pa acra 3 kehilangan air pada saluran
TRANSCRIPT
![Page 1: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/1.jpg)
ACARA 3
PENGUKURAN KEHILANGAN AIR DI SALURAN
Abstraksi
Praktikum acara pengukuran kehilangan air di saluran air dilaksanakan di saluran air kolam perikanan Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta. Pengukuran kehilangan air adalah suatu cara untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya kehilangan air di suatu saluran perairan. Pengukuran kehilanagn air di saluran ini menggunakan weirs tipe Thompson yang merupakan alat yang sederhana yng dapat menghasilkan pengukuran kehilangan air yang akurat. Air yang melewati lempengan weirs ini akan menunjukkan besar kecilnya debit di saluran tersebut. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa kehilangan air di saluran air yang kecil 1 x 10-5m3/dtk adalah dan hasil pengukuran kehilangan air di saluran air pada saluran besar adalah 8,3 x 10-5m3/dtk.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan air tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari. Sebagai komponen mutlak
penopang kehidupan, maka manusia dengan berbagai macam upaya berusaha untuk memperoleh
manfaat yang optimal dari pendayagunaannya serta berupaya mengendalikan untuk mencegah
kerusakan dan kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh air .
Peningkatan produksi pangan menuntut adanya peningkatan unsur – unsure
penunjangnya, baik secara kualiatas maupun kuantitas. Areal persawahan merupakan lahan
pertanian utama penghasil beras sebagai bahan pokok pangan sebagian masyarakat indonesia,
sehingga diperlukan usaha - usaha secara intensif dan ektensif untuk peningkatan produksinya,
salah satunya adalah dengan mengatur pemberian air
Air merupakan unsur terpenting dalam pengelolaan dan pemeliharaan pertanian. Hampir
80% dari seluruh air yang dipakai oleh semua kegiatan manusia berada pada sector pertanian,
yaitu untuk irigasi, maka penyaluran dan pemakaian air irigasi harus dilaksanakan secara lebih
efisien dan efektif. Fakta dilapangan terjadi kehilangan air pada saluran irigasi, sehingga
mengurangi efisiensi pengairan. Dari kenyataan diatas maka perlu dilakukan pengkajian untuk
mengetahui factor-faktor penyebab kehilangan air disaluran irigasi, dan pada akhirnya
diharapkan ditemukan solusi untuk mengurangi masalah tersebut.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kehilangan air di selokan/saluran.
![Page 2: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/2.jpg)
II. TINJAUAN PUSTAKA
Air di sektor pertanian sangat besar peranannya, karena hampir setiap kegiatan di sektor
pertanian membutuhkan air dalam jumlah yang besar dibanding kegiatan lain. Keberadaan air
sebagai sumberdaya alam yang sangat vital bagi sektor pertanian sangat perlu diperhatikan,
sehingga efisiensi penggunaan air meningkat dan kehilangan air dapat dikurangi (Pusposutardjo
dan Susanto, 1993).
Besarnya kehilangan air pada saluran selain dipengaruhi oleh musim, jenis tanah,
keadaan dan panjang saluran juga dipengaruhi oleh karateristik saluran. Sistem penyaluran air ke
areal persawahan menggunakan saluran tanah, dan mengakibatkan rendahnya efesiensi
pengairan. Pendugaan besarnya kehilangan air pada saluran merupakan langkah awal dalam
usaha pcmanfaatan air secara efisien (Sarnadi, 1985).
Kehilangan air pada saluran - saluran irigasi (conveyance loss) meliputi komponen
kehilangan air melalui evaporasi, perkolasi, perembesan (seepage) dan bocoran (leakage). Pada
saluran yang dilapisi bahan kedap, kehilangan air dapat ditekan dan hanya melalui proses
evaporasi yang relatif kecil. Pada saluran irigasi yang ditumbuhi rumput (aquatic weed) seperti
enceng gondok (Eichornia sp) terjadi kehilangan melalui evapotranspirasi (Chow,1998)
Menurut Bithell dan Smith (2011), Untuk menghitung evapotranspirasi potensial
digunakan model Pennman dengan persamaan :
Etp = c [ Wx. Rn+(1-w). f(u) (ea-ed)]
Dimana Etp = evapotranspirasi potensial (mm/hari)
W = faktor pembobot dari suhu
Rn = radiasi netto ekivalen evaporasi (mm/hari )
F(u) = fungsi angin
(ea-ed) = perbedaan tekanan uap jenuh suhu rata-rata dengan tekanan uap aktual
rata-rata udara (mbar).
C = faktor koreksi.
Laju evaporasi tetap sesungguhnya tanah dapat ditentukan baik oleh evaporasi luar atau
oleh sifat penyaluran air dari tanah, tergantung dari dua sifat tersebut mana yang lebih rendah,
dan bersifat sebagai pembatas. Pada daerah irigasi dengan frekuensi irigasi yang tinggi dan
![Page 3: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/3.jpg)
berlebihan bisa menyebabkan permukaan tanah tetap basah dan tahap pertama evaporasi akan
berlangsung lama, menyebabkan laju kehilangan air maksimum. Kehilangan air karena evaporasi
pada saluran irigasi yang dalam biasanya lebih kecil dibandingkan dengan yang berasal dari
saluran irigasi yang dangkal dengan juml;ah pemberian air total yang sama (Pudjono, 2010).
Aktuil Evapotranspirasi tergantung pada hujam, tersedianya air pada tanah, masukan
energy, dan kuantotas serta fungsi biomassa. Perbedaan spesies vegetasi seperti produk pertanian
mempunyai perbedaan kebutuhan air tergantung pada strukturnya, terutama pada perbandingan
jumlah air yang berada di bawah permukaan tanah (Masjhudi, 2012)
![Page 4: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/4.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Bithell,S.L and Smith,S. 2011. The Method for Estimating Crop Irrigation Volumes for the tidall Limestone Aquifer. Departement of Resources, Darwin Northern Territory Government.
Chow, V.T.1998. Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga, Jakarta.
Masjhudi,S.H. 2012. Peningkatan Efisiensi Irigasi Untuk Berkelanjutan Manfaat Potensi Sumberdaya Air, < http://pangan.litbang.deptan.go.id/publication-iptek/19/192>. Diakses minggu 17 maret 2013.
Pudjono. 2010, Pengaruh Pemasangan Bangunan Peninggi Muka Air (Subweir) Terhadap Gerusan Yang Terjadi Di Hilir Bendung. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang.
Pusposutardjo,S. dan S. Susanto.1993. Perspektif Dari Pengembangan Manajemen Sumber Daya Air dan Irigasi untuk Pembangunan Pertanian.Liberty. Yogyakarta.356p
Syarnadi, Akhmad. 1985. Penelitian Kehilangan Air dan Perembesan Air Pada Saluran Daerah
Pengairan Wai Seputih, Lampung Tengah. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian.
![Page 5: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/5.jpg)
III. METODOLOGI
Praktikum pengelolaan air acara 3 pengukuran kehilangan air di saluran dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2013 di laboratorium Agrohidrologi, Jurusan Tanah dan di
kolam perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta..
Alat yang digunakan pada acara ini adalah meliputi alat ukur mistar dan meteran serta Weirs tipe
Thompson.
Dilakukan pada dua saluran air yaitu saluran air besar dan saluran kecil, langkah pertama
yang dilakukan adalah dengan menentukan dua titik pengamatan kemudian diukur jarak antara
kedua titik tersebut kira-kira 4 meter. Pada masing-masing titik pengamatan dipasang alat weirs.
Pemasangan weirs dilakukan serapat mungkin dengan dinding dan dasar selokan sehingga air
yang terhadang tidak bocor. Tinggi air yang mengalir diukur sebagai h (dalam meter) dari kedua
weirs yang dipasang. Pengukuran tinggi air yang mengalir dari kedua titik dilakukan pada waktu
yang bersamaan. Dari data kedua ketinggian air tersebut dapat dicari kehilangan air pada kedua
saluran air tersebut. Penghitungan kehilangan air dapat dihitung dengan rumus :
Q =
Dengan Q = kehilangan air di saluran (m3/detik)
k = 0,87
B = lebar weirs (cm)
= 90°
![Page 6: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/6.jpg)
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Kehilangan air pada weirs besar maupun weirs kecil.
UlanganKehilangan Air (M3/detik)
weirs besar weirs kecil1 0,00019 0,000012 0,00002 03 0,00004 0,00002
Jumlah 0,00025 0,00003Rerata 0,000083 0,00001
![Page 7: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/7.jpg)
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran kehilangan air di saluran. Seperti yang kita
ketahui bahwa air dalam dunia pertanian merupakan sumberdaya yang sangat berharga, sehingga
kehilangan air dalam kegiatan irigasi perlu diperhitungkan, karena dapat mempengaruhi efesiensi
pengairan. Pengukuran kehilangan air di saluran dilakukan dengan menggunakan weirs tipe
Thompson, yaitu weirs besar dengan lebar 0,28 meter dan weirs kecil dengan lebar 0,2 meter,
alat ini cukup dapat memberikan pengukuran yang akurat. Pemilihan alat ini dikarenakan saluran
yang ingin diamati relatif kecil. Aliran air yang melewati lempengan weirs akan menunjukkan
besar kecilnya debit si tempat tersebut.
Keadaan lingkungan air merupakan determinan penting dari pengelolaan irigasi.
Pengelolaan irigasi yang efisien dapat dilakukan dengan mengurangi faktor-faktor yang
menyebabkan hilangnya air di saluran banyak terjadi. Kehilangan air melalui penguapan di
daerah beririgasi jauh lebih gawat daripada penguapan didaerah lahan kering, karena keadaan
yang menunjang terjadinya evaporasi sangat ideal. Hal ini karena tanah umumnya lebih lembab,
bila iklim kering, penyinaran matahari sangat insentif, dan angin sangat kencang, maka
diharapkan penguapan air akan lebih besar
Dari hasil perhitugan dan pengamatan didapatkan bahwa semakin panjang selokan
semakin banyak pula kehilangan airnya. Dari percobaan pengukuran kehilangan air pada weirs
besar adalah 8,3x10-5m3/detik, sedangkan pada pengukuran kehilangan air pada weirs kecil
adalah 1x10-5m3/detik. Hal ini dikarenakan semakin lebar saluran semakin banyak pula faktor
yang berpengaruh dalam hal kehilangan air, seperti terjadinya proses evaporasi, transpirasi dan
rembesan pada dinding saluran. Proses transpirasi terjadi karena terdapatnya tumbuhan di dalam
saluran, tumbuhan biasanya berupa tanaman rumput yang tumbuh di retakan-retakan saluran.
Dari hasil tersebut dapat dikorelasikan dalam kondisi yang sama maka kehilangan air
akan semakin banyak ketika saluran air yang terjadi bertambah lebar ataupun panjang dengan
kata lain kehilangan air dalam kondisi sama akan berbanding lurus dengan panjang saluran. Hal
ini akan sangat merugikan bila lahan petani berada didaerah yang jauh dari saluran irigasi untuk
itu baik atau tidaknya pembuatan saluran dan bangunan serta pemeliharan saluran ini akan sangat
berperan dalam hal meminimalkan kehilangan air sepanjang saluran. . Jika saluran relatif lebar
maka luas permukaan air akan lebar juga sehingga memungkinkan proses evaporasi semakin
tinggi
![Page 8: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/8.jpg)
Kehilangan air pada saluran meliputi komponen kehilangan air melalui evaporasi,
perlokasi, perembesan(seepage) dan bocoran (leakage). Pada saluran yang dilapisi bahan kedap,
kehilangan air dapat ditekan, dan hanya melalui proses evaporasi yang relative kecil
pengaruhnya, pada saluran irigasi yang ditumbuhi rumput (Aquatic weed) seperti eceng gondok
(Echornia sp.) terjadi kehilangan melalui proses evapotranspirasi. Kehilangan air yang
disebabkan karakteristik saluran menyebabkan berkurangnya jumlah air yang dimanfaatkan
tanaman dan rendahnya efisiensi irigasi. Dalam usaha meningkatkan efisiensi pengairan, perlu
dilakukan tindakan pencegahan terjadinya kerusakan saluran secara periodik maupun dapat
menggunakan bahan kedap air untuk melapisi permukaan dasar dan dinding saluran irigasi.
![Page 9: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/9.jpg)
VI. KESIMPULAN
1. Kehilangan air untuk pengukuran dengan weirs besar adalah adalah 8,3x10-5m3/detik,
sedangkan pada pengukuran kehilangan air pada weirs kecil adalah 1x10 -5m3/detik..
Kehilangan air irigasi dapat dikarenakan oleh evaporasi, perkolasi, perembesan,
kebocoran saluran.
2. Kehilangan air bila dalam kondisi yang kurang tepat maka akan berbanding lurus dengan
panjang saluran.
3. Perawatan dan pembangunan yang bagus dalam saluran irigasi akan mengurangi
kehilangan air selama pengangkutan.
LAMPIRAN
![Page 10: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/10.jpg)
A. PERHITUNGAN
1. WEIRS BESAR
h1 rata-rata = 0,08 + 0,07+ 0,07
3
= 0,0733
h2 rata-rata = 0,064 + 0,068 + 0,067
3
= 0,06633
Q = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h )5)2
Ulangan 1
Q1 rata-rata = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h1 )5)2
= 8/15 (0.87) √ 0,285 ( 1x ( 0,08)5)2
= 4,4 x 10-4 m3/s
Q2 rata-rata = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h2 )5)2
= 8/15 (0.87) √ 0,285 ( 1x ( 0,064 )5)2
= 2,5x 10-4 m3/s
Kehilangan Air ( KA) = Q1 rata-rata – Q2 rata-rata
= 4,4 x 10-4 – 2,5 x 10-4
= 1,9 x 10-4 m/s
Ulangan 2
Q1 rata-rata = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h1 )5)2
= 8/15 (0.87) √ 0,285 ( 1x ( 0,07)5)2
= 3,2x 10-4 m3/s
Q2 rata-rata = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h2 )5)2
= 8/15 (0.87) √ 0,285 ( 1x ( 0,068 )5)2
= 3x 10-4 m3/s
Kehilangan Air ( KA) = Q1 rata-rata – Q2 rata-rata
= 3,2x 10-4 – 3 x 10-4
= 2 x 10-5 m/s
Ulangan 3
![Page 11: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/11.jpg)
Q1 rata-rata = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h1 )5)2
= 8/15 (0.87) √ 0,285 ( 1x ( 0,07)5)2
= 3,2x 10-4 m3/s
Q2 rata-rata = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h2 )5)2
= 8/15 (0.87) √ 0,285 ( 1x ( 0,067 )5)2
= 2,8x 10-4 m3/s
Kehilangan Air ( KA) = Q1 rata-rata – Q2 rata-rata
= 4,4 x 10-4 – 2,8 x 10-4
= 4 x 10-5 m/s
2. WEIRS KECIL
h1 rata-rata = 0,049 + 0,048 + 0,05
3
= 0,049
h2 rata-rata = 0,047 + 0,047 + 0,047
3
= 0,047
Q = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h )5)2
Ulangan 1
Q1 rata-rata = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h1 )5)2
= 8/15 (0.87) √ 0,25 ( 1x ( 0,049 )5)2
= 1,1 x 10-4 m3/s
Q2 rata-rata = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h2 )5)2
= 8/15 (0.87) √ 0,25 ( 1x ( 0,047 )5)2
= 1 x 10-4 m3/s
Kehilangan Air ( KA) = Q1 rata-rata – Q2 rata-rata
=1,1 x 10-4 m3/s - 1 x 10-4 m3/s
= 1 x 10-5 m3/s
![Page 12: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/12.jpg)
Ulangan 2
Q1 rata-rata = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h1 )5)2
= 8/15 (0.87) √ 0,25 ( 1x ( 0,048 )5)2
= 1 x 10-4 m3/s
Q2 rata-rata = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h2 )5)2
= 8/15 (0.87) √ 0,25 ( 1x ( 0,047 )5)2
= 1 x 10-4 m3/s
Kehilangan Air ( KA) = Q1 rata-rata – Q2 rata-rata
==1 x 10-4 m3/s - 1 x 10-4 m3/s
= 0 m3/s
Ulangan 3
Q1 rata-rata = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h1 )5)2
= 8/15 (0.87) √ 0,25 ( 1x ( 0,05 )5)2
= 1,2 x 10-4 m3/s
Q2 rata-rata = 8/15 (k) √ B ( tan 900/2 ( h2 )5)2
= 8/15 (0.87) √ 0,25 ( 1x ( 0,047 )5)2
= 1 x 10-4 m3/s
Kehilangan Air ( KA) = Q1 rata-rata – Q2 rata-rata
=1,2 x 10-4 m3/s - 1 x 10-4 m3/s
= 2 x 10-5 m3/s
SOAL :
![Page 13: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/13.jpg)
Diketahui bahwa pada saluran dengan penjang 4 meter mengalami kehilangan air (ΔQ=Q1-Q2)
pada weirs besar sebesar 0,00083 m3/detik dan weirs kecil sebesar 0,00001 m3/detik. Hitung
kehilangan air jika diketahui panjang saluran 1000 meter ?
a. Weirs besar
ΔQ2 = ΔQ1 x L2
4
=0,000083x1000
4
= 0,02075 m3/s
b. Weirs kecil
ΔQ2 = ΔQ1 x L2
4
=0,00001x1000
4
= 0,0025 m3/s
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
![Page 14: PA Acra 3 Kehilangan Air Pada Saluran](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020709/54a30ae9ac7959e42f8b47b7/html5/thumbnails/14.jpg)
PENGELOLAAN AIR UNTUK PERTANIAN
ACARA 3
PENGUKURAN KEHILANGAN AIR DISALURAN
Disusun oleh :
1. Kinanthi Debora (
2. Sheptian Nur C. (
3. Ganang Rudianto (
4. Danang Hartanto (
5. Inung Pinata R. (
6. Ayu Elvandari (
Gol/Kelompok: A2/1
Asisten : Firmansyah Widiyawan H.
LABORATORIUM AGROHIDROLOGI
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013