pajak penghasilan pasal 21

38
1 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Upload: asep-suherman

Post on 02-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

SOIHSXDHOL;SHOHES;VN;AVIYNIENYLESYCNAIY;CNYAHENEKJHAVY9YAEGJGAKJLW

TRANSCRIPT

Page 1: Pajak Penghasilan Pasal 21

1

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Page 2: Pajak Penghasilan Pasal 21

2

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Pajak penghasilan yang dipungut sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi adalah pajak atas penghasilan atas gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh WPOP dalam negeri.

PPh pasal 21 dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh Pemotong Pajak, yaitu pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan dan penyelenggaraan kegiatan.

Page 3: Pajak Penghasilan Pasal 21

3

WAJIB PAJAK PPh PASAL 21

Penerima penghasilan yang dipotong PPh Ps 21:1. Pejabat Negara2. PNS3. Pegawai4. Pegawai Tetap5. Pegawai dengan status WPLN6. Tenaga Lepas7. Penerima Pensiun8. Penerima Honorarium9. Penerima Upah

Page 4: Pajak Penghasilan Pasal 21

4

BUKAN WAJIB PAJAK PPh PASAL 211.Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat

• Bukan WNI• Tidak menerima/memperoleh penghasilan

lain di luar jabatannya di Indonesia• Negara yang bersangkutan memberikan

perlakuan timbal balik2.Pejabat perwakilan organisasi internasional

• Bukan WNI• Tidak menjalankan usaha/melakukan

kegiatan/pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia

Page 5: Pajak Penghasilan Pasal 21

5

SUBJEK PAJAK PPh PASAL 21

1. Pegawai (PNS,pegawai tetap,pegawai lepas yang memperoleh penghasilan dari pemberi kerja secara berkala)

2. Penerima pensiun

3. Penerima honorarium

4. Penerima upah

5. Orang pribadi yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,jasa,atau kegiatan dari pemotong pajak

Page 6: Pajak Penghasilan Pasal 21

6

PENGECUALIAN SUBJEK PAJAK1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat

atau pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka dan bertempat tinggal sama dengan mereka dengan syarat bukan WNI serta tidak menerima/memperoleh penghasilan lain di luar jabatannya

2. Pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat bukan WNI dan tidak menjalankan usaha/kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia

Page 7: Pajak Penghasilan Pasal 21

7

HAK DAN KEWAJIBAN SUBJEK PAJAK

1. Pada saat mulai bekerja atau mulai pensiun, untuk mendapatkan pengurangan PTKP, penerima penghasilan harus menyerahkan surat pernyataan kepada pemotong pajak sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21 yang menyatakan jumlah tanggungan keluarga pada permulaan tahun takwin atau pada permulaan menjadi subjek pajak DN

Page 8: Pajak Penghasilan Pasal 21

8

2. Jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong merupakan kredit pajak bagi penerima penghasilan yang dikenakan pemotongan untuk Tahun Pajak yang besangkutan, kecuali PPh yang bersifat final

3. Apabila WP menerima penghasilan dari pemberi kerja yang dikecualikan sebagai pemotong pajak, maka WP tersebut harus menghitung, menyetorkan, dan melaporkan sendiri dalam SPT atas penghasilan tersebut.

Page 9: Pajak Penghasilan Pasal 21

9

OBJEK PAJAK PPh PASAL 21

1. Penghasilan yang diterima/diperoleh pegawai/penerima pensiun secara teratur berupa gaji,uang pensiun bulanan,upah,honorarium, tunjangan

2. Penghasilan yang diterima/diperoleh pegawai/penerima pensiun secara tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem, THR, gratifikasi,bonus

3. Upah harian,upah borongan,upah satuan, upah borongan yang diterima tenaga kerja lepas

Page 10: Pajak Penghasilan Pasal 21

10

4. Uang tebusan pensiun,uang THT,uang pesangon,sehubungan dengan PHK

5. Gaji,gaji kehormatan,tunjangan lain yang terkait dengan gaji/honorarium yang bersifat tidak tetap yang diterima oleh PNS

6. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya yang diberikan oleh bukan WP selain pemerintah atau WP yang dikenakan PPh final dan yang dikenakan berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed profit)

Page 11: Pajak Penghasilan Pasal 21

11

7. Honorarium,uang saku,hadiah/penghargaan, komisi,beasiswa,dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan,jasa:• Tenaga ahli• Olahrawan• penasihat.,pengajar,pelatih,penceramah• Pemain musik,pembawa acara,pelawak• Agen iklan• Peserta perlombaan• Penjaja barang dagangan• Peserta pendidikan,pelatihan,pemagangan• Distributor pengusaha MLM

Page 12: Pajak Penghasilan Pasal 21

12

PENGECUALIAN OBJEK PAJAK PPh PASAL 21

1. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan,asuransi jiwa,asuransi dwiguna

2. Penerimaan dalam bentuk natura/kenikmatan kecuali penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 termasuk penerimaan dalam bentuk natura/ kenikmatan yang diberikan oleh bukan WP/WP yang dikenakan PPh final

3. Iuran pensiun dan iuran jaminan hari tua yang dibayar oleh pemberi kerja

Page 13: Pajak Penghasilan Pasal 21

13

4. Penerimaan dalam bentuk natura/ kenikamatan yang diberikan oleh pemerintah

5. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung pemerintah

6. Zakat yang diterima oleh OP yang berhak dari badan/lembaga amil zakat yang dibentuk/disyahkan oleh pemerintah

Page 14: Pajak Penghasilan Pasal 21

14

PEMOTONG PPh PASAL 21

1. Pemberi kerja yang membayar gaji,upah, honorarium,tunjangan sehubungan dengan pekerjaan/jasa yang dilakukan oleh pegawai/ bukan pegawai

2. Bendaharawan pemerintah yang membayar gaji,upah,honorarium,tunjangan sehubungan dengan pekerjaan/jabatan,jasa dan kegiatan

3. Dana pensiun,badan penyelenggara Jamsostek,dan badan lain yang membayar uang pensiun dan THT/Jaminan Hari Tua

Page 15: Pajak Penghasilan Pasal 21

15

4. Perusahaan,badan,BUT yang membayar honorarium sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa termasuk jasa tenaga ahli dengan status WP DN yang melakukan pekerjaan bebas

5. Persh,badan,BUT yang membayar honorarium sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh OP dengan status WP LN

6. Yayasan,lembaga kepanitiaan,asosiasi sebagai pembayar gaji,upah sehubungan dengan pekerjaan,jasa,kegiatan yang dilakukan OP

Page 16: Pajak Penghasilan Pasal 21

16

7. Perusahaan,badan,BUT yang membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan,pelatihan dan pemagangan

8. Penyelenggara kegiatan (termasuk badan pemerintah,organisasi termasuk organisasi internal,perkumplan,OP serta lembaga lainnya yang melakukan kegiatan) yang membayar honorarium,hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada WPOP DN berkenaan suatu kegiatan.

Page 17: Pajak Penghasilan Pasal 21

17

HAK DAN KEWAJIBAN PEMOTONG PAJAK PPh PASAL 21

KEWAJIBAN PEMOTONG PAJAK• Mendaftarkan diri

• Menghitung, memotong, dan menyetorkan pajak

• Menghitung kembali PPh Pasal 21 yang terutang

• Mengisi, menandatangani dan menyampaikan SPT

Page 18: Pajak Penghasilan Pasal 21

18

DIKECUALIKAN SBG PEMOTONG PAJAK

1. Kantor Perwakilan Negara Asing

2. Organisasi internasional seperti IMF, ILO

Page 19: Pajak Penghasilan Pasal 21

19

TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Tarif pajak yang digunakan sebagai tarif pemotongan atas penghasilan yang terutang PPh pasal 21 yaitu tarif pajak pasal 17 UU PPh. Besarnya tarif pajak PPh pasal 21 yang diterapkan terhadap WP yang tidak memiliki NPWP menjadi lebih tinggi 20% dari tarif yang ditetapkan terhadap WP yang mempunyai NPWP.

Page 20: Pajak Penghasilan Pasal 21

20

BIAYA JABATAN DAN BIAYA PENSIUN

Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih,dan memelihara penghasilan yang besarnya 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 6.000.000 setahun atau Rp 500.000 sebulan.

Biaya pensiun adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara uang pensiun yang besarnya 5% dari penghasilan bruto berupa uang pensiun setinggi-tingginya Rp 432.000 setahun atau Rp 36.000 sebulan

Page 21: Pajak Penghasilan Pasal 21

21

TARIF PAJAK DAN PENERAPANNYA

1. Tarif Pasal 17 UU PPh,diterapkan atas PKP dari:

a.Pegawai tetap,besarnya penghasilan bruto dikurangi dengan:

• Biaya jabatan• Iuran pensiun yang dibayar sendiri

oleh pegawai (termasuk iuran tabungan hari tua/jaminan hari tua)

• PTKP

Page 22: Pajak Penghasilan Pasal 21

22

b. Penerima pensiun yang dibayar secara bulanan, besarnya penghasilan bruto dikurangi dengan:

• Biaya pensiun

• PTKPc. Pegawai tidak tetap,pegawai,dan calon

pegawai yang dibayarkan secara bulanan adalah sebesar penghasilan bruto dikurangi PTKP

Page 23: Pajak Penghasilan Pasal 21

23

d. Distributor perusahaan MLM/direct selling, penghasilan bruto setiap bulan dikurangi dengan PTKP per bulan

PPh Pasal 21 = PKP x Tarif Pasal 17 UU PPh

Page 24: Pajak Penghasilan Pasal 21

24

2. Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh, diterapkan atas penghasilan bruto berupa:

a. Honorarium,uang saku, hadiah, penghargaan, komisi,dan pembayaran lain dengan nama sebagai imbalan atas jasa atau kegiatan yang jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya hari yang diperlukan untuk menyelesaikan jasa atau kegiatan yang diberikan yang diterima atau diperoleh dalam satu bulan takwin.

Pada tahun 2009 beasiswa tidak menjadi objek PPh pasal 21.

Page 25: Pajak Penghasilan Pasal 21

25

b. Honorarium yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama selama satu tahun takwin

c. Jasa produksi,tantiem,gratifikasi,bonus yang diterima atau diperoleh mantan pegawai selama satu tahun takwin

d. Penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang dibayarkan oleh penyelenggara program pensiun

PPh Pasal 21 = Penghasilan Bruto x Tarif Pasal 17 UU PPh

Page 26: Pajak Penghasilan Pasal 21

26

3. Tarif 15%, diterapkan atas perkiraan penghasilan neto yang dibayarkan atau terutang kepada tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas (pengacara,akuntan,dokter,arsitek,notaris,penilai,aktuaris). Besarnya perkiraan penghasilan neto adalah 50% dari penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalan lain.

PPh Pasal 21 = (Penghasilan Bruto x 50%)x 15%

Page 27: Pajak Penghasilan Pasal 21

27

4. Tarif 5% diterapkan atas upah harian,upah mingguan,upah satuan,upah borongan dan uang saku harian yang jumlahnya melebihi Rp 132.000 sehari tetapi tidak melebihi Rp 1.320.000 dalam satu bulan takwin dan/ tidak dibayarkan secara bulanan.

PPh Pasal 21 sehari =

(Penghasilan Bruto Sehari – Rp 132.000)x 5%

Page 28: Pajak Penghasilan Pasal 21

28

TARIF PPh PASAL 21 FINAL

1. Uang pesangon,uang tebusan pensiun dan Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua dipotong PPh bersifat final dengan ketentuan sbb:• Atas jumlah penghasilan bruto Rp

25.000.000 atau kurang tidak dikenakan PPh• Atas jumlah diatas Rp 25.000.000 diatur

dengan ketentuan sbb:

Page 29: Pajak Penghasilan Pasal 21

29

Lapisan Kena Pajak Tarif

Sampai dengan Rp 50.000.000 5%

Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15%

Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000 25%

Diatas Rp 500.000.000 30%

Page 30: Pajak Penghasilan Pasal 21

30

Mulai 1 Januari 2015, Wajib Pajak Orang Pribadi akan mendapatkan kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebesar 48% atau setara dengan Rp 11.700.000,00 menjadi Rp 36.000.000,00 setahun, dari sebelumnya sebesar Rp24.300.000,00.

Peningkatan PTKP diperoleh setelah dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 122/PMK.010/2015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak. Penerbitan Peraturan Menteri Keuangan tersebut dilatarbelakangi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi serta perkembangan harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat. Lebih lanjut, kenaikan PTKP tersebut ditujukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan sebagai insentif agar pertumbuhan ekonomi nasional dapat didorong melalui peningkatan konsumsi masyarakat.

Perbandingan besarnya PTKP yang sebelumnya dengan yang saat ini berlaku adalah:

PTKP Sebelumnya Sekarang Wajib Pajak Orang Pribadi Rp 24.300.000,00 Rp 36.000.000,00 Tambahan untuk WP kawin Rp 2.025.000,00 Rp 3.000.000,00 Tambahan untuk tanggungan Rp 2.025.000,00 Rp 3.000.000,00 Tambahan apabila penghasilan istri digabung dengan suami Rp 24.300.000,00 Rp 36.000.000,00

Page 31: Pajak Penghasilan Pasal 21

31

Meskipun diundangkan pada tanggal 29 Juni 2015, Peraturan Menteri Keuangan tersebut mulai berlaku sejak Tahun Pajak 2015 sehingga akan menimbulkan konsekuensi sebagai berikut:Penghitungan PPh Pasal 21 terutang untuk Masa Pajak Juli s.d. Desember 2015 dihitung dengan menggunakan PTKP baru;SPT Masa PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak Januari s.d. Juni 2015 yang telah dilaporkan dengan menggunakan PTKP lama, harus dilakukan pembetulan dengan menggunakan PTKP baru.Dalam hal terdapat kelebihan setor akibat pembetulan SPT Masa PPh Pasal 21 Masa Pajak Januari s.d. Juni 2015, dan agar manfaat kenaikan PTKP tersebut dapat langsung dirasakan oleh masyarakat luas maka pemberi kerja dapat mengkompensasikan kelebihan setor tersebut terhadap SPT PPh Pasal 21 Masa Pajak Juli s.d. Desember 2015.

Page 32: Pajak Penghasilan Pasal 21

32

2. Tarif 15% dan bersifat final diterapkan atas penghasilan bruto berupa honorarium yang

diterima pejabat negara,PNS,anggota TNI/POLRI yang sumber dananya berasal dari keuangan negara, kecuali yang dibayarkan kepada PNS golongan IId ke bawah dan TNI/POLRI berpangkat Pembantu Lettu ke bawah atau Ajun Insp. Tk Satu ke bawah.

PPh Pasal 21 FINAL = Penghasilan Bruto x 15%

Page 33: Pajak Penghasilan Pasal 21

33

3. Hadiah dan penghargaan perlombaan dipungut PPh final sebesar 25% dari jumlah bruto hadiah undian

4. Honorarium/komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang dan petugas dinas luar asuransi dipungut PPh final 5% dari jumlah bruto

Saat TerutangPemotongan pajak penghasilan yang dilakukan oleh pihak-pihak sebagai pemotong PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud pda Pasal 21 ayat 1 UU PPh tersebut terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.

Page 34: Pajak Penghasilan Pasal 21

34

Penghitungan PPh Masa dan TahunanDoni bekerja pada perusahaan tenun dengan dasar upah harian yang dibayarkan secara bulanan. Dalam bulan Januari 2013, Doni hanya bekerja 20 hari kerja dan mendapatkan upah per hari Rp20.000. Doni sudah menikah tetapi belum memiliki anak. Perhitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut:Upah Januari 2009 = 20 x Rp 20.000 = Rp 400.000Penghasilan neto setahun = 12 x Rp400.000 = Rp 4.800.000PTKP:

Diri Doni Rp15.840.000Status kawin Rp 1.320.000

= Rp 17.160.000

(Rp 12.360.000)Jadi, Doni tidak akan membayar pajak karena penghasilannya setahun lebih kecil dari nilai Penghasilan Tidak Kena Pajak.

Page 35: Pajak Penghasilan Pasal 21

35

Daniel bekerja pada PT.Putri dengan gaji Rp4.000.000 per bulan dan telah memiliki NPWP. Daniel mendapat fasilitas tunjangan kesehatan Rp1.000.000 per bulan, tunjangan transportasi Rp500.000 per bulan, dan tunjangan kesejahteraan Rp500.000 per bulan. Daniel belum menikah. Perhitungan pajak penghasilan pasal 21 adalah sebagai berikut:Penghasilan bruto per bulan:=Rp 4.000.000+Rp 1.000.000+Rp 500.000+Rp 500.000 = Rp 6.000.000Biaya Jabatan= 5% x Penghasilan bruto (maksimal Rp108.000 per bulan) = 5% x Rp 6.000.000= Rp 108.000 (karena maksimal per bulan Rp 108.000)Penghasilan netto per bulan = Rp 6.000.000 – Rp 108.000 = Rp 5.892.000 Penghasilan netto setahun = 12 x Rp 5.892.000 = Rp 70.704.000Dikurangi PTKP setahun:

Diri Daniel = Rp 15.840.000

Rp 54.864.000 PPh Pasal 21 setahun:

Tarif I = Rp 50.000.000 x 5% = Rp 2.500.000Tarif II = Rp 4.864.000 x 15% = Rp 729.600

Rp 3.229.600PPh Pasal 21 masa = Rp 3.229.600 : 12 = Rp 269.133

Page 36: Pajak Penghasilan Pasal 21

36

Daniel bekerja pada perusahaan swasta terkemuka di Jakarta. Setiap bulannya dia mendapatkan Gaji Pokok Rp 3.000.000, tunjangan kesehatan Rp 1.000.000 per bulan, dan tunjangan transportasi Rp 500.000 per bulan. Daniel telah menikah dan memiliki 2 putra. Daniel memiliki istri yang bekerja pada satu perusahaan dengan penghasilan Rp 2.000.000 per bulan dan tunjangan transportasi Rp 300.000 per bulan. NPWP Daniel dan istrinya menjadi satu.

Perhitungan Pajak Penghasilannya adalah:Penghasilan Daniel /bln : = Rp 3.000.000 + Rp 1.000.000 + Rp 500.000 = Rp 4.500.000Biaya jabatan= 5% x Rp4.500.000 = Rp 108.000Pendapatan netto / bln= Rp4.500.000-Rp108.000 = Rp 4.392.000Penghasilan Istri /bln= Rp2.000.000 + Rp300.000 = Rp 2.300.000Biaya jabatan istri = 5% x Rp2.300.000 = Rp 108.000Pendapatan netto/bln = Rp2.300.000-Rp108.000 = Rp 2.192.000Total penghasilan Daniel dan Istri= Rp4.392.000+Rp2.192.000 = Rp 6.584.000Penghasilan Daniel dan Istri setahun= 12 x Rp 6.584.000 = Rp 79.008.000PTKP:Diri Daniel Rp 15.840.000Status Kawin Rp 1.320.000Istri Rp 15.840.000Tanggungan (2 anak)K/2 Rp 2.640.000 (+) = Rp 35.640.000 (-)

Penghasilan Kena Pajak = Rp 43.368.000PPh Pasal 21 setahun= Rp 43.368.000 x 5%= Rp 2.168.400PPh Pasal 21 masa= Rp 2.168.400 : 12 = Rp 180.700

Page 37: Pajak Penghasilan Pasal 21

37

Fitri Utami karyawati dengan status menikah tetapi belum mempunyai anak bekerja pada PT. Unggul Farmindo. Fitri Utami menerima gaji Rp. 3.000.000,00 sebulan. PT Unggul Farmindo mengikuti program pensiun dan jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dan pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, sebesar Rp. 40.000,00 sebulan. Fitri utama juga membayar iuran pensiun sebesar Rp. 30.000,00 sebulan, disamping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua karyawannya setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Fitri Utami membayar iuran jaminan Hari Tua setiap bulan 2% dari gaji. Berdasarkan surat keterangan pemda setempat Fitri Utami bertempat tinggal diketahui bahwa suami Fitri Utama tidak mempunyai penghasilan apa pun. Premi Jaminan Kesehatan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar 1% dan 0,30% dari gaji.

Berdasarkan data diatas hitunglah perhitungan penghasilah PPh Pasal 21 atas nama Fitri Utami.

Page 38: Pajak Penghasilan Pasal 21

38

Penghitungan PPh Pasal 21 :Gaji sebulan Rp. 3.000.000Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp. 30.000Premi Jaminan Kematian Rp. 9.000 +Penghasilan bruto sebulan Rp. 3.039.000Pengurangan :1. Biaya Jabatan : 5% x Rp. 3.039.000 = Rp. 151.9502. Iuran Pensiun = Rp. 50.0003. Iuran Jaminan Hari Tua = Rp. 60.000 + Rp. 241.950 (-)Penghasilan neto sebulan Rp 2.797.050Penghasilan neto setahun : 12 x Rp. 2.797.050 Rp. 33.564.600PTKP :Untuk Wp sendiri Rp 15.840.000Tambahan karena menikah Rp. 1.320.000 + Rp. 17.160.000 (-) Penghasilan Kena Pajak adalah Rp. 16.404.600 Pembulatan Rp. 16.404.000PPh pasal 21 setahun : 5 % x Rp. 16.404.000 =Rp. 820.200PPh Pasal 21 sebulan : Rp. 820.200 : 12 = 68.350,-Catatan: apabila suami Fitri Utami bekerja,besarnya PTKP Fitri Utami adalah PTKP untuk diri sendiri sebesar Rp. 15.840.000.