pbl blok 2 modul 1

10
Pengambilan Keputusan pada Kasus Euthanasia Gregorius William Liu 102013426 Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Tlp : 5666952 Email : [email protected] Pendahuluan Dalam menghadapi suatu kondisi masalah, pengambilan keputusan dilakukan melalui dua pendekatan, diantarana pendekatan Holistik dan pendekatan Spesifik. Pendekatan Holistik adalah pendekatan dimana suatu masalah dilihat secara luas. Holistik dimengerti sebagai sebuah paham cara pendekatan terhadap suatu masalah atau gejala, dengan memandang masalah atau gejala itu sebagai suatu kesatuan yang utuh. Sebagai sebuah sifat, maka holistik berhubungan dengan sistem keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih daripada sekadar kumpulan bagian.holistik sebagai semua teori yang menekankan pandangan bahwa manusia merupakan suatu organisme yang utuh atau padu dan bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata berdasarkan akti vitas bagian- bagiannya. Sedangkan pendekatan spesifik lebih menekankan masalah dilihat dari sudut pandang tertentu, misalnya seperti pada skenario seorang wanita terbaring koma selama 15 tahun, bagaimana kondisi ini dilihat lebih spesifik dari segi medis. Dalam pengambilan keputusan itu sangat penting harus memperhatikan beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat dari pengambilan keputusan itu, mungkin dari pengambilan keputusan itu bisa berdampak baik dan juga bisa berdampak buruk bagi kita yang mnegambil keputusan tersebut. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan, kita harus menganalisa sesuatu yang akan terjadi jika mengambil kepusutusan itu.

Upload: reinhard

Post on 13-Feb-2016

264 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pbl blok 2

TRANSCRIPT

Page 1: PBL blok 2 modul 1

Pengambilan Keputusan pada Kasus Euthanasia

Gregorius William Liu102013426

Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Tlp : 5666952

Email : [email protected]

PendahuluanDalam menghadapi suatu kondisi masalah, pengambilan keputusan dilakukan melalui

dua pendekatan, diantarana pendekatan Holistik dan pendekatan Spesifik. Pendekatan Holistik adalah pendekatan dimana suatu masalah dilihat secara luas. Holistik dimengerti sebagai sebuah paham cara pendekatan terhadap suatu masalah atau gejala, dengan memandang masalah atau gejala itu sebagai suatu kesatuan yang utuh. Sebagai sebuah sifat, maka holistik berhubungan dengan sistem keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih daripada sekadar kumpulan bagian.holistik sebagai semua teori yang menekankan pandangan bahwa manusia merupakan suatu organisme yang utuh atau padu dan bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata berdasarkan akti vitas bagian-bagiannya. Sedangkan pendekatan spesifik lebih menekankan masalah dilihat dari sudut pandang tertentu, misalnya seperti pada skenario seorang wanita terbaring koma selama 15 tahun, bagaimana kondisi ini dilihat lebih spesifik dari segi medis.

Dalam pengambilan keputusan itu sangat penting harus memperhatikan beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat dari pengambilan keputusan itu, mungkin dari pengambilan keputusan itu bisa berdampak baik dan juga bisa berdampak buruk bagi kita yang mnegambil keputusan tersebut. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan, kita harus menganalisa sesuatu yang akan terjadi jika mengambil kepusutusan itu.

Rumusan MasalahMembahas cara pengambilan keputusan antara suami dan orang tua Terri tentang

pencabutan pipa artificial milik Terri yang sudah koma selama 15 tahun. Dan setelah diperbolehkan dicabut oleh mahkamah agung, Terii meninggal.

SkenarioPada tanggal 31 Maret 2005, Terri Schiavo meninggal dunia di Negara bagian Florida,

Amerika Serikat, pada usia 41 tahun. Ia meninggal 13 hari setelah Mahkamah Agung Amerika memberikan izin mencabut pipa makanan artificial yang selama ini memungkinkan pasien dalam keadaan koma ini dapat terus hidup. Komanya dimulai pada tahun 1990 saat Terri jatuh di rumahnyadan ditemukan oleh suaminya Michael Schiavo dalam keadaan gagal jantung. Tanggapnya pelayanan emergency di Amerika Serikat membuat Terri dapat diresusitasi lagi. Namun, karena cukup lama ia tidak bernapas, maka ia mengalami kerusakan otak berat akibat kekurangan oksigen. Menurut para ahli medis, gagal jantung itu disebabkan oleh ketidakseimbangan unsure potasium dalam tubuhnya. Karena itu, dokter dan rumah sakit

Page 2: PBL blok 2 modul 1

yang menanganinya dituduh malpraktik dan harus membayar ganti rugi besar akibat dinilai lalai tidak bisa menemukan kondisi yg membahayakan ini.

Selama 15 tahun, Terri Schiavo berbaring di tempat tidur dalam keadaan koma. Pada bulan Mei 1998, Michael Schiavo mengajukan permohonan ke pengadilan agar pipa makanan boleh dicabut, sehingga dengan demikian istrinya dapat meninggal dunia dengan tenang. Tetapi orang tua Terri, Robert dan May Schindler, sama sekali tidak setuju dan mengajukan banding ke pengadilan. Dua kali pipa makanan Terri dilepaskan atas izin pengadilan, meskipun setelah beberapa hari harus dipasang kembali atas perintah pengadilan yang lebih tinggi.

Michael Schiavo mengajukan kasus ini di pengadilan berdasarkan kesaksian istrinya yang menegaskan bahwa ia tidak ingin kehidupannya dipertahankan dengan cara demikian. Sementara orang tua Terri menganggap bahwa menghentikan pipa makanan artificial anaknya sama saja dengan membunuh.

Isi Pada pendekatan Holistik suatu masalah dilihat dari berbagai aspek diantaranya aspek

filosofis dan aspek logis. 1. Aspek Filosofis

Kata filosofi (philosophy) berasal dari perkataan Yunani philos (suka, cinta) dan Sophia (kebijaksanaan). Jadi kata filosofi berarti cinta kepada kebijaksanaan. Suatu definisi filsafat dapat diberikan dari berbagai pandangan. Berikut ini dapat dicermati beberapa definisi filsafat.[1]

Pertama, filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Pengertian filsafat ini berarti bahwa orang dapat melihat problema sesuatu dalam perspektif yang luas, atau sebagai suatu bagian dari susunan yang lebih besar. Oleh karena itu menghadapi situasi ini secara tenang dan dengan berpikir, dengan keseimbangan dan rasa tentram. [1]

Kedua, filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi. Ahli filsafat selalu bersifat berpikir dan kritis. Mereka melakukan pemikiran kedua terhadap bahan-bahan yang disajikan oleh faham orang awam.[1]

Secara umum filsafat mengkaji sumber, watak, dan kebenaran pengetahuan. Apakah yang dapat diketahui akal manusia?; dari manakah kita memperoleh pengetahuan?

Ilmu merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu sosial namun permasalahan-permasalahan yang teknis yang khas, maka filsafat ilmu adalah cara filsafat untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakekat ilmu, dalam bertindak dan kegiatan mengetahui filsafat memiliki tiga dimensi dasar dalam setiap aktivitas berbahasa dan kegiatan mengetahui diantaranya Ontologi, Epistemologi, dan Axiologi

a. OntologiOntologi berbicara tentang obyek mana yang ditelaah? Ujud hakiki obyek?

Hubungan obyek dengan tangkapan manusia (berfikir, merasa, mengindera ; yang membuahkan pengetahuan)[2].

Page 3: PBL blok 2 modul 1

Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti teori tentang keberadaan sebagai keberadaan. Pada dasarnya, ontologi membicarakan tentang hakikat dari sutu benda/sesuatu. Hakikat disini berarti kenyataan yang sebenarnya (bukan kenyataan yang sementara, menipu, dan berubah). Misalnya, pada model pemerintahan demokratis yang pada umumnya menjunjung tinggi pendapat rakyat, ditemui tindakan sewenang-wenang dan tidak menghargai pendapat rakyat. Keadaan yang seperti inilah yang dinamakan keadaan sementara dan bukan hakiki. Justru yang hakiki adalah model pemerintahan yang demokratis tersebut.[2]

Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Membahas tentang yang ada, yang universal, dan menampilkan pemikiran semesta universal. Berupaya mencari inti yang temuat dalam setiap kenyataan, dan menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya. Ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain suatu pengkajian mengenai yang “ada”.

Ontologi yang merupakan salah satu kajian filsafat ilmu mempunyai beberapa manfaat, di antaranya sebagai berikut:

1. Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada.

2. Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksisten dan eksistensi.

3. Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada berbagai ranah keilmuan maupun masalah, baik itu sains hingga etika.[2]

b. EpistemologiEpistemologi berbicara tentang bagaimana proses yang memungkinkan ditimba

pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa saja yang diperhatikan agar kita mendapat pengetahuan yang benar, apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apa kriterianya? Cara dan tehnik sarana yang membantu kita mendapat pengetahuan yang berupa ilmu.[2]

c. AxiologiAxiologi berbicara tentang untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu

dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara tehnik prosedural yang merupakan operasional metode ilmiah dengan norma-norma moral atau professional.[2]

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti nilai. Sedangkan logos yang berarti teori tentang nilai. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Sedangkan Jujun S.Suriasumantri mengartika aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada

Page 4: PBL blok 2 modul 1

pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan.[2]

2. Aspek LogisAzas-azas pemikiran merupakan dasar yang terdalam dari setiap pemikiran dan

pengetahuan.Azas adalah sesuatu yang mendahului yang hanya melaluinya segala pengetahuan lain

bergantung dan dapat dimengerti. Maka, azas merupakan titik tolak (titik awal) dari mana sesuatu muncul dan berkembang.[3]

Azas-azas pemikiran dasar dibagi menjadi azas primer dan sekunder.

Azas Primer :- Azas Identitas: Identitas merupakan asas yang menunjuk sifat yang khas atau

sifat pokok realitas, konsep, atau masalah. Dalam asas ini dapat dilihat bahwa setiap realitas, konsep, maupun masalah mempunyai hakikat yang khas, yaitu memliki sifat, referensi dan identitas tertentu. Asas identitas menunjuk kenyataan bahwa pengakuan akan realitas, konsep, maupun masalah membawa konsekuensi semua kesimpulan yang ditarik dari pengakuan itu harus diakui. Asas Identitas melihat sesuatu adalah sebagaimana adanya, bukan yang lain, dan berdasarkan realita atau kenyataan yang ada.

- Azas Kontradiksi: Asas kontradiksi menunjuk pada isi dan luas pengertian yang berbeda dari suatu realitas, konsep, atau masalah yang sama. Perbedaan isi dan luas pengertian disebabkan sudut pandang atau cara pendekatan yang berbeda. Sehingga kita perlu cermat menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Asas kontradiksi ini bersifat kebalikan atau bersifat negative dari asas identitas. perumusan negatif dari azas identitas.

- Azas Kecukupan Penalaran (Principle of Sufficient Reason / PSR): segala yang ada memiliki alasan yang cukup untuk adanya, dan karena itu segala yang ada dapat dijelaskan oleh nalar.

- Azas Non-Kontradiksi: sebuah keputusan tidak dapat sama-sama salah atau sama-sama benar. A = A, dan bukan A ≠ A.[3]

Azas Sekunder : Dari isi keputusan:

Azas kesesuaian: Jika A = B, dan B = C, maka A = C. Azas ketidaksesuaian: Jika A = B, dan B ≠ C, maka A ≠ C.

Dari luas keputusan: Dari pengertian universal, dapat ditarik kesimpulan universal. Dari pengertian partikular hanya dapat ditarik kesimpulan yang juga partikular,

bukan universal.

Dari modal keputusan:

Page 5: PBL blok 2 modul 1

Jika premis mutlak, kesimpulan juga mutlak. Premis yang mustahil dapat membawa pada kesimpulan yang benar atau salah. Dari apa yang ‘Ada’ dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang ‘Mungkin Ada’.

Tetapi, dari apa yang ‘Mungkin Ada’ tidak dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang sesungguhnya ‘Ada’.

Dari apa yang ‘tidak mungkin’ dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang ‘tidak ada’. Tetapi, dari yang ‘tidak ada’ tidak dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang ‘tidak mungkin’.[3]

Pada pendekatan spesifik, masalah pada skenario dilihat dari aspek medis. Diantaranya adalah Euthanasia, dan konsep dasar kematian.

1. Euthanasia Euthanasia berasal dari kata “eu” yang berarti baik dan “thanatos” yang berarti

mati. Dapat diartikan euthanasia sama dengan mercy killing atau tindakan pembunuhan atas dasar perasaan kasih sayang. Menurut kode etik kedokteran Indonesia istilah euthanasia dipergunakan dalam tiga arti, yaitu :

- Berpindah kealam baka dengan tenang dan aman, tanpa penderitaan, untuk yang beriman dengan nama Allah di bibir.

- Ketika hidup berakhir, penderitaan sisakit diringankan dengan memberkan obat penenang

- Mengakhiri penderitaan dan hidup seseorang yang sakit dengan sengaja atas permintaan pasien sendiri dan keluarganya.

Dalam aspek medis euthanasia diartikan sebagai mengakhiri atau tidak memperpanjang penderitaan pasien. Seperti pada pasien saat kondisi terminal dan sangat menderita dan sangat kecil kemungkinan untuk sembuh. Euthanasia dapat dilakukan secara bertahap, dari tindakan yang sudah dilakukan pada pasien merupakan tindakan yang luar biasa seperti perawatan ICU dalam jangka waktu lama. Kemudian keputusan untuk menghentikan perawatan pada pasien karena dinilai sudah sangat kecil kemungkinan untuk sembuh.[4]

2. Penentuan kematian / Konsep kematianMati adalah berhentinya secara permanen fungsi organ-organ vital (paru-paru,

jantung, dan otak) sebagai suatu kesatuan yang utuh, yang ditandai oleh berhentinya konsumsi oksigen, sehingga satu demi satu sel yang merupakan elemen hidup terkecil yang membentuk manusia akan mengalami kematian, yang mana dimulai dari sel-sel yang paling rendah daya tahannya terhadap ketiadaan oksigen.

Kriteria diagnostik yang paling banyak digunakan untuk menentukan suatu kematian diantaranya :- Hilangnya semua respon terhadap sekitarnya- Tidak ada gerakan otot serta postur- Tidak ada reflek pupil- Tidak ada reflek kornea- Tidak ada respon motorik dari syaraf kranial terhadap rangsangan- Tidak ada reflek menelan atau batuk ketika tuba endotracheal didorong kedalam

Page 6: PBL blok 2 modul 1

- Tidak ada nafas spontan ketika respirator dilepas untuk waktu yang cukup lama walaupun CO2 sudah melampaui nilai ambang rangsangan napas[4]

3. Etika Etika adalah salah satu bagian dari filsafat dan bagian yang lainnya adalah

moral. Etika dan moralitas memiliki pengertian yang sama tetapi tidak sepenuhnya sama. Etika sendiri memiliki pengertian studi tentang kehendak manusia yaitu kehendak yang berhubungan dengan keputusan tentang mana yang benar dan mana yang salah dalam tindak perbuatan manusia. Etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Sehingga etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Singkatnya etika dipahami sebagai aturan tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia dengan mematuhi ajaran yang berisikan perintah dan larangan tentang baik buruknya perilaku manusia yang harus dipatuhi dan dihindari. [4]

PenutupJadi, dari skenario diatas dapat disimpulkan bahwa euthanasia termasuk hipotetik

bersyarat. karena dari segi medis yaitu sebagai seorang dokter diperbolehkan melakukan euthanasia dengan berbagai pertimbangan yang mendukung dilakukannya euthanasia serta mempertimbangkan juga konsekuensi yang akan diterima setelah dilakukannya euthanasia.

Suatu keputusan dapat diambil dengan memperhatikan segala aspek yang terkandung didalamnya mempertimbangan segala konsenkuensi yang timbul akibat keputusan yang diambil tersebut. Suatu masalah harus dilihat dari pendekatan holistik dan spesifik dimana pendekatan holistik lebih melihat suatu masalah dengan ruang lingkup yang luas dari segala sisi seperti sosial hukum dan lainnya, sedangkan aspek spesifik lebih menekan suatu masalah dilihat dari suatu aspek tertentu seperti euthanasia yang dilihat dari sisi medis. Agar kita mengetahui keputusan mana yang terbaik buat kita dan mendatangkan sisi positif, kita perlu memperhatikan beberapa aspek yang ada. Aspek tersebut dapat berupa filosofi kritis yang berisikan ontologi yang berdasarkan kenyataan atau realita yang ada, epistemologi yang berdasarkan kemampuan untuk menjelaskan sesuatu yang ada dan axiologi yang berdasarkan melihat perbuatan mana yang baik dan buruk. Serta melihat dari aspek etika dan medis tentang keputusan terbaik untuk menghasilkan sesautu yang positif.

Daftar Pustaka

Page 7: PBL blok 2 modul 1

1. Jujun S Suriasumantri. Filsafat ilmu pengantar popular. Jakarta : Pustaka sinar harapan;

2003.

2. Sudarminta J. Epistemologi dasar pengantar filsafat pengetahuan. Bandung: Remaja

rosdakarya; 2009.

3. Kamdhi JS. Terampil berargumen pembelajaran bahasa dan sastra indonesia. Jakarta:

grasindo; 2010.

4. Darmadi. Infeksi nonsokomial problmatika dan pengendaliannya. Jakarta: salemba medika; 2008.