parenting self efficacy pada ibu bekerja dengan...

128
PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : Anjarwati Kusuma Ningrum NIM : 1111070000029 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2016 M

Upload: trinhhanh

Post on 02-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA

DENGAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Anjarwati Kusuma Ningrum

NIM : 1111070000029

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2016 M

Page 2: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia
Page 3: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia
Page 4: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia
Page 5: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

v

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) November 2015

C) Anjarwati Kusuma Ningrum

D) Parenting Self Efficacy pada Ibu Bekerja dengan Anak Usia Pra-Sekolah

E) xii + 116 Halaman

F) Penelitian ini menguji pengaruh fatigue, dukung sosial (dukungan emosional,

dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan kebersamaan),

dan work family conflict (time based conflict, strain based conflict, and behavior

based conflict) terhadap parenting self efficacy pada ibu bekerja dengan anak usia

pra-sekolah. Subjek penelitian ini berjumlah 164 ibu bekerja yang memiliki anak

berusia 2-5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh secara

bersama-sama dari fatigue, dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan

instrumental, dukungan informasional, dukungan kebersamaan), dan work family

conflict (time based conflict, strain based conflict, behavior based conflict)

terhadap parenting self efficacy pada ibu bekerja dengan anak usia pra-sekolah

sebesar 31,6% dan hanya fatigue dan dukungan informasional yang memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap parenting self efficacy. Sementara itu,

dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan kebersamaan, time based

conflict, strain based conflict, dan behavior based conflict tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap parenting self efficacy akan dibahas pada

bagian diskusi dan saran penelitian.

Kata kunci: fatigue, dukungan sosial, work family conflict, parenting self efficacy,

ibu bekerja.

G) Bahan Bacaan: 55; buku: 6, jurnal: 46, tesis: 2, disertasi: 1

Page 6: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

vi

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) November 2015

C) Anjarwati Kusuma Ningrum

D) Parenting Self Efficacy Among Working Mothers with Pre-school Aged

Children

E) xii + 116 pages

F) The aim of this study is to examine the effect of fatigue, social support

(emotional support, instrumental support, informatonal support, companionship

support), and work family conflict (time based conflict, strain based conflict,

behavior based conflict) toward parenting self efficacy among working mothers

with pre-school aged children. The sample in this study were 164 working

mothers. The result showed that fatigue, social support (emotional support,

instrumental support, informational support, companionship support), and work

family conflict (time based conflict, strain based conflict, behavior based conflict)

have an effect (31,6%) toward parenting self efficacy among working mothers

with pre-school aged children and indicated that only fatigue and informational

support have a significant effect on parenting self efficaccy. Meanwhile,

emotional support, instrumental support, companionship support, time based

conflict, strain based conflict, and behavior based conflict have no significant

effect on parenting self efficacy and it will be discussed in the discussion and

suggestion on this paper.

Keywords: fatigue, social support, work family conflict, parenting self efficacy,

working mothers

G) Reading Material: 55; Books: 6, Journals: 46, Thesis: 2, Disertation: 1

Page 7: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Parenting Self Efficacy pada Ibu Bekerja dengan Anak Usia Pra-

Sekolah”. Penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak

dalam kelancaran penulisan skirpsi ini. Untuk itu, perkenankanlah penulis

mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menuntut ilmu di fakultas ini.

2. Ibu Zulfa Indira Wahyuni, M.Psi, Psi., selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan pikiran, memberikan bimbingan, arahan, nasihat,

motivasi serta masukan yang sangat berarti, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Yunita Faela Nisa, M.Psi., selaku penasihat akademik yang telah

memberikan semangat dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

4. Seluruh dosen, staf akademik, dan petugas perpustakaan Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan begitu banyak ilmu

pengetahuan, pelajaran dan dengan tulus membantu penulis dan teman-teman

mahasiswa lainnya selama proses perkuliahan berlangsung.

Page 8: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

viii

5. Untuk Orangtuaku dan adik-adikku tersayang yang tak pernah bosan untuk

memberikan cinta, kasih sayang, semangat, serta doa-doa yang tulus kepada

penulis setiap harinya.

6. Untuk semua responden yang telah turut berpartisipasi dalam mengisi

kuesioner dalam penelitian ini, semoga Allah SWT membalas segala

kebaikan kepada para responden.

7. Teman-teman seperjuangan skripsi, Fadilah, Mia, dan Tama yang telah

memberikan semangat dan selalu memberikan masukan dan saran serta

menjadi teman berkeluh kesah selama masa bimbingan.

8. Sahabat-sahabat tercinta Dara, Adani, Rizka, Uyay, Uyuy, Dwi, Ega, Ana,

terkhusus untuk Faisal dan tentunya untuk keluarga besar kelas A 2011 yang

selalu memberikan saran dan nasihat serita memberikan berbagai kenangan

dan cerita yang tidak terlupakan selama masa perkuliahan.

9. Pihak terkait lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang juga

membantu penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia dan membalas

segala kebaikan-kebaikan untuk pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam

penyusunan tugas akhir ini. Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan

sumbangan serta memberikan manfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Jakarta, Januari 2016

Penulis

Page 9: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................... v

ABSTRACT ............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1-15

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ...................................................... 12

1.2.1 Pembatasan Masalah ................................................................... 12

1.2.2 Perumusan Masalah .................................................................... 13

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 14

1.5.1 Tujuan Penelitian ........................................................................ 14

1.5.2 Manfaat Penelitian ...................................................................... 15

BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................... 16-38

2.1 Parenting Self Efficacy .......................................................................... 16

2.1.1 Definisi parenting self efficacy .................................................... 16

2.1.2 Indikator dan Pengukuran parenting self efficacy ........................ 20

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi parenting self efficacy .......... 21

2.2 Fatigue .................................................................................................. 22

2.2.1 Definisi fatigue ............................................................................ 22

2.2.2 Jenis-jenis fatigue ........................................................................ 24

2.2.3 Pengukuran fatigue ...................................................................... 25

2.3 Dukungan Sosial .................................................................................. 25

2.3.1 Definisi dukungan sosial ............................................................. 25

2.3.2 Dimensi dukungan sosial ............................................................ 27

2.3.3 Pengukuran dukungan sosial ........................................................ 28

2.4 Work Family Conflict ........................................................................... 29

2.4.1 Definisi work family conflict ....................................................... 29

2.4.2 Dimensi work family conflict ...................................................... 30

2.4.3 Pengukuran work family conflict .................................................. 32

2.5 Kerangka Berfikir ................................................................................. 32

2.6 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 36

2.6.1 Hipotesis mayor .......................................................................... 36

2.6.2 Hipotesis minor ........................................................................... 37

BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................... 39-61

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ 39

Page 10: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

x

3.2 Variabel Penelitian ............................................................................... 40

3.3 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 40

3.4 Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 41

3.5 Teknik Uji Validitas ............................................................................. 45

3.6 Uji Validitas Konstruk ......................................................................... 46

3.6.1 Uji validitas parenting self efficacy ............................................ 46

3.6.2 Uji validitas fatigue ..................................................................... 47

3.6.3 Uji validitas emotional support ................................................... 49

3.6.4 Uji validitas instrumental support ............................................... 50

3.6.5 Uji validitas informational support ............................................. 51

3.6.6 Uji validitas companionship support .......................................... 52

3.6.7 Uji validitas time based conflict .................................................. 54

3.6.8 Uji validitas strain based conflict ............................................... 55

3.6.9 Uji validitas behavior based conflict ........................................... 56

3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 57

3.8 Prosedur Penelitian ............................................................................... 60

BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................................ 62-75

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ..................................................... 62

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ....................................................................... 64

4.2.1 Kategorisasi variabel ................................................................... 66

4.3 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................... 68

4.3.1 Uji hipotesis mayor ..................................................................... 68

4.3.2 Uji hipotesis minor ...................................................................... 70

4.4 Analisis Proporsi Varians pada Tiap Independent Variable ................ 72

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ................................................ 76-83

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 76

5.2 Diskusi ................................................................................................. 76

5.3 Saran ..................................................................................................... 80

5.3.1 Saran teoritis ................................................................................ 81

5.3.2 Saran praktis ................................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Bobot Nilai Tiap Jawaban Skala .......................................................... 42

Tabel 3.2 Blue Print Alat Ukur Parenting Self Efficacy ...................................... 42

Tabel 3.3 Blue Print Alat Ukur Fatigue ............................................................... 43

Tabel 3.4 Blue Print Alat Ukur Dukungan Sosial ................................................ 44

Tabel 3.5 Blue Print Alat Ukur Work Family Conflict ........................................ 44

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Variabel Parenting Self Efficacy .......................... 47

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Variabel Fatigue ................................................. 48

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Variabel Emotional Support ................................ 50

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Variabel Instrumental Support ............................ 51

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Variabel Informational Support .......................... 52

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Variabel Companionship Support ....................... 53

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Variabel Time Based Conflict ............................. 55

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Variabel Strain Based Conflict ............................ 56

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Variabel Behavior Based Conflict ........................ 57

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................................... 62

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ................................................. 65

Tabel 4.3 Rumus Kategorisasi ............................................................................. 66

Tabel 4.4 Kategorisasi Variabel ........................................................................... 67

Tabel 4.5 R-Square ............................................................................................... 69

Tabel 4.6 Uji F ..................................................................................................... 69

Tabel 4.7 Koefisien Regresi ................................................................................. 70

Tabel 4.8 Proporsi Varians ................................................................................... 73

Page 12: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berfikir .................................................................. 37

Page 13: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era modern yang seiring dengan perkembangan zaman, sudah

banyak hal mengalami kemajuan ataupun perubahan baik itu di bidang teknologi,

pendidikan, sosial, ataupun budaya. Salah satu perubahan yang jelas terlihat dan

semakin bertumbuh pesat adalah jumlah wanita bekerja.

Dalam satu dekade ini, partisipasi wanita di dunia kerja bertumbuh pesat

(Barker dalam Opie & Henn, 2013). Tren ini juga berlaku di Indonesia, sudah

banyak wanita yang berbondong-bondong bekerja di berbagai perusahaan ataupun

mengikuti berbagai organisasi (Kompas, 2011). Dari total populasi 112 juta

jumlah pekerja di Indonesia (data Badan Pusat Statistik tahun 2012), saat ini ada

43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

(Kompas, 2013).

Tren ibu bekerja di Indonesia ini diakibatkan karena para ibu ingin

membantu perekonomian keluarganya. Namun, berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik dari tahun 2000-2014 menyebutkan bahwa meningkatnya jumlah ibu

bekerja seiring dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan yang di tempuh

oleh kaum wanita.

Dengan bekerja, seorang wanita bisa memenuhi kebutuhannya untuk

beraktualisasi, mengembangkan pertemanan lebih banyak dan mengisi waktu

Page 14: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

2

ketika anak mulai sekolah, serta bisa menambah biaya untuk kebutuhan pribadi

mereka tanpa harus bergantung pada suami (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

Seorang ibu yang bekerja melakukan tiga peran sekaligus yaitu sebagai

seorang istri, seorang ibu di rumah, dan juga seorang pekerja di luar rumah.

Disinilah peran sebagai seorang ibu yang juga memiliki pekerjaan di luar rumah

menjadi hal yang perlu diperhatikan karena tanggung jawab yang begitu besar

atas tiga peran yang dilakukan sekaligus karena rentan mengalami stres dan juga

konflik (Opie & Henn, 2013).

Oleh karena itu, ibu bekerja juga disebutkan sangat rentan mengalami

konflik peran. Misalnya saja, dalam tulisan yang dimuat di salah satu surat kabar

yang mewawancarai seorang ibu yang bekerja, A (26 tahun) memiliki anak usia 5

tahun yang baru masuk pra-sekolah, menyatakan kesulitannya untuk membagi

waktunya antara pekerjaan dengan keluarga dan seringkali ia merasa bersalah

karena merasa kurang berperan sebagai seorang ibu karena pekerjaannya

(Kompas, 2011).

Konflik peran ini tentunya akan berdampak pada perkembangan anak

khususnya bagi ibu yang baru memiliki anak usia di bawah lima tahun. Salah satu

penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Child Health and Human

Development (NICHD) dan National Longitudinal Survey of Youth (NLSY)

menunjukkan bahwa terdapat efek negatif pada perkembangan kognitif anak dan

perilaku yang ibunya kembali bekerja secara penuh pada tahun-tahun awal setelah

kelahiran (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

Page 15: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

3

Dalam tahapan perkembangan anak, peran orang tua sangat dibutuhkan,

terutama pada usia pra-sekolah dengan rentang usia 2-5 tahun (Berk, 2004). Hal

ini diperkuat oleh ahli psikologi anak dari Amerika Serikat, Elizabeth B. Hurlock

(1980) yang menyatakan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang

terpanjang dalam rentang kehidupan-saat dimana individu relatif tidak berdaya

dan bergantung pada orang lain. Sebagian besar orang tua menganggap masa pada

kanak-kanak awal sebagai usia yang mengundang masalah atau usia sulit, karena

pada masa ini anak-anak sedang mengembangkan kepribadian yang unik dan

menuntut kebebasan yang pada umumnya kurang berhasil.

Hurlock (1980) juga menyatakan tentang sebutan masa kanak-kanak di

kalangan para pendidik sebagai usia pra-sekolah atau pre-school masa dimana

anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi

kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada

waktu mereka masuk kelas satu.

Menurut Hurlock (1980) banyak ahli psikologi yang melabelkan awal

masa kanak-kanak sebagi usia menjelajah, sebuah label yang menunjukkan anak

ini mengetahui keadaan lingkungannya. Salah satu cara yang umum dalam

menjelajah lingkungan adalah dengan bertanya, jadi periode ini adalah meniru

pembicaraan dan perilaku orang lain. Berbagai hasil penelitian menyebutkan

bahwa masa usia dini merupakan periode emas bagi perkembangan anak dimana

50% perkembangan kecerdasan terjadi pada usia 0 – 4 tahun, 30% berikutnya

hingga usia delapan tahun. Periode emas ini sekaligus merupakan periode kritis

bagi anak dimana perkembangan yang didapatkan pada periode ini sangat

Page 16: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

4

berpengaruh terhadap perkembangan pada periode berikutnya hingga masa

dewasanya.

Dalam keluargalah anak pertama kali mendapatkan pengalaman

belajarnya, dimana diketahui bahwa keluarga merupakan tempat belajar di luar

sekolah. Di dalam kehidupan keluarga ini terjadi interaksi, di dalamnya berupa

transmisi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, dan kebiasaan (Sudjana, 2001).

Untuk itu, orang tua diharapkan untuk memberikan pengasuhan yang terbaik

kepada anak-anak karena pada masa ini adalah masa mendidik yang paling

penting dan efektif di sepanjang kehidupan manusia.

Namun perlu diketahui, bahwa tidak semua ibu yang bekerja memiliki

dampak negatif bagi anak. Tidak sedikit kisah ibu bekerja yang sukses pada

pekerjaannya dan juga berhasil mendidik anak-anaknya hingga menjadi orang-

orang sukses. Disebutkan bahwa ibu bekerja yang memperhatikan kualitas waktu

bersama anak merupakan orang tua yang lebih baik dibandingkan ibu yang selalu

berada di rumah (Aiken, 2002).

Beberapa diantaranya menyebutkan bahwa ternyata mayoritas ibu yang

bekerja memiliki parenting style (pola asuh) yang lebih efektif karena bisa

memberikan kontribusinya secara intelektual dan juga finansial untuk anak

mereka serta merasa puas dengan waktu yang mereka habiskan saat bersama

dengan anak (Sultana et al., 2013).

Kapasitas ibu yang mampu beradaptasi dengan keterampilan-keterampilan

sebagai orang tua seperti responsif terhadap kebutuhan anak, menyediakan

stimulasi, lingkungan pengasuhan yang mendukung perkembangan anak berkaitan

Page 17: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

5

erat dengan adanya parenting self efficacy yang tinggi (Coleman & Karraker,

2000).

Jonhston dan Marsh (1989) memberikan definisi parenting self efficacy

yaitu sejauh mana orang tua merasa kompeten dan yakin dalam menangani urusan

pengasuhan anak. Parenting self efficacy juga disebutkan sebagai suatu keyakinan

yang merujuk pada perasaan kompetensi dalam menjalankan peran sebagai orang

tua atau persepsi atas kemampuannya untuk memberikan pengaruh positif

terhadap perilaku dan perkembangan anak (Coleman & Karraker, 2000).

Cukup penting rasanya untuk mengetahui parenting self efficacy yang

dimiliki oleh para orang tua, karena berdasarkan penelitian yang dilakukan

menyebutkan bahwa parenting self efficacy mempengaruhi beberapa variabel

yang berhubungan dengan perkembangan anak.

Beberapa penelitian tersebut, antara lain menyebutkan bahwa parenting

self efficacy secara langsung mempengaruhi keberhasilan anak melalui meniru

sikap dan keyakinan orang tua (Ardelt & Eccles’, 2001). Kemudian, parenting self

efficacy juga menjadi indikasi penting dalam tingkat kualitas pengasuhan (Raikes

& Thompson, 2005).

Pada penelitian terdahulu oleh Coleman dan Karraker (1998) yang

kemudian diteliti ulang oleh Jones dan Prinz pada 2005 melaporkan bahwa

parenting self efficacy menjadi faktor utama yang menjadi prediktor perilaku

positif orang tua selama menjalankan peran pengasuhan anak. Selanjutnya,

parenting self efficacy juga disebutkan mempengaruhi kemampuan orang tua

Page 18: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

6

untuk melakukan pengasuhan secara produktif bagi anak mereka (Ontai & Sano,

2008).

Parenting self efficacy juga dijelaskan menjadi faktor untuk meningkatkan

kemampuan pengasuhan dan juga dukungan dalam menjalankan peran sebagai

orang tua (Bloomfield & Kendall, 2005). Penelitian lain yang mendukung akan

pentingnya parenting self efficacy menyebutkan bahwa hal tersebut juga

mempengaruhi praktek pengasuhan yang benar (Finlayson et al., 2007).

Orang tua dengan parenting self efficacy yang tinggi memiliki

kemungkinan yang lebih besar untuk melihat proses membesarkan anak sebagai

tantangan, dibandingkan sebagai ancaman (Sansom, 2010). Mereka percaya pada

kemampuan yang dimilikinya, menunjukkan ketekunan dalam menghadapi

kesulitan, dan lebih jarang mengalami stres dalam menghadapi tuntutan sebagai

orang tua (Sansom, 2010). Disisi lain, orang tua yang memiliki parenting self

efficacy yang rendah berhubungan dengan tingkat stres orang tua dan persepsi

terhadap anak yang sulit (Coleman & Karraker, 2000).

Secara lebih khusus, penelitian yang membahas parenting self efficacy

pada ibu bekerja yang tentunya memiliki peran ganda belum banyak dilakukan

(Osman, 2009). Namun, salah satu penelitian menyebutkan bahwa ibu bekerja

yang memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk menjalankan perannya

sebagai orang tua memiliki pengaturan rumah tangga yang baik dan dapat

memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuannya dalam mengasuh

anak, parenting self efficacy akan membuat ibu bekerja tidak mudah stres dalam

menjalankan perannya sebagi orang tua (Coleman & Karraker, 1997) serta

Page 19: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

7

mendorong dan menuntun orang tua dalam menjalankan peran tersebut sehingga

mampu menjalankan tanggung jawabnya (Bandura, 1997 dalam Salonen et al.,

2009).

Dari beberapa penelitian yang menjelaskan tentang berbagai pengaruh dan

juga hubungan dari parenting self efficacy terhadap beberapa variabel lain, penulis

tertarik untuk melihat faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi parenting

self efficacy. Dengan melihat urgensi yang ada pada variabel parenting self

efficacy khususnya pada ibu bekerja dalam menjalankan peran pengasuhan,

menjadi hal mendasar untuk mengawali penelitian yang dilakukan.

Salah satu kajian tentang parenting self efficacy yaitu berhubungan

dengan fatigue. Fatigue itu sendiri merupakan salah satu variabel psikologi yang

dikonseptualisasikan sebagai suatu kelelahan yang mempengaruhi fungsi kognitif,

emosi, dan psikomotor seseorang (Cooklin et al., 2011). Salah satu penelitian

menyebutkan bahwa fatigue dilaporkan lebih banyak terjadi pada ibu daripada

ayah (Cooklin et al., 2011).

Berdasarkan beberapa literatur menyebutkan fatigue banyak terjadi pada

ibu diakibatkan pengasuhan anak yang lebih intensif setiap harinya, khususnya

bagi ibu yang memiliki anak kecil (Elek et al., 2002; Fisher et al., 2002 dalam

Cooklin et al., 2011), buruknya kesehatan fisik akibat terlalu banyak kegiatan dan

tanggung jawab (Cooklin et al., 2011), banyaknya pekerjaan rumah tangga

disertai tidak ada bantuan dukungan untuk mengerjakan hal tersebut (Fisher et al.,

2002 dalam Cooklin et al., 2011). Hal ini yang menjadi faktor resiko seseorang

Page 20: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

8

mengalami fatigue khususnya bagi ibu bekerja karena adanya peran ganda yang

tentunya lebih menguras banyak pikiran dan tenaga.

Selanjutnya, disebutkan juga bahwa semakin tinggi fatigue maka akan

semakin tinggi pula parenting stress dan juga semakin rendahnya parenting sense

of competence (PSOC) atau rendahnya parenting self efficacy, berkurangnya

kehangatan pada anak, dan juga semakin lebih mudah marah (Cooklin et al.,

2011).

Fatigue dilaporkan lebih banyak terjadi pada ibu dibandingkan ayah dan

juga dilaporkan lebih tinggi terjadi pada ibu yang memiliki lebih dari satu anak di

bawah 5 tahun (Cooklin et al., 2011). Fatigue juga turut mempengaruhi ibu dalam

mendisiplinkan anak pada usia 1-4 tahun secara langsung ataupun dimoderatori

oleh parenting self efficacy (Lesniowska et al., 2014)

Fatigue, depresi, dukungan sosial, dan kualitas tidur secara signifikan

berhubungan dengan parenting self efficacy (Giallo et al., 2011). Hubungan antara

fatigue dengan parenting self efficacy disebutkan dimediasi oleh parenting stress

(Giallo & Dunninga, 2012).

Fatigue juga disebutkan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan

(Cooklin et al., 2011). Dampak fatigue pada fungsi psikologis seseorang telah

didokumentasikan dalam literatur kesehatan dan keselamatan pekerja yang

menyatakan berdampak pada konsentrasi, planning, pengambilan keputusan dan

juga fungsi kognitif (Cooklin et al., 2011). Fatigue juga menganggu kapasitas

orangtua untuk menjalankan peran pengasuhan secara optimal (Cooklin et al.,

2011)

Page 21: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

9

Faktor yang juga disebutkan turut meningkatkan parenting self efficacy

yaitu dukungan sosial di keluarga yang sangat penting dalam perkembangan anak

(Gavazzi, 2013). Dukungan sosial merupakan persepsi atau pengalaman dimana

seseorang merasa dicintai, diperhatikan, berharga, dan bernilai (Will dalam

Taylor, 2004).

Kemudian, dukungan sosial dikatakan mengacu pada kenyamanan,

perhatian, penghargaan atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok

kepada individu (Uchino dalam Sarafino, 2011). Sarafino juga membagi

dukungan dukungan sosial ke dalam empat dimensi yaitu; emotional support,

instrumental support, informational support, dan companionship support

(Sarafino, 2011).

Dukungan sosial dinyatakan dapat melindungi parenting self efficacy dari

dampak negatif yang diakibatkan oleh sumber stres dalam hidup (Raikes &

Thompson dalam Young, 2011).

Penelitian sebelumnya mengidentifikasi dukungan sosial sebagai faktor

yang bisa meningkatkan pengasuhan anak pada ibu (Teichman et al., 2002). Lebih

spesifik lagi disebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

dukungan sosial dengan parenting practice dengan dimediasi oleh parenting self

efficacy ibu (Izzo et al., 2000).

Dukungan sosial sangat penting menjadi prediktor parenting behavior dan

hal ini dipengaruhi oleh parenting sel efficacy (Umana-Taylor et al., 2013). Pada

beberapa penelitian terdahulu juga telah disebutkan dukungan sosial secara positif

berhubungan dengan parenting self efficacy ibu (Umana-Taylor et al., 2013).

Page 22: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

10

Lebih spesifik pada penelitian di Korea menemukan bahwa dukungan

sosial yang paling penting adalah dukungan instrumental dan emosional dari

suami (Phang & Lee, 2009). Dukungan sosial yang berasal dari suami merupakan

sumber dukungan yang memiliki hubungan paling besar dengan parenting self

efficacy (Halloway et al., 2005).

Selanjutnya, work family conflict merupakan topik yang bisa menjadi

faktor yang berhubungan dengan parenting self efficacy khususnya yang berkaitan

dengan keluarga –dalam hal ini perkembangan anak. Secara historis, work family

conflict menggambarkan keberfungsian satu pekerjaan dan berdampak negatif

pada pekerjaan lainnya (Haslam et al., 2014). Hal ini menjadi pembahasan

tersendiri bagi ibu bekerja.

Work family conflict didefinisikan sebagai kondisi yang dirasakan

seseorang karena salah satu peran (pekerjaan atau keluarga) menganggu peran

yang lain (keluarga atau pekerjaan) (Carlson et al., 2000). Work family conflict ini

terdiri dari tiga dimensi, yaitu; (Carlson et al., 2000)

Time based conflict, konflik yang terjadi karena waktu yang digunakan

untuk memenuhi satu peran tidak dapat digunakan untuk memenuhi peran lainnya

akibat adanya peran ganda. Kemudian, strain based conflict yaitu ketegangan

yang dihasilkan oleh salah satu peran membuat seseorang sulit untuk memenuhi

tuntutan peran yang lain sehingga menimbulkan tekanan, ketidakpuasan, dan

kelelahan. Terakhir adalah behavior based conflict yaitu konflik yang muncul

ketika suatu tingkah laku berperan secara efektif untuk satu peran tetapi tidak

efektif digunakan untuk peran lainnya.

Page 23: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

11

Salah satu penelitian menyebutkan bahwa tingginya tingkat work family

conflict behubungan negatif pada kualitas pekerjaan dan keluarga (Byron, 2005

dalam Haslam et al., 2014). Orang tua yang rentan mengalami work family

conflict disebutkan terjadi pada orang tua yang memiliki anak usia dini dan

dilaporkan berpotensi menganggu keberfungsian peran antara pekerjaan dan

keluarga (Namaguchi, 1997 dalam Haslam et al., 2014)

Lebih spesifik lagi, work family conflict dijelaskan berhubungan negatif

dengan parenting self efficacy dan juga kualitas interaksi antara orang tua dengan

anak (Cinamon et al., 2007). Penulis belum menemukan penelitian yang

membahas tentang pengaruh work family conflict terhadap parenting self efficacy,

untuk itu penulis ingin meneliti pengaruh antara kedua variabel tersebut.

Hal ini didasarkan pada penelitian yang menyebutkan kesenjangan peran

ganda, khususnya yang dilakukan oleh ibu bekerja yang rentan terhadap work

family conflict memiliki banyak pengaruh pada efektivitas peran sebagai orang

tua, seperti yang disebutkan sebelumnya yang juga berkaitan dengan parenting

self efficacy (Coleman & Karraker, 2000).

Di awal penjelasan dalam latar belakang telah disebutkan beberapa

penelitian dan juga artikel yang berkaitan dengan ibu bekerja. Beberapa juga

disebutkan bahwa mayoritas masalah parenting self efficacy terjadi pada ibu

bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dikemukakan, maka

penulis tertarik untuk meneliti masalah parenting self efficacy pada ibu bekerja

dengan anak usia pra-sekolah.

Page 24: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

12

1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Masalah yang menjadi fokus pada penelitian ini dibatasi pada pengaruh fatigue,

dukungan sosial (emotional support, instrumental support, informational support,

companionship support), dan work family conflict (time based conflict, strain

based conflict, behavior based conflict) terhadap parenting self efficacy pada ibu

bekerja dengan anak usia pra-sekolah. Adapun pengertiannya adalah sebagai

berikut:

1. Parenting self efficacy yang akan diteliti yaitu sejauh mana orang tua merasa

kompeten dan yakin dalam menangani urusan pengasuhan anak dengan domain

yang akan diukur hanya general parenting self efficacy saja (Johnston & Mash,

1989).

2. Sampel yang akan diteliti adalah ibu yang bekerja dengan jam kerja penuh

waktu (full time) di kantor pemerintahan, sekolah, pabrik, ataupun perusahaan

yang memiliki anak usia pra-sekolah dengan rentang usia 2-5 tahun (Berk,

2004).

3. Fatigue dalam penelitian ini digambarkan sebagai suatu kelelahan bersifat

kumulatif dan ditunjukkan oleh penurunan kemampuan untuk melaksanakan

tugas serta penurunan perhatian terhadap stimulus dari lingkungan (Vries,

Michielsen, & Van Heck, 2003).

4. Dukungan sosial dalam penelitian diambil berdasarkan empat dimensi yang

dijelaskan oleh Sarafino (2011), yaitu; emotional support, instrumental

support, informational support, dan companionship support.

Page 25: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

13

5. Work family conflict dalam penelitian ini diambil berdasakan tiga dimensi yang

ada yaitu time based conflict, strain based conflict, behavior based conflict

(Carlson, Kacmar, & Williams, 2000).

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Apakah fatigue, dukungan sosial, dan work family conflict secara bersama-

sama signifikan mempengaruhi parenting self efficacy pada ibu bekerja yang

memiliki anak usia pra-sekolah?

2. Apakah fatigue signifikan mempengaruhi parenting self efficacy pada ibu

bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah?

3. Apakah emotional support signifikan mempengaruhi parenting self efficacy

pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah?

4. Apakah instrumental support signifikan mempengaruhi parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah?

5. Apakah informational support signifikan mempengaruhi parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah?

6. Apakah companionship support signifikan mempengaruhi parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah?

7. Apakah time based conflict signifikan mempengaruhi parenting self efficacy

pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah?

8. Apakah strain based conflict signifikan mempengaruhi parenting self efficacy

pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah?

Page 26: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

14

9. Apakah behavior based conflict signifikan mempengaruhi parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah?

Dalam penelitian ini, mengukur rumusan masalah melalui pengukuran masing-

masing variabel terhadap parenting self efficacy.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama yaitu fatigue, dukungan

sosial, dan work family conflict terhadap parenting self efficacy pada ibu

bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

2. Untuk mengetahui pengaruh fatigue terhadap parenting self efficacy pada ibu

bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

3. Untuk mengetahui pengaruh emotional support terhadap parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

4. Untuk mengetahui pengaruh instrumental support terhadap parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

5. Untuk mengetahui pengaruh informational support terhadap parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

6. Untuk mengetahui pengaruh companionship support terhadap parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

7. Untuk mengetahui pengaruh time based conflict terhadap parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

Page 27: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

15

8. Untuk mengetahui pengaruh strain based conflict terhadap parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

9. Untuk mengetahui pengaruh behavior based conflict terhadap parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua hal, yaitu secara teoritis dan praktis:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang kajian psikologi,

memberikan masukan dalam aplikasi teori-teori yang telah ada guna

memperluas wacana dalam bidang psikologi perkembangan, psikologi klinis,

dan juga psikologi industri organisasi.

2. Secara praktis, penelitian ini memiliki manfaat praktis, yakni untuk

memberikan informasi kepada ibu untuk meningkatkan self-efficacy dalam

menjalankan peran sebagai orang tua dan juga diharapkan para ibu bekerja

mampu menyeimbangkan peran mereka di rumah dan di lingkungan

pekerjaannya juga dapat memberikan saran kepada pemerintah, perusahaan,

kantor-kantor serta pihak terkait lainnya untuk memfasilitasi para ibu bekerja

dengan membuat program-program yang bisa meningkatkan kualitas

pengasuhan anak dari para ibu bekerja.

Page 28: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

16

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian

yaitu: parenting self efficacy, fatigue, dukungan sosial, work family conflict,

definisi ibu bekerja, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian.

2.1 Parenting Self Efficacy

2.1.1 Definisi parenting self efficacy

Parenting self efficacy merupakan salah satu konsep yang berasal dari teori dasar

self efficacy (Sansom, 2010). Konsep umum self efficacy didefinisikan sebagai

keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan

keberhasilan suatu perilaku (Bandura, 1997 dalam Desjardin, 2003).

Menurut teori belajar sosial oleh Bandura, efficacy seseorang berasal dari

empat sumber utama (Desjardin, 2003). Pertama, pengalaman pribadi mengenai

keberhasilan atau kegagalan suatu perilaku, seperti tanggung jawab orang tua.

Kedua, yaitu vicarious experience seperti melihat orang lain mengerjakan atau

melakukan tugas-tugas pengasuhan. Ketiga, meliputi verbal persuation yaitu

menjelaskan tentang feedback secara verbal dalam hal pemberian informasi dari

seseorang agar suatu tugas ataupun perilaku dapat berhasil diselesaikan. Keempat,

yaitu emotional arousal berkaitan dengan psychological state, yaitu kondisi

perasaan individu yang muncul untuk mengantisipasi suatu kegagalan ketika

individu tersebut berada pada situasi yang kurang baik.

Page 29: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

17

Bandura (dalam Desjardin, 2003) menyatakan bahwa self efficacy bukan

merupakan sesuatu yang umum, tetap, dan juga bukan sebuah trait kepribadian,

tetapi lebih dikonseptualisasikan sebagai suatu kompenen yang dinamis yang bisa

muncul secara otomatis.

Bandura (dalam Desjardin, 2003) mendefinisikan parenting self efficacy

sebagai persepsi orang tua akan kompetensinya dalam menjalankan peran orang

tua dan percaya bahwa kemampuannya bisa menyelesaikan tugas-tugas sebagai

orang tua. Definisi ini sejalan dengan konsep umum dari self efficacy yang

sebelumnya diungkapkan oleh Bandura, dimana orang tua yang merasa kompeten

mungkin memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi dalam menjalankan peran

pengasuhan (Desjardin, 2003). Berdasarkan definisi tersebut, secara implisit

dinyatakan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan tentang perilaku-

perilaku pengasuhan harus sejalan dengan kepercayaan akan kemampuan yang

dimilikinya untuk menampilkan perilaku tersebut secara efektif (Bandura dalam

Coleman & Karraker, 2003)

Perlu diketahui bahwa literatur yang berhubungan dengan self efficacy

sejalan dengan cara pandang dari Bandura (Desjardin, 2003). Selanjutnya dalam

konteks pengasuhan, Johnston dan Mash (1989) mendefinisikan parenting self

efficacy yaitu sejauh mana orang tua merasa kompeten dan yakin dalam

menangani urusan pengasuhan anak.

Parenting self-efficacy menjelasakan sejauh mana orang tua yakin tentang

kemampuan dan keefektifan mereka dalam menjalankan peran pengasuhan anak

(Teti & Gelfand, 1991). Parenting self-efficacy juga disebutkan sebagai suatu

Page 30: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

18

keyakinan yang merujuk pada perasaan kompetensi dalam menjalankan peran

sebagai orang tua atau persepsi atas kemampuannya untuk memberikan pengaruh

positif terhadap perilaku dan perkembangan anak (Coleman & Karraker, 2000).

Coleman dan Karraker (2000) lebih banyak merujuk pada kemampuan diri

sebagai orang tua dari pihak ibu, atau biasa disebut sebagai maternal self efficacy.

Kemudian, parenting self efficacy dijelasakan sebagai perasaan kompeten

dalam peran parenting (Kuhn & Carter, 2006). Sedangkan, Ardelt dan Eccles

(2001) menyebutkan parenting self efficacy sebagai keyakinan orang tua terhadap

kemampuannya dalam mempengaruhi anak dan lingkungan yang akan

memberikan keberhasilam dan perkembangan anak.

Parenting self efficacy merupakan sebuah konstrak kognitif penting yang

berhubungan dengan keberfungsian anak dan keluarga yang kemudian

didefinisikan sebagai ekspektasi orang tua tentang kemampuan mereka untuk

menjadi orang tua yang berhasil menjalankan perannya (Jones & Prinz, 2005).

Dari beberapa definisi yang sudah dijelaskan oleh beberapa ahli tersebut,

maka penulis memilih definisi dari Johnston dan Mash (1989) yang mengartikan

parenting self efficacy yaitu sejauh mana orang tua merasa kompeten dan yakin

dalam menangani urusan pengasuhan anak.

Adapun parenting self efficacy yang dimaksud adalah parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah. Hal ini dapat

didefinisikan sejauh mana para ibu bekerja yang masih memiliki anak usia pra-

sekolah merasa kompeten dan yakin dalam menangani urusan pengasuhan anak

mereka. Definisi dari ibu bekerja itu sendiri adalah ibu yang memiliki anak dari

Page 31: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

19

umur 0-18 tahun dan menjadi tenaga kerja (Lerner, 2001 dalam Widyasari &

Fridari, 2013).

Status sebagai ibu bekerja tentu saja memiliki dampak terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya anak balita. Akibat jam kerja

yang full time, waktu kebersamaan atau quality time antara ibu dan anak pun akan

berkurang (Glick, 2002). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Soekirman

(dalam Glick, 2002), ibu yang bekerja selama lebih dari 40 jam perminggunya

memiliki dampak negatif bagi tumbuh kembang anak.

Menurunnya frekuensi waktu kebersamaan ibu dan anak juga disebabkan

oleh tipe kerja ibu. Ibu yang memiliki pekerjaan yang dikategorikan berat dengan

indikator tugas tugas-tugas yang dituntut di lingkungan kerja yang tinggi dan

banyak dapat mengalami kelelahan fisik. Akibatnya sesampainya ibu di rumah

terdapat kecenderungan mereka lebih memilih untuk berisitirahat daripada

mengurus anaknya terlebih dahulu.

Kriteria ibu bekerja yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu ibu yang

bekerja dan memiliki anak usia pra-sekolah, karena pada masa ini peran orang tua

khususnya ibu sangat dibutuhkan seperti yang dinyatakan oleh Elizabeth B.

Hurlock pada tahun 1980 bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang

terpanjang dalam rentang kehidupan-saat dimana individu relatif tidak berdaya

dan bergantung pada orang lain. Untuk itu, para ibu bekerja yang memiliki anak

dengan usia pra-sekolah dituntut untuk dapat memberikan pengasuhan yang

terbaik kepada anak-anak karena pada masa ini adalah masa mendidik yang paling

Page 32: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

20

penting dan efektif di sepanjang kehidupan manusia dan hal ini berkaitan dengan

parenting self efficacy yang dimiliki ibu bekerja.

2.1.2 Indikator dan Pengukuran parenting self efficacy

Alat ukur parenting self efficacy yang telah banyak digunakan, antara lain adalah

1. Parenting Tasks Index—Toddler Scale (SEPTI—TS) digunakan untuk

mengukur parenting self efficacy pada domain-specific dengan target sampel

yaitu tooddler (1-4 tahun). Alat ukur ini dikembangkan oleh Coleman dan

Karraker (2003) yang terdiri dari tujuh dimensi yaitu; emotional availability,

nurturance, protection, dicipline, play, teaching, instrumental care. Tujuh

dimensi ini disajikan ke dalam 53 item. Setiap item diukur menggunakan

enam poin skala likert (Coleman & Karraker, 2003). Alat ukur ini digunakan

bersamaan dengan pengukuran domain general self efficacy didasarkan pada

studi yang dilakukan oleh Coleman dan Karraker (2003), untuk mengukur

domain general parenting self efficacy menggunakan alat ukur Parenting

Sense of Competence Scale (PSOC).

2. The Maternal Efficacy Questionnare (MEQ) yang dikembangkan oleh Teti

dan Gefland pada tahun 1991 yang terdiri dari 94 item yang dibuat untuk

mengukur self efficacy beliefs yang berhubungan dengan domain task spesific

dalam pengasuhan anak (Teti & Gefland, 1991; Coleman & Karraker, 2003).

3. Parenting Sense of Competence Scale (PSOC) yang pertama kali

dikembangkan oleh Gibaud-Wallson dan Wandersman pada tahun 1978 yang

kemudian diinterpretasi kembali oleh Johnston dan Mash pada tahun 1989

mengasilkan dua sub skala yaitu efficacy dan satisfaction (Johnston & Mash,

Page 33: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

21

1989) dan sub skala efficacy digunakan untuk mengukur parenting self

efficacy secara general yang terdiri dari 7 item. Walaupun alat ukur dengan

sub skala efficacy ini diciptakan untuk orang tua yang memiliki kanak-kanak

madya, namun konten dari item yang ada cukup umum sehingga sesuai untuk

orang tua yang memiliki anak toodler sehingga pada studi yang dilakukan

Coleman dan Karraker (2003) menggunakan alat ukur ini untuk domain

general parenting self efficacy.

Dari beberapa alat ukur parenting self efficacy yang ada, peneliti

mengadaptasi intrumen Parenting Sense of Competence Scale (PSOC) yang

dikembangkan oleh Johnston dan Mash pada tahun 1989 dengan sub skala

efficacy untuk mengukur variabel parenting self efficacy secara general. Indikator

yang digunakan untuk mengukur parenting self efficacy berdasarkan keyakinan

tentang menjadi ibu yang kompeten dalam hal pengasuhan anak. Pemilihan alat

ukur ini juga didukung pada studi yang dilakukan oleh Coleman dan Karraker

pada tahun 2003 yang menggunakan PSOC sebagai alat ukur untuk mengukur

domain general parenting self efficacy.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi parenting self efficacy

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan parenting

self efficacy berdasarkan tinjauan literatur, antara lain:

a) Fatigue

Fatigue dilaporkan menjadi faktor yang turut mempengaruhi parenting self

efficacy ibu yang kemudian berpengaruh dalam mendisiplinkan anak pada

usia 1-4 tahun secara langsung ataupun dimoderatori oleh parenting stress

Page 34: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

22

(Lesniowska et al., 2014). Disebutkan juga bahwa fatigue pada orang tua

yang memiliki anak berumur 0-5 tahun memiliki skor yang tinggi dan

berhubungan dengan rendahnya parenting self efficacy (Cooklin et al.,, 2011

dalam Giallo & Dunninga, 2012).

b) Dukungan Sosial

Dukungan sosial disebutkan menjadi faktor yang mampu mempertahankan

parenting sel efficacy seseorang yang mungkin saja menurun akibat sumber-

sumber stres (Raikes & Thompson, 2005 dalam Young, 2011). Umana-Taylor

et al. (2003) juga menyebutkan dukungan sosial sebagai prediktor penting

dalam parenting behavior yang sebelumnya dipengaruhi oleh parenting self

efficacy.

c) Work Family Conflict

Work family conflict diesebutkan menjadi faktor yang mungkin turut

mempengaruhi parenting self efficacy. Namun penelitian sebelumnya hanya

menyebutkan bahwa work family conflict berhubungan negatif secara

signifikan dengan parenting self efficacy (Cinamon et al., 2007). Sebagian

besar penelitian hanya menggambarkan bahwa work family conflict

mempengaruhi keberfungsian peran antara pekerjaan dan keluarga

(Namaguchi, 1997 dalam Haslam et al., 2014).

2.2 Fatigue

2.2.1 Definisi fatigue

Pada dasarnya belum ada kriteria klinis ataupun definisi secara umum untuk

menjelaskan fatigue (Cooklin et al., 2011). Namun, fatigue sudah

Page 35: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

23

dikonseptualisasikan sebagai suatu kelelahan yang mempengaruhi fungsi kognitif,

emosi dan psikomotor seseorang (Cooklin et al., 2011).

Terjadinya Fatigue bukan diakibatkan oleh aktivitas sehari hari tetapi lebih

kepada berkurangnya kapasitas kerja baik mental ataupun fisik (Tidwell, 2008),

khususnya dialami oleh para pengasuh anak (Jensen & Given, 1991 dalam

Tidwell, 2008).

Tidwell (2008) juga menyatakan bahwa fatigue sering dialami oleh ibu

yang mengasuh anak yang sedang sakit karena takut akan terjadi penyakit yang

serius. Fatigue secara mental dan fisik ini kan berdampak pada pengasuhan yang

dilakukan oleh para ibu (Tidwell, 2008). Fatigue juga disebutkan lebih berbahaya

dibandingan dengan kelelahan ‘tiredness’, karena tidak bisa hilang hanya dengan

beristirahat (North American Nursing Diagnosis Association, 2001 dalam

Dunning & Giallo, 2012).

Fatigue juga dikonseptualisasikan sebagai salah satu masalah kesehatan

yang berdampak pada fungsi kognitif, memori, dan juga pengambilan keputusan

(Hocket et al., 2000 dalam Giallo et al., 2011). Hal ini mengakibatkan fatigue

dianggap sebagai salah satu masalah kesehatan yang serius bagi orang tua,

khususnya bagi mereka yang sedang menjalankan pengasuhan anak (Fisher et al.,

dalam Giallo et al., 2011).

Institusi Kesehatan Nasional Amerika Serikat menggambarkan fatigue

sebagai merasa keletihan, kelelahan atau ketiadaan energi dan menyatakan bahwa

kelelahan yang terjadi berbeda dengan keadaan mengantuk sebagai suatu rasa

kebutuhan untuk tidur, tetapi kelelahan adalah suatu ketiadaan motivasi dan

Page 36: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

24

energi (Mubarok, 2007). Dinyatakan oleh institusi tersebut juga bahwa kelelahan

bisa merupakan tekanan emosional, kebosanan, atau kekurangan tidur (Mubarok,

2007).

Pada studi terdahulu penelitian tentang fatigue hanya dilakukan untuk

populasi yang spesifik seperti pasien kanker ataupun pasien sklerosis. Namun,

studi terbaru menunjukkan bahwa fatigue juga turut berperan pada populasi yang

umumnya sehat atau tidak ada penyakit tertentu (Michielsen et al., 2003).

Kelelahan yang dialami pada dasarnya merupakan suatu kelelahan bersifat

kumulatif dan ditunjukkan oleh penurunan kemampuan untuk melaksanakan tugas

serta penurunan perhatian terhadap stimulus dari lingkungan (Michielsen et al.,

2003). Michielsen et al. (2003) juga menyatakan bahwa bahwa fatigue merupakan

symptom kelelahan yang umum atau tidak spesifik yang bisa terjadi pada populasi

umum akibat dari aktivitas yang dilakukan.

Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan mengenai fatigue, maka dapat

dijelaskan fatigue merupakan kelelahan bersifat kumulatif dan ditunjukkan oleh

penurunan kemampuan untuk melaksanakan tugas serta penurunan perhatian

terhadap stimulus dari lingkungan (Vries, Michielsen, Van Heck, 2003).

2.2.2 Jenis-jenis fatigue

Fatigue dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (Grandjean, 1979);

1. Muscular Fatigue

Merupakan fenomena yang terjadi di otot yang mengalami stres dan

terlokalisasi di sana. Ketika otot manusia distimulasi berulang dalam periode

tertentu, akan timbul gejala berupa latensi (interval antara stimulasi dan awal

Page 37: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

25

kontraksi) menjadi semakin panjang, kontraksi dan relaksasi menjadi

memendek, serta berkurangnya ketinggian pengangkatan beban.

2. Mental Fatigue

Yakni sensasi general bercampur aduk yang diikuti perasaan malas dan

enggan dalam melakukan aktivitas apapun. Perasaan ini akan menjadi

mengganggu apabila tidak ada kesempatan istirahat yang bisa menjadi

mekanisme pertahanan alami agar tidak terlalu lelah.

2.2.3 Pengukuran fatigue

Sampai saat ini penulis hanya menemukan satu alat ukur untuk mengukur fatigue

yang dikembangkan oleh Vries, Michielsen, dan Van Heck pada tahun 2003 yang

memiliki 10 item dan merupakan pengukuran unidimensional, yaitu Fatigue

Assesment Scale (FAS). Maka dari itu, penulis menggunakan FAS sebagai alat

ukur yang digunakan untuk mengukur fatigue pada penelitian ini.

2.3 Dukungan Sosial

2.3.1 Definisi dukungan sosial

Dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan, seseorang membutuhkan

dukungan sosial. Dukungan sosial dikatakan mengacu pada kenyamanan,

perhatian, penghargaan atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok

kepada individu (Sarafino, 2006). Sarafino juga membagi dukungan dukungan

sosial ke dalam empat dimensi yaitu; emotional support, instrumental support,

informational support, dan compinionship support (Sarafino, 2011).

Menurut Will (dalam Taylor, 2004) dukungan sosial merupakan persepsi

atau pengalaman dimana seseorang merasa dicintai, diperhatikan, berharga, dan

Page 38: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

26

bernilai. Sarason, Sarason & Pierce (1991) mendefinisikan dukungan sosial

sebagai kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh orang-orang yang

memiliki hubungan spesifik. Dukungan sosial adalah pertukaran bantuan antara

dua individu yang berperan sebagai pemberi dan penerima (Shumaker & Browne,

1984 dalam Wong et al., 1984).

Senada dengan Will, Taylor (2004) mengatakan dukungan sosial merupakan

bentuk pemberian informasi serta merasa dirinya dicintai dan diperhatikan,

terhormat dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan

kewajiban timbal balik dari orang tua, kekasih/kerabat, teman, jaringan

lingkungan sosial serta dalam lingkungan masyarakat.

Dukungan sosial yang kita terima dapat bersumber dari berbagai pihak.

Kahn & Antonoucci (dalam Orford, 1992) membagi sumber-sumber dukungan

sosial, yaitu:

a) Sumber dukungan sosial yang berasal dari orang-orang yang selalu ada

sepanjang hidupnya, yang selalu bersama dengannya dan mendukungnya.

Misalnya: keluarga dekat, pasangan (suami atau istri), atau teman dekat.

b) Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit berperan

dalam hidupnya dan cenderung mengalami perubahan sesuai dengan waktu.

Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman

sepergaulan.

c) Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat jarang

memberi dukungan dan memiliki peran yang sangat cepat berubah. Meliputi

dokter atau tenaga ahli atau profesional, keluarga jauh.

Page 39: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

27

Dari beberapa sumber dukungan sosial yang dijelaskan, dukungan yang bersal

dari kelurga yang dapat memberikan efek yang sangat besar bagi fungsi psikologi

seseorang (Taylor, 2004).

Sarason et al. (1990) lebih jauh lagi mengatakan bahwa dukungan sosial

selalu mencakup dua hal penting, yaitu persepsi bahwa ada sejumlah orang yang

dapat diandalkan oleh individu pada saat ia membutuhkan bantuan dan derajat

kepuasan akan dukungan yang diterima berkaitan dengan persepsi individu bahwa

kebutuhannya terpenuhi.

Dari beberapa definisi yang dijelaskan oleh para ahli maka peneliti memilih

teori dari Sarafino yang mendefinisikan bahwa dukungan sosial mengacu pada

kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diberikan orang lain atau

kelompok kepada individu (Sarafino, 2011).

2.3.2 Dimensi dukungan sosial

Sarafino (2011) membagi dukungan sosial ke dalam empat bentuk, yaitu;

a) emotional support, dapat berupa ungkapan empati, perhatian, maupun

kepedulian terhadap individu yang bersangkutan.

b) instrumental support, yang merupakan dukungan berupa batuan secara nyata

yang bisa mendukung pekerjaan atau aktivitas sehari hari.

c) informational support, dukungan berupa nasihat, pengarahan, feed back,

mengenai hal-hal yang dilakukan oleh individu.

d) companionship support, yaitu dukungan yang berupa adanya kebersamaan,

kesediaan, dengan mengerjaan aktivitas secara bersamaan.

Page 40: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

28

2.3.3 Pengukuran dukungan sosial

Alat ukur dukungan sosial yang telah banyak digunakan, antara lain adalah:

1. Social Support Questionnaire (SSQ) yang dikembangkan oleh Sarason,

Levine, Basham, dan Sarason pada tahun 1981 dan paling banyak digunakan

untuk mengukur dukungan sosial. Alat ukur ini terdiri dari 27 item.

2. Berlin Social Support Scale (BSSS) yang dikembangkan oleh Schulz &

Schwarzer pada tahun 2003 terdiri dari delapan item yang dikukur melalui

empat poin skala likert (Shakespeare-Finch & Patricia, 2011).

3. 2-Way Social Support Scale (2-way SSS) yang dikembangkan oleh

Shakespeare-Finch dan Patricia pada tahun 2011 yang terdiri dari 29 item

yang dibentuk untuk mengukur emotional support, recieving intrumental

support, giving emotional support, dan giving instrumental support

(Shakespeare-Finch & Patricia, 2011).

Dari beberapa alat ukur yang ada, penulis memilih untuk mengkonstruk sendiri

alat ukur berdasarkan teori dari Sarafino (2011) dengan menggunakan empat

dimensi yang ada yaitu;

a) emotional support, dapat berupa ungkapan empati, perhatian, maupun

kepedulian terhadap individu yang bersangkutan.

b) instrumental support, yang merupakan dukungan berupa batuan seraca nayata

yang bisa mendukung pekerjaan atau aktivitas sehari hari.

c) informational support,dukungan berupa nasihat, pengarahan, feed back,

mengenai hal-hal yang dilakukan oleh individu

Page 41: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

29

d) companionship support, yaitu dukungan yang berupa adanya kebersamaan,

kesediaan, dengan mengerjaan aktivitas secara bersamaan.

2.4 Work Family Conflict

2.4.1 Definisi work family conflict

Carlson, Kacmar, dan Williams (2000) menyatakan work-family conflict adalah

kondisi yang dirasakan seseorang karena salah satu peran (pekerjaan atau

keluarga) menganggu peran yang lain (keluarga atau pekerjaan).

Work-family conflict adalah salah satu dari bentuk interrole conflict yaitu

tekanan atau ketidakseimbangan antara peran di dalam pekerjaan dengan peran di

dalam keluarga (Greenhaus & Beutell, 1985).

Dalam teori peran menunjukkan bahwa sebagai karyawan yang loyal

kepada perusahaan, mereka cenderung memiliki sedikit waktu dan tenaganya

untuk mengabdi kepada pasangan dan tanggung jawab mereka di dalam keluarga

(Hochschild, 1997).

Menurut Greenhaus dan Beutell (1985) work-family conflict memiliki sifat

yang bidirectional. Tekanan dari peran pekerjaan dan keluarga bisa terjadi secara

simultan di kedua arah. Artinya, tuntutan peran yang berlebihan dari domain kerja

(yaitu jam kerja, jadwal kerja yang fleksibel, dll) dapat mengakibatkan konflik

dari tanggung jawab pekerjaan yang mengganggu tanggung jawab terhadap

keluarga (work-to-family conflict).

Demikian pula, peran yang di tuntut dari domain keluarga (yaitu mengurus

anak, pekerjaan rumah tangga, dll) dapat mengakibatkan konflik dari tanggung

jawab keluarga yang mengganggu tanggung jawab terhadap pekerjaan (family-to-

Page 42: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

30

work conflict). Oleh karena itu, efek gabungan dari work-to-family conflict dan

family-to-work conflict pada akhirnya menghasilkan keseluruhan tingkat work-

family conflict yang dialami oleh seseorang (Greenhaus & Beutell, 1985).

Meskipun konflik dari pekerjaan ke keluarga (work-to-family conflict) dan

konflik dari keluarga ke pekerjaan (family-to-work conflict) telah dibedakan

secara konseptual (Greenhaus & Beutell, 1985), namun sebagian besar penelitian

telah menilai bahwa hanya pekerjaan yang dapat mengganggu peran dalam

keluarga di bawah istilah umum work family conflict (Netemeyer, 1996).

Dari beberapa definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa work family

conflict secara mendasar oleh Carlson, Kacmar, dan Williams (2000) yaitu kondisi

yang dirasakan seseorang karena salah satu peran (pekerjaan atau keluarga)

menganggu peran yang lain (keluarga atau pekerjaan).

2.4.2 Dimensi work-family conflict

Menurut Carlson, Kacmar, dan Williams (2000) work-family conflict terdiri dari

dimensi yaitu:

1. Time based conflict

Time based conflict adalah konflik yang terjadi karena waktu yang digunakan

untuk memenuhi satu peran tidak dapat digunakan untuk memenuhi peran

lainnya, artinya pada saat yang bersamaan seorang yang mengalami konflik peran

ganda tidak akan bisa melakukan dua atau lebih peran sekaligus. Menurut Staines

dan O'Connor (1980) peran ganda mungkin dapat menyulitkan dan seolah

berlomba mendapatkan prioritas dari seseorang yang mengalaminya. Time based

conflict memiliki 2 bentuk, yaitu:

Page 43: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

31

a. Tuntutan waktu dari peran yang satu membuat individu secara fisik tidak

dapat memenuhi ekspektasi dari peran yang lain.

b. Adanya tuntutan waktu dapat menyebabkan individu terokupasi dengan peran

yang satu pada saat seharusnya individu mencoba memenuhi tuntutan peran

yang lain (Bartolome & Evans, dalam Greenhaus & Beutell, 1985).

2. Strain based conflict

Strain based conflict yaitu ketegangan yang dihasilkan oleh salah satu peran

membuat seseorang sulit untuk memenuhi tuntutan peran yang lain sehingga

menimbulkan ketegangan bagi individu dalam bentuk ketidakpuasan, tekanan,

kecemasan, dan kelelahan.

Strain based conflict masuk dalam salah satu domain yang mengakibatkan

ketegangan baik fisik maupun psikologis sehingga menghambat kinerja peran

dalam domain lain.

3. Behavior based conflict

Behavior based conflict adalah konflik yang muncul ketika suatu tingkah laku

berperan secara efektif untuk satu peran namun tidak efektif digunakan untuk

peran yang lain. Sebagai contoh, perilaku agresif, konfrontatif dan asertif dalam

penyelesaian masalah yang yang diinginkan pada konteks pekerjaan mungkin

tidak pantas diterapkan dalam lingkungan keluarga di mana pendekatan penuh

kehangatan, pola asuh yang baik dan kolaboratif lebih diinginkan (Greenhaus &

Beutell, 1985; Edwards & Rothbard, 2000).

Page 44: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

32

2.4.3 Pengukuran work family conflict

Pengukuran work family conflict pada penelitian ini menggunakan skala yang

dikembangkan oleh Carlson, Kacmar, dan Williams (2000) yang terdiri dari 18

item.

2.5 Kerangka Berpikir

Kemampuan orang tua dalam menjalankan peran pengasuhan anak sangat

penting bagi tumbuh kembang anak, khususnya pada masa-masa awal

pertumbuhan atau biasa disebut golden age karena pada masa ini adalah masa

yang paling krusial dalam tumbuh kembang anak. Dalam tahapan perkembangan

anak, peran orang tua sangat dibutuhkan, terutama pada usia pra-sekolah. Hal ini

diperkuat oleh ahli psikologi anak dari Amerika Serikat, Elizabeth B. Hurlock

(1980) yang menyatakan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang

terpanjang dalam rentang kehidupan-saat dimana individu relatif tidak berdaya

dan bergantung pada orang lain. Untuk itu, orang tua diharapkan untuk

memberikan pengasuhan yang terbaik kepada anak-anak karena pada masa ini

adalah masa mendidik yang paling penting dan efektif di sepanjang kehidupan

manusia.

Pada masa tersebut, orang tua dituntut untuk mempu beradaptasi dengan

keterampilan-keterampilan sebagai orang tua seperti responsif terhadap kebutuhan

anak, menyediakan stimulasi, mempersiapkan lingkungan pengasuhan yang

mendukung perkembangan anak. Hal ini sangat berkaitan erat dengan adanya

parenting self efficacy yang dimiliki oleh orang tua (Coleman & Karraker, 2000).

Johnston dan Mash (1989) mendefinisikan parenting self efficacy yaitu sejauh

Page 45: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

33

mana orang tua merasa kompeten dan yakin dalam menangani urusan pengasuhan

anak.

Dari beberapa penelitian yang mengungkap akan pentingnya parenting self

efficacy, setidaknya terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain;

fatigue, dukungan sosial, dan juga work family conflict.

Fatigue secara umum didefinisikan sebagai suatu kelelahan. Fatigue

sebagai variable psikologi dikonseptualisasikan sebagai suatu kelelahan yang

mempengaruhi fungsi kognitif, emosi dan psikomotor seseorang (Cooklin et al.,

2011).

Menurut beberapa literatur menyebutkan fatigue banyak terjadi pada ibu

diakibatkan pengasuhan anak yang lebih intensif setiap harinya, khususnya bagi

ibu yang memiliki anak kecil (Fisher et al., 2002), buruknya kesehatan fisik akibat

terlalu banyak kegiatan dan tanggung jawab (Parks et al., 1999 dalam Bayer et al.,

2007), banyaknya pekerjaan rumah tangga disertai tidak ada bantuan dukungan

untuk mengerjakan hal tersebut (Fisher et al., 2002).

Berkaitan dengan parenting self efficacy disebutkan bahwa semakin tinggi

fatigue, maka semakin rendah parenting self efficacy yang dimiliki seseorang. Hal

ini diperkuat oleh penelitian lain bahwa fatigue mengganggu kapasitas orang tua

untuk menjalankan peran pengasuhan secara optimal (Cooklin et al., 2011).

Selanjutnya, berdasarkan beberapa penelitian, penulis berasumsi bahwa

dukungan sosial juga turut mempengaruhi parenting self efficacy. Menurut

definisinya, dukungan sosial dikatakan mengacu pada kenyamanan, perhatian,

Page 46: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

34

penghargaan atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada

individu (Sarafino, 2011).

Sarafino juga membagi dukungan dukungan sosial ke dalam empat dimensi

yaitu; Emotional support, dapat berupa ungkapan empati, perhatian, maupun

kepedulian terhadap individu yang bersangkutan. Instrumental support, yang

merupakan dukungan berupa bantuan secara nyata yang bisa mendukung

pekerjaan atau aktivitas sehari hari. Informational support, dukungan berupa

nasihat, pengarahan, feedback, mengenai hal-hal yang dilakukan oleh individu.

Companionship support, yaitu dukungan yang berupa adanya kebersamaan,

kesediaan, dengan mengerjaan aktivitas secara bersamaan.

Salah satu literatur menyebutkan bahwa dukungan sosial dinyatakan dapat

melindungi parenting self efficacy dari dampak negatif yang diakibatkan oleh

sumber stres dalam hidup (Raikes & Thompson, 2005 dalam Young, 2011).

Penelitian sebelumnya mengidentifikasi dukungan sosial sebagai faktor

yang bisa meningkatkan pengasuhan anak pada ibu (Teichman et al., 2002). Lebih

spesifik lagi disebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

dukungan sosial dengan parenting behavior dengan dimediasi oleh parenting self

efficacy pada ibu (Izzo et al., 2000).

Dukungan sosial sangat penting menjadi prediktor parenting behavior dan

hal ini dipengaruhi oleh parenting sel efficacy (Taylor et al., 2013). Pada beberapa

penelitian terdahulu juga telah disebutkan dukungan sosial secara positif

berhubungan dengan parenting self efficacy ibu (Taylor et al., 2013).

Page 47: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

35

Lebih spesifik pada penelitian di Korea ditemukan bahwa dukungan sosial

yang paling penting adalah dukungan instrumental dan emosional dari suami

(Phang & Lee, 2009). Dukungan sosial yang berasal dari suami merupakan

sumber dukungan yang memiliki hubungan paling besar dengan parenting self

efficacy (Halloway et al., 2005).

Parenting self efficacy juga dipengaruhi oleh faktor work family conflict

yang lebih banyak menekankan pada peran ganda pada pekerjaan dan juga di

keluarga. Hal ini berkaitan dengan target penelitian yang dilakukan yaitu ibu

bekerja. Carlson, Kacmar, dan Williams (2000) menyatakan work family conflict

adalah kondisi yang dirasakan seseorang karena salah satu peran (pekerjaan atau

keluarga) menganggu peran yang lain (keluarga atau pekerjaan).

Work family conflict ini terdiri dari tiga dimensi, yaitu; time based conflict,

konflik yang terjadi karena waktu yang digunakan untuk memenuhi satu peran

tidak dapat digunakan untuk memenuhi peran lainnya akibat adanya peran ganda.

Kemudian strain based conflict, yaitu ketegangan yang dihasilkan oleh salah satu

peran membuat seseorang sulit untuk memenuhi tuntutan peran yang lain

sehingga menimbulkan tekanan, ketidakpuasan, dan kelelahan. Terakhir adalah

behavior based conflict, yaitu konflik yang muncul ketika suatu tingkah laku

berperan secara efektif untuk satu peran tetapi tidak efektif digunakan untuk peran

lainnya (Carlson et al., 2000).

Berdasarkan literatur yang ada, penulis belum menemukan bagaimana

pengaruh work family conflict terhadap parenting self efficacy. Namun, salah satu

penelitian menyatakan bahwa work family conflict dijelaskan berhubungan negatif

Page 48: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

36

dengan parenting self efficacy dan juga kualitas interaksi antara orang tua dengan

anak (Cinamon et al., 2007).

Penelitian lain hanya menyebutkan bahwa tingginya tingkat work family

conflict behubungan negatif pada kualitas pekerjaan dan keluarga (Byron, 2005

dalam Haslam et al., 2014). Kemudian, orang tua yang rentan mengalami work

family conflict disebutkan terjadi pada orang tua yang memiliki anak usia dini dan

dilaporkan berpotensi menganggu keberfungsian peran antara pekerjaan dan

keluarga (Namaguchi, 1997 dalam Haslam et al., 2014)

Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti pengaruh work family

conflict terhadap parenting self efficacy secara spesifik bukan hanya secara umum

yang kebanyakan penelitian hanya menyebutkan bahwa work family conflict

berdampak pada keberfungsian peran di keluarga secara umum dengan melibatkan

dimensi yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti menduga bahwa fatigue,

dukungan sosial, dan work family conflict akan signifikan pengaruhnya terhadap

parenting slef efficacy, dalam hal ini pada ibu bekerja yang memiliki anak usia

pra-sekolah. (lihat gambar 1.1)

2.6 Hipotesis Penelitian

2.6.1 Hipotesis mayor

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara fatigue, dukungan sosial, dan work

family conflict terhadap parenting self efficacy pada ibu bekerja yang

memiliki anak usia pra-sekolah.

Page 49: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

37

Fatigue

Gambar 1.1

Kerangka Pengaruh Fatigue, Dukungan Sosial dan Work Family Conflict Terhadap

Parenting Self Efficacy

2.6.2 Hipotesis minor

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan antara fatigue terhadap parenting self

efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan antara emotional support terhadap parenting

self efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan antara instrumental support terhadap

parenting self efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-

sekolah.

Parenting Self Efficacy

pada Ibu Bekerja dengan

Anak Usia Pra-Sekolah

Dukungan Sosial

Emotional support

Instrumental support

Informational support

Companionship support

Work Family Conflict

Time based conflict

Strain based conflict

Behavior based conflict

Page 50: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

38

Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan antara informational support terhadap

parenting self efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-

sekolah.

Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan antara companionship support terhadap

parenting self efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-

sekolah.

Ha6 : Ada pengaruh yang signifikan antara time based conflict terhadap parenting

self efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

Ha7 : Ada pengaruh yang signifikan antara strain based conflict terhadap

parenting self efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-

sekolah.

Ha8 : Ada pengaruh yang signifikan antara behavior based conflict terhadap

parenting self efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-

sekolah.

Page 51: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

39

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab tiga ini peneliti akan memaparkan mengenai populasi, sampel, dan

teknik pengambilan sampel, variabel penelitian dan definisi operasional variabel,

instrumen dan prosedur pengumpulan data, uji validitas konstruk, teknis analisis

data, dan prosedur penelitian.

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah ibu bekerja. Kriteria sampel dalam penelitian

ini adalah ibu bekerja penuh waktu dan memiliki minimal satu anak usia pra-

sekolah dengan rentang usia 2-5 tahun..

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan teknik non-probability accidental sampling, dimana besar peluang untuk

terpilihnya anggota populasi sebagai sampel tidak diketahui karena dipilih

berdasarkan kesediaan dan kenyamanan responden untuk menjadi partisipan

penelitian.

Berdasarkan target populasi yaitu ibu bekerja, tidak semua populasi ibu

bekerja dapat menjadi responden untuk dijadikan sampel di dalam penelitian ini.

Peneliti mencari informasi tentang berapa banyak ibu bekerja yang masih

memiliki anak usia pra-sekolah dari salah satu pegawai dari beberapa pabrik dan

instansi tertentu di wilayah Depok dan Jakarta agar terpenuhinya jumlah target

penelitian.

Page 52: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

40

Setelah didapat data mengenai jumlah ibu bekerja yang menjadi target

penelitian, kemudian peneliti sendiri yang mendatangi para responden dan

mengajukan kuesioner satu per satu. Peneliti juga mengambil sampel penelitian di

dua day care di wilayah Depok dan Tangerang dengan menitipkan kuesioner

kepada petugas day care untuk diberikan kepada para ibu bekerja yang

menitipkan anaknya di tempat tersebut. Disamping itu, peneliti juga menyebar

kuesioner secara online yang diisi oleh para ibu bekerja dengan kriteria yang

disebutkan oleh peneliti. Dari 180 responden yang bersedia menjadi partisipan,

peneliti hanya mengggunakan 164 responden untuk dijadikan sampel penelitian.

3.2 Variabel Penelitian

Adapun dalam penelitian ini yang dijadikan dependent variable (DV) adalah

parenting self efficacy (Y). Sedangkan yang dijadikan independent variable (IV)

adalah beberapa variabel lainnya yang telah dibahas dalam bab sebelumnya.

Berikut ini adalah independent variable (IV) yang dimaksud:

Fatigue (X1)

Emotional support (X2)

Instrumental support (X3)

Informational support (X4)

Companionship support (X5)

Time based conflict (X6)

Strain based conflict (X7)

Behavior based conflict (X8)

3.3 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan definisi operasional dari variabel-

variabel penelitian yang akan digunakan. Adapun penjelasan definisi operasional

variabel adalah sebagai berikut:

Page 53: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

41

1. Parenting self efficacy yang dimaksud dalam peneitian ini yaitu seberapa

besar keyakinan ibu bekerja merasa kompeten dan mampu dalam mengasuh

anaknya yang berusia pra-sekolah.

2. Fatigue yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu seberapa besar penurunan

kemampuan ibu bekerja dengan anak usia pra-sekolah untuk melaksanakan

tugas serta menurunnya perhatian terhadap stimulus dari lingkungan yang

ditandai dengan tugas–tugas atau pekerjaan yang belum terselesaikan, namun

sudah merasa lelah atau tidak mampu untuk dilanjutkan.

3. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu persepsi ibu

bekerja tentang sejauh mana dukungan yang diberikan oleh lingkungan sekitar

terhadap mereka yang memiliki anak usia pra-sekolah baik itu secara

emotional, instrumental, informational, ataupun companionship.

4. Work family conflict yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sejauh mana

kondisi ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah merasa peran di

keluarga terganggu akibat adanya peran pada pekerjaan yang ditimbukan

berdasarkan time based conflict, strain based conflict, dan behavior based

conflict.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan metode kuesioner,

dimana di dalamnya terdiri dari empat skala, yaitu parenting self efficacy, skala

fatigue, skala dukungan sosial dan skala work family conflict.

Page 54: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

42

Skala ini dibuat dengan model skala likert yang menggunakan empat

kategori respon. Skala ini dipilih untuk menghindari jawaban yang berbeda di

tengah-tengah (netral) dengan bobot nilai sebagai berikut:

Tabel 3.1

Bobot Nilai Tiap Jawaban Skala

Kategori Favorable Unfavorable

SS : Sangat Setuju 4 1

S : Setuju 3 2

TS : Tidak Setuju 2 3

STS : Sangat Tidak Setuju 1 4

a. Alat ukur parenting self efficacy

Parenting self efficacy diukur melalui alat ukur yang dikembangkan oleh

Jonhston dan Mash (1989) untuk mengukur domain general parenting self

efficacy pada aspek efficacy yang terdiri dari tujuh pernyataan yang mengukur

efficacy orang tua. Peneliti menggunakan alat ukur ini karena telah banyak

digunakan dalam penelitian lain mengenai parenting self efficacy. (Lihat

Tabel 3.2)

Tabel 3.2

Blue Print Alat Ukur Parenting Self Efficacy

Aspek Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

Efficacy Keyakinan tentang

menjadi ibu yang

kompeten dalam hal

pengasuhan anak

1, 2, 3, 4,

5, 6, 7

0 7

Page 55: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

43

b. Alat ukur fatigue

Alat ukur fatigue dalam penelitian yang akan digunakan adalah Fatigue

Assesment Scale (FAS) yang dikembangkan oleh Vries, Michielsen, dan Van

Heck pada tahun 2003 yang memiliki 10 item dan merupakan pengukuran

unidimensional yang hanya mengukur fatigue saja. (Lihat Tabel 3.3)

Tabel 3.3

Blue Print Skala Fatigue

c. Alat ukur dukungan sosial

Berdasarkan teori dari Sarafino (2011) dengan melibatkan empat aspek

yaitu emotional support, instrumental support, informational support, dan

compinionship support. (Lihat Tabel 3.4)

d. Alat ukur work family conflict

Alat ukur berikutnya yang akan digunakan yaitu skala yang dikembangkan

oleh Carlson, Kacmar, dan Williams (2000) yang terdiri dari 18 item

pernyataan. (Lihat Tabel 3.5)

Aspek Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

Fatigue Kelelahan yang

mempengaruhi fungsi

kognitif, emosi, dan

psikomotor

1, 2, 3, 4,

6,7,8,9

5,10 10

Page 56: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

44

Tabel 3.4

Blue Print Skala Dukungan Sosial

No Dimensi Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

1. Emotional

support

Menerima empati,

Kepedulian,

Perhatian

2,3,5,8 1,4,6,7 8

2. Instrumental

support

Adanya bantuan

langsung berupa

uang, barang.

Bantuan langsung

berupa jasa.

9,10,11,12

,13

0 5

3. Informational

support

Mendapatkan

nasihat, arahan.

Adanya umpan

balik/saran.

15,17,19 14,16,1

8

6

4 Companionship

support

Adanya orang yang

bersedia

menghabiskan

waktu bersama.

20,21,22 23 4

Tabel 3.5

Blue Print Skala Work Family Conflict

No Dimensi Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

1. Time based

conflict

Kurangnya waktu

untuk menjalankan

masing-masing

peran.

1,2,3,4,5,6 0 6

2. Strain based

conflict

Ketidakstabilan

emosi yang

dirasakan pada satu

peran karena peran

lain

7,8,9,10,1

1,12

0 6

3. Behavior based

conflict

Ketidaksesuaian

pola perilaku pada

masing –masing

peran.

13,14,15,1

6,17,18

0 6

Page 57: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

45

3.5. Teknik Uji Validitas

Peneliti menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis) dengan software

Lisrel 8.70 untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan kriteria hasil CFA

yang baik adalah sebagai berikut:

Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-square

yang dihasilkan. Jika nilai Chi-square tidak signifikan (p > 0.05) berarti semua

item hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-square signifikan (p

< 0.05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model pengukuran yang diuji

sesuai langkah kedua berikut ini.

Jika nilai Chi-square signifikan (p < 0.05), maka dilakukan modifikasi

model pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi

kesalahan pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item selain mengukur konstruk

yang ingin diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain (mengukur lebih

dari satu konstruk atau multidimensional). Jika setelah beberapa kesalahan

pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi dan akhirnya diperoleh model fit,

maka model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.

Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan

melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai nilai

koefisien positif. Jika T-value untuk koefisien muatan faktor suatu item lebih

besar dari 1.96 (absolute), maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam

mengukur faktor yang hendak diukur (tidak dibuang atau tidak dieliminasi).

Page 58: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

46

Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatan negatif. Perlu dicatat bahwa

untuk alat ukur yang bukan mengukur kemampuan (misal: fatigue), jika ada

pernyataan negatif perlu dilakukan penyesuaian arah skoringnya yang dirubah

menjadi positif. Jika sudah dibalik, maka berlaku perhitungan umum dimana item

bermuatan faktor negatif dibuang atau dieliminasi.

Selanjutnya melihat loading factor yang merupakan besar korelasi

(kovarian) antar indikator dengan konstruk latennya setelah diperoleh dari model

yang fit. Bobot yang diperlukan dalam loading factor sebesar 0.5 atau lebih yang

dianggap akan memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk

laten. Jika sudah sesuai, maka item tersebut dinyatakan valid dalam mengukur

faktor yang hendak diukur (tidak dibuang atau dieliminasi). Apabila kesalahan

pengukurannya berkorelasi terlalu banyak dengan kesalahan pengukuran pada

item lain, maka item seperti ini pun dapat dibuang atau dieliminasi karena bersifat

sangat multidimensional.

3.6. Uji Validitas Konstruk

3.6.1. Uji validitas parenting self efficacy

Peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-

item tersebut benar-benar hanya mengukur parenting self efficacy. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Chi Square = 78.18, df = 14, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.168. Namun setelah

dilakukan modifikasi sebanyak empat kali terhadap model dengan membebaskan

korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian

diperoleh model fit dengan Chi Square = 11.54, df = 10, P-Value = 0.31713,

Page 59: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

47

RMSEA = 0.031. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu parenting self efficacy.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran parenting self efficacy disajikan dalam tabel 3.6

Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa ada 7 item yang signifikan (t > 1.96).

Dengan demikian, tidak ada item yang di-drop yang berarti semua item tersebut

akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Parenting Self Efficacy

No.

Item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan

1

2

3

4

5

6

7

0.29

0.71

0.24

0.48

0.66

0.64

0.73

0.08

0.08

0.09

0.08

0.08

0.08

0.07

3.51

8.97

2.81

5.97

8.69

7.72

9.85

V

V

V

V

V

V

V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

3.6.2. Uji validitas fatigue

Peneliti menguji apakah kesepuluh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

item-item tersebut benar-benar hanya mengukur fatigue. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Page 60: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

48

square = 293.44, df = 35, P-Value = 0.0000, RMSEA = 0,213. Namun setelah

dilakukan modifikasi sebanyak 12 kali terhadap model dengan membebaskan

korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian

diperoleh model fit dengan Chi-square = 28.41, df = 23, P-Value = 0.20056,

RMSEA = 0.038. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu fatigue.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran fatigue disajikan dalam tabel 3.7

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Fatigue

No.

Item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0.39

0.50

0.62

0.65

0.67

0.76

0.91

0.69

0.78

0.52

0.08

0.08

0.07

0.07

0.07

0.07

0.06

0.07

0.07

0.08

4.96

6.52

8.50

9.02

9.03

10.96

14.41

9.71

11.46

6.91

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Page 61: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

49

Pada tabel 3.7 tidak terdapat item yang memiliki T-value<1.96 dan tidak

ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada item fatigue yang di-drop yang berarti semua item tersebut akan

ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.6.3 Uji validitas emotional support

Peneliti menguji apakah kedelapan item yang ada bersifat unidimensional,artinya

item-item tersebut benar-benar hanya mengukur emotional support. Dari hasil

awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit,

dengan Chi-square = 183.53, df = 20, P-Value = 0.0000, RMSEA = 0,224.

Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 10 kali terhadap model dengan

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,

maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 12.18, df = 10, P-Value

= 0.27289, RMSEA = 0.037. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05

(tidak signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu emotional support.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran emotional support disajikan dalam tabel 3.8

Page 62: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

50

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Emotional Support

No.

Item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan

1

2

3

4

5

6

7

8

0.33

0.94

0.85

0.49

0.84

0.67

0.36

0.82

0.08

0.06

0.06

0.08

0.07

0.07

0.08

0.06

4.33

15.44

13.42

6.27

12.57

9.58

4.74

12.62

V

V

V

V

V

V

V

V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.8 tidak terdapat item yang memiliki T-value<1.96 dan tidak

ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada item emotional support yang di-drop yang berarti semua item

tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.6.4 Uji validitas instrumental support

Peneliti menguji apakah kedelapan item yang ada bersifat unidimensional,artinya

item-item tersebut benar-benar hanya mengukur instrumental support. Dari hasil

awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan

Chi-square = 5.30, df = 5, P-Value = 0.38025, RMSEA = 0.019. Nilai Chi-square

menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model satu faktor

(unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor

saja yaitu instrumental support.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

Page 63: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

51

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran instrumental support disajikan dalam tabel 3.9

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Instrumental Support

No.

Item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan

1

2

3

4

5

0.64

0.49

0.33

0.49

0.74

0.09

0.09

0.09

0.09

0.09

7.46

5.66

3.68

5.66

8.54

V

V

V

V

V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.9 tidak terdapat item yang memiliki T-value<1.96 dan tidak

ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada item instrumental support yang di-drop yang berarti semua item

tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.6.5 Uji validitas informational support

Peneliti menguji apakah kedelapan item yang ada bersifat unidimensional,artinya

item-item tersebut benar-benar hanya mengukur informational support. Dari hasil

awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit,

dengan Chi-square = 41.45, df = 9, P-Value = 0.0000, RMSEA = 0,149. Namun

setelah dilakukan modifikasi sebanyak 10 kali terhadap model dengan

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,

maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 2.67, df = 6, P-Value =

0.84904, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu informational support.

Page 64: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

52

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran informational support disajikan dalam tabel 3.8

Dari tabel 3.10 dapat dilihat bahwa ada 5 item yang signifikan (t > 1.96)

dan 1 item yang tidak signifikan (t < 1.96) yaitu item nomor 5. Dengan demikian,

item nomor 5 akan di-drop yang berarti item informational support tersebut tidak

akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Informational Support

No.

Item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan

1

2

3

4

5

6

0.29

0.64

0.81

0.54

0.15

0.94

0.08

0.08

0.09

0.08

0.08

0.09

3.86

8.14

8.92

6.93

1.79

10.87

V

V

V

V

X

V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

3.6.6 Uji validitas companionship support

Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional,artinya

item-item tersebut benar-benar hanya mengukur companionship support. Dari

hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fit, dengan Chi-square = 9.58, df = 2, P-Value = 0.00833, RMSEA = 0,152.

Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 2 kali terhadap model dengan

Page 65: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

53

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,

maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 0.00, df = 0, P-Value =

1.00000, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu companionship

support.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran informational support disajikan dalam tabel 3.11

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Companionship Support

No.

Item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan

1

2

3

4

0.80

0.88

0.89

0.50

0.07

0.07

0.06

0.08

11.86

13.43

13.64

6.01

V

V

V

V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.11 tidak terdapat item yang memiliki T-value<1.96 dan tidak

ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada item companionship support yang di-drop yang berarti semua

item tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

Page 66: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

54

3.6.7 Uji validitas time based conflict

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional, artinya

item-item tersebut benar-benar hanya mengukur time based conflict. Dari hasil

awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit,

dengan Chi-square = 128.49, df = 9, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0,285.

Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 4 kali terhadap model dengan

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,

maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 5.68, df = 5, P-Value =

0.33875, RMSEA = 0.029. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu time based conflict .

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran time based conflict disajikan dalam tabel 3.12

Pada tabel 3.12 tidak terdapat item yang memiliki T-value<1.96 dan tidak

ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada item time based conflict yang di-drop yang berarti semua item

tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

Page 67: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

55

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Time Based Conflict

No.

Item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan

1

2

3

4

5

6

0.70

0.68

0.81

0.57

0.51

0.31

0.08

0.09

0.08

0.08

0.08

0.09

8.59

7.57

9.58

6.99

6.09

3.62

V

V

V

V

V

V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

3.6.8 Uji validitas strain based conflict

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional,artinya

item-item tersebut benar-benar hanya mengukur strain based conflict. Dari hasil

awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit,

dengan Chi-square = 53.16, df = 9, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0,173. Namun

setelah dilakukan modifikasi sebanyak 3 kali terhadap model dengan

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,

maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 8.23, df = 6, P-Value =

0.22141, RMSEA = 0.048. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu strain based conflict .

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

Page 68: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

56

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran strain based conflict disajikan dalam tabel 3.13

Pada tabel 3.13 tidak terdapat item yang memiliki T-value<1.96 dan tidak

ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada item strain based conflict yang di-drop yang berarti semua item

tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

Tabel 3.13

Muatan Faktor Item Strain Based Conflict

No.

Item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan

1

2

3

4

5

6

0.48

0.63

0.66

0.85

0.91

0.83

0.08

0.07

0.07

0.07

0.06

0.07

6.18

8.64

9.17

12.79

13.94

12.12

V

V

V

V

V

V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

3.6.9 Uji validitas behavior based conflict

Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional, artinya

item-item tersebut benar-benar hanya mengukur behavior based conflict. Dari

hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fit, dengan Chi-square = 210.33, df = 9, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0,370.

Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 4 kali terhadap model dengan

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,

maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-square = 6.60, df = 5, P-Value =

0.25233, RMSEA = 0.044. Nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

Page 69: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

57

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu behavior based

conflict.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran behavior based conflict disajikan dalam tabel 3.14

Pada tabel 3.12 tidak terdapat item yang memiliki T-value<1.96 dan tidak

ada item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada item behavior based conflict yang di-drop yang berarti semua

item tersebut akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

Tabel 3.14

Muatan Faktor Item Behavior Based Conflict

No.

Item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan

1

2

3

4

5

6

0.63

0.88

0.73

0.75

0.84

0.79

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

8.48

13.38

10.48

10.82

12.49

11.48

V

V

V

V

V

V

Keterangan : V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh fatigue,

dukungan sosial, dan work family conflict terhadap parenting self efficacy pada

ibu bekerja dengan anak usia pra-sekolah menggunakan analisis multiple

Page 70: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

58

regression. Teknik analisis multiple regression ini digunakan agar dapat

menjawab hipotesis nihil yang ada di Bab 2, dengan dependent variable yaitu

parenting self efficacy, dan independent variable yaitu fatigue, dukungan sosial

(emotionl support, instrumental support, informational support, companionship

support), work family conflict (time based conflict, strain based conflict, behavior

based conflict) maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + b8x8 + b9x9 + e

Keterangan:

y = Parenting self efficacy

a = Intercept (konstan)

b = Koefisien regresi untuk masing-masing X

x1 = fatigue

x2 = emotional support

x3 = instrumental support

x4 = informational support

x5 = companionship support

x6 = time based conflict

x8 = strain based conflict

x9 = behavior based conflict

e = Residu

Melalui regresi berganda dapat diperoleh nilai R2, yaitu koefisien korelasi

berganda parenting self efficacy dengan fatigue, dukungan sosial, dan work family

conflict. Besarnya kemungkinan parenting self efficacy yang disebabkan oleh

Page 71: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

59

faktor-faktor yang telah disebutkan, ditunjukkan oleh koefisien determinasi

berganda atau R2. R

2 merupakan proporsi varians dari parenting self efficacy yang

dijelaskan oleh fatigue, dukungan sosial, dan work family conflict untuk

mendapatkan nilai R2, digunakan rumusan sebagai berikut:

R2

=

Uji R2 diuji untuk membuktikan apakah penambahan varians dari independent

variable satu per satu signifikan atau tidak.

Membuktikan apakah regresi X dan Y signifikan atau tidak, maka dapat

dilakukan diuji dengan menggunakan uji F, untuk membuktikan hal tersebut

dengan menggunakan rumus F, yaitu sebagai berikut:

F = R2

/ k

(1 - R2) / (N – k -1)

Keterangan:

k = Jumlah independent variable

N = Jumlah sampel

Pembagian disini adalah R2 itu sendiri dengan df-nya (yaitu k), ialah jumlah

independen variabel yang dianalisis, sedangkan penyebutnya (1-R2) dibagi dengan

N – k– 1 dimana N adalah jumlah sampel. Hasil dari uji F yang dilakukan

nantinya, dapat dilihat apakah variabel-variabel independen yang diujikan

memiliki pengaruh terhadap dependent variable.

Kemudian selanjutnya dilakukan uji koefisiensi regresi dari tiap-tiap

independent variable yang dianalisis. Uji tersebut digunakan untuk melihat

apakah pengaruh yang diberikan independent variable signifikan terhadap

Page 72: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

60

dependent variable secara sendiri-sendiri atau parsial. Uji ini digunakan untuk

menguji apakah sebuah independent variable benar-benar memberikan kontribusi

terhadap dependent variable. Sebelum didapat nilai t dari tiap independent

variable, harus didapat dahulu nilai standart error estimate dari b (koefisien

regresi) yang didapatkan melalui akar Msres dibagi dengan SSx. Setelah didapat

nilai Sb barulah bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b (koefisien regresi)

dengan Sb itu sendiri. Seluruh perhitungan penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan software SPSS 17.0.

3.8 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap persiapan

Peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti dilihat pada fenomena-

fenomena yang terjadi di sekitar, melanjutkan dengan kajian pustaka untuk

melihat masalah tersebut dari sudut pandang teoritis agar dapat

dipertanggungjawabkan keilmiahannya, kemudian setelah mendapatkan

semua yang dibutuhkan untuk landasan teori, peneliti menyiapkan alat ukur

yang akan digunakan dalam penelitian, kemudian menentukan populasi dan

sampel (beserta teknik pengambilan sampel dan teknik pengumpulan data)

yang akan menjadi subjek penelitian untuk diajukan kepada pembimbing

mengenai alat ukur yang akan digunakan. Setalah skala dikatakan baik, maka

penulis melakukan tahap selanjutnya, yaitu menyebar skala berupa kuesioner

penelitian.

Page 73: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

61

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Setelah mendapatkan izin dari pembimbing, maka pengambilan data dapat

dilakukan dengan memberikan alat ukur yang telah disiapkan kepada sampel

penelitian. Peneliti meminta kesediaan responden memberikan waktu untuk

menjadi partisipan penelitian dengan terlebih dahulu menjelaskan tata cara

pengisian skala dan memastikan responden memahami cara pengisian skala

serta tidak ada item yang terlewati.

3. Tahap pengolahan data

a. Peneliti memberikan kode dan melakukan skoring terhadap hasil skala

yang telah diisi oleh subjek penelitian.

b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian

membuat tabel data.

c. Melakukan analisa data dengan metode statistik.

d. Membuat kesimpulan dan laporan akhir penelitian.

Page 74: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

62

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti.

Pembahasan tersebut meliputi tiga bagian, yaitu gambaran umum subjek, hasil

analisis deskriptif dan hasil uji hipotesis penelitian.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Pada subbab ini ditampilkan gambaran umum subjek penelitian berdasarkan

rentang usia, jumlah anak, jenis pekerjaan, dan jumlah jam kerja dalam sehari

seperti pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian

Gambaran Umum Subjek N %

Rentang Usia

20-40 tahun 150 91.46

>40 tahun 14 8.54

Jumlah Anak

1 83 50.62

2 54 32.93

3 24 14.63

>3 3 1.82

Jenis Pekerjaan

PNS 64 39.02

Pegawai Swasta

Guru

Buruh

Lainnya

60

13

23

4

36.58

7.94

14.02

2.44

Jam Kerja / Hari

6-7 Jam 9 5.49

8-9 Jam

9-10 Jam

>10 Jam

136

15

4

82.93

9.14

2.44

Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pembagian usia

dalam penelitian ini terbagi atas dua kategori berdasarkan tahapan perkembangan

Page 75: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

63

dewasa awal dan dewasa madya. Berdasarkan data pada tabel 4.1, subjek

penelitian dengan rentang usia 20-40 tahun yang termasuk dalam tahap

perkembangan dewasa awal lebih banyak dari usia 40 tahun ke atas yaitu

sebanyak 150 ibu dengan persentase 91.46%, yang kemudian dikuti oleh ibu yang

berusia 40 tahun ke atas yang berjumlah 14 orang dengan persentase 8.54%

Gambaran subjek penelitian berdasarkan jumlah anak yang dimiliki oleh

subjek yaitu ibu bekerja terbagi dalam empat kategori, yaitu ibu bekerja yang

memiliki satu anak, dua anak, tiga anak, dan lebih dari tiga anak. Pada tabel 4.1

dapat diketahui jumlah ibu yang memiliki satu anak sebanyak 85 orang dengan

presentase 50.62%, diikuti oleh jumlah ibu yang memiliki dua anak sebanyak 54

orang dengan presentase 323.93%, selanjutnya jumlah ibu yang memiliki tiga

anak sebanyak 24 orang dengan presentase 14.63%, dan jumlah ibu yang

memiliki anak lebih dari tiga terdapat tiga orang dengan presentase 1.82%.

Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis pekerjaan terbagi menjadi

lima kategori, yaitu PNS, pegawai swasta, guru, buruh, dan tambahan kategori

lainnya bagi subjek yang tidak ingin disebutkan jenis pekerjaannya. Pada tabel 4.1

dapat diketahui bahwa jumlah ibu yang bekerja sebagai PNS adalah 64 orang

dengan persentase 39.02%, kemudian diikuti dengan ibu yang bekerja dengan

jenis pekerjaan pegawai swasta sebanyak 60 orang dengan presentase 36.58%,

selanjutnya ibu dengan kategori pekerjaan sebagai buruh sebanyak 23 orang

dengan presentase 14.02%, diikuti dengan jumlah ibu yang bekerja sebagai guru

sebanyak 13 orang dengan presentase 7.94%, dan terakhir jumlah ibu yang

Page 76: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

64

termasuk dalam kategori jenis pekerjaan lainnya sebanyak empat orang dengan

presentase 2.44%.

Gambaran subjek penelitian berdasarkan jumlah jam kerja dalam sehari

terbagi menjadi empat kategori, yaitu 6 sampai 7 jam, 8 sampai 9 jam, 9 sampai

10 jam, dan yang bekerja lebih dari 10 jam dalam sehari. Berdasarkan data pada

tabel 4.1 dapat diketahui jumlah jam kerja para ibu mayoritas bekerja selama 8

sampai 9 jam sehari sebanyak 136 orang dengan presentase 82.93%, selanjutnya

diikuti dengan jam kerja 9 sampai 10 jam sehari sebanyak 15 orang dengan

presentase 9.14%, kemudian jam kerja 6 sampai 8 jam sehari sebanyak sembilan

orang dengan presentase 5.49%, dan juga terdapat ibu yang bekerja lebih dari 10

jam sehari sebanyak empat orang dengan presentase 2.44%.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Sebelum diuraikan secara lebih terperinci tentang beberapa sub bab selanjutnya,

perlu dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor

murni (t- score) yang merupakan hasil proses konversi dan raw score. Proses ini

ditujukan agar mudah dalam membandingkan antar skor hasil pengukuran

variabel-variabel yang diteliti. Dengan demikian semua raw score menjadi z-

score. Untuk menghilangkan bilangan negatif dari z-score, semua skor

ditransformasikan ke skala T yang semuanya positif dengan dengan menetapkan

mean=50 dan standar deviasi=10.

Dalam subbab ini dijelaskan mengenai gambaran data penelitian seperti

kategorisasi pada masing-masing variabel. Pada penelitian ini, peneliti membagi

klasifikasi parenting self efficacy, fatigue, dukungan sosial (emotional support,

Page 77: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

65

instrumental support, informational support, companionship support), work

family conflict (time based conflict, strain based conflict, behavior based conflict)

menjadi dua skor, yaitu skor rendah dan tinggi. Skor tersebut diperoleh dari skor

minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel

yang dijelaskan dalam tabel 4.2

Tabel 4.2

Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Parenting self efficacy 164 31.12 72.91 50.0000 8.53926

Fatigue 164 27.00 71.06 50.0000 9.30764

Emotional support 164 16.69 64.18 50.0000 9.34599

Instrumental support 164 29.60 62.99 50.0000 8.06391

Informational support 164 28.35 67.29 50.0000 8.44629

Companionship support 164 15.46 60.49 50.0000 9.07236

Time based conflict 164 30.25 80.88 50.0000 9.22859

Strain based conflict 164 30.87 80.02 50.0000 9.36207

Behavior based conflict 164 27.57 75.82 50.0000 9.43623

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa: Pertama, variabel parenting

self efficacy memiliki nilai minimum = 31.12, nilai maksimum = 72.91, mean =

50.0000 dan SD = 8.53926. Kedua, fatigue memiliki nilai minimum = 27.00, nilai

maksimum = 71.06, mean = 50.0000 dan SD = 9.30764. Ketiga, emotional

support memiliki nilai minimum= 16.69, nilai maksimum= 64.18, mean= 50.0000

dan SD= 9.34599. Keempat, instrumental support memiliki nilai minimum =

29.60, nilai maksimum = 61.99, mean = 50.0000 dan SD = 8.06391. Kelima,

informational support memiliki nilai minimum = 28.35, nilai maksimum = 67.29,

mean = 50.0000 dan SD = 8.44629. Keenam, companionship support memiliki

nilai minimum = 15.46, nilai maksimum = 60.49, mean = 50.0000 dan SD =

Page 78: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

66

9.07236. Ketujuh, time based conflict memiliki nilai minimum = 30.25, nilai

maksimum = 80.88, mean = 50.0000 dan SD = 9.22859. Kedelapan, strain based

conflict memiliki nilai minimum = 30.87, nilai maksimum = 80.02, mean =

50.0000 dan SD = 9.36207. Kesembilan, behavior based conflict memiliki nilai

minimum = 27.57, nilai maksimum = 75.82, mean = 50.0000 dan SD = 9.43623.

Dalam tabel 4.2 dapat diketahui mean dari seluruh variabel memiliki nilai

50. Nilai tersebut menjadi batas peneliti untuk menentukan kategorisasi rendah

dan tinggi dari masing-masing variabel penelitian. Kategorisasi masing-masing

variabel dapat ditentukan berdasarkan rumus dalam tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Rumus Kategorisasi

Kategorisasi Rumus

Rendah X < M

Tinggi X M

Adapun kategorisasi skor pada masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

4.2.1 Kategorisasi variabel

Kategorisasi skor variabel kontinum dapat dijelaskan pada tabel 4.4

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 164 jumlah subjek

penelitian, terlihat bahwa subjek penelitian dengan skor parenting sel efficacy

terendah sebanyak 88 orang atau 53.66%, sedangkan subjek penelitian dengan

skor parenting sel efficacy tinggi sebanyak 76 orang atau 46.34%.

Page 79: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

67

Tabel 4.4

Kategorisasi Variabel

Pada tabel 4.4 juga terlihat bahwa subjek penelitian dengan skor fatigue

rendah sebanyak 71 orang atau 43.29%, sedangkan subjek penelitian dengan skor

fatigue tinggi sebanyak 93 orang atau 56.71%.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 196 jumlah subjek

penelitian terlihat bahwa skor emotional support rendah sebanyak 86 orang atau

52.44%, sedangkan subjek penelitian dengan skor emotional support tinggi

sebanyak 78 orang atau 47.56%. Subjek penelitian dengan skor instrumental

support rendah sebanyak 91 orang atau 55.49%, sedangkan subjek penelitian

dengan skor instrumental support tinggi sebanyak 73 orang atau 44.51%. Subjek

penelitian dengan skor informational support rendah sebanyak 99 orang atau

60.37%, sedangkan subjek penelitian dengan skor informational support tinggi

sebanyak 63 orang atau 39.63%. Kemudian, subjek penelitian dengan skor

companionship support rendah sebanyak 83 orang atau 50.60%, sedangkan subjek

Variabel Frekuensi %

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Parenting self efficacy 88 76 53.66 46.34

Fatigue 71 93 43.29 56.71

Emotional support 86 78 52.44 47.56

Instrumental support 91 73 55.49 44.51

Informational support 99 65 60.37 39.63

Companionship support 83 81 50.60 49.40

Time based conflict 83 81 50.60 49.40

Strain based conflict 89 75 54.27 45.73

Behavior based conflict 88 76 53.66 46.34

Page 80: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

68

penelitian dengan skor companionship support tinggi sebanyak 81 orang atau

49.40%.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui pula bahwa skor time based conflict

rendah sebanyak 83 orang atau 50.60%, sedangkan subjek penelitian dengan time

based conflict tinggi sebanyak 81 orang atau 49.40%%. Subjek penelitian dengan

skor strain based conflict rendah sebanyak 89 orang atau 54.27%, sedangkan

subjek penelitian dengan strain based conflict tinggi sebanyak 75 orang 45.73%.

Lalu, subjek penelitian dengan skor behavior based conflict rendah sebanyak 88

orang atau 53.66%, sedangkan subjek penelitian dengan behavior based conflict

tinggi sebanyak 76 orang 43.54%.

4.3 Hasil Uji Hipotesis

4.3.1 Uji hipotesis mayor

Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik multiple regression

analysis menggunakan software SPSS 17.

Seperti yang telah dibahas pada bab 3, dalam regresi ada tiga hal yang

dilihat, yaitu besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians

dependent variable (DV) yang dijelaskan oleh independent variable (IV), kedua

apakah secara keseluruhan independent variable (IV) berpengaruh signifikan

terhadap dependent variable (DV) dan signifikan atau tidaknya koefisien regresi

dari masing-masing independent variable (IV).

Langkah pertama, peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV. Selanjutnya untuk tabel R

square dapat dilihat pada tabel 4.5.

Page 81: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

69

Tabel 4.5

R Square

Model Summary

Model R R Square Adjusted

R Square Std. Error of the Estimate

1 .562a

.316 .281 7.24211

a. Predictors: (Constant), BEHAVIOR_BC, COMPANIONSHIP_SUP, TIME_BC,

FATIGUE, INSTRUMENTAL_SUP, INFORMATIONAL_SUP, STRAIN_BC,

EMOTIONAL_SUP

b. Dependent Variable: PSE

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar

0,316 atau 31.6% artinya proporsi varians dari parenting self efficacy ibu bekerja

yang dijelaskan oleh fatigue, emotional support, instrumental support,

informational support, companionship support, time based conflict, strain based

conflict, behavior based conflict adalah sebesar 0,316 atau 31,6% sedangkan

68,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

Langkah kedua, peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent

variable terhadap parenting self efficacy ibu bekerja. Adapun hasil uji F dapat

dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Uji F

ANOVAᵇ

a. Predictors: (Constant), BEHAVIOR_BC, COMPANIONSHIP_SUP, TIME_BC,

FATIGUE, INSTRUMENTAL_SUP, INFORMATIONAL_SUP, STRAIN_BC,

EMOTIONAL_SUP

b. Dependent Variable: PSE

Jika dilihat dari kolom Sig. pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai

signifikan lebih kecil (p<0.05), maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

Model Sum of Square df Mean Square F Sig.

1 Regression 3756.334 8 469.542 8.952 0.000a

Residual 8129.471 155 52.448

Total 11885.805 163

Page 82: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

70

pengaruh yang signifikan seluruh independent variable (IV) terhadap dependent

variable (DV), yaitu parenting self efficacy ditolak. Artinya adalah ada pengaruh

yang signifikan fatigue, dukungan sosial (emotinal support, instrumental support,

informational support, companionship support) dan work family conflict (time

based conflict, strain based conflict, behavior based conflict) terhadap parenting

self efficacy ibu bekerja.

4.3.2 Uji hipotesis minor

Uji hipotesis ini merupakan uji hipotesis untuk menjawab hipotesis minor.

Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficient Sig.

B Beta

(Constant) 59.072 0.000

Fatigue -0.233 -0.254 0.007

Emotional support 0.047 0.052 0.626

Instrumental support -0.127 -0.120 0.207

Informational support 0.241 0.238 0.014

Companionship support 0.111 0.118 0.216

Time based conflict -0.103 -0.111 0.176

Strain based conflict 0.012 0.013 0.894

Behavior based conflict -0.130 -0.144 0.090

a. Dependent Variable: PSE

Berdasarkan pada tabel 4.7 dapat disimpulkan persamaan regresinya

sebagai berikut:

Parenting self efficacy = 59,072 – 0,233 (fatigue)* + 0,047 (emotional support) –

0,127 (instrumental support) + 0.241 (informational support)* + 0.111

(companionship support) – 0.103 (time based conflict) + 0.012 (strain based

conflict) – 0.13 (behavior bassed conflict)

Page 83: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

71

Keterangan: Tanda (*) = Variabel signifikan

Uji hipotesis dapat dijelaskan berdasarkan tabel 4.7 sebagai berikut:

1. Koefisien regresi variabel fatigue sebesar 0,233 dengan nilai signifikan

sebesar 0,007 (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (H0)

ditolak. Jadi, terdapat pengaruh yang signifikan fatigue terhadap parenting

self efficacy ibu bekerja. Selain itu, nilai koefisien regresi pada variabel ini

bernilai negatif. Artinya semakin rendah nilai fatigue maka nilai parenting

selgf efficacy akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.

2. Koefisien regresi variabel emotional support sebesar 0,047 dengan nilai

signifikan sebesar 0,626 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

nihil (H0) diterima.

3. Koefisien regresi variabel instrumental support sebesar 0,127 dengan nilai

signifikan sebesar 0,207 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

nihil (H0) diterima.

4. Koefisien regresi variabel informational support sebesar 0,241 dengan nilai

signifikan sebesar 0,014 (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

nihil (H0) ditolak. Jadi, terdapat pengaruh yang signifikan informational

support dari variabel dukungan sosial terhadap parenting self efficacy ibu

bekerja. Selain itu, nilai koefisien regresi pada variabel ini bernilai positif.

Artinya semakin tinggi nilai informational support maka nilai parenting self

efficacy akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.

Page 84: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

72

5. Koefisien regresi variabel companionship support sebesar 0,111 dengan nilai

signifikan sebesar 0,216 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

nihil (H0) diterima.

6. Koefisien regresi variabel time based conflict sebesar 0,103 dengan nilai

signifikan sebesar 0,176 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

nihil (H0) diterima.

7. Koefisien regresi variabel strain based conflict sebesar 0,012 dengan nilai

signifikan sebesar 0,894 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

nihil (H0) diterima.

8. Koefisien regresi variabel instrumental support sebesar 0,130 dengan nilai

signifikan sebesar 0,090 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

nihil (H0) diterima.

4.4 Analisis Proporsi Varians pada Tiap Independent Variable

Pengujian pada tahap ini bertujuan untuk melihat signifikan tidaknya penambahan

(incremented) proporsi varian dari tiap independent variable. Independent

variable tersebut dianalisis secara satu per satu. Pada tabel 4.8 akan dipaparkan

besarnya proporsi varians pada parenting self efficacy. Tabel 4.8 akan

menjelaskan seberapa banyak sumbangan setiap independen variabel yang

digunakan dalam penelitian memberikan pengaruh terhadap dependent variabel

parenting self efficacy.

Page 85: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

73

Tabel 4.8

Proporsi Varian Sumbangan Tiap Independent Variable

Model Summary

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan informasi sebagai berikut:

1. Sumbangan variabel fatigue terhadap parenting self efficacy sebesar 21.4%

dengan signifikansi F = 0.000 (p<0.05). Hal ini berarti variabel fatigue

memberikan pengaruh bagi bervariasinya parenting self efficacy ibu bekerja.

2. Sumbangan variabel emotional support terhadap parenting self efficacy

sebesar 3.1% dengan signifikansi F = 0.011 (p<.0.05). Hal ini berarti variabel

emotional support dari dukungan sosial memberikan pengaruh bagi

bervariasinya parenting self efficacy ibu bekerja.

3. Variabel instrumental support memberikan sumbangan terhadap parenting

self efficacy sebesar 0% dengan signifikansi F = 0.960 (p>0.05). Hal ini berarti

variabel instrumental support dari dukungan sosial tidak memberikan

pengaruh bagi bervariasinya parenting self efficacy ibu bekerja.

4. Sumbangan variabel informational support terhadap parenting self efficacy

sebesar 3.9% dengan signifikansi F = 0.004 (p<0.05). Hal ini berarti variabel

informational support dari dukungan sosial memberikan pengaruh bagi

bervariasinya parenting self efficacy ibu bekerja.

Independent Variable R Square R Square Change F Change Sig

Fatigue .214 .214 44.114 .000

Emotional support .245 .031 6.676 .011

Instrumental support .245 .000 .002 .960

Informational support .284 .039 8.580 .004

Companionship support .289 .005 1.058 .305

Time based conflict .302 .013 2.989 .086

Strain based conflict .303 .001 .262 .610

Behavior based conflict .316 .013 2.910 .090

Page 86: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

74

5. Variabel companionship support memberikan sumbangan terhadap parenting

self efficacy sebesar 0.5% dengan signifikansi F = 0.305 (p>0.05). Hal ini

berarti variabel companionship support dari dukungan sosial tidak

memberikan pengaruh bagi bervariasinya parenting self efficacy ibu bekerja.

6. Variabel time based conflict memberikan sumbangan terhadap parenting self

efficacy sebesar 1.3% dengan signifikansi F = 0.086 (p>0.05). Hal ini berarti

variabel time based conflict dari work family conflict tidak memberikan

pengaruh bagi bervariasinya parenting self efficacy ibu bekerja.

7. Variabel strain based conflict memberikan sumbangan terhadap parenting self

efficacy sebesar 0.01% dengan signifikansi F = 0.610 (p>0.05). Hal ini berarti

variabel strain based conflict dari work family conflict tidak memberikan

pengaruh bagi bervariasinya parenting self efficacy ibu bekerja.

8. Variabel behavior based conflict memberikan sumbangan terhadap parenting

self efficacy sebesar 1.3% dengan signifikansi F = 0.090 (p>0.05). Hal ini

berarti variabel strain based conflict dari work family conflict tidak

memberikan pengaruh bagi bervariasinya parenting self efficacy ibu bekerja.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat delapan variabel

independen yang diikutsertakan dalam uji regresi, yaitu fatigue, emotional

support, instrumental support, informational support, companionship support,

time based conflict, strain based conflict, behavior based conflict, jika dilihat dari

besarnya pertambahan R square yang dihasilkan setiap kali dilakukan

penambahan variabel independen (sumbangan proporsi varian yang diberikan).

Page 87: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

75

Dari delapan variabel independen tersebut yang memberikan sumbangan

atau pengaruh varians terbesar terhadap parenting self efficacy ibu bekerja adalah

variabel fatigue. Dilanjutkan dengan variabel emotional support dan

informational suppot. Selanjutnya, variabel instrumental support, companionship

support, time based conflict, strain based conflict, dan behavior based conflict

tidak memberikan pengaruh varians terhadap parenting self efficacy ibu bekerja.

Page 88: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

76

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh bersama-

sama yang signifikan fatigue, dukungan sosial (emotional support, instrumental

support, informational support, companionship support), dan work family conflict

(time based conflict, strain based conflict, behavior based conflict) terhadap

parenting self efficacy pada ibu bekerja dengan anak usia pra-sekolah. Adapun

dari semua independent variable (IV) dalam penelitian, hanya ada dua independen

variable (IV) yang berpengaruh terhadap parenting self efficacy ibu bekerja, yaitu

fatigue dan informational support.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh bersama-sama yang signifikan dari keseluruhan independent variable

(IV), yaitu fatigue, dukungan sosial (emotional support, instrumental support,

informational support, companionship support), dan work family conflict (time

based conflict, strain based conflict, behavior based conflict) terhadap parenting

self efficacy pada ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan

bahwa fatigue mempengaruhi parenting self efficacy secara negatif (Cooklin et al.,

2011). Kemudian, hasil uji hipotesis minor juga menunjukkan bahwa fatigue

menjadi salah satu variabel yang signifikan mempengaruhi parenting self efficacy

Page 89: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

77

secara negatif. Artinya semakin tinggi skor fatigue maka akan semakin rendah

parenting self efficacy ibu bekerja.

Hasil tersebut diperkuat oleh penelitian lain bahwa fatigue mengganggu

kapasitas orang tua untuk menjalankan peran pengasuhan secara optimal (Cooklin

et al., 2011). Selanjutnya Giallo et al. (2011) menemukan bahwa fatigue

berhubungan dengan berkurangnya parenting self efficacyd pada 50 ibu yang

memiliki anak usia 2-5 tahun dengan Autism Spectrum Disorder (ASD).

Fatigue juga disebutkan berhubungan dengan kesulitan orang tua yang

memiliki anak usia dini. Pada sebuah penelitian kualitatif disebutkan bahwa

fatigue mempengaruhi kemampuan orang tua dalam coping, meningkatkan

frustasi, dan mengurangi kesabaran (Goodman et al., dalam Dunning & Giallo,

2012). Penelitian-penelitian yang meneliti mengenai hubungan dan juga pengaruh

dari variabel fatigue tersebut cukup menggambarkan pengaruh fatigue dalam

parenting khususnya terhadap parenting self efficacy.

Dalam hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari keseluruhan

responden, mayoritas ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-sekolah mengalami

fatigue. Kemudian, didukung oleh skor parenting self efficacy yang rendah

sehingga bisa dilihat bahwa mayoritas responden yang mengalami fatigue

memiliki parenting self efficacy yang rendah.

Selanjutnya pada variabel dukungan sosial, beberapa penelitian

menyebutkan bahwa dukungan sosial jugat turut memberikan pengaruh pada

parenting self efficacy. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa dukungan sosial

secara keseluruhan sangat penting menjadi prediktor parenting behavior dan hal

Page 90: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

78

ini dipengaruhi oleh parenting self efficacy (Umana-Taylor et al., 2013).

Penelitian terdahulu juga telah disebutkan dukungan sosial secara positif

berhubungan dengan parenting self efficacy ibu (Umana-Taylor et al., 2013).

Kemudian penelitian di Korea menemukan bahwa dukungan sosial yang

paling penting adalah dukungan instrumental dan emosional dari suami (Phang &

Lee, 2009). Dukungan sosial yang berasal dari suami merupakan sumber

dukungan yang memiliki hubungan paling besar dengan parenting self efficacy

(Halloway et al., 2005). Penelitian ini berbeda dengan hasil yang didapatkan oleh

penulis, dimana pada uji hipotesis minor, dukungan sosial yang mempengaruhi

parenting self efficacy secara positif signifikan hanya informational support.

Artinya semakin tinggi dukungan informasi yang dimiliki oleh para ibu bekerja

maka akan semakin tinggi pula parenting self efficacy ibu bekerja.

Dari data penelitian yang diperoleh juga menunjukkan bahwa mayoritas

responden memiliki dukungan informasi yang rendah. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut, penulis menduga ada hal-hal yang menyebabkan

informational support yang dimiliki oleh para ibu bekerja itu bisa rendah. Hal-hal

tersebut menjadi keterbatasan dalam penelitian ini dan mungkin bisa diungkapkan

pada penelitian selanjutnya untuk mengetahui penyebab dari rendahnya

informational support yang dimiliki oleh ibu bekerja yang memiliki anak usia pra-

sekolah.

Penulis juga berasumsi bahwa para ibu bekerja di dalam penelitian ini

merasa bahwa dukungan secara informasi yaitu pengetahuan tentang cara

menjalankan peran pengasuhan secara optimal, baik itu informasi dari

Page 91: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

79

pengalamnnya sendiri, pengalaman dari orang tua si ibu ataupun turut serta di

berbagai acara parenting merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

menumbuhkan perasaan yakin dan kompeten untuk memberikan pengasuhan

kepada anak mereka.

Untuk variabel companionship support dari dukungan sosial, penulis belum

menemukan penelitian yang secara spesifik menjelaskan pengasuh variabel ini

terhadap parenting self efficacy. Kebanyakan penelitian hanya mengunakan

variabel besar dukungan sosial yang mempengaruhi parenting self efficacy.

Pada uji hipotesis minor untuk variabel work family conflict menunjukkan

bahwa tidak satupun dimensi dari work family conflict yang menjadi independent

variable (IV) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap parenting self

efficacy.

Hasil tersebut menjadi keterbatasan peneliti dalam pemilihan variabel dari

work family conflict yang hanya berlandaskan pada penelitian yang mengukur

hubungan antara work family conflict dengan parenting self efficacy. Penelitian

tersebut menyebutkan bahwa work family conflict berhubungan negatif dengan

parenting self efficacy dan juga kualitas interaksi antara orang tua dengan anak

(Cinamon et al., 2007).

Variabel work family conflict juga ditekankan pada penelitian sebelumnya

bahwa orang tua yang rentan mengalami work family conflict disebutkan terjadi

pada orang tua yang memiliki anak usia dini dan dilaporkan berpotensi

menganggu keberfungsian peran antara pekerjaan dan keluarga (Namaguchi, 1997

dalam Haslam et al., 2014).

Page 92: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

80

Hasil penelitian ini mungkin dipengaruhi oleh skor dari ketiga variabel work

family conflict yang dapat dilihat pada tabel 4.4 yang kurang bervariasi sehingga

menyebabkan ketiga variabel ini tidak signifikan mempengaruhi parenting self

efficacy.

Keterbatasan dan kekurangn lain dari penelitian ini yaitu pada alat ukur

parenting self efficacy dan work family conflict, dimana semua item yang

digunakan adalah favorable, mungkin saja jika dikombinasikan atau ditambahkan

item yang unfavorable skornya bisa berubah diikuti dengan berubahnya nilai

signifikansi dari masing-masing independent variabel (IV) terhadap parenting self

efficacy yang diteliti.

Kemudian, pada penelitian ini tidak melihat variabel demografi seperti

tingkat pendidikan dan juga pendapatan ibu bekerja yang mungkin saja bisa

menjadi faktor lain yang mempengaruhi parenting self efficacy pada ibu bekerja

dengan anak usia pra-sekolah. Selanjutnya, perlu dilakukannya pendekatan

kualitatif dengan metode wawancara terhadap para responden. Bagaimanapun,

sangat dibutuhkan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, untuk

menggali hasil penelitian ini secara mendalam. Namun, hal tersebut tidak dapat

dilakukan dalam penelitian ini karena hanya menggunakan penelitian kuantitatif

sehingga kurang tergambarkannya kondisi responden menjadi keterbatasan dalam

penelitian.

5.3 Saran

Dalam penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak

kekurangan. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran sebagai bahan

Page 93: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

81

pertimbangan untuk dapat melengkapi penelitian selanjutnya, baik berupa saran

teoritis maupun saran praktis.

5.3.1 Saran teoritis

1. Bagi peneliti lain yang tertarik meneliti parenting self efficacy, disarankan

untuk menggunakan alat ukur parenting self efficacy lainnya dengan

mempertimbangakan kriteria sampel yang digunakan sehingga hasilnya bisa

lebih spesifik dan melengkapi penelitian yang sudah ada.

2. Mengingat masih ada 60% lebih yang mempengaruhi parenting self efficacy

maka perlu dilakukan penelitian lain yang melibatkan faktor-faktor lain di

luar penelitian ini sangat disarankan seperti kepribadian, tingkat pendidikan,

penghasilan, dan variabel-variabel lainnya. Dengan mempertimbangkan

variabel-variabel tersebut dan membaca literatur yang lebih bervariasi,

diharapkan penelitian selanjutnya akan lebih menyempurnakan hasil

penelitian sebelumnya.

3. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan menggunakan responden dengan

satu jenis pekerjaan saja agar lebih spesifik sehingga merepresentasikan

kondisi responden berdasarkan jenis pekerjaannya tersebut agar lebih

spesifik.

4. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan dapat melakukan penelitian dengan

subjek ibu bekerja yang hanya memiliki satu anak usia berusia 2-5 tahun agar

hasil penelitian dapat lebih spesifik karena subjek hanya berfokus pada anak

yang masih berusia pra-sekolah.

Page 94: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

82

5. Disarankan juga untuk meneliti ayah sebagai subjek penelitian berkaitan

dengan parenting self efficacy ataupun variabel lain yang berhubungan

dengan pengasuhan anak, hal ini dikarenakan belum banyak penelitian

dengan subjek ayah, khususnya di Indonesia.

5.3.2 Saran praktis

1. Perlu diadakannya pengayaan bisa berupa seminar parenting, pelatihan

ataupun diskusi yang diadakan oleh kantor, perusahaan-perusahaan, ataupun

instansi pemerintahan.

2. Pemerintah perlu ikut serta untuk memfasilitasi masyarakat untuk bisa

meningkatkan informasi-informasi terkait pengasuhan/parenting khususnya

bagi ibu bekerja, bisa saja menggunakan sarana yang ada seperti puskesmas,

posyandu, rumah sakit daerah agar bisa menjangkau seluruh lapisan

masyarakat.

3. Salah satu program yang bisa disosialisakan kepada para orang tua yang

bekerja dalam seminar atau diskusi parenting yaitu bisa membuat atau

mengisi jadwal harian. Hal ini bisa bermanfaat agar para orang tua yang

bekerja lebih bisa mengatur waktu untuk pekerjaan dan keluarga sehingga

waktu untuk beristirahat bisa digunakan sebaik mungkin untuk mengurangi

resiko fatigue yang rentan dialami para ibu bekerja yang memiliki anak usia

pra-sekolah.

4. Bagi lingkungan sekitar subjek dapat memberikan dukungan penuh kepada

para ibu bekerja khususnya bagi yang memiliki anak usia pra-sekolah, bisa

berupa dukungan secara emosional seperti rasa simpati dan empati, dukungan

Page 95: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

83

secara informasi agar ibu dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik

dalam menjalankan pengasuhan anak agar para ibu semakin memiliki

keyakinan bahwa mereka memilki kompetensi dalam mengasuh anak dengan

baik. Keluarga ataupun saudara bisa menyediakan waktu, paling tidak untuk

sekedar bertukar pikiran atau sharing sehingga diharapkan dapat

meningkatkan perasaan yakin bahwa selalu ada yang orang-orang terdekatnya

yang juga turut berperan dalam menjalankan peran pengasuhan.

Page 96: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

84

DAFTAR PUSTAKA

Ardelt, M., & Eccles, J. S. (2001). Effect of mothers’ parental efficacy beliefs and

promotive parenting strategies on inner-city youth. Journal of Family

Issues, 22, 944-972.

Berk, Laura. E. (2004). Infants, children, and adolescents, 5th Edition. United

States of America: Pearson Educaction Inc.

Carlson, D., Kacmar, K., & Williams. (2000). Contruction and initial validation of

a multidimentional meassure of work family conflict. Journal of

Vocational Behavior, 56, 249-276.

Cinamon, R., Weisel, A., & Tzuk, K. (2007). Work-family conflict within the

family. Journal of Career Development, 34(1), 79-100.

Coleman, K., & Karraker, K. H. (1997). Self-efficacy and parenting quality:

Finding and future applications. Developmental Review, 18, 47-85.

Coleman, P., & Karraker, K. H. (1998). Self-efficacy and parenting quality:

Finding and future apploications. Developmental Review, 18, 47-85.

Coleman, P., & Karraker, K. H. (2000). Parenting self-efficacy among mothers of

school-age children: Conceptualization, measurement, and correlates.

Journal of Family Relation, 49(1), 13-24.

Coleman, P., & Karraker, K. H. (2003). Maternal self-efficacy beliefs,

competence in parenting, and toodlers’ behavior and developmental

status. Infant Mental Health Journal, 24(2), 126-148.

Cooklin, A., Giallo, R., & Rose, N. (2011). Parental fatigue and parenting practice

during early childhood: an Australian community survey. Child: Care,

Health, & Development, 1-11.

Desjardin, J. L. (2003). Assesing parental percetions of self-efficacy and

involvement in families of young children with hearing loss. The Volta

Review, 103(4), 391-409.

Dunning, M., & Giallo, R. (2012). Fatigue, parenting stress, self efficacy and

satisfaction in mothers of infants and young children. Journal of

Reproductive and Infant Psychology, 30(2), 145-159.

Page 97: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

85

Elek, S. M., Hudson, D. G., & Fleck, M. O. (2002). Couples’ experiences with

fatigue during the transition to parenthood. Jornal of Family Nursing,

8(3), 221-240.

Finlayson, TL., Stiefert, K., & Sohn, W. (2007) Maternal self efficacy and 1-5

year-old children’s brushing habits. Community Dent Oral Epidemiol,

35, 272-281.

Fisher, JRW., Feekery, CJ., & Rowe-Murray, HJ. (2002). Nature, severity and

correlates of psychological distress in woman admitted to a private

mother-baby unit. Jounal Paediatric Child Health, 38, 140-145.

Frank-Stormborg., & Olsen, S. J. (2004). Instrument for clinical health-care

research, 3rd Edition. United States of America: Jones and Bartlett

Publishers, Inc.

Giallo, R., Wood. C., Jellet. R., & Porter, R. (2011). Fatigue, wellbeing and

parental self efficacy in mothers of children with autism spectrum

disorder. Autism, 17(4), 465-480.

Gilmore, Linda A. & Cuskelly, M. (2008). Factor structure of the parenting sense

of competence scale using normative samples. Child: Care, Health &

Development, 38(1), 48-55.

Glick, Peter. (2002). Women’s employment and its relation to children’s health

and schooling in developing countries: Conceptual links, empirical

evidence, and policies. Cornel University.

Grandjean, E. (1979). Fatigue in industry. British Journal of Industrial Medicine,

36, 175-186.

Greenhaus, J. H., & Beutell, N. J. (1985). Sources of conflilct between work and

family roles. Academy of Management Review, 10(1), 76-88.

Haslam, D., Filus, A., Morawska, A., Sanders, M., & Fletcher, R. (2014). The

work-family conflict scale (WAFCS): Development and initial

validation of self report measure of work family conflict for use wuth

parents. Child Psychiatry Human Development, 1-21.

Hochschild, A. R. (1997). The time bind: When work becomes home and home

becomes work. Getting Started in: Sociology, 3rd Edition, 4, 77-84.

Hockey, G. R., Maule, A. J., Clough, P. J., & Bdzola, L. (2000). Effect of

negative mood states on risk in everyday decision making. Cognition

and Emotion, 14 (6), 823-855.

Page 98: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

86

Holloway, S., Suzuku, S., Yamamoto., & Mindnich, J. D. (2009). Parenting self-

efficacy and social support in japan and the united states. Journal of

Family Issues, 30(11), 1505-1526.

Hurlock, E. B. (1980). Development psychology a life span approach, 5th Edition.

New York: McCraw-Hill, Inc.

Izzo, C., Weiss, L., Shanahan, T., & Brown, F. R. (2000). Parental self efficacy

and social support as predictors of parenting practices and children’s

sociomotional adjustment in mexican immigrant families. Jounal of

Prevention & Intervention in the Community, 20(1-2), 197-213.

Johnston, C., & Mash, E. J. (1989). A measure of parenting satisfaction and

efficacy. Journal of Clinical Child Psychology, 18(2), 167-165.

Jones, T., & Prinz, R. J. (2005). Potential roles of parental self efficacy in parent

and child adjustment: A review. Clinical Psychology Review, 25, 341-

363.

Kendall, S., & Bloomfield, L. (2005). Developing and validating a tool to measure

parenting self efficacy. Nursing Theory and Concept Development or

Analysis, 51(2), 174-181.

Kuhn, J. C., & Carter, A. S. (2006). Maternal self-efficacy and associated

parenting cognitions among mothers of children with autism. American

Journal of Orthopsychiatry, 76(4), 564-575.

Leahy-Warren, P., McCarthy, G., & Corcoran, P. (2011). First time mothers:

Social support, maternal parental self efficay and postnatal depression.

Journal of Clinical Nursing. 1-10.

Lesniowska, R., Gent, A., & Watson, S. (2015). Maternal fatigue, parenting self-

efficacy, and overreactive dicipline during the early childhood years: A

test of mediation model. The Australian Psychological Society, 1-10.

Michielsen, H., Vries J., & Heck G. L. (2003). Psychometrict qualities of a brief

self-rated fatigue measure The fatigue assessment scale. Journal of

Psychometrics Research, 54, 345-352.

Netemayer, R. G., Boles, J. S., & McMurrian, R. (1996). Development and

validation of work-family conflict and family-work conflict scales.

Journal of Applied Psychology, 81(4), 400-410.

Ontai, L., Sano, Y., Hatton, H., & Conger, K. J. (2008). Low-income rural

mothers’ perceptions of parent confidence: The role of family health

problems and partner status. Family Relations, 57, 324-334.

Page 99: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

87

Opie, T., & Henn, C. M. (2013). Work family conflict and work engangement

among mothers: Conscientiousness and neuroticsm as moderators. SA

Journal of Industrial Psychology, 39(1), 1-12.

Osman, J. (2009). Maternal employment and child adjustment in two-parent

households: The mediating role of fathers’ parenting self efficacy.

Thesis Art in Psychology.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development, 11th

Edition. New York: McGraw Hill, Inc.

Phang, A. Y., & Lee, Ki-Hak. (2009). Experience of social support among

working mothers: A concept map. Journal of Employment Counseling,

46, 147-158.

Raikes, H., & Thompson, R. A. (2005). Efficacy and social support as predictor of

parenting stress among family in proverty. Infant Mental Health

Journal, 26(3), 177-190.

Reynold, T., Callender, C., & Edwards, R. (2003). Caring and counting the

impact of mothers’s employment on family relationship. London:

Joseph Rowntree Foundation.

Salonen, A. H., Kaunonen, M., Astedt, P., Jarvenpaa, A. A-Liisa., Isoaho, H., &

Tarka, M. (2009). Parenting self efficacy after childbirth. Journal of

Advance Nursing, 65(11), 2324-2336.

Sansom, Lisa. (2010). Confident parenting-a book proposal. Master of applies

positive psychology, 1-23.

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health psychology: biopsychosocial

interaction, 7th Edition. United States of America : John Willey & Sons

Inc.

Sarason, I. G., Levine,H., Basham, R., & Sarason, Barbara R. (1983). Assessing

social support: The social support questionnare. Organizational

Effectiveness Reasearch.

Sarason, I. G., Pierce, G. R., & Sarason, B. R. (1990). Social support: the search

for theory. Journal of Social and Clinical Psychology, 9(1), 133-147.

Sarason, I. G., Pierce, G. R., & Sarason, B. R. (1991). General and relationship-

based perceptions of social support: Are two constructs better than one.

Journal of Personality and Social Psychology, 61(6), 1028-1039.

Page 100: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

88

Shakespeare-Fincs., & Obst, Patricia. L. (2011). The development of the 2-way

social support scale: A measure of giving and receiving emotional and

instrumental support. Journal of Personality Assesment, 93(5), 483-490.

Sultana, A. M., Rashid, S. N., & Suhaili, S. (2013). Parenting style and

satisfaction among working woman in kedah, malaysia. Asian Journal

of Humanities and Social Studies, 01, 136-141.

Taylor, S. E., Sherman, D. K., Kim, H. S., Jarcho, J., Takagi, K., & Dunagan, M.

S. (2004). Culture and social support: Who seek it and why?. Journal of

Personality and Social Psychology, 87(3), 354-362.

Tidwell, J. D. (2008). Sleep, fatigue, and caregiver burden in parents of children

with acute lymphoblastic leukimia (ALL). The University of Tannessee:

A Dessertation of Philosophy.

Umana-Taylor, A. J., Gulmond, A. B., Updegraff, K, A, & Jahromi, L. B. (2013).

A longitudinal examination of support, self esteem, and mexican-origin

adolescent mothers’ parenting efficacy. Journal of Marriage and

Family, 75, 746-759.

Widyasari, K. A., Fridari, I. Gst. (2013). Dinamika kontrol diri pada ibu bekerja

yang menjalani latihan yoga. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1), 84-93.

Wong, N. W., Lehmann, S., & Shinn, M. (1984). Social interaction and social

support. Journal of Social Issues, 40(4), 55-76.

Young, S. L. (2011). Exploring the relationship between parental self efficacy and

social support systems. Thesis: Human Development and Family

Studies. Iowa State University.

Page 101: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

89

LAMPIRAN 1

PATH DIAGRAM

1. Path Diagram Variabel Parenting Self Efficacy

2. Path Diagram Fatigue

Page 102: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

90

3. Path Diagram Emotional Support dari Dukungan Sosial

4. Path Diagram Instrumental Support dari Dukungan Sosial

Page 103: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

91

5. Path Diagram Informational Support dari Dukungan Sosial

6. Path Diagram Companionship Support dari Dukungan Sosial

Page 104: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

92

7. Path Diagram Time Based Conflict dari Work Family Conflict

8. Path Diagram Strain Based Conflict dari Work Family Conflict

Page 105: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

93

9. Path Diagram Behavior Based Conflict dari Work Family Conflict

Page 106: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

94

LAMPIRAN 2

OUTPUT DV

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file F:\SKRIPSI\SKRIPSI\PSE\PSE.spl:

UJI VALIDITAS KONSTRUK SKALA PSE

DA NI=7 NO=164 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7

PM SY FI=PSE.COR

MO NX=7 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

PSE

FR TD 4 3 TD 3 1 TD 6 3 TD 6 2

PD

OU SS TV MI

UJI VALIDITAS KONSTRUK SKALA PSE

Number of Input Variables 7

Number of Y - Variables 0

Number of X - Variables 7

Number of ETA - Variables 0

Number of KSI - Variables 1

Number of Observations 164

Page 107: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

95

UJI VALIDITAS KONSTRUK SKALA PSE

Correlation Matrix

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM1 1.00

ITEM2 0.30 1.00

ITEM3 0.36 0.25 1.00

ITEM4 0.22 0.40 0.50 1.00

ITEM5 0.19 0.42 0.15 0.30 1.00

ITEM6 0.09 0.26 0.36 0.27 0.46 1.00

ITEM7 0.17 0.53 0.14 0.32 0.51 0.46

Correlation Matrix

ITEM7

--------

ITEM7 1.00

UJI VALIDITAS KONSTRUK SKALA PSE

Parameter Specifications

LAMBDA-X

PSE

--------

ITEM1 1

ITEM2 2

ITEM3 3

ITEM4 4

ITEM5 5

ITEM6 6

ITEM7 7

THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

Page 108: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

96

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM1 8

ITEM2 0 9

ITEM3 10 0 11

ITEM4 0 0 12 13

ITEM5 0 0 0 0 14

ITEM6 0 15 16 0 0 17

ITEM7 0 0 0 0 0 0

THETA-DELTA

ITEM7

--------

ITEM7 18

UJI VALIDITAS KONSTRUK SKALA PSE

Number of Iterations = 6

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

LAMBDA-X

PSE

--------

ITEM1 0.29

(0.08)

3.51

ITEM2 0.71

(0.08)

8.97

ITEM3 0.24

(0.09)

2.81

ITEM4 0.48

(0.08)

5.97

ITEM5 0.66

Page 109: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

97

(0.08)

8.69

ITEM6 0.64

(0.08)

7.72

ITEM7 0.73

(0.07)

9.85

PHI

PSE

--------

1.00

THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM1 0.91

(0.10)

8.86

ITEM2 - - 0.49

(0.08)

6.05

ITEM3 0.28 - - 0.94

(0.07) (0.10)

4.25 9.31

ITEM4 - - - - 0.36 0.77

(0.07) (0.09)

5.39 8.47

ITEM5 - - - - - - - - 0.57

(0.07)

7.58

ITEM6 - - -0.21 0.26 - - - - 0.60

(0.06) (0.06) (0.09)

Page 110: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

98

-3.55 4.30 6.87

ITEM7 - - - - - - - - - - - -

THETA-DELTA

ITEM7

--------

ITEM7 0.46

(0.07)

6.63

Squared Multiple Correlations for X - Variables

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

-------- -------- -------- -------- -------- --------

0.09 0.51 0.06 0.23 0.43 0.40

Squared Multiple Correlations for X - Variables

ITEM7

--------

0.54

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 10

Minimum Fit Function Chi-Square = 11.32 (P = 0.33)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 11.54 (P = 0.32)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 1.54

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 14.24)

Minimum Fit Function Value = 0.069

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0094

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.087)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.031

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.093)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.62

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.29

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.28 ; 0.37)

ECVI for Saturated Model = 0.34

ECVI for Independence Model = 2.54

Page 111: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

99

Chi-Square for Independence Model with 21 Degrees of Freedom = 400.15

Independence AIC = 414.15

Model AIC = 47.54

Saturated AIC = 56.00

Independence CAIC = 442.85

Model CAIC = 121.34

Saturated CAIC = 170.80

Normed Fit Index (NFI) = 0.97

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.46

Comparative Fit Index (CFI) = 1.00

Incremental Fit Index (IFI) = 1.00

Relative Fit Index (RFI) = 0.94

Critical N (CN) = 335.17

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.042

Standardized RMR = 0.042

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.98

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.94

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.35

UJI VALIDITAS KONSTRUK SKALA PSE

Modification Indices and Expected Change

No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X

No Non-Zero Modification Indices for PHI

Modification Indices for THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM1 - -

ITEM2 1.74 - -

ITEM3 - - 0.42 - -

ITEM4 1.74 0.73 - - - -

ITEM5 0.02 3.77 0.18 0.05 - -

ITEM6 1.95 - - - - 0.17 1.08 - -

Page 112: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

100

ITEM7 0.99 0.02 0.06 0.50 1.52 0.00

Modification Indices for THETA-DELTA

ITEM7

--------

ITEM7 - -

Expected Change for THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

-------- -------- -------- -------- -------- --------

ITEM1 - -

ITEM2 0.08 - -

ITEM3 - - 0.04 - -

ITEM4 0.09 0.05 - - - -

ITEM5 0.01 -0.14 -0.02 -0.01 - -

ITEM6 -0.10 - - - - -0.03 0.07 - -

ITEM7 -0.06 0.01 -0.01 -0.04 0.09 -0.01

Expected Change for THETA-DELTA

ITEM7

--------

ITEM7 - -

Maximum Modification Index is 3.77 for Element ( 5, 2) of THETA-DELTA

UJI VALIDITAS KONSTRUK SKALA PSE

Standardized Solution

LAMBDA-X

PSE

--------

ITEM1 0.29

ITEM2 0.71

ITEM3 0.24

ITEM4 0.48

ITEM5 0.66

ITEM6 0.64

ITEM7 0.73

Page 113: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

101

PHI

PSE

--------

1.00

Time used: 0.078 Seconds

Page 114: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

102

LAMPIRAN 3

HASIL REGRESI SELURUH IV TERHADAP DV

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PSE 164 31.12 72.91 50.0000 8.53926

FATIGUE 164 27.00 71.06 50.0000 9.30764

EMOTIONAL_SUP 164 16.69 64.18 50.0000 9.34599

INSTRUMENTAL_SUP 164 29.60 62.99 50.0000 8.06391

INFORMATIONAL_SUP 164 28.35 67.29 50.0000 8.44629

COMPANIONSHIP_SUP 164 15.46 60.49 50.0000 9.07236

TIME_BC 164 30.25 80.88 50.0000 9.22859

STRAIN_BC 164 30.87 80.02 50.0000 9.36207

BEHAVIOR_BC 164 27.57 75.82 50.0000 9.43623

Valid N (listwise) 164

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

PSE 50.0000 8.53926 164

FATIGUE 50.0000 9.30764 164

EMOTIONAL_SUP 50.0000 9.34599 164

INSTRUMENTAL_SUP 50.0000 8.06391 164

INFORMATIONAL_SUP 50.0000 8.44629 164

COMPANIONSHIP_SUP 50.0000 9.07236 164

TIME_BC 50.0000 9.22859 164

STRAIN_BC 50.0000 9.36207 164

BEHAVIOR_BC 50.0000 9.43623 164

Page 115: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

103

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 BEHAVIOR_BC,

COMPANIONSHIP

_SUP, TIME_BC,

FATIGUE,

INSTRUMENTAL_

SUP,

INFORMATIONAL

_SUP,

STRAIN_BC,

EMOTIONAL_SUP

a

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .562a .316 .281 7.24211 .316 8.952 8 155 .000

a. Predictors: (Constant), BEHAVIOR_BC, COMPANIONSHIP_SUP, TIME_BC, FATIGUE,

INSTRUMENTAL_SUP, INFORMATIONAL_SUP, STRAIN_BC, EMOTIONAL_SUP

Page 116: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

104

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 3756.334 8 469.542 8.952 .000a

Residual 8129.471 155 52.448

Total 11885.805 163

a. Predictors: (Constant), BEHAVIOR_BC, COMPANIONSHIP_SUP, TIME_BC, FATIGUE,

INSTRUMENTAL_SUP, INFORMATIONAL_SUP, STRAIN_BC, EMOTIONAL_SUP

b. Dependent Variable: PSE

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 59.072 6.873 8.595 .000

FATIGUE -.233 .085 -.254 -2.741 .007

EMOTIONAL_SUP .047 .097 .052 .488 .626

INSTRUMENTAL_SUP -.127 .100 -.120 -1.266 .207

INFORMATIONAL_SUP .241 .097 .238 2.484 .014

COMPANIONSHIP_SUP .111 .089 .118 1.241 .216

TIME_BC -.103 .076 -.111 -1.359 .176

STRAIN_BC .012 .089 .013 .134 .894

BEHAVIOR_BC -.130 .076 -.144 -1.706 .090

a. Dependent Variable: PSE

Page 117: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

105

LAMPIRAN 4

PROPORSI VARIANS MASING-MASING IV TERHADAP DV

Regression

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .463a .214 .209 7.59382 .214 44.114 1 162 .000

2 .495b .245 .236 7.46418 .031 6.676 1 161 .011

3 .495c .245 .231 7.48741 .000 .002 1 160 .960

4 .533d .284 .266 7.31611 .039 8.580 1 159 .004

5 .537e .289 .266 7.31476 .005 1.058 1 158 .305

6 .550f .302 .275 7.26915 .013 2.989 1 157 .086

7 .551g .303 .272 7.28630 .001 .262 1 156 .610

8 .562h .316 .281 7.24211 .013 2.910 1 155 .090

a. Predictors: (Constant), FATIGUE

b. Predictors: (Constant), FATIGUE, EMOTIONAL_SUP

c. Predictors: (Constant), FATIGUE, EMOTIONAL_SUP, INSTRUMENTAL_SUP

d. Predictors: (Constant), FATIGUE, EMOTIONAL_SUP, INSTRUMENTAL_SUP,

INFORMATIONAL_SUP

e. Predictors: (Constant), FATIGUE, EMOTIONAL_SUP, INSTRUMENTAL_SUP,

INFORMATIONAL_SUP, COMPANIONSHIP_SUP

f. Predictors: (Constant), FATIGUE, EMOTIONAL_SUP, INSTRUMENTAL_SUP,

INFORMATIONAL_SUP, COMPANIONSHIP_SUP, TIME_BC

g. Predictors: (Constant), FATIGUE, EMOTIONAL_SUP, INSTRUMENTAL_SUP,

INFORMATIONAL_SUP, COMPANIONSHIP_SUP, TIME_BC, STRAIN_BC

h. Predictors: (Constant), FATIGUE, EMOTIONAL_SUP, INSTRUMENTAL_SUP,

INFORMATIONAL_SUP, COMPANIONSHIP_SUP, TIME_BC, STRAIN_BC, BEHAVIOR_BC

Page 118: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

106

ANOVAi

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2543.890 1 2543.890 44.114 .000a

Residual 9341.915 162 57.666

Total 11885.805 163

2 Regression 2915.857 2 1457.929 26.168 .000b

Residual 8969.947 161 55.714

Total 11885.805 163

3 Regression 2915.997 3 971.999 17.338 .000c

Residual 8969.808 160 56.061

Total 11885.805 163

4 Regression 3375.267 4 843.817 15.765 .000d

Residual 8510.538 159 53.525

Total 11885.805 163

5 Regression 3431.892 5 686.378 12.828 .000e

Residual 8453.913 158 53.506

Total 11885.805 163

6 Regression 3589.838 6 598.306 11.323 .000f

Residual 8295.967 157 52.841

Total 11885.805 163

7 Regression 3603.735 7 514.819 9.697 .000g

Residual 8282.069 156 53.090

Total 11885.805 163

8 Regression 3756.334 8 469.542 8.952 .000h

Residual 8129.471 155 52.448

Total 11885.805 163

Page 119: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

107

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 71.222 3.250 21.916 .000

FATIGUE -.424 .064 -.463 -6.642 .000

2 (Constant) 57.965 6.044 9.591 .000

FATIGUE -.341 .071 -.372 -4.829 .000

EMOTIONAL_SUP .182 .070 .199 2.584 .011

3 (Constant) 57.864 6.391 9.055 .000

FATIGUE -.341 .071 -.372 -4.814 .000

EMOTIONAL_SUP .179 .088 .196 2.033 .044

INSTRUMENTAL_SUP .005 .095 .004 .050 .960

4 (Constant) 53.426 6.426 8.315 .000

FATIGUE -.332 .069 -.362 -4.789 .000

EMOTIONAL_SUP .067 .094 .074 .715 .475

INSTRUMENTAL_SUP -.078 .097 -.074 -.811 .418

INFORMATIONAL_SUP .274 .094 .271 2.929 .004

5 (Constant) 53.155 6.430 8.267 .000

FATIGUE -.337 .069 -.367 -4.851 .000

EMOTIONAL_SUP .044 .097 .048 .453 .651

INSTRUMENTAL_SUP -.108 .101 -.102 -1.068 .287

INFORMATIONAL_SUP .246 .098 .243 2.521 .013

COMPANIONSHIP_SUP .091 .089 .097 1.029 .305

6 (Constant) 56.190 6.626 8.480 .000

FATIGUE -.281 .076 -.306 -3.682 .000

EMOTIONAL_SUP .059 .097 .065 .613 .541

INSTRUMENTAL_SUP -.120 .100 -.113 -1.197 .233

INFORMATIONAL_SUP .242 .097 .239 2.491 .014

Page 120: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

108

COMPANIONSHIP_SUP .096 .088 .102 1.084 .280

TIME_BC -.120 .069 -.129 -1.729 .086

7 (Constant) 56.933 6.799 8.374 .000

FATIGUE -.264 .083 -.287 -3.161 .002

EMOTIONAL_SUP .056 .097 .061 .577 .565

INSTRUMENTAL_SUP -.120 .101 -.114 -1.198 .233

INFORMATIONAL_SUP .245 .097 .242 2.513 .013

COMPANIONSHIP_SUP .091 .089 .097 1.025 .307

TIME_BC -.104 .076 -.112 -1.363 .175

STRAIN_BC -.043 .084 -.047 -.512 .610

8 (Constant) 59.072 6.873 8.595 .000

FATIGUE -.233 .085 -.254 -2.741 .007

EMOTIONAL_SUP .047 .097 .052 .488 .626

INSTRUMENTAL_SUP -.127 .100 -.120 -1.266 .207

INFORMATIONAL_SUP .241 .097 .238 2.484 .014

COMPANIONSHIP_SUP .111 .089 .118 1.241 .216

TIME_BC -.103 .076 -.111 -1.359 .176

STRAIN_BC .012 .089 .013 .134 .894

BEHAVIOR_BC -.130 .076 -.144 -1.706 .090

Page 121: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

109

LAMPIRAN 5

KUESIONER PENELITIAN

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Saya mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang saat ini

sedang melakukan penelitian untuk penyelesaian skripsi. Saya mengharapkan

kesediaan Anda untuk bisa berpartisipasi dalam penelitian ini.

Silahkan Anda mengisi kuisioner ini dengan mengikuti petunjuk pengisian

yang diberikan dan TIDAK ADA JAWABAN SALAH dalam kuisioner ini. Anda

diharapkan mengisi jawaban sesuai dengan keadaan Anda saat ini. Setiap jawaban

yang anda berikan akan TERJAMIN KERAHASIAANNYA dan hanya UNTUK

KEPENTINGAN PENELITIAN. Bantuan Anda dalam menjawab kuesioner ini

merupakan bantuan yang amat besar dan berarti bagi keberhasilan penelitian.

Sebelumnya, silahkan Anda mengisi pernyataan persetujuan partisipasi dan juga data

diri Anda di kolom yang sudah tersedia. Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan

terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Hormat saya,

Anjarwati Kusuma Ningrum

Page 122: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

110

PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI

Dengan ini Saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini.

Nama/Inisial :

Usia :

Status* : Menikah Cerai Ditinggal Meninggal

Tempat Tinggal* : Jakarta Selatan Bogor

Jakarta Barat

Jakarta Utara

Jakarta Timur

Jakarta Pusat

Tangerang

Bekasi

Depok

Pekerjaan* : PNS Pegawai Swasta Guru Buruh Lainnya

Lokasi Kerja* : Jakarta Selatan Bogor

Jakarta Barat

Jakarta Utara

Jakarta Timur

Jakarta Pusat

Jam Kerja : Mulai jam ………… sampai jam ……………

Rentang waktu dari rumah ke tempat kerja ………. Jam……. Menit

Usia anak ke-1 : …… (L / P) ke-2: …..(L / P)ke-3: …..(L / P) ke-4: …..(L / P)

*) Beri tanda check list ( ) pada kotak yang disediakan, sesuai dengan keadaan

Anda

Peneliti Responden

(_______________) (_________________)

Tanda Tangan

Tangerang

Bekasi

Depok

Page 123: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

111

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah dan pahami setiap pernyataan dengan teliti

2. Beri tanda check list ( ) pada kolom di sebelah kanan anda pada setiap

pernyataan YANG PALING SESUAI dengan keadaan anda

3. Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Semua jawaban

adalah baik. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:

STS = Sangat Tidak Sesuai

TS = Tidak Sesuai

S = Sesuai

SS = Sangat Sesuai

Contoh :

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya merasa bisa melakukan segala pekerjaan dengan

baik

Contoh adalah jika jawaban yang sesuai dengan anda adalah SANGAT

SESUAI (SS)

SKALA 1

Pada saat mengisi skala 1, fokuskan diri Anda sebagai orang tua dari anak

balita.

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya memahami bahwa “urusan mengasuh anak adalah

hal yang mudah, setelah saya mengetahui tindakan yang

dilakukan orang tua akan mempengaruhi anak”

2 Saya bisa menjadi contoh yang baik bagi para ibu baru

dalam mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk

menjadi orang tua yang baik

3 Menjadi orang tua adalah hal yang dapat diatur dan

masalah apapun dapat diselesaikan dengan mudah

4 Saya memiliki keyakinan bahwa saya kompeten dalam

mengurus anak

5 Jika ada orang yang bisa mengetahui permasalahan anak

saya, maka sayalah orangnya

6 Mengingat bahwa saya sudah cukup lama menjadi orang

tua, maka saya sudah terbiasa dengan peran ini

Page 124: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

112

7 Sesungguhnya saya yakin bahwa saya mempunyai

semua keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi seorang

ibu yang baik bagi anak saya

SKALA 2

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya merasa terganggu oleh rasa lelah

2 Secara fisik, saya merasa kehabisan tenaga

3 Saya merasa mudah capek

4 Secara mental, saya merasa lelah

5 Saya memiliki tenaga yang cukup untuk menjalankan

aktivitas saya sehari-hari

6 Saya merasa sulit untuk memulai sesuatu

7 Saya sulit untuk berpikir jernih

8 Saya tidak melakukan banyak hal seharian

9 Saya merasa tidak semangat untuk melakukan sesuatu

10 Ketika saya mengerjakan sesuatu, saya dapat

berkonsentrasi dengan baik

SKALA 3

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya merasa orang lain menganggap saya sebagai orang

yang tidak bisa mengurus rumah tangga

2 Pasangan saya selalu menyemangati saya dalam hal

pekerjaan yang saya lakukan dan seringkali membantu

saya

3 Sesibuk apapun saya merasa pasangan saya tetap

mencintai dan menyayangi saya

4 Jika saya melakukan kesalahan, seringkali saya merasa

dipojokkan oleh keluarga

5 Pasangan saya memperhatikan keadaan saya setiap saat

Page 125: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

113

No Pernyataan STS TS S SS

6 Ucapan saya seringkali diabaikan oleh pasangan saya

7 Keluarga/saudara saya tidak memahami kondisi saya di

tempat kerja

8 Pasangan saya selalu mengingatkan untuk tetap menjaga

kesehatan khususnya saat bekerja

9 Pasangan saya selalu membantu saya dalam mengurus

rumah tangga dan mengasuh anak

10 Keluarga/saudara sangat berperan dalam membantu saya

merawat anak

11 Pasangan saya memfasilitasi saya pembantu rumah

tangga atau orang lain yang bisa membantu mengerjakan

pekerjaan rumah tangga

12 Pasangan saya memberikan uang untuk kebutuhan

rumah tangga

13 Pasangan saya bersedia mengantar saya ke tempat kerja

14 Keluarga/saudara saya seringkali mengomentari hal-hal

yang saya lakukan jika tidak sesuai dengan harapan

mereka

15 Jika saya melakukan kesalahan, pasangan saya selalu

mengingatkan saya dengan cara yang baik

16 Tidak ada seorangpun yang memberikan nasihat kepada

saya agar menjadi orang tua yang lebih baik

17 Orang tua/saudara saya memberikan penjelasan tentang

cara mengurus rumah tangga dan merawat anak yang

baik dan benar

18 Keluarga saya keberatan mendengar keluh kesah saya

19 Pasangan saya seringkali memberikan masukan tentang

segala pekerjaan yang saya lakukan

Page 126: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

114

No Pernyataan STS TS S SS

20 Pekerjaan saya lebih terasa mudah dan menyenangkan

karena saya jalani bersama-sama dengan pasangan saya

21 Saya menikmati hari-hari yang saya lalui dengan anak

dan pasangan saya

22 Keluarga dan pasangan saya selalu menyediakan waktu

untuk membantu saya ketika saya kerepotan mengurus

rumah tangga

23 Saya merasa keluarga saya berat hati untuk membantu

saya dalam hal mengurus rumah tangga

SKALA 4

No Pernyataan STS TS S SS

1 Bekerja membuat saya jauh dari aktivitas keluarga, hal

ini tidak seperti yang saya inginkan

2 Waktu yang saya gunakan untuk bekerja, secara

bersamaan menahan saya untuk bisa menyelesaikan

aktivitas rumah tangga

3 Saya harus merelakan urusan keluarga karena tuntutan

pekerjaan di tempat kerja

4 Waktu yang saya habiskan untuk mengurus keluarga

seringkali mengganggu tanggung jawab saya pada

pekerjaan

5 Karena waktu yang saya habiskan bersama keluarga,

sering menyebabkan saya tidak bisa mengikuti kegiatan

yang dapat meningkatan karir saya di tempat kerja

6 Saya harus kehilangan aktivitas di tempat kerja karena

banyak waktu yang saya habiskan untuk mengurus

keluarga

Page 127: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

115

No Pernyataan STS TS S SS

7 Ketika saya pulang kerja, saya sering merasa lelah

melakukan pekerjaan rumah tangga

8 Emosi saya seringkali terkuras ketika saya pulang kerja

dan itu membuat saya tidak bisa berkontribusi di dalam

keluarga.

9 Terkadang ketika sampai di rumah, saya stres dan tidak

bisa menikmati hal-hal yang saya lakukan karena

berbagai tekanan di tempat kerja.

10 Saya sering merasa terganggu di tempat kerja, ketika ada

masalah di rumah

11 Saya sering merasa stres karena banyaknya tanggung

jawab di keluarga sehingga saya sulit untuk

berkonsentrasi pada pekerjaan.

12 Masalah yang ada pada kehidupan keluarga saya,

seringkali menurunkan kemampuan saya untuk

melakukan pekerjaan.

13 Cara menyelesaikan masalah yang saya terapkan di

tempat kerja, tidak efektif diterapkan untuk

menyelesaikan masalah di rumah

14 Perilaku yang dirasa efektif dan dibutuhkan di tempat

kerja akan bertentangan jika diterapkan di rumah

dirumah

15 Perilaku yang saya tampilkan dan membuat saya berguna

di tempat kerja, tidak membantu saya untuk menjadi

orang tua dan pasangan yang lebih baik

16 Perilaku yang membuat saya merasa berguna di rumah

tampaknya tidak efektif jika diterapkan di tempat kerja

Page 128: PARENTING SELF EFFICACY PADA IBU BEKERJA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36981/2... · 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia

116

No Pernyataan STS TS S SS

17 Perilaku yang efektif dan perlu saya lakukan di rumah

akan tidak sesuai jika diterapkan di tempat kerja

18 Cara menyelesaikan masalah di rumah rasanya tidak

sesuai digunakan di tempat kerja.

Mohon periksa kembali jawaban Anda, agar tidak ada jawaban yang

terlewat.

“TERIMA KASIH”