pandangan mahasiswa universitas islam negeri syarif...

95
i PANDANGAN MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TERHADAP PLURALISME AGAMA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: SITI NAY NURJANAH NIM : 10.40.32.20.10.32 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 14230 H /2009 M

Upload: vuongkhuong

Post on 06-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

i

PANDANGAN MAHASISWA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TERHADAP PLURALISME AGAMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

SITI NAY NURJANAH

NIM : 10.40.32.20.10.32

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

14230 H /2009 M

Page 2: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

ii

PANDANGAN MAHASISWA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TERHADAP PLURALISME AGAMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Siti Nay Nurjanah

NIM : 104032201032

Pembimbing,

Dr. Masri Mansoer, M.A

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H /2009 M

Page 3: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 16 Februari 2009

Siti Nay Nurjanah

Page 4: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Arab Latin Arab Latin Arab Latin

dh = ض a = ا

al = ال th = ط b = ب

zh = ظ t = ت = a

‘ = ع ts = ث = i

gh = غ j = ج = u

f = ف h = ح

q Vokal Panjang = ق kh = خ

â = ــــ� k = ك d = د

î = ـــ� l = ل dz = ذ

û = ــــ� m = م r = ر

n Diftong = ن z = ز

aw = ــــ� w = و s = س

ay = ــــ� h = هـ sy = ش

’ = ء

y = ي sh = ص

Page 5: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

v

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan mahasiswa terhadap

pluralisme agama pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode kuantitatif, dengan menggunakan beberapa cara pengujian

yaitu: analisis deskriptif, analisis komparasi one-way anova, analisis korelasi product

moment, dan analisis regresi linear sederhana. Responden yang diambil sebanyak 250

mahasiswa yang dipilih secara random dari 10 fakultas dengan tidak menggunakan

proporsional dengan jumlah masing-masing 25 orang dari setiap fakultas yang ada di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Tidak ada perbedaan keberagamaan

antara fakultas agama dan fakultas umum yang ditunjukkan oleh rataan sebesar 72.24. 2).

Tidak ada perbedaan pandangan mahasiswa terhadap pluralisme agama antara fakultas

agama dan fakultas umum yang ditunjukkan oleh rataan 51.07. 3). Ada hubungan negatif

yang artinya terdapat hubungan yang lemah antara keberagamaan dengan pandangan

mahasiswa terhadap pluralisme agama yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar -

0.02. Ada hubungan negatif antara keberagamaan dengan pandangan mahasiswa terhadap

pluralisme agama, ditunjukkan oleh F hitung sebesar 10.348. Berdasarkan data tersebut

dapat diambil kesimpulan dalam penelitian ini bahwa semakin saleh atau tinggi tingkat

keberagamaan seseorang maka semakin rendah seseorang dalam memandang pluralisme

agama.

Kata Kunci: Keberagamaan, Pluralisme Agama.

Page 6: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah

serta karuniaNya kepada penulis yang tak henti-hentinya memberikan kenikmatan, baik

itu nikmat iman maupun nikmat Islam sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga tercurah pada khatimul anbiya, Muhammad SAW, pemimpin

bagi umat manusia. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Terhadap Pluralisme Agama” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata-1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara moril maupun

materil dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. M. Amin Nurdin, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dra. Ida Rosyidah, MA. Selaku ketua jurusan Sosiologi Agama dan Ibu Dra.

Joharotul Jamilah, Msi selaku sekretaris jurusan Sosiologi Agama. Yang telah

membina dan membimbing penulis selama masa pendidikan di fakultas

Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

vii

4. Bapak Dr. Masri Mansoer, MA selaku dosen pembimbing atas kesabaran, dan

kritik. Terimakasih telah berkenan memberikan waktu, petunjuk, serta arahan

yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

5. Segenap dosen dan staf pengajar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen-dosen Sosiologi Agama atas segala ilmu

pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

6. Pimpinan perpustakaan umum dan perpustakaan fakultas Ushuluddin dan Filsafat

yang telah memberikan layanan dengan baik atas pinjaman referensi buku-

bukunya. Dan seluruh staf karyawan UIN pada umumnya serta karyawan

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat pada khususnya.

7. Seluruh keluargaku tercinta, dengan penuh rasa takzim kupersembahkan

skripsiku ini khusus kepada kedua orangtuaku: papa H. Arif Syarifuddin dan

mama Hj. Sopenah atas segala pengorbanan dan cinta, yang tidak pernah letih

membimbing dan menyayangi penulis. Kakak-kakakku: Agus Syarifuddin, SH.

MH dan istri Elis Rosdianah. H. Supandi Syarifuddin, SE beserta istri Heni. Iwan

Syarifuddin, SPd dan istri Hamliah Asriani, Skom. Siti Hammah, SHi dan Daniel

Nafiri, SHi. Adikku: Ahmad Nur Faizi, Keponakan-keponakanku: Ferdiansyah S,

Ananda Aulia Salsabilah, Fadillah Ramadhan S, Revaldi S, Rangga Pratama S,

dan Ramzi Maulana S. saudaraku, sahabat, teman senasib seperjuangan Siti

Suraidah yang selalu bersama-sama, terimakasih untuk saran, kritik, motivasi dan

aku belajar banyak darimu tentang semua hal yang kita lewati.

8. Community of ban: Siti Nurhayati (aya) terimakasih untuk persahabatan yang

sangat berharga untukku, yang telah terbina sejak awal kita memasuki kampus

Page 8: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

viii

ini, melihatmu tertawa lepas adalah kebahagiaanku. Kita masih punya mimpi

untuk kita gapai. Lina Hermawati (ina) yang telah memberikan warna dan

ceriamu dalam persahabatan ini. Iik ikrimah (mamy) yang selalu membuatku

tertawa atas celotehanmu, dan selalu optimis untuk apapun. Nadzariyah (njah)

untuk kebersamaan yang telah kita lalui, sahabat yang aku rindukan tawamu

seperti dulu saat kau bisa membagi bebanmu itu. Terimakasih untuk apapun yang

telah kalian berikan kepadaku, dan waktu tidak akan membuatku melupakan

kalian.

9. Lucky Setiawan, ST untuk segala kebaikan yang diberikan kepada penulis,

motivasi dan semangat yang tiada henti agar penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini, semoga kebahagiaan selalu menyertaimu dan tercapai cita-citamu.

10. Teman-teman jurusan Sosiologi Agama angkatan 2004: Angga, Zumi, Nia,

Ilham, Wahid, dan semua teman-teman kelasku. Serta seluruh teman-temanku:

Muammar Lutfhi Harun, Tyo Zulfan Amri, Gelar M Nugraha, Abang Marwan

terimakasih untuk do’anya, dan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang

telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari, skripsi ini tentu saja jauh dari kesempurnaan. Karena itu,

masukkan serta saran dari pembaca akan sangat berguna bagi penulis dikemudian

hari. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan semua pihak, amin.

Ciputat, 16 Februari 2009

Penulis

Page 9: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii

DAFTAR ISI............................................................................................. v

DAFTAR TABEL....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xi

PEDOMAN TRANSLITERASI………………………………………… xii

PENDAHULUAN……………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah.......................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................. 10

D. Sistematika Penulisan............................................................. 10

BAB I I KAJIAN TEORI (Konsep Pandangan, Agama, dan

Pluralisme Agama)..................................................................

12

A. Pandangan...........................................................................

1. Pengertian Pandangan...............................................

2. Aspek-aspek Pandangan............................................

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pandangan........

12

12

13

14

B. Agama.................................................................................

1. Pengertian Agama.....................................................

2. Fungsi-fungsi Agama........................................... ....

3. Dimensi-dimensi Agama.........................................

19

19

23

24

C. Pluralisme Agama............................................................... 26

Page 10: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

x

1. Pengertian Pluralisme Agama..................................

2. Teori Pluralisme Agama..........................................

2.1. Faktor Internal (Ideologis)..............................

2.2. Faktor Eksternal..............................................

26

29

30

34

D Pluralisme Agama Dalam Pandangan Majelis Ulama

Indonesia (MUI)...................................................................

35

E. Pluralisme Agama Dalam Pandangan Al-Quran.................. 38

BAB I II METODOLOGI PENELITIAN.........................................

A. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................... 45

B. Populasi dan Sampel........................................................ 45

C. Variabel Penelitian........................................................... 46

D. Metode Pengumpulan Data..............................................

1. Metode Angket.....................................................

2. Studi Kepustakaan...............................................

47

47

48

E. Uji Instrumen Data...........................................................

a. Uji Validitas.........................................................

b. Uji Reliabilitas.....................................................

48

48

50

F. Metode Analisis Data....................................................... 51

G. Prosedur Penelitian.......................................................... 51

H. Hipotesa Penelitian.......................................................... 52

Page 11: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………… 54

A. Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah......

1. Sejarah UIN Syarif Hidayatullah...........................

2. Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah........

54

54

57

B. Deskripsi Responden Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah..................................................................

1. Responden Menurut Jenis Kelamin dan Fakultas.

2. Responden Menurut Asal Sekolah........................

58

58

59

C.. Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah.....

1. Praktek Keagamaan............................................

2. Pengetahuan Keagamaan...................................

3. Ideologi Keagamaan..........................................

4. Variabel Keberagamaan Secara Umum.............

60

60

61

62

64

D. Pandangan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Terhadap Pluralisme Agama...........................................

1. Pengetahuan Terhadap Pluralisme Agama.........

2. Sikap Terhadap Pluralisme Agama....................

3. Tingkah Laku Terhadap Pluralisme Agama......

4. Variabel Pluralisme Agama ..............................

65

65

66

67

68

E. Perbedaan Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta antara Fakultas Agama dan

Fakultas Umum………………………………………

71

F. Perbedaan Pandangan Pluralisme Agama Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antara Fakultas

Agama dan Umum..........................................................

72

Page 12: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xii

G. Pengaruh Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Terhadap Pandangan Pluralisme Agama..

1. Korelasi...............................................................

2. Koefisien Determinasi .......................................

3. Analisis Persamaan Regresi Sederhana..............

4. Uji F Hitung ( Anova Test )...............................

73

73

74

75

76

BAB V PENUTUP………………………………………………… 78

A. Kesimpulan………………………………………….. 78

B. Saran…………………………………………………. 79

DAFTAR PUSTAKA…………………………………… 81

LAMPIRAN – LAMPIRAN……………………………. 84

Page 13: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I: Hasil Uji Validitas…………………………………………… 49

Tabel II: Hasil Uji Reliabilitas…………………………………………. 50

Tabel III: Tokoh-tokoh Yang Memimpin IAIN/UIN Sharif Hidayatullah

Jakarta…………………………………………………............

56

Tabel IV: Responden Menurut Jenis Kelamin dan Fakultas……………… 58

Tabel V: Responden Menurut Asal

Sekolah……………………………...

59

Tabel VI: Responden Menurut Dimensi Praktek Keagamaan..................... 60

Tabel VII: Responden Menurut Dimensi Pengetahuan Keagamaan............ 62

Tabel VIII: Responden Menurut Dimensi Ideologi Keagamaan................... 63

Tabel IX: Responden Menurut Variabel Keberagamaan............................ 64

Tabel X: Responden Menurut Dimensi Pengetahuan Pluralisme Agama.. 65

Tabel XI: Responden Menurut Dimensi Sikap Pluralisme Agama............. 66

Tabel XII: Responden Menururt Dimensi Tingkah Laku Pluralisme

Agama........................................................................................

68

Tabel XIII: Responden Menurut Variabel Pluralisme Agama....................... 69

Tabel XIV: Responden Menurut Rataan Keberagamaan Mahasiswa Antara

Fakultas Agama dan Fakultas Umum.........................................

71

Tabel XV: Responden Menurut Rataan Pandangan Mahasiswa Terhadap

Pluralisme Agama antara Fakultas Agama dan Fakultas

Umum.

72

Tabel XVI: Hasil Uji Korelasi...................................................................... 74

Tabel XVII: Hasil Uji Koefisien Determinasi................................................ 75

Tabel XVIII: Hasil Uji Koefisisen Regresi Sederhana................................... 75

Tabel XIX: Hasil Uji Anova.......................................................................... 76

Page 14: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner

Lampiran II: Jawaban Kuesioner Responden

Lampiran III: Jawaban Kuesioner Responden Perdimensi

Lampiran IV: Transformasi Data Kuesioner Perdimensi

Lampiran V: Data Validitas dan Data Reliabilitas

Lampiran VI: Hasil Analisis Deskriptif

Lampiran VII: Hasil Uji Komparasi

Lampiran VIII: Hasil Uji Korelasi

Lampiran IX: Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Antara Variabel

Keberagamaan Dengan Variabel Pluralisme Agama

Page 15: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang plural. Hal ini dapat terlihat dari berbagai

keanekaragaman ras, suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Keanekaragaman ini dapat

menjadi sebuah kekayaan negara. Namun, apabila kekayaan ini tidak mampu dikelola

dengan baik maka dapat menjadi sebuah ancaman bagi keutuhan negara.1 Di zaman

sekarang ini, keragaman agama menjadi salah satu masalah yang dianggap signifikan.

Namun masalah keragaman ini bukanlah merupakan masalah yang baru, karena sejak

dulu banyak para tokoh agama yang berusaha membuktikan bahwa agamanyalah yang

dianggap paling benar. Pada masa sekarang ini agama menjadi salah satu pusat perhatian,

karena agama selalu mewarnai kehidupan manusia. Banyak konflik-konflik yang terjadi

dengan mengatasnamakan agama. Namun, di lain pihak, agama pula yang membuat

ketentraman batin. Dewasa ini, banyak ajaran dari sebuah agama menjadi dasar institusi-

institusi, seperti halnya sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi.

Selain itu, dalam setiap tahun tidak kurang dari sepuluh kali umat beragama

mengadakan upacara resmi keagamaan untuk memperingati hari-hari suci dalam

agamanya. Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Isra Mi’raj, dan Maulid Nabi Muhammad

SAW yang diperingati oleh umat Islam, Hari Natal, dan wafatnya Yesus Kristus (Isa Al-

Masih) oleh umat Kristiani, Imlek oleh umat beragama Konghuchu, serta Hari Raya

Nyepi dan Waisak yang diperingati oleh umat Hindu dan Budha.

1 Muchtar Luthfi, Problem Pluralisme Agama dan Mazhab, 15 November 2005, Artikel ini di

akses pada tanggal 25 Maret 2008 melalui situs http://www.google.com/

Page 16: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xvi

Dalam setiap peringatan keagamaan inilah selalu muncul persoalan tentang

keragaman atau pluralitas. Yaitu, persoalan tentang bagaimana suatu umat beragama

menyikapi kehadiran agama dan kaum lain yang berbeda agama. Khususnya dikalangan

umat Islam, masalah keragaman atau pluralitas agama ini telah memunculkan perdebatan

teologis yang panjang dan tak pernah kunjung selesai. Bagaimana seharusnya menyikapi

kehadiran banyak agama dan bagaimana seharusnya umat muslim bersikap terhadap

kaum lain yang berbeda agama. Tema perdebatan tersebut tidak hanya sebatas masalah

ketuhanan, melainkan juga merambah ke wilayah kehidupan yang sangat luas, termasuk

aspek ritual keagamaan, sosial, kesehatan, politik dan ekonomi. Dalam aspek ritual

keagamaan, pada saat peringatan Natal, Imlek atau Hari Raya Nyepi misalnya,

berkembang perdebatan tentang boleh atau tidaknya mengucapkan selamat kepada umat

lain, dalam aspek sosial muncul perdebatan yang berkaitan dengan boleh atau tidaknya

menerima bantuan dari kalangan non-muslim. Misalnya, pemberian dalam bentuk

makanan, atau bantuan dana dan sarana fisik untuk pembangunan masjid, madrasah,

rumah sakit dan sebagainya. Dalam aspek kesehatan muncul perdebatan masalah boleh

atau tidaknya berobat kerumah sakit non-muslim atau kerjasama dalam bidang kesehatan.

Dalam aspek ekonomi muncul perdebatan boleh atau tidaknya belanja ke toko atau

supermarket non-muslim. Perdebatan seputar boleh atau tidaknya melakukan pertemanan

dan kerjasama ekonomi dengan kalangan non-muslim. Sedangkan dalam aspek politik,

muncul perdebatan boleh atau tidaknya menjadikan orang non-muslim sebagai teman

politik (anggota atau pimpinan partai) atau mengangkat mereka menjadi pemimpin

pemerintahan (kepala negara). Oleh karena itu, agama dan keragamannya sangat menarik

perhatian kita di abad ini.2

2 Hendar Riyadi, Melampaui Pluralisme (Jakarta: RMBooks, 2007), h.1-3.

Page 17: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xvii

Pada era globalisasi masa kini, umat beragama dihadapkan pada serangkaian yang

tidak berbeda dengan apa yang dialami sebelumnya. Pluralisme agama, konflik internal

atau antar agama adalah sebuah fenomena yang nyata. Di masa lampau kehidupan

keagamaan relatif lebih tentram karena umat-umat beragama bagaikan kamp-kamp yang

terisolasi dari tantangan dunia luar. Sebaliknya, masa kini tidak sedikit pertanyaan kritis

yang harus ditanggapi oleh umat beragama yang dapat diklasifikasikan rancu dan

merisaukan.3 Fenomena ini berlanjut sampai masa sekarang. Di beberapa negara justru

sebuah agama dijadikan sebagai elemen utama dalam mesin penghancuran manusia,

suatu kenyataan yang sangat bertentangan dengan ajaran semua agama di muka bumi ini.

Pertentangan antar umat beragama yang membawa perpecahan, kekerasan, anarkisme,

bahkan vandalisme adalah sebuah kenyataan yang sungguh ironis dan memprihatinkan.

Sama menyedihkannya misi (dakwah) keagamaan yang menjelek-jelekkan agama lain

dan umatnya, menghasut, membakar emosi umat untuk membenci bahkan menyerang

umat agama lain. Permusuhan dan balas dendam adalah tanda betapa masyarakat kita

masih mengidap penyakit eksklusivisme dan fanatisme dan karena itulah belum pantas

disebut sebagai bangsa toleran.4 Untuk menghindari bahaya ini, wacana moralitas perlu

diartikulasikan kembali secara jelas. Dalam kerangka ini agama justru harus dijadikan

penengah di antara kepentingan-kepentingan yang sering kali membuat konflik dalam

tatanan umum dan perubahan sosial. Kerja sama antar agama diperlukan untuk

3 Alwi Shihab, Islam Inklusif (Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama), (Bandung: Mizan, 1998),

h. 39

4 Muhammad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural (Menghargai Kemajemukan Menjalin

Kebersamaan), (Jakarta: Kompas, 2003), h.11.

Page 18: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xviii

menerjemahkan kesadaran atas hakikat dasar moralitas dan sikap moral terhadap realitas

sosial serta keinginan untuk menghormati orang lain.5

Pluralisme adalah perspektif pemikiran dan gerakan yang ingin menghapuskan

sekat-sekat primordialisme (asal-usul kelahiran agama dan hal-hal bawaan) dalam pola

dan proses interaksi sosial manusia dalam kehidupan. Secara sederhana, pluralisme

dikatakan sebagai paham tentang kemajemukan masyarakat. Masyarakat majemuk ialah

suatu masyarakat dimana sejumlah etnik dan golongan hidup secara berdampingan yang

sebagian besar berbeda satu sama lain. Dalam masyarakat yang pluralistik, senantiasa

terjadi proses asimilasi dan terbentuk “cultural pluralism” (pluralisme kultural) dimana

setiap subkultur dalam masyarakat mengalami adaptasi dan penciptaan kondisi untuk

menerima perbedaan. Dalam perkembangan umat manusia di tengah globalisasi dan

kesadaran akan pentingnya harmoni, pluralisme telah tumbuh menjadi semacam ideologi

baru.

Dalam dunia politik saat ini lahir partai-partai politik dengan ideologi inklusif

sebagai antitesis dari partai politik dengan ideologi eksklusif, dalam kalangan umat Islam

masih mengalami perdebatan yang kontroversial baik di level strategi maupun teologi.6

Islam adalah agama yang melarang para umatnya untuk merendahkan non-

muslim. Meskipun sebagai umat muslim diharuskan meyakini bahwa Islam adalah yang

paling benar, tetapi tidak berarti diharuskan menjauhi dan tidak berinteraksi dengan non-

muslim. Merendahkan non-muslim justru akan menunjukkan bahwa Islam bukanlah

agama yang mulia. Karena, sejak awal Allah SWT selalu mengingatkan bahwa Islam

5 Nurcholis Madjid, Pluralitas Agama (Kerukunan dalam Keragaman) ( Jakarta: Kompas, 2001),

h.21-22.

6 Haedar Nashir, Ideologi Gerakan Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2001),

h. 45-46.

Page 19: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xix

adalah rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam). Di dalam praktek kehidupannya,

Rasulullah SAW di Madinah selalu memberikan suri teladan yang sangat berharga bagi

umat Islam. Bukan arogansi yang diberikan kepada kaum Yahudi ataupun Nasrani,

melainkan yang dilakukan Rasullah SAW adalah ajakan untuk bersama-sama

membangun masyarakat dan melindungi negara dari ancaman musuh.7 Pluralisme agama

menuntut adanya keterlibatan aktif dengan kaum lain, dalam arti bukan hanya sekedar

toleransi, melainkan memahami. Toleransi tidak memerlukan keterlibatan aktif dengan

kaum agama lain. Toleransi juga tidak membantu meredakan sikap acuh tak acuh sesama

umat beragama. Yang harus kita lakukan adalah lebih dari sekedar toleransi, tetapi

memahami apa yang ada dalam keragaman setiap agama dengan tulus. Al-Qur’an

menggambarkan pluralisme agama sebagai satu misteri ilahi yang harus diterima sebagai

suatu karunia untuk memuluskan hubungan antar umat beragama di wilayah publik.8

Kesenjangan serta konflik psikologis dan teologis antara umat Islam dan umat

lainnya tidak boleh terus-menerus berlangsung. Strategi yang dilakukan selama ini

cenderung menelantarkan dialog teologis sebagai sarana pembina saling percaya dan

media solusi konflik-konflik agama, etnis dan bangsa dalam masyarakat yang majemuk

seperti Indonesia. Sudah saatnya kita menawarkan langkah yang preventif, selain langkah

kuratif, dalam mengabdi kepada perdamaian di berbagai tempat dimana umat yang

berbeda agama bertemu dan dapat bekerja sama.9 Dalam konteks inilah pluralitas agama

menjadi sebuah hal yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia yang harus segera

diselesaikan dalam menuju kehidupan masyarakat yang damai. Dengan kesadaran yang

7 Tarmizi Tahir, Dkk, Pluralisme Islam (Harmonisasi Beragama), (Jakarta: PT Karsa Rezeki,

2004), h.35.

8 Abdulaziz Sachedina, Beda Tapi Setara (Pandangan Islam tentang Non-Muslim) (Jakarta: PT.

Serambi Ilmu Semesta, 2002), h.71.

9 Muhammad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural, h.3.

Page 20: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xx

luas terhadap pluralitas dari berbagai lapisan masyarakat, agama akan menumbuhkan

sikap-sikap pluralis bagi masyarakat agama yang luas pula. Kesadaran itu dapat

disosialisasikan secara nasional yang dapat dimulai dari pemuka-pemuka agama dari

masing-masing agama. Pastur atau pendeta dalam agama Kristen merupakan sosok yang

paling strategis membawa jemaatnya untuk menyadari urgensi eksistensi pluralitas bagi

masyarakat Kristiani. Ustadz atau mubaligh merupakan figur yang paling penting dalam

agama Islam dalam memberikan pengajaran bagi kaum muslimin di lingkungannya.

Biksu atau pendeta merupakan tokoh yang paling berpengaruh memberikan semangat

pluralitas bagi agama Budha dan Hindu.10

Untuk itulah peran pemuka agama sangat

diperlukan dalam memberikan pengetahuan yang baik tentang pluralisme agama, bahwa

pluralisme merupakan alternatif bagi terciptanya masyarakat yang toleran antar sesama

umat beragama.

Dari seputar wacana-wacana di atas, alasan mengapa penulis ingin melakukan

penelitian terhadap mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah karena mahasiswa merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia, sehingga persoalan seperti

pluralisme agama juga merupakan keprihatinan mereka. Mahasiswa sebagai kelompok

intelektual, tentunya akan sanggup memilih persoalan dengan objektif tanpa

membedakan suku, agama, ras dan golongan. Seperti yang telah diketahui bahwa

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah beragama Islam atau muslim, bahwa

Islam sangat menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama. Selain itu, banyak ayat-

ayat Al-Qur’an yang mendukung pluralisme. Tentunya mahasiswa akan diharapkan dapat

memberikan pandangan-pandangan mereka dengan kritis, dengan tidak membeda-

10 Said Agil Husin Al Munawar, Fikih Hubungan antar Agama (Jakarta: Ciputat Press, 2005),

h.210.

Page 21: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxi

bedakan agama baik itu agama Islam ataupun non-muslim. Untuk itu, peneliti ingin

mengetahui tingkat keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

pandangan mahasiswa terhadap pluralisme agama, perbedaan keberagamaan dan

pandangan pluralisme agama antara fakultas agama dan fakultas umum, dan peneliti juga

ingin mengetahui pengaruh keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terhadap pandangan pluralisme agama.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari masalah penelitian yang diangkat, penulis membatasi permasalahan hanya pada

pandangan mahasiswa terhadap pluralisme agama. Disini akan dipaparkan batasan

pengertian pandangan, keberagamaan, dan pluralisme agama:

• Pandangan merupakan proses diterimanya rangsangan (objek, kualitas,

hubungan antargejala, maupun peristiwa).11

• Keberagamaan berasal dari kata religiousity yang berarti kesalihan atau

besarnya kepatuhan serta pengabdian terhadap agama.12

Dengan kata lain,

keberagamaan adalah sesuatu yang dipatuhi, dan kepatutan terhadap apa yang

diyakininya.

• Pluralisme agama merupakan keyakinan bahwa kebenaran berada didalam

setiap agama dan pada hakikatnya, agama yang beragam merupakan tampilan-

11 Irwanto, DKK. Psikologi Umum (Buku Panduan Mahasiswa), (Jakarta: Gramedia, 1989), h.71.

12 Peter Salim, Kamus Umum Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), h.

1255.

Page 22: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxii

tampilan kebenaran mutlak. Pluralisme agama adalah salah satu teori dalam

menjawab benar atau tidaknya semua agama.13

Dalam penelitian ini penulis juga membatasi kajian pluralisme agama hanya pada

aspek-aspek berikut:

• Pengetahuan, diantaranya: mengetahui bahwa Islam menghormati agama lain,

mengetahui bahwa semua agama benar, mengetahui bahwa kebebasan

beragama adalah hak asasi manusia.

• Sikap, diantaranya: tidak membedakan orang lain berdasarkan agama yang

dianut, menyetujui kebebasan beragama adalah hak asasi manusia, menyetujui

bahwa semua agama itu benar.

• Tindakan, diantaranya: terlibat dalam kegiatan bakti sosial dengan orang yang

berbeda keyakinan, mengucapkan selamat hari raya terhadap umat yang

berbeda agama, menolong orang lain walaupun berbeda agama, membaca

serta mengikuti kajian tentang pluralisme agama.

Dari pembatasan masalah tersebut penulis merumuskan beberapa pertanyaan

penelitian yang akan dijawab dalam analisis dan kesimpulan penelitian. Pertanyaan yang

akan diajukan dalam penelitian untuk skripsi ini adalah:

1) Bagaimana tingkat keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

2) Apakah mahasiswa UIN mengerti terhadap pandangan pluralisme agama?

3) Adakah perbedaan keberagamaan mahasiswa antara fakultas Agama dan fakultas

Umum?

13 Nasir Dimyati, Pluralisme Agama, Sabtu, 12 Januari 2008, Artikel ini diakses Pada Tanggal 25

Maret 2008 Melalui Situs http//www.google.com/

Page 23: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxiii

4) Adakah perbedaan pandangan mahasiswa terhadap pluralisme Agama antara

fakultas Agama dan fakultas Umum?

5) Sejauh mana pengaruh keberagamaan mahasiswa terhadap pandangan pluralisme

Agama?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mendekripsikan tingkat keberagamaan mahasiswa UIN.

b) Untuk mengetahui pandangan mahasiswa terhadap pluralisme agama.

c) Untuk mengetahui perbedaan keberagamaan antara mahasiswa fakultas Agama

dan fakultas Umum.

d) Untuk mengetahui perbedaan pandangan mahasiswa terhadap pluralisme agama

antara fakultas Agama dan fakultas Umum.

e) Untuk mengetahui pengaruh keberagamaan mahasiswa UIN terhadap pandangan

pluralisme agama.

2. Manfaat Penelitian

a) Sebagai pengalaman penulis, khususnya dengan ilmu bidang sosial.

b) Dapat bersosialisasi dengan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c) Sebagai syarat mendapat gelar sarjana di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 24: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxiv

C. Sistematika Penulisan

Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyusunnya ke dalam lima bab, yaitu:

1. Bab pertama (I) membahas tentang pendahuluan yang berisi latar belakang

masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

2. Bab kedua (II) membahas tentang kajian-kajian teori yang berisi tentang

pengertian pandangan, aspek-aspek serta faktor-faktor yang mempengaruhi

pandangan. Pengertian agama, fungsi agama, dan dimensi agama, pengertian

pluralisme agama, teori pluralisme agama, pluralisme agama dalam pandangan

majelis ulama Indonesia (MUI), dan pluralisme agama dalam pandangan Al-

Qur’an.

3. Bab ketiga (III) membahas tentang metodologi penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data,

uji instrumen data, metode analisis data, prosedur penelitian, dan hipotesis

penelitian.

4. Bab (IV) membahas hasil penelitian yang berisi tentang profil UIN Syarif

Hidayatullah, sejarah UIN Syarif Hidayatullah, struktur organisasi UIN Syarif

Hidayatullah, deskripsi responden mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah,

keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pandangan

mahasiswa UIN terhadap pluralisme agama, perbedaan keberagamaan mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah antara fakultas agama dan fakultas umum, perbedaan

pandangan terhadap pluralisme agama mahasiswa UIN antara fakultas agama dan

Page 25: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxv

fakultas umum, dan pengaruh keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatulah

terhadap pluralisme agama.

5. Bab (V) membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan memberikan

saran-saran.

Page 26: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxvi

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pandangan

1. Pengertian Pandangan

Pandangan atau persepsi didefinisikan sebagai hasil perbuatan memandang

(memperhatikan, melihat, dan sebagainya). Pandangan adalah penglihatan yang tetap

dan agak lama.14

Pandangan juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang di pandang atau

buah pikiran, pendapat, anggapan, dan pemandangan.15

Pandangan ini biasanya

didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan data-data indera kita dan kemudian

dikembangkan sehingga kita dapat menyadari hal-hal di sekeliling kita. Pandangan

pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam

memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran,

penghayatan, perasaan dan penciuman.

Kunci untuk memahami pandangan adalah terletak pada pengenalan bahwa

pandangan itu merupakan suatu penafsiran terhadap situasi, dan bukan suatu pencatatan

yang benar terhadap situasi.16

Istilah pandangan biasanya digunakan untuk

mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun sesuatu kejadian

yang dialami.17

Dan pengalaman terhadap sesuatu kejadian bisa dipelajari dengan cara

memperhatikan, melihat, dan mengamati. Yang kesemuanya itu bisa disebut sebagai

arti dari pandangan.

14 Daryanto S.S, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998), h. 428-429.

15 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), h. 833.

16 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya), (Jakarta: PT. Raja

Grapindo Persada, 2000), h. 123.

17 Abdul Rahman Shaleh-Muhbib Abdul Wahib, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif

Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 88.

Page 27: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxvii

2. Aspek-Aspek Pandangan

Ada beberapa aspek-aspek dalam memahami pandangan, yang pertama adalah

stimulus atau situasi yang hadir. Stimulus adalah pandangan awal dimana seseorang

dihadapkan dengan suatu situasi atau kondisi yang akan direspon oleh orang tersebut.

Yang kedua adalah registrasi, registrasi adalah mekanisme fisik yang berupa

penginderaan dan syaraf seseorang terpengaruh. Kemampuan pada fisik untuk melihat

dan mendengar secara langsung akan mempengaruhi pandangan seseorang. Jika

seseorang telah mendengar atau melihat informasi yang datang padanya maka akan

terekam kedalam pikirannya, setelah semua informasi telah terekam ke dalam

pikirannya maka yang terbentuk adalah interpretasi yang merupakan aspek pandangan

yang ketiga.

Interpretasi merupakan aspek yang amat penting dalam pandangan atau persepsi

seseorang. Karena proses interpretasi tergantung dari cara pendalaman, motivasi, dan

kepribadian seseorang. Tentunya pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang

tidaklah sama dengan orang lain. Oleh sebab itu, interpretasi terhadap suatu informasi

yang sama, akan berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Aspek yang terakhir

adalah umpan balik (feedback). Aspek ini tentu saja dapat mempengaruhi pandangan

seseorang. Sebagai contoh jika seorang siswa memberikan hasil pekerjaan rumahnya

kepada gurunya, kemudian mendapat umpan balik dengan melihat raut muka gurunya

yang tidak biasanya serta tidak bicara sama sekali kepada siswanya. Maka feedback

semacam ini akan membentuk pandangan tersendiri kepada siswa tersebut yang

Page 28: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxviii

mengira bahwa dia tidak mampu mengerjakan pekerjaan rumahnya, padahal belum

tentu gurunya menyalahkan pekerjaan rumahnya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pandangan

Setidaknya terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan pandangan

seseorang, antara lain:

� Faktor Psikologi

Pandangan seseorang mengenai segala sesuatu didunia ini dipengaruhi oleh

keadaan Psikologi. Misalnya, terbenamnya matahari diwaktu senja yang indah

akan dirasakan sebagai bayang-bayang yang kelabu bagi seseorang yang buta

warna.

� Faktor Keluarga

Pengaruh keluarga dalam membentuk pandangan seseorang memang

merupakan pengaruh yang sangat kuat. Apalagi dalam keluarga kita dididik

sejak masih kanak-kanak, tentunya banyak sikap dan pandangan atau persepsi

yang diturunkan kepada anak-anaknya.

Page 29: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxix

� Faktor Budaya

Kebudayaan atau lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor

yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, serta cara seseorang memandang

dan memahami keadaan di dunia ini.18

3.1. Faktor Internal

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pandangan dari dalam diri

seseorang, antara lain: Proses belajar (learning),motivasi, dan kepribadiannya.19

� Proses belajar atau pemahaman learning

Proses belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dari dalam diri seseorang.

Contohnya: seorang anak yang dididik oleh orangtuanya sejak kecil untuk menggunakan

uang secukupnya dan tidak boros. Maka sang anak tersebut sampai dewasanya akan

mempunyai pandangan bahwa dia harus menggunakan uang secukupnya.

� Motivasi

Selain proses belajar yang dapat membentuk pandangan seseorang, motivasi juga

menentukan terjadinya seseorang membentuk pandangan. Contohnya adalah kelaparan,

masyarakat miskin yang sering merasakan kelaparan karena tidak mampu membeli makanan,

jika mereka mencium bau makanan maka bau makanan itu akan langsung merangsang

perhatian mereka, karena mereka kelaparan.

� Kepribadian

18 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya), h. 128.

19 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya), h. 134.

Page 30: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxx

Kepribadian merupakan nilai untuk membentuk pandangan seseorang, setelah proses belajar

dan motivasi. Kepribadian juga memberikan dampak terhadap cara seseorang melakukan

pandangan atau persepsi terhadap lingkungan sekitarnya. Contohnya, perbedaan umur bisa

juga beda kepribadian.

3.2. Faktor Eksternal

Adapun faktor-faktor dari luar terdiri dari pengaruh-pengaruh luar lingkungan

diantaranya: intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan, gerakan, dan hal-hal yang

baru dan familier.20

� Intensitas, semakin besar intensitas stimulus dari luar maka semakin besar pula

hal-hal yang dapat dipahami. Stimulus harus cukup kuat, jika stimulusnya

kurang jelas akan banyak berpengaruh dalam ketepatan pandangan.21

Misalnya,

iklan televisi yang mencolok dan menghiasi gambar-gambar di televisi satu

iklan yang lebih mencolok dari iklan yang lain tentu akan mendapat intensitas

atau perhatian yang lebih banyak dari masyarakat.

� Ukuran, faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran sesuatu objek,

maka semakin besar pula dan mudah untuk dipahami atau diketahui. Misalnya,

bentuk ukuran spanduk yang lebih besar akan mempengaruhi pandangan

seseorang dan seseorang itu akan mudah tertarik melihat spanduk yang lebih

besar ketimbang yang lebih kecil.

� Keberlawanan, faktor keberlawanan ini menyatakan jika stimuli luar yang

penampilannya berlawanan dengan latar belakang atau sama sekali diluar

sangkaan orang banyak, akan menarik perhatian. Misalnya, seorang yang

20 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya), h. 130.

21 Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 1999), h.

46.

Page 31: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxxi

bekerja setiap harinya di bengkel motor yang selalu mendengar suara mesin-

mesin motor maka apabila terdapat bunyi yang berbeda dari suara motor

tersebut, dengan sendirinya sang montir menangkap adanya kerusakan dari

mesin motor tersebut.

� Pengulangan, jika stimulus dari luar yang di ulang terus-menerus akan

memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan yang diulang satu

kali. Misalnya, seorang dosen yang memberikan penjelasan dan pengarahan

berulang-ulang kepada mahasiswanya, akan lebih mudah diingat oleh para

mahasiswanya ketimbang jika sang dosen hanya memberikan satu kali

pengarahan atau penjelasan saja.

� Gerakan, faktor ini menyatakan bahwa orang akan lebih memberikan banyak

perhatian terhadap sesuatu atau objek yang bergerak dalam pandangannya jika

dibandingkan dengan objek yang diam. Misalnya, seorang dosen yang mengajar

yang hanya memberikan penjelasan sambil membaca dan mahasiswa hanya

mendengarkan saja akan memberikan rasa bosan dan jenuh kepada para

mahasiswanya, sedangkan jika dosen memberikan cara mengajar yang berbeda,

dengan diikuti gerakan fisik dan memberikan kesempatan terhadap

mahasiswanya untuk berdiskusi, barangkali cara itu akan lebih menarik

pandangan mahasiswanya.

� Baru dan familier, faktor ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru

maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.

Objek atau peristiwa baru dalam tatanan yang sudah dikenal dalam tatanan baru

akan menarik perhatian pengamat.

Page 32: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxxii

Menurut Richard S Cruchfield dan David Krech yang dikutip oleh Rahadhi,

selain faktor internal dan eksternal, pandangan juga ditentukan oleh faktor personal dan

faktor situasional. Faktor tersebut dapat disebut dengan faktor fungsional dan faktor

struktural. Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi pandangan berasal dari

kebutuhan dan pengalaman masa lalu. Pandangan tidak ditentukan oleh stimuli yang

diterima melainkan pandangan ditentukan oleh karakteristik orang yang memberikan

respon pada stimuli tersebut. Karena pandangan seseorang ditentukan oleh kondisi

biologis dan sosiopsikologis.22

Sedangkan faktor-faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek

syaraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Para psikolog Gestalt seperti

Kohler, Wartheimer dan Kofka yang dikutip oleh Rahadhi, merumuskan prinsip-

prinsip pandangan yang bersifat struktural. Teori ini berpendapat bila kita memberikan

pandangan terhadap sesuatu, kita harus memberikan pandangan atau mempersepsikannya

secara keseluruhan.23

Intinya, untuk memahami seseorang kita harus melihatnya dalam

lingkungannya, konteksnya dan masalah yang dihadapinya.

B. Agama

1. Pengertian Agama

Kajian tentang agama setidaknya terbagi ke dalam dua dimensi, yakni teologis dan

sosiologis. Kajian agama dalam corak teologis berangkat dari adanya klaim tentang

kebenaran mutlak ajaran suatu agama. Doktrin-doktrin keagamaan yang diyakini berasal

22 Rahadhi Arief Rahman, Tesis : “ Faktor-Faktor Yang Membentuk Persepsi Siswa SMU di Dki

Jakarta Untuk Mempergunakan Internet Untuk Belajar”, (Jakarta : UI, 2003), h. 46-47.

23 Rahadhi Arief Rahman, Tesis : “ Faktor-Faktor Yang Membentuk Persepsi Siswa SMU Di DKI

Jakarta Untuk Mempergunakan Internet Untuk Belajar”, h. 48.

Page 33: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxxiii

dari Tuhan, kebenarannya juga diakui berada di luar jangkauan kemampuan pikiran

manusia. Sementara dimensi sosiologis melihat agama sebagai salah satu dari institusi

sosial, sebagai subsistem dari sistem sosial yang mempunyai fungsi sosial tertentu,

misalnya sebagai salah satu pranata sosial, social institusion.24

Dengan kata lain, posisi

agama dalam suatu masyarakat tidak ubahnya dengan posisi dan peran subsistem lainnya,

walaupun tetap mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

Sementara para ahli di bidang sosiologi dan antropologi cenderung mendefinisikan

agama dari sudut fungsi sosialnya, yaitu suatu sistem kehidupan yang mengikat manusia

dalam satuan-satuan atau kelompok-kelompok sosial.

pendapat ini didukung oleh Durkheim, Robert N. Bellah, Thomas Luckmann dan

Clifford Geertz. Sedangkan pakar teologi, fenomenologi, dan sejarah agama melihat

agama dari aspek substansinya yang asasi, yaitu sesuatu yang sakral.

Dari uraian diatas, definisi agama yang paling tepat adalah yang mencakup semua

jenis agama, kepercayaan, sekte maupun berbagai jenis ideologi modern seperti

komunisme, humanisme, sekularisme, nasionalisme dan lainnya.25

Kebanyakan definisi

mengenai agama sangat bergantung kepada konsep ketuhanan atau hal supernatural dan

spiritual.26

Secara sosiologis, dikenal paling tidak dua definisi agama. Yang pertama,

dibawah pengaruh Emile Durkheim yang disebut definisi fungsional agama. Agama

didefinisikan dalam pengertian peranannya dalam masyarakat, definisi fungsional agama

menempatkan agama pada inti masyarakat, agama adalah bagian yang bersifat konstitutif

terhadap masyarakat. Agama juga merupakan suatu dimensi permanen dari realitas.

24 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi ( Teks Pengantar dan Terapan ) (Jakarta:

Kencana, 2004 ), h. 241.

25 Anis Malik Thoha, Tren Pluralis Agama: Tinjauan Kritis (Jakarta: Perspektif. 2005), h. 13-14.

26 Yusron Razak dan Ervan Nurtawab, Antropologi Agama (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta dan UIN Press, 2007), h. 13.

Page 34: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxxiv

Definisi kedua diperkenalkan oleh kaum sosiolog agama. Definisi itu disebut

substansif agama. Kaum sosiolog agama yang memilih definisi fungsional, tetapi bagi

mereka karakteristik esensial agama berhubungan dengan dunia yang tidak tampak.

Pendekatan seperti ini mengarahkan orang pada pandangan yang bersifat eksternal

terhadap agama. Pendekatan seperti ini memang menyebabkan agama secara mudah

dilihat sebagai primitif, ketinggalan zaman, tidak dapat dipercaya, belum dicerahkan dan

aneh dalam suatu rasionalitas modern.27

menurut Elizabeth K. Nothingham, agama

dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna, dan juga perasaan takut

dan ngeri. Agama juga senantiasa dipakai untuk menanamkan keyakinan baru ke dalam

hati terhadap alam gaib dan surga telah didirikan di alam tersebut. Namun demikian,

agama bisa juga berfungsi untuk melepaskan belenggu-belenggu adat atau kepercayaan

manusia yang sudah usang yang sudah tidak sesuai dengan kondisi masa kini.28

Dengan demikian, menurut pandangan para sosiolog, agama bisa dianggap sebagai

suatu sarana kebudayaan bagi manusia dan dengan sarana itu dia mampu menyesuaikan

diri dengan pengalaman-pengalamannya dalam keseluruhan lingkungan hidupnya,

termasuk diri sendiri, anggota kelompok, alam dan lingkungan lain yang dirasakan

sebagai suatu yang transendental (tidak terjangkau penalaran manusia). Dalam

lingkungan terakhir inilah pikiran, perasaan dan perbuatan manusia terhadap hal-hal yang

menurut perasaannya berada diluar jangkauan pengalaman-pengalamannya sehari-hari

dengan dirinya sendiri, teman-temannya dan dengan dunia nyata.29

Sedangkan Harun

Nasution menyimpulkan beberapa definisi-definisi agama antara lain:

27 A. A. Yewangoe, Agama dan Kerukunan (Jakarta: PT. Gunung Mulia, 2006), h. 5-6.

28 Elizabeth K. Nothingham, Agama dan Masyarakat (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 1997),

h. 3-4.

29 Elizabeth K. Nothingham, Agama dan Masyarakat. h. 9.

Page 35: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxxv

a) Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan hubungan yang gaib yang

harus dipatuhi.

b) Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.

c) Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada

suatu sumber yang berada diluar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-

perbuatan manusia.

d) Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.

e) Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari kekuatan gaib.

f) Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini yang bersumber

pada suatu kekuatan gaib.

g) Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan

takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.

h) Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.30

Namun dari beberapa unsur-unsur diatas mengenai agama terdapat unsur-unsur

primer penting yang secara substantif harus ada pada agama. Unsur-unsur penting

tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Harun Nasution, ada empat. Pertama, kekuatan

gaib yang dibutuhkan oleh manusia karena manusia merasa lemah dan berhajat

kepadaNya sebagai tempat memohon pertolongan. Atas dasar itu, tidak heran manusia

perlu mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. Kedua, keyakinan

manusia bahwa kesejahteraannya di dunia dan hidupnya diakhirat nanti tergantung pada

hubungan yang baik dengan kekuatan gaib itu. Jika hubungan baik tersebut rusak,

kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari hilang. Ketiga, respon yang bersifat emosional

30 Abuddin Nata, Al-Quran dan Hadist (Dirasah Islamiyah I), (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada,

1996), h. 6-7.

Page 36: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxxvi

dari manusia. Respon tersebut dapat mengambil bentuk yang bermacam-macam,

misalnya: perasaan takut yang dijumpai dalam agama-agama primitif atau perasaan cinta

yang terdapat dalam agama-agama monoteisme. Keempat, paham adanya yang kudus

(sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib, kitab yang mengandung ajaran-ajaran

agama yang bersangkutan, dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu. Dengan demikian,

bila kita telaah lebih jauh tentang keempat unsur-unsur yang telah dijelaskan di atas,

bahwa sesungguhnya manusia membutuhkan agama untuk melindunginya dari rasa

kecemasan dan memohon bantuan dan perlindungan kekuatan diluar dirinya.

2. Fungsi-Fungsi Agama

Ada beberapa fungsi agama bagi manusia dan masyarakatnya, yang pertama adalah

fungsi edukatif. Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencakup

tugas mengajar dan bimbingan. Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan,

contohnya: mengenai nabi yang dipercayai bahwa penunjukkannya dilakukan oleh Tuhan

sendiri. Yang kedua adalah fungsi penyelamatan, setiap manusia menginginkan

keselamatannya baik dalam hidup sekarang ini ataupun sesudah mati. Usaha untuk

mencapai cita-cita tertinggi itu tumbuh dari naluri manusia sendiri, jaminan untuk

keselamatan mereka temukan dalam agama.

Terutama karena agama memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk

mencapai kebahagiaan yang terakhir, yang pencapaiannya mengatasi kemampuan

manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu berada diluar batas kekuatan manusia.31

Yang ketiga fungsi pengawasan sosial, agama bertanggung jawab atas adanya norma-

norma susila yang baik yang diberlakukan atas masyarakat manusia pada umumnya.

31 Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kencana, 1983), h. 38.

Page 37: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxxvii

Agama mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang

buruk untuk ditinggalkan, agama juga memberi sangsi yang harus dijatuhkan kepada

orang yang melanggarnya.

Yang keempat adalah fungsi memupuk persaudaraan, melalui agama perdamaian dibumi

yang didambakan oleh setiap manusia bisa terwujud dengan memupuk tali persaudaraan

yang erat antar umat beragama. Yang kelima adalah fungsi transformatif, yaitu mengubah

kehidupan masyarakat lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang baik dan dapat

bermanfaat untuk kepentingan yang lebih luas.32

Dari kelima fungsi-fungsi agama yang telah disebutkan diatas, fungsi agama yang

paling tepat dalam pluralisme agama adalah fungsi memupuk tali persaudaraan. Karena,

dengan fungsi tersebuut perdamaian antar umat beragama yang didambakan manusia bisa

terwujud dengan memupuk tali persaudaraan yang erat.

3. Dimensi-Dimensi Agama

Dimensi-dimensi agama terbagi menjadi lima bagian, yaitu: keyakinan, praktek,

pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensi-konsekuensi.

� Dimensi keyakinan. Dimensi ini berisikan pengaharapan-pengharapan di mana

seseorang yang religius berpengaruh teguh pada pandangan teologis tertentu,

mengakui kebenaran doktrin-doktrin agama tersebut. Setiap agama

mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan

taat. Walaupun demikian, isi dan keyakinan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi

tidak hanya diantara agama-agama, tetapi seringkali juga diantara tradisi-tradisi

agama yang sama.

32 Hendropuspito, Sosiologi Agama, h. 55-56

Page 38: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxxviii

� Dimensi praktek agama. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan

hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang

dianutnya. Praktek keagamaan ini terdiri dari ritual dan ketaatan ritual mengacu

kepada tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci yang semua agama

mengharapkan pada penganutnya untuk melaksanakannya. Ketaatan dan ritual

bagaikan ikan dengan air, meski ada perbedaan penting. Apabila aspek ritual dari

komitmen sangat formal dan khas publik, semua agama yang dikenal juga

mempunyai perangkat tindakan persembahan dan kontemplasi personal yang relatif

spontan, informal dan khas pribadi.

� Dimensi pengalaman. Dimensi ini memperhatikan fakta bahwa semua agama

mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat dikatakan jika

dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan

mencapai pengetahuan subyektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir (bahwa

ia akan mencapai suatu keadaan kontak dengan perantara supernatural). Dimensi ini

berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi,

sensasi-sensasi yang dialami seorang pelaku atau didefinisikan oleh suatu kelompok

keagamaan yang melihat komunikasi, walaupun kecil dengan suatu esensi

ketuhanan, yakni dengan Tuhan, dengan kenyataan terakhir, dan dengan otoriti

transendental.

Page 39: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xxxix

� Dimensi pengetahuan agama. Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa orang-

orang yang beragama paling tidak memiliki minimal pengetahuan mengenai dasar-

dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.

� Dimensi konsekuensi. Konsekuensi komitmen agama berlainan dari keempat

dimensi yang sudah dibicarakan di atas. Dimensi ini mengacu kepada identifikasi

akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan

seseorang dari hari ke hari. 33

Dari keterangan berbagai dimensi-dimensi diatas

dapat kita ambil kesimpulan bahwa setiap agama memiliki semua dimensi-dimensi

tersebut, namun didalam prakteknya berbeda antara satu dengan yang lainnya.

C. Pluralisme Agama

1. Pengertian Pluralisme Agama

Secara etimologi, pluralisme agama berasal dari dua kata, yaitu “pluralisme” dan

“agama”. Istilah pluralisme agama berasal dari bahasa inggris yakni “religious

pluralism”. Pluralisme berarti “jama” atau lebih dari satu. Dalam kamus bahasa inggris

mempunyai tiga pengertian. Pertama, pengertian kegerejaan: sebutan untuk orang yang

memegang lebih dari satu jabatan dalam struktur kegerejaan, memegang dua jabatan atau

lebih secara bersamaan, baik bersifat kegerejaan maupun non-kegerejaan. Kedua,

pengertian filosofis: berarti pemikiran yang mengakui adanya landasan pemikiran yang

mendasar yang lebih dari satu. Ketiga, pengertian sosio-politis: adalah suatu sistem yang

mengakui koeksistensi keragaman kelompok, baik yang bercorak ras, suku, aliran

maupun partai dengan tetap menjunjung tinggi aspek-aspek perbedaan yang sangat

33 Roland Robertson, Agama: Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis ( Jakarta; PT. Raja

Grapindo Persada, 1993), h. 295.

Page 40: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xl

karakteristik diantara kelompok-kelompok tersebut. Ketiga pengertian tersebut

sebenarnya bisa disederhanakan dalam satu makna, yaitu koeksistensinya berbagai

kelompok atau keyakinan di satu waktu dengan tetap terpeliharanya perbedaan-perbedaan

dan karakteristik masing-masing. Jika pluralisme dirangkai dengan agama sebagai

predikatnya, dapat dikatakan pluralisme agama adalah kondisi hidup bersama

(koeksistensi) antar agama (dalam arti yang luas) yang berbeda-beda dalam satu

komunitas dengan tetap mempertahankan cirri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing

agama. John Hick mengemukakan bahwa:

“pluralisme agama adalah suatu gagasan bahwa agama-agama besar dunia merupakan

persepsi dan konsepsi yang berbeda dan merupakan respon yang beragam terhadap

Yang Real atau Yang Maha Agung dari dalam pranata kultural manusia yang bervariasi,

dan bahwa transformasi wujud manusia dari pemusatan diri menuju pemusatan hakikat

terjadi secara nyata dalam setiap masing-masing pranata kultural manusia tersebut dan

terjadi sejauh yang dapat diamati, sampai pada batas yang sama.”

Dengan kata lain Hick menegaskan bahwa sejatinya semua agama adalah

”manifestasi-manifestasi dari realitas yang satu dimana semua agama sama dan

tak ada yang lebih baik dari yang lain.34

Alwi Shihab, dalam karyanya Islam Inklusif, telah menguraikan empat garis-garis

besar pengertian pluralisme. yang pertama, bahwa pluralisme tidak semata menunjuk

pada kenyataan tentang adanya kemajemukan. Namun yang dimaksud adalah keterlibatan

aktif terhadap kenyataan kemajemukan tersebut. Pluralisme agama dapat dijumpai

dimana-mana, pengertian pluralisme agama adalah bahwa tiap pemeluk dituntut bukan

saja mengakui keberadaan serta hak agama lain, tetapi juga terlibat dalam usaha

memahami perbedaan dan persamaan dalam kebhinekaan. Kedua, pluralisme harus

dibedakan dengan kosmopolitanisme. Kosmopolitanisme menunjuk kepada suatu realita

34 Anis Malik Thoha, Tren Pluralis Agama: Tinjauan Kritis. h. 11-15.

Page 41: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xli

dimana aneka ragam agama, ras, serta bangsa yang berbeda hidup berdampingan disuatu

lokasi. New York contohnya, dikota tersebut terdapat berbagai macam orang yang

berbeda agama, namun interaksi positif antarpenduduk tersebut khususnya agama, sangat

minimal. Ketiga, konsep pluralisme tidak bisa disamakan dengan relativisme. Sebagai

konsekuensi dari paham relativisme agama adalah bahwa doktrin agama apapun harus

dinyatakan benar, walaupun berbeda-beda dan bertentangan satu dengan lainnya, tetap

harus diterima. Seorang relativis tidak akan mengenal, apalagi menerima suatu kebenaran

universal yang berlaku sepanjang masa. Keempat, pluralisme agama juga bukan

sinkritisme, yakni menciptakan agama baru dengan memadukan sebagian ajaran dari

beberapa agama untuk dijadikan bagian integral dari agama baru.

Dalam setiap perbedaan, pasti ada persamaan serta kesatuan. Oleh karena itu, agar

tidak terjatuh pada pluralisme yang mengarah pada relativisme, seorang pluralis dituntut

untuk commited terhadap apa yang diyakininya. Pluralisme juga bukan berarti

mencampuradukkan serta memadukan unsur-unsur tertentu saja yang menguntungkan

dan mengarah pada pengaburan, tetapi lebih dari itu adalah bagaimana perbedaan itu

memperkaya pengalamannya.35

Dengan demikian, pluralisme agama atau

keanekaragaman agama yang dimiliki negara Indonesia ini merupakan sebuah kelebihan

yang dapat kita tonjolkan, bahwa negara Indonesia mempunyai bermacam-macam agama

yang dapat bersatu dan hidup rukun.

2. Teori Pluralisme Agama

Pluralitas atau keragaman merupakan fakta alamiah dan manusiawi. Manusia hidup

dalam sebuah kenyataan pluralistik baik dari segi ras, bahasa, agama, ideologi, kelompok,

35 Waryono Abdul Ghafur, Tafsir Sosial (Mendialogkan Teks Dengan Konteks), (Yogyakarta:

elsAQ Press, 2004), h. 15.

Page 42: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xlii

politik, profesi, status sosial, dan ekonomi. Namun, pluralitas agama tampaknya

merupakan kenyataan yang seringkali memunculkan problem, karena sebuah agama

berkaitan dengan keyakinan dasar manusia. Agama dijadikan sebuah sumber tindakan

yang dilakukan setiap manusia dan sekaligus sebagai orientasi dari tindakan itu sendiri.

Keberagaman agama tersebut melahirkan komunitas-komunitas yang bersatu karena

ikatan-ikatan agama. Dengan demikian agama menjadi sebuah faktor pengikat yang

berfungsi sebagai faktor integrasi.36

Agama mempunyai ajaran yang sangat ideal dan cita-cita yang sangat tinggi.

Sehingga bagi pemeluk fanatiknya, agama seperti halnya benda yang suci, sakral, angker

dan keramat, dimana agama selalu menawarkan jampi-jampi keselamatan, kebahagiaan

dan keadilan. Namun dengan kenyataan sekarang ini sangat berbeda, justru agama

melahirkan permusuhan dan pertengkaran diantara para pemeluknya. Fenomena-

fenomena tersebut dapat disebabkan oleh tiga hal. Pertama, pendewaan agama. Manusia

sering terjerumus untuk mendewakan agama. Agama bukan lagi sebagai amalan

melainkan berubah fungsi menjadi markas jaringan mafia, agama bukan lagi sebagai

penentram jiwa melainkan sebagai pembelaan atas kesalahan yang diperbuat, banyak

tindak kekerasan mengatasnamakan agama padahal ajaran agama sendiri tidak

mengajarkan kekerasan. Maka tidak heran bila terjadi manipulasi agama dan korupsi

agama. Kedua, pengelasan dalam berakhlak. Umat beragama sering terjebak untuk lebih

dekat kepada saudara-saudara seagama dan menomorduakan persahabatan dengan agama

lain. Hal inilah yang melahirkan sikap-sikap primodialisme sempit. Ketiga, monopoli

kebenaran. Banyak agama (atau bahkan keseluruhan agama) yang mengajarkan

36 Achmad Jainuri, dkk, Terorisme dan Fundamentalis Agama, (Malang: Bayumedia, 2003), h.

264.

Page 43: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xliii

kebenaran absolut bagi pemeluknya. Memberikan doktrin ini merupakan suatu kewajaran

dan sebuah kebebasan bila diiringi dengan anjuran untuk menghargai doktrin agama

lain.37

Karena yang terjadi selama ini justru memberikan doktrin bahwa hanya

agamanyalah yang paling benar, sementara yang lainnya adalah salah total. Hal-hal inilah

yang sering terjadi pada akhir-akhir ini.

Lahirnya teori pluralisme agama secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua

faktor utama, yaitu faktor internal (ideologis) dan faktor eksternal. Kedua faktor ini saling

mempengaruhi dan berhubungan erat satu sama lain. Faktor internal merupakan faktor

yang timbul akibat tuntutan akan kebenaran mutlak dari agama-agama itu sendiri, baik

dalam masalah akidah, sejarah maupun masalah keyakinan atau doktrin. Sedangkan

faktor yang timbul dari luar diklasifikasikan kedalam dua hal yakni faktor sosio-politis

dan faktor ilmiah.

2.1. Faktor Internal (Ideologis)

Dalam konteks ideologi, umat manusia dibedakan menjadi dua bagian, kelompok

yang pertama mereka yang beriman dengan teguh terhadap wahyu langit, sedangkan

kelompok kedua mereka yang tidak beriman kecuali hanya kepada kemampuan akal saja

(rasionalis). Dengan perbedaan pandangan ini, baik dalam hal beriman maupun beragama

akan membuat perbedaan dan pertentangan di setiap masalah dalam menentukan suatu

kebenaran. Sebab keimanan adalah pokok seluruh permasalahan. Adapun kelompok yang

kedua dari manusia adalah mereka yang sama sekali tidak mengimani semua itu.

Kelompok pertama, terjebak dalam perbedaan pendapat yang sulit dikompromikan untuk

menentukan siapa atau apa esensi Zat yang gaib itu, baik dalam aspek bilangan, substansi

37 Tarmizi Taher, Membumikan Ajaran Ketuhanan (Jakarta: Mizan, 2003), h. 43-44.

Page 44: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xliv

maupun eksistensinya. Oleh karena itu, kajian-kajian tersebut dapat kita sederhanakan

dalam dua permasalahan yakni teologis dan historis.

2.1.1. Kontradiksi Seputar Masalah Teologis

Dalam perspektif agama, teologi (aqidah) merupakan unsur yang penting yang tidak

dapat ditinggalkan seperti halnya kepala bagi badan manusia. Sebuah teologi dalam

keyakinan seseorang adalah teologi ketuhanan. Ada 3 macam teologi dalam keyakinan

seseorang, yaitu teologi ketuhanan, teologi keterpilihan dan teologi keselamatan.38

2.1.1.a. Aqidah Ketuhanan

Aqidah ketuhanan dalam wacana pemikiran manusia mempunyai bermacam-macam

kontroversi pemahaman yang berbeda-beda, seperti halnya ragam dan jumlah agama

didunia. Dalam hal kontroversi tersebut didasarkan pada tiga permasalahan. Pertama,

perbedaan dalam memahami suatu zat yang gaib yang bersifat metafisikal yang sering

kita sebut Tuhan. Beberapa pengikut agama mengakui bahwa Tuhan itu ada dan

berwujud, sedangkan dilain pihak ada pula yang tidak mengakui adanya Tuhan. Kedua,

perbedaan pendapat diantara para pemeluk agama mengenai adanya Tuhan. Dimana ada

kelompok-kelompok tertentu yang menanyakan siapa Tuhan dan berapakah jumlahnya.

Ketiga, perbedaan pendapat tentang apakah Tuhan itu berenkarnasi (menjelma) atau

tidak.

2.1.1.b Aqidah Keterpilihan

Aqidah ini merupakan aqidah yang sangat peka dan berperan penting dalam

membentuk emosional suatu umat agama tertentu. Seperti halnya umat Islam, dalam hal

keterpilihan umat Islam oleh Allah dijelaskan di dalam kitab suci Al-Qur’an.

38 Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama, h. 26

Page 45: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xlv

Al-Qur’an menjelaskan bahwa umat Islam merupakan umat yang terpilih. Namun

tidak boleh dilupakan bahwa keterpilihan ini tidaklah mutlak. Karena sebagai umat Islam

yang terpilih mereka harus menegakan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar dan tetap

beriman kepada Allah. Apabila hal tersebut mereka tinggalkan maka hilanglah

keistimewaan mereka sebagai umat yang adil dan terpilih. 39

2.1.1.c. Aqidah Pembebasan dan Keselamatan

Konsep aqidah pembebasan dan keselamatan ini merupakan konsekuensi logis dari

konsep teologi ketuhanan dan teologi keterpilihan. Oleh karena itu, wacana teologi

pembebasan dan keselamatan ini memiliki timbal balik yang sangat erat dengan kedua

keyakinan aqidah tersebut. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi, dengan adanya aqidah

keselamatan ini setiap umat agama merasa diberikan hak eksklusif atas pembebasan dan

keselamatan, seperti agama Budha yang sering disebut pencerahan, dalam agama Kristen

dengan penyaliban Isa al-Masih sebagai penghapus dosa umat manusia. Sedangkan

dalam agama Islam menjelaskan masalah keselamatan atau tidak berhubungan langsung

dengan keimanan dan kekufuran, seperti yang dijelaskan dalam kitab Al-Qur’an.

Ketiga akidah tersebut merupakan ciri masing-masing agama dalam membentuk

psikologi umatnya dalam meyakini keyakinan agamanya masing-masing. Bahwa mereka

meyakini agama merekalah yang paling benar secara absolut dan universal.

2.1.2. Konflik-Konflik Sejarah

Semua sepakat bahwa setiap agama mempunyai sejarah yang disakralkan para

pemeluknya dan diyakini kebenarannya secara mutlak. Namun dengan keyakinan

masing-masing agama inilah yang membuat ketegangan antar pemeluk agama yang dapat

menyulut api peperangan antara satu sama lain. Karena peristiwa-peristiwa yang mereka

39 Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama, h. 33

Page 46: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xlvi

yakini merupakan peristiwa yang sama antar agama, tetapi dengan perbedaan pandangan

dari masing-masing agama. Contoh yang paling gamblang adalah seputar konflik sejarah

dari kisah penyaliban Isa al-Masih a.s. yang diyakini kebenarannya diantara agama

semitik (Judaisme, Kristen dan Islam). Namun, dalam peristiwa itu terdapat perbedaan

persepsi pandangan masing-masing agama. Dalam hal ini, agama Judaisme dan Kristen

meyakini bahwa Isa al-Masih lah yang di salib, namun dilain pihak timbul pertentangan

antar kedua agama tersebut seputar masalah yang mengantar Isa al-Masih ke tiang salib.

Sedangkan bagi agama Islam mempunyai pandangan yang sangat berbeda, bahwa yang

disalib itu bukanlah Isa al-Masih, melainkan orang yang diserupakan dengan Isa al-

Masih. Ini merupakan salah satu peristiwa yang menjadikan sebuah pertentangan diantara

umat beragama. Namun pada hakikatnya, konflik aqidah yang berkenaan dengan masalah

sejarah itu dalam upaya menyelesaikannya tidak akan ada artinya. Sebab, upaya-upaya

tersebut bersifat religius atau ilmiah seperti yang dilakukan oleh kaum pluralis. Dan

masalah-masalah tersebut merupakan keyakinan dan keimanan dari seseorang.

2.2. Faktor Eksternal

Selain faktor-faktor internal yang sudah dijelaskan diatas, terdapat pula dua faktor

eksternal yang sangat kuat dan berperan besar dalam menciptakan berkembanganya teori

pluralisme agama. Kedua faktor-faktor tersebut adalah sosio-politis dan faktor ilmiah.

2.2.1. Faktor Sosio-Politis

Diantara faktor yang mendorong adanya teori pluralisme agama yaitu

berkembangnya wacana-wacana sosio-politis, demokrasi dan nasionalisme yang telah

melahirkan sistem negara dan bangsa, yang kemudian mengarah pada perubahan-

Page 47: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xlvii

perubahan dewasa ini yang kita kenal dengan “globalisasi”, yang merupakan hasil praktis

dari sebuah proses sosial dan politis yang berlangsung sudah lebih dari tiga abad.

2.2.2. Faktor Keilmuan

Pada hakikatnya banyak faktor keilmuan yang berkaitan dengan pembahasan teori

pluralisme agama. Namun yang memiliki kaitan langsung dan erat dengan timbulnya

teori pluralisme agama adalah maraknya studi-studi ilmiah modern terhadap agama-

agama dunia, atau yang juga sering dikenal dengan studi perbandingan agama.40

D. Pluralisme Agama Dalam Pandangan Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Majelis Ulama Indonesia, dalam munasnya yang ke-7 pada 25-29 juli 2005 di

Jakarta mendefinisikan pluralisme agama sebagai berikut :

Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu

terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan. Pluralisme

agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan

karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif. Oleh karena itu, setiap pemeluk

agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar, sedangkan

agama lain salah. Pluralisme juga mengajarkan semua pemeluk agama akan masuk

dan hidup berdampingan di dalam surga.

Ma’ruf Amin, ketua Komisi Fatwa MUI menyatakan:

“Dalam aqidah dan ibadah umat Islam wajib bersikap eksklusif dalam arti haram

mencampuradukkan aqidah dan ibadah umat Islam dengan ibadah pemeluk agama

lain. Namun demikian, bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk lain

(pluralitas agama) dalam masalah sosial yang tidak berkaitan dengan aqidah dan

40 Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama, h 40-43.

Page 48: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xlviii

ibadah, umat Islam bersikap inklusif dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial

dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan”.41

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa MUI juga mendukung dengan

adanya pluralisme agama hanya dalam sebuah pergaulan atau interaksi sosial didalam

masyarakat. Akan tetapi, mereka sangat mengaharamkan sebuah aqidah dan ibadah

untuk dicampuradukkan dengan ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran agama

Islam sesungguhnya. Seperti kejadian-kejadian yang terjadi belakangan ini terbukti

dengan sangat jelas ketika beberapa waktu lalu sekelompok umat Islam yang

mengatasnamakan dirinya Gerakan Umat Islam Indonesia, dengan cukup berani

menyerang dan merusak kampus Mubarak milik Jemaat Ahmadiyah Indonesia di

Parung Bogor. Penyerangan itu dinilai oleh beberapa kalangan, termasuk Ulil Abshar

Abdulla, aktivis Koordinator Jaringan Islam Liberal, dan Dawam Raharjo,

intelektual Islam, sebagai efek dari fatwa MUI yang menganggap JAI sebagai aliran

sesat. Namun, masih banyak kalangan yang berpendapat bahwa tindakan MUI adalah

sebuah aksi brutal yang tidak menghargai sebuah keyakinan dari seseorang. Bahkan

didalam sebuah forum sebuah lembaga Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D)

dengan beberapa institusi lain yang bergerak di bidang penegakan HAM, Pluralisme,

dan kebebasan berpendapat, seperti JIL (Jaringan Islam Liberal), ICRP (Indonesian

Conference on Religion and Peace), Wahid Institute, P3M (Perhimpunan

Pengembangan Pesantren dan Masyarakat), memberikan pernyataan sikap atas fatwa

tersebut. Mereka menyatakan bahwa fatwa MUI yang mengharamkan pluralisme

cenderung menanggalkan prinsip “Bhineka Tunggal Ika”. Karena pluralisme atau

41 Adian Husaini, Pluralisme Agama, 12 Februari 2007, Artikel ini diakses pada tanggal 27

Februari 2009 melalui situs http://grelovejogja.wordpress.com/2007/02/12/pluralisme-agama

Page 49: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xlix

kemajemukan merupakan fakta dan stand point pendirian negara bangsa Indonesia

yang secara tegas kemudian diadopsi oleh para pendiri bangsa dalam sila ketiga

Pancasila.

Dari sudut berdemokrasi dan konstitusi, mereka memandang bahwa fatwa MUI

tersebut kurang memperhatikan keadaan-keadaan baru dalam kehidupan

berdemokrasi yang mengisyaratkan pluralisme dimana hak-hak dan kebebasan warga

negara seperti hak berserikat dan berkumpul dilindungi oleh konstitusi dan undang-

undang. Dengan melihat prinsip-prinsip ini, mereka mengkhawatirkan fatwa MUI

tersebut akan menimbulkan kerancuan hukum dalam kehidupan kemasyarakatan serta

menjadi set back bagi cita-cita berdemokrasi. Dari dasar inilah mereka menilai bahwa

munculnya kontroversi seputar masalah fatwa itu mencerminkan lemahnya visi

kebangsaan dan demoratisasi dalam praktek politik pemerintahan saat ini. Mereka

menuntut pemerintah untuk lebih giat memperkuat visi ke-Indonesiaan dengan

demokratis, melaksanakan kewajiban hukum dan konstitusionalnya untuk melindungi

dan menjamin hak-hak asasi dan hak konstitusional warga negara. Pada akhirnya

mereka menyerukan kepada segenap kalangan di masyarakat luas untuk lebih

mengedepankan rasa kebangsaan, solidaritas sosial dan hak-hak kewarganegaraan

yang diatur dalam konstitusi dalam menafsirkan fatwa MUI tersebut.42

Namun, dalam kenyataannya MUI tidak terpengaruh dengan segala hujatan

yang diterima mereka. Karena mereka yakin apa yang mereka lakukan adalah

kebenaran dalam membela agama mereka. Apabila bermunculan dengan ajaran baru

namun dengan mengatasnamakan agama Islam, merekapun langsung menghadapinya

42 Adian Husaini, Aktivis Islam dan Pro Demokrasi Menolak Fatwa MUI, 5 Agustus 2005, Artikel

ini diakses pada tanggal 27 Februari 2009 melalui situs http://islamlib.com/id/artikel/aktivis-islam-dan-pro-

demokrasi-menolak-fatwa-mui/

Page 50: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

l

walaupun dianggap sebagai tindakan anarkis bagi kalangan masyarakat lain. Dalam

masalah ini yang terpenting adalah bagaimana menyikapinya sehingga semua

kalangan merasa memiliki kebebasan hak beribadah dan memiliki keyakinannya.

Dalam mencari solusi untuk masalah ini juga sudah pernah disampaikan oleh

lembaga tersebut yaitu menuntut pemerintah untuk bertindak tegas tidak hanya

kepada MUI namun semua kalangan yang melakukan hal yang sama.

E. Pluralisme Agama Dalam Pandangan Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah salah satu kitab suci yang secara implisit maupun eksplisit

mengakui heterogenitas kelompok rasial. Di dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat-ayat

yang mendukung keberadaan kelompok masyarakat yang pluralisme baik secara

sosiologis dan antropologis, maupun dari sisi ideologis, budaya, suku bangsa, dan lain

sebagainya.43

Dalam masalah keragaman atau pluralitas agama, Al-Qur’an memberikan

pandangannya yang otentik tentang keberadaan umat beragama lainnya. Adapun ayat-

ayat yang menjelaskan tentang pluralisme antara lain:

Al-Ma’idah : 48

�������� �� �������� ����������

����������� �� !�"�#$% ��☺!'�

()+� !,-�"- ./!% 0����1����

�3!☺���4$%�� !,��5�$ 6 7815���9

:4<3=� ���☺�� >�� ?��� 6 @A��

BC�1DE�F G7H��I���J�� �K☺$

⌧M�I� �/ ./!% ��������� N �OPI�!�

�<39��H�Q G7I��!% �R$S�T

☯/��43!%�� N GJ���� �I��⌧V ?���

G7815��H�W�� �RX%Y �<�"!5Z��

/������� G7I[�JH�G��\!'� ]�^ ��%

43 Muhammad Amin Suma, Pluralisme Menurut Al-Quran, (telaah Aqidah dan Syariah) (Jakarta:

Pustaka Firdaus, 2001), h. 130.

Page 51: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

li

G7I�M�F��I 6 6�J8���_a���9

!7Z�SGb�c���� N ]5d�� e���

G781$H�QGb% �3H�!☺�Q 7I�$f�,1g$\�9

��☺�� :�3I[ !,\!9 iJ8j��_�-�%

km�

“Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran,

membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)

dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka

menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka

dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat

diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah

menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak

menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah

berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu

diberitahukan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan itu”.

• Ar-Rum: 22.

B/!%�� n!,!��-��I �9��.

!7Z�J��☺oo��� kpGq_r����

��5�!�.���� G781!�<3�o���

G�I�!�Z�J��� �� N Xi�� ]�^ ��!�Z�s

tu�-v� ^+!☺����H9�!'� kww�

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan

berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda-tanda orang yang mengetahui”.

• Al-Hujurat :13.

�Rx("�yz�- {X�X���� �z���

�I��<3��5��. /!|% �b⌧[�s N}�~�Y ��

G7I��<39��H�Q�� �~�J$HIV

@P����� �� 6��JH9�q��H�!� N Xi�� G�I�%b��� �"3!$ e���

G7I�����F� N Xi�� V��� ��C��$

Sb���. k���

“Hai manusia, sesungguhya kami menciptakan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

Page 52: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lii

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Page 53: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

liii

• Al-Baqarah: 148.

“Dan bagi tiap-tiap umat adat kiblatnya (wijhah) sendiri yang ia menhadap

kepadanya; maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Dimana saja

kamu berada, niscaya Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).

Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu”.

Ayat-ayat diatas jelas mengakui adanya pluralisme kelompok sosial yang dibedakan

menurut bahasa, suku bangsa, agama, dan budaya. Namun khusus masalah agama, al-

Qur’an memberikan garis bawah terhadap masalah agama dimana dalam hal pengamalan

yang dilakukan oleh masing-masing agama, sepenuhnya diserahkan kepada penganut

masing-masing agama itu sendiri. Pengakuan al-Qur’an terhadap masalah pluralitas yang

beraneka ragam ini diikuti dengan dorongan kepada manusia agar membina kehidupan

bertetangga dan pengakuan yang toleran serta bersahabat dengan umat lainnya. Gagasan

dari penafsiran ayat-ayat diatas menunjukkan pembenaran Al-Qur’an terhadap adanya

pluralitas atau kebhinekaan agama.44

Al-Qur’an juga membebaskan seseorang dalam menentukan keyakinannya dan

tidak memaksakan suatu kehendak kepada orang lain dengan berbagai cara, seperti suatu

cerita yang diriwayatkan oleh al-Tabrani dan Abi Hatim yang bersumber dari Abi

Nuwas bahwa kaum Quraisy pernah berusaha mempengaruhi Nabi SAW dengan cara

menawarkan harta kekayaan agar beliau menjadi seorang yang paling kaya di kota

Mekah, dan akan dikawinkan kepada siapapun wanita yang beliau kehendaki.45

Manusia

diberi kebebasan oleh Allah untuk memilih dan menetapkan jalan hidupnya, serta agama

yang dianutnya. Tetapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan memilih ajaran-ajaran

agama pilihannya itu, mana yang dianut atau yang ditolak. Karena Tuhan tidak

44 Hendar Riyadi, Melampaui Pluralisme (Etika Al-Qur’an Tentang Keragaman Agama),

h. 68.

45 Muhammad Amin Suma, Pluralisme Menurut Al-Quran. h 133.

Page 54: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

liv

menurunkan suatu agama untuk dibahas oleh manusia dalam memilih yang dianggapnya

sesuai dan menolak yang tidak sesuai.46

Al-Qur’an juga secara eksplisit mengakui jaminan keselamatan bagi komunitas

agama-agama (Yahudi, Nasrani, Shabiin) sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-

Baqarah ayat 62:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani,

Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari

kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak

ada sesuatupun yang mereka khawatirkan dan mereka tidak akan berduka”.

Dari gambaran diatas, dalam al-Qur’an juga terdapat ayat-ayat yang menjelaskan

perbedaan-perbedaan dalam keyakinan seseorang. Namun, dalam menentukan

keyakinannya seseorang tidak harus memaksakan orang lain untuk masuk kedalam

keyakinannya.

• Al-Kaafiruun : 6.

G�I��� G�I�$3-!\ �]d�� �^!\ k!�

“Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku”

Dalam surat al-Kaafiruun ayat 6 yang telah dipaparkan di atas, bahwasanya

seseorang yang sudah menetapkan agamanya, maka orang inilah yang kelak harus

mempertanggungjawabkannya. Oleh karena itu, agama yang sudah dipilihnya adalah

sebagai pemersatu bangsa, karena semua agama menyerukan untuk menghormati

keyakinan orang lain. Seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’an bahwa umat manusia

adalah satu umat dan Tuhan menyimpan kekuatan untuk menyatukan manusia menjadi

satu umat, dan dalam masalah agama-agama yang dibawa oleh para nabi adalah sebuah

46 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, ( Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehisupan

Masyarakat) (Jakarta: Mizan, 1994), h. 368.

Page 55: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lv

wahyu yang berfungsi dalam mendamaikan perbedaan di antara umat beragama.47

Selain

itu pemahaman akan pluralisme dan berbagai implikasinya dapat membawa kita kepada

sebuah dialog antar agama. Dengan berdialog, kita dapat saling memahami antara dua

pihak atau lebih dengan tujuan terjadi pemahaman yang tepat atas yang lain, sehingga

muncul sikap-sikap penghormatan dan toleransi. Disamping itu dialog juga membiasakan

orang untuk menyelesaikan sesuatu permasalahan dengan kepala bukan dengan

kekerasan. Yang terpenting, dalam berdialog dibutuhkan sikap-sikap positif seperti

kejujuran, ketulusan, objektivitas, penghormatan, dan keterbukaan.48

Sehingga, akan

terjalin suatu hubungan yang harmonis, walaupun permusuhan diantara agama akan sulit

untuk dihilangkan.

Seperti kasus yang terjadi beberapa tahun lalu dalam bentuk konflik dan benturan

sosial dengan nuansa agama yang terjadi di Ambon (Maluku), Poso (Sulawesi Tengah),

dan beberapa tempat lainnya. Kejadian tersebut seolah-olah menafikan usaha-usaha

dalam bentuk dialog dan saling pengertian yang dirintis oleh tokoh-tokoh dari masing-

masing agama yang ada di Indonesia.

Usaha-usaha yang konsisten ke arah perdamaian perlu dilakukan terus menerus

dengan penuh tanggung jawab oleh elite agama dan penganut agama dilevel bawah

sekalipun.49

Oleh karena itu, dialog agama akan bermakna jika melibatkan berbagai

agama dan varian-varian dalam agama tersebut. Dan salah satu tantangan yang penting

dalam berdialog adalah melibatkan kelompok yang memiliki doktrin anti-pluralis dan

anti-dialog yakni kelompok fundamentalis. Karena kadang-kadang didalam satu agama

pun, berdialog masalah tertentu sering kali tidak menemui jalan keluar, karena tidak

47 Abdulaziz Sachedina, Beda Tapi Setara. h. 50.

48 Achmad Jainuri, dkk, Terorisme dan Fundamentalis Agama, h. 303.

49 Achmad Jainuri, dkk, Terorisme dan Fundamentalis Agama, h. 281.

Page 56: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lvi

adanya titik temu antara varian-varian dalam agama yang bersangkutan. Namun, pada

langkah awal perlu dilakukan dialog dengan melibatkan sebanyak mungkin elemen-

elemen, baik dari yang moderat sampai pada radikal atau fundamental.

Page 57: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lvii

BAB III

Metodologi Penelitian

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan objek yang diteliti adalah mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Sedangkan waktu yang ditempuh untuk penelitian ini dilakukan

dari tanggal 17 oktober 2008 sampai 2 desember 2008.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang tercatat pada tahun akademik 2007-2008 yang tersebar

pada 10 fakultas dengan jumlah 20.000. Peneliti mengacu pada rumus solvin dalam

menetapkan jumlah sampel dengan tingkat kepercayaan 10 % maka jumlah sampel

yang diperlukan adalah 100 mahasiswa. Namun, dalam penelitian ini peneliti

menyesuaikan dengan teknik sampel. Dengan melihat besarnya populasi, maka

penulis membatasinya dengan mengambil beberapa sampel dari jumlah populasi yang

ada sebanyak 250 responden untuk meneliti 10 fakultas, masing-masing fakultas

diambil sampel secara random sebanyak 25 responden dengan tidak menggunakan

proporsional.

Rumus Solvin

N=..........

Keterangan:

Page 58: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lviii

n = Besar Sampel

N= Besar Populasi

e = Batas Error (10 %)

Dengan menggunakan rumus solvin diketahui jumlah sampel:

n =.............

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (X) adalah

keberagamaan yang terdiri dari dimensi-dimensi keberagamaan, sedangkan variabel

dependen adalah pandangan mahasiswa terhadap pluralisme (Y). Hal ini dapat terlihat

pada gambar dibawah ini (gambar 1).

(gambar 1)

D. Metode Pengumpulan Data

KEBERAGAMAAN (X)

Pandangan mahasiswa

terhadap

pluralisme agama(Y)

X1 (Dimensi Intelektual)

X2 (Dimensi ideologi)

X3 (Dimensi ritualistik)

Page 59: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lix

Terdapat beberapa langkah dalam metode pengumpulan data, antara lain:

1. Metode Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang dia ketahui. Angket mempunyai peranan penting sebagai instrumen

dalam mengumpulkan data.50

Setelah penulis mendapatkan jawaban-jawaban dari

angket tersebut, kemudian dilakukan penghitungan dengan metode-metode statistik

korelasi. Angket yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengumpulan data

disusun dengan bentuk angket tertutup, menggunakan skala likart 1-5 yang artinya

setiap jawaban memiliki skor tersendiri sesuai dengan item positif dan negatif.

Dibawah ini merupakan indikator-indikator kuesioner yang disusun berdasarkan

masing-masing variabel. Dari variabel keberagamaan yang meliputi praktek agama

yaitu sholat wajib dan sunnah, puasa wajib dan sunnah, infaq dan sedekah, dan

membaca alQur’an. pengetahuan agama, yaitu membaca buku-buku tentang

keagamaan, mengikuti pengajian, mengikuti diskusi dan seminar tentang

keagamaan. dan ideologi agama yaitu meyakini adanya Allah, Rasul, dan kitab

alQur’an.

Sedangkan dari variabel pluralisme agama meliputi pengetahuan

pluralisme agama yaitu mengetaui bahwa semua agama benar, mengetahui bahwa

Islam menghormati agama lain, mengetahui bahwa Islam menghormati agama lain,

mengetahui bahwa Allah memberikan kebebasan terhadap agama yang dianut.

Sikap pluralisme agama yaitu menyetujui bahwa semua agama benar, menyetujui

50 Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), (Jakarta: PT Rineka

Cipta,1997), h. 229.

Page 60: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lx

tidak membedakan orang lain berdasarkan agama yang dianutnya, menyetujui

bahwa kebebasan beragama adalah hak asasi manusia. Dan tindakan atau tingkah

laku pluralisme agama yaitu pernah terlibat dalam mengadakan bakti sosial dengan

orang yang berbeda agama, mengucapkan selamat pada hari perayaan mereka,

menolong orang lain walaupun berbeda agama, membaca dan mengikuti diskusi

serta seminar terhadap pluralisme agama.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber,

seperti jurnal, buku-buku, dan internet.

F. Uji Instrumen Data

Dalam hal ini metode pengumpulan data dilakukan secara kuesioner, agar data-data

yang diterima penulis tidak terjadi penyimpangan atau kesalahan diperlukan tahap

pengujian kuesioner. Alat pengujian kuesioner adalah uji kesahihan (validitas) dan uji

kehandalan (realibilitas).

a. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan suatu tingkat kemampuan dari suatu alat ukur agar dapat

mengungkapkan sesuatu yang menjadi tujuan pengukuran, makin tinggi validitas suatu

alat ukur maka makin tepat alat ukur tersebut mencapai sasaran yang diinginkan. Hasil uji

validitas instrumen ditunjukan oleh tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Hasil Uji Validitas

Sumber: Data primer yang diolah

Page 61: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxi

ari hasil uji validitas pada tabel 1 menggambarkan semua instrumen dinyatakan

valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation bertanda positif.

b. Uji Reliabilitas

Setelah semua instrumen dinyatakan valid, dilakukan pengujian reliabilitas. Konsep

reliabilitas dapat dipahami melalui ide dasar konsep tersebut yaitu konsistensi, yang

berarti instrumen yang bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama pula.51

Uji reliabiltas bertujuan untuk melihat

konsistensi alat ukur yang digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil, dan

konsisten. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach Alpha lebih

besar dari 0.60. Hasil uji realibilitas dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2

Hasil Uji Realibilitas

Dimensi-Dimensi Cronbach's Alpha

N of Item

Keterangan

Praktek Agama 0.7451 9 Reliabel Pengetahuan Agama 0.8307 10 Reliabel Ideologi Agama 0.8513 12 Reliabel Pengetahuan Pluralisme Agama 0.6509 6

Reliabel

Sikap Pluralisme Agama 0.7255 8 Reliabel Tindakan Pluralisme Agama .07886 7

Reliabel

Sumber : data primer yang diolah

Interpretasi data nilai alpa cronbach adalah sebagai berkut:

1. 0.00-0.20 = tidak reliabel

2. 0.21-0.40 = kurang reliabel

3. 0.41-0.60 = cukup reliabel

51 Indriantoro dan Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.

(Yogyakarta: BPFE, 2002), h. 180

Page 62: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxii

4. 0.61-0.80 = reliabel

5. 0.81-1.00 = sangat reliabel

Tabel diatas menggambarkan hasil uji reliabel karena nilai alpha masing-masing dimensi

diatas 0.60.

F. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan beberapa

pengolahan data. Antara lain: analisis deskriptif, komparatif, korelasi dan regresi linear

sederhana. Analisis data secara statistik, artinya data yang didapat selanjutnya diolah

dengan menggunakan rumus statistik untuk ditarik sebuah kesimpulan. Untuk

menggambarkan tingkat keberagamaan dan pandangan mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terhadap pluralisme agama, penulis menggunakan analisis statistik

deskriptif. Sedangkan untuk membandingkan keberagamaan dan pandangan mahasiswa

terhadap pluralisme agama antara fakultas agama dan fakultas umum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta digunakan analisa komparatif dengan pengujian anova one way.

Dan untuk menguji pengaruh keberagamaan terhadap pandangan pluralisme agama

digunakan korelasi dan regresi, yaitu metode analisis korelasi atau product moment

karena datanya interval dan berdistribusi normal.

G.Prosedur Penelitian

a. Tahap persiapan

Page 63: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxiii

Dalam tahap ini penulis merumuskan permasalahan, menentukan variabel,

melakukan studi kepustakaan guna mendapatkan teori-teori pendukung, lalu

menyusun dan menyiapkan alat-alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini.

b. Tahap pengambilan data

Pada tahap ini penulis menentukan jumlah sampel (responden) dari populasi yang

ada. Selanjutnya dari sampel-sampel ini penulis meminta para responden untuk

mengisi angket yang telah dibuat yaitu dengan mengisi skala penelitian.

Selanjutnya, setelah data-data yang diperlukan sudah terkumpul lalu penulis

melakukan pengolahan data dengan bantuan alat ukur statistik.

c. Tahap pembahasan

Setelah melakukan pengolahan data, lalu penulis merumuskan hasil pengolahan

tersebut dan membahasnya dengan teori-teori yang sudah penulis dapatkan dari

beberapa referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian ini.

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan beberapa pertanyaan yang penulis ajukan dalam pembatasan dan

perumusan masalah, penulis mendapatkan hipotesis, antara lain:

1. Bagaimana tingkat keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Ho: Tingkat keberagamaan mahasiswa UIN cenderung tinggi.

Ha: Tingkat keberagamaan mahasiswa UIN cenderung rendah.

2. Apakah mahasiswa UIN mengerti tentang pluralisme Agama.

Ho: Mahasiswa UIN mengerti tentang pluralisme Agama.

Page 64: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxiv

Ha: Mahasiswa UIN tidak mengerti tentang pluralisme Agama.

3. Adakah perbedaan keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

antara Fakultas Agama dan Fakultas Umum.

Ho: Keberagamaan mahasiswa UIN antara Fakultas Agama dan Fakultas Umum

sama.

Ha: Keberagamaan mahasiswa UIN antara Fakultas Agama dan Fakultas Umum

berbeda.

4. Adakah perbedaan pandangan mahasiswa terhadap pluralisme Agama antara

fakultas Agama dan fakultas Umum berbeda.

Ho: Pandangan Mahasiswa UIN terhadap pluralisme Agama antara fakultas

Agama dengan fakultas Umum sama.

Ha: Pandangan Mahasiswa UIN terhadap Pluralisme Agama antara fakultas

Agama dengan fakultas Umum berbeda.

5. Adakah pengaruh keberagamaan mahasiswa terhadap pandangan pluralisme

agama.

Ho:Tidak ada pengaruh antara variabel keberagamaan mahasiswa terhadap

pandangan pluralisme Agama

Ha: Ada pengaruh antara variabel keberagamaan mahasiswa terhadap pandangan

pluralisme Agama.

Page 65: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxv

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

1. Sejarah UIN Negeri Syarif Hidayatullah

Nama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah diambil dari salah satu nama

walisongo (sembilan penyiar Islam) di pulau Jawa, yakni Sunan Gunung Jati atau Syarif

Hidayatullah yang memiliki peranan besar dalam pengembangan Islam di Sunda Kelapa

(Jakarta sekarang). Syarif Hidayatullah memiliki peran besar terhadap pengukuhan

kekuasaan Islam di Sunda Kelapa yang kemudian hari ia beri nama Jayakarta dan diubah

menjadi Batavia oleh belanda. Oleh karena itu, penamaan Syarif Hidayatullah Jakarta

diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam pengembangan Islam di Indonesia.

Sejarah berdirinya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berawal dari pendirian ADIA

(akademi dinas ilmu agama) sebagai akademi dinas departemen agama pada tanggal 1

juni 1957. Pada saat itu ADIA terbagi dalam dua jurusan : yaitu jurusan syariah (

pendidikan agama) dan jurusan bahasa arab. ADIA kemudian menjadi IAIN cabang

Jakarta dengan dua fakultas yaitu Tarbiyah dan fakultas Adab.52

Tahun akademik 1998/1999 IAIN Syarif Hidayatullah membuka jurusan dan

program studi ilmu-ilmu sosial, humaniora dan eksakta. Tahun akademik 2000/2001

dibuka program studi konversi IAIN menjadi UIN yang terdiri dari program studi

52 Komaruddin Hidayat, DKK., Profil UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ( Tangerang: UIN Jakarta

Press, 2007), h. 1

Page 66: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxvi

agribisnis (sosial ekonomi pertanian), sistem informasi, teknik informatika, manajemen,

akuntansi. Dan pada tahun 2001/2002 jumlah fakultas bertambah dengan dibukanya

fakultas Psikologi dan fakultas Dirasah Islamiyah. Pembukaan program studi ilmu-ilmu

umum ini merupakan salah satu upaya menuju perubahan IAIN menjadi universitas. Pada

tanggal 20 mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah resmi menjadi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan terbitnya keputusan presiden RI no.031.

Dan pada tahun akademik 2001/2002 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan

sepuluh nama-nama fakultas yaitu: fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FKIK), fakultas

Adab dan Humaniora ( FAH ), fakultas Ushuluddin dan Filsafat ( FUF ), fakultas Syariah

dan Hukum ( FSH ), fakultas Dakwah dan Komunikasi ( FDK ), fakultas Dirasah

Islamiyah ( FDI ), fakultas Psikologi ( FPSI), fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial ( FEIS ),

fakultas Sains dan Teknologi ( FST ), dan fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (

FKIK). Visi UIN Syarif Hidayatullah adalah menjadikan UIN sebagai Universitas yang

mewujudkan integritas keilmuwan, serta menjadikan UIN Syarif Hidayatullah sebagai

Universitas yang menjujung tinggi keislaman dan keindonesiaan. Adapun misi UIN

Syarif Hidayatullah adalah:

a) Melakukan reintegrasi epistemologi keilmuwan.

b) Memberikan landasan moral terhadap pengembangan iptek dan melakukan

pencerahan dalam pembinaan imtaq, sehingga iptek dan imtaq sejalan.

c) Mengartikulasikan ajaran Islam secara profesional kedalam konteks kehidupan

masyarakat.

d) Mengembangkan keilmuwan melalui kegiatan penelitian.

Page 67: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxvii

e) Mempertahankan nilai-nilai lama yang positif dan mengambil niali-nilai baru

yang positif.

f) Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.

g) Memberikan landasan moral dan spiritual terhadap pembangunan nasional.

h) Menjadikan faktor yang menentukan dalam memelihara hubungan harmonis antar

agama, negara, dan masyarakat.53

Moto UIN Syarif Hidayatullah adalah knowledge, piety, integrity. Knowledge dan

integrity memiliki makna penting bagi perguruan tinggi Islam seperti UIN, yang

bertugas menciptakan sumber daya manusia yang cerdas, kreatif dan inovatif. Sementara

piety yang berarti kesalehan harus dimiliki setiap manusia, khususnya umat Islam dan

lebih khusus lagi oleh sivitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jadi begitulah

makna Knowledge, Piety dan Integrity bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 3 Tokoh-tokoh yang memimpin IAIN/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Nama Masa Jabatan Keterangan

1 Prof. Dr. H. Mahmud Yunus 1957-1960 Dekan Fakultas Tarbiyah / ADIA

2 Prof. Dr. H. Bustani A. Ghani 1960-1963 Dekan Fakultas Adab

3 Prof. Dr. H. Soenardjo 1963-1969 Rektor

4 Prof. Dr. H. Bustani A. Ghani 1969-1970 Ketua Presidium

5 Prof. H. M. Toha Yahya Umar, MA 1970- 1973 Rektor

6 Prof. Dr. Harun Nasution 1973- 1984 Rektor

7 Drsa. H. Ahmad Syadali 1984- 1992 Rektor

8 Prof. Dr. H. M. Quraish Shihab, MA 1992- 1998 Rektor

9 Prof. Dr. H. Achmad Sukardja, SH, MA April-Oktober 1998 Pj. Rektor

10 Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA Oktober 1998-2006 Rektor

11 Prof. Dr. Komaruddin Hidayat 2007- sekarang Rektor

2. Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah

53 Komaruddin Hidayat, DKK, Profil UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 2-3.

Page 68: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxviii

Susunan struktur organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:

a. Dewan Penyantun

b. Rektor dan Pembantu Rektor

c. Senat Universitas

d. Fakultas

i. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

ii. Adab dan Humaniora

iii. Ushuluddin dan Filsafat

iv. Syariah dan Hukum

v. Dakwah dan Komunikasi

vi. Dirasat Islamiyah

vii. Psikologi

viii. Ekonomi dan Ilmu Sosial

ix. Sains dan Teknologi

x. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

xi. Sekolah Pascasarjana

e. Lembaga Penelitian

f. Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

g. Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

h. Biro Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi

i. Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian

j. Unit Pelaksana Teknis

i. Perpustakaan

Page 69: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxix

ii. Pusat Bahasa dan Budaya.54

B. Deskripsi Responden

1. Responden Menurut Jenis Kelamin dan Fakultas

Tabel 4 (N = 250)

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Total

Fakultas

Frekuensi Persen Frekuensi Persen Frekuensi Persen

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 14 56 % 11 44 % 25 100%

Adab dan Humaniora 14 56 % 11 44 % 25 100%

Ushuluddin dan Filsafat 15 60 % 10 40 % 25 100%

Syariah dan Hukum 14 56 % 11 44 % 25 100% Dakwah dan Komunikasi 7 28 % 18 72 % 25 100%

Dirasat Islamiyah 24 96 % 1 4 % 25 100%

Psikologi 5 20 % 20 80 % 25 100% Ekonomi dan Ilmu Sosial 18 72 % 7 28 % 25 100%

Sains dan Teknologi 11 44 % 14 56 % 25 100%

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

2 8 % 23 92 % 25 100%

Jumlah 124 49.6 % 126 50.4 % 250 100

Pada tabel diatas (tabel 4) tergambar bahwa jumlah responden atau sampel yang

diambil dalam penelitian ini berjumlah 250 orang, dengan jumlah responden berdasarkan

jenis kelamin laki-laki sebanyak 124 orang (49.6 %) dan responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 126 orang (50.4 %). Tabel 4 juga menginformasikan bahwa pada

fakultas Dakwah dan Komunikasi responden lebih didominasi oleh perempuan sebanyak

72 %, sedangkan pada fakultas Dirasah Islamiyah responden lebih banyak didominasi

oleh laki-laki yaitu sebanyak 96%. Pada fakultas Psikologi responden perempuan lebih

mendominasi daripada laki-laki yaitu sebanyak 80%. Dan pada fakultas Ekonomi dan

54 Komaruddin Hidayat, DKK, Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah 2008-2009. (Jakarta:

Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h 16.

Page 70: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxx

Ilmu Sosial responden laki-laki lebih mendominasi daripada perempuan yaitu sebesar

72%.

Tabel diatas juga menjelaskan bahwa seluruh jumlah responden tersebut berasal

dari 10 fakultas yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan diambil sebanyak

25 responden dari masing-masing fakultas. Maka, bisa dikatakan secara keseluruhan

bahwa peluang belajar terhadap perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan laki-

laki karena pengambilan data menggunakan sistem acak (random sampling). Hal ini

dibuktikan oleh hasil prosentase bahwa perempuan 50.4 % lebih tinggi dibandingkan

dengan laki-laki yang hanya 49.6 %.

2. Responden Menurut Asal Sekolah

Tabel 5 (N = 250)

Asal Sekolah Frekuensi Persen

SMU 131 52.4

MA 72 28.8

Pesantren 37 14.8

SMK 10 4

Total 250 100

Tabel diatas menggambarkan tentang responden menurut asal sekolah mereka,

yang terdiri dari SMU, MA, Pesantren, dan SMK. tabel 2 juga menggambarkan bahwa

identitas responden menurut asal sekolah adalah 52.4 % berasal dari SMU, 28.8 %

berasal dari Madrasah Aliyah, 14.8 % berasal dari Pesantren, dan 4 % berasal dari SMK.

Maka, dapat dikemukakan bahwa responden lebih banyak yang berasal dari sekolah

umum yaitu SMU dibandingkan yang berasal dari sekolah keagamaan. Hal ini

disebabkan UIN sebagai Universitas telah membuka fakultas-fakultas umum. selain itu,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga banyak dimasuki oleh tamatan SMU.

Page 71: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxi

C. Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Praktek Keagamaan

Praktek keagamaan dapat diukur dengan selalu mengingat Allah dalam

menjalankan setiap aktifitas harian, adapun aktifitas praktek keagamaan diwujudkan

dengan mengerjakan shalat lima waktu secara berjama’ah, selalu melaksanakan shalat

sunnah, berpuasa wajib maupun sunnah, berinfaq atau bersedekah.

Tabel 6. Responden Menurut Praktek Keagamaan

(N = 250)

Praktek Agama Frekuensi Persen

Sangat Rendah 0 0

Rendah 6 2.4

Sedang 46 18.4

Tinggi 173 69.2

Sangat Tinggi 25 10

Total 250 100

Rataan 67.1 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah

41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

Pada tabel 6 tergambar bahwa praktek keagamaan mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta relatif tinggi sebanyak 69.2 %. Maka, dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar mahasiswa yang menjadi responden dalam praktek keagamaannya masih

tinggi dikarenakan jika melakukan praktek keagamaan seperti sholat lima waktu akan

menjadikan jiwanya lebih tenang dalam menjalankan segala aktivitas. Selain itu, praktek

keagamaan mempunyai nilai rataan sebesar 67.1. walaupun rataan relatif tinggi namun

mahasiswa dalam melaksanakan sholat wajib dan sunnah, puasa wajib dan sunnah, infaq

Page 72: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxii

atau sedekah masih kadang-kadang lalai. Berdasarkan data terdapat 6 responden yang

memiliki praktek keagamaan yang rendah dengan persentase 2.4 % dan 4 responden

diantaranya berasal dari fakultas Adab dan Humaniora, sedangkan sisanya 2 responden

berasal dari fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

2. Pengetahuan Agama

Pengetahuan keagamaan adalah pemahaman individu terhadap tiap ajaran

agamanya yang dihasilkan dari membaca buku-buku tentang keagamaan, mengikuti

kegiatan keagamaan, mendengarkan diskusi dan mengikuti seminar tentang keagamaan

yang dapat menambah wawasan individu tentang ajaran agamanya. Dan dengan wawasan

keagamaan individu tersebut bisa berkembang dengan mengetahui dan memahami ajaran

agamanya. Wawasan tersebut bisa bertambah dengan seringnya individu tersebut

membaca buku-buku tentang keagamaan, mengikuti kegiatan keagamaan, mengikuti

kegiatan diskusi atau seminar tentang keagamaan dikampus atau sekitar tempat

tinggalnya.

Tabel dibawah ini menggambarkan tentang pengetahuan responden mengenai keagamaan

yang mereka anut.

Tabel 7. Responden Menurut Pengetahuan Keagamaan

(N = 250)

Pengetahuan Agama Frekuensi Persen

Sangat Rendah 7 2.8

Rendah 46 18.4

Sedang 103 41.2

Page 73: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxiii

Tinggi 77 30.8

Sangat Tinggi 17 6.8

Total 250 100

Rataan 54.97 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah

41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

Tabel 7 menginformasikan bahwa pengetahuan mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terhadap keagamaan mereka yaitu 2.8 % sangat rendah, 18.4 %

rendah, 41.2 % sedang, 30.8 % tinggi, dan 6.8 % sangat tinggi. Maka, dapat dikatakan

bahwa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pengetahuan keagamaan

yang relatif sedang. Yang artinya 103 orang mengakui kalau mereka memiliki

pengetahuan keagamaan yang cukup tentang ajaran agama mereka. Nilai rataan pada

pengetahuan keagamaan adalah sebesar 54.97 yang artinya relatif sedang dalam

mengikuti kegiatan keagamaan, mengikuti pengajian, menghadiri diskusi dan seminar,

serta membaca buku-buku tentang keagamaan.

3. Ideologi Keagamaan

Ideologi merupakan satu dimensi dalam keberagamaan, dimensi ini dapat

ditunjukkan dengan keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak

Allah SWT, keyakinan bahwa Allah akan memberikan rezeki yang lebih banyak jika

individu tersebut mau bersedekah, keyakinan bahwa Allah selalu melihat segala yang

diperbuat oleh hamba-Nya, keyakinan dengan kebenaran ajaran Rasul, dan keyakinan

dengan ajaran Al-Qur’an bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup didunia.

Tabel 8. Sebaran Responden Menurut Ideologi Agama

(N = 250)

Page 74: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxiv

Ideologi Agama Frekuensi Persen

Sangat Tidak Yakin 0 0

Tidak Yakin 0 0

Ragu-ragu 3 1.2

Yakin 35 14

Sangat Yakin 212 84.8

Total 250 100

Rataan 90.49

Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah

41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

Tabel 8 menjelaskan bahwa tingkat keyakinan mahasiswa adalah 1.2 % merasa

ragu-ragu terhadap keyakinan keagamaannya dengan jumlah 3 orang responden yang

berasal dari fakultas ekonomi dan ilmu sosial, ushuludin dan filsafat, Dakwah dan

Komunikasi. 14 % yakin, dan 84.8 % sangat yakin dengan keyakinan keagamaannya.

Maka, dapat dikatakan bahwa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki

tingkat keyakinan keagamaan yang sangat tinggi terhadap ajaran agamanya. Hal ini dapat

dilihat dari besarnya rataan 90.49 yang artinya sangat tinggi, karena keyakinan

keagamaan merupakan nilai yang diyakini oleh setiap orang.

4. Variabel Keberagamaan Secara Umum

Tabel 9 merupakan gambaran tentang tingkat keberagamaan dari ketiga dimensi

yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu dimensi praktek agama, dimensi pengetahuan

agama, dan dimensi ideologi atau keyakinan keberagamaan. Di bawah ini adalah tabel

yang menjelaskan tentang tingkat keberagamaan secara umum.

Tabel 9. Sebaran Responden Menurut Tingkat Keberagamaan Secara Umum

(N = 250)

Page 75: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxv

Secara Umum Frekuensi Persen

Sangat Tidak Taat 0 0

Tidak Taat 1 0.4

Kurang Taat 29 11.6

Taat 169 67.6

Sangat Taat 51 20.4

Total 250 100

Rataan 72.24 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah

41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

Pada tabel 9 diatas, menunjukkan bahwa tingkat keberagamaan mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta secara umum adalah cenderung taat yaitu 67.6 % yang

artinya sebagian besar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki Tingkat

keberagamaan yang cenderung tinggi dengan rataan 72.24. Namun, terdapat seorang

responden yang memiliki tingkat keberagamaan yang tidak taat sebesar 0.4% (1

responden) yang berasal dari fakultas adab dan humaniora. Tingkat keberagamaan dapat

dilihat dari praktek keagamaan, pengetahuan keagamaan, dan ideologi atau keyakinan

keagamaan. Yang ketiganya merupakan dasar yang diperlukan setiap individu dalam

mencapai tingkat ketakwaan yang lebih tinggi.

D. Pandangan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Pluralisme

Agama

1. Pengetahuan Terhadap Pluralisme Agama

Pengetahuan adalah pemahaman individu terhadap sesuatu, pengetahuan terhadap

pluralisme agama merupakan salah satu cara untuk memahami pluralisme agama dengan

membangun sikap saling mengenal. dengan memahami bahwa semua agama itu benar,

Page 76: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxvi

bahwa Islam sangat menghormati agama lain, bahwa kebebasan beragama adalah hak

asasi manusia, dan kerjasama dalam bidang sosial kemasyarakatan diperbolehkan antar

agama, serta mengetahui bahwa Allah SWT memberikan kebebasan kepada manusia

terhadap agama yang dianutnya.

Tabel 10. Responden Menurut Pengetahuan Pluralisme Agama

(N = 250)

Pengetahuan Pluralis Frekuensi Persen

Sangat Rendah 0 0

Rendah 6 2.4

Sedang 41 16.4

Tinggi 148 59.2

Sangat Tinggi 55 22

Total 250 100

Rataan 71.06

Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah

41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

Tingkat pengetahuan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap

pluralisme agama cenderung tinggi yaitu 59.2%. yang artinya sebagian besar mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap pluralisme

agama, hal ini dapat dibuktikan oleh besarnya rataan 71.06 yang berarti relatif tinggi.

2. Sikap Terhadap Pluralisme Agama

Sikap terhadap pluralisme agama merupakan sikap yang saling menghargai

berdasarkan pengakuan atas persamaan, kesetaraan dan keadilan. Diantaranya dengan

tidak membedakan orang lain berdasarkan agama yang dianutnya, mengakui bahwa

semua agama itu benar, menyetujui kerjasama antar agama, mengakui bahwa kebebasan

Page 77: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxvii

beragama adalah hak asasi manusia, dan tidak keberatan bila rumah peribadatan agama

lain dibangun disekitar tempat tinggal mereka.

Tabel 11. Responden Menurut Sikap Pluralisme Agama

( N = 250)

Sikap Pluralis Frekuensi Persen

Sangat Rendah 4 1.6

Rendah 39 15.6

Sedang 117 46.8

Tinggi 75 30

Sangat Tinggi 15 6

Total 250 100

Rataan 54.7

Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah

41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa sikap mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta terhadap pluralisme agama 1.6 % sangat rendah, 15.6 % rendah, 46.8 % sedang,

30 % tinggi, dan 15 % sangat tinggi. Dengan demikian, tingkat sikap mahasiswa terhadap

pluralisme agama bisa dikatakan relatif sedang dengan prosentase 46.8 %. Hal ini dapat

dilihat dari rataan sebesar 54.7 yang artinya relatif sedang dalam menghargai umat yang

berbeda agama.

3. Tingkah Laku Pluralisme Agama

Tingkah laku dalam pluralisme agama adalah keterlibatan aktif terhadap orang-

orang diluar agamanya, juga terlibat dalam memahami perbedaan dan persamaan agar

tercapainya kerukunan antar umat beragama. Diantaranya terlibat dalam mengadakan

kegiatan bakti sosial dengan orang yang berbeda keyakinan, menolong orang lain

Page 78: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxviii

walaupun agama yang dianutnya berbeda, mengucapkan selamat pada hari perayaan

mereka, selalu membaca dan mengikuti diskusi serta menghadiri seminar tentang

pluralisme.

Tabel 12. Responden Menurut Tingkah Laku Pluralisme Agama

(N = 250)

Tindakan Pluralis Frekuensi Persen

Sangat Rendah 81 32.4

Rendah 109 43.6

Sedang 44 17.6

Tinggi 14 5.6

Sangat Tinggi 2 0.8

Total 250 100

Rataan 30.01

Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah

41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

Namun, tingkat tindakan atau tingkah laku mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta terhadap pluralisme agama relatif rendah yaitu 43.6 %. Dengan demikian,

pengetahuan dan sikap mahasiswa yang cenderung tinggi terhadap pluralisme agama

Page 79: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxix

kurang diaplikasikan kedalam tindakan yang memerlukan keikutsertaan atau keterlibatan

aktif dengan orang yang berbeda keyakinan. Seperti mengadakan kegiatan bakti sosial

dengan umat yang berbeda agama, menolong dan mengucapkan selamat pada hari

perayaan mereka. Hal ini dapat dilihat oleh rataan yang relatif rendah yaitu 30.01.

4. Pluralisme Agama Secara Umum.

Dari tiga tabel diatas yang menjelaskan tentang pengetahuan mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pluralisme agama, sikap mahasiswa terhadap

pluralisme agama, dan tingkah laku atau tindakan mahasiswa dalam pluralisme agama.

Tabel 13 dibawah ini menjelaskan bagaimana pandangan mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dari ketiga variabel yang telah disebutkan diatas secara keseluruhan.

Tabel 13. Sebaran Responden Menurut Variabel Pluralisme Agama

(N = 250)

Variabel Pluralis Frekuensi Persen

Sangat Rendah 2 0.8

Rendah 50 20

Sedang 148 59.2

Tinggi 44 17.6

Sangat Tinggi 6 2.4

Total 250 100

Rataan 51.07

Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah

41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

Secara umum, pada tabel 10 dapat digambarkan bahwa pandangan mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta relatif sedang yaitu 59.2 %. Pandangan mahasiswa UIN

Page 80: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxx

Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pluralisme agama dapat diukur melalui pengetahuan

terhadap pluralisme agama, sikap, dan tindakan terhadap pluralisme agama. Dapat

dikatakan, bahwa mahasiswa cukup mengerti tentang pandangan pluralisme agama. Hal

ini dibuktikan oleh rataan sebesar 51.07. Pada kenyataannya memang banyak faktor yang

menyebabkan masing-masing pemeluk cenderung menampilkan corak keberagamaan

yang berbeda. Diantarnya faktor sosial dan budaya. Seperti dalam pemikiran Eric

Fromm tentang dua modus eksistensi yaitu memiliki dan menjadi. Dua modus ini

merupakan dua modus pengalaman yang mendasar yang kekuatannya masing-masing

menentukan perbedaan antara watak-watak individual dan berbagai tipe watak sosial.

Modus memiliki akan berhenti pada keberagamaan yang personal dan cenderung

dogmatis, modus ini tidak memberikan peluang terhadap pembedayaan akal pikiran

dalam menerjemahkan teks-teks ajaran Tuhan. Modus kedua adalah menjadi, dalam

keberagamaan yang menjadi itu manusia tidak pernah puas terhadap apa yang selama ini

dipahami. Karena itu juga agama tidak berhenti pada pemahaman dirinya, tetapi

didialogkan dengan keberagamaan orang lain. Keberagamaan dalam dalam modus

memiliki jelas merugikan manusia, sedangkan keberagamaan dalam modus menjadi jelas

sangat memberikan manfaat bagi manusia. Karena itu, jika dihubungkan dengan peranan

agama untuk memberi rahmat bagi manusia, tampaknya paham keberagamaan dalam

modus menjadi termasuk yang paling sejalan dengan misi pengembangan agama yang

inklusif-pluralis. Fenomena-fenomena konflik sosial dengan lebel agama banyak kita

temukan belakangan ini, realitas empiris ini tentu saja patut untuk dicermati bersama baik

oleh semua kalangan. Realitas empiris ini sekaligus menunjukkan kepada kita bahwa

Page 81: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxxi

masih ada problem mendasar terhadap agama sebagai kumpulan doktrin disatu pihak dan

sikap keagamaan yang mewujud dalam perilaku kebudayaan dilain pihak.

Page 82: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxxii

E. Perbedaan Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta antara Fakultas Agama dan Fakultas Umum.

Tabel 11. Responden Menurut Rataan Keberagamaan Mahasiswa antara Fakultas

Agama dan Fakultas Umum

(N = 250)

Variabel Kategori N Mean

Fakultas Agama 150 67.26

Fakultas Umum 100 66.86

Praktek Keagamaan

Rataan: 67.10

Fakultas Agama 150 56.78

Fakultas Umum 100 52.25

Pengetahuan Keagamaan

Rataan: 54.97

Fakultas Agama 150 89.98

Fakultas Umum 100 91.26

Ideologi Keagamaan

Rataan: 90.49

Fakultas Agama 150 72.67

Fakultas Umum 100 71.59

Keberagamaan

Rataan: 72.24

Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah

41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

Dari hasil rataan menggambarkan aspek praktek keagamaan (67.10 %),

pengetahuan keagamaan (54.97 %) dan ideologi atau keyakinan keagamaan (90.49 %)

antara fakultas agama dan fakultas umum. Yang diperoleh dari perhitungan SPSS 11.5

dengan uji beda t-test pada α = 0.05 diperoleh bahwa hipotesis Ho diterima. Maka, dapat

dikatakan tingkat keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak ada

perbedaan antara fakultas agama dengan fakultas umum. Hal ini dapat ditunjukkan dari

uraian diatas bahwa tingkat keberagamaan mahasiswa fakultas agama tidak berarti lebih

tinggi daripada mahasiswa fakultas umum, disebabkan banyak mahasiswa fakultas umum

yang aktif dalam organisasi ekstra kampus yang berbasis agama. Contohnya, lembaga

Page 83: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxxiii

dakwah kampus sehingga mahasiswa fakultas umum yang sebagian besar aktif pada

organisasi tersebut bisa meningkatkan ketaatan terhadap ajaran agamanya. Sebaliknya,

mahasiswa fakultas agama yang sebagian besar mengetahui tentang ajaran keagamaan

kurang mengaplikasikan ajaran keagamaannya. Hal tersebut menimbulkan tidak ada

perbedaan tingkat keberagamaan antara fakultas agama dan fakultas umum.

F. Perbedaan Pandangan Pluralisme Agama Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta antara Fakultas Agama dan Fakultas Umum.

Tabel 12 Sebaran Responden Menurut Rataan Pandangan Mahasiswa Terhadap

Pluralisme Agama antara Fakultas Agama dan Fakultas Umum

(N = 250)

Variabel Kategori N Mean

Fakultas Agama 150 71.54

Fakultas Umum 100 70.33 Pengetahuan Pluralisme Agama

Rataan: 71.06

Fakultas Agama 150 52.69

Fakultas Umum 100 57.71 Sikap Pluralisme Agama

Rataan: 54.70

Fakultas Agama 150 31.98

Fakultas Umum 100 27.05 Tindakan(Tingkah laku) Pluralisme Agama

Rataan: 30.01

Fakultas Agama 150 51.11

Fakultas Umum 100 51.00 Pluralisme Agama

Rataan: 51.07 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah

41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

Dari rataan aspek menggambarkan bahwa pengetahuan pluralisme agama sebesar

(71.06 %), sikap terhadap pluralisme agama (54.70 %), dan tindakan atau tingkah laku

pluralisme agama (30.01 %). Dari hasil perhitungan yang didapat berdasarkan variabel

pluralisme sebesar 0.015 lebih kecil dari nilai α = 0.05 yang artinya tolak Ho dan terima

Page 84: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxxiv

Ha yang berarti tidak ada perbedaan pandangan antara mahasiswa fakultas agama dengan

fakultas umum. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan pluralisme agama

mahasiswa fakultas agama dan mahasiswa fakultas umum relatif tinggi, sikap pluralisme

agama mahasiswa fakultas agama dan fakultas umum relatif sedang. Sedangkan, rataan

pada aspek tindakan atau tingkah laku pluralisme agama antara mahasiswa fakultas

agama dan fakultas umum relatif rendah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pandangan mahasiswa terhadap pluralisme agama

antara fakultas agama dan fakultas umum tidak ada perbedaan dan rataannya relatif

sedang.

G. Pengaruh Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Terhadap

Pandangan Pluralisme Agama.

Dengan menggunakan Analisa Regresi Sederhana dengan SPSS maka didapatkan

hasil perhitungannya:

1. Korelasi

Korelasi merupakan sebuah indikator yang digunakan untuk menunjukkan sebuah

hubungan antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan hubungan fungsional atau

dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan

variabel independen.

Tabel 13. Nilai Korelasi

variabel

agama variabel plrs

variabel

keberagamaan

Pearson

Correlation 1 -0.200(**)

Sig. (2-tailed) . 0.001

N 250 250

variabel

pluralisme

Pearson

Correlation -0.200(**) 1

Page 85: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxxv

agama

Sig. (2-tailed) 0.001 .

N 250 250 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada tabel diatas tergambar bahwa hubungan antara variabel keberagamaan

dengan variabel pluralisme agama sebesar (-0.20), tanda negatif mempunyai arti bahwa

hubungan tersebut memiliki hubungan yang saling berlawanan. Sehingga dapat

disimpulkan, variabel keberagamaan mempunyai pengaruh negatif terhadap pandangan

pluralisme agama. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat keberagamaan maka semakin

rendah perilaku terhadap pluralisme agama.

2. Koefisien determinasi (R2)

Koefisien Determinasi digunakan untuk membuktikan seberapa besar pengaruh

variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen yaitu dengan mengkuadratkan

koefisien korelasi.yang pada intinya untuk menentukan besarnya pengaruh frekuensi

variabel independent terhadap variabel dependen.55

Tabel 14. Nilai Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

1 0.200(a) 0.040 0.036 12.632 a Predictors: (Constant), variabel agama

b.Dependent Variable: Variabel Pluralisme agama

55 Idrus, Skripsi S-1 Analisis Pengaruh Penelolaan SSP Berdasarkan Sistem Monitoring

Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) Terhadap Optimalisasi Penerimaan Pajak, (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2008), h. 73.

Page 86: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxxvi

Dari tabel diatas, pengaruh variabel agama terhadap pluralisme agama sebesar 0.20

yang berarti memiliki pengaruh yang lemah. Diketahui bahwa nilai R sebesar 0.20 dan R

square (R2) sebesar 0.04 yang menunjukan bahwa pengaruh keberagamaan mahasiswa

terhadap pandangan pluralisme agama sebesar 4 %. sedangkan sisanya sebesar 96 %

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

2. Analisis Persamaan Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk menguji adakah pengaruh variabel

dependent (Y) terhadap variabel independen (X).

Tabel 15. Nilai Koefisien Regresi Sederhana

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 70.324 6.039 11.645 0.000

Variabel

Keberagamaan -0.267 0.083 -.0200 -3.217 0.001

a Dependent Variable: variabel pluralisme agama

Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 70.324 -0.267 X

Dari persamaan diatas, menggambarkan bahwa variabel keberagamaan

mempunyai koefisien sebesar -0.267 yang artinya terdapat hubungan yang lemah antara

besarnya variabel agama dengan pluralisme agama, dimana keduanya memiliki hubungan

negatif yang artinya apabila nilai variabel keberagamaan (variabel X) semakin besar

maka nilai pluralisme agamanya (variabel Y) semakin menunjukkan nilai negatif.

Page 87: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxxvii

Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat keberagamaan seseorang maka semakin rendah

tingkat pluralisme agamanya, karena sebagian besar menganut paham eksklusif.

Seharusnya semakin saleh seseorang dalam penghayatan agama dan kepercayaannya

akan semakin toleran dan menghargai eksistensi agama lain.

3. Uji F Hitung (Anova Test)

Tabel 16. Nilai Uji Anova

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1651.062 1 1651.062 10.348 0.001(a)

Residual 39570.782 248 159.560

Total 41221.844 249 a Predictors: (Constant), variabel agama

b Dependent Variable: variabel pluralisme agama

Hasil uji anova menghasilkan F hitung sebesar 10.348 dengan tingkat signifikansi

0,001. Karena angka probabilitas sebesar 0.001 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

yang berarti menunjukkan hubungan yang lemah. Dengan kata lain, dapat disimpulkan

bahwa variabel keberagamaan mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap

pandangan pluralisme agama. Hal ini dikarenakan agama yang dipahami oleh sebagian

besar responden adalah agama doktrinal. bukan agama yang rahmatan lilalamin, yang

menghargai perbedaan dan toleransi antar umat beragama. Sementara anggapan bahwa

sebagian besar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai pola pikir yang

liberal itu tidak terbukti, hal ini dapat tergambar dari hasil penelitian yang diambil dari

sikap dan tindakan atau tingkah laku responden terhadap pluralisme agama yang

cenderung rendah, walaupun responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang

pluralisme agama. Hal ini juga membuktikan bahwa pendekatan keagamaan yang

dipahami oleh responden hanya terbatas pada keimanan dan kurang melibatkan

pemikiran yang terbuka atau tindakan yang demokratis. Dan akibatnya, akan membentuk

Page 88: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxxviii

pola pemikiran yang eksklusif. Pola pikir yang eksklusif ini akan mengalami kesulitan

jika berhadapan dengan masyarakat atau wilayah diluar lingkungan sendiri. Sebaliknya,

pendekatan keagamaan yang bersifat historis ilmiah juga bukannya tidak mengandung

resiko. pendekatan ilmiah yang hanya melihat agama sebagai fenomena sosial belaka

kurang dapat menghayati dimensi penghayatan agama yang dimiliki oleh setiap manusia

beragama. Oleh Karena itu, kedua pendekatan itu perlu dipadukan umtuk memperoleh

pemahaman keagamaan yang memadai.

Page 89: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

lxxxix

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil pengujian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa:

1. Tingkat keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara

umum cenderung taat dengan jumlah prosentase 67.6%. Tingkat keberagamaan

dapat dilihat dari praktek keagamaan, pengetahuan keagamaan, dan keyakinan

keagamaan.

2. Mahasiswa cukup mengerti tentang pluralisme agama. Hal ini dapat dilihat dari

hasil tabel pengetahuan pluralisme agama, sikap pluralisme agama dan tindakan

atau tingkah laku terhadap pluralisme agama dengan prosentase 59.2 % yang

artinya relatif sedang. Maka, dapat dikatakan bahwa sebagian dari jumlah

responden cukup mengerti tentang pluralisme agama.

3. Perbedaan Keberagamaan mahasiswa UIN antara fakultas agama dan fakultas

umum dapat dikatakan tidak ada perbedaan, hal ini dapat ditunjukkan pada

aspek praktek agama (67.10 %) yang berarti tinggi, pengetahuan agama (54.97

%) yang berarti sedang, dan ideologi agama (90.49 %) yang berarti sangat

yakin. Hal ini sesuai dengan uji beda t-test a = 0,05 yang berarti bahwa Ho

diterima.

4. Perbedaan pandangan mahasiswa tentang pluralisme agama antara fakultas

agama dan fakultas umum dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara keduanya. Karena keduanya memiliki prosentase yang hampir

sama yaitu mendekati rataan 51,07 %. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan

Page 90: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xc

pandangan mahasiswa terhadap pluralisme agama antara fakultas agama dan

fakultas umum tidak ada perbedaan dan rataannya relatif sedang yang berarti

bahwa Ho diterima.

5. Variabel keberagamaan mempengaruhi variabel pandangan pluralisme agama,

karena semakin mahasiswa memiliki tingkat keberagamaan yang tinggi maka

semakin memberikan pandangan yang sangat negatif terhadap pluralisme

agama.

B. Saran-saran

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel

keberagamaan terhadap pluralisme agama hanya sebesar 4 % dan sisanya sebesar

96 % ditentukan oleh variabel-variabel lainnya. Oleh karena itu, dalam

meningkatkan pandangan, sikap dan tindakan atau tingkah laku pluralisme agama

kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak hanya ditentukan oleh

variabel keberagamaan melainkan dapat ditentukan dengan hal-hal yang perlu

dilaksanakan, yaitu:

• Tidak boleh menjelek-jelekkan agama lain, juga dalam lingkungan umat

saudara seagama sendiri.

• Bersedia menerima bahwa setiap orang berhak memilih agama yang

diyakininya. Karena agama merupakan hak yang sangat asasi.

Page 91: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xci

• Mengadakan kerjasama yang solid agar terbinanya hidup yang rukun,

damai, adil dan sejahtera. Juga membiasakan pergaulan sehari-hari antar

umat beragama, sehingga sikap saling mencurigai dapat dihilangkan.

• Masing-masing umat beragama harus memahami dasar-dasar ajaran

agama lain. dan mengadakan pertemuan-pertemuan antar sesama tokoh

agama.

• Cara-cara penyebaran agama yang memaksa harus dihentikan. Dan

masing-masing umat beragama harus menghindari kesan kebanggaan

dan arogansi yang menyinggung perasaan umat beragama lain.

• Mengadakan kegiatan sosial dan budaya bernuansa kerukunan, dan

umat beragama harus menghadapi konflik, kemiskinan dan kebodohan

sebagai musuh bersama.

Jaringan kerjasama kerukunan antar umat beragama harus lebih diefektifkan

sesuai dengan fungsi dan peranannya agar tercipta perlakuan yang adil dalam rangka

pengamalan ajaran agama. Oleh karena itu, perlu diajarkan sejak dini kesediaan

menerima keberadaan umat agama lain kepada generasi umat beragama. Selanjutnya,

peneliti menyarankan kepada peneliti lain apabila melakukan penelitian yang sama

diharapkan menggunkan metode observasi. Sehingga, peneliti mengetahui sifat dan

perilaku dari responden yang akan diteliti.

Page 92: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xcii

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghafur, Waryono. Tafsir Sosial (Mendialogkan Teks Dengan Konteks),

Yogyakarta: elsAQ Press, 2004.

Achmad Jainuri, dkk, Terorisme dan Fundamentalis Agama. Malang: Bayumedia, 2003.

Ali, Muhammad. Teologi Pluralis-Multikultural (Menghargai Kemajemukan Menjalin

Kebersamaan). Jakarta: Kompas, 2003.

Amin Suma, Muhammad. Pluralisme Menurut Al-Quran, (telaah Aqidah dan Syariah).

Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.

Arief Rahman, Rahadhi. Tesis: “ Faktor-Faktor Yang Membentuk Persepsi Siswa SMU

Di DKI Jakarta Untuk Mempergunakan Internet Untuk Belajar”, (Jakarta : UI,

2003.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT

Rineka Cipta,1997.

Dimyati, Nasir. Pluralisme Agama, Sabtu, 12 Januari 2008, Artikel ini diakses Pada

Tanggal 25 Maret 2008 Melalui Situs http//www.google.com

Hendropuspito, Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1983.

Hidayat, Komaruddin DKK, Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah 2008-2009.

Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2008.

Hidayat, Komaruddin, DKK, Profil UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang: UIN

Jakarta Press, 2007.

Husaini, Adian. Pluralisme Agama, 12 Februari 2007, Artikel ini diakses pada tanggal 27

Februari 2009 melalui situs http://grelovejogja.wordpress.com/2007/02/12/pluralisme-

agama

Husaini, Adian. Aktivis Islam dan Pro Demokrasi Menolak Fatwa MUI, 5 Agustus 2005,

Artikel ini diakses pada tanggal 27 Februari 2009 melalui situs

http://islamlib.com/id/artikel/aktivis-islam-pro-demokrasi-menolak-fatwa-mui/

Husin Al Munawar, Said Agil. Fikih Hubungan antar Agama. Jakarta: Ciputat Press,

2005.

Page 93: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xciii

Idrus, Skripsi S-1 Analisis Pengaruh Penelolaan SSP Berdasarkan Sistem Monitoring

Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) Terhadap Optimalisasi Penerimaan Pajak. Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

Irwanto, DKK. Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta: Gramedia, 1989.

Luthfi, Muchtar. Problem Pluralisme Agama dan Mazhab. 15 November 2005, Artikel

ini di akses pada tanggal 25 Maret 2008 melalui situs http://www.google.com/

Madjid, Nurcholis. Pluralitas Agama (Kerukunan dalam Keragaman). Jakarta: Kompas,

2001.

Malik Thoha, Anis. Tren Pluralis Agama: Tinjauan Kritis. Jakarta: Perspektif. 2005.

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. Sosiologi ( Teks Pengantar dan Terapan ).

Jakarta: Kencana, 2004.

Nashir, Haedar. Ideologi Gerakan Muhammadiyah.Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,

2001.

Nata, Abuddin. Al-Quran dan Hadist (Dirasah Islamiyah I). Jakarta: PT Raja Grapindo

Persada, 1996.

Nothingham, Elizabeth K. Agama dan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,

1997.

Poerwadarminta, W. J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai

Pustaka, 2006.

Rahman Shaleh, Abdul-Muhbib Abdul Wahib, Psikologi Suatu Pengantar Dalam

Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2004.

Razak,Yusron dan Ervan Nurtawab. Antropologi Agama. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta dan UIN Press, 2007.

Riyadi, Hendar. Melampaui Pluralisme. Jakarta: RMBooks, 2007.

Robertson, Roland. Agama: Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta; PT.

Raja Grapindo Persada, 1993.

Sachedina, Abdulaziz Beda Tapi Setara (Pandangan Islam tentang Non-Muslim).

Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2002.

Salim, Peter. Kamus Umum Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English,

1991.

Page 94: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xciv

Shihab, Alwi. Islam Inklusif (Menuju Islam Terbuka dalam Beragama).Bandung, Mizan,

1998.

Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Quran, ( Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehisupan Masyarakat). Jakarta: Mizan, 1994.

Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2003.

S.S, Daryanto. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Apollo, 1998.

Taher, Tarmizi. Membumikan Ajaran Ketuhanan. Jakarta: Mizan, 2003.

Tahir, Tarmizi, Dkk. Pluralisme Islam (Harmonisasi Beragama). Jakarta: PT Karsa

Rezeki, 2004.

Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya), Jakarta: PT. Raja

Grapindo Persada, 2000.

Walgito, Bimo. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Yogyakarta: ANDI Yogyakarta,

1999.

Yewangoe, A. A. Agama dan Kerukunan. Jakarta: PT. Gunung Mulia, 2006.

Page 95: Pandangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7402/1/SITI NAY... · FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM

xcv