pbl 3 blok 30

Upload: adi-baskoro

Post on 08-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rtrtgrtbrtrtrtb

TRANSCRIPT

Scenario PBL 4 Blok 30Dengan mulai diterapkannya metode PCR, kemampuan metode ini untuk memperbanyak DNA jutaan samapi milyaran kalomemungkinkan dianalisisnya sampel forensik yang jumlahnya amat minim, seperti analisis kerokan kuku (cakaran korban pada pelaku), bercak mani atau darah yang minim, puntung rokok dsb. Kelebihan lain dari pemeriksaan dengan PCR adalah kemampuannya untuk menganalisis bahan yang sudah berdegradasi sebagian. Hal ini penting karena banyak dari sampel forensik merupakan sampe postmortem yang tak segar lagi.

Interpretasi hasil

Setelah dilakukan pemeriksaan DNA pada tersangka ayah, anak, dan ibu maka ketiga hasil pemeriksaan DNA tersebut dimasukkan dalam suatu tabel FCM (father child mother). Pada setiap lokusnya, dicari fragmen DNA maternal, yaitu fragmen DNA anak yang sama dengan salah satu fragmen DNA ibunya. Kemudian fragmen DNA anak satunya, yang merupakan fragmen DNA paternal (berasal dari ayah) dibandingkan dengan kedua fragmen DNA tersangka ayah. Jika ditemukan ada fragmen DNA tersangka ayah yang sama dengan fragmen DNA paternal anak, maka pria tersebut dinyatakan mungkin merupakan anak dari pria tersebut. Jika DNA paternal anak tidak sama dengan salah satu DNA tersangka ayah, maka komposisi tersebut dapat dinyatakan sebagai ekslusi (2,3,4,5). Ditemukannya dua ekslusi atau lebih pada panel 10 atau 15 lokus memastikan bahwa anak tersebut bukan anak pria tersebut.Contoh hasil pemeriksaan paternitas yang menunjukkan bahwa tersangka pria adalah ayah biologis dari seorang anak.

NoLokusTn. XAnak BNy. Mkesimpulan

01CSFIPO11 , 1211 , 1111 ,11mungkin

02FGA12 , 1515 , 1616 , 18mungkin

03TH0108 , 1208 , 1111 , 12mungkin

04TPOX15 , 1515 , 1514 , 15mungkin

05VWA19 , 2119 , 2220 , 22Mungkin

06D3S135811 , 1210 , 1210 , 22mungkin

07D5S81808 , 1109 , 1109 , 11mungkin

08D7S82007 , 0907 , 0707 , 08mungkin

09D8S117914 , 1614 , 1817 , 18mungkin

10D13S31712 , 1414 , 1515 , 15mungkin

11D16S53908 , 1108 , 0908 , 09mungkin

12D18S5114 , 1616 , 1815 , 18mungkin

13D21S1114 , 1413 , 1413 , 15.2mungkin

Keterangan :

1. Pada setiap lokus (daerah) DNA yang diperiksa, setiap anak memiliki sepasang pita DNA, yang dinyatakan sebagai angka yang menunjukkan panjangnya DNA.

2. Satu pita anak pasti ada padanannya (sama) dengan DNA ibunya (pita materal), sedangkan satu pita lainnya pasti ada padanannya (sama) dengan DNA ayah kandungnya (pita paternal)

3. Eksklusi artinya terdapat ketidaksesuaian (tidak sama) DNA paternal anak dengan DNA tersangka ayah pada lokus tersebut.

4. Seorang pria dikatakan AYAH BIOLOGIS (genetik) dari seorang anak, jika pita paternal anak sama dengan salah satu DNA pria tersebut pada setiap lokus DNA yang diperiksa.

5. Seorang pria dikatakan BUKAN AYAH BIOLOGIS (genetik) dari seorang anak jika dua atau lebih lokus DNA yang diperiksa didapat ada ketidaksesuaian (eksklusi) DNA paternal anak dengan DNA pria tersebut.

6. Pada tabel diatas didapatkan pada semua lokus DNA ditemukan kesesuaian DNA paternal anak B dengan DNA Tuan X. Hal ini menunjukkan bahwa anak B adalah benar anak biologis Tuan X. Paternity Index 5.540.619, menunjukkan bahwa Tuan X 5.540.619kali lebih mungkin merupakan ayah biologis dari anak B dibandingkan pria lngain yang diambil secara acak dari dalam populasi yang sama.

7. Probability of paternity pada kasus ini adalah 99,99998%

MANFAAT TES DNAKarena sebagian DNA didapat dari ayah biologik dan sebagian lagi didapat dari ibu, maka profil DNA seseorang menunjukkan beberapa persamaan dengan profil DNA ayah/ibu dan saudara-saudaranya. Itulah mengapa, tes DNA ini mempunyai banyak kegunaan: Dapat dilakukan oleh wanita yang memerlukan bukti ayah dari anaknya kepada lelaki yang menolak mengakui anak tersebut sebagai anaknya.

Dapat menolong ayah yang ingin mencari kebenaran identitas anaknya demi ketenangan pikirannya.

Dapat menolong anak angkat yang sedang membuktikan siapa orang tua kandungnya.

Dapat menolong seseorang yang mencari salah satu orang tuanya yang telah bercerai lama.

Dapat digunakan untuk mencari nenek moyangnya demi kepentingan klaim asuransi.

Dapat digunakan untuk mencari tahu apakah kedua anak tersebut kembar identik atau bukan.

Dapat mencari tahu apakah anak mereka anak kandungnya atau bukan, terutama pada kasus anak yang tertukar di rumah sakit.

Dapat menentukan apakah beberapa orang tersebut saudara kandungnya atau bukan.

Dapat digunakan untuk mencari seseorang yang terlibat dalam tindakan kriminal, seperti pembunuhan, perampokan, ataupun pemerkosaan.

A. Etika Profesi Kedokteran

Etika adalah disiplin ilmu yang mempelajari baik buruk atau benar salahnya suatu sikap atau perbuatan seseorang individu atau institusi dilihat dari moralitas.

Beauchamp and Childress (1994) menguraikan bahwa untuk mencapai ke suatu keputusan etik diperlukan 4 kaidah dasar moral (moral principle) dan beberaoa rules dibawahnya. Ke-4 kaidah dasar moral tersebut adalah :

a) prinsip otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights to self determination). Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent.

b) prinsip beneficence, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien.

c) prinsip non-maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang memoerburuk keadaan pasien.

d) prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya.

1. Etika Klinik

Jonsen, Siegler, dan Winslade (2002) mengembangkan teori etik yang menggunakan 4 topik yang esensial dalam pelayanan klinik, yaitu :

a) medical indication

dimasukkan semua prosedur diagnostic dan terapi yang sesuai untuk mengevaluasi

keadaan pasien dan mengobatinya. Penilaian aspek indikasi meis ini ditinjau dari sisi etiknya, terutama menggunakan kaidah beneficence dan nonmaleficence. Pertanyaan etika pada topic ini adalah serupa dengan seluruh informasi yang selayaknya disampaikan kepada pasien pada doktrin informed consent.

b) patient preferences

perlu memperhatikan nilai (value) dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang akan diterimanya, yang berarti cerminan kaidah autonomi. Pertanyaan etiknya meliputi pertanyaan tentang kompetensi pasien, sifat volunteer sikap dan keputusannya, pemahaman atas informasi, siapa pembuat keputusan bila pasien tidak kompeten, nilai, dan keyakinan yang dianut pasien, dll.

c) quality of life

aktualisasi salah satu tujuam kedokteran, yaitu memperbaiki, menjaga, atau meningkatkan kualitas hidup insani. Apa, siapa, dan bagaimana melakukan penilaian kualitas hidup merupakan pertanyaan etik sekitar prognosis, yang berkaitan dengan beneficence, nonmaleficence, dan autonomi,

d) contextual features

dibahas pertanyaan etik seputar aspek non medis yang mempengaruhi keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi, agama, budayaa, kerahasiaan, alokasi sumber daya, dan faktor hukum.

2. Hak Pasien Dan Kewajiban DokterBerdasarkan hubungan kontrak di atas, muncullah hak-hak pasien yang pada dasarnya terdiri dari 2 hak, yaitu :

1. the rights to health care

2. the rights to self determination

Secara tegas the World Medical Association telah mengeluarkan Declaration of Lisbon on the Rights of the Patient (1991), yaitu hak memilih dokter secara bebas, hak dirawat oleh dokter yang bebas dalam membuat keputusan klinis dan etis, hak untuk menerima atau menolak pengobatan setelah menerima informasi yang adekuat, hak untuk dihormati kerahasiaan dirinya, hak untuk mati secara bermartabat, dan hak untuk menerima atau menolak dukungan spiritual atau moral.

UU Kesehatan menyebutkan beberapa hak pasien, sperti hak atas informasi, hak atas second opinion, hak untuk memberikan persetujuan atau menolak suatu tindakan medis, hak untuk kerahasiaan, hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan, dan hak untuk memperoleh ganti rugi apabila ia dirugikan akibat kesalahan tenaga kesehatan.

Di sisi lain, para pasien juga memiliki kewajiban, demikian pula dokter juga memiliki hak. Namun yang lebih utama dibicarakan adalah kewajiban dokter yang dimilikinya sejak dia mengucapkan sumpah dokter. Kewajiban tersebut adalah :

1. kewajiban profesi sebagaimana terdapat dalam lafal sumpah dokter, kode etik kedokteran, standar perilaku profesi (SOP) dan standar pelayanan medis (SPM)

2. kewajiban yang lahir oleh karena adanya hubungan dokter-pasien

UU Praktik Kedokteran pasien memiliki hak untuk mendapatkan penjelasan lengkap tentang rindakan medis sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 45 ayat (3), meminta pendapat dokter lain, mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis, menolak tindakan medis, dan mendapatkan isi rekam medis. Adapun pasal 45 ayat (3) menyatakan tentang penjelasan tersebut diatas sekurang-kurangnya meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tibdakan medis yang akan dilakukan, alternative tindakan lain dan risikonya, risiko dan komplikasi yang dilakukan. Di sisi lain, pasien berkewajiban memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya, mematuhi nasihat dan petunjuk dokter, mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan, dan memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

B. Aspek Sosial Agama1. Dampak Perselingkuhan

Apapun jenis perselingkuhan yang dilakukan oleh suami, dampak negatifnya terhadap perkawinan amat besar dan berlangsung jangka panjang. Perselingkuhan berarti pula penghianatan terhadap kesetiaan dan hadirnya wanita lain dalam perkawinan sehingga menimbulkan perasaan sakit hati, kemarahan yang luar biasa, depresi, kecemasan, perasaan tidak berdaya, dan kekecewaan yang amat mendalam. Istri-istri yang amat mementingkan kesetiaan adalah mereka yang paling amat terpukul dengan kejadian tersebut. Ketika istri mengetahui bahwa kepercayaan yang mereka berikan secara penuh kemudian diselewengkan oleh suami, maka mereka kemudian berubah menjadi amat curiga. Berbagai cara dilakukan untuk menemukan bukti-bukti yang berkaitan dengan perselingkuhan tersebut. Keengganan suami untuk terbuka tentang detil-detil perselingkuhan membuat istri semakin marah dan sulit percaya pada pasangan. Namun keterbukaan suami seringkali juga berakibat buruk karena membuat istri trauma dan mengalami mimpi buruk berlarut.Secara umum perselingkuhan menimbulkan masalah yang amat serius dalam perkawinan. Tidak sedikit yang kemudian berakhir dengan perceraian karena istri merasa tidak sanggup lagi bertahan setelah mengetahui bahwa cinta mereka dikhianati dan suami telah berbagi keintiman dengan wanita. Pada perkawinan lain, perceraian justru karena suami memutuskan untuk meninggalkan perkawinan yang dirasakannya sudah tidak lagi membahagiakan. Bagi para suami tersebut perselingkuhan adalah puncak dari ketidakpuasan mereka selama ini.Bagi pasangan yang memutuskan untuk tetap mempertahankan perkawinan, dampak negatif perselingkuhan amat dirasakan oleh istri. Sebagai pihak yang dikhianati, istri merasakan berbagai emosi negatif secara intens dan seringkali juga mengalami depresi dalam jangka waktu yang cukup lama. Rasa sakit hati yang amat mendalam membuat mereka menjadi orang yang amat pemarah, tidak memiliki semangat hidup, merasa tidak percaya diri, terutama pada masa-masa awal setelah perselingkuhan terbuka. Mereka mengalami konflik antara tetap bertahan dalam perkawinan karena masih mencintai suami dan anak-anak dengan ingin segera bercerai karena perbuatan suami telah melanggar prinsip utama perkawinan.

2. Proses Healing

Perselingkuhan yang dilakukan oleh suami memberikan dampak negatif yang luar biasa terhadap istri. Berbagai perasaan negatif yang amat intens dialami dalam waktu bersamaan. Selain itu terjadi pula perubahan mood yang begitu cepat sehingga membuat para istri serasa terkuras tenaganya. Kondisi ini, yang bisa berlangsung selama berbulan-bulan, sama sekali tidak mudah untuk dilalui. Salah satu perasaan yang secara intens dirasakan adalah kesedihan dan kehilangan. Perasaan sedih semakin mendalam pada saat-saat menjelang ulang tahun pernikahan, ulang tahun pasangan, dan tanggal pada saat terbukanya perselingkungan. Kesedihan akibat perselingkuhan dapat dijelaskan melalui model proses berduka dari Kubler-Ross yang terdiri dari 5 tahapan:a) Tahap Penolakan

Awal tahap ini diwarnai dengan perasaan tidak percaya, penolakan terhadap informasi tentang perselingkuhan suami. Dalam beberapa istri merasa mati rasa yang merupakan respon perlindungan terhadap rasa sakit yang berlebihan. Bila tidak berlarut-larut, penolakan ini menjadi mekanisme otomatis yang menghindarkan diri dari luka batin yang dalam.

b) Tahap Kemarahan

Setelah melewati masa penolakan, istri akan mengalami perasaan marah yang amat dahsyat. Mereka biasanya akan sangat memaki-maki suami atas perbuatannya tersebut, sering menangis, bahkan melakukan kekerasan fisik terhadap suami. Kemarahan seringkali dilampiaskan pula kepada wanita yang menjadi pacar suami. Keinginan istri untuk balas dendam kepada suami amatlah besar, yang muncul dalam bentuk keinginan untuk melakukan perselingkuhan atau membuat suami sangat menderita.

c) Tahap Bargaining

Ketika perasaan marah sudah agak mereda, maka istri akan memasuki tahap bargaining. Karena menyadari kondisi perkawinan yang sedang dalam masa krisis maka istri berjanji melakukan banyak hal positif asalkan perkawinan tidak hancur. Misalnya saja berusaha untuk lebih perhatian pada suami, menjadi pasangan yang lebih ekspresif dalam hubungan seksual, atau lebih merawat diri. Keputusan ini kadang tidak rasional karena seharusnya pihak yang berselingkuh yang harus memperbaiki diri dan meminta maaf.d) Tahap Depresi

Kelelahan fisik, perubahan mood yang terus menerus, dan usaha-usaha untuk memperbaiki perkawinan dapat membuat istri masuk ke dalam kondisi depresi. Para istri kehilangan gairah hidup, merasa sangat sedih, tidak ingin merawat diri dan kehilangan nafsu makan. Mood depresif menjadi semakin buruk bila istri meyakini bahwa dirinyalah yang salah dan menyebabkan suami berselingkuh.

e) Tahap Penerimaan

Setelah istri mencapai tahap penerimaan, barulah dapat terjadi perkembangan yang positif. Penerimaan terbagi menjadi dua tipe. Pertama, penerimaan intelektual yang artinya menerima dan memahami apa yang telah terjadi. Kedua, penerimaan emosional yang artinya dapat mendiskusikan perselingkuhan tanpa reaksi-reaksi berlebihan. Proses menuju penerimaan tidak sama bagi semua orang dan rentang waktunya juga berbeda. Selain perasaan sedih dan marah, para istri juga mengalami obsesi terhadap perselingkuhan suami. Sepanjang hari mereka tidak bisa melepaskan diri dari berbagai pertanyaan dan detil-detil perselingkuhan. Banyak istri yang menginterogasi suaminya berkali-kali untuk memastikan bahwa suami tidak berbohong dan menceritakan keseluruhan peristiwa. Daftar Pustaka

1. Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan Hukum Kedokteran. Jilid 2. Jakarta : Pustaka Dwipar. 2007

2. Staf Pengajar Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensic. Cetakan ke-2. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997

3. Idries, AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara4. Asam Deoksiribonukleat. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_deoksiribonukleat, 20 januari 20105. Etika Kedokteran Indonesia dan Penanganan Pelanggaran Etika di Indonesia, diunduh dari http://astaqauliyah.com/2006/12/04/etika-kedokteran-indonesia-dan-penanganan-pelanggaran-etika-di-indonesia, 19 January 20106