paper rekayasa struktur
TRANSCRIPT
Rekayasa Struktur (SI-4111) 2009
Rekayasa Struktur
Pendahuluan
Gempa bumi yang terjadi di wilayah patahan lempengan bumi menyebabkan bencan yang besar
bagi manusia. Tak pelak bahwa bencana ini merupakan bencana mematikan yang menyerang
wilayah tertentu dengan tiba-tiba dan terjadi di waktu kapan pun. Korban yang ditimbulkan dari
bencana gempa bumi bisa mencapai ribuan bahkan ratusan ribu seperti gempa yang terjadi di
Aceh di akhir tahun 2004 lalu. Sebagian besar korban bencana gempa bumi merupakan korban
yang tertimbun oleh bangunan runtuh yang tidak kuat menahan goncangan gempa bumi. Hal ini
merupakan tantangan bagi para ahli struktur bangunan dalam merancang bangunan anti gempa
sehingga dapat me-reduksi jumlah korban jiwa.
Dari kasus-kasus gempa yang terjadi sebelumnya, maka sebagai structural engineering mutlak
mengetahui bahasan tentang struktur bergerak atau dynamics of structures dalam mengatasi
kekuatan bangunan terhadap goncangan gaya gempa dan bagaimana bangunan merespons
percepatan yang timbul akibat gempa. Akibat percepatan dari goyangan tanah, maka bangunan
yang bermassa besar akan menimbulkan gaya yang besar pula sesuai dengan Hukum Newton II.
Pada dasarnya terdapat tiga filosofi bangunan tahan gempa itu, yaitu:
Bila terjadi Gempa Ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada
komponen non-struktural (dinding retak, genting dan langit-langit jatuh, kaca pecah, dsb)
maupun pada komponen strukturalnya (kolom dan balok retak, pondasi amblas, dsb).
Bila terjadi Gempa Sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non-
strukturalnya akan tetapi komponen struktural tidak boleh rusak.
Bila terjadi Gempa Besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada komponen
non-struktural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa penghuni bangunan
tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuh masih cukup waktu bagi penghuni
bangunan untuk keluar/mengungsi ke tempat aman.
Anjas Tri Sukmono (15006025) Page 1
Rekayasa Struktur (SI-4111) 2009
Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dasar-dasar dinamika struktur bangunan
terhadap beban gempa.
Tujuannya adalah untuk membahas secara garis besar tentang respons bangunan sederhana anti
gempa dan tingkat keandalan bangunan dalam menerima beban gempa di wilayah Indonesia.
Pembahasan
Pengetahuan tentang dinamika struktur bertujuan untuk mengetahui perjalanan gaya-gaya di
dalam struktur dan perpindahannya. Tentunya akibat adanya beban-beban yang bersifat dinamik,
salah satunya beban gempa. Terminologi dari beban dinamik yaitu beban bervariasi bergantung
terhadap waktu.
Gambar 1. Grafik beban terhadap waktu
Sistem dinamika mempunyai 4 karakteristik penting yaitu :
-massa (m) : bergerak sesuai dengan arah bekerjanya kekakuan dan perpindahan
-pegas/kekakuan (k) : bergerak sesuai dengan reaksi struktur terhadap gaya luar yang bekerja
-redaman/dumping (c) : bergerak sesuai dengan reaksi gaya luar yang bekerja
-gaya dinamik
Anjas Tri Sukmono (15006025) Page 2
p(t)
t
Rekayasa Struktur (SI-4111) 2009
Dalam dinamika struktur formulasinya dapat dimodelkan secara sederhana dengan persamaan
gerak. Dengan formulasi persamaan keseimbangan gaya-gaya, maka model gerobak dapat
digambarkan:
Gambar 2. Pemodelan struktur secara umum
keseimbangan gaya-gaya pada arah horizontal:
∑FH = 0 fI+fd++fs-p(t)=0
dimana : fI=m. ü ; fd=c.ů ; fs=k.u
maka, Persamaan Gerak SDOF (Single Degree Of
Freedom)
Pemodelan dinamika struktur antara lain :
1.) Permasalahan system dinamik yang paling sederhana adalah system yang memiliki 2
karakter saja yaitu massa (m) dan konstanta pegas (k), sehingga c ≈0.
Persamaan differensial menjadi:
m. ü + k.u = 0 (Getaran bebas tanpa redaman)
dengan menggunakan pemisalan cosinusoidal didapat penyelesaian
u(t) = A.sinωt + B.cosωt
untuk mendapatkan nilai A dan B, maka dengan menggunakan boundary condition :
Anjas Tri Sukmono (15006025) Page 3
U(t)
P(t)
m. ü + c.ů + k.u = p(t)
Rekayasa Struktur (SI-4111) 2009
t=0 u(0) =u0 ; ů(0) = ů0
Maka persamaan gerak tanpa redaman yaitu
2.) Pemodelan yang mendekati struktur secara nyata yaitu system pemodelan struktur dengan
redaman, di mana system ini memecah atau menyerap energi gerakan menjadi energi
panas sehingga gerakan yang terjadi akan berkurang dengan berjalannya waktu sampai
akhirnya berhenti. Redaman yang dimaksud yaitu redaman yang mengikuti rumus
berikut:
fd = c. (du/dt) = c. ů
fd = gaya redaman
c = koefisien redaman [F.t.L-1]
u = perpindahan
t = waktu
Model struktur SDOF dengan redaman menjadi :
Gambar 3. Pemodelan struktur SDOF dengan redaman
Persamaan differensial gerak dengan persamaan keseimbangan gaya-gaya, maka
fI + fc + fs = 0
Anjas Tri Sukmono (15006025) Page 4
u(t) = (ů0/ω)sinωt + u0cosωt
U(t)
fIfc
fs
Rekayasa Struktur (SI-4111) 2009
m. ü + c.ů + k.u = 0
Sedemikian sehingga didapatkan persamaan differensial selengkapnya adalah
u(t) = e-εωt (AcosωDt + BsinωDt)
untuk mendapatkan nilai A dan B, maka dengan menggunakan boundary condition :
t=0 u(0) =u0 ; ů(0) = ů0
maka,
u(t) = e-εωt . u0 .cosωDt + (ů0 + u0.εω)/ ωD . sinωDt)
dengan adanya nilai e-εωt , menandakan bahwa getaran mengecil akibat dari gaya redaman dan
nilai e-εωt menjadi salah satu karakter bangunan. Fungsi ini dimanfaatkan untuk mengukur
besarnya faktor redaman suatu struktur.
3.) Persoalan yang ketiga mengenai getaran yaitu getaran dengan beban luar (Force
Vibration).
Gambar 4. Getaran dengan beban luar
Persamaan differensial gerak
m. ü + c.ů + k.u = p(t)
Anjas Tri Sukmono (15006025) Page 5
w(m)
k k P(t)
U(t)
Rekayasa Struktur (SI-4111) 2009
persamaan di atas dibagi dengan m, maka :
ü + (c/m). ů + k. u = p(t)/m
ü + 2εωn. ů + ωn2. u = q(t)
solusi dari u(t) adalah
u(t) = e- εωn2(AcosωDt + BsinωDt) + CcosωDt + DsinωDt
Dari penjelasan tentang dinamika struktur secara garis besar di atas, maka apabila aplikasinya
diterapkan di dalam struktur bangunan dapat digunakan untuk mengetahui respons bangunan
terhadap getaran yang diakibatkan oleh kekuatan gempa. Bangunan pada umumnya dapat kita
ketahui data mengenai massa (m), kekakuan (k), dan redaman (c) yang mana termasuk dalam
hitungan rumus-rumus dinamika struktur. Data sifat dari struktur bangunan dapat dicari nilai
periode (T) dan frekuensi akibat getaran (ω), yang kemudian secara engineering bisa mendesain
bangunan yang tahan gaya gempa.
Kita tahu bahwa adanya kekuatan gempa pada pusatnya menyababkan percepatan di permukaan
bumi yang menghasilkan gaya terhadap bangunan. Gaya ini yang menyebabkan bangunan yang
tidak tahan terhadap gempa runtuh. Dalam mendesain bangunan tahan gempa, terdapat beberapa
kriteria yang harus diperhatikan. Kriteria pada peraturan/standart antara lain :
Keamanan dan kenyamanan pengguna struktur terjamin
Struktur dapat berperilaku inelastic (pada waktu menerima beban gempa kuat)
Kinerja struktur pada waktu menerima beban gempa :
Gempa ringan : tidak mengalami kerusakan
Gempa sedang : kerusakan ringan
Gempa kuat : kerusakan pada elemen struktur tetapi struktur tidak runtuh
Nilai percepatan gempa di wilayah Indonesia dapat kita temukan dalam peta wilayah
gempa sebagai berikut :
Anjas Tri Sukmono (15006025) Page 6
Transient Steady state
Rekayasa Struktur (SI-4111) 2009
Gambar 5. Wilayah gempa Indonesia
Response gempa rencana sesuai dengan wilayah gempa dan kondisi tanah akan
mempengaruhi gaya yang akan menimpa bangunan saat terjadi gempa. Response gempa
tersebut berhubungan langsung dengan gaya geser V yang merambat melalui tanah dasar
bangunan.
Anjas Tri Sukmono (15006025) Page 7
Rekayasa Struktur (SI-4111) 2009
Gambar 6. Response Spektrum Gempa Rencana
Beban geser dasar nominal statik ekivalen:
- C1didapat dari Respons Spektrum Gempa Rencana untuk waktu getar alami fundamental T1
- I adalah Faktor Keutamaan (Tabel 1)
- Wtadalah berat total bangunan
- R adalah faktor reduksi gempa (Tabel 3)
Beban nominal statik ekivalen per lantai:
- W iadalah berat lantai tingkat ke-i
- Zi adalah tinggi lantai tingkat ke-i
- n adalah jumlah lantai pada bangunan
Jika rasio tinggi bangunan terhadap ukuran denah terbesar (H/D) >3, maka:
- 0.1 V adalah beban terpusat di lantai paling atas
- 0.9 V didistribusikan sepanjang tinggi bangunan sesuai dengan persamaan (2)
Waktu getar alami fundamental:
- Wi adalah berat lantai tingkat ke-i
- Fi adalah beban nominal statik ekivalen lantai tingkat ke-i
Anjas Tri Sukmono (15006025) Page 8
Rekayasa Struktur (SI-4111) 2009
- di adalah simpangan horisontal lantai tingkat ke-I (dalam mm)
- g adalah percepatan gravitasi (9810 mm/det2)
T1dapat pula dihitung sebagai berikut:
T1= Ct(H)3/4
- Ct ditentukan oleh jenis sistem pemikul beban gempa
- H adalah tinggi bangunan
Dalam mendesain struktur bangunan gedung, tingkat daktilitas harus diperhatikan karena
mempengaruhi respons bangunan terhadap beban gempa. Struktur bangunan gedung
berdaktilitas penuh harus memenuhi persyaratan “kolom kuat balok lemah”, artinya
ketika struktur bangunan gedung memikul pengaruh gempa rencana, sendi-sendi plastis
di dalam struktur bangunan gedung tersebut harus membentuk demikian dapat dihindari
terjadinya mekanisme tingkat (story mechanism) . Implementasi persyaratan ini di dalam
perencanaan struktur beton dan struktur baja dapat ditetapkan dalam standart beton dan
standart baja yang berlaku.
Efek Lantai Lunak (Soft Story Effect) :
Gambar 7. Efek Lantai Lunak (Soft Story)
Anjas Tri Sukmono (15006025) Page 9
Asumsi Desain Respon Aktual
Rekayasa Struktur (SI-4111) 2009
Mekanisme runtuh yang diinginkan:
Strong Column Weak Beam (Beam Sway Mechanism)
Gambar 8. a). Mekanisme Runtuh yang baik ; b). Mekanisme Runtuh yang buruk
Daftar Pustaka
- K.Chopra, Anil, “Dynamics of Structures A Primer”, Earthquake Engineering
Research Institute,1980.
- SNI 03-1726-2003, “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
Gedung (Beta Version)”, 2003
- catatan kuliah Rekayasa Struktur (SI-4111) dosen Ir. Muslinang Moestopo, Ph.d.
- catatan kuliah Dinamika Struktur (SI-4112) dosen Prof.Dr.Ir.I Gde Widiadnyana
Merati
Anjas Tri Sukmono (15006025) Page 10
Rekayasa Struktur (SI-4111) 2009
Anjas Tri Sukmono (15006025) Page 11