paper kelompok 1 pt sumalindo fix

Upload: widyani-indah-dewanti

Post on 07-Mar-2016

36 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

paper

TRANSCRIPT

PENERAPAN OECD NO 2 & 3 PADA PT SUMALINDO LESTARI TBK

Mata Kuliah: Akuntansi Manajemen Lanjutan

Dosen: Fitra Roman Cahaya, SE, M.Com, Ph.DDisusun oleh:

1. Ade Festiananta P

( 14314026 )2. Anindya Desrida

( 14314027 )3. Lulu Amalia Nusron ( 14314034 )4. Rani Dwi Anggraini

( 14314037 )5. Widyani Indah Dewanti ( 14314041 )6. Winda Jessiana

( 14314042 )UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAPENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

2015I. OECD (Organization for Economic Co-operations and Development )A. Latar Belakang

OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) berupaya untuk memahami dan membantu pemerintahan-pemerintahan dalam menanggapi perkembangan dan persoalan baru, seperti tata kelola perusahaan, ekonomi informasi dan tantangan-tantangan dari populasi yang bertambah tua. OECD menyediakan tempat dimana pemerintah dapat membandingkan pengalaman yang berkaitan dengan kebijakan, mencari jawaban untuk masalah bersama, mengidentifikasi praktik yang baik dan berupaya untuk mengkoordinasikan kebijakan dalam negeri dan internasional.B. Misi dan Tujuan OECD

Mempromosikan kebijakan-kebijakan yang akan memperbaiki ekonomi social, dan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia. OECD bertujuan untuk membandingkan pengalaman kebijakan, mencari jawaban untuk masalah umum, mengidentifikasi praktek-praktek yang baik, dan mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan domestik dan internasional.C. Prinsip-prinsip OECDSecara umum terdapat 4 prinsip-prinsip OECD yang termasuk dalam Corporate Governance:1. Fairness ( kewajaran )Merupakan suatu bentuk perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan yang berlaku.2. Transparency ( keterbukaan informasi )Merupakan keterbukaan informasi baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.3. Accountability ( dapat dipertanggungjawabkan )Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, system dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif4. Responsibility ( pertanggungjawaban )

Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.Berdasarkan prinsip dasar GCG diatas terdapat aspek-aspek yang dijabarkan oleh OECD yaitu antara lain :I. Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan KunciKerangka tata kelola perusahaan harus melindungi dan memfasilitasi pelaksanaan hak pemegang saham.

A. Hak pemegang saham dasar harus mencakup hak untuk :

1. metode aman registrasi kepemilikan

2. menyampaikan atau mentransfer saham

3. memperoleh informasi yang relevan dan material pada korporasi secara tepat waktu dan teratur

4. berpartisipasi dan memilih dalam rapat pemegang saham umum

5. terpilih dan menghapus anggota dewan; dan

6. berbagi dalam keuntungan perusahaan.B. Pemegang Saham harus memiliki hak untuk berpartisipasi dalam, dan akan cukup informasi pada, keputusan mengenai perubahan fundamental perusahaan seperti:

1. amandemen undang-undang, atau anggaran dasar atau yang sama dengan dokumen yang mengatur perusahaan

2. otorisasi saham tambahan; dan

3. transaksi yang luar biasa, termasuk transfer semua atau secara substansial seluruh aset, yang dalam hasil efek dalam penjualan perusahaan.C. Pemegang Saham harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara efektif dan memberikan suara pada rapat pemegang saham umum dan harus diberitahu tentang aturan, termasuk prosedur pemungutan suara, yang mengatur pertemuan pemegang saham umum :

1. Pemegang Saham harus dilengkapi dengan informasi yang cukup dan tepat waktu mengenai tanggal, lokasi dan agenda rapat umum, serta informasi yang lengkap dan tepat waktu mengenai masalah yang akan diputuskan pada pertemuan

2. Pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ke papan, termasuk pertanyaan yang berkaitan dengan audit eksternal tahunan, untuk menempatkan item pada agenda rapat umum, dan untuk mengusulkan resolusi, tunduk pada keterbatasan yang wajar.

3. Partisipasi pemegang saham yang efektif dalam pengambilan keputusan tata kelola perusahaan utama, seperti pencalonan dan pemilihan anggota dewan, harus difasilitasi. Pemegang saham harus dapat membuat pandangan mereka dikenal pada kebijakan remunerasi bagi anggota dewan dan eksekutif kunci. Komponen ekuitas skema kompensasi untuk anggota dewan dan karyawan harus mendapat persetujuan pemegang saham.

4. Pemegang Saham harus dapat memilih secara langsung atau in absensia, dan efek yang sama harus diberikan untuk penilaian apakah pemain secara langsung atau in absensia.D. Struktur dan pengaturan yang memungkinkan pemegang saham tertentu untuk mendapatkan tingkat kontrol yang tidak proporsional dengan kepemilikan ekuitas Modal harus diungkapkan.E. Pasar untuk kontrol perusahaan harus diizinkan untuk berfungsi secara efisien dan transparan.

1. Peraturan dan prosedur yang mengatur akuisisi pengendalian perusahaan di pasar modal, dan transaksi luar biasa seperti merger, dan penjualan bagian besar aset perusahaan, harus jelas diartikulasikan secara dan diungkapkan sehingga investor memahami hak-hak mereka dan jalan. Transaksi harus terjadi pada harga transparan dan dalam kondisi yang adil yang melindungi hak-hak semua pemegang saham sesuai dengan kelas mereka.

2. Perangkat anti-mengambil-alih tidak boleh digunakan untuk melindungi manajemen dan dewan dari akuntabilitas.

F. Pelaksanaan hak kepemilikan oleh seluruh pemegang saham, termasuk investor institusi, harus difasilitasi

1. Investor institusional bertindak dalam kapasitas pemegang amanah harus mengungkapkan kebijakan tata kelola perusahaan dan suara mereka secara keseluruhan sehubungan dengan investasi mereka, termasuk prosedur yang mereka miliki di tempat untuk menentukan penggunaan hak suara mereka.

2. Investor institusional bertindak dalam kapasitas pemegang amanah harus mengungkapkan bagaimana mereka mengelola konflik bahan yang menarik yang dapat mempengaruhi pelaksanaan hak kepemilikan kunci mengenai investasi mereka.G. Pemegang Saham, termasuk pemegang saham institusional, harus diizinkan untuk berkonsultasi dengan satu sama lain pada isu-isu tentang hak-hak pemegang saham dasar mereka seperti yang didefinisikan dalam Prinsip, tunduk pada pengecualian untuk mencegah penyalahgunaan.II. Pemerataan Pengobatan Pemegang Saham

Kerangka tata kelola perusahaan harus menjamin perlakuan yang sama dari semua pemegang saham,termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Semua pemegang saham harus memilikikesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif untuk melanggar hak-hak mereka.

A. Semua pemegang saham dari seri kelas yang sama harus diperlakukan sama.

1. Dalam seri setiap kelas, seluruh saham harus membawa

2. hak yang sama. Semua investor harus dapat memperoleh informasi tentang hak-hak yang melekat pada semua seri dan kelas saham sebelum mereka membeli. Setiap perubahan dalam hak suara harus dengan persetujuan kelas-kelas saham yang terkena dampak negatif.

3. pemegang saham minoritas harus dilindungi dari tindakan kasar oleh, atau kepentingan, pemegang saham pengendali bertindak baik secara langsung maupun tidak langsung, dan harus memiliki sarana yang efektif untuk ganti rugi.

4. Suara harus dilemparkan oleh penjaga atau calon dengan cara disepakati dengan pemilik manfaat dari saham.

5. Hambatan untuk menyeberangi perbatasan voting harus dihilangkan.

6. Proses dan prosedur untuk pertemuan pemegang saham umum harus memungkinkan untuk pengobatan adil semua pemegang saham. Prosedur perusahaan seharusnya tidak membuat terlalu sulit atau mahal untuk memberikan suara.

B. Insider trading dan kasar diri dealing harus dilarang.

C. Anggota dewan dan eksekutif kunci harus diminta untuk mengungkapkan kepada dewan apakah mereka, langsung, tidak langsung atau atas nama pihak ketiga, memiliki minat material dalam setiap transaksi atau bahan langsung mempengaruhi perusahaan.PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk

1. Profil PerusahaanPT Sumalindo Lestari Jaya Tbk adalah perusahaan kayu yang berbasis di Indonesia. Perusahaan yag didirikan tanggal 14 April 1980 dan memulai kegiatan komersialnya sejak tahun1983. Kantor pusat SULI terletak di Menara Bank Danamon lantai 19 Jl Prof Dr Satrio Kav EIV/6 Mega Kuningan Jakarta dan kantor pusat operasional dan pabriknya berlokasi di Kalimantan Timur. PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk merupakan pabrik kayu terbesar di Kalimantan Timur dan telah memperkerjakan sebanyak 3700 staf. Kegiatan utama Perusahaan terdiri dari pengolahan kayu, kegiatan penerbangan, operasi hutan tanaman industri, serta perdagangan ekspor, impor dan lokal. Perusahaan ini memiliki sejumlah konsesi hutan alam dan konsesi hutan tanaman yang dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari. Pada tanggal 8 Maret 2013, perusahaan menjual seluruh sahamnya di PT. Sumalindo Alam Lestari kepada PT. Mentari Pertiwi Makmur. Sebelumnya, saham perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Namun sejak tanggal 10 Juni 2013, pihak bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara terhadap perdagangan efek perusahaan di seluruh pasar terkait dengan masalah pemberitaan media Tribun Kaltim yang menyebutkan bahwa Kantor Operasional PT Sumalindo Lestari Tbk yang berlokasi di Sengkotek Jl Cipto Mangunkusumo, kecamatan Loa Janan Ilir terbakar.

Pada tahun 2013, perusahaan ini santer diberitakan karena terlibat masalah ilegal logging yang menyeret nama ipar Presiden Bambang Yudhoyono, yaitu Wijiasih Cahyasari alias Wiwiek. Meskipun pada bulan Aoril 2010. Wiwik jelas membantah bahwa pihaknya tidak terlibat dalam kasus ilegal logging perusahaan ini. Namun wiwiek nyatanya telah dipilih menjadi Presiden Komisaris PT Sumalindo sejak tanggal 21 September 2010. Melalui rapat umum pemegang saham luar biasa pada 21 September 2010. Wiwiek muncul menggantikan Ambran Sunarko. Pergantian ini diartikan beberapa pihak sebagai upaya permintaan perlindungan yang dapat membantu ruwetnya masalah perusahaan dengan melakukan lobby ke beberapa pemegang kewenangan seperti mathius salempang (selaku kepala kepolisian daerah kalimantan timur). Bahkan kepada jenderal bambang hendarso danuri (kepala kepolisian RI) dan zulkifli hasan (menteri kehutanan). Wiwiek bahkan juga sempat menyurati Kementarian Koordinator Politik. Hukum dan keamanan serta kejaksaan agung pada 27 agustus 2010 untuk melepaskan amir dan david yang telah ditahan oleh kepolisian sejak juni 2010 dari jeratan hukum.2. Visi Perusahaan

Menjadi industri perkayuan terpadu dan bertanggung jawab sosial, memberikan solusi dengan menghasilkan produk-produk ramah lingkungan yang menggunakan bahan baku dari hutan yang dikelola secar lestari, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam lainnya.3. Misi perusahaan

1. Mengelola kelompok usaha industri perkayuan terpadu di bidang kayu lapis dan kayu lapis olahan. MDF serta produk-produk turunan lainnya yang berkaitan dengan industri perkayuan serta mempunyai tanggung jawab sosial.

2. Menjaga keberlangsungan kebutuhan bahan baku yang dipenuhi dari hutan alam dan hutan tanaman yang dikelola berdasarkan prinsip pengelolaan hutan lestari.

3. Melakukan proses produksi yang memenuhi standar ramah lingkungan.

4. Memberikan nilai tambah produk melalui peningkatan nilai disetiap proses tahapannya, pengembangan produk, sumber daya manusia dan jalu distribusi.

5. Mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya alam lainnya.4. Penerapan OECD pada PT Sumalindo Letari Jaya Tbk

Dalam menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Dewan komisaris perseroan melakukan kontrol melalui fungsi utamanya sebagai pengawas direksi dalam menjalankan tata kelola perusahaan. Fungsi pengawasan Dewan Komisari tersebut dilaksanakan melalui mekanisme yang sudah ditentukan antara lain melalui optimalisasi fungsi Komite Audit sabagai Komite Independen yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dan berperan membantu Komisaris mendapatkan informasi mengenai kondisi serta aktifitas-aktifitas tertentu yang sedang atau telah dilaksanakan oleh Perseroan melalui laporan rutinnya.

Sementara itu Direksi Perseroan memastikan bahwa setiap rencana kerja, strategi maupun kebijakan yang akan diambil dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan sehari-hari selalu mengikutsertakan peran para karyawannya melalui divisi-divisi yang dibentuk dalam organisasi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dengan demikian apa yang diputuskan dan dilaksanakan tetap berpedoman pada prinsip GCG, dan tentu berpedoman pula pada peraturan dan ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal, bidang kehutanan, anggaran dasar Perseroan serta peraturan dan ketentuan lain yang berlaku. Dewan Komisaris berkeyakinan, penerapan GCG tersebut merupakan pondasi yang penting bagi Perseroan untuk berkembang di masa datang.

Pada kesempatan ini Dewan Komisaris melaporkan bahwa Perseroan telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) dengan merujuk pada ketentuan BAPEPAM-LK dan Pedoman Umum Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komisi Nasional Kebijakan Governance tahun 2006 dengan menetapkan Pedoman Tindak Komisaris. Lebih lanjut, Dewan Komisaris juga telah menetapkan Piagam Komite Audit yang mengacu pada berbagai ketentuan tersebut. Melalui Komite Audit, Dewan Komisaris secara rutin menerima evaluasi atas kinerja keuangan Perseroan dan laporan tentang efektivitas pengendalian internal Perseroan. Dewan Komisaris berkeyakinan, penerapan GCG ini merupakan pondasi yang penting bagi Perseroan untuk berkembang di masa datang. OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) berupaya untuk memahami dan membantu pemerintahan-pemerintahan dalam menghadapi perkembangan dan persoalan baru, seperti tata kelola perusahaan, ekonomi informasi, dan tantangan-tantangan yang dihadapi. OECD bertujuan untuk membandingkan pengalaman yang berkaitan dengan kebijakan, mencari jawaban untuk masalah, mengidentifikasi praktik yang baik dan berupaya untuk mengkoordinasikan kebijakan dalam negeri dan internasional.PT Sumalindo sudah memberikan hak-hak yang seharusnya diperoleh para pemegang saham, misalnya para pemegang saham menerima informasi yang relevan secara tepat waktu mengenai penerbitan dan penawaran saham yang membutuhkan persetujuan para pemegang saham, informasi tersebut diperoleh melalui sekretaris perusahaan yang dijadikan sebagai pusat informasi bagi para pemegang saham dan seluruh stakeholders yang memerlukan informasi informasi penting yang berkaitan dengan kegiatan maupun perkembangan Perseroan dan anak perusahaan.Para pemegang saham juga memiliki hak untuk berpartisipasi dalam RUPS, salah satu contohnya adalah hak untuk memilih dan menghapus anggota dewan. Dalam pertemuan pemegang saham, proses dan prosedur memilih anggota dewan layaknya dipermudah agar dapat memberikan suara secara efektif. Untuk pemegang saham minoritas juga harus dilindungi dari tindakan kepentingan perusahaan yang merugikan. Selain itu, juga harus memiliki sarana yang efektif. Dalam laporan keuangan menyebutkan juga bahwa para pemegang saham dapat mentransfer seluruh resiko dan manfaat atas kepemilikan asset.

PT Sumalindo sudah menerapkan OECD point diatas, hal ini tercantum dalam laporan keuangan dan diimplementasikan dalam semua kegiatannya yang berdasarkan prinsip transparansi, akuntanbilitas, tanggung jawab, independensi dan kewajaran. Saran dan Kritik

A. Kritik

1. Dalam OECD dikatakan bahwa hak pemegang saham salah satunya adalah adanya metode aman dalam registrasi kepemilikan, akan tetapi dalam laporan keuangan Sumalindo tidak menjelaskan hal tersebut. Seharusnya hak tersebut dijelaskan dalam laporan keuangan Sumalindo.2. Sumalindo tidak mencantumkan beberapa presentase kinerja perusahaan ( ROA, ROI, ROE ), seharusnya hal ini dicantumkan agar para pemakai laporan keuangan mengetahui kinerja perusahaan. 3. Laporan keuangan Sumalindo kurang transparan, informasi dalam laporan keuangan tidak dijelaskan secara detail.4. Laporan keuangan Sumalindo tidak mencantumkan fasilitas-fasilitas yang seharusnya diberikan kepada para pemegang saham. 5. Remunerasi dalam laporan keuangan Sumalindo tidak dijelaskan secara detail.6. Laporan keuangan kurang dapat dipahami oleh masyarakat umum.B. Saran1. Terus konsisten mempraktekkan good corporate governance melalui pematuhan peraturan pemerintah sesuai dengan sifat usaha, meminimalisasi terjadinya konflik sosial melalui community development, serta operasional usaha yang ramah lingkungan (environment-friendly policy)