EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS
GAJI PEGAWAI TETAP, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN BUKAN
PEGAWAI
Studi Kasus di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Paulina Evita Oktavia
NIM : 152114135
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS
GAJI PEGAWAI TETAP, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN BUKAN
PEGAWAI
Studi Kasus di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Paulina Evita Oktavia
NIM : 152114135
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita
doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam
kita.”
-Efesus 3:20-
Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus atas anugerah, berkat, dan kasih setia-Nya.
Orang tua dan keluarga besar dari penulis yang selalu mendukung dalam doa
dan perbuatan selama studi.
Keluarga besar Akuntansi angkatan 2015 yang selalu berjuang dan berproses
bersama.
Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
membekali ilmu selama studi ini.
Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Terima kasih atas segala dukungan dan doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS
GAJI PEGAWAI TETAP, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN BUKAN
PEGAWAI Studi Kasus di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta
dan dimajukan untuk diuji pada Tanggal 12 Juni 2019 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Paulina Evita Oktavia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Paulina Evita Oktavia
NIM : 152114135
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS
GAJI PEGAWAI TETAP, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN BUKAN
PEGAWAI
Studi Kasus di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta
Beserta perangkat yang diberikan. Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tapa perlu memberikan royalty
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Paulina Evita Oktavia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, atas anugerah, berkat dan kasih setia-Nya.
2. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph. D selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. M. Trisnawati Rahayu, SE., M.Si., Ak., QIA., CA selaku Pembimbing yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Keluarga penulis yang banyak memberikan dukungan doa, motivasi dan
materi dalam menyelesaikan studi ini.
5. Edward Aria Jalu Taufan Putera, S.Pd yang selalu memberikan semangat dan
perhatian kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
6. Yoshinta Nuraviyanti dan Anastasia Hillaria selaku sahabat saya yang selalu
memberikan motivasi, semangat dan berproses bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Teman-teman kelas MPAT yang telah membantu dalam memberikan saran
dan dorongan dalam penulisan tugas akhir ini.
8. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Paulina Evita Oktavia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI…. .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
ABSTRAK ....….. ................................................................................................ xvi
ABSTRACT ....….. ............................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 6
A. Pajak… ................................................................................................... 6
B. Penghasilan ............................................................................................. 6
C. Pajak Penghasilan ................................................................................... 6
1. Pengertian Pajak Penghasilan .......................................................... 6
2. Subjek Pajak. ................................................................................... 7
3. Tidak Termasuk Subjek Pajak. ...................................................... 10
4. Objek Pajak. .................................................................................. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Tidak Termasuk Objek Pajak ........................................................ 13
D. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) .......................................... 17
1. Dasar Hukum PPh Pasal 21. .......................................................... 17
2. Pengertian PPh Pasal 21. ............................................................... 18
3. Pemotong PPh Pasal 21. ................................................................ 18
4. Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21. .................... 20
5. Tidak Termasuk Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh
Pasal 21…...................................................................................... 22
6. Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21. .................................... 23
7. Tidak Termasuk Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21. ......... 24
8. Dasar Pengenaan dan Pemotongan PPh Pasal 21. ......................... 25
9. Penghitungan PPh Pasal 21. .......................................................... 26
E. Pegawai ................................................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 36
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 36
1. Tempat Penelitian .......................................................................... 36
2. Waktu Penelitian ........................................................................... 36
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 36
1. Subjek Penelitian ........................................................................... 36
2. Objek Penelitian ............................................................................ 37
D. Data Penelitian ..................................................................................... 37
E. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................ 38
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 38
1. Wawancara .................................................................................... 38
2. Dokumentasi .................................................................................. 39
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 39
1. Tahap penghitungan kembali PPh Pasal 21. ................................. 39
2. Tahap perbandingan penghitungan PPh Pasal 21 Bendahara Dinas
Sosial DIY dengan penghitungan peneliti sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016 ............................... 41
3. Tahap Kesimpulan. ........................................................................ 46
BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS SOSIAL DIY ....................................... 51
A. Gambaran Umum ................................................................................. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
B. Profil Dinas Sosial DIY ........................................................................ 51
C. Visi dan Misi Dinas Sosial DIY ........................................................... 51
D. Bagan Struktur Organisasi .................................................................... 52
E. Struktur Organisasi ............................................................................... 50
F. Hubungan Dinas Sosial DIY dengan Badan Keuangan dan Aset
Daerah (BKAD) Kota Yogyakarta ....................................................... 50
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................. 54
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 54
B. Analisis Data ........................................................................................ 63
C. Pembahasan .......................................................................................... 83
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 86
A. Kesimpulan ................................................................................................. 86
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 86
C. Saran…........................................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88
LAMPIRAN……… .............................................................................................. 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 1. Besar PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) .................................... 28
Tabel 2. Tarif PPh Pasal 21 dan Tarif Pemotongan .......................................... 30
Tabel 3. Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 atas PKP ........................................... 31
Tabel 4. Ketentuan Yang Berlaku Pada Pegawai Tidak Tetap Atau
Karyawan Lepas Harian/Borongan ..................................................... 31
Tabel 5. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Bagi Pegawai Tetap PNS..................................................................... 32
Tabel 6. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Bagi Pegawai Tidak Tetap................................................................... 33
Tabel 7. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Bukan
Pegawai................................................................................................ 33
Tabel 8. Data Diri Pegawai di Dinas Sosial DIY ............................................... 55
Tabel 9. Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap oleh Dinas Sosial DIY .... 57
Tabel 10. Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap oleh Dinas Sosial
DIY.. .................................................................................................... 59
Tabel 11. Penghitungan PPh Pasal 21 Bukan Pegawai oleh Dinas Sosial DIY .. 60
Tabel 12. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap Menurut
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016 .................... 61
Tabel 13. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tidak Tetap
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016 ...... 62
Tabel 14. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016 ...... 66
Tabel 15. Perbandingan Penghitungan Penghasilan Bruto Bagi Pegawai Tetap 70
Tabel 16. Perbandingan Penghitungan Penghasilan Neto Bagi Pegawai Tetap .. 71
Tabel 17. Perbandingan Penghitungan PTKP Bagi Pegawai Tetap .................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Tabel 18. Perbandingan Penghitungan PKP Bagi Pegawai Tetap ...................... 73
Tabel 19. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Setahun Bagi Pegawai
Tetap .................................................................................................... 73
Tabel 20. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan Bagi Pegawai
Tetap .................................................................................................... 74
Tabel 21. Perbandingan Penghitungan Jumlah Upah Bagi Pegawai
Tidak Tetap .......................................................................................... 75
Tabel 22. Perbandingan Penghitungan Dasar Pemotongan Bagi Pegawai
Tidak Tetap .......................................................................................... 76
Tabel 23. Perbandingan Penghitungan PKP Bagi Pegawai Tidak Tetap ............ 76
Tabel 24. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai
Tidak Tetap .......................................................................................... 77
Tabel 25. Perbandingan Penghitungan Jumlah Imbalan Bagi Bukan Pegawai ... 78
Tabel 26. Perbandingan Penghitungan Dasar Pemotongan Bagi
Bukan Pegawai .................................................................................... 79
Tabel 27. Perbandingan Penghitungan PKP Bukan Pegawai .............................. 79
Tabel 28. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai........ 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar I. Bagan Struktur Organisasi Dinas Sosial DIY ............................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS
GAJI PEGAWAI TETAP, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN BUKAN
PEGAWAI
Studi Kasus di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penilaian apakah hasil
penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji yang diterima oleh pegawai
tetap, pegawai tidak tetap dan bukan pegawai di Dinas Sosial Daerah Istimewa
Yogyakarta dalam satu tahun pajak 2018 telah sesuai dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Data diperoleh dengan
melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini
dengan cara membandingkan penghitungan Bendahara dengan penghitungan
peneliti dan melihat kesesuaian penghitungan PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh
Bendahara dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah penghitungan PPh
Pasal 21 yang dihitung oleh Bendahara untuk 2 (dua) pegawai tetap tidak sesuai
dengan penghitungan PPh Pasal 21 yang dihitung berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016.
Kata Kunci: Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap, Pegawai Tidak Tetap dan
Bukan Pegawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
EVALUATION OF CALCULATING OF INCOME TAX-ARTICLE 21
FOR WAGES PERMANENT EMPLOYEES, NON-PERMANENT
EMPOLOYEES AND NON-EMPLOYEES
A Case Study at Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta
This study aimed to provide an assessment whether the amount of
calculation of Income Tax Article 21 on the salary received by permanent
employees, non-permanent employees and non-employees at Dinas Sosial Daerah
Istimewa Yogyakarta in a tax year of 2018 has been in accordance with the
Regulation of the Director General of Tax No/ PER-16/PJ/2016.
Type of research conducted was case study. Data obtained by interviews
and documentation. Data analysis technique in this study were done by comparing
the calculated of the Treasure with the calculated of the researcher and saw the
approprianteness of calculation of Article 21 Income Tax carried out by the
Treasurer with Regulation of the Director General of Tax No/ PER-16/PJ/2016.
The conclusion of this study indicates that the calculated amount of Article
21 income tax calculated by the Treasurer for 2 (two) permanent employees was
not in accordance with the calculation of Article 21 tax payable calculated based
on Regulation of the Director General of Tax No. PER-16/PJ/2016.
Keywords: Calculation of Income Tax Article 21 Permanent Employees, non-
permanent employees and non-employees.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan
pembangunan ekonomi yang membutuhkan sumber pendanaan, salah
satunya adalah pajak. Menurut Undang-Undang (UU) Ketentuan Umum
Dan Tata Cara Perpajakan (KUP) pasal 1 ayat (1), pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Pengenaan pajak atas subjek pajak penghasilan telah diatur dalam
beberapa pasal pajak penghasilan, salah satunya Pajak Penghasilan (PPh)
Pasal 21 yang telah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-16/PJ/2016. Dalam PER-16/PJ/2016, Pajak Penghasilan Pasal 21
merupakan pajak penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan
dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan lain
yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Salah satu Wajib Pajak yang berjalan dalam bidang sosial adalah
Dinas Sosial DIY yang mempekerjakan pegawai dalam meningkatkan
kualitasnya. Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di
Jalan Janti, Banguntapan, Kota Yogyakarta merupakan organisasi yang
melakukan kegiatan sosial dan kewenangan serta tugas pembantuan yang
diberikan oleh Pemerintah. Pegawai yang bekerja di Dinas Sosial
Yogyakarta adalah 81 (delapan puluh satu) pegawai tetap, 2 (dua) pegawai
tidak tetap dan 2 (dua) bukan pegawai. Setiap jasa atau pekerjaan yang
dilakukan oleh pegawai dan bukan pegawai di Dinas Sosial Yogyakarta
diberi imbalan berupa gaji, upah, dan tunjangan lain. Imbalan yang
diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) harus dipotong PPh
Pasal 21 yang menjadi tanggungan pemerintah sebagai sumber dana
pembangunan.
Dinas Sosial DIY dalam melakukan penghitungan PPh Pasal 21
terutang bagi pegawai dan bukan pegawai dituntut mempunyai keahlian
dan pengetahuan dalam melakukukan kewajiban perpajakannya.
Berlakunya PER-16/PJ/2016 menjadi pedoman penting dalam menghitung
PPh Pasal 21 atas pegawai yang bekerja agar dalam melakukan kewajiban
perpajakannya tidak menimbulkan kesalahan dalam penghitungan yang
nantinya dapat merugikan negara atas pajak terutang yang akan menjadi
sumber pendapatan negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
B. Rumusan Masalah
Runusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penghitungan
Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang atas penghasilan yang diterima
dan/atau diperoleh pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan pegawai
di Dinas Sosial DIY dalam satu tahun pajak 2018 telah sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas, maka peneliti memfokuskan
penghitungan untuk 2 (dua) pegawai tetap berdasarkan jenis penghasilan
yang bersifat teratur. Sedangkan untuk pegawai tidak tetap, peneliti
memfokuskan untuk penghitungan jenis penghasilan yang dibayarkan
secara bulanan dan untuk bukan pegawai, peneliti memfokuskan untuk
penghitungan berdasarkan jenis penghasilan berupa imbalan jasa yang
bersifat berkesinambungan.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
yang hendak dicapai dari penulisan penelitian ini untuk mengetahui
kesesuaian penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang atas
penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh pegawai tetap, pegawai
tidak tetap dan bukan pegawai di Dinas Sosial DIY dalam satu tahun pajak
2018 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan menambah kepustakaan dalam bidang
penelitian perpajakan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Dinas Sosial DIY
Penelitian ini diharapkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat
memberikan evaluasi mengenai penghitungan Pajak Penghasilan Pasal
21 atas pegawai dan bukan pegawai.
3. Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengalaman dalam bidang penelitian
dan wawasan dalam bidang perpajakan.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan ini akan dilaporkan dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab I menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Bab II Kajian Pustaka
Bab II membahas mengenai teori-teori yang akan
digunakan untuk mendukung proses penelitian. Teori-teori
yang relevan, ditulis dan dibahas pada bab ini.
Bab III Metode Penelitian
Bab III menguraikan dengan jelas mengenai jenis
penelitian, waktu dan tempat, subjek dan objek penelitian,
jenis data penelitian, cara pengumpulan data, dan teknik
analisis.
Bab IV Gambaran Umum Dinas Sosial DIY
Bab IV membahas mengenai informasi dari Dinas Sosial
DIY secara umum mulai dari gambaran umum, profil, visi,
misi, bagan struktur organisasi dan penjelasan struktur
organisasi.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab V membahas mengenai deskripsi data, analisis data
dan pembahasan.
Bab VI Penutup
Bab VI berisi kesimpulan dari hasil analisis data,
keterbatasan penelitian, dan saran dari penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pajak
Menurut Diana dan Setiawati (2014:1), “Pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
B. Penghasilan
Menurut TmBooks (2015:2), “Penghasilan adalah setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun”.
C. Pajak Penghasilan
1. Pengertian Pajak Penghasilan
a. Pengertian Pajak Penghasilan menurut Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-16/PJ/2016 Pasal 1 ayat 2-3:
Pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Subjek Pajak
Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut PPh Pasal 21, adalah pajak
atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
orang pribadi Subjek Pajak Dalam Negeri, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan.
b. Pengertian Pajak Penghasilan menurut TmBooks (2015:2), “PPh
adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu pajak”.
2. Subjek Pajak
Subjek pajak menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 2
ayat (1) sampai (4) adalah:
a. Orang Pribadi.
Orang pribadi sebagai pajak dapat bertempat tinggal atau berada di
Indonesia ataupun luar Indonesia.
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang
berhak.
Warisan yang belum terbagi satu kesatuan merupakan subjek pajak
pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris.
Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak
pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang
berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
c. Badan.
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuann baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan
usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi politik, atau organisasi lainnya, lembaga
dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan
bentuk usaha tetap.
d. Bentuk Usaha Tetap.
Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan
perpajakaannya dipersamakan dengan subjek pajak badan.
e. Subjek Pajak Dalam Negeri.
Subjek pajak dalam negeri adalah:
1) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang
pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan
puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau
orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia
dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
2) Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,
meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, perseroan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama
dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga,
dan bentuk badan lainnya termasuk reksadana.
3) Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,
kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi
kriteria:
a) Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b) Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Penapatan dan
Belanja Daerah.
c) Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah.
d) Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan
fungsional negara.
e) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak.
f) Subjek Pajak Luar Negeri.
Subjek pajak luar negeri adalah:
1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia,
orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari
183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.
2. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia,
orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari
183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu
12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat
menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia
tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
3. Tidak Termasuk Subjek Pajak
Yang tidak termasuk subjek pajak menurut Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 Pasal 3 adalah:
a. Kantor perwakilan negara asing.
b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-
pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan
kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-
sama mereka dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan di
Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan diluar jabatan
atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
c. Organisasi-organisasi internasional dengan syarat:
1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut.
2) Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada
pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota.
d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat
bukan warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha,
kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia.
4. Objek Pajak.
Objek pajak menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat
(1) adalah:
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk
lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini.
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan.
c. Laba usaha.
d. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta termasuk:
1) Keuntungan karena penglihan harta kepada perseroan, persekutuan,
dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2) Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,
sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya.
3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi
dengan nama dan dalam bentuk apapun.
4) Keuntungan karena pengalihan harta beruba hibah, bantuan, atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang
pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannya diatur lebih lanjuut dengan Peraturan Menteri
Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang
bersangkutan.
5) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau
seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan,
atau permodalan dalam perusahaan pertambangan.
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.
f. Bunga termasuk premium diskonto, dan imbalan karena
pengembalian utang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen
dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian
sisa hasil usaha koperasi.
h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala. Keuntungan karena
pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
k. Keuntungan selisih kurs mata uang asing.
l. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
m. Premi asuransi.
n. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggota yang
terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas.
o. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak.
p. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
q. Imbalan bunga.
r. Surplus Bank Indonesia.
5. Tidak Termasuk Objek Pajak
Tidak termasuk dalam objek pajak menurut Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 Pasal 4 ayat (3) adalah:
a. Tidak termasuk objek pajak:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
1) Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan
amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan
oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang
berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh
lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.
2) Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan,
badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang
tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.
b. Warisan.
c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti penyertaan modal.
d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau
kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan
oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan
khusus (deemed profit).
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.
f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha
milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal
pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia dengan syarat:
1) Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.
2) Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha
milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada
badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh
lima persen) dari jumlah modal yang disetor.
g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi
kerja maupun pegawai.
h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun, dalam
bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan.
i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang
unit penyertaan kontrak investasi kolektif.
j. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura
berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan
pasangan usaha tersebut:
1) Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
2) Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek Indonesia.
k. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
l. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba
yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau instansi yang
membidanginya yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun
sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
m. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
D. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21)
1. Dasar Hukum PPh Pasal 21
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007.
b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008.
c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
541/KMK.04/2000 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peratuuran Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
184/PMK.03/2007 Tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran
Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran Pelaporan Pajak, serta
Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.03/2008 Tentang
Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan dari
Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya
yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.
e. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
57/PJ/2009 Tentang Pedoman Tekknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21/26.
f. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016 Tentang
Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26
Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
2. Pengertian PPh Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Peraturan Direktur Jendral Pajak
Nomor: PER-16/PJ/2016 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21
Dan/Atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan,
Jasa, Dan Kegiatan Orang Pribadi pada pasal 1 ayat (2) adalah:
“PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun, sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak
Penghasilan”.
3. Pemotong PPh Pasal 21
Pemotong PPh Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak
Nomor: PER-16/PJ/2016 Pasal 2 adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a. Pemberi kerja yang terdiri dari:
1) Orang pribadi.
2) Badan.
3) Cabang, perwakilan, atau unit, dalam hal yang melakukan sebagian
atau seluruh administrasi yang terkait dengan pembayaran gaji,
upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain adalah cabang,
perwakilan, atau unit tersebut.
b. Bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendahara atau
pemegang kas pada Pemerintah Pusat termasuk institusi TNI/POLRI,
Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-
lembaga negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di
luar negeri, yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan.
c. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan
badan-badan lain yang membayar uang pensiun secara berkala dan
tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.
d. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
serta badan yang membayar:
1) Honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan
status Subjek Pajak dalam negeri, termasuk jasa tenaga ahli yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya
sendiri, bukan untuk dan atas nama persekutuannya.
2) Honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan
status Subjek Pajak luar negeri; 3. honorarium, komisi, fee, atau
imbalan lain kepada peserta pendidikan dan pelatihan, serta
pegawai magang.
e. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang
bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta
lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar
honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada
Wajib Pajak orang pribadi berkenaan dengan suatu kegiatan.
4. Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21
Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 berdasarkan
Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016 Pasal 3 adalah
orang pribadi yang merupakan:
a. Pegawai.
b. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,
tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya.
c. Bukan Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan pemberian jasa, meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari
pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan
aktuaris.
2) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,
bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis,
dan seniman lainnya.
3) Olahragawan.
4) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
5) Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan
sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi
dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan.
7) Agen iklan.
8) Pengawas atau pengelola proyek.
9) Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang
menjadi perantara.
10) Petugas penjaja barang dagangan.
11) Petugas dinas luar asuransi.
12) Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan
kegiatan sejenis lainnya.
d. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
e. Mantan pegawai.
f. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara
lain:
1) Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan
olah raga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan
perlombaan lainnya.
2) Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja.
3) Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai
penyelenggara kegiatan tertentu.
4) Peserta pendidikan dan pelatihan.
5) Peserta kegiatan lainnya.
5. Tidak Termasuk Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21
Tidak termasuk penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21
berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016
Pasal 4 adalah:
a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari
negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka
yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan
syarat bukan Warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak
menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau
pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Pejabat perwakilan organisasi internasional, yang telah ditetapkan
oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan Warga Negara
Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan
lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.
6. Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21.
Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 menurut Peraturan Direktur
Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016 Pasal 5 adalah:
a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai Tetap, baik berupa
Penghasilan yang Bersifat Teratur maupun Tidak Teratur.
b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara
teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya.
c. Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan
hari tua, atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang
pembayarannya melewatijangka waktu 2 (dua) tahun sejak pegawai
berhenti bekerja.
d. Penghasilan Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, berupa
upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah
yang dibayarkan secara bulanan.
e. Imbalan kepada Bukan Pegawai, antara lain berupa honorarium,
komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk
apapun sebagai imbalan sehubungan jasa yang dilakukan.
f. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama
apapun.
g. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak
teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau
dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap pada
perusahaan yang sama.
h. Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau
imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh
mantan pegawai.
i. Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program
pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
7. Tidak Termasuk Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21.
Tidak termasuk penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 menurut
Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016 Pasal 8 adalah:
a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.
b. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk
apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah.
c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan
hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan sosial tenaga
kerja yang dibayar oleh pemberi kerja.
d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah,
atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama
yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang
berhak dari lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh
Pemerintah, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang
bersangkutan.
e. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
8. Dasar Pengenaan dan Pemotongan PPh Pasal 21.
Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 menurut Peraturan
Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016 Pasal 9 adalah:
a. Penghasilan Kena Pajak, yang berlaku bagi:
1) Pegawai Tetap.
2) Penerima pensiun berkala.
3) Pegawai Tidak Tetap yang penghasilannya dibayar secara bulanan
atau jumlah kumulatif penghasilan yang diterima dalam 1 (satu)
bulan kalender telah melebihi Rp 4.500.000,00 (empat juta lima
ratus ribu rupiah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4) Bukan Pegawai yang bersifat berkesinambungan.
b. Jumlah penghasilan yang melebihi Rp 450.000,00 (empat ratus lima
puluh ribu rupiah) sehari, yang berlaku bagi Pegawai Tidak Tetap atau
Tenaga Kerja Lepas yang menerima upah harian, upah mingguan,
upah satuan atau upah borongan, sepanjang penghasilan kumulatif
yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi Rp
4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah).
9. Penghitungan PPh Pasal 21.
Penghasilan PPh Pasal 21 merupakan proses yang dilakukan oleh
wajib pajak yang memiliki kewajiban melakukan pemotongan pajak
penghasilan untuk menentukan berapa jumlah pajak terutang atas
penghasilan yang diterima oleh wajib pajak dalam negeri. Dalam
melakukan penghitungan PPh Pasal 21 terdapat komponen-komponen
penghitungan yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Penghasilan Bruto
Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER
16/PJ/2016 Pasal 10 ayat (1). Jumlah penghasilan bruto diperoleh dari
seluruh jumlah penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak
dalam satu periode atau pada saat dibayarkan.
b. Pengurang Penghasilan Bruto
Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER
16/PJ/2016 Pasal 10 ayat (3). Pengurangan penghasilan bruto adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1) Biaya jabatan, sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto,
setinggi-tingginya Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sebulan
atau Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun.
2) Iuran Pensiun, iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh
pegawai kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan atau badan penyelenggara tunjangan hari
tua atau jaminan hari tua yang dipersamakan dengan dana pensiun
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.02/2008
pada pasal 1 ayat (5), besarnya iuran pensiun bagi PNS adalah
sebesar 4,75% dari jumlah gaji dan tunjangan keluarga.
c. Penghasilan Neto
Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER
16/PJ/2016 Pasal 10 ayat (4), Besarnya penghasilan neto bagi
penerima pensiun berkala yang dipotong PPh Pasal 21 adalah seluruh
jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun, sebesar 5%
(lima persen) dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp200.000,00
(dua ratus ribu rupiah) sebulan atau Rp2.400.000,00 (dua juta empat
ratus ribu rupiah) setahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
d. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak dalam Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) Nomor 101/PMK.010/2016
Tabel 1. Besar PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)
No
.
Keterangan Besarnya
1 Untuk diri wajib pajak orang pribadi. Rp 54.000.000
2 Tambahan untuk wajib pajak yang
kawin.
Rp 4.500.000
3 Tambahan untuk seorang istri yang
digabung dengan penghasilan suami.
Rp 54.000.000
4 Tambahan untuk setiap anggota
keluarga sedarah dan keluarga lurus
serta anak angkat, yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak
3 orang untuk setiap keluarga.
Rp 4.500.000
PTKP Untuk Laki-laki Tidak Kawin dan Wanita Kawin/tidak
kawin
1 Tidak Kawin tanpa ada tanggungan. Rp 54.000.000
2 Tidak Kawin dengan 1 tanggungan. Rp 58.500.000
3 Tidak Kawin dengan 2 tanggungan. Rp 63.000.000
4 Tidak Kawin dengan 3 tanggungan. Rp 63.500.000
PTKP Untuk Laki-laki Kawin Isteri Tidak Bekerja
1 Kawin tanpa ada tanggungan. Rp 58.500.000
2 Kawin dengan 1 tanggungan. Rp 63.000.000
3 Kawin dengan 2 tanggungan. Rp 67.500.000
4 Kawin dengan 3 tanggungan. Rp 72.000.000
PTKP Untuk Laki-laki Kawin Isteri Bekerja
1 Kawin isteri bekerja tanpa tanggungan. Rp 112.500.000
2 Kawin isteri bekerja dengan 1
tanggungan.
Rp 117.000.000
3 Kawin isteri bekerja dengan 2
tanggungan.
Rp 112.500.000
4 Kawin isteri bekerja dengan 3
tanggungan.
Rp 126.00.000
Sumber: Data diolah dari PMK Nomor 101/PMK.010/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) bagi karyawati diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 Pasal 11:
1) Bagi karyawati kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri.
2) Bagi karyawati tidak kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri
ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan
sepenuhnya.
e. Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016
Pasal 10 ayat (2a). Penghasilan Kena Pajak diperoleh dari penghasilan
neto dikurangi PTKP. Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak
Nomor: PER-16/PJ//2016 Pasal 14 ayat (8). Jumlah PKP sebagai dasar
penerapan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang PPh dibulatkan
ke bawah hingga ribuan penuh.
f. PPh Pasal 21 Terutang
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-16/PJ//2016
Pasal 21.
1) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi Penerima
Penghasilan pada saat dilakukan pembayaran atau pada saat
terutangnya penghasilan yang bersangkutan.
2) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi Pemotong PPh
Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 untuk setiap Masa Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3) Saat terutang untuk setiap Masa Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) adalah pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau pada
akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan.
g. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21
Tarif pajak sebagai dasar menghitung PPh Pasal 21, diatur dalam
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 1 huruf a. Tarif
pemotongan pajak yang berlaku diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 pada pasal 14. Besarnya tarif PPh Pasal
21 dan Tarif Pemotongan PPh Pasal atas Penghasilan Kena Pajak (PKP)
ditentukan sebagai berikut:
Tabel 2. Tarif PPh Pasal 21 dan Tarif daftar Pemotongan
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000 (lima puluh
juta rupiah)
5%
(lima persen)
Di atas Rp 50.000.0000 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan Rp 250.000.000 (dua
ratus lima puluh juta rupiah)
15%
(lima belas persen)
Di atas Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh
juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000
(lima ratus juta rupiah)
25%
(dua puluh lima
persen)
Di atas Rp Rp 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah)
30%
(tiga puluh lima
persen)
Sumber: Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 3. Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 atas PKP
No. Rumus Pemotongan PPh Pasal 21 atas PKP
1 Pegawai Tetap Penghasilan Bruto dikurangi dengan biaya
jabatan, iuran pensiun, iuran Jaminan Hari
Tua (JHT), dan dikurangi PTKP.
2 Bukan Pegawai 2.1 Bukan Pegawai Berkesinambunngan
Memperoleh PTKP
50% dikali Penghasilan Bruto dikurangi
dengan PTKP sebulan kemudian
dikalikan tarif Pasal 17 dihitung secara
kumulatif.
2.2 Bukan Pegawai Berkesinambungan
Tidak Memperoleh PTKP 50% dikali Penghasilan Bruto
kemudian dikalikan tarif Pasal 17
dihitung secara kumulatif.
3 Pegawai Tidak
Tetap
Penghasilan Bruto dikurangi dengan PTKP
yang diterima atau diperoleh untuk jumlah
yang disetahunkan.
Sumber: Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016
Tabel 4. Ketentuan Yang Berlaku Pada Pegawai Tidak Tetap Atau
Karyawan Lepas Harian/Borongan
Jenis Penghasilan Tarif Dasar Pengenaan Pajak
Upah harian, upah
mingguan, upah
satuan, upah
borongan, uang saku
harian tidak
dibayarkan secara
bulanan
5% Tidak dipotong pajak, jika upah
sehari tidak melebihi Rp450.000
dan jumlah kumulatif sebulan
tidak melebihi Rp4.500.000.
Upah sehari – Rp450.000 jika
upah sehari melebihi Rp450.000
dan jumlah kumulatif sebulan
tidak melebihi Rp4.500.000.
Upah sehari – PTKP yang
sebenarnya sehari, jika jumlah
upah kumulatif sebulan telah
melebihi Rp4.500.000 dan tidak
melebihi Rp10.200.000.
Upah dibayarkan
secara bulanan
Pasal 17 ayat
(1) huruf a
UU PPh
PKP Setahun = penghasilan bruto
disetahunkan – PTKP setahun
Sumber: Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
h. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Tabel 5. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pegawai
Tetap PNS
Keterangan Jumlah
Penghasilan Bruto
Gaji Setahun XXX
Tunjangan Isteri/suami XXX
Tunjangan Anak XXX
Jumlah Gaji dan Tunjangan XXX
Tunjangan Perbaikan Penghasilan XXX
Tunjangan Beras XXX
Tunjangan Fungsional/struktural XXX
Tunjangan Khusus XXX
Tunjangan Lain-lain XXX
Jumlah Penghasilan Bruto XXXX
Pengurangan
Biaya jabatan/biaya pensiunan atas penghasilan bruto (XXX)
Iuran pensiun atau iuran THT/JHT (XXX)
Jumlah pengurang (XXX)
Jumlah penghasilan Neto XXX
Jumlah penghasilan neto untuk penghitungan PPh Pasal
21 (setahun/disetahunkan)
XXX
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Sesuai Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016
(XXX)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) XX
PPh Pasal 21 Terutang Setahun XX
5% x PKP XX
15% x PKP XX
25% x PKP XX
30% x PKP XX
Jumlah PPh Pasal 21 Terutang Setahun XX
Sumber: Formulir Bukti Potong 1721-A2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 6. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi
Pegawai Tidak Tetap
Keterangan Jumlah
Upah diterima XXX
Jumlah Pengurang sesuai Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-16/PJ/2016
(XXX)
Penghasilan Kena Pajak XX
PPh Pasal 21 Terutang sesuai dengan tarif pasal 17 XX
Sumber: Resmi (2016:186)
Tabel 7. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Bukan
Pegawai
Keterangan Jumlah
Menerima Penghasilan Bersifat Berkesinambungan
PPh 21 = ((50% x Penghasilan Bruto)-PTKP Sebulan) x
Tarif Pasal 17.
XXX
Menerima Penghasilan Bersifat Berkesinambungan Tidak
Mendapatkan PTKP
PPh 21 = (50% x Penghasilan Bruto) x Tarif Pasal 17 XXX
Menerima Penghasilan Tidak Berifat Berkesinambungan
PPh 21 = (50% x Penghasilan Bruto) x Tarif Pasal 17 XXX
Sumber: Resmi (2016:187)
E. Pegawai
Pengertian pegawai diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-16/PJ/2016 Pasal 1, yaitu orang pribadi yang bekerja pada pemberi
kerja, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis
maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan
atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan
berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk orang pribadi yang melakukan
pekerjaan dalam jabatan negeri.
a. Pegawai Tetap
Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah
tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota
dewan pengawas, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak
untuk suatu jangka waktu tertentu yang menerima atau memperoleh
penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.
b. Pegawai Tidak Tetap
Pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang
bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit
hasil pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan
yang diminta oleh pemberi kerja.
c. Bukan Pegawai orang pribadi selain Pegawai Tetap dan Pegawai Tidak
Tetap/Tenaga Kerja Lepas yang memperoleh penghasilan dengan nama
dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh
Pasal 26 sebagai imbalan jasa yang dilakukan berdasarkan perintah atau
permintaan dari pemberi penghasilan. Contoh bukan pegawai adalah:
1) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari
pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan
aktuaris.
2) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,
bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis,
dan seniman lainnya.
3) Olahragawan.
4) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
5) Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan
sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi
dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan.
7) Agen iklan.
8) Pengawas atau pengelola proyek.
9) Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang
menjadi perantara.
10) Petugas penjaja barang dagangan.
11) Petugas dinas luar asuransi; dan/atau
12) Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan
kegiatan sejenis lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus
adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu, yang hasilnya
merupakan gambaran lengkap dan terorganisasi dengan baik (Sumarni,
2006:49).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta yang
beralamat di Jalan Janti, Kecamatan Banguntapan, Modalan, Banguntapan,
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55198.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2019 sampai dengan bulan April
2019.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Pegawai Tetap, Pegawai Tidak Tetap, dan
Bukan Pegawai penerima penghasilan berkesinambungan di Dinas Sosial
Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah daftar pegawai, daftar gaji pegawai, bukti potong
Form 1721-A2 dan bukti potong PPh Pasal 21 oleh Dinas Sosial Daerah
Istimewa Yogyakarta selama tahun 2018.
D. Data Penelitian
1. Gambaran umum Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
2. Data diri pegawai tetap, pegawai tidak tetap, dan bukan pegawai di tahun
2018.
3. Daftar gaji pegawai tetap, pegawai tidak tetap, dan bukan pegawai selama
tahun 2018.
4. Data hasil penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 pegawai tetap,
pegawai tidak tetap, dan bukan pegawai di Dinas Sosial Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) tahun pajak 2018.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling
Purposive. Menurut Sugiyono (2017:144) sampling purposive adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jumlah pegawai
di Dinas Sosial DIY terdapat 85 (delapan puluh lima) orang yang terdiri
dari 81 (delapan puluh satu) pegawai tetap, 2 (dua) pegawai tidak tetap
dan 2 (dua) bukan pegawai. Dalam penentuan sampel ini berlaku untuk
pegawai tetap yang dipilih 2 (dua) pegawai berdasarkan strata atau
kedudukan yang paling tinggi dan dipilih berdasarkan jenis kelamin di
beberapa bidang yang ada yaitu Drs. Pramujaya Hadi Prianto dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
jabatan Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan Gatot Yulianto, S.H dengan
jabatan Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial. Sedangkan untuk pegawai
tidak tetap dan bukan pegawai tidak dilakukan penerapan sampel karena
jumlah pegawai sudah mewakili untuk dijadikan subjek penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu (Sugiyono, 2010:410). Dalam penelitian ini, pihak yang
diwawancarai adalah ketua dan bendahara di Dinas Sosial Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY).
2. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan menganalisis dokumen-dokumen terkait daftar
pegawai, daftar gaji, data hasil penghitungan dan bukti potong PPh Pasal
21 di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan
teknik deskriptif komparatif. Menurut Sugiyono (2012:29), “Deskriptif
adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
terkumpul sebagaimana adanya”. Menurut Sugiyono (2012:36),
“Komparatif adalah membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih
pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Teknik analisis data yang akan dilakukan oleh penulis meliputi 3 (tiga)
tahap yaitu:
1. Tahap penghitungan kembali PPh Pasal 21.
Melakukan penghitungan kembali Pajak Penghasilan Pasal 21 atas
gaji pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan pegawai Dinas
Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.
a. Formula penghitungan kembali PPh Pasal 21 bagi pegawai tetap
sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016 sebagai berikut:
Keterangan Jumlah
Penghasilan Bruto
Gaji Setahun XXX
Tunjangan Isteri/suami XXX
Tunjangan Anak XXX
Jumlah Gaji dan Tunjangan XXX
Tunjangan Perbaikan Penghasilan XXX
Tunjangan Beras XXX
Tunjangan Fungsional/struktural XXX
Tunjangan Khusus XXX
Tunjangan Lain-lain XXX
Jumlah Penghasilan Bruto XXXX
Pengurangan
Biaya jabatan/biaya pensiunan atas penghasilan
bruto
(XXX)
Iuran pensiun atau iuran THT/JHT (XXX)
Jumlah pengurang (XXX)
Jumlah penghasilan Neto XXX
Jumlah penghasilan neto untuk penghitungan PPh
Pasal 21 (setahun/disetahunkan)
XXX
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Sesuai
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ/2016
(XXX)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Penghasilan Kena Pajak (PKP) XX
PPh Pasal 21 Terutang Setahun XX
5% x PKP XX
15% x PKP XX
25% x PKP XX
30% x PKP XX
Jumlah PPh Pasal 21 Terutang Setahun XX
b. Formula penghitungan kembali PPh Pasal 21 bagi pegawai
tidak tetap sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
No. PER-16/PJ/2016 sebagai berikut:
Jenis Penghasilan Tarif Dasar Pengenaan Pajak
Upah harian, upah
mingguan, upah satuan,
upah borongan, uang
saku harian tidak
dibayarkan secara
bulanan
5% Tidak dipotong pajak, jika
upah sehari tidak melebihi
Rp450.000 dan jumlah
kumulatif sebulan tidak
melebihi Rp4.500.000.
Upah sehari – Rp450.000
jika upah sehari melebihi
Rp450.000 dan jumlah
kumulatif sebulan tidak
melebihi Rp4.500.000.
Upah sehari – PTKP yang
sebenarnya sehari, jika
jumlah upah kumulatif
sebulan telah melebihi
Rp4.500.000 dan tidak
melebihi Rp10.200.000.
Upah dibayarkan secara
bulanan
Pasal
17 ayat
(1)
huruf a
UU PPh
PKP Setahun = penghasilan
bruto disetahunkan – PTKP
setahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
c. Formula penghitungan kembali PPh Pasal 21 bagi bukan
pegawai sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.
PER-16/PJ/2016 sebagai berikut:
Penghasilan Bruto xxx
Dasar Pemotongan PPh Pasal 21
(50% x penghasilan bruto) xxx
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) __xxx –
Penghasilan Kena Pajak (PKP) xxx
PPh Pasal 21
(Penerapan tarif pasal 17) xxx
2. Tahap perbandingan penghitungan PPh Pasal 21 Bendahara Dinas
Sosial DIY dengan penghitungan peneliti sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016 sebagai berikut:
a. Membandingkan Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi
Pegawai Tetap
Dari hasil penghitungan kembali yang telah dilakukan, peneliti
akan melakukan langkah evaluasi untuk masing-masing
komponen sebagai berikut:
1) Cara Penghitungan Penghasilan Bruto.
2) Cara Penghitungan Penghasilan Neto.
3) Cara Penghitungan PTKP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4) Cara Penghitungan PKP.
5) Cara Penghitungan PPh Pasal 21.
b. Membandingkan Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Bagi Pegawai Tidak Tetap
Dari hasil penghitungan kembali yang telah dilakukan, peneliti
akan melakukan langkah evaluasi untuk masing-masing
komponen sebagai berikut:
1) Cara Penghitungan Jumlah Upah Diterima.
2) Cara Penghitungan Dasar Pemotongan.
3) Cara Penghitungan PKP.
4) Cara Penghitungan PPh Pasal 21.
c. Membandingkan Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Bagi Bukan Pegawai
Dari hasil penghitungan kembali yang telah dilakukan, peneliti
akan melakukan langkah evaluasi untuk masing-masing
komponen sebagai berikut:
1) Cara Penghitungan Jumlah Imbalan.
2) Cara Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak.
3) Cara Penghitungan PKP.
4) Cara Penghitungan PPh Pasal 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3. Tahap Kesimpulan
Menarik kesimpulan berdasarkan hasil perbandingan
komponen-komponen penghitungan pajak penghasilan pasal
21. Kesimpulan yang diambil oleh penulis dilihat dari
kesesuaian atau ketidaksesuaian untuk masing-masing
komponen penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016 dengan kriteria sebagai berikut:
a. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Pegawai
Tetap
1) Penghitungan Penghasilan Bruto dikatakan sesuai bila
pada jumlah gaji pokok setahun mencerminkan seluruh
gaji yang diterima selama satu tahun, ditambah
tunjangan istri 10% dari gaji pokok, ditambah
tunjangan anak 2% dari gaji pokok dan ditambah
jumlah tunjangan-tunjangan yang diterima masing-
masing pegawai.
2) Penghitungan Penghasilan Neto dikatakan sesuai bila
didapat dari penghasilan bruto dikurangi dengan
pengurang penghasilan bruto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3) Penghitungan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
dikatakan sesuai jika penentuan dan penghitungan
besaran PTKP berdasarkan status PTKP pegawai per 1
Januari 2016.
4) Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP) dikatakan
sesuai bila Penghasilan Neto dikurangi dengan
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
5) Penghitungan PPh Pasal 21 dikatakan sesuai jika tarif
Undang-Undang PPh Pasal 17 ayat 4 dikalikan dengan
Penghasilan Kena Pajak (PKP) dibulatkan penuh
kebawah.
Lapisan Penghasilan Kena
Pajak
Tarif Pajak
Sampai dengan Rp50.000.000
(lima puluh juta rupiah)
5%
(lima persen)
Di atas Rp50.000.0000 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan
Rp 250.000.000 (dua ratus lima
puluh juta rupiah)
15%
(lima belas
persen)
Di atas Rp250.000.000 (dua ratus
lima puluh juta rupiah) sampai
dengan Rp500.000.000 (lima ratus
juta rupiah)
25%
(dua puluh lima
persen)
Di atas Rp Rp500.000.000 (lima
ratus juta rupiah)
30%
(tiga puluh lima
persen)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Pegawai
Tidak Tetap
1) Penghitungan Jumlah Upah Diterima dikatakan sesuai
bila seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh
selama pegawai melakukan pekerjaan yang diterima
secara bulanan.
2) Penghitungan dasar pemotongan dikatakan sesuai jika
batas upah harian sebesar Rp450.000,00 (empat ratus
lima puluh ribu rupiah), maka tidak dilakukan
pemotongan PPh Pasal 21 dalam hal penghasilan sehari
atau rata-rata penghasilan sehari belum melebihi
Rp450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah).
Jumlah pengurang bagi penerima upah secara bulanan
menggunakan PTKP sesungguhnya.
3) Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP) dikatakan
sesuai bila jumlah penghasilan yang melebihi
Rp450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah)
sehari, yang berlaku bagi pegawai tidak tetap atau
tenaga kerja lepas yang menerima upah harian, upah
mingguan, upah satuan atau upah borongan, sepanjang
penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 (satu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
bulan kalender belum melebihi Rp 450.000,00 (empat
ratus lima puluh ribu rupiah).
4) Penghitungan PPh Pasal 21 dikatakan sesuai jika
penghasilan bruto yang melebihi batas upah dikalikan
dengan tarif pemotongan Pasal 17ayat (1) dalam UU
Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008.
c. Penghitungan Pajak Penghasilan Bagi Bukan Pegawai
1) Penghitungan Jumlah Imbalan dikatakan sesuai bila
jumlah imbalan kepada bukan pegawai yang dibayar
atau terutang diterima lebih dari satu kali dalam satu
tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau
kegiatan.
2) Penghitungan Dasar Pemotongan dikatakan sesuai bila
dikenakan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari
jumlah penghasilan bruto untuk setiap pembayaran
imbalan kepada bukan pegawai.
3) Penghasilan Kena Pajak (PKP) dikatakan sesuai bila
50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto
dikurangi PTKP perbulan.
4) Penghitungan PPh Pasal 21 dikatakan sesuai jika tarif
Pasal 17 ayat (1) dalam UU Pajak Penghasilan Nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
36 Tahun 2008 dikalikan dengan Penghasilan Kena
Pajak (PKP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
GAMBARAN UMUM DINAS SOSIAL DAERAH ISITIMEWA
YOGYAKARTA
A. Gambaran Umum
Dinas Sosial DIY merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di
bidang kesejahteraan sosial yang mempunyai tugas untuk membantu
Gubernur melaksanakan tugas pemerintahaan di bidang sosial.
B. Profil Dinas Sosial DIY
Nama Instansi : Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta
Alamat Instansi : Jalan Janti, Banguntapan, Modalan, Bantul, DIY
55198
Nomor Telepon : (0274) 563510
Website : http://dinsos.jogjaprov.go.id
C. Visi dan Misi Dinas Sosial DIY
1. Visi
Penggerak dan penyelenggara pembangunan bidang kesejahteraan
sosial yang profesional guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera,
mandiri, berkarakter, dan berbudaya.
2. Misi
a. Menyelenggarakan perlindungan sosial, bantuan dan jaminan sosial,
serta rehabilitasi sosial.
b. Menanggulangi kemiskinnan dengan melakukan pengembangan dan
pemberdayaan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
c. Mengembangkan partisipasi masyarakat, lembaga atau organisasi
sosial dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
d. Mengembangkan dan memperkuat nilai-nilai keperintisan,
kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial.
D. Bagan Struktur Organisasi
Gambar I: Bagan Struktur Organisasi Dinas Sosial DIY
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
E. Struktur Organisasi
Susunan organisasi Dinas Sosial DIY adalah sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
Tugas inti:
Membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintah bidang sosial
dan penyusunan program kerja Dinas.
2. Sekretariat, terdiri atas:
a. Subbagian Program.
Tugas inti:
Melaksanakan penyusunan program, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan serta pengelolaan data informasi.
b. Subbagian Keuangan.
Tugas inti:
Melaksanakan pengelolaan keuangan.
c. Subbagian Umum.
Tugas inti:
Menyelenggarakan kepegawaian, kerumahtanggaan, pengelolaan
barang, kepustakaan, kearsipan, kehumasan dan ketatalaksanaan
Dinas.
3. Bidang Rehabilitasi Sosial terdiri atas:
a. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan Rehabilitasi
Sosial Anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tugas inti:
Mempersiapkan dan melaksanakan fasilitasi kebijakan teknis
rehabilitasi sosial penyandang disabilitas dan rehabilitasi sosial
anak.
b. Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Korban Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya, Korban Tindak Kekerasan,
dan Korban Perdagangan Orang.
Tugas inti:
Membuat penyusunan pedoman pembinaan, bimbingan, fasilitasi
perlindungan dan rehabilitasi sosial.
4. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial terdiri atas:
a. Seksi Jaminan Sosial dan Perlindungan Lanjut Usia.
Tugas inti:
Pengembangan program jaminan sosial dan lanjut usia.
b. Seksi Penanganan Korban Bencana Alam dan Korban Bencana
Sosial.
Tugas inti:
Penyiapan fasilitasi kebijakan teknis penanganan korban bencana
alam dan korban bencana sosial.
5. Bidang Penanganan Fakir Miskin terdiri atas:
a. Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan, Perkotaan, dan Pesisir.
Tugas inti:
Pelaksanaan pembinaan kapastitas sumber daya manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Seksi Penyuluhan Sosial.
Tugas inti:
Pelaksanaan penyuluhan dan penyebaran informasi usaha
kesejahteraan sosial.
6. Bidang Pemberdayaan Sosial, terdiri atas:
a. Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan
Masyarakat, dan Sumber Dana Sosial.
Tugas inti:
Fasilitasi perizinan, koordinasi, sosialisasi, pengawasan
penyelenggaraan pengumpulan dan pengelolaan sumber dana
sosial.
b. Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan, Kesetiakawanan,
dan Restorasi Sosial.
Tugas inti:
Peningkatan peran masyarakat dalam pemeliharaan Taman Makam
Pahlawan Nasional dan tempat bersejarah perjuangan bangsa.
7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas inti:
Melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang tertentu.
8. Jabatan Fungsional.
Tugas inti: Melaksanakan tugas sesuai dengan keahlian dan spesialisasi
yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur kententuan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
F. Hubungan Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan
Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Yogyakarta
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berperan sebagai
badan pemerintah yang memilliki salah satu tugas mengelola keuangan
seluruh daerah Kota Yogyakarta. Dinas Sosial DIY merupakan salah satu
Dinas di Kota Yogyakarta yang memiliki hubungan dengan BKAD terkait
dengan salah satu tugas BKAD yaitu keuangan. Gaji yang diterima oleh
seluruh pegawai yang bekerja di Dinas Sosial DIY terpusat di BKAD pada
bagian penggajian yang memiliki kelengkapan data pegawai dan gaji.
Bendahara Dinas Sosial DIY dan bagian penggajian BKAD setiap
tahun berkoordinasi terkait dengan perubahan data pegawai Dinas Sosial
DIY, bendahara membuat daftar mutasi pengajuan perubahan tunjangan
keluarga tiap pegawai kepada BKAD, setelah itu BKAD memperoses dan
melakukan pengecekan ulang kepada bendahara Dinas Sosial DIY sebelu
mengisi blangko KP4 (Surat Keterangan Pembayaran Tunjangan
Keluarga). Setelah tidak ditemukan kesalahan data pegawai dan jumlah
gaji, BKAD menerbitkan Surat Pencairan Dana (SPP) yang diajukan
kepada Bank setiap bulannya. Tugas bendahara Dinas Sosial DIY dalam
alur penggajian membuat data lengkap pegawai beserta nomor rekening
dan jumlah gaji diserahkan kepada Bank untuk dikirim ke rekening
masing-masing pegawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian yang dilakukan di Dinas Sosial DIY bertujuan untuk
mengetahui kesesuaian penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
dilakukan instansi tersebut dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-16/PJ/2016.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1. Data diri pegawai di Dinas Sosial DIY yang mencakup nama
pegawai, status kepegawaian, jabatan, jenis kelamin, status PTKP, Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) pegawai. Data diri pegawai ini bersumber
dari Dinas Sosial DIY tahun 2018. Berdasarkan data pegawai yang
diperoleh, terdapat 81 (delapan puluh satu) pegawai tetap, 2 (dua) pegawai
tidak tetap, dan 2 (dua) bukan pegawai penerima penghasilan
berkesinambungan di Dinas Sosial DIY. Data sampel pegawai dalam
penelitian ini adalah Drs. Pramujaya Hadi Prianto, M.Si dan Gatot
Yulianto, SH sebagai pegawai tetap. Drs. Budi Harsono dan Machdar R.
Dahuri, M.Pd sebagai pegawai tidak tetap. Dr. Rini Pantja Setijani dan
Ibnu Adi Saputra, S.Pd sebagai bukan pegawai penerima penghasilan
berkesinambungan. Rincian data pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan
bukan pegawai oleh Dinas Sosial DIY dapat dilihat pada lampiran 2.
Data diri pegawai yang telah diolah oleh penulis dapat dilihat pada tabel 8
pada halaman berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 8. Data diri pegawai di Dinas Sosial DIY
No Nama Pegawai JK NPWP Pegawai Jabatan Pegawai Status JT PTKP
1 Drs. Pramujaya Hadi Prianto,
M.Si
L 19. 738. 427. 5-542. 000 Kabid Rehabilitasi Sosial PT 0 K/0
2 Gatot Yulianto, SH L 69. 613. 131. 7-525. 000 Kepala BPSTW PT 0 TK/0
3 Drs. Budi Harsonoo L 78. 285. 609. 0-542. 000 Guru Agama PTT 1 K/1
4 Machdar R. Dahuri, M. Pd L 49. 318. 296. 8-541. 000 Guru Agama PTT 0 TK/0
5 Dr. Rini Pantja Setijani P 58. 049. 452. 2-542. 000 Dokter Madya BP 0 K/0
6 Ibnu Adi Putra, S. Psi L 69. 661. 718. 2-542. 000 Psikolog BP 0 K/0
Sumber: Data yang diolah
Keterangan:
JK: Jenis Kelamin K: Kawin TK: Tidak Kawin PT: Pegawai Tetap BP: Bukan Pegawai
JT: Jumlah Tanggungan L: Laki-laki P: Perempuan PTT: Pegawai Tidak Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
56
2. Daftar gaji pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan pegawai di Dinas
Sosial DIY adalah hasil rekapitulasi gaji oleh bendahara Dinas Sosial
DIY yang diterima oleh pegawai selama tahun 2018. Daftar gaji pegawai
dapat dilihat pada lampiran 3.
3. Data penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terdiri dari:
a. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap sebagai
berikut:
1) Jumlah penghasilan bruto meliputi gaji pokok dan tunjangan
lain.
2) Jumlah penghasilan neto.
3) Jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
4) Jumlah Penghaislan Kena Pajak (PKP).
5) Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang setahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Formula yang digunakan oleh Dinas Sosial DIY untuk menghitung Pajak
Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap oleh Dinas Sosial DIY
Keterangan Jumlah
Gaji Pokok Sebulan A
Tunjangan Istri (10% x A) B
Tunjangan Anak (2% x A) C +
Jumlah gaji dan Tunjangan keluarga (A+B+C) D
Tunjangan Umum E
Tunjangan Struktural/Fungsional F
Tunjangan Beras G
Tunjangan Perbaikan Penghasilan H
Tunjangan Khusus I +
Jumlah Penghasilan Bruto (D+E+F+G+H+I) J
Pengurangan:
Biaya Jabatan (5% x J) K
Iuran Pensiun (4,75% x D) L +
Jumlah Biaya (K+L) M -
Jumlah Penghasilan Neto (J-M) N
Sumber: Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap oleh Dinas Sosial
DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 9. Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap oleh Dinas Sosial DIY
(Lanjutan)
PTKP
*Sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ/2016
O -
PKP P
PPh Pasal 21
**Sesuai Tarif Pasal 17 UU PPh No. 36 Tahun 2008 x (P)
Q
Sumber: Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap oleh Dinas Sosial DIY
Jumlah penghasilan bruto (J) didapat dari jumlah gaji pokok dan
tunjangan keluarga (D) ditambah dengan tunjangan umum (E), tunjangan
struktural/fungsional (F), tunjangan beras (G), tunjangan perbaikan
penghasilan (H), dan tunjangan khusus (I). Penghasilan Neto (N) didapat
dari penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan (5% x jumlah
penghasilan bruto), dan iuran pensiun (4,75 x jumlah gaji dan tunjangan
keluarga). Penghasilan Kena Pajak (P) diperoleh dari penghasilan neto (N)
dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (O) dengan tarif sesuai
pasal 11 PER-16/PJ/2016. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang
setahun (Q) dihitung dengan cara mengkalikan Penghasilan Kena Pajak
(P) dengan tarif pasal 17 Undang-undang No. 36 Tahun 2008.
b. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap adalah
sebagai berikut:
1) Jumlah penghasilan sebulan.
2) Penghasilan neto sebulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3) Jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
4) Jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP).
5) Jumlah PPh Pasal 21.
Formula yang digunakan oleh Dinas Sosial DIY untuk menghitung
Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai tidak tetap adalah
sebagai berikut:
Tabel 10. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pegawai
Tidak Tetap oleh Dinas Sosial DIY
Jenis Penghasilan Tarif Dasar Pengenaan Pajak
Upah dibayarkan secara
bulanan
Pasal
17 ayat
(1)
huruf a
UU PPh
PKP Setahun = penghasilan
bruto disetahunkan – PTKP
setahun
Sumber: Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap
oleh Dinas Sosial DIY
c. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bukan Pegawai adalah
sebagai berikut:
1) Jumlah penghaislan sebulan.
2) Dasar pemotongan.
3) Jumlah Penghasilan Kena Pajak.
4) Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 11. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Bukan
Pegawai oleh Dinas Sosial DIY
Keterangan Jumlah
Penghasilan Bruto xxx
Dasar Pemotongan PPh Pasal 21
(50% x penghasilan bruto)
(xxx)
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) (xxx) -
Penghasilan Kena Pajak (PKP) xx
PPh Pasal 21 xx
Sumber: Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai oleh
Dinas Sosial DIY
B. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan peneliti dalam menjawab rumusan masalah
adalah dengan cara menghitung kembali, membandingkan dan menarik
kesimpulan atas penghitungan Pajak Penghasilan Pasl 21 yang dilakukan
oleh Bendahara Dinas Sosial DIY dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-16/PJ/2016. Adapun tahap-tahap yang dilakukan
peneliti sebagai berikut:
1. Melakukan Penghitungan Kembali PPh Pasal 21
Melakukan penghitungan kembali Pajak Penghasilan Pasal 21 di Dinas
Sosial DIY sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016. Ringkasan hasil penghitungan kembali yang telah
dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada Tabel 12 sampai Tabel 14 di
bawah ini:
a. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 12. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016
Keterangan Nama Pegawai
Drs. Pramujaya
Hadi Prianto,
M.Si (K/2)
Gatot Yulianto,
SH
(TK/0)
Penghasilan Bruto
Gaji Pokok/Pensiun Rp 64.704.000 Rp 55.980.000
Tunjangan Istri Rp 5.427.000 -
Tunjangan Anak Rp 2.160.000 -
Jumlah Gaji dan
Tunjnagan Keluarga
Rp 72.291.000 Rp 55.980.000
Tunjangan
Struktural/Fungsional
Rp 6.480.000 Rp 6.480.000
Tunjangan Perbaikan
Penghasilan
Rp 2.270.964 Rp 2.270.964
Tunjnagan Beras Rp 1.738.000 Rp 1.738.000
Tunjangan Khusus - -
Tunjangan Lain-lain - -
Jumlah Penghasilan
Bruto
Rp 82.779.964 Rp 66.468.964
Pengurangan:
Biaya Jabatan Rp 4.138.998 Rp 3.323.448
Iuran Pensiun atau THT Rp 3.433.822 Rp 2.659.050
Jumlah Pengurangan Rp 7.572.820 Rp 5.982.498
Penghitungan PPh Pasal
21:
Jumlah Penghasilan
Neto
Rp 75.207.144 Rp 60.486.466
PTKP Rp 67.500.000 Rp 54.000.000
PKP Rp 7.707.144 Rp 6.486.466
PPh Pasal 21 Terutang
Setahun
Rp 385.357 Rp 324.323
PPh Pasal 21 Terutang
Sebulan
Rp 32.113 Rp 27.027
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
b. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tidak Tetap Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.
PER-16/PJ/2016
Tabel 13. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tidak Tetap Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016
Keterangan Drs. Budi Harsono (K/1)
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Upah diterima
sebulan
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000
Penghasilan
neto sebulan
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000
Penghasilan
Tidak Kena
Pajak
Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000
Penghasilan
Kena Pajak
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PPh Pasal 21
Setahun
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PPh Pasal 21
Sebulan
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 13. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tidak Tetap Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016 (Lanjutan)
Keterangan Drs. Budi Harsono (K/1)
Bulan Agustus September Oktober November Desember
Upah diterima
sebulan
Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 250.000
Penghasilan
neto sebulan
Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 250.000
Penghasilan
Tidak Kena
Pajak
Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000
Penghasilan
Kena Pajak
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PPh Pasal 21
Setahun
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PPh Pasal 21
Sebulan
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 13. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016 (Lanjutan)
Keterangan Machdar R. Dahuri, M.Pd (TK/0)
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Upah diterima
sebulan
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 250.000
Penghasilan
neto sebulan
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Penghasilan
Tidak Kena
Pajak
Rp
4.500.000
Rp
4.500.000
Rp
4.500.000
Rp
4.500.000
Rp
4.500.000
Rp
4.500.000
Rp
4.500.000
Penghasilan
Kena Pajak
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PPh Pasal 21
Setahun
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PPh Pasal 21
Sebulan
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 13. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016 (Lanjutan)
Keterangan Machdar R. Dahuri, M.Pd (TK/0)
Bulan Agustus September Oktober November Desember
Upah diterima
sebulan
Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000
Penghasilan
neto sebulan
Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000
Penghasilan
Tidak Kena
Pajak
Rp
4.500.000
Rp
4.500.000
Rp
4.500.000
Rp
4.500.000
Rp
4.500.000
Penghasilan
Kena Pajak
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PPh Pasal 21
Setahun
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PPh Pasal 21
Sebulan
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
c. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016
Tabel 14. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016
Keterangan Dr. Rini Pantja Setijani (K/0)
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Penghasilan
Bruto
Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000
Dasar
Pemotongan
PPh Pasal 21
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 750.000
PTKP Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PKP Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 750.000
PPh Pasal 21
Sebulan
Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 75.000 Rp 25.000 Rp 50.000 Rp 50.000 Rp 150.000
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 14. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016 (Lanjutan)
Keterangan Dr. Rini Pantja Setijani (K/0)
Bulan Agustus Septmber Oktober November Desember
Penghasilan
Bruto
Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000
Dasar
Pemotongan
PPh Pasal 21
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000
PTKP Rp -
Rp -
Rp -
Rp -
Rp -
PKP Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 750.000
PPh Pasal 21
Sebulan
Rp 25.000 Rp 150.000 Rp 75.000 Rp 25.000 Rp 37.500
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 14. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016 (Lanjutan)
Keterangan Ibnu Adi Putra, S.Pd (K/0)
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Penghasilan
Bruto
Rp 1.000.000 Rp 600.000 Rp 1.250.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Dasar
Pemotongan
PPh Pasal 21
Rp 500.000 Rp 300.000 Rp 625.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 750.000
PTKP Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PKP Rp 1.000.000 Rp 600.000 Rp 1.250.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
PPh Pasal 21
Sebulan
Rp 50.000 Rp 30.000 Rp 62.500 Rp 50.000 Rp 50.000 Rp 75.000 Rp 75.000
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 14. Data Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016 (Lanjutan)
Keterangan Ibnu Adi Putra, S.Pd (K/0)
Bulan Agustus September Oktober November Desember
Penghasilan
Bruto
Rp 800.000 Rp 450.000 Rp 500.000 Rp 700.000 Rp 500.000
Dasar
Pemotongan
PPh Pasal 21
Rp 400.000 Rp 225.000 Rp 250.000 Rp 350.000 Rp 250.000
PTKP Rp -
Rp -
Rp -
Rp -
Rp -
PKP Rp 400.000 Rp 225.000 Rp 250.000 Rp 350.000 Rp 250.000
PPh Pasal 21
Sebulan
Rp 20.000 Rp 11.250 Rp 12.500 Rp 17.500 Rp 12.500
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Tahap Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bendahara dengan
penghitungan peneliti dan Langkah Evaluasi.
Melakukan perbandingan penghitungan pajak penghasilan pasal 21 oleh
Bendahara Dinas Sosial DIY dengan penghitungan yang telah
dilakukan penulis sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.
PER-16/PJ/2016 untuk masing-masing komponen. Perbandingan
penghitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
a. Data Perbandingan Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi 2 (dua)
Pegawai Tetap
1) Cara Penghitungan Penghasilan Bruto
Tabel 15. Perbandingan Penghitungan Penghasilan Bruto Bagi Pegawai Tetap
Komponen Tata Cara
Penghitungan
Penghasilan Bruto
Menurut Dinas
Sosial DIY
Tata Cara
Penghitungan
Penghasilan Bruto
Menurut PER-
16/PJ/2016
Temuan
Cara
menghitung
penghasilan
bruto
sebulan
Penghasilan Bruto
yang diterima atau
diperoleh selama
sebulan, yang
meliputi seluruh
gaji, segala jenis
tunjangan dan
pembayaran teratur
lainnya, termasuk
uang lembur
(overtime) dan
pembayaran
lainnya.
Penghasilan Bruto
yang diterima atau
diperoleh selama
sebulan, yang
meliputi seluruh
gaji, segala jenis
tunjangan dan
pembayaran teratur
lainnya, termasuk
uang lembur
(overtime) dan
pembayaran
lainnya.
Cara menghitung
Penghasilan Bruto
yang dilakukan
Dinas Sosial DIY
sesuai dengan
PER-16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2) Cara Penghitungan Penghasilan Neto
Tabel 16. Perbandingan Penghitungan Penghasilan Neto Bagi Pegawai Tetap
Komponen Tata Cara
Penghitungan
Penghasilan Neto
Menurut Dinas
Sosial DIY
Tata Cara
Penghitungan
Penghasilan Neto
Menurut PER-
16/PJ/2016
Temuan
Cara
menghitung
penghasilan
neto sebulan
Penghasilan Neto
sebulan diperoleh
dengan cara
mengurangi
penghasilan bruto
sebulan dengan
biaya jabatan
sebesar 6% dari
penghasilan bruto,
serta iuran pensiun,
iuran Jaminan Hari
Tua, dan/atau iuran
Tunjangan Hari Tua
yang dibayar sendiri
oleh pegawai
melalui pemberi
kerja kepada Dana
Pensiun yang telah
disahkan oleh
Menteri Keuangan
atau BPJS
Ketenagakerjaan.
Penghasilan Neto
sebulan diperoleh
dengan cara
mengurangi
penghasilan bruto
sebulan dengan
biaya jabatan
sebesar 5% dari
penghasilan bruto,
serta iuran pensiun,
iuran Jaminan Hari
Tua, dan/atau iuran
Tunjangan Hari
Tua yang dibayar
sendiri oleh
pegawai melalui
pemberi kerja
kepada Dana
Pensiun yang telah
disahkan oleh
Menteri Keuangan
atau BPJS
Ketenagakerjaan.
Cara menghitung
Penghasilan Neto
yang dilakukan
Dinas Sosial DIY
tidak sesuai dengan
PER-16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
3) Cara Penghitungan PTKP
Tabel 17. Perbandingan Penghitungan PTKP Bagi Pegawai Tetap
Komponen Tata Cara
Penghitungan
PTKP Menurut
Dinas Sosial DIY
Tata Cara
Penghitungan PTKP
Menurut PER-
16/PJ/2016
Temuan
Cara
menghitung
PTKP
Penghitungan
PTKP ditentukan
berdasarkan
Peraturan Menteri
Keuangan No.
101/PMK.010/2016
yaitu besarnya
PTKP Indonesia
adalah
Rp54.000.000,00.
Jika wajib pajak
sudah kawin,
terdapat tambahan
senilai
Rp4.500.000,00.
Begitu juga jika
wajib pajak
memiliki
tanggungan untuk
setiap anggota
keluarga sedarah,
dikenai tambahan
senilai
Rp4.500.00,00.
Penghitungan PTKP
ditentukan
berdasarkan
Peraturan Menteri
Keuangan No.
101/PMK.010/2016
yaitu besarnya
PTKP Indonesia
adalah
Rp54.000.000,00.
Jika wajib pajak
sudah kawin,
terdapat tambahan
senilai
Rp4.500.000,00.
Begitu juga jika
wajib pajak
memiliki
tanggungan untuk
setiap anggota
keluarga sedarah,
dikenai tambahan
senilai
Rp4.500.00,00.
Cara menghitung
PTKP yang
dilakukan Dinas
Sosial DIY sesuai
dengan PER-
16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4) Cara Penghitungan Penghasilan PKP
Tabel 18. Perbandingan Penghitungan PKP Bagi Pegawai Tetap
Komponen Tata Cara
Penghitungan PKP
Menurut Dinas
Sosial DIY
Tata Cara
Penghitungan PKP
Menurut PER-
16/PJ/2016
Temuan
Cara
menghitung
PKP
Penghitungan PKP
ditentukan
berdasarkan
penerapan Tarif
Pasal 17 ayat (1)
huruf a UU PPh,
yaitu sebesar
Penghasilan neto
setahun dikurangi
dengan PTKP.
Penghitungan PKP
ditentukan
berdasarkan
penerapan Tarif
Pasal 17 ayat (1)
huruf a UU PPh,
yaitu sebesar
Penghasilan neto
setahun dikurangi
dengan PTKP.
Cara menghitung
PKP yang
dilakukan Dinas
Sosial DIY sesuai
dengan PER-
16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
5) Penghitungan PPh Pasal 21 Setahun
Tabel 19. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap
Komponen Tata Cara
Penghitungan PPh
Pasal 21 Setahun
Menurut Dinas
Sosial DIY
Tata Cara
Penghitunga PPh
Pasal 21 Setahun
Menurut PER-
16/PJ/2016
Temuan
Cara
menghitung
PPh Pasal 21
Setahun
Penghitungan PPh
Pasal 21 Setahun
dikenakan tarif
kepada wajib pajak
orang pribadi yang
memiliki NPWP
dengan penghasilan
tahunan sampai
dengan
Rp50.000.000,00
adalah 5%, WP
dengan penghasilan
tahunan di atas
Penghitungan PPh
Pasal 21 Setahun
dikenakan tarif
kepada wajib pajak
orang pribadi yang
memiliki NPWP
dengan penghasilan
tahunan sampai
dengan
Rp50.000.000,00
adalah 5%, WP
dengan penghasilan
tahunan di atas
Cara menghitung
PPh Pasal 21
Setahun yang
dilakukan Dinas
Sosial DIY sesuai
dengan PER-
16/PJ/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Rp50.000.000,00
sampai dengan
Rp250.000.000,00
adalah 15%, WP
dengan penghasilan
tahunan di atas
Rp250.000.000,00
sampai dengan
Rp500.000.000,00
adalah 25%, WP
dengan penghasilan
tahunan di atas
Rp500.000.000,00
adalah 30%. Untuk
WP yang tidak
memiliki NPWP.
Dikenai tarif 20%
lebih tinggi dari
mereka yang
memiliki NPWP.
Rp50.000.000,00
sampai dengan
Rp250.000.000,00
adalah 15%, WP
dengan penghasilan
tahunan di atas
Rp250.000.000,00
sampai dengan
Rp500.000.000,00
adalah 25%, WP
dengan penghasilan
tahunan di atas
Rp500.000.000,00
adalah 30%. Untuk
WP yang tidak
memiliki NPWP.
Dikenai tarif 20%
lebih tinggi dari
mereka yang
memiliki NPWP.
Sumber: Data yang diolah
6) Penghitungan PPh Pasal 21 Sebulan
Tabel 20. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap
Komponen Tata Cara
Penghitungan PPh
Pasal 21 Menurut
Dinas Sosial DIY
Tata Cara
Penghitunga PPh
Pasal 21 Menurut
PER-16/PJ/2016
Temuan
Cara
menghitung
PPh Pasal 21
Sebulan
Penghitungan PPh
Pasal 21 setahun
atas penghasilan
dibagi dengan 12
(dua belas) atau
jumlah PPh Pasal
21 setahun atas
penghasilan dibagi
banyaknya bulan
yang menjadi faktor
pengali.
Penghitungan PPh
Pasal 21 setahun
atas penghasilan
dibagi dengan 12
(dua belas) atau
jumlah PPh Pasal
21 setahun atas
penghasilan dibagi
banyaknya bulan
yang menjadi faktor
pengali.
Cara menghitung
PPh Pasal 21 yang
dilakukan Dinas
Sosial DIY sesuai
dengan PER-
16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
b. Data Perbandingan Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai
Tidak Tetap
1) Cara Penghitungan Jumlah Upah Diterima
Tabel 21. Perbandingan Penghitungan Jumlah Upah Bagi Pegawai Tidak Tetap
Komponen Tata Cara
Penghitungan
Jumlah Upah
diterima Bagi
Pegawai Tidak
Tetap Menurut
Dinas Sosial DIY
Tata Cara
Penghitungan
Jumlah Upah
diterima Bagi
Pegawai Tidak
Tetap Menurut
PER-16/PJ/2016
Temuan
Cara
menghitung
jumlah upah
diterima bagi
pegawai
tidak tetap
Jumlah Upah
Diterima ditentukan
oleh seluruh
penghasilan yang
diterima atau
diperoleh selama
pegawai melakukan
pekerjaan yang
diterima selama
bulanan.
Jumlah Upah
Diterima
ditentukan oleh
seluruh
penghasilan yang
diterima atau
diperoleh selama
pegawai
melakukan
pekerjaan yang
diterima selama
bulanan.
Cara menghitung
Junlah Upah
Diterima yang
dilakukan Dinas
Sosial DIY sesuai
dengan PER-
16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2) Cara Penghitungan Dasar Pemotongan
Tabel 22. Perbandingan Penghitungan Dasar Pemotongan Bagi Pegawai Tidak
Tetap
Komponen Tata Cara
Penghitungan Dasar
Pemotongan Bagi
Pegawai Tidak
Tetap Menurut
Dinas Sosial DIY
Tata Cara
Penghitungan
Dasar Pemotongan
Bagi Pegawai
Tidak Tetap
Menurut PER-
16/PJ/2016
Temuan
Cara
menghitung
dasar
pemotongan
bagi pegawai
tidak tetap
Dasar Pemotongan
yang dilakukan
untuk upah yang
dibayarkan secara
bulanan berdsarkan
Tarif Pasal 17 ayat
(1) huruf a UU PPh
yaitu penghasilan
bruto atau jumlah
upah yang diterima
dikurangi dengan
PTKP.
yang dilakukan
untuk upah yang
dibayarkan secara
bulanan berdsarkan
Tarif Pasal 17 ayat
(1) huruf a UU PPh
yaitu penghasilan
bruto atau jumlah
upah yang diterima
dikurangi dengan
PTKP.
Cara menghitung
Dasar Pemotongan
yang dilakukan
Dinas Sosial DIY
sesuai dengan
PER-16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
3) Cara Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Tabel 23. Perbandingan Penghitungan PKP Bagi Pegawai Tidak Tetap
Komponen Tata Cara
Penghitungan PKP
Bagi Pegawai Tidak
Tetap Menurut
Dinas Sosial DIY
Tata Cara
Penghitungan PKP
Bagi Pegawai
Tidak Tetap
Menurut PER-
16/PJ/2016
Temuan
Cara
menghitung
PKP bagi
pegawai
tidak tetap
Penghitungan PKP
didapat dari
penghasilan yang
telah diterima
dikurangi dengan
jumlah pengurang
atau jumlah
penghasilan yang
sudah dipotong.
Penghitungan PKP
didapat dari
penghasilan yang
telah diterima
dikurangi dengan
jumlah pengurang
atau jumlah
penghasilan yang
sudah dipotong.
Cara menghitung
PKP yang
dilakukan Dinas
Sosial DIY sesuai
dengan PER-
16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4) Penghitungan PPh Pasal 21
Tabel 24. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tidak Tetap
Komponen Tata Cara
Penghitungan PPh
Pasal 21 Bagi
Pegawai Tidak
Tetap Menurut
Dinas Sosial DIY
Tata Cara
Penghitungan PPh
Pasal 21 Bagi
Pegawai Tidak
Tetap Menurut
PER-16/PJ/2016
Temuan
Cara
menghitung
PPh Pasal 21
bagi pegawai
tidak tetap
PPh Pasal 21
dihitung dengan
menerapkan Tarif
Pasal 17 ayat (1)
huruf a Undang-
Undang PPh atas
jumlah upah bruto
yang disetahunkan
setelah dikurangi
PTKP dan PPh
Pasal 21 yang harus
dipotong adalah
sebesar PPh Pasal
21 hasil
penghitungan
tersebut dibagi 12.
PPh Pasal 21
dihitung dengan
menerapkan Tarif
Pasal 17 ayat (1)
huruf a Undang-
Undang PPh atas
jumlah upah bruto
yang disetahunkan
setelah dikurangi
PTKP dan PPh
Pasal 21 yang
harus dipotong
adalah sebesar PPh
Pasal 21 hasil
penghitungan
tersebut dibagi 12.
Cara menghitung
PPh Pasal 21 yang
dilakukan Dinas
Sosial DIY sesuai
dengan PER-
16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
c. Data Perbandingan Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan
Pegawai Berkesinambungan
1) Cara Penghitungan Jumlah Imbalan
Tabel 25. Perbandingan Penghitungan Jumlah Imbalan Bagi Bukan Pegawai
Berkesinambungan
Komponen Tata Cara
Penghitungan
Jumlah Imbalan
Bagi Bukan
Pegawai
Berkesinambungan
Menurut Dinas
Sosial DIY
Tata Cara
Penghitungan
Jumlah Imbalan
Bagi Bukan
Pegawai
Berkesinambungan
Menurut PER-
16/PJ/2016
Temuan
Cara menghitung
jumlah imbalan
bagi bukan
pegawai
berkesinambungan
Imbalan yang
diterima
berdasarkan
penyelesaian atas
pekerjaan, jasa,
atau kegiatan
lainnya yang
dibayarkan atau
terutang lebih dari
satu kali dalam satu
kalender.
Imbalan yang
diterima
berdasarkan
penyelesaian atas
pekerjaan, jasa,
atau kegiatan
lainnya yang
dibayarkan atau
terutang lebih dari
satu kali dalam
satu kalender.
Cara
menghitung
Jumlah
Imbalan yang
dilakukan
Dinas Sosial
DIY sesuai
dengan PER-
16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2) Cara Penghitungan Dasar Pemotongan Pajak
Tabel 26. Perbandingan Penghitungan Dasar Pemotongan Pajak Bagi Bukan
Pegawai Berkesinambungan
Komponen Tata Cara
Penghitungan
Dasar Pemotongan
Bagi Bukan
Pegawai
Berkesinambungan
Menurut Dinas
Sosial DIY
Tata Cara
Penghitungan
Dasar Pemotongan
Bagi Bukan
Pegawai
Berkesinambungan
Menurut PER-
16/PJ/2016
Temuan
Cara menghitung
dasar pemotongan
bagi bukan
pegawai
berkesinambungan
Dasar Pemotongan
yang digunakan
berdasarkan Tarif
Pasal 17 ayat (1)
huruf a UU PPh.
Besarnya
penghasilan kena
pajak adalah 50%
(lima puluh persen)
dari jumlah
penghasilan bruto
atau yang diterima.
Dasar Pemotongan
yang digunakan
berdasarkan Tarif
Pasal 17 ayat (1)
huruf a UU PPh.
Besarnya
penghasilan kena
pajak adalah 50%
(lima puluh
persen) dari jumlah
penghasilan bruto
atau yang diterima.
Cara
menghitung
Dasar
Pemotongan
yang dilakukan
Dinas Sosial
DIY sesuai
dengan PER-
16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
3) Cara Penghitungan PKP
Tabel 27. Perbandingan Penghitungan PKP Pajak Bagi Bukan Pegawai
Berkesinambungan
Komponen Tata Cara
Penghitungan PKP
Menurut Dinas
Sosial DIY
Tata Cara
Penghitungan PKP
Menurut PER-
16/PJ/2016
Temuan
Cara
menghitung
PKP bagi
bukan
pegawai
Besarnya
Penghasilan Kena
Pajak adalah
sebesar 50% (lima
puluh persen) dari
jumlah penghasilan
bruto dikurangi
PTKP per bulan.
Besarnya
Penghasilan Kena
Pajak adalah
sebesar 50% (lima
puluh persen) dari
jumlah penghasilan
bruto dikurangi
PTKP per bulan.
Cara menghitung
PKP yang
dilakukan Dinas
Sosial DIY sesuai
dengan PER-
16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4) Cara Penghitungan PPh Pasal 21
Tabel 28. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai
Berkesinambungan
Komponen Tata Cara
Penghitungan PPh
Pasal 21 Menurut
Dinas Sosial DIY
Tata Cara
Penghitungan PPh
Pasal 21 Menurut
PER-16/PJ/2016
Temuan
Cara
menghitung
PPh Pasal 21
bagi bukan
pegawai
PPh Pasal 21
berdasarkan Tarif
Pasal 17 ayat (1)
huruf a Undang-
Undang PPh
dikalikan dengan
penghasilan kena
pajak.
PPh Pasal 21
berdasarkan Tarif
Pasal 17 ayat (1)
huruf a Undang-
Undang PPh
dikalikan dengan
penghasilan kena
pajak.
Cara menghitung
PPh Pasal 21 yang
dilakukan Dinas
Sosial DIY sesuai
dengan PER-
16/PJ/2016.
Sumber: Data yang diolah
C. Pembahasan
Hasil penelitian mengenai penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji 2 (dua)
pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan pegawai oleh Dinas Sosial
DIY adalah sebagai berikut:
1. Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi 2 (dua) Pegawai Tetap Dinas
Sosial DIY
a. Penghitungan Penghasilan Bruto
Berdasarkan analisis data, penghitungan penghasilan bruto
yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai berdasarkan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016,
yaitu jumlah penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh
penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pasal 26 adalah seluruh jumlah penghasilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 yang diterima atau diperoleh dalam
satu periode atau pada saat dibayarkan.
b. Penghitungan Penghasilan Neto
Berdasarkan analisis data, penghitungan penghasilan neto
setahun yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY tidak sesuai
berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ/2016. Selisih sebesar Rp1.492.490,00 lebih rendah dari
penghitungan peneliti. Selisih di atas disebabkan oleh kesalahan
menentukan jumlah pengurang penghasilan bruto pada biaya
jabatan yang terlalu tinggi sebesar 6% (enam persen) dari
penghasilan bruto. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-16/PJ/2016 biaya jabatan besarnya 5% (lima
persen) dikalikan dengan penghasilan bruto yang diterima.
c. Penghitungan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Berdasarkan analisis data, penghitungan jumlah
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang dilakukan oleh
Dinas Sosial DIY sudah sesuai berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016.
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ/2016 besaran PTKP adalah Rp54.000.000,00 (lima puluh
empat juta rupiah) untuk Wajib Pajak Orang Pribadi,
Rp4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
tambahan Wajib Pajak yang kawin, Rp4.500.000,00 (empat juta
lima ratus ribu rupiah) untuk tambahan setiap anggota keluarga
sedarah dan keluarga semeda dalam garis keturunan lurus serta
anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling
banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga. Bagi karyawati
kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri, bagi karyawati tidak
kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP
untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.
d. Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Berdasarkan analisis data, penghitungan jumlah
Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dilakukan oleh Dinas Sosial
DIY tidak sesuai berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-16/PJ/2016.
Perbandingan penghitungan PKP yang dilakukan oleh
Dinas Sosial DIY dan penulis, terdapat selisih sebesar
Rp1.492.490,00 lebih rendah dari hasil perbandingan penghitungan
PKP dengan peneliti. Penghitungan PKP oleh Dinas Sosial DIY
sudah benar berdasarkan peraturan perpajakan. Selisih di atas
disebabkan oleh penghitungan jumlah penghasilan neto setahun
dalam pengurangan biaya jabatan yang lebih tinggi.
e. Penghitungan Pajak Penghasilan 21
Berdasarkan analisis data, penghitungan jumlah PPh Pasal
21 yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ/2016. Perbandingan penghitungan PPh Pasal 21 terdapat
selisih sebesar Rp74.624,00 lebih rendah dari penghitungan
peneliti. Selisih disebabkan oleh kesalahan penghitungan PKP
yang mengakibatkan wajib pajak menjadi kurang bayar.
Perbedaan selisih tersebut disebabkan karena Wajib Pajak Drs.
Pramujaya Hadi Prianto, M.Si kurang bayar Rp28.664,00,
menurut penghitungan peneliti kurang bayar Rp32.113,00
sehingga pembayaran pajak menjadi kurang bayar sebesar
Rp3.449,00. Sedangkan, untuk Wajib Pajak Gatot Yulianto, SH
kurang bayar Rp24.257,00, menurut penghitungan peniliti
kurang bayar Rp27.027,00 sehingga pembayaran pajak menjadi
kurang bayar Rp2.770,00. Penghitungan PPh Pasal 21 oleh
Dinas Sosial DIY sudah benar berdasarkan peraturan
perpajakan, sebesar 5% (lima persen) tarif PPh Pasal 21
dikalikan dengan PKP, dikarenakan seluruh PKP pegawai di
Dinas Sosial DIY berada pada lapisan penghasilan kena pajak
Rp0 sampai dengan Rp50.000.000,00 tarif pajak sebesar 5%
(lima persen).
2. Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tidak Tetap
a. Penghitungan Jumlah Upah Diterima
Berdasarkan hasil analis data, jumlah pengurang bagi pegawai
tidak tetap oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ2016.
Penghitungan jumlah upah diterima bagi pegawai tidak tetap
yaitu terdiri dari upah harian, upah mingguan, upah satuan,
upah borongan yang diterima atau diperoleh selama pegawai
melakukan pekerjaan.
b. Penghitungan Dasar Pemotongan
Berdasarkan hasil analis data, jumlah pengurang bagi pegawai
tidak tetap oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak yaitu batas upah harian
sebesar Rp450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah)
sehingga tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal
penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari belum
melebihi Rp450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah).
Sedangkan untuk jumlah pengurang bagi penerima upah secara
bulanan, dapat menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) sesungguhnya.
c. Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Berdasarkan hasil analisis data, jumlah Pengusaha Kena Pajak
(PKP) bagi pegawai tidak tetap oleh Dinas Sosial DIY sudah
sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
d. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Berdasarkan hasil analis data, jumlah PPh Pasal 21 bagi
pegawai tidak tetap oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ2016 yaitu penghasilan bruto yang melebihi batas upah
dikalikan dengan tarif pemotongan Pasal 17ayat (1) dalam UU
Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008.
3. Penghitungan PPh Pasal 21 Bagi Bukan Pegawai
a. Penghitungan Jumlah Imbalan
Berdasarkan hasil analisis data, penghitungan jumlah imbalan
bagi Bukan Pegawai oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ/2016 yaitu jumlah imbalan kepada bukan pegawai yang
dibayar atau terutang diterima lebih dari satu kali dalam satu
tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau
kegiatan.
b. Penghitungan Dasar Pemotongan
Berdasarkan hasil analisis data, penghitungan dasar pengenaan
pajak bagi Bukan Pegawai oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ2016 yaitu dikenakan tarif sebesar 50% (lima puluh
persen) dari jumlah penghasilan bruto untuk setiap
pembayaran imbalan kepada bukan pegawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
c. Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Berdasarkan hasil analisis data, jumlah PKP bagi Bukan
Pegawai oleh Dinas Sosial DIY sudah sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ2016 yaitu 50%
(lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto dikurangi
PTKP perbulan.
d. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Berdasarkan analisis data, penghitungan PPh Pasal 21
Terutang bagi Bukan Pegawai oleh Dinas Sosial DIY sudah
sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ/2016 yaitu menggunakan tarif Pasal 17 ayat (1) dalam
UU Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 dikalikan
dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan,
peneliti mendapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji yang diterima oleh 2 (dua)
pegawai tetap di Dinas Sosial DIY untuk komponen Penghasilan
Bruto, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) telah sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.
Sedangkan, untuk komponen Penghasilan Neto, Penghasilan Kena
Pajak, dan PPh Pasal 21 tidak sesuai dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.
2. Penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji yang diterima oleh pegawai
tidak tetap di Dinas Sosial DIY telah sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.
3. Penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji yang diterima oleh bukan
pegawai di Dinas Sosial DIY telah sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti tidak memperoleh rincian
penghitungan tunjangan-tunjangan yang diterima pegawai tetap di Dinas
Sosial DIY sebagai data pendukung dalam menghitung PPh Pasal 21,
sehingga dalam melakukan penghitungan PPh Pasal 21 penulis hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
menjumlah tunjangan yang telah ditentukan besarannya oleh Bendahara
Dinas Sosial DIY selama tahun 2018.
C. Saran
1. Bagi Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi oleh Bendahara
Dinas Sosial DIY dalam melakukan kewajiban pemotongan atas Pajak
Penghasilan Pasal 21 pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan
pegawai, supaya dalam melakukan kewajiban perpajakan ini sudah
sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dengan subjek penelitian yang sama diharapkan
mendapat rincian data secara lengkap untuk meningkatkan keakuratan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
DAFTAR PUSTAKA
Abitama, Alexander. 2017. “Evaluasi Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Terutang ats Gaji Pegawai Tetap dan Bukan Pegawai Studi Kasus di SMA
Kolose De Britto Yogyakarta”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta.
Alexander, Simon. 2017. “Evaluasi Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Terutang atas Gaji Pegawai Tetap Studi Kasus di SMP Negeri 13
Madiun”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal
Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat
Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran Pelaporan
Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.
Jakarta.
Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 254/PMK.03/2008 tentang Penetapan Bagian Penghasilan
Sehubungan Dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta
Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak
Penghasilan. Jakarta.
Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 101/PMK.010/2016 Tentang Penyesuaian
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak. Jakarta.
Diana, Anastasia. dan Setiawati, Lilis. 2014. Perpajakan Teori dan Peraturan
Terkini. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Direktur Jenderal Pajak. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta.
Direktur Jenderal Pajak. 2009. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
57/PJ/2009 tentang Pedoman Tekknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran,
dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21/26. Direktorat Jenderal Pajak.
Jakarta.
Direktur Jenderal Pajak. 2016. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-
16/PJ/2016 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran
dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan
Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang
Pribadi. Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Direktur Jenderal Pajak. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Resmi, Siti. 2016. Perpajakan Teori dan Kasus. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisinis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis.
Penerbit Andi, Yogyakarta.
TmBooks. 2015. Cermat Menguasai Seluk-Beluk Perpajakan Indonesia. Penerbit
Andi, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 1
Daftar Pertanyaan Wawancara 1
Nama Lengkap: Drs. Untung Sukaryadi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kadisono, Tegaltirto RT/RW 05/13 Berbah, Sleman
Jabatan : Kepala Dinas Sosial DIY
Daftar Pertanyaan Wawancara:
1. Berapa jumlah pegawai/tenaga kerja yang ada di Dinas Sosial DIY selama
tahun 2018?
Kalau di tahun 2018 ada 81 orang saja yang tetap karena di tahun 2018 itu
ada rolling jadi pegawai kami yang ada di Dinas Sosial DIY dari 114 orang
menjadi 81 orang saja. Untuk sisanya dipindahkan beberapa ke dinas yang
lain ada juga beberapa yang dipindahkan ke UPTD. Lalu untuk yang pegawai
tidak tetap ada psikolog dan pengajar untuk layanan di panti itu ada 2 orang
saja, nanti juga ada dokter yang setiap bulannya mengecek kesehatan di panti.
Jadi secara keseluruhan ya 85 orang pegawai saat ini mbak.
2. Bagaimana pembagian tugas dan wewenang untuk masing-masing pegawai
yang ada pada struktur organisasi di Dinas Sosial DIY?
Untuk struktur organisasi sudah jelas. Ada bangannya juga nanti bisa lihat di
depan atau di bagian ruang tunggu pelayanan masyarakat. Nanti disana bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
dilihat strukturnya dari Kepala Dinas, lalu dibawahnya ada sekretaris dan
fungsional baru dibawahnya ada subbagian dan diikuti dengan bidang-
bidangnya termasuk UPTD. Kalau untuk tugas dan wewenang tentunya
Kepala Dinas ya bertangggung jawab atas tugas dan kewajiban kepada
pemerintah kota yaitu Gubernur dan Walikota ya. Kalau sekretaris nanti
bertugas menyelesaikan administrasi di Dinas Sosial, kemudian untuk
subbagian nanti ada bagian program, keuangan dan umum. Bidangnya
sendiri nanti dikelompokkan berbagai bidang, tujuannya ya untuk menangani
dan melayani masyarakat seperti bidang rehabilitasi sosial, penanganan fakir
miskiin dan lainnya.
3. Apakah ada pemberitahuan atau pelaporan kepada bapak terkait dengan pajak
penghasilan pasal 21?
Kalau untuk bagian keuangan sendiri, seperti pelaporan pajak atau pajak
penghasilan pasal 21 ya tadi itu sudah ada yang menangani yaitu bendahara
keuangan. Biasanya bendahara dapat menyampaikan laporan keuangannya
didalam rapat bulanan Dinas ya kemudia disampaikan terkait juga dengan
laporan pajak dari gaji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Daftar Pertanyaan Wawancara 2
Nama Lengkap: Puji Astuti
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Imogiri Barat No.208
Jabatan : Bendahara Dinas Sosial DIY
Daftar Pertanyaan Wawancara:
1. Berapa jumlah pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan pegawai yang ada
di Dinas Sosial DIY pada tahun 2018?
Tahun 2018 ada 85 orang, itu sudah termasuk pegawai tetap dan pegawai
tidak tetap maupun bukan pegawai.
2. Berapa jumlah pegawai di tahun 2018 yang sudah memiliki NPWP dan yang
belum memiliki NPWP?
Kalau disiini semua sudah NPWP kok.
3. Apakah instansi ini telah menerapkan penghitungan pemotongan PPh Pasal 21
sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku pada tahun 2018? Jika sudah,
peraturan apa yang menjadi dasar penghitungan pemotongan PPh Pasal 21?
Kalau untuk update yang terbaru mengenai peraturan pajak saya kurang
paham. Tetapi sejauh ini yang saya tahu untuk melakukan penghitungan PPh
21 itu masih sesuai dengan peraturan DJP yang 2016. Karena kami sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
menggunakan sistem, jadi saya tinggal memasukkan angkanya saja dan
melaporkan.
4. Tunjangan apa saja yang diberikan kepada semua pegawai tetap?
Kalau disini ada tunjangan struktural ya atau fungsional, tunjangan
istri/suami, kemudian ada tunjangan anak, beras, perbaikan penghasilan,
prestasi kerja, dan tunjangan lainnya.
5. Bagaimana aturan penghitungan biaya jabatan dan iuran pensiun yang
dilakukan oleh Dinas Sosial DIY?
Biaya jabatan itu 5% dan iuran pensium 4,75% ya.
6. Bagaimana penghitungan PTKP bagi setiap pegawai?
Itu ada lapisan tarifnya ya. Kalau untuk WPOP itu 54 juta, kalau kawin nanti
ada tambahan 4,5 juta kemudian kalau ada tambahan anak nanti ditambah 4,5
juta lagi untuk masing-masing anak.
7. Bagaimana penghitungan PPh Pasal 21 terutang bagi setiap pegawai?
Setahu saya nanti kalau untuk pegawai tetap PNS itu ada formula 1721-A2
nanti dari jumlah PKP nya itu dikalikan lapisan tarif PPh dimulai dari 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 2
Tabel 1. Data Diri Pegawai Tahun 2018 oleh Dinas Sosial DIY
No Nama
Pegawai
NPWP Pegawai Jabatan Pegawai Status JT
1 Drs.
Pramujaya
Hadi Prianto,
M.Si
19. 738. 427. 5-542.
000
Kabid Rehabilitasi
Sosial
PT 0
2 Gatot
Yulianto, SH
69. 613. 131. 7-525.
000
Kepala BPSTW PT 0
3 Drs. Budi
Harsonoo
78. 285. 609. 0-542.
000
Guru Agama PTT 1
4 Machdar R.
Dahuri, M. Pd
49. 318. 296. 8-541.
000
Guru Agama PTT 0
5 Dr. Rini
Pantja
Setijani
58. 049. 452. 2-542.
000
Dokter Madya BP 0
6 Ibnu Adi
Putra, S. Psi
69. 661. 718. 2-542.
000
Psikolog BP 0
Sumber: Data diri pegawai oleh Dinas Sosial DIY 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 3
Tabel 2. Rekapitulasi Daftar Gaji Pegawai Di Dinas Sosial DIY Tahun 2018
No Nama Pegawai Jumlah Gaji Setahun
(Rp) 1 Drs. Pramujaya Hadi Prianto, M.Si Rp 64.704.000
2 Gatot Yulianto, SH Rp 55.980.000
3 Drs. Budi Harsonoo Rp 6.250.000
4 Machdar R. Dahuri, M. Pd Rp 7.250.000
5 Dr. Rini Pantja Setijani Rp 12.000.000
6 Ibnu Adi Putra, S. Psi Rp 10.800.000
Sumber: Rekapitulasi Daftar Gaji Pegawai Di Dinas Sosial DIY Tahun 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 4
Tabel 3. Data Hasil Penghitungan Sampel PPh Pasal 21 Setahun Pegawai
Tetap Tahun 2018 oleh Dinas Sosial DIY
Keterangan Nama Pegawai
Drs. Pramujaya
Hadi Prianto,
M.Si (K/2)
Gatot Yulianto,
SH
(TK/0)
Penghasilan Bruto
Gaji Pokok/Pensiun Rp 64.704.000 Rp 55.980.000
Tunjangan Istri Rp 5.427.000 -
Tunjangan Anak Rp 2.160.000 -
Jumlah Gaji dan Tunjnagan
Keluarga
Rp 72.291.000 Rp 55.980.000
Tunjangan Perbaikan Penghasilan Rp 2.270.964 Rp 2.270.964
Tunjangan Struktural/Fungsional Rp 6.480.000 Rp 6.480.000
Tunjnagan Beras Rp 1.738.000 Rp 1.738.000
Tunjangan Khusus - -
Tunjangan Lain-lain - -
Jumlah Penghasilan Bruto
Setahun
Rp 82.779.964 Rp 66.468.964
Pengurangan:
Biaya Jabatan Rp 4.966.798 Rp 3.988.138
Iuran Pensiun atau THT Rp 3.433.822 Rp 2.659.050
Jumlah Pengurangan Rp 8.400.620 Rp 6.647.188
Penghitungan PPh Pasal 21:
Jumlah Penghasilan Neto Rp 74.379.344 Rp 59.821.776
PTKP Rp 67.500.000 Rp 54.000.000
PKP Rp 6.879.344 R 5.821.776
PPh Pasal 21 Terutang Setahun Rp 343.967 Rp 291.089
PPh Pasal 21 Terutang Sebulan Rp 28.664 Rp 24.257
Sumber: Rekapitulasi Data Hasil Penghitungan Sampel PPh Pasal 21 oleh Dinas
Sosial DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 5. Data Hasil Penghitungan Sampel PPh Pasal 21 Setahun Pegawai Tidak Tetap Tahun 2018 oleh Dinas Sosial DIY
Keterangan Drs. Budi Harsono (K/1)
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Upah diterima
sebulan
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000
Penghasilan
neto sebulan
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000
Penghasilan
Tidak Kena
Pajak
Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000
Penghasilan
Kena Pajak
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PPh Pasal 21
Setahun
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Keterangan Drs. Budi Harsono (K/1)
Bulan Agustus September Oktober November Desember
Upah diterima
sebulan
Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 250.000
Penghasilan
neto sebulan
Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 250.000
Penghasilan
Tidak Kena
Pajak
Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000 Rp 5.625.000
Penghasilan
Kena Pajak
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PPh Pasal 21 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tabel 5.. Data Hasil Penghitungan Sampel PPh Pasal 21 Setahun Pegawai Tidak Tetap Tahun 2018 oleh Dinas Sosial DIY (Lanjutan)
Keterangan Machdar R. Dahuri, M.Pd (TK/0)
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Upah diterima
sebulan
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 250.000
Penghasilan neto
sebulan
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Penghasilan
Tidak Kena
Pajak
Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Penghasilan
Kena Pajak
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PPh Pasal 21
Setahun
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Keterangan Machdar R. Dahuri, M.Pd (TK/0)
Bulan Agustus September Oktober November Desember
Upah diterima
sebulan
Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000
Penghasilan neto
sebulan
Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000
Penghasilan
Tidak Kena
Pajak
Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Penghasilan
Kena Pajak
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PPh Pasal 21 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tabel 6.. Data Hasil Penghitungan Sampel PPh Pasal 21 Setahun Bukan Pegawai Tahun 2018 oleh Dinas Sosial DIY
Keterangan Dr. Rini Pantja Setijani (K/0)
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Penghasilan Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000
DPP Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 750.000
PPh Pasal 21 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 75.000 Rp 25.000 Rp 50.000 Rp 50.000 Rp 150.000
Keterangan Dr. Rini Pantja Setijani (K/0)
Bulan Agustus September Oktober November Desember
Ppenghasilan Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000
DPP Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 250.000
PPh Pasal 21 Rp 25.000 Rp 150.000 Rp 75.000 Rp 25.000 Rp 37.500
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 6.. Data Hasil Penghitungan Sampel PPh Pasal 21 Setahun Bukan Pegawai Tahun 2018 oleh Dinas Sosial DIY (Lanjutan)
Keterangan Ibnu Adi Putra, S.Pd (K/0)
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Penghasilan Rp 1.000.000 Rp 600.000 Rp 1.250.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
DPP Rp 500.000 Rp 300.000 Rp 625.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 750.000
PPh Pasal 21 Rp 50.000 Rp 30.000 Rp 62.500 Rp 50.000 Rp 50.000 Rp 75.000 Rp 75.000
Keterangan Ibnu Adi Putra, S.Pd (K/0)
Bulan Agustus September Oktober November Desember
Penghasilan Rp 800.000 Rp 450.000 Rp 500.000 Rp 700.000 Rp 500.000
DPP Rp 400.000 Rp 225.000 Rp 250.000 Rp 350.000 Rp 250.000
PPh Pasal 21 Rp 20.000 Rp 11.250 Rp 12.500 Rp 17.500 Rp 12.500
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 5
1. Bukti Potong 1721-A2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2. Bagan Struktur Organisasi Oleh Dinas Sosial DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3. Dokumentasi Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
4. Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI