pbl blok 3 vc
DESCRIPTION
blok 3TRANSCRIPT
Pembelahan Sel pada Proses Penyembuhan Luka
Vivian Chau
102014036
1. C7
2. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Abstrak
Setiap makluk hidup disusun oleh sel yang merupakan unit terkecil sebagai penyusun
makhluk hidup dan secara fungsional yang menjalankan fungsi kehidupan lalu membentuk
organisme. Jumlah sel manusia diatur oleh pembelahan sel dan kematian sel. Sel melakukan
pembelahan untuk memperbanyak sel somatik dan sel gamet. Pembelahan sel dibagi menjadi
dua yaitu mitosis dengan lima tahap dan meiosis dibagi menjadi dua tahap yaitu meiosis I dan
II. Dilanjutkan dengan regenerasi sel adalah proses pembentukan, pembaharuan atau restorasi
sel untuk mengganti sel yang mati, penyembuhan luka, perbaikan jaringan, dan fungsi
biologis maka akan muncul diferensiasi merupakan proses terbentuknya sifat-sifat baru atau
menghilangnya sifat yang tidak ada sehingga sel memperoleh sifat dan struktur baru.
Perkembangan tersebut terjadi setiap saat maupun kematian sel akibat nekrosis dan apoptosis.
Kata Kunci : Sel, meiosis, mitosis, regenerasi, diferensiasi
Abstract
Every organism composed by cell is the smallest unit as a constituent and functional
living beings who perform the functions of life and forming organisms. The number of human
cells is regulated by cell division and cell death. Cell-division to multiply somatic cell and
gamete cells. Cell division is divided into two, with five stages of mitosis and meiosis is
divided into two stages of meiosis I and II. Followed by regeneration of cells is the process of
formation, renewal or restoration of cells to replace dead cells, wound healing, tissue repair,
and biological function it will appear differentiation is the process of formation of new traits
or disappearance of properties that do not exist so that the cells acquire the properties and
structure new. These developments occur at any time or to cell death by necrosis and
apoptosis.
Keyword: Cells, meiosis, mitosis, regeneration, differentiation
Pendahuluan
Manusia, hewan, tumbuhan, ataupun makhluk hidup lainnya memiliki struktur tubuh
yang sangat kompleks dan mekanisme tubuh yang sangat kompleks. Tubuh organisme terdiri
dari organ-organ, yang terdiri dari jaringan-jaringan, dan sel-sel yang saling terkoordinasi
dengan baik. Setiap sel memiliki fungsinya masing-masing yang spesifik dan bekerja sama
dengan sel-sel lainnya. Sel-sel penyusun tubuh makhluk hidup mengalami pembelahan
sehingga dapat membentuk sebuah jaringan bahkan organ. Pembelahan sel ini juga tidak
hanya terjadi ketika kita mengalami pertumbuhan. Saat sel-sel di dalam tubuh mengalami
kerusakan, terjadi pembelahan sel untuk menggantikan sel yang telah mengalami regenerasi
dan sel-sel yang telah rusak tersebut. Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak
akan mampu bekerja dan membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi antara satu
dengan yang lain. Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi
kedalam dua sel anak.ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan normal (amitosis)
dan pembelahan tidak normal (mitosis dan meiosis).
Sel-sel mengalami pembelahan melalui seangkaian proses yang terjadi berulang kali
dari pertumbuhan ke pembelahan yang dikenal sebagai siklus sel. Siklus sel terdiri atas 5 fase
utama: G1, S, G2, Mitosis dan Sitokenesis. Amitosis adalah pembelahan inti secara langsung
diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda
dengan pembelahan sel pada eukariotik. Amitosis dalam pembelahan sel secara
normal/langsung tanpa melibatkan kromosomnya. Mitosis adalah proses pembagian genom
yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel.
Mitosis umumnya diikuti oleh sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel.
Mitosis salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Meiosis hanya terjadi pada fase
reproduksi seksual. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi
pengurangan jumlah krmosom induk terhadap sel anak. Meiosis terjadi dua kali periode
pembelahan sel, yaitu pembelahan meiosis 1 dan pembelahan meiosis 2.
Isi
Skenario
Seorang mahasiswa kedokteran sedang mengamati luka ditangannya, i minggu yang lalu ia
mengalami kecelakaan lalulintas, ia terjatuh dari motornyadan tangannya luka berdarah.
Lukanya kini telah mengering dan merapat.
Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui
-
Rumusan Masalah
Seorang mahasiswa mengamati luka ditangannya akibat kecelakaan yang telah mengering.
Hipotesis
Luka yang telah mengering dan merapat diduga terjadi pembelahan sel.
Analisis Masalah
Pembelahan Sel
Sel adaah unit kehidupan strukural dan fungsional terkecil dari tubuh.1 Bisa dikatakan
bahwa sel adalah fondasi dari suatu kehidupan. Sekelompok sel yang memiliki fungsi yang
sama akan bergabung untuk membentuk jaringan. Jaringan-jaringan yang sama akan
bergabung membangun suatu organ, dan kemudian organ-orang tersebut akan menyusun
suatu individu. Di dalam tubuh manusia terdapat miliaran sel. Jumlah sel dalam tubuh
manusia tersebut diatur oleh pembelahan sel dan kematian sel. Pada manusia, seluruh sel
membelah untuk memperbanyak jumlahnya, kecuali pada sel testis dan ovarium.2 Melaui
proses pembelahan sel inilah, tubuh akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.
Misalnya saja, bertambah tinggi, kuku dan rambut bertambah panjang, mencapai kematangan
fungsi organisme, dsb. Bukan hanya itu, pembelahan sel juga memiliki peran dalam
memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak. Menurut sifat dan letak terjadinya pembelahan,
pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses
pembelahan sel somatik (sel tubuh), sementara meiosis adalah proses pembelahan sel gamet
(sel kelamin) yang berupa sperma dan ovum.3 Kedua macam pembelahan tersebut memiiki
fase-fase pembelahan meliputi profase, metafase, anafase, dan juga telofase.
1. Sel Induk / Stem Cell
Sel induk adalah sel terspesialisasi yang memiliki dua sifat menentukan : kemampuan untuk
membedakan menjadi sel lain dan kemampuan untuk diri-regenasi.4 Sel induk adalah sel yang
mempunyai kemampuan berkembang menjadi beberapa tipe sel berbeda di dalam tubuh.
Dengan sifat regeneratif tersebut, sel induk bisa digunakan untuk perbaikan organ yang rusak,
jaringan terluka, serta gangguan seluler dari darah dan sistem kekebalan tubuh. 5 Ada
beberapa jenis Stem Cell, diantaranya adalah Adult Stem Cell dan Embryonic Stem Cell.
Adult Stem Cell adalah sel induk yang sudah dewasa, artinya sudah memiliki fungsi
spesifik dan hanya mampu membentuk beberapa jenis sel yang segolongan saja (multipoten),
misalnya Stem Cell Jantung hanya dapat membentuk sel otot jantung, sel otot
polos dan endotel. Therapy menggunakan Adult Stem Cell sudah digunakan selama puluhan
tahun, namun Karena biayanya yang sangat mahal dan prosedur yang sangat rumit, tidak
banyak pasien yang berkesempatan menjalani therapy ini.
Embryonic Stem Cell adalah sel induk (sel punca) yang merupakan cikal bakal
atau sel mula-mula yang berkembang biak membentuk seluruh organ tubuh makhluk hidup
(pluripoten). Stem Cell inilah yang terus menerus membelah diri sehingga terbentuk janin
yang kemudian lahir sebagai bayi. Embryonic Stem Cell ini banyak terdapat
pada Placenta atau Ari-Ari pada bayi yang baru lahir. Kini sudah banyak pasangan muda
yang menyimpan Placenta bayi yang baru dilahirkan di bank Placenta di Singapore maupun
di Jakarta. Walaupun biaya penyimpanan dan penggunaannya sangat mahal, banyak pasangan
muda yang memanfaatkan fasilitas ini karena saat bayi beranjak dewasa dan terkena penyakit
yang mematikan, maka Placenta bayi tersebut dapat digunakan untuk therapy penyembuhan,
dan hingga kini tingkat keberhasilannya masih 100%.
2. Mitosis
Mitosis dapat diartikan sebagai pembelahan normal sel tubuh (sel somatis) untuk
membentuk sel anakan yang masing-masing mempunyai komplemen kromosom yang sama
dengan sel orangtua.6 Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa proses
pembelahan mitosis terjadi pada kebanyakan sel tubuh. Dalam mitosis, satu sel induk (sel
yang membelah) akan menghasilkan dua sel anakan (turunan) yang secara genetik identik.3
Jika sel induk yang membelah mengandung kromosom diploid (2n), sel anakan yang
dihasilkan dari pembelahan tersebut juga diploid (2n).
Pembelahan mitosis pada makhluk hidup bersel banyak seperti pada manusia bertujuan
agar terjadi proses pertumbuhan pada tubuh manusia serta untuk mengganti sel-sel yang
rusak. Dengan pembelahan mitosis, seseorang dapat bertambah tinggi, kuku-kuku jari mereka
bertambah panjang, rambut mereka juga bertambah panjang, dll. Apabila kulit manusia
terluka, maka sel-sel pada jaringan yang terluka itu akan melakukan pembelahan untuk
memperbaiki jaringan yang rusak.
Fungsi Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis berfungsi dalam proses pertumbuhan pada manusia, mengganti sel-
sel yang rusak, apabila kulit manusia terluka maka sel-sel pada jaringan yang terluka, maka
sel-sel pada jaringan yang terluka itu akan melakukan pembelahan untuk mmperbaiki
jaringan yang rusak, membantu sel dalam memelihara ukurannya, melalui mitosis maka akan
terjadi keseimbangan jumlah DNA dan RNA, membantu organism dalam reproduksi aseksual
dan bukan hanya itu fungsi yang lain adalah membuat salinan yang persis sama dari setiap
kromosom, lalu membagi sel identik kromosom kepada masing-masing dari kedua sel
turunan melalui pembelahan sel awal (sel induk).3,7 Terdapat lima tahapan mitosis yaitu
profase, metaphase, anaphase, telophase dan sitokinesis.
Siklus Sel
Siklus sel mengacu pada kejadian-kejadian dalam rentang kehidupan sel di periode antara
waktu sel tersebut terbentuk melalui pembelahan sel sampai waktu permulaan pembelahan
sel berikutnya.1 Siklus sel terdiri dari empat fase (Gbr. 1), yaitu tiga fase pertama merupakan
interfase (sebagian besar sel menghabiskan waktunya pada fase ini) dan fase yang keempat
adalah fase mitosis (fase ini sangat singkat).7 (lihat gambar 1)
Gambar 1. Siklus Sel Mitosis
Sumber www.invir.com . Senin 15 Desember 2014
Interfase sendiri masih terdiri dari tiga tahap standar yaitu G1, S, dan G2 (G0 adalah tahap
keempatnya). Sama halnya dengan interfase, mitosis pun masih terbagi lagi dalam beberapa
tahapan. Namun untuk mitosis terdapat empat tahapan, yaitu profase, metafase, anafase, dan
telofase. Durasi untuk tiap-tiap fase atau tahapan tersebut bervariasi, tergantung pada jenis
selnya. Misalnya saja sel darah merah mengalami sikus se selama 120 hari, ini jauh berbeda
dengan sel sumsum tulang yang hanya mengalami siklus sel selama 10-18 jam.2
Fase Interfase
Sel dikatakan berada pada tahap interfase apabila sedang tidak aktif membelah.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, terdapat 3 tahap standar pada interfase. Ketiga
tahap standar itu adalah G1, S, dan G2. Tahap keempat pada interfase disebut dengan tahap G0,
yang mengacu pada tahap istirahat khusus.9 (lihat gambar 2)
Gambar 2. Fase Interfase
Sumber bolehtahusemua.blogspot.com . Senin 15 Desember 2014
Fase G1 (gap 1) adalah tahap persiapan sel untuk melakukan replikasi DNA dengan
mensintesis protein baru dan mengaktifkan komponen sitoskeleton (mikrotubulus, filament
intermediet, dan mikrofilamen).8 Secara metabolik dapat dikatakan bahwa sel sangat aktif
karena semua komponen sel disintesis dan sel tumbuh dengan cepat. Perlu diingat bahwa
pada tahap ini, di dalam nucleus setiap kromosom merupakan dobel heliks DNA tunggal
yang belum tereplikasi.1 Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa DNA yang ada masih
berjumlah 1 salinan (1c) dan diploid (2n).
Fase S (sintesis) merupakan tahap dimana sel mulai melakukan replikasi (duplikasi)
DNA. Dengan demikian, pada setiap kromosom akan berisi dua dobel heliks DNA identik
yang disebut kromatid, menyatu pada sentromer.1 Dapat disimpulkan bahwa hasil dari
tahapan ini adalah terbentuknya 2 salinan DNA yang diploid (2c, 2n).
Fase G2 (gap 2) merupakan periode yang dapat dikatakan sangat penting dalam
metabolisme dan pertumbuhan sel sebelum mengalami mitosis. Karena pada tahap ini, sel
memiliki kesempatan kedua untuk mengentikan tahap siklus sel apabila terjadi kesalahan
dalam replikasi DNA, dengan melakukan perbaikan atau pemberian rangsangan untuk
mengalami apoptosis (kematian sel terprogram).9 Pada fase ini, dapat dilihat bahwa
kromosom belum mengalami penebalan dan masih dalam bentuk panjang, sementara sentriol
mulai membelah dan spindel yang dihasilkan dari mikrotubulus mulai terbentuk untuk
persiapan pembelahan.1 Tahapan terakhir yang masih tergolong dari tahap interfase adalah G0.
Tahapan ini dapat disebut sebagai tahap istirahat. Apabila sel mendapat rangsangan untuk
melewati tahap G0, sel tersebut akan maju ke tahap lain, bila tidak demikian, maka sel akan
tetap berada pada tahap G0.9
Fase Mitosis
Fase mitosis (M), adalah tahap pembelahan sel yang membutuhkan proses yang jauh
lebih singkat daripada interfase. Waktu yang diperlukan pada fase M ini adalah sekitar 30
menit hingga 1 jam.9 Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, fase M terbagi kembali
kedalam empat fase. Keempat fase tersebut adalah profase, metafase, anafase, dan profase.
(lihat gambar 3)
Gambar 3. Fase Pembelahan Sel Mitosis
Sumber www.katiejurek.com . Senin 15 Desember 2014
Profase
Pada tahap awal profase, kromsom yang sebelumnya telah bereplikasi akan
berkondensasi (menjadi lebih pendek dan lebih tebal dengan cara penggulungan serat DNA)
menjadi dua kromatid yang bergabung pada sentromer.2 Dengan menebalnya kromosom,
maka kromosom menjadi pilinan yang kuat dan besar serta menjadi mudah terlihat di
mikroskop. Kemudian, pasangan sentriol akan berpisah dan mulai bergerk ke sisi nukleus
yang berlawanan, dan apabila telah sampai di sisi nukleus, sentriol akan membentuk benang-
benang spindel.1
Selanjutnya adalah tahap akhir profase, dimana nukleolus melebur dan membran
nukleus menghilang, sehingga memungkinkan benang-benang spindel memasuki nukleus.
Mikrotubulus yang muncul dari kinektokor (bagian kromosom yang merupakan tempat
pelekatan benang-benang spindel selama pembelahan inti – struktur pada sentromer), dapat
berinteraksi dengan benang spindel.1 (lihat gambar 4)
Gambar 4. Tahap Profase
Sumber Biologiadai-daiana.blogspot.com . Senin 15 Desember 2014
Metafase
Metafase adalah tahap dimana kromosom yang secara jelas tampak menjadi dua set
pasangan berada di tengah-tengah sel (bidang ekuator).9 Sentromer pada semua kromosom
akan saling berikatan dengan benang spindel untuk kemudian ditarik ke masing-masing
kutub. Kinektokor memisah dan kromatid mulai bergerak menjauh.1 ( lihat gambar 5 )
Gambar 5. Tahap Metafase
Sumber dimasone.blogspot.com . Senin 15 Desember 2014
Anafase
Anafase adalah tahap dimana mikrotubulus mulai menarik pasangan kromosom agar
terpisah (menuju salah satu kutub sentriol dan kutub sentriol yang lainnya).9 Pergerakan ini
dapat terjadi karena pemendekan dan pemanjangan mikrotubulus yang membentuk spindel.2
Akhir anafase ditandai dengan adanya dua set kromosom lengkap yang berkumpul pada
kedua kutub sel.1
Gambar 6. Tahap Anafase
Sumber biologiaquimicabenjaminherrera.blogspot.com . Senin 15 Desember 2014
Telofase
Pada tahap telofase, pada ujung-unjung sel terdapat masing-masing satu set
kromosom lengkap.2 Kromosom mulai merenggang dan kembali menjadi masa kromatin.
Dengan demikian, dua nukleus kembali terbentuk, diikuti dengan melebur dan terurainya
kromosom serta terbentuknya membran nukleus dan terbentuknya kembali nukleolus. Pada
akhirnya, sel akan mengalami sitokinesis yaitu pembelahan sitoplasma. Pembelahan
sitoplasma berada tepat di pertengah masa kromosom, lalu berlanjut di sekitar sel hingga
akhirnya membelah sel tersebut menjadi dua sel terpisah.
Gambar 7. Tahap Telofa
Sumber kamusbiologi.blogspot.com . Senin 15 Desember.2014
Sitokenesis
Setelah pada fase telofase, dilanjutkan dengan fase sitokenesis yaitu proses pemisahan
sitoplasma pada pembentukan dua sel anak. Pembentukan dua sel anak. Pada sekitar bidang
equatorial terdapat mikrotubul yang tidak terorganisir dan tercampur dengan gelumbung yang
disebut lapisan pemisah (mid body), setelah itu akan terebntuk membrane sel baru.
Sitokenesis yang terjadi pada sel tumbuhan dan sel hewan. Pada sel tumbuhan tidak terdapat
lapisan pemisah, tetapi terdapat fragmoplas yang mengandung badan golgi.10
Gambar 8. Sitokenesis
Sumber dokterdewikusumastuti.blogspot.com . Senin 15 Desember 2014
3. Meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi dalam pembentukan sel-sel kelamin (sel telur
dan sperma).1 Berbeda dengan mitosis, jumlah kromosom sel hasil pembelahan adalah
setengah dari sel induknya (n = haploid). Pembelahan meiosis ini memiliki tujuan untuk
menghasilkan sel telur maupun sel sperma yang matang.
Meiosis melibatkan replikasi DNA dalam sel serta diikuti dua kali pembelahan sel
(meiosis I dan meiosis II). Nantinya, akan terbentuk empat sel anakan yang masing-masing
memiliki 23 kromosom. Pada pria, keempat sel anak aan hidup dan berdiferensiasi menjadi
sperma matang. Sementara pada wanita, hanya akan ada satu sel anakan yang hidup dan
menjadi sel telur yang matang. Apabila sel sperma dan sel telur bertemu, maka akan
dihasilkan embrio dengan kromosom total 46 (23 pasang kromosom).11
Fase-fase meiosis adalah sebagai berikut: interfase, meiosis I (profase I, metafase I,
anafase I, dan telofase I), sitokinesis, dan yang terakhir adalah meiosi II (profase II, matafase
II, anafase II, dan telofase II). Fase-fase tersebut sedikit berbeda dari fase-fase pada
pembelahan mitosis.
Fungsi Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis memiliki fungsi sebagai reduksi kromosom. Disebut pembelahan
reduksi karena pada proses pembelahan terjadi pengurangan jumlah kromosom menjadi
setengah dari kromosom induk. Pada saat fertilisasi jumlah kromosom sel zigot akan kemabli
utuh karena berasal dari sel gamet jantan dan betina. Selain itu pembelahan meiosis berfungsi
yaitu menyebabkan terjadinya variasi antara induk dengan keturunannya dan pembentukan
sel kelamin. Hal tersebut dapat terjadi melalui pengelompokan kromosom secara bebas dan
pindah silang (corssing over).12
Fase-Fase Meiosis
Interfase
Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk melakuan pembelahan. Sama
seperti pada interfase mitosis, persiapan yang dimaksud adalah proses sintesis protein dan
replikasi DNA. DNA akan direplikasi dari satu salinan menjadi dua salinan. Sel yang akan
membelah mereplikasi DNA di setiap kromosomnya sehingga terbentuk dua kromatid yang
bergabung pada sentromer (kromosom homolog).1,2
Meiosis I
Pada pembelahan meiosis I, pembelahan disertai dengan profase yang cukup panjang dan
terjadi pencampuran kromosom homolog. Pada pembelahan reduksi terjadi faktor hereditas
menghasilkan dua sel anak yang haploid. Pada pembelahan meiosis II, sel haploid mengalami
pembelahan secara mitosis dan dihasilkan 4 sel anak yang masing-masing haploid.13 Pada
awal pembelahan meiosis I, nukleus membesar yang menyebabkan penyerapan air dari
sitoplasma oleh inti sel meningkat sampai tiga kali lipat. Perubahan tersebut merupakan awal
dari profase I. (Lihat gambar 9)
Gambar 9. Meiosis 1
Sumber: www.gopixpic.com
Profase I
Profase I ini merupakan tahap yang paling menentukkan dalam proses meiosis karena
dalam tahap ini terjadi beberapa perubahan mendasar antaranya adalah pembentukkan
pasangan kromosom homolog, pertukaran bahan-bahan genetik, dan lain sebagainya.12 Oleh
karena itu, tahap ini memakan waktu yang paling lama dan juga merupakan tahap yang
paling kompleks berbeda dengan tahap profase dalam tahap mitosis. Tahap profase I ini
dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu : Leptonema, zigonema, pakhinema, diplonema, dan
diakinesis. 10,14
a. Leptoten atau Leptonema: Leptoten merupakan tahap pengumpulan kromosom. Kromosom
diploid yang jumlahnya 4 tampak sebagai benang panjang, tunggal, dan tipis.
b. Zigoten atau Zygonema: Keempat kromosom itu saling berdekatan dan membentuk
pasangan yang disebut sinapsis. Sinapsis merupakan awal perbedaan dari mitosis.10
c. Pakiten atau Pakhinema : Merupakan tahap akhir dari proses berpasangan. Kromosom
menjadi pendek dan tebal karena berpilin. Setiap pasang kromosom homolog disebut
(bivalen) menjadi dua dan terlihat empat benang/kromatid yang disebut tetrad. 11
d. Diploten atau Diplonema : Kromatid-kromatid yang tidak serupa (dari sentromer yang
lain) dapat bersilang. Tempat persilangan ini disebut khiasma (jamak:khiasmata). Di tempat
khiasmata itu kromatid akan putus dan segmen dari satu kromatid akan bersambung dengan
potongan segmen kromatid yang lain.peristiwa penukaran segmen dari kromatid yang tak
seruapa (nonsister chromatids) dalam kromosom homolog itu dinamakan pindah silang
(crossing over). Dengan adanya pindah silang, maka terjadilah penukaran gen-gen, sehingga
terbentuk kombinasi baru.
e. Diakinesis : Pemendekan kromosom mendekati tahap maksimum, kiasmata mendekati
ujung dan jumlahnya makin berkurang. Benang-benang gelondong mulai terebentuk dan
selaput inti mulai hilang. Sentrosom pindah kekutub bersebrangan, lalu kromosom
menggantung lewat sentromer pada serat ini dan tersebar seimbang banyaknya diantara kedua
kutub. ( Lihat gambar 10 )
Gambar 10. Tahap profase 1
Sumber:
Metafase I
Tertad atau bivalen kromosom berada pada bidang ekuator. Kedua kromatid dalam
satu kromosom pada setiap pasangan kromosom homolog menghadap ke kutub sel yang
sama, sehingga sisanya menghadap ke kutub yang berlawanan. Benang-benang spindel
melekat pada sentromer setiap kromosom. Pada tahap ini, terdapat perbedaan dengan
pembelahan mitosis. Untuk metafase I, sentromer tidak mengalami pembelahan. 1
Anafase I
Pada anafase I, setiap kromosom yang homolog masing-masing mulai ditarik oleh
benang spindel menuju ke kutub yang berlawanan arah. Dengan demikian, didapati bahwa
satu kelompok kromosom haploid (n) telah tersusun disetiap kutub. Hal tersebut sesuai
dengan tujuan dari anafase yaitu untuk membagi isi kromosom diplod menjadi haploid. 1
Telofase I
Pada dasarnya tahapan ini sama seperti telofase mitosis. Seperti dalam pembelahan itosis,
tefase membalik peristiwa yang terjadi daam profase. Kromosom akan melebur, membrane
nukleus akan terbentuk begitu juga dengan nucleolus, benang spindel pun akan terurai. Pada
akhirnya sitokinesis akan terjadi dan kedua sel akan terpisah.
Meiosis II
Pembelahan meiosis II adalah pembelahan mitosis, yakni dari satu sel yang haploid
menjadi 2 sel anak yang haploid . Berbeda dengan meiosis I, pembelahan meiosis II diawali
dengan sel anak yang haploid. Jadi, tujuan meiosis II adalah membagi kedua salinan DNA
pada sel anakan yang baru hasil dari meiosis I. Meiosis II terjadi pada tahap-tahap yang
serupa seperti meiosis I. 13
Gambar 11. Meiosis II
Sumber: www.upt.pitt.edu
Profase II
Profase II diawali dengan pembelahan dua buah sentriol menjadi 2 pasang sentriol
baru. Setiap pasang sentriol akan bergerak menuju kutub yang berlawanan. Benang spindel
dan membran inti dibentuk, sementara nucleus lenyap. Pada tahap ini kromosom berubah
menjadi kromatid.13
Metafase II
Kromosom mengumpul kembali kebidang equator dengan bantuan benang-benang
spindel. Benang-benang spindel melekat pada kinetokor yang akan menarik pasangan
kromatid menuju kutub berlawanan.15
Anafase II
Sentromer akan membelah sehingga kromatid bergerak menuju kutub yang
berlawanan. Kromosom-kromosom bergerak ke masing-masing kutub sel.13
Telofase II
Pada tahap ini, masing-masing kutub telah memiliki sebuah kromosom haploid.
Benang spindel akan menghilang dan diikuti dengan sitokinesis menghasilkan 4 sel anak
yang haploid. Ini merupakan fase terakhir dari meiosis II. Terbentuklah 4 inti anakan, masing-
masing memiliki sebuah kromatid dari tiap tetrad, sehingga jumlah kromosomnya haploid.
Jadi selama meiosis II tiada lagi pembelahan reduksi, melainkan berlangsunglah pembelahan
biasa.13,14
Perbedaan Mitosis dan Meiosis
Tabel 1. Perbedaan Mitosis dan Meiosis2
Sifat Mitsosis Meiosis
Jumlah pembelahan inti Satu Dua
Jumlah total sel saat selesai
pembelahan
Dua Empat
Jumlah kromosom (n) 2n dengan jumlah kromosom
sama seperti sel induk
(manusia 46)
1n dengan jumlah kromosom
setengah dari sel induk
(manusia 23)
Jenis sel Sel tubuh (sel somatik) Sel kelamin (sel gamet)
Kejadian pada manusia Seumur hidup Setelah pubertas
Fungsi Pemeliharaan dan perbaikan
sel, pertumbuhan, dan
menghasilkan sel-sel yang
secara genetik identik
Produksi sel telur dan sl
seperma, serta
memungkinkan terjadi
rekombinasi genetik
4. Diferensiasi Sel
Diferensiasi adalah proses pematangan sel primitif ke dalam jenis-jenis sel khusus
fungsional tubuh seperti ketika sel induk darah menghasilkan sel darah merah, sel darah
putih, dan trombosit.16 Deferesiasi sel merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel
kearah fungsi khusus yang tidak dimiliki oleh sel awal. Diferensiasi berlangsung sewaktu
embrio, sehingga individu terdiri atas berbagai macam jaringan. Proses diferensiasi
merupakan proses terbentuknya sifat-sifat baru atau menghilangnya sifat yang tidak ada
sehingga sel memperoleh sifat dan struktur baru, sehingga dapat dikatakan bahwa diferensiasi
menekankan perubahan kualitatif. Diferensiasi dapat terjadi jika ada perubahan nyata pada
morfologi sel contohnya pada pembentukan sel epitel kulit dari sel ektodermal atau
perubahan fungsi khusus dari sel. Deferensiasi mutlak perlu untuk makhluk hidup
multiseluler komplek sehingga akan terjadi pembagian pekerjaan atau aktivitas tubuh yang
efektif. Selama diferensiasi, sel mendapat sifat-sifat contohnya dari aktin dan miosisn pada
sel otot atau terjadinya perubahan pada susunan kimia. Hasil proses diferensiasi secara
internal yaitu pertumbuhan dan terbentuknya jaringan dan organ yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan sehingga membentuk suatu struktur tubuh baru yang disebut morfogenesis.
Perkembangan dan diferensiasi dikontrol oleh DNA pada nekleolus. Hasil proses diferensiasi
secara internal ialah terbentuknya macam-macam jaringan dan organ. Pembentukan suatu
struktur tubuh baru disebut morfologis yang dikontrol oleh DNA pada nekleolus. Sel induk
bersifat totipotent atau pluripotent yang artinya memiliki sel-sel anak potensi yang lengkap
dan bermitosis serta berdiferensi. Diferensiasi potensi sel anak yang menciut dan khas untuk
suatu aktifitas khusus disebut unipoten yang artinya memiliki potensi sel yang tunggal untuk
bernafas, mencerna, sekresi zat A, pergerakan, dan lain-lain.
Regenerasi
Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan
untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Proses
regenerasi sel dimulai sejak usia anak-anak hingga kira- kira 30 tahun, setelah itu proses
degenerasilah (perusakan) yang paling dominan. Namun pada dasarnya, proses regenerasi
dan degenerasi sel akan selalu terjadi dalam tubuh kita. Tinggal bagaimana kita mengatur
pola hidup agar proses degenerasi sel tidak sampai membuat kita terserang penyakit berat.
Faktor-faktor Penghambat Regenerasi Sel
Ada beberapa faktor yang menghambat proses regenerasi sel, antara lain:
1. Tingginya penumpukan bahan toksin pada sel-sel jaringan organ tubuh yang berasal dari
sisa metabolisme. Ini biasanya disebabkan tingkat stres yang tinggi.
2. Pembusukan di usus besar yang biasanya terjadi karena banyak mengonsumsi daging atau
unggas yang sulit dicerna dalam usus.
3. Zat aditif (perasa, pengawet, pewarna). Biasanya didapat dari makanan-makanan siap saji
atau junk food.
4. Polutan (pestisida, limbah pabrik, asap mobil, asap pabrik, asap rokok).
5. Pemakaian obat-obatan.
Apoptosis
Apoptosis adalah kematian sel secara terprogram yang terjadi secara normal selama
proses perkembangan dan penuaan semua jaringan tubuh. Apoptosis merupakan mekanisme
homeostatis sel untuk memelihara populasi sel dalam jaringan tubuh dan dalam mekanisme
pertahanan tubuh. 17
Apoptosis adalah suatu proses kematian sel yang terprogram, diatur secaragenetik,
bersifat aktif, ditandai dengan adanya kondensasi chromatin, fragmentasisel dan pagositosis
sel tersebut oleh sel tetangganya.
Kresno dalam tulisannya,apoptosis adalah kematian sel terprogram yang merupakan
proses penting dalam pengaturan homeostasis normal, proses ini menghasilkan keseimbangan
dalam jumlah sel jaringan tertentu melalui eliminasi sel yang rusak dan proliferasifisiologis
dan dengan demikian memelihara agar fungsi jaringan normal.Deregulasi apoptosis
mengakibatkan keadaan patologis, termasuk proliferasi selsecara tidak terkontrol seperti
dijumpai pada kanker. Ada berbagai bukti yangmenyatakan kontrol apoptosis dikaitkan
dengan gen yang mengatur berlangsungnya siklus sel, diantaranya gen p53, Rb, Myc, E1A
dan keluargaBcl-2. Gangguan regulasi dan proliferasi sel baik akibat aktivitas
onkogendominan maupun inaktivasi tumor suppressor genes ada hubungannya dengankontrol
apoptosis. Beberapa jenis virus onkologik melaksanakan prosestransformasi sel dengan cara
mengganggu fungsi apoptosis dalam sel., misalnyaSV40, herpes dan adenovirus, polioma
maupun virus Epstein Barr (EBV).
Dalam literatur lain menyebutkan apoptosis merupakan suatu bentuk kematiansel
yang didesain untuk menghilangkan sel-sel host yang tidak diinginkan melaluiaktivasi
serangkaian peristiwa yang terprogram secara internal melaluiserangkaian produk gen.
Adapun terjadinya penyebab diatas sebagai berikut:
a) Selama proses perkembangan
b) Sebagai suatu mekanisme homeostatik untuk memelihara sel di jaringan.
c) Sebagai suatu mekanisme pertahanan seperti reaksi imun
d) Apabila sel-sel dihancurkan oleh penyakit atau agent-agent yang berbahaya.
e) Proses Penuaan
Gambar 12. Apoptosis
Sumber : jurusanbiologi.blogspot.com
Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup dan secara fungsional untuk
menjalankan fungsi kehidupan lalu membentuk organisme. Pada manusia, seluruh sel
membelah untuk memperbanyak jumlahnya yang digunakan untuk memperbanyak sel
somatik dan pada sel gamet. Melalui proses pembelahan maka tubuh akan mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan dan memiliki peran dalam memperbaikan jaringan.
Pembelahan sel dibagi menjadi dua yaitu mitosis dan meiosis. Meiosis pembelahan sel yang
menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom setengah dari induknya. Fase-fase meiosis
meliputi interfase, meiosis I (profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I), interkinase, dan
yang terakhir adalah meiosi II (profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II). Dalam
skenario ini, proses penyembuhan luka terjadi pada pembelahan mitosis yaitu proses
terjadinya distribusi kromosom-kromosom secara sama rata-rata pada dua sel baru yang
terbentuk dari sel induk yang mengalami pembelahan yang berfungsi dalam proses
pertumbuhan pada manusia, mengganti sel-sel yang rusak, apabila kulit manusia terluka
maka sel-sel pada jaringan yang terluka, maka sel-sel pada jaringan yang terluka itu akan
melakukan pembelahan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Terdapat lima tahapan
mitosis yaitu profase, metaphase, anaphase, telophase dan sitokinesis. Sel-sel mengalami
kematian sehingga akan muncul regenerasi yang merupakan peran penting dalam
pembangunan, penyembuhan, dan perbaikan jaringan. Dan akan dilanjutkan dengan
diferesiasi sel yang merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel kearah fungsi khusus
yang tidak dimiliki oleh sel awal.
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.
2. James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2011.h 88-90.
3. Kliegman B, Nelson A. Ilmu kesehatan anak Nelson. Edisi 15 (1). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2000.h 391.
4. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/viewFile/
1064/1148_umm_scientific_journal.pdf . Diunduh pada 15 Desember 2014.
5. http://cellsafe.co.id/selinduk.html . Diunduh pada 15 Desember 2014.
6. Dokter dan Ahli di WebMD. Kamus kedokteran webster’s new world. Edisi 3. Jakarta: PT
Indeks; 2010.
7. Fried GH, Hademenos GJ. Reproduksi sel. Dalam:Biologi. Ed:2.Jakarta:Penerbit
Erlangga;2005:h.95
8. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.h 166-7.
9. Corwin JE. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h 43-6.
10. Karmana O.Pola-pola hereditas. Dalam:Cerdas belajar biologi. Jakarta: PT Grafindo Media
Pratama;2007:h.101
11. Otto SE. Buku saku keperawatan onkologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.h
8.
12. Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MR. Reproduksi sel dan pewarisan sifat.Dalam:Mudah
dan aktif belajar biolgi.Bandung:Setia Purna Inves;2007:h.79
13. Ariebowo M. Reproduksi sel. Dalam:Praktis belajar biologi. Jakarta: Visido media
persada ;2009: h.66-72
14. Suryo. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2008:h.57, 60-3.
15. Juwono, Juniarto AZ. Biologi Sel. Jakarta: EGC; 2000:h.80-1,8,9.
16. http://kamuskesehatan.com/arti/diferensiasi/ . Diunduh pada 15 Desember 2014.
17. http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?p=2551 . Diunduh pada 16 Desember 2014