paper teori akuntansi

29
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan karuniaNya jualah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dan kewajiban kami dalam menyajikan uraian mengenai teori akuntansi ; kewajiban dan konsep-konsep yang berkaitan yang dapat digunakan sebagai bahan belajar serta untuk menambah wawasan bersama secara lebih terperinci . Dalam penyusunan makalah ini tak lupa jua kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pengasuh mata kuliah Teori Akuntansi atas bimbingannya serta teman-teman yang sudah banyak membantu bekerjasama dengan baik demi terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari adanya ketidaksempurnaan dalam penulisan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan maupun kekeliruan yang tidak berkenan, kami sebagai penyusun sangat mengaharapkan umpan balik berupa kritik maupun saran yang membangun agar dapat memperbaiki segala kesalahan yang ada. Akhir kata kami ucapkan terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita bersama. Banjarmasin, Februari 2014 1

Upload: ummihanie

Post on 24-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Teori Akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Teori Akuntansi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan

karuniaNya jualah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan penulisan makalah ini

yaitu untuk memenuhi tugas dan kewajiban kami dalam menyajikan uraian mengenai teori

akuntansi ; kewajiban dan konsep-konsep yang berkaitan yang dapat digunakan sebagai bahan

belajar serta untuk menambah wawasan bersama secara lebih terperinci .

Dalam penyusunan makalah ini tak lupa jua kami ucapkan terimakasih kepada Dosen

Pengasuh mata kuliah Teori Akuntansi atas bimbingannya serta teman-teman yang sudah banyak

membantu bekerjasama dengan baik demi terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari adanya ketidaksempurnaan dalam penulisan makalah ini. Apabila

terdapat kesalahan maupun kekeliruan yang tidak berkenan, kami sebagai penyusun sangat

mengaharapkan umpan balik berupa kritik maupun saran yang membangun agar dapat

memperbaiki segala kesalahan yang ada. Akhir kata kami ucapkan terimakasih, semoga makalah

ini bermanfaat bagi kita bersama.

Banjarmasin, Februari 2014

Penyusun

1

Page 2: Paper Teori Akuntansi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................... 1

Daftar Isi ............................................................................................................................... 2

Bab I Pendahuluan

Latar Belakang .......................................................................................................... 3

Perumusan Masalah .................................................................................................. 3

Tujuan ....................................................................................................................... 3

Bab II Isi

Definisi Kewajiban ................................................................................................... 4

Karakteristik Utama Kewajiban ................................................................................ 6

Hak-Kewajiban Tak Bersyarat .................................................................................. 8

Karakteristik Pendukung Kewajiban ........................................................................ 9

Pengakuan, Pengukuran, dan Penilaian .................................................................... 10

Bab III Penutup ..................................................................................................................... 18

2

Page 3: Paper Teori Akuntansi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep kewajiban menyatakan bahwa walaupun kontrak telah ditanda tangani, salah satu

pihak tidak mempunyai kewajiban apapun sebelum pihak lain memenuhi apa yang menjadi

hak pihak lain. Jadi, konsep hak – kewajiban tak bersyarat menyatakan ”secara teknis,

konsep ini diartikan bahwa hak atau kewajiban timbul bila salah satu pihak telah berbuat

sesuatu”. Kontrak – kontrak semacam ini dikenal dengan nama kontrak saling mengimbangi

tak bersyarat atau kontrak eksekutori.

Akuntansi yang dipraktikkan sebenarnya tidak terjadi begitu saja secara ilmiah namun

praktik yang dijalankan dirancang dan dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan

tertentu. Dan praktik akuntansi dipengaruhi oleh lingkungan (ekonomi, politis). Karena itu,

struktur dan praktik akuntansi akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya

(perbedaan muncul dikarenakan struktur dan praktik tersebut disesuaikan dengan kondisi,

tempat dimana akuntansi tersebut dijalankan).

B. Perumusan Masalah

Adapun masalah yang dikemukakan sebelumnya adalah:

1. Apa definisi dari kewajiban?

2. Apa karakteristik utama dari kewajiban?

3. Apa itu konsep hak-kawajiban tak bersyarat?

4. Apa karakteristik pendukung dari kewajiban?

5. Bagaimana pengakuan, penilaian, dan pengukuran terhadap kewajiban?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari kewajiban

2. Untuk mengetahui karakteristik utama dan pendukung dari kewajiban

3. Untuk mengetahui mengenai konsep hak-kewajiban tak bersyarat

4. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan, penilaian, dan pengukuran terhadap kewajiban

3

Page 4: Paper Teori Akuntansi

BAB II

ISI

KEWAJIBAN DAN KONSEP-KONSEP YANG BERKAITAN

Definisi Kewajiban

Kewajiban merupakan elemen neraca, yang merepresentasikan sumber dana dari aset

badan usaha berupa potensi jasa fisis maupun non fisis yang memampukannya untuk

menyediakan barang dan jasa. Terdapat tiga karakteristik utama kewajiban yaitu:

Pengorbanan manfaat ekonomik masa depan, Keharusan sekarang untuk mentransfer

aset, dan Timbul akibat transaksi masa lalu. Pengorbanan manfaat ekonomik berarti suatu

objek mempunyai kewajiban untuk mengorbankan manfaat yang cukup pasti di masa datang.

Keharusan sekarang melekat pada tanggal pelaporan, jadi ketika perusahaan harus

mengorbankan manfaat ekonomik, maka harus dilakukan sekarang.

FASB mendefinisi kewajiban dalam kerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC No.

6, prg. 35):

Liabilities are probable future sacrifices of economic benefits arising from present

obligations of a particular entity to transfer assets or provide services to other entities in the

future as a result of past transactions or events.

(Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti timbul

dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer asset atau

menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dimasa dating sebagai akibat transaksi

atau kejadian masa lalu).

Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi kewajiban sebagai berikut :

A liability is a present obligation of the enterprise arising from past events, the settlement

of which is excepted to result in an outflow from the enterprise resource embodying

economic benefit.

(Kewajiban sekarang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, penyelesaian di harapkan

untuk menyebabkan suatu arus kas keluar dari  manfaat sumber daya ekonomi).

4

Page 5: Paper Teori Akuntansi

Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standard Board

(AASB) mendefinisikan kewajiban sebagai berikut (prg. 12): Liabilities are the future

sacrifice of service potential or future economic benefits that the entity is presently obliged to

make to other entities as a result of past transaction or other past events.

Seperti dalam mendefinisikan aset, APB No. 4 mendefinisikan kewajiban dengan

menggabungkan makna, pengukuran, dan pengakuan sebagai berikut (prg. 132):

Liabilities – economic obligations of an enterprise that are recognized and measured in

conformity with generally accepted accounting principles. Liabilities also include certain

deferred credits that are not obligations but that are recognized and measured in comformity

with generally accepted accounting principles.

Definisi-definisi diatas memisahkan antara makna atau pengertian dan pengukuran serta 

pengakuan sehingga definisi tersebut lebih bersifat semantik daripada structural. Definisi

IASC dan AASB menanggalkan kata probable karena dianggap bahwa tiap kriteria

pengakuan bukan sifat dari pengakuan.

Definisi-definisi kewajiban diatas sangat menekankan konsep kesatuan usaha dengan

dinyatakan secara eksplisit ungkapan kesatuan usaha (entitas/entity atau

perusahaan/enterptise) di dalamnya unutk menunjukkan pihak yang mempunyai keharusan

untuk melakukan pengorbanan ekonomik.

Definisi kewajiban selalu memuat pula ungkapan manfaat ekonomik, sumber ekonomik,

atau potensi jasa. Ini berarti bahwa pengertian kewajiban tidak dapat dipisahkan dengan

pengertian asset. Asset dapat menimbulkan kewajiban dan sebaliknya timbulnya kewajiban

dapat dibarengi dengan pengakuan asset (Suwardjono, 2005:305-307).

Definisi FASB digunakan sebagai basis pembahasan karena definisi tersebut cukup

lengkap secara sistematik. Artinya definisi tersebut telah mencakupi berbagai gagasan atau

kata kunci yang terkandung dalam beberapa definisi kewajiban oleh sumber-sumber lain.

Definisi IASC dan AASB secara substantif tidak berbeda dengan definisi FASB.

5

Page 6: Paper Teori Akuntansi

APB No. 4 mendefinisi kewajiban dalam dua kata kunci yaitu economic obligations yang

dihubungkan dengan generally accepted accounting principles (GAAP). Ini berarti bahwa

APB menggabungkan pengertian kewajiban sekaligus menetapkan kriteria pengakuan dan

pengukuran. Dengan demikian, pengertian kewajiban menjadi tidak lengkap tanpa

memahami pengertian GAAP sehingga secara semantik definisi APB kurang lengkap dan

kurang bersifat umum. Jadi, definisi APB lebih bersifat structural daripada semantik. Hal ini

berbeda daripada AASB yang memisahkan antara pengertian (yang cukup luas dan lengkap)

dan prosedur pengukuran dan pengakuan. Berbeda dengan definisi-definisi yang lain, APB

memasukkan pos-pos tertentu yang bukan keharusan (not obligations) untuk mengorbankan

sumber ekonomik sebagai bagian dari kewajiban. Pos-pos ini secara umum disebut kredit

tangguhan misalnya pos pendapatan sewa tak terhak (unearned rent revenues).

Karakteristik Utama Kewajiban

Dengan berbagai variasi di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa kewajiban

mempunyai tiga karakteristik utama seperti yang disebutkan diatas yaitu: (a) pengorbanan

manfaat ekonomik masa datang, (b) keharusan sekarang untuk mentransfer aset, dan

(c) timbul akibat transaksi masa lalu. Seperti aset, karakteristik (a) merupakan kriteria

utama dan lebih memuat aspek sematik sedangkan kriteria (b) dan (c) lebih memuat aspek

struktural pengakuan.

Pengorbanan Manfaat Ekonomik untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek

harus memuat suatu tugas (duty) atau tanggung jawab (responsibility) kepada pihak lain yang

mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan, atau melaksanakannya dengan

cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti di masa datang. Pengorbanan

manfaat ekonomik diwujudkan dalam bentuk transfer atau penggunaan aset kesatuan usaha.

Cukup pasti di masa datang mengandung makna bahwa jumlah rupiah pengorbanan dapat

ditentukan dengan layak. Demikian juga, saat pengorbanan manfaat ekonomik dapat

ditentukan atas dasar kejadian tertentu atau atas permintaan pihak lain (on demand).

Keharusan Sekarang untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan

ekonomik masa datang harus timbul akibat keharusan (obligations atau duties) sekarang.

6

Page 7: Paper Teori Akuntansi

Pengertian ”sekarang” (present) dalam hal ini mengacu pada dua hal: waktu dan adanya.

Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan (neraca). Artinya, pada tanggal neraca kalau

perlu atau kalau dipaksakan (secara yuridis, etis, atau rasional) pengorbanan sumber

ekonomik harus dipenuhi karena keharusan untuk itu telah ada. Tentu saja jumlah rupiah

pengorbanan yang dipaksakan pada tanggal neraca tidak akan sebesar jumlah rupiah yang

akan dibayar di masa yang akan datang (setelah tanggal neraca). Perbedaan ini terjadi akibat

sifat yang melekat pada kewajiban yaitu bunga yang bermakna sebagai nilai waktu uang atau

harga penundaan (the time value of money or the price of delay).

Keharusan Kontraktual adalah keharusan yang timbul akibat perjanjian atau peraturan

hukum yang di dalamnya kewajiban bagi suatu kesatuan usaha dinyatakan secara eksplisit

atau implisit dan mengikat. Kewajiban ini muncul karena aspek hukum sebagai lingkungan

eksternal yang tidak dapat dihindari (unavoidable) dan yang dapat memaksakan secara

hukum untuk memenuhinya (legally enforceable). Penghindaran kewajiban dari keharusan

kontraktual menimbulkan sanksi atau hukuman (penalty).

Keharusan Konstruktif adalah keharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan usaha

dalam rangka menjalankan atau memajukan usahanya untuk memenuhi apa yang disebut

praktik usaha yang baik (best business practices) atau etika bisnis (business ethics) dan bukan

untuk memenuhi kewajiban yuridis.

Keharusan demi keadilan adalah keharusan yang ada sekarang yang menimbulkan

kewajiban bagi perusahaan semata-mata karena panggilan etis atau moral daripada karena

peraturan hukum atau praktik bisnis yang sehat. Keharusan ini muncul dari tugas (duties)

kepada pihak lain untuk melaksanakan sesuatu yang dipandang wajar, dan benar menurut

hati nurani (conscience) dan rasa keadilan (sense of justice). Tidak ada sanksi hukum untuk

tidak memenuhi keharusan ini tetapi kewajiban ini mengikat lantaran sanksi sosial atau

moral.

Keharusan bergantung atau bersyarat adalah keharusan yang pemenuhannya (jumlah

rupiahnya atau jadi-tidaknya dipenuhi) tidak pasti karena bergantung pada kejadian masa

7

Page 8: Paper Teori Akuntansi

datang atau terpenuhinya syarat-syarat tertentu di masa datang. Kebergantungan

(contingency) adalah suatu kondisi, situasi, atau serangkaian keadaan yang melibatkan

ketidakpastian (uncertainty) yang menyangkut laba (gain contingency) atau rugi (loss

contingency) yang mungkin terjadi. Munculan (outcome) yang harus dikonfirmasi dengan

kejadian atau syarat masa datang untuk kedua kebergantungan tersebut adalah:

1. Yang berkaitan dengan kebergantungan laba.

2. Yang berkaitan dengan kebergantungan rugi.

a. Cukup pasti (probable).

b. Agak pasti (reasonably possible).

c. Jauh dari pasti (remote).

Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu. Transaksi masa lalu yang dimaksud di

sini adalah transaksi yang menimbulkan keharusan sekarang telah terjadi. Sebagai contoh,

karena perusahaan mendapat pinjaman bank (dengan kontrak), keharusan sekarang berupa

keharusan kontraktual timbul pada akhir perioda akuntansi (berupa pokok pinjaman dan

bunga) yang menuntut pengorbanan sumber ekonomik masa datang (suatu saat setelah akhir

perioda tersebut). Dalam hal ini, penandatanganan kontrak merupakan peristiwa yang telah

terjadi yang menimbulkan keharusan. Akan tetapi, tidak semua penandatanganan kontrak

dengan sendirinya menimbulkan keharusan. Sebelum salah satu pihak melaksanakan (to

perform) apa yang diperjanjikan, kontrak akan bersifat eksekutori.

Hak-Kewajiban Tak bersyarat

Konsep ini menyatakan ”tidak ada hak tanpa kewajiban dan sebaliknya tidak ada

kewajiban tanpa hak”. Secara teknis, konsep ini diartikan bahwa hak atau kewajiban timbul

bila salah satu pihak telah berbuat sesuatu (to perform). Kontrak-kontrak semacam ini

dikenal dengan nama kontrak saling-mengimbangi tak bersyarat (unconditionally offsetting

contracts) atau kontrak eksekutori (executory contracts).

Transaksi atau kejadian yang dapat dijadikan dasar untuk menandai pengakuan hak dan

kewajiban dalam suatu kontrak menurut Most (1982, hlm. 352):

1. Tanggal kontrak ditandatangani.

8

Page 9: Paper Teori Akuntansi

2. Tanggal objek kontrak telah diperoleh salah satu pihak.

3. Tanggal objek kontrak telah siap digunakan oleh salah satu pihak.

4. Tanggal objek kontrak telah dipisahkan untuk digunakan oleh pihak lain.

5. Tanggal objek kontrak telah diserahkan.

6. Tanggal telah diterima/dibayarnya uang muka, kalau ada.

7. Dalam kasus kontrak kontruksi jangka panjang:

a. Suatu titik selama konstruksi berjalan.

b. Pada saat kontruksi dimulai.

Saat penentuan transaksi masa lampau perlu dipertimbangkan dengan saksama dengan

memperhatikan kondisi yang melingkupi suatu kontrak. Most mengemukakan hal yang harus

dipertimbangkan untuk memilih saat yang tepat yaitu:

a. Pemenuhan definisi aset dan kewajiban.

b. Berkekuatan mengikat (firmness of the commitment) yaitu seberapa kuat bahwa

pelaksanaan kontrak tidak dapat dibatalkan.

c. Kebermanfaatan bagi keputusan.

Karakteristik Pendukung Kewajiban

Keharusan membayar kas. Adanya pengeluaran kas merupakan hal penting untuk

mengaplikasi definisi kewajiban karena dua hal yaitu:

(1) sebagai bukti adanya suatu kewajiban dan

(2) sebagai pengukur atribut atau besarnya kewajiban yang cukup objektif.

Identitas terbayar jelas. Yang terpenting adalah bahwa keharusan sekarang pengorbanan

sumber ekonomik di masa datang telah ada dan bukan siapa yang harus dilunasi atau dibayar.

Akan tetapi, pada saat pelunasan kewajiban, terbayar dengan sendirinya harus teridentifikasi.

Berkekuatan hukum. Memang pada umumnya, keharusan suatu entitas untuk

mengorbankan manfaat ekonomik timbul akibat klaim yuridis (legal claims) yang

mempunyai kekuatan memaksa. Adanya daya paksa yuridis hanya menunjukkan bahwa

kewajiban tersebut memang ada dan dapat dibuktikan secara yuridis material. Meskipun

9

Page 10: Paper Teori Akuntansi

demikian, daya paksa yang melekat pada klaim-klaim hukum bukan merupakan syarat

mutlak untuk mengakui adanya kewajiban. Keharusan melakukan pengorbanan manfaat

ekonomik masa datang tidak harus timbul dari desakan pihak eksternal tetapi dari minat atau

kebijakan internal manajemen. Itulah sebabnya kewajiban mencakupi pengorbanan sumber

ekonomik masa depan yang timbul akibat keharusan konstraktif dan demi keadilan.

Pengakuan, Pengukuran, dan Penilaian

Kalau aset yang direpresentasi oleh kos mengalami tiga tahap perlakuan (pemerolehan,

pengolahan, dan penyerahan), kewajiban sebenarnya juga mengalami tiga tahap perlakuan

yaitu: penangguhan (pengakuan terjadinya), penelusuran, dan pelunasan (penyelesaian).

Dalam hal kewajiban, penelusuran berarti penentuan status dan jumlah rupiah (kos)

kewajiban setiap saat. Penentuan kos setiap saat (termasuk pada tanggal neraca) dapat

disebut dengan penilaian kewajiban. Begitu terjadi dan dicatat atau diakui, kewajiban akan

tetap menjadi kewajiban sampai kesatuan usaha menyelesaikannya, atau sampai adanya

transaksi atau kejadian yang membatalkannya atau yang membebaskan kesatuan usaha dari

keharusan untuk melunasinya.

a. Pengakuan

Kam mengajukan empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban yaitu

(hlm. 119-120):

1. Ketersediaan dasar hukum. Ketersediaan dasar hukum yang menimbulkan daya paksa

hanya merupakan karakteristik pendukung definisi kewajiban. Jadi, kaidah ini tidak

mutlak sehingga kewajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti substantif adanya

keharusan konstruktif atau demi keadilan.

2. Keterterapan konsep dasar konservatisma. Kaidah ini merupakan penjabaran teknis

kriteria keterandalan. Keadaan-keadaan tertentu yang menjadikan konsep

konservatisma terterapkan dapat memicu pengakuan kewajiban. Implikasi dianutnya

konsep konservatisma adalah rugi dapat segera diakui tetapi tidak demikian dengan

untung.

3. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi. Substansi suatu transaksi dapat memicu

pencatatan seluruh kewajiban yang timbul ketika transaksi terjadi meskipun secara

10

Page 11: Paper Teori Akuntansi

yuridis/kontraktual kewajiban baru akan mengikat secara berkala pada saat keharusan

sekarang timbul. Kaidah ini berkaitan dengan masalah relevansi informasi.

4. Keterukuran nilai kewajiban. Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai

kualitas keterandalan informasi.

Definisi kewajiban mengandung kata cukup pasti (probable) yang mengacu tidak hanya

pada terjadinya pengorbanan sumber ekonomik masa datang tetapi juga pada jumlah

rupiahnya. Yang menjadi masalah teknis adalah kapan keempat kaidah di atas dipenuhi.

Hendriksen dan van Breda (1991, hlm. 675-676) menunjukkan saat-saat untuk mengakui

kewajiban yaitu:

1. Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan kewajiban telah

mengikat.

2. Bersamaan dengan pengakuan biaya bila barang dan jasa yang menjadi biaya belum

dicatat sebagai aset sebelumnya.

3. Bersamaan dengan pengakuan aset.

4. Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian.

Pengakuan Kewajiban Bergantung FASB memberi contoh keadaan-keadaan

kebergantungan rugi (loss contingencies) yang berpotensi memicu pengakuan kewajiban

sebagai berikut (SFAC No. 5, prg. 4):

1. Ketertagihan piutang usaha.

2. Keharusan berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan produk.

3. Risiko rugi atau kerusakan properitas (fasilitas) kesatuan usaha akibat kebakaran,

ledakan, dan bahaya lainnya

4. Ancaman pengambilalihan aset oleh pemerintah.

5. Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan.

6. Klaim atau pungutan yang telah diajukan/dikenakan atau yang mungkin (possible)

terjadi.

7. Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asuransi kerugian dan

kecelakaan dan perusahaan reasuransi.

8. Jaminan atas utang pihak lain.

11

Page 12: Paper Teori Akuntansi

9. Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau aset yang terkait yang telah dijual.

b. Pengukuran

Pengukuran yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat terjadinya

adalah penghargaan sepakatan (measured considerations) dalam transaksi-transaksi tersebut

dan bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Hal ini berlaku khususnya

untuk kewajiban jangka panjang.

Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup material sehingga

jumlah rupiah kewajiban yang diakui akan sama dengan jumlah rupiah pengorbanan sumber

ekonomik (kas) masa datang. Dengan kata lain, untuk kewajiban jangka pendek, kos

pendanaan (financing cost) atau kos penundaan (bunga sebagai nilai waktu uang) dianggap

tidak material.

Penghargaan sepakatan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai sekarang

(current value) kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik seandainya

kewajiban dilunasi pada saat terjadinya.

Kewajiban Dalam Pembelian Kredit

Dasar pengukuran aset yang paling objektif adalah kos tunai (cash cost) atau kos tunai

implisit (implied cash cost). Karena kewajiban merupakan bayangan cermin asset,

pengukuran juga mengikuti pengukuran asset.

Diskon dan Premium Utang Obligasi

Nilai nominal atau jatuh tempo utang obligasi sering dianggap sebagai jumlah rupiah

kesepakatan pada saat penerbitan obligasi baik bagi penerbit maupun kreditor. Dasar

pengukuran demikian sebenarnya tidak tepat. Untuk suatu kontrak utang dengan ketentuan

pembayaran bunga periodik dan pokok pinjaman pada akhir jangka kontrak, pengukuran

jumlah rupiah (kos) utang dan aset untuk dasar pencatatan pertama kali yang tepat adalah kos

tunai implisit.

12

Page 13: Paper Teori Akuntansi

Makna Harga Efektif Obligasi

Selisih nominal dengan penghargaan sepakatan merupakan diskun obligasi. Bagi penerbit

obligasi, perhitungan biaya bunga menjadi tidak lengkap (tepat) apabila tidak memperhatikan

perhitungan bunga periodik dan akumulasi diskun. Jumlah rupiah utang obligasi tiap saat

(keharusan saat itu) sebelum jatuh tempo akan terlalu besar apabila dinyatakan sebesar

nominalnya.

Diskon Obligasi

Diskon utang obligasi pada waktu penerbitan adalah suatu jumlah rupiah debit yang

menunjukkan biaya bunga yang harus dibayar pada tanggal jatuh tempo. Dengan demikian,

diskun tersebut harus dilaporkan dalam neraca sebagai pengurang nilai nominal (jatuh

tempo) utang obligasi.

Premium Obligasi

Mengartikan premium obligasi sebagai “pendapatan tangguhan” (deferred income) jelas

tidak tepat karena secara konseptual pendapatan atau laba tidak timbul dari proses

pemerolehan utang.

Kewajiban Moneter dan Nonmoneter

Kewajiban moneter adalah kewajiban yang pengorbanan sumber ekonomik masa

datangnya berupa kas dengan jumlah rupiah dan saat yang pasti (baik jumlah tunggal

maupun beberapa pembayaran secara berkala)

Kewajiban Nonmoneter adalah keharusan untuk menyediakan barang dan jasa dengan

jumlah dan saat yang cukup pasti yang biasanya timbul karena timbul karena penerimaan

pembayaran di muka untuk barang dan jasa tersebut.

c. Penilaian

Kalau pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang (the value of

current obligation) pada saat terjadinya, penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan

sekarang pada setiap saat antara terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Makin

13

Page 14: Paper Teori Akuntansi

mendekati saat jatuh tempo, nilai kewajiban akan makin mendekati nilai nominal (face value)

kewajiban.

Pelunasan

Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha untuk

memenuhi (to satisfy) kewajiban pada saatnya dan dalam kondisi normal usaha (in due

course of business) sehingga dia terbebas dari kewajiban tersebut. Pada mulanya FASB

menetukan kriteria lenyapnya suatu kewajiban dalam SFAC No. 76 (prg. 3) sebagai berikut:

1. Debitor membayar/melunasi kreditor dan bebas dari semua keharusan yang berkaitan

dengan utang.

2. Debitor telah dibebaskan secara hukum dari statusnya sebagai penanggung utang

(obligor) utama baik oleh keputusan pengadilan maupun oleh kreditor dan dapat

dipastikan (probable) bahwa kreditor tidak akan diharuskan untuk melakukan

pembayaran di masa datang yang berkaitan dengan utang dengan penjaminan dalam

bentuk apapun (debt under any guarantees).

3. Debitor menaruh kas atau aset lainnya yang tidak dapat ditarik kembali dalam suatu

perwalian (trust) yang semata-mata digunakan untuk pelunasan pembayaran bunga

serta pokok suatu pinjaman tertentu dan sangat kecil kemungkinan bagi debitor untuk

diharuskan lagi melakukan pembayaran di masa datang yang berkaitan dengan

pinjaman tersebut.

Ketentuan di atas telah diganti melalui SFAS No. 125 yaitu:

1. Debitor membayar kreditor dan terbebaskan dari keharusan yang melekat pada

kewajiban.

2. Debitor telah dibebaskan secara hukum dari statusnya sebagai penanggung utang

(obligor) utama baik oleh keputusan pengadilan maupun oleh kreditor.

Transfer Aset Finansial

Untuk melunasi kewajiban, suatu entitas dapat mentransfer aset finansial (termasuk kas),

barang, atau jasa. Pada umumnya, bila kewajiban telah dilunasi dengan mentransfer secara

penuh kas, barang, atau jasa ke debitor, maka pada saat itu pelunasan dianggap tuntas.

14

Page 15: Paper Teori Akuntansi

Debitor tidak lagi terlibat dengan aset atau kreditor secara finansial. Pelunasan kewajiban

dengan aset finansial juga dapat bersifat tuntas bila penyerahan aset finansial bersifat

takbersyarat dan dianggap sebagai penjualan. Artinya, aset finansial dianggap dijual secara

tunai dan kas yang diterima seketika itu pula dianggap untuk melunasi kewajiban.

Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo

Bila kewajiban dilunasi pada saat jatuh tempo, nilai jatuh tempo (nominal) dengan

sendirinya merefleksi nilai sekarang (saat pelunasan) kewajiban sehingga tidak ada selisih

antara jumlah rupiah yang dibayar dan nilai nominal. Nilai jatuh tempo juga akan sama

dengan nilai buku atau nilai bawaan (carrying value) kewajiban karena proses amortisasi

selisih antara nominal dan nilai pasar pada saat penerbitan utang (misalnya obligasi). Selama

beredar, nilai pasar atau nilai sekarang kewajiban berfluktuasi mengikuti tingkat bunga yang

berlaku tetapi pada umumnya fluktuasi tersebut tidak diakui dalam pembukuan debitor.

Dengan kata lain, debitor tidak mengakui adanya untung atau rugi fluktuasi harga. Oleh

karena itu, bila utang dilunasi sebelum jatuh tempo (APBO No. 26 menyebutnya sebagai

early extinguishment of debt), debitor harus menebus utang tersebut dengan harga pasarnya

sehingga dapat terjadi selisih antara nilai bawaan dan nilai penebusan.

Utang Terkonversi

Instrumen finansial pada dasarnya merupakan alat pembayaran atau penjaminan sehingga

dapat digunakan oleh pemegangnya untuk melunasi utang. Utang terkonversi atau

konvertibel (convertible debt) merupakan salah satu instrumen finansial tersebut. Sekuritas

utang semacam ini biasanya mempunyai status sebagai kewajiban dan ekuitas sekaligus.

Artinya, pemegang instrumen mempunyai hak istimewa untuk mengubah status utang

menjadi ekuitas setiap saat selama hak tersebut masih berlaku (belum habis). Instrumen

semacam ini merupakan salah satu bentuk dari apa yang disebut sekuritas hibrida (hybrid

securities).

Contoh yang paling sering dijumpai dalam praktik adalah obligasi terkonversi

(convertible bond). Obligasi terkonversi pada umumnya diterbitkan untuk menarik para

investor karena mereka dapat menggeser risiko atau mengubah status sekuritas menjadi lebih

menguntungkan. Hak konversi digunakan untuk menarik investor untuk mengimbangi

15

Page 16: Paper Teori Akuntansi

tingkat bunga nominal yang terlalu rendah dibanding tingkat bunga umum. Oleh karena itu,

harga perdana biasanya jauh lebih tinggi dari obligasi biasa (nonterkonversi/nonconvertible)

dengan tingkat risiko (rating) yang sama. Kelebihan ini dapat dipandang sebagai harga hak

konversi yang setara dengan hak opsi atau waran (options atau warrants) seandainya saham

diterbitkan secara terpisah.

Hendriksen dan van Breda (1991, hlm. 688) menunjukkan bahwa obligasi terkonversi

biasanya mempunayai karakteristik sebagai berikut:

1. Tingkat bunga nominal jauh di bawah tingkat bunga pasar untuk obligasi biasa yang

setara.

2. Harga konversi yang ditetapkan lebih tinggi dari harga pasar saham biasa.

3. Harga konversi tidak pernah menurun selama masa hak konversi kecuali karena

penyesuaian yang diperlukan akibat pengambilan hak yang melekat pada saham biasa

seperti dalam hal terjadi pemecahan saham atau dividen saham.

Penyajian

Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan kelancarannya sejalan

dengan penyajian aset. PSAK No. 1 (pasal 39) menggariskan bahwa aset lancar disajikan

menurut likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti

kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang. Hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. Dari

segi urutan perlindungan dan jaminan (sequence of protection), utang yang dijamin pada

umumnya disajikan lebih dahulu untuk menunjukkan bahwa dalam hal terjadi likuidasi utang

ini harus dibayar lebih dahulu. Juga, dari sudut urutan perlindungan, kewajiban disajikan

lebih dahulu daripada ekuitas.

PSAK No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai

kewajiban jangka pendek harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Suatu

kewajiban diklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek bila (paragraph 44):

1. diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau

2. jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.

16

Page 17: Paper Teori Akuntansi

Hak Mengkompensasi

Telah disinggung sebelumnya bahwa kewajiban tidak selayaknya disajikan di neraca

dengan mengkompensasinya atau mengkontraknya dengan aset yang dianggap berkaitan.

Ada kalanya hak mengkompensasi diperbolehkan bila kondisi tertentu dipenuhi. Kondisi ini

biasanya berkaitan dengan apa yang disebut sebagai kontrak bersyarat (conditional contracts)

dan kontrak pertukaran (exchange contracts).

Kontrak bersyarat adalah kontrak yang hak dan kewajibannya bergantung pada timbulnya

kejadian masa datang tertentu yang belum tertentu terjadi dan dapat mengubah saat (timing)

penerimaan, penyerahan, atau pertukaran jumlah rupiah atau instrumen keuangan. Contoh

kontrak semacam ini misalnya adalah futures contracts dan forward purchase-sale contract.

Kontrak pertukaran adalah kontrak yang mewajibkan adanya pertukaran aset dan

kewajiban di masa datang dan bukan hanya transfer aset dari satu pihak saja. Contoh kontrak

semacam ini misalnya adalah interest rate swaps dan currency swaps. Hak mengkompensasi

adalah hak yuridis debitor, lantaran kontrak atau lainnya, untuk menghapus semua atau

sebagian utang kepada pihak lain dengan cara mengkompensasi utang tersebut dengan

jumlah yang pihak lain berutang kepada debitor.

Hak mengkompensasi dikatakan ada bilamana semua kondisi berikut dipenuhi:

1. Tiap pihak dari dua pihak yang berkontrak utang kepada yang lain suatu jumlah rupiah

tertentu.

2. Pihak pelapor (reporting party) mempunyai hak mengkompensasi jumlah yang

diutangnya dengan jumlah yang diutang pihak lain.

3. Pihak pelapor memang berniat untuk mengkompensasi.

4. Hak mengkompensasi terpaksakan secara hukum.

17

Page 18: Paper Teori Akuntansi

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang

timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau

menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di masa datang sebagai akibat transaksi

atau kejadian masa lalu.

Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu: (a) pengorbanan manfaat

ekonomik masa hokum, (b) keharusan sekarang untuk mentransfer hokum, dan (c) timbul

akibat transaksi masa lalu. Karakteristik (a) merupakan kriteria utama dan lebih memuat

aspek sematik sedangkan kriteria (b) dan (c) lebih memuat aspek struktural pengakuan.

Dalam hal kewajiban, penelusuran berarti penentuan status dan jumlah rupiah (kos)

kewajiban setiap saat. Penentuan kos setiap saat (termasuk pada tanggal neraca) dapat

disebut dengan penilaian kewajiban. Begitu terjadi dan dicatat atau diakui, kewajiban akan

tetap menjadi kewajiban sampai kesatuan usaha menyelesaikannya, atau sampai adanya

transaksi atau kejadian yang membatalkannya atau yang membebaskan kesatuan usaha dari

keharusan untuk melunasinya.

18