paradigma psikiatri umum

38
BAB I PENDAHULUAN Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan gangguan jiwa, yaitu dalam hal pengenalan, pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan serta juga dalam hal pembinaan dan peningkatan kesehatan jiwa. 1 Sebagaimana negara-negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki masalah berupa kurangnya jumlah tenaga medis di bagian psikiatri. Data dari The World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa di dunia terdapat 4,15 psikiater per 100.000 jiwa. Sedangkan untuk daerah Asia Tenggara, terdapat 0,20 psikiater per 100.000 jiwa. Di Indonesia sendiri terdapat 0,21 psikiater per 100.000 jiwa. Dengan populasi sebesar lebih kurang 220 juta jiwa, jelas bahwa tenaga psikiater di Indonesia adalah sangat kurang. 2 Paradigma merupakan cara pandang orang terhadap lingkungan yang mempengaruhinya dalam berpikir(kognitif), bersikap(afektif) dan bertingkah laku(konatif). 3 dalam perkembangannya dimasyarakat dapat dilihat adanya sejumlah paradigma yang berkembang di masyarakat umum tentang psikiatri diantaranya; - Penyakit mental sebagai masalah medis – masalah yang berasal dari dalam individu. 1

Upload: richard-ichad-raton

Post on 07-Feb-2016

62 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

paradigma

TRANSCRIPT

Page 1: Paradigma psikiatri umum

BAB I

PENDAHULUAN

Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari segala

hal yang berhubungan dengan gangguan jiwa, yaitu dalam hal pengenalan,

pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan serta juga dalam hal pembinaan dan

peningkatan kesehatan jiwa.1

Sebagaimana negara-negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki

masalah berupa kurangnya jumlah tenaga medis di bagian psikiatri. Data dari The

World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa di dunia terdapat 4,15

psikiater per 100.000 jiwa. Sedangkan untuk daerah Asia Tenggara, terdapat 0,20

psikiater per 100.000 jiwa. Di Indonesia sendiri terdapat 0,21 psikiater per

100.000 jiwa. Dengan populasi sebesar lebih kurang 220 juta jiwa, jelas bahwa

tenaga psikiater di Indonesia adalah sangat kurang. 2

Paradigma merupakan cara pandang orang terhadap lingkungan yang

mempengaruhinya dalam berpikir(kognitif), bersikap(afektif) dan bertingkah

laku(konatif).3 dalam perkembangannya dimasyarakat dapat dilihat adanya

sejumlah paradigma yang berkembang di masyarakat umum tentang psikiatri

diantaranya;

- Penyakit mental sebagai masalah medis – masalah yang berasal dari dalam

individu.

- Penyakit mental sebagai isu religious, spiritual atau supernatural.

- Penyakit mental sebagai hasil dari disfungsi keluarga.

- Penyakit mental sebagai isu sosial.4

Berikut ini penulis akan membahas tentang Ilmu Psikiatri dan beberapa

paradigma yang berkembang dimasyarakat umum Indonesia tentang psikiatri.

1

Page 2: Paradigma psikiatri umum

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Psikiatri

Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari segala

hal yang berhubungan dengan gangguan jiwa, yaitu dalam hal pengenalan,

pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan serta juga dalam hal pembinaan dan

peningkatan kesehatan jiwa.5,6

Psikiatri umumnya dianalogikan dengan kesehatan mental. Kesehatan

mental didefinisikan sebagai suatu keadaan sejahtera secara psikososial

dimana tiap individu menyadari potensi dirinya sendiri, dapat menghadapi

tekanan yang normal dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan

baik, dan dapat berkontribusi bagi komunitasnya.5,6

B. Perkembangan Psikiatri

Beberapa hal yang dipelajari dalam cabang - cabang ilmu lain

membantu perkembangan Ilmu Kedokteran Jiwa, misalnya :5,7

1. Neuroanatomi: hubungan bagian otak tertentu dengan kehidupan dan

gangguan mental.

2. Neurofisiologi: cara kerja substrat anatomi sampai terjadi proses mental

dan gangguannya

3. Neurokimia : peran zat-zat kimia terhadap hal-hal kejiwaan dan

gangguannya.

4. Psikofarmakologi : obat-obatan yang dapat mempengaruhi proses mental,

baik dalam keadaan sehat, maupun dalam keadaan terganggu.

5. Genetika : menyelidiki segala faktor keturunan dalam hal gangguan jiwa

6. Ilmu jiwa atau psikologi : menambah pengertian tentang persepsi,

kognisi, ingatan, berbagai teori tentang belajar, motivasi, dan komunikasi

antar manusia serta kepribadian.

7. Sosiologi : pengaruh faktor-faktor sosial terhadap kesehatan dan

gangguan jiwa, seperti struktur dan fungsi sosial, perubahan sosial,

interaksi individu dan kelompok, serta interaksi antar kelompok.

2

Page 3: Paradigma psikiatri umum

8. Antropologi : pengaruh norma, nilai dan kepercayaan pada kesehatan

jiwa; pengaruh keluarga : pernikahan, perceraian, struktur keluarga, dan

fungsi keluarga.

9. Epidemiologi : sangat membantu penyelidikan tentang keadaan kesehatan

jiwa dalam masyarakat dan segala faktor yang mempengaruhinya.

Kemudian, ilmu kedokteran jiwa modern telah berkembang

sedemikian rupa sehingga muncul beberapa subspesialis di antara lain

seperti:5

1. Ilmu kedokteran jiwa anak atau psikiatri anak.

Karena anak bukanlah dewasa mini, maka berkembanglah ilmu kesehatan

anak (pediatrik) dan psikiatri anak.

2. Psikoterapi

Sejak Sigmund Freud telah berkembang khusus dalam pemberian

pertolongan individual dengan cara yang langsung memengaruhi mental

penderita.

Beberapa bagian lain dalam psikiatri yang sedang berkembang dengan

cepat dan sedang mencari - cari bentuknya sendiri adalah sebagai berikut: 3

1. Kedokteran jiwa masyarakat atau psikiatri masyarakat (community

psychiatry) yang mempelajari, merancang dan mengusahakan program-

program dalam masyarakat , misalnya dalam hal promosi, prevensi, dan

rehabilitasi.

2. Psikiatri klinis yang mempelajari seluk beluk gangguan jiwa perorangan,

antara lain melalui psikopatologi dan psikodinamika serta pengobatan dan

rehabilitasi.

3. Farmakopsikiatri menaruh perhatian pada pemakaian obat dalam

penanggulangan gangguan mental. Bila dimulainya dari farmakologi,

maka disebut psikofarmakologi.

4. Kedokteran jiwa, usia lanjut atau geropsikiatri mencurahkan perhatian

pada gangguan jiwa orang usisa lanjut

3

Page 4: Paradigma psikiatri umum

5. Ilmu kedokteran jiwa, kehakiman atau psikiatri forensik mempelajari

faktor mental pada para pelanggar hukum, pelaku tindak pidana atau

orang yang membahayakan masyarakat karena perilakunya.

C. Teori Psikiatri

Sejak dahulu kala sampai sekarang, manusia masih saja terus berusaha

untuk menerangkan dan memahami perilakunya sendiri. Sejak majunya ilmu

kedokteran jiwa dan ilmu perilaku (behavioral sciences), maka telah banyak

teori kepribadian yang dikemukakan. Semua teori ini berusaha terutama untuk

menjelaskan sebab musabab perilaku manusia. 8

Sigmund Freud mempelopori dengan teori psikoanalisa yang berkisar

pada libido sebagai pendorong utama perilaku manusia yang ditujukan pada

periode masa anak – anak. Menurut Freud, fase perkembangan masa anak –

anak berhubungan dengan pergeseran yang berturut – turut dalam penanaman

energy seksual ke daerah – daerah tubuh yang biasanya di hubungkan dengan

erotisme: mulut, anus dan genitalia yang diklasifikasikan sebagai berikut:8

1. Fase oral (0- 1 tahun)

2. Fase anal ( 1- 3 thn)

3. Fase Phalik (3- 5 thn)

4. Fase laten (5 – 12 thn)

5. Fase genital (12- 20 thn)

Freud mengemukakan pula suatu model topografik dan struktural

kepribadian. Menurutnya jiwa terbagi menjadi 3 bagian, yaitu id, ego, dan

super ego. Untuk topografi kepribadian terbagi atas 3 yaitu alam tak sadar,

alam pra-sadar dan alam sadar.7,8

Beberapa murid Freud, yang kemudian tidak setuju dengan tempat

utama yang diberikan kepada libido mengemukakan teori mereka sendiri,

misalnya seperti Alfred Adler dengan psikologi individualnya dan Jung

dengan alam tak sadar pribadi dan tipologi. 5,8,9

Karen Horney, Sullivan dan Fromm, memasukkan unsur kebudayaan

dan unsur hubungan antar manusia ke dalam teori mereka, sebagai hal yang

4

Page 5: Paradigma psikiatri umum

sangat penting dalam membangkitkan motivasi perilaku manusia. Adolf

Meyer mengetengahkan interpretasi psikologisnya yang melihat gejala gejala

gangguan jiwa sebagai reaksi terhadap lingkungan atau pengalaman. 5,8,9

Teori - teori lain yang diperoleh dari psikologi adalah teori Allport,

yang menganggap sifat sebagai elemen dasar kepribadian; Kurt Lewin yang

melihat manusia sebagai suatu sistem energi yang kompleks; Maslow dengan

hierarki kebutuhan dan teori stimulus responsyang menganggap kebiasaan itu

sebagai elemen struktural utama pada kepribadian serta tidak akan ada respon

bila tidak ada stimulus. 5

Beberapa teori perkembangan dikemukakan juga, antara lain : 9

1. Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget.

2. Teori perkembangan moral oleh Lawrence Kohlberg.

3. Teori perkembangan sosial oleh Erik Erikson.

4. Teori perkembangan kepercayaan oleh James Fowler

D. Gangguan Jiwa

Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh,

bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan

perasaan bahagia, sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara

medis, kesehatan jiwa didefinisikan sebagai suatu kondisi yang

memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal

dari seseorang. Perkembangan tersebut berjalan selaras dengan keadaan orang

lain. Himpitan hidup yang semakin berat di alami hampir oleh semua kalangan

masyarakat sehingga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan jiwa . 10,11

Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa ,

gangguan jiwa adalah suatu kelompok gejala atau perilaku yang bermakna dan

dapat ditemukan secara klinis dan yang disertai dengan penderitaan (distress)

pada kebanyakan kasus dan yang berkaitan dengan terganggunya fungsi

seseorang. Pada dasarnya gangguan jiwa bukanlah sesuatu yang berdiri

sendiri, karena kita mengetahui manifestasi gangguan jiwa berupa perilaku,

pikiran, dan perasaan, erat sekali kaitannya dengan kondisi tubuh atau

jasmani.12

5

Page 6: Paradigma psikiatri umum

Dalam International Classification of Disease (ICD) dan Diagnostic

and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) digunakan istilah “mental

disorder” yang diterjemahkan menjadi gangguan jiwa. DSM-IV merumuskan

gangguan mental sebagai sindroma atau pola perilaku atau psikologis yang

terjadi pada individu. Kaplan dan Sadock (1994) menyatakan gangguan mental

berarti penyimpangan dari keadaan ideal dari suatu kesehatan mental

merupakan indikasi adanya gangguan mental.13

Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak

normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.

Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam 2 golongan yaitu gangguan jiwa

(Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa).14

Seseorang dikatakan terkena gangguan jiwa apabila tidak mampu lagi

berfungsi secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari, di rumah, di

sekolah/kampus, di tempat kerja dan di lingkungan sosialnya. Seseorang yang

menderita gangguan jiwa akan mengalami ketidakmampuan berfungsi secara

optimal dalam kehidupannya sehari-hari. Permasalahan gangguan jiwa tidak

hanya berpengaruh terhadap produktivitas manusia, juga berkaitan dengan

kasus bunuh diri. Temuan WHO menunjukkan, diperkirakan 873.000 orang

bunuh diri setiap tahun. Lebih dari 90% kasus bunuh diri berhubungan dengan

gangguan jiwa seperti Depresi, Skizofrenia, dan ketergantungan terhadap

alkohol.2

Menurut WHO, masalah gangguan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi

masalah yang sangat serius. WHO menyatakan paling tidak ada 1 dari 4 orang

di dunia mengalami masalah mental, diperkirakan ada sekitar 450 juta orang di

dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. 2,15

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyatakan 14,1%

penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat.

Data jumlah pasien gangguan jiwa di Indonesia terus bertambah. Dari 33

Rumah Sakit Jiwa diseluruh Indonesia diperoleh data bahwa hingga kini

jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. Kenaikan

jumlah penderita gangguan jiwa terjadi di sejumlah kota besar. Di Rumah Sakit

Jiwa Pusat Jakarta, tercatat 10.074 kunjungan pasien jiwa pada 2006,

6

Page 7: Paradigma psikiatri umum

meningkat menjadi 17.124 pasien pada 2007. Sedangkan di Rumah Sakit Jiwa

Daerah Provinsi Sumatera Utara, jumlah pasien meningkat hingga 100%

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2006-2007, Rumah Sakit

Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara hanya menerima 25-30 penderita perhari,

dan pada awal 2008 mengalami peningkatan , 50 penderita perhari untuk

menjalani rawat inap dan sekitar 70-80 penderita untuk rawat jalan.16

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi dalam gangguan jiwa adalah

masalah stigma. Stigma berarti suatu tanda atau identifikasi dari tanda yang

terdiri dari rasa malu, noda atau kecemaran. Stigma erat kaitannya dengan

ketidak-mengertian atau salah pengertian tentang gangguan jiwa termasuk

pengobatannya dan profesi psikiater dan tenaga medis yang terlibat di

dalamnya. 17,18

Masyarakat cenderung untuk mempersepsikan dan memandang

gangguan jiwa sebagai rasa takut; takut akan penyakitnya, takut dari

ketidaktahuan, dan takut akan kekerasannya. Beberapa kultur masyarakat

masih mempercayai bahwa gangguan jiwa adalah pekerjaan makhluk halus,

darah yang kotor, racun, dan integritas moral yang rendah. Di dalam

masyarakat sendiri terdapat diskriminasi dalam bidang pekerjaan, pelayanan

masyarakat, pelayanan asuransi, dan hak untuk menerimapendidikan pada

individu yang mengalami gangguan jiwa. 18,19

Penelitian yang di lakukan oleh Lai dan kawan - kawan mengemukakan

bahwa terdapat dampak stigma terhadap pasien psikiatri, yaitu percaya diri

yang rendah, rasa malu akan penyakitnya dan penolakan sosial, disertai

kesulitan mendapat pekerjaan dan hak atas layanan kesehatan. Bahkan seperti

yang dinyatakan oleh Carol dan kawan – kawan, stigma dapat mempengaruhi

keluarga dari penderita, yang mana dapat mempengaruhi secara psikologi pada

kesehatan mental penderita. Maka tidaklah berlebihan jika stigma merupakan

hambatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien dengan

penyakit mental. 18,19

Munculnya stigma tidak lepas dari peranan media. Pendidikan psikiatri

dan kepaniteraan klinik dapat menurunkan hambatan emosional terhadap

pasien psikiatri, namun gagal dalam menghilangkan pandangan stereotipi,

7

Page 8: Paradigma psikiatri umum

kecuali mitos tentang penderita sakit mental yang berbahaya. Oleh karena itu,

program edukasi kesehatan yang baik dengan memberikan informasi yang

benar tentang gangguan jiwa, psikiatri, dan peran psikiater diharapkan dapat

membantu eradikasi stigma . 5,17,20

E. Etiologi Gangguan Jiwa

Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor - faktor yang

saling mempengaruhi yaitu : 5,7

1) Faktor-faktor somatik (somatogenik) atau organobiologis.

Mencakup neuroanatomi, neurofisiologi, neurokimia, tingkat

kematangan dan perkembangan organik, dan faktor-faktor pre dan peri-

natal.

2) Faktor - faktor psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif.

Dapat berupa interaksi ibu-anak, peranan ayah, persaingan antar

saudara kandung, intelegensi, hubungan dalam keluarga, pekerjaan,

permainan dan masyarakat. Faktor psikologik lainnya adalah

kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau

rasa salah, konsep diri, keterampilan, bakat dan kreativitas dan tingkat

perkembangan emosi.

3) Faktor - faktor sosio-budaya (sosiogenik) atau sosiokultural.

Faktor - faktor sosio-budaya yang dapat menyebabkan gangguan jiwa

yaitu kestabilan keluarga, pola mengasuh anak, tingkat ekonomi, dan

lokasi perumahan (perkotaan lawan pedesaan).

Selain itu, penyebab gangguan mental dapat disebabkan oleh beberapa

hal yaitu (1) prasangka orangtua yang menetap, penolakan atau shock yang

dialami pada masa anak, (2) ketidaksanggupan memuaskan keinginan dasar

dalam pengertian kelakuan yang dapat diterima umum, (3) kelelahan yang luar

biasa, kecemasan, anxietas, kejemuan, (4) masa-masa perubahan fisiologis

yang hebat, pubertas dan menopause, (5) tekanan-tekanan yang timbul karena

keadaan ekonomi, politik, dan sosial yang terganggu, (6) keadaan iklim yang

mempengaruhi exhaustion dan toxema, (7) penyakit kronis, misal AIDS, (8)

8

Page 9: Paradigma psikiatri umum

trauma kepala dan vertebra, (9) kontaminasi zat toksik dan (10) shock

emosional yang hebat. 5

F. Klasifikasi Gangguan Jiwa

Klasifikasi gangguan jiwa menurut PPDGJ-III ( Pedoman

Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia, edisi ke III) adalah

sebagai berikut :12

I. Gangguan mental organik dan simtomatik.

Ciri khas : etiologi organik/fisik jelas, primer/sekunder.

II. Skizofrenia, gangguan Skizotipal, dan gangguan Waham.

Ciri khas : gejala psikotik, etiologi organik tidak jelas.

III. Gangguan suasana perasaan (Mood/Afektif).

Ciri khas : gejala gangguan afek (psikotik dan non-psikotik).

IV. Gangguan Neurotik, gangguan Somatoform, dan gangguan stres.

Ciri khas : gejala non-psikotik, etiologi non organik.

V. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan

faktor fisik.

Ciri khas : gejala disfungsi fisiologis, etiologi non-organik.

VI. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa.

Ciri khas : gejala perilaku, etiologi non-organik.

VII. Retardasi mental.

Ciri khas : gejala perkembangan IQ, onset masa kanak.

VIII. Gangguan perkembangan psikologis.

Ciri khas : gejala perkembangan khusus, onset masa kanak.

IX. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan

remaja.

Ciri khas : gejala perilaku/emosional, onset masa kanak.

X. Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis.

Ciri khas : tidak tergolong gangguan jiwa.

9

Page 10: Paradigma psikiatri umum

G. Kriteria Penentuan Gangguan Jiwa.

Dalam menentukan seseorang yang mengalami gangguan jiwa dapat

dikelompokkan dalam 6 kriteria antara lain sebagai berikut:5,13

1) Memperoleh pengobatan psikiatris

Pengertian ini lebih menekankan pada pasien-pasien yang memperoleh

perawatan di Rumah Sakit. Orang - orang yang tidak mendapatkan

perawatan di Rumah Sakit tidak dianggap sebagai orang yang mengalami

gangguan jiwa.

2) Salah penyesuaian sebagai gejala sakit jiwa

Penyesuaian seseorang berkaitan dengan kesesuaian seseorang dengan

norma-norma sosial atau kelompok tertentu. Perilaku seseorang dapat

sesuai atau tidak sesuai dengan norma masyarakat atau kelompok. Jika

perilakunya sesuai dengannorma masyarakatnya berarti dia dapat

melakukan penyesuaian sosial, tetapi jika perilakunya bertentangan

dengan nama kelompok atau masyarakatnya maka dia tidak dapat

melakukan penyesuaian sosial.

3) Diagnosis sebagai kriteria sakit jiwa.

Diagnosis dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan terlebih dahulu

oleh pihak yang melakukan diagnosis.

4) Sakit jiwa menurut pengertian subjektif.

Sehat dan sakit dapat diketahui melalui pemahaman atau pengakuan

subjektif. Dalam hal ini sakit jiwa sebagai suatu pengalaman subjektif bagi

seseorang. Jika seseorang merasa mengalami gangguan, maka dia

sebenarnya tidak sehat jiwanya, tetapi jika tidak merasa mengalami

gangguan maka dia dinyatakan sehat.

5) Sakit jiwa jika terdapat simptom psikologis secara objektif.

Pada setiap gangguan jiwa terdapat simptom-simptom atau gejala

psikologis tertentu. Gejala-gejala itu berdasarkan kriteria yang ditetapkan,

10

Page 11: Paradigma psikiatri umum

jika terdapat pada seseorang maka dijadikan sebagai indikasi adanya

gangguan jiwa padanya. Misalnya, gangguan kepribadian antisosial

ditandai oleh gejala-gejala pelanggaran kepada peraturan atau norma

sosial, gangguan kecemasan juga memiliki ciri-ciri tertentu.

6) Kegagalan adaptasi secara positif.

Seseorang yang gagal dalam adaptasi secara positif dikatakan mengalami

gangguan jiwa

H. Terapi dan Rehabilitasi

Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan pada pasien gangguan

jiwa, yaitu:21,22,23

1) Terapi antipsikotik.

Ada 3 kelas obat utama Antipsikotik, yaitu Antagonis reseptor

dopamin berupa Risperidone (Risperdal), Clozapine (Clozaril), obat lain

Lithium Antikonvulsan Benzodiazepin. Terapi elektrokonvulsif (ECT)

dapat memperpendek lamanya serangan Skizofrenik dan dapat

mempermudah kontak dengan pasien. Akan tetapi terapi ini tidak dapat

mencegah serangan yang akan datang. ECT lebih mudah diberikan,

bahaya lebih kecil, lebih murah dan tidak memerlukan tenaga yang

khusus. ECT baik hasilnya pada jenis katatonik terutama katatonik stupor.

2) Terapi psikososial atau Terapi perilaku.

Terapi sosial dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sosial,

kemampuan memenuhi diri sendiri, dan komunikasi interpersonal. Terapi

perilaku dapat dilakukan dengan memberikan hadiah atau pujian sehingga

dapat mendorong pasien berperilaku adaptif. Dengan demikian, frekuensi

perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara

sendiri, dan tingkah laku yang aneh dapat diturunkan. Latihan

keterampilan perilaku dapat dilakukan dengan permainan simulasi, atau

melakukan keterampilan dalam melakukan pekerjaan rumah.

11

Page 12: Paradigma psikiatri umum

3) Terapi psikomotor.

Terapi psikomotor adalah suatu bentuk terapi yang

mempergunakan gerakan tubuh sebagai salah satu cara untuk melakukan

analisa berbagai gejala yang mendasari suatu bentuk gangguan jiwa.

Analisa yang diperoleh dapat dipakai sebagai bahan diskusi dinamika dari

perilaku serta responnya dalam perubahan perilaku dengan tujuan

mendapatkan perilaku yang paling sesuai dengan dirinya.

4) Terapi kelompok.

Terapi kelompok bagi Skizofrenia biasanya memusatkan pada

rencana, masalah dan hubungan dalam kehidupan nyata. Terapi ini juga

efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan dan

meningkatkan tes realitas bagi pasien dengan Skizofrenia.

5) Terapi rekreasi.

Terapi rekreasi adalah suatu bentuk terapi yang mempergunakan

media rekreasi (bermain, olahraga, darmawisata, menonton TV, dan

sebagainya) dengan tujuan mengurangi ketergangguan emosional dan

memperbaiki perilaku melalui diskusi tentang kegiatan rekreasi yang telah

dilakukan, sehingga perilaku yang baik di ulang dan yang buruk

dihilangkan.

6) Terapi Art.

Terapi Art adalah suatu bentuk terapi yang menggunakan media

seni (tari, lukisan, musik, pahat, dan sebagainya) untuk mengekspresikan

ketegangan-ketegangan psikis sehingga dapat menyalurkan dorongan-

dorongan yang terpendam dalam jiwa seseorang. Hasil seni yang dibuat

selain dapat dinikmati orang lain dan dirinya juga akan meningkatkan

harga diri seseorang. Perawat jiwa yang selalu dekat dengan pasien

diharapkan dapat memberikan berbagai kegiatan yang terarah dan berguna

bagi pasien dalam berbagai terapi tersebut.

12

Page 13: Paradigma psikiatri umum

7) Rehabilitasi.

Rehabilitasi adalah suatu proses yang kompleks, meliputi berbagai

disiplin dan merupakan gabungan dari usaha medik, sosial, educational,

yang terpadu untuk mempersiapkan, meningkatkan/mempertahankan dan

membina seseorang agar dapat mencapai kembali taraf kemampuan

fungsional setinggi mungkin. Peran perawat dalam kegiatan rehabilitasi

masih diperlukan terutama dalam melibatkan keluarga atau masyarakat

dalam pelaksanaan dan memperlancar upaya rehabilitasi.

I. Paradigma

Paradigma merupakan cara pandang orang terhadap lingkungan yang

mempengaruhinya dalam berpikir(kognitif), bersikap(afektif) dan bertingkah

laku(konatif).3 Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai,

dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah

komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual.24 Kata paradigma

sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan

dari bahasa latin pada tahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model

atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk

"membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik).25

J. Paradigma Masa Kini Mengenai Psikiatri Secara Umum Dalam Masyarakat

1. Penyakit mental sebagai masalah medis – masalah yang berasal dari

dalam individu.

Penyakit mental adalah kondisi medis yang mengganggu

pemikiran seseorang, perasaan, suasana hati, kemampuan untuk

berhubungan dengan orang lain dan fungsi sehari-hari. penyakit mental

adalah kondisi medis yang sering mengakibatkan kapasitas berkurang

untuk mengatasi dengan tuntutan biasa hidup.26

Orang dengan gangguan fisik dan mental berulang merupakan

bagian yang signifikan dari populasi. Sebuah penelitian mengkaji bukti

komorbiditas fisik dan mental termasuk prevalensi, asal-usul dan model

untuk pengobatan yang efektif. Temuan utama meliputi: Lebih dari 68

persen orang dewasa dengan gangguan mental memiliki setidaknya satu

13

Page 14: Paradigma psikiatri umum

kondisi medis. Komorbiditas dikaitkan dengan peningkatan beban gejala,

gangguan fungsional, penurunan panjang dan kualitas hidup dan

peningkatan biaya. Perjalanan menyebabkan komorbiditas adalah

kompleks dan bercabang. Gangguan medis dapat menyebabkan gangguan

mental, kondisi mental yang dapat menempatkan seseorang pada risiko

gangguan medis tertentu, dan gangguan mental dan medis dapat berbagi

faktor risiko umum. Model perawatan kolaboratif yang menggunakan tim

multidisiplin telah terbukti memberikan pengobatan yang efektif untuk

orang dengan kondisi fisik dan mental komorbiditas. Model pengobatan

yang paling efektif, namun tidak digunakan secara luas.27 Ahli psikiatri

mengevaluasi kondisi mental seseorang dalam koordinasi dengan kondisi

fisiknya atau dan dapat memberikan resep obat.28

2. Penyakit mental sebagai isu religi, spiritual atau supernatural.

Keyakinan agama telah lama dianggap memiliki dasar patologis

dan psikiater selama lebih dari satu abad telah memahami mereka dalam

pencerahan ini. Penelitian baru-baru ini telah menemukan yang

menyatakan bahwa beberapa agama pasien juga dapat menjadi sumber

daya yang membantu mereka untuk mengatasi stres penyakit atau dengan

keadaan hidup suram. Apa yang psikiater lakukan dengan informasi baru

ini? Bagaimana itu mempengaruhi praktek klinis mereka? Studi dari

psikiater di Inggris, Kanada dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa

masih ada prasangka yang meluas terhadap agama dan sedikit integrasi ke

dalam penilaian atau perawatan pasien. Dalam sebuah tulisan dibahas

berbagai intervensi yang psikiater harus mempertimbangkan ketika

merawat pasien, termasuk mengambil sejarah spiritual, mendukung

keyakinan agama yang sehat, menantang keyakinan yang tidak sehat,

berdoa dengan pasien (dalam kasus yang sangat dipilih) dan konsultasi

dengan, rujukan, atau gabungan terapi dengan pendeta yang terlatih.

Agama merupakan faktor psikologis dan sosial yang penting yang dapat

berfungsi baik sebagai sumber daya yang kuat untuk penyembuhan terkait

dengan psikopatologi. 29

14

Page 15: Paradigma psikiatri umum

Setiap tahun, lebih dari 42 juta orang Amerika menderita

setidaknya satu bentuk penyakit mental. Banyak yang berjuang dengan

masalah ini beralih ke spiritualitas untuk membantu menemukan petunjuk

pada saat mereka tertekan. Tapi berbicara secara terbuka tentang penyakit

mental belum cukup kehilangan stigma, serta pemimpin agama memiliki

pendekatan yang berbeda untuk menghadapinya, lebih rumit hubungan

antara agama dan kesehatan mental.30

Sejarah spiritual harus mengumpulkan informasi tentang latar

belakang agama pasien dan pengalaman mereka selama masa kanak-

kanak, remaja dan dewasa, dan menentukan peran apa yang dimainkan

agama di masa lalu dan bermain dalam menghadapi masalah kehidupan

sekarang. Pengalaman masa lalu yang negatif dengan agama sangat

penting, termasuk kekecewaan yang disebabkan oleh doa yang tidak

dijawab, kerugian besar, atau konflik dengan pendeta atau anggota gereja

lainnya. Keyakinan agama dan kegiatan penting untuk pasien harus

dieksplorasi, serta keanggotaan mereka dalam sebuah komunitas agama,

seberapa aktif mereka, berapa banyak dukungan yang mereka terima, dan

apakah komunitas ini cenderung menentang perawatan psikiatris mereka.

Informasi yang belajar dari sejarah spiritual akan membantu menentukan

pendekatan terapis keyakinan agama pasien (apakah mendukung, netral,

atau menantang).29

Memeluk keyakinan agama terlalu intens dapat bertentangan

dengan jenis terapi yang dipilih dan azab bahwa metode kegagalan

(mengambil sejarah spiritual sangat penting bagi pasien yang psikoterapi

direncanakan) - sikap negatif terhadap terapi tradisional yang umum di

antara pasien taat beragama. Hal yang sama berlaku untuk antidepresan

atau obat-obatan psikiatri lainnya, di mana sikap agama dapat

mempengaruhi kepatuhan dan pengobatan tindak lanjut.29

Bahkan jika pasien tidak beragama/religius, psikiater harus lembut

menyelidiki lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik

dari sebelumnya, jika ada, pengalaman pasien dengan agama. Pengalaman

yang mungkin telah berubah pasien dari agama (seperti pelecehan seksual

15

Page 16: Paradigma psikiatri umum

oleh pendeta atau peristiwa traumatis yang mengubah pandangan dunia

keagamaan mereka) dapat memberikan kontribusi terhadap masalah

kejiwaan saat ini. Jika terapis memenuhi perlawanan kuat dari pasien,

topik harus bijaksana turun dan mungkin mendekati di lain waktu setelah

aliansi terapi telah berkembang.29

Psikiater harus selalu menunjukkan rasa hormat terhadap

keyakinan agama atau spiritual pasien, menyadari bahwa mereka sering

menjaga jiwa pasien bersama-sama. Bahkan keyakinan agama patologis

aneh atau jelas harus ditangani dengan hormat, dan upaya yang dilakukan

untuk memahami mereka. Jika keyakinan tidak muncul jelas patologis

dan muncul untuk memfasilitasi koping, maka psikiater harus

mempertimbangkan mendukung mereka. Perawatan harus diambil,

bagaimanapun, tidak bergerak terlalu cepat dari penyelidikan tentang

keyakinan untuk mendukung mereka. Hal ini lebih baik untuk mengambil

posisi hormat tapi netral sampai psikiater memiliki pemahaman yang

menyeluruh tentang psikopatologi pasien dan struktur kepribadian yang

mendasarinya.29

Berdoa dengan pasien beragama dapat memiliki efek positif yang

kuat dan memperkuat aliansi terapeutik. Ini, bagaimanapun, dapat

menjadi intervensi berbahaya dan seharusnya tidak pernah terjadi sampai

psikiater memiliki pemahaman lengkap tentang keyakinan agama pasien

dan pengalaman sebelumnya dengan agama. Doa hanya boleh dilakukan

jika pasien memulai permintaan untuk itu, psikiater merasa nyaman

melakukannya, dan latar belakang agama pasien dan psikiater serupa.

Bahkan jika semua kondisi yang tepat hadir, akan ada beberapa pasien

yang berdoa akan terlalu mengganggu, terlalu pribadi dan melanggar

batas-batas profesional halus. Doa tidak harus menjadi masalah rutin.

Waktu dan niat harus direncanakan dengan hati-hati dengan tujuan yang

jelas dalam pikiran29

Konsultasi, rujukan atau terapi bersama dengan seorang konselor

pastoral, pendeta, ustadz dengan pelatihan kesehatan mental yang paling

tepat ketika kebutuhan rohani atau konflik muncul selama terapi, ketika

16

Page 17: Paradigma psikiatri umum

isu-isu agama dicampur dengan psikopatologi dan memblokir kemajuan,

atau terapis ingin memanfaatkan pasien sumber agama dalam pengobatan.

Konsultasi harus dilakukan lebih cepat daripada nanti jika psikiater

merasa gelisah, siap atau tidak berpengalaman dengan hal ini. Referral,

bagaimanapun, tidak boleh dilakukan sebelum sejarah spiritual

menyeluruh telah diambil, atau sebelum aliansi terapeutik telah

ditetapkan. Pilihan lain adalah untuk bersama-sama merawat pasien

dengan spesialis perawatan pastoral. Terapi bersama, bagaimanapun,

perlu dilakukan dengan hati-hati sehingga terapi sekuler dan pastoral yang

sinkron dan tidak bertentangan dengan satu sama lain. Ini mungkin tidak

bekerja untuk beberapa pasien, khususnya individu rapuh yang mungkin

'membagi' terapis sekuler dan religius dan memacu persaingan antara

keduanya.29

3. Penyakit mental sebagai hasil dari disfungsi keluarga.

banyak keluarga yang disebut "disfungsional” dipengaruhi oleh

penyakit mental, trauma dari tragedi, atau sedang dipimpin oleh individu

dengan keterampilan pengasuhan sangat kurang. Whitfield dan banyak

profesional lainnya telah menulis buku informatif yang telah membedah

kesengsaraan dan kesedihan bagi anak-anak dewasa (orang dewasa yang

belum menyelesaikan masa kecil mereka).31

Jutaan orang Amerika memiliki masalah psikologis atau

dipengaruhi oleh orang-orang dari anggota keluarga mereka, mulai dari

kecemasan dan gangguan bipolar gangguan suasana hati dan kepribadian.

Pertumbuhan industry farmasi besar, dikombinasikan dengan

meningkatnya keinginan penyedia layanan berhasil menemukan

"perbaikan cepat," telah menghasilkan fokus sering salah pada penyebab

biologis gejala disfungsional. Ada banyak bukti yang menunjukkan

bahwa kecenderungan untuk hanya meresepkan obat seringkali sangat

sesat. 32

Pemecahan masalah yang efektif dalam keluarga seperti dianggap

oleh banyak untuk menjadi mustahil. Dengan alasan yang baik. Tapi itu

tidak. Meskipun benar bahwa Anda tidak memiliki kekuatan untuk

17

Page 18: Paradigma psikiatri umum

"memperbaiki" individu lain, Anda memiliki kekuatan dalam kelompok

kerabat Anda sendiri untuk memperbaiki hubungan Anda dengan anggota

keluarga yang lain. Hal ini tidak mudah, dan sering memerlukan bantuan

dari seorang terapis yang terlatih dalam menangani anggota keluarga yang

disfungsional. Ini adalah layak usaha untuk menemukan bantuan

tersebut.33

4. Penyakit mental sebagai isu sosial.

Di Amerika saat ini sebagian besar pengeluaran publik untuk

kesehatan mental diberikan pada orang yang menderita psikosis - yang

kira-kira seperempat juta orang. Tapi pada satu waktu ada 1 juta orang

yang menderita depresi klinis, dan lain 4 juta menderita kecemasan klinis.

Untuk kelompok ini, tertekan dan ketakutan, hampir tidak ada kecuali

beberapa menit dengan beberapa pil. Banyak dari orang-orang ini tidak

ingin pil tetapi mereka ingin terapi psikologis. Menurut Survei Morbiditas

Psychiatric bahwa dibawah setengah dari semua orang yang menderita

depresi menerima segala jenis pengobatan, dan di bawah 10% yang

menerima segala jenis terapi psikologis. Bagi orang-orang dengan

kecemasan masing-masing angka-angka ini harus dibagi dua.34

Kita memiliki obat yang akan mengakhiri episode depresi dalam

waktu empat bulan untuk 60% dari penderita. Dan kita memiliki terapi

(dan terutama CBT) yang akan melakukan hal yang sama sebagai hasil

dari sesi mingguan. Setelah episode selesai, kambuh kurang mungkin jika

penderita menerima CBT, kecuali terapi obat dilanjutkan. Dengan

demikian argumen biaya tidak menentukan seperti antara obat dan

psikoterapi, dan seperti yang saya katakan, banyak orang tidak ingin obat

untuk alasan terbaik - mereka ingin merasa memegang kendali sadar

suasana hati mereka.34

Untuk semua alasan ini pedoman pada depresi mengatakan bahwa

"terapi perilaku kognitif” harus ditawarkan, karena efektivitas sama

dengan antidepresan". Pedoman lain juga mengutip bukti yang jelas

bahwa bahkan dalam hal ekonomi murni perawatan ini akan membayar

18

Page 19: Paradigma psikiatri umum

untuk diri mereka sendiri - mengabaikan sama sekali keuntungan dalam

kebahagiaan kepada pasien.34

Namun sebagai hal-hal yang pedoman bagus tidak dapat

dilaksanakan, karena terapis tidak tersedia untuk memenuhi permintaan.

Jadi tahap berikutnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan mental

kita harus didasarkan pada tawaran sederhana: "mental orang sakit harus

memiliki pilihan terapi psikologis berbasis bukti." Terakhir manifesto

pemilu Partai Buruh tidak mengatakan cukup itu tetapi mengatakan cukup

untuk itu bernilai membahas secara konkret bagaimana ekspansi tersebut

dapat dicapai.34

Perawatan kesehatan mental adalah salah satu kebutuhan besar

yang belum terpenuhi di zaman kita. Hampir satu dari dua orang di AS

akan menderita depresi, gangguan kecemasan atau lain penyakit

kesehatan mental di beberapa titik dalam hidup mereka, dan sekitar satu

dari 17 orang Amerika saat ini memiliki penyakit mental yang serius.

Anak-anak muda sangat rentan terhadap masalah ini. Jutaan orang yang

hidup dengan kondisi ini tidak menerima perawatan yang mereka

butuhkan. Dalam beberapa tahun terakhir sistem kesehatan dan

pemerintah negara bagian dan federal (Amerika) telah mengambil

langkah-langkah yang salah. Kemajuan lemi lambat, dan pemotongan

anggaran dan perselisihan hukum telah menempatkan banyak langkah-

langkah ini berisiko. Dokter, asuransi dan politisi harus mengambil

langkah.35

Penyakit mental menyerang tanpa memperhatikan kelas ekonomi,

namun ketegangan yang akut bagi orang-orang dengan pendapatan

rendah. Sekitar satu dari enam orang dewasa yang tinggal di tepat di atas

garis kemiskinan atau lebih rendah memiliki masalah kesehatan mental

yang berat. Tanpa akses terhadap pengobatan yang terjangkau, banyak

mengalami kesulitan menekan pekerjaan namun tidak memenuhi syarat

sebagai resmi dinonaktifkan, sehingga meninggalkan mereka terkunci dari

asuransi. Sebuah studi besar baru-baru di California menemukan bahwa

hanya 32 persen dari penduduk yang tidak diasuransikan dengan penyakit

19

Page 20: Paradigma psikiatri umum

mental menerima pengobatan sama sekali dan bahwa kurang dari 12

persen mendapat bantuan memadai.35

Korban manusia dan ekonomi sangat besar namun sering

tersembunyi. Penyakit mental yang tidak diobati di AS biaya lebih dari $

100 miliar per tahun dalam produktivitas yang hilang, menurut Aliansi

Nasional Penyakit Mental (NAMI). Rumah sakit dan klinik lokal harus

mengatasi penyakit fisik kronis terkait. Sekolah harus membuka kelas

pendidikan khusus. Pengadilan dan penjara menangani sejumlah besar

orang yang menderita penyakit mental yang tidak diobati. Bunuh diri

peringkat di antara 15 pembunuh yang paling umum di Amerika Serikat

(di posisi tiga di kalangan anak muda), dan 90 persen kasus dapat

dikaitkan dengan penyakit mental.35

Tingkat keparahan masalah telah mendorong politisi ke dalam

tindakan. Pada tahun 2002, 29 negara telah mengamanatkan bahwa paket

asuransi kesehatan meliputi penyakit mental pada kondisi yang sama

dengan penyakit fisik, dan di negara-negara tingkat bunuh diri turun rata-

rata dari 5 persen. Tapi menyamakan cakupan berarti sedikit untuk

mereka yang tidak memiliki asuransi sama sekali, dan negara-negara

semakin gagal untuk membuat ketentuan bagi mereka. Dalam tiga tahun

terakhir negara telah dipotong hingga 39 persen dari anggaran kesehatan

mental mereka, menurut NAMI.35

Pasien Perlindungan dan Terjangkau Perawatan UU, yang Presiden

Barack Obama tanda tangani undang-undang pada tahun 2010, akan

membantu mengisi lubang ini. Hal ini membutuhkan bahwa rencana

asuransi menawarkan cakupan "kesehatan perilaku", termasuk kesehatan

mental dan kecanduan dan penyalahgunaan zat bantuan, sebagai "manfaat

kesehatan penting." Setidaknya 3,7 juta orang Amerika yang saat ini

hidup dengan penyakit mental yang berat akan mendapatkan manfaat baru

bagi kondisi mereka pada tahun 2014, baik melalui diperpanjang

Medicaid cakupan asuransi atau pertukaran.

Namun tindakan ini dalam bahaya hukum. Mahkamah Agung AS

akan mendengar argumen untuk dan terhadap konstitusionalitas tindakan

20

Page 21: Paradigma psikiatri umum

akhir Maret. Jika pengadilan aturan bahwa negara tidak harus memperluas

program Medicaid mereka, sebagai tindakan saat ini membutuhkan, bisa

menutup 16 juta orang Amerika yang dinyatakan akan menerima cakupan

Medicaid untuk kesehatan mental. Sebuah keputusan yang menutup bursa

asuransi negara akan mencabut lagi 16 juta. Merayap hukum juga akan

melakukan jauh dengan rencana untuk membangun pusat-pusat nasional

untuk pengobatan depresi dan untuk memperbaiki cara pelayanan

kesehatan perilaku diintegrasikan ke dalam perawatan standar.35

21

Page 22: Paradigma psikiatri umum

KEPUSTAKAAN

1. Maramis, W.F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2. Surabaya: Pusat

Penerbit Dan Percetakan Airlangga. 2009

2. WHO. Mental health atlas. Swiss: WHO Press;2005.

3. Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks,

Jakarta 2008.

4. Casey. D.A. Brief History Of Psychiatry: Evolving Paradigms. University Of

Louisville. PPT [Available at: http://www.google.com/]

5. Rulando M. Perbandingan Sikap mahasiswa fakultas kedokteran universitas

sumatera uata terhadap psikiatri.Medan:. USU; 2011. [Available at:

http://www.repository.usu.ac.id/handle/123456789/21453]

6. Yeats WB. What is psychiatry?. Amerika: The American journal of

psychiatry;1997

7. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Jakarta: FKUI;2010.

8. Videbeck SL. Buku Ajar Keperawatan. Jakarta: EGC; 2001.h.3,54

9. Wiguna IM, editor. Kaplan & Sadock: Sinopsis Psikiatri. Ilmu pengetahuan

perilaku psikiatri klinis. Jakarta: Binarupa Aksara Pub;2010

10. Islamie NN. Pengaruh dan mekanisme koping terhadap sikap keluarga untuk menerima pasien gangguan jiwa (skizofrenia) yang tenang di badan layanan umum daerah rumah sakit jiwa provinsi sumatera utara tahun 2011. Available from:URL: http://www. repository.usu.ac.id/handle/123456789/30876

11. Ranni. Gangguan jiwa dikenali di sejak dini.200912. Maslim R. Diagnosis Gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ III. Jakarta:

Bagian Ilmu Kedokteran FKU Atma Jaya;2001.13. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical Manual of

Disorders.5 ed. Amerika:America Psychiatric Assc;201314. Semiun Y. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius; 2006.h.2915. Yulian V, Muhlisin A. hubungan antara support system keluarga dengan

kepatuhan berobat klien rawat jalan di rumah sakit jiwa daerah Surakarta. 2010.

16. Garcia, Liana. GangguanJiwa Makin Merebak. 2009. Available from:URL: http://www.http://gayahidup.inilah.com/read/detail/165897/gangguan-jiwa-makin-merebak#.VHNdn8m0Y-A

17. Schomerus G, Angermeyer MC. Stigma and its impact on help-seeking for mental disorders: what do we know?. German:Department of psychiatry Leipzig University;2008.

22

Page 23: Paradigma psikiatri umum

18. Ostman M, Kjellin L. Stigma by association: psychological factors in relatives of people with mental illness. British: BJ Psych;2002

19. Singh DKM, Ajinkya S. stigma and psychiatric disorders. India: medical journal od Dr. D.Y. Patil Univers;2012

20. Fauriska CD. Gambaran kecemasan ayah dalam menghadapi anak penderita thalassesmia ditinjau dari peran ayah

21. Sembiring EE. Hubungan dukungan keluarga dengan lama hari rawat pasien ganguan jiwa peserta jamkesmas di rumah sakit jiwa daerah provsu Meda.2011.USU

22. Maslim R. Panduan praktis, penggunaan klinis obat psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran FKU Atma Jaya;2007

23. Holi M. Assesment of psychiatric symptoms using the SCL-90. Finlandia: Department of Psychiatry Helsinki University;2003

24. The Free Dictionary. Farlex Inc. [Available at: http://www.thefreedictionary.com/paradigm]

25. Harper D. Online Etymology Dictionary. [Avaliable at: http://www.etymonline.com/index.php?search=paradigm&searchmode=none]

26. Anonymous. Mental Illness. National Alliance on Mental Illness. [Available at: http://www.nami.org/Template.cfm?Section=By_Illness]

27. Goodell S. Bruss BG. Walker ER. Mental Disorder and Medical Comorbidity. The Synthesis Project. 2011

28. National Institutes of Health (US); Biological Sciences Curriculum Study. Bethesda (MD): National Institutes of Health (US). 2007 [Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK20369/]

29. Harold G. Koenig. Religion And Mental Health: What Should Psychiatrist Do?. Psychiatric Bulletin. Hal. 201-3. 2008 [Available at: http://pb.rcpsych.org/content/32/6/201.full]

30. Gabreyes R. Bridging The Gap Between Religion And Mentall Illness. Huff Post Religion [Available at: http://www.huffingtonpost.com/2014/11/18/disconnect-religion-mental-illness_n_6180782.html:]

31. Lisa A, Miles. Adult Children of Dysfunctional Family. Psych Central. [Available at: http://psychcentral.com/lib/adult-children-of-dysfunctional-families/00017543]

32. Allen DM. How Dysfunctional Families Spur Mental Disorders: A Balance Approach to resolve Problems and Reconcile Relationship (Childhood in America). Praeger: Amerika: 2010

33. Allen DM. Stop Running Aways From Your Family Problems. Psychology Today. 2012 [Available at: http://www.psychologytoday.com/blog/matter-personality/201207/stop-running-away-your-family-problems]

23

Page 24: Paradigma psikiatri umum

34. Layard R. Mental Illnes Is Now Our Biggest Social Problem. Social Guardian. 2005. [Available at: http://www.theguardian.com/society/2005/sep/14/mentalhealth.socialcare1]

35. Anonymous. The Neglect Of Mental Illness Exacts A Huge Toll, Human And Economic. Scienific American Volume 306. Scientific American ™. 2012 [Available at: http://www.scientificamerican.com/article/a-neglect-of-mental-illness/]

24