p u t u s a n no. 1558 k/pid/2005 demi keadilan ... · hal. 1 dari 164 hal. put. no. 1558...
TRANSCRIPT
Hal. 1 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
P U T U S A N
No. 1558 K/Pid/2005
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
Memeriksa perkara pidana Tipikor dalam tingkat kasasi telah memutuskan
sebagai berikut :
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 6
April 2004 Nomor : 1257/Pid.B/2003/PN.JKT.PST , dalam putusan mana
Terdakwa :
1. Nama lengkap : ANDRE NUGRAHA ACHMAD NOUVAL,
Tempat lahir : Bandung ;
Umur/tgl.lahir : 35 tahun/04 Januari 1967;
Jenis kelamin : Laki-laki;
Kebangsaan : Indonesia;
Tempat tinggal : Jl. Camar Raya Blok C No.4 Pondok Timur
Indah Bekasi Timur;
Agama : Islam ;
Pekerjaan : Karyawan;
2. Nama lengkap : YAKUB A. ARUPALAKKA,
Tempat lahir : Bone ;
Umur/tgl.lahir : 32 tahun/10 Juli 1970;
Jenis kelamin : Laki-laki;
Kebangsaan : Indonesia;
Tempat tinggal : Jl. Tebet Barat XIII No.1 Jakarta Selatan;
Agama : Islam ;
Pekerjaan : Wiraswasta;
Para Pemohon kasasi/para Terdakwa berada di luar tahanan ;
Yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri tersebut karena
didakwa:
Primair
Hal. 2 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Bahwa mereka Terdakwa 1. Andre Nugraha Achmad, Terdakwa 2.
Yakub A. Arupalakka, dengan saksi Alexander J. Parengkuan, Yosef
Tjahjadjaja, Agus Budio Santoso, Ahmad Riyadi, Ir. Aryo Santigi
Budihanto, Ir. Harianto Brasali, Koko Sandoza FG dan Dudi Laksmana
(almarhum) dari (PT.Dwinogo Manunggaling Roso) dan H. Charto
Sunardi,SE Bin Chatar selaku Kepala Cabang/Spoke Manager PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan berdasarkan Surat Keputusan Kakanwil
V Bank Mandiri No.HRS. ROF-V/263/2001 tanggal 9 April 2001, (berkas
perkaranya diajukan tersendiri) pada tanggal 25 sampai dengan 26
Pebruari 2002 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan
Pebruari 2002 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2002 bertempat di
Kantor PT. Bank Mandiri Cabang Prapatan yang terletak di Jl Lintang
Raya No.30 AB Jakarta Pusat atau disuatu tempat daerah hukum
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah melakukan, turut serta melakukan
atau menyuruh melakukan secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara sebesar Rp.120.
000.000.000,- (seratus dua puluh milyar rupiah) atau (Rp.45.000.000.
000,-) atau sekitar jumlah tersebut, perbuatan mana dilakukan para
Terdakwa dengan cara sebagai berikut :
- Pada sekitar bulan Januari 2002 saat dilakukan meeting di kantor PT.
Dwinogo Manunggaling Roso, Sdr. RAUL J. SUPIT menginformasikan
bahwa investor General Financial Coorporation dengan operator
Rurnah Sakit MEH dari negara Inggris ingin bekerja sama dengan PT.
Dwinogo Manunggaling Roso untuk membangun beberapa Rumah
Sakit Jantung di daerah Jakarta termasuk Cibogo Puncak Jawa Barat.
General Financial Coorporation (GFC) mensyaratkan agar PT. Dwinogo
Manunggaling Roso menyediakan modal untuk pembangunan proyek
dimaksud. Selanjutnya saksi Alexander J. Parengkuan menyarankan
kepada Ir. Aryo Santigi Budihanto untuk membuat proposal dengan
perjanjian kredit ke PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan untuk
dan atas nama perusahaan PT. Dwinogo Manunggaling Roso dengan
nominal 1 (satu) Rumah Sakit berkisar antara 15 juta USD dan Rumah
Sakit yang direncanakan akan dibangun adalah sebanyak 5 (lima)
buah, sebagai jaminannya adalah proyek yang akan dikerjakan;
- Pada awal bulan Januari 2002 saksi Alexander J. Parengkuan ber-
sama-sama Ahmad Riyadi pergi ke PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta
Hal. 3 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Prapatan dan bertemu dengan H. Charto Sunardi,SE selaku Kepala
Cabang/Spoke Manager PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan,
dimana agenda pembicaraan pada waktu itu adalah menjelaskan
kepada H. CHARTO SUNARDI, SE tentang proyek yang akan di-
bangun, sekaligus membicarakan penyelesaian hutang PT. Surya Cipta
Perkasa (anak perusahaan PT. Dwinogo Manunggaling Roso) yang
belum lunas. Selanjutnya saksi Alexander J. Parengkuan menjelaskan
kepada H. Charto Sunardi, SE bahwa PT. Dwinogo Manunggaling
Roso mempunyai proyek pembangunan Rumah Sakit di Lombok, Bali,
Surabaya dan Cibogo Bogor Jawa Barat Saksi Alexander J.
Parengkuan menanyakan apakah bisa mendapatkan bantuan kredit
sebesar Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah). Oleh H Charto
Sunardi menjawab bahwa ia ingin mengkaji proyek lebih dulu ;
- Dalam pertemuan berikut masih dalam bulan Januari 2002 pihak PT.
Dwinogo Manunggaling Roso yaitu Raul Supit, Alexander J.
Parengkuan, Ahmad Riyadi, Aryo Santigi Budihanto ke PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan dengan maksud untuk melaporkan
rencana proyek-proyek tersebut kepada H Charto Sunardi, SE pada
waktu itu memberikan saran agar PT. Dwinogo Manunggaling Roso
mencari investor yang mau menempatkan dana di PT. Bank Mandiri
Cabang Jakarta Prapatan, kemudian dana tersebut akan diikat oleh PT.
Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan untuk dijaminkan. Namun
PT.Dwinogo Manunggaling Roso tidak berhasil mencari investor ;
- Pada hari Sabtu tanggal 2 Februari 2002 jam 15.00 Wib di Hotel Aston
Jl. Senen Raya Jakarta saksi, H. Caharto Sunardi mengadakan per-
temuan dengan saksi Alexander J. Parengkuan, dalam pertemuan
tersebut saksi H. Charto Sunardi, SE mempertemukan dan
memperkenalkan saksi Alexander J. Parengkuan, Aryo Santigi
Budihanto dengan seorang bernama Henny Purnama Katherine,SE
dan Aries Setiawan (DPO). Pada saat itu saksi H Charto Sunardi,SE
menyatakan bahwa Sdri. Henny Purnama Katherine, SE adalah
arranger yang dapat mendatangkan dana ke PT. Bank Mandiri Cabang
Jakarta Prapatan untuk kepentingan PT. Dwinogo Manunggaling Roso
dengan memberikan imbalan komisi atau jasa sebesar 2,5 % dari
jumlah dana yang masuk ;
- Pada hari Selasa tanggal 5 Februari 2002 bertempat di PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan kembali diadakan pertemuan antara
Hal. 4 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
H.Charto Sunardi, SE dengan ALEXANDER J. PARENGKUAN, saksi
ARYO SANTIGI BUDIHANTO dengan Sdri. HENNY PURNAMA
KATHERINE, SE yang didampingi oleh ARIES SETIAWAN. Dalam
pertemuan tersebut Sdri. HENNY PURNAMA KATHERINE, SE
memperkenalkan ADI SENGGONO, SYARIFUDDIN sebagai Arranger.
Pertemuan mana dilanjutkan lagi pada tanggal 8 Februari 2002
ditempat yang sama yaitu di. PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta
Prapatan, dimana dalam pertemuan tersebut diperkenalkan beberapa
orang yang mengaku bernama ADI SENGGONO, SYARIFUDDIN,
YOSEF TJAHJADJAJA dan FERRY yang mengaku sebagai perwakilan
dari PT. RIFAN FINANSINDO SEKURITAS. Dalam pertemuan tersebut
adalah menegaskan penempatan dana oleh PT. RIFAN FINANSINDO
SEKURITAS dan dalam pertemuan tersebut Sdr. YOSEF TJAH
JADJAJA meminta fee sebesar 7,5 % dari jumlah dana yang
dikucurkan;
- Pada tanggal 11 Februari 2002 bertempat di PT. Bank Mandiri Cabang
Jakarta Prapatan kembali dilakukan lagi pertemuan antara H. CHARTO
SUNARDI, SE , saksi ALEXANDER J. PARENGKUAN dan Sdri. ARYO
SANTIGI BUDIHANTO, AHMAD RIYADI dengan YOSEF TJAH-
JADJAJA dan AGUS BUDIO SANTOSO selaku Dirut PT. RIFAN
FINANSINDO SEKURITAS dan pada saat itu AGUS BUDIO SANTOSO
menginformasikan bahwa dana sebesar Rp. 100.000.000.000,-
(seratus milyar rupiah) akan masuk dalam minggu ini ke.PT. Bank:
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan. Kemudian pada esok harinya yaitu
Selasa tanggal 12 Februari 2002 pertemuan dilanjutkan ditempat yang
sama, antara saksi H. CHARTO SUNARDI, SE, saksi ALEXANDER J.
PARENGKUAN, ARYO SANTIGI BUDlHANTO, AHMAD RIYADI
dengan YOSEF TJAHJADJAJA, dimana inti pembicaraan dalam
pertemuan tersebut YOSEF TJAHJADJAJA menjelaskan bahwa dana
sebesar Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) akan masuk ke
PT. Bank: Mandiri Cabang Jakarta Prapatan adalah milik PT.
Jamsostek dan selanjutnya saksi H. CHARTO SUNARDI, SE dan
YOSEF TJAHJADJAJA membicarakan masalah teknis pengaturan
pelaksanaan penempatan dana serta pengikatan pemrosesan
kreditnya;
- Pada tanggal 14 Februari 2002 telah masuk dana milik PT. Jamsostek
sebesar Rp.100.000.000.000,- (saratus milyar rupiah) ke PT. Bank:
Hal. 5 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan sesuai pemberitahuan Sdr. YOSEP
TJAHJADJAJA kepada saksi H. CHARTO SUNARDI, SE . Selanjutnya
saksi memberitahukan kepada saksi ALEXANDER J. PARENGKUAN,
AHMAD RIYADI, ARYO SANTIGI BUDIHANTO, HARIANTO BRASALI,
KOKO SANDOZA FG, untuk mempersiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan yang berhubungan dengan permohonan kredit pihak PT
Dwinogo Manunggaling Roso. Selanjutnya saksi H. CHARTO
SUNARDI, SE sendiri mengetik surat Permohonan Pengajuan kredit
atas nama saksi ALEXANDER J. PARENGKUAN, AHMAD RIYADI,
ARYO SANTIGI BUDIANTO, HARIANTO BRASALI, KOKO SANDOZA
FG.Pada tanggal 14 Februari 2002, saksi H. CHARTO SUNARDI,SE
selaku Kepala Cabang Spoke Manager PT. Bank Mandiri
Cabang.Jakarta Prapatan memerintahkan kepada pegawainya yaitu
saksi BUDI WALUYO, S.Kom selaku Asisten Retail Officer (ARO) PT
Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan untuk melakukan pemrosesan
kredit kepada 5 (lima) orang yakni masing-masing sebesar
Rp.15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah) kepada :
1. ALEXANDER J. PARENGKUAN, SE dengan alamat Jl. Patimura
No.14 RT.04/04 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Surat
Permohonan Kredit tanggal 13 Februari 2002, Surat Pemberitahuan
Persetujuan Kredit (SPPK) Nomor : 4.Sp.JPN/O63/LA/II/2002
tanggal 14 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit dengan Jaminan
Deposito Nomor : 123/002/pkjd-crms-2002 tanggal 14 Februari 2002;
2. AHMAD RIYADI, dengan alamat Jl. Mampang Prapatan I No.32 RT
015/01 Kel. Mampang Jakarta Prapatan Selatan, Surat Permohonan
Fasilitas Kredit tanggal 13 Februari 2002, Surat Pemberitahuan
Persetujuan Kredit (SPPK) Nomor: 4/Sp.JPN/064/LNII/2002 tanggal
14 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit dengan Jaminan Deposito
Nomor : 123/003/pkjd-crms-2002 tanggal 14 Februari 2002;
3. KOKO SANDOZA FG, dengan alamat Jl. Rekarta No.3 RT02/08 Kel
Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Surat
Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13 Februari 2002, Surat
Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK). Nomor : 4/Sp.
JPN/065/LN/I/2002 tanggal 14 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit
dengan Jaminan Deposito Nomor : 123/004/pkjd-crms-2002 tanggal
14 Februari 2002;
4. Ir. HARIANTO BRASALI, dengan alamat Jl. Cigadung Raya Te-
Hal. 6 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
ngah I No.12 A RT.01/09 Kel.Cigadung Kec.Cibening Bandung,
Surat Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13 Februari 2002, Surat
Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK) Nomor : 4/Sp.JPN/066/
LA/II/2002 tanggal 14 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit dengan
Jaminan Deposito Nomor : 123/O05/pkjd-crms-2002 tanggal 14
Februari 2002;
5. Ir. ARYO SANTIGI BUDIHANTO, dengan alamat Cawang Baru Utara
RT02/11 Kel.Cipinang Cempedak Jatinegara Jakarta Timur, Surat
Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13 Februari 2002, Surat
Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK) Nomor: 4/Sp.JPN/067
LA/II/2002 tanggal 14 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit dengan
Jaminan Deposito Nomor : 123/006/pkjd-crms-2002 tanggal 14
Februari 2002;
- Pada hari itu juga tanggal 14 Februari 2002 proses penandatanganan
akad kredit kepada para Debitur tersebut berlangsung dan pada hari itu
juga H. CHARTO SUNARDI telah merealisir pengucuran kredit cash
collateral kepada 5 (lima) orang Debitur, yaitu masing-masing kepada :
1. ALEXANDER J. PARENGKUAN, SE sebesar Rp 15.000.000.000,-
2. AHMAD RIYADI sebesar Rp 15.000.000.000,-
3. Ir. ARYO SANTIGI BUDlHANTO sebesar Rp 15.000.000.000,-
4. II. HARIATO BRASALI sebesar Rp 15.000.000.000,-
5. KOKO SANDOZA FAG sebesar Rp 15.000.000.000,-
Jumlah Rp 75.000.000.000,-
- Pada Selasa Tanggal 26 Februari 2002 masuk lagi dana sebesar Rp.
100. 000.000,- (seratus milyar rupiah) dari PT. Jamsostek ke PT. Bank
Mandiri cabang Jakarta Prapatan sesuai pemberitahuan Sdr. YOSEP
TJAHJADJAJA kepada Terdakwa ;
Selanjutnya Terdakwa memberitahukan kepada ALEXANDER J.
PARENGKUAN, SE untuk mempersiapkan permohonan pengajuan
kredit sebanyak 5 (lima) orang yang akan diproses oleh Terdakwa sama
seperti proses pencairan kredit pada tanggal 14 Februari 2002. Namun
ALEXANDER J. P ARENGKUAN, SE hanya memberikan 3 (tiga) orang
pemohonan kredit dan Terdakwa l.ANDRE NUGRAHA ACHMAD, DUDI
LAKSMANA (Almarhum) dan Terdakwa 2. YAKUB A. ARUPALAKKA.
Selanjutnya saksi CHARTO SUNARDI,SE (berkas tersendiri)
memerintahkan lagi kepada saksi BUDI WALUYO, S.Kom untuk me-
lakukan pemrosesan kredit kepada 3 (tiga) orang yakni masing-masing
Hal. 7 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
sebesar Rp.15.000. 000.000,- (lima belas milyar rupiah) kepada :
1. Terdakwa 1. ANDRE NUGRAHA ACHMAD, dengan alamat Jl. Camar
Raya Blok. C No.4 PTI RT.06/04 Ke1. Mustika Bantar Gebang Bekasi,
Surat Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 26 Februari 2002, Surat
Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK) Nomor : 4/Sp.JPN/081/
LA/II/2002 tanggal 26 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit dengan
Jaminan Deposito Nomor. 123/008S/pkjd-crms-2002 tanggal 26
Februari 2002;
2. DUDI LAKSMANA, dengan alamat Jl. Rengas No 40 RT.05/06 Kel
Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan, Surat Permohonan Fasilitas
Kredit tanggal 26 Februari 2002, Surat Pemberitahuan Persetujuan
Kredit (SPPK) Nomor : 4/Sp.JPN/083/LA/II/2002 tanggal 26 Februari
2002, Surat Perjanjian Kredit dengan Jaminan Deposito Nomor :
123/010/pkjd-crms-2002 tanggal 26 Februari 2002;
3. Terdakwa 2. YAKUB A. ARUPALAKKA, dengan alamat Jl. Tebet
Barat 12 No.1 RT.10/05 Kel.Tebet Barat Jakarta Selatan, Surat
Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 26 Februari 2002, Surat
Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK) Nomor :4/Sp.JPN/082/
LA/II/2002 tanggal 26 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit dengan
Jaminan Deposito Nomor : 123/009/pkjd-crms-2002 tanggal 26
Februari 2002; - Pada hari itu juga pada tanggal 26 Februari 2002, saksi H. CHARTO
SUNARDI, SE (berkas tersendiri) merealisir lagi pengucuran kredit
kepada 3 (tiga) Debitur lainnya, yaitu masing-masing kepada :
1. DUDI LAKSMANA sebesar Rp 15.000.000.000,-
2. Terdakwa l.ANDRENA. sebesar Rp 15.000.000.000,-
3. Terdakwa 2 YAKUB A. A sebesar Rp 15.000.000.000,-
Jumlah Rp 45.000.000.000,-
(empat puluh lima milyar rupiah)
sehingga jumlah seluruhnya kredit yang berhasil dikucurkan oleh saksi
H. CHARTO SUNARDI kepada 8 (delapan) Debitur tersebut di atas
adalah Rp.75.000.000.000,- + Rp. 45.000.000.000,- = Rp.120.000.
000.000,-. (seratus dua puluh milyar rupiah) ;
Terdakwa 1. ANDRE NUGRAHA AHCMAD NOUVAL dan Terdakwa II.
YAKUB ARUPALAKKA selaku Debitur atau pihak yang mengajukan
permohonan kredit telah mengajukan permohonan kredit dan
Hal. 8 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
menandatanganinya Perjanjian Kredit No : 123/008/pkjd-crms-2002
tanggal 26 Februari 2002 dan No : 123/009/pkjd-crms 2002 tanggal 26
Februari 2002 yang dilampiri dengan Surat Jaminan Deposito yang
tidak ditandatangani oleh pihak pemberi pinjaman (pihak Jamsostek),
namun kenyataannya demikian kredit tersebut tetap disetujui dan dapat
dicairkan, sehingga Terdakwa 1. ANDRE NUGRAHA ACHMAD
NOUVAL dan Terdakwa II. YAKUB ARUPALAKKA pada hari itu juga
telah berhasil mendapat pengucuran dana kredit sebesar Rp.
45.000.000.000,- (empat puluh lima milyar rupiah) ;
- Bahwa proses pengajuan fasilitas kredit oleh 8 (delapan) orang Debitur
tersebut di atas, adalah tidak sesuai dengan Standar Operasional
Prosedure Bank Mandiri (SOP), karena tidak dilengkapi dengan surat
persetujuan penjaminan dari pihak PT. Jamsostek atas Bilyet Deposito
milik PT. Jamsostek, serta tidak melampirkan Akta Pendirian PT.
Jamsostek untuk melihat kewenangan pejabat dari PT. Jamsostek
apakah Debitur berwenang atau tidak berwenang untuk menjaminkan
Deposito atas nama PT. Jamsostek tersebut sebagai agunan. Saksi
BUDI WALUYO, S.Kom telah memperingatkan kepada saksi H.
CHARTO SUNARDI, SE (berkas tersendiri) mengenai kekurangan
persyaratan yang harus dipenuhi untuk pengajuan kredit tersebut,
namun oleh saksi H. CHARTO SUNARDI, SE (berkas tersendiri)
mengatakan kepada saksi BUDI WALUYO, S.Kom “sudah, tulis saja
data yang ada" ;
- Bahwa pengucuran kredit kepada 8 (delapan) Debitur tersebut di atas
adalah tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan, yaitu bertentangan dengan surat
dari Direktur PT. Bank Mandiri Nomor : DIR/006/2000 tanggal 14 Juni
2000 dengan kata lain tidak memenuhi persyaratan legal yaitu :
a. Memecah Deposito PT. Jamsostek senilai Rp. 200.000.000.000,-
(dua ratus milyar rupiah) menjadi 10 (sepuluh) lembar Bilyet Deposito
masing-masing senilai Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah),
kemudian 8 (delapan) lembar Bilyet Deposito tersebut dijadikan
jaminan kredit oleh 8 (delapan) orang Debitur sebagaimana tersebut
di atas, yaitu atas inisiatif saksi H. CHARTO SUNARDI, SE (berkas
Hal. 9 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
tersendiri), bukan atas permintaan PT. Jamsostek, hal mana sengaja
dilakukan oleh saksi H. CHARTO SUNARDI, SE (berkas tersendiri)
agar Bilyet Deposito tersebut dapat dipergunakan sebagai jaminan
oleh 8 (delapan) Debitur tersebut di atas dan agar pemberian kredit
cash colletral tersebut dapat disesuaikan dengan batas kewenangan
saksi H. CHARTO SUNARDI, SE (berkas tersendiri) selaku Kepala
Spoke Manager Cahang PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan,
yaitu saksi H. CHARTO SUNARDI,SE (berkas tersendiri) hanya dapat
memberikan kredit cash colletral Rp. 15.000.000.000,- (lima belas
milyar rupiah) setiap Debitur. Saksi H. CHARTO SUNARDI, SE
(berkas tersendiri) selaku Kepala Cabang/Spoke Manager PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan dalam memberikan dan
menyalurkan kredit kepada 8 (delapan) Debitur tersebut di atas yang
seluruhnya berjumlah Rp. 120.000.000.000,- (seratus dua puluh
milyar rupiah) telah melampaui kewenangannya, karena ternyata
pemberian kredit tersebut adalah ditujukan hanya kepada satu
perusahan saja yaitu PT. Dwinogo Manunggaling Roso, dimana
ternyata 8 (delapan) Debitur tersebut di atas semuanya adalah pihak
yang terkait dengan PT. Dwinogo Manunggaling Roso;
b. Penandatanganan surat gadai Deposito yang diketahui tidak benar,
yaitu untuk penandatanganan pihak PT. Jamsostek tidak dilaksanakan
dihadapan saksi H. CHARTO SUNARDI,SE (berkas tersendiri) selaku
pejabat yang berwenang, yaitu selaku Spoke Manager PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan, yang seharusnya penanda
tanganannya harus dilakukan dihadapan saksi H. CHARTO
SUNARDI, SE (berkas tersendiri) selaku pejabat yang berwenang;
c. Saksi H. CHARTO SUNARDI, SE selaku Spoke Manager PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan dan mereka Terdakwa tidak
melakukan konfirmasi mengenai gadai/jaminan Deposito milik PT.
Jamsostek tersebut, kepada pihak PT. Jamsostek (pihak ketiga)
selaku pihak yang menggadaikan Bilyet Deposito sebagai jaminan
kredit, untuk mengetahui keabsahan gadai/jaminan Deposito tersebut;
d. Saksi H. CHARTO SUNARDI, SE telah menandatangani 5 (lima) surat
gadai deposito atas nama PT. Jamsostek pada tanggal 14 Februari
Hal. 10 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
2002 dengan jaminan Bilyet Deposito yaitu E.507751; E.507752;
E.507753; E.507754; E.507759; masing-masing senilai @
Rp.20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) yang dipergunakan
sebagai jaminan kredit oleh mereka Terdakwa tidak dikonfirmasikan
kepada pemiliknya yaitu PT. Jamsostek; Persyaratan-persyaratan
legal tersebut di atas sengaja tidak diindahkan oleh saksi H.CHARTO
SUANARDI selaku Kepala Cabang/ Spoke Manager PT.Bank Mandiri
Cabang Jakarta Prapatan agar pengucuran kredit tersebut dapat
terealisir pada hari itu juga ;
- Bahwa PT. Jamsostek Jakarta, tidak pernah menjaminkan Deposito
miliknya kepada 8 (delapan) orang Debitur tersebut di atas dan ternyata
tandatangan Drs. A. DJUNAIDI, AK dan ANDI RACHMAN ALAMSYAH
masing-masing selaku Direktur Utama dan Direktur Investasi PT.
Jamsostek adalah tidak benar atau palsu, karena H. CHARTO
SUNARDI, SE tidak pernah menandatangani surat gadai deposito untuk
jaminan kredit kepada 8 (delapan) orang Debitur tersebut di atas ;
- Dari hasil pengucuran kredit kepada 8 (delapan) orang nasabah tersebut
di atas, yang seluruhnya berjumlah Rp. 120.000.000.000,- (seratus dua
puluh milyar rupiah) telah dicairkan dan ditransfer kedalam rekening
masing-masing Debitur, selanjutnya ditransfer ke PT. DWINOGO
MANUNGGALING ROSO sebesar Rp. 96.287.000.000,- (sembilan puluh
enam milyar dua ratus delapan puluh tujuh juta rupiah). Bahwa setelah
mereka Terdakwa berhasil memperoleh pengucuran kredit dari PT. Bank
MandiIi cabang Jakarta Prapatan, yang semula sesuai proposal
pengajuan permohonan kreditnya dipergunakan untuk membayar 5
(lima) buah Rumah Sakit Jantung, ternyata oleh mereka Terdakwa dana
pinjaman tersebut tidak dipergunakan sesuai peruntukkannya, melainkan
dipergunakan antara lain untuk pembayaran utang perusahaan, untuk
kepentingan/kebutuhan mereka Terdakwa yaitu disimpan didalam
rekening pribadi mereka Terdakwa, sebagian lagi yaitu sejumlah Rp.
19.875.000.000,- (sembilan belas milyar delapan ratus tujuh puluh lima
juta rupiah) diserahkan oleh ALEXANDER PARENGKUAN kepada
YOSEF TJAHJADJAJA (PT. RIFAN FINANSINDO SEKURITAS) dalam
bentuk cek, yaitu masing-masing :
Hal. 11 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
1. Cek No. CK. 434270 senilai Rp. 239.583.333,- tanggal 13 - 2 - 2002.
2. Cek No. CK. 434301 senilai Rp. 253.472.225,- tanggal 13 - 2 - 2002.
3. Cek No. CK. 434302 senilai Rp. 760.416.670,- tanggal 13 - 2 - 2002.
4. Cek No. CK. 434303 senilai Rp. 750.000.000,- tanggal 13 - 2 - 2002.
5. Cek No. CK. 434304 senilai Rp.1.750.000.000,- tanggal 13 - 2 - 2002.
6. Cek No. CK. 434305 senilai Rp.1.000.000.000,- tanggal 13 - 2 - 2002.
7. Cek No. CK. 434306 senilai Rp.1.746.527.772,- tanggal 13 - 2 - 2002.
8. Cek No.CM. 040733 senilai Rp.2.000.000.000,- tanggal 20 - 2 - 2002.
9. Cek No.CM. 040734 senilai Rp.1.200.000.000,- tanggal 20 - 2 - 2002.
10.Cek No.CM. 040735 senilai Rp 750.000.000,- tanggal 20- 2 - 2002.
11.Cek No.CM. 040736 senilai Rp. 750.000.000,- tanggal 20 - 2 - 2002.
12.Cek No.CM. 040737 senilai Rp. 300.000.000,- tanggal 20- 2 - 2002.
13. Cek No.CM.040740 senilai Rp.8.375.000.000,-tanggal 20 - 2 - 2002.
Jumlah Rp19.875.000.000,-
Sebagai fee atas pengucuran kredit dari PT. Bank Mandiri cabang
Jakarta Prapatan, yaitu sesuai kesepakatan dalam pertemuan tanggal 8
Februari 2002 di Kantor PT. Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan,
dimana disepakati pihak PT. RIFAN FINANSINDO SEKURITAS
mendapatkan fee 7,5 % dari hasil pencairan kredit tersebut.
- Saksi CHARTO SUNARDI, SE telah mendapatkan pula bagian berupa
uang dan barang yaitu sebagai berikut :
a. Dari ALEXANDER J. PARENGKUAN uang sebanyak Rp. 2.600.000.
000, (dua milyar enam ratus juta rupiah) dan 1 (satu) unit kendaraan
Sedan Toyota Altis Th. 2002 No. Pol. B 8944 L W, STNK atas nama
ARYANTO ;
b. Dari AGUS BUDIO SANTOSO (Dirut PT. RIFAN) melalui YOSEF
TJAHJADJAJA berupa uang tunai sebesar Rp. 350.000.000,- (tiga
ratus lima puluh juta rupiah) ;
c. Dari BENNY. K, SE (DPO) berupa cek sebesar Rp. 500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah) ;
- Bahwa dari hasil bagian berupa uang sebanyak Rp. 3.450.000.000,-
(tiga milyar empat ratus lima puluh juta rupiah) tersebut di atas, telah
dipergunakan pula oleh saksi H. CHARTO SUNARDI, SE (berkas
tersendiri) antara lain sebagai berikut :
Hal. 12 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
a. Membeli sebidang tanah dan bangunan yang terletak di RT/RW
013/05 Kel.Ulujami dengan luas 102 M2 yang telah bersertifikat Hak
Milik Nomor 4788, dengan harga Rp. 170.000.000,- (seratus tujuh
puluh juta rupiah) ;
b. Membeli sebidang tanah dan bangunan yang terletak di RT/RW
013/05 Kel.Ulujami dengan luas 601 M2 yang sudah bersertifikat Hak
Milik Nomor : 4787, dengan harga Rp. 180.000.000,- (seratus
delapan puluh juta rupiah) ;
c. Membeli Rumah Susun di Klender Kel. Malaka Sari dan Malaka Jaya
Blok.B/70 Lt.2 No.9 Jakarta Timur dengan luas/type 36 F.36 A
dengan harga Rp. 70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah) ;
d. Membeli 2 (dua) buah cincin dan 1 (satu) gelang seharga Rp. 50.
000.000,- (lima puluh juta rupiah);
e. Sisanya sebesar Rp. 2.246.00.000,- (dua milyar dua ratus empat
puluh enam juta rupiah) dipergunakan oleh Terdakwa untuk
kepentingan pribadinya sebagian lagi dipinjamkan kepada beberapa
orang temannya dan selebihnya disimpan oleh Saksi CHARTO
SUNARDI, SE dalam bentuk uang tunai ;
Sehingga memperkaya, Terdakwa l. ANDRE NUGRAHA AHMAD, Ter-
dakwa 2. YAKUB A.ARUPALAKKA dan saksi ALEXANDER J.
PARENGKUAN, AHMAD RIYADI, Ir. ARYO SANTIGI BUDIHANTO, Ir.
HARIANTO BRASALI, KOKO SANDOZA. FG, DUDI LAKSMANA
(AIm), (PT. DWINOGO MANUNGGALING ROSO), PT. RIFAN FINAN-
CINDO SECURITAS, YOSEF TJAHJADJAJA, AGUS BUDI SANTOSO,
sejumlah tersebut di atas.
Akibat dari pada perbuatan mereka Terdakwa tersebut di atas, telah
merugikan keuangan negara Cq. PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta
Prapatan sejumlah Rp. 120.000.000.000,- (seratus dua puluh milyar
rupiah) atau sekitar jumlah tersebut.
Perbuatan Terdakwa tersebut di atas melanggar ketentuan sebagaimana
diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 2 ayat (1) UU No. 31 tahun
1999 jo Pasal 43 A UU No. 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1
KHUP;
SUBSIDAIR :
Hal. 13 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Bahwa mereka Terdakwa 1. ANDRE NUGRAHA AHMAD NOUVAL 2.
YAKUB A. ARUPALAKKA BUDIHANTO dan saksi ALEXANDER J.
PARENGKUAN, AHMAD RIYADI, lr. ARYO SANTIGI Ir. HARIANTO
BRASALI, KOKO SANDOZA. FG, DUDI LAKSMANA (Alm), (PT.
DWINOGO MANUNGGALING ROSO), PT. RIFAN FINANCINDO
SECURITAS, YOSEF TJAHJADJAJA, AGUS BUDI SANTOSO bersama
dengan saksi H. CHARTO SUNARDI, SE bin CHATAR selaku Kepala
Cabang/Spoke Manager PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan ber-
dasarkan Surat Keputusan Kakanwil V Bank Mandiri No.HRS.ROF-
V/263/2001 tanggal 9 April 2001, yang mempunyai tugas dan wewenang
sebagai berikut :
a. Mengelola kelancaran operasional kantor, yaitu membuka dan menutup
operasi komputer dalam jangka operasional on line maupun of line
dengan kantor pusat untuk operasional bagian Kas ;
b. Melakukan persetujuan atas pemberian kredit, sesuai kewenangannya
memberikan fasilitas kredit maksimal Rp. 15.000.000.000,- (lima belas
milyar rupiah) untuk kredit cash colletral (kredit dengan jaminan
Deposito) ;
Dengan ALEXANDER J. PARENGKUAN, YOSEF TJAHJADJAJA, AGUS
BUDIO SANTOSO, AHMAD RIYADI, Ir. ARYO SANTIGI BUDIHANTO, Ir.
HARIANTO BRASALI, KOKO SANDOZA FG, (berkas perkaranya
diajukan tersendiri) dan DUDI LAKSMANA (almarhum) , pada waktu dan
tempat sebagaimana dalam dakwaan Primair di atas telah melakukan,
turut serta melakukan atau menyuruh melakukan dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, telah
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara, yaitu PT. Bank Mandiri
cabang Jakarta Prapatan sejumlah Rp.120.000.000.000,- (seratus dua
puluh milyar rupiah) atau (Rp. 45.000.000.000,-) atau sekitar jumlah
tersebut, perbuatan mana dilakukan Terdakwa bersama dengan saksi H.
CHARTO SUNARDI, SE bin CHATAR cara sebagai berikut:
- Pada sekitar bulan Januari 2002 saat dilakukan meeting di kantor PT.
Dwinogo Manunggaling Roso, Sdr. RAUL J. SUPIT menginformasikan
Hal. 14 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
bahwa investor General Financial Coorporation dengan operator
Rumah Sakit MEH dari Negara Inggris ingin bekerja sama dengan PT.
Dwinogo Manunggaling Roso untuk membangun beberapa Rumah
Sakit Jantung di daerah Jakarta termasuk Cibogo Puncak Jawa Barat.
General Financial Coorporation (GFC) mensyaratkan agar PT. Dwinogo
Manunggaling Roso menyediakan modal untuk pembangunan proyek
dimaksud. Selanjutnya saksi ALEXANDER J. PARENGKUAN
menyarankan kepada Ir. ARYO SANTIGI BUDIHANTO untuk membuat
proposal dengan perjanjian kredit ke PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta
Prapatan untuk dan atas nama perusahaan PT. Dwinogo Manunggaling
Roso dengan nominal 1 (satu) Rumah Sakit berkisar antara 15 Juta
USD dan Rumah Sakit yang direncanakan akan dibangun adalah
sebanyak 5 (lima) buah, sebagai jaminannya adalah proyek yang akan
dikerjakan ;
- Pada awal bulan Januari 2002 saksi ALEXANDER J. PARENGKUAN
bersama-sama AHMAD RIYADI pergi ke PT. Bank Maridiri Cabang
Jakarta Prapatan dan bertemu dengan H. CHARTO SUNARDI, SE.
selaku Kepala Cabang/Spoke Manager PT. Bank Mandiri Cabang
Jakarta Prapatan, dimana agenda pembicaraan pada waktu itu adalah
menjelaskan kepada H. CHARTO SUNARDI, SE tentang proyek yang
akan dibangun, sekaligus membicarakan penyelesaian hutang PT
SURYA CIPTA PERKASA (anak perusahaan PT. Dwinogo
Manunggaling Roso) yang belum lunas ;
Selanjutnya saksi ALEXANDER J. PARENGKUAN menjelaskan
kepada H. CHARTO SUNARDI, SE bahwa PT. Dwinogo Manunggaling
Roso mempunyai obyek pembangunan Rumah Sakit di Lombok, Bali,
Surabaya dan Cibogo Bogor Jawa Barat. Saksi ALEXANDER J.
PARENGKUAN menanyakan apakah bisa mendapatkan bantuan kredit
sebesar Rp.50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah). Oleh H.
CHARTO SUNARDI menjawab bahwa ia ingin mengkaji proyek lebih
dulu.
- Dalam pertemuan berikut masih dalam bulan Januari 2002 pihak PT.
Dwinogo Manunggaling Roso yaitu RAUL SUPIT, ALEXANDER J.
PARENGKUAN, AHMAD RIYADI, ARYO SANTIGI BUDIHANTO ke PT
Hal. 15 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan dengan maksud untuk
melaporkan rencana proyek-proyek tersebut kepada H. CHARTO
SUNARDI, SE pada waktu itu memberikan saran agar PT Dwinogo
Manunggaling Roso mencari investor yang mau menempatkan dana di
PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan, kemudian dana tersebut
akan diikat oleh PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan untuk
dijaminkan. Namun PT. Dwinogo Manunggaling Roso tidak berhasil
mencari investor.
- Pada hari Sabtu tanggal 2 Februari 2002 jam 15.00 WIB di Hotel Aston
Jl. Senen Raya Jakarta saksi H. CAHARTO SUNARDI mengadakan
pertemuan dengan saksi ALEXANDER J. PARENGKUAN, dalam
pertemuan tersebut saksi H. CHARTO SUNARDI, SE mempertemukan
dan memperkenalkan saksi ALEXANDER J. PARENGKUAN, ARYO
SANTIGI BUDIHANTO dengan seorang bemama HENNY PURNAMA
KATHERINE, SE dan ARIES SETIAWAN (DPO). Pada saat itu saksi H.
CHARTO SUNARDI, SE menyatakan bahwa Sdri. HENNY PURNAMA
KATHERINE, SE adalah arranger yang dapat menda-tangkan dana ke
PT Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan untuk kepentingan PT
Dwinogo Manunggaling Roso dengan meminta imbalan komisi atau
jasa sebesar 2,5 % dari jumlah dana yang masuk.
- Pada hari Selasa tanggal 5 Februari 2002 bertempat di PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan kembali diadakan pertemuan antara
H.CHARTO SUNARDI, SE dengan ALEXANDER J. PARENGKUAN,
saksi ARYO SANTIGI BUDIHANTO dengan Sdri. HENNY PURNAMA
KATHERINE, SE yang didampingi oleh ARIES SETIAWAN. Dalam
pertemuan tersebut Sdri. HENNY PURNAMA KATHERINE, SE mem-
perkenalkan ADI SENGGONO, SYARIFUDDIN sebagai Arranger.
Pertemuan mana dilanjutkan lagi pada tanggal 8 Februari 2002
ditempat yang sama yaitu di PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta
Prapatan, dimana dalam pertemuan tersebut diperkenalkan beberapa
orang yang mengaku bernama ADI SENGGONO, SYARIFUDDIN,
YOSEF TJAHJADJAJA dan FERRY yang mengaku sebagai perwakilan
dari PT. RIFAN FINANSINDO SEKURITAS. Dalam pertemuan tersebut
adalah menegaskan penempatan dana oleh PT. RIFAN FINANSINDO
Hal. 16 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
SEKURITAS dan dalam pertemuan tersebut (Sdr. YOSEF
TJAHJADJAJA meminta fee sebesar 7,5 % dari jumlah dana yang
dikucurkan pada tanggal 11 Februari 2002 bertempat di PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan kembali dilakukan lagi pertemuan
antara H CHARTO SUNARDI, SE , saksi ALEXANDER J. PARENG-
KUAN dan Sdr. ARYO SANTIGI BUDIHANTO, AHMAD RIYADI dengan
YOSEF TJAHJADJAJA dan AGUS BUDIO SANTOSO selaku Dirut PT.
RIFAN FINANSINDO SEKURITAS dan pada saat itu AGUS BUDIO
SANTOSO menginformasikan bahwa dana sebesar Rp. 100.000.
000.000,- (seratus milyar rupiah) akan masuk dalam minggu ini ke PT.
Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan. Kemudian pada esok harinya
yaitu Selasa tanggal 12 Februari 2002 pertemuan dilanjutkan ditempat
yang sama,antara saksi H. CHARTO SUNARDI, SE, saksi
ALEXANDER J. PARENGKUAN, ARYO SANTIGI BUDIHANTO,
AHMAD RIYADI dengan YOSEF TJAHJADJAJA, dimana inti
pembicaraan dalam pertemuan tersebut YOSEF TJAHJADJAJA men-
jelaskan bahwa dana sebesar Rp. 100.000.000.000,- (seratus miiyar
rupiah) akan masuk ke PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan
adalah milik PT. Jamsostek dan selanjutnya saksi H. CHARTO
SUNARDI, SE dan YOSEF TJAHJADJAJA membicarakan masalah
teknis pengaturan pelaksanaan penempatan dan serta pengikatan
pemrosesan kreditnya.
- Pada tanggal 14 Februari 2002 telah masuk dana milik PT. Jamsostek
sebesar Rp.100.000.000.000,- (saratus milyar rupiah) ke PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan sesuai pemberitahuan Sdr. YOSEP
TJAHJADJAJA kepada saksi H. CHARTO SUNARDI,SE . Selanjutnya
saksi memberitahukan kepada saksi ALEXANDER J. PARENGKUAN,
AHMAD RIYADI, ARYO SANTIGI BUDIHANTO, HARIANTO BRASALI,
KOKO SANDOZA FG, untuk mempersiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan yang berhubungan dengan permohonan kredit pihak PT
Dwinogo Manunggaling Roso. Selanjutnya saksi H. CHARTO
SUNARDI, SE sendiri mengetik surat Permohonan Pengajuan kredit
atas nama saksi ALEXANDER J. PARENGKUAN, AHMAD RIYADI,
ARYO SANTIGI BUDIHANTO, HARIANTO BRASALI, KOKO
Hal. 17 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
SANDOZA FG.
- Pada tanggal 14 Februari 2002, saksi H. CHARTO SUNARDI, SE
selaku Kepala Cabang/Spoke Manager PT Bank Mandiri Cabang
Jakarta Prapatan memerintahkan kepada pegawainya yaitu saksi BUDI
WALUYO, S.Kom selaku Asisten Retail Officer (ARO) PT Bank Mandiri
Cabang Jakarta Prapatan untuk melakukan pemrosesan kredit kepada
5 (lima) orang yakni masing-masing sebesar Rp.15.000.000.000,-
(lima belas milyar rupiah) kepada :
1. ALEXANDER J. PARENGKUAN, SE dengan alamat Jl. Patimura
No.14 RT.04/04 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Surat
Permohonan Kredit tanggal 13 Februari 2002, Surat Pemberitahuan
Persetujuan Kredit (SPPK) Nomor :4.Sp.JPN/063/LA/II/2002 tanggal
14 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit dengan Jaminan Deposito
Nomor : l23/002/ pkjd-crms-2002 tanggal 14 Februari 2002;
2. AHMAD RIYADI, dengan alamat Jl. Mampang Prapatan I No.32 RT
015/01 Kel. Mampang Jakarta Prapatan Selatan, Surat Permohonan
Fasilltas Kredit tanggal 13 Februari 2002, Surat Pemberitahuan
Persetujuan Kredit (SPPK) Nomor : 4/Sp.JPN/064/LA/II/2002 tanggal
14 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit dengan Jaminan Deposito
Nomor : 123/003/pkjd-crms-2002 tanggal 14 Februari 2002;
3. KOKO SANDOZA FG, dengan alamat Jl. Rekarta No.3 RT02/08 Kel.
Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Surat
Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13 Februari 2002, Surat
Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK) Nomor : 4/Sp.
JPN/065/LA/II/2002 tanggal 14 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit
dengan Jaminan Deposito Nomor : 123/004/pkjd-crms-2002 tanggal
14 Februari 2002;
4. Ir. HARIANTO BRASALI, dengan alamat Jl. Cigadung Raya Tengah I
No.12 A RT.0l/09 Kel.Cigadung Kec.Cibening Bandung, Surat
Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13 Februari 2002, Surat Pem-
beritahuan Persetujuan Kredit (SPPK) Nomor : 4/Sp.
JPN/066/LA/II/2002 tanggal 14 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit
dengan Jaminan Deposito Nomor : 123/005/pkjd-crms-2002 tanggal
14 Februari 2002;
5. Ir. ARYO SANTIGI BUDIHANTO, dengan alamat Cawang Baru Utara
Hal. 18 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
RT.02/11 Kel.Cipinang Cempedak Jatinegara Jakarta Timur, Surat
Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13 Februari 2002, Surat
Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK) Nomor :4/Sp.JPN/067/
LA/II/2002 tanggal 14 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit dengan
Jaminan Deposito Nomor : 123/006/Pkjd-crms 2002 tanggal 14
Februari 2002;
- Pada hari itu juga tanggal 14 Februari 2002 proses penandatanganan
akad kredit kepada para Debitur tersebut berlangsung dan pada hari itu
juga H. CHARTO SUNARDI telah merealisir pengucuran kredit cash
collateral kepada 5 (lima) orang Debitur, yaitu masing-masing kepada :
1. ALEXANDER J. PARENGKUAN, SE sebesar Rp 15.000.000.000,-
2. AHMAD RIYADI sebesar Rp 15.000.000.000,-
3. Ir. ARYO SANTIGI BUDIHANTO sebesar Rp 15.000.000.000,-
4. Ir. HARIANTO BRASALI sebesar Rp 15.000.000.000,-
5. KOKO SANDOZA FG sebesar Rp 15.000.000.000,-
Jumlah Rp 75.000.000.000,-
- Pada Selasa tanggal 26 Februari 2002 masuk lagi dana sebesar Rp.
100.000. 000.000,- (seratus milyar rupiah) dari PT. Jamsostek ke PT.
Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan sesuai pemberitahuan Sdr.
YOSEP TJAHJADJAJA kepada H. CHARTO SUNARDI, Selanjutnya H.
CHARTO SUNARDI memberitahukan kepada ALEXANDER J.
PARENGKUAN,SE untuk mempersiapkan permohonan pengajuan kredit
sebanyak 5 (lima) orang yang akan diproses oleh H. CHARTO
SUNARDI, SE sama seperti proses pencairan kredit pada tanggal 14
Februari 2002. Namun ALEXANDER J PARENGKUAN, SE hanya
memberikan 3 (tiga) orang pemohon kredit dan Terdakwa l. ANDRE
NUGRAHA ACHMAD, DUDI LAKSMANA (Almarhum) dan Terdakwa 2.
YAKUBA ARUPALAKKA.
Selanjutnya saksi CHARTO SUNARDI,SE (berkas tersendiri)
memerintahkan lagi kepada saksi BUDI WALUYO, S.Kom untuk
melakukan pemrosesan kredit kepada 3 (tiga) orang yakni masing-
masing sebesar Rp.15.000.000. 000,- (lima belas milyar rupiah) kepada :
1. Terdakwa 1. ANDRE NUGRAHA ACHMAD, dengan alamat Jl. Camar
Raya Blok. C No.4 PTI Rt.06/04 Kel. Mustika Bantar Gebang Bekasi,
Surat Permohonan Fasilitas Kredit Surat Pemberitahuan Persetujuan
Kredit (SPPK) Nomor : 4/Sp.JPN/081/ LA/II/2002 tanggal 26 Februari
Hal. 19 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
2002, Surat Perjanjian Kredit dengan Jaminan Deposito Nomor
.123/008/pkjd-crms-2002 tanggal 26 Februari 2002;
2. DUDI LAKSMANA, dengan alamat Jl. Rengas No. 40 Rt.05/06 Kel
Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan, Surat Permohonan Fasilitas
Kredit tanggal 26 Februari 2002, Surat Pemberitahuan Persetujuan
Kredit (SPPK) Nomor : 4/Sp.JPN/083/LA/II/2002 tanggal 26 Februari
2002, Surat Perjanjian Kredit dengan Jaminan Deposito Nomor :
123/010/pkjd-crms-2002 tanggal 26 Februari 2002;
3. Terdakwa 2. YAKUBA. ARUPALAKKA, dengan alamat Jl. Tebet Barat
12 No.1 RT.10/05 Kel.Tebet Barat Jakarta Selatan, Surat Permo-
honan Fasilitas Kredit tanggal 26 Februari 2002, Surat Pemberitahuan
Persetujuan Kredit (SPPK) Nomor :4/Sp.JPN/082/ LA/II/2002 tanggal
26 Februari 2002, Surat Perjanjian Kredit dengan Jaminan Deposito
Nomor : 123/009/pkjd-crms-2002 tanggal 26 Februari 2002;
- Pada hari itu juga pada tanggal 26 Februari 2002, saksi H. CHARTO
SUNARDI,SE (berkas tersendiri) merealisir lagi pengucuran kredit
kepada 3 (tiga) Debitur lainnya, yaitu masing-masing kepada :
1. DUDI LAKSMANA sebesar Rp 15.000.000.000,-
2. Terdakwa l.ANDRE N.A. sebesar Rp 15.000.000.000,-
3. Terdakwa 2 YAKUB A. A sebesar Rp 15.000.000.000,-
Jumlah Rp 45.000.000.000,-
Sehingga jumlah seluruhnya kredit yang berhasil dikucurkan oleh saksi
H. CHARTO SUNARDI kepada 8 (delapan) Debitur tersebut diatas
adalah Rp. 75.000.000.000,- + Rp. 45.000.000.000,- = Rp.
120.000.000.000,- (seratus dua puluh milyar rupiah).
Terdakwa I. ANDRE NUGRAHA ACHMAD NOUVAL dan Terdakwa II.
YAKUB ARUPALAKKA selaku Debitur atau pihak yang mengajukan
permohonan kredit telah mengajukan permohonan kredit dan menan-
datanganinya Perjanjian Kredit No :123/008/pkjd-crms-2002 tanggal 26
Februari 2002 dan No : 123/009/pkjd-crms 2002 tanggal 26 Februari
2002 yang dilampiri dengan Surat Jaminan Deposito yang tidak
ditandatangani oleh pihak pemberi pinjaman (pihak Jamsostek), namun
kenyataannya demikian kredit tersebut tetap disetujui dan dapat
dicairkan, sehingga Terdakwa I. ANDRE NUGRAHA ACHMAD NOUVAL
dan Terdakwa II. YAKUB ARUPALAKKA pada hari itu juga telah berhasil
mendapat pengucuran dana kredit sebesar Rp. 45.000. 000.000,-
(empat puluh lima milyar rupiah);
Hal. 20 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
- Bahwa proses pengajuan fasilitas kredit oleh 8 (delapan) orang Debitur
tersebut di atas, adalah tidak sesuai dengan Standar Operasional
Prosedure Bank Mandiri (SOP), karena tidak dilengkapi dengan surat
persetujuan penjaminan dari pihak PT. Jamsostek atas Bilyet Deposito
milik PT. Jamsostek serta tidak melampirkan Akta Pendirian PT.
Jamsostek untuk melihat kewenangan pejabat dari PT. Jamsostek
apakah Debitur berwenang atau tidak berwenang untuk menjaminkan
Deposito atas nama PT. Jamsostek tersebut sebagai agunan. Saksi
BUDI WALUYO, S.Kom telah memperingatkan kepada saksi H.
CHARTO SUNARDI, SE (berkas tersendiri) mengenai kekurangan
persyaratan yang harus dipenuhi untuk pengajuan kredit tersebut,
namun oleh saksi H. CHARTO SUNARDI, SE (berkas tersendiri)
mengatakan kepada saksi BUDI WALUYO, S.Kom “sudah, tulis saja
data yang ada" ;
- Bahwa pengucuran kredit kepada 8 (delapan) Debitur tersebut di atas
adalah tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PT. Bank Mandiri
Cabang Jakarta Prapatan, yaitu bertentangan dengan surat dari Direktur
PT. Bank Mandiri Nomor : DIR/006/2000 tanggal 14 Juni 2000 dengan
kata lain tidak memenuhi persyaratan legal yaitu :
a. Memecah Deposito PT. Jamsostek senilai Rp. 200.000.000.000,- (dua
ratus milyar rupiah) menjadi 10 (sepuluh) lembar Bilyet Deposito
masing-masing senilai Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah),
kemudian 8 (delapan) lembar Bilyet Deposito tersebut dijadikan
jaminan kredit oleh 8 (delapan) orang Debitur sebagaimana tersebut
di atas, yaitu atas inisiatif saksi H. CHARTO SUNARDI,SE (berkas
tersendiri), bukan atas permintaan PT. Jamsostek, hal mana sengaja
dilakukan oleh saksi H. CHARTO SUNARDI, SE (berkas tersendiri)
agar Bilyet Deposito tersebut dapat dipergunakan sebagai jaminan
oleh 8 (delapan) Debitur tersebut di atas dan agar pemberian kredit
cash colletral tersebut dapat disesuaikan dengan batas kewenangan
saksi H. CHARTO SUNARDI,SE (berkas tersendiri) selaku Kepala
Spoke Manager Cabang PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan,
yaitu saksi H. CHARTO SUNARDI, SE (berkas tersendiri) hanya dapat
memberikan kredit cash colletral Rp. 15.000. 000.000,- (lima belas
milyar rupiah) setiap Debitur. Saksi H. CHARTO SUNARDI, SE
(berkas tersendiri) selaku Kepala Cabang / Spoke Manager PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan dalam memberikan dan
Hal. 21 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
menyalurkan kredit kepada 8 (delapan) Debitur tersebut di atas yang
seluruhnya berjumlah Rp. 120.000.000.000,- (seratus dua puluh
milyar rupiah) telah melampaui kewenangannya karena ternyata
pemberian kredit tersebut adalah ditujukan hanya kepada satu
perusahaan saja yaitu PT. Dwinogo Manunggaling Rosso dimana
ternyata 8 (delapan) Debitur tersebut di atas semuanya adalah pihak
yang terkait dengan PT. Dwinogo Mamunggaling Roso;
b. Penandatanganan surat gadai Deposito yang diketahui tidak benar,
yaitu untuk penandatanganan pihak PT. Jamsostek tidak dilaksanakan
dihadapan saksi H. CHARTO SUNARDI, SE (berkas tersendiri) selaku
pejabat yang berwenang, yaitu selaku Spoke Manager PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan, yang seharusnya penanda-
tanganannya harus dilakukan dihadapan saksi H. CHARTO
SUNARDI, SE (berkas tersendiri) selaku pejabat yang berwenang;
c. Saksi H. CHARTO SUNARDI, SE selaku Spoke Manager PT. Bank
Mandiri Cabang Jakarta Prapatan dan mereka Terdakwa tidak
melakukan konfirmasi mengenai gadai/jaminan Deposito milik PT.
Jamsostek tersebut, kepada pihak PT. Jamsostek (pihak ketiga)
selaku pihak yang menggadaikan Bilyet Deposito sebagai jaminan
kredit, untuk mengetahui keabsahan gadai/jaminan Deposito tersebut; d. Saksi H. CHARTO SUNARDI, SE telah menandatangani 5 (lima) surat
gadai Deposito atas nama PT. Jamsostek pada tanggal 14 Februari
2002 dengan jaminan Bilyet Deposito yaitu E.507751; E.507752;
E.507753;E.507754;E.507759;masing-masing senilai @ Rp.20.000
.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) yang dipergunakan sebagai
jaminan kredit oleh mereka Terdakwa tidak dikonfirmasikan kepada
pemiliknya yaitu PT. Jamsostek ;
Persyaratan-persyaratan legal tersebut di atas sengaja tidak
diindahkan oleh saksi H. CHARTO SUANARDI selaku Kepala Cabang
/ Spoke Manager PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan agar
pengucuran kredit tersebut dapat terealisir pada hari itu juga.
- Bahwa PT. Jamsostek Jakarta, tidak pernah menjaminkan Deposito
miliknya kepada 8 (delapan) orang Debitur tersebut di atas dan
ternyata tandatangan Drs. A. DJUNAIDI, AK dan ANDI RACHMAN
ALAMSYAH masing-masing selaku Direktur Utama dan Direktur
Investasi PT. Jamsostek adalah tidak benar atau palsu, karena H.
Hal. 22 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
CHARTO SUNARDI, SE tidak pernah menandatangani surat gadai
Deposito untuk jaminan kredit kepada 8 (delapan) orang Debitur
tersebut diatas ;
- Dari hasil pengucuran kredit kepada 8 (delapan) orang nasabah
tersebut di atas, yang seluruhnya berjumlah Rp. 120.000.000.000,-
(seratus dua puluh milyar rupiah) telah dicairkan dan ditransfer
kedalam rekening masing-masing Debitur, selanjutnya ditransfer ke
PT. DWINOGO MANUNGGALING ROSO sebesar Rp. 96.287.000.
000,- (sembilan puluh enam milyar dua ratus delapan puluh tujuh juta
rupiah). Bahwa setelah mereka Terdakwa berhasil memperoleh
pengucuran kredit dari PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan,
yang semula sesuai proposal pengajuan permohonan kreditnya
dipergunakan untuk membayar 5 (lima) buah Rumah Sakit Jantung,
ternyata oleh mereka Terdakwa dana pinjaman tersebut tidak
dipergunakan sesuai peruntukkannya, melainkan dipergunakan antara
lain untuk pembayaran utang perusahaan, untuk kepentingan/
kebutuhan mereka Terdakwa yaitu disimpan di dalam rekening pribadi
mereka Terdakwa, sebagian lagi yaitu sejumlah Rp. 19.875.000.000,-
(sembilan belas milyar delapan ratus tujuh puluh lima juta rupiah)
diserahkan oleh ALEXANDER PARENGKUAN kepada YOSEF
TJAHJADJAJA (PT. RIFAN FINANSINDO SEKURITAS) dalam bentuk
cek, yaitu masing-masing :
1. Cek No.CK.434270 senilai Rp. 239.583.333,- tanggal 13 - 2 - 2002.
2. Cek No.CK.434301 senilai Rp.253.472.225,- tanggal 13 - 2 - 2002.
3. Cek No.CK.434302 senilai Rp.760.416.670,- tanggal 13 - 2 - 2002.
4. Cek No. CK.434303 senilai Rp.750.000.000,- tanggal 13 - 2 - 2002.
5. Cek No.CK.434304 senilai Rp.1.750.000.000,- tanggal 13- 2- 2002.
6. Cek No.CK.434305 senilai Rp.1.000.000.000,- tanggal 13- 2 - 2002.
7. Cek No.CK.434306 senilai Rp.1.746.527.772,- tanggal 13- 2 - 2002.
8. Cek No.CM.040733 senilai Rp.2.000.000.000,- tanggal 20-2 - 2002.
9. Cek No.CM.040734 senilai Rp.1.200.000.000,- tanggal 20-2 - 2002.
10.Cek No.CM.040735 senilai Rp 750.000.000,- tanggal 20 - 2 - 2002.
11.Cek No.CM. 040736 senilai Rp.750.000.000,- tanggal 20-2 - 2002.
12.Cek No.CM. 040737 senilai Rp. 300.000.000,- tanggal 20-2 - 2002.
Hal. 23 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
13.Cek No.CM.040740 senilai Rp.8.375.000.000,-tanggal 20-2- 2002.
Jumlah Rp19.875.000.000,-
Sebagai fee atas pengucuran kredit dari PT. Bank Mandiri Cabang
Jakarta Prapatan, yaitu sesuai kesepakatan dalam pertemuan tanggal
8 Februari 2002 di Kantor PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan,
dimana disepakati pihak PT. RIFAN FINANSINDO SEKURITAS men-
dapatkan fee 7,5 % dari hasil pencairan kredit tersebut.
- Saksi CHARTO SUNARDI, SE telah mendapatkan pula bagian berupa
uang dan barang yaitu sebagai berikut :
1. Dari ALEXANDER J. PARENGKUAN uang sebanyak Rp. 2.600.000.
000,- (dua milyar enam ratus juta rupiah) dan 1 (satu) unit kendaraan
Sedan Toyota Altis Th. 2002 No. Pol. B 8944 L W, STNK atas nama
ARYANTO;
2. Dari AGUS BUDIO SANTOSO (Dirut PT. RIFAN) melalui YOSEF
TJAHJADJAJA berupa uang tunai sebesar Rp. 350.000.000,- (tiga
ratus lima puluh juta rupiah) ;
3. Dari HENNY. K, SE (DPO) berupa cek sebesar Rp. 500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah);
- Bahwa dari hasil bagian berupa uang sebanyak Rp. 3.450.000.000,-
(tiga milyar empat ratus lima puluh juta rupiah) tersebut di atas, telah
dipergunakan pula oleh saksi H. CHARTO SUNARDI,SE (berkas
tersendiri) antara lain sebagai berikut :
a.Membeli sebidang tanah dan bangunan yang terletak di Rt/Rw 013/05
Kel.Ulujami dengan luas 102 M2 yang telah bersertifikat Hak Milik
Nomor 4788, dengan harga Rp. 170.000.000,- (seratus tujuh puluh
juta rupiah);
b.Membeli sebidang tanah dan bangunan yang terletak di Rt/Rw 013/05
Kel.Ulujami dengan luas 601 M2 yang telah bersertifikat Hak Milik
Nomor 4787, dengan harga Rp. 180.000.000,- (seratus delapan puluh
juta rupiah) ;
c.Membeli Rumah Susun di Klender Kel. Malaka Sari dan Malaka Jaya
Blok B/70 t.2 No.9 Jakarta Timur dengan luas/type 36 F.36 A dengan
harga 70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah);
d.Membeli 2 (dua) buah cincin dan 1 (satu) gelang seharga Rp. 50.000.
Hal. 24 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
000,- (lima puluh juta rupiah) ;
e.Sisanya sebesar Rp. 2.246.00.000,- ( dua milyar dua ratus empat
puluh enam juta rupiah) dipergunakan oleh Terdakwa untuk
kepentingan pribadinya sebagian lagi dipinjamkan kepada beberapa
orang temannya dan selebihnya disimpan oleh Saksi CHARTO
SUNARDI,SE dalam bentuk uang tunai ;
Sehingga memperkaya Terdakwa I.ANDRE NUGRAHA AHMAD,
Terdakwa 2. YAKUB A. ARUPALAKKA dan saksi ALEXANDER J.
PARENGKUAN, AHMAD RIYADI, Ir. ARYO SANTIGI BUDIHANTO, Ir.
HARIANTO BRASALI, KOKO SANDOZA. FG, DUDI LAKSMANA
(Alm), (PT. DWINOGO MANUNGGALING ROSO), PT. RIFAN FINAN
CINDO SECURITAS, YOSEF TJAHJADJAJA, AGUS BUDI
SANTOSO, sejumlah tersebut di atas.
Akibat dari pada perbuatan mereka Terdakwa tersebut di atas, telah
merugikan keuangan negara Cq. PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta
Prapatan sejumlah Rp. 120.000,000.000,- (seratus dua puluh milyar
rupiah) atau sekitar jumlah tersebut.
Perbuatan Terdakwa tersebut di atas melanggar ketentuan seba-
gaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 3 UU No. 31
Tahun 1999 jo Pasal 43 UU No. 20 Tahun 2001 jo Pasa1 55 ayat (1)
ke-l KUHP.
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca tuntutan pidana Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan
Negeri Jakarta Pusat tanggal 9 Maret 2004 sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa ANDREE NUGRAHA dan Terdak-
wa YAKUB A. ARUPALAKKA., secara bersama-sama
bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
diatur dalam Dakwaan PRIMAIR : Pasal 2 ayat (I) UU No.
31 Tahun 1999 jo Pasal 43 A UU No. 20 Tahun 2001 jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP;
2. Menjatuhkan pidana terhadap mereka Terdakwa :
2.1. Terdakwa I. ANDREE NUGRAHA ACHMAD NOUVAL
dengan pidana penjara selama 20 (dua puluh) tahun,
2.2. Terdakwan YAKUB A. ARUPALAKKA dengan pidana
Hal. 25 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
penjara selama 20 (dua puluh) tahun;
dikurangi selama mereka Terdakwa berada dalam
tahanan, dengan perintah agar para Terdakwa ditahan
dalam Rumah Tahanan Negara (RUTAN);
3. Membayar denda masing-masing :
3.1. Terdakwa 1 ANDREE NUGRAHA ACHMAD NOUVAL
sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah),
Subsidair 6 (enam) bulan kurungan ;
3.2. Terdakwa II. YAKUB A. ARUPALAKKA sebesar Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), Subsidair 6
(enam) bulan kurungan ;
4. Membayar uang pengganti sebesar jumlah kerugian nega-
ra Rp. 77.500.000.000.- (Tujuh puluh tujuh miliar lima ratus
juta rupiah) ditanggung renteng bersama oleh 9 (sembilan)
orang Terdakwa yaitu Terdakwa dalam perkara lain
(ALEXANDER J.PARENGKUAN, ARYO SANTIGl
BUDlHANTO, AHMAD RlYADl, HARIANTO BRASALI,
KOKO SANDOZA FG, ANDREE NUGRAHA, YAKUB A.
ARUPALAKKA, AGUS BOLO SANTOSO, YOSEF
TJAHJADJAJA) sesuai dengan peranan dan besarnya
uang yang dinikmati masing-masing:
- Untuk Terdakwa I. ANDREE NUGRAHA ACHMAD
NOUVAL sebesar.Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) dan jika Terpidana tidak membayar uang
pengganti dipidana dengan pidana penjara selama 1
(satu) tahun;
- Untuk Terdakwa II. Yakub A. Arupalakka sebesar Rp.
100.000 000,- dan jika Terpidana tidak membayar uang
pengganti dipidana dengan pidana penjara selama 1
(satu) tahun;
5. Menyatakan barang bukti berupa :
Uang tunai - 1 (satu) buah buku Tabungan Bank Mandiri an. KOKO
SANDOZA FG dan uang tunai sebesar Rp.100.
Hal. 26 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
000.000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp.234.000.000,- dan Rp.500.
000.000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp. 1.560.000.000,- (satu milyar lima
ratus enam puluh juta rupiah);
- 1 (satu) buah buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt
Prapatan dengan No. Rek : 123-0002038422 an.
YAKUP A ARUPALAKKA dan uang tunai sebesar
Rp.75.000.000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp.1 00.072.000,- ;
- Uang dalam bentuk rupiah sebesar Rp.6.450.000.000,-
(Enam milyar empat ratus lima puluh juta rupiah);
- Uang tunai sebesar Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta
rupiah);
- Uang tunai sebesar Rp.1.141.000.000,- ;
- Uang tunai USD $ 50.000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp.2.000.000.000,- dan US $ 200.
000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp. 10.275.000.000,- (sepuluh milyar
dua ratus tujuh puluh lima juta rupiah);
- Uang tunai sebesar Rp.2.075.234.375,- (dua milyar tujuh
puluh lima juta dua ratus tiga puluh empat ribu tiga ratus
tujuh puluh lima rupiah);
- Uang tunai sebesar Rp 5.516.000.000,- (lima milyar lima
ratus enam belas juta rupiah);
- Buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt Prapatanan.
DUDILAKSMANA, 1(satu) lembar rek Koran No.123-
0102000300 periode tgl 1/2-02 s/d 28/02/02 dan uang
tunai sebesar Rp.24.312.500,- ;
- l (satu) buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt Prapatan
an. ANDREE, 1 (satu) lembar Rek Koran No.123-
0102000280 dan uang tunai sebesar Rp.24.312.500,-
- l(satu) buah buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt an. IR
HARIANTO BRASALI dan uang tunai sebesar Rp. 232.
Hal. 27 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
500.000,- ;
- 1 (satu) buah buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt Pra-
patan an. IR ARYO SANTIGI BUDlHANTO dan uang
tunai sebesar Rp.2.101.585.000,-, US $ 90.000 dan
Rp.400. 000.000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) ;
- Uang tunai sebesar Rp.92.681.000dan Rp.2.750.000.
000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp 450.000.000,- (empat ratus lima
puluh juta rupiah) yang berasal dari (sembilan) lembar
Deposito berjangka Bank Mandiri Nomor Seri :
F.360223, F.360224, F.360225, F. 360226, F. 360227,
F.360228, F.360229, F.360230, F.360231 masing-
masing tanggal 26 Pebruari 2002 atas nama Arini
Cahaya, DRG ;
dipergunakan dalam perkara atas nama AGUS BUDIO
SANTOSO dan YOSEF TJAHJADJAJA.
- Mobil ;
- 1 (satu) unit kendaraan Sedan Toyota Altis No. Po1:B
8944 LW warna hitam, tahun pembuatan 2002, No. Mesin
lZZ4068583, No. Rangka MHF53ZEC228003738,an HA-
RIANTO BRASALI berikut STNK dan kunci kontak ;
- l (satu)unit Mercedes Benz C 200 No.PoLB 8342 BV,
STNK an. FERRA ALWANI, BPKB dan Kunci Kontak.
dipergunakan dalam perkara atas nama AGUS BUDIO
SANTOSO dan YOSEF TJAHJADJAJA;
Barang bukti lain yakni:
- 5 (lima) lembar Deposito masing-masing :
a. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank
Mandiri No. Seri : E 507751, No. Rek. 123-02020
19289 atas nama JAMSOSTEK PT. Jumlah Rp. 20.
000.000.000,-;
b. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank
Hal. 28 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Mandiri No.Seri :E.507752, No. Rek.1230202019297
atas nama JAMSOSTEK PT.Jumlah Rp. 20.000.
000.000,- ;
c. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank Mandiri
No. Seri : E 507753, No. Rek. 123-0202019313 atas
JAM SOSTEK PT. Jumlah Rp. 20.000.000.000,-;
d. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank Mandiri
No.Seri : E 507754, No. Rek. 123-0202019347 atas
nama JAMSOSTEK PT. Jumlah Rp. 20.000.000.000,- ;
e. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank Mandiri
No. Seri : E 507759, No. Rek. 123-0202019339 atas
nama JAMSOSTEK PT. Jumlah Rp. 20.000.000.000,-;
- 9 (sembilan) lembar Deposito Bank Mandiri masing-
masing atas nama ARINI CAHAYA, Drg Nominal Rp.50
Juta terdiri dari Nomor Seri : F 360223, 360224, 360225,
360227, 360228, 360229, 360230, 360231 dan 360226 ;
- 1 (satu) buku Tahapan BCA No.Rekening 2910104511
atas nama ARINI CAHAYA, Drg ;
- Surat PT. RIFAN FINANCINDO SEKURITAS TRADE
CONFIRMATION tanggal 13 Peb. 2002 yang ditanda
tangani oleh CHARTO SUNARDI selaku Kepala Cabang
Bank Mandiri Jakarta Prapatan dan AGUS B SANTOSO;
- 3 (tiga) Surat Gadai Deposito Bank Mandiri yang terdiri:
a. Tanggal 26 Februari 2002 an. Debitur YACUB A.
ARUPALAKKA atas pengajuan fasilitas kredit Bank
Mandiri Nomor :123/009/pkjd/-cnns-2002 tanggal 26
Februari 2002 dengan jaminan Gadai Deposito Bank
Mandiri Nomor E 507770 sebesar Rp. 20.000.
000.000, -a/n PT. JAMSOSTEK Jakarta tgl. 26-2-
2002 ;
b. Tanggal 26 Pebruari 2002 an. Debitur ANDREE
NUGRAHA ACHMAD atas pengajuan fasilitas kredit
Bank Mandiri Nomor : 123/008/pkjd/-crms-2002
tanggal 26 Februari 2002 dengan jaminan Gadai
Hal. 29 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Deposito Bank Mandiri Nomor E 507769 sebesar
Rp.20.000.000.000,- a/n. PT. JAMSOSTEK Jakarta
tgl. 26-2-2002 ;
c. Tanggal 26 Pebruari 2002 atas nama Debitur DUDI
LAKSMANA atas pengajuan fasilitas kredit Bank
Mandiri Nomor 123/010/pkjd/crms-2002 tanggal 26
Februari 2002 dengan jaminan gadai deposito Bank
Mandiri Nomor E 507770 sebesar Rp. 20.000.
000.000,- a/n. PT. JAMSOSTEK Jakarta tgl. 26-2-
2002 ;
d. 1(satu) lembar Tanda Terima PT. Rifan Financindo
Sekuritas No. 402/RFS/DIR/II/02 tgl 13/2/02 berikut 7
(tujuh) lembar Copy Cek masing-masing No. CK
434270, 434301, 434302, 434303, 434304, 34305,
434306 ;
e. 1 (satu) lembar Surat dari PT. Rifan Financindo
Sekuritas tanggal 14 Pebruari 2002 ;
f. 1(satu) lembar tanda terima PT.Rifan Financindo Se-
kuritas tgl 20 Pebruari 2002 berikut 5 (lima) lembar
Copy Cek masing-masing No. CM 040733,040734,
040735, 040 736, 040737 ;
g. 2 (dua) lembar Surat Kesepakatan No.403/RFS-AJP/
DIR/II/02 tgl 19 Pebruari 2002 ;
h. 1 (satu) lembar Surat Bank Mandiri No.4.Sp.JPN/
063/II/2002 tgl 13 Pebruari 2002 kepada PT Rifan
Financindo Sekuritas dan 1 (satu) lembar asll tanda
terima cek No. CM 040740 nominal Rp.8.375.000.
000,- ;
i. 1 (satu) exemplar Perjanjian Pengikatan Jual Beli No.:
BP382/MPI-PC/X/2000 tanggal 15-01-2001 PT.
MEGA PASANGGRAHAN INDAH ;
j. 1 (satu) lembar tandaterima PT MEGA PASANG
GRAHAN INDAH No.BP/382/MPI-PC/X/2000 tgl 28
Februari 2002 ;
Hal. 30 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
k. 1 (satu) lembar tandaterima PT MEGA PASANG-
GRAHAN INDAH No.:BP/382/MPI-PC/X/00 tgl 28
Februari 2002 ;
l. 2 (dua) Slip Formulir Pemindah bukuan tgl 28 Feb
2002 sebesar Rp.1 Milyar ;
m. Surat Keputusan Kepala Dinas Bangunan Nomor.
648.12/512/DB/2001 ;
n. Surat Pernyataan Pengoperan Hak tanggal 28-2-
2002 dan gambar peta lokasi ;
o. 1 (satu) exemplar Konfirmasi Pembayaran No.
Kontrak:BP/382IMPI-PC/X/2000 tgl 23 Oktober 2000.
p. 1 (satu) lembar Kwitansi tgl 28 -02-2002 ;
q. l (satu) lembar tandaterima Nomer:BP 382/MPT-
PC/X/2000/L tgl 24 Oktober 2002.
r. 1 (satu) lembar tandaterima No.BP 382/MPI-PC/X/
2000/L tgl 24 Oktober 2002 ;
s. 5 (lima) lembar kwitansi rekening listrik ;
t. 1 (satu) lembar kwitansi No. 905753 ;
u. 1 (satu) lembar Jaminan lnstalasi listrik dan asuransi
kecelakaan diri tgl 8 Juni 2001;
v. 1 (satu) lembar Surat Pernyataan No.004/MPI/Dir/III/
2002 tanggal 12 Maret 2002 ;
w. 1 (satu) lembar Perjanjian Pengikatan Jual Beli No.:
BP397/MPIPC/Ill/2002 tgl 11 Maret 2002 ;
x. 1 (satu)lembar kwitansi PT MEGA PASANG GRAH
AN INDAH tgl 8/2/2002 ;
y. 1 (satu) lembar surat Konfirmasi Pembayaran No.:
BP397/MPIPC/III/2002 ;
z. 1 (satu) lembar Keputusan Walikota Depok No:
648.12/476 Per/DB /2001 tgl 30 Maret 200l ;
aa. Sebidang tanah kosong seluas 401,25 M2 terletak di
Jl. Telaga Warna I Blok J 3 No.17 Kecamatan Limo
Depok ;
bb. Sebidang tanah berikut bangunan seluas 300 M2
terletak di Jl.Telaga Warna I Blok J 3 No.5 Keca-
Hal. 31 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
matan Limo Depok ;
cc. Bukti formulir pemindahbukuan uang dari Rekening
Ir. ARYO SANTIGI B sebesar Rp. 3.100.000.000 ke
Rek. No.123.000.203.4389 atas nama PT.
DWINOGO MANUNGGALING ROSO tanggal 15-02-
2002;
dd. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim IR
ARYO SANTIGI B sebesar Rp. 1.000.000.000,-
kepada HERAWATI LISTIANI tanggal 15-02-2002;
ee. Bukti formulir transfer uang dari Ir.ARYO SANTIGI B
sebesar Rp. 1.000.000.000,- ke Rek. No. 421.123.
8229 an. HERAWATI LISTIANI tgl 15-02-2002;
ff. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim ARYO
SANTIGI B. IR sebesar Rp. 250.000.000,- kepada
SRI UMIYATI tgl 15-02-2002 ;
gg. Bukti formulir transfer uang dari Ir. ARYO SANTIGI B
sebesar Rp.250.000.000,- ke Rekening No.AC.282.
122. 0515 atas nama SRI UMIYATI tanggal 15-02-
2002;
hh. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim ARYO
SANTIGI B.IR sebesar Rp.700.000.000, kepada
BUDI PERMANA tanggal 15-02-2002 ; ii. Bukti formulir transfer uang dari Ir. ARYO SANTIGI B
sebesar Rp.700.000.000,- ke Rekening No.AC.035
.370. 1301 an. BUDI PERMANA ADIBRATA tanggal
15-02-2002 ;
jj. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim ARYO
SANTIGI B. sebesar Rp. 250.000.000,- kepada PT.
HESTHA BUANA PRATITA BANDUNG tanggal 15-
02-2002;
kk. Bukti formulir transfer uang dari lr.ARYO SANTIGI B
sebesar Rp.1.050.000.000,- ke Rek No.AC.284.2391
atas nama PT HESTHA BUANA PRATITA
BANDUNG tanggal 15-2-2002 ;
ll. Bukti formulir Debet Advice/Pinbuk hasil pencairan
kreditatas nama A.RIYADI sebesar Rp.15.000.000.
Hal. 32 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
000,- tanggal14-02-2002 ;
mm. Bukti formulir pemindah bukuan uang dari AHMAD
RIYADI sebesar Rp. 8.000.000.000 ke Rek No.
123.000.203.4389 atas nama PT. DWINOGO MA-
NUNGGALING ROSO tanggal 15-02-2002 ;
nn. Bukti formulir transfer uang AHMAD RIYADI sebesar
Rp.3.500.000.000,- ke Rekening No.122.000.115.
1151 atas nama PT DWINOGO MANUNGGALING
ROSO tanggal15-02-2002 ; 00. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim AHMAD
RIYADI sebesar Rp. 2.750.000.000,- kepada
AHMADRIYADI tanggal 15-02-2002 ;
pp. Bukti formulir transfer uang AHMAD RIYADI sebesar
Rp.2.750.000.000,- ke Rekening No.ACC.034-1-
3003730 atas nama AHMAD RIYADI tanggal 15-02-
2002 ;
qq. Bilyet Giro No. GJ.749016 dari Bank Mandiri Nomi-
nal Rp. 25.000,000.000,- 04-03-2002 ;
rr. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim PT.
DWINOGO MANUNGGALING ROSO sebesar Rp.25.
000.000.000, kepada AHMAD RIYADI tanggal 04-03-
2002 ;
ss. Bukti formulir transfer uang dari PT. DWINOGO
MANUNGGALING ROSO sebesar Rp. 25.000.
000.000,- ke Rekening No.ACC. 306-111-91900 an.
AHMAD RIYADI tanggal 04-032002 ;
tt. Bilyet Giro No.GJ 749017 dari Bank Mandiri Nominal
Rp.15.000.000.000,- 04-03-2002 ;
uu. Bukti formulir transfer uang dari Bank Mandiri pengi-
rim JOSEF TJAHJADJAJA sebesar Rp.2.400.000.
000,- ke. Rekening ROSAN PERKASA tanggal 26-
02-2002 ;
vv. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim JOSEF
TJAHJADJAJA sebesar Rp. 2.400.000.000,- kepada
ROSAN PERKASA.tanggal 26-02-2002 ;
Hal. 33 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
ww. Bukti formulir transfer uang dari PT DWINOGO
MANUNG GALING ROSO sebesar Rp. 15.000.
000.000,- ke Rekening No.ACC.0-307064-324 atas
nama ALEXANDER J PARENGKUAN tanggal 04-
03- 2002 ;
xx. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim PT
DWINOGO MANUNGGALING ROSO Manunggaling
Roso sebesar Rp.15.000.000.000, kepada ALEX
ANDER J. P tgl 4-03-2002 ;
yy. Cek dari Bank Mandiri No. CM.040747 sebesar Rp
359.742.384 tgl 04-03-2002 ;
zz. Bukti formulir transfer uang dari JOSEF TJAH-
JADJAJA sebesar Rp. 359.742.384,- ke Rekening
No.010.690011000079 atas nama PT. RIFAN
FINANCINDO SEKURITAS tanggal 0503-2002 ;
aaa. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim YOSEF
TJAHJADJAJA sebesar Rp. 359.742.384,- kepada
PT. RIFAN FINANCINDO SEKURITAS tanggal 04-3-
2002 ;
bbb. Transaksi keluar dari Bank Mandiri an. nasabah
SAUDARA SENDIRI sebesar Rp.507.392.960,- tgl
05-03-2002 ;
ccc. Bukti formulir transfer uang dari YOSEF TJAHJA
DJAJA sebesar Rp.507.392.960,- ke Rek. No.010.
69001 1000079 an. PT. RIFAN FINANCINDO
SEKURITAS tanggal 05-03-7002 ;
ddd. Bukti formulir transfer uang dari YOSEF TJAHJA
DJAJA sebesar Rp.1.000.000.000,- ke Rek.No.AC.8-
122-001O6.8 atas nama YOSEF TJAHJADJAJA
tanggal 15-02-2002 ;
eee. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim YOSEF
TJAHJADJAJA sebesar Rp.1.000.000.000,- kepada
YOSEF TJAHJADJAJA tanggaI 15-02-2002 ;
fff. Surat dari JAMSOSTEK Nomor: R/173/022002
Hal. 34 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
perihal Penempatan Deposito berjangka tanggal 19
Feb 2002 yang ditandatangani Drs.A.DJUNAIDI AK
dan ANDY R ALAMSYAH ;
ggg. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
nomor seri : E.507751 No. Rek : 123.0202019289,
tanggal 14 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.
000.000,- ;
hhh. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507752 No.Rek : 123.0202019297,
tanggal 14 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.
000.000,- ;
iii. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri: E.507753 No.Rek : 123.0202019313,
tanggal 14 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.000.
000,- ;
jjj. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507754 No.Rek : 123.020201947,
tanggal 14 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.000.
000,- ;
kkk. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507759 No.Rek : 123.0202019339,
tanggal 14 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.000.
000,- ;
lll. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507771 No.Rek : 123.020202465,
tanggal 25 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.000.
000,-
mmm. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507770 No.Rek : 123.020202457,
tanggal 25 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.000.
000,- ;
nnn. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507769 No.Rek : 123.020202432,
tanggal 25 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.000.
Hal. 35 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
000,-.
ooo. Surat Copy Surat PT. Jamsostek Nomor : R/ /022002
tanggal Pebruari 2002 perihal Penempatan Deposito
Berjangka yang ditandatangani oleh Andy Rachman
Alamsyah (Direktur Investasi) dan tertera disposisi
Ace oleh Charto Sunardi, SE ;
ppp. Transaksi Masuk Bank Mandiri tanggal 14 Pebruari
2002, No.Rek : 123.020300007574, jumlah Rp 100.
000.000.000,- ;
qqq.Transaksi Masuk Bank Mandiri tanggal 25 Pebruari
2002, No.Rek :123.0200007574, jumlah Rp
100.000.000. 000,- ;
dipergunakan dalam perkara atas nama AGUS BUDIO
SANTOSO dan YOSEF TJAHJADJAJA.
Barang bukti berupa :
1. 1 (satu) berkas permohonan kredit an.ALEXANDER J
PARENGKUAN;
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13/2/2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No.4.Sp.
PN/063/ LA/ II/2002 tgl 14/2/2002
c. Perjanjian Kredit dengan jaminan Deposito No.123/
002/ pkjd crms-2002 tanggal 14/2/2002 ;
d. Surat Gadai Deposito tgl 14/2/2002 ;
e. Copy Akta Pernikahan No.1282/1971 tgl 11/1/1972
atas nama ALEXANDER J PARENGKUAN dengan
CARLA MARIJKE ;
f. Copy KTP atas nama ALEXANDER PARENGKUAN
dan CARLA PARENGKUAN ;
g. Tembusan Advice Debet (biaya adm Kredit) tgl 14/
2/2002 sebesar Rp.l 00.000,- (Seratus ribu rupiah) ;
h. Tembusan Advice Debet (Pinbuk dari Alexander JP
kepada ARYO SANTIGI) tgI 14/2/2002 sebesar Rp.75.
000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) ;
i. Tembusan Advice Debet (biaya Meterai) tgl 14/2/2002
sebesar Rp.24.000,- (dua puluh empat ribu rupiah) ;
Hal. 36 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
j. Tembusan Advice Debet (Provisi Kredit)tgl 14/2/2002
sebesar Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) ;
k.Tembusan Advice Debet (pinbuk dan Alexander ke-
pada HARYANTO) tanggaI 14/2/2002 sebesar Rp.75.
000.000,- ;
1. Tembusan Advice Debet ( pinbuk dari ALEXANDER JP
AHMAD RIYADI tg114/2/2002 sebesar Rp.75.000.000,-
(tujuh puluh lima juta rupiah);
m.Tembusan Advice Debet (Pinbuk dan Alexander J.
Parengkuan kepada Alexander) tgl 14/1/2002 sebesar
Rp.15.000.000.000,- (lima belas juta rupiah);
n. Tembusan Advice Debet ( Pinbuk dari Alexander kepa-
da KOKO) tanggal 14/2/2002 sebesar Rp.75.000. 000,-
(tujuh puluh lima juta rupiah);
2. 1 (satu) Berkas permohonan kredit atas nama AHMAD
RIYADI:
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tgl 13/2/2002
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No. A.Sp.JPN/
064/ LA/II/2002 tgl 14/2/2002 ;
c. Perjanjian Kredit dengan jaminan Deposito No. 123/
003/ pkjd crms-2002 tanggal 14/2/2002 ;
d. Surat Gadai Deposito tgl 14/2/2002 ;
e. Lembar Fak Surat Nikah tanggal 3 Juli 1972 atas nama
AHMAD RIYADI ;
f. Copy KTP atas nama.AHMAD RIYADI dan DIAN
YUNIATI ;
g. Tembusan Advice Debet (biaya adm Kredit) tgl 14/2/
2002 sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah);
h. Tembusan Advice Debet (Pinbuk dari AHMAD RIYADI
kepada AHMAD RIYADI) tg1 14/2/2002 sebesar Rp.15.
000.000.000,- ; i. Tembusan Advice Debet (biaya Meterai) tgl 14/2/2002
sebesar Rp.24.000,- ;
3. 1 (satu) berkas permohonan kredit atas nama KOKO SAN
DOZA F G ;
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tgl 13/2/2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No.4. Sp.
Hal. 37 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
JPN/065/ LA/II/2002 tgl 14/2/2002 ;
c. Perjanjian Kredit dengan Jaminan Deposito No.123/
004/pkj d-cms-2002 tanggal 14/2/2002 ;
d. Surat Gadai Deposito tgl 14/2/2002 ;
e. Copy KTP an. KOKO SANDOZA ;
f. Tebusan Advice Debet (Pinbuk dari KOKO SANDOZA
FG, tgl 14/2/2002 sebesar Rp.15.000.000.000,- ;
g. Tebusan Advice Debet (biaya Meterai) tgl 14/2/2002
sebesar Rp.18.000,- ;
h. Tebusan Advice Debet (biaya adm PK) tgl 14/2/2002
sebesar Rp.100.000,- ;
4. 1 (satu) Berkas permohonan kredit an. Ir. ARYO SANTIGI
BUDIHANTO berisikan:
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tgl 13/2/2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No.4.Sp. JPN/
067/LA/II/2002 tgl 14/2/2002 ;
c. Perjanjian Kredit dengan jaminan Deposito No.123/
006/ pkjd-crms-2002 tanggal 14/2/2002 ;
d. Surat Gadai Deposito tgl 14/2/2002 ;
e. Copy Akta Nikah tgl 03 Juli 1992 an.Ir.Aryo Santigi ;
f. Copy KTP an.Ir.Aryo Santigi dan Sri Umiyati ;
g. Copy Surat Permohonan Pindah Buku dari Aryo Santigi
tgl 15/2/2002 sebesar Rp.6.237.000. 758,51 ;
h. Tembusan Advice Debet (biaya adm Kredit) tgl 14/2/
2002 sebesar Rp.100.000,- ;
i. Tebusan Advice Debet (Pemindah bukuan dari Ir.Aryo
SB) tgl 14/2/2002 sebesar Rp 15.000.000,- ;
j. Tembusan Advice Debet (biaya meterai) tgl 14/2/2002
sebesar Rp.24.000,- ;
5. 1 (satu) Berkas permohonan kredit an.Ir.HARIANTO BRA-
SALI berisikan :
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13/2/2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No.4.Sp.JPN/
066/ LA/II/2002 tgl 14/2/2002 ;
Hal. 38 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
c. Perjanjian Kredit dengan jaminan Deposito No.123/
005/ pkjd crms-2002 tanggal 14/2/2002 ;
d. Surat Gadai Deposito tgl 14/2/2002 ;
e. Copy Surat Nikah No.569/30/XI/1991 an.Ir.Hariyanto B;
f. Copy KTP a/nJr.HARIYANTO B dan AGUSTIN SUP-
RAPTI ;
g. Tembusan Advice Debet (biaya adm Kredit) tgl 14/2/
2002 sebesar Rp.100.000,- ;
h. Tembusan Advice Debet (Pinbuk dari Ir.Harianto kepa-
da Ir. Harianto) tgl 14/2/2002 Rp.15. 000.000.000,- ;
i. Tembusan Advice Debet (biaya Meterai) tgl 14/2/2002
sebesar Rp.24.000,- ;
dipergunakan dalam perkara atas nama AGUS BUDIO
SANTOSO dan YOSEF TJAHJADJAJA ;
6. Menetapkan agar mereka Terdakwa dibebani membayar
biaya perkara sebesar Rp.7.500.- ( tujuh ribu lima ratus
rupiah ) ;
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan Pasal 2 ayat (1)
Undang-Undang No.31 Tahun 1999 jo Pasal 43 A Undang-Undang No.20
Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Terdakwa telah dinyatakan
bersalah melakukan kejahatan seperti tercantum dalam putusan
Pengadilan Negeri tersebut yang amar selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
1. Menyatakan Terdakwa I : ANDRE NUGRAHA ACHMAD
NOUVAL dan Terdakwa II : YAKUB A. ARUPALAKKA
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana korupsi yang dilakukan secara
bersama-sama ;
2. Menjatuhkan pidana penjara kepada :
- Terdakwa I : ANDRE NUGRAHA ACHMAD NOUVAL
selama 10 (sepuluh) tahun dan denda sebesar Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), subsidair 6 (enam)
bulan kurungan;
- Terdakwa II : YAKUB A. ARUPALAKKA selama 10
Hal. 39 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
(sepuluh) tahun dan denda sebesar Rp. 1.000.
000.000,- (satu milyar rupiah), Subsidair 6 (enam)
bulan kurungan ;
3. Menghukum Terdakwa - Terdakwa membayar uang
pengganti:
- Untuk Terdakwa I : ANDRE NUGRAHA ACHMAD
NOUVAL sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) dan jika Terdakwa tidak membayar uang
pengganti dipidana dengan pidana penjara 1 (satu)
tahun ;
- Untuk Terdakwa II : YAKUB A. ARUPALAKKA sebesar
Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan jika
Terdakwa tidak membayar uang pengganti dipidana
dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun ;
4. Menetapkan bahwa lamanya Terdakwa-Terdakwa berada
dalam tahanan dikurangkan segenapnya dari pidana
yang dijatuhkan tersebut ;
5. Menyatakan barang bukti berupa :
Uang tunai
- 1 (satu) buah buku tabungan Bank Mandiri an. KOKO
SANDOZA FG dan uang tunai sebesar Rp.100.
000.000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp 234.000.000 dan Rp.500.000.
000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp. 1.560.000.000,- (satu milyar
lima ratus enam puluh juta rupiah) ;
- 1 (satu) buah buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt
Prapatan dengan No. Rek : 123-0002038422 an.
YAKUP A ARUPALAKKA dan uang tunai sebesar
Rp.75.000.000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp.1 00.072.000,- ;
- Uang dalam bentuk rupiah sebesar Rp.6.450.000.
000,- (Enam milyar empat ratus lima puluh juta
rupiah) ;
Hal. 40 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
- Uang tunai sebesar Rp. 400.000.000,- (empat ratus
juta rupiah) ;
- Uang tunai sebesar Rp.1.141.000.000,- ;
- Uang tunai USD $ 50.000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp.2.000.000.000,- dan US $
200.000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp. 10.275.000.000,- (sepuluh
milyar dua ratus tujuh puluh lima juta rupiah) ;
- Uang tunai sebesar Rp.2.075.234.375,- (dua milyar
tujuh puluh lima juta dua ratus tiga puluh empat ribu
tiga ratus tujuh puluh lima rupiah) ;
- Uang tunai sebesar Rp 5.516.000.000,- (lima milyar
lima ratus enam belas juta rupiah) ;
- Buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt Prapatanan
DUDILAKSMANA, 1(satu) lembar Rek Koran No.123-
0102000300 periode tgl 1/2-02 s/d 28/02/02 dan uang
tunai sebesar Rp.24.312.500,- ;
- l (satu) buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt Prapatan
an. ANDREE, 1 (satu) lembar rek koran No.123-
0102000280 dan uang tunai sebesar Rp.24.
312.500,- ;
- l (satu) buah buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt an.
IR HARIANTO BRASALI dan uang tunai sebesar Rp.
232. 500.000,- ;
- 1 (satu) buah buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt
Prapatan an. IR ARYO SANTIGI UDlHANTO dan
uang tunai sebesar Rp.2.101.585.000,-, US $ 90.000
dan Rp.400. 000.000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) ;
- Uang tunai sebesar Rp.92.681.000 dan Rp.2.750.000.
000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp 450.000.000,- (empat ratus
lima puluh juta rupiah) yang berasal dari (sembilan)
Hal. 41 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
lembar Deposito Berjangka Bank Mandiri Nomor Seri
: F.360223, F.360224, F.360225, F. 360226, F.
360227, F.360228, F.360229, F.360230, F.360231
masing-masing tanggal 26 Pebruari 2002 atas nama
Arini Cahaya, DRG ;
Mobil ;
- 1 (satu) unit kendaraan Sedan Toyota Altis No.
Pol:B 8944 LW warna hitam, tahun pembuatan
2002, No. Mesin lZZ4068583, No. Rangka
MHF53ZEC228003738,an HARIANTO BRASALI
berikut STNK dan kunci kontak ;
- l (satu) unit Mercedes Benz C 200 No.Pol :B 8342
BV, STNK an. FERRA ALWANI, BPKB dan Kunci
Kontak ;
Barang bukti lain yakni:
- 5 (lima) lembar Deposito masing-masing :
a. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank
Mandiri No. Seri : E 507751, No. Rek. 123-02020
19289 atas nama JAMSOSTEK PT. Jumlah Rp.
20. 000.000.000,- ;
b. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank
Mandiri No.Seri : E 507752, No. Rek. 123-
0202019297 atas nama JAMSOSTEK PT.
Jumlah Rp. 20.000. 000.000,- ;
c. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank
Mandiri No. Seri : E 507753, No. Rek. 123-020
2019313 atas JAMSOSTEK PT. Jumlah Rp.
20.000.000.000,- ;
d. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank
Mandiri No.Seri : E 507754, No. Rek. 123-
0202019347 atas nama JAMSOSTEK PT.
Jumlah Rp. 20.000.000.000,- ;
e. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank
Mandiri No. Seri : E 507759, No. Rek. 123-
Hal. 42 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
0202019339 atas nama JAMSOSTEK PT.
Jumlah Rp. 20.000.000.000,- ;
- 9 (sembilan) lembar Deposito Bank Mandiri masing-
masing atas nama ARINI CAHAYA, Drg Nominal
Rp.50.000.,- terdiri dari Nomor Seri : F 360223,
360224, 360225, 360227, 360228, 360229, 360230,
360231 dan 360226.
- 1 (satu) buku Tahapan BCA No.Rekening 291010
4511 atas nama ARINI CAHAYA, Drg ;
- Surat PT. RIFAN FINANCINDO SEKURITAS TRA-
DE CONFIRMATION tanggal 13 Peb. 2002 yang
ditandatangani oleh CHARTO SUNARDI selaku
Kepala Cabang Bank Mandiri Jakarta Prapatan dan
AGUS B SANTOSO ;
- 3 (tiga) Surat Gadai Deposito Bank Mandiri yang
terdiri:
a. Tanggal 26 Februari 2002 an. Debitur YACUB A.
ARUPALAKKA atas pengajuan fasilitas kredit
Bank Mandiri Nomor :123/009/pkjd/cnns-2002
tanggal 26 Februari 2002 dengan jaminan Gadai
Deposito Bank Mandiri Nomor E 507770 sebesar
Rp.20.000.000.000, a/n PT. JAMSOSTEK Jakar-
ta tgl. 26-2-2002 ;
b. Tanggal 26 Pebruari 2002 an. Debitur ANDREE
NUGRAHA AHMAD atas pengajuan fasilitas
kredit Bank Mandiri Nomor : 123/008/pkjd/-crms-
2002 tanggal 26 Februari 2002 dengan jaminan
Gadai Deposito Bank Mandiri Nomor E 507769
sebesar Rp.20.000.000.000,- a/n. PT. JAMSOS-
TEK Jakarta tgl. 26-2-2002 ;
c. Tanggal 26 Pebruari 2002 atas nama Debitur
DUDI LAKSMANA atas pengajuan fasilitas kredit
Bank Mandiri Nomor 123/010/pkjd/crms-2002
tanggal 26 Februari 2002 dengan jaminan Gadai
Hal. 43 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Deposito Bank Mandiri Nomor E 507770 sebesar
Rp. 20.000.000.000,- a/n. PT. JAMSOSTEK
Jakarta tgl. 26-2-2002 ;
d. 1 (satu) lembar tandaterima PT. Rifan Financindo
Sekuritas No. 402/RFS/DIR/II/02 tgl 13/2/02
berikut 7 (tujuh) lembar Copy Cek masing-
masing No. CK 434270, 434301, 434302,
434303, 434304, 34305, 434306 ;
e. 1 (satu) lembar Surat dari PT. Rifan Financindo
Sekuritas tanggal 14 Pebruari 2002 ;
f. 1 (satu) lembar tandaterima PT.Rifan Financindo
Sekuritas tgl 20 Pebruari 2002 berikut 5 (lima)
lembar Copy Cek masing-masing No. CM
040733,040734, 040735, 040736, 040737 ;
g. 2 (dua) lembar Surat Kesepakatan No.403/RFS-
AJP/ DIR/II/02 tgl 19 Pebruari 2002 ;
h. 1 (satu) lembar Surat Bank Mandiri No.4.Sp.JPN/
063/II/2002 tgl 13 Pebruari 2002 kepada PT
Rifan Financindo Sekuritas dan 1 (satu) lembar
asli tandaterima Cek No. CM 040740 nominal
Rp.8.375.000. 000,- ;
i. 1 (satu) exemplar Perjanjian Pengikatan Jual Beli
No.:BP 382/MPI-PC/X/2000 tanggal 15-01-2001
PT. MEGA PASANGGRAHAN INDAH ;
j. 1 (satu) lembar tandaterima PT. MEGA PASANG
GRAHAN INDAH No.:BP/382/MPI-PC/X/2000 tgl
28 Februari 2002 ;
k. 1 (satu) lembar tandaterima PT MEGA PASANG-
GRAHAN INDAH No.:BP/382/MPI-PC/X/00 tgl
28 Februari 2002 ;
l. 2 (dua) Slip Formulir Pemindahbukuan tgl 28 Feb
2002 sebesar Rp.1 Milyar ;
m. Surat Keputusan Kepala Dinas Bangunan No-
mor. 648.12/512/DB/2001 ;
Hal. 44 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
n. Surat Pernyataan Pengoperan Hak tanggal 28-
2-2002 dan gambar peta lokasi ;
o. 1 (satu) exemplar Konfirmasi Pembayaran No.
Kontrak: BP/382/MPI-PC/X/2000 tgl 23 Oktober
2000 ;
p. 1 (satu) lembar Kwintasi tgl 28 -02-2002 ;
q. 1 (satu) lembar tandaterima Nomer :BP 382/MPI-
PC/X/2000/L tgl 24 Oktober 2002 ;
r. 1 (satu) lembar tandaterima No.BP 382/MPI-
PC/X/2000/L tgl 24 Oktober 2002 ;
s. 5 (lima) lembar kwitansi rekening listrik ;
t. (satu) lembar kwitansi No. 905753 ;
u. 1 (satu) lembar jaminan instalasi listrik dan
asuransi kecelakaan diri tgl 8 Juni 2001 ;
v. 1(satu) lembar Surat Pernyataan No.004/MPI/
Dir/III/ 2002 tanggal 12 Maret 2002 ;
w. 1 (satu) lembar Perjanjian Pengikatan Jual Beli
No.: BP397/MPI-PC/Ill/2002 tgl 11 Maret 2002 ;
x. 1 (satu) lembar kwitansi PT MEGA PASANG
GRAHAN INDAH tgl 8/2/2002 ;
y. 1 (satu) lembar surat Konfirmasi Pembayaran No:
BP397/MPI-PC/III/2002 ;
z. 1 (satu) lembar Keputusan Walikota Depok No:
648. 12/476 Per/DB /2001 tgl 30 Maret 200l ;
aa. Sebidang tanah kosong seluas 401,25 M2 terletak
di Jl. Tenaga Warna I Blok J 3 No.17 Kecamatan
Limo Depok ;
bb. Sebidang tanah berikut bangunan seluas 300 M2
terletak di Jl.Telaga Warna I Blok J 3 No.5
Kecamatan Limo Depok ;
cc. Bukti formulir pemindahbukuan uang dari
Rekening Ir. ARYO SANTIGI B sebesar Rp.
3.100.000.000 ke Rek. No.123.000.203.4389
atas nama PT. DWINOGO MANUNGGALING
Hal. 45 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
ROSO tanggal 15-02-2002 ;
dd. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim IR
ARYO SANTIGI B sebesar Rp. 1.000.000.000,-
kepada HERAWATI LISTIANI tanggal 15-02-
2002 ;
ee. Bukti formulir transfer uang dari Ir.ARYO SAN-
TIGI B sebesar Rp. 1.000.000.000,- ke Rek. No.
421. 123. 8229 an. HERAWATI LISTIANI tgl15-
02-2002 ;
ff. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim
ARYO SANTIGI B. IR sebesar Rp. 250.000.000,-
kepada SRI UMIYATI tgl 15-02-2002 ;
gg.Bukti formulir transfer uang dari Ir. ARYO SANTIGI
B sebesar Rp.250.000.000,- ke Rekening No.AC.
282.122.0515 atas nama SRI UMIYATI tanggal
15-02-2002 ;
hh.Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim
ARYO SANTIGI B.IR sebesar Rp.700.000.000,
kepada BUDI PERMANA tanggal 15-02-2002.
ii. Bukti formulir transfer uang dari Ir. ARYO SANTIGI
B sebesar Rp.700.000.000,- ke Rekening No.AC.
035.370. 1301 an. BUDI PERMANA ADIBRATA
tanggal15-02-2002 ;
jj.Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim ARYO
SANTIGI B. sebesar Rp. 250.000.000,- kepada
PT. HESTHA BUANA PRATITA BANDUNG
tanggal 15-02-2002 ; kk.Bukti formulir transfer uang dari lr.ARYO SANTIGI
B sebesar Rp.1.050.000.000,- ke Rek No.AC.284.
2391 atas nama PT HESTHA BUANA PRATITA
BANDUNG tanggal 15-2-2002 ;
ll. Bukti formulir Debet Advice/Pinbuk hasil pencairan
kredit atas nama A.RIYADI sebesar Rp.15.000.
000.000,- tanggal 14-02-2002 ;
mm.Bukti formulir pemindah bukuan uang dari AHMAD
Hal. 46 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
RIYADI sebesar Rp. 8.000.000.000 ke Rek No.
123.000.203.4389 atas nama PT. DWINOGO MA-
NUNGGALING ROSO tanggal 15-02-2002 ;
nn. Bukti formulir transfer uang AHMAD RIYADI
sebesar Rp.3.500.000.000,- ke Rekening No.
122.000.115.1151 atas nama PT.DWINOGO
MANUNGGALING ROSO tanggal 15-02-2002 ;
00. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim
AHMAD RIYADI sebesar Rp.2.750.000.000,-
kepada AHMAD RIYADI tanggal 15-02-2002 ;
pp. Bukti formulir transfer uang AHMAD RIYADI se-
besar Rp.2.750.000.000,- ke Rekening No.ACC.
034-1-3003730 atas nama AHMAD RIYADI
tanggal 15-02-2002 ;
qq. Bilyet Giro No. GJ.749016 dari Bank Mandiri
Nominal Rp.25.000.000.000,- 04-03-2002 ;
rr. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim PT.
DWINOGO MANUNGGALING ROSO sebesar
Rp.25.000.000.000,- kepada AHMAD RIYADI
tanggal 04-03-2002 ;
ss. Bukti formulir transfer uang dari PT.DWINOGO
MANUNG GALING ROSO sebesar Rp.25.000.
000.000,- ke Rekening No.ACC. 306-111-91900
an.AHMAD RIYADI tanggal 04-032002 ;
tt. Bilyet Giro No. GJ 749017 dari Bank Mandiri
Nominal Rp.15.000.000.000,- 04-03-2002 ;
uu. Bukti formulir transfer uang dari Bank Mandiri
pengirim JOSEF TJAHJADJAJA sebesar Rp.2.
400.000.000,- ke Rekening ROSAN PERKASA
tanggal 26-02-2002 ;
vv. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim JOSEF
TJAHJADJAJA sebesar Rp.2.400.000.000,-
kepada ROSAN PERKASA tanggal 26-02-2002 ;
ww. Bukti formulir transfer uang dari PT DWINOGO
Hal. 47 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
MANUNGGALING ROSO sebesar Rp. 15.000.
000.000,- ke Rekening No.ACC.0-307064-324
atas nama ALEXANDER J PARENGKUAN
tanggal 04-03-2002 ;
xx. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim PT
DWI NOGO MANUNGGALING ROSO sebesar
Rp.15.000.000.000, kepada ALEXANDER J. P
tgl 4-03-2002 ;
yy. Cek dari Bank Mandiri No. CM.040747 sebesar
Rp 359. 742.384 tgl 04-03-2002 ;
zz. Bukti formulir transfer uang dari JOSEF TJAH-
JADJAJA sebesar Rp. 359.742.384,- ke Re-
kening No.010.690011000079 atas nama PT.
RIPAN FINANCINDO SEKURITAS tanggal 05-
03-2002 ;
aaa. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim
JOSEF TJAHJADJAJA sebesar Rp.359.742.
384,- kepada PT. RIPAN FINANCINDO SEKU-
RITAS tanggal 04-32002 ;
bbb. Transaksi Keluar dari Bank Mandiri an. nasabah
SAUDARA SENDIRI sebesar Rp.507.392.960,-
tgl 05-03-2002 ;
ccc. Bukti formulir transfer uang dari JOSEF TJAH
JADJAJA sebesar Rp.507.392.960,- ke Rek.
No.010.690011000079 an. PT. RIPAN FINAN-
CINDO SEKURITAS tanggal 05-03-7002 ;
ddd. Bukti formulir transfer uang dari JOSEF TJAHJA
DJAJA sebesar Rp.1.000.000.000,- ke Rek.No.
AC.8-122-00106.8 atas nama YOSEF TJAHJA-
DJAJA tanggal 15-02-2002 ;
eee. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim
JOSEF TJAHJADJAJA sebesar Rp.1.000.000.
000,- kepada JOSEF TJAHJADJAJA tanggaI 15-
02-2002 ;
Hal. 48 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
fff. Surat dari JAMSOSTEK Nomor: R/173/022002
perihal Penempatan Deposito Berjangka tanggal
19 Februari 2002 yang ditandatangani Drs.A.
DJUNAIDIAK dan ANDY R ALAMSYAH ;
ggg. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507751 No.Rek : 123.0202019289,
tanggal 14 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.
000.000,- ;
hhh. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507752 No.Rek : 123.0202019297,
tanggal 14 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.000.
000,- ;
iii. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri: E.507753 No.Rek : 123.0202019313,
tanggal 14 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.
000.000,- ;
jjj. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507754 No.Rek : 123.020201947,
tanggal 14 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.
000.000,- ;
kkk. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507759 No.Rek : 123.0202019339,
tanggal 14 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.
000.000,- ;
lll. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507771 No.Rek : 123.020202465,
tanggal 25 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.
000.000,- ;
mmm.Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507770 No.Rek : 123.020202457,
tanggal 25 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.
000.000,- ;
nnn. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507769 No.Rek : 123.020202432,
Hal. 49 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
tanggal 25 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.
000.000,- ;
ooo. Copy Surat Surat PT. Jamsostek Nomor : R/
/022002 tanggal Pebruari 2002 perihal Penem-
patan Deposito Berjangka yang ditandatangani
oleh Andy Rachman Alamsyah (Direktur Investasi)
dan tertera disposisi Ace oleh Charto Sunardi, SE;
ppp. Transaksi Masuk Bank Mandiri tanggal 14 Pebruari
2002, No.Rek : 123.020300007574, jumlah Rp
100. 000.000. 000,-.
qqq. Transaksi Masuk Bank Mandiri tanggal 25 Pebruari
2002, No.Rek :123.0200007574, jumlah Rp
100.000.000. 000,- ;
Barang bukti berupa :
1. 1 (satu) berkas Permohonan kredit an.ALEXANDER J
PARENGKUAN;
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13/2/
2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No.4.Sp.
PN/063/ LA/ II/2002 tgl 14/2/2002 ;
c. Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Deposito No.123/
002/ pkjd crms-2002 tanggal 14/2/2002 ;
d. Surat Gadai Deposito tgl 14/2/2002 ;
e. Copy Akta Pernikahan No.1282/1971 tgl 11/1/1972
atas nama ALEXANDER J PARENGKUAN dengan
CARLA MARIJKE ;
f. Copy KTP atas nama ALEXANDER PARENGKUAN
dan CARLA PARENGKUAN ;
g. Tembusan Advice Debet (biaya adm Kredit) tgl 14/2/
2002 sebesar Rp.l 00.000,- (Seratus ribu rupiah) ;
h. Tembusan Advice Debet (Pinbuk dari Alexander JP
kepada ARYO SANTIGI) tgI 14/2/2002 sebesar
Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) ;
i. Tembusan Advice Debet (biaya Meterai) tgl 14/2/
2002 sebesar Rp.24.000,- (dua puluh empat ribu
Hal. 50 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
rupiah) ;
j. Tembusan Advice Debet (Provisi Kredit)tgl 14/2/2002
sebesar Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta
rupiah) ;
k. Tembusan Advice Debet ( pinbuk dan Alexander
kepada HARYANTO) tanggaI14/2/2002 sebesar
Rp.75.000. 000,- ;
l. Tembusan Advice Debet ( pinbuk dari ALEXANDER
JP AHMAD RIYADI tgl 14/2/2002 sebesar Rp.75.
000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah);
m.Tembusan Advice Debet (Pinbuk dan Alexander J.
Parengkuan kepada Alexander) tgl 14/1/2002
sebesar Rp.15.000.000.000,- (lima belas juta
rupiah);
n. Tembusan Advice Debet (Pinbuk dari Alexander
kepada KOKO) tanggal 14/2/2002 sebesar Rp.75.
000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah);
2. 1 (satu) berkas permohonan kredit atas nama AHMAD
RIYADI:
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tgl 13/2/2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No 4.Sp.
JPN/ 064/ LA/II/2002 tgl 14/2/2002 ;
c. Perjanjian Kredit dengan Jaminan Deposito No.123/
003/ pkjd crms-2002 tanggal 14/2/2002 ;
d. Surat Gadai Deposito tgl 14/2/2002 ;
e. Lembar Fak Surat Nikah tanggal 3 Juli 1972 atas
nama AHMAD RIYADI ;
f. Copy KTP atas nama AHMAD RIYADI dan DIAN
YUNIATI ;
g. Tembusan Advice Debet (biaya adm Kredit) tgl
14/2/2002 sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu
rupiah) ;
h. Tembusan Advice Debet (Pinbuk dari AHMAD
RIYADI kepada AHMAD RIYADI) tgl 14/2/2002
sebesar Rp.15. 000.000.000,- i. Tembusan Advice Debet (biaya Meterai) tgl 14/2/
2002 sebesar Rp.24.000,-
Hal. 51 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
3. 1 (satu) berkas permohonan kredit atas nama KOKO
SANDOZA F G ;
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tgl 13/2/2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No.4. Sp.
JPN/065/ LA/II/2002 tgl 14/2/2002 ;
c. Perjanjian Kredit dengan Jaminan Deposito No.123/
004/pkjd-crms-2002 tanggal 14/2/2002 ;
d. Surat Gadai Deposito tgl 14/2/2002 ;
e. Copy KTP an. KOKO SANDOZA ;
f. Tebusan Advice Debet (Pinbuk dari KOKO SANDOZA
FG Tgl 14/2/2002 sebesar Rp.15.000.000.000,- ;
g. Tebusan Advice Debet (biaya Meterai) tgl 14/2/2002
sebesar Rp.18.000,- ;
h. Tebusan Advice Debet (biaya adm PK) tgl 14/2/2002
sebesar Rp.100.000,-
4. 1 (satu) Berkas permohonan kredit an. Ir. ARYO SANTIGI
BUDIHANTO berisikan:
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tgl 13/2/2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No.4.Sp. JPN/
067/ LA/II/2002 tgl 14/2/2002 ;
c. Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Deposito No.123/
006/pkjd-crms-2002 tanggal 14/2/2002 ;
d. Surat Gadai Deposito tgl 14/2/2002 ;
e. Copy Akta Nikah tgl 03 Juli 1992 an.Ir.Aryo Santigi ;
f. Copy KTP an.Ir.Aryo Santigi dan Sri Umiyati ;
g. Copy Surat Permohonan Pindah Buku dari Aryo Santigi
tgl 15/2/2002 sebesar Rp.6.237.000. 758,51
h. Tembusan Advice Debet (biaya adm Kredit) tgl 14/2/
2002 sebesar Rp.100.000,- ;
i. Tebusan Advice Debet (Pemindahbukuan dari Ir.Aryo
SB) tgl 14/2/2002 sebesar Rp 15.000.000,-;
j. Tembusan Advice Debet (biaya Meterai) tgl 14/2/2002
sebesar Rp.24.000,- ; 5. 1 (satu) Berkas permohonan kredit an.Ir.HARIANTO BRA-
SALI berisikan :
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13/2/2002 ;
Hal. 52 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No.4.Sp.JPN/
066/ LA/II/2002 tgl 14/2/2002 ;
c. Perjanjian Kredit dengan jaminan Deposito No.123/
005/ pkjdcrms-2002 tanggal 14/2/2002 ;
d. Surat Gadai Deposito tgl 14/2/2002 ;
e. Copy Surat Nikah No.569/30/XI/1991 an.Ir.Hariyanto B;
f. Copy KTP a/n Ir.HARIYANTO B dan AGUSTIN SUP-
RAPTI ;
g. Tembusan Advice Debet(biaya adm Kredit) tgl 14/2/
2002 sebesar Rp.100.000,- ;
h. Tembusan Advice Debet (pinbuk dari Ir.Harianto kepa-
da Ir. Harianto) tgl 14/2/2002 Rp.15. 000.000.000,- ;
i. Tembusan Advice Debet (biaya Meterai) tgl 14/2/2002
sebesar Rp.24.000,- ;
Diperintahkan dikembalikan kepada Jaksa Penuntut
Umum untuk dipergunakan dalam perkara lain;
6. Menghukum pula Terdakwa-Terdakwa untuk membayar
biaya perkara ini masing-masing sebesar Rp 7.500,-
(tujuh ribu lima ratus rupiah);
Membaca putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 156/PID/
2004/PT.DKI tanggal 14 Desember 2004 yang amar lengkapnya sebagai
berikut :
- Menerima permintaan pemeriksaan dalam tingkat banding
dari Pembanding Jaksa Penuntut Umum, Terdakwa I dan
Terdakwa II tersebut ;
- Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
tanggal 6 April 2004 Nomor : 1257/Pid.B/2003/PN. JKT PST,
sehingga amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa I : ANDRE NUGRAHA ACHMAD
NOUVAL dan Terdakwa II : YAKUB A. ARUPALAKKA
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “ KORUPSI YANG DILAKUKAN
SECARA BERSAMA-SAMA ;
2. Menjatuhkan pidana penjara kepada :
Hal. 53 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
- Terdakwa I : ANDRE NUGRAHA ACHMAD NOUVAL,
selama 6 (enam) tahun dan denda sebesar Rp
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan bilamana
denda itu tidak dibayar maka diganti dengan pidana
kurugan selama 3 (tiga) bulan;
- Terdakwa II : YAKUB A. ARUPALAKKA selama 6
(enam) tahun dan denda sebesar Rp 500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah) dan bilamana denda itu tidak
dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama
3 (tiga) bulan;
3. Menjatuhkan pidana tambahan membayar uang pengganti
pada Terdakwa-Terdakwa, masing-masing :
- Untuk Terdakwa I : ANDRE NUGRAHA ACHMAD
NOUVAL sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) dan dalam hal Terpidana tidak mempunyai
harta benda yang mencukupi untuk membayar uang
pengganti, maka dipidana dengan pidana penjara
selama 1 (satu) tahun;
- Untuk Terdakwa II : YAKUB A. ARUPALAKKA sebesar
Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan dalam hal
Terpidana tidak mempunyai harta benda yang
mencukupi untuk membayar uang pengganti, maka
dipidana dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun;
4. Menetapkan bahwa lamanya Terdakwa I dan Terdakwa II
berada dalam tahanan dikurangkan sepenuhnya dengan
pidana penjara yang dijatuhkan tersebut ;
5. Memerintahkan supaya para Terdakwa ditahan di rumah
Tahanan Negara;
6. Membebankan kepada Terdakwa I dan Terdakwa II untuk
membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan,
yang untuk peradilan tingkat banding ditetapkan masing-
masing sebesar Rp 7.500,- (tujuh juta lima ratus rupiah);
7. Menyatakan barang bukti berupa :
Uang tunai
Hal. 54 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
- 1 (satu) buah buku Tabungan Bank Mandiri an. KOKO
SANDOZA FG dan uang tunai sebesar Rp.100.
000.000,- (seratus juta rupiah);
- Uang tunai sebesar Rp.234.000.000,- dan Rp.500.
000.000,- ;
- Uang tunai sebesar Rp. 1.560.000.000,- (satu milyar
lima ratus enam puluh juta rupiah) ;
- 1 (satu) buah buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt
Prapatan dengan No. Rek :123-0002038422 an. YAKUP
A ARUPALAKKA dan uang tunai sebesar Rp.75.000.
000,- (tujuh puluh lima juta rupiah);
- Uang tunai sebesar Rp.100.072.000,- (seratus juta tujuh
puluh dua ribu rupiah);
- Uang dalam bentuk rupiah sebesar Rp.6.450.000.000,-
(enam milyar empat ratus lima puluh juta rupiah) ;
- Uang tunai sebesar Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta
rupiah) ;
- Uang tunai sebesar Rp.1.141.000.000,- (satu milyar
seratus empat puluh satu juta rupiah);
- Uang tunai USD $ 50.000,- (lima puluh dollar Amerika);
- Uang tunai sebesar Rp.2.000.000.000,- (dua milyar
rupiah) dan US $ 200. 000,- (dua ratus ribu dollar
Amerika) ;
- Uang tunai sebesar Rp. 10.275.000.000,- (sepuluh milyar
dua ratus tujuh puluh lima juta rupiah).
- Uang tunai sebesar Rp.2.075.234.375,- (dua milyar tujuh
puluh lima juta dua ratus tiga puluh empat ribu tiga ratus
tujuh puluh lima rupiah) ;
- Uang tunai sebesar Rp 5.516.000.000,- (lima milyar lima
ratus enam belas juta rupiah) ;
- Buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt Prapatanan.
DUDILAKSMANA, 1(satu) lembar Rek Koran No.123-
0102000300 periode tgl 1/2-02 s/d 28/02/02 dan uang
tunai sebesar Rp.24.312.500,- ;
Hal. 55 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
- l (satu) buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt Prapatan
an. ANDREE, 1 (satu) lembar Rek Koran No.123-
0102000280 dan Dang tunai sebesar Rp.24.312.500,-
(dua puluh empat juta tiga ratus dua belas ribu lima ratus
rupiah);
- l (satu) buah buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt an. Ir
HARIANTO BRASALI dan uang tunai sebesar Rp. 232.
500.000,- (dua ratus tiga puluh dua juta lima ratus ribu
rupiah);
- 1 (satu) buah buku tabungan Bank Mandiri Cab Jkt
Prapatan an. Ir. ARYO SANTIGI BUDlHANTO dan uang
tunai sebesar Rp.2.101.585.000,-, (dua milyar seratus
satu juta lima ratus delapan puluh lima ribu rupiah), US $
90.000,- (sembilan puluh dollar Amerika) dan Rp.400.
000.000,- (empat ratus juta rupiah);
- Uang tunai sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) ;
- Uang tunai sebesar Rp.92.681.000 ,- (sembilan puluh
dua juta enam ratus delapan puluh satu ribu rupiah) dan
Rp.2.750.000. 000,- (dua milyar tujuh ratus lima puluh
juta rupiah);
- Uang tunai sebesar Rp 450.000.000,- (empat ratus lima
puluh juta rupiah) yang berasal dari 9 (sembilan) lembar
Deposito Berjangka Bank Mandiri Nomor Seri :
F.360223, F.360224, F.360225, F. 360226, F. 360227,
F.360228, F.360229, F.360230, F.360231 masing-
masing tanggal 26 Pebruari 2002 atas nama Arini
Cahaya, DRG.
- Mobil ;
- 1 (satu) unit kendaraan Sedan Toyota Altis No. Pol:B
8944 LW warna hitam, tahun pembuatan 2002, No. Mesin
lZZ4068583, No. Rangka MHF53ZEC228003738,an HA-
RIANTO BRASALI berikut STNK dan kunci kontak.
- l (satu)unit Mercedes Benz C 200 No.PoLB 8342 BV,
Hal. 56 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
STNK an. FERRA ALWANI, BPKB dan kunci kontak.
Barang bukti lain yakni:
- 5 (lima) lembar Deposito masing-masing :
a. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank
Mandiri No. Seri : E 507751, No. Rek. 123-02020
19289 atas nama JAMSOSTEK PT. Jumlah Rp. 20.
000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah);
b. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank
Mandiri No.Seri :E.507752, No. Rek.1230202019297
atas nama JAMSOSTEK PT.Jumlah Rp. 20.000.
000.000,- (dua puluh milyar rupiah) ;
c. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank Mandiri
No. Seri : E 507753, No. Rek. 123-0202019313 atas
JAM SOSTEK PT. Jumlah Rp. 20.000.000.000,(dua
puluh milyar rupiah) ;
d. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank Mandiri
No.Seri : E 507754, No. Rek. 123-0202019347 atas
nama JAMSOSTEK PT. Jumlah Rp. 20.000.000.000,-
(dua puluh milyar rupiah) ;
e. 1 (satu) lembar Surat Deposito Berjangka Bank Mandiri
No. Seri : E 507759, No. Rek. 123-0202019339 atas
nama JAMSOSTEK PT. Jumlah Rp. 20.000.000.000,-
(dua puluh milyar rupiah) ;
- 9 (sembilan) lembar Deposito Bank Mandiri masing-
masing atas nama ARINI CAHAYA, Drg Nominal Rp.50
Juta terdiri dari Nomor Seri : F 360223, 360224, 360225,
360227, 360228, 360229, 360230, 360231 dan 360226.
- 1 (satu) buku Tahapan BCA No.Rekening 2910104511
atas nama ARINI CAHAYA, Drg.
- Surat PT. RIFAN FINANCINDO SEKURITAS TRADE
CONFIRMATION tanggal 13 Peb. 2002 yang ditanda
tangani oleh CHARTO SUNARDI selaku Kepala Cabang
Bank Mandiri Jakarta Prapatan dan AGUS B SANTOSO;
- 3 (tiga) Surat Gadai Deposito Bank Mandiri yang terdiri:
Hal. 57 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
a. Tanggal 26 Februari 2002 an. Debitur YACUB A.
ARUPALAKKA atas pengajuan fasilitas kredit Bank
Mandiri Nomor :123/009/pkjd/-cnns-2002 tanggal 26
Februari 2002 dengan jaminan Gadai Deposito Bank
Mandiri Nomor E 507770 sebesar Rp. 20.000.
000.000,-(dua puluh milyar rupiah) -a/n PT. JAM
SOSTEK Jakarta tgl. 26 Februari 2002 ;
b. Tanggal 26 Pebruari 2002 an. Debitur ANDREE
NUGRAHA AHMAD atas pengajuan fasilitas kredit
Bank Mandiri Nomor : 123/008/pkjd/-crms-2002
tanggal 26 Februari 2002 dengan jaminan Gadai
Deposito Bank Mandiri Nomor E 507769 sebesar
Rp.20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) a/n.
PT. JAMSOSTEK Jakarta tgl. 26 Februari 2002 ;
c. Tanggal 26 Pebruari 2002 atas nama Debitur DUDI
LAKSMANA atas pengajuan fasilitas kredit Bank
Mandiri Nomor 123/010/pkjd/-crms-2002 tanggal 26
Februari 2002 dengan jaminan Gadai Deposito Bank
Mandiri Nomor E 507770 sebesar Rp. 20.000.
000.000,- (dua puluh milyar rupiah) a/n. PT.
JAMSOSTEK Jakarta tgl. 26 Februari 2002.
d. 1(satu) lembar Tandaterima PT. Rifan Financindo
Sekuritas No. 402/RFS/DIR/II/02 tgl 13 Februari
2002 berikut 7 (tujuh) lembar Copy Cek masing-
masing No. CK 434270, 434301, 434302, 434303,
434304, 34305, 434306 ;
e. 1 (satu) lembar Surat dari PT. Rifan Financindo
Sekuritas tanggal 14 Pebruari 2002 ;
f. 1(satu) lembar tandaterima PT.Rifan Financindo tgl 20
Pebruari 2002 berikut 5 (lima) lembar Copy Cek
masing-masing No. CM 040733, 040734, 040735,
040 736, 040737 ;
g. 2(dua) lembar Surat Kesepakatan No.403/RFS-AJP/
DIR/II/02 tgl 19 Pebruari 2002 ;
Hal. 58 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
h. 1(satu) lembar Surat Bank Mandiri No.4.Sp.JPN/
063/II/2002 tgl 13 Pebruari 2002 kepada PT Rifan
Financindo Sekuritas dan 1 (satu) lembar asli
tandaterima cek No. CM 040740 nominal
Rp.8.375.000. 000,- (delapan milyar tiga ratus tujuh
puluh lima juta rupiah);
i. 1(satu) exemplar Perjanjian Pengikatan Jual Beli No.:
BP.382/MPI-PC/X/2000 tanggal 15 Januari 2001 PT.
MEGA PASANGGRAHAN INDAH ;
j. 1(satu) lembar tandaterima PT. MEGA PASANG
GRAHAN INDAH No.:BP/382/MPI-PC/X/2000 tgl 28
Februari 2002 ;
k. 1(satu) lembar tandaterima PT. MEGA PASANG-
GRAHAN INDAH No.:BP/382/MPI-PC/X/00 tgl 28
Februari 2002 ;
l. 2 (dua) Slip Formulir Pemindah bukuan tgl 28 Feb
2002 sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) ;
m. Surat Keputusan Kepala Dinas Bangunan Nomor.
648.12/512/DB/2001 ;
n. Surat Pernyataan Pengoperan Hak tanggal 28
Februari 2002 dan gambar peta lokasi ;
o. 1 (satu) exemplar Konfirmasi Pembayaran No.
Kontrak:BP/382/MPI-PC/X/2000 tgl 23 Oktober 2000;
p. 1 (satu) lembar kwitansi tgl 28 Februari 2002.
q. l (satu) lembar tandaterima Nomor:BP 382/MPT-
PC/X/2000/L tgl 24 Oktober 2002 ;
r. 1 (satu) lembar tandaterima No.BP 382/MPI-PC/X/
2000/L tgl 24 Oktober 2002 ;
s. 5 (lima) lembar kwitansi rekening listrik ;
t. 1 (satu) lembar kwitansi No. 905753 ;
u. 1 (satu) lembar jaminan instalasi listrik dan asuransi
kecelakaan dIri tgl 8 Juni 2001 ;
v. 1 (satu) lembar Surat Pernyataan No.004/MPI/DIr/III/
Hal. 59 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
2002 tanggal 12 Maret 2002 ;
w. 1 (satu) lembar Perjanjian Pengikatan Jual Beli No.:
BP397/MPIPC/Ill/2002 tgl 11 Maret 2002 ;
x. 1 (satu) lembar kwitansi PT. MEGA PASANG GRAH
AN INDAH tgl 8 Februari 2002 ;
y. 1 (satu) lembar surat Konfirmasi. Pembayaran No.:
BP397/MPIPC/III/2002 ;
z. 1 (satu) lembar Keputusan Walikota Depok No:
648.12/476 Per/DB /2001 tgl 30 Maret 200l ;
aa. Sebidang tanah kosong seluas 401,25 M2 terletak di
Jl. Tenaga Warna I Blok J 3 No.17 Kecamatan Limo
Depok.
bb. Sebidang tanah berikut bangunan seluas 300 M2
terletak di Jl.Telaga Warna I Blok J 3 No.5 Kecama-
tan Limo Depok.
cc. Bukti formulir pemindahbukuan uang dari Rekening
Ir. Aryo Santigi Budihanto sebesar Rp. 3.100.
000.000,- (tiga milyar seratus juta rupiah) ke Rek.
No.123.000.203.4389 atas nama PT. DWINO-GO
MANUNGGALING ROSO tanggal 15 Februari 2002 ;
dd. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim Ir. ARYO
SANTIGI BUDIHARTO sebesar Rp. 1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah) kepada HERAWATI LISTIANI
tanggal 15 Februari 2002;
ee. Bukti formulir transfer uang dari Ir.ARYO SANTIGI
BUDIHANTO sebesar Rp. 1.000.000.000,- ke Rek.
No. 421.123.8229 an. HERAWATI LISTIANI tgl 15
Februari 2002 ;
ff. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim Ir. ARYO
SANTIGI BUDIHANTO sebesar Rp. 250.000.000,-
(dua ratus lima puluh juta rupiah) kepada SRI
UMIYATI tgl 15 Februari 2002 ;
gg. Bukti formulir transfer uang dari Ir. ARYO SANTIGI
BUDIHANTO sebesar Rp.250.000.000,- ke Rekening
No.AC.282.122.0515 atas nama SRI UMIYATI
tanggal 15 Februari 2002 ;
hh. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim Ir. ARYO
Hal. 60 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
SANTIGI BUDIHANTO sebesar Rp.700.000.000,-
(tujuh ratus juta rupiah) kepada BUDI PERMANA
tanggal 15 Februari 2002;
ii. Bukti formulir transfer uang dari Ir. ARYO SANTIGI
BUDIHANTO sebesar Rp.700.000.000,- (tujuh ratus
juta rupiah) ke Rekening No.AC.035.370.1301 an.
BUDI PERMANA ADIBRATA tanggal 15 Februari
2002 ;
jj. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim Ir. ARYO
SANTIGI BUDIHANTO sebesar Rp. 250.000.000,-
(dua ratus lima puluh juta rupiah) kepada PT.
HESTHA BUANA PRATITA BANDUNG tanggal 15
Februari 2002 ;
kk. Bukti formulir transfer uang dari lr.ARYO SANTIGI
BUDIHANTO sebesar Rp.1.050.000.000,-(satu milyar
lima puluh juta rupiah) ke Rek No.AC.284.2391 atas
nama PT HESTHA BUANA PRATITA BANDUNG
tanggal 15 Februari 2002 ;
ll. Bukti formulir Debet Advice/Pinbuk hasil pencairan
kredit atas nama AHMAD RIYADI sebesar
Rp.15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah) tang-
gal 14 Februari 2002 ;
mm. Bukti formulir pemindahbukuan uang dari AHMAD
RIYADI sebesar Rp. 8.000.000.000,- (delapan milyar
rupiah) ke Rek No. 123.000.203.4389 atas nama PT.
DWINOGO MANUNGGALING ROSO tanggal 15
Februari 2002 ;
nn. Bukti formulir transfer uang AHMAD RIYADI sebesar
Rp.3.500.000.000,- ke Rekening No.122.000.115.
1151 atas nama PT. DWINOGO MANUNGGALING
ROSO tanggal 15 Februari 2002 ;
00. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengIrim AHMAD
RIYADI sebesar Rp.2.750.000.000,- (dua milyar tujuh
ratus lima puluh juta rupiah) kepada AHMAD RIYADI
tanggal 15 Februari 2002 ;
pp. Bukti formulir transfer uang AHMAD RIYADI sebesar
Rp.2.750.000.000,- (dua milyar tujuh ratus lima puluh
Hal. 61 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
juta rupiah) ke Rekening No.ACC.034-1-3003730
atas nama AHMAD RIYADI tanggal 15 Februari 2002;
qq. Bilyet GIro No. GJ.749016 dari Bank Mandiri Nominal
Rp. 25.000,000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah)
tanggal 4 Maret 2002 ;
rr. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim PT.
DWINOGO MANUNGGALING ROSO sebesar Rp.25.
000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) kepada
AHMAD RIYADI tanggal 4 Maret 2002;
ss. Bukti formulir transfer uang dari PT.DWINOGO
MANUNGGALING ROSO sebesar Rp. 25.000.
000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) ke Rekening
No.ACC. 306-111-91900 an.AHMAD RIYADI tanggal
4 Maret 2002 ;
tt. Bilyet Giro No. GJ 749017 dari Bank Mandiri Nominal
Rp.15.000.000.000,- 04 Maret 2002 ;
uu. Bukti formulir transfer uang dari Bank Mandiri pengi-
rim JOSEF TJAHJADJAJA sebesar Rp.2.400.000.
000,- (dua milyar empat ratus juta rupiah) ke
Rekening ROSAN PERKASA tanggal 26 Februari
2002 ;
vv. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim YOSEF
TJAHJADJAJA sebesar Rp. 2.400.000.000,- (dua
milyar empat ratus juta rupiah) kepada ROSAN PER-
KASA tanggal 26 Februari 2002;
ww. Bukti formulir transfer uang dari PT DWINOGO
MANUNG GALING ROSO sebesar Rp. 15.000.
000.000,- (lima belas milyar rupiah) ke Rekening No.
ACC.0-307064-324 atas nama ALEXANDER J PA-
RENGKUAN tanggal 4 Maret 2002;
xx. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim PT
DWINOGO MANUNGGALING ROSO sebesar
Rp.15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah)
kepada ALEXANDER J. P tgl 4 Maret 2002 ;
yy. Cek dari Bank Mandiri No. CM.040747 sebesar Rp
359.742.384,- (tiga ratus lima puluh sembilan juta
tujuh ratus empat puluh dua ribu tiga ratus empat
Hal. 62 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
puluh delapan rupiah) tgl 4 Maret 2002;
zz. Bukti formulir transfer uang dari YOSEF TJAH-
YADJAJA sebesar Rp. 359.742.384,-(tiga ratus lima
puluh sembilan juta tujuh ratus empat puluh dua ribu
tiga ratus delapan puluh empat rupiah) ke Rekening
No.010.690011000079 atas nama PT. RIFAN
FINANCINDO SEKURITAS tanggal 05 Maret 2002 ;
aaa. Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengirim YOSEF
TJAHJADJAJA sebesar Rp.359.742.384,- (tiga ratus
lima puluh sembilan juta tujuh ratus empat puluh dua
ribu tiga ratus delapan puluh empat rupiah) kepada
PT. RIFAN FINANCINDO SEKURITAS tanggal 04
Maret 2002 ;
bbb.Transaksi Keluar dari Bank Mandiri an. nasabah
SAUDARA SENDIRI sebesar Rp.507.392.960,- (lima
ratus tujuh juta tiga ratus sembilan puluh dua ribu
sembilan ratus enam puluh rupiah) tgl 05 Maret2002 ;
ccc.Bukti formulir transfer uang dari YOSEF TJAHJA
DJAJA sebesar Rp.507.392.960,- (lima ratus tujuh
juta tiga ratus sembilan puluh dua ribu sembilan ratus
enam puluh rupiah) ke Rek. No.010.690011000079
an. PT. RIFAN FINANCINDO SEKURITAS tanggal 05
Maret 2002 ;
ddd.Bukti formulir transfer uang dari YOSEF TJAHJA
DJAJA sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) ke Rek.No.AC.8-122-00106.8 atas nama
YOSEF TJAHJADJAJA tanggal 15 Februari 2002 ;
eee.Transaksi keluar dari Bank Mandiri pengIrim YOSEF
TJAHJADJAJA sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah) kepada YOSEF TJAHJADJAJA tanggaI
15 Februari 2002 ;
fff. Surat dari JAMSOSTEK Nomor: R/173/022002 peri-
hal Penempatan Deposito Berjangka tanggal 19
Februari 2002 yang ditandatangani Drs.A. DJU-
NAIDI. AK dan ANDY R ALAMSYAH ;
ggg. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek No-
mor Seri : E.507751 No.Rek : 123.0202019289,
Hal. 63 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
tanggal 14 Pebruari 2002, Nominal Rp 20.000.
000.000,- (dua puluh milyar rupiah) ;
hhh.Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507752 No. Rek : 123.0202019297,
tanggal 14 Pebruari 2002, Nominal Rp 20.000.
000.000,- (dua puluh milyar rupiah) ;
iii. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek No-
mor Seri: E.507753 No.Rek : 123.0202019313,
tanggal 14 Pebruari 2002, Nominal Rp 20.000.000.
000,- (dua puluh milyar rupiah) ;
jjj. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek No-
mor Seri : E.507754 No.Rek : 123.020201947, tang-
gal 14 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.000.000,-
(dua puluh milyar rupiah) ;
kkk. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507759 No.Rek : 123.0202019339,
tanggal 14 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.000.
000,- (dua puluh milyar rupiah) ;
lll. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507771 No.Rek : 123.020202465,
tanggal 25 Pebruari 2002, nominal Rp 20.000.000.
000,- (dua puluh milyar rupiah) ; mmm. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507770 No.Rek : 123.020202457,
tanggal 25 Pebruari 2002, Nominal Rp 20.000.000.
000,- (dua puluh milyar rupiah) ;
nnn. Surat Deposito Berjangka atas nama Jamsostek
Nomor Seri : E.507769 No.Rek : 123.020202432,
tanggal 25 Pebruari 2002, Nominal Rp 20.000.000.
000,- (dua puluh milyar rupiah);
ooo. Surat Copy Surat PT. Jamsostek Nomor : R/ /022002
tanggal Pebruari 2002 perihal Penempatan Deposito
Berjangka yang ditandatangani oleh Andy Rachman
Alamsyah (Direktur Investasi) dan tertera disposisi
Acc oleh Charto Sunardi, SE ;
ppp. Transaksi masuk Bank Mandiri tanggal 14 Pebruari
Hal. 64 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
2002, No.Rek : 123.020300007574, jumlah Rp 100.
000.000.000,- (seratus milyar rupiah);
qqq.Transaksi Masuk Bank Mandiri tanggal 25 Pebruari
2002, No.Rek :123.0200007574, jumlah Rp 100.
000.000. 000,- (seratus milyar rupiah);
Barang bukti berupa :
1. 1 (satu) berkas permohonan kredit an.ALEXANDER J
PARENGKUAN;
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13 Februari
2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No.4.Sp.PN/
063/LA/ II/2002 tanggal 14 Februari 2002 ;
c. Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Deposito No.123/
002/pkjd crms-2002 tanggal 14 Februari 2002 ;
d. Surat gadai Deposito tanggal 14 Februari 2002 ;
e. Copy Akta Pernikahan No.1282/1971 tanggal 11
Januari 1972 atas nama ALEXANDER J PARENG
KUAN dengan CARLA MARIJKE ;
f. Copy KTP atas nama ALEXANDER PARENGKUAN
dan CARLA PARENGKUAN ;
g. Tembusan Advice Debet (biaya adm Kredit) tanggal 14
Februari 2002 sebesar Rp.l00.000,- (seratus ribu
rupiah) ;
h. Tembusan Advice Debet (Pinbuk dari Alexander JP
kepada Ir. ARYO SANTIGI) tanggal 14 Februari 2002
sebesar Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah);
i. Tembusan Advice Debet (biaya Meterai) tanggal 14
Februari 2002 sebesar Rp.24.000,- (dua puluh empat
ribu rupiah) ;
j. Tembusan Advice Debet (Provisi Kredit) tanggal 14
Februari 2002 sebesar Rp.75.000.000,- (tujuh puluh
lima juta rupiah) ;
k. Tembusan Advice Debet (pinbuk dan Alexander
kepada HARYANTO) tanggaI 14 Februari 2002
sebesar Rp.75. 000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah);
Hal. 65 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
l. Tembusan Advice Debet ( pinbuk dari ALEXANDER JP
AHMAD RIYADI tanggal 14 Februari 2002 sebesar
Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah);
m.Tembusan Advice Debet (Pinbuk dan Alexander J.
Parengkuan kepada Alexander) tanggal 14 Februari
2002 sebesar Rp.15.000.000.000,- (lima belas juta
rupiah);
n. Tembusan Advice Debet (Pinbuk dari Alexander
kepada KOKO SANDOZA FRITZ GENERAL) tanggal
14 Februari 2002 sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh
lima juta rupiah);
2. 1 (satu) Berkas permohonan kredit atas nama AHMAD
RIYADI:
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13 Februari
2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No 4.Sp.JPN/
064/ LA/II/2002 tanggal 14 Februari 2002 ;
c. Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Deposito No. 123/
003/ pkjd crms-2002 tanggal 14 Februari 2002 ;
d. Surat gadai Deposito tanggal 14 Februari 2002 ;
e. Lembar Fak Surat Nikah tanggal 3 Juli 1972 atas nama
AHMAD RIYADI ;
f. Copy KTP atas nama.AHMAD RIYADI dan DIAN
YUNIATI ;
g. Tembusan Advice Debet (biaya adm Kredit) tanggal 14
Februari 2002 sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu
rupiah);
h. Tembusan Advice Debet (Pinbuk dari AHMAD RIYADI
kepada AHMAD RIYADI) tanggal 14 Februari 2002
sebesar Rp.15.000.000.000,- (lima belas juta rupiah); i. Tembusan Advice Debet (biaya Meterai) tanggal 14
Februari 2002 sebesar Rp.24.000,- (dua puluh empat
ribu rupiah);
3. 1 (satu) berkas permohonan kredit atas nama KOKO SAN
DOZA FRITZ GERALD ;
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13 Februari
Hal. 66 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No.4. Sp.JPN/
065/ LA/II/2002 tanggal 14 Februari 2002 ;
c. Perjanjian Kredit dengan Jaminan Deposito No. 123/
004/pkj d-cms-2002 tanggal 14 Februari 2002 ;
d. Surat gadai Deposito tanggal 14 Februari 2002 ;
e. Copy KTP an. KOKO SANDOZA FRITZ GERALD ;
f. Tebusan Advice Debet (Pinbuk dari KOKO SANDOZA
FRITZ GERALD tanggal 14 Februari 2002 sebesar
Rp.15.000. 000.000,- (lima belas milyar rupiah) ;
g. Tebusan Advice Debet (biaya Meterai) tanggal 14 Feb-
ruari 2002 sebesar Rp.18.000,- (delapan belas ribu
rupiah);
h. Tebusan Advice Debet (biaya adm PK) tanggal 14 Feb-
ruari 2002 sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah);
4. 1 (satu) Berkas permohonan kredit an. Ir. ARYO SANTIGI
BUDIHANTO berisikan:
a. Surat Permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13 Februari
2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No.4.Sp. JPN/
067/LA/II/2002 tanggal 14 Februari 2002 ;
c. Perjanjian Kredit dengan jaminan Deposito No.123/
006/ pkjd-crms-2002 tanggal 14 Februari 2002;
d. Surat gadai Deposito tanggal 14 Februari 2002 ;
e. Copy Akta Nikah tanggal 03 Juli 1992 an.Ir.Aryo Santigi
Budihanto;
f. Copy KTP an.Ir.Aryo Santigi Budihanto dan Sri Umiyati;
g. Copy Surat Permohonan Pindah Buku dari Aryo Santigi
Budihanto tanggal 15 Februari 2002 sebesar Rp.6.237.
000.758,51,- (enam milyar dua ratus tiga puluh tujuh
juta tujuh ratus lima puluh delapan ribu lima puluh satu
sen);
h. Tembusan Advice Debet (biaya adm Kredit) tanggal 14
Februari 2002 sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu
Hal. 67 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
rupiah) ;
i. Tebusan Advice Debet (Pemindah bukuan dari Ir.Aryo
SB) tanggal 14 Februari 2002 sebesar Rp 15.000.000,-
(lima belas juta rupiah);
j. Tembusan Advice Debet (biaya Meterai) tanggal 14
Februari 2002 sebesar Rp.24.000,- (dua puluh empat
ribu rupiah);
5. 1 (satu) Berkas permohonan kredit an.Ir.HARIANTO BRA-
SALI berisikan :
a. Surat permohonan Fasilitas Kredit tanggal 13 Februari
2002 ;
b. Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No.4.Sp.JPN/
066/ LA/II/2002 tanggal 14 Februari 2002 ;
c. Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Deposito No.123/
005/ pkjd crms 2002 tanggal 14 Februari 2002 ;
d. Surat gadai Deposito tanggal 14 Februari 2002 ;
e. Copy Surat Nikah No.569/30/XI/1991 an.Ir.Hariyanto
Brasali ;
f. Copy KTP a/n Ir.HARIYANTO BRASALI dan AGUSTIN
SUPRAPTI ;
g. Tembusan Advice Debet (biaya adm Kredit) tanggal 14
Februari 2002 sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu
rupiah) ;
h. Tembusan Advice Debet (Pinbuk Ir.HARIYANTO BRA-
SALI kepada Ir. Harianto) tanggal 14 Februari 2002
Rp.15. 000.000.000,- (lima belas milyar rupiah);
i. Tembusan Advice Debet (biaya Meterai) tanggal 14
Februari 2002 sebesar Rp.24.000,- (dua puluh empat
ribu rupiah) ;
Diperintahkan dikembalikan kepada Jaksa Penuntut
Umum untuk dipergunakan dalam perkara lain ;
Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi Jaksa No.
22/Akta.Pid/2005/PN.JKT.PST, yang dibuat oleh Panitera pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang menerangkan, bahwa pada
Hal. 68 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
tanggal 14 Juli 2005 Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Jakarta Pusat mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan
Pengadilan Tinggi tersebut ;
Mengingat pula akan akta tentang permohonan kasasi No. 22/Akta
.Pid/2005/PN.JKT.PST,yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat yang menerangkan, bahwa pada tanggal 27 Juni
2005 dan 30 Juni 2005 para Terdakwa mengajukan permohonan kasasi
terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut ;
Memperhatikan memori kasasi tanggal 25 Juli 2005 dari Jaksa/
Penuntut Umum sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di kepaniteraan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 27 Juli 2005 ;
Memperhatikan pula memori kasasi tanggal 13 Juli 2005 dan 14
Desember 2004 dari kuasa Terdakwa I dan II yang diajukan untuk dan
atas nama para Terdakwa juga sebagai para Pemohon Kasasi tersebut
berdasarkan surat kuasa khusus bertanggal 26 Juni 2005 dan 28 Juni
2005 memori kasasi mana telah diterima di kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 4 Juli 2005 dan13 Juli 2005;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah
diberitahukan kepada Jaksa/Penuntut Umum pada tanggal 5 Juli 2005
dan Jaksa/Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal
14 Juli 2005 serta memori kasasinya telah diterima di kepaniteraan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 27 Juli 2005 dengan
demikian permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-
undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat
diterima ;
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah
diberitahukan kepada para Terdakwa pada tanggal 16 Juni 2005 dan 27
Juni 2005 dan para Terdakwa mengajukan permohonan kasasi pada
tanggal 27 Juni 2005 dan 30 Juni 2005 serta memori kasasinya telah
diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 4
Juli 2005 dan 13 Juli 2005 dengan demikian permohonan kasasi beserta
dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan
Hal. 69 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu permohonan
kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi Jaksa/Penuntut Umum pada pokoknya sebagai berikut :
1. Dalam hal ini Judex Factie salah menerapkan hukum dengan
pertimbangan sebagai berikut :
- Bahwa kami Jaksa Penuntut Umum tidak sependapat dengan
pertimbangan Judex Factie (Hakim Pengadilan Tinggi) yang dalam
pertimbangannya menyatakan mengenai pidana penjara selama 10
(sepuluh) tahun dan denda sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) subsidaIr 6 (enam) bulan kurungan bagi Terdakwa I dan II
dinilai terlalu berat, kurang memenuhi rasa keadilan.
2. Dalam hal ini Judex Factie salah menerapkan hukum dengan
pertimbangan sebagai berikut :
- Bahwa Pengadilan Tinggi sependapat dengan pertimbangan Hakim
Tingkat Pertama dalam putusannya yang menyatakan Terdakwa
terbukti dengan sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana sebagaimana didakwakan kepadanya dalam dakwaan
PrimaIr dan pertimbangan Hakim Tingkat Pertama tersebut diambil
alih dan dijadikan sebagai pertimbangan Pengadilan Tinggi sendIri
dalam memutuskan perkara dalam tingkat banding ;
- Bahwa menurut hemat kami Jaksa Penuntut Umum, bahwa
Pengadilan Tinggi sependapat dengan pertimbangan Hakim
Tingkat Pertama yang menyatakan Terdakwa I Andre Nugraha
Achmad Nouval dan Terdakwa II Yakub A. Arupalakka terbukti
dengan sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana didakwakan kepadanya dalam dakwaan primaIr,
maka seharusnya putusan yang dijatuhkan terhadap Terdakwa I
dan Terdakwa II adalah sesuai dengan penjatuhan pidana oleh
Hakim tingkat Pertama dalam putusannya dengan pidana penjara
masing-masing selama 10 (sepuluh tahun);
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi
Terdakwa I (Andree Nugraha Achmad Nouval) pada pokoknya sebagai berikut :
Keberatan I :
Hal. 70 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Pertimbangan Judex Factie bahwa Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I)
tidak mengajukan Memori Banding adalah tidak benar.
Dalam Pertimbangan putusannya di halaman 63, Judex Factie
menyatakan "Bahwa Terdakwa I tidak mengajukan Memori banding dan
Terdakwa II melalui... ...".
Terhadap pertimbangan Judex Factie tersebut, Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I) mengajukan keberatan karena Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I) telah mengajukan Memori Banding tertanggal 30 Nopember
2004, melalui Panitera Pidana Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan yang
telah diterima oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui bagian
Panitera Muda Pidana;
Bahwa seharusnya Judex Factie terlebih dahulu mempertimbangkan
Memori Banding dari Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) sebelum
menjatuhkan putusan terhadap perkara ini, sehingga oleh karena itu,
Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) memohon Majelis Hakim Agung
yang memreiksa perkara ini untuk membatalkan putusan Judex Factie
tersebut dan memeriksa kembali perkara ini dengan seadil-adilnya
dengan berkenan memeriksa memori banding dari Pemohon Kasasi
(dahulu Terdakwa I);
Keberatan II
Judex Factie tidak menerangkan dengan jelas unsur-unsur pidana yang
terdapat dalam Perjanjian Kredit yang menggunakan surat gadai Deposito
palsu.
Dalam pertimbangan putusannya di halaman 65, Judex Factie
menyatakan "Bukankah perjanjiann kredit dengan menggunakan surat
gadai Deposito yang palsu dan ini merupakan perbuatan melawan hukum
secara pidana dan ini tidak mungkin terjadi semuanya kalau tidak ada
kerjasama antara pihak Bank Mandiri Cabang Prapatan dengan
Alexander J Parengkuan, Aryo Santigi, Budihanto, Achmad Riyadi dan
Terdakwa II sendIri,"
Walaupun pertimbangan tersebut ditujukan kepada Terdakwa II, tetapi
Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) juga keberatan terhadap
pertimbangan Judex Factie tersebut, dengan alasan sebagai berikut:
1. Judex Factie jelas sekali telah mengabaikan unsur dan pengertian
Hal. 71 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
yang sangat penting dari suatu perjanjian, dimana dalam suatu perjan-
jian jelas sekali diatur tindakan-tindakan para pihak yang terlibat dalam
perjanjian tersebut, baik hak dan kewajibannya dan perjanjian tersebut
jelas berlaku dan mengikat sebagai undang-undang bagi para pihak
yang membuat perjanjian tersebut;
2. Judex Factie juga telah mengabaikan fakta bahwa Pemohon Kasasi
(dahulu Terdakwa I) telah mengadakan Perjanjian Kredit yang sah
dengan pihak PT.Bank Mandiri, dimana semua syarat-syarat yang
diminta oleh pihak Bank, semuanya sudah dipenuhi dan ternyata pihak
Bank kemudian mengabulkan permohonan kredit Pemohon Kasasi
(dahulu Terdakwa I) dengan membuat Perjanjian Kredit antara
Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) dengan pihak PT. Bank Mandiri
Cabang Prapatan, dimana kemudian kreditnya tersebut dicaIrkan oleh
PT. Bank Mandiri Cabang Prapatan;
3. Judex Factie juga mengabaikan fakta-fakta dan kesaksian-kesaksian
yang terungkap di persidangan yang menyatakan bahwa Perjanjian
Kredit Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) adalah sah (lihat
kesaksian Arief Budi WijaksoNo, SE, saksi Eddy Rahmadi, SE);
4. Bahwa Judex Factie tidak menerangkan secara jelas unsur-unsur
pidana mana yang telah terbukti dilakukan oleh Pemohon Kasasi
(dahulu Terdakwa I) dalam Perjanjian Kreditnya tersebut, karena Judex
Factie hanya menyatakan kalau kredit Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I) caIr karena adanya kerjasama yang melanggar hukum
antara saksi H. Charto Sunardi, SE dengan Para Terdakwa dan adanya
kerjasama antara Terdakwa I, II, III dengan Terdakwa IV dan V;
5. Bahwa Judex Factie jelas mengabaikan fakta-fakta di persidangan dan
kesaksian saksi H. Charto Sunardi, SE yang menyatakan kalau
Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) sejak awal sama sekali tidak
pernah terlibat dalam proses pembicaraan, perencanaan-perencanaan
yang berkaitan dengan pengajuan kredit PT. Dwinogo Manunggaling
Roso yang sejak awal diajukan melalui Pimpinan PT. Dwinogo
Manunggaling Roso (Pimpinan DMR), karena Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I) baru terlibat hanya karena ikut menandatangani Perjanjian
Kredit dengan PT. Bank Mandiri Cabang Prapatan, dimana
Hal. 72 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
berdasarkan kesaksian Pimpinan DMR, keikut sertaan Pemohon
Kasasi (dahulu Terdakwa I) tersebut adalah karena permintaan dari
Pimpinan PT. Dwinogo Manunggaling Roso terhadap Pemohon Kasasi
(dahulu Terdakwa I) sebagai bawahan yang diminta bantuannya
mendapatkan kredit untuk kepentingan perusahaan;
6. Bahwa Judex Factie jelas salah dalam menerapkan pengertian kerja
sama yang melanggar hukum dalam pertimbangannya dalam
putusannya terhadap Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I). Karena
jelas sekali tidak terbukti adanya kerjasama yang melanggar hukum
antara Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) dengan saksi H. Charto
Sunardi, SE sebagai pihak PT. Bank Mandiri Cabang Prapatan, karena
kewenangan untuk mencairkan kredit tersebut hanya merupakan
kewenangan pihak PT. Bank Mandiri Cabang Prapatan dan Pemohon
Kasasi (dahulu Terdakwa I) tidak pernah melakukan sesuatu untuk
mempengaruhi saksi H. Charto Sunardi, SE dalam mencairkan kredit
terhadap Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I), bahkan Pemohon
Kasasi (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak tahu menahu tentang
proses pencairan kredit tersebut dan sama sekali tidak terlibat dalam
proses pencairan kreditnya, dimana Judex Factie sendiri jelas
mengetahui kalau keterlibatan Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I)
adalah hanya pada saat penandatanganan Perjanjian Kreditnya saja;
7. Bahwa dalam kasus ini, Jaksa Penuntut Umum sama sekali tidak
pernah dapat membuktikan keterlibatan Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I) , dalam proses pencairan kredit dari PT. Bank Mandiri
Cabang Prapatan, Jaksa Penuntut Umum hanya dapat mendalilkan
kalau Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) telah menerima sejumlah
dana dari Perjanjian Kredit di rekening Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I) dari PT. Bank Mandiri Cabang Prapatan, padahal
sebagaimana kesaksian para saksi-saksi yang terungkap dalam
persidangan telah membuktikan kalau dana tersebut cair karena
permohonan kredit disetujui oleh PT. Bank Mandiri Cabang Prapatan
dan dana kredit dimasukkan ke Rekening yang dibuka oleh PT.
Dwinogo Manunggaling Roso atas nama Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I) karena berdasarkan Perjanjian Kredit antara Pemohon
Hal. 73 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Kasasi (dahulu Terdakwa I) dengan PT. Bank Mandiri Cabang
Prapatan;
8. Bahwa oleh karena itu jelas sekali kalau Judex Factie juga telah
mengabaikan semua fakta-fakta yang jelas menunjukkan tidak ada
kerjasama yang melanggar hukum dalam bentuk apapun yang telah
dilakukan Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) dengan saksi H.
Charto Sunardi, SE;
Oleh karena itu pertimbangan yang dijadikan dasar untuk membuat
putusan oleh Judex Factie terbukti telah salah menerapkan pengertian
kerjasama yang melanggar hukum dan tidak dapat membuktikan unsur-
unsur pidana yang telah dilakukan oleh Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I) dalam melakukan Perjanjian Kredit dengan PT. Bank Mandiri
Cabang Prapatan, karena Jaksa Penuntut Umum tidak pernah mampu
membuktikan keterlibatan Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) dalam
melakukan kerjasama yang melanggar hukum tersebut maupun dalam
pemberian surat gadai Deposito yang palsu tersebut;
Keberatan III :
Judex Factie secara subjektif menyatakan Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I) telah sempat menggunakan uang ;
Dalam pertimbangan putusannya di halaman 67, Judex Factie me-
nyatakan " Para Terdakwa dari sisa uang yang ada dalam buku tabungan
tersebut telah sempat menggunakan sebagian uang tersebut, tetapi
karena kasusnya cepat ditangani Penyidik, uang yang tersisa dalam
tabungan, semuanya disita Penyidik untuk dijadikan barang bukti"
Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) sangat keberatan terhadap
pertimbangan tersebut karena sangat bertentangan dengan fakta-fakta
dan kesaksian yang terungkap di persidangan;
Bahwa Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak tahu
tentang adanya sisa uang di rekening yang dibukakan oleh perusahaan
DMR tersebut, bahkan Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) baru
mengetahui ketika diberitahu oleh atasannya dan sisa uang yang ada
tertinggal di rekening tersebut digunakan untuk membayar bunga provisi
bank sehubungan dengan Perjanjian Kredit dan bukan untuk kepentingan
pribadi;
Hal. 74 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Bahwa oleh karenanya pertimbangan Judex Factie tersebut sangat tidak
berdasar hukum dan sudah selayaknya demi hukum tidak dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam menjatuhkan putusan;
Keberatan IV :
Judex Factie tidak menerapkan Ketentuan Hukum Pembuktian dengan
benar bahwa Judex Factie dalam memeriksa kasus ini jelas tidak
menerapkan ketentuan Hukum Pembuktian dengan benar, karena Judex
Factie dengan secara sengaja telah mengabaikan keterangan saksi-saksi
dalam persidangan yang menyatakan (1) Perjanjian Kredit Pemohon
Kasasi (dahulu Terdakwa I) tersebut adalah sah; (2) kalau Pemohon
Kasasi (dahulu Terdakwa I) sejak awal sama sekali tidak tahu menahu
tentang proses pengajuan kredit yang diajukan oleh Pimpinan DMR; (3)
bahkan keterangan saksi-saksi tersebut juga rnenyatakan kalau Pemohon
Kasasi (dahulu Terdakwa I) tidak pernah terlibat dan tahu menahu
tentang surat gadai deposito yang tidak benar, bahkan Judex Factie
mengabaikan kesaksian tentang pelaku dari surat gadai deposito yang
tidak benar tersebut;
Saksi H. Charto Sunardi, SE, saksi Arief Budi Wijaksono, SE dan saksi
Eddy Rahmadi, SE yang semuanya adalah pegawai Bank PT. Bank
Mandiri, yang menyatakan kalau Perjanjian Kredit Pemohon Kasasi
(dahulu Terdakwa I) adalah sah;
Saksi H. Charto Sunardi, SE juga telah bersaksi kalau surat gadai
Deposito tersebut diurus dan disediakan oleh PT. Rifan Finansindo selaku
arranger dalam penempatan dana PT. Jamsostek di Bank Mandiri cabang
Prapatan sebagai jaminan perjanjian-perjanjian kredit Pemohon Kasasi
(dahulu Terdakwa I) dan Para Terdakwa yang lain;
Saksi H Charto Sunardi, Se, juga telah bersaksi kalau surat gadai
Deposito tersebut di bawa oleh orangnya PT. Rifan Finansindo dari PT.
Jamsostek dan diserahkan oleh PT. Rifan Finansindo kepada PT. Bank
Mandiri cabang Prapatan sebagai jaminan kredit Pemohon Kasasi
(dahulu Terdakwa I) dan Para Terdakwa yang lain;
Keterangan Pimpinan DMR (Alexander J Parengkuan, Aryo Santigi
Budihanto, dan Ahmad Riyadi) yang menyatakan kalau keterlibatan
Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) adalah karena permintaan
Hal. 75 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Pimpinan DMR sebagai atasan kepada Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I) sebagai bawahan di perusahaan PT. Dwinogo Manunggaling
Roso;
Dengan demikian Judex Factie telah mengabaikan kesaksian saksi-saksi
yang sebetulnya membuktikan kalau Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa
I) tidak bersalah sehingga Judex Factie telah tidak menerapkan ketentuan
hukum pembuktian dengan benar.
Bahwa selanjutnya demi terungkapnya kebenaran yang hakiki dari kasus
ini dan demi tegaknya keadilan terhadap Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I), maka dengan segala kerendahan hati, Pemohon Kasasi
(dahulu Terdakwa I) memohon Majelis Hakim Agung pada Mahkamah
Agung Republik Indonesia sebelum memutuskan Permohonan Kasasi
dari Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I), agar berkenan untuk benar-
benar memeriksa perkara ini dari proses pemeriksaan di tingkat
Pengadilan Negeri dan di tingkat Pengadilan Tinggi, khususnya berkenan
mempertimbangkan kembali dalil-dalil Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa
I) dalam Memori bandingnya di tingkat Pengadilan Tinggi maupun fakta-
fakta yang benar-benar terungkap dalam persidangan yang entah kenapa
tidak masuk dalam pertimbangan Judex Factie, sehingga Majelis Hakim
Agung benar-benar dapat melihat telah terjadi ketidak adilan yang
dilakukan oleh Judex Factie terhadap Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa
I);
Bahwa selanjutnya Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I)) memohon
Majelis Hakim Agung agar mempertimbangkan fakta-fakta yang berkaitan
dengan tidak diperiksanya saksi-saksi lain yang sejak awal benar-benar
terlibat dengan pengucuran kredit dari PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan, yaitu Henny Purnama Katerine, SE, Aries Setiawan, Adi
Senggono, Syarifuddin dan Ferry, (Aries Setiawan dan Syarifudin sampai
saat ini masih DPO dan tidak pernah diproses oleh Kepolisian). Bahkan
Henny Purnama Katerine, SE, Adi Senggono dan Ferry, sama sekali tidak
pernah diperiksa di Kepolisian maupun di Kejaksaan, padahal
sebagaimana fakta-fakta yang terungkap di persidangan jelas
menyatakan mereka juga menerima uang dari Pimpinan PT. Dwinogo
Manunggaling Roso (DMR) melalui Yosef Tjahjadjaja atas jasanya
sebagai arranger dari masuknya dana milik investor (PT. Jamsostek) ke
PT. Bank Mandiri cabang Prapatan untuk menjamin kredit yang diajukan
Hal. 76 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
oleh Pimpinan DMR tersebut.
Bahwa oleh karenanya sejak awal kasus ini terkesan mencari "kambing
hitam" atas terjadinya surat gadai Deposito yang palsu dan
mengorbankan Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) dan para Terdakwa
lainnya, oleh karena itu demi hukum sudah terbukti kalau kebenaran yang
hakiki dari kasus ini tidak sungguh-sungguh dibuktikan oleh Kepolisian,
Kejaksaan (dalam hal ini JPU) maupun oleh Judex Factie.
Bahwa Pimpinan, juga telah membuat surat pernyataan tertanggal 1
September 2003 (terlampir), yang isinya secara jelas menyatakan kalau
kredit yang diajukan atas nama Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I)
adalah untuk kepentingan perusahaan (DMR), dan Pemohon Kasasi
(dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak tahu menahu maupun terlibat
dalam proses pengajuan kredit tersebut, termasuk kedalamnya tidak
mengetahui kalau kredit tersebut dijamin oleh dana milik PT. Jamsostek.
Pimpinan DMR dalam surat pernyataan tersebut juga dengan tegas
menyatakan bertanggung jawab atas pengembalian semua uang yang
diperoleh Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) dari PT. Bank Mandiri
cabang Prapatan. Oleh karena itu terbukti dengan jelas kalau Pemohon
Kasasi (dahulu Terdakwa I) hanya melaksanakan permintaan dari
Pimpinan DMR dengan meminjamkan namanya sebagai pihak yang
mengajukan kredit perseorangan untuk kepentingan perusahaan DMR.
Oleh karena itu, Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) demi hukum telah
terbukti tidak tahu tentang surat gadai deposito tersebut maupun hal-hal
yang diperlukan yang berkaitan dengan proses pengucuran kredit;
Bahwa akhir-akhir ini terdapat fakta-fakta hukum baru tentang adanya
dugaan tindak pidana korupsi yang dipersangkakan terhadap Achmad
Junaedi dan Andy R Alamsyah, dimana keduanya adalah bekas Direktur
Utama dan Direktur Investasi dari PT. JAMSOSTEK, dan kedua
Tersangka tersebut saat ini sudah ditahan oleh pihak yang berwenang
atas persangkaan tindak pidana korupsi di tubuh PT. JAMSOSTEK
tersebut, sewaktu kedua Tersangka memimpin PT. JAMSOSTEK;
Bahwa dakwaan tindak pidana korupsi yang didakwakan oleh Jaksa
Penuntut Umum kepada Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) adalah
didasarkan dengan adanya surat gadai Deposito yang diduga palsu yang
menjadi jaminan kredit dari Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I), dimana
dalam surat gadai Deposito tersebut terdapat tandatangan dari Achmad
Junaedi dan Andy R Alamsyah, selaku Direktur Utama dan Direktur
Investasi saat itu yang oleh yang bersangkutan tandatangan tersebut
dibantah.
Hal. 77 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Bahwa mengingat saat ini Achmad Junaedi dan Andy R Alamsyah, selaku
Direktur Utama dan Direktur Investasi sedang ditahan karena dugaan
tindak pidana korupsi penggunaan dana-dana di PT. JAMSOSTEK, maka
Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) memohon Majelis Hakim Agung
untuk mau mempertimbangkan "kemungkinan" keterlibatan dari Achmad
Junaedi dan Andy R Alamsyah, selaku Direktur Utama dan Direktur
Investasi PT. JAMSOSTEK di tahun 2002 dalam pembuatan Surat gadai
Deposito palsu tersebut, mengingat dana PT. JAMSOSTEK saat itu
sebesar 200 milyar rupiah dipindahkan dari BRI Sudirman ke Bank
Mandiri cabang Prapatan adalah atas perintah dari Achmad Junaedi dan
Andy R Alamsyah, dimana dana tersebut oleh PT. Rifan Finansindo diakui
sebagai dana "investor yang dijadikan jaminan kredit yang diajukan oleh
Pimpinan, termasuk penjanjian kredit yang ditandatangani oleh Pemohon
Kasasi (dahulu Terdakwa I);
Bahwa dalam persidangan juga terbukti kalau PT. Rifan Finansindo
menyampaikan kepada Achmad Junaedi dan Andy R Alamsyah, akan
kebutuhan dana di PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, dan oleh Achmad
Junaedi dan Andy R Alamsyah, selaku Direktur Utama dan Direktur
Investasi PT. JAMSOSTEK saat itu, permintaan PT. Rifan Finansindo
disetujui;
Bahwa Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) sangat menyadari negara
kita saat ini benar-benar berusaha memberantas korupsi sehingga para
Jaksa Penuntut Umum diharapkan untuk dapat menjerat para pelaku
korupsi dan selanjutnya para Hakim juga diharapkan dapat menghukum
para pelaku korupsi tersebut, tetapi Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I)
juga yakin dan percaya bahwa semua pihak terutama Majelis Hakim
Agung masih memegang asas praduga tak bersalah sebagai satu-
satunya asas yang terutama dalam hukum pidana di negara ini, karena
"masih lebih baik membebaskan seratus orang yang bersalah daripada
menghukum 1 orang yang tidak bersalah", sehingga dalam perkara ini
Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) yakin dan percaya kalau Majelis
Hakim Agung setelah benar-benar melihat dan memeriksa semua bukti-
bukti, fakta-fakta dan kesaksian dalam persidangan akan dapat
menemukan kalau Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) tidak bersalah
dan tidak terbukti melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
dakwaan Jaksa Penuntut Umum, dan Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa
I) yakin dan percaya kalau Majelis Hakim Agung dapat membebaskan
Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) dari segala tuntutan hukum;
Bahwa mengingat Judex Factie dalam putusannya menyatakan tidak
Hal. 78 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
pernah menerima memori banding dari Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I) terhadap Putusan Pengadilan Tingkat Pertama, maka demi
memperoleh kebenaran dan menyangkut kebebasan dari Pemohon
Kasasi (dahulu Terdakwa I) dimana dapat membuktikan kalau Pemohon
Kasasi (dahulu Terdakwa I) benar-benar tidak bersalah sebagaimana
dakwaan Jaksa Penuntut Umum, maka Pemohon Kasasi (dahulu
Terdakwa I) memohon kesediaan Majelis Hakim Agung untuk berkenan
membaca, memeriksa dan mempertimbangkan hal-hal yang dikemukakan
oleh Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) dalam Memori Bandingnya
yang telah disampaikan kepada Panitera Muda Pidana Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat, dan kranya Majelis Hakim Agung berkenan mengijinkan
Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) mencantumkan kutipan dari Memori
Banding tersebut dalam Memori Kasasi ini untuk bahan pertimbangan,
sebagaimana berikut ini: Kutipan dari memori banding (dari halaman 25
sampai dengan halaman 85):
Pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan fakta :
Dalam pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan fakta-fakta
yang dijadikan dasar bagi Putusan yang diambilnya, Majelis Hakim pada
intinya menyatakan memperoleh fakta hukum:
1. Bahwa sekitar bulan Januari tahun 2002, Pimpinan PT DMR dengan
saksi Raul J Supit, dalam rapat intern tertutup khusus direksi,
membicarakan tentang rencana perusahaan mengerjakan proyek
pembangunan rumah sakit dengan bekerjasama dengan Investor
General Finance Corporation (GFC) dan operator rumah sakit dari
Inggris, yaitu MER, dimana GFC meminta DMR ikut menyertakan
modal;
2 Bahwa saksi Ahmad Riyadi, saksi Aryo Santigi Budihanto dan saksi
Alexander J Parengkuan (selanjutnya disebut "Pimpinan DMR"), ke-
mudian mengajukan kredit kepada bank Mandiri cabang Jakarta
Prapatan melalui kepala cabangnya, yaitu saksi Charto H Sunardi, SE;
3. Bahwa saksi Charto H Sunardi, SE menyarankan Pimpinan DMR untuk
mencari investor yang mampu menempatkan dana di Bank Mandiri
cabang Jakarta Prapatan yang nantinya dana tersebut akan diikat oleh
Bank Mandiri sebagaijaminan atas kredit yang diajukan oleh Pimpinan;
4. Bahwa saksi Charto H Sunardi, SE kemudian memperkenalkan kepada
Henny Purnama Katerine, SE dan Aries Setiawan yang kemudian juga
memperkenalkan Pimpinan DMR kepada Adi Senggono, Syarifuddin
(sampai saat ini masih DPO dan tidak pernah diproses oleh
Kepolisian), Yosef Tjahjadjaja, Ferry yang mengaku sebagai perwakilan
Hal. 79 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
dari PT Rifan Financindo Securitas (selanjutnya disebut RFS), dan
Agus Budio Santoso selaku Direktur dari RFS, yang akan bertindak
sebagai arranger dari penempatan dana pihak ketiga (investor) ke PT
Bank Mandiri cabang Prapatan yang akan dipakai untuk menjamin
kredit yang diajukan oleh DMR. Hal tersebut juga secara jelas diakui
dan dibenarkan oleh saksi H Charto Sunardi, SE dalam kesaksiannya
di muka persidangan;
5. Bahwa saksi Charto H Sunardi, SE meminta Pimpinan DMR agar me-
ngajukan permohonan kredit dengan memakai permohonan atas nama
pribadi-pribadi dan pada saat dana pihak ketiga masuk (dana milik
Jamsostek yang diusahakan oleh RFS), saksi Charto H Sunardi, SE
memberitahukan Pimpinan DMR agar mempersiapkan seluruh
dokumen-dokumen yang diperlukan sehubungan dengan kredit yang
diajukan PT DMR, termasuk seluruh dokumen-dokumen pengajuan
kredit atas nama pembanding (dahulu Terdakwa I);
6. Bahwa saksi Charto H Sunardi, SE, telah diingatkan oleh saksi Budi
Waluyo tentang keharusan adanya surat persetujuan penjamin dari
Jamsostek dan keharusan adanya akta pendirian Jamsostek untuk
melihat kewenangan pejabat yang menandatangani surat persetujuan
tersebut, tetapi diabaikan oleh saksi Charto H Sunardi, SE, dan tetap
mengucurkan kredit kepada PT. DMR, yang salah satunya adalah
mengucurkan kredit kepada Pembanding (Terdakwa I) sebesar Rp.
15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah);
4. Bahwa saksi Charto H Sunardi, SE kemudian memperkenalkan kepada
Henny Purnama Katerine, SE dan Aries Setiawan yang kemudian juga
memperkenalkan Pimpinan DMR kepada Adi Senggono, Syarifuddin
(sampai saat ini masih DPO dan tidak pernah diproses oleh
Kepolisian), Yosef Tjahjadjaja, Ferry yang mengaku sebagai perwakilan
dari PT Rifan Financindo Securitas (selanjutnya disebut RFS), dan
Agus Budio Santoso selaku Direktur dari RFS, yang akan bertindak
sebagai arranger dari penempatan dana pihak ketiga (investor) ke PT
Bank Mandiri cabang Prapatan yang akan dipakai untuk menjamin
kredit yang diajukan oleh DMR. Hal tersebut juga secara jelas diakui
dan dibenarkan oleh saksi H Charto Sunardi, SE dalam kesaksiannya
di muka persidangan;
5. Bahwa saksi Charto H Sunardi, SE meminta Pimpinan DMR agar
mengajukan permohonan kredit dengan memakai permohonan atas
nama pribadi-pribadi dan pada saat dana pihak ketiga masuk (dana
Hal. 80 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
milik Jamsostek yang diusahakan oleh RFS), saksi Charto H Sunardi,
SE memberitahukan Pimpinan DMR agar mempersiapkan seluruh
dokumen-dokumen yang diperlukan sehubungan dengan kredit yang
diajukan PT DMR, termasuk seluruh dokumen-dokumen pengajuan
kredit atas nama pembanding (dahulu Terdakwa I);
6. Bahwa saksi Charto H Sunardi, SE, telah diingatkan oleh saksi Budi
Waluyo tentang keharusan adanya surat persetujuan penjamin dari
Jamsostek dan keharusan adanya akta pendIrian Jamsostek untuk
melihat kewenangan pejabat yang menandatangani surat persetujuan
tersebut, tetapi diabaikan oleh saksi Charto H Sunardi, SE, dan tetap
mengucurkan kredit kepada PT DMR, yang salah satunya adalah
mengucurkan kredit kepada Pembanding (Terdakwa I) sebesar Rp.
15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah);
7. Bahwa tanpa seijin Pemilik Deposito yaitu PT. Jamsostek, saksi Charto
H Sunardi, SE telah memecah Deposito senilai Rp. 200.000.000.000,-
(dua ratus milyar rupiah) menjadi 10 lembar Bilyet Deposito senilai Rp.
20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) dan kemudian menjadikan
sebagai-jaminan kredit;
8. Bahwa saksi Charto H Sunardi, SE tidak melihat sendIri penanda-
tanganan surat gadai Deposito, dan juga tidak melakukan konfIrmasi
mengenai gadai/jaminan Deposito kepada PT. Jamsostek sebagai
pemilik dan tidak melaporkan keputusan pemberian kredif tersebut
kepada Bisnis Unit Manajemen (Komersial Banking) dan Credit Risk
Management (CRM);
9. Bahwa PT. RFS mendapat pembayaran uang dari DMR sebesar Rp.
19.875.000.000,- sebagai fee atas jasa mereka sebagai arranger dalam
menempatkan dana investor di Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan
yang dipakai sebagai jaminan kredit yang diajukan DMR;
10.Bahwa uang yang diperoleh dari pengucuran kredit atas nama kredit
perorangan tersebut yaitu atas nama Pembanding (dahulu Terdakwa I)
yang diterima dari PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, pada hari yang
sama langsung di transfer ke Rekening perusahaan, yaitu dari kucuran
dana kredit yang masuk ke dalam rekening Pembanding (dahulu
Terdakwa I), telah ditransfer sebanyak Rp.14.950.000.000,- (empat
belas milyar sembilan ratus lima puluh juta rupiah) ke Rekening
perusahaan yaitu DMR dan sisanya sebesar Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) tetap berada di rekening Pembanding (dahulu
Terdakwa I);
Hal. 81 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Dari pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim (Judex Factie) di atas
yang diambil dari fakta-fakta yang terungkap di persidangan, sangat jelas
sekali menunjukkan kalau Majelis Hakim secara nyata, jelas dan sah telah
mengakui hal-hal berikut ini:
1. Bahwa sejak awal Pembanding (Terdakwa I) tidak tahu dan tidak
terlibat dalam proses dan rencana perusahaan DMR untuk membuat
rumah sakit dan tidak terlibat dalam proses dan rencana perusahaan
DMR untuk membuat rumah sakit dan tidak terlibat sama sekali dengan
rencana perusahaan DMR dalam mengajukan kridit ke Bank Mandiri
cabang Jakarta Prapatan, karena sejak awal, semua rencana-rencana
tersebut hanya diketahui dan dilaksanakan oleh saksi Ahmad Riyadi,
saksi Aryo Santigi Budihanto dan saksi Alexander J Parengkuan
(Pimpinan DMR);
2. Bahwa Pimpinan DMR, benar-benar mempunyai proyek pembangunan
rumah sakit di daerah Jakarta, Surabaya, Bali dan Lombok dengan
bekerja sama dengan General Finance Corporation (GFC) dan Medical
European Hospital (MEH), dimana untuk modal usahanya adalah
dengan mengajukan kredit ke PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, yang
dalam pelaksanaannya adalah melalui kredit perorangan, dimana
kemudian Pimpinan DMR memerintahkan kepada Pembanding (dahulu
Terdakwa I), sebagai karyawan dari DMR untuk dipinjam namanya
dalam mengajukan kredit ke PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, dan
pada saat itu Pembanding (dahulu Terdakwa I) telah melakukan dan
memenuhi semua syarat-syarat formil dalam mengajukan kredit, baik
itu proposal maupun syarat-syarat administrasi kepada Pembanding
(dahulu Terdakwa I), yang dalam prakteknya semuanya dipersiapkan
oleh Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan dan pihak perusahaan
DMR, dan bahkan saudara saksi H. Charto Sunardi,SE sendiri dalam
kesaksiannya di muka persidangan mengakui kalau permohonan kredit
dari Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan juga Terdakwa-Terdakwa
yang lainnya telah melengkapi dan memenuhi semua persyaratan-
persyaratan yang diminta oleh Bank, yang pada saat itu diwakili oleh
saksi H. Charto Sunardi,SE selaku Kepala Cabang (Putusan hal. 76);
3. Bahwa Perjanjian Kredit pada tanggal 26 Pebruari 2002 yang diajukan
oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) adalah sah, dimana hal tersebut
juga ditegaskan oleh saksi H Charto Sunardi, SE di muka persidangan
yang menyatakan Perjanjian Kredit tersebut sah, karena sudah bayar
provisi bank, sudah bayar bunga, dan bayar materai (Putusan hal 82),
begitu juga saksi Arief Budi Wijaksono, SE (Putusan hal 39), saksi
Hal. 82 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Eddy Rahmadi, SE (Putusan hal 64, alinea terakhir);
4. Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak pernah
terlibat dan tidak pernah mengadakan pertemuan-pertemuan dengan
Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan, maupun orang-orang yang
diperkenalkan saksi H Charto Sunardi, SE kepada para Pimpinan,
termasuk tidak mengenal orang-orang dari RFS, bahkan Pembanding
(dahulu Terdakwa I) pada awalnya sama sekali tidak tahu menahu
berapa besar kredit yang akan diajukan dan siapa penjaminnya,
bahkan sebagaimana terungkap dalam persidangan, pada saat
penandatanganan Perjanjian Kredit dengan Bank Mandiri cabang
Jakarta Prapatan, Pembanding (dahulu Terdakwa I) baru mengetahui berapa besar nilai kredit dari Perjanjian Kredit yang ditandatanganinya,
dan pada saat penandatanganan Perjanjian Kredit, Pembanding
(dahulu Terdakwa I) hanya diperlihatkan halaman depan dan halaman
belakang dari perjarjian kredit tersebut dan tidak pernah mendapat
salinannya, dan baru melihat Perjanjian Kredit tersebut secara lengkap
pada saat Pembanding (dahulu Terdakwa I) diperiksa di POLDA
METRO JAYA, bahkan Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali
tidak tahu menahu kalau pada tanggal 14 Pebruari 2002 Bank Mandiri
cabang Jakarta Prapatan telah mengucurkan kredit kepada perusahaan
DMR;
5. Bahwa oleh karenanya terbukti sejak awal proses kredit, bahkan dalam
proses awal pengajuan proposal dan hal-hal lainnya, Pembanding
(dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak terlihat dan tidak tahu menahu,
sehingga jelas sekali terbukti kalau bukan Pembanding (dahulu-
Terdakwa I) yang mencari investor maupun mencari arranger yang
akan mencari investor untuk menjamin kredit yang akan diajukan oleh
perusahaan PT. DMR (melalui Pimpinan) kepada PT. Bank Mandiri
cabang Prapatan, tetapi saksi H. Charto Sunardi, SE, yang mencari
dan kemudian memperkenalkan Pimpinan DMR kepada Henny
Purnama Katerine, SE dan Aries Setiawan yang kemudian juga
memperkenalkan Pimpinan DMR kepada Adi Senggono, Syarifuddin
(sampai saat ini masih DPO dan tidak pernah diproses oleh
Kepolisian), Yosef Tjahjadjaja, Ferry yang mengaku sebagai perwakilan
dari PT. Rifan Financindo Securitas (selanjutnya disebut RFS), dan
Agus Budio Santoso selaku Direktur dari RFS, yang akan bertindak
sebagai arranger dari penempatan dana pihak ketiga (investor) ke PT.
Bank Mandiri cabang Prapatan untuk menjamin kredit yang diajukan
oleh DMR. Hal tersebut juga secara jelas diakui dan dibenarkan oleh
Hal. 83 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
saksi H Charto Sunardi, SE dalam kesaksiannya di muka persidangan
(Putusan hal 74, dan hal 165);
6. Bahwa benar dana investor (PT, Jamsostek) yang diusahakan oleh
arranger (RFS) yang masuk ke PT. Bank Mandiri cabang Prapatan
digunakan sebagai jaminan atas kredit yang diajukan oleh Pembanding
(dahulu Terdakwa I) dan para Terdakwa yang lain (DMR), hal ini juga
diakui oleh saksi H Charto Sunardi, SE di muka persidangan (Putusan
hal. 77, alinea ketiga dari bawah, Putusan hal. 78, hal. 79, hal. 80 dan
hal. 84) ;
7. Bahwa benar Pembanding (dahulu Terdakwa I) sesuai permintaan dan
instruksi (perintah) dari Pimpinan DMRmengajukan kredit atas nama
perorangan beserta para Terdakwa yang lain walaupun kredit tersebut
adalah untuk kepentingan perusahaan (DMR) adalah berdasarkan
inisiatif dan usulan dari saksi H Charto Sunardi, SE (Putusan hal.166);
8. Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) benar-benar tidak tahu
menahu mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan investor
(PT. Jamsostek) dalam hubungan masuknya dana milik investor (PT.
Jamsostek) yang diusahakan oleh RFS ke PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan dimana sejak awal telah disepakati penggunaannya adalah
sebagai jaminan atas kredit yang diajukan oleh Pimpinan, termasuk
pengurusan sertifikat gadai Deposito baik itu mengenai
penandatanganannya maupun keabsahan dari tandatangannya, karena sejak awal Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak terlibat dalam pembicaraan-pembicaraan maupun proses yang terjadi antara
Pimpinan DMR dengan RFS maupun dengan PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan (saksi H Charto Sunardi, SE). Oleh karena itu Pembanding
(dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak tahu apa-apa saja yang
dibicarakan dan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi sehubungan
dengan pengajuan kredit tersebut, karena Pembanding (dahulu
Terdakwa I) hanya melaksanakan hal-hal yang diperintahkan oleh
Pimpinan DMR kepadanya ;
Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) baru mengetahui kalau
seharusnya hal tersebut merupakan sepenuhnya tanggung jawab dari
RFS dan pihak PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, yaitu saksi H.
Charto Sunardi, SE (karena rupanya untuk itulah RFS mendapat
bayaran uang jasa atas hal-hal yang merupakan tanggung jawabnya
dalam usahanya mendatangkan dana ke PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan), pada saat Pembanding (dahulu Terdakwa I) diperiksa di
Polda Metro DKl, bahkan sepengetahuan Pembanding (dahulu
Hal. 84 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Terdakwa I) dari informasi yang didengarnya kemudian setelah adanya
kasus ini baik itu sewaktu pemeriksaan di kepolisian maupun di
kejaksaan dari Pimpinan DMR maupun dari keterangan saksi H Charto
Sunardi, SE , bahwa RFS melarang Pimpinan DMR untuk berhubungan
dengan PT. Jamsostek, sebagaimana juga kesaksian H Charto
Sunardi, SE dalam persidangan yang menyatakan Yosef (RFS) yang
akan mengurus segala sesuatunya langsung dengan pemilik dana yang
dalam hal ini adalah PT Jamsostek (Putusan halo.75, hal. 77, dan hal.
86);
9. Bahwa RFS benar merupakan arranger (mediator) dari pengadaan
dana investor (PT Jamsostek) yang masuk ke PT Bank Mandiri cabang
Prapatan untuk menjamin kredit yang juga diajukan oleh Pimpinan
DMRdan kredit yang diajukan Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan
para Terdakwa yang lain (berdasarkan perintah Pimpinan), dimana
segala sesuatu yang berhubungan dengan pemilik dana/investor (PT
Jamsostek) diurus dan dilaksanakan oleh PT Rifan Finansindo
Sekuritas (RFS), yang mana hal tersebut juga telah diakui oleh H
Charto Sunardi, SE dalam kesaksiannya (putusan hal 74, 75, 77,78 dan
86). Hal tersebut juga terbukti dengan dibayarnya uang jasa sebesar
Rp. 19.875.000.000,- (sembilan belas milyar delapan ratus tujuh puluh
lima juta rupiah) kepada RFS oleh perusahaan PT Dwinogo
Manunggaling Roso (DMR), yang pembayarannya dilaksanakan oleh
saksi Alexander J Parengkuan selaku Direktur DMR (Putusan hal 95);
10.Bahwa benar yang bertanggung jawab dalam mengucurkan kredit
kepada Pembanding (dahulu Terdakwa I) adalah pihak Bank Mandiri
cabang Jakarta Prapatan, yaitu saksi H Charto Sunardi, SE, karena
jelas terungkap dan terbukti dari keterangan saksi-saksi dalam
persidangan kalau saksi H Charto Sunardi, SE sudah diingatkan oleh
bawahannya. tentang hal-hal yang harus dipenuhi dalam pengucuran
kredit, dan jelas juga telah terbukti dalam persidangan kalau saksi H
Charto Sunardi, SE, yang melakukan pelanggaran-pelanggaran
terhadap ketentuan-ketentuan Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan,
jadi bukan Pembanding (dahulu Terdakwa I), apalagi Perjanjian Kredit
yang ditandatangani oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) adalah
dilaksanakan hanya berdasarkan perintah Pimpinan DMR dan bukan
atas keinginan maupun kepentingan pribadi dari Pembanding (dahulu
Terdakwa I);
11.Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak pernah mengadakan
pendekatan maupun memberi sesuatu baik itu berupa barang maupun
Hal. 85 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
uang kepada saksi R. Charto Sunardi, SE agar permohonan kreditnya
dikabulkan oleh pihak Bank Mandiri cahang Jakarta Prapatan,
sebagaimana juga sudah terbukti dalam persidangan kalau
Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak pernah bertemu
secara langsung dengan saksi R Charto Sunardi, SE maupun
mengadakan pembicaraan-pembicaraan dengan saksi R Charto
Sunardi, SE sehubungan dengan kredit yang diajukan Pembanding
(dahulu Terdakwa I);
12.Bahwa oleh karenanya secara sederhana telah terbukti dan benar kalau yang berwenang untuk mengabulkan kredit dan mengucurkan
dana kepada Debitur, yang dalam hal ini adalah Pembanding (dahulu
Terdakwa I) adalah pihak bank sehingga apabila terdapat hal-hal atau
syarat-syarat yang menurut pihak bank belum terpenuhi, dan dalam hal
ini, hal tersebut sama sekali tidak diketahui oleh Pembanding (dahulu
Terdakwa I) dan pengajuan kreditnya tetap dikabulkan, maka
sebagaimana yang dikatakan oleh saksi dari Bank Mandiri, saksi Eddy
Rahmadi, SE dan saksi Eddie Rinaldy, SH, saksi ahli perbankan, yaitu
saksi-saksi yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU), maka
yang bertanggungjawab adalah pihak bank, dalam hal ini PT Bank
Mandiri cabang Prapatan (saksi R Charto Sunardi, SE), Putusan hal. 66
dan hal. 146);
Bahwa dari hal-hal tersebut di atas, yang disimpulkan dari fakta-fakta
hukum yang terungkap dalam persidangan, jelas sekali terlihat bahwa
Pembanding (dahulu Terdakwa I) dalam kasus ini tidak terbukti mela-
kukan suatu tindak Pidana Korupsi, karena jelas sekali terlihat kalau pada
saat itu atas permintaan Pimpinan, Pembanding (dahulu Terdakwa I)
hanya melakukan suatu Perjanjian Kredit yang sah dengan PT. Bank
Mandiri cabang Prapatan dan pada waktu itu melalui Pimpinan,
Pembanding (dahulu Terdakwa I) telah memenuhi semua persyaratan
yang diminta oleh pihak PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, yang
kemudian terbukti dengan dikabulkannya pengajuan kredit tersebut yaitu
cairnya dana kredit dari PT. Bank Mandiri cabang Prapatan kepada
Pembanding (dahulu Terdakwa I).
Bahwa secara sederhana dan jelas terbukti kalau kredit yang diajukan
oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) bukan untuk kepentingan pribadi
tetapi untuk kepentingan perusahaan (DMR), dimana terbukti dana yang
diterima dari PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, pada hari yang sama
langsung ditransfer ke Rekening perusahaan (DMR) dan Pembanding
(dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak pernah memakai dan
menggunakan uang tersebut untuk kepentingan prihadi. (Putusan hal 169
Hal. 86 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
alinea kedua).
Bahwa apabila kemudian ditemukan adanya surat gadai deposito yang
tandatangannya dipalsukan (merupakan produk stempel) adalah di luar
sepengetahuan dari Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan dalam per-
sidangan telah terungkap fakta-fakta hukum yang menyimpulkan hahwa
Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak pernah melakukan pemalsuan
surat gadai deposito tersebut, karena pihak yang membuatnya adalah
pihak bank yaitu PT. Bank Mandiri cabang Prapatan dengan PT. Rifan
Financindo Sekuritas (RFS) sehagai arranger dari penempatan dana PT.
Jamsostek di PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, bahkan yang membawa
surat gadai deposito tersebut ke PT. Jamsostek untuk ditandatangani
adalah RFS, yang dalam hal ini adalah Yosef Tjahjajaja, jadi bukan
dilakukan Pembanding (dahulu Terdakwa I).
Bahkan saksi H Charto Sunardi, SE sebagai Pimpinan DMR PT. Bank
Mandiri cabang Prapatan juga menyatakan kalau Perjanjian Kredit
Pembanding (dahulu Terdakwa I) sudah sah (Putusan hal 102), dan
Pembanding (dahulu Terdakwa I) telah memenuhi semua persyaratan-
persyaratan yang diperlukan dalam pengajuan kredit, sehingga jelaslah
apabila memang timbul masalah sehubungan dengan penerimaan dana
yang diterima Pembanding (dahulu Terdakwa I) atas pengajuan kredit
yang diajukannya ke PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, maka masalah
tersebut seharusnya adalah masalah keperdataan dan bukan masalah
pidana, sebagaimana dikatakan oleh saksi ahli Eddy Rinaldy,SH di muka
persidangan, "bahwa didalam prosedur suatu permohonan kredit yang
telah sesuai merupakan suatu keperdataan antara bank dengan Debitur ",
dalam hal ini adalah Pembanding (dahulu Terdakwa I) (Putusan hal. 145);
Bahwa secara sederhana dan jelas dapat dilihat kalau pertimbangan-
pertimbangan majelis Hakim (Judex Factie) di atas yang dibuat
berdasarkan fakta hukum yang terungkap dalam persidangan sama sekali
tidak dapat menunjukkan kalau Pembanding (dahulu Terdakwa I) telah
terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana
didakwakan Jaksa Penuntut Umum, bahkan sebaliknya yang terbukti dari
fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persidangan adalah
Pembanding (dahulu Terdakwa I) hanya melakukan suatu hubungan
keperdataan yaitu dengan menandatangani perjanjian kredit dengan PT.
Bank Mandiri cabang Prapatan.
Bahwa dari fakta-fakta hukum di atas, juga dapat terlihat jelas kalau pihak
yang benar-benar bertanggung jawab dalam kasus yang timbul dalam
pengucuran kredit dari PT Bank Mandiri cabang Prapatan ke Pembanding
Hal. 87 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
(dahulu Terdakwa I) dan para Terdakwa lainnya (DMR), adalah PT. Rifan
Financindo Sekuritas (BFS) sebagai arranger yang mengurus segala
sesuatu yang berkaitan dengan masuknya dana milik investor (PT.
Jamsostek) ke PT Bank Mandiri cabang Prapatan, termasuk diantaranya
tetapi tidak terbatas kepada mengurus surat gadai deposito, dan PT.
Bank Mandiri cabang Prapatan, yang dalam hal ini adalah saksi H. Charto
Sunardi, SE, yang menerbitkan surat gadai deposito dan yang ber-
wenang mengabulkan permohonan kredit yang diajukan oleh
Pembanding (dahulu Terdakwa I);
Bahwa secara sederhana dan jelas dapat dilihat kalau dalam per-
timbangan-pertimbangan Majelis Hakim (Judex Factie) khususnya yang
berkaitan dengan fakta-fakta yang diperoleh selama persidangan dan
keterangan-keterangan saksi-saksi maupun dari keterangan Terdakwa-
Terdakwa (butir 1 sampai dengan butir 20, putusan halaman 163 sampai
dengan halaman 169), tidak ada satupun suatu fakta yang dapat
menunjukkan kalau Pembanding (dahulu Terdakwa I) telah melakukan
suatu tindakan-tindakan yang bertentangan dengan hukum, kalaupun ada
fakta yang menyatakan kalau ada dana dari Bank Mandiri cabang Jakarta
Prapatan yang masuk ke dalam rekening Pembanding (dahulu Terdakwa
I), itu adalah dana yang diperoleh dari dikabulkannya permohonan kredit
Pembanding (dahulu Terdakwa I), oleh karena itu seandainya perjanjian
kredit yang diajukan oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) tersebut,
dianggap bermasalah sehingga menimbulkan masalah korupsi karena
adanya kerugian uang negara yang terlibat, maka terhadap hal itu dalam
persidangan juga telah terungkap kalau tidak ada satupun fakta-fakta
yang menyatakan kalau masalah tersebut dilakukan oleh Pembanding
(dahulu Terdakwa I);
Oleh karena itu jelas sekali terbukti kalau Putusan yang dibuat oleh
Majelis Hakim sangat bertentangan dengan pertimbangan-pertimbangan
fakta hukum yang dibuatnya, sehingga sudah selayaknya Majelis Hakim
Tinggi membatalkan putusan tersebut karena dibuat tidak sesuai dengan
pertimbangan-pertimbangan fakta hukum yang terungkap di persidangan;
Selain dari fakta-fakta yang sudah dibahas di atas, dalam putusan Majelis
Hakim terdapat "Fakta-fakta" yang tidak benar atau keliru yang juga
menjadi landasan dari Putusan Majelis Hakim yang harus diluruskan.
yaitu:
(1) "Bahwa untuk surat gadai deposito atas nama Andre Nugraha Achmad
Nouval, belum ditandatangani oleh Pemilik Deposito, dan hingga
tanggal 26 Pebruari 2002 kredit dikeluarkan tanpa gadai deposito,
Hal. 88 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
seharusnya Bilyet Deposito yang dijaminkan harus diikat dengan
gadai Deposito" (Putusan hal. 167)
(2) "Bahwa pengucuran kredit kepada Terdakwa Andre Nugraha Ach-
mad Nouval, adalah tidak sesuai dengan Standar Operasional PT.
Bank Mandiri (SOP), " (Putusan hal.167) ;
(3)"Terdakwa Andre Nugraha Achmad Nouval, menerima pinjaman
sebesar Rp.15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah), setelah
masuk ke rekeningnya selanjutnya ditransfer lagi ke Rekening
perusahaan PT. Dwinogo Manunggaling Roso sebesar Rp. 14.
950.000.000, - sedangkan sisanya sebesar Rp. 50.000.000, - (lima
puluh juta rupiah) tetap berada pada rekening pribadi yang ber-
sangkutan" (Putusan hal. 169);
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, terlihat bahwa
pertimbangan Majelis Hakim di atas menyimpulkan kalau Majelis Hakim
(Judex Faetie) berkesimpulan kalau Pembanding (dahulu Terdakwa I)
yang sudah menjaminkan Bilyet Deposito untuk pengajuan kreditnya dan
pengucuran kredit kepada Pembanding (dahulu Terdakwa I) adalah tidak
sesuai dengan SOP Bank Mandiri dan uang yang diperoleh dari
pengucuran kredit tersebut yaitu sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) dipakai oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) untuk
kepentingan pribadi adalah suatu pertimbangan yang keliru karena
berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, terbukti
kalau Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak melakukan satupun dari hal-
hal tersebut di atas, karena faktanya adalah sebagai berikut:
a. Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak tahu menahu
tentang proses kredit yang diajukan Pimpinan DMR sehingga
Pembanding (dahulu Terdakwa I) juga tidak tahu mengenai segala
sesuatu yang diperlukan untuk pengajuan kredit tersebut, termasuk
mengenai jaminan dan gadai Deposito, bahkan Pembanding (dahulu
Terdakwa I) tidak pernah menerima surat gadai deposito dari saksi H
Charto Sunardi, SE untuk ditandatangani PT. Jamsostek sebagai
Pemilik Deposito, karena memang sejak awal Pembanding (dahulu
Terdakwa I) tidak pernah terlibat dan hanya terlibat dalam masalah
kredit tersebut hanya pada saat penandatanganan Perjanjian Kredit
(itupun hanya diperlihatkan halaman depan dan belakang dari
Perjanjian Kreditnya). Yang terjadi adalah, sebagaimana kemudian
fakta yang terungkap selama persidangan, faktanya adalah yang
mengurus segala sesuatu yang berurusan dengan kredit dan investor
(PT. Jamsostek) adalah para Pimpinan DMR dengan saksi H Charto
Hal. 89 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Sunardi, SE dan Yosef Tjahjadjaja (RFS), bahkan fakta yang terungkap
dalam persidangan tentang Yosef Tjahjadjaja (RFS) yang melarang
Pimpinan DMR maupun saksi H Charto Sunardi, SE untuk
berhubungan langsung dengan pemilik dana/investor (PT. Jamsostek)
tidak diketahui oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I), Putusan hal. 75,
77, 78 dan 86;
b. Bahwa bukan Pembanding (dahulu Terdakwa I) yang telah melanggar
ketentuan-ketentuan atau SOP yang berlaku di Bank Mandiri cabang
Jakarta Prapatan dalam proses kreditnya akan tetapi pihak Bank
Mandiri cabang Jakarta Prapatan, yaitu saksi H Charto Sunardi, SE;
c. Pembanding (dahulu Terdakwa I) telah memenuhi semua memori
kasasi Andree Nugraha by Heber persyaratan-persyaratan formal yang
diminta oleh pihak PT Bank Mandiri cabang Prapatan melalui Pimpinan,
dan Perjanjian Kreditnya sendIri adalah sah (diakui dan dibenarkan
oleh pihak bank, Putusan hal. 76, hal. 82, hal. 39, hal. 64), dan
Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak pernah memalsukan surat gadai
Deposito, karena yang mengurus segala sesuatu yang berhubungan
dengan pemilik dana/investor (PT Jamsostek) adalah RFS melalui
Yosef Tjahjadjaja (Putusan hal. 75, 77, 78 dan 86), sehingga apabila
kemudian diketemukan ternyata surat gadai depositonya palsu, bukan
kesalahan Pembanding (dahulu Terdakwa I) karena sepanjang
pengetahuan Pembanding (dahulu Terdakwa I), semua persyaratan-
persyaratan yang diminta oleh PT Bank Mandiri cabang Prapatan
sudah dipenuhi oleh PT DMR, terbukti kreditnya cair sehingga dalam
hal ini Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak merugikan PT Bank
Mandiri cabang Prapatan, apalagi pada saat itu pinjaman kreditnya
belum jatuh tempo dan Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan para
Terdakwa lainnya tetap membayar bunga. Seharusnya Jaksa Penuntut
Umum memeriksa dan menuntut RFS dan Yosef Tjahjadjaja yang telah
melakukan tindak pidana korupsi dan pemalsuan atas terjadinya surat
gadai deposito yang palsu tersebut, karena pihak RFS dan Yosef
Tjahjadjaja yang paling memperoleh keuntungan bukan Pembanding
(dahulu Terdakwa I);
d. Bahwa dalam persidangan telah terungkap fakta, kalau yang me-
lakukan transfer uang sejumlah Rp. 14.950.000.000,- dari rekening
Pembanding (dahulu Terdakwa I) ke Rekening perusahaan DMR
adalah saksi Aryo Santigi Budihanto dan bukan dilakukan oleh
Pembanding (dahulu Terdakwa I), karena pada saat penandatanganan
Perjanjian Kredit, Pembanding (dahulu Terdakwa I) telah diminta untuk
Hal. 90 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
menandatangani blanko kosong pemindahbukuan dana dari rekening
Pembanding (dahulu Terdakwa I), yaitu dari rekening Pembanding
(dahulu Terdakwa I) yang khusus dibuat untuk Perjanjian Kredit ke
Rekening perusahaan DMR. Kalaupun ada uang sejumlah Rp. 50.000.
000,- yang masih tertinggal di rekening tersebut adalah diluar
sepengetahuan dari Pembanding (dahulu Terdakwa I), dan juga bukan
karena permintaan dari Pembanding (dahulu Terdakwa I), jadi semakin
terbukti kalau uang yang masih tertinggal di rekening Pembanding
(dahulu Terdakwa I) adalah bukan untuk dan atau karena kepentingan
pribadi;
Fakta-fakta tersebut di atas, terungkap dalam persidangan baik itu lewat
keterangan saksi-saksi maupun keterangan dari Pembanding (dahulu
Terdakwa I) maupun para Terdakwa lainnya, oleh karena itu sangat
disesalkan sekali kalau Majelis Hakim tidak mempertimbangkan fakta-
fakta yang terungkap dalam persidangan tersebut;
Oleh karena itu, berdasarkan uraian fakta-fakta di atas, maka jelas terlihat
bahwa pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim yang berkaitan dengan
fakta adalah kelIru dan sama sekali tidak sesuai dengan bukti-bukti yang
terungkap di persidangan, sehingga sudah selayaknya Majelis Hakim
Tinggi membatalkan putusan tersebut dan membebaskan dan me-
lepaskan Pembanding (dahulu Terdakwa I) dari segala tuntutan hukum;
Pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan hukum;
Sebelum membahas lebih lanjut pertimbangan-pertimbangan yang ber-
kaitan dengan hukum dalam putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Pusat, perkenankanlah Pembanding (dahulu Terdakwa I) memberitahu-
kan dengan hormat kepada Majelis Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi
Jakarta bahwa sebenarnya yang menjadi akar permasalahan sebab
musabab) dari dakwaan tindak pidana korupsi oleh Jaksa Penuntut
Umum berhubungan dengan pencairan kredit dari PT Bank Mandiri
cabang Prapatan kepada Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan Para
Terdakwa lainnya (DMR) adalah surat gadai deposito yang merupakan
jaminan dari kredit tersebut, setelah kreditnya cair, dinyatakan palsu,
karena tandatangan yang tertera didalamnya maupun keberadaan surat
gadai Deposito tersebut, ternyata kemudian dibantah atau tidak diakui
oleh pemilik dana/investor, yang dalam hal ini adalah PT Jamsostek.
sehingga pihak Bank Mandiri Pusat langsung mengambil kesimpulan dan
keputusan kalau kredit tersebut bermasalah karena, tidak ada jaminannya
dan merugikan pihak Bank Mandiri, padahal kreditnya sendiri belum jatuh
tempo dan Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan Para Terdakwa lainnya
Hal. 91 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
(DMR) masih melaksanakan kewajibannya kepada pihak Bank Mandiri,
termasuk membayar bunganya. Jadi belum terbukti kalau Pembanding
(dahulu Terdakwa I) tidak mampu membayar kreditnya, pihak Bank
Mandiri sudah menuduh kredit tersebut bermasalah, kalaupun/kredit
tersebut harus mempunyai jaminan, seharusnya pihak Bank Mandiri bisa
meminta Debitur/Pembanding (dahulu Terdakwa I) untuk memberikan
jaminan yang lain sebagai pengganti surat gadai Deposito tersebut dan
memberi kesempatan kepada Pembanding (dahulu Terdakwa I) untuk
membayar kredit tersebut sampai jatuh tempo, kecuali pada saat kredit
sudah jatuh tempo dan Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak mampu
bayar, baru pada saat itu Bank Mandiri boleh menyatakan kalau kreditnya
bermasalah. Oleh karena itu seharusnya Jaksa Penuntut Umum terlebih
dahulu harus membuktikan siapa yang memalsukan surat gadai deposito
tersebut, sebab Jaksa Penuntut Umum telah mendakwa Pembanding
(dahulu Terdakwa I) dan Para Terdakwa lainnya (DMR) melakukan tindak
pidana korupsi yang merugikan negara karena/kredit yang diperoleh/tidak
dengan surat gadai deposito yang sah, padahal sebagaimana fakta-fakta
yang terungkap dalam persidangan, Pembanding (dahulu Terdakwa I)
telah memenuhi semua persyaratan-persyaratan yang diminta oleh PT
Bank Mandiri cabang Prapatan dan khusus mengenai surat gadai
Deposito tersebut, yang membuat adalah PT Bank Mandiri cabang
Prapatan (saksi N. Charto Sunardi, SE) dan penandatanganannya diurus
oleh PT. Rifan Financindo Sekuritas (RFS). Perlu diketahui kalau pada
saat penandatanganan Perjanjian Kredit dengan PT.Bank Mandiri cabang
Prapatan, Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak mengetahui
kalau ada syarat-syarat yang tidak sah, karena sepanjang pengetahuan
dari Pembanding (dahulu Terdakwa I), semua persyaratan sudah
dipenuhi oleh perusahaan yang dalam hal ini PT DMR, dan semuanya
sah, karena terbukti permohonan kreditnya disetujui dan dananya juga
dikucurkan oleh PT Bank Mandiri cabang Prapatan, karena tidak mungkin
pihak Bank Mandiri mengabulkan permohonan kredit atas nama
Pembanding (dahulu Terdakwa I) apabila masih ada syarat-syarat yang
belum dipenuhi oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I);
Bahwa seharusnya pemalsuan surat gadai deposito merupakan unsur
yang utama dari/casus yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum,
karena masalah ini tidak mungkin terjadi apabila surat gadai depositonya
asli sedangkan Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak
mengetahui kalau surat gadai deposito tersebut palsu atau tidak, karena
sepengetahuan Pembanding (dahulu Terdakwa I), pada saat akad kredit,
Hal. 92 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
semua persyaratan telah dipenuhi oleh PT DMR, termasuk surat gadai
deposito kalau memang syarat Perjanjian Kredit harus ada surat gadai
deposito sebagai jaminan, yang belakangan baru diketahui oleh
Pembanding (dahulu Terdakwa I) pada saat diperiksa di Polda Metro DKI,
diurus oleh PT. Bank Mandiri cabang Prapatan (H Charto Sunardi, SE)
dengan RFS (Yosef Tjahjadjaja), dimana hal tersebut juga diketahui oleh
Pembanding (dahulu Terdakwa I dari keterangan yang didengarnya dari
Pimpinan DMR sewaktu pemeriksaan di kantor Polisi), buktinya kredit
yang diajukan ke PT Bank Mandiri cabang Prapatan dikabulkan dan PT.
Bank Mandiri cabang Prapatan telah mencairkan dananya ;
Oleh karenanya dengan segala hormat, Pembanding (dahulu Terdakwa I)
memohon kepada Hakim Tinggi agar memeriksa ulang perkara ini dengan
sebaik-baiknya dengan asas praduga tidak bersalah (presumption of in
Nocence), sehingga dapat melihat perkara ini dengan objektif dan dapat
mengungkap kebenaran yang hakiki yang sebenarnya terjadi dalam
perkara ini. Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) dengan segala
kerendahan hati juga memohon Majelis Hakim Tinggi mau mendengar,
melihat, mepelajari dan mempertimbangkan fakta-fakta yang sebenarnya
terungkap di persidangan hal.hal yang dikemukakan oleh Pembanding
(dahulu Terdakwa I), baik yang terdapat dalam Memori Banding ini
maupun dalam Pledoi Penasehat Hukum Pembanding (dahulu Terdakwa
I), maupun Pledoi pribadi yang dibuat oleh Pembanding (dahulu
Terdakwa I) waktu perkara ini diperiksa di Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, sehingga Majelis Hakim dapat memutuskan perkara ini dengan
seadil-adilnya.
Pertimbangan Majelis Hakim mengenai terpenuhinya unsur “secara
melawan hukum” adalah keliru. Karena salah menafsirkan fakta-fakta
hukum dan tidak mempertimbangkan fakta-fakta hukum yang terungkap
dalam persidangan maupun ketentuan hukum yang berlaku ;
Pertimbangan Judex factie mengenai unsur "Secara Melawan Hukum" ini
diuraikan di halaman 171 sampai dengan halaman 173 Putusan, dimana
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah melakukan
kekeliruan dalam menafsirkan fakta-fakta hukum yang ada dengan
pengertian "melawan hukum" dan selanjutnya Majelis Hakim tidak
mempertimbangkan fakta-fakta hukum yang sebenarnya terungkap dalam
persidangan, bahkan sangat besar kemungkinannya kalau Majelis Hakim
Hal. 93 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak membaca dan mempelajari alasan-
alasan hukum dalam pledeoi yang disampaikan oleh Pembanding (dahulu
Terdakwa I) untuk menjadi bahan pertimbangannya dalam menjatuhkan
keputusan, karena pada saat persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, Majelis Hakim tidak memberikan kesempatan kepada Penasihat
Hukum Pembanding dahulu Terdakwa I) untuk membacakan Pledoinya di
muka persidangan.
Oleh karenanya jelas sekali terlihat jelas kalau putusan Majelis Hakim
tersebut tidak didasari oleh suatu kebenaran yang sebenar-benarnya.
Bahwa dalam pertimbangannya (putusan hal. 171), Majelis Hakim
menyatakan yang dimaksud dengan "melawan hukum" dalam pasal ini
adalah perbuatan yang dilakukan Terdakwa-Terdakwa tersebut adalah
bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku di Negara RI. Dari
pernyataan tersebut dapat diartikan, bahwa untuk memenuhi unsur
"melawan hukum" tersebut, Pembanding (dahulu Terdakwa I) harus
dibuktikan telah melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
Bahwa sebelumnya dalam pledoi Penasehat Hukum Pembanding (dahulu
Terdakwa I) di Pengadilan Negeri Pusat, telah mempertanyakan per-
buatan manakah yang telah dilakukan Pembanding (dahulu Terdakwa I)
yang dapat dikualifikasikan sebagai "perbuatan melawan hukum", karena
Jaksa Penuntut Umum dalam Dakwaan maupun dalam Tuntutannya,
sama sekali tidak dapat menguraikan secara jelas perbuatan Pembanding
(dahulu Terdakwa I) yang mana yang menurut Jaksa Penuntut Umum
yang dapat dikualifikasikan sebagai "perbuatan melawan hukum". Dan
sangat disayangkan, ternyata Majelis Hakim dalam putusannya juga tidak
menjelaskan perbuatan manakah yang dilakukan Pembanding (dahulu
Terdakwa I) yang merupakan perbuatan "melawan hukum". Bahkan kalau
dilihat dalam pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim dalam
putusannya halaman 171 sampai dengan halaman 173, tidak ada satupun
perbuatan-perbuatan yang menjadi pertimbangan Majelis Hakim tersebut
yang dilakukan oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I), malah jelas terlihat
kalau perbuatan-perbuatan yang terdapat dalam pertimbangan-per-
timbangan Majelis Hakim tersebut, telah dilakukan oleh pihak Bank
Mandiri cabang Jakarta Prapatan, khususnya oleh saksi H Charto
Sunardi, SE.
Bahwa Majelis Hakim dalam pertimbangan-pertimbangannya hanya me-
nyatakan: Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi,
keterangan Terdakwa dihubungkan dengan surat-surat bukti dalam
Hal. 94 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
perkara ini, telah ternyata dimana dikemukakan dalam fakta-fakta yang
diperoleh di persidangan bahwa proses pengucuran fasilitas kredit
kepada Terdakwa-Terdakwa tersebut di atas, tidak sesuai Standart
Operasional Prosedur PT. Bank Mandiri (SOP), karena tidak dilengkapi
persetujuan penjamin dari pihak PT. Jamsostek, serta tidak dilampirkan
Akta Pendirian PT. Jamsostek untuk mengetahui kewenangan pejabat
dari PT. Jamsostek, dan terhadap keadaan tersebut sudah diingatkan
oleh saksi Budi Waluyo S. Kom, kepada saksi :Charto Sunardi, SE tetap
memerintahkan untuk tetap diproses" Putusan hal. 171, “Menimbang,
bahwa terhadap pemberian kredit para Terdakwa tersebut selain karena
tidak sesuai dengan kewajaran yaitu sejak pengajuan permohonan kredit
sampai pencairan kredit yang hanya dalam waktu 1 (satu) hari, juga
terdapat hal-hal yang tidak lazim……., karena tidak memenuhi
persyaratan, yaitu:
a. Tanpa seijin Pemilik Deposito yaitu PT. Jamsostek memecah deposito
senilai sebagaimana disebutkan di atas"
b. Penandatanganan surat gadai Deposito oleh PT. Jamsostek, yang
ternyata tidak benar, tidak dilakukan dihadapan saksi H. Charto
Sunardi, SE, selaku pejabat yang berwenang;
c. saksi H. Charto Sunardi, SE, selaku spoke manager PT. Bank Mandiri
cabang Jakarta Prapatan, tidak melakukan konfIrmasi mengenai
gadai/jaminan Deposito tersebut kepada PT. Jamsostek sebagai
pemilik;
d. saksi H. Charto Sunardi, SE, selaku spoke manager PT. Bank Mandiri
cabang Jakarta Prapatan, tidak melampirkan keputusan pemberian
kredit dan pengucuran kredit kepada 8 (delapan) orang tersebut di atas
kepada Bisnis Unit Management (Komersial banking) dan Credit Risk
Management (CRM)
e. Saksi H. Charto Sunardi, SE telah menandatangani 5 (lima) surat gadai
Deposito atas nama PT. Jamsostek pada tanggal 14 Pebruari 2002,
dengan jaminan Bilyet Deposito, sebagai jaminan kredit tanpa
konfirmasi lebih dahulu kepada PT. Jamsostek Putusan hal. 172
“Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Andi Rahman
Alamsyah, menyatakan bahwa PT. Jamsostek Jakarta tidak pernah
menjaminkan Depositonya kepada para Terdakwa. -7 Putusan hal. 172
"Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta di atas, Majelis Hakim
berpendapat bahwa proses pengajuan dan pemberian kredit kepada para
Terdakwa, telah tidak dilakukan sebagaimana mestinya, sehingga dengan
demikian unsur ke-dua: "secara melawan hukum "telah terbukti.
Hal. 95 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Bahwa dari pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim tersebut di atas,
jelas sekali terlihat kalau Majelis Hakim menyatakan perbuatan-perbuatan
yang masuk kedalam kualifikasi perbuatan "melawan hukum" dalam
perkara ini, adalah:
1. Bahwa proses pengucuran kredit tersebut tidak sesuai dengan
Standar Operasional Procedure dari PT. Bank Mandiri, yaitu terjadi
penyimpangan prosedur, karena tidak dilengkapi dengan surat
persetujuan penjaminan, waktu pengucuran kredit yang cuma 1
(satu) hari, tidak memenuhi persyaratan, dan proses pengajuan
tidak dilakukan sebagaimana mestinya ;
2. Surat gadai deposito palsu, karena PT. Jamsostek tidak pernah
menjaminkannya kepada Para Terdakwa ;
1. Proses pengucuran kredit tersebut tidak sesuai dengan Standar
Operasional Procedure dari PT. Bank Mandiri, yaitu terjadi penyim-
pangan prosedur, karena tidak dilengkapi dengan surat persetujuan
penjaminan, waktu pengucuran kredit yang cuma 1 (satu) hari, tidak
memenuhi persyaratan, dan proses pengajuan tidak dilakukan
sebagaimana mestinya ;
Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) sebelum membahas hal tersebut
di atas, perlu menegaskan kalau Pembanding (dahulu Terdakwa I) sejak
awal pengajuan kredit ke PT. Bank Mandiri cabang Prapatan sampai
dengan hari penandatanganan Perjanjian Kredit, sama sekali tidak tahu
menahu dan tidak terlibat, bahkan Pembanding (dahulu Terdakwa V tidak
mengetahui berapa besar jumlah kredit yang akan diajukan sampai saat
penandatanganan Perjanjian Kredit karena Pembanding (dahulu
Terdakwa I) hanya melaksanakan perintah Pimpinan DMR (saksi Ahmad
Riyadi) untuk menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank Mandiri
cabang Jakarta Prapatan dimana segala sesuatu hal yang berkaitan
dengan kredit tersebut diurus dan dilengkapi oleh perusahaan DMR. Oleh
karena itu jelas terlihat dan terbukti kalau Pembanding (dahulu Terdakwa
I) hanya melaksanakan instruksi atau perintah dari Pimpinan DMR (saksi
Ahmad Riyadi) untuk menandatangani Perjanjian Kredit untuk
kepentingan perusahaan; Bahwa oleh karenanya tidak benar kredit yang
diperoleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) dari PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan, tidak sesuai dengan proses kredit di PT. Bank Mandiri, karena
Pembanding (dahulu Terdakwa I) pada saat penandatanganan Perjanjian
Kredit telah memenuhi semua persyaratan-persyaratan formil yang
diminta oleh pihak PT. Bank Mandiri cabang Prapatan (saksi H Charto
Sunardi, SE), yang dilakukan oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I)
Hal. 96 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
berdasarkan pemberitahuan dari Pimpinan, yaitu: foto copy KTP
Pembanding (dahulu Terdakwa I), poto copy KTP isteri, akte pernikahan
kecuali surat Permohonan kredit ,karena surat tersebut dipersiapkan oleh
Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan. Sedangkan syarat-syarat surat
persetujuan penjamin maupun surat gadai deposito sama sekali tidak
pernah diketahui oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) karena pada saat
penandatanganan perjanjian kredit, surat-surat tersebut tidak diminta oleh
PT. Bank Mandiri cabang Prapatan (kepala cabang, saksi H Charto
Sunardi, SE) maupun oleh pegawai Bank Mandiri cabang Jakarta
Prapatan yang lain (saksi Budi Waluyo).
Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak tahu tentang
syarat-syarat dan prosedur pengajuan kredit yang berlaku di Bank Mandiri
cabang Jakarta Prapatan, karena Pembanding (dahulu Terdakwa I) hanya
terlibat pada hari penandatanganan permohonan kredit dan penan-
datanganan Perjanjian Kredit.
Bahwa pada saat pengajuan kredit, penandatanganan Perjanjian Kredit
dan pencairan dana Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak tahu kapan
dananya cair, pihak PT. Bank Mandiri cabang Prapatan tidak pernah mempermasalahkan persyaratan-persyaratan yang belum lengkap,
sehingga Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak pernah tau syarat-syarat
mana yang masih kurang, oleh karena itu Pembanding (dahulu Terdakwa
I) menganggap kalau ternyata kemudian pengajuan kreditnya disetujui
dan dikucurkannya dana kredit tersebut maka semua persyaratan yang
diperlukan untuk cairnya kredit tersebut sudah terpenuhi dan semua
prosedur yang ditempuh dan dilaksanakan adalah sudah sesuai dengan
prosedur dan tata cara perkreditan yang berlaku di PT. Bank Mandiri.
Bahwa pada saat penandatanganan perjanjian kredit, Pembanding
(dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak mengetahui keterlibatan PT. Rifan
Financindo Sekuritas (RFS) dalam proses pengajuan kredit yang diajukan
Pembanding (dahulu Terdakwa I) kepada PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan, karena Pembanding (dahulu Terdakwa I) hanya menjalankan
perintah dari Pimpinan DMR untuk ikut bersama yang pegawai DMR yang
lainnya mengajukan kredit atas nama perorangan ke PT. Bank Mandiri
cabang Prapatan, walaupun dana kredit tersebut akan digunakan untuk
kepentingan usaha perusahaan (DMR), dan perintah itupun baru diterima
Pembanding (dahulu Terdakwa I) dari Pimpinan DMR (saksi Ahmad
Riyadi) yaitu I (satu) hari sebelum penandatanganan perjanjian kredit,
sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan proses kredit tersebut
tidak diketahui oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I).
Hal. 97 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) baru mengetahui keterlibatan
RFS, pada saat Pembanding (dahulu Terdakwa I) diperiksa di Polda
Metro DKI dan pada saat keterangan-keterangan saksi-saksi di
persidangan, dan pada saat itulah Pembanding (dahulu Terdakwa I) baru
mengetahui kalau RFS mempunyai peranan penting dalam pengucuran
kredit dari PT. Bank Mandiri cabang Prapatan kepada DMR, termasuk
didalamnya terhadap pengucuran kredit atas nama Pembanding (dahulu
Terdakwa I), permohonan kredit dan penandatanganan Perjanjian Kredit.
Bahwa dari fakta-fakta yang khususnya terungkap dalam persidangan
jelas terbukti kalau seharusnya RFS bertanggungjawab atas segala
sesuatu yang berkaitan dengan pemilik dana/investor yang uang
Depositonya ternyata dijadikan jaminan atas kredit yang diajukan oleh
Pembanding (dahulu Terdakwa I), dan bukan tanggungjawab dari
Pembanding (dahulu Terdakwa I), walaupun dalam Perjanjian Kredit yang
ditandatangani oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) terdapat ketentuan
yang menyatakan pengajuan kredit dijamin dengan gadai deposito
Jamsostek, karena Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak
pernah terlibat dalam proses pengajuan kredit tersebut sejak awal,
bahkan Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak tahu apa isi dari Perjanjian
Kredit yang ditandatanganinya, karena Pembanding (dahulu Terdakwa I)
hanya diperlihatkan halaman depan dan halaman terakhir dari perjanjian
tersebut pada saat penandatanganan Perjanjian Kredit.
Oleh karenanya, dari fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan,
Pembanding (dahulu Terdakwa I) dapat mengambil kesimpulan kalau
sebenarnya pada saat itu, RFS yang bertanggungjawab atas syarat-
syarat yang berhubungan dengan pemilik dana/investor (PT. Jamsostek),
yaitu surat gadai deposito. Hal tersebut telah terbukti dengan fakta bahwa
pada saat penandatanganan perjanjian kredit, pihak PT.Bank Mandiri
cabang Prapatan tidak meminta syarat-syarat lain dari Pembanding
(dahulu Terdakwa I) termasuk surat gadai deposito tersebut, karena pada
waktu penandatanganan perjanjian kredit itu, hal-hal yang berhubungan
dengan jaminan, maupun pemilik dana/investor (PT. Jamsostek) adalah
sepenuhnya merupakan tanggungjawab RFS (saksi Yosef Tjahjadjaja);
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan telah terjadi
penyimpangan prosedur karena tidak sesuai dengan standar operasional
prosedur adalah patut diragukan karena kenyataannya kredit tersebut
dikucurkan oleh PT. Bank Mandiri cabang Prapatan sebanyak 2 (dua) kali
dengan tenggang waktu yang cukup lama yaitu masing-masing pada
tanggal 14 Februari 2002, kepada Alexander 1. Parengkuan, Ir. Aryo
Hal. 98 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Santigi Budihanto, Ahmad Riyadi, Harianto Brasali dan Koko Sandoza
Fritzgerald, yang keseluruhannya berjumlah Rp 75.000. 000.000,- dan
berikutnya pada tanggal 26 Februari 2002, kepada Andre Nugraha
Ahmad Nouval, Yakub A. Arupalakka, dan Alm. Dudi Laksmana, yang
keseluruhannya berjumlah Rp. 45.000.000.000,-.
Bahwa melihat tenggang waktu antara pemberian kredit pertama dan
kedua telah terjadi dalam suatu rentang waktu yang cukup panjang yaitu
12 hari atau setidaknya 7 (tujuh) hari kerja dan juga melihat jumlah kredit
yang terhitung besar dan dijamin oleh dana yang masuk ke Bank Mandiri
dalam jumlah yang besar pula, maka sudah sepatutnya sistem perbankan
apalagi untuk bank sebesar Bank Mandiri, harus mampu mendeteksi
dalam hal adanya penyimpangan prosedur, sehingga dapat mencegah
pemberian kredit untuk tahap yang kedua. Namun demikian hal tersebut
tidak terjadi. Hal ini telah menimbulkan keraguan yang masuk akal
tentang apakah benar telah terjadi penyimpangan prosedur sebagaimana
disebutkan oleh Majelis Hakim, karena terbukti telah terjadi pemberian
kredit tahap kedua, yaitu pemberian kredit kepada Pembanding (dahulu
Terdakwa I). Jadi bagaimana mungkin kredit tahap kedua tetapi
dikucurkan atau dikabulkan apabila memang benar telah terjadi
penyimpangan prosedur? Jawabnya secara sederhana adalah tidak
mungkin terjadi penyimpangan prosedur.
Bahwa ketentuan tentang adanya keharusan menandatangani gadai
Deposito dihadapan Kepala Cabang, semata-mata merupakan fakta yang
diambil Majelis Hakim dari pernyataan saksi yang diajukan oleh Jaksa
Penuntut Umum, yang dalam hal ini, Arief Budi Witjaksono dan tidak
pernah ditunjukkan adanya ketentuan tertulis yang mengharuskan tentang
hal tersebut dalam persidangan. Dengan demikian pernyataan tersebut
tidak dapat atau setidaknya belum dapat digunakan sebagai landasan
untuk menyatakan adanya penyimpangan prosedur.
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan pencairan kredit
tersebut adalah sesuai dengan kewajaran yaitu hanya 1 (satu) hari,
sebagaimana juga pernyataan saksi Emidi Suparman dari Bank Mandiri
yang menyatakan bahwa pencairan kredit yang dilakukan dalam satu hari
adalah merupakan sesuatu yang tidak wajar, adalah merupakan
pernyataan yang sama sekali tidak dapat digunakan sebagai pertim-
bangan untuk mengukur adanya penyimpangan prosedur, karena
pernyataan tersebut sesungguhnya adalah hanya suatu analisa dan
bukan didasarkan pada aturan yang berlaku pada Bank Mandiri. Terlebih
Hal. 99 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
lagi saksi Emidi, pada bagian lain dari kesaksiannya juga menyebutkan
tentang adanya kemungkinan pencairan dana kredit dengan jaminan
deposito pada hari yang sama (Surat Tuntutan JPU, hal. 194). Oleh
karena itu pernyataan saksi Emidi menjadi tidak valid maupun tidak sah
untuk dipergunakan sebagai dasar pertimbangan Majelis Hakim karena
pernyataan saksi Emidi tersebut saling bertentangan.
Bahwa terlepas dari adanya keraguan tersebut, seandainya memang
benar terjadi adanya penyimpangan prosedur dalam pemberian maupun
pencairan kredit, maka hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan Majelis
Hakim tersebut bukanlah perbuatan yang dapat dikualifikasikan sebagai
perbuatan yang dilakukan oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I).
Kalaupun terdapat penyimpangan maka penyimpangan-penyimpangan
tersebut semuanya dilakukan oleh pejabat PT Bank Mandiri yang terlibat
dalam proses, pemberian maupun pencairan kredit dimaksud selain itu
juga, tidak terdapat satu faktapun yang terungkap di dalam persidangan
yang menunjukan adanya upaya Pembanding (dahulu Terdakwa I) untuk
mempengaruhi, baik dalam bentuk memohon atau membujuk saksi H
Charto Sunardi, SE, selaku Kepala Cabang PT Bank Mandiri cabang
Jakarta Prapatan, untuk melakukan penyimpangan prosedur yang berlaku
di PT Bank Mandiri. Jadi jelas telah terbukti dalam persidangan kalau
Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak pernah memberikan sesuatu, baik
itu sebagai imbalan maupun uang suap kepada Bank Mandiri cabang
Jakarta Prapatan (saksi H. Charto Sunardi, SE) agar permohonan
kreditnya disetujui;
Bahwa kalaupun saksi H Charta Sunardi, SE setelah kredit cair, kemudian
mendapat "sesuatu" dari Pimpinan, hal tersebut sama sekali tidak
diketahui oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I), dan perlu diingat kalau
dalam persidangan jelas telah terungkap kalau pemberian tersebut
bukanlah merupakan imbalan atau syarat atas jasa Terdakwa ll: saksi H
Charto Sunardi,SE dalam menyetujui permohonan, kredit Pimpinan DMR
(termasuk kredit yang diperintahkan oleh Pimpinan DMR (saksi Ahmad
Riyadi) untuk diajukan oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I), karena
jelas terungkap dalam persidangan kalau pemberian tersebut
dilaksanakan setelah kredit cair sebagai tanda terima kasih sebagaimana
layaknya umum terjadi dalam dunia bisnis, dan perlu diingat dan diketahui
kalau pemberian kepada saksi H Charto Sunardi, SE tersebut tidak
dilakukan oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I);
Bahwa ketentuan yang berkaitan dengan prosedur pemberian kredit
bukan merupakan produk hukum yang bersifat publik, sehingga
Hal. 100 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Pembanding (dahulu Terdakwa I) yang Notabene bukan merupakan
pegawai PT Bank Mandiri, tidak mempunyai kewajiban untuk mengetahui
prosedur tentang pemberian maupun pencairan kredit, termasuk syarat-
syarat apa saja yang harus dipenuhi selain dari syarat-syarat yang diminta
oleh pihak bank, yaitu PT. Bank Mandiri cabang Prapatan (saksi H Charto
Sunardi, SE),
Bahwa tidak terdapat suatu kewajiban hukum apapun bagi Pembanding
(dahulu Terdakwa I) untuk mencari informasi tentang prosedur pemberian
kredit kecuali mempercayai segala informasi dari pejabat PT Bank
Mandiri, yang dalam hal ini Kepala Cabang PT Bank Mandiri cabang
Jakarta Prapatan dan saksi Budi Waluyo pada saat penandatanganan
Perjanjian Kredit, sebagai prosedur yang benar, dan pada saat itu semua
prosedur telah dilaksanakan dengan benar dan semua persyaratan-
persyaratan yang diminta sudah dipenuhi dan diterima oleh PT. Bank
Mandiri cabang Prapatan (saksi H Charto Sunardi, SE dan saksi Budi
Waluyo);
Bahwa sebagaimana telah diungkapkan dalam pledoi dan fakta-fakta
yang terungkap dalam persidangan oleh saksi-saksi dan Terdakwa serta
juga telah dimuat dalam surat dakwaan JPU, bahwa seluruh proses
pengajuan kredit Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan para Terdakwa
telah dilakukan sesuai dengan petunjuk saksi Charto Sunardi, selaku
kepala cabang PT Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan dan bahkan
saksi saksi H Charto Sunardi, SE pula yang memperkenalkan Pimpinan
DMR (saksi Ahmad Riyadi, saksi Aryo Santigi, dan saksi Alexander 1.
Parengkuan) dengan pihak-pihak dari PT Rifan Finansindo, yang
kemudian PT Rifan (RFS) selanjutnya dipercaya oleh Pimpinan DMR
untuk bertindak sebagai arranger dalam penempatan dana oleh pemilik
dana/investor (PT Jamsostek) di PT Bank Mandiri cabang Prapatan dalam
proses pengajuan kredit tersebut.
Bahwa oleh karenanya, Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak
mempunyai kewenangan dalam memutuskan apakah permohonan
kreditnya ke PT Bank Mandiri cabang Prapatan layak atau tidak layak,
apakah dapat dikabulkan atau ditolak, apakah dapat dicairkan atau tidak,
dan sebagainya, tetapi yang mempunyai kewenangan mutlak adalah
pihak bank, yaitu PT Bank Mandiri cabang Prapatan (saksi H Charto
Sunardi, SE), sehingga kalaupun ada penyimpangan prosedur, yang patut
disalahkan adalah pihak PT Bank Mandiri cabang Prapatan (saksi H
Charto Sunardi, SE), sebagaimana juga telah dinyatakan saksi ahli Eddie
Rinaldy, SH dan saksi-saksi dari Bank Mandiri sendiri yang terungkap
Hal. 101 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
dalam persidangan, dan bukan kesalahan dari Pembanding (dahulu
Terdakwa I) dan sama sekali tidak tahu menahu dengan prosedur
maupun Standar Operational Prosedur (SOP) Bank Mandiri.
Bahwa saksi H Charto Sunardi, SE dan saksi Eddy Rachmadi dari Bank
Mandiri dalam kesaksiannya di muka persidangan mengakui kalau proses
pengajuan kredit yang diajukan oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I)
sudah benar sesuai prosedur dan syarat-syarat yang diminta PT Bank
Mandiri cabang Prapatan, sehingga sangat disayangkan dan disesalkan
kalau Majelis Hakim menutup mata dan mengabaikan kebenaran fakta-
fakta tersebut;
Bahwa sebagaimana telah disampaikan dalam pledoi, dengan ini
Pembanding (dahulu Terdakwa I), sekali lagi dengan tegas membantah
pernyataan JPU pada halaman 240 surat tuntutan yang menyatakan:
"mereka Terdakwa mengakui perbuatannya, kecuali Terdakwa Koko
Sandoza FG". Hal tersebut adalah tidak benar, Pembanding (dahulu
Terdakwa I) dan Para Terdakwa (DMR) hanya mengakui telah me-
ngajukan dan menerima kredit, tetapi tidak pernah mengakui telah
melakukan perbuatan yang menyimpang dari prosedur, karena Pem-
banding (dahulu Terdakwa I) hanya mengetahui bahwa prosedur yang
sudah ditempuh pada saat itu tersebut adalah prosedur yang benar dan
sah menurut hukum, karena prosedur tersebut dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk dan arahan dari pihak PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan;
Bahwa dari semua pertimbangan-pertimbangan yang dibuat oleh Majelis
Hakim mengenai penyimpangan prosedur dan sebagainya di atas,
satupun tidak ada yang dapat menunjukkan kalau perbuatan-perbuatan
tersebut dilakukan oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I), karena semua
perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan prosedur dan tata cara bank
tersebut hanya dapat disetujui dan dilakukan oleh pihak PT. Bank Mandiri
cabang Prapatan. Oleh karena itu, Pembanding (dahulu Terdakwa I),
tidak terbukti telah melakukan perbuatan melawan hukum berupa penyim-
pangan prosedur dalam pemberian maupun pencairan kredit dengan
jaminan deposito, karena semua hal yang berkaitan dengan tata cara
Bank dalam memberikan kredit termasuk tetapi tidak terbatas pada
prosedurnya mutlak merupakan wewenang dan tanggungjawab pihak
bank, PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, dan Pembanding (dahulu
Terdakwa I) tidak mempunyai wewenang sedikitpun untuk melakukannya.
2. Surat gadai deposito palsu karena PT. Jamsostek tidak pernah men-
jaminkannya kepada para Terdakwa; Bahwa sebagaimana telah berulang
Hal. 102 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
kali ditegaskan di atas, Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak pernah
mengetahui tentang keharusan adanya surat gadai deposito, maupun
keharusan akan adanya surat pernyataan persetujuan menjamin, dalam
prosedur pengajuan kredit, karena hal tersebut tidak pernah diminta
sebagai syarat pengajuan kredit oleh pihak bank, PT. Bank Mandiri
cabang Prapatan pada saat Pembanding (dahulu Terdakwa I) menanda
tangani perjanjian kredit, apalagi Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak
mengetahui apakah surat gadai deposito tersebut merupakan syarat
dalam pengajuan kredit, apakah harus dibuat oleh siapa dan harus
ditandatangani oleh siapa, bahkan Pembanding (dahulu Terdakwa I)
sama sekali tidak tahu kalau pada saat pencairan kredit, surat gadai
deposito tersebut ada atau tidak atau surat gadai deposito tersebut palsu
atau tidak, atau surat gadai deposito tersebut merupakan jaminan dari
kreditnya, karena pada saat pengajuan dan penandatanganan perjanjian
kredit, pihak PT. Bank Mandiri cabang Prapatan tidak pernah meminta
surat gadai deposito, bahkan PT. Bank Mandiri cabang Prapatan hanya
menyuruh Pembanding (dahulu Terdakwa I) menandatangani halaman
terakhir dari perjanjian kredit, bahkan pihak PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan tidak pernah memberikan salinan lengkap dari perjanjian kredit
tersebut, sehingga bagaimana mungkin Pembanding (dahulu Terdakwa I)
mengetahui kalau perjanjian kreditnya dijamin oleh surat gadai deposito
palsu?, karena Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak tahu
isi dari Perjanjian Kredit yang ditandatanganinya;
Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) benar-benar tidak mengetahui
kalau Perjanjian Kredit yang ditandatanganinya tidak mempunyai jaminan
apapun, karena pihak Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan tidak
pernah meminta Pembanding (dahulu Terdakwa untuk memberikan
jaminan apapun atas perjanjian kreditnya;
Bahwa kemudian setelah terjadi kasus dimana Pembanding (dahulu
Terdakwa I) dipanggil dan diperiksa di POLDA Metro DKI dan
berdasarkan pemberitahuan dari Pimpinan, baru kemudian Pembanding
(dahulu Terdakwa I) mengetahui kalau kredit yang diajukannya,
seharusnya dijamin oleh dana yang berhasil ditempatkan arranger (PT.
Rifan/RFS) di PT. Bank Mandiri cabang Prapatan berdasarkan
kesepakatan antara Pimpinan DMR dengan RFS, tetapi Pembanding
(dahulu Terdakwa) benar-benar tidak tahu apakah dana tersebut harus
dibuat dalam bentuk surat gadai deposito atau dalam bentuk jaminan,
karena sejak awal Pembanding (dahulu Terdakwa) tidak pernah terlibat
Hal. 103 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
dalam proses tersebut dan tidak tahu menahu, apalagi pada saat
penandatanganan perjanjian kredit, surat gadai deposito tersebut
memang tidak pernah diminta oleh pihak PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan (saksi H. Charto Sunardi, SE maupun saksi Budi Waluyo),
selaku kreditur kepada Pembanding (dahulu Terdakwa I) sebagai calon
Debitur.
Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) juga tidak mengetahui kalau
dalam surat perjanjian kredit antara Pembanding (dahulu Terdakwa I)
sebagai Debitur dan PT. Bank Mandiri cabang Prapatan sebagai kreditur
terdapat klausula yang menyatakan surat gadai deposito PT. Jamsostek
tersebut dijadikan sebagai jaminan kredit tersebut, karena pada saat
penandatanganan perjanjian kredit tersebut, Pembanding (dahulu
Terdakwa I) dan para Terdakwa lainnya, hanya diperlihatkan halaman
terakhir (halaman penandatanganan) dari perjanjian kredit tersebut, dan
sampai permasalahan ini diperiksa di POLDA Metro DKl, Pembanding
(dahulu Terdakwa I) tidak pernah melihat atau mendapat salinan yang
utuh dari Perjanjian Kredit tersebut.
Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) baru mengetahui kalau ada
surat gadai deposito atas nama PT Jamsostek yang diduga palsu karena
tidak diakui dan ditandatangani oleh PT. Jamsostek, adalah pada saat
Pembanding (dahulu Terdakwa I) diperiksa di POLDA Metro DKI.
Bahwa mengenai surat gadai deposito yang palsu tersebut, selama
persidangan sama sekali tidak pernah secara sungguh-sungguh berusaha
untuk dibuktikan siapakah yang membuat surat gadai deposito yang palsu
tersebut dan selama persidangan baik Jaksa Penuntut Umum maupun
Majelis Hakim juga tidak pernah secara bersungguh-sungguh berusaha
membuktikan apakah benar surat gadai deposito tersebut adalah palsu
atau setidak-tidaknya telah dikeluarkan di luar pengetahuan dari saksi
Andi R. Alamsyah selaku Direktur lnvestasi dari PT Jamsostek dan Drs.
Djunaedi Ak selaku Direktur Utama, baik itu oleh Jaksa Penuntut Umum
(JPU) maupun Majelis Hakim.
Bahkan JPU tidak menghadirkan saksi ahli dari Labkrim guna
membuktikan asli atau palsu surat gadai deposito tersebut. Lebih ironis
lagi JPU ternyata juga tidak menghadirkan Drs. Djunaedi Ak sebagai saksi
yang nyata-nyata namanya bahkan tandatangannya telah diguna-kan
dalam surat gadai deposito. Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi, karena
merupakan persoalan yang sangat penting di dalam kasus ini.
Bahwa di dalam persidangan hanyalah diserahkan Berita Acara Peme-
riksaan Laborarories Kriminalistik Mabes Polri No.Lab:457/DTF/2002
Hal. 104 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
tanggal 26 April 2002 yang dibuat dan ditandatangani oleh pemeriksa
KOMBES Polisi Drs. SARDJONO, KOMPOL Dra. PUJAWATI UTAMA
SR, AKP MALADI WSD yang diketahui oleh Kapus Labfor Polri Drs. M
HAMIM SOERlAAMIDJAJA, dengan kesimpulan:
- Tanda tangan bukti atas nama ANDY R. ALAMSYAH pada 5 (lima)
eksemplar surat gadai deposito yang dipersoalkan (QTA) adalah
merupakan produk cap stempel tandatangan.
- Tandatangan bukti atas nama Drs. A. DJUNAEDI, AK pada 5 (lima)
eksemplar surat gadai deposito yang dipersoalkan (QTA) adalah
merupakan produk cap stempel tandatangan.
Kesimpulan Labkrim yang menyatakan bahwa kedua tandatangan
tersebut merupakan produk cap stempel tandatangan, tidaklah diragukan.
Persoalannya adalah muncul pertanyaan, apakah merupakan kebiasaan
yang berlaku di PT. Jamsostek bahwa cap tandatangan dapat digunakan
untuk mensahkan suatu surat gadai deposito. Selain itu juga menjadi
pertanyaan adalah apakah kedua pejabat PT. Jamsostek, yaitu Andi R.
Alamsyah dan Drs. A. Djunaedi Ak. mengetahui adanya surat gadai
deposito yang telah diberi cap tandatangan atas nama mereka. Sekalipun
kedua pejabat tersebut tidak menandatangani secara langsung, namun
apabila mereka mengetahui bahwa cap tandatangannya telah digunakan
pada 5 (lima) lembar surat gadai deposito baik itu dilakukan oleh mereka
sendiri maupun oleh orang lain, maka menurut pendapat Pembanding
(dahulu Terdakwa I), surat gadai deposito tesebut bukan merupakan surat
gadai deposito palsu dengan kata lain surat gadai deposito tersebut
adalah sah, hanya saja tandatangannya merupakan produk stempel.
Bahwa benar di dalam persidangan saksi Andi R. Alamsyah telah
mengutarakan sangkalannya terhadap surat gadai deposito bahkan ia
juga mengatakan bahwa Drs. A Djunaedi, Ak tidak pernah menan-
datangani surat gadai deposito dimaksud.
Bahwa keterangan semacam ini tidak cukup untuk membuktikan bahwa
surat gadai deposito tersebut telah diberi cap tandatangan di luar
pengetahuan kedua pejabat PT. Jamsostek tersebut, karena per-
nyataannya hanya datang atau didengar dari satu pihak yaitu PT.
Jamsostek, padahal sebagaimana kesaksian saksi H Charto Sunardi SE,
surat gadai deposito tersebut diberikan kepada Yosef Tjahjadjaja untuk
dibawa ke PT.Jamsostek agar ditandatangani karena pada saat itu Yosef
(RFS) melarang saksi H Chanto Sunardi SE maupun Pimpinan DMR,
yaitu atasan Pembanding (dahulu Terdakwa I) yang sejak awal terlibat
Hal. 105 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
dalam proses pengajuan kredit, untuk berhubungan langsung dengan
pemilik dana/investor (PT. Jamsostek).
Bahwa sangat disesalkan bahwa JPU telah tidak menghadapkan pihak
yang menurut, Pembanding (dahulu Terdakwa I) sangat penting yaitu
saudara Yosef Tjahjadjaja, yang mengaku sebagai anak buah dari Agus
Budio Santoso (Direktur PT. Rifan Finansindo/RFS). Bahwa memang
dalam daftar saksi JPU nama Yosef Tjahjadjaja tidak tercantum karena
pada saat pelimpahan berkas dari ke Polisian ke Kejaksaan Tinggi,
saudara Yosef Tjahjadjaja tersebut masih masuk dalam status DPO
(Daftar Pencarian Orang), akan tetapi pada saat kasus ini diperiksa di
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, saudara Yosef Tjahjadjaja sudah
berada dalam penahanan POLDA Metro, sehingga Penasihat Hukum
Pembanding (dahulu Terdakwa I) sudah beberapa kali di muka
persidangan meminta Majelis Hakim memerintahkan JPU untuk
dihadirkan dalam persidangan, akan tetapi JPU tanpa alasan yang jelas
dan masuk akal tidak mau menghadikan saudara Yosef Tjahjadjaja, dan
bahkan Majelis Hakim pada saat itu juga tidak bersungguh-sungguh
memerintahkan JPU untuk menghadirkan Yosef Tjahjadjaja di muka
persidangan, sehingga jelas sekali terlihat kalau JPU berusaha
menyembunyikan fakta-fakta kebenaran yang bisa terungkap di muka
persidangan kalau saudara Yosef Tjahjadjaja hadir, dimana fakta-fakta
tersebut bisa dipakai oleh Penasihat Hukum Pembanding (dahulu
Terdakwa I), untuk membuktikan kalau Pembanding (dahulu Terdakwa I)
tidak bersalah dalam kasus ini. Bahwa kesaksian saudara Yosef
Tjahjadjaja sangatlah penting guna membuat terang tentang keabsahan
surat gadai deposito, karena berdasarkan pengakuan saksi H Charto
Sunardi, SE, bahwa ia mengaku telah menyerahkan blangko surat gadai
deposito kepada saudara Yosef Tjahjadjaja untuk dimintakan tanda
tangan kepada pihak PT. Jamsostek, sehingga sesungguhnya yang
mengetahui persis tentang surat gadai deposito tersebut adalah Yosef
Tjahjadjaja. Oleh karena itu, mengenai keabsahan dari surat gadai
deposito tersebut tidak dapat dinilai hanya dari pernyataan sepihak dari
PT. Jamsostek, melainkan demi hukum dan keadilan juga harus dinilai
dari pernyataan Yosef Tjahjadjaja yang membawa surat gadai deposito
tersebut ke PT. Jamsostek dan kemudian juga mengembalikannya
kepada pihak PT. Bank Mandiri cabang Prapatan (saksi H Charto
Sunardi, SE). Oleh karena itu, Pembanding (dahulu Terdakwa I)
berkesimpulan bahwa tidaklah cukup bukti untuk dapat mengatakan surat
gadai deposito tersebut adalah tidak sah atau bahkan palsu, atau
Hal. 106 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
setidaknya pernyataan bahwa surat gadai deposito tersebut adalah palsu
masih diragukan. Akan tetapi seandainya Majelis Hakim Tinggi yang kami
muliakan berpendapat lain, yaitu beranggapan surat gadai deposito itu
palsu, maka yang perlu menjadi perhatian khusus Majelis Hakim Tinggi,
adalah yang menyangkut persoalan siapakah yang memalsukan surat
gadai deposito tersebut?, apakah perbuatan pemalsuan surat gadai
deposito tersebut dilakukan oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I)? atau
setidaknya apakah Pembanding (dahulu Terdakwa I) mengetahui atau
terlibat dalam pemalsuan surat gadai deposito tersebut.
Bahwa berdasarkan bukti-bukti yang terungkap dalam persidangan, baik
keterangan saksi-saksi, keterangan Terdakwa, dan alat-alat bukti surat
lainnya, ternyata tidak diperoleh satu alat buktipun yang menunjukkan
bahwa surat gadai deposito tersebut telah dipalsukan oleh Pembanding
(dahulu Terdakwa I) maupun para Terdakwa yang lain, atau salah
seorang dari Terdakwa. Terlebih lagi juga tidak diperoleh adanya bukti
bahwa ada diantara Terdakwa yang terlibat dalam pemalsuan surat gadai
deposito tersebut. Bahkan jelas sekali terbukti dan terungkap dalam
persidangan kalau Pembanding (dahulu Terdakwa I), sama sekali tidak
tahu kalau surat gadai deposito tersebut palsu, bahkan sudah jelas ter-
bukti kalau Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak mengetahui kalau ada
surat gadai deposito baik itu palsu atau tidak yang dijadikan jaminan dari
perjanjian Kreditnya dan baru tahu kalau dalam perjanjian kreditnya ada
ketentuan mengenai jaminan surat gadai deposito adalah pada saat
Pembanding (dahulu Terdakwa I) diperiksa di Polda Metro DKI.
Bahwa dalam persidangan juga telah terbukti dan tidak terbantahkan
kalau Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak tahu menahu tentang surat
gadai deposito, karena Pembanding (dahulu Terdakwa I) sejak awal tidak
terlibat dalam pengajuan kredit tersebut, bahkan Pembanding (dahulu
Terdakwa I) sama sekali tidak pernah ketemu dengan saksi H Charto
Sunardi, SE, maupun pihak RFS, jadi bagaimana mungkin Pembanding
(dahulu Terdakwa I) dapat dipersalahkan atas surat gadai deposito yang
palsu;
Bahwa sebagaimana fakta yang terungkap dalam persidangan, pimpinan
DMR (saksi Ahmad Riyadi, saksi Aryo Santigi dan saksi Alexander J
Parengkuan), telah memakai jasa PT Rifan (RFS), yang dalam hal ini
diwakili oleh Yosef dan Agus Budio Santoso selaku Direktur RFS, untuk
menjadi arranger dalam penempatan dana dari pemilik dana investor di
PT Bank Mandiri cabang Prapatan, dimana dana yang masuk tersebut
sejak awal disepakati akan digunakan untuk menjamin kredit yang
Hal. 107 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
diajukan oleh Pimpinan DMR, termasuk perjanjian kredit yang ditanda
tangani oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan para Terdakwa
lainnya, sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan persyaratan
administrasi yang berkaitan dengan pemilik dana/investor menjadi
tanggung jawab dari RFS, termasuk pengurusan surat gadai deposito;
Bahwa baru belakangan diketahui kalau pemilik dana/investor adalah PT
Jamsostek, namun Yose (RFS) melarang Pimpinan DMR (Pembanding
(dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak tahu) maupun saksi H Charto
Sunardi, SE berhubungan langsung dengan PT. Jamsostek, sehingga
segala sesuatu yang berhubungan dengan PT. Jamsostek termasuk
tetapi tidak terbatas kepada pengurusan administrasi yang diperlukan dari
PT. Jamsostek diurus dan dilaksanakan oleh Yosef Tjahjadjaja (pihak
RFS), dan Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak terlibat,
sehingga kalaupun ternyata surat gadai deposito yang diserahkan saksi H
Charta Sunardi, SE kepada Yosef (pihak RFS) agar dimintakan
tandatangan PT Jamsostek adalah palsu, maka secara sederhana telah
terbukti Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak tahu menahu dan tidak
terlibat, oleh karena itu demi hukum dan keadilan, terhadap Pembanding
(dahulu Terdakwa I) tidak dapat diminta pertanggungjawaban atas
perbuatan yang tidak dilakukannya karena yang melakukan pemalsuan
surat gadai deposito sudah dapat diduga dengan kuat adalah pihak RFS
(Yosef Tjahjadjaja), maka sudah selayaknya yang patut diminta
pertanggungjawaban terhadap surat gadai deposito palsu tersebut adalah
PT Bank Mandiri cabang Prapatan (saksi H Charta Sunardi,SE) dan RFS
(Yosef Tjahjadjaja), karena mereka yang benar-benar terlibat dalam
pembuatan surat gadai deposito tersebut.
Bahwa sesuai dengan kenyataan, sebagaimana pengakuan Pembanding
(dahulu Terdakwa I) dalam persidangan, kalau pada saat penanda
tanganan perjanjian kredit maupun pencairan kredit, Pembanding (dahulu
Terdakwa I) tidak tahu kalau perjanjian kreditnya dijamin dengan surat
gadai deposito milik Jamsostek dan Pembanding (dahulu Terdakwa I)
juga tidak tahu kalau surat gadai deposito tersebut palsu atau tidak,
karena apabila pada saat itu Pembanding (dahulu Terdakwa I)
mengetahui tentang surat gadai deposito yang dijadikan jaminan atas
Perjanjian Kredit yang ditandatanganinya tersebut adalah palsu, maka
Pembanding (dahulu Terdakwa I) pasti akan menanyakan apakah benar
Jamsostek telah menjaminkan surat gadai deposito tersebut sebagai
jaminan dari perjanjian kredit dan apabila Pembanding (dahulu Terdakwa
I) pada saat itu mengetahui kalau Jamsostek tidak pernah menjaminkan
Hal. 108 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
surat gadai depositonya maka Pembanding (dahulu Terdakwa I) pada
saat itu (tanggal 26 Pebruari 2002) tidak akan mau menandatangani
perjanjian kredit tersebut dan Pembanding (dahulu Terdakwa I) adalah
orang yang pertama kali melaporkan hal tersebut kepada pihak yang
berwenang, karena dalam hal ini, pihak pembanding (dahulu Terdakwa I)
juga merupakan korban penipuan dari PT. Rifan (RFS) dan Bank Mandiri
cabang Jakarta Prapatan ;
Bahwa dalam persidangan juga telah terungkap kalau persoalan surat
gadai deposito sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari PT. Rifan
Finansindo Sekuritas (RFS) dan secara keseluruhan di luar pengetahuan
Pimpinan DMR, sehingga penyangkalan PT. Jamsostek terhadap surat
gadai deposito tersebut sangatlah mengejutkan dan kemudian
menyadarkan Pimpinan DMR, bahwa Pimpinan DMR telah menjadi
korban dari "permainan" PT Rifan Finansindo Sekuritas (RFS) dan saksi
H Charto Sunardi, SE;
Bahwa oleh karenanya secara sederhana dapat dilihat kalau Pembanding
(dahulu Terdakwa I) tidak terbukti melakukan perbuatan memalsukan
surat gadai deposito yang menjadi jaminan dari kreditnya, dan juga telah
terbukti kalau Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak mengetahui syarat-
syarat lain dari perjanjian kredit yang ditandatanganinya termasuk tidak
mengetahui kalau perjanjian kreditnya dijamin dengan surat gadai
deposito milik Jamsostek, sehingga sebagaimana kesaksian dari Pihak
Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan sendiri Perjanjian Kredit
Pembanding (dahulu Terdakwa I) adalah sah karena pada saat penanda-
tanganan Perjanjian Kredit tersebut, semua syarat-syarat sudah dipenuhi
oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan pada saat penandatanganan
perjanjian kredit maupun sesudah penandatanganan, pihak Bank Mandiri
cabang Jakarta Prapatan tidak pernah meminta syarat-syarat maupun
dokumen-dokumen lain yang masih diperlukan sehubungan dengan
perjanjian kredit yang ditandatangani Pembanding (dahulu Terdakwa I):
Bahwa Majelis Hakim (Judex factie) juga telah mengabaikan fakta-fakta
hukum yang terungkap selama persidangan dan tidak menjadikannya
sebagai bahan pertimbangan, yaitu Majelis Hakim mengabaikan ke-
nyataan yang ada kalau Pimpinan DMR, dan saksi H Charto Sunardi, SE
telah memberi kesaksian kalau keterlibatan PT. Rifan (dalam hal ini Yosef
dan Agus Budio Santoso) RFS sebagai arranger dalam penempatan dana
milik PT. Jamsostek di PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, untuk men-
jamin kredit yang diajukan oleh Pimpinan, termasuk kreditnya
Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan para Terdakwa yang lain adalah
Hal. 109 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
sangat besar dan dominan, karena RFS lah yang mengatur dan
mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan pemilik
dana/investor (PT. Jamsostek) sehingga apabila terdapat surat gadai
deposito yang palsu, hal tersebut adalah sepenuhnya tanggungjawab
RFS, bukan Pembanding (dahulu Terdakwa I) yang sama sekali tidak
tahu tentang seluruh proses pengajuan kredit tersebut, karena
Pembanding (dahulu Terdakwa I) baru terlibat pada saat penanda-
tanganan perjanjian kredit di Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan
Jakarta.
Bahwa dari hal-hal tersebut di atas, jelas sekali terlihat kalau tidak ada
satupun alat-alat bukti baik yang didapat dalam pemeriksaan maupun
yang terungkap dalam persidangan, yang dapat membuktikan keterlibatan
Pembanding (dahulu Terdakwa I) mengetahui, membuat, dan atau
menyerahkan surat gadai deposito palsu tersebut kepada PT. Bank
Mandiri cabang Prapatan, pada saat penandatanganan perjanjian
kreditnya.
Bahwa dengan demikian adalah sangat tidak tepat dan tidak berdasar
hukum apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pusat (Judex Factie)
dalam menjatuhkan putusannya yang menyatakan bahwa Pembanding
(dahulu Terdakwa I) telah terbukti melakukan perbuatan melawan hukum
dalam kaitan dengan pertimbangannya mengenai adanya surat gadai
deposito yang palsu. Karena yang sebenarnya terjadi adalah justru
Pembanding (dahulu Terdakwa I) merupakan korban dari adanya surat
gadai deposito yang palsu tersebut, karena terbukti bahwa dengan tidak
diakuinya surat gadai deposito oleh PT. Jamsostek mengakibatkan
Pembanding (dahulu Terdakwa I) ikut terseret ke dalam persoalan yang
sangat serius dan telah menghancurkan seluruh masa depan
Pembanding (dahulu Terdakwa I), dan membuat Pembanding (dahulu
Terdakwa I) dinyatakan bersalah.
Bahwa melihat fakta-fakta tersebut di atas, yang juga berdasarkan fakta-
fakta yang terungkap di muka persidangan, maka Pembanding (dahulu
Terdakwa I) jelas sekali secara sederhana demi hukum dan keadilan tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan perbuatan
"melawan hukum", sehingga unsur "secara melawan hukum" pada Pasal
2 ayat (1) Undang-Undang No, 31 tahun 1999, menurut hukum juga tidak
terbukti secara sah. Oleh karena itu demi hukum dan keadilan sudah
sepantasnya Majelis Hakim Tinggi yang mulia membatalkan putusan
Judex Factie tersebut dan membebaskan serta melepaskan Pembanding
(dahulu Terdakwa I) dari segala tuntutan hukum;
Hal. 110 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Pertimbangan Majelis Hakim mengenai terpenuhinya unsur “Melakukan
perbuatan memperkaya dIri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi”
adalah keliru, karena tidak sesuai dengan fakta;
Bahwa sebelum membahas pertimbangan Majelis Hakim mengenai
terpenuhinya unsur malakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi, maka Pembanding (dahulu Terdakwa I)
memohon Majelis Hakim Tinggi agar benar-benar memeriksa apakah
Pembanding (dahulu Terdakwa I) telah melakukan perbuatan tersebut
mengingat Pembanding (dahulu Terdakwa I) hanya melaksanakan
perintah dan instruksi atasannya (Pimpinan DMR, yaitu saksi Ahmad
Riyadi) untuk ikut menandatangani perjanjian kredit di Bank Mandiri
cabang Jakarta Prapatan, sedangkan uang yang diperoleh dari perjanjian
kredit tersebut memang sudah ditransfer ke Rekening perusahaan DMR
oleh Pimpinan DMR (saksi Aryo Santigi), dan hal tersebut di luar
sepengetahuan Pembanding (dahulu Terdakwa I) karena tugas
Pembanding (dahulu Terdakwa I) hanya menandatangani perjanjian kredit
sebagaimana diperintahkan oleh Pimpinan DMR (saksi Ahmad Riyadi)
selain itu Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak tahu apa-apa;
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim mengenai unsur "Melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi"
ini terdapat dalam putusan halaman 173 dan halaman 174, yaitu :
“Menimbang, bahwa sebagaimana keterangan saksi-saksi: H Charto
Sunardi, SE, saksi Alexander J Parengkuan, Ir. Aryo Santigi Budihanto,
Ahmad Riyadi, Harianto Brasali, Koko Sandoza FG dan keterangan
Terdakwa-Terdakwa, telah ternyata bahwa dana hasil pengucuran kredit
kepada 8 orang (saksi-saksi dan Terdakwa-Terdakwa tersebut di atas),
telah digunakan dan diberikan antara lain kepada:
- saksi H. Charto Sunardi, SE yang ditransfer ke Rekening atas nama
istri saksi H. Charto Sunardi,SE (Drg. Arini Cahaya) oleh saksi
Alexander J Parengkuan sebesar Rp. 2.600.000.000,- ;
- dibelikan 1 (satu) unit kendaraan sedan Toyota Altis tahun 2002 No.
Pol. B 8944 LW, SPINK atas nama Ariyanto yang selanjutnya dibe-
rikan kepada saksi H. Charto Sunardi;
- diserahkan kepada PT. Surya Cipta Pusaka sebesar Rp. 10.000.
000.000,- untuk digunakan membayar kepada Bank Mandiri;
- berada di tangan saksi Alexander J Parengkuan sekitar Rp.
5.000.000.000,- ;
- berada ditangan saksi Aryo Santigi Budihanto sekitar Rp.4.383.
583.000,-;
Hal. 111 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
- berada ditangan Ahmad Riyadi sekitar Rp. 25.000.000.000,-
- ditransfer ke Standart Chartered sekitar Rp. 2.750.000.000,-;
- berada ditangan Harianto Brasali sebesar Rp. 232.662.500,-;
- berada ditangan Koko Sandoza FG sebesar Rp. 1.000.000.000,-;
- berada ditangan Terdakwa Andree Nugraha Achmad Nouval
sebesar Rp. 50.000.000,-;
- berada ditangan Terdakwa Yakub A. Arupalakka sebesar Rp.
100.000.000,-" -7 Putusan hal. 173.
Menimbang, bahwa dari fakta-fakta tersebut, telah jelas bahwa uang dari
hasil pengucuran kredit sebagaimana dipertimbangkan terdahulu telah
tidak digunakan untuk pembangunan proyek rumah sakit, melainkan telah
dikuasai saksi-saksi dan Terdakwa-Terdakwa tersebut dan diserahkan
kepada pihak lain atau perusahaan lain seperti tersebut di atas oleh para
Terdakwa …”-putusan hal. 173-174.
"Menimbang, bahwa demikian atas penambahan uang sejumlah tersebut
di atas, maka dapat dipastikan kekayaannya akan bertambah sejumlah
tersebut". - Putusan hal 174.
Bahwa pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim tersebut di atas,
adalah keliru dan tidak sesuai dengan fakta yang ada, karena
sebagaimana yang terungkap dalam persidangan bahwa perjanjian kredit
Pembanding (dahulu Terdakwa I) adalah sebesar Rp. 15.000.000.000,-
(lima belas milyar rupiah) dan Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama
sekali tidak pernah memegang, menerima dan atau mengelola uang yang
diperoleh dari kucuran perjanjian kredit yang ditandatanganinya, karena
Pembanding (dahulu Terdakwa I) hanya menjalankan perintah dari
Pimpinan DMR (saksi Ahmad Riyadi) untuk ikut menandatangani
perjanjian kredit dengan Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan yang
menurut Pimpinan DMR (saksi Ahmad Riyadi) adalah untuk kepentingan
perusahaan, sehingga seluruh uang yang diperoleh dari kucuran
perjanjian kredit yang ditandatanganinya tersebut dikelola dan ditangani
oleh Pimpinan, dimana sejumlah Rp. 14.950.000.000, - (empat belas
milyar sembilan ratus lima puluh juta rupiah) langsung ditransfer oleh
Pimpinan DMR (saksi Aryo Santigi Budihanto) ke rekening perusahaan
pada hari yang sama dengan masuknya dana kucuran kredit ke rekening
Pembanding (dahulu Terdakwa I) (catatan rekening tersebut, sengaja
dibuka oleh perusahaan DMR khusus untuk menerima kucuran kredit dari
Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan), dan tersisa di rekening
Pembanding (dahulu Terdakwa I) sebesar Rp. 50.000.000, - (lima puluh
juta rupiah), yang sampai minggu kedua setelah penandatanganan
Hal. 112 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
perjanjian kredit tidak diketahui oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I)
ada sejumlah uang Rp. 50. 000.000,- (lima puluh juta rupiah) di rekening
tersebut, karena buku tabungan atas rekening tersebut masih dipegang
oleh Pimpinan DMR selama 2 minggu;
Bahwa pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim tersebut di atas,
adalah keliru dan tidak sesuai dengan fakta yang ada, karena
sebagaimana yang terungkap dalam persidangan bahwa perjanjian kredit
Pembanding (dahulu Terdakwa I) adalah sah, sehingga pertimbangan
Majelis Hakim tersebut tidak relevan dan tidak berdasar sama sekali dan
terkesan dipaksakan.
Bahwa Majelis Hakim dalam membuat pertimbangan-pertimbangannya
berdasarkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), yang menyatakan:
"Bahwa Terdakwa-Terdakwa telah menerima sejumlah dana dari hasil
pencairan kredit yang tidak sesuai ketentuan yang berlaku sehingga telah
mendapat pendapatan atau kekayaan pribadi Terdakwa-Terdakwa atau
orang yang menerimanya ".
Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk dikaji yaitu apakah kredit
yang diterima oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) dari PT. Bank
Mandiri cabang Jakarta Prapatan merupakan kredit yang sah atau tidak.
Bahwa berdasarkan keterangan saksi Arief Budi Witjaksono dan saksi
Emidi Suparman di muka persidangan, dengan jelas telah menyatakan
bahwa kredit yang dikucurkan oleh PT. Bank Mandiri kepada Pembanding
(dahulu Terdakwa I) adalah sah secara hukum. Sehingga mengingat
kedua kedudukan saksi tersebut di atas sebagai pejabat dari PT. Bank
Mandiri, maka keterangannya tentunya telah didasarkan pada hukum
dibidang perbankan maupun kebiasaan dalam praktek perbankan pada
umumnya dan khususnya dalam praktek Bank Mandiri. Oleh karena itu
kredit yang dikucurkan oleh PT. Bank Mandiri kepada Pembanding
(dahulu Terdakwa I) adalah sah secara hukum.
Bahwa mengingat perjanjian kreditnya adalah sah, maka dana yang
diterima Pembanding (dahulu Terdakwa I) dari PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan yang kemudian segera dipindahbukukan ke Rekening
perusahaan (DMR) adalah juga sah, karena sejak awal Pembanding
(dahulu Terdakwa I) memang diperintahkan oleh Pimpinan DMR (saksi
Ahmad Riyadi untuk menandatangani perjanjian kredit yang dananya
akan dipakai untuk proyek dan modal usaha perusahaan DMR, jadi wajar
saja dana yang diterima dari hasil kucuran kredit tersebut segera dipindah
bukukan ke rekening perusahaan karena uang tersehut pinjaman kredit
milik perusahaan DMR dari Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan
Hal. 113 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
(melalui Perjanjian Kredit yang ditandatangani oleh Pembanding (dahulu
Terdakwa I), dan oleh karenanya Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama
sekali tidak melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan
hukum atau melakukan perbuatan pidana, karena yang terjadi adalah
masalah bisnis biasa (Keperdataan).
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan penggunaan uang
hasil pengucuran kredit yang tidak digunakan untuk proyek pembangunan
rumah sakit adalah keliru dan tidak sesuai dengan fakta, karena jelas
sekali terungkap dalam persidangan kalau Pembanding (dahulu
Terdakwa I) dengan tegas dan jujur menyatakan kalau Pembanding
(dahulu Terdakwa I) diperintahkan Pimpinan DMR (saksi Ahmad Riyadi)
untuk ikut bersama beberapa karyawan perusahaan DMR yang lain
mengajukan permohonan kredit ke Bank Mandiri cabang Jakarta
Prapatan untuk kepentingan modal kerja perusahaan dan membiayai
proyek-proyek perusahaan DMR, sehingga Pembanding (dahulu
Terdakwa I) dalam mengajukan permohonan kreditnya (yang sudah
dipersiapkan oleh Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan), juga
menjelaskan kalau kredit tersebut adalah untuk modal kerja perusahaan.
Bahwa yang dimaksud dengan modal kerja perusahaan juga mencakup
biaya operasional perusahaan, termasuk di dalamnya membayar hutang
perusahaan atau membayar kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga
dan untuk membiayai usaha (proyek-proyek) perusahaan.
Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak tahu menahu
tentang proyek pembangunan rumah sakit karena sejak awal tidak pernah
terlibat, tetapi Pembanding (dahulu Terdakwa I) hanya mendengar kabar
kalau perusahaan DMR mempunyai proyek pembangunan rumah sakit.
Bahwa sebagaimana yang terungkap dalam persidangan kalau proyek
pembangunan rumah sakit tersebut adalah salah satu kerja dari
perusahaan yang untuk modal kerjanya diambil dari kredit yang diperoleh
dari PT. Bank Mandiri cabang Prapatan dan fakta yang ada sebagaimana
juga terungkap dalam persidangan melalui saksi Rusdi Musa dan saksi
Raul Supit (Putusan hal. 134, hal. 135 dan hal. 137) yang diperoleh dari
PT Bank Mandiri cabang Prapatan tersebut juga digunakan usaha proyek
rumah sakit, diantaranya untuk pembelian lahan, biaya survey, biaya
perjalanan dalam meninjau lokasi rumah sakit, biaya konsultan, dan biaya
ijin-ijin. Dari saksi-saksi tersebut secara sederhana dapat diambil
kesimpulan yang logis, adalah tidak benar kalau dana yang diperoleh dari
kredit tersebut tidak digunakan untuk proyek kalaupun dana tersebut
belum sepenuhnya digunakan untuk kepentingan bangunan rumah sakit
Hal. 114 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
adalah disebabkan karena masalah yang timbul akibat adanya Deposito
yang palsu dimana PT. Bank Mandiri telah melaporkan Pimpinan DMR
termasuk Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan para Terdakwa lainnya ke
POLDA Metro sehingga semua perencanaan perusahaan (DMR) untuk
melaksanakan pembangunan rumah sakit tersebut jadi tertunda dan
berantakan sehingga secara bisnis, penggunaan uang yang diperoleh
dari kredit selain untuk proyek sakit tersebut adalah hal yang lumrah dan
umum dilakukan pelaku bisnis pada, sepanjang Debitur, dalam hal ini
Pimpinan DMR (ingat, Perjanjian Kredit atas Pembanding (dahulu
Terdakwa I) hanya formalitas, karena uang hasil kredit adalah
Perusahaan DMR) dapat memenuhi semua kewajibannya kepada bank
selama periode Perjanjian Kredit, dan dapat melunasi semua pinjaman
kreditnya pada saat jatuh tempo.
Berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, terbukti kalau
Pembanding dahulu Terdakwa I) tidak menggunakan uang yang diperoleh
dari pengucuran kredit dari Bank Mandiri cabang Prapatan, karena uang
tersebut pada hari yang sama telah dipindahkan ke Rekening perusahaan
(DMR) dan selanjutnya dana tersebut dikelola dan oleh Pimpinan DMR
bukan oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I). Sehingga kemudian dana
yang diperoleh dari pengucuran kredit tersebut kemudian digunakan
untuk hal-hal yang menurut Majelis Hakim tidak sesuai dengan,
peruntukkannya adalah di luar pengetahuan dan tanggungjawab dari
Pembanding (dahulu Terdakwa I). Oleh karena itu pertimbangan-
pertimbangan Majelis Hakim (Putusan hal. 173, dan 174) tidak dapat
dipakai untuk menentukan apakah Pembanding (dahulu Terdakwa I) telah
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, yang sebaliknya malah dari pertimbangan-pertimbangan
tersebut menunjukkan Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak melakukan
perbuatan memperkaya dIri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
karena semua perbuatan-perbuatan yang disebut dalam pertimbangan-
pertimbangan Majelis Hakim tersebut bukan perbuatan Pembanding
(dahulu Terdakwa I) tetapi dilakukan oleh orang lain;
Bahwa seandainya Majelis Hakim melihat kalau pemindahbukuan uang
sejumlah Rp.14.950.000.000,- (empat belas milyar sembilan ratus lima
puluh juta rupiah) ke rekening perusahaan DMR adalah perbuatan
memperkaya orang lain atau korporasi adalah juga tidak tepat karena
perbuatan pemindahbukuan tersebut bukan dilakukan oleh Pembanding
(dahulu Terdakwa I) akan tetapi dilakukan oleh Pimpinan DMR (saksi
Aryo Santigi Budihanto), dan seandainya Majelis Hakim juga menyatakan
Hal. 115 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
kalau uang sejumlah Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) yang masih
tersisa di rekening Pembanding (dahulu Terdakwa I) adalah juga
merupakan perbuatan memperkaya diri sendIri, adalah tidak tepat dan
benar, karena Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak tahu keberadaan
uang tersebut di rekeningnya, dan setelah 2 minggu sejak penanda
tanganan perjanjian kredit barulah Pembanding (dahulu Terdakwa I)
diberitahu oleh Pimpinan DMR kalau ada uang yang masih disisakan oleh
Pimpinan DMR di rekening Pembanding (dahulu Terdakwa I) tersebut;
Bahwa seandainya Majelis Hakim Tinggi berpendapat lain, dan
beranggapan bahwa tindakan menggunakan dana yang diperoleh dari
kredit secara tidak sesuai dengan alasan pengajuan kredit sebagai
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain, berdasarkan hal-hal
tersebut di atas, maka hal tersebut juga tidak terbukti dilakukan oleh
Pembanding (dahulu Terdakwa I), karena kenyataan yang ada saat ini
adalah Pembanding (dahulu Terdakwa I) malah mempunyai hutang
sebesar Rp. 15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah) kepada PT Bank
Mandiri cabang Prapatan ;
Bahwa oleh karenanya unsur "melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi" demi hukum sama sekali
tidak terbukti dilakukan oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) ;
Pertimbangan Majelis Hakim mengenai terpenuhinya unsure “dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara” adalah keliru;
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan telah terbukti uang
sebesar Rp. 30.000.000.000,- sebagai pemberian kredit yang telah di-
terima oleh para Terdakwa telah dilakukan secara melawan ataupun
bertentangan dengan hukum adalah berasal dari uangnya PT. Bank
Mandiri cabang Jakarta Prapatan yang berakibat dapat merugikan Bank
Mandiri cabang Jakarta Prapatan Cq Negara berdasarkan tersebut di atas
"adalah tidak benar karena Pembanding (dahulu Terdakwa I) dalam me-
ngajukan permohonan kredit dan penandatanganan perjanjian kredit
(berdasarkan perintah dari Pimpinan, saksi Ahmad Riyadi adalah sudah
sesuai dengan perintah dan instruksi dari Bank Mandiri cabang Jakarta
Prapatan (saksi H Charto Sunardi, SE), dan sudah memenuhi semua
syarat-syarat yang diminta oleh pihak Bank Mandiri cabang Jakarta
Prapatan saat itu, sehingga secara hukum, perjanjian kreditnya adalah
sah dan uang sebesar Rp. 15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah)
yang masuk ke rekening Pembanding (dahulu Terdakwa I) atas
dikabulkannya kredit juga sah dan tidak bertentangan dengan hukum;
Bahwa Majelis Hakim menyatakan Pembanding (dahulu Terdakwa I) telah
Hal. 116 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
terbukti memenuhi unsur "dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara" telah terbukti secara sah menurut hukum, adalah
hanya berdasarkan pada keterangan saksi Emidi Suparman, Drs. Hadi
(Selaku ahli dari BPKP) dan laporan hasil penghitungan keuangan negara
yang ditandatangani oleh tim audit dari tim BPKP ;
Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak bermaksud untuk
mempersoalkan ada atau tidak adanya kerugian negara, tetapi yang
hendak dipersoalkan adalah apakah yang menyebabkan terjadinya
kerugian negara tersebut.
Bahwa yang menjadi dasar dari terjadinya kerugian negara tersebut
adalah diakibatkan karena adanya surat gadai deposito yang palsu, yaitu
jaminan dari kredit yang diterima oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I)
dari PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, karena seandainya surat gadai
deposito tersebut tidak palsu maka kredit Pembanding (dahulu Terdakwa
I) tidak akan bermasalah dan Pembanding (dahulu Terdakwa I) melalui
perusahaan (DMR), dapat mengembalikan kreditnya pada saat jatuh
tempo ;
Bahwa sesungguhnya pada saat ini Pembanding (dahulu Terdakwa I)
mendapat kesulitan yang sangat besar untuk dapat mengembalikan
pinjamannya dari PT. Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan, karena
memang bukan Pembanding (dahulu Terdakwa I) yang bertanggung
jawab untuk mengembalikan uang tersebut mengingat kredit tersebut
adalah untuk perusahaan (DMR), walaupun kreditnya diajukan atas nama
Pembanding (dahulu Terdakwa I). Hal ini dikarenakan rencana usaha
Pimpinan DMR yang tergabung dalam PT. Dwinogo Manunggaling Roso
(DMR) untuk bekerjasama dengan Medical European Holding (MEH)
"untuk mendirikan Rumah Sakit di beberapa lokasi di Indonesia terancam
mengalami kegagalan. Namun demikian kegagalan tersebut bukanlah
disebabkan oleh perilaku dari Pembanding (dahulu Terdakwa I), tetapi
secara signifikan telah disebabkan oleh adanya kasus dugaan korupsi
dalam kaitan dengan pengucuran dana kredit yang dipicu oleh adanya
surat gadai deposito yang tidak diakui oleh PT. Jamsostek. Keadaan ini
sungguh di luar kehendak bahkan di luar pengetahuan dari Pembanding
(dahulu Terdakwa I), sehingga Pembanding (dahulu Terdakwa I)
sesungguhnya lebih tepat untuk dikatakan sebagai korban dari perbuatan-
perbuatan yang tidak bertanggungjawab yang dilakukan oleh oknum-
oknum dari PT. Rifan Finansindo yang telah dipercaya sebagai arranger
oleh Pimpinan DMR dan telah pula menerima kompensasi keuangan (fee)
dalam jumlah yang sangat besar. Sementara pada saat sekarang,
Hal. 117 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Pembanding (dahulu Terdakwa I) berada pada situasi keuangan yang
sangat buruk, yaitu menanggung hutang yang jumlahnya sangat besar
sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit yang ditandatangani
oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I), karena rencana usaha
perusahaan (DMR) yang dapat dikatakan telah gagal total, padahal
seharusnya yang harus mengembalikan pinjaman kredit sebesar Rp.
15.000.000.000,-(lima belas milyar rupiah) tersebut adalah perusahaan
DMR, karena pengajuan kredit tersebut diajukan Pembanding (dahulu
Terdakwa I) adalah atas perintah Pimpinan DMR (saksi Ahmad Riyadi)
untuk kepentingan perusahaan ;
Dengan demikian sesungguhnya tidak hanya negara yang telah dirugikan,
tetapi Pembanding (dahulu Terdakwa I) juga telah dirugikan baik secara ekonomi, psikologis, maupun masa depannya ;
Bahwa sesungguhnya yang menyebabkan terjadinya surat gadai deposito
yang palsu tersebut adalah kesalahan dari PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan (saksi H Charto Sunardi, SE) dan PT.Rifan Financindo Sekuritas
(RFS/Yosef) selaku arranger yang menempatkan dana milik pemilik
dana/investor, dan bukan kesalahan Pembanding (dahulu Terdakwa I),
sehingga kalaupun terjadi kerugian negara, maka yang bertanggung
jawab adalah PT. Bank Mandiri cabang Prapatan (saksi H Charto Sunardi,
SE) dan PT. Rifan Financindo Sekuritas (RFS/Yosef) ;
Bahwa oleh karenanya unsur "dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara demi hukum juga tidak terbukti dilakukan oleh
Pembanding (dahulu Terdakwa I), karena pihak yang bertanggungjawab
dalam melakukan perbuatan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara adalah PT. Rifan Financindo Sekuritas (RFS)
dan PT. Bank Mandiri cabang Prapatan (saksi H Charto Sunardi, SE), dan
bukan "Pembanding (dahulu Terdakwa I), karena semua perbuatan-
perbuatan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara tersebut dilakukan PT. Bank Mandiri cabang Prapatan (saksi H
Charto Sunardi, SE) dan PT Rifan Financindo Sekuritas (RFS) "
Pertimbangan Majelis Hakim mengenai terpenuhinya Pasal 55 ayat KUHP
keliru dan tidak tepat;
Pertimbangan Majelis Hakim dalam halaman 175 putusannya, adalah
keliru dan tidak tepat dan tidak sesuai dengan fakta-fakta yang
sesungguhnya terjadi dan terungkap di muka persidangan ;
Adapun pertimbangan Majelis Hakim tersebut adalah:
“Menimbang telah terbukti sebelum kredit yang dikeluarkan oleh PT. Bank
Mandiri cabang Jakarta Prapatan dikucurkan kepada para Terdakwa telah
Hal. 118 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
diadakan beberapa kali pertemuan baik antara saksi Alexander J
Parengkuan, saksi Ahmad Riyadi, saksi Aryo Santigi Budihanto, juga an
tara saksi Alexander J Parengkuan, dengan saksi H Charto Sunardi,SE,
untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan penyandang dana
dalam pemberian kredit ataupun tentang pengaturan pengeluaran kredit
dengan jaminan, dan sebelum kredit tersebut akan dikucurkan saksi H.
Charto Sunardi,SE, telah mempersiapkan permohonan kredit kepada
mereka para Terdakwa, serta adanya peranan saksi H. Charto Sunardi
selaku Kepala cabang/Spoke Manager PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Terdakwa-Terdakwa telah
melakukan tindak pidana tersebut secara bersama-sama" Putusan hal. 175;
“Menimbang, bahwa Majelis Hakim tidak sependapat dengan Penasihat
Hukum para Terdakwa yang menyatakan perjanjian para Terdakwa
dengan Bank Mandiri sebagai perjanjian kredit yang terikat dengan
ketentuan dalam KUH Perdata saja, sebab sebagaimana telah terbukti
bahwa perbuatan para Terdakwa telah memenuhi ketentuan dalam
Undang-Undang Korupsi. Demikian pula dalil bahwa para Terdakwa
melaksanakan perintah atasan sehingga yang bertanggung jawab adalah
atasan, tidak dapat diterima, sebab para Terdakwa dengan rela membuka
rekening dan setelah uang masuk ke Rekening para Terdakwa masing-
masing sebesar Rp. 15.000.000,- dan kemudian ditransfer lagi ke
Rekening PT. Dwinogo Manunggaling Roso dengan menyisakan
sebagian di rekening para Terdakwa Putusan hal. 176 ;
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan Pembanding
(dahulu Terdakwa I) telah melakukan tindak pidana tersebut secara
bersama-sama adalah tidak benar dan tidak berdasar hukum karena
perbuatan-perbuatan yang terdapat dalam pertimbangan-pertimbangan
Majelis Hakim tersebut bukan dilakukan oleh Pembanding (dahulu
Terdakwa I, tetapi dilakukan oleh saksi Ahmad Riyadi, saksi Aryo Santigi
Budihanto dan saksi Alexander J Parengkuan, selaku Pimpinan DMR
dengan saksi H Charto Sunardi, SE dan pihak RFS, bahkan Pembanding
(dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak terlibat dalam pertemuan-
pertemuan maupun proses pembicaraan kredit baik itu dengan pihak
Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan maupun dengan arranger yaitu
pihak RFS, sehingga seandainya telah terjadi tindak pidana, bagaimana
mungkin kalau Majelis Hakim menganggap Pembanding (dahulu
Terdakwa I) telah melakukan tindak pidana secara bersama-sama dengan
pihak Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan dan RFS, karena
Hal. 119 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Pembanding (Terdakwa I) baru terlibat hanya pada saat penanda-
tanganan perjanjian kredit pada tanggal 26 Pebruari 2002, sebagaimana
diperintahkan oleh Pimpinan DMR (saksi Ahmad Riyadi) ;
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan dalil Pembanding
(dahulu Terdakwa I) bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) adalah
melaksanakan perintah atasan sehingga yang bertanggung jawab adalah
atasan tidak dapat diterima karena Pembanding (dahulu Terdakwa I)
dengan rela membuka rekening dan mentransfer uang yang diperoleh
dari kucuran perjanjian kredit ke perusahaan DMR dengan menyisakan
sebagian di rekening Pembanding (dahulu Terdakwa I) adalah sama
sekali tidak benar dan tidak berdasar hukum dan terkesan mengada-ada
dan menutup mata atas fakta-fakta sebenarnya yang terungkap dalam
persidangan, karena jelas sekali telah terungkap dalam persidangan
kalau Pembanding (dahulu Terdakwa I) benar-benar diperintah atasannya
(Pimpinan, saksi Ahmad Riyadi) untuk mengajukan kredit atas nama
pribadi untuk kepentingan perusahaan, jelas sekali kalau pengajuan kredit
tersebut bukan kemauan dari Pembanding (dahulu Terdakwa I) sendiri,
sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan pengajuan kredit yang
ditandatangani oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) menjadi
tanggungjawab perusahaan DMR yang dalam hal ini adalah Pimpinan
DMR yang memerintahkan pengajuan kredit tersebut (saksi Ahmad
Riyadi), apalagi para Pimpinan DMR telah membuat surat tentang
tanggungjawab mereka selaku Pimpinan perusahaan DMR untuk
membayar dan atau mengembalikan kredit tersebut kepada Bank Mandiri
cabang Jakarta) Bahwa mengenai perbuatan Pembanding (dahulu
Terdakwa I) dalam menandatangani Perjanjian Kredit karena diperintah
atasannya, seharusnya menjadi pertimbangan Majelis Hakim untuk
membebaskan Pembanding (dahulu Terdakwa I) dari segala tuntutan
hukum sebagaimana yang sudah dilakukan oleh Majelis Hakim Agung di
Mahkamah Agung Republik Indonesia, dalam putusan No. 572/K/Pid/
2003 yang membebaskan Akbar Tanjung Ketua Umum GOLKAR dari
tuntutan tindak pidana korupsi, karena Majelis Hakim Agung yang
memeriksa perkara tersebut menganggap Akbar Tanjung cuma
melaksanakan perintah atasannya yaitu presiden B.J. Habibie, dan tidak
dapat dipersalahkan telah melakukan tindak pidana korupsi yang
didakwakan JPU jadi apa bedanya dengan yang terjadi pada Pembanding
(dahulu Terdakwa I) ?, kalaupun ada kesalahan yang dilakukan oleh
Pembanding (dahulu Terdakwa I) adalah hanya kelalaiannya dalam
menandatangani perjanjian kredit dengan Bank Mandiri cabang Jakarta
Hal. 120 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Prapatan tanpa meneliti secara cermat dan lengkap mengenai perjanjian
kredit tersebut karena pada saat itu Pembanding (dahulu Terdakwa I)
terlalu percaya pada perintah Pimpinan DMR dan terlalu percaya kalau
Pimpinan DMR sudah menyelesaikan segala sesuatu yang diperlukan
untuk perjanjian kredit yang ditandatangani Pembanding (dahulu
Terdakwa I). Oleh karena itu tentu saja demi hukum dan keadilan, Majelis
Hakim tidak boleh menghukum Pembanding (dahulu Terdakwa I) karena
Pembanding (dahulu Terdakwa hanya melaksanakan perintah Pimpinan
DMR (saksi Ahmad Riyadi) dan juga karena JPU tidak mendakwakan
pasal-pasal yang terkait dengan kelalaian Pembanding (dahulu Terdakwa
I) dalam menandatangani perjanjian kredit tersebut;
Bahwa Pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan Pimpinan DMR
telah bersama-sama melakukan suatu perbuatan karena Pimpinan DMR
telah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan saksi H Charto
Sunardi,SE membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan penyandang
dana maupun tentang pengucuran kredit adalah juga tidak dapat diterima
demi hukum dan sangat keliru, karena tentu saja Pimpinan DMR pernah
mengadakan beberapa kali pertemuan dengan saksi H Charto Sunardi,
SE, dimana Pembanding (dahulu Terdakwa I) tidak pernah ikut dalam
pertemuan-pertemuan tersebut, karena bagaimana mungkin Pimpinan
DMR dapat mengajukan kredit ke PT. Bank Mandiri cabang Prapatan
kalau tidak mengadakan pertemuan dengan pihak PT. Bank Mandiri
cabang Prapatan (termasuk saksi H Charta Sunardi, SE).
Bahwa Pimpinan DMR (ingat, Pembanding (dahulu Terdakwa I tidak ikut)
juga secara bersama-sama mengadakan pertemuan dengan pihak PT.
Bank Mandiri cabang Prapatan dan PT Rifan Financindo Sekuritas (RFS)
selaku arranger penempatan dana investor di PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan, semua pertemuan tersebut dilaksanakan untuk membicarakan
pengajuan kredit yang diajukan oleh Pimpinan DMR dan hal tersebut jelas
sekali demi hukum terbukti bukanlah suatu kejahatan.
Bahwa pertemuan Pimpinan DMR dengan PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan (H Charto Sunardi,SE) dan PT. Rifan Financindo Sekuritas
(RFS) sejak awal adalah membicarakan kredit yang diajukan oleh
Pimpinan DMR (yang kemudian Pembanding (dahulu Terdakwa I) juga
ikut menandatangani perjanjian kredit berdasarkan perintah
Pimpinan/saksi Ahmad Riyadi) kepada PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan, jadi bukan untuk merencanakan suatu persekongkolan untuk
melakukan suatu kejahatan, semua pertemuan tersebut hanya
membicarakan dan membahas proses bagaimana supaya kredit yang
Hal. 121 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
diajukan oleh Pimpinan DMR mempunyai jaminan sehingga pihak PT.
Bank Mandiri cabang Prapatan selaku Kreditur dan Pimpinan DMR dan
Pembanding (dahulu Terdakwa I) selaku Debitur, sama-sama aman. Hal
tersebut yang menyebabkan pihak Pimpinan DMR akhirnya setuju
memakai jasa PT. Rifan (RFS) sebagai arranger yang mencari pemilik
dana/investor dan menempatkan dananya di PT. Bank Mandiri cabang
Prapatan sebagai jaminan dari kredit yang diajukan oleh Pimpinan,
termasuk Perjanjian Kredit yang ditandatangani oleh Pembanding (dahulu
Terdakwa I) ;
Bahwa dari pertimbangan Majelis Hakim tersebut (Putusan hal.175), jelas
sekali secara sederhana dan jelas terbukti kalau Pembanding (dahulu
Terdakwa I) tidak ikut dalam mengadakan pertemuan-pertemuan baik itu
dengan PT. Bank Mandiri cabang Prapatan saksi H Charta Sunardi,SE)
maupun dengan RFS, sehingga bagaimana mungkin Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan kalau Pembanding (dahulu
Terdakwa secara bersama-sama dinyatakan telah melakukan suatu per-
buatan berdasarkan pertimbangan tersebut di atas karena dalam
pertimbangan-pertimbangan tersebut jelas dikatakan kalau yang mela-
kukan pembicaraan-pembicaraan, persiapan-persiapan yang berhu-
bungan dengan pengajuan kredit tersebut adalah Pimpinan DMR dengan
pihak PT. Bank Mandiri cabang Prapatan (saksi Charto Sunardi, SE)
bukan Pembanding (dahulu Terdakwa I) ;
Bahwa baik Jaksa Penuntut Umum tidak pernah bisa membuktikan kalau
sejak awal Pembanding (dahulu Terdakwa I) sudah merencanakan untuk
memalsukan surat gadai deposito yang menjadi sebab terjadinya masalah
korupsi tersebut, karena sebagaimana terungkap dalam fakta-fakta di
persidangan, yang mengurus surat gadai deposito tersebut adalah PT
Rifan (RFS) ;
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan pengucuran kredit
tersebut didasarkan pada suatu perbuatan melawan hukum, adalah
sangat keliru dan terkesan dipaksakan, karena Majelis Hakim maupun
Jaksa Penuntut Umum tidak dapat merumuskan dan membuktikan secara
jelas perbuatan yang mana yang telah dilakukan Pembanding (dahulu
Terdakwa I) yang bersifat melawan hukum sehubungan dengan
pengucuran kredit tersebut. Sehubungan dengan Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP, maka dengan tanpa mengurangi rasa hormat kepada Majelis
Hakim Tinggi, Pembanding (dahulu Terdakwa I) hendak menyampaikan
hal-hal sebagai berikut:
Pertama tentang apakah Pembanding (dahulu Terdakwa I) dapat
Hal. 122 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
dikualifikasi sebagai langsung yang melakukan "? Syarat dari "orang yang
melakukan adalah disamping orang tersebut melakukan perbuatan yang
memenuhi keseluruhan unsur dari suatu tindak pidana orang tersebut
haruslah memiliki kapasitas khususnya apabila tindak pidana tersebut
disyaratkan adanya kapasitas tertentu dari pelakunya. Dalam hal ini se-
bagaimana telah diuraikan dalam bagian-bagian sebelumnya ternyata
Pembanding (dahulu Terdakwa I) merupakan orang yang terbukti telah
melakukan perbuatan melawan hukum. Tidak satu buktipun yang me-
nunjukkan Pembanding (dahulu Terdakwa I) telah menjadi pelaku dalam
penyimpangan prosedur maupun pemalsuan, surat gadai deposito dalam
proses pengajuan kredit. Selain itu Pembanding (dahulu Terdakwa I) juga
bukan merupakan orang yang memiliki kapasitas untuk dapat melakukan
sendIri penyimpangan prosedur pengajuan kredit, mapun dalam kapasitas
memerintahkan kepada pihak lain yang memiliki kewenangan untuk
menyimpangi prosedur yang berlaku ;
Dengan demikian tidaklah tepat apabila Pembanding (dahulu Terdakwa I)
dapat dikualifikasi sebagai orang yang melakukan ;
Kedua tentang apakah Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan Terdakwa
Yakub A. Arupalakka (Terdakwa II) dapat dikualifikasi sebagai orang-
orang yang menyuruh melakukan "? Sebagaimana telah dikemukakan di
atas, bahwa syarat "menyuruh melakukan" (doen plagen) adalah bahwa
pelaku materialnya harus merupakan orang yang tidak dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidana. Oleh karena itu sangat tidak tepat apabila
ada diantara Pembanding (dahulu Terdakwa I) dan Terdakwa lainnya
yang dapat dikualifikasi sebagai menyuruh melakukan, mengingat di
dalam kasus ini tidak ada fakta yang menunjukkan adanya pihak yang
tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana. Dalam kasus ini juga
tidak ada bukti adanya tindakan-tindakan dari Pembanding (dahulu
Terdakwa I) baik berupa ancaman atau penyesatan kepada pihak lain
agar dilakukan tindakan yang melawan hukum khususnya tindakan
penyimpangan prosedur atau pemalsuan surat gadai deposito ;
Dengan demikian tidaklah tepat apabila Pembanding (dahulu Terdakwa I)
dapat dikualifikasi sebagai orang yang menyuruh melakukan ;
Ketiga tentang apakah Pembanding (dahulu Terdakwa I) dapat dikuali-
fikasi sebagai "orang yang turut melakukan "? Syarat adanya "turut serta
melakukan" (madedader madeplegen) adalah keharusan adanya kerja
sama yang erat antara "orang yang melakukan dengan orang yang, turut
serta melakukan". Dalam hal ini tidaklah disyaratkan bahwa orang yang
"turut serta melakukan" harus memenuhi semua unsur delik. Dalam kaitan
Hal. 123 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
dengan kasus ini, khususnya tentang perbuatan yang didakwakan oleh
JPU tentang adanya penyimpangan prosedur pemberian kredit maupun
pemalsuan surat gadai deposito, tidak terdapat satu faktapun yang
menunjukkan Pembanding (dahulu Terdakwa I) telah bekerjasama secara
erat dengan pelaku penyimpangan prosedur maupun pelaku yang
memalsukan surat gadai deposito. Bahkan Pembanding (dahulu
Terdakwa I) tidak mengetahui atau tidak memahami bahwa, prosedur
pemberian kredit telah dilanggar dan Pembanding (dahulu Terdakwa I)
juga, tidak mengetahui tentang adanya surat gadai deposito yang palsu.
Dengan demikian tidaklah mungkin adanya perbuatan dari Pembanding
(dahulu Terdakwa I) dan Terdakwa II yang dapat dikualifikasi sebagai
turut serta melakukan karena persyaratan untuk adanya kerjasama yang
erat haruslah didasarkan pada adanya pengetahuan sebagai suatu
persyaratan yang paling mendasar dari suatu opset delik (delik sengaja).
Sebagaimana azas hukum pidana menyatakan bahwa "opzet als willens
en wetens" (sengaja merupakan kehendak dan pengetahuan).
Dengan demikian tidaklah tepat apabila Pembanding (dahulu Terdakwa I)
dapat dikualifikasi sebagai "orang yang turut serta melakukan"
(mededader) ;
Bahwa oleh karena itu, unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 55 ayat
(1) ke-l KUHP juga demi hukum tidak terbukti ;
Bahwa selanjutnya Pembanding (dahulu Terdakwa I) memohon Majelis
Hakim Tinggi agar mempertimbangkan fakta-fakta yang berkaitan dengan
tidak diperiksanya saksi-saksi lain yang sejak awal benar-benar terlibat
dengan pengucuran kredit dari PT. Bank Mandiri cabang Prapatan, yaitu
Henny Purnama Katerine, SE, Aries: Setiawan, Adi Senggono,
Syarifuddin dan Ferry, (Aries Setiawan dan Syarifudin sampai saat ini
masih DPO dan tidak pernah diproses oleh Kepolisian). Bahkan Henny
Purnama Katerine, SE, Adi Senggono dan Ferry, sama sekali tidak
pernah diperiksa di kepolisian maupun di kejaksaan, padahal
sebagaimana fakta-fakta yang telah terungkap dalam persidangan,
mereka juga menerima uang dari Pimpinan DMR melalui Yosef Jahjadjaja
atas jasanya sebagai arranger dari masuknya dana milik investor (PT.
Jamsostek) ke PT. Bank Mandiri cabang Prapatan yang dipakai untuk
menjamin kredit yang diajukan oleh Pimpinan ;
Bahwa oleh karenanya sejak awal kasus ini terkesan mencari "kambing
hitam" atas terjadinya surat gadai deposito yang palsu karena sangat
patut diduga kalau menjadi sangat penting bagi pihak Bank Mandiri untuk
membuat "kambing hitam" karena harus ada yang disalahkan atas
Hal. 124 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
terjadinya kasus surat gadai deposito tersebut, demi menjaga wibawa
bank Mandiri, sehingga Bank Mandiri tanpa mengindahkan kebenaran
yang hakiki dan prosedur perbankan dalam hal-hal umum yang biasanya
seharusnya dilakukan dalam masalah perjanjian kredit, telah melaporkan
secara membabi buta Pembanding (dahulu Terdakwa I) ke Kepolisian
dan mengorbankan Pembanding (dahulu Terdakwa I) tanpa melihat
apakah Pembanding (dahulu Terdakwa I) bersalah atau tidak, padahal
seharusnya Bank Mandiri terlebih dahulu meneliti siapa yang membuat
surat gadai deposito yang palsu tersebut dan kenapa bisa menjadi
jaminan, sebelum mereka memutuskan untuk melaporkan Pembanding
(dahulu Terdakwa I) mengingat saat itu kreditnya belum jatuh tempo. Oleh
karena itu demi hukum sudah terbukti kalau kebenaran yang hakiki dari
kasus ini tidak sungguh-sungguh dibuktikan oleh Kepolisian, Kejaksaan
(dalam hal ini JPU) maupun oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat;
Bahwa Pimpinan DMR, juga telah membuat surat pernyataan tertanggal 1
September 2003 terlampir dalam Memori Banding ini, yang isinya secara
jelas menyatakan kalau kredit yang diajukan atas nama Pembanding
(dahulu Terdakwa I) adalah untuk kepentingan perusahaan (DMR), dan
Pembanding (dahulu Terdakwa I) sama sekali tidak tahu menahu maupun
terlibat dalam proses pengajuan kredit tersebut, termasuk kedalamnya
tidak mengetahui kalau kredit tersebut dijamin oleh dana milik PT.
Jamsostek. Pimpinan DMR dalam surat pernyataan tersebut juga dengan
tegas menyatakan bertanggungjawab atas pengembalian semua uang
yang diperoleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) dari PT. Bank Mandiri
cabang Prapatan. Oleh karena itu terbukti dengan jelas kalau Pem-
banding (dahulu Terdakwa I) hanya melaksanakan perintah dari Pimpinan
DMR (saksi Ahmad Riyadi), dengan meminjamkan namanya sebagai
pihak yang mengajukan kredit perseorangan untuk kepentingan
perusahaan DMR. Oleh karena itu, Pembanding (dahulu Terdakwa I)
demi hukum telah terbukti tidak tahu tentang surat gadai deposito tersebut
maupun hal-hal yang diperlukan yang berkaitan dengan proses
pengucuran kredit;
Bahwa mengingat Majelis Hakim tidak memberikan kesempatan kepada
Penasehat Hukum dari Pembanding (dahulu Terdakwa I) membaca pledoi
dalam persidangan, maka besar dugaan Pembanding (dahulu Terdakwa
I) bahwa Majelis Hakim tidak mempertimbangkan hal-hal yang
dikemukakan pada bagian Nota Pembelaan Pembanding (dahulu
Terdakwa I) maupun Tim Penasihat Hukumnya, yang dibuat berdasarkan
Hal. 125 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
fakta-fakta hukum dan fakta-fakta yang terungkap selama dalam
persidangan, hal ini terbukti karena dalam pertimbangan-pertimbangan
Majelis Hakim tersebut banyak yang tidak relevan dengan fakta-fakta
yang benar-benar terungkap dalam persidangan dan terkesan Majelis
Hakim membuat pertimbangan-pertimbangannya hanya mengambil
pertimbangan-pertimbangan dari kasus dalam perkara lain yang
melibatkan Pimpinan.
Bahwa perbuatan Majelis Hakim yang tidak memberikan kesempatan
kepada Penasehat Hukum Pembanding (dahulu Terdakwa I) untuk
membacakan pledoinya di muka persidangan telah menunjukkan kalau
Majelis Hakim telah berlaku tidak adil dan tidak bijaksana serta keliru dan
tidak mempertimbangkan fakta-fakta hukum yang terungkap dalam
persidangan dalam membuat putusannya, sehingga sudah selayaknya
putusan yang dikeluarkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat tersebut patut diragukan kebenarannya dan sudah selayaknya
dibatalkan oleh Majelis Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Jakarta ;
Bahwa dari pertimbangan tersebut jelas terlihat kalau Majelis Hakim
dalam memeriksa perkara ini tidak menerapkan asas praduga tidak
bersalah, karena sangat jelas sekali terlihat dalam putusannya tersebut,
Majelis Hakim dengan "mudahnya" menerima dan membenarkan alasan-
alasan Jaksa Penuntut Umum tanpa berusaha memeriksa kebenaran
yang hakiki dari permasalahan yang timbul dalam kasus ini, dan nyata-
nyata Majelis Hakim telah mengabaikan kebenaran-kebenaran yang
terungkap dalam persidangan, sehingga hal-hal yang diupayakan selama
persidangan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan untuk
mengungkap kebenaran menjadi terkesan "tidak ada arti apa-apa dan
tidak ada gunanya" dan seolah-olah dilaksanakan hanya untuk memenuhi
formalitas hukum acara saja, sebab sejak awal perkara dan awal
persidangan dan selama persidangan, baik pihak Jaksa Penuntut Umum
maupun Majelis Hakim "terkesan" sudah mempunyai pandangan
(anggapan) kalau Pembanding (dahulu Terdakwa I) "bersalah", sehingga
apapun yang dikemukakan oleh Pembanding (dahulu Terdakwa I) selama
persidangan dalam upayanya memberitahukan kebenaran, sama sekali
telah diabaikan dan tidak diperhatikan maupun dipertimbangkan oleh
Majelis Hakim ;
Bahwa oleh karenanya dengan segala kerendahan hati, Pembanding
(dahulu Terdakwa I) memohon kepada Majelis Hakim Tinggi Pengadilan
Tinggi DKI Jakarta, agar memeriksa I perkara ini dengan benar-benar
mempertimbangkan seluruh fakta-fakta dan kebenaran yang terungkap
Hal. 126 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
dalam persidangan, walaupun fakta-fakta tersebut, tidak ada dalam
putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, tapi
Pembanding (dahulu Terdakwa I) yakin dan percaya kalau Majelis Hakim
Tinggi Yang Mulia mau dan berkenan untuk meluangkan sedikit waktunya
untuk membaca berita acara persidangan, karena seharusnya. Panitera
Pengganti perkara ini pasti dan harus mencatat semua fakta-fakta yang
terungkap dalam persidangan ;
Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) sangat percaya kalau Majelis
Hakim Tinggi melalui hati nuraninya dapat melihat perkara ini secara
objektif dan adil sehingga dapat membuat suatu putusan yang benar-
benar adil tanpa harus khawatir akan dianggap tidak mendukung program
Pemerintah yang saat ini sedang gencar-gencarnya menggalang
semangat anti korupsi, karena "lebih baik melepaskan orang yang
bersalah daripada menghukum orang yang tidak bersalah ", dan terutama
karena hal ini menyangkut masa depan Pembanding (dahulu Terdakwa I)
yang masih harus menghidupi keluarganya dan membesarkan anak-
anaknya yang masih kecil;
Bahwa Pembanding (dahulu Terdakwa I) sangat yakin dan percaya kalau
Majelis Hakim Tinggi mempunyai kebebasan dan tidak terikat kepada
siapapun untuk membuat keputusannya, sehingga kalau Majelis Hakim
Tinggi memang dapat melihat fakta-fakta dan kebenaran yang ada yang
menunjukkan Pembanding (dahulu Terdakwa I) memang tidak terbukti
bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana dakwaan JPU,
tentu Majelis Hakim Tinggi tidak perlu takut untuk membuat keputusan
yang membebaskan Pembanding (dahulu Terdakwa I), walaupun menurut
JPU negara telah dIrugikan (PT Bank Mandiri cabang Prapatan), karena
Pembanding (dahulu Terdakwa I) memang tidak melakukan korupsi atau
pemalsuan surat gadai deposito yang mengakibatkan kredit menjadi,tidak
ada jaminan, melainkan hal tersebut adalah perbuatan orang lain, yang
mungkin saja dilakukan oleh RFS (Yosef) dan atau PT. Bank Mandiri
Cabang Prapatan (saksi H Charto Sunardi, SE)? ;
Dakwaan Subsidair :
Meskipun Majelis Hakim tidak mempertimbangkan Dakwaan Subsidair
dalam putusannya, tetapi demi kelengkapan Memori Banding ini,
Penasehat Hukum Pembanding (dahulu Terdakwa I) ingin menegaskan
kembali bahwa Dakwaan Subsidairpun sama sekali tidak terbukti, seba-
gaimana telah diuraikan secara cermat dan jelas dalam halaman 56
sampai dengan halaman 62, dalam Pledoi Penasehat Hukum Pem-
banding (dahulu Terdakwa I).
Hal. 127 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Berdasarkan argumentasi-argumentasi dan uraian yuridis di atas, jelas
terlihat bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam dakwaan JPU baik itu
Primair maupun Subsidairnya demi hukum tidak terbukti, sehingga
Pertimbangan-pertimbangan dan putusan yang dikeluarkan oleh Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat adalah keliru;
Bahwa Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) juga memohon Majelis
Hakim Agung untuk memeriksa dan mempertanyakan mengapa Judex
Factie dalam menjatuhkan hukumannya sangat berbeda-beda dengan
para Terdakwa dalam kasus yang sama tapi dengan nomor perkara yang
berbeda, padahal Judex Factie sama-sama memutuskan bersalah,
dimana status Pemohon Kasasi (dahulu Terdakwa I) dengan Terdakwa
Yakub, Terdakwa Harianto Brasali, dan Terdakwa Koko Sandoza adalah
sama-sama karyawan, mengapa hukuman terhadap Pemohon Kasasi
(dahulu Terdakwa I) lebih berat?, dimanakah letak keadilannya?, padahal
Majelis memutus terhadap kedua perkara tersebut diputus oleh Judex
Factie yang sama, sehingga sudah selayaknya putusan yang demikian
patut dipertanyakan kebenarannya;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi Terdakwa II (Yakub A. Arupalakka) pada pokoknya sebagai berikut I. Ruang Lingkup Perkara ini Hukum Perdata bukan Hukum Pidana ;
Bahwa perkara ini merupakan ruang lingkup Hukum Perdata bukan
Hukum Pidana, hal ini tentunya berdasarkan fakta hukum yang telah
terjadi :
- Bahwa telah terjadi Perjanjian Kredit antara pembanding dengan PT.
Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan, dengan Nominal Rp. 15.000.
000.000,- (lima belas milyar rupiah) berdasarkan Perjanjian Kredit No.4
Sp.JPN/082/LA/II/2002, tertanggal 26 Februari 2002 dengan Jaminan
Sertifikat/Bilyet Deposito, No. E.507753, tercatat atas nama PT. Jam
sostek dari dan karena itu perkara a quo atas nama Terdakwa II/
Pembanding / Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) dengan PT.
Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan adalah merupakan hubungan
hukum (Rechtverband) Keperdataan;
- Bahwa Perjanjian Kredit yang dibuat tersebut berlandaskan ketentuan
yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-
Undang Nomor: 7 Tahun 1992 Jo UU No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan.
Dalam KUH Perdata tentang perjanjian tertuang dalam :.
Hal. 128 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
a. Pasal 1313 KUH Perdata : suatu persetujuan dengan mana satu
orang atau lebih mengikatnya dirinya terhadap satu orang atau lebih;
b. Pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat sahnya suatu perjanjian yaitu
: sepakat mereka yang mengikatkan dirinya kecakapan untuk mem-
buat suatu perikatan suatu hal tertentu suatu sebab yang halal ;
c. Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan : bahwa semua per-
setujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya;
- Bahwa Perjanjian tersebut berlaku efektif pada tanggal 26 Pebruari
2002 s/d 26 Agustus 2003, maka tidak tepat jika diajukan dalam
persidangan perkara pidana;
- Bahwa jika terjadi wanprestasi dikemudian haripun, maka yang di-
jadikan landasan hukum untuk menutut Debitur adalah KUH
Perdata, yaitu Pasal 1239 dan Pasal 1243 KHU Perdata. Dengan
demikian proses hukum yang benar adalah dengan mengajukan
gugatan secara perdata di Pengadilan Negeri ;
Berdasarkan ketentuan di atas, maka sudah jelas dan terbukti bahwa
perkara ini adalah dalam ruang lingkup hukum perdata. Oleh karena
itu Majelis Hakim Agung harus menolak tuntutan dari Jaksa Penuntut
Umum, karena Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang
mengadili perkara ini karena perbuatan Terdakwa II/PembandingI
Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) bukan merupakan perbutan
Pidana tetapi merupakan hubungan Hukum Perdata.
II. Yudex Facti Telah Salah Dalam Penerapan Hukum
Dalam hal memutuskan perkara ini, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
sebagai Yudex Facti telah melakukan kesalahan dalam penerapan
hukumnya, yang dapat kami buktikan sebagai berikut :
1. Pertimbangan Hukum yang dijadikan dasar kurang (Onvoeldoende
Gemotiveerd);
a. Bahwa Pengadilan Tinggi DKI yang menguatkan Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam pertimbangan
hukumnya untuk membuktikan adanya terpenuhi unsur dari
pasal yang yang didakwakan kepada Terdakwa II antara lain:
"Bahwa apa yang dilakukan oleh Terdakwa II dihubungkan
Hal. 129 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
dengan dakwaan bagian Primair, dan dihubungkan pula
dengan dengan keterangan saksi-saksi, surat-surat bukti dan
keterangan para Terdakwa, perbuatan Terdakwa II telah
memenuhi unsur-unsur dari pasal yang didakwakan
kepadanya". (Vide Putusan PT.DKI Jakarta halaman 65 point
1);
b. Bahwa sesuai dengan SEMA (Surat Edaran Mahkamah Agung)
Nomor : 3 Tahun 1974 , yang berbunyi sebagai berikut :
1. Adalah suatu kenyataan, bahwa putusan-putusan yang telah
diambil oleh Pengadilan Negeri/Pengadilan Tinggi kadang-
kadang tidak disertai pertimbangan yang dikehendaki
undang-undang;
2. Seperti diketahui Pasal 23 (1) Undang-Undang Nomor : 14
Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Ke-
kuasaan Kehakiman, yang berbunyi :
"segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan-
alasan tertentu dari peraturan-peraturan yang bersangkutan
atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk
mengadili", menghendaki alasan-alasan dan petimbangan-
pertimbangan yang dijadikan alasan bagi putusan
Pengadilan Negeri/Pengadilan Tinggi tersebut ;
3. Dengan tidakIkurang memberikan pertimbangan I alasan,
bahkan apabila alasan-alasan itu kurang jelas, sukar dapat
dimengerti ataupun bertentangan satu sama lain, maka hal
demikian dapat dipandang sebagai suatu kelalaian dalam
acara ("vormverzuim") yang dapat mengakibatkan batalnya
putusan Pengadilan yang bersangkutan dalam pemeriksaan
di tingkat Kasasi.
4. Mahkamah Agung minta agar supaya ketentuan, dalam un-
dang-undang, yang menghendaki atau mewajibkan Penga-
dilan untuk memberikan alasan ("motiveringplich") dipenuhi
oleh saudara-saudara untuk mencegah kemungkinan batal-
nya putusan pengadilan apabila tidak memuat alasan-
alasan ataupun pertimbangan-pertimbangan ;
Hal. 130 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
c. Bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak menguraikan dan
membuktikan unsur-unsur dalam Pasal 55 ayat (1) KUHP yang
membedakan antara siapa sebagai pelaku tindak pidana,
mereka yang melakukan (pleger), yang menyuruh lakukan
(Doen pleger), dan yang turut serta (mede pleger) serta
pembujukan (uit lokker); bahwa dalam petimbangan hukum
tersebut tidak ditegaskan dalam kualitas apa Terdakwa II/
PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) apakah
sebagai pelaku (pleger), pihak pembujuk (uit lokker), atau yang
membantu melakukan (medeplectiger), walaupun sama-sama
dihukum sebagai pelaku. Tentunya dalam kasus ini harus tetap
dibuktikan dalam 'kualitas apa, sebagai apa, namun ternyata
dalam pertimbangan' hukum hanya dikualitaskan sebagai
"bersama-sama";
d. Bahwa pertimbangan hukum yang menyatakan Terdakwa III
Pembanding Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) sebagai
pihak yang bersama-sama tanpa menguraikan yang mana dari
Pasal 55 ayat (1) KUHP tersebut serta hanya mengambil alih
pertimbangan hukum yang ada dalam putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat tanpa dasar yang jelas, maka menurut
Terdakwa "PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A.
Arupalakka) pertimbangan hukum tersebut termasuk "Ovoel-
doende Gemotiveerd" yaitu kurang memberikan pertimbangan
hukum yang cukup, karenanya putusan tersebut batal demi
hukum.
e. Bahwa putusan dari Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tersebut
berarti dalam pertimbangannya hanya mengulang kembali isi
Putusan dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan tidak
terdapat pertimbangan-pertimbangan hukum baru;
f. Bahwa dengan demikian Putusan dari Pengadilan Tinggi DKI
Jakarta tersebut harus dibatalkan karena tidak disertai dengan
pertimbangan dan alasan yang jelas dalam putusannya,
putusan tersebut dalam pertimbangan-pertimbangannya hanya
meniru isi pertimbangan dari putusan Pengadilan Negeri
Hal. 131 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Jakarta Pusat;
2. Mengenai Unsur-unsur Pidana
- Unsur Melawan Hukum
Bahwa dalam Pasal 55 KUHP tediri dari Pelaku (Pleger), yang
menyuruh lakukan (doen pleger), yang turut serta (mede pleger)
dan Penganjur (uit locker).
Dalam teori hukum pidana menurut Prof. Dr. Barda Nawawi
Ariep SH menyatakan bahwa pada doen pleger terdapat unsur -
unsur sebagai berikut :
- Alat yang dipakai adalah manusia ;
- Alat yang dipakai itu berbuat (bukan alat yang mati)
- Alat yang dipakai itu “tidak dapat dipertanggungjawabkan;
Unsur ketiga inilah yang merupakan tanda atau ciri dari doen
pleger.
Selanjutnya Prof. Dr. Barda Nawawi Ariep SH menyatakan hal -
hal yang menyebabkan alat ( pembuat materiil ) tidak dapat di-
pertanggungjawabkan ialah :
- Bahwa ia tidak sempurna pertumbuhan jiwanyaIrusak jiwanya
(Pasal 44 KUHP )
- Bahwa ia berbuat karena daya paksa ( Pasal 48 KUHP )
- Bahwa ia melakukannya atas perintah jabatan yang tidak sah
seperti dimaksudkan dalam Pasal 51 ayat ( 2 ) KUHP.
- Bahwa bila ia keliru ( sesat ) mengenai salah satu unsur delik.
Misalnya " A " menyuruh " B " untuk menguangkan pos wesel
yang tandatangannya dipalsu oleh " A " sedangkan " B " tidak
mengetahui pemalsuan itu. ( Prof. Dr. Barda Nawawi Ariep SH,
Sari Kuliah Hukum Pidana, Undip, Semarang, 1994, hal 38 )
Dari ketentuan di atas, bahwa Terdakwa II I Pembanding I Pemohon
Kasasi (Yakub A. Arupalakka) adalah orang yang disuruh untuk me-
lakukan perbuatan oleh doen pleger yaitu Alexander J Parengkuan,
Aryo Santigi dan Ahmad Riyadi. Oleh karena itu Terdakwa II/
PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A.Arupalakka) hanya dijadikan
alat saja sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Dasar yang membuat berdasarkan Pasal 55 ayat 2 KUHP dan
Hal. 132 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
pendapat Prof. Dr. Barda Nawawi Ariep SH tersebut di atas, tidak
dapat dipertanggungjawabkan selaku pembuat materiil yaitu :
- Terdakwa II I PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalak-
ka) melakukannya atas perintah yang tidak sah seperti di-
maksudkan dalam Pasal 51 ayat (2) KUHP, atau setidak-tidaknya
Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka)
keliru atau sesat mengenai salah satu unsur delik, atau
- Setidak – tidaknya Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi
( Yakub A. Arupalakka) tidak mempunyai maksud seperti disyarat-
kan untuk kejahatan korupsi di Bank Mandiri tersebut ;
Dalam pertimbangan Majelis Hakim bahwa Terdakwa IIIPem-
bandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi yang
dilakukan secara bersama-sama ;
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim tersebut di atas sangat keliru
dan bertentangan dengan asas hukum pidana terutama berlakunya
Pasal 55 ayat (2) KUHP, serta bertentangan dengan fakta hukum
dalam persidangan ;
Hal ini dapat dibuktikan menurut pendapat ahli yang dikutip dari buku
Hukum Pidana, kumpulan Bahan Penataran Hukum, Pidana dalam
rangka Kerjasama Hukum Indonesia-Belanda yang disusun oleh
Prof. Dr.D. Schaffmeister, Prof. Dr. N. Keijzer dan Mr. E.PH.
Sutorieus dengan Editor Prof. Dr. J.E. Sahetapy, SH, MH Penerbit
Liberty Jogyakarta Tahun 1995 halaman 248, 249, 250, dan 259
yang pada pokoknya menjelaskan sebagai berikut :
Bahwa turut serta melakukan, artinya sepakat dengan orang lain
membuat rencana untuk melakukan suatu perbuatan pidana dan
bersama-sama melakukan (kerjasama);
Bahwa dalam hal turut serta melakukan itu terdapat inisiatif bersama
untuk melakukan, dan melakukan pelaksanaanya bersama-sama ;
Disamping itu, menurut P.A.F Lamintang dalam Bukunya " Dasar--
dasar Hukum Pidana Indonesia "Penerbit Sinar Baru, Bandung,
tahun 1984, pada halaman 594 mengemukakan pendapat HOGE
RAAD dalam Arrest-arrestnya antara lain tanggal 9 Januari 1914,
Hal. 133 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
N.J. 1914,sebagai berikut:
Untuk adanya suatu medeplegen itu disyaratkan bahwa setiap
pelaku itu mempunyai maksud yang diperlukan serta pengetahuan
yang disyaratkan. Untuk dapat menyatakan bersalah turut melakukan
itu haruslah diselidiki dan dibuktikan bahwa pengetahuan dan
maksud tersebut memang terdapat pada tiap peserta". (Putusan
Mahkamah Agung R.I Nomor : 572 K/PicU2003, tanggal 12 Februari
2004, halaman 131-132).
Apabila pendapat ahli tersebut di atas dikaitkan dengan kasus ini,
maka syarat yang harus terpenuhi adalah bahwa Terdakwa III
PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) dan Terdakwa
lainnya dalam perkara lain dalam kasus yang sama yakni Terdakwa
I, Terdakwa II, Terdakwa III, Terdakwa IV dan Terdakwa V mem-
punyai inisiatif atau maksud yang sama, dan melakukan pelak-
sanaanya bersama-sama dalam mewujudkan perbutannya dengan
tujuan menguntungkan dIri sendiri atau orang lain yang merugikan
keuangan Negara ;
Dalam prosesI pemeriksaan di persidangan ternyata sama sekali
tidak diperoleh fakta hukum yang membuktikan bahwa antara
Terdakwa II/PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka)
dengan Terdakwa lainnya telah terjadi kesepakatan membuka
rencana atau mempunyai inisiatif secara bersama untuk melakukan
tindak pidana tersebut, dan juga tidak ada fakta hukum yang
membuktikan bahwa Terdakwa II/PembandingIPemohon Kasasi
(Yakub A. Arupalakka) dengan sengaja melakukan tindakan pidana
Korupsi baik untuk keuntungan sendiri maupun orang lain atau badan
hukum. Sedangkan yang terbukti berdasarkan fakta hukum di
persidangan Terdakwa II I Pembanding I Pemohon Kasasi (Yakub A.
Arupalakka) sebagai korban don pleger dari Ahmad Riyadi, Aryo
Santigi dan Alexander J Parengkuan.
Berdasarkan hal tersebut di atas terungkap fakta hukum bahwa
sebenarnya Terdakwa II/Pembanding/Pemohon Kasasi (Yakub A.
Arupalakka) menjadi korban tidak pidana yang dilakukan oleh Ahmad
Riyadi, Arjo Santigi dan Alexander J Parengkuan. Hal ini terbukti
Hal. 134 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
secara yurudis dan fakta hukum dalam persidangan telah diajukan
oleh Penasehat Hukum Terdakwa II/ Pembanding/Pemohon Kasasi
(Yakub A. Arupalakka) sebuah pernyataan yang dibuat oleh Ahmad
Riyadi, Arjo Santigi dan Alexander J Parengkuan, yang pada intinya
menyatakan yang bertanggungjawab terhadap akibat perbuatan
Terdakwa II/ Pembanding / Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka)
adalah Ahmad Riyadi, Arjo Santigi dan Alexander J Parengkuan. "
Berdasarkan Fakta hukum tersebut di atas, maka perbuatan
Terdakwa II/Pembanding I Pemohon Kasasi (Yakub A. Ampalakka)
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan merupakan perbuatan
yang melawan hukum. Oleh karena itu unsur secara melawan hukum
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Oleh karena itu secara
fakta hukum dapat diketahui bahwa perbutan Terdakwa
II/PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) bukan meru-
pakan tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (1)
Undang-Undang No. 31 tahun 1999 Jo Pasal 43 A Undang-Undang
No. 20 tahun 2001, karena Terdakwa II/ PembandingIPemohon
Kasasi (Yakub A. Arupalakka) hanya dijadikan alat oleh doen pleger;
Bahwa, sehubungan dengan Pasal 43 A di dalam BAB VI A
Ketentuan Peralihan Undang-undang No. 20 tahun 2001, yang mana
disebutkan oleh Jaksa Penuntut Umum tidak relevan dan tidak benar
oleh karena itu patut ditolak, mengatur tentang Ketentuan Peralihan
bagi Tindak Pidana Korupsi yang terjadi sebelum Undang-undang
No. 31 tahun 1999 diundangkan ;
Sedangkan tindak pidana yang dituduhkan/didakwakan dalam Per-
kara ini terjadi setelah Undang-undang No. 31 tahun 1999 di-
undangkan.
- Bahwa, dengan demikian tuntutan Jaksa Penuntut Umum Terdakwa
IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) dalam
perkara ini tidak memenuhi terhadap unsur melawan hukum;
- Bahwa, Terdakwa II/Pembanding I Pemohon Kasasi (Yakub A. Aru-
palakka) hanya diperintahkan oleh atasannya, maka yang bertang-
gungjawab atasan yang menyuruhnya;
- Unsur memperkaya diri sendiri :
Hal. 135 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
- Bahwa, unsur ini tidak terbukti dilakukan oleh Terdakwa IIIPemban-
ding/ Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka);
- Bahwa, Terdakwa II/PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupa-
lakka) sama sekali tidak menikmati dana yang telah ada di rekening
Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka)
karena telah ditransfer ke Account Perusahaannya (PT Dwinogo
Manunggaling Roso);
- Bahwa, uang yang ada dalam rekening Terdakwa II/PembandingI
Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) tersebut merupakan akibat
dari cara atau teknik yang diatur oleh H. Charto Sunardi SE dan
Terdakwa I, II dan III yang kenyataannya tidak dinikmati oleh
Terdakwa III Pembanding I Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka);
- Bahwa, sisa uang sebesar Rp.100.000.000,- yang berada di account
Terdakwa III PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka)
tersebut sudah di debet oleh Bank Mandiri untuk membayar provisi,
bunga, administrative dan biaya lain;
- Bahwa uang sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) yang
disita Penyidik adalah uang pribadi Terdakwa II/Pembanding/
Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) yang tidak ada
hubungannya/kaitannya sama sekali dengan kucuran kredit a quo
dengan akta lain dalam hal ini tidak ada kerugian uang negara;
- Unsur Merugikan Negara :
- Bahwa, Terdakwa II/Pembanding/Pemohon Kasasi (Yakub A.
Rupalakka) sama sekali tidak merugikan terhadap keuangan negara
sebab Terdakwa II/Pembanding/Pemohon Kasasi (Yakub A. Ru-
palakka) sedikitpun tidak menikmati dana/uang tersebut ;
- Bahwa memang benar dalam hal ini negara tidak dirugikan oleh Ter-
dakwa II/PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) me-
ngingat unsure memperkaya dIri sendiri sebagaimana tersebut di
atas tidak dilakukan sama sekali oleh Terdakwa II/Pembanding/
Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka);
- Bahwa, Terdakwa II/Pembanding/Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupa-
lakka) justru yang dirugikan secara materiil, karena dana sebesar Rp
100.000.000,- (seratus juta rupiah) milik Terdakwa II/Pembanding/
Hal. 136 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) telah disita oleh Penyidik;
- Bahwa, dengan demikian Terdakwa II/PembandingIPemohon Kasasi
(Yakub A. Arupalakka) tidak merugikan keuangan negara;
III.Terdakwa II I Pembanding I Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka)
hanya melaksanakan perintah atasan, maka tanggungjawab semua
akibat ada pada atasan.
- Bahwa, Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupa-
lakka) dalam menandatangani Permohonan Kredit tersebut atas
perintah Pimpinan DMR perusahaan dan tidak tahu menahu tentang
masalah kridit tersebut;
- Bahwa, Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Aru-
palakka) tidak bertanggungjawab sama sekali terhadap pencairan
kredit dari Bank Mandiri tersebut;
- Bahwa, hal ini diperkuat oleh surat pernyataan Direktur Utama,
Komisaris dan Komisaris Utama PT Dwinogo Manunggaling Roso
dan di dalam persidangan tingkat pertama, bahwa Direktur Utama,
Komisaris dan Komisaris Utama tersebut bertanggungjawab atas
segala akibatnya, berikut akan disampaikan sebagian dari surat
pernyatan tersebut yakni pada point ke-3 dari 4 pernyataan yang
disampaikan "Bahwa oleh karenanya, kami selaku Komisaris Utama,
Komisaris dan Direktur Utama PT. Dwinogo Manuggaling Roso
dengan ini menyatakan bertanggungjawab atas tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh saudara Koko Sandoza, saudara Harianto
Brasali, saudara Andre Nugraha Achmad N, saudara Yakub A
Arupalakka dan almarhum Dudi Laksmana sehubungan dengan
perolehan dana dari Bank Mandiri cabang Prapatan melalui kredit
atas nama masing-masing pribadi dari mereka semua ..."; (surat
pernyataan terlampiIr);
- Bahwa, surat pernyataan dari Direktur Utama, Komisaris dan Komi-
saris Utama PT Dwinogo Manunggaling Roso di atas merupakan
bukti yang sangat kuat bahwa Terdakwa II/PembandingIPemohon
Kasasi (Yakub A. Arupalakka) bukan merupakan pelaku pidana
korupsi sebagaimana didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum;
- Bahwa, Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Aru-
Hal. 137 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
palakka) hanya melakukan perintah atasan dan tidak dapat
dijatuhkan pidana, sesuai dengan pendapat Mr. Drs. E. Utrecht,
mengemukakan bahwa harus memenuhi dua syarat supaya
sipembuat (sipelaku) dikecualikan dari pada dijatuhkan pidana yaitu :
a. Yang diperintah sama sekali tidak tahu bahwa perintah yang
dikeluarkannya adalah suatu perintah yang tidak syah (syarat
subyektif), jadi yang diperintah itu harus te goeder trouw” ;
b. Menjalankan perintah itu harus diadakan dalam batas-batas yang
memerintah, jadi perintah tersebut harus hierarchis di bawah yang
memerintah, dan yang diperintah tidak boleh bertindak di luar
batas-batas ;
- Bahwa, berdasarkan fakta hukum dan pendapat hukum dari Mr.
Drs. E. Utrecht di atas maka Terdakwa II/ Pembanding I Pemohon
Kasasi (Yakub A. Arupalakka) harus dibebaskan dari segala
tuntutan Jaksa Penuntut Umum;
- Bahwa, dalam putusannya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI
Jakarta juga telah mengakui : ...bahwa Terdakwa I dan Terdakwa II
dalam kasus ini hanya diperalat, maka sebagai pegawai dari PT
Dwinogo Manuggaling Roso, dan diminta kesediaannya untuk men-
jadi Debitur formalitas di PT Bank Mandiri cabang Jakarta Prapatan,
oleh atasannya ...(vide putusan PTDKI hal 67 point b);
- Bahwa, diperkuat lagi dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung No.
572 K/Pid/2003 putusan perkara korupsi dana Non Budgeter Bulog
Akbar Tanjung, bahwa dalam perkara ini Mahkamah Agung mem-
berikan pertimbangan sebagai berikut :"Bahwa perbuatan
Terdakwa I menerima uang Non Budgeter Bulog sebesar Rp. 40
Milyar, kemudian menyerahkannya kepada Terdakwa II untuk
dibelikan sembako, adalah dalam rangka melaksanakan instruksi
Presiden sebagai hasil rapat terbatas Presiden B.J Habibie,
Menkokesra Taskin, Menperindag/Kabulog dan Mensesneg, se-
hubungan dalam keadaan darurat untuk tindakan pengadaan dan
penyaluran sembako";
- Bahwa juga berdasarkan asas "Geen Straf Zander Schulef dan bila
dicari padanannya dengan kasus yang melatarbelakangi timbulnya
Hal. 138 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
asas tersebut maka kasus yang menimpa Terdakwa III Pembanding
IPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) mirip dengan kasus di
Belanda tersebut yaitu 'Water en Melk Arrest' tertanggal 14 Februari
1916.1 Dalam kasus tersebut melibatkan 2 orang sekaligus yaitu
majikan (pengusaha susu) dan pesuruh (pembantu yang
mengedarkan susu kepada pelanggan) dimana majikan didakwa
sebagai pihak yang menyuruh dan si pembantu/pesuruh sebagai
pihak yang menyerahkan susu dicampur air itu kepada pelanggan,
sedangkan si pesuruh itupun sebenarnya tidak mengetahui
keberadaan aIr susu yang telah tercampur, sehingga terhadap
kedua orang itu diajukan Pasal 344 Pol.Verod. Jo Pasal 55 KUH
Pidana Belanda. Di tingkat pengadilan pertama diputus baik
terhadap majikan dan pesuruh bersalah karena mengedarkan susu
yang dicampur air. Di tingkat kasasi si majikan tetap dinyatakan
bersalah sebagai doen pleger karena menyuruh pembantu/pesuruh
mengedarkan susu yang dicampur air tersebut, sedangkan si
pesuruh dibebaskan dari dakwaan karena ia dianggap tidak
mengetahui adanya campuran air pada susu tersebut. Dalam
alasan kasasinya dinyatakan bahwa si pembantu harus turut
dihukum karena peraturan yang dilanggar tadi tidak mensyaratkan
adanya kesalahan (majikan melalui kejaksaan), alasan tersebut
ditolak Hoge Raad dan tetap dihukum karena tidak ada kesalahan
padanya. 2 Atas putusan ini Prof. Wiryono Projodikoro,SH.
menganggap sesuai dengan prinsip tujuan hukum pidana yaitu
mencapai obyektivitas rasa keadilan bagi masyarakat, kemudian
dia berpendapat: bagi saya adalah sangat menarik pertimbangan
dari Hoge Raad yang pada akhirnya memajukan “rechtgevel atau
rasa keadilan” sebagai alasan untuk menganggap berlakunya
prinsip “Tiada hukuman tanpa kesalahan” ini cocok dengan sikap
saya dalam meninjau hukum pada umumnya” ;
- Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas maka sudah se-
harusnyalah Terdakwa II/Pembanding/Pemohon Kasasi (Yakub A.
Arupalakka) dibebaskan dari dakwaan Primair dan Subsidair karena
yang bertanggungjawab sepenuhnya adalah pimpinannya;
Hal. 139 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
VI. Perihal Penerapan Hukum
Bahwa Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta aquo bertentangan
dengan Pasal 30 sub (b) UU No.14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah
Agung yaitu salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku ,
dengan alasan antara lain sebagai berikut:
1. Pengadilan Tinggi telah keliru (rechtdwaling) atas Dakwaan ter-
hadap Terdakwa II/PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A.
Arupalakka) dalam kaitan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.
1.1 Bahwa Koko Sandoza selaku Terdakwa II/Pembanding/
Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) dalam Putusan
Pengadilan Tinggi Jakarta No. 156/Pid/2004/PT.DKI tanggal 14
Desember 2004 jo Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
dalam rol perkara No. 1257/Pid.B/2003/PN.Jkt.Pst. pada tang-
gal 6 April 2004 dinyatakan terbukti secara sah dan meya-
kinkan bersalah melakukan tindak pidana " Korupsi yang
dilakukan secara bersama-sama" dengan pidana penjara 10
tahun dan pidana denda Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) ditambah uang pengganti Rp. 100.000.000,- (seratus
juta rupiah) atau 1 tahun penjara sebagaimana yang dimaksud
Pasal 2 ayat (1) UU No.31 tahun 1999 Tentang Pembe-
rantasan TPK jo Pasal 43 A UU No.20 tahun 2001 jo Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP.
1.2 Bahwa Berita Acara Pemeriksaan yang dilakukan oleh para
saksi baik yang dilakukan di hadapan Penyidik maupun
Penuntut Umum; bahwa berita acara pemeriksaan tersebut
kemudian diakui oleh para saksi sewaktu dilakukan
pemeriksaan dalam persidangan dibawah sumpah; bahwa
para saksi di bawah ini pada pokoknya menerangkan bila ada
pemalsuan bilyet gIro, diantara para saksi tersebut antara lain:
1.2.1 Saksi Arief Budi Wijaksono, SE:
- Bahwa saksi melaporkan kepada yang berwajib karena
ada dugaan yaitu pemalsuan Deposito dan surat gadai,
yang mana negara dirugikan karena tidak dijamin
dengan jaminan (vide Putusan PNJP, halaman 49,
Hal. 140 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
alinea 4);
- Bahwa untuk yang 5 surat gadai dan depositonya asli,
dan ditemukan adanya pemalsuan 2 hari kemudian
(vide Putusan PNJP halaman 53 alinea 4);
- Bahwa deposito dijaminkan seharusnya ditangan bank
tetapi deposito ditangan Jamsostek padahal kreditnya
pada waktu itu sudah dilakukan dan hal itu terjadi
karena deposito pernah dipinjam (vide Putusan PNJP
halaman 53 alinea 5);
- Bahwa deposito yang asli tersebut keluar pada saat se-
telah perjanjian kredit itu dicairkan, dengan dipinjam
oleh seseorang yang bernama Syarifudin dan dikemba-
likan ternyata palsu (vide Putusan PNJP ;
- Bahwa perjanjian kreditnya secara formal sah, secara
materiil tidak dipenuhi karena bilyet depositonya yang
asli tidak ada (vide Putusan PNJP halaman 5 alinea
11);
1.2.2 Saksi Novi Ramadhani :
- Bahwa diketahui bilyet deposito palsu karena bilyet
deposito yang asli ada digadaikan dicabang lain (vide
Putusan PNJP aquo halaman 65 alinea 8);
1.2.3 Saksi Budi Waluyo, S.Kom:
- Bahwa saksi membenarkan ketika perjanjian kredit di-
lakukan bilyet deposito tersebut asli (vide Putusan
halaman 72 alinea 10) ;
- Bahwa pada tanggal 18 Februari 2002 saksi pernah
disuruh oleh Kepala Cabang membuatkan tandaterima,
setelah saksi buat tandaterima kemudian saksi
serahkan lagi kepada Kepala Cabang oleh Kepala
cabang bilyet deposito yang asli diserahkan kepada
Syarifudin untuk dipinjam dengan memakai tanda
terima, tandaterimanya disimpan oleh Kepala Cabang
(vide Putusan halaman 72 alinea 3);
- Bahwa untuk 5 (lima) bilyet deposito tersebut keluar
Hal. 141 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
pada saat waktu Kepala cabang meminta, yang
menerima Syarifudin dan yang memberikan Charto
Sunardi (vide Putusan PNJP halaman alinea 8);
- Bahwa pada waktu diserahkan untuk dipinjam 5 (lima)
bilyet deposito asli, saksi tidak tahu lagi, tahu-tahu
yang asli ternyata tidak dikembalikan (vide Putusan
PNJP halaman 72 alinea 4);
- Bahwa pada saat dipinjam adalah asli tetapi dikem-
balikan berbeda (vide Putusan PNJP halaman 72
alinea 5);
- Bahwa saksi mempertanyakan kepada sdr. Charto;
pada waktu itu saksi lapor ke Kepala Cabang ini ada
perbedaan kepala cabang ikut meneliti, yang sudah
nanti saya urus, akan saya informasikan, kamu diam
aja (vide Putusan PNJP halaman 72 alinea 6);
- Bahwa pada waktu bilyet deposito dikembalikan sete-
lah dipinjam beberapa hari kemudian saksi melihat ada
perbedaan dengan bilyet deposito yang asli, setelah itu
saksi mempertanyakan kepada Kepala Cabang, dan
menurut kepala cabang saksi langsung disuruh
menyimpannya (vide Putusan PNJP halaman 74 alinea
5);
- Bahwa keberadaan bilyet deposito asli sebenarnya ada
di cabang lain (vide Putusan PNJP halaman 74 alinea
3);
- Bahwa yang menyerahkan bilyet deposito yang asli se-
telah dipinjam dan dikembalikan menjadi palsu bukan
para Terdakwa dan juga bukan Syarifudin dan saksi
tidak mengenalnya (vide Putusan PNJP halaman 74
alinea 7);
1.2.4 Saksi Eddy Rahmadi, SE :
- Bahwa saksi melihat 5 Deposito menjadi palsu setelah
dipinjam oleh Syarifudin (vide Putusan PNJP halaman
82 alinea 9);
Hal. 142 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
- Bahwa pada waktu peminjaman bilang sama Kepala
Cabang pinjamnya sebentar hanya sehari ternyata
tidak kembali-kembali, tiba-tiba dikembalikannya sudah
ada dimeja Kepala Cabang dengan berbentuk surat
amplop (vide Putusan PNJP halaman 82 alinea 10);
- Bahwa Bilyet Deposito pada waktu cair masih asli
tetapi dipinjam oleh Syarifudin atas perintah pak Charto
dikembalikan oleh orang lain dan yang diganti palsu
(vide Putusan PNJP halaman 83 alinea 2);
- Bahwa kesalahan ada pada Kepala meminjamkan
kepada orang lain (vide halaman 82 alinea 11);
- Bahwa Perjanjian Kreditnya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku bahwa saksi membenarkan gadai
Deposito sudah ditandatangani oleh oleh sdr. Charto
sebagai Kepala Cabang dan juga dari Jamsostek,
permohonan kredit juga sudah sesuai dengan
ketentuan, perjanjian tersebut sah tetapi belum ada
konfirmasi dari pihak Jamsostek yang merupakan
kewajiban dari pihak bank bukan kewajiban nasabah,
tetapi setelah dikonfirmasi kepada Jamsostek yang
diterima pada tanggal 27 Februari 2003 ternyata ada
surat pernyataan dari Jamsostek yang menyatakan
jamsostek tidak pernah menjaminkan (vide Putusan
PNJP halaman 83 alinea 12);
1.2.5 Saksi Linda H. Manurung, SE., MBA :
- Bahwa saksi tahu Bilyet Giro yang asli disimpan di
cruise diminta kembali oleh sdr. Charto dan kemudian
diserahkan kepada seseorang yang bernama
Syarifudin (vide Putusan halaman 91 alinea 3);
- Bahwa waktu dikembalikan ternyata bilyet depositonya
palsu, setelah diserahkan yang aslinya terlebih dahulu
(vide Putusan PNJP halaman 91 alinea 4);
1.2.6 Saksi H. Charto Sunardi, SE.:
- Bahwa format surat gadai telah disediakan oleh pihak
Hal. 143 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
bank tetapi bank tidak berhubungan dengan pihak
Jamsostek karena yang membawa surat-surat ke
Jamsostek adalah Syarifudin kurirnya Yosef yang
ngakunya dari PT. Rifan (vide Putusan PNJP halaman
97 alinea 3);
- Bahwa pada tanggal 14 Februari 2002 setelah masuk
dana dari Jamsostek itu dibuatkan Bilyet Deposito,
setelah dibuatkan Bilyet Deposito, Deposito dijadikan
sebagai jaminan permohonan kredit daripada
Alexander, Ario Santigi, Ahmad Riyadi, Hariyanto
Brasali, Koko Sandoza, yang kemudian pihak Rifan
meminta saksi meminjamkan untuk diperlihatkan
kepada Jamsostek untuk memperlihatkan kalau Rifan
sudah melaksanakannya (vide Putusan PNJP halaman
98 alinea 8);
- Bahwa saksi kasih pinjam yang asli sebanyak 5 buah
dengan jumlah Rp.100.000.000.000,- (seratus milyar
rupiah) kepada Rifan yang dipinjam oleh Syarifudin
karena yang minta Yosef (vide Putusan PNJP halaman
98 alinea 9);
- Bahwa Budi pernah melaporkan kepada saksi adanya
kecurigaan mengenai bilyet deposito tersebut setelah
dikembalikan karena diduga palsu, saksi menyatakan
simpan aja nanti kita urus kemudian saksi langsung
kasih tahu Alex dan saksi tegur Yosef, bagaimana bisa
begini sampai pada saat masuk Polda (vide Putusan
PNJP halaman 102 alinea 6);
- Bahwa surat gadai itu dibuat oleh Bank Mandiri dan
dibawa oleh Syarifudin untuk dipinjam agar
diperlihatkan kepada Jamsostek, dan dikembalikan
oleh orang lain yang saksi tidak kenal tetapi Bilyet
Deposito berbeda dengan aslinya vide Putusan PNJP
halaman 106 alinea 2);
1.3 Bahwa dari keterangan 6 (enam) orang saksi tersebut jelas telah ada
Hal. 144 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
fakta hukum adanya tindak pidana pemalsuan; bahwa dari
keterangan para saksi yang dilakukan dibawah sumpah dimana
masing-masing juga membenarkan apa yang telah diterangkan
dalam BAP Penyidik maupun Penuntut Umum maka sesuai dengan
Pasal 184 KUHAP jo Pasal 188 ayat (1) KUHAP maka terbukti ada
dugaan pemalsuan bilyet deposito.
1.4 Bahwa dari keterangan para saksi di atas maka pelaku pemalsuan
Bilyet Deposito pelakunya bukan “Terdakwa"/Pembanding/Pemohon
Kasasi (Yakub A. Arupalakka) tetapi Yosef dan Syarifudin yang yang
diberikan oleh sdr. Charto Sunardi SE, Spoke Manager Bank Mandiri;
1.5 Bahwa Pengadilan Tinggi Jakarta dapat dikatakan telah melakukan
tindakan yang sama seperti yang dilakukan Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat dimana dalam pertimbangan hukumnya telah
membelokkan adanya tindak pidana pemalsuan dan kemudian
menafsirkan tidak adanya ijin dari Jamsostek sebagai perbuatan
melawan hukum padahal dari keterangan saksi Agus Budi Santoso
Dirut PT. Rifan jelas bila Jamsostek telah menerima dana Rp. 12
milyar dari Yosef dan Mandiri karena penempatan dana di Bank
Mandiri Prapatan dan menurut keterangan saksi Rossan Perkasa
Roeslani (Komisaris PT. Rifan) Jamsostek adalah holding company-
nya dari PT. Rifan (vide Putusan PNJP halaman 123 alinea 3).
1.6 Bahwa dalam keterangan saksi Sri Retno Budi Rahayu dalam Berita
Acara Pemeriksaan yang dibuat pihak Kejaksaan Tinggi Jakarta
tertanggal 25 Maret 2002 dimana pemeriksaan tersebut juga
dibenarkan sewaktu ditanyakan Jaksa PU dalam persidangan;
bahwa dalam keterangan saksi atas pertanyan No.13 saksi pada
pokoknya menerangkan bila PT. Rifan Financindo sebagai Asset
Management dari PT. Jamsostek yang mempunyai hubungan sejak
Juli 2001, yang dituangkan secara formal dalam bentuk Kontrak
Pengelolaan Asset Investasi; bahwa dengan demikian telah terbukti
bila PT. Rifan selaku Arranger atau Manajer Investasi atas dana
pengelolaan milik PT. Jamsostek bahwa karena sudah ada kontrak
formalnya tentunya dengan adanya pemberitahuan secara lisan dari
Rossan Perkasa dari PT. Rifan selaku Manajer Investasi terhadap
Hal. 145 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
saksi Andy Alamsyah selaku Direktur Investasi, yang kemudian di-
tindak lanjuti dengan memerintahkan saksi Sri Retno Rahayu untuk
memindahkan dananya dari BRI Sudirman ke Bank Mandiri Prapatan
adalah dapat dipandang sebagai bentuk suatu persetujuan karena-
nya tidak perlu lagi ada ijin tertulis tersendiri sebagaimana lazimnya
dalam melaksanakan perjanjian standar yang diatur dalam Kontrak
Penggelolaan Asset Investasi.
1.7 Bahwa bila yang dijadikan ukuran adanya tidak adanya ijin untuk
menggunakan bilyet deposito sebagai jaminan dari permohonan
kredit para Terdakwa, maka keterangan 2 orang dari Jamsostek
(Andy Rahman dan Retno Sri Rahayu) bila dikaitkan dari keterangan
dari saksi-saksi dari Bank Mandiri seperti Novi Rahmadani, Eddy
Rahmadi, SE, Budi Waluyo, S.Kom, Charto Sunardi, SE maupun
saksi-saksi dari PT. Rifan yaitu Agus Budi Santoso dan Rifan
Perkasa ditambah adanya fax dari Jamsostek yang menerangkan
akan ada transfer, pengakuan saksi Sri Retno dalam BAP yang
dibuat Kejati Jakarta yang mengakui ada kontrak formal antara pihak
Jamsostek dengan PT. Rifan selaku Penggelola asset Investasi dana
dari Jamsostek sebenarnya secara materiil menunjukkan adanya
pengakuan yang tidak langsung dari pihak Jamsostek akan adanya
persetujuan atas terbitnya Bilyet Deposito tersebut hal ini sesuai
dengan alat bukti yang sah sebagaimana yang dimaksud Pasal 184
ayat (a), (c) dan (d) KUHAP. Apalagi ada saksi yang menerangkan
bila Jamsostek telah menerima 12 milyar dari Yosef atas penempa-
tan dana tersebut. Dengan demikian pendapat tidak adanya ijin dari
Jamsostek dilihat dari penerapan hukum pembuktiannya kalah kuat
dengan keterangan pada saksi sebagaimana diuraikan di atas atau
dengan perkataan lain Pengadilan Tinggi (dan Pengadilan Negeri)
tidak melaksanakan penerapan hukum pembuktian sebagaimana
yang diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku.
1.8 Bahwa disamping itu seharusnya baik Pengadilan Tinggi selaku
pengadilan secara ex officio dari awal menolak dakwaan dan
tuntutan yang diajukan Jaksa PU karena dalarn dakwaan primairnya
tidak dicantumkan pasal tindak pidana pemalsuan, padahal dari
Hal. 146 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
keterangan para saksi sebagaimana diuraikan di atas jelas adanya
runtutan kesesuaian dari keterangan yang sama dari para saksi yaitu
adanya delik pemalsuan sebagaimana yang dimaksud Pasal 185
ayat (6) sub a KUHAP yaitu adanya ketentuan bila dalam menilai
kebenaran keterangan seorang saksi, Hakim harus dengan sungguh-
sungguh memperhatikan persesuaian antara keterangan saksi satu
dengan yang lain namun kenyataannya hal ini tidak dilakukan oleh
Pengadilan Tinggi Jakarta maupun pengadilan bawahannya
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
1.9 Bahwa adanya delik pemalsuan ini juga didasarkan pada hasil peme-
riksaan para saksi-saksi dan keterangan para Tersangka baik
sewaktu di periksa ditingkat Penyidikan maupun di tingkat Penun-
tutan, karenanya sungguh aneh bila dakwaan kemudian berubah
atau bergeser dari pemeriksaan tingkat Penyidikan bahwa karena
semua saksi membenarkan apa yang telah diterangkan dalam BAP
baik ditingkat Penyidikan maupun Penuntutan maka keterangan para
saksi tersebut juga merupakan keterangan dibawah sumpah yang
dilakukan dalam persidangan dan seharusnya menjadi pertimbangan
yang cermat dari Judex Factie untuk menarik benang merahnya atau
setidaknya dakwaannya tidak bergeser dari tingkat sewaktu
dilakukan pemeriksaan di tingkat penyidikan yang menjadi dasar
pengembangan dalam menyusun dakwaan, apalagi semua saksi
membenarkan keterangannya yang pernah diberikan sewaktu
pemeriksan dalam BAP ;
1.10Bahwa pembelokan ini merupakan suatu recht dwaling (kekeliruan
hukum yang nyata) karena dari keterangan 6 orang saksi yang di-
sumpah tersebut jelas bila dalam perkara masalah pokoknya adalah
adanya pemalsuan Bilyet Deposito yang diduga dilakukan oleh Yosef
dan Syarifudin, karenanya dengan memutuskan terbukti adanya
tindak pidana korupsi tanpa membuktikan adanya tindak pidana
pemalsuan sebagai konstruksi hukum yang keliru (recht dwaling) dan
sekaligus sebagai putusan yang premature dan seyogyanya Putusan
Pengadilan Tinggi aquo batal demi hukum.
1.11Bahwa pengenaan kontruksi pasal tindak pidana korupsi dalam
Hal. 147 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
perkara ini menurut hemat Pemohon Kasasi terlalu dipaksakan
dimana Perjanjian Kredit yang diberikan sesuai dengan keterangan
para saksi di atas menjadi tidak ada jaminannya sehingga kredit yang
telah dicairkan menjadi tidak ada jaminannya yang menjadikan ada
potensi kerugian negara adalah pendapat hukum yang keliru dan
premature bahwa dari fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan
jelas bila PT. Rifan adalah anak perusahaan dari PT. Jamsostek dan
sekaligus sebagai Manajer Investasinya, sehingga tindakan PT. Rifan
melalui saksi Rossan Perkasa yang meminta ijin untuk menem-
patkan dana dari BRI Jamsostek ke Bank Mandiri Prapatan dengan
dibantu Agus Budi Santoso Dirut PT. Rifan dan Josef staf
Marketingnya adalah sah-sah saja apalagi telah ditentukan berapa
komisi masing-masing; bahwa dari keterangan saksi pihak Bank
Mandiri jelas bila 5 sertifikat bilyet deposito yang dipecah dan dibuat
oleh Charto Sunardi, SE sendiri adalah semula asli kemudian
menjadi palsu setelah dipinjam Syarifudin atas suruhan Yosef
Marketing dari PT. Rifan atas persetujuan Charto Sunardi, SE adalah
tindak pidana sendiri sehingga dalam Perjanjian Kredit menjadi tidak
ada jaminannya sehingga berpotensi menimbulkan kerugian uang
negara yang tentunya secara hukum tidak dapat dipersalahkan
kepada Terdakwa IIIPembandingI Pemohon Kasasi (Yakub A.
Arupalakka);
1.12 Bahwa quad Non, bila karena kreditnya dananya telah dikeluarkan
kemudian menjadi tidak ada jaminannya karena bilyet diduga
Depositonya palsu tetapi belum pernah dibuktikan dalam suatu
putusan pidana yang telah mempunyai kekuatan, hukum yang tetap
kemudian secara sewenang-wenang Jaksa PU mengkontruksikan
sebagai tindakan pidana korupsi tanpa membuktikan adanya
pemalsuan terlebih dahulu dan kemudian menafsirkan sebagai suatu
perbuatan melawan hukum yang dibenarkan oleh Pengadilan Negeri
dan Pengadilan Tinggi dalam putusannya maka ini sebagai dakwaan/
tuntutan yang terlalu premature karena sebagaimana yang telah
Pemohon Kasasi kemukakan pada Eksepsi sebelumnya bila masalah
ini adalah perkara perdata karena sesuai dengan keterangan saksi
Hal. 148 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Eddy Rahmadi, BE yang menerangkan dalam persidangan bila
perjanjian kreditnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
perjanjiannya sah, sedangkan kewajiban melakukan konfirmasi
terhadap Jamsostek adalah wewenang dan kewajiban pihak bank
bukan Debitur (vide Putusan PNJP halaman 83 alinea 11).
1.13 Bahwa pihak yang memecah dana dari Jamsostek dan mengusulkan
agar permohonan kredit dilakukan atas nama pribadi sehingga
muncullah nama Pemohon Kasasi itupun dilakukan pihak Bank
Mandiri sendiri (Charto Sunardi, SE, Spoke Manager) maka tentunya
hal tersebut kesalahan pihak bank sendiri yang tidak menerapkan
prinsip kehati-hatian dan tentunya tidak dapat dibebankan kesalahan
tersebut kepada Pemohon Kasasi sepenuhnya dan ditafsirkan
menimbulkan potensi kerugian negara maka seyogyanya bila
kemudian Bilyet Depositonya diduga palsu dimana pelakunya bukan
Pemohon Kasasi maka secara kepatutan seharusnya pihak Bank
Mandiri meminta lebih dulu jaminan pengganti inipun tidak pernah
dilakukan tapi justru memprosesnya secara pidana;
1.14 Bahwa tindak pidana pokok yang sebenarnya yaitu pemalsuan bilyet
deposito tidak pernah diperiksa atau setidak-tidaknya dicantumkan
dalam dakwaan ternyata tidak pernah diperiksa dan dibuktikan lebih
dulu tapi langsung mengukur dengan adanya tidak ada jaminan
maka ada potensi kerugian negara, ini adalah konruksi yang keliru
dan sebagai suatu recht dwaling yang di lakukan Pengadilan Negeri
yang dikuatkan Pengadilan Tinggi. Dalam Putusan aquo.
2. Pengadilan Tinggi tidak dapat membuktikan Dakwaan secara formil
dengan sempurna;
2.1. Bahwa bila dicermati dari dakwaan yang dijadikan dasar untuk
menuntut Terdakwa/PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A.
Arupalakka), maka baik pada tingkat dakwaan maupun tuntutan
termasuk putusan pengadilan bila dicermati pasal yang dikenakan
tersebut yaitu Pasal 2 ayat (1) UU No.31 tahun 1999 Tentang
Pemberantasan TPK jo Pasal 43 A UU No.20 tahun 2001 jo Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Bahwa Pengadilan Tinggi yang menguatkan Pengadilan Negeri
Hal. 149 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Jakarta Pusat dalam pertimbangan hukumnya untuk membuktikan
adanya terpenuhi unsur "secara bersama-sama" antara Iain :
"Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta, hukum tersebut,
telah menjadi jelas bahwa antara para Terdakwa bersama saksi
ALEXANDER J PARENGKUAN, AHMAD RIYADI, ARlO SANTIGI
BUDIHANTO, HARlANTO BRASALI , KOKO SANDOZA FRITZ
GERALD dan H. Charto Sunardi, SE dapat dipandang sebagai
bersama-sama melakukan perbuatan " (vide Putusan PNJP
halaman 215 alinea terakhIr jo Putusan Pengadilan Tinggi aquo
halaman 85 poin 2).
Bahwa baik Pengadilan Tinggi Jakarta maupun Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat tidak menguraikan dan membuktikan unsur-unsur
dalam Pasal 55 ayat (1) KUHP yang membedakan antara siapa
sebagai pelaku tindak pidana: mereka yang melakukan (pleger),
yang menyuruh melakukan (doen pleger), dan yang turut
melakukan (medepleger) serta pembujukan (uitlokker); bahwa
dalam pertimbangan hukum tersebut tidak ditegaskan dalam
kwalitas apa TerdakwaIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A.
Arupalakka) apakah sebagai pelaku (pleger), pihak pembujuk (uit-
lokker), atau membantu melakukan (medeplechtiger),walaupun
sama-sama dihukum sebagai pelaku tentunya dalam kasus ini
harus tetap dibuktikan dalam kwalitas sebagai apa peran Ter-
dakwa "/PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka);
namun ternyata dalam pertimbangan hukum kedua pengadilan
tetap hanya dikwalitaskan sebagai " bersama-sama";
Bahwa pertimbangan hukum yang menyatakan Terdakwa III
Pembanding / Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) sebagai
pihak yang bersama-sama tanpa menguraikan yang" mana dari
Pasal 55 ayat (1) KUHP tersebut yang dilanggar maka menurut
hemat Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A.
Arupalakka) pertimbangan hukum tersebut termasuk yang
"onvoeldoende gemotiveerd" yaitu kurang memberikan
pertimbangan hukum yang cukup, karenanya putusan tersebut
batal demi hukum.
Hal. 150 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Bahwa disamping itu tentunya harus dibuktikan pula apakah
benar TerdakwaIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupa-
lakka) termasuk dalam kwalitas/kapasitas sebagai memenuhi
syarat sebagai "pihak yang secara bersama-sama" tapi dalam
pertimbangan hukum Pengadilan Negeri yang dikuatkan
Pengadilan Tinggi tersebut ternyata tetap tak dapat dibuktikan
dalam pertimbangan hukumnya bahwa karena tak dapat dibuk-
tikan tentunya tidak patut atau proposional bila tiba-tiba di-
nyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan telah bersama-
sama melakukan tindak pidana korupsi yang didakwakan dalam
dakwaan primair tersebut.
Bahwa dengan perkataan lain dalam pertimbangan hukum baik di
Pengadilan Tinggi maupun Pengadilan Negeri atas perkara ini
walaupun dicantumkan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP namun
saran tidak membedakan mana yang bertindak sebagai pelaku
(pleger), menyuruh melakukan (doen pleger), turut serta
(medeplichtiger) dan pembujukan (uitloker) walaupun hukuman-
nya dianggap sama bahwa dalam dakwaan primair ini Pengadilan
Negeri tidak membedakan dalam kwalitas apa sehingga
Terdakwa II/Pembanding/Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka)
diposisikan sebagai pihak yang bersama-sama bahwa untuk
membuktikan terpenuhinya unsur "bersama-sama" disyaratkan
ada kerja-sama secara phisik ; bahwa bila apa yang tertuang dari
pertimbangan hukum di atas maka bila hal ini dikaitkan dengan
apa yang telah dituangkan dalam pertimbangan hukum putusan
maka tidak ada bukti bila antara Terdakwa IIIPembandingI
Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) dengan para Terdakwa
lain ada kerjasama secara phisik;
Bahwa inisiatif yang membuat akhirnya Terdakwa III Pembanding
IPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) ikut terseret dalam
perkara ini adalah ide yang muncul dari Charto Sunardi dan Yosef
yang mengusulkan agar dibuat permohonan kredit atas nama
perorangan karena PT. Dwinogo belum mempunyai laporan
keuangan 2 tahun bahwa bila fakta hukum yang kemudian
Hal. 151 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
dimasukan dalam pertimbangan hukum tersebut dicermati maka
Terdakwa III PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupa-
lakka) sebenarnya tidak termasuk dalam pengertian unsur ber-
sama-sama karena tidak adanya kerjasama secara phisik
sebagaimana yang dilakukan Terdakwa I, II dan III (dalam perkara
yang lain) bersama-sama dengan Charto Sunardi, Yosef dan
Syarifudin termasuk didalamnya saksi Budi Agus Santoso Dirut
PT. Rifan yang menerima fee atas penempatan dana ini;
3. Dakwaan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP secara materiil tidak terbukti;
3.1. Bila dicermati latar belakang timbulnya perkara ini sampai
terjadinya pencairan kredit maka Terdakwa II/PembandingI Pe-
mohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) sama sekali tidak terbukti
karena peran Terdakwa II/Pembanding I Pemohon Kasasi (Yakub
A. Arupalakka) sebatas pembukaan rekening, permohonan kredit
penandatangan akad kredit, dan transfer yang kesemuanya telah
dipersiapkan oleh saksi Alexander J. Parengkuan sendiri selaku
Dirut PT. Dwinogo atasan Terdakwa II/Pembanding/Pemohon
Kasasi (Yakub A. Arupalakka) maupun oleh pihak Bank Mandiri
atas perintah Charto Sunardi yang memerintahkan agar saksi
Budi Waluyo meminta Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi
(Yakub A. Arupalakka) menandatangan halaman terakhir
perjanjian kredit dimana pada saat itu Terdakwa II/ PembandingI
Pemohon Kasasi (Yakub Arupalakka) berkeberatan tapi dijawab
oleh saksi Budi agar menandatangani saja karena sudah ada
yang mengatur;
3.2. Bahwa bahkan tiap halaman perjanjian kredit Terdakwa II I Pem-
bandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) justru diparaf
oleh saksi Budi Waluyo, S. Kom., bukan oleh Terdakwa II I
PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka);
3.3. Bahwa quad Non, bila perbuatan Terdakwa IIIPembandingI Pemo-
hon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) yang mengajukan permohonan
kredit kemudian hanya menandatangani halaman terakhir,
sedangkan tiap halaman bukan diperoleh oleh Terdakwa II/
PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) tapi oleh
Hal. 152 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
saksi Budi Waluyo dari pihak Bank Mandiri sendiri maka hal ini
nampak aneh dan janggal dan sekaligus menunjukkan tidak
adanya bukti kerjasama secara phisik.
3.4. Bahwa demikian pula dalam pertemuan-pertemuan agar dana
Jamsostek dapat ditempatkan sebagai jaminan ke Bank Mandiri
Prapatan Terdakwa III Pembanding I Pemohon Kasasi (Yakub A.
Arupalakka) belum pernah ikut secara phisik bersama-sama
dengan saksi Alexander J. Parengkuan, saksi Achmad Riyadi dan
saksi Rio Santigi Budihanto (vide Putusan PNJP halaman 206
aliea 4 s/d halaman 208 alinea 2) sebagaimana yang termuat
dalam pertimbangan hukum putusan aquo yang dikuatkan
Pengadilan Tinggi Jakarta antara lain: " Bahwa sekitar bulan
Januari 2002 bertempat di kantor PT. DMR telah diadakan
pertemuan yang dihadIri Sdr. Raoul Supit, Terdakwa I dan
Terdakwa III. Dalam pertemuan tersebut Sdr. Raoul Supit
menginformasikan bahwa investor General Financial Corporation
(GFC) dengan operator rumah saksi MEH dari Negara Inggris
ingin bekerja sama dengan PT. DMR untuk membangun Rumah
Sakit Jantung di daerah Jakarta termasuk Cibogo Puncak Jawa
Barat dan daerah lainnya. Dalam pembangunan proyek rumah
sakit tersebut GFC mensyaratkan agar PT. DMR dapat
menyediakan dana 10 % dari nilai proyek;
Bahwa setelah selesai pertemuan tersebut Terdakwa me-
nyarankan kepada Terdakwa II untuk membuat proporsal
berkaitan dengan pembangunan proyek rumah sakit tersebut
yang maksudnya dalam rangka pengajuan permohonan kredit ke
PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan untuk dan atas nama
PT. DMR dengan Nominal 1 Rumah Sakit sekitar US$ 15 juta,
dan Rumah Sakit yang akan dibangun di rencanakan sebanyak 5
buah, sebagai jaminannya adalah proyek yang akan dikerjakan
tersebut;
Bahwa sekitar bulan Januari 2002 Terdakwa I dan Terdakwa II/
bertemu dengan saksi H. Charto Sunardi SE, selaku Kepala
Cabang/Spoke Manager PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta
Hal. 153 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Prapatan, dalam pertemuan tersebut Terdakwa I dan Terdakwa III
menjelaskan kepada saksi H. Charta Sunardi, SE., tentang
rencana proyek pembangunan rumah sakit, sekaligus dibicarakan
penyelesaian hutang PT. Surya Cipta Pusaka (suatu perusahaan
yang dibentuk oleh Terdakwa II/) yang belum lunas, dimana
dalam pertemuan tersebut selain dibahas rencana pembangunan
rumah sakit tersebut Terdakwa I dan Terdakwa II/ menyerahkan
proposal, kemudian saksi H. Charto Sunardi SE., menjelaskan
akan mengkaji proposal berkaitan dengan proyek tersebut ;
Bahwa setelah saksi H. Charto Sunardi SE mempelajari proposal
tersebut, kemudian pada bulan Januari 2002 diadakan pertemuan
lagi dengan dihadiri oleh Terdakwa I, Terdakwa II dan Terdakwa
III bertempat di PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan,
dalam pertemuan tersebut saksi H. Charta Sunardi SE,
menjelaskan agar PT. DMR mencari investor yang mampu
menempatkan dana ke PT. Bank Mandiri yang nantinya dana
tersebut akan diikat oleh PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta
Prapatan untuk dijaminkan ;
Bahwa setelah PT. DMR menyatakan tidak berhasil mencari
investor, pada tanggal 2 February 2002, bertempat di Hotel Aston
Jalan Senen Raya Jakarta Pusat, diadakan pertemuan lagi yang
dihadiri oleh Terdakwa " Terdakwa II, Terdakwa II. Dan Terdakwa
III dan H.Charto Sunardi, SE, dalam pertemuan tersebut saksi H.
Charto Sunardi, SE, memperkenalkan Terdakwa I dengan
seorang bernama Henny Purnama Katerine , SE, dan Aries
Setiawan yang mengaku sebagai arranger yang dapat
mendatangkan dana ke PT. DMR, dan keduanya meminta
imbalan jasa atau komisi sebesar 2,5% dari jumlah dana yang
masuk, dan dalam pertemuan lanjutan yaitu pada tanggal 5 dan 8
diadakan pertemuan, antara Terdakwa I, Terdakwa II, Terdakwa
III, H. Charto Sunardi, SE., Henny Purnama, Katerine, SE, mem-
perkenalkan Adi Senggono, Syarifuddin, Yosef Tjahjadjaja dan
Fery yang mengaku sebagai perwakilan dari PT. Rifan Finansindo
Sekuritas, sebagai arranger sdr. Yosef Tjahjadjaja ketika itu
Hal. 154 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
meminta fee sebesar 7,5 % dari sejumlah dana yang dikucurkan ;
Bahwa pada pertemuan pada tanggal 11 February 2002
bertempat di PT. Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan yang
dihadiri oleh Terdakwa I, Terdakwa II, Terdakwa III, H. Charto
Sunardi, SE, dengan Yosef Tjahjadjaja dan Agus Budio Santoso
menginformasikan bahwa dana sebesar Rp. 100.000.000.000,-
(Seratus Milyar Rupiah) akan masuk dalam minggu ini ke PT.
Bank Mandiri Cabang Jakarta Prapatan, yaitu dana milik PT.
Jamsostek;
Bahwa dari fakta hukum yang termuat dalam putusan aquo
ternyata Putusan Pengadilan Negeri yang dikuatkan Pengadilan
Tinggi ternyata tidak mempertimbangkan hal-hal di atas dalam
membuat putusannya dimana disamping sama sekali tidak dapat
membuktikan adanya kerjasama antara Terdakwa II/Pembanding
Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) dengan Terdakwa
lainnya atau setidaknya inisiatif pun bukan berasal dari Terdakwa
II/PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka), karena-
nya menurut hemat Terdakwa II I Pembanding I Pemohon Kasasi
(Yakub A. Arupalakka) unsur kerjasama bersama-sama dalam
perkara ini tidak terbukti.
3.5. Bahwa Inisiatif agar membuka rekening atas nama pribadi (bukan
PT. Dwinogo karena laporan keuangan kurang dari 2 tahun
datangnya dari Charto Sunardi Kepala Cabang Mandiri Prapatan
dan Yosef Tjahjadjaja (vide Putusan PNJP halaman 208 alinea 3)
bukan berasal dari kemauan Terdakwa III PembandingIPemohon
Kasasi (Yakub A. Arupalakka), hal ini termuat dalam pertimbang-
an hukum antara lain:
Bahwa selanjutnya H. Charto Sunardi, SE, dan Yosef Tjahjadjaja
rnembicarakan masalah teknis pengaturan pelaksanaan penem-
patan serta pengikatan proses kreditnya, waktu itu H. Charto
Sunardi,SE, menyatakan karena PT.DMR merupakan perusahaan
yang baru berdiri, yaitu baru tiga tahun dan belum dapat
menyerahkan laporan keuangan selama 2 tahun terakhir, oleh
karena itu belum memenuhi persyaratan untuk memperoleh
Hal. 155 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
kredit, sehingga untuk memperoleh kredit tersebut harus di atas
namakan Pengurus atau Pegawai PT. DMR;
3.6. Bahwa sekali lagi bila mencermati pertimbangan hukum di atas
maka para pihak yang secara phisik telah melakukan kerjasama
bila quad Non perkara ini dianggap sebagai tindak pidana
diantaranya adalah kelompok dari PT. Dwinogo yaitu saksi
Alexander J. Parengkuan, Achmad Riyadi, Ario Santigi Budihanto,
dari Bank Mandiri Prapatan Charto Sunardi, SE., dari PT. Rifan
yaitu Agus Budi Santoso, Henny Purnama Katerine , SE, dan
Aries Setiawan, Yosef Tjahjadjaja, Ferry, dan Rossan Perkasa
yang menerima 7,5% komisi dari penempatan dana Jamsostek ke
Bank Mandiri termasuk pihak Jamsostek yang menurut saksi
Agus Budi Santoso telah menerima 12 milyar dari Yosef dan Bank
Mandiri bahwa Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub
A. Arupalakka) adalah karyawan PT. Dwinogo yang sebenarnya
menjadi korban adanya persengkokolan dalam mendapatkan
dana ini, yang awalnya dimulai setelah adanya ide dari pihak
Spoke Manager Bank Mandiri sendIri yaitu Charto Sunardi, SE.
dan pihak PT. Rossan yaitu Yosef yang mengusulkan agar dibuat
dalam permohonan kredit atas nama pribadi; bahwa Terdakwa III
PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) diperin-
tahkan oleh saksi Alexander J. Parengkuan, Achmad Riyadi, Ario
Santigi Budihanto sebagai atasan Terdakwa IIIPembandingI
Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) untuk mengajukan per-
mohonan kredit dan secara factual Perjanjian Kredit aquo maka
Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka)
hanya menandatangani perjanjian kredit pada halaman terakhir
tanpa memberikan paraf tiap halamannya sebagaimana wajarnya
perjanjian kredit pada umumnya, bahkan sewaktu Terdakwa
II/PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) menanya-
kan kepada saksi Budi Waluyo dia mengatakan suruh tanda
tangan saja karena sudah ada yang mengatur; bahkan sewaktu
penandatangan akad kredit diantar oleh saksi Ario Santigi
Budihanto di Bank Mandiri bahwa semua aplikasi permohonan,
Hal. 156 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Perjanjian Kredit termasuk Nota transfer dalam blanko kosong
telah dipersiapkan oleh saksi Alexader J. Parengkuan dan Ario
Santigi Budihanto bahwa demikian pula pada saat Terdakwa
IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) menan-
datangani Nota transfer dengan blanko yang masih kosong itupun
atas perintah saksi Alexander J. Parengkuan ;bahwa sisa transfer
sebesar Rp.100 juta yang masih ada di rekening Terdakwa
II/PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) tidak
sedikitpun dipakai karena saksi Alexander J. Parengkuan belum
pernah menyatakan memberikan kepada Terdakwa IIIPem-
bandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka sebagaimana
yang dilakukan terhadap saksi Yakub Arrupalakka yang akhirnya
disita oleh Penyidik karenanya tidaklah dapat dipandang sebagai
fakta hukum untuk memiliki atau turut menikmati yang kemudian
ditafsirkan telah memenuhi unsur " bersama-sama";
3.7.Bahwa seandainya, quad non sdr. Charto Sunardi, SE dari pihak
Bank Mandiri dan Yosef dari PT. Rossan tidak membuat inisiatif
agar pengajuan kredit diajukan secara pribadi tapi atas nama PT.
Dwinogo tentunya perkara ini tidak akan pernah terjadi. Bahwa
dana hasil pengucuran kredit tersebut seluruhnya telah diambil
oleh PT. Dwinogo dan hanya disisakan untuk angsuran pertama
itupun secara otomatis di auto debet langsung oleh pihak Bank
Mandiri;
Bahwa bahwa bukti sita Rp.100 juta yang dilakukan oleh Penyidik
adalah uang pribadi Terdakwa II/PembandingIPemohon Kasasi
(Yakub A. Arupalakka) bukan uang dari kucuran kredit aquo
dengan perkataan lain keuangan negara dalam hal ,ini tidak ada
yang dirugikan
3.8. Bahwa sebagai bukti apa yang ditegaskan Terdakwa II I Pem-
bandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) dapat dilihat dari
surat pernyataan saksi Alexander J. Parengkuan, Ahmad Riyadi
dan Ario Santigi Budihanto yang bertindak untuk dan atas nama
Direksi PT. Dwinogo tertanggal 1 September 2003 yang diakui
dalam persidangan telah menyatakan antara lain:
Hal. 157 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
1. Bahwa kami selaku Pimpinan DMR manejemen perusahaan
dengan ini menyatakan tindakan saudara Koko Sandoza;
saudara Harianto Brasali; saudara Andre Nugraha Achmad N,
Yakub A Arupalakka dan almarhum Dudy Laksamana, dalam
mengajukan kredit ke Bank Mandiri cabang Prapatan adalah
semata-mata untuk kepentingan perusahaan dan bukan untuk
kepentingan pribadi, dan tindakan mereka dalam mengajukan
kredit tersebut juga dilakukan berdasarkan permintaan dari
Pimpinan DMR manajemen perusahaan;
2. Bahwa saudara Koko Sandoza; saudara Harianto Brasali; sau-
dara Andre Nugraha Ahmad N, saudara Yakub A. Arupalakka
dan alm. Dudy Laksamana telah memindahkan bukukan dari
rekening pribadi ke rekening PT. Dwinogo Manunggaling Roso
seluruh dana yang mereka peroleh dari Bank Mandiri cabang
Prapatan;
3. Bahwa oleh karenanya, kami selaku Komisaris Utama, Komisa-
ris dan Direktur Utama PT. Dwinogo Manunggaling Roso
dengan ini menyatakan bertanggungjawab atas tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh saudara Koko Sandoza, saudara
Harianto Brasali, saudara Andre Nugraha Ahmad N, saudara
Yakub A. Arupalakka dan almarhum Dudy Laksamana
sehubungan dengan perolehan dana dari Bank Mandiri cabang
Prapatan melalui kredit atas nama masing-masing pribadi dari
mereka semua ;
4. Bahwa oleh karena itu, kami selaku Komisaris Utama Komisaris
dan Direktur Utama PT. Dwinogo Manunggaling Roso dengan
ini juga menyatakan PT. Dwinogo Manunggaling Roso ber-
tanggungjawab penuh atas pengembalian semua uang yang
diperoleh melalui fasilitas kredit dari Bank Mandiri cabang
Prapatan dikemudian hari, walaupun uang tersebut diperoleh
melalui fasilitas kredit atas nama pribadi dari saudara Koko
Sandosa, saudara Harianto Brasali, saudara Andre Nugraha
Achmad N. saudara Yakub a. Arupalakka dan almarhum Dudy
Laksamana, maupun atas nama kami sendiri, karena uang
(dana) yang diperoleh tersebut sejak awal adalah semata-mata
untuk kepentingan usaha PT. Dwinogo Manunggaling Roso;
3.9. Bahwa surat pernyataan tersebut kemudian diakui dalam
Hal. 158 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
persidangan, dengan demikian maka terhadap perkara ini
sebenarnya telah diakui dengan jelas oleh Direksi yang menjadi
Terdakwa dalam perkara ini sebagai bukti surat yang sah
sebagaimana yang dimaksud Pasal 184 ayat (1) sub c jo Pasal
187 butir d KUHAP, karenanya bukti surat ini seharusnya
menjadi pertimbangan untuk menilai kwalitas Terdakwa II
PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) tidak ter-
masuk sebagai pihak yang bersama-sama, dengan perkataan
lain unsur bersama-sama tidak dapat dibuktikan;
V. Keberatan pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tidak
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Pertimbangan Hukum Tanpa Ayat;
Menimbang, bahwa setelah memperhatikan dan mempelajari dengan
teliti dan seksama Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat
bahwa dari uraian bunyi surat Dakwaan sudah terang dan jelas,
disusun secara teliti dan cermat, serta menguraikan bagaimana cara-
cara perbuatan pidana tersebut dilakukan, oleh karena itu walaupun
dalam penyebutan pasal Dakwaan ada kekurangan, tetapi dalam
uraiannya sudah memenuhi ketentuan, dan kekurangan penyebutan
ayat dari pasal yang didakwakan tersebut tidak menyebabkan
Dakwaan jadi batal, maka keberatan dari Penasehat Hukum
Terdakwa II/Pembanding/Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka)
tersebut harus ditolak.
Bahwa pertimbangan hukum Pengadilan Tingkat Banding tersebut di
atas, sangatlah keliru dan cenderung menyesatkan hukum. Hal ini
sesuai dengan putusan sela Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam
perkara korupsi terhadap "Batalnya surat Dakwaan Jaksa Penuntut
Umum terhadap Terdakwa Agus Budi Santoso yang dinyatakan
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Batal Demi Hukum" karena Jaksa
Penuntut Umum tidak mencantumkan "ayat" dalam dakwaannya. Hal
ini juga sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI dalam
putusannya tanggal 28 Maret 1957, Reg.No.47/K/Kr/1956, yang
menyatakan : "Yang menjadi dasar tuntutan Pengadilan ialah Surat
Tuduhan (dakwaan)". VI. Keberatan Karena Proses Persidangan Tidak Dilaksanakan Menurut
Ketentuan Undang-undang.
- Bahwa, dalam proses persidangan diketemukan fakta hukum
Hal. 159 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
bahwa Jaksa Penuntut Umum tidak menghadirkan saksi yang
sebelumnya pada saat proses penyidikan telah diperiksa dan
dibuatkan BAP oleh Penyidik (baik dari Kepolisian maupun
Kejaksaan), tetapi dalam persidangan tidak dihadirkan dengan
alasan yang tidak berdasarkan Undang-Undang yang berlaku
dalam hal ini Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP). Padahal dalam persidangan Penasehat Hukum Pem-
banding telah mengajukan kepada Majelis Hakim untuk meng-
hadirkan saksi dalam persidangan dan Majelis Hakim
mengindahkan pengajuan Penasihat Hukum Pembanding tersebut.
Oleh karena itu jelas dan nyata terbukti melanggar Pasal 160 ke-1
huruf (c) KUHAP yang secara tegas menyatakan bahwa saksi yang
menguntungkan maupun memberatkan Terdakwa yang tercantum
dalam surat pelimpahan perkara dan atau untuk diminta oleh
Terdakwa atau Penasehat Hukum atau Jaksa Penuntut Umum
selama berlangsung sidang/sebelum dijatuhkannya putusan, Hakim
Ketua Sidang wajib mendengar kesaksian tersebut.
- Bahwa saksi tersebut antara lain contohnya adalah saksi Yosef
Tjahjadjaja tanpa alasan yang sah tidak dipanggil dan dihadapkan
dalam persidangan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) padahal
keterangan saksi tersebut dapat memberikan keterangan tentang
kebenaran materiil dari perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa II I
PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) yang bersifat
menguntungkan.
- Bahwa ada pula seorang saksi yang telah disumpah dan dide-
ngarkan kesaksiannya akan tetapi JPU telah memanipulatif kete-
rangannya dengan tidak memasukan dalam surat tuntutan pidana
sebagai bagian dari saksi. JPU bahkan telah mencoret nama
tersebut (Vide tuntutan pidana halaman 190 alinea ke-3) yaitu saksi
Linda Manurung, SE., dimana banyak sekali keterangan yang
menguntungkan Terdakwa II/PembandingIPemohon Kasasi (Yakub
A. Arupalakka).
- Oleh karena itu putusan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jakarta
terhadap Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A.
Hal. 160 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Arupalakka) cacat hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum
lagi karena telah melanggar ketentuan KUHAP dalam Pasal 188
ayat (3) yaitu penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu
petunjuk dalam keadaan tertentu, dilakukan oleh Hakim dengan arif
lagi bijaksana, setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan penuh
kecermatan dan keseksamaan berdasarkan hati nuraninya maupun
Undang-Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman terutama dalam
Pasal 4 ayat (3) UU No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman yaitu segala campur tangan dalam urusan peradilan
oleh pihak lain diluar kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali dalam
hal-hal sebagaimana disebut dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Perihal isi dari Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dalam Perkara
No. 156/PID/2004/PT. DKI
- Bahwa, setelah mempelajari seluruh isi putusan dari Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, Terdakwa II/PembandingIPemohon
Kasasi (Yakub A. Arupalakka) berkesimpulan putusan dari
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tersebut sama persis dengan isi
putusan dari Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
- Bahwa, berdasarkan keterangan di atas menunjukkan dalam
putusan tersebut tidak dapat ditemukan pertimbangan-pertim-
bangan dan fakta-fakta hukum baru yang memperkuat bahwa
Terdakwa II/ PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka)
telah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan oleh
Jaksa Penuntut Umum;
- Bahwa, putusan dari Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tersebut berarti
dalam pertimbangannnya hanya mengulang kembali isi putusan
dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan tidak terdapat
pertimbangan-pertimbangan baru;
VII. PERIHAL WEWENANG KEJAKSAAN & PENGADILAN NEGERI
DALAM PERKARA INI :
- Bahwa, proses pemerikasaan dan penyidikan dalam perkara ini
bukan merupakan kewenang dari Kejaksaan.
- Bahwa, perkara ini merupakan tindak pidana khusus yakni
Hal. 161 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
korupsi yang dalam hal ini ada lembaga khusus yang berwenang
untuk memeriksa dan menanganinya menurut Undang-undang.
- Bahwa, lembaga yang berwenang untuk menangani masalah
korupsi menurut Undang-undang adalah KPK (Komisi Pem-
berantasan Korupsi).
- Bahwa, dengan demikian kejaksaan bukan lagi suatu lembaga
yang patut dan berwenang menangani masalah korupsi ini.
Maka, berdasarkan kenyataan di atas Terdakwa IIIPembandingI
Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) berpendapat bahwa,.
semua tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum baik ditingkat Peradilan
Pertama maupun Banding adalah Batal Demi Hukum.
Bahwa, berdasarkan tiadanya kewengan kejaksaan menangani
perkara ini maka secara otomatis tidak ada wewenang Majelis
Hakim Pengadilan Negeri dan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi
menangani perkara ini.
Dalam Pasal 255 point ke-3 KUHAP disebutkan :
“ Dalam hal suatu putusan dibatalkan karena pengadilan atau
Hakim yang bersangkutan tidak berwenang mengadili perkara
tersebut, Mahkamah Agung menetapkan pengadilan atau Hakim
lain mengadili perkara tersebut.
Bahwa, sesuai dengan fakta-fakta hukum tersebut di atas, diperkuat lagi
dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 572 KIPid/2003, maka
dalam Putusan Perkara No. 1257/Pid.B/2003/PN.JKT.PST khususnya
posisi Terdakwa III Pembanding I Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka)
adalah sama halnya dengan Posisi Terdakwa I (Akbar Tanjung) dimana
posisi Terdakwa III Pembanding I Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka)
pada saat itu adalah sebagai Karyawan pada PT. Dwinogo Manuggaling
Roso. Kebetulan atasannya yakni Alexander J. Parengkuan meme-
rintahkan Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A.
Arupalakka) untuk menandatangani berkas pengajuan kredit di Bank
Mandiri cabang Prapatan. Sedangkan Terdakwa IIIPembandingI
Pemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) sebagai bawahan dari Alexander
J. Parengkuan merasa berkewajiban untuk menjalankan perintah atasan-
nya, dan Terdakwa IIIPembandingIPemohon Kasasi (Yakub A.
Hal. 162 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Arupalakka) tidak menyadari dan tidak tahu bahwa berkas-berkas
tersebut ada persyaratan yang kurang dilengkapi, yang diketahui
Terdakwa II/ PembandingIPemohon Kasasi (Yakub A. Arupalakka) adalah
pencairan kredit tersebut adalah untuk kepentingan perusahaan. Hal ini
diperkuat oleh surat pernyataan Direktur Utama, Komisaris dan Komisaris
Utama dan di dalam persidangan tingkat pertama, bahwa Direktur Utama,
Komisaris dan Komisaris Utama, bertanggungjawab atas segala akibat-
nya ( bukti fotokopi surat pernyataan terlampir ).
Maka, berdasarkan keterangan dan fakta-fakta hukum di atas, diperkuat
lagi dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 572 KIPid/2003 sudah
seharusnyalah Terdakwa II / Pembanding / Pemohon Kasasi (Yakub A.
Arupalakka) dibebaskan dari Dakwaan Primair dan Subsidair, berda-
sarkan Pasal 97 ayat 1 KUHP-ia berhak untuk memperoleh rehabilitasi;
Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat :
mengenai alasan-alasan Jaksa Penuntut Umum :
Bahwa keberatan ini tidak dapat dibenarkan karena Judex Facti
dapat saja mengambil alih pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat
pertama yang dinilainya sudah tepat dan benar tentang berat ringannya
pidana dalam perkara ini adalah wewenang Judex Facti yang tidak tunduk
pada kasasi;
mengenai alasan-alasan Terdakwa I :
Keberatan 1 :
Bahwa keberatan ini tidak dapat dibenarkan karena ternyata dalam
berkas memang tidak ada memori banding Terdakwa I, seperti yang
dikemukakan juga oleh Judex Facti. Akan tetapi walaupun tak ada
memori banding, perkara dapat dilanjutkan Pasal 237 KUHP
mengemukakan, dengan demikian memori banding tidak menjadi
halangan untuk melanjutkan persidangan pada Pengadilan Tingkat
Banding ;
Keberatan ke 2 s/d 4 :
Bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dibenarkan karena
mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang
suatu kenyataan, keberatan semacam itu tidak dapat dipertimbangkan
Hal. 163 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam
tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak diterapkan suatu peraturan
hukum atau peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya,
atau apakah cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan
Undang-Undang, dan apakah Pengadilan telah melampaui batas
wewenangnya, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 253 Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Undang-Undang No. 8 Tahun
1981) ;
mengenai alasan-alasan Terdakwa II :
Keberatan 1,4,5 dan 6 :
Bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dibenarkan karena
Judex Facti sudah tepat dan benar ;
Keberatan 2 dan 3 :
Bahwa keberatan ini tidak dapat dibenarkan karena unsur
pidana jelas dalam perkara ini, Terdakwa ternyata menyerahkan Foto
copy KTP, menandatangani Akta Kredit dan surat-surat lainnya yang
berhubungan dengan itu;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula
ternyata, putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan
hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi dari
Jaksa/Penuntut Umum dan para Terdakwa tersebut harus ditolak ;
Menimbang, bahwa oleh karena para Pemohon Kasasi/Terdakwa I
dan II dipidana, maka harus dibebani untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini ;
Memperhatikan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 31 Tahun
1999 jo Pasal 43 A Undang-Undang No.20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat
(1) ke 1 KUHP, Undang-Undang No.4 tahun 2004, Undang-Undang No.8
tahun 1981 dan Undang-Undang No.14 tahun 1985 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2004 dan peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
M E N G A D I L I
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I. Jaksa/
Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri JAKARTA PUSAT dan Pemohon
Hal. 164 dari 164 hal. Put. No. 1558 K/Pid/2005
Kasasi II/para Terdakwa : 1. Terdakwa ANDRE NUGRAHA ACHMAD
NOUVAL dan 2. Terdakwa YAKUB A. ARUPALAKKA tersebut ;
Membebankan Pemohon Kasasi/Terdakwa I dan Terdakwa II ter-
sebut untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp.
2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Senin tanggal 27 Maret 2006 oleh Iskandar Kamil,SH.
Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
Ketua Majelis, Prof. Dr.H. Kaimuddin Salle,SH.MH dan M. Bahaudin
Qaudry,SH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam
sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta
Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Dahmiwirda D,SH.
Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon kasasi Jaksa/
Penuntut Umum, dan para Terdakwa ;
Hakim-Hakim Anggota K e t u a
Ttd/Prof. Dr.H. Kaimuddin Salle,SH.MH Ttd/Iskandar Kamil,SH.
Ttd/M. Bahaudin Qaudry,SH
Panitera Pengganti
Ttd/Dahmiwirda D,SH.
UNTUK SALINAN MAHKAMAH AGUNG R.I
Panitera Panitera Muda Perkara Pidana Khusus
S U H A D I,SH.MH Nip.040.033.261