pbl diare

10
1. Memahami dan menjelaskan asa dan basa 1.1 Definisi Asam adalah sekelompok zat yang mengandung hydrogen yang mengalami disosiasi atau terpisah dalam larutan untuk menghasilkan H bebas dan ion. Basa adalah bahna yang dapat berikatan dengan H bebas dan menarik ion tersebut dan larutan 1.2 Klasifikasi Berdasarkan kekuatannya: a. Asam kuat Adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan dalam air dan menghasilkan jumlah ion sekamsimal mungkin b. Basa kuat Adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutka dalam air dan bereaksi dengan asam. c. Asam lemah Senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan dalam air d. Basa lemah Senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan dalam air dan kurang bereaksi dengan asam. 1.3 Kadar normal 2. Memahami dan menjelaskan keseimbangan asam dan basa 2.1 komponen keseimbangan asam dan basa berdasarkan brosted lowry asam lemah: asam carbonat asam kuat :HCl basa lemah: NH2OH basa kuat: NaOH Asam volatile: karbondioksida Asam non volatile: H2SO4, H3PO4 Asam organic: asam asetat, asam format, asam laktat 2.2 pengaturan keseimbangan asam dan basa

Upload: elly-yulianti

Post on 15-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dd

TRANSCRIPT

1. Memahami dan menjelaskan asa dan basa1.1 DefinisiAsam adalah sekelompok zat yang mengandung hydrogen yang mengalami disosiasi atau terpisah dalam larutan untuk menghasilkan H bebas dan ion.

Basa adalah bahna yang dapat berikatan dengan H bebas dan menarik ion tersebut dan larutan 1.2 KlasifikasiBerdasarkan kekuatannya:a. Asam kuatAdalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan dalam air dan menghasilkan jumlah ion sekamsimal mungkinb. Basa kuatAdalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutka dalam air dan bereaksi dengan asam.c. Asam lemahSenyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan dalam aird. Basa lemahSenyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan dalam air dan kurang bereaksi dengan asam.1.3 Kadar normal2. Memahami dan menjelaskan keseimbangan asam dan basa 2.1 komponen keseimbangan asam dan basa berdasarkan brosted lowry asam lemah: asam carbonat asam kuat :HCl basa lemah: NH2OH basa kuat: NaOH Asam volatile: karbondioksida Asam non volatile: H2SO4, H3PO4 Asam organic: asam asetat, asam format, asam laktat

2.2 pengaturan keseimbangan asam dan basa a. system buffer system buffer disebut juga sebagai system penahan atau system penyangga karena dapat menahan perubahn pH. System buffer ini merupakan larutan yang mengandung asam basa dan konjugasinya. Fungsi utamanya adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler.

Di dalam tubuh ada beberapa sisitem buffer, yaitu: system buffer hemoglobinmerupakan buffer intraselular yang bekerja di dalam sel darah merah . hemoglobin ndapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin, yaitu asam amino yang dapat berikatan secara reversible dengan ion hydrogen, menghasilkan Hb bentuk berproton dan tidak berproton. Pada sel drah merah, hemoglobin dapat meningkatkan karbon dioksida dan mengubahnya menjadi asam karbonat karena di dalam sitiplasma terkandung anhydrase karbonat, dan proses pengikatan terjadi dengan cepat karena co2 berdifusi cepat melintasi membrane sel drah merah tampa memerlukan meknisme trnsportasi aktif membrane sel. Kemampuan melakukan pengaturan ini dikenal dengan sebagai system buffer hemoglobin. Buffer utama cairan ekstrasel adalah bikarbonat dan hemoglobin. Hemoglobin penting sebagai pengangkut oksigen ke jaringan, pengangkut co2 dan sebagai system buffer yang kuat. Hemoglobin sebagi buffer cukup efektif karena di dalam molekulnya terdapat eberapa kelompok buffer dengan pKa 6.5-7.8. kolompok imidzol pKa sekitar 6, merupakan buffer utama hemoglobin. Fosfat dan Hb penting karena pKa dekat dengan kiosaran normal. system buffer proteinsystem buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraseluler dan interstitial. Protein sebagai buffer berinteraksi secara ekstensif denagn system buffer lainnya. Tersusun oleh asam amino yang bersifat amfoter yaitu asam, amino akan bersifat sebagai kation pada suasana asam dan bersifat anion pada suasana basa. system buffer fosfatsystem buffer fosfat berperan penting pada pengaturan pH cairan interstitium dan urin.bentuk asam lemah dari buffer fosfat ini adalah dihidrogenfosfat dan monohidrogenfosfat.b. system respiratorikmengubah ventilasi paru-paru sehingga dapat mengubah kecepatan ekskresi Co2 penghasil H yang diatur oleh konsentrasi H arteri. Pengaturan pernafasan gterjhadap keseimbangan asam basa merupakan tipe system penyangga fisiologis . seluruh tenaga penyangga system pernafasan adalah 1 atau 2 kali lebih besar daripada penyangga kimiac. system metabolicginjal dapat mengubah-ubah pengeluaran H dan dapat menahan atau mengeliminasi HCO3. Ginjal mampu mengembalikan pH hampir tepat ke normal namun membutuhkan waktu yang lebih lama,

3. Memahami dan menjelaskan keseimbangan asam basa3.1 DefinisiAdalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion H yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion h yang dikeluarkan oleh sel. Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion h. pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular umumnya berhubungan dengan asam lemah begitu pula pada tingkat konsentrasi ion h atau ion oh yang sanhgat tendah.3.2 Klasifikasia. Asidosis metabolicAsisdosis metabolic ditandai dengan turunnya ion HCO3 diikiuti dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri.b. Alkalosis metabolicAlkalosisi metabolic merupakan suatu proses terjadinya peningkatan primer bikarbonat dalam arteri.c. Asidosis respiratorikAsidosis respiratorik terjadi apabila terdapat gangguan ventilasi alveolar yang mengganggu eliminasi CO2 sehingga akhirnya terjadi peningkatan PaCO2 (hiperkapnia).d. Alkalosis respiratorikAlkalosis respiratorik tyerjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan PaCO2 yang dapat menyebabkan peningkatan pH. 3.3 etiologi a. asidosis metabolic pembentukan asam yang berlebihan di dalam tubuh, ion hydrogen di bebaskan oleh system buffer asam basa karbonat bikarbonat sehingga terjadi penurunan pH. Berkurangnya kadar ion HCO3 di dalam tubuh Adanya retensi ion H dalam tubuhb. alkalosis metabolic terbuangnya ion H melalui saluran cerna atau melalui ginjal dan berpindahnya (shift) ion H+ masuk ke dalam sel. Terbuangnaya caoran bebeas bikarbonat dari dalam tubuh Pemberian bikarbonat berlebih.c. asidosis respiratorik inhibisi pusat pernapasan obat yang mendepresi pusat pernapasan : sedative, anastetikum cevtral sleep apnea kelebihan o2 pada hiperkapnia atau hiperpoksemia klinik penyakit neuromoskular neuralogis: pliomielitis, sindrom guilain barre moskular: hyperkalemia, mnoscular distrophy obstruksi jalan napas asma bronkial penyakit oaru obstruktif kronik spasme laring aspirasi obstructive sleep apnea kelainan restriktif penyakit pleura : efusi pleura, empyema, pneumatoraks, fibrotoraks kelainan dinding dada : kifoskoliosis, obesutas kelainan retriktif paru: fibrosis pilmoner, pneumonia, edema peru mechanical underventiulation overfeedingd. alkalosis respiratorik3.4 kompensasi3.5 manifestasi klinika. alkalosis: nafas dangkal atau pelan mual / muntah stupor/ koma parastesi atau nyeri kepalab. asidosis: apatis gelisah mual koma hiperventilasi dan hiperpnu (kussmaull brething) bibir kering nafas barbau aseton3.6 penatalaksanaana. asidosis metabolicbikarbonat diperlukan pada kasus asidosis metabolic denagn kemampuan melakukan kompensasi yang menurun misalnya pada penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) denagn keterbatasan melakukan eliminasi CO2. Pada kasus ini sejumlah kecil bikarbonat diperlukan untukmencegah terjadinya gagal nafas dan mengurangi kebutuhan intubasi serta penggunaan ventilator mekanik.Indikasikotreksi asidosis metabolic perlu diketahui denagn baik agar koreksi dapt dilakukan dengan tepat tanpa menimbulkan hal hal yangmembahyakan pasien.

b. alkalosis metabolik

bila penyebabnya hypokalemia, lakukan koreksi kalium plasma. Bila penyebabnya hipokloremia , lakukan koreksi klorida dengan penberian NaCl isotonic. Bila penyebabnya adalah penberian bikarbonat netlebih, maka hentikan pemberian bikarbonat. Pada keadaan fungsi ginjal yang menurun atau edema akibatr gagl jantung , kor pulmnonal atau sirosis hati, koreksi denagn NaCl isotonik tidak dapat dilakukan karena dikhawatirkan dapat terjadi retensi natrium disertai kelebihan cairan. Pada keadaan ini dapat diberikan antagonis enzim anhydrase krbonat sehingga rebsorbsi bikarbonat terhambat. Asetazolamid merupakan sutu penghambat anhydrase karbonat yang sangat efektif mengatasi alkalosis metabolik. Dosis tunggal 500mg dianjurkan untuk mengatasi kondisi alkalosis metabulik. Onset of action dicapai dalam waktu 1.5 jam dengan lama kerja berkisar 24 jam. Dosis ini bias di ulang jika diperlukan. Nila dengan antagonis enzim anhydrase karbonat tidak berhasil, dapatr diberikan HCl dalam larutan isotonic selama 8-24 jam , ayau larutan ammonium klorida, atau larutan arginine hidroklorida.c. asidosis respiratorikmenagtasi penaykit dasarnya dan bial tedapat hipoksemia harus dibrikan terapi oksugen. Asidosis respiratorik dengan hipoksemia berat memerlukan vdentilasi mekanik baik invasive maupun noninvasive. Pemberia oksigen pada pasien dengan retensi Co2 kronik dan hipoksia harus berhati hati karena pemberian oksigen dengan FiO2 yang tinggi dapat mengakibatkan penurunan minute volum dan semakin meningkat Pco2. Pasien dengan retensi Co2 kronik umumnya beradaptasi denagn hioetkapnia krnik dan stimulus pernafasannya adalah hipoksemia sehingga pemberian oksigen harus di lakukan secara hati-hati dan ditujukan dengan target kadar PaO2 >50% mmHg denagn Fi O2 yang rendah. Pada pasien asidosis repiratprik kronik penurunan PCO2 harus berhati-hati untuk menghinmdari alkalosis mengingat umumnya sudah ada kopmpensasi ginjal. Pada asidosis repiraytorik yang terjadi bersamaan dengan alkalosis metabolic primer, tetelaksana ditujukan terutama unyuk klaoinan primernya. d. alkalosis respiratoriktatalaksana alkalosis respiratorik ditujukan terhadap kelainan primernya. Alkalosis yang disebabakan oleh hipoksemia di atasi dengan memberikan terpi oksigen . alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh serangan panic diatasi denagn menenangkan pasien atau memberikan pernafasan menggunakan system air rebreathing. Overventilasi pada pasien dengan ventilasi mekanik diatasi dengan menguramgi minute ventilation atau denagnb menambahkan dead space. Alkalosis respiratorik yang disebabkan hipoksemia diterapi dengan oksegen dan memperbaiki penyebab gangguan pertukaran gas. Koreksi alkalosis respiratorik denagn menggunakan rebreathing mask harus berhati-hati terutama pada pasien dengan kelinan susunan saraf pusat, untuk menghindari ketidakseimbangan pH cairan serebrospinal dan pH perifer.3.7 pemeriksaan penunjang4. Memahami dan menjelaskan analisa gas darah4.1 DefinisiGas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.

4.2 Komponen pH : 7, 35-7, 45 TCO2 : 23-27 mmol/L

PCO2 : 35-45 mmHg BE : 0 2 mEq/L

PO2 : 80-100 mmHg saturasi O2 : 95 % atau lebih

HCO3 : 22-26 mEq/L

4.3 tujuan Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh4.4 cara kerja

PROSEDUR PENGAMBILAN GAS DARAH ARTERI

A. Alat

- Spuit gelas atau plastik 5 atau 10 ml

- Botol heparin 10 ml, 1000 unit/ml (dosis-multi)

- Jarum nomor 22 atau 25

- Penutup udara dari karet

- Kapas alcohol

- Wadah berisi es (baskom atau kantung plastik)

- Beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi:

a. Nama, tanggal dan waktu

b. Apakah menerima O2 dan bila ya berapa banyak dan dengan rute apa

f. Suhu

B. Tekhnik

Arteri radialis umumnya dipakai meskipun brakhialis juga dapat digunakan Bila menggunakan pendekatan arteri radialis lakukan tes Allens. Secara terus menerus bendung arteri radialis dan ulnaris. Tangan akan putih kemudian pucat. Lepaskan aliran arteri ulnaris. Tes allens positif bila tangan kembali menjadi berwarna merah muda. Ini meyakinkan aliran arteri bila aliran arteri radialis tidal paten Pergelangan tangan dihiperekstensikan dan tangan dirotasi keluar

a. Penting sekali untuk melakukan hiperekstensi pergelangan tangan

biasanya menggunakan gulungan handuk untuk melakukan ini

b. Untuk pungsi arteri brakialis, siku dihiperekstensikan setelah

Meletakkan handuk di bawah siku

1 ml heparin diaspirasi kedalam spuit, sehingga dasar spuit basah dengan heparin, dan kemudian kelebihan heparin dibuang melalui jarum, dilakukan perlahan sehingga pangkal jarum penuh dengan heparin dan tak ada gelembung udara Arteri brakialis atau radialis dilokalisasi dengan palpasi dengan jari tengah dan jari telunjuk, dan titik maksimum denyut ditemukan. Bersihkan tempat tersebut dengan kapas alcohol Jarum dimasukkan dengan perlahan kedalam area yang mempunyai pulsasi penuh. Ini akan paling mudah dengan memasukkan jarum dan spuit kurang lebih 45-90 derajat terhadap kulit Seringkali jarum masuk menembus pembuluh arteri dan hanya dengan jarum ditarik perlahan darah akan masuk ke spuit Indikasi satu-satunya bahwa darah tersebut darah arteri adalah adanya pemompaan darah kedalam spuit dengan kekuatannya sendiri

Bila kita harus mengaspirasi darah dengan menarik plunger spuit ini kadang-kadang diperlukan pada spuit plastik yang terlalu keras sehingga tak mungkin darah tersebut positif dari arteri.Hasil gas darah tidak memungkinkan kita untuk menentukan apakah darah dari arteri atau dari vena

Setelah darah 5 ml diambil, jarum dilepaskan dan petugas yang lain menekan area yang di pungsi selama sedikitnya 5 menit (10 menit untuk pasien yang mendapat antikoagulan) Gelembung udara harus dibuang keluar spuit. Lepaskan jarum dan tempatkan penutup udara pada spuit. Putar spuit diantara telapak tangan untuk mencampurkan heparin Spuit diberi label dan segera tempatkan dalam es atau air es, kemudian dibawa kelaboratorium