analisis partisipasi masyarakat dalam …

61
ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSRENBANGDES (Studi Kasus Gampong Alue Wakie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial OLEH IBNU ABBAS NIM : 07C20201058 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT 2013

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT

DALAM MUSRENBANGDES

(Studi Kasus Gampong Alue Wakie Kecamatan

Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Sosial

OLEH

IBNU ABBAS

NIM : 07C20201058

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH – ACEH BARAT

2013

Page 2: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

iii

ABSTRAK

Ibnu Abbas 2012. Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Desa di Gampong Alue Wakie Kecamatan Darul

Makmur Kabupaten Nagan Raya. Di bawah bimbingan Sudarman dan Andi

Sayumitra.

Musrenbangdes adalah Musyawarah Rencana Pembangunan Desa yaitu

forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan (Stakeholders) Desa

yaitu pemerintah Gampong untuk menyepakati rencana kerja pembangunan Desa

(RKP Desa) tahun anggaran yang di rencanakan. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam Musrenbangdes di

Alue Wakie, serta hambatan dalam pelaksanaan Musrenbang di Gampong Alue

Wakie. Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan jenis metode

penelitian kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian bertempat di Gampong Alue

Wakie, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya. Berdasarkan jenis

penelitian, yang dijadikan sumber data adalah informan dan dokumen. Sedangkan

dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan 3 cara/metode, yaitu: (1)

wawancara, (2) observasi, dan (3) dokumentasi. Analisis data dilakukan meliputi

reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi data.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa: Tingkat partisipasi

masyarakat dalam Musrenbangdes sangat kurang, sehingga kegiatan

penyelengaraan Musrenbangdes di Gampong hanya sebagai formalitas. Kendala

dalam pelaksanaan Musrenbangdes di Gampong Alue Wakie adalah sulitnya

mengambil keputusan mengenai Program yang akan diprioritaskan, penyampaian

aspirasi, dikarenakan masyarakat kurang bisa menyampaikan apa yang menjadi

kebutuhan mereka, masyarakat cenderung masih memiliki daya analisis yang

lemah terhadap kebutuhan pembangunan di Gampong dikarenakan masih rendah

nya factor sumber daya masyarakat yang ada di Gampong, belum adanya sinergi

berbagai sumber dana pembangunan yang dimiliki Gampong, program pemerintah

banyak yang tidak berdasarkan pada potensi dan kekhasan Daerah sehingga

potensi di Gampong menjadi tidak efektif.

Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Musrenbang Desa

Page 3: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Aceh merupakan provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum

yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya, sesuai

dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan UUD 1945. Salah satu misi yang diusung oleh

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional adalah membangun harmonisasi antara berbagai aspek

perencanaan yang ada, yaitu perencanaan teknokratis, perencanaan politis,

perencanaan partisipatif. Akhir dari upaya tersebut adalah terakomodirnya (terjadi

proses penyesuaian) aspirasi dan kebutuhan berbagai stakeholders dalam

penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan.

Realitas yang ada menunjukkan bahwa aspek perencanaan teknokratis

(menyangkut pengelolaan organisasi dan manajemen sumber daya pada Negara

industri oleh kelompok teknis) dan perencanaan politis masih mendominasi

alokasi anggaran pembangunan Daerah. Sementara dilain pihak, hasil-hasil

perencanaan partisipatif yang merupakan representasi (mewakili) aspirasi

masyarakat masih kurang mendapat tempat dalam pembagian alokasi anggaran

pembangunan. Ketimpangan tersebut tidak hanya memunculkan persoalan

manajerial perencanaan saja, tetapi lebih jauh dari itu, telah muncul anggapan

bahwa pengalokasian anggaran pembangunan Daerah kurang mampu

Page 4: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

2

mengakomodir kepentingan dan aspirasi masyarakat. Permasalahan yang

mengakibatkan munculnya ketimpangan berbagai aspek perencanaan tersebut

adalah rendahnya mutu proses dan mutu hasil Musrenbangdes. Disamping itu,

hasil-hasil penyelenggaraan Musrenbangdes belum mampu menempatkan aspirasi

masyarakat sebagai prioritas utama.

Pengaturan khusus pemerintahan Gampong merupakan langkah penting

yang patut didukung guna tertatanya sistem politik dan mekanisme kekuasaan di

Gampong secara lebih baik, agar Gampong dapat menjadi pioner bagi pemantapan

demokrasi, kemandirian dan kesejahteraan secara lokal maupun nasional.

Mengingat pemerintahan Gampong merupakan suatu organisasi, maka organisasi

itu haruslah sederhana dan efektif serta memperhatikan dan mengingat masyarakat

setempat, oleh sebab itu pemerintahan Gampong harus memiliki struktur

kepemerintahan yang didalamnya terdapat pula lembaga-lembaga kemasyarakatan

serta program-program perencanaan pembangunan Gampong disegala aspek demi

kemajuan Gampong, hal ini sangat bergantung pada partisipasi dan motivasi

masyarakat Gampong itu sendiri.

Untuk melahirkan perencanaan pembangunan yang betul-betul dibutuhkan

masyarakat didalamnya baik itu kemampuan juga kemauan yang dimiliki oleh

masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain partisipasi masyarakat merupakan kata

kunci agar suatu pembangunan bisa sukses (Arif, 2006, h. 149-150)

Dalam pembangunan masyarakat diharapkan dapat ikut aktif berperan

serta mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta tahap evaluasi

pembangunan. Dalam peleksanaan pembangunan kita perlu mengetahui dan

paham bagaimana melakukan pendekatan pembangunan dengan semangat

Page 5: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

3

lokalitas, karena dengan melibatkan masyarakat lokal akan sangat efektif, ini

disebabkan dalam pelaksanaannya masyarakat lokal lebih mengetahui masalah

serta kendala yang dihadapi di Daerahnya. Pada masa orde baru (1966-1998),

system pembangunan yang ada di Indonesia menggunakan system perencanaan

yang bersifat sentalistik (terpusat), pemerintah yang menentukan program-

program pembangunan baik itu di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan

hingga Desa. Dari perencanaan yang bersifat sentralistik inilah ahirnya

menimbulkan masalah didalam masyarakat karena tidak disertakanya partisipasi

dari masyarakat setempat.

Medgley et.al (1986, h. 21-23) menyatakan partisipasi bukan hanya salah

satu tujuan dari pembangunan sosial tetapi merupakan bagian yang integral dalam

proses pembanguan social. Lebih lanjut Menurut Midgley, gagasan partisipasi

rakyat dan peran serta masyarakat yang saling terkait. Yang pertama berkaitan

dengan isu-isu yang luas dari pembangunan sosial dan penciptaan peluang bagi

keterlibatan orang dalam kehidupan politik, ekonomi dan sosial suatu bangsa,

"berkonotasi yang terakhir keterlibatan langsung orang-orang biasa dalam urusan

lokal.

Satu dokumen PBB (1981, h. 5) mendefinisikan partisipasi masyarakat

sebagai: Penciptaan kesempatan untuk memungkinkan semua anggota komunitas

untuk secara aktif berpartisipasi dan mempengaruhi proses pembangunan dan

untuk berbagi secara adil dalam hasil pembangunan.

Dilihat dari model pembangunan yang kita jalani selama ini tidak

memberikan kesempatan pada lahirnya partisipasi masyarakat, padahal yang

Page 6: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

4

paling utama ialah memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat dapat

memgang andil dalam pembangunan secara langsung.

Partisipasi merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mampu

menyelesaikan sendiri masalah yang mereka hadapi melalui kemitraan,

transparansi, kesetaraan dan tanggung jawab, diwujudkan melalui proses

musyawarah, dalam musyawarah ini rancangan dari rencana akan dibahas dan

dikembangkan bersama oleh semua pelaku pembangunan (stakeholders).

Pelaku pembangunan ini berasal dari masyarakat dalam segala srata sosial.

FAO (1991) menegaskan bahwa partisipasi masyarakat adalah hak asasi manusia,

sehingga harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan

pembangunan, karena tujuan dari pembangunan adalah untuk menigkatkan hidup

masyarakat sesuai dengan apa yang mereka harapkan, dan masyarakat sendiri

yang merasakan dan menilai apakah pembangunan itu berhasil atau tidak. Selama

ini pada umumnya dapat dilihat partisipasi masyarakat desa tergolong lemah, baik

dalam proses pembuatan kebijakan maupun mengatur aktivitasnya sendiri.

Dilihat dari proses Musrenbangdes (Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa) dan Musrenbangkec (Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Kecamatan) lalu ketingkat koordinasi ditingkat Kabupaten hingga

Provinsi dengan pola berjenjang ini dari bawah ke atas tidak banyak menjanjikan

aspirasi murni dari warga Desa. Dari keterlibatan masyarakat Desa dalam proses

perencanaan selesai hanya pada tingkat Kecamatan saja, mekanisme dari

perencanaan Musrenbangdes hanya bersifat memenuhi kebutuhan masyarakat

yang mana proses tersebut menjadi proses yang birokratis yang lama dan sangat

panjang sehingga masyarakat tidak mendapat kepastian tentang kapan dan

Page 7: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

5

bagaimana selanjutnya, sehingga pada akhirnya nanti lahirlah pembangunan yang

bersifat tidak aspiratif.

Salah satu Gampong yang ada di Provinsi Aceh, yaitu Gampong Alue

Wakie, tepatnya pada Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya juga

setiap tahunnya menyelenggarakan Musrenbangdes, Namun dalam pelaksanaanya

masyarakat banyak kecewa ketika hasil perencanaan mereka selalu ditolak

ditingkat Kabupaten dengan alasan bahwa perencanaan Gampong adalah daftar

usulan kepala Desa atau Keuchik. Padahal beberapa Gampong telah bersusah

payah mengumpulkan warga dimulai dari tingkat Dusun hingga Gampong agar

dapat menyusun rencana tersebut. Sehingga apa yang menjadi aspirasi dari

masyarakat Gampong tidak terealisasikan. Hal ini terjadi tentu disebabkan oleh

banyak faktor, salah satunya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

Musrenbangdes dalam mewujudkan pembangunan Gampong.

Berdasarkan uraian diatas yang menjadi latar belakang masalah maka

penulis akan melakukan suatu penelitian dengan judul ”Analisis Partisipasi

masyarakat dalam Musrenbangdes di Gampong Alue Wakie Kecamatan Darul

Makmur Kabupaten Nagan Raya”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi pertanyaan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah partisipasi masyarakat Gampong Alue Wakie, Kecamatan

Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya dalam Musrenbangdes?

2. Apa saja kendala dalam penyelenggaraan Musrenbangdes di Gampong

Alue Wakie, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya?

Page 8: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

6

1.3 Tujuan penelitian

Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi

tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat Gampong Alue

Wakie, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya dalam

Musrenbangdes.

2. Untuk mengetahui kendala dalam penyelenggaraan Musrenbangdes di

Gampong Alue Wakie, Kecamatan Darul Makmur ,Kabupaten Nagan

Raya

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai, peneliti berharap dapat mengambil beberapa

manfaat yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis dan Akademis

Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan

berfikir ilmiah dengan sistematis dan metodologis sebagai wacana baru guna

memperkaya aspek kognitif, akademisnya, Agar menjadi masukan secara

langsung maupun tidak bagi perpustakaan Depatemen Ilmu Administrasi

Negara mengingat minimnya wacana sepert ini, dan juga sebagai referensi

bagi penulis dan bagi pihak-pihak lain yang ingin melakukan penelitian ini

lebih lanjut.

2. Manfaat praktis

Dapat memberikan konstribusi mengenai data dan informasi yang

dapat membantu peneliatan labih lanjut dari peneliti-peneliti lainnya

terutama mengenai analisis partisipasi masyarakat dalam Musrenbangdes,

Page 9: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

7

juga bagi masyarakat Desa agar dapat terus berperan aktif dalam

pembangunan Desa.

1.5 Sistematika Pembahasan

Bab I : Pendahuluan.

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika

pembahasan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas mengenai landasan teori sebagai pijakan dasar

untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan acuan teori teori

yang relevansi dengan hal yang diteliti.

Bab III : Metodologi Penelitian

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta

jadwal penelitian.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang ditemui

dilapangan, yang menyangkut dengan penelitian serta relevansi

dengan landasan teori sebagai pijakan serta pembahasan

mengenai hasil penelitian keseluruhan.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil

penelitian secara keseluruhan dan berisi saran-saran untuk

kedepan.

Page 10: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai landasan atau pijakan berfikir dalam memecahkan masalah

diperlukan landasan teori agar bisa dijadikan dasar dari berbagai perspektif

permasalahan yang dikaji. Sugiyono (2011, h. 52) menyimpulkan suatu teori

adalah suatu konseptual yang umum, konseptualisasi atau system pengertian ini

diperoleh melalui, jalan yang sistematis. Suatu teori harus diuji kebenarannya, bila

tidak diuji bukan suatu teori. Selanjutnya Sitirahayu Haditono (1999), menyatakan

bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat

melukisksn, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Maka dalam

penelitian ini peneliti menusun beberapa kerangka teori guna sebagai landasan

berfikir dari perspektif kajian masalah yang dipilih. Berikut beberapa teori yang

digunakan dalam penelitian ini:

2.1 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan hasil

penelitian terdahulu oleh peneliti lainnya yang berkenaan dengan penelitian ini

yang pernah penulis baca di antaranya :

Pandangan hasil kajian Andi Sayumitra (2009), menyebutkan Partisipasi

merupakan bagian penting dari budaya bangsa kita, yang senantiasa menempuh

pendekatan musyawarah untuk mufakat untuk mencari jalan keluar serta

pengambilan keputusan bersama. Dengan kata lain apapun yang menjadi hasil

ataupun keputusan musyawarah mufakat tersebut sudah menjadi tanggung jawab

bagi semua peserta musyawarah dalam konteks ini adalah masyarakat. Sehingga

Page 11: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

9

keikutsertaan masyarakat tersebut menumbuhkan rasa memiliki terhadap proses

pembangunan khususnya pelaksanaan program pembangunan di Desa.

2.2 Partisipasi Masyarakat

Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999, h. 29) partisipasi bisa diartikan

sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi

tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan

dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan

orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan

tanggungjawab bersama.

Keterlibatan masyarakat akan menjamin bagi proses perencanaan

pembangunan yang baik dan benar (Abe, 2005, h. 91). Untuk dapat mewujudkan

partisipasi masyarakat agar dapat berdaya, dibutuhkan kebebasan kesempatan dan

ruang gerak yang tersusun dalam empat tingkatan yaitu:

1. Partisipasi akan mengandung arti keterlibatan dalam proses

pengambilan keputusan kebijakan dalam pembangunan.

2. Partisipasi hendaknya mengarah pada pembangunan program

penduduk yang ditempatkan sebagai konsumen pertama dalam

program-program infrastruktur fisik daerah. Oleh sebab itu

kapantingan dan saran dari mereka harus didengar oleh mereka yang

bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan-pelayanan

pembangunan daerah.

3. Partisipasi yang menempatkan masyarakat sebagai konsumen perlu

memperoleh stimulan dan dukungan sebagai reaksi terhadap birokrasi

Page 12: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

10

pembangunan yang kurang memiliki kepekaan terhadap kepentingan

masyarakat.

4. Partisipasi diadakan dalam rangka keadilan sosial tersedianya

kelonggaran memperoleh pekerjaan yang produktif bagi seluruh

lapisan masyarakat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kramer

dalam Arif (2006, h.150-151).

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: h. 27) adalah keikutsertaan

masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di

masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk

menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan

masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Mikkelsen (1999, h.64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian,

yaitu:

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa

ikut serta dalam pengambilan keputusan.

2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk

meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi

proyek-proyek pembangunan.

3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan

yang ditentukannya sendiri.

4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa

orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan

kebebasannya untuk melakukan hal itu.

Page 13: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

11

5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan

para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar

supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-

dampak sosial.

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,

kehidupan, dan lingkungan mereka.

Dari tiga pakar yang mengungkapkan definisi partisipasi di atas, dapat

dibuat kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan aktif dari seseorang, atau

sekelompok orang (masyarakat) secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela

dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

monitoring sampai pada tahap evaluasi.

2.3 Pentingnya Partisipasi Masyarakat

Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers (1991, h. 154-155)

sebagai berikut: pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna

memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat

setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek

akan gagal. kedua, bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau

program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan

perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek

tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut. ketiga,

bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam

pembangunan masyarakat mereka sendiri.

Apa yang ingin dicapai dengan adanya partisipasi adalah meningkatnya

kemampuan (pemberdayaan) setiap orang yang terlibat baik langsung maupun

Page 14: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

12

tidak langsung dalam sebuah program pembangunan dengan cara melibatkan

mereka dalam pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya dan

untuk jangka yang lebih panjang. Adapun prinsip-prinsip partisipasi tersebut,

sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipatif yang

disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique

Sumampouw, 2004, h.106-107) adalah:

a) Cakupan. Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang

terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek

pembangunan.

b) Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership). Pada dasarnya setiap

orang mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta

mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam

setiap proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan

struktur masing-masing pihak.

c) Transparansi. Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan

komunikasi dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga

menimbulkan dialog.

d) Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership). Berbagai

pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan

dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.

e) Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility). Berbagai pihak

mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya

kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam proses

pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya.

Page 15: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

13

f) Pemberdayaan (Empowerment). Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas

dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga

melalui keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses

saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.

g) Kerjasama. Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat

untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang

ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat

dalam suatu program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu

keberhasilan program namun ada juga yang sifatnya dapat menghambat

keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda,

pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.

Angell (dalam Ross, 1967, h.130) mengatakan partisipasi yang tumbuh

dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:

1. Usia

Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang

terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari

kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai

dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih banyak yang

berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia lainnya.

Page 16: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

14

2. Jenis kelamin

Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa

mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur”

yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang

terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai

peran perempuan tersebut telah bergeser dengan adanya gerakan

emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik.

3. Pendidikan

Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi.

Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang

terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan

kesejahteraan seluruh masyarakat.

4. Pekerjaan dan penghasilan

Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan

seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan

diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi

kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi

dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk

berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang

mapan perekonomian.

5. Lamanya tinggal

Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan

pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan

berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal dalam

Page 17: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

15

lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan

cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap

kegiatan lingkungan tersebut.

Sedangkan menurut Holil (1980, h. 9-10), unsur-unsur dasar partisipasi

sosial yang juga dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah:

1. Kepercayaan diri masyarakat.

2. Solidaritas dan integritas sosial masyarakat.

3. Tanggungjawab sosial dan komitmen masyarakat.

4. Kemauan dan kemampuan untuk mengubah atau memperbaiki keadaan

dan membangun atas kekuatan sendiri.

5. Prakarsa masyarakat atau prakarsa perseorangan yang diterima dan diakui

sebagai/menjadi milik masyarakat.

6. Kepentingan umum murni, setidak-tidaknya umum dalam lingkungan

masyarakat yang bersangkutan, dalam pengertian bukan kepentingan

umum yang semu karena penunggangan oleh kepentingan perseorangan

atau sebagian kecil dari masyarakat.

7. Organisasi, keputusan rasional dan efisiensi usaha.

8. Musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan.

9. Kepekaan dan ketanggapan masyarakat terhadap masalah, kebutuhan-

kebutuhan dan kepentingan-kepentingan umum masyarakat.

Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program

juga dapat berasal dari unsur luar/lingkungan. Menurut Holil (1980: h.10) ada 4

poin yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat yang berasal dari

luar/lingkungan, yaitu:

Page 18: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

16

1. Komunikasi yang intensif antara sesama warga masyarakat, antara

warga masyarakat dengan pimpinannya serta antara sistem sosial di

dalam masyarakat dengan sistem di luarnya.

2. Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya, baik dalam kehidupan

keluarga, pergaulan, permainan, sekolah maupun masyarakat dan

bangsa yang menguntungkan bagi serta mendorong tumbuh dan

berkembangnya partisipasi masyarakat.

3. Kesempatan untuk berpartisipasi. Keadaan lingkungan serta proses dan

struktur sosial, sistem nilai dan norma-norma yang memungkinkan dan

mendorong terjadinya partisipasi sosial.

4. Kebebasan untuk berprakarsa dan berkreasi. Lingkungan di dalam

keluarga masyarakat atau lingkungan politik, sosial, budaya yang

memungkinkan dan mendorong timbul dan berkembangnya prakarsa,

gagasan, perseorangan atau kelompok.

2.5 Musrenbangdes

Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) Desa adalah forum

musywarah tahunan para pemangku kepentingan (Stakeholders) Desa untuk

menyepakati rencana kerja pembangunan Desa (RKP Desa) tahun anggaran yang

di rencanakan. Musrenbang Desa dilakukan setiap bulan januari dengan mengacu

kepada dokumen rencana pembangunan jangka menengah Desa (RPJM Desa).

Setiap Desa di amanatkan untuk menyusun dokumen rencana lima tahunan yaitu

RPJM Desa dan dokumen rencana tahunab Desa yaitu RKP Desa. (Peraturan

Perundangan Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa)

Page 19: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

17

Musrenbang adalah forum perencanaan (program) yang diselenggarakan

oleh lembaga publik, yaitu pemerintah Desa, bekerjasama dengan warga dan

parapemangku kepentingan lainnya. Musrenbang yang bermakna akan mampu

membangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan Desa, dengan cara

memotret potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tersedia baik dari dalam

maupun luar Desa. Pembangunan t idak akan bergerak maju apabila salah

satu saja dari t iga komponen tata pemerintahan (pemerintah, masyarakat,

swasta) tidak berperan atau berfungsi. Karena itu, Musrenbang juga merupakan

forum pendidikan warga agar menjadi bagian aktif dari tata pemerintahan dan

pembangunan. (Peraturan rmentri dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan

Desa).

Salah satu misi yang diusung oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional adalah membangun

harmonisasi antara berbagai kutub perencanaan yang ada, yaitu perencanaan

teknokratis, perencanaan politis, perencanaan partisipatif. Muara akhir dari upaya

tersebut adalah terakomodirnya aspirasi dan kebutuhan berbagai stakeholders

dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan.

Realitas yang ada menunjukkan bahwa kutub perencanaan teknokratis dan

perencanaan politis masih mendominasi alokasi anggaran pembangunan daerah.

Sementara di lain pihak, hasil-hasil perencanaan partisipatif yang merupakan

representasi aspirasi masyarakat masih kurang mendapat tempat dalam pembagian

alokasi anggaran pembangunan. Ketimpangan tersebut tidak hanya memunculkan

persoalan manajerial perencanaan saja, tetapi lebih jauh dari itu, telah muncul

anggapan bahwa pengalokasian anggaran pembangunan daerah kurang mampu

Page 20: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

18

mengakomodir kepentingan dan aspirasi masyarakat. Permasalahan yang

mengakibatkan munculnya ketimpangan berbagai kutub perencanaan tersebut

adalah rendahnya mutu proses dan mutu hasil perencanaan partisipatif.

2.5.1 Tujuan Musrenbang Desa adalah:

Masyarakat dan seluruh Stakeholders di tingkat desa dapat menyepakati

hal-hal sebagai berikut :

a. Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPD Desa) selama satu tahun.

b. Kegiatan yang akan didanai melalui Swadaya Desa dan alokasi dana Desa

(ADD)

c. Kegiatan yang akan diajukan untuk memperoleh pendanaan dari Program

yang masuk ke Desa, seperti PNPM Mandiri Perdesaan, dan

Program/Proyek lainnya.

d. Prioritas kegiatan yang akan diajukan dalam Musrenbang Kecamatan.

e. Masyarakat dapat menentukan delegasi Desa yang akan berpartisipasi

pada Musrenbang kecamatan.

2.5.2 Hasil Diharapkan

1. Adanya rumusan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa).

2. Adanya daftar kegiatan yang akan didanai oleh melalui swadaya desa

dan ADD.

3. Ditetapkannya daftar kegiatan yang akan diusulkan untuk didanai oleh

PNPM Mandiri Perdesaan, atau program lainnya.

4. Adanya Daftar Usulan Rencana Kerja Pembangunan Desa (DURKP

Desa) yang diajukan dalam Musrenbang Kecamatan.

Page 21: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

19

5. Adanya daftar Delegasi Desa yang akan berpartisipasi dalam

Musrenbang Kecamatan.

6. Adanya berita acara Musrenbang Desa.

2.5.3 Tahapan Pelaksanaan Musrenbang Desa

1. Pengorganisasian Pelaku

Untuk menjamin mutu proses dan mutu hasil Musrenbang Desa, maka

perlu dilakukan persiapan-persiapan, sebagai berikut :

Pembentukan dan konsolidasi Tim Fasilitator Musrenbang Desa. Tim ini

berkedudukan di tingkat kecamatan, tim terdiri dari : Setrawan Kecamatan,

Fasilitator Kecamatan (FK) PNPM Mandiri Perdesaan, Pengurus BKAD

dan Pendamping Lokal PNPM Mandiri Perdesaan.

Pembentukan Tim Penyusun Draft RKPD Desa. Tim ini berkedudukan di

tingkat desa, terdiri dari Sekretaris Desa sebagai Ketua, Ketua LPM sebagai

Sekretaris dan beranggotakan : KPMD, Tokoh Masyarakat dan Wakil

Perempuan. Pemilihan anggota Tim Penyusun RKP Desa sebaiknya

diprioritaskan kepada mantan anggota Tim Penyusun RPJM Desa.

Pelatihan Tim Penyusun Draft RKPD Desa

2. Penyusunan Draf RKP Desa

Tim Penyusun Draft RKP Desa melakukan penyusunan rancangan RKP

Desa sesuai dengan sistimatika yang telah ditetapkan. Pedoman utama yang akan

digunakan sebagai dasar adalah RPJM Desa. Dengan demikian, maka RKP Desa

adalah merupakan penjabaran lebih lanjut dari RPJM Desa.

Page 22: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

20

3. Persiapan Pra Pelaksanaan

Beberapa persiapan yang diperlukan agar kegiatan Musrenbang Desa

dapat berjalan dengan baik adalah sebagai berikut :

a. Penentuan Jadwal dan tempat pelaksanaan Musrenbang Desa.

b. Identifikasi peserta Musrenbang Desa yang merepresentasikan keterwakilan

kelompok-kelompok kepentingan, termasuk kelompok perempuan.

c. Menyiapkan dan mendistribusikan undangan kepada seluruh peserta

Musrenbang Desa.

d. Penyiapan data/informasi tentang realisasi RKP Desa Tahun 2010 dan

Tahun 2011.

e. Menyiapkan data/informasi tentang program/proyek/kegiatan yang akan

masuk ke desa pada tahun 2011.

f. Menyiapkan bahan-bahan dan alat bantu fasilitasi lainnya.

4.Tahapan Pelaksanaan Musrenbang Desa dilaksanakan dengan tahapan proses

sebagai berikut :

1. Pembukaan oleh Kepala Desa.

2. Penjelasan tujuan dan agenda Musrenbang Desa, oleh Sekretaris Desa.

3. Pemaparan – Pemaparan (secara panel) dan diskusi pleno :

a. Pemaparan tentang Program/Proyek/Kegiatan yang akan masuk ke

desa pada tahun 2011, oleh Setrawan Kecamatan.

b. Pemaparan tentang Program Prioritas SKPD pada tahun 2012, oleh

wakil SKPD Kecamatan.

c. Pemaparan tentang realisasi pelaksanaan RKP Desa tahun 2010 dan

2011, oleh Kepala Desa.

Page 23: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

21

d. Tanya jawab dengan peserta Musrenbang Desa.

4.Pembahasan dan Penetapan RKP Desa

a. Pemaparan Draft RKP Desa, oleh Sekretaris Desa sebagai ketua Tim

Penyusun RKP Desa.

b. Pembahasan Draft RKP Desa oleh peserta Musrenbang Desa.

c. Penetapan RKP Desa tahun 2012.

5. Penentuan Kegiatan yang didanai melalui Swadaya Desa dan ADD 2012.

6. Kepala Desa menjelaskan ancar-ancar besaran ADD dan pola penggunannya.

7. Sekretaris Desa memandu peserta Musrenbang Desa untuk menyepakati

kegiatan yang akan didanai melalui swadaya desa dan ADD tahun 2012.

Kegiatan yang disepakati tersebut bersumber dari RKP Desa tahun 2012.

8. Sekretaris Desa sebagai pemimpin rapat menetapkan kegiatan yang didanai

melalui Swadaya Desa dan ADD 2012.

9. Penentuan Kegiatan yang akan diusulkan untuk didanai melalui PNPM

Mandiri Perdesaan dan PNPM P2SPP Tahun 2012. Berkaitan dengan hal ini,

maka kegiatan yang pilih adalah kegiatan yang telah ditetapkan dalam RKPD

Desa tahun 2012.

10. Penentuan kegiatan yang diajukan pada Musrenbang Kecamatan.

1. Peserta Musrenbang Desa mengidentifikasi kegiatan yang akan

diajukan sebagai usulan desa dalam Musrenbang Kecamatan. Kegiatan

dimaksud adalah kegiatan yang tertuang dalam RKP Desa, tetapi belum

mendapat kepastian pendanaan baik melalui swadaya desa dan ADD.

Sedangkan kegiatan yang diusulkan untuk mendapat pendanaan dari

Page 24: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

22

PNPM MPd maupun PNPM P2SPP harus dimasukkan dalam DU RKP

Desa.

2. Peserta Musrenbang Desa berdiskusi untuk menyusun skala prioritas

berbagai kegiatan tersebut berdasarkan bidang-bidang.

3. Peserta menyepakati urutan prioritas kegiatan sesuai dengan bidang-

bidang.

11. Penetapan Delegasi Desa yang akan menghadiri Musrenbang Kecamatan.

Delegasi Desa tersebut hendaknya merepresentasikan kepentingan

kelompok pengusul, termasuk kelompok perempuan. Jumlah Delegasi Desa

minimal 6 orang, terdiri dari Kepala Desa, Ketua LPM dan tokoh

masyarakat. Sebanyak 3 orang dari 6 orang delegasi desa merupakan wakil

perempuan.

2.5.4 Tahapan pasca Musrenbang Desa

Beberapa kegiatan penting yang harus dilakukan setelah Musrenbang Desa

adalah sebagai berikut :

1. Tim Penyusun RKP Desa melakukan finalisasi dokumen RKP Desa

berdasarkan masukan dan penyempurnaan yang telah ditetapkan dalam

Musrenbang Desa. Selanjutnya Dokumen RKP Desa tersebut

disampaikan kepada Kepala Desa untuk ditetapkan sebagai Keputusan

Kepala Desa.

2. Tim Penyusun RKP Desa selanjutnya menyiapkan Daftar Usulan RKP

Desa (DU-RKP Desa) dan mendorong kepala desa untuk

menyampaikannya kepada camat sebelum pelaksanaan Musrenbang

Kecamatan.

Page 25: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 MetodePenelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena

sosial dan masalah manusia. Penelitian kualitatif adalah penelitian deskriptif yang

bertujuan untuk membantu menjelaskan karakteristik objek dan subjek penelitian,

untuk mengungkapkan gejala yang ada dalam masyarakat, peneliti menggunakan

tipe penelitian deskriptif yaitu studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi

yang tepat. (Arikunto 1998, h. 88)

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti meneliti suatu

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian ini adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki. (Nazir 1999, h. 63)

Pendekatan kualitatif dengan penelitian deskriptif yaitu data yang

dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar yang bersifat uraian atau penjabaran.

Dengan demikian penelitian ini nantinya akan berisi kutipan data dalam bentuk

gambar, teks atau tulisan untuk penyajian laporan dalam mendeskripsikan objek

yang diteliti. Semua data yang dikumpulkan agar menjadi kunci terhadap apa

yang telah diteliti.

Page 26: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

24

3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah dari data primer dan data

sekunder. Sumber data primer yang didapat dari hasil observasi, wawancara.

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Sedangkan data sekunder yaitusumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen. (Sugiyono 2011, h.225)

Dalam metode penelitian deskriptif kualitatif tidak digunakan istilah

populasi, oleh Spradley menggunakan istilah situasi sosial, yang terdiri dari

tempat, pelaku dan aktivitas yang dilakukan oleh obyek penelitian. Sugiyono

(2011: h.215). Adapun istilah sampel dalam penelitian ini yang digunakan adalah

sebutan informan. Informan dalam penelitian ini adalah sebagai obyek guna

mempelajari dan memperoleh data menyangkut hal yang sedang diteliti.

3.2.1.1 Penentuan Informan

Dalam menentukan informan pada penelitian ini, peneliti menetapkan

beberapa orang informan yang terbagi dalam informan kunci yang terdiri dari

Keuchik Alue Wakie, anggota Tuha Peut Gampong dan tokoh masyarakat

semuanya berjumlah 7 (tujuh) informan dan informan biasa terdiri dari beberapa

anggota masyarakat Gampong Alue Wakie semuanya berjumlah 17 (tujuh belas)

informan. Data yang diperoleh dari informan dikumpulkan dan dihubungkan,

kemudian data tersebut dikelompokkan berdasarkan permasalahan yang mencuat,

jadi penelitian ini bersifat induktif.

Page 27: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

25

Sebagai pendukung peneliti menetapkan Informan kunci guna mendapat

informasi lebih dalam dan akurat mengenai hal yang akan dibahas, sedangkan

informan sebagai sampel yang merupakan bagian dari populasi dipilih melalui

Purposive sampling Purposive sampling yaitu Teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini atas dasar

orang tersebut dianggap paling mengetahui dan berhubungan atau orang tersebut

sebagai penguasa sehingga memudahkan peneliti menjelajah obyek/situasi sosial

yang diteliti. Sugiyono (2011, h. 218).

Sedangkan stratified sampel yaitu penarikan sampel berstrata yang

dilakukan dengan mengambil sampel acak sederhana dari setiap strata populasi

yang sudah ditentukan lebih dulu. Sugiyono (2010, h. 211).

Pada penelitian ini informan di bagi dalam tingkatan strata yaitu tingkatan

umur, pendidikan dan pekerjaan, kemudian dipilih secara acak dan nantinya

tingkatan yang terpilih satu atau lebih yang nantinya dijadikan sebagai informan

dan menjadi bagian dari populasi yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini besarnya sampel ditentukan oleh pertimbangan

informasi, jika sampel dianggap telah memadai dan data yang diperoleh telah

jenuh dan ditambah sampel lagi tidak memberikan informasi yang baru, artinya

dengan menggunakan informan selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh

tambahan informasi baru yang berarti.

Dalam penelitian ini dipilih beberapa orang sebagai informan kunci, serta

beberapa orang informan biasa hal tersebut bedasarkan pertimbangan atas

jawaban-jawaban informan yang mengarah pada jawaban yang sama dengan kata

lain mencapai pada titik jenuh sehingga dilakukan penarikan kesimpulan. Dalam

Page 28: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

26

penelitian ini menempatkan peneliti sebagai instrumen penelitian.

Untuk kelengkapan data yang menjadi informan kunci pada penelitian ini

adalah:

Keuchik Gampong Alue Wakie, Merupakan pimpinan Gampong yang

wajib mengetahui hal-hal yang terjadi dalam Gampong termasuk

Pelaksanaan Musrenbangdes, sehingga data lebih mudah diperoleh

dikantor keuchik.

Anggota Tuha Peut, juga merupakan pucuk pimpinan dalam gampong

sama halnya dengan dengan Keuchik yang juga berperan penting dalam

setiap pelaksanaan kegiatan dalam Gampong.

Serta tokoh masyarakat, sebagai orang yang juga ikut terlibat dalam

Musrenbangdes, dan mereka juga orang yang dituakan di Gampong, baik

gagasan, ide masyarakat sering dimintai pendapat mereka termasuk setiap

kegiatan dalam Gampong.

Masyarakat, sebagai warga gampong Alue Wakie yang sebagian besar

sangat berpengaruh terhadap pembangunan Desa, juga turut berperan serta

terhadap pelaksanaan Musrenbangdes, dan memanfaatkan fasilitas yang

telah di sepakati dari Musrenbangdes tersebut.

3.2.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Gampong Alue Wakie, Kecamatan Darul

Makmur, Kabupaten Nagan Raya. Peneliti memilih daerah ini sebagai lokasi

penelitian karena melihat fenomena partisipasi masyarakat dalam Musrenbang

Desa yang ada di Gampong Alue Wakie tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Page 29: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

27

Pengumpulan data mengenai Analisis Partisipasi Masyarakat dalam

Musrenbangdes pada Gampong Alue Wakie dilakukan oleh peneliti pada

Musrenbangdes 2012, yang mana peneliti juga jadi bagian dari masyarakat yang

dalam Musrenbangdes ini. Penelitian dilakukan selama enam bulan atau satu

semester. Berikut jadwal penelitian yang akan dilakukan.

TABEL JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Bulan

7 8 9 10 11 12

1 Persiapan Kebutuhan untuk proses di lapangan

Perizinan √

Pemilihan beberapa orang sebagai informan √

Pemilihan instrumen yang digunakan dalam

penelitian

2 Penelitian

Mengamati struktur lembaga masyarakat

gampong Alue wakie, kecamatan Darul

Makmur. √

Mengamati tahapan-tahapan proses kerja pra

/pasca Musrenbangdes

Mengamati tahapan-tahapan partisipatif

masyarakat dalam Musrenbangdes √

3

Pengolahan data dan pengujian kredibilitas

data serta pembuatan laporan hasil penelitian

4 Persiapan Ujian √

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data yaitu melalui observasi

(pengamatan), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data yaitu :

a. Observasi

observasi adalah suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun

Page 30: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

28

dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Sutrisno dalam (Sugiyono

2009, h.203)

Dalam penelitian ini peneliti melakukan partisipan observation

participation (observasi partisipan) yaitu peneliti ikut terlibat dalam

kegiatan obyek yang diteliti yang digunakan sebagai sumber data

penelitian, agar peneliti lebih memahami secara keseluruhan dengan

melakukan pengamatan sehingga dapat melihat dengan jelas hal-hal yang

tidak atau kurang diamati oleh orang lain dan juga dapat mengetahui

secara keseluruhan yang tidak terungkap lewat wawancara.

b. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Esterberg dalam (Sugiyono 2009, h. 317)

mengemukakan bahwa

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara semi terstrukrur.

Wawancara semi terstruktur merupakan jenis wawancara yang termasuk

dalam katagori in depth interview di mana pelaksanaannya lebih bebas

dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

Tujuan dari wawancara jenis ini dilakukan yaitu untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat dan ide-idenya, dalam melakukan wawancara peneliti

perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh

informan yang merupakan bagian kecil dari populasi yang dimaksudkan

Page 31: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

29

untuk memperoleh data tentang permasalahan yang berhubungan dengan

penelitian. (Sugiyono2011, h. 233)

c. Dokumentasi.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan misal, catatan harian, Sejarah kehidupan, biografi, cerita,

peraturan dan kebijakan. Berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup,

sketsa dan lain-lain. Atau karya-karya monumental dari seseorang

misalnya film, patung, gambar dan lain-lain. Sugiyono (2011, h. 240).

Dokumentasi digunakan sebagai pelengkap dari penggunaan oservasi dan

wawancara dalam penelitian ini

3.3 Instrumen Penelitian

Penelitian yang menggunakan metode kualitatif, adalah suatu metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami, maka

peneliti adalah sebagai instrumen kunci. (Moleong, 2002, h. 4).

Penggunaan peneliti sebagai instrumen penelitian guna mendapatkan data

yang valid dan realible. Namun untuk membantu kelancaran dalam

pelaksanaannya, peneliti juga didukung oleh instrumen pembantu seperti panduan

wawancara. Adapun langkah-langkah penusunan wawancara yaitu, peneliti

melakukan hal- hal sebagai berikut:

Menetapkan informan yang ingin diwawancarai

Menyiapkan topik-topik masalah yang akan jadi pembicaraan

Membuka atau mengawali wawancara

Melangsungkan wawancara

Mengkonfirmasikan intisari dari wawancara dan mengakhirinya

Page 32: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

30

Menuliskan wawancara ke dalam catatan lapangan

Mengindentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah peneliti

peroleh.

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode analisis data

(Miles dan Huberman 1984, h. 21-23), yang terdapat tiga macam kegiatan dalam

analisis data kualitatif, yaitu:

3.4.1 Reduksi Data

Reduksi data berujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan,

abstraksi dan pentranformasian” data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan

tertulis. Reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang

diorientasikan secara kualitatif. (Emzir 2010, h.129)

3.4.2 Model Data (Data Display)

Setelah data direduksi, selanjutnya melakukan kegiatan analisis data yaitu

model data. Model sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun ysng

memperbolehkan pendeskrepsian kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Sedangkan model dalam kehidupan sehari-hari berbeda-beda, dari pengukur

bensin, surat kabar, sampai layar komputer. Melihat sebuah tayangan membantu

kita memahami apa yang terjadi dan melakukan sesautu analisis lanjutan atau

tindakan didasarkan pada pemahaman tersebut. Penyajian data melalui uraian

singkat dalam bentuk teks naratif sehingga memudahkan peneliti untuk

memahami yang sedang terjadi saat ini. (Emzir, 2010, h.131).

3.4.3 Penarikan dan Verifikasi Kesimpulan

Langkah ketiga dari aktivitas analisis data adalah penarikan dan verifikasi

Page 33: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

31

kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai memutuskan

apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi

yang mungkin, alur kusal dan proposisi-proposisi. (Emzir 2010, h.133),

Peneliti melakukan perumusan pada kesimpulan-kesimpulan sebagai

temuan sementara yang dilakukan dengan cara mensintesiskan semua data yang

terkumpul. Data akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi apabila bukti-bukti

data serta temuan di lapangan yang peneliti temukan pada tahap awal konsisten

serta valid maka kesimpulan yang didapat adalah kredibel, dan kesimpulan itu

berupa temuan yang bersifat deskripsi atau gambaran mengenai analisis partisipasi

masyrakat dalam Musrenbangdes yang masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas.

3.5 Pengujian Kredibilitas Data

Uji kredibilitas data atau kepercayaan data hasil penelitian kualitatif antara

lain dilakukan dengan, perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam

penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif serta

membercheck. Digunakan uji ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih

mendalam mengenai subyek penelitian. (Sugiyono 2008, h. 270).

3.5.1 Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan, dirasakan data yang diperoleh

masih kurang memadai. Perpanjangan pengamatan berarti peneliti tinggal

dilapangan penelitian sampai titik kejenuhan pengumpulan data tercapai.

(Moleong 2001, h.327).

3.5.2 Peningkatan Ketekunan

Page 34: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

32

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka kepastian data dan

urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. (Sugiyono 2011, h.

272), yaitu peneliti membaca referensi baik dari buku atau hasil penelitian yang

lain serta dokumentasi-dokumentasi terkait dengan hal yang diteliti, sehingga

dengan pengetahuan yang peneliti dapat nantinya dari hasil membaca tersebut

berguna untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau salah.

3.5.3 Triangulasi

Wiersma dalam (Sugiyono 2011, h. 273), Triangulasi dalam pengujian

kreabilitas data ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dari berbagai sumber, peneliti

mengecek data baik dari informan kunci dan informan biasa, bacaan referensi dan

lain sebagainya, dilakukan dengan berbagi teknik yang berbeda-beda guna

mendapat informasi dan dilakukan pada berbagai waktu yang memungkinkan

jawaban tidak berdasarkan pada keleahan dan lain sebagainya.

3.5.4 Analisis Kasus Negatif

Kasus negatif menurut (Sugiyono 2011, h. 275) adalah kasus yang tidak

sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Analisis

kasus negatif dilakukan untuk mencari data yang berbeda dan bertentangan, bila

tidak ada yang berbeda berarti data dapat dipercaya.

Peneliti melakukan pengecekan apakah benar Musrenbangdes ada dan

berjalan di Gampong Alue Wakie, benar atau tidak . dengan data positif ada kira-

kira 99% sedangkan data yang mengatakan tidak ada 1%, maka dengan adanya

kasus negatif ini peneliti justru harus mencari tahu secara mendalam mengapa

Page 35: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

33

masih ada data yang berbeda. Peneliti harus menemukan kepastian apakah benar

atau tidak data yang mengatakan di Alue Wakie tidak ada Musrenbangdes

(negatif), dan jika pada akhirnya jawaban negatif ini berubah menjadi positif

maka kasus negatifnya tidak ada lagi, dan data temuan penelitian menjadi

kredibsel.

3.5.5 Mengadakan Membercheck

Membercheck menurut (Sugiyono 2011, h. 276) adalah proses pengecekan

data yang diperoleh peneliti kepada penerima data untuk mengetahui seberapa

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Peneliti perlu mengadakan membercheck dalam penelitian ini guna mengetahui

informasi yang diperoleh dan yang akan digunakan dalam penulisan laporan

sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

Page 36: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Gampong Alue Wakie merupakan salah satu Gampong yang terdapat di

Kabupaten Nagan Raya tepatnya di Kecamatan Darul Makmur, dengan batas

Gampong sebagai berikut:

- Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Suak Palembang

- Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Alue Pungkie

- Sebelah Timur berbatasan dengan Hutan Negara

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Krueng Alem

Luas Gampong Alue Wakie kurang lebih 20KM/Segi, dan terbagi

beberapa Dusun yaitu Dusun Gunongkong, Dusun Panton Laseh dan Dusun Blang

Tripa. Adapun bahasa yang mereka pergunakan sehari-hari adalah bahasa Aceh,

selain itu mereka juga dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa

Indonesia apabila mereka berhadapan dengan etnis lain.

Tabel 4.I. Data luas wilayah Gampong Alue Wakie.

Gampong Luas wilayah kebun Sawah pemukiman

Alue Wakie

20Km/segi

50Ha

37Ha

37Ha

Sumber: Profil Gampong Alue Wakie, 2012

4.1.2 Penduduk

Gampong Alue Wakie memiliki kepadatan penduduk sebanyak 544 (lima

ratus empat puluh empat) jiwa, dengan banyak jumlah kepala keluarga 173

Page 37: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

35

(seratus tujuh puluh tiga) kk. Dengan perincian menurut jenis kelamin dapat

dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1.2 Klasifikasi penduduk Gampong Alue Wakie berdasarkan jenis

kelamin

No Jenis kelamin Jumlah

1 Laki-laki 280

2 Perempuan 264

Jumlah 544

Sumber: Profil Gampong Alue Wakie, 2012

Untuk jumlah penduduk berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut

ini

Tabel 4.1.2.2 Jumlah Penduduk berdasarkan umur

No Golongan Umur Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

0 - 4

5 – 9

10 – 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 49

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

65 - 69

70 +

6

18

26

39

30

32

93

38

82

95

59

50

100

75

9

Total 544 Jiwa

Sumber: Profil Gampong Alue Wakie, 2012

Jika ditilik dari segi pendidikan, masyarakat Gampong Alue Wakie

sekarang ini secara keseluruhan tampak adanya perkembangan dalam bidang

pendidikan, terlebih lagi dengan adanya sarana pendidikan seperti SD/sederajat,

SLTP/sederajat, SLTA/sederajat, naiknya antusias masyarakat di bidang

Page 38: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

36

pendidikan terlihat dari kenginanan untuk melanjutkan menimba ilmu sampai

pada jenjang Perguruan Tinggi, ini satu hal yang sangat patut diberi apresiasi

positif bagi kelangsungan pembangunan pendidikan di Provinsi Aceh khususnya

Kabupaten Nagan Raya.

Tabel 4.1.2.3 Data Penduduk Gampong Alue Wakie Berdasarkan Pekerjaan

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Tukang Jahit 31

2 Pertanian 308

3 PNS 55

5 Perdagang 40

6 Supir 15

7 Buruh 25

9 Dan lain-lain 70

Total 544

Profil Gampong Alue Wakie, 2012

Dari data tersebut diatas terlihat bahwa masyarakat Gampong Alue Wakie

pada umumnya menggantungkan hidupnya dari mata pencaharian sebagai bertani.

Tabel 4.1.2.4 Data Fasilitas Sosial Gampong

No Jenis Fasilitas Jumlah (Unit) Penggunaan Fasilitas

1 Fasilitas Agama

Mesjid

Meunasah

Bak Wudhu

2 Unit

3 Unit

2 Unit

Aktif

Aktif

Aktif

2

Fasiltas Pendidikan

TK

SD

TPQ

1 Unit

3 Unit 1 Unit

Aktif

Aktif

Aktif

3 Fasilitas Pemerintahan

Balai Gampong

Puskesmas

1 Unit

1 Unit

Aktif

Aktif

5 Fasilitas Olah Raga

Lapangan Bola Kaki

Lapangan Bola Volley

1 Unit

1 Unit

Aktif

Tidak Aktif

Profil Gampong Alue Wakie, 2012

Page 39: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

37

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di lapangan bahwa

selain jumlah penduduk, dan mata pencaharian. Di Gampong Alue Wakie juga

dilengkapi oleh beberapa fasilitas atau berupa sarana dan prasarana umum, dan

tentunya dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat di Gampong Alue Wakie,

antara lain sarana peribadatan, sarana dan prasarana kesehatan, sarana pendidikan,

sarana umum lainnya.

4.1.3 Pemerintah Gampong Alue Wakie

Lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah

yang kemudian diganti menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2005

kedudukan Gampong terus menjadi semakin otonom. Dalam kedua Undang

Undang tersebut setidaknya ada hal mendasar yang memperbaiki kedudukan

Gampong.

Dengan perubahan ditingkat regulasi tersebut pada akhirnya membawa

dampak pada tata kelola pemerintahan Gampong. Dimana sekarang Gampong

setidaknya telah memiliki kewenangan yang lebih jelas untuk mengatur dirinya

sendiri ini ditandai telah ditetapkanya perda Nomor 2 Tahun 2004 Tentang

Kewenangan Gampong. Disisi Gampong juga mendapatkan pendanaan yang

cukup memadai untuk mengimplemtasikan kewenangan kewenangan dimilikinya

hal ini dipertegas dengan lahirnya Perda Nomor 3 Tahun 2004 Tentang ADD

sehingga pada saat ini semua Gampong telah mendapatkan Alokasi Dana

Gampong (ADD), Bagi Hasil Pajak dan Restribus Daerah, Bantuan Keuangan

Dari Kabupaten serta bantuan Keuangan dari Propinsi.

Page 40: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

38

4.1.4 Karakteristik Infoman/Partisipan

Dalam karakteristik partisipan tampak pada tabel yang akan diklasifikasi

berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

a. Data tentang jenis kelamin informan

Daftar informan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sebanyak 18 (delapan

belas) orang sedangkan perempuan sebanyak 6 (enam) orang, tampak ada

perbandingan jumlah, karena pemilihan informan ini di lakukan melalui proposive

sampling melalui pertimbangan karena dalam kegiatan Musrenbangdes terdapat

sedikit dari perempuan yang terlibat.

Tabel 4.1.4.a Data informan berdasarkan jenis kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Informan

1 Laki-laki 18

2 Perempuan 6

Total 24

Sumber: Penelitian 2012

b. Data tentang usia informan

Tabel 4.1.4.b Data informan berdasarkan usia

No Usia Informan Jumlah Informan

1 20 – 25 Tahun 4

2 26 –30 Tahun 3

3 31– 40 Tahun 4

4 41 – 50 Tahun dst 13

Total 24

Sumber: Penelitian 2012

Penulis menetapkan Usia informan dimulai dari usia dua puluh tahun

karena dianggap pada usia ini masa dimana seseorang bisa memberikan

konstribusi yang besar mengenai apa yang dirasakan, gagasan dan fikiran dalam

permasalahan yang terjadi dalam Gampong.

Page 41: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

39

c. Data tentang pendidikan informan/Partsipan

Tabel 4.1.4.c Data informan berdasarkan tingkat pendidikan

No Pendidikan Jumlah Informan

1 Tidak Sekolah 1

2 Tamat SD/SR 2

3 Tamat SLTP/Sederajat 4

4 Tamat SLTA/Sederajat 14

5 Akademi/Diploma 1

6 Sarjana/S1 2

Total 24

Sumber: Penelitian 2012

Adapun data mengenai tingkat pendidikan informan menunjukkan Tingkat

pendidikan informan yang beragam, dimulai dari tidak sekolah sebanyak 1 (satu)

orang, Tamat SD/SR sebanyak 2 (dua) orang, Tamat SLTP sebanyak 4 (empat)

orang, Tamat SLTA sebanyak 14 (empat belas) orang Tamat Akademi/Diploma

sebanyak 1 (satu) orang serta Sarjana/S1 sebanyak 2 (dua) orang.

d. Data tentang pekerjaan informan/Partsipan

Tabel 4.1.4.d Data informan berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Informan

1 PNS 5

2 Wiraswasta 9

3 Petani 4

4 Guru 2

5 Buruh 2

6 Mahasiswa 2

Total 24

Sumber: Penelitian 2012

Adapun data mengenai pekerjaan partisipan di klasifikasi informan

berdasarkan pekerjaan dan diperoleh data bahwa informan yang bekerja sebagai

PNS sebanyak 5 (lima) orang sebagai wiraswasta sebanyak 9 (sembilan) orang,

petani sebanyak 4 (empat) orang, buruh 2 (dua) orang, guru 2 (dua) orang dan

mahasiswa sebanyak 2 (dua) orang.

Page 42: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

40

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Partisipasi Masyarakat Gampong Alue Wakie kecamatan Darul

Makmur, Kabupaten Nagan Raya Dalam Musrenbangdes

Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam perencanaan

pembangunan Gampong karena tanpa partisipasi dari masyarakat maka

perencanaan pembangunan Gampong hanya sebagai formalitas dan tidak memberi

manfaat bagi masyarakat Gampong.

Partisipasi masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan

Gampong sangat dibutuhkan mengingat bahwa yang paham dan mengerti

mengenai masalah dan kendala yang dihadapi oleh daerahnya hanya masyarakat

setempatlah yang melihat dan merasakan. Sehingga jika masyarakat ikut serta

dalam perencanaan maka mereka dapat merencanakan, melaksanakan, mengawasi

serta mengevaluasi setiap tahap proses pelaksanaan pembangunan dalam

Gampong. Namun yang terjadi di gampong alue Wakie sebaliknya, partisipasi

pada masyarakat dalam Musrenbangdes masih sangat kurang, hal ini terlihat dari

jumlah kehadiran peserta Musrenbangdes yang makin menurun dari tahun ke

tahun secara signifikan dengan jumlah daftar yang hadir setiap tahunnya selalu

menjadi berkurang.

Hal ini juga diutarakan oleh salah seorang informan laki laki mengenai

ketidakterlibatan masyarakat dalam Musrenbangdes.

“Ketidakterlibatan masyarakat pada setiap pelaksanaan

Musrenbangdes terlihat dari jumlah kuota kehadiran utusan dari

masyarakat itu sendiri, saya peribadi memilih untuk berjualan

mencari uang dari pada harus kesana rapat tapi tidak tahu kapan

usulan kita bisa diwujudkan oleh pemerintah”. (Hasbullah, Ketua

Masyarakat gampong Alue Wakie). Wawancara: 29 Mei 2012

Page 43: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

41

Mengenai tingkat kehadiran peserta Musrenbangdes di Gampong Alue

Wakie, penulis deskripsikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel. 4.2.1 Tingkat Kehadiran Peserta Musrenbangdes Alue Wakie

No Utusan

Tahun

Ket

2008 2009 2010 2011 2012

1 Delegasi dusun /

Jurong

7 5 3 3 2

2 Pemerintah

Gampong

6 4 4 3 2

3 Tokoh agama dan

tokoh adat

3 1 1 1 -

4 Unsur perempuan 2 - - - -

5 Unsur pemuda 3 - - 2 -

6 Unsur keluarga

miskin

3 - - - -

7 Organisasi

kemasyarakatan

Gampong

- - - - -

8 Pengusaha, koperasi,

kelompok

usaha/pemasaran,

kelompok

tani/nelayan.

3 1 - 2 1

9 Pelaku pendidikan

(kepala sekolah,

komite sekolah,

guru)

2 - - - -

10 Pelaku kesehatan

(bidan desa, petugas

kesehatan)

2 - - 1 1

11 Unsur pejabat

pemerintah

kecamatan

3 4 1 - -

12 Pejabat tingkat

daerah di kecamatan

2 - - - -

Sumber: Penelitian 2012

Page 44: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

42

Berikut data relevansi teori dan partisipasi masyarakat yang ada di

Gampong Alue Wakie.

4.2.1.1 Kontribusi Sukarela.

Konstribusi Sukarela merupakan suatu kegiatan yang dilkukan tanpa

paksaan, baik itu ide, gagasan maupun tenaga. Data menunjukkan mengenai

tingkat partisipasi masyarakat Alue Wakie dalam Musrenbangdes masih sangat

kurang, terlihat dari jumlah peserta yang datang pada saat Musrenbangdes yang

diadakan setiap tahunnya, sedikit dari masyarakat yang datang untuk meramaikan

saja, dan pulang tanpa mereka tahu apa yang sudah mereka sepakati. Dalam

wawancara singkat peneliti dengan salah seorang informan mengenai,

bagaimanakah partisipasi masyarakat dalam Musrenbangdes jika ditilik dari

konstribusi sukarela.

Terlihat dari jawaban informan diutarakan oleh Ibnu Alwan, ketua Tuha

Peut Gampong Alue Wakie. “Di dalam musyawarah Musrenbangdes diberi

kebebasan dalam mengutarakan ide serta gagasan, tetapi karena sedikit peserta

yang hadir lebih banyak diam saja dan tidak mengutarakan pendapat

mereka”.(Ibnu Alwan, Ketua Tuha Peut Gampong Alue Wakie).

Wawancara: 29 Mei 2012

Hal lainnya di ungkapkan oleh salah seorang informan, “saya peribadi

selalu mengikuti musrenbang ini setiap tahun diadakan, karena di sana saya duduk

mendengarkan saja, asal sudah datang” (Nya’man, tokoh masyarakat Alue Raya).

Wawancara: 29 Mei 2012

Page 45: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

43

4.2.1.2 Pemekaan

Pemekaan merupakan suatu bentuk sosialisasi peningkatan kemauan

masyarakat terhadap program-program pembangunan. Dalam wawancara peneliti

dengan salah seorang informan mengenai, bagaimanakah partisipasi masyarakat

dilihat dari tingkat kemauan masyarakat mengenai program pembangunan melalui

Musrenbangdes.

Pada umumnya masyarakat Gampong Alue Wakie tahu tetapi tidak paham

mengenai Musrenbangdes hal ini didukung oleh bapak Raja Sati, selaku kepala

Gampong/keuchik Alue Wakie yang menyatakan

“Sebahagian besar masyarakat Gampong Alue Wakie tahu tetapi

tidak memahami apa itu Musrenbangdes yang ada di Gampong,

masyarakat masih kurang dalam kemauan karena tidak paham serta

tidak mau untuk ikut serta dalam musyawarahnya, di sebabkan

kurangnya sosialisasi dari pemerintah Gampong apa dan bagaimana

musrenbangdes itu” (Raja Sati, Keuchik Alue Wakie). Wawancara: 29 Mei 2012

4.2.1.3 Keterlibatan sukarela

Keterlibatan sukarela merupakan ketentuan yang dibuat oleh masyarakat

dalam menentukan nasib mereka sendiri sebagai sutu perubahan. Berikut ini data

mengenai tingkat partisipasi masyarakat Alue Wakie Dalam Musrenbangdes, yang

dilakukan dengan sukarela oleh masyarakat Alue Wakie.

Hal senada diutarakan oleh salah seorang informan, “Menurut saya

Musrenbangdes yang sudah berjalan saat ini di Alue Wakie bukan

wujud dari partisipasi dari masyarakat karena selama ini tidak

adanya perubahan dalam Gampong, keingginan dan rasa tanggung

jawab untuk kebutuhan bersama kurang ada dalam masyarakat

menyebabkan masyarakat tidak mau ikut serta” (Hafnidar,

Masyarakat Alue Wakie) Wawancara: 30 Mei 2012

Sebagaimana kita ketahui bahwa Partisipasi merupakan proses

pemberdayaan masyarakat sehingga mampu menyelesaikan sendiri masalah yang

Page 46: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

44

mereka hadapi melalui kemitraan, transparansi, kesetaraan dan tanggung jawab.

Partisipasi dapat terlihat dari tingkat kehadiran masyarakat pada Musrenbangdes

dalam menyuarakan aspirasi mereka.

Kebijakan pemerintah terkait pembangunan Gampong selama ini juga

dinilai tidak memperhatikan kondisi faktual infrastruktur yang ada di Gampong,

ketersediaan prasarana ekonomi dan aktivitas ekonomi, pelayanan pendidikan,

kesehatan, kesempatan kerja sehingga diversifikasi usaha di Gampong sangat

terbatas, lebih lanjut, Gampong menjadi tidak mandiri dan hanya

menggantungkan usaha atau pencaharian nafkah kepada sektor pertanian semata.

4.2.1.4 Proses aktif

Proses aktif dalam partisipasi masyarakat mengandung arti bahwa orang atau

kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya

untuk melakukan hal itu.

Hal ini dikuatkan dengan pernyataan dari salah seorang anggota tuha Peut

Gampong, “Terlaksananya Musrenbangdes bukan wujud partisipasi dari

masyarakat yang berinisiatif membuka wadah guna menampung aspirasi

masyarakat tetapi lebih kepada masyarakat mau tidak mau menerima program

program dari pemerintah” (Ustman Japa, anggota Tuha Peut Gampong Alue

Wakie).

Wawancara: 5 Juni 2012

4.2.1.5 Pemantapan dialog

Pemantapan dialog merupakan musyawarah yang dilakukan antara

masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan,

Page 47: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

45

monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal,

dan dampak-dampak sosial.

Berikut ini data jawaban dari partisipan mengenai pemantapan dialog

pelaksanaan Musrenbangdes, di Gampong Alue Wakie. Masyarakat kurang tahu

seperti apa persiapan pasca musrenbang karena faktor rendahnya tingkat

pendidikan sehingga tidak paham apa yang menjadi perioritas dalam

terlaksananya Musrenbangdes, sehingga pemerintah Gampong hanya menunjuk

beberapa orang dalam musyawarah yang dianggap mampu bekerja agar

terlaksananya Musrenbangdes.

Hal ini didukung oleh pernyataan salah satu tokoh masyarakat di Alue

Wakie, “Masyarakat tidak sepenuhnya ikut berperan serta dalam musyawarah

pasca Musrenbangdes, karena banyak yang tidak paham mungkin ini juga karena

pendidikan rata-rata masyarakat di sini masih rendah” (Ali Basyah, masyarakat

Alue Wakie)

Wawancara: 8 Juni 2012

Hal senada juga di ungkapkan oleh salah seorang informan lainnya

“Sebenarnya tidak semua pihak ikut berperan serta di sini, tidak ada

inisiatif untuk menunjuk diri perlu ditunjuk, pihak pemerintah dan

masyarakat Alue Wakie ini tidak terlihat bekerja sama demi

terwujud apa yang diharapkan, jadi menurut saya musyawarah-

musyawarah ini sebenarnya harus dilandaskan rasa tanggung jawab

untuk kebutuhan bersama” (Syarifuddin, Masyarakat Alue Wakie)

Wawancara: 5 Juni 2012.

Dengan adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya berpartisipasi

dalam pemantapan dialog guna mengetahui apa dan bagaimana Musrenbangdes.

Pentingnya Musrenbangdes dapat kita ketahui dari tujuan diadakannya

Musrebangdes.

Page 48: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

46

4.2.1.6 Keterlibatan masyarakat

Keterlibatan masyarakat merupakan suatu kegiatan pelibatan diri baik

pembangunan maupun kehidupan mereka, masyarakat Alue Wakie belum

sepenuhnya melibatkan diri sebagai wujud dari partisipasi dalam pembangunan

melalui Musrenbangdes, hal ini dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan

serta pemahaman masyarakat.

Hal ini dikuatkan dengan pernyataan dari salah seorang masyarakat

Gampong, “Dilihat dari kenyataan yang ada, selama ini Musrenbangdes belum

bisa memecahkan permasalahan masyarakat di Gampong, ini di akibatkan

kurangnya keterlibatan masyarakat yang berperan aktif didalamnya”(M. Ridwan,

Masyarakat Alue Wakie)

Wawancara: 6 Juni 2012.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang informan lainnya, “Diharapkan perhatian banyak pihak yang terkait agar dapat lebih

melibatkan masyarakat dengan sosialisasi lebih ditingkatkan agar

mereka paham mengenai pembangunan sehingga mereka mau

melibatkan diri dalam pelaksanaan Musrenbangdes dan dapat

memperjuangkan aspirasi dari masyarakat sehingga nantinya

permasalahan-permasalahan Gampong sedikit demi sedikit dapat

teratasi”(Hasbullah Jailani, Tokoh masyarakat Alue Wakie)

Wawancara: 5 Juni 2012

4.2.2 Kendala Dalam Penyelenggaraan Musrenbangdes di Gampong Alue

Wakie Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya.

Adapun dalam pelaksanaan Musrenbangdes terdapat banyak sekali

kendala, Berikut data relevansi teori dan kendala dalam pelaksanaan

Musrenbangdes.

4.2.2.1 Komunikasi intensif

Komunikasi yang intensif antara sesama warga masyarakat dengan

pimpinannya serta antara sistem sosial di dalam masyarakat dengan sistem di

Page 49: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

47

luarnya. Terkait pembangunan Gampong selama ini dinilai tidak berdasarkan pada

potensi Gampong yang ada, tidak berdasarkan pada tata ruang (yang telah dibuat),

hasil musrenbang tidak implementatif, tidak ada perencanaan yang komprehensif

terhadap pembangunan Gampong, mekanisme dan pembiayaan Gampong tidak

optimal, peran Stakeholders terutama pemerintah Gampong tidak optimal, Hal

tersebut telah menyebabkan pembangunan Gampong hanya menggantungkan

pada bantuan atau program dari pemerintah pusat, Provinsi Kabupaten dan Kota.

Ini disebakan kurangnya komunikasi dan sosialisasi dari pihak pemerintah,

penyelenggara dan masyarakat.

Hal ini senada dengan yang diutarakan oleh salah seorang masyarakat

Alue Wakie, “Saya rasa kendala yang sangat fatal dalam pelaksanaan

Musrenbangdes Alue Wakie ini karena kurangnya komunikasi antara pemerintah

dan masyarakat, baik dari pusat maupun kecamatan, sehingga apa yang berjalan

sekarang jadi tidak sejalan dengan apa yang diharapkan” (Basyahrizal,

Guru/masyarakat Alue Wakie).

Wawancara: 12 Juni 2012

4.2.2.2 Iklim pendorong tumbuh kembangnya partisipasi masyarakat

Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya, baik dalam kehidupan keluarga,

pergaulan, permainan, sekolah maupun masyarakat dan bangsa yang

menguntungkan bagi serta mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi

masyarakat, Namun hal ini selalu menjadi yang nomor dua untuk diperhitungkan,

padahal ini menjadi pijakan awal bagi pembangunan dalam Gampong Alue

Wakie.

Hal yang sama diutarakan oleh salah seorang tokoh masyarakat Alue

Wakie, “Masyarakat di sini masih kurang peduli terhadap apa yang

Page 50: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

48

menjadi target pembangunan dalam Gampong, karena masyarakat

yang memang berpendidikan rendah, juga tergolong kurang mampu,

juga dari pihak Gampong sendiri tidak membantu karena

pembiayaan Gampong juga tidak optimal, ya mau bagai mana bisa

berjalan kalau banyak kendala yang lain yang lebih harus

diperhatikan terlebih dahulu”(Ferry Novrizal, Tokoh masyarakat

Alue Wakie).

Wawancara: 12 Juni 2012

4.2.2.3 Kesempatan untuk berpartisipasi.

Kesempatan berpartisipasi adalah Keadaan yang memungkinkan untuk

ikut serta. Keadaan lingkungan serta proses dan struktur sosial, sistem nilai dan

norma-norma yang memungkinkan dan mendorong terjadinya partisipasi sosial

juga menjadi satu kendala dalam Musrenbangdes.

Hal senada juga di ungkapkan salah seorang anggota masyarakat Desa

Alue Wakie, “Kami di sini kurang mempunyai kesempatan untuk ikut serta seperti

rapat-rapat Desa, karena harus bekerja mencari uang jadi selama ini hanya yang

datang orang-orang yang itu itu saja” (M. Jamal. Buruh/ masyarakat Alue Wakie).

Wawancara: 14 Juni 2012

4.2.2.4 Kebebasan untuk berprakarsa dan berkreasi.

Kebebasan untuk berprakarsa dan berkresi merupakan kebebasan dalam

menyuarakan aspirasi. Lingkungan di dalam keluarga masyarakat atau lingkungan

politik, sosial, budaya yang memungkinkan dan mendorong timbul dan

berkembangnya prakarsa, gagasan, perseorangan atau kelompok.

Hal senada diutarakan oleh bapak M. Zir, anggota Tuha Peut Alue

Wakie yang mengemukakan, “Beberapa hal yang menjadi kendala

dalam pelaksanaan Musrenbangdes di Alue Wakie yaitu Adanya

kesulitan pada saat memutuskan program yang akan diprioritaskan,

dalam penyampaian aspirasinya, masyarakat cenderung tidak tahu

dan lemah terhadap kebutuhan pembangunan di Gampong ini

dikarenakan faktor kurangnya pemahaman dan pengetahuan

masyarakat”. (M. Zir anggota Tuha Peut Gampong Alue Wakie).

Wawancara: 15 Juni 2012

Page 51: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

49

4.3 Pembahasan

4.3.1 Partisipasi Masyarakat Gampong Alue Wakie Kecamatan Darul

Makmur, Kabupaten Nagan Raya Dalam Musrenbangdes

Pelaksanaan Musrenbangdes pada gampong Alue Wakie ada sejak tahun

2008 dan sudah berjalan sampai saat ini, pelaksanaan bertempat di meunasah

Alue Wakie, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, namun dalam

partisipasi masyarakatnya Musrenbangdes di gampong Alue Wakie tampak buruk.

Kenyataan ini memang sangat memprihatinkan di saat masyarakat membutuhkan

segala fasilitas pendukung, tetapi hal tersebut tidak dapat terealisasikan karena

pelaksanaan musrembangdes hanya sebagai formalitas saja.

Tingkat partisipasi masyarakat gampong Alue Wakie dalam

Musrenbangdes sangat kurang. Hal ini dilihat dari ketidak hadiran utusan dari

dusun-dusun dalam menyuarakan aspirasi dari mereka. Kehadiran dari masyarakat

atau utusan dalam hal ini sangat dibutuhkan karena dalam partisipasi dimana

masyarakast dapat ikut dan terlibat dalam seluruh perencanaan pembangunan

Gampong, Hal ini senada dengan pendapat Mikkelsen (1999: h.64) mengenai

partisipasi, Mikkelsen membagi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu:

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa

ikut serta dalam pengambilan keputusan.

2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk

meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi

proyek-proyek pembangunan.

3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan

yang ditentukannya sendiri.

Page 52: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

50

4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa

orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan

kebebasannya untuk melakukan hal itu.

5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan

para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar

supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-

dampak sosial.

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,

kehidupan, dan lingkungan mereka.

Oleh karena itu di sini dibutuhkan kesadaran dalam menumbuhkan

hubungan fungsional seluruh pihak yang terkait. Partisipasi merupakan

proses pemberdayaan masyarakat sehingga mampu menyelesaikan sendiri

masalah yang mereka hadapi melalui kemitraan, transparansi, kesetaraan

dan tanggung jawab.

Hal ini relevan dengan beberapa pendapat para ahli mengenai partisipasi.

Partisipasi didefinisikan sebagai proses dimana seluruh pihak dapat

membentuk dan terlibat dalam seluruh inisitaif pembangunan. Maka,

pembangunan yang partisipatif (participatory development) adalah proses

yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam seluruh keputusan substansial

yang berkenaan dengan kehidupan mereka. Secara harfiah, partisipasi dapat

diartikan sebagai ikut sertanya seseorang atau kelompok dalam suatu kegiatan

tertentu. Sedangkan partisipasi warga adalah suatu bentuk keikutsertaan langsung

warga dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan yang

mempengaruhi kehidupan mereka. Suhirman, (2004: h, 50).

Page 53: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

51

Musrenbangdes merupakan suatu wadah bagi masyarakat Alue Wakie

menyuarakan aspirasi mereka dalam pembangunan Gampong, tetapi bertolak

belakang dari pihak pemerintah gampong Alue Wakie belum terlihat adanya suatu

pemahaman yang menunjukan bahwa masyarakat sebagai sumber utama

pembangunan gampong, sehingga masyarakat patut menjadi sasaran utama

pembangunan dan harus ditempatkan sebagai prioritas utama dalam perencanaan

pembangunan gampong yaitu dengan memihak pada kebutuhan masyrakat pada

umumnya

Musrenbang gampong Alue Wakie menghasilkan beberapa hasil

musyawarah yang berisikan lima program pembangunan yang bukan merupakan

bentuk partisipasi masyarakat Alue Wakie dalam Musrenbangdes seperti

memberikan ide-ide usulan program pembangunan yang akan dijalankan, prakarsa

penggalangan dana pembangunan, menghadiri rapat Musrenbangdes

(Musyawarah Rencana Pembangunan Desa), serta melaksanakan gotong royong

dalam melaksanakan pembangunan Desa. Tetapi lebih kepada penetapan oleh

beberapa orang yang ide itu belum tentu direalisasikan oleh pemerintah

4.3.2 Kendala Dalam Penyelenggaraan Musrenbangdes di Gampong Alue

Wakie Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya.

Terkait dengan pelaksanaan Musrenbangdes di gampong Alue Wakie

ternyata belum mampu mengatasi masalah yang ada dalam gampong. Selama ini

kebutuhan masyarakat pada umumnya belum terealisasikan oleh pemerintah

sehingga perlu adanya perhatian dan perbaikan khusus mengenai kinerja dalam

pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan gampong.

Page 54: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

52

Belum adanya sinergi berbagai sumber dana pembangunan yang dimiliki

desa. Terkait pembangunan gampong selama ini dinilai tidak berdasarkan pada

potensi gampong yang ada, tidak berdasarkan pada tata ruang (yang telah dibuat),

hasil musrenbang tidak implementatif, tidak ada perencanaan yang komprehensif

terhadap pembangunan gampong, mekanisme dan pembiayaan gampong tidak

optimal, peran Stakeholders terutama pemerintahgGampong tidak optimal.

Hal tersebut telah menyebabkan pembangunan Gampong hanya

menggantungkan pada bantuan atau program dari pemerintah pusat, provinsi

kabupaten dan kota. Dalam hal ini perlu perhatian pihak-pihak yang terkait dalam

hal ini agar kendala-kendala dalam Musrenbangdes dapat teratasi.

Pemerintah gampong Alue Wakie harus lebih memperhatikan aspirasi dari

masyarakat, padahal dengan ikut berpartisipasinya masyarakat dalam

Musrenbangdes dengan menilik permasalahan dalam gampong melalui kendala

yang dialami oleh masyarakat setempat dari segala lapisan sosial, maka

masyarkat sendiri akan dapat mendistribusi ide-ide atau gagasan yang berbeda

serta dapat mewujudkan harapan masyarakat pada umumnya. Ini bisa menjadi

masukan bagi pemerintah gampong Alue Wakie untuk mengubah sistem

pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan Desa serta lebih

mengutamakan harapan banyak orang. Sehingga Musrenbangdes dapat menjadi

satu wadah yang dapat menampung dan memperjuangkan aspirasi masyarakat

demi terwujudnya pembangunan gampong Alue Wakie.

Kebijakan pemerintah terkait pembangunan gampong selama ini juga tidak

memperhatikan kondisi faktual infrastruktur yang ada di gampong, ketersediaan

prasarana ekonomi dan aktivitas ekonomi, pelayanan pendidikan, kesehatan,

Page 55: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

53

kesempatan kerja sehingga diversifikasi usaha di gampong sangat terbatas, lebih

lanjut, gampong menjadi tidak mandiri dan hanya menggantungkan usaha atau

pencaharian nafkah kepada sektor pertanian semata. Akibat program program

pemerintah yang tidak berdasarkan pada potensi dan kekhasan daerah tersebut

telah menyebabkan banyak potensi yang berada di gampong menjadi tidak

berkembang, disini dibutuhkan keterlibatan masyarakat setempat, karena

masyarakat lebih mengetahui kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh

daerah mereka.

Pembangunan desa secara konkrit harus memperhatikan berbagai faktor,

diantaranya adalah terkait dengan pembangunan ekonomi, pelayanan pendidikan,

pengembangan kapasitas pemerintahan dan penyediaan bernagai infrastruktur

gampong. Semua faktor tersebut diperlukan guna mengimplementasikan dan

mengintegrasikan pembangunan gampong ke dalam suatu rencana yang

terstruktur dalam desain tata ruang dan melibatkan masyarakat di dalamnya.

Hal ini senada dengan pendapat ahli, keterlibatan masyarakat akan

menjamin bagi proses perencanaan pembangunan yang baik dan benar (Abe,

2005, h. 91). Untuk dapat mewujudkan partisipasi masyarakat agar dapat berdaya,

dibutuhkan kebebasan kesempatan dan ruang gerak yang tersusun dalam empat

tingkatan yaitu:

1. Partisipasi akan mengandung arti keterlibatan dalam proses

pengambilan keputusan kebijakan dalam pembangunan.

2. Partisipasi hendaknya mengarah pada pembangunan program

penduduk yang ditempatkan sebagai konsumen pertama dalam

program-program infrastruktur fisik daerah. Oleh sebab itu

Page 56: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

54

kapantingan dan saran dari mereka harus didengar oleh mereka yang

bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan-pelayanan

pembangunan daerah.

3. Partisipasi yang menempatkan masyarakat sebagai konsumen perlu

memperoleh stimulan dan dukungan sebagai reaksi terhadap birokrasi

pembangunan yang kurang memiliki kepekaan terhadap kepentingan

masyarakat.

4. Partisipasi diadakan dalam rangka keadilan sosial tersedianya

kelonggaran memperoleh pekerjaan yang produktif bagi seluruh

lapisan masyarakat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kramer

dalam (Arif 2006, h. 150-151).

Disisi lain, baik dalam Musyawarah perencanaan pembangunan

(Musrenbang), musyawarah perenacanaan pembangunan daerah (Musrenbangda),

dan musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan (Musrenbangcam), serta

Musyawarah perencanaan pembangunan Desa (Musrenbangdes), dimana ajang

tersebut sebagai ajang perencanaan pembangunan daerah, selama ini dirasakan

tidak optimal dan hanya bersifat formalitas semata, karena terjadi tarik menarik

kepentingan antara elite di daerah, dengan demikian, ajang Musrenbang,

Musrenbangda, Musrenbangcam pun tidak maksimal untuk menyerap aspirasi

masyarakat dalam pembangunan karena masing masing level (elite birokrasi)

bertahan dengan pendirian atau keputusan keputusan yang telah dibuat

sebelumnya dalam hal penentuan program pembangunan daerah.

Di samping itu, hasil Musrenbangdes gampong Alue Wakie dalam

kenyataannya tidak pernah diaplikasikan dan diimplementasikan dilapangan

Page 57: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

55

secara utuh. Kegagalan program-program dimasa lalu dikarenakan tidak

dilibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta

evaluasi dalam setiap pembangunan gampong. Aspirasi masyarakat dijadikan

prioritas kesekian oleh ketidak bijaksanaan pemerintah dalam melaksanakan

perencanaan pembangunan gampong. Hal ini perlu dikaji ulang agar dapat

terlaksananya pembangunan gampong yang berpihak pada masyarakat.

Page 58: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

56

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Tingkat partisipasi masyarakat dalam Musrenbangdes sangat kurang,

sehingga kegiatan penyelengaraan Musrenbangdes di Gampong hanya sebagai

formalitas.

5.1.2 Kendala dalam pelaksanaan Musrenbangdes di Gampong Alue Wakie

adalah sulitnya mengambil keputusan mengenai, program yang akan

diprioritaskan belum terealisasi, masyarakat kurang bisa menyampaikan aspirasi

apa yang menjadi kebutuhan mereka karena masih memiliki daya analisis yang

lemah terhadap kebutuhan pembangunan karena lemahnya faktor sumber daya

masyarakat dan belum adanya sinergi berbagai sumber dana pembangunan yang

dimiliki Gampong.

Sebagai konsekuensi dari kendala tersebut maka program pemerintah

banyak yang tidak berdasarkan pada potensi dan kekhasan Daerah sehingga

menyebabkan banyak potensi yang berada di Gampong menjadi tidak secara

efektif.

5.2 Saran

Apabila nantinya ada pihak lain yang ingin melakukan penelitian ini lebih

lanjut diharapkan dapat mengkaji lebih dalam lagi mengenai perencanaan

pembangunan dalam Musrenbangdes serta implementasi dari kebijakannya

terhadap pembangunan gampong di daerah lainnya agar menjadi masukan bagi

pemerintah Provinsi Aceh dalam menentukan kebijakan untuk menindaklanjuti

Page 59: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

57

dan melihat apa sebenarnya yang dihadapi oleh masyarakat dalam perencanaan

pembangunan Gampong yang nantinya akan berujung pada pembangunan Aceh

secara Keseluruhan.

Page 60: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

58

DAFTAR PUSTAKA

Ach. Wazir Ws., et al., ed. (1999). Panduan Penguatan Menejemen Lembaga

Swadaya Masyarakat. Jakarta: Sekretariat Bina Desa dengan dukungan

AusAID melalui Indonesia HIV/AIDS and STD Prevention and Care

Project.

Conyers, Diana. (1991). Perencanaan Sosial di Dunia ketiga. Yogyakarta: UGM

Press.

Holil Soelaiman. (1980). Partisipasi Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosial.

Bandung.

Khairuddin, 1992. Pembangunan masyarakat. Tinjauan aspek: sosiologi, ekonomi

dan perencanaan. Yokyakarta: Liberty

Moloeng,lexy J. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Penerbit

Remaja

Rosdakarya.

Mikkelsen, Britha. (1999). Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya

Pemberdayaan: sebuah buku pegangan bagi para praktisi lapangan.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Nazir. 2005. Metode penelitian.Bogor: Ghalia Indonesia.

Nasution, Prof. Dr. S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung :

Tarsito.s

Pamudji, S. 1992. Kepemeimpinan pemerintahan di Indonesia, Jakarta: Bumi

Aksara

Ross, Murray G., and B.W. Lappin. (1967). Community Organization: theory,

principles and practice. Second Edition. NewYork: Harper & Row

Publishers.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:

Alfabeta .

Suhirman. 2004. Kerangka Hukum dan Kebijakan Tentang Partisipasi Warga Di

Indonesia. Laporan Penelitian Independen, The Ford Foundation.

Bandung.

Page 61: ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM …

59

Sumampouw, Monique. (2004). “Perencanaan Darat-Laut yang Terintegrasi

dengan Menggunakan Informasi Spasial yang Partisipatif.” Jacub Rais,

et al. Menata Ruang Laut Terpadu. Jakarta: Pradnya Paramita. 91-117.

Talizuduhu, Ndara1982. Dimensi-dimensi pemerintahan desa, Jakarta: PT Bina

Aksara.

Widodo, Slamet. 2008, Partisipasi, pemberdayaan dan pembangunan

www. Learning-of.slamet widodo.com.diakses 12 juni 2012

Sumber lain:

Qanun provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Nomor 5 tahun 2003.

Tentang Pemerintahan Gampong.

Undang-Undang Nomor 2005. Tahun 2004. Tentang system

perencanaan pembangunan nasional

Undang-Undang Nomor 32. Tahun 2004. Tentang pemerintah daerah.

Peraturan pemerintah Nomor 72. Tahun 2005. Tentang desa

Permendagri Nomor 29. Tahun 2006.Tentang pedoman pembentukan

dan mekanisme

penyusunan peraturan desa

Http://pnpmbkpg-pidie.blogspot.com PNPM BKPG kabupaten Pidie.

Akses pukul 15.30 WIB. 18 maret 2012.