pbl 4 blok 30

26
Kasus Dugaan Praktik Aborsi Ilegal oleh Tenaga Medis Gian Oktavianto 102010216 Kelompok A7 E-mail: [email protected] Pendahuluan Aborsi merupakan salah satu topik yang selalu hangat diperbincangkan di berbagai kalangan, baik pemerintah maupun masyarakat, di berbagai negara di seluruh dunia. Pertentangan moral dan agama merupakan masalah terbesar yang sampai sekarang masih mempersulit adanya kesepakatan tentang kebijakan dlam penanggulangan masalah aborsi. Banyak factor yang menjadi penyebab dilakukannya aborsi, seperti factor ekonomi, penyakit keturunan, psikologis, usia, pekerjaan, dan lain sebagainya. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini, baik hukum maupun teknologi, para dokter kini harus berhadapan dengan adanya hak otonomi pasien, dimana pasien berhak menentukan sendiri tindakan apa yang hendak dilakukan dokter terhadap dirinya, maupun menolaknya. Namun di sisi lain, seorang dokter sudah bersumpah untuk akan selalu menghormati setiap kehidupan insani mulai dari saat pembuahan sampai saat meninggal. Sehingga masalah aborsi ini Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 1

Upload: gian-oktavianto

Post on 23-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PBL 4 blok 30

TRANSCRIPT

Page 1: PBL 4 blok 30

Kasus Dugaan Praktik Aborsi Ilegal oleh Tenaga Medis

Gian Oktavianto

102010216

Kelompok A7

E-mail: [email protected]

Pendahuluan

Aborsi merupakan salah satu topik yang selalu hangat diperbincangkan di

berbagai kalangan, baik pemerintah maupun masyarakat, di berbagai negara di seluruh

dunia. Pertentangan moral dan agama merupakan masalah terbesar yang sampai

sekarang masih mempersulit adanya kesepakatan tentang kebijakan dlam

penanggulangan masalah aborsi.

Banyak factor yang menjadi penyebab dilakukannya aborsi, seperti factor

ekonomi, penyakit keturunan, psikologis, usia, pekerjaan, dan lain sebagainya. Dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini, baik hukum maupun teknologi, para

dokter kini harus berhadapan dengan adanya hak otonomi pasien, dimana pasien

berhak menentukan sendiri tindakan apa yang hendak dilakukan dokter terhadap

dirinya, maupun menolaknya. Namun di sisi lain, seorang dokter sudah bersumpah

untuk akan selalu menghormati setiap kehidupan insani mulai dari saat pembuahan

sampai saat meninggal. Sehingga masalah aborsi ini masih menjadi polemic tersendiri

bagi tenaga medis yang melakukan (dokter) maupun pasien.

Aspek Hukum

Dalam bidang kedokteran dikenal dua jenis abortus, yaitu abortus spontan dan

abortus provokatus (terapeutik atau kriminalis). Yang termasuk dalam lingkup

pengguguran kandungan menurut hukum adalah abortus provokatus kriminalis.

Abortus terapeutik sendiri digolongkan menjadi dua berdasarkan kepentingan medis

ibu yang mengandung, dan kepentingan medis janin. Namun kedua macam indikasi ini

belum diterangkan batasan dan derajat resiko ibu dan anak yang digolongkan dalam

cakupan indikasi. Kemudian muncul indikasi etis atau sosial, yaitu pada kehamilan

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 1

Page 2: PBL 4 blok 30

akibat pemerkosaan dan tindakan sejenisnya. Tetapi penggunaan indikasi etis atau

sosial ini sama sekali tak dibenarkan.1

Secara rinci KUHP mengancam pelaku tindakan aborsi sebagai berikut:1

Wanita yang sengaja menggugurkan kandungannya atau menyuruh orang lain

melakukannya (KUHP pasal 346, hukuman maksimal 4 tahun).

Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita tanpa seizinnya (KUHP pasal

347, hukuman maksimal 12 tahun; dan bila wanita tersebut meninggal, hukuman

maksimum 15 tahun).

Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita dengan seizin wanita tersebut

(KUHP pasal 348, hukuman maksimum5 tahun 6 bulan; dan bila wanita tersebut

meninggal maksimum 7 tahun).

Dokter, bidan, atau juru obat yang melakukan kejahatan diatas (KUHP pasal 349,

hukuman ditambah sepertiganya dan dicabut hak pekerjaannya.

Barangsiapa mempertunjukkan alat/cara menggugurkan kandungan kepada

anak dibawah usai 17 tahun/ dibawah umur (KUHP pasal 283, hukuman

maksimum 9 bulan).

Barangsiapa menganjurkan/ merawat/ memberi obat kepada seorang wanita

dengan jarapan agar kandungannya gugur (KUHP pasal 299, hukuman

maksimum 4 tahun).

Barangsiapa menunjukkan secara terbuka alat/cara menggugurkan kandungan

(KUHP pasal 535, hukuman maksimum 3 bulan).

Pasal 229 KUHP

Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang perempuan atau menyuruhnya

supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena

pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama

empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.1

Pasal 346 KUHP

Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau

menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat

tahun.1

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 2

Page 3: PBL 4 blok 30

Pasal 347 KUHP1

1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang

wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua

belas tahun

2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana

penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 348 KUHP1

1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang

wanita dengan persetujuanya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima

belas tahun enam bulan.

2) Jika perbuatan ini mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana

penjara paling lama tujuh tahun.

HR 1 November 1887

Pengguguran dalam kandungan hanya dapat dipidana apabila pada waktu

perbuatan itu dilakukan, kandungannya hidup. Undang-undang tidak mengenal suatu

dugaan menurut hukum, darimana dapat disimpulkan bahwa ada kehidupan atau

kepekaan hidup.1

HR 12 April 1898

Untuk pengguguran yang dapat dihukum vide pasal-pasal 346-348 KUHP

disyaratkan bahwa kandungan ketika perbuatan dilakukan masih hidup dan adalah

tidak perlu bahwa kandungan itu mati karena pengguguran.

Keadaan bahwa anak itu lahir hidup, tidak menghalangi bahwa kejahatan telah selesai

dilakukan. Undang-undang tidak membedakan antara tingkat kehidupan kandungan

yang jauh atau kecil, akan tetapi mengancam dengan hukuman pengguguran yang tidak

tepat.1

HR 20 Desember 1943

Dari bukti-bukti yang dipakai oleh Hakim dalam keputusannya harus dapat

disimpulkan bahwa wanita itu mengandung kandungan yang hidup dan bahwa

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 3

Page 4: PBL 4 blok 30

terdakwa mempunyai niat dengan sengaja hendak menyebabkan pengguguran dan

kematian.1

Pasal 349 KUHP

Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang

tersebut dalam pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu

kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan

dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk

menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.1

UU HAM, pasal 53 ayat (1)

Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup, mempertahankan hidup

& meningkatkan taraf kehidupannya.1

UU Kesehatan pasal 752

1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.

2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:

a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang

mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat

dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga

menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau

b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi

korban perkosaan.

3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah

melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan

konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan

berwenang.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

UU Kesehatan Pasal 76

Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:2

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 4

Page 5: PBL 4 blok 30

a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid

terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis.

b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang

memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri.

c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan.

d. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan.

e. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh

menteri.

UU Kesehatan Pasal 77

Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak

aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan

ketentuan peraturan perundang-undangan.2

Pada penjelasan UU Kesehatan pasal 77 dinyatakan sebagai berikut:

Yang dimaksud dengan praktik aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak

bertanggung jawab adalah aborsi yang dilakukan dengan paksaan dan tanpa

persetujuan perempuan yang bersangkutan, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan  yang

tidak profesional, tanpa mengikuti standar profesi dan pelayanan yang

berlaku, diskriminatif, atau lebih mengutamakan imbalan materi dari pada indikasi

medis.2

Sayangnya didalam UU Kesehatan ini belum disinggung soal masalah kehamilan

akibat hubungan seks komersial yang menimpa pekerja seks komersial. Dalam

peraturan pemerintah sebagai pelaksanaan dari pasal ini dijabarkan antara lain

mengenai keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, tenaga

kesehatan yang mempunyai keahlian & kewenangan bentuk persetujuan, sarana

kesehatan yang ditunjuk.2

Aspek Medikolegal

Prosedur medikolegal yaitu tata cara prosedur penatalaksanaan dan berbagai

aspek yang berkaitan dengan pelayanan kedokteran untuk kepentingan umum. Secara

garis besar prosedur medikolegal mengacu kepada peraturan perundangan yang

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 5

Page 6: PBL 4 blok 30

berlaku di Indonesia dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter

dan etika kedokteran. 1,2

Lingkup prosedur medikolegal antara lain:1

1. Pengadaan Visum et Repertum

2. Pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka

3. Pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan

pemberian keterangan ahli di dalam persidangan

4. Kaitan Visum et Repertum dengan rahasia kedokteran

5. Penerbitan surat keterangan kematian dan surat keterangan medik

6. Fitness/kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik

Kewajiban dokter untuk membuat keterangan ahli telah diatur dalam pasal 133

KUHAP. Keterangan ahli ini akan dijadikan sebagai alat bukti yang sah di depan sidang

pengadilan (pasal 184 KUHAP).1

a. Pihak yang berwenang meminta keterangan ahli

Menurut KUHAP pasal 133 ayat (1) yang berwenang mengajukan permintaan

keterangan ahli adalah penyidik. Penyidik pembantu juga mempunyai wewenang

tersebut sesuai dengan pasal 11 KUHAP.

b. Pihak yang berwenang membuat keterangan ahli

Menurut KUHAP pasal 133 ayat (1) yang berwenang melakukan pemeriksaan

forensik yang menyangkut tubuh manuasia dan membuat keterangan ahli adalah

dokter ahli kedokteran kehakiman (forensik), dokter dan ahli lainnya. Sedangkan

dalam penjelasan KUHAP tentang pasal tersebut dikatakan bahwa yang dibuat

oleh dokter ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan ahli sedangkan yang

dibuat oleh selain ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan.

Secara garis besar, semua dokter yang telah mempunyai surat penugasan atau

surat izin dokter dapat membuat keterangan ahli. Namun untuk tertib

administrasinya, maka sebaiknya permintaan keterangan ahli ini hanya diajukan

kepada dokter yang bekerja pada suatu instansi kesehatan (puskesmas hingga

rumah sakit) atau instansi khusus untuk itu, terutama yang milik pemerintah.

c. Prosedur permintaan keterangan ahli

Permintaan keterangan ahli oleh penyidik harus dilakukan secara tertulis dan hal

ini secara tegas telah diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (2), terutama untuk

korban mati. Jenasah harus diperlakukan dengan baik, diberi label identitas dan

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 6

Page 7: PBL 4 blok 30

penyidik wajib memberitahukan dan menjelaskan kepada keluarga korban

mengenai pemeriksaan yang akan dilaksanakan. Mereka yang menghalangi

pemeriksaan jenasah untuk kepentingan peradilan diancam hukuman sesuai

dengan pasal 222 KUHP.

d. Penggunaan keterangan ahli

Penggunaan keterangan ahli atau dalam hal ini visum et repertum adlaah hanya

untuk keperluan peradilan. Dengan demikian berkas keterangan ahli ini hanya

boleh diserahkan kepada penyidik (instansi) yang memintanya. Keluarga korban

atau pengacaranya dan pembela tersangka pelaku pidana tidak dapat meminta

keterangan ahli langsung kepada dokter pemeriksa, melainkan harus melalui

aparat peradilan (penyidik, jaksa atau hakim). Berkas keterangan hali ini tidak

dapat digunakan untuk penyelesaian klaim asuransi. Bila dioerlukan keterangan,

pihak asuransi dapat meminta kepada dokter keterangan yang khusus untuk hal

tersebut, dengan memperhatikan ketentuan tentang wajib simpan rahasia

jabatan.

Kewajiban Dokter Membantu Peradilan1

Pasal 133 KUHAP

1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik

luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan

tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli

kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.

2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan

secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan

luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah

sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap

mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan

diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan

mayat.

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 7

Page 8: PBL 4 blok 30

Pasal 134 KUHAP

1) Dalam hal sangat diperlukan di mana untuk keperluan pembuktian bedah mayat

tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu

kepada keluarga korban.

2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan sejelas-jelasnya

tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.

3) Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau

pihak yang perlu diberitahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.

Pasal 135 KUHAP

Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan penggalian

mayat, dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 ayat

(2) dan Pasal 134 ayat (1) undang- undang ini.

Pasal 179 KUHAP

1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau

dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.

2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang

memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan

sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan

sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.

Bentuk Bantuan Dokter Bagi Peradilan Dan Manfaatnya1

Pasal 183 KUHAP

Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan

sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu

tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah

melakukannya.

Pasal 184 KUHAP

1) Alat bukti yang sah adalah:

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 8

Page 9: PBL 4 blok 30

a. Keterangan saksi

b. Keterangan ahli

c. Surat

d. Petunjuk

e. Keterangan terdakwa.

2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.

Pasal 185 KUHAP

1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang

pengadilan.

2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa

bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.

3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai

dengan suatu alat bukti yang sah lainnya.

4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri-sendiri tentang suatu kejadian atau

suatu keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila

keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa,

sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu.

5) Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan

merupakan keterangan saksi.

6) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, Hakim harus dengan

sungguh-sungguh memperhatikan:

a. Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain.

b. Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain.

c. Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan

yang tertentu.

d. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya

dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya.

7) Keterangan saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang lain,

tidak merupakan alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai dengan ke-

terangan dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat

bukti sah yang lain.

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 9

Page 10: PBL 4 blok 30

Pasal 186 KUHAP

Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.

Pasal 187 KUHAP

Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah

jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum

yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan

tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri,

disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu.

b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat

yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang

menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukan bagi pembuktian sesuatu hal

atau sesuatu keadaan.

c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan

keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara

resmi dari padanya.

d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat

pembuktian yang lain.

Pasal 65 KUHAP

Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi

dan atau seseorang yang mempunyai keahlian khusus guna memberikan keterangan

yang menguntungkan bagi dirinya.

Pasal 66 KUHAP

Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian.

Pasal 180 KUHAP

1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di

sidang pengadilan, Hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat

pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 10

Page 11: PBL 4 blok 30

2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum

terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Hakim

memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang.

3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian

ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2)

4) Penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh

instansi semula dengan komposisi personil yang berbeda dan instansi lain yang

mempunyai wewenang untuk itu.

Sangsi Bagi Pelanggar Kewajiban Dokter1

Pasal 216 KUHP

1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang

dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi

sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi

kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang

siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tin-

dakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama

empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

2) Disamakan dengan pajabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ke-

tentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi

tugas menjalankan jabatan umum.

3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya

pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pi-

dananya dapat ditambah sepertiga.

Pasal 222 KUHP

Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan

pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama

sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 11

Page 12: PBL 4 blok 30

Pasal 224 KUHP

Barang siapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, ahli

atau juru bahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut

undang-undang ia harus melakukannya:

Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9

bulan.

Dalam perkara lain. dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6 bulan.

Pasal 522 KUHP

Barang siapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru

bahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda paling

banyak sembilan ratus rupiah.1,2

Anamnesis

Pada anamnesis, yang perlu dokter perhatikan adalah apakah ibu yang diduga

melakukan aborsi pernah hamil atau melahirkan. Selain itu, pertanyaan lain yang

penting ditanyakan adalah kapan hari pertama mens terakhi, berapa lama siklus

menstruasinya, kapan menarche, status pernikahan, jumlah anak dan usianya, serta hal-

hal lainnya yang umumnya ditanyakan pada saat anamnesis yang berhubungan dengan

kasus dan mengarah ke diagnosis.3

Pemeriksaan Medis

Pemeriksaan fisik dan ginekologi

Keadaan umum tampak lemah atau menurun, tekanan darah menurun atau

normal, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.

Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya hasil konsepsi. Rasa mules atau

keram perut di simfisi sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.3

Pembesaran payudara akibat hamil yang terjadi pada ibu hamil adalah payudara

tegang, areola menjadi lebih menonjol dan daerah sektar puting hiperpigmentasi.

Hipertrofi alveoli payudara menyebabkan payudara bertambah besar dan noduler, vena

halusnya pun semakin terlihat dibawah kulit.3

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 12

Page 13: PBL 4 blok 30

Perubahan kulit berupa strech-mark akan muncul di payudara, perut, paha, dan

pantat. Tanda ini berwarna merah muda pada waktu hamil namun mengecil keperakan

setelah melahirkan.3

Pada pemeriksaan ginekologis periksa ada atau tidak tanda akut abdomen. Jika

memungkinkan, cari sumber pendarahan, apakah dinding vagina, jaringan serviks, atau

darah mengalir dari ostium.3

a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada atu tidak jaringan hasil konsepsi, tercium

bau busuk dari vulva.

b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada

atau tidak jaringan keluat dari ostium, ada atau tidak cairan atau jarigan berbau busuk

dari ostium.

c. Colok vagina : porsio masik terbuka atau tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam

cavum uteri, besar uterus sesuai atau tidak, nyeri porsio, atau nyeri pada daerah lain.

Pada kasus abortus yang sudah lama terjadi atau abortus yang dilakukan oleh

orang tak ahli sering infeksi dengan tanda demam, nadi cepat, perdarahan, berbau,

uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, leukositosis. Pada pemeriksaan abortus yang

baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang dapat teraba sisa-sisa jaringan dalam

kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran kecil dari seharusnya.3

Pada pemeriksaan ibu yang diduga aborsi, usaha dokter adalah mendapatkan

tanda-tanda sisa kehamilan dan menentukan cara pengguguran yang dilakukan serta

sudah berapa lama melahirkan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan spesialis

kandungan. Pemeriksaan tes kehamilan masih bisa dilakukan beberapa hari sesudah

bayi dikeluarkan dari kandungan, dijumpai adanya colostrum pada peremasan

payudara, nyeri tekan daerah perut, kongesti labia mayor, labia minor dan serviks.

Tanda ini tak mudah diketahui pada kehamialn muda. Bila segera sesudah aborsi,

mungkin dapat ditemukan sisa plasenta dengan pemastian pemeriksaan histopatologi,

luka, peradangan, bahan-bahan tidak lazim dalam vagina, sisa bahan abortivum. Kini

dapat dilakukan pemeriksaan DNA.3

Cara pembuktian kasus abortus:

Menentukan apakah wanita tersebut hamil

Mencari tanda-tanda cara abortus provokatus yang dilakuykan dengan mencari tanda

kekerasa lokal, mencari tanda infeksi akibat alat tak steril, atau menganalisa cairan

yang ditemukan pada vagina

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 13

Page 14: PBL 4 blok 30

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan untuk mengetahui hamil atau tidak dapat dilakukan dengan

pemeriksaan darah lengkap, trombosit, fibrinogen, test urine, pemeriksaan

pregnanediol, kadar prolaktin dalam serum, dan pemeriksaan USG.3

Pada hasil curettage juga dapat dilakukan pemeriksaan, yang sangat penting

adalah pemeriksaan darah untuk menentukan spesies dan golongan darah manusia.

Tentukan apakah darah itu darah manusia atau hewan. Bila manusia, pastikan bahwa itu

bukan darah mensturasi.3

Pemeriksaan yang dapat dilakukan:3

1. Pemeriksaan mikroskopik

Untuk melihat sel darah merah.

Untuk menetukan golongan spesies

Membedakan apakah darah wanita atau bukan dengan adanya barr body atau

drum stik.

2. Pemeriksaan kimiawi

Pemeriksaan penyaringan darah dan penentuan darah serta penentuan

spesies.

Pemeriksaan penyaringan darah. Dapat digunakan reaksi benzidin dan

fenoflatin, dan jika positif akan berwarna merah muda dan memastikan darah

manusia.

Pemeriksaan hubungan antara hasil curratage dan tersangka dapat dilakukan

dengan:4

1. Penentuan golongan darah

Dapat dilakukan dengan penetesan antiserum darah dan dilihat apakah terjadi

aglutinasi atau tidak.

2. Pemeriksaan test DNA

Merupakan tes yang sangat akurat (99,9%). Bahan sampel DNA dapat dipilih dari

jaringan apa saja yang memiliki inti, kecuali sel darah merah.

Pemeriksaan forensik

Pada korban hidup perlu diperhatikan adanya tanda-tanda kehamilan misalnya

perubahan payudara, pigmentasi, hormonal, mikroskopik, dan sebagainya. Perlu

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 14

Page 15: PBL 4 blok 30

dibuktikan adanya usaha penghentian kehamilan, misalnya tanda kekerasan pada

genitalia interna/ eksterna, daerah perut bagian bawah.4

Pemeriksaan toksikologi dilakukan untuk mengetahui adanya obat/ zat yang dapat

mengakibatkan abortus. Perlu pula dilakukan pemeriksaan terhadap hasil usaha

penghentian kehamilan dengan kematian janin dalam rahim dan pemeriksaan

mikroskopik terhadap sisa-sisa jaringan.4

Temuan otopsi pada korban yang meninggal tergantung pada cara melakukan

abortus serta interval waktu antara tindakan abotus dan kematian.4

Abortus yang dilakukan oleh ahli yang terampil mungkin tidak meninggalkan

bekas, dan bila telah berlangsung satu hari atau lebih, maka komplikasi yang timbul atau

penyakit yang menyertainya mungkin mengaburkan tanda-tanda abortus kriminal.

Lagipula ada kemungkinan abortus dilakukan oleh wanita itu sendiri.4

Pada pemeriksaan jenasah, teare (1964) menganjurkan pembukaan abdomen sebagai

langkah pertama dalam autopsi bila ada kecurigaan akan abortus kriminalis sebagai

penyebab kematian korban.4

Pemeriksaan luar dilakukan seperti biasanya sedangkan pemedahan jenasah, bila

didapatkan cairan dalam rongga perut, atau kecurigaan lain, lakukan pemeriksaan

toksikologi. Uterus diperiksa apakah ada pembesaran, krepitasi, luka atau perforasi.

Lakuikan pula tes emboli udara pada bvena kava inferior dan jantung.4

Periksa alat-alat genitaliua interna apakah pucat, mengalami kengesti atau memar.

Uterus diiris mendatar dengan jarak anat irisan 1cm untuk mendeteksi perdarahan yang

berasal dari bawah.4

Ambil darah dari jantung (segera setelah tes emboli) untuk pemeriksaan

toksikologi. Ambil urin untuk tes kehamilan dan toksikologi dan pemeriksaan organ lain

seperti pemeriksaan autopsi biasnaya.4

Pada pemeriksaan mikroskopik meliputi adanya sel trofoblas yang merupakan

tanda kehamilan, kerusakan jaringan yang merupakan jejas/ tanda usaha penghentian

kehamilan. Ditemukan sel radang PMN menunjukkan tanda intravitalis.4

Tentukan pula umur janin/ usia kehamilan, karena sekalipun undang-undang

tidak mempermasalahkan usia kehamilan, namun penentuan usia kehamilan kadang

kala diperlukan oleh penyidik dalam rangka penyidikan perkara secara keseluruhan.4

Kesimpulan

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 15

Page 16: PBL 4 blok 30

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap darah dan jaringan yang diduga

hasil pengguguran kandungan, didapatkan hasil positif merupakan darah dan jaringan

janin, yang setelah dilakukan pemeriksaan DNA dengan hasil yang cocok dengan salah

satu dari ketiga tersangka (ibu yang menggugurkan janinnya). Selanjutnya harus bisa

dibuktikan apakah dokter yang membantu tindakan aborsi tersebut melakukannya

sesuai dengan hukum yang ada atau sesuai indikasi, atau bahkan merupakan tindakan

yang ilegal.

Rumah Sakit Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510

PRO JUSTITIA Jakarta, 21 Desember 2013

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 16

Page 17: PBL 4 blok 30

VISUM ET REPERTUM

NO: KF 24/VR/VIII/2013

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dokter Gian Oktavianto, dokter bagian forensik

rumah sakit UKRIDA, atas permintaan dari kepolisian Resort Jakarta Barat dalam

suratnya VeR/1/2012/LL/Res, tertanggal 18 Desember 2013, maka dengan ini

menerangkan bahwa, pada tanggal duapuluh satu desember tahun duaribu tigabelas,

pukul tiga sore Waktu Indonesia Barat, bertempat di RS UKRIDA, telah dilakukan

pemeriksaan atas darah dan jaringan yang diduga hasil pengguguran kandungan

dengan nomor registrasi 97011990.

Hasil pemeriksaan

Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil positif darah dan jaringan manusia

(janin), bukan darah menstruasi, golongan darah O, dan hasil pemeriksaan DNA cocok

dengan salah satu dari ketiga tersangka……………………………………………………………………......

Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan ditemukan bahwa darah dan jaringan tersebut merupakan darah

dan jaringan janin yang diduga hasil pengguguran kandungan………………………………………

Demikian Visum et Repertum ini saya buat dengan sebenar-benarnya dengan mengingat

sumpah jabatan berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana…………………….

 

Dokter Pemeriksa,         

     

dr. Gian Oktavianto

Daftar Pustaka

1. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran. Jakarta: Bagian Kedokteran

Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994.

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 17

Page 18: PBL 4 blok 30

2. Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Kode etik kedokteran Indonesia. Dalam:

Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan hukum kedokteran. Jakarta: Pustaka

Dwipar, 2007. H 49-51.

3. Azhari. Masalah abortus dan kesehatan reproduksi perempuan. Palembang:

Bagian Obstetri & Ginekologi FK UNSRI/RSMH. Diunduh dari:

http://webcache.googleusercontent.com/search?

q=cache:uUzwQd5A2gwJ:digilib.unsri.ac.id/download/MASALAH

%2520ABORTUS%2520DAN

%2520KESEHATAN.pdf+tanda+abortus&hl=en&gl=id, 19 Januari 2011.

4. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al.

Pengguguran kandungan. Dalam: Ilmu kedokteran forensik. Jakarta: Bagian

Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997. H 159-

64.

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana – Desember 2013 18