pandangan masyarakat terhadap sighat taklik …

78
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK AKAD NIKAH DI KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H) Pada Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : NURJANA S, QUYLO NIM : 105261100517 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (AHWAL SYAKHSIYAH) FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2021 M

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

i

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK

AKAD NIKAH DI KECAMATAN RAPPOCINI

KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Hukum Islam (S.H) Pada Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

NURJANA S, QUYLO

NIM : 105261100517

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

(AHWAL SYAKHSIYAH)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1442 H/ 2021 M

Page 2: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

ii

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul : “Pandangan Masyarakat Terhadap Sighat Taklik Akad

Nikah di Kecamatan Rappocini Kota Makassar” telah diujikan pada hari Sabtu, 19

Ramadhan 1442 H / 01 Mei 2021 M, dihadapan tim penguji dan dinyatakan telah dapat

diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

Islam (S.H) pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 21 Ramadhan 1440

01 Mei 2021

Dewan Penguji :

Ketua : Dr. Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si. (……………….……)

Sekretaris : Dr. Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si. (…………………….)

Tim Penguji :

1. Dr. M. Ilham Muchtar, Lc., M.A. (.............................. )

2. Dr. Muh. Ali Bakri, S.Sos., M.Pd. (.............................. )

3. Rapung, Lc., M.Hi. (.............................. )

4. Hasan bin Juhanis, Lc., M.S. (.............................. )

Disahkan Oleh :

Dekan Fakultas Agama Islam

Dr. Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si.

NBM. 774 234

Page 3: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

iii

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222

BERITA ACARA MUNAQASYAH

Dekan Fakultas Agama Islam Makassar, setelah mengadakan sidang munaqasyah pada

hari Sabtu, 01 Mei 2021 M/ 19 Ramadhan 1442 H yang bertempat di Gedung Prodi

Ahwal Syakhsiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Jln.

Sultan Alauddin No. 259 Makassar.

MEMUTUSKAN

Bahwa Saudara:

Nama : Nurjana S, Quylo

Nim : 105261100517

Judul Skripsi : Pandangan Masyarakat Terhadap Sighat Taklik Akad Nikah di

Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Dinyatakan : LULUS

Ketua, Sekretaris,

Dr. Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si. Dr.AmirahMawardi,S.Ag, M.Si.

NBM: 774234 NBM: 774234

Dewan Penguji:

1. Dr. M. Ilham Muchtar, Lc., M.A. ( .......................................... )

2. Dr. Muh. Ali Bakri, S.Sos., M.Pd. ( .......................................... )

3. Rapung, Lc., M.Hi. ( .......................................... )

4. Hasan bin Juhanis, Lc., M.S. ( .......................................... )

Disahkan oleh:

Dekan FAI Unismuh Makassar

Dr. Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si.

NBM: 774234

Page 4: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

iv

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar

90222

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul skripsi : Pandangan Masyarakat Terhadap Sighat Taklik

Akad Nikah di Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Nama : Nurjana S, Quylo

NIM : 105261100517

Fakultas / Jurusan : Agama Islam / Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsiyah)

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi dinyatakan telah

memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan tim penguji ujian

skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiya Makassar.

Makassar, 27 Mei 2021 M

Disetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abbas , Lc., M.A Hasan bin Juhanis

NIDN: 0918107701 NIDN: 09111047703

Page 5: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

v

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurjana S, Quylo

NIM : 105261100517

Fakultas : Agama Islam

Program Studi : Ahwal Syakhsiyah (Hukum Keluarga)

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya

penulis sendiri. Jika kemudian hari hal ini terbukti bahwa skripsi ini merupakan

duplikat, tiruan, plagiat, dibuatkan atau dibantu semua sebagian secara langsung

oleh orang lain, maka skripsi dan gelar kesarjanaan yang diperoleh karenanya

batal karena hukum.

Makassar, 04 Mei 2021

Penyusun

Nurjana S, Quylo

Nim:105261100517

Page 6: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

vi

ABSTRAK

Nurjana S, Quylo. 105261100517. Pandangan Masyarakat Terhadap Sighat Taklik

Akad Nikah di Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Pembimbing Abbas Baco

Miro dan Hasan Juhanis.

Pokok permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pandangan

masyarakat terhadap sighat taklik akad nikah di Kecamatan Rappocini Kota

Makassar. Pokok masalah tersebut selanjutnya dipisahkan ke dalam berbagai sub

masalah, yaitu: 1) Bagaimana hukum sighat taklik akad nikah dalam Islam?, 2)

Bagaimana pandangan masyarakat terhadap sighat taklik akad niakah di

Kecamatan Rappocini Kota Makassar?.

Metode penelitian ini merupakan bentuk penelitian sosial yang

menggunakan format deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai

fenomena.

Sighat taklik akad nikah adalah perjanjian talak gantung yang

dibacakan pihak suami setelah akad nikah atau yang sudah tercantum diakta nikah

dimana calon suami sudah mengetahuinya dan menyetujui perjanjian tersebut

ketika menandatanganinya.

Hukum sighat taklik adalah mubah, yakni boleh saja dilakukan karena

tidak ada dalil yang mengharamkannya. Dan ketika sudah membacanya maka

suami harus menjaga hal tersebut jangan sampai di kemudian hari terjadi hal yang

demikian, maka suami harus terima jika isteri menggugatnya di kemudian hari

dengan alasan sighat taklik.

Banyak masyarakat yang setuju dengan sighat taklik akad nikah. Karena

dengan adanya sighat taklik ini hak-hak perempuan dilindungi dan memberikan

kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam hal talak, agar pihak suami tidak

sewenang-wenang meninggalkan isterinya dan memeberikan nafkah wajib kepada

isteri. Walaupun tidak dipungkiri ada juga yang tidak setuju dikarenakan sighat

taklik tidak mempunyai dalil dalam Al-Quran dan As-Sunnah.

Kata Kunci: Sighat, Taklik, Nikah

Page 7: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan nikmat

iman, kesempatan, kesehatan, dan berbagai nikmat lainnya, serta segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

skripsi dengan judul ”Pandangan Masyarakat Tentang Sighat Taklik Akad Nikah

di Kecamatan Rappocini Kota Makassar” salah satu persyaratan penulis

memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SH). Shalawat serta salam tak lupa

penulis haturkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah memperjuangkan

Aqidah kaum muslimin dari kegelapan menuju cahaya.

Dimaksudkan dalam penyusunan skripsi ini untuk memenuhi tugas akhir

perkuliahan sebagai wujud dari partisipasi penulis dalam mengembangkan serta

mengaktualisasikan ilmu yang telah penulis peroleh selama duduk di bangku

kuliah agar dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan masyarakat pada umumnya.

Skripsi yang penulis tulis ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spritual yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan demikian penulis

ucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya terkhusus kepada kedua

orang tua penulis Samarkandi Quylo dan Djaria Gafar yang selalu membantu

penulis dalam doanya, bahkan berbagai hal dalam urusan materi dan non materi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya serta penghormatan

kepada:

Page 8: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

viii

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Bapak Prof. Dr. H

Ambo Asse, M.Ag. dan segenap pembantu Rektor yang telah memberi

kesempatan kepada penulis untuk menimba berbagai ilmu penegtahuan

terutama ilmu agama Islam di Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Syekh Muhammad bin Muhammad Al-Tayyib Khoory donatur AMCF

yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis

dalam menggunakan segala fasilitas yang ada di jurusan demi

menimba ilmu agama.

3. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si. dan para wakil dekan yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis belajar di Universitas

Muhammadiyah jurusan Ahwal Syakhsiyah

4. Mudir Ma’had Al-Birr H. Lukman Abdul Shamad, Lc., dan seluruh

jajarannya atas semua dan kerjasamanya

5. Ketua prodi Ahwal Syakhsiyah Dr. M. Ilham Muchtar, Lc., M.A yang

telah memberikan solusi atas masalah yang penulis hadapi dan

memberikan kemudahan setiap berurusan dengan beliau.

6. Dr. Abbas Baco Miro, Lc., M.A dan Hasan Juhanis, Lc., M.S Selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

tenaganya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi

sehingga skripsi ini terselesaikan pada waktunya.

7. Seluruh dosen jurusan Ahwal Syakhsiyah yang telah mendidk,

membimbing, dan mengajarkan ilmunya kepada penulis selama

Page 9: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

ix

menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar

jurusan Ahwal Syakhsiyah.

8. Seluruh staff di jurusan Ahwal Syakhsiyah yang telah mengizinkan

penulis menggunakan sarana guna kelancaran penyelesaian skripsi.

9. Kepala Kecamatan Rappocini Kota Makassar yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kec.

Rappocini Kota Makassar

10. Burhanudin S, Quylo, Maryatni S, Quylo, Kahrudin S, Quylo,

Yatnawati S, Quylo, Suriyanti S, Quylo, M. Irsad S, Quylo saudara

dan saudari penulis yang selalu memberi motivasi, nasehat, dan

materi kepada penulis agar tetap semangat dan selalu menghibur

penulis dalam menulis skripsi.

11. Sahabat penulis Dian Kurnia Sumarliya Muhlis dan Nanda Halid

yang selalu mengingatkan dan menyemangati penulis dalam

pembuataan skripsi.

12. Teman-teman seperjuangan di bangku kuliah kelas A dan B yang

sama-sama merasakan suka dan duka selama di bangku kuliah, dan

saling membantu ketika ada yang membutuhkan.

13. Risky Kiky Amaliya dan Rahmawati Samsul yang setia menemani

penulis di rumah, menemani penulis bimbingan dan mengantar

penulis ke tempat-tempat yang penulis pergi untuk mencari bahan

penulisan skripsi.

14. Masnaeni yang setia menemani penulis melakukan penelitian di

Page 10: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

x

Kecamatan Rappocini Kota Makassar

15. Teman-teman sekontrakan yang selalu memberi semangat kepada

penulis

Makassar, 19 April 2021

Penulis

Page 11: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL PROPOSAL ................................................................................... i

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... ii

BERITA ACARA MUNAQASYAH .............................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... v

ABTSRAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan Kajian............................................................................... 5

D. Manfaat Kajian............................................................................. 6

1. Manfaat Teoritas .................................................................... 6

2. Manfaat Praktis ...................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 7

A. Pernikahan.................................................................................... 7

1. Pengertian Pernikahan ........................................................... 7

2. Hukum Pernikahan ................................................................ 8

3. Rukun dan Syarat Pernikahan................................................ 11

4. Hukmah Pernikahan .............................................................. 14

5. Hak Suami Istri ...................................................................... 16

B. Talak .......................................................................................... 23

1. Pengertian Talak .................................................................... 23

2. Hukum Talak ......................................................................... 23

3. Macam-Macam Talak ............................................................ 26

C. Taklik Akad Nikah dalam Islam ................................................ 30

1. Pengertian Sighat Taklik Talak Akad Nikah ......................... 30

2. Redaksi Akad Yang Disertai Dengan Syarat ......................... 32

Page 12: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

xii

3. Redaksi Akad Yang Disertai Dengan Syarat ......................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 38

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................. 38

1. Jenis Penelitian ................................................................. 38

2. Pendekatan Penelitian ....................................................... 39

B. Lokasi dan Objek Penelitian ........................................................ 39

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus Penelitian ........................ 39

D. Sumber Data................................................................................. 39

1. Data Primer ...................................................................... 40

2. Data Sekunder ................................................................. 40

E. Instrumen Penelitian .................................................................... 40

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 41

1. Observasi .......................................................................... 41

2. Metode Wawancara .......................................................... 41

3. Dokumentasi ..................................................................... 41

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 44

A. Profil Kecamatan Rappocini Kota Makassar ............................... 44

B. Hukum Sighat Taklik Akad Nikah Dalam Islam ......................... 46

C. Pandangan Masyarakat Terhadap Shighat Taklik Akad Nikah di

Kecamatan Rappocini Kota Makassar ........................................... 51

BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 59

A. Kesimpulan.................................................................................. 59

B. Saran ............................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berpasang-pasangan merupakan pola hidup yang ditetapkan oleh

Allah swt, bagi umat-Nya sebagai sarana untuk memperbanyak keturunan dan

mempertahankan hidup setelah Dia membekali dan membersiapkan masing-

masing pasangan agar dapat menjalankan peran mereka untuk mencapai

tujuan tersebut dengan sebaik-baiknya.1 Allah swt berfirman dalam QS. Al-

Hujurat 49/13:

Terjemahnya:

Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan

kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Agar kalian saling kenal

mengenal.2

QS. An-Nisa 4/1:

Terjemahnya:

Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah

menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah)

menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya, dan dari keduanya

Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang

banyak.2

1 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Kairo: Daar El-Fath, 2015), h. 149 2 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h.

77

Page 14: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

2

Pernikahan sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan jalan

pernikahan, pergaulan antara laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat

sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang berkehormatan.

Pernikahan juga salah satu perintah agama kepada siapa saja yang mampu untuk

segera melaksanakannya. Karena pernikahan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

dalam bentuk penglihatan ataupun perzinahan.3

Tujuan pernikahan antara lain untuk dapat keturunan dan untuk

ketenangan, ketentraman dan cinta serta kasih sayang. Kesemuanya ini hanya

dapat dicapai hanya dengan prinsip bahwa perkawinan adalah untuk selamanya,

bukan hanya dalam waktu tertentu saja. Itulah prinsip perkawinan dalam islam

yang harus atas dasar kerelaan hati.4

Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan,

disebutkan bahwa pengertian perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.5

Pernikahan disyari’atkan berdasarkan firman Allah swt dalam QS. An-

Nur, 24: 32

Terjemahnya:

Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang diantara kamu, dan

juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang

3 Dikutip dari Benny Suryanto dalam

http://eprints.walisongo.ac.id/5753/1/122111023.pdf. Diakses pada tanggal 28 November 2020 4 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2011), 5 Republik Indonesia Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

Page 15: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

3

laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi

kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas

(pemberiannya), Maha Mengetahui.6

Nabi saw menganjurkan kepada setiap muslim untuk menikah, jika

mempunyai kemampuan baik secara lahir maupun batin sebagaimana Rasulullah

saw bersabda :

Artinya:

Telah bercerita kepada kami Umar bin Hafsh, Rasulullah saw bersabda

kepada kami: Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang sudah

mampu menikah, maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah itu lebih

dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan

barangsiapa belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa

itu baginya (menjadi) pengekang syahwat. (Riwayat Bukhari).

Sehubungan dengan hal tersebut, agar pernikahan terwujud dengan baik,

maka harus ada persetujuan dari kedua calon mempelai. Dalam melaksanakan

pernikahan, agama Islam mengatur tata cara yang harus dipenuhi, yaitu adanya

rukun dan syarat pernikahan.

Rukun dan syarat pernikahan sebagai berikut, (1) calon suami, (2) calon

isteri, (3) wali nikah, (4) dua orang saksi, (5) akad ijab dan qabul.

Akad adalah sebagai salah satu rukun, didalam hukum Islam perjanjian

disebut akad, yang berarti mengikatkan, menghubungkan atau menyambung.

Tujuan akad adalah melahirkan suatu akibat hukum. Istilah perjanjian pernikahan

6Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h.

354. 7 Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Daar Ibnu

Katsir, 2002), h. 496.

Page 16: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

4

didalam hukum Islam memang tidak dijelaskan secara detail, namun yang ada

adalah persyaratan pernikahan yang dapat diajukan dari pihak terkait, hal ini sama

halnya dengan perjanjian yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pihak

yang melakukan perjanjian, dalam artian pihak-pihak yang berjanji untuk

memenuhi syarat yang ditentukan.8

Al-Qur’an telah menjelaskan pentingnya untuk menepati janji-janji yang

telah kita buat. QS. Al-Isra’, 17: 34

Terjemahnya:

“Dan penuhilah janji, Sesungguhnya janji itu pasti dimintai

pertanggungjawabnya”.9

Fenomena zaman sekarang yang mana bentuk kehidupan berkeluarga di

masyarakat, tidak menutup kemungkinan terjadi pernikahan yang didasarkan

hanya atas kepentingan pribadi yang bersifat duniawi, seperti hanya untuk

memperoleh jabatan, status, kekayaan, dan kepentingan-kepentingan lainnya.

Setelah berlangsung kehidupan berkeluarga terjadi kekerasan dalam rumah tangga

(KDRT), suami yang pergi bertahun-tahun tanpa pamit/ijin dan tidak memberi

nafkah keluarganya, hal ini dapat menjadi faktor penyebab perceraian dalam

rumah tangga. Oleh karena itu untuk mencegahnya dapat dibuat suatu perjanjian

yang mengikat.

Pada dasarnya suatu perjanjian hendak tercapai dengan terdapatnya

8 Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Edisi Refisi), (Jakarta:Rajawali Pers.

2013), h. 214. 9 Kemeterian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 286.

Page 17: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

5

konvensi dari para pihak. Perjanjian pula mencuat dari kemauan para pihak untuk

membuatnya. Tetapi dalam realitanya terkait dengan perjanjian taklik talak

sebagai suatu perjanjian pernikahan, tampak seperti diharuskankan atas para pihak

yang melakukan pernikahan. perihal ini nampak dari terdapatnya diharuskan

mengucapkan sighat taklik talak oleh calon suami setelah akad nikah

dilangsungkan.10

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian yang

dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: PANDANGAN MASYARAKAT

TERHADAP SIGHAT TAKLIK AKAD NIKAH KECAMATAN

RAPPOCICNI KOTA MAKASSAR.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana hukum sighat taklik akad nikah dalam Islam ?

2. Bagaimana pandangan masyarakat Kecamatan Rappocini kota Makassar

terhadap sighat taklik akad nikah ?

C. Tujuan Kajian

Adapun tujuan masalah yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah

yang ada, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hukum sighat taklik akad nikah dalam Islam

2. Untuk mengetahui pandangan masyarakat kabupaten Rappocini kota

Makassar terhadap shighah taklik akad nikah

10 Mujahidin, Prespektif Yuridis terhadap Taklik Talak sebagai Perjanjian Perkawinan,

(Skripsi diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014)

Page 18: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

6

D. Manfaat Kajian

Manfaat penelitianyang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah pemikiran bagi

perkembangan ilmu hukum Islam dan memberikan manfaat dalam

masalah-masalah pernikahan, khususnya sighat taklik akad nikah. Selain

itu, bisa dijadikan bahan diskusi dan bacaan yang dapat menambah

wawasan tentang sighat taklik akad nikah. Dengan adanya penelitian ini,

diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian yang akan

datang.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan

tentang sighat taklik akad nikah kepada peneliti secara khusus dan kepada

masyarakat luas pada umumnya.

Page 19: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pernikahan

1. Pengertian Nikah

Nikah adalah akad atau perjanjian resmi yang menghalalkan pergaulan

dan persetubuhan, perkawinan sah secara hukum.11

Secara bahasa, kata nikah punya beberapa makna, diantaranya adalah

yang artinya hubungan kelamin atau hubungan seksual, nikah juga )الوطء)

diartikan (العقد) maksudnya sebuah akad, bisa juga bermakna ikatan atau

kesepakatan.12

Sedangkan menurut istilah, para ulama berbeda pendapat memberikan

pengertian nikah sebagai berikut:

a. Ulama Hanafiyah mendefinisikan pernikahan atau perkawinan sebagai

suatu akad yang berguna untuk memiliki mut’ah dengan sengajah.

Ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa perkawinan adalah suatu akad

dengan menggunakan lafazh nikah atau zauj, yang menyimpan arti

memiliki.

c. Ulama Malikiyah menyebutkan bahwa perkawinan adalah suatu akad yang

mengandung arti mut’ah untuk mencapai kepuasan dengan tidak

mewajibkan adanya harga.

11Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Media

Pustaka Phoenix, 2012), h. 599 12 Ibnu Manzur Muhammad bin Mukrim bin Manzur al-Afriqy al-Mishry, Lisan Al-

“Arab, (Beirut: Dar Shadir, 1993), h. 625

7

Page 20: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

8

d. Ulama Hanabilah mengatakan bahwa perkawinan adalah akad dengan

menggunakan lafazh nikah atau tazwij untuk mendapatkan kepuasan.13

Dari beberapa pengertian tersebut dapat dipahami bahwa

pernikahan adalah suatu akad antara laki-laki dan perempuan atas dasar

kerelaan dan kesukaan kedua belah pihak, yang dilakukan dengan

memenuhi rukun dan syarat nikah dan untuk menghalalkan hubungan

suami istri antara keduanya.

2. Hukum Pernikahan

Dalam Islam nikah disyariatkan berdasarkan dalil-dalil Al-Quran, As-

Sunnah dan ijma’ Ulama. Ayat yang menunjukkan nikah disyari’atkan adalah

firman Allah swt dalam QS. An-Nur, 24:32

Terjemahnya:

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang diantara kamu,

dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba

sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah

akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan

Allah Maha Luas (pemberiannya), Maha Mengetahui”.14

Adapun hadis Nabi saw yang menerangkan masalah ini adalah :

13 Mustofa Hasan, M.Ag, Pengantar Hukum Keluarga, (Bandung: CV Pustaka Setia,

2011), h. 15 14 Kemeterian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 354. 15 Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, h. 496

Page 21: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

9

Artinya:

Telah bercerita kepada kami Umar bin Hafsh, Rasulullah saw telah

bersabda kepada kami: Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu

yang sudah mampu menikah, maka menikahlah.

Berdasarkan nash-nash Al-Quran dan As-Sunnah, Islam menganjurkan

kaum muslimin yang mampu, untuk melakukan pernikahan. Namun demikian,

kalau dilihat dari segi kondisi orang yang melaksanakannya, maka hukum

nikah berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain, di antaranya

sebagai berikut:

a. Wajib hukumnya manakala seseorang mengkhawatirkan dirinya

terjatuh ke dalam zina, sementara dia mampu memikul tanggung jawab

pernikahan dan nafkahnya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

Artinya:

Telah bercerita kepada kami Umar bin Hafsh, Rasulullah saw telah

bersabda kepada kami: Wahai para pemuda, barangsiapa diantara

kamu yang sudah mampu menikah, maka menikahlah.

b. Sunnah hukumnya bila seseorang memiliki dorongan syahwat kepada

lawan jenis dan memiliki biaya menikah dan rasa tanggung jawab,

namun dia tidak mengkhawatirkan dirinya terjatuh kedalam perzinahan

ketika tidak menikah.17

c. Haram hukumnya bagi orang yang tidak mempunyai keinginan dan

tidak mempunyai kemampuan serta tanggung jawab untuk

16 Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, h. 496 17 Shalih bin Abdul Aziz Alu asy-Syaikh, Fikih Muyassar (terjemahan), (Jakarta:

Darul Haq,) h. 465-466.

Page 22: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

10

melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam rumah tangga sehingga

apabila melangsungkan perkawinan akan terlantarkan dirinya dan

isterinya, maka hukum melakukan perkawinan bagi orang tersebut

adalah haram.18 Allah swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah 2, 195 :

Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam

kebinasaan...19

Termasuk juga hukumnya haram perkawinan bila seseorang

kawin dengan maksud untuk menelantarkan orang lain, masalah wanita

yang dikawini itu tidak diurus hanya agar wanita itu tidak dapat kawin

dengan orang lain.

d. Makruh hukumnya bagi orang yang mempunyai kemampuan untuk

melakukan perkawinan juga cukup mempunyai kemampuan untuk

menahan diri sehingga tidak memungkinkan dirinya tergelincir berbuat

zina sekiranya tidak kawin. Hanya saja orang ini tidak mempunyai

keinginan seperti impoten, berpenyakitan yang kuat untuk dapat

memenuhi kewajiban suami isteri dengan baik.

e. Mubah hukumnya bagi orang yang mempunyai kemampuan untuk

melakukannya, tetapi apabila tidak melakukannya tidak khawatir akan

berbuat zina dan apabila melakukannya juga tidak khawatir

menelantarkan isteri. Perkawinan tersebut hanya didasarkan untuk

18 Abdurrahman Ghazaly, Fikih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 14-15 19 Kemeterian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 30

Page 23: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

11

memenuhi kesenangan bukan dengan tujuan menjaga kehormatan

agamanya dan membina keluarga sejahtera. Hukum mubah ini juga

ditujukkan bagi orang yang antara pendorong dan penghambatnya

untuk kawin itu sama, sehingga menimbulkan keraguan orang yang

akan melakukan perkawinan, seperti mempunyai keinginan tetapi

belum mempunyai kemampuan, mempunyai kemampuan untuk

melakukan tetapi belum mempunyai kemauan yang kuat.20

3. Rukun dan Syarat Pernikahan

Rukun adalah sesuatu yang harus ada yang menentukan sah dan

tidaknya suatu pekerjaan (ibadah) dan sesuatu itu termasuk dalam rangkaian

pekerjaan tersebut, seperti adanya calon pengantin laki-laki dan calon

pengantin perempuan dalam perkawinan. Syarat adalah sesuatu yang mesti ada

yang menentukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi sesuatu itu

tidak termasuk dalam rangkaian pekerjaan tersebut.21

Rukun dan syarat menentukan perbuatan hukum, terutama yang

menyangkut dengan sah dan tidaknya perbuatan tersebut dari perbuatan

hukum. Dalam perkawinan rukun dan syarat tidak boleh tertinggal, dalam

artian perkawinan tidak sah bila keduanya tidak ada atau tidak lengkap.

Keduanya mengandung arti yang berbeda dari segi bahwa rukun itu adalah

sesuatu yang berada didalam hakikat dan merupakan bagian atau unsur yang

mengujudkannya, sedangka syarat adalah sesuatu yang berada di luarnya dan

tidak merupakan unsurnya.22

20 Abdurrahman Ghazaly, Fikih Munakahat, h. 15-16

21 Abdurrahman Ghazaly, Fikih Munakahat, h. 45. 22Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h. 87.

Page 24: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

12

a. Rukun Pernikahan

Dalam memahami tentang jumlah rukun nikah, ada perbedaan pendapat

dikalangan para ulama atau imam madzhab, diantaranya menurut imam Hanafi

rukun nikah hanya ada dua, yaitu ijab dan qabul saja (yaitu akad yang

dilakukan oleh pihak wali perempuan dan calon pengantin laki-laki).

Sedangkan imam Malik mengatakan bahwa rukun nikah itu ada lima, yaitu (1)

wali dari pihak perempuan, (2) mahar, (3) calon pengantin laki-laki, (4) calon

pengantin perempuan, (5) sighat akad nikah. Imam Syafi’i berkata bahwa

rukun nikah itu ada lima, yaitu (1) calon pengantin laki-laki, (2) calon

pengantin perempuan, (3) wali, (4) dua orang saksi, (5) sighat akad nikah.

Meskipun keduanya berpendapat sama tentang jumlahnya akan tetapi sedikit

berbeda pada penjelasan yang termasuk kedalam rukunnya. Imam Maliki

memasukkan mahar kedalam rukun sedangkan imam Syafi’i memasukkannya

kedalam syarat, begitu pula sebaliknya Imam Syafi’i menempatkan dua orang

saksi kedalam rukun sedangkan Imam Malik tidak menempatkannya kedalam

rukun.23

Dari beberapa perbedaan tersebut, Jumhur ulama berpendapat bahwa

rukun perkawinan ada lima yaitu:

1) Adanya calon suami

2) Adanya calon isteri

3) Adanya wali dari pihak isteri

23Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2004), h. 61

Page 25: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

13

4) Adanya dua orang saksi

5) Sighat akad nikah, ijab dan qabul

Mahar yang harus ada dalam setiap perkawinan tidak termasuk ke

dalam rukun, karena mahar tersebut tidak mesti disebut dalam akad

perkawinan dan tidak mesti diserahkan pada waktu akad itu berlangsung.

Dengan demikian, mahar itu termasuk ke dalam syarat perkawinan.24

b. Syarat Sah Pernikahan

Syarat-syarat perkawinan merupakan dasar bagi sahnya perkawinan.

Apabila syarat-syaratnya terpenuhi, maka perkawinan itu dianggap sah dan

menimbulkan adanya hak dan kewajiban suami isteri.

Secara rinci, masing-masing rukun menurut jumhur ulama tersebut

akan dijelaskan syarat-syarat sebagai berikut:

1) Syarat-syarat calon mempelai pria, (a) bearagama islam, (b) laki-laki, (c)

jelas orangnya, (d) dapat memeberikan persetujuan, (f) tidak terdapat

halangan perkawinan.

2) Syarat-syarat calon mempelai wanita, (a) beragama islam, (b) perempuan,

(c) jelas orangnya, (d) dapat memberikan persetujuan, (e) tidak terdapat

halangan perkawinan.

3) Syarat-syarat wali nikah, (a) beragama islam (b) laki-laki, (c) dewasa, (d)

mempunyai hak perwalian, (e) tidak terdapat halangan perwalian.

4) Syarat-syarat saksi nikah, (a) beragama islam (b) baligh, (c) berakal, (d)

24Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h. 61

Page 26: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

14

mendengar dan memahami ijab qabul, (e) sekurang-kurangnya dua orang

saksi, (f) adil, (g) merdeka dan melihat.

5) Syarat-syarat ijab qabul, (a) adanya pernyataan mengawinkan dari wali, (b)

adanya pernyataan penerimaan dari calon mempelai pria, (c) memakai kata-

kata nikah atau sebagainya, (d) antara ijab dan qabul bersambungan, (e) antara

ijab dan qabul jelas maksudnya, (f) orang yang terkait dengan ijab tidak

sedang melakukan ihram haji atau umrah, (g) majelis ijab qabul itu harus

dihadiri minimal empat orang, yaitu mempelai pria atau yang mewakilinya,

wali dari mempelai wanita atau yamg mewakilinya, dan dua orang saksi.25

4. Hikmah Pernikahan

Berikut ini beberapa hikmah dianjurkannya pernikahan

a. Pernikahan merupakan sarana terbaik untuk menyalurkan naluri

seksual manusia. Perniakahan menjauhkan manusia dari rasa gundah

dan gelisah, menjaga pandangan dari sesuatu yang diharamkan, dan

mengarah hati kepada yang telah dihalalkan oleh Allah swt.26 Allah

swt berfirman dalam QS. Ar-Rum 30/21:

Terjemahnya:

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan

pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung

25Ahmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: Rajawali Press, 1995), h 34. 26 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 156

Page 27: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

15

dan merasa tenteram kepadanya, dan dia menjadikan di antaramu rasa

kasih sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda (Kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.27

b. Perkawinan merupakan sarana terbaik untuk memperbanyak keturunan,

menjaga kelangsungan hidup, serta menghindari keterputusan nasb. Islam

sangat menekankan pentingnya nasab dan melindunginya.28

Dari Anas ra berkata... Rasulullah saw bersabda:... Nikahilah perempuan

yang lemah lembut dan dapat memberikan keturunan yang banyak, karena

aku akan membanggakan diri kalian kepada para nabi pada hari kiamat

dengan banyaknya jumlah kalian.

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari keturunan yang banyak,

sehingga setiap negara sangat memperhatikan dan berusaha untuk

memperbanyak penduduknya dengan memberikan penghargaan kepada

siapapun yang memiliki keturunan yang banyak.30

c. Dengan pernikahan, naluri keibuan dapat tersalurkan. Naluri itu

berkembang secara bertahap sejak masa kanak-kanak, begitu pula

perasaan kasih sayang dan kelembutan.

d. Tuntutan tanggung jawab pernikahan dan keinginan untuk mengayomi

keluarga dapat menjadikan seseorang bersemangat dan berusaha keras

dalam mengembangkan kreativitasnya. Ia akan bekerja untuk

27 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 408 28 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 156 29 Ahmad bin Al-Husain bin Ali bin Musa Abu Bakr, Al-Baihaqi, Al-Sunan Al-Shagir

Lilbaihaqi, (Pakistan: Daar Al-Nasyr, 1989), h.10

30 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 157

Page 28: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

16

memenuhi kewajiban dan kebutuhab rumah tangganya, hingga akhirnya

ia menjadi pekerja keras yang dapat menghasilkan kekayaan dan

produktif.

e. Dengan pernikahan, ada pembagian tugas yang jelas antara suami isteri,

baik di dalam maupun di luar rumah, berikut tanggung jawab yang

harus dipenuhi sesuai kemampuan masing-masing. Perempuan

bertanggung jawab untuk mengurus kebutuhan rumah tangga, mendidik

anak, dan menciptakan suasana yang kondusif yang dapat

menghilangkan penat suami setelah bekerja dalam memenuhi

kebutuhan rumah tangga.

f. Pernikahan menyatukan keluarga kedua pasangan, menumbuhkan

jalinan kasih sesama mereka, serta memperkuat ikatan sosial di dalam

masyarakat. Ikatan sosial inilah yang sangat dianjurkan dan didukung

oleh syariat Islam. Pada dasarnya, masyarakat yang solid dan saling

berkasih sayang adalah masyarakat yang kuat dan berbahagia.31

5. Hak Suami Isteri

a. Hak Bersama yang dimiliki suami istri

Hak yang dimilikinsuami istri adalah sebagai berikut:

1) Adanya kehalalan untuk melakukan hubungan suami istri

dan menikmati pasangan. Kehalalan ini dimiliki bersama

oleh keduanya. Halal bagi sang suami untuk menikmati dari

isterinya apa yang halal dinikmati oleh sang isteri dari

31 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 158

Page 29: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

17

suaminya. Kenikmatan ini merupakan hak suami isteri dan

tidsk didapatkan, kecuali dengan peran serta dari keduanya.

2) Adanya keharoman ikatan perbesaran. Maksud dari itu,

sang isteri harom bagi ayah dari sang suami, kakek-

kakeknya, anak-anak laki-lakinya, serta anak-anak laki-

laki dari anak-anak laki-laki dan anak-anak

perempuannya, sebagaimana sang suami harom bagi sang

isteri, nenek-neneknya serta anak-anak perempuan dari

anak laki-laki dan anak-anak- perempuannya.

3) Tetapnya pewarisan antarkeduanya setelah akad

terlaksana. apabila salah seorang dari keduanya

meninggal setelah akad terlaksanakan, maka pasangannya

menjadi pewaris baginya, meski mereka belum melakukan

pencampuran.

4) Tetapnya nasab anak dari suami yang sah.

5) Pergaulan suami isteri dilakukan dengan cara yang patut

agar keduanya diliputi oleh keharmonisan dan dinaungi

oleh kedamaian.32 Allah swt berfirman dalam QS. An-

Nisa 4/19:

Terjemahnya:

32 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 313

Page 30: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

18

Dan bergaulah dengan mereka menurut cara yang

patut.33

b. Hak isteri atas suami

1) Hak yang bersifat materi

a) Mahar

Diantara bentuk pemiliharan dan pernghormatan islam

kepda perempuan adalah dengan memberikan hak kepadanya

untuk memiliki. Menetapkan mahar kepdanya, dan menjadikan

mahar sebagai haknya atas laki-laki, ayahnya dn orang yang

paling dekat dengannya tidak boleh mengambil sesuatupun

darinya, kecuali dengan ridho dan kehendaknya.34 Allah swt

berfirman dalam QS. An-Nisa 4/4:

Terjemahnya:

Dan berikanlah mas kawin (mahar) kepada perempuan

(yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh

kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepeda

kamu sebagian dari (mas kawin) itu dengan senang hati,

maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan

senang hati.35

Maksud dari ayat diatas adalah anjuran memberikan

mahar kepada perempuan sebagai pemberian yang

ditetapkan tanpa imbalan apapun. Kemudian, apabila

33 Kemeterian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 80 34 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 314 35 Kemeterian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 77

Page 31: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

19

mereka memberikan sebagaian dari mahar setelah mereka

memilikinya tanpa pemaksaan, tanpa malu, dan tanpa tipu

daya, maka pemberin itu boleh diambil tanpa ada halangan

ataupun dosa.36

b) Perlengkapan rumah tangga

Pihak yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan

rumah secara syar’i dan melengkapinya dengan segala jenis

perabotan serta perlengkapan yang dibutuhkannya adalah

sang suami. Isteri tidak bertanggung jawab atas semua itu

berapapun jumlah mahar. Bahkan, seandainya ada tambahan

atas mahar, maka itu diberikan untuk perabotan. Mahar

berhak didapatkan oleh isteri sebagai kompensasi dari

kenikmatan yang didapatkan oleh suami darinya, bukan

untuk mempersiapkan perabotan bagi tempat tinggal suami

isteri kelak.

c) Nafkah

Maksud dari nafkah dalam hal ini adalah penyediaan

kebutuhan isteri, seperti makanan, tempat tinggal, pembantu,

dan obat-obatan, meskipun dia kaya. Nafkah merupakan

sesuatu yang wajib.37 Allah swt berfirman dalam QS. Al-

Baqarah 2/233:

36 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 313 37 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 326-327

Page 32: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

20

Terjemahnya:

Dan kewajiban ayah menanggug nafkah dan pakaian

mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak

dibebani lebih dari kesanggupannya.38

QS. At-Thalaq 65/6:

Terjemahnya:

Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu

bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah

kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati

mereka). Dan jika mereka (isteri-isteri yang ditalak) itu

sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka

nafkahnya sampai mereka melahirkan kandungannya.39

2) Hak yang Bersifat Nonmateri

a.) Hal pertama yang wajib dilakukan oleh suami terhadap istrinya

adalah memuliakannya, mempergaulinya dengan baik,

memperlakukannya dengan patut, mempersembahkan apa yang

dapat dipersembahkan kepadanya untuk menyenangkan hatinya,

38 Kemeterian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 560 39 Kemeterian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 559

Page 33: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

21

di samping bersabar dalam menghadapi apa yang muncul

darinya.40 Allah swt berfirman dalm QS. An-Nisa 4/19:

Terjemahnya:

Dan bergaulah dengan mereka menurut cara yang patut.

Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah)

karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal

Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya. 41

b.) Perlindungan

Wajib atas suami utnuk melindungi dan menjaga

isterinya dari segala sesuatu yang dapat menodai

kehormatannya, menjatuhkan harga dirinya, menghinakan

kemuliaanya, dan mencoreng nama baiknya di mata manusia.

c.) Persetubuhan dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

c. Hak suami atas isteri

1) Tidak memasukan orang yang tidak disukai suami ke dalam

rumah.

Diantara hak suami atas isterinya adalah agar sang isteri tidak

memasukkan seorangpun yang tidak disukai oleh suami ke

dalam rumahnya kecuali dengan izinnya.

2) Mendapat pelayanan dari isteri

40 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 341 41 Kemeterian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 80

Page 34: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

22

Dasar yang diletakkan oleh islam bagi hubungan suami isteri

dan penataan hidup keduanya adalah dasar yang sesuai dengan

fitrah dsn tabiat. Laki-laki lebih mampu untuk bekerja,

berusaha, dan mencari nafkah di luar rumah. Sementara

perempuan lebih mampu untuk mengatur rumah, mendidik

anak, serta menciptakan faktor-faktor ketenangan dan

kedamaian tempat tinggal. Oleh karena itu, laki-laki dibebani

apa yang cocok dengannya dan perempuan dibebani apa yang

merupakan bagian dari tabiatnya. Dengan semua ini, rumah

tangga akan tertata dari sisi luar dan dalam, sehingga baik suami

maupun isteri tidak akan menemukan sesuatupun yang dapat

menyebabkan terpecahnya rumah tangga.

3) Menahan isteri di dalam rumah

Diantara hak suami adalah menahan isterinya di rumah

suami isteri dan melarangnya untuk keluar dari rumah tersebut

tanpa izinya.

4) Berpindah kediaman bersama isteri

Diantara hak suami adalah berpindah bersama isterinya

ketempat manapun yang dikehendakinya.42 Allah swt berfirman

dalam QS. At-Thalaq 65/6:

42 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h.367, h. 365

Page 35: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

23

Terjemahnya:

Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu

bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah

kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)

mereka.43

5) Mendidik isteri ketika nusyuz (durhaka kepada suami)

Allah swt berfirman dalm QS. An-Nisa 4/34:

Terjemahnya:

Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan

nusyuz, hendaklah kamu beri nasehat kepada mereka,

tinggalkanlah mereka ditempat tidur (pisah ranjang) dan

(kalau perlu pukullah mereka). Tetapi, jika mereka

menaatimu maka janganlah kamu mencari-cari alasan

untuk menyusahkannya.44

Memberi nasihat kepadanya berarti mengingatkannya

kepada Allah, menyadarkannya akan kewajibannya untuk

menaati suami dan menunaikan hak suami.45

B. Talak

1. Pengertian Talak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) talak adalah cerai,

perceraian menurut Islam dari pihak laki-laki kepada bininya.46

Talak menurut bahasa adalah at-Takhaliyatu artinya melepas atau

43 Kemeterian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 556 44 Kemeterian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 84 45 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h.367 46Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), h. 831

Page 36: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

24

pelepasan. Sedangkan menurut istilah talak adalah melepaskan ikatan

pernikahan dan mengakhiri hubungan suami-isteri.47

2. Hukum Talak

Para ulama sepakat membolehkan talak. Bisa saja sebuah rumah

tangga mengalami keretakan hubungan yang mengakibatkan runyamnya

keadaan sehingga pernikahan mereka berada dalam keadaan kritis, terancam

perpecahan, serta pertengkaran yang tidak membawa keuntungan sama sekali.

Dan pada saat itu, dituntut adanya jalan untuk menghindari dan menghilangkan

berbagai hal negatif tersebut denagan cara talak.48

Allah swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah, 2: 231

Terjemahnya:

Dan apabila kamu menceraikan isteri-isteri (kamu), lalu mereka

mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang

baik, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang baik (pula).49

Dalam hadits Rasulullah saw juga bersabda:

50

Artinya:

Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:”Sesuatu yang

halal namun paling dibenci di sisi Allah adalah talak”.

47 Ahsin W. Alhafidz, Kamus Fiqih, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 219 48 Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2004), h. 208 49 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 7 50 Abu Abdillah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Daar Al-Fikr,

1998), h. 175.

Page 37: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

25

Artinya :

Tidak ada perkara halal yang lebih dibenci oleh Allah swt daripada

talak.

Berdasarkan dalil-dalil tersebut bahwasanya perceraian atau talak

merupakan perbuatan halal atau boleh saja seorang suami menceraikan

isterinya akan tetapi hal tersebut dibenci oleh Allah swt.

Hukum talak berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi orang

yang menjatuhkan talak sebagai berikut:

a. Wajib, apabila terjadi perselisihan antara suami isteri lalu tidak ada

jalan yang dapat ditempuh kecuali dengan mendatangkan dua hakim

yang mengurus perkara keduanya. Jika kedua hakim tersebut

memandang bahwa perceraian lebih baik bagi mereka, maka saat

itulah talak menjadi wajib. Jadi sebuah rumah tangga tidak

mendatangkan apa-apa selain keburukan, perselisihan, pertengkaran

dan bahkan menjerumuskan keduanya dalam kemaksiatan, maka

pada saat itu talak wajib baginya.

b. Makruh, Talak itu dibenci karena dilakukan tanpa adanya tuntutan

dan sebab yang membolehkan. Dan karena talak semacam itu dapat

51 Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy’ab, Sunan Abi Daud, (Daar AL-Risalah Al-

Alamiyyah, 2009),

Page 38: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

26

membatalkan pernikahan yang menghasilkan kebaikan yang

memang disunnahkan, sehingga talak itu menjadi makruh

hukumnya.

c. Mubah, Yaitu talak yang dilakukan karena ada kebutuhan. Misalnya

karena buruknya akhlak isteri dan kurang baiknya pergaulannya

yang hanya mendatangkan mudharat dan menjauhkan mereka dari

tujuan pernikahan.

d. Sunnah, Yaitu talak yang dilakukan pada saat isteri mengabaikan

hak-hak Allah swt yang telah diwajibkan kepadanya, misalnya shalat

puasa dan kewajiban lainnya, sedangkan suami juga sudah tidak

sanggup lagi memaksanya.52

3. Macam-Macam Talak

a. Talak Jelas dan Tidak Jelas

1) Talak jelas adalah talak yang menggunakan kata-kata jelas yang

menunjukkan makna talak, baik secara bahasa ataupun tradisi, seperti

ucapan suami kepada isterinya,”saya ceraikan kamu”.

2) Talak tidak jelas adalah talak yang menggunakan kata-kata tidak jelas,

ia bisa bermakna talak dan yang lainnya. Seperti ucapan suami kepada

isterinya, pulang ke rumah orang tuamu”.53

b. Talak Raj’i dan Ba’in

1) Talak Raj’i adalah talak yang bisa mengembalikan suami kepada

52 Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, h. 209-210 53 Arif Munandar, Riswanto, Khazanah Buku Pintar Islam, (Palembang: Mizan

Pustaka, 2010), h. 90

Page 39: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

27

isterinya yang di cerai tanpa harus melakukan akad baru karena

isterinya masih dalam masa iddah.54

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah, 2: 229

Terjemahnya:

Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali, (setelah itu suami dapat)

menahan dengan baik, atau melepaskan dengan baik.55

Allah swt menjadikan rujuk sebagai hak suami selama masa iddah

belum habis. Karena itu, apabila suami ingin melakukan rujuk, tidak

ada persyaratan yang mengharuskan adanya persetujuan dan

pengetahuan dari isteri, ataupun kesepakatan dari wali, karena Allah

swt menjadikan rujuk sebagai hak mutlak bagi suami.56 Allah swt

berfirman dalam QS. Al-Baqarah, 2: 228

Terjemahnya:

Dan para suami mereka lebih berhak kembali kepada mereka

54 Arif Munandar, Riswanto, Khazanah Buku Pintar Islam, h. 90 55 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 386 56 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 428

Page 40: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

28

dalam (masa) itu.57

2) Talak Ba’in

Talak ba’in terbagi menjadi dua macam yaitu:

a) Talak Ba’in Shugrah

Talak ba’in shugrah adalah talak yang tidak bisa

mengembalikan sumi kepada isterinya yang dicerai, kecuali

dengan akad dan mahar baru. Talak ini terjadi sebelum suami

mencampuri isterinya atau ketika isteri meminta cerai kepada

suaminya dengan syarat isterinya harus membayar kompensasi

harta kepada suaminya.58

b) Talak Ba’in Kubra

Talak ba’in kubra adalah talak yang menghilangkan pemilikan

mantan suami terhadap mantan isteri serta menghilangkan

kehalalan mantan suami untuk berkawin kembali dengan mantan

isterinya. Kecuali setelah mantan isterinya itu kawin dengan

laki-laki lain, telah berkumpul dengan suami keduanya itu telah

bercerai secara wajar serta selesai menjalankan masa iddahnya.

Talak ba’in kubra terjadi pada talak yang ketiga.59

Allah swt berfirman dalam QS.Al-Baqarah, 2: 230

57 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 386 58 Arif Munandar, Riswanto, Khazanah Buku Pintar Islam, h. 90 59 Abdul. Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, h. 198

Page 41: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

29

Terjemahnya:

Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka

perempuan itu tidak lagi halal bagi baginya hingga dia kawin kawin

dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu

menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami

pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat

akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum

Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.60

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Indonesia juga

menyebutkan pengertian talak ba’in kubra, talak ba’in kubra adalah

Talak yang terjadi untuk ketiga kalinya. Talak jenis ini tidak dapat

dirujuk dan tidak dapat dinikahkan kembali, kecuali apabila pernikahan

itu dilakukan setelah bekas isteri, menikah dengan orang lain dan

kemudian terjadi perceraian ba’da al dukhul dan habis masa iddahnya.61

c. Talak Sunni dan Bid’i

1) Talak Sunni adalah talak yang sesuai dengan sunnah Nabi saw, seperti

talak yang dijatuhkan ketika isteri dalam keadaan suci.62 Hal tersebut

berdasarkan firman Allah swt dalam QS. Al-Talaq, 65/1 :

Terjemahnya :

Wahai Nabi apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka

hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat

(menghadapinya).63

60 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 35 61 Kompilasi Hukum Islam Indonesia, Pasal 120. 62 Arif Munanda Riswan, Khazanah Buku Pintar Islam, h. 90

63 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h.558

Page 42: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

30

2) Talak Bid’i

Talak bid’i adalah talak yang tidak sesuai dengan sunnah Nabi saw,

seperti talak yang dijatuhkan ketika haid.64

d. Talak Sekarang, dikaitkan kepada syarat, dan dikaitkan kepada

waktu

1) Talak sekarang adalah talak yang tidak dikaitkan kepada syarat

atau waktu tertentu. Ia dimaksudkan agar terjadi pada waktu itu

juga. Seperti perkataan suami kepada isterinya,”aku ceraikan

kamu”.

2) Talak dikaitkan kepada syarat adalah talak yang terjadi jika terjadi

sebuah hal. Seperti ucapan suami kepada isterinya,” jika kamu

pergi ke rumah fulan , kamu aku ceraikan”.

3) Talak yang dikaitkan kepada waktu adalah talak yang terjadi jika

terkait dengan waktu tertentu. Seperti ucapan suami kepada

isterinya,”kamu akan aku ceraikan besok”.65

C. Taklik Akad Nikah Dalam Islam

1. Pengertian Sighat Taklik Talak Akad Nikah

Sighat dalam istilah fiqih adalah kata-kata atau ungkapan.66 Sedangkan

taklik bermakna perjanjian atau pernyataan. Talak bermakana cerai, perceraian

menurut Islam dari pihak laki-laki kepada bininya.67

64 Arif Munanda Riswan, Khazanah Buku Pintar Islam, h. 90 65 Arif Munanda Riswan, Khazanah Buku Pintar Islam, h. 90 66 Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), h. 325 67 Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), h. 831

Page 43: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

31

Sighat taklik adalah ucapan suami berupa janji-janji kepada isterinya.

Biasanya diucapkan begitu selesai akad nikah, sebagai rasa tanggung jawab

dan kesungguhan menikahi sang isteri.68

Sedangkan menurut istilah taklik talak adalah menggantungkan

jatuhnya talak atas sesuatu hal. Maka talak jatuh bila hal itu terjadi.69

Menurut Sayuti Thalib, taklik adalah menggantungkan, dan

dihubungkan dengan talak sehingga berbunyi talak taklik akan mempunyai arti

suatu talak yang digantungkan jatuhnya kepada terjadinay suatu hal yang

memang mungkin terjadi yang telah disebutkan lebih dahulu dalam suatu

perjanjian atau telah diperjanjikan lebih dahulu. Ada kalanya kedua kata ini

dibalik letaknya. Disebut taklik talak, maksudnya sama saja. Sedangkan arti

katanya memang ada bedanya sedikit. Taklik talak ialah hal-hal atau syarat-

syarat yang telah diperjanjikan itu dilanggar oleh suami, maka terbukalah

kesempatan mengambil inisiatif untuk talak oleh pihak isteri, kalau ia

menghendaki demikian.70

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Indonesia pada pasal 1 poin e

menyebutkan bahwa taklik talak adalah perjanjian yang diucapkan calon

mempelai pria setelah akad nikah yang dicantumkan dalam akta nikah

berupa janji talak yang digantungkan kepada suatu keadaan tertentu yang

mungkin terjadi dimasa yang akan datang.71

Akad dalam KBBI adalah janji, perjanjian, perjanjian dalam

68 Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, h. 366. 69Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, h. 366. 70Sajuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: UI-Press, 1986), h. 106. 71Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 1 (e)

Page 44: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

32

perkawinan.72 Sedangkan dalam istilah fiqih berarti ikatan. Jadi akad nikah

adalah ikatan perkawinan yang diikrarkan dengan kalimat-kalimat yang

telah ditentukan.73

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan sighat taklik akad nikah

adalah perjanjian talak gantung yang dibacakan seorang suami di saat

pernikahan atau yang sudah tercantum diakta nikah dimana calon suami

sudah mengetahuinya dan menyetujui perjanjian tersebut ketika

menandatanganinya.

Dalam pernikahan, ridanya laki-laki dan perempuan serta

persetujuan antara keduanya merupakan hal yang pokok untuk mengikat

hidup berkeluarga. Perasaan rida dan setuju bersifat kejiwaan yang tidak

dapat dilihat dengan jelas. Karena itu, harus ada perlambang yang tegas

untuk menunjukkan kemauan mengadakan ikatan bersuami isteri.

Perlambang itu diutarakan dengan kata-kata oleh kedua belah pihak yang

melangsungkan akad. Inilah yang merupakan sighat dalam pernikahan.74

2. Redaksi Akad Yang Disertai Dengan Syarat

Apabila akad nikah disertai dengan menyebutkan syarat; baik syarat

yang menegaskan maupun syarat yang bertolak belakang dengan tujuan

akad, baik yang bermanfaat maupun yang merugikan perempuan, dan baik

yang sesuai dan melanggar syari’at, maka masing-masng memiliki hukum

tertentu yang dapat dirangkum sebagai berikut:

72 Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), h. 19 73 Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), h. 13 74 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat, (Bandung: Pustaka Setia, 1999),

h. 73

Page 45: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

33

a) Persyaratan Yang Harus Dipenuhi

Persyaratan yang harus dipenuhi adalah hal-hal yang berupa pokok dan

tujuan pernikahan yang tidak mengubah ketentuan yang telah ditetapkan

oleh Allah swt. Seperti syarat untuk menggauli isteri dengan baik,

memberi nafkah dan menempatkan isteri dengan baik serta tidak

mengurangi hak-hak yang semestinya didapatkan oleh isteri. Begitu juga,

syarat yang lumrah diajukan kepada isteri untuk berjanji bahwa ia tidak

akan keluar dari rumah, berpuasa, mempersilahkan orang lain memasuki

rumahnya, dan membelanjakan uang, kecuali atas izin dari suaminya.

3. Redaksi Akad Yang Disertai Dengan Syarat

Apabila akad nikah disertai dengan menyebutkan syarat; baik

syarat yang menegaskan maupun syarat yang bertolak belakang dengan

tujuan akad, baik yang bermanfaat maupun yang merugikan perempuan,

dan baik yang sesuai dan melanggar syari’at, maka masing-masng

memiliki hukum tertentu yang dapat dirangkum sebagai berikut:

b) Persyaratan Yang Harus Dipenuhi

Persyaratan yang harus dipenuhi adalah hal-hal yang berupa pokok

dan tujuan pernikahan yang tidak mengubah ketentuan yang telah

ditetapkan oleh Allah swt. Seperti syarat untuk menggauli isteri

dengan baik, memberi nafkah dan menempatkan isteri dengan baik

serta tidak mengurangi hak-hak yang semestinya didapatkan oleh

isteri. Begitu juga, syarat yang lumrah diajukan kepada isteri untuk

berjanji bahwa ia tidak akan keluar dari rumah, berpuasa,

Page 46: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

34

mempersilahkan orang lain memasuki rumahnya, dan membelanjakan

uang, kecuali atas izin dari suaminya.

c) Persyaratan Yang Tidak Perlu Dipenuhi

Persyaratan yang tidak perlu dipenuhi apabila akad nikah yang

dilakukan adalah sah, tapi persyaratan yang ada bertolak belakang

dengan tujuan nikah, maka hal itu tidak perlu dilaksanakan. Misalnya

syarat untuk tidak memberi nafkah kepada isteri, tidak berhubungan

badan, tidak membayar mahar, tidak tinggal bersama kecuali pada

malam hari, atau syarat bagi isteri, yaitu untuk menafkahi suami.

Syarat-syarat seperti ini sangat bertolak belakang dengan pokok dan

tujuan pernikahan sehingga syarat-syarat itu tidak sah dan tidak perlu

dipenuhi karena mengandung unsur untuk menggugurkan kewajiban

yang berlaku ketika seseorang menikah.

Pada dasarnya, akad yang dilakukan dengan menentukan

syarat-syarat seperti itu adalah sah. Hal yang tidak berlaku adalah

syarat-syaratnya (seperti syarat mahar dengan sesuatu yang

diharamkan) karena pernikahan dengan adanya akad adalah sah,

meski disertai dengan syarat-syarat yang tidak sah.

d) Persyaratan Yang Menguntungkan Bagi Perempuan

Persyaratan yang menguntungkan perempuan (isteri) semisalnya,

suami tidak akan memperbolehkannya keluar dari rumah atau tempat

tinggalnya, tidak akan mengajaknya bepergian, tidak akan menikahi

Page 47: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

35

perempuan lain (tidak akan berpoligami), dan sebagainya.

Sebagian ulama berpendapat bahwa pernikahan seperti itu

adalah sah, sedangkan syarat-syarat yang diucapkan tidak berlaku.

Karena itu, suami tidak wajib untuk menepatinya. Itulah pendapat

ulama madzhab Hanafi, Syafi’i, dan sebagian besar kalangan ulama

yang lain.75

Dalil yang mereka gunakan dalam mendukung pendapat

mereka adalah sebagai berikut:

1) Hadits Rasulullah saw

Artinya :

Dari Ibnu Wahbi dari Yunus. Syafi’i rahimahullah berkata: Telah

meriwayatkan darinya: “Umat Islam terikat oleh persyaratan yang

dibuatnya, kecuali syarat yang menghalalkan yang haram atau

mengharamkan yang halal.

Para ulama mengatakan, “Syarat-syarat yang disebutkan tersebut

merupakan perilaku mengharamkan sesuatu yang dihalalkan. Poligami,

bersosialisasi, dan bepergian merupakan kegiatan yang halal menurut agama”.

Para ulama mengatakan,” Syarat-syarat yang di tetapkan tidak memberi

manfaat ataupun pengaruh, baik terhadap akad yang dilaksanakan maupun anjuran

yang ada didalamnya.

75 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 200-201 76 Ahmad bin Al-Husain bin Ali bin Musa Abu Bakr Al-Baihaqi, Al-Sunan Al-Kubra, (

Bairut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 2003), h. 405

Page 48: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

36

Sebagian ulama berpendapat bahwa syarat-syarat yang telah ditetapkan

didalam akad harus dipenuhi. Apabila hal itu tidak dipenuhi maka pernikahan

harus dibatalkan atau difaskh. Inilah pendapat Umar bin Khaththab, Sa’ad bin

Waqqas, Muawiyah, Amr bin ‘Ash, Umar bin Abdul Aziz, Jabir bin Zaid,

Thawuz, Auza’i, Ishaq dan Hanabilah.77

Berikut ini merupakan dalil yang mereka gunakan:

1). Allah swt berfirman dalam QS. Al-Maidah 65/1:

Terjemahnya:

“Wahai orang-orang yang beriman penuhilah janji-janji...”78

Artinya:

Dari Uqbah bin Amir Al-Juhaniy berkata: Rasulullah saw bersabda:” Syarat

yang paling utama untuk dilaksanakan adalah syarat yang ditetapkan di dalam

pernikahan.

Artinya:

77 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 202 78 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 106 79 , Ahmad bin Al-Husain bin Ali bin Musa Abu Bakr Al-Baihaqi, Al-Sunan Al-Shagir

Lilbaihaqi ( Pakistan: Daar Al-Nasyr, 1989), h. 81 80 Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, h. 190

Page 49: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

37

Dari Uqbah bin Amir ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Syarat yang paling

utama untuk dilaksanakan adalah syarat yang ditetapkan di dalam pernikahan.

Syarat itu harus dilaksanakan, didalam penetapannya ada unsur manfaat dan

tujuan yang tidak bertantangan dengan tujuan pernikahan. Karena itu, pernikahan

dengan syarat seperti itu diperbolehkan, sebagaimana persyaratan yang

disampaikan oleh seorang perempuan kepada laki-laki untuk menambah jumlah

mahar.

Ibnu Qudamah menegaskan pendapat kelompok kedua dan menafikan

kelompok pertama. Dia berkata, “Perkataan seorang sahabat Rasulullah saw.

Yang tidak seorangpun menentangnya pada masanya dapat dikategorikan

sebagai ijma’.81

Artinya:

Dari Aisyah ra berkata: ... Rasulullah saw bersabda... Apapun bentuk syarat

yang tidak sesuai dengan Kitab Allah, maka syarat itu batal sekalipun seratus

kali persyaratan.

Hadits di atas menyebutkan segala bentuk syarat yang tidak diatur oleh

syariat. Syarat dan pelaksanaan atas hal itu disyariatkan di dalam agama,

sebagaimana telah dipaparkan dalil-dalil yang menunjukkan adanya aturan itu.

Adapun terhadap kelompok yang menentang dan menafikan aturan itu, maka dalil

81 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 203 82 Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, h. 73

Page 50: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

38

di atas adalah dalil-dalil yang menentang pendapat mereka.83

Alasan mereka bahwa syarat yang ditetapkan akan mengharamkan sesuatu

yang halal, maka menurut kami, sayarat itu tidak memiliki unsur pengharaman

atas sesuatu yang halal sehingga perempuan itu memiliki hak untuk melakukan

fasakh apabila suaminya tidak menepati atau melaksanakan syarat yang telah

diperjanjikan.84

83 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 203 84 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 203

Page 51: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, suatu penelitian kontekstual

yang menjadikan manusia sebagai instrumen, dan disesuaikan dengan situasi yang

wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang pada umumnya bersifat

kualitatif.85

Metode kualitatif ini merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dan prilaku yang dapat diamati.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan kondisi dan fenomena dengan

sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Penelitian ini tidak mengutamakan

besarnya populasi atau sampel bahkan populasi atau sampel sangat terbatas. Jika

data sudah terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan kondisi dan

fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya, karena yang

ditekankan adalah kualitas data.86

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian sosial yang menggunakan

format deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan,

meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena.87

85 Lexy.J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2001), h. 3 86 Rachmat Kriantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 56-

57 87 Burhan Bungin, Peneliti Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 68

Page 52: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

40

2. Pendekatan Peneltian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandangan

masyarakat dalam memahami shighat taklik akad nikah

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di kecamatan Rappocini kota Makassar.

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus Penelitian

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah kepada pandangan masyarakat terhadap

shigat taklik akad nikah

2. Deskripsi Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah pandangan

masyarakat terhadapa shighat taklik akad nikah di kecamatan Rappocini

kota Makassar.

D. Sumber Data

Data adalah sekumpulan keterangan atau bahan yang dapat dijadikan

dasar jalan analisis atau kesimpulan. Sedangkan sumber data disini adalah subjek

darimana data diperoleh. Sumber data dalam sebuah pnelitian adalah subjek

darimana data diperoleh apabila peneliti menggunakan wawancara dalam

pengumpulan data, maka sumber data yang penulis gunakan adalah berpa

resonden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan

peneliti, pertanyaan tertulis maupun lisan.

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 53: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

41

1. Data Primer

Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli yang dalam hal ini diperoleh atau dikumpulkan dari lapangan oleh

orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.

Dalam penelitian ini data yang diperoleh bersumber dari masyarakat yang berada

di Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-

sumber yang telah ada. Data tersebut diperoleh dari perpustakaan atau laporan-

laporan penelitian terdahulu yang berbentuk tulisan. Data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh dari Al-Qur’an, Hadits, Buku-buku, dan jurnal yang

berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, instrument penelitian merupakan alat bantu

dalam mengumpulkan data. Pengumpulan data pada prinsipnya merupakan suatu

aktifitas yang bersifat operasional agar tindakannya sesuai dengan pengertian

penelitian yang sebenarnya, Data merupakan perwujudan dari beberapa informasi

yang sengaja dikaji dan dikumpulkan guna mendeskripsikan suatu peristiwa atau

kegiatan lainnya. Data yang diperoleh melalui penelitian akan akan diolah

menjadi suatu informasi yang merajuk pada hasil penelitian nantinya. Oleh karena

itu, dalam pengumpulan data dibutuhkan beberapa instrument sebagai alat untuk

mendapatkan data yang cukup valid dan akurat.

Page 54: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

42

Dalam penelitian ini penelitian lapangan yang meliputi observasi dan

wawancara dengan daftar pertanyaan yang telah disediakan, dibutuhkan alat

perekam dan alat tulis-menulis berupa buku dan pulpen.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Observasi

Observasi yaitu mencari data dengan riset langsung ke lapangan.

Dalam hal ini peneliti mengadakan observasi secara langsung yaitu

melakukan pengamatan kepada Masyarakat yang ada di Kabupaten

Rappocini Kota Makassar.

2. Metode Wawancara

Metode Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, yaitu

percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Komunikasi ini

dilakukan secara langsungoleh pihak yang membutuhkan informasi

dengan pihak lainuntuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dengan

cara ini kita dapat menggali informasi lebih mendalam karena segala

sesuatu yang tidak diphami dapat ditanyakan secara langsung. Dalam hal

ini, penulis memperoleh informasi dari masyarakat yang ada di

Kabupaten Rappocini Kota Makassar.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pencarian pengumpulan dan

penyediaan data sebagai bukti akurat untuk memperkuat informasi yang

Page 55: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

43

telah diperoleh. Dokumentasi ini bisa berupa gambar ataupun dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh saat penelitian

sedang berlangsung.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data

yang akan disajikan dalam bentuk narasi kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk

verbal yang diolah menjadi jelas akurat dan sistematis.88

Analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis untuk

mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Dari semua data yang

telah diperoleh dari lapangan saat penelitian, kemudian penulis menganalisis

dengan menggunakan analisa kualitatif untuk menggambar keadaan atau

fenomena yang terjadi. Dalam hal ini, penulis mempergunakan teknik seperti

seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman.89

a. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan , pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

b. Analisis Perbandingan, dalam teknik inipeneliti mengkaji data yang telah

diperoleh dari lapangan secara sistematis dan mendalam, kemudian

membandingkan data tersebut satu sama lain.

c. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dalam pengambilan tindakan.

88 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yokyakarta: PT Lkis, 2008), h. 89 89Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (ter), (Jakarta: UI-

Press, 1992), hlm 18-19.

Page 56: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

44

Proses penyajian data ini mengungkapkan secara keseluruhan dari

sekelompok data yang diperoleh agar mudah dibaca dan dipahami.

d. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan langkah terakhir dalam

menganalisis data kualitatif, setiap kesimpulan awal masih kesimpulan

sementara yang akan berubah bila diperoleh data baru dalam pengumpulan

data berikutnya. Kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh selama

dilapangan diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara

memikirkan kembali dan meninjau ulang catatan lapangansehingga

berbentuk penegasan kesimpulan.

Page 57: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Kecamatan Rappocini adalah salah satu kecamatan yang berada di kota

makassar, dengan luas wilayah 9,23 km2, kelurahan yang berada di

kecamatan Rappocini sebanyak 11 Kelurahan.

Tabel 4.1 Data geografis Kecamatan Rappocini dan potensi wilayah pada

masing-masing wilayah kelurahan tahun 2020

No Nama Kelurahan Luas (M2) Potensi Wilayah

1 Banta-Bantaeng 12,7 Permukiman, Rumah Makan,

Perkantoran, Pendidikan, Rumah

Sakit, Hotel, Cafe

2 Bonto Makkio 24 Permukiman, Rumah Makan,

Lapangan Olahraga

3 Kassi-Kassi 73,78 Permukiman, Rumah Makan,

Rumah Sakit, Warkop

4 Mappala 105 Permukiman, Rumah Sakit,

Pendidikan, Cafe

5 Tidung 114.8 Permukiman, Pendidikan,

Rumah Makan, Hotel,

Perdagangan

6 Gunung Sari 105 Permukiman, Kantor,

Pendidikan, Cafe

7 Karunrung 15.2 Permukiman, Pendidikan, Cafe

8 Rappocini 36 Permukiman, Pendidikan,

Rumah Makan, Cafe

9 Minasa Upa 10.17 Permukiman, Pendidikan,

Rumah Sakit, Rumah Makan,

Cafe

10 Buakana 70.4 Permukiman, Bengkel, Cafe,

Salon

11 Balla Parang 60.85 Permukiman, Pendidikan,

Perkantoran, Rumah Sakit Ibu &

Anak, Rumah Makan, Cafe

Page 58: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

46

Dari 11 kelurahan tersebut terdapat 107 RW dan 573 RT, jumlah

penduduk sebanyak 191,193 jiwa di tahun 2020 dan kepadatan penduduk

10,32 jiwa km2, jumlah rumah tangga sebanyak 9596, pegawai 81 orang, unit

usaha sebanyak 180 unit. 90

Tabel 4.2 Daftar Agama dan Jumlah Tempat Ibadah

No Agama Jumlah Tempat

Ibadah

Pemeluk

1. Islam 107 Masjid 90%

2. Katolik 5 Gereja

3. Protestan

4. Hindu

5. Budha

Penganut Agama yang ada didalamnya yaitu Islam, Katolik, Protestan,

Hindu, dan Budha. Penganut agama terbanyak adalah Islam dimana 90%

penganutnya, terdapat tempat ibadah yang berjumlah 107 Masjid dan 5

Gereja.

Tabel 4. 3 Sarana Pendidikan

No Sarana Pendidikan Bangunan

1. Taman Kanak-Kanak 84 Sekolah

2. Sekolah Dasar 51 Sekolah

3. SMP/SLB 24 Sekolah

4. SMA/SMK/MA 28 Sekolah

5. ST/UNIV 17 Kampus

90 Di kutip dari https://integrasidata.id/data/data-geografis-kecamatan-rappocini-potensi-

wilayah-pada-masing-masing-wilayah-kelurahan-tahun-2020/. Diakses pada tanggal 13 Maret

2021

Page 59: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

47

Tabel 4.4 Sarana Kesehatan

NO Sarana Kesehatan Bangunan

1. Rumah Sakit 2 unit

2. Poliknik

3. Puskesmas 3 unit

4. Dokter Praktek

5. Bidan Praktek

Tabel 4.5 Sarana Kebersihan91

No Sarana Kebersihan Jumlah

1 Kontainer 13 Unit

2 Gerobak Sampah 22 unit

3 TPS Permanen 2 Lokasi

4 TPS Terbuka 10 Lokasi

B. Hukum Sighat Taklik Akad Nikah Dalam Islam

Kaitan antara syarat dalam perkawinan dengan perjanjian dalam perkawinan

adalah karena perjanjian itu berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pihak

yang melakukan perjanjian dalam arti pihak-pihak yang berjanji untuk memenuhi

syarat yang ditentukan. Namun perjanjian itu tidak sama dengan sumpah, karena

sumpah dimulai dengan ucapan sumpah, yaitu: wallahi, billahi, tallahi. Perjanjian

dalam perkawinan terpisah dari akad nikah, maka tidak ada kaitan hukum antara

akad nikah yang dilaksanakan secara sah dengan pelaksanaan syarat yang

ditentukan dalam perjanjian itu. Hal ini berarti bahwa tidak terpenuhinya

perjanjian tidak menyebabkan batalnya nikah yang sudah sah. Meskipun

91 Data ini di Ambil dari dokumen kantor Camat Kecamatan Rappocini, Tanggal 4 Maret

2021

Page 60: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

48

demikian, pihak-pihak yang dirugikan dari tidak memenuhi perjanjian itu berhak

minta pembatalan nikah.92

Dalam Hukum Fiqih, Sayyid Sabiq menuturkan dalam buku Fiqih

Sunnahnya talak yang digantungkan dengan perkara tertentu dibagi menjadi dua:

1. Talak yang digantungkan dengan perkara tertentu, yang dimaksudkan sebagai

sumpah. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk mendorong seseorang (dalam

hal ini adalah sang isteri) untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu, atau

untuk meyakinkan suatu kabar. Bagian ini disebut sebagai Ta’liq Qasami,

seperti perkataan suami kepada isterinya, “Jika kamu keluar rumah, kamu

tertalak.” Kata-kata ini dimaksudkan untuk melarang isteri keluar dari rumah,

bukan untuk menjatuhkan talak.

2. Talak yang digantungkan dengan perkara tertentu, yang dimaksudkan untuk

menjatuhkan talak ketika ada perkara yang disyaratkan. Talak seperti ini

disebut Ta’liq Syarthi. Misalnya, perkataan suami kepada isterinya, “Jika aku

berbuat seperti ini maka isteriku akan ku ceraikan.”93

Menurut jumhur ulama, hukum dari dua macam talak yang digantungkan

dengan perkara tertentu yang telah dicontohkan tersebut adalah sah. Sementara

itu, Ibnu Hazm berpendapat bahwa taklik talak seperti itu tidak sah, alasan atas

hal itu adalah karena tidak ada dalil dalam Al-Quran maupun Hadits yang

menunjukkan talak dengan kata-kata tersebut dianggap terjadi. Di dalam Al-

Quran, Allah swt telah menjelaskan kepada kita tentang talak yang dijatuhkan

kepada isteri yang sudah digauli dan belum digauli. Sementara itu, talak dengan

92 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h. 145-146 93 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 420

Page 61: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

49

menggunakan kata-kata tersebut tidak termasuk kedalam cakupan yang dijelaskan

oleh Allah swt dalam Al-Quran.

Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim melakukan perincian atas permasalahan

taklik talak tersebut. Mereka berkata bahwa hukum talak yang digantungkan

dengan perkara tertentu, tapi dimaksudkan sebagai sumpah (taklik qasami) adalah

tidak sah. Jadi sang suami wajib membayar denda atas sumpahnya ketika sesuatu

yang dijadikan sumpah telah terjadi. Kafaratnya berupa memberi makan sepuluh

orang miskin atau memberi mereka pakaian, jika ia tidak mampu melakukan dua

hal tersebut, maka ia wajib berpuasa selama tiga hari. Adapun talak yang

digantungkan dengan syarat, maka talaknya sah, jika perkara yang disyaratkan

telah terjadi.94

Membuat perjanjian dalam perkawinan hukumnya mubah, artinya boleh

seseorang untuk membuat perjanjian dan boleh pula tidak membuat. Namun kalau

sudah dibuat bagaimana hukum memenuhi syarat yang terdapat dalam perjanjian

perkawinan itu, Jumhur ulama berpendapat bahwa memenuhi syarat yang

dinyatakan dalam perjanjian itu hukumnya adalah wajib sebagaimana hukum

memenuhi perjanjian lainnya.95 Di dalam Al-Quran Allah swt berfirman untuk

memenuhi janji yang telah dibuat.

QS. Al-Maidah 5/1 :

Terjemahnya:

Wahai orang-orang yang beriman penuhilah janji-janji.96

94 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 420 95 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h. 146

96Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 106

Page 62: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

50

QS. Al-Isra’ 17/34 :

Terjemahnya:

Dan penuhilah janji karena janji itu pasti diminta pertanggung jawaban.97

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Indonesia BAB VII perjanjian

perkawinan pasal 45 menyebutkan kedua calon mempelai dapat mengadakan

perjanjian perkawinan dalam bentuk:

1. Taklik talak dan

2. Perjanjian lain yang tidak bertentangan dengan hukum Islam

Dan di pasal 45 menyebutkan

1. Isi taklik talak tidak boleh bertentangan dengan hukum Islam

2. Apabila keadaan yang diisyaratkan dalam taklik talak betul-betul terjadi

kemudian, tidak dengan sendirinya talak jatuh, isteri harus mengajukan

persolannya ke Pengadilan Agama.

3. Perjanjian taklik talak bukan salah satu yang wajib diadakan pada setiap

perkawinan, akan tetapi sekali taklik talak sudah diperjanjikan tidak dapat

dicabut kembali.98

Ayat (3) di atas sepintas bertentangan dengan pasal 29 Undang-undang

Perkawinan ayat (4) yang mengatur bahwa selama perkawinan berlangsung

perjanjian tidak dapat diubah kecuali ada persetujuan kedua belah pihak, dan tidak

merugikan pihak ketiga. Dari sinilah, maka dalam penjelasannya disebutkan tidak

97 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 275 98 Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 1 (e)

Page 63: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

51

termasuk taklik talak. Karena naskah perjanjian taklik talak, dilampirkan dalam

salinan akta nikah yang sudah ditandatangani suami. Oleh karena itu pula,

perjanjian taklik talak sekali sudah diperjanjikan tidak dapat dicabut kembali.99

Karena itu sebelum akad nikah dilangsungkan Pegawai Pencatat perlu

meneliti betul perjanjian perkawinan yang dibuat oleh kedua calon mempelai,

baik secara material atau isi perjanjian itu, maupun teknis bagaimana perjanjian

itu telah disepakati mereka bersama. Sejauh perjanjian itu berupa taklik talak,

Menteri Agama telah mengaturnya. Adapun teks (sighat) taklik talak yang

diucapkan suami sesudah dilangsungkan akad nikah adalah sebagai berikut:

Pada hari ini ... tanggal ... saya ... bin ... berjanji dengan sesungguh hati

bahwa saya akan menggauli isteri saya bernama ... binti ... dengan baik

(mu’asyarah bil ma’ruf) menurut ajaran Islam.

Kepada isteri saya tersebut saya menyatakan sighat taklik sebagai berikut;

1. Meninggalkan isteri saya selama 2 (dua) tahun berturut-turut

2. Tidak memberi nafkah wajib kepadanya selama 3 (tiga) bulan lamanya

3. Menyakiti badan atau jasmani isteri saya; atau

4. Membiarkan (tidak memperdulikan) isteri saya selama 6 (enam) bulan atau

lebih,

Dan karena perbuatan saya tersebut isteri saya tidak rida dan mengajukan

gugatan kepada Pengadilan Agama, maka apabila gugatannya diterima oleh

pengadilan tersebut, kemudian isteri saya membayar Rp. 10.000 (sepuluh ribu

rupiah) sebagai iwad (pengganti) kepada saya, maka jatuhlah talak saya satu

99 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persaja, 2003),

h. 154

Page 64: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

52

kepadanya.

Kepada Pengadilan Agama saya memberikan kuasa untuk menerima uang

iwad tersebut dan menyerahkannya kepada Badan Amil Zakat Nasional untuk

keperluan ibadah sosial. Kemudian di tandatangani oleh pihak suami.100

Memperhatikan muatan sighat taklik talak tersebut, kandungan maksudnya

cukup baik dan positif, yaitu melindungi perempuan dari kesewenang-wenangan

suami dalam memenuhi kewajibannya, sebagai hak-hak yang harus diterima oleh

isteri.101

C. Pandangan Masyarakat Terhadap Sighat Taklik Akad Nikah di

Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Penulis melakukan penelitian di Kecamatan Rappocini Kota Makassar

dan mendapatkan beberapa responden dari masyarakat, di antaranya penghulu

yang bekerja di KUA Kecamatan Rappocini, Imam Mesjid, Dosen, Pegawai

Lurah, Guru, Wirausaha, dan Ibu Rumah Tangga . Penulis melakukan penelitian

dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana pandangan responden terhadap sighat taklik ?

2. Apakah responden setuju dengan adanya sighat taklik ?

Dari pertanyaan tersebut, penulis mendapatkan beberapa jawaban dari

responden sebagai berikut :

Ahmad Midra mengatakan:

Saya setuju dengan pernyataan sighat taklik, walaupun pembacaannya

tidak wajib bagi suami ketika setelah akad nikah, namun dimana seorang

100 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesian, h. 155 101 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesian, h. 156

Page 65: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

53

suami berkewajiban menafkahi isteri dan ini termasuk hak-hak isteri,

tetapi ketika suami yang tidak memberikan nafkah kepada isteri selama 3

bulan berturut-turut dan bukan hanya dari segi nafkah materi saja, akan

tetapi nafkah batinnya juga harus terpenuhi, dan kapan itu tidak terpenuhi

maka seorang suami sudah melalaikan tugasnya sebagai imam dalam

sebuah rumah tangga, karena ada dalam sebuah hadis”.102 Ahmad Midra

mengutip sebuah hadits Nabi saw yang di riwayatkan oleh Bukhari

Artinya:

Bahwasanya Abdullah bin Umar mengatakan, saya telah mendengar

Rasulullah saw bersabda: Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap

pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya, Imam

adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawabannya, dan seorang

suami adalah pemimpin di keluarganya dan ia akan dimintai pertanggung

jawaban atas yang dipimpinnya.

Aryanto mengatakan:

Saya setuju dengan isi sighat taklik, dan pembacaan taklik talak ketika akad

nikah, dan wajar saja ketika suatu saat isteri menggugat suami dengan alasan

sighat taklik, karena semua keputusan (talak) bukan hanya pada suami,

pihak isteri juga mempunyai keputusan (talak) sesuai dengan hukum, jadi jika

isteri di sakiti atau tidak mendapat nafkah lahir batin atau dengan alasan yang

jelas maka wajar-wajar saja pihak isteri menggugat suaminya, yang tidak

wajar itu jika isteri menggugat suami dengan alasan yang tidak syar’i.103

Nur Mardiyah mengatakan:

Ketika acara akad nikah saya sering mendengar akan sighat taklik talak

dibacakan setelah akad nikah, dan dia sangat setuju dengan adanya sighat

taklik talak, karena dengan adanya sighat taklik perempuan memiliki hak

untuk menceraikan suaminya ketika suami betul-betul tidak memberi nafkah

wajib selama tiga bulan atau melanggar sighat taklik talak tersebut,

menurutnya juga tiga bulan itu termasuk waktu yang lama bagi isteri,

walaupun ada perempuan yang menerima dan tetap menunggu atau bersabar

102 Ahmad Midra, Imam Masjid Al-Ikhlas Jl. Teduh Bersinar, Wawancara Langsung, di

Rumah Imam Masjid Al-Ikhlas. Tanggal 22 Maret 2021 103 Aryanto, Warga, Kel. Buakana, Wawancara Langsung di Kediamannya, Tanggal 24

Maret 2021

Page 66: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

54

ketika tidak diberi nafkah wajib dan di tinggal merantau oleh suaminya. Akan

tetapi yang banyak mengambil jalur ini adalah wanita-wanita pekerja atau

karir. Karena menurut saya untuk apa berlama-lama dalam mempertahankan

sebuah hubungan yang tidak jelas.104

Pendapat yang sama juga disampaikan Nurhaidah bahwasanya dua

tahun berturut-turut itu termasuk sangat lama jika suami pergi merantau

dan tanpa kabar, sebagai isteri jangankan 2 tahun, satu bulan saja sudah

mencari-cari dimana keberadan suami.105 Sebagaimana yang dikatakan

juga oleh Nur Fadilah Amri bahwa wajar saja ketika isteri mengugat suami

dengan alasan merantau 2 tahun lamanya tanpa kabar106.

Bapak Hj. Aco Tang Penghulu di KUA Kecamatan Rappocini Kota Makassar

mengatakan bahwa:

Pembacaan sighat taklik talak tidak diwajibkan, akan tetapi ketika pihak isteri

meminta dibacakan maka boleh dibacakan dan jika tidak ada permintaan

maka tidak perlu dibaca. Beliau juga mengatakan bahwa banyak yang tidak

mau membacakan sighat taklik karena didalam sighat taklik tersebut

tercantum kata talak dimana jatuhnya talak satu kepada pihak isteri, mereka

menolak membacanya dengan alasan baru selesai mengucapkan ijab qabul

dan hukumnya sah secara hukum, akan tetapi diperdengarkan atau dibacakan

lagi sighat taklik yang didalamnya terdapat kata talak, dimana seharusnya kita

berbahagia dihari tersebut dengan baru terjadinya ijab qabul atau sahnya

sebuah pernikahan akan tetapi diperdengarkan kata talak sebelum berjalannya

kehidupan berumah tangga. Beliau juga berkata bahwa pembuatan sighat

taklik tersebut tidak secara spesifik harus diikuti, karena dalam jangka waktu

3 bulan saja Pengadilan Agama sudah bisa menerima gugatan dari pihak isteri

dan tidak perlu menunggu 2 tahun lamanya, disebutkan 2 tahun jika pihak

isteri masih setia menunggu kembalinya suami. Akan tetapi kebanyakan yang

terjadi di masyarakat terkhusus kepada pihak isteri yang menggugat suami

bukan dengan alasan sighat taklik akan tetapi dengan alasan pengen cerai atau

104 Nur Mardiyah, Pegawai Kantor Lurah Rappocini, kel. Rappocini, Wawancara

Langsung di Kantor Lurah Rappocini, Tanggal 24 Maret 2021 105 Nurhaedah, Wiraswasta, Wawancara Langsung di Kediamannya, kel. Tidung, Tanggal

26 Maret 2021 106 Nur Fadila Amri, Dosen, Wawancara Langsung di Kediamannya, kel. Kassi-Kassi,

Tanggal 26 Maret 2021

Page 67: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

55

alasan-alasan tertentu”.107

Sebagaimana dikatakan juga Nur Mardiyah bahwasanya perempuan

sekarang biasanya menggugat suaminya dengan alasan tidak suka atau dengan

alasan-alasan lainnya, apalagi sekarang banyak terjadi pernikahan dibawa umur,

dimana umur pernikahan belum mencukupi satu tahun sudah terjadi perceraian

kemudian nikah lagi dengan laki-laki lain seakan-akan mereka menggampang-

gampangkan perceraian dan pernikahan108.

Dari pendapat diatas bahwasanya sighat taklik bukan suatu kewajiban

dalam membacanya ketika setelah akad nikah, akan tetapi mereka setuju

dengan adanya sighat taklik tersebut, karena dapat memberikan hak kepada

pihak isteri untuk menggugat suami yang tidak memberikan kewajibannya

kepada isteri.

Hermiati mengatakan bahwa sighat taklik bukan merupakan salah satu

aturan dari pemerintah untuk memberikan hak-hak kepada perempuan, akan tetapi

dengan adanya sighat taklik ini semakin mempermudah akan adanya talak109.

Dikatakan juga oleh Aco Tang bahwasanya sighat taklik masih ada celah untuk

mempermudah suami pergi selama 2 tahun lamanya, dan bahwasanya di zaman

sekarang ini sudah tidak cocok atau sudah tidak relevan menggunakan sighat taklik

tersebut, karena sighat taklik yang tercantum di akta nikah sudah termasuk sangat

lama dan butuh pembaharuan agar lebih berat. Jika poin 1 dalam sighat taklik

dikatakan bahwa, jika meninggalkan isteri saya selama 2 (dua) tahun berturut-turut.

107 Aco Tang, Penghulu, Wawancara Langsung di Kantor Urusan Agama, Kel. Minasa

Upa, Kec. Rappocini Kota Makassar. Tanggal 24 Maret 2021 108 Nur Mardiyah, Pegawai Kantor Lurah Rappocini, kel. Rappocini, Wawancara

Langsung di Kantor Lurah Rappocini, Tanggal 24 Maret 2021 109 Hermiati, Ibu Rumah Tangga, Wawancara Langsung Lewat Panggialan Seluler, Kel.

Minasa Upa. Tanggal 29 Maret 202

Page 68: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

56

Di poin tersebut butuh pembaharuan dengan minimal 5 bulan saja atau di beri denda

suami yang meninggalkan isteri lebih dari 5 bulan atau dijatuhi hukum pidana, agar

pihak suami juga tidak dengan mudah meninggalkan isteri. Dengan adanya sighat

taklik ini memberikan kesetaraan antara suami dan isteri, dimana tidak

mempermudah suami dalam hal talak dan mempersulit isteri.110

Dari perkataan Aco Tang tentang kesetaraan suami isteri tentang

talak tidak dibenarkan, Islam menjadikan talak sebagai hak prerogatif kaum

laki-laki, karena laki-laki lebih banyak mencurahkan perhatian dalam

menjaga kesinambungan kehidupan keluarganya. Misalnya dengan

kewajibannya untuk mencari nafkah dan hal-hal semisalnya yang dibutuhkan

untuk menopang kehidupan keluarga. Apabila laki-laki ingin menjatuhkan

talak kepada isterinya, kemudian dia ingin menikah dengan orang lain, maka

kewajiban yang harus ia tunaikan adalah melusnasi mahar yang di akhirkan,

memberi mut’ah dan nafkah kepada isterinya yang di talak, selama ia dalam

masa iddah. Karena dengan begitu, dia akan berpikir lebih panjang dan

berusaha untuk bersabar terhadap sesuatu yang tidak disukai dari isterinya.

Dia juga tidak akan dengan mudah menjatuhkan talak kepada isterinya setiap

ia menemukan sesuatu yang tidak disukai darinya, atau setiap kali ia

menemukan perilaku yang kurang baik di dalam diri isterinya yang susah di

terima olehnya.111

Sementara itu, perempuan lebih mudah untuk marah dan ia lebih

110 Aco Tang, Penghulu, Wawancara Langsung di Kantor Urusan Agama, Kel. Minasa

Upa, Kec. Rappocini Kota Makassar. Tanggal 24 Maret 2021 111 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 405

Page 69: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

57

sedikit memiliki kesabaran dibandingkan laki-laki, dan ia tidak berkewajiban

membayar administrasi talak serta menafkahi suaminya, sebagaimana

kewajiban yang dimiliki oleh laki-laki. Dengan begitu, dia akan lebih mudah

melepaskan ikatan pernikahan jika di berikan hak talak, hanya karena sebab

yang sepele atau mungkin karena sebab yang tidak didasari kebenarannya.112

Dalil yang menunjukkan hak suami dalam talak QS. Ath-Thalaq 65/1 :

Terjemahnya :

Wahai Nabi apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah

kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapinya).113

Andi Yazhir mengatakan bahwa:

Saya tidak setuju dengan sighat taklik, karena menurutnya kalau dalam

agama sighat taklik tidak memiliki dasar, akan tetapi karena sighat taklik

ini adalah aturan pemerintah yang harus kita ikuti sebagai warga negara,

walaupun pada dasarnya kita tidak diwajibkan membacanya. Sighat

taklik ini juga tidak memberikan keuntungan kepada pihak isteri, karena

ketika menggugat dan selesai dari persidangan tergugat atau pihak suami

hanya membayar Rp 10.000 sebagai iwad, yah walaupun tidak bisa

dipungkiri ketika suami tidak memberikan hak-hak kepada isterinya

selama 3 atau 4 bulan lamanya, maka tidak mengapa jika pihak isteri

menggugat suami”.114

Hal yang sama juga dikatakan oleh Aco Tang bahwa sangat rendah jika

iwad dibayar dengan harga Rp 10.000, ini juga salah satu faktor

mempermudahkan urusan perceraian.115

112 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 405

113 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h.558 114 Andi Yazhir, Pekerja Swasta, Wawancara Langsung Lewat Telphone Seluler, Kel.

Tidung. Tanggal 27 Maret 2021 115 Aco Tang, Penghulu, Wawancara Langsung di Kantor Urusan Agama, Kel. Minasa

Upa, Kec. Rappocini Kota Makassar. Tanggal 24 Maret 2021

Page 70: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

58

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak masyarakat yang

setuju dengan sighat taklik akad nikah. Karena dengan adanya sighat taklik ini hak-

hak perempuan dilindungi, agar pihak suami tidak sewenang-wenang meninggalkan

isterinya dan tidak memeberikan nafkah wajib kepada isteri. Walaupun tidak

dipungkiri ada juga yang tidak setuju dikarenakan sighat taklik tidak mempunyai

dasar dalam agama Islam bahkan tidak sesuai dengan zaman sekarang, dimana pihak

isteri menggugat suaminya bukan karena melanggar sighat taklik akan tetapi

hanya karena tidak memiliki rasa suka lagi, bahkan dengan alasan-alasan

tertentu yang tidak sesuai dengan syari’at. Bahkan sighat taklik sudah harus

diperbaharui agar pihak suami tidak sewenang-wenang meninggalkan isteri

dalam jangka waktu yang lama dan tidak memberikan nafkah wajib kepada

isteri, paling tidak diberatkan atau diberi hukum pidana ketika melanggar

sighat.

Dari hasil penelitian sighat taklik akad nikah tersebut peneliti

melihat pendapat pertama lebih kuat yakni yang setuju dengan adanya sighat

taklik, sebagaimana menurut jumhur ulama, hukum dari dua macam talak

yang digantungkan dengan perkara tertentu yang telah dicontohkan adalah

sah yaitu Ta’liq Qasami dan Ta’liq Syarthi. Walaupun di zaman sekarang

banyak yang tidak peduli dengan adanya sighat taklik sebagaimana dikatakan

pak Aco Tang sebagai Penghulu bahwasanya sighat taklik ini sudah butuh

pembaharuan karena tidak memiliki efek jerah bagi pihak suami yang

meninggalkan isterinya bertahun-tahun lamanya, akan tetapi paling tidak

Page 71: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

59

sighat taklik ini mempunyai kekuatan hukum ketika pihak isteri mengajukan

gugatan dengan alasan melanggar taklik talak, dan pihak isteripun

mempunyai hak menggugat suami ketika melanggar taklik talak tersebut.

Peneliti mengambil dalil dari Jumhur Ulama, yakni talak yang digantungkan

karena sumpah dan talak yang digantungkan karena syarat adalah sah.

Sebagaimana firman Allah swt QS. Al-Isra’ 17/34 :

Terjemahnya:

Dan penuhilah janji karena janji itu pasti diminta pertanggung jawaban.116

Dari ayat tersebut bahwasanya setiap janji yang dibuat oleh manusia akan

diminta pertanggung jawaban di akhirat kelak, maka dari itu penuhi janji-janji

yang di buat.

116 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h. 275

Page 72: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

60

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan judul pandangan

masyarakat tentang shighat taklik akad nikah di Kecamatan Rappocini Kota Makassar,

peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hukum sighat taklik adalah mubah, yakni boleh saja dilakukan karena tidak ada

dalil yang mengharamkannya. Dan ketika sudah membacanya maka suami harus

menjaga hal tersebut jangan sampai di kemudian hari terjadi hal yang demikian,

maka suami harus terima jika isteri menggugatnya di kemudian hari dengan alasan

sighat taklik.

2. Banyak masyarakat yang setuju dengan sighat taklik akad nikah. Karena dengan

adanya sighat taklik ini hak-hak perempuan dilindungi dan memberikan kesetaraan

antara laki-laki dan perempuan, agar pihak suami tidak sewenang-wenang

meninggalkan isterinya dan memeberikan nafkah wajib kepada isteri. Walaupun

tidak dipungkiri ada juga yang tidak setuju dikarenakan sighat taklik tidak

mempunyai dasar dalam agama Islam bahkan tidak sesuai dengan zaman sekarang,

dimana pihak isteri menggugat suaminya bukan karena melanggar sighat taklik

akan tetapi hanya karena tidak memiliki rasa suka lagi, bahkan dengan alasan-

alasan tertentu yang tidak sesuai dengan syari’at. Bahkan sighat taklik sudah harus

diperbaharui agar pihak suami tidak sewenang-wenang meninggalkan isteri dalam

jangka waktu yang lama dan tidak memberikan nafkah wajib kepada isteri, paling

tidak diberatkan atau diberi hukum pidana ketika melanggar sighat.

Page 73: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

61

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan permasalahan yang belum

terpecahkan, sehingga peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Sighat taklik yang tercantum di akta nikah sudah sangat lama dan tidak

memberikan efek jera kepada pihak suami, sehingga diharapkan kepada

pemerintah untuk mengkaji kembali tentang efektifitas sighat taklik.

2. Diharapkan kepada penghulu agar melakukan penyuluhan kepada masyarakat

untuk memahamkan hukum-hukum pernikahan secara umum dan talak secara

khusus.

Page 74: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Indonesia, Jakarta: Akademi Pressindo, 1992

Abidin, Slamet dan Aminuddin, Fiqih Munakahat, Bandung: Pustaka Setia, 1999

Al-Baihaqi, Ahmad bin Al-Husain bin Ali bin Musa Abu Bakr, Al-Sunan Al-Shagir

Lilbaihaqi, Pakistan: Daar Al-Nasyr, 1989

Al-Baihaqi, Ahmad bin Al-Husain bin Ali bin Musa Abu Bakr, Al-Sunan Al-Kubra,

Bairut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 2003

Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail, Shahih Al-Bukhari, Beirut: Daar Ibnu

Katsir, 2002

Al-Syarbini, Muhammad bin Ahmad Al-Khatib, Mugni Al-Muhtaj ila Ma’rifah Ma’ani

Al-Fadz Al-Manhaj, Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1971

Ayyub, Hasan, Fikih Keluarga, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2004

Bungin, Burhan, Peneliti Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial, Jakarta: Kencana, 2007

Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy’ab, Sunan Abi Daud, (Daar AL-Risalah Al-

Alamiyyah, 2009

Di kutip dari https://integrasidata.id/data/data-geografis-kecamatan-rappocini-potensi-

wilayah-pada-masing-masing-wilayah-kelurahan-tahun-2020/.

Ghazaly, Abdurrahman, Fikih Munakahat, Jakarta: Kencana, 2003

Ibnu Majah, Abu Abdillah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majah, Beirut: Daar Al-Fikr,

1998

Ibnu Manzur, Muhammad bin Mukrim bin Manzur al-Afriqy Al-Mishry, Lisan Al-

“Arab, Beirut: Dar Shadir, 1993

Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya,

Surabaya: Halim Publishing & Distributing, 2013

Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 1 (e)

Page 75: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

63

Kriantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009

Kuzari, Ahmad, Nikah Sebagai Perikatan, Jakarta: Rajawali Press, 1995

Lexy.J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2001

Mattew B. Miles, dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (ter), Jakarta: UI-

Press, 1992

Mujahidin, Prespektif Yuridis terhadap Taklik Talak sebagai Perjanjian Perkawinan,

Skripsi diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2014

Mujieb, Abdul, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994

Munandar, Arif, Riswanto, Khazanah Buku Pintar Islam, Palembang: Mizan Pustaka,

2010

Nuruddin, Amir dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia,

Jakarta: Kecana, 2004

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yokyakarta: PT Lkis, 2008

Tim Phoenix Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta: Media Pustaka

Phoenix, 2012

RI, Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

Rofiq, Ahmad, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Edisi Refisi), Jakarta:Rajawali Pers.

2013

Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah, Beirut: Dar Al-Fikr, 1983

Suryanto, Benny, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Proses Pernikahan Menggunakan

Proposal Pernikahan, Skripsi diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri

Walisongo Semarang, 2016

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2011

Thalib, Sajuti, Hukum Kekeluargaan Indonesia, Jakarta: Yayasan Penerbit, 1974

Page 76: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

64

L

A

M

P

R

A

N

Page 77: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

65

Page 78: PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGHAT TAKLIK …

66

RIWAYAT PENULIS

Nurjana S, Quylo lahir di Kabubaten Halmahera Barat bertempat di

Desa Braha pada tanggal 17 mei 1996. Anak ke-8 dari 11

bersaudara, pasangan dari Bapak Samarkandi M, Quylo dan Ibu

Djaria Gafar. Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di

SD Inpres Tewe 2 Braha di Kecamatan Halmahera Barat

Kabupaten Jailolo Selatan pada tahun 2008. Pada tahun itu juga

peneliti melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Jailolo Selatan Kecamatan Jailolo Selatan

dan tamat pada tahun 2011 kemudian melanjutka Sekolah Menengah Atas di Pondok

Pesantren Hidayatullah Maluku Utara pada tahun 2011 dan selesai pada tahun 2014.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi di I’dad Lughawi

Ma’had Al-bir Unismuh Makassar pada tahun 2014 dan selesai pada tahun 2017,

kemudian melanjutkan kembali Pendidikan Perguruan Tinggi Swasta di Universitas

Muhammadiyah Makassar (Unismuh) Fakultas Islam pada program studi Ahwal

Syakhsiyah.