partikel.docx
TRANSCRIPT
Nama : Qifni Yasa’ Ash Shiddiqi
NRP : 2313201016
Judul Jurnal : The Effect of Fine Particles on Slurry Transport Processes
Penulis : Y.S. Fangary, A.S. Abdel Ghani, S.M. El Haggar and R.A. Williams
1. Latar Belakang
Penggunaan perpipaan pada transport slurry secara luas digunakan pada
industri Pertambangan, industri kimia, industri makanan, industri perairan dan industri
lain. Desain perpipaan dan sistem perpompaan sering didasarkan pada konsentrasi
solid dan penentuan distribusi ukuran tapi terkadang tanpa secara mendetail
membahas kemungkinan pevariasian distribusi ukuran.
Penggunaan dense phase medium untuk mengangkut slurry telah didiskusikan
oleh Charles & Charles, menggunakan partikel pasir yang tersuspensi didalam
campuran air-tanah liat dengan kandungan 30%-50% berat tanah liat, dari penelitian
tersebut dihasilkan penggurangan kebutuhan power untuk mengangkut slurry sebesar
6%. Namun, di penelitian yang lain didapatkan hasil sebaliknya, pasir yang
tersuspensi didalam 40% tanah liat china menaikkan head lossnya.
Beberapa studi teoritis digunakan untuk membandingkan distribusi ukuran
pasir dan batubara yang sebenarnya dengan distribusi ukuran teoritis agar didapatkan
kondisi pengangkutan slurry yang optimum. Pada studi lain juga diteliti keberadaan
partikel halus pada proses pengangkutan slurry.
Terdapat dua argumen yang sering digunakan untuk penyesuaian distribusi
ukuran partikel pada praktek industri, pertama, biaya yang dibutuhkan untuk
mendapatkan distribusi partikel halus pada media yang diinginkan dibandingkan
dengan penghematan kebutuhan power dalam transport slurry. Kedua, penggunaan
partikel halus mungkin membutuhkan alat pembantu tambahan serta munculnya
kerumitan dalam memisahkan partikel halus dengan fluida pembawa.
2. Pengukuran Hidrolis
a. Test Rig
Test rig (gambar 1) yang digunakan untuk percobaan terdiri atas tangki
berpengaduk dimana partikel padat dicampur dengan fluida pembawa dan diaduk
sehingga keluar melalui nozzle (gambar 2). Digunakan 3 diameter pipa berbeda
untuk mengukur pressure drop slurry (1’’,1.5’’ dan 2’’). Konsentrasi padatan
dalam conveyor diukur menggunakan weigh tank technique dan counter flow loop
pada gambar 1,
Gam
Gambar 1. Diagram skema dari percobaan test rig
Gambar 2. Diagram Alir dari mixing circuit dan penyusunan nozzle dalam tangki
berpengaduk
b. Prosedur percobaan
Mengontrol laju alir dari pompa dengan membuka penuh valve pada gambar 1,
kemudian dry powder dimasukkan ke dalam tangki berpengaduk, kemudian
dicampur dengan surry dan disirkulasi selama 2 menit hingga tercapai kondisi
steady state, kemudian mencatat presurre drop pada tiap section, aliran kemudian
dialirkan dari tangki berpengaduk ke measuring tank untuk mengukur besaran laju
alir dan konsentrasi volumetrik padatan, setelah didapatkan sampel selanjutkan
mengubah bukaan valve pada flow control untuk didapatkan data lainnya.
c. Karakteristik Bahan
Fosfat yang digunakan didapatkan dari Sebbaeia, Mesir. Pengukuran dilakukan
pada empat distrikusi ukuran partikel A,B,C dan D sesuai gambar 3.
Gambar 3. (a) distribusi ukuran partikel powder kumulatif dan (b)
corresponding frequency distribution
Digunakan korelasi Rosin Rammler untuk menyesuaikan distribusi ukuran dan
mengetahui luasan dari distribusi ukuran.
Dimana Ps adalah fraksi powder, d/d0 adalah rasio antara diameter powder
terhadap ukuran sieve.
3. Hasil
a. Pengangkutan partikel halus dan kasar pada konsentrasi tetap
Gambar 4 menunjukkan hasil pada pipa dengan diameter 1’’, diluar dugaan
pressure drop pada aliran slurry partikel kasar lebih kecil daripada aliran slurry
partikel halus. Sedangkan pada diameter pipa 1.5’’ dan 2’’ terjadi sebaliknya.
Gambar 4. Perbandingan head loss pada partikel halus dan partikel kasar
b. Efek pemvariasian rasio partikel halus dan kasar terhadap pressure drop
Pada pipa dengan diameter 1’’ dan 1.5’’, jumlah partikel halus yang lebih banyak
menghasilkan pressure drop lebih rendah, tetapi pada pipa dengan diameter 2’’
terjadi sebaliknya. Untuk data eksperimen diametr 1.5’’ dan 2’’ digunakan
persamaan :
Z dan m adalah konstanta dengan nilai masing-masing 96 dan 1.18.
α dan β memiliki nilai 0.033 dan 0.104.
Mencari besar densitas dan viskositas yang dipengaruhi ukuran partikel dengan
persamaaan:
4. Diskusi
Partikel padat dalam sebuah suspensi berdampak pada struktur turbulen alami
dari fluida yang berhubungan dengan karakteristik hidrolik (secara makroskopis).
Aliran pada pipa berdiameter 1’’ termasuk dalam aliran pseudo-homogenous, perlu
dipahami bahwa lama kelamaan pada pipa ini besarnya turbulensi akan berkurang.
berkurangnya turbulensi ini akan mengurangi pengaruh partikel pada fluida.
Berkurangnya turbulensi ini disebabkan karena partikel kasar memiliki ukuran yang
jauh lebih besar dari partikel halus sehingga mempengaruhi kemampuan memperkecil
turbulensi pusaran, dengan kata lain sulit untuk mengurangi pressure drop. Hal
berbeda terjadi ketika ditambahkan partikel halus pada sebuah solid powder, dari
percobaan jeas terlihat bahwa meningkatnya jumlah partikel halus berpengaruh pada
naiknya densitas dan viskositas fluida pembawa.
Pada jurnal ini ditawarkan pula sebuah hubungan yang didasarkan pada two-layer
model, hubungannya sebagai berikut :
5. Kesimpulan
Pada kecepatan yang tinggi, pressure loss pada partikel halus lebih besar daripada
partikel kasar. Pencampuran antara partikel halus dan kasar pada konsentrasi total
padatan yang sama menyebabkan slurry memiliki nilai hidrolik yang lebih mendekati
partikel kasar baik pada konsentrasi volumetrik tinggi maupun rendah dibandingkan
campuran.
Selain itu pada jurnal ini juga ditunjukkan bahwa variasi presentase partikel halus
di dalam powder yang diangkut melalui pipa menyebabkan penurunan pressure loss
asalkan persentase partikel halus yang dipilih benar.
REVIEW JURNAL
PARTIKEL TEKNOLOGI
“THE EFFECT OF FINE PARTICLES ON
SLURRY TRANSPORT PROCESSES”
Oleh :
Qifni Yasa’ Ash Shiddiqi
2313201016
DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan, M.Eng.
Dr. Widiyastuti, ST. MT.
PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI PROSES
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015