p77
DESCRIPTION
pertanianTRANSCRIPT
-
597
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
Pendahuluan
Dalam upaya mencukupi kebutuhan
akan pangan dan gizi sesuai dengan perkem-
bangan jumlah penduduk, intensifikasi, eks-
tensifikasi, rehabilitasi, dan diversifikasi usa-
hatani di luar Jawa perlu porsi yang lebih ba-
nyak. Penyediaan dan produktivita pertanian
terutama komoditas tanaman pangan sangat
ditentukan oleh ketersediaan dan potensi
sumber daya lahan, baik dalam kaitannya de-
ngan produktivitas maupun intensifikasi. Ke-
tersediaan sumberdaya lahan di luar pulau
Jawa masih cukup luas namun banyak dianta-
ranya mempunyai sifat kurang menguntung-
kan atau marjinal yang membutuhkan tekno-
logi yang tepat. Lahan-lahan marginal yang
memungkinkan untuk dikembangkan seper-
ti :lahan rawa lebak, pasang surut, lahan ke-
ring termasuk lahan tadah hujan (Laporan Ta-
hunan Balai Besar Pengkajian Teknologi Per-
tanian tahun 2009).
Lahan tadah hujan di Kalimantan Sela-
tan berkisar 3.325 juta hektar, sebagian be-
sar dimanfaatkan untuk tanaman pangan dan
hortikultura (Laporan Dinas Provinsi Kali-
mantan Selatan. Menurut Noorgiyuwati, et al.,
(2006), lahan bergambut dengan tipe luapan C
ditata serupa dengan lahan tadah hujan den-
gan pola tanam padi-palawija dan palawija-
palawija. Rata-rata produktivitas beberapa
Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan
( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru )
Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur No. 4. Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Abstrak
Luas lahan tadah hujan di Kalimantan Selatan berkisar 3.325 juta ha, dan lahan ini sebagian be-sar di gunakan untuk tanaman pangan dan hortikultura. Lahan tadah hujan sangat tergantung pada curah hujan, oleh sebab itu diperlukan pengelolaan yang intensif. Permasalahan yang dihadapi seka-rang adalah belum optimalnya pengelolaan sumberdaya yang tersedia. Penelitian ini bertujuan un-tuk mengetahui peluang usahatani padi dan jagung manis di lahan tadah hujan dalam mendukung ketahanan pangan. Penelitian ini dilakukan pada Februari tahun 2010 dengan observasi lapangan yang difokoskan pada permasalahan dan peluang pengembangan usaha tani di lahan tadah hujan. Data yang diperlukan pada penelitian ini yaitu data primer, data yang diambil dari petani dan data skunder sebagai data penunjang yaitu dari instansi terkait. Metode pengumpulan data yaitu dengan metode PRA (Participatory Rural Appraisal) dan dilengkapi dengan wawancara secara kelompok ( Focus Group Discussion). Pola usahatani yang dominan pada lahan tadah hujan adalah menanam padi dan jagung manis untuk menambah pendapatan rumah tangga petani. Luas pengusahaan sekitar 0,5 0,75 Hektar. Padi yang ditanam varietas Ciherang dengan tingkat produtivitas 3,1 ton/ha den-gan biaya usahatani sebesar Rp 5.300.000,- dengan pendapatan sebesar Rp 5.550.000 dengan nilai R/C ratio 2,04 (R/C ratio >1). Untuk komoditas jagung manis pendapatan mencapai Rp 2.000.000,- (luas pengusahaan 0,1Ha) dalam satu priode pertanaman, dengan nilai R/C ratio > 1 berarti layak diusahakan petani yang berarti mempunyai prospek untuk dikembang dan sangat mendukung keta-hanan pangan.
Kata kunci : Lahan tadah hujan, usaha tani. padi, jagung manis
-
598
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
komoditas seperti : padi, kacang tanah, kacang
hijau. Produktivitas masih rendah dan ditam-
bah lagi tingkat kegagalan panen yang tinggi,
tentu saja berpengaruh terhadap pendapatan
rumah tangga petani, padahal produktivitas
inilah yang memotivasi petani untuk peran
aktif dalam berusahatani (Dinas Pertanian
Propinsi Kalimantan Selatan. 2009).
Tulisan ini bertujuan untuk mengeta-
hui peluang pengembangan padi dan jagung
dan permasalahannya di lahan tadah hujan di
Kalimantan Selatan
Bahan dan Metode
Keragaan usahatani padi dan jagung
dikaji di Kecamatan Landasan Ulin Kotamadya
Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan pada
bulan Februari 2010. Penelitian ini dilakukan
dengan metode survey yaitu melaksanakan
Focus Group Discussion (Diskusi kelompok)
pada beberapa kelompok petani yang tu-
juannya ingin memperoleh informasi secara
langsung dari petani. Diskusi difokuskan pada
sumber daya yang dimiliki, permasalahan
yang dihadapi serta peluang untuk mendu-
kung pengembangan usahatani padi dan
jagung manis di lahan tadah hujan. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif dan
analisis usahatani (financial)
Hasil dan Pembahasan
Keadaan lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini merupakan desa
pertanian, artinya kegiatan pertanian meru-
pakan kegiatan ekonomi yang menonjol dan
penduduknya sebagian besar bermata penca-
harian sebagai petani, yaitu petani di lahan
tadah hujan yang kegiatan usahataninya sa-
ngat dipengaruhi oleh curah hujan. Sebagian
petani juga memiliki ternak yang digunakan
sebagai tabungan bila sewaktu-waktu membu-
tuhkan uang secara mendadak.
Lokasi penelitian ini dekat dengan
kota provinsi yaitu sekitar 30 km sampai ke
kota provinsi sehingga prasarana untuk me-
masarkan hasil usahataninya cukup lancar.
Kehidupan para petani di daerah ini meskipun
sangat sederhana tetapi cukup produktif, se-
hingga kebanyakan mereka tidak merasakan
krisis ekonomi yang terjadi, sebab kebutuhan
sehari-hari mereka selain dipenuhi dari lahan
sawah, juga pekarangan (jagung). Menurut
petani setempat, tanah di lahan tadah hujan
kurang subur sehingga perlu perbaikan kesub-
uran tanah yang ditekankan pada perbaikan
sifat fisik tanah untuk mencapai struktur
tanah yang remah. Oleh sebab itu pengelolaan
bahan organik sangat penting untuk lahan ta-
dah hujan. Untuk memperolah bahan organik
secara berkesinambungan dianjurkan untuk
mengembangkan model usahatani tanaman
dan ternak. Sebagian besar kegiatan usahatani
berada di dataran rendah dan lahan diolah
secara tradisional. Komoditas tanaman pan-
gan yang dominan diusahakan adalah padi
sawah dan jagung manis. Sistem usahatani
yang dikembangkan di daerah ini saat ini
hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan belum berorientasi agribisnis.
Pemanfaatan lahan untuk tanaman
pangan dilakukan di lahan sawah dan di
pekarangan sekitar pemukiman. Lahan sa-
wah/kebun yang diusahakan merupakan hak
milik masyarakat dan warisan dari leluhurnya.
Batas kepemilikan lahan berupa batas alam,
yakni tanaman pembatas berupa hijauan
pakan ternak atau kayu-kayuan. Jarak antara
lahan sawah/kebun dengan lahan peruma-
han/pekarangan antara 0,5 5 km. Luas la-
han garapan setiap petani berkisar 0,75 1,5
-
599
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
ha, dan luas lahan yang dikembangkan pada
setiap musim tanam sangat tergantung pada
sumberdaya yang dimiliki petani (modal dan
ketersedian tenaga kerja dalam keluarga).
Pola tanam yang di laksanakan petani di lahan
sawah tadah hujan adalah satu kali tanam padi
dan dilanjutkan dengan penanaman jagung.
Untuk padi pada bulan 10 - 12 dilakukan pen-
golahan tanah, bulan 1 - 3 tanam, dan panen
pada bulan 4 - 7. Untuk komoditas jagung
setelah padi yaitu pada bulan 7 - 8 kegiatan
pengolahan tanah dan tanam dan panen pada
bulan 8 - 10. Keadaan ini sangat tergantung
pada curah hujan.
Pengetahuan penduduk tentang pe-
rubahan musim merupakan pengetahuan tu-
run-temurun yang diwariskan dari leluhur
mereka sehingga pola tanam disesuaikan den-
gan perubahan musim. Mereka tidak berani
berusahatani menentang musim karena risiko
gagal panen, kekeringan dan sebagainya.
Umumnya petani juga mengadakan rotasi
penanaman (ganti tanaman) dengan tujuan
menghindari serangan hama dan penyakit.
Teknologi Budidaya Padi dan Jagung Manis di Lahan Petani
Padi
Teknologi budidaya padi di tingkat
petani yang selama ini diterapkan petani san-
gat sederhana sekali, yaitu belum dilaksana-
kannya penggunaan benih bermutu seperti
seleksi benih. Benih yang digunakan petani
untuk ditanam adalah benih yang berasal dari
tanaman padi tahun sebelumnya. Bibit yang
digunakan untuk ditanam berumur antara 20
sampai dengan 30 hari setelah semai dengan
jumlah bibit sekitar 3-5 bibit/lubang dan jarak
tanam sekitar 20 x 20 cm tetapi kurang tera-
tur.
Pemupukan yang dilaksanakan tidak
sesuai dengan anjuran. Hanya diberikan seke-
darnya saja karena keterbatasan modal. Se-
lama ini harga pupuk, dan obat-obatan cukup
mahal pada tingkat petani. Pemeliharaan tana-
man dalam hal ini penyiangan dilakukan
umumnya hanya 1 kali secara manual. Sedang-
kan pengendalian hama dan penyakit dilaku-
kan kalau ada gejala serangan. Karena terba-
tasnya tenaga kerja untuk panen, biasanya
hanya tenaga kerja dalam keluarga yang
bekerja. Banyak petani yang menumpuk hasil
panen di sawah, setelah selesai panen selu-
ruhnya baru proses perontokan padi dilak-
sanakan. Perontokan padi pada umumnya
memakai tresher dan sebagian kecil masih
ada dengan cara diinjak-injak.
Jagung Manis
Pengolahan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman
sebelumnya, kemudian dicangkul dan diolah
dengan bajak. Tanah yang akan ditanami di-
cangkul sedalam 15-20 cm, kemudian dirata-
kan., tanah dikapur (dosis 1 ton/ha)
Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5
cm, dan tiap lubang diisi 1-2 butir benih. Jarak
tanam jagung disesuaikan dengan umur
panennya, semakin panjang umurnya jarak
tanam semakin lebar. Jagung berumur panen
lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanam-
nya 40 cm x 100 cm (2 tanaman/lubang).
Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tan-
amnya 25 cm x 75 cm (1 tanaman/lubang).
Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya jelek, dipo-
tong dengan pisau atau gunting tajam tepat di
-
600
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman
secara langsung dilakukan, karena akan melu-
kai akar tanaman lain yang akan dibiarkan
tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk meng-
ganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilaku-
kan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan
jenis benih serta perlakuan dalam penyula-
man sama dengan sewaktu penanaman.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali.
Penyiangan pada tanaman jagung yang masih
muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil,
garpu dll. Penyiangan jangan sampai meng-
ganggu perakaran tanaman yang pada umur
tersebut masih belum cukup kuat menceng-
keram tanah maka dilakukan setelah tanaman
berumur 15 hari.
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan
dengan penyiangan untuk memperkokoh
posisi batang agar tanaman tidak mudah re-
bah dan menutup akar yang bermunculan di
atas permukaan tanah karena adanya aerasi
yang dilakukan saat tanaman berumur 6
minggu, bersamaan dengan waktu pemupu-
kan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan
tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian
ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini
akan terbentuk guludan yang memanjang.
Pemeliharaan
Setelah benih ditanam, dilakukan
penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah
telah lembab, yang bertujuan menjaga agar
tanaman tidak layu. Menjelang tanaman ber-
bunga, air yang diperlukan lebih besar se-
hingga perlu dialirkan air pada parit-parit di
antara bumbunan tanaman jagung.
Pada Tabel 1 terlihat bahwa usahatani
padi dan jagung manis layak diusahakan ini
terlihat dari usahatani padi sangat mengun-
tungkan yaitu pendapatannya mencapai Rp
5.500.000,- dengan total biaya (saprodi dan
tenaga kerja) sebesar Rp 5.300.000,- dengan
nilai R/C Rasio 2,04 ( R/C Rasio > 1) jadi layak
untuk diusahakan. (Soekartawi, 1995).
Demikian juga dengan jagung manis
dalam satu hektar pendapatannya mencapai
Rp 12.600.000,- dengan total biaya Rp
7.400.000,- dengan nilai R/.C Rasio 2,7 ( R/C
Rasio > 1) juga layak untuk diusahakan.
Dengan demikian produktivitas padi
dan jagung berpeluang untuk ditingkatkan
karena analisis usahataninya menguntungkan
diusahakan. Produktivitas meningkat sekali-
gus menunjang tersedianya pangan nasional,
yang sekarang sangat diperhatian pemerintah.
Usahatani tersebut layak diusahakan yang
akan berimbas pada ketahanan pangan nasio-
nal, agar pangan selalu tersedia khususnya
untuk Kalimantan Selatan.
-
601
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3
Kesimpulan
1. Usahatani padi dan jagung manis layak diu-
sahakan. Pendapatan usahatani padi men-
capai Rp 5.500.000,- dengan total biaya
(saprodi dan tenaga kerja) sebesar Rp
5.300.000,- dengan nilai R/C Rasio 2,04 (R/
C Rasio > 1).
2. Jagung manis dalam satu hektar pendapa-
tannya mencapai Rp 12.600.000,- dengan
total biaya Rp 7.400.000,- dan nilai R/.C
Rasio 2,7 ( R/C Rasio > 1), layak untuk diu-
sahakan.
Daftar Pustaka
BBPTP. 2009. Laporan Tahunan Hasil Peneli-tian Balai Besar Pengkajian Teknologi Pertanian tahun 2009.
Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. 2009. Laporan Tahunan 2006, Dinas pertanian Provinsi Kalimantan Selatan.
Noorgiyuwati, A Rafiq Yanti.R M. Alwi. A, Jum-beri. 2009. Penggalian Kearifan Lokal Petani Untuk Pengembangan Lahan Gambut Kalimantan. Laporan tahun 2006.
Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Univer-sitas Indonesia. Jakarta.
Tabel 1. Analisis finansial usahatani padi dan jagung manis per hektar pada lahan tadah hujan di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru Kalimantan Selatan. 2010
U r a i a n Padi Jagung manis
Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp)
a. Penerimaan (ton) 3,1 10.850,000 20.000 Tongkol
20.000.000
b. Saprodi : 1.200.000 - 3.800.000
Benih (Kg) 40 200.000 25 500.000
Urea (Kg) 200 200,000 200 200.000
SP36 (Kg) 100 400.000 200 800.000
KCl (Kg) 50 200.000 200 800.000
Obat-obatan 200.000 - 1.500.000
c. Tenaga kerja : 4.100.000 - 3.600.000
Pengolahan lahan 20 1.000.000 20 1.000.000
Penanaman 20 1000.000 10 500.000
Pemupukan 6 300.000 6 300.000
Pemeliharaan 16 800.000 16 800.000
Penen dan Pasca Panen 20 1.000.000 30 1.500.000
d. Total biaya 5.300.000 7.400.000
e. Pendapatan 5.500.000 12,600.000
f. R/C Rasio 2,04 2,7