pala+pala+ampi

24
NAMA : ERNA SORIATI NIM : 08.72.09550 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hati merupakan organ tere!ar " a#am tuu$ manu!ia% mempun&ai erat !ekita ki#o gram . (a#aupun erat $ati $an&a 2)*+ "ari erat tuu$ % namun $ati ter#i 25)*0+ pemakaian ok!igen. Sekitar *00 mi#&ar !e#)!e# $ati terutama $ep ,um#a$n&a kurang #ei$80+% merupakan tempat utama metao#i!me interme"ier Hati manu!ia ter#etak pa"a agian ata! -a um a"omini!% "ia/a$ "ia ragma% "ike kua"ran ata!% &ang !eagian e!ar ter"apat pa"a !ee#a$ kanan. 1eratn&a '200)' 3ermukaan ata! ter#etak er!entu$an "ia/a$ "ia ragma% permukaan a/a$ ter#etak er!entu$an "i ata!organ)organ a"omen. Hepar "i ik!a!i !e-ara erat o#e$ tekanan intraa"omina# "an "iungku! o#e$ peritonium ke-ua#i "i "aera$ po!terior)po!ter er"ekatan "engan ena in erior "an menga"akan kontak #ang!ung "engan "ia ragm merupakan pu!at"arimetao#i!me !e#uru$ tuu$% merupakan !umer energi tuu$ !ean&ak 20+ !erta menggunakan 20 4 25+ ok!igen "ara$. A"a eerapa ung!i $at erperan ,uga !eagai metao#i!me pementukan karo$i"rat% perua$an "an peme-a$a karo$i"rat% #emak "an protein !a#ing erkaitan antara !atu "engan &ang !ama #a mengua$ pento!a "an $ek!o!a &ang "i!erap "ari u!u! $a#u! men,a"i g#ikogen% mek ini "i!eut g#ikogene!i!. #ikogen #a#u "itimun "i "a#am $ati kemu"ian $ati akan meme-a$kan g#ikogen men,a"i g#uko!a. 3ro!e! peme-a$an g#ikogen men,a"i "i!eut g#ikogene#i!i!. 6arena pro!e!)pro!e! ini% $ati merupakan !umer utama g "a#am tuu$% !e#an,utn&a $ati mengua$ g#uko!a me#a#ui $ek!o!a monop$o!p$at !$u terentuk#a$ pento!a. 3ementukan pento!a mempun&ai tu,uan &aitu meng$a!i#kan "a#am tuu$. Te! ung!i $ati &aitu mengukur en im% protein "an un!ur en im &ang "i$a!i#kan atau"i#epa!kan o#e$ $ati "an "ipengaru$i o#e$ keru!akan $ati. "i$a!i#kan o#e$ !e#)!e# $ati &ang ru!ak "an eerapa men-erminkan kemampuan $at menurun "a#am me#akukan !atu atau eerapa ung!in&a. 6etika "i#akukan er!ama 1

Upload: geld45

Post on 05-Nov-2015

274 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PALA PALA AMPI

TRANSCRIPT

NAMA : ERNA SORIATI NIM : 08.72.09550

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangHati merupakan organ terbesar d alam tubuh manusia, mempunyai berat sekitar 1.5 kilo gram . Walaupun berat hati hanya 2-3% dari berat tubuh , namun hati terlibat dalam 25-30% pemakaian oksigen. Sekitar 300 milyar sel-sel hati terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%, merupakan tempat utama metabolisme intermedier Hati manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, dibawah diafragma, dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1200-1600 gram. Permukaan atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritonium kecuali di daerah posterior-posterior yang berdekatan dengan vena inferior dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma. Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 25% oksigen darah. Ada beberapa fungsi hati yaitu berperan juga sebagai metabolisme pembentukan karbohidrat, perubahan dan pemecahan karbohidrat, lemak dan protein saling berkaitan antara satu dengan yang sama lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa disebut glikogenelisis. Karena proses-proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai tujuan yaitu menghasilkan energi dalam tubuh. Tes fungsi hati yaitu mengukur enzim, protein dan unsur enzim yang dihasilkan atau dilepaskan oleh hati dan dipengaruhi oleh kerusakan hati. Beberapa dihasilkan oleh sel-sel hati yang rusak dan beberapa mencerminkan kemampuan hati yang menurun dalam melakukan satu atau beberapa fungsinya. Ketika dilakukan bersamaan, tes ini memberikan gambaran gambaran kondisi kesehatan hati, suatu indikasi keparahan akan kerusakan hati, perubahan status hati dalam selang waktu tertentu. Sel hati merupakan jaringan utama yang menjadi sasaran dari peningkatan konsentrasi radikal bebas, dan merupakan tempat terjadinya proses metabolisme senyawa senobiotik yang akan menginduksi terjadinya kematian sel-sel hepatosit hati. Oleh karena itu meningkatnya enzim tersebut dalam hati, dapat dijadikan indikator adanya gangguan fungsi hati. Berdasarkan siklus hidup nyamuk yaitu sporozoid yang berada didalam kelenjar liur nyamuk dan masuk kedalan peredaran darah, setelah itu sporozoit akan masuk kedalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Hal ini menunjukkan bahwa pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT adalah variabel yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap beratnya infeksi malaria. Pemeriksaan SGOT dan SGPT merupakan indeks yang digunakan untuk mengetahui fungsi dari hati dan beratnya infeksi yang disebabkan oleh virus maupun parasit ( http://prabangkoro.com)Berdasarkan dari fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT pada penderita Malaria positif di wilayah kota Palangka Raya.

B Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah:- Berapa kadar SGOT dan SGPT pada penderita malaria positif di Rumah Sakit wilayah kota Palangkaraya?- Apakah malaria pasitif mempengaruhi kadar SGOT dan SGPT ? C. Identifikasi MasalahBerikut merupakan beberapa masalah yang dapat di identifikasi yang berkaitan dengan Pemeriksaan SGOT dan SGPT pada penderita malaria positif antara lain :1. Berapa banyak pasien yang menderita penyakit malaria positif dan melakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT di Rumah Sakit di wilayah Palangka Raya.2 Berapa kadar SGOT dan SGPT pada penderita malaria positif3. Apakah ada hubungan antara infeksi plasmodium dengan kadar SGOT dan SGPT D. Pembatasan masalahUntuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap masalah yang akan di teliti dalam penelitian ini, maka perlu dibuat batasan terhadap masalah ini,yaitu hanya pada Pemeriksaan SGOT dan SGPT pada penderita malaria positif di Rumah Sakit wilayah Palangka Raya. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Pemeriksaan SGOT dan SGPT pada penderita malaria positif di Rumah Sakit wilayah Palangka Raya.

F. Mamfaat PenulisanBerdasarkan uraian diatas adapun bebertapa mamfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: - Untuk tenaga laboratorium: penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi tentang Pemekisaan SGOT dan SGPT pada penderita malaria positif. - Untuk masyarakat umum: penelitian ini diharapkan dapat membantu menberikan informasi pada masyarakat tentang penyakit malaria dan fungsi hati agar lebih diperhatikan lingkungan daerah tempat tinggalnya. Dan jika mengalami gejala-gejala klinis yang dicurigai malaria segera diperiksa ke pusat pelayanan kesehatan.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Organ HatiHati adalah organ terbesar dalam tubuh dengan berat antara 1,2-1,8 kilo gram atau lebih 25% berat badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi sangat kompleks. Secara mikroskopis didalam hati manusia terdapat 50.000-100.000 lobuli, setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Hati merupakan salah satu organ yang paling besar dalam tubuh manusia, berlokasi di abdomen (perut) bagian atas kanan dan di balik rusuk-rusuk bagian bawah. Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang berbahaya bagi tubuh. Ia juga menghasilkan faktor-faktor, protein dan enzim pembekuan darah, membantu keseimbangan hormon, serta menyimpan vitamin dan mineral. Sel hati merupakan jaringan utama yang menjadi sasaran dari peningkatan konsentrasi radikal bebas, karena sel hati merupakan tempat terjadinya proses metabolisme senyawa senobiotik yang akan menginduksi terjadinya kematian sel-sel hepatosit hati. Kerusakan membran yang terjadi pada sel hati menyebabkan peningkatan enzim-enzim hati masuk dalam sirkulasi darah, oleh karena itu meningkatnya enzim tersebut dalam hati, dapat dijadikan indikator adanya gagguan fungsi hati. Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal sebagi lobulus yaitu susunan heksagonal jaringan yang mengelilingi sebuah vena sentral. Hati memiliki bagian terkecil yang melakukan tugas diatas disebut sel hati (hepatosit), sel-sel epithelial sistem empedu dalam jumlah yang bermakna dan sel-sel parenkinal yang termasuk di dalam endotolium, sel kupffer dan sel stellata yang berbentuk seperti bintang. Tugas aktifitas fagositik dilakukan oleh makrofag residen yang disebut sel kupffer. Setiap hepatosit berkontak langsung dengan darah dari dua sumber. Darah vena yang langsung datang dari saluran pecernaan dan darah arteri yang datang dari aorta. Darah dari cabang-cabang arteri hepatika dan vena porta mengalir dari perifer lobulus ke dalam ruang kapiler yang melebar disebut sinusoid. Hepar merupakan kelenjar terbesar pada tubuh yang berbentuk baji yang dibungkus oleh jaringan ikat (Glissons Capsule), beratnya 1500 gram 1200-1600 gram dan menerima darah 1500 ml permenit, serta mempunyai fungsi yang sangat banyak. Fungsi hepar terutama dapat dibagi menjadi tiga diantara lain dapat memproduksi dan sekresi empedu, berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein, serta berperan dalam filtrasi darah, mengeliminasi bakteri dan benda asing yang masuk peredaran darah dari saluran pencernaan. Hepar merupakan satu-satunya organ yang bisa meregenerasi sendiri, jika salah satu bagian diangkat maka sisanya dapat tumbuh kembali ke besar dan bentuk semula. Hepatosit merupakan sel tubuh yang memproduksi albumin serum, fibrinogen dan faktor pembekuan darah kecuali faktor III dan IV. Selain itu, sel hati juga mempunyai peranan dalam sintesis lipoprotein, ceruloplasmin, transferin, komplemen, dan glikoprotein. Empedu, suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran langsung ke usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu untuk disimpan dan digunakan untuk keperluan kemudian. Beberapa dihasilkan oleh sel-sel hati yang rusak dan beberapa mencerminkan kemampuan hati yang menurun dalam melakukan satu atau beberapa fungsinya. Hepatosit juga memproduksi protein dan enzim intraselular termasuk transaminase. Enzim yang dihasilkan oleh hepatosit yaitu Alanine Aminotransferase (ALT) atau Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), dan Aspartate Aminotransferase (AST) atau Serum Glutamic Oksaloasetat Transaminase (SGOT). SGPT terdapat pada sel darah merah, otot jantung, otot skelet, ginjal dan otak. Sedangkan SGOT ditemukan pada hati. Enzim tersebut akan keluar dari hepatosit jika terdapat peradangan atau kerusakan pada sel tersebut. Kedua enzim ini dapat meningkat karena adanya gangguan fungsi hati, dan penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses infeksi yang disebabkan oleh virus maupun parasit.(Dian Eka Sri Sugiharti, http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/referat-patofisiologi-peningkatan-sgot.html a. Hati memiliki beberapa fungsi yaitu : 1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat Pembentukan perubahan dan pemecahan Karbohidrat, lemak dan protein saling berkaitan antara satu sama lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa disebut glikogenelisis. Karena proses - proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk biosintesis yang memiliki tiga senyawa karbon yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).

2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemakHati tidak hanya membentuk mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :Senyawa empat karbon keton bodies, Senyawa yang memiliki dua karbon active acetate (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol).Pembentukan cholesterol Pembentukan dan pemecahan fosfolipid Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi cholesterol. Dimana serum Cholesterol menjadi standar pemeriksaan metabolism lipid

3. Fungsi hati sebagai metabolisme protein Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. dengan proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan - globulin dan organ utama bagi produksi urea. Urea merupakan end product metabolisme protein. - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang globulin hanya dibentuk di dalam hati. Organ hati (liver) juga merupakan tempat terjadinya proses sintesa dan penghancuran protein. 4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darahHati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X. Benda asing menusuk kena pembuluh darah yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila ada hubungan dengan katup jantung yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.

5. Fungsi hati sebagai metabolisme vitaminSemua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K

6. Fungsi hati sebagai detoksikasiHati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan yang berbahaya dan mengananggu sirkulasi dan fungsi hati seperti zat racun, obat over dosis.

7. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitasSel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi - globulin sebagai imun liversmechanism.

8. Fungsi hemodinamikHati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal 1500 cc/ menit atau 1000 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica 25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock.Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.

2. Enzim Enzim Yang Ada Di Dalam Hatia. Fosfatase Alkali ( ALP )

Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru), enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui apakah terdapatpenyakit hati (hepatobiliar) atau tulang. Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan pada anak-anak sebagian besar berasal dari tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati,mungkin kadar ALP naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut.

b. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase ( SGPT )

SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yangbanyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi dari pada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis di dapat sebaliknya. SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, secara semi otomatis atau otomatis.

c. Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase ( SGOT )

SGOT atau juga dinamakan AST (Aspartat aminotransferase) merupakan enzim yang dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas. Konsentrasi rendah dijumpai dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler, kemudian dalam jumlah banyak dilepaskan ke dalam sirkulasi. Pada infarkjantung, SGOT/AST akan meningkat setelah 10 jam dan mencapai puncaknya 24-48 jam setelah terjadinya infark. SGOT/AST akan normal kembali setelah 4-6 hari jika tidak terjadi infarktambahan. Pada penyakit hati, kadarnya akan meningkat 10 kali lebih dan akan tetap demikian dalam waktu yang lama. SGOT/AST serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, semi otomatis menggunakan fotometer, spektrofotometer, atau secara otomatis menggunakan chemistryanalyzer. d. Gamma Glutamil Transferase (GGT)

Gamma-glutamil transferase ( GGT) adalah enzim yang ditemukan terutama di hati dan ginjal, sementara dalam jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan otot jantung. Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untukmendeteksi beragam jenis penyakit parenkim hati. Kebanyakan dari penyakit hepatoseluler dan hepatobiliar meningkatkan GGT dalam serum. Kadarnya dalam serum akan meningkat lebih awal dan tetap akan meningkat selama kerusakan sel tetap berlangsung. GGT sering meningkat pada orang yang memakai alkohol atau zat lain yang beracun pada hati secara berlebihan. Enzim ini dibuat dalam banyak jaringan selain hati. Serupa dengan fosfatase alkali, GGT dapat meningkat dalam darah pasien dengan penyakit saluran cairan empedu. Namun tes GGT sangat peka, dan tingkat GGT dapat tinggi berhubungan dengan hampir semua penyakit hati.

e. Bilirubin Biliribin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada cairan empedu. Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin total akan meningkat. Sebagian dari bilirubin total termetabolisme, dan bagian ini disebut sebagai bilirubin langsung. Bila bagian ini meningkat, penyebab biasanya di luar hati. Bila bilirubin langsung adalah rendah sementara bilirubin total tinggi, hal ini menunjukkan kerusakan pada hati atau pada saluran cairan empedu dalam hati. Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi warna pada kotoran. Bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan mata dapat menjadi kuning, yang mengakibatkan gejala ikterus.f. Albumin dan total proteinAlbumin adalah protein yang mengalir dalam darah. Karena dibuat oleh hati dan dikeluarkan pada darah, albumin adalah tanda yang peka dan petunjuk yang baik terhadap beratnya penyakit hati. Tingkat albumin dalam darah menunjukkan bahwa hati tidak membuat albumin dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Tingkat ini biasanya normal pada penyakit hati yang kronis, sementara meningkat bila ada sirosis atau kerusakan berat pada hati. Ada banyak protein lain yang dibuat oleh hati, namun albumin mudah diukur. Kadar Albumin (protein yang dibuat di hati) dan protein total menunjukkan baiknya kemampuan hati memproduksi protein untuk kebutuhan tubuh memerangi infeksi dan menjaga fungsi lainnya. Berkurangnya kadar dari nilai normal mengindikasikan adanya kerusakan atau penyakit hati.3. Pemeriksaan Laboratorium a) Alanine Tranaminase (ALT)Alanine Aminotransferase (ALT) adalah suatu enzim yang utamanya ditemukan di hati, paling baik untuk memeriksa hepatitis. Disebut juga SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase). Enzim ini berada di dalam sel hati atau hepatosit. Jika sel rusak, maka enzim ini akan dilepaskan ke dalam aliran darah. Ini merupakan enzim yang ditemukan terutama di dalam sel hati. ALT dapat membantu metabolisme protein dalam tubuh. Dalam kondisi normal, kadar ALT di dalam darah adalah rendah. Sebaliknya, tingginya kadar ALT mengindikasikan adanya kerusakan yang terjadi dalam sel hati.b) Aspartate Transaminase (AST)Enzim AST berperan dalam metabolisme alanine. AST ditemukan dalam kadar yang tinggi di sel-sel hati, jantung, dan otot-otot lainnya. Namun jika AST tersebut ditemukan dengan kadar yang tinggi di dalam darah, ini mengindikasikan adanya kerusakan atau penyakit hati. Aspartate Aminotransferase (AST) enzim ditemukan di hati dan di beberapa tempat lain di tubuh seperti jantung dan otot. Disebut sebagai SGOT (Serum Glutamic Oxoloacetic Transaminase), dilepaskan pada kerusakan sel-sel parenkim hati, umumnya meningkat pada infeksi akut.

c) Alkaline Phosphatase (ALP)Enzim ALP ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi di hati, saluran emmpedu, dan beberapa jaringan lainnya. Peningkatan kadar ALP mengindikasikan adanya kerusakan atau penyakit hati, terutama bila terjadi sumbatan di saluran empedu.d) Albumin dan Total ProteinKadar Albumin (protein yang dibuat di hati) dan protein total menunjukkan baiknya kemampuan hati memproduksi protein untuk kebutuhan tubuh melawan infeksi dan menjaga fungsi lainnya. Berkurangnya kadar dari nilai normal mengindikasikan adanya kerusakan atau penyakit hati.Protein total yaitu untuk mengukur semua protein (termasuk albumin) dalam darah, termasuk antibodi guna memerangi infeksi. e) BilirubinBilirubin dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin di dalam hati. Bilirubin dikeluarkan melalui empedu dan dibuang melalui feses. Peningkatan kadar bilirubin menunjukkan adanya penyakit hati atau saluran empedu, Bilirubin biasanya dua tes bilirubin digunakan bersamaan (apalagi pada jaundice): Bilirubin total mengukur semua kadar bilirubin dalam darah, bilirubin direk untuk mengukur bentuk yang terkonjugasi.

f) Gamma Glutamil Transferase (GGT)

GGT adalah salah satu enzim mikrosomal yang bertambah banyak pada pemakai alkohol,barbiturat, fenitoin dan beberapa obat lain tertentu. Alkohol bukan saja merangsang mikrosoma memproduksi lebih banyak enzim, tetapi juga menyebabkan kerusakan hati, meskipun status gizipeminum itu baik. Kadar GGT yang tinggi terjadi setelah 12-24 jam bagi orang yang minum alkohol dalam jumlah yang banyak, dan mungkin akan tetap meningkat selama 2-3 minggu setelah asupan alkohol dihentikan. Tes gamma-GT dipandang lebih sensitif dari pada tes fosfatasealkalis (alkaline phosphatase, ALP). Metode pemeriksaan untuk tes GGT adalah spektrofotometri atau fotometri, dengan menggunakan spektrofotometer atau fotometer atau alat kimia otomatis.

4. Penyakit MalariaPenyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi akut ataupun kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area = udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa - rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme ( Prabowo, 2004 )Malaria dianggap sebagai penyakit yang berhubungan dengan udara buruk, sehingga penderita menggigil. Penderita umumnya tinggal didaerah rawa-rawa yang mengeluarkan gas-gas yang berbau busuk, sehingga sebagian masyarakat pada zamannya menduga atau percaya bahwa udara buruk disekitar rawa menjadi penyebab adanya penyakit malaria. Namun sejak ditemukannya Plasmodium sebagai penyebabnya pada abad ke-19, bahwa penyakit malaria merupakan penyakit menular yang bisa ditularkan melalui perantara nyamuk.Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60 spesies berperan sebagai vektor malaria alami. Di Indonesia, ditemukan 80 spesies nyamuk anopheles tetapi hanya 16 spesies sebagai vektor malaria ( Prabowo, 2004 ). Ciri nyamuk Anopheles. Relatif sulit membedakannya dengan jenis nyamuk lain, kecuali dengan kaca pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi waktu menggigit menungging, terjadi di malam hari, baik di dalam maupun di luar rumah, sesudah menghisap darah nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab, di bawah meja, tempat tidur atau di bawah dan di belakang lemari(www.Depkes.go.id )Malaria merupakan infeksi parasitik yang paling penting dinegara yang sedang berkembang pada kawasan tropik dan subtropik. Di Indonesia penyakit malaria sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di Indonesia bagian timur, termasuk di Sulawesi Utara. ( Harijanto. P.N 2000 ). Ada 4 jenis penyebab penyakit malaria pada manusia antara lain :1) Plasmodium falcifarum menimbulkan malaria Falciparum (Malaria tartiana yang berat), dengan angka kematian yang tinggi. Infeksi oleh spesies ini menyebabkan parasitemia yang meningkat jauh lebih cepat dibandingkan spesies lain dan merozitnya menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik muda maupun tua). Spesies ini menjadi penyebab 50% malaria di seluruh dunia. .( soedarto 1996 ) 2) Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax ( malaria tartiana yang ringan ). Spesies ini cenderung menginfeksi sel sel darah merah yang muda. (retilkulosit) kira kira 43% dari kasus malaria di seluruh dunia disebabkan oleh plasmodium vivax.3) Plasmodium malariae, menimbulkan malaria malariae atau malaria quartana, mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel sel darah merah yang tua.4) Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale Prediksinya terhadap sel sel darah merah mirip dengan plasmodium vivax (menginfeksi sel sel darah muda) (Sutisna, 2004)Ada juga seorang penderita di infeksi lebih dari satu spesies plasmodium secara bersamaan. Hal ini disebut infeksi campuran atau mixed infeksion. Infeksi campuran paling banyak disebabkan oleh dua spesies terutama plasmodium falcifarum dan plasmosium vivax atau plasmodium vivax dan plasmodium malariae. Jarang terjadi infeksi campuran disebabkan oleh plasmodium vivax dan plasmodium malariae. Lebih jarang lagi infeksi campuran oleh tiga spesies sekaligus. Infeksi campuran banyak dijumpai di wilayah yang tingkat penularan malarianya tinggi.

a Siklus nyamuk AnopelesNyamuk Anopeles betina dewasa adalah vector penyebab malaria. Nyamuk betina dapat bertahan hidup selama satu bulan. Siklus nyamuk Anopeles adalah sebagai berikut:1). TelurNyamuk Anopeles betina meletakkan telurnya sebanyak 50-200 butir sekali bertelur. Telur-telur tu diletakkan didalam air dan mengapung ditepi air. Telur tersebut tidak dapat bertahan ditempat yang kering dan dalam. 2-3 hari akan menetas menjadi larva

2) . LarvaLarva nyamuk memiliki kepala dan mulut yang digunakkan untuk mencari makan, sebuah torak dan sebuah perut. Mereka belum memiliki kaki. Dalam perbedaan nyamuk lainnya, Larva/anopheles tidak mempunyai saluran pernafasan dan untuk posisi badan mereka sendiri sejajar dipermukaan air. Larva bernafas dengan lubang angin pada perut dan oleh karena itu harus berada dipermukaan. Kebanyakkan larva memerlukan makan pada aiga,bakteri dan mikroorganisme lainnya dipermukaan. Mereka hanya menyelam dibawah permukaan ketika terganggu larva berenang tiap tersentak pada selurus badan atau bergerak terus dengan mulut.Larva berkembang melalui 4 tahap atau stadium, setelah larva mengalami metamorphosis menjadi kepompong. Disetiap akhir stadium larva berganti kulit, larva mengeluarkan exoskeleton atau kulit kepertumbuhan lebih lanjut. Habitat larva ditemukan didaerah yang luas tetapi kebanyakkan spesies lebih suka di air yang bersih. Larva pada nyamuk Anopeles ditemukan di air yang bersih atau air payau yang memiliki kadar garam , rawa bakau, disawah, selokkan yang ditumbuhi rumput, pinggir sungai dan kali, dan genangan air hujan.Banyak spesies lebih suka hidup dihabitat dengan tumbuhan. Habitat lainnya lebih suka sendiri . Beberapa jenis lebih suka dialam terbuka genanggan air yang terkena sinar matahari cirri khas larva Anopeles posisi badan mereka sendiri sejajar dengan permukaan air.

3) . Pupa Kepompong terdapat dalam air dan tidak memerlukan makanan tetapi memerlukan udara. Pada pupa belum ada perbedaan antara jantan dan betina. Kepompong memetas dalam1-2 hari akan menjadi nyamuk dan pada umumnya nyamuk jantan lebih dulu menetas daripada nyamuk betina. Lamanya dari telur berubah menjadi nyamuk dewasa bervariasi tergantung spesiesnya dan dipengaruhi oleh panasnya suhu. Nyamuk bias berkembang dari telur ke nyamuk dewasa paling sedikit membutuhkan waktu 10-14 hari4) . Nyamuk DewasaSemua nyamuk, khususnya Anopheles dewasa memiliki tubuh yang kecil dengan 3 bagian : kepala, torak dan abdomen (perut). Kepala nyamuk berfungsi untuk memperoleh informasi dan untuk makan. Pada kepala terdapat mata dan sepasang antena. Antena nyamuk sangat penting untuk mendeteksi bau host dari tempat perindukkan dimana nyamuk betina meletakkan telurnya. Thorak berfungsi sebagai pengerak . Tiga pasang kaki dan sebuah kaki menyatu dengan sayap. Perut berfungsi untuk pencernaan makanan dan mengembangkan telur. Bagian badan mengembang agar besar saat nyamuk betina menghipa darah. Darah tersebut selalu dicerna setiap waktu untuk membantu memberikan sumber protein pada produki telurnya, dimana mengisi perunya perlahan-lahan.

b. Gejala klinisGejalagejala penyakit malaria dipengaruhi oleh daya pertahanan tubuh penderita, jenis plasmodium malaria, serta jumlah parasit yang menginfeksinya. Waktu terjadinya infeksi pertama kali disebut masa inkubasi sedangkan waktu diantara terjadinya infeksi sampai ditemukannya parasit malaria dalam darah disebut periode prapaten ditentukan oleh jenis plasmodiumnya.

Tabel 1: Periode Prapaten dan Masa Inkubasi PlasmodiumNOJenis PlasmodiumPeriode Prapaten Masa Inkubasi

1234P. FalcifarumP. VivaxP. MalariaeP. Ovale11 Hari 9 14 Hari12,2 Hari 12 17 Hari32,7 Hari 18 40 Hari12 Hari 16 18 Hari

Umumnya gejala yang disebabkan oleh plasmodium falcifarum lebih berat dan dan lebih akut dibandingkan dengan jenis plasmodium lainnya. Gambaran khas dari penyakit malaria adalah adanya demam periodik, pembesaran limpa, dan anemia (Prabowo, 2004).1) Demam Demam pada malaria ditandai dengan adanya paroksisme yang berhubungan dengan perkembangan parasit malaria dalam sel darah merah. Puncak serangan panas terjadi bersamaan dengan lepasnya merozoit merozoit ke dalam peredaran darah (proses sporulasi) untuk bebeprapa hari pertama. Serangan demam pada malaria terdiri dari tiga : a. Stadium dinginStadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin. Nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari jari pucat kebiru biruan (sianotik). Kulitnya kering dan pucat penderita mungkin muntah dan pada anak sering terjadi kejang. Periode ini berlangsung selama 15 menit sampai 1 jamb. Stadium demamPada stadium ini penderita mengalami serangan demam. Muka penderita menjadi merah, kulitnya kering dan dirasakan sangat panas seperti terbakar, sakit kepala bertambah keras, dan sering disertai dengan rasa mual atau muntah muntah. Nadi penderita menjadi kuat kembali. Biasanya penderita merasa sangat haus dan suhu badan bisa meningkat sampai 41 0C. Stadium ini berlangsung 2- 4 jam.

c. Stadium berkeringatPada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai membasahi tempat tidur. Namun, suhu badan pada fase ini turun dengan cepat kadang kadang sampai dibawah normal. Biasanya penderita tertidur nyenyak dan pada saat terjaga , ia merasa lemah tetapi tanpa gejala. Penderita akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan seperti biasa. Tetapi sebenarnya penyakit ini masih bersarang. Stadium ini berlangsung selama 2 - 4 jam. (Prabowo, 2004) 2) Pembesaran LimpaPembesaran limpa merupakan gejala khas pada malaria kronis atau menahun. Limpa membengkak dan terasa nyeri. limpa membengkak akibat penyumbatan oleh sel sel darah merah yang mengandung parasit malaria. Lama lama konsistensi limpa menjadi keras karena jaringan ikat pada limpa semakin bertambah. Dengan pengobatan yang baik limpa berangsur normal kembali (Prabowo, 2004).3) AnemiaAnemia terjadi disebabkan oleh penghancuran sel darah merah yang berlebihan oleh parasit malaria. Selain itu, anemia timbul akibat gangguan pembentukan sel darah merah di sumsum tulang (Prabowo, 2004).

c. Siklus hidup plasmodiuma) Fase seksualSiklus dimulai ketika nyamuk Anopheles betina yang Infektif menghisap darah manusia dan memasukan sporozoit yang terdapat pada air liur nyamuk ke dalam aliran darah manusia selama lebih kurang jam. Setelah itu sporozoit memasuki sel parenkim hati dan berkembang menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembangbiak membentuk skizon hati yang terdiri dari 10.000-30.000 merozoit hati ( tergantung spesiesnya), siklus ini disebut fase skizogoni eksoeritrosit karena parasit belum masuk ke dalam sel darah merah, yang berkembang selama lebih kurang dua minggu. Pada Plasmodium vivax dan Plasmodium Ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon , tetapi ada yang menjadi bentuk darmon yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal dalam sel hati selama berbulan bulan sampai bertahun tahun. Pada suatu saat pada imunitas tubuh menurun akan menjadi aktif sehingga akan menimbulkan relaps ( kambuh ). Mirozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk keperedaran darah dan menginfeksikan sel darah merah. Di sel darah merah, parasit tersebut berkembang dari stadium trofozoit sampai skizon (8-30 mirozoit, tergantung spesiesnya). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi ( skizon ) pecah dan mirozoit yang keluar akan menginfeksikan sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer. Setelah 2-3 siklus skizogoni darah , sebagian merozoit yang menginfeksi sel darah merah dan membentuk stadium seksual ( gametosit jantan dan gametosit betina ) b) Fase aseksualSaat nyamuk anopheles betina mengisap darah manusia yang mengandung gametosit di dalam tubuh nyamuk gametosit jantan dan gametosit betina melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Pada pada dinding luar lambung nyaamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit. Sporozoit ini bersifat infektif dan siap ditularkan pada manusia. Masa inkubasi bervariasi tergantung spesies plasmodium. (Prabowo. 2004 )

d. pencegahan Di Indonesia usaha pembasmian penyakit malaria belum mencapai hasil yang obtimal karena beberapa hambatan, yaitu tempat perindukan nyamuk malaria yang sangat banyak, dan penyebaran serta keterbatasan sumber daya manusia. Oleh karena itu, usaha yang paling mungkin dilakukan adalah usaha usaha pencegahan dan pemberantasan terhadap penularan parasit yaitu dengan cara menghindari gigitan nyamuk malaria, membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa, serta mengurang tempat perindukan nyamuk malaria contohnya bekas roda yang tergenang air atau bekas kaki hewan pada tanah yang berlumpur yang berair hendaknya segera ditututp untuk mengurangi tempat perkembangbiakan larva nyamuk malaria. e. pengobatanPengobatan yang dilakukan adalah pengobatan radikal malaria dengan membunuh semua stadium parasit yang ada didalam tubuh manusia. Adapun tujuan pengobatan untuk mendapatkan kesembuhan klinis dan parasitologik serta memutuskan rantai penularan. Pengobatan malaria mengunakan Artemisinin Combinatian Trerapy ( ACT )sesuai dosis.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Dan Rencana PenelitianJenis penelitian yang dilakukan ini digolongkan kedalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan tujuan untuk gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. (Natoatmodjo,1993 ).B. Populasi Dan Sampel1 . Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Natoatmodjo, 1993). Hingga populasi bukan hanya mencakup jumlah tetapi juga meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh objek, maka Populasi dalam penelitian ini adalah pada pasien yang melakukan pemeriksaan malaria di rumah sakit atau puskesmas yang ada di Palangka Raya baik pasien rawat inap atau rawat jalan pada tanggal 15 april 2012 hingga 10 juni 2012.2. Sampel Penelitian Sampel adalah proporsi kecil dari populasi dan dipilih untuk keperluan analisa (Natoatmodjo, 1993). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proposive sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan sifat-sifat yang sudah diketahui sebelumnya oleh peneliti dan berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu : a. Pasien yang melakukan pemeriksaan malaria di rumah sakit diwilayah kota Palangka Raya dengan hasil malaria positif dan melakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT dari tanggal 15 april 2012 hingga 10 juni 2012.b. Seluruh pasien baik anak-anak hingga dewasa yang melakukan pemeriksaan malaria positif yang kemudian dilakukan pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT.

C. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel internal yang dinyatakan dalam bentuk persentase hasil pemeriksaan laboratorium pada penderita malaria positif dan melakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT.

2. Devinisi operasional variabel. a. Malaria positif adalah penderita yang didalam darahmnya mengandung parasit pkasmodium. b. Analisa Kadar SGOT dan SGPT adalah SGPT (juga dikenal sebagai ALT) dan SGOT (AST) adalah enzim yang dipakai oleh hati dalam pekerjaannya. Biasanya enzim ini ditahan dalam hati, tetapi bila hati menjadi rusak karena hepatitis, semakin banyak enzim ini dapat masuk ke aliran darah. Tingkat enzim ini dalam darah dapat diukur, dan tingkatnya menunjukkan tingkat kerusakan pada hati. Oleh: Bab (22Maret 2007 )D. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Observasi langsung , yaitu penelitian secara langsung terlibat dalam proses pengambilan dan pemeriksaan darah pasien, sebagai data primer. Data tambahan yang digunakan didapat dari :a) Data sekunderData yang didapat dari instansi terkait berupa data data tertulis sebagai tambahan informasi bagi peneliti yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. b) Studi literatureData didapat dari hasil studi literature pada buku yang berhubungan dengan penelitian

E. Insrtumen PenelitianInstrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Peralatan sampling darah vena - Botol berisi EDTA - Spuit - Tourniquet - Kapas alkohol 70 % - Plester- Tabung reaksi ukuran 15 X 100 dan 12 X 75 mm2. Alat Untuk Pemeriksaan- Mikroskop- Fotometer- Mikropipet 100 l dan 1000 l beserta tip- Tabung reaksi ukuran 15 X 100 dan 12 X 75 mm- Sentrifuge- Kaca objek- Batang pengaduk- Minyak imersi- Larutan buffer (pH 7,2 )- Giemsa stok- Reagent SGOT dan SGPT- Aquadest

F. Teknik Pengumpulan DataUntuk menganalisis data peneliti melakukan pemeriksaan sampel darah pasien penderita malaria positif yang sekaligus juga melakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT.a. Pengenceran GiemsaDiencerkan dengan pengenceran giemsa 3 % ( 0,1 cc Giemsa stok dan 2,9 cc buffer)b. Cara kerja membuat apusan darah 1. Tulis etiket pada bagian bawah kaca sediaan2. Ambil dua tetes darah, teteskan pada dua daerah yang berbeda3. Tetesan pertama sebaiknya 6 l untuk sediaan darah tebal yang pertama dengan batang pengaduk putarlah tetes darah itu perlahan lahan dan teratur mulai dari luar kedalam sehingga menyatu 1 cm.4. Tetes kedua sebanyak 2 l untuk sediaan darah tipis, letakkan bagian sisi kaca objek pada tetesan darah menyebar pada sisi kaca. Kemudian geser dengan kecepatan sedang perlahan, kemudian dikeringkan5. Fiksasi dengan metanol pada apusan darah tipis6. Genangi sediaan darah tipis dan tebal dengan Giemsa yang sudah diencerkan, selama 15 menit7. Bilas dengan air mengalir secara perlahan8. Letakkan sediaan apus dengan posisi tegak lurus biarkan sampai kering di udara9. Periksa dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 100x + ol imersi

c. Cara kerja pemeriksaan SGOT dan SGPTPreparasi reagen Pembuatan work reagen (WR) : 20 ml R1 R2Cara Kerja SGPT :1. Siapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan SGPT 2. Menyiapkan Work Reagen yang terdiri dari 20 ml R1 dicampur ke dalam R23. Pipet 1000 L work reagen kemudian tambahkan 100 L serum, homogenkan4. Ukur dengan mengunakan fotometer Cara Kerja pemeriksaan SGOT :Preparasi reagen Pembuatan work reagen (WR) : 20 ml R1 R21. Siapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan SGOT 2. Menyiapkan Work Reagen yang terdiri dari 20 ml R1 dicampur ke dalam R23. Pipet 1000 L work reagen kemudian tambahkan 100 L serum, Homogenkan4. Ukur dengan mengunakan fotometer F. Penggolahan Dan Analisis DataData hasil penelitian yaitu diperoleh dari data hasil penelitian melalui pengumpulan data yang dibuat dalam bentuk tabel dan persentase mengunakan rumus statistik deskriptif yaitu :Rumus persentase : P Keterangan : P = Persentase hasil penelitianF = Frekuensi jumlah sampel pasien malaria positif N = Jumlah sampel keseluruhan pasien malaria positif dan melakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT ( Sumber : Sugiono,1989)

2