pbl blok 13_tumbuh kembang_ria b.w

32
Gangguan Tumbuh Kembang pada Bayi Ria Brillianta Widyarta NIM: 102010232 Kelompok E 2 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Barat Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 e-mail : [email protected] _____________________________________________________________ ____________ Pendahuluan Sejak awal manusia hadir di dunia, manusia tidaklah sudah besar. Di dalam hidupnya, manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dan lansia. Dalam setiap prosesnya, banyak faktor-faktor yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan manusia itu sendiri, kebutuhan yang diperlukan juga berbeda-beda baik saat bayi, anak- anak, remaja, dan lansia. Semua hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, gizi yang dapat dilihat dari asupannya, yaitu makanan yang dikonsumsi sehari-hari, tidak hanya itu, faktor asupan gizi ini sudah menjadi faktor utama semenjak manusia berada di dalam kandungan guna menunjang pertumbuhan awal yang baik. Selain dalam 1

Upload: giannaoshin

Post on 13-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 13

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

Gangguan Tumbuh Kembang pada Bayi

Ria Brillianta Widyarta

NIM: 102010232

Kelompok E 2

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta Barat

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

e-mail : [email protected]

_________________________________________________________________________

Pendahuluan

Sejak awal manusia hadir di dunia, manusia tidaklah sudah besar. Di dalam

hidupnya, manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan, mulai dari bayi, anak-

anak, remaja, dan lansia. Dalam setiap prosesnya, banyak faktor-faktor yang diperlukan

untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan manusia itu sendiri, kebutuhan yang

diperlukan juga berbeda-beda baik saat bayi, anak-anak, remaja, dan lansia. Semua hal ini

juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, gizi yang dapat dilihat dari asupannya,

yaitu makanan yang dikonsumsi sehari-hari, tidak hanya itu, faktor asupan gizi ini sudah

menjadi faktor utama semenjak manusia berada di dalam kandungan guna menunjang

pertumbuhan awal yang baik. Selain dalam asupan gizi, juga dapat dipengaruhi dengan

masalah gizi dari setiap tahapan yang dilihat mulai dari usia bayi, balita, anak-anak,

remaja, dewasa, dan lansia. Dalam perkembangannya gizi juga dapat diukur dengan

berbagai cara, salah satunya yang paling mudah adalah dengan antropometri maupun

dietetik dan masih ada yang lain. Selain itu juga, ada beberapa faktor penunjang lainnya,

yaitu dari lingkungan, keadaan sosial, keadaan fisik, maupun masalah personal dan

keadaan dari setiap individu.

1

Page 2: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

Pembahasan

Anamnesis

Anamnesis ada dua cara yaitu dengan autoanamnesis dan aloanamnesis. Karena bayi dan

sebagian besar anak belum dapat memberikan keterangan sendiri, maka dalam bidang

kesehatan anak, aloanamnesis menduduki tempat yang jauh lebih penting daripada

autoanamnesis. Sebagian besar data yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis

(diperkirakan tidak kurang dari 80%) diperoleh dari anamnesis. Anamnesis yang lengkap

harus dilakukan pada semua pasien, termasuk terhadap riwayat kehamilan ibu, riwayat

kelahiran pasien, makanan, imunisasi, pertumbuhan dan perkembangan, riwayat keluarga

dan corak reproduksi, dan sebagainya.1

1.1 Riwayat makanan

Pada anamnesis tentang riwayat makanan diharapkan dapat diperoleh keterangan

tentang makanan yang dikonsumsi oleh anak, baik dalam jangka pendek (beberapa waktu

sebelum sakit), maupun jangka panjang (sejak bayi). Kemudian dinilai apakah kualitas dan

kuantitas makanan yang dikonsumsi adekuat? Yaitu dapat memenuhi angka kecukupan

gizi yang dianjurkan. Pada bayi perlu diketahui susu apa yang diberikan, air susu ibu (ASI)

ataukah pengganti air susu ibu (PASI), atau keduanya? Apabila diberikan ASI, apakah ASI

diberikan secara eksklusif (ASI saja sampai usia 4 bulan)? Baik pada ASI maupun PASI

perlu ditanyakan cara pemberiannya, apakah on demand atau ad libitum, ataukah dengan

jadwal tertentu?1

Untuk PASI perlu ditanyakan jenis dan mereknya, takaran, frekuensi pemberian, dan

jumlah setiap kali pemberian untuk tiap umur tertentu. Harus ditanyakan pemberian

makanan tambahan, umur berapa mulai diberikan, jenis dan jumlahnya, serta jadwal

pemberiannya. Dengan demikian maka dapat diperkirakan kuantitas dan kualitas makanan

yang diterima oleh bayi atau anak tersebut selama ini. Pada hakekatnya anamnesis tentang

intake makanan ini merupakan analisis makanan secara kasar. Hasil analisis ini berperan

terutama pada kasus kelainan gizi dan gangguan tumbuh kembang, serta harus

digabungkan dengan data lain yaitu hasil pemeriksaan fisis, laboratorium, dan

antropometris, sehingga akhirnya dapat disimpulkan status nutrisi pasien secara lebih

akurat.1

2

Page 3: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

1.2 Riwayat Kelahiran

Riwayat kelahiran harus ditanyakan dengan teliti, termasuk tanggal dan tempat

kelahiran, siapa yang menolong, cara kelahiran (spontan, ekstraksi cunam, ekstraksi

vakum, bedah caesar), adanya kehamilan ganda, keadaan segera setelah lahir, dan

morbiditas pada hari-hari pertama setelah lahir. Masa kehamilan juga perlu ditanyakan,

apakah cukup bulan, kurang bulan, ataukah lewat bulan. Bila ada, lebih baik dilihat catatan

yang diberikan oleh puskesmas atau rumah bersalin tempat bayi lahir, yang biasanya

memberikan informasi yang diperlukan, termasuk nilai Apgar. Pada persalinan

instrumental (termasuk bedah caesar) ditanyakan apakah indikasi tindakan tersebut.1

Berat dan panjang badan lahir selalu ditanyakan. Dengan data berat badan lahir serta

masa gestasi yang diterapkan pada peta Lubchenko, maka dapat diketahui apakah bayi

pada saat lahir sesuai, kecil atau besar untuk masa kehamilannya (sesuai untuk masa

kehamilan/SMK), kecil untuk masa kehamilan (KMK), atau besar untuk masa kehamilan

(BMK). Keadaan ini terutama pada neonatus dengan berat badan lahir rendah (BBLR),

turut menentukan diagnosis. Morbiditas yang berhubungan dengan kelahiran dan selama

masa neonatus perlu ditanyakan termasuk asfiksia, trauma lahir, infeksi intrapartum,

ikterus, dan sebagainya yang mungkin berhubungan dengan masalah yang dihadapi

sekarang.1

1.3 Riwayat kehamilan ibu

Hal pertama yang perlu ditanyakan adalah keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada

atau tidaknya penyakit, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut.

Dirinci pula berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal dan kepada siapa kunjungan

antenatal dilakukan (dukun, perawat, bidan, dokter umum, dokter spesialis). Obat-obat

yang diminum pada usia kehamilan muda (trimester pertama) mungkin dapat

menyebabkan cacat bawaan pada bayinya. Infeksi beberapa jenis virus, misalnya virus

rubela yang terjadi pada trimester pertama kehamilan dapat menyebabkan cacat bawaan

pada bayi (sindrom rubela). Demikian juga cacat bawaan serta bayi berat lahir rendah

dapat terjadi akibat infeksi kongenital (termasuk TORCH).1

Pada bayi yang lahir kecil untuk masa kehamilan perlu ditanyakan apakah ibu

merokok, atau minum minuman keras, serta anamnesis yang cermat tentang makanan ibu

selama hamil. Bayi yang lahir dengan kondisi BBLR akan meningkat jumlahnya di suatu

daerah, bila kondisi ibu hamil dalam masyarakat mempunyai keadaan kesehatan gizi

3

Page 4: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

kurang memuaskan. Bayi dengan BBLR mempunyai resiko kematian yang lebih tinggi

dibandingkan dengan bayi dengan berat badan normal ketika dilahrikan.1

1.4 Riwayat Imunisasi

Status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulangan (booster) harus

secara rutin ditanyakan, khususnya imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis-B.

Beberapa imunisasi lain seperti tipa, MMR, hepatitis-A, dan Hib juga ditanyakan. Hal-hal

tersebut, disamping diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik yang

diperoleh, mungkin dapat membantu diagnosis pada beberapa keadaan tertentu (misalnya

polio hampir tidak pernah terjadi pada anak yang sudah mendapat imunisasi polio secara

benar).1

1.5 Riwayat Keluarga

Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh gambaran keadaan

sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan keluarga pasien. Banyak penyebab kesakitan

maupun kematian yang berlatar belakang pada keadaan sosial-ekonomi keluarga, misalnya

malnutrisi, atau tuberkulosis. Berbagai jenis penyakit bawaan dan penyakit keturunan juga

mempunyai latar belakang sosial budaya maupun mempunyai kecenderungan familial.

Dalam resume riwayat keluarga sebaiknya dibuat pedigri sehingga tergambar dengan jelas

hubungan antara anggota keluarga, terutama apabila ditemukan kelainan yang mempunyai

aspek genetik herediter atau familial.1

1.5 Corak Reproduksi Ibu

Tumbuh kembang, kesehatan, penyebab kesakitan dan kematian anak sangat erat

berhubungan dengan corak reproduksi ibu, yaitu umur ibu pada saat hamil, jarak kelahiran,

dan jumlah kelahiran (paritas). Di samping itu, corak reproduksi ibu merupakan salah satu

determinan penting status kesehatan ibu. Ibu dengan corak reproduksi yang kurang baik

(misalnya melahirkan di kurun usia optimal untuk melahirkan, jarak kelahiran yang terlalu

dekat, atau jumlah kelahiran yang terlalu banyak) akan kurang baik kesehatannya dan

kurang mampu menciptakan suasana pengasuhan anak yang baik. Hal ini akan

mempengaruhi pola kesakitan dan kematian anak. Sering dijumpai ibu yang suatu saat

sekaligus mempunyai 3 anak balita (di bawah 5 tahun) atau 2 batita (dibawah 3 tahun).

Jarak kelahiran yang dekat serta paritas yang tinggi sering berhubungan dengan MEP,

infeksi berulang, serta bayi dengan BBLR.

4

Page 5: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

Yang terakhir ini juga berhubungan dengan ibu perokok atau peminum alkohol. Umur ibu

yang lanjut saat hamil juga berhubungan dengan beberapa jenis kelainan kongenital,

misalnya sindrom down.1

Jadi dalam hal corak reproduksi ibu perlu ditanyakan :1

Berapa umur Ibu saat hamil/melahirkan?

Berapa umur kakak atau adiknya sehingga dapat diketahui jarak kelahiran?

Berapa jumlah persalinan? (termasuk aborsi)

1.6 Data Perumahan

Data perumahan diperlukan untuk mendapatkan gambaran keadaan anak dalam

lingkungannya sehari-hari. Hal ini perlu dalam menentukan pola pendekatan, baik untuk

menegakkan diagnosis maupun penatalaksanaan keadaan sakitnya secara tuntas. Dari data

ini dapat diketahui apakah keluarga pasien termasuk keluarga batuh (keluarga inti) ataukah

keluarga besar yang masing-masing mempunyai implikasi dalam praktek pengasuhan anak.

Sistem keluarga besar biasanya masih mempunyai corak tradisional dibandingkan dengan

sistem kelurga batih yang besifat lebih individual. Pada sistem keluarga besar, meski

kebutuhan biomedik mungkin kurang terpenuhi akan tetapi kebutuhan psikososial dapat

lebih terjamin.1

Pemeriksaan Fisik

2.1 Pemeriksaan Antropometri

Antropometri digunakan untuk menilai pertumbuhan fisik anak dan pemeriksaan ini

sering dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu tergantung umur (age dependence) dan tidak

tergantung umur. Untuk yang tergantung umur, berat badan, tinggi atau panjang badan,

lingkaran kepala dan lingkaran lengan atas akan dibandingkan terhadap umur. Bagi yang

tidak tergantung umur, hasil permeriksaan bisa dibandingkan seperti; berat badan terhadap

tinggi badan, lingkar lengan atas terhadap tinggi badan dan sebagainya.2

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap

kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan

merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain

tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Berat badan dipakai sebagai indikator

yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak.

5

Page 6: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

Sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran obyektif dan tidak memerlukan

banyak waktu. Kerugiannya, indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi

tubuh misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus.3

Perlu diketahui, bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari sebagai akibat

masuknya (intake) makanan dan minuman dengan keluaran (output) melalui urin, feses,

keringan dan bernafas. Besarnya fluktuasi bergantung pada kelompok umur dan bersifat

sangat individual, yang berkisar antara 100-200 gram, sampai 500-1000 gram bahkan

lebih, sehingga dapat mempengaruhi hasil penilaian. Indikator berat badan dimanfaatkan

dalam klinik untuk :3

1. Bahan informasi  untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun yang

kronis, tumbuh kembang dan kesehatan.

2. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit

3. Dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan.

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting.

Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat

terus sampai tinggi maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi,

dimana tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi

pesat kembali (pacu tumbuh adolesen) <, selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti

pada umur 18-20 tahun.2 Untuk anak < 2 tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan

dengan meletakkan bayi/anak terlentang di atas papan ukuran, tanpa sepatu atau topi.

Diusahakan agar tubuh bayi lurus, panjang badan diukur dengan meletakkan verteks bayi

pada kayu yang tetap, sedangkan kayu yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi.

Pengukuran langsung dengan tali pengukuran tidak akurat hasilnya, kecuali ada asisten

yang memegang kaki anak agar tidak bergerak dengan panggul dan lutut lurus. 2

Lingkar kepala harus diperiksa selama 2 tahun pertama kehidupan anak, namun

pengukuran juga dapat berguna pada setiap saat untuk mengetahui pertumbuhan kepala.

Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial. Pengukuran ini bisa dipakai untuk

menaksir pertumbuhan otak. Yang diukur adalah lingkar kepala terbesar. Caranya dengan

meletakkan pita melingkar kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata, dan

bagian belakang kepala bayi yang paling menonjol yaitu protuberensia oksipitalis. Apabila

pertumbuhan otak tidak normal maka kepala akan kecil. Lingkar kepala yang kecil dari

6

Page 7: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

normal (mikrosefali) menunjukkan adanya retardasi mental. Sebaliknya, kalau ada

penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan

volume kepala sehingga lingkar kepala lebih besar dari normal.2,4

Setelah melakukan pengukuran terhadap bayi, kita dapat membandingkan hasil

pengukuran yang kita dapat dengan nilai normal yang seharusnya seperti Tabel 1 dan

Grafik 1 di bawah ini :

Tabel 1: Tabel berat dan tinggi menurut umur anak Indonesia

Sumber:http://2.bp.blogspot.com/yTxqpsPpVI/Tbkzmf7nubI/AAAAAAAAAF4/S54y2QUtSL0/s1600/Tabel+Tinggi+Berat+Badan+Anak+Terbaru.jpg.5

7

Page 8: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

Grafik 1: Berat dan panjang badan menurut umur

Sumber: http://aufalactababy.files.wordpress.com/2011/04/gc-girl-0-36.jpg.6

2.2 Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital

Pemeriksaan nadi harus dilakukan pada keempat ekstremitas. Dalam menilai nadi,

kesalahan yang sering dilakukan adalah pemeriksa hanya menghitung frekuensi nadi per

menit, padahal seharusnya penilaian nadi harus mencakup frekuensi atau laju nadi, irama,

isi atau kualitas, serta ekualitas nadi. Laju nadi yang paling baik dihitung dengan pasien

dalam keadaan tidur. Bila tidak mungkin dilakukan pada anak dalam keadaan tidur, harus

diberikan catatan keadaan anak pada waktu anak diperiksa (bangun tenang, gelisah,

menangis, berontak). Perlu ditekankan bahwa penghitungan nadi harus disertai pula

dengan penghitungan laju jantung yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan denyut nadi,

sehingga laju jantung lebih tinggi dari pada denyut nadi. Takikardia adalah laju denyut

jantung yang lebih cepat dari pada laju normal. Keadaan ini antara lain dapat terjadi pada

keadaan demam, aktivitas fisik, ansietas, tirotoksikosis, miokarditis, gagal jantung,

dehidrasi, atau renjatan. Pada demam, kenaikan suhu badan tiap 1°C diikuti oleh kenaikan

denyut nadi sebanyak 15-20x/menit. Pada pasien demam tifoid kenaikan denyut nadi

tersebut relatif sedikit apabila dibandingkan dengan kenaikan suhu (disebut bradikardia

relatif), sedangkan pada demam reumatik kenaikan denyut nadi lebih tinggi dibandingkan

8

Page 9: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

dengan kenaikan suhu (tanpa gagal jantung atau demam, pasien demam reumatik

menunjukkan takikardia). Pada takikardia sinus selalu terjadi variasi 10-15 denyut dari

menit ke menit, akan tetapi pada takikardia supraventrikular paroksismal, di samping nadi

sulit dihitung oleh karena cepatnya (lebih dari 200/menit), laju nadi konstan sepanjang

waktu serangan.1

Bradikardia adalah frekuensi denyut jantung yang lebih lambat dari frekuensi

normal. Keadaan ini bila terjadi pada demam, menyarankan terdapatnya infeksi salmonela.

Bradikardia sinus juga dapat terjadi pada tekanan intrakranial meninggi, sepsis,

hipotiroidisme, anoreksia nervosa, atau intoksikasi digitalis. Pada remaja olahragawan

yang terlatih juga dapat didapatkan bradikardia sinus. Blok jantung komplet adalah contoh

bradikardia yang berbahaya, kelainan ini dapat kongenital atau didapat (misalnya

miokarditis difterika). Dalam keadaan normal irama nadi adalah teratur. Disritmia

(aritmia) sinus adalah ketidakteraturan nadi yang paling sering dijumpai. Pada keadaan ini

denyut nadi teraba lebih cepat pada waktu inspirasi dan lebih lambat pada waktu ekspirasi.

Hal ini sering terdapat pada anak di atas umur 3 tahun, dan makin jelas pada remaja,

terutama bila laju nadi kurang dari 100/menit. Keadaan ini adalah normal, bahkan

merupakan petunjuk adanya cadangan jantung yang baik. Disritmia sinus jarang terdapat

pada bayi. Adanya disritmia dapat dideteksi dengan perabaan nadi dan auskultasi jantung,

namun jenis disritmia hanya dapat dipastikan dengan EKG. Berbagai jenis ekstrasistole

dapat menyebabkan nadi yang iregular, demikian pula fibrilasi atrium hampir selalu

disertai dengan irama nadi yang tidak teratur. Dapat juga dijumpai ketidakteraturan yang

teratur misalnya nadi teraba sepasang-sepasang (pulsus bigeminus) atau teraba sebagai

kelompok tiga (pulsus trigeminus).1

Isi perabaan nadi yang normal disebut cukup. Pulsus seler (water hammer

pulse/corrigan’s pulse) adalah nadi yang teraba sangat kuat dan turun dengan cepat, akibat

tekanan nadi (beda sistole dan diastole) yang besar. Keadaan tersebut biasanya disertai

dengan pulsasi kapiler, yang dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku dengan

ringan (quinke’s pulse). Bila didengarkan dengan stetoskop di a. Femoralis, akan terdengar

suara seperti letusan pistol (pistol shot sign), atau dapat terdengar semacam bising sitolik

dan diastolik (durosiez sign). Pulsus seler ini terdapat pada insufisiensi aorta, duktus

arteriosus persisten, fistula arterio-vena, atau pada keadaan hiperkinetik seperti

tirotoksikosis dan anemia. Isi nadi yang kurang atau lemah terdapat pada kegagalan

9

Page 10: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

sirkulasi (renjatan) serta gagal jantung yang berat. Pulsus parvus et tardus (nadi dengan

amplitudo yang rendah dan teraba lambat naik) terdapat pada stenosis aorta yang hebat.

Pulsus alternans ditandai dengan denyut nadi yang berselang-selang kuat dan lemah, hal ini

menunjukkan terdapatnya beban ventrikel kiri yang berat, atau gagal jantung kiri. Pulsus

paradoksus (pulsus paradoksikus) adalah nadi yang jelas teraba lemah pada saat inspirasi

dan teraba normal atau kuar pada saat ekspirasi; hal tersebut harus dikonfirmasi dengan

pengukuran tekanan darah. Pulsus paradoksus terdapat pada tamponade jantung akibat

efusi perikardium atau perikarditis konstriktiva.1

Dalam keadaan normal isi nadi teraba sama pada keempat ekstremitas. Pada

koarktasio aorta, nadi pada ekstremitas atas teraba kuat sedang pada ekstremitas bawah

teraba lemah sampai tidak teraba. Pada penyakit takayasu, yang sering kali mengenai

cabang-cabang arkus aorta, nadi di ekstremitas bawah teraba normal sedangkan nadi di

ekstremitas atas teraba lemah atau tidak teraba. Tromboemboli di arteri perifer

menyebabkan nadi distal dari emboli menjadi tidak teraba atau teraba kecil. Keadaan-

keadaan tersebut disertai pula dengan perbedaan tekanan darah pada ekstremitas atas dan

bawah.1

Tekanan darah: Idealnya, pada tiap pasien harus diukur tekanan darah pada

keempat ekstremitas. Pemeriksaan pada satu ekstremitas dapat dibenarkan, apabila pada

palpasi teraba denyut nadi yang normal pada keempat ekstrenitas (nadi kedua a. Brakialis

atau radialis dan kedua a. Femoralis atau dorsalis pedis). Apabila terdapat keraguan pada

denyut nadi ke-4 ekstremitas, atau bila terdapat hipertensi pada pengukuran 1 ekstremitas,

maka pengukuran tekanan darah mutlak harus dilakukan pada ke-4 ekstremitas. Apabila

pengukuran tekanan darah dilakukan pada satu ekstremitas, yang biasa dipergunakan ialah

lengan atas kanan, untuk menghindari kesalahan akibat terdapatnya koarktasio aorta

sebelah proksimal dari a. Subklavia kiri yang menyebabkan tekanan darah di lengan kanan

tinggi dan di tempat lain rendah. Pada pengukuran tekanan darah hendaknya dicatat

keadaan pasien waktu tekanan darah diukur (duduk, berbaring tenang, tidur, menangis),

karena keadaan pasien dapat mempengaruhi hasil dan penilaiannya. Tekanan darah sistolik

dan diastolik meninggi pada berbagai kelainan ginjal (hipertensi renal). Tekanan darah juga

dapat meningkat pada keadaan peninggian tekanan intrakranial, hiperfungsi adrenal, dan

intoksikasi vitamin A dan D. Peningkatan tekanan darah sistolik tanpa peningkatan tekanan

diastolik (tekanan nadi besar) terdapat pada pasien duktus arterious persisten, insufisiensi

10

Page 11: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

aorta, fistula arterio-vena, dan keadaan hiperkinetik seperti ansietas atau anemia. Tekanan

darah sistolik yang rendah dengan tekanan diastolik yang normal terdapat pada stenosis

aorta. Tekanan sistolik dan diastolik menurun pada keadaan renjatan oleh karena sebab

apapun.1

Pernapasan: Pemeriksaan terhadap pernapasan pasien harus mencakup laju

pernapasan, irama atau keteraturan, kedalaman, dan tipe atau pola pernapasan. Dalam

keadaan normal, tipe pernapasan bayi ialah abdominal atau diafragmatik. Terdapatnya

pernapasan torakal pada bayi dan anak kecil menunjukkan adanya kelainan paru, kecuali

bila pasien sangat kembung. Makin besar anak, makin jelas komponen torakal pada

pernapasan, dan pada umur 7-8 tahun komponen torakal menjadi predominan

(torakoabdominal). Pada bayi baru lahir, terutama prematur, kadang-kadang terdapat

pernapasan tipe cheyne-stokes yang cepat dan dalam, diikuti oleh periode pernapasan yang

lambat dan dangkal, serta akhirnya periode apne beberapa saat. Pula ini biasaya hilang

setelah bayi berumur beberapa minggu. Pernapasan cheyne-stokes yang patologis terdapat

pada berbagai penyakit yang menyebabkan depresi susunan saraf pusat. Tipe pernapasan

kussmaul adalah tipe pernapasan yang cepat dan dalam; keadaan ini ditemukan pada

asidosis metabolik seperti dehidrasi, hipoksia, atau keracunan salisilat. Tipe pernapasan

biot ditandai dengan irama yang sama sekali tidak teratur, biasanya merupakan petunjuk

terdapatnya penyakit susunan saraf pusat seperti ensefalitis atau poliomielitis bulbaris.

Takipne adalah pernapasan yang cepat yang seringkali terlihat pada berbagai penyakit

paru. Pada bayi dan anak kecil takipne ini merupakan tanda dini gagal jantung. Bradipne,

atau pernapasan yang lambat, terdapat pada gangguan pusat pernapasan, tekanan

intrakranial meninggi, pengaruh obat sedatif, alkalosis, atau keracunan. Hiperpne adalah

pernapasan yang dalam, dapat terjadi asidosis, anoksia, serta kelainan susunan saraf pusat.

Hipopne adalah pernapasan yang dangkal, dan biasanya menunjukkan terdapatnya

gangguan susunan saraf pusat. Pernapasan yang kedalamannya normal disebut eupne.

Dispne berarti kesulitan bernapas yang ditandai oleh pernapsan cuping hidung, retraksi

subkostal, interkostal atau suprasternal, dapat disertai sianosis dan takipne. Perlu

diperhatikan apakah distres terjadi terutama pada isnpirasi atau ekspirasi. Dispne pada

inspirasi lebih mengaraj pada obstruksi tinggi, sedangkan distres pada ekspirasi lebih

mengarah ke obstruksi rendah. Dispne juga terjadi akibat latihan fisis, nyeri, ketakutan,

anemia, atau gagal jantung. Ortopne berarti kesulitan nepas bila pasien berbaring, yang

berkurang apabila pasien duduk atau berdiri; keadaan ini terdapat pada asma, gagal

11

Page 12: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

jantung, edema paru, epiglotitis, croup, dan fibrosis kistik. Dispne nokturnal paroksismal

terjadi beberapa jam setelah pasien tidur, biasanya tengah malam, merupakan tanda edema

paru akut misalnya pada stenosis mitral berat.1

Suhu tubuh: Demam adalah manifestasi berbagai penyakit. Suhu tubuh dapat

sedikit meningkat apabila anak menangis, setelah makan, setelah bermain, dan ansietas.

Infeksi bakteri, virus, protozoa, dehidrasi serta heat stroke menyebabkan demam dari yang

ringan sampai hiperpireksia. Demam juga dapat terjadi pada trauma otak, tumor otak,

keganasan, penyakit jaringan ikat, reaksi transfusi, reaksi obat dan lain-lainnya.

Hipertermia (suhu tubuh lebih dari 41°C) adalah keadaan yang berbahaya sehingga perlu

penurunan suhu tubuh dengan segera. Hipotermia (suhu tubuh kurang dari 35°C) juga

dapat berakibat fatal, terutama pada bayi-bayi prematur. Infeksi berat, termasuk sepsis,

yang pada anak besar disertai dengan demam, pada bayi baru lahir terutama prematur

justru dapat disertai hipotermia. Hipotermia juga terdapat pada dehidrasi dan renjatan.1

2.3 Denver Developmental Screening Test (DDST).

DDST adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai

kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun. Nama Denver menunjukkan bahwa uji

skrining ini dibuat di University of Colorado Medical Center di Denver.7

Selain DDST, sebenarnya ada sejumlah pengkajian perilaku lainnya untuk bayi dan anak

usia dini, diantaranya adalah :

1. Neonatal Behavioral Assessment Scale (NBAS) yang lebih dikenal sebagai “

The Brazleton”.7

2. Early Language Milestone (ELM) Scale untuk anak 0-3tahun.7

3. Clinical Adaptive Test (CAT) dan Clinical Linguistic and Auditor Milestone

Scale (CLAMS) untuk anak usia 0-3 tahun.7

4. Infant Monitoring System untuk anak usia 4-36 bulan.7

5. Early Screening Inventory untuk anak usia 3-6 tahun.7

6. Peabody Picture Vocabulary Test untuk anak usia 2,5-4 tahun.3

12

Page 13: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

DDST yang dikenal dengan Denver Scale adalah tes skrining untuk masalah kognitif dan

perilaku pada anak prasekolah. Tes ini dikembangkan oleh William K. Frankenburg dan

J.B. Dodds. DDST merefleksikan presentase kelompok anak usia tertentu yang dapat

menampilkan tugas perkembangan tertentu. Denver II dapat digunakan untuk berbagai

tujuan, antara lain :7

1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya.7

2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat.7

3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala,

kemungkinan adanya kelainan perkembangan.7

4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan.7

5. Memantau anak yang berisiko mengalami kelainan perkembangan.7

Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak, mulai

dari 0-6 tahun. Item-item tersebut tersusun dalam formulir khusus dan terbagi menjadi 4

sektor yaitu :7

1. Sektor personal-sosial, yaitu penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan

pribadi.7

2. Sektor motorik halus-adaptif, yaitu koordinasi mata-tangan, kemampuan

memainkan dan menggunakan benda-benda kecil, serta pemecahan masalah.7

3. Sektor bahasa, yaitu mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.7

4. Sektor motorik kasar, yaitu duduk, berjalan dan melakukan gerakan umum otot

besar lainnya.3

Setelah menyelesaikan tes Denver II, kita perlu melakukan tes perilaku untuk :7

1. Membantu pemeriksa menilai seluruh perilaku anak secara subjektif.7

2. Memperoleh taksiran kasar bagaimana seorang anak menggunakan

kemampuannya.7

13

Page 14: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

Alat-alat yang digunakan dalam test Denver ini , antara lain :

1. Alat-alat pokok yang dibutuhkan dalam penerapan Denver II :7

a) Benang wol merah

b) Icik-icik dengan gagang kecil

c) Boneka kecil dengan botol susu

d) Cangkir kecil dengan pegangan

e) Kubus dengan rusuk 2,5 cm berjumlah 8 buah, berwarna merah, biru, kuning

dan hijau masing-masing 2 buah.

f) Botol kecil berwarna bening dengan tutup berdiameter 2cm.

g) Manik-manik

h) Lonceng kecil

i) Bola tenis

2. Formulir DDST

Formulir Denver II berupa selembar kertas yang berisikan 125 tugas perkembangan

menurut usia pada halaman depan dan pedoman tes untuk item-item tertentu. Pada

bagian depan, terdapat 125 item yang digambarkan dalam bentuk persegi panjang

yang ditempatkan dalam neraca usia yang menunjukkan 25%, 50%, 75% dan 90%

dari seluruh sampel standard anak normal yang dapat melaksanakan tugas tersebut.

Sebagai contoh, item “menggosok gigi tanpa bantuan” memiliki makna :7

a) Dua puluh lima persen dari seluruh sampel anak dapat menggosok gigi tanpa

bantuan di usia kurang dari 33 bulan

b) Lima puluh persen dari seluruh sampel anak dapat menggosok gigi tanpa

bantuan di usia 42 bulan

c) Tujuh puluh lima persen dari seluruh sampel anak dapat menggosok gigi tanpa

bantuan di usia 51 bulan

14

Page 15: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

d) Sembilan puluh persen dari seluruh sampel anak dapat menggosok gigi tanpa

bantuan di usia kurang dari 63 bulan.

Pada beberapa kotak, terdapat catatan kecil angka (misalnya 1,2,3) yang

menujukkan bahwa item tersebut membutuhkan petunjuk khusus yang dapat dilihat

di bagian belakang lembar tes sesuai dengan angka yang tertulis. Pada sejumlah

kotak juga terdapat huruf “L” yang menandakan bahwa item tersebut dapat dinilai

LULUS/LEWAT berdasarkan laporan dari orang tua atau pengasuh anak. Adapun

di awal disebutkan bahwa penerapan DDST ditujukan untuk menilai perkembangan

anak berdasarkan usianya. Dengan demikian, sebelum melakukan tes ini terlebih

dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut. Untuk menghitung usia anak, kita

dapat mengikuti langkah berikut :7

a) Tulis tanggal, bulan dan tahun dilaksanakannya tes.

b) Kurangi dengan cara bersusun dengan tanggal, bulan dan tahun

kelahiran anak.

c) Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang

sesuai dari angka bulan di depannya.

d) Hasilnya adalah usia anak dalam tahun, bulan dan hari

e) Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu

f) Jika pada saat pemeriksaan usia anak dibawah 2 tahun, anak lahir

kurang 2 minggu, lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara

mengurangi umur anak dengan jumlah minggu tersebut.

3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.7

15

Page 16: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

GaGambar 1: Formulir Denver II

Sumber:http://4.bp.blogspot.com/f5MD85wB8Bc/TZ_ZlsrQmMI/AAAAAAAAAAM/VNIPjMmL2K0/s1600/denver%2BII.png.8

Pelaksanaan tes: Upaya identifikasi perkembangan dilakukan jika anak berisiko

mengalami kelainan perkembangan. Ini dilakukan melalui langkah-langkah berikut.

Pertama, pada setiap sektor, tes dilakukan sedikitnya pada 3 item terdekat di sebelah kiri

garis usia, juga pada semua item yang dilalui garis usia. Kedua, bila anak tidak mampu

melakukan salah satu item (gagal, menolak , tak ada kesempatan), item tambahan

dimasukkan ke sebelah kiri garis usia sampai anak dapat lulus/lewat dari 3 item secara

berturut-turut.7

Pemberian skor: Pada setiap item, kita perlu mencantumkan skor di area kotak

yang berwarna putih (dekat tanda 50%) dengan ketentuan sebagai berikut :7

1. L = Lulus/ Lewat (P= Pass). Anak dapat melakukan item dengan baik atau

orang tua melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat menyelesaikan item

tersebut (item yang bertanda L).7

2. G = Gagal (F= Fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orang

tua melaporkan terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan item tersebut.7

16

Page 17: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

3. M = Menolak ( R = Refusal). Anak menolak untuk melakukan tes untuk item

tersebut. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang

harus dilakukannya.7

4. Tak = Tak ada kesempatan (No = No opportunity). Anak tidak mempunyai

kesempatan untuk melakukan item karena ada hambatan.7

Interpretasi hasil untuk tes ini terdiri dari 2 tahap yaitu penilaian per item dan

penilaian tes secara keseluruhan. Adapun untuk penilaian per item dengan kategori sebagai

berikut. Penilaian item “lebih” (advance). Nilai lebih tidak perlu diperhatikan dalam

penilaian tes secara keseluruhan. Nilai lebih diberikan jika anak dapat lulus/lewat dari item

tes di sebelah kanan gari usia. Anak dinilai memiliki kelebihan karena dapat melakukan

tugas perkembangan yang seharusnya dikuasai oleh anak yang lebih tua. Penilaian item

“ok” atau normal. Nilai normal ini tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara

keseluruhan. Nilai “ok” dapat diberikan pada anak dalam kondisi berikut: Anak gagal (G)

atau menolak (M) melakukan tugas untuk item di sebelah kanan garis usia. Kondisi ini

wajar, karena item di sebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan tugas untuk anak

yang lebih tua. Dengan demikian tidak menjadi masalah jika anak gagal atau menolak

melakukan tugas tersebut karena masih banyak kesempatan bagi anak untuk melakukan

tugas tersebut jika usianya sudah mencukupi. Anak lulus/lewat (L), gagal (G) atau menolak

(M) melakukan tugas untuk item di daerah putih kotak (daerah 25%-75%). Jika anak lulus,

sudah tentu hal ini dianggap normal, sebab tugas tersebut memang ditujukan untuk anak di

usia tersebut. Lalu mengapa saat anak gagal atau menolak melakukan tugas masih kita

simpulkan OK? Perlu kita ketahui daerah putih pada kotak menandakan bahwa sebanyak

25%-75% anak di usia tersebut mampu melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain, masih

ada sebagian anak di usia tersebut yang belum berhasil melakukannya. Jadi jika anak gagal

atau menolak hal ini masih dianggap wajar.7

Penilaian item P = peringatan (C = caution). Nilai peringatan diberikan pada anak

jika anak gagal atau menolak melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada

daerah gelap kotak. Mengapa demikian? Hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 75%-

90% anak di usia tersebut sudah berhasil melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain,

mayoritas anak sudah bisa melaksanakan tugas itu dengan baik. Dengan demikian, jika ada

anak yang ternyata belum lulus atau menolak melakukan tugas tersebut, berarti anak

tersebut masuk ke dalam kelompok minoritas. Oleh karena itu anak tersebut mendapatkan

17

Page 18: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

hasil penilaian P (peringatan). Pertama, peringata karena anak mengalami kegagalan.

Peringatan jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir suspek.

Penilaian item T = terlambat (D = delayed). Nilai terlambat diberikan jika anak gagal atau

menolak melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut

memang ditujukkan untuk anak yang lebih muda. Perlu diperhatikan ada dua macam T.

pertama, terlambat karena anak mengalami kegagalan, kedua terlambat karena anak

menolak melaksanakan tugas. Penilaian item “no opportunity”. Nilai ini diberikan jika

anak tidak ada kesempatan untuk mencoba atau melakukan tes.7

Penilaian keseluruhan: Hasil interpretasi untuk keseluruhan dikategorikan

menjadi normal, suspek dan tak dapat diuji. Interpretasi normal diberikan jika tidak ada

skor terlambat atau maksimal 1 peringatan. Interpretasi suspek diberikan jika terdapat satu

atau lebih skor terlambat atau dua atau lebih skor peringatan. Tidak dapat diuji. Interpretasi

tidak dapat diuji diberikan jika terdapat satu atau lebih skor terlambat dan/atau dua atau

lebih peringatan.7

Pemeriksaan penunjang

3.1 Tes Mantoux

Salah satu cara mendiagnosis TB pada anak adalah dengan tes Mantoux. Zat yang

digunakan untuk tes Mantoux adalah sejumlah kecil kuman TB yang

mati dan telah dimurnikan. Kemudian kuman ini disuntikkan sebanyak 0,1 ml

dengan jarum kecil di bawah lapisan atas kulit lengan bawah kiri. Hasil tes Mantoux

sendiri tidak bisa digunakan untuk menegakkan diagnosis karena kadang hasil tes ini

memberikan hasil negatif palsu atau positif palsu. Hasil tes ini akan "dibaca" oleh tenaga

kesehatan pada 48-72 jam setelah penyuntikan, untuk dilihat dan diukur tonjolan keras

yang terbentuk. Reaksi yang terjadi terhadap tes Mantoux adalah terbentuknya tonjolan

yang teraba keras dan sekitarnya terlihat merah. Pada kasus-kasus di mana si

anak alergi, warna kemerahan terlihat sangat hebat sehingga tampak menyamarkan hasil

namun sekali lagi, yang diukur dalam tes ini adalah tonjolan yang terbentuk dan bukan

warna kemerahannya sehingga penting sekali melakukan perabaan pada tempat tes dan bila

perlu menandai perbatasan penonjolan dengan tinta untuk kemudian diukur diameternya

untuk dilaporkan dalam ukuran milimeter (bahkan 0 mm). Setelah anak menjalani tes

Mantoux, jangan lupa untuk kembali dalam 2 atau 3 hari untuk mengukur hasil tes.9

18

Page 19: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

Jangan menyentuh tempat penyuntikan karena gesekan atau garukan dapat mengakibatkan

daerah tersebut terinfeksi. Plester atau salep dapat mengganggu hasil tes, jadi jagalah

tempat penyuntikan tetap bersih namun tidak perlu ditutup (bisa dengan cara

menggunakan pakaian lengan panjang). Jika terbentuk lepuh pada tempat penyuntikan

jangan dipecahkan. Anak boleh melakukan aktivitas normal seperti biasa, misalnya

sekolah, olah raga, dan mandi. Jangan lupa juga untuk memberi tahu petugas kesehatan

bila anak sudah diimunisasi BCG atau pernah melakukan tes Mantoux dan hasilnya positif.

Jangan pernah ragu untuk bertanya mengenai tes ini kepada petugas yang melakukan tes

ini. Secara umum, tonjolan yang ukuran diameternya kurang dari 5 mm adalah negatif, 5-9

mm adalah meragukan, sedangkan ukuran 10 mm adalah positif. Tes Mantoux bisa

memberikan hasil positif bila :9

Seseorang pernah mengidap TB dan sudah sembuh

Seseorang telah terinfeksi kuman tuberculosis

Pernah mendapat imunisasi BCG (namun biasanya diameter hasil <10 mm, bila

diameter 15mm dan anak berusia 2 tahun maka dianggap anak mendapat

infeksi alamiah)

Seseorang sedang mengidap TB

3.2 Laboratorium

Skrining Neonatus yang memiliki tujuan untuk mengidentifikasi bayi beresiko dan

memerlukan pemeriksaan yang lebih definitif, dan jika ditemukan suatu kelainan bisa

diobati sedini mungkin sehingga mencapai pertumbuhan normal serta mengurangi

morbiditas dan mortalitas. Skrining pada bayi lahir sehat dan cukup umur, pengambilan

sampelnya dilakukan pada usia 72 – 120 jam sejak lahir. Bayi prematur atau yang sakit

dirawat di RS hingga usia 7 hari. Jika diperiksa sebelum 48 jam maka dilakukan

pengambilan sampel ulang sebelum usia 2 minggu.10

19

Page 20: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

3.3 Radiologi

Beberapa tindakan radiologi yang kerap diberikan pada bayi :

Rontgen10

Rontgen adalah pemeriksaan pencitraan medis yang menggunakan alat Basic X-ray

Unit (BXU) sebagai sumber radiasi dengan hasil pemeriksaan berupa film rontgen

(film X-Ray). Pada bayi, biasanya dilakukan untuk medical check up maupun untuk

mendiagnosa penyakit. Sebaiknya hindari adanya benda-benda yang menghalangi

proses diagnostik saat akan melakukan tindakan, misalnya melepas aksesoris pada

bayi, seperti peniti. Beberapa keadaan yang mungkin disarankan untuk dilakukan

pemeriksaan ini, adalah :

- Jika dicurigai adanya trauma pada saat proses persalinan, bisa diperiksa

apakah ada tulang yang patah, misalnya fraktur clavicula (patah tulang

bahu). Bisa terjadi pada janin yang mengalami kelainan letak, seperti

sungsang atau letak lintang.10

- Pada saat lahir kepala bayi terlihat besar di luar batas kewajaran dan 

dicurigai hidrocephalus. Akan tetapi untuk lebih jelasnya bisa dilakukan

USG untuk melihat keadaan ventrikel pada otak, apakah terisi cairan atau

tidak.10

- Pada bayi yang dicurigai menderita DBD (Demam Berdarah Dengue) ada

pemeriksaan foto khusus, yaitu RLD (Right Lateral Decubitus) untuk

melihat apakah ada cairan pada kantung paru-paru (efusi pleura). Jika

ditemukan menandakan derajat keparahan sudah tinggi.10

- Bone age (untuk melihat apakah pertumbuhan bayi sesuai dengan usia),

dilakukan jika ada kecurigaan adanya ketidakseimbangan. Misalnya, bayi

usia 1 tahun tetapi pertumbuhannya seperti usia 6 bulan. Namun biasanya

tes ini dilakukan pada anak-anak di atas usia bayi.10

USG10

USG atau ultrasonografi adalah suatu imaging diagnostic menggunakan gelombang

ultrasound dimana dapat diketahui bentuk, ukuran, gerakan serta hubungan dengan

jaringan sekitarnya. Sampai saat ini, USG dianggap pemeriksaan PALING AMAN

20

Page 21: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

karena tidak menggunakan sumber sinar X maupun magnetik.

Dibagi menjadi USG 2, 3 dan 4 dimensi, semakin tinggi angkanya maka semakin

jelas ‘gambaran’ yang dihasilkan. Pada bayi biasanya dilakukan saat diduga ada

kelainan di dalam perut (USG Abdomen), diduga adanya hidrosefalus (USG

Kepala) atau adanya cairan di kantung paru (USG paru).

CT Scan10

CT Scan atau Computerized Tomography Scanning adalah pemeriksaan pencitraan

medis yang menggunakan pesawat CT Scan, tabung sumber sinar X dan detektor.

Terbagi menjadi beberapa slice (potongan gambar penampang jaringan), mulai dari

1, 2, 4, 8, 16, 32, 64 sampai 128 slice. Semakin banyak slice akan semakin akurat.

Pemeriksaan ini dipilih untuk mengetahui kelainan yang sulit dideteksi melalui

pemeriksaan rontgen, misalnya hidrocephalus atau untuk memastikan adakah

gangguan pada otak bayi, misalnya pada bayi yang ibunya positif terinfeksi

TORCH sewaktu hamil. Bisa juga dilakukan pada bayi yang mengalami trauma,

seperti terjatuh yang disertai kehilangan kesadaran atau muntah hebat setelah

terjatuh. Pada saat dilakukan pemeriksaan bayi harus dalam posisi tenang, sehingga

tak jarang bayi harus didampingi atau diberikan obat agar tenang.

MRI10

Magnetic Resonance Imaging adalah alat diagnostik canggih yang menggunakan

medan magnet dan gelombang frekuensi radio yang menghasilkan gambaran

potongan tubuh. Dapat dilakukan pada seluruh bagian tubuh, utamanya pada area

kepala dan tulang belakang, yang kadang pada pemeriksaan CT Scan kurang jelas

hasil pemeriksaannya. Dibandingkan pemeriksaan lain, gambar yang dihasilkan

lebih jelas tanpa melibatkan radiasi dan dapat dilihat dari berbagai sisi tanpa harus

mengganti posisi pasien. Prosedur ini tidak membutuhkan persiapan khusus dan

tidak menimbulkan sakit, kerusakan jaringan atau lainnya. Namun karena berada

dalam medan magnet yang memungkinkan menarik benda bersifat logam, penting

untuk melepaskan benda logam sebelum memulai prosedur pemeriksaan.

Sebaliknya, bagi pasien yang memiliki benda logam dalam tubuhnya (seperti

pacemaker pada jantung, pen/wire pada operasi patah tulang, alat bantu dengar dan

lainnya), prosedur MRI dapat dibatalkan karena dikhawatirkan dapat menciderai

pasien.

21

Page 22: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

Diagnosis Banding

4.1 Down Syndrom11

o Pemeriksaan Fisik

adanya gambaran dismorfik, hipotoni, refleks tendon menurun, tungkai kelihatan

pendek, jarak ibu jari kaki dengan jari kedua lebar.

o Pemeriksaan Penunjang

analisa kromosom (dianjurkan)

o Etiologi

Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya kelainan kromosom adalah:

   Genetik

   Radiasi

   Infeksi dan Kelainan Kehamilan

   Autoimun dan Kelainan Endokrin Pada ibu

   Bahan Kimia

o Patofisiologi

Sindrom Down terjadi akibat adanya jumlah kromosom yang berlebih.

Diperkirakan bahwa materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian

lengan bawah dari kromosom 21 & interaksinya dengan fungsi gen lainnya

menghasilkan perubahan homeostasis yang memungkinkan terjadinya

penyimpangan perkembangan fisik, & susunan syaraf pusat.

o Manifestasi Klinis

  Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil

   Bagian belakang kepalanya mendatar

   Kepalanya lebih kecil daripada normal (mikrosefalus) dan bentuknya abnormal

   Hidungnya datar, lidahnya menonjol dan matanya sipit ke atas

   Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari tangan yang pendek dan seringkali

hanya memiliki 1 garis tangan pada telapak tangannya

   Telinganya kecil dan terletak lebih rendah

   Retardasi mental

o Penatalaksanaan

22

Page 23: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

Tidak ada pengobatan spesifik pada sindrom down. Anak dengan sindrom down 

perlu penanganan secara multidisiplin. Selain penanganan medis & pendidikan juga

perlu mendapat perhatian & partisipasi dari keluarganya.

o Komplikasi

   Malnutrisi, gagal tumbuh, rentan infeksi.

   Retardasi mental akibat hambatan perkembangan kecerdasan dan psikomotor.

   Isolasi sosial

o Prognosis

   Tidak dapat disembuhkan, tapi komplikasi dapat dikontrol

   Adanya penurunan kadar IgG menyebabkan penderita rentan terhadap infeksi.

   Proses penuaan (penyakit Alzheimer) pederita Down Syndrom lebih cepat

   Rata-rata penderita Down Syndrom meninggal di usia 50-60 tahun, 44% kasus

sampai usia 60 tahun, 14% sampai  umur 68 tahun.

4.2 Cerebral Palsy12

o Pemeriksaan Fisik

- Pemeriksaan mata dan pendengaran

- Pungsi lumbal

o Pemeriksaan Penunjang

- Foto rontgen

- Pemeriksaan EEG

o Etiologi

23

Page 24: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

Penyebab cerebral palsy dapat dibagi dalam tiga periode yaitu :

1) Pranatal

a) Malformasi kongenital.

b) Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainan janin

c) Radiasi.

2) Natal :

a) Anoksialhipoksia.

b) Perdarahan intra kranial.

c) Trauma lahir.

d) Prematuritas.

3) Postnatal :

a) Trauma kapitis.

o Patofisiologi

Perkembangan susunan saraf dimulai dengan terbentuknya neural tube yaitu

induksi dorsal yang terjadi pada minggu ke 3-4 masa gestasi dan induksi ventral,

berlangsung pada minggu ke 56 masa gestasi. Setiap gangguan pada masa ini bisa

mengakibatkan terjadinya kelainan kongenital seperti kranioskisis totalis,

anensefali, hidrosefalus dan lain sebagainya. Fase selanjutnya terjadi proliferasi

neuron, yang terjadi pada masa gestasi bulan ke 24. Gangguan pada fase ini bisa

mengakibatkan mikrosefali, makrosefali. Stadium selanjutnya yaitu stadium

migrasi yang terjadi pada masa gestasi bulan 35. 

o Manifestasi Klinis

24

Page 25: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

Gangguan motorik berupa kelainan fungsi dan lokalisasi serta kelainan bukan

motorik yang menyulitkan gambaran klinis cerebral palsy.

o Penatalaksanaan

Pengobatan kausal tidak ada, hanya simtomatik. Pada keadaan ini perlu kerjasama

yang baik dan merupakan suatu team antara dokter anak, neurolog, psikiater, dokter

mata, dokter THT, ahli ortopedi, psikologi, fisioterapi, occupational therapist,

pekerja sosial, guru sekolah luar biasa, dan orang tua penderita.

o Komplikasi

1) Kontraktur yaitu sendi tidak dapat digerakkan atau ditekuk karena otot

memendek.

2) Skoliosis yaitu tulang belakang melengkung ke samping disebabkan karena

kelumpuhan hemiplegia.

3) Gangguan mental. Anak Cerebral Palsy tidak semua tergangu kecerdasannya,

mereka ada yang memiliki kadar kecerdasan pada taraf rata-rata, bahkan ada

yang berada di atas rata-rata. Komplikasi mental dapat terjadi apabila yang

bersangkutan diperlakukan secara tidak wajar.

o Prognosis

Di negeri yang telah maju misalnya Inggris dan  Skandinvia, terdapat 20-25%

penderita “Cerebral palsy” sebagai buruh penuh dan 30-50% tinggal di “Institute

Cerebral palsy”. Prognosis penderita dengan gejala motorik yang ringan adalah

baik; makin banyak gejala penyertanya dan makin berat gejala motoriknya, makin

buruk prognosis.

Kesimpulan

Tumbuh kembang merupakan suatu proses yang sangat penting bagi setiap orang,

terutama anak-anak. Dengan optimalnya proses tumbuh kembang, anak akan memiliki

fisik, mental, emosi, dan intelektual yang baik dan sempurna. Proses tumbuh kembang

25

Page 26: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

pada anak dipengaruhi beberapa hal yaitu status gizi, faktor sosial yaitu keluarga dan

lingkungan sekitar, serta imunisasi dasar dan ulangan.

Salah satu aspek yang sangat penting ialah status gizi sang anak. Status gizi anak

adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan

zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur

secara antroppometri, dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan

indeks BB/U, TB/U dan BB/TB. Terdapat beberapa cara dalam melakukan penilaian status

gizi, salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan

antropometri. Pemeriksaan antropometri pada anak mencangkup pengukuran berat badan,

tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas.

Daftar Pustaka

1. Latief A, Tumbelaka A R, Matondang C S. Diagnosis fisis pada anak. Ed 4.

Jakarta: CV Sagung Seto; 2009.h.2-216.

2. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran;

2003.h.37-82.

3. Rudolph M A. Buku ajar pediatri. Jakarta: EGC; 2006.h.3-285.

4. Nah Y S, Santoso M, Winaktu T S. Buku panduan keterampilan klinik. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Ukrida; 2011.h.20-21.

5. Tabel berat dan tinggi menurut umur anak Indonesia. Diunduh dari

http://2.bp.blogspot.com/yTxqpsPpVI/Tbkzmf7nubI/AAAAAAAAAF4/S54y2QUt

SL0/s1600/Tabel+Tinggi+Berat+Badan+Anak+Terbaru.jpg, 10 Januari 2013.

6. Grafik berat dan panjang badan menurut umur. Diunduh dari

http://aufalactababy.files.wordpress.com/2011/04/gc-girl-0-36.jpg, 10 Januari 2013.

7. Nugroho H S W. Denver developmental screening test : Petunjuk praktis. Ed 2.

Jakarta: EGC; 2009.h.2-28.

8. Formulir Denver II. Diunduh dari

http://4.bp.blogspot.com/f5MD85wB8Bc/TZ_ZlsrQmMI/AAAAAAAAAAM/VNI

PjMmL2K0/s1600/denver%2BII.png, 11 Januari 2013.

26

Page 27: Pbl Blok 13_tumbuh Kembang_ria b.w

9. Tes Mantoux. Diunduh dari www.tesmantouxuntuktbc.com, 11 Januari 2013.

10. Wulandari H F. Tumbuh kembang pada bayi. Diunduh dari www.nakita.com, 11

Januari 2013.

11. Down Syndrom pada anak. Diunduh dari www.downsyndrom.com, 10 Januari

2013.

12. Cerebral Palsy. Diunduh dari www.cerebralpalsy.com, 10 Januari 2013.

27