paper komunikasi

26
PAPER KOMUNIKASI Merencanakan Wawancara Kerja Dan Mengenali Pekerjaan/Perusahaan DISUSUN OLEH: KELOMPOK 13 Marlinah Nurtrisnawati (8105123279) Siti Nur Hikmahtun Fajriyah (8105120477) Tifani Dwi Utami (8105120464) ADMINISTRASI PERKANTORAN REGULER 2012 EKONOMI DAN ADMINISTRASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014

Upload: tifani-dwi-utami

Post on 15-Oct-2015

531 views

Category:

Documents


40 download

TRANSCRIPT

PAPER KOMUNIKASIMerencanakan Wawancara Kerja Dan Mengenali Pekerjaan/Perusahaan

DISUSUN OLEH:KELOMPOK 13

Marlinah Nurtrisnawati (8105123279)Siti Nur Hikmahtun Fajriyah (8105120477)Tifani Dwi Utami(8105120464)

ADMINISTRASI PERKANTORAN REGULER 2012EKONOMI DAN ADMINISTRASIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2014

BAB 1PENDAHULUAN

A.Latar Belakang WawancaraDunia kerja merupakan dunia yang penuh dengan tantanga ,berawal dari proses pencarian,penerimaan dan pelaksanaannya.Tentunya kita akan melewati semua masa itu,masa yang terbilang sulit bagi para pemula maupun yang sudah berpengalaman.Bagian yang harus kita lewati sebelum bekerja adalah sebuah proses yang disebut wawancara.Dari tes wawancara bisa menentukan apakah kita bisa diterima bekerja ataukah tidak nantinya.Wawancara dapat memberikan keadaan yang sejujurnya tentang pribadi seseoang,maka banyak perusahaan menggunakan wawancara sebagai cara untuk mengenali calon karyawan di perusahaannya.Banyak sekali para calon pegawai gagal pada tahap ini,karna begitu banyak yang menganggap mudah bantuk tes ini,padahal tes ini merupakan satu cara yang dapat memberikan penggambaran karakteristik seseorang.Wawancara sebetulnya memiliki tiga tahap : awal,lanjutan,dan akhir.Wawancara awal biasanya digunakan sebagai kesempatan awal untuk menjual dan mempromosikan,sedangkan dalam wawancara lanjutan merupakan ajang untuk menggali potensi diri.Disinilah kita dituntut untuk menunjukkan segala kemampuan yang kita miliki untuk bisa menjadi bahan pertimbangan para pewawancara.Dan di tahap wawancara akhir sudah merupakan tahap penerimaan atau penolakan kerja sebagai pagawai.

B. Rumusan MasalahDalam makalah ini akan membahas beberapa permasalahan mengenai seluk beluk yang berkaitan dengan wawancara,yaitu :1.definisi wawancara2.Bagian dan proses wawancara3.Macam-Macam wawancara4.Manfaat wawancara dan tujuan wawancara5.Pertanyaan-pertanyaan penting dalam wawancara6.Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan wawancara7.Orientasi pekerjaan dan perusahaan8.Tujuan dan manfaat program orientasi9. Keuntungan dan kelemahan orientasi secara umum10.Hal-hal yang diperhatikan dan hal-hal yang dihindari dalam orientasi11 Hal-hal yang perlu dihindari dalam orientasi 12.Tahap orientasi13 Bahan orientasi karyawan baru

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami definisi wawancara2. Memahami bagian dan proses dalam wawancara3. Mengetahui macam-macam proses wawancara4. Mengetahui manfaat dan tujuan proses wawancara5.Mengetahui pertanyan pertanyaan penting dalam proses wawancara6.Memahami hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan proses wawancara7.Mengetahui program orientasi yang diadakan perusahaan8.Memahami manfaat dan tujuan program orientasi9. Keuntungan dan kelemahan orientasi secara umum10.Hal-hal yang diperhatikan dan hal-hal yang dihindari dalam orientasi11 Hal-hal yang perlu dihindari dalam orientasi 12.Tahap orientasi13 Bahan orientasi karyawan baru

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Pengertian Wawancara Menurut beberapa ahli, wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I. Djumhur dan Muh.Surya, 1981:50), sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi (2000:159) wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab antar interviewer (penanya) dengan interviewee (responden), atau dengan kata lain dalam wawancara terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

a. Pertemuan tatap muka (face to face).b. Cara yang dipergunakan dalam wawancara adalah cara lisan.c. Pertemuan tatap muka itu mempunyai tujuan tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas, pengertian wawancara secara umum mengandung beberapa aspek atau unsur-unsur antara lain:a. Proses tanya jawab (percakapan).b. Melibatkan dua pihak (interviewer dan interviewee).c. Komunikasi verbal dan non verbal.d. Informasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwawawancara merupakan proses tanya jawab (percakapan) antara interviewer dan interviewee untuk mendapatkan suatu informasi yang dilakukan melalui komunikasi verbal dan didukung oleh komunikasi non verbal, yang mempunyai tujuan antara lain:a. Pengumpulan data.b. Penyampaian informasi.c. Penempatan.

Berbagai aspek khususnya kepribadian yang anda tampilkan baik secara verbal maupun non verbal, bahkan pada saat anda memasuki ruangan wawancara akan memperoleh perhatian dari pewancaraAspek-aspek kepribadian (personality aspects) yang akan dinilai antara lain mencakup : Penampilan anda secara fisik Gerak gerik dan sopan santun Nada suara (tone voice) Rasa percaya diri Inisiatif Kebijaksanaan Daya tanggap dan kerja samaHal-hal yang akan diprediksi dari penilaian tersebut di atas adalah : Apakah anda dapat memduduki posisi tertentu dalam perusahaan tersebut ? Apakah anda mempunyai peluang untuk sukses atau sebaliknya?

Pada prinsipnya wawancara akan banyak berkisar pada surat lamaran dan resume yang anda kirim, dengan tujuan klarifikasi data-data yang anda kirim pada saat mengirimkan lamaran dan resume.Untuk itu buatlah lamaran dan resume sejujur-jujurnya.

Selama wawancara berlangsung, berikanlah informasi secara jelas, padat, akurat dan tidak berbelit-belit, jawab pertanyaan yang relevan. persiapkan data-data asli seperti tanda kelulusan transkrip nilai dll.

Apabila anda lolos pada wawancara pertama, maka anda harus persiapkan diri untuk wawancara selanjutnya (kedua).Dalam wawancara kedua sering disebut wawancara seleksi (selection intervieu) dan pertanyaannya akan berkisar pada :Latar belakang yang mencakup : Kualifikasi Pengalaman kerja Pelatihan Semangat kerjaTujuannya untuk mengetahui apakah posisi yang anda lamar sesuai dengan kemampuan anda.

Note: Ceritakan latar belakang anda seluas-luasnya namun jangan menceritrakan berulang-ulang satu kejadian, hindari dalam menerangkan latar belakang anda terkesan menyombongkan diri.

2.2 Bagian dan Proses WawancaraWawancara terdapat bagian-bagian tertentu yang dapat dipandang sebagai bagian-bagian dari wawancara Bimo Walgito (2005) :1. Permulaan atau Pendahuluan wawancara.Pada bagian ini terutama ditujukan untuk mendapatkan hubungan yang baik ( dalam mengadakan kontak pertama ) antarainterviewerdenganintervieweedan biasanya diisi dengan menyampaikan maksud dan tujuan dari interview itu. Peranan bagian ini penting, karena dengan mengadakan kontak yang pertama ini akan memberikan gambaran tentang jalannya interview selanjutnya. Kalau telah terjadi hubungan yang baik dan timbul perasaan saling mempercayai, maka hal ini telah merupakan sumbangan yang besar artinya dalam perkembangan interview selanjutnya.2. Inti Interview.Bagian ini merupakan bagian di mana maksud serta tujuan interview harus dapat dicapai. Bila maksud dari interview untuk mengumpulkan data tentang latar belakang sosial, maka pada bagian ini maksud itu harus bisa dicapai.3.Akhir InterviewBagian ini merupakan bagian di mana interview mulai berakhir. Interview dapat ditutup dengan mengadakan penyimpulan tentang apa yang telah dibicarakan ( misalnya : dalam konseling interview ). Kadang-kadang interview ditutup dengan menentukan waktu kapan interview itu akan dilanjutkan lagi, bila masih dibutuhkan mengadakan interview lagi.Selain bagian-bagiannya,maka wawancara juga memiliki proses pada saat akan melakukan wawancara tersebut.Proses ini harus dijalankan untuk terciptanya kelancaran tujuan yang akan dicapai serta untuk terciptanya disiplin dalam melakukan segala kegiatan. Tahap pertama adalah tahap persiapan yang terdiri dari :1.Menentukan tujuan2.Menetapkan bentuk pertanyaan (pertanyaan bebas atau terpimpin)3.Menetapkan responden yang diperkirakan sebagai sumber informasi4.Menetapkan jumlah responden yang akan diwawancarai5.Menetapkan jadwal pelaksanaan wawancara6.Mengadakan hubungan dengan responden

Tahap yang kedua dari proses wawancara adalah tahap pelaksanaan waancara yaitu seperti:1.Memilih pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar terarah dan dibutuhkan dalam rangka mengumpulkan informasi.2.Mengadakan wawancara

Tahap yang terahkir yaitu tahap penutup yang terdiri dari :1.Menyusun laporan wawancara yang sistematis2.Mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan wawancara3.Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan wawancara tersebut.

2.3 Macam-macam wawancaraAda bermacam-macam jenis wawancara sesuai dengan tujuan ataupun sifat-sifat yang lain yang ada dalam wawancara,seperti menurut tujuannya,menurut jumlah orang yang diwawancarai dan menurut peranan yang dimainkan dan yang terakhir berdasarkan sifatnya.Menurut tujuan dari pelaksanaannya wawancara dapat dibedakan menjadi :a) The Employement interview, yaitu interview yang ditujukan untuk mendapatkan gambaran sampai mana sifat-sifat yang dipunyai oleh seorang terhadap kriteria yang diminta oleh suatu employment.b) Information Interview,yaitu interview yang ditujukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.c) Administrative Interview,yaitu interview yang dijalankan untuk keperluan administrasi misalnya untuk kesejahteraan organisasi,untuk mendapatkan perubahan-perubahan di dalam tindakannya.d) Conseling Interview, yaitu interview yang dijalankan untuk keperluan konseling.Menurut jumlah orang yang diwawancarai,wawancara dibagi menjadi :a) InterviewI perorangan (individu) yaitu wawancara yang dilakukan secara perorangan,yang menyangkut masalah-masalah pribadi yang dialami oleh subyek wawancara.Misalnya :wawancara antara seorang klien dengan seorang tugas bimbingan.b) Interview kelompok yaitu wawancara yang dilakukan secara kelompok (lebih dari satu orang) misalnya antara bimbingan petugas konseling dengan siswanyaSedangkan menurut peranan yang dimainkan,wawancara terbagi menjadi 2 bagian :a) The non directive interview,yaitu interview yang kurang terpimpin dan kurang mendasarkan atas pedoman-pedoman tertentu.Biasanya digunakan dalam proses konseling.b) The focused interview,yaitu interview yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek-objek yang diselidiki.Jika berdasarkan sifatnya wawancara dapat dibagi menjad 4 bagian,yaitu :a) Wawancara langsung yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang tersebutb) Wawancara tidak langsung,yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan orang lainc) Wawancara insidentil yaitu wawancara yang dilakukan sewaktu-waktu bila dianggap perlud) Wawancara berencana yaitu wawancara yang dilakukan secara berencana pada waktu yang telah ditetapkanJenis wawancara lainnya :1. Wawancara berita (News-peg Interview)Untuk memperoleh keterangan, menggali fakta, konfirmasi, atau pandangan tentang suatu masalah atau peristiwa disebut juga wawancara (informative Interview). Biasanya dilakukan dengan seorang ahli untuk menemukan kejelasan sebuah isu atau kejadian.

2. Wawancara jalanan ( man in the street interview)Mewawancarai berbagai sumber berita secara terpisah, namun satu sama lain mempunyai kaitan dengan masalah /suatu peristiwa. Misalnya kebakaran, reporter mewawancarai dengan saksi mata, korban, dan petugas pemadam kebakaran kebakaran serta warga sekitar.

3. Wawancara pribadi (personal interview)Untuk memperoleh data tentang diri-pribadi, perjalanan hidup dan pemikiran narasumber disebut juga wawancara biografi.

4. Wawancara sambil lalu (casual interview, door-stop interview)Berlangsung secara mendadak, tak ada perjanjian/ deal terlebih dahulu dengan narasumber, tapi mencegat.

5. Wawancara tertulis (Written interview)Dilakukan melalui surat- menyurat atau korespodensi

6. Wawancara emosional (emotional interview)Menunjukan perasaan orang yang di wawancara, misalnya korban penggusuran atau korban perampokan.

7. Wawancara menghibur (entertaint interview)Dilakukan dengan seorang selebritis, actor/ penyanyi terkenal. Tujuan utama wawancara ini adalah semata-mata menghibur topic pembicaraan secara umum masalah bukan masalah yang sangat serius. Diharapkan muncul banyak anekdot/ cerita lucu dari narasumber.

8. Wawancara pro-kontra (challenging interview)Bertujuan mendapatkan penjelasan pembelaan, atau komentar atas visu controversial.

9. Wawancara keras*. Dilakukan jika hanya menginginkan komentar/ pernyataan tentang suatu peristiwa*. Dikerjakan untuk pemberitaan peristiwa actual*. Pendek dan sederhana.

10. Wawancara eklusif (eclusive interview)Wawancara yang di lakukan seorang wartawan/ lebih (tetapi berasal dari satu media) secara khusus dengan interview, berkaitan dengan masalah tertentu ditempat yang telah di sepakati bersama oleh pewawancara dan interview.

2.4 Manfaat WawancaraWawancara memegang peranan penting dalam menentukan apakah orang tersebut pantas diterima sebagai pegawai atau tidak.Wawancara memberikan gambaran yang nyata tentang keadaan kepribadian orang sebab selain komunikasi verbal kita juga dapat melihat komunikasi nonverbal orang tersebut.Manfaat dari wawancara yaitu :1. Wawancara merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi subjek wawancara2. Dapat dilaksanakan terhadap setiap individu dan tingkatan umur3. Wawancara selalu digunakan untuk mengumpulkan data pelengkap terhadap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.4. Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi5. Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan subyek wawancara6. Subyek dari pewawancara berhadapan langsung dengan pewawancara,maka diharapkan dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik,sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil wawancara7. Isi pertanyaan dan cara mengajukannya dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan da daya tangkap subyek wawancara.8. Tidak dibatasi oleh kemampuan menulis individu artinya orang tidak dapat membaca atau menulis pun dapat diajak wawancara9. Kerahasiaan pribadi lebih terjaminWalaupun begitu wawancara tidak bisa dijadikan satu-satunya patokan dalam menilai kepribadian atau karakteristik seseorang,bisa jadi seseorang tersebut memang kurang handal dalam berkomunikasi secara tatap muka tetapi handal dalam melakukan tugas dibelakang meja.

Tujuan WawancaraTujuan wawancara menurut pakar komunikasi radio Dr. Myles Marsel :1. Memastikan kebenaran dan aktualitas fakta2. Memperoleh pernyataan resmi langsung dari sumbernya3. Menggali titik pandang, opini (points of view)4. Memformulasikan suatu masalah5. Memperoleh suara yang mewakili masyarakat6. Menciptakan gaya berita bercerita7. Meningkatkan citra pribadi reporter8. Memperkuat kredibilitas radio di bidang informasi

*. Tujuan Lain Wawancara

1. Untuk konfirmasi (penyeimbang)2. Melengkapi data-data yang kurang detail3. Mendorong narasumber agar berbicara dan mengungkapkan fakta4. Menyambung kesenjangan hubungan narasumber dengan media.(Masduki, jurnalistik Radio Menata profesionalisme Reported dan Penyiar).5.Menciptakan hubungan baik diantara dua pihak yang terlibat (narasumber dan wartawan) agar narasumber dapat menyatakan fakta dengan perasaan bebas tanpa adanya pertahanan diri.6.Meredakan ketegangan yang terdapat dalam narasumber.Kedua belah pihak harus berusaha meredakan ketegangan didalam dirinya agar proses wawancara berjalan lancar.7.Menyediakan informasi yang dibutuhkan.Dalam wawancara kedua belah pihak akan mendapat kesempatan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya.

2.5 Pertanyaan-Pertanyaan Penting Dalam WawancaraSebelum melaksanakan wawancara sebaiknya kita harus mengetahui terlebih dahulu pertanyaan-pertnyaan apa saja yang biasanya diajukan dalam pelaksanaan wawancara,agar kita dapat menjalani wawancara dengan lancar.Bentuk-bentuk pertanyaan yang sering diajukan oleh perusahaan biasanya berupa :a) Pertanyaan yang bersifat mendorong pembahasan dan pemahaman.Contoh : Coba ceritakan lebih lanjut bagaimana pendapatmu.b) Pertanyaan yang menarik pemahaman.Yaitu pertanyaan yang mengandung kata karena,oleh sebab itu,.... yang mengandung sebab akibat.c) Pertanyaan yang mendorong penerimaan perasaanContoh : Apakah anda merasa senang ?d) Pertanyaan yang mendorong sikap/tingkah laku tertentuContoh : Coba anda jelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi ? Pertanyaan-pertanyaan yang bisa muncul pada saat di wawancara yang berkaitan dengan job yang anda lamar adalah :

Program pendidikan dan pelatihan yang anda pernah ikuti. Pengalaman kerja Pergaulan antar sesama Pimpinan anda Penilaian pribadi anda. Hobi Latar belakang keluarga. Tujuan karier

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang sering ditanyakan dalam wawancara.

Pekerjaan yang di lamar. Mengapa anda ingin bekerja diperusahaan kami ? Apakah pengalaman kerja anda relevan dengan posisi kerja yang anda lamar ? Mengapa anda tertarik dengan jabatan atau posisi pekerjaan tersebut ? Jika anda masih bekerja, mengapa anda ingin beralih pekerjaan ? Apa yang anda ketahui tentang perusahaan tempat anda bekerja sekarang.

Pendidikan dan pelatihan Mata kuliah apa yang paling anda senangi dan yang paling anda benci/tidak sukai mengapa?. Aspek-aspek mata kuliah apa yang paling menarik bagi anda ? Apakah kuliah atau pelatihan yang anda peroleh membantu pengembangan karier anda ? Bagaimana pandangan anda tentang pendidikan yang anda peroleh di Perguruan Tinggi? Apakah anda merencanakan untuk melanjutkan studi ?

Latar Belakang Keluarga. Apa pekerjaan orang tua anda ? Apakah pendidikan terakhir orang tua anda ? Bagaimana pendapat orang tua anda terhadap karier yang anda pilih ?

Kepribadian Bagaimana anda menjelaskan diri anda sendiri ? Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan diri anda sendiri ? Bagaimana anda menilai diri orang lain ?

2.6 Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keberhasilan WawancaraKeberhasilan pelaksanaan wawancara tidak hanya diharapkan oleh orang yang diwawancarai saja tapi juga oleh orang yang mewawancarai.Perlu adanya kerjasama juga antara pewawancara dan orang yang diwawancarai,selain harus bersikap sopan mereka juga harus melakukan segala sesuatunya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.Agar wawancara dapat mencapai hasil yang baik dan berhasil tidaknya wawancara ditentukan oleh kedua belah pihak narasumber dan pewawancara,jadi berhasil atau tidaknya wawancara tidak mutlaj berada ditangan narasumber,yaitu tergantung kepada hal-hal berikut :1. Orang yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai latar belakang tentang apa yang ditanyakan.2. Pewawancara harus menjelaskan dengan sebaik-baiknya apa maksud serta tujuan dari wawancara tersebut3. Hubungan baik antara pewawancara dan narasumber.Mereka harus dapat beradaptasi satu sama lain untuk mengurangi rasa canggung yang dialami oleh narasumber.4. Keterampilan sosial pewawancara perlu diperhatikan,jangan hanya asal menguji tetapi pewawancara juga harus memiliki keterampilan yang meliputi : Sikap dalam berbuat dan berbicara Sikap tidak ingin menang sendiri Nada dan irama berbicara Kemampuan untuk mempergunakan dan memanipulasi kata-kata yang tepat dalam berbagai suasana dan situasi5. Bahasa yang digunakan oleh pewawancara harus disesuaikan dengan kemampuan yang diwawancarai (narasumber)2.7 Orientasi Pekerjaan Dan Perusahaan

Setelah proses seleksi berakhir,tugas departmen selanjutnya adalah membantu karyawan baru menyesuaikan diri dengan perusahaan dan pekerjaannya.Untuk membantu proses penyesuaian diri ini,diadakan program orientasi karyawan yang akan memperkenalkan karyawan baru dengan peranan mereka,perusahaan itu sendiri,kebijakan perusahaan dengan karyawan.Orientasi dapat didefinisikan :1. Pengakraban dan penyesuaian dengan dituasi atau lingkungan2. Aktivitas yang melibatkan pengenalan karyawan baru kepada organisasi dan unit kerja mereka3. Mengakrabkan karyawan dengan peran,organisasi,kebijakan organisasi dan karyawan lain )

Orientasi Kerja menurut Ingham (1970):the concept formed the basis for the harmonious view of industrial relations in the small firm as orientation to work was said to cause individual self-selection to the small firm sector. Yang kurang lebih memiliki arti: sikap dan tingkah laku karyawan, merupakan suatu konsep yang dapat menciptakan harmoni dalam bekerja dan sehingga dapat menyebabkan peningkatankinerja karyawansecara individu dalam sebuah perusahaan.

Orientasi Kerja menurut Goldthorpe (1968):orientation to work adalah arti sebuah pekerjaan terhadap seorang individu, berdasarkan harapannya yang diwujudkan dalam pekerjaannya.

Jenis Orientasi Kerja Karyawan :Menurut Goldthorpe (1968) ada 3 jenis orientasi Kerja karyawan dalam bekerja yaitu :

1. InstrumentallyGoldthorpe (1968) menjelaskan bahwa pada jenis pendekatan ini setiap karyawan memandang pekerjaan sebagai suatu tujuan akhir. Dimana karyawan-karyawan tersebut bekerja berdasarkan satu alasan yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu juga dalam orientasi ini, ada juga karyawan yang memilih untuk bekerja dengan alasan untuk menunjang gaya hidup mereka secara spesifik. Gaya hidup yang dimaksud adalah kondisi-kondisi yang dialami atau dijalani oleh masing-masing karyawan. Instrumentally dibagi menjadi dua bagian yaitu:a. Short-term instrumentally orientationJenis orientasi kerja ini merupakan sebuah upaya yang dilakukan karyawan-karyawan untuk mendukung dan menambah pendapatan utama dengan cara bekerja di tempat lain, dan menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan sekunder. Karyawan pada jenis orientasi ini menganggap pekerjaan ini hanya bersifat sementara saja.b. Long-term instrumentally orientationLong-term instrumentally orientation adalah upaya dari karyawan-karyawan untuk menjadikan sebuah pekerjaan sebagai pekerjaan primer. Long-term instrumentally orientation dibagi menjadi dua jenis, yaitu:- Part-time employee atau karyawan paruh waktu : Untuk jenis karyawan paruh waktu, alasan memilih untuk menjalani pekerjaan dengan cara ini biasanya berhubungan dengan keterbatasan waktu yang mereka miliki. Biasanya karyawan jenis ini adalah dari golongan pelajar atau mahasiswa yang harus membagi waktu antara pekerjaan dan waktu untuk belajar, selain itu juga dari golongan wanita yang memiliki anak-anak yang masih berusia dibawah lima tahun.- Full-time employee atau karyawan tetap : Jenis karyawan ini merupakan jenis karyawan yang secara konsisten meluangkan secara penuh waktu yang dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan dengan menjadi karyawan tetap, dan tidak membagi waktu bekerja yang dimiliki untuk bekerja di tempatlain.

2. SolidaristicDimana pada pendekatan orientasi kerja jenis ini, Goldthorpe (1968) menjelaskan bahwa setiap karyawan memandang sebuah pekerjaan bukan secara simple sebagai tujuan akhir saja, melainkan segi yang dikedepankan adalah hubungan dan aktivitas sosial yang bisa didapat, dan ini dipandang sebagai bentuk emotionally rewarding. Karyawan yang memilih orientasi kerja jenis ini dalam memilih tempat bekerja, lebih memperhatikan suasana bekerja berdasarkan hubungan sosial yang kuat. Hubungan sosial disini yang dimaksudkan adalahkomunikasidan kerjasama yang terjalin antara individu baik itu antara sesama karyawan dalam satu departemen maupun antar departemen. Menurut Lucas (1995) dan Kitching (1997) dikatakan bahwa bagi karyawan HI, adalah sisi sosial dari sebuah pekerjaan yang membuat para karyawan tersebut tetap merasa betah pada pekerjaan mereka dan juga membuat para karyawan tersebut untuk tetap mengoptimalkan diri dalam bekerja. Selain itu, hubungan sosial yang kuat yang karyawan jenis ini inginkan bukan hanya sebatas di lingkungan kerja, melainkan hubungan sosial ini harus juga dapat diteruskan di kehidupan diluar pekerjaan. Misalnya dengan pergi makan, jalan-jalan, kegiatan lain dan bahkan saling berkunjung ke tempat tinggal masing-masing karyawan.

3. Bureaucratic

Menurut Goldthorpe (1968) dijelaskan bahwa yang membuat seorang karyawan memilih pekerjaan dan mengoptimalkan diri pada pekerjaan yang dipilihnya itu adalah hal-hal yang disediakan oleh perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja. Hal-hal tersebut dapat berupa fasilitas-fasilitas yang diberikan seperti sarana transportasi, ruangan kerja yang nyaman untuk bekerja, sampai ke peralatan-peralatan kerja yang canggih, modern dan mendukung, penghargaan atasprestasi kerja, besar kecilnya gaji dan tunjangan-tunjangan yang ditawarkan, kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, bimbingan dari perusahaan yang diberikan melalui atasan dan yang tidak kalah pentingnya adalah jenjang karir yang jelas. Meskipun suasana sosial yang ada tidak mendukung, para karyawan tersebut tetap mengoptimalkan diri dalam bekerja, karena karyawan jenis orientasi ini lebih mementingkan self-development dan lebih bertujuan ke peningkatan jenjang karir.

2.8 Tujuan OrientasiProgram orientasi maksudnya memperkenalkan karyawan baru dengan tugasnya dengan organisasi dan dengan karyawan lain.Orientasi menjelaskan hal penting mengenai perusahaan,karena karyawan baru perlu mengetahuinya.Dan orientasi pekerjaan dan perusahaan mempunyai beberapa tujuan antara lain :1. Memperkenalkan karyawan baru dengan ruang lingkup tempat bekerja dan kegiatannya.2. Memberi informasi tentang kebijakan yang berlaku3. Menghindarkan kemungkinan timbul kekacauan yang dihadapi karyawan baru atau tugas yang diserahkan kepadanya4. Memberikan kesempatan karyawan baru menanyakan hal berhubungan dengan pekerjaannya.Tujuan orientasi menurut Moekijat (1991:94) adalah sebagai berikut :

Memperkenalkan pegawai baru dengan perusahaanMenghindarkan adanya kekacauan yang mungkin disebabkan oleh seorang pekerja baru ketika diserahi pekerjaan baruMemberi kesempatan pada pegawai untuk menanyakan masalah tentang pekerjaan mereka yang baruMenghemat waktu dan tenaga pegawai dengan memeberitahukan kepada mereka ke mana harus meminta keterangan atau bantuan dalam menyelesaikan masalah yang mungkin timbulMenerangkan peraturan dan ketentuan perusahaan sedemikian rupa sehingga pegawai baru dapat menghindarkan rintangan atau tindakan hukuman yang akan terjadi karena pelanggaran peraturan yang tidak mereka ketahuiMemberikan pengertian kepada pegawai baru bahwa mereka adalah bagian yang penting di dalam sebuah organisasi

Orientasi yang efektif akan mencapai beberapa tujuan utama:Membentuk kesan yang menguntungkan pada karyawan dari organisasi dan pekerjaan.Menyampaikan informasi mengenai organisasi dan pekerjaan.Meningkatkan penerimaan antarpribadi oleh rekan-rekan kerja.Mempercepat sosialisasi dan integrasi karyawan baru ke dalam organisasi.Memastikan bahwa kinerja dan produktivitas karyawan dimulai lebih cepat.Usaha-usaha orientasi mengenai organisasi dan pekerjaan.Meningkatkan penerimaan antarpribadi oleh rekan-rekan kerja.Mempercepat sosialisasi dan integrasi karyawan baru ke dalam organisasi.Memastikan bahwa kinerja dan produktivitas karyawan dimulai lebih cepat

Manfaat Program Orientasi1.Mengurangi perasaan diasingkan, kecemasan, dan kebimbangan pegawai.2.Dalam waktu yang singkat dapat merasa menjadi bagian dari organisasi.3.Hasil lain untuk pegawai yang baru diorientasikan adalaha) Cukup baikb) Tingkat ketergantungannya kecilc) Kecenderungan untuk keluar juga kecild) Selanjutnya, program orientasi juga akan mempercepat proses sosialisasi

2.9 KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN ORIENTASI SECARA UMUM1. KEUNTUNGAN ORIENTASI

Usaha-usaha orientasi yang efektif juga berkontribusi terhadap keberhasilan jangka pendek dan jangka panjang. Praktik SDM sebagai berikut mengandung saran-saran mengenai bagaimana membuat orientasi karyawan lebih efektif. Beberapa studi penelitian dan survei atas pemberi kerja melaporkan bahwa sosialisasi dari karyawan-karyawan baru dan komitmen awal merka pada perusahaan secara positif dipengaruhi oleh orientasi. Sosialisasi ini meningkatkan kecocokan antara orang-organisasi, yang juga menguatkan pandangan- pandangan positif terhadap pekerjaan, rekan kerja, dan organisasi, para pemberi kerja telah menemukan nilai dari orientasi bahwa tingkat retensi karyawan akan lebih tinggi jika karyawan-karyawan baru menerima orientasi yang efektif. Bentuk pelatihan ini juga berkontribusi pada kinerja organisasional secara keseluruhan ketika para karyawan lebih cepat merasa sebagai bagian dari organisasi dan dapat mulai berkontribusi dalam usaha-usaha kerja organisasional.Satu cara untuk mengembangkan efisiensi dari orientasi adalah melalui penggunaan orientasi elektronik. Sejumlah pemberi kerja menempatkan informasi orientasi karyawan umum pada intranet atau situs Web perusahaan. Para karyawan baru dapat masuk ke dalam sistem dan mendapatkan banyak materi umum mengenai sejarah perusahaan, struktur, produk dan jasa, pernyataan misi, dan informasi latar belakang lainnya, dan tidak harus duduk di ruang kelas dimana informasi tersebut disampaikan secara pribadi atau dengan video. Kemudian, pertanyaan dan soal yang lebih spesifik dapat ditangani oleh staf SDM dan lainnya setelah para karyawan meninjau informasi-informasi berbasis Web tersebut. Sayangnya banyak sesi orientasi karyawan baru dirasakan sebagai hal yang membosankan, tidak relevan, dan pemborosan waktu oleh karyawan, supervisor, dan manajer departemen mereka.

2.KELEMAHANORIENTASIKelemahan umum dari program orientasi adalah pada level supervisor. Walaupun bagian kepegawaian telah merancang program orientasi secara efeketif dan juga melatih para supervisor tentang cara bagaimana melakukan orientasi pada bidangnya, namun seringkali mengalami kegagalan.Untuk dapat menghindarkan kesalahan umum yang dilakukan oleh para supervisor, sebaiknya bagian kepegawaian menyediakan satu pedoman yang berisikan tentang apa-apa yang seharusnya dilakukan oleh supervisor dalam program orientasi tersebut. Cara lain yang dapat dilakukan adalah buddy system. Yaitu dengan menetapkan satu orang pekerja yang telah berpengalaman dan meminta kepadanya mengajak pegawai baru tersebut.

2.10 HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN DAN HAL-HAL YANG DIHINDARI DALAM ORIENTASI

Orientasi haruslah bermula dengan jenis informasi yang relevan dan segera untuk dilanjutkan dengan kebijakan-kebijakan yang lebih umum tentang organisasi. Orientasi haruslah berlangsung dalam kecepatan yang membuat karyawan baru tetap merasa nyaman.Bagian paling signifikan adalah sisi manusianya, memberikan pengetahuan kepada karyawan baru tentang seperti apa para penyelia dan rekan kerjanya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai standar kerja yang efektif, dan mendorong mereka mencari bantuan dan saran ketika dibutuhkanKaryawan-karyawan baru sepatutnya didorong dan diarahkan dalam lingkungannya oleh karyawan atau penyelia yang berpengalaman sehingga dapat menjawab semua pertanyaan dan dapat segera dihubungi selama periode induksiKaryawan baru hendaknya secara perlahan diperkenalkan dengan rekan kerja merekaKaryawan baru hendaknya diberikan waktu yang cukup untuk mandiri sebelum tuntutan pekerjaan mereka meningkat

2.11 Hal-hal yang perlu dihindari dalam orientasi antara lain:Penekanan pada kertas kerjaKaryawan baru biasanya hanya diberikan sambutan sepintas lalu mengisis formulir yang dibutuhkan oleh HRD kemudian diserahkan langsung kepada penyelia, hal ini dapat mengakibatkan mereka tidak sebagai bagian dari perusahaanTinjauan yang kurang lengkap mengenai dasar-dasar pekerjaanSuatu orientasi yang cepat dan dangkal dan langsung ditempatkan pada pekerjaan. Hal ini dapat menyebabkan stres.Tugas pertama karyawan baru yang tidak signifikanYaitu pekerjaan yang sanagt mendasar dan sangat mudah, hal ini dapat mengakibatkan pegawai baru merasa bukan bagian yang penting dalam organisasi.Memberikan informasi yang terlalu cepatProses orientasi yang terlalu banyak dan penyampaian yang terlalu cepat dapat mengakibatkan karyawan baru mati lemas.

2.12 TAHAP ORIENTASIA. BEBERAPA TAHAP ORIENTASI YANG PENTING DILAKUKAN1.PerkenalanMemperkenalkan pegawai baru, mulai dari unit kerjanya sendiri sampai unit kerja besarnya dan sampai unit-unit kerja terkait lainnya, akan memberikan ketenangan dan kenyamanan si pegawai, karena dia merasa diterima di lingkungannya dan hal tersebut akan mempermudah dia untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas, bahkan dapat membina kerja sama dengan yang lain dalam rangka menjalankan tugasnya.

2.Penjelasan Tujuan PerusahaanDengan menjelaskan profil perusahaan secara lengkap seperti visi, misi, nilai-nilai, budaya perusahaan dan struktur organisasi, akan membuat pegawai baru lebih mengenal perusahaan tersebut, sehingga akan membangkitkan motivasi dan kemampuan dia untuk mendukung tujuan perusahaan.

3.Sosialisasi KebijakanPerlu adanya sosialisasi tentang kebijakan perusahaan yang berlaku, mulai dari kebijakan baik yang terkait dengan Sumber Daya Manusia seperti Reward, Career, Training, Hubungan Kepegawaian, Penilaian Pegawai, sampai Termination, juga yang terkait dengan unit kerja tempat dia bekerja, demikian juga tentang kode etik dan peraturan perusahaan. Dengan demikian akan memperjelas hal-hal yang perlu ditaati dan dijalankan dalam memperlancar tugas kerjanya.

4.Jalur KomunikasiMembuka jalur komunikasi akan mempermudah pegawai baru menyampaikan aspirasinya maupun pertanyaan-pertanyaannya. Untuk itu perlu dibukanya ruang komunikasi bagi pegawai baru, baik melalui komunikasi rutin melalui tatap muka seperti meeting rutin, friday session dll, juga dibukanya jalur media komunikasi seperti email maupun telephone.

5.Proses MonitoringTentunya pada awal bekerja, si pegawai baru sudah disosialisasikan target kerja yang harus dicapai. Perlu adanya monitor rutin akan hasil kerjanya, sehingga akan membantu pegawai tersebut lebih lagi meningkatkan kinerjanya. Jika ada kekurangan, maka dapat disampaikan hal-hal yang perlu dia lakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut. Demikian juga jika ternyata pegawai tersebut berhasil mencapai target yang lebih, maka dapat ditingkatkan lagi target kerjanya.Dengan adanya orientasi pegawai baru tersebut diharapkan dapat membantu pegawai dapat bekerja dengan baik, yang dapat meningkatkan produktivitas kerjanya, yang pada akhirnya akan mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

2.13 BAHAN ORIENTASI KARYAWAN BARUTraining untuk pengenalan profil Perusahaan Sejarah Perusahaan Norma & tradisi Perusahaan Kebijakan perusahaan Deskripsi produk dan jasa yang dihasilkan Struktur, Otoritas & Tanggung Jawab Standar Operation Procedure perusahaan dan bagian tertentu yang relevan Iklim kerja termasuk hubungan dengan sesama karyawan & atasan Peraturan Perusahaan dan hal-hal penting lainnya: Disiplin & tata tertib Prosedur penggajian Transportasi dari dan ke perusahaan Jam masuk & pulang kantor