case anak dss mlk

45
BAB I LAPORAN KASUS I. IDENTIFIKASI Nama : An. Sinta Umur : 13 tahun 10 bulan 27 hari Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Bunut Margahurip Kec. Banjaran Kebangsaan : Indonesia Agama : Islam MRS Tanggal : 3 Juni 2015 pukul 13.01 WIB II. ANAMNESIS (autoanamnesis pada tanggal 5 Juni 2015) Keluhan Utama: Demam sejak 5 hari SMRS Riwayat Perjalanan Penyakit Pasien datang ke UGD RSUD Soreang dengan keluhan demam sejak 5 hari SMRS, pasien mengalami demam tinggi mendadak terus-menerus setiap hari dan mereda apabila pagi hari lalu demam kembali pada malam harinya. Keluhan demam juga disertai dengan lemas, mual namun tidak muntah, pusing, nyeri pada sendi, nyeri pada ulu hati dan pasien merasakan nafsu makannya berkurang sejak 5 hari SMRS. Pasien juga mengaku timbul kemerahan pada kulit di seluruh badan dan belum BAB sejak 3 hari 1

Upload: milkaanisyanorasiya

Post on 07-Sep-2015

27 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

case report

TRANSCRIPT

BAB ILAPORAN KASUS

I. IDENTIFIKASI Nama: An. Sinta Umur: 13 tahun 10 bulan 27 hariJenis Kelamin: PerempuanAlamat: Bunut Margahurip Kec. BanjaranKebangsaan: Indonesia Agama: Islam MRS Tanggal: 3 Juni 2015 pukul 13.01 WIB

II. ANAMNESIS (autoanamnesis pada tanggal 5 Juni 2015)Keluhan Utama: Demam sejak 5 hari SMRSRiwayat Perjalanan PenyakitPasien datang ke UGD RSUD Soreang dengan keluhan demam sejak 5 hari SMRS, pasien mengalami demam tinggi mendadak terus-menerus setiap hari dan mereda apabila pagi hari lalu demam kembali pada malam harinya. Keluhan demam juga disertai dengan lemas, mual namun tidak muntah, pusing, nyeri pada sendi, nyeri pada ulu hati dan pasien merasakan nafsu makannya berkurang sejak 5 hari SMRS. Pasien juga mengaku timbul kemerahan pada kulit di seluruh badan dan belum BAB sejak 3 hari SMRS. Pasien mengatakan sebelum adanya demam pasien menderita batuk berdahak kurang lebih 5 hari sebelum demam dan sekarang sudah tidak batuk lagi. Pasien sudah berobat ke dokter 1 hari SMRS dengan keluhan-keluhan tersebut dan diberikan obat, namun keluhan yang dirasakan pasien tidak mereda. Keluhan seperti mencret, mimisan, gusi berdarah, BAB hitam, sesak, menggigil, kejang, dan adanya keluhan pada BAK disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah menderita penyakit dengan keluhan yang sama Riwayat bepergian ke luar daerah disangkal

Riwayat Penyakit dalam Keluarga Riwayat adanya anggota keluarga atau masyarakat di sekitar rumah yang menderita DBD disangkal.

Riwayat Kelahiran Lahir dari ibu dengan hamil cukup bulan, lahir spontan langsung menangis, ditolong bidan, BBL = 3000 gr.

Riwayat Imunisasi Pasien dan keluarga pasien tidak mengetahui mengenai riwayat imunisasi pasien.

Riwayat Sosial Ekonomi Pasien adalah seorang pelajar yang tinggal bersama neneknya 1 bulan SMRS sejak ibu dari pasien meninggal dunia. Pasien mengaku rumah di tempat neneknya memiliki ventilasi yang cukup tetapi jarang ada kerja bakti. Pasien merupakan dari keluarga dengan sosio-ekonomi menengah kebawah.

III. PEMERIKSAAN FISIK (pada tanggal 03 Juni 2015)Pemeriksaan Umum Keadaan Umum: tampak sakit berat Kesadaran : kompos mentisNadi : 74 x/menit (lemah)Tekanan Darah: 80/P mmHgPernapasan : 20 x/menitSuhu badan : 35,8 oC Berat badan : 45 kg Tinggi badan : 149 cm Status Gizi : BB/U = -2 sd -1TB/U = -2 sd -1BMI/U = -1 sd 0Kesan: Gizi Baik

Pemeriksaan Khusus Kulit : ptekiae (+) Kepala : normocephalRambut : lurus, hitam, tidak mudah dicabut Mata : konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-Telinga: sekret (-)Hidung: Pernafasan cuping hidung (-)Tenggorok: faring hiperemis (-), tonsil T1-T1Lidah: makroglosia (-)

Leher : JVP tidak meningkat, tidak teraba adanya pembesaran KGB

Thoraks a. Pernapasan: Bentuk dan gerak simetris, retraksi Intercostae (-)b. Pulmo : VBS kanan = kiri, ronkhi -/-, wheezing -/-c. Cor : Bunyi Jantung I II murni regular, gallop (-), murmur (-)Abdomen Datar lembut, bising usus (+) nyeri tekan pada ulu hati (+)a.Hepar: tidak terabab.Lien : tidak terabaEkstremitas : akral dingin (+),CRT < 2 detik

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah Rutin (03 Juni 2015 12.52)Hb: 13.7 g/dlHt: 40 vol%Lekosit: 3.000 /mm3Trombosit : 86.000 /mm3

WidalS. Typhi-O 1/320S. Paratyphi AO NegatifS. Paratyphi BO 1/320S. Paratyphi CO 1/80S. Typhi-H 1/320S. Paratyphi AH 1/80S. Paratyphi BH 1/320S. Paratyphi CH 1/160

Darah Rutin (03 Juni 2015 16.40)Hb: 13.7 g/dlHt: 42 vol%Lekosit: 4.000 /mm3Trombosit : 76.000 /mm3

V. PEMERIKSAAN ANJURAN

VI. DIAGNOSIS BANDING Dengue Shock SyndromeDemam tifoidMalaria

VII. DIAGNOSIS KERJA Dengue Shock Syndrome

VIII. PENATALAKSANAAN ( di UGD)1. Penggantian volume plasma segera RL 500 cc/ dalam 30 menit2. Ondansentron 3 x 1 IV3. Omeprazole 1 x 1 IV 4. Cefotaxime 2 x 1 2 x 1 IV

IX. PROGNOSISQuo ad vitam : bonam Quo ad fungsional : bonam

X. FOLLOW UP(Tanggal 3 Juni 2015 di UGD RSUD Soreang)

WaktuTD(mmHg)N(x/min)RR(x/min)S(oC)Tatalaksana

13.0080/P 742035,8RL 500 cc/30 menitOndansetron 3 x 1 IVOmeprazole 1 x 1 IVCefotaxime 2 x1 gr IV

16.00110/70982335,3

20.00110/60882037,7

00.00110/70922437,0

05.00110/70842038,6

08.00110/80802037,2

11.00110/60882037,2

14.00110/70882036,7

20.00110/80802036,3

(Tanggal 4 Juni 2015 di R. Melati)Hari/ TanggalKeluhanTerapi

Rabu, 4 Juni 2015S : Demam berkurang, nyeri kepala (+), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (+), nyeri sendi (+) Belum BAB selama 3 hariO: TD : 100/80 HR : 80 x/ menit RR :24 x/menit S :37,2 oC Kepala : Mata :Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Hidung:Pernafasan cuping hidung (-) Mulut :Sianosis peroral (-) Leher :KGB tidak teraba Membesar, Retraksi Supra Sternal (-). Thoraks : Bentuk & Gerak Simetris Paru : BVS Ka = Ki, Rhonki -/-, whezing -/-, Jantung:Bunyi jantung I II murni reguler murmur (-), gallop (-). Abdomen : Datar lembut, Bising usus (+), Nyeri tekan(+), hepar lien tidak teraba Ekstremitas : Akral Hangat, CRT 20% dan penurunan hematokrit setidaknya 20% setelah resusitasi cairan.

Sering juga ditemukan kasus DBD yang tidak memenuhi ke empat kriteria WHO 1997 yang dipersyaratkan, namun terjadi syok. Sehingga disepakatilah panduan terbaru WHO tahun 2009. Klasifikasi kasus yang disepakati sekarang adalah dengue tanpa tanda bahaya (dengue without warning signs), dengue dengan tanda bahaya (dengue with warning signs) dan dengue berat (severe Dengue).1. Kriteria dengue tanpa/dengan tanda bahaya :Dengue probable : Bertempat tinggal di /bepergian ke daerah endemik dengue Demam disertai 2 dari hal berikut : Mual, muntah Ruam Sakit dan nyeri Uji torniket positif Lekopenia Adanya tanda bahaya Tanda bahaya adalah : Nyeri perut atau kelembutannya Muntah berkepanjangan Terdapat akumulasi cairan Perdarahan mukosa Letargi, lemah Pembesaran hati > 2 cm Kenaikan hematokrit seiring dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat*Dengue dengan konfirmasi laboratorium (penting bila bukti kebocoran plasma tidak jelas)2. Kriteria dengue berat : Kebocoran plasma berat, yang dapat menyebabkan syok (DSS), akumulasi cairan dengan distress pernafasan. Perdarahan hebat, sesuai pertimbangan klinisi Gangguan organ berat, hepar (AST atau ALT 1000, gangguan kesadaran, gangguan jantung dan organ lain)*Untuk mengetahui adanya kecenderungan perdarahan dapat dilakukan uji tourniquet, walaupun banyak faktor yang mempengaruhi uji ini tetapi sangat membantu diagnosis, sensitivitas uji ini sebesar 30 % sedangkan spesifisitasnya mencapai 82 %.

Gambar 5. Derajat Penyakit, WHO 1997

Berdasarkan derajat penyakit (Demam Berdarah Dengue) : Derajat I : demam + gejala non-spesifik + uji bendung (+) Derajat II : derajat I + perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lainnya Derajat III : kegagalan sirkulasi ditandai dengan nadi lemah, takikardia, tekanan nadi 20 mmHg atau hipotensi, sianosis sirkum oral, kulit lembab dan dingin, dan anak gelisah Derajat IV : renjatan berat, nadi tak teraba, tekanan darah tidak terukur *Derajat III dan IV DSS

Menurut WHO, ada beberapa kriteria untuk menegakkan diagnosis DBD :2,3,41. Demam Diawali dengan demam tinggi mendadak, kontinu, bifasik, berlangsung 2-7 hari, naik-turun tidak mempan dengan antipiretik. Pada hari ke-3 mulai terjadi penurunan suhu namun perlu hati-hati karena dapat sebagai tanda awal syok. Fase kritis ialah hari ke 3-5.

Gambar 1. Kurva suhu DBD2. Adanya minimal satu dari manifestasi perdarahan Uji turniket positif berarti fragilitas kapiler meningkat. Hal ini juga dapat dijumpai pada campak, demam chikungunya, tifoid. Dinyatakan positif bila terdapat > 10 petekie dalam diameter 2,8 cm (1 inchi persegi) di lengan bawah bagian volar termasuk fossa cubiti. Petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena, hematemesis 3. Trombositopenia ( 100.000 sel/ mm3)4. Adanya bukti kebocoran plasma, ditandai dengan: Kenaikan hematokrit 20% dari hematokrit normal pasien. Penurunan hematokrit 20% setelah resusitasi cairan. Adanya efusi pleura, asites, hipoproteinemia.

E. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang yang sering dilakukan adalah uji torniquet, pemeriksaan hematokrit dan trombosit secara serial, pemeriksaan albumin darah, CT, BT, PT dan PTT. Pemeriksaan laboratoris yang sering ditemukan pada pasien DHF adalah trombositopenia (< 100.000/ul) dan hemokonsentrasi (kadar Ht lebih 20% dari normal). Untuk menentukan hasil positif atau negatif penderita DHF dapat digunakan pemeriksaan serologis dengan dengue blot kit IgG dan IgM yang diperiksa mulai dari hari ke-4 demam berlangsung. NS1 adalah glikoprotein non struktural dari virus dengue yang dapat terdeteksi pada darah mulai awal demam sampai hari ke-5. Pemeriksaan radiologi juga terkadang dilakukan untuk mendeteksi adanya efusi pleura, terutama di rontgen dada dapat dijumpai pada hemitoraks kanan, tetapi apabila terjadi plasma leakage yang hebat efusi pleura dapat dijumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dilakukan dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur di sisi kanan). Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan USG.Menurut penelitian Chuamsumrit A. et al. Hasil laboratoris berikut yang merupakan faktor resiko terjadinya DSS: Peningkatan hematokrit >20%, platelet 44 detik, PT >14 detik, TT > 16 detik.

F. Indikasi rawat4 Penderita tersangka demam berdarah derajat I dengan panas 3 hari atau lebih dianjurkan untuk dirawat Tersangka demam berdarah derajat I dengan hiperpireksia atau tidak mau makan atau muntah-muntah dan kejang serta Ht cenderung meningkat dan trombosit cenderung turun atau < 100.000 harus dirawat Penderita demam berdarah derajat I pada follow up berikutnya ditemukan status mental berubah, nadi menjadi cepat dan kecil, kaki dan tangan dingin, tekanan darah menurun dan oliguria harus dirawat Seluruh derajat II, III dan IV

G. Terapi4Fase DemamTatalaksana DBD fase demam tidak berbeda dengan tatalaksana DD, bersifat simptomatik dan suportif yaitu pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang berlebihan, maka cairan intravena rumatan perlu diberikan. Antipiretik kadang-kadang diperlukan, tetapi perlu diperhatikan bahwa antipiretik tidak dapat mengurangi lama demam pada DBD. Parasetamol direkomendasikan untuk pemberian atau dapat disederhanakan seperti tertera pada tabel.

H. Dosis Parasetamol Menurut Kelompok UmurUmur (tahun)Parasetamol (tiap kali pemberian)

dosis (mg)Tablet (1 tab = 500 mg)

12500-10001-2

Penggantian Volume Plasma

DBD dengan syok berkepanjangan (DBD derajat IV)

Cairan: 20 ml/kg cairan bolus dalam 10-15 menit, bila tekanan darah sudah didapat cairan selanjutnya sesuai algoritma pada derajat III Bila syok belum teratasi: setelah 10ml/kg pertama diulang 10 ml/kg, dapat diberikan bersama koloid 10-30ml/kgBB secepatnya dalam 1 jam dan koreksi hasil laboratorium yang tidak normal Transfusi darah segera dipertimbangkan sebagai langkah selanjutnya (setelah review hematokrit sebelum resusitasi) Monitor ketat (pemasangan katerisasi urin, katerisasi pembuluh darah vena pusat / jalur arteri) Inotropik dapat digunakan untuk mendukung tekanan darah Apabila jalur intravena tidak didapatkan segera, coba cairan elektrolit per oral bila pasien sadar atau jalur intraoseus. Jalur intraoseus dilakukan dalam keadaan darurat atau setelah dua kali kegagalan mendapatkan jalur vena perifer atau setelah gagal pemberian cairan melalui oral. Cairan intraosesus harus dikerjakan secara cepat dalam 2-5 menit .DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Infeksi Virus Dengue. Pedoman Diagnosis dan Terapi, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi ke-5 .Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Rs. Dr. Hasan Sadikin Bandung, 2014.2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Infeksi Virus Dengue. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis Edisi Kedua. Badan Penerbit IDAI: Jakarta; 2012. Hal 155-181. 3. WHO. Dengue haemorrhagic fever: diagnosis, treatment and control. World Health Organization. Geneva. 1997 4. World Health Organization. Dengue hemorrhagic fever. Guideline for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. WHO; 2009. 42

17