p3 b presentation h

67
Beberapa Ketentuan dalam P3B Suhanda

Upload: syari-susliani-syafza

Post on 18-Nov-2014

107 views

Category:

Education


5 download

DESCRIPTION

pajak

TRANSCRIPT

Page 1: P3 b presentation h

Beberapa Ketentuan dalam P3B

Suhanda

Page 2: P3 b presentation h

Ringkasan Pengenakan Pajak Atas Laba Usaha dari Pengangkutan Udara dan kapal

*) Termasuk penghasilan dari• Sewa kapal laut/udara secara full basis• Sewa pesawat udara secara bareboat basis• Sewa kapal laut secara bareboat basis, jika lesse bukan

penduduk/BUT negara pihak lainnya• Pemakaian/pemeliharaan (dan perlengkapan terkait) jika hubungan

dengan penghasilan yang dimkasud dalam ayat 1

No Negara Hak Pemajakan

1 Amerika Serikat Negara domisili *)

2 Jepang Negara domisili

3 Singapura Negara domisili (Pesawat udara) 50% dari pajak yang terutang berdasarkan UU domestik negara sumber (kapal laut)

Page 3: P3 b presentation h

PERUSAHAAN - PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Psl

9Ayat 1

• suatu perusahaan dari suatu Negara pihak pada Persetujuan, baik secara langsung maupun tidak langsung turut serta dalam manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaan di Negara pihak pada persetujuan lainnya atau

• orang dan badan yang sama baik secara lansung maupun tidak langsung turut serta dalam manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaan dari suatu Negara pihak pada persetujuan dan satu perusahaan dari Negara pihak pada Persetujuan lainnya,

dan dalam kedua hal itu antara kedua perusahan dimaksud dalam hubungan dagangnya atau hubungan keuanganya diadakan atau diterapkan syarat - syarat yang meyimpang dari yang lazim belaku antara perusahan - perusahan yang sama sekali bebas satu sama lain, maka laba yang seharusnya diterima oleh salah satu perusahaan jika syarat - syarat itu tidak ada, namun tidak diterima karena adanya syarat - syarat tersebut, dapat ditambahkan pada laba perusahaan itu dan dikenakan pajak.

Page 4: P3 b presentation h

PERUSAHAAN - PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Psl 9…………lanjutan Ayat 2

• Apabila suatu negara pihak pada persetujuan mencakup laba satu perusahaan di Negara itu- dan dikenai pajak-laba yang telah dikenai pajak di Negara lainnya dan laba tersebut adalah laba yang memang seharusnya diperoleh perusahaan-perusahaan independen, maka negara lain itu akan melakukan penyesuaian – penyesuaian atas jumlah laba yang dikenai pajak. Penyesuain tersebut harus memperhatikan ketentuan lain dalam persetujuan ini dan apabila dianggap perlu, pejabat-pejabat yang berwenang dari kedua Negara pihak pada persetujuan saling berkonsultasi.

Page 5: P3 b presentation h

PERUSAHAAN - PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Psl 9…………..lanjutan Ayat 3

• Ketentuan-ketentuan pada ayat 2 tidak berlaku bila hasil sidang peradilan memutuskan bahwa dilakukan penyesuaian laba sebagaimana diatur pada ayat 1, salah satu perusahaan dikenai hukuman karena telah melakukan penggelapan, kelalain yang disengaja atau kesalahan yang disengaja

Ctt:Ayat 2 mengatur bahwa salah satu negara wajib melakukan correclative adjustment sebagai akibat dari koreksi yang dilakukan negara lain karena terjadinya transfer pricing sebagaimana yang dimaksud ayat 1. Ayat 3 mengatur bahwa correclative adjusment itu tidak perlu dilakukan bila ada keputusan yang final, yaitu koreksi yang dilakuakn dalam pemberlakuan ayat menyebabkan salah satu perusahaan dikenai hukuman karena melakukan karena telah melakukan penggelapan, kelalain yang disengaja atau kesalahan yang disengaja

Page 6: P3 b presentation h

D I V I D E N

• Dividen yang dibayarkan oleh suatu perseroan yang berkedudukan di salah satu Negara pihak pada Persetujuaan kepada penduduk Negara pihak pada Persetujaun lainnya dapat dikenakan pajak di Negara lainnya tersebut

• Namun deviden itu dapat dikenai pajak di negara dimana perseroan yang membayarkan deviden tersebut berkedudukan dan sesuai dengan perundang-undangan negara tersebut. Tetapi apabila penerima deviden adalah pemilik saham yang menikmati deviden itu merupakan penduduk negara lainnya, pajak yang dikenakan tidak boleh melebihi – 10 % dari jumlah bruto dividen apabila pemilik saham yang

menikmati dividen tersebut adalah perseroan (selain persekutuan) yang memegang secara langsung paling sedikit 10% dari modal perseroan yang membagikan deviden

– 15 % dari jumlah bruto dividen dalam hal lainnya

Page 7: P3 b presentation h

D I V I D E N

Catatan !

Negara maju cenderung memilih persentase yang sangat minim (5% atau 10% dari modal yang disetor) untuk dijadikan tolak ukur sebagai direct investment, sedangkan negara berkembang lebih suka memilih tingkat penyertaan yang tinggi (yaitu minimal 25% dari modal disetor). Bagi negara berkembang persentase yang rendah akan menyebabkan hilangnya penerimaan pajak, sebabnya tarifnya akan lebih rendah

Page 8: P3 b presentation h

Dalam menentukan besarnya tarif pajak atas deviden yang dikenakan di negara

Sumber, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

• Bila negara domisili (Neg. Maju) menganut sistim pengkreditan pajak, besarnya tarif tersebut harus ditentukan sedemikian rupa sehingga seluruh tarif gabungan antara tarif pajak atas perseroan dan deviden menghasilan tarif efektif yang lebih rendah daripada tarif pajak yang berlaku di negara Domisili dan juga perlu dipertimbangkan masalah pemberian insentif di negara sumber

• Bila negara maju menerapkan sistim pembebasan dalam penghindaran pajak berganda, tarif pajak ditentukan berdasarkan pertimbangan (a) asas tidak mengenakan pajak atas dividen yang diterima oleh persero dan (b) pengurangan tarif pajak atas deviden harus bersifat netral supaya hal ini menguntungkan investor

• Kedua negara tetap dapat mengenakan pajak atas deviden walaupun jumlahnya tidak berarti

Page 9: P3 b presentation h

DIVIDEN……………….lanjutan

٭ Tarif pengenakan pajak atas deviden yang tercantum dalam suatu perjanjian biasanya merupakan suatu kompromi antara dua negara yang mengadakan perjanjian. Tinggi rendahnya tarif pajak atas deviden menunjukan seberapa jauh Negara Sumber melepaskan hak pemajakannya. Biasanya tarif ini lebih rendah daripada tarif yang terdapat dalam undang-undang domestik.

٭ Apabila satu persekutuan diperlakukan sebagai perseroan (body corporate) perumusan ayat 2(a) harus disesuaiakn sehingga tarif yang lebih rendah juga dinikmati oleh persekutuan tersebut. Tarif pajak yang lebih rendah berdasarkan ayat 2 tersebut tidak berlaku atas pembayaran deviden kepada perantara seperi agen atau nominee

Page 10: P3 b presentation h

Pengertian modal

• Pengerian berdasarkan hukum perseroan. Unsur lain, khususnya “cadangan” tidak termasuk dalam pengertian tersebut;

• Besarnya modal ditunjukan dengan nilai nominal saham yang tertera pada neraca perusahaan yang bersangkutan;

• Tidak ada pembedaan berdasarkan jenis saham misalnya saham preferce, saham biasa, non voting saher dan sebagainya

• Jika berdasarkan Undang-undang domestik tentang perusahaan diperlakukan sebagai modal dan berdasarkan ketentuan thin capitalization, penghasilan yang berasal dari dana tersebut diperlakukan sebagai deviden sesuai pasal 10, maka nilai pinjaman atau dana tersebut juga dianggap sebagai modal untuk keperluan sub ayat a ini

• Jika sebuah perseroan tidak mempunyai berdasarkan UU perseroan maka yang dimaksud dengan modal untuk kepentingan ayat ini adalah semua penyertaan kepada perseroan tersebut, yang dijadikan dasar pembagian keuntungan.

Page 11: P3 b presentation h

DIVIDEN……………….lanjutan

DIVIDEN……………….lanjutan

(ayat 3)

Istilah "dividen" sebagaimana digunakan dalam pasal ini berarti penghasilan dari saham - saham atau hak - hak

lainnya yang bukan merupakan surat-surat piutang, hak atas pembagian laba, serta penghasilan dari hak - hak dari

perseroan lainya yang diperlakukan sama dalam pengenaan pajaknya sebagai penghasilan dari saham - saham oleh undang-undang Negara pihak pada Persetujuan dimana perusahaan yang membagikan dividen berkedudukan

(ayat 3)

Istilah "dividen" sebagaimana digunakan dalam pasal ini berarti penghasilan dari saham - saham atau hak - hak

lainnya yang bukan merupakan surat-surat piutang, hak atas pembagian laba, serta penghasilan dari hak - hak dari

perseroan lainya yang diperlakukan sama dalam pengenaan pajaknya sebagai penghasilan dari saham - saham oleh undang-undang Negara pihak pada Persetujuan dimana perusahaan yang membagikan dividen berkedudukan

Page 12: P3 b presentation h

DIVIDEN……………….lanjutan

DIVIDEN……………….lanjutan

(Ayat 4)

Ketentuan - ketentuan ayat 1 dan 2 tidak akan berlaku apabila pemilik saham yang menikmati dividen yang berkedudukan di suatu Negara pihak pada Pesetujuan, menjalankan usaha melalui suatu bentuk usaha tetap di

Negara pihak pada Persetujuan lainnya dimana perseroan yang membayarkan dividen berkedudukan , dan pemilikan

saham - saham atas nama dividen itu dibayarkan mempunyai hubungan yang efektif dengan bentuk usaha

tetap atau tempat tetap itu. Dalam hal demikian, tergantung pada masalahnya, berlaku ketentuan Pasal 7 dan 14

(Ayat 4)

Ketentuan - ketentuan ayat 1 dan 2 tidak akan berlaku apabila pemilik saham yang menikmati dividen yang berkedudukan di suatu Negara pihak pada Pesetujuan, menjalankan usaha melalui suatu bentuk usaha tetap di

Negara pihak pada Persetujuan lainnya dimana perseroan yang membayarkan dividen berkedudukan , dan pemilikan

saham - saham atas nama dividen itu dibayarkan mempunyai hubungan yang efektif dengan bentuk usaha

tetap atau tempat tetap itu. Dalam hal demikian, tergantung pada masalahnya, berlaku ketentuan Pasal 7 dan 14

Page 13: P3 b presentation h

DIVIDEN……………….lanjutan

DIVIDEN……………….lanjutan

Deviden yang diterima dianggap sebagai business profit dan merupakan bagian penghasilan dari BUT yang bersangkutan.

Ketentuan ini juga berlaku bila (orang pribadi) negara domisili melakukan kegiatan usaha tunduk kepada ketentuan

pasal 14 (Independen personal service) yang mempunyai hubungan efektif dengan deviden tersebut.

Deviden yang diterima dianggap sebagai business profit dan merupakan bagian penghasilan dari BUT yang bersangkutan.

Ketentuan ini juga berlaku bila (orang pribadi) negara domisili melakukan kegiatan usaha tunduk kepada ketentuan

pasal 14 (Independen personal service) yang mempunyai hubungan efektif dengan deviden tersebut.

Page 14: P3 b presentation h

DIVIDEN……………….lanjutan

-Ayat 5-

Apabila suatu perseroan yang berkedudukan disuatu Negara pihak pada Persetujuan memperoleh penghasilan atau laba dari Negara pihak pada Persetujuan lainnya, Negara lain tersebut tidak boleh mengenakan pajak apapun juga atas

dividen yang dibayarkan oleh perseroan kepada orang atau badan yang bukan penduduk negara lainnya itu, atau

mengenakan pajak atas laba peseroan yang tidak dibagikan, meskipun seandainya dividen yang dibayarkan atau sebagian berasal dari laba atau penghasilan yang diperoleh di Negara

pihak pada Persetujuan lainnya tersebut.

Page 15: P3 b presentation h

Branch Profit Tax

Notwitstanding any other provision of this agreement where a company is a resident of a

contracting state has a permanent estabalishment in other Contracting state , the profit of permanent may be subjected to an additional tax so charged shall not exceed ………………per cent of the amount of such profit after decting there from income tax and other taxs on income imposed thereon in that other state

Notwitstanding any other provision of this agreement where a company is a resident of a

contracting state has a permanent estabalishment in other Contracting state , the profit of permanent may be subjected to an additional tax so charged shall not exceed ………………per cent of the amount of such profit after decting there from income tax and other taxs on income imposed thereon in that other state

Page 16: P3 b presentation h

Ringkasan Tarif PPh Pasal 26 Atas Deviden & Laba

Setelah Pajak Dari BUT Dalam P3B Indonesia

Ringkasan Tarif PPh Pasal 26 Atas Deviden & Laba

Setelah Pajak Dari BUT Dalam P3B Indonesia

No. Negara Dividen Portfolio

(%)

Penyertaan Langsung

Pajak atas laba setelah pajak

pada BUT

1. Amerika Serikat

15

15

15

10

15

10

2. Jepang 15 10 10

3. Singapura 15 10 15

Page 17: P3 b presentation h

B U N G A

Bunga yang berasal dari suatu Negara pihak pada Persetujuan dan dibayarkan kepada penduduk Negara pihak pada Persetujuan

lainnya dapat dikenakan pajak di Negara lain tersebut

Bunga yang berasal dari suatu Negara pihak pada Persetujuan dan dibayarkan kepada penduduk Negara pihak pada Persetujuan

lainnya dapat dikenakan pajak di Negara lain tersebut

Ayat ini memberikan prinsip dasar bahwa pengenakan pajak atas bunga yang timbul di salah satu negara, yang dibayarkan kepada

penduduk negara lainya, dapat dikenai pajak di negara yang disebut pertama. Jadi hak pemajakan tidak diberikan hanya

kepada satu negara. Istilah dibayar berarti pemenuhan kewajiban untuk menyediakan dana kepada kreditur dengan cara yang dipakai dalam kontrak atau menurut kebiasaan yang berlaku

Page 18: P3 b presentation h

B U N G A…………..lanjutan

B U N G A…………..lanjutan

-Ayat 2-Namun demikian, bunga itu dapat juga dikenakan

pajak di Negara pihak pada perstujuan dimana bunga itu berasal dan sesuai dengan perundang -

udangan Negara tersebut akan tetapi apabila penerima bunga adalah pemberi pinjaman yang

menikmati bunga iu, maka pajak yang dikenakan tidak akan melebihi ………dari jumlah kotor bunga

-Ayat 2-Namun demikian, bunga itu dapat juga dikenakan

pajak di Negara pihak pada perstujuan dimana bunga itu berasal dan sesuai dengan perundang -

udangan Negara tersebut akan tetapi apabila penerima bunga adalah pemberi pinjaman yang

menikmati bunga iu, maka pajak yang dikenakan tidak akan melebihi ………dari jumlah kotor bunga

Page 19: P3 b presentation h

Beberapa faktor yang harus dipertimbangakn dalam menentukan

rate of witholding.

Jika rate ini terlalu tinggi pemberi pinjaman mungkin akan menggeser bebannya kepada penerima pinjaman. Ini akan membebani penerima pinjaman tambahan biaya yang berati cost of menjadi lebih tinggi. Yang pada akhirnya bahwa negara sumber memperoleh penerimaan pajak yang tinggi atas beban penduduknya bukan atas beban penduduk negara lain.

Jika rate ini terlalu tinggi pemberi pinjaman mungkin akan menggeser bebannya kepada penerima pinjaman. Ini akan membebani penerima pinjaman tambahan biaya yang berati cost of menjadi lebih tinggi. Yang pada akhirnya bahwa negara sumber memperoleh penerimaan pajak yang tinggi atas beban penduduknya bukan atas beban penduduk negara lain.

Akibat lain yang perlu dipertimbangkan adalah tarif witholding yang tinggi mungkin menyebabkan tidak seluruhnya dapat dikreditkan di negara domisili sehingga menghalangi kreditur untuk menyalurkan dana ke negara sumber. Sebagai pemabanding di beberapa negara berkembang tarif terhadap bunga lebih rendah daripada deviden bahkan ada beberapa negara yang tidak mengenakan sama sekali.

Akibat lain yang perlu dipertimbangkan adalah tarif witholding yang tinggi mungkin menyebabkan tidak seluruhnya dapat dikreditkan di negara domisili sehingga menghalangi kreditur untuk menyalurkan dana ke negara sumber. Sebagai pemabanding di beberapa negara berkembang tarif terhadap bunga lebih rendah daripada deviden bahkan ada beberapa negara yang tidak mengenakan sama sekali.

Page 20: P3 b presentation h

B U N G A…………..lanjutan

B U N G A…………..lanjutan

Ayat 3Istilah "bunga" seperti yang digunakan dalam

Pasal ini berarti penghasilan dari semua jenis tagihan atau piutang, baik yang dijamin dengan

hipotik ataupun tidak, dan baik yang berhak maupun tidak atas bagian laba debitur dan ada khususnya

penghasilan dari surat - surat berharga pemerintah dan penghasilan dari obligasi atau surat - surat

hutang, termasuk premi dan hadiah yang terikat pada surat obligasi atau surat-surat utang.

Ayat 3Istilah "bunga" seperti yang digunakan dalam

Pasal ini berarti penghasilan dari semua jenis tagihan atau piutang, baik yang dijamin dengan

hipotik ataupun tidak, dan baik yang berhak maupun tidak atas bagian laba debitur dan ada khususnya

penghasilan dari surat - surat berharga pemerintah dan penghasilan dari obligasi atau surat - surat

hutang, termasuk premi dan hadiah yang terikat pada surat obligasi atau surat-surat utang.

Page 21: P3 b presentation h

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemberian definisi bunga:

Harus meliputi semua jenis penghasilan yang dianggap sebagai bunga di berbagai negara (bersifat umum)

Harus memberikan kepastian hukum, sehingga tidak terpengaruh oleh perubahan Undang-undang domestik salah satu negara;

Sebaiknya dihindari sejauh mungkin niat untuk mengacu pada undang-undang domestik.

Page 22: P3 b presentation h

–Ayat 4-

Ketetuan - ketentuan ayat 1 dan 2 tidak akan berlaku apabila pemberi pinjaman yang menikamati bunga yang kedudukan di suatu Negara pihak pada Persetujuan, melakukan kegiatan usaha di Negara pihak pada Persetujuan lainnya dimana bunga itu berasal melalui suatu bentuk usaha tetap yang berada disana, dan tagihan piutang atas mana bunga itu dibayar (a) mempunyai hubungan yang efektif dengan bentuk usaha tetap atau tempat tetap, atau dengan (b) kegiatan usaha sebagaimana diatur dalam ayat (1) c dari pasal 7, dalam hal demikian, tergantung pada masalahnya berlaku ketentuan Pasal 7 atau pasal 4

–Ayat 4-

Ketetuan - ketentuan ayat 1 dan 2 tidak akan berlaku apabila pemberi pinjaman yang menikamati bunga yang kedudukan di suatu Negara pihak pada Persetujuan, melakukan kegiatan usaha di Negara pihak pada Persetujuan lainnya dimana bunga itu berasal melalui suatu bentuk usaha tetap yang berada disana, dan tagihan piutang atas mana bunga itu dibayar (a) mempunyai hubungan yang efektif dengan bentuk usaha tetap atau tempat tetap, atau dengan (b) kegiatan usaha sebagaimana diatur dalam ayat (1) c dari pasal 7, dalam hal demikian, tergantung pada masalahnya berlaku ketentuan Pasal 7 atau pasal 4

B U N G A…………..lanjutan

Page 23: P3 b presentation h

»Ayat 5

Bunga dianggap berasal dari suatu Negara pihak pada Persetujuan apabila yang membayar bunga adalah Negara itu sendiri, bagian dari ketatanegaraan atau pemerintah daerah, atau lembaga - lembaga Negara atau penduduk Negara pihak pada persetujuan tesebut. Namun demikian, apabila orang dan badan yang membayar bunga itu, tanpa memandang apakah ia penduduk negara pihak pada Persetujuan atau bukan, mempunyai bentuk usaha tetap di Negara pihak pada Persetujuan dalam hubungan mana hutang yang menjadi pokok pembayaran bunga itu telah dibuat, dan bunga itu menjadi beban bentuk usaha tetap atau temapt tetap tersebut, maka bunga itu akan dianggap berasal dari Negara pihak pada Persetujuan dimana bentuk usaha tetap itu berada

»Ayat 5

Bunga dianggap berasal dari suatu Negara pihak pada Persetujuan apabila yang membayar bunga adalah Negara itu sendiri, bagian dari ketatanegaraan atau pemerintah daerah, atau lembaga - lembaga Negara atau penduduk Negara pihak pada persetujuan tesebut. Namun demikian, apabila orang dan badan yang membayar bunga itu, tanpa memandang apakah ia penduduk negara pihak pada Persetujuan atau bukan, mempunyai bentuk usaha tetap di Negara pihak pada Persetujuan dalam hubungan mana hutang yang menjadi pokok pembayaran bunga itu telah dibuat, dan bunga itu menjadi beban bentuk usaha tetap atau temapt tetap tersebut, maka bunga itu akan dianggap berasal dari Negara pihak pada Persetujuan dimana bentuk usaha tetap itu berada

B U N G A…………..lanjutan

Page 24: P3 b presentation h

Bunga dianggap berasal/bersumber dari suatu Negara pihak pada Persetujuan apabila yang membayar bunga adalah

• Negara itu sendiri, bagian dari ketatanegaraan atau pemerintah daerah, atau lembaga - lembaga Negara atau penduduk Negara pihak pada persetujuan tersebut.

• Namun demikian, apabila orang dan badan yang membayar bunga itu, tanpa memandang apakah ia penduduk negara pihak pada Persetujuan atau bukan, mempunyai bentuk usaha tetap di Negara pihak pada Persetujuan dalam hubungan mana hutang yang menjadi pokok pembayaran bunga itu telah dibuat, dan

• Bunga itu menjadi beban bentuk usaha tetap atau tempat tetap tersebut,

Page 25: P3 b presentation h

Tanpa adanya hubungan ekonomis dengan BUT dimana bentuk usaha tetap itu berada, maka

negara yang disebut belakangan tidak mempunyai hak untuk mengenakan pajak.

Hubungan ekonomis dapat dilihat dari beberapa kasus dibawah ini:

• Manajemen dari BUT menutup kontrak perjanjian pinjaman untuk keperluan tertentu bentuk usaha tetap tersebut; dalam hal ini, kewajiban membayar bunga itu akan tampak dalam neraca dan laporan keuangannya.

• Kantor pusat dari perusahaan itu menutup kontrak pinjaman yang diguanakn untuk membiayai kegiatan BUT yang berada negara lain. Bunga yang timbul dari pinjaman tersebut dibayar oleh kantor pusatnya tetapi akhirnya dibebankan kepada BUT.

• Pinjaman diperoleh kantor pusatnta untuk disalurkan kepada BUT yang berada di beberapa negara.

Page 26: P3 b presentation h

-Ayat 6-

Jika karena alasan adanya hubungan istimewa antara pembayar bunga dengan penerima yang menikmati bunga atau antara kedua - duanya dengan orang atau badan lain, dengan memperhatikan besarnya tagihan piutang, bunga yang dibayarkan melebihi jumlah yang telah disetujui antara pembayar dengan penerima yang menikamati bunga tersebut sendainya hubungan istimewa itu tidak ada, maka ketentuan - ketentuan Pasal ini hanya akan berlaku atas jumlah yang disebut kemudian. Dalam hal demikian, jumlah kelebihan yang dibayarkan akan tetap dikenakan pajak sesuai dengan perundang-undangan masing - masing Negara pihak pada Persetujuan, dengan memperhatikan ketentuan - ketentuan lain dalam Persetujan ini.

B U N G A…………..lanjutan

Page 27: P3 b presentation h

R O Y A L T Y

• Royalti yang berasal dari suatu Negara pihak pada Persetujuan dan dibayarkan kepada penduduk Negara pihak pada Persetujuan lainya dapat dikenakan pajak di negara lain tersebut.

• Namun demikian, royalti tersebut dapat juga dikenakan pajak di Negara pihak pada Persetujuan dimana royalti itu berasal da sesuai dengan perundag -undaan negara tersebut, tetapi apabila penerima royalti adalah pemilik hak yang menikmati royalti tersebut, maka pajak yang dikenakan tidak akan melebihi ……….dari jumlah kotor royalti. Pejabat yang berwenang akan mengatur pelaksanaan pajak atas royalti tersebut.

Ayat 1 diatas memberikan petunjuk bahwa dua negara, yaitu negara domisili diberi

hak pemajakan atas royalti.

merupakan kosekuensi logis dari apa yang diatur dalam ayat 1, yaitu bahwa pengenakan pajak oleh negara sumber (negara dimana royalti digunakan atau negara pembayar royalti berdomisili) dibatasi.

Page 28: P3 b presentation h

Royalti………….lanjutan

Royalti………….lanjutan

Beberapa negara ada yang tidak mengenakan pajak atas royalti,

sehingga walaupun terdapat hak pemajakan dalam P3B tetapi undang-ndang domestik tidak mengatur maka

negara tersebut tidak dapat menerapkannya.

Beberapa negara ada yang tidak mengenakan pajak atas royalti,

sehingga walaupun terdapat hak pemajakan dalam P3B tetapi undang-ndang domestik tidak mengatur maka

negara tersebut tidak dapat menerapkannya.

Page 29: P3 b presentation h

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka mencapai kesepakatan atas tarif pemotongan:

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka mencapai kesepakatan atas tarif pemotongan:

» Biaya yang berkenan dengan royalti dan untuk menghasilkan teknologi tersebut .

» Dari segi teknis, jika suatu ratio dari biaya dapat disetujui dalam rangka menentukan tarif di negara sumber negara domisili harus menerapkan ratio sebagai dasar perhitungan kredit pajak, dengan catatan negara domisili menganut metode pengkreditan.

Page 30: P3 b presentation h

Royalti………….lanjutan

---------------------------------------------------------Ayat 3

Istilah "royalti" sebagaimana dgiunakan dalam Pasal ini berarti pembayaran dalam bentuk apapun yang diterima sebagai balas jasa karena :– pengunaan atau hak untuk menggunakan, suatu paten, merek dagang,

pola atau model, rencana, rumus , atau cara pengolahan yang dirahasiakan, atau hak untuk menggunakan perlenkapan industri, perniagaan atau ilmu pengetahuan, atau keterangan meyangkut pengalaman di bidang industri, perniagaan dan ilmu pengetahuan

– penggunaan atau hak untuk menggunakan, film-film sinematografi, atau pita-pita yang digunakan untuk siaran radio atau televisi, atau hak cipta kesusasteraan atau karya seni.

Page 31: P3 b presentation h

Definisi RoyaltiDefinisi Royalti

Berdasarkan definisi tersebut, royalti adalah semua jenis pembayaran untuk menggunakan hak seperti disebutkan dalam ayat yang bersangkutan, tanpa mlihat apakah hal itu wajib di kator pendaftaran umum. Yang juga mencakup baik dalam rangka

lisensi maupun imbalan yang wajib oleh seseorang karena telah dengan secara melawan hukum

melakukan penggandaan.

Berdasarkan definisi tersebut, royalti adalah semua jenis pembayaran untuk menggunakan hak seperti disebutkan dalam ayat yang bersangkutan, tanpa mlihat apakah hal itu wajib di kator pendaftaran umum. Yang juga mencakup baik dalam rangka

lisensi maupun imbalan yang wajib oleh seseorang karena telah dengan secara melawan hukum

melakukan penggandaan.

Page 32: P3 b presentation h

Royalti………….lanjutan

-Ayat 4-

Ketentuan - ketentuan ayat 1 dan 2 tidak berlaku apabila penerima royalti yang berhak

menikmatinya, yang merupakan penduduk suatu Negara pihak pada persetujuan menjalankan

usaha di Negara pihak pada Persetujuan lainya dimana royalti itu berasal, melalui suatu bentuk

usaha tetap yang berada disana, dan hak atau milik sehubungan dimana royalti itu dibayarkan

mempunyai hubungan yang efektif dengan bentuk usaha tetap. Dalam hal demikian tergantung

masalahnya, berlaku ketentuan Pasal 7 dan 14.

Ayat ini mengatur tentang perubahan perlakuan

royaltiti menjadi business profit dari bentuk usaha

tetap bila royalti itu menjadi bagian dari harta bentuk usaha tetap atau

pembayaran royalti mempunyai hubungan

efektif dengan BUT. Yang dimaksud dengan “efektif”

adalah timbulnya suatu BUT berhubungan erat

dengan pembayaran royalti

Page 33: P3 b presentation h

Royalti………….lanjutan» Ayat 5

Royalti aka dianggap berasal dari Negara pihak pada Persetujuan apabila pembayar royalti adalah Negara itu sendiri, bagian ketatanegaraan, pemerintah daerahnya, atau Lembaga - lembaga negara, atau penduduk dari Negara tersebut. Namun demikian, apabila orang dan badan yang membayarkan royalti itu, tanpa memandang apakah ia penduduk salah satu Negara pihak pada Persetujuan atau bukan, mempunyai suatu bentuk usaha tetap di suatu Negara pihak pada pesetujuan dimana kewajiban untuk membayar royalti itu timbul dan royalti tersebut menjadi beban bentuk usaha tetap, maka royalti tersebut dianggap berasal dari negara dimana bentuk usaha tetap itu berada

Ketentuan ini memberikan pedoman penentuan sumber penghasilan yaitu tempat royalti dibebankan. Tanpa memandang apakah pembayar royalti adalah penduduk salah satu negara, sepanjang dibebankan dibebankan kepada BUT, royalti itu bersumber pada negara dimana BUT berada.

Page 34: P3 b presentation h

Royalti………….lanjutan

» Ayat 6

Jika karena alasan adanya hubungan istimewa antara pembayar royalti dengan pemilik yang menikmati royalti itu atau antara kedua-duanya dengan atau badan lain, jumlah royalti yang dibayarkan dengan memperatikan peggunaan, hak atau keterangan yang mengakibatkan pembayaran royalti itu, melebihi jumlah yang seharusnya akan disepakati oleh pembayar dengan pemilik hak yang menikmati royalti seandainya huungan istimewa tersebut tidak ada, maka ketentuan - ketentuan dalam pasal ini hanya akan berlaku bagi jumlah yang disebut kemudian. Dalam hal demikian, jumlah kelebihan pembayaran tersebut akan tetap dikenakan pajak sesuai dengan perundang -undangan masing - masing Negara pihak pada Persetujuan, dengan memperhatikan ketentuan - ketentuan lain dalam Persetujuan ini.

Ketentuan ini bertujuan untuk membatasi perlakuan pajak terhadap royalti yang jumlah lebih dari ukuran normal, karena adanya hubungan istimewah.

Page 35: P3 b presentation h

Tarif pajak yang berlaku berdasarkan ketentuan ayat 2 diatas hanya berlaku atas jumlah yang dibayarkan

seandainya tidak terdapat hubungan istimewa.

No Negara Royalti% Bunga %

1 Amerika Serikat

Renegosiasi

15

15

15

15

2 Jepang 10 10

3 Singapura 15 10

Page 36: P3 b presentation h

KEUNTUNGAN DARI PEMINDAHAN HARTA

1. Keuntungan yang diperoleh dari pemindahtanganan harta tak bergerak seperti yang dimaksud dalam ayat Pasal 6 dapat dikenakan pajak di Negara dimana harta tersebut terletak

2. Keuntungan yang diperoleh dari pemindahatanganan harta gerak yang merupakan bagian kekayaan suatu bentuk usaha tetap yang dimiliki oleh perusahaan dari suatu Negara pihak pada Persetujuan di Negara pihak pada Persetujuan lainnya atau dari harta gerak suatu tempat tetap yang tersedia bagi penduduk suatu Negara pihak pada Persetujuan di Negara pihak pada Persetujuan lainnya untuk maksud melakukan pekerjaan bebas, termasuk keuntungan dari pemindahtanganan bentuk usaha tetap (tersendiri atau dengan seluruh perusahaan ) atau pemindahatanganan tempat tetap, dapat dikenakan pajak di Negara lain tersebut (negara tempatBUT/Sumber).

3. Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan dari salah satu negara dari pemindahatanganan kapal - kapal laut atau pesawat - pesawat udara yang dioperasikan dalam jalur lalu lintas internasioanal atau dari harta gerak yang berkenaan dengan pengoperasian kapal - kapal laut atau pesawat - pesawat udara tersebut, hanya akan dikenakan pajak di Negara pihak pada Persetujuan dimana perusahaan tersebut berkedudukan

Page 37: P3 b presentation h

4. Keuntungan yang diperoleh dari pemindahtanganan saham perusahaan atau penyertaan dalam suatu persekutuan, trust atau warisan, yang aktiva secara langsung maupun tidak langsung, terutama terdiri dari barang tak gerak yang terletak di Negara pada pihak Persetujuan, akan dikenakan di negara itu. Khususnya:

– Ketentuan pada ayat 4 diatas tidak berlaku terhadap perusahaan, persekutuan, trust, atau warisan kecuali: Perusahaan yang bergerak dalam pengusahaan atas harta tak bergerak, yang terdiri dari secara langsung atau tidak langsung sebagian besar harta tak bergerak yang digunakan oleh perusahaan, persekutuan, trust atau warisan tersebut dalam kegiatan usahanya.

– yang dimaksud dengan terutama pada ayat ini dalam hubungannya dengan kepemilikan atas harta tak bergerak adalah jika nilai dari harta tersebut melebihi tujuh puluh lima persen dari keseluruhan harta yang dimiliki oleh perusahaan, trust, atau real estate tersebut.

KEUNTUNGAN DARI PEMINDAHAN HARTA……………..lanjutan

Page 38: P3 b presentation h

KEUNTUNGAN DARI PEMINDAHAN HARTA……………..lanjutan

• (Ayat 5) Keuntungan dari pemindahantanganan saham-saham selain yang disebutkan dalam ayat 4 yang mewakili penyertaan lebih dari………….persen (% ditentukan oleh kesepakatan kedua negara) dari suatu perusahaan yang berdomisili disalah satu negara dapat dikenai pajak di Negara itu.

• (Ayat 6) Keuntungan yang diperoleh dari pemindahtanganan setiap harta selain dari yang telah disebutkan pada ayat 1, 2, 3 , 4 dan 5 dari Pasal ini, hanya akan dikenakan pajak di Negara pihak pada Persetujuan dimana yang memindah tangankan berkedudukan/berdomisili

Page 39: P3 b presentation h

Ringkasan Pengenakan Pajak Atas Keuntungan Dari Pemindahan Harta

Dalam P3B Indonesia

No Negara Hak Pemajakan

1. Amerika Serikat Negara Sumber

2. Jepang Negara Sumber

3. Singapura -

Page 40: P3 b presentation h

Pemberian Jasa Oleh Orang Pribadi/PEKERJAAN BEBAS

• Penghasilan yang diperoleh penduduk dari suatu negara pihak pada persetujuan sehubungan dengan pekerjaan bebas yang dilakuan atau dengan kegiatan-kegiatan lainnya yang serupa hanya dapat di negara tersebut kecuali dalam hal dibawah ini, dimana penghasilan itu dapat dikenai pajak di negara pada persetujuan lainnya– apabila ia mempunyai suatu tempat tetap yang tersedia secara teratur

baginya untuk menjalankan kegiatan-kegiatan di Negara pihak pada Persetujuan lain itu, penghasilan yang dikenai pajak di negara lain itu hanya atas kegiatan yang berasal dari tempat tetap tersebut; atau

– Apabila ia tinggal di Negara pihak pada Persetujuan lainnya dalam suatu atau masa – masa yang jumlahnya melebihi 183 hari dalam masa 12 bulan masa 12 bulan yang mulai atau berakhir pada satu tahun anggaran, hanya penghasilan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Negara lain itulah yang akan dapat dikenai pajak di Negara lain tersebut.

Page 41: P3 b presentation h

Pemberian Jasa Oleh Orang Pribadi/PEKERJAAN BEBAS………………….lanjutan

Istilah "pekerjaan bebas" meliputi pekerjaan di bidang ilmu pengetahuan kesusasteraan, kesenian, kegiatan pendidikan

atau pengajaran, demikian pula pekerjaan - pekerjaan bebas oleh para dokter, ahli hukum , ahli tekhik, arsitek,

dokter gigi dan akuntan

Istilah "pekerjaan bebas" meliputi pekerjaan di bidang ilmu pengetahuan kesusasteraan, kesenian, kegiatan pendidikan

atau pengajaran, demikian pula pekerjaan - pekerjaan bebas oleh para dokter, ahli hukum , ahli tekhik, arsitek,

dokter gigi dan akuntan

Page 42: P3 b presentation h

Berdasarkan UN Model ada dua kondisi untuk bisa Penghasilan yang diperoleh penduduk dari suatu

negara (domisili) dapat dikenai pajak pada negara sumber

Berdasarkan UN Model ada dua kondisi untuk bisa Penghasilan yang diperoleh penduduk dari suatu

negara (domisili) dapat dikenai pajak pada negara sumber

• Ia mempunyai suatu tempat tetap, yang tersedia secara teratur untuk melakukan kegiatan

• Melebihi Time Test

Page 43: P3 b presentation h

Ringkasan Time TestUntuk Pekerjaan BebasDalam P3B Indonesia

NO Negara Test Waktu

1 Amerika Serikat 120hr/12 bulan

2 Jepang 183 hari/ tahun takwin

3 Singapura 90 hari/12bulan

Page 44: P3 b presentation h

Dependent Personal Service Dependent Personal Service

1. Dengan memperhatikan ketentuan - ketentuan pasal, 16, , 18, dan 19 , gaji , upah dan balas jasa lain yang serupa atau penghasilan yang diperoleh penduduk suatu Negara pihak pada Persetujuan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakuakannya dalam hubungan kerja atau kegiatan lain yang sejenis, hanya akan dikenakan pajak di negara tersebut kecuali jika pekerjaan itu dilakukan di Negara pihak pada Persetujuan lainya. Dalam hal demikian maka balas jasa yang diperoleh dari pekerjaan itu dapat dikenakan pajak di Negara lain tersebut.

Ayat (1) diatas mengatur prinsip umum pengenaan pajak atas penghasilan yang diperoleh sehubungan dengan pekerjaan, yautu pengenaan pajak di negara dimana pekerjaan itu dilakukan.

Page 45: P3 b presentation h

Dependent Personal Service……………lanjutan

2. Menyimpang dari ketentuan-ketentuan ayat 1, balas jasa yang diperoleh seorang penduduk dari suatu Negara pihak pada Persetujuan dalam suatu hubungan kerja yang dilakukan di Negara pihak pada Persetujuan lainnya, hanya akan dikenakan pajak di Negara yang disebut pertama, apabila:

– penerima balas jasa berada di Negara itu dalam suatu masa atau masa - masa yang jumlahnya tidak melebihi 183 hari dalam tahun takwim yang bersangkutan

– balas jasa itu dibayarkan oleh, atau atas nama majikan yang bukan merupakan penduduk Negara lain tersebut

– balas jasa itu tidak akan menjadi beban bentuk usaha tetap atau tempat tetap yang dimiliki oleh majikan itu di Negara lain tersebut

Page 46: P3 b presentation h

Ayat (2), merupakan pengecualian dari prinsip umum, yaitu walaupun pekerjaan dilakukan di negara lain (negara

sumber), pengenaan pajaknya tetap dilakukan di negara domisili sepanjang ia memenuhi tiga syarat secara

kumulatif.

1. penerima balas jasa berada di Negara itu dalam suatu masa atau masa - masa yang jumlahnya tidak melebihi 183 hari dalam tahun takwim yang bersangkutan

2. balas jasa itu dibayarkan oleh, atau atas nama majikan yang bukan merupakan penduduk Negara lain tersebut

3. balas jasa itu tidak akan menjadi beban bentuk usaha tetap atau tempat tetap yang dimiliki oleh majikan itu di Negara lain tersebut

Page 47: P3 b presentation h

Dependent Personal Service……………lanjutan

3. Menyimpang dari ketentuan - ketentuan terdahulu dalam Pasal ini, balas jasa yang berkenaan dengan suatu hubungan kerja yang dilakukan di atas kapal laut atau pesawat udara yang dioperasikan dalam jalur lalu lintas internsional, atau diatas perahu dalam pengangkutan sungai, dapat dikenai pajak dinegara dimana pimpinan perusahaan berada

Page 48: P3 b presentation h

Rentang waktu baik selama 12 bulan atau dalam tahun takwin seringkali dengan

mudah dipenuhi. Dengan kata lain perusahaan dapat menagtur sehingga

akhirnya pajak atas gaji karyawan yang dipekerjakan di negara sumber tidak

dikenai pajak di Negara tersebut. Misalnya, seorang karyawan yang berada di negara sumber selama lima bulan pada

tahun takwin dan lima setengah bulan pada tahun berikutnya tidak dapat

dikenai pajak di negara sumber.

Page 49: P3 b presentation h

Kasus

Sebuah perusahaan yang berdomisli di Perancis mempunyai proyek di Indonesia. Untuk keperluan tersebut, perusahaan itu mengirim seseorang ke Indonesia (tuan Lomer) untuk bertugas sebagai salah seorang manajer. Untuk melaksanakan tugasnya, lomer berada di Indonesia selama 150 hari. Gajinya selama berada di Indonesia dibayar di Paris. Pertanyaan yang timbul bagaimana perlakuan pajak atas penghasilan lomer selama berada di Indonesia.

Page 50: P3 b presentation h

Jawaban • Tes waktu yang daitur dalam pasal 15 treaty tersebut adalah 183 hari dalam

masa 12 bulan. Ini berarti Lomer tidak memenuhi time test waktu karena ia berad di Indonesia kurang dari 183 hari.

• Syarat kedua, gaji dibayar oleh pemebri kerja yang bukan wajib pajak Indonesia, syarat ini dipenuhi oleh Lomer.

• Yang menentukan adalah syarat ke tiga, gajinya tidak dibebankan kepada BUT yang ada di Indonesia.

• Untuk itu perlu melihat apakah proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan Perancis tersebut menimbulkan BUT atau tidak. Seandainya proyek tersebut menyebabkan terjadinya BUT, maka ada satu tese lagi yang harus dilakukan yaitu apakah gaji Lomer dibebankan kepada But. Bial gajinya dibebankan pada BUT maka gaji Lomer dapat dikenai pajak di Indonesai.

• Berdasarkan ketentuan UU PPh, Lomer berada di Indonesia kurang dari 183 hari sehingga berstautus Wajib Pajak Luar Negeri. Dengan demikian gaji yang ia terima selama bertugas di Indonesia dikenai PPh-26 sebesar 20%.

Page 51: P3 b presentation h

• Ayat tiga, memberikan pengeculian atas gaji yang diterima oleh para awak yang berkerja di kapal, pesawat udara serta kapal sungai yang berpotensi di jalur internasional. Pengenaan pajak terhadap gaji mereka mengikuti ketentuan pasal 8. Jika pasal 8 mengatur bahwa PPh dari pengoperasian kapal laut, sungai, dan pesawat udara di jalur internasional dikenai pajak di negara domisili. Perlakukan perpajakan yang diatur dalam ayat 3 hanya berlaku terhadap awak kapal dan awak pesawat terbang dalam jalur internasional. Jika ada karyawan darat, yaitu karyawan yang bertugas melayani tike pesawat dan lain-lain, maka perlakuan pajaknya tunduk kepada ketentuan umum.

• Untuk P3B Indonesia – Amerika, ada syarat yang tambahan yang harus dipenuhi yaitu awak tersebut merupakan awak tetap dari kapal laut atau pesawat terbang itu.

Page 52: P3 b presentation h

Penghasilan dari Hubungan Kerja

No. Negara Test Waktu Dibayar oleh Orang Indonesia

Dibebankan Kepada BUT

1 Amerika Serikat

183 hari/12bulan Ya Ya

2 Jepang 183 hari/12bulan Ya Ya

3 Singapura 183 hari/th takwin Ya Ya

Page 53: P3 b presentation h

PENGHASILAN PARA DIREKTUR

1. Penghasilan - penghasilan para direktur dan pembayaran - pembayaran serupa yang diperoleh penduduk Negara pihak pada persetujuan dalam kedudukannya sebagai anggota Dewan Direksi dari perusahaan yang berkedudukan di Negara pihak pada Persetujuan lainnya dapat dikenakan pajak di Negara lainnya tersebut.

2. Gaji, upah dan imbalan lain yang sejenis yang diperoleh seseorang penduduk dari salah satu negar dalam kedudukan sebagai manajer pimpinan dari suatu perusahaan yang merupakan penduduk dari negara lain dapat dikenai pajak di negara lain itu

Page 54: P3 b presentation h

PARA SENIMAN DAN OLAHRAGAWAN

1. Menyimpang dari ketentuan - ketentuan Pasal - pasal 14 dan 15, penghasilan yang diperoleh penduduk dari Negara pihak pada Persetujuan sebagai seniman, seperti artis teater, film, radio atau televisi, atau pemain musik, atau sebagai olahagawan, dari kegiatan - kegiatan pribadi mereka, dapat dikenakan pajak di negara pihak pada Persetujuan lainnya dimana kegiatan tersebut dilakukan

2. Apabila penghasilan sehubungan dengan kegiatan - kegiatan pribadi yang dilakukan oleh seniman atau olahragawan tersebut diterima bukan oleh seniman atau olahragwan itu sendiri tetapi oleh orang atau badan lain, maka menyimpang dari ketentuan -ketentuan pada Pasal 7 dan 14, penghasilan tesebut dapat dikenakan pajak di Negara pihak pada Persetujuan dimana kegiatan-kegiatan seniman atau olahragwan itu dilakukan.

Page 55: P3 b presentation h

Ringkasan Pengenakan Pajak Artis dan Olaragawan

Dalam P3B Indonesia

No Negara Test Waktu

1 Amerika Serikat Negara sumber, jika $2.000

2 Jepang Negara sumber

3 Singapura Negara sumber

Page 56: P3 b presentation h

PENSIUNAN DAN TUNJANGAN HARI TUA

1. Dengan memperhatikan ketentuan -ketentun ayat 2 Pasal 19, setiap pensiun atau balas jasa lainnya yang sejenis atau tunjangan hari tua yang dibayarkan pada penduduk Negara pihak pada Persetujuan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa pada masa yang lampau dapat dikenakan pajak di Negara pihak pada Persetujuan tersebut

2. Istilah "tunjangan hari tua" berarti suatu jumlah tertetu yang dibayarkan secara berkala dalam waktu tertentu selama hidup atau selama suatu masa atau jangka waktu tertetu berdasarkan suatu kewajiban untuk melakukan pembayaran sebagai penggantian balas jasa yang memadai dan penuh dalam bentuk uang atau yang dapat dinilai dengan uang.

Page 57: P3 b presentation h

JABATAN DALAM PEMERINTAH/Pegawai Negeri

1. [a] Balas jasa, selain pensiun, yang dibayarkan oleh Negara pihak pada Persetujuan, atau bagian ketatanegaraannya atau pemerintah daerahnya atau badan resmi dibawahnya kepada setiap orang pribadi sehubungan dengan jasa-jasa yang diberikan kepada Negara tersebut atau kepada bagian ketatanegraannya atau pemerintah daerahnya atau kepada badan resmi lainnya hanya akan dikenakan pajak di Negara itu

 [b]Namun demikin, balas jasa tersebut hanya akan dikenakan pajak di

Negara pihak pada Persetujuan lainnya apabila jasa-jasa tersebut diberikan di Negara pihak pada Persetujuan lainnya dan penerima jasa adalah penduduk Negara pihak pada Persetujuan lainnya itu yang :

       merupakan warnegara Negara itu   tidak menjadi penduduk Negara itu semata - mata karena bermaksud

untuk memberikan jasa - jasanya.

Page 58: P3 b presentation h

JABATAN DALAM PEMERINTAH/Pegawai Negeri

……… lanjutan

2. [a] Setiap pensiun yang dibayarkan oleh, atau dari dana-dana yang dibentuk oleh suatu Negara pihak pada Persetujuan atau bagian ketatanegaraan atau pemerintah daeranya atau badan resmi dibawahnya kepada seseorang sehubungan dengan jasa - jasa yang diberikan kepada Negara itu atau bagian ketatanegaraan atau pemerintah daerahnya atau badan resmi lainnya hanya akan dikenakan pajak di Negara pihak pada persetujuan itu.

  [b] Namun demikin, pensiun tersebut hanya akan dikenakan pajak di Negara pihak pada Persetujuan lainnya bila orang tersebut adalah penduduk dan warganegara Negara pihak pada Persetujuan lain itu :

Page 59: P3 b presentation h

JABATAN DALAM PEMERINTAH/Pegawai Negeri

……… lanjutan

3. Ketentuan - ketentuan dalam Pasal-pasal 15, 16, 17 dan 18 berlaku terhadap balas jasa dan pensiun dari jasa-jasa yang diberikan dalam hubungan dengan suatu perdagangan atau usaha yang dijalankan oleh Negara pihak pada Persetujuan atau bagian ketatanegaraan atau pemerintah daerahnya atau badan resmi lainya

Page 60: P3 b presentation h

PELAJAR DAN PESERTA LATIHAN

• Pembayaran yang diterima oleh pelajar atau pemagang yang merupakan penduduk atau segera sebelum mengunjungi suatu negara merupakan penduduk negara lainnya dan berada di negara yang disebut pertama semata-mata untuk keperluan hidup, mengikuti pendidikan atau latihan, tidak akan dikenai pajak di negara itu sepanjang pemabayarn-pembayaran tersebut berasal dari sumbersumber di luar negeri

Page 61: P3 b presentation h

Perbandingan bunyi pasal ini dengan Tax Treaty antara Indonesia dengan Malaysia

Seseorang yang merupakan penduduk dari suatu Negara pihak pada persetujuan segera sebelum mengunjungi Negara pihak pada Persetujuan lainnya dan tinggal untuk sementara di Negara lain semata - mata :

[a]sebagai seorang pelajar pada sebuah universitas yang diakui, perguruan tinggi, sekolah atau lembaga pendidikan lain yang diakui di Negara lain tersebut

[b]sebagai seorang pengusaha atau teknisi yang magang atau[c]seorang penerima bantuan, tunjangan atau penghargaan

untuk maksud belajar, riset atau latihan dari Pemerintah dari salah satu Negara atau dari organisasi ilmiah, pendidikan, keagamaan atau sosial atau dalam rangka program bantuan teknik yang diadakan oleh Pemerintah dari salah satu Negara

Page 62: P3 b presentation h

akan dibebaskan dari pajak di Negara lain atas :

• seluruh pembayaran dari luar negeri untuk keperluan biaya hidupnya, pendidikan, belajar, riset atau latihan

• seluruh hibah, tunjangan atau penghargaan • setiap pembayaran yang tiak melebihi 2.200 Dollar

Amerika per tahun dalam hubungan dengan jasa yang diberikan di Negara lain, asalkan jasa tersebut dilakukan sehubungan dengan kegiatan belanjarnya, riset atau latihan atau perlu untuk membiayai hidupnya

Page 63: P3 b presentation h

Ringkasan Pengenakan Pajak Atas Pelajara dan Peserta Pelatihan

Dalam P3B Indonesia

No Negara Periode Pembebasan Pajak

Keterangan

1 Amerika Serikat

Pelajar 5 TahunPeserta pelatihan 12

Bulan

Penghasilan maksimum:Pelajar U$ 2.000Peserta pelatihan : U$7.500

2 Jepang Pelajar/Peserta pelatihan/penerima gran/award: 5 tahunPegawai yang mencari pengalaman atau dalam rangka kerjasama pemerintah 12 bulan

Termasuk penghasilan maksimum:Pelajar/Peserta pelatihan/penerima gran/award:600.000 yen s/d Rp 900.000Pegawai yang mencari pengalaman atau dalam rangka kerjasama pemerintah 600.000 yen s/d Rp 900.000

3 Singapura Tak ada batas

Page 64: P3 b presentation h

GURU DAN PENELITI • Seseorang yang menjadi penduduk dari suatu negara pihak pada

Persetujuan sesaat sebelum mengunjungi Negara pihak pada Persetujuan lainnya, yang atas undangan sebuah univesitas, perguruan tinggi , sekolah atau lembaga pendidikan sejenis, semata - mata dengan maksud untuk mengajar dan melakukan penelitian atau keduannya pada lembaga pendidikan tersebut, akan dibebaskan dari pajak atas semua pembayaran yang diterima dari kegiatan mengajar dan penelitian tersebut, untuk selama tidak lebih dari dua tahun. Seseorang berhak memperoleh pembebasan sebagaimana diatur ayat ini hanya satu kali

• Pasal ini tidak berlaku untuk penghasilan dari kegiatan penelitian jika penelitian tersebut untuk kepentingan seeorang atau orang - orang tertentu.

Page 65: P3 b presentation h

Ringkasan Pengenakan Pajak Atas Guru dan PenelitiDalam P3B Indonesia

No Negara Periode Pembebasan Pajak

Keterangan

1 Amerika Serikat

2 Tahun Satu orang hanya berlaku satu kali

2 Jepang 2 Tahun

3 Singapura 2 tahun

Page 66: P3 b presentation h

PENGHASILAN YANG TIDAK DIATUR SECARA TEGAS /OTHER INCOME

• Jenis-jenis penghasilan penduduk dari salah satu negara darimanapun asalnya dan tidak tunduk pada pasal-pasal terdahalu dalam persetujuan ini, hanya akan dikenai pajak di Negara tersebut.

• Ketentuan-ketentuan ayat 1 tidak akan berlaku bagi penghasilan, selain dari harta tak bergerak sebagaimana disebutkan pasal 6 ayat 2, bila penerima penghasilan adalah penduduk salah satu negara yang menjalanakan usaha melalui BUTatau melakukan perkerjaan bebas melaui suatu tempat usaha tetap di negara lainnya, dan hak atau harta dengan penghasilan tersebut mempunyai hubungan yang efektif dengan BUT atau tempat usaha tetap itu. Dalam hal ini berlaku pasal 7 atau pasal 14, tergantung masalahnya.

• Menyimpang dari ketentuan ayat 1 dan 2, jenis-jenis penghasilan dari penduduk salah satu negara yang tidak dicakup dalam pasal-pasal terdahalu dari persetujuan ini, dan berasal dari negara lainnya, dapat juga di negara lain tersebut.

Page 67: P3 b presentation h

Ringkasan Pengenakan Pajak Atas Penghasilan Lainnya

Dalam P3B Indonesia

No Negara Test Waktu

1 Amerika Serikat -

2 Jepang Negara domisili

3 Singapura Negara domisili