evaluasi penghitungan pajak penghasilan pasal 21 …

123
EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI TETAP, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN BUKAN PEGAWAI Studi Kasus di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Paulina Evita Oktavia NIM : 152114135 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS

GAJI PEGAWAI TETAP, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN BUKAN

PEGAWAI

Studi Kasus di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Paulina Evita Oktavia

NIM : 152114135

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

i

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS

GAJI PEGAWAI TETAP, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN BUKAN

PEGAWAI

Studi Kasus di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Paulina Evita Oktavia

NIM : 152114135

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita

doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam

kita.”

-Efesus 3:20-

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus atas anugerah, berkat, dan kasih setia-Nya.

Orang tua dan keluarga besar dari penulis yang selalu mendukung dalam doa

dan perbuatan selama studi.

Keluarga besar Akuntansi angkatan 2015 yang selalu berjuang dan berproses

bersama.

Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

membekali ilmu selama studi ini.

Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Terima kasih atas segala dukungan dan doa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS

GAJI PEGAWAI TETAP, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN BUKAN

PEGAWAI Studi Kasus di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta

dan dimajukan untuk diuji pada Tanggal 12 Juni 2019 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil

dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol

yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang

saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian

atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan

orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,

dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil

tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan

tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah pemikiran saya

sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya

terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2019

Yang membuat pernyataan,

Paulina Evita Oktavia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Paulina Evita Oktavia

NIM : 152114135

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS

GAJI PEGAWAI TETAP, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN BUKAN

PEGAWAI

Studi Kasus di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta

Beserta perangkat yang diberikan. Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet

atau media lain untuk kepentingan akademis tapa perlu memberikan royalty

kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Juli 2019

Yang membuat pernyataan,

Paulina Evita Oktavia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, atas anugerah, berkat dan kasih setia-Nya.

2. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph. D selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

3. M. Trisnawati Rahayu, SE., M.Si., Ak., QIA., CA selaku Pembimbing yang

telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Keluarga penulis yang banyak memberikan dukungan doa, motivasi dan

materi dalam menyelesaikan studi ini.

5. Edward Aria Jalu Taufan Putera, S.Pd yang selalu memberikan semangat dan

perhatian kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

6. Yoshinta Nuraviyanti dan Anastasia Hillaria selaku sahabat saya yang selalu

memberikan motivasi, semangat dan berproses bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

viii

7. Teman-teman kelas MPAT yang telah membantu dalam memberikan saran

dan dorongan dalam penulisan tugas akhir ini.

8. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Juli 2019

Paulina Evita Oktavia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI…. .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

ABSTRAK ....….. ................................................................................................ xvi

ABSTRACT ....….. ............................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

C. Batasan Masalah ..................................................................................... 3

D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3

E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 6

A. Pajak… ................................................................................................... 6

B. Penghasilan ............................................................................................. 6

C. Pajak Penghasilan ................................................................................... 6

1. Pengertian Pajak Penghasilan .......................................................... 6

2. Subjek Pajak. ................................................................................... 7

3. Tidak Termasuk Subjek Pajak. ...................................................... 10

4. Objek Pajak. .................................................................................. 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

x

5. Tidak Termasuk Objek Pajak ........................................................ 13

D. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) .......................................... 17

1. Dasar Hukum PPh Pasal 21. .......................................................... 17

2. Pengertian PPh Pasal 21. ............................................................... 18

3. Pemotong PPh Pasal 21. ................................................................ 18

4. Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21. .................... 20

5. Tidak Termasuk Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh

Pasal 21…...................................................................................... 22

6. Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21. .................................... 23

7. Tidak Termasuk Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21. ......... 24

8. Dasar Pengenaan dan Pemotongan PPh Pasal 21. ......................... 25

9. Penghitungan PPh Pasal 21. .......................................................... 26

E. Pegawai ................................................................................................ 33

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 36

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 36

1. Tempat Penelitian .......................................................................... 36

2. Waktu Penelitian ........................................................................... 36

C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 36

1. Subjek Penelitian ........................................................................... 36

2. Objek Penelitian ............................................................................ 37

D. Data Penelitian ..................................................................................... 37

E. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................ 38

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 38

1. Wawancara .................................................................................... 38

2. Dokumentasi .................................................................................. 39

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 39

1. Tahap penghitungan kembali PPh Pasal 21. ................................. 39

2. Tahap perbandingan penghitungan PPh Pasal 21 Bendahara Dinas

Sosial DIY dengan penghitungan peneliti sesuai dengan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016 ............................... 41

3. Tahap Kesimpulan. ........................................................................ 46

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS SOSIAL DIY ....................................... 51

A. Gambaran Umum ................................................................................. 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

xi

B. Profil Dinas Sosial DIY ........................................................................ 51

C. Visi dan Misi Dinas Sosial DIY ........................................................... 51

D. Bagan Struktur Organisasi .................................................................... 52

E. Struktur Organisasi ............................................................................... 50

F. Hubungan Dinas Sosial DIY dengan Badan Keuangan dan Aset

Daerah (BKAD) Kota Yogyakarta ....................................................... 50

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................. 54

A. Deskripsi Data ...................................................................................... 54

B. Analisis Data ........................................................................................ 63

C. Pembahasan .......................................................................................... 83

BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 86

A. Kesimpulan ................................................................................................. 86

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 86

C. Saran…........................................................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88

LAMPIRAN……… .............................................................................................. 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

xii

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1. Besar PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) .................................... 28

Tabel 2. Tarif PPh Pasal 21 dan Tarif Pemotongan .......................................... 30

Tabel 3. Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 atas PKP ........................................... 31

Tabel 4. Ketentuan Yang Berlaku Pada Pegawai Tidak Tetap Atau

Karyawan Lepas Harian/Borongan ..................................................... 31

Tabel 5. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Bagi Pegawai Tetap PNS..................................................................... 32

Tabel 6. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Bagi Pegawai Tidak Tetap................................................................... 33

Tabel 7. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Bukan

Pegawai................................................................................................ 33

Tabel 8. Data Diri Pegawai di Dinas Sosial DIY ............................................... 55

Tabel 9. Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap oleh Dinas Sosial DIY .... 57

Tabel 10. Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap oleh Dinas Sosial

DIY.. .................................................................................................... 59

Tabel 11. Penghitungan PPh Pasal 21 Bukan Pegawai oleh Dinas Sosial DIY .. 60

Tabel 12. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap Menurut

Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016 .................... 61

Tabel 13. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tidak Tetap

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016 ...... 62

Tabel 14. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016 ...... 66

Tabel 15. Perbandingan Penghitungan Penghasilan Bruto Bagi Pegawai Tetap 70

Tabel 16. Perbandingan Penghitungan Penghasilan Neto Bagi Pegawai Tetap .. 71

Tabel 17. Perbandingan Penghitungan PTKP Bagi Pegawai Tetap .................... 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

xiii

Tabel 18. Perbandingan Penghitungan PKP Bagi Pegawai Tetap ...................... 73

Tabel 19. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Setahun Bagi Pegawai

Tetap .................................................................................................... 73

Tabel 20. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan Bagi Pegawai

Tetap .................................................................................................... 74

Tabel 21. Perbandingan Penghitungan Jumlah Upah Bagi Pegawai

Tidak Tetap .......................................................................................... 75

Tabel 22. Perbandingan Penghitungan Dasar Pemotongan Bagi Pegawai

Tidak Tetap .......................................................................................... 76

Tabel 23. Perbandingan Penghitungan PKP Bagi Pegawai Tidak Tetap ............ 76

Tabel 24. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai

Tidak Tetap .......................................................................................... 77

Tabel 25. Perbandingan Penghitungan Jumlah Imbalan Bagi Bukan Pegawai ... 78

Tabel 26. Perbandingan Penghitungan Dasar Pemotongan Bagi

Bukan Pegawai .................................................................................... 79

Tabel 27. Perbandingan Penghitungan PKP Bukan Pegawai .............................. 79

Tabel 28. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai........ 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

xiv

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar I. Bagan Struktur Organisasi Dinas Sosial DIY ............................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

xv

ABSTRAK

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS

GAJI PEGAWAI TETAP, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN BUKAN

PEGAWAI

Studi Kasus di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penilaian apakah hasil

penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji yang diterima oleh pegawai

tetap, pegawai tidak tetap dan bukan pegawai di Dinas Sosial Daerah Istimewa

Yogyakarta dalam satu tahun pajak 2018 telah sesuai dengan Peraturan Direktur

Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Data diperoleh dengan

melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini

dengan cara membandingkan penghitungan Bendahara dengan penghitungan

peneliti dan melihat kesesuaian penghitungan PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh

Bendahara dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016.

Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah penghitungan PPh

Pasal 21 yang dihitung oleh Bendahara untuk 2 (dua) pegawai tetap tidak sesuai

dengan penghitungan PPh Pasal 21 yang dihitung berdasarkan Peraturan Direktur

Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016.

Kata Kunci: Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap, Pegawai Tidak Tetap dan

Bukan Pegawai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

xvi

ABSTRACT

EVALUATION OF CALCULATING OF INCOME TAX-ARTICLE 21

FOR WAGES PERMANENT EMPLOYEES, NON-PERMANENT

EMPOLOYEES AND NON-EMPLOYEES

A Case Study at Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta

This study aimed to provide an assessment whether the amount of

calculation of Income Tax Article 21 on the salary received by permanent

employees, non-permanent employees and non-employees at Dinas Sosial Daerah

Istimewa Yogyakarta in a tax year of 2018 has been in accordance with the

Regulation of the Director General of Tax No/ PER-16/PJ/2016.

Type of research conducted was case study. Data obtained by interviews

and documentation. Data analysis technique in this study were done by comparing

the calculated of the Treasure with the calculated of the researcher and saw the

approprianteness of calculation of Article 21 Income Tax carried out by the

Treasurer with Regulation of the Director General of Tax No/ PER-16/PJ/2016.

The conclusion of this study indicates that the calculated amount of Article

21 income tax calculated by the Treasurer for 2 (two) permanent employees was

not in accordance with the calculation of Article 21 tax payable calculated based

on Regulation of the Director General of Tax No. PER-16/PJ/2016.

Keywords: Calculation of Income Tax Article 21 Permanent Employees, non-

permanent employees and non-employees.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan

pembangunan ekonomi yang membutuhkan sumber pendanaan, salah

satunya adalah pajak. Menurut Undang-Undang (UU) Ketentuan Umum

Dan Tata Cara Perpajakan (KUP) pasal 1 ayat (1), pajak adalah kontribusi

wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Pengenaan pajak atas subjek pajak penghasilan telah diatur dalam

beberapa pasal pajak penghasilan, salah satunya Pajak Penghasilan (PPh)

Pasal 21 yang telah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

PER-16/PJ/2016. Dalam PER-16/PJ/2016, Pajak Penghasilan Pasal 21

merupakan pajak penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan

dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan lain

yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

2

Salah satu Wajib Pajak yang berjalan dalam bidang sosial adalah

Dinas Sosial DIY yang mempekerjakan pegawai dalam meningkatkan

kualitasnya. Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di

Jalan Janti, Banguntapan, Kota Yogyakarta merupakan organisasi yang

melakukan kegiatan sosial dan kewenangan serta tugas pembantuan yang

diberikan oleh Pemerintah. Pegawai yang bekerja di Dinas Sosial

Yogyakarta adalah 81 (delapan puluh satu) pegawai tetap, 2 (dua) pegawai

tidak tetap dan 2 (dua) bukan pegawai. Setiap jasa atau pekerjaan yang

dilakukan oleh pegawai dan bukan pegawai di Dinas Sosial Yogyakarta

diberi imbalan berupa gaji, upah, dan tunjangan lain. Imbalan yang

diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) harus dipotong PPh

Pasal 21 yang menjadi tanggungan pemerintah sebagai sumber dana

pembangunan.

Dinas Sosial DIY dalam melakukan penghitungan PPh Pasal 21

terutang bagi pegawai dan bukan pegawai dituntut mempunyai keahlian

dan pengetahuan dalam melakukukan kewajiban perpajakannya.

Berlakunya PER-16/PJ/2016 menjadi pedoman penting dalam menghitung

PPh Pasal 21 atas pegawai yang bekerja agar dalam melakukan kewajiban

perpajakannya tidak menimbulkan kesalahan dalam penghitungan yang

nantinya dapat merugikan negara atas pajak terutang yang akan menjadi

sumber pendapatan negara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

3

B. Rumusan Masalah

Runusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penghitungan

Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang atas penghasilan yang diterima

dan/atau diperoleh pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan pegawai

di Dinas Sosial DIY dalam satu tahun pajak 2018 telah sesuai dengan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka peneliti memfokuskan

penghitungan untuk 2 (dua) pegawai tetap berdasarkan jenis penghasilan

yang bersifat teratur. Sedangkan untuk pegawai tidak tetap, peneliti

memfokuskan untuk penghitungan jenis penghasilan yang dibayarkan

secara bulanan dan untuk bukan pegawai, peneliti memfokuskan untuk

penghitungan berdasarkan jenis penghasilan berupa imbalan jasa yang

bersifat berkesinambungan.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan

yang hendak dicapai dari penulisan penelitian ini untuk mengetahui

kesesuaian penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang atas

penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh pegawai tetap, pegawai

tidak tetap dan bukan pegawai di Dinas Sosial DIY dalam satu tahun pajak

2018 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

4

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan menambah kepustakaan dalam bidang

penelitian perpajakan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Dinas Sosial DIY

Penelitian ini diharapkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat

memberikan evaluasi mengenai penghitungan Pajak Penghasilan Pasal

21 atas pegawai dan bukan pegawai.

3. Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengalaman dalam bidang penelitian

dan wawasan dalam bidang perpajakan.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan ini akan dilaporkan dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab I menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

5

Bab II Kajian Pustaka

Bab II membahas mengenai teori-teori yang akan

digunakan untuk mendukung proses penelitian. Teori-teori

yang relevan, ditulis dan dibahas pada bab ini.

Bab III Metode Penelitian

Bab III menguraikan dengan jelas mengenai jenis

penelitian, waktu dan tempat, subjek dan objek penelitian,

jenis data penelitian, cara pengumpulan data, dan teknik

analisis.

Bab IV Gambaran Umum Dinas Sosial DIY

Bab IV membahas mengenai informasi dari Dinas Sosial

DIY secara umum mulai dari gambaran umum, profil, visi,

misi, bagan struktur organisasi dan penjelasan struktur

organisasi.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab V membahas mengenai deskripsi data, analisis data

dan pembahasan.

Bab VI Penutup

Bab VI berisi kesimpulan dari hasil analisis data,

keterbatasan penelitian, dan saran dari penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pajak

Menurut Diana dan Setiawati (2014:1), “Pajak adalah kontribusi

wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

B. Penghasilan

Menurut TmBooks (2015:2), “Penghasilan adalah setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang

berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai

untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang

bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun”.

C. Pajak Penghasilan

1. Pengertian Pajak Penghasilan

a. Pengertian Pajak Penghasilan menurut Peraturan Direktur Jenderal

Pajak nomor PER-16/PJ/2016 Pasal 1 ayat 2-3:

Pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan

kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Subjek Pajak

Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut PPh Pasal 21, adalah pajak

atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh

orang pribadi Subjek Pajak Dalam Negeri, sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan.

b. Pengertian Pajak Penghasilan menurut TmBooks (2015:2), “PPh

adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas

penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu pajak”.

2. Subjek Pajak

Subjek pajak menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 2

ayat (1) sampai (4) adalah:

a. Orang Pribadi.

Orang pribadi sebagai pajak dapat bertempat tinggal atau berada di

Indonesia ataupun luar Indonesia.

b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang

berhak.

Warisan yang belum terbagi satu kesatuan merupakan subjek pajak

pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris.

Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak

pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang

berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

8

c. Badan.

Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan

kesatuann baik yang melakukan usaha maupun yang tidak

melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan

komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan

usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma,

kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,

organisasi massa, organisasi politik, atau organisasi lainnya, lembaga

dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan

bentuk usaha tetap.

d. Bentuk Usaha Tetap.

Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan

perpajakaannya dipersamakan dengan subjek pajak badan.

e. Subjek Pajak Dalam Negeri.

Subjek pajak dalam negeri adalah:

1) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang

pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan

puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau

orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia

dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

2) Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,

meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, perseroan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

9

lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama

dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,

persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,

organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga,

dan bentuk badan lainnya termasuk reksadana.

3) Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,

kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi

kriteria:

a) Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

b) Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Penapatan dan

Belanja Daerah.

c) Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah

Pusat atau Pemerintah Daerah.

d) Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan

fungsional negara.

e) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan

menggantikan yang berhak.

f) Subjek Pajak Luar Negeri.

Subjek pajak luar negeri adalah:

1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia,

orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari

183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

10

12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan

tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang

menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui

bentuk usaha tetap di Indonesia.

2. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia,

orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari

183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu

12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan

tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat

menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia

tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan

melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

3. Tidak Termasuk Subjek Pajak

Yang tidak termasuk subjek pajak menurut Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2008 Pasal 3 adalah:

a. Kantor perwakilan negara asing.

b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-

pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan

kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-

sama mereka dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan di

Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan diluar jabatan

atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan

perlakuan timbal balik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

11

c. Organisasi-organisasi internasional dengan syarat:

1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut.

2) Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh

penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada

pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota.

d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat

bukan warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha,

kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari

Indonesia.

4. Objek Pajak.

Objek pajak menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat

(1) adalah:

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,

komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk

lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini.

b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan.

c. Laba usaha.

d. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta termasuk:

1) Keuntungan karena penglihan harta kepada perseroan, persekutuan,

dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

12

2) Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,

sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan

badan lainnya.

3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,

pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi

dengan nama dan dalam bentuk apapun.

4) Keuntungan karena pengalihan harta beruba hibah, bantuan, atau

sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam

garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan

pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang

pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang

ketentuannya diatur lebih lanjuut dengan Peraturan Menteri

Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,

kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang

bersangkutan.

5) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau

seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan,

atau permodalan dalam perusahaan pertambangan.

e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan

sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.

f. Bunga termasuk premium diskonto, dan imbalan karena

pengembalian utang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

13

g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen

dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian

sisa hasil usaha koperasi.

h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.

i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.

j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala. Keuntungan karena

pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

k. Keuntungan selisih kurs mata uang asing.

l. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

m. Premi asuransi.

n. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggota yang

terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan

bebas.

o. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan pajak.

p. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.

q. Imbalan bunga.

r. Surplus Bank Indonesia.

5. Tidak Termasuk Objek Pajak

Tidak termasuk dalam objek pajak menurut Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2008 Pasal 4 ayat (3) adalah:

a. Tidak termasuk objek pajak:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

14

1) Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan

amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan

oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang

berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi

pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh

lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah

dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang

ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan

Pemerintah.

2) Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis

keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan,

badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang

menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur

dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang

tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau

penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.

b. Warisan.

c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai

pengganti penyertaan modal.

d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa

yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau

kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan

oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

15

final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan

khusus (deemed profit).

e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi

sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi

jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.

f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan

terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha

milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal

pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di

Indonesia dengan syarat:

1) Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.

2) Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha

milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada

badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh

lima persen) dari jumlah modal yang disetor.

g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya

telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi

kerja maupun pegawai.

h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun, dalam

bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri

Keuangan.

i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan

komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

16

persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang

unit penyertaan kontrak investasi kolektif.

j. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura

berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan

menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan

pasangan usaha tersebut:

1) Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang

menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur

dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

2) Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek Indonesia.

k. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya

diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

l. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba

yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau instansi yang

membidanginya yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan

prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan

pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun

sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur

lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

m. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

17

diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

D. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21)

1. Dasar Hukum PPh Pasal 21

a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-Undang No. 28 Tahun 2007.

b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2008.

c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

541/KMK.04/2000 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peratuuran Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

184/PMK.03/2007 Tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo

Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran

Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran Pelaporan Pajak, serta

Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.

d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.03/2008 Tentang

Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan dari

Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya

yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.

e. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

18

57/PJ/2009 Tentang Pedoman Tekknis Tata Cara Pemotongan,

Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21/26.

f. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016 Tentang

Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan

Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26

Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

2. Pengertian PPh Pasal 21

Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Peraturan Direktur Jendral Pajak

Nomor: PER-16/PJ/2016 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara

Pemotongan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21

Dan/Atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan,

Jasa, Dan Kegiatan Orang Pribadi pada pasal 1 ayat (2) adalah:

“PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,

honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam

bentuk apapun, sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan

kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak

Penghasilan”.

3. Pemotong PPh Pasal 21

Pemotong PPh Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak

Nomor: PER-16/PJ/2016 Pasal 2 adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

19

a. Pemberi kerja yang terdiri dari:

1) Orang pribadi.

2) Badan.

3) Cabang, perwakilan, atau unit, dalam hal yang melakukan sebagian

atau seluruh administrasi yang terkait dengan pembayaran gaji,

upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain adalah cabang,

perwakilan, atau unit tersebut.

b. Bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendahara atau

pemegang kas pada Pemerintah Pusat termasuk institusi TNI/POLRI,

Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-

lembaga negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di

luar negeri, yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan,

dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun

sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan.

c. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan

badan-badan lain yang membayar uang pensiun secara berkala dan

tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.

d. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas

serta badan yang membayar:

1) Honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan

sehubungan dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan

status Subjek Pajak dalam negeri, termasuk jasa tenaga ahli yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

20

melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya

sendiri, bukan untuk dan atas nama persekutuannya.

2) Honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan

sehubungan dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan

status Subjek Pajak luar negeri; 3. honorarium, komisi, fee, atau

imbalan lain kepada peserta pendidikan dan pelatihan, serta

pegawai magang.

e. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang

bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta

lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar

honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada

Wajib Pajak orang pribadi berkenaan dengan suatu kegiatan.

4. Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21

Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 berdasarkan

Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016 Pasal 3 adalah

orang pribadi yang merupakan:

a. Pegawai.

b. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,

tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya.

c. Bukan Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan pemberian jasa, meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

21

1) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari

pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan

aktuaris.

2) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,

bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,

peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis,

dan seniman lainnya.

3) Olahragawan.

4) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.

5) Pengarang, peneliti, dan penerjemah.

6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan

sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi

dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan.

7) Agen iklan.

8) Pengawas atau pengelola proyek.

9) Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang

menjadi perantara.

10) Petugas penjaja barang dagangan.

11) Petugas dinas luar asuransi.

12) Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan

kegiatan sejenis lainnya.

d. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak

merangkap sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

22

e. Mantan pegawai.

f. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara

lain:

1) Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan

olah raga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan

perlombaan lainnya.

2) Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja.

3) Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai

penyelenggara kegiatan tertentu.

4) Peserta pendidikan dan pelatihan.

5) Peserta kegiatan lainnya.

5. Tidak Termasuk Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21

Tidak termasuk penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21

berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016

Pasal 4 adalah:

a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari

negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka

yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan

syarat bukan Warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak

menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau

pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan memberikan

perlakuan timbal balik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

23

b. Pejabat perwakilan organisasi internasional, yang telah ditetapkan

oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan Warga Negara

Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan

lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

6. Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21.

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 menurut Peraturan Direktur

Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016 Pasal 5 adalah:

a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai Tetap, baik berupa

Penghasilan yang Bersifat Teratur maupun Tidak Teratur.

b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara

teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya.

c. Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan

hari tua, atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang

pembayarannya melewatijangka waktu 2 (dua) tahun sejak pegawai

berhenti bekerja.

d. Penghasilan Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, berupa

upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah

yang dibayarkan secara bulanan.

e. Imbalan kepada Bukan Pegawai, antara lain berupa honorarium,

komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk

apapun sebagai imbalan sehubungan jasa yang dilakukan.

f. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang

representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

24

nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama

apapun.

g. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak

teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau

dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap pada

perusahaan yang sama.

h. Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau

imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh

mantan pegawai.

i. Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program

pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

7. Tidak Termasuk Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21.

Tidak termasuk penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 menurut

Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016 Pasal 8 adalah:

a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi

sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi

jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.

b. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk

apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah.

c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan

hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

25

tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan sosial tenaga

kerja yang dibayar oleh pemberi kerja.

d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau

lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah,

atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama

yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang

berhak dari lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh

Pemerintah, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,

kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang

bersangkutan.

e. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya

diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

8. Dasar Pengenaan dan Pemotongan PPh Pasal 21.

Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 menurut Peraturan

Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016 Pasal 9 adalah:

a. Penghasilan Kena Pajak, yang berlaku bagi:

1) Pegawai Tetap.

2) Penerima pensiun berkala.

3) Pegawai Tidak Tetap yang penghasilannya dibayar secara bulanan

atau jumlah kumulatif penghasilan yang diterima dalam 1 (satu)

bulan kalender telah melebihi Rp 4.500.000,00 (empat juta lima

ratus ribu rupiah).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

26

4) Bukan Pegawai yang bersifat berkesinambungan.

b. Jumlah penghasilan yang melebihi Rp 450.000,00 (empat ratus lima

puluh ribu rupiah) sehari, yang berlaku bagi Pegawai Tidak Tetap atau

Tenaga Kerja Lepas yang menerima upah harian, upah mingguan,

upah satuan atau upah borongan, sepanjang penghasilan kumulatif

yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi Rp

4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah).

9. Penghitungan PPh Pasal 21.

Penghasilan PPh Pasal 21 merupakan proses yang dilakukan oleh

wajib pajak yang memiliki kewajiban melakukan pemotongan pajak

penghasilan untuk menentukan berapa jumlah pajak terutang atas

penghasilan yang diterima oleh wajib pajak dalam negeri. Dalam

melakukan penghitungan PPh Pasal 21 terdapat komponen-komponen

penghitungan yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Penghasilan Bruto

Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER

16/PJ/2016 Pasal 10 ayat (1). Jumlah penghasilan bruto diperoleh dari

seluruh jumlah penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak

dalam satu periode atau pada saat dibayarkan.

b. Pengurang Penghasilan Bruto

Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER

16/PJ/2016 Pasal 10 ayat (3). Pengurangan penghasilan bruto adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

27

1) Biaya jabatan, sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto,

setinggi-tingginya Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sebulan

atau Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun.

2) Iuran Pensiun, iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh

pegawai kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan

oleh Menteri Keuangan atau badan penyelenggara tunjangan hari

tua atau jaminan hari tua yang dipersamakan dengan dana pensiun

yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.02/2008

pada pasal 1 ayat (5), besarnya iuran pensiun bagi PNS adalah

sebesar 4,75% dari jumlah gaji dan tunjangan keluarga.

c. Penghasilan Neto

Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER

16/PJ/2016 Pasal 10 ayat (4), Besarnya penghasilan neto bagi

penerima pensiun berkala yang dipotong PPh Pasal 21 adalah seluruh

jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun, sebesar 5%

(lima persen) dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp200.000,00

(dua ratus ribu rupiah) sebulan atau Rp2.400.000,00 (dua juta empat

ratus ribu rupiah) setahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

28

d. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Penghasilan Tidak Kena Pajak dalam Peraturan Menteri Keuangan

(PMK) Nomor 101/PMK.010/2016

Tabel 1. Besar PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)

No

.

Keterangan Besarnya

1 Untuk diri wajib pajak orang pribadi. Rp 54.000.000

2 Tambahan untuk wajib pajak yang

kawin.

Rp 4.500.000

3 Tambahan untuk seorang istri yang

digabung dengan penghasilan suami.

Rp 54.000.000

4 Tambahan untuk setiap anggota

keluarga sedarah dan keluarga lurus

serta anak angkat, yang menjadi

tanggungan sepenuhnya, paling banyak

3 orang untuk setiap keluarga.

Rp 4.500.000

PTKP Untuk Laki-laki Tidak Kawin dan Wanita Kawin/tidak

kawin

1 Tidak Kawin tanpa ada tanggungan. Rp 54.000.000

2 Tidak Kawin dengan 1 tanggungan. Rp 58.500.000

3 Tidak Kawin dengan 2 tanggungan. Rp 63.000.000

4 Tidak Kawin dengan 3 tanggungan. Rp 63.500.000

PTKP Untuk Laki-laki Kawin Isteri Tidak Bekerja

1 Kawin tanpa ada tanggungan. Rp 58.500.000

2 Kawin dengan 1 tanggungan. Rp 63.000.000

3 Kawin dengan 2 tanggungan. Rp 67.500.000

4 Kawin dengan 3 tanggungan. Rp 72.000.000

PTKP Untuk Laki-laki Kawin Isteri Bekerja

1 Kawin isteri bekerja tanpa tanggungan. Rp 112.500.000

2 Kawin isteri bekerja dengan 1

tanggungan.

Rp 117.000.000

3 Kawin isteri bekerja dengan 2

tanggungan.

Rp 112.500.000

4 Kawin isteri bekerja dengan 3

tanggungan.

Rp 126.00.000

Sumber: Data diolah dari PMK Nomor 101/PMK.010/2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

29

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) bagi karyawati diatur dalam

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 Pasal 11:

1) Bagi karyawati kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri.

2) Bagi karyawati tidak kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri

ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan

sepenuhnya.

e. Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016

Pasal 10 ayat (2a). Penghasilan Kena Pajak diperoleh dari penghasilan

neto dikurangi PTKP. Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak

Nomor: PER-16/PJ//2016 Pasal 14 ayat (8). Jumlah PKP sebagai dasar

penerapan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang PPh dibulatkan

ke bawah hingga ribuan penuh.

f. PPh Pasal 21 Terutang

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-16/PJ//2016

Pasal 21.

1) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi Penerima

Penghasilan pada saat dilakukan pembayaran atau pada saat

terutangnya penghasilan yang bersangkutan.

2) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi Pemotong PPh

Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 untuk setiap Masa Pajak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

30

3) Saat terutang untuk setiap Masa Pajak sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) adalah pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau pada

akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan.

g. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21

Tarif pajak sebagai dasar menghitung PPh Pasal 21, diatur dalam

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 1 huruf a. Tarif

pemotongan pajak yang berlaku diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal

Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 pada pasal 14. Besarnya tarif PPh Pasal

21 dan Tarif Pemotongan PPh Pasal atas Penghasilan Kena Pajak (PKP)

ditentukan sebagai berikut:

Tabel 2. Tarif PPh Pasal 21 dan Tarif daftar Pemotongan

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp 50.000.000 (lima puluh

juta rupiah)

5%

(lima persen)

Di atas Rp 50.000.0000 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan Rp 250.000.000 (dua

ratus lima puluh juta rupiah)

15%

(lima belas persen)

Di atas Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh

juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000

(lima ratus juta rupiah)

25%

(dua puluh lima

persen)

Di atas Rp Rp 500.000.000 (lima ratus juta

rupiah)

30%

(tiga puluh lima

persen)

Sumber: Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

31

Tabel 3. Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 atas PKP

No. Rumus Pemotongan PPh Pasal 21 atas PKP

1 Pegawai Tetap Penghasilan Bruto dikurangi dengan biaya

jabatan, iuran pensiun, iuran Jaminan Hari

Tua (JHT), dan dikurangi PTKP.

2 Bukan Pegawai 2.1 Bukan Pegawai Berkesinambunngan

Memperoleh PTKP

50% dikali Penghasilan Bruto dikurangi

dengan PTKP sebulan kemudian

dikalikan tarif Pasal 17 dihitung secara

kumulatif.

2.2 Bukan Pegawai Berkesinambungan

Tidak Memperoleh PTKP 50% dikali Penghasilan Bruto

kemudian dikalikan tarif Pasal 17

dihitung secara kumulatif.

3 Pegawai Tidak

Tetap

Penghasilan Bruto dikurangi dengan PTKP

yang diterima atau diperoleh untuk jumlah

yang disetahunkan.

Sumber: Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016

Tabel 4. Ketentuan Yang Berlaku Pada Pegawai Tidak Tetap Atau

Karyawan Lepas Harian/Borongan

Jenis Penghasilan Tarif Dasar Pengenaan Pajak

Upah harian, upah

mingguan, upah

satuan, upah

borongan, uang saku

harian tidak

dibayarkan secara

bulanan

5% Tidak dipotong pajak, jika upah

sehari tidak melebihi Rp450.000

dan jumlah kumulatif sebulan

tidak melebihi Rp4.500.000.

Upah sehari – Rp450.000 jika

upah sehari melebihi Rp450.000

dan jumlah kumulatif sebulan

tidak melebihi Rp4.500.000.

Upah sehari – PTKP yang

sebenarnya sehari, jika jumlah

upah kumulatif sebulan telah

melebihi Rp4.500.000 dan tidak

melebihi Rp10.200.000.

Upah dibayarkan

secara bulanan

Pasal 17 ayat

(1) huruf a

UU PPh

PKP Setahun = penghasilan bruto

disetahunkan – PTKP setahun

Sumber: Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

32

h. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Tabel 5. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pegawai

Tetap PNS

Keterangan Jumlah

Penghasilan Bruto

Gaji Setahun XXX

Tunjangan Isteri/suami XXX

Tunjangan Anak XXX

Jumlah Gaji dan Tunjangan XXX

Tunjangan Perbaikan Penghasilan XXX

Tunjangan Beras XXX

Tunjangan Fungsional/struktural XXX

Tunjangan Khusus XXX

Tunjangan Lain-lain XXX

Jumlah Penghasilan Bruto XXXX

Pengurangan

Biaya jabatan/biaya pensiunan atas penghasilan bruto (XXX)

Iuran pensiun atau iuran THT/JHT (XXX)

Jumlah pengurang (XXX)

Jumlah penghasilan Neto XXX

Jumlah penghasilan neto untuk penghitungan PPh Pasal

21 (setahun/disetahunkan)

XXX

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Sesuai Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016

(XXX)

Penghasilan Kena Pajak (PKP) XX

PPh Pasal 21 Terutang Setahun XX

5% x PKP XX

15% x PKP XX

25% x PKP XX

30% x PKP XX

Jumlah PPh Pasal 21 Terutang Setahun XX

Sumber: Formulir Bukti Potong 1721-A2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

33

Tabel 6. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi

Pegawai Tidak Tetap

Keterangan Jumlah

Upah diterima XXX

Jumlah Pengurang sesuai Peraturan Direktur Jenderal

Pajak Nomor PER-16/PJ/2016

(XXX)

Penghasilan Kena Pajak XX

PPh Pasal 21 Terutang sesuai dengan tarif pasal 17 XX

Sumber: Resmi (2016:186)

Tabel 7. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Bukan

Pegawai

Keterangan Jumlah

Menerima Penghasilan Bersifat Berkesinambungan

PPh 21 = ((50% x Penghasilan Bruto)-PTKP Sebulan) x

Tarif Pasal 17.

XXX

Menerima Penghasilan Bersifat Berkesinambungan Tidak

Mendapatkan PTKP

PPh 21 = (50% x Penghasilan Bruto) x Tarif Pasal 17 XXX

Menerima Penghasilan Tidak Berifat Berkesinambungan

PPh 21 = (50% x Penghasilan Bruto) x Tarif Pasal 17 XXX

Sumber: Resmi (2016:187)

E. Pegawai

Pengertian pegawai diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

PER-16/PJ/2016 Pasal 1, yaitu orang pribadi yang bekerja pada pemberi

kerja, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis

maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan

atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan

berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

34

yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk orang pribadi yang melakukan

pekerjaan dalam jabatan negeri.

a. Pegawai Tetap

Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah

tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota

dewan pengawas, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak

untuk suatu jangka waktu tertentu yang menerima atau memperoleh

penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.

b. Pegawai Tidak Tetap

Pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang

bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit

hasil pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan

yang diminta oleh pemberi kerja.

c. Bukan Pegawai orang pribadi selain Pegawai Tetap dan Pegawai Tidak

Tetap/Tenaga Kerja Lepas yang memperoleh penghasilan dengan nama

dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh

Pasal 26 sebagai imbalan jasa yang dilakukan berdasarkan perintah atau

permintaan dari pemberi penghasilan. Contoh bukan pegawai adalah:

1) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari

pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan

aktuaris.

2) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,

bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

35

peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis,

dan seniman lainnya.

3) Olahragawan.

4) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.

5) Pengarang, peneliti, dan penerjemah.

6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan

sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi

dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan.

7) Agen iklan.

8) Pengawas atau pengelola proyek.

9) Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang

menjadi perantara.

10) Petugas penjaja barang dagangan.

11) Petugas dinas luar asuransi; dan/atau

12) Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan

kegiatan sejenis lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus

adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu, yang hasilnya

merupakan gambaran lengkap dan terorganisasi dengan baik (Sumarni,

2006:49).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta yang

beralamat di Jalan Janti, Kecamatan Banguntapan, Modalan, Banguntapan,

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55198.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2019 sampai dengan bulan April

2019.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Pegawai Tetap, Pegawai Tidak Tetap, dan

Bukan Pegawai penerima penghasilan berkesinambungan di Dinas Sosial

Daerah Istimewa Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

37

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah daftar pegawai, daftar gaji pegawai, bukti potong

Form 1721-A2 dan bukti potong PPh Pasal 21 oleh Dinas Sosial Daerah

Istimewa Yogyakarta selama tahun 2018.

D. Data Penelitian

1. Gambaran umum Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

2. Data diri pegawai tetap, pegawai tidak tetap, dan bukan pegawai di tahun

2018.

3. Daftar gaji pegawai tetap, pegawai tidak tetap, dan bukan pegawai selama

tahun 2018.

4. Data hasil penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 pegawai tetap,

pegawai tidak tetap, dan bukan pegawai di Dinas Sosial Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) tahun pajak 2018.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling

Purposive. Menurut Sugiyono (2017:144) sampling purposive adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jumlah pegawai

di Dinas Sosial DIY terdapat 85 (delapan puluh lima) orang yang terdiri

dari 81 (delapan puluh satu) pegawai tetap, 2 (dua) pegawai tidak tetap

dan 2 (dua) bukan pegawai. Dalam penentuan sampel ini berlaku untuk

pegawai tetap yang dipilih 2 (dua) pegawai berdasarkan strata atau

kedudukan yang paling tinggi dan dipilih berdasarkan jenis kelamin di

beberapa bidang yang ada yaitu Drs. Pramujaya Hadi Prianto dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

38

jabatan Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan Gatot Yulianto, S.H dengan

jabatan Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial. Sedangkan untuk pegawai

tidak tetap dan bukan pegawai tidak dilakukan penerapan sampel karena

jumlah pegawai sudah mewakili untuk dijadikan subjek penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu (Sugiyono, 2010:410). Dalam penelitian ini, pihak yang

diwawancarai adalah ketua dan bendahara di Dinas Sosial Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY).

2. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan menganalisis dokumen-dokumen terkait daftar

pegawai, daftar gaji, data hasil penghitungan dan bukti potong PPh Pasal

21 di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan

teknik deskriptif komparatif. Menurut Sugiyono (2012:29), “Deskriptif

adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi

gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah

terkumpul sebagaimana adanya”. Menurut Sugiyono (2012:36),

“Komparatif adalah membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih

pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

39

Teknik analisis data yang akan dilakukan oleh penulis meliputi 3 (tiga)

tahap yaitu:

1. Tahap penghitungan kembali PPh Pasal 21.

Melakukan penghitungan kembali Pajak Penghasilan Pasal 21 atas

gaji pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan pegawai Dinas

Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan Peraturan Direktur

Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.

a. Formula penghitungan kembali PPh Pasal 21 bagi pegawai tetap

sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

16/PJ/2016 sebagai berikut:

Keterangan Jumlah

Penghasilan Bruto

Gaji Setahun XXX

Tunjangan Isteri/suami XXX

Tunjangan Anak XXX

Jumlah Gaji dan Tunjangan XXX

Tunjangan Perbaikan Penghasilan XXX

Tunjangan Beras XXX

Tunjangan Fungsional/struktural XXX

Tunjangan Khusus XXX

Tunjangan Lain-lain XXX

Jumlah Penghasilan Bruto XXXX

Pengurangan

Biaya jabatan/biaya pensiunan atas penghasilan

bruto

(XXX)

Iuran pensiun atau iuran THT/JHT (XXX)

Jumlah pengurang (XXX)

Jumlah penghasilan Neto XXX

Jumlah penghasilan neto untuk penghitungan PPh

Pasal 21 (setahun/disetahunkan)

XXX

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Sesuai

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

16/PJ/2016

(XXX)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

40

Penghasilan Kena Pajak (PKP) XX

PPh Pasal 21 Terutang Setahun XX

5% x PKP XX

15% x PKP XX

25% x PKP XX

30% x PKP XX

Jumlah PPh Pasal 21 Terutang Setahun XX

b. Formula penghitungan kembali PPh Pasal 21 bagi pegawai

tidak tetap sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

No. PER-16/PJ/2016 sebagai berikut:

Jenis Penghasilan Tarif Dasar Pengenaan Pajak

Upah harian, upah

mingguan, upah satuan,

upah borongan, uang

saku harian tidak

dibayarkan secara

bulanan

5% Tidak dipotong pajak, jika

upah sehari tidak melebihi

Rp450.000 dan jumlah

kumulatif sebulan tidak

melebihi Rp4.500.000.

Upah sehari – Rp450.000

jika upah sehari melebihi

Rp450.000 dan jumlah

kumulatif sebulan tidak

melebihi Rp4.500.000.

Upah sehari – PTKP yang

sebenarnya sehari, jika

jumlah upah kumulatif

sebulan telah melebihi

Rp4.500.000 dan tidak

melebihi Rp10.200.000.

Upah dibayarkan secara

bulanan

Pasal

17 ayat

(1)

huruf a

UU PPh

PKP Setahun = penghasilan

bruto disetahunkan – PTKP

setahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

41

c. Formula penghitungan kembali PPh Pasal 21 bagi bukan

pegawai sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.

PER-16/PJ/2016 sebagai berikut:

Penghasilan Bruto xxx

Dasar Pemotongan PPh Pasal 21

(50% x penghasilan bruto) xxx

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) __xxx –

Penghasilan Kena Pajak (PKP) xxx

PPh Pasal 21

(Penerapan tarif pasal 17) xxx

2. Tahap perbandingan penghitungan PPh Pasal 21 Bendahara Dinas

Sosial DIY dengan penghitungan peneliti sesuai dengan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016 sebagai berikut:

a. Membandingkan Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi

Pegawai Tetap

Dari hasil penghitungan kembali yang telah dilakukan, peneliti

akan melakukan langkah evaluasi untuk masing-masing

komponen sebagai berikut:

1) Cara Penghitungan Penghasilan Bruto.

2) Cara Penghitungan Penghasilan Neto.

3) Cara Penghitungan PTKP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

42

4) Cara Penghitungan PKP.

5) Cara Penghitungan PPh Pasal 21.

b. Membandingkan Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Bagi Pegawai Tidak Tetap

Dari hasil penghitungan kembali yang telah dilakukan, peneliti

akan melakukan langkah evaluasi untuk masing-masing

komponen sebagai berikut:

1) Cara Penghitungan Jumlah Upah Diterima.

2) Cara Penghitungan Dasar Pemotongan.

3) Cara Penghitungan PKP.

4) Cara Penghitungan PPh Pasal 21.

c. Membandingkan Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Bagi Bukan Pegawai

Dari hasil penghitungan kembali yang telah dilakukan, peneliti

akan melakukan langkah evaluasi untuk masing-masing

komponen sebagai berikut:

1) Cara Penghitungan Jumlah Imbalan.

2) Cara Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak.

3) Cara Penghitungan PKP.

4) Cara Penghitungan PPh Pasal 21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

43

3. Tahap Kesimpulan

Menarik kesimpulan berdasarkan hasil perbandingan

komponen-komponen penghitungan pajak penghasilan pasal

21. Kesimpulan yang diambil oleh penulis dilihat dari

kesesuaian atau ketidaksesuaian untuk masing-masing

komponen penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

16/PJ/2016 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Pegawai

Tetap

1) Penghitungan Penghasilan Bruto dikatakan sesuai bila

pada jumlah gaji pokok setahun mencerminkan seluruh

gaji yang diterima selama satu tahun, ditambah

tunjangan istri 10% dari gaji pokok, ditambah

tunjangan anak 2% dari gaji pokok dan ditambah

jumlah tunjangan-tunjangan yang diterima masing-

masing pegawai.

2) Penghitungan Penghasilan Neto dikatakan sesuai bila

didapat dari penghasilan bruto dikurangi dengan

pengurang penghasilan bruto.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

44

3) Penghitungan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

dikatakan sesuai jika penentuan dan penghitungan

besaran PTKP berdasarkan status PTKP pegawai per 1

Januari 2016.

4) Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP) dikatakan

sesuai bila Penghasilan Neto dikurangi dengan

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

5) Penghitungan PPh Pasal 21 dikatakan sesuai jika tarif

Undang-Undang PPh Pasal 17 ayat 4 dikalikan dengan

Penghasilan Kena Pajak (PKP) dibulatkan penuh

kebawah.

Lapisan Penghasilan Kena

Pajak

Tarif Pajak

Sampai dengan Rp50.000.000

(lima puluh juta rupiah)

5%

(lima persen)

Di atas Rp50.000.0000 (lima

puluh juta rupiah) sampai dengan

Rp 250.000.000 (dua ratus lima

puluh juta rupiah)

15%

(lima belas

persen)

Di atas Rp250.000.000 (dua ratus

lima puluh juta rupiah) sampai

dengan Rp500.000.000 (lima ratus

juta rupiah)

25%

(dua puluh lima

persen)

Di atas Rp Rp500.000.000 (lima

ratus juta rupiah)

30%

(tiga puluh lima

persen)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

45

b. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Pegawai

Tidak Tetap

1) Penghitungan Jumlah Upah Diterima dikatakan sesuai

bila seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh

selama pegawai melakukan pekerjaan yang diterima

secara bulanan.

2) Penghitungan dasar pemotongan dikatakan sesuai jika

batas upah harian sebesar Rp450.000,00 (empat ratus

lima puluh ribu rupiah), maka tidak dilakukan

pemotongan PPh Pasal 21 dalam hal penghasilan sehari

atau rata-rata penghasilan sehari belum melebihi

Rp450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah).

Jumlah pengurang bagi penerima upah secara bulanan

menggunakan PTKP sesungguhnya.

3) Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP) dikatakan

sesuai bila jumlah penghasilan yang melebihi

Rp450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah)

sehari, yang berlaku bagi pegawai tidak tetap atau

tenaga kerja lepas yang menerima upah harian, upah

mingguan, upah satuan atau upah borongan, sepanjang

penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 (satu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

46

bulan kalender belum melebihi Rp 450.000,00 (empat

ratus lima puluh ribu rupiah).

4) Penghitungan PPh Pasal 21 dikatakan sesuai jika

penghasilan bruto yang melebihi batas upah dikalikan

dengan tarif pemotongan Pasal 17ayat (1) dalam UU

Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008.

c. Penghitungan Pajak Penghasilan Bagi Bukan Pegawai

1) Penghitungan Jumlah Imbalan dikatakan sesuai bila

jumlah imbalan kepada bukan pegawai yang dibayar

atau terutang diterima lebih dari satu kali dalam satu

tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau

kegiatan.

2) Penghitungan Dasar Pemotongan dikatakan sesuai bila

dikenakan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari

jumlah penghasilan bruto untuk setiap pembayaran

imbalan kepada bukan pegawai.

3) Penghasilan Kena Pajak (PKP) dikatakan sesuai bila

50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto

dikurangi PTKP perbulan.

4) Penghitungan PPh Pasal 21 dikatakan sesuai jika tarif

Pasal 17 ayat (1) dalam UU Pajak Penghasilan Nomor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

47

36 Tahun 2008 dikalikan dengan Penghasilan Kena

Pajak (PKP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

48

BAB IV

GAMBARAN UMUM DINAS SOSIAL DAERAH ISITIMEWA

YOGYAKARTA

A. Gambaran Umum

Dinas Sosial DIY merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di

bidang kesejahteraan sosial yang mempunyai tugas untuk membantu

Gubernur melaksanakan tugas pemerintahaan di bidang sosial.

B. Profil Dinas Sosial DIY

Nama Instansi : Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta

Alamat Instansi : Jalan Janti, Banguntapan, Modalan, Bantul, DIY

55198

Nomor Telepon : (0274) 563510

Website : http://dinsos.jogjaprov.go.id

C. Visi dan Misi Dinas Sosial DIY

1. Visi

Penggerak dan penyelenggara pembangunan bidang kesejahteraan

sosial yang profesional guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera,

mandiri, berkarakter, dan berbudaya.

2. Misi

a. Menyelenggarakan perlindungan sosial, bantuan dan jaminan sosial,

serta rehabilitasi sosial.

b. Menanggulangi kemiskinnan dengan melakukan pengembangan dan

pemberdayaan sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

49

c. Mengembangkan partisipasi masyarakat, lembaga atau organisasi

sosial dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

d. Mengembangkan dan memperkuat nilai-nilai keperintisan,

kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial.

D. Bagan Struktur Organisasi

Gambar I: Bagan Struktur Organisasi Dinas Sosial DIY

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

50

E. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Dinas Sosial DIY adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

Tugas inti:

Membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintah bidang sosial

dan penyusunan program kerja Dinas.

2. Sekretariat, terdiri atas:

a. Subbagian Program.

Tugas inti:

Melaksanakan penyusunan program, pemantauan, evaluasi dan

pelaporan serta pengelolaan data informasi.

b. Subbagian Keuangan.

Tugas inti:

Melaksanakan pengelolaan keuangan.

c. Subbagian Umum.

Tugas inti:

Menyelenggarakan kepegawaian, kerumahtanggaan, pengelolaan

barang, kepustakaan, kearsipan, kehumasan dan ketatalaksanaan

Dinas.

3. Bidang Rehabilitasi Sosial terdiri atas:

a. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan Rehabilitasi

Sosial Anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

51

Tugas inti:

Mempersiapkan dan melaksanakan fasilitasi kebijakan teknis

rehabilitasi sosial penyandang disabilitas dan rehabilitasi sosial

anak.

b. Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Korban Narkotika,

Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya, Korban Tindak Kekerasan,

dan Korban Perdagangan Orang.

Tugas inti:

Membuat penyusunan pedoman pembinaan, bimbingan, fasilitasi

perlindungan dan rehabilitasi sosial.

4. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial terdiri atas:

a. Seksi Jaminan Sosial dan Perlindungan Lanjut Usia.

Tugas inti:

Pengembangan program jaminan sosial dan lanjut usia.

b. Seksi Penanganan Korban Bencana Alam dan Korban Bencana

Sosial.

Tugas inti:

Penyiapan fasilitasi kebijakan teknis penanganan korban bencana

alam dan korban bencana sosial.

5. Bidang Penanganan Fakir Miskin terdiri atas:

a. Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan, Perkotaan, dan Pesisir.

Tugas inti:

Pelaksanaan pembinaan kapastitas sumber daya manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

52

b. Seksi Penyuluhan Sosial.

Tugas inti:

Pelaksanaan penyuluhan dan penyebaran informasi usaha

kesejahteraan sosial.

6. Bidang Pemberdayaan Sosial, terdiri atas:

a. Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan

Masyarakat, dan Sumber Dana Sosial.

Tugas inti:

Fasilitasi perizinan, koordinasi, sosialisasi, pengawasan

penyelenggaraan pengumpulan dan pengelolaan sumber dana

sosial.

b. Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan, Kesetiakawanan,

dan Restorasi Sosial.

Tugas inti:

Peningkatan peran masyarakat dalam pemeliharaan Taman Makam

Pahlawan Nasional dan tempat bersejarah perjuangan bangsa.

7. Unit Pelaksana Teknis.

Tugas inti:

Melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan

teknis penunjang tertentu.

8. Jabatan Fungsional.

Tugas inti: Melaksanakan tugas sesuai dengan keahlian dan spesialisasi

yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur kententuan yang berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

53

F. Hubungan Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan

Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Yogyakarta

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berperan sebagai

badan pemerintah yang memilliki salah satu tugas mengelola keuangan

seluruh daerah Kota Yogyakarta. Dinas Sosial DIY merupakan salah satu

Dinas di Kota Yogyakarta yang memiliki hubungan dengan BKAD terkait

dengan salah satu tugas BKAD yaitu keuangan. Gaji yang diterima oleh

seluruh pegawai yang bekerja di Dinas Sosial DIY terpusat di BKAD pada

bagian penggajian yang memiliki kelengkapan data pegawai dan gaji.

Bendahara Dinas Sosial DIY dan bagian penggajian BKAD setiap

tahun berkoordinasi terkait dengan perubahan data pegawai Dinas Sosial

DIY, bendahara membuat daftar mutasi pengajuan perubahan tunjangan

keluarga tiap pegawai kepada BKAD, setelah itu BKAD memperoses dan

melakukan pengecekan ulang kepada bendahara Dinas Sosial DIY sebelu

mengisi blangko KP4 (Surat Keterangan Pembayaran Tunjangan

Keluarga). Setelah tidak ditemukan kesalahan data pegawai dan jumlah

gaji, BKAD menerbitkan Surat Pencairan Dana (SPP) yang diajukan

kepada Bank setiap bulannya. Tugas bendahara Dinas Sosial DIY dalam

alur penggajian membuat data lengkap pegawai beserta nomor rekening

dan jumlah gaji diserahkan kepada Bank untuk dikirim ke rekening

masing-masing pegawai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

54

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian yang dilakukan di Dinas Sosial DIY bertujuan untuk

mengetahui kesesuaian penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang

dilakukan instansi tersebut dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor PER-16/PJ/2016.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Data diri pegawai di Dinas Sosial DIY yang mencakup nama

pegawai, status kepegawaian, jabatan, jenis kelamin, status PTKP, Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) pegawai. Data diri pegawai ini bersumber

dari Dinas Sosial DIY tahun 2018. Berdasarkan data pegawai yang

diperoleh, terdapat 81 (delapan puluh satu) pegawai tetap, 2 (dua) pegawai

tidak tetap, dan 2 (dua) bukan pegawai penerima penghasilan

berkesinambungan di Dinas Sosial DIY. Data sampel pegawai dalam

penelitian ini adalah Drs. Pramujaya Hadi Prianto, M.Si dan Gatot

Yulianto, SH sebagai pegawai tetap. Drs. Budi Harsono dan Machdar R.

Dahuri, M.Pd sebagai pegawai tidak tetap. Dr. Rini Pantja Setijani dan

Ibnu Adi Saputra, S.Pd sebagai bukan pegawai penerima penghasilan

berkesinambungan. Rincian data pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan

bukan pegawai oleh Dinas Sosial DIY dapat dilihat pada lampiran 2.

Data diri pegawai yang telah diolah oleh penulis dapat dilihat pada tabel 8

pada halaman berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

55

Tabel 8. Data diri pegawai di Dinas Sosial DIY

No Nama Pegawai JK NPWP Pegawai Jabatan Pegawai Status JT PTKP

1 Drs. Pramujaya Hadi Prianto,

M.Si

L 19. 738. 427. 5-542. 000 Kabid Rehabilitasi Sosial PT 0 K/0

2 Gatot Yulianto, SH L 69. 613. 131. 7-525. 000 Kepala BPSTW PT 0 TK/0

3 Drs. Budi Harsonoo L 78. 285. 609. 0-542. 000 Guru Agama PTT 1 K/1

4 Machdar R. Dahuri, M. Pd L 49. 318. 296. 8-541. 000 Guru Agama PTT 0 TK/0

5 Dr. Rini Pantja Setijani P 58. 049. 452. 2-542. 000 Dokter Madya BP 0 K/0

6 Ibnu Adi Putra, S. Psi L 69. 661. 718. 2-542. 000 Psikolog BP 0 K/0

Sumber: Data yang diolah

Keterangan:

JK: Jenis Kelamin K: Kawin TK: Tidak Kawin PT: Pegawai Tetap BP: Bukan Pegawai

JT: Jumlah Tanggungan L: Laki-laki P: Perempuan PTT: Pegawai Tidak Tetap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

56

56

2. Daftar gaji pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan pegawai di Dinas

Sosial DIY adalah hasil rekapitulasi gaji oleh bendahara Dinas Sosial

DIY yang diterima oleh pegawai selama tahun 2018. Daftar gaji pegawai

dapat dilihat pada lampiran 3.

3. Data penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terdiri dari:

a. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap sebagai

berikut:

1) Jumlah penghasilan bruto meliputi gaji pokok dan tunjangan

lain.

2) Jumlah penghasilan neto.

3) Jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

4) Jumlah Penghaislan Kena Pajak (PKP).

5) Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang setahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

57

Formula yang digunakan oleh Dinas Sosial DIY untuk menghitung Pajak

Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap oleh Dinas Sosial DIY

Keterangan Jumlah

Gaji Pokok Sebulan A

Tunjangan Istri (10% x A) B

Tunjangan Anak (2% x A) C +

Jumlah gaji dan Tunjangan keluarga (A+B+C) D

Tunjangan Umum E

Tunjangan Struktural/Fungsional F

Tunjangan Beras G

Tunjangan Perbaikan Penghasilan H

Tunjangan Khusus I +

Jumlah Penghasilan Bruto (D+E+F+G+H+I) J

Pengurangan:

Biaya Jabatan (5% x J) K

Iuran Pensiun (4,75% x D) L +

Jumlah Biaya (K+L) M -

Jumlah Penghasilan Neto (J-M) N

Sumber: Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap oleh Dinas Sosial

DIY

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

58

Tabel 9. Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap oleh Dinas Sosial DIY

(Lanjutan)

PTKP

*Sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

16/PJ/2016

O -

PKP P

PPh Pasal 21

**Sesuai Tarif Pasal 17 UU PPh No. 36 Tahun 2008 x (P)

Q

Sumber: Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap oleh Dinas Sosial DIY

Jumlah penghasilan bruto (J) didapat dari jumlah gaji pokok dan

tunjangan keluarga (D) ditambah dengan tunjangan umum (E), tunjangan

struktural/fungsional (F), tunjangan beras (G), tunjangan perbaikan

penghasilan (H), dan tunjangan khusus (I). Penghasilan Neto (N) didapat

dari penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan (5% x jumlah

penghasilan bruto), dan iuran pensiun (4,75 x jumlah gaji dan tunjangan

keluarga). Penghasilan Kena Pajak (P) diperoleh dari penghasilan neto (N)

dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (O) dengan tarif sesuai

pasal 11 PER-16/PJ/2016. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang

setahun (Q) dihitung dengan cara mengkalikan Penghasilan Kena Pajak

(P) dengan tarif pasal 17 Undang-undang No. 36 Tahun 2008.

b. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap adalah

sebagai berikut:

1) Jumlah penghasilan sebulan.

2) Penghasilan neto sebulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

59

3) Jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

4) Jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP).

5) Jumlah PPh Pasal 21.

Formula yang digunakan oleh Dinas Sosial DIY untuk menghitung

Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai tidak tetap adalah

sebagai berikut:

Tabel 10. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pegawai

Tidak Tetap oleh Dinas Sosial DIY

Jenis Penghasilan Tarif Dasar Pengenaan Pajak

Upah dibayarkan secara

bulanan

Pasal

17 ayat

(1)

huruf a

UU PPh

PKP Setahun = penghasilan

bruto disetahunkan – PTKP

setahun

Sumber: Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap

oleh Dinas Sosial DIY

c. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bukan Pegawai adalah

sebagai berikut:

1) Jumlah penghaislan sebulan.

2) Dasar pemotongan.

3) Jumlah Penghasilan Kena Pajak.

4) Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

60

Tabel 11. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Bukan

Pegawai oleh Dinas Sosial DIY

Keterangan Jumlah

Penghasilan Bruto xxx

Dasar Pemotongan PPh Pasal 21

(50% x penghasilan bruto)

(xxx)

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) (xxx) -

Penghasilan Kena Pajak (PKP) xx

PPh Pasal 21 xx

Sumber: Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai oleh

Dinas Sosial DIY

B. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan peneliti dalam menjawab rumusan masalah

adalah dengan cara menghitung kembali, membandingkan dan menarik

kesimpulan atas penghitungan Pajak Penghasilan Pasl 21 yang dilakukan

oleh Bendahara Dinas Sosial DIY dengan Peraturan Direktur Jenderal

Pajak Nomor PER-16/PJ/2016. Adapun tahap-tahap yang dilakukan

peneliti sebagai berikut:

1. Melakukan Penghitungan Kembali PPh Pasal 21

Melakukan penghitungan kembali Pajak Penghasilan Pasal 21 di Dinas

Sosial DIY sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

16/PJ/2016. Ringkasan hasil penghitungan kembali yang telah

dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada Tabel 12 sampai Tabel 14 di

bawah ini:

a. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

61

Tabel 12. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016

Keterangan Nama Pegawai

Drs. Pramujaya

Hadi Prianto,

M.Si (K/2)

Gatot Yulianto,

SH

(TK/0)

Penghasilan Bruto

Gaji Pokok/Pensiun Rp 64.704.000 Rp 55.980.000

Tunjangan Istri Rp 5.427.000 -

Tunjangan Anak Rp 2.160.000 -

Jumlah Gaji dan

Tunjnagan Keluarga

Rp 72.291.000 Rp 55.980.000

Tunjangan

Struktural/Fungsional

Rp 6.480.000 Rp 6.480.000

Tunjangan Perbaikan

Penghasilan

Rp 2.270.964 Rp 2.270.964

Tunjnagan Beras Rp 1.738.000 Rp 1.738.000

Tunjangan Khusus - -

Tunjangan Lain-lain - -

Jumlah Penghasilan

Bruto

Rp 82.779.964 Rp 66.468.964

Pengurangan:

Biaya Jabatan Rp 4.138.998 Rp 3.323.448

Iuran Pensiun atau THT Rp 3.433.822 Rp 2.659.050

Jumlah Pengurangan Rp 7.572.820 Rp 5.982.498

Penghitungan PPh Pasal

21:

Jumlah Penghasilan

Neto

Rp 75.207.144 Rp 60.486.466

PTKP Rp 67.500.000 Rp 54.000.000

PKP Rp 7.707.144 Rp 6.486.466

PPh Pasal 21 Terutang

Setahun

Rp 385.357 Rp 324.323

PPh Pasal 21 Terutang

Sebulan

Rp 32.113 Rp 27.027

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

62

b. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tidak Tetap Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.

PER-16/PJ/2016

Tabel 13. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tidak Tetap Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

16/PJ/2016

Keterangan Drs. Budi Harsono (K/1)

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Upah diterima

sebulan

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000

Penghasilan

neto sebulan

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000

Penghasilan

Tidak Kena

Pajak

Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000

Penghasilan

Kena Pajak

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PPh Pasal 21

Setahun

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PPh Pasal 21

Sebulan

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

63

Tabel 13. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tidak Tetap Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

16/PJ/2016 (Lanjutan)

Keterangan Drs. Budi Harsono (K/1)

Bulan Agustus September Oktober November Desember

Upah diterima

sebulan

Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 250.000

Penghasilan

neto sebulan

Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 250.000

Penghasilan

Tidak Kena

Pajak

Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000

Penghasilan

Kena Pajak

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PPh Pasal 21

Setahun

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PPh Pasal 21

Sebulan

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

64

Tabel 13. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

16/PJ/2016 (Lanjutan)

Keterangan Machdar R. Dahuri, M.Pd (TK/0)

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Upah diterima

sebulan

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 250.000

Penghasilan

neto sebulan

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000

Penghasilan

Tidak Kena

Pajak

Rp

4.500.000

Rp

4.500.000

Rp

4.500.000

Rp

4.500.000

Rp

4.500.000

Rp

4.500.000

Rp

4.500.000

Penghasilan

Kena Pajak

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PPh Pasal 21

Setahun

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PPh Pasal 21

Sebulan

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

65

Tabel 13. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

16/PJ/2016 (Lanjutan)

Keterangan Machdar R. Dahuri, M.Pd (TK/0)

Bulan Agustus September Oktober November Desember

Upah diterima

sebulan

Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000

Penghasilan

neto sebulan

Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000

Penghasilan

Tidak Kena

Pajak

Rp

4.500.000

Rp

4.500.000

Rp

4.500.000

Rp

4.500.000

Rp

4.500.000

Penghasilan

Kena Pajak

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PPh Pasal 21

Setahun

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PPh Pasal 21

Sebulan

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

66

c. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

16/PJ/2016

Tabel 14. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

16/PJ/2016

Keterangan Dr. Rini Pantja Setijani (K/0)

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Penghasilan

Bruto

Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000

Dasar

Pemotongan

PPh Pasal 21

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 750.000

PTKP Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PKP Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 750.000

PPh Pasal 21

Sebulan

Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 75.000 Rp 25.000 Rp 50.000 Rp 50.000 Rp 150.000

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

67

Tabel 14. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

16/PJ/2016 (Lanjutan)

Keterangan Dr. Rini Pantja Setijani (K/0)

Bulan Agustus Septmber Oktober November Desember

Penghasilan

Bruto

Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000

Dasar

Pemotongan

PPh Pasal 21

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000

PTKP Rp -

Rp -

Rp -

Rp -

Rp -

PKP Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 750.000

PPh Pasal 21

Sebulan

Rp 25.000 Rp 150.000 Rp 75.000 Rp 25.000 Rp 37.500

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

68

Tabel 14. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

16/PJ/2016 (Lanjutan)

Keterangan Ibnu Adi Putra, S.Pd (K/0)

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Penghasilan

Bruto

Rp 1.000.000 Rp 600.000 Rp 1.250.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000

Dasar

Pemotongan

PPh Pasal 21

Rp 500.000 Rp 300.000 Rp 625.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 750.000

PTKP Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PKP Rp 1.000.000 Rp 600.000 Rp 1.250.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000

PPh Pasal 21

Sebulan

Rp 50.000 Rp 30.000 Rp 62.500 Rp 50.000 Rp 50.000 Rp 75.000 Rp 75.000

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

69

Tabel 14. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

16/PJ/2016 (Lanjutan)

Keterangan Ibnu Adi Putra, S.Pd (K/0)

Bulan Agustus September Oktober November Desember

Penghasilan

Bruto

Rp 800.000 Rp 450.000 Rp 500.000 Rp 700.000 Rp 500.000

Dasar

Pemotongan

PPh Pasal 21

Rp 400.000 Rp 225.000 Rp 250.000 Rp 350.000 Rp 250.000

PTKP Rp -

Rp -

Rp -

Rp -

Rp -

PKP Rp 400.000 Rp 225.000 Rp 250.000 Rp 350.000 Rp 250.000

PPh Pasal 21

Sebulan

Rp 20.000 Rp 11.250 Rp 12.500 Rp 17.500 Rp 12.500

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

70

2. Tahap Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bendahara dengan

penghitungan peneliti dan Langkah Evaluasi.

Melakukan perbandingan penghitungan pajak penghasilan pasal 21 oleh

Bendahara Dinas Sosial DIY dengan penghitungan yang telah

dilakukan penulis sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.

PER-16/PJ/2016 untuk masing-masing komponen. Perbandingan

penghitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

a. Data Perbandingan Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi 2 (dua)

Pegawai Tetap

1) Cara Penghitungan Penghasilan Bruto

Tabel 15. Perbandingan Penghitungan Penghasilan Bruto Bagi Pegawai Tetap

Komponen Tata Cara

Penghitungan

Penghasilan Bruto

Menurut Dinas

Sosial DIY

Tata Cara

Penghitungan

Penghasilan Bruto

Menurut PER-

16/PJ/2016

Temuan

Cara

menghitung

penghasilan

bruto

sebulan

Penghasilan Bruto

yang diterima atau

diperoleh selama

sebulan, yang

meliputi seluruh

gaji, segala jenis

tunjangan dan

pembayaran teratur

lainnya, termasuk

uang lembur

(overtime) dan

pembayaran

lainnya.

Penghasilan Bruto

yang diterima atau

diperoleh selama

sebulan, yang

meliputi seluruh

gaji, segala jenis

tunjangan dan

pembayaran teratur

lainnya, termasuk

uang lembur

(overtime) dan

pembayaran

lainnya.

Cara menghitung

Penghasilan Bruto

yang dilakukan

Dinas Sosial DIY

sesuai dengan

PER-16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

71

2) Cara Penghitungan Penghasilan Neto

Tabel 16. Perbandingan Penghitungan Penghasilan Neto Bagi Pegawai Tetap

Komponen Tata Cara

Penghitungan

Penghasilan Neto

Menurut Dinas

Sosial DIY

Tata Cara

Penghitungan

Penghasilan Neto

Menurut PER-

16/PJ/2016

Temuan

Cara

menghitung

penghasilan

neto sebulan

Penghasilan Neto

sebulan diperoleh

dengan cara

mengurangi

penghasilan bruto

sebulan dengan

biaya jabatan

sebesar 6% dari

penghasilan bruto,

serta iuran pensiun,

iuran Jaminan Hari

Tua, dan/atau iuran

Tunjangan Hari Tua

yang dibayar sendiri

oleh pegawai

melalui pemberi

kerja kepada Dana

Pensiun yang telah

disahkan oleh

Menteri Keuangan

atau BPJS

Ketenagakerjaan.

Penghasilan Neto

sebulan diperoleh

dengan cara

mengurangi

penghasilan bruto

sebulan dengan

biaya jabatan

sebesar 5% dari

penghasilan bruto,

serta iuran pensiun,

iuran Jaminan Hari

Tua, dan/atau iuran

Tunjangan Hari

Tua yang dibayar

sendiri oleh

pegawai melalui

pemberi kerja

kepada Dana

Pensiun yang telah

disahkan oleh

Menteri Keuangan

atau BPJS

Ketenagakerjaan.

Cara menghitung

Penghasilan Neto

yang dilakukan

Dinas Sosial DIY

tidak sesuai dengan

PER-16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

72

3) Cara Penghitungan PTKP

Tabel 17. Perbandingan Penghitungan PTKP Bagi Pegawai Tetap

Komponen Tata Cara

Penghitungan

PTKP Menurut

Dinas Sosial DIY

Tata Cara

Penghitungan PTKP

Menurut PER-

16/PJ/2016

Temuan

Cara

menghitung

PTKP

Penghitungan

PTKP ditentukan

berdasarkan

Peraturan Menteri

Keuangan No.

101/PMK.010/2016

yaitu besarnya

PTKP Indonesia

adalah

Rp54.000.000,00.

Jika wajib pajak

sudah kawin,

terdapat tambahan

senilai

Rp4.500.000,00.

Begitu juga jika

wajib pajak

memiliki

tanggungan untuk

setiap anggota

keluarga sedarah,

dikenai tambahan

senilai

Rp4.500.00,00.

Penghitungan PTKP

ditentukan

berdasarkan

Peraturan Menteri

Keuangan No.

101/PMK.010/2016

yaitu besarnya

PTKP Indonesia

adalah

Rp54.000.000,00.

Jika wajib pajak

sudah kawin,

terdapat tambahan

senilai

Rp4.500.000,00.

Begitu juga jika

wajib pajak

memiliki

tanggungan untuk

setiap anggota

keluarga sedarah,

dikenai tambahan

senilai

Rp4.500.00,00.

Cara menghitung

PTKP yang

dilakukan Dinas

Sosial DIY sesuai

dengan PER-

16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

73

4) Cara Penghitungan Penghasilan PKP

Tabel 18. Perbandingan Penghitungan PKP Bagi Pegawai Tetap

Komponen Tata Cara

Penghitungan PKP

Menurut Dinas

Sosial DIY

Tata Cara

Penghitungan PKP

Menurut PER-

16/PJ/2016

Temuan

Cara

menghitung

PKP

Penghitungan PKP

ditentukan

berdasarkan

penerapan Tarif

Pasal 17 ayat (1)

huruf a UU PPh,

yaitu sebesar

Penghasilan neto

setahun dikurangi

dengan PTKP.

Penghitungan PKP

ditentukan

berdasarkan

penerapan Tarif

Pasal 17 ayat (1)

huruf a UU PPh,

yaitu sebesar

Penghasilan neto

setahun dikurangi

dengan PTKP.

Cara menghitung

PKP yang

dilakukan Dinas

Sosial DIY sesuai

dengan PER-

16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

5) Penghitungan PPh Pasal 21 Setahun

Tabel 19. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap

Komponen Tata Cara

Penghitungan PPh

Pasal 21 Setahun

Menurut Dinas

Sosial DIY

Tata Cara

Penghitunga PPh

Pasal 21 Setahun

Menurut PER-

16/PJ/2016

Temuan

Cara

menghitung

PPh Pasal 21

Setahun

Penghitungan PPh

Pasal 21 Setahun

dikenakan tarif

kepada wajib pajak

orang pribadi yang

memiliki NPWP

dengan penghasilan

tahunan sampai

dengan

Rp50.000.000,00

adalah 5%, WP

dengan penghasilan

tahunan di atas

Penghitungan PPh

Pasal 21 Setahun

dikenakan tarif

kepada wajib pajak

orang pribadi yang

memiliki NPWP

dengan penghasilan

tahunan sampai

dengan

Rp50.000.000,00

adalah 5%, WP

dengan penghasilan

tahunan di atas

Cara menghitung

PPh Pasal 21

Setahun yang

dilakukan Dinas

Sosial DIY sesuai

dengan PER-

16/PJ/2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

74

Rp50.000.000,00

sampai dengan

Rp250.000.000,00

adalah 15%, WP

dengan penghasilan

tahunan di atas

Rp250.000.000,00

sampai dengan

Rp500.000.000,00

adalah 25%, WP

dengan penghasilan

tahunan di atas

Rp500.000.000,00

adalah 30%. Untuk

WP yang tidak

memiliki NPWP.

Dikenai tarif 20%

lebih tinggi dari

mereka yang

memiliki NPWP.

Rp50.000.000,00

sampai dengan

Rp250.000.000,00

adalah 15%, WP

dengan penghasilan

tahunan di atas

Rp250.000.000,00

sampai dengan

Rp500.000.000,00

adalah 25%, WP

dengan penghasilan

tahunan di atas

Rp500.000.000,00

adalah 30%. Untuk

WP yang tidak

memiliki NPWP.

Dikenai tarif 20%

lebih tinggi dari

mereka yang

memiliki NPWP.

Sumber: Data yang diolah

6) Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan

Tabel 20. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap

Komponen Tata Cara

Penghitungan PPh

Pasal 21 Menurut

Dinas Sosial DIY

Tata Cara

Penghitunga PPh

Pasal 21 Menurut

PER-16/PJ/2016

Temuan

Cara

menghitung

PPh Pasal 21

Sebulan

Penghitungan PPh

Pasal 21 setahun

atas penghasilan

dibagi dengan 12

(dua belas) atau

jumlah PPh Pasal

21 setahun atas

penghasilan dibagi

banyaknya bulan

yang menjadi faktor

pengali.

Penghitungan PPh

Pasal 21 setahun

atas penghasilan

dibagi dengan 12

(dua belas) atau

jumlah PPh Pasal

21 setahun atas

penghasilan dibagi

banyaknya bulan

yang menjadi faktor

pengali.

Cara menghitung

PPh Pasal 21 yang

dilakukan Dinas

Sosial DIY sesuai

dengan PER-

16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

75

b. Data Perbandingan Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai

Tidak Tetap

1) Cara Penghitungan Jumlah Upah Diterima

Tabel 21. Perbandingan Penghitungan Jumlah Upah Bagi Pegawai Tidak Tetap

Komponen Tata Cara

Penghitungan

Jumlah Upah

diterima Bagi

Pegawai Tidak

Tetap Menurut

Dinas Sosial DIY

Tata Cara

Penghitungan

Jumlah Upah

diterima Bagi

Pegawai Tidak

Tetap Menurut

PER-16/PJ/2016

Temuan

Cara

menghitung

jumlah upah

diterima bagi

pegawai

tidak tetap

Jumlah Upah

Diterima ditentukan

oleh seluruh

penghasilan yang

diterima atau

diperoleh selama

pegawai melakukan

pekerjaan yang

diterima selama

bulanan.

Jumlah Upah

Diterima

ditentukan oleh

seluruh

penghasilan yang

diterima atau

diperoleh selama

pegawai

melakukan

pekerjaan yang

diterima selama

bulanan.

Cara menghitung

Junlah Upah

Diterima yang

dilakukan Dinas

Sosial DIY sesuai

dengan PER-

16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

76

2) Cara Penghitungan Dasar Pemotongan

Tabel 22. Perbandingan Penghitungan Dasar Pemotongan Bagi Pegawai Tidak

Tetap

Komponen Tata Cara

Penghitungan Dasar

Pemotongan Bagi

Pegawai Tidak

Tetap Menurut

Dinas Sosial DIY

Tata Cara

Penghitungan

Dasar Pemotongan

Bagi Pegawai

Tidak Tetap

Menurut PER-

16/PJ/2016

Temuan

Cara

menghitung

dasar

pemotongan

bagi pegawai

tidak tetap

Dasar Pemotongan

yang dilakukan

untuk upah yang

dibayarkan secara

bulanan berdsarkan

Tarif Pasal 17 ayat

(1) huruf a UU PPh

yaitu penghasilan

bruto atau jumlah

upah yang diterima

dikurangi dengan

PTKP.

yang dilakukan

untuk upah yang

dibayarkan secara

bulanan berdsarkan

Tarif Pasal 17 ayat

(1) huruf a UU PPh

yaitu penghasilan

bruto atau jumlah

upah yang diterima

dikurangi dengan

PTKP.

Cara menghitung

Dasar Pemotongan

yang dilakukan

Dinas Sosial DIY

sesuai dengan

PER-16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

3) Cara Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Tabel 23. Perbandingan Penghitungan PKP Bagi Pegawai Tidak Tetap

Komponen Tata Cara

Penghitungan PKP

Bagi Pegawai Tidak

Tetap Menurut

Dinas Sosial DIY

Tata Cara

Penghitungan PKP

Bagi Pegawai

Tidak Tetap

Menurut PER-

16/PJ/2016

Temuan

Cara

menghitung

PKP bagi

pegawai

tidak tetap

Penghitungan PKP

didapat dari

penghasilan yang

telah diterima

dikurangi dengan

jumlah pengurang

atau jumlah

penghasilan yang

sudah dipotong.

Penghitungan PKP

didapat dari

penghasilan yang

telah diterima

dikurangi dengan

jumlah pengurang

atau jumlah

penghasilan yang

sudah dipotong.

Cara menghitung

PKP yang

dilakukan Dinas

Sosial DIY sesuai

dengan PER-

16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

77

4) Penghitungan PPh Pasal 21

Tabel 24. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tidak Tetap

Komponen Tata Cara

Penghitungan PPh

Pasal 21 Bagi

Pegawai Tidak

Tetap Menurut

Dinas Sosial DIY

Tata Cara

Penghitungan PPh

Pasal 21 Bagi

Pegawai Tidak

Tetap Menurut

PER-16/PJ/2016

Temuan

Cara

menghitung

PPh Pasal 21

bagi pegawai

tidak tetap

PPh Pasal 21

dihitung dengan

menerapkan Tarif

Pasal 17 ayat (1)

huruf a Undang-

Undang PPh atas

jumlah upah bruto

yang disetahunkan

setelah dikurangi

PTKP dan PPh

Pasal 21 yang harus

dipotong adalah

sebesar PPh Pasal

21 hasil

penghitungan

tersebut dibagi 12.

PPh Pasal 21

dihitung dengan

menerapkan Tarif

Pasal 17 ayat (1)

huruf a Undang-

Undang PPh atas

jumlah upah bruto

yang disetahunkan

setelah dikurangi

PTKP dan PPh

Pasal 21 yang

harus dipotong

adalah sebesar PPh

Pasal 21 hasil

penghitungan

tersebut dibagi 12.

Cara menghitung

PPh Pasal 21 yang

dilakukan Dinas

Sosial DIY sesuai

dengan PER-

16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

78

c. Data Perbandingan Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan

Pegawai Berkesinambungan

1) Cara Penghitungan Jumlah Imbalan

Tabel 25. Perbandingan Penghitungan Jumlah Imbalan Bagi Bukan Pegawai

Berkesinambungan

Komponen Tata Cara

Penghitungan

Jumlah Imbalan

Bagi Bukan

Pegawai

Berkesinambungan

Menurut Dinas

Sosial DIY

Tata Cara

Penghitungan

Jumlah Imbalan

Bagi Bukan

Pegawai

Berkesinambungan

Menurut PER-

16/PJ/2016

Temuan

Cara menghitung

jumlah imbalan

bagi bukan

pegawai

berkesinambungan

Imbalan yang

diterima

berdasarkan

penyelesaian atas

pekerjaan, jasa,

atau kegiatan

lainnya yang

dibayarkan atau

terutang lebih dari

satu kali dalam satu

kalender.

Imbalan yang

diterima

berdasarkan

penyelesaian atas

pekerjaan, jasa,

atau kegiatan

lainnya yang

dibayarkan atau

terutang lebih dari

satu kali dalam

satu kalender.

Cara

menghitung

Jumlah

Imbalan yang

dilakukan

Dinas Sosial

DIY sesuai

dengan PER-

16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

79

2) Cara Penghitungan Dasar Pemotongan Pajak

Tabel 26. Perbandingan Penghitungan Dasar Pemotongan Pajak Bagi Bukan

Pegawai Berkesinambungan

Komponen Tata Cara

Penghitungan

Dasar Pemotongan

Bagi Bukan

Pegawai

Berkesinambungan

Menurut Dinas

Sosial DIY

Tata Cara

Penghitungan

Dasar Pemotongan

Bagi Bukan

Pegawai

Berkesinambungan

Menurut PER-

16/PJ/2016

Temuan

Cara menghitung

dasar pemotongan

bagi bukan

pegawai

berkesinambungan

Dasar Pemotongan

yang digunakan

berdasarkan Tarif

Pasal 17 ayat (1)

huruf a UU PPh.

Besarnya

penghasilan kena

pajak adalah 50%

(lima puluh persen)

dari jumlah

penghasilan bruto

atau yang diterima.

Dasar Pemotongan

yang digunakan

berdasarkan Tarif

Pasal 17 ayat (1)

huruf a UU PPh.

Besarnya

penghasilan kena

pajak adalah 50%

(lima puluh

persen) dari jumlah

penghasilan bruto

atau yang diterima.

Cara

menghitung

Dasar

Pemotongan

yang dilakukan

Dinas Sosial

DIY sesuai

dengan PER-

16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

3) Cara Penghitungan PKP

Tabel 27. Perbandingan Penghitungan PKP Pajak Bagi Bukan Pegawai

Berkesinambungan

Komponen Tata Cara

Penghitungan PKP

Menurut Dinas

Sosial DIY

Tata Cara

Penghitungan PKP

Menurut PER-

16/PJ/2016

Temuan

Cara

menghitung

PKP bagi

bukan

pegawai

Besarnya

Penghasilan Kena

Pajak adalah

sebesar 50% (lima

puluh persen) dari

jumlah penghasilan

bruto dikurangi

PTKP per bulan.

Besarnya

Penghasilan Kena

Pajak adalah

sebesar 50% (lima

puluh persen) dari

jumlah penghasilan

bruto dikurangi

PTKP per bulan.

Cara menghitung

PKP yang

dilakukan Dinas

Sosial DIY sesuai

dengan PER-

16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

80

4) Cara Penghitungan PPh Pasal 21

Tabel 28. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai

Berkesinambungan

Komponen Tata Cara

Penghitungan PPh

Pasal 21 Menurut

Dinas Sosial DIY

Tata Cara

Penghitungan PPh

Pasal 21 Menurut

PER-16/PJ/2016

Temuan

Cara

menghitung

PPh Pasal 21

bagi bukan

pegawai

PPh Pasal 21

berdasarkan Tarif

Pasal 17 ayat (1)

huruf a Undang-

Undang PPh

dikalikan dengan

penghasilan kena

pajak.

PPh Pasal 21

berdasarkan Tarif

Pasal 17 ayat (1)

huruf a Undang-

Undang PPh

dikalikan dengan

penghasilan kena

pajak.

Cara menghitung

PPh Pasal 21 yang

dilakukan Dinas

Sosial DIY sesuai

dengan PER-

16/PJ/2016.

Sumber: Data yang diolah

C. Pembahasan

Hasil penelitian mengenai penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji 2 (dua)

pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan pegawai oleh Dinas Sosial

DIY adalah sebagai berikut:

1. Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi 2 (dua) Pegawai Tetap Dinas

Sosial DIY

a. Penghitungan Penghasilan Bruto

Berdasarkan analisis data, penghitungan penghasilan bruto

yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai berdasarkan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016,

yaitu jumlah penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh

penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

81

Pasal 26 adalah seluruh jumlah penghasilan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 yang diterima atau diperoleh dalam

satu periode atau pada saat dibayarkan.

b. Penghitungan Penghasilan Neto

Berdasarkan analisis data, penghitungan penghasilan neto

setahun yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY tidak sesuai

berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

16/PJ/2016. Selisih sebesar Rp1.492.490,00 lebih rendah dari

penghitungan peneliti. Selisih di atas disebabkan oleh kesalahan

menentukan jumlah pengurang penghasilan bruto pada biaya

jabatan yang terlalu tinggi sebesar 6% (enam persen) dari

penghasilan bruto. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor PER-16/PJ/2016 biaya jabatan besarnya 5% (lima

persen) dikalikan dengan penghasilan bruto yang diterima.

c. Penghitungan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Berdasarkan analisis data, penghitungan jumlah

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang dilakukan oleh

Dinas Sosial DIY sudah sesuai berdasarkan Peraturan Direktur

Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016.

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

16/PJ/2016 besaran PTKP adalah Rp54.000.000,00 (lima puluh

empat juta rupiah) untuk Wajib Pajak Orang Pribadi,

Rp4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

82

tambahan Wajib Pajak yang kawin, Rp4.500.000,00 (empat juta

lima ratus ribu rupiah) untuk tambahan setiap anggota keluarga

sedarah dan keluarga semeda dalam garis keturunan lurus serta

anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling

banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga. Bagi karyawati

kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri, bagi karyawati tidak

kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP

untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.

d. Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Berdasarkan analisis data, penghitungan jumlah

Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dilakukan oleh Dinas Sosial

DIY tidak sesuai berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor PER-16/PJ/2016.

Perbandingan penghitungan PKP yang dilakukan oleh

Dinas Sosial DIY dan penulis, terdapat selisih sebesar

Rp1.492.490,00 lebih rendah dari hasil perbandingan penghitungan

PKP dengan peneliti. Penghitungan PKP oleh Dinas Sosial DIY

sudah benar berdasarkan peraturan perpajakan. Selisih di atas

disebabkan oleh penghitungan jumlah penghasilan neto setahun

dalam pengurangan biaya jabatan yang lebih tinggi.

e. Penghitungan Pajak Penghasilan 21

Berdasarkan analisis data, penghitungan jumlah PPh Pasal

21 yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

83

berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

16/PJ/2016. Perbandingan penghitungan PPh Pasal 21 terdapat

selisih sebesar Rp74.624,00 lebih rendah dari penghitungan

peneliti. Selisih disebabkan oleh kesalahan penghitungan PKP

yang mengakibatkan wajib pajak menjadi kurang bayar.

Perbedaan selisih tersebut disebabkan karena Wajib Pajak Drs.

Pramujaya Hadi Prianto, M.Si kurang bayar Rp28.664,00,

menurut penghitungan peneliti kurang bayar Rp32.113,00

sehingga pembayaran pajak menjadi kurang bayar sebesar

Rp3.449,00. Sedangkan, untuk Wajib Pajak Gatot Yulianto, SH

kurang bayar Rp24.257,00, menurut penghitungan peniliti

kurang bayar Rp27.027,00 sehingga pembayaran pajak menjadi

kurang bayar Rp2.770,00. Penghitungan PPh Pasal 21 oleh

Dinas Sosial DIY sudah benar berdasarkan peraturan

perpajakan, sebesar 5% (lima persen) tarif PPh Pasal 21

dikalikan dengan PKP, dikarenakan seluruh PKP pegawai di

Dinas Sosial DIY berada pada lapisan penghasilan kena pajak

Rp0 sampai dengan Rp50.000.000,00 tarif pajak sebesar 5%

(lima persen).

2. Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tidak Tetap

a. Penghitungan Jumlah Upah Diterima

Berdasarkan hasil analis data, jumlah pengurang bagi pegawai

tidak tetap oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

84

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ2016.

Penghitungan jumlah upah diterima bagi pegawai tidak tetap

yaitu terdiri dari upah harian, upah mingguan, upah satuan,

upah borongan yang diterima atau diperoleh selama pegawai

melakukan pekerjaan.

b. Penghitungan Dasar Pemotongan

Berdasarkan hasil analis data, jumlah pengurang bagi pegawai

tidak tetap oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai dengan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak yaitu batas upah harian

sebesar Rp450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah)

sehingga tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal

penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari belum

melebihi Rp450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah).

Sedangkan untuk jumlah pengurang bagi penerima upah secara

bulanan, dapat menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP) sesungguhnya.

c. Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Berdasarkan hasil analisis data, jumlah Pengusaha Kena Pajak

(PKP) bagi pegawai tidak tetap oleh Dinas Sosial DIY sudah

sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

16/PJ2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

85

d. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan hasil analis data, jumlah PPh Pasal 21 bagi

pegawai tidak tetap oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai

dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

16/PJ2016 yaitu penghasilan bruto yang melebihi batas upah

dikalikan dengan tarif pemotongan Pasal 17ayat (1) dalam UU

Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008.

3. Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai

a. Penghitungan Jumlah Imbalan

Berdasarkan hasil analisis data, penghitungan jumlah imbalan

bagi Bukan Pegawai oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai

dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

16/PJ/2016 yaitu jumlah imbalan kepada bukan pegawai yang

dibayar atau terutang diterima lebih dari satu kali dalam satu

tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau

kegiatan.

b. Penghitungan Dasar Pemotongan

Berdasarkan hasil analisis data, penghitungan dasar pengenaan

pajak bagi Bukan Pegawai oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai

dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

16/PJ2016 yaitu dikenakan tarif sebesar 50% (lima puluh

persen) dari jumlah penghasilan bruto untuk setiap

pembayaran imbalan kepada bukan pegawai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

86

c. Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Berdasarkan hasil analisis data, jumlah PKP bagi Bukan

Pegawai oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai dengan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ2016 yaitu 50%

(lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto dikurangi

PTKP perbulan.

d. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan analisis data, penghitungan PPh Pasal 21

Terutang bagi Bukan Pegawai oleh Dinas Sosial DIY sudah

sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

16/PJ/2016 yaitu menggunakan tarif Pasal 17 ayat (1) dalam

UU Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 dikalikan

dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

86

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan,

peneliti mendapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji yang diterima oleh 2 (dua)

pegawai tetap di Dinas Sosial DIY untuk komponen Penghasilan

Bruto, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) telah sesuai dengan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.

Sedangkan, untuk komponen Penghasilan Neto, Penghasilan Kena

Pajak, dan PPh Pasal 21 tidak sesuai dengan Peraturan Direktur

Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.

2. Penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji yang diterima oleh pegawai

tidak tetap di Dinas Sosial DIY telah sesuai dengan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.

3. Penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji yang diterima oleh bukan

pegawai di Dinas Sosial DIY telah sesuai dengan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti tidak memperoleh rincian

penghitungan tunjangan-tunjangan yang diterima pegawai tetap di Dinas

Sosial DIY sebagai data pendukung dalam menghitung PPh Pasal 21,

sehingga dalam melakukan penghitungan PPh Pasal 21 penulis hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

87

menjumlah tunjangan yang telah ditentukan besarannya oleh Bendahara

Dinas Sosial DIY selama tahun 2018.

C. Saran

1. Bagi Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi oleh Bendahara

Dinas Sosial DIY dalam melakukan kewajiban pemotongan atas Pajak

Penghasilan Pasal 21 pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan

pegawai, supaya dalam melakukan kewajiban perpajakan ini sudah

sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dengan subjek penelitian yang sama diharapkan

mendapat rincian data secara lengkap untuk meningkatkan keakuratan

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

88

DAFTAR PUSTAKA

Abitama, Alexander. 2017. “Evaluasi Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Terutang ats Gaji Pegawai Tetap dan Bukan Pegawai Studi Kasus di SMA

Kolose De Britto Yogyakarta”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.

Yogyakarta.

Alexander, Simon. 2017. “Evaluasi Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Terutang atas Gaji Pegawai Tetap Studi Kasus di SMP Negeri 13

Madiun”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal

Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat

Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran Pelaporan

Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.

Jakarta.

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 254/PMK.03/2008 tentang Penetapan Bagian Penghasilan

Sehubungan Dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta

Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak

Penghasilan. Jakarta.

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 101/PMK.010/2016 Tentang Penyesuaian

Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak. Jakarta.

Diana, Anastasia. dan Setiawati, Lilis. 2014. Perpajakan Teori dan Peraturan

Terkini. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Direktur Jenderal Pajak. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28

Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6

Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta.

Direktur Jenderal Pajak. 2009. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

57/PJ/2009 tentang Pedoman Tekknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran,

dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21/26. Direktorat Jenderal Pajak.

Jakarta.

Direktur Jenderal Pajak. 2016. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-

16/PJ/2016 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran

dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan

Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang

Pribadi. Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

89

Direktur Jenderal Pajak. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.

Resmi, Siti. 2016. Perpajakan Teori dan Kasus. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisinis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit

Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit

Alfabeta, Bandung.

Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis.

Penerbit Andi, Yogyakarta.

TmBooks. 2015. Cermat Menguasai Seluk-Beluk Perpajakan Indonesia. Penerbit

Andi, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

90

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

91

Lampiran 1

Daftar Pertanyaan Wawancara 1

Nama Lengkap: Drs. Untung Sukaryadi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Kadisono, Tegaltirto RT/RW 05/13 Berbah, Sleman

Jabatan : Kepala Dinas Sosial DIY

Daftar Pertanyaan Wawancara:

1. Berapa jumlah pegawai/tenaga kerja yang ada di Dinas Sosial DIY selama

tahun 2018?

Kalau di tahun 2018 ada 81 orang saja yang tetap karena di tahun 2018 itu

ada rolling jadi pegawai kami yang ada di Dinas Sosial DIY dari 114 orang

menjadi 81 orang saja. Untuk sisanya dipindahkan beberapa ke dinas yang

lain ada juga beberapa yang dipindahkan ke UPTD. Lalu untuk yang pegawai

tidak tetap ada psikolog dan pengajar untuk layanan di panti itu ada 2 orang

saja, nanti juga ada dokter yang setiap bulannya mengecek kesehatan di panti.

Jadi secara keseluruhan ya 85 orang pegawai saat ini mbak.

2. Bagaimana pembagian tugas dan wewenang untuk masing-masing pegawai

yang ada pada struktur organisasi di Dinas Sosial DIY?

Untuk struktur organisasi sudah jelas. Ada bangannya juga nanti bisa lihat di

depan atau di bagian ruang tunggu pelayanan masyarakat. Nanti disana bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

92

dilihat strukturnya dari Kepala Dinas, lalu dibawahnya ada sekretaris dan

fungsional baru dibawahnya ada subbagian dan diikuti dengan bidang-

bidangnya termasuk UPTD. Kalau untuk tugas dan wewenang tentunya

Kepala Dinas ya bertangggung jawab atas tugas dan kewajiban kepada

pemerintah kota yaitu Gubernur dan Walikota ya. Kalau sekretaris nanti

bertugas menyelesaikan administrasi di Dinas Sosial, kemudian untuk

subbagian nanti ada bagian program, keuangan dan umum. Bidangnya

sendiri nanti dikelompokkan berbagai bidang, tujuannya ya untuk menangani

dan melayani masyarakat seperti bidang rehabilitasi sosial, penanganan fakir

miskiin dan lainnya.

3. Apakah ada pemberitahuan atau pelaporan kepada bapak terkait dengan pajak

penghasilan pasal 21?

Kalau untuk bagian keuangan sendiri, seperti pelaporan pajak atau pajak

penghasilan pasal 21 ya tadi itu sudah ada yang menangani yaitu bendahara

keuangan. Biasanya bendahara dapat menyampaikan laporan keuangannya

didalam rapat bulanan Dinas ya kemudia disampaikan terkait juga dengan

laporan pajak dari gaji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

93

Daftar Pertanyaan Wawancara 2

Nama Lengkap: Puji Astuti

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jalan Imogiri Barat No.208

Jabatan : Bendahara Dinas Sosial DIY

Daftar Pertanyaan Wawancara:

1. Berapa jumlah pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan pegawai yang ada

di Dinas Sosial DIY pada tahun 2018?

Tahun 2018 ada 85 orang, itu sudah termasuk pegawai tetap dan pegawai

tidak tetap maupun bukan pegawai.

2. Berapa jumlah pegawai di tahun 2018 yang sudah memiliki NPWP dan yang

belum memiliki NPWP?

Kalau disiini semua sudah NPWP kok.

3. Apakah instansi ini telah menerapkan penghitungan pemotongan PPh Pasal 21

sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku pada tahun 2018? Jika sudah,

peraturan apa yang menjadi dasar penghitungan pemotongan PPh Pasal 21?

Kalau untuk update yang terbaru mengenai peraturan pajak saya kurang

paham. Tetapi sejauh ini yang saya tahu untuk melakukan penghitungan PPh

21 itu masih sesuai dengan peraturan DJP yang 2016. Karena kami sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

94

menggunakan sistem, jadi saya tinggal memasukkan angkanya saja dan

melaporkan.

4. Tunjangan apa saja yang diberikan kepada semua pegawai tetap?

Kalau disini ada tunjangan struktural ya atau fungsional, tunjangan

istri/suami, kemudian ada tunjangan anak, beras, perbaikan penghasilan,

prestasi kerja, dan tunjangan lainnya.

5. Bagaimana aturan penghitungan biaya jabatan dan iuran pensiun yang

dilakukan oleh Dinas Sosial DIY?

Biaya jabatan itu 5% dan iuran pensium 4,75% ya.

6. Bagaimana penghitungan PTKP bagi setiap pegawai?

Itu ada lapisan tarifnya ya. Kalau untuk WPOP itu 54 juta, kalau kawin nanti

ada tambahan 4,5 juta kemudian kalau ada tambahan anak nanti ditambah 4,5

juta lagi untuk masing-masing anak.

7. Bagaimana penghitungan PPh Pasal 21 terutang bagi setiap pegawai?

Setahu saya nanti kalau untuk pegawai tetap PNS itu ada formula 1721-A2

nanti dari jumlah PKP nya itu dikalikan lapisan tarif PPh dimulai dari 5%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

95

Lampiran 2

Tabel 1. Data Diri Pegawai Tahun 2018 oleh Dinas Sosial DIY

No Nama

Pegawai

NPWP Pegawai Jabatan Pegawai Status JT

1 Drs.

Pramujaya

Hadi Prianto,

M.Si

19. 738. 427. 5-542.

000

Kabid Rehabilitasi

Sosial

PT 0

2 Gatot

Yulianto, SH

69. 613. 131. 7-525.

000

Kepala BPSTW PT 0

3 Drs. Budi

Harsonoo

78. 285. 609. 0-542.

000

Guru Agama PTT 1

4 Machdar R.

Dahuri, M. Pd

49. 318. 296. 8-541.

000

Guru Agama PTT 0

5 Dr. Rini

Pantja

Setijani

58. 049. 452. 2-542.

000

Dokter Madya BP 0

6 Ibnu Adi

Putra, S. Psi

69. 661. 718. 2-542.

000

Psikolog BP 0

Sumber: Data diri pegawai oleh Dinas Sosial DIY 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

96

Lampiran 3

Tabel 2. Rekapitulasi Daftar Gaji Pegawai Di Dinas Sosial DIY Tahun 2018

No Nama Pegawai Jumlah Gaji Setahun

(Rp) 1 Drs. Pramujaya Hadi Prianto, M.Si Rp 64.704.000

2 Gatot Yulianto, SH Rp 55.980.000

3 Drs. Budi Harsonoo Rp 6.250.000

4 Machdar R. Dahuri, M. Pd Rp 7.250.000

5 Dr. Rini Pantja Setijani Rp 12.000.000

6 Ibnu Adi Putra, S. Psi Rp 10.800.000

Sumber: Rekapitulasi Daftar Gaji Pegawai Di Dinas Sosial DIY Tahun 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

97

Lampiran 4

Tabel 3. Data Hasil Penghitungan Sampel PPh Pasal 21 Setahun Pegawai

Tetap Tahun 2018 oleh Dinas Sosial DIY

Keterangan Nama Pegawai

Drs. Pramujaya

Hadi Prianto,

M.Si (K/2)

Gatot Yulianto,

SH

(TK/0)

Penghasilan Bruto

Gaji Pokok/Pensiun Rp 64.704.000 Rp 55.980.000

Tunjangan Istri Rp 5.427.000 -

Tunjangan Anak Rp 2.160.000 -

Jumlah Gaji dan Tunjnagan

Keluarga

Rp 72.291.000 Rp 55.980.000

Tunjangan Perbaikan Penghasilan Rp 2.270.964 Rp 2.270.964

Tunjangan Struktural/Fungsional Rp 6.480.000 Rp 6.480.000

Tunjnagan Beras Rp 1.738.000 Rp 1.738.000

Tunjangan Khusus - -

Tunjangan Lain-lain - -

Jumlah Penghasilan Bruto

Setahun

Rp 82.779.964 Rp 66.468.964

Pengurangan:

Biaya Jabatan Rp 4.966.798 Rp 3.988.138

Iuran Pensiun atau THT Rp 3.433.822 Rp 2.659.050

Jumlah Pengurangan Rp 8.400.620 Rp 6.647.188

Penghitungan PPh Pasal 21:

Jumlah Penghasilan Neto Rp 74.379.344 Rp 59.821.776

PTKP Rp 67.500.000 Rp 54.000.000

PKP Rp 6.879.344 R 5.821.776

PPh Pasal 21 Terutang Setahun Rp 343.967 Rp 291.089

PPh Pasal 21 Terutang Sebulan Rp 28.664 Rp 24.257

Sumber: Rekapitulasi Data Hasil Penghitungan Sampel PPh Pasal 21 oleh Dinas

Sosial DIY

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

98

Tabel 5. Data Hasil Penghitungan Sampel PPh Pasal 21 Setahun Pegawai Tidak Tetap Tahun 2018 oleh Dinas Sosial DIY

Keterangan Drs. Budi Harsono (K/1)

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Upah diterima

sebulan

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000

Penghasilan

neto sebulan

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000

Penghasilan

Tidak Kena

Pajak

Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000

Penghasilan

Kena Pajak

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PPh Pasal 21

Setahun

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

Keterangan Drs. Budi Harsono (K/1)

Bulan Agustus September Oktober November Desember

Upah diterima

sebulan

Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 250.000

Penghasilan

neto sebulan

Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 250.000

Penghasilan

Tidak Kena

Pajak

Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000

Penghasilan

Kena Pajak

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PPh Pasal 21 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

99

Tabel 5.. Data Hasil Penghitungan Sampel PPh Pasal 21 Setahun Pegawai Tidak Tetap Tahun 2018 oleh Dinas Sosial DIY (Lanjutan)

Keterangan Machdar R. Dahuri, M.Pd (TK/0)

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Upah diterima

sebulan

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 250.000

Penghasilan neto

sebulan

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000

Penghasilan

Tidak Kena

Pajak

Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000

Penghasilan

Kena Pajak

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PPh Pasal 21

Setahun

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

Keterangan Machdar R. Dahuri, M.Pd (TK/0)

Bulan Agustus September Oktober November Desember

Upah diterima

sebulan

Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000

Penghasilan neto

sebulan

Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000

Penghasilan

Tidak Kena

Pajak

Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000

Penghasilan

Kena Pajak

Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PPh Pasal 21 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

100

Tabel 6.. Data Hasil Penghitungan Sampel PPh Pasal 21 Setahun Bukan Pegawai Tahun 2018 oleh Dinas Sosial DIY

Keterangan Dr. Rini Pantja Setijani (K/0)

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Penghasilan Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000

DPP Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 750.000

PPh Pasal 21 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 75.000 Rp 25.000 Rp 50.000 Rp 50.000 Rp 150.000

Keterangan Dr. Rini Pantja Setijani (K/0)

Bulan Agustus September Oktober November Desember

Ppenghasilan Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000

DPP Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000

PPh Pasal 21 Rp 25.000 Rp 150.000 Rp 75.000 Rp 25.000 Rp 37.500

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

101

Tabel 6.. Data Hasil Penghitungan Sampel PPh Pasal 21 Setahun Bukan Pegawai Tahun 2018 oleh Dinas Sosial DIY (Lanjutan)

Keterangan Ibnu Adi Putra, S.Pd (K/0)

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Penghasilan Rp 1.000.000 Rp 600.000 Rp 1.250.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000

DPP Rp 500.000 Rp 300.000 Rp 625.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 750.000

PPh Pasal 21 Rp 50.000 Rp 30.000 Rp 62.500 Rp 50.000 Rp 50.000 Rp 75.000 Rp 75.000

Keterangan Ibnu Adi Putra, S.Pd (K/0)

Bulan Agustus September Oktober November Desember

Penghasilan Rp 800.000 Rp 450.000 Rp 500.000 Rp 700.000 Rp 500.000

DPP Rp 400.000 Rp 225.000 Rp 250.000 Rp 350.000 Rp 250.000

PPh Pasal 21 Rp 20.000 Rp 11.250 Rp 12.500 Rp 17.500 Rp 12.500

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

102

Lampiran 5

1. Bukti Potong 1721-A2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

103

2. Bagan Struktur Organisasi Oleh Dinas Sosial DIY

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

104

3. Dokumentasi Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 …

105

4. Dokumentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI