paper kd 1_agustin poncowati

Upload: agustin-poncowati

Post on 13-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 PAPER KD 1_Agustin Poncowati

    1/9

    HALAMAN JUDUL

    TUGAS KD I

    KEGAGALAN BANGUNAN

    Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan dan Perbaikan

    Konstruksi

    Dosen Pengampu:Tauf iq L il o Adi S., S.T., M .T.

    Oleh :

    Agustin Poncowati (K1513004)

    PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2015

  • 7/23/2019 PAPER KD 1_Agustin Poncowati

    2/9

    KEGAGALAN BANGUNAN

    Kegagalan bangunan menurut PP No. 29 Tahun 2000 pasal 34 merupakan

    keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian

    dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan, atau keselamatan

    umum sebagai akibat kesalahan Penyedia Jasa dan atau Pengguna Jasa setelah

    penyerahan akhir pekerjaan konstruksi.

    Kegagalan sedikit berbeda dengan cacat bangunan. Cacat bangunan

    didefinisikan sebagai suatu kondisi penyimpangan atau ketidak sempurnaan hasil

    dan atau proses pekerjaan konstruksi bangunan yang masih dalam batas toleransi.

    Artinya belum atau tidak membahayakan konstruksi secara keseluruhan.

    Sedangkan kegagalan bangunan, kesalahan dan atau kerusakan hasil pekerjaan

    konstruksi bangunan dapat mengakibatkan keruntuhan konstruksi bangunan itu

    sendiri.

    Dalam kaca mata profesi teknik sipil, fungsi utama bangunan adalah

    memikul bebanbeban dan pengaruh lingkungan luar. Jadi bangunan yang gagal

    adalah jika tidak mampu memikul beban atau rusak akibat pengaruh lingkungan

    luar. Adapun tolok ukurnya adalah kekuatan dan kekakuan struktur, dan tidak

    terbatas setelah waktu penyerahan saja tetapi telah dimulai sejak pelaksanaan.

    Selanjutnya istilah lain yang sepadan adalah kegagalan struktur atau structural

    failure. Jika bangunan dari segi kekuatan dan kekakuan tidak berfungsi maka fungsi

    lainnya pasti juga terganggu.

    Mencermati definisi dari kegagalan bangunan di atas, artinya setiap kejadian

    kegagalan bangunan terdapat penyebab terjadinya sebagai akibat kesalahan

    Penyedia Jasa dan atau Pengguna Jasa. Kebiasaan yang terjadi di lapangan adalah

    pihak-pihak yang terlibat saling berusaha mengamankan dan menyelamatkanorang-orang yang terlibat dan bukan berusaha mengamankan maupun

    menyelesaikan masalah kegagalan bangunan tersebut. Tidak jarang, kondisi alam

    lah yang dijadikan sebagai alasan penyebab kegagalan bangunan.

    Berikut ini contoh kegagalan bangunan:

  • 7/23/2019 PAPER KD 1_Agustin Poncowati

    3/9

    Gambar 1.1 Gedung Apartemen di China Ambruk

    Sumber: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%20Ajar-CGK-1.pdf

    Gambar 1.2 Kronologi Ambruknya Apartemen di China

    Sumber: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%20Ajar-CGK-1.pdf

  • 7/23/2019 PAPER KD 1_Agustin Poncowati

    4/9

    MACAM KEGAGALAN BANGUNAN

    Untuk mendapatkan faktor penyebab kegagalan konstruksi tidaklah mudah.

    Seringkali sumber dari kegagalan itu sendiri merupakan akumulasi dari berbagai

    faktor. Oyfer (2002) menyatakan construction defects di Amerika disebabkan

    oleh faktor manusia (54%), desain (17%), perawatan (15%), material (12%), dan

    hal tak terduga (2%).

    Pada dasarnya, kegagalan bangunan dari sisi sisi faktor penyebabnya

    dapatlah dikelompokan menjadi : ulah manusia, alam atau lingkungan, kombinasi

    ulah manusia dan lingkungan/alam. Oleh sebab itu tinjauannya akan meliputi :

    planning,desain arsitektur, enjiniring, ekonomi, dan lingkungan seperti skema

    dibawah ini.

    Gambar 1.3 Skema Penyebab dan Tinjauan Kegagalan BangunanSumber: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/3933/3614

    TINJAUAN PLANNING

    Kegagalan bangunan yang disebabkan oleh planning pada mulanya adalah

    kesalahan penempatan fungsi bangunan dari area makro yang dikenal sebagai

    tataguna lahan. Kesalahan dalam planning akan berakibat pada buruknya fungsi

    pelayanan bangunan secara makro termasuk sistem sirkulasi luar.

  • 7/23/2019 PAPER KD 1_Agustin Poncowati

    5/9

    Pada sisi mikro bangunan, dapat dipastikan bahwa kegagalan bangunan

    disebabkan semata mata oleh tiadanya penelitian tanah secara teliti sebelum suatu

    masterplan dibahas dan ditetapkan secara hukum. Apabila terjadi pemaksaan

    kehendak dari pemegang keputusan akan berakibat minimal pada mahalnya struktur

    konstruksi bangunan yang harus ditanggung pemilik.

    TINJAUAN DESAIN ARSITEKTUR

    Kegagalan bangunan yang disebabkan oleh desain arsitektur akan dapat

    diuraikan kedalam sisi sisi sebagai berikut :

    1. Kesalahan dari sisi sistem struktur bangunan (super struktur).

    2. Kesalahan pada tata ruang dalam bangunan yang akan berakibat pada

    sisi penyaluran beban dan desain struktur bangunan.

    3. Kesalahan pemilihan material / bahan bangunan yang connect di

    strukturnya.

    4. Kesalahan desain eksterior dan interior yang menyebabkan bangunan

    tadi tidak laku di pasar umum serta terjadi masalah sosial yang dominan.

    Pada umumnya kegagalan bangunan yang disebabkan oleh kesalahan desain

    arsitektur terlebih dahulu merambat ke sisi struktur bangunan dan akhirnya akan

    bermuara pada sisi sistem makro termasuk misalnya vandalisme.

    TINJAUAN ENJINIRING

    Kegagalan bangunan yang disebabkan oleh enjiniring pada prinsipnya

    terfokus di sisi struktur konstruksi. Penyebab dari sisi mekanikal elektrikal

    menempati posisi nomor dua. Penyebab kegagalan bangunan dari sisi struktur dan

    konstruksi ini dapat diuraikan ke dalam :

    1. Kesalahan pada data hasil penelitian tanah.

    2.

    Kesalahan pada sistem struktur bangunan.3.

    Kesalahan perhitungan struktur bangunan.

    4. Kesalahan pelaksanaan struktur bangunan.

    5. Kesalahan materi/bahan struktur bangunan.

    Dari kelima hal kesalahan tersebut pengendalian terakhir ada pada waktu

    proses pelaksanaan fisik konstruksi di lapangan. Jadi momentum pelaksanaan

    adalah katup pengaman terakhir dan paling menentukan.

  • 7/23/2019 PAPER KD 1_Agustin Poncowati

    6/9

    Kegagalan bangunan yang disebabkan oleh sisi mekanikal elektrikal pada

    sisi sisi beban dinamis dapat diuraikan menjadi :

    1.

    Beban muatan terpusat dan dinamis misalnya : genset, mesin AC sentral

    serta parkir yang kurang diperhitungkan.

    2. Terjadinya kebakaran akibat hubungan arus pendek listrik.

    3.

    Beban servis atas bangunan dan helipad.

    Pada umumnya kegagalan bangunan yang disebabkan oleh sisi mekanikal

    elektrikal hanya berakibat bagi bagian bangunan dan tidak sampai fatal.

    TINJAUAN EKONOMI

    Kegagalan bangunan yang disebabkan oleh sisi ekonomi pada prinsipnya

    masih kontroversi pada sisi sisi tertentu. Pada muaranya adalah pertanyaan : akan

    sejauh mana umur teknis bangunan hendak direncanakan? Kondisi ini akan

    berposisi pada platform : harus ada pertemuan antara sisi ekonomi dan sisi teknis

    bangunan. Hal tersebut dikenal sebagai kajian dan telaah tekno-ekonomi.

    Kegagalan bangunan yang disebabkan oleh sisi ekonomi akan berakibat

    pada hal hal sebagai berikut :

    1. Bila harga material struktur dianggap mahal akan berakibat pada umur

    bangunan menjadi lebih panjang/lama.

    2. Bila harga material struktur bangunan dianggap murah akan berakibat

    pada umur bangunan relatif pendek dari sisi beban statik, lebih pendek

    lagi bila terjadi beban dinamik terutama gempa.

    3. Bila harga material struktur dan finishing arsitektur bangunan adalah

    murah maka perlu dicermati bila terjadi beban dinamik yang mendadak.

    Pada umumnya kegagalan bangunan yang disebabkan oleh faktor ekonomi

    sangat jarang atau tidak pernah terjadi secara fatal.TINJAUAN LINGKUNGAN

    Kegagalan bangunan yang disebabkan oleh faktor lingkungan akan dapat

    diuraikan sebagai berikut ;

    1.

    Kesalahan tata lingkungan secara fisik akan berakibat pada sisi

    Kesehatan Lingkungan, misalnya : sistem tata air, sistem penghawaan,

    system sirkulasi, sistem penghijauan, system pencahayaan.

  • 7/23/2019 PAPER KD 1_Agustin Poncowati

    7/9

    2. Kesalahan tata lingkungan secara non fisik akan berakibat langsung

    seperti kesehatan penghuni bangunan menjadi tidak memenuhi syarat.

    3.

    Karena nilai lingkungan dan land value menjadi rendah maka akan

    menjadi daerah hitam/kriminal yang subur.

    Pada umumnya kesalahan perencanaan dan perancangan lingkungan tidak

    bisa lepas dari kesalahan planning. Akibat yang terlihat secara visual adalah

    bangunan yang ada tidak bisa berfungsi secara optimal, harga/nilai lingkungan

    menjadi rendah.

    JENJANG KEGAGALAN

    Pada dasarnya jenjang/ tingkat atau hirarki kegagalan bangunan dapat

    berupa :

    1. Kegagalan di tingkat sederhana, bangunan masih berdiri tetapi tidak

    dapat berfungsi optimal, misalnya retak akibat gempa, selalu terendam

    air.

    2.

    Kegagalan di tingkat menengah, bangunan masih berdiri tetapi sangat

    membahayakan bila dihuni, misalnya penurunan bangunan, miring,

    retak dan atau sebagian struktur patah.

    3.

    Kegagalan di tingkat tertinggi, bangunan sudah tidak dapat difungsikan

    sama sekali (collapse, failure).

    Dari sisi struktur konstruksi, pada kerangka dasar strukturalnya dari sisi

    dapat atau tidak dapatnya struktur diperbaiki kembali dapat digolongkan menjadi :

    1. Kegagalan struktur konstruksi pada jenjang temporer, struktur dapat

    difungsikan kembali dengan mudah dan murah serta aman. Pada sisi ini

    struktur konstruksi dapat dibuat lebih rendah,sama atau bahkan lebih

    tinggi tingkat kehandalannya (kapasitasnya).2.

    Kegagalan struktur konstruksi pada jenjang menengah, bangunan dapat

    difungsikan kembali dengan perbaikan atau perubahan sistem

    strukturnya sebagian, namun perlu waktu dan biaya yang cukup.

    3.

    Kegagalan struktur pada jenjang tertinggi, struktur tidak dapat

    diberdayakan kembali, jadi harus dimusnahkan (demolized) atau

    kegagalan bangunan total.

  • 7/23/2019 PAPER KD 1_Agustin Poncowati

    8/9

    PENCEGAHAN KEGAGALAN

    Kegagalan bangunan baik sebagian ataupun seluruhnya sangat perlu

    dicegah sebab pada akhirnya ownerdan atau useryang paling dirugikan beserta

    lingkungannya. Dari sisi tahapan pembangunan maka yang perlu dicermati untuk

    pencegahannya meliputi sebagai berikut :

    1.

    Tahap perencanaan, dapat dilakukan optimasi perencanaan.

    2. Tahap pelaksanaan, dilakukan pengawasan yang ketat dan kajian awal

    desain serta pengendalianprocurementdan constructiondi pelaksanaan

    per bagiannya dengan landasan profesionalisme dan etika profesi.

    3. Tahap pemeliharaan, dilakukan check, recheckdan cross check, disertai

    uji coba dengan benar dan proses administrasi teknik diikut sertakan.

    CARA PERBAIKAN

    Cara memperbaiki bagian dari bangunan yang tidak sesuai dengan

    spesifikasi haruslah dibongkar kemudian dikonstruksi ulang di tempat yang sama

    sesuai seperti apa yang dikehendaki di dalam perencanaan. Upaya untuk menukar

    dengan bangunan di tempat lain yang nilainya setara atau bahkan lebih mahal

    sekalipun tidak dapat diterima. Sedang di lain pihak, upaya untuk memperbaiki

    penyimpangan bagaimanapun tak akan dapat mengubah kesepakatan pembiayaan

    dan jangka waktu pelaksanaan konstruksi.

    Pada proses konstruksi oleh kontraktor, setelah pekerjaan yang sudah selesai

    diserah-terimakan ke pengguna jasa, terdapat tambahan tugas kontraktor di dalam

    waktu yang dinamakan waktu pemeliharaan. Waktu ini disebut juga masa perbaikan

    cacat mutu. Pada jangka waktu ini, kontraktor apabila ada, wajib memperbaiki

    kekurangan yang ada di dalam pekerjaanya. Terminologi masa perbaikan cacat

    mutu atau defects liability period adalah istilah yang dipergunakan dalam standarkontrak FIDIC Conditions of Contract sebenarnya paling cocok dipergunakan,

    karena penggunaan istilah masa pemeliharaan yang banyak dipakai pada kontrak-

    kontrak nasional, dapat menimbulkan perbedaan interpretasi yang berujung pada

    sengketa.

    Pihak-pihak yang harus bertanggung jawab terhadap perbaikan bangunan

    berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang penyelenggaraan

    Jasa Konstruksi adalah sebagai berikut:

  • 7/23/2019 PAPER KD 1_Agustin Poncowati

    9/9

    1. Perencana konstruksi bebas dari kewajiban untuk mengganti atau

    memperbaiki kegagalan pekerjaan konstruksi yang disebabkan

    kesalahan pengguna jasa, pelaksana konstruksi, dan pengawas

    konstruksi. Perencana konstruksi dibebaskan dari tanggung jawab atas

    kegagalan bangunan sebagai akibat dari rencana yang diubah pengguna

    jasa dan atau pelaksana konstruksi tanpa persetujuan tertulis dari

    perencana konstruksi.

    2. Pelaksana konstruksi bebas dari kewajiban untuk mengganti atau

    memperbaiki kegagalan pekerjaan konstruksi yang disebabkan

    kesalahan pengguna jasa perencana konstruksi, dan pengawas

    konstruksi.

    3. Pengawas konstruksi bebas dari kewajiban untuk mengganti atau

    memperbaiki kegagalan pekerjaan konstruksi yang disebabkan

    kesalahan pengguna jasa perencana konstruksi, dan pelaksana

    konstruksi.

    4. Penyedia jasa wajib mengganti atau memperbaiki kegagalan pekerjaan

    konstruksi yang disebabkan kesalahan penyedia jasa atas biaya sendiri.

    Sumber:

    Dipohusodo, Istimawan. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Yogyakarta:

    Kanisius. 1996.

    http://download.portalgaruda.org/article.php?article=73421&val=4693. Diakses

    pada 27 September 2015.

    http://e-journal.uajy.ac.id/6285/2/TS113744.pdf.Diakses pada 24 September 2015.

    http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/3933/3614. Diakses pada

    24 September 2015.http://jrs.ft.unand.ac.id/index.php/jrs/article/download/v7-n1-ismail/38. Diakses

    pada 27 September 2015.

    http://sipil-uph.tripod.com/steffie_tumilar.pdf.Diakses pada 27 September 2015.

    http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%20Ajar-CGK-1.pdf. Diakses pada

    24 September 2015.

    https://jurnal.ftumj.ac.id/index.php/konstruksia/article/download/282/258.Diakses

    pada 27 September 2015.

    http://download.portalgaruda.org/article.php?article=73421&val=4693http://e-journal.uajy.ac.id/6285/2/TS113744.pdfhttp://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/3933/3614http://jrs.ft.unand.ac.id/index.php/jrs/article/download/v7-n1-ismail/38http://sipil-uph.tripod.com/steffie_tumilar.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%20Ajar-CGK-1.pdfhttps://jurnal.ftumj.ac.id/index.php/konstruksia/article/download/282/258https://jurnal.ftumj.ac.id/index.php/konstruksia/article/download/282/258http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%20Ajar-CGK-1.pdfhttp://sipil-uph.tripod.com/steffie_tumilar.pdfhttp://jrs.ft.unand.ac.id/index.php/jrs/article/download/v7-n1-ismail/38http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/3933/3614http://e-journal.uajy.ac.id/6285/2/TS113744.pdfhttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=73421&val=4693