partisipasi masyarakat dalam penertiban penebangan …

100
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN LIAR DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DI KECAMATAN CENDANA KABUPATEN ENREKANG Disusun dan diusulkan oleh HAERUL ARDIN Nomor Stambuk 105640085210 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN

LIAR DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DI KECAMATAN CENDANA

KABUPATEN ENREKANG

Disusun dan diusulkan oleh

HAERUL ARDIN

Nomor Stambuk 105640085210

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

i

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN

LIAR DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DI KECAMATAN CENDANA

KABUPATEN ENREKANG

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh

HAERUL ARDIN

Nomor Stanbuk : 105640085210

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

ii

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Dalam Penertiban Penebangan

Liar Di Kawasan Hutan Lindung Di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang

Nama Mahasiswa : Haerul Ardin

Nomor Stambuk : 105640085210

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.H.Parakkasi Tjaija,M.Si Dr. Hj. Fatmawati,M.Si

Mengetahui:

Dekan ketua Jurusan

Fisip Unismuh Makassar Ilmu Pemerintahan

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si A. Luhur Prianto S,ip. M.Si

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

iii

PENERIMAAN TIM

Telah diterimah oleh TIM penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan surat Keputusan/undangan

menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar, Nomor:

1629/FSP/A.I-VIII/XI/37/2015 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

serjana (S.1) dalalam program studi Ilmu pemerintahan Di makassar pada hari sabtu

tanggal 14 November 2015

TIM PENILAI

Ketua, Sekretaris,

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si Drs. H.Muhammad Idris, M.Si

Penguji:

1. Dr. Jaelan Usman, M.Si (ketua) ( )

2. Dr. Hj. Fatmawati, M.Si ( )

3. Dr. Anwar Parawangi, M.Si ( )

4. Drs. Amir Muhiddin, M.Si ( )

Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …
Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …
Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Haerul Ardin

Nomor Stambuk : 10564 00852 10

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian

hari pernytaan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, Februari 2015

Yang Menyatakan,

Haerul Ardin

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

v

KATA PENGANTAR

“Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat

limpahan rahmat dan karunia-Nya semoga kita senantiasa berada dalam

lindungan- Nya. Teriring salam dan salawat pada junjungan Rasulullah

SAW dan Keluarga yang dicintainya beserta sahabat-sahabatnya, sehingga

skripsi yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam Penertiban

Penebangan Liar Di Kawasan Hutan Lindung Di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang” dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat

waktu. Penulis menyusun skripsi ini sebagai karya ilmiah yang merupakan

persyaratan untuk memperoleh gelar serjana pada program studi Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyesunan skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya

dapat dirampungkan sekalipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih

kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. H. Parakkasi Tjaija,M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Dr.

Hj. Fatmawati,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

vi

2. Bapak DR. H. Muhlis Madani, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak A. Luhur Prianto, S.IP., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak dan ibu Dosen serta seluruh staf di fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Untuk kedua orang tua penulis yaitu Ibu Hasriani dan Bapak Ardin

yang selama ini selalu membimbing serta mengarahkan kearah yang

lebih baik, dan telah memberikan dukungan moril serta pengorbanan

materi selama ini dengan sabar mengajari penulis disetiap kesalahan-

keslahan yang di perbuat oleh penulis. Untuk kasih sayang yang selalu

diberikan penulis.

6. Serta teman-teman yang tidak bisa saya sebut satu per satu yang selalu

memberi dukungan, bantuan, dan mutivasi dalam penyelesaian skripsi

ini. Terima kasih atas semua pengalaman berharga dan kebersamaan

yang kalian berikan selama ini.

Dengan segalah kerendahan hati, penulis mempersembahkan

skripsi ini sebagai saham dalam dunia pendidikan. Semoga

bermanfaat bagi kita semua dan mendapatkan Ridho Allah Subhana

Wa Taala, Amin. Wassalamu Alaikum Wr.

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

iv

ABSTRAK

Haerul Ardin Partisipasi Masyarakat Dalam Penertiban Penebangan

Liar Di Kawasan Hutan Lindung Di Kecamatan Cendana Kabupaten

(dibimbing oleh Parakkasi Tjaija dan Fatmawati)..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi

masyarakat dan faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam

penertiban penebangan liar. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dinas

Kehutanan yang berlokasi di Kabupaten Enrekang dan di Kecamatan

Cendana selama kurang lebih dua bulan. Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Deskripsi kualitatif dengan informan sebanyak

9 orang. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kombinasi teknik

pengumpulan data berupa: Observasi, Dokumentasi dan wawancara

langsung kepada informan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk partisipasi masyarakat

dalam penertiban penebangan liar di kawasan hutan lindung di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang ialah : 1. Penanggulangan 2. Pemeliharaan 3.

Pengawasan. Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya pembalakan

liar di hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang ialah:

Faktor pendukung yakni: adanya kemauan, adanya kemampuan dan

adanya kesempatan sedangkan faktor penghambatnya adalah: sarana dan

prasarana.

Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat dan Pembalakan Liar

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

vi

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi .............................................................................................. 1

Halaman Persetujuan ......................................................................................................... ii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................................... iii

Abstrak ................................................................................................................... iv

Kata Pengantar .................................................................................................................. v

Daftar Isi ................................................................................................................... vi

Daftar Tabel ................................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori

1. Pengartian partisipasi .............................................................................. 9

2. Jenis partisipasi ....................................................................................... 11

3. Tingkatan partisipasi ............................................................................... 13

4. Upaya penertiban penebangan liar .......................................................... 16

5. Partisipasi masyarakat dalam penertiban penebangan liar ...................... 22

B. Kerangka Pikir ............................................................................................. 33

C. Fokus Penelitian ........................................................................................... 35

D. Deskripsi Fokus Penelitian ........................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................................... 37

B. Jenis dan Tipe Penelitian .............................................................................. 37

C. Sumber Data ................................................................................................. 37

D. Informan Penelitian ...................................................................................... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 38

F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 39

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

vi

G. Pengabsahan Data ........................................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskkripsi atau Kriteria Objek Penelitian .................................................... 43

B. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam penertipan pembalakan liar di

hutan lindung di Kecamatan Cendan Kabupaten Enrekang ......................... 45

C. Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat

dalam penertiban penebangan liar di kawasan hutan lindung di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang ................................................... 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 73

B. Saran ............................................................................................................ 73

Daftar Pustaka ......................................................................................................... 75

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

vii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Batas-Batas Hutan Lindung Di Kec. Cendana Kab. Enrekang......... 43

2. Tabel 2 Luas Hutan di Kec. Cendana Kab. Enrekang .................................... 44

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Daftar informan ............................................................................... 77

2. Lampiran 2 Pedoman wawancara ....................................................................... 78

3. Lampiaran 3 Transkip wawancara ...................................................................... 79

4. Lampiran 4 Matriks wawancara.......................................................................... 87

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah sebagai salah satu negara dengan luas hutan terbesar

di dunia, yang sangat perlu melakukan konservasi dan pengelolaan hutan

untuk kelestarian dan keseimbangan ekosistem alam di bumi. Berbagai jenis

hutan yang ada di indonesia memiliki fungsi sebagai pencegah erosi dan

tanah longsor, menyimpan, mengatur dan menjaga persedian dan

keseimbangan air, menyuburkan tanah, sumber ekonomi, sebagai sumber

plasma nutfah, dan mengurangi pencemaran udara.Tidak bisa disangkal

bahwa berbagai kasus lingkungan hidup yang terjadi sekarang ini, baik pada

lingkup global maupun lingkup nasional, sebagian besar bersumber dari

perilaku manusia. Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan, seperti laut,

hutan, atmosfer, air, tanah, dan seterusnya bersumber pada perilaku manusia

yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan diri

sendiri

Contoh yang konkrit terhadap masalah perilaku manusia tersebut

menurut merdeka yang di terbitkan pada tanggal 11 Maret 2014 pukul 16:04

anggota Polda Enrekang sudah menetapkan 34 warga sebagai tersangka

pembakaran hutan dan lahan. Sebagian dari warga tersebut diduga sengaja

melakukan pembakaran lahan karena ingin menguasai lahan. Indonesia

merupakan negara terkaya di dunia, yang meliputi kekayaan flora maupun

fauna serta masyarakatnya yang multi etnis.

1

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

2

Hutan merupakan salah satu kekayaan yang sangat diperhitungkan,

menurut Buku Statistik Kehutanan Indonesia Kemenhut 2011 yang

dipublikasi pada bulan Juli 2012 dalam Indonesia memiliki hamparan hutan

yang luas. Dengan luas hutan Indonesia sebesar 99,6 juta hektar atau 52,3%

luas wilayah Indonesia. Hutan Indonesia menjadi salah satu paru-paru dunia

yang sangat penting peranannya bagi kehidupan isi bumi. Selain dari luasan,

hutan Indonesia juga menyimpan kekayaan hayati. Berbagai flora dan fauna

endemik hadir di hutan Indonesia menjadi kekayaan Indonesia, bahkan dunia.

Kekayaan Indonesia tersebut tidak lepas dari manusia, sebaiknya masyarakat

yang turut andil dalam melindungi hutan. Manusia adalah konsumen yang

memanfaakan semua potensi yang ada di alam, yang tergantung bagaimana

masyarakat tersebut memanfaatkan kekayaan alam Indonesia dengan bijak.

Tidak adanya kesinambungan antara Peraturan Pemerintah No. 21

Tahun 1970 yang mengatur tentang Hak Pengusahaan Hutan (HPH), dengan

Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 309/Kpts-II/1999 yang

mengatur tentang Sistem Silvikultur dan Daur Tanaman Pokok Dalam

Pengelolaan Hutan Produksi. Ketidaksinambungan kedua peraturan

perundang-undangan tersebut terletak pada ketentuan mengenai jangka waktu

konsesi hutan, yaitu 20 tahun dengan jangka waktu siklus Tebang Pilih

Tanam Indonesia (TPTI), khususnya untuk hutan produksi yang ditetapkan 35

tahun. Hal demikian menyebabkan pemegang HPH tidak menaati ketentuan

TPTI. Pemegang HPH tetap melakukan penebangan meskipun usia pohon

belum mencapai batas usia yang telah ditetapkan dalam TPTI. Akibatnya,

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

3

kelestarian hutan menjadi tidak terjaga akibat illegal logging Lemahnya

penegakan dan pengawasan hukum bagi pelaku tindak pidana illegal logging.

Selama ini, praktek illegal logging dikaitkan dengan lemahnya penegakan

hukum, di mana penegak hukum hanya berurusan dengan masyarakat lokal

atau pemilik alat transportasi kayu.

Sedangkan untuk para cukong kelas kakap yang beroperasi di dalam

dan di luar daerah tebangan, masih sulit untuk dijerat dengan ketentuan-

ketentuan hukum yang berlaku. Bahkan beberapa pihak menyatakan bahwa

Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (UU Kehutanan)

dianggap tidak memiliki “taring” untuk menjerat pelaku utama illegal

logging, melainkan hanya menangkap pelaku lapangan. Di samping itu,

disinyalir adanya pejabat pemerintah yang korup yang justru memiliki peran

penting dalam melegalisasi praktek illegal logging.

Aktifitas dan produk perencanaan dalam pembangunan daerah

merupakan kunci keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan pembangunan

di Kabupaten Enrekang melalui partisipasi masyarakat dalam melindungi

hutan. Perencanaan mampu menjamin bahwa pembangunan daerah menujuh

ke arah yang tepat sesuai dengan tuntunan lingkungan internal dan eksternal.

Di tunjang oleh sumber daya yang tersedia sektor kehidupan masyarakat

menujuh ke arah pertumbuhan ekonomi di verifikasi kegiatan sosial,

ekonomi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk memenuhi hal

itu di perlukan perencanaan yang tepat dan dapat di percaya dengan

menggunakan berbagai metode dan prosedur yang dapat di

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

4

pertanggungjawabkan baik dalam aspek legal-formal maupun akademik

sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten Enrekang Nomor 5 tahun 2008.

Contohnya saja yang terjadi di Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang masih sering terjadi penebangan liar di kawasan hutan lindung.

Semua itu terjadi karena lemahnya peraturan pemerintah tentang penebangan

ilegal. Permasalahan saat ini adalah sulitnya mengendalikan perambah untuk

mengelolah lahan di dalam kawasan hutan, disebabkan karena masalah

ekonomi. Hal ini akan terus berlanjut selama tidak adanya larangan dan

tindakan tegas dari aparat yang terkait dengan pelestarian hutan lindung.

Untuk itu diperlukan data/informasi keadaan sosial ekonomi

masyarakat di sekitar hutan lindung dan tingkat partisipasinya, agar tetap

melestarikan hutan lindung dan memanpaatkannya secara sosial ekonomi

untuk meningkatkan kesejahteraannya. Pengertian tentang partisipasi yaitu

merupakan keterlibatan aktif individu atau masyarakat dalam perencanaan,

pelaksanaan, penerima manfaat serta monitoring dan evaluasi suatu

kegiataan. Hutan lindung merupakan salah satu aset daerah dan negara yang

bertujuaan untuk melestarikan keanekaragaman hayati spesifik sesuai

habitatnya. Disamping itu hutan lindung mempunyai peranan penting dalam

mengatur hidro-orologis daerah di sekitarnya dan dapat pula di manfaatkan

untuk kepentingan budidaya, pemungutan hasil bukan kayu dan penggunaan

jasa lingkungan.

Oleh karena itu pengelola hutan lindung dengan melibatkan masyarakat

disekitarnya dapat membantu usaha pelestariaan hutan lindung. Apabila

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

5

masyarakat sampai batas tertentu dapat memenfaatkan potensi hutan lindung,

maka masyarakat di harapkan dapat mempunyai tanggung jawap untuk

memeliharanya, karena hutan lindung mempunyai manfaat langsung bagi

kehidupan keluarganya Berangkat dari kompleksnya faktor penyebab

kerusakan hutan di Indonesia dibutuhkan solusi yang cepat dan tepat, untuk

menyatukan visi dan misi seluruh stakeholders dalam menjaga eksistensi

hutan di Negara ini.Jeda Penebangan Hutan adalah suatu metode pembekuan

atau penghentian sementara seluruh aktifitas penebangan kayu skala besar

(skala industri) untuk sementara waktu tertentu sampai sebuah kondisi yang

diinginkan tercapai. Lama atau masa diberlakukannya biasanya ditentukan

oleh berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi tersebut.

Sebagai langkah awal dalam pencegahan kerusakan hutan nasional,

metode ini dapat dilaksanakan oleh berbagai pihak.Bentuknya dapat berupa

reformasi hutan yang dilaksanakan oleh semua pihak sebgai bentuk

partisipasi pemerintah, privat, dan masyarakat dalam melindungi hutan dari

kerusakan. masyarakat dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, berikut

adalah gambaran manfaat yang dapat diterima oleh stakeholder bila jeda

penebangan hutan dilaksanakan saat ini, Pemerintah mendapatkan manfaat

berupa jangka waktu dalam melakukan restrukturisasi dan renasionalisasi

industri olahan kayu nasional, mengkoreksi over kapasitas yang dihasilkan

oleh indsutri kayu, serta mengatur hak-hak pemberdayaan sumber daya hutan,

dan melakukan pengawasan illegal logging bersama masyarakat.

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

6

Masyarakat mendapatkan keuntungan dengan kembali hijaunya hutan

disekeliling lingkungan tinggal mereka, serta dapat terhindar dari potensi

bencana akibat kerusakan hutan.selain dari keuntungan bagi stakeholders

terkait jeda penebangan hutan juga bermanfaat dari segi ekologi, proses

pembekuan sementara ini dapat menahan laju kerusakan hutan di Indonesia,

serta dapat meningkatkan kapasitas oksigen di udara untuk mengurangi

dampak dari pemanasan global. sebagai kebijakan awal yang dapat dilakukan

adalah dengan penghentian pengeluaran ijin-ijin HPH (Hak Pengusahaan

Hutan). Hal ini diharapkan dapat menjadi upaya pencegahan awal, dengan

ditutupnya „keran‟ ijin-ijin baru dapat mengurangi risiko bertambahnya areal

hutan yang rusak, selain itu juga dapat dijadikan metode evaluasi terhadap

HPH yang ada sebelumnya dalam mengelola kawasan hutan produksi. Sudah

saatnya perencanaan pembangunan yang dimulai dari penjajakan pendapat

dari masyarakat dilakukan.

Dalam proses ini evaluasi tentang kondisi hutan nasional dapat

menghasilkan suatu upaya yang komprehensif dalam mencegah kehancuran

hutan. Masyarakat adalah sosok yang berada di dalam siklus pengelolaan

hutan dan sudah selayaknya pemerintah memberikan ruang yang lebih banyak

dalam mendengarkan apresiasi masyarakat Hutan merupakan salah satu

sumberdaya alam yang mampu menyediakan bahan-bahan kebutuhan dasar

masyarakat seperti pangan, papan, obat-obatan dan pendapatan

keluarga.Sebaliknya masyarakat mengupayakan pengelolaan hutan agar dapat

menjamin kesinambungan pemanfaatannya, bagi masyarakat hutan dan segala

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

7

isinya bukan sekedar komoditi melainkan sebagai bagian dari sistim

kehidupan mereka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka pokok permasalahan

penelitian ini di rumuskan sebagai brikut:

1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam penertiban penebangan liar

di kawasan hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang?

2. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat partisipasi masyarakat

dalam penertiban penebangan liar di kawasan hutan lindung di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk partisipasi mayarakat dalam penertiban

penebangan liar di kawasan hutan lindung di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang.

2. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang pendukung dan penghambat

partisipasi mayarakat dalam penertiban penebangan liar di kawasan hutan

lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

D. Kegunaan penelitian

1. Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan khususnya di bidang keilmuan ilmu pemerintahan serta dapat

di jadikan acuan untuk penelitian sejenis atau lebih lanjut.

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

8

2. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini di harapkan peneliti dapat menerapkan ilmu yang

diperoleh selama perkuliahan dan menambah pengalaman, wawasan serta

belajar sebagai praktisi dalam menganalisis suatu masalah kemudian

mengambil keputusan dan kesimpulan.

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, konsep dan teori

1. Pengertian parrtisipasi

Dalam ensiklopedi administrasi disebutkan bahwa arti dari kata

“participation” adalah suatu aktivitas untuk membangkitkan perasaan

diikutsertakan dalam kegiatan dalam kegiatan organisasi, atau ikut sertanya

bawahan dalam kegiatan organisasi. Kata partisipasi di tinjau dari segi

etimologi menurut Suwanto (1983) merupakan atau meminjam dari dari bahasa

Belanda “participation” yang sebenarnya dari bahasa latin “participatio”.

Perkataan participatio sendiri terdiri dari dua suku kata yakni pars yang berarti

bagian dan capere yang berarti mengambil bagian. Parkataan “participatio” itu

sendiri berasal dari kata kerja “participare” yang berarti ikut serta. Dengan

demikian partisipasi mengandung pengertian aktif yakni adanya kegiatan atau

aktivitas.

Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat

serta akan tewujud sebagai suatu kegiatan yang nyata apabilah terpenuhi oleh

tiga paktor pendukung, yaitu : adanya kemauan, adnya kemampuan dan adanya

kesempatan untuk berpartisipasi. Kemampuan dan kemauan barpartisipasi

berasal dari bersangkutan warga atau kelompok masyarakat, sedangkan

kesempatan berpartisipasi datang dari pihak luar yang memberi kesempatan.

Apabila ada kemauan tetapi tidak ada kemampuan dari warga atau kelompok

dalam suatu masyarakat, walaupun telah diberi kesempatan oleh negara atau

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

10

penyelenggara pemerintahan, maka partisipasi tidak akan terjadih. Demikian

juga, jika ada kemauan dan kemampuan tetapi tidak ada ruang atau kesempatan

yang di berikan oleh negara atau penyelenggarah pemerintahan untuk warga

atau kelompok dari suatu masyarakat, maka tidak mungkin juga partisipasi

masyarakat itu terjadi.

Dari uraian tersebut, diketahui unsur partisipasi adalah

a. Harus ada tujuan bersama yang hendak di capai

b. Adanya dorongan untuk menyumbang atau melibatkan diri bagi

tercapainya tujuan bersama

c. Keterlibatan masyarakat baik secara mental, emosi dan fisik

d. Harus adanya tanggung jawap barsama demi tercapainya tujuan

kelompok

2. Jenis partisipasi

Berdasarkan sistem dan mekanisme partisipasi, Cohen dan Uphoff (1977),

membedakan partisipasi dalam 4 jenis :

a. Participation indecision making adalah partisipasi masyarakat dalam

proses pembuatan keputusan dan kebijakan organisasi. Partisipasi

dalam bentuk ini berupa pemberian kesempatan kepada masyarakat

dalam mengemukakan pendapat dalam menilai suatu rencana atau

program yang akan ditetapkan. Masyarakat juga di beri kesempatran

untuk menilai suatu keputusan atau kebijaksanaan yang sedang

berjalan. Partisipasi dalam pembbuatan keputusan adalah proses dimana

prioritas-prioritas pembangunan dipilih dan dituangkan dalam bentuk

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

11

program yang disesuaikan dengan kepentingan masyarakat. Dengan

mengikutsertakan masyarakat, secara tidak langsung mengalami latihan

untuk menentukan masa depannya sendiri secara demokratis.

b. Participation in implememtation adalah partisipasi atau keikutsertaan

masyarakat dalam kegiatan dalam oprasional pembangunan

berdasarkan program yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan

program pembangunan, bentuk partisipasi masyarakat dapat dilihat dari

jumlah bayaknya yang aktif dalam berpartisipasi, bentuk-bentuk yang

dipartisipasikan misalnya tenaga dan waktu semuanya atau sebagian-

sebagian, partisipasi langsung atau tidak langsung, semangat

berpartisipasi, sekali-kali atau berulang-ulang.

c. Participation in benefit adalah partisipasi masyarakat dalam menikmati

atau memanfaatkan hasil-hasil pembangunan yang dicapai dalam

pelaksanaan pembangunan. Pemerataan kesejahteraan dan fasilitas,

pemerataan usaha dan pendapatan, ikut menikmati atau menggunakan

hasil–hasil pembangunan dan berbagai sarana serta prasarana sosial.

bentuk dari partisipasi dalam menikmati dan memanfaatkan hasil-hasil

pembangunan. Penikmatan program pembangunan juga di tujukan

kepada pegawai pengelolah dalam peningkatan kesejahteraanya

termasuk peningkatan daya potensi dan kreatifitasnya. Partisipasi

pemanfaatanya ini selain dapat dilihat dari penikmatan hasil-hasil

pembangunan, juga terlihat pada dampak hasil pembangunan terhadap

tingkat kehidupan masyarakat, peningkatan pembangunan brikutnya

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

12

dan partisipasi dalam pemeliharaan dan perawatan hasil-hasil

pembangunan.

d. Participation in evaluation adalah partisipasi masyarakat dalam bentuk

keikutsertaan menilai serta mengawasi kegiatan pembangunan serta

hasil-hasilnya. Penilai ini dilakukan secara langsung, misalnya dengan

ikut serta dalam mengawasi dan menilai atau secara tidak langsung,

misalnya memberi saran-saran, kritikan atau protes.

3. Tingkatan partisipasi

Terdapat kadar yang berbeda dalam setiap praktek partisipasi. Kadar ini

jika diperbandingkan satu sama lain akan membentuk suatu garis kontinum

mulai dari titik non partisipasi warga sampai kendali warga sepenuhnya. Untuk

memperjelas proses yang disebut partisipasi dan bukan partisipasi dalam

penelitian ini akan mempergunakan delapan tangga partisipasi masyarakat

menurut Arnstein (1971). Jurnal Internasional

Dalam konsepnya Arnstein menjelaskan partisipasi masyarakat yang

didasarkan kepada kekuatan masyarakat untuk menentukan suatu produk akhir,

tiap tangga dibedakan berdasarkan secara umum, dalam model ini ada tiga

derajat partisipasi masyarakat : Tidak partisipatif, Derajat semu, dan kekuatan

masyarakat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini :

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

13

Kendali warga

8

Kuasa yang didelegasi

7

kemitraan Derajat kuasa masyrakat

6

penentraman

5

konsultasi

4 Derajat tanda partisipasi

Pemberian informasi

3

terapi

2 Non-partisipasi

manipulasi

1

Gambar 1 .Tangga partisipasi dari Arnstein

Dua tangga terbawah yang kata gorikan dalam derajat non partisipasi

menempatkan bentuk-bentuk partisipasi yang dinamakan manipulasi dan

terapai dalam kedua tangga tersebut partisipasi hanya bertujuan mendidik atau

menatar masyarakat dan mengobati masyarakat. Dalam tangga pertama

manipulasi bisa di artikan tidak ada komunikasi apalagi dialog sedangkan

dalam tangga kedua telah ada komunikasi namun masih bersifat terbatas,

inisiatif datang dari pemerintah pemegang kekuasaan dan hanya satu arah.

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

14

Tangga ketiga, keempat dan kelima dikategorikan dalam derajat tanda

partisipasi yaitu partisipasi masyarakat telah didengar dan berpendapat tetapi

mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa

pandangan mereka akan dipartimbangkan oleh pemegang keputusan, dalam

tarap ini partisipasi masyarakat memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk

menghasilkan perubahan dalam masyarakat. Dalam tangga ketiga yaitu

menyiratkan bahwa komunikasi sudah banyak terjadih tetapi masih bersifat

satu arah, tidak ada sarana bagi masyarakat untuk melakukan timbal balik

seperti pengumuman, penyebaran panflet dan laporan tahunan.

Tangga ke empat yaitu bermakna bahwa komunikasi telah bersifat dua

arah tetapi masih bersifat partisipasi yang ritual/pormalitas, sudah ada kegiatan

penjaringan sapirasi, penyelidikan keberadaan masyarakat, telah ada aturan

pengajuan proposal dan ada harapan aspirasi masyarakat akan didengarkan

tetapi belum ada jaminan aspirasi tersebut akan dilaksanakan misalnya surpei

sikap, temu warga dan dengar pendapat publik. Tangga ke lima yaitu

penentraman berarti bahwa komunikasi telah berjalan dengan baik dan sudah

ada negosiasi antara masyarakat dengan pemerintah, masyarakat khususnya

yang rentan dimungkinkan untuk membari masukan secara lebih signifikan

dalam penentuan hasil kebijakan publik, namun proses pengambilan keputusan

masih dipegang oleh pemegang kekuasaan.

Tiga tangga teratas dikategorikan dalam derajat kuasa masyarakat dimana

masyarakat memiliki pengaruh terhadap proses pengambilan keputusan

partisipasi masyrakat kelompok masyarakat miskin/rentan sudah masuk dalam

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

15

ruang penentuan proses, hasil dan dampak kebijakan dengan menjalankan

kemitraan yaitu masyarakat telah mampu bernegosiasi dengan pemegang

kekuasaan dalam posisi sejaja, pendelegasian kekuasaan yaitu masyarakat telah

mampu mengarahkan kebijakan kerena ruang pengambilan keputusan telah di

kuasai pada tangga kendali warga partisipasi masyarakat secara politik maupun

administratif sudah mampu mengendalikan proses pembentukan, pelaksanaan

dan konsumsi dari kebijakan bahkan sangat mungkin masyarakat telah

memiliki kewenangan penuh untuk mengelolah suatu objek kebijakan tertentu.

Berdasarkan konsep yang di kemukakan oleh Arnstein (1971) terlihat

bahwa terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara bentuk partisipasi semu

dengan yang mempunyai kekuatan nyata. Didalamnya digambarkan bagaimana

bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dari masyarakat dipaksa atau

dimanipulasi dan dimana masyarakat telah mampu mengontrol pembuatan

keputusan dan pengelolaan sumber daya. Kemudian masing-masing derajat

ditentukan bukan pada seberapa jauh masyarakat telah terlibat dalam proses

pembentukan kebijakan atau program yang dilaksanakan oleh pemegang

kekuasaan tetapi seberapa jauh masyarakat dapat menentukan hasil akhir atau

dampak dari kebijakan tersebut.

4. Upaya penartiban penebangan liar di kawasan hutan lindung

Eksistensi masyarakat dalam menjaga hutan tidak bisa dipungkiri.

Kehadiran mereka memang bermanfaat besar bagi lestarinya hutan. Mereka

yang hidup di dalam atau di sekitar hutan, memiliki cara-cara tertentu yang

bersumber dari kearifan lokal mereka yang telah teruji berdasarkan

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

16

pengalaman empirik berkesinambungan antar generasi. Secara umum, ada

sejumlah upaya upaya masyarakat hukum adat dalam penanggulangan

pembalakan liar. Upaya-upaya tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan sosialisasi dalam komunitas masyarakat hukum adat

b. Meningkatkan pos keamanan lingkungan

c. Tidak memberi izin pendirian usaha industri kayu pada sekitar kawasan hutan.

d. Memberikan sanksi berat kepada oknum-oknum yang melakukan penebangan

liar di kawasan hutan lindung.

Upaya di atas menunjukkan faktor pentingnya pemahaman masyarakat

tentang aturan. Sosialisasi regulasi dimanapun sangat penting, untuk memberi

pemahaman kepada masyarakat. Pada saat yang bersamaan, sosialisasi

merupakan kelemahan tersendiri bagi penyelenggara pemerintahan di berbagai

level karena berbagai alasan. Alasan yang muncul biasanya adalah

keterbatasan dana, sarana prasarana, atau masyarakat dianggap tahu hukum.

Padahal hak atas informasi, merupakan hak yang harus diterima. Pemerintah

harus terbuka kepada masyarakat hukum adat, karena mereka berhak juga

merumuskan persoalan yang menimpa mereka.

Yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat dominan,

termasuk dalam hal pemberian izin. Harapan agar izin pendirian usaha industri

kayu pada sekitar kawasan hutan tidak diberikan menunjukkan bahwa inilah

salah satu faktor terjadinya pembalakan liar. Kegiatan pembalakan liar yang

terjadi di Indonesia merupakan kegiatan yang merugikan dan perlu untuk

berantas melihat akibat yang ditimbulkan merugikan dalam berbagai aspek.

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

17

Keberadaan hutan tropis Indonesia yang berperan bagi dunia harus dilindungi

oleh pemerintah sebagai lembaga yang berwenang dalam menjaga dan

melindungi hutan. Pentingnya perlindungan terhadap hutan, seharusnya

mendorong pemerintah untuk menindak setiap kegiatan yang merusak hutan

kegiatan pembalakan liar.

Upaya pemberantasan pembalakan liar, dapat dilakukan dengan melihat

faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya pembalakan liar di Indonesia,

sehingga dapat dicari solusi untuk penanganan masalah pembalakan liar, serta

dampak yang ditimbulkan yang nantinya akan dikaitkan dengan pemberian

hukuman baik secara administratif, perdata ataupun secara pidana. Penyebab

terjadinya pembalakan liar secara internasional adalah sebagai berikut:

pembalakan liar terjadi karena peningkatan permintaan untuk produk kayu, kertas

dan derivatif (termasuk kemasan). Pembalakan liar juga dapat terjadi ketika hutan

ditebang untuk perkebunan seperti kelapa sawit. Tapi tidak semua pemindahan

kayu/pembalakan adalah karena perdagangan. Bahkan, ditingkat global sekitar

setengah dari kayu yang diambil adalah bahan bakar kayu digunakan untuk

kebutuhan energi dasar. Lihat Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan.

Faktor pernyebab terjadinya pembalakan liar di Indonesia dapat dibagi

dalam dua faktor yang menentukan yakni faktor hukum dan faktor non hukum.

Payung hukum yang mengatur tentang masalah pembalakan liar di Indonesia

sebenarnya sudah memadai. Pemberian sanksi ataupun pidana penjara terhadap

kegiatan pembalakan liar diatur dalam Pasal 78 Undang-undang Nomor 41 Tahun

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

18

1999 tentang Kehutanan9, hanya saja untuk pemberian sanksi terhadap pelaku

pembalakan masih terbilang tidak sebanding dengan kerugian yang ditimbulkan.

Semangat otonomi daerah telah menjadikan euphoria dimasing-masing

wilayah. Masing-masing wilayah berlomba-lomba untuk memajukan daerahnya.

Upaya yang dilakukan untuk memajukan daerah masing-masing dilakukan dengan

membangun sarana, prasarana serta infrastruktur yang dapat mendukung

kemajuan diwilayahnya. Sarana dan prasarana yang dimaksud seperti

pembangunan pemukiman, perkebunan dan bahkan usaha pertambangan.

Pembangunan yang dilakukan tersebut tidak memperhatikan bentangan areal yang

sudah ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini kementerian kehutanan sebagai

wilayah yang telah ditetapkan.

Kawasan hutan untuk tidak dilakukan pembangunan atau pembangunan

dapat dilaksanakan apabila daerah tersebut telah ada pelepasan kawasan hutan

atau setidaknya pinjam pakai dari Menteri Kehutanan untuk kegiatan usaha

pertambangan yang masuk dalam kawasan hutan. Penyelewengan aturan hukum

dibidang kehutanan bisa dilakukan pada beberapa tahapan yakni mulai dari tahap

permohonan izin, pengelolaan hutan dan pemanfaatan hasil hutan bahkan

termasuk dalam hal pengangkutan hasil hutan yang nantinya akan dijual.

Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Upaya Pemberantasan

Pembalakan Liar dan Implementasinya di Daerah Upaya pemberantasan

pembalakan liar memang tidak pernah berhenti dilakukan oleh panitia. Adapun

bentuk kewenangan yang dimiliki oleh penerintah daerah merupakan kewenangan

yang terbatas, karena sekalipun Indonesia telah merubah sistem pemerintahan dari

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

19

sistem pemerintahan yang sentralisasi menjadi desentralisasi, tetap saja dalam hal

penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah

merupakan pernyerahan kewenangan yang terbatas. Kewenangan pemerintah

daerah dalam upaya pemberantasan pembalakan liar yang terjadi didaerah dapat

dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan kewenangan pemerintah daerah

yang diatur dalam peraturan perundang-undangan terkait baik undang-undang

kehutanan maupun undang-undang pemerintah daerah.

Kewenangan pemerintah daerah dalam upaya pemeberantasan pembalakan

liar yang terjadi didaerah adalah sebagai berikut: Pemberian izin, Pembuatan

peraturan daerah, Pengawasan, Bekerjasama dengan instansi terkait, Tegas dan

kristis dalam pemberian dan pencabutan pemberian izin kelola hutan. Pelaksanaan

bentuk kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah tentu memiliki kendala

dalam pelaksanaannya, berikut kendala dari pelaksanaan kewenangan pemerintah

daerah. Kewenangan yang terbatas, konsep negara kesatuan yang dianut oleh

Indonesia, membuat Indonesia dalam pelaksanaan pemerintahan tidak dapat

menjalankan sistem desentralisasi murni. Negara Indonesia sekalipun telah

menganut yang namanya otonomi daerah sebagaimana yang diatur dalam

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah tetap saja

harus berpatokan pada konsep negara kesatuan yang dilakukan oleh oknum

pemerintah daerah.

Pelaksanaan kewenanang pemerintah daerah dalam upaya pemberantasan

pembalakan liar menjadi tidak efisien selain dikarenakan karena pemerintah

daerah memiliki kewenangan yang terbatas, dimana pemerintah daerah berfungsi

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

20

sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, kendala lain yang menyebabkan

kurang efisiennya pemerintah daerah adalah mental bobrok dari oknum

pemerintah daerah yang terlibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Tidak

dilaksanakannya.

Kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah sebagaimana yang

diatur oleh Undang-undang, kadang disalahgunakan oleh pemerintah daerah

terkait. Mental dan keadaan dari pemerintah daerah membuat beberapa

pemerintah daerah ataupun pejabat terkait yang memiliki kewenangan cenderung

menyalahgunakan kewenangan yang ada. Penyalahgunaan kewenangan yang

dimiliki oleh pemerintah daerah juga dilakukan oleh pejabat atau pemerintah

daerah yang berkecimpung atau berhubungan dengan bidang kehutanan, terutama

dalam hal pemberian Izin Usaha Penguasaan. Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) yang

diatur dalam peraturan diatur dalam peraturan Menteri Kehutanan Republik

Indonesia Nomor P.50/Menhut-II/2010 tentang Tata Cara Pemberian dan

Perluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK).Para

cukong, cenderung menyogok pejabat terkait untuk memperoleh izin dan

melaksanakan kegiatan pembalakan liar. Praktek seperti itu bukanlah hal baru di

Indonesia.

Kenyataan bahwa keuntungan yang akan diperoleh dari kegiatan

pembalakan liar jauh lebih besar dibandingkan dengan kegiatan pembalakan yang

resmi atau berdasarkan izin dan ketentuan hukum yang berlaku membuat para

cukong lebih tertarik melakukan kegiatan pembalakan liar. Pemerintah sebagai

lembaga pengayom masyarakat mulai dari pemerintah pusat sampai dengan

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

21

pemerintah daerah baik pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang

merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat, memikul tanggung-jawab

terhadap masyarakat Indonesia termasuk didalamnya terhadap bumi, air dan

segala yang ada didalamnya sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945.

Pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah sebagai lembaga pengayom

masyarakat dengan menggunakan asas otonomi daerah dibebankan kepada

pemerintah daerah kabupaten/kota. Pemerintah kabupaten/kota merupakan pusat

dari otonomi daerah, sebagaimana asas yang dianut dari pemerintah negara

Indonesia serta akibat perubahan sistem pemerintahan negara yakni dari sistem

pemerintahan sentralisasi menjadi sistem pemerintahan desentralisasi.

Kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah seharusnya mampu

dijaga dan dipertanggung-jawabkan. Indonesia merupakan negara yang demokrasi

bahwa pemerintahan yang dijalankan di Negara Indonesia adalah pemerintahan

demokrasi yang mana segala sesuatu adalah berasal dari rakyat, oleh rakyat dan

juga untuk rakyat.Penyalagunaan wewenang yang dilakukan oleh pemerintah

daerah tentu saja berdampak terhadap kinerja pemerintah daerah.

5. Partisipasi masyarakat dalam penertiban penebangan liar

Sumber kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia tergantung atas

jaminan akses dan kontrol terhadap sumber daya alam, serta kelestarian

maupun pemeliharaan lingkungan hidup sekitarnya. Kenyataan ini

menyebabkan pentingnya keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam upaya

konservasi dan pengelolaan sumber daya alam. Kunci penting tercapai

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

22

pengelolaan sumber daya alam yang lestari sangat bergantung pada

keterlibatan masyarakat yang sadar akan hak dan tanggung jawabnya, serta

dukungan kebijakan baik dari pemerintah pusat maupun daerah yang mengatur

pengelolaan sumber daya alam dan kawasan konservasi secara adil.

Agar pengelolaan sumber daya alam ini dapat dilaksanakan dengan baik,

maka wajib menghormati hukum negara, hukum adat, konvensi internasional

terkait dengan HAM, lingkungan dan konservasi yang telah diratifikasi oleh

pemerintah. Prinsip yang perlu diperhatikan, antara lain:

a. Pengakuan atas hak dan kewajiban masyarakat

b. Pengakuan atas akses pengelolaan kawasan konservasi oleh masyarakat

sebagai pendekatan utama dalam pengelolaan kolaboratif.

c. Didorongnya penerapan asas informasi dan persetujuan dari masyarakat atas

berbagai kebijakan yang dilakukan di wilayah masyarakat oleh pihak

pemerintah, pelaku usaha, dan pihak lain untuk kegiatan tertentu.

d. Diterapkannya mekanisme representasi yang proporsional bagi masyarakat

e. Didorongnya penerapan prinsip kehati-hatian dan pencegahan dini dalam

aktivitas bersama masyarakat berkaitan dengan fungsi kawasan konservasi.

Dominasi peranan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam

terutama hutan sangatlah penting. Hutan merupakan kawasan hutan yang

berada di dalam wilayah yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

siklus kehidupan. Pada umumnya komunitas-komunitas masyarakat penghuni

hutan di Indonesia memandang bahwa manusia adalah bagian dari alam yang

harus saling memelihara dan menjaga keseimbangan dan harmoni

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

23

Eksistensi kawasan hutan dan masyarakat adat pada dasarnya

berangkat dari pandangan antrophosentris menuju tahap biosentris dan

tataran ekosentris. Konsepsi ini didasarkan pada kearifan kebijaksanaan

masyarakat timur yang bertumpu pada filsafat tertentu, dimana lingkungan

biofisik tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan kehidupan sosiokultural

masyarakatnya. Maka secara alami memberi kesempatan melindungi

keanekaragaman.

a. Partisipasi pemerintah

Menurut undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah,

yang di sebut dengan pemerintah daerah adalah kepala daera beserta perangkat

daerah otonom yang lain sebagai badan exsekutif daerah. Partisipasi

pemerintah daerah dalam mendukung suatu kebijakan pembangunan yang

bersifat, partisipasi adalah sangat penting. Ini karena pemerintah daerah adalah

instansi pemerintah yang paling mengenl potensi daerah dan juga mengenal

kebutuhan rakyat setempat.

Dalam program konserpasi dan rehabilitasi pemerintah lebih

berpartisipasi sebagai mediator dan fasilitator (mengalokasikan dana melalui

mekanisme yang di tetapkan), sementara masyarakat sebagai pelaksana

diharapkan mampu mengambil inisiatif.

Peringanan yang dimaksud di sini adalah pemerintah harus melaksanakan

analisa terhadap pelaksanaan peraturan tersebut di dalam masyarakat. Bila

ditemukan hal-hal yang tidak cocok bagi masyarakat sebaiknya pemerintah

mengadakan revisi terhadap undang-undang tersebut sepanjang tujuan awal

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

24

pembuatan undang-undang itu tidak dilanggar. Di mulai dari Sekarang

Kesempatan tidak pernah datang dua kali, proses penyelamatan dan

pencegahan kerusakan hutan nasional harus dimulai dari sekarang. Sebuah

usaha besar yang akan menghabiskan banyak tenaga dan materi, untuk

menerapkan sebuah metode pencegahan diperlukan kepedulian dan kesadaran

dari semua pihak pada kondisi hutan kita saat ini. Alih fungsi lahan, illegal

logging, pembakaran hutan untuk membuka lahan, dan sederet sikap

pengrusakan hutan yang sudah dilakukan merupakan sebuah kesalahan besar.

Butuh waktu dan proses untuk menyadarkan semua pihak akan

pentingnya penyelenggaraan pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Sudah

saatnya kebijakan yang diambil pemerintah tidak hanya berlandaskan profit

atau laba, tapi juga ekologi, pemberdayaan masyarakat dan perencanaan yang

berkelanjutan. Tidak akan pernah bisa dijalankan apabila paradigma di negara

ini masih berorientasi pada permintaan pasar, dimulai dari ketegasan

pemerintah dalam melindungi aset negara, partisipasi sektor privat dalam

menjaga lahan produksinya agar tetap dapat melakukan aktivitas produksi,

serta kepedulian masyarakat dalam memonitoring kelangsungan proses

penghijauan kembali hutan nasional, dan menjaga hutan dari kerusakan pihak-

pihak yang tidak bertanggung jawab.

Oleh karena itu, semua pihak mari kita mulai dari sekarang

mengevaluasi diri kita sudahkah kita melestarikan dan menjaga hutan kita agar

tetap utuh demi masa depan bangsa dan negara. Upaya untuk mencegah

potensi-potensi kerusakan hutana melakukan pembinaan dan penyuluhan untuk

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

25

meningkatkan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan,

sekaligus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya fungsi hutan.

Partisipasi lain yang di lakukan pemerintah adalah mengadakan

penyuluhan untuk memberikan penjelasan dan pengertian kepada masyarakat

mengenai pelaksanaan pemeliharaan hutan yang di programkan oleh

pemerintah melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberi penjelasan

sekaligus pengertian atau pemahaman kepada masyarakat, sehingga dapat

menimbulkan presepsi yang baik dan dapat mendukung kelancaran program

pengelolaan hutan tersebut melalui partisipasi yang positif.

b. Faktor faktor yang mempengaruhi partisipasi.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi yaitu:

1. Pendidikan, kemampuan membaca dan menulis, kemiskinan, kedudukan sosial

dan percaya diri sendiri.

2. Faktor lain adalah penginterpretasian yang dangkal terhadap agama.

3. Kecenderungan untuk menyala artikan motivasi, tujuan dan kepentingan

organisasi penduduk yang biasanya mengarah pada timbulnya presepsi yang

salah terhadap keinginan dan motivasi serta organisasi penduduk sepertihalnya

di beberapa negara.

4. Tersedianya kesempatan kerja yang lebih baik di luar pedesaan.

5. Tidak terdapatnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai program

pembangunan.

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

26

Selain itu ada beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian dalam

partisipasi masyarakat adalah:

a). Faktor kepemimpinan, dalam menggerakan partisipasi sangat di perlukan

adanya pimpinan dan kualitas.

b). Faktor komunikasi, gagasan-gagasan, ide, kebijaksanaan dan rencana-rencana

baru akan mendapat dukungan bila diketahui dan dimengerti oleh masyarakat.

c). Faktor pendidikan, dengan tingkat pendidikan yang memadai, individu/

masyarakat akan dapat memberikan partisipasi yang diharapkan.

Bentuk dan peran serta masyarakat akan sangat di pengaruhi oleh latar

belakang masyarakat, mencakup karesteristik sosial ekonomi, dan lingkungan

budaya dimana masyarakat bertempat tinggal. Semua ini erat pula kaitanya

dengan tipe dan jenis proyek pembangunan diintroduksikan kepada

masyarakat.

Mengelola hutan dengan melibatkan Masyarakat merupakan langkah

awal yang harus di lakukan pemerintah daerah dengan mengikutsertakan

masyarakat dalam mengelola hutan, pada saat ini saya akan melakukan

audiensi bersama masyarakat setempat di berbagai daerah dan blusukan ke

berbagai provinsi yang memiliki potensi besar dalam kehutanannya seperti

sebelum kemerdekaan, pengelolaan kawasan hutan sudah dilakukan dengan

arif dan bijaksana oleh masyarakat. Namun setelah itu, dilakukan

penyeragaman pengelolaan kawasan sehingga masyarakat tidak leluasa lagi

mengelola kawasannya. Belakangan, muncul upaya mengembalikan kearifan

masyarakat dengan berbagai kegiatan. Bahkan, adanya pengakuan negara pada

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

27

hak kelola masyarakat. Konsep selaras dengan upaya pengakuan hak kelola

masyarakat yang diakui negara dengan skema hutan nagari, hutan adat dan

lain sebagainya, yang dikenal dengan skema Pengelolaan Hutan Berbasis

Masyarakat (PHBM).

Adanya keterlibatan masyarakat dalam melindungi hutan memiliki

tujuan agar keberlangsungan hutan tetap terjaga dengan baik dengan

memadukan apek sosial, (termasuk religi, ekonomi, dan ekologi.). dengan

membangun aturan dalam pengelolaan hutan, Dari aspek sosial bisa akan

melihat dari segi struktur dan lembaga pengelolaan hutan, system penguasaan

dan pemanfaatan lahan dan hutan. Sedangkan dari aspek ekologis yang akan

berkaitan dengan aturan adat /hukum adat dalam pengelolaan maupun

pemanfaatan sumber daya hutan serta pembagian kawasan menurut fungsinya.

Adanya keterlibatan antar masyrakat akan membantu terlaksananya

penanganan terhadap adanya illegalloging. dengan membuat suatu langkah

yaitu rakyat bisa memnfaatkan hutan dengan efisien dan tidak berlebihan.

sehingga ketika rakyat memiliki rasa kepedulian yang tinggi, kita tidak

memerlukan adanya polisi hutan , adanya masyarakat setempat yang menjadi

pengawasnya, dengan memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada

masyarakat terhadap kebermanfaatan hutan untuk kehidupannya yang

sekarang dan dimasa yang akan datang , akan memberikan rasa kepedulian

kepada masyarakat agar memelihara hutan untuk kelangsungan anak cucunya

kelak.

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

28

Dukungan dari berbagai instansi masyrakat akan membantu proses

tercapainya ide ide yang dikemukakan diatas, melalui adanya forum forum

diskusi baik dari skala nasional, provinsi, kabupaten atapun tingkat kota

madya yang akan membahas tentang permasalahan kehutanan di berbagai

wilayah di indonesia dengan berbagai cara, salah satunya yaitu melibatkan

masyarakat dalam menangani permasalahan tersebut. Perpaduan alam dan

kebudayaan masyarakat setempat menjadi dasar akan adanya rasa ingin

menjaga agar hutan tetap lestari Tetapi perlu di tekankan bahwa campur

tangan terhadap proses alam penuh dengan resiko. Pengelolaan yang keliru

dapat berakibat lebih buruk dibandingkan tanpa pengelolaan maka dari itu

masyarakat harus menjaga dan melindungi hutan tangan-tangan yang tidak

bertanggung jawap dan pemerinta harus tegas untuk menindak tegas para

pulaku pembalakan liar yang merusak hutan.

c. Pengertian Hutan Lindung

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,

mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah ilustrasi air laut dan

memelihara kesuburan tanah (UU RI No 41 tahun 1999). Sedangkan menurut

Derektorat Bina Program Kehutanan (1981), Hutan lindung di defenisikan

sebagai kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat fisik wilayahnya perlu

di bina dan di pertahankan sebagai hutan dengan penutupan vegetasi secara

tetap untuk kepentingan hidrologi (mengatur tata air, mencegah banjir dan

erosi, serta memelihara keawetan dan kesuburan tanah) baik dalam kawasan

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

29

hutan yang bersangkutan maupun di luar kawasan hutan yang di

pengaruhinya. Apabila hutan lindung di ganggu, maka hutan tersebut akan

kehilangan fungsinya sebagai pelindung, bahkan akan menimbulkan bencana

alam, seperti banjir, erosi, maupun tanah longsor.

d. Fungsi Hutan lindung

a. Sebagai pengatur tata air, pencegah bencana banjir dan erosi, dan

memelihara kesuburan tanah

b. Sebagai kawasan perlindungan system penyangga kehidupan

Tujuan pengelolaan hutan lindung ialah:

1.Terjaminnya keutuhan kawasan hutan lindung

2. Tercapainya pendayagunaan fungsi dan peranan hutan lindung dengan

terkendalinya tata air dan terwujudnya system penyangga kehidupan yang

berkualitas.

Prinsip dasar pengelolaan kawasan hutan lindung

1). Pendayagunaan potensi hutan lindung untuk kegiatan pemanfaatan air,

pemuliaan, pengkayaan dan penangkaran, wisata alam, penelitian, ilmu

pengetahuan, pendidikan, penyediaan plasma nutfah untuk budidaya oleh

masyarakat setempat, diupayakan tidak merubah luas dan fungsi kawasan.

2). Dalam kawasan hutan lindung diperkenankan adanya kegiatan

pemanfaatan tradisional berupa hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan.

3). Sesuai fungsinya, dalam kawasan hutan lindung dapat di tempatkan alat-

alat pengukur klimatologi, misalnya penakar hujan dan stasiun pengamat

aliran sungai (SPAS).

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

30

4). Dalam hutan lindung di bangun sarana dan prasarana pengelolaan,

penelitian dan wisata alam terbatas.

5). Jika dijumpai adanya kerusakan vegetasi dan penurunan populasi satwa

yang dilindungi undang-undang, dapat dilakukan kegiatan :

a. Pembinaan habitat dan pembinaan kawasan untuk kepentingan peningkatan

fungsi lindung.

b. Rehabilitasi kawasan dengan jenis tunbuhan yang cocok dengan kondisi dan

tipe tanah.

c. Pengurangan atau penambahan jumlah populasi suatu jenis, baik asli atau

bukan asli kedalam kawasan hutan lindung.

Kriteria Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung adalah

a. Kawasan hutan dengan factor-faktor kelas lereng, jenis tanah intensitas hujan

setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah

nilai (skor) 175 atau lebih

b. Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 % atau lebih dan atau

kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan laut 2000 m atau

lebih.

Aspek Hukum dan Kewenangan Pengelolaan Hutan lindung.

a. Undang-undang No. 22 Tahun 1999 maupun PP No. 25 Tahun 2000

menegaskan “Kewenangan Daerah Atas Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung.

PadaUndang-undang No. 22 Tahun 1999 Pasal 10 dapat disimpulkan, bahwa

daerah berwenang mengelola sumberdaya nasional yang tersedia di wilayahnya

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

31

dan bertanggungjawab untuk memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Keputusan Presiden RI No 32/1990 tentang “Pengelolaan Kawasan Lindung”

dapat disimpulkan bahwa untuk pemahaman fungsi dan manfaat kawasan

lindung perlu diupayakan kesadaran masyarakat akan tanggung jawabnya dalam

pengelolaan kawasan lindung, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pemda

Propinsi yang mengumumkan kawasan-kawasan tertentu sebagai kawasan

lindung.

c. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 25/2000 dapat disimpulkan pula,

bahwa untuk pengelolaan kawasan hutan lindung yang terletak di pemerintahan

kabupaten/kotamadya, Pemda Kabupaten atau Kotamadya dapat segera

membuat Perda ataupun untuk sementara SK Kepala Daerah.

Dari beberapa uraian tentang aspek hukum pengelolaan suatu kawasan

lindung terlihat bahwa pada dasarnya pengelolaan hutan lindung berada di

tangan Pemerintah Propinsi dan Kabupaten. Akan tetapi dalam kaitannya dengan

otonomi, PP No. 25 Tahun 2000 tidak tercantum adanya kewenangan

pengelolaan hutan lindung pada Pemerintah Propinsi, maka pengelolaan hutan

lindung berada di tangan pemerintah Kabupaten/Kota akan tetapi kewenangan

tersebut baru efektif apabila pemerintah daerah propinsi, kabupaten maupun

kotamadya telah membuat landasan hukumnya. Selain itu di dalam PP 62 Tahun

1998 tentang penyerahan sebagian urusan pemerintaha di bidang kehutanan

kepada daerah, dimana hutan Lindung diserahkan kepada daerah maka pada

dalam rangka otonomi daerah perlu ditetapkan dengan peraturan daerah.

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

32

Pengelolaan kawasan hutan lindung merupakan suatu tantangan bagi

pemerintah daerah untuk dapat memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia

untuk mewujudkan kehidupan yang lebih berkualitas dan lingkungan yang

nyaman serta menjawab komitmen Indonesia terhadap dunia internasional.

Peluang untuk pengembangan model-model pengelolaan masih sangat terbuka

dan sangat beragam tergantung pada kesepakatan para pihak diwilayah tersebut.

Sekaligus mengeksplorasi potensi-potensi yang belum tergarap atau dikelola

secara maksimal seperti kawasan hutan lindung. Mencegah kerusakan alam dan

kerugian dari praktek-praktek illegal akibat tidak adanya pengawasan dan

pengelolaan yang effektif. Sebaliknya dapat menjadi pilihan pekerjaan baik

formal dan informal kepada masyarakat didalam dan disekitar kawasan hutan

lidung.

B. Kerangka pikir

Sesuai dengan undang-undang nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Sebagaimna yang kita ketahui bahwa hutan merupakan mata paencaharian

masyarakat untuk menghidupi kebutuhannya ,hutan juga merupakan karunia dan

amanah dari Tuhan Yang Maha Esa,merupakan harta kekayaan yang diatur oleh

pemerintah, memberikan kegunaan bagi ummat manusia, diatur dalam peraturan

daerah nomor 5 tahun 2008 oleh sebab itu wajib dijaga,ditangani, dan digunakan

secara maksimal untuk sebesar-besarnya, demi kemakmuran rakyat secara

berkesinambungan.alam menyediaka kita hutan untuk di manfaatkan,masyarakat

bisa mengambil kayu dari hutan sebagai kayu bakar,maka dari itu kita harus

menjaga dan melestarikan hutan.

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

33

Dari uraian di atas dapat digambarkan bagan kerangka pikir

Bagan kerangka pikir

C. Fokus penelitian

Sesuai dengan judul yang telah diajukan maka fokus penelitian yang

akan diteliti oleh penulis yaitu partisipasi masyarakat dalam penertiban

penebangan liar di kawasan hutan lindung. Dalam hal ini peneliti ingin

mengetahui Bagaimana bentuk dan faktor-faktor apa saja yang mendukung

dan menghambat partisipasi masyarakat dalam penertiban penebangan liar di

kawasan hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

D. Deskripsi fokus

Deskripsi fokus penelitian yang akan di teliti antara lain:

Partisipasi masyarakat dalam

penertiban penebangan liar

dikawasan hutan lindung di

Kecamatan Cendana

Kabupaten Eenrekang

Faktor pendukung

1. adanya kemauan

2. adanya kemampuan

3. adanya kesempatan

Faktor penghambat

1.sarana dan

prasarana

1. penanggulangan

2. pemeliharaan

3. pengawasan

Terwujutnya hutan lindung

yang lestari di Kecamatan

Cendana Kabupaten Eenrekang

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

34

1). Partisipasi masyarakat yang di maksud dalam penelitian ini adalah

pemerintah dan mayarakat bekerja sama untuk melindungi hutan dari oknum

oknum yang ingin merusak hutan lindung di Kecamatan Cendana

2). Penanggulangan yang di maksud dalam penelitian ini adalah Pemerintah

dan Masyarakat tidak mengizinkan seseorang menebang kayu baik dari

Masyarakat Kecamatan Cendana maupun dari luar Kecamatan Cendana

3).Pemeliharaan yang di maksud dalam penelitian ini ialah Pemerintah dan

Masyarakat menebang pohon yang sudah tua dan mengganti dengan pohon

yang baru

4). Pengawasan yang di maksud dalam penelitian ini adalah masyarakat

sering diajak oleh pihak kehutanan untuk berpatroli di hutan lindung

5). Faktor pendukung yang di maksud dalam penelitian ini ialah hal-hal yang

mendukung terselenggaranya partisipasi masyarakat dalam penertipan

penebang liar di kawasan hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang.

6). Faktor Penghambat yang di maksud dalam penelitian ini adalah hal-hal

yang menghambat terselenggaranya partisipasi masyarakat dalam penertipan

penebangan liar di kawasan hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang.

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Dinas Kehutanan yang berlokasi di

Kabupaten Enrekang dan di Kecamatan Cendana. Penelitian ini akan

dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2015.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis, lisan dari informan dan perilaku yang diamati. Digunakan metode

deskriptif kualitatif dalam penelitian ini dikarenakan peneliti ingin

memperoleh gambaran (keterangan) yang lebih akurat dan mendalam

berkaitan dengan konteks permasalahan yang dikaji.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah :

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dengan

cara wawancara serta memberikan atau membagikan keusioner dengan

pimpian dan karyawan khususnya karyawan dinas kehutanan yang dapat

memberikan data atau informasih yang berhubungan dengan penulisan

proposal ini.

2. Data Sekunder

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

38

Data Sekunder adalah adata yan g diperoleh secara tidak langsung

dari obyek yang diteliti, data ini berupa laporan-laporan tertulis seta

informasi tentang keadaan Dinas Kehutanan.

D. Informan Penelitian

Informan merupakan orang yang diwawancarai oleh peneliti

(pewancara) yang dimintai keterangan atau informasi yang falid dan akurat

sesuai dengan permasalahan yang akan di ketahui atau di inginkan oleh

peneliti. Adapaun informan yang diwawancarai ini adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Enrekang 1 orang

2. Staf penaggung jawap hutan lindung di Kecamatan Cendana 1 orang

3. Kepala Camat Kecamatan Cendana 1 orang

4. Masyarakat setempat 6 orang

Total informan 9 orang

Jadi Jumlah Informan Penelitian tersebut adalah sebanyak 9 orang

informan.

E. Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah merupakan usaha untuk mengumpulkan

bahan-bahan yang berhubungan dengan peneliti yang dapat berupa data,

fakta, gejala, maupun informasi yang sifatnya valid (sebenarnya), realible

(dapat di percaya), dan obyektif (sesuai dengan kenyataan).

Studi lapangan (field research). Studi lapangan ini di maksudkan yaitu

penulis langsung melekukan penelitian pada lokasi atau obyek yang telah

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

39

ditentukan. Teknik pengumpulan data Studi lapanngan ditempuh dengan cara

sebagai brikut:

1. Observasi

Proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat

dengan mengamati kondisi yang berkaitan dengan obyek penelitian.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang

dilakukan oleh pewawancara yang mengajukan pertayaan dan yang

diwawancarai memberikan jawaban. Penelitian ini akan mengambil data

primer dari wawancara yang dilakukan terhadap sejumlah informan.

3. Dokumentasi

Teknik ini bertujuan melengkapi teknik observasi dan teknik

wawancara mendalam.

F. Tekhnik Analisis Data

Proses analisis data dilakukan pada waktu bersamaan dengan proses

pengumpulan data berlangsung. Analisis data dilakukan melalui tiga alur,

yaitu :

1. Reduksi Data

Pada tahap ini dilakukan proses penyeleksian, pemfokusan ,

peneyederhanaan, pengabstraksian data dari catatan lapangan (Field note).

Proses ini berlangsung sepanjang penelitian yang dilakukan sekitar

sebulan, dimulai dengan membuat singkatan, kategorisasi, memusatkan

tema, menentukan batas-batas permasalahan dan menulis memo. Proses ini

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

40

berlangsung terus sampai akhir peneitian ini selesai ini ditulis. Reduksi

data merupakan bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek,

membuat focus, membuang hal –hal yang tidak penting dan mengatur

sedemikian rupa sampai kesimpulan akhir didapatkan.

2. Sajian Data

Sajian data adalah suatu susunan informasi yang memungkinkan

kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat sajian data,

penulis mencoba lebih memahami berbagai hal yang terjadi dan

memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis atau pun

tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Sajian data yang baik dan

jelas sistematikanya tentunya akan banyak membantu. Sajian data meliputi

deskripsi, matriks, skema, dan table yang diperoleh dari berbagai instansi

dimana penelitian ini berlangsung. Kesemuanya itu dirancang guna

merakit informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dimengeri

dalam bentuk yang kompak.

3. Penarikan Kesimpulan

Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah memcoba memahami apa

arti dari berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan pola-

pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-konfigurasi, alur sebab-akibat

dan berbagai proporsi. Hal ini diverifkasi dengan temuan-temuan dan

selanjutnya dan akhirnya sampai pada penerikan kesimpulan akhir.

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

41

G. Keabsahan Data

Tekhnik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai tekhnik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tekhnik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tekhnik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Ada tiga macam

triangulasi data yaitu :

1. Triagulasi Sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan dengan cara mengecek ulang

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang

berbeda . Misalnya membandingkan antara apa yang dikatakan umum dengan

yang dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan

dokumen yang ada.

2. Triangulasi Tekhnik

Triangulasi Tekhnik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan tekhnik yang berbeda.

Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara lalu di cek dengan

observasi dan dokumentasi.

3.Triangulasi waktu

Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpul dengan tekhnik wawancara dipagi hari pada saat narasumber masih

segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid

sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data

dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

42

observasi, atau tekhnik dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji

menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang

sehingga ditemukan kepastian datanya.

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Atau Kriteria Objek Penelitian

1. Monografi Hutan Lindung

Sebelum memulai pembahasan hasil penelitian mengenai

partisipasi masyarakat dalam penertipan penebangan liar di kawasan hutan

lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang, penulis akan

memaparkan mengenai monografi hutan lindung di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang terlebih dahulu.

1. Batas-batas Hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang.

Menurut monografi Dinas Kehutanan di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang memiliki batas-batas wilayah sesuai daftar tabel

yang di sajikan sebagai berikut:

Tabel 1: Batas-Batas Hutan Lindung Di Kec. Cendana Kab.

Enrekang

No Batas Desa/ kelurahan Kecamatan/ kabupaten

1 Utara Malalin Cendana

2 Timur Malino Maroangin

3 Barat Pinang Cendana

4 Selatan kassa Pinrang

Sumber: kantor Kehutanan kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang

Januari 2015.

Seperti yang digambarkan pada tabel di atas bahwa di bagian utara

hutang lindung berbatasan dengan Desa Malalin Kecamatan Cendana, dan

bagian timur berbatasan dengan Desa Malino Kecamatan Maroangin,

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

44

sedangkan dibagian barat berbatasan dengan Desa Pinang Kecamatan

Cendana, serta dibagian selatan berbatasan dengan Desa Kassa Kab.

Pinrang

2. Luas kawasan Hutan Lindung di Kec. Cendana Kab. Enrekang

Menurut georgrafis Kantor kehutanan Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang memiliki luas wilayah hutan sebagai mana yang di sajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 2: Luas Hutan di Kec. Cendana Kab. Enrekang

No Hutan Luas Wilayah

1 Hutan Lindung 1. 595 Ha

2 Hutan produksi terbatas 1. 008 Ha

Jumlah 2. 603 Ha

Sumber: kantor Kehutanan kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang

Januari 2015.

Seperti yang sajikan dalam tabel diatas, dapat dilihat bahwa luas

hutan di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang yaitu 2. 603 Ha yang

terdiri atas 2 (dua) jenis hutan yaitu hutan lindung memiliki luas 1. 595

Ha, dan hutan produksi terbatas memiliki luas 1, 008 Ha.

3. Visi dan Misi Dinas Kehutanan Kabupaten Enrekang

Visi

Terwujudnya Kelestarian Hutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Melalui Pengelolaan Yang Profesional

Misi

1. Mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari dan berkelanjutan

2. Meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

hutan

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

45

3. Mewujudkan profesionalisme dalam penyelenggaraan kehutanan.

Dari apa yang dipaparkan diatas dapat dilihat bahwa visi

dari Dinas Kehutanan Kabupaten Enrekang adalah Terwujudnya

Kelestarian Hutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Melalui

Pengelolaan Yang Profesional sedangkan misi dari Dinas

Kehutatan Kabupaten Enrekang ialah: Mewujudkan pengelolaan

hutan yang lestari dan berkelanjutan, Meningkatkan akses dan

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan dan mewujudkan

profesionalisme dalam penyelenggaraan Kehutanan.

B. Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Penertipan Penebangan Liar

Di Kawasan Hutan Lindung Di Kec. Cendana Kab. Enrekang

Selama ini peranserta masyarakat hanya dilihat dalam konteks yang

sempit, artinya manusia cukup di pandang sebagai tenaga kasar untuk

mengurangi biaya pembangunan. Denngan kondisi ini, partisipasi

masyarakat terbatas pada implementasi atau penerapan program.

Masyarakat tidak di kembangkan dayanya menjadi kreatif dari dalam

dirinya dan harus menerima keputusan yang suda di ambil pihan luar.

Akhinya partisipasi menjadi bentuk yang pasif dan tidak memiliki

kesadaran yang kritis.

1. Penanggulangan

Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari

masyarakat serta akan tewujud sebagai suatu kegiatan yang nyata.

Dalam penertipan penebangan liar di kawasan hutan lindung di Kec.

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

46

Cendana Kab. Enrekang masyarakat juga turut berpartisipasi, dimana

masyrakat ikut dalam melakukan penanggulangan.

Penanggulangan yang di maksud dalam penelitian ini adalah

upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah, menghadapi,

atau mengatasi pembalakan liar.

Agar lebih jelas mengetahui bagaimana bentuk penanggulangan

yang dilakukan oleh masyarakat untuk penertiban penebangan liar di

hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang dapat di

simak dari hasil wawancara sebagai berikut:

“Partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat setempat, yakni

dengan masyarakat melakukan penanggulangan, ada pun bentuk

penanggulangan yang dilakukan oleh masyarakat yakni dengan

tidak membiarkan masyarakat ataupun pihak luar untuk keluar

masuk hutan sembarangan” (wawancara MS 16 Januari 2015).

Dari wawancara diatas dapat dilihat bahwa bentuk penanggulangan

yang dilakukan oleh masyarakat yakni dengan tidak membiarkan

masyarak atau pihak luar untuk keluar masuk hutan sembarangan.

Senada dengan pernyataan di atas, berikut hasil wawancara dengan

staf penanggung jawab hutan lindung di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang.

“kalau saya liat selama ini bentuk penanggulangan yang di lakukan

masyarakat yaitu masyarakat tidak membiarkan seseorang

melakukan penebangan pohon sembarangan karna akan merusak

hutan seperti tanah longsor dan pasti akan merugikan kita saya

sebagai pemerintah sangat mendukung apa yang di lakukan

masyarakat”. (wawancara IY 21 Januari 2015).

Berdasarkan wawancara diatas dapat dilihat bahwa

penanggulangan yang di lakukan masyarakat di dukung penuh oleh

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

47

pemerintah setempat karnah masyarakat sendiri yang akan merasakan

sendiri dampaknya.

Berikut hasil wawancara dengan Camat Cendana yang berhasil

penulis wawancarai:

“Untuk penaggulangan penebangan liar ada beberapa hal yang

dilakukan masyarakat sala satunya ialah masyarakat terjun lansung

ke lapangan untuk mencegah apabila ada yang melakukan

penebangan liar jika dibiarkan akan merusak hutan dan kami

selaku pemerintah sangat terbantu dengan adanya partisipasi

masyarakat dalam penaggulangan penebangan liar” (wawancara

YR 21 Januari 2015).

Dari wawancara dengan YR selaku camat di Kecamatan Cendana

dapat di uraikan bahwa dalam penaggulangan penebangan liar di

kawasan hutan lindung masyarakat terjun langsung ke lapangan untuk

ikut berpartisipasi membantu pemerintah membasmi pembalak liar

yang ada di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

Berikut hasil wawancara dengan masyarakat di Kecamatan

Cendana Kabupeten Enrekang.

“Saya sebagai warga Kecamatan cendana sangat senang

berpartisipasi bentuk partisipasi yang di lakukan yakni

penaggulangan bentuk penaggulangan yang kami lakukan selama

ini ialah kami tidak membiarkan satupun orang masuk di hutan

tanpa surat izin dari kehutanan”. (wawancara HS 24 Januari 2015).

Wawancara diatas dapat dilihat bahwa masyarakat telah ikut serta

untuk menjaga hutan sebab mereka paham betul tentang dampak yang

mereka rasakan apa bila hutan rusak.

Senada dengan pernyataan di atas, berikut hasil wawancara dengan

AD yang juga masyarakat di Kecamatan Cendanaa.

Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

48

“Kami telah tau apabila hutan ini rusak maka akan terjadi longsong

dan kekeringan, namun selain dampak itu kami pun juga telah ikut

berpartisipasi dalam bentuk penaggulangan hal yang kami lakukan

ialah kami tidak membiarkan seseorang menebang pohon

sembarangan karna akan merusak hutan”.(wawancara AD 25

Januari 2015).

Pernyataan yang tak jauh berbeda di kemukakan oleh BN yang

juga merupakan masyarakat di Kecamatan Cendana.

“Bentuk penaggulangan yang kami lakukan kami mencegah

apabila ada orang melakukan penebangan liar secara sembarangan

karena akan berdampak pada hutan seperti tanah longsor dan kami

sendiri yang akan merasakan sendiri akibatnya ”.(wawancara BN

27 Januari 2015).

Pernyataan AD dan BN diatas dapat di simpulkan bahwa mereka

telah terdorong untuk turut serta melestarikan hutan, sebab dampak

negatif dari kerusakan hutan merekalah yang mersakannya.

Berikut hasil wawancara dari IG yang juga masyarakat di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“Selama ini yang kami lakukan dalam penaggulangan penebangan

liar yaitu kami tdak mengizinkan seseoran keluar masuk di

kawasan hutan lindung secara sembarangan ”.(Wawancara IG 1

Februari 2015).

Berikut hasil wawancara dengan IN yang merupakan masyarakat di

sekitar hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“Untuk menanggulangi penebangan liar ada beberapa bentuk yang

kami lakukan sala satunya ialah kami mengusir apabila ada

seseoran yang melakukan penebangan pohon sembarangan tanpa

izin”.(Wawancara IN 7 februari 2015).

Senada dengan pernyataan di atas, berikut hasil wawancara dengan

AN yang juga masyarakat di Kecamatan Cendana.

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

49

“Kami selaku warga Kecamatan Cendana sangat antusias menjaga

dan melindungi hutan hal yang kami lakukan dalam

penanggulangan penebangan liar di kawasan hutan lindung ialah

terjun langsung ke lapangan untuk mencegah penebangan

liar”.(Wawancara AN 6 februari 2015).

Hasil wawancara dengan IG, IN dan AN dapat di simpulkan bahwa

masyarakat sangat antusias dalam penanggulangan penebangan liar

dan turut serta berperan menjaga hutan serta melindungi hutan dari

tangan-tangan yang ingin merusak hutan dan masyarakat tidak segan

terjun langsung kelapangan untuk menghentikan penebangan liar.

Dari hasil wawancara dan kesimpulan-kesimpulan wawancara

tentang penanggulangan penebangan liar di kawasan hutan lindung

masyarakan ikut serta berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan

hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang maka dapat

di analisa sebagai merikut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan MS, IY dan YR dapat

diuraikan bahwa pemerintah dalam penanggulangan penebangan liar

di Kawasan Hutan lindung di Kacamatan Cendana Kabupaten

Enrekang yakni mereka sangat mendukung bentuk penanggulangan

yang di lakukan oleh masyarakat dan pemerintah sangat berterimah

kasih kepada masyarakat atas keteribatannya dalam penanggulangan

penebangan liar di kawasan hutan lindung. Kepada masyarakat tentang

bagaimana dampak yang negatif yang di timbulkan oleh kerusakan

hutan, sehingga masyarakat di kecamatan Cendana mau ikut serta

membantu pemerintah untuk menertipkan penebangan liar yang dan

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

50

pelanggaran-pelanggalan lainnya yang terjadi di kawasan hutan

lindung.

Sedangkan dari hasil wawancara dengan HS, AD, BN, IG, AN dan

IN dapat di lihat bahwa masyarakat di Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang telah paham tentang dampak negatif yang ditimbulkan oleh

kerusakan hutan, namun berkat penanggulangan yang di lakukan

masyarakat maka pemerintah dalam hal ini Dinas Kehutanan

Kabupaten Enrekang membuat masyarakat lebih termotivati untuk

senantiasa menjaga dan melestarikan hutan lindung di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang.

2. Pemeliharaan

Keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi merupakan langkah

yang bagus dilakukan masyarakat untuk membantu pemerintah

khususnya Dinas Kehutan an Kabupaten Enrekang untuk menjaga dan

melindung hutan, bentuk partisipasi yang di lakukan masyarakat yaitu

pemeliharaan

Pemeliharaan yang di maksud ialah masyarakat ikut memelihara

dan melestarikan hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang.

Agar lebih jelas untuk mengetahui bagaimana cara pemeliharaan

yang dilakukan oleh masyarakat untuk penertiban penebangan liar di

hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang dapat di

simak dari hasil wawancara sebagai berikut:

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

51

“Selain melakukan penanggulangan masyarakat di sekitar hutan

lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Juga

melakukan pemeliharaan sebagai salah satu bentuk partisipasi

dalam penertipan penebangan liar, adapun cara yang dilakukan

masyarakat dalam pemeliharaan yakni dengan rutin melakukan

penanaman pohon dan Penebangan kayu di hutan dilaksanakan

dengan terencana dengan sistem tebang pilih. Artinya, pohon yang

ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang

telah ditentukan, dengan cara penebangan sedemikian rupa

sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya”.

(wawancara MS 16 Januari 2015).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di uraikan bahwa

pemeliharaan yang dilakukan oleh masyarakat yakni dengan rutin

menanam pohon dan Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan

terencana dengan sistem tebang pilih.

Senada dengan pernyataan di atas berikut hasil wawancara dengan

staff penanggung jawab hutan lindung di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang.

“Adapun cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam pemeliharaan

untuk mencegah pembalakan liar yakni dengan tidak sembarangan

menebang pohon, hanya pohon yang sudah tua dengan ukuran

tertentu yang boleh di tebang dan rutin menenam pohon”.

(wawancara IY 21 Januari 2015).

Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa dalam

pemeliharaan untuk mencegah pembalakan liar masyarakat tidak

menebang pohon sembarangan, hanya pohon yang sudah tua dengan

ukuran tertentu yang boleh di tebang dan rutin menenam pohon.

Hal serupa juga di kemukakan oleh Camat Cendana berikut hasil

wawancara dengan beliau.

“Untuk pemeliharaan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar

yakni dengan tidak menebang pohon sembarangan hanya pohon

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

52

yang sudah tua dan besar yang bisa di tebang dan setelah di tebang

masyarakat menanan kembali pohon untuk menggantikan pohon

yang sudah di tebang”. (wawancara YR 21 Januari 2015).

Hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa cara

pemeliharaan yang dilakukan oleh masyarakat yakni dengan tidak

menebang pohon sembarangan dan menenam pohon setelah menebang

pohon.

Hasil wawancara dengan masyarakat di Kecamaran Cendana

Kabupaten Enrekang.

“pemeliharaan yang kami lakukan selama ini ada beberapa cara

sala satunya ialah penanaman kembali pohon pohon yang baru dan

menebang pohon yang sudah tua agar hutan bisa lebat

kembali”.(wawancara HS 24 januari 2015).

Berikut hasil wawancara dengan AD yang merupakan masyarakat

di Kecamatan Cendana.

“kami selaku masyarakat Kecamatan Cendana sangat antusias

dalam pemeliharaan hutan karnah kami sendiri yang akan

merasakan hasil dari pemeliharaan cara kami memelihara hutan

adalah sistem tebang pilih”.(wawancara AD 25 Januari 2015).

Senada dengan hasil wawancara diatas, berikut hasil wawancara

dengan BN yang juga masyarakat di Kecamatan Cendana.

“pada saat itu kami diberi tau pemerintah untuk ikut serta menjaga

hutan, Dan kami juga waktu itu sama-sama dengan Dinas Kehutan

menanam pohon untuk melestarikan pohon itulah yang kami

lakukan untuk memelihara hutan”.(wawancara BN 27 januari

2015).

Berikut hasil wawancara dengan IG yang juga merupakan warga di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“pernah mi memang itu hari, pemerintah adakan penyuluhan dan

pelatihan tentang bagaimana supaya hutan kita ini tetap baik, sama

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

53

kita juga di suruh untuk ikut serta memelihara huta dan kita juga

sama-sama pergi tanam pohon di Sekitar Hutan”.(wawancara IG 1

Februari 2015).

Hasil wawancara dengan masyarakat sekitar Hutan Lindung di

Kecamaran Cendana Kabupaten Enrekang.

“saya selaku masyaraka Kecamatan cendana sangat mendukung

program yang pemerintah usulkan kepada kami yaitu pemeliharaan

hutan dengan cara penanaman bibit kayu yang baru atau pohon

pohon yang baru dan mengganti pohon pohon yang susah tua kami

selaku masyarakat sudah ,melaksanakannya”.(wawancara AN 6

Februari 2015).

Wawancara diatas dapat dilihat bahwa masyarakat sangat antusias

dalam pemeliharaan hutan melalui penanaman pohon pohon baru dan

mengganti pohon pohon yang di anggap sudah tua dan masyarakat

sudah sadar bahwa pentingnya memelihara hutan.

Hal senada juga dikemukakan oleh IN yang juga warga di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“itu hari waktu ada penyuluhan yang na bikin pemerintah di suruh

ki untuk ikut sama-sama menanam pohon pohon yang baru agar

hutan menjadi melestarikan, saya setuju itu karena kalau hutan ini

rusak kita ji juga yang susah”(wawancara IN 7 Februari 2015).

Dari beberapa hasil wawancara dengan masyarakat di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang dapat dilihat bahwa mayarakat sngat

antusia dalam pemeliharaan hutan dengan cara penanama pohon pohon

yang baru dan menebang pohon yang sudah tua dengan kata lain

sistem tebang pilih itulah yang masyarakat lakukan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan MS, IY dan YR dapat

diuraikan bahwa pemerintah menghimbau kepada masyarakat agar rutin

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

54

melakukan penanaman pohon pohon dan Penebangan kayu di hutan

dilaksanakan dengan terencana dengan sistem tebang pilih. Dalam

pemeliharaan untuk mencegah pembalakan liar masyarakat tidak

menebang pohon sembarangan, hanya pohon yang sudah tua dengan

ukuran tertentu yang boleh di tebang dan rutin menanam pohon.

Sedangkan dari hasil wawancara dengan HS, AD, BN, IG, AN dan

IN dapat di uraikan bahwa partisipasi masyarakat dalam bentuk

pemeliharan sangat antusias mereka melakukan pemeliharaan hutan

lindung dengan cara penanaman pohon yang baru dan mengganti pohon

yang sudah tua dan di dukung penuh oleh pemerintah karnah yang akan

merasakan sendiri manfaatnya ialah masyarakat sendiri. Hutan harus di

pelihara karnah merupakan karunia yang diberikan oleh Tuhan yang

Maha Esa kepada kita.

3. Pengawasan

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang

diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian ini pengawasan yang di maksud adalah

masyarakat ikut berpartisipasi dalam mengawasi hutan dari para

penebang liar.

Agar lebih jelas untuk mengetahui bagaimana bentuk pengawasan

yang dilakukan oleh masyarakat untuk penertiban penebangan liar di

Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

55

hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang dapat di

simak dari hasil wawancara sebagai berikut:

“Untuk bentuk Pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat dalam

mencegah penebangan liar di hutan lindung di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang yakni dengan senantiasa turut serta berpatroli

dengan staff penanggung jawab hutan lindung di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang dan apa bila mendapati pembalakan

liar mereka akan segera melaporkannya”.( wawancara MS 16

Januari 2015).

Dari hasil wawancara diatas dapat diuraikan bahwa bentuk

pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat yakni dengan ikut serta

melakukan patroli dan melaporkan apa bila mendapati pelanggaran di

hutan.

Berikut hasil wawancara dengan staff penanggung jawab hutan

lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“adapun bentuk pengawasan yang dilakukan oleh masyrakat yakni

dengan ikut terjun langsung bersama kami melakukan partoli di

dalam hutan dan apa bila mereka mendapati pelanggaran di hutan

mereka segara melaporkan kepada kami untuk kami tindaki lebih

lanjut”.(wawancara IY 21 Januari 2015).

Dari hasil wawancara diatas dapat di uraikan bahwa bentu

pangawasan yang dilakukan oleh masyarakat yakni dengan turun

langsung melakukan pengawasan bersama staff penanggung jawab

hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

Senada dengan pernyataan diatas berikut hasil wawancara dengan

Camat Cendana, berikut hasil wawancara dengan beliau.

“untuk pengawasan yang dilakukan oleh masyrakat di sekitar

Kecamatan Cendana yakni dengan melakukan patroli langsung

bersama staff penanggung jawab hutan lindung di Kecamatan

Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

56

Cendana Kabupaten Enrekang dan melaporkan apa bila mendapati

pelanggaran”. (wawancara YR 21 Januari 2015).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat di uraikan bahwa bentuk

pengawasan yang dilakukan masyarakat yakni dengan terjun langsung

patroli dan melaporkan apabila mendapati pelanggaran di hutan.

Berikut hasil wawancara dengan masyarakat di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang.

“untuk bentuk pengawasan yang kami lakukan ialah kami sering di

ajak oleh staf penanggung jawab di Kecamatan Cendana untuk

melihat apakah ada yang melakukan penebangan pohon

sembrangan jika ternyata ada yang melakukan maka kami segara

melaporkan kepada Dinas Kehutanan Kabupaten Enrekang agar di

tindak lanjuti”. (wawancara HS 24 Januari 2015).

Hal senada juga di kemukakan oleh AD yang juga warga di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“kami sebagai warga Kecamatan Cendana sangat senang apabila

kami di ajak terjun langsung untuk mengawasi hutan lindung dari

orang orang yang akan melakukan penebangan secara liar dan

melaporkan jika ada yang melakukan penebangan liar kepada pihak

yang berwajip yaitu Dinas Kehutanan Kabupaten Enrekang”.

(wawancara AD 25 Januari 2015).

Dari hasil wawancara dengan HS dan AD dapat di simpulkan

bahwa masyarakat di ikut sertakan dalam partroli yang di lakukan oleh

staf penanggung jawap hutan lindung di Kecamatan Cendana

masyarakat sangat antusias karena dilibatkan dalam kegiatan

pengawasan yang di lakukan pihak pengelolah hutan lindung.

Untuk memperjelas wawancara diatas dapat di simak hasil

wawancara dengan masyarakat di Kecamatan Cendana sebagai berikut:

Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

57

“Bentuk pengawasan yang kami lakukan selama ini ialah ikut

berpatroli dengan staf penanggujawap hutan lindung di Kecamatan

Cendana jika kami mendapati seseorang yang melakukan

penebangan liar tan memiliki surat izin maka langsung kami

laporkan”.(wawancara BN 27 Januari 2015).

Berikut hasil wawancara dengan IG yang juga merupakan warga di

sekitar Hutan Lindung Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang

“yang sering kami lakukan dalam pengawasan hutan lindung yaitu

lansung ji melaporkan apabila kami mendengar ada yang

melakukan penenebangan liar di kawasan hutan lindung di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang biar Dinas kehutanan

yang proses ki”. (wawancara IG 1 Februari 2015).

Hal senada juga dikemukakan oleh IN yang juga warga di sekitar

hutan lindung Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“langsung ji ki melapor sama polisi hutan kalau kami dapatkan

seseorang yang melakukan penebangan liar di kawasan hutan

lindung di Kecamatan cendana Kabupaten Enrekang ini bentuk

pangawasan yang kami lakukan selama ini” (wawancara IN 7

Februari 2015).

Pernyataan yang tak jauh berbeda di kemukakan oleh AN yang

juga merupakan masyarakat di Kecamatan Cendana.

“kami memang lansung melaporkan kepada pihak yang berwajip

apabila kami mendapati seseorang yang melakukan penebangan

liar di kawasan hutan lindung di Kecamatan cendana Kabupaten

Enrekang biar Dinas Kehutanan yang proses ki lebih

lanjut”.(wawancara AN 6 Februari 2015).

Dari wawancara dengan beberapa masyarakat di Kecamatan

Cendana dapat di simpulkan bahwa masyarakat sering melakukan

patroli dengan staf penanggun jawap hutan lindung di Kecamatan

cendana dalam mengawasi hutan lindung dan lansung melaporkan

kepada Dinas Kehutanan Kabupaten Enrekang. Masyarakat sangat

Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

58

senang kerena mereka di libatkan secara langsung dalam mengawasi

hutan inilah bukti bahwa masyarakat perduli betapa pentingnya

menjaga hutan karena apabilah hutan rusak maka masyarakat sendiri

yang akan merasakan dampaknya.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam

penertiban penebangan liar di kawasan hutan lindung di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang.

Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari

masyarakat serta akan tewujud sebagai suatu kegiatan yang nyata. Bentuk

kegiatan yang nyata dilakukan oleh masyarakat di kawasan hutan lindung

di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang dalam penertipan

penebangan liar yakni turut berpartisipasi, tentu partisipasi masyarakat

dalam penertipan penebangan liar di kawasan hutan lindung di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang terdapat faktor yang mempengaruhi, baik

faktor yang sifatnya mendukung maupun faktor yang menghambat, yang

kemudian penulis paparkan sebagai berikut.

1. Faktor Pendukung.

Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari

masyarakat serta akan tewujud sebagai suatu kegiatan yang nyata

apabilah terpenuhi oleh tiga paktor pendukung, yaitu : adanya

kemauan, adnya kemampuan dan adanya kesempatan untuk

berpartisipasi.

Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

59

a. Adanya Kemauan

Adanya kemauan dari masyarakat untuk ikut dalam penertipan

penebangan liar di kawasan hutan di Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang berupakan wujud nyata partisipasi yang masyarakat lakukan.

Kemauan masyarakat untuk ikut berpatisipasi dalam penertipan

penebangan liar bukan tanpa alasan, namun mereka sadar betul akan

pentingnya menjaga hutan dari pembalakan liar, sebab mereka tau

dampak yang akan terjadi apa bila hutan rusak.

Agar lebih jelas mengetahui kemauan masyarakat untuk ikut

berpartisipasi dalam penertipan penebangan liar di hutan lindung di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang dapat di simak dari hasil

wawancara sebagai berikut:

“kami sangat bersyukur karena masyarakat di Kecamatan Cendana

memiliki kemauan untuk ikut berpartisipasi menjaga hutan di

karenakan meraka telah paham betul akan dampak yang di

timbulkan oleh kerusakan hutan”(wawancara MS 16 Januari 2015).

Berikut hasil wawancara dengan staff penanggung jawab hutan

lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“kemauan dari masyarakat untuk berpartisipasi kami sangat

mendukung karnah saya selaku pengelolah hutan lindung di

Kecamatan Cendana sangat merasa terbantu dengan

berpartisipasinya masyarakat”( wawancara IY 21 Januari 2015).

Senada dengan pernyataan diatas berikut hasil wawancara dengan

Camat Cendana, berikut hasil wawancara dengan beliau.

“dengan adanya kemauan dari masyarakat untuk berpartisipasi

sangat membantu Dinas Kehutan untuk menjaga dan melindungi hutan

dari tangan tangan yang tidak bertanggung jawap yang ingin merusak

hutan” (wawancara YR 21 Januari 2015).

Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

60

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa adanya

kemauan masyarakat untuk berpartisipasi di sebabkan karena

masyarakat sadar betul akan dampak yang terjadi apa bila hutan rusak.

“Kami telah tau betul, apabila hutan ini rusak maka akan terjadi

longsong dan kekeringan, itulah yang ingin kami hindari jadi kami

ikut serta dalam menjaga hutan kami ini”. (wawancara HS 24

Januari 2015).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat di uraikan bahwa

kesadaran masyarakat akan dampak yang ditimbukan oleh kurusakan

hutan membuat masyrakat mau ikut berpartisipasi menjaga hutan

linding di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“kami dari masyarakat sangat senang berpartisipasi dalam menjaga

hutan dan tidak ada paksaan dari pemerintah ini semua atas

kemauan kami sendiri karna saya sangat sadar betul pentingnya

menjaga hutan” (wawancara AD 25 Januari 2015).

Untuk memperjelas wawancara diatas dapat di simak hasil

wawancara dengan masyarakat di Kecamatan Cendana sebagai berikut:

“kemauan kami dalam berpartisipasi di dukung penuh oleh

pemerintah karnah Dinas Kehutanan merasa terbantu dengan kami

ikut berpartisipasi dalam menjaga hutan lindung di Kecamatan

Cendana” (wawancara BN 27 Januari 2015).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat di uraikan bahwa

masyarakat berpartisipasi atas kemauan mereka sendiri tanpa paksaan

dari pihak pemerintah karnah masyarakat sadar betul bahwa menjaga

hutan itu sangat penting agar hutan menjadi lestari.

Berikut hasil wawancara dengan IG yang juga merupakan warga di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang

Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

61

“kami dari masyarakat Cendana sangat mau berpartisipasi untuk

menjaga hutan agar tidak dirusak oleh pihak-pihak yang ingin merusak

hutan jika hutan rusak kami sendiri yang merasakan dampaknya”

(wawancara IG 1 Februari 2015).

Hal senada juga dikemukakan oleh IN yang juga warga di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“untuk menjaga hutan kami ikut berpatisipasi karna saya sebagai

warga Kecamatan Cendana paham betul jika hutan itu rusak akan

mengakibatkan tanah longsor itulah yang kami hindari selama ini”

(wawancara IN 7 Februari 2015).

Pernyataan yang tak jauh berbeda di kemukakan oleh AN yang

juga merupakan masyarakat di Kecamatan Cendana.

“Dalam melindungi hutan kami sangat mau ikut berpartisipasi

untuk menjaga hutan lindung di Kecamatan Cendana agar hutan

lindun yang ada di Kecamatan Cendana tidak rusak”.(wawancara

AN 6 Februari 2015).

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa kemauan

masyarakat dalam berpartisipasi sangat tinggi karna mereka tidak mau

jika hutan lindung di Kecamatan Cendana di rusak jika di biarkan akan

mengakibatkan tanah longsor dan itu sangat berdampak pada

masyarakat yang ada di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

b. Adanya Kemampuan

Salah satu faktor yang mendukung terselenggaranya partisipasi

masyarakat dalam penertipan pembalakan liar di kawasan hutan linding

di Kecamatan Cendana Kabupaten Enerekang yakni adanya

kemampuan dari masyarakat di Kecamatan Cendana untuk ikut

berpartisipasi.

Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

62

Kemampuan yang di miliki masyarakat untuk ikut berpartisipasi

dalam penertipan penebangan liar di kawasan hutan lindung di bekali

oleh pemerintah melalui penyuluhan dan pelatihan.

Untuk lebih jelas mengetahui bagaimana kemampuan masyarakat

dalam penertipan penebangan liar di kawasan hutan lindung di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang dapat dilihat dari hasil

wawancara berikut:

“Kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat di kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang untuk ikut berpartisipasi dalam

penertipan penebangan liar sudah cukup memadai karena kami

telah memberikan penyuluhan dan pelatihan”(wawancara MS 16

Januari 2015).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat di uraikan bahwa

adanya kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat untuk ikut

berpartisipasi dalam peneritipan pembalakan liar di hutan lindung di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang berkat penyuluhan dan

pelatihan.

Senada dengan pernyataan di atas, berikut hasil wawancara dengan

staf penanggung jawab hutan lindung di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang.

“kalau saya liat selama ini kemampuan masyarakat dalam

berpartisipasi itu sangat bagus karena mereka sudah mampu

mengelola hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang secara efektif”. (wawancara IY 21 Januari 2015).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat di uraikan bahwa

kemampuan masyarakat dalam berpartisipasi sangat bagus karena

masyarakat mampu mengelolah hutan lindung di Kecamatan Cendana

Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

63

Kabupaten Enrekang secara efektif dan mereka juga tidak ingin

membiarkan hutan menjadi rusak.

Berikut hasil wawancara dengan Camat Cendana yang berhasil

penulis wawancarai:

“Dalam hal kemampuan masyarakat Kecamatan Cendana untuk

berpartisipasi tidak bisa di ragukan lagi karena mereka sudah di

berikan penyuluhan dan pelatihan oleh pemerintah dan masyarakat

mampu dan siap untuk menjalankannya” (wawancara YR 21

Januari 2015).

Hasil wawancara diatas dapat di uraikan bahwa setelah di berikan

penyuluhan dan pelatihan masyarakat sudah tau bagaimana

berpartisipasi dengan baik meraka mampu melakukannya demi

menjaga hutan lindung yang mereka kelolah selama ini.

Berikut hasil wawancara dengan masyarakat di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang.

“Saya sebagai masyarakat di Kecamatan Cendana sangat mampu

dan siap untuk ikut berpartisipasi menjaga hutan dan dengan

adanya penyuluhan dan pelatihan dari pemerintah kami sudah tau

apa yang harus kami lakukan”. (wawancara HS 24 Januari 2015).

Senada dengan pernyataan di atas, berikut hasil wawancara dengan

AD yang juga masyarakat di Kecamatan Cendana.

“pada saat di adakan penyuluhan dan pelatihan kami di tanya oleh

pemerintah pakah masyarakat mampu untuk berpartisipasi kami

dari masyarakat menjawab kami siap dan kapanpun kami di

perlukan masyarakat siap membantu demi menjaga hutan lindung

yang ada di Kecamatan Cendana”.(wawancara AD 25 Januari

2015).

Berdasarkan hasil wawancara dengan HS dan AD dapat di

simpulkan bahwa kemampuan masyarakat dalam berpartisipasi sangat

Page 75: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

64

antusias karena melalui partisipasilah masyarakat bisa terlibat

langsung untuk menjaga hutan lindung dari tangan-tangan yang ingin

merusak hutan masyarakat juga bersyukur dengan adanya penyuluhan

dan pelatihan yang di lakukan oleh pihak pemerintah.

Pernyataan yang tak jauh berbeda di kemukakan oleh BN yang

juga merupakan masyarakat di Kecamatan Cendana.

“kemampuan yang kami miliki dalam berpartisipasi sangat di

butuhkan oleh pemerintah karena mereka sangat terbantu dalam

menjalankan tugasnya yaitu melindungi hutan dari orang-oarang

yang akan merusak hutan”.(wawancara BN 27 Januari 2015).

Berikut hasil wawancara dari IG yang juga masyarakat di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“saya dari masyarakat dalam hal berpartisipasi kemampuan yang

kami miliki akan di pergunakan dengan sebaik mungkin untuk

menjaga hutan lindung di Kecamatan Cendana agar tidak di rusak

oleh orang yang tidak bertanggung jawab”.(Wawancara IG 1

Februari 2015).

Berikut hasil wawancara dengan IN yang merupakan masyarakat di

sekitar hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“memang dengan adanya penyuluhan dan pelatihan dari

pemerintah bisa menambah kemampuan kami dalam berpartisipasi

dalam menjaga dan melindungi hutan lindung dari kerusakan

akibat penebangan liar”.(Wawancara IN 7 februari 2015).

Senada dengan pernyataan di atas, berikut hasil wawancara dengan

AN yang juga masyarakat di Kecamatan Cendana.

“sebenarnya kemampuan yang kami miliki tidak lepas dari campur

tangan dari pemerintah yang selalu memberikan kami motipasi

untuk lebih meningkatkan partisipasi kami dalam melindungi

hutan”.(Wawancara AN 6 februari 2015).

Page 76: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

65

Hasil wawancara dengan BN, IG , IN dan AN dapat di uraikan

bahwa kemampuan yang di miliki masyarakat tidak lepas dari campur

tangan pemerintah melalui penyuluhan dan pelatihan yanga selalu

memberikan pengetahuaan kepada masyarakat bahwa pentingnya

berpartisipasi dalam menjaga hutan dan kemapuan yang masyarakat

miliki akan di pergunakan sebaik mungkin untuk menjaga hutan

lindung yang ada di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang dari

manusia-manusia yang tidak bertanggung jawap.

c. Adanya Kesempatan

Adanya kesempatan yang diberikan oleh pemerintah kepada

masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam penertipan pembalakan liar

merupakan faktor yang mendukung masyarakat untuk ikut serta

berpartisipasi dalam penertipan pembalakan liar di kawasan hutan

lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Untuk lebih jelas

dapat dilihat dari hasil wawancara berikut:

“kami senantiasa memberikan kesempatan kepada masyarakat

untuk turut serta berpartisipasi dalam penertipan pembalakan liar

sebab tanpa adanya dukungan dari masyarakat sekitar maka

pembalakan liar tidak akan bisa di tangani dan di hentikan”.

(wawancara MS 16 Januari 2015).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa

pemerintah selalu memberikan kesempatan kepada masyrakat untuk

turut berpartisipasi dalam penertipan pembalakan liar di kawasan hutan

lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

Page 77: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

66

Hal senada juga di kemukakan oleh camat Cendana, berikut hasil

wawancaranya:

“Saya selaku Camat di Kecamatan Cendana selalu memberi

kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam

menertibkan penebangan liar di kawasan hutan lindung di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang dan saya selalu

mendukung masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam

melindungi hutan”. (wawancara YR 21 Januari 2015).

Berikut hasil wawancara dengan staf penanggung jawab hutan

lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang:

“kami juga selaku staf penanggung jawap hutan lindung di

Kecamatan Cendana tidak perna membatasi masyarakat dalam

berpartisipasi dan kami selalu memberikan kesempatan kepada

masyarakat ikut berpartisipasi dalam menertibkan penebangan liar

di kawasan hutan lindung di Kecamatan Cendana ”(wawancara IY

21 Januari 2015).

Berdasarkan wawancara dengan YR dan IY dapat disimpulkan

bahwa pemerintah selalu mendukung masyarakat yang igin

berpartisipasi dalam penertiban penebangan liar di kawasan hutan

lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang dan selalau

memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat langsung

menjaga hutan pemerintah pun tidak perna membatasi masyarakat

untuk berpartisipasi dari pihak pemerintah pun merasa terbantu

dengan ikut sertanya masyarakat.

Hasil wawancara dengan masyarakat sekitar Hutan Lindung di

Kecamaran Cendana Kabupaten Enrekang.

“saya sangat senang karena kami sering di berih kesempatan oleh

pemerintah untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga hutan dan

pemerintah sangat mendukung apapun yang kami lakukan dalam

menertibkan penebangan liar di kawasan hutan lindung di

Page 78: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

67

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang”.(wawancara HS 24

januari 2015).

Berikut hasil wawancara dengan AD yang merupakan masyarakat

di Kecamatan Cendana.

“kesempatan yang diberikan pemerintah kepada kami dalam

berpartisipasi kami manfaatkan sebaik mungkin karena kesempatan

itu tidak akan datang ke dua kalinya jadi harus di lakukan dengan

sebaik mungkin agar pemerintah bisa senang dan tidak sia-sia

merikan kesempatan ”.(wawancara AD 25 Januari 2015).

Berdasarkan hasil wawancara dengan HS dan AD dapat di

simpulkan sebagai brikut bahwa masyarakat sangat senang ketika di

kesempatan oleh pemerintah untuk ikut berpartisipasi dalam

penertiban penebangan liar di kawasan hutan lindung di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang dan masyarakat akan memanfaatkan

sebaik mungkin kesempatan yang di berikan pemerintah dalam hal

partisipasi.

Senada dengan hasil wawancara diatas, berikut hasil wawancara

dengan BN yang juga masyarakat di Kecamatan Cendana.

“pada saat itu kami diberikan kesempatan oleh pemerintah untuk

ikut serta menjaga hutan, Dan kami juga waktu itu sama-sama

dengan Dinas Kehutan menanam pohon untuk melestarikan pohon

itulah yang kami lakukan untuk memelihara hutan”.(wawancara

BN 27 januari 2015).

Berikut hasil wawancara dengan IG yang juga merupakan warga di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“kesempatan yang pemerintah brikan kepada kami merupakan

amanah yang harus kami jalankan sebaik mungkin dan tidak akan

mengecewakan pihak pemerintah kesempatan untuk berpartisipasi

dalam menjaga hutan lindung sangatlah bagus”.(wawancara IG 1

Februari 2015).

Page 79: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

68

Hasil wawancara dengan BN dan IG dapat uraikan bahwa

masyarakat harus menjalankan partisipasi dengan baik karena telah di

berikan kesempatan oleh pemerintah untuk melindungi hutan melalui

pertisipasi dan pemerintah sangat mendukung apa yang di lakukan

masyarakat dalam hal positif dan tidak pernah sekali pun pemerintah

membatasi masyarakat untuk berpartisipasi.

Hasil wawancara dengan masyarakat sekitar Hutan Lindung di

Kecamaran Cendana Kabupaten Enrekang.

“saya sangat senang karena pemerintah memberikan kesempatan

kepada kami untuk ikut berpartisipasi maka dari itu kami harus

mengeluarkan semua kemampuan yang kami miliki dalam

berpartisipasi inilah betuk dukungan kami untuk menjaga hutan

lindung yang ada di Kecamaran Cendana Kabupaten

Enrekang”.(wawancara AN 6 Februari 2015).

Hal senada juga dikemukakan oleh IN yang juga warga di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“pemerintah senantiasa memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk berpartisipasi dalam penertibkan penebangan liar

di kawasan hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang karena pemerintah berfikir kalau bukan masyarakat

sekitar yang membantu siapa lgi yang di harapkan”(wawancara IN

7 Februari 2015).

Sedangkan dari hasil wawancara dengan AN dan IN dapat di

uraikan bahwa masyarakat sangat senang karena di beri kesempatan

untuk berpartisipasi dan masyarakat akan mengeluarkan semua

kemampuan yang mereka miliki merupakan bentuk dukungan dalam

partisipasi penertiban penebangan liar di kawasan hutan lindung di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang pemerintah berfikir kalau

Page 80: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

69

bukan masyarakat sekitar yang membantu siapa lagi yang bisa di

harapkan menghentikan penebangan liar.

2. Faktor Penghambat

Selain faktor yang mendukung partisipasi masyarakat dalam

penertipan pembalakan liar, terdapat juga faktor yang menghambat

partisipasi masyarakat dalam penertipan pembalakan liar di kawasan

hutan lindung di Kecamatan Cendan Kabupaten Enrekang.

Adapun faktor yang menghambat partisipasi masyarakat dalam

penertipan pembalakan liar di kawasan hutan lindung di Kecamatan

Cendan Kabupaten Enrekang yakni kurangnya sarana dan prasarana

yang tersedia. Untuk lebih jelasnya dapat disimak dari hasil wawancara

berikut:

Untuk lebih jelas mengetahui persediaan sarana dan prasarana yang

disediakan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Kehutanan Kabupaten

Enrekang dapat disimak dari hasil wawancara sebagai berikut:

“Untuk persediaan sarana dan prasarana berupa alat teknologi

memang belum ada, namun kami memiliki staf penanggungjawab

yang berkantor di Kecamatan Cendana untuk memudahkan

masyarakat berkordinasi dengan Dinas Kehutanan apabila mereka

mendapati adanya pembalakan liar dan sebagainya yang berakibat

kerusakan hutan lindung”. (wawancara MS 16 Januari 2015).

Berikut hasil wawancara dengan staf penanggungjawab hutan

lindung di Kecamatan Cendana:

“Penyediaan alat komunikasi untuk memudahkan masyarakat

melakukan kordinasi dengan kami memanng belum ada namun

masyarakat bisa langsung datang ke kantor untuk melaporkan

apabila mereka menemukan pelanggaran dikawasan hutan lindung

Page 81: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

70

misalnya pembalakan liar dan lain-lain”. (wawancara IY 21 Januari

2015).

Hal senada juga di kemukakan oleh camat Cendana, berikut hasil

wawancaranya

“sarana dan prasarana memang menjadi kendala kami selaku

pemerintah tetapi kani dari pihak pemerintah akan berusaha untuk

menyediakan alat teknologi agar bisa memudahkan masyarakat yang

igin melapor ketika ada yang melakukan penebangan liar di kawasan

hutan lindung” (wawancara YR 21 Januari 2015).

Wawancara mengenai penyediaan sarana dan prasarana dengan

MS, YR dan IY dapat di simpulkan bahwa penyediaan sarana dan

prasarana berupa alat teknologi untuk memudahkan masyrakat dan

pemerintah berkoordinasi belum ada.

Berikut hasil wawancara dengan masyarak di sekitar Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang.

“untuk penyediaan alat komunikasi warga dengan penjaga hutan

itu sangat perlu agar kami mudah berkomunikasi apa bila kami

mendapati ada penebang liar di dalam hutan, tapi sampai sekarang

memang belum ada”. (wawancara HS 24 Januari 2015).

Hal senada juga di kemukakan oleh AD yang juga warga di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“alat teknologi untuk memudahkan kami berkomunikasih dengan

penjaga hutan memang belum tersedi, jadi apa bila kami mendapat

pelanggaran di hutan maka kami melaporkan langsung di kantor

atau di rumahnya”. (wawancara AD 25 Januari 2015).

Untuk memperjelas wawancara diatas dapat di simak hasil

wawancara dengan masyarakat di Kecamatan Cendana sebagai berikut:

“penyediaan sarana dan prasarana berupa alat teknologi untuk

memudahkan kami berkomunikasi dengan penjaga hutan apa bila

Page 82: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

71

kami mendapati penebang liar di hutan memang belum

ada”.(wawancara BN 27 Januari 2015).

Berikut hasil wawancara dengan IG yang juga merupakan warga di

sekitar Hutan Lindung Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang

“kalau ada warga yang mau lapor ke penjaga hutan, langsung ji

kekantor atau kerumahnya karena belum ada alat yang di sedikan

sama pemerintah”. (wawancara IG 1 Februari 2015).

Berikut hasil wawancara dengan AN yang juga merupakan warga

di sekitar Hutan Lindung Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang

“yang menjadi kendala kami sekarang ialah sarana dan prasarana

ketika kami ingi melapaor sangat susah karena tidak adanya alat

komunikasi yang bisa kami hubungi ketika kami ingi melapor”.

(wawancara AN 6 Februari 2015)

Hal senada juga dikemukakan oleh IN yang juga warga di sekitar

hutan lindung Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

“langsung ji ki melapor sama penjaga hutandi kantor atau kalau

tidak adai di kantor di rumahnya ki melapor, karena tidak ada alat

yang di sediakan sama pemerintah” (wawancara IN 7 Februari

2015).

Dari wawancara dengan beberapa masyarakat di Kecamatan

Cendan dapat di simpulkan bahwa penyediaan sarana dan prasarana

berupa alat teknologi oleh pemerintah memang belum ada.

Berdasarkan hasil wawancara dengan MS, IY, AD, BD, IG dan IN

dapat diuraikan bahwa pemerintah dalam penyedian sarana dan

prasarana belum maksimal dimana pemerintah belum dapat

menyediakan teknologi berupa alat komunikasi untuk memudahkan

masyarakat dalam berkordinasi dengan Dinas Kehutanan sehingga

masyrakat apabila ingin melaporkan terjadinya pelanggaran maka

Page 83: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

72

mereka harus melaporkan secara langsung baik di kantor atau di

kediaman sang penjaga hutan di Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang.

Page 84: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

73

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil penelitian yang telah di paparkan pada

bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan sesuai dengan

permasalahan yang diteliti yaitu partisipasi masyarakat dalam penertiban

penebangan liar di kawasan hutan lindung di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang sebagai berikut:

1. Bentuk partisipasi masyarakat dalam penertiban penebangan liar di

kawasan hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang

yakni dengan turut serta melakukan penanggulangan, pemeliharaan

dan melakukan pengawasan terhadap pembalak liar masih harus di

tingkatkan dan harus di berikan sangsi yang seberat beratnya apabila

ada yang melakukan penebangan liar.

2. Faktor yang mendukung partisipasi masyarakat yakni : adanya

kemaun, adanya kemampuan serta adanya kesempatan, sedangkan

faktor yang menghambat partisipasi masyarakat yaitu kurangnya

sarana dan prasarana yang memadai.

B. SARAN

Berdasarkan dari kesimpulan yang penulis uraikan diatas maka

dapat direkomendasikan saran-saran sebagai berikur:

1. Diharapkan kepada pemerintah daerah Kabupaten Enrekang dalam hal

ini Dinas Kehutanan untuk tegas melakukan penindakan dan

Page 85: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

74

pengawasan hukum agar para pembalak liar jera dan tidak mengulangi

lagi perbuatannya.

2. Diharapkan Dinas Kehutanan Kabupaten Enrekang untuk

menyediakan Sumber daya, Sarana dan Prasarana yang menunjang

dalam penegakan dan pengawasan hukum, agar kinerja kerjanya bisa

berjalan dengan maksimal.

3. Diharapkan kepada masyarakat Enrekang umumnya dan Masyarakat

Di Kecamatan Cendana Khususnya untuk senantiasa menjaga,

mengawasi dan melindungi hutan lindung agar hutan tetap lestari demi

kelangsungan hidup yang baik.

Page 86: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

75

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1996. Pola Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian

Alam, Taman Buru dan Hutan Lindung. Jakarta

Arnstein. 1971. Jurnal Internasional

Cohen, Uphoff. 1977. Jenis partisipasi

Direktorat Jenderal Kehutanan. 1972. Surat Keputusan Direktur Jenderal

Kehutanan No. 35/Kpts/DD/1972. tentang Tebang Pilih Indonesia, Tebang Habis

dengan Permudaan Alam, Tebang Habis dengan Permudaan Buatan dan Pedoman

Pengawasannya, Direktorat Jenderal

Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 2000. Buku pintar Penyuluha Kehutanan

dan Perkebunan. Edisi kedua kumpulan informasi kehutanan.

Emili Salim. 1993. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Pustaka

LP3s Indonesia

Keraf, A Sonny. 2006. Etika lingkungan. Jakarta

Manik, S. 2003. Pengelolaan lingkungan hidup. Jakarta

Sastro Poetro, R. 1988. Partisipasi komunikasi persuasi dan disiplin dalam

pembangunan nasional. Jakarta

Schimdt, L. 20002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis Dan

Subtropis 2000. Jakarta: PT Gramedia

Simon, Hasanu. 2007. Statistik Untuk Kehutanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Simon, Hasanu. 2008. Pengelolaan Hutan Bersama Rakyat. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Page 87: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

76

Soetrisno. 1981. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta

Suwanto. 1983. Pengertian partisipasi

Widyastuti, SM, dkk. 2005. Patologi Hutan. Yogyakarta: Gadja Mada University

Winarno. 2012. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Wonosobo No. 22 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Sumberdaya Hutan

Berbasis Masyarakat (PSDHBM).

Yusuf, Abdul Muis. Makarao, Mohammad Taufik. 2011. Hukum Kehutanan Di

Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah daerah

Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007 Tentang pembagian urusan pemerintah

Antara pemerintah, Pemerintah Provensi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Page 88: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

77

Lampiran 1

Daftar Informan

NO NAMA INISIAL PEKERJAAN

1 Mursalim, MP MS Kepala dinas kehutanan

Kab. Enrekang

2 Iswahyudi IY Staf penangung jawap hutan

lindung di Kec. Cendana

3 Yunus rajuddin, M.Si YR Camat Kec. Cendana

4 Ardi AD Masyarakat

5 Burhan BN Masyarakat

6 Irfin IN Masyarakat

7 Iming IG Masyarakat

8 Hasan HS Masyarakat

9 Acin AN Masyarakat

Page 89: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

79

Lampiran 3

TRANSKRIP WAWANCARA

1. Nama : Mursalim, MP

Umur : 47 tahun

Pekerjaan : pegawai

Tugas : Dinas kehutanan

Tanggal Wawancara : 16 Januari 2015

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Menurut bapak selaku

Kepala Dinas kehutanan

Bagaimana bentuk

penanggulangan yang di

lakukan masyarakat

selama ini dalam

penertiban penebangan

liar di kawasan hutan

lindung di Kecamatan

Cendana Kababupaten

Enrekang

Kalau bapak lihat selama ini Partisipasi yang

dilakukan oleh masyarakat setempat, yakni

dengan masyarakat melakukan

penanggulangan, ada pun bentuk

penanggulangan yang dilakukan oleh

masyarakat yakni dengan tidak membiarkan

masyarakat ataupun pihak luar untuk keluar

masuk hutan sembarangan

2 Menurut bapak

Bagaimana cara

pemeliharaan yang di

lakukan masyrakat

selama ini untuk

mencegah terjadinya

penebangan liar di

kawasan hutan lindung

di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang

Yang bapak selama ini adapun cara yang

dilakukan masyarakat dalam pemeliharaan

yakni dengan rutin melakukan penanaman

pohon dan Penebangan kayu di hutan

dilaksanakan dengan terencana dengan sistem

tebang pilih. Artinya, pohon yang ditebang

adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran

tertentu yang telah ditentukan, dengan cara

penebangan sedemikian rupa sehingga tidak

merusak pohon-pohon muda di sekitarnya

3 Menurut Bapak

Bagaimana bentuk

pengawsan yang

masyarakat lakukan

untuk penertiban

penebangan liar di

kawasan hutan lindung

Begini nak Untuk bentuk Pengawasan yang

dilakukan oleh masyarakat dalam mencegah

penebangan liar di hutan lindung di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang

yakni dengan senantiasa turut serta berpatroli

dengan staff penanggung jawab hutan

lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten

Page 90: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

80

di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang

Enrekang dan apa bila mendapati pembalakan

liar mereka akan segera melaporkannya

2. Nama : Iswahyudi

Umur : 42 tahun

Pekerjaan : pegawai

Tugas : Staf penanggung jawap hutan lindung

Tanggal Wawancara : 21 Januari 2015

No PERTANYAAN JAWABAN

1 Bapak kan selaku Staf

penanggujawap hutan lindung

di Kecamatan cendana

bagaimana bentuk

penaggulangan yang di

lakukan masyarakat selama ini

untuk penetiban penebangan

liar di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang

kalau saya liat selama ini bentuk

penanggulangan yang di lakukan

masyarakat yaitu masyarakat tidak

membiarkan seseorang melakukan

penebangan pohon sembarangan karna

akan merusak hutan seperti tanah longsor

dan pasti akan merugikan kita saya

sebagai pemerintah sangat mendukung

apa yang di lakukan masyarakat

2 Yang bapak lihat selama ini

bagaimana cara pemeliharaan

yang di lakukan masyarakat

untuk mencegah terjadinya

penebangan liar di kawasan

hutan lindung di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang

Adapun cara yang dilakukan oleh

masyarakat dalam pemeliharaan untuk

mencegah pembalakan liar yakni dengan

tidak sembarangan menebang pohon,

hanya pohon yang sudah tua dengan

ukuran tertentu yang boleh di tebang dan

rutin menenam pohon

3 Bagaimana bentuk pengawasan

yang masyarakat lakukan

untuk penertiban penebangan

liar di kawasan hutan lindung

di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang

adapun bentuk pengawasan yang

dilakukan oleh masyrakat yakni dengan

ikut terjun langsung bersama kami

melakukan partoli di dalam hutan dan

apa bila mereka mendapati pelanggaran

di hutan mereka segara melaporkan

kepada kami untuk kami tindaki lebih

lanjut

Page 91: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

81

3. Nama : Yunus rajuddin, M.Si

Umur : 48 tahun

Pekerjaan : pegawai

Tugas : Camat Cendana

Tanggal Wawancara : 21 Januari 2015

No PERTANYAAN JAWABAN

1 Bapak selaku Camat di

kecamatan cendana Bagaimana

bentuk penaggulangan yang di

lakukan masyarakat selama ini

dalam Penertipan Penebangan

Liar Di Kawasan Hutan

Lindung Di Kec. Cendana Kab.

Enrekang

Untuk penaggulangan penebangan liar

ada beberapa hal yang dilakukan

masyarakat sala satunya ialah

masyarakat terjun lansung ke

lapangan untuk mencegah apabila ada

yang melakukan penebangan liar jika

dibiarkan akan merusak hutan dan

kami selaku pemerintah sangat

terbantu dengan adanya partisipasi

masyarakat dalam penaggulangan

penebangan liar

2 Bagaimana cara pemeliharaan

yang di lakukan masyarakat

selama ini untuk mencegah

terjadinya Penebangan Liar Di

Kawasan Hutan Lindung Di

Kec. Cendana Kab. Enrekang

Untuk pemeliharaan yang dilakukan

oleh masyarakat sekitar yakni dengan

tidak menebang pohon sembarangan

hanya pohon yang sudah tua dan besar

yang bisa di tebang dan setelah di

tebang masyarakat menanan kembali

pohon untuk menggantikan pohon

yang sudah di tebang

3 Bagaimana bentuk pengawasan

yang masyarakat lakukan

untuk penertiban penebangan

liar di Kawasan Hutan Lindung

Di Kec. Cendana Kab.

Enrekang

untuk pengawasan yang dilakukan

oleh masyarakat di sekitar Kecamatan

Cendana yakni dengan melakukan

patroli langsung bersama staff

penanggung jawab hutan lindung di

Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang dan melaporkan apa bila

mendapati pelanggaran

Page 92: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

82

4. Nama : Ardi

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : petani

Tanggal Wawancara : 25 Januari 2015

No PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana bentuk

penanaggulangan yang saudara

lakukan untuk Penertipan

Penebangan Liar Di Kawasan

Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang

Kami telah tau apabila hutan ini rusak

maka akan terjadi longsong dan

kekeringan, namun selain dampak itu kami

pun juga telah ikut berpartisipasi dalam

bentuk penaggulangan hal yang kami

lakukan ialah kami tidak membiarkan

seseorang menebang pohon sembarangan

karena akan merusak hutan

2 Bagaimana cara pemeliharaan

yang saudara lakukan untuk

mencegah terjadinya

Penebangan Liar Di Kawasan

Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang

kami selaku masyarakat Kecamatan

Cendana sangat antusias dalam

pemeliharaan hutan karnah kami sendiri

yang akan merasakan hasil dari

pemeliharaan cara kami memelihara hutan

adalah sistem tebang pilih

3 Bagaimana bentuk pengawasan

yang saudara lakukan untuk

penertiban pembalak liar di

Kawasan Hutan Lindung Di

Kec. Cendana Kab. Enrekang

kami sebagai warga Kecamatan Cendana

sangat senang apabila kami di ajak terjun

langsung untuk mengawasi hutan lindung

dari orang orang yang akan melakukan

penebangan secara liar dan melaporkan

jika ada yang melakukan penebangan liar

kepada pihak yang berwajip yaitu Dinas

Kehutanan Kabupaten Enrekang

5. Nama : Burhan

Umur : 32 tahun

Pekerjaan : petani

Tanggal Wawancara : 27 Januari 2015

Page 93: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

83

No PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana bentuk

penanaggulangan yang saudara

lakukan untuk Penertipan

Penebangan Liar Di Kawasan

Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang

Bentuk penaggulangan yang kami lakukan

kami mencegah apabila ada orang

melakukan penebangan liar secara

sembarangan karena akan berdampak pada

hutan seperti tanah longsor dan kami

sendiri yang akan merasakan sendiri

akibatnya

2 Bagaimana cara pemeliharaan

yang saudara lakukan untuk

mencegah terjadinya

Penebangan Liar Di Kawasan

Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang

pada saat itu kami diberi tau pemerintah

untuk ikut serta menjaga hutan, Dan kami

juga waktu itu sama-sama dengan Dinas

Kehutan menanam pohon untuk

melestarikan hutan itulah yang kami

lakukan untuk memelihara hutan

3 Bagaimana bentuk pengawasan

yang saudara lakukan untuk

penertiban pembalak liar di

Kawasan Hutan Lindung Di

Kec. Cendana Kab. Enrekang

Bentuk pengawasan yang kami lakukan

selama ini ialah ikut berpatroli dengan staf

penanggujawap hutan lindung di

Kecamatan Cendana jika kami mendapati

seseorang yang melakukan penebangan

liar tan memiliki surat izin maka langsung

kami laporkan

6. Nama : Irfin

Umur : 33 tahun

Pekerjaan : petani

Tanggal Wawancara : 7 Februari 2015

No PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana bentuk

penanaggulangan yang saudara

lakukan untuk Penertipan

Penebangan Liar Di Kawasan

Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang

Untuk menanggulangi penebangan liar ada

beberapa bentuk yang kami lakukan sala

satunya ialah kami mengusir apabila ada

seseoran yang melakukan penebangan

pohon sembarangan tanpa izin

Page 94: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

84

2 Bagaimana cara pemeliharaan

yang saudara lakukan untuk

mencegah terjadinya

Penebangan Liar Di Kawasan

Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang

itu hari waktu ada penyuluhan yang na

bikin pemerintah di suruh ki untuk ikut

sama-sama menanam pohon pohon yang

baru agar hutan menjadi melestarikan,

saya setuju itu karena kalau hutan ini rusak

kita ji juga yang susah

3 Bagaimana bentuk pengawasan

yang saudara lakukan untuk

penertiban pembalak liar di

Kawasan Hutan Lindung Di

Kec. Cendana Kab. Enrekang

langsung ji ki melapor sama polisi hutan

kalau kami dapatkan seseorang yang

melakukan penebangan liar di kawasan

hutan lindung di Kecamatan cendana

Kabupaten Enrekang ini bentuk

pangawasan yang kami lakukan selama ini

7. Nama : Iming

Umur : 36 tahun

Pekerjaan : petani

Tanggal Wawancara : 1 Februari 2015

No PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana bentuk

penanaggulangan yang

saudara lakukan untuk

Penertipan Penebangan Liar

Di Kawasan Hutan Lindung

Di Kec. Cendana Kab.

Enrekang

Selama ini yang kami lakukan dalam

penaggulangan penebangan liar yaitu

kami tdak mengizinkan seseoran keluar

masuk di kawasan hutan lindung secara

sembarangan

2 Bagaimana cara

pemeliharaan yang saudara

lakukan untuk mencegah

terjadinya Penebangan Liar

Di Kawasan Hutan Lindung

Di Kec. Cendana Kab.

Enrekang

pernah mi memang itu hari, pemerintah

adakan penyuluhan dan pelatihan

tentang bagaimana supaya hutan kita ini

tetap baik, sama kita juga di suruh untuk

ikut serta memelihara huta dan kita juga

sama-sama pergi tanam pohon di Sekitar

Hutan

Page 95: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

85

3 Bagaimana bentuk

pengawasan yang saudara

lakukan untuk penertiban

pembalak liar di Kawasan

Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang

yang sering kami lakukan dalam

pengawasan hutan lindung yaitu lansung

ji melaporkan apabila kami mendengar

ada yang melakukan penenebangan liar

di kawasan hutan lindung di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang biar

Dinas kehutanan yang proses ki

8. Nama : Hasan

Umur : 38 tahun

Pekerjaan : petani

Tanggal Wawancara : 24 Februari 2015

No PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana bentuk

penanaggulangan yang

saudara lakukan untuk

Penertipan Penebangan Liar

Di Kawasan Hutan Lindung

Di Kec. Cendana Kab.

Enrekang

Saya sebagai warga Kecamatan cendana

sangat senang berpartisipasi bentuk

partisipasi yang di lakukan yakni

penaggulangan bentuk penaggulangan

yang kami lakukan selama ini ialah kami

tidak membiarkan satupun orang masuk

di hutan tanpa surat izin dari kehutanan

2 Bagaimana cara

pemeliharaan yang saudara

lakukan untuk mencegah

terjadinya Penebangan Liar

Di Kawasan Hutan Lindung

Di Kec. Cendana Kab.

Enrekang

pemeliharaan yang kami lakukan selama

ini ada beberapa cara sala satunya ialah

penanaman kembali pohon pohon yang

baru dan menebang pohon yang sudah

tua agar hutan bisa lebat kembali

3 Bagaimana bentuk

pengawasan yang saudara

lakukan untuk penertiban

pembalak liar di Kawasan

Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang

untuk bentuk pengawasan yang kami

lakukan ialah kami sering di ajak oleh

staf penanggung jawab di Kecamatan

Cendana untuk melihat apakah ada yang

melakukan penebangan pohon

sembrangan jika ternyata ada yang

melakukan maka kami segara

melaporkan kepada Dinas Kehutanan

Kabupaten Enrekang agar di tindak

lanjuti

Page 96: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

86

9. Nama : Acin

Umur : 34 tahun

Pekerjaan : petani

Tanggal Wawancara : 6 Februari 2015

No PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana bentuk

penanaggulangan yang

saudara lakukan untuk

Penertipan Penebangan Liar

Di Kawasan Hutan Lindung

Di Kec. Cendana Kab.

Enrekang

Kami selaku warga Kecamatan

Cendana sangat antusias menjaga dan

melindungi hutan hal yang kami

lakukan dalam penanggulangan

penebangan liar di kawasan hutan

lindung ialah terjun langsung ke

lapangan untuk mencegah penebangan

liar

2 Bagaimana cara pemeliharaan

yang saudara lakukan untuk

mencegah terjadinya

Penebangan Liar Di Kawasan

Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang

saya selaku masyaraka Kecamatan

cendana sangat mendukung program

yang pemerintah usulkan kepada kami

yaitu pemeliharaan hutan dengan cara

penanaman bibit kayu yang baru atau

pohon pohon yang baru dan mengganti

pohon pohon yang susah tua kami

selaku masyarakat sudah

,melaksanakannya

3 Bagaimana bentuk

pengawasan yang saudara

lakukan untuk penertiban

pembalak liar di Kawasan

Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang

kami memang lansung melaporkan

kepada pihak yang berwajip apabila

kami mendapati seseorang yang

melakukan penebangan liar di kawasan

hutan lindung di Kecamatan cendana

Kabupaten Enrekang biar Dinas

Kehutanan yang proses ki lebih lanjut

Page 97: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

87

Lampiran 4

MATRIKS WAWANCARA

NO INFORMAN KESIMPULAN

1. MS Partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat setempat,

yakni dengan masyarakat melakukan penanggulangan, ada

pun bentuk penanggulangan yang dilakukan oleh

masyarakat yakni dengan tidak membiarkan masyarakat

ataupun pihak luar untuk keluar masuk hutan sembarangan

dan dalam bentuk pemeliharaan yakni dengan rutin

melakukan penanaman pohon dan Penebangan kayu di

hutan dilaksanakan dengan terencana dengan sistem tebang

pilih sedankan dalam bentuk pengawasan dengan

senantiasa turut serta berpatroli dengan staff penanggung

jawab hutan lindung di Kecamatan Cendana Kabupaten

2. IY Bentuk partisipasi bentuk penanggulangan yang di lakukan

masyarakat yaitu masyarakat tidak membiarkan seseorang

melakukan penebangan pohon sembarangan karna akan

merusak hutan seperti tanah longsor dalam pemeliharaan

untuk mencegah pembalakan liar yakni dengan tidak

sembarangan menebang pohon, hanya pohon yang sudah

tua dengan ukuran tertentu sedangkan untuk pengawasan

adapun bentuk pengawasan yang dilakukan oleh masyrakat

yakni dengan ikut terjun langsung bersama kami

melakukan partoli di dalam hutan

3. YR Dengan adnya partisipasi masyarakat dalam bentuk

penaggulangan penebangan liar ada beberapa hal yang

dilakukan masyarakat sala satunya ialah masyarakat terjun

lansung ke lapangan untuk mencegah apabila ada yang

melakukan penebangan liar, pemeliharaan yang di lakukan

masyarakat dengan cara tidak menebang pohon

sembarangan hanya pohon yang sudah tua dan besar yang

bisa di tebang dan setelah di tebang masyarakat menanan

kembali pohon untuk menggantikan pohon yang sudah di

tebang dan dalam pengawasan hal yang di lakukan

masyarakat yakni dengan melakukan patroli langsung

Page 98: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

88

4. AD Dalam partisipasi masyarakat ada beberapa bentuk yang

dilakukan yaitu bentuk penaggulangan hal yang kami

lakukan ialah kami tidak membiarkan seseorang menebang

pohon sembarangan karena akan merusak hutan adadalam

bentuk pemeliharaan masyarakat sangat antusias dalam

pemeliharaan hutan karnah kami sendiri yang akan

merasakan hasil dari pemeliharaan cara kami memelihara

hutan adalah sistem tebang pilih sedangkan dalam bentuk

pengawasan yang kami lakukan terjun langsung untuk

mengawasi hutan lindung dari orang orang yang akan

melakukan penebangan secara liar dan melaporkan jika ada

yang melakukan penebangan liar

5. BN Partisipasi masyarakat dalam Bentuk penaggulangan yang

kami lakukan kami mencegah apabila ada orang

melakukan penebangan liar secara sembarangan untuk

pemeliharaan yang kami lakukan kami juga waktu itu

sama-sama dengan Dinas Kehutan menanam pohon untuk

melestarikan hutan itulah yang kami lakukan untuk

memelihara hutan sedangkan dalam bentuk pengawasan

ialah ikut berpatroli dengan staf penanggujawap hutan

lindung di Kecamatan Cendana jika kami mendapati

seseorang yang melakukan penebangan liar tan memiliki

surat izin maka langsung kami laporkan

6. IN Untuk menanggulangi penebangan liar ada beberapa

bentuk yang kami lakukan sala satunya ialah kami

mengusir apabila ada seseoran yang melakukan

penebangan pohon sembarangan tanpa izin dalam hal

pemeliharaan yang kami lakukan sama-sama menanam

pohon pohon yang baru agar hutan menjadi melestarikan

sedangkan dalam pengawasan yang kami lakukan langsung

ji ki melapor sama polisi hutan kalau kami dapatkan

seseorang yang melakukan penebangan liar di kawasan

hutan lindung di Kecamatan cendana

7. IG Selama ini yang kami lakukan dalam penaggulangan

penebangan liar yaitu kami tdak mengizinkan seseoran

keluar masuk di kawasan hutan lindung secara

sembarangan dalam pemeliharaan yang kami lakukan kita

di suruhuntuk bersama-sama pergi tanam pohon di Sekitar

Hutan agar tidak terrjadi tanah longsor sedangkan

Page 99: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

89

partisipasi dalam bentuk pengawasan hutan lindung yaitu

lansung ji melaporkan apabila kami mendengar ada yang

melakukan penenebangan liar di kawasan hutan lindung di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang biar Dinas

kehutanan yang proses ki

8 HS partisipasi yang di lakukan yakni penaggulangan bentuk

penaggulangan yang kami lakukan selama ini ialah kami

tidak membiarkan satupun orang masuk di hutan tanpa

surat izin dari kehutanan dan bentuk pemeliharaan yang

kami lakukan pemeliharaan yang kami lakukan selama ini

ada beberapa cara sala satunya ialah penanaman kembali

pohon pohon yang baru dan menebang pohon yang sudah

tua agar hutan bisa lebat kembali sedangkan dalam bentuk

pengawasan jika masyarakat melihat ada seseoran yang

melakukan penebangan liar maka masyarakat akan melapor

kepada pihak yang berwenag

9 AN Kami sangat antusias menjaga dan melindungi hutan hal

yang kami lakukan dalam penanggulangan penebangan liar

di kawasan hutan lindung ialah terjun langsung ke

lapangan untuk mencegah penebangan liar dalam

pemeliharaan yang selama ini di lakukan pemeliharaan

hutan dengan cara penanaman bibit kayu yang baru atau

pohon pohon yang baru dan mengganti pohon pohon yang

susah tua sedangkan dalam bentuk pengawasan yang di

lakukan melaporkan kepada pihak yang berwajip apabila

kami mendapati seseorang yang melakukan penebangan

liar di kawasan hutan lindung di Kecamatan cendana

Kabupaten Enrekang biar Dinas Kehutanan yang proses ki

lebih lanjut

Page 100: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENERTIBAN PENEBANGAN …

78

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

1. Wawancara dengan pemerintah

a. Bagaimana bentuk penaggulangan yang di lakukan masyarakat

selama ini dalam Penertipan Penebangan Liar Di Kawasan Hutan

Lindung Di Kec. Cendana Kab. Enrekang..?

b. Bagaimana cara pemeliharaan yang di lakukan masyarakat selama

ini untuk mencegah terjadinya Penebangan Liar Di Kawasan Hutan

Lindung Di Kec. Cendana Kab. Enrekang..?

c. Bagaimana bentuk pengawasan yang masyarakat lakukan untuk

penertiban penebangan liar di Kawasan Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang..?

2. Wawancara dengan Masyarakat

a. Bagaimana bentuk penanaggulangan yang saudara lakukan untuk

Penertipan Penebangan Liar Di Kawasan Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang..?

b. Bagaimana cara pemeliharaan yang saudara lakukan untuk

mencegah terjadinya Penebangan Liar Di Kawasan Hutan Lindung

Di Kec. Cendana Kab. Enrekang..?

c. Bagaimana bentuk pengawasan yang saudara lakukan untuk

penertiban pembalak liar di Kawasan Hutan Lindung Di Kec.

Cendana Kab. Enrekang..?