teori akuntansi

25
BAB I PENDAHULUAN Apresiasi penuh pada lingkup akuntansi sekarang dan masa mendatang tergantung pada pemahaman teknik akuntansi maupun struktur teori akuntansi di mana teknik diturunkan. Pengembangan struktur teori akuntansi untuk memberikan justifikasi yang lebih baik pada aturan-aturan dan teknik-teknik yang telah ada dimulai dengan pengujian yang dilakukan oleh Paton tentang pondasi dasar akuntansi. Untuk mengetahui teori akuntansi, pada dasarnya yang harus dipelajari terlebih dahulu yaitu kita harus menganalisis dan bisa mengurai unsur-unsur teori akuntansi itu sendiri. Salah satu upaya untuk itu adalah mengenal elemen-elemen teori akuntansi. Teori akuntansi keuangan dibangun untuk mengembangkan akuntansi keuangan yang sesuai dan bermanfaat bagi para pemakainya, struktur teori akuntansi itu dimulai dari perumusan tujuan laporan keuangan, baru dari tujuan ini dirumuskan apa itu postulat, konsep, prinsip, dan akhinrya standar akuntansi yang merupakan pedoman atau teknik penyusunan laporan keuangan. Dalam mendefinisikan akuntansi terdapat pandangan yang berbeda-beda. Pada perkembangan saat ini akuntansi dapat kita definisikan dengan mengacu pada konsep informasi. Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitias ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan-pembuatan keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan antara alternatif tindakan yang ada. Para akuntan memliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori- teori akuntansi. Sebelum menguji pendekatan-pendekatan tradisional dalam perumusan teori akuntansi, akan lebih baik apabila dilakukan pengujian terhadap beberapa

Upload: henny-yusnita

Post on 29-Apr-2017

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori akuntansi

BAB I

PENDAHULUAN

            Apresiasi penuh pada lingkup akuntansi sekarang dan masa mendatang

tergantung pada pemahaman teknik akuntansi maupun struktur teori akuntansi di mana

teknik diturunkan. Pengembangan struktur teori akuntansi untuk memberikan justifikasi

yang lebih baik  pada aturan-aturan dan teknik-teknik yang telah ada dimulai dengan

pengujian yang dilakukan oleh Paton tentang pondasi dasar akuntansi.

Untuk mengetahui teori akuntansi, pada dasarnya yang harus dipelajari terlebih

dahulu yaitu kita harus menganalisis dan bisa mengurai unsur-unsur teori akuntansi itu

sendiri. Salah satu upaya untuk itu adalah mengenal elemen-elemen teori akuntansi.

Teori akuntansi keuangan dibangun untuk mengembangkan akuntansi keuangan yang

sesuai dan bermanfaat bagi para pemakainya, struktur teori akuntansi itu dimulai dari

perumusan tujuan laporan keuangan, baru dari tujuan ini dirumuskan apa itu postulat,

konsep, prinsip, dan akhinrya standar akuntansi yang merupakan pedoman atau teknik

penyusunan laporan keuangan.

Dalam mendefinisikan akuntansi terdapat pandangan yang berbeda-beda. Pada

perkembangan saat ini akuntansi dapat kita definisikan dengan mengacu pada konsep

informasi. Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya  adalah menyediakan informasi

kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitias ekonomik yang

diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan-pembuatan keputusan ekonomik, dalam

membuat pilihan antara alternatif tindakan yang ada.

Para akuntan memliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi

dalam menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi. Sebelum menguji pendekatan-

pendekatan tradisional dalam perumusan teori akuntansi, akan lebih baik apabila

dilakukan pengujian terhadap beberapa pandangan yang telah membentuk

perkembangan akuntansi keuangan.

Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam

memprediksikan dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Teori

didefinisikan sebagai kumpulan gagasarn (konsep), definisi, dan dalil yang menyajikan

suatu pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar

variabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksikan fenomena

tersebut.

Page 2: Teori akuntansi

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Sifat Struktur Teori Akuntansi

Pendekatan dan metodologi apa pun yang digunakan dalam penyusunan

teori akuntansi (deduktif atau induktif, normatif atau deskriptif), rerangka acuan

yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang

mengatur pengembangan teknik akuntansi. Struktur teori akuntansi terdiri dari

beberapa elemen-elemen berikut ini:

1.      Pernyataan tujuan laporan keuangan.

2.      Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan

asumsi-asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep

teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan.

3.      Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan

konsep teoritis.

4.      Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip

akuntansi.

Kita akan mendiskusikan tiga elemen teori akuntansi yang ada, yaitu:

1.      Postulat akuntansi;

2.      Konsep-konsep teoritis akuntansi;

3.      Prinsip-prinsip akuntansi.

B.     Sifat Postulat Akuntansi

Dalam teori akuntansi kita sering dibingungkan oleh istilah-istilah yang

agak mirip, tetapi mempunyai arti yang berbeda seperti istilah : aksioma,

postulat, konsep, convention, generalization, praktik, prosedur, prinsip, standar,

norma dll. Kebingungan seperti itu dapat dihindari dengan mempertimbangkan

penyusunan struktur teori akuntansi secara deduktif, proses interaktif di mana

tujuan akuntansi menyediakan dasar untuk postulat dan konsep teoritis dari mana

teknik-teknik diturunkan.

Kita memulai dengan definisi berikut ini:

1.      Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan

kebenarannya sendiri atau disebut juga aksioma yang sudah diterima

kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan yangmenggambarkan

lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hokum di suatu

tempat dimana akuntansi itu beroperasi.

2.      Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan

pembuktian atau aksioma, juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya

dengan tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan sifat entitas

Page 3: Teori akuntansi

akuntansi yang beroperasi dalam ekonomi bebas yang dikarakteristikkan oleh

kepemilikan pribadi atas kekayaan.

3.      Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik

dari tujuan dan konsep teoritis akuntansi yang mengatur pengembangan

teknik-teknik akuntansi.

4.      Teknik (standar) akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari

prinsip akun-akuntansi untuk memperlakukan transaksi atau peristiwa

tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi.

C.    Postulat-postulat Akuntansi

1.      Postulat Entitas (Entity)

Akuntansi mencatat hasil kegiatan operasi dari suatu entity (lembaga atau

perusahaan) yang terpisah dan dibedakan dari pemilik. Menurut konsep ini kita

bisa menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, maka

setiap perusahaan dianggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya.

Berdasarkan pengertian ini maka yang menjadi objek dan perhatian dari

akuntansi yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan adalah kejadian yang

dialami oleh lembaga atau perusahaan dan bukan merupakan gabungan dengan

pribadi pemiliknya. Konsep ini disebut dengan firm oriented.

Dari sisi lain konsep entity ini dilihat dari kepentingan ekonomi dari

beberapa konsumen laporan keuangan suatu entity bukan dari kegiatan

administrasi lembaga tadi. Pengertian ini disebut dengan user oriented. Dalam

konsep ini  yang menjadi perhatian dalam penyusunan laporan keuangan  adalah

para pemakainya. Informasi apa yang diinginkan pemakai itulah yang dilaporkan

dalam laporan keuangan . Untuk mengetahui apa yang diinginkan para pemakai

laporan, perlu diketahui :

1.      Kepentingan para pemakai laporan

2.      Sifat-sifat dari para pemakai laporan

Contoh yang paling jelas di sini adalah Akuntansi Sosial, Akuntansi Lingkungan,

Akuntansi SDM, dll. Dalam bidang ini yang menjadi dasar bertolak adalah apa

yang diinginkan oleh para pemakai laporan keuangan dan bukan tentang apa

maunya teori akuntansi.

2.      Postulat Kelangsungan Usaha (going concern)

Postulat kelangsungan usaha, atau postulat kontinuitas, menyatakan

bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek,

komitmen, dan aktivitas yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa

perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang

dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk

periode waktu yang tidak tertentu.  

Page 4: Teori akuntansi

Postulat ini memberikan pembenaran terhadap penilaian asset

secara historical cost dan book value bukan current value atau liquidation

value. Dalam asumsi ini seolah dinyatakan bahwa nilai atau harga yang terdapat

dalam laporan keuangan didasarkan pada asumsi  bahwa perusahaan ini tidak

akan dilikuidasi atau dijual sehingga nilai dari asset atau utang dari perusahaan

yang akan dibubarkan. Tentu pada kenyatannya, nilai aset pada perusahaan yang

sudah berhenti dan mennunggu akan dibubarkan umumnya berbeda  atau jauh

lebih rendah dari perusahaan yang masih terus beroperasi dan lancar. Postulat ini

juga membenarkan metode alokasi akuntansi seperti pembebanan penyusutan,

penyisihan, konsep konservatisme maupun amortisasi selama masa

penggunaannya tau selama perusahaan berjalan.

Postulat going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong

agar manajer bersikapforward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun

dengan pemahaman ini diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya

dalam perusahaan dalam jangka waktu yang lama atau terus  menerus agar

ia  mendapatkan value added dari kinerja perusahaan.

3.      Postulat unit pengukur (Unit Of Measure)

Postulat ini, yang disebut juga monetery unit postulate menganggap bahwa

setiap transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang

seragam. Alat ukur yang dipakai dalam akuntansi adalah alat ukur moneter.

Postulat ini menimbulkan 2 keterbatasan yaitu :

1.    Akuntansi terbatas pada pemberian informasi dalam satuan moneter

tanpa mencatat informasi non moneter lainnya yang relevan. Sehingga

akuntansi dianggap hanya menginformasikan sebatas : kuantitatif, formal,

terstruktur, dapat diaudit, angka-angka dan berorientasi pada masa lalu.

Informasi non akuntansi dianggap kualitatif, informal, penjelasan, tidak

dapat diaudit dan berorientasi pada masa depan. Namun para ahli pada

saat ini teus berupaya agar informasi yang diberikan oeh akuntansi

keuangan dapat memasukkan aspek kualitatif melalui berbagai instrumen

laporan.

2.    Unit moneter itu sendiri sifatnya berfluktuasi tergantung pada

kemampuan daya beli. Pada kenyataannya, daya beli itu tidak stabil

karena termakan oleh inflasi sehingga informasi keuangan yang

disajikannya akan kehilangan relevansi.

4.      Postulat Periode Akuntansi

Meskipun postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa perusahaan

akan tetap ada untuk periode waktu yang tidak terbatas, pemakai meminta

berbagai informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk

membuat keputusan jangka pendek. Sebagai tanggapan terhadap kendala yang

Page 5: Teori akuntansi

disebabkan lingkungan pemakai, postulat periode akuntansi menyatakan bahwa

laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kesejahteraan

perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.

Panjangnya periode waktu dapat bervariasi tetapi hukum pajak

penghasilan yang mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan dan

praktik bisnis tradisional, menggunakan periode normal satu tahun. Meskipun

kebanyakan perusahaan menggunakan periode akuntansi yang terkait dengan

tahun kalender, beberapa perusahaan menggunakan tahun fiskal atau tahun bisnis

alami". Bila siklus bisnis tidak berhubungan dengan tahun kalender akan lebih

bermanfaat untuk mengakhiri periode akuntansi ketika aktivitas bisnis telah

mencapai titik terendah. Karena kebutuhan akan informasi yang tepat waktu,

relevan dan sering, kebanyaka perusahaan juga menerbitkan laporan interim

yang menyediakan informasi keuangan triwulanan atau bulanan. Studi empiris

tentang reaksi pasar modal atas penerbitan laporan interim dan dampaknya

terhadap keputusan investasi pemakai mengindikasikan kegunaan laporan

interim. Untuk menjamin kredibilitas laporan interim, Accounting Principles

Board menerbitkan APB Opinion No.28, yang mensyaratkan laporan interim

seharusnya didasarkan pada prinsip akuntansi dan praktik yang sama dengan

yang digunakan dalam pembuatan laporan tahunan.

D. Konsep-konsep Teoritis Akuntansi

1.      Teori Proprietary/Teori Kepemilikan

Menurut teori proprietary, entitas sebagai “agen”, perwakilan atau

susunan melalui wirausahawan individual atau pengoperasi pemegang saham".

Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam

cara memelihara catatan akuntansi dan membuat laporan keuangan. Tujuan

utama teori proprietary adalah untuk menentukan dan menganalisis kekayaan

bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi:

Aset - Utang = Ekuitas Pemilik.

Persamaan ini dibaca : pemilik memiliki aset dan sekaligus memiliki

kewajiban, sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan dikurangi

dengan kewajiban perusahaan. Oleh karena itu, teori ini berorientasi pada neraca

(balance sheet oriented). Aset dinilai dan neraca disajikanuntk mengetahui dan

mengukur perubahan hak dan kekayaan pemilik, sedangkan penghasilan dan

biaya dianggap sebagai kenaikan atau penurunan harta kekayaan pemilik bukan

dianggap berasal dari investor atau pengambilan pemilik sehingga biaya dan

dividen adalah pengambilan modal.

Beberapa istilah akuntansi yang dipengaruhi oleh teori ini adalah seperti

penyajian divide per share, earning per share, equity method dalam pencatatan

perkiraan investasi  pada perusahaan lain dan lain-lain.  

Page 6: Teori akuntansi

2.      Teori Entitas

Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan

berbeda dari pihak yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit

bisnis, bukan pemilik, merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis

memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pemilik

maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan akuntansinya adalah:

Aset = Ekuitas

Aset= Utang+ Ekuitas Pemegang saham

Aset adalah  hak perusahaan,  ekuitas menunjukkan sumber aset yang

berasal dari kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban bagi perusahaan.

Kreditor dan pemilim sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang

merupakan  tempat di mana perusahaan memiliki kewajiban. Baik kreditor dan

pemegang saham adalah pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang

berbeda terkait dengan income, control, risiko,dan likuidasi.

Laba adalah milik perusahaan  sebelum dibagikan kepada pemilik.

Teori ini berorientasi pada laporan laba rugi (income statement oriented).

Pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur pestasi

kegiatan dan prestasi keuangan yang ditunjukkan perusahaan. Dengan

demikian, income merupakan kenaikan equity pemilik atau kenaikan kewajiban

perusahaan kepada pemilik. Setelah dikurangi hak kreditor kenaikan equity

pemilik terjadi setelah dividen dikeluarkan dan laba ditahan tetap dianggap

sebagai hak milik perusahaan sampai suatu saat dibagikan. Dalam teori ini pajak

dan bunga pinjaman dianggap sebagai bagian laba untuk pemerintah dan

kreditor. Oleh karena itu, bukan biaya.

Beberapa pengaruh teori ini pada pencatatan dan penyajian akuntansi adalah :

1.      Penggunaan LIFO dalam menilai persediaan pada masa inflasi.

Metode ini lebih baik dalam penentuan pendapatan dari pada FIFO di

masa inflasi.

2.      Penyajian laporan keuangan konsolidasi

3.      Definisi tentang revenuedan expenses yang lazim sesuai dengan

konsep ini

3.      Teori dana (Fund Theory)

Menurut teori yang dikemukakan W.Y Vatter (1995) ini yang menjadi

perhatian bukan pemilik dan bukan pula perusahaan, tetapi sekelompok aset

yang ada dan kewajiban yang harus ditunaikan disebut fundyang masing-masing

pos memiliki aturan dalam penggunaannya.  Dengan demikian teori dana

menganggap bahwa unit usaha merupakan  sumber ekonomi (dana) dan

kewajiban yang ditetapkan sebagai pembatasan-pembatasan terhadap

penggunaan aset atau dana tersebut.

Persamaan akuntansinya adalah:

Page 7: Teori akuntansi

Aset = Pembatasan Aset

Dalam persamaan ini unit akuntansi didefinisikan dalam istilah aset, dan

penggunaan aset ini adalah terbatas. Kewajiban merupakan suatu pembatasan

ekonomi secara hukum terhadap penggunaan aset. Teoi dana ini memusatkan

perhatian pada harta atau aset centered dalam arti kata yang menjadi pusat

perhatiannya adalah penggunaan aset yang dibatasi. Teori ini berorientasi pada

laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan ini menggambarkan sumber dari

mana dana dan ke mana penggunaan dana perusahaan. Umumnya teori ini

berlaku untuk organisasi pemerintah atau non profit (nirlaba).

4.      The enterprise Theory

Sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggungjawaban

publik oleh perusahaan, maka konsep teoritis akuntansi juga berubah. Dalam

konsep teori ini yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau

kontestan yang terlibat atau yang memiliki hubungan baik langsung maupun

tidak langsung dengan perusahaan. Misalnya, pemilik, manajemen, masyarakat,

pemerintah, kreditor, pegawai dan pihak yang berkepentingan lainnya. Dalam

teori ini pihak-pihak ini harus diperhatikan dalam penyajian informasi laporan

keuangannya. Menurut teori ini akuntansi jangna hanya mementingkan informasi

bagi pemilik  perusahaan, tetapi juga pihak lainnya juga yang

memberikan kontribusi langsung dan tidak langsung kepada eksistensi dan

keberhasilan suatu perusahaan atau lembaga.

E.     Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi

Banyak pihak baik komite maupun perseorangan yang memberikan

prinsip dasar akuntansi tersebut. Antara yang satu dengan yang lain kadang

memiliki kadang memiliki perbedaan dan juga persamaan. Berikut ini akan kita

berikan beberapa pendapat tersebut.

Standar Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar

yaitu :

a.      Dasar Acrual

Artinya dalam menyusun laporan keuangan pengakuan tansaksi

didasarkan pada kejadian atau perisiwa bukan didasarkan pada

transaks kas.

b.      Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang

dimaksud akan melanjutkan usahanya, da;lam asumsi dasarnya tidak

ada maksud untuk melakukan likudasi.

APB Statement No.4 memberikan smbilan prinsip dasar akuntansi sebagai

berikut :

Page 8: Teori akuntansi

1.      The cost Principle

Menurut pendapat ini, cost principle atau disebut juga acquisition

cost adalah dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang, jasa,

biaya, harga pokok dan equity. Dengan kata lain, setiap perkiraan dinilai

berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehan.

APB statement No.4 mendefinisikan cost sebagai berikut :

Cost adalah suatu jumlah tertentu yang diukur dalam bentuk uang dari

kas yang dibelanjakan atau barang lain yang diserahkan , modal saham yang

dikeluarkan, jasa yang diberikan, atau utang yang dibebankan sebagai

imbalan dari barang dan jasa yang diterima atau akan diterima.

Kelemahan dari prinsip ini yang paling utama adalah akibat nila uang

atau kemampuan daya beli yang tidak stabil sehingga bisa terjadi

kemngkinan kesalahan pembaca dalam membaca lapran keuangan yang

disajikan secara cost principle.

2.      The Revenue Principle

Prinsip ini menjelaskan sifat dan komponen, pengukuran dan

pengakuan revenue sebagai salah satu elemen penyusunan laporan laba rugi.

Ketiga aspek tersebut dijelaskan sebagia berikut :

a.       Sifat dan komponen dari revenue

Pada umumnya revenue telah ditafsirkan sebagai :

1.      Arus masuk net aset seagai akibat penjualan barang dan jasa

2.      Arus keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada langganan

3.      Produksi perusahaan sebagai akibat dari semata-mata penciptaan

barang dan jasa oleh perusahaan selama periode tertentu

Perbedaan tersebut  timbul akibat perbedaan pandangan tehadap apa yang

dianggap termasuk dalam revenue.

Ada dua pandangan tentang revenue, yaitu sebagai berikut :

1.      Secara luas, revenue termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan

kegiatan investasi. Termasuk revenue adalah seluruh perubahan net

aset  yang timbul dari kegiatan produsi dan dari laba rugi yang

berasal dari penjualan  aktiva dan investasi.

2.      Secara sempit, revenue hanya berasal dari kegiatan produksi, dan

tidak termasuk laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva tetap.

b.      Pengukuran Revenue

Revenue merupakan nilai yang diukur  menurut produk atau jasa

yang ditukar dengan cara transaksi yang objektif.

                        Nilai di sini dapat berupa :

1.      Net Cash atau Equivalent

Page 9: Teori akuntansi

2.      Nilai discounted dari uang yang diterima atau akan diterima sebagai

imbalan pertukaran barang dan jasa  yang diserahkan perusahaan

kepada langganannya.

Dari nilai ini, dua penafsiran yang muncul yaitu :

1.      Potongan harga dan pengurangan lain dari harga tetap. Hal ini perlu

disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya atas nilai

diskonto uang yang diklaim yang harus dikurangi untuk

menghitung revenue.

2.      Untuk transaksi yang buan melalui kas, nilai tukarnya dianggap sama

dengan nilai pasar wajar dari jumlah yang akan diterimayang paling

mudah dan paling jelas dapat dihitung.

              3.The Matching Principles

Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukan pada

periode yang  sama dengan periode pengakuan hasil. Hasil diakui pada

periode menurut  prinsip pengakuan hasil dan biaya akan dibebankan sesuai

periode  itu.

Akuntansi untuk biaya ini mencakup dua tahap yaitu :

1.      Cost dikapitalisasi sebagai aset yang merupakan harta yang

menyimpan sejumlah jasa dan keuntungan.

2.      Setiap aset dihapuskan dan dibebankan sebagai biaya untuk

menilai bagian dari aset itu yang dibebankan untuk

menghasilkan revenue selama periode itu.

Dengan demikan, yang dianut di sini adalah accrual basis

accounting bukan cash basis accounting.

Kaitan antara hasil dan biaya tergantung pada empat kemungkinan

sebagai berikut :

1.      Pengurangan langsung biaya terhadap hasil seperti pada harga

pokok penjualan mengurangi penjualan.

2.      Pengurangan langsung biaya menurut periodenya, seperti gaji

direksi

3.      Alokasi biaya pada periode yang memberikan keuntungan,

misalnya biaya penyusutan.

4.      Membiayakan seluruh cost pada periode yang dibebankan kecuali

dapat ditunjukkan bahwa pengeluaran akan memberikan

keuntungan di masa yang akan datang, bukan pada periode itu,

seperti biaya promosi.

                       

  4.Prinsip Objektivitas (Objectivity Principles)

Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat realibilitas

prosedur pengukuran yang digunakan. Karena menjamin realibilitas

Page 10: Teori akuntansi

maksimum adalah sangat sulit, akuntan telah menggunakan prinsip

objektivitas untuk menjustiikasi pemilihan prosedur pengukuran yang

digunakan. Prinsip objektivitas mempunyai interpretasi yang berbeda-beda

yaitu :

1.      Pengukuran objektivitas merupakan ukuran yang “tidak bersifat

personal”, dalam pengertian bebas dari bias personal pengukurnya.

“Dengan kata lain, objektivitas merujuk pada realitas eksternal yang

independen dari orang yang menerimanya”.

2.      Pengukuran objektivitas merupakan pengukuran variable, dalam

pengertian bahwa pemgukuran didasarkan pada bukti,

3.      Pengukuran objektivitas merupakan hasil dari “consensus diantara

kelompok pengamat atau pengukur tertentu”. Pandangan ini juga

memandang bahwa objektivitas tergantung pada kelompok pengukur

tertentu.

4.      Ukuran penyebaran atas distribusi pengukuran digunakan sebagai

indicator tingkat objektivitas suatu system pengukuran termaksud.

  5.Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)

Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang

serupa seharusnya dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke

periode. Prinsip ini berimplikasi bahwa prosedur akuntansi yang sama akan

diterapkan dalam item serupa sepanjang lebih berguna. Kecenderungan

dalam data akuntansi dan hubungan dengan factor-faktor eksternal akan

terungkap secara lebih akurat bila prosedur pengukuran yang komparabel

telah digunakan. Demikian pula, distorsi jumlah income dan neraca dan

kemungkinan manipulasi laporan keuangan dapat dihindari dengan

penggunaan prosedur akuntansi yang konsisten sepanjang waktu. Konsistensi

juga merupakan batasan bagi pengguna laporan keuangan yang komparabel

dari sebuah perusahaan selama beberapa waktu, sehingga mempertinggi

kegunaan laporan. Dalam opini standar, akuntan public mengakui prinsip

konsistensi dengan memperhatikan apakah laporan keuangan telah dibuat

sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umu yang diterapkan dengan dasar

yang “konsisten dengan tahun sebelumnya” atau belum.

Prinsip konsistensi tidak menghalangi perusahaan mengubah prosedur

akuntasi ketika hal tersebut dapat dibenarkan dengan perubahan keadaan,

atau jika prosedur altenatif lebih baik. Menurut APB Opinion No. 20,

perubahan yang dapat menjustifikasi perubahan prosedur adalah :

1.      Perubahan dalam prinsip akuntansi

2.      Perusahaan dalam estimasi akuntansi

3.      Perubahan dalam entitas pelaporan

Page 11: Teori akuntansi

Perubahan ini harus terefleksi dalam akun dan dilaporkan dalam

laporan keuangan secara retroaktif untuk perubahan entitas akuntansi, secara

prospektif untuk  parubahan dalam estimasi akuntansi, dan secara umum dan

segera untuk perubahan dalam prinsip akuntansi.

  6.Prinsip Pengungkapan Penuh (Disclosure Principle)

Terdapat konsensus umum dalam akuntansi bahwa terdapat

pengungkapan data akuntansi yang “penuh” (full), wajar (fair) dan “cukup”

(adequate). Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan

didesain dan dibuat untuk menggambarkan secara akurat peristiwa ekonomi

yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan memuat

informasi yang memadai untuk membuat laporan berguna dan tidak

menyesatkan bagi rata-rata investor. Secara lebih eksplisit, prinsip

pengungkapan penuh berimplikasi bahwa tidak ada informasi penting atau

kepentingan bagi rata-rata investor yang menghilangkan atau disembunyikan.

Skinner memberikan perhatian pada beberapa permasalahan yang

seharusnya menjadi subjek pengungkapan penuh :

1.      Rincian tentang kebijakan dan metode akuntansi, terutama bila

diperlukan pertimbangan dalam penerapan metode akuntansi, bila metode

khas untuk entitas pelaporan tertentu, atau bila metode akuntansi

alternatif dapat digunakan.

2.      Informasi tambahan untuk membantu analisis investasi atau untuk

mengindikasikan hak berbagai pihak yang memiliki klaim atas pelaporan

entitas.

3.      Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan dan metode akuntansi

yang digunakan dan dampak perubahan tersebut.

4.      Aset, utang, biaya dan revenue yang timbul dari transaksi dengan pihak

lain yang memiliki kepentingan pengendalian atau dengan direktur atau

karyawan yang memiliki hubungan khusus dengan entitas pelaporan.

5.      Aset, utang, dan komitmen bersyarat

6.      Transaksi keuangan atau transaksi operasi lainnya yang terjadi setelah

tanggal neraca yang memiliki dampak material terhadap posisi keuangan

entitas sebagaimana telah digambarkan dalam laporan akhir tahun.

  7.Prinsip Konservatisme (Conservatims Principle)

Prinsip konservatisme merupakan prinsip pengecualian atau

modifikasi dalam artian bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan

untuk penyajian data akuntansi yang relevan dan reliable. Prinsip

konservatisme menyatakan behwa ketika memilih diantara dua atau lebih

teknik akuntansi yang dapat diterima, maka preferensinya adalah memilih

yang paling kecil dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham. Secara lebih

Page 12: Teori akuntansi

spesifik, prinsip ini menunjuk-kan bahwa lebih disukai melaporkan nilai

terendah untuk asset dan revenue dan nilai tertinggi untuk utang dan

expenses. Prinsip konservatisme kemudian menyatakan bahwa akuntan

secara umum menggambarkan perilaku pesimistik ketika memilih teknik

akuntansi untuk pelaporan keuangan. Untuk mencapai tujuan pemahaman

income sekarang dan asset, prinsip konservatisme mungkin mendorong

perlakuan yang merupakan penyimpangan dari pendekatan teoritis dan dapat

diterima. Sebagai contoh, pengadopsian konsep lower-of-cost-or-market

bertentangan dengan prinsip biaya historis. Meskipun penilaian asset dan

penyusutan dipercepat secara umum diyakini sebagai ukuran yang melawan

inflasi, mereka dipandang sebagai hasil dari pengadopsian prinsip

konservatis-me. Chatfield mengatakan bahwa “.

Keduanya (LIFO dan penyusutan dipercepat) memunculkan kembali

tradisi lama tentang konservatisme neraca, sedemikian banyak sehingga

pembayar pajak dimungkinkan menggunakan LIFO bersama dengan

penilaian sediaan lower-of-cost-or-market. Keduanya telah memberikan

keutamaan bagi kebutuhan menajemen akan penilaian yang lebih tepat.

  8.Prinsip Materialitas (Materiality Principle)

Seperti halnya konservatisme, prinsip materialitas merupakan prinsip

pengecualian atau modifikasi. Prinsip ini menyatakan bahwa transaksi dan

peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi signifikan dapat diatasi

dengan cara yang paling tepat, apakah transaksi dan peristiwa tersebut sesuai

dengan prinsip berterima umum atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan.

Secara umum, badan-badan akuntansi telah meninggalkan

penggunaan materialitas dalam pertimbangan akuntan, pada saat yang sama

tetap menekankan pentingnya materialitas. Menurut APB Statement No. 4,

materialitas menunjukkan bahwa “pelaporan keuangan hanya berurusan

dengan informasi yang cukup signifikan untuk mempengaruhi evaluasi atau

keputusan”, APB Opinion No. 30 menggantungkan pada konsep materialitas

yang tidak didefinisi untuk menjelaskan item-item luar biasa. Demikian

pula,  APB Opinion No. 22 merekomendasikan pengungkapan pengungkapan

semua kebijakan atau prinsip yang secara material mempengaruhi posisi

keuangan, hasil operasi dan perubahan dalam posisi keuangan suatu entitas.

Pada tahun 1975, FASB menerbitkan memorandum diskusi tentang isu

materialitas, yang menekankan pentingnya prinsip ini.

Prinsip materialitas kurang memiliki definisi operasional.

Kebanyakan definisi materialitas menekankan pada peran akuntan dalam

menginterpretasikan apa yang material dan apa yang tidak material. Sebagai

contoh, Frishkoff mendefinisi materialitas sebagai “arti pentingnya relative

Page 13: Teori akuntansi

dan kuantitatif dari suatu informasi akuntansi bagi pengguna dalam konteks

keputusan yang harus dibuat”.

9.   Prinsip Keseragaman dan Kompabilitas

Prinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama

untuk item-item yang terkait dengan perusahaan tertentu antar waktu, prinsip

keseragaman merujuk pada penggunaan prosedur yang sama oleh

perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah mencapai

komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keanekaragaman yang

tercipta karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh

perusahaan yang berbeda. Pada kenyataannya, debat yang konstan terjadi

tentang apakah fleksibilitas atau keseragaman seharusnya berlaku dalam

akuntansi dan pelaporan keuangan. Pendukung utama prinsip keseragaman

mengklaim bahwa prinsip tersebut akan:

1.      Mengurangi perbedaan penggunaan prosedur akuntansi dan

ketidakcukupan praktik akuntansi.

2.      Memungkinkan pembandingan yang berarti bagi pengguna laporan

keuangan.

3.      Memperbaiki kepercayaan pengguna pada laporan keuangan.

4.      Mendorong intervensi pemerintah dan regulasi praktik akuntansi

Pendukung utama fleksibilitas mengklaim bahwa :

1.      Penggunaan prosedur akuntansi yang seragam untuk menunjukkan

item yang sama yang terjadi dalam berbagai kasus menimbulkan

risiko penyembunyian perbedaan-perbedaan penting diantara kasus-

kasus tersebut;

2.      Komparabilitas merupakan tujuan yang tidak praktis ; “hal tersebut

tidak dapat dicapai dengan mengadopsi peraturan-peraturan

perusahaan yang tidak menggunaan pencatatan yang memadai untuk

situasi faktual yang berbeda”

3.      “Perbedaan dalam keadaan” atau “variable-variabel keadaan”

meminta perlakuan yang berbeda, sehingga pelaporan perusahaan

dapat merespon keadaan tempat transaksi dan peristiwa terjadi.

Varibel keadaan didifinisi sebagai :

“…..kondisi lingkungan yang bervariasi diantara perusahaan

dan yang mempengaruhi

a.       Kelayakan metode akuntansi, dan atau

b.      Objektivitas ukuran yang merupakan hasil penerapan metode

akuntansi“

Tujuan implicit prinsip keseragaman maupun fleksibilitas

adalah melindungi pengguna dan menyajikan data bermanfaat bagi

Page 14: Teori akuntansi

pengguna. Kedua prinsip tersebut gagal mengatasi posisi ekstrimnya

dalam isu pelaporan keuangan. Keseragaman tidak mendorong

komparabilitas, tidak dapat disangkal sebagai tujuan yang tidak layak.

Fleksibilitas terbukti telah mendorong munculnya kebingungan dan

ketidakpercayaan, solusi/tradeoff  yang mungkin dapat diberikan

adalah mendukung keseragaman dengan mempersempit perbedaan

praktik akuntansi dan, pada saat yang sama memungkinkan

pengakuan yang layak atas dasar dan peristiwa ekonomi khusus

perusahaan tertentu dan industry tertentu dengan hubungan yang tepat

antara keadaan ekonomi tertentu dengan teknik akuntansi. Posisi

tengah ini meminta definisi operasional dari “perbedaan keadaan” dan

petunjuk yang lebih baik untuk keterkaitan perbedaan dengan

berbagai prosedur.

Page 15: Teori akuntansi

BAB III

KESIMPULAN

Aturan dan teknik akuntansi yang ada didasarkan pada pondasi teori akuntansi.

Pondasi ini dibentuk dari elemen-elemen hirarki yang berfungsi sebagai kerangka acuan

atau struktur teoritis. Pendekatan dan metodologi apapun yang digunakan dalam

penyusunan teori akuntansi, rerangka acuan atau struktur teori yang dihasilkan

didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan

teknik akuntansi.

Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :

1. Pernyataan tujuan laporan keuangan

2. Pernyataan postulat dan konsep teroritis akuntansi yang terkait dengan

asumsi-asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis

diturunkan dari pernyataan tujuan

3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat

dan konsep teroritis

4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-

prinsip akuntansi

Pemahaman terhadap elemen-elemen ini dan hubungan teori akuntansi menjamin

pemahaman terhadap alasan balik praktik aktual dan masa mendatang. Laporan

keuangan yang disajikan dalam laporan akuntansi formal semata-mata merupakan

refleksi penerapan struktur teori akuntansi. Perbaikan isi dan format laporan keuangan

berkaitan dengan perbaikan struktur teoritis akuntansi. Agenda terpentint dari badan-

badan akuntansi seharusnya adalah penyusunan elemen-elemen teori akuntansi yaitu

tujuan akuntansi, postulat lingkungan, konsep teoritis prinsip akuntansi.

Page 16: Teori akuntansi

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmed Riahi – Belkaoui, Accounting Theory, Salemba Empat, Jakarta, 2000..

2. Eldon S. Hendriksen – Michael F. Van Breda, Teori Akunting Edisi Kelima. Buku

Satu.

3. Harahap-Sofyan Safri,Teori akuntansi Edisi Revisi, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2007