pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam...

21
MAKALAH Pancasila Sebagai Identitas Nasional Serta Aktualisasi Pengamalan Pancasila Dibidang Politik Dalam Era Globalisasi Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan Pancasila” Dosen Pengampu : Tri Handayani, SH., MH Disusun Oleh : Latif Barun Abdullah 102010268 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WAHID HASYIM

Upload: terminal-purba

Post on 14-Jun-2015

7.582 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

http://ceritaberitasekolah.blogspot.com/ htpp://belajarmakalah.blogspot.com www.lagu-karo.tk

TRANSCRIPT

Page 1: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

MAKALAH

Pancasila Sebagai Identitas Nasional Serta Aktualisasi Pengamalan Pancasila Dibidang Politik Dalam Era

Globalisasi

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan Pancasila”

Dosen Pengampu : Tri Handayani, SH., MH

Disusun Oleh :

Latif Barun Abdullah

102010268

PROGRAM STUDI ILMU POLITIKFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS WAHID HASYIMSEMARANG

2010

Page 2: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,

inayah, serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Pancasila Sebagai Identitas Nasional Serta Aktualisasi Pengamalan Pancasila

Dibidang Politik Dalam Era Globalisasi” dengan baik dan lancar tanpa hambatan yang

begitu berarti.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Tri Handayani, SH., MH selaku dosen

pembimbing Pendidikan Pancasila yang membimbing serta memberikan tugas kepada kami,

sehingga kami dapat melatih menyelesaikan permasalahan secara ilmiah. Semoga apa yang

kami sajikan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta bagi penulis pada

khususnya.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat begitu banyak

kekurangan dan juga kesalahan, maka dari itu kami menerima kritik dan saran yang

membangun dari pembaca makalah ini.

Semarang, Desember 2010

Penulis

Page 3: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

DAFTAR ISI

HALAM AN JUDUL

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Maksud dan Tujuan 3

D. Sistematika Penulisan 3

BAB II : PEMBAHASAN

A. Hakikat Globalisasi 4

B. Pancasila Sebagai Identitas Nasional Dalam Era Globalisasi 5

C. Aktulaisasi Pengamalan Pancasila Dibidang Politik 7

BAB III : PENUTUP 10

DAFTAR PUSTAKA 12

Page 4: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi memang sebuah keniscayaan waktu yang mau tidak mau dihadapi

oleh negara manapun di dunia. Ia mampu memberikan paksaan kepada tiap negara untuk

membuka diri terhadap pasar bebas. Dalam globalisasi, negara-negara berkembang mau

tidak mau, suka tidak suka, harus berinteraksi dengan negara-negara maju. Melalui

interaksi inilah negara maju pada akhirnya melakukan hegemoni dan dominasi terhadap

negara-negara berkembang dalam relasi ekonomi politik internasional.

Globalisasi yang hampir menenggelamkan setiap bangsa tentunya memberikan

tantangan yang mau tidak mau harus bangsa ini taklukkan. Era keterbukaan sudah dan

mulai mengakar kuat, identitas nasional adalah barang mutlak yang harus dipegang agar

tidak ikut arus sama dan seragam yang melenyapkan warna lokal serta tradisional

bersamanya. Identitas nasional, dalam hal ini Pancasila mempunyai tugas menjadi ciri

khas, pembeda bangsa kita dengan bangsa lain selain setumpuk tugas-tugas mendasar

lainnya. Pancasila bukanlah sesuatu yang beku dan statis, Pancasila cenderung terbuka,

dinamis selaras dengan keinginan maju masyarakat penganutnya. Implikasinya ada pada

identitas nasional kita yang terkesan terbuka, serta terus berkembang untuk diperbaharui

maknanya agar relevan dan fungsional terhadap keadaan sekarang

Ketika globalisasi tidak disikapi dengan cepat dan tepat maka hal ia akan

mengancam eksistensi kita sebagai sebuah bangsa. Globalisasi adalah tantangan bangsa

ini yang bermula dari luar, sedangkan pluralisme sebagai tantangan dari dalam yang jika

tidak disikapi secara bijak tentu berpotensi menjadi masalah yang bisa meledak suatu

saat nanti. Berhasil atau tidaknya kita menjawab tantangan keterbukaan zaman itu

tergantung dari bagaimana kita memaknai dan menempatkan Pancasila dalam berpikir

dan bertindak.

Beberapa ciri penting (sekaligus sebagai implikasi) globalisasi adalah: Pertama,

hilangnya batas antarnegara (borderless world), maraknya terobosan (breakthough)

teknologi canggih, telekomunikasi dan transportasi, sangat memudahkan penduduk bumi

Page 5: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

dalam beraktivitas. Dengan berdiam di rumah atau di ruang kantor, seseorang bisa bebas

selancar ke seluruh isi dunia, sampai-sampai rencana pembunuhan pun bisa diketahui

sebelumnya.

Secara alamiah, tanah air kita memiliki tiga karakteristik utama, yaitu secara

geografis sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dan ratusan ribu

kilometer garis pantai serta terletak pada “posisi silang” antara dua benua dan dua

samudra, memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Serta secara demografis

memiliki keanekaragaman yang sangat luas dalam berbagai bidang dan dimensi

kehidupan seperti ras/etnis,agama, bahasa, kultur, sosial, ekonomi dan lain-lain. Faktor

letak strategis dan kekayaan sumber daya alam tadi akan semakin penting manakala

aspek geoekonomi, geopolitik dan geostrategi menjadi bahan tinjauan. 90% energi yang

dibutuhkan Jepang dikapakan melalu perairan Indonesa. 60% ekspor Austalia dikirim ke

Asia melalui perairan Indonesia. Amerika Serikat minta innocentpassage melinta dari

timur ke barat di dalam wilayah perairan territorial indonesia, bagi pemelihara hegemoni

dan aksesnya ke sumber minyak di TimurTengah, tidak heran jika banyak negara

berkepentingan terhadap kestabilan atau instabilitas indonesia yang kaya akan minyak,

mineral, hutan dan aneka ragam kekayaan laut. Oleh karenaya salah satu konsekuensi

dari ciri letak strategis dan kekayaan SDA tadi adalah masuknya berbagai pekentingan

asing ke dalam negeri kita.

Pergesekan antar berbagai kepentingan asing tersebut selain aneka kepentingan

internal / nasional dapat dilahirkan berbagai macam konflik di Indonesia. Sedangkan

secara demografis dengan 1072 etnik yang menghuni kepulauan Indonesia serta ribuan

macam adat-budaya, ratusan macam bahasa serta sekian banyak agama yang menjadi ciri

pluriformitas bangsa,sudah barang tentu selain menyimpan berbagai macam kekayaan

budaya, juga sekaligus mengandung berbagai potensi dan sumber konflik.

Tanpa disadari sebenarnya saat ini bangsa Indonesia sedang terlibat dalam suatu

peperangan dalam kondisi terdesak hampir terkalahkan. Kita dapat saksikan dengan

kasat mata terpinggirkannya nilai-nilai luhur budaya bangsa seperti kekeluargaan,

gotong-royong, toleransi, musyawarah mufakat dan digantikan oleh individualisme,

kebebasan tanpa batas, sistem one man one vote dan sebagainya.

Page 6: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

B. Rumusan Masalah

Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini,

maka penulis membatasi masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya :

1. Apa Hakikat dari Globalisasi?

2. Bagaimana Hakikat dan Dimensi Identitas Nasional Dalam Era Globalisasi?

3. Bagaimana Aktualisasi Pengalaman Pancasila Dalam Era Globalisasi Di Bidang

Politik?

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penulisan ini diharapkan agar pembaca dapat mengatahui

Hakikat dari globalisasi, hakikat dan dimensi Identitas Nasional, serta dapat memaknai

dan mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dan Undang-Undang 1945 dalam bidang

Politik secara benar. penulisan ini diharapkan dapat mencerahkan kembali ideologi

pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga Negara ini (Indonesia)

dapat tetap hidup dengan jati dirinya untuk mencapai cita-citanya

D. Sistematika Penulisan

Dalam penyelesaian penyusunan makalah ini penulis menggunakan studi

kepustakaan, yaitu penulis mencari buku-buku yang berhubungan dengan Pendidikan

Pancasila serta sumber-sumber lain yang relevan.

Page 7: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Globalisasi

Secara umum globalisasi adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin

bertambahnya keterkaitan antara masyarakat dengan faktor-faktor yang terjadi akibat

transkulturasi dan perkembangan teknologi modern.1

Menurut Scholte (2000) globalisasi dibagi kedalam lima kategori besar, yaitu :

1. Globalisasi adalah internasional, global sebagai kata sifat untuk menggambarkan

hubungan lintas batas di antar negara-negara.

2. Globalisasi sebagai Liberalisasi. Globalisasi dimaksudkan sebagai process of

removing goverment-impposed restrictions on movements between countries in order

to create an ‘open’,’borderless’eorld economy.

3. Globalisasi adalah universalisasi. Global dalam penggunaannya berarti worldwide

artinya globalisasi adalah proses menyebarnya bermacam-macam barang dan ilmu

kepada masyarakat di seluruh penjuru dunia.

4. Globalisasi adalah wadah westernisasi atau modernisasi atau bahkan amerikanisasi.

Yaitu sebuah dinamika dimana struktur-struktur sosial dari modernitas (kapitalisme,

rasionalisme, industrialisme, birokratisme, dll) menyebar keseluruh penjuru dunia,

dan biasanya proses penyebaran ini akan merusak keberadaan budaya-budaya dan

etos lokal.

5. Globalisasi adalah deteritorialisasi atau superterittorialisasi. Globalisasi

menyebabkan rekonfigurasi geografis, sehingga ruang-ruang sosial tidak lagi

terpetakan secara utuh dalam wilayah, jarak dan batas teritorial.2

Definisi globalisasi menurut Held dkk yang dikutip oleh Poppy S. Wanti adalah

a process (or a set of processes) which embodies a transformation in the spatial

organization of social relations and transactions-assessed in terms of their extensive,

intensive, velocity, and impact-generating transcontinental or interregional flows and

1 Ubaedillah, A dan Abdul Rozak, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerjasama dengan The Asian Foundation, 2006, hal. 107.2 Nanang Pamuji Mugasejati-Ucu Martanto, Kritik Globalisasi dan Neoliberalisme, Yogyakarta: FISIPOL UGM, 2006, hal. 2-3.

Page 8: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

network of activity, interaction, and the exercise of power.3 Yang selanjutnya

disimpulkan bahwa globalisasi ditandai oleh :

1. Globalisasi terikat erat dengan kemajuan dan inovasi teknologi, arus informasi serta

komunikasi yang lintas batas negara;

2. Globalisasi tidak dapat dilepaskan dari akumulasi kapital, semakin tingginya

intensitas arus investasi, keuangan, dan perdagangan global;

3. Globalisasi berkaitan dengan semakin tingginya intensitas perpindahan manusia,

pertukaran budaya, nilai, ide, yang lintas batas negara;

4. Globalisasi ditandai dengan semakin meningkatnya tingkat keterkaitan dan

ketergantungan tidak hanya antar bangsa namun juga antar masyarakat.4

Konsekuensi penting dari globalisasi, antara lain :

1. Globalisasi membuat aktor-aktor sosial dalam melakukan aktivitas eksternalnya

menjadi berkurang;

2. Globalisasi mendorong subsistem dan teritori nasional ke arah sistem yang lebih

komprehensif dan melahirkan interelasi serta berdampingannya subsistem dan

kewilayahan nasional-nasional;

3. Dalam globalisasi aktivitas sosial, politik dan ekonomi di suatu belahan dunia

mampu melintasi batas tertorial sehingga berpengaruh pada individu atau komunitas

di belahan dunia yang lain.5

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa globalisasi adlah proses

multidimensional dalam aspek sosial, ekonomi, politik kultural yang bergerak secara

ekstensif dan intensif ke dalam kehidupan masyarakat dunia.6

B. Pancasila Sebagai Identitas Nasional Dalam Era Globalisasi

Globalisasi ibarat fenomena yang berwajah majemuk dalam keragaman kultural,

hukum, sosial, ekonomi dan politik. Namun kita perlu berbangga diri bahwa dalam

konteks globalisasi tersebut ternyata ada dan kita memiliki sesuatu kharakteristik dalam

wajah majemuk tersebut yang berbeda dengan Idiologi Pancasila, dimana esensi dari

3 David Held dan McGrew, Ed, The Global Transformations Reader an Introduction to the Globalization Debate, (Cambridge: Polity Press dan Blackwell Publisher, 2000), Nanang Pamuji Mugasejati-Ucu Martanto, hal. 120.4 Nanang Pamuji Mugisejati-Ucu Martanto, 2006, hal. 120.5 Nanang Pamuji Mugisejati-Ucu Martanto, Op Cit,2006, hal. 4-5.6 Nanang Pamuji Mugisejati-Ucu Martanto, 2006, hal. 36.

Page 9: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

sila-sila yang ada dalam Pancasila tersebut merupakan dasar dari nilai moral yang

dijunjung tinggi negara-negara berdaulat di seluruh dunia. Inilah yang dimaksud

globalisasipolitik.

Mempertimbangkan posisi Pancasila diatas, maka perlu dilakukan revitalisasi

makna, peran dan posisi Pancasila bagi masa depan bangsa Indonesia sebagai negara

modern. Karena didasari keyakinan bahwa Pancasila merupakan simbol nasional yang

paling tepat bagi Indonesia sebagai negara modern.

Dalam sejarahnya, pertumbuhan nasionalisme sebagai wujud identitas nasional

dalam globalisasi telah membawa bangsa Indonesia kedalam kancah percaturan politik

dunia modern dewasa ini dengan beberapa tahap, antara lain :

Pertama, ditandai dengan tumbuhnya perasaan kebangsaan dan persamaan nasib

yang diikuti dengan perlawanan terhadap penjajah baik sebelum maupun sesudah

proklamasi. Tahap kedua, adalah bentuk nasionalisme yang merupakan kelanjutan dari

semangat revolusioner pada masa perjuangan kemerdekaan, dimana pemimipin nasional

pada saat itu memiliki satu ide, satu tekad dan satu tujuan yang tertuang dalam Dasar

Negara (Pancasila) dan UUD 1945. Tahap Ketiga, adalah nasionalisme persatuan dan

kesatuan yag dituangkan dalam bentuk “Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Tahap

keempat adalah, nasionalisme kosmopolitan yaitu bergabungnya Indonesia dalam sistem

global internasional yang dibangun berdasarkan “Nasionalisme Kultural Keindonesiaan”

dengan memberi kesempatan kepada aktor-aktor di daerah secara langsung untuk

menjadi kosmopolit dengan kharakteristik yang disemangati oleh multikulturalisme

(Bhineka Tunggal Ika).7

Konsep masyarakat multikulturalisme nampaknya relevan dalam menghambat arus

globalisasi, karena konsep ini menegaskan kembali adanya identitas nasional bangsa

Indonesia yang demokratis, inklusif, dan toleran dengan mengakar pada kemajemukan

budaya, agama dan adat istiadat sebagai refleksi pada Dasar Negara Pancasila yang pada

akhirnya akan menjadi modal sosial (social capital) bagi pengembangan masyarakat

multikulturalisme modern masa depan.

Dalam rangka menjaga integritas sosial, khususnya yang berkaitan dengan

pelestarian identitas nasional dalam pola masyarakat multikulturalisme ini, maka perlu

adannya pengembangan modal social capital, yaitu :

1. Idiologi dan tradisi lokal yang masih berfungsi harus dipelihara;

7 Tri Handayani, Diktat Pendidikan Pancasila, UNWAHAS; Fakkultas Agama Islam, 2005, hal. 76.

Page 10: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

2. Menjaga dan melaksanakan jaringan sosial yang masih berfungsi dalam tradisi

masyarakat tradisional;

3. Institusi-institusi lokal yang masih berfungsi dan adaptif harus tetap terpelihara dan

dipertahankan keberadaannya dalam masyarakat.8

C. Aktualisasi Pengamalan Pancasila Dibidang Politik Dalam Era Globalisasi

Sebagai suatu paradigma, Pancasila merupakan model atau pola berpikir yang

mencoba memberikan penjelasan atas kompleksitas realitas sebagai manusia personal

dan komunal dalam bentuk bangsa. Pancasila yang merupakan satuan dari sila-silanya

harus menjadi sumber nilai, kerangka berfikir, serta asas moralitas bagi pembangunan.

Aktualisasi pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi secara

obyektif dan subyektif. Aktualisasi pancasila secara obyektif yaitu aktualisasi pancasila

dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara,

bidang politik, bidang ekonomi dan bidang hukum. Sedangkan aktualisasi pancasila

secara subyektif yaitu aktualisasi pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek

moral dalam kaitannya dengan kehidupan bernegara dan bermasyarakat.9

Para founding father kita dengan cerdas dan jitu telah merumuskan formula alat

perekat yang sangat ampuh bagi negara bangsa yang spektrum kebhinekaannya teramat

lebar (multfi-facet natio state) seperti Indonesia. Alat perekat tersebut tiada lain daripada

Pancasila yang berfungsi pula sebagai ideologi, dasar negara serta jatidiri bangsa.

Pancasila tidak akan dapat memberi manfaat apapun manakala keberadannya hanya

bersifat sebagai konsep atau software belaka. Untuk dapat berfungsi penuh sebagai

perekat bangsa, Pancasila harus diimplementasikan dalam segala tingkat kehidupan,

mulai dari kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pancasila), dan

dalam segala aspek meliputi politik, ekonomi, budaya, hukum dan sebagainya.

Landasan aksiologis (sumber nilai) system politik Indonesia adalah dalam

pembukaan UUD 1945 alenia IV “….. maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan

Indonesia itu dalam suatu Undang-undang dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam

suatu susunan Negara Republik Indonesia yang Berkedaulatan rakyat dengan berdasar

kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemasusiaan yang adil dan beradab, Persatuan

Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam 8 Tri Handayani, hal. 76.9 DR. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, hal. 259.

Page 11: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

permusyawaratan / perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi

seluruh rakyat indonesia”.Sehingga system politik Indonesia adalah Demokrasi

pancasila.

Dimana demokrasi pancasila itu merupakan system pemerintahan dari rakyat

dalam arti rakyat adalah awal mula kekuasaan Negara sehingga rakyat harus ikut serta

dalam pemerintahan untuk mewujudkan suatu cita-cita. Organisasi sosial politik adalah

wadah pemimpin-pemimpin bangsa dalam bidangnya masing-masing sesuai dengan

keahliannya, peran dan tanggung jawabnya. Sehingga segala unsur-unsur dalam

organisasi sosial politik seperti para pegawai Republik Indonesia harus mengikuti

pedoman pengamalan Pancasial agar berkepribadian Pancasila karena mereka selain

warga negara Indonesia, juga sebagai abdi masyarakat, dengan begitu maka segala

kendala akan mudah dihadapi dan tujuan serta cita-cita hidup bangsa Indonesia akan

terwujud.

Nilai dan ruh demokrasi yang sesuai dengan visi Pancasila adalah yang berhakikat:

1. kebebasan, terbagikan/terdesentralisasikan, kesederajatan, keterbukaan, menjunjung

etika dan norma kehidupan;

2. kebijakan politik atas dasar nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi yang

memperjuangkan kepentingan rakyat , kontrol publik;

3. Pemilihan umum yang lebih berkualitas dengan partisipasi rakyat yang seluas-

luasnya;

4. supremasi hukum;

Begitu pula standar demokrasinya yang :

1. bermekanisme ‘checks and balances’, transparan, akuntabel,

2. berpihak kepada ‘social welfare’, serta

3. meredam konflik dan utuhnya NKRI.

perbaikan moral tiap individu yang berimbas pada budaya anti-korupsi serta

melaksanakan tindakan sesuai aturan yang berlaku adalah sedikit contoh aktualisasi

Pancasila secara Subjektif. Aktualisasi secara objektif seperti perbaikan di tingkat

penyelenggara pemerintahan. Lembaga-lembaga negara mesti paham betul bagaimana

bekerja sesuai dengan tatanan Pancasila. Eksekutif, legislatif, maupun yudikatif harus

terus berubah seiring tantangan zaman (Kompas, 01 April 2003).

Page 12: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

Penyelenggaraan negara yang menyimpang dari ideologi pancasila dan mekanisme

Undang Undang Dasar 1945 telah mengakibatkan ketidak seimbangan kekuasaan

diantara lembaga-lembaga negara dan makin jauh dari cita-cita demokrasi dan

kemerdekaan yang ditandai dengan berlangsungnya sistem kekuasaan yang bercorak

absoluth karena wewenang dan kekuasaan Presiden berlebih (The Real Executive ) yang

melahirkan budaya Korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) sehingga terjadi krisis

multidimensional pada hampir seluruh aspek kehidupan.

Ini bisa dilihat betapa banyaknya pejabat yang mengidap penyakit “amoral”

meminjam istilah Sri Mulyani-moral hazard. Hampir tiap komunitas (BUMN maupun

BUMS), birokrasi, menjadi lumbung dan sarang “bandit” yang sehari-hari menghisap

uang negara dengan praktik KKN atau kolusi, korupsi, dan nepotisme.

Sejak Republik Indonesia berdiri, masalah korupsi, kolusi, dan nepotisme selalu

muncul ke permukaan. Bermacam-macam usaha dan program telah dilakukan oleh setiap

pemerintahan yang berkuasa dalam memberantas korupsi tetapi secara umum hukuman

bagi mereka tidak sebanding dengan kesalahannya, sehingga gagal untuk membuat

mereka kapok atau gentar. Mengapa tidak diterapkan, misalnya hukuman mati atau

penjara 150 tahun bagi yang terbukti.

Para elit politik dan golongan atas seharusnya konsisten memegang dan

mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap tindakan. Dalam era globalisasi saat

ini , pemerintah tidak punya banyak pilihan. Karena globalisasi adalah sebuah kepastian

sejarah, maka pemerintah perlu bersikap. ”Take it or Die” atau lebih dikenal dengan

istilah ”The Death of Government”. Kalau kedepan pemerintah masih ingin bertahan

hidup dan berperan dalam paradigma baru ini maka orientasi birokrasi pemerintahan

seharusnya segera diubah menjadi public services management.

BAB III

Page 13: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

PENUTUP

Secara umum globalisasi adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin

bertambahnya keterkaitan antara masyarakat dengan faktor-faktor yang terjadi akibat

transkulturasi dan teknologi modern. Istilah globalisasi dapat diterapkan dalam berbagai

bidang diantaranya sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, Memahami globalisasi

merupakan suatu kebutuhan, mengingat majemuknya fenomena tersebut.

Tidak ada yang dapat mengelakan arus globalisasi yang menghampiri kita bahkan

negeri ini , Globalisasi adalah tantangan bangsa ini yang bermula dari luar dan tentunya

memberikan tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi bangsa ini. Ketika globalisasi

tidak disikapi dengan cepat dan tepat maka hal ini akan mengancam eksistensi kita sebagai

sebuah bangsa.

Indonesia sesungguhnya memiliki satu pamungkas yang menyatukan sekian potensi

lokal dalam sebuah perahu untuk mengarungi arus globalisasi, yakni Pancasila. namun

dengan begitu derasnya arus globalisasi yang menerpa bangsa ini, seakan memudarkan nilai-

nilai pancasila yang seharusnya dapat diaktualisasikan oleh seluruh masyarakat Indonesia

dalam berbagai bidang.

Dalam bidang Politik Indonesaia menganut system demokrasi pancasila yang

bertumpu pada kedaulatan rakyat sehingga rakyatlah yang harus ikut serta dalam

pemerintahan untuk mewujudkan suatu cita-cita. Namun masalahnya adalah ketika sudah

menjadi seorang penguasa atau pejabat pemerintahan semua cita-cita yang di amanatkan

pancasila dan UUD 1945 seakan sirna dengan kemewahan dan kesenangan pribadi atupun

kelompok.

Dengan berlandasan falsafat pancasila,yang berisi nilai - nilai luhur yang bersifat

universal dan landasan Undang - Undang Dasar 1945 sebagai hukum dasar nasional,yang

menentukan cita - cita perjuangan bangsa Indonesia ke dalam dan ke luar negeri yang

dilandasi oleh prinsip - prinsip cinta damai ,meskipun lebih cinta ke pada

kemerdekaan ,diabdikan kepada kepentingan nasional dengan tetap menghormati dan

memperhatikan kepentingan negara - negara luar ,serta membuka pintu lebar - lebar bagi

kerjasama internasional atas dasar saling hormat - menghormati dan saling menguntungkan.

Page 14: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

Selain itu perlu pula digalakkan kembali penanaman nilai-nilai Pancasila melalui

proses pendidikan dan keteladanan. Beberapa langkah mengantisipasi arus globalisasi yang

kian datang menerpa, diantaranya:

1. kembali ke pancasila dan spirit dasar pembukaanUUD 1945

2. membangun nasionalisme

3. mengembangkan kembali konsep wawasan nusantara

4. mengangkat ‘budaya' sebagai leading sector pembangunan nasional.

5. menghargai kearifan lokal (local wisdom)

6. kanalisasi arus globalisasi

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila dibidang politik dalam era globalisasi

Ubaedillah, A., Abdul Rozak., Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani,

Jakarta, ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerjasama dengan The Asia

Foundation, 2006.

Mugasejati, Nunung Pamuji., Kritik Globalisasi dan Neoliberalisme, Yogyakarta, FISIPOL

UGM, 2006.

Handayani, Tri., Diktat Pendidikan Pancasila, Semarang, UNWAHAS, 2005.

Kaelan, H. M.S., Pendidikan Pancasila, Yogyakarta, Paradigma, 2004.

http://chumyelith.blogspot.com/2010/01/aktualisasi-pancasila-di-era.html