A. Patogenesis

Patogenesis dari infeksi tuberkulosis diawalai dari masuknya bakteri ke paru melalui inhalasi atau droplets yang mengandung TB. Bakteri akan berkolonisasi dalam makrofag pada alveolus. Infeksi yang berlangsung progresif memungkinkan bakteru untuk menyebar dan masuk ke kelenjar limfe lokal dan saluran darah yang menyebabkan penyebaran secara sistemik melalui sistem sirkulasi. (Nicola et al, 2009).

Central nervous system (CNS) terlindungi dari sistem sirkulasi sistemik oleh blood brain barrier (BBB). Secara anatomis, barrier ini melindungi meninges dan parenkim otak. M. Tuberculosis dapat menembus BBB sebagai organisme (extra-cellular) bebas atau bersama dengan monosit/neutrofil yang terinfeksi lalu mentap pada parenkim otak, dinding pembuluh, atau sel endotelial. (Nicola et al, 2009).

Gambar 1. Blood Brain Barrier (Nicola et al, 2009)

Penyebaran M. tuberculosis ke dalam spatium subarakhnoid diikuti oleh ruptur Rich focus akan mengaktivasi respon sel T. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pasien dengan meningitis TB, ditemukan peningkatan TNF- dan INF-. Manifestasi klinis dari tuberkulosis meningitis merupakan hasil dari reaksi inflamasi terhadap M. tuberculosis yang terjadi dalam cairan serebro spinal (CSF). Obstruksi yang terjadi pada CSF akibat inflamasi infiltratif dapat berujung pada hidrosefalus, dan vasculitis yang memiliki kontribusi dalam terjadinya infark. (Nicola et al, 2009)

Gambar 2. Patogenesis Meningitis TB (Nicola et al, 2009)

Principi, Nicola., Esposito Susanna. 2012. Diagnosis and Therapy of Tuberculosis Meningitis in Children.