p03_pth_07

23
SK-DJ-1>C/DATA/UTG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR : P.03/V-PTH/2007 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI SUMBER BENIH TANAMAN HUTAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 26 ayat (6) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.10/Menhut-II/2007 tentang Perbenihan Tanaman Hutan, maka perlu menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial tentang Pedoman Sertifikasi Sumber Benih Tanaman Hutan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 2. Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman; 3. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan; 4. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2004; 5. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik; 9. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 10. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA

Upload: yofa-odi-pratama

Post on 07-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

sertifikasi benih

TRANSCRIPT

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

    NOMOR : P.03/V-PTH/2007

    TENTANG

    PEDOMAN SERTIFIKASI SUMBER BENIH TANAMAN HUTAN

    DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 26 ayat (6) Peraturan Menteri

    Kehutanan Nomor P.10/Menhut-II/2007 tentang Perbenihan Tanaman Hutan, maka perlu menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial tentang Pedoman Sertifikasi Sumber Benih Tanaman Hutan;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

    Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

    2. Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;

    3. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

    4. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2004;

    5. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman;

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan;

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik;

    9. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;

    10. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;

    DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

    JAKARTA

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    11. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;

    12. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar;

    13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.71/Menhut-II/2006;

    14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.10/Menhut-II/2007 tentang Perbenihan Tanaman Hutan.

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : KESATU : Pedoman Sertifikasi Sumber Benih Tanaman Hutan adalah

    sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini. KEDUA : Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Keputusan Direktur Jenderal

    Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor 101/Kpts/V/2002 tentang Pedoman Sertifikasi Sumber Benih Tanaman Hutan dinyatakan tidak berlaku lagi.

    KETIGA : Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 10 Oktober 2007

    DIREKTUR JENDERAL, Ir. DARORI, MM NIP. 080049355

    Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Kehutanan; 2. Para Pejabat Eselon I Lingkup Departemen Kehutanan; 3. Para Pejabat Eselon II lingkup Direktorat Jenderal RLPS; 4. Kepala Dinas Provinsi yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang

    kehutanan seluruh Indonesia; 5. Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang

    kehutanan seluruh Indonesia 6. Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai seluruh Indonesia; 7. Kepala Balai Perbenihan Tanaman Hutan seluruh Indonesia;

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR : P. 03 /V-PTH/2007 TANGGAL : 10 Oktober 2007

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    1. Kebijakan prioritas Departemen Kehutanan saat ini antara lain revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri kehutanan serta rehabilitasi sumberdaya hutan, menimbulkan peningkatan dinamika pembuatan hutan tanaman baik untuk tujuan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) maupun untuk tujuan industri.

    2. Untuk mendukung keberhasilan RHL maupun hutan tanaman industri tersebut, dibutuhkan benih berkualitas.

    3. Syarat untuk benih berkualitas adalah berasal dari sumber benih yang berkualitas yang ditandai dengan diberikannya sertifikat sumber benih.

    4. Agar sertifikasi sumber benih dapat dilaksanakan dengan baik maka perlu pedoman sertifikasi sumber benih tanaman hutan.

    B. Maksud dan Tujuan

    Pedoman Sertifikasi Sumber Benih Tanaman Hutan dimaksudkan sebagai acuan bagi Balai Perbenihan Tanaman Hutan serta para pihak terkait dalam pelaksanaan sertifikasi sumber benih.

    Tujuannya adalah :

    1. memberikan jaminan kebenaran informasi tentang klasifikasi sumber benih yang memenuhi kriteria dan standar.

    2. meningkatkan penggunaan benih bersertifikat. C. Ruang Lingkup

    Pedoman ini berisi kriteria, standar dan prosedur sertifikasi sumber benih tanaman hutan, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan sertifikasi sumber benih.

    D. Pengertian 1. Kriteria sumber benih adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau

    penetapan sumber benih tanaman hutan. 2. Standar sumber benih adalah spesifikasi teknis sumber benih tanaman hutan

    yang dibakukan sebagai patokan dalam menentukan mutu sumber benih. 3. Prosedur sertifikasi sumber benih adalah tahapan dan mekanisme dalam

    pelaksanaan sertifikasi sumber benih tanaman hutan.

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    4. Sertifikasi sumber benih adalah proses pemberian sertifikat kepada sumber benih yang menginformasikan keadaan sumber benih yang bermutu.

    5. Sertifikat sumber benih adalah dokumen yang menyatakan kebenaran mutu sumber benih tanaman hutan.

    6. Famili adalah lot benih yang berasal dari induk yang sekerabat.

    7. Jalur Isolasi adalah zona di sekeliling areal produksi benih atau kebun benih untuk mencegah kontaminasi tepungsari yang tidak dikehendaki dari luar. Jalur isolasi berupa tanah kosong atau hutan alam/tanaman dari jenis yang tidak dapat bersilangan dengan jenis tanaman dalam sumber benih.

    8. Klon adalah populasi tanaman yang sama genetiknya, yaitu bibit yang dibuat dengan cara pembiakan vegetatif dari satu pohon induk.

    9. Pohon plus adalah pohon yang diseleksi berdasarkan satu atau lebih kriteria seleksi. Kriteria seleksi tergantung jenisnya dan tujuan akhir pemanfaatan pohon.

    10. Sumber Benih adalah suatu tegakan hutan di dalam kawasan kecuali Cagar Alam serta Zona Inti dan Zona Rimba pada Taman Nasional, dan di luar kawasan hutan yang dikelola guna memproduksi benih berkualitas.

    11. Tegakan Benih Teridentifikasi adalah sumber benih dengan kualitas rata-rata yang digunakan untuk menghasilkan benih dan lokasinya dapat teridentifikasi dengan tepat.

    12. Tegakan Benih Terseleksi adalah sumber benih dengan pohon fenotipa bagus yang mempunyai sifat penting antara lain : batang lurus, tidak cacat dan percabangan ringan.

    13. Areal Produksi Benih adalah sumber benih yang dibangun khusus atau berasal dari tegakan benih teridentifikasi dan/atau terseleksi yang kemudian ditingkatkan kualitasnya melalui penebangan pohon-pohon fenotipa tidak bagus.

    14. Tegakan Benih Provenan adalah sumber benih yang dibangun dari benih yang provenannya telah teruji dan diketahui keunggulannya

    15. Kebun Benih Klon adalah sumber benih yang dibangun dengan bahan vegetatif antara lain : ranting, tunas, mata tunas, dan lain-lain yang berasal dari pohon plus hasil uji klon atau hasil uji keturunan

    16. Kebun Benih Semai adalah sumber benih yang dibangun dengan benih yang berasal dari pohon plus hasil uji keturunan.

    17. Kebun Pangkas adalah sumber benih yang dibangun dari bahan yang telah teruji untuk memproduksi materi vegetatif berupa stek, tunas, akar, daun, jaringan tanaman guna perbanyakan bibit unggul tanaman.

    18. Balai adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang perbenihan tanaman hutan.

    19. Kepala Balai adalah Kepala Balai yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang perbenihan tanaman hutan.

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    20. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang perbenihan tanaman hutan.

    21. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang perbenihan tanaman hutan

    22. Badan Penelitian Pengembangan (Badan Litbang) Kehutanan adalah Badan yang diserahi tugas dan bertanggung jawab terhadap kewenangan keilmuan dalam bidang perbenihan tanaman hutan.

    23. Kepala Badan adalah Kepala Badan yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan.

    24. Kepala Pusat adalah Kepala Pusat yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang penelitian dan pengembangan hutan tanaman pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

    BAB II

    KRITERIA SUMBER BENIH 1. Kriteria sumber benih tanaman hutan yang digunakan dalam sertifikasi sumber

    benih terdiri dari kriteria yang bersifat umum dan kriteria yang bersifat khusus.

    2. Kriteria umum sumber benih tanaman hutan adalah : a. aksesibilitas; b. pembungaan/pembuahan; c. keamanan; d. kesehatan tegakan; e. batas areal; f. dikelola dengan baik.

    3. Kriteria khusus sumber benih tanaman hutan didasarkan pada klasifikasi sumber benih yang terdiri dari: a. tegakan benih teridentifikasi; b. tegakan benih terseleksi; c. areal produksi benih; d. tegakan benih provenan; e. kebun benih semai; f. kebun benih klon; dan g. kebun pangkas.

    4. Kriteria umum dan kriteria khusus sebagaimana dimaksud pada angka 2 dan

    angka 3, kedua-duanya harus dipenuhi untuk menentukan suatu tegakan dapat ditunjuk sebagai sumber benih. Apabila salah satu dari kriteria sumber benih tidak dapat dipenuhi, maka tegakan tersebut tidak dapat disebut sebagai sumber benih.

    5. Ketentuan dari kriteria umum mutlak harus dipenuhi pada setiap kelas sumber benih, sedangkan kriteria khusus hanya diberlakukan pada kelas sumber benih tertentu.

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    BAB III STANDAR SUMBER BENIH

    A. Standar sumber benih dari kriteria yang bersifat umum

    1. Aksesibilitas Lokasi sumber benih harus mudah dijangkau dan didatangi, sehingga memudahkan untuk pemeliharaan sumber benih, pengunduhan buahnya serta mempercepat waktu pengangkutan. Lokasi sumber benih yang memiliki aksesibilitas yang baik akan meringankan biaya pemeliharaan, pengumpulan serta lebih menjamin mutu benih.

    2. Pembungaan/pembuahan Tegakan harus pernah berbunga dan berbuah, kecuali untuk kebun pangkas.

    3. Keamanan Tegakan harus aman dari ancaman kebakaran, penebangan liar, perladangan berpindah, penggembalaan dan penjarahan kawasan.

    4. Kesehatan tegakan Tegakan harus tidak terserang hama dan penyakit.

    5. Batas areal Batas areal harus jelas, sehingga pengumpul benih mengetahui tegakan yang termasuk sebagai sumber benih.

    6. Terkelola dengan baik Sumber benih jelas status kepemilikannya serta memiliki indikator manajemen yang baik, seperti pemeliharaan, pengorganisasian, pemanfaatan benih dan lain-lain.

    B. Standar sumber benih dari kriteria yang bersifat khusus

    1. Tegakan Benih Teridentifikasi (TBT) Asal tegakan berasal dari hutan alam atau hutan tanaman. Apabila tegakan

    berasal dari hutan tanaman, maka tegakan tersebut tidak direncanakan dari awal untuk dijadikan sebagai sumber benih.

    Asal-usul benihnya tidak diketahui. Jumlah pohon minimal 25 pohon induk. Kualitas tegakan rata-rata. Jalur isolasi tidak diperlukan. Penjarangan tidak diperlukan

    2. Tegakan Benih Terseleksi (TBS) Asal tegakan berasal dari hutan alam atau hutan tanaman. Apabila tegakan

    berasal dari hutan tanaman, maka tegakan tersebut tidak direncanakan dari awal untuk dijadikan sebagai sumber benih.

    Asal-usul benihnya tidak diketahui. Jumlah pohon minimal 25 pohon induk. Kualitas tegakan di atas rata-rata. Jalur isolasi tidak diperlukan. Penjarangan terbatas pada pohon-pohon yang jelek.

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    3. Areal Produksi Benih (APB)

    Asal tegakan berasal dari hutan alam atau hutan tanaman. Apabila tegakan berasal dari hutan tanaman, maka dapat berasal dari konversi tegakan yang ada atau dibangun khusus untuk APB.

    Asal-usul benih untuk tegakan yang dikonversi sebagai APB sebaiknya diketahui. Apabila dibangun khusus untuk APB, asal-usul benih harus diketahui. Lot benih untuk membangun APB minimal berasal dari 25 pohon induk untuk menjaga keragaman genetik.

    Jumlah pohon minimal 20 batang dalam satu hamparan setelah penjarangan. Kualitas tegakan di atas kualitas TBS. Jalur isolasi diperlukan. Penjarangan dilakukan untuk mempertahankan pohon-pohon yang terbaik

    dan meningkatkan produksi benih.

    4. Kriteria khusus untuk klasifikasi Tegakan Benih Provenan (TBP), Kebun Benih Semai (KBS), Kebun Benih Klon (KBK) dan Kebun Pangkas (KP) mengacu pada Pedoman yang diterbitkan oleh Kepala Badan.

    BAB IV

    PROSEDUR SERTIFIKASI SUMBER BENIH

    A. Identifikasi dan Deskripsi Calon Sumber Benih

    1. Pemilik sumber benih mengajukan permohonan sertifikasi sumber benih kepada Kepala Balai dengan dilampiri dokumen pendukung.

    2. Atas dasar permohonan tersebut,:

    a. Kepala Balai membentuk Tim untuk sumber benih yang diklasifikasikan pada TBT, TBS, dan APB dengan melibatkan unsur terkait dalam kegiatan sertifikasi sumber benih, antara lain UPT Badan Litbang Departemen Kehutanan dan / atau tenaga pakar di bidangnya.

    b. Kepala Pusat membentuk Tim untuk sumber benih yang diklasifikasikan sebagai TBP, KBS, KBK, dan KP dengan melibatkan unsur terkait dalam kegiatan sertifikasi sumber benih, antara lain Balai dan/atau tenaga pakar di bidangnya.

    3. Tim melakukan pengumpulan informasi yang berkaitan dengan tegakan yang akan diidentifikasi dan melakukan orientasi lapangan (quick tour) untuk menentukan kelayakan sebagai sumber benih.

    4. Informasi yang dikumpulkan sebagaimana dimaksud pada angka 3 digunakan sebagai bahan untuk memenuhi kriteria umum sumber benih.

    5. Hasil orientasi lapangan yang memenuhi kriteria umum sumber benih, Tim dapat menerima tegakan sebagai calon sumber benih, dilanjutkan dengan

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    identifikasi dan deskripsi keadaan tegakan dengan mengisi daftar isian sebagaimana disajikan pada Lampiran II. Untuk yang ditolak, Tim tidak melakukan deskripsi. Khusus untuk TBP, KB, KBK dan KP setelah dilakukan deskripsi keadaan tegakan, dilakukan analisis sesuai dengan Pedoman Standar Sumber Benih TBP, KBS, KBK dan KP yang diterbitkan oleh Kepala Badan.

    6. Tim memberikan laporan hasil pemeriksaan kepada Kepala Balai atau Kepala Pusat.

    7. Apabila hasil rekomendasi dari Kepala Pusat menyatakan bahwa sumber benih tidak termasuk dalam klasifikasi TBP, KBS, KBK dan KP, maka Kepala Balai dapat memproses sertifikasi sumber benih dimaksud ke dalam klasifikasi TBT, TBS atau APB.

    8. Kegiatan identifikasi dan deskripsi sumber benih untuk klasifikasi TBT, TBS dan APB diatur tersendiri dalam Petunjuk Teknis Identifikasi dan Deskripsi Sumber Benih yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal. Sedangkan untuk klasifikasi sumber benih TBP, KBS, KBK dan KP diatur tersendiri dalam Pedoman yang diterbitkan oleh Kepala Badan.

    B. Penerbitan Sertifikat Sumber Benih

    1. Kepala Balai menerbitkan sertifikat sumber benih atas dasar laporan Tim atau rekomendasi Kepala Pusat dan disampaikan kepada pemilik sumber benih.

    2. Prosedur penerbitan sertifikat sumber benih tanaman hutan sebagaimana disajikan pada skema yang tercantum pada Lampiran III dan Lampiran IV.

    3. Format sertifikat sumber benih sebagaimana disajikan pada Lampiran V.

    4. Ketentuan tentang sertifikat sumber benih:

    Satu nomor sertifikat sumber benih hanya berlaku untuk satu lokasi sumber benih dan untuk satu jenis tanaman (species).

    Sertifikat sumber benih tidak berlaku apabila terjadi kerusakan pada sumber benih, perubahan fungsi/status sumber benih, dan tidak produktif lagi.

    Masa berlaku sertifikat sumber benih 3 (tiga) tahun, setelah itu dapat dievaluasi kembali dengan prosedur yang sama.

    BAB V

    PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN

    1. Direktorat Jenderal melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian pelaksanaan sertifikasi sumber benih terhadap Balai

    2. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada angka 1 berupa pemberian pedoman, arahan, pembinaan, pelatihan, dan supervisi.

    3. Direktur Jenderal bersama dengan Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan pengawasan atas sertifikasi sumber benih.

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    4. Direktorat Jenderal melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan sertifikasi sumber benih yang dilakukan oleh Balai.

    5. Pengendalian sebagaimana dimaksud pada angka 4 berupa monitoring dan evaluasi.

    6. Balai wajib melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap sumber benih yang telah disertifikasi.

    7. Balai wajib menyampaikan hasil updating database sumber benih setiap semester kepada Direktorat Jenderal.

    BAB VI

    PENUTUP

    1. Sumber benih yang telah disertifikasi agar dikelola dengan baik oleh pemilik sumber benih.

    2. Rencana pemanfaatan sumber benih baik untuk tujuan komersial maupun untuk keperluan sendiri agar didokumentasikan dan dilaporkan ke Balai.

    DIREKTUR JENDERAL, Ir. DARORI, MM

    NIP. 080049355

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    LAMPIRAN II

    DATA POKOK SUMBER BENIH TANAMAN HUTAN

    A. UMUM 1. Nomor Sumber Benih

    Nomor Sumber Benih

    Nomor Sumber Benih Lokal

    2. Nama Sumber Benih

    3. Nama botani

    4. Nama daerah (lokal)

    5. Pemilik Nama Institusi, Alamat, Telepon,Fax, E-mail

    6. Petugas yang dihubungi Nama petugas, Institusi, Alamat, Telepon,Fax, E-mail

    7. Luas sumberbenih (ha)

    8. Tanggal penilaian

    9. Pelapor

    DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN .

    .alamat.

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    B. LOKASI 1. Batas wewenang administratif pemerintahan

    Provinsi

    Kabupaten

    Kecamatan

    D e s a 2. Batas wewenang administratif kehutanan

    Unit - Dinas

    KPH CDK

    BKPH

    Blok / Petak 3. Informasi rinci lokasi

    Bagaimana menuju lokasi

    4. Letak geografis

    Lintang ..o .... . s/d

    ..o .... . LS / LU

    Bujur ..o .... . s/d

    ..o . . BT

    5. Tinggi tempat .. m dpl

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    C. DESKRIPSI, EVALUASI, PERSETUJUAN 1. Surat Keputusan

    Nomor Tanggal 2. Keterangan hasil evaluasi dan persetujuan

    3. Kelas Sumber Benih

    Tegakan benih teridentifikasi

    Tegakan benih terseleksi

    Areal produksi benih

    Tegakan benih provenan

    Tegakan benih klon

    Kebun benih semai

    Kebun pangkas 4. Hasil uji lokasi (apabila sudah dilakukan)

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    D. ASAL 1. Sumber benih

    Hutan alam

    Hutan tanaman

    2. Jika hutan tanaman, sebutkan asal benih

    Hutan alam

    Hutan tanaman

    Tidak ada informasi

    3. Sebutkan asal benih secara lengkap

    Misalnya, nama sumber benih, zona benih, jumlah pohon induk, kriteria seleksi, jarak antar pohon induk (hutan alam), dsb.

    4. Pemanfaatan

    Sumber benih diseleksi untuk apa ? (konstruksi, getah, bubur kayu, kayu bakar, dsb.)

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    E. PRODUKSI BENIH 1.

    Musim berbunga

    Bulan :

    -

    Puncak berbunga

    Bulan : - ...

    2.

    Musim buah masak

    Bulan :

    -

    Puncak buah masak

    Bulan : -

    3. Jumlah pohon per ha Batang

    4. Luas sumber benih ha

    5. Jumlah pohon dalam sumber benih Batang

    6. Perkiraan produksi benih Kg / Pohon / Tahun

    7. Total produksi benih Kg / Tahun

    8. Informasi lain produksi buah atau benih

    Produksi sebelumnya (tidak merata, tidak teratur, sedikit, banyak, dsb).

    F. TEGAKAN 1. Kondisi hutan

    Tinggi rata-rata dan diameter rata-rata, kesehatan pohon, jarak tanam, jumlah pohon per ha (hutan tanaman), jarak antar pohon (hutan alam), pembukaan tajuk, dsb.

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    2.

    Tahun tanam

    Tahun tebang habis

    3. Status pengamanan

    Aman, rawan, terancam, keterangan lain.

    4. Jalur isolasi

    Jarak dan arah terhadap tegakan yang sama jenisnya.

    5. Keterangan lain

    Kegiatan khusus untuk meningkatkan produksi atau perlindungan

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    G. EKOLOGI 1. Kondisi lahan

    Topografi [ ] Terjal, [ ] Landai, [ ] Datar, [ ] Bervariasi

    Arah lereng

    Jenis

    Tekstur

    Kedalaman

    Drainase

    Bonita

    Tanah

    PH

    I k l i m Type 2. Stasiun metereologi terdekat

    Nama : Nomor :

    Lintang : ..o . . LS / LU

    Lokasi stasiun

    Letak geografis Bujur : ..o . . BT

    Data iklim :

    Faktor Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des Total

    Curah Hujan (mm)

    S u h u (o C)

    Penguapan (mm)

    Kelembaban (%)

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    H. REKOMENDASI

    ., MENGETAHUI, PELAKSANA PEMILIK SUMBER BENIH KETUA TIM ..

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    LAMPIRAN III

    Diagram Alir Prosedur Sertifikasi Sumber Benih (Tegakan Teridentifikasi, Tegakan Terseleksi dan Areal Produksi Benih)

    3

    2

    5a

    4a

    1

    Laporan Tim Tidak

    Sertifikat SB

    Laporan Tim

    Ya

    BPTH

    Lolos Identifikasi ?

    Tim

    Deskripsi

    Pemohon

    Pemberitahuan

    4b

    5b

    6b

    7b 7a

    6a

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    LAMPIRAN IV

    Diagram Alir Prosedur Sertifikasi Sumber Benih (Tegakan Benih Provenan, Kebun Benih Semai, Kebun Benih Klon

    dan Kebun Pangkas)

    10b 10a

    Ya Tidak 9b

    6a

    9a

    4

    3

    2

    1

    Ya Tolak

    Sertifikat SB

    Laporan Tim

    BPTH

    Tim

    Pemohon

    Litbang

    Lolos Identifikasi

    ?

    Deskripsi

    Pemberitahuan

    Rekomendasi Ya/Tidak

    6b

    8

    7

    5a 5b

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    LAMPIRAN V DEPARTEMEN KEHUTANAN

    DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    SERTIFIKAT

    SUMBER BENIH TANAMAN HUTAN

    Nomor : . Dengan ini kami menerangkan bahwa sumber benih :

    ..

    Nomor Sumber Benih :

    Luas areal : .. hektar

    Jenis tanaman : ::...

    Asal Benih : .

    Pemilik/Pengelola : ..

    Alamat : .

    .. Telepon : .. Lokasi : a. Desa/RPH : .... / ..

    b. Kecamatan/BKPH : .... / .

    c. Kabupaten/KPH : .... / ....

    d. Propinsi/Unit : .... / ..

    e. Letak Geografis : - Garis Lintang : ..o .. . - ...o ... ... L

    - Garis Bujur :...o .. ... - ....o ... ... BT

    f. Ketinggian Tempat : meter dari permukaan laut. telah memenuhi persyaratan sebagai sumber benih dengan klasifikasi :

    Demikian sertifikat ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

    ., ...

    KEPALA BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN Sertifikat ini berlaku s/d :

    . dengan catatan : . 1. Tidak ada perubahan fungsi/status NIP. 2. Sumber benih tersebut masih produktif

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG SERTIFIKASI SUMBER BENIH

    I. Dasar Hukum

    a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman; b. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman; c. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 10/Menhut-II/2007 tentang Perbenihan

    Tanaman Hutan; d. Peraturan Direktur Jenderal rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor P.

    03/V-PTH/2007 tentang Pedoman Sertifikasi Sumber Benih Tanaman Hutan. II. Uraian Kegiatan

    A. Urutan 1. Pemilik sumber benih mengajukan permohonan sertifikasi sumber benih

    kepada Kepala Balai dengan dilampiri dokumen pendukung ........... 1 hari 2. Atas dasar permohonan tersebut :

    a. Balai membentuk Tim untuk sumber benih yang Kepala diklasifikasikan pada TBT, TBS dan APB dengan melibatkan unsur terkait dalam kegiatan sertifikasi sumber benih, antara lain UPT Badan Litbang Departemen Kehutanan dan / atau tenaga pakar di bidangnya ..... 1 hari.

    b. Kepala Balai membuat surat kepada Kepala Pusat untuk menilai sumber benih yang diklasifikasikan sebagai TBP, KBS , KBK dan KP ....... 1 hari.

    c. Kepala Pusat membentuk Tim yang melibatkan unsur terkait dalam kegiatan sertifikasi sumber benih, antara lain Balai dan / atau tenaga pakar di bidangnya ............ 1 hari

    3. Tim melakukan pengumpulan informasi yang berkaitan dengan tegakan yang akan diidentifikasi dan melakukan orientasi lapangan (quick tour) untuk menentukan kelayakan sebagai sumber benih............. 1- 3 hari.

    4. Tim memberikan laporan hasil pemeriksaan kepada Kepala Balai atau Kepala Pusat .............. 1 hari

    5. Atas dasar laporan Tim : a. Kepala Balai atau Kepala Pusat menelaah hasil identifikasi dan Deskripsi

    Tim Sertifikasi Sumber Benih .............. 1 hari. b. Kepala Pusat merekomendasikan kepada Kepala Balai calon sumber

    benih............ 1 hari. 6. Atas dasar telaahan sebagaimana tersebut dalam point e.1 dan rekomendasi

    kepala Pusat point e.2, Kepala menerbitkan sertifikat sumber benih atau membuat surat penolakan calon sumber benih ............. 1 hari.

    B. Unit Kerja Petugas Terkait

    1. Pemilik Sumber Benih 2. BPTH 3. Badan Litabang Kehutanan 4. Perguruan Tinggi

    C. Waktu Penyelesaian 8-9 hari.

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    TANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

    TENTANG SERTIFIKASI SUMBER BENIH TANAMAN HUTAN

    Unit Penyelesaian No Tahapan Kegiatan Pemilik Sumber

    Benih sebagai pemohon

    BPTH Tim Sertifikasi

    Batas waktu maksimal penyelesaian (Hari kerja)

    1 Pemilik sumber benih mengajukan permohonan

    1 hari

    2 BPTH melakukan koordinasi dgn perguruan tinggi dan litbang untuk pembentukan TIM sertifikasi sumber benih

    1 hari

    3 Tim sertifikasi melakukan identifikasi calon sumber benih dan memberitahukan hasilnya kepada pemilik sumber benih berupa penerimaan atau penolakan. Apabila diterima Tim melakukan deskripsi

    1 - 3 hari (*)

    4 Tim melaporkan hasil identifikasi dan deskripsinya ke Kepala BPTH dan Kepala BPTH menelaah, menolak atau menerbitkan sertifikat.

    2 hari

    5 BPTH mendistribusikan, mengarsipkan surat penolakan atau penerbitan sertifikat

    1 hari

    Jumlah 6 8 hari

    Keterangan : : Operation yaitu proses kegiatan penyusunan konsep surat dinas : Inspektion yaitu konsep surat dinas telah diperiksa baik kualitas

    maupun kuantitasnya : Storage yaitu kegiatan penyimpanan / pengarsipan : Transportation yaitu arus surat dinas

    (*) : Waktunya tergantung jarak lokasi antara lokasi calon Sumber Benih dengan BPTH

  • SK-DJ-1>C/DATA/UTG

    STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG SERTIFIKASI SUMBER BENIH TANAMAN HUTAN

    (Tegakan Benih Provenan, Kebun Benih Semai, Kebun Benih Klon dan Kebun Pangkas)

    Unit Penyelesaian No Tahapan Kegiatan Pemilik Sumber

    Benih sebagai pemohon

    BPTH Kepala Pusat Tim

    Sertifikasi

    Batas waktu maksimal

    penyelesaian (Hari kerja)

    1 Pemilik sumber benih mengajukan permohonan

    1 hari

    2 Kepala BPTH membuat surat kepada Kepala Pusat

    1 hari

    3 Kepala Pusat membentuk Tim Sertifikasi Sumber Benih

    1 hari

    3 Tim sertifikasi melakukan identifikasi calon sumber benih dan orientasi lapangan untuk menentukan kelayakan sumber benih

    1 - 3 hari (*)

    4 Tim melaporkan hasil identifikasi dan deskripsinya ke Kepala Pusat dan Kepala Pusat menelaah hasil identifikasi dan deskripsi Tim

    2 hari

    5 Kepala Pusat merekomendasikan kepada Kepala Balai

    1 hari

    6 Kepala BPTH menerbitkan sertifikat atau menerbitkan surat penolakan sumber benih

    Jumlah 9 hari

    Keterangan : : Operation yaitu proses kegiatan penyusunan konsep surat dinas : Inspektion yaitu konsep surat dinas telah diperiksa baik kualitas

    maupun kuantitasnya : Storage yaitu kegiatan penyimpanan / pengarsipan : Transportation yaitu arus surat dinas

    (*) : Waktunya tergantung jarak lokasi antara lokasi calon Sumber Benih dengan BPTH