partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencana …

89
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) DI DESA BONTORAMBA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA SYAHRIR Nomor Stambuk : 105 64 215 08 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

i

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA

KERJA PEMERINTAH (RKP) DI DESA BONTORAMBA

KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA

SYAHRIR

Nomor Stambuk : 105 64 215 08

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

ii

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA

KERJA PEMERINTAH (RKP) DI DESA BONTORAMBA

KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh

SYAHRIR

Nomor Stambuk : 105 64 215 08

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Proposal Penelitian : Partisipasi Masyarakat dalam PenyusunanRencana Kerja Pemerintah (RKP) di DesaBontoramba Kecamatan Pallangga KabupatenGowa.

Nama Mahasiswa : Syahrir

Nomor Stambuk : 105 64 215 08

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

DR. H. Muhlis Madani, M.Si A. Luhur Prianto, S.Ip.,M.Si

Mengetahui :

Dekan Ketua JurusanFisipol Unismuh Makassar Ilmu Pemerintahan

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si A. Luhur Prianto. S.IP, M.Si

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

iv

PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh TIM Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keputusan /Undangan

menguji skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar, Nomor :

3443/FSP.A.I-VIII/V/2015 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana (S.1) dalam Program Studi Ilmu Pemerintahan di Makassar pada hari

Sabtu tanggal 11 bulan Juli tahun 2015

TIM PENILAI :

Ketua Sekretaris

DR. H. Muhlis Madani. M. Si Drs. H. Muhammad Idris. M. Si.NBM : 969 063 NBM : 762 663

Penguji

1. DR. H. Muhlis Madani. M. Si (Ketua) 1. (………………………)

2. Drs. H. Muhammad Idris, M.Si. (Anggota) 2. (………………………)

3. Samsir Rahim, S.Sos, M.Si. (Anggota) 3. (………………………)

4. Drs. Amir Muhiddin, M.Si. (Anggota) 4. (………………………)

Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Syahrir

Nomor Stambuk : 105 64 215 08

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat . Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 07 Mei 2015

Yang Menyatakan,

Syahrir

Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

vi

ABSTRAK

Syahrir. 2015. Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Rencana KerjaPemerintah (RKP) Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga KabupatenGowa. (dibimbing oleh Muhlis Madani dan Luhur Prianto).

Partisipasi Masyarakat Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP)merupakan keikutsertaan masyarakat dalam agenda Pemerintahan Desa untukmenentukan arah pembangunan selama satu tahun bersama dengan PemerintahDesa.

Penelitian ini bertujuan untuk Partisipasi Masyarakat dalam PenyusunanRencana Kerja Pemerintah dan untuk mengetahui Faktor yang ikut mempengaruhiPartisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah di DesaBontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Jenis penelitian adalahkualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan Penelitian : 8 Orang.Tehnik Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalampenyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) di Desa Bontorannu KecamatanPallangga Kabupaten Gowa, Sudah cukup baik namun masih perlu ditingkatkankarena keterlibatan masyarakat dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah(RKP) dapat membantu Pemerintah Desa dalam menyusun agenda pemerintahanselama satu tahun. Selain itu, dengan keterlibatan masyarakat dalam PenyusunanRencana Kerja Pemerintah (RKP) dapat menyesuaikan dan menyeimbangkanantara keinginan masyarakat dengan keinginan Pemerintah Desa, sehingga dapattercipta arah pembangunan yang betul – betul menyentuh seluruh lapisanmasyarakat.

Keyword : Partisipasi, Masyarakat, RKP Desa

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Perencanaan

Kerja Pemerintah Di Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi penelitian ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak A.

Luhur Prianto, S.Ip.,M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu,

tenaga dan pikiran serta memberi dorongan, arahan, motivasi, dan bimbingan

sehingga selesainya penyusunan skripsi ini. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si

selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Kepada Bapak A. Luhur Prianto S.Ip.,M.Si selaku ketua jurusan Ilmu

Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

viii

Muhammadiyah Makassar. Para Dosen jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik yang dengan ikhlas telah memberikan ilmunya kepada

penulis selama ini. Kedua orang tua tercinta Ayahanda yang telah melahirkan,

membesarkan, mendidik, mendoakan, memelihara serta memberikan bantuan

moral dan materi, nasehat serta motivasi dan pengorbanan yang sangat besar

dalam melewati hari-hari dalam kehidupan ini.

Terima kasih kepada saudara-saudariku tercinta yang telah memberikan

suport, mendoakan, dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyusun

skripsi ini sampai selesai. Segenap staf Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

yang telah membantu dalam pengurusan administrasi . khususnya kakanda

Hardiansyah, S.Sos. Terima kasih kepada Bapak Abu Talib, selaku kepala Desa

beserta seluruh staf di kantor Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca maupun pihak lain. Akhir kata semoga karya

skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak

yang membutuhkan.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 07 Mei 2015

Syahrir

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ............................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI....................................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 5

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Konsep dan Teori ........................................................ 7

B. Kerangka Pikir ............................................................................... 13

C. Fokus Penelitian ............................................................................ 30

D. Deskripsi Fokus Penelitian ........................................................... 31

BAB III. METODE PENELITIAN

A.Waktu dan Lokasi Penelitian............................................................ 33

B.Jenis dan Tipe Penelitian.................................................................. 33

C.Sumber Data .................................................................................... 34

D.Informan Penelitian .......................................................................... 35

E.Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 35

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

x

F. Teknik Analisis Data........................................................................ 36

G. Keabsahan Data............................................................................... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi atau Karakteristik Obyek Penelitian ............................. 40

B. Gambaran Umum Partisispasi Masyarakat Dalam Penyusunan

Rencana Kerja Pemerintah Desa ................................................... 57

C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Dalam Penyusunan Rencana Keja Pemerintah Desa ................... 71

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 77

B. Saran – Saran .................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 78

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan

kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar,pembangunan

sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta

pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Dokumen rencana Pembangunan Desa merupakan satu-satunya dokumen

perencanaan di Desa dan sebagai dasar penyusunan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Desa. Perencanaan Pembangunan Desa diselenggarakan dengan

mengikut sertakan masyarakat Desa melalui Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa

menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa

yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya

masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten/Kota berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa.

Keberadaan Desa secara yuridis formal diatur dalam Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desa, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun

2005 tentang Desa dan Undang-Undang Nomor 6 tentang pemerintahan desa.

Berdasarkan ketentuan ini Desa diberi pengertian sebagai kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-

1

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

2

usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem

Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pelaksanaan Partisipasi masyarakat sebagai salah satu elemen

pembangunan Desa merupakan proses adaptasi masyarakat terhadap

perubahan yang sedang berjalan. Dengan demikian partisipasi mempunyai

posisi yang penting dalam pembangunan. Sumodingrat menambahkan, bahwa

parasyarat yang harus terdapat dalam proses pembangunan berkelanjutan

adalah dengan mengikutsertakan semua masyarakat dalam setiap tahap

pembangunan.

Sehingga pembangunan daerah seharusnya lebih terfokus pada

pemberdayaan masyarakat Desa.Otonomi daerah sudah berjalan lebih dari

satu dasa warsa, tetapi kondisi pemerintah di daerah sampai saat ini masih

menghadapi tantangan yang cukup besar dalam melakukan proses reformasi

birokrasi. Di satu sisi daerah harus siap menerapkan desentralisasi, yang juga

berarti memainkan perananan melebihi apa yang selama ini dijalankannya.

Sementara itu, ada penilaian dari beberapa pihak, bahwa birokrasi di daerah

dianggap kurang kompeten. Dalam kondisi demikian, pemerintah daerah

selalu di ragukan kapasitasnya dalam menjalankan desentralisasi. Di sisi lain,

birokrasi daerah juga harus mereformasi diri dari pemerintahan yang korup

menjadi pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel.

Saat ini Pemerintah Desa (Pemdes) setidaknya dapat bernafas lega.

Betapa tidak, untuk menjawab persoalan minimnya sumber dana keuangan

dan rendahnya tingkat kesejahteraan aparat pemilihan desa terjawab dengan

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

3

beberapa produk perundang-undangan telah dikeluarkan oleh pemerintah.

Salah satunya adalah produk Undang- undang No. 25 Tahun 2004 dan di

tambah dengan undang-undang no. 6 tentang pemerintahan desa yang

mengatur tentang Perencanaan Pembangunan Desa. Dibanding dengan

produk sebelumnya, Peraturan Pemerintahtersebut setidaknya telah memberi

secercah harapan untuk mengoptimalkan roda pemerintah desa. Oleh karena

desa tidak lagi mendapat perlakuan diskriminatif seperti pada masa-masa

sebelumnya, dimana desa hanya dijadikan obyek dari seluruh produk politik.

Kehadiran Peraturan Pemerintah itu juga memberi ruang besar dan layak bagi

desa.

Bercermin dari transisi demokrasi yang ditandai dengan sistem

desentralisasi, buah otonomi hanya dinikmati pada tingkat kabupaten dan

kota.Distribusi dana hanya sampai di seputaran birokrasi pemerintahan.

Sementara bagi pemdes sendiri, jika pun memperoleh dana sudah pasti jauh

dari cukup. Malah kesejahteraan yang mereka miliki sangat tidak sebanding

dengan tingkat kesejahteraan para pejabat. Padahal siapapun tahu selama ini

desa memberi kontribusi tidak sedikit pada penerimaan sumber pendapatan

Negara dalam bentuk pajak dan sumber-sumber lainnya.

Sebaik apapun regulasi yang dibuat jika tidak ditunjang dengan

komitmen riil maka hanya selesai di atas kertas saja.Paling tidak sampai saat

ini hampir seluruh pemerintah daerah di Sulawesi bersikap inkonsistensi

untuk menerapkan Alokasi Dana Desa dan Lebih parah lagi karena mereka

terkesan telah mengabaikan aturan perundang-undangan. Pada point satu

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

4

huruf c pasal 68 Peraturan Pemerintah (PP) No. 72/2005 ditegaskan bahwa

“bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima

oleh kabupaten/kota paling sedikit 10 persen, yang pembagiannya untuk

setiap desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa”.

Namun pada tingkat implementasi tidak demikian halnya.Sejak

Alokasi Dana Desa di programkan, seharusnya Pemda telah melakukan

penyesuaian.Tidak realistis jika alasan ketidaksiapan perangkat aturan dan

sumber daya pemdes dijadikan sebagai kambing hitam. Ironisnya, hanya

karena tertekan oleh Pemdes lantas dana pembangunan Desa/Kelurahan

(DPDK)Pemberian dana tersebut secara tidak langsung telah mengebiri hak-

hak pemerintah dan masyarakat desa. Malah dibeberapa daerah, pemberiaan

DPDK disertai dengan embel-embel layaknya sinter klas yang masuk ke

kampung-kampung.

Inkosistensi sikap Pemda mulai ditunjukkan sejak kebijakan ADD

mulai digulirkan.Keganjilan lain muncul karena hampir setahun sejak

dikeluarkan pada aparat Pemda terkesan menutup-nutupi. Jangankan

tersosialisasi ke aparat Pemdes ditingkat DPRD pun tidak seluruhnya

mendapat informasi.

Selama ini, pembangunan desa masih banyak bergantung dari

pendapatan asli desa dan swadaya masyarakat yang jumlah maupun sifatnya

tidak dapat diprediksi.Selain itu, desa memperoleh pula bantuan

pembangunan dari dinas/instansi pemerintah kabupaten, dimana penentuan

program-programnya lebih ditetapkan oleh dinas/instansi itu sendiri (top

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

5

down). Meskipun programnya baik tetapi sering tidak ketemu dengan asas

manfaat karena tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh desa. Sehingga

sering kita jumpai masyarakat kurang peduli dalam mendukung program

maupun memeliharanya.

Adapun program pemberdayaan masyarakat di Desa Bontoramba

yaitu akan mengalokasikan anggaran untuk pemberdayaan masyarakat di

bidang usaha produksi gula merah, Program dari alokasi dana desa jaga

adalah penunjangan kegiatan PKK misalnya untuk peruntukan biaya rapat,

pembuatan baju seragam gerak jalan.kemudian untuk peruntukan

infrastruktur desa misalnya untuk pembuatan jamban keluarga dan flat

dekker, serta ada pembiayaan untuk pembinaan anak-anak dan pemuda.

Beberapa Kabupaten telah melakukan inovasi dengan pengalokasian

dana langsung ke desa dari APBD-nya untuk mendukung pembangunan di

wilayah pedesaan. Alokasi dana ke desa ini, telah terbukti mampu mendorong

penanganan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa

secara mandiri, tanpa harus lama menunggu datangnya program-program dari

pemerintah Kabupaten. Dengan adanya alokasi dana ke desa, perencanaan

partisipatif akan lebih berkelanjutan karena masyarakat dapat langsung

merealisasikan beberapa kebutuhan yang tertuang dalam dokumen

perencanaan di desanya.

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah di Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa ?

2. Faktor apa yang mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan

Rencana Kerja Pemerintah di Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga

Kabupaten Gowa?

C. Tujuan penelitian

Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Sebagai

Berikut :

1. Untuk mengetahui Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana

Kerja Pemerintah di Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa ?

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Dalam Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah di Desa Bontoramba

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa?

D. Kegunaan Penelitian.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara universal

terhadap pengetahuan tentang sejauh mana Partisipasi Masyarakat dalam

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) di Desa Bontoramba

Kabupaten Gowa adapun manfaatnya sebagai berikut :

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

7

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan teori atau

konsep baru yang berkaitan dengan Partisipasi Masyarakat Dalam

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah di Desa Bontoramba Kecamatan

Pallangga Kabupaten Gowa .

2. Secara praktis, sebagai sumbangan pemikiran dan bahan informasi guna

memahami persoalan yang sama, khususnya berkaitan dengan Partisipasi

Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah di Desa

Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Konsep Dan Teori Partisipasi

1. Partisipasi Masyarakat

Rahardjo dalam Mardijono (2008:19) mengemukakan partisipasi

diartikan sebagai upaya peran serta masyarakat dalam suatu kegiatan baik

dalam bentuk pernyataan maupun kegiatan. Lebih lanjut dijelaskan partisipasi

merupakan keikutsertaan masyarakat dalam program-program pembangunan.

Pada dasarnya partisipasi dibedakan menjadi dua, yaitu partisipasi yang

bersifat swakarsa dan partisipasi yang bersifat simobilisasikan. Partisipasi

swakarsa mengandung arti bahwa keikutsertaan dan peran sertanya atas dasar

kesadaran dan kemauan sendiri, sementara partisipasi yang dimobilisasikan

memiliki arti keikutsertaan dan berperan serta atas dasar pengaruh orang lain.

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah

pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi

adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian

tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut

kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya

partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam

suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung

jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.

Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental

serta penentuan kebijaksanaan.

8

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

9

Sumodingrat (1988) Partisipasi sebagai salah satu elemen

pembangunan merupakan proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan

yang sedang berjalan. Dengan demikian partisipasi mempunyai posisi yang

penting dalam pembangunan. Sumodingrat menambahkan, bahwa parasyarat

yang harus terdapat dalam proses pembangunan berkelanjutan adalah dengan

mengikutsertakan semua anggota masyarakat/rakyat dalam setiap tahap

pembangunan.

2. Prinsip-Prinsip Partisipasi

Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan

Partisipati yang disusun oleh Department for International Development

(DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:

a. Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang

terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek

pembangunan.

b. Kesetaraan dan kemitraan ( Equal Partnership ) Pada dasarnya setiap

orang mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta

mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam

setiap proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang

dan struktur masing-masing pihak.

c. Transparansi :Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan

komunikasi dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga

menimbulkan dialog.

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

10

d. Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) Berbagai

pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan

dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.

e. Kesetaraan Tanggung Jawab ( Sharing Responsibility ) Berbagai pihak

mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena

adanya kesetaraan kewenangan ( sharing power ) dan keterlibatannya

dalam proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya.

f. Pemberdayaan ( Empowerment ) Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas

dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga

melalui keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu

proses saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.

g. Diperllukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat untuk saling

berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada,

khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.

Diharapkan dengan adanya alokasi dana desa yang diberikan kepada

setiap desa maka pemerintah dan masyarakat desa setempat khususnya dalam

hal ini desa Bontoramba kecamatan Pallangga kabupaten Gowa bekerja sama

dengan adanya partisipasi desa khususnya dalam pembangunan dan

pelayanan pemerintahan yang hasilnya akan di nikmati pada mayarakat desa

Bontoranba Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Pusic dalam Purnamasari (2008:51-52), menyatakan bahwa

Perencanaan pembangunan tanpa memperhatikan partisipasi masyarakat akan

menjadi perencanaan di atas kertas. Berdasarkan pandangannya, partisipasi

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

11

atau keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat dari 2 hal

sebagai berikut :

a) Partisipasi dalam perencanaan

Segi positif dari partisipasi dalam perencanaan adalah program-

program pembangunan yang telah direncanakan bersama sedangkan segi

negatifnya adalah adanya kemungkinan tidak dapat dihindari pertentangan

antar kelompok dalam masyarakat yang dapat menunda atau bahkan

menghambat tercapainya keputusan bersama. Disini dapat ditambahkan

bahwa partisipasi secara langsung dalam perencanaan hanya dapat

dilaksanakan dalam masyarakat kecil, sedangkan untuk masyarakat yang

besar sukar dilakukan. Namun dapat dilakukan dengan sistem perwakilan.

Masalah yang perlu dikaji adalah apakah yang duduk dalam perwakilan

benar-benar mewakili masyarakat.

b) Partisipasi dalam pelaksanaan

Segi positif dari Partisipasi dalam pelaksanaan adalah bahwa bagian

terbesar dari program (penilaian kebutuhan dan perencanaan program) telah

selesai dikerjakan. Tetapi segi negatifnya adalah kecenderungan menjadikan

warga negara sebagai obyek pembangunan, dimana warga hanya dijadikan

pelaksana pembangunan tanpa didorong untuk mengerti dan menyadari

permasalahan yang mereka hadapi dan tanpa ditimbulkan keinginan untuk

mengatasi masalah. Sehingga warga masyarakat tidak secara emosional

terlibat dalam program, yang berakibat kegagalan seringkali tidak dapat

dihindari.

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

12

Keterlibatan masyarakat mutlak harus dilakukan dalam partisipasi dan

bukan hanya keterlibatan mental semata, tetapi harus disertai dengan

keterlibatan mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan. Satropoetro dalam

Apriyani (2012:34), mengemukakan ada tiga buah unsur penting yang harus

diperhatikan dalam melaksanakan partisipasi, yaitu :

1. Bahwa partisipasi, keikutsertaan, keterlibatan atau peranserta, sesungguhnya

merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih dari semata-mata

atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.

2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha

untuk mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa

kesukarelaan untuk membantu kelompok. Seseorang menjadi anggota

dengan segala nilainya.

3. Unsur ketiga adalah unsur tanggungjawab. Unsur tersebut merupakan segi

yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Diakui sebagai anggota artinya

ada rasa (sense of belongingnes).

Senada dalam Purnamasari (2008:56-57), mengemukakan kriteria-

kriteria dari perencanaan partisipatif sebagai berikut:

1. Adanya pelibatan seluruh stakeholder.

2. Adanya upaya pembangunan institusi masyarakat yang kuat dan legitimate.

3. Adanya proses politik melalui negosiasi yang pada akhirnya mengarah pada

pembentukan kesepakatan bersama (collective agreement).

4. Adanya usaha pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pembelajaran

kolektif yang merupakan bagian dari proses demokratisasi.

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

13

Pembangunan adalah proses partisipasi, secara lebih luas, partisipasi

dipandang sebagai suatu proses yang dinamis dan berdimensi jamak.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan bukan hanya berarti pengarahan

tenaga kerja masyarakat secara sukarela, akan tetapi justru yang lebih penting

adalah tergeraknya masyarakat untuk mau memanfaatkan kesempatan-

kesempatan memperbaiki kualitas hidupnya. Partisipasi berarti peranserta

dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam

bentuk kegiatan, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil

pembangunan. Besarnya manfaat pembangunan yang dapat dinikmati oleh

masyarakat pelaku partisipasi sangat tergantung pada besar dan mutu peran

sertanya dalam proses pembangunan itu, sedangkan besar dan mutu peran

sertanya dalam proses pembangunan tergantung pada tingkat kemampuan serta

kesempatannya untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan tersebut

(Hilyana, 2001:29).

Pendekatan partisipatif dalam perencanaan pembangunan menjadikan

masyarakat tidak hanya dianggap sebagai objek dari pembangunan semata,

tetapi juga sebagai subjek dalam pembangunan. Pembangunan yang

berorientasi pada masyarakat berarti hasil pembangunan yang akan dicapai

akan bermanfaat dan berguna bagi masarakat, selain itu juga resiko akan

ditanggung pula oleh masyarakat.

Partisipasi masyarakat dapat diartikan sebagai bentuk keterlibatan

masyarakat yang memiliki tujuan dan kebutuhan yang sama dalam

pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupannya. Pengertian

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

14

partisipasi sendiri sangat beragam. Dalam partisipasi diartikan sebagai

keterlibatan masyarakat secara aktif dalam setiap tahapan pembangunan mulai

dari perencanaan hingga pelaksanaan. Masyarakat tidak lagi menjadi obyek

dari pembangunan tetapi menjadi subyek pembangunan, dimana masyarakat

berperan dalam menyampaikan aspirasi, menentukan pilihan, memanfaatkan

peluang dan menyelesaikan masalahnya. Melalui pendekatan partisipatif ini

masyarakat dapat memiliki pengaruh dan kontrol terhadap berbagai inisiatif

pembangunan dan pemanfaatan sumber daya yang akan mempengaruhi

kehidupannya maupun lingkungannya.

B. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Kerja

Pemerintah

Perencanaan Pembangunan Tahunan Dalam perencanaan

pembangunan Tahun Anggaran 2014 setiap tahapnya menghasilkan dokumen

saling terkait dengan dokumen yang dihasilkan dalam tahap sebelumnya.

Adapun dokumen yang dihasilkan selama perencanaan pembangunan tahunan

yaitu : 1) Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes). Dokumen tersebut

merupakan hasil pemaduserasian usulan kegiatan dalam Musyawarah

Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang diselenggarakan mulai jenjang

Desa/kelurahan, kecamatan dan kota. Dokumen ini berisi informasi tentang

program, kegiatan beserta nilai anggaran indikatif yang akan diajukan dalam

APBD tahun anggaran 2014. 2) Kebijakan Umum dan Anggaran (KUA)

APBD tahun anggaran 2014. Dokumen tersebut disusun dengan mengacu

kepada tujuan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

15

Menengah Desa (RPJM-Des) dan disesuaikan dengan RKPDes. Dokumen ini

memuat informasi tentang arah kebijakan untuk masing-masing bidang

kewenangan pemerintah daerah. 3) Prioritas dan Plafon APBD tahun anggaran

2014.

Dokumen yang disusun berdasarkan KUA ini memuat informasi

tentang program kegiatan pembangunan. 4) Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) tahun anggaran 2014. Dokumen ini disusun berdasarkan

KUA, PPA dan RKPD. APBD secara umum terdiri dari Nota Keuangan

beserta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (APBD). d. Keterkaitan

antara agenda setting dengan policy formulation. Sesuai dengan Kepmendagri

Nomor 29/2002 Kebijakan Umum dan Anggaran sebagai hasil dari proses

agenda setting, menjadi acuan dalam perencanaan operasional, untuk

menyusun usulan program dan kegiatan. Namun dalam implementasinya di

tahun anggaran 2014, beberapa program dan kegiatan yang diusulkan dalam

Musrenbang tidak sesuai dengan Kebijakan Umum dan Anggaran Perencanaan

Pembangunan Daerah Partisipatif Pembangunan daerah merupakan kegiatan

utama pemerintahan daerah. Karena itu perencanaan pembangunan daerah

membutuhkan partisipasi seluruh unsur pemerintahan daerah (stakeholders)

yang ada di daerah tersebut.

Merupakan bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang

membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling

membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

16

bidang tertentu atau tujuan tertentu, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih

baik (Sulistyani, 2004: 129).

Komunikasi merupakan proses transmisi ide atau informasi dan proses

interaksi ide dan gagasan (Nugroho, 2004:26). Seiring dengan semakin

kompleksnya informasi serta semakin banyaknya pihak yang terlibat maka

dialog akan menjadi lebih efektif bila dilengkapi dengan komunikasi bermedia.

Dicontohkan oleh (Nugroho, 2004:26) bahwa komunikasi bermedia dengan

media individual/pribadi seperti surat, memo dan sebagainya, hingga yang

bersifat publik seperti koran, radio, televisi dan film. Negosiasi adalah

perundingan dengan tawar menawar supaya didapat kata sepakat sesuai dengan

yang diinginkan (Badudu, 2001: 938).

Struktur politik di daerah (kabupaten/kota) tercermin dalam bentuk

pemerintahan daerah otonom. Menurut Nurcholis (2005: 20) pemerintahan

daerah otonom adalah pemerintahan daerah yang badan pemerintahannya

dipilih oleh penduduk (masyarakat) setempat dan memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus urusannya sendiri.

Kepala Daerah adalah pemimpin birokrasi daerah yang tugasnya

menetapkan kebijakan bersama dengan DPRD serta memimpin

pelaksanaannya bersama dengan jajaran birokrasi. Dalam UU No. 32 Tahun

2004, kepala daerah berkewajiban antara lain : 1) menegakkan seluruh

peraturan perundang-undangan 2) meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat 3)

memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat 4) mengajukan rancangan

peraturan daerah dan menetapkannya sebagai peraturan daerah bersama dengan

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

17

DPRD. Dalam ilmu manajemen, Kepala Daerah ini berperan sebagai top

manager. Menurut Amirullah (2004: 17).

Pelaksana anggaran ikut berpartisipasi dalam penyusunan kerja maka

menghasilkan pengungkapan informasi privat yang mereka miliki. Atasan atau

pemegang kuasa anggaran menerima informasi yang belum diketahui

sebelumnya dan meningkatkan akurasi pemahaman terhadap bawahan atau

pelaksana anggaran sehingga semakin mengurangi informasi asimetris dalam

hubungan atasan atau pemegang kuasa anggaran dan bawahan atau pelaksana

anggaran pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan

berupa informasi yang dimilikinya kepada atasan atau pemegang kuasa

anggaran sehingga atasan atau pemegang kuasa anggaran akan memperoleh

pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas

(Omposunggu dan Icuk Rangga Bawono, 2006: 58).

Penetapan penyusunan anggaran pada awal kegiatan mengharuskan

semua anggota organisasi mengarahkan segala kegiatan sesuai tujuan yang

telah ditetapkan. Manajemen pada fungsi perencanaan dalam hal ini dituntut

untuk memperhatikan penggunaan sumber-sumber ekonomi yang efisien.

Dalam keterlibatan tersebut, para manajer harus mengetahui seberapa besar

kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai target yang akan dicapai, agar

dalam diri manajer timbul perasaan yang dihargai, dipercaya, yang

mengakibatkanrasa kepuasan pekerjaannya.Akan tetapi dalam kenyataannya,

keterlibatan seseorang selalu dihadapkan pada berbagai masalah di tempat

kerja, seperti perbedaan opini dengan atasan, frustasi, dan rasa kejengkelan

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

18

terhadap perilaku rekan sekerja yang menciptakan suatu kondisi kerja negatif

dalam organisasi. Disinilah pentingnya individu dalam mengalami kepuasan

kerja. Untuk itu pekerja yang merasa dipuaskan pada pekerjaannya akan,

merasa termotivasi untuk memperbaiki kondisi kerjanya dan memberi respon

yang membangun.

Partisipasi dalam Perencanaan Pembangunan Tahunan . Partisipasi

dalam Musrenbang Desa/Kelurahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang) tingkat Desa/Kelurahan diselenggarakan untuk mensinkronkan

berbagai kebutuhan masyarakat yang diperoleh dari forum musyawarah

perencanaan tingkat Rukun Tetangga (RT), sehingga menjadi usulan yang

terpadu tingkat Desa yang selanjutnya akan dibahas kembali ke tingkat

Kecamatan. Sebelum Musrenbang Desa dilaksanakan, terlebih dahulu

dilakukan musyawarah tingkat RT yang umumnya diselenggarakan rutin setiap

bulan atau selapan sekali. Musyawarah RT melibatkan seluruh komponen yang

ada di RT yaitu Ketua RT bersama-sama dengan Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat (LPM) khususnya seksi Pembangunan.

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat adalah organisasi kemasyarakatan

yang ada di Desa yang dibentuk dalam upaya memberdayakan masyarakat desa

dan merupakan mitra yang membantu pemerintah Desa di bidang

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya

LPM dibagi menjadi 6 (enam) bidang yaitu bidang agama, bidang pendidikan,

bidang pemuda olahraga dan kesenian, bidang pembangunan, bidang keamanan

dan ketertiban dan bidang perekonomian.

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

19

Musyawarah RT dipimpin oleh Ketua RT. Dalam musyawarah tingkat

RT ini, para peserta menyampaikan usulan-usulan kegiatan untuk ditampung

oleh Ketua RW. Materi musyawarah tersebut berupa materi yang menyangkut

kehidupan kemasyarakatan dalam lingkup RW. Usulan kegiatan tersebut dapat

dikategorikan dalam kegiatan pembangunan, kegiatan pemerintahan dan

kegiatan kemasyarakatan. Dalam forum tersebut, usulan-usulan kegiatan yang

dapat diselesaikan pada tingkat Rukun Tetangga (RT) dikembalikan kepada

masing-masing pengurus RT untuk ditindaklanjuti, sedangkan usulan-usulan

kegiatan yang mempunyai skala RT keatas ditampung oleh Ketua RT sebagai

bahan rumusan dalam Rencana Pembangunan Tahunan Rukun Tetangga (RT).

Pengambilan keputusan atas kegiatan yang diusulkan masyarakat

menggunakan 2 (dua) mekanisme yaitu : 1) Untuk pembangunan sarana dan

prasarana fisik yang akan didanai secara swadaya masyarakat maupun dana

dari Pemerintah Kabupaten Gowa, tahap-tahap perencanaan seperti

pengidentifikasian, perumusan, penilaian dan pemilihan usulan kegiatan

sepenuhnya ditentukan bersama-sama oleh seluruh peserta musyawarah ,

sedangkan fungsi Ketua RT hanya mengetahui dan meneruskannya ke tingkat

Desa dan kecamatan. 2) Untuk usulan pembangunan selain dalam point a,

tahap perencanaan seperti pengidentifikasian usulan kegiatan dilakukan oleh

masyarakat, namun perumusan, penilaian dan pemilihan usulan kegiatan

sepenuhnya ditentukan oleh Ketua RW.

Keputusan akhir tidak dikonsultasikan kembali kepada masyarakat.

Seluruh hasil pengambilan keputusan tersebut dituangkan ke dalam Rencana

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

20

Pembangunan Tahunan Rukun Warga. Hasil musyawarah tingkat RT

selanjutnya dibawa dalam forum Musrenbang Desa. Musrenbang Desa

diselenggarakan setiap tahun sekali pada awal tahun anggaran sebelum tahun

berjalan. . Kepala Desa menentukan peserta yang akan mengikuti Musrenbang

Desa. Peserta musrenbang Desa terdiri dari Ketua RW, Ketua RT, tokoh

masyarakat, Ketua LPM didampingi kepala bidang pembangunan, dan dari

kecamatan yang berkaitan langsung dengan pembangunan yang bersifat fisik

dan non fisik. Acara dimulai dengan pembukaan dan pengarahan oleh Kepala

Desa yang berisi maksud dari penyelenggaraan forum tersebut, gambaran

potensi dan permasalahan untuk skala Desa.

Pembangunan masyarakat desa yang sekarang disebut juga dengan

nama pemberdayaan masyarakat desa pada dasarnya serupa dan setara dengan

konsep pengembangan masyarakat (community development atau CD).

Menurut Schlippe pada mulanya teori tentang pembangunan masyarakat desa

ini tidak ada. Perkembangan teori pembangunan desa itu dimulai dari praktik,

yaitu dari kebutuhan yang dirasakan di dalam masyarakat terutama dalam

situasi social yang dihadapi didalam Negara-negara yang menghadapi

perubahan sosial yang cepat. Secara teoritis, agar suatu desa berkembang

dengan baik, maka teradapat tiga unsur yang merupakan suatu kesatuan, yaitu

a. Desa (dalam bentuk wadah)

b. Masyarakat Desa

c. pemerintahan Desa.

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

21

Masyarakat desa, adalah penduduk yang merupakan kesatuan

masyakarat yang tinggal pada unit pemerintahan terendah langsung dibawah

camat. Sementara itu, pemerintah desa, adalah kegiatan dalam rangka

penyelenggaraan pemerintah yang dilaksanakan oleh organisasi pemerintah

yang terendah langsung dibawah kepala desa.

Dalam upaya mengembangkan masyarakat di tingkat local, baik

organisasi pemerintah maupun nonpemerintah, selain dibantu oleh tenaga

pendamping (fieldworker atau fasilitator lapangan) biasanya dibantu oleh

tanaga kader (indigenous worker). Kader diharapkan dapat menggantikan

peranan petugas pembangunan desa dalam melanjutkan kegiatan-kegiatan

pembangunan desa. Kader adalah orang-orang yang berasal dari masyarakat

setempat yang dengan sukarela bersedia ikut serta dalam pelaksanaan berbagai

kegiatan dalam program pembangunan desa. Kader dapat terdiri dari wanita

atau pria, tua maupun muda, sudah bekerja ataupun belum bekerja, yang

penting mereka merasa terpanggil, ada kesediaan dan kesadaran untuk ikut

bertanggung jawab dalam usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di lingkungannya.

Melakukan pembangunan perdesaan berarti mempersiapkan seluruh

kebutuhan masyarakat yang diindikasikan oleh potensi masyarakat. Potensi

masyarakat bersifat kompherehensif. Masyarakat lokal dalam perjalanan

waktu harus mengembangkan suatu asset yang menjadi suatu sumberdaya

ataupun potensi bagi komunitas tersebut dalam rangka menghadapi perubahan

yang terjadi. Beberapa asset yang harus dimiliki masyarakat sebagai hasil dari

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

22

pembangunan perdesaan dan pengembangan masyarakat mencakup aset yang

diasumsikan terkait dengan upaya pengembangan modal fisik (physical

capital), modal financial (financial capital), modal lingkungan (environmental

capital), modal teknologi (technological capital), modal manusia (human

capital), dan modal social (social capital).

Pembangunan infrastruktur perdesaan merupakan pendekatan terbaru

dari beberapa konsep pembangunan perdesaan yang telah ada sebelumnya.

Pembangunan infrastruktur perdesaan mempunyai beberapa karakteristrik.

Pertama adalah adanya aktivitas proyek infrastruktur desa yang cukup positif

dalam membantu aksesibilitas masyarakat di bidang sosial-ekonomi dan layak

dikembangkan lebih lanjut dalam mendorong pertumbuhan wilayah

perdesaan. Kedua, kehadiran infrastruktur perdesaan yang berbasiskan pada

kebutuhan masyarakat harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi

kegiatan masyarakat perdesaan. Ketiga, infrastruktur perdesaan dibangun

dengan memperhatikan nilai-nilai masyarakat yang hidup di perdesaan dan

oleh karena itu pendekatan pengembangan masyarakat (community

development) merupakan salah satu ciri melekat berikutnya yang harus

terintegrasi dalam pembangunan infrastruktur perdesaan. Keempat adalah

karakter terakhir pembangunan infrastruktur perdesaan yaitu melibatkan

kelompok fasilitator pengembangan perdesaan yang mempunyai bisnis inti

dalam pemberdayaan masyarakat. Biasanya kelompok-kelompok fasilitator

pengembangan perdesaan ini adalah mereka yang bergiat dalam

pemberdayaan masyarakat sebagai cara memaksimalkan proses, output dan

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

23

outcome pembangunan perdesaan. Lembaga pengembangan swadaya

masyarakat yang bersumberkan dari warga desa setempat seringkali

merupakan pilihan dalam pelaksanaan sebagai mitra/fasilitator pembangunan

perdesaan, dan bukan para kontraktor atau konsultan perusahaan besar.

Pembangunan infrastruktur perdesaan mempunyai cakupan fungsional

dan kemasyarakatan yang tinggi, artinya bahwa infrastruktur perdesaan yang

dibangun harus dibangun dengan memperhatikan kondisi sosial budaya

masyarakat. Jika masyarakat di suatu desa pola sosial budayanya adalah

masyarakat pertanian maka infrastruktur perdesaan harus mengikuti pola

tersebut sebagai dan menjadi infrastruktur yang mendukung sektor pertanian

sebagai kegiatan utama masyarakat perdesaan. Pembangunan infrastruktur

perdesaan akan semakin efektif dalam mendorong pembangunan masyarakat

dan wilayah pedesaan mana kala diikuti dengan kegiatan penguatan

kelembagaan masyarakat, peningkatan perekonomian rakyat untuk mendorong

kesejahteraan, dan peningkatan aspek pengorganisasian masyarakat. Termasuk

mulai memperhatikan program infrastruktur lingkungan di masyarakat seperti

pengolahan limbah, perlindungan sumber air, dan sejenisnya.

Pemerintah desa wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Desa (RPJM-Desa) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-

Desa), untuk memberikan pedoman bagi pemerintah desa dalam penyusunan

RPJM-Desa dan RKP-Desa, perlu dilakukan pengaturan. Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat (RPJM-

Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

24

memuat arah kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa,

kebijakan umum, dan program, dan Program Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan

rencana kerja. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat

(RKP-Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode satu tahun

merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka

ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang

dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan

pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh

pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi

masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan

RPJM-Desa.

C. Pemerintahan Desa

Dengan dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah

yurisdiksi, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan atau

dibentuk dalam sistem Pemerintahan Nasional dan barada di Kabupaten atau

Kota. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan

masyarakat.

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

25

Desa dapat melakukan perbuatan hukum, baik hukum publik maupun

hukum perdata, memiliki kekayaan, harta benda, dan bangunan serta dapat

dituntut dan menuntut di pengadilan. Untuk itu kepala desa dengan

persetujuan BPD mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan hokum

dan mengadakan perjanjian yang saling menguntungkan.

Desa memiliki sumber pembiayaan berupa pendapatan desa, bantuan

pemerintah dan pemerintah daerah, pendapatan lain-lain yang sah, sumbangan

pihak ketiga dan pinjaman desa. Berdasarkan hak asal-usul desa yang

bersangkutan, kepala desa mempunyai wewenang untuk mendamaikan

perkara atau sengketa dari para warganya. Dalam upaya meningkatkan dan

mempercepat pelayanan kepada masyarakat yang bercirikan perkotaan

dibentuk kelurahan sebagai unit pemerintahan kelurahan yang berada di dalam

daerah kabupaten dan/atau daerah kota.

Dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa dibentuk Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) atau sebutan lain yang sesuai dengan budaya

yang berkembang di desa bersangkutan, yang berfungsi sebagai lembaga

pengaturan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, seperti

dalam pembuatan dan pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa, dan keputusan Kepala Desa. Di desa dibentuk lembaga

kemasyarakatan yang berkedudukan sebagai mitra kerja pemerintah desa

dalam memberdayakan masyarakat desa.

Kepala Desa pada dasarnya bertanggungjawab kepada rakyat desa

yang dalam tata cara dan prosedur pertanggungjawabannya disampaikan

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

26

kepada Bupati atau melalui Camat. Kepada Badan Permusyawaratan Desa,

Kepala Desa wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawabannya

dan kepada rakyat menyampaikan informasi pokok-pokok

pertanggungjawabannya namun tetap harus memberi peluang kepada

masyarakat melalui Badan Permusyawaratan Desa untuk menanyakan dan

atau meminta keterangan lebih lanjut terhadap hal-hal yang berhubungan

dengan pertanggungjawaban tersebut.

Desa tidak lagi merupakan level administrasi, tidak lagi menjadi

bawahan daerah tetapi menjadi independent community, sehingga setiap

warga desa dan masyarakat desanya berhak berbicara atas kepentingannya

sendiri dan bukan dari atas ke bawahan seperti selama ini terjadi. Desa dapat

dibentuk, dihapus, dan/atau digabungkan dengan memperhatikan asal- usulnya

atas prakarsa masyarakat dengan persetujuan pemerintahan kabupaten dan

DPRD. Di Desa dibentuk pemerintah desa yang terdiri atas kepala desa atau

yang disebut dengan nama lain dan perangkat desa. Perangkat Desa terdiri atas

sekretaris desa dan perangkat desa lainnya seperti perangkat pembantu kepala

desa terdiri dari sekretaris desa, pelaksana teknis lapangan seperti kepala

urusan dan unsur kewilayahan seperti kepala dusun atau dengan sebutan lain.

Penyelenggaraan pemerintah desa merupakan subsistem dari system

penyelenggaraan pemerintah sehingga desa memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala desa

bertanggungjawab pada BPD dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas

tersebut kepada bupati.

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

27

Dalam menjalankan Pemerintahan Desa, pemerintah desa menerapkan

prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi. Sedangkan dalam

menyelenggarakan tugas dan fungsinya, kepala desa:

a. Bertanggung jawab kepada rakyat melalui BPD; dan

b. Menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya kepada Bupati

tembusan Camat.

Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai

penanggungjawab utama dalam bidang pembangunan Kepala Desa dapat

dibantu lembaga kemasyarakatan yang ada di desa. Sedangkan dalam

menjalankan tugas dan fungsinya, sekretaris desa, kepala seksi, dan kepala

dusun berada di bawah serta tanggungjawab kepada Kepala Desa, sedang

kepala urusan berada di bawah dan bertanggungjawab kepada sekretaris desa.

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal

209, urusan pemerintah yang menjadi kewenangan desa adalah sebagai

berikut.

a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa.

b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten

atau kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa.

c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan atau

pemerintah kabupaten atau kota.

d. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan

diserahkan kepada desa.

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

28

Asal kata “Desa” adalah dari bahasa India, yaitu “swadesi” swadesi

berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang

merujuk pada satu kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma, serta

memiliki batas yang jelas. Istilah desa ini, juga bisa disebut dengan istilah lain

pada daerah-daerah tertentu misalnya saja dusun dan warga bagi masyarakat

sulawesi selatan. (Sihombing 2007: 1).

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah pewarisan

undang-undang yang lama yang pernah ada yang mengatur desa yaitu

Inlandsche Gemeente Ordonantie (IGO) yang berlaku untuk Jawa dan Madura

dan Inlandsche Gemeente Ordonantie Buitingewesten (IGOB) yang berlaku

untuk diluar Jawa dan Madura. Peraturan ini tidak mengatur desa secara

seragam.

Pemerintahan desa yang diseragamkan.Penyeragaman ini

dimaksudkan untuk memperkuat pemerintahan desa agar mampu

menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,

menyelenggarakan administrasi desa yang lebih efektif dan efisien serta

memberikan dorongan perkembangan dan pembangunan desa secara

keseluruhan.

Lembaga Musyawarah desa merupakan wadah permusyawaratan dari

pemuka-pemuka masyarakat yang ada didesa dan didalam mengambil

keputusannya ditetapkan berdasarkan musyawarah dan mufakat dengan

memperhatikan kenyataan hidup yang berkembang dalam masyarakat yang

bersangkutan.

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

29

Kepemimpinan dan peran pemerintah desa pada dasarnya bagaimana

mengkoordinasikan seluruh kepentingan masyarakat desasetiap pengambilan

keputusan dan bukanlah tanggungjawab mudah untuk itu perlu dilimpahkan

kepada semua tingkat pimpinan sampai ketingkat bawah sekalipun seperti

kepala dusun dan lainnya. Pemerintah desa adalah tugas dan fungsi Kepala

Desa yaitu :

1. Memimpin penyelenggara pemeintah desa.

2. Membina kehidupan masyarakat desa.

3. Membina perekonomian desa.

4. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa.

5. Mendamaikan perselisihan masyarakat desa.

6. Mewakili desanya didalam dan diluar peradilandan dapat menunjuk kuasa

hukumnya.

7. Mengajukan perencanaan peraturan desa dan bersama BPD menetapkan

peraturan desa (PERDES).

8. Menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di desa

yang bersangkutan.

Pemerintahan desa dimaksud untuk memperbaharui dan memperkuat

unsur-unsur demokrasi dalam bentuk dan susunan pemerintahan

desa.Keberadaan peran pemerintah desa bertujuan untuk meningkatkan taraf

hidup masyarakatnya.Suatu hal yang penting bahwa lembaga sosial

merupakan wadah aspirasi masyarakat yang menjadi pendorong dinamika

masyarakat desa. Lembaga-lembaga sosial yang ada diharapkan tumbuh

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

30

sesuai dengan budaya (adat istiadat setempat termasuk didalamnya

bagaimana mengelola lembaga-lembaga desa dengan demikian penguatan

peran pemerintah dan lembaga-lembaga sangat menentukan untuk kemajuan

desa termasuk sektor pembangunannya.

D. Kerangka Pemikiran

Pemerintah desa memegang peran penting dalam pelaksanaan

partisipasi masyarakat baik partisifasi langsung maupun partisipasi

perwakilan dalam penyusunan kerja di desa Keberadaan Partisipasi

masyarakat dalam penyusunan kerja bertujuan untuk memberdayakan

masyarakat khususnya masyarakat dengan kondisi ekonomi yang bertaraf

miskin.Pemerintah desa dengan peran serta tanggung jawab yang dimiliki

untuk mensejahterakan masyarakatnya tentu berupaya melakukan pembaruan.

Pelaksanaan partisipasinya dari segi potensi akan dapat membantu

masyarakat miskin untuk meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik

berdasarkan tinjauan prinsip, tujuan dan komponen serta strategi pelaksanaan

masyarakat itu sendiri. Peran pemerintah desa untuk mendukung dan

membantu pelaksanaan kesejateraan dan pembangunan Desa akan

mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Berikut adalah skema kerangka

pemikiran tentang pelaksanaan Partisipasi Masyarakat Desa.

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

31

KERANGKA PEMIKIRAN

E. Fokus Penelitian

Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah

(RKP) Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

F. Deskripsi Fokus Penelitian.

1. Partisipasi masyarakat adalah peran serta masyarakat dalam suatu

kegiatan baik dalam bentuk pernyataan maupun kegiatan yang ada

disekitarnya.

2. Partisipasi langsung adalah orang yang datang memberi ide terhadap

program atau pelaksanaan kegiatan.

Partisipasi Masyarakat

TercapainyaTujuan Pembangunan Desa

Penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah Desa (RKPDes)

Bentuk-Bentuk Partisipasi

Masyarakat

1. Partisipasi Langsung

2. Partisipasi Perwakilan

Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Partisipasi

Masyarakat

1. Kepemimpinan Pemerintah

Desa

2. Tingkat Pendidikan Masyarakat

3. Regulasi (Aturan)

4.

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

32

3. Partisipasi Perwakilan adalah bentuk partisipasi masyarakat melalui

perwakilan tokoh masyarakat setempat.

4. Kepemimpinan Pemerintahan Desa adalah kemampuan Pemerintah Desa

dalam mempengaruhi masyarakat agar terlibat dalam Penyusunan

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa.

5. Regulasi adalah aturan yang diterapkan oleh Pemerintah Desa diwilahnya

khususnya menyangkut tentang keterlibatan masyarakat Desa dalam

agenda penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa.

6. Tingkat Pendidikan Masyarakat adalah Status Pendidikan masyarakat

masyarakat setempat.

7. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa adalah Perumusan

program Kerja Pemerintah Desa Selama Satu Pemerintahan Desa.

8. Tercapainya tujuan Pembangunan Desa adalah terealasinya keinginan

Pemerintah bersama masyarakat dalam pembangunan Desa.

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian.

Waktu yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini selama 2 bulan

dan bertempat di Kantor Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa. Penelitian ini bermaksud melihat bagaimana Partisipasi Masyarakat

Dalam Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah di Desa Bontoramba

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada: (1) di Kantor Desa

Bontoramba Kecamatan Pallangga merupakan salah satu unsur pemerintah di

tingkat Desa yang menangani Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan

Rencana Kerja Pemerintah; (2) untuk mengetahui Partisipasi Masyarakat

Dalam Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah di Desa Bontoramba

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Adapun pertimbangan dalam

pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas efektifitas, waktu, dana dan

kemudahan dalam mengumpulkan data karena lokasi tersebut mudah

dijangkau oleh penulis.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang

mendeskripsikan dan menggambarkan tentang Pratisipasi Masyarakat

dalam Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah apa yang diterapkan di

kantor Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga untuk meningkatkan

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

34

Partisipasi Masyarakat di Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga

Kabupaten Gowa.

2. Tipe Penelitian

Tipe Penelitian ini adalah tipe fenomenologi dimaksudkan untuk

memberi gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti

berdasarkan pengalaman yang dialami oleh informan. Adapun masalah-

masalah yang diteliti adalah mengenai Penyusunan Rencana Kerja apa

yang harus diterapkan Partisipasi Masyarakat di kantor Desa Bontoramba

Kecamatan Pallangga.

C. Sumber Data.

1. Data Primer

Data Primer untuk memperkaya dan mempertajam analisis bagi

penarikan kesimpulan yang meliputi: pengamatan langsung (observasi),

dan wawancara yang dilakukan penulis tentang Partisipasi Masyarakatdi

Kantor Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai

laporan-laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis

yang digunakan dalam penelitian. Adapun laporan atau dokumen yang

bersifat informasi tertulis yang dikumpulkan peneliti adalah mengenai

Partisipasi Masyarakat yang diterapkan Penyusunan Rencana Kerja

Pemerintahdi kantor Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa.

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

35

D. Informan Penelitian

Adapun Informan pada Penelitian ini adalah berjumlah 8 Orang yaitu :

No Informan jabatan Jumlah

1 Abu Talib Dg Mile Kepala Desa Bontoramba 1 Orang

2 Nurdin SE. Dg liwang Sekretaris Desa Bontoramba 1 Orang

3 Amran Dg Tika Kasi Pemerintahan 1 Orang

4 Kaharuddin Kasi Pembangunan 1 Orang

5

1. Abd. Rasyid Dg. Ngiri’

2. Abd. Azis Dg. Bali

Kepala Dusun;

1.Balinappang

2.LikoLoe

2 Orang

6

1. Syafaruddin Sija

2. Baha’ Dg. Sarro

Ketua RT:

1.Bontocinde

2.Dusun Bontobiraeng

2 Orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian maka

digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi (pengamatan) adalah pengamatan data yang dilakukan melalui

pengamatan penulis secara langsung di lapangan mengenai Partisipasi

Masyarakat yang diterapkan dalam upaya meningkatkan Penyusunan

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

36

Rencana Kerja Pemerintah di Kantor Desa Bontoramba Kecamatan

Pallangga Kabupaten Gowa.

b. Studi Kepustakaan (Dokumen) adalah dokumen yang diperlukan dalam

penelitian ini tentang permasalahan-permasalahan yang sedang diteliti

meliputi Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah di Kantor Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa yang diterapkan di kantor Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga

Kabupaten Gowa.

c. Wawancara adalah dimana penulis melakukan interview atau wawancara

terhadap Kepala Desa (atasan) atau sekertaris (staf desa) di berbagai

instansidi desa yang bekerja pada Kantor di Desa Bontoramba.

Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi penelitian

mengenai Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah di Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa

F. Teknik Analisis Data.

Analisis data ialah langkah selanjutya untuk mengelola data dimana

data yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk

menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian.

Menurut Miles and Huberman (Dalam Sugiyono, 2012:91-99) menjelaskan

bahwa analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

37

demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dalam hal ini gambaran mengenai Partisipasi Masyarakat Dalam

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah di Desa Bontoramba Kecamatan

Pallangga Kabupaten Gowa sehingga mempermudah peneliti dalam

melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3. Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini

peneliti berusaha untuk menguraikan secara singkat tentang bagaimana

Partisipasi Masyarakat yang diterapkan dalam Penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah di kantor Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten

Gowa berbentuk teks yang bersifat naratif.

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing and Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles and Hubberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek dalam hal ini

mengenai bagaimana Partisipasi Masyarakatyang diterapkan dalam

Penyusunan Rencana Pemerintah di kantor Desa Bontoramba Kecamatan

Pallangga yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga

setelah diteliti menjadi jelas.

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

38

G. Keabsahan Data

Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil

penelitian adalah dengan melakukan triangulasi. Menurut Sugiyono

(2012:127), teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggaungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Menurut Sugiyono ada

tiga macam triangulasi yaitu:

1 Triangulasi Sumber

Trianguasi sumber berarti membandingkan dengan cara mengecek

ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber

yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan

wawancara, membandingkan antara apa yang dikatakan umum dengan yang

dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen

yang ada.

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan obsevasi,

dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data

tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan

diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain,

untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya

benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

39

3) Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih

segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid

sehingga kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat

dilakukan dengan cara melalakukan pengecekan dengan wawancara,

observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil

uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang

sehingga ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan

dengan cara mengecek hasil peneitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas

melakukan pengumpulan data.

H. Jadwal Penelitian

Dalam rancangan proposal penelitian perlu pula mencantumkan jadwal

pelaksanaan penelitian, yang mencakup:

1) Persiapan

Peneliti akan melakukan penyusunan instrument penelitian.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti akan melakukan proses pengumpulan

data, pengolahan data, klarifikasi data, analisis data, dan penarikan

kesimpulan.

3) Penyelesaian

Peneliti akan melakukan penyusunan laporan penelitian dan perbaikan

proposal penelitian.

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Profil Umum Kantor Desa Bontoramba

Desa Bontoramba adalah salah satu desa yang terletak di bagian timur

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, latar belakang/Sejarah

terbentuknya Desa Bontoramba yang dahulu merupakan pemekaran dari

desa kampili pada tahun 1994. salah satu Desa di Kecamatan Pallangga

adalah dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 1992

mengenai Pembentukan 18 (Delapan) Kecamatan di Wilayah Kabupaten-

Kabupaten Daerah Tingkat II Gowa dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat

I Sulawesi Selatan.Dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah RI No. 8

Tahun 1992, pengembangan Kecamatan Pallangga yang meliputi Desa

Bontoramba yang dahulunya merupakan salah satu Desa di Kecamatan

Pallangga Kabupaten Gowa dengan jamlah penduduk 4147 jiwa.dengan

rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 2027 jiwa dan berjenis

kelamin perempuan berjumlah 2020 jiwa

Kantor Desa Bontoramba terletak di Kecamatan Pallangga dengan

Jarak ± 9 Km. dari Ibu Kota Kecamatan dan jarak ± 12 Km dari Ibu Kota

Kabupaten Gowa.Luas Wilayah Administrasi Desa Bontoramba ± 571,33

Km2 yang terdiri dari 4 Dusun , RT/RW 15/24 yaitu Dusun Balinappang

RT/RW 2/4, Dusun Bontocinde RT/RW 3/6, Bontobiraeng RT/RW 2/4 dan

40

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

41

Dusun Likuloe RT/RW 8/10 dengan batas-batas wilayah Desa Bontoramba

sebagai berikut:

1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Sakkolia

2. Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Julu pa’mai

3. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Pa’bentengan

4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Kampili

Desa Bontoramba memiliki visi dan misi sebagai berikut:

V i s i

Mewujudkan Desa Bontoramba yang dinamis dalam

menyelenggarakan tugas pemerintahan Pembangunan dan Kemasyarakatan

serta meningkatkan Partisipasi Masyarakat.

M i s i

Dalam mendukung tercpainya Visi tersebut maka Desa Bontoramba

melakukan misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan Disipilin Staf Desa.

2. Meningkatkan Profesionalisme Staf dalam melakukan Pelayanan.

3. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan melalui

Musyawarah Rencana Pembangunan.

4. Meningkatkan Pemahaman masyarakat Desa Bontoramba akan

Pentingnya Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Pedesaan.

5. Meningkatkan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Oleh Pembantu

Kolektor.

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

42

2. Keadaan Perangkat Kantor Desa Bontoramba

Dalam sebuah instansi pemerintahan keadaan Perangkat sangat

menunjang dalam pencapaian tujuan yang ingin dicapai. Keadaan Perangkat

yang perlu diperhatikan yakni keadaan pegawai berdasarkan usia, keadaan

Perangkat berdasarkan golongan, keadaan Perangkat berdasarkan jabatan,

keadaan Perangkat berdasarkan status kepegawaian, dan keadaan Perangkat

berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 1.1 Keadaan perangkat Desa Berdasarkan Usia

No Tingkatan Usia Jumlah Presentase (%)

1 20 – 30 Tahun 5 21,42%

2 31 – 40 Tahun 5 35,71%

3 41 – 50 Tahun 3 35,71%

4 51 – 55 Tahun 1 7,14%

Jumlah 14 Orang 100%

Sumber : Arsip Kantor Desa Bontoramba Tahun 2015

Berdasarkan uraian tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkatan usia

perangkat di desa Bontoramba dimulai usia 20 – 30 Tahun berjumlah 5 orang

atau sebesar 21,42 persen, usia 31 – 40 Tahun sebanyak 5 orang atau sebesar

35,7 persen, usia 41 - 50 Tahun berjumlah 5 orang atau sebesar 35,71 persen

dan usia 51 – 55 Tahun berjumlah 1 orang atau sebesar 7,1 persen. Sehingga

dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkatan usia perangkat di

Kantor Desa Bontoramba di dominasi oleh usia 31- 40 dan 41 – 50 Tahun

yang masing-masing berjumlah 5 orang.

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

43

Setiap perangkat Desa yang ada di kantor Desa Bontoramba memiliki

masing-masing tingkat pendidikan yang berbeda, hal tersebut dapat dilihat

dari tabel 1.2 di bawah ini:

Tabel 1.2 Keadaan Perangkat Desa Berdasarkan Pangkat.

No Nama Kepala Dusun Jabatan

1 Abd. Rasyid Dg Ngiri Kepala Dusun Balinappang

2 Manja Dg. Ngerang Kepala Dusun Bontocinde

3 Gassing Samad Kepala Dusun Bontobiraeng

4 Abd. Azis Bali Kepala Dusun Likulde

Sumber : Arsip Kantor Desa Bontoramba Tahun 2015

Berdasarkan uraian dari tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa daftar

kepala dusun yang ada di desa bontoramba berjumlah 4 orang sesuai dengan

jabatan masin-masing selain itu masing-masing kepala dusun mempunyai

tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya masing-masing dengan tetap

berpedoman pada aturan yang berlaku.

Perangkat Desa yang berada di Desa Bontoramba memiliki jabatan

masing-masing sesuai dengan peraturan daerah (PERDA) yang berlaku di

Kabupaten Gowa Nomor 6 Tahun 2006 yang mengatur tentang struktur

organisasi pemerintah desa pada masing-masing jabatan yang ada di Desa

Bontoramba.

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

44

hal tersebut dapat dilihat dari tabel 1.3 di bawah ini

Tabel 1.3 Keadaan Staf Desa Berdasarkan Jabatan

No Nama Perangkat Desa Jabatan

1 Abu Talib Dg Mile Kepala Desa

2 Nurdin Dg Liwang SE Sekertaris Desa

3 Waldi Nurdin Kaur Umum

4 Melda Asmah S,E Kaur Keuangan

5 Syahrir Kasi Kesra

6 Kaharuddin Kasi Pembangunan

7 Amran Dg Tika Kasi Pemerintahan

Sumber : Arsip Kantor Desa Bontoramba Tahun 2015

Berdasarkan uraian tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 7 (Enam)

jabatan masing-masing disi oleh Perangkat Desa, yang terdiri dari Kepala

Desa,Sekertaris Desa,Kaur Umum, Kaur Keuangan, Kasi Kesra

(Kesejahteraan Rakyat), Kasi Pembangunan, dan Kasi Pemerintahan.

perangkat Desa yang bekerja pada kantor Desa bontoramba sampai

pada tahun 2015 sepenuhnya belum berstatus perangkat Desa tetap, karena

ada beberapa aparatur pemerintah yang di angkat oleh pejabat yang

berwenang untuk membantu Kepala Desa dalam menyelesaikan tugasnya.

Penempatan Perangkat Desa dalam jabatan maupun golongannya

dilihat berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki masing-masing staf

Desa. Serta kemampuan seseorang dalam mengerjakan suatu tugas yang

diberikan juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang ia miliki, untuk

mengetahui tingkat pendidikan seluruh aparatur pemerintah di Desa

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

45

Bontoramba. Berikut tingkat pendidikan yang dimiliki Perangkat Desa yang

ada di kantor Desa Bontoramba pada tabel 1.5 dan tabel 1.6

Tabel 1.5 Tingkat Pendidikan Perangkat DesaNo Tingkat Pendidikan Jumlah

1 SD -

2 SMP -

3 SMA 12 orang

5 S (Strata)-1 2 orang

6 S (Strata)-2 -

Jumlah 14 orang

Sumber : Arsip Kantor Desa Bontoramba Tahun 2015

Berdasarkan uraian tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan yang dimiliki oleh Staf Desa tetap yang ada di kantor Desa

Bontoramba yaitu lulusan SMA sebanyak 10 orang, lulusan S (Strata)-1

sebanyak 2 orang, serta lulusan S (Strata)-2 tidak ada. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa yang mendominasi adalah Staf Desa tetap dengan lulusan

SMA yakni sebanyak 10 orang.

Tabel 1.6 Tingkat Pendidikan Desa Bontoramba

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 SD -

2 SMP -

3 SMA 12 orang

5 S (Stara)-1 2 orang

6 S (Strata)-2 -

Jumlah 14 orang

Sumber : Arsip Kantor Desa Bontoramba Tahun 2015

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

46

Berdasarkan uraian tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan yang dimiliki Desa Bontoramba yaitu lulusan SMA sebanyak 10

orang, sedangkan lulusan S (Strata)-1 sebanyak 2 orang.

3. Susunan Organisasi Desa Bontoramba

STURUKTUR ORGANISASI

DESA BONTORAMBA KECAMATAN PALLANGGA

KABUPATEN GOWA

Berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tentang Pemerintahan Desa

Dalam melaksanakan tugas Pokok dan fungsi Pelayanan Administrasi,

baik Sekretaris maupun masing-masing Kepala seksi dibantu oleh staf Desa

maupun Kepala Dusun. Sehubungan dengan itu berdasarkan Surat Tugas Kepala

Kepala Desa

KASIPemerintahan

KASIKESRA

KASIPembangunan

Sekretaris Desa

KAURUMUM

KAURKeuangan

KadusBalinappang

Kadus LikuloeKadus BontoBiraeng

Kadus Bontocinde

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

47

Desa Bontoramba, Nomor. 800/004/Pem/KTM/II/2013, menempatkan perangkat

Desa sebagai mana table berikut:

a. Sekretaris Desa

No Nama staf Desa Jabatan

12

Nurdin SE Dg LiwangAbdul Rahman

Sekretaris DesaStaf Sekretaris Desa

b. Kaur Umum

No Nama staf Desa Jabatan

12

Waldy NurdinNurhayati

Kaur UmumStaf Kaur Umum

c. Kaur Keuangan

No Nama staf Desa Jabatan

12

Melda Asmah S.ERismawati

Kaur KeuanganStaf Kaur Keuangan

d. Seksi Pemerintahan

No Nama staf Desa Jabatan

12

Amran Dg TikaSaipul

Seksi PemerintahanStaf Desa

e. Seksi Pembangunan

No Nama staf Jabatan

12

KaharuddinHidayatulla

Seksi PembangunanStaf Desa

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

48

f. Seksi Kesra

No Nama staf Jabatan

12

SyahrirSyamsul Alam

Kepala seksi KesraStaf Desa

4. Tugas Pokok dan Fungsi

Desa merupakan wilayah kerja Kepala Desa sebagai perangkat daerah

dalam wilayah Kecamatan Pallangga berkedudukan di bawah dan

bertanggungjawab kepada Kabupaten melalui Camat. Desa Bontoramba

sebagai perangkat daerah memiliki struktur organisasi dan mempunyai tugas

pokok dan fungsi sebagai berikut :

Kepala Desa

a) Tugas Pokok

Kepala Desa mempunyai tugas pokok memimpin Desa dalam

membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan kewenangan pemerintahan

yang dilimpahkan oleh Bupati dibidang Pemerintahan ketentraman dan

ketertibaban, ekonomi dan pembangunan, kesejahteraan rakyat, pelayanan

Masyarakat serta pembinaan sekretariat Desa.

b) Fungsi

Dalam melaksanakan Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) Kepala Desa menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut:

1. penyusunan program dan rencana kerja Kepala Desa.

2. Penyelenggaraan pemerintahan,pembangunan dan Kemasyarakatan.

3. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

49

4. Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Dalam Pembangunan.

5. Pelaksanaan Pembinaan ketentraman dan ketertiban di wilayah Desa.

6. Pengendalian dan pengkoordinasian seluruh kegiatan unsur Organisasi

Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga.

7. Pengawasan terhadap pelaksanaan program Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Pedesaan Dalam Pembangunan dan penggunaan anggaran Di

Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga.

Sekretaris Desa

a) Tugas

Sekretariat Desa dipimpim oleh seorang sekretaris mempunyai tugas

pokok membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan dibidang

ketatausahaan,Perangkat Desa, perencanaan dan pelaporan, keuangan, serta

memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur dalam

lingkup Desa Bontoramba.

b) Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan program dan rencana kerja anggaran Desa

2. Pelaksanaan kebijakan dibidang kesekretariatan.

3. Penyelenggaraan kegiatan dibidang administrasi umum,administrasi Staf

Desa, administtrasi keuangan dan administrasi perlengkapan serta rumah

tangga Desa Bontoramba.

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

50

4. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dengan unsur

organisasi Desa.

5. Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan Staf dilingkup Desa Bontoramba.

6. Pelaksanaan pelaporan dsan evaluasi kegiatan kesekretariatan.

Kepala Urusan Umum

Kepala Urusan Umum mempunyai beberapa tugas sebagai berikut:

1. Mencatat data dan informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan

desa pada Buku Administrasi Umum.

2. Mengelola Buku Data Peraturan Desa.

3. Mengelola Buku Data Keputusan Kepala Desa.

4. Mengelola Buku Data Inventaris Desa.

5. Mengelola Buku Data Aparat pemerintah Desa.

6. Mengelola Buku Data Tanah Milik Desa/Tanah Kas Desa.

7. Mengelola Buku Data Tanah di Desa.

8. Mengelola Buku Agenda.

9. Mengelola Buku Ekspedisi.

Kepala Urusan Keuangan

1. Melaksanakan kegiatan pencatatan mengenai penghasilan kepala desa dan

perangkat desa yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

2. Mengumpulkan dan menganalisa data sumber penghasilan desa yang baru

untuk dikembangkan.

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

51

3. Melakukan kegiatan administrasi pajak yang dikelola oleh desa (pajak

radio, IPEDA/PBB) dan membantu kegiatan pencatatan pajak rumah

tangga serta pajak lainnya.

4. Melakukan kegiatan administrasi keuangan desa (Anggaran Penerimaan

Pengeluaran Keuangan Desa) baik rutin maupun pembangunan.

5. Melaksanakan tugas lain yangdiberikan oleh sekretaris desa.

Seksi Pemerintahan

a) Tugas

Kepala seksi pemerintahan mempunyai tugas pokok membantu Kepala

Desa dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas dibidang

pemerintahan.

b) Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), menyelenggarakan fungsi :

1. penyusunan program dan rencana kerja seksi pemerintahan.

2. pelaksanaan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh camat kepada

Kepala Desa dibidang pemerintahan;

3. penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan yang dilimpahkan oleh

camat kepada Kepala Desa.

4. pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di

Desa

5. penyelenggaraan tugas pembantuan tugas lain yang diberikan sesuai

fungsinya.

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

52

Seksi Pembangunan

a) Tugas

Kepala seksi Pembangunan mempunyai tugas pokok membantu camat

dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas dibidang

pembangunan.

b) Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), menyelenggarakan fungsi:

1. penyusunan program dan rencana kerja seksi pembangunan.

2. pelaksanaan kewenangan yang dilimpahkan oleh camat kepada Kepala

Desa di bidang ekonomi dan pemngunan.

3. pelaksanaan pembangunan sesuai dengan kewenagan yang dilimpahkan

oleh camat kepada Kepala Desa.

4. pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan pembangunan

diwilayah Desa Bontoramba.

5. penyelenggaraan tugas pembantuan dan tugas lain yang diberikan sesuai

dengan bidang tugas.

Seksi Kesejahteraan Rakyat

a) Tugas

Kepala seksi perekonomian dan kesejahteraan rakyat mempunyai tugas

pokok membantu Kepala Desa dalam membina, mengkoordinasikan dan

melaksanakan tugas dibidang perekonomian rakyat.

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

53

b) Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan program dan rencana kerja seksi kesejahteraan rakyat.

2. Pelaksanaan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh camat kepada

Kepala Desa dibidang perekonomian dan kesejahteraaan rakyat.

3. Penyelenggaraan kesejahteraan rakyat sesuai dengan yang dilimpahkan

camat kepada Kepala Desa.

4. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan perekonomian dan

kesejahteraan rakyat di Desa Bontoramba.

5. Penyelenggaraan tugas pembantuan tugas lain yang diberikan sesuai

fungsinya.

Tugas dan Fungsi Staf Desa

Staf Desa baik itu tenaga perangkat Desa maupun yang tidak termasuk

dalam memiliki tugas fungsi yang berbeda berdasarkan di mana mereka

ditempatkan. Berikut tugas dan fungsi masing-masing staf desa berdasarkan

seksi di mana mereka ditempatkan ;

Sekretaris

a) Tugas

Staf Desa ataupun yang tidak termasuk memiliki tugas membantu

sekertaris dalam melaksanakan tugas di bidang kesekretariatan.

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

54

b) Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, tenaga honorer menyelenggarakan

fungsinya sebagai berikut:

6. Membantu sekertaris dalam menyelesaikan administrasi kantor.

7. Membantu sekertaris dalam membukukan surat masuk dan surat keluar

Seksi Pemerintahan

a) Fungsi

Tenaga honorer baik itu yang termasuk kategori 2 ataupun yang tidak

termasuk kategori 2 memiliki tugas membantu kepala seksi pemerintahan

dalam melaksanakan tugas di bidang pemerintahan.

b) Tugas

Dalam melaksanakan tugasnya, tenaga honorer menyelenggarakan

fungsinya sebagai berikut:

1. Membantu kepala seksi dalam pembuatan KTP, kartu keluarga, dan akta

kelahiran.

2. Membantu kepala seksi dalam pembuatan sertifikat.

3. Membantu kepala seksi dalam pembuatan surat keterangan PBB (Pajak

Bumi dan Bangunan).

4. Membantu kepala seksi dalam pembuatan surat keterangan tanah.

5. Membantu kepala seksi dalam pembuatan surat keterangan kewarisan.

6. Membantu kepala seksi dalam pembuatan surat keterangan domisili.

7. Membantu kepala seksi dalam pembuatan surat keterangan kematian.

8. Membantu kepala seksi dalam pembuatan surat keterangan kelahiran.

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

55

9. Membantu kepala seksi dalam pembuatan surat keterangan pemakaman.

Seksi Pembangunan

a) Fungsi

Tenaga honorer baik itu yang termasuk kategori 2 ataupun yang tidak

termasuk kategori 2 memiliki tugas membantu kepala seksi pembangunan

dalam melaksanakan tugas di bidang pembangunan.

b) Tugas

Dalam melaksanakan tugasnya, tenaga honorer menyelenggarakan

fungsinya sebagai berikut:

1. Membantu kepala seksi pembangunan dalam menyelesaikan pembuatan

surat keterangan IMB ( Izin Mendirikan Bangunan).

2. Membantu kepala seksi pembangunan dalam menyelesaikan surat izin

tempat usaha.

3. Membantu kepala seksi pembangunan dalam menyelesaikan surat izin

gangguan.

4. Membantu kepala seksi dalam melaksanakan kegiatan MUSREMBANG

Tugas Dan Fungsi Kepala Dusun

Kepala dusun berkedudukan sebagai perangkat pembantu kepala desa

dan unsur pelaksana penyelenggara pemerintah desa di wilayah dusun.

Kepala dusun mempunyai tugas membantu kepala desa dalam

menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di

wilayah kerjanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menjalankan tugas, kepala dusun mempunyai fungsi yaitu:

Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

56

1. Melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan,

ketentraman dan ketertiban diwilayah kerjanya

2. Membantu kepala desa dalam kegiatan penyuluhan, pembinaan dan

kerukunan warga diwilayah kerjanya

3. Melaksanakan keputusan dari kebijaksanaan kepala desa diwilayah

kerjanya

4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala desaS

B. Gambaran Umum Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana

Pembangunan Desa (Musyrembang)

Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku

kepentingan (stakeholder) desa untuk menyepakati Rencana Kerja pemerintah

(RKP) Desa tahun anggaran yang akan direncanakan. Musrenbang Desa

dilaksanakan setiap bulan Januari dengan mengacu pada RPJM desa. Setiap

desa diamanatkan untuk menyusun dokumen rencana 5 tahunan yaitu RPJM

Desa dan dokumen rencana tahunan yaitu RKP Desa.

Musrenbang adalah forum perencanaan (program) yang dilaksanakan

oleh lembaga publik yaitu pemerintah desa, bekerja sama dengan warga dan

para pemangku kepentingan lainnya. Musrenbang yang bermakna akan

mampu membangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan desa,

dengan cara memotret potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tidak

tersedia baik dari dalam maupun luar desa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 tahun 2007,

Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (RKP-Desa)

Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

57

adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun dan merupakan

penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa,

dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program

prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan

maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang

ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada

Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJM-Desa.

Setiap tahun pada bulan Januari, biasanya didesa-desa diselenggarakan

musrenbang untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa).

Penyusunan dokumen RKP Desa selalu diikuti dengan penyusunan dokumen

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa), karena suatu rencana

apabila tanpa anggaran sepertinya akan menjadi dokumen atau berkas belaka.

Kedua dokumen ini tidak terpisahkan, dan disusun berdasarkan musyawarah

dan mufakat. RKP Desa dan APB Desa merupakan dokumen dan infomasi

publik. Pemerintah desa merupakan lembaga publik yang wajib

menyampaikan informasi publik kepada warga masyarakat. Keterbukaan dan

tanggung gugat kepada publik menjadi prinsip penting bagi pemerintah desa.

RKP Desa ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Desa dan

disusun melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang)

tahunan atau biasa disebut musrenbang Desa. Dokumen RKPDesa kemudian

menjadi masukan (input) penyusunan dokumen APB Desa dengan sumber

anggaran dari Alokasi Dana Desa (ADD), Pendapatan Asli Desa (PA Desa),

Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

58

swadaya dan pastisipasi masyarakat, serta sumber-sumber lainnya yang tidak

mengikat.

a. Proses Penyusunan Dokumen RKP Desa Dapat Dibagi Dalam Tiga

Tahapan yaitu :

1. Tahap Persiapan Musrembang Desa

Merupakan kegiatan mengkaji ulang dokumen RPJM Desa, mengkaji

ulang dokumen RKP Desa tahun sebelumnya, melakukan analisa data dan

memverifikasi data ke lapangan bila diperlukan. Analisis data yang dilakukan

seringkali disebut sebagai “analisis kerawanan desa” atau ”analisis keadaan

darurat desa” yang meliputi data KK miskin, pengangguran, jumlah anak

putus sekolah, kematian ibu, bayi dan balita, dan sebagainya. Hasil analisis ini

dilakukan sebagai bahan pertimbangan penyusunan draft rancangan awal RKP

Desa dan perhitungan anggarannya.

2. Tahap Pelaksanaan Musrenbang Desa

Merupakan forum pertemuan warga dan berbagai pemangku

kepentingan untuk memaparkan hasil “analisis keadaan darurat/kerawanan

desa”, membahas draft RKP Desa, menyepakati kegiatan prioritas termasuk

alokasi anggarannya. Pasca Musrenbang, dilakukan kegiatan merevisi RKP

Desa berdasarkan masukan dan kesepakatan, kemudian dilakukan penetapan

dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Desa.

3. Tahap Sosialisasi

Merupakan sosialisasi dokumen RKP Desa kepada masyarakat dan

seluruh pemangku kepentingan. Dokumen RKP Desa selanjutnya akan

Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

59

menjadi bahan bagi penyusunan APB Desa. RKP Desa dan APB Desa wajib

dipublikasikan agar masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan dan melakukan

pengawasan partisipatif terhadap pelaksanaannya.

b. Langkah – Langkah Penyusunan Dokumen RKP Desa

1. Pembentukan dan persiapan Pokja (Tim) Perencana Desa

Penyusunan RKP Desa merupakan kelanjutan dari proses penyusunan

RPJM Desa, dan pelaksanaan kegiatannya tetap dijalankan oleh Pokja (Tim)

Perencana Desa yang sama. Beberapa istilah sering dipergunakan untuk tim

ini, yaitu Tim Penyelenggara Musrenbang (TPM) Desa atau Tim Penyusun

RKP Desa. Istilah apa pun yang digunakan, intinya adalah tim yang bertugas

menyelenggarakan dan memandu proses sejak dari persiapan, pelaksanaan

musrenbang sampai paska musrenbang.

Keluaran (output) dari tahap ini adalah:

1. SK Kepala Desa tentang Pokja (Tim) Perencana Desa atau Tim Penyusun

RKP Desa atau Tim Penyelenggara Musrenbang Desa yang bertugas

memfasilitasi dan menyusun dokumen RKP Desa.

2. Pokja (Tim) Perencana desa yang siap menjalankan tugasnya setelah

memperoleh pembekalan yang diperlukan.

Susunan tim ini biasanya sebagai berikut:

1. Kepala Desa selaku pembina dan pengendali kegiatan;

2. Sekretaris Desa selaku penanggungjawab kegiatan (Ketua Tim);

3. Lembaga Pemberdayaan Kemasyarakatan Desa selaku penanggungjawab

pelaksana kegiatan, termasuk membentuk tim pemandu.

Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

60

Tugas-tugas tim RKP Desa ini antara lain: melakukan

pertemuan/rapat-rapat panitia, membentuk Tim Pemandu, mengidentifikasikan

peserta dan mengundang peserta, menyusun jadwal dan agenda, dan

menyiapkan logistik.

Tim pemandu bertugas untuk mengelola proses dan memfasilitasi

pertemuan/musyawarah seperti kegiatan kajian/analisis data, lokakarya desa,

dan pelaksanaan musrenbang desa.

2. Mereviuw (mengkaji ulang) Dokumen RPJM Desa

Pokja (Tim) Perencana Desa atau Tim Penyusun RKP Desa atau Tim

Penyelenggara Musrenbang Desa melakukan reviuw terhadap dokumen RPJM

Desa dan dokumen RKP Desa tahun lalu sebagai tahap awal pelaksanaan

tugasnya. Bagi desa–desa yang sudah mempunyai RPJM Desa, penyusunan

RKP Desa dilakukan dengan merujuk pada program dan kegiatan indikatif

yang sudah disusun dalam dokumen rencana 5 tahun tersebut. Sedang bagi

desa yang belum mempunyai RPJM Desa, pada tahap pra musrenbang RKP

Desa harus dimulai dari penggalian kebutuhan dan permasalahan masyarakat

melalui musyawarah dusun/RT.

3. Analisis Data Kerawanan Desa

Untuk penyusunan RKP Desa, kajian desa bersama masyarakat

(Participatory Rural Appraisal/PRA dengan proses yang cukup panjang yaitu

musyawarah dusun/RW dan kajian kelompok sektoral) tidak perlu dilakukan.

PRA cukup dilakukan setiap penyusunan RPJM Desa. Walau dokumen RPJM

Desa sudah menyusun program dan kegiatan indikatif selama 5 tahun, namun

Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

61

data/informasi terkini perlu dicek kembali. Analisis data yang dilakukan

disebut sebagai “analisis kerawanan desa” atau ”analisis keadaan darurat

desa”. Hasil analisis ini akan menjadi salah satu materi yang dipaparkan saat

pelaksanaan musrenbang.

Kegiatan ini melibatkan kepala dusun, pemuda dan perempuan.

Hasilnya didampingkan dengan data tahun lalu, untuk dianalisa dan dicari

program apa yang lebih baik dilanjutkan, ditambah, dikurangi, dan

sebagainya. Jadi, sifat dokumen RPJM Desa tidaklah “harga mati” tetapi juga

bukan berarti dengan mudah diubah/diganti program maupun kegiatannya.

Analisis data kerawanan ini digunakan untuk mengkaji ulang dokumen

RPJM Desa, khususnya mengenai prioritas masalah dan kegiatan yang akan

disusun untuk RKP Desa tahun berikutnya. Data-data kerawanan desa

meliputi:

1. Berapa jumlah KK miskin sekarang;

2. Berapa warga yang menganggur sekarang;

3. Berapa anak yang putus sekolah dan yang rawan putus sekolah

sekarang;

4. Berapa jumlah kematian ibu, bayi dan balita selama setahun terakhir;

5. Berapa orang (terutama ibu, bayi, balita) yang mengalami kurang gizi;

6. Berapa kasus wabah penyakit yang terjadi selama setahun terakhir;

7. Dan sebagainya yang dianggap isu-isu darurat/rawan terkait

kemiskinan, gangguan kesejahteraan atau gangguan pemenuhan 10 hak

dasar.

Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

62

4. Penyusunan Draft Rancangan Awal RKP Desa

Sama seperti cara penyusunan draft rancangan awal RPJM Desa, draft

RKP Desa bisa dilakukan dengan Lokakarya Desa yang melibatkan warga

masyarakat, bisa juga dilakukan dengan rapat Pokja (Tim) Perencana desa.

Secara umum, langkah-langkah penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa sama

saja, hanya penyusunan RKP Desa lebih ringkas/sederhana. Untuk RKP Desa

dilakukan lokakarya desa. Peserta lokakarya adalah berbagai komponen desa

(terdiri dari Sekretaris Desa sebagai Ketua, Ketua LKMD sebagai Sekretaris

dan beranggotakan : LKMD, Tokoh Masyarakat dan Wakil Perempuan),

biasanya juga melibatkan unsur muspika kecamatan atau unsur UPTD. Proses

lokakarya penyiapan RKP Desa adalah sebagai berikut:

Persiapan:

Menyusun jadwal dan agenda, mengumumkan secara terbuka kepada

masyarakat mengenai agenda lokakarya desa, membuka

pendaftaran/mengundang calon peserta, menyiapkan peralatan, bahan materi

dan notulen.

Pelaksanaan:

1. Pendaftaran peserta lokakarya.

2. Pemaparan tujuan, metode serta keluaran lokakarya oleh Tim

Perencana Desa.

3. Pemaparan dan analisa kebijakan dan arah program desa. Narasumber

dari Desa: tokoh masyarakat, pengurus Kelembagaan Masyarakat

Desa, LSM yang bekerja di Desa tersebut. Topik-topik pembahasannya

Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

63

adalah: Evaluasi pembangunan tahun sebelumnya (RKP Desa

sebelumnya),Pemaparan dan analisa kegiatan di dalam dokumen

RPJM Desa dan Pemaparan dan analisa keadaan darurat desa.

4. Pemaparan dan analisa kebijakan dan arah program supra desa.

Narasumber: dari Kecamatan (Camat /yang mewakili, Kasi PMD,

Kepala UPTD/yang mewakili) dan Kabupaten (DPRD dari Dapil yang

bersangkutan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat).

5. Pengembangan draft rancangan awal RKP Desa : Penentuan draf

prioritas pembangunan tahun yang akan datang dan Penyusunan draf

matrik program dan kegiatan RKP Desa.

6. Penandatanganan berita acara dan penutupan lokakarya.

5. Persiapan Teknis/logistik Musrenbang

Setelah dokumen draft RKP Desa tersusun, panitia pendukung

bertugas untuk menyiapkan logistik (tempat, alat dan bahan/materi) untuk

kegiatan pelaksanaan musrenbang. Undangan disebarkan kepada warga

masyarakat dan pemangku kepentingan serta kegiatan diumumkan secara

terbuka. Jadual dan agenda disusun oleh tim pemandu. Tim pemandu dan tim

notulen mengadakan persiapan teknik memandu dan mendokumentasikan

hasil musrenbang.

6. Pelaksanaan Musrenbang RKP Desa

Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan pihak yang

berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa dan pihak yang akan

Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

64

terkena dampak hasil musyawarah untuk menyepakati rencana kegiatan tahun

anggaran berikutnya (tahun yang direncanakan).

Peserta Musrenbang RKP Desa adalah berbagai komponen desa

(terdiri dari Sekretaris Desa sebagai Ketua, Ketua LPM sebagai Sekretaris dan

beranggotakan : LPM, Tokoh Masyarakat dan Wakil Perempuan), unsur

Kecamatan, unsur SKPD, ditambah unsur DPRD dari daerah pemilihan (dapil)

bersangkutan.

Tujuan musrembang RKP Desa:

1. Menyusun prioritas kebutuhan/masalah yang akan dijadikan kegiatan

untuk penyusunan RKP Desa dengan pemilahan sbb : Prioritas kegiatan

desa yang akan dilaksanakan desa sendiri dan dibiayai oleh APB Desa

yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa (PA Desa), Alokasi Dana Desa

(ADD), dana swadaya desa/masyarakat, dan sumber lain yang tidak

mengikat, dan Prioritas kegiatan desa yang akan dilaksanakan desa sendiri

yang dibiayai oleh APBD kabupaten/kota, APBD Propinsi, APBN.

2. Menyiapkan prioritas masalah daerah yang ada di desa yang akan

diusulkan melalui musrenbang kecamatan untuk menjadi kegiatan

pemerintah daerah (UPTD dan atau SKPD);

3. Menyepakati Tim Delegasi Desa yang akan memaparkan persoalan daerah

yang ada di desanya pada forum musrenbang kecamatan untuk

penyusunan program pemerintah daerah (UPTD dan atau SKPD) tahun

berikutnya.

Page 75: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

65

Penting untuk diperhatikan:

1. Pada prakteknya, lebih banyak desa membawa usulan kegiatan skala desa

ke musrenbang kecamatan sehingga tidak dapat diakomodir oleh program

supra desa terutama SKPD. Usulan yang dibawa dari desa ke atas

semestinya yang bukan kegiatan skala desa, tapi kegiatan skala kecamatan

atau kabupaten.

2. Seringkali terjadi kesulitan dalam memilah antara kegiatan skala desa

dengan skala kabupaten. Biasanya akan muncul usulan kegiatan baru yang

di bawa oleh peserta musrenbang yang tidak mengikuti proses

sebelumnya.

3. SKPD dan anggota DPRD belum terlibat sehingga usulan untuk skala

kabupaten kadang tidak sinkron dengan Rancangan Renstra SKPD.

4. Masih minimnya keterlibatan warga miskin dan perempuan sehingga perlu

diterapkan kuota jumlah peserta perempuan.

5. Rapat kerja Pokja (Tim) Rencana Desa

Draft RKP Desa kemudian diperbaiki berdasarkan hasil musrenbang di

dalam rapat Pokja (Tim) Perencana Desa. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan

dokumen RKP Desa oleh Kades.

8. Penyusunan SK Kades tentang RKP Desa

Penyusunan draf Surat Keputusan Kepala Desa tentang RKP Desa

dilakukan oleh sekretaris desa. Draft Surat Keputusan Kepala Desa tentang

RKP Desa diserahkan kepada Kepala Desa untuk ditetapkan menjadi Surat

Keputusan Kepala Desa tentang RKP Desa.

Page 76: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

66

9. Sosialisasi

Peraturan Desa dan peraturan pelaksanaannya wajib disebarluaskan

kepada masyarakat oleh pemerintah desa. Materi Sosialiasasi adalah Lampiran

SK RKP Desa yang memuat program dan kegiatan tahun bersangkutan. Media

sosialisasi RKP Desa sebaiknya disesuaikan dengan kondisi masing-masing

desa. Beberapa alternatif media sosialisasi yang bisa digunakan antara lain:

Forum masyarakat baik formal maupun non formal, poster RKP Desa dan

APB Desa, papan informasi desa, papan informasi dusun/RW/RT, dan

sebagainya.

Sasaran sosialisasi di tingkat desa adalah: warga masyarakat pada

umumnya, toga, tomas, Lembaga Masyarakat Desa (LKMD, PKK, RW, RT,

dsb), kelompok-kelompok kepentingan (kelompok tani, kelompok pedagang,

nelayan, perempuan pedagang kecil, dsb.).

C. Partisipasi Masyarakat dalam Rencana Penyusunan Kerja Pemerintah

(RKP) di Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa

Di era demokrasi seperti sekarang ini masyarakat senantiasa

dilibatkan dalam penyusunan program kerja pemerintahan baik pada

tingkatan pusat maupun pada tingkatan desa, olehnya itu sudah menjadi

sebuah keharusan bahwa masyarakat harus senantiasa berpartisipasi aktif

dalam memberikan gagasan-gagasannya terkait dengan program-program

Pkerja yang akan dilaksanakan nantinya. Berikut ini ada beberapa jenis

partisipasi masyarakat terhadap penyusunan rencana kerja pemerintah desa

yaitu:

Page 77: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

67

1. Partisipasi Secara Langsung

Partisipasi langsung adalah keikutsertaan masyarakat secara langsung

dalam menyampaikan ide, gagasan dan konsep dalam penyusunan Rencana

Kerja Pemerintah (RKP). Keikutsertaan masyarakat dalam Penyusunan

Rencana Kerja Pemerintah menjadi hal yang sangat urgen untuk pengambilan

keputusan dalam musyawarah.

Sebagaimana pandangan yang dikemukakan oleh Kepala Desa

Bontoramba sebagai berikut :

“Keikutsertaan masyarakat dalam hal Penyusunan Rencana KerjaPemerintah (RKP) di Desa Bontoramba sudah cukup berpastisipasi dalamMesyrembang Desa karena keikutsertaan masyrakat dalam pengambilankeputusan musyawarah itu bwegitu penting karena karena masyarakat adalahobyek utama dalam hal pelaksanaan Program Pemerintah Desa yang akandilaksanakan” (Wawancara dilakukan dengan Informan, 01 Mei 2015)

Pandangan yang sama juga diungkapkan oleh Kasi Pemerintahan

Desa Bontoramba sebagai berikut :

“Dengan adanya Partisipasi masyarakat dalam penyusunan RencanaKerja Pemerintah (RKP) itu memberikan nilai positif dalam membanguntatanan Kehidupan Desa yang lebih baik, dan saat ini masyarakat cukup ikutterlibat dalam hal pengambilan keputusan dalam musyawarah RencanaPembangunan Desa” (Wawancara dengan Informan HT, 01 Mei 2015)

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan, bahwa partisipasi aktif

masyarakat dalam pemerintahan terutama dalam hal penyusunan Rencana

Kerja Pemerintah (RKP) dapat menentukan arah pembangunan, sehingga

kedepan antara Pemerintah dan Masyarakat dapat menjalin hubungan yang

baik, terutama adalah pelibatan masyarakat dalah Musyawarah Rencana

Pembangunan Desa (Musyrembang) Desa. Saat ini Masyarakat di Desa

Bontoramba cukup antusias dalam mengikuti Musyrembang Desa. Hal ini

Page 78: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

68

bertujuan agar masyarakat dapat ikut andil dalam proses pengambilan

keputusan pemerintahan.

Sebagaimana wawancara yang dilakukan peneliti kepada Kepala

Dusun Balinappang menyatakan bahwa :

“Keterlibatan kami dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa,itu demi mengetahui proses pelaksanaan rencana kerja pemerintah selamasatu tahun anggaran, sehingga kita juga tau bentuk-bentuk program yang akandijalankan oleh pemerintah, jangan sampai apa yang dijalankan olehpemerintah itu tidak sesuai dengan apa yang diinginkan rakyat’ (Wawancaradengan Informan AN, 01 Mei 2015).

Pandangan yang sama juga diungkapkan oleh Ketua RT 01 Dusun

Bontocinde Desa Bontoramba menyatakan bahwa :

“Keikutsertaan kami di Musyrembang Desa, membawa aspirasimasyarakat dan untuk selanjutnya disampaikan dalam forum musyrembang,sehingga masyarakat tahu arah pembangunan yang akan dilaksanakan olehPemerintah” (Wawancara dengan Informan SS, 01 Mei 2015).

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas, menyatakan bahwa

Pemerintah dan Masyarakat ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat

dipisahkan, artinya antara Pemerintah dan Masyarakat harus dapat sejalan

dalam menjalankan agenda – agenda pembangunan di Desa. Sehingga apa

yang diinginkan bersama dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan. Maka dengan keterlibatan masyarakat diharapkan dapat

membawa gebrakan baru dalam forum musyawarah.

Seperti dengan kutipan wawancara yang disampaikan oleh Kasi

Pembangunan Desa Bontoramba sebagai berikut :

“Pelibatan masyarakat dalam Forum Musyrembang Desa, karena kitaingin tahu apa yang menjadi keluhan dan keinginan masyarakat dalampembangunan karena yang lebih tahu keadaan dimasyarakat adalah

Page 79: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

69

masyarakat sendiri karena dia yang rasakan pahit manisnya pembangunan”(Wawancara dengan Informan AR, 02 Mei 2015).

Berdasarkan hasil wawancara diatas menggambarkan bahwa

keterlibatan langsung masyarakat dalam forum Musyrembang Desa dapat

memberikan sumbangsih yang konstruktif dalam penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) Desa, karena masyarakat adalah salah satu stakeholder

penting dalam pengambilan keputusan Musyawarah dalam rangka

penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa.

2. Partisipasi Perwakilan

Partisipasi perwakilan adalah partisipasi secara tidak langsung

masyarakat dalam agenda Musrembang Desa suatu keterlibatan masyarakat

Melalui RT untuk mengikuti Musyrembang. Partisipasi dalam musyawarah

rencana pembangunan kerja merupakan keaktifan masyarakat dalam

melaksanakan agenda atau program kerja yang ada di kantor desa bontoramba

sesuai dengan apa yang telah di susun bersama pada saat pembahasan

program kerja yang ada. berdasarkan hasil wawancara dengan bapak

hidayatullah selaku kepala kasi pemerintahan pada hari selasa 6 April 2015

sebagai berikut:

“berbicara masalah partisifasi masyarakat maka hampir setiap penyusunanrencana kerja pemerintah desa, masyarakat yang di undang selalumenyempatkan diri untuk hadir tetapi kadang pula masyarakat desamempercayakan kehadiran mereka untuk diwakili oleh RT dalam rapatpenyusunan agenda kerja.”(Wawancara dengan Bapak HT pada tanggal 8April 2015).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua RT Balinappanp terkait

masalah partisifasi perwakilan yaitu:

Page 80: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

70

“masyarakat yang di undang untuk menghadiri penyusunan rencana kerjapemerintah desa cenderung tidak bisa hadir dalam rapat tersebut hal itudikarnakan karna kesibukan masyarakat di pekerjaan masing-masingsehingga masyarakat cenderung mempercayakan kehadiran mereka untukdiwakili oleh RT dalam penyusunan rencana kerja tersebut” (Wawancaradengan Informan BS, 8 April 2015).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka dapat

disimpulkan bahwa kehadiran masyarakat dalam rapat penyusunan rencana

kerja pemerintah desa cenderung memberikan kepercayaan kepada RT untuk

mewakili kehadiran mereka hal itu di sebabkan karna kesibukan masyarakat

dipekerjaan masing-masing tetapi kadang masyarakat sendiri yang datang

langsung untuk menghadiri rapat tersebut apabila masyarakat tidak terlalu

sibuk di pekerjaannya

Dalam penyusunan rencana kerja memang sudah seharusnya

masyarakat di libatkan karna tidak bisa di pungkiri bahwa masyarakat sendiri

yang paham akan kondisi desa tetapi dalam hal ini masyarakat juga tidak bisa

di paksakan untuk hadir karna kesibukan masyarakat di pekerjaan masing-

masing sehingga masyarakat hanya mampu memberikan kepercayaan kepada

RT untuk mewakili kehadiran mereka dalam rapat musyawara rencana

pembangunan desa (Musrembang) di kantor desa yang di adakan satu kali

dalam satu tahun, sehingga hasil proses perencaan yang dilakukan dapat lebih

berpihak kepada mereka.

Page 81: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

71

D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa Bontoramba Kecamatan

Pallangga Kabupaten Gowa

1. Kepemimpinan Kepala Desa

Partisipasi masyarakat dalam perencanaan Program Pemerintah

khususnya dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa.

Kepemimpinan merupakan faktor penentu terhadap tinggi rendahnya

partisipasi dari masyarakat dalam agenda–agenda pemerintahan. Keterlibatan

masyarakat dalam pengambilan keputusan mengenai pelaksanaan Program

sebagai salah satu prasyarat untuk mencapai keberhasilan tujuan perencanaan

perencannaan Pembangunan Desa. Pemimpin selaku Pembina, pengayom dan

pemberi layanan kepada masyarakat sangat berperan dalam menunjang

mudahnya masyarakat digerakkan untuk berpartisipasi.

Kepemimpinan Desa dalam menggerakkan masyarakat agar dapat

terlibat dalam proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa,

sangat dibutuhkan demi untuk menjaga kestabilan program yang akan

dijalankan ditengah-tengah masyarakat. Saat ini di Desa Bontoramba bersifat

lebih terbuka terhadap masyarakat mengenai pelaksanaan Musyrembang, Dulu

agak tertutup jika melaksanakan kegiatan Musyrembang.

Sebagaimana pendapat yang diutarakan oleh salah seorang Kepala

Dusun Likoloe menyatakan bahwa :

“Pelibatan Masyarakat Selama Kepemimpinan Desa yang baru ini, Lebih baikdibanding dengan sebelumnya, karena masyarakat sudah cukup diberikankesempatan untuk terlibat dalam kegiatan Musyrembang Desa” (Wawancaradengan Informan AB, 25 April 2015).

Page 82: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

72

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh salah seorang Ketua RT di

Dusun Bontocinde menyatakan bahwa :

“Pemerintah Desa sekarang sudah agak bagusmi, karena masyarakat sudahdianggap pentingmi untuk mengikuti Musyrembang Desa, dulu masyarakatkadang tidak dianggap pentingji, maupi sseng pemilihan baru dianggappenting” (Wawancara dengan Informan SS, 25 April 2015).

Berdasarkan Hasil wawancara diatas cukup memberikan penjelasan

bahwa selama ini di Desa Bontoramba, sudah sedikit ada perubahan sikap dari

Pemerintah Desa yang terbuka terhadap masyarakat, sehingga masyarakat

tidak lagi dianggap tidak penting dalam momentum pengambilan keputusan

bagi Pemerintah Desa, terutama dalam hal pengambilan keputusan mengenai

penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa, Untuk dijalankan selama

satu Tahun anggaran Pemerintahan. Jadi Faktor Kepemimpinan itu cukup

berpengaruh dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan

Musyrembang Desa.

Masyarakat seharusnya memang dilibatkan dalam hal penyusunan

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa, sehingga dengan itu Program

Pemerintah dapat terealisasikan di tengan-tengah masyarakat. Jadi Pemerintah

tidak boleh memandang enteng masyarakat, karena masyarakat adalah obyek

pembangunan jadi kalau ada program Pemerintah yang tidak diterima oleh

masyarakat, Pemerintah tentunya akan kelabakan dalam menjalankan

program,sehingga yang terjadi adalah porgram yang dilaksanakan tidak

maksimal.

Page 83: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

73

2. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Dasar pengetahuan yang dimiliki akan mempengaruhi seluruh

lingkungan dari masyarakat tersebut. hal ini membuat masyarakat memahami

ataupun tidak terhadap tahap-tahap dan bentuk dari partisipasi yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Bontoramba

mengatakan bahwa :

“Pengetahuan yang dimiliki masyarakat desa bontoramba masih sangatminim hal ini disebabkan karna hampir sebagian besar penduduk desaBontoramba tidak mampu mengenyam pendidikan yang lebih tinggi sehinggamempengaruhi masyarakat itu sendiri untuk berpartisipasi dalam penyusunanrencana kerja karna ketidaktahuan masyarakat akan rencana kerja yang harusdi programkan” (Wawancara dengan Informan NL, 26 April 2015).

Pandangan yang sama juga diungkapkan Oleh Kasi Pembangunan

Desa Bontoramba menyatakan bahwa :

“Sebagian besar pendidikan masyarakat di Desa Bontoramba masihsangat rendah, jadi itu terkadang menjadi kendala bagi masyarakat untukmenyalurkan hasil pemikirannya dalam peyusunan Rencana Kerja Pemerintah(RKP) Desa, disebabkan karena ketidaktahuan dalam menyampaikan ide dangagasan” (Wawancara dengan Informan AR, , 26 April 2015).

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa

salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam

penyusunan rencana kerja di sebabkan karna kurangnya pengetahuan yang

dimiliki masyarakat dalam menyusun rencana kerja, padahal keterlibatan

masyarakat dalam penyusunan rencana kerja pemerintah desa sangatlah

diperlukan sebab bagaimanapun juga masyarakatlah yang lebih paham akan

kondisi di desa mereka. Olehnya itu tentunya ini menjadi tugas bagi

pemerintah setempat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat

tentang tahapan-tahapan dalam penyusunan rencana kerja sehingga

Page 84: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

74

kedepannya masyarakat desa mampu terlibat secara aktif dalam penyusunan

rencana kerja tersebut.

3. Regulasi (Aturan)

Aturan yang di jadikan acuan bagi masyarakat dalam berpartisifasi

terhadap penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa. Aturan ini

sangatlah penting karna tidak bisa di pungkiri bahwa regulasi ini yang

dijadikan pedoman bagi masyarakat dalam berpartisifasi langsung ataupun

diwakili oleh RT masing-masing. Berdasarkan hasil wawancara dengan

informan terkait masalah aturan yang dijadikan acuan bagi masyarakat dalam

berpartisifasi terhadap penyusunan rencana kerja pemerintah Desa adalah

sebagai berikut:

“berbicara masalah aturan tentunya ada aturan yang mengatur dan aturaninilah yang dijadikan acuan bagi masyarakat dan pemerintah desa tentangpartisifasi masyarakat baik partisipasi secara langsung maupun partisfasiketerwakilan dalam rapat penyusunan rencana kerja pemerintah desa”

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh informan lain bahwa terkait

masalah regulasi yang mengatur tentang penyusunan rencana kerja

pemerintah desa yaitu:

“jelas ada aturan yang mengatur terkait penyusunan rencana kerja pemerintahdesa karna tidak mungkin masyarakat mampu berpartisifasi secara langsungataupun di wakili oleh RT apabila tidak ada aturan yang mengatur haltersebut dan aturan yang ada tidak hanya mengatur masalah partisifasi tetapijuga mengatur hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan rencana kerjapemerintah desa” (Wawancara dengan Informan AR, , 26 April 2015).

Dari hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada

regulasi yang mengatur persoalan partisipasi masyarakat dalam penyusunan

rencana kerja sehingga masyarakat mempunyai dasar yang jelas untuk

Page 85: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

75

berpartisifasi baik secara langsung maupun partisifasi perwakilan dan aturan

tersebut tidak hanya mengatur tentang partisifasi tetapi juga mengatur secara

keseluruhan hal-hal yang berkaitan penyusunan rencana kerja pemerintah

desa secara keseluruhan.

Berbicara masalah regulasi memang sudah seharusnya ada regulasi

yang mengatur persoalan penyusunan rencana kerja pemerintah desa sehingga

aturan ini yang dijadikan sebagai acuan bagi pemerintah desa dalam

melakukan rapat penyusunan rencana kerja pemerintah desa, selain itu

dengan adanya regulasi tersebut maka pemerintah desa mendapatkan

kejelasan tentang hal-hal apa saja yang harus di lakkan dalam penyusunan

rencana kerja tersebut tanpa keluar dari aturan yang ada dan selanjutnya

aturan ini juga berfungsi sebagai barometer untuk mengukur tingkat

partisifasi masyarakat dalam penyusunan rencana kerja pemerintah desa baik

partisipasi secara langsung maupun partisipasi perwakilan.

Page 86: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Bontoramba

Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengenai Pratisipasi Masyarakat

dalam Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa tersebut. Maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah

(RKP) sudah cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan, sebab

Masyarakat adalah objek utama pembangunan di Desa, jadi dengan

keterlibatan masyarakat dapat mewujudkan tujuan pembangunan di

Pedesaan yang berpihak pada kepentingan seluruh masyarakat.

2. Persoalan Kepemimpinan Pemerintah Desa, Regulasi (Aturan) yang

diterapkan di Desa serta Tingkat Pendidikan Masyarakat cukup

memberikan pengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam penyusunan

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) di Desa Bontoramba Kecamatan

Pallangga Kabupaten Gowa.

B. Saran- Saran

1. Kepada Pemerintah Desa agar lebih meningkatkan pelayanan terbaik bagi

masyarakat sehingga dapat terwujud pembangunan Desa yang tidak hanya

dinikmati oleh segelintir masyarakat tetapi dapat menyentuh seluruh

lapisan masyarakat yang ada di Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga

Kabupaten Gowa.

76

Page 87: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

77

2. Kepada Pemerintah Desa Bontoramba agar kiranya lebih memperhatikan

pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama dalam hal

pendidikan di Desa Bontoramba sehingga seluruh elemen masyarakat

dapat merasakan indahnya menempuh pendidikan.

Page 88: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

78

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. 2004. Partisipasi Masyarakat Dalam pelestarian Hutan Mangrove DiDesa EretanKulon Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu.Universitas Pendidikan Indonesia.

Apriyani. 2012. Peranan Kebudayaan Daerah Dalam Perwujudan Masyarakat Didaerah Istimewa Yogyakarta. Departemen Pendidikan dan KebudayaanYogyakarta.

Badudu, 2001. Pemerintah Desa Dan Marga.Jakarta PT. Rajawali GrafindoPersada.

Hilyana, 2001. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan. PT. Rineka Cipta.Jakarta.

Mardijono, 2008. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan.Media Ilmu. Surabaya

Monique Sumampouw, 2004, Pemerintahan Daerah Di Indonesia, Jakarta: SinarGrafika.

Sugiyono, 2012. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta.

Sulistyani, 2004. Kerjasama Pemerintah dan Masyarakat dalam Pembangunan.Cahaya Terbit. Bandung

Nugroho, 2004. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Desa ParangtritisKretek Bantul Yogyakarta. Sekolah Pasca Sarjana Universitas GadjahMada, Yogyakarta.

Nurcholis, 2005. Studi Partisipasi Masyarakat Dalam PerencanaanPembangunan Di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi. ProgramPascasarjana Universitas Diponeoro, Semarang.

Omposunggu dan Icuk Rangga Bawono, 2006. Partisipasi MasyarakatDalamPengembanganDesa Program Pasca Sarjana, Universitas Hasanuddin,Makassar.

Purnamasari, 2008. Partisipasi dalam Organisasi dan Kemasyarakatan. KaidahIlmu. Yogyakarta

Sihombing 2007. Pola Partisipasi dan Pemberdayaan MasyarakatProgram PascaSarjana Program : Magister Ilmu Administrasi Konsentrasi : MagisterAdministrasi PublikUniversitas Diponegoro.

Page 89: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN RENCANA …

79

Sumodingrat, 1988. Pemerintah Desa dan Administrasi Desa. Jakarta PTRajawaligrafindo Persada.

Dokumen-Dokumen

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) dan disesuaikandengan RKPD

Kepmendagri Nomor 29/2002

UU No. 32 Tahun 2004

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 209

UU NO 6 Tahun 2014 Tentang Desa.