paper mlk - bank perkreditan rakyat

8
PAPER MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN “BANK PERKREDITAN RAKYAT” DISUSUN OLEH 1.Gunawan Jati .U 7311414098 2.Sudarto 7311414105 3.Riyanaldi.F 7311414214 4.Saleh.R 7311414105 UNIVERSITAS NEGERISEMARANG FAKULTAS EKONOMI TAHUN 2015/2016

Upload: soulderainbow-nezdezious-rahmans

Post on 23-Jan-2016

21 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

BPR

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Mlk - Bank Perkreditan Rakyat

PAPER MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN

“BANK PERKREDITAN RAKYAT”

DISUSUN OLEH

1.Gunawan Jati .U 7311414098

2.Sudarto 7311414105

3.Riyanaldi.F 7311414214

4.Saleh.R 7311414105

UNIVERSITAS NEGERISEMARANG

FAKULTAS EKONOMI

TAHUN 2015/2016

Page 2: Paper Mlk - Bank Perkreditan Rakyat

Pengertian Bank Perkreditan RakyatBank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan.

BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian.

Asas BPR

Dalam melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai pendukung dan 3 ciri negatif yang harus dihindari (free fight liberalism, etatisme, dan monopoli).

Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat

Berikut usaha yang dapat dilaksanakan oleh BPR:

Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan. Memberikan kredit. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah,sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka,

sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

Tujuan BPR

Menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, penumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Sasaran BPR

Melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang (rentenir dan pengijon).

Usaha yang Tidak Boleh Dilakukan BPR

Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak boleh dilakukan BPR. Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah :

1. Menerima simpanan berupa giro.

Page 3: Paper Mlk - Bank Perkreditan Rakyat

2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.

3. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah.

4. Melakukan usaha perasuransian.

5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam usaha BPR.

Alokasi Kredit BPR

Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh BPR, yaitu :

1. Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.

2. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

3. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

Perijinan BPR

1 Usaha BPR harus mendapatkan ijin dari Menteri Keuangan, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat diatur dengan undang-undang tersendiri.

2. Ijin usaha BPR diberikan Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia.

3. Untuk mendapatkan ijin usaha, BPR wajib memenuhi persyaratan tentang susunan organisasi, permodalan, kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, kelayakan rencana kerja, hal-hal lain yang ditetapkan Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia, dan memenuhi persyaratan tentang tempat kedudukan kantor pusat BPR di kecamatan. BPR dapat pula didirikan di ibukota kabupaten atau kotamadya sepanjang di ibukota kabupaten Jan Kotamadya belum terdapat BPR.

4. Pembukaan kantor cabang BPR di ibukota negara, ibukota propinsi, ibukota kabupaten, dan kotamadya hanya dapat dilakukan dengan ijin Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia. Persyaratan dan tatacara pembukaan kantor tersebut ditetapkan Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia.

Page 4: Paper Mlk - Bank Perkreditan Rakyat

5. Pembukaan kantor cabang BPR di luar ibukota negara, ibukota propinsi, ibukota Kabupaten, dan kotamadya serta pembukaan kantor di bawah kantor cabang BPR wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia. Persyaratan dan tatacara pembukaan kantor tersebut ditetapkan Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia.

6. BPR tidak dapat membuka kantor cabangnya di luar negeri karena BPR dilarang rnelakukan kegiatan usaha dalam valuta asing (transaksi valas).

Bentuk Hukum BPR

Bentuk hukum BPR dapat berupa Perusahaan Daerah (Badan Usaha Milik Daerah), Koperasi Perseroan Terbatas (berupa saham atas nama), dan bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Kepemilikan BPR

1. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, pemerintah daerah, atau dapat dimiliki bersama di antara warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, dan pemerintah daerah.

2. BPR yang berbentuk hukum koperasi, kepemilikannya diatur berdasarkan ketentuan dalam undang-undang tentang perkoperasian yang berlaku.

3. BPR yang berbentuk hukum perseroan terbatas, sahamnya hanya dapat diterbitkan dalam bentuk saham atas nama.

4. Perubahan kepemilikan BPR wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia.

5. Merger dan konsolidasi antara BPR, serta akuisisi BPR wajib mendapat ijin Merited Keuangan sebelumnya setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia. Ketentuan mengenai merger, konsolidasi, dan akuisisi ditetapkan clengan Peraturan Pemerintah.

Pembinaan dan Pengawasan BPR

Fungsi Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas bank pada umumnya. (baca UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 Bab V Pembinaan dan Pengawasan Pasal 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37).

Pengawasan Bank Indonesia terhadap BPR meliputi :

1. pemberian bantuan dan layanan perbankan kepada lapisan masyarakat yang rendah yang tidak terjangkau bantuan dan layanan bank umum, yaitu dengan memberikan pinjaman kepada pedagang/pengusaha kecil di desa dan di pasar agar tidak terjerat rentenir dan menghimpun dana mayarakat.

2. membantu pemerintah dalam ikut mendidik masyarakat guna memahami pola nasional dengan adanya akselerasi pembangunan.

3. penciptaan pemerataan kesempatan berusaha bagi masyarakat.

Dalam melakukan pengawasan akan terjadi beberapa kesalahan, yaitu :

Page 5: Paper Mlk - Bank Perkreditan Rakyat

1. organisasi dan sistem manajemen, termasuk di dalamnya perencanaan yang dite-tapkan.

2. kekurangan tenaga trampil dan profesional.

3. mengalami kesulitan likuiditas.

4. belum melaksanakan fungsi BPR sebagaimana mestinya (sesuai UU).

Pengaturan dan Pembagian Tugas BPR, KUD, dan BRI

1. BPR yang terdapat di daerah pedesaan sebagai pengganti Bank Desa, kedudukannya ditingkatkan ke kecamatan dan diadakan penggabungan Bank Desa yang ada dan kegiatannya diarahkan kepada layanan kebutuhan kredit kecil untuk pengusaha, pengrajin, pedagang kecil, atau kepada mereka yang tinggal dan berusaha di desa tersebut tetapi tidak atau belum menjadi anggota KUD dan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. KUD bekerja sebagai lembaga perkreditan kecil di desa yang memberikan pinjaman kepada petani, peternak, dan nelayan yang menjadi anggotanya. Dana untuk pemberian kredit berasal dari dana yang dihimpun dari anggota KUD dan kredit yang disalurkan oleh BRI dan BI.

3. BPR yang terdapat di daerah perkotaan adalah Bank Pasar, Bank Pegawai, atau bank yang sejenis yang melayani kebutuhan kredit pengusaha dan pedagang kecil di pasar dan di kampung. Sumber pembiayaan kredit ini adalah berasal dari dana masyarakat yang dihimpun dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

4. BRI melayani langsung kredit yang relatif besar atau kredit yang dipinjamkan kepada pengusaha menengah di pedesaan atau di perkotaan.

CONTOH KASUS :

KASUS BPR RESTU ARTHA: Mantan Nasabah Merasa Diperlakukan Diskriminatif

Bisnis.com, Semarang—Hendro Rahtomo, mantan nasabah Bank Perkreditan Rakyat Restu Artha Makmur yang berpusat di Semarang mengaku kasusnya mendapatkan diskriminasi hukum oleh Jaksa Penuntut Umum Dekry Wahyudi.

Dalam catatan Bisnis, Hendro dan istrinya, Ranggoaini Jahja, pernah melaporkan keluhan ke OJK pada Maret 2014 karena menduga ada praktik tipu daya perjanjian kredit yang diubah menjadi jual beli atas jaminan aset korban.

Hendro mengajukan kredit Rp 1 miliar pada 2011 dengan jaminan sebidang tanah seluas 721 meter persegi dan jatuh tempo pada 12 Desember 2012. BPR RAM diduga mengubah perjanjian kredit menjadi jual beli aset secara sepihak.

Page 6: Paper Mlk - Bank Perkreditan Rakyat

Pada kasus yang sama, OJK Kantor Regional IV Jateng-DIY telah memberikan sanksi administrasi berupa denda Rp275.000 atas kelalaian BPR RAM terkait pelaporan sistem informasi debitur atau SID.

Solusi yang diberikan

Bahwa pihak BPR telah melanggar kode etik dalam melayani pelanggan serta telah melanggar perjanjian yang telah dibuat bahkan menggantinya tanpa sepengetahuan pihak pelanggan. Harusnya saat membuat perjanjan harus disertai materai dan disaksikan oleh saksi/notaris sebagai pihak ketiga yang menjadi penengah apabila ada sesuatu/masalah yang terjadi pada perjajian tersebut. Selain dengan cara tersebut , seorang yang telah melakukan perjanjian juga harus menerapkan prinsip transparansi dimana pihak-pihak yang telah terikatdengan perjanjian tersebut benar-benar memahami aturan-if daturan yang telah disepakatinya dan konsekuensi apa yang ditimbulkan ketika terjadi pelanggaran, sehingga dapat mengurangi konflik dari pihak yang bersangkutan.

Kasus ini sendiri jika di amati terletak pada sumber daya manusia sendiri, maka dari itu kita hanya bisa melakukan langkah antisipasi dengan melakukan recruitment dan seleksi secara ketat untuk mendapatkan sumber daya yang berkualitas dan juga pada system nya sendiri harus di awasi secara langsung dari pusat, untuk kepala cabangnya harus benar-benar orang yang berintegritas dan leadership, dia juga harus bertanggung jawab terhadap semua pihak termasuk terhadap konsumen, kasus ini juga mencerminkan adanya kelalaian dari kepala cabang karena dia harus juga mengawasi dan bertanggng jawab pada tindak tanduk anak buahnya.

Sumber :http://kliping.mediabpr.com/p/apa-itu-bank-perkreditan-rakyat-bpr.htmlhttp://udin.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11202/BPR.dochttp://www.ojk.go.id/bank-perkreditan-rakyathttp://kabar24.bisnis.com/read/20150114/78/390857/kasus-bpr-restu-artha-mantan-nasabah-merasa-diperlakukan-diskriminatif