partisipasi masyarakat dalam mendukung …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/partisipasi...

230
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KECAMATAN PETIR KABUPATEN SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik Oleh Fatwa Nurjanah NIM. 6661122553 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, Juli 2018

Upload: lamdiep

Post on 22-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAMMENDUKUNG PROGRAM WAJIB BELAJAR 12TAHUN DI KECAMATAN PETIR KABUPATEN

SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Oleh

Fatwa Nurjanah

NIM. 6661122553

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, Juli 2018

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,
Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Yakinlah, dalam mencari kebaikan,semuanya dimulai dari niat,selebihnya usaha” – ( Natta Reza & Wardah Maulina)

Skripsi ini kupersembahkanUntuk Emak & Bapak yang amat sangat luar biasa,

adik adik ku yang teristimewa, Keluarga Besaralm.Mame Nawiri & Ibu Nasibah, Keluarga Besar

Abah Usman & Ibu Romlah dan untuk orang-orangyang menyayangiku.

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,
Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,
Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

ABSTRAK

Fatwa Nurjanah. 6661122553. Partisipasi Masyarakat dalam MendukungProgram Wajib Belajar 12 Tahun di Kecamatan Petir Kabupaten Serang.Jurusan Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I : Listyaningsih,S.Sos.,M.Si dan Dosen Pembimbing II : Titi Stiawati S.Sos.,M.SiLatar belakang masalah penelitian ini yaitu kurangnya ekonomi keluarga, polapikir orang tua yang masih kolot, kurangnya motivasi orang tua terhadappendidikan. Fokus penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam programwajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam mendukung program wajibbelajar 12 tahun di Kecamatan Petir. Metode yang digunakan dalam penelitian iniyaitu kualitatif. Penelitian ini menggunakan Teori Partisipasi Masyarakat KeithDavis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi,wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan partisipasi masyarakatdalam mendukung program wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir masihkurang. Masih kurangnya keterlibatan mental dan emosi masyarakat, dalammemberikan kontribusi pemerintah belum sepenuhnya terealisasi, masihkurangnya pengawasan dan realisasi bantuan baik dana Bantuan OperasionalSekolah maupun Bantuan Siswa Miskin dan bantuan lainnya. Partisipasimasyarakat dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petirini termasuk dalam tahap tanda partisipasi (degree of tokenism) yaitu partisipasimasyarakat telah didengar tetapi tidak mendapatkan jaminan bahwa pandanganmereka akan dipertimbangkan oleh pemegang keputusan. Saran dalampermasalahan tersebut yang harus dilakukan adalah perlu adanya dukungan dankerjasama dari segenap elemen pemerintah daerah dan pemerintah desa,penyediaan sarana dan prasarana dan perlu adanya pengawasan secara terus-menerus.Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Wajib belajar dan Belajar 12 Tahun.

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

ABSTRACT

Fatwa Nurjanah. 6661122553. The Public Participation to support of theTwelve Year compulsory Education Program at Serang Regency Subdistrict ofPetir. Public Administration Department. Social and Politic Faculty. Sultanageng Tirtayasa University. First Advisor Listyaningsih, S.Sos.,M.Si, SecondAdvisor Titi Stiawati S.Sos.,M.SiBackground to the issue of this research is economic factors of society still low,the mindset of the parents who is still old-fashioned and lack motivation orencouragement from parents. The focus of this research is The PublicParticipation to support of the Twelve Year compulsory Education Program atSerang Regency Sub district of Petir. The goal of this research is to know how thepublic participation to support of the twelve year compulsory education programof Petir district. The method used in this research is qualitative with descriptiveapproach. The Research use a theory on the public participation by Keith Davis.The research used techniques in data collection are observation, interviews anddocumentation. The result of this research showed that the lack of publicparticipation to support of the twelve year compulsory education program of Petirdistrict. Still lack of mental and emotion involvement of the public, in contributinghas not been fully realized, lack of supervision and realization of assistance bothschool operational grants and poor student’s assistance and other assistance.Public participation to support of the twelve year compulsory education programof Petir district is included in phase of the sign of participation (degree ofTokenism), that is the public participation has been heard but they lack the abilityto get assurance that their opinions will be considered by power holders.Suggestions in the problems that must be done is the need for support andcooperation from all elements of local government and village government, theprovision of facilities and infrastructure and the need for continuous supervision.

Keywords: public Participation, Compulsory Education and Learn Twelve year

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT karena atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh selar Sarjana Administrasi Publik pada konsentrasi

Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang berjudul

“Partisipasi Masyarakat Dalam Mendukung Program Wajib Belajar 12

Tahun Di Kecamatan Petir Kabupaten Serang”.

Skripsi ini tentunya dapat selesai tidak terlepas dari bantuan serta

dukungan dari pihak yang senantiasa mendukung dan membimbing penulis. Maka

dari itu penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati, S.Sos M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman, S.Ikom, M.Kom selaku Wakil Dekan II

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

7. Bapak Riswanda, S.Sos., M.PA., P.hD, selaku Sekertaris Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Ibu Ima Maisaroh, S.Ag., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

9. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

mengarahkan, memberikan masukan atau kritikan yang membangun,

memberikan semangat dan motivasi

10. Ibu Titi Stiawati. S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

mengarahkan, memberikan masukan atau kritikan yang membangun,

memberikan semangat dan motivasi.

11. Kepada seluruh Dosen dan Staff Civitas Akademik Program Studi Ilmu

Administrasi NegaraUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

12. Kepada pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang

dan UPTD Kecamatan Petir yang telah memberikan izin kepada peneliti

untuk melakukan penelitian pada lokasi tersebut.

13. Kepada kedua orang tua, adik dan keluarga besar yang telah mendoakan

dan senantiasa memberikan semangat bagi penulis.

14. Kepada sahabat-sahabat terkasih, Ka Fajri Amar, Wiwik Anggreini, Jen

Jefriyanah, Dini Firdausy, Ina Pratiwi, Nafisatul Khoridah, Risma

Maulina, Febrini L Tobing, Kristina N Silaban, Sela Selvia dan Safitri

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Rizkiyah. Terima kasih untuk persahabatan dan persaudaraan yang telah

terjalin selama ini dan seterusnya.

15. Teman-teman Administrasi Negara angkatan 2012. Terima kasih untuk

kebersaman selama berkuliah

16. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

memperbaiki dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Serang, Juli 2018

Penulis

Fatwa Nurjanah

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………...i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………..v

DAFTAR TABEL ………………………………………………..…viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..x

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah ……………………………………………..1

1.2.Identifikasi Masalah ……………………………………………16

1.3.Batasan Masalah ……………………………………………16

1.4.Rumusan Masalah ……………………………………………17

1.5.Tujuan Penelitian ……………………………………………17

1.6.Manfaat Penelitian ……………………………………………17

1.7.Sistematika Penulisan ……………………………………………18

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.Landasan Teori ……………………………………………24

2.1.1. Konsep Partisipasi ……………………………………………24

2.1.1.1. Tipe/Jenis Partisipasi ……………………………………27

2.1.1.2. Bentuk Partisipasi ……………………………………29

2.1.2. Konsep Masyarakat ……………………………………………30

2.1.3. Konsep Partisipasi Masyarakat ……………………………………33

2.1.3.1. Derajat Partisipasi Masyarakat ……………………42

2.1.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Partisipasi Masyarakat ……………………………46

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

2.1.3.3. Masalah-masalah Partisipasi Masyarakat ……………52

2.1.3.4. Manfaat Partisipasi Masyarakat ……………………53

2.1.4. Konsep Pendidikan ……………………………………………56

2.1.4.1. Unsur-unsur Pendidikan ……………………………58

2.1.5. Konsep Pendidikan Wajib Belajar ……………………………59

2.1.6. Landasan Hukum Program Wajib Belajar 12 Tahun ……………62

2.1.7. Tujuan Program Wajib Belajar 12 Tahun ……………………65

2.2.Penelitian Terdahulu ……………………………………………………66

2.3.Kerangka Berfikir ……………………………………………………69

2.4.Asumsi Dasar Penelitian ……………………………………………72

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian ……………………………………………………73

3.2.Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ……………………………………74

3.3.Lokasi Penelitian ……………………………………………………74

3.4.Variabel Penelitian/Fenomena Yang Di Amati

3.4.1. Definisi Konsep ……………………………………………74

3.4.2. Definisi Operasional ……………………………………………75

3.5.Instrumen Penelitian ……………………………………………………75

3.6.Informan Penelitian ……………………………………………………77

3.7.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……………………………78

3.7.1. Uji Keabsahan Data ……………………………………………81

3.8.Jadwal Penelitian ……………………………………………………82

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ……………………………………………83

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Serang ……………………………83

4.1.2. Gambaran Umum Dinas Pendidikan dan Kebidayaan Kabupaten

Serang ……………………………………………………………87

4.1.3. Profil Kecamatan Petir …………………………….……...90

4.2.Deskripsi Data …………………………………………………....96

4.2.1. Deskripsi Data Penelitian ……………………………………96

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

4.2.2. Daftar Informan Penelitian ……………………………………99

4.2.3. Analisis Partispasi Masyarakat dalam Mendukung Program Wajib

Belajar 12 Tahun …………………………………………………..101

4.3.Pembahasan …………………………………………………………..123

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan …………………………………………………………..133

5.2. Saran …………………………………………………………………..134

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1.1 Persentase alasan penduduk yang tidak/belum pernah

sekolah/tidak bersekolah lagi di Kecamatan Petir ……………..6

TABEL 1.2 Angka Keluarga Miskin di Kecamatan Petir (per keluarga)

Tahun 2015 – 2016 …………………..……….…………….…..7

TABEL 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Petir Tahun 2016 ……….……………..…..….8

TABEL 1.4 Tingkat Pendidikan Masyarakat di Kecamatan Petir

Tahun 2016 ………..…….……………………….……………10

TABEL 1.5 Tabel Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni

(APM) dalam Pendidikan di Kecamatan Petir

Tahun 2015/2016 ……………………..…………………......11

TABEL 1.6 Angka Putus Sekolah di Kecamatan Petir

Tahun 2016 …………………………………………………...13

TABEL 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara .……………………...……70

TABEL 3.2 Informan Penelitian ……………….………………………...…77

TABEL 3.3 Jadwal Penelitian …………………….…………………...…82

TABEL 4.1 Daftar Jumlah Kecamatan dan Desa di Kabupaten Serang ……84

TABEL 4.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Petir Tahun 2017 ……...….…91

TABEL 4.3 Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Petir ………...….92

TABEL 4.4 Sebaran Sekolah di Kecamatan Petir dan

Jumlah Peserta Didik …………………………………………....92

TABEL 4.5 Jumlah Sekolah dan Siswa di Kecamatan Petir .………...…93

TABEL 4.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

di Kecamatan Petir ………………………………………..…..94

TABEL 4.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ……………………95

TABEL 4.8 Keterangan Informan ……………...……….…………..100

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 2.1Tangga Partisipasi menurut Arnstein ……………………43

GAMBAR 2.2Kerangka Berfikir ……………………………………………71

GAMBAR 3.1 Proses Analisis Data ……………………………………………79

GAMBAR 4.1 Peta Wilayah Kabupaten/ Kota Serang ……………………86

GAMBAR 4.2Tangga Partisipasi menurut Arnstein …………………..125

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya tujuan pembangunan suatu negara dilaksanakan adalah

untuk mensejahterakan masyarakat, demikian halnya dengan negara Indonesia.

Pembangunan sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting

bagi kesuksesan dan kesinambungan pembangunan Nasional, oleh karena itu

pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak harus

diperhatikan dan dirancang dengan seksama berdasarkan pemikiran yang matang.

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan

pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah melindungi segenap bangsa dan

seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Selanjutnya, pada

batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 lebih tegas lagi menyatakan “(1) setiap warga

negara berhak mendapatkan pendidikan” (2) setiap warga negara wajib mengikuti

pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. (UUD RI 1945

Amandemen ke IV )

Selanjutnya, tonggak penting pembangunan pendidikan setelah

kemerdekaan adalah disahkannya Undang-Undang No 4 Tahun 1950 dan Undang-

Undang No 2 Tahun 1954. Undang-Undang ini merupakan dasar hukum Sistem

Pendidikan Nasional yang pertama diundangkan. Dalam perkembangan

kehidupan bangsa, Sistem Pendidikan Nasional diatur dengan undang-undang

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

yang sudah dua kali berubah, yaitu UU No 2 Tahun 1989 maupun UU No 20

Tahun 2003. Hal ini ditambah dengan semakin kuatnya tuntutan demokratisasi

dan pengakuan akan hak-hak asasi manusia yang melahirkan tuntutan terhadap

manajemen pelayanan yang berkualitas yang mencirikan pemerintahan yang baik

(good governance)

Hal ini relevan dengan tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam

UU No 2 Tahun 1989 pada pasal 4 dinyatakan: pendidikan nasional bertujuan

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu

manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang maha esa dan berbudi

luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kepribadian mandiri serta

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mencapai

terselenggaranya pendidikan yang bermutu, dikenal dengan perlunya paradigma

baru pendidikan yang difokuskan pada otonomi daerah yang pada akhirnya

mampu mendukung terwujudnya good governance.

Good governance yang merupakan landasan penyelenggaraan

pemerintahan saaat ini pada prinsipnya menekankan tentang pentingnya

kolaborasi dalam kesetaraan dan keseimbangan antara sektor publik, swasta dan

masyarakat. Oleh karena itu paradigma good governance ini ditujukan untuk

meningkatkan peranan dan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan

pada umumnya, sebab masyarakatlah yang paling tahu apa yang menjadi

kebutuhannya, maka idealnya masyarakat harus dilibatkan dalam proses

pembangunan.

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Pada dasarnya konsep good governance bertumpu pada konsep sistem

pemerintah yang demokratis. Penerapan konsep good governance ini harus

didukung oleh kultur masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu wujud kultur

yang berkembang dalam mamsyarakat, dan dari pendidikan pula akan melahirkan

kultur yang terjadi di masyarakat. Sehingga ada hubungan dialektika antara

pendidikan dengan kultur masyarakat. Disinilah letak pentingnya pendidikan

dalam menciptakan kultur yang mendukung ide good governance tersebut.

Usaha menghasilkan pendidikan yang bermutu dalam konteks

mewujudkan good governance, secara umum kita kenal ada tiga pilar pokok yang

mendukung kemampuan suatu bangsa dalam melaksanakan good governance,

yakni pemerintahan (the state), sektor swasta dan masyarakat madani.

Penyelenggaraan pemerintahan di bidang pendidikan yang baik dan bertanggung

jawab baru tercapai bila dalam penerapan otoritas politik, ekonomi dan

administrasi memiliki jaringan dan interaksi yang setara. Dengan memperhatikan

keadaan tersebut, kiranya perlu diteliti dan dikaji keberhasilan program

pemerintah dalam bidang pendidikan dengan penerapan prinsip-prinsip good

governance. Kepedulian pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang lebih

berkualitas diawali dengan adanya program pendidikan yang bermutu.

Salah satu program tersebut adalah adanya program wajib belajar yang

telah tertulis didalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2008 tentang Wajib

Belajar. Pada pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa wajib belajar adalah program

pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung

jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Selanjutnya pada pasal 9 ayat (2)

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

menyatakan bahwa warga negara Indonesia yang berusia 6 (enam) tahun dapat

mengikuti program wajib belajar apabila daya tampung satuan pendidikan masih

memungkinkan dan didalam ayat (3) warga negara Indonesia yang berusia diatas

15 tahun dan belum lulus pendidikan dasar dapat menyelesaikan pendidkannya

sampai lulus, atas biaya pemerintah dan/pemerintah daerah.

Wajib belajar Dikdas 9 tahun sudah bergulir beberapa puluh tahun yang

lalu, namun program tersebut sampai lima kali pergantian kepemimpinan

Nasional program ini masih belum tuntas dan selalu akan mendapat perhatian dari

semua lapisan masyarakat. Maka pada tahun 2010 pemerintah pusat

mencanangkan peningkatan status dari wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun

menjadi wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun hingga tahun 2020. Program

wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun memberikan isyarat pada seluruh lapisan

masyarakat secara umum bahwa warga negara Indonesia diwajibkan

menyelesaikan pendidikan minimal berijazah kualifikasi SMU sederajat.

Pendidikan dasar 12 Tahun diharapkan bahwa setiap warga negara akan

memiliki kemampuan untuk memahami dunianya, mampu menyesuaikan diri

bersosialisasi dengan perubahan masyarakat dan zaman, mampu meningkatkan

mutu kehidupan baik secara ekonomi, sosial, budaya, poitik dan biologis, serta

mampu meningkatkan martabatnya sebagai manusia, warga negara dari

masyarakat yang maju. Seperti halnya telah kita ketahui, bahwa suatu negara bisa

dikatakan maju apabila sumber daya manusia maju/berkualitas.

Selanjutnya, untuk menjadikan masyarakat yang berkualitas maka perlu

ditunjang dengan pendidikan yang berkualitas, seperti halnya negara begitu pun

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

dengan pemerintah daerah, suatu daerah bisa dikatakan maju apabila pola pikir

masyarakatnya sudah maju. Kemajuan suatu negara ditunjang dengan kemajuan

daerah-daerah yang berada di negara tersebut. Untuk itu apabila pembangunan

pendidikan di Kecamatan Petir ingin dikatakan maju harus ditunjang dengan

masyarakat Kecamatan Petir yang berkualitas dari segi pendidikannya.

Kecamatan Petir merupakan suatu wilayah otonom yang berada di bawah

pemerintahan daerah Kabupaten Serang. Kecamatan Petir terdiri dari 15 Desa

antara lain Desa Cirangkong, Desa Cireundeu, Desa Kadugenep, Desa Kampung

Baru,Desa Kubang Jaya, Desa Mekar Baru, Desa Nagarapadang, Desa Padasuka,

Desa Petir, Desa Sanding, Desa Seuat, Desa Seuat Jaya, Desa Sindangsari, Desa

Tambiluk, Desa Bojong Nangka dengan jumlah penduduk seluruhnya mencapai

52.848 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 27.607 dan jumlah penduduk

perempuan 25,241.

Berdasarkan data kependudukan Kecamatan Petir pada tahun 2016-2017,

data angka putus sekolah SD/MI adalah sebesar 30,60% sedangkan untuk

SMP/MTs adalah sebesar 34,25% dan untuk SMA/SMK/MA adalah sebesar

40,10%. Alasan lain yang melatar belakangi masalah adalah bahwa anak usia

sekolah (7-18) di Kecamatan Petir yang berjumlah 13.282 masih ditemukan anak

yang tidak tamat SD dan tidak melanjutkan ke jenjang SMP dan SMA. Anak yang

tidak tamat SD berjumlah 1.887 (14,20%) dan anak yang tidak melanjutkan ke

jenjang SMP berjumlah 3.723 (28,03%) dan anak yang tidak melanjutkan ke

jenjang SMA berjumlah 383 (2,88%). (Sumber: Data Monografi Kecamatan Petir

tahun 2017).

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Hal ini berarti masih 45% lebih anak yang tidak melanjutkan pada jenjang

SD, SMP dan SMA. Dikarenakan berbagai alasan yang mempengaruhi

diantaranya yaitu:

Tabel 1.1Persentase alasan penduduk yang tidak/belum pernah sekolah/tidak bersekolah

lagi di Kecamatan Petir

No Alasan penduduk yang tidak/belum pernahsekolah/tidak bersekolah lagi

Persentase

1 Tidak ada biaya 33,922 Bekerja/ Mencari nafkah 22,793 Menikah/mengurus RT 12,514 Merasa pendidikan cukup 6,785 Sekolah jauh 5,326 Cacat 3,227 Menunggu pengumuman 1,358 Tidak diterima 0,429 Lainnya 13,69

Jumlah 100.00Sumber: Monografi Kependudukan Desa Kabupaten Serang 2017

Gambaran tersebut merupakan gambaran yang dilakukan oleh pemerintah,

akan tetapi upaya yang dilaksanakan dan dirancang untuk mengatasi masalah

sekan-akan tidak berjalan efektif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

keberhasilan program wajib belajar 12 tahun masih belum memenuhi sesuai apa

yang diharapkan. Meskipun pemerintahan Kabupaten Serang telah banyak

melaksanakan berbagai program mengenai pendidikan, namun terbukti bahwa apa

yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang masih

belum bisa mengatasi masalah pendidikan yang terjadi di Kabupaten Serang.

Dari beberapa masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti

partisipasi masyarakat pada program wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir,

karena berdasarkan observasi awal, di Kecamatan Petir ini masih kurangnya

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

partisipasi masyarakat dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun tersebut

menimbulkan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:

Pertama, keadaan ekomoni keluarga (masyarakat) yang masih

kurang. Status sosial keluarga (orang tua) yang kurang menyebabkan ketidak

mampuan orang tua dalam memberikan fasilitas belajar pada anak-anaknya.

Masih banyak orang tua yang tidak memiliki cukup biaya untuk menyekolahkan

anaknya dan masih banyaknya masyarakat Kecamatan Petir yang dikategorikan

masyarakat miskin seperti Desa Seuat, Padasuka, Tambiluk, Nagarapadang dll.

Biaya yang cukup memberatkan adalah biaya personal yaitu buku, seragam,

transport, dan uang jajan, jadi banyak anak usia sekolah yang tidak bersekolah

walaupun pemerintah telah mensubsidikan dengan dana BOS (Bantuan

Operasional Sekolah). Sehingga mereka berpendapat dibandingkan bersekolah

mereka lebih mementingkan kehidupannya sehari-hari bahwa untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari saja sangat sulit. Kurangnya perekonomian keluarga di

Kecamatan Petir dapat dilihat dari tabel 1.2 ini sebagai berikut:

Tabel 1.2Angka Keluarga Miskin di Kecamatan Petir (per keluarga) Tahun 2016 – 2017

No Desa 2016 2017

1 Desa Cirangkong 1.111 1.195

2 Desa Cireundeu 1.010 1.128

3 Desa Kadugenep 827 970

4 Desa Kampung Baru 1.022 1.072

5 Desa Kubang Jaya 994 1.118

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

6 Desa Mekar Baru 912 920

7 Desa Nagarapadang 1.203 1.023

8 Desa Padasuka 1.120 1.120

9 Desa Petir 998 927

10 Desa Sanding 1.055 1.102

11 Desa Seuat 1.054 1.172

12 Desa Seuat Jaya 989 1.104

13 Desa Sindangsari 1.105 1.110

14 Desa Tambiluk 1.025 1.182

15 Desa Bojong Nangka 925 1.051

Sumber : Monografi Kependudukan Desa Kabupaten Serang 2016-2017

Dari data kemiskinan diatas terlihat betapa banyaknya jumlah keluarga

miskin yang setiap desanya jumlahnya mencapai ribuan. Banyak masyarakat di

Kecamatan Petir bermata pencaharian sebagai petani, dimana mereka hanya

mendapatkan pendapatan dalam masa panen saja dan itu pun jika hasil panen

tersebut berhasil. Berikut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah

ini mengenai jumlah penduduk menurut mata pencaharian yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.3Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Petir

Tahun 2016-2017

No Mata Pencaharian Jumlah (orang)

1 Tidak/Belum Sekolah 15.235

2 Aparatur Pejabat Negara 653

3 Tenaga Pengajar 168

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

4 Wiraswasta 1.848

5 Petani/Pekebun 13.332

6 Peternak 770

7 Nelayan 8

8 Pelajar/Mahasiswa 9.353

9 Pensiunan 241

10 Tenaga Kesehatan 21

11 Pekerjaan Lainnya 12.516

Sumber : Monografi Kependudukan Desa Kabupaten Serang 2016-2017

Dari data diatas menunjukan bahwa besar kemungkinan hal tersebutlah

yang menguatkan akan kurangnya pendidikan di Kecamatan Petir karena

perekonomian keluarga yang juga kurang atau miskin sehingga para orang tua

tidak sanggup menyekolahkan anak mereka.

Kedua, tingkat pendidikan masyarakat yang kurang menyebabkan

lemahnya kualitas SDM. Salah satu yang mendukung sumber daya manusia

adalah pendidikan karena pendidikan merupakan proses peningkatan kualitas

sumber daya manusia yang memiliki peranan dominan dalam kehidupan manusia.

Pendidikan masyarakat yang rendah atau bahkan masyarakat yang tidak

berpendidikan mempengaruhi masyarakat sekitar memiliki Sumber daya Manusia

(SDM) yang kurang berkualitas. Sehingga dalam persaingan yang semakin ketat,

masyarakat tidak memiliki potensi atau kemampuan untuk bersaing dengan para

pendatang yang lebih mempunyai sumber daya yang berkualitas. Di Kecamatan

Petir yang wilayahnya berdekatan dengan kota seharusnya pendidikan menjadi hal

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

yang wajib, akan tetapi pendidikan penduduk Kecamatan Petir malah masih

kurang. Kurangnya pendidikan di Kecamatan Petir dapat dilihat dari tabel sebagai

berikut:

Tabel 1.4Tingkat Pendidikan Masyarakat di Kecamatan Petir Tahun 2016-2017

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak sekolah 10.228 19,35 %

2 Tidak tamat SD 4.887 9,24 %

3 Tamat SD 20.548 38,88 %

4 SLTP 10.039 18,99 %

5 SLTA 5.953 11,26 %

6 D I/II/III 476 0,90 %

7 DIV/Strata I 677 1,28 %

8 Strata II 38 0,07 %

9 Strata III 2 0,03 %

Jumlah 52.848 100 %

Sumber : Monografi Kependudukan Desa Kabupaten Serang 2016-17

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa masyarakat Kecamatan Petir

rata-rata berpendidikan hanya tamat SD (Sekolah Dasar) yang mencapai 39%. Hal

tersebut menunjukan kesadaran masyarakat untuk berpartisispasi dalam

pendidikan masih sangat kurang.

Partisipasi masyarakat yang besar dalam program pendidikan akan

membantu dalam meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu menjadi

semakin penting untuk memperoleh kontrol yang lebih baik. Dengan

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

keswadayaan masyarakat diharapkan partisipasi masyarakat dalam program-

program sekolah. Ketika partisipasi masyarakat ini semakin besar maka secara

otomatis makin besar pula rasa memiliki masyarakat terhadap lembaga pendidikan

dan akan dengan sendirinya ikut memantau, memberikan masukan dan bahkan

menjaga keberlangsungannya. Namun sebaliknya jika partisipasi masyarakat

tersebut rendah maka kualitas pendidikan yang ada pun rendah.

Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat dari Angka Partisipasi dari suatu

daerah/wilayah, Angka Partisipasi adalah perbandingan antara jumlah semua

siswa dengan jumlah penduduk usia belajar. Angka Partisipasi Kasar (APK)

merupakan salah satu indikator suatu pendidikan berhasil atau tidak dengan

memperbandingkan antara jumlah siswa dengan jumlah penduduk secara umum

(tanpa memperdulikan umurnya) pada jenjang pendidikan tertentu, sedangkan

Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan perbandingan jumlah siswa dengan

jumlah penduduk usia sekolah (dengan memperdulikan umurnya) pada jenjang

pendidikan tertentu.

Tabel 1.5Tabel Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) dalam

Pendidikan di Kecamatan Petir Tahun 2016/2017

JENJANG

SEKOLAH

APK APM

SD/MI 94,21% 96,84%

SMP/MTS 35,00% 68,00%

SMA/MA/SMK 24,00% 53,00%

Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Serang 2017

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Dari data di atas bahwasannya di Kecamatan Petir memiliki Angka

Partisipasi Kasar (APK) yang belum optimal dari tingkat ketuntasan daerah dalam

melaksanakan program Wajar Dikdas yaitu 100%. (Depdiknas,2008)

Kurangnya partisipasi masyarakat di Kecamatan Petir dalam pendidikan

ini bisa dilihat dari data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten serang

menunjukkan Angka Partisipasi Kasar di Kecamatan Petir dengan rata-rata

mencapai 51,07 persen. Sementara Angka Partisipasi Murni di Kecamatan Petir

mencapai 72,61 persen. Kepala Sub Bagian Program dan Evaluasi Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang menuturkan bahwa “penyebab

rendahnya APK dan APM pada tingkat SMP/MTs dan SMA/MA/SMK

disebabkan karena lulusan SD atau SMP melanjutkan sekolah ke luar daerah

ataupun memilih untuk langsung bekerja atau memang murni tidak melanjutkan

sekolahnya atau menikah”. (Wawancara dengan Bapak Muhtar (pegawai

Dispendikkeb Kab Serang SubBag Program dan Evaluasi pada 26 Oktober 2016 )

Keterlibatan masyarakat Kecamatan Petir dalam pendidikan masih dibilang perlu

banyak perbaikan. Hal tersebut membuktikan bahwa partisipasi masyarakat dalam

pendidikan masih sangat kurang.

Ketiga, persepsi masyarakat yang masih terbelakang, pola pikir mayarakat

atau faktor sosial budaya pun turut mempengaruhi keikutsertaan masyarakat

(partisipasi masyarakat) dalam pembangunan. Di Kecamatan Petir terdapat

anggapan masyarakat bahwa menyekolahkan anak sampai jenjang yang lebih

tinggi tidaklah penting, menurut mereka yang terpenting adalah anak-anak mereka

lebih mementingkan kehidupan akhiratnya dengan menyekolahkan anaknya di

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

pesantren ataupun sekolah yang berbasis keagamaan. Bahkan lain keadaannya

bagi anak perempuan, mereka tidak mendapatkan kesempatan seluas anak laki-

laki. Seperti yang dituturkan oleh salah satu masyarakat Kecamatan Petir yang

bernama Ibu Suhartini, (wawancara pada tanggal 27 Oktober 2016 pukul 13.30

WIB), beliau mengatakan bahwa “anak perempuan tidak perlu bersekolah karena

pada akhirnya akan kembali juga yaitu tugasnya sebagai istri yang harus didapur

dan mengasuh anak”. Hal ini juga diperkuat oleh data angka putus sekolah yang

terdapat di Kecamatan Petir sebagai berikut:

Tabel 1.6Angka Putus Sekolah di Kecamatan Petir Tahun 2016-2017

No

Angka Putus Sekolah

SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK

L 38 39 25

P 40 66 29

Jumlah 78 105 54

Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Serang 2016-2017

Dari data diatas menunjukkan bahwa memang banyak nya anak

perempuan yang putus sekolah di Kecamatan Petir tersebut. Hal tersebut

merupakan salah satu permasalahan Wajar Dikdas 12 Tahun yang masih dialami

oleh Kecamatan Petir yang disebabkan oleh masih banyak nya anak yang putus

sekolah, sehingga hal ini akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap

pencapaian Wajar Dikdas.

Keempat, kurangnya motivasi orang tua dalam pendidikan. Kurangnya

motivasi orang tua dalam pendidikan di Kecamatan Petir ini disebabkan karena

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia terutama pendidikan orang tuanya

banyak dari mereka tidak memperdulikan anak-anak mereka sekolah atau tidak.

Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk ikut pergi dengan orang

tuanya ke kebun atau ke sawah atau bekerja untuk membantu orang tuanya

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki

orang tua akan pentingnya pendidikan sehingga tidak ada dukungan dan dorongan

dari orang tua untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. lingkungan di

Kecamatan Petir ini termasuk lingkungan yang berpendidikan rendah, sehingga

banyak masyarakat yang berasumsi bahwa banyak pula masyarakat di Kecamatan

Petir yang berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan masih bisa mendapat

pekerjaan. Seperti salah satu masyarakat di Kecamatan Petir yang peneliti

wawancarai, yang bernama Mulyati (wawancara pada tanggal 27 Oktober 2016

pukul 16.00 WIB), beliau memiliki anak yang bekerja di salah satu pabrik

industri yang ada di Kabupaten Serang yaitu di PT. Nikomas Gemilang, beliau

mengatakan bahwa lebih baik anak nya bekerja dibandingkan bersekolah karena

jika anaknya bekerja akan ada penghasilan tambahan untuk keluarganya supaya

sedikit meringankan beban mereka dan yang menjadi peluang anak nya untuk

bekerja yaitu untuk menjadi pegawai di PT. Nikomas tersebut bukan hal yang

susah karena banyak calo atau orang dalam yang memanfaatkan lowongan

pekerjaan dengan menerima pegawai dengan bayaran Rp.2.000.000. jumlah

tersebut dianggap masih bisa dicapai oleh masyarakat Kecamatan Petir karena

dengan biaya tersebut calon pegawai tidak perlu mempunyai ijazah untuk bisa

menjadi pegawai di PT. Nikomas Gemilang tersebut. Bahkan tidak hanya di

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

PT.Nikomas tapi masih banyak pabrik-pabrik yang ada di Kabupaten Serang juga

yang memberikan tawaran jasa tersebut. Mudahnya untuk menjadi pegawai di

pabrik-pabrik ini mempengaruhi motivasi orang terhadap anak nya dalam

pendidikan sehinga masyarakat setempat kurang mengerti akan pentingnya

pendidikan.

Kelima, kurangnya perhatian dari pemerintah daerah setempat terkait

dengan pengawasan secara terus menerus kepada masyarakat akan pentingnya

pendidikan bagi kehidupan mereka dan bagi kemajuan bangsa. Perhatian

pemerintah terhadap sekolah didaerah terpencil memang belum efektif. Lemahnya

perhatian pemerintah terhadap masyarakat Petir ini dapat kita lihat dari beberapa

aspek seperti fasilitas sekolah, akses jalan menuju sekolah, dan perhatian terhadap

pengajar (guru). Pemerintah pusat memang sudah menggalakan banyak hal untuk

memperbaiki sistem pendidikan seperti perbaikan sekolah-sekolah, pemberian

buku paket dan LKS gratis dalam program Dana BOS (Biaya Operasional

Sekolah). Tapi ternyata perhatian dan upaya pemerintah tersebut belum merata,

sehingga masih banyak anak-anak sekolah yang masih kesulitan belajar dalam hal

fasilitas yang ada disekolah, akses jalan menuju sekolah dan alat tulis belajar

mereka.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Hariri (Masyarakat di

Kecamatan Petir, pada tanggal 27 Oktober 2016 pukul 15.00 ), fasilitas sekolah

yang ada di Kecamatan Petir yang belum memadai, misalnya di SDN Seuat sudah

puluhan tahun hanya memiliki 6 ruang belajar (Rumbel) yakni 5 ruang untuk

proses KBM dan 1 untuk ruang guru dan Kepala Sekolah. Sementara total jumlah

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

siswa dari kelas I sampai kelas VI sebanyak 522 siswa. Sehingga dalam proses

KBM mereka terpaksa harus duduk berdesak-desakan dikelas. kemudian terdapat

jarak antara sekolah dengan rumah yang cukup jauh, seperti Desa Seuat yang

tidak ada nya Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga apabila terdapat anak

yang melanjutkan pendidikannya ke tingkat menengah atas mereka harus

menempuh jarak sekitar 3-5 km dengan kondisi jalan yang rusak.

Dalam penelitian ini peneliti akan berfokus pada partisipasi masyarakat

dalam bidang pendidikan, oleh karena itu dari masalah-masalah tersebut peneliti

ingin mengetahui bagaimana keikutsertaan masyarakat dalam mendukung

program wajib belajar 12 tahun tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti

dapat mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut:

1. Keadaan ekonomi keluarga yang masih kurang

2. Kurangnya tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Petir

3. Persepsi masyarakat atau tradisi masyarakat yang terbelakang

4. Kurangnya motivasi orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya

5. Kurangnya perhatian pemerintah dalam mengawasi langsung kepada

masyarakat secara terus menerus di Kecamatan Petir Kabupaten Serang

1.3 Batasan Masalah

Suatu masalah yang akan dibahas atau diteliti apabila tidak diberikan

batasan dan ruang lingkup dari uraian-uraian yang ada dalam latar belakang

masalah dan identifikasi masalah peneliti mempunyai keterbatasan kemampuan

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

dan berfikir secara menyeluruh, maka dengan itu peneliti mencoba membatasi

penelitian yang ada dalam identifikasi masalah yaitu tentang partisipasi

masyarakat dalam mendukung program Wajib Belajar 12 Tahun di Kecamatan

Petir Kabupaten Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas maka dapat ditemukan permasalahan yang ingin peneliti

ketahui yaitu Bagaimana partisipasi masyarakat dalam mendukung program wajib

belajar 12 tahun di Kecamatan Petir Kabupaten Serang?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan didalam

penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam

mendukung program wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir Kabupaten

Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.6.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah

perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosial, politik, hukum terutama

mengenai partisipasi masyarakat dalam mendukung program wajib belajar 12

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

tahun dan diharapkandapat menjadi bahan pertimbangan guna memperbaiki mutu

pendidikan sosial dan politik serta untuk memperkaya teori-teorinya.

1.6.2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai partisipasi

masyarakat dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun. terutama untuk

masyarakat Kecamatan Petir maupun kepala daerah yang ada di Kecamatan Petir

serta satuan lembaga pendidikan yang ada di Kecamatan Petir.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini dibagi kedalam lima bagian yang masing-masing

terdiri dari beberapa sub sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menerangkan atau menjelaskan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti. Bentuk penerangan dan penjelasan

diuraikan secara deduktif, artinya dimulai dari penjelasan yang berbentuk

umum hingga menukik ke masalah yang spesifik dan relevan.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang akan

diteliti, berkaitan dengan variabel penelitian.

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah lebih memfokuskan pada masalah spesifik yang akan

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

diajukan dalam rumusan masalah yang akan diajukan dalam rumusan

masalah yang akan diteliti.

1.4. Rumusan Masalah

Perumusan masalah bertujuan untuk memilih dan menetapkan masalah

yang paling urgen yang berkaitan dengan judul penelitian. Perumusan

masalah mendefinisikan permasalahan yang telah diterapkand alam bentuk

definisi konsep dan operasional, kalimat yang digunakan adalah kalimat

pertanyaan.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang telah

dirumuskan sebelumnya.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menjelaskan manfaat teoritis dan manfaat praktis

dalam temuan penelitian. Manfaat teoritis berguna memberikan kontribusi

tertentu terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia

akademis. Manfaat praktis memberikan kontribusi tertentu terhadap objek

penelitian, baik individu, kelompok maupun organisasi.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yaitu menjelaskan tentang isi bab per bab secara

singkat dan jelas

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1. Landasan Teori

Mengkaji berbagai teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan

dan variabel penelitian, sehingga akan memperoleh konsep yang jelas.

2.2. Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang

dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik skripsi, tesis, disetasi atau

jurnal penelitian.

2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian

Menggambarkan alur pemikiran peneliti sebagai kelanjutan dari kajian

teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca.

2.4. Asumsi Dasar Penelitian

Asumsi Dasar merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Bagian ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian.

3.2. Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan

dilakukan

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

3.3. Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan.

3.4. Variabel Penelitian

3.4.1. Definisi Konsep

Memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang akan

diteliti.

3.4.2. Definisi Operasional

Penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian yang

terukur.

3.5. Instrument Penelitian

Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan daya

yang digunakan, proses penyusunan daya dan teknik penentuan kualitas

instrument penelitian.

3.6. Informan Penelitian

Dalam penelitian dijelaskan wilayah generalisasi yang dapat digunakan

sebagai sumber data.

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data dan teknik analisis data menjelaskan mengenai

cara menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian.

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

3.8. Jadwal Penelitian

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian diadakan dan mulai dari

pelaksanaan penelitian sampai penelitian tersebut berakhir.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi dari informan penelitian yang telah

ditentukan, serta yang berhubungan dengan objek penelitian.

4.2. Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

mempergunakan teknik analisis data yang relevan, baik data kualitatif

maupun data kuantitatif.

4.3. Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data terhadap

asumsi dasar yang diterima barangkali tidak ada persoalan, tetapi terhadap

asumsi dasar yang ditolak harus diberikan sebagai dugaan yang menjadi

penyebabnya. Pembahasan akan lebih mendalam jika dikonfrontir atau

didiskusikan dengan hasil penelitian orang lain yang relevan (sejenis).

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan

permasalahan serta asumsi dasar penelitian.

5.2. Saran

Berisi tindak lanjur dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang

diteliti baik secara teoritis maupun praktis. Saran praktis lebih operasional

sedangkan aspek teoritis lebih mengarah pada pengembangan konsep atau

teori.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skrispi

LAMPIRAN

Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1. Landasan Teori

Pada bagian landasan teori ini mengkaji beberapa teori dan konsep yang

relevan dengan permasalahan penelitian yang disusun secara sistematis. Dengan

mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep

penelitian yang jelas.

Penggunaan teori dalam penelitian akan memberikan acuan bagi peneliti

dalam melakukan analisis terhadap masalah sehingga memperoleh temuan

lapangan yang menjadi jawaban atau masalah yang dirumuskan. Oleh karena itu,

dalam bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang mendukung maslah

dalam penelitian ini, dimana berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan

dalam penelitian. Teori yang akan digunakan adalah teori yang mendukung

masalah penelitian yaitu mengenai partisipasi masyarakat dalam mendukung

program wajib belajar 12 Tahun di Kecamatan Petir Kabupaten Serang itu sendiri.

2.1.1. Konsep Partisipasi

Partisipasi menurut Suharto dan Iryanto, (1996:192) mengatakan

bahwa:

“Kata partisipasi secara harfiah berarti mengambil bagian dalam suatukerjasama dalam kaitan dengan pembangunan. Hai ini berarti rakyatmau bekerjasama dalam kegiatan-kegiatan untuk pembangunan.Secara bahasa partisipasi adalah keikutsertaan, peran serta aktif atauproaktif dalam suatu kegiatan. Partisipasi dapat didefinisikan secara

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

luas sebagai bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secaraaktif dan sukarela, baik karena alasan dari dalam dirinya mapun luardirinya dalam keseluruhan proses kegiatan”.

Pengertian secara umum partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau

sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan. (Totok Mardikanto&

Poerwoko Subianto, 2013:81)

Menurut Wazir dalam Mardikanto (2013:8) menyatakan bahwa

“Partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadarkedalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu,seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan oranglain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dantanggung jawab bersama”.

Menurut Trokroamidjojo dalam Kaho (2005:127) menyatakan bahwa:

“Partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat dalam kegiatanpembangunan sesuai dengan arah dan tujuan pembangunan yangditetapkan dalam proses pembangunan. Dalam suatu hubungan atauinteraksi sosial, keterlibatan berbagai pihak dalam proses mengambilkeputusan maupun pelaksanaan program merupakan hal yang harusdilakukan. Dikarenakan melalui partisipasi inilah keterlibatanmasyarakat dapat terwujud dan keberkangsungan program akan relatifterjamin. Keterlibatan masyarakat dapat menumbuhkan keyakinankoektif sebagai suatu yang dapat mendorong keberhasilan program”.

Bryant dan White dalam Sjafari (2007:87) membagi partisipasi atas dua

macam :

“(1) partisipasi antara sesame warga atau anggita suatu perkumpulan,dinamakan partisipasi “horizontal”.(2) partisipasi yang dilakukan oleh bawahan dan atasan, antara kliendan patron, atau antara masyarakat sebagai suatu keseluruhan denganpemerintah, diberi nama partispasi “vertical””.

Menurut Davis dalam Sastropoetra (1988: 14) menyatakan bahwa

“Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalamsituasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawabterhadap usaha yang bersangkutan”.

Asngari PS dalam Sjafari (2007:88-89) meresumekan pengertian ataumakna partisipasi atas enam poin :

“1) keterlibatan dalam pengembilan keputusan. 2) keterlibatan dalampengawasan. 3) keterlibatan dimana masyarakat menndapatkan manfaatdan penghargaan. 4) partisipasi sebagai proses pemberdayaan(emprowerment). 5) partisipasi bermakna kerja kemitraan (partnership).6) partisipasi sebagai akibat dari pengaruh stakeholder menyangkutpengambilan keputusan, pengawasan dan penggunaan resource yangbermanfaat bagi mereka”.

Jika ditarik kedalam suatu perbedaan berdasarkan area-area

pembangunan maka partisipasi dapat di kedalam dua pilihan kelompok.

Kelompok tersebut adalah 1. Partisipasi sebagai suatu alat, dimaksudkan

untuk menciptakan teknik atau metode untuk mengimplementasikan

partisipasi dalam praktek pembangunan. 2. Partisipasi sebagai tujuan,

dimaknai sebagai pemberdayaan masyarakat sesuai kemampuan mereka,

untuk secara bersama mengembil bagian dan bertanggungjawab atas

pembangunan mereka sendiri.

Mikkelsen dalam Adi, (2008:106-107) mendeskripsikan partisipasi

kedalam beberapa pengertian umum yaitu:

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepadaproyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan.

2. Partisipasi adalah pemekaan pihak msyarakat untukmeningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untukmenangapi proyek-proyek pembangunan.

3. Partisipasi adalah proses aktif yang mengandung arti bahwaseseorang kelompok yang terkait, mengambil inisiatif danmenggunakan kebebasannya untuk melakukan hal tersebut.

4. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempatdengan para staff yang melakukan persiapan, pelaksanaan,monitoring proyek agar memperoleh informasi mengenai kontekslokal dan dampak-dampak sosial.

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

5. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalamperubahan yang ditentukannya sendiri.

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunandiri, kehidupan, dan lingkungan.

Dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi

adalah keterlibatan aktif dari seseorang, atau sekelompok orang (masyarakat)

secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela dalam program

pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring

sampai pada tahap evaluasi yang dapat mendorong keberhasilan suatu

program.

2.1.1.1. Tipe/Jenis Partisipasi

Partisipasi itu sendiri terbagi menjadi beberapa jenis. Guna

memperoleh gambaran yang jelas tentang partisipasi, akan dipaparkan

mengenai jenis-jenis partisipasi menurut Davis dalam Sastropoetra

(1989: 56) yaitu sebagi berikut:

1. Partisipasi yang berupa pikiran (psychological participation)2. Partisipasi yang berupa tenaga (physical participation)3. Partisipasi yang berupa tenaga dan pikiran (physical and

psychological participation)4. Partisipasi yang berupa keahlian (participation with skill)5. Partisipasi yang berupa barang (material participation)6. Partisipasi yang berupa uang (money participation).

Sekretariat Bina Desa dalam Sastropoetra (1989: 56)

mengidentifikasikan partisipasi menjadi tujuh tipe berdasarkan

karakteristiknya, diantaranya:

a. Partisipasi pasif/manipulatif, karakteristiknya:1) Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang

atau telah terjadi,2) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek

tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

3) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan professionaldi luar kelompok sasaran.

b. Partisipasi dengan cara memberikan informasi, karakteristiknya:1) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-

petanyaan penelitian seperti dalam kuisioner atau sejenisnya.2) Masyarakat tidak punya kesempatan untuk terlibat dan

mempengaruhi proses penyelesaian3) Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.

c. Partisipasi melalui konsultasi, karakteristiknya:1) Masyarakat berpasrtisipasi dengan cara berkonsultasi2) Orang luar mendengar dan membangun pandangan-pandangannya

sendiri untuk kemudian mendefinisikan permasalahan danpemecahannya dengan memodifikasi tanggapan-tanggapanmasyarakat

3) Tidak ada peluang bagi pembuat keputusan bersama4) Para professional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-

pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditidak lanjuti.d. Partisipasi untuk insentif materil, karakteristiknya:

1) Masyarakat berpasrtispasi dengan cara menyediakan sumber dayaseperti tenaga kerja, demi mendapatkan makanan, upah, gantirugi, dan sebagainya.

2) Masyarakat tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat insentif yangdisediakan/diterima habis

e. Partisipasi fungsional, karakteristiknya:1) Mamsyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk

mencapai tujuan yang berhubungan dengan proyek.2) Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada keputusan-

keputusan utama yang disepakati3) Pada awalnya kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak

luar (fasiliator) tetapi pada saatnya mampu mandiri.f. Partisipasi interaktif, karakteristiknya:

1) Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarahpada perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baruatau penguatan kelembagaan yang telah ada.

2) Partisipasi ini cenderung melibatkan metode inter-disiplinyangmencari keragaman perspektif dalam proses belajar yangterstruktur dan sistematis

3) Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran control ataskeputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andildalam seluruh penyelenggaraan kegiatan.

g. Self mobilization, karakteristiknya:1) Masyarakat berpasrtisipasi dengan mengambil inisiatif secara

bebas (tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubahsistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

2) Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdayayang ada.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa tipe atau jenis

partisipasi yaitu partisipasi pasif, partisipasi aktif, partisipasi dengan

terikat, partisipasi atas permintaan setempat. Partisipasi atau peran serta

masyarakat biasanya dapat berupa tenaga, pikiran, materi, uang dan lain

sebagainya yang mana hal itu sebagai bentuk kontribusi bagi individu

tersebut.

2.1.1.2. Bentuk Partisipasi

Ndraha T dalam Sjafari (2007:89) dalam tulisannya,

menunjukan bentuk-bentuk atau tahap partisipasi yang terdiri dari enam

kategori ;

“(1) Partisipasi melalui kontak dengan pihak lain. (2) Partisipasidalam menyerap atau member tanggapan atas informasi yangdiberikan. (3) Partisipasi dalam perencanaan pembangunan,termasuk pengambilan keputusan. (4) Partisipasi dalammelaksanakan operasional pembangunan. (5) Partisipasi dalammenerima, memelihara dan mengembangkan hasilpembangunan. (6) partisipasi dalam menilai pembangunan,sesuai rencana dan sejauh mana hasilnya memenuhi kebutuhanmsyarakat”.

Dusseldorp dalam Theresia (2014:200) mengidentifikasi beragam

bentuk-bentuk kegiatan partisipasi yang dilakukan oleh setiap warga

masyarkat dapat berupa:

1. Menjadi anggota kelompok-kelompok masyarakat2. Melibatkan diri pada kegiatan diskusi kelompok3. Melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan organisasi untuk

menggerakan partisipasi masyarakat yang lain4. Menggerakan sumber daya masyarakat5. Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan6. Memanfaatkan hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan masyarakatnya.

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Adapun bentuk-bentuk partisipasi menurut Dirjen Pembangunan

Masyarakat Desa Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia

(1998:166-167), antara lain:

1. Tenaga dari kalangan masyarakat itu sendiri baik berupa jumlahtenaga, keahlian/keterampilan, manajerial dan lain-lain.

2. Dana baik bersumber dari warga masyarakat pada umumnyamaupun donator yang berasal dari warga masyarakat.

3. Material yang berasal dari masyarakat baik secara peroranganmaupun kelompok

4. Gotong royong dari warga masyarakat5. Moril/pemikiran dari warga masyarakat.6. Dan lain-lain

Terdapat dua bentuk partisipasi menurut Chapin dalam Soelaiman

(2010:27) yang terdiri dari:

a. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Masyarakatterlibat dalam setiap diskusi/forum dalam rangka untukmengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan bersama.

b. Partisipasi representatif. Partisipasi yang dilakukan dengan caramemberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya yang dudukdalam organisasi atau panitia.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi

adalah keterlibatan seseorang baik secara mental atau emosional untuk

memberikan kontribusi nya baik berupa barang, jasa, pikiran yang

mendorong pelakunya memiliki tanggung jawab dalam aktifitas

kelompoknya.

2.1.2. Konsep Masyarakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Abdullah, (2003:319)

Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat

oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Menurut Maclver dan Page dalam Soelaeman (1998:63), menjelaskan

bahwa masyarakat adalah:

“Suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasantingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yangselalu berubah ini kita namakan mamsyarakat. Masyarakat merupakanjalinan hubungan sosial dan masyarakat selalu berubah”.

Masyarakat menurut Wikipedia (diakses pada 23 November 2016)

adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau

semi terbuka) di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-

individu yang berada dalam kelompok tersebut.

Menurut Setiadi & Hakam, (2008:67) menyatakan bahwa:

“Masyarakat adalah kumpulan orang yang didalamnya hidup bersamadalam waktu yang cukup lama. Jadi bukan hanya kumpulan dankerumunan orang dalam waktu sesaat, seperti kerumunan orangditerminal, pasar atau dilapangan dalam kebersamaan yang lama danterjadi interaksi sosial. Selanjutnya orang-orang yang membentukmasyarakat harus memiliki kesadaran bahwa mereka merupakan satukesatuan”.

Unsur-unsur masyarakat adalah sebagai berikut:1. Kumpulan orang2. Sudah terbentuk dengan lama3. Sudah memiliki sistem dan struktur sosial sendiri4. Memiliki kepercayaan (nilai), sikap dan perilaku yang

dimiliki bersama5. Adanya kesimabungan dan pertahanan diri6. Memiliki kebudayaan.

Samuel (1995:78) memberikan rumusan berupa pengertian dasar

masyarakat yaitu sebagai berikut:

1. Masyarakat merupakan sistem informasi sosial. Maksudnyamasyarakat terdiri dari orang-orang yang saling mempengaruhi,baik secara individual maupun secara kelompok.

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

2. Masyarakat terdiri dari beraneka ragam individu. Hal ini terlihat,misalnya dari keragaman status pendidikan, pekerjaan, etnik,ekonomi, jenis kelamin, perkawinan dan usia.

3. Masyarakat merupakan suatu unit sistem interaksi sosial yangmandiri. Maksudnya mayarakat memiliki berbagai pranata sosialyang saling terkait sehingga dapat memenuhi kebutuhan parawarganya dan menjaminkeberlangsungan hidup masyarakat yangbersangkutan secara keseluruhan.

4. Masyarakat menempati wilayah geografis tertentu.Biasanya,wilayah geografis suatu masyarakat merupakan hasilpewarisan.

5. Panjangnya umur masyarakat juga terlihat jika dibandingkandengan umur-umur individu yang menjadi warganya.

Masyarakat menurut Giddens dalam Samuel (1995:147) yaitu sebagai

kelompok orang yang hidup disuatu wilayah tertentu, bernaung dibawah

suatu sistem otoritas politik, dan sadar akan identitas yang berbeda dengan

identitas kelompok-kelompok lainnya.

Adapun pengertian lain mengenai mayarakat menurut Budiarjo

(2008:46) bahwa masyarakat adalah keseluruhan antarahubungan-hubungan

yang ditata (societymeans a system of ordered relation).

Menurut Ralp dalam Syani (1995: 47) menyatakan bahwa

“Masyarakat adalah setiap kelompok yang telah cukup lama hidup danbekerjasama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinyadan berfikir tentang dirinya dalam suatu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu”.

Sedangkan ciri-ciri masyarakat menurut Soekanto dalam Syani,(1995:47) adalah:

1. Manusia yang hidup bersama. Didalam ilmu sosisal tidak adaukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untukmenentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapiseraca teoritis, angka minimumnya dua orang yang hidupbersama.

2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan darimanusia oleh karena itu dengan berkumpulnya manusia makaakan timbul manusia-manusia baru. Manusia-manusia itu juga

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti, mereka juga punyakeinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaannya.Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasidan timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubunganantar manusia dengan kelompok.

3. Mereka sadar bahwa mereka merupaka satu kesatuan.4. Mereka merupakan siatu sistem hidup bersama. Sistem

kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karenasetiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu samalainnya.

Dari beberapa teori diatas, maka dapat dibuat kesimpulan bahwa

masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi satu sama

lain dalam suatu tempat atau wilayah yang mempunyai sistem sosial yang

saling berkesinambungan dan hukum yang melekat diantara individu maupun

kelompok.

2.1.3. Konsep Partisipasi Masyarakat

Menurut Totok Mardikanto (2013: 82-83) partisipasi masyarakat

merupakan perwujudan dan kesadaran dan kepedulian serta tanggungjawab

masyarakat terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk

memperbaiki mutu hidup mereka.

Menurut Keith Davis dan John W Nestron (1995:179) dalam

pengertian partisipasi masyarakat ini terdapat tiga buah unsur yang penting

sehingga memerlukan perhatian yang khusus yaitu:

1. Bahwa partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan

mental dan perasaan, lebih dari semata-mata atau hanya

keterlibatan secara jasmani

2. Unsur kedua adalah kesediaan memberikan sumbangan kepada

usaha mencapai tujuan kelompok

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi

memiliki gagasan penting, yakni keterlibatan mental dan emosi, kontribusi

tergerak dan tanggung jawab.

1. Keterlibatan mental dan emosi

Gagasan yang paling utama dalam partisipasi yaitu keterlibatan

mental dan emosional dari pada hanya berupa aktifitas fisik. Dari

inisiatif orang itu sendiri yang terlibat bukan hanya keterampilan,

keterlibatan ini bersifat psikologi dari pada fisik. Seseorang

berpartisipasi berarti terlibat egonya dari pada hanya terlibat tugas.

2. Motivasi kontribusi

Gagasan kedua yang paling penting dalam partisipasi adalah

memotivasi orang-orang yang memberikan kontribusi, mereka

diberikan kesempatan untuk menyalurkan sumber inisiatif dan

kreatifitas untuk mencapai tujuan kelompok.

3. Tanggung jawab

Gagasan ketiga adalah partisipasi mendorong orang-orang untuk

menerima tanggung jawab dalam aktifitas kelompok. Ini juga proses

sosial yang melaluinya orang-orang menjadi terlibat sendiri dalam

pembangunan dan mau mewujudkan keberhasilannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka partisipasi masyarakat tidak saja

identik dengan keterlibatan secara fisik dalam pekerjaan dan tugas saja, akan

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

tetapi menyangkut keterlibatan diri dan ego, sehingga akan timbul tanggung

jawab dan sumbangan yang besar dan penuh terhadap kelompok.

Partisipasi dalam pembangunan terdiri dari:

1. Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan.Setiap program pembangunan masyarakat selalu ditetapkan

sendiri oleh pemerintah pusat, yang dalam banyak hal lebihmencerminkan sifat kebutuhan kelompok-kelompok kecil elit yangberkuasa dan kurang mencerminkan keinginan dan kebutuhanmasyarakat banyak. Karena itu partisipasi masyarakat dalampembangunan perlu ditumbuhkan melalui dibukanya forum yangmemungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi langsung di dalamproses pengambilan keputusan tentang program-program pembangunandi wilayah setempat atau tingkat lokal.

Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dalamproses rencana pembangunan, biasanya dilakukan memaluimusyawarah untuk mencapai mufakat, bertujuan untuk memillihalternatif dalam perencanaan pelaksanaan pembangunan.

2. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan KegiatanPartisipasi masyarakat dalam pembangunan seringkali

diartikan sebagai partisipasi masyarakat banyak (yang umumnya lebihmiskin) untuk secara sukarela menyumbangkan tenaganya di dalamkegiatan pembangunan.

Berhasilnya suatu program pembangunan bergantung darikeikutsertaan masyarakat dalam berpartisipasi seluruhnya.Koentjaraningrat menyatakan bahwa partisipasi rakyat, terutama rakyarpedesaan dalam pembangunan sebenarnya menyangkut dua tipe yangpada prinsipnya berbeda yaitu:

a. Partisipasi dalam aktivitas-aktivitas bersama dalam proyekpembangunanyang khusus. Dalam tipe yang pertama, rakyatpedasaan diajak, rakyat ikut sertaberdasarkan atas keyakinannyabahwa proyek itu akan bermanfaat baginya, maka mereka akanberpartisipasi dengan semangat dan spontanitas, tanpamengharapkan upah yang tinggi. sebaliknya kalau mereka hanyadiperintah dan dipaksa oleh atasan untuk menyumbangkan tenagadan harta bendanya kepada proyek tadi, maka mereka tidak akanturut berpasrtisipasi dengan semangat. Contoh partispasi orangdesa dalam pembangunan jalan, membuat saluran irigasi.

b. Partisipasi sebagai individu diluar aktivitas-aktivitas bersamadalam pembangunan. Dalam tipe partisipasi ini tidak ada proyekaktivitas bersamayang khusus, tapi masih termasuk proyek

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

pembangunan, tidak bersifat fisik dan tidak memerlukan perintahatau paksaan dari atasannya, tetapi berdasarkan kemauan merekasendiri. Contoh partispasi dalam kegiatan KB

3. Partisipasi dalam Pemantauan dan Evaluasi PembangunanKegiatan pemantauan dan evaluasi program dan proyek

pembangunan sangat diperlukan. Bukan saja agar tujuannya dapatdicapai seperti yang diharapkan, tetapi juga diperlukan untukmemperoleh umpan balik tentang masalah-masalah dan kendala yangmuncul dalam pelaksanaan pembangunanyang bersangkutan.

Menurut Cohen dan Uphohoff dalam Didi (2008:21)membedakan tiga jenis evaluasi :

a. Project Contered Evaluation, bila evaluasi ini di pandangsebagai proses evaluasi formal.

b. Political Activities, berkaitan dengan pemilikan anggota-anggota parlemen rakyat setempat atau pemimpinsetempat.

c. Public Opinion Efforts, opini dalammengevaluasi suatuprogram tidak secara langsung, melainkan mempengaruhimelalui media massa/surat kabar. Missal melalui suratpembaca dalam mengungkapkan beberapa gagasan

4. Patisipasi dalam Menerima Hasil atau Manfaat PembangunanMenurut Cohen dan Uphohoff dalam Didi (2008:21) banyak

cara untuk mengklarifikasikan dan menganalisis manfaat-manfaat darihasil pembangunan. Dari segi distribusi dapat dilihat pada jumlahmaupun kualitas manfaat. Dari segi lain dapat dibedakan antaramaterial benefit dan social benefit.

a. Material benefit dalam menganalisa akan berhubungandengan konsumsi atau pendapatan, kekayaan. Sedangkan

b. Social benefit seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, airbersih, jala-jalan, fasilitas transportasi.

Partisipasi masyarakat menurut Adi (2007:27) adalah

“Keikutsertaan masyarakat dalam proses pengindentifikasianmasalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan danpengembilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menanganimasalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan keterlibatanmasyarakat dam proses pengevaluasi perubahan yang terjadi”.

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Selanjutnya Ndraha dalam Makmur (2008: 156-157) mengatakan bahwa

partisipasi masyarakat sebagai masukan dan keluaran:

1. Sebagai masukan, partisipasi masyarakat dapat berfungsi menjadienam fase proses pembangunan yaitu:

a. Fase penerimaan informasib. Fase pemeberian tanggapan terhadap informasic. Fase perencanaan pembangunand. Fase pelaksanaan pembangunane. Penerimaan kembali hasil pembangunan danf. Fase penilaian hasil pembangunan.

2. Sebagai keluaran, partisipasi dapat digerakan dan dibagun sebagaikeluaranproses stimulasi atau motivasi melalui berbagai upaya.

Kaho (2007:282) mengemukakan bahwa partisipasi masyarakat

sebagai sumber energi alternatif bagi daerah untuk menggantikan sumber

energi dari pemerintahan pusat. Masyarakat daerah dapat berpartisipasi baik

secara parsial maupun secara holistic.

Menurut Sudadio (2005:35-36) menyatakan bahwa:

“Partisipasi masyarakat dapat diharapkan timbul jika terdapat kondisidimana: (1) Ada rasa saling mempercayai antara petugas danmasyarakat. (2) Ada ajakan atau kesempatan bagi masyarakat untukikut serta sejak awal perencanaan kegiatan. (3) Ada manfaat yangdirasakan oleh masyarakat. (4) ada contoh dari pemimpinmasyarakat”.

Pentingnya partisipasi masyarakat untuk berpastisipasi, alasan ataupertimbangannya adalah anggota masyarakat dianggap bahwa merekamengetahui sepenuhnya tentang masalah dan kepentingan atau kebutuhanmereka :

1. Mereka memahami sesungguhnya tentang keadaan lingkungan sosialdan ekonomi masyarakatnya.

2. Mereka mampu menganalisis sebab dan akibat dari berbagai kejadianyang terjadi dala masyarakat.

3. Mereka mampu merumuskan solusi untuk mengatasi permasalahandan kendala yang dihadapi masyarakat.

4. Mereka mampu memanfaatkan sumberdaya pembangunan (SDA,SDM dan teknologi) yang dimiliki untuk meningkatkan pembangunanmasyarakat.

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

5. Anggota masyarakat dengan upaya meningkatkan kemauan dankemampuan SDM-nya sehingga dengan berlandaskan padakepercayaan diri dan keswadayaan yang kuat mampu menghilangkansebagia besar ketergantungan terhadap pihak luar.

Partisipasi masyarakat menurut Sastropoetro (1988:41) yaitu meliputi:

1. Komunikasi yang menumbuhkan pengertian efektif/berhasil.2. Perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku yang diakibatkan

oleh pengertian yang menumbuhkan kesadaran.3. Kesadaran yang didasarkan kepada perhitungan dan

pertimbangan.4. Antusias atau partisipasi (Enthousiasme)yang menumbuhkan

spontanitas, yaitu kesediaan melakukan sesuatu yang tumbuhdari dalam lubuk hati sendiritanpa dipaksa orang lain

5. Adanya rasa tanggung jawab.

Menurut Slamet (1994:8) partisipasi masyarakat dapat dibagi menjadilima jenis:

1. Ikut member input proses pembangunan, menerima imbalan atasinput tersebut dan ikut menikmati hasilnya

2. Ikut member input dan menikmati hasilnya3. Ikut member input dan menerima imbalan tanpa ikut menikmati

hasil pembangunan secara langsung4. Menikmati/memanfaatkan hasil pembangunan tanpa ikut

member input5. Memberi input tanpa menerima imbalan dan tidak menerima

hasilnya.

Menurut Bintoro (1995:220) berhasilnya pencapaian tujuan-

tujuanpembangunan memerlukan keterlibatan aktif dari masyarakat pada

umumnya. Keterlibatan aktif ini juga disebut partisipasi, ada tiga aspek dalam

partisipasi, yaitu:

“Pertama, keterlibatan aktif atau partisipasi masyarakat tersebut dapatberarti keterlibatan proses penentuan arah, strategi dan kebijaksanaanpembangunan yang dilakukan pemerintah. Hal ini terutamaberlangsung dalam proses politik tetapi juga dalam proses hubungansosial antar kelompok-kelompok kepentingan dalam masyarakat.paling sedikit suatu rencana harus peka terhadap kepentingan-

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

kepentingan masyarakat. sehingga dengan demikian mendapatdukungan dalam pelaksanaannya. Rencana pembangunan hendaknyadapat pula menimbulkan rasa solidaritas nasional dan solidaritassosial.Kedua, keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab dalampelaksanaan kegiatan pembangunan. Hal ini dapat berupa sumbangandalam mobilitas sumber-sumber pembiayaan pembangunan, kegiatanproduktif yang serasi, pengawasan sosial atas jalannya pembangunandan lain-lain. Pada pokoknya arah kegiatan masyarakat yangmendukung peningkatan tabungan, dan investasi dan dengan demikianpembentukan modal. Suatu sistem pemungutan pajak yang adil danmerata dapat lebih menggerakan kesediaan membayar pajak. Iniadalah bentuk partisipasi mutlak dalam bernegara, apalagi bila dalampembangunan.Ketiga, adalah keterlibatan dalam memetik hasil dan manfaatpembangunan secara berkeadilan. Bagian-bagian daerah ataupungolongan-golongan masyarakat tertentu dapat ditingkatkanketerlibatannya dalam bentuk kegiatan produktif mereka, melaluiperluasan kesempatan-kesempatan dan pembinaan tertentu. Misalnyadalam hal ini dilakukan dalam bentuk-bentuk pembangunan daerah-daerah terbelakang, kebijaksanaan, dan program-programpembangunan merangsang keterlibatan produktif golonganmasyarakat berpenghasilan rendah dan program-program yang disebutcommunity development”.

Dalam Modul Pelatihan (2011:117-119) menyatakan bahwa

“Dalam dunia pendidikan, partisipasi masyarakat merupakan faktoryang menentukan keberlangsungan program pendidikan. Partisipasimasyarakat dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan formaldapat berwujud berbagai bentuk, baik yang berwujud fisik maupunnon fisik. Sedangkan yang dimaksud dengan partisipasi masyarakatdalam pendidikan merupakan berbagai bentuk interaksi antaramasyarakat dengan lembaga pendidikan yang dapat dikembangkanuntuk kebutuhan kedua belah pihak. Masyarakat yang dimaksud lebihkepada kelompok orang maupun perorangan yang memiliki hubunganmaupun kebutuhan baik langsung maupun tidak langsung denganlembaga pendidikan.

Dalam Modul Pelatihan, (2011:122-123) Hubungan dunia

pendidikan dan masyarakat merupakan hubungan yang bersifat timbale balik

(saling memberi dan menerima dan barang kali juga dapat saling member

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

keuntungan). Manfaat partisipasi masyarakat tersebut dapat dikategorikan

sebagai berikut:

Manfaat bagi lembaga pendidikan1. Memperbesar dorongan untuk mawas diri2. Mempermudah pengelolaan-pengelolaan lembaga3. Mendapat kritik dan saran dari masyarakat4. Memudahkan meminta bantuan dan dukungan dari

masyarakat5. Memudahka menggunakan media pendidikan di

masyarakat6. Memudahkan pemandatan narasumber

Manfaat bagi masyarakat1. Mengetahui aktifitas lembaga pendidikan dan program-

programnya.2. Kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan lembaga

pendidikan lebih mudah diwujudkan.3. Mendapatkan nilai tambah dalam hal inovasi dan

kreatifitas lembaga.4. Memberikan harapan yang lebih baik terhadap masa

depan akan anak.5. Menyalurkan dukungan.6. Mendorong terciptanya SDM yang berkualitas.

Adapun beberapa bentuk partispasi masyarakat secara umum

dikategorikan sebagai berikut:

1. Keterlibatan orang tua murid.2. Keterlibatan dewan lembaga pendidikan atau dewan pelayanan3. Keterlibatan jaringan asosiasi dan lemabag syawada masyarakat4. Keterlibatan pemerintah daerah.

Adapun menurut Cohen dan Uphoff dalam Ulifah (2003:23)

mengatakan bahwa partisipasi masyarakat terlibat dalam empat hal

yaitu:

1. Perencanaan, suatu rencana atau keputusan yang telahdisipakan oleh pemerintah dan masyarakat hanya mendapatkesempatan untuk menyatakan setuju/tidak yang nantinyaakan membuat hasil yang diharapkan.

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

2. Pelaksanaan, merupakan hubungan antara pelaksana danpelaksanaannya. Masalah pelaksanaannya tidak cukupdipertimbangkan dalam menyusun rencana. Hal ini agarterdapat jaminan yang lebih besar dalam merealisasikantujuan dan sasaran-sasaran rencana itu, oleh sebab iturencana harus diupayakan semaksimal mungkin.

3. Pengawasan, partisipasi dalam pengawasan merupakanaktifitas untuk menemukan mengoreksi penyimpangan-penyimpangan terhadap aktifitas yang telah direncanakandalam rangka menyesuaikan dengan kepentinganmasyarakat maka pengawasan dalam partisipasi tidakcukup dilakukan dalam lembaga formal, tetapi olehorganisasi masyarakat, dalam golongan kepentingankelompok profesi bahkan anggota masyarakat untuk sertamengawasi.

4. Pemeliharaan dan pemanfaatan, partisipasi dalampemeliharaan dan pemanfaatan meliputi: menerima hasilpembangunan seolah-olah milik sendiri, menggunakan ataumemanfaatkan setiap hasil pembangunan, menjadikan ataumengusahakan suatu lapangan usaha, merawat secara rutindan sistematis, mengatur kegunaan atau memanfaatkannya,mengusahakan dan mengamankannya sertamengembangkan. Partisipasi dalam pemeliharaan danpemanfaatan berarti mendukung kearah pembangunan yangserasi dengan martabat manusia keadilan sosial danmemelihara alam sebagai lingkungan manusia untukgenerasi yang akan datang.

Mengacu pada beberapa pendapat yang telah diuraikan tersebut

dapat disimpulkan, tampak bahwa partisipasi masyarakat diartikan

sebagai keterlibatan masyarakat atau wujud tingkah laku masyarakat

dalam suatu kegiatan yang didorong oleh kesadaran masyarakat itu

sendiri tentang arti keterlibatannya tersebut dengan memahami

pembangunan sebagai perubahan struktural menjadi lebih baik dari

masyarakat,oleh masyarakat dan untuk masyarakat, sehingga

mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan bertanggung

jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu tercapainya manusia yang

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

berpendidikan. Mereka member dan diberi kesempatan untuk

menyalurkan inisiatif dan kreativitas untuk mencapai tujuan bersama,

yang dapat meningkatkan motivasi dalam mewujudkan keberhasilan.

2.1.3.1. Derajat Partisipasi Masyarakat

Terdapat kadar yang berbeda dalam setiap praktek partisipasi.

Kadar ini jika dibandingkan satu sama lain akan membentuk suatu garis

kantinum mulai dari titik non partisipasi warga sampai kendali warga

sepenuhnya. Untuk memperjelas mana proses yang disebut partisipasi

dan bukan partisipasi terdapat konsep delapan tangga partisipasi

masyarakat (Eight Rungs on Ladder of Citizen Participation) menurut

Arnstein (1969: 216-224).

Dalam konsepnya Arnstein menjelaskan partisipasi masyarakat

yang didasarkan kepada kekuatan masyarakat untuk menentukan suatu

produk akhir, tiap tangga dibedakan berdasarkan “corresponding to the

extent of citizen’s power in determining the plan and/or program”.

Secara umum, dalam model ini ada tiga derajat partisipasi masyarakat :

(1) Tidak Partisipasi (Non Participation); (2) Derajat Semu (Degrees of

tokenism) dan (3) kekuatan masyarakat (Degrees of Citizen Powers).

Lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar dibawah ini

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Gambar 2.1Tangga Partisipasi Menurut Arnstein (1969: 216-224).

Citizen control

Delegated power Degrees of citizen power

Partnership

Placation

Consultation Degrees of tokenism

Informing

Therapy Non

Manipulation participation

Sumber: Serry R Arnstein, A Ladder of Citizen Partisipation, Juornal of the American

Institute of Planners 35, hal 216-224

Dua tangga terbawah yang dikategorikan dalam derajat Non

Partisipasi (Non Participation) menempatkan bentuk-bentuk partispasi

yang dinamakan Manipulasi (Manipulation) dan Terapi (Therapy) dalam

kedua tangga tersebut pertisipasi hanya bertujuan untuk mendidik “

menatar” masyarakat dan “mengobati” masyarakat. Dalam tangga

pertama Manipulasi atau penyalahgunaan bisa diartikan (relative) tidak

ada komunikasi apalagi dialog, yaitu mereka memilih dan mendidik

sejumlah orang sebagai wakil dari masyarakat. Fungsinya, ketika mereka

mengajukan berbagai program, maka para wakil masyarakat tadi harus

selalu menyetujuinya. Sedangkan masyarakat sama sekali tidak

diberitahu tentang hal tersebut. Sedangkan dalam tangga kedua Therapy

Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

telah ada komunikasi namun masih bersifat terbatas, inisiatif datang dari

pemerintah (pemegang kekuasaan) dan hanya satu arah. Di dalam hal ini

masyarakat terlibat dalam suatu program, akan tetapi sesungguhnya

keterlibatan mereka tidak dilandasi oleh suatu dorongan mental,

psikologis, dan disertai konsekuensi keikutsertaan yang memberikan

kontribusi dalam program tersebut. Masyarakat pada posisi ini hanyalah

menjadi obyek dalam program. Pemerintah sedikit memberitahu kepada

masyarakat tentang beberapa programnya yang sudah disetujui oleh

wakil masyarakat dan masyarakat hanya bisa mendengarkan.

Tangga ketiga, keempat dan kelima dikategorikan dalam derajat

tanda partisipasi (degree of Tokenism) yaitu partisipasi masyarakat telah

didengar dan berpendapat tetapi mereka tidak memiliki kemampuan

untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangan mereka akan

dipertimbangkan oleh pemegang keputusan, dalam taraf ini partisipasi

masyarakat memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk

menghasilkan perubahan dalam masyarakat. dalam tangga ketiga yaitu

Information menyiratkan bahwa komunikasi sudah banyak terjadi tetapi

masih bersifat satu arah, tidak ada sarana bagi masyarakat untuk

melakukan timbak balik (feed back), seperti pengumuman, penyebaran

pamflet dan laporan tahunan. Tangga keempat yaitu Consultation

bermakna bahwa komunikasi telah bersifat dua arah tetapi masih bersifat

partisipasi yang bersifat ritual/formalitas, sudah ada kegiatan penjaringan

sapirasi, penyelidikan keberadaan masyarakat, telah ada aturan pengajuan

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

proposal dan ada harapan aspirasi masyarakat akan didengar tetapi belum

ada jaminan aspirasi tersebut akan dilaksanakan misalnya survey sikap,

temu warga dan dengar pendapat publik. Tangga kelima yaitu Placation

(penentraman) berarti bahwa komunikasi telah berjalan baik dan sudah

ada negosiasi antara masyarakat dengan pemerintah. Masyarakt

(khususnya yang rentan dan termajinalisa) dimungkinkan untuk

memberikan masukan secara lebih signifikan dalam penentuan hasil

kebijakan publik. Namun proses pengembilan keputusan masih dipegang

oleh pemegang kekuasaan.

Tiga tangga teratas dikategorikan dalam derajat kuasa masyarakat

( Degree of Citizen Perticipation) dimana masyarakat memiliki pengaruh

terhadap proses pengambilan keputusan partisipasi masyarakat

(kelompok masyarakat miskin/rentan) sudah masuk dalam ruang

penentuan proses, hasil dan dampak kebijakan dengan menjalankan

kemitraan (Partnership) yaitu masyarakat telah mamapu bernegosisasi

dengan “pemegang kekuasaan” dalam posisi sejajar, pendelegasian

kekuasaan ( Delegated Power) yaitu masyarakat telah “dikuasai”. Pada

tangga kendali warga (Citizen Control) partisipasi masyarakat secara

politik maupun administrative sudah mampu mengendalikan proses

pembentukan, pelaksanaan dan konsumsi dari kebijakan bahkan sangat

mungkin masyarakat telah memiliki kewenangan untuk mengelola objek

kebijakan tertentu.

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Arnstein terlihat

bahwa terdapat pebedaan yang cukup mendasar antara bentuk partisipasi

semu (empty ritual) dengan yang mempunyai kekuatan nyata (real

power). Didalamnya digambarkan bagaimana bentuk-bentuk partisipasi

masyarakat dari masyarakat dipaksa atau dimanipulasi dan dimana

masyarakat telah mampu mengontrol pembuatan keputusan dan

pengalokasian sumber daya. Kemudian masing-masing derajat

ditekankan bukan seberapa jauh masyarakat telah terlibat dalam proses

pembentukan kebijakan atau program yang dilaksanakan oleh pemegang

kekuasaan tetapi seberapa jauh masyarakat dapat menentukan hasil akhir

atau dampak dari kebijakan tersebut. Dalam pelaksanaan pembangunan

sangat mensyaratkan keterlibatan langsung pada masyarakat penerima

program pembangunan karena hanya dengan partisiapsi masyarakat

penerima program maka hasil pembangunan akan sesuai dengan aspirasi

dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. dengan adanya kesesuaian ini

maka hasil pembangunan ini akan memberikan manfaat yang optimal

bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat.

2.1.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Menurut Slamet (1994:97,137-143) faktor-faktor internal yang

mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan dan mata pencaharian. Faktor internal

berasal dari individu itu sendiri. secara teoritis, tingkah laku individu

berhubungan erat atau ditentukan oleh :

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

a. Jenis kelamin.

Partisipasi yang diberikan oleh seorang pria dan wanita dalam

pembangunan adalah berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya

sistempelapisan sosial yang terbentuk dalam masyarakat yang

membedakan kedudukan dan derajat ini, akan menimbulkan

perbedaan-perbedaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita.

Menurut Soedarno dalam Slamet (1994: 137) bahwa didalam

sistem pelapisan atas dasar seksualitas ini, golongan pria memiliki

hak istimewa dibandingkan golongan wanita. Dengan demikian

maka kecenderungannya, kelompok pria akan lebih banyak

berpartisipasi.

b. Usia.

Menurut Soedarno dalam Slamet (1994: 139) perbedaan usia

juga mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Dalam

masyarakat terdapat pembedaan kedudukan dan derajat atas dasar

senioritas, sehingga akan memunculkan golongan tua dan golongan

muda, yang berbeda-beda dalam hal-hal tertentu misalnya

menyalurkan pendapat dan mengambil keputusan. Usia

berpengaruh pada keaktifan seseorang untuk berpasrtisipasi. Dalam

hal ini golongan tua yang dianggap lebih berpengalaman atau

senior, akan lebih banyak memberikan pendapat dalam hal

menetapkan keputusan.

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

c. Tingkat pendidikan.

Demikian pula halnya dengan tingkat pengetahuan. Litwin

dalam Slamet (1994: 141) mengatakan bahwa, salah satu

karakteristik partisipasi dalam pembangunan partisipasi adalah

tingkat pengetahuan masyarakat tentang usaha-usaha partisipasi

yang diberikan masyarakat dalam pembangunan. Salah satu faktor

yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah tingkat

pendidikam. Semakin tinggi latar belakang pendidikannya,

tentunya mempunyai pengetahuan yang luas tentang pembangunan

serta tata cara partisipasi yang dapat diberikan. Faktor pendidikan

dianggap penting karena dengan pendidikan yang diperoleh,

seseorang lebih mudah berkomunikasi dengan orang luar dan cepat

tanggap terhadap inovasi.

d. Tingkat penghasilan.

Tingkat penghasilan juga mempengeruhi partisipasi masyarakat

menurut Barros dalam Slamet (1994: 143) bahwa penduduk yang

lebih kaya kebanyakan membayar pengeluaran tunai dan jarang

melakukan kerja fisik sendiri. Sementara penduduk yang

berpenghasilan pas-pasan akan cenderung berpasrtisipasi dalam hal

tenaga. Besarnya tingkat penghasilan akan member peluang lebih

besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi. Tingkat penghasilan ini

mempengaruhi kemampuan financial masyarakat untuk

berinvestasi. Masyarakat hanya akan bersedia untuk mengarahkan

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

semua kemampuannya apabila hasil yang dicapai akan sesuai

dengan keinginan dan prioritas kebutuhan mereka.

e. Mata pencaharian.

Hal ini berkaitan dengan tingkat penghasilan seseorang. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa mata pencaharian dapat

mempengaruhi pasrtisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal

ini disebabkan pekerjaan akan berpengaruh terhadap waktu luang

seseorang untuk terlibat dalam pembangunan, misalnya dalam hal

menghadiri pertemuan, kerja bakti dan sebagainya. Sementara itu

faktor-faktor eksternal dapat dikatakan sebagao petaruh

(stakeholder) yaitu semua pihak yang berkepentingan dan

mempunyai pengaruh terhadap program.

Sedangkan menurut Darjono dalam Santoso, (1989:19) faktor-

faktor yang mempengaruhi partisipasi yaitu :

a. Pendidikan, kemampuan membaca dan menulis, kemiskinan,kedudukan sosial, dan percaya terhadap diri sendiri.

b. Penginterpretasian yang dangkal terhadap agama.c. Kecenderungan untuk menyalahartikan motivasi, tujuan dan

kepentingan organisasi penduduk yang biasanya mengarahkepada timbulnya persepsi yang salah terhadap keinginan danmotivasi serta organisasi penduduk.

d. Tidak terdapatnya kesempatan untuk berpasrtisipasi dalamberbagai program pembangunan.

Seseorang akan berpartisipasi terhadap sesuatu yang mana dalam

hal ini dikonotasikan sebagai suatu perwujudan perilaku seseorang

terhadap suatu objek kegiatan. Menurut Herbert dalam Dwiningrum

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

(2011:56) bahwa “respon aktor baik langsung maupun tidak, selalu

didasarkan atas penilaian atau pemaknaan setiap objek tindakan”.

Dalam prisip partisipasi menurut Dawam Raharjo (1989:23)

terdapat tiga unsur penting yaitu

“Kesadaran, kemampuan dan kesempatan. Kesadaran adalahsumber motivasi, tapi motivasi itu perlu didukung dengankemampuan. Dimaksud dengan kemampuan disini adalahkemampuan berorganisasi, kemampuan managemen dankemampuan teknis. Berbekal kepada hal itulah maka kelompokbisa mencari kesempatan. Kesempatan disini bukanlah semata-mata kesempatan yang berasal dari luar atau dari atas, melainkankesempatan yang diciptakan sendiri. Dasar utamanya adalahgagasan yang rasional praktis. Langkah selanjutnya adalahmengorganisasikan sumber-sumber atau faktor-faktorproduksiyang sebenarnya sudah banyak tersedia dimasyarakat. Dariprinsip itulah partisipasi dapat berjalan dilingkup masyarakat”.

Dalam mempengaruhi partisipasi masyarakat tidak hanya faktor

pendukung ada juga faktor penghambat dalam partisipasi masyarakat,

menurut Dwiningrum (2011:57) bahwa faktor yang dapat mengahmbat

atau menjadi ancaman terhadap partisipasi masyarakat adalah:

1. Sifat malas, apatis, masa bodo, dan tidak mau melakukanperubahan ditingkat anggota masyarakat

2. Aspek-aspek tipologi (pembuktian dan jurang)3. Geografis (pulau-pulau kecil yang tersebat letaknya)4. Demografi (jumlah Penduduk)5. Ekonomi (desa miskin/tertinggal)

Menurut Fahrudin (1998:44) Partisipasi masyarakat dalam proses

pembangunan akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila

terpenuhi faktor-faktor yang menjadi pendukung yaitu:

a) Adanya kesempatan, yaitu adanya suasana atau kondisi lingkunganyang disadari oleh orang tersebut bahwa dia berpeluang untukberpasrtisipasi

Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

b) Adanya kemauan yaitu adanya sesuatu yangmendorong/menumbuhkan minat dan sikap mereka untuktermotivasi berpartisipasi, misalnya berupa manfaat yang dapatdirasakan atas partisipasinya tersebut

c) Adanya kemampuan, yaitu adanya kesadaran atau keyakinan padadirinya bahwa dia mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi,dapat berupa pikiran, tenaga, waktu atau saran dan material lainnya.

Menurut Sahidu dalam Fahrudin (1998:45) menyatakan bahwa

“faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan masyarakat untukberpartisipasi adalah motif harapan, kebutuhan, hadiah danpenguasaan informasi. Faktor yang memberikan kesempatanmasyarakat untuk berpartisipasi adalah pengaturan dan pelayanan,kelembagaan, struktur dan stratifikasi sosial, budaya local,kepemimpinan, sarana dan prasarana. Sedangkan faktor yangmendorong partisipasi adalah pendidikan, modal, dan pengalamanyang dimiliki”.Terdapat tiga prinsip dasar dalam menumbuhkakn partisipasi

masyarakat agar ikut serta dalam proses pembangunan, yaitu:

a. Learning process

Proses kegiatan dengan melakukan aktivitas kegiatan pelaksanaan

program dan sekaligus mengamati, menganalisa kebutuhan dan

keinginan masyarakat.

b. Instutional development

Melakukan kegiatan melalui pengembangan pranata sosial yang

sudah ada dalam masyarakat. Karena institusi atau lembaga sosial

masyarakat merupakan daya tamping dan daya dukung sosial.

c. Participatory

Cara ini merupakan suatu pendekatan yang umum dilakukan untuk

dapat menggali kebutuhan yang ada dalam masyarakat.

Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Berdasarkan pemeparan dari beberapa teori diatas mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat disimpulkan

bahwa terdapat beberapa faktor diantaranya usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan dan penghasilan dan mata pencaharian. Adapun

faktor yang menjadi pendorong dalam partisipasi masyarakat yaitu

adanya pembangunan yang berjalan atau berjalan dengan sistematis,

keterlibatan terhadap tujuan dan kemahiran dalam menyesuaikan

perubahan. Dengan demikian masyarakat dalam melakukan aktivitas

kegiatan program pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan masyarakat.

2.1.3.2. Masalah-masalah Partisipasi Masyarakat

Soetrisno dalam Theresia (2014:211) mengidentifikasi beberapa

masalah kaitannya dengan pengembangan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan.

1. Masalah pertama, dan terutama dalam pengembanganpartisipasi masyarakat adalah belum dipahaminya maknasebenarnya tentang partisipasi oleh pihak perencana danpelaksana pembangunan.a. Pada tataran perencanaan pembangunan, partisipasi

diidentifikasikan sebagai kemauan masyarakat untuk secarapenuh mendukung pembangunan yang direncanakan danditetapkan sendiri oleh (aparat) pemerintah, sehinggamasyarakat bersifat pasif dan hanya sebagai sub-ordinasipemerintah

b. Pada pelaksanaan pembangunan di lapangan, pembangunanyang dirancang dan ditetapkan oleh pemerintahdidefinisikan sebagai kebutuhan masyarakat, sedang yangdirancang dan ditetapkan masyarakat didefinisikan sebagaikeinginan masyarakat yang memperoleh prioritas lebihrendah.

Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

c. Partisipasi masyarakat, sering didefinisikan sebagaikerjasama pemerintah dan masyarakat yang tidak pernahmemperhatikan adanya sub-sistem yang disubornasikanoleh supra-sistem dan aspirasi mayarakat cukupdiakomodasikan dalam perencanaan dan pelaksanaanpembangunan.

2. Masalah kedua adalah dengan dikembangkannya pembangunansebagi ideology baru yang harus diamankan dengan dijaga ketat,yang mendorong aparat pemerintah bersifat otoriter.Kondisi seperti itu, dapat menimbulkan reaksi baik berupa“budaya diam” yang pada gilirannya menumbuhkankeengganan masyarakat untuk berpartisipasi karena dianggap“asal beda” atau “waton suloyo”.

3. Masalah ketiga adalah banyaknya peraturan yang meredamkeinginan masyarakat untuk berpartisipasi.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa terdapat beberapa masalah

dalam partisipasi masyarakat yang diantaranya belum dipahaminya

makna sebenarnya tentang partisipasi sehingga mengakibatkan

diantaranya masalah pertama, masyarakat dalam berpastisipasi hanya

bersifat pasif. Dalam pelaksanaan pembangunan, kebutuhan masyarakat

yang tidak di prioritaskan dan kurangnya partisipasi masyarakat ini

disebabkan karena kurang kerja samanya antara masyarakat dan

pemerintah. Masalah kedua, keengganan masyarakat dalam

berpartisipasi karena aparat pemerintahan yang bersifat otoriter dan

masalah ketiga, keengganan masyarakat dalam berpartisipasi karena

banyaknya pertauran yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang kondisi

seperti ini dapat meredam keinginan masyarakat dalam berpartisipasi.

2.1.3.3. Manfaat Partisipasi Masyarakat

Keberhasilan pembangunan dalam masyarakat tidak selalu

ditentukan oleh tersedianya sumber dana keuangan dan manajemen

Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

keuangan tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh peran serta dan respon

masyarakat terhadap pembangunan atau dapat disebut sebagai partisipasi

masyarakat. Untuk mencapai keberhasilan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan diperlukan kepemimpinan lokal yang cakap, berwibawa,

dan diterima oleh masyarakat yang mampu mensinergikan tradisi sosial

budaya dengan proses manajemen modern.

Dari uraian diatas perencanan secara partisipatif diperlukan

karena memberikan manfaat sekurang-kurangnya, menurut Adisasmita

(2006:40-41) yaitu:

a. Anggota masyarakat mampu secara kritis menilailingkungan sosial ekonominya dan mampumengidentifikasikan bidang atau sektor yang perludilakukan perbaikan, dengan demikian diketahui arahmasa depan mereka.

b. Anggota masyarakat dapat berperan dalam perencanaanmasa depan masyarakatnya tanpa memerlukan bantuanpara pakar atau instansi perencanaan pembangunan dariluar.

c. Masyarakat dapat menghimpun sumber daya dan sumberdana dari kalangan anggota masyarakat untukmewujudkan tujuan yang dikehendaki masyarakat.

Adapun manfaat dari partisipasi yang akan dirasakan oleh

masyarakat menurut Suratmo dalam Fahrudin (1998:42) adalah sebagai

berikut:

a. Masyarakat mendapatkan informasi mengenai rencanapembangunan didaerahnya, sehingga dapat mengetahuidampak apa yang akan terjadi baik positif mapun yangnegative dan cara menanggulangi dampak negative yangakan dan harus dilakukan.

b. Masyarakat akan ditinggalkan pengetahuannya mengenaimasalah lingkungan, pembangunan dan hubungannya,sehingga pemerintah dapat menumbuhkan dan

Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

mengemmbangkan kesadaran masyarakat akantanggungjawabnya dalam pengelolaan lingkungan hidup.

c. Masyarakat dapat menyampaikan informasi danpendapatnya atau persepsinya kepada pemerintah terutamamayarakat ditempat proyek yang akan terkena dampak.

d. Pemerintah mendapatkan informasi-informasi darimasyarakat yang belum atau tidak ada dalam laporanandal, sehingga kebijaksanaan atau kepeutusan yangdiambil akan lebih tepat, karena didalam informasitersebut pemerintah sering menemukan masalah-masalahyang penting bagi masyarakat yang belum terekam dalamlaporan secara jelas terutama hal-hal yang tidak dapatdikuantitatifkan.

e. Apabila masyarakat telah mengetahui cukup banyakmengenal proyek tersebut termasuk dampak apa saja yangakan terjadi (positif dan negatif) dan usaha-usaha apa sajayang akan dilakukan untuk mengurangi dampak negatif,sedang dari pihak pemerintah dan pemrakarsa proyekmengetahui pendapat masyarakat serta keinginannya atauhal apa saja yang diperlukan, sehingga salah paham atauterjadinya konflik dapat dihindari.

f. Masyarakat akan dapat menyiapkan diri untuk menerimamanfaat yang akan dapat dinikmati dan apabila mungkinmanfaat tersebut (dampak positif) dan ikut menekan ataumenghindari diri terkena dampak negatif.

g. Dengan aktifnya masyarakat dalam pengelolaanlingkungan hidup sejak penyusunan andal, biasanyaperhatian dari instansi pemerintah yang bertanggungjawab dan pemrakarsa proyek pad masyarakat akanmeningkat.

Dari beberapa teori mengenai manfaat partisipasi masyarakat

diatas dapat disimpulkan bahwa banyaknya manfaat yang masyarakat

dapatkan apabila ikutserta dalam proses pembangunan diantaranya

masyarakat dapat menghimpun sumber daya dan sumber dana dari

kalangan anggota masyarakat lain untuk mewujudkan tujuan yang

dikehendaki masyarakat serta masyarakat mampu secara kritis menilai

lingkungan sosial ekonominya dan mampu mengidentifikasikan bidang

atau sektor yang perlu dilakukan perbaikan.

Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

2.1.4. Konsep Pendidikan

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar manusia untuk

mengembangkan kepribadian didalam maupun diluar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Oleh karenanya agar pendidikan dapat dimiliki

oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masyarakat, maka pendidikan

adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan dan pemerintah. Tanggung

jawab tersebut didasari kesadaran bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan

masyarakat berpengaruh pada kebudayaan suatu daerah, karena

bagaimanapun juga, kebudayaan tidak hanya berpangkal dari nurani semata-

mata tapi terutama dilahirkan dari proses belajar dalam arti yang sangat luas.

Bertolak dari hal tersebut terasa betapa pentingnya pendidikan. Wajar kalau

pembangunan pendidikan merupakan bagian organik dari pembangunan

nasional secara keseluruhan yang pada hakekatnya adalah pembangunan

manusia seutuhnya (Suryadi, 1982:4)

Definisi pendidikan menurut Hasbullah, (2005:1) menyatakan bahwa

“Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usahamanusia untuk memina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilahpendidikan atau paedadogie berarti bimbingan atau pertolongan yangdiberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagaiusaha yang dijalankan olehseseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa ataumencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam artimental”.

Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Definisi pendidikan berdasarkan fungsi menurut Tirtarahardja

(2005:33-37) yaitu:

1. Pendidikan sebagai Proses Transformasi BudayaSebagai proses transformasi budaya pendidikan, diartikan sebagaikegiatan pewarisan budaya dari sutu generasi ke generasi yang lain.Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi yaitu : a)nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilaikejuuranda rasa tanggung jawab dan nilai-nilai lainnya b)nilai yangkurang cocok diperbaiki misalnya tat cara perkawinan dan c) yangtidak cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dulu dikabulkandiganti dengan pendidikan seks melalui formal.

2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan PribadiSebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagaisuatu kegiatan yang sistematis dan sistematik terarah kepadaterbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadimelalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yangbelum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi merekayang sudah dewasa atas usaha sendiri.

3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga NegaraPendidikan sebagai proses penyiapan warga negara diartikan sebagaisuatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didikagarmenjadi warga negara yang baik

4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga KerjaPendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagaikegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasaruntuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap,pengetahuan dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadimisi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhanpokok dalam kehidupan manusia.

5. Definisi Pendidikan Menurut GBHNGaris Besar Haluan Negara (GBHN) memberikan batasan tentangpendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan nasional yangberakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkanpancasila serta undang-undang dasar 1945 diarahkan untukmeningkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhanpembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunanbangsa.

Sedangkan definisi pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah yaitu:

1. Pendidikan adalah sosisalisasi; suatu proses membantu generasimuda agar menjadi anggota masyarakat yang diharapkan(sosiologi).

Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

2. Pendidikan adalah enkulturasi atau pembudayaan; suatu prosesdengan jalan mana seseorang menyesuaikan diri kepada suatukultur masyarakat dan mengasimilasikan nilai-nilainya(antripologi).

3. Pendidikan sebagai human investment (ekonomi).4. Pendidikan sebagai proses civilisasi; suatu upaya menyiapkan

warga negara yang sesuai dengan aspirasi bangsa dan negaranya(politik).

5. Pendidikan berarti proses adaptasi, proses penyesuaian diri yangterbaik dari seseorang manusia yang sadar terhadaplingkungannya (biologi).

6. Pendidikan identik dengan personalisasi; upaya membantupeubahan tingkah laku individu untuk mencapai perkembanganoptimal menjadi diri sendiri (psikologi).

7. Pendidikan ialah pendewasaan, suatu upaya yang dilakukansecara sengaja oleh orang dewasa untuk mebantu anak atau orangyang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (pedagogik).

Adapun definisi pendidikan menurut Wikipedia (diakses pada 23November 2016) bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya”.

Dari pemaparan diatas mengenai definisi pendidikan dapat

disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada di

masyarakat dan kebudayaannya agar dapat mengembangkan potensi dirinya

agar menjadi warga negara yang produktif.

2.1.4.1. Unsur-unsur Pendidikan

Tirtarahardja (2005:51) Proses pendidikan melibatkan banyak

hal atau unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan yaitu:

a) Subjek yang dibimbing (peserta didik)b) Orang yang membimbing (pendidik/guru)

Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

c) Interaksi antara peserta didik dan pendidikd) Kearah mana bimbingan di tujukan (tujuan pendidikan)e) Pengaruh yang di berikan dalam bimbingan (materi

pendidikan)

2.1.5. Konsep Pendidikan Wajib Belajar

Pendidikan wajib belajar menurut Driyarkara (1980:33), bahwa:

“Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandungbanyak aspek dan sangat kompleks sifatnya. Karena kompleksitassifatnya itu, maka tak suatu batasan pun dapat menjelaskan artipendidikan secara lengkap. Batasan tentang pendidikan seperti yangdiperlihatkan banyak tokoh yang akan kita temukan dibawah, punberagam dan kandungannya saling berbeda. Perbedaan diberi tempatmungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspekyang menjadi tekanan atau falsafah yang melandasinya”.

Lebih lanjut Edgar Morin dalam Ishaq (2006: 9) menjelaskan bahwa

“Pendidikan dalam pengertian yang paling luas memainkan perananyang amat besar untuk mewujudkan perubahan mendasar dalam carahidup kita dan bertindak. Ia adalah kekuatan masa depan karenamerupakan alat perubahan yang amat ampuh”.

Selanjutnya Kartini (1997:3) dalam tulisannya, sebelum menjelaskan

tentang pengertian pendidikan, sekedar kilas balik kita ingat kembali istilah

ilmu pendidikan (paedagogik) dan pendidikan (paedagogie), yang sebetulnya

punya makna yang berbeda, ilmu pendidikan punya makna yang sama dengan

paedagogik, sedangkan pendidikan sama dengan paedagogie. Ilmu

pendidikan (paedagogik) mennjuk pada pemikiran dan permenungan tentang

pendidikan, misalnya bagaimana tentang sistem pendidikan, tujuan

pendidikan, materi pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan yang

semuanya berkaitan dengan teori. Sedangkan pendidikan (paedagogie)

menunjuk pada praktek, misalnya kegiatan belajar mengajar. Meskipun

Page 75: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

memiliki makna yang berbeda, keduanya tak bisa dipisahkan dan harus

berdampingan dan memperkuat demi peningkatan mutu dan tujuan

pendidikan.

Secara etimologis, paedagogie berasal dari kata yunani, terdiri dari

kata yakni pais (anak) dan again diterjemahkan dengan membimbing. Jadi

pendidikan secara etomologis menunjuk pada bimbingan yang diberikan

kepada anak. Pengertian ini nampak pula dalam batasan pendidikan menurut

Prof. Langeveld, seorang ahli paedagogik dari Belanda, bahwa pendidikan

adalah suatru bimbingan yang diberikan oleh seorang dewasa kepada anak

yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan. Masalah dasar

dan tujuan pendidikan adalah suatu masalah yang fundamental dalam

pelaksanaan pendidikan. Dari dasar pendidikan itulah kita akan menentukan

corak dan isi pendidikan. Dan dari tujuan pendidikan kita kita akan

menentukan kea rah mana anak didik itu dibawa. Karena pentingnya

pendidikan itu bagi bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara didunia

menangani secara langsung masalah-masalah yang berkaitan dengan

pendidikan. Dan dari sanalah ditentukan dasar dan tujuan pendidikan itu.

Kalau kita memperhatikan rumusan tujuan-tujuan pendidikan diatas,

maka dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan adalah membantu manusia

agar berkembang dalam semua dimensi hidupnya sebagai manusia. Hampir

dimana-mana terjadi, negara berkepentingan mengurusi pendidikan bagi

warga negaranya. Hal ini berkeyakinan dasar hakekat manusia, adanya

manusia adalah ada bersama dan dalam kebersamaan ini bisa berkembang

Page 76: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

secara wajar sebagai manusia seutuhnya, lewat proses sosialisasi diri, asuhan

dan tuntunan pendidikan. Hasil dari kebersamaan itulah yang kemudian

membentuk negara, yang merupakan sesuatu dari, oleh dan untuk rakyat.

Karena negara dibentuk oleh individu yang ingin mendelegasikan haknya

untuk mengatur hidup bersama, maka sebenarnya tujuan negara adalah tujuan

rakyat yang membentuk negara tadi. Negara adalah organisasi politik yang

dibentuk oleh rakyat. Negara inilah yang berkepentingan mengurusi masalah

pendidikan bagi para warganya. Sebabnya antara lain, faktor tumbuhnya

demokrasi politik, dan kebutuhan akan warga negara yang terdidik yang

diperlukan untuk memajukan bangsa dann negara di era modern.

Menurut Soedijarto dalam Ishaq (2006:29) menyatakan

“Wajib Belajar merujuk pada kebijakan yang mengharuskan warganegara dalam usia sekolah megikuti pendidikan sekolah sampaijenjang tertentu dan pemerintah berupaya memberikan dukungansepenuhnya, agar warga negara peserta wajib belajar dapat mengikutipendidikan sekolah”.

Isjoni Ishaq (2006:41) Pelaksanaan Wajib Belajar selain menjadi hak

dan kewajiban orang tua, juga menjadi hak dan kewajiban masyarakat dalam

menyukseskan pelaksanaannya. Dan tak kalah pentingnya pelaksanaan wajib

Belajar menjadi hak dan kewajiban pemerintah. Demikian juga peserta didik

memiliki hak untuk mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang

tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Secara hakiki Wajib Belajar

telah menjadi tekad pemerintah. Tekad ini hendaknya tidak hanya dalam

bentuk slogan, wacana dan sebatas konsep, tetapi tetapi harus

Page 77: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

diimplementasikan dengan konkret, terutama yang menyangkut penyediaan

dana.

2.1.6. Landasan Hukum Program Wajib Belajar 12 (Dua Belas) Tahun

Program wajib belajar memiliki dasar legal dalam Undang-undang

Dasar 1945. Ada beberapa hal yang mendukung wajib belajar 12 tahun. dari

regulasi, wajib belajar 12 tahun didukung melalui konsitusi, dan berbagai

perundang-undangan yang relevan dengan pendidikan. Undang-undang Dasar

1945 Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa “setiap warga negara wajib

mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Untuk

merealisasikan hal tersebut, pemerintah mengesahkan UU No 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 32 ayat (2) menyatakan

bahwa “pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib

belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya”. Agar

efektif dapat dilaksanakan sampai tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota,

pemerintah juga telah memperkuat dasar hukum pelaksanaan wajib belajar 12

tahun melalui PP No 47 Tahun 2008 tentang wajib belajar. Dalam PP ini

ditegaskan bahwa wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang

harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah

dan pemerintah daerah.

Berikut ini penataan regulasi mengenai wajib belajar 12 tahun yaitu:

A. Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat segera melakukan revisi

terhadap UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Page 78: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Nasional karena sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi

tuntutan kehidupan local, nasional dan global, khusunya terkait

dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat perihal pentingnya

Negara utamanya pemerintah meningkatkan program wajib belajar

dari 9 tahun menjadi 12 tahun.

B. Bagi Pemerintah (Pusat) sebagai bentuk respon cepat atas putusan

MK No 92/PUU-XII/2004, yang memandatkan bahwa kebijakan

program wajib belajar 12 tahun adalah kebijakan hukum terbuka

bagi pemerintah, perlu segera melakukan revisi atas Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang wajib belajar. Beberapa

diantaranya atau utamanya revisi tersebut dilakukan terhadap:

a) Pasal 1 ayat (2) “Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan

yang melandasi jenjang pendidkan menengah, berbentuk

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah(MI)atau bentuk

lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat”

diubah menjadi “Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan

yang melandasi jenjang pendidikan yang lebih tinggi, berbentuk

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah(MI)atau bentuk

lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat

Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan

Page 79: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

(SMK) dan Madrasah Aliyah (MA)atau bentuk lain yang

sederajat”.

b) Pemerintah juga perlu menambah satu ayat lagi didalam pasal 1

tersebut, yakni diantara ayat 6 dan 7 dengan menambah

“Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disebut SMA adalah

salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang

menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan

dasar sebagai pendidikan lanjutan dari SD,MI,SMP,MTs atau

bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang

diakui sama atau setara SMP,MTs. Sekolah Menengah Kejuruan

yang selanjutnya disebut SMK adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan

pada jenjang pendidikan dasar sebagai pendidikan lanjutan dari

SD,MI,SMP,MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan

dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP,MTs.

Madrasah Aliyah selanjutnya disebut MA adalah salah satu

bentuk satuan pendidikan formal dalam bianaan Menteri Agama

yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan

agama islam pada jenjang pendidikan dasar sebagai pendidikan

lanjutan dari SD,MI,SMP,MTs atau bentuk lain yang sederajat

atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara

SMP,MTs”.

Page 80: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

c) Pasal 3 ayat (2) “Penyelenggaraan wajib belajar pada jalur

formal dilaksanakan minimal pada jenjang pendidikan dasar

yang meliputi SD,MI,SMP,MTs dan bentuk lain yang

sederajat”. Diubah menjadi “Penyelenggaraan wajib belajar

pada jalur formal dilaksanakan minimal pada jenjang pendidikan

dasar yang meliputi SD,MI, SMP,MTs, SMA,SMK,MA dan

bentuk lain yang sederajat”.

d) Pasal 7 ayat (4) “Pemerintah daerah dapat menetapkan

kebijakan untuk meningkatkan jenjang pendidikan wajib belajar

sampai pendidikan menengah”. Diubah menjadi “Pemerintah

daerah wajib menetapkan kebijakan untuk menyelenggarakan

pendidikan wajib belajar yang mencakup pendidikan

menengah”. (Koesoema, 2015: ix-xi)

2.1.7. Tujuan Program Wajib Belajar 12 (Dua Belas) Tahun

Program pendidikan Wajib Belajar 12 tahun ini sudah dilakukan

pemerintah pusat maupun daerah. hal ini dilakukan sebagai komitmen

pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan yang layak bagi

masyarakat. tujuan program ini selain memenuhi amanat UUD 1945 untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, juga bertujuan untuk menurunkan angka

putus sekolah dan meningkatkan angka partisipasi pendidikan serta

memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk

mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga

Page 81: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

negara. Program ini dapat dikatakan berhasil karena sudah berjalan sesuai

prosedur dan ketentuan yang telah dirumuskan sehingga program ini mampu

mendongkrak angka partisipasi kasar (APK) pendidikan untuk masyarakat

khususnya masyarakat yang berasal dari keluarga yang tidak mampu.

Pihak yang paling diuntungkan dalam program ini adalah masyarakat

yang berasal dari ekonomi lemah karena mereka dapat menyekolahkan anak-

anak mereka sampai tingkat SMA tanpa harus membayar biaya sekolah.

Orang tua hanya perlu membiayai pakaian dan ongkos sekolah anak-anak

mereka.

2.2. Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan

hal yang sangat perlu dan dapat di jadikan sebagai alatdata pendukung dalam

sebuah penelitian. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu

dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian yang relevan dengan permasalahan

yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini fokus penelitian

terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan partisipasi masyarakat

dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir Kabupaten

Serang.

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, akan dicantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu berupa tesis atau skripsi dan jurnal yang

pernah peneliti baca. Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh:

Pertama, Abdul Latif, skripsi, 2012, Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Universitas Sultan Ageng

Page 82: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Tirtayasa-). Judul: Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program Wajib Belajar 9

Tahun di Kecamatan Baros Kabupaten Serang.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar tingkat

partisipasi masyarakat dalam program wajib belajar 9 tahun di Kecamatan Baros

Kabupaten Serang. Penelitian ini menggunakan teori partisipasi masyarakat

menurut Taliziduhu Ndraha dalam Makmur (2008:156-157) yang terdapat 2

fungsi yaitu sebagai masukan dan keluaran. Sebagai masukan terdapat 6 fase:

(fase penerimaan informasi, pemberian tanggapan, perencanaan pembangunan,

pelaksanaan pembangunan, penerimaan kembali hasil pembangunan dan penilaian

hasil pembangunan). Sedangkan sebagai keluaran yaitu proses stimulus atau

motivasi melalui berbagai upaya. Dalam penelitian menggunakan metode

penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun hasil penelitiannya

yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam program wajib belajar 9 tahun di

Kecamatan Baros Kabupaten Serang dikatakan rendah yang mana hanya

mencapai 62,07% dari angka maksimal yang di hipotesiskan oleh peneliti yakni

65%. Hal tersebut ditemukan berdasarkan hasil penelitian bahwa partisipasi

masyarakat di Kabupaten Baros Kabupaten Serang meliputi: penerimaan

informasi 54,02%, pemberian tanggapan terhadap informasi 74,01%, perencanaan

pembangunan 64,05%, pelaksanaan pembangunan 63%, penerimaan kembali hasil

pembangunan 61,02% dan untuk penilaian hasil pembangunan 59,07%.

Kemudian untuk dimensi keluaran yaitu proses stimulus atau motivasi adalah

sebesar 57,03%.

Page 83: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Perbedaaan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Latif dengan penelitian

ini adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak menghitung tingkat

partisipasi masyarakatnya melainkan mendeskripsikan fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan

dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Adapun persamaan dalam penelitian ini kami

menjelaskan mengenai partispasi masyarakat dalam suatu program pemerintahan

yang telah dilaksanakan.

Kedua, penelitian yang telah dilakukan oleh Thesar Yusta Wira Pradata,

jurnal, 2015, Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (Universitas Airlangga). Diterbitkan dalam jurnal Kebijakan dan

Manajemen Publik, Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015, ISSN 2303-341X.

Judul : Evaluasi Program Wajib Belajar 12 Tahun Pada Mayarakat Miskin di

Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Kota Surabaya.

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan evaluasi program Wajib

Belajar 12 Tahun (Studi Kasus pada Masyarakat Miskin di Kelurahan

Wonokusumo Kecamatan Semampir Kota Surabaya). Teori yang digunakan dalan

penelitian ini yaitu teori evaluasi kebijakan publik oleh Triana (2011:271).

Didalam studi evaluasi indikator-indikator proses, output dan outcome lebih dekat

atau lebih dikenal membahas mengenai evaluasi proses, evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif. Metode dalam penelitian menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pada hasil penelitian menunjukan bahwa

kota Surabaya merupakan salah satu kota yang telah menerapkan program

nasional wajib belajar 12 tahun yang telah menjadi kota percontohan wajib belajar

Page 84: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

12 tahun bagi kota-kota lain di Indonesia. Kota Surabaya dijadikan contoh

dikarenakan lancarnya dan suksesnya program tersebut dengan persentase jumlah

siswa tiap jenjang di kota Surabaya yaitu 281,150% tingkat SD/MI, 123,969%

tingkat SMP/MTs, 51,715% tingkat SMA/MA, dan 54,028% tingkat SMK.

Dengan demikian terlihat jelas bahwa pemerintah Kota Surabaya telah

memperluas akses pendidikan bagi masyarakat miskin dan telah mempriotitaskan

mamsyarakat yang berasal dari keluarga yang tidak mampu atau keluarga miskin

untuk dapat merasakan akses pendidikan setinggi-tingginya sampai dengan lulus

SMA atau sampai melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Perbedaaan penelitian yang dilakukan oleh Thesar Yusta dengan penelitian

ini adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya meneliti evaluasi

program Wajib Belajar 12 Tahun pada masyarakat miskin saja, akan tetapi

peneliti ini lebih mendalam mengenai partisipasi masyarakat dalam mendukung

program wajib belajar 12 tahun dimana dalam penelitian ini menyangkut seluruh

lapisan masyarakat yang berada di Kecamatn Petir Kabupaten Serang. Adapun

persamaan dalam penelitian ini kami menjelaskan mengenai program wajib

belajar 12 tahun.

2.3. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah

yang penting. Untuk mengetahui bagaimana alur berfikir peneliti dalam

menjelaskan permasalahan dalam penelitian, maka dari itu peneliti membuat

kerangka berfikir yaitu: Dalam proposal penelitian ini lebih menekankan kepada

Page 85: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

partisipasi masyarakat dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun di

Kecamatan Petir Kabupaten Serang. Dimana di lingkungan Kecamatan Petir ini

yang wilayahnya dekat dengan perkotaan ini tidak memotivasi masyarakatnya

untuk lebih berpartisipasi dalam mendukung program pemerintah dalam bidang

pendidikan ini. Oleh karena itu untuk mengetahui rasa tanggung jawab

masyarakat terhadap kemajuan pembangunan dan bagaimana motivasi masyarakat

dalam menyikapi perkembangan lingkungan sekitar dan bagaimana partisipasi

masyarakat dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir

Kabupaten Serang tersebut dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori

partisipasi masyarakat menurut Keith Davis dan John W Nestrom (Sastropoetro,

1988:14) yaitu:

1. Bahwa partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental

dan perasaan, lebih dari semata-mata atau hanya keterlibatan secara

jasmani

2. Unsur kedua adalah kesediaan memberikan sumbangan kepada usaha

mencapai tujuan kelompok

3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab.

Untuk menjelaskan lebih rinci peneliti akan mengkaji sebuah rumusan

kerangka berfikir untuk pedoman peneliti melakukan penelitian ini sebagai

berikut:

Page 86: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Input:Masalah:

1. Keadaan ekonomi masyarakat yang masih kurang2. Kurangnya tingkat pendidikan masyarakat3. Persepsi masyarakat atau tradisi masyarakat yang terbelakang4. Kurangnya motivasi orang tua terhadap pendidikan anak-

anaknya5. Kurangnya perhatian pemerintah secara terus menerus

Gambar 2.2Kerangka Berfikir

Sumber: Peneliti 2018

Proses:

Teori Partisipasi masyarakat yaitu meliputi:1. Bahwa partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan

mental dan perasaan, lebih dari semata-mata atau hanyaketerlibatan secara jasmani

2. Unsur kedua adalah kesediaan memberikan sumbangan kepadausaha mencapai tujuan kelompok

3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab

(Sumber: Keith Davis(Sastropoetro, 1988:14)

Outcome:

Menciptakan partisipasi masyarakat dalam pendidikan wajib belajar 12tahun di Kecamatan Petir yang lebih baik

Output:

Tersosialisasikannya program pendidikan wajib belajar 12 tahunsehingga dapat memotivasikan masyarakat dalam bidang pendidikan,meningkatkan kualitas pendidikan, menurunkan angka putus sekolahdan meningkatkan angka partisipasi pendidikan di Kecamatan PetirKabupaten Serang

Page 87: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

2.4. Asumsi Dasar Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan diatas, peneliti telah

melakukan observasi awal terhadap objek awal penelitian. Dengan menggunakan

teori partisipasi masyarakat menurut Keith Davis, maka peneliti berasumsi bahwa

partisipasi masyarakat di Kecamatan Petir dalam mendukung program wajib

belajar 12 tahun masih kurang dan jika merujuk pada pendapat Arnstein maka

partisipasi masyarakat dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun di

Kecamatan Petir ini termasuk pada tahap Tidak Partisipasi (Non Participation)

dimana di wilayah tersebut masih kurangnya kesadaran penduduk untuk ikut serta

dalam proses pembangunan dan kurangnya motivasi orang tua akan pentingnya

pendidikan untuk masa depan anak-anak mereka.

Page 88: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu usaha pembuktian terhadap suatu

objek penelitian untuk memperoleh kebenaran dari permasalahan dengan

menggunakan pendekatan ilmiah untuk menghasilkan hasil yang objektif dan

dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam hal ini diperlukan

kesesuaian dengan kondisi lingkungan agar metode penelitian yang digunakan

akan tepat dalam memperoleh pemahaman berdasarkan fakta yang ada

dilapangan. ( Irawan, 2005:24)

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian “Partisipasi masyarakat

dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir Kabupaten

Serang” adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian yang

dimaksud adalah merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode

kualitatif. Penelitian deskriptif menyajikan suatu gambaran yang terperinci

tentang situasi khusus, setting sosial atau hubungan.

Menurut Moleong (2005:6) metode penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

Secara holistic atau keseluruhan dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah.

Page 89: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

3.2. Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Dengan memperhatikan idenfikasi masalah yang sudah dikemukakan

sebelumnya, maka fokus penelitian ini adalah Partisipasi Masyarakat dalam

Mendukung Program Wajib Belajar 12 Tahun di Kecamatan Petir Kabupaten

Serang

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat penelitian dilakukan. Dengan

ditetapkan lokasi akan dapat lebih mudah untuk mengetahui dimana tempat suatu

penelitian akan dilakukan. Penelitian yang berjudul Partisipasi Masyarakat dalam

Mendukung Program Wajib Belajar 12 Tahun di Kecamatan Petir Kabupaten

Serang ini berlokasikan di Kecamatan Petir Kabupaten Serang Provinsi Banten

3.4. Variabel Penelitian/ Fenomena yang di amati

3.4.1. Definisi Konsep

Definisi konseptual berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang

konsep dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti

berdasarkan kerangka teori yang akan digunakan. Adapun definisi

konseptual penelitian ini adalah:

1. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat atau wujud

tingkah laku masyarakat dalam suatu kegiatan yang didorong oleh

kesadaran masyarakat itu sendiri tentang arti keterlibatannya tersebut

dengan memahami pembangunan sebagai perubahan struktural menjadi

lebih baik dari masyarakat,oleh masyarakat dan untuk masyarakat,

Page 90: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

sehingga mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan

bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu tercapainya

manusia yang berpendidikan.

3.4.2. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat

dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir

Kabupaten Serang. Karena peneliti menggunakan metode penelitian

kualitatif, maka dalam penjelasan definisi operasional ini akan dikemukakan

fenomena-fenomena penelitian yang dikaitkan dengan konsep yang

digunakan yaitu

1. Teori Partisipasi masyarakat menurut Keith Davis dan John W

Nestrom (Sastropoetro, 1988:14) yang meliputi:

A. Bahwa partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan

mental dan perasaan, lebih dari semata-mata atau hanya

keterlibatan secara jasmani

B. Unsur kedua adalah kesediaan memberikan sumbangan kepada

usaha mencapai tujuan kelompok

C. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab

3.5. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Maka dari itu

instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.

Menurut Moleong (2005:168) menyebutkan bahwa kedudukan peneliti dalam

penelitian kualitatif merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, dan

Page 91: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya :

1. Wawancara

Wawancara adalah proses tanta jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan dalam dua orang atau lebih, bertatap muka, mendengar

secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak

terstruktur, yaitu wawancara yang bebas atau yang bersifat incidental.

Dalam wawancara yang dilakukan tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada

beberapa masyarakat di Kecamatan Petir Kabupaten serang.

2. Observasi (Pengamatan)

Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematis gejala gejala yang diselidiki.

Dalam penelitian ini observasi/pengamatan yang dilakukan adalah

nonpartisipan, dimana peneliti tidak terlibat dan hanya pengamat

independen. Observasi dilakukan pada saat awal melakukan penelitian.

Pada penelitian ini observasi dilakukan di Kecamatan Petir Kabupaten

Serang.

Page 92: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

3. Studi Kepustakaan dan dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh berbagai referensi yang relevan mengenai

penelitian ini berdasarkan buku-buku, jurnal ilmiah, pendapat para ahli,

dan literature yang berhubungan dengan skripsi ini.

3.6. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini penentuan informannya menggunakan Teknik

purposive. Teknik purposive adalah informan yang secara sengaja dipilih oleh

peneliti, Karena dianggap memiliki cirri-ciri tertentu, yang dapat memperkaya

data penelitian (Irawan, 2006:17). Adapun yang menjadi informan dalam

penelitian ini yaitu:

Tabel 3.2Informan Penelitian

No Informan Penelitian Keterangan

1 Pegawai Dinas Pendidikan dan KebudayaanKabupaten Serang pada Sub Bagian Programdan Evaluasi

Key

Informan

2 Sekjen Komite Nasional Pemuda Indonesia(KNPI) Kabupaten Serang

3 Pegawai Kecamatan Petir pada Kasi Kesos

4 Masyarakat Kecamatan Petira. Masyarakat/orang tua yang

perekonomian rendah dan anaknyaberpendidikan rendah

b. Masyarakat/orang tua yangperekonomian cukup dan anaknyaberpendidikan rendah

5 Kepala Desa di Kecamatan Petir yang terdiridari:1. Kepala Desa Cirangkong2. Kepala Desa Cireundeu

Page 93: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

3. Kepala Desa Kadugenep4. Kepala Desa Kampung Baru5. Kepala Desa Kubang Jaya6. Kepala Desa Mekar Baru7. Kepala Desa Nagarapadang8. Kepala Desa Padasuka9. Kepala Desa Petir10. Kepala Desa Sanding11. Kepala Desa Seuat12. Kepala Desa Seuat Jaya13. Kepala Desa Sindangsari14. Kepala Desa Tambiluk15. Kepala Desa Bojong Nangka

Secondary

Informan

3.7. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Moleong (2005:248) adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat di kelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan selama proses penelitian

berlangsung yaitu sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan

setelah selesai di lapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat

induktif, dimana beberapa bukti yang pada awalnya tampak terpisah-pisah

akhirnya dikumpulkan menjadi satu. Sehingga peneliti membangun teori dengan

cara menghubungkan aneka fenomena yang dipelajari. Proses analisis data seperti

cerobong asap yang segalanya bersifat terbuka diawal dan semakin memfokus

pada bagian akhir. Berikut ini adalah beberapa langkah praktis yang dapat

dilakukan pada waktu menganalisis data penelitian kualitatif berdasarkan buku

Prasetya Irawan:

Page 94: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Gambar 3.1Proses Analisis Data

(Sumber: Irawan, 2006:27)

1. Pengumpulan Data Mentah

Tahap ini peneliti mengumpulkan data mentah melalui wawancara, observasi

lapangan, kajian pustaka dengan menggunakan alat-alat yang dibutuhkan,

seperti kamera dan tape recorder. Dalam tahap ini peneliti hanya mencatat

data yang apa adanya tanpa mencampurkan nya dengan pikiran, komentar,

dan siap peneliti.

2. Transkrip Data

Pada tahap ini peneliti merubah catatan data mentah ke bentuk tertulis. Yang

ditulis oleh peneliti pun harus apa adanya tanpa mencampur adukkannya

dengan pemikiran peneliti.

3. Pembuatan Koding

Di tahap ini peneliti membaca ulang seluruh data yang telah ditranskrip. Hal-

hal penting didalam transkrip dicatat dan diambil kata kuncinya kemudian

kata kunci ini nanti diberi kode.

PengumpulanData Mentah

Transkip Data PembuatanKoding

PenyimpulanAkhir

Triangulasi

KategorisasiData

PenyimpulanSementara

Page 95: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

4. Kategorisasi Data

Dalam tahap ini peneliti mulai menyederhanakan data dengan cara mengikat

konsep-konsep (kata-kata) kunci dalam satu besaran yang dinamakan

“kategori”.

5. Penyimpulan Sementara

Di tahap ini peneliti dapat mengambil kesimpulan yang sifatnya sementara.

6. Triangulasi

Triangulasi adalah proses check and recheck antara sumber data dengan

sumber data lain. Dalam proses ini beberapa kemungkinan bisa terjadi.

Pertama, satu sumber cocok dengan sumber lain. Kedua, satu sumber data

berbeda dengan sumber lain tetapi tidak harus berarti bertentangan. Ketiga,

satu sumber bertolak belakang dengan sumber lain.

7. Penyimpulan Akhir

Kesimpulan akhir dapat diambil ketika peneliti telah merasa bahwa data

peneliti sudah jenuh dan setiap penambahan data baru hanya berarti

ketumpang tindihan.

3.7.1. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data menurut Sugiyono (2007:117-118) adalah

ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang

dapat dilaporkan oleh peneliti. Sedangkan reliabilita berkenaan dengan

derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Untuk pengujian

keabsahan data pada penelitian ini menggunakan teknik triangulasi dan

mengadakan member check.

Page 96: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

1. Triangulasi

Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memenfaatkan sesuatu yang lain. Terdapat bebrapa macan

triangulasi diantaranya:

a. Triangulasi Sumber yaitu mengecek data yang diperoleh

melalui beberapa sumber

b. Triangulasi Teknik yaitu mengecek data yang diperoleh

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Triangulasi waktu iatu mengecek data yang diperoleh

diwaktu yang berbeda.

2. Member Check

Menurut Sugiyono member check adalah proses pengecekan data

yang diperoleh peneliti kepada pemberi data . tujuannya adalah

untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan

apa yang diberikan oleh pemberi data. Bila data yang ditemukan

valid, maka semakin dipercaya.

3. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan

data yang telah ditemukan oleh peneliti. Misalnya rekaman, foto-

foto, atau dokumentasi autentik. (Sugiyono, 2007:127-129)

Page 97: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

3.8. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Petir Kabupaten Serang dari

bulan April 2017 sampai dengan bulan Juni 2018

Tabel 3.3Jadwal Penelitian

No Kegiatan2017 2018

Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. Pengajuan judul

2. Perizinan dan

Observasi awal

3. Bimbingan Bab I,

II, & III

4. Seminar proposal

5. Revisi proposal

6. Pengolahan data

dari lapangan

7. Bimbingan Bab

IV & Bab V

8. Sidang skripsi

9. Revisi skripsi

Page 98: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian

yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum

wilayah kabupaten Serang dan Kecamatan Petir sebagai daerah yang masuk dalam

wilayah Kabupaten Serang

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Serang

Secara Geografis wilayah Serang terletak pada koordinat 50 50’ – 60

21’ Lintang Selatan dan 1050 0’ – 1060 22’ Bujur Timur. Jarak terpanjang

menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 km dan jarak

terpanjang dari barat ke timur sekitar 90km, dengan luas wilayah 1.467,35km2

dan berbatasan langsung dengan wilayah lain yaitu:

a) Sebelah Utara dengan Laut Jawa

b) Sebelah Timur dengan Kabupaten Tangerang

c) Sebelah Barat dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda

d) Sebelah Selatan dengan Kabupaten Lebak dan Pandeglang

Secara fisik, Kabupaten Serang merupakan daerah yang sangat

potensial dan amat diuntungkan. Posisi geografis dalam aksesibilitas keluar

wilayah Kabupaten Serang cukup strategis, karena dilalui oleh Jalan Tol

Jakarta – Merak yang merupakan akses utama menuju Sumatera melalui

Pelabuhan penyeberangan Merak dan sebagai daerah penyangga (hinteland)

Page 99: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Ibukota Negara, mengingat jaraknya jika diukur melalui jalan Tol Jakarta –

Merakhanya 70Km.

Secara administratif, Kabupaten Serang terdiri dari 326 Desa yang

berada di 29 Kecamatan dengan ibukota kecamatan, luas dan jumlah desa

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Daftar Jumlah Kecamatan dan Desa

Di Kebupaten Serang Tahun 2017

No Nama Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Desa

1 Anyer Anyer 56,81 12

2 Bandung Bandung 25,18 8

3 Baros Baros 44,07 14

4 Binuang Binuang 26,17 7

5 Bojonegara Bojonegara 30,30 11

6 Carenang Carenang 36,40 8

7 Cikande Cikande 50,53 13

8 Cikeusal Cikeusal 88,25 17

9 Cinangka Cinangka 111,47 14

10 Ciomas Sukadana 48,53 11

11 Ciruas Citerep 40,61 15

12 Gunungsari Gunungsari 48,60 7

13 Jawilan Jawilan 38,95 9

14 Kibin Kibin 33,51 9

15 Kragilan Kragilan 51,56 12

Page 100: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

16 Kramatwatu Kramatwatu 48,59 15

17 Kopo Kopo 44,69 10

18 Mancak Labuan 74,03 14

19 Pabuaran Pabuaran 79,14 8

20 Padarincang Padarincang 99,12 14

21 Pamarayan Pamarayan 41,92 10

22 Petir Petir 49,63 15

23 Pontang Pontang 64,85 11

24 Pulo Ampel Sumuranja 32,56 9

25 Tanara Cerukcuk 49,30 9

26 Tirtayasa Tirtayasa 64,46 14

27 Tunjung Teja Tunjung Teja 39,52 9

28 Waringin Kurung Waringin Kurung 51,29 11

29 Lebak Wangi Lebak Wangi 33,25 10

Total 1.470,04 326

(Sumber: Data Profil Kabupaten Serang 2017)

Kabupaten Serang terletak diujung barat bagian utara Pulau Jawa dan

merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan

Pulau Jawa, berjarak ± 70km dari Ibukota Jakarta. Kabupaten Serang

merupakan salah satu dari 4 Kabupaten dan 4 Kota di wilayah Provinsi Banten

yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupeten Tangerang,

Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang dan Kota

Tangerang Selatan.

Page 101: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Gambar 4.1

Peta Wilayah Kabupaten/Kota Serang

Pada Tahun 2016 Kabupaten Serang dipimpin oleh Bupati Hj. Rt Tatu

Chasanah SE.,M.Ak dan Wakil Bupati H. Pandji Tirtayasa

VISI DAN MISI KABUPATEN SERANG

Visi Kabupaten Serang : “ Terwujudnya Masyarakat yang Berkualitas Menuju

Kabupaten Serang yang Agamis, Maju dan Sejahtera”

Misi Kabupaten Serang:

1. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan

sosial demi terwujudnya masyarakat yang sehat, cerdas, berakhlak

mulia dan berbudaya.

2. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana wilayah, penataan

ruang dan pemukiman yang memadai, berkualitas dan berwawasan

lingkungan.

Page 102: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis potensi local dalam

memperkuat struktur perekonomian daerah

4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik serta pelayanan

public yang prima didukung kapasitas birokrasi yang berintegritas,

kompeten dan professional.

5. Memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan

spiritual dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan bernegara.

4.1.2. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Kabupaten Serang

Pada awalnya SKPD Dinas Pendidikan Kabupaten Serang merupakan

salah satu organisasi perangkat daerah Pemerintah Kabupaten Serang yang

terbentuk berdasarkan hasil penggabungan atau peleburan 2 (dua) unit

organisasi yang mengelola penyelenggaraan pendidikan, yaitu Dinas P dan K

yang secara teknis administratif menangani pengelolaan pendidikan SD yang

hanya meliputi pada 3M (man, money, material) dan Departemen pendidikan

dan kebudayaan sebagai instansi vertical yang mempunyai tugas pokok dan

fungsi menyelenggarakan pelayanan dan pembinaan pendidikan tingkat SD

(teknis edukatif),SMP, SMA, dan SMK. SKPD Dinas pendidikan Kabupaten

Serang terbentuk pertama kali berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun

2001 tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serangyang kemudian

ditindak lanjuti dengan Keputusan Bupati Serang Nomor 12 Tahun 2001 yang

mengatur tentang Tugas Pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten

Serang.

Page 103: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Saat ini Kelembagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Serang mengacu kepada Peraturan Daerah No 19 Tahun 2011 tentang

Pembentukan organisasi dinas daerah Kabupaten Serang yang kemudian

ditindaklanjuti melalui Peraturan Bupati no 25 Tahun 2012 tentang tugas

pokok fungsi dan uraian tugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Serang.

A. Aspek Strategi Organisasi dan Visi Misi Dinas pendidikan

Kabupaten Serang

Dalam upaya mewujudkan pelayanan di bidang pendidikan dan

kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang

merumuskan visi misi organisasi sebagai bagian dari upaya untuk

mewujudkan Visi Misi Kabupaten Serang tahun 2016-2021. Adapun rumusan

Visi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang Tahun 2016-

2021 adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya pendidikan unggul, merata dan bermutu menuju

masyarakat agamis dan berakhlak mulia”

Dalam rangka mendukung pencapaian visi tersebut Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang mencoba membuat rumusan

Misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang yaitu

sebagai berikut:

1. Meningkatkan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi realistis

dan dinamis

Page 104: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

2. Meningkatkan layanan pendidikan bagi masyarakat dalam upaya

mengembangkan manusia yang amanah, cerdas, terampil, sehat

jasmani dan rohani, kreatif, inovatif, berdaya saing dan

berwawasan lingkungan.

3. Memperluas keterjangkauan layanan pendidikan dalam upaya

memenuhi hak pendidikan warga negara

4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas serta relevansi layanan

pendidikan dengan mengoptimalkan potensi daerah.

5. Mewujudkan kesetaraan dan kepastian dalam memperoleh

layanan pendidikan

B. Kebijakan dan Program Prioritas

1. Pembenahan pencatatan dan pemeliharaan Aset Dinas Pendidikan

Kabupaten Serang

2. Pembuatan zona percontohan satuan pendidikan dasar dan menengah

serta pnfi

3. Pembangunan kapasitas PTK formal dan non formal, informal.

4. Pemenuhan seluruh item SPM Pendidikan

5. Program Pendidikan Anak Usia Dini

6. Program wajib belajar Pendidikan dasar duabelas tahun

7. PPA-PKH dan mengatasi pendidikan anak TKI

8. Program pendidikan menengah

9. Program pendidikan non formal dan informal

10. Program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga pendidikan

Page 105: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

11. Program peningkatan kapasitas manajemen pendidikan

12. Peningkatan tata kelola dan manajemen pendidikan

13. Membantu mengatasi pendidikan pelayanan khusus, pembinaan

4.1.3. Profil Kecamatan Petir

1. Letak Geografis

Wilayah Kecamatan Petir terletak sebelah Timur dari pemerintahan

Kabupaten Serang, yang memiliki Luas wilayah 49,63 Km2 atau 490.630 Ha

dengan karakteristik wilayah adalah pedesaan yang dilalui jalan Provinsi ± 8

Km2 jalan Kabupaten ± 13 Km2 dan jalan Desa ± 250 Km2 . batas wilayah

Kecamatan Petir yaitu:

a. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pamarayan

b. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang

c. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Walantaka

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Baros

Wilayah Kecamatan Petir terdiri dari 15 Desa yaitu antara lain Desa

Cirangkong, Desa Cireundeu, Desa Kadugenep, Desa Kampung Baru,Desa

Kubang Jaya, Desa Mekar Baru, Desa Nagarapadang, Desa Padasuka, Desa

Petir, Desa Sanding, Desa Seuat, Desa Seuat Jaya, Desa Sindangsari, Desa

Tambiluk, Desa Bojong Nangka.

Aksesibilitas untuk mencapai lokasi Kecamatan Petir dapat

dikategorikan mudah dalam pecapaian lokasinya, karena letaknya yang cukup

Page 106: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

dekat dengan pusat provinsi Banten dan terdapat banyak sekali kendaraan

umum yang melalui lokasi tersebut.

2. Jumlah Penduduk Kecamtan Petir

Kecamatan Petir terdapat jumlah RT 220 dan 75 RW. Jumlah

penduduk di Kecamatan Petir sebanyak 52.848 jiwa. Jumlah laki-laki 27.607

jiwa dan jumlah penduduk perempuan 25.241 jiwa,

Tabel 4.2Jumlah penduduk Kecamatan Petir Tahun 2017 Berdasarkan Usia

No Kelompok umur Jumlah

1Usia 0-4 thn 2891

2Usia 5-9 thn 4834

3Usia 10-14 thn 4830

4Usia 15-19 thn 5023

5Usia 20-24 thn 5104

6Usia 25-29 thn 5348

7Usia 30-34 thn 4887

8Usia 35-39 thn 4167

9Usia 40-44 thn 3755

10Usia 45-49 thn 3307

11Usia 50-54 thn 2558

12Usia 55-59 thn 2149

13Usia 60-64 thn 1375

14Usia 65-69 thn 1003

Page 107: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

15Usia 70-74 thn 792

16 Usia 75 thn keatas 825

Jumlah 52.848

(Sumber:Monografi Data Desa Kecamatan Petir 2017)

3. Jenis Mata Pencaharian

Penduduk Kecamtan Petir terdiri dari beberapa mata pencaharian

diantaranya Petani/Buruh tani, Wiraswasta, PNS/ABRI, Pegawai Swasta

dan lain sebagainya dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 4.3Mata pencaharian Penduduk Kecamatan Petir

No Mata Pencaharian Jumlah (orang)

1 Aparatur Pejabat Negara 653

2 Tenaga Pengajar 168

3 Wiraswasta 1.848

4 Petani/Pekebun 13.332

5 Peternak 770

6 Nelayan 8

7 Pelajar/Mahasiswa 9.353

8 Pensiunan 241

9 Tenaga Kesehatan 21

10 Pekerjaan Lainnya 12.516

(Sumber:Monografi Data Desa Kecamatan Petir 2017)

Dari tabel tersebut terlihat jelas pekerjaan yang lebih mendominasi

adalah petani/pekebun yaitu sebesar 13.332 jiwa sehingga masih

Page 108: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

banyaknya masyarakat Kecamatan Petir yang dikategorikan masyarakat

miskin.

4. Kondisi Pendidikan

Pendidikan merupakan modal awal untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan menjadi salah satu penentu kemajuan

daerah, karena itu ketersediaan akses terhadap pendidikan sangat penting

bagi suatu daerah.

Wilayah Kecamatan Petir dalam menunjang mutu pendidikan

memiliki lembaga SD/MI yang berjumlah 27 buah, SLTP/MTs yang

berjumlah 13 buah dan SLTA/MA yang berjumlah 11buah.

Tabel 4.4Jumlah Sekolah dan Siswa di Kecamatan Petir

No Jenjang/Status SekolahJumlah

Sekolah

Jumlah SiswaJumlah

L P

1 TK Swasta4 61 51 112

2 SDNegri20 3,001 2,748 5,749

3 SDSwasta- - - -

4 MI Negri- - - -

5 MI Swasta7

705 615 1,320

6 SMP Negri3

767 6811,448

7 SMP Swasta5

450 373823

8 Mts Negri- - - -

9 Mts Swasta5 720 809

1,529

Page 109: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

10 SMANegri1 344 512

856

11 SMASwasta3 315 470

785

12 MA Negri- - - -

13 MA Swasta5 272 308

580

14 SMK Negri- - - -

15 SMK Swasta2 314 287

601

Jumlah55

6949 6854 13803

(Sumber: UPTD Kecamatan Petir 2017)

Tabel 4.6

Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan di Kecamatan Petir

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak sekolah 10.228 19,35 %

2 Tidak tamat SD 4.887 9,24 %

3 Tamat SD 20.548 38,88 %

4 SLTP 10.039 18,99 %

5 SLTA 5.953 11,26 %

6 D I/II/III 476 0,90 %

7 DIV/Strata I 677 1,28 %

8 Strata II 38 0,07 %

9 Strata III 2 0,03 %

Jumlah 52.848 100 %

(Sumber: UPTD Kecamatan Petir 2017)

Page 110: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Dari tabel diatas dapat terlihat kualitas pendidikan di Kecamatan

Petir yang masih rendah, terbukti terdapat 11,26% yang dapat bersekolah

hingga jenjang SLTA/SMA. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan

program pemerintah yaitu wajib belajar 12 tahun.

Wilayah Kecamatan Petir memiliki jumlah instansi diantaranya

puskesmas , puskesmas pembantu 2 buah, UPTD pendidikan, UPTD

Pertanian, UPTD pengairan, Kantor Urusan Agama (KUA). Serta fasilitas

sosial dan fasilitas umum yang terdapat dikecamatan Petir adalah berupa

pasar, Bank/LPK 3 buah, jaringan listrik , pom bensin, saran peribadatan

sarana olahraga/lapangan.

5. Agama

Pemeluk agama di Kecamatan Petir beraneka ragam, adapun agama

yang dianut antara lain islam, Kristen, Hindu Budha. Jumlah penduduk

berdasarkan pemeluk agama sebagai berikut:

Tabel 4.7

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah

1 Islam 52.784

2 Kristen 64

3 Hindu -

4 Budha -

Jumlah 52.848

Page 111: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Dari tabel diatas terlihat agama yang lebih mendominasi di

Kecamatan Petir adalah agama Islam. Walaupun demikian kegiatan

masyarakat tidak terganggu dengan hal ini. Antara pemeluk agama saling

menghormati dan menghargai satu sama lain. Pemuka agama memiliki

peranan penting dalam kehidupan keagamaan, dan mereka dijadikan

sebagai panutan masyarakat.

Nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut yaitu sesuai dengan agama

dan kepercayaan masing-masing tiap warga. Karena di wilayah Kecamatan

Petir lebih mendominasi agama Islam maka banyak dibangunnya Masjid

dan Mushola. Dan untuk gereja, kelenteng dan wihara tidak ada

bangunannya, kemungkinan untuk yang beragama Kristen, Hindu dan

Budha berada dirumahnya masing-masing. Pada masyarakat Kecamatan

Petir berusaha menciptakan lingkungan yang tinggi akan toleransi dalam

beragama sehingga tidak akan timbul konflik-konflik tentang agama

ataupun ras.

4.2. Deskripsi Data

4.2.1. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari

hasil penelitian. Data ini didapat dari hasil penelitian dengan menggunakan

teknik analisa data kualitatif. Dalam penelitian mengenai partisipasi

masyarakat dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun di Kecamatan

Petir Kabupaten Serang. Peneliti menggunakan Teori partisipasi masyarakat

menurut Keith Davis. Menurut Keith Davis partisipasi masyarakat terdiri dari 3

Page 112: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

aspek yaitu keterlibatan mental dan emosi, motivasi kontribusi dan tanggung

jawab.

Data yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa kata-kata orang yang

diwawancara, merupakan sumber utama dalam penelitian. Sumber data ini

kemudian oleh peneliti dicatat dengan menggunakan catatan tertulis atau

melalui alat perekam yang peneliti gunakan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini juga peneliti menggunakan data dokumentasi yang

berada di lokus penelitian, adapun dokumentasi yang peneliti ambil saat

melakukan pengamatan adalah catatan berupa catatan lapangan peneliti dan

juga foto aktifitas orang-orang yang peneliti amati selama peneliti berada

dilapangan, alasan peneliti menggunakan data berupa foto adalah karena foto

dapat menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan

untuk menelaah dan menganalisis obyek-obyek yang diteliti.

Mengingat bahwa jenis dan analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat

deskriptif berbentuk kata dan kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi

lapangan serta data atau hasil dokumentasi lainnya. Data tersebut dianalisis

selama proses penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil

wawancara, observasi lapangan serta kasjian pustaka kemudian dilakukan

kebentuk tertulis untuk mendapatkan polanya serta diberi kode-kode pada

aspek-aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan

dengan pembahasan permasalahan penelitian serta dilakukan kategorisasi.

Dalam menyusun jawaban penelitian penulis kode-kode yaitu:

Page 113: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

1. Kode Q untuk menunjukan item pertanyaan;2. Kode A untuk menunjukan item jawaban3. Kode I1-1, menunjukan daftar informan dari Pegawai Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Serang pada Sub Bagian Program danEvaluasi

4. Kode I1-2, menunjukan daftar informan dari Sekjen Komite NasionalPemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Serang

5. Kode I1-3, menunjukan daftar informan dari Masyarakat/orang tua yangperekonomian rendah dan anaknya berpendidikan rendah

6. Kode I1-4, menunjukan daftar informan dari Masyarakat/orang tua yangperekonomian cukup dan anaknya berpendidikan rendah

7. Kode I1-5, menunjukan daftar informan dari Kepala seksi SosialKecamatan Petir

8. Kode I1-6 menunjukan daftar informan dari Masyarakat9. Kode I1-7 menunjukan daftar informan dari Masyarakat10. Kode I1-8 menunjukan daftar informan dari Masyarakat11. Kode I1-9 menunjukan daftar informan dari Masyarakat12. Kode I1-10 menunjukan daftar informan dari Masyarakat13. Kode I1-11 menunjukan daftar informan dari Masyarakat14. Kode I2-1, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Cirangkong15. Kode I2-2, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Cirendeu16. Kode I2-3, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Kadugenep17. Kode I2-4, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Kampung

Baru18. Kode I2-5, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Kubang Jaya19. Kode I2-6, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Mekar baru20. Kode I2-7, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Nagarapadang21. Kode I2-8, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Padasuka22. Kode I2-9, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Petir23. Kode I2-10, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Sanding24. Kode I2-11, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Seuat25. Kode I2-12, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Seuat Jaya26. Kode I2-13, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Sindangsari27. Kode I2-14, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Tambiluk28. Kode I2-15, menunjukan daftar informan dari Kepala Desa Bojong

Nangka

Setelah memberikan kode pada aspek tertentu yang berkaitan dengan

masalah penelitian sehingga polanya ditemukan, maka dilakukan kategorisasi

berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian dilapangan

dengan membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut.

Page 114: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Selanjutnya untuk menjaga keabsahan data selama penelitian

berlangsung, peneliti juga menggunakan aktivitas triangulasi, triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan triangulasi sumber yaitu

mewawancarai pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian, seperti pihak

kecamatan serta masyarakat.

4.2.2. Daftar Informan Penelitian

Pada penelitian ini, mengenai partisipasi mamsyarakat dalam

mendukung program wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir Kabupaten

Serang, dalam pemilihan informan penelitian ini peneliti menggunakan

menurut Bungin dalam Penelitian Kualitatif (2009:76-77) objek penelitiannya

yaitu Partisipasi Masyarakat di Kecamatan Petir dan informan penelitiannya

diperoleh dengan cara key person karena peneliti sudah memahami informasi

awal tentang objek penelitian maupun informan penelitian, sehingga peneliti

membutuhkan key person untuk memulai melakukan wawancara dan

observasi. Dengan demikian key person ini adalah tokoh formal dan tokoh

informal dipenelitian partisipasi masyarakat dalam mendukung program wajib

belajar 12 tahun di Kecamatan Petir Kabupaten Serang.

Informan penelitian ini yang sebagai key informan yaitu Pegawai Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang pada Sub Bagian Program dan

Evaluasi, Sekjen Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten

Serang dan Masyarakat di kecamatan Petir. Untuk keabsahan data dan untuk

dapat menggali secara mendalam mengenai penelitian ini maka peneliti pun

Page 115: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

mengambil informan pendukung yang disebut secondary informan yaitu

Pegawai Kecamatan Petir, seluruh Kepala Desa di Kecamatan Petir.

Tabel 4.8Keterangan Informan

NoKode

InformanNama Jabatan/Pekerjaan Keterangan

1 I1-1 Bapak MukhtarPegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Serang pada Sub BagianProgram dan Evaluasi

Key Informan

2 I1-2Bapak Eeng

KosasihSekjen Komite Nasional Pemuda Indonesia

(KNPI) Kabupaten SerangKey Informan

3 I1-3 Bapak Usman Masyarakat Kecamatan Petir Key Informan4 I1-4 Bapak Rohman Masyarakat Kecamatan Petir Key Informan5 I1-5 Ibu Dwi Kasi Sosial Kecamatan Petir Key Informan6 I1-6 Bapak Hariri Masyarakat Kecamatan Petir Key Informan7 I1-7 Ibu Enah Masyarakat Kecamatan Petir Key Informan8 I1-8 Apipi Masyarakat Kecamatan Petir Key Informan9 I1-9 Ade Masyarakat Kecamatan Petir Key Informan10 I1-10 Ibu Titin Masyarakat Kecamatan Petir Key Informan11 I1-11 Ibu Iyah Masyarakat Kecamatan Petir Key Informan

12 I2-1 Bapak Suswanto Kepala Desa CirangkongSecondaryInforman

13 I2-2 Bapak Ruslan (Plt) Kepala Desa CireundeuSecondaryInforman

14 I2-3 Bapak H.Rohman Kepala Desa KadugenepSecondaryInforman

15 I2-4 Bapak Roji Kepala Desa Kampung BaruSecondaryInforman

16 I2-5 Bapak Badri Kepala Desa Kubang JayaSecondaryInforman

17 I2-6 Bapak Asep Kepala Desa Mekar BaruSecondaryInforman

18 I2-7Bapak Pepen

EfendiKepala Desa Nagarapadang

SecondaryInforman

19 I2-8 Bapak Tatang Kepala Desa PadasukaSecondaryInforman

20 I2-9 Bapak Hambali Kepala Desa PetirSecondaryInforman

21 I2-10 Bapak Heri Kepala Desa SandingSecondaryInforman

22 I2-11 Bapak Dahlan (Plt) Kepala Desa SeuatSecondaryInforman

23 I2-12 Bapak Dede (Plt) Kepala Desa Seuat JayaSecondaryInforman

24 I2-13 Bapak Rasam Kepala Desa SindangsariSecondaryInforman

Page 116: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

25 I2-14 Bapak Kamsari Kepala Desa TambilukSecondaryInforman

26 I2-15 Bapak Hasan Kepala Desa Bojong Nangka SecondaryInforman

4.2.3. Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Mendukung Program wajib

Belajar 12 Tahun di Kecamtan Petir Kabupaten Serang

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-

data dari hasil wawancara, observasi maupun data dari dokumen-dokumen

yang diperoleh selama penelitian. Analisis data dalam penelitian kualitatif

dilakukan secara terus-menerus dari sejak data awal dikumpulkan sampai

dengan penelitian terakhir. Untuk mempertajam analisis peneliti dalam

penelitian yang berjudul partisipasi masyarakat dalam mendukung program

wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir Kabupaten Serang,

4.2.3.1. Keterlibatan Mental dan Emosi

Gagasan yang paling utama dalam partisipasi yaitu keterlibatan

mental dan emosional dari pada hanya berupa aktifitas fisik dari inisiatif

orang itu sendiri, yang terlibat bukan hanya keterampilannya, keterlibatan

ini bersifat psikologi dari pada fisik.

Partisipasi yang dilakukan berupa memperlihatkan atau menyerap

dan memberikan tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti

mengiyakan, menerima dengan syarat maupun dalama arti menolaknya.

Partisipasi pada tahap ini, anggota masyarakat adalah ikut serta dalam

pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya. Tanggapan

tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesadaran masyarakat

Page 117: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

terhadap program yang telah direncanakan dan memberikan informasi

tentang permasalahan dalam segala aspek dalam program tersebut. Dengan

adanya kesadaran antar pihak yang terlibat dapat membentuk prilaku dan

merubah masyarakat tentang pendidikan, sehingga dapat menumbuhkan

kesadaran masyarakat dalam pendidikan. Seperti yang dikatakan I2-6 bapak

Asep Rupawan selaku Kepala Desa di Desa Mekar Baru, beliau

mengatakan:

“ Untuk perangkat desa dan masyarakat di sini mendukungdengan adanya program wajib belajar 12 tahun. karena itu kamipun membentuk program tersendiri di desa ini yaitu programmengenai pernikahan dini” (wawancara pada 26 oktober 2017jam 10.30 di Kantor Desa Mekar Baru)

Seperti halnya I2-6, I2-9 bapak Hambali sebagai Kepala Desa Petir,

beliau juga mengatakan:

“Respon masyarakat terkait dengan partisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun ya respon nya baik, mendukungrencana pemerintah untuk menjadikan wilayah Kabupaten Serangkhususnya Kecamtan Petir ini menjadi lebih baik” (wawancarapada 6 november 2017 jam 11.00 di Kantor Desa Petir)

Sama hal nya dengan I2-10 bapak Uton selaku Sekdes Sanding juga,

mengatakan:

“Sebetulnya masyarakat harus selalu siap dengan apa yang telahditetapkan oleh pemerintah dan Alhamdulillah dengan melakukanpendekatan kepada masyarakat, masyarakat mengerti danmemahami dan mereka siap serta mendukung dengan programwajib belajar 12 tahun tersebut” (wawancara pada 6 november2017 jam 13.50 di Kantor Desa Sanding)

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan I1-1 Bapak Muhtar

selaku aparat Dinas Pendidikan Kabupaten Serang dalam wawancara

sebagai berikut:

“Kalau menurut data yang bapak lihat, dikecamatan petir inimereka mengiyakan dan menerima keputusan pemerintah denganadanya program wajib belajar 12 tahun ini namun masih banyak

Page 118: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

masyarakat yang belum sepenuhnya mendukung program wajibbelajar ini, masih banyak anak-anaknya yang masuk usia sekolahtapi mereka belum sekolah dan banyak anak-anak yang juga putussekolah, alasan dari pihak masyarakat yang pernah bapak amati,masyarakat di Kecamatan Petir itu kan rata-rata sebagai petanidan buruh tani jadi mereka sebagian besar mengeluhkan karenaekonominya yang kurang”. (Wawancara pada 16 Oktober 2017pukul 10.00 WIB)

Dari hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa masyarakat di

Kecamatan Petir menerima program yang telah direncanakan oleh

pemerintah yaitu wajib belajar 12 tahun, namun pihak pemerintah melihat

di Kecamatan Petir tersebut masih ada masyarakat nya yang belum

mengikuti program wajib belajar selama 12 tahun ini karena keterbatasan

ekonomi dan alasan lainnya. Hal serupa juga disampaikan oleh I1-5, Ibu

Dwi selaku Kasi Sosial Kecamatan Petir yang menyatakan bahwa:

“Menyangkut dengan adanya program lanjutan wajib belajar 9tahun menjadi 12 tahun, masyarakat di Kecamatan Petirmendukung, mereka menyetujui program tersebut mba. Tapimemang ada beberapa masyarakat yang belum mengikutiprogram wajib belajar 12 tahun ini tapi banyak juga darimasyarakat disini yang telah mengikuti program wajib belajar 12tahun, banyak masyarakat yang telah mengerti akan pentingnyapendidikan bagi kehidupan anak-anak mereka” (Wawancara pada17 Oktober 2017 pukul 10.00 WIB)

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan pihak

Kecamatan Petir tersebut, menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat

di Kecamatan Petir sudah mengikuti program wajib belajar 12 tahun,

namun masih terdapat masyarakat yang belum mengikuti program wajib

belajar 12 tahun ini.

Page 119: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Hal tersebut juga diakui oleh I1-3 Bapak Usman selaku masyarakat

petir yang belum mengikuti program wajib belajar 12 tahun, berikut

penuturannya:

“Kalau buat bapak sendiri sebetulnya belum siap neng, soalnyamasih banyak yang perlu kami pertimbangin, apalagi jarak darirumah ke sekolah di desa ini jauh dan untuk sampai ke jenjangSMA, disini tidak ada SMA hanya ada SD dan MTs saja. Iya,gimana atuh yah buat makan aja susah apalagi buat ngebiayainanak sekolah. apalagi didesa (seuat) ini sekolahnya jauh. Bapakjuga engga punya kendaraan. Lagian anak bapak mah mendingcari uang buat tambah-tambah pemasukan dari pada sekolah jugatetep aja engga pinter-pinter” (Wawancara pada 17 Oktober 2017pukul 13.00 WIB)

Berdasarkan wawancara tersebut menunjukan bahwa memang

masih terdapat masyarakat yang belum sepenuhnya menyetujui dan

menerima program wajib belajar 12 tahun ini, di wilayah yang minim

dengan sekolah formal dan jarak tempuh yang cukup jauh menjadikan

mereka lebih mementingkan untuk bekerja dan mencari pangan nya setiap

hari dari pada harus buang-buang biaya untuk ke sekolah.

Selain itu hal serupa pun dituturkan oleh I1-4 , Bapak Rohman

selaku masyarakat petir yang perekonomiannya cukup namun belum

mengikuti program wajib belajar 12 tahun, beliau menuturkan:

“Kalau saya bukannya tidak menerima dan tidak mengikutiprogram wajib belajar dari pemerintah, tapi saya lebihmementingkan anak-anak saya untuk sekolah dipesantren aja.Anak saya dari kecil udah di pesantrenkan. Saya hanya khawatirdengan pergaulan anak-anak jaman sekarang maka dari itu sayatidak menyekolahkan anak saya secara formal sampai 12 tahun”.(Wawancara pada 17 Oktober 2017 pukul 15.00 WIB)

Page 120: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Berdasarkan wawancara dengan informan menunjukan bahwa

masih terdapat masyarakat di Kecamatan Petir yang menyekolahkan

anaknya ke pondok pesantren karena rasa khawatir orang tua terhadap

pergaulan-pergaulan yang buruk oleh sebab itu orang tua menyakini

bahwa dengan menyekolahkan anaknya ke pesantren anak-anak mereka

terhindar dari perbuatan yang buruk. Sementara hasil wawancara peneliti

dengan I1-6 bapak Hariri selaku masyarakat desa petir menuturkan bahwa:

“Kalau menurut saya pendidikan bagi anak-anak sangat penting,karena dengan pendidikan anak-anak dapat meningkatkan tarafhidup mereka dikemudian hari, karena mereka telah mendapatbekal ilmu-ilmu yang mereka pelajari. Namun karena kebiasaan-kebiasaan yang mereka wariskan turun temurun maka banyakanak-anak yang putus sekolah untuk membantu orang tuanya”.(Wawancara pada 15 November 2017 jam 14.30 di rumah BpkHariri)

Sependapat dengan I1-6, I1-7 Ibu Enah juga menuturkan:

“Pendidikan buat anak-anak itu buat saya sangat penting, di desaini, banyak anak-anak tidak melanjutkan sekolah. Mereka lebihmemilih untuk bekerja, sebagian besar mereka adalah murid yangputus di SLTP/SMP. Mereka bekerja dengan alasan untukmembantu orang tua. Anak laki-laki biasanya bekerja sebagaiburuh bangunan atau buruh pabrik, sedangkan anak perempuankebanyakan menikah dan mencari pekerjaan sebagai buruh cuciatau pembantu rumah tangga. Pekerjaan-pekerjaan seperti itumereka lakukan sambil menunggu musim tanam dan musimpanen tiba”. (Wawancara pada 15 November 2017 jam 15.00 dirumah Ibu Enah)

Kesadaran masyarakat di Kecamatan Petir untuk menyekolahkan

anaknya sudah cukup bagus, hal ini dapat dilihat dari masyarakat yang

sudah mau menyekolahkan anaknya sampai ke menengah ke atas. Akan

tetapi, kesadaran akan pentingnya pendidikan anak atau tidak ikut serta

Page 121: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

dalam mendidik anak seperti mendidik anak dirumah atau menuntun anak

untuk belajar dirumah atau tidak memperhatikan kepentingan anak dalam

bersekolah masih kurang. Sebagaimana hasil wawancara dengan I1-1 bapak

Muhtar selaku pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Serang berikut ini:

“ Kesadaran masyarakatnya masih kurang, banyak masyarakatyang tidak mempedulikan anaknya, ibaratnya sianak itu mau naikkelas mau engga, mau belajar atau engga, terserah aja gitu. Jadiseakan-akan tanggung jawab itu sepenuhnya kita yangmendorong, padahal kan engga kita batasanya hanya dalammerealisasikan program. jadi ya itu, kesadaran dalam bidangpendidikannya masih kurang. kita juga tidak menyalahkan orangtua nya, ya mungkin saja orang tua jaman dulu kan tidak sekolahtaunya nanem padi di sawah aja makanya kurang paham samapendidikan yang sekarang. Pernah bapa ada kegiatan dikecamatan petir itu dan disitu ada hiburan ada orgen nya dan bapaliat yang anak-anak masih pada pake seragam itu ikut nonton jadimereka ninggalin jam belajar nya. Tapi kalo diliat dari sebatasmenyekolahkan anaknya yaa sudah lumayan orang tua sekarangsudah mau menyekolahkan anaknya”. ( Wawancara pada 16oktober 2017 jam 10.50 WIB di Kantor Dinas pendidikanKabupaten Serang)

Hasil wawancara tersebut di perkuat oleh hasil wawancara dengan

I1-5 ibu Dwi selaku Kasi Sosial di Kecamatan Petir:

“Kesadaran masyarakat dalam pendidikan ya masih kurang,karena mereka menganggapnya pendidikan itu hanya sebatas disekolah saja, kalau untuk dirumahnya orang tua kadang-kadangtidak peduli, walaupun engga semuanya orang tua yang kaya gituada saja masyarakat yang masih sadar pendidikan itu penting dantidak hanya sebatas disekolah saja (wawancara pada 17 Oktober2017 jam 10.15 di Kantor Kecamatan Petir)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai subag evaluasi dan

program Dinas Pendidikan dan Kasi Sosial Kecamatan Petir tersebut

membuktikan bahwa kesadaran masyarakat hanya sebatas menyekolahkan

Page 122: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

saja atau sebatas belajar disekolah, tidak ada perhatian untuk membimbing

anak agar anak sekolah sungguh-sungguh mencari ilmu. Pengetahuan yang

minim mungkin salah satu sebab masyarakat tidak memperhatikan

pendidikan, tidak mengetahui cara mendidik anak agar bersekolah dengan

sungguh-sungguh bukan hanya sekedar sekolah. Selain itu kesadaran dari

anaknya pun masih sangat kurang masih banyak yang bolos sekolah ketika

ada pertunjukan di Desa mereka atau ketika ada yang hajatan atau acara

lain nya. hal ini menunjukan tidak adanya kesadaran orang tua untuk

menegur anaknya agar mementingkan sekolah, bukannya malah

mementingkan hal yang lainnya. Peralatan dan perlengkapan sekolah pun

tidak diperhatikan, sehingga ketika hujan dan sepatu mereka basah

dijadikan alasan untuk tidak bersekolah, ketika ujian yang seharusnya

orang tua membimbing anaknya belajar akan tetapi banyak juga orang tua

yang yang mempedulikan hal tersebut. Oleh karena itu masalah-masalah

kecil seperti itu saja orang tua tidak memperhatikan sehingga hal tersebut

membuktikan jauh sekali dengan kesadaran masyarakat untuk mendorong

anak agar lebih peduli dengan pendidikan.

Bukan hanya masalah seperti itu saja yang menunjukan masyarakat

kurang sadar dalam pendidikan. Berdasarkan observasi peneliti, kurang

sadarnya masyarakat dalam pendidikan tidak hanya disebabkan oleh faktor

pengetahuan masyarakat atau faktor kurangnya kualitas SDM orang tua

tapi juga karena kurang tegasnya orang tua kepada anaknya, sebagaimana

Page 123: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

hasil wawancara dengan I1-8 salah satu pemuda di Desa Seuat yaitu apipi,

dia mengatakan:

“saya tau pendidikan itu penting, tapi gimana ya sekolah itu

pusing, orang tua mah marah-marah saya berenti sekolah, tapi

mau gimana lagi sayanya juga nakal heheh” (Wawancara pada 18

November 2017 jam 10.00 di pos kamling Desa Seuat)

Sama halnya dengan pemuda lainnya I1-9 yaitu Ade, dia mengatakan:

“Orang tua engga pernah maksa sih buat sekolah, suka-suka sayaaja mau sekolah mau enggak. Soalnya kan nanti juga mau kerja dipabrik kalopun sekolah nya engga terus juga bisa masuk, teruskalo saya dirumah kan bisa bantu-bantu orang tua”. (wawancarapada 18 November 2017 jam 10.25 di pos kamling )

Dilihat dari orang tuanya pun bahwa benar mereka tidak

memaksakan kehendak anaknya dan hanya sebatas menyuruh saja.

Sebagaimana hasil wawancara dengan I1-10 salah satu orang tua tersebut

yaitu Ibu Titin, beliau mengatakan bahwa:

“Udah saya suruh sekolah tapi kalo anaknya engga mau sekolah

mah mau gimana lagi yang ada dia nya marah-marah sama saya,

saya nya juga cape nyuruh dia sekolah terus”. (Wawancara pada

18 November 2017 jam 12.00 di rumah ibu Titin)

Kurang tegasnya sikap orang tua kepada anaknya tersebut juga di

buktikan dengan hasil wawancara dengan masyarakat I1-11 yaitu Ibu Iyah,

bahwa:

“Saya tau sih kalo pendidikan itu penting, tapi namanya juga

orang tua mau gimana lagi kalo anaknya engga mau sekolah”.

Page 124: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

(Wawancara pada 18 November 2017 jam 13.00 di rumah ibu

Iyah)

Berdasarkan hasil wawancara diatas menyatakan bahwa kesadaran

masyarakat masih sangat kurang, karena orang tua yang mengetahui

bahwa pendidikan itu penting tapi hanya sebatas menyuruh saja, tidak

memaksa atau kurang tegas kepada anak mereka, sedangkan pergaulan

sekarang membuat anak semakin nakal. Oleh karena itu banyak anak yang

kurang terkontrol karena sikap orang tua yang kurang memperhatikan

pendidikan anak dan pendidikan anak menjadi terputus.

Berdasarkan observasi peneliti masyarakat yang tergolong

perekonomiannya mampu pun banyak anaknya yang tidak melanjutkan

sekolahnya dikarenakan pergaulan dan kurang sadarnya orang tua akan

pentingnya pendidikan. Bahkan, masyarakat yang tergolong

memprihatinkan dan anaknya tidak sekolah kebanyakan dari mereka

mempunyai kendaraan bermotor. Karena mereka lebih mementingkan

untuk bekerja, sehingga banyak dari mereka yang memalsukan ijazah

ketika ingin bekerja.

Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat pada

umumnya mendukung dengan apa yang telah di programkan oleh

pemerintah dan mereka siap ataupun tidak siap harus melaksanakan

program tersebut namun kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan

anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi, mereka hanya sebatas

menyuruh dan menyekolahkan saja, tanpa diperhatikan perkembangan

Page 125: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

pendidikan anaknya dan tanpa adanya ikutsertaan orang tua dalam

mendidik anak, selain itu orang tua mendukung anak untuk tidak jujur

dalam hal pendidikan dan orang tua lebih memilih anak tersebut bekerja

untuk memenuhi kebutuhan hari-hari. Sehingga karena kurangnya

perhatian orang tua menyebabkan anak menyepelekan pendidikan.

4.2.3.2. Motivasi Kontribusi

Gagasan kedua yang paling penting dalam partisipasi masyarakat

adalah memotivasi orang-orang yang memberikan kontribusi, mereka

diberikan kesempatan untuk menyalurkan sumber inisiatif dan kreatifitas

untuk mencapai tujuan kelompok.

Partisipasi lebih dari sekedar upaya untuk memperoleh

kesepakatan atas sesuatu yang telah diputuskan. Partisipasi sangat bernilai

karena dapat meningkatkan motivasi dan membantu masyarakat untuk

memahami dan menjelaskan mereka mencapai tujuan.

Partisipasi masyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun ini

menjadi hal yang sangat penting karena sebagai dasar untuk membentuk

SDM yang berkualitas. Dunia pendidikan yang penuh dinamika dan

berubahnya lingkungan sekitar mempengaruhi partisipasi masyarakat

Kecamatan Petir dalam bidang pendidikan. Sehingga dalam pembahasan

ini menganalisis apa saja yang memotivasi masyarakat untuk ikut

berpartisipasi dalam program wajib belajar , bagaimana upaya pemerintah,

pihak desa dan masyarakat dalam mendukung program wajib belajar 12

Page 126: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

tahun tersebut dan apa saja kendala dalam upaya tersebut. Motivasi pada

dasarnya merupakan alasan untuk bertindak atau dorongan manusia untuk

mencapai tujuannya. Motivasi juga merupakan suatu proses untuk

mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang

kita inginkan. Demikian pula yang disampaikan oleh I1-5, Ibu Dwi selaku

pegawai Kecamatan Petir mengatakan:

“Yang sudah kami lakukan untuk memotivasi masyarakat yangada di Kecamatan Petir tentunya sudah banyak, kami seringmelakukan pendekatan kepada masyarakat dengan keliling keseluruh kantor desa dan melakukan musrenbangdes untukmemberikan kesempatan kepada masyarakat untukmenyampaikan gagasan-gagasan atau pendapat-pendapat merekadan banyak juga dari mereka yang antusias dalam menyampaikanpendapat termasuk mengenai program wajib belajar ini. Selainmemberikan dorongan kepada masyarakat kami juga memberikandana kepada sekolah-sekolah untuk perbaikan sekolah danmemberikan dana kepada siswa yang berprestasi”. (Wawancarapada 17 Oktober 2017 pukul 10.10 WIB)

Selain pemaparan yang dilakukan oleh pihak Kecamatan Petir,

Kepala Desa pun turut memberikan kontribusi untuk masyarakatnya agar

terwujudnya program wajib belajr 12 tahun di Kecamatan Petir ini, seperti

yang disampaikan oleh I2-6 selaku Kepala Desa Mekar baru

menyampaikan:

“Untuk memotivasi orang-orang/masyarakat disini, kamimembuat suatu program yaitu program pernikahan dini, kebetulanyang menggerakan kelompok ini juga anak bapa sendiri. merekabertugas untuk mensosialisasikan kepada masyarakat mengenaipernihakan dini, membuka pikiran mereka terhadap dampak daripernikahan dini tersebut dan lain sebagainya serta menggerakkanmereka untuk mengikuti program wajib belajar selama 12 tahun”.(Wawancara pada 26 Oktober 2017 pukul 10.40 WIB)

Page 127: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Senada dengan hal tersebut, disampaikan oleh I2-15 selaku Kepala

Desa Bojong Nangka yang diwakili oleh Sekertaris Desa, beliau

mengatakan:

“Kami selalu menyapa langsung warga yang ada didesa ini agarmereka pun merasakan kedekatan kita terhadap masyarakat,dengan rurin melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkainprogram wajib belajar ini, masyarakat disini Alhamdulillahbanyak yang mengikuti program tersebut dan untuk saat ini datasiswa yang putus sekolah pun mulai berkurang” (Wawancarapada 26 Oktober 2017 pukul 13.40 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan tersebut baik

pihak Kecamatan maupun seluruh Kepada Desa yang ada di Kecamatan

Petir selalu turut serta membantu pihak Dinas Pendidikan dalam

mensosialisasikan program wajib belajar 12 tahun kepada masyarakat dan

tidak hanya mensosialisasikan terkait program wajib belajar saja, pihak

Kecamatan maupun Dinas Pendidikan juga berdiskusi tentang aktifitas

masyarakat sehingga pihak Kecamatan maupun Dinas Pendidikan

mengetahui kebutuhan masyarakat.

Sama halnya dengan I2-6, I2-11 bapak Taufik selaku sekdes Seuat

juga mengatakan:

“Dalam program wajib belajar 12 tahun itu kadang kitamelakukan musyawarah desa, masyarakat ikut serta danmengikutsertakan pihak kecamatan serta lembaga-lembaga desalainnya, dalam musyawarah tersebut masyarakat salingmemberikan masukan, ya kaya masukan perbaikan jalan menujusekolah sama minta dana sarana untuk kegiatan siswanya”(wawancara pada 26 oktober 2017 jam 11.00 di Kantor DesaSeuat)

Begitu juga pernyataan I2-1 bapak Suswanto:

Page 128: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

“Untuk motivasi ke masyarakat nya berupa pemberdayaanmasyarakat, dengan mengundang masyarakat untuk ikut dalammusyawarah/sosialisasi supaya memberikan aspirasi mereka,selain itu mereka juga bekerja bakti dan gotong royong apabilaada rehabilitasi sekolah” (wawancara pada 6 november 2017 jam12.45 di Kantor Desa Cirangkong)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa upaya

perangkat desa dalam memberikan motivasi kepada masyarakatnya dengan

melakukan pemberdayaan, dengan ini masyarakat akan turut serta dalam

melakukan kegiatan kemasyarakatan.

Seperti yang disampaikan oleh I1-1 selaku aparat Dinas Pendidikan

Kabupaten Serang, beliau mengatakan:

“Kami selaku pihak Dinas Pendidikan melakukan sosialisasikepada masyarakat terkait bidang pendidikan, banyak yang telahdilakukan untuk mengenalkan program wajib belajar kepadamasyarakat seperti adanya dana bantuan BOS , melakukanpemeriksaan ke sekolah-sekolah. namun karena tenaga dan waktuyang terbatas, jadi kita tidak bisa melakukan sosialisasi secararutin tapi kita tetep berusaha untuk terus melakukan sosialisasikepada masyarakat di Kecamatan Petir. kita selalu melakukansosialisasi dengan bantuan beberapa pihak seperti Kecamatan,Desa dan tokoh masyarakat, pernah ada sosialisasi di beberapadesa, banyak yang hadir tapi setelah sosialisasi masyarakat tetappada kondisi awal, masih terdapat masyarakat yang kurang peduliterhadap pendidikan anak-anak mereka” (Wawancara pada 16Oktober 2017 pukul 10.15 WIB)

I1-2, Bapak Eeng Kosasih selaku Sekjen Komite Nasional Pemuda

Indonesia (KNPI) Kabupaten Serang menjelaskan:

“Upaya dari kita sih sudah berusaha sebisanya, salah satunyameminta bantuan kepada pihak pemerintah dan desa untukkerjasamanya agar disampaikan kaitannya seperti apa,manfaatnya seperti apa. Kita juga kurang ngerti ya pandanganmasyarakat terhadap program wajib belajar ini seperti apa, kalodilihat secara kesat mata nya aja ya kegiatan wajib belajar ini kanprogram pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDMmasyarakat dan keuntungannya buat wilayahnya sendiri, tapikenapa banyak yang dari mereka tidak mempedulikan pendidikan

Page 129: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

tersebut”. (Wawancara pada 16 oktober 2017 jam 13.30 di KantorKNPI Kabupaten Serang)

Hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan pihak Dinas

Pendidikan Kabupaten Serang dan Sekjen KNPI tersebut menunjukan

bahwa masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terkait program

wajib belajar ini. Ketersediaan SDM, sarana dan prasarana yang belum

memadai menjadikan sebuah kendala dalam memberikan sosialisasi untuk

memotivasi secara terus menerus kepada masyarakat terkait program wajib

belajar 12 tahun di Kecamatan Petir.

Penyediaan saran dan usul menjadi sangat penting untuk perbaikan

program wajib belajar 12 tahun agar lebih baik dan terus memperbaiki

program. Masyarakat terkadang merasa bingung untuk menyampaikan

saran dan usul bahkan kritikan kepada pihak Dinas Pendidikan maupun

pihak Kecamatan Petir karena ketiadaan saran dan usul yang

dipublikasikan sehingga masyarakat merasa bingung, kemana harus

menyuarakan saran dan usulnya untuk mendukung program wajib belajar

12 tahun. seperti yang diungkapkan I2-9 Bapak Hambali selaku Kepala

Desa Petir, beliau mengatakan:

“Setau saya kendala memang tidak ada tempat untuk masyarakatmengemukakan saran dan usulnya, masyarakat juga masihdikatakan tidak terlalu peduli dengan hal tersebut, karenamasyarakat di Kecamatan Petir masih memperioritaskanpekerjaannya untuk mencari nafkah” (Wawancara pada 6November 2017 pukul 11.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa

kesibukan masyarakat Kecamatan Petir dalam mencari nafkah untuk

Page 130: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

memenuhi kebutuhan hidupnya, membuat masyarakat tidak peka terhadap

lingkungan di sekitarnya, sehingga menjadikan masyarakat tidak kritis

dalam memberikan saran dan usul untuk mendukung program wajib

belajar 12 tahun ini.

Hal serupa pun disampaikan oleh I2-5, menyatakan bahwa:

“kendalanya memang karena belum ada tempat atau wadah untukmasyarakat menuangkan aspirasinya ataupun saran dan usuldalam memperbaiki program wajib belajar 12 tahun ini, namununtuk saat ini, kami melihat perkembangan dalam program wajibbelajar ini di masyarakat hanya dari antusias masyarakat ketikakami melakukan sosialisasi, tapi kalau untuk wadah yang benar-benar nyata kita belum ada, tapi biasanya ada juga masyarakatkalau memiliki keluhan langsung menghadap ke pihak kami”.(Wawancara pada 17 oktober 2017 pukul 10.25 WIB)

Dari hasil wawancara diatas menunjukan bahwa ketiadaan tempat

saran dan usul bagi masyarakat mengharuskan pihak Kecamatan Petir peka

dengan kondisi yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga pihak

Kecamatan Petir memanfaatkan waktu sosialisasi untuk menjadi media

meyuarakan saran dan usul bagi masyarakat sehingga pihak Kecamatan

Petir mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Selain terbatasnya sarana dan prasarana yang diberikan oleh

pemerintah kepada masayraakat, rendahnya pendidikan masyarakat di

Kecamatan Petir juga memang karena banyaknya faktor dan hambatan,

salah satunya adalah faktor lingkungan dan biaya. Lingkungan yang

semakin maju menyebabkan pergaulan yang semakin menjadi-jadi dan

dikarenakan kesibukan orang tua atau keterbatasan pengetahuan sehingga

orang tua kurang mengerti dalam mendidik anak. Hambatan tersebut

Page 131: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

sebagaimana yang disampaikan oleh I1-5 Ibu Dwi selaku Kasi Sosial di

Kecamatan Petir, beliau mengatakan:

“Kendala kan pasti ada ya, ada yang tidak mampu dalam halbiaya ada juga yang tidak peduli tapi banyak juga yang peduliterhadap pendidikan. Selain itu kemauan, ada orang tua yang mautapi anaknya yang tidak mau, ada anaknya yang mau tapi orangtuanya yang tidak mau karena orang tuanya masih berfikiran kuno“iah nanti juga perempuan mah ke dapur ini”. Selain itulingkungan juga sangat berpengaruh, melihat tetangganya tidaksekolah saja “ males ah sekolah, dia juga engga sekolah masihbisa cari uang”, iah karena kurangnya motivasi ini membuatkurangnya pendidikan di Kecamatan Petir ini”. (Wawancara pada17 oktober 2017 jam 10.00 di Kantor Kecamatan Petir).

Di perkuat oleh I2-8 Bapak Tatang selaku Kepala Desa Padasuka:

“Hambatannya di biaya biasanya, bapa juga kadang engga ngertimasyarakat berfikiran sekolah sekarang itu selalu uang aja uang,kemarin juga ada orang tua yang cerita kalau anaknya yang kelas6 SD suruh ngambil surat kelulusannya itu harus bayarRp.100.000 , saya juga baru denger kalau mengambil suratkelulusan harus bayar, untuk buku-buku Lks nya juga harus bayardan itu engga boleh stengah-setengah bayarnya harus langsung.Padahal setau bapa buku itu seharusnya gratis” (Wawancara pada20 November 2017 jam 14.30 di Kantor Desa Padasuka)

Senada dengan pernyataan I1-5 dan I2-8, I2-13 Bapak Rasam selaku

Kepala Desa Sindangsari mengatakan:

“Kalau untuk memperbaiki SDM sih masih kurang ya, makanyayang lebih maju malah pendatang gitu, penduduk sininya mahhanya jadi buruh tani atau kuli-kuli bangunan aja. Kalo pendatangbiasanya pada giat gitu tapi kalo orang sini mah santai aja enggabisa makan masih ada tetangga/keluarga ini jadi bisa pinjem.Banyak yang mikirnya begitu. Jadi orang sini mah susah”.(Wawancara pada 26 oktober 2017 jam 15.00 di Kantor DesaSindangsari)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut membuktikan bahwa

masyarakat di Kecamatan petir banyak yang mengeluhkan biaya sebagai

faktor penghambat tidak melanjutkan pendidikan. Perekonomian

Page 132: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

penduduk Kecamatan Petir ini perekonomiannya tergolong menengah

kebawah walaupun lingkungan sekitar berdekatan dengan pusat

pemerintahan Provinsi Banten.

4.2.3.3. Tanggung Jawab

Gagasan ketiga dalam teori Keith Devis adalah tanggung jawab.

Partisipasi mendorong masyarakat untuk menerima tanggung jawab dalam

aktifitas kelompok. Kesanggupan dalam menyelesaikan tugas dan

pekerjaan yang diserahkan dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta

berani memikul resiko atas keputusan yang telah diambilnya atau tindakan

yang dilakukannya. Karena pekerjaan apapun yang dilakukan, tidak ada

yang tidak ada resikonya, semua pekerjaan atau tugas mengandung resiko

masing-masing sesuai dengan tingkat kesulitan pekerjaan atau tugas

tersebut, dan kita juga tidak boleh lepas dari tanggung jawab atas

pekerjaan yang kita lakukan. Hal tersebut juga yang masyarakat menjadi

terlibat langsung dalam pembangunan dan mau mewujudkan

keberhasilannya dalam program pendidikan wajib belajar 12 tahun. seperti

yang di utarakan oleh I1-1 Bapak Muhtar selaku pegawai Dinas P&K

sebagai berikut:

“Setiap SKPD pasti memiliki visi dan misi, dari setiap visi danmisi itu dijabarkan dalam program kerja dan biasanya tergantungdibidang masing-masing. Untuk bagian program dan evaluasi,peran kami disini dalam meningkatkan kualitas dan kuantitaspendidikan yaitu dengan menyelenggarakan sosialisasi untukmelakukan pendekatan kepada masyarakat” ( Wawancara pada 16Oktober 2017, jam 10.12 di Kantor Dinas P&K )

Page 133: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Serang memiliki visi dan misi yang

dijabarkan dalam program kerja untuk melakukan pendekatan kepada

masyarakat terkait program wajib belajar 12 tahun ini, pihak Dinas

Pendidikan banyak melakukan sosialisasi saja kepada masyarakat, dalam

hal ini Dinas pendidikan memiliki peran mewujudkan kesetaraan dan

kepastian dalam memperoleh layanan pendidikan. Kemudian, dengan

adanya peran tersebut pihak Dinas Pendidikan dituntut mampu

menjalankan tanggung jawab yang dibebankan sebagai perangkat daerah.

Terkait pernyataan mengenai tanggung jawab meningkatkan

kualitas dan kuantitas pendidikan di Kabupaten Serang khususnya di

Kecamatan Petir yang dibebankan kepada Pihak Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan, Bapak Eeng Kosasih memberikan tanggapan dalam realisasi

tanggung jawab tersebut, beliau mengatakan:

“Menurut saya pihak Dinas Pendidikan sudah menjalankantanggung jawab nya yah dengan menjalankan tugas atau program-program yang telah di perintahkan oleh pemerintah pusat, tapimemang masih belum maksimal, karena pihak Dinas Pendidikanini sebetulnya tugas berat, kalau tidak dilaksanakan seolah-olahtidak mengikuti perintah, dilaksanakan juga masih banyakmasyarakat yang berfikiran kekolotan, jadi berbenturan. Nahmungkin karena itu yang membuat tanggung jawabnya belumdijalankan secara maksimal” (Wawancara pada 16 Oktober 2017jam 14.00)

Pernyataan menurut Bapak Eeng menjelaskan bahwa pihak Dinas

Pendidikan sudah menjalankan tanggung jawabnya dalam menjalankan

tugas yang diberikan oleh pemerintah pusat, tetapi dinilai masih belum

maksimal. Sebab menurutnya tugas yang dibebankan kepada Pihak Dinas

Page 134: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Pendidikan itu cukup berat. Dalam satu sisi sebagai pelaksanaan tugas tapi

disisi lain masih terdapat kultur budaya dan kepercayaan di masyarakat.

Senada dengan hal tersebut menurut Bapak Badri selaku Kepala Desa

Kubang Jaya memastikan masyarakatnya untuk lebih memiliki rasa

tanggung jawabnya terhadap program wajib belajar 12 tahun tersebut.

Berikut pernyataan yang disampaikan oleh I2-5 Bapak Badri:

“Menurut bapak sih tanggung jawab nya sudah mulai ada yah,bentuk rasa tanggung jawabnya itu disini seperti sudah banyakyang menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang SMA, sudahbanyak yang mengerti pendidikan dan sudah mau ikutberpartisipasi kalo ada program-program yang sekiranya tentangpendidikan atau kesehatan, tapi kalo tanggung jawab merawatsarana dan prasarana masih kurang misalnya aja kitamenyediakan perpustakaan dan buku-bukunya juga sudahlumayan banyak tapi sekarang buku-buku tersebut hanya tersisabeberapa saja yang lainnya entah kemana”. (Wawancara pada 30oktober 2017 jam 12.35 di Kantor Desa Kubang Jaya)

Menjadi jembatan dan mediasi antar masyarakat merupakan bentuk

tanggung jawab kepala desa kepada masyarakatnya. Tugas kepala desa

bukan hanya sekedar menjaga ke stabilitas kerukunan antar warga

masyarakat tapi juga meningkatkan kualitas pendidikan untuk masyarakat.

Seperti yang disampaikan oleh I2-3 Bapak H.Rohman selaku Kepala Desa

Kadugenep, beliau mengatakan:

“Saya harus mempertanggung jawabkan jabatan saya kepadamasyarakat. contohnya kinerja saya, saya harus berkomunikasidengan masyarakat, ya minimal hampir setiap hari memantau,bertemu dengan tokoh masyarakat seperti RT, RW dan tokohagama, ibu-ibu dan sebagainya yang ada di desa ini” (Wawancarapada 30 oktober 2017 jam 11.30 di Kantor Desa)

Berbicara mengenai tanggung jawab, I2-4 Bapak Roji selaku

Kepala Desa Kampung Baru juga mengatakan:

Page 135: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

“ Kami bertanggung jawab, bentuk rasa tanggung jawab nya kamiitu seperti mendorong dengan menegor anak-anak menanyakan“hey kenapa engga sekolah? atau “kenapa tidak melanjutkansekolahnya?” itu kan salah satu menunjukan bentuk kepedulianatau perhatian, ada juga karena faktor biaya biasanya minjemuangnya ke tetangga terus kalo bilangnya buat sekolah kanbiasanya terketuk hatinya jadi dipinjemin biar dia bisa sekolahkan engga semua orang mampu, jadi minjem biaya atau uang nyake tetangga atau ke saudara.” (Wawancara pada 6 november 2017jam 09.35 di Kantor Desa Kampung Baru)

Hal tersebut juga diperkuat oleh I2-14 Bapak Kamsari selaku

Kepala Desa Tambiluk, mengatakan:

“Kalau saya sih berusaha membantu dengan menegor danmengajak masyarakat, kayak ngasih tau kalo engga sekolahnantinya engga bisa kerja atau paling yang bisa saya lakuinmembantu ngajarin sodara-sodara belajar. Upaya dari kita sihsudah sering menegur secara langsung masyarakat khususnyaorang tua yang anaknya tidak sekolah, mengajak dan mengadakanpendekatan secara langsung. Tapi yah gimana orang tuanya sihpadahal sudah bekerja, tapi keinginannya masih kurang jadisusah”. (Wawancara pada 30 oktober 2017 jam 13.12 di KantorDesa)

Berdasarkan dari wawancara peneliti dengan informan tersebut,

banyak dari mereka khususnya pada pihak perangkat desa, mereka

menjalankan tugas atau tanggung jawabnya dengan baik, dengan berusaha

melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk selalu mengingatkan

akan pentingnya pendidikan di wilayah mereka, dengan upaya tersebut

pemerintah berharap akan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan

melaksanakannya program, wajib belajar 12 tahun tersebut, namun

memang usaha tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan,

banyak dari masyarakat yang memang sulit untuk merubah dirinya sendiri.

Page 136: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

seperti yang dikatakan oleh I2-7 Bapak Pepen selaku Kepala Desa

Nagarapadang, mengatakan:

“Tanggung jawab untuk memperbaiki kualitas SDM memangmasih kurang karena kita sudah menyediakan tapi masyarakatsendirinya susah, padahal kami sudah memberikan bantuan.Tanggung jawab dari pihak desa juga memang masih kurang,kadang-kadang gini kita kan engga langsung ke masyarakatsemua ya kita ngadain kumpulan di Kecamatan pokoknyamusyawarah apa aja ibu-ibu dan pihak desa susah hadir merekapada berfikiran “ngapain sih hadir-hadir rapat musdes engga adaduitnya” jadi kan susah kalo mereka sudah berfikiran seperti itu.Tapi memang tidak semua masyarakat berfikiran seperti itu, pastiada aja yang menganggap itu penting. (Wawancara pada 6november 2017 jam 08.30 di Kantor Desa)

Senada dengan hal tersebut I2-12 Bapak Dede mengatakan:

“Tanggung jawab masyarakat sudah cukup bagus, sudah mausekolah itu juga kan bentuk rasa tanggung jawab sebagai penerusbangsa, kami selaku kepala desa sudah melakukan tugas kamisemaksimal mungkin agar masyarakat mengutamakan pendidikanuntuk masa depan mereka masing-masing. Rasa tanggung jawabuntuk diri sendiri atau kebutuhan sendiri sudah bagus tapi kalountuk lingkungan atau kepentingan bersama kurang, karena untukmusyawarah aja masih susah” (Wawancara pada 26 oktober 2017jam 11.20 di Kantor Desa)

I2-2 Bapak Ruslan juga mengatakan:

“Tanggung jawab masyarakat nya sih masih kurang yah menurutbapak, untuk anaknya sendiri dalam bidang pendidikan khususnyaaja masih kurang, masih banyak yang lebih mementingkan urusanperut aja, untuk urusan sekolah anak itu urusan nanti yang pentinggimana caranya bisa makan untuk sehari-hari.” (Wawancara pada30 oktober 2017 jam 10.20 di Kantor Desa)

I2-8 Bapak Tatang mengatakkan:

“Untuk tanggung jawab masyarakat terhadap program wajibbelajar ini masih kurang karena contoh nya nih yah, banyakmasyarakat yang sudah melaksanakan program wajib belajar,orang tua menyekolahkan anaknya tapi si anak tersebut nakal dantidak naik kelas, tapi karena orang tua nya mampu dan merasamalu anaknya tidak naik kelas. Jadi orang tua yang membayar

Page 137: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

pihak sekolah agar anaknya dinaikkan kelasnya.” (wawancarapada 6 November 2017 jam 10.25 di kantor Desa)

Begitu juga I2-13 Bapak Rasam:

“Bentuk rasa tanggung jawab untuk program wajib belajar palinghanya menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang SMA yah itupun tidak semua yang sampai lulus ada juga orang tua yang tidakbisa menyekolahkan anaknya yah mungkin karna jaman sekarangsusah cari kerja jadi tidak sanggup untuk menyekolahkananaknya. Program wajib belajar itu kan sangkut pautannya samasekolah jadi masyarakat yah sudah banyak yang menyekolahkananaknya aja.” (wawancara pada 26 oktober 2017 jam 15.15 diKantor Desa)

Berbeda hal dengan yang disampaikan oleh Kepala Desa di

Kecamatan Petir, banyak masyarakat yang mengeluhkan tanggung jawab

dari para pihak desa tersebut kepada masyarakat nya. seperti yang dikatan

oleh I1-3 Bapak Usman yang mengatakan bahwa dirinya merasa kalau

pemerintah ataupun pihak desa tidak melakukan apa-apa terhadap

masyarakat nya yang keterbatasan ekonomi. Untuk lebih jelas nya berikut

pernyataan yang dilontarkan oleh dirinya:

“Tanggung jawab pemerintah atau pihak desa kepada kita yangtidak mampu menyekolahkan engga ada, paling ada juga bantuanraskin itu juga engga dikasih kalau engga ditebusin. Dulu kanmemang ada dana bos tapi itu cuma yang berprestasi aja yangdikasih paling 150-300rb.” (wawancara pada 17 0ktober 2017 jam13.15 di rumah Bapak Usman)

Selain I1-3, I1-10 Ibu Titin juga menambahkan:

“Kita yang engga mampu ya mengharapkan bantuan apa aja yaterima aja kita mah yang penting ada bantuan. Kalau desa disiniboro-boro pihak desanya bertanggung jawab, ada bantuan apa-apajuga engga pernah nyampein ke masyarakat.” (Wawancara pada18 November 2017 jam 12.15 di rumah ibu Titin)

Page 138: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

masayarakat merasa pihak pemerintah maupun pemerintah desa hanya

sebatas melaksanakan tugas saja, masih kurangnya pengawasan dalam

merealisasikan program wajib belajar 12 tahun ini khusunya dalam

Bantuan Operasional Sekolah dan Bantuan Siswa Miskin, menurut

masyarakat hal ini disebabkan oleh pihak pemerintah maupun pemerintah

desa hanya mementingkan kepentingan pribadi.

4.3. PEMBAHASAN

Pendidikan adalah hal dasar yang sangat penting, dasar untuk

membentuk sifat sikap dan kemampuan seorang anak. Dunia pendidikan yang

penuh dinamika ini bagai sebuah pekerjaan rumah yang tak kunjung usai.

Setiap waktu pekerjaan rumah itu selalu ada. Sarana pendidikan seperti

banyaknya sekolah yang rusak, SDM guru yang kurang memadai biaya

pendidikan, kurikulim, kebijakan yang terus berubah-ubah dan persoalan lain

yang semakin kompleks yanga menjadi problem serius dunia pendidikan

nasional. Fenomena pendidikan masyarakat desa, dewasa ini memang

tertinggal jauh dengan wilayah perkotaan. Penyebabnya antara lain

keterbelakangan informasi, kesadaran kaum terdidik. Majunya suatu desa dan

perekonomian masyarakat ternyata tidak menjamin meningkatnya pendidikan

menjadi sebuah masalah serius. Dengan demikian pembahasan dan analisis

hasil penelitian ini merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti

dapatkan dilapangan serta disesuaikan dengan teori yang digunakan. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teori partisipasi masyarakat menurut Keith

Page 139: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Devis yang memaparkan bahwa partisipasi membutuhkan keterlibatan mental

dan emosi, motivasi kontribusi, serta tanggung jawab. Selanjutnya dalam

penelitian Partisipasi Masyarakat dalam Mendukung Program Wajib Belajar 12

Tahun pembahasan yang dapat peneliti paparkan adalah sebagai berikut:

4.3.1.1. Keterlibatan Mental dan Emosi

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaannya dimaksudkan untuk

melibatkan seseorang pada tahapan pelaksaan suatu proyek/program. setiap

masyarakat selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan yang

dinamis, yang dapat berupa perubahan yang tidak menarikatau tidak cocok

dan ada yang cocok, perubahan yang terbatas ataupun luas dan ada perubahan

yang tidak cepat ataupun yang cepat. Semua hal tersebut dialami dalam

kehidupan masyarakat yang ada di Kecamatan Petir Kabupaten Serang.

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa dalam keterlibatan

mental dan emosi ini masyarakat di Kecamatan petir dalam mendukung

program wajib belajar 12 tahun menunjukkan bahwa pada dasarnya

masyarakat Kecamatan Petir menyetujui dan mendukung program wajib

belajar 12 tahun tersebut, namun karena sebagian masyarakat di Kecamatan

petir yang tidak menyekolahkan anaknya dikarenakan faktor ekonomi

keluarga yang serba kekurangan, orang tua tidak mampu untuk menyediakan

sarana belajar bagi anak-anak mereka, bukan hanya itu faktor yang lain seperti

kualitas pendidikan orang tua yang kurang pun ikut mempengaruhi, pola piker

Page 140: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

orang tua yang kolot serta jarak sekolah dan pengaruh lingkungan pun

mempengaruhi.

Kualitas pendidikan dianggap berpengaruh terhadap partisipasi

masyarakat. Karena dengan pendidikan yang diperoleh seseorang akan lebih

mudah berkomunikasi dengan orang luar serta cepat tanggap terhadap inovasi

dan perubahan. Berdasarkan data masyarakat di Kecamatan Petir

berpendidikan Tamat SD 38,88%, SMP 18,99%, SMA 11,26%, Strata I

1,28%, Strata II 0,07%, Strata III 0,03%. Dengan demikan rata-rata

berpendidikan hanya tamat SD bahkan masih banyak anak-anak yang

memasuki usia sekolah namun tidak bersekolah. Secara akumulatif bahwa

masih banyak masyarakat yang tergolong berpendidikan kurang, hal tersebut

lah yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan kualitas program wajib

belajar 12 tahun.

Gambar 4.2

Tangga Partisipasi Menurut Arnstein (1969: 216-224).

Page 141: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Kajian utama dalam penelitian ini adalah merujuk kepada Sherry

Arnstein pada makalahnya yang berjudul “Journal of the American Institue of

Planners” dengan judul “A Ladder of Citizen Participation” tentang tangga

tahapan partisipasi masyarakat, diperoleh informasi bahwa keterlibatan mental

dan emosi dalam partisipasi masyarakat program wajib belajar 12 tahun ini

berada pada tahap Placation ( tangga kelima dari delapan tangga Arnstein)

Pada tahap Placation dapat diartikan bahwa masyarakat dan pemegang

kekuasaan (pemerintah) sudah ada komunikasi namun masih bersifat satu arah

dan masyarakat terlibat dalam kegiatan fisik. Selain itu juga masyarakat juga

memiliki beberapa pengaruh. Namun demikian, ada beberapa hal yang masih

ditentukan oleh pihak yang memiliki kekuasaan. Tahap Placation ini termasuk

dalam derajat penghargaan atau Degree of tokenism, yaitu tahap partisipasi

dimana masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan fisik, namun mereka tidak

memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa gagasan mereka

akan dipertimbangkan oleh pemegang kekuasaan.

4.3.1.2. Motivasi Kontribusi

Pentingnya partisipasi masyarakat untuk berpartisipasi, alasan atau

pertimbangannya, berarti masyarakat dianggap bahwa mereka mengetahui

sepenuhnya tentang masalah dan kepentingan atau kebutuhan mereka.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan khususnya dalam bidang

pendidikan sering hanya di pandang sebagai suatu pendekatan dan bukan

sebagai tujuan. Sebagai pendekatan maka partisipasi masyarakat hanya

dijadikan sarana untuk mencapai tujuan tertentu. Keadaan ini menyebabkan

Page 142: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

partispasi masyarakat acapkali diterjemahkan hanya sebagai kontribusi tenaga

dan finansial masyarakat dalam program pemerintah, sehingga keterlibatan

masyarakat dianggap terbatas hanya dalam tahap implementasi/pelaksanaan

program saja. Segala bentuk perencanaan dan pengambilan keputusan awal

telah dilakukan ditingkat yang lebih atas, sehingga masyarakat hanya tinggal

melaksanakannya saja. Dengan demikian, kesempatan masyarakat untuk

dapat berkontribusi pada program wajib belajar 12 tahun tersebut hanya

tersisa pada bentuk kontribusi finansial dan tenaga pada tataran implementasi.

Dalam indikator motivasi kontribusi ini, pemerintah maupun

masyarakat diharapkan saling memberikan kontribusinya masing-masing agar

dapat menyukseskan program wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir

tersebut. Dalam memberikan kontribusinya sudah tentu pemerintah harus siap

sedia menyediakan segala sesuatunya atau bantuan-bantuan nya untuk

masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Petir. Misalnya menyediakan

tempat untuk masyarakat yang ingin memberikan kontribusi, mereka

diberikan kesempatan untuk menyalurkan sumber inisiatif dan kreatifitas

untuk mencapai tujuan kelompok.

Sejauh ini di Kecamatan Petir belum terdapat wadah yang menaungi

aspirasi masyarakat baik penyediaan saran maupun usul, sehingga masyarakat

merasa kesulitan dan bingung untuk memberikan saran dan usulnya dalam

mendukung program wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir, selama ini

pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Serang dan pihak Kecamatan Petir

menerima aspirasi masyarakat hanya pada saat pertemuan-pertemuan

Page 143: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

sosialisasi program saja. Melalui sosialisasi tersebut pihak pemerintah dan

Kecamatan menjadi tahu apa yang diinginkan masyarakat serta mengetahui

pula apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Kecamatan Petir. Namun

walaupun demikian.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada indikator

tanggung jawab dalam partisipasi masyarakat ini termasuk dalam tahap

Consultation ( tangga keempat dari delapan tangga Arnstein).

Pada tahap Consultation dapat diartikan bahwa komunikasi telah

bersifat dua arah tetapi masih bersifat partisipasi yang ritual atau formalitas,

sudah ada kegiatan penjaringan aspirasi, penyelidikan keberadaan

masyarakat, telah ada pengajuan proposal dan ada harapan aspirasi

masyarakat akan didengarkan tetapi belum ada jaminan aspirasi tersebut

4.3.1.3. Tanggung Jawab

Dalam indikator tanggung jawab ini, digunakan untuk melihat

bagaimana kegiatan publik itu konsisten, dengan kehendak masyarakat

banyak, begitupun sebaliknya. Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa

dilihat dari internal yang di kembangkan oleh organisasi atau pemerintah

seperti pencapaian target, kinerja sebaiknya harus dilihat dari eksternal juga

seperti nilai-nilai yang berlaku dalam bermasyarakat. Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan mempunyai peran strategis dalam penyelenggaraan pemerintah

daerah khususnya dalam bidang pendidikan yaitu Mewujudkan kesetaraan

dan kepastian dalam memperoleh layanan pendidikan. Dengan adanya peran

Page 144: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

tersebut pihak Dinas Pendidikan dituntut mampu menjalankan tugasnya

begitu pula dengan tanggung jawab masyarakat, masyarakat dituntut untuk

menaati dan melaksanakan/ mengikuti setiap apa yang telah di rencanakan/ di

programkan oleh pemerintah. Berdasarkan temuan dilapangan pihak Dinas

Pendidikan Kabupaten Serang dan pihak Kecamatan Petir maupun perangkat

desa lainnya sudah menjalankan tanggung jawabnya, namun masih belum

maksimal. Hal ini dapat terlihat dari kondisi masyarakat yang masih banyak

yang belum mengikuti program wajib belajar 12 tersebut dan hanya

memikirkan kebutuhannya sehari-hari.

Pihak Kecamatan maupun perangkat desa lainnya menjalankan

tugasnya untuk menyukseskan program wajib belajar 12 tahun ini biasanya

dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat melakukan sosialisasi dan

memberikan kesempatan kepada masyarakat agar dapat memberikan

pendapatnya terkait program wajib belajar khususnya dan mengunjungi setiap

warga yang sekira nya memang sangat membutuhkan bantuan. Namun tidak

semua masyarakat/orang tua di Kecamatan Petir tidak menyekolahkan

anaknya, banyak juga dari mereka yang sudah melaksanakan tanggung

jawabnya sebagai masyarakat untuk turut menyukseskan program wajib

belajar 12 tahun tersebut dengan menyekolahkan anaknya sampai dengan

tingkat menengah keatas.

Dengan demikian merujuk kepada Sherry Arnstein pada makalahnya

yang berjudul “A Ladder of Citizen Participation” tentang tangga tahapan

partisipasi masyarakat, sama halnya dengan indikator pada motivasi

Page 145: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

kontribusi pada indikator tanggung jawab ini menurut peneliti dan

berdasarkan hasil penelitian dilapangan maka dimasukkan pada tahap

Placation (penentraman)

Placation (penentraman) berarti bahwa komunikasi telah berjalan baik

dan sudah ada negosiasi antara masyarakat dengan pemerintah. Masyarakat

dimungkinkan untuk memberikan masukan secara lebih signifikan dalam

penentuan hasil kebijakan publik. Namun proses pengembilan keputusan

masih dipegang oleh pemegang kekuasaan.

REKAPITULASI TEMUAN LAPANGAN

No Indikator Temuan Lapangan

1 Keterlibatan

Mental dan

emosi

1. Partisipasi warga dalam program ini, banyak dari

mereka khususnya keluarga petani di Kecamatan

Petir mengatakan kurangnya mereka untuk terlibat

dalam program wajib belajar 12 tahun ini adalah

faktor ekonomi. Ketidakmampuan masyarakat untuk

membiayai segala proses yang dibutuhkan selama

menempuh pendidikan atau sekolah dalam jenjang

tertentu walaupun pemerintah telah mencanangkan

wajib belajar 12 tahun, namun belum berimplikasi

secara maksimal terhadap penurunan jumlah anak

yang tidak dan putus sekolah.

2. Orang tua di Kecamatan Petir banyak yang

memaksakan anaknya untuk membantu orang tua

disawah atau bekerja dan kurangnya perhatian orang

tua untuk menyekolahkan anaknya karena setiap

harinya hanya memikirkan bagaimana caranya agar

keperluan keluarga bisa terpenuhi, namun banyak

Page 146: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

dari mereka juga yang mempunyai pandangan bahwa

pendidikan adalah suatu hal yang penting.

3. Masyarakat di Kecamatan Petir cenderung memilih

pendidikan kearah yang bersifat agama seperti

madrasah atau pesantren. Karena pendidikan yang

bersifat agama bagi mereka adalah pendidikan yang

bersifat seumur hidup, namun tidak sedikit juga dari

mereka yang bersekolah di sekolah yang bersifat

umum.

2 Motivasi

Kontribusi

1. Dalam program wajib belajar ini,masyarakat

bersama-sama untuk membangun sarana dan

prasarana yang dibutuhkan dalam program wajib

belajar, misalnya rehabilitasi sedang/berat bangunan

sekolah, penambahan ruang kelas, penyediaan sarana

untuk belajar dan lain sebagainya.

2. Dalam musyawarah, masyarakat ikut aktif berbicara

dan memberikan gagasan atau ide, ada juga

masyarakat yang hanya diam menunggu keputusan

dan menerima hasil keputusan tersebut.

3. Kehadiran masyarakat dalam setiap pertemuan

program khususnya dalam bidang pendidikan kurang

aktif, bisa dilihat dari kurangnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya pendidikan, mereka

lebih mementingkan kesibukannya dalam bekerja.

3 Tanggung

Jawab

1. Pemerintah dalam melakukan sosialisasi tidak rutin

dilakukan ke desa-desa yang ada di Kecamatan Petir

karena keterbatasan sumber daya manusianya

2. Dalam proses evaluasi program yang dilakukan

pemerintah tidak diketahui masyarakat, hanya pihak-

pihak tertentu saja yang mengetahui

Page 147: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

3. Orang tua yang hanya tamat sekolah dasar atau tidak

tamat cenderung kepada hal-hal tradisional dan

keterbatasan pengetahuan yang dimiliki para orang

tua tersebutlah yang membuat masyarakat kurang

menghargai arti pentingnya pendidikan.

Page 148: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data-data dilapangan yang dikumpulkan selama penelitian

serta berdasarkan dari hasil analisis, maka dapat diambil kesimpulan mengenai

partisipasi masyarakat dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun di

Kecamatan Petir Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:

1. Masih kurangnya keterlibatan mental dan emosi masyarakat terhadap

program wajib belajar 12 tahun ini disebabkan karena pola pikir

masyarakat yang masih tradisional dan sempit sehingga kesadaran

masyarakat terhadap pendidikan masih kurang

2. Dalam memberikan kontribusi pemerintah belum sepenuhnya terealisasi,

dalam memberikan kontribusi nya sudah tentu pemerintah harus siap sedia

menyediakan segala sesuatu nya dan bantuan-bantuan nya untuk

masyarakat begitu pula dengan masyarakat harus memberikan

kontribusinya untuk menyukseskan program pemerintah khususnya

program wajib belajar 12 tahun ini, sejauh ini di Kecamatan Petir belum

terdapat wadah yang menaungi aspirasi masyarakat sehingga masyarakat

merasa kesulitan dalam memberikan saran dan usulnya.

3. Tanggung jawab dari pemerintah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Serang yang masih kurang, karena masih kurangnya

pengawasan dan realisasi bantuan baik itu dana Bantuan Operasional

Sekolah maupun Bantuan Siswa Miskin dan bantuan lainnya, sehingga

Page 149: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

informasi dari pemerintah tersebut hanya formalitas saja dan tidak ada

tindak lanjutnya. Tanggung jawab dari pemerintah desa masih kurang,

karena banyak dari mereka yang lebih mementingkan kepentingan

pribadinya dibanding kepentingan masyarakat. sedangkan tanggung jawab

masyarakat nya pun masih kurang karena masih banyak masyarakat yang

acuh akan pentingnya pendidikan khusunya pendidikan wajib belajar 12

tahun.

Secara keseluruhan partisipasi masyarakat dalam mendukung program

wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir Kabupaten Serang berada pada tangga

ketiga, keempat dan kelima dikategorikan dalam derajat tanda partisipasi (degree

of Tokenism) dimana partisipasi masyarakat telah didengar dan berpendapat tetapi

mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa

pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang kekuasaan, dalam taraf

ini partisipasi masyarakat memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk

menghasilkan perubahan dalam masyarakat. Masyarakat juga memiliki peran

penting dalam pelaksanaan program, guna terciptanya suatu program yang

bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

5.2. Saran

1. Melakukan kerjasama antar pemerintah daerah dan pemerintah desa,

melakukan komunikasi kepada masyarakat dengan komunikasi tersebut

diharapkan masyarakat dapat merubah pola pikir agar tidak befikir kuno

dan sempit. Misalnya di sekolah harus lebih meningkatkan kegiatan

Page 150: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

mensosialisasi kepada orang tua siswa tentang adanya dana yang disiapkan

oleh pemerintah untuk membantu orang tua yang tidak mampu membiayai

anaknya melanjutkan sekolah

2. Pada dasarnya partisipasi masyarakat di Kacamatan Petir dalam

mendukung program wajib belajar 12 tahun sudah dapat dikatakan cukup

baik, namun ternyata masih ada dominasi pemegang kekuasaan. Dengan

kondisi demikian, dikhawatirkan program wajib belajar 12 tahun ini tidak

berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu, pihak Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Serang harus mampu mewadahi aspirasi

masyarakat tersebut dengan cara melibatkan masyarakat secara penuh

pada kegiatan-kegiatan yang merupakan program pemerintah. Dengan

demikian masyarakat akan merasa bahwa mereka benar-benar dibutuhkan

dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Maka rasa memiliki dari

masyarakat terhadap bantuan-bantuan pemerintah ini akan tertanam pada

diri mereka. Perlunya peningkatan intensitas pertemuan antara pemerintah

dengan masyarakat, agar program wajib belajar di Kecamatan Petir ini

berada pada taraf Degree of citizen power, dimana pada taraf ini

masyarakat mampu untuk mengendalikan program yang sudah dijalankan

untuk mengevaluasinya kembali agar tidak ada kekurangan dalam program

tersebut.

3. Adanya transparansi baik dari pihak pemerintah daerah maupun

pemerintah desa dalam mengelola dana Bantuan Operasional Sekolah

maupun Bantuan Siswa Miskin. Dinas Pendidikan dan Kebuyaan

Page 151: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Kabupaten Serang diharapkan selalu menyediakan dana dalam melengkapi

sarana dan prasarana sekolah dan memperbanyak jumlah pemberian

beasiswa bagi anak yang tidak mampu/anak yang berprestasi yang tidak

mampu membiayai kebutuhan sekolah.

Page 152: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, dilengkapi Pedoman

Umum EYD untuk SD,SLTP,SMU dan Umum. Jakarta: Sandro Jaya

Adi, Isnamdi Rokminto. 2008. Intervensi Komunikasi Pengembangan Masyarakat

Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Adisasmita, Raharjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Arnstein, Sherry. 1969. A Ladder of Citizen Participation. Journal of the America

Planning Association, Volume 35, No 4.Juli 1969.

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka

Utama

Driyarkara. 1980. Pendidikan Yogyakarta: Yayasan Obor Nusantara

Dwiningrum, Siti Irene A. 2011.Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam

Pendidikan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Fahrudin, Adi. 1998. Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan Kapasitas

Mayarakat. Bandung: Humaniora

Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu

Sosial. Depok: FISIP UI

Page 153: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Ishaq, Isjoni. 2006. Membangun Visi Bersama “Aspek-Aspek Penting dalam

Reformasi Pendidikan”. Jakarta: Yayasan Obor Nusantara

Kaho, Josep Riwu. 2005. Prospek Otonomi Daerah di Negara Indonesia. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada

-------------. 2007. Prospek Otonomi Daerah di Negara Indonesia. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada

Kartono, Kartini. 1997. Tujuan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional.

Jakarta: Pradnya Paramita

Koesoema, Doni. 2015. “Peta Jalan Pendidikan 12 Tahun di Indonesia”. Jakarta:

NEW Indonesia

Makmur, Syarif. 2008. Pemberdayaan SDM dan Efektifitas Organisasi. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebianto.2013. Pemberdayaan Masyarakat

dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Moleong, Lexy. J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja

Rosdakarya

Prayitno, Didi. 2008. Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi Kebijakan

Pemerintah. Semarang: Universitas Diponegoro

Raharjo, Dawam. 1989. Metode Pelibatan Partisipasi Masyarakat dalam

Pembangunan Pedesaan.Makalah Diskusi Periodik di PSPP Lemlit UNS.

Surakarta 21 Oktober 1989

Samuel, Hannemen. 1995. Sosiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Page 154: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Sastropoetro, Santoso. 1989. Partisipasi, Kominikasi, Persuasi dan Disiplin

dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni

Setiadi, Elly M dan Hakam Kama A., Efendi Ridwan.2008. Ilmu Sosial dan

Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media Group

Sjafari, Agus dan Sumaryo. 2007. Pembangunan Masyarakat, Bogor: CDI Press

Slamet. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta:

Sebelas Maret University Press

Soelaeman, M. Munandar. 1998. Ilmu Sosial Dasar :Teori dan Konsep Ilmu

Sosial. Bandung :Refika adimata

Soelaiman, Holil. 2010. Partisipasi Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosial.

Bandung

Sudadio. 2005. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Berwawasan Partisipasi.

Banten: Dewan Buku Banten Press

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi Negara. Bandung: Alfabeta

Suryadi, Budi. 1982. Sosiologi Ekonomi & Komunikasi Masa. Seripta Cendikia

Syani, Abdul. 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Lampung: Pustaka

Jaya

Theresia, Aprillia dan Khrisnha S. dkk. 2014. Pembangunan Berbasis

Masyarakat. Bandung: Alfabeta

Tirtarahardja, Umar dan SL. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:

Rineka Cipta

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1995. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta:

LP3ES

Page 155: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Ulifah, Siti. 2003. Partisipasi Masyarakat dalam Proyek Penanggulangan

Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Universitas Indonesia.

Dokumen:

UUD RI 1945 Amandemen IV pasal 31 tentang Pendidikan

Undang-undang No 4 Tahun 1950 dan Undang-undang No 2 Tahun 1954 Dasar

Hukum Pertama Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang No 2 Tahun 1989 dan Undang-undang No 20 Tahun 2003 Sistem

Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar.

Sumber Lain

Dirjen Pembangunan Masyarakat Desa Departemen Dalam Negeri Republik

Indonesia. 1998. Panduan Operasional Pembangunan Masyarakat Desa.

Modul Pelatihan. 2011. In Service Training Kkm MTs/ MI. Jakarta: Basic

Education Project

http://id.wikipedia.org/org/wiki/Masyarakat

http://id.wikipedia.org/org/wiki/Pendidikan

Page 156: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara, maka peneliti

membuat koding atau kata kunci sebagai berikut:

No Pertanyaan Koding Informan

1. Keterlibatan Mental dan Emosi:Bagaimana respon masyarakat untukberpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun dikecamatan petir?

Q1

Dinas Pendidikan KabupatenSerang, Kasi Sosial KecamatanPetir, seluruh Kepala DesaKecamatan Petir, Masyarakat

2. Bagaimana kesadaran masyarakatterhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun? Q2

Dinas Pendidikan KabupatenSerang, Kasi Sosial KecamatanPetir, seluruh Kepala DesaKecamatan Petir, Masyarakat

3. Apakah masyarakat mau mengikutiprogram wajib belajar 12 tahun tersebut?

Q3

Dinas Pendidikan KabupatenSerang, Kasi Sosial KecamatanPetir, seluruh Kepala DesaKecamatan Petir, Masyarakat

4. Motivasi Kontribusi:Upaya apa saja yang dilakukanmasyarakat dalam berpartisipasi untukprogram wajib belajar 12 tahun?

Q4

Dinas Pendidikan KabupatenSerang, KNPI, Kasi SosialKecamatan Petir, seluruh KepalaDesa Kecamatan Petir, Masyarakat

5. Apa saja upaya pemerintah agarmasyarakat berpartisipasi dalam programwajib belajar 12 tahun? Q5

Dinas Pendidikan KabupatenSerang, KNPI, Kasi SosialKecamatan Petir, seluruh KepalaDesa Kecamatan Petir

6. Faktor- faktor apa saja yang memotivasimasyarakat untuk berpartisipasi dalamprogram wajib belajara 12 tahun? Q6

Dinas Pendidikan KabupatenSerang, KNPI, Kasi SosialKecamatan Petir, seluruh KepalaDesa Kecamatan Petir, Masyarakat

7. Apa saja hambatan dalam memotivasimasyarakat untuk program wajib belajar12 tahun ini? Q7

Dinas Pendidikan KabupatenSerang, Kasi Sosial KecamatanPetir, seluruh Kepala DesaKecamatan Petir

8. Tanggung Jawab:Bagaimana tanggung jawab masyarakatdalam mengikuti program wajib belajar12 tahun?

Q8

Dinas Pendidikan KabupatenSerang, Kasi Sosial KecamatanPetir, seluruh Kepala DesaKecamatan Petir, Masyarakat

9. Bagaimana cara atau upaya untukmembentuk rasa tanggung jawabmasyarakat dalam program wajib belajar12 tahun?

Q9

Dinas Pendidikan KabupatenSerang, Kasi Sosial KecamatanPetir, seluruh Kepala DesaKecamatan Petir, Masyarakat

Page 157: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

10. Apa saja hambatan dalam membentukrasa tanggung jawab masyarakatterhadap program wajib belajar 12tahun?

Q10

Dinas Pendidikan KabupatenSerang, Kasi Sosial KecamatanPetir, seluruh Kepala DesaKecamatan Petir, Masyarakat

Page 158: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PEMERINTAH

KABUPATEN SERANG

I. Pertanyaan Penelitian Mengenai Partisipasi Masyarakat dalam

Mendukung Program Wajib Belajar 12 Tahun Di Kecamatan Petir

a. Apakah masyarakat di kecamatan petir mengikuti program wajib

belajar 12 tahun?

b. Apa bentuk partisipasi masyarakat dalam mendukung program

wajib belajar 12 tahun?

c. Apa yang menjadi faktor pendukung partisipasi masyarakat dalam

mendukung program wajib belajar 12 tahun?

d. Apa yang menjadi faktor penghambat partisipasi masyarakat

dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun?

e. Upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah kabupaten serang

dalam mensukseskan program wajib belajar 12 tahun?

Page 159: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PEMERINTAH DESA DI

KECAMATAN PETIR

I. Pertanyaan Penelitian Mengenai Keterlibatan Mental dan Emosi

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam

mendukung program wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya

program wajib belajar 12 tahun?

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun

tersebut?

II. Pertanyaan Penelitian Mengenai Motivasi Kontribusi

a. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat untuk berpartisipasi

dalam program wajib belajar 12 tahun?

b. Apa saja upaya pemerintah agar masyarakat berpartisipasi dalam

program wajib belajar 12 tahun?

c. Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk

berpartisipasi dalam program wajib belajara 12 tahun?

d. Apa saja hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk program

wajib belajar 12 tahun ini?

III. Pertanyaan Penelitian Mengenai Tanggung Jawab

a. Bagaimana tanggung jawab pemerintah dan masyarakat dalam

mengikuti program wajib belajar 12 tahun?

b. Bagaimana cara atau upaya untuk membentuk rasa tanggung

jawab masyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun?

c. Apa saja hambatan dalam membentuk rasa tanggung jawab

masyarakat terhadap program wajib belajar 12 tahun?

Page 160: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MASYARAKAT DI

KECAMATAN PETIR

I. Pertanyaan Penelitian Mengenai Keterlibatan Mental dan Emosi

a. Bagaimana respon masyarakat saat diajak untuk berpartisipasi

dalam mendukung program wajib belajar 12 tahun dikecamatan

petir?

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya

program wajib belajar 12 tahun?

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun

tersebut?

II. Pertanyaan Penelitian Mengenai Motivasi Kontribusi

a. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat untuk berpartisipasi

dalam program wajib belajar 12 tahun?

b. Upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah agar masyarakat

berpartisipasi dalam program wajib belajar 12 tahun?

c. Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk

berpartisipasi dalam program wajib belajar 12 tahun?

d. Apa saja hambatan masyarakat untuk mendukung program wajib

belajar 12 tahun ini?

III. Pertanyaan Penelitian Mengenai Tanggung Jawab

a. Bagaimana tanggung jawab pemerintah dan masyarakat dalam

mengikuti program wajib belajar 12 tahun?

b. Bagaimana upaya pemerintah untuk membentuk rasa tanggung

jawab masyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun?

c. Apa saja hambatan masyarakat dalam membentuk rasa tanggung

jawab terhadap program wajib belajar 12 tahun?

Page 161: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Catatan Lapangan I

Tanggal :16 Oktober 2017

Waktu :10.00 WIB

Tempat : Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang

Kegiatan : Ijin mencari data

Deskripsi :

Pada hari Senin tanggal 16 Oktober 2017 peneliti datang ke Kantor Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang memberikan surat izin penelitian

kepada I1-1 selaku Kasubag program dan evaluasi. Peneliti menjelaskan mengenai

bagaimana yang akan dilakukan peneliti dan berapa lama penelitian ini

berlangsung. Peneliti dan I1-1 selanjutnya berbincang mengenai kondisi yang ada

di Kecamatan Petir terkait program pemerintah yaitu program wajib belajar 12

tahun. Beliau memberikan penjelasan tentang kondisi sosial, ekonomi dan

pendidikan di Kecamatan Petir tersebut. Kemudian setelah menjelaskan kondisi

yang ada di Kecamatan Petir, I1-1 mempersilahkan peneliti untuk melakukan

penelitian di Kecamatan Petir sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh peneliti,

guna mendapatkan data penelitian.

Page 162: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Catatan Lapangan II

Tanggal : 17 Oktober 2017

Waktu : 10.00 WIB

Tempat :Kantor Kecamatan Petir

Kegiatan : Ijin Mencari data dan Wawancara

Deskripsi :

Pada hari Selasa pada tanggal 17 oktober 2017, peneliti datang ke Kantor

Kecamatan Petir bertemu dengan I1-5 selaku Kasi sosial di Kantor kecamatan Petir.

Peneliti berbincang dengan I1-5 mengenai partisipasi masyarakat dalam program

wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Petir. I1-5 menjelaskan jumlah desa yang ada

di Kecamtan Petir ini dan menjelaskan partisipasi masyarakat di kecamatan petir

terkait program wajib belajar tersebut dan memberikan data kepada peneliti.

Setelah berbincang-bincang dengan I1-5 , peneliti berpamitan untuk pulang.

Page 163: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Catatan Lapangan III

Tanggal :26 Oktober 2017

Waktu :10.30 WIB

Tempat : Kantor Desa Mekar Baru

Kegiatan : Wawancara dengan Bapak Asep Rupawan (Kades Mekar Baru)

Deskripsi :

Pada hari Kamis pada tanggal 26 oktober 2017, peneliti datang ke Kantor Desa

Mekar Baru untuk wawancara dengan I2-6 selaku Kepala Desa Mekar Baru,

peneliti berbincang dengan I2-7 mengenai partisipasi masyarakat dalam program

wajib belajar 12 tahun di Desa Mekar Baru tersebut. Peneliti menanyakan

kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung dan memotivasi warganya agar

mengikuti program wajib belajar 12 tahun, beliau pun menjelaskan dengan

antusias. Peneliti juga ditunjukan dengan beberapa bukti dokumentasi berjalannya

program wajib belajar di desa mekar baru tersebut. Setelah lama berbincang

dengan I2-7 peneliti juga meminta data dengan beliau lalu berpamitan untuk

melanjutkan wawancara dengan kades-kades lainnya.

Page 164: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Catatan Lapangan IV

Tanggal :6 November 2017

Waktu :08.30 WIB

Tempat :Kantor Desa Nagarapadang

Kegiatan :Wawancara dengan Bapak Haris (Sekdes Nagarapadang)

Deskripsi :

Pada hari Senin pada tanggal 6 November 2017, peneliti datang ke Kantor Desa

Nagarapadang untuk wawancara dengan I2-7 selaku Kepala Desa Nagarapadang,

namun diwakilkan dengan sekertaris desa. peneliti berbincang mengenai

partisipasi masyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun di Desa

Nagarapadang tersebut. Peneliti meminta untuk menunjukan data mengenai

program wajib belajar seperti data sekolah, data angka putus sekolah dan lain

sebagainya dan beliau sedikit bercerita tentang kondisi di desa Nagarapadang

tersebut lalu peneliti berpamitan.

Page 165: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Catatan Lapangan V

Tanggal :26 Oktober 2017

Waktu :12.00 WIB

Tempat :Kantor Desa Seuat

Kegiatan :Wawancara dengan Bapak Taufik (Sekdes Seuat)

Deskripsi :

Pada hari Kamis pada tanggal 26 oktober 2017, peneliti datang ke Kantor Desa

Seuat untuk wawancara dengan I2-12 selaku Kepala Desa Seuat, namun

diwakilkan dengan sekertaris desa. peneliti berbincang mengenai partisipasi

masyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun di Desa Seuat tersebut. Peneliti

meminta untuk menunjukan data mengenai program wajib belajar seperti data

sekolah, data angka putus sekolah dan lain sebagainya dan beliau sedikit bercerita

tentang kondisi di Desa Seuat tersebut lalu peneliti berpamitan untuk melanjutkan

wawancara lainnya.

Page 166: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Catatan Lapangan VI

Tanggal :26 Oktober 2017

Waktu :13.40 WIB

Tempat :Kantor Desa Bojong Nangka

Kegiatan :Wawancara dengan Bapak M.Uton (Sekdes Bojong Nangka)

Deskripsi :

Pada hari Kamis pada tanggal 26 oktober 2017, peneliti datang ke Kantor Desa

Bojong Nangka untuk wawancara dengan I2-15 selaku Kepala Desa Bojong

Nangka, namun diwakilkan dengan sekertaris desa. Peneliti berbincang mengenai

partisipasi masyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun di Desa Bojong

Nangka tersebut. Peneliti meminta untuk menunjukan data mengenai program

wajib belajar seperti data sekolah, data angka putus sekolah dan lain sebagainya

dan beliau sedikit bercerita tentang kondisi di Desa Bojong Nangka tersebut lalu

peneliti berpamitan untuk melanjutkan wawancara lainnya.

Page 167: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Catatan Lapangan VII

Tanggal : 6 November 2017

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Kantor Desa Petir

Kegiatan : Wawancara dengan Bapak Hambali (Kades Petir)

Deskripsi :

Pada hari Senin pada tanggal 6 november 2017, peneliti datang ke Kantor Desa

Petir untuk wawancara dengan I2-9 selaku Kepala Desa Petir, peneliti berbincang

dengan I2-10 mengenai partisipasi masyarakat dalam program wajib belajar 12

tahun di Desa petir tersebut, beliau menceritakan kondisi masyarakat yang ada di

Desa Petir dan mengajak peneliti untuk berkeliling melihat kondisi masyarakat

yang ada disana serta melihat kondisi sekolah-sekolah yang kurang memadai.

Setelah banyak berbincang dengan I2-10 peneliti berpamitan untuk melanjutkan

wawancara ke kepala desa lainnya.

Page 168: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

CATATAN LAPANGAN VIII

Tanggal :26 Oktober 2017

Waktu :12.00 WIB

Tempat :Kantor Desa Sindang Sari

Kegiatan :Wawancara dengan Bapak Ega (Bendahara Desa Sindang Sari)

Deskripsi :

Pada hari Kamis pada tanggal 26 oktober 2017, peneliti datang ke Kantor Desa

Sindang Sari untuk wawancara dengan I2-13 selaku Bendahara Desa Sindang sari.

Peneliti berbincang mengenai partisipasi masyarakat dalam program wajib belajar

12 tahun di Desa Sindang sari tersebut. Peneliti meminta untuk menunjukan data

mengenai program wajib belajar seperti data sekolah, data angka putus sekolah

dan lain sebagainya dan beliau sedikit bercerita tentang kondisi di Desa Sindang

sari tersebut lalu peneliti berpamitan untuk melanjutkan wawancara lainnya.

Page 169: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

CATATAN LAPANGAN IX

Tanggal :17 Oktober 2017

Waktu : 13:00 WIB

Tempat : Desa Padasuka

Kegiatan :Wawancara dengan Bapak Encep

Deskripsi :

Pada hari Selasa pada tanggal 17 oktober 2017, peneliti datang ke Desa Padasuka

Kecamatan Petir untuk wawancara dengan salah seorang warga disana yang

peneliti pilih sebagai informan dalam penelitian ini, peneliti berbincang dengan I1-

3 mengenai partisipasi masyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun di Desa

Padasuka tersebut, beliau menceritakan kondisi masyarakat yang ada disana

khususnya terkait dengan wajib belajar 12 tahun. Setelah banyak berbincang

dengan I1-3 peneliti berpamitan untuk melanjutkan wawancara ke masyarakat

lainnya.

Page 170: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

CATATAN LAPANGAN X

Tanggal :17 Oktober 2017

Waktu : 15:00 WIB

Tempat : Desa Sanding

Kegiatan :Wawancara dengan Bapak Zaenal Abidin

Deskripsi :

Pada hari Selasa pada tanggal 17 oktober 2017, peneliti datang ke Desa Sanding

Kecamatan Petir untuk wawancara dengan salah seorang warga disana yang

peneliti pilih sebagai informan dalam penelitian ini, peneliti berbincang dengan I1-

4 mengenai partisipasi masyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun di Desa

Sanding tersebut, beliau menceritakan kondisi masyarakat yang ada disana

khususnya terkait dengan wajib belajar 12 tahun. Setelah banyak berbincang

dengan I1-4 peneliti berpamitan untuk melanjutkan wawancara ke masyarakat

lainnya.

Page 171: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

REDUKSI DATA DAN KODING

Peneliti

(Q1)

Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam

mendukung program wajib belajar 12 tahun di kecamatan

petir?

Kesimpulan

I1-5

Menyangkut dengan adanya program lanjutan wajib

belajar 9 tahun menjadi 12 tahun, masyarakat di

Kecamatan Petir mendukung dengan program

tersebut mba.

1

Respon dari

masyarakat di

Kecamatan Petir

menyangkut

dengan program

wajib belajar 12

tahun yaitu baik,

mereka

menyetujui dan

mendukung

program yang

telah ditetapkan

oleh pemerintah

dan telah ada

beberapa

masyarakat yang

membentukan

kelompok untuk

mendukung

program tersebut.

I1-1

kalau menurut data yang bapak lihat, dikecamatan

petir ini masih banyak masyarakat yang belum

sepenuhnya mendukung program wajib belajar ini,

masih banyak anak-anaknya yang masuk usia sekolah

tapi mereka belum sekolah dan banyak anak-anak

yang juga putus sekolah, alasan dari pihak

masyarakat yang pernah bapak amati, masyarakat di

Kecamatan Petir itu kan rata-rata sebagai petani dan

buruh tani jadi mereka sebagian besar mengeluhkan

karena ekonominya yang kurang

2

I2-10

Sebetulnya masyarakat harus selalu siap dengan apa

yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan

Alhamdulillah dengan melakukan pendekatan kepada

masyarakat, masyarakat mengerti dan memahami dan

mereka siap serta mendukung dengan program wajib

belajar 12 tahun tersebut.

3

I2-9

Respon masyarakat terkait dengan partisipasi dalam

mendukung program wajib belajar 12 tahun ya respon

nya baik, mendukung rencana pemerintah untuk

menjadikan wilayah Kabupaten Serang ini menjadi

lebih baik

4

I2-6 Untuk perangkat desa dan masyarakat di sini 5

Page 172: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

mendukung dengan adanya program wajib belajar 12

tahun. karena itu kami pun membentuk program

tersendiri di desa ini yaitu program mengenai

pernikahan dini

I2-1

Untuk responnya mendukung mba, karena

masyarakat juga sudah banyak yang menyekolahkan

anaknya sampai 12 tahun, juga program tersebut kan

baik juga untuk masyarakat sendiri

6

I2-5

Untuk program wajib belajr 12 tahun Alhamdulillah

masyarakat di sini banyak yang mendukung mba7

I2-3

Masyarakat di sini siap mba, sangat mendukung

dengan adanya program wajib belajar 12 tahun ini.8

I2-2

Untuk responnya baik, sangat mendukung dan

mereka siap dengan dengan program wajib belajar 12

tahun.

9

I2-4

Masyarakat respon nya baik mereka siap namun ya

mungkin ada saja beberapa masyarakat yang masih

belum siap dengan program ini

10

I1-3

Kalau buat bapak sebetulnya belum siap neng,

soalnya masih banyak yang perlu kami pertimbangin,

apalagi jarak dari rumah ke sekolah di desa ini jauh

dan untuk sampai ke jenjang SMA, disini tidak ada

SMA hanya ada SD dan MTs saja. Iya, gimana atuh

yah buat makan aja susah apalagi buat sekolah.

apalagi di desa (seuat) ini sekolahnya jauh. Bapak

juga engga punya kendaraan. Lagian anak bapa mah

mending cari uang buat tambah-tambah oemasukan

dari pada sekolah juga tetep aja engga pinter-pinter

11

I2-11

Ya kita pasti setuju dengan program wajib belajar itu,

program itu bagus buat masyarakat untuk kedepannya12

Page 173: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

tapi kita juga siap engga siap dengan program

tersebut karna ini kan untuk kepentingan bersama

I1-4

Kalau saya bukannya tidak menerima dan tidak

mengikuti program wajib belajar dari pemerintah, tapi

saya lebih mementingkan anak-anak saya untuk

sekolah dipesantren aja. Anak saya dari kecil udah di

pesantren Saya hanya khawatir dengan pergaulan

anak-anak jaman sekarang maka dari itu saya tidak

menyekolahkan anak saya secara formal sampai 12

tahun

13

I1-6

Kalau menurut saya pendidikan bagi anak-anak

sangat penting, karena dengan pendidikan anak-anak

dapat meningkatkan taraf hidup mereka dikemudian

hari, karena mereka telah mendapat bekal ilmu-ilmu

yang mereka pelajari. Namun karena kebiasaan-

kebiasaan yang mereka wariskan turun temurun maka

banyak anak-anak yang putus sekolah untuk

membantu orang tuanya

14

I1-7

Pendidikan buat anak-anak itu buat saya sangat

penting, di desa ini, tapi banyak anak-anak tidak

melanjutkan sekolah. Mereka lebih memilih untuk

bekerja, sebagian besar mereka adalah murid yang

putus di SLTP/SMP. Mereka bekerja dengan alasan

untuk membantu orang tua. Anak laki-laki biasanya

bekerja sebagai buruh bangunan atau buruh pabrik,

sedangkan anak perempuan kebanyakan menikah dan

mencari pekerjaan sebagai buruh cuci atau pembantu

rumah tangga. Pekerjaan-pekerjaan seperti itu mereka

lakukan sambil menunggu musim tanam dan musim

panen tiba

15

Page 174: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

I2-8

Program wajib belajar itu sebuah program pendidikan

yang sangat penting, respon masyarakat terhadap

wajib belajar 12 ini biasa aja, karna sebelum nya ka

nada program wajar 6 thn, 9 thn jadi yang 12 tahun

ini masyarakat hanya menjalani yang sudah-sudah

saja

16

Peneliti

(Q2)

Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan

khususnya program wajib belajar 12 tahun?Kesimpulan

I2-8

Di desa ini udah cukup sadar akan pendiidkan, paling

ada masyarakat yang contohnya karena pemikiran

masyarakat yang masih kuno itu, kan disini masih

banyak orang-orang jaman dulu ya yang

pemikirannya masih kuno atau kolot gitu yang mikir

lah perempuan mah paling ujung-ujungnya di dapur

atau paling nanti juga kerja di pabrik jadi ngapain

sekolah. jadi pemikiran yang kuno itu masyarakat

tidak berfikir modern dan tidak berfikir kedepan

untuk maju

17

Kesadaran

masyarakat

Kecamatan Petir

masih dikatakan

kurang dengan

alasan

perekonomian

yang tergolong

moiskin dan

kurangnya

pengetahuan/

kualitas

masyarakat.

I1-1

Kesadaran masyarakatnya masih kurang, banyak

masyarakat yang tidak mempedulikan anaknya,

ibaratnya sianak itu mau naik kelas mau engga, mau

belajar atau engga, terserah aja gitu. Jadi seakan-akan

tanggung jawab itu sepenuhnya kita yang mendorong,

padahal kan engga kita batasanya hanya dalam

merealisasikan program. jadi ya itu, kesadaran dalam

bidang pendidikannya masih kurang. kita juga tidak

menyalahkan orang tua nya, ya mungkin saja orang

tua jaman dulu kan tidak sekolah taunya nanem padi

di sawah aja makanya kurang paham sama

pendidikan yang sekarang. Pernah bapa ada kegiatan

18

Page 175: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

di kecamatan petir itu dan disitu ada hiburan ada

orgen nya dan bapa liat yang anak-anak masih pada

pake seragam itu ikut nonton jadi mereka ninggalin

jam belajar nya. Tapi kalo diliat dari sebatas

menyekolahkan anaknya yaa sudah lumayan orang

tua sekarang sudah mau menyekolahkan anaknya

I1-5

Kesadaran masyarakat dalam pendidikan ya masih

kurang, karena mereka menganggapnya pendidikan

itu hanya sebatas di sekolah saja, kalau untuk

dirumahnya orang tua kadang-kadang tidak peduli,

walaupun engga semuanya orang tua yang kaya gitu

ada saja masyarakat yang masih sadar pendidikan itu

penting dan tidak hanya sebatas disekolah saja

19

I2-1

Kesadaran orang tua semakin kesini semakin bagus

ko, banyak yang mulai sadar dengan pendidikan

anak-anak mereka

20

I2-11

Masih kurang sih kalau disini, bisa dilihat sendiri

buktinya masyarakat sini kita sudah berupaya

membantu tapi dorongan masyarakatnya masih sangat

kurang, ditambah ada aja penyimpangan-

penyimpangan disekolah seperti bisa naik kelas

dengan membayar dan tidak sedikit masyarakat yang

memalsukan ijazah atau meminjam ijazah sodara atau

tetangga ketika mau masuk kerja, itu bukti orang tua

kurang sadar akan pentingnya pendidikan

21

I2-2

Kesadarannya sudah cukup bagus, karena sekarang

masyarakat minimal sekolah SD dan rata-rata SMP

dan SMA, ya walaupun kesadarannya hanya sebatas

untuk bekerja saja.

22

I2-4 Kesadaran masyarakat disini sudah bagus, buktinya 23

Page 176: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

tanpa diajak atau di beri penyuluhan masyarakat

sudah banyak yang mau menyekolahkan anaknya.

Berarti kan mereka kesadarannya sudah baik.

I2-3

Kesadaran masyarakat sekarang tentang program

wajib belajar 12 tahun ini sudah bagus ya, anaknya

ingin sekolah terus orang tuanya juga pastinya sangat

mendukung tapi memeng ada aja yang orang tuanya

ingin tapi anaknya yang nakal dan tidak mau

melanjutkan sekolahnya sampai ke SMA, karena

sekarangkan yang dikejar msayarakat khusunya laki-

laki itu dapet pekerjaan.

24

I2-5

Sudah banyak masyarakat yang sekolahnya sampai

jenjang SMA, kebanyakan dari mereka berfikirnya

kalo cuma ngandelin ijazah SD/SMP mau jadi apa?

Tapi kalau sampai SMA ada aja kerjaan yang

dianggapnya lumayan bisa dibanggakan.

25

I2-6

Sudah mulai sadar akan pentingnya pendidikan,

alasannya karna melihat orang yang sukses. Melihat

orang yang berpendidikan tinggi melihatnya enak

contohnya kaya PNS kerjaannya enak terus ada

jaminan untuk masa tuanya, kan enak engga kaya di

pabrik gitu.

26

I1-9

Orang tua engga pernah maksa sih buat sekolah,

suka-suka saya aja mau sekolah mau enggak. Soalnya

kan nanti juga mau kerja di pasbrik kalopun sekolah

nya engga terus juga bisa masuk, terus kalo saya

dirumah kan bisa bantu-bantu orang tua

27

I1-10

Udah saya suruh sekolah tapi kalo anaknya engga

mau sekolah mah mau imana lagi yang ada dia nya

marah-marah sama saya, saya nya juga cape nyuruh

28

Page 177: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

dia sekolah terus

I1-11

Saya tau sih kalo pendidikan itu penting, tapi

namanya juga orang tua mau gimana lagi kalo

anaknya engga mau sekolah

29

I1-8

saya tau pendidikan itu penting, tapi gimana ya

sekolah itu pusing, orang tua mah marah-marah saya

berenti sekolah, tapi mau gimana lagi sayanya juga

nakal heheh

30

Peneliti

(Q3)

Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar

12 tahun tersebut?Kesimpulan

I1-5

Ya, masyarakat ikut berpartisipasi dalam program

wajib belajar 12 tahun itu, dan bahkan ada juga yang

melanjutkan sampai ke perguruan tinggi di luar kota

31

sudah cukup

banyak

masyarakat/orang

tua yang

mengikuti

program wajib

belajar 12 tahun

namun juga ada

beberapa

masyarakat yang

belum mengikuti

program wajib

belajar 12 tahun

karena keterbatas

ekonomi dan

sebab lainnya

I1-1

Menurut data APK (Akumulatif Partisipasi Kasar)

partisipasi pendidikan Wajar Dikdas di Kecamatan

petir sudah mencapai 94,21% itu berarti sudah tinggi.

apk itu dihitung secara kasar yaitu keseluruhan dari

jumlah penduduk dibagi jumlah siswa-siswinya.

32

I2-1

Iya banyak yang mengikuti program tersebut mba,

karena mereka sadar akan pentingnya pendidikan33

I2-5

Ada beberapa masyarakat yang belum mengikuti

program wajib belajar 12 tahun ini karna ekonomi

mereka yang kurang tapi banyak juga dari masyarakat

disini yang telah mengikuti program wajib belajar 12

tahun, banyak masyarakat yang telah mengerti akan

pentingnya pendidikan bagi kehidupan anak-anak

mereka

34

I2-8

Cukup bagus, karena disini juga ada program PAUD

itu kan program belajar usia dini ya dan sekarang

sudah banyak peminatnya, selain itu SD SMP dan

35

Page 178: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

SMA juga sudah banyak murid-muridnya berarti

sudah banyak yang ikut program wajib belajar 12

tahun ini.

I2-3

Warga disini sudah banyak yang anaknya sekolah

sampai SMA mba walaupun jaraknya lumayan jauh

dari rumah-rumah mereka tapi mereka tetap

mengutamakan pendidikan

36

I2-7

Ya, Alhamdulillah banyak masyarakat yang

mengikuti program wajib belajar 12 tahun, tapi

banyak juga orang tua menyekolahkan anaknya ke

informal /pesantren

37

I2-4

Sekarang mah sudah mendingan lumayan lah. Rata-

rata sudah pada sekolah yang sekolah SMP paling,

buat yang SMA juga sudah lumayan. Itu berarti kan

menunjukan masyarakatnya sudah mengikuti dan

mulai mengerti

38

I2-2

Masyarakat di Desa ini sudah banyak yang mengikuti

ko.39

I2-6

Sudah bagus sudah banyak yang mengikuti karena

untuk SD hampir semuanya orang tua sudah mau

menyekolahkan anaknya.

40

I2-10

Di desa sanding masyarakatnya semua mengikuti

program wajib belajar 12 tahun karna dibanding dulu

masyarakat sekarang sudah banyak yang mengerti

pentingnya pendidikan

41

I1-3

Iah anak saya sekolah SD sampai SMP tapi kalau

untuk lanjut ke SMA saya belum bisa ngebiayai jadi

cuma sampai SMP aja sekolahnya

42

I1-11

Iah saya juga pengen nyekolahin anak sampai ke

SMA tapi mau gimana lagi kalau engga punya biaya43

Page 179: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

nya tetep aja, anak juga engga bisa di kasih uang

jajan, engga ada buat kebutuhan sekolahnya.

I1-10

Anak saya yang pertama Cuma sampe kelas 2 SMP

aja terus lepas sekolahnya, yang adiknya baru lulus

SD tapi engga mau sekolah lagi karna ngeliat kaka

nya.

44

I1-6

Alhamdulillah anak-anak saya semuanya sekolah

sampai ke SMA kalau ada rejeki insya allah mau saya

kuliahin itupun kalau anaknya mau.

45

2. Motivasi Kontribusi

Peneliti

(Q4)

Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat dalam

berpartisipasi untuk program wajib belajar 12 tahun?Kesimpulan

I1-1

Upaya masyarakat pastinya dengan menyekolahkan

anak dari tingkat SD sampai ke SMA tapi memang

ada saja yang tidak melanjutkan sekolahnya.

46

Dalam program

wajib belajar 12

tahun ini,

masyarakat

berpartisipasi

dalam bentuk

materi, tenaga dan

pikiran dan turut

hadir di

pertemuan/musren

bangdes dan

memberi

masukan/gagasan

I1-5

Ikut dalam setiap musyawarah, memberikan aspirasi

nya dan mengikuti program dengan sekolah atau

menyekolahkan sampai jenjang SD-SMA

47

I2-8

Upaya masyarakat hanya ikut dalam setiap

musyawarah dan mengikuti program wajib belajar 12

tahun saja

48

I2-1

Ikut dalam setiap pertemuan, gotong royong dalam

setiap rehabilitasi sekolah-sekolah dan lain

sebagainya

49

I2-3

Melaksanakan program wajib belajar 12 tahun

dengan menyekolahkan sampai jenjang SMA50

I2-4

Sudah ada interaksi antar masyarakat dengan pihak

kami, sudah banyak yang mampu mengemukakan

pendapatnya.

51

Page 180: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

I2-7

Pandangan masyarakat sekarang sudah lebih kritis, ya

contohnya sudah banyak yang peduli seperti

membuka taman bacaan atau membuat perpustakaan

keliling supaya anak bisa belajar dimana saja.

52

I2-9

Masyarakat sekarang sudah mengerti akan pentingnya

pendidikan jadi banyak dari mereka yang sudah

dilakukan dalam mendukung program wajib belajar

ini adalah dengan menyekolahkan anaknya sampai ke

tingkat SMA

53

I1-10

Kita udah paksa-paksa udah dibujuk-bujuk juga

anaknya untuk sekolah tapi susah, ada aja alesan nya

buat engga sekolah. sampe-sampe gurunya dating ke

rumah buat ngebujuk supaya sekolah lagi tapi gimana

kita nya mh mau nyekolahin anak bukan engga bisa

ngebiayain tapi anaknya yang susah.

54

Peneliti

(Q5)

Apa saja upaya pemerintah agar masyarakat berpartisipasi

dalam program wajib belajar 12 tahun?Kesimpulan

I1-5

Yang sudah kami lakukan untuk memotivasi

masyarakat yang ada di Kecamatan Petir tentunya

sudah banyak, kami sering melakukan pendekatan

kepada masyarakat dengan keliling ke seluruh kantor

desa dan melakukan musrenbangdes untuk

memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk

menyampaikan gagasan-gagasan atau pendapat-

pendapat mereka dan banyak juga dari mereka yang

antusias dalam menyampaikan pendapat termasuk

mengenai program wajib belajar ini. Selain

memberikan dorongan kepada masyarakat kami juga

memberikan dana kepada sekolah-sekolah untuk

perbaikan sekolah dan memberikan dana kepada

55

Upaya pemerintah

dalam

mensukseskan

program wajib

belajar 12 tahun

ini sudah cukup

baik, banyak

perangkat desa

yang ikut

berupaya dalam

memotivasikan

masuyarakat

untuk

Page 181: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

siswa yang berprestasi berpartisipasi

dalam program

wajib belajar 12

tahun ini.

I2-6

Untuk memotivasi orang-orang/masyarakat disini,

kami membuat suatu program yaitu program

pernikahan dini, kebetulan yang menggerakan

kelompok ini juga anak bapa sendiri. mereka bertugas

untuk mensosialisasikan kepada masyarakat

mengenai pernihakan dini, membuka pikiran mereka

terhadap dampak dari pernikahan dini tersebut dan

lain sebagainya serta menggerakkan mereka untuk

mengikuti program wajib belajar selama 12 tahun”.

56

I2-15

Kami selalu menyapa langsung warga yang ada

didesa ini agar mereka pun merasakan kedekatan kita

terhadap masyarakat, dengan rutin melakukan

sosialisasi kepada masyarakat terkain program wajib

belajar ini, masyarakat disini Alhamdulillah banyak

yang mengikuti program tersebut dan untuk saat ini

data siswa yang putus sekolah pun mulai berkurang

57

I2-11

Dalam program wajib belajar 12 tahun itu kadang kita

melakukan musyawarah desa, masyarakat ikut serta

dan mengikutsertakan pihak kecamatan serta

lembaga-lembaga desa lainnya, dalam musyawarah

tersebut masyarakat saling memberikan masukan, ya

kaya masukan perbaikan jalan menuju sekolah sama

minta dana sarana untuk kegiatan siswanya

58

I2-1

Untuk motivasi ke masyarakat nya berupa

pemberdayaan masyarakat, dengan mengundang

masyarakat untuk ikut dalam musyawarah/sosialisasi

supaya memberikan aspirasi mereka, selain itu

mereka juga bekerja bakti dan gotong royong apabila

ada rehabilitasi sekolah

59

Page 182: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

I1-1

Kami selaku pihak Dinas Pendidikan melakukan

sosialisasi kepada masyarakat terkait bidang

pendidikan, banyak yang telah dilakukan untuk

mengenalkan program wajib belajar kepada

masyarakat seperti adanya dana bantuan BOS ,

melakukan pemeriksaan ke sekolah-sekolah. namun

karena tenaga dan waktu yang terbatas, jadi kita tidak

bisa melakukan sosialisasi secara rutin tapi kita tetep

berusaha untuk terus melakukan sosialisasi kepada

masyarakat di Kecamatan Petir. kita selalu melakukan

sosialisasi dengan bantuan beberapa pihak seperti

Kecamatan, Desa dan tokoh masyarakat, pernah ada

sosialisasi di beberapa desa, banyak yang hadir tapi

setelah sosialisasi masyarakat tetap pada kondisi

awal, masih terdapat masyarakat yang kurang peduli

terhadap pendidikan anak-anak mereka

60

I1-2

Upaya dari kita sih sudah berusaha sebisanya, salah

satunya meminta bantuan kepada pihak pemerintah

dan desa untuk kerjasamanya agar disampaikan

kaitannya seperti apa, manfaatnya seperti apa. Kita

juga kurang ngerti ya pandangan masyarakat terhadap

program wajib belajar ini seperti apa, kalo dilihat

secara kesat mata nya aja ya kegiatan wajib belajar ini

kan program pemerintah untuk meningkatkan kualitas

SDM masyarakat dan keuntungannya buat

wilayahnya sendiri, tapi kenapa banyak yang dari

mereka tidak mempedulikan pendidikan tersebut

61

I2-4 Paling sosialisasi aja 62

I2-8

Upaya dari kita sebagai pihak pemerintah desa yah

selalu mengingatkan atau memotivasi member nasihat63

Page 183: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

bahwa pendidikan penting, seperti begini “ kalo kita

tidak punya ijazah mau ngelamar kerja di pabrik atau

dimanapun terus gimana? Kalo kita pas melamarnya

pakai ijazah potokopi dari tetangga atau sodara itu

tandanya kita mau bekerja tapi pakai cara ngebohong

kan hukum di agama itu tidak boleh atau dosa, takut

malah uang yang dari bekerja itu tidak halal karena

ngelamarnya pakai cara ngebohong” atau kita

memotivasi dengan cara mengingatkan bahwa “nanti

kedepannya kalo mau nikah tidak punya ijazah itu

tidak bisa, karena persyaratan nikah itu salah satunya

harus ada ijazah”. Nah dari situ kan masyarakat jadi

terdorong untuk bersekolah dan para orang tua jadi

mendukung atau memaksa anaknya untuk bersekolah.

I2-3

Paling dengan adanya bantuan dari pemerintah paling

hanya dana BOS dan BSM itu juga terbatas

jumlahnya. Kalo dari pihak desa hanya

menyampaikan ke masyarakat

64

I2-5

Kalau campur tangan dari desa sih saat ini belum ada

ya, karena pihak desa hanya menyalurkan dari

pemerintah daerah saja, kemarin juga ada dana BOS

dan BSM memang tidak semuanya dapat kami pilah

yang memang sekira nya membutuhkan saja.

65

I2-7

Kalau dari pemerintah daerah disini untuk anak

sokolah kan program wajib belajar biasanya

berbentuk dan BOS dan BSM, untuk guru-guru pun

kemarin ada juga kita ada pelatihan peningkatan mutu

dah disitu guru-guru dilatih dan dikasih tau

bagaimana cara mendidik murid agar lebih fokus

dalam belajar. Dan kalau disekolahan juga ada

66

Page 184: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

perpustakaan dan itu bantuan langsung dari Dinas

Pendidikan.

I2-2

Upaya pemerintah daerah biasanya berupa sarana

sekolah dan dana pemeliharaan sekolah. Cuma kalau

untuk membangun bangunan belum ada. Karena kita

belum mendapatkan dana hibahnya.

67

I2-9

Kalau dari pemerintah hanya dana BOS aja yang kita

tau, kalo dari pihak desa kita mengupayakan dan

menyediakan lahan untuk penyediaan sekolah, terus

kita juga sudah berusaha menunjang apa yang

dibutuhkan sekolah.

68

Peneliti

(Q6)

Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk

berpartisipasi dalam program wajib belajar 12 tahun?Kesimpulan

I2-1

Faktor lingkungan, kan sekarang banyak industri, jadi

warga melihat ini sebagai ladang untuk mencari

rejeki, terus juga kalau mau masuk sebagai pegawai

kan harus sekolah.

69

Faktor pendukung

partisipasi

masyarakat dalam

mendukung

program wajib

belajar 12 tahun

di Kecamatan

Petir yaitu adanya

semangat dan

keinginan dari

sebagian

masyarakat itu

sendiri untuk

berpasrtisipasi,

peran pemerintah

sebagai fasilisator

dalam program

I2-2

Kebanyakan dari masyarakat takut engga bisa dapet

kerjaan kalau engga sekolah maka dari itu masyarakat

termotivasi untuk mengikuti program wajib belajar 12

tahun

70

I1-1

Program wjib belajar 12 tahun ini sudah banyak

masyarakat yang mengetahui dan memhami

pendidikan untuk masa depan mereka, oleh karna itu

masyarakat sudah merasa kalau sekolah itu sudah

kewajiban untuk mendapatkan masa depan yang lebih

baik.

71

I1-5

Faktor yang mempengaruhi pasti banyak, ya salah

satunya karna lingkungan, misalnya iri melihat teman

sebayanya pada sekolah dan memiliki banyak teman

72

Page 185: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

makanya dia ikut sekolah, kemudian ada juga supaya

bisa sukses karna pekerjaan sekarang yang

dibutuhkan lulusan s1 dibanding lulusan SD-SMA

tersebut,

pemerintah desa

sebagai

pendorong

masyarakat untuk

turut serta atau

berpartisipasi

dalam kegiatan

sosialisasi.

I2-6

Pasti nya karna faktor kebutuhan yah, program wajib

belajar diadakan kan karena untuk memperingan

masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu

untuk bisa bersekolah sampai ke jenjang SMA.

Pendidikan itu kan penting untuk masa depan anak-

anak mereka.

73

I2-7

Faktor nya pasti karna dorongan dari orang tua, anak

pasti ngikut orang tua nya, sekalipun orang tua nya

kurang mampu tapi bertekat untuk menyekolahkan

anaknya sampai ke universitas kan pasti apapun

dilakukan.

74

I2-5

Faktor ekonomi yang lebih dominan disini, karna

untuk mengikuti program wajib belajar ini harus

menyekolahkan anaknya sampai 12 tahun yah, jadi

masyarakat di tuntut untuk mampu memberikan

segala kebutuhan untuk sekolah.

75

I2-10

Sebatas untuk mendapatkan pekerjaan aja sih yah

kaya nya tapi tidak semua seperti itu banyak juga dari

mereka yang berkeinginan untuk lebih tinggi.

76

I2-3

Ya biar engga kaya orang tuanya yang cuma jadi

petani, kalau sekolah kan punya ijazah dan bisa

mencari pekerjaan yang lumayan.

77

I1-7 Supaya anak lebih maju, biar bisa jadi orang 78

I2-9

Ya biar jadi orang pinter sekolahnya sampai ke SMA

biar dapet kerja nya juga enak79

I2-8

Motivasi itu melihat orang yang sudah berhasil dan

memiliki pengetahuan yang luas, mendapat pekerjaan80

Page 186: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

yang bagus, jadi pengen seperti mereka yang berhasil

gitu.

I2-4

Faktor ekonomi yang paling mempengaruhi tapi juga

bisa jadi karna ikut-ikutan temen jadi termotivasi juga

untuk terus bersekolah sampai lulus 12 tahun.

81

Peneliti

(Q7)

Apa saja hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk

program wajib belajar 12 tahun ini?Kesimpulan

I1-5

Kendala kan pasti ada ya, ada yang tidak mampu

dalam hal biaya ada juga yang tidak peduli tapi

banyak juga yang peduli terhadap pendidikan. Selain

itu kemauan, ada orang tua yang mau tapi anaknya

yang tidak mau, ada anaknya yang mau tapi orang

tuanya yang tidak mau karena orang tuanya masih

berfikiran kuno”iah nanti juga perempuan mah ke

dapur ini”. Selain itu lingkungan juga sangat

berpengaruh, melihat tetangganya tidak sekolah saja “

males ah sekolah, dia juga engga sekolah masih bisa

cari uang”, iah karena kurangnya motivasi ini

membuat kurangnya pendidikan di Kecamatan Petir

ini

82

Faktor

penghambat

dalam mendukung

program wajib

belajar 12 tahun

di Kecamatan

Petir ini adalah

proses sosialisasi

yang belum

optimal oleh

pihak pemerintah

dan kesibukan

setiap masyarakat

yang berbeda-

beda, kesadaran

masyarakat

terhadap

pentingnya

pendidikan masih

relative kurang

dan sumber daya

manusia yang

masih berfikir

I2-8

Hambatannya di biaya biasanya, bapa juga kadang

engga ngerti masyarakat berfikiran sekolah sekarang

itu selalu uang aja uang, kemarin juga ada orang tua

yang cerita kalau anaknya yang kelas 6 SD suruh

ngambil surat kelulusannya itu harus bayar

Rp.100.000 , saya juga baru denger kalau mengambil

surat kelulusan harus bayar, untuk buku-buku Lks

nya juga harus bayar dan itu engga boleh stengah-

setengah bayarnya harus langsung. Padahal setau

bapa buku itu seharusnya gratis

83

Page 187: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

I1-1

Hambatan nya masyarakat tidak sekolah biasanya

karena kemauannya dan kesadarannya yang masih

kurang tentang pendidikan.

84

tradisional/kolot

I2-3

Hambatan nya mungkin karna kurangnya

pengetahuan masyarakat saja sih, jadi kita beri

penyuluhan juga ada aja masyarakat yang bingung

begitu tapi engga bisa mengungkapkan pendapatnya

85

I2-5

kendalanya memang karena belum ada tempat atau

wadah untuk masyarakat menuangkan aspirasinya

ataupun saran dan usul dalam memperbaiki program

wajib belajar 12 tahun ini, namun untuk saat ini, kami

melihat perkembangan dalam program wajib belajar

ini di masyarakat hanya dari antusias masyarakat

ketika kami melakukan sosialisasi, tapi kalau untuk

wadah yang benar-benar nyata kita belum ada, tapi

biasanya ada juga masyarakat kalau memiliki keluhan

langsung menghadap ke pihak kami

86

I2-9

Setau saya kendala memang tidak ada tempat untuk

masyarakat mengemukakan saran dan usulnya,

masyarakat juga masih dikatakan tidak terlalu peduli

dengan hal tersebut, karena masyarakat di Kecamatan

Petir masih memperioritaskan pekerjaannya untuk

mencari nafkah

87

I2-13

Kalau untuk memperbaiki SDM sih masih kurang ya,

makanya yang lebih maju malah pendatang gitu,

penduduk sininya mah hanya jadi buruh tani atau

kuli-kuli bangunan aja. Kalo pendatang biasanya pada

giat gitu tapi kalo orang sini mah santai aja engga

bisa makan masih ada tetangga/keluarga ini jadi bisa

pinjem. Banyak yang mikirnya begitu. Jadi orang sini

88

Page 188: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

mah susah

I2-2

Kendala pasti ada, biasanya kurangnya motivasi itu

kan karna engga ada dorongan dari pihak

pemerintahnya. Susah yah masyarakatnya masih

banyak yang menganggap kalau pendidikan itu di

nomor sekiankan

89

I2-4

Hambatan nya mungkin karna persepsi masyarakat

aja yang masih cuek sama pendidikan, dari segi orang

tua nya yang sibuk ngurusin kerjaannya, ya dari anak

nya sendiri yang kurang minat belajar kan bisa juga

90

I2-6

Karna disini masih ada masyarakat yang kurang

mampu, jadi seberapa keras kita beri penyuluhan atau

informasi apapun kalau kondisi masyarakat seperti itu

masyarakat akan susah termotivasi

91

3. Tanggung Jawab

Peneliti

(Q8)

Bagaimana tanggung jawab pemerintah dan masyarakat

dalam mengikuti program wajib belajar 12 tahun?Kesimpulan

I1-1

Setiap SKPD pasti memiliki visi dan misi, dari setiap

visi dan misi itu dijabarkan dalam program kerja dan

biasanya tergantung dibidang masing-masing. Untuk

bagian program dan evaluasi, peran kami disini dalam

meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan yaitu

dengan menyelenggarakan sosialisasi untuk

melakukan pendekatan kepada masyarakat

92

I1-2

Menurut saya pihak Dinas Pendidikan sudah

menjalankan tanggung jawab nya yah dengan

menjalankan tugas atau program-program yang telah

di perintahkan oleh pemerintah pusat, tapi memang

masih belum maksimal, karena pihak Dinas

93

Page 189: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Pendidikan ini sebetulnya tugas berat, kalau tidak

dilaksanakan seolah-olah tidak mengikuti perintah,

dilaksanakan juga masih banyak masyarakat yang

berfikiran kekolotan, jadi berbenturan. Nah mungkin

karena itu yang membuat tanggung jawabnya belum

dijalankan secara maksimal

I2-5

Menurut bapak sih tanggung jawab nya sudah mulai

ada yah, bentuk rasa tanggung jawabnya itu disini

seperti sudah banyak yang menyekolahkan anaknya

sampai ke jenjang SMA, sudah banyak yang mengerti

pendidikan dan sudah mau ikut berpartisipasi kalo

ada program-program yang sekiranya tentang

pendidikan atau kesehatan, tapi kalo tanggung jawab

merawat sarana dan prasarana masih kurang misalnya

aja kita menyediakan perpustakaan dan buku-

bukunya juga sudah lumayan banyak tapi sekarang

buku-buku tersebut hanya tersisa beberapa saja yang

lainnya entah kemana

94

I2-3

Saya harus mempertanggung jawabkan jabatan saya

kepada masyarakat. contohnya kinerja saya, saya

harus berkomunikasi dengan masyarakat, ya minimal

hampir setiap hari memantau, bertemu dengan tokoh

masyarakat seperti RT, RW dan tokoh agama, ibu-ibu

dan sebagainya yang ada di desa ini

95

I2-4

Kami bertanggung jawab, bentuk rasa tanggung

jawab nya kami itu seperti mendorong dengan

menegor anak-anak menanyakan “hey kenapa engga

sekolah? atau “kenapa tidak melanjutkan

sekolahnya?” itu kan salah satu menunjukan bentuk

kepedulian atau perhatian, ada juga karena faktor

96

Page 190: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

biaya biasanya minjem uangnya ke tetangga terus

kalo bilangnya buat sekolah kan biasanya terketuk

hatinya jadi dipinjemin biar dia bisa sekolah kan

engga semua orang mampu, jadi minjem biaya atau

uang nya ke tetangga atau ke saudara

I2-14

Kalau saya sih berusaha membantu dengan menegor

dan mengajak masyarakat, kayak ngasih tau kalo

engga sekolah nantinya engga bisa kerja atau paling

yang bisa saya lakuin membantu ngajarin sodara-

sodara belajar. Upaya dari kita sih sudah sering

menegur secara langsung masyarakat khususnya

orang tua yang anaknya tidak sekolah, mengajak dan

mengadakan pendekatan secara langsung. Tapi yah

gimana orang tuanya sih padahal sudah bekerja, tapi

keinginannya masih kurang jadi susah

97

I2-7

Tanggung jawab untuk memperbaiki kualitas SDM

memang masih kurang karena kita sudah

menyediakan tapi masyarakat sendirinya susah,

padahal kami sudah memberikan bantuan. Tanggung

jawab dari pihak desa juga memang masih kurang,

kadang-kadang gini kita kan engga langsung ke

masyarakat semua ya kita ngadain kumpulan di

Kecamatan pokoknya musyawarah apa aja ibu-ibu

dan pihak desa susah hadir mereka pada berfikiran

“ngapain sih hadir-hadir rapat musdes engga ada

duitnya” jadi kan susah kalo mereka sudah berfikiran

seperti itu. Tapi memang tidak semua masyarakat

berfikiran seperti itu, pasti ada aja yang menganggap

itu penting

98

I2-12 Tanggung jawab masyarakat sudah cukup bagus, 99

Page 191: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

sudah mau sekolah itu juga kan bentuk rasa tanggung

jawab sebagai penerus bangsa, kami selaku kepala

desa sudah melakukan tugas kami semaksimal

mungkin agar masyarakat mengutamakan pendidikan

untuk masa depan mereka masing-masing. Rasa

tanggung jawab untuk diri sendiri atau kebutuhan

sendiri sudah bagus tapi kalo untuk lingkungan atau

kepentingan bersama kurang, karena untuk

musyawarah aja masih susah

I2-2

Tanggung jawab masyarakat nya sih masih kurang

yah menurut bapak, untuk anaknya sendiri dalam

bidang pendidikan khususnya aja masih kurang,

masih banyak yang lebih mementingkan urusan perut

aja, untuk urusan sekolah anak itu urusan nanti yang

penting gimana caranya bisa makan untuk sehari-hari.

100

I2-8

Untuk tanggung jawab masyarakat terhadap program

wajib belajar ini masih kurang karena contoh nya nih

yah, banyak masyarakat yang sudah melaksanakan

program wajib belajar, orang tua menyekolahkan

anaknya tapi si anak tersebut nakal dan tidak naik

kelas, tapi karena orang tua nya mampu dan merasa

malu anaknya tidak naik kelas. Jadi orang tua yang

membayar pihak sekolah agar anaknya dinaikkan

kelasnya

101

I2-13

Bentuk rasa tanggung jawab untuk program wajib

belajar paling hanya menyekolahkan anaknya sampai

ke jenjang SMA yah itu pun tidak semua yang sampai

lulus ada juga orang tua yang tidak bisa

menyekolahkan anaknya yah mungkin karna jaman

sekarang susah cari kerja jadi tidak sanggup untuk

102

Page 192: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

menyekolahkan anaknya. Program wajib belajar itu

kan sangkut pautannya sama sekolah jadi masyarakat

yah sudah banyak yang menyekolahkan anaknya aja

I1-3

Tanggung jawab pemerintah atau pihak desa kepada

kita yang tidak mampu menyekolahkan engga ada,

paling ada juga bantuan raskin itu juga engga dikasih

kalau engga ditebusin. Dulu kan memang ada dana

bos tapi itu cuma yang berprestasi aja yang dikasih

paling 150-300rb.

103

I1-10

Kita yang engga mampu ya mengharapkan bantuan

apa aja ya terima aja kita mah yang penting ada

bantuan. Kalau desa disini boro-boro pihak desanya

bertanggung jawab, ada bantuan apa-apa juga engga

pernah nyampein ke masyarakat

104

I2-9

Tanggung jawab masyarakat sudah cukup bagus,

sudah mau sekolah itu juga kan bentuk rasa tanggung

jawab. Kami hanya melaksanakan tugas apa yang

telah diperintahkan dan di programkan pemerintah

saja

105

I1-6

Tanggung jawab kita sebagai orang tua yah

menyekolahkan anak biar bisa jadi orang106

I1-10

Boro-boro tangung jawab, pihak desa nya aja kalau

ada bantuan atau apa lah dari pemerintah engga

pernah kasih tau jadi kadang kita tau nya dari desa

sebelah gitu.

107

Peneliti

(Q9)

Bagaimana cara atau upaya untuk membentuk rasa

tanggung jawab masyarakat dalam program wajib belajar 12

tahun?

Kesimpulan

I1-5

Dengan lebih memperhatikan masyarakat yang ada di

wilayah Kecamatan Petir ini supaya masyarakat108

Dengan

melakukan

Page 193: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

merasa diperhatikan oleh kami. pendekatan secara

intens, sosialisasi,

atau penyuluhan

dan lebih

memperhatikan

masyarakat,

pemerintah

berharapa dengan

cara tersebut

dapat membentuk

rasa tanggung

jawab masyarakat

dalam program

wajib belajar 12

tahun ini.

I2-6

Upaya dari pemerintah harus lebih peduli kepada

masyarakat. dan masyarakat seharusnya bisa mengerti

dan sadar ya, kan pemerintah sudah memberikan

bantuannya seperti dana BOS dan sebagainya

seharusnya itu sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak

menyekolahkan anaknya.

109

I2-5

Dengan melakukan penyuluhan melalui musyawarah

desa jadi pihak desa menyampaikan program wajib

belajar ini agar masyarakat sadar untuk memperbaiki

SDM nya

110

I2-2

Karena itu kita berusaha melakukan musyawarah

dengan masyarakat agar asirasi meraka kita dengar111

I2-11

Upaya kita melakukan pendekatan dan pengarahan

kepada masyarakat.112

I2-3

Dengan menekankan ke masyarakat untuk selalu turut

serta setiap ada pertemuan khusunya program

pendidikan.

113

I2-1 Dengan melakukan pendekatan atau sosialisasi saja. 114

I2-4

Upaya kita membentuk rasa tanggung jawab

masyarakat dengan cara pendekatan, seperti ketika

banyak ibu-ibu kumpul atau bapak-bapak kumpul kita

ngobrol-ngobrol dan saya mencoba memberitahu

secara pelan-pelan dan mendekati

115

I2-7

Dengan sosialisasi dengan pendekatan kepada

masyarakat dengan intens116

Peneliti

(Q10)

Apa saja hambatan dalam membentuk rasa tanggung jawab

masyarakat terhadap program wajib belajar 12 tahun?Kesimpulan

I1-5

Banyak masyarakat yang masih berfikiran tradisional

jadi susah untuk di ubah pola pikirnya117

Hambatan dalam

membentuk rasa

Page 194: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

I2-2

Masyarakatnya susah masih banyak yang

menganggap kalau pendidikan itu di nomor sekiankan118

tanggung jawab

masyarakat masih

kurang karena

kualitas

pendidikan

masyarakat yang

mempengaruhi

kurangnya

pengetahuan

masyarakat dan

masih berfikiran

“kolot”

I2-1 Untuk saat ini sudah berjalan dengan baik di desa ini 119

I2-5

Untuk tanggung jawab itu ka nada didalam diri

masing-masing jadi itu kalau masyarakat itu belum

tergerak hatinya untuk melaksanakan program ini yah

akhirnya juga akan tidak sesuai harapan pemerintah

daerah/pusat

120

I2-4

Karna mereka belum mengerti, belum paham betul

apa pentingnya pendidikan untuk masa depan, maka

dari itu banyak dari mereka yang masih acuh

121

I2-7

Hambatannya karna kita sibuk di dalam kantor aja sih

yah karna tugas di internal pun banyak jadi kadang ke

masyarakat juga jarang hehe

122

KODING DATA

KODE

1-16

17-30

31-45

KATA KUNCI

Respon masyarakat terhadap program wajar 12 tahun

Kesadaran masyarakat dalam pendidikan

Implementasi dari program wajib belajar 12 tahun

Page 195: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

46-54

55-68

69-81

82-91

92-107

108-116

117-122

Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat dalam program

wajib belajar 12 tahun

Upaya pemerintah agar masyarakat berpasrtisipasi dalam

program wajib belajar 12 tahun

Faktor yang mempengaruhi motivasi masyarakat untuk

berpartisipasi dalam program wajib belajar 12 tahun

Hambatan dalam memotivasi masyarakat

Tanggung jawab pemerintah dan masyarakat dalam

program wajib belajar 12 tahun

Upaya dalam membentuk rasa tanggung jawab masyarakat

dalam program wajib belajar 12 tahun

Hambatan dalam membentuk rasa tanggung jawab

masyarakat

Page 196: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Bapak Muhtar. S.SosUsia : 48 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus Sosial :Kasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Serang pada Sub Bagian Program dan Evaluasi

a. Apakah masyarakat di kecamatan petir mengikuti program wajib belajar 12tahun?

Menurut data APK (Akumulatif Partisipasi Kasar) partisipasi pendidikanWajar Dikdas di Kecamatan petir sudah mencapai 94,21% itu berarti sudahtinggi. apk itu dihitung secara kasar yaitu keseluruhan dari jumlah pendudukdibagi jumlah siswa-siswinya.

b. Apa bentuk partisipasi masyarakat dalam mendukung program wajib belajar12 tahun?

Bentuk partisipasinya yaitu upaya masyarakat pastinya denganmenyekolahkan anak dari tingkat SD sampai ke SMA tapi memang ada sajayang tidak melanjutkan sekolahnya.

c. Apa yang menjadi faktor pendukung partisipasi masyarakat dalammendukung program wajib belajar 12 tahun?

Program wjib belajar 12 tahun ini sudah banyak masyarakat yang mengetahuidan memhami pendidikan untuk masa depan mereka, oleh karna itumasyarakat sudah merasa kalau sekolah itu sudah kewajiban untukmendapatkan masa depan yang lebih baik.

d. Apa yang menjadi faktor penghambat partisipasi masyarakat dalammendukung program wajib belajar 12 tahun?

Hambatan nya masyarakat tidak sekolah biasanya karena kemauannya dankesadarannya yang masih kurang tentang pendidikan.

e. Upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah kabupaten serang dalammensukseskan program wajib belajar 12 tahun?

Setiap SKPD pasti memiliki visi dan misi, dari setiap visi dan misi itudijabarkan dalam program kerja dan biasanya tergantung dibidang masing-masing. Untuk bagian program dan evaluasi, peran kami disini dalammeningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan yaitu dengan

Page 197: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

menyelenggarakan sosialisasi untuk melakukan pendekatan kepadamasyarakat

Page 198: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Ibu DwiUsia : 38 TahunJenis Kelamin : PerempuanStatus Sosial : Kasi Sosial Kecamatan Petir

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?Menyangkut dengan adanya program lanjutan wajib belajar 9 tahun menjadi12 tahun, masyarakat di Kecamatan Petir mendukung dengan programtersebut mba.

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun?Kesadaran masyarakat dalam pendidikan ya masih kurang, karena merekamenganggapnya pendidikan itu hanya sebatas di sekolah saja, kalau untukdirumahnya orang tua kadang-kadang tidak peduli, walaupun enggasemuanya orang tua yang kaya gitu ada saja masyarakat yang masih sadarpendidikan itu penting dan tidak hanya sebatas disekolah saja

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun tersebut?Ya, masyarakat ikut berpartisipasi dalam program wajib belajar 12 tahun itu,dan bahkan ada juga yang melanjutkan sampai ke perguruan tinggi di luarkota

d. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat untuk berpartisipasi dalamprogram wajib belajar 12 tahun?Ikut dalam setiap musyawarah, memberikan aspirasi nya dan mengikutiprogram dengan sekolah atau menyekolahkan sampai jenjang SD-SMA

e. Apa saja upaya pemerintah agar masyarakat berpartisipasi dalam programwajib belajar 12 tahun?Yang sudah kami lakukan untuk memotivasi masyarakat yang ada diKecamatan Petir tentunya sudah banyak, kami sering melakukan pendekatankepada masyarakat dengan keliling ke seluruh kantor desa dan melakukanmusrenbangdes untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untukmenyampaikan gagasan-gagasan atau pendapat-pendapat mereka dan banyakjuga dari mereka yang antusias dalam menyampaikan pendapat termasukmengenai program wajib belajar ini. Selain memberikan dorongan kepadamasyarakat kami juga memberikan dana kepada sekolah-sekolah untukperbaikan sekolah dan memberikan dana kepada siswa yang berprestasi

Page 199: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

f. Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk berpartisipasidalam program wajib belajara 12 tahun?Faktor yang mempengaruhi pasti banyak, ya salah satunya karna lingkungan,misalnya iri melihat teman sebayanya pada sekolah dan memiliki banyakteman makanya dia ikut sekolah, kemudian ada juga supaya bisa sukses karnapekerjaan sekarang yang dibutuhkan lulusan s1 dibanding lulusan SD-SMA

g. Apa saja hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk program wajibbelajar 12 tahun ini?Kendala kan pasti ada ya, ada yang tidak mampu dalam hal biaya ada jugayang tidak peduli tapi banyak juga yang peduli terhadap pendidikan. Selainitu kemauan, ada orang tua yang mau tapi anaknya yang tidak mau, adaanaknya yang mau tapi orang tuanya yang tidak mau karena orang tuanyamasih berfikiran kuno”iah nanti juga perempuan mah ke dapur ini”. Selain itulingkungan juga sangat berpengaruh, melihat tetangganya tidak sekolah saja “males ah sekolah, dia juga engga sekolah masih bisa cari uang”, iah karenakurangnya motivasi ini membuat kurangnya pendidikan di Kecamatan Petirini

h. Bagaimana tanggung jawab masyarakat dalam mengikuti program wajibbelajar 12 tahun?Karna cukup banyak yang mengikuti jadi menurut Ibu sih itu termasukbertanggung jawab yah

i. Bagaimana cara atau upaya untuk membentuk rasa tanggung jawabmasyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun?Dengan lebih memperhatikan masyarakat yang ada di wilayah KecamatanPetir ini supaya masyarakat merasa diperhatikan oleh kami.

j. Apa saja hambatan dalam membentuk rasa tanggung jawab pemerintah danmasyarakat terhadap program wajib belajar 12 tahun?Banyak masyarakat yang masih berfikiran tradisional jadi susah untuk diubah pola pikirnya

Page 200: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Bapak Asep RupawanUsia : 46 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus Sosial : Kepala Desa Mekarbaru

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?Untuk perangkat desa dan masyarakat di sini mendukung dengan adanyaprogram wajib belajar 12 tahun. karena itu kami pun membentuk programtersendiri di desa ini yaitu program mengenai pernikahan dini

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun?Sudah mulai sadar akan pentingnya pendidikan, alasannya karna melihatorang yang sukses. Melihat orang yang berpendidikan tinggi melihatnya enakcontohnya kaya PNS kerjaannya enak terus ada jaminan untuk masa tuanya,kan enak engga kaya di pabrik gitu.

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun tersebut?Sudah bagus sudah banyak yang mengikuti karena untuk SD hampirsemuanya orang tua sudah mau menyekolahkan anaknya.

d. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat untuk berpartisipasi dalamprogram wajib belajar 12 tahun?Ikut dalam setiap musyawarah, memberikan aspirasi nya dan mengikutiprogram dengan sekolah atau menyekolahkan sampai jenjang SD-SMA

e. Apa saja upaya pemerintah agar masyarakat berpartisipasi dalam programwajib belajar 12 tahun?Untuk memotivasi orang-orang/masyarakat disini, kami membuat suatuprogram yaitu program pernikahan dini, kebetulan yang menggerakankelompok ini juga anak bapa sendiri. mereka bertugas untukmensosialisasikan kepada masyarakat mengenai pernihakan dini, membukapikiran mereka terhadap dampak dari pernikahan dini tersebut dan lainsebagainya serta menggerakkan mereka untuk mengikuti program wajibbelajar selama 12 tahun”.

f. Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk berpartisipasidalam program wajib belajara 12 tahun?Pasti nya karna faktor kebutuhan yah, program wajib belajar diadakan kankarena untuk memperingan masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu

Page 201: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

untuk bisa bersekolah sampai ke jenjang SMA. Pendidikan itu kan pentinguntuk masa depan anak-anak mereka.

g. Apa saja hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk program wajibbelajar 12 tahun ini?Karna disini masih ada masyarakat yang kurang mampu, jadi seberapa keraskita beri penyuluhan atau informasi apapun kalau kondisi masyarakat sepertiitu masyarakat akan susah termotivasi

h. Bagaimana tanggung jawab masyarakat dalam mengikuti program wajibbelajar 12 tahun?Tanggung jawab masyarakat sudah cukup bagus, sudah mau sekolah itu jugakan bentuk rasa tanggung jawab sebagai penerus bangsa, kami selaku kepaladesa sudah melakukan tugas kami semaksimal mungkin agar masyarakatmengutamakan pendidikan untuk masa depan mereka masing-masing.

i. Bagaimana cara atau upaya untuk membentuk rasa tanggung jawabmasyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun?Upaya dari pemerintah harus lebih peduli kepada masyarakat. dan masyarakatseharusnya bisa mengerti dan sadar ya, kan pemerintah sudah memberikanbantuannya seperti dana BOS dan sebagainya seharusnya itu sudah tidak adaalasan lagi untuk tidak menyekolahkan anaknya.

j. Apa saja hambatan dalam membentuk rasa tanggung jawab masyarakatterhadap program wajib belajar 12 tahun?Alhamdulillah disini semuanya sudah berjalan dengan lancer

Page 202: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Bapak HarisUsia : 29 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus Sosial : Sekertaris Desa Nagarapadang

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?Respon masyarakat terkait dengan partisipasi dalam mendukung programwajib belajar 12 tahun ya respon nya baik

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun?Kesadaran orang tua semakin kesini semakin bagus ko, banyak yang mulaisadar dengan pendidikan anak-anak mereka

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun tersebut?Ya, Alhamdulillah banyak masyarakat yang mengikuti program wajib belajar12 tahun, tapi banyak juga orang tua menyekolahkan anaknya ke informal/pesantren

d. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat untuk berpartisipasi dalamprogram wajib belajar 12 tahun?Pandangan masyarakat sekarang sudah lebih kritis, ya contohnya sudahbanyak yang peduli seperti membuka taman bacaan atau membuatperpustakaan keliling supaya anak bisa belajar dimana saja.

e. Apa saja upaya pemerintah agar masyarakat berpartisipasi dalam programwajib belajar 12 tahun?Kalau dari pemerintah daerah disini untuk anak sokolah kan program wajibbelajar biasanya berbentuk dan BOS dan BSM, untuk guru-guru pun kemarinada juga kita ada pelatihan peningkatan mutu dah disitu guru-guru dilatih dandikasih tau bagaimana cara mendidik murid agar lebih fokus dalam belajar.Dan kalau disekolahan juga ada perpustakaan dan itu bantuan langsung dariDinas Pendidikan.

f. Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk berpartisipasidalam program wajib belajara 12 tahun?Faktor nya pasti karna dorongan dari orang tua, anak pasti ngikut orang tuanya, sekalipun orang tua nya kurang mampu tapi bertekat untukmenyekolahkan anaknya sampai ke universitas kan pasti apapun dilakukan.

Page 203: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

g. Apa saja hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk program wajibbelajar 12 tahun ini?Kendala pasti ada, biasanya kurangnya motivasi itu kan karna engga adadorongan dari pihak pemerintahnya. Susah yah masyarakatnya masih banyakyang menganggap kalau pendidikan itu di nomor sekiankan

h. Bagaimana tanggung jawab masyarakat dalam mengikuti program wajibbelajar 12 tahun?Tanggung jawab untuk memperbaiki kualitas SDM memang masih kurangkarena kita sudah menyediakan tapi masyarakat sendirinya susah, padahalkami sudah memberikan bantuan. Tanggung jawab dari pihak desa jugamemang masih kurang, kadang-kadang gini kita kan engga langsung kemasyarakat semua ya kita ngadain kumpulan di Kecamatan pokoknyamusyawarah apa aja ibu-ibu dan pihak desa susah hadir mereka padaberfikiran “ngapain sih hadir-hadir rapat musdes engga ada duitnya” jadi kansusah kalo mereka sudah berfikiran seperti itu. Tapi memang tidak semuamasyarakat berfikiran seperti itu, pasti ada aja yang menganggap itu penting

i. Bagaimana cara atau upaya untuk membentuk rasa tanggung jawabmasyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun?Dengan sosialisasi dengan pendekatan kepada masyarakat dengan intens

j. Apa saja hambatan dalam membentuk rasa tanggung jawab masyarakatterhadap program wajib belajar 12 tahun?Hambatannya karna kita sibuk di dalam kantor aja sih yah karna tugas diinternal pun banyak jadi kadang ke masyarakat juga jarang hehe

Page 204: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Bapak Encep MuhdiUsia : 31 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus Sosial : Sekertaris Desa Padasuka

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?

Program wajib belajar itu sebuah program pendidikan yang sangat penting,respon masyarakat terhadap wajib belajar 12 ini biasa aja, karna sebelum nyaka nada program wajar 6 thn, 9 thn jadi yang 12 tahun ini masyarakat hanyamenjalani yang sudah-sudah saja

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun?

Di desa ini udah cukup sadar, paling ada masyarakat yang contohnya karenapemikiran masyarakat yang masih kuno itu, kan disini masih banyak orang-orang jaman dulu ya yang pemikirannya masih kuno atau kolot gitu yangmikir lah perempuan mah paling ujung-ujungnya di dapur atau paling nantijuga kerja di pabrik jadi ngapain sekolah. jadi pemikiran yang kuno itumasyarakat tidak berfikir modern dan tidak berfikir kedepan untuk maju

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun tersebut?

Cukup bagus, karena disini juga ada program PAUD itu kan program belajarusia dini ya dan sekarang sudah banyak peminatnya, selain itu SD SMP danSMA juga sudah banyak murid-muridnya berarti sudah banyak yang ikutprogram wajib belajar 12 tahun ini.

d. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat untuk berpartisipasi dalamprogram wajib belajar 12 tahun?

Upaya masyarakat hanya ikut dalam setiap musyawarah dan mengikutiprogram wajib belajar 12 tahun saja

e. Apa saja upaya pemerintah agar masyarakat berpartisipasi dalam programwajib belajar 12 tahun?

Upaya dari kita sebagai pihak pemerintah desa yah selalu mengingatkan ataumemotivasi member nasihat bahwa pendidikan penting, seperti begini “ kalokita tidak punya ijazah mau ngelamar kerja di pabrik atau dimanapun terus

Page 205: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

gimana? Kalo kita pas melamarnya pakai ijazah potokopi dari tetangga atausodara itu tandanya kita mau bekerja tapi pakai cara ngebohong kan hukum diagama itu tidak boleh atau dosa, takut malah uang yang dari bekerja itu tidakhalal karena ngelamarnya pakai cara ngebohong” atau kita memotivasidengan cara mengingatkan bahwa “nanti kedepannya kalo mau nikah tidakpunya ijazah itu tidak bisa, karena persyaratan nikah itu salah satunya harusada ijazah”. Nah dari situ kan masyarakat jadi terdorong untuk bersekolahdan para orang tua jadi mendukung atau memaksa anaknya untuk bersekolah.

f. Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk berpartisipasidalam program wajib belajara 12 tahun?

Motivasi itu melihat orang yang sudah berhasil dan memiliki pengetahuanyang luas, mendapat pekerjaan yang bagus, jadi pengen seperti mereka yangberhasil gitu.

g. Apa saja hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk program wajibbelajar 12 tahun ini?

Hambatannya di biaya biasanya, bapa juga kadang engga ngerti masyarakatberfikiran sekolah sekarang itu selalu uang aja uang, kemarin juga ada orangtua yang cerita kalau anaknya yang kelas 6 SD suruh ngambil suratkelulusannya itu harus bayar Rp.100.000 , saya juga baru denger kalaumengambil surat kelulusan harus bayar, untuk buku-buku Lks nya juga harusbayar dan itu engga boleh stengah-setengah bayarnya harus langsung.Padahal setau bapa buku itu seharusnya gratis

h. Bagaimana tanggung jawab masyarakat dalam mengikuti program wajibbelajar 12 tahun?

Untuk tanggung jawab masyarakat terhadap program wajib belajar ini masihkurang karena contoh nya nih yah, banyak masyarakat yang sudahmelaksanakan program wajib belajar, orang tua menyekolahkan anaknya tapisi anak tersebut nakal dan tidak naik kelas, tapi karena orang tua nya mampudan merasa malu anaknya tidak naik kelas. Jadi orang tua yang membayarpihak sekolah agar anaknya dinaikkan kelasnya

i. Bagaimana cara atau upaya untuk membentuk rasa tanggung jawabmasyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun?

Dengan melakukan penyuluhan melalui musyawarah desa memberikankesempatan kepada masyarakat untuk memberikan keluh kesahnya agar

Page 206: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

masyarakat merasa diperhatikan oleh pemerintah desa ataupun pemerintahdaerah.

j. Apa saja hambatan dalam membentuk rasa tanggung jawab masyarakatterhadap program wajib belajar 12 tahun? Sudah berjalan dengan lancardisini

Page 207: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Bapak HambaliUsia : 49 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus Sosial : Kepala Desa Petir

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?

Respon masyarakat terkait dengan partisipasi dalam mendukung programwajib belajar 12 tahun ya respon nya baik, mendukung rencana pemerintahuntuk menjadikan wilayah Kabupaten Serang ini menjadi lebih baik

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun?Kesadaran masyarakat disini sudah bagus

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun tersebut?Sudah bagus sudah banyak yang mengikuti karena untuk SD hampirsemuanya orang tua sudah mau menyekolahkan anaknya

d. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat untuk berpartisipasi dalamprogram wajib belajar 12 tahun?Masyarakat sekarang sudah mengerti akan pentingnya pendidikan jadi banyakdari mereka yang sudah dilakukan dalam mendukung program wajib belajarini adalah dengan mnyekolahkan anaknya sampai ke tingkat SMA

e. Apa saja upaya pemerintah agar masyarakat berpartisipasi dalam programwajib belajar 12 tahun?Kalau dari pemerintah hanya dana BOS aja yang kita tau, kalo dari pihak desakita mengupayakan dan menyediakan lahan untuk penyediaan sekolah, teruskita juga sudah berusaha menunjang apa yang dibutuhkan sekolah.

f. Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk berpartisipasidalam program wajib belajara 12 tahun?Ya biar jadi orang pinter sekolahnya sampai ke SMA biar dapet kerja nyajuga enak

g. Apa saja hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk program wajibbelajar 12 tahun ini?Setau saya kendala memang tidak ada tempat untuk masyarakatmengemukakan saran dan usulnya, masyarakat juga masih dikatakan tidak

Page 208: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

terlalu peduli dengan hal tersebut, karena masyarakat di Kecamatan Petirmasih memperioritaskan pekerjaannya untuk mencari nafkah

h. Bagaimana tanggung jawab masyarakat dalam mengikuti program wajibbelajar 12 tahun?Tanggung jawab masyarakat sudah cukup bagus, sudah mau sekolah itu jugakan bentuk rasa tanggung jawab. Kami hanya melaksanakan tugas apa yangtelah diperintahkan dan di programkan pemerintah saja.

i. Bagaimana cara atau upaya untuk membentuk rasa tanggung jawabmasyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun?Dengan melakukan penyuluhan melalui musyawarah desa memberikankesempatan kepada masyarakat untuk memberikan aspirasinya

j. Apa saja hambatan dalam membentuk rasa tanggung jawab masyarakatterhadap program wajib belajar 12 tahun?Masih ada beberapa masyarakat yang cuek dan lebih mementingkan kondisiekonominya

Page 209: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Bapak Zaenal abidinUsia : 39 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus Sosial : Sekertaris Desa Sanding

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?Sebetulnya masyarakat harus selalu siap dengan apa yang telah ditetapkanoleh pemerintah dan Alhamdulillah dengan melakukan pendekatan kepadamasyarakat, masyarakat mengerti dan memahami dan mereka siap sertamendukung dengan program wajib belajar 12 tahun tersebut.

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun?Kesadarannya sudah cukup bagus, karena sekarang masyarakat minimalsekolah SD dan rata-rata SMP dan SMA, ya walaupun kesadarannya hanyasebatas untuk bekerja saja.

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun tersebut?Di desa sanding masyarakatnya semua mengikuti program wajib belajar 12tahun karna dibanding dulu masyarakat sekarang sudah banyak yang mengertipentingnya pendidikan

d. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat untuk berpartisipasi dalamprogram wajib belajar 12 tahun?Dengan menyekolahkan anaknya sampai ke tingkat SMA

e. Apa saja upaya pemerintah agar masyarakat berpartisipasi dalam programwajib belajar 12 tahun?Kami sering melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan keliling keseluruh kantor desa dan melakukan musrenbangdes untuk memberikankesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan gagasan-gagasan ataupendapat-pendapat

f. Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk berpartisipasidalam program wajib belajara 12 tahun?Faktor lingkungan dan dukungan dari orang yang terdekat.

g. Apa saja hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk program wajibbelajar 12 tahun ini?Hambatanya karna jika orang tua bersikap acuh kepada anaknya makaanaknya pun akan bersikap masa bodo dengan pendidikan

Page 210: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

h. Bagaimana tanggung jawab masyarakat dalam mengikuti program wajibbelajar 12 tahun?Tanggung jawab masyarakat sudah cukup bagus, sudah mau sekolah itu jugakan bentuk rasa tanggung jawab

i. Bagaimana cara atau upaya untuk membentuk rasa tanggung jawabmasyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun?Upaya dari kita sih sudah sering menegur secara langsung masyarakatkhususnya orang tua yang anaknya tidak sekolah, mengajak dan mengadakanpendekatan secara langsung

Page 211: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Bapak TaufikUsia : 36 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus Sosial : Sekertaris Desa Seuat

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?

Ya kita pasti setuju dengan program wajib belajar itu, program itu bagus buatmasyarakat untuk kedepannya tapi kita juga siap engga siap dengan programtersebut karna ini kan untuk kepentingan bersama

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun?

Masih kurang sih kalau disini, bisa dilihat sendiri buktinya masyarakat sinikita sudah berupaya membantu tapi dorongan masyarakatnya masih sangatkurang, ditambah ada aja penyimpangan-penyimpangan disekolah seperti bisanaik kelas dengan membayar dan tidak sedikit masyarakat yang memalsukanijazah atau meminjam ijazah sodara atau tetangga ketika mau masuk kerja, itubukti orang tua kurang sadar akan pentingnya pendidikan

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun tersebut?

Ada beberapa masyarakat yang belum mengikuti program wajib belajar 12tahun ini karna ekonomi mereka yang kurang tapi banyak juga darimasyarakat disini yang telah mengikuti program wajib belajar 12 tahun

d. Apa saja upaya pemerintah agar masyarakat berpartisipasi dalam programwajib belajar 12 tahun?

Dalam program wajib belajar 12 tahun itu kadang kita melakukanmusyawarah desa, masyarakat ikut serta dan mengikutsertakan pihakkecamatan serta lembaga-lembaga desa lainnya, dalam musyawarah tersebutmasyarakat saling memberikan masukan, ya kaya masukan perbaikan jalanmenuju sekolah sama minta dana sarana untuk kegiatan siswanya

Page 212: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

e. Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk berpartisipasidalam program wajib belajara 12 tahun?

Faktor kebutuhan akan menjadi seseorang yang lebih baik lagi untuk masadepan individu itu sendiri

Page 213: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Bapak IdrusUsia : 47 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus Sosial : Kasi Kemasyarakatan Desa Kadugenep

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?Masyarakat di sini siap mba, sangat mendukung dengan adanya programwajib belajar 12 tahun ini.

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun?Kesadaran masyarakat sekarang tentang program wajib belajar 12 tahun inisudah bagus ya, anaknya ingin sekolah terus orang tuanya juga pastinyasangat mendukung tapi memeng ada aja yang orang tuanya ingin tapianaknya yang nakal dan tidak mau melanjutkan sekolahnya sampai ke SMA,karena sekarangkan yang dikejar msayarakat khusunya laki-laki itu dapetpekerjaan.

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun tersebut?Warga disini sudah banyak yang anaknya sekolah sampai SMA mbawalaupun jaraknya lumayan jauh dari rumah-rumah mereka tapi mereka tetapmengutamakan pendidikan

d. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat untuk berpartisipasi dalamprogram wajib belajar 12 tahun?Melaksanakan program wajib belajar 12 tahun dengan menyekolahkansampai jenjang SMA

e. Apa saja upaya pemerintah agar masyarakat berpartisipasi dalam programwajib belajar 12 tahun?Paling dengan adanya bantuan dari pemerintah paling hanya dana BOS danBSM itu juga terbatas jumlahnya. Kalo dari pihak desa hanya menyampaikanke masyarakat

f. Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk berpartisipasidalam program wajib belajara 12 tahun?Ya biar engga kaya orang tuanya yang cuma jadi petani, kalau sekolah kanpunya ijazah dan bisa mencari pekerjaan yang lumayan.

g. Apa saja hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk program wajibbelajar 12 tahun ini?

Page 214: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Hambatan nya mungkin karna kurangnya pengetahuan masyarakat saja sih,jadi kita beri penyuluhan juga ada aja masyarakat yang bingung begitu tapiengga bisa mengungkapkan pendapatnya

h. Bagaimana tanggung jawab pemerintah dan masyarakat dalam mengikutiprogram wajib belajar 12 tahun?Saya harus mempertanggung jawabkan jabatan saya kepada masyarakat.contohnya kinerja saya, saya harus berkomunikasi dengan masyarakat, yaminimal hampir setiap hari memantau, bertemu dengan tokoh masyarakatseperti RT, RW dan tokoh agama, ibu-ibu dan sebagainya yang ada di desaini

i. Bagaimana cara atau upaya untuk membentuk rasa tanggung jawabmasyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun?Dengan menekankan ke masyarakat untuk selalu turut serta setiap adapertemuan khusunya program pendidikan.

j. Apa saja hambatan dalam membentuk rasa tanggung jawab masyarakatterhadap program wajib belajar 12 tahun?Masyarakatnya aja yang susah, mungkin karna pemikirannya yang kolot

Page 215: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Bapak Adam MalikUsia : 38 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus Sosial : Sekertaris Desa Kubang Jaya

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?Untuk program wajib belajr 12 tahun Alhamdulillah masyarakat di sinibanyak yang mendukung mba

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun?Sudah banyak masyarakat yang sekolahnya sampai jenjang SMA,kebanyakan dari mereka berfikirnya kalo cuma ngandelin ijazah SD/SMPmau jadi apa? Tapi kalau sampai SMA ada aja kerjaan yang dianggapnyalumayan bisa dibanggakan.

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun tersebut?Ada beberapa masyarakat yang belum mengikuti program wajib belajar 12tahun ini karna ekonomi mereka yang kurang tapi banyak juga darimasyarakat disini yang telah mengikuti program wajib belajar 12 tahun,banyak masyarakat yang telah mengerti akan pentingnya pendidikan bagikehidupan anak-anak mereka

d. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat untuk berpartisipasi dalamprogram wajib belajar 12 tahun?Masyarakat melaksanakan program wajib belajar 12 tahun.

e. Apa saja upaya pemerintah agar masyarakat berpartisipasi dalam programwajib belajar 12 tahun?Kalau campur tangan dari desa sih saat ini belum ada ya, karena pihak desahanya menyalurkan dari pemerintah daerah saja, kemarin juga ada dana BOSdan BSM memang tidak semuanya dapat kami pilah yang memang sekira nyamembutuhkan saja.

f. Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk berpartisipasidalam program wajib belajara 12 tahun?Faktor ekonomi yang lebih dominan disini, karna untuk mengikuti programwajib belajar ini harus menyekolahkan anaknya sampai 12 tahun yah, jadimasyarakat di tuntut untuk mampu memberikan segala kebutuhan untuksekolah.

Page 216: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

g. Apa saja hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk program wajibbelajar 12 tahun ini?Kendalanya memang karena belum ada tempat atau wadah untuk masyarakatmenuangkan aspirasinya ataupun saran dan usul dalam memperbaiki programwajib belajar 12 tahun ini, namun untuk saat ini, kami melihat perkembangandalam program wajib belajar ini di masyarakat hanya dari antusiasmasyarakat ketika kami melakukan sosialisasi, tapi kalau untuk wadah yangbenar-benar nyata kita belum ada, tapi biasanya ada juga masyarakat kalaumemiliki keluhan langsung menghadap ke pihak kami

h. Bagaimana tanggung jawab masyarakat dalam mengikuti program wajibbelajar 12 tahun?Menurut bapak sih tanggung jawab nya sudah mulai ada yah, bentuk rasatanggung jawabnya itu disini seperti sudah banyak yang menyekolahkananaknya sampai ke jenjang SMA, sudah banyak yang mengerti pendidikandan sudah mau ikut berpartisipasi kalo ada program-program yang sekiranyatentang pendidikan atau kesehatan, tapi kalo tanggung jawab merawat saranadan prasarana masih kurang misalnya aja kita menyediakan perpustakaan danbuku-bukunya juga sudah lumayan banyak tapi sekarang buku-buku tersebuthanya tersisa beberapa saja yang lainnya entah kemana

i. Bagaimana cara atau upaya untuk membentuk rasa tanggung jawabmasyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun?Dengan melakukan penyuluhan melalui musyawarah desa jadi pihak desamenyampaikan program wajib belajar ini agar masyarakat sadar untukmemperbaiki SDM nya

j. Apa saja hambatan dalam membentuk rasa tanggung jawab masyarakatterhadap program wajib belajar 12 tahun?Untuk tanggung jawab itu ka nada didalam diri masing-masing jadi itu kalaumasyarakat itu belum tergerak hatinya untuk melaksanakan program ini yahakhirnya juga akan tidak sesuai harapan pemerintah daerah/pusat

Page 217: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Bapak Ega Sebe SuryanaUsia : 32 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus Sosial : Bendahara Desa Sindangsari

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?Masyarakat yang belum sepenuhnya mendukung program wajib belajar ini

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun?Kesadaran masyarakatnya masih kurang, banyak masyarakat yang tidakmempedulikan anaknya

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun tersebut?Banyak yang mengikuti dan ada bebarapa yang belum

d. Apa saja hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk program wajibbelajar 12 tahun ini?Kalau untuk memperbaiki SDM sih masih kurang ya, makanya yang lebihmaju malah pendatang gitu, penduduk sininya mah hanya jadi buruh tani ataukuli-kuli bangunan aja. Kalo pendatang biasanya pada giat gitu tapi kaloorang sini mah santai aja engga bisa makan masih ada tetangga/keluarga inijadi bisa pinjem. Banyak yang mikirnya begitu. Jadi orang sini mah susah

e. Bagaimana tanggung jawab pemerintah dan masyarakat dalam mengikutiprogram wajib belajar 12 tahun?Bentuk rasa tanggung jawab untuk program wajib belajar paling hanyamenyekolahkan anaknya sampai ke jenjang SMA yah itu pun tidak semuayang sampai lulus ada juga orang tua yang tidak bisa menyekolahkan anaknyayah mungkin karna jaman sekarang susah cari kerja jadi tidak sanggup untukmenyekolahkan anaknya. Program wajib belajar itu kan sangkut pautannyasama sekolah jadi masyarakat yah sudah banyak yang menyekolahkananaknya aja

Page 218: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Bapak Muhammad Hafid SE,syUsia : 30 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus Sosial : Kaur Umum Desa Tambiluk

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?Ya kita pasti setuju dengan program wajib belajar itu, program itu bagus buatmasyarakat untuk kedepannya tapi kita juga siap engga siap dengan programtersebut karna ini kan untuk kepentingan bersama

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun?Masih kurang sih kalau disini, bisa dilihat sendiri buktinya masyarakat sinikita sudah berupaya membantu tapi dorongan masyarakatnya masih sangatkurang

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun tersebut?Banyak yang mengikuti dan ada bebarapa yang belum

d. Bagaimana tanggung jawab masyarakat dalam mengikuti program wajibbelajar 12 tahun?Kalau saya sih berusaha membantu dengan menegor dan mengajakmasyarakat, kayak ngasih tau kalo engga sekolah nantinya engga bisa kerjaatau paling yang bisa saya lakuin membantu ngajarin sodara-sodara belajar.Upaya dari kita sih sudah sering menegur secara langsung masyarakatkhususnya orang tua yang anaknya tidak sekolah, mengajak dan mengadakanpendekatan secara langsung. Tapi yah gimana orang tuanya sih padahal sudahbekerja, tapi keinginannya masih kurang jadi susah

Page 219: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

MEMBERCHECK

Nama : Bapak Muhammad UtonUsia : 38 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus Sosial : Sekertaris Desa Bojong nangka

a. Bagaimana respon masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukungprogram wajib belajar 12 tahun di kecamatan petir?Masyarakat respon nya baik mereka siap namun ya mungkin ada sajabeberapa masyarakat yang masih belum siap dengan program ini

b. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan khususnya programwajib belajar 12 tahun?Kesadaran masyarakat disini sudah bagus, buktinya tanpa diajak atau di beripenyuluhan masyarakat sudah banyak yang mau menyekolahkan anaknya.Berarti kan mereka kesadarannya sudah baik.

c. Apakah masyarakat mau mengikuti program wajib belajar 12 tahun tersebut?Sekarang mah sudah mendingan lumayan lah. Rata-rata sudah pada sekolahyang sekolah SMP paling, buat yang SMA juga sudah lumayan. Itu berartikan menunjukan masyarakatnya sudah mengikuti dan mulai mengerti

d. Upaya apa saja yang dilakukan masyarakat untuk berpartisipasi dalamprogram wajib belajar 12 tahun?Sudah ada interaksi antar masyarakat dengan pihak kami, sudah banyak yangmampu mengemukakan pendapatnya.

e. Apa saja upaya pemerintah agar masyarakat berpartisipasi dalam programwajib belajar 12 tahun?Paling sosialisasi aja

f. Faktor- faktor apa saja yang memotivasi masyarakat untuk berpartisipasidalam program wajib belajara 12 tahun?Faktor ekonomi yang paling mempengaruhi tapi juga bisa jadi karna ikut-ikutan temen jadi termotivasi juga untuk terus bersekolah sampai lulus 12tahun

g. Apa saja hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk program wajibbelajar 12 tahun ini?Hambatan nya mungkin karna persepsi masyarakat aja yang masih cuek samapendidikan, dari segi orang tua nya yang sibuk ngurusin kerjaannya, ya darianak nya sendiri yang kurang minat belajar kan bisa juga.

Page 220: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

h. Bagaimana tanggung jawab masyarakat dalam mengikuti program wajibbelajar 12 tahun?Kami bertanggung jawab, bentuk rasa tanggung jawab nya kami itu sepertimendorong dengan menegor anak-anak menanyakan “hey kenapa enggasekolah? atau “kenapa tidak melanjutkan sekolahnya?” itu kan salah satumenunjukan bentuk kepedulian atau perhatian, ada juga karena faktor biayabiasanya minjem uangnya ke tetangga terus kalo bilangnya buat sekolah kanbiasanya terketuk hatinya jadi dipinjemin biar dia bisa sekolah kan enggasemua orang mampu, jadi minjem biaya atau uang nya ke tetangga atau kesaudara

i. Bagaimana cara atau upaya untuk membentuk rasa tanggung jawabmasyarakat dalam program wajib belajar 12 tahun?Upaya kita membentuk rasa tanggung jawab masyarakat dengan carapendekatan, seperti ketika banyak ibu-ibu kumpul atau bapak-bapak kumpulkita ngobrol-ngobrol dan saya mencoba memberitahu secara pelan-pelan danmendekati

j. Apa saja hambatan dalam membentuk rasa tanggung jawab masyarakatterhadap program wajib belajar 12 tahun?Karna mereka belum mengerti, belum paham betul apa pentingnyapendidikan untuk masa depan, maka dari itu banyak dari mereka yang masihacuh

Page 221: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Curriculum Vitae

DATA PRIBADINama : Fatwa Nurjanah

Tempat, tanggal lahir : Serang, 13 November 1994

Alamat : Link. Pabuaran baru RT 004 RW

004 Kelurahan Unyur Kota Serang-

Banten

No.telp : 089696123208

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Tinggi/berat badan : 160 cm / 49 kg

Status : Belum menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

RIWAYAT PENDIDIKANFormal(2000 – 2006) : SDN Cimuncang Cilik Kota Serang(2006 – 2009) : MTs Persis Serang(2009 – 2012) : MAN 1 Kota Serang(2012 – 2018) : Ilmu Administrasi Negara FISIP, Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)PENGALAMAN ORGANISASI

2007 : Anggota OSIS MTs Persis Serang2009 : Anggota PMR MAN 1 Kota Serang2009 : Anggota RISMA (Remaja Islam Masjid) MAN 1

Kota Serang2012 : Fosmai FISIP UNTIRTA

Page 222: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Wawancara dengan Bpk.Muhtar (pegawai Dispendik Kab Serang Sub Bag

Program dan evaluasi)

Para buruh tani yang sedang memanen hasil panennya

Page 223: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Kondisi jalan menuju sekolah di Desa Tambiluk ke Desa Cirangkong

Page 224: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Kondisi Sekolah di Kecamatan Petir

Page 225: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Wawancara dengan bapak Taufik Wawancara dengan Bapak Haris(Sekdes Seuat) (Sekdes Negarapadang)

Wawancara dengan Bapak Asep Wawancara dengan Bapak Hambali(Kades Mekarbaru) (Kades Petir)

Page 226: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,

Wawancara dengan Bapak Uton Wawancara dengan Bapak adam(sekdes Bojong nangka) malik (Sekdes Kubang jaya)

Wawancara dengan Bapak Idrus Wawancara dengan Bapak Encep(Kasi Kemasyarakatan) (Sekdes Padasuka)

Page 227: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,
Page 228: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,
Page 229: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,
Page 230: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG …repository.fisip-untirta.ac.id/1034/1/PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM... · batang tubuh, pasal 31 UUD 1945 ... Amandemen ke IV ) Selanjutnya,