pbl hemofili

Upload: keyko-septiyanti

Post on 06-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    1/21

    Hemostatis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara spontan,

    proses dimana darah dalam sistem sirkulasi tergantung dari kontribusi dan interaksi dari 5

    faktor, yaitu dinding pembuluh darah, trombosit, faktor koagulasi, sistem fibrinolisis, dan

    inhibitor.

    Hemostasis bertujuan untuk menjaga agar darah tetap cair di dalam arteri dan vena,

    mencegah kehilangan darah karena luka, memperbaiki aliran darah selama proses

    penyembuhan luka. Hemostasis juga bertujuan untuk menghentikan dan mengontrol

    perdarahan dari pembuluh darah yang terluka.

    Hemostasis terdiri dari 3 tahap:

    1. Hemostasis primer. Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi

    hemostasis primer. Hemostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan

    trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Hemostasis

    primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika hemostasis primer belum cukup

    untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju hemostasis sekunder.

    2. Hemostasis Sekunder. Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain,

    vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Maka,

    terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi. Hemostasis

    sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Hemostasis sekunder ini bersifat

    delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka

    proses berlanjut ke hemostasis tersier.

    3. Hemostasis Tersier. Hemostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas

    koagulasi tidak berlebihan. Hemostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.

    Hemostasis merupakan peristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau

    robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi

    pembuluh darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan

    melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan

    pembekuan maupun yang melarutkan bekuan.

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    2/21

    Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga aliran

    darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis memiliki 3 fase

    yang sama:

    1. Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka. Trombosit

    akan mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang

    terbentuk dalam kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang

    dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan

    dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi terbentuk sumbat

    hemostatik ataupun trombos.

    2. Pembentukan jaring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk

    sumbat hemostatik atau trombos yang lebih stabil.

    3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin

    Tipe trombos :

    1. Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang mengandung eritrosit(pada tempat luka atau dinding pembuluh darah yang abnormal, khususnya didaerah dengan

    aliran yang cepat[arteri]).

    2. Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada daerah dengan

    perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa cedera vascular, atau bentuk trombos

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    3/21

    ini dapat terjadi pada tempat luka atau didalam pembuluh darah yang abnormal bersama

    dengan sumbat trombosit yang mengawali pembentukannya.

    3. Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil.

    Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik. Kedualintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan.

    Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons terhadap cedera jaringan

    dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic pengaktifannya berhubungan dengan

    suatu permukaan yang bermuatan negative. Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam

    sebuah lintasan terkahir yang sama yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi thrombin

    dan pemecahan fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin. Pada pristiwa

    diatas melibatkan macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:

    a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses koagulasi

    b. Kofaktor

    c. Fibrinogen

    d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin

    e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya

    Lintasan intrinsic

    Lintasan intinsik melibatkan factor XII, XI, IX, VIII dan X di samping prekalikrein,

    kininogen dengan berat molekul tinggi, ion Ca2+ dan fosfolipid trombosit. Lintasan ini

    membentuk factor Xa (aktif).

    Lintasan ini dimulai dengan fase kontak dengan prekalikrein, kininogen dengan berat

    molekul tinggi, factor XII dan XI terpajan pada permukaan pengaktif yang bermuatan negative.

    Secara in vivo, kemungkinan protein tersebut teraktif pada permukaan sel endotel. Kalau

    komponen dalam fase kontak terakit pada permukaan pengaktif, factor XII akan diaktifkan

    menjadi factor XIIa pada saat proteolisis oleh kalikrein. Factor XIIa ini akan menyerang

    prekalikrein untuk menghasilkan lebih banyak kalikrein lagi dengan menimbulkan aktivasi

    timbale balik. Begitu terbentuk, factor xiia mengaktifkan factor XI menjadi Xia, dan juga

    melepaskan bradikinin(vasodilator) dari kininogen dengan berat molekul tinggi.

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    4/21

    Factor Xia dengan adanya ion Ca2+ mengaktifkan factor IX, menjadi enzim serin

    protease, yaitu factor IXa. Factor ini selanjutnya memutuskan ikatan Arg-Ile dalam factor X

    untuk menghasilkan serin protease 2-rantai, yaitu factor Xa. Reaksi yang belakangan ini

    memerlukan perakitan komponen, yang dinamakan kompleks tenase, pada permukaan

    trombosit aktif, yakni: Ca2+ dan factor IXa dan factor X. Perlu kita perhatikan bahwa dalamsemua reaksi yang melibatkan zimogen yang mengandung Gla (factor II, VII, IX dan X), residu

    Gla dalam region terminal amino pada molekul tersebut berfungsi sebagai tempat pengikatan

    berafinitas tinggi untuk Ca2+. Bagi perakitan kompleks tenase, trombosit pertama-tama harus

    diaktifkan untuk membuka fosfolipid asidik (anionic). Fosfatidil serin dan fosfatoidil inositol

    yang normalnya terdapat pada sisi keadaan tidak bekerja. Factor VIII, suatu glikoprotein, bukan

    merupakan precursor protease, tetapi kofaktor yang berfungsi sebagai resepto untuk factor IXa

    dan X pada permukaan trombosit. Factor VIII diaktifkan oleh thrombin dengan jumlah yang

    sangat kecil hingga terbentuk factor VIIIa, yang selanjutnya diinaktifkan oleh thrombin dalam

    proses pemecahan lebih lanjut.

    Lintasan Ekstrinsik

    Lintasan ekstrinsik melibatkan factor jaringan, factor VII,X serta Ca2+ dan menghasilkan

    factor Xa. Produksi factor Xa dimulai pada tempat cedera jaringan dengan ekspresi factor

    jaringan pada sel endotel. Factor jaringan berinteraksi dengan factor VII dan mengaktifkannya;

    factor VII merupakan glikoprotein yang mengandung Gla, beredar dalam darah dan disintesis di

    hati. Factor jaringan bekerja sebagai kofaktor untuk factor VIIa dengan menggalakkan aktivitas

    enzimatik untuk mengaktifkan factor X. factor VII memutuskan ikatan Arg-Ile yang sama dalam

    factor X yang dipotong oleh kompleks tenase pada lintasan intrinsic. Aktivasi factor X

    menciptakan hubungan yang penting antara lintasan intrinsic dan ekstrinsik.

    Interaksi yang penting lainnya antara lintasan ekstrinsik dan intrinsic adalah bahwa

    kompleks factor jaringan dengan factor VIIa juga mengaktifkan factor IX dalam lintasan intrinsic.

    Sebenarna, pembentukan kompleks antara factor jaringan dan factor VIIa kini dipandang

    sebagai proses penting yang terlibat dalam memulai pembekuan darah secara in vivo. Makna

    fisiologik tahap awal lintasan intrinsic, yang turut melibatkan factor XII, prekalikrein dan

    kininogen dengan berat molekul besar. Sebenarnya lintasan intrinsik bisa lebih penting darifibrinolisis dibandingkan dalam koagulasi, karena kalikrein, factor XIIa dan Xia dapat memotong

    plasminogen, dan kalikrein dapat mengaktifkanurokinase rantai-tunggal.

    Inhibitor lintasan factor jaringan (TFPI: tissue factor fatway inhibitior) merupakan

    inhibitor fisiologik utama yang menghambat koagulasi. Inhibitor ini berupa protein yang

    beredar didalam darah dan terikat lipoprotein. TFPI menghambat langsung factor Xa dengan

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    5/21

    terikat pada enzim tersebut didekat tapak aktifnya. Kemudian kompleks factor Xa-TFPI ini

    manghambat kompleks factor VIIa-faktor jaringan.

    Lintasan Terakhir

    Pada lintasan terakhir yang sama, factor Xa yang dihasilkan oleh lintasan intrinsic dakekstrinsik, akan mengaktifkan protrombin(II) menjadi thrombin (IIa) yang kemudian mengubah

    fibrinogen menjadi fibrin. Pengaktifan protrombin terjadi pada permukaan trombosit aktif dan

    memerlukan perakitan kompelks protrombinase yang terdiri atas fosfolipid anionic platelet,

    Ca2+, factor Va, factor Xa dan protrombin.

    Factor V yang disintesis dihati, l impa serta ginjal dan ditemukan didalam trombosit serta

    plasma berfungsi sebagai kofaktor dng kerja mirip factor VIII dalam kompleks tenase. Ketika

    aktif menjadi Va oleh sejumlah kecil thrombin, unsure ini terikat dengan reseptor spesifik pada

    membrane trombosit dan membentuk suatu kompleks dengan factor Xa serta protrombin.

    Selanjutnya kompleks ini di inaktifkan oleh kerja thrombin lebih lanjut, dengan demikian akan

    menghasilkan sarana untuk membatasi pengaktifan protrombin menjadi thrombin. Protrombin

    (72 kDa) merupakan glikoprotein rantai-tunggal yang disintesis di hati. Region terminal-amino

    pada protrombin mengandung sepeuluh residu Gla, dan tempat protease aktif yang bergantung

    pada serin berada dalam region-terminalkarboksil molekul tersebut. Setelah terikat dengan

    kompleks factor Va serta Xa pada membrane trombosit, protrombin dipecah oleh factor Xa

    pada dua tapak aktif untuk menghasilkan molekul thrombin dua rantai yang aktif, yang

    kemudian dilepas dari permukaan trombosit. Rantai A dan B pada thrombin disatukan oleh

    ikatan disulfide.

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    6/21

    Prekalikrein (factor fletcher) dengan bentuk aktif protease serin

    HMWK (High Molecular Weight Kiniogen) (factor fitzgerald) adalah kofaktor

    Konversi Fibrinogen menjadi Fibrin

    Fibrinogen (factor 1, 340 kDa) merupakan glikoprotein plasma yang bersifat dapat larut

    dan terdiri atas 3 pasang rantai polipeptida nonidentik (A,B)2 yang dihubungkan secara

    kovalen oleh ikatan disulfda. Rantai B dan y mengandung oligosakarida kompleks yang terikat

    Bentuk aktif

    Subunit fibrin

    Protease serin

    Reseptor/kofaktor

    Kofaktor

    Protease serin

    Kofaktor

    Protease serin

    Protease serin

    Protease serin

    Protease serin

    transglutaminase

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    7/21

    dengan asparagin. Ketiga rantai tersebut keseluruhannya disintesis dihati: tiga structural yang

    terlibat berada pada kromosom yang sama dan ekspresinya diatur secara terkoordinasi dalam

    tubuh manusia. Region terminal amino pada keenam rantai dipertahankan dengan jarak yang

    rapat oleh sejumlah ikatan disulfide, sementara region terminal karboksil tampak terpisah

    sehingga menghasilkan molekol memanjang yang sangat asimetrik. Bagian A dan B pada rantaiAa dan B, diberi nama difibrinopeptida A (FPA) dan B (FPB), mempunyai ujung terminal amino

    pada rantainya masing-masing yang mengandung muatan negative berlebihan sebagai akibat

    adanya residu aspartat serta glutamate disamping tirosin O-sulfat yang tidak lazim dalam FPB.

    Muatannegatif ini turut memberikan sifat dapat larut pada fibrinogen dalam plasma dan juga

    berfungsi untuk mencegah agregasi dengan menimbulkan repulse elektrostatik antara molekul-

    molekul fibrinogen.

    Thrombin (34kDa), yaitu protease serin yang dibentuk oleh kompleks protrobinase,

    menghidrolisis 4 ikatan Arg-Gly diantara molekul-molekul fibrinopeptida dan bagian serta

    pada rantai Aa dan B fibrinogen. Pelepasan molekul fibrinopeptida oleh thrombin

    menghasilkan monomer fibrin yang memiliki struktur subunit ()2. Karena FPA dan FPB

    masing-masing hanya mengandung 16 dab 14 residu, molwkul fibrin akan mempertahankan

    98% residu yang terdapat dalam fibrinogen. Pengeluaran molekul fibrinopeptida akan

    memajankan tapak pengikatan yang memungkinkan molekul monomer fibrin mengadakan

    agregasi spontan dengan susunan bergiliran secara teratur hingga terbentuk bekuan fibrin yang

    tidak larut. Pembentukan polimer fibrin inilah yang menangkap trombosit, sel darah merah dan

    komponen lainnya sehingga terbentuk trombos merah atau putih. Bekuan fibrin ini mula-mula

    bersifat agak lemah dan disatukan hanya melalui ikatan nonkovalen antara molekul-molekul

    monomer fibrin.

    Selain mengubah fibrinogen menjadi fibrin, thrombin juga mengubah factor XIII menjadi

    XIIIa yang merupakan transglutaminase yang sangat spesifik dan membentuk ikatan silan secara

    kovalen anatr molekul fibrin dengan membentuk ikatan peptide antar gugus amida residu

    glutamine dan gugus -amino residu lisin, sehingga menghasilkan bekuan fibrin yang lebih stabil

    dengan peningkatan resistensi terhadap proteolisis.

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    8/21

    Regulasi Trombin

    Begitu thrombin aktif terbentuk dalam proses hemostasis atau thrombosis,

    konsentrasinya harus dikontrol secara cermat untuk mencegah pembentukan bekuan lebih

    lanjut atau pengaktifan trombosit. Pengontrolan ini dilakukan melalui 2 cara yaitu:

    1. Thrombin beredar dalam darah sebagai prekorsor inaktif, yaitu protrombin. Pada setiap

    reaksinya, terdapat mekanisme umpan balik yang akan menghasilkan keseimbangan antara

    aktivasi dan inhibisi.

    2. Inaktivasi setiap thrombin yang terbentuk oleh zat inhibitor dalam darah.

    Pemeriksaan Hemostasis :

    1.Percobaan pembendungan (Rumple leed)

    Menguji ketahanan dinding kapiler dengan cara mengenakan pembendungan kepada

    vena, sehingga tekanan darah dalam kapiler meningkat. Dinding kapiler yg kurang kuat

    menyebabkan darah keluar dan merembes kedalam jaringan sekitarnya sehingga timbul

    petekia.

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    9/21

    2.Masa perdarahan

    Bertujuan untuk menilai kemampuan vascular dan trombosit untuk menghentikan

    perdarahan. Prinsip pemeriksaan ini untuk menentukan lamanya perdarahan pada luka yg

    mengenai kapiler, 2 cara yaitu Ivy dan Duke. Cara duke untuk bayi dan anak. Perdarahan normal

    akan berhenti dalam 3-8 menit

    3.Hitung trombosit

    Cara langsung dan tidak langsung.

    -Langsung : Manual, semi otomatik dan otomatik

    -Manual : darah diencerkan dgn larutan pengencer lalu diisikan ked lm kamar hitung dan jumlah

    trombosit dihitung di bawah mikroskop

    -Semi otomatik dan otomatik : dipakai alat electronic particle counter sehingga ketelitian lebih

    baik daripada manual.

    4.Masa Protrombin Plasma (PT)

    Untuk menguji pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik dan jalur bersama yaitu factor

    pembekuan VII, X, V,II, protrombin dan fibrinogen. Dapat juga dipakai untuk memantau efek

    antikoagulan oral karena gol. Obat tsb menghambat pembentukan factor pembekuan

    protrombin, VII, IX dan X.

    Prinsip pemeriksaan untuk mengukur lamanya terbentuk bekuan bila ke dalam plasma yg

    diinkubasi pada suhu 37, ditambahkan reagens tromboplastin jaringan dan ion kalsium.

    5.Masa Tromboplastin Parsial Teraktivasi (APTT)

    Digunakan untuk menguji pembekuan darah melalui jalur intrinsic dan jalur bersama

    yaitu factor pembekuan XII, prekalikren, klininogen, XI, IX, VIII, X, V, protrombin dan fibrinogen.

    Prinsip pmeriksaan untuk mengukur lamanya terbentuk bekuan bila ke dalam plasma

    ditambahkan reagens tromboplastin parsial dan activator serta ion kalsium pada suhu 37.

    6.Masa thrombin (TT)

    Untuk menguji perubahan fibrinogen menjadi fibrin atau inhibisi thrombin oleh heparin atau

    FDP

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    10/21

    7.Pemeriksaan penyaring untuk factor XIII

    Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan penyaring, karena baik PT, APTT, maupun TT tdk

    menguji factor XIII, sehingga adanya defisiensi F XIII tdk dapat dideteksi dengan PT, APTT

    maupunTT. Digunakan untuk menilai kemampuan factor XIII dalam menstabilkan fibrin.

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    11/21

    Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang

    berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang. Hemofilia adalah suatu penyakit

    yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut

    dilahirkan.

    Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara

    normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat dan

    sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses

    pembekuan darahnya.

    Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit; seperti luka

    memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya jika

    penderita telah melakukan aktifitas yang berat; pembengkakan pada persendian, seperti lulut,

    pergelangan kaki atau siku tangan. Penderitaan para penderita hemofilia dapat membahayakan

    jiwanya jika perdarahan terjadi pada bagian organ tubuh yang vital seperti perdarahan padaotak.

    Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :

    - Hemofilia A; yang dikenal juga dengan nama :

    Hemofilia Klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan faktor

    pembekuan pada darah. Hemofilia kekurangan Factor VIII; terjadi karena kekurangan faktor 8

    (Factor VIII) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.

    - Hemofilia B; yang dikenal juga dengan nama :

    Christmas Disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada seorang bernama

    Steven Christmas asal Kanada Hemofilia kekurangan Factor IX; terjadi karena kekurangan faktor

    9 (Factor IX) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.

    Etiologi

    - Herediter: X linked resesif- Mutasi gen 20-30%

    Patofisiologi

    Gangguan dapat terjadi karena jumlah pembeku darah jenis tertentu kurang dari jumlah

    normal, bahkan hampir tidak ada. Perbedaan proses pembekuan darah yang terjadi antara

    orang normal dengan penderita hemophilia. Hemofilia A atau B adalah suatu penyakit yang

    jarang ditemukan. Hemofilia A terjadi sekurang - kurangnya 1 di antara 10.000 orang. Hemofilia

    B lebih jarang ditemukan, yaitu 1 di antara 50.000 orang.

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    12/21

    Hemofilia paling banyak di derita hanya pada pria. Wanita akan benar-benar mengalami

    hemofilia jika ayahnya adalah seorang hemofilia dan ibunya adalah pemabawa sifat (carrier).

    Dan ini sangat jarang terjadi. Sebagai penyakit yang di turunkan, orang akan terkena hemofilia

    sejak ia dilahirkan, akan tetapi pada kenyataannya hemofilia selalu terditeksi di tahun pertama

    kelahirannya.

    Tingkatan Hemofilia

    Hemofilia A dan B dapat di golongkan dalam 3 tingkatan, yaitu :

    Klasifikasi Kadar Faktor VII dan Faktor IX di dalam darah

    Berat : Kurang dari 1% dari jumlah normalnya

    Sedang : 1% - 5% dari jumlah normalnya

    Ringan : 5% - 30% dari jumlah normalnya

    Penderita hemofilia parah/beratyang hanya memiliki kadar faktor VIII atau faktor IX

    kurang dari 1% dari jumlah normal di dalam darahnya, dapat mengalami beberapa kali

    perdarahan dalam sebulan. Kadang - kadang perdarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang

    jelas.

    Penderita hemofilia sedang lebih jarang mengalami perdarahan dibandingkan hemofilia

    berat. Perdarahan kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olah raga

    yang berlebihan.

    Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami perdarahan. Mereka mengalami

    masalah perdarahan hanya dalam situasi tertentu, seperti operasi, cabut gigi atau mangalami

    luka yang serius. Wanita hemofilia ringan mungkin akan pengalami perdarahan lebih pada saat

    mengalami menstruasi.

    Diwariskan sebagai seks (X)-resesif terkait

    Gen faktor VIII / IX yang terletak di bagian distal lengan panjang (q) dari kromosom X

    Perempuan (wanita) adalah pembawa

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    13/21

    Hemophilia

    Clinical Classification*

    Severe Moderate Mild

    Coagulation factor level < 1% 1 - 5% > 5%

    Bleeding spontaneous mild trauma moderate trauma

    Episodes 1-2 x/wk 1 x/mo none

    Hemarthrosis common occasionally rare

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    14/21

    * Hemophilia A or B

    Manifestasi Klinis

    Perdarahan:

    biasanya dalam (hematoma, hemarthrosis)

    trauma ringan spontan atau mengikuti

    jenis:

    -hemarthrosis

    - hematoma

    - perdarahan intrakranial

    - hematuria

    -epistaksis

    -pendarahan frenulum (bayi)

    Hemarthrosis: Kebanyakan jenis umum dari perdarahan

    Sering terkena sendi dalam urutan ini: lutut, siku, pergelangan kaki, bahu, pergelangan tangan,pinggul

    Diagnosis:

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    15/21

    -Riwayat perdarahan abnormal pada anak laki-laki

    -Trombosit yang normal dihitung

    -Waktu perdarahan biasanya normal

    -Waktu pembekuan yang normal

    -Waktu prothrombin biasanya normal

    -Parsial thromboplastin waktu lama

    -Menurun antihemophilic faktor

    Diagnosis antenatal

    -tingkat antihemophilic faktor

    -F-VIII/F-IX gen identifikasi (analisis DNA)

    Diagnosis banding

    - Hemophilia a dan b dengan defisiensi factor XI dan XII- Hemophilia a dengan penyakit vWF, inhibitor factor VIII dan V- Hemophilia b dengan penyakit hati

    Manajemen episode perdarahan

    - Menghentikan perdarahan dengan faktor pembekuan dalam waktu 2 jam onset

    - Vena harus juga dicadangkan

    - Hindari penggunaan obat anti-agregasi rumah terapi

    - Diikuti dengan pengobatan yang komprehensif

    Perawatan Komprehensif

    Diatur melalui pendekatan multidisiplin yang melibatkan ahli di bidang:

    hematologi

    terapi okupasi

    ortopedi Terapi

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    16/21

    kejuruan

    penyakit menular

    psikologi

    gizi

    keperawatan

    kedokteran gigi

    genetika

    Tujuan lain pengobatan:

    -DDAVP

    -Rekayasa genetika

    Mendukung : antifibrinolytic agen

    analgesik

    -Fisioterapi (rehabilitasi)

    Olahraga untuk hemofilia

    Diizinkan: Berenang, tenis, golf, mendayung

    Tdk diizinkan: sepak bola, gulat, tinju, hockey, diving

    Pemeriksaan Lab

    1. Tes penyaring

    APTT memanjang, sedangkan waktu perdarahan, PPT dan waktu thrombin normal. APTT dapat

    tidak memanjang (normal) pada kasus hemofili ringan

    2. Tes konfirmatif, terdiri atas:

    a. Pengukuran kuantitatif F.VIII dan F.IX

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    17/21

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    18/21

    3. Lyophilized F.IX-prothrombin complex concentrate mengandung semua vit.k-

    depends factor

    Perawatan dan rehabilitasi berupa:

    1. Perawatan sendi untuk mencegah terjadinya ankilosis

    2. Perawatan gigi

    3. Pendidikan kesehatan untuk menghindari trauma

    4. Hindari pemberian aspirin

    Komplikasi terpenting yang timbul pada hemofilia A dan B

    A. Timbulnya inhibitor. Suatu inhibitor terjadi jika sistem kekebalan tubuh melihat konsentrat

    faktor VIII atau faktor IX sebagai benda asing dan menghancurkannya.

    B.. Kerusakan sendi akibat perdarahan berulang.

    C. Infeksi yang ditularkan oleh darah seperti HIV, hepatitis B dan hepatitis C yang ditularkan

    melalui konsentrat faktor pada waktu sebelumnya.

    Prognosis

    Tersedianya fasilitas darah segar, kriopresipitat, dan F VIII menyebabkan prognosis hemofilia

    menjadi normal kembali.

    Pencegahan

    Hindari trauma Hindari mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi kerja trombosit yang berfungsi

    membentuk sumbatan pada pembuluh darah, seperti asam salisilat, obat antiradang

    jenis nonsteroid, ataupun pengencer darah seperti heparin.

    Kenakan tanda khusus seperti gelang atau kalung yang menandakan bahwa iamenderita hemofilia.

    Hal ini penting dilakukan agar ketika terjadi kecelakaan atau kondisi darurat lainnya,personel medis dapat menentukan pertolongan khusus.

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    19/21

    LO 2 Memahami dan menjelaskan kelainan fungsi hemostasis

    1. Kelainan vascularKeadaan heterogen yang ditandai oleh mudah memar dan perdarahan spontan dari

    pembuluh darah kecil.

    a. HerediterTelangiektasia hemoragik herediter

    Diwariskan sebagai pembawa sifat autosomal dominan, dijumpai pembengkakan

    mikrovaskular melebar yang muncul saat anak-anak dan jumlahnya bertambah saat

    dewasa

    b. Didapat- Mudah memar- Purpura senilis: disebabkan atrofi jaringan- Purpura karena infeksi, misalnya sepsis- Purpura alergik

    a. Sindrom Henoch-Scholein: vaskulitis yang diperantarai immunoglobulin

    terutama IgA

    b. Purpura pada arthritis rematoid,SLE,dan penyakit kolagen lainnya

    - Skorbat: defisiensi vit.C yang menimbulkan kerusakan pada kolagen2. Kelainan trombosit

    Trombositopenia (penurunan jumlah trombosit)

    - Purpura thrombositopenik idiopatik (ITP)Kelainan akibat tromsitopenik yang disebabkan oleh proses imun.

    Diagnosis:

    y Gambaran klinik berupa perdarahan kulit atau mukosay Trombositopeniay Sumsum tulang: megakariosit normal atau meningkaty Antibody antiplatelet (IgG) positify Tidak ada penyebab trombositopenia sekunder

    Trombopati (kelainan fungsi trombosit)

    a. Herediter- Platelet pool storage disease

    Gangguan pelepasan ADP yang mengganggu agregasi trombosit

    - Thromboasthenia glanzmanGangguan reseptor GP IIb-IIa pada permukaan trombosit sehinggatidak terjadi

    agregasi

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    20/21

    - Sindrom Bernard-soulierGanguan reseptor GP Ib sehinggan tidak terjadi adhesi dengan vWF dan endotel

    - Penyakit Von WillebrandTidak terbentuknya vWF sehingga tidak terjadi adhesi

    Diagnosis:y Waktu perdarahan memanjangy APTT meningkaty Ristocetin induced platelet aggregation test negativey Elektroforesis: vWF menurun pada tipe I atau nol ata tipe IIIy Imunoelektroforesis: multimer negative pada tipe IIa

    b. Didapat- Akibat terapi aspirin yang mengganggu sintensis thromboksan A2- Hiperglobulinemia- Kelainan mieloproloferatif- Gagal ginjal kronik- Penyakit hati menahun

    3. Gangguan koagulasia. Herediter

    - Hemophilia A (karena factor VIII)- Defisien factor IX

    Pewarisan dan gambaran klinis identik dengan hemofilia A dan hanya dapatdibedakan melalui factor pembekuannya, disebut juga Christmas disease atau

    hemophilia B

    - Diagnosis hemophiliay Diagnosis antenatal: pengukur kadar factor VII dan factor vWF plasmay Deteksi pembawa sifat dengan pelacak DNAy Biopsy korion pada minggu ke 8 atau 10

    b. Didapat- Defisiensi vit.K

    Mengganggu factor II, VII, X karena merupakan vit K-dependentDignosis: PT dan APTT memanjang kadar factor II,VII,IX,X plasma rendah

    - Gangguan pendarahan pada penyakit hati- Disseminated intravascular coagulation

    Sindrom yang disebabkan oleh deposisi fibrin dan pada saat yang sama

    kecenderungan perdarahan. DIC dapat dicetuskan oleh masuknya prokoagulan

    kedalam darah (cth: emboli cairan amnion) dan kerusakan endotel yang luas

  • 8/3/2019 PBL HEMOFILI

    21/21

    Diagnosis: adanya perdarahan, thrombosis atau keduanya

    Pemeriksaan

    1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik bertujuan untuk:- Mencari riwayat perdarahan abnormal- Mencari kelainan yang mengganggu faal hemostasis- Riwayat pemakaian obat- Riwayat perdarahan dalam keluarga

    2. Tes penyaringa. Menilai hemostatic plug

    - Hitung trombosit- Hapusan darah tepi- Bleeding time- Rumple leedeb. Menilai pembentuk thrombin- APTT untuk intrinsic pathway- PPT untuk ekstrinsik pathway

    c. Menilai reaksi thrombin-fibrinogen- thrombin time- stabilitas bekuan

    d. Tes parakoagulasi

    3.

    Tes khusus (tes konfirmasi)a. Tes faal trombositb. Tes ristocetinc. Pengukur factor spesifikd. Pengeukur alpha 2 antiplasmin