hipertensi       : ada

c) Leaflet tentang penanganan hipertensi         : ada

C. Kegiatan yang menunjang kegiatan hipertensi

a) Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas kesehatan

dari Puskesmas             : ada tapi jarang

7. Pendidikan

A. Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan formal

a) SD                                           : 135 orang (45%)

b) SLTP                                       : 90 orang (30%)

c) SLTA                                      : 60 orang (20%)

d) Perguruan tinggi                      : 15 orang (5%)

8. Rekreasi

A. Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan alun – alun.

B. Ada program setahun sekali diadakan program wisata bersama kader

kesehatan RT 01  RW 06 Kelurahan Suka Asih.

3.4 Analisa Data

No Pengelompokan Data Etiologi Masalah1. Ds  :

Dari hasil wawancara di dapat sangat sedikit masyarakat ang mengetahu tentang hipertensi.

Do  :

- . Masyarakat di desa tersebut memiliki pendidikan yang kurang, terdapat lulusan SD sebanyak 135 orang, lulusan SLTP sebanyak 90 orang

- Penyuluhan kader dari masyarakat dan petugas kesehatan dari puskesmas jarang ada.

Pengetahuan yang kurang

Ketidaktahuan terhadap hipertensi Di RT 01 RW 06 kelurahan Suka Asih

Page 26: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

2. Ds:

Dari hasil wawancara didapat

ketidak patuhan masyarakat

untuk melaksanakan check up

kesehatan sebanyak 50 orang

(10%)

Do:

- Sebanyak 210 orang jarang check up/bulan

-Lulusan SD sebanyak 135 orang

- Penghasilan < UMR sebanyak

150 orang

Faktor penghasilan

yang rendah

Ketidakpatuhan

masyarakat/penderita

hipertensi

melaksanakan check

up kesehatan  Di RT

01 RW 03 kelurahan

Suka Asih

3.5 Diagnosa Keperawatan

1. Peningkatn penyakit hipertensi di desa suka asih Rt/Rw 01/06 berhubngan

dengan ketidaktahuan masyarakat dalam merawat keluarga.

2. Resiko tinggi terjadinya komplikasi pada masyarakat/penderita hipertensi Di

RT 1 RW 6 kelurahan Suka Asih berhubungan dengan ketidaktahuan

masyarakat/penderita hipertensi untuk melakukan perawatan lingkungan

tentang hipertensi.

Page 27: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

3.6 Prioritas Masalah

No Diagnosa keperwatan Pentingnya Penyelesaian Masalah

1 : rendah

2 : sedang

3 : tinggi

Perubahan positif untuk penyelesaian di komunitas

0 : tidak ada

1 : rendah

2 : sedang

3 : tinggi

Penelesaian untuk peningkatan kualitas hidup

0 : tidak ada

1 : rendah

2 : sedang

3 : tinggi

Score

1. Peningkatn penyakit

hipertensi di desa

suka asih Rt/Rw

01/06 berhubngan

dengan ketidaktahuan

masyarakat dalam

merawat keluarga.

3 3 3 9

2. Resiko tinggi

terjadinya

komplikasi

pada

masyarakat/pend

erita hipertensi

Di RT 1 RW 6

kelurahan Suka

Asih

berhubungan

dengan

ketidaktahuan

masyarakat/pend

erita hipertensi

untuk

3 3 1 7

Page 28: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

melakukan

perawatan

lingkungan

tentang

hipertensi.

Page 29: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

3.3 Rencana Penanganan Masalah Kesehatan Melalui Peran Perawat (NCP)

N

o

Dx Keperawatan

Komunitas

Tujuan Indicator

pencapaian

(dalam

presentase)

Sasaran Rencana

Kegiatan

Hari,

tanggal

Tempat Metode Media Evaluasi

Kriteria Standar

1. Peningkatn

penyakit

hipertensi

di desa

suka asih

Rt/Rw

01/06

berhubngan

dengan

ketidaktahu

an

masyarakat

dalam

merawat

keluarga :

Terdapat

orang

lansia

Tujuan Umum:

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 6

minggu

diharapkan

penderita

hipertensi

berkurang dari

50% menjadi

30%

Tujuan khusus:

Setelah

mengikuti

penyuluhan

selama 3x 60

1. 30%

warga yang

mengalami

hipertensi

mengerti

tentang :

Penyakit

hipertensi.

Tanda dan

gejala

hipertensi.

Pencegaha

n

hipertensi

Pola

makan

yang baik

1. Kader

kesehatan

masyarakat

dan

masyarakat

yang

menderita

hipertensi.

2. Semua

penderita

hipertensi

di RT 01

RW 06

kelurahan

Suka asih.

1. Bina

hubungan

saling

percaya

dengan

masyarakat

2. Lakukan

pendidikan

kesehatan

tentang

pola makan

yang baik

dan sehat

untuk

penderita

hipertensi

Jumat,

15 April

2014

Balai

Desa

Penyuluhan LCD, Toa,

laptop,

flipchart,

power-

point

Verbal - Memberikan penjelasan

tentang penyakit

hipertensi

- Memberikan Penjelasan

tentang pola makan

yang baik dan benar

untuk penderita

hipertensi.

- Memberikan penjelasan

tentang lingkungan

yang baik terhadap

penyakit hipertensi.

Page 30: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

(70%)

mengalami

hipertesi di

kelurahan

Suka asih.

Keluraha

n Suka

Asih Di

RT 01

RW 06

terdapat

penduduk

yang

menderit

a

hipertensi

berjumla

h 330

orang,

45 %

menit

masyarakat

suka asih

mampu

memahami:

Pengertian

hipertensi

Tanda dan

gejala

hipertensi

Pencegaha

n

hipertensi

Pola

makan

yang baik

untuk

penderita

hipertensi.

untuk

penderita

hipertensi.

Page 31: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

wanita

yaitu

sebanyak

130

orang dan

55 %

laki-laki

sebanyak

180

orang.

2 Resiko tinggi

terjadinya

komplikasi pada

masyarakat/pend

erita hipertensi

Di RT 1 RW 6

kelurahan Suka

Asih

berhubungan

dengan

ketidaktahuan

Tujuan

Umum :

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

dalam waktu 6

minggu tidak

terjadi tanda -

tanda

komplikasi

2 10% wrga

pengidap

hipertensi

mau berobat

memeriksak

an

kesehatanny

a ke tenaga

kesehatan

1. Semua

penderita

hipertensi

di RT 01

RW 06

kelurahan

Suka

Asih

1. Berikan

health

education

pada

penderita

hipertensi

tentang cara

pencegahan

terjadinya

komplikasi

hipertensi.

Jumat,

15 April

2014

Balai

Desa

Penyuluhan LCD, Toa,

laptop,

flipchart,

power-

point

Verbal

dan

Afektif

1. Memberikan penjelasan

tentang pencegahan

terjadinya komplikasi

Hipertensi.

2. Mengajarkan cara

merawat penyakit hipertensi

agar tidak terjadi

komplikasi.

3. Mengajarkan penderita

untuk menanam tanaman

herbal.

Page 32: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

masyarakat/pend

erita hipertensi

untuk melakukan

perawatan

lingkungan

tentang

hipertensi.

berhubungan

dengan :

Kelura

han

Suka

Asih

Di RT

01

RW

06

terdap

at

pendu

pada penderita

Tujuan

Khusus :

Setelah

mengikuti

penyuluhan

selama 3x 60

menit

masyarakat

suka asih

mampu

memahami:

Cara

pencegahan

terjadinya

komplikasi

pada

hipertensi.

Penderita

hipertensi

mengerti

cara

2. Ajarkan

kepada

penderita

hipertensi

maupun

keluarganya

merawat

penyakit

hipertensi di

rumah.

3. Menganjurk

an penderita

hipertensi

untuk

menanam

tanaman

herbal

Page 33: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

duk

yang

mende

rita

hiperte

nsi

berju

mlah

330

orang,

45 %

wanita

yaitu

sebany

ak 130

orang

dan 55

%

laki-

perawatan di

keluarga.

Mengajukan

penderita

hipertensi

untuk

menanam

tanaman

herbal

seperti

mentimun

dan

belimbing.

Page 34: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

laki

sebany

ak 180

orang.

Page 35: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan

penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat

dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga

membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu.

Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitasnya

(kematian) yang tinggi.

Kelurahan Suka Asih Di RT 01 RW 06 terdapat penduduk yang menderita

hipertensi berjumlah 330 orang, 45 % wanita yaitu sebanyak 130 orang dan 55 %

laki-laki sebanyak 180 orang. Dari jumlah penduduk yang menderita hipertensi

tersebut sebanyak 150 orang (70 %) usia lansia dan 30% usia dewasa sebanyak 90

orang,. Dari penduduk yang menderita hipertensi sebanyak 219 orang (70%),

sangat sedikit sekali penderita hipertensi mengetahui apa itu hipertensi dan

bangaimana menjaga lingunganya dengan baik, hanya 50 orang (10%) ke tenaga

kesehatan, dikarenakan penghasilan rata rata lansia < UMR sebanyak 150 kepala

kelurga. Dan terdapat masyarakat di desa kelurahan suka asih mempunyai darah

rendah (hipotensi) berjumlah 100, 60% wanita yaitu 60 orang dan 40% laki-laki

sebanyak 40 orang.

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat sebagian besar belum terlalu

mengetahui Hipertensi dan bagaimana cara merawat keluarga dengan penyakit

hipertensi dan hipotensi.

Page 36: PBL Hipertensi Dan Hipotensi

DAFTAR PUSTAKA

Ode, Sarif La. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : uha Medika

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru, Jakarta : Gramedia

Nugroho, Irmawan Andri. 2012. Efektifitas pijat refleksi kaki dan hipnotreapi terhadap

penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Jurnal ilmiah kesehatan

keperawatan, volume 8, no.2 juni 2012.

Rahajeng, Ekawati. 2009. Prevalensi hipertensi dan determinannya di indonesia. Maj

kedokteran indonesia, volume : 59, nomor : 12, desember 2009.

Sugiharto, aris. 2007. Faktor-faktor resiko hipertensi grade 1 pada masyarakat.

Chandrasoma, P., Taylor, C. R. 2005. Ringkasan Patologi Anatomi. Jakarta: EGC