paper waris testamenter

28
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hukum waris adalah himpunan peraturan yang mengatur akibat hukum harta kekayaan pada kematian. Peralihan harta kekayaan yang ditinggalkan orang yang meninggal dunia dan akibat-akibat hukum yang ditimbulkan peralihan ini bagi para penerimanya, baik dalam hubungan dan perimbangannya di antara mereka satu dengan yang lain,maupun dengan pihak ketiga. Bagi pewaris, terbuka kemungkinan untuk menentukan apa yang akan terjadi dengan harta kekayaan pada saat ia meninggal. Peristiwa ini disebut kehendak terakhir (uiterste wil). Akta yang memuat kehendak terakhir ini juga disebut kehendak terakhir atau wasiat (testament). Orang dapat menetapkan melalui wasiat, siapa saja yang menjadi ahli warisnya. Ahli waris ini disebut ahli waris dengan wasiat (testamentaire erfgenaam). Apabila pewaris tidak memanfaatkan peluang ini, undang-undang akan menetapkan siapa yang akan diangkat sebagai ahli waris. Ahli waris karena kematian atau ahli waris ab intestato, yang akan menerima bagian warisan menurut ketentuan undang-undang 1 . Ahli waris menurut surat wasiat (ad Testamento), yaitu ahli waris yang tampil karena “ kehendak terakhir” dari 1 Gregor van der Burght,1995, Hukum Waris, terj, F.Tengker,Bandung:P.T.Citra Aditya Bakti, hal.2-3

Upload: maria-yohana-kristyadewi

Post on 24-Jul-2015

501 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Waris Testamenter

1

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum waris adalah himpunan peraturan yang mengatur akibat hukum harta

kekayaan pada kematian. Peralihan harta kekayaan yang ditinggalkan orang yang

meninggal dunia dan akibat-akibat hukum yang ditimbulkan peralihan ini bagi para

penerimanya, baik dalam hubungan dan perimbangannya di antara mereka satu

dengan yang lain,maupun dengan pihak ketiga.

Bagi pewaris, terbuka kemungkinan untuk menentukan apa yang akan terjadi

dengan harta kekayaan pada saat ia meninggal. Peristiwa ini disebut kehendak

terakhir (uiterste wil). Akta yang memuat kehendak terakhir ini juga disebut kehendak

terakhir atau wasiat (testament).

Orang dapat menetapkan melalui wasiat, siapa saja yang menjadi ahli

warisnya. Ahli waris ini disebut ahli waris dengan wasiat (testamentaire erfgenaam).

Apabila pewaris tidak memanfaatkan peluang ini, undang-undang akan menetapkan

siapa yang akan diangkat sebagai ahli waris. Ahli waris karena kematian atau ahli

waris ab intestato, yang akan menerima bagian warisan menurut ketentuan undang-

undang1.

Ahli waris menurut surat wasiat (ad Testamento), yaitu ahli waris yang tampil

karena “ kehendak terakhir” dari si pewaris, yang kemudian dicatatkan dalam surat

wasiat (testament). Sedangkan ahli waris menurut undang-undang (ab intestato), yaitu

karena kedudukannya sendiri menurut undang-undang, demi hukum dijamin tampil

sebagai ahli waris.

Adanya dua jenis ahli waris ini menimbulkan permasalahan, ahli waris mana

yang lebih didahulukan dan diutamakan. Ahli waris menurut undang-undang atau ahli

waris menurut surat wasiat. Dalam pelaksanaan dari hukum waris perdata, ahli waris

menurut surat wasiat yang lebih diutamakan, dengan pengecualian selama isi dan

pembagian dalam surat wasiat tidak bertentangan dengan undang-undang.

Pertimbangan hukumnya karena surat wasiat merupakan “kehendak terakhir”

dari si pewaris terhadap harta warisannya, dengan ketentuan tidak boleh merugikan

1 Gregor van der Burght,1995, Hukum Waris, terj, F.Tengker,Bandung:P.T.Citra Aditya Bakti, hal.2-3

Page 2: Paper Waris Testamenter

2

bagian ahli waris menurut undang-undang.Hal ini dikarenakan ahli waris menurut

undang-undang memiliki bagian mutlak (Legitieme Portie), yang diatur dalam Pasal

913 Kitab Undang –Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) yang sama sekali tidak

bisa dilanggar bagiannya.

Ahli waris menurut undang-undang (ab intestato) mempunyai hak mutlak atas

bagian yang tidak tersedia dari harta warisan. Sedangkan bagian yang tidak tersedia

dari harta warisan yang merupakan hak ahli waris dinamakan Legitieme Portie. Jadi

hak Legitime Portie adalah, hak ahli waris Legitimaris terhadap bagian yang tidak

tersedia dari harta warisan2.

Ahli waris yang memiliki bagian mutlak disebut juga legitimaris, artinya

selama ahli waris yang bagiannya ditetapkan dalam surat wasiat tidak merugikan

bagian mutlak ahli waris legitimaris, wasiat tersebut bisa dilaksanakan. Kalaupun

bagian mutlak ahli waris legitimaris dirugikan oleh ahli waris testamentair, maka

harus dikembalikan kepada ahli waris legitimaris, sesuai dengan bagian yang

seharusnya mereka dapatkan.

Di dalam makalah ini, penulis akan menganalisis bagian mutlak anak

(legitieme portie) dalam Putusan Mahkamah Agung Reg No. 148/PK/Perd/1982.

Kasus terjadi terhadap harta warisan yang ditinggalkan oleh almarhum Tuan Lugito

Kusno (Liong Sew Kow) dan Nyonya Watimah (isteri dari Tuan Lugito yang telah

meninggal lebih dulu). Adapun Tuan dan Nyonya Lugito Kusno telah menikah di

Tiongkok tahun 1921.

Perkawinan mereka dikaruniai tiga orang anak, yaitu : Sariwati Tjandra,

Pauliana Lugito, dan Leo Bonady. Tuan Lugito dan Nyonya Watimah mencatatkan

perkawinan mereka dihadapan Kantor Catatan Sipil di Medan pada tanggal 29

Agustus 1956, sebagaimana dinyatakan dalam akta nikah No. 464.

Harta peninggalan Almarhum Tuan Lugito menjadi rebutan bagi anak- anak

sah pewaris dengan pihak asing yang mengaku mendapat surat wasiat dari Tuan

Lugito. Orang tersebut adalah Lelly Iskandar, Herman Iskandar, Willy Iskandar, Rita

Iskandar, dan Tommy Iskandar.

Setelah Watimah meninggal dunia pada tanggal 8 Mei 1976, pewaris tidak

pernah menikah lagi. Kemudian pewaris mempunyai hubungan dengan Lelly

Iskandar. Lelly Iskandar mempunyai lima orang anak yaitu : Herman Iskandar, Willy

2 Anisitus Amanat, 2001, Membagi Warisan Berdasarkan Pasal-Pasal Hukum Perdata BW. Jakarta : Raja Grafindo Persada. hal.68

Page 3: Paper Waris Testamenter

3

Iskandar, Jack Iskandar, Rita Iskandar dan Tomy Iskandar. Terhadap Herman

Iskandar, pewaris melakukan pengakuan anak dalam wasiat.

Sebelum meninggal dunia, pewaris membuat Wasiat terakhir di luar negeri,

yaitu di Singapore dan pembuatan wasiat dilakukan dihadapan Solicitor. Isi dari

wasiat yang dibuat di Singapore adalah :

1. Menunjuk Lelly Iskandar dan Herman Uskandar sebagai pelaksana wasiat.

2. Mewariskan dan menyerahkan dua bidang tanah, yaitu Tanah pekarangan Hak Milik

Watten Terrace No. 37 Singapore, dan Tanah pekarangan di Namly Garden No. 12

Singapore.

3. Mewariskan dan menyerahkan satu bidang tanah dan pekarangan di jalan Berima No.

7 Singapore, Rumah Flat yang terletak di Wollerton Park No. 28 E Singapore kepada

Herman Iskandar.

4. Kepada Tommy Iskandar, telah diwariskan dan diserakan semua harta kekayaan Tuan

Lugito Kusno berupa tanah dan bangunan dimana saja berada.

5. Agar pelaksanaan wasiat dibagi sama rata, masing-masing 1/6 (seperenam) kepada

Lelly Iskandar, dan kelima anaknya , mengenai modal maupun pendapatan dari hasil-

hasil tanah milik Tuan Lugito Suryo Kusno.

Menurut Iskandar berdasarkan wasiat yang dibuat terakhir kalinya oleh Tuan

Lugito di Singapura, masing-masing pewaris wasiat mendapat 1/6 bagian dari harta

peninggalan Tuan Lugito. Wasiat tersebut telah ditetapkan melalui penetapan

Pengadilan Negeri Jakarta Utara Timur (dahulu) No. 92/35/UT/79P dan telah

menetapkan Lelly Iskandar dan Herman Iskandar sebagai pelaksana wasiat.

Disahkannya wasiat tersebut tentu saja ditentang oleh anak-anak sah pewaris.

Sebelumnya telah dibuat penetapan ahli waris yang didasarkan keterangan ahli waris

yang dibuat oleh notaris di Jakarta tanggal 12 Maret 1979 No. 41. Anak-anak pewaris

masing-masing mendapatkan 1/3 bagian dari harta peninggalan Tuan Lugito,

kemudian dikuatkan dengan penetapan penguatan ahli waris Pengadilan Negeri

Jakarta Utara Timur (dahulu) tanggal 2 Juni 1979 No. 1219/344/UT/1979P.

Dengan status sebagai anak-anak sah dari Tuan Lugito, maka Sariwati

Tjandra, Pauliana Lugito dan Leo Bonady memohon ke pengadilan agar wasiat yang

dibuat di Singapura dibatalkan serta dimuat dalam penetapan Pengadilan Negeri

Jakarta Utara Timur(dahulu) No. 1219/344/1979 P. Hal lain yang diminta adalah

menetapkan mereka sebagai satu-satunya ahli waris. Menurut anak-anak Tuan Lugito

Page 4: Paper Waris Testamenter

4

yang berhak mendapatkan warisan hanya ahli waris yang sedarah (Pasal 832

KUHPerdata), sedangkan yang tidak sedarah tidak berhak mewaris. Anak-anak

pewaris menuntut hak dan bagiannya terhadap harta peninggalan Tuan Lugito

Anak-anak almarhum Tuan Lugito menginginkan agar mereka yang menjadi

ahli waris sesuai dengan ketentuan KUH Perdata. Untuk itu mereka meminta agar

wasiat tersebut dibatalkan atau batal demi hukum.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah surat wasiat yang dibuat oleh Tuan Lugito sah dan dapat dilaksanakan?

2. Apakah terjadi pelanggaran bagian mutlak (legitieme portie) dalam kasus wasiat Tuan

Lugito?

3. Bagaimana pelaksanaan pembagian waris harta kekayaan Tuan Lugito berkenaan

dengan adanya bagian mutlak (legitieme portie)?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apakah surat wasiat dibuat oleh Tuan Lugito sah dan dapat dilaksanakan.

2. Mengetahui apakah terjadi pelanggaran bagian mutlak (legitieme portie) dalam kasus wasiat Tuan Lugito.

3. Mengetahui pelaksanaan pembagian waris harta kekayaan Tuan Lugito berkenaan

dengan adanya bagian mutlak (legitieme portie).

Page 5: Paper Waris Testamenter

5

BAB IILANDASAN TEORI

A. Pengertian dan Syarat Surat Wasiat

Dalam pasal 875 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) surat wasiat

atau testamen adalah akta yang berisi pernyataan seseorang tentang apa yang terjadi

setelah ia meninggal, dan yang olehnya dapat ditarik kembali.

Adapun yang merupakan syarat-syarat wasiat terdiri:

1. Menurut Pasal 895 KUH Perdata: Pembuat testament harus mempunyai budi

akalnya, artinya tidak boleh membuat testament ialah orang sakit ingatan dan

orang yang sakitnya begitu berat, sehingga ia tidak dapat berpikir secara teratur.

2. Menurut Pasal 897 KUH Perdata: Orang yang belum dewasa dan yang belum

berusia 18 tahun tidak dapat membuat testament.

Sementara itu syarat-syarat isi wasiat sebagai berikut:

1. Pasal 888 KUHPerdata : jika testament memuat syarat-syarat yang tidak dapat di

mengerti atau tidak mungkin dapat dilaksanakan atau bertentangan dengan

kesusilaan, maka hal yang demikian itu harus dianngap tak tertulis.

2. Pasal 890 KUHPerdata: jika testament disebut sebab yang palsu, dan isi dari

testamen itu menunjukkan bahwa pewaris tidak akan membuat ketentuan itu jika

ia tau akan kepalsuannya maka testament tidaklah sah.

3. Pasal 893 KUHPerdata : suatu testament adalah batal, jika di buat karna paksa,

tipu atau muslihat .

Selain larangan-larangan umum yana tercantum di atas dalam hukum waris

masih terdapat banyak sekali larangan-larangan yang tidak boleh di muat dalam

testament. Di antara larangan yang paling penting adalah larangan-larangan

membuat suatu ketentuan sehingga legitieme portie menjadi kurang dari

semestinya.

B. Jenis-Jenis Wasiat

Jenis-jenis wasiat menurut isi wasiat dibagi dua jenis:

1. Wasiat yang berisi erfstrlling, atau wasiat yang berisi pengangkatan waris.

Page 6: Paper Waris Testamenter

6

Dalam pasal 954 KUHPerdata wasiat pengangkatan waris , adalah wasiat

dengan mana orang yang mewasiatkan memberikan kepada seseorang atau lebih

dari seseorang, selurh atau sebagian dari harta kekeyaannya,kalau ia meninggal

dunia. 

2. Wasiat yang berisi hibah (hibah wasiat) atau legaat.

Pasal 957 KUHPerdata memberi keterangan bahwa hibah wasiat adalah suatu

penetapan yang khusus di dalam suatu testament, dengan mana yang mewasiatkan

memberikan kepada seseorang atau beberapa orang, seperti:

a. beberapa barang tertentu

b. barang-barang dari satu jenis tertentu

c. hak pakai hasil dari seluruh atau sebagian dari harta peninggalan.

d. Suatu hak lain terhadap boedel, misalnya hak untuk mengambil satu atau

beberapa benda tertentu dari boedel. 

Orang yang menerima suatu leegat, dinamakan legataris, ia bukan ahli

waris. Seorang legataris yang menerima beberapa benda diwajibkan

memberikan salah satu benda tersebut terhadap orang lain yang ditunjuk

dalam testament.

Pemberian suatu benda yang harus ditagih dari seorang legataris

dinamakan suatu sublegaat.Jika dalam suatu testament beberapa orang

bersama-sama dijadikan waris, dengan tidak disebutkan bagian masing-

masing, dan kemudian salah seorang meninggal, maka bagian orang yang

meninggal akan jatuh pada waris-waris lainnya yang sama-sama ditunjuk,

sehingga bagian orang yang masih hidup bertambah.

Suatu erfestelling atau suatu leegat, dapat disertai dengan suatu beban,

misal orang dijadikan waris dengan beban untuk memberikan pensiun pada

ibu si meninggal. Suatu beban mengikat suatu waris atau legataris. Ia

memberikan kepada seseorang suatu hak penuntutan terhadap seorang waris

atau legitaris secara perseorangan dengan begitu apa yang dinamakan

sublegaat adalah suatu beban. Jika suatu beban tidak dipenuhi, maka warisan

atau legaat dapat dibatalkan atas permintaan pihak yang berkepentingan atau

atas permintaan waris yang lainnya.

Page 7: Paper Waris Testamenter

7

Selain wasiat dibagi menurut isinya, wasiat juga dibagi menurut bentuknya,

yaitu ada 3 3:

a. Wasiat olografis

Wasiat yang ditulis sendiri. Ciri-ciri wasiat olografis yang terpenting

adalah seluruhnya mesti ditulis dengan tulisan tangan pewaris yang kemudian

ditandatangani. Apabila dalam wasiat terdapat sedikit tulisan tangan orang lain,

maka tidak berguna lagi. Wasiat diserahkan kepada notaris untuk disimpan.

Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu wasiat dapat diserahkan

dalam keadaan tertutup atau terbuka. Apabila dalam keadaan terbuka, maka dari

penyerahan itu dibuat oleh notaris suatu akta, yang ditandatangani pewaris dan

harus ada saksi-saksi dan notaris sendiri. Akta penyimpanan ditulis di kaki

wasiat, apabila tidak ada tempat disana maka bisa diulang penulisannya dalam

kertas lain.

Jika wasiat dalam keadaan tertutp (masuk sampul), maka akta harus dibuat

diatas kertas tersendiri, dan diatas sampul yang berisi testament yang harus ada

catatan bahwa sampul itu berisi surat wasiat. 

b. Wasiat umum (openbaar testament).

Syarat-syarat tentang bentuk surat wasiat umum yang tertera dalam pasal

985 dan 986 KUHPerdata, yaitu surat wasiat yang dituang dalam akta umum. Ini

adalah suatu wasiat yang umumnya disebabkan oleh hal, bahwa wasiat ini pada

dasarnya, merupakan suatu wasiat lisan.

Akta otentik ini harus dibuat dihadapan notaris dan dihadiri dua orang

saksi. Apabila kehadiran lebih dari orang saksi tidak mengurangi sahnya suatu

wasiat. UU menghendaki adanya dua orang saksi pada pembuat akta, yaitu untuk

mengawasi notaris. Apabila ada kesalahan dalam wasiat, biasanya tidak dapat

diperbaiki lagi, karena hal itu baru diketahui setelah meninggalnya pewaris. 

c. Wasiat rahasia atau wasiat tertutup.

3 Dadang Sukandar, Surat Wasiat (Testamenter), http://hukum.kompasiana.com/2011/04/18/surat-wasiat-testament/, diakses pada Kamis, 14 Juni 2012 pukul 09:49 WIB

Page 8: Paper Waris Testamenter

8

Syarat-syarat tentang bentuk wasiat tertutup lebih berat dari yang

diwajibkan pada kedua bentuk wasiat yang lainnya. Yang khusus dalam hal ini

Undang-undang menghendaki dua orang saksi.

Dalam pasal 940 dan 941 KUHPerdata cara membuat testament ini telah

dijabarkan sebagai berikut : 

1) Wasiat harus ditulis sendiri oleh pewaris, atau orang lain untuk dia dan

ditandatangani pewaris sendiri.

2) Kertas sampul harus disegel atau ditutup.

3) Kertas sampul harus diserahkan kepada notaris, dan harus dengan

empat orang saksi.

4) Keterangan harus ditulis oleh notaris dalam akta yang dinamakan

superscriptie (akta pengalamatan).

C. Hal-Hal yang Tidak Dapat Dimuat Dalam Wasiat.

1. Fidei-commis

Fidei berarti kepercayaan, commis berarti kewajiban. Adapun rasio

dari larangan ini adalah agar suatu barang jangan terlalu lama berada diluar

peredaran. Didalam fidei commis ada dua orang yang ganti berganti jadi

pemilik. 

Didalam fidei commis wasiat ada pergantian antara dua orang sebagai pemilik,

sedangkan didalam wasiat bersyarat hanya ada satu pemilik sejak

meninggalnya pewaris.

Testament bersyarat seperti ini diperbolehkan, yaitu seperti diatur

dalam pasal 973-988 KUHPerdata. Pada umumnya fidei commis dilarang oleh

undang-undang. Alasan larangan ini ialah karena adanya benda-benda yang

untuk waktu lama dan tidak tertentu akan disingkirkan dari lalu lintas hukum

dan dianggap sebagai suatu rintangan besar bagi kelancaran lalu lintas hukum,

kecuali dua macam fidei commis yang diperbolehkan oleh undang-undang

yaitu:

a. Untuk memenuhi seseorang dan supaya benda itu diwariskan lagi

kepada anak-anak si ahli waris sendiri.

Page 9: Paper Waris Testamenter

9

b. Lazim disebut fidei commis de residue, ditetapkan bahwa seseorang

ahli waris harus mewariskan lagi apa yang dikemudian hari masih

ketinggalan dari warisan yang diperolehnya, jadi sisanya saja yang

diberikan kepada orang lain.

Jadi di dalam fidei commis ada dua orang penerima warisan yang

berturut-turut akan menjadi pemilik dari barang warisan tersebut. Yaitu:

a.“Ahli waris” dalam garis lurus (garis lurus ke bawah dan garis lurus

keatas) diatur dalam Pasal 913 KUH Perdata.

b. “Ahli waris” yaitu orang-orang yang terpanggil untuk mewaris diatur

dalam Pasal 913 KUH Perdata.

D. Kecakapan Membuat Surat Wasiat

Kecakapan membuat wasiat atau testament dan untuk menariknya kembali

diatur dalam Pasal 895 BW. Syarat pokok bagi seseorang untuk dapat membuat atau

cakap membuat wasiat atau testament pada umumnya adalah sama dengan syarat

pokok bagi orang untuk melakukan perbuatan hukum yaitu bahwa orang itu harus

mampu atau cakap untuk menentukan kemauannya secara bebas atau merdeka, yaitu :

Testament berlaku ketika pewaris sudah meninggal dunia, selama pewaris masih

hidup, ia masih berhak untuk merubah atau mencabut testamentnya, sehingga dapat

dikatakan testament akan memiliki kekuatan hukum ketika si pewaris meningggal

dunia. Pihak-pihak yang dapat menikmati wasiat ( ahli waris testament) yaitu:

1. Orang yang mempunyai hak atas hak waris yang timbul karena adanya

pemberian/ testament.

2. Ahli waris tidak dinyatakan sebagai orang yang tidak cakap.

E. Pihak-Pihak yang Dapat Menikmati Wasiat dan yang Tidak Diperkenankan

Menikmati Wasiat

1. Yang Dapat menikmati Wasiat

Testament berlaku ketika pewaris sudah meninggal dunia, selama pewaris

masih hidup, ia masih berhak untuk merubah atau mencabut testamentnya,

Page 10: Paper Waris Testamenter

10

sehingga dapat dikatakan testament akan memiliki kekuatan hukum ketika si

pewaris meninggal dunia. Pihak-pihak yang dapat menikmati wasiat ( ahli waris

testament) yaitu:

a. Orang yang mempunyai hak atas hak waris yang timbul karena adanya

pemberian/testament.

b. Ahli waris tidak dinyatakan sebagai orang yang tidak cakap.

2. Tidak Diperkenankan Menikmati Wasiat

Di atas sudah disebutkan syarat-syarat dan siapa-siapa yang cakap atau dapat

untuk membuat wasiat atau testament. Disamping ada yang boleh menikmati wasiat

atau testament tentu ada pula orang yang tidak pantas atau tidak diperkenankan

menikmati wasiat atau testament. Seseorang dianggap tidak pantas atau tidak

diperkenankan menikmati wasiat dalam hal sebagai berikut :

a. Apabila ia dihukum oleh hakim, oleh karena membunuh si pemberi wasiat

(pewasiat).

b. Apabila ia dengan paksaan menghalang-halangi si pemberi wasiat

(pewasiat) akan mengubah, membuat atau mencabut wasiat atau testament.

c. Apabila ia menghilangkan, membinasakan atau memalsukan wasiat atau

testament dari pemberi wasiat (pewasiat).

d. Orang yang berhubungan dengan jabatan atau pekerjaan maupun hubungan

keluarga dengan si pemberi wasiat (pewasiat), tidak diperbolehkan mendapat

keuntungan dari wasiat atau testament. Misalnya notaris yang membuatkan

surat wasiat itu beserta saksi-saksinya:

1) Dokter serta perawat yang merawat si pemberi wasiat (pewasiat)

selama sakit.

2) Perkawinan suami isteri dan pada saat suami atau isteri wafat masih

dapat dibatalkan, oleh karena untuk perkawinan itu tidak ada izin yang

diperlukan antara/dengan anak yang belum dewasa.

3) Seorang yang belum dewasa meskipun sudah berumur 18 tahun,

dilarang memberi suatu barang secara testament kepada walinya, kecuali

wali itu adalah orang tua nenek sendiri.

Page 11: Paper Waris Testamenter

11

e. Anak diluar perkawinan tidak boleh menerima hibah wasiat yang melebihi

bagiannya, kecuali kalau ada testament atau wasiat. Hal ini adalah untuk

menghindari anak luar kawin lebih beruntung dari pada anak yang sah.

f. Salah seorang suami isteri, apabila ada dilakukan suatu perzinahan (overspel)

yaitu seorang suami atau isteri bersetubuh dengan orang lain dan hal zina ini

ditentukan telah terjadi oleh hakim. Maka mereka melakukan zina itu tidak

boleh saling memberi hibah wasiat.

Selain itu wasiat juga tidak dapat diberikan kepada juru, atau ahli obat, dan

guru agama. Akibat dari ketentuan-ketentuan inilah, maka semua perbuatan dari

penerima wasiat atau penerima testament, yang tidak pantas atau yang tidak

diperkenankan itu menikmati harta atau benda yang diwasiatkan adalah batal4.

BAB III4 Asa, Surat Wasiat dan Hibah,http://asa-2009.blogspot.com/2011/06/surat-wasiat-dan-hibah.html, diakses pada Kamis, 14 Juni 2012 pukul 09:44

Page 12: Paper Waris Testamenter

12

PEMBAHASAN

A. Analisis terhadap Sah dan Dapat Dilaksanakannya Surat Wasiat Tuan Lugito.

Jika ditilik dari syarat-syarat wasiat yakni pasal 895 KUH Perdata: Pembuat

testament harus mempunyai budi akalnya, artinya tidak boleh membuat testament

ialah orang sakit ingatan dan orang yang sakitnya begitu berat, sehingga ia tidak dapat

berpikir secara teratur serta pasal 897 KUH Perdata: Orang yang belum dewasa dan

yang belum berusia 18 tahun tidak dapat membuat testament. Maka Tuan Lugito

Kusno (Liong Sew Kow) merupakan orang yang cakap hukum dan wasiat yang dibuat

olehnya yang sehat pikiran merupakan wasiat yang sah.

Dalam ketentuan hukum waris testamenter, surat wasiat yang dibuat terakhir

oleh si pewaris sebelum kematiannyalah yang berlaku. Dalam kasus ini wasiat

terakhir yang dibuat oelh Lugito adalah wasiat yang ia buat di Singapura.

Selain itu surat wasiat Tuan Lugito walaupun dibuat di Luar Negeri

(Singapura) namun dibuat di hadapan pejabat berwenang (Singapura) dan

mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Timur, agar supaya

pengadilan Negeri Jakarta Timur mengesahkan testament yang dibuat oleh pewaris di

Singapore itu, dan dapat dilaksanakan di Indonesia.Permohonan tersebut dikabulkan

oleh Pengadilan Jakarta Timur sebagaimana dinyatakan dalam Surat Penetapan

Nomor 92/35/1979.

Sementara itu jika dilihat dari syarat-syarat penerima wasiat pihak-pihak yang

dapat menikmati wasiat ( ahli waris testament) yaitu orang yang mempunyai hak atas

hak waris yang timbul karena adanya pemberian/testament dan ahli waris tidak

dinyatakan sebagai orang yang tidak cakap. Maka ahli waris Tuan Lugito dapat

dinyatakan cakap.

Dengan dipenuhinya syarat diatas maka surat wasiat Tuan Lugito dapat

dinyatakan sah. Namun permasalahannya apakah wasiat tersebut dapat dilaksanakan

sepenuhnya?

Didasarkan kasus diatas dapat dianalisa bahwa yang menjadi ahli waris Tuan Lugito

berdasarkan kasus surat wasiat adalah:

Ahli waris ab intenstato Tuan Lugito:

Page 13: Paper Waris Testamenter

13

1. Anak-Anak dari perkawinan sah Tuan Lugito dengan Nyonya Watimah:

Sariwati Tjandra, Pauliana Lugito, dan Leo Bonady.

2. Anak Luar Kawin dari hubungan Tuan Lugito dengan Lelly Iskandar yakni

yang diakui oleh Tuan Lugito adalah Herman Iskandar5.

Di dalam surat wasiat yang dibuat tuan Lugito terdapat melanggaran terhadap

bagian mutlak legitimaris. Dalam pasal 908 KUHPerdata, larangan khusus wasiat

menyatakan bahwa bila bapak atau ibu, sewaktu meninggal, meninggalkan anak-anak

sah dan anak-anak di luar kawin tetapi telah diakui menurut undang-undang, maka

mereka yang terakhir in tak akan boleh menikmati warisan lebih dan apa yang

diberikan kepada anak sah. Jadi untuk melindungi anak sah, maka bagian anak luar

kawin tidak boleh melebihi bagian anak sah.

Sedangkan dalam surat wasiat Tuan Lugito yang dibuat di Singapura dan

disahkan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, sama sekali tidak ada bagian untuk

anak sah Tuan Lugito dari Nyonya Watimah. Oleh karena ada bagian mutlak anak sah

(legitieme portie) yang diatur dalam pasal 913-927 KUHPerdata. Maka pelaksanaan

wasiat Tuan Lugito perlu ditinjau ulang.

Adanya bagian mutlak (legitieme portie) yang dilanggar membuat perlunya

peninjauan ulang pelaksanaan wasiat walaupun surat wasiat sah secara hukum. Harus

ada pembagian warisan bagi legitimaris.

B. Pelanggaran Bagian Mutlak (Legitieme Portie) Dalam Kasus Wasiat Tuan Lugito.

Isi surat wasiat Tuan Lugito :1. Menunjuk Lelly Iskandar dan Herman Uskandar sebagai pelaksana wasiat.

2. Mewariskan dan menyerahkan dua bidang tanah, yaitu Tanah pekarangan Hak Milik

Watten Terrace No. 37 Singapore, dan Tanah pekarangan di Namly Garden No. 12

Singapore.

3. Mewariskan dan menyerahkan satu bidang tanah dan pekarangan di jalan Berima No.

7 Singapore, Rumah Flat yang terletak di Wollerton Park No. 28 E Singapore kepada

Herman Iskandar.

4. Kepada Tommy Iskandar, telah diwariskan dan diserakan semua harta kekayaan Tuan

Lugito Kusno berupa tanah dan bangunan dimana saja berada.5 Kini ada putusan Mahkamah Konstitusi nomor 46/PUU-VIII/2010, dimana anak luar kawin juga mempunyai hubungan keperdataan dengan ayah biologisnya dan keluarga ayah biologisnya.

Page 14: Paper Waris Testamenter

14

5. Agar pelaksanaan wasiat dibagi sama rata, masing-masing 1/6 (seperenam) kepada

Lelly Iskandar, dan kelima anaknya , mengenai modal maupun pendapatan dari hasil-

hasil tanah milik Tuan Lugito Suryo Kusno.

Dari wasiat diatas jelas bahwa terjadi pelanggaran terhadap bagian mutlak

pewaris (Legitieme portie) anak sah tuan Lugito dari Watimah yakni Sariwati Tjandra,

Pauliana Lugito, dan Leo Bonady. Dalam poin lima surat wasiat jelas dinyatakan

wasiat dibagi untuk Lelly Iskandar dan kelima anaknya masing-masing 1/6

(seperenam), tanpa adanya penyebutan bagian anak sah Lugito sebagai ahli waris. Hal

ini mengindikasi adanya pelanggaran bagian mutlak Legitieme portie.

C. Pelaksanaan Pembagian Waris Harta Kekayaan Tuan Lugito Berkenaan dengan

Adanya Bagian Mutlak (Legitieme Portie).

Dikarenakan adanya perlindungan hukum kepada ahli waris ab intestato yakni

dengan legitieme portie, maka seorang legitimaris tidak dapat dikecualikan

sepenuhnya dari suatu pewarisan kecuali ia melepaskan haknya.

Penafsiran KUHPerdata dengan adanya legitime portie terhadap harta

peninggalan yang ditinggalkan oleh pewaris, sebenarnya harta peninggalan terbagi

dua bagian, yaitu : bagian tersedia dan bagian mutlak. Bagian tersedia adalah bagian

yang dapat dikuasai oleh pewaris, dan dapat diberikan kepada siapa saja yang

dikehendaki. Sedangkan bagian mutlak adalah bagian yang tidak dapat dikuasai oleh

pewaris dan tidak dapat diberikan kepada ahli waris lain (pihak ketiga yang mewaris

berdasarkan wasiat) selain ahli waris legitimaris, hal ini sudah secara tegas diatur di

dalam Undang-Undang, yang mana bagian mutlak “harus” dimiliki oleh legitimaris,

dengan ketentuan apabila legitimaris menuntut untuk mendapatkan haknya.

Tetapi untuk memperoleh bagian mutlak itu tentunya harus sesuai dengan

KUHPerdata dan hukum acara perdata di Indonesia Sejak pewaris membuat

testament di Singapore yang isinya seluruh harta peninggalan diberikan kepada pihak

ketiga (Lelly Iskandar dan anak-anaknya), maka kedudukan dari anak-anak pewaris

sejak dibuatnya wasiat itu bukanlah ahli waris lagi, mereka dapat berkedudukan

sebagai ahli waris lagi jika mereka mengajukan gugatan untuk mendapatkan legitime

portie dari wasiat tersebut (Pasal 929 KUHPerdata).

Sebagai anak-anak sah legitimaris, mereka diberikan hak oleh Undang-

Undang terhadap wasiat yang telah melanggar hak mereka untuk mewaris. Seperti

Page 15: Paper Waris Testamenter

15

kita ketahui apabila ketentuan – ketentuan dalam testament yang melanggar legitime

portie anak-anak sah, maka wasiat itu bukanya batal demi hukum, karena walaupun

ketentuan mengenai legitime portie bersifat hukum pemaksa akan tetapi bukan demi

kepetingan umum, karena itu legitimaris dapat membiarkan haknya dilanggar.

Pelanggaran terhadap legitime portie, mengakibatkan wasiat itu dapat

dimintakan pembatalannya secara sederhana, dengan kata lain tidak dapat dijalankan.

Apabila legitimaris menuntut haknya dalam wasiat, dan tidak menerima pelanggaran

yang terdapat dalam wasiat, maka ketetapan-ketetapan dalam wasiat yang melanggar

legitieme-nya adalah tidak dapat dijalankan.

Perlu dipahami disini bahwa wasiat yang dimintakan pembatalan secara

sederhana, yaitu wasiat tersebut bukannya batal dan bukan kemudian legitimaris

berhak atas semua harta warisan dan pihak-pihak yang mewaris dalam wasiat juga

batal, pihak-pihak yang mewaris atas kehendak pewaris tetap berkedudukan sebagai

ahli waris, yang batal hanyalah ketetapan-ketetapan terhadap bagian dalam wasiat

yang telah melanggar bagian mutlak.

Setelah ketetapan-ketetapan dalam wasiat dibatalkan, legitimaris mendapatkan

bagian mutlaknya dengan cara melakukan pengurangan / inkorting terhadap bagian

yang diberikan kepada pihak-pihak yang mewaris dalam wasiat. Hak legitimaris

terdapat dalam Pasal 955 KUHPerdata (legitimaris demi hukum menggantikan tempat

si pewaris untuk memperoleh harta warisan), dan Pasal-pasal 929 dan1019

KUHPerdata (legitimaris sebagai ahli waris).

Dengan adanya hak tersebut maka pembagian waris harta kekayaan Tuan Lugito

dilaksanakan sebagai berikut:

1. Bagian Ab intestato:

a. Herman Iskandar (Anak Luar Kawin):

Bagian ALK: 13

X bagian seandainya anak sah.

: 13

X14

=1

12

Legitieme Portie ALK: 12

dari bagian ab intestato

Legitieme Portie untuk Herman: 12

X 1

12 =

124

Page 16: Paper Waris Testamenter

16

b. Sariwati Tjandra (Anak Sah):

Bagian Anak sah : ( 1212

- Bag ALK) =

: (1212

- 1

12 ) : Jumlah Anak sah =

1112

: 3

: 1112

X 13

= 1136

Legitieme Portie Anak Sah : Untuk 3 (tiga anak atau lebih) 34

dr ab intestato.

: 34

X 1136

= 1148

c. Pauliana Lugito (Anak Sah):

Bagian Anak sah : ( 1212

- Bag ALK) =

: (1212

- 1

12 ) : Jumlah Anak sah =

1112

: 3

: 1112

X 13

= 1136

Legitieme Portie Anak Sah : Untuk 3 (tiga anak atau lebih) 34

dr ab intestato.

: 34

X 1136

= 1148

d. Leo Bonady (Anak Sah):

Bagian Anak sah : ( 1212

- Bag ALK) =

: (1212

- 1

12 ) : Jumlah Anak sah =

1112

: 3

: 1112

X 13

= 1136

Legitieme Portie Anak Sah : Untuk 3 (tiga anak atau lebih) 34

dr ab intestato.

: 34

X 1136

= 1148

Page 17: Paper Waris Testamenter

17

Total Legitieme Portie: 1

24 +

1148

+ 1148

+ 1148

= 2

48 +

1148

+ 1148

+ 1148

= 3548

Jadi Total Legitieme Portie:3548

2. Bagian Bebas yang bisa diwasiatkan dari Harta Tuan Lugito:

Bagian Bebas: Harta Lugito- Legitieme Portie

: 4848

- 3548

= 1348

Bagian Bebas: 1348

Jadi yang bisa dilaksanakan /dibagi untuk para ahli waris testament Tuan

Lugito,hanya bagian bebas tersebut dibagi kepada kelima ahli waris testamen Tuan Lugito

yakni adalah Lelly Iskandar, Willy Iskandar, Rita Iskandar, Jack Iskandar dan Tommy

Iskandar.

3. Bagian Masing-Masing Ahli Waris Testamenter (Wasiat) Tuan Lugito:

a. Bagian masing-masing = Bagian bebas : jumlah ahli waris testamenter.

= 1348

: 5

= 1348

X 15

= 13

240

Bagian Masing-masing AW Testamenter= 13

240

Jadi masing-masing AW testamenter Tuan Lugito (Lelly Iskandar, Willy Iskandar,

Rita Iskandar, Jack Iskandar dan Tommy Iskandar) maksimal mendapatkan bagian sebanyak

13240

.

Page 18: Paper Waris Testamenter

18

BAB IV

KESIMPULAN

A. Dalam surat wasiat Tuan Lugito yang dibuat di Singapura dan disahkan di Pengadilan

Negeri Jakarta Timur, sama sekali tidak ada bagian untuk anak sah Tuan Lugito dari

Nyonya Watimah. Oleh karena ada bagian mutlak anak sah (legitieme portie) yang

diatur dalam pasal 913-927 KUHPerdata. Maka pelaksanaan wasiat Tuan Lugito perlu

ditinjau ulang. Adanya bagian mutlak (legitieme portie) yang dilanggar membuat

perlunya peninjauan ulang pelaksanaan wasiat walaupun surat wasiat sah secara

hukum.

B. Dari wasiat Tuan Lugito jelas bahwa terjadi pelanggaran terhadap bagian mutlak

pewaris (Legitieme portie) anak sah tuan Lugito dari Watimah yakni Sariwati Tjandra,

Pauliana Lugito, dan Leo Bonady. Dalam poin lima surat wasiat jelas dinyatakan wasiat

dibagi untuk Lelly Iskandar dan kelima anaknya masing-masing 1/6 (seperenam), tanpa

adanya penyebutan bagian anak sah Lugito sebagai ahli waris. Hal ini mengindikasi

adanya pelanggaran bagian mutlak Legitieme portie.

C. Dengan adanya bagian mutlak yang dilanggar wasiat yang dimintakan pembatalan

secara sederhana, yaitu wasiat tersebut bukannya batal dan bukan kemudian legitimaris

berhak atas semua harta warisan dan pihak-pihak yang mewaris dalam wasiat juga

batal, pihak-pihak yang mewaris atas kehendak pewaris tetap berkedudukan sebagai

ahli waris, yang batal hanyalah ketetapan-ketetapan terhadap bagian dalam wasiat yang

telah melanggar bagian mutlak. Pelaksanaan pembagian waris harta kekayaan tuan

Lugito berkenaan dengan adanya bagian mutlak (Legitieme Portie):

1. Bagian Ahli waris ab intestato:

Page 19: Paper Waris Testamenter

19

a. Anak sah (Sariwati Tjandra, Pauliana Lugito, dan Leo Bonady) masing-masing

bagian Legitieme Portie = 1148

b. Anak luar kawin (Herman Iskandar) bagian Legitieme Portie = 1

24

2. Bagian Ahli waris testamenter masing-masing mendapat=13

240